6
Oleh: Nograito W.T. Universitas Diponegoro Semarang untuk FPESD Jawa Tengah Klaster Krupuk Rambak Kabupaten Kendal

Klaster Krupuk Rambak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Klaster Krupuk Rambak

Oleh:

Nograito W.T.

Universitas Diponegoro Semarang

untuk FPESD Jawa Tengah

Klaster Krupuk RambakKabupaten Kendal

Page 2: Klaster Krupuk Rambak

FEDEP atau dikenal juga sebagai Forum Pengembangan Ekonomi Lokal dan Perluasan Lapangan Kerja/Usaha merupakan suatu forum yang mendorong terjadinya kerjasama teknis dalam pengembangan ekonomi lokal dan perluasan lapangan kerja di Kabupaten Kendal.

FEDEP memberikan rekomendasi/usul, tentang UMKM mana yang berpotensi untuk dikembangkan.

Kemudian diturunkan kepada SKPD-SKPD terkait agar dibuat program.

FEDEP

Page 3: Klaster Krupuk Rambak

Usaha krupuk rambak di Kab. Kendal ini belum terbentuk klaster.

Terdapat 5 pengusaha krupuk rambak, yaitu dwijoyo (3 orang), citra rasa, dan putro joyo.

Usaha krupuk rambak pada awalnya dilakukan oleh Bp. Asnawi pada tahun 1980-an untuk dijual ke masyarakat sekitar.

Kemudian berkembang dan pemasarannya semakin luas.

Sejarah dan Profil Klaster

Page 4: Klaster Krupuk Rambak

Bahan baku krupuk rambak adalah kulit sapi dan kulit kerbau.

Kulit tsb. didatangkan dari luar daerah seperti Pekalongan, Sukabumi, dan Bogor.

Setiap minggunya dibutuhkan sekitar 15 ekor kulit kerbau (tiap kulitnya memiliki berat 30 – 35 kg). Kulit tersebut dibeli dengan harga Rp. 17.500/ kg.

Krupuk rambak yang sudah jadi dijual seharga Rp 66.000/ setengah kilo.

Sejarah dan Profil Klaster

Page 5: Klaster Krupuk Rambak

Bahan baku semakin susah. Dulu Pekalongan dikenal sebagai lumbung kulit kerbau namun sekarang stoknya berkurang.

Cuaca yang tidak menentu. Padahal penejemuran kulit sangat tergantung pada terik matahari.

Peralatan masih tradisional.Para pengusaha tidak mau kalau krupuk

rambak mau diklasterkan.

Permasalahan yang dihadapi

Page 6: Klaster Krupuk Rambak