12
Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman) 179 Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Mathematics Questions Classification Based on Anderson’s Taxonomy in Junior High School in Kendari City) Islah 1 , Zamsir 2 , Mukhsar 3 , & Abd. Rahman 4 1 Pendidikan Matematika PPs UHO & STIMIK Catur Sakti; e-mail: [email protected] 2 Pendidikan Matematika FKIP dan PPS UHO 3 FMIPA & Pendidikan Matematika PPs UHO 4 SMA Negeri I Kendari Abstrak: Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi kemampuan mulai dari tingkat rendah hingga tingkat yang tinggi. Fokus dari taksnomi Bloom adalah kurikulum dan penilaian. Seperti yang dinyatakan oleh Bloom (1956) taksonomi ini didesain untuk menjadi klasifikasi dari perilaku pesertadidik yang mewakili hasil akhir dari proses pendidikan. Taksonomi Bloom Revisi dikenal juga dengan nama taksonomi Anderson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tes UAS SMP Negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 ditinjau dari ranah kognitif taksonomi Anderson masing-masing sekolah dan untuk mengetahui perbedaan persentase tingkat kognitif antar naskah tes tersebut. Untuk mencapai tujuan, ada tiga tahapan utama yang dilaksanakan yaitu tahap pengumpulan data, tahap pengklasifikasian soal oleh para panelis berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson dan tahap analisis hasil pengklasifikasian soal. Dari 18 naskah tes UAS SMP negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari diperoleh bahwa seluruh naskah memuat soal dengan tingkat kognitif C2 dan C3. Namun, hanya sebagian kecil yang memuat soal dengan tingkat kognitif C1, C4, dan C5, serta seluruh naskah tes tidak memuat soal dengan tingkat kognitif C6. Selain itu, berdasarkan hasil klasifikasi soal diketahui bahwa terdapat perbedaan persentase setiap tingkat kognitif antar naskah tes tersebut. Namun, semua naskah tes didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2, kemudian disusul oleh tingkat kognitif C3 dan C1. Kata kunci: Taksonomi Anderson, Klasifikasi Soal, Kognitif. Abstract: Bloom's Taxonomy is a hierarchical structure that identifies skills from low to high levels. The focus of Bloom's taxonomy is curriculum and assessment. As Bloom (1956) said, this taxonomy is designed to be a classification of learners' behaviors that represent the end result of the educational process. Bloom's Taxonomy revision is also known as Anderson's taxonomy. The purpose of this research is to describe the UAS test script of junior high school seventh grade odd semester Academic Year 2017/2018 viewed from the cognitive domain of Anderson taxonomy of each school and to find out the difference percentage of cognitive level between the test script. To achieve the goal, there are three main phases that are implemented i.e the data collection phase, classification phase by panelists based on cognitive domains of Anderson's taxonomy and analysis phase which is classification results. From the 18 UAS test script of junior high school of the seventh grade odd semester academic year 2017/2018 in Kendari City, it is found that the whole test script are contain the questions with cognitive level of C2 and C3. However, only a small amount of test script are contain the questions with the cognitive level of C1, C4, and C5, as well as the entire test script does not contain the question with cognitive level of C6. In addition, based on the questions classification results, it is known that there is a difference percentage of cognitive level between those test script. However, all test script are dominated by questions with cognitive level of C2, followed by cognitive levels of C3 and C1. Keywords: Anderson’s Taxonomy, questions classification, cognitive.

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)

179

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Di SMP Kota Kendari (Mathematics Questions Classification Based on Anderson’s Taxonomy

in Junior High School in Kendari City)

Islah1, Zamsir

2, Mukhsar

3, & Abd. Rahman

4

1 Pendidikan Matematika PPs UHO & STIMIK Catur Sakti; e-mail: [email protected]

2Pendidikan Matematika FKIP dan PPS UHO

3FMIPA & Pendidikan Matematika PPs UHO

4 SMA Negeri I Kendari

Abstrak: Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi kemampuan

mulai dari tingkat rendah hingga tingkat yang tinggi. Fokus dari taksnomi Bloom adalah

kurikulum dan penilaian. Seperti yang dinyatakan oleh Bloom (1956) taksonomi ini

didesain untuk menjadi klasifikasi dari perilaku pesertadidik yang mewakili hasil akhir dari

proses pendidikan. Taksonomi Bloom Revisi dikenal juga dengan nama taksonomi

Anderson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tes UAS SMP Negeri

kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 ditinjau dari ranah kognitif taksonomi

Anderson masing-masing sekolah dan untuk mengetahui perbedaan persentase tingkat

kognitif antar naskah tes tersebut. Untuk mencapai tujuan, ada tiga tahapan utama yang

dilaksanakan yaitu tahap pengumpulan data, tahap pengklasifikasian soal oleh para panelis

berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson dan tahap analisis hasil pengklasifikasian

soal. Dari 18 naskah tes UAS SMP negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran

2017/2018 Kota Kendari diperoleh bahwa seluruh naskah memuat soal dengan tingkat

kognitif C2 dan C3. Namun, hanya sebagian kecil yang memuat soal dengan tingkat

kognitif C1, C4, dan C5, serta seluruh naskah tes tidak memuat soal dengan tingkat kognitif

C6. Selain itu, berdasarkan hasil klasifikasi soal diketahui bahwa terdapat perbedaan

persentase setiap tingkat kognitif antar naskah tes tersebut. Namun, semua naskah tes

didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2, kemudian disusul oleh tingkat kognitif C3

dan C1.

Kata kunci: Taksonomi Anderson, Klasifikasi Soal, Kognitif.

Abstract: Bloom's Taxonomy is a hierarchical structure that identifies skills from low to

high levels. The focus of Bloom's taxonomy is curriculum and assessment. As Bloom (1956)

said, this taxonomy is designed to be a classification of learners' behaviors that represent

the end result of the educational process. Bloom's Taxonomy revision is also known as

Anderson's taxonomy. The purpose of this research is to describe the UAS test script of

junior high school seventh grade odd semester Academic Year 2017/2018 viewed from the

cognitive domain of Anderson taxonomy of each school and to find out the difference

percentage of cognitive level between the test script. To achieve the goal, there are three

main phases that are implemented i.e the data collection phase, classification phase by

panelists based on cognitive domains of Anderson's taxonomy and analysis phase which is

classification results. From the 18 UAS test script of junior high school of the seventh

grade odd semester academic year 2017/2018 in Kendari City, it is found that the whole

test script are contain the questions with cognitive level of C2 and C3. However, only a

small amount of test script are contain the questions with the cognitive level of C1, C4, and

C5, as well as the entire test script does not contain the question with cognitive level of C6.

In addition, based on the questions classification results, it is known that there is a

difference percentage of cognitive level between those test script. However, all test script

are dominated by questions with cognitive level of C2, followed by cognitive levels of C3

and C1.

Keywords: Anderson’s Taxonomy, questions classification, cognitive.

Page 2: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

180

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan yang maju dapat mendukung kemajuan

bangsa, karena pendidikan yang maju tentunya akan mencetak sumber daya manusia

yang berkualitas baik dari segi spiritual, intelegensi, dan ketrampilan. Oleh karena

itu, sudah selayaknya dipersiapkan pendidikan untuk menyediakan sumber daya

manusia yang berkualitas untuk menghadapi tantangan dunia global.

Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar dapat

di lihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dan hal ini tidak terlepas dari

adanya kegiatan penilaian. Penilaian bertujuan untuk mengetahui apakah suatu

program pendidikan telah dikuasai siswa atau belum (Jihad dan Haris, 2008: 56).

Permendiknas No. 20 Tahun 2007 merumuskan penilaian pendidikan adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil

belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa dilaksanakan berdasarkan standar

penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional. Standar penilaian pendidikan

adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar siswa yang dapat berupa ulangan dan atau ujian.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan

pendidikan yang mencakup aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik. Dari setiap

ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang

berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkat yang paling rendah sampai

tingkat yang paling tinggi. Taksonomi ini sering disebut sebagai taksonomi Bloom.

Fokus dari taksonomi Bloom adalah kurikulum dan penilaian. Seperti yang

dinyatakan oleh Bloom 1956 bahwa taksonomi ini didesain untuk menjadi klasifikasi

dari perilaku siswa yang mewakili hasil akhir dari proses pendidikan. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisi, sintetis, dan evaluasi. Aspek

ingatan, pemahaman dan aplikasi termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan

analitis, sintetis dan evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi.

Bagi seorang guru, taksonomi Bloom sangat bermanfaat untuk menyusun

suatu rangka pembelajaran. Guru akan memulainya dari tingkat terendah dari ranah

kognitif hingga tertinggi karena otak dari setiap siswa akan memproses pengetahuan

atau materi yang disajikan sesuai dengan urutan proses kognitif tersebut. Hal ini

sejalan dengan yang diungkapkan Muliana (2015: 1), taksonomi Bloom sangat

penting dalam pendidikan, khususnya dalam penilaiaan karena taksonomi Bloom

merupakan penggambaran proses berfikir siswa, selain itu seorang guru juga dapat

menilai atau mengintrospeksi cara mengajarnya di kelas.

Page 3: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)

181

Selain beberapa hal di atas, taksonomi Bloom juga dapat dijadikan acuan bagi

seorang guru dalam menyusun soal-soal untuk evaluasi. Hendaknya soal-soal

tersebut dapat meliputi seluruh tingkat atau ranah kognitif, disusun dari yang

termudah yaitu tingkat terendah dari ranah kognitif (C1) hingga ranah kognitif

tertinggi (C6), meski karyanya tidak dalam bentuk benda, namun dalam bentuk

hipotesis (dugaan) atau rancangan sementara. Dengan demikian, guru akan dapat

mengetahui ranah kognitif mana yang telah dicapai oleh para siswanya dan dapat

menyusun suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa yang masih

mencapai tingkat rendah untuk ranah kognitifnya.

Perkembangan berikutnya, Lorin W. Anderson bersama David R. Krathwohl

menyadari bahwa sesungguhnya belajar itu adalah proses aktif, sehingga jenjang-

jenjang dalam taksonomi Bloom semestinya juga harus menggambarkan proses aktif

itu sehingga Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom. Revisi yang

mereka lakukan mencakup beberapa perubahan antara lain mengubah jenis kata

dalam taksonomi Bloom, dari jenis kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb),

melakukan organisasi ulang urutan jenjang.

Instrumen untuk melakukan penilaian diantaranya Ulangan Akhir Semester

(UAS). Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

mendefinisikan bahwa UAS adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi siswa di akhir semester. Cakupan ulangan

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua Kompetensi Dasar pada

semester tersebut.

Soal-soal yang terdapat pada UAS seharusnya dapat menerapkan ke enam

aspek taksonomi Anderson (Bloom yang direvisi) dalam bentuk soalnya sehingga

dapat mengukur pencapaian kognitif siswa dari tingkat berpikir rendah sampai

tingkat berpikir yang paling tinggi. Taksonomi Anderson membagi aspek kognitif

menjadi enam aspek dimulai dari aspek yang paling dasar yaitu aspek mengingat

(remembering), aspek memahami (understanding), aspek mengaplikasikan

(applying), aspek menganalisis (analyzing), aspek mengevaluasi (evaluating), dan

aspek mengkreasi (creating).

Pada pembuatan naskah tes UAS, soal dibuat dengan beberapa tingkat

kesulitan. Menurut Sudjana (2004: 136), bahwa perbandingan soal yang baik untuk

kriteria soal mudah, sedang, dan sulit adalah 3:4:3. Soal kategori mudah akan

dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif mengetahui dan memahami.

Sejalan dengan itu menurut Asep (2013: 196), dalam praktiknya tingkat kesulitan

soal akan mengikuti hierarki taksonomi kognitif dari Bloom. Soal kategori sedang

dikembangkan dari tingkat kemampuan menerapkan dan menganalisis. Sedangkan

soal berkategori sukar dikembangkan dari tingkat kemampuan evaluasi atau

Page 4: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

182

mencipta. Berdasarkan perbandingan tersebut, persentase soal untuk masing-masing

tingkat kognitif taksonomi Bloom dirumuskan sebagai berikut, 30% untuk C1 dan

C2, 40% untuk C3 dan C4, 30% untuk C5 dan C6.

Dalam proses penilaian hasil belajar matematika di sekolah, identifikasi

kemampuan kognitif siswa perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang sudah diajarkan. Anderson dan

Krathwohl (2010: 9), menjelaskan bahwa jika guru menggunakan Tabel Taksonomi,

mereka akan dapat secara lebih jelas melihat tujuan-tujuan pembelajaran dan

hubungan-hubungan diantara tujuan-tujuan itu. Muliana (2015: 1), juga berpendapat

bahwa tes yang diberikan kepada siswa harus mengacu pada aspek kognitif, afektif

dan psikomotor siswa. Jadi penting bagi seorang guru untuk memahami ranah-ranah

tersebut. Dalam hal ini perlu mengetahui tentang Taksonomi Bloom baik Taksonomi

Bloom lama maupun taksonomi Bloom revisi.

Hasil wawancara peneliti terhadap guru matematika pada beberapa SMP di

Kota Kendari, diketahui bahwa dalam menyusun Naskah tes UAS terlebih dahulu

guru membuat kisi-kisi, kemudian memilih soal dari bank soal yang sesuai dengan

kisi-kisi yang telah dibuat tetapi belum memperhatikan apakah sudah memenuhi

persentase perbandingan ranah kognitif taksonomi Anderson. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Amelia dkk yang menemukan bahwa persentase klasifikasi soal

13,3% untuk tingkat kognitif pengetahuan (C1), 46,7% untuk tingkat kognitif

pemahaman (C2), dan 40% untuk tingkat kognitif aplikasi (C3). Hal ini

dimungkinkan karena guru kurang memahami penggunaan taksonomi Anderson

dalam pembuatan soal. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti dalam penelitian

ini mengambil judul “Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi

Anderson di SMP Kota Kendari”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dilaksanakan di Kota Kendari

Sulawesi Tenggara dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

Subjek pada penelitian ini adalah naskah tes UAS semester ganjil Tahun Pelajaran

2017/2018 mata pelajaran matematika kelas VII berjumlah 18 naskah tes yang

diujikan di 18 SMP Negeri di Kota Kendari.

Pada penelitian ini akan mengklasifikasi tingkat kognitif naskah tes UAS mata

pelajaran matematika berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson pada SMP

Negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018. Jadi pendeskripsian

pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan gambaran, dan pengelompokan

tingkat kognitif untuk naskah tes UAS mata pelajaran matematika berdasarkan

ranah kognitif taksonomi Anderson.

Page 5: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)

183

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.

Dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan naskah tes UAS mata

pelajaran matematika kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 beserta

kisi-kisinya di SMP Negeri Kota Kendari. Selanjutnya, naskah-naskah tes UAS

yang terkumpul diserahkan kepada para panelis untuk menentukan tingkat kognitif

setiap soal dalam naskah. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

mengklasifikasi setiap soal dalam setiap naskah tes berdasarkan hasil penilaian

panelis. Sedangkan analisis kuantitatif berupa deskripsi hasil pengklasifikasian

ranah kognitif taksonomi Anderson dengan menggunakan statistik deskriptif yang

disajikan dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik.

Instrument dalam penelitian ini adalah lembar penilain yang diberikan kepada

panelis untuk menentukan dan mengelompokkan tingkat kognitif soal pada masing-

masing naskah tes UAS. Format penilaian memuat keenam tingkat kognitif

taksonomi Anderson yaitu tingkat kognitif C1 (mengingat), tingkat kognitif C2

(Memahami), tingkat kognitif C3 (menerapkan), tingkat kognitif C4 (menganalisis),

tingkat kognitif C4 (menganalisis), tingkat kognitif C5 (mengevaluasi) dan tingkat

kognitif C6 (mencipta). Kemudian, jika ada komentar terhadap soal, panelis dapat

menuliskan komentar pada kolom catatan yang telah diberikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi hasil klasifikasi naskah tes UAS berdasarkan ranah kognitif

taksonomi Anderson untuk SMP Negeri 1 Kendari. Naskah tes UAS SMP Negeri 1

Kendari terdiri atas dua bentuk soal, yaitu pilihan ganda yang berjumlah 30 soal,

dan essay yang berjumlah lima soal. Berdasarkan hasil klasifikasi tingkat kognitif,

diperoleh bahwa tidak terdapat soal yang mengukur tingkat kognitif C1

(mengingat), terdapat 29 soal yang mengukur tingkat kognitif C2 (memahami),

terdapat enam soal yang mengukur tingkat kognitif C3 (menerapkan), dan tidak

terdapat soal yang mengukur tingkat kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi),

serta C6 (mencipta). Adapun persentase dari masing-masing tingkat kognitif pada

naskah tes ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Persentase Tingkat Kognitif SMP Negeri 1 Kendari

BentukSoal Tingkat Kognitif

Total C1 C2 C3 C4 C5 C6

PG 0 26 4 0 0 0 30

Essay 0 3 2 0 0 0 5

Total 0 29 6 0 0 0 35

Persentase 0 82.9 17.1 0 0 0 100

Page 6: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

184

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa secara keseluruhan naskah tes tersebut

hanya memuat dua tingkat kognitif, yakni C2 dan C3. Selain itu, naskah tes

didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2 yaitu sebesar 82.9%. Sedangkan

soal kategori C3 sebesar 17.1%. Menurut Asep (2013: 196), persentase gabungan

soal dengan tingkat kognitif C1 dan C2 sebesar 30%, persentase gabungan soal

dengan tingkat kognitif C3 dan C4 sebesar 40%, dan persentase gabungan soal

dengan tingkat kognitif C5 dan C6 sebesar 30%. Jadi persentase soal gabungan C1

dan C2, gabungan C3 dan C4, serta gabungan C5 dan C6 berturut-turut sebesar

82.9%, 17.1%, dan 0.0%. Hal ini menunjukkan bahwa naskah tes belum memenuhi

proporsi soal yang baik ditinjau dari distribusi soal berdasarkan ranah kognitif

taksonomi Anderson.

Persentase gabungan soal dengan tingkat kognitif C1 dan C2 seharusnya

hanya sebesar 30% dari seluruh soal yang ada dalam sebuah naskah. Namun pada

kenyataan, persentasenya adalah 82.9%. Hal ini berarti bahwa persentase gabungan

soal C1 dan C2 berlebih sebesar 52.9 % atau dengan kata lain terjadi ketimpangan

yakni kemunculan soal gabungan tersebut sebesar 2.8 kali lipat dari seharusnya.

Persentase gabungan soal dengan tingkat kognitif C3 dan C4 seharusnya sebesar

40% dari seluruh soal yang ada dalam sebuah naskah. Namun pada kenyataan,

persentasenya adalah 17.1%. Hal ini berarti bahwa persentase gabungan soal C3 dan

C4 kurang sebesar 22.9 % atau dengan kata lain terjadi ketimpangan yakni

kemunculan soal gabungan tersebut hanya sebesar 0.4 kali lipat dari seharusnya.

Sedangkan persentase gabungan soal dengan tingkat kognitif C5 dan C6 seharusnya

sebesar 30% dari seluruh soal yang ada dalam sebuah naskah. Namun pada

kenyataan, persentasenya adalah 0.0%. Hal ini berarti bahwa persentase soal

gabungan tersebut berkurang sebesar 30.0 % atau dengan kata lain terjadi

ketimpangan yakni soal gabungan tersebut tidak pernah muncul dalam naskah.

Deskripsi hasil klasifikasi soal berdasarkan ranah kognitif taksonomi

Anderson untuk masing-masing sekolah ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2.

Rekapitulasi Hasil Klasifikasi Berdasarkan Persentase Tingkat Kognitif Soal

untuk Masing-masing Sekolah Kode

Sekolah Jenis Soal

Tingkat Kognitif (%)

Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6

SMP01

PG 0 26 4 0 0 0 30

Essay 0 3 2 0 0 0 5

Persentase 0 83 17 0 0 0 100

SMP03 PG 3 31 1 0 0 0 35

Essay 0 5 0 0 0 0 5

Page 7: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)

185

Kode

Sekolah Jenis Soal

Tingkat Kognitif (%)

Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6

Persentase 7.5 90 2.5 0 0 0 100

SMP04

PG 0 21 2 2 0 0 25

Essay - - - - - - -

Persentase 0 84 8 8 0 0 100

SMP05 PG - - - - - - -

Essay 0 4 3 0 0 0 7

Persentase 0 57.1 42.9 0 0 0 100

SMP06

PG 0 17 2 1 0 0 20

Essay 0 3 1 0 1 0 5 Persentase 0 80 12 4 4 0 100

SMP07

PG 0 18 2 0 0 0 20

Essay 0 4 1 0 0 0 5

Persentase 0 88 12 0 0 0 100

SMP08

PG 0 20 7 2 1 0 30

Essay - - - - - - -

Persentase 0 66.7 23.3 6.7 3.3 0 100

SMP09 PG 0 21 7 2 0 0 30

Essay - - - - - - -

Persentase 0 70 23.3 6.7 0 0 100

SMP10

PG 0 21 3 0 1 0 25

Essay 0 4 1 0 0 0 5 Persentase 0 83.3 13.3 0 3.3 0 99.9

SMP11

PG 1 22 2 0 0 0 25

Essay 0 4 1 0 0 0 5

Persentase 3.3 86.7 10 0 0 0 100

SMP12

PG 0 21 4 0 0 0 25

Essay - - - - - - -

Persentase 0 84 16 0 0 0 100

SMP13

PG 0 27 3 0 0 0 30

Essay 0 5 0 0 0 0 5

Persentase 0 91.4 8.6 0 0 0 100

SMP14

PG 0 15 5 0 0 0 20

Essay 0 4 1 0 0 0 5 Persentase 0 76 24 0 0 0 100

SMP15

PG - - - - - - -

Essay 2 7 1 0 0 0 10 Persentase 20 70 10 0 0 0 100

SMP16

PG 0 19 1 0 0 0 20

Essay 0 2 3 0 0 0 5

Persentase 0 84 16 0 0 0 100

SMP17

PG 0 31 4 0 0 0 35

Essay 0 3 2 0 0 0 5

Persentase 0 85 15 0 0 0 100

SMP18 PG 0 15 5 0 0 0 20

Essay 0 4 1 0 0 0 5

Persentase 0 76 24 0 0 0 100

SMP20

PG 0 19 6 0 0 0 25

Essay 0 3 2 0 0 0 5 Persentase 0 73.3 26.7 0 0 0 100

Total Soal 6 399 77 7 3 0 492

Presentase Total 0.3 22.2 4.3 0.4 0.2 0.0 100

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa naskah-naskah tes UAS dari 18 SMP

Negeri Kota Kendari terdiri atas dua bentuk soal, yaitu pilihan ganda yang

berjumlah 415 soal, dan essay yang berjumlah 77 soal. Berdasarkan hasil klasifikasi

tingkat kognitif, diperoleh bahwa terdapat enam soal yang mengukur tingkat

Page 8: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

186

kognitif C1 (mengingat), terdapat 399 soal yang mengukur tingkat kognitif C2

(memahami), terdapat 77 soal yang mengukur tingkat kognitif C3 (menerapkan),

terdapat tujuh soal yang mengukur tingkat kognitif C4 (menganalisis), terdapat tiga

soal yang mengukur tingkat kognitif C5 (mengevaluasi), dan tidak terdapat soal

yang mengukur tingkat kognitif C6 (mencipta).

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa secara keseluruhan naskah tes tersebut

memuat lima tingkat kognitif, yakni C1, C2, C3, C4 dan C5. Selain itu, seluruh

naskah tes didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2 yaitu sebesar 81.1%.

Disusul dengan tingkat kognitif C3 sebesar 15.7%, C4 sebesar 1.4%, C1 sebesar

1.2% dan C5 sebesar 0.6%. Selanjutnya, diketahui bahwa persentase soal gabungan

C1 dan C2, gabungan C3 dan C4, serta gabungan C5 dan C6 berturut-turut sebesar

82.3%, 17.1%, dan 0.6%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan pada

persentase tersebut yakni persentase gabungan soal C1 dan C2 lebih sebesar 52.3%,

persentase gabungan soal C3 dan C4 kurang sebesar 22.9%, dan persentase gabungan

soal C5 dan C6 kurang sebesar 29.4% dari jumlah soal dalam naskah. Berdasarkan

hal tersebut, disimpulkan bahwa secara umum soal-soal UAS yang diberikan kepada

siswa SMP Negeri kelas VII Kota Kendari tidak ada yang masuk kategori tingkat

kognitif C6 dan belum memenuhi proporsi soal yang baik ditinjau dari distribusi soal

berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson.

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa terdapat tiga dari 18 (17%) naskah

yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C1, terdapat 18 dari 18 (100%) naskah

yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C2, terdapat 18 dari 18 (100%) naskah

yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C3, terdapat empat dari 18 (22%) naskah

yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C4, terdapat tiga dari 18 (17%) naskah

yang memiliki soal dengan tingkat kognitif C5, dan tidak terdapat naskah yang

memiliki soal dengan tingkat kognitif C6.

Selanjutnya, berdasarkan Tabel 2 diperoleh nilai proporsi untuk setiap

tingkatan kognitif. Soal pada seluruh naskah yang memiliki tingkat kognitif C1

sebanyak enam dari 492 soal, sehinggai proporsi soal dengan tingkat kognitif C1

sebesar 6

18= 0.3. Hal ini berarti bahwa terdapat tiga soal dengan tingkat kognitif C1

dalam 10 naskah Tes. Nilai proporsi untuk C2, C3, C4, C5, dan C6 secara berturut-

turut adalah 22.2, 4.3, 0.4, 0.2, dan 0.0. Berdasarkan nilai proporsi tersebut dapat

diketahui jumlah soal untuk masing-masing tingkat kognitif dalam 10 naskah tes.

Jumlah soal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.

Page 9: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)

187

Gambar 1. Jumlah Soal Masing-masing Tingkat Kognitif dalam 10 Naskah Tes

UAS

Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa soal yang paling banyak ditemukan

adalah soal dengan tingkat kognitif C2, yaitu sebanyak 222 soal dalam 10 naskah

atau sekitar 22 soal dalam sebuah naskah. Menyusul soal dengan tingkat kognitif C3

yakni sekitar 4 soal dalan sebuah naskah. Sedangkan soal dengan tingkat kognitif C1,

C4, dan C5 hampir tidak ditemukan dalam sebuah naskah dan soal tingkat kognitif

C6 tidak ditemukan dalam sebuah naskah.

Dar tabel 2 diketahui bahwa terdapat 11 dari 18 naskah tes (61%) yang hanya

memiliki dua tingkatan kognitif yakni C2 dan C3. Terdapat lima dari 18 naskah tes

(28%) yang memiliki tiga tingkatan kognitif yakni dua naskah tes dengan tingkat

kognitif C1, C2, dan C3, dua naskah tes dengan tingkat kognitif C2, C3, dan C4, dan

satu naskah tes dengan tingkat kognitif C2, C3, dan C5. Terdapat 2 dari 18 naskah

tes (11%) yang memiliki empat tingkatan kognitif yakni C2, C3, C4, dan C5. Tidak

terdapat naskah tes yang memiliki lebih dari empat tingkatan kognitif ditunjukan

pada gambar 2.

0255075

100125150175200225

C1 C2 C3 C4 C5 C6

3

222

43

4 2 0

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

1tingkatan

2tingkatan

3tingkatan

4tingkatan

5tingkatan

6tingkatan

0.0%

61.1%

27.8%

11.1%

0.0% 0.0%

Page 10: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

188

Gambar 2. Persentase Naskah Tes Terhadap Jumlah Tingkatan Kognitif dalam

Naskah Tes

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa sebagian besar naskah tes UAS

hanya memiliki dua tingkatan kognitif yaitu C2 dan C3, serta seluruh naskah tes

didominasi oleh soal yang memiliki tingkat kognitif C2.

Diantara 18 naskah tes tersebut, terdapat sembilan naskah tes yang tidak

disertai kisi-kisi, delapan naskah tes yang disertai kisi-kisi namun tanpa tingkatan

kognitif, dan satu naskah tes yang disertai kisi-kisi dengan tingkatan kognitif.

Informasi tentang naskah tes yang memiliki kisi-kisi dan yang tidak ditunjukkan

pada Tabel 3.

Tabel 3.

Rekapitulasi Sekolah Terhadap Kisi-kisi Soal

KodeSekolah

Kategori

Tanpa Kisi-kisi Kisi-kisitanpa

Tingkat Kognitif

Kisi-kisidengan

Tingkat Kognitif

SMP01 √

SMP03 √

SMP04 √

SMP05 √

SMP06 √

SMP07 √

SMP08 √

SMP09 √

SMP10 √

SMP11 √

SMP12 √

SMP13 √

SMP14 √

SMP15 √

SMP16 √

SMP17 √

SMP18 √

SMP20 √

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa proses pembuatan 50.0% naskah tes

tidak melalui tahap pembuatan kisi-kisi soal. Proses pembuatan 44.4% naskah

dilakukan dengan melibatkan tahap pembuatan kisi-kisi, namun pada kenyataannya

kisi-kisi tidak dilengkapi dengan tingkatan kognitif. Selanjutnya, proses pembuatan

5.6% naskah dilakukan dengan melibatkan tahap pembuatan kisi-kisi dan dilengkapi

Page 11: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari (Islah, Zamsir, Mukhsar, & Abd. Rahman)

189

dengan tingkatan kognitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan 94.4%

naskah tes dilakukan tanpa melalui tahap pembagian persentase tingkatan kognitif.

Hal ini dapat menjadi sebab naskah-naskah tes tersebut tidak memiliki kategori

naskah tes yang baik karena para guru tidak memiliki panduan atau rambu-rambu

dalam pembuatan atau pemilihan soal.

KESIMPULAN

Penelitian mengenai klasifikasi soal matematika berdasarkan ranah taksonomi

Anderson telah selesai dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh

beberapa kesimpulan, yakni (1) Dari 18 naskahtes UAS SMP negeri kelas VII

semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari diperoleh bahwa seluruh

naskah memua tsoal dengan tingkat kognitif C2 dan C3. Namun, hanya sebagian

kecil yang memuat soal dengan tingkat kognitif C1, C4, dan C5, serta seluruh naskah

tes tidak memuat soal dengan tingkat kognitif C6; (2) Terdapat perbedaan persentase

setiap tingkat kognitif antar naskah tes UAS SMP Negeri kelas VII semester ganjil

Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari. Namun, semua naskah tes tersebut

didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2, kemudian disusul oleh tingkat

kognitif C3 dan C1. Walaupun terdapat perbedaan persentase, secara umum naskah-

naskah tersebut memiliki pola dominasi distribusi persenta setingkat kognitif yang

sama.

Penelitian ini telah berhasil mendeskripsikan tes UAS SMP Negeri kelas VII

semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari ditinjau dari ranah kognitif

taksonomi Anderson dan mengecek perbedaan persentase tingkatan ranah kognitif

masing-masing tes tersebut. Berdasarkan hasil tersebut penulis menyarankan untuk

diadakan kegiatan pelatihan penyusunan naskah tes berdasarkan ranah kognitif

taksonomi Anderson untuk para guru khususnya guru matematika SMP Negeri Kota

Kendari.

Daftar Pustaka

Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. 2010. Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesment, diterjemahkan oleh: A.

Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Asep. S. 2013. Manajemen Implementasi Kurikulum: Sisi Lain Ujian

Nasional.http://m.kompasiana.com/post/read/543693/1/sisi-lain-dari-un.html.

Diakses online 2 Oktober 2017.

Page 12: Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson

Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2 September 2019: 179-180

190

Bloom, B.S. 1975. Taxonomy of Educational Objectives: Book 1 Cognitive Domain;

Longman: New York, NY, USA.

Jihad, A, dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Muliana. 2015. Penilaian Berdasarkan Taksonomi Bloom.

(https://www.biologimu.com/2015/03/penilaian-berdasarkan-revisi-

taksonomi.html). Diakses online 18 April 2018.

Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya.