36
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Seiring dengan proses reformasi politik dan ekonomi maka hak monopoli KUD di pedesaan dihapuskan dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 18 tahun 1998. Di sisi lain kemampuan pendanaan pemerintah saat itu juga semakin terbatas dalam melakukan program pengembangan ekonomi pedesaan. Hal ini menyebabkan KUD dipaksa untuk mandiri dan sekaligus harus siap berkompetisi dengan pelaku-pelaku ekonomi baru di wilayah pedesaan. Banyak KUD mengalami kesulitan dalam posisinya yang baru. Terbukanya pasar domestik maupun ekspor selama masa krisis ekonomi tidak dapat dimanfaatkan oleh KUD dengan baik. Antara tahun 1997 sampai 2000 terjadi penurunan jumlah KUD sebesar 15 persen yaitu dari 8.427 menjadi 7.150 buah. Penurunan jumlah KUD ini khususnya dijumpai pada KUD yang berstatus Non Mandiri, yaitu dari 1.026 tinggal menjadi 204 (-80 persen).18 Penurunan jumlah 1

KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia

adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan

orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan

ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Seiring dengan proses reformasi politik dan ekonomi maka hak

monopoli KUD di pedesaan dihapuskan dengan dikeluarkannya Inpres Nomor

18 tahun 1998. Di sisi lain kemampuan pendanaan pemerintah saat itu juga

semakin terbatas dalam melakukan program pengembangan ekonomi

pedesaan. Hal ini menyebabkan KUD dipaksa untuk mandiri dan sekaligus

harus siap berkompetisi dengan pelaku-pelaku ekonomi baru di wilayah

pedesaan. Banyak KUD mengalami kesulitan dalam posisinya yang baru.

Terbukanya pasar domestik maupun ekspor selama masa krisis ekonomi tidak

dapat dimanfaatkan oleh KUD dengan baik. Antara tahun 1997 sampai 2000

terjadi penurunan jumlah KUD sebesar 15 persen yaitu dari 8.427 menjadi

7.150 buah.

Penurunan jumlah KUD ini khususnya dijumpai pada KUD yang

berstatus Non Mandiri, yaitu dari 1.026 tinggal menjadi 204 (-80 persen).18

Penurunan jumlah KUD ini sangat bertolak belakang dengan pertumbuhan

jumlah koperasi pada umumnya. Dengan dikeluarkannya Inpres 18 tahun 1998

yang disusul dengan SK Menteri Nomor 139 tahun 1998, menyebabkan

jumlah koperasi bertambah secara significant, yaitu dari 51.881 pada tahun

1997 menjadi 102.227 pada tahun 2000 (97 persen). Sebagaimana yang

disinyalir oleh banyak pihak bahwa tidak sedikit koperasi-koperasi baru ini

terkategori sebagai koperasi merpati, yaitu koperasi yang bermunculan saat

fasilitas pemerintah diberikan, ketika fasilitas itu habis, maka merpatipun

pergi.

Lokasi praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis bertempat di

KUD Batu dan PT Selecta di Kota Batu. Praktikum Koperasi dan Kemitraan

1

Page 2: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

2

Agribisnis ini diadakan pada hari tanggal 2 Desember 2011. Lokasi tersebut

dipilih karena perusahaan ini mempunyai kreadibilitas dan akuntabilitas yang

baik dengan mempertimbangkan aspek efektivitas, urgensi dan spesialisasi

yang dimiliki oleh lokasi. Praktikum ini dilaksanakan guna untuk

mensinergikan antara teori pada pertemuan tatap muka dengan aplikasinya di

lapangan, mengidentifikasi permasalahan koperasi dan kemitraan di bidang

agribisnis dan menerapkan ilmu tentang koperasi dan kemitraan untuk

mengatasi permasalahan dan melakukan pengembangannya.

B. Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan

Agribisnis ini antara lain :

1. Bagaimana usaha yang meliputi jenis usaha, profil usaha, volume usaha,

prioritas usaha, kemitraan usaha, perencanaan dan pengembangan usaha

ke depan, serta pemasaran pada koperasi KPSBU (Koperasi Peternak

Sapi Bandung Utara)?

2. Bagaimana hubungan kemitraan di BALITSA dan kelompok tani Mekar

Tani Jaya?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah:

a. Mahasiswa dapat mengetahui usaha yang meliputi jenis usaha, profil

usaha, volume usaha, prioritas usaha, kemitraan usaha, perencanaan

dan pengembangan usaha ke depan, serta pemasaran pada koperasi

KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara).

b. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan kemitraan di BALITSA dan

kelompok tani Mekar Tani Jaya.

2. Kegunaan

Kegunaan dari Praktikum Koperasi Pertanian adalah:

a. Bagi Mahasiswa

Page 3: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

3

1) Dapat mengenal lebih jauh tentang perkoperasian sebagai bentuk

organisasi ekonomi baik koperasi pertanian maupun koperasi

non-pertanian.

2) Dapat mengetahui secara langsung bagaimana sejarah

perkembangan dan pengembangan pengelolaan koperasi.

3) Dapat mengetahui sekaligus mencari tentang permasalahan yang

di hadapi oleh koperasi.

4) Dapat mensinergiskan antara teori ilmu koperasi di bangku

kuliah dengan aplikasinya di lapangan.

5) Dapat mengembangkan pengetahuan mengenai koperasi

sehingga mendorong tumbuhnya ide dan gagasan baru untuk

mengembangkan koperasi.

b. Bagi Koperasi

1) Dapat digunakan untuk mengevaluasi usahanya dan dapat

menentukan kebijakan yang tepat dalam pengambilan keputusan.

2) Dapat menjadi pertimbangan di dalam menentukan

kebijaksanaan dalam upaya pengembangan koperasi.

3) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan koperasi

dan dapat menambah informasi untuk memperluas jaringan usaha

koperasi.

c. Bagi Fakultas

Sebagai kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan

pertanian.

Page 4: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

4

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Koperasi

Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian

nasional memiliki ketentuan-ketentuan pokok tersendiri dalam

menjalankan fungsi sosial dan ekonominya. Dalam melaksanakan

kegiatannya, koperasi berdasarkan asas kekeluargaan. Asas kekeluargaan

dalam koperasi sebenarnya merupakan cerminan dari pasal 33 ayat (1)

UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan asas kekeluargaan” (Krisnamurthi, 2002).

Pengertian koperasi secara sederhana, Koperasi berawal dari kata

"co" yang berarti bersama dan "operation" (operasi) artinya bekerja. Jadi

pengertian koperasi adalah bekerja sama. Sedangkan pengertian umum

koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan

sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan

dengan maksud mensejahterakan anggota (Anonima, 2007).

Bung Hatta dalam buku Membangun Koperasi dan Koperasi

Membangun mengkategorikan social capital ke dalam 7 nilai sebagai

spirit koperasi. Pertama, kebenaran untuk menggerakkan kepercayaan

(trust). Kedua, keadilan dalam usaha bersama. Ketiga, kebaikan dan

kejujuran mencapai perbaikan. Keempat, tanggung jawab dalam

individualitas dan solidaritas. Kelima, paham yang sehat, cerdas, dan

tegas. Keenam, kemauan menolong diri sendiri serta menggerakkan

keswasembadaan dan otoaktiva. Ketujuh, kesetiaan dalam kekeluargaan

(Ropke, 2003).

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33 Ayat (1) menyatakan

bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar

atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasannya antara lain dinyatakan

bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan

kemakmuran orang-seorang, dan bangun perusahaan yang sesuai dengan

4

Page 5: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

5

itu ialah koperasi. Dengan demikian, UUD 1945 menempatkan koperasi

pada kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional dan sekaligus

sebagai bagian integral tata perekonomian nasional (Mubyarto, 2002).

Koperasi merupakan perkumpulan orang, bukan merupakan

perkumpulan modal, karenanya masih banyak yang berpendapat bahwa

dalam koperasi kedudukan modal tidaklah penting. Sebagai

perkumpulan yang menjalankan usaha dalam bidang bisnis

(perekonomian) koperasi banyak memerlukan modal, jadi modal itu

tetap vital, namun demikian modal tidak boleh diberikan arti lebih

penting daripada orang-orang yang menjadi anggota koperasi

(Kartasapoetra, 2000).

2. Kemitraan

Koperasi akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk

memperbaiki ekonomi secara mandiri. Masyarakat yang sadar akan

kebutuhannya untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesejahteraanya,

atau mengembangkan diri secara mandiri merupakan prasyarat bagi

keberdaan koperasi.  Kesadaran ini akan menjadi motivasi utama bagi

pendirian koperasi dari bawah atau  secara bottom-up.  Faktor kuncinya

adalah kesadaran kolektif dan kemandirian.  Dengan demikian

masyarakat tersebut harus pula memahami kemampuan yang ada pada

diri mereka sendiri sebagai modal awal untuk mengembangkan diri

(Hafsah, 1999).

Kemitraan didefinisikan sebagai sebuah cara melakukan bisnis

dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai

tujuan bisnis bersama. Berdasarkan motivasi ekonomi tersebut maka

prinsip kemitraan dapat didasarkan atas saling memperkuat. Dalam

pedoman pola hubungan kemitraan, mitra dapat bertindak sebagai

perusahaan inti atau perusahaan pembina atau perusahaan pengelola atau

perusahaan penghela, sedangkan plasma disini adalah petani/peternak.

Konsep kemitraan tersebut secara lebih rinci diuraikan dalam Pasal 27

Page 6: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

6

Peraturan pemerintah RI Nomor 44 tahun 1997 tentang kemitraan

(Hasanawi, 2003).

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong

royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual

maupun kelompok. Untuk membangun sebuah kemitraan harus

didasarkan pada kesamaan perhatian atau kepentingan, saling

mempercayai dan saling menghormati, tujuan yang jelas dan terukur

ketersiadaan untuk berkorban baik waktu, tenaga maupun sumberdaya

yang lain. Adapun prinsip-prinsip kemitraan adalah persamaan atau

equality, keterbukaan atau transparancy dan saling menguntungkan atau

mutual benefit (Anonimb, 2009).

Dengan kebijakan dan peran pemerintah tersebut maka kepentingan

pengusaha kecil dapat terlindungi, dengan cara menumbuhkan pola

kemitraan yang dibangun atas asas kelembagaan kemitraan usaha tidak

hanya dibangun atas dasar perhitungan keuangan dan manajemen saja tetapi

memberi tempat pada komunikasi antar pihak secara setara menjamin

kesepakatan-kesepakatan informal dengan dasr komitmen. Hal inilah yang

ditawarkan oleh pendekatan pengelolaan pembangunan klabrasi, dalam arti

pengelolaan tersebut memasukan pengelolaan kemitraan usaha sebagai

bagian dari pengelolaan pembangunan yang lebih luas

(Satiakusumah, 2002).

Pola hubungan kemitaraan ditujukan agar pengusaha kecil dapat lebih

aktif berperan bersama-sama dengan penguaha besar, karena bagaimanapun

juga usaha kecil merupakan bagian yang integral dari dunia usaha nasional

dan mempunyai eksistensi, potensi, peranan yang sangat penting dan

strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pada khususnya. Peran

pemerintah dalam mengatur dan menjembatani pola kemitraaan antara

pengusaha besar, menengah dan kecil diatur dalam Ketentuan Umum Pasal

1 ayat (8) Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 yang menyebutkan

tentang: “Kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau

dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan yang

berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan

Page 7: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

7

memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan” (Widiyanti, 1992).

B. Kerangka Teori

Menurut Suyanto dan Nurhadi dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi”

jenis-jenis koperasi meliputi :

1. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen merupakan koperasi yang beranggotakan para

konsumen. Pada hakekatnya ada dua tujuan penting didirikannya koperasi

konsumen, yaitu :

a. Meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dengan menjual

barangbarang konsumsi dengan harga yang relatif murah dan kualitas

yang baik;

b. Meningkatkan pendapatan para anggota koperasi melalui

penghematanpenghematan pembelian barang konsumsi akibat lebih

murahnya harga barang-barang yang dijual di koperasi.

Agar tujuan-tujuan koperasi itu tercapai, maka barang yang dijual ke

anggota harus :

a. Dibeli langsung dari produsen;

b. Memiliki ukuran, takaran dan timbangan yang benar;

c. Memiliki kualitas yang tinggi.

2. Koperasi Produsen

Koperasi produsen merupakan koperasi yang beranggotakan para

produsen barang atau jasa tertentu. Koperasi produsen didirikan dengan

tujuan antara lain :

a. Menghindari persaingan diantara para produsen dalam menjual barang

hasil produksi, sehingga harga barang dapat dipertahankan pada tingkat

yang lebih menguntungkan;

b. Mempertahankan mutu barang hasil produksinya agar tetap sesuai

dengan cita rasa atau selera konsumen, sehingga barang yang dihasilkan

tetap laku dipasar.

c. Menjaga kestabilan harga barang yang dihasilkan melalui kesepakatan

terhadap jumlah barang yang dihasilkan.

Page 8: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

8

3. Koperasi Pemasaran

Koperasi pemasaran menguntungkan bagi para konsumen. Koperasi

pemasaran merupakan koperasi yang kegitaan ekonominya memasarkan

barang atau jasa tertentu. Koperasi pemasaran bertujuan mencapi tingkat

harga yang menguntungkan bagi para anggota koperasi. Keuntungan

didirikannya koperasi pemasaran antara lain sebagai berikut :

a. Harga akan dapat dijamin stabilitasnya

b. Persaingan harga yang sering merugikan produsen dapat dihindarkan;

c. Ketersediaan barang-barang di pasar juga dapat terjamin.

4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang meningkatkan

kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah.

Koperasi simpan pinjam tidak saja harus memberipinjaman denagn tingkat

bunga yang rendah, tetapi ia harus memberikan pinjaman kepada anggota

dengan prosedur yang cepat dan mudah.

5. Koperasi Serba Usaha

Koperasi Serba Usaha (KUH) adalah koperasi yang kegiatan

ekonominya lebih dari satu bidang usaha. Oleh kaena itu dalam koperasi

serba usaha bidang-bidang usaha atau kegiatan ekonomi seperti produksi,

konsumsi, kredit, pemasaran dan jasa dilakukan oleh koperasi itu secara

bersama.

6. Koperasi Jasa

Koperasi jasa merupakan koperasi dengan kegiatan utama pelayanan

jasa. Jasa dalam koperasi ini bukanlah seperti jasa pada koperasi simpan

pinjam. Layanan utama yang diberikan atau dijual oleh koperasi kepada

anggotanya dan masyarakat adalah berupa jasa antara lain jasa bidang

angkutan, asurasi, perlistrikan dan perumahan.

(Mariotti, 1999)

Pada dasarnya kemitraan itu merupakan suatu kegiatan saling

menguntungkan dengan pelbagai macam bentuk kerjasama dalam menghadapi

dan memperkuat satu sama lainnya. Julius Bobo14 menyatakan, bahwa tujuan

utama kemitraan adalah untuk mengembangkan pembangunan yang mandiri dan

Page 9: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

9

berkelanjutan (Self-Propelling Growth Scheme) dengan landasan dan struktur

perekonomian yang kukuh dan berkeadilan dengan ekonomi rakyat sebagai

tulang punggung utamanya (Anonimc, 2009).

Kemitraan itu mengandung beberapa unsur pokok yang merupakan

kerjasama usaha dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat dan

saling memerlukan yaitu :

1. Kerjasama usaha

2. Antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil

3. Pembinaan dan pengembangan

4. Prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan

(Jafar, 1999).

Dalam rangka merealisasikan kemitraan sebagai wujud dari keterkaitan

usaha, maka diselenggarakan melalui pola-pola yang sesuai dengan sifat dan

tujuan usaha yang dimitrakan adalah sebagai berikut :

1. Pola Inti Plasma

Dalam pola inti plasma, Usaha Besar dan Usaha Menengah bertindak

sebagai inti membina dan mengembangkan Usaha Kecil sebagai plasma.

Selanjutnya menurut penjelasan Pasal 27 huruf (a) Undang-Undang Nomor.

9 Tahun 1995, yang dimaksud dengan pola inti plasma adalah hubungan

kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar

sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil yang menjadi

plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana produksi,

pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan,

penguasaan dan peningktan teknologi yang diperlukan bagi peningkatan

efisiensi dan produktivitas usaha.

2. Pola Subkontrak

Menurut penjelasan Pasal 27 huruf (b) Undang-Undang Nomor. 9

Tahun 1995 bahwa “pola subkontr ak adalah hubungan kemitraan antara

Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya

Usaha Kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh Usaha

Menengah atau Usaha Besar sebagai bagian dari produksinya.

3. Pola Dagang Umum

Page 10: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

10

Menurut penjelasan Pasal 27 huruf (c) Undang-Undang Nomor. 9

Tahun 1995, Pola Dagang Umum adalah “hubungan kemitraan antara Usaha

Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya Usaha

Menengah atau Usaha Besar memasarkan hasil produksi Usaha Kecil atau

Usaha Kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh Usaha Menengah

atau Usaha Besar mitranya”.

Dengan demikian maka dalam pola dagang umum, usaha menengah

atau usaha besar memasarkan produk atau menerima pasokan dari usaha

kecil mitra usahanya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh

usaha menengah atau usaha besar mitranya.

4. Pola Keagenan

Berdasarkan penjelasan Pasal 27 huruf (e) Undang-Undang Nomor. 9

Tahun 1995, pola keagenan adalah “hubungan kemitraan, yang di dalamnya

Usaha Kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa Usaha

Menengah atau Usaha Besar mitranya”. Dalam pola keagenan, usaha

menengah dan atau usaha besar dalam memasarkan barang dan jasa

produknya memberi hak keagenan hanya kepada usaha kecil. Dalam hal ini

usaha menengah atau usaha besar memberikan keagenan barang dan jasa

lainnya kepada usaha kecil yang mampu melaksanakannya.

5. Pola Waralaba

Menurut Penjelasan Pasal 27 Huruf (d) Undang-Undang Nomor. 9

Tahun 1995, Pola Waralaba adalah “ hubungan kemitraan, yang di dalamnya

pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan

saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai

bantuan bimbingan manajemen”.

6. Bentuk-Bentuk Lain

Selain daripada pola-pola seperti yang telah disebutkan di atas, seiring

dengan semakin berkembangnya lalu lintas usaha (bisnis) dimungkinkan

pula dalam perjalanannya nanti adanya timbul bentuk pola-pola lain yang

mungkin saat ini atau pada saat yang mendatang akan atau sudah

berkembang tetapi belum dibakukan.

(Martodireso, 2000).

Page 11: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

11

III. METODOLOGI

A. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah

metode deskriptif analitis, yaitu metode penerapan permasalahan sehingga

memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan

bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam

konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian terdahulu. Dengan metode

ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengenal lebih lanjut

mengenai kondisi koperasi. Sedangkan dalam penentuan koperasi yang

digunakan sebagai tempat praktikum adalah secara purposive atau sengaja hal

tersebut berkaitan dengan metode pengumpulan data serta mensinergiskan

materi/teori perkuliahan di kampus dengan keadaan sebenarnya dalam

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara dan Balai Penelitian Tanaman

Sayuran.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan datang langsung ke Koperasi

Peternak Sapi Bandung Utara dan Balai Penelitian Tanaman Sayuran serta

mengadakan wawancara/dialog langsung dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pengumpulan data sekunder

yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengumpulan data

dari koperasi yang bersangkutan dimana data tersebut telah diolah oleh

pengurus koperasi berupa deskripsi umum koperasi.

C. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan tabulasi presentatif baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu dengan jalan

menganalisis data-data kuantitatif hasil pengukuran berdasarkan variabel

yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen untuk menunjukkan

hubungan antara variabel untuk menguji teori, sedangkan metode kualitatif

11

Page 12: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

12

dengan menganalisis data deskriptif untuk memperoleh pemahaman dan

makna dalam mengembangkan teori dan menggambarkan realita yang

kompleks.

Page 13: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

1. KPSBU Lembang ( Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara )

KPSBU Lembang ( Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara ), adalah

koperasi primer tunggal usaha di kecamatan Lembang yang merupakan

suatu wadah bagi para petani peternak sapi perah dengan wilayah kerja

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) meliputi wilayah Desa

Lembang, Wangunsari, Jayagiri, Cikidang, Cikahuripan, Pagerwangi,

Sukajaya, Cilumber. Daerah Lembang yang berbukit-bukit ini memiliki

ketinggian ± 1.200 meter dari permukaan laut, temperatur antara 17-25 ºC

dan curah hujannya sekitar 1.800 - 2.500 mm/tahun.

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), terletak di

komplek pasar panorama Lembang dengan menempati lahan seluas 1.800

m², yang dibagi atas 400 m² untuk bagian produksi, 600 m² digunakan

untuk produk pakan jadi atau makanan konsentrat, 400 m² digunakan

untuk gudang bahan pollard dan dedak, 400 m² digunakan untuk

perkantoran dan gudang kebutuhan pengurus dan anggota.

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), didirikan pada

tahun 1971, dan mendapat pengesahan Badan Hukum No.4891/BH/DK-

10/20 tanggal 8 Agustus 1971. KPSBU lahir ditengah gejolak para

peternak akibat adanya para kolektor atau pengumpul susu yang sudah

banyak menguasai pemasaran dalam bidang susu di Lembang. Mulai saat

itulah suatu pemikiran atau gagasan yang disertai rasa kebersamaan dan

kebulatan tekad untuk mendirikan suatu koperasi, sehingga KPSBU ini

lahir dari kehendak para peternak, oleh peternak dan untuk peternak yang

bertempat di kecamatan Lembang wilayah Bandung Utara. Rasa

kebersamaan dan kekeluargaan para peternak itu diwujudkan dengan

timbulnya respon dari peternak yang saat itu berjumlah 35 orang peternak

yang masuk jadi anggota KPSBU di Lembang sebagai anggota perintis.

14

Page 14: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

14

Atas dasar musyawarah dan rapat anggota maka dibentuklah susunan

pengurus sebagai berikut :

Ketua : R. Soebiantoro

Wakil Ketua : Kasim

Sekretaris : H.G Sutika

Bendahara : Ny Arwani S

Pembantu : H. Syamsudin

Badan hukum yang berlaku saat ini dengan

No.4891/BH/PAD/KWK-10/X tertanggal 5 oktober 1995. Dengan rencana

kerja sebagai berikut :

a. Mengadakan pembinaan terhadap para peternak yang sudah tergabung

dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU),

b. Memberikan pengertian dan penyuluhan tentang pentingnya

berkoperasi khususnya kepada peternak yang belum menjadi anggota,

c. Menyediakan kebutuhan pokok untuk para peternak dan ternaknya,

d. Melakukan penampungan produksi susu para anggota dan

memasarkannya,

e. Memberikan penyuluhan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi,

f. Menyediakan ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan

kesehatan ternak.

2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang pada awal

terbentuknya yaitu tahun 1940 berada di bawah naungan Balai Penelitian

Teknologi Petanian Bogor. Pada tahun 1962 berkembang menjadi Kebun

Percobaan Hortikultura yang merupakan cabang dari Lembaga Penelitian

Hortukultura Pasarminggu. Kemudian pada tahun 1995 berubah menjadi

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) yang letaknya di Lembang

Bandung Jawa Barat. Sebelum berdiri BALITSA, balai penelitian ini

merupakan balai penelitian tanaman hortikultura yang diantaranya ada

tanaman buah, sayuran dan hias. Setelah semakin maju dan berkembang

Page 15: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

15

balai hortikultura ini terbagi atas 4 balai diantaranya ada Balai Penelitian

Tanaman Sayuran (BALITSA), Balai Penelitian Tanaman Buah

(BALITBU), Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI), Balai Penelitian

Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) di beberapa daerah di Indonesia.

BALITSA Lembang terletak pada wilayah sentra produksi sayuran

dan lahan yang subur, juga merupakan daerah Agrowisata. Ketinggian

daerah kurang lebih 1200 m dpl, dengan curah hujan 0 - 1000 mm/ bulan,

serta rata – rata kelembaban nisbi 70 - 100 % (sesuai tabel data curah

hujan BALITSA). Luas lahannya sendiri sebesar 40 hektar. Tanah di

BALITSA merupakan tanah jenis andosol yaitu cokelat kehitaman, remah,

memiliki pori – pori makro dan mikro dengan pH 5,5 – 7. Balai penelitian

tanaman sayuran ini telah melepas varietas unggul sayuran seperti:

a. Kentang sebanyak 8 varietas

b. Bayam sebanyak 2 varietas

c. Kacang panjang sebanyak 2 varietas

d. Bawang merah sebanyak 4 varietas

e. Bawang putih sebanyak 3 varietas

f. Petsai sebanyak 3 varietas

g. Tomat sebanyak 7 varietas

h. Kangkung sebanyak 1 varietas

i. Buncis sebanyak 3 varietas

j. Mentimun sebanyak 3 varietas

k. Cabai sebanyak 3 varietas

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mengembangkan

kerjasama melalui pola kemitraan dengan beberapa kelompok tani di

beberapa daerah diantaranya kelompok tani yang berasal dari Jawa Timur,

Jawa Tengah, Sumatra, Kalimantan dan lain lain. Dari kegiatan kemitraan

tersebut kelompok tani mengaplikasikan IPTEK yang didapat dari

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) kemudian diterapkan

dalam kerja nyata. Dalam hal kemitraan dengan BALITSA (Balai

Page 16: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

16

Penelitian Tanaman Sayuran) petani di lembanglah yang paling sering

salah satunya adalah kelompok tani Mekar Tani Jaya.

3. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya

Untuk kemitraan dalam praktikum kali ini adalah kemitraan antara

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya dengan BALITSA (Balai

Penelitian Tanaman Sayuran). BALITSA bekerja sama dengan kelompok

tani dengan mengaplikasikan teknologi pada petani. Mekar Tani Jaya

bergerak dalam bidang agribisnis dan dalam pelaksanaannya diusahakan

secara kolektif (berkelompok). Mekar Tani Jayaberdiri pada tanggal 10

Oktober 1987 dan berdomisili di jalan Cibeunying No. 85 Rt 02/10 Desa

Cibodas Kecamatan Bandung Barat Jawa Barat. Mekar Tani Jaya

merupakan penerus dari kelompok Tani ”Ciung Wanara” yang berkiprah

di era 70 an sampai dengan 90 an, setelah mengalami pasang surutnya

suatu organisasi kemasyarakatan yang berbasis Kelompok Tani maka

Mekar Tani Jaya kian memantapkan langkah demi langkah, mulai dari

tahap budidaya maupun panen dan pasca panen.Mekar Tani Jaya bergerak

dalam bidang agribisnis dan dalam pelaksanaannya di usahakan secara

kolektif (berkelompok). Dengan modal pengalaman dan pengetahuan serta

niat yang kuat guna menghasilkan yang terbaik, Mekar Tani Jaya kian

memantapkan langkah demi langkah untuk mencapai usaha yang

menguntungkan berkelanjutan dan berkesinambungan demi meningkatkan

kesejahteraan agar masyarakat tani bisa sejajar dengan profesi lainnya.

Visi dari Kelompok Tani Mekar Tani Jaya ini adalah menjadikan

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya sebagai Perusahaan Agribisnis

yang mampu berperan sebagai model terbaik dalam usaha tani unggul,

berkelanjutan, senantiasa tumbuh dan berkembang, berwawasan masa

depan dengan mengacu pada realitas dan kultur anggotanya serta

menerapkan teknologi ramah lingkungan. Kelompok Tani Mekar Tani

Jaya memiliki misi :

Page 17: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

17

a. Mengembangkan teknologi Pertanian yang unggul, modern dan

terstandardisasi dengan baik yang aplikasinya adaptif, efektif dan

efisien.

b. Mengembangkan usaha tani dengan pengelolaan usaha modern yang

memiliki jati diri kokoh.

c. Mengembangkan sistem pengelolaan usaha tani yang terbaik yang

mampu menyangga usaha untuk mencapai harapan.

Jenis usaha yang diusahakan yaitu; sayuran eklusif, tanaman hias,

peternakan. Sedangkan untuk merk dagang Supermarket; Grace, Yan’s

fruit and vegetable, Yan’ agrotama mandiri, Saung Organik, dan eksport;

ASB Farm.

Teknologi budidaya mengacu pada kaidah Good Agriculture

Practices (GAP), sertifikasi dan SK Deptan. Komoditi di produksi sesuai

dengan kebutuhan pasar dan menerapkan pola tanam yang terjadwal untuk

menjaga kuota dan kontiunitas. Penanganan panen dan pasca panen

menerapkan kaidah standarisasi Hazard Analysis Critical Control Point

(HACCP) bekerja sama engan AFFA Australia dan USAID.Tujuan yang

ingin di capai yaitu meningkatkan kualitas peserta pelatihan,

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta pelatihan dengan

memperkenalkan lebih jauh tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

meningkatkan jaringan dan kemitraan dalam pengembangan usaha.

B. Kondisi Usaha

1. Bidang Kajian Usaha Di KPSBU

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), merupakan

badan usaha yang berbentuk koperasi yang mempunyai tujuan utama

yaitu untuk mensejahterakan anggotanya. Kegiatan usaha pokok koperasi

ini bergerak di bidang pemasaran susu yang diperoleh dari para peternak

sapi di daerah Lembang dan sekitarnya.

Berikut adalah status usaha koperasi :

a. Bentuk Koperasi : Koperasi Primer Mandiri.

b. Status koperasi : Berbadan hokum no. 4891 A/BH/KWK-10/12

Page 18: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

18

tanggal 26Maret 1985.

c. Tanggal didirikan : 8 Agustus 1971.

d. Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan anggota peternak dan

masyarakat pada umumnya, dalam rangka turut

membantu pemerintah dalam peningkatan gizi

masyarakat.

Produk yang dihasilkan perusahaan berupa jasa. Dalam

pelaksanaanya produk jasa yang dihasilkan dibagi menjadi :

a. Sebagai kegiatan pokok KPSBU yaitu penampungan dan pemasaran

susu yang diperoleh dari anggota serta menjualnya ke IPS, Agen dan

Eceran.

b. Melayani anggota dengan adanya beberapa usaha yaitu :

1) Pelayanan simpan pinjam kepada anggota serta karyawan KPSBU

melalui proses yang mudah, cepat dan tanpa bunga.

2) Adanya Warung Serba Ada (WASERDA) yaitu pertokoan yang

bergerak di bidang penjualan barang dagang. Sehingga dapat

membantu anggota dalam hal memenuhi kebutuhan pokok sehari-

hari baik pembelian secara tunai maupun kredit.

3) Pelayanan dalam hal pengadaan makanan ternak sehingga

memudahkan peternak (anggota) untuk memenuhi kebutuhan

pakan ternaknya.

4) Pembibitan.

5) Kredit sapi bergulir (tanpa bunga)

6) Pendidikan dan pelatihan

7) Pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan potong kuku

8) Pelayanan kesehatan bagi anggota dan sebagainya.

KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara) juga bekerjasama

dengan PERUM PERHUTANI dalam penyediaan lahan untuk rumput

sebagai pakan sapi.

KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara) memiliki 7000

anggota (peternak) dengan jumlah sapi perahnya mencapai 21.036 ekor

Page 19: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

19

yang di quarter mulai September 2011 yang lalu. Produksi Susu segar

yang dihasilkan lebih dari 110.000 kg / hari yang nantinya akan dikirim

ke pabrik IPS (Industri Pengolah Susu) misalnya, Danone, eskrim

diamond dan susu bendera. Penentuan harga susu untuk peternak

berdasarkan kualitas. Harga susu pada level peternak antara Rp. 3.000 s/d

Rp 3.450 / liter.

2. Bidang Kajian Usaha di BALITSA

Kedudukan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Lembang pada saat ini bernaung di bawah Departemen Pertanian

Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jalan Margasatwa, Ragunan,

Jakarta Selatan. Oleh karena itu lembaga ini merupakan salah satu Balai

Penelitian Tanaman Sayuran yang berstatus sebagai instansi pemerintah.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) merupakan suatu

wadah yang berfungsi untuk mengembangkan IPTEK dalam hal tanaman

sayuran agar mendapatkan hasil berupa komoditas unggulan. Balai

Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) memiliki beberapa komoditas

unggulan yang dibagi menjadi empat prioritas, yaitu:

a. Komoditas utama : Kentang, cabai merah, bawang merah,

kubis, tomat, buncis, kacang panjang dan

jamur

b. Komoditas unggulan : Kentang, cabai merah dan kacang merah

c. Komoditas prospektif : Terung dan Mentimun

d. Komoditas trendsetter : Sayuran tropis asli Indonesia

Teknologi yang diterapkan pada lahan penanaman sayuran di areal

BALITSA adalah Budidaya konvensional dan budidaya ramah

lingkungan seperti LEISA dan Organik, ada juga teknologi budidaya

sayuran di rumah plastik khususnya untuk tanaman sayuran paprika.

Hasil panen ini dibeli dengan cara borongan kecuali untuk tanaman cabai

yang merupakan tanaman sayuran tahunan, hasilnya tidak dijual langsung

ke pasar atau supermarket terdekat atau luar daerah Lembang. Hasil

panen biasanya dijual kepada para pengepul yang kemudian baru dijual

Page 20: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

20

ke pasar induk dan supermarket lalu konsumen dengan melakukan sortir

terlebih dahulu.

3. Hubungan kemitraan antara Balitsa dan Mekar Tani Jaya

Mekar Tani Jaya bergerak dalam bidang agribisnis dan dalam

pelaksanaan usahanya dilaksanakan secara kolektif (berkelompok).

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bertujuan untuk mencapai usaha

yang menguntungkan berkelanjutan dan berkesinambungan demi

meningkatkan kesejahteraan petani. Produk-produk sayuran yang

dihasilkan dipasarkan di supermarket, hotel, restaurant, catering bahkan

sudah menjadi komoditas ekspor. Jenis usaha yang diusahakan yaitu;

sayuran eklusif, tanaman hias, peternakan. Sedangkan untuk merk

dagang Supermarket; Grace, Yan’s fruit and vegetable, Yan’ agrotama

mandiri, Saung Organik, dan eksport; ASB Farm. Kelompok Usaha Tani

Mekar Tani Jaya menyelenggarakan pelatihan dan magang bagi petani

nasional, calon pensiunan dari BUMN, petani pemula dan mahasiswa

disertai dengan beberapa fasilitas diantaranya tutor dan pembimbing

yang sudah ahli.

Page 21: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha pokok Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)

bergerak di bidang penampungan dan pemasaran susu yang diperoleh dari

para peternak sapi di daerah Lembang dan sekitarnya serta menjualnya ke

IPS, Agen dan Eceran.

2. KPSBU melayani anggotanya dengan adanya beberapa usaha antara lain

pelayanan simpan pinjam kepada anggota serta karyawan KPSBU; adanya

Warung Serba Ada (WASERDA) yaitu pertokoan yang bergerak di bidang

penjualan barang dagang; pelayanan dalam hal pengadaan makanan ternak

sehingga memudahkan anggota untuk memenuhi kebutuhan pakan

ternaknya; pembibitan; kredit sapi bergulir (tanpa bunga); pendidikan dan

pelatihan; pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan potong

kuku; pelayanan kesehatan bagi anggota dan sebagainya.

3. KPSBU memiliki 7000 anggota dengan jumlah sapi perah 21.036 ekor.

Produksi Susu segar yang dihasilkan lebih dari 110.000 kg / hari yang

akan dikirim ke pabrik IPS (Industri Pengolah Susu) misalnya, Danone,

eskrim diamond dan susu bendera. Penentuan harga susu untuk peternak

berdasarkan kualitas. Harga susu pada level peternak antara Rp. 3.000 s/d

Rp 3.450 / liter.

4. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) menerapkan teknologi

budidaya konvensional dan budidaya ramah lingkungan seperti LEISA dan

Organik pada lahan penanaman sayuran, juga teknologi budidaya sayuran

di rumah plastik khususnya untuk tanaman sayuran paprika. Hasil panen

BALITSA dibeli dengan cara borongan kecuali untuk tanaman cabai,

hasilnya tidak dijual langsung ke pasar atau supermarket terdekat atau luar

daerah Lembang. Hasil panen biasanya dijual kepada para pengepul yang

kemudian dijual ke pasar induk dan supermarket lalu konsumen dengan

22

Page 22: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

22

melakukan sortir terlebih dahulu.

5. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya dalam pelaksanaan usahanya

dilaksanakan secara kolektif (berkelompok). Jenis usaha yang diusahakan

yaitu; sayuran eklusif, tanaman hias, peternakan.

B. Saran

Berdasarkan kegiatan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Promosi mengenai koperasi harus lebih ditingkatkan agar jumlah anggota

dapat bertambah.

2. Lebih memperhatikan dan meningkatkan pelayanan terhadap anggota

sehingga masyarakat yang sudah menjadi anggota tetap bisa bertahan dan

juga akan menarik masyarakat lain untuk menjadi anggota.

3. Penguasaan teknologi harus lebih ditingkatkan lagi agar koperasi dapat

menjadi lebih maju.

4. Kerja sama koperasi dan pihak lain harus lebih ditingkatkan demi

kemajuan koperasi.

Page 23: KKA NOFRIDY WIDYA H0809088.docx

23

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2007. Dasar-dasar Koperasi. http://home.unpar.ac.id/. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011.

______b. 2009. Koperasi sebagai Soko Guru Perokonomian nasional. http://slideshare.net/DadangSolichin.com. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011.

______c. 2009. Kemitraan, Koordinasi dan Kolaborasi Iptek. http://tatang-taufik.blogspot.com. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011.

Hafsah, M.J. 1999. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Hasanawi Mt. 2003. Peranan Kemitraan Usaha Pertanian antara Petani Jagung dengan PT. Dharma Niaga dalam Meningkatkan Pendapatan Petani pada Agribisnis Jagung (Zea mays Linn.). Tesis Program Magister (S2) Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. (Unpublish).

Jafar, Mohammad. 1999. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Fakultas Pertanian UGM. Jogjakarta.

Kartasapoetra, G. dkk. 2000. Praktek Pengelolaan Koperasi. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Krisnamurthi, B. 2002. Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat. Jurnal Ekonomi Rakyat Th I-No. 4 -Juni 2002. Jakarta.

Mariotti, John, 1999, Kemitraan Usaha, Pustaka Sinar Harapan , Jakarta

Martodireso, Sudadi. 2000. Agribisnis Model Kemitraan. Makalah Sarasehan Masyarakat Tani Nasional. Fakultas Pertanian UGM. Jogjakarta.

Mubyarto. 2002. Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi: Peran Perguruan Tinggi. Jurnal Ekonomi Rakyat Th. I - No. 6 - Agustus 2002. Jakarta.

Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Satiakusumah, H.R.E.D. 2002. Koperasi Prinsip-prinsip Dasar Koperasi dan Konsep Kemitraan. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. Bandung.

Widiyanti. 1992. Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan melalui Gerakan Koperasi: Peran Perguruan Tinggi. Jurnal Ekonomi Rakyat Th. I – No. 6 – Agustus 2002. Jakarta.