5
Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan. Hukum Toleransi Shelford “ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi faktor lingkungan” Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang mendekati batas kisaran tolrensinya, maka organisme tersebut akan mengalami cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis. Contohnya, hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi kritis Hipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah maka hewan akan mati. Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah mudah. Setiap organisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan, oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatu faktor lingkungan

Kisaran Toleransi Dan Faktor Pembatas Serta Terapannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kisaran Toleransi Dan Faktor Pembatas Serta Terapannya

Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya

Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi

faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik

yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran

toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan.

Hukum Toleransi Shelford

“ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis,

yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu

terhadap kondisi faktor lingkungan”

Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang

mendekati    batas kisaran tolrensinya, maka organisme tersebut akan mengalami

cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis. Contohnya,

hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi

kritis Hipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala

Hipertemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah

maka hewan akan mati.

Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah

mudah. Setiap organisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan,

oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatu faktor lingkungan dapat mengubah

efek faktor lingkungan lainnya. Misalnya suatu individu hewan akan merusak

efek suhu tinggi yang lebih kerasapabila kelembaban udara yang relative rendah.

Dengan demikian hewan akan lebih tahan terhadap suhu tinggi apabila udara

kering disbanding dengan pada kondisi udara yang lembab.

Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas

kisaran toleransi hewan terhadap sesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah

sulit untuk menentukan secara tepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang

biasa dilakukan ialah dengan memperhitungkan adanya variasi individual batas-

batas kisaran toleransi itu ditentukan atas dasar terjadinya kematian pada 50% dari

jumlah individu setelah dideadahkan pada suatu kondisi faktor lingkungan selama

rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnya ditentukan LT50 – 24 jam

Page 2: Kisaran Toleransi Dan Faktor Pembatas Serta Terapannya

atau LT50 – 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk konsentrasi suatu zat dalam

lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 – X jam ( LC= Lethal

Concentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu dosis

ditentukan  LD50 – X Jam.

Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada berbagai

jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar (euri) dan ada

hewan yang sempit (steno). Kisaran toleransi ditentukan secara herediter, namun

demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi (di

alam) atau aklimasi (di lab).

Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap

kondisi faktor lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasi adalah usaha yang

dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor

lingkungan tertentu dalam laboratorium.

Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum

diterapkan di bidang-bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan

lain-lain. Hal ini dilakukan dengan harapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan

dan reproduksi dapat maksimum dan untuk kondisi hewan yang merugikan

kondisi lingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.

Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran

di suatu habitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan di tempat

tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan di suatu tempat menggambarkan

tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut. Oleh karena itu ada

istilah spesies indicator ekologi, baik kajian ekologi hewan maupun ekologi

tumbuhan. Species indikatoe ekologi adalah suatu species organisme yang

kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi petunjuk mengenai

bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko – kimia di suatu tempat.

Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara lain adalah

Capitella capitata (Polychaeta) sebagai indicator untuk pencemaran bahan

organic. Cacing Tubifex (Olygochaeta) dan lain-lain.

Kriteria-kriteria species indicator adalah;

a.       aran toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan

b.      Ukuran tubuh cukup besar sehingga mudah dideteksi

Page 3: Kisaran Toleransi Dan Faktor Pembatas Serta Terapannya

c.       Kelimpahannya tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan

sample.

d.      Mudah diidentifikasi

e.       Distribusnya kosmopolit

f.       Mudah mengakumulasi zat-zat polutan

g.      Mudah dipelihara di laboratorium

h.      Mempunyai keragaman jenis atau genetic dan relung yang sempit

1.      Komunitas

Komunitas disebut juga Biocenuse, adalah beberapa jenis organisme yang

merupakan bagian dari suatu jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit.

Ekologis yang dimaksud adalah suatu satuan lingkungan hidup yang di dalamnya

terdapat bermacam0macam makhluk hidup (tumbuhan dan hewan). Antar

sesamanya dan lingkungan sekitarnya membentuk hubungan timbale balik yang

saling mempengaruhi. Komunitas berupa hewan yang terdiri dari berbagai macam

hewan, komunitas tumbuhan dalam satu ekosistem atau seluruh hewan dan

tumbuhan yang disebut komunitas biotic.

            Komunitas suatu ekosistem tertentu mempunyai ciri-ciri tertentu. Salah

satu karakternya adalah keragaman jenis organisme penyusunnya. Keragaman

komunitas biasanya ditentukan dengan menghitung indeks keragaman.