Upload
singgih-setiawan
View
89
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi
faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik
yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran
toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan.
Hukum Toleransi Shelford
“ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis,
yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu
terhadap kondisi faktor lingkungan”
Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang
mendekati batas kisaran tolrensinya, maka organisme tersebut akan mengalami
cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis. Contohnya,
hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi
kritis Hipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala
Hipertemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah
maka hewan akan mati.
Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah
mudah. Setiap organisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan,
oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatu faktor lingkungan dapat mengubah
efek faktor lingkungan lainnya. Misalnya suatu individu hewan akan merusak
efek suhu tinggi yang lebih kerasapabila kelembaban udara yang relative rendah.
Dengan demikian hewan akan lebih tahan terhadap suhu tinggi apabila udara
kering disbanding dengan pada kondisi udara yang lembab.
Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas
kisaran toleransi hewan terhadap sesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah
sulit untuk menentukan secara tepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang
biasa dilakukan ialah dengan memperhitungkan adanya variasi individual batas-
batas kisaran toleransi itu ditentukan atas dasar terjadinya kematian pada 50% dari
jumlah individu setelah dideadahkan pada suatu kondisi faktor lingkungan selama
rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnya ditentukan LT50 – 24 jam
atau LT50 – 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk konsentrasi suatu zat dalam
lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 – X jam ( LC= Lethal
Concentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu dosis
ditentukan LD50 – X Jam.
Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada berbagai
jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar (euri) dan ada
hewan yang sempit (steno). Kisaran toleransi ditentukan secara herediter, namun
demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi (di
alam) atau aklimasi (di lab).
Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap
kondisi faktor lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasi adalah usaha yang
dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor
lingkungan tertentu dalam laboratorium.
Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum
diterapkan di bidang-bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan
lain-lain. Hal ini dilakukan dengan harapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan
dan reproduksi dapat maksimum dan untuk kondisi hewan yang merugikan
kondisi lingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.
Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran
di suatu habitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan di tempat
tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan di suatu tempat menggambarkan
tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut. Oleh karena itu ada
istilah spesies indicator ekologi, baik kajian ekologi hewan maupun ekologi
tumbuhan. Species indikatoe ekologi adalah suatu species organisme yang
kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi petunjuk mengenai
bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko – kimia di suatu tempat.
Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara lain adalah
Capitella capitata (Polychaeta) sebagai indicator untuk pencemaran bahan
organic. Cacing Tubifex (Olygochaeta) dan lain-lain.
Kriteria-kriteria species indicator adalah;
a. aran toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan
b. Ukuran tubuh cukup besar sehingga mudah dideteksi
c. Kelimpahannya tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan
sample.
d. Mudah diidentifikasi
e. Distribusnya kosmopolit
f. Mudah mengakumulasi zat-zat polutan
g. Mudah dipelihara di laboratorium
h. Mempunyai keragaman jenis atau genetic dan relung yang sempit
1. Komunitas
Komunitas disebut juga Biocenuse, adalah beberapa jenis organisme yang
merupakan bagian dari suatu jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit.
Ekologis yang dimaksud adalah suatu satuan lingkungan hidup yang di dalamnya
terdapat bermacam0macam makhluk hidup (tumbuhan dan hewan). Antar
sesamanya dan lingkungan sekitarnya membentuk hubungan timbale balik yang
saling mempengaruhi. Komunitas berupa hewan yang terdiri dari berbagai macam
hewan, komunitas tumbuhan dalam satu ekosistem atau seluruh hewan dan
tumbuhan yang disebut komunitas biotic.
Komunitas suatu ekosistem tertentu mempunyai ciri-ciri tertentu. Salah
satu karakternya adalah keragaman jenis organisme penyusunnya. Keragaman
komunitas biasanya ditentukan dengan menghitung indeks keragaman.