79
Kisah Sukses Para Entrepreneur “Kisah kehidupan mereka baik untuk dijadikan teladan dan petunjuk. Belajarlah dari kegagalan, kesuksesan, ketekunan dan jatuh bangun mereka. Dengan belajar dari mereka, Anda tidak perlu mengulangi kesalahan yang pernah mereka buat dan mengikuti langkah-langkah sukses yang telah mereka bangun….”

Kisah Sukses Para Entrepreneur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Untuk Anda yang ingin sukses mengikuti para Entrepeneur

Citation preview

Page 1: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Kisah SuksesPara Entrepreneur

“Kisah kehidupan mereka baik untuk dijadikan teladan dan petunjuk. Belajarlah dari kegagalan,

kesuksesan, ketekunan dan jatuh bangun mereka. Dengan belajar dari mereka, Anda tidak perlu

mengulangi kesalahan yang pernah mereka buat dan mengikuti langkah-langkah sukses yang telah

mereka bangun….”

Page 2: Kisah Sukses Para Entrepreneur

ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)Sukses Bisnis dengan Akhlak

“Kalau kita mau sukses, kunci pertama adalah jujur. Dengan kejujuran, orang akan percaya kepada kita. Kedua, profesional. Kita harus cakap, sehingga siapa pun yang memerlukan kita,

merasa puas dengan yang kita kerjakan. Ketiga, inovatif. Artinya, kita harus mampu menciptakan sesuatu yang baru; jangan hanya

menjiplak atau meniru yang sudah ada.” K.H. Abdullah Gymnastiar

Kemunculan K.H. Abdullah Gymnastiar menjadi fenomena dakwah di tengah krisis multidimensional yang sedang melanda negeri ini.. Bahkan, ajakan kesederhanaan hidup, kesahajaan, pembenahan hati dari dalam diri sendiri yang dia sampaikan, menjadi kebutuhan santapan rohani, sekaligus obat untuk kondisi masyarakat saat ini.

Sosok kyai muda yang akrab disapa Aa Gym ini memang punya ciri khas dan fenomena tersendiri. Ceramah AA Gym, mampu membuat ribuan jamaahnya mengucurkan air mata. Sukses ulama kondang ini tak terlapas dari konsep barunya tentang syiar Islam. Dia menyiarkan Islam dengan format yang sangat sederhana, lugas dan renyah. Dai muda yang memulai karisnya pada sekitar 1990 iitu, kini menjadi pendakwah yang dikagumi dan digemari hampir semua lapisan masyarakat. Mulai remaja, ibu rumah tangga, hingga para eksekutif perusahaan.

Suksesnya di bidang dakwah, diikuti pula sukses di bidang pendidikan dan bisnia. Dia berhasil mengelola Yayasan Pesantren Daarut Tauhid di Jalan Gegerkalong Girang No.38, Bandung. Pesantren yang dibangun di atas lahan seluas tiga hektar itu tergolong modern dan multifungsi, Ada bangunan masjid 1.000 meter persegi; ada cottage 24 kamar berkapasitas 80 orang (khusus bagi orang tua dan santri dari luar kota yang ikut pelatihan atau pesantren). Ada pula gedung serbaguna, kafetaria serta swalayan mini yang megah dan elite. Ribuan santri belajar di sana.

Bidang usahanya pun beraneka ragam. Antara lain swalayan; warung telekomunikasi; penerbitan buku; tabloid; stasiun radio; pembuatan kaset dan VCD. Omzetnya pun miliaran rupiah. ”Bisnis ini dikelola dan juga jadi wahana para santri untuk mengaktualisasikan jiwa dan pendidikan wirausahanya. Bukankah Rasulullah menyuruh kita agar berada dalam tangan posisi di atas? Tak harus minta-minta--Ini akan berhasil jika kita mampu membangun jiwa entrepreneurship dalam diri kita sendiri,” kata AA Gym.

1. Lalu, siapakahj AA Gym dan bagaimana ia mengelola Pondok Pesantren Daarut Tauhid sehingga menjadi rujukan beberapa lembaga dari sejumlah negara asing? Lelaki penggemar warna putih ini memulai pendidikan formal di SD Damar, lalu pindah ke KPAD Gegerkalong, kemudian pindah lagi ke SD Sukarasa 3. Prestasinya di sekolah cukup bagus. Terbukti ketika tamat, ia menempati ranking terbaik II dengan selisih nilai satu angka dibandingkan ranking I. Di bidang seni, bakat menggambar dan menyanyinya

Page 3: Kisah Sukses Para Entrepreneur

sudah terlihat sejak kecil. Tak aneh jika ia sering ditunjuk sebagai ketua kelas dan aktif dalam gerakan Pramuka. Sementara itu, naluri bisnisnya sudah berkibar sejak Taman Kanak-kanak (TK), , lalu terbawa-bawa hingga di Sekolah Dasar. Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekadar urusan duniawi. ’Jika bisnis dijalankan dengan cara yang salah, akan melahirkan kerakusan dan ketamakan manusia. Sebaliknya, bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar adalah ibadah yang besar sekali pahalanya, ksrena dapat mengokohkan harga diri bangsa,” katanya.

Lelaki yang kurang suka pada pakaian batik ini memang pernah berdagang berbagai produk. Ia sempat menjual petasan yang pada waktu itu belum dilarang seperti sekarang. Alhasil, ia mendapat teguran dari pengurus DKM masjid. Maklum, saat itu ia belum begitu mengerti ilmu agama dengan baik. Setamat SMA, Aa Gym yang gagal dalam tes Sipenmaru, akhirnya kuliah di D=3 Fakultas Ekonomi Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP), Universitas Padjadjaran. Namun, kuliahnya tak bertahan lama, karena ia sibuk berbisnis. Teman-teman kuliahnya bahkan lebih mengenalnya sebagai “tukang dagang”.

Aa Gym pantang menyerah. Selepas PAAP, ia masuk ke Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Selama kuliah, ia mengontrak sebuah kamar di pinggir sawah, untuk melatih diri hidup mandiri. Selain kegiatan kemahasiswaan, seperti menjadi ketua senat, aktivitas bisnisnya pun semakin meningkat. Ia pernah membuat keset dan perca kain; lalu menjual baterai dan film kamera saat acara wisuda. Bahkan, Ia sempat menjadi supir angkot jurusan Cibeber-Cimahi, sekadar menambah uang saku. Namun, perjuangannya tidak sia-sia. AA Gym berhasil menyelesaikan program sarjana muda di ATA, meski belum mengikuti ujian negara. Sesudah itu, ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1. Namun, setelah menelusuri hati, ternyata hal itu tak cukup kuat untuk memotivasinnya meneruskan kuliah. Mungkin hikmahnya adalah memotivasi orang yang belum dan tak punya gelar, agar tetap optimis untuk maju dan sukses.

Pria bertubuh ramping dengan sorot mata tajam itu, terkenal murah senyum. Moto hidupnya, ”berprestasi bagi dunia dan akhirat”. Di awal 1987, AA Gym menikah dengan gadis pilihannya, Ninih Muthmainnah di Pesantren Kalangsari, Cijulang,.Sebagai orang yang super sibuk, ia menerapkan manajemen keseimbangan. Menurutnya, segalanya harus diukur secarta proporsional. Sebab, setiap ketidakseimbangan adalah kezaliman, sedangkan kezaliman dilarang oleh Islam. ”Sesibuk apa pun, menimang dan bercengkerama dengan anak harus dilakukan,” kata Aa Gym.

Tekadnya untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas kehalalannya, begitu kuat. Untuk itu, penggemar kegiatan membaca ini mulai merintis usaha kecil-kecilan, seperti berjualan buku di Masjid Al-Furqon, IMP Bandung. Sambil belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, ia memikul kardus berisi buku-buku agama untuk dijual. Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang menjadi cikal bakal toko buku dan kini berkembang menjadi supermarket yang kini dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut Tauhid.

Kehidupan yang sulit pada masa lalu, membuatnya ”memeras otak” untuk menambah penghasilan. Sambil mengajar di madrasah KPAD, sore harinya ia membuat barang kerajinan bersama anak-anak Usaha ini terus

Page 4: Kisah Sukses Para Entrepreneur

berkembang hingga bisa membeli mesin gergaji. Dari usaha sederhana inilah kemudian berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan buku.

Upayanya untuk meningkatkan penghasilan keluarga tak berhenti sampai di situ. Aa Gym ingat, istrinya punya keterampilan menjahit. Lalu, ia pun menabung agar bisa membeli mesin jahit bekas. Alhamdulillah, order jahitan berkembang dan bisa mengajak beberapa muslimah untuk bergabung. Dari kegiatan dan perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi.

Bagi Aa Gym, pekerjaan yang paling mengesankan adalah saat menjual mie bakso. Warung bakso kecil-kecilan di Perumnas Sarijadi, itu bekerjasama dengan pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh, ia sudah pergi mencari tulang ke Pasar Sederhana, karena kuah yang enak harus dicampur dengan sumsum tulang. Setiap kali adzan, warung baksonya ditinggalkan, karena ia tak mau ketinggalan shalat berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung, Sementara itu, pembelinya dipersilakan memasukkan uang bayarannya ke tempatnya. Tampaknya ia ingin mengajak pembelinya untuk menerapkan kejujuran. Tapi, hasilnya, pembeli yang sering datang justru ingin berkonsultasi pada AA Gym. Akibatnya, tak jarang ia baru pulang ke rumah sekitar jam 21,00. Lelah dan letih bercampur menjadi satu, sementara hasilnya pun tidak seberapa. Yang menyedihkan, istrinya kerap mual, karena ternyata kurang suka mencium bau bakso. . Akhirnya, warung bakso itu pun ditutup.

Menurut Aa Gym, seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya. Kalau masa kecilnya selalu dimanja dan dimudahkan urusannya, atau selalu ditolong, maka bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh karena itu, bagi yang masih muda jangan bercita-cita melamar pekerjaan, tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan bagi orangtua, tanamkan jiwa wirausaha kepada anak-anak sejak dini. Didik anak-anak agar mandiri sejak kecil dan latih mereka untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

Pengalamannya berdagang sejak kecil, membuat Aa Gym hafal dengan cara “bangkrut efektif”, bagaimana “tertipu optimal”, atau bagaimana usaha bisa remuk. Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya hingga berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak pada pembangunan kredibilitas para pengelolanya, yang meliputi tiga aspek utama. Yaitu, nilai kejujuran, kecakapan (profesionalisme) dan inovatif. Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan dalam menepati janji; manajemen waktu; memiliki fakta dan data yang jelas; terbuka; kemampuan mengevaluasi; rasa tanggung jawab dan pantang putus asa. Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan, yang penting juga adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafi’i Antonio dalam artikelnya yang menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat pendidikan entrepreneurship sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis. Pada usia 17 tahun beliau telah diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis pamannya, dan mulai merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih profesional. Menginjak usia 25 tahun beliau mendapatkan dukungan finansial dari konglomerat Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau

Page 5: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial. Padahal, menurut Aa Gym, modal itu adalah: Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah. Kedua, kegigihan meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, menjadi orang yang terpercaya (kredibel). Kredibel berarti sikap yang selalu jujur dan terpercaya; selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memuaskan, serta selalu berusaha mengembangkan ilmu, pengalaman, wawasan, sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif. Percayalah, sebelum kita lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang Mahakaya, katanya.

Kita hanya disuruh menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus diperoleh justru keberkahan dari jatah kita. Dan semua itu akan datang kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Ada pun keuntungan bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya. Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di jalan Allah, bisnis kita jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita terjaga, bahkan menjadi personal guarantee. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan; Dengan bisnis kita bertambah saudara dan tersambungnya silaturahmi. Dan, dengan bisnis semakin banyak orang yang merasa beruntung.

Bagi Aa Gym, usaha yang ditekuninya adalah sarana untuk teman-teman yang memiliki rezeki berlebih dan imengnginkan usaha yang halal serta maslahat, untuk bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu, setiap keuntungan, selain disisihkan untuk zakatnya, juga dikeluarkan biaya pendidikan bagi kaum dhuafa, agar bisa maju bersama-sama. Dengan dukungan tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan kebocoran pun nyaris nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya dikembangkan, kinerja perusahaan kian baik dan profesional.

Lantas, bagaimana dengan pola kepemimpinan Daarut Tauhid? Ternyata kepemimpinan di sini tidak lagi menempatkan figur sebagai sentral, sebagaimana di kalangan pesantren pada umumnya. Tapi, kepemimpinan Daarut Tauhid telah menerapkan sistem pendelegasian kerja, sebagai pengalihan wewenang formal manajer kepada bawahannya. Pemimpin diajarkan untuk memiliki sikap rendah hati dan mau melayani. Dari sisi manajemen, Daarut Tauhid telah menerapkan sistem lebih dari hanya sekadar menerapkan sistem manajemen modern, di mana sistem manajemen yang berkembang saat ini tidak menjadikan manusia hanya objek pelaku agar materi dan kapital semakin produktif Tapi, juga telah melahirkan aspek-aspek spiritual dan emosi dalam pemikiran manusia.

Daarut Tauhid menerapkan inti manajemen dan kepemimpinan sekaligus dalam konsep Manajemen Qolbu (MQ) yang ditawarkannya. Dalam MQ, hati adalah fakultas utama dalam diri manusia yang sangat menentukan kualitas manusia itu sendiri. Jika dimanajemeni dan dipimpin dengan benar akan melahirkan manusia paripurna dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Daarut Tauhid pada awalnya hanya dikenal sebagai bengkel akhlak, tetapi sekarang lebih menonjol di bidang ekonomi. “Memang kami memiliki strategi tersendiri. Karena itu, visi dan misi Daarut Tauhid harus dikenali dahulu. Secara garis besar kami ingin membentuk SDM yang memiliki keunggulan dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” demikian penuturan Aa Gym.

Page 6: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Dzikir, fikir dan ikhtiar ini merupakan konsep dasar dari MQ yang diajarkan sehari-hari melalui hal-hal kecil. Untuk menerapkannya, Daarut Tauhid memiliki lima aturan dasar pelatihan kepada para santrinya yang juga merupakan bagian dari roda perekonomian Daarut Tauhid. Pertama, seorang santri dilatih untuk berpikir keras, mengenal diri dan potensinya, sehingga ia mampu mengenal kekurangan dirinya; lalu memperbaikinya dan menempatkan dirinya secara optimal. Kedua, mereka dilatih untuk mengenal situasi lingkungannya. sehingga bisa mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal, sekaligus memberikan manfaat balik kepada lingkungan secara profesional. Ketiga, mereka dilatih untuk membuat suatu perencanaan yang matang, sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah disepakati. Keempat, mereka dilatih untuk mengevaluasi setiap hasil karya mereka, bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan dan senantiasa meningkatkan kinerja mereka. Kelima, ciri SDM yang akan dibentuk adalah yang unggul dalam berikhtiar. Kombinasi ibadah yang bagus, strategi hidup yang tepat dan ikhtiar dengan bersungguh-sungguh akan menjadikan hidup sebagai mesin penghasil karya.

Pola MQ sampai sejauh ini telah menghasilkan SDM yang unggul. Hal ini terbukti dari berkembangnya perekonomian di lingkungan Daarut Tauhid dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadapnya. Di antaranya, dengan kepercayaan untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan manajemen bagi para eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT Kereta Api Indonesia. Mereka tertarik dengan konsep manajemen Daarut Tauhid, karena diyakini mampu meningkatkan etos kerja dan menurunkan tingkat penyelewengan kerja, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Dulu Aa Gym berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi, kini ia berpikir sebaliknya. Ia ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya, serta halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mau kaya dengan tetap taat kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah mata, karena menganggap kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu, diharapkan pula sedikitnya bisa memberi contoh, bagaimana memanfaatkan kekayaan di jalan Allah.

.. Sumber : Majalah Manajemen No.169 September 2002.

www..tokohindonesia.com, Buku-buku A’a Gym

BAMBANG N. RACHMADI

Mr. Tonny McDonald’s Indonesia

Suatu malam di penghujung tahun 1989, di sebuah restoran McDonald’s di kawasan Orchard Road, Singapura, seorang lelaki bertubuh subur tampak sedang membersihkan meja. Dengan seragam T-shirt bergaris-garis merah yang agak kesempitan dan topi berlabel M khas McDonald’s, lelaki yang tak lain adalah Bambang Rachmadi, mantan

Page 7: Kisah Sukses Para Entrepreneur

presdir Panin Bank tadi tampak serius bekerja. Jatuh miskinkah ia? Bisa jadi. Karena, setelah mengundurkan diri dari kursi puncak Panin Bank pada November 1988, nama Bambang nyaris tenggelam. Bila setahun kemudian banyak pengusaha Indonesia melihatnya tiba-tiba menjadi pekerja kasar di jaringan fast-food terbesar di dunia itu, orang pun bertanya-tanya. Repotnya, Bambang tak bisa menjelaskan apa yang sedang ia lakukan. “Soalnya, saya mesti jaga rahasia. Saya nggak ingin pers Indonesia tahu, sehingga membuat McD batal memberikan lisensinya kepada saya,” ucap menantu mantan Wapres Sudharmono, yang kini managing director PT Ramako Gerbangmas, pemilik dan pengelola jaringan restoran McDonald’s Indonesia. Kehati-hatian Tonny--sapaan akrab Bambang-- memang wajar. Karena, McD adalah satu-satunya taruhan Tonny setelah keluar dari Panin. Apalagi, ia harus menunggu satu tahun setelah memasukkan aplikasi hanya untuk bisa dipanggil mengikuti pelatihan.

Setelah satu tahun menegangkan, datanglah keputusan bahwa ia boleh mengikuti pelatihan. Tempat pelatihan pertama sengaja dipilih di Singapura. “Karena di sana banyak orang Indonesia, sehingga pressure-nya lebih tinggi,” kata lelaki yang gemar naik motor gede ini. Dan benar, selama tiga bulan pertama pelatihan di mana Tonny harus berseragam pelayan, ia selalu bertemu kenalannya dari Indonesia. Selain pelatihan yang bentuknya nonmanajerial, Tonny juga diuji bekerja selama 18 jam nonstop. Dari situ akan terlihat seseorang memiliki bakat melayani atau tidak. Karena, pada jam-jam pertama barangkali orang masih bisa bersikap manis. Tapi, bila telah masuk jam ke-8 dan seterusnya, maka tingkat kelelahan dan stresnya sudah tinggi, hilanglah sikap manis. “Biasanya banyak yang nggak lulus di sini,” ucap Tonny, lalu tertawa.

Pelatihan di Singapura yang disebut On the Job Experience (OJE) itu, bukanlah lampu hijau untuk memperoleh lisensi McD. OJE adalah semacam tes awal bagi pelamar. Tapi, itulah tes yang paling berat. Karena,, dalam latihan kerja sebagai pelayan, seperti melap meja, membersihkan toilet serta menjadi tukang parkir nilah para pelamar banyak yang gugur. Tonny yang sebelumnya tak pernah mengepel lantai, apalagi membersihkan kamar mandi, terpaksa melakukan semua pekerjaan yang dalam istilah Tonny: ’pekerjaan tanpa otak’ itu dengan hati lapang. Walau seringkali harus menerima bentakan dan mengulangi hasil kerjanya, lantaran dinilai kurang bersih, misalnya. Hasilnya memang memuaskan. Ia berhasil meninggalkan 39 pelamar dan mengalahkan tiga kandidat.

Dari pelatihan “kuli” tadi, baru Tonny digodok di Sekolah milik McDonald, yaitu McDonalds Corporation Hamburger University selama satu tahun. Sekolah itu mendidik para calon store manager McD

Apa yang diharapkan Tonny akhirnya terwujud juga. Pada Februari 1991, restoran McD milik Tonny resmi dibuka di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Pembukaan outlet McD pertama di Indonesia itu, sekaligus menjawab pertanyaan tentang menghilangnya Tonny selama 2,5 tahun dari dunia bisnis Indonesia. Restoran itu juga merupakan buah dari perjuangan Tonny selama hampir tiga tahun. Dia adalah salah satu dari 13.000 orang Indonesia yang melamar ke McD selama 10 tahun terakhir ini.

Memperoleh lisensi McD adalah tantangan yang tak mudah. Paling tidak terlihat dari daftar pelamar dari Indonesia.selama 10 tahun terakhir

Page 8: Kisah Sukses Para Entrepreneur

ini, dan belum ada satu pun yang berhasil. Yang lebih berat lagi, konon, McD tak menginginkan mitra kerja yang tidak memberikan komitmen 100%. Itulah sebabnya pada September 1988, ia memilih mengundurkan diri dari Panin, hanya dengan satu cita-cita: memperoleh lisensi McD. Pada saat itu memang terkesan Tonny mempertaruhkan seluruh kariernya yang hampir 14 tahun di dunia perbankan. Padahal, keinginannya untuk menjadi pemegang lisensi McD Indonesia belum tentu tercapai. “Kalau waktu itu saya nggak dapat McD, ya saya harus siap mulai lagi,” kenangnya. Setelah bebas dari Panin, ia mulai mengurus permohonannya ke McD. Menanti sesuatu yang belum pasti selama setahun, sangat menegangkan bagi Tonny. Karena itu, ia selalu berusaha berkomunikasi dengan McD Pusat. “Paling tidak seminggu sekali saya berusaha menelepon mereka sekadar just to say hello,” ucap lelaki yang pernah diusir dan diperlakukan kasar ketika mencoba mengunjungi McD Pusat ini. Tersinggung? Tidak. Sebab ia sadar betul bahwa semua yang ia lakukan dengan satu tujuan, “Saya harus menunjukkan bahwa saya sangat menginginkan.”

Menurut Tonny, McD adalah pemberi lisensi yang cukup ketat dalam menyeleksi calon mitra kerjanya. Konon, sebelum memilih Tonny, pihak McD ingin mengenal secara dekat keluarga besar Tonny. “Mereka ingin tahu bagaimana latar belakang dan kehidupan keluarga kami,” jelasnya. Karena, McD menginginkan bisnis ini bisa diteruskan oleh anak-anak Tonny. Bahkan, dalam salah satu kontrak yang harus disepakati setelah lisensi diberikan, McD mesti mengetahui segala persoalan yang terjadi dalam manajemen PT Ramako Gerbangmas (RG), sekalipun mereka tak memiliki saham di situ. Hal ini disyaratkan, karena pihak MD tak menginginkan kalau tiba-tiba saja saham RG berpindah tangan ke pihak lain yang juga memiliki bisnis fast food merek lain, misalnya. MD juga mensyaratkan bahwa pemilik saham mayoritas RG harus juga pemegang kendali bisnisnya. Maksudnya, supaya orang yang mengambil keputusan di bisnis ini nantinya adalah orang yang benar-benar menguasai bidangnya. Maka, sejak awal pihak MD telah menanyakan kepada Tonny maupun istrinya, tentang siapa yang akan menjadi Mr. atau Miss McDonald’s.

Ide menjadi wirausaha bermula ketika ia mulai “bosan” menjadi pucuk pimpinan di bank milik Mu’min Ali Gunawan. Padahal sebagai bankir, karier Tonny tergolong pesat. Ia diangkat menjadi presdir Panin Bank pada usia 35 tahun. Sejak 1971 hingga 1974, sambil menyelesaikan kuliahnya di FHUI Extension, kelahiran Jakarta 41 tahun silam ini bekerja di PT Cicero Indonesia. Setahun kemudian ia hijrah ke Bank Duta. Dari bank tersebut ia memperoleh kesempatan belajar ke negeri Paman Sam. Hasilnya pada 1978 ia berhasil menyabet dua gelar: MSc bidang internasional banking & finance dari Saint Mary’s Graduate School of Business Moraga, dan gelar MBA dari John F. Kennedy University Orinda, keduanya di California. Dengan dua gelar itu, Tonny pulang ke tanah air dan kembali ke Bank Duta pada 1978. Setelah sempat menjadi manajer divisi operasi di kantor pusat, ia kemudian dikirim ke Surabaya sebagai branch manager pada awal 1979. Setahun kemudian, ia dipromosikan menjadi kepala divisi pemasaran. Dia meninggalkan posisinya di Bank Duta sebagai managing director International Banking pada September 1986 untuk bergabung dengan Panin Bank. Sebagai orang nomor satu di Panin Bank, ketika itu Tonny sempat melakukan beberapa pembenahan;

Page 9: Kisah Sukses Para Entrepreneur

manakala kondisi Panin dikabarkan sedang tertimpa malapetaka. Menurut harian The Asian Wall Street Journal, Bank Indonesia sampai menggolongkan Panin dalam klasifikasi tidak sehat. Di tangan Tonny, perlahan-lahan bank ini mulai melesat lagi. “Tapi yang lebih penting, bank ini sekarang sudah dinyatakan sehat oleh BI,” ucap Tonny suatu ketika. Kendati boleh dibilang Tonny cukup berhasil dalam mengemudikan Panin Bank, toh kursi presdir malah membuatnya gerah. “Salah satu yang mengganggu pikiran saya adalah karier saya di bank,” ucap Tonny dengan lirih. Sebagai orang muda, ia merasa kariernya di perbankan sudah mentok. Alasan yang lebih klasik lagi adalah sudah tak ada tantangan. Dan ia ingin mencari tantangan di lahan yang lain. Apalagi, selama menjadi bankir, Tonny lebih banyak berperan sebagai penasihat bagi kalangan usaha. “Saya tergugah untuk membuktikan diri sebagai pemain,” ucap lelaki yang bergabung dengan Panin Bank selama dua tahun itu.

Tekadnya menjadi pengusaha sudah bulat. “Saya ingin jadi pengusaha yang sukses,” katanya penuh semangat. Sebelum mengundurkan diri dari Panin, ia telah melakukan survei tentang beberapa bidang usaha yang potensi perkembangannya cukup bagus. Walau dalam benaknya terlintas beberapa bidang usaha, toh industri makananlah, menurut dia, yang paling pas baginya. Dan McDonald’s adalah partner yang ia pilih. Alasannya, selama ini restoran McD cukup bagus, dan hampir semua outlet-nya sukses. “Saya berketetapan harus bisa memperoleh lisensi McD,” ucap bapak tiga anak yang rambutnya sudah dua warna itu

Hasil kerja keras Tonny selama 2,5 tahun diuji McD memang cukup menakjubkan. Setidaknya, itu terlihat ketika restoran pertama McD dibuka di Sarinah Jakarta. Begitu menggebrak pasar, Tonny mengklaim bahwa setiap hari rata-rata terjadi empat ribu transaksi. Bahkan, majalah Fortune edisi Oktober 1991 meramalkan penjualan outlet Tonny akan menempati posisi teratas dari 12 ribu restoran McD di seluruh dunia. Kini, sistem pelatihan yang pernah dialaminya, ia terapkan bagi semua calon manajer di McD Indonesia. Setiap manajer yang ada di McD adalah orang yang telah dilatih dari bawah. “Jadi nggak mungkin seseorang masuk langsung jadi store manager,” ucap pengusaha yang suka berbusana seadanya ini.

Setelah menjadi wirausaha dengan anak buah yang hampir 1.000 orang, masihkah ia berpikir untuk jadi bankir lagi? “Saat ini sih nggak,” ucapnya serius. Tampaknya, saat ini Tonny lebih suka berkonsentrasi mengembangkan kewirausahaannya ketimbang kembali jadi profesional. Tapi, akhirnya Tonny tergoda juga untuk masuk ke bank lagi. Itu terjadi ketika ia mengambil oper 73% saham Bank IFI pada tahun 1995. “Sebagai pemegang saham, di Bank IFI saya hanya menjadi komisaris. Saya tetap memegang McD. Komitmen saya penuh pada MD,” kata Tonny. Ya, Tonny tentu tidak akan “nekat” menjadi pengelola bank lagi. Dengan 42 outlet yang dimilikinya pada pertengahan 1996, McD memberikan arus kas yang luas biasa bagi Tonny. Transaksi McD selalu tunai. Siapa yang sudi melepas mesin kas seperti itu? Dengan memiliki usaha sendiri minimal Tonny terbebas dari keharusan berpakaian rapi, berdasi dan wangi. Kini Tonny sudah terbiasa mengenakaan pakaian santai, mengendarai Harley Davidson untuk memonitor kelima outlet yang tersebar di Jakarta. Hadirnya McD di Indonesia, ternyata tak cuma

Page 10: Kisah Sukses Para Entrepreneur

menambah “gemuk” Tonny yang nyaris menyamai kegendutan mascot McD saja. “Berat badan saya 70 kg,” ucapnya dengan mimik serius. “Itu nggak pakai tangan, kaki dan kepala. Ha…ha…ha…,” ujar Tonny sambil tertawa berderai. Yang jelas, Sarinah, gedung pertokoan bertingkat pertama di Jakarta ini juga terimbas kesuksesan McD. Setelah McD mangkal di situ Sarinah menjadi marak kembali. Itulah Tonny, satu di antara segelintir profesional yang berani mengambil risiko. Melepaskan atribut keprofesionalannya, kemudian memulai dari nol untuk menjadi seorang wirausaha. Dan, berhasil! Kini dia memperoleh nama baru: Mr. McDonald’s.

Pergulatan Sumber : Majalah SWA Edisi November 1992 disadur oleh Masud, Didin abidin, Pergulatan Manajer Menuju Sukses, Media Elek Komputindo hal.21-29

BOB SADINOKoboi Farm Kem Chick

Bob Sadino adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah. Lelaki yang sering muncul dengan mengenakan celana pendek itu, bukan berasal dari keluarga wirausaha. Tapi, Bob berwirausaha karena “kepepet”

Kondisi ekonomi Bob yang sudah menikah dan memutuskan untuk menetap di Indonesia, sangat memprihatinkan. Meski istrinya bergaji besar, Bob berprinsip bahwa dalam keluarga, laki-laki adalah pemimpin. Sejak saat itu, pekerjaan apa pun dilakukannya. Mulai dari menjadi sopir taksi hingga mobilnya ketabrak dan hancur, sampai sebagai kuli bangunan dengan upah Rp100 per hari

Suatu hari, seorang temannya mengajaknya untuk memelihara ayam, guna mengatasi depresi yang dialaminya, akibat ketidaknyamanan hidup miskin, Dari memelihara ayam tersebut, ia terinspirasi bahwa ’kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup dan mencapai target berat badan serta bertelur, tentunya manusia pun bisa’. Sejak saat itulah ia mulai berwirausaha. Ia bertekad untuk tidak menjadi pegawai dan berada di bawah perintah orang.

Pada awal sebagai peternak ayam, Bob bersama istrinya menjual beberapa kilogram telur per hari Hanya dalam waktu satu setengah tahun, relasinya sudah banyak, karena ia selalu menjaga kualitas dagangannya. Dengan kemampuannya berbahasa asing, ia berhasil menggaet pelanggan orang-orang asing yang banyak tinggal di kawasan Kemang,, tempat kediaman Bob wakru itu. Namun, tidak jarang dia dan istrinya dimaki-maki oleh pelanggan, bahkan oleh seorang pembantu.

Untungnya Bob sadar, kalau ia adalah pemberi servis yang berkewajiban memberikan pelayanan yang baik. Sejak saat itulah ia mengalami titik balik dalam sikap hidupnya. Dari seorang feodal, menjadi servant, yang ia anggap sebagai modal kekuatan yang luar biasa yang pernah dimilikinya.

Berkat pelayanan yang baik kepada para pelanggannya, usaha Bob pun berkembang menjadi supermarket,. Selain telur, ia juga menjual garam, merica, dan makanan jadi. Bisnis Bob akhirnya merambah ke agribisnis, khususnya holtikultura. Bekerjasama dengan para petani di

Page 11: Kisah Sukses Para Entrepreneur

daerah, Bob mengelola kebun sayur mayur, konsumsi orang-orang Jepang dan Eropa.

Bob memang selalu luwes terhadap pelanggannya dan mau mendengarkan saran ataupun keluhan pelanggan. Sikapnya tersebut mampu meraih simpati pelanggan dan menciptakan pasar. ”Kepuasan pelanggan akan membawa kepuasan pribadi pada saya untuk selalu berusaha melayani klien sebaik-baiknya,” ujar Bob yang pernah bekerja di McLain and Watson Coy.

Bob yang sempat berkelana selama sembilan tahun di Amsterdam dan Hamburg itu percaya, setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan. Perjalanan usaha Bob memang idak semulus dugaan orang. Ia sering jungkir balik dalam usahanya. Prinsip Bob, uang adalah nomor sekian. Yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menemukan serta berani mengambil peluang.

Menurut Bob, rencana tidak harus selalu baku dan kaku. Karena, saat melaksanakan sesuatu, pikiran kita berkembang, Apa yang ada pada diri kita adalah pengembangan dari apa yang telah kita lakukan. ”Kelemahan banyak orang, terlalu banyak memikirkan pembuatan rencana, sehingga ia tidak segera melangkah,” kata Bob yang lulus SMA pada 1853. Padahal, yang penting, adalah action, sambung lelaki yang pernah bekerja di Unilever itu.

Keberhasilan Bob memang tidak terlepas dari ketidaktahuannya, sehingga ia langsung terjun ke lapangan, Namun, setelah mengalami jatuh bangun, ia justru trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman yang selalu dimulai dari ilmu dulu, baru praktik, lalu menjadi terampil dan profesional.

”Banyak orang yang memulai dari ilmu berpikir dan bertindak serba canggih, bersikap arogan. Karena, mereka merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain,” kata Bob yang sempat mengikuti kuliah di Fakultas Hukum UI selama beberapa bulan, karena terbawa oleh teman-temannya.

CIPUTRAMaestro Real Estate Indonesia

Sentuhan tangannya mampu mengubah daerah rawa menjadi tempat-tempat hiburan dan kawasan pemukiman yang nyaman. Kala orang belum memahami yang namanya real estate, Ciputra dengan berani membangun rumah-runah mewah. Ciputra, pelopor bisnis properti modern di Indonesia itu memang pantas dijuluki ‘Bapak Real Estate Indonesia’.. Selain sebagai pendiri sekaligus ketua umum pertama REI (perhimpunan perusahaan real estate Indonesia), ia juga orang Indonesia pertama yang dipercaya menjadi World President FIaBCI, organisasi pengusaha realestate internasional. Bagi para konsumen properti, nama Ciputra menjadi brand yang menjanjikan kualitas produk, sekaligus prospek investasi yang menguntungkan. Dan di kalangan pelaku bisnis properti, Ciputra identik dengan raksasa bisnis yang sering menjadi rujukan, sekaligus pesaing.

Page 12: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Menurut Ciputra, fasilitas merupakan unsur ketiga dari 10 faktor yang menentukan kepuasan pelanggan. ”Konsumen harus dipuaskan dengan pengadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial selengkapnya. Tapi, fasilitas itu tidak harus dibangun sekaligus pada tahap awal pengembangan.” Jika fasilitas selengkapnya langsung dibangun, harga jual akan langsung tinggi. Ini tidak akan memberikan keuntungan kepada para pembeli pertama, selain juga merupakan risiko besar bagi pengembang.

Dalam perjalanannya, Ciputra mengukir beragam karya- besar. Hampir semua subsektor properti dijamahnya. Ia kini mengendalikan lima kelompok usaha Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Development yang masing-masing memiliki bisnis inti di sektor properti. Sementara itu proyek kota barunya kini berjumlah 11 buah, tersebar di Jabotabek, Surabaya, dan di Vietnam dengan luas lahan mencakup 20.000 hektar lebih. Ke-11 kota baru itu adalah Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi, Vietnam. Proyek-proyek properti komersialnya, juga sangat berkelas dan menjadi trend setter di bidangnya. Lebih dari itu, proyek-proyeknya juga menjadi magnit bagi pertumbuhan wilayah di sekitarnya.

Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak ia masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Sekitar tahun 1957, Ciputra bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, mendirikan PT Daya Cipta. Dalam tempo singkat, biro arsitek milik ketiga mahasiswa tersebut sudah memperoleh kontrak pekerjaan lumayan untuk masa itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka tangani antara lain gedung bertingkat sebuah bank di Banda Aceh. Setelah lulus dari ITB pada 1960, Ciputra bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, pergi ke Jakarta. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang menentukan jalan hidup Ciputra dan kedua rekannya. Proyek bergengsi yang ditembak Ciputra adalah pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan Senen. Dengan bendera PT Perentjaja Djaja (PD), Ciputra berusaha menemui Gubernur Jakarta ketika itu, Dr. R. Soemarno, untuk menawarkan proposalnya. Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno kemudian ditindaklanjuti dengan mendirikan PT Pembangunan Jaya, setelah terlebih dahulu dirapatkan dengan Presiden Soekarno. Setelah pusat perbelanjaan Senen, proyek monumental Ciputra di Jakarta selanjutnya adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki Pemda DKI inilah Ciputra menunjukkan kelasnya sebagai entrepreneur; sekaligus profesional yang andal dalam menghimpun sumber daya yang ada, menjadi kekuatan bisnis raksasa. Grup Jaya yang didirikan pada 1961 dengan modal Rp10 juta, kini memiliki total aset sekitar Rp 5 trilyun. Dengan didukung kemampuan lobinya, Ciputra secara bertahap mengembangkan jaringan perusahaannya di luar Jaya. Yakni, Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan Grup Ciputra. Jumlah seluruh anak usaha dari kelima grup itu tentu di atas seratus, karena anak usaha Grup Jaya saja 47 buah dan anak usaha Grup Metropolitan mencapai 54 buah. Mengenai hal ini, secara berkelakar Ciputra mengatakan: ”Kalau anak kita sepuluh, kita masih bisa mengingat namanya masing-masing. Tapi, kalau lebih dari itu, bahkan jumlahnya pun susah diingat lagi,” katanya,.

Page 13: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Ciputra memiliki saham di lima kelompok usaha ini. Dari kelima kelompok usaha itu, Ciputra tidak menutupi bahwa sebenarnya ia meletakkan loyalitasnya yang pertama kepada Jaya. Pertama, karena ia hampir identik dengan Jaya. Dari sinilah jaringan bisnis propertinya dimulai. Sejak perusahaan itu dibentuk pada 1961, Ciputra duduk dalam jajaran direksinya selama 35 tahun: Tiga tahun pertama sebagai direktur dan 32 tahun sebagai direktur utama, hingga ia mengundurkan diri pada 1996 lalu dan menjadi komisaris aktif. Kedua, adalah kenyataan bahwa setelah Pemda DKI, Ciputra merupakan pemegang saham terbesar di Jaya.

PT Metropolitan Development adalah perusahaannya yang ia bentuk pada 1970 bersama Ismail Sofyan, Budi Brasali, dan beberapa mitra lainnya. Kelompok usaha Ciputra ketiga adalah Grup Pondok Indah (PT Metropolitan Kencana) ---usaha patungan antara PT Metropolitan Development dan PT Waringin Kencana milik Sudwikatmono dan Sudono Salim. Grup ini antara lain mengembangkan Perumahan Pondok Indah dan Pantai Indah Kapuk. Kelompok usaha yang keempat adalah PT Bumi Serpong Damai, yang didirikan awal 1980-an. Perusahaan ini merupakan konsorsium 10 pengusaha terkemuka, antara lain Sudono Salim, Eka Tjipta Widjaya, Sudwikatmono, Ciputra dan Grup Jaya yang mengembangkan proyek Kota Mandiri Bumi Serpong Damai seluas 6.000 hektar; proyek jalan tol BSD; Bintaro Pondok Indah, dan lapangan golf Damai Indah Golf. Grup Ciputra adalah kelompok usahanya yang kelima. Grup usaha ini berawal dari PT Citra Habitat Indonesia, yang pada awal 1990 namanya diubah menjadi Ciputra Development (CD). Ciputra menjadi dirutnya dan keenam jajaran direksinya diisi oleh anak serta menantu Ciputra. Pertumbuhan Ciputra Development belakangan terasa menonjol dibandingkan keempat kelompok usaha Ciputra lainnya. Dengan usia paling muda, CD justru yang pertama go public di pasar modal pada Maret 1994. Baru beberapa bulan kemudian Jaya Real properti menyusul. Total aktiva CD pada Desember 1996 lalu berkisar Rp2,85 triliun, dengan laba pada tahun yang sama mencapai Rp131,44 miliar. CD kini memiliki 4 proyek skala luas: Perumahan Citra 455 Ha, Citraraya Kota Nuansa Seni di Tangerang seluas 1.000 Ha, Citraraya Surabaya 1.000 Ha, dan Citra Indah Jonggol 1.000 Ha. Belum lagi proyek-proyek hotel dan mal yang dikembangkannya, seperti Hotel dan Mal Ciputra, serta super blok seluas 14,5 hektar di Kuningan Jakarta. Grup Ciputra juga mengembangkan Citra Westlake City seluas 400 hektar di Ho Chi Minh City, Vietnam. Pembangunannya diproyeksikan selama 30 tahun dengan total investasi US$2,5 miliar. Selain itu, CD juga menerjuni bisnis keuangan melalui Bank Ciputra, dan bisnis broker melalui waralaba Century 21. Sejak beberapa tahun lalu, Ciputra menyatakan kelima grup usahanya terutama untuk proyek-proyek propertinya ke dalam sebuah aliansi pemasaran. Aliansi itu semula diberi nama Sang Pelopor, tapi kini telah diubah menjadi si Pengembang. “Nama Sang Pelopor terkesan arogan dan berorientasi kepada kepentingan sendiri,” ujar Ciputra tentang perubahan nama itu.

Sumber :Properti Indonesia, Top tokoh Properti Indonesia dan karya-karyanya tahun 1997

Page 14: Kisah Sukses Para Entrepreneur

EKA TJIPTA WIJAYA“Saya belajar di pinggir jalan...”

Siapa yang mengira konglomerat Eka Tjipta Wijaya dulunya orang miskin. Perusahaan yang dimilikinya saja hampir 200 buah, dengan 70 ribu karyawan. Tapi,, itulah realitanya. Eka yang baru berusia sembilan tahun. berangkat ke Makassar bersama ibunya pada 1932, menyusul ayahnya yang sudah lebih dahulu tiba. ”Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek. Mau makan masakan enak, tak mampu. Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan. Karena, untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar,” ungkap lelaki yang lahir pada 3 Oktober 1923 ini.

Tiba di Makassar, Eka kecil yang masih bernama Oei Ek Tjhong, segera membantu ayahnya di toko kecil yang dimilikinya. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian, utang itu terbayar, dan toko ayahnya maju. Eka pun minta disekolahkan, tapi, menolak duduk di kelas satu.

Tamat SD, Eka tak bisa melanjutkan sekolahnya. Lagi-lagi karena masalah ekonomi. Ia pun mulai berjualan, keliling kota Makassar, menjajakan biskuit dan kembang gula. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp20, jumlah yang besar untuk masa itu. Ketika itu harga beras masih 3-4 sen per kilogram. Melihat usahanya berkembang, Eka lmembeli becak untuk mengangkut barangnya.

Namun, ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang menyerbu Indonesia, termasuk ke Makassar. Usahanya hancur total dan ia menganggur. Tak ada barang impor/ekspor yang bisa dijual. Keuntungan Rp2.000 yang dikumpulkannya dengan susah payah selama beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari. Di tengah harapan yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya, keliling kota Makassar. Di Paotere (pinggiran Makassar, kini salah satu pangkalan perahu terbesar di luar Jawa), ia melihat ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Bukan tentara Jepang dan Belanda itu yang menarik perhatian Eka, melainkan tumpukan terigu, semen dan gula, yang masih dalam keadaan baik. Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan membuat persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Rencananya, ia akan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja tersebut.

Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah berada di Paotere. Ia membawa kopi; gula; kaleng bekas minyak tanah yang diisi air; oven kecil berisi arang untuk membuat air panas; cangkir; sendok dan sebagainya. Semua alat itu ia pinjam dari ibunya, termasuk enam ekor ayam dipinjam dari ayahnya.. Ayam itu kemudian dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Dia juga meminjam masing-masing satu botol whiskey, brandy dan anggur dari teman-temannya.

Page 15: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Jam tujuh pagi, Eka sudah siap berjualan. Tak lama kemudian, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Tapi, sampai pukul sembilan, tak ada pengunjung. Eka berusaha mendekati bos pasukan Jepang, lalu mentraktirnya makan dan minum di tenda. Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, serta minum dua teguk whiskey gratis, si Jepang mengatakan, joto. Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan serta minum di tenda Eka. Dan, Eka pun minta izin untuk mengangkat semua barang yang sudah dibuang,

Ia pun mulai bekerja keras memilih apa yang dapat dipakai dan dijual. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan. Yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat sampai dapat dipakai lagi. Ia pun belajar menjahit karung untuk kemasan barang-barangnya. Dalam keadaan perang seperti itu, suplai bahan bangunan dan barang keperluan sehari-hari memang sangat kurang. Karenanya. barang-barang yang ia peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga. Terigu misalnya, semula dijual Rp50 per karung, lalu dinaikkan menjadi Rp60, dan akhirnya Rp150. Sedangkan semen dijual Rp 20 per karung, kemudian Rp40.

Naluri bisnis ayah delapan anak ini semakin berkembang. Saat seorang kontraktor hendak membeli semennya untuk membuat kuburan orang kaya. ia menolaknya. Eka kemudian beralih profesi menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Usaha ini berhenti, ketika semen dan besi betonnya habis. Begitulah Eka. Selalu jeli melihat peluang dan tak mengenal putus asa. Usai menjadi kontraktor, ia berdagang kopra. Berhari-hari Eka berlayar ke Selayar (Selatan Sulsel) dan sentra-sentra kopra lainnya, untuk memperoleh kopra murah. Eka mereguk laba besar, Tetapi, tiba-tiba Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai oleh Mitsubishi yang membeli Rp1,80 per kaleng. Padahal, di pasaran harganya Rp6 per kaleng. Eka rugi besar dan nyaris bangkrut. Terpaksa ia mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng (makanan khas Makassar yang terbuat dari gula merah dan kacang tanah), wijen, serta kembang gula. Tapi ,ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, Eka kembali rugi besar. Modalnya habis, bahkan ia berutang. Untuk menutup utangnya, ia terpaksa menjual mobil dan perhiasan keluarga, termasuk cincin kawin. Tapi, Eka tetap tegar. Kali ini, ia mencoba bidang leveransir dan aneka kebutuhan lainnya. Namun, usahanya masih jatuh bangun. Ketika sudah berkibar pada 1950-an, muncul Permesta. Barang-barang dagangannya, terutama kopra, habis dijarah oknum Permesta. Modalnya habis lagi. Namun, Eka bangkit lagi, dan berdagang lkembali.Jatuh bangun seolah merupakan hal biasa bagi Eka.

Usahanya baru benar-benar melesat dan tak pernah jatuh lagi setelah masa Orde Baru. Era Orde Baru, menurut Eka, “memberi kesejukan era usaha”. Pria bertangan dingin ini mampu membenahi aneka usaha yang semula “tak ada apa-apanya”, menjadi “ada apa-apanya” Bisnis Eka mulai merambah. Dari bisnis kertas, perbankan, perkebunan dan pabrik kelapa sawit, perkebunan teh, pusat perdagangan, sampai apartemen.,

“Saya sungguh menyadari, saya bisa seperti sekarang karena Tuhan Maha Baik. Saya sangat percaya Tuhan, dan selalu ingin menjadi hamba-Nya yang baik,” katanya mengomentari semua suksesnya kini. “Kecuali itu, hematlah,” tambahnya. Ia menyarankan, kalau hendak menjadi pengusaha besar, belajarlah mengendalikan uang. Jangan laba hanya

Page 16: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Rp100, belanjanya Rp90. Dan kalau untung cuma Rp.200, jangan coba-coba belanja Rp210

Setelah 58 tahun berbisnis dan bergelar konglomerat, Eka mengatakan, ia pribadi sebenarnya sangat miskin. “Tiap memikirkan utang berikut bunganya yang demikian besar, saya tak berani menggunakan uang sembarangan. Ingin rehat susah, sebab waktu terkuras untuk bisnis. Terasa benar tak ada waktu menggunakan uang pribadi,” keluhnya. Mau makan makanan enak, lanjutnya, sulit karena makanan enak rata-rata berkolesterol tinggi.

Inilah ironi, kata Eka. Dulu ia susah makan makanan enak karena miskin. Kini ketika sudah “konglomerat” ia tetap susah makan enak, karena takut kolestrol. Usianya yang hampir 86 tahun, menuntutnya untuk menjaga kesehatan secara ketat dan prima.

Perusahaan yang dimilik Eka, di antaranya adalah pabrik kertas Tjiwi Kimia, yang dibangun pada 1976;; Perkebunan dan pabrik kelapa sawit di Riau; Lalu, perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar; Bank Internasional Indonesia (BII) yang dibeli pada 1982; pabrik pulp dan kertas PT Indah Kiat Ia juga membangun ITC Mangga Dua; ruko; apartemen lengkap dengan pusat perdagangan. Eka juga membangun apartemen Green View di Roxy dan Ambassador di Kuningan.

Sumber : Banu Astono/Abun Sanda, Harian umum Kompas, Rabu 1 Februari 1995

HARI DHARMAWAN

Legenda Bisnis “MATAHARI”

Sebutan “The Legend” memang pas buat Hari Dharmawan. Tengok saja prestasi bisnisnya selama 40 tahun lebih. Siapa yang tak mengenal Matahari sebagai jaringan ritel raksasa di Indonesia? Kata matahari bukan saja diasosiasikan sebagai sumber cahaya dan energi, tetapi juga sebuah ritel yang ada di mana-mana. Kini, sang legenda sudah 62 tahun,.Tetapi, dalam menyampaikan gagasan, ia masih seperti orang muda. Semangat bisnisnya pun masih menggelora, sama seperti bicaranya.

Hari Dharmawan seakan tak pernah kering energinya. Hal inil pula yang membuatnya sukses, di samping kecerdasan, kerja keras, dan merintis usaha dari skala kecil. Di usianya yang senja, Hari masih mampu berkarya, Salah satunya adalah mendirikan ritel yang sangat unik, ’Value Dollar’ dan ’Rumah Matahari’. Value Dollar memang unik, karena seluruh barangnya dijual dengan satu harga-- Rp5.000-- per unit. Kesan kuat dengan konsep ini adalah, barang yang ditawarkan di toko ini murah sekali, cuma Rp5.000. Tentu saja konsep serba Rp5.000 itu mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi yang melihat toko Value Dollar dari jauh. Atau, memunculkan rasa ingin tahu yang besar untuk masuk. Dengan harga Rp5.000, orang tidak berpikir panjang untuk membeli sesuatu. Sebab, uang Rp 5.000 untuk saat ini bukan sebuah bilangan besar. Jadi, orang seperti terjebak untuk membeli, karena harganya yang dikesankan sangat murah .

Rumah Matahari pun mempunyai konsep yang kuat, dan harga yang juga murah. Sekilas Rumah Matahari seperti ritel Matahari; sama-sama

Page 17: Kisah Sukses Para Entrepreneur

tidak menjual sayur. Tapi, di sini menjual binatang peliharaan, furniture, perkakas, dan sebagainya.

Ada tiga hal menarik yang bisa dipetik dari pengalaman Hari Dharmawan. Pertama, ia menyebut bisnis sebagai sesuatu yang memberikan manfaat besar bagi semua orang, dan bukan untuk memperkaya diri sendiri. Kesimpulan ini sangat unik dan sungguh mulia. Pasalnya, prinsip seperti ini tidak banyak yang menganutnya, sehingga perlu disebarluaskan. Selama ini, ada kesan kuat bahwa bisnis adalah cara yang tepat untuk mengeruk untung sebesar-besarnya. Bagi Hari, bisnis harus memberikan kesejahteraan bagi bangsa. Karena alasan itu pula, Hari tidak melakukan bisnis judi. Dengan perspektif seperti ini, kita bisa melihat semua bisnis ritel yang dikembangkan Hari.”Bisnis harus dijalankan dengan memberikan benefit yang besar bagi konsumen dan masyarakat luas, bukan keuntungan yang besar bagi pengusahanya.” katanya. Jika konsumen merasakan benefit yang besar dari transaksi yang dilakukannya, berapa pun harga barang yang ditawarkan, akan terasa wajar terdengar. Sebab, dengan cara seperti ini, konsumen merasa bukan hanya membeli barang, tetapi juga membayar untuk mendapatkan benefit yang kadang-kadang tidak bisa diukur dengan uang. Benefit bagi masyarakat luas bisa diartikan bahwa bisnis tersebut menyerap tenaga kerja yang banyak.

Kedua, bisnis harus dijalankan secara bisnis, kendati terhadap keluarga sendiri. Hal ini dialami Hari ketika masih berusia 18 tahun, saat mendirikan toko pertamanya, Mickey Mouse, di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Ketika itu ia baru saja menikah dan diberi tempat usaha oleh mertuanya.

Hari pada waktu itu hanya diberi sebidang tempat, yang dalam beberapa bulan harus dilunasinya. Jadi, bukan fasilitas gratis seperti yang sering dilakukan orang lain sampai sekarang. Dengan cara itu, ia harus bekerja keras untuk dapat mengembalikan pinjaman mertuanya. Uniknya lagi,, Hari harus membangun bisnis di kawasan yang sebenarnya tidak begitu ramah, karena banyak gangster-nya.

Apa yang ditanamkan mertuanya, yaitu bagaimana memandang bisnis, sangat berarti bagi Hari. Pertama, bisnis tersebut harus dimulai dari kecil. Kedua, segala perhitungan dengan mertuanya berlangsung seperti bisnis pada umumnya. Ajaran itu sederhana, tetapi membuat Hari terpacu.

Jadi, kendati kepada anak atau ayah sendiri, hubungan bisnis dilakukan secara bisnis. Tentu saja hubungan keluarga harus tetap berlangsung secara keluarga, kendati Hari tidak menceritakannya.

Ketiga, Hari memulai bisnisnya dari kecil, kemudian berkembang menjadi raksasa seperti sekarang. Bisnis yang kecil pada awalnya memang sesuai dengan kemampuannya. Dan, dari sini ia belajar membesarkan bisnis.

Pengetahuan dan kemampuannya Hari mengelola bisnis, tumbuh bersama bisnisnya. Tampaknya ia menerapkan konsep ’trumbuh dari bawah’. Sehingga, ia tetap bisa mengendalikan bisnis tersebut setelah menjadi raksasa beberapa puluh tahun kemudian.

Mengendalikan bisnis yang besar memang sangat berbeda dengan mengelola usaha yang masih kecil. Karena itu, jika bisnis yang ditekuni “lebih besar” dari kemampuan pengelolanya, bisa dipastikan bisnis tersebut akan hancur. Ini yang sering disebut orang sebagai pengalaman. Bayangkan, apa jadinya bila seseorang yang belum pernah berbisnis dan

Page 18: Kisah Sukses Para Entrepreneur

tanpa sekolah bisnis pula, diserahkan mengelola Matahari yang sudah raksasa itu?

Sumber : www.tokohindonesia.com

HELMY “SIAPA BERANI” YAHYA

Sukses Bisnis Si Raja Kuis

Tak seorang pun menduga, kalau Helmy Yahya yang dulunya hanya berani tampil sebagai pembaca puisi, penyanyi atau pemain teater, kini menjadi ”otak” kuis-kuis yang ditayangkan berbagai stasiun televisi di Indonesia. Helmy pun tak pernah memimpikan keberhasilannya. Ia juga tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang entertainer atau memiliki perusahaan.

Apa yang diperoleh Helmy sekarang adalah akumulasi dari kerja keras dan keprihatinan yang telah dilaluinya selama ini. Kehidupan yang sangat memprihatinkan inilah yang kemudian memotivasinya untuk menggapai kesuksesan.

Perusahaan yang kini ditanganinya, Triwarsana, mungkin merupakan Production House tersibuk di Indonesia. Akhir tahun ini saja mereka akan menangani 30 program acara televisi Kini Helmy menekuni seabrek aktivitas. Namun, kalau boleh memilih antara menjadi seorang entertainer, pembawa acara (MC), dosen, manajer, artis, penyanyi atau menjadi seorang pengusaha, Helmy Yahya lebih suka jika orang mengenalnya sebagai seorang pengusaha. Karena menurutnya, terceburnya ia ke dunia entertainment hanyalah sebuah kebetulan semata. Di tengah kesibukannya, Helmy masih tercatat sebagai dosen STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) untuk mata kuliah Pemasaran, Teori Akuntansi, dan Etika Bisnis. Menjadi dosen adalah salah satu komitmennya yang akan terus ia lakoni, “Saya berasal dari dunia kampus, jadi saya tidak akan meninggalkannya,” ujar pengusaha muda yang akrab dengan dunia hiburan televisi ini.

Kisah sukses lelaki kelahiran Palembang, 6 Maret 1963 ini,

Di tengah kesibukannya Helmy Yahya masih menyempatkan diri menulis novel.

Tampaknya sulit mencari orang yang tidak mengenal Helmy Yahya berawal dari sebuah pertunjukan musik di STAN. Helmy saat itu bersama teman-temannya mengundang Ireng Maulana. Tampaknya Ireng Maulana sangat terkesan dengan gaya Helmy memanajemeni pertunjukan tersebut. Kebetulan Ireng Maulana All Stars saat itu menjadi band pengisi acara “Berpacu Dalam Melodi” yang diasuh oleh Ibu Ani Sumadi. Tak lama kemudian, Helmy telah bergabung dengan Ani Sumadi Production. Sepuluh tahun lamanya l1989-1999) ia menimba ilmu dari Ibu Ani Sumadi, Master of Quiz Indonosia. Merasa dirinya harus lebih berkembang, maka ia memutuskan keluar dari Ani Sumadi Production pada 1999, dan langsung mengibarkan bendera Joshua Enterprise dan Helmy Yahya Production House. Kedua perusahaan ini kemudian dilebur dalam satu wadah Triwarsana, yang merupakan perusahaan patungan antara Helmy Yahya, Joddy Suherman (ayah Joshua) dan Liem Sio Bok.

Page 19: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Cita-cita Helmy sebenarnya adalah menjadi seorang dokter. Anehnya, ia tidak pernah menempuh pendidikan dokter. malah memilih akuntansi. Alasannya, karena pada saat itu ia harus mencari sekolah yang ‘gratis’. Ia yakin, kedua orangtuanya tidak akan pernah mampu membiayai sekolahnya. karena itu ia keluar dari IPB dan masuk STAN.

Helmy menyikapi anggapan orang yang menganggapnya sekarang lebih tinggi dari kakak kandungnya, Tantowi Yahya. Ia akui banyak belajar dari kakaknya. Mereka berdua sama-sama memulai dari nol, jadi mereka sama-sama mensyukuri apa-apa yang telah mereka dapatkan.

Helmy tidak pernah membuat penahapan dalam mencapai apa yang kini ia dapatkan. Ia juga bukan orang yang begitu rigid dan menyusun planning, Filosofinya adalah mengalir saja. Yang penting ia berusaha untuk jalan terus dan berusaha agar setiap hari ada sesuatu yang bertambah. Namun, ia tidak pernah terkejut dengan apa yang diperoleh, karena apa yang ia raih adalah hasil dari sebuah proses. Jadi, ia tidak pernah mengenal apa yang disebut “aji mumpung” atau mendapatkan sesuatu dari sebuah ketidaksengajaan. Walaupun menurutnya Kuis “Siapa Berani” itu merupakan sebuah serendipity, sebuah kebetulan yang kemudian menjadi sesuatu yang sangat luar biasa.

Masa-masa ketika Helmy hanya menjadi dosen di STAN dengan gaji yang sangat terbatas, dengan tiga orang anak adalah masa-masa yang sulit dalam perjalanan kariernya, saat-saat seperti inilah ia mendapatkan pelajaran kehidupan. Masa kecilnya sangat memprihatinkan, ia tidak pernah minum susu, tidak pernah mengenal sabun mandi, tidak pernah mengenal sampo, baju pun seadanya, celananya hanya dua hingga tiga potong saja, seringkali ia bermain dengan bertelanjang dada, tidak ada yang istimewa, ia lebih banyak belajar di jalanan. Itu juga yang dialami oleh keempat saudaranya termasuk Tanto, kehidupan yang sangat memprihatinkan inilah yang kemudian memotivasi mereka untuk menggapai kesuksesan. Ayah mereka senantiasa mengatakan, “Jangan keduluan gaya daripada penghasilan.” Jadi sebelum berhasil jangan gaya-gayaan dulu namun jika sudah sukses mau gaya apa pun silakan saja. Satu lagi yang ia ingat, kedua orang tua mereka adalah orangtua yang tidak dengan mudah akan memenuhi apa yang mereka minta, mereka baru mau memberikan sesuatu, setelah anak-anaknya melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Kenyataannya pahit di masa lalu inilah yang kemudian menjadi semacam bekal untuk menghadapi keadaan sesulit apa pun, dan apa saja yang ia dapatkan sekarang adalah akumulasi dari kerja keras dan keprihatinan yang telah ia lalui selama ini.

Dari setiap kegagalan Helmy selalu dapat menarik pelajaran, seperti ketika banyak orang yang mengatakan film “Joshua oh Joshua” gagal, namun menurut saya tidak. Karena ternyata ketika film itu ditayangkan di televisi pada malam tahun baru ratingnya 17, dan itu adalah rating tertinggi, lebih tinggi dari acara yang dikemas secara khusus dengan biaya yang tinggi pada malam yang sama. Produser film Joshua oh Joshua masih kerap menghubungi mereka, namun mereka sendiri yang merasa kapok. Pembuatan film terlalu banyak menyita waktu, dan pada awalnya mereka menggarap film itu tak lain sebagai bentuk apresiasi mereka kepada perfilman nasional.

Helmy selalu bersiap diri untuk mengantisipasi kegagalan, bersiap diri untuk menghindari kegagalan. Misalnya ia ditunjuk untuk membawakan acara yang sama sekali baru baginya, tentunya ia nervous, dan untuk

Page 20: Kisah Sukses Para Entrepreneur

menghilangkannya ia mempersiapkan diri. Contoh lainnya ketika beberapa saat yang lalu ditantang oleh Renny Jayusman untuk menyanyikan lagu-lagu rock di Hard Rock Café, jujur ia akui ini adalah sesuatu yang baru baginya, dan jika selama ini ia kerap menantang orang di Kuis Siapa Berani, lalu ia pikir mengapa ia harus mundur jika mendapatkan tantangan. Saat itu ada rasa takut dalam dirinya jika ia gagal. Bahkan Tanto marah besar ketika ia menerima tantangan itu, bagi Tanto buat apa mempertaruhkan reputasi untuk hal yang menurut Tanto tidak patut untuk dilaksanakan. Akhirnya ia mempersiapkan dirinya, bukan lari, dan Alhamdulillah ia berhasil. Malah setelah pertunjukan, ia berhasil mendapatkan kontrak untuk rekaman dan juga mendapatkan kontrak untuk sebuah acara musik di televisi.

Menurut Helmy, kita membutuhkan tantangan untuk membuat diri kita menjadi lebih baik, dan jika Anda dihadapkan pada sebuah tantangan jangan mengelak dari tantangan itu, namun cobalah sekeras mungkin untuk menjawab tantangan itu, belajar dan berlatihlah secara terus-menerus, dan ini yang ia lakukan.

Jika Tanto dikenal pertama kali lewat Kuis Gita Remaja, maka Helmy dikenal oleh khalayak luas lewat Kuis Siapa Berani, walaupun sebelumnya ia juga telah terlibat dalam banyak acara olahraga seperti NBA Games. Pengalamannya membawakan acara olahraga juga menarik, karena di sana ia bersama dengan Agus Maulo dan Reinhard Tawas seperti membawa genre baru. Karena mereka membawakan acara olahraga tersebut dengan emosi yang baru, mereka biasa berteriak, atau melakukan hal lainnya yang tidak pernah ditemui pada acara serupa di waktu-waktu sebelumnya. Ia juga sempat mendapatkan kritik, karena ia berbicara dengan speed yang tidak wajar, namun ia bilang kepada mereka inilah sport, inilah basket ball semuanya berlangsung cepat. Dan lihat sekarang hampir semua pembawa acara olahraga telah berubah, dan ia senang jika dirinya bisa membawa sebuah perubahan.

Helmy juga butuh sekali tim yang baik untuk mendukung kariernya dan tentunya untuk kepentingan Triwarsana. Saat ini Triwarsana telah menangani 17 program acara televisi, dan di akhir tahun nanti akan menjadi 30 program acara. Karena bagi mereka melakukan semua ini adalah tuntutan agar mereka dapat terus berkembang, dan ia tidak pernah ambil pusing jika ada orang yang kemudian menganggapnya greedy. Tim saya kini berjumlah 70-an orang. Setiap program setidaknya harus ditangani oleh 5-6 orang, ini artinya timnya telah bekerja dengan baik. Ia tidak pernah dibuat pusing atau frustasi memikirkan segala sesuatunya agar dapat berjalan seperti yang ia harapkan, karena ia percaya timnya sangat mengetahui apa yang mereka lakukan. Kepercayaan adalah kata kuncinya, dan nya bersyukur seluruh timnya adalah anak-anak muda yang dapat dipercaya, dan mereka bekerja selama 24 jam, mereka juga melakukan hal ini dengan hati yang tulus. Uniknya, tidak ada satu pun dari anggota tim nyayang berlatar belakang dunia broadcast, termasuk saya yang berasal dari disiplin ilmu akuntansi, namun karena kita telah komitmen untuk terus belajar maka mereka sebagai team work dapat dikatakan berhasil. Tidak berlebihan jika kemudian ia mengatakan, “Jika Anda ingin menyaksikan secara langsung the magic of team work lihatlah bagaimanana kami bekerja.”

Helmy baru bisa tidur jam 12 malam. Biasanya ia menyempatkan diri untuk berenang sebentar antara 10 hingga 15 menit, bagi saya saat

Page 21: Kisah Sukses Para Entrepreneur

seperti ini adalah saat saya dapat melakukan relaksasi, sehingga kepenatan seharian bisa saya tuntaskan. Setelah itu ia lanjutkan dengan membaca buku. Aktivitasnya dibuka dengan melaksanakan Shalat Subuh. Jam 8 pagi ia harus sudah berada di Indosiar untuk Kuis Siapa Berani. Anda bayangkan dengan 17 program acara, kadang-kadang ia harus menyusun waktu sedemikian rupa agar ia bisa menyaksikan proses pengambilan gambar dari ke-17 program tersebut. Belum lagi dengan 6-7 kali meeting dalam seharinya. Malam harinya ia juga kerap didaulat untuk menjadi MC pada acara-acara tertentu. Dan ia bersyukur masih dapat mengaturnya dengan baik, sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal, terutama perhatiannya kepada keluarganya yang merupakan prioritas baginya.

Sumber : Majalah Manajemen No. 165 Mei 2002 hal. 22-24

JAKOB OETAMA

Si Raja Media

Jakob Oetama, laki-laki tua itu, Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia, melampiaskan keharuannya. Pada saat Universitas Gadjah Mada, Kamis, 17 April 2003, secara resmi memberinya anugerah kehormatan berupa gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi. Dalam pidato promosi untuk memperoleh gelar doktor honoris causa (HC) itu, ia mengemukakan bahwa pencarian makna berita serta penyajian makna berita semakin merupakan pekerjaan rumah dan tantangan media massa saat ini dan di masa depan. Jurnalisme dengan pemaknaan itulah yang diperlukan bangsa sebagai penunjuk jalan bagi penyelesaian persoalan-persoalan genting bangsa ini.

Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke-18 yang dianugerahkan UGM. Promotor Prof. Dr. Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan. Ia juga telah memberikan pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam pertimbangannya, UGM menilai Jakob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu “kultur jurnalisme yang khas”, dan wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu telah menjadi referensi bagi kehidupan jurnalisme di Indonesia. “Promovendus juga dipandang telah berhasil menggunakan pers sebagai wahana mengamalkan pilar-pilar humanisme transedental melalui kebijakan pemberitaan yang memberikan perhatian sentral pada masalah, aspirasi, hasrat, keagungan dan kehinaan manusia dan kemanusiaan,’’ papar Rektor. Salah satu “kultur jurnalisme yang khas” yang dikembangkan promovendus adalah “jurnalisme damai”. Jurnalisme damai merupakan proses penciptaan kultur jurnalisme baru, yang memungkinkan pers bertahan di tengah-tengah konfigurasi politik otoriter. Di bawah

Page 22: Kisah Sukses Para Entrepreneur

kepemimpinan Jakob Oetama telah terjadi metamorfosis pers dari pers yang sektarian menjadi media massa yang merefleksikan inclusive democracy. Promovendus juga telah meletakkan nilai yang menempatkan manusia dan kemanusiaan pada posisi sentral pemberitaan. Nilai yang dimaksud menjadi acuan para insan pers dalam mengumpulkan fakta, menulis berita, menyunting, serta menyiarkan berita. Berkaitan dengan itu, sejumlah tokoh nasional menilai Jakob pantas menerima gelar doktor honoris causa (kehormatan) di bidang jurnalisme dari UGM tersebut. “Penganugerahan gelar doktor kehormatan kepada Jakob sangat tepat. Sebab, ia adalah salah satu raksasa jurnalis di negeri ini yang berhasil membuka horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, nonpartisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan,” ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais seusai mengikuti upacara penganugerahan doktor honoris causa di Balairung UGM. Sastrawan Taufik Ismail yang juga hadir menyatakan, “Ini sebuah penghargaan bagi seorang tokoh pers atas jasanya selama 4-5 dasawarsa mengembangkan jurnalisme yang damai namun berkarakter,” katanya. Pengamat pers Ashadi Siregar mengatakan, penganugerahan gelar doktor honoris causa kepada Jakob sudah sepantasnya diberikan. Ia dinilai berhasil mempertahankan sekaligus mengembangkan eksistensi pers di tengah lingkungan politik Orde Baru yang menekan. “Itu sebuah prestasi. Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan promotor Prof. Dr. Moeljarto Tjokrowinoto,” tutur Siregar. Mantan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Sofyan Lubis menyatakan senang karena Jakob memperoleh penghargaan dari perguruan tinggi ternama. Lubis juga sependapat bahwa itu pantas diberikan kepada Jakob, mengingat perjuangannya selama ini. “Banyak pembaruan yang bermanfaat yang dikerjakan Pak Jakob bagi kegiatan wartawan dalam mengembangkan peranan pers nasional, dengan tetap mengembangkan semangat kebangsaan saat itu. Ia itu saya lihat konsisten dan ia jadi contoh bagi yang lain,” kata Lubis menambahkan.

Jakob sendiri menyatakan, penganugerahan doktor honoris causa merupakan kehormatan yang ia terima dengan sikap tahu diri. Ia menilai banyak tokoh pers yang lebih pantas untuk mendapat kehormatan seperti itu. Di akhir pidatonya setebal 21 halaman, dengan tulus dan penuh keharuan, pendiri dan pimpinan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) ini, mempersembahkan gelar terhormat itu kepada rekan-rekannya di dunia pers. “Kehormatan besar yang dianugerahkan oleh Universitas Gadjah Mada kepada saya, untuk merekalah kehormatan itu saya persembahkan,” kata Jakob yang begitu terharu ketika menyebutkan rekan-rekan tokoh pers, seperti Rosihan Anwar, PK Ojong, Herawati Diah, Tuty Aziz, Wonohito, Hetami, Sakti Alamsyah, Rorimpandey, Manuhua, dan Mochtar Lubis. “Kepada rekan dan sahabat saya Manuhua yang sedang sakit di Makassar, tokoh kebebasan pers Indonesia Bung Mochtar Lubis, saya sampaikan hormat dan rasa syukur saya. Kehormatan besar yang dianugerahkan oleh Universitas Gadjah Mada kepada saya, untuk merekalah kehormatan itu saya persembahkan,’’ tuturnya. Jakob Oetama, pantas untuk terharu sekaligus bangga. Gelar kehormatan yang diraihnya tersebut, sekaligus juga merupakan penghargaan bagi kegigihan dan keuletan para insan pers di negeri ini dalam memperjuangkan demokrasi, seperti juga yang telah dan masih dilakukannya. Melalui jurnalisme khas tersebut, Jakob secara konsisten dinilai telah menunjukkan bahwa misi

Page 23: Kisah Sukses Para Entrepreneur

jurnalisme bukan hanya sekadar menyampaikan informasi kepada pembaca, tetapi lebih dari itu misi pokoknya adalah untuk mendidik dan mencerahkan hati nurani anak bangsa. Jakob bahkan menanggalkan gaya jurnalismenya yang khas itu dengan nama ‘’jurnalisme makna.’’ Dengan gaya jurnalisme makna tersebut, Jakob dengan Harian Kompas-nya dinilai secara konsisten telah berupaya menyadarkan hati nurani para pembaca tentang perlunya bangsa ini menghapuskan nilai-nilai primordial dalam hubungan antarmanusia dan antarkelompok, menanamkan etika dan moral demokrasi serta keadilan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Prof Dr Moeljarto Tjokrowinoto, yang bertindak selaku promotor penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa itu, menyatakan, pemberian gelar kehormatan itu merupakan prakarsa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fisipol UGM, yang akhirnya disetujui oleh Majelis Guru Besar UGM dalam rapatnya 23 Januari 2003. Tim Seleksi Penerima Gelar Doktor Kehormatan, kata Prof Moeljarto, telah melakukan kajian secara saksama atas karya-karya Jakob Oetama selama ini sebagaimana yang terhimpun dalam beberapa buku seperti Suara Nurani, Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan, Pers Indonesia, Dunia Usaha dan Etika Bisnis, Persepektif Pers Indonesia, dan berbagai kearifan yang telah ditunjukkannya dalam kehidupan profesional di bidang pers.

Tim yang diketuai Prof. Moeljarto, beranggotakan Prof. Dr. Sofian Effendi, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, Prof. Dr. Kunto Wibisono, Prof. Dr. Sunyoto Usman, dan Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno.

Jakob Oetama lahir di Borobudur, 27 September 1931. Setelah lulus Guru Sejarah B-1 (1956), lalu melanjutkan studi di Jurusan Jurnalisme Akademi Jurnalistik Jakarta dan lulus tahun 1959. Pendidikan terakhir mantan guru sejarah SLTP dan SMU di Jakarta itu di Jurusan Publisistik Fisipol UGM. Pengalaman kerja di bidang jurnalisme dimulai dari editor majalah Penabur, Ketua Editor majalah bulanan Intisari, Ketua Editor harian Kompas, Pemimpin Umum/Redaksi Kompas, dan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia. Sejumlah karya tulis Jakob Oetama, antara lain, Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin, yang merupakan skripsi di Fisipol UGM tahun 1962, Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001), serta Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002). Jakob juga berkiprah dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri. Beberapa di antaranya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai, Amerika Serikat, dan Ketua Bidang Organisasi dan Manajemen Serikat Penerbit Surat Kabar.

Sumber : www.tokohindonesia.com

Page 24: Kisah Sukses Para Entrepreneur

LIEM SIOE LIONG (SOEDONO SALIM)

Membangun Kerajaan Dagang Dunia

Liem Sioe Liong yang mulai mengenal Indonesia pada usia 20 tahun, lebih kurang 45 tahun lalu, mengatakan, “Anda harus dilahirkan di tempat dan waktu yang benar.” Dan, Anthony Salim, putranya yang bernama kelahiran Liem Fung Seng, ikut berkomentar kepada majalah yang sama, “Jika Anda ingin menangkap seekor ikan, pertama-tama Anda harus membeli umpan.”

Kalimat pendek yang cenderung merupakan ungkapan dalam sastra Indonesia itu, sebenarnya gambaran prinsip mereka berdagang di Indonesia sampai merembes ke kancah Internasional. Dengan grup yang ia pimpin, Soedono Liem Salim memulai usahanya bersama kakaknya Liem Sioe Hie dengan membantu paman mereka berdagang minyak kacang di Kudus-Jawa Tengah. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bisa menggaji 25 ribu tenaga kerja. Dari Eksekutif Senior sampai sopir truk yang jumlahnya tak kurang dari 3000 armada termasuk pengangkut semen perusahaan Liem Cs.

Terkaya di Indonesia, memiliki 40 perusahaan, Liem Sioe Liong dengan para kamradnya menghasilkan omset bisnis tak kurang dari US$ 1 miliar setahun. Konon kekayaan pribadi Liem sendiri, ada yang menyebutkan, sekitar US$ 1,9 miliar = Rp 1,2 triliun.

Di kalangan pedagang Tionghoa Indonesia dia terkenal dengan sebutan “Liem botak”. Sejarah Liem Sioe Liong (60 tahun) dimulai di sebuah pelabuhan kecil Fukien di bilangan Selatan Benua Tiongkok. Di sanalah ia dilahirkan pada tahun 1918. Kakaknya yang tertua Liem Sioe Hie, kini berusia 77 tahun. Sejak tahun 1922 telah lebih dulu beremigrasi ke Indonesia, yang waktu itu masih jajahan Belanda, kerja di sebuah perusahaan pamannya di kota Kudus. Di tengah hiruk-pikuknya usaha ekspansi Jepang ke Pasifik, dibarengi dengan dongeng harta karun kerajaan-kerajaan Eropa di Asia Tenggara, maka pada tahun 1939, Liem Sioe Liong mengikuti jejak abangnya yang tertua. Dari Fukien, ia berangkat ke Amoy, tempat bersandar sebuah kapal dagang Belanda yang membawanya menyeberangi Laut Tiongkok. Sebulan kemudian, ia sampai di Indonesia. Sejak dulu, kota Kudus sudah terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek, yang sangat banyak membutuhkan bahan baku tembakau dan cengkih. Dan sejak zamam revolusi Liem Sioe Liong sudah terlatih menjadi supplier cengkeh, dengan jalan menyelundupkan bahan baku tersebut dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Utara melalui Singapura untuk kemudian melalui jalur-jalur khusus penyelundupan menuju Kudus. Sehingga tidak heran dagang cengkih merupakan salah satu pilar utama bisnis Liem Sioe Liong pertama kali, di samping sektor tekstil. Dulu ia juga banyak mengimpor produksi pabrik tekstil murahan dari Shanghai.

Untuk melicinkan semua usahanya di bidang keuangan, Liem Sioe Liong punya beberapa buah bank seperti Bank Windu Kencana dan Bank Central Asia. Di tahun 1970-an Bank Central Asia ini telah tumbuh

Page 25: Kisah Sukses Para Entrepreneur

menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia dengan total aset sebesar US$ 99 juta.

Salah satu peluang besar yang diperoleh Liem Sioe Liong dari Pemerintah Indonesia adalah dengan didirikannya PT Bogasari pada bulan Mei 1969 yang memonopoli suplai tepung terigu untuk Indonesia bagian Barat, yang meliputi sekitar 2/3 penduduk Indonesia, di samping PT Prima untuk Indonesia bagian Timur. Hampir di setiap perusahaan Liem Sioe Liong, ia berkongsi dengan Djuhar Sutanto alias Lin Wen Chiang yang juga seorang Tionghoa asal Fukien.

Bogasari sebuah perusahaan swasta yang paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang diberikan fasilitas pelabuhan sendiri oleh pemerintah. Kapal-kapal raksasa dalam hubungan perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.

Begitu perkasanya Liem Sioe Liong di bidang perekonomian Indonesia dewasa ini, mungkin menjadi titik tolak majalah Insight, Asia’s Business Montly terbitan Hongkong dalam penerbitan bulan Mei tahun ini, menampilkan lukisan karikaturnya berpakaian gaya Napoleon Bonaparte. Dadanya penuh ditempeli lencana-lencana perusahaannya. Perusahaan holding company-nya bernama PT Salim Economic Development Corporation punya berbagai macam kegiatan yang dibagi-bagi atas berbagai jenis divisi; masing-masing adalah: (1) divisi perdagangan, (2) divisi industri, (3) divisi bank dan asuransi, (4) divisi pengembangan (yang bergerak di bidang hasil hutan dan konsesi hutan), (5) divisi properti yang bergerak di bidang real estate, perhotelan, dan pemborong, (6) divisi perdagangan eceran dan (7) divisi joint venture. Setiap divisi membawahi beberapa anak perusahaan raksasa, berbentuk perseroan-perseroan terbatas.

Pelbagai kemungkinan untuk lebih mengembangkan lajunya perusahaan sekalipun tidak akan meningkatkan permodalan, seperti go-public di pasar saham Jakarta, dilangsungkan group Soedono Liem Salim dengan gencar. Halangan maupun isu bisnis yang mengancam perusahaannya, tampak tak membuat Liem cemas. Seperti katanya kepada Review, “Jika Anda hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang, Anda akan gila. Anda harus melakukan apa yang Anda yakini.” Bermodal kalimat pendeknya itu pulalah mengantar Liem Sioe Liong muda di Kudus yang juga terkenal sebagai Lin Shao Liang menjadi Soedono Salim si Raja Dagang Indonesia.

Sumber : Majalah Expo No.18, Tahun II, Desember 1983 hal. 42-48

MOORYATI SOEDIBYO

KETEKUNAN KERJA PENJUAL JAMU

Soedibyo, kelahiran Sleman. Yogyakarta, sarjana tekstil pensiunan pejabat tinggi departemen perindustrian. Sedang istrinya, yang mungkin lebih banyak diketahui, cucu Raja Surakarta Susuhunan Paku Buwono X. Pribadi mandiri yang sejak usia tiga tahun telah digembleng neneknya, tinggal bersama di Keputren Keraton. Sebagai wanita pengusaha,

Page 26: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Mooryati adalah produsen berbagai ragam jamu dan kosmetika tradisonal, plus sekian banyak usaha bisnis lainnya.

Mooryati sangat bersemangat dalam memajukan usahanya. Sesuatu yang wajar. Bahkan sesungguhnya harus menjadi jati diri setiap pengusaha. Apalagi karena sifat bisnisnya sebuah produk, menjadi tidak relevan tuduhan menerima fasilitas. Sebab dalam hal ini, tingkat keberhasilan justru akan tergantung kepada penerimaan masyarakat pengguna produknya. Sekalipun menikmati fasilitas berlimpah, banyak produk sejenis juga bertebaran di masyarakat. Pandangan masyarakat menjadi batu ujian, kualitas produknya baik atau jelek, punya daya saing atau tidak.

Ada ungkapan klasik. Nabi tidak dikenal di kampungnya sendiri. Tahun lalu. Mooryati meraih penghargaan dari The Asian Institute of Management (AIM) di Manila. Filipina. Mooryati terpilih sebagai seorang wanita pengusaha Asia yang berhasil menerapkan prinsip manajemen modern (meski produknya tradisonal) dalam bisnis. Penghargaan ini membuktikan, sebagai wanita pengusaha, lewat penilaian para ahli manajemen Asia, Mooryati terbukti telah berada di jalur yang benar.”

Mooryati sekarang ini paling tidak tercatat sebagai direktur utama dari empat perusahaan raksasa. Bisnis utamanya, produsen jamu dan kosmetika tradional, tetap menjadi andalan. Alumni jurusan bahasa Inggris. Universitas Saraswati Solo dan pemilik ijazah tingkat V Aliance Francaise ini, pada kenyataannya juga memimpin perusahaan yang bergerak dalam bidang gedung perkantoran serta hotel berbintang. Malahan bulan lalu, di tengah kinerja berbagai bank merosot, Mooryati malahan menguasai sebuah bank papan atas. “Ah…tapi bank tersebut tidak saya beli sendirian. Saya tetap hanya dodol jamu, berjualan jamu saja,” katanya berkilah.

Roma memang tidak dibangun dalam sehari. Demikian pula kerajaan bisnis Mooryati tidak tercipta dalam sekejap. Segala macam sukses pada hari ini, bertolak belakang dengan suasana ketika pertengahan tahun 1973. Mooryati dengan modal Rp 25.000 merintis bisnis dengan meramu sendiri minuman beras kencur di garasi rumah, bersama dua orang pembantunya. “Saya sengaja membikin beras kencur, karena paling gampang. Bisa dikerjakan malam hari, paginya langsung saya bawa ke arisan atau ditawarkan dari rumah ke rumah…”.

Untuk menjamin mutu, bahan bakunya dibeli dari Solo, Jawa Tengah. Masa itu Mooryati harus pulang balik Jakarta-Solo sekali seminggu naik bis malam, karena modal terbatas. Dia juga harus membawa uang kontan, karena para penjual bahan (jamu) belum mengenalnya. “Semuanya saya jalani dengan ikhlas…”.

Ketekunannya berusaha bisa menjadi teladan. Tanpa menyerah, Mooryati secara cermat terus mengembangkan industrinya, terus memperluas pasar dan menapak ke atas. Dua tahun setelah produk beras kencurnya dimasyarakatkan, dengan pembantu bertambah menjadi sepuluh orang, produknya pun telah berjumlah enam macam. Tetapi baru setelah lima tahun berjalan, dengan karyawan sekitar 50 orang, produksinya mulai masuk ke salon-salon kecantikan.

Berkembangnya produksi penyebab munculnya konflik situasi. Para karyawannya harus bekerja sampai malam, mereka ikut tidur di rumah pribadinya yang sempit di Jalan Sawo. “Privacy keluarga mulai terganggu.” Di setiap tempat banyak tumpukan botol atau bahan mentah

Page 27: Kisah Sukses Para Entrepreneur

jamu berserakan, di segala sudut rumah ada orang bekerja. Maka saya segera putuskan, membikin pabrik di Ciracas. Diresmikan pada tanggal 8 April 1987 oleh Menteri Kesehatan Soewardjono Soeryaningrat.”

Bersamaan dengan tumbuhnya kesadaran untuk kembali ke alam, jamu dan kosmetika tradisional buatan Mooryati mulai berkembang pesat. Produksinya tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat setempat, namun juga telah diterima luas sejak dari Jepang sampai negara-negara di Timur Tengah. Jamu tradisional tidak lagi sekadar industri rumah tangga, melainkan sudah tumbuh menjadi industri sekaligus eksportir raksasa.

Lahir di Solo pada tanggal 5 Januari 1928, usianya yang sudah mulai senja sama sekali tidak pernah menyurutkan langkahnya. Mooryati masih selalu tangkas, setangkas tokoh wayang Srikandi idamannya. Apa resepnya meraih keberhasilan?

Matanya langsung bersinar. Cepat sekali jawaban Mooryati, “Singkat saja, tekun dan sabar. Kalau itu bisa dihayati, semua impian akhirnya pasti terwujudkan…”.

Sumber : Julius Pour, Harian Umum Kompas, Sabtu 2 Desember 1995

PUSPO WARDOYO

Sukses Berbisnis Dengan Manajemen Konflik

Bicara waralaba ayam bakar, ingat Wong Solo. Malah dalam banyak hal, nama lelaki ini lebih beken ketimbang rumah makannya. Maklum, keberaniannya membuat acara Poligamy Award di suatu hotel beberapa waktu lalu, menimbulkan pro dan kontra. Apakah ia kebablasan dalam hal personal branding? Tunggu dulu. Ternyata, menurut pria kelahiran Solo 46 tahun lalu ini, apa yang ia lakukan memang disengaja. Kok bisa?

“Saya harus menciptakan konflik terus-menerus di benak orang supaya orang membicarakan saya,” ujar Direktur PT Sarana Bakar Diggaya ini blak-blakan. Bahkan ia mengungkapkan, jika perlu, ia membayar orang untuk mendemo dirinya sendiri. Tujuannya, supaya orang selalu membicarakan dirinya tanpa henti dan polemik menjadi panjang. Contohnya, isu poligami.

Bagi Puspo, apakah orang membicarakan hal positif atau negatif, untuk tahap awal bukanlah masalah. Yang penting, setiap saat orang membicarakan dirinya. Hal ini, dikatakannya, penting untuk bisnisnya. “Ketika orang membicarakan Puspo, itu berarti membicarakan Wong Solo, “ ujar suami dari empat wanita ini. Ia yakin, jika orang kenal Puspo, yang bersangkutan akan men-deliver hal itu ke Wong Solo.

Bagaimana Puspo bisa melakukan ini semua? Diceritakan, ketika pada tahun 1993 memulai bisnis ini, ia belum seterkenal sekarang. Ia memulai perjalanan usahanya dengan modal Rp 700 ribu. Waktu itu orang mengenalnya hanya sebagai pedagang kaki lima di Bandara Polonia, Medan.

Namun suatu hari pada 1996, Koran daerah Medan, Waspada menulis seputar dirinya. Judulnya, “Puspo Wardoyo, Sarjana Membuka Ayam Bakar Wong Solo di Medan.” Sejak itu, bisnis rumah makannya sukses besar. Omsetnya naik 300%-400%. “Dari sini saya sadar dampak

Page 28: Kisah Sukses Para Entrepreneur

pemberitaan,” ujar mantan guru SMA di Bagansiapi-api, Sumatera Utara ini. Dan ia pun mulai mendekati pers.

Setelah cukup dekat dengan kalangan pers. Puspo mulai memahami cara kerja dunia pers. Antara lain, penting isu dalam pemberitaan. Sejak itu, ia mulai menciptakan isu atau konflik yang berkenaan dengan dirinya. “Isu atau konflik itu penting supaya media mau memberitakannya, tanpa kita memintanya,” ia menjelaskan. Isu-isu yang dibuatnya haruslah mengandung unsur tidak bermasalah. Malah kalau bisa, dengan isu tersebut, ia menjadi pahlawan. “karena seorang pionir adalah seorang pembuka, dan ia bisa disebut pahlawan,” katanya. Target besarnya adalah bagaimana mempromosikan bisnis.

Tentang sosok pahlawan ini, Puspo mencontohkannya dalam hal poligami. Ia memfigurkan dirinya sebagai pahlawan poligami. Sekaligus sebagai pengusaha rumah makan yang sukses dan andal. Di sini ia ingin meruntuhkan mitos bahwa poligami itu tabu.

Isu yang diluncurkan, antara lain sewaktu mendapat penghargaan Enterprise-50. Lalu, saat menerima penghargaan sebagai Waralaba Lokal Terbaik dari Presiden RI Megawati. Dan terakhir yang bikir geger Poligamy Award. Tak tanggung-tanggung, dana tak kurang dari Rp 2 miliar dikucurkannya untuk acara ini.

Tentang isu poligami, Puspo berujar, “Ini positif dan paling efektif. Karena ada kebenaran, tapi tak semua orang berani mengungkapkannya.” Toh, ia melihat, dari sisi agama, apa yang dilakukannya tak melanggar aturan. Ia sadar, banyak orang yang setuju dan banyak juga yang tak setuju. “Ketika orang bicara poligami, tak akan pernah tuntas,” ujarnya. Hal itu, ia menambahkan, akan memunculkan konflik di antara mereka.

Puspo mengakui ia sangat terkesan dengan isu Poligamy Award karena setelah acara tersebut diselenggarakan, banyak sekali tanggapan dari masyarakat. “Ini puncak promosi saya,” ujarnya bangga. Diakuinya, ini isu yang paling berat dan seru yang pernah diluncurkannya. “Karena isu ini melawan arus,” tambahnya. Isu-isu tersebut ternyata tidak dibuatnya sendiri. Ia membentuk sejumlah tim. Tim yang terdiri dari para wartawan ini tersebar di beberapa kota, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Malang, Bali dan Medan. Namun, ia tak menyerahkan pembuatan isu begitu saja kepada timnya. “Semua tetap di bawah kepemimpinan saya,” katanya. Dua minggu sekali ia mengadakan rapat untuk menetapkan isu dalam satu bulan.

Hasil evaluasinya saat ini menunjukkan, nama Puspo Wardoyo sudah dikenal banyak orang. Adapun dari sisi bisnis, ia merasa relatif berhasil. Saat ini sejumlah rumah makan di berbagai kota besar dimilikinya. Sejumlah proposal kerja sama juga terus mengalir ke mejanya. Namun, kalau dibandingkan dengan rumah makannya, ia mengakui namanya cenderung lebih populer ketimbang Wong Solo. Itulah sebabnya, agar seimbang, kini ia mengupayakan agar nama rumah makannya kian dikenal. Karena hal itu, beberapa langkah kini digodoknya. Caranya? Membuat sejumlah isu baru! Pertama, isu yang berisikan pesan bahwa dirinya adalah sosok yang baik, sabar, penuh kasih sayang dengan keluarga, dan dermawan. “Saya ingin colling down setelah kasus Poligamy Award, untuk meraih simpati,” ujarnya terus terang. Berikutnya, fokus pada product branding. Sejumlah produk unggulan Wong Solo akan segera diluncurkan.

Page 29: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Menurutnya, selama ini Wong Solo dikenal sebagai rumah makan biasa. Padahal, usahanya ini memiliki sejumlah produk unggulan. Contohnya, beras terbaik dari Delangga. Juga, kangkung unggulan yang hidup di air panas dari Cibaya, yang karena daya tahannya yang kuat dinamakannya kangkung perkasa. Selain itu, ia juga memiliki beberapa produk unggulan yang namanya nyerempet-nyerempet poligami, seperti Jus Poligami, Jus Dimadu, atau Tumis Cah Poligami. Terlepas dari kontroversi yang ada, suka tidak suka, Puspo adalah salah satu pebisnis yang piawai mem-brand-kan dirinya.

Sumber : www.tokohindonesia.com

SUKAMDANI SAHIDGITOSARDJONO

Si Raja Hotel Yang Ambisius

Siapakah raja properti sektor perhotelan di Indonesia? Secara spontan niscaya orang akan menjawab: Sukamdani Sahid Gitosardjono. Ya, meskipun Sukamdani baru saja melepaskan jabatan sebagai Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya Internasional (HSJI) dan mempercayakan jabatan itu kini kepada mantan Dirut PT Telkom Setyanto P. Santosa, namun Sukamdani tetap pantas dijuluki raja hotel di negeri ini. Lelaki berperawakan tegap dan murah senyum ini kini mempunyai 2.350 kamar hotel. Jaringan hotelnya berjejer mulai dari Lampung sampai Sorong di Irian Jaya. Dan, setelah dua hotelnya yang baru di Senggigi Lombok dan Ujung Pandang selesai, lengkap sudah 2.750 kamar jaringan bisnis hotel Sukamdani. Jumlahnya menjadi 14 hotel, mulai dari bintang tiga sampai bintang lima berlian.

Tak hanya itu. Masih banyak ambisi pengusaha nasional itu di bidang properti. Berdekatan dengan markas besar bisnisnya di Hotel Sahid Jaya & Tower sekarang, segera pula dibangun Grand Sahid Plaza. Hotel bertaraf internasional dengan jumlah lantai 50 itu akan menjadi hotel tertinggi di Indonesia. Belum lagi dua menara Apartemen Istana Sahid, 26 lantai, yang tampak makin mentereng. Hotel dan apartemen itu adalah tiang dari suatu proyek raksasa yang lebih besar: Superblok Sahid. Tak hanya di Jakarta, di Ujung Pandang pun Sukamdani tengah menyiapkan superblok pertama di luar Jawa. Di kota ini ia bekerja sama dengan konglomerat Yusuf Kalla.

Begitu proyek-proyek besar Grup Sahid terselesaikan semuanya, akan mengukuhkan Sukamdani sebagai salah seorang raja properti negeri ini. Apalagi, khusus di bidang manajemen hotel, Sukamdani berambisi merambah pasar manajamen hotel di luar negeri. Sukamdani juga gusar, hotel-hotel di Indonesia dikelola oleh manajemen asing, padahal hotel itu dibangun dengan dana dari dalam negeri. Lebih dari 30 hotel ditangani oleh manajemen asing. Kita ini sebagai bangsa bagaimana? Ungkap Sukamdani dengan nada tinggi.

Kita mempunyai modal. Pertama, semangat sebagai bangsa. Kedua, kita sudah punya aset milik sendiri 14 hotel (dari hotel bintang 3 sampai 5

Page 30: Kisah Sukses Para Entrepreneur

berlian). Ketiga, kita sudah punya organisasi dan pengalaman dalam me-manage hotel. Keempat, kita punya kepercayaan dari masyarakat. Kelima, kita punya akses pasar baik di dalam maupun luar negeri. Kita sudah 30 tahun me-manage hotel. Dengan pengalaman itu kita sudah punya akses pasar.

Untuk itu, kita juga punya orang-orang yang mampu me-manage hotel. Dari 12 hotel yang sekarang ada, yang menyewa tenaga asing hanya Sahid Jaya Hotel. Hotel kita yang lainnya adalah orang Indonesia. Mereka memulai karier, bahkan ada yang dari doorman, office boy, dan room boy, kini banyak yang sudah jadi general manager.

Sukamdani lahir di Solo, 14 Maret 1928. Masa kecilnya dijalani di Sukohardjo, Solo, Ketika Sukamdanii kecil, kehidupan orangtuanya prihatin. Bapaknya R. Sahid Djogosentono membuka usaha jahitan. Sedang ibunya membuka warung kecil-kecilan yang menjual makanan kecil. Dalam usia 8 tahun, Sukamdani sudah membantu kedua orangtuanya mencari nafkah. Selain membantu bapaknya, ia juga membantu ibunya berjualan. “Untuk menyiapkan keperluan barang dagangan, saya ke pasar berbelanja membeli sabun, teh, rokok, pisang, dan kelapa,” cerita Sukamdani. Tiap kali dagangan laku, ibunya memberi persenan. Uang itu ditabung. Kalau sudah banyak Sukamdani membeli ayam. “Kalau ayam sudah banyak, saya jual lalu dibelikan kambing. Setelah kambing saya banyak, saya jual untuk beli kerbau,” kenangnya. Di saat liburan Sekolah Sukamdani membantu menuai padi di sawah.

Tahun 1952, Sukamdani muda merantau ke Jakarta untuk memperbaiki nasib, Waktu turun dari kereta api di Stasiun Gambir, modalnya hanyalah sebuah kopor dan sebuah sepeda. Ia sempat bekerja di Depdagri. Tapi dengan pertimbangan penghasilan, lalu keluar dan bekerja di percetakan NV Harapan Masa. Dengan penghasilan yang pas-pasan, Sukamdani berani menikah dengan Juliah, kekasihnya waktu di Solo. Pasangan itu menyewa rumah berdinding gedeg. Kamarnya hanya satu berukuran 3 x 3.

Karena keuletannya, apalagi setelah membuka usaha percetakan sendiri, Sukamdani berhasil membeli tanah di tempat ia menyewa rumah itu. Dan, tanah itu, tak lain adalah tempat berdirinya Hotel Sahid Jaya sekarang di Jalan Sudirman. “Dulu rumah saya di sini,” kenang Sukamdani. Kerja keras dan keuletan akhirnya mengantarkannya sebagai raja properti perhotelan. Selain bisnis, Sukamdani aktif di berbagai organisasi. Ia juga penerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan, dari pemerintah RI maupun dari negara sahabat.

Sumber : Properti Indonesia, Top tokoh properti Indonesia dan karya-karyanya, tahun 1997

Page 31: Kisah Sukses Para Entrepreneur

ARISTOTELES ONASSISKisah Sukses Si Raja Tanker

Aristoteles Onassis dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1906 di Simyrna, sebuah kota Yunani yang makmur di pantai Barat Turki. Aristotle Onassis memiliki kekayaan luar biasa, yang dihitung dalam miliaran, bukannya jutaan. Kemasyhuran namanya masih ditambah lagi dengan hubungannya yang penuh gejolak dengan Maria Callas, penyanyi opera yang terkenal, dan kemudian dengan Jacquiline Bouvier Kennedy. Dan seperti lazimnya, berbagai kisah yang dilebih-lebihkan atau setengah dongeng telah beredar, mengenai dirinya, terutama mengenai asal-usulnya yang sederhana. Konon, ia lahir dari sebuah keluarga miskin, yang hidupnya selalu kekurangan. Ayahnya adalah penjaja dagangan buatan sendiri dari pintu ke pintu, dan ibunya pembantu rumah tangga. Onassis tidak pernah mencoba meluruskan pendapat orang banyak tentang masa lalunya, karena kisah-kisah seperti itu biasanya malah menambah cemerlang aura misteri yang mengelilingi dirinya. Ia selalu menyadari pentingnya citra diri seseorang dalam meraih sukses.

Dalam kenyataan, ayah Onassis adalah seorang pedagang grosir yang berkecukupan dan mempunyai nama sebab ia juga menjabat presiden sebuah bank dan rumah sakit setempat. Namun Onassis bukan ahli waris kekayaan ayahnya, dan ia menjadi kaya karena kekayaan keluarganya. Ia pergi ke Amerika Serikat ketika terjadi pertikaian keluarga saat ia berumur 17 tahun. Ia membawa bekal $450 dalam sakunya, itu pun hanya $250 uang dari keluarganya. Ayahnya dengan enggan memberikan uang sebanyak itu yang baru diberikan pada saat akan terpisah, sebab ia tidak setuju dengan kepergiannya. Ayah dan anak memang tidak pernah akrab, suatu hal yang aneh di antara keluarga Yunani di tanah air. Ayah Onassis yang dibesarkan pada sebuah pertanian dengan susah payah mengumpulkan kekayaan. Wataknya sangat disiplin dan keras. Walaupun selalu sadar akan rasa tanggung jawab, ia bukanlah seorang yang dapat disebut hangat dan menarik.

Segera Onassis memberontak terhadap setiap bentuk disiplin. Sejak anak-anak sampai remaja ia banyak menimbulkan keributan dan geger, duri di mata ayahnya. Hubungan mereka bertambah rumit lagi karena suatu kenyataan lain. Ibunya, Penelope, meninggal ketika Onassis baru berumur enam tahun. Hanya 18 bulan sesudah itu ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita bernama Helen. Onassis memandang ibu tirinya sebagai orang lain yang menyelundup, dan karenanya wanita ini tidak mendapat tempat sedikit pun di hatinya.

Di sekolah, ia bodoh dan suka mencari perkara, mengikuti contoh banyak orang kaya. Tidak aneh kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya. Salah seorang gurunya berkata bahwa teman-teman sekelas memujanya, tetapi para guru dan keluarganya putus asa. Saat ia masih muda, dengan mudah orang dapat melihat bahwa ia akan menjadi seorang di antara mereka yang akan menghancurkan diri sama sekali atau sukses secara gilang-gemilang.

Walaupun rapor Ari di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan mencari uang telah tampak sejak dini. Mungkin anekdot

Page 32: Kisah Sukses Para Entrepreneur

berikut dapat menerangkan. Salah seorang temannya yang telah merancang sebuah kitiran kecil, sebuah mainan sederhana yang terdiri atas baling-baling kertas berpasak jarum yang ditancapkan pada sepotong kayu. Bangga atas prestasinya, anak itu dengan berani membuat beberapa buah dan mencoba menjualnya.

“Mau kau jual berapa kitiranmu ini?” tanya Onassis. “Eh…saya tidak tahu. Bagaimana kalau seharga jarum.”

“Dasar bodoh!” bentak Onasiss. “Kau minta satu jarum sedang yang kau jual satu jarum, tambah baling-baling, tambah kayu, belum lagi kau hitung waktu yang kau perlukan untuk membuatnya.”

Teman Onassis mengambil kesimpulan: “Inilah pelajaran saya yang pertama tentang arti keuntungan.” Pada waktu itu tidak terpikir olehnya bahwa ia sedang mendengarkan pelajaran dari seorang jago uang masa mendatang. Sebuah kisah lain menggambarkan bakat bisnis Onasis pada masa mudanya. Pada suatu hari, suatu kebakaran terjadi di gudang sekolah di kota tempat kelahirannya. Onasiss membeli seonggok pinsil bekas kebakaran itu dengan harga murah. Ia menanamkan sedikit modal dengan membeli dua alat peruncing pinsil. Ia, berdua dengan temannya, mulai membersihkan bagian-bagian pinsil yang hangus. Kemudian ia menjual pinsil-pinsil itu kembali kepada teman-teman di sekolah dengan harga sangat murah, namun tetap memberikan untung cukup besar. Mungkin contoh ini biasa-biasa saja, tetapi justru pekerjaan seperti inilah kelak bisnis besar Onassis. Ia memperbaiki kapal-kapal laut yang rusak dan membuatnya layak melaut, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi, tentu saja. Di sekolah, waktu berjalan terus, tetapi Onassis tidak bertambah maju. Tahun 1922 mulai tidak menyenangkan. Banyak teman sekelasnya pergi untuk menuntut ilmu di universitas-universitas besar di Eropa. Tetapi Onassis sendiri tidak lulus. Masa depan tampak suram baginya. Beberapa hari setelah upacara penyerahan ijazah, salah seorang temannya melihat Onassis berjalan tanpa tujuan di taman kota. Ia mencoba menghibur hati Onassis.

“Jangan khawatir, Aristoteles, kau lihat nanti, semua akan beres. Kau coba sekali lagi tahun depan. Kau pasti lulus. “Bodoh,” jawab Onassis. “Kau kira saya akan tinggal saja selamanya di sini? Dunia ini sempit. Saya tidak perlu ijazah. Pada suatu hari kau akan heran akan apa yang saya lakukan.” Waktu membuktikan bahwa omongan Onasis bukanlah lelucon belaka.

Pada tahun 1922, invasi Turki menimbulkan bayangan gelap pada masa remaja Onassis yang penuh gejolak. Smyrna diduduki dan warga kota dibabat habis tanpa belas kasih. Ayah Onassis, seorang tokoh yang terkenal luas, dipenjarakan dan Ari menjadi kepala rumah tangga pada usia 16 tahun. Ini masa yang sulit baginya. Dan pada masa ini ia menerapkan kehebatannya sebagai diplomat dan kemampuannya untuk bertahan dalam keadaan apa pun. Masa yang sulit ini justru merupakan pengalaman yang tepat untuk membentuk wataknya. Sesudah malapetaka Smyrna berlalu, Ari adalah Ari yang lain dari sebelumnya. Segala sesuatu yang dialaminya tidak pernah hilang dari ingatannya; kenangan-kenangan itu disertai suatu kesadaran akan kemampuannya untuk bertahan. Ia telah mempertaruhkan diri dan menang. Dewi fortuna memihak pada kaum yang berani dan ia pusatkan visinya tentang dunia atas pengetahuan tersebut.

Page 33: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Onasis yang memetik manfaat dari pendudukan Turki untuk berbisnis. Ia menyelundupkan minuman keras ke Tentara Turki, dengan maksud merebut hati para jenderal agar mau membebaskan ayahnya, yang bagaimana pun harus meringkuk dalam penjara selama setahun.

Sukses Onassis sangat tergantung pada daya tarik pribadi dan kemampuannya mengadakan hubungan dengan umum. Beberapa orang sebayanya menyebutnya si bunglon. Memang ia pandai sekali menyesuaikan diri dengan semua orang yang dijumpainya. Pada umumnya, kalau kita membuat apa-apa menjadi mudah bagi orang lain, mereka akan bersimpati kepada kita, demikian pendapat Onassis. Pernah Onassis mengaku kepada Winston Churchill salah seorang kenalannya yang berjabatan tinggi, yang pada waktu itu sedang menjadi tamu di kapalnya Christina, mengenai teori pribadinya tentang “keharusan sejarah” yang tercipta pada masa sulit. Pengalamannya telah mengajarkannya bahwa bila alam memberikan suasana yang cocok dan makanan berlimpah, ia tidak mempunyai banyak energi dan kurang berinisiatif. Sebaliknya, orang yang didesak-desak “minggu” dan harus berjuang keras untuk tetap bertahan, dalam keadaan sulit akan lebih mungkin mampu menyesuaikan diri dengan segala keadaan. Dengan demikian ia akan tetap berhasil selagi orang lain mati karena adanya rancangan untuk bertahan. Demikianlah, menurut Onassis, kesulitan dan kemelaratan seringkali mendorong orang untuk menemukan sumber dayanya sendiri, yang tak diduga adanya sebelumnya, dan dengan demikian membuat ia maju dengan mendobrak hambatan dan keterbatasan pribadinya. Kisah hidup Onassis adalah sebuah gambaran yang baik sekali tentang prinsip tersebut. Socrates, ayah Onassis, tidak mau mengakui jasa anaknya dalam peranan yang dimainkannya selama masa pendudukan, dan tidak membiarkannya meneruskan peranannya sebagai penanggung jawab keluarga. Onassis sangat sakit sekali karena perlakuan ayahnya ini dan menurut pengakuannya, sampai berbulan-bulan sesudah itu seringkali dilanda rasa marah. Sikap ayahnya tak berterima kasih dan terkesan disingkirkan dari keluarganya memotivasi keputusannya untuk mencoba keberuntungannya di Amerika Selatan. Mula-mula, tentu saja ia berpikir untuk pergi ke Amerika Serikat, tetapi mendapatkan visa tidaklah mudah. Onassis mengalihkan perhatiannya ke Argentina: ia mendengar berita bahwa banyak orang Yunani sudah menjadi kaya di sana.

Onassis mendarat di Buenos Aires pada tanggal 21 September 1923. Bawaannya sebuah koper tua dan uang sebanyak $450. Tetapi di dalam dirinya ia membawa bekal yang lebih berharga: tekad keras untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa ia mampu menjadi kaya tanpa bantuan ayahnya. Rasa percaya diri ini akan dibawanya sepanjang hayatnya.

Tanpa diploma, tanpa pekerjaan, uang dan koneksi orang berpengaruh, Onassis terpaksa mulai dengan melakukan aneka pekerjaan kasar. Ia menjadi kenek tukang batu, kuli pengangkut bata pada suatu proyek pembangunan, tukang cuci piring di restoran, dan akhirnya magang di instalator listrik River Plate United Telepchone Co. Bagi seseorang dengan ego yang sehat seperti dirinya, ini bukan prestasi yang pantas.

Beberapa bulan sesudah memulai pekerjaan ini, Onassis minta dipindah ke giliran malam, dengan dalih bahwa ia harus mengerjakan

Page 34: Kisah Sukses Para Entrepreneur

beberapa hal di siang hari. Dengan ambisinya yang besar, Onassis tidak berniat menghabiskan banyak waktu untuk belajar menyolder kabel.

Pada masa itu, tembakau Yunani terkenal baik, bahkan diklasifikasikan di antara tembakau-tembakau paling enak oleh para ahli. Namun, karena masalah pengimporan dan penyediaan, barang ini menjadi sukar didapat. Onassis menulis kepada ayahnya minta kiriman. Socrates setuju dan mengapalkan kiriman pertama sebagai sampel. Mula-mula hasilnya tidak menggembirakan. Onassis membawa sampelnya ke beberapa pabrik, dan minta agar ia dihubungi.

Beberapa minggu berlalu tanpa berita. Kini Onassis mengerti bahwa seharusnya tidak membuang-buang waktu dengan mendatangi pabrik-pabrik kecil, tetapi harus datang ke yang besar sekalian. Untuk itu ia harus menemui Juan Gaona, kepala salah satu firma tembakau terbesar di Argentina. Selama 15 hari berturut-turut, Onassis tampak bersandar pada dinding gedung Gaona, untuk mengamati datang dan perginya bos itu. Akhirnya Gaona merasa tergoda juga oleh perilaku orang muda ini, dan ia mengundang Onassis ke kantornya. Onassis menyampaikan tawarannya dengan sebaik-baiknya. Gaona rupanya terkesan dan Onassis disuruh menghadap manajer persediaannya. Dengan memanfaatkan nama Gaona, Onassis berhasil membujuk orang itu untuk meneken kontrak pembelian tembakau seharga $10.000 dengan komisi biasa sebesar lima persen. Kelak, Onassis sering menyatakan bahwa uang komisinya yang sebesar $500 itu merupakan batu sendi kekayaannya yang besar. Ia tidak menggunakan uang itu untuk apa-apa, tetapi menabungnya di bank untuk jaga-jaga, ibarat sedia payung sebelum hujan. Dengan sikapnya yang hemat dan bijak, Onassis mencukupi hidupnya dengan hasil yang diperolehnya di perusahaan telepon, dan semua uang yang tersisa disimpannya, sehingga ia dapat terjun ke dunia bisnis tanpa meminjam uang kepada siapa pun.

Onassis kadang-kadang terpaksa berutang sementara menunggu pembayaran dari pelanggan. Tetapi ia jarang meminjam lebih dari $3.000 dan selalu melunasinya secepat mungkin. Kelak, tentu saja, setelah menemukan gunanya uang Orang Lain (UOL), Onassis akan meneken kontrak pinjaman sampai sebesar beberapa juta dolar, dengan jadwal pengembalian sesudah beberapa tahun. Tetapi, adalah satu prinsip utama bila orang memulai suatu bisnis adalah mengembalikan utang secepat mungkin. Onassis membangun kepercayaan beberapa bank kepadanya: suatu hal yang akan sangat dia butuhkan pada tahun-tahun mendatang.

Setelah bekerja pada giliran malam selama setahun, Onassis minta keluar dari United Telephone, dengan menyatakan bahwa ada suatu gagasan yang akan diikutinya. Impian barunya ialah membuat pabrik rokok. Untuk itu ia mempunyai modal $25.000 hasil tabungannya dengan tambahan pinjaman dari bank sebanyak itu pula. Kepercayaan bank sudah mulai tampak manfaatnya. Ia mempekerjakan 30 orang imigran Yunani. Usahanya dengan cepat bertambah besar tetapi tidak memberikan keuntungan yang diharapkannya. Segera Onassis menutup usahanya. Wirausahanya yang pertama gagal. Onassis tidak kehilangan semangat. Bahkan sebaliknya. Ia bertambah gigih. Sementara itu bisnis impor tembakaunya masih tetap berjalan dengan keuntungan lumayan.

Selama musim panas tahun 1929, pemerintah Yunani menaikkan pajak dalam beberapa bidang, termasuk untuk tembakau. Onassis memutuskan untuk menggunakan kesempatan ini untuk kembali ke

Page 35: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Yunani untuk mencoba mendekati pihak yang berwenang. Mula-mula Menteri yang bersedia menerimanya memperhatikan kukunya sendiri daripada mendengarkan permintaan pedagang muda itu. Akhirnya ia potong kata-kata Onassis dan tiba-tiba saja ingin menghentikan pembicaraan itu. Onassis kembali menjawab, “Terima kasih. Kalau kita kapan-kapan bertemu lagi, saya harap Anda lebih tertarik akan tawaran saya. Saya pikir Anda mempunyai banyak pekerjaan, tetapi tampaknya kuku-kuku jari Anda sudah cukup menyibukkan. Tangan Anda rupanya lebih penting daripada ekspor negeri kita.”

Kata-kata onassis ternyata mengena. Sang Menteri tampak terkesan, dan ia mulai berbicara secara serius dengan Onassis. Sesudah itu, negosiasi antara Yunani dan Argentina di buka kembali.

Akhir tahun 1922 menandai suatu keputusan besar bagi kehidupan Onassis. Kegagalan pertamanya sebagai pemilik kapal tidak membuat ia mundur untuk tetap menanamkan uang dalam sektor itu. Ia sudah gandrung akan perkapalan. Ia tergerak oleh keyakinan batin bahwa kapal sajalah yang akan membawanya ke jenjang sukses. Maka dikumpulkannya semua uang miliknya, yang waktu itu sudah lumayan, lalu berangkat ke London. Ia baru berusia 26 tahun. Ia telah dikenal karena reputasinya sebagai seorang usahawan yang berani, apalagi setelah penunjukannya sebagai Konsul Jenderal Yunani di Buenos Aires. Namun fungsi diplomatik ini tidaklah menyita banyak waktunya.

Pasar, yang menderita berat akibat jatuhnya pasar modal Wall Street tahun 1929, memberikan kesempatan baik bagi para penanam modal. Kapal-kapal menjadi murah, jauh di bawah harga semula. Langkah paling baik adalah membeli kapal-kapal berusia 10 tahunan. Kapal sebesar sembilan ton yang semula harganya $1.000.000, kini hanya laku dijual $20.000, kira-kira seharga sebuah Rolls-Royce. Apa yang dilakukan Onassis selagi masih kanak-kanak kini akan terulang, tetapi barang bekasnya adalah kapal.

Walaupun kini bisnisnya di London. Onassis membeli kapal pertamanya, dua buah kapal tua masing-masing seharga $20.000, di Montreal. Kedua kapal yang bernama Miller dan Spinner, diganti namanya menjadi Onassis Socrates dan Onassis Penelope, sebagai tanda penghormatan kepada kedua orangtuanya. Untuk mendapatkan untung dalam bisnis perkapalan, pentinglah memperhatikan turun-naiknya biaya muatan dan membuat keputusan yang tepat. Onassis mampu dalam hal ini.

Lebih dari itu, ia seorang optimis yang tak pernah mundur. Dengan sifat petualang dan keberaniannya, ia segera menonjol di antara pemilik-pemilik kapal Yunani lain yang berpangkalan di London, karena tidak seperti mereka, ia tidak mempunyai pemikiran tentang krisis ekonomi dan tidak takut menanamkan uangnya.

Kegesitan dan diplomasi bawaannya dengan cepat mengantarnya ke kalangan masyarakat kelas tinggi. Tidak boleh dilupakan, salah satu pelicin jalan dalam kenaikannya ke kelas elit adalah hubungan dengan salah satu wanita simpanannya yang pertama, si cantik dari Norwegia Ingeborg Dedichen, putri seorang pemilik kapal yang terkenal.

Sifat lain yang memudahkan jalan Onassis adalah kemampuannya mendengarkan orang. Memang, keluwesan dan kefasihan bicara memainkan peranan penting dalam membujuk orang dan mendesak orang agar menerima gagasan kita serta kita sendiri. Tetapi tidak banyaklah

Page 36: Kisah Sukses Para Entrepreneur

orang yang tahu benar cara mendengarkan orang lain. Kebanyakan orang kaya dalam buku ini telah belajar keahlian tersebut, sehingga mereka tidak hanya selalu mengerti apa yang diketahui oleh lawan bicaranya, tetapi juga menyesuaikan diri dengan mereka. Demikianlah, agar mampu mempengaruhi orang dan mendapat jaminan bahwa mereka akan menolong dalam perjalanan menuju sukses, orang harus mulai dengan mengetahui siapakah orang yang dihadapinya. Onassis adalah seorang pakar dalam keahlian mendengarkan. Lord Moran, yang menulis buku The Great Onassis, mungkin karena ia sendiri tidak menggunakan keahlian ini, tidak menyebut-nyebut kemampuan Onassis untuk mendengarkan orang lain. Padahal semua orang yang pernah berhubungan dengan Onassis terkesan oleh kelebihan ini. Bila mereka berhadapan dengan Onassis, ia memberikan kesan bahwa mereka adalah manusia paling penting di dunia.

Karena kemampuan ini, Onassis sebenarnya bisa menjadi ahli politik yang baik. Bakat ini dimanfaatkan benar oleh Onassis, seperti disaksikan oleh si cantik dari Norwegia dalam buku catatannya:

Lelaki muda penuh pesona yang dapat menyesuaikan diri dengan segala keadaan ini meniru orang yang menjadi lawan bicaranya dengan begitu sempurna. Ada sementara orang yang menafsirkan kemahiran ini sebagai kecerdikan, orang lain menyebutnya sebagai kemunafikan dan menganggapnya kepandaian membunglon belaka. Tetapi saya percaya kepandaian mendengarkan adalah suatu cara khusus memberikan perhatian tulus kepada orang lain dan seluruh dunia. Kebetulan, selama hidupnya Onassis mempunyai rasa haus yang tak terpuaskan akan pengetahuan di samping daya ingatnya yang kuat. Ia mempunyai daya konsentrasi yang telah sangat berkembang.

Kemampuan mendengarkan orang lain adalah salah satu ciri khas yang vital bagi setiap salesman yang baik. Itulah sebabnya Onassis adalah seorang salesman yang luar biasa. Walter Saunders, yang jelas bukan seorang yang naif karena ia adalah penasihat pajak bagi Metropolitan Life, menggambarkan kesannya tentang pemilik kapal Yunani ini:

Ada perasaan pada diri saya bahwa orang yang penuh semangat ini mampu menjual alat pendingin kepada orang Eskimo. Tetapi saya pun berperan bahwa setiap detail sudah dipersiapkan secara tuntas sebelumnya. Kebanyakan orang yang bertemu dengan Onassis merasakan pengaruh daya persuasifnya dan merasa bahwa Onassis tidak berimprovisasi dalam langkah-langkahnya, tetapi sudah mengetahui segala sesuatu dalam berkas catatannya sampai ke detail-detailnya.

Pada penghujung tahun 1947, Onassis melewati ambang lain dalam kariernya yang gemilang. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mulai secara sistematis menerapkan prinsip yang dikenal sebagai OPM (Other People’s Money, Uang Orang Lain, UOL), dengan meminjam kepada Metropolitan Life Insurance Company sebesar $40 juta untuk membangun kapal-kapal baru. Sebagai siasat ia menggunakan sebuah perusahaan minyak sebagai mitra. Onassis akan mengangkut minyak mereka dan kontraknya akan tetap berlaku sampai habisnya batas waktu utang. Karena perusahaan minyak pada waktu itu sangat terandalkan, meminjam atas nama perusahaan itu sangat mudah. Dalam arti tertentu, badan keuangan meminjamkan uang kepada perusahaan minyak, bukan kepada Onassis. Onassis sering mengingat masa itu dengan berbangga

Page 37: Kisah Sukses Para Entrepreneur

diri. Dikatakannya bahwa perusahaan minyak yang kaya itu dalam hubungan dengan kapal-kapal Onassis adalah ibarat seorang penyewa dengan rumah yang dihuninya dengan membayar uang sewa. Kalau yang menyewa adalah Rockefeller, tidak menjadi soal apakah atapnya bocor atau bergenting emas. Kalau Rockefeller menyanggupi membayar uang sewanya, siapa saja bersedia memberikan pinjaman untuk mengurusi rumah itu. Keadaan itu berlaku pula untuk kapal-kapal Onasssis.

Prinsip ini sekarang lumrah sekali. Prinsip inilah dasar segala investasi pembangunan real-estate. Bila seorang meminjam uang untuk suatu bangunan bisnis, bank sebenarnya meminjamkan uangnya kepada penyewa bangunan itu. Merekalah yang akan mengembalikan uangnya, terkecuali bangunan itu milik seorang penanam modal. Prinsip ini pada zaman Onassis tergolong revolusioner, dan keorisinal gagasan Onassis patut dipuji karena sebagian besar pemilik kapal Yunani pada waktu itu berpegang pada prinsip: Mau dapat kapal, bayar uang kontan.

Walaupun ia seorang inovator sejauh ia tidak menggunakan metode-metode para pesaingnya, ia bukanlah penemu OPM, walaupun mungkin ia menyatakan begitu. Konsep ini lahir dari otak Daniel Ludwig, seorang usahawan Amerika yang kaya. Dia telah mulai menanamkan uang dalam kapal armadanya bahkan jauh lebih unggul daripada milik Onassis dan kemudian beralih ke usaha real estate. Sudah sejak tahun 1930-an Ludwig mengembangkan apa yang kelak menjadi praktek biasa di mana-mana. Gagasan itu muncul dalam benaknya setelah sebuah Bank menolak permintaannya untuk meminjam uang yang akan digunakannya untuk membeli kapal dan merombaknya menjadi kapal tangki. Onassis meninggal pada tanggal 15 Maret 1975, tapi menjelang akhir hayatnya ia minta kepada salah satu akuntannya apakah ia dapat mengatakan besarnya keuntungan yang dimilikinya secara cepat dengan pembulatan ke angka sepuluh dolar. Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh bisnis, Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta

hal. 73-82

BILL WILLIAM “WINDOWS” HENRY GATES

“One thing I love about this [decade] is this is a period where the reality is driving the expectation.”

Bill Gates, 2004 International Consumer Electronics Show Keynote

William Henry Gates III lahir pada tahun 1955, anak kedua dari tiga bersaudara dalam keadaan sosialnya terkemuka di Seattle, Washington. Ayahnya seorang pengacara dengan perusahaan yang punya banyak koneksi di kota, dan ibunya seorang guru, yang aktif dalam kegiatan amal. Bill seorang anak yang cerdas, tetapi ia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mendapat kesulitan di sekolah. Ketika berumur sebelas tahun, orangtuanya memutuskan untuk membuat perubahan dan mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah dasar yang bergengsi khusus bagi anak laki-laki.

Page 38: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Di Lakeside itulah pada tahun 1968 Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan dunia komputer, dalam bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan telepon ke sebuah komputer pembagian waktu. Mesin ini, yang disebut ASR-33, keadaannya masih pasaran. Pada pokoknya ini sebuah mesin ketik yang ke dalamnya siswa bisa memasukkan perintah yang dikirimkan kepada komputer; jawaban kembali diketikkan ke gulungan kertas pada teletype. Proses ini merepotkan, tetapi mengubah kehidupan Gates. Ia dengan cepat menguasai BASIC, bahasa pemograman komputer, dan bersama dengan para hacker yang belajar sendiri di Lakeside, ia melewatkan waktu ber-jam-jam menulis program, melakukan permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal tentang komputer. “Ia adalah seorang ‘nerd’ (eksentrik),” sebagaimana salah seorang guru memberikan Gates julukan itu.

Sekitar tahun 1975 ketika Gates bersama Paul Allen sewaktu masih sekolah bersama-sama menyiapkan program software pertama untuk mikrokomputer. Seperti cerita di Popular Electronics mengenai “era komputer di rumah-rumah” dan mereka berdua yakin software adalah masa depan. Inilah awal Microsoft. Komunikasi yang sederhana: Paul dan Gates membicarakan coke dan pizza. Tidak ada orang yang memperhatikan sungguh-sungguh pendapat kami. Semuanya berubah dalam dua dekade terakhir.

Gates masih tetap menyukai junk food, tetapi ia juga menghabiskan waktu dua jam sehari membaca dan menjawab electronic mail yang dikirim 15.000 karyawan Microsoft. Selain itu banyak sekali e-mail dari dari luar Microsoft.

Pertanyaan beragam, mulai dari bagaimana pengalaman orang berkeluarga (menyenangkan!), film apa yang saya sukai (Schindler’s List dan Shadowlands), sampai pertanyaan rumit yang harus membuka dulu buku untuk bisa menjawabnya (dan kebetulan saja juga menulis buku!).

Persoalannya, Gates menghabiskan waktu sepanjang hari menjawab e-mail dan berceramah atau mengelola perusahaanya. Gates mencoba menjalankan keduanya, tetapi ia tidak berkesempatan banyak berkomunikasi dengan kelompok yang beragam dan banyak sekali e-mail yang tidak sempat dijawab. Gates senang sekali menulis karena melalui tulisan ini membuatnya bisa berkomunikasi dengan kelompok yang lebih beragam tanpa harus teredit hingga terpotong-potong atau tersaring oleh persepsi seseorang. Kenyataannya tidak semua pertanyaan diajukan melalui e-mail. Kadang orang mencegat Gates di Bandar udara atau mendesaknya untuk menjawab pertanyaan di pameran-pameran komputer atau anak Sekolah mengirim surat kepadanya.

Seorang mahasiswa baru-baru ini menanyakan satu pertanyaan yang penting untuknya. Yang ingin diketahuinya bukanlah sesuatu yang sangat filosofis, seperti yang mungkin Anda duga misalnya mengenai ekonomi pasar bebas.

Ia hanya ingin tahu, “Apakah Gates sudah terlambat terjun ke industri software dan membangun sebuah perusahaan kemudian menjadi kaya?”.

Gates senang mendapat pertanyaan itu dan jawabannya selalu sama, “Inilah saatnya terjun ke bisnis software.”

Gates tidak mengatakan Anda bisa membangun Microsoft lainnya. Tetapi paling tidak Anda bisa mendapatkan omset penjualan dua juta

Page 39: Kisah Sukses Para Entrepreneur

dolar setahun dengan menjual 10.000 kopi produk senilai 200 dolar AS. Cukup lumayan dan bisa terjadi kapan saja.

Karena Gates ingat bagaimana menariknya memulai sebuah perusahaan software, ia juga menikmati cerita keberhasilan orang lainnya. Perusahaan software yang kecil selalu perlahan-lahan memulainya. Perusahaan dimulai dari seseorang yang memiliki gagasan. Ia, pria atau wanita, mencari beberapa teman yang tahu bagaimana membuat program dan mereka kemudian menelorkan sebuah produk.

Banyak sekali karya kesenian yang mereka lakukan karena mereka peduli dengan pekerjaan itu. Biasanya mereka membuat produk untuk satu pelanggan dan karena hasilnya memuaskan, mereka segera mendapat pembeli lainnya.

Jika Anda ingin memulai sebuah perusahaan, strategi utamanya temukan lingkungan sosial yang pas. Lupakan keinginan menciptakan program pengolah kata untuk menulis, atau program spreadsheet untuk menganalisis keuangan, atau produk utama lainnya yang saingannya sudah banyak. Sebaliknya, ciptakan produk yang bisa menolong penggunanya mengerjakan pekerjaan spesifik atau bisa memberikan informasi praktis dalam bidang seperti obat-obatan, asuransi, akunting, arsitektur atau bidang pemerintahan. Software seperti itu mendatangkan peruntungan yang kecil-kecilan.

Jika Anda tidak puas dengan peruntungan yang kecil-kecilan itu, Anda harus sampai pada tahapan peralihan generasi. Kali ini mahal dan berisiko.

Setiap beberapa tahun satu generasi teknologi memberikan jalan baru. Ingat munculnya IBM PC di awal tahun 1980-an. Microsoft bertaruh IBM PC akan menjadi penting. Kemudian Microsoft menciptakan sistem operasi MS-DOS untuk IBM PC. Hasilnya Microsoft menjadi pelopor dalam software sistem operasi. Tidak ada yang pernah mendengar mengenai Lotus sampai satu pemikiran cemerlang melaksanakan perubahan generasi menciptakan Lotus 1-2-3 spreadsheet pertama yang dirancang khusus untuk IBM PC.

Apple’s Macintosh dan Microsoft Windows adalah sang pemenang selanjutnya, ketika dunia menginginkan pengolahan grafik dan meninggalkan program lama yang hanya menampilkan teks.

Untuk mendapatkan kemenangan besar, Anda pun harus mengonsentrasikan diri pada perubahan generasi, sesuatu yang diabaikan perusahaan besar. Dan taruhannya mahal sekali. Baru-baru ini sejumlah wiraswastawan berspekulasi software yang bisa digunakan pemakai komputer dengan cara menulis dengan tangan, bukan lagi menekan pada huruf, akan menjadi generasi baru software pengolah kata ada spreadsheet.

Mereka memulai menciptakan produk baru yang mereka pikir akan memenangkan persaingan. Mereka salah. Suatu spekulasi besar. Apa yang harus saya anjurkan pada seorang mahasiswa yang ingin menjadi wiraswastawan software?

Pelajari untaian sebuah perusahaan yang sudah ada.Carilah lingkungan sosial Anda sendiri.Berhubunganlah dengan modal ventura.Temukanlah orang yang cerdas.Dan jangan lupakan coke dan pizza.

Page 40: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Percayalah, akan ada banyak pekerjaan di malam yang larut.

Sumber : www.microsoft.com/billgates/bio.asp

CONRAD NICHOLSON HILTONKiprah Si Raja Hotel Dunia

Dalam kata pembukaan biografi yang ditulis Whitney Bolton, salah seorang teman, Conrad Hilton menyatakan: “Tidak mungkinlah seseorang memulai suatu usaha dalam hidup ini tanpa mengetahui arah mana yang akan ditujunya. Sejauh yang saya ingat…saya termasuk mempunyai sifat antusiasme. Dengan antusiasme yang terus mendorongku dan doa yang melindungiku, saya dapat mengatakan bahwa saya menyukai apa yang telah saya lakukan dalam hidup ini. Tak dapat tidak, dengan modal seperti itu, sulitlah bagi orang tidak hidup dengan aktif, kaya, dan lebih-lebih lagi, bahagia. Kalau seseorang mempunyai ambisi yang mendorongnya, kepercayaan yang menuntunnya, dan kesehatan untuk menerapkan segala kemampuannya, tidak mungkin tidak ia akan mencapai sukses, entah dengan cara apa pun.”

Hilton dilahirkan pada 25 Desember 1887 di San Antonio, New Mexico. Ia anak kedua dari delapan bersaudara, dan anak lelaki pertama. Ayahnya, Augustus Hover Hilton, yang secara akrab dipanggil “Gus” dilahirkan di Oslo tahun 1854 dan telah berpindah ke Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Beberapa lama Gus Hilton tinggal di Fort Dodge, Iowa, tempat kelahiran istrinya, Mary Laufersweiler, seorang keturunan Jerman. Ia terpesona oleh banyaknya kesempatan di Barat, dan karenanya ia menetap di Sorocco, New Mexico, dan kemudian di San Antonio. Ia mengerti kebutuhan para penambang batu bara dan orang-orang yang bepergian pulang-balik melintasi perbatasan Mexico, dan hal ini mendorongnya untuk membangun suatu toko serba ada.

Hilton memimpin 185 hotel di Amerika Serikat dan 75 di seberang lautan ketika ia meninggal pada usia 91, bulan Januari 1979. Sebelum mengambil keputusan-keputusan yang penting, Hilton berhari-hari meneliti dan menimbang-nimbang segala implikasinya. Ia mempelajari segala sesuatu. Bila tidak dapat membeli sebuah hotel, ia menyewa. Bila ia tidak dapat menyewa, ia membangunnya. Lelaki jangkung mengesankan yang tampak segar bugar ini makan dan tidur di hotel; ia mimpi tentang hotel di malam hari.

Karier Hilton bermula ketika ia menjawab dengan tenang: ’Mengapa tidak menggunakan lima atau enam kamar di rumah kita dan mengubahnya menjadi ruang tidur, seperti hotel. Kota ini membutuhkan hotel. Mungkin mula-mula kita tidak mempunyai pelanggan, tetapi ceritanya akan tersebar dan semua akan berjalan sendiri. Anak-anak perempuan dan Ibu dapat mengurusi dapur dan saya akan mengurusi bawaan para tamu. Dengan mudah tiap kamar dapat menampung beberapa tamu. Dengan ongkos $2,50 sehari, saya pikir kita akan cukup beruntung. Sudah jelas, masalahnya adalah bagaimana menarik pelanggan.” Inilah awal suatu masa kerja keras bagi Hilton. Ibu dan saudara-saudara perempuannya mengurusi hotelnya sendiri sedangkan ia

Page 41: Kisah Sukses Para Entrepreneur

dan ayahnya tetap bekerja di toko. Tetapi begitu toko tutup pada pukul 6 sore, Hilton makan malam sedikit, dan langsung tidur. Pada tengah malam ia bangun untuk menjemput orang-orang yang turun dari kereta api pada jam 1 dini hari. Ia mengurusi barang-barang mereka, mendaftar mereka, mengecek apakah segala kebutuhan mereka telah tersedia, seperti selimut, sabun dan handuk, mencatat sarapan yang mereka inginkan di pagi hari dan jam berapa mereka minta dibangunkan. Ia mengirimkan catatan tersebut kepada ibu, lalu kembali ke station untuk menyambut kereta jam 3 pagi. Bila penumpang terakhir telah mendapat penginapan, Hilton dapat tidur lagi, sekurang-kurangnya sampai jam 7 pagi. Pada jam itu ia bangun, mengurusi para tamu, lalu membuka toko mereka jam 8 pagi. Hanya dalam waktu enam minggu penginapan San Antonio sudah dikenal seluruh daerah itu, bahkan sampai sejauh di Chicago. “Kalau kamu harus singgah,” begitu kata orang, “pergilah ke San Antonio dan menginaplah di penginapan Hilton.” Suatu pelajaran penting telah didapatkan Conrad Hilton. Ia selalu bekerja keras dan lama untuk berhasil. Sampai kematiannya, ia berkata bahwa ia tidak mau dibayar sejuta dolar sebagai tukaran segala sesuatu yang telah dipelajarinya selama ini.

Keberhasilan “hotel” pertama Hilton memungkinkan dia menuntut pendidikan di New Mexico School of Mines pada tahun 1907. Masa ini menandai suatu titik balik dalam hidupnya. Dalam waktu dua tahun, Gus sudah bangkit lagi. Ia mulai sibuk dalam usaha real estate di Hot Spring, New Mexico. Ia bermimpi tentang membuka sebuah bank, dan ia telah membeli tanah untuk membangun rumah. Tanah itu terletak di Sorocco, tempat berdirinya Chool of Mines. Hilton membenci kota itu. Ayahnya memberinya pilihan untuk tetap di San Antonio dengan mengurusi toko, sementara seluruh keluarga berpindah ke Sorocco. Hilton tahu bahwa saudara-saudara perempuannya akan lebih mungkin berhasil di kota itu, maka ia setuju. Inilah awal masa magangnya dalam dunia bisnis. Tunjukkan sikap hormat kepada siapa saja yang Anda hadapi. Prinsip ini membantunya dalam menghadapi pemerintah Puerto Rico, yang telah menghubungi tujuh hotel Amerika untuk meminta mereka membuka satu hotel mewah di San Juana. Tidak satu pun hotel itu yang tertarik, dan menjawab dengan surat bisnis yang pendek tanpa keramahan dalam bahasa Inggris, Hilton memberikan jawabannya dalam bahasa Spanyol yang sempurna. Tentu saja suasana jadi sangat berbeda. Maka lahirlah rangkaian hotel Caribe-Hilton. Dalam urusan bisnisnya di luar negeri pun, Hilton menerapkan tiga prinsip seperti di dalam negeri: tanamkan modal sendiri, perlakukan bankir-bankir sebagai teman, berikan pada manajer saham dalam perusahaan. Formula ini mencapai hasil yang baik ke mana pun ia pergi, karena cara ini tidak mengundang rasa tidak senang orang yang dihadapi di luar negeri. Hilton lebih suka menawarkan kemitraan kepada para investor luar dalam hotel-hotelnya. Mereka dibebani membeli tanahnya dan membiayai pembangunannya. Hilton memberikan bantuan teknis dan membantu pengoperasian hotel. Lalu kedua pihak menandatangani kontrak sewa bersama atau kontrak manajemen bersama. Personil, yang disaring dan dipilih dengan teliti dari tenaga setempat, diundang untuk meningkatkan kemahiran mereka di hotel-hotel Hilton di Amerika Serikat.

Hotel-hotel muncul di mana-mana di luar negeri. Maka didirikanlah Hilton International Corporation pada tahun 1948. Badan ini berdiri

Page 42: Kisah Sukses Para Entrepreneur

sendiri, terpisah dari badan induknya, tetapi Hilton memegang pimpinan sebagai presiden dan ketua direksi. Operasi hotel Hilton di luar negeri memenuhi dua cita-cita Hilton: pertama membantu orang Amerika berhubungan dengan bagian dunia yang lain sehingga membuat mereka lebih bertoleransi, dan kedua, hotel-hotel ini memungkinkan dunia lain mengenal Amerika dan warganya. Tokoh-tokoh terkenal membantu penyediaan dana bagi Hotel Hilton yang terdapat di mana-mana di luar negeri. Shah Iran dengan Yayasan Pahlavinya memiliki sebuah Hotel Hilton. Howard Hughes juga mempunyai hubungan dengan hotel itu lewat Trans World Airlines. Pada bulan Mei 1967, Hilton International menjadi suatu cabang TWA. Pada waktu itu, Hilton telah mengundurkan diri dari bisnis yang telah dibangunnya dengan modal seadanya.

Hilton akhirnya mempunyai waktu untuk menikmati hidup dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya di rumahnya di California. Walaupun ia tidak lagi menghendaki perjalanan keliling untuk melakukan pengawasan. Ia tidak pernah melewatkan perayaan inaugurasi. Di luar negeri, Hilton yang selalu menghormati tradisi setempat itu memberlakukan kebijaksanaan agar peristiwa-peristiwa gala ini mencakup adat nasional dan cerita rakyat negara setempat. Walaupun dalam bisnis sangat sukses, dalam kehidupan pribadinya Hilton tidaklah begitu bahagia. Ia dan istri pertamanya, Mary Barron, mempunyai tiga anak laki-laki, Nick, Barron, dan Eric. Ketika anak terkecil lahir pada tahun 1933, Hilton sedang kehabisan tenaga akibat beban kerja keras. Perkawinannya berantakan. Selanjutnya ia kawin dengan Zsa-Zsa Gabar, tetapi perkawinan ini tak berumur panjang. Perkawinan ketiganya lebih tenang. Pada tahun 1976, pada usia 89 tahun, ia menikah dengan Mary France Kelly. Wanita itu berumur 20 tahun di bawah dia dan merupakan sahabat sejak lama.

Pria yang mempunyai visi ini telah mengukir namanya dalam sejarah. Pada tahun 1965, usaha perhotelan Hilton memiliki 61 buah hotel di 19 negara; dengan kata lain, usaha itu mencapai 40.000 kamar dan tenaga karyawan mencapai 40.000 orang. Hilton sendiri menguasai 30 persen dari penerimaan besar yang diperkirakan mencapai $500.000 juta lebih. Inilah gambaran jelas tentang prinsip Hilton: Percayalah kepada cita-cita Anda, tujuan Anda dan kepada Tuhan. Formula di atas merupakan ringkasan dari karier hebat Conrad Hilton, salah seorang raja perhotelan paling besar dan paling kaya di dunia.Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh bisnis, Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta

hal. 105-114.

Page 43: Kisah Sukses Para Entrepreneur

GORDON MOORE ROBERT NOYCEANDREW GROVE

Mikriprosesor Intel

Sebagai kepala sebuah perusahaan bernilai $16,2 miliar yang bertanggung jawab atas 26.000 orang karyawan, Andrew Grove, pejabat eksekutif kepala Intel Corporation, masih mempunyai pandangan sebagai wirausahawan. “Hal yang paling baik adalah membuat keputusan yang tepat. Membuat keputusan yang salah juga oke-oke saja. Hal yang paling buruk untuk dilakukan adalah melindungi diri sendiri dari kemungkinan menderita kerugian. Tindakan seperti itu adalah kegagalan.

Intel tidak pernah melindungi diri sendiri dari kemungkinan merugi atau takut mengambil risiko. Sejak awal berdirinya perusahaan ini dengan gigih maju terus memasuki wilayah baru. Pada tahun 1968, ketika Gorden Moore dan Robert Noyce meninggalkan keamanan sebuah perusahaan besar yang sudah mapan untuk memulai perusahaan mereka sendiri, rencana mereka adalah memabrikkan satu produk yang belum mereka ciptakan: sebuah chip semikonduktor mini dengan kemampuan yang sama untuk menyimpan memori komputer dengan inti magnetis besar yang digunakan dalam komputer mainframe. Di bawah pimpinan Moore dan Noyce, para insinyur Intel mulai mengemas semakin banyak kemampuan komputer dalam chip yang semakin kecil. Pada tahun 1971 mereka membuat sekeping chip yang bisa aktif dalam operasi komputer. Mikroprosesor, sebagaimana benda itu kemudian disebut, adalah sebuah alat yang sekarang sama peringkatnya dengan mesin pemanen McCormick dan jalur perakitan Henry Ford sebagai tonggak pengukur dalam sejarah penciptaan.

Dengan membuat kompak daya komputer 3.000 kaki persegi ke dalam sekeping chip yang ukurannya lebih kecil daripada kuku jari tangan, mikroprosesor Intel memungkinkan bisa dibuatnya komputer pribadi (PC). Sementara revolusi PC mendapat momentum pada awal tahun 1980, Robert Noyce (yang meninggal tahun 1990) memberikan komentar bahwa “perubahan yang ditimbulkan oleh intel terjadi dalam masyarakat kita.”

Penciptaan mikroprosesor barulah permulaannya. Intel, pemimpin teknologi awal, melakukan upaya sekuat tenaga untuk mempertahankan kepemimpinannya. Dengan bantuan Andrew Grove, manajer kinetik dan ahli pikir organisasi, perusahaan berhasil tetap berada di depan calon pesaing selama dua puluh tahun. Bahkan setelah memantapkan pembuatan mikroprosesor, yang diproduksi dalam pabrik yang modern di seluruh dunia, sebagai industri, Intel terus beroperasi sebagai lembaga penelitian. Dalam tahun-tahun belakangan anggaran tahunannya untuk penelitian dan pengembangan memuncak menjadi $1 miliar.

Penekanan yang berat pada penelitian dijelaskan dengan dua komentar yang dikutip secara meluas masing-masing oleh Gordon Moore dan Andrew Grove. Yang pertama, yang sekarang dikenal sebagai “hukum Moore,” adalah bahwa “kekuatan dan kerumitan chip silicon akan meningkat dua kali lipat setiap delapan belas bulan. Yang kedua, yang

Page 44: Kisah Sukses Para Entrepreneur

menjelaskan dorongan Intel untuk berada di depan setiap kali chip silicon mencapai kemajuan, bisa disebut “pernyataan Grove”: “hanya orang yang paranoid saja yang akan lestari.”

Gordon Moore dibesarkan di sebuah kota pantai kecil di selatan San Francisco, tempat ayahnya menjadi deputy sheriff dan ibunya mengelola toko. Ia pergi meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut pendidikan yang diselesaikannya pada tahun 1954 dengan gelar Ph.D. dalam kimia dan fisika dari Institut Teknologi California. Pada tahun 1956, setelah dua tahun bekerja di Laboratorium Fisika. Terapan di Johns Hopkins, Moore kembali ke California, tempat dia mengambil pekerjaan sebagai ahli kimia penelitian di Shockley Semiconductor. Salah satu rekan kerjanya adalah Robert Noyce, tamatan Perguruan tinggi Grinnell dengan gelar Ph.D. dalam engineering. Dari Institut Teknologi Massachusetts, Shockley Semiconductor seharusnya merupakan tempat kerja yang menarik; ini adalah kelompok penelitian dengan dana cukup yang dioperasikan oleh William Shockley, yang memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1956 untuk perannya dalam menciptakan transistor. Dengan mengalirkan impulses melalui “semikonduktor” yang ditekan di antara dua kepingan, transistor menggantikan tabung hampa udara dalam elektronik, merintis jalan untuk pembuatan radio yang lebih kecil ukurannya. Terobosan ini akhirnya akan merintis jalan menuju pembuatan komputer pribadi.

Pada tahun 1956-57, para ilmuwan di Shockley Semiconductor melakukan eksperimen dengan kemungkinan yang berada di luar jangkauan transistor, menyelidiki efisiensi penggunaannya dalam pembuatan mesin dan alat elektronik kecil lainnya. Tetapi mereka menderita di bawah pemerintahan tirani Shockley. Ketika Noyce, Moore, dan setengah lusin orang lainnya sangat kecewa dengan administrasi Shockley, mereka berusaha minta bantuan kepada Arthur Rock, seorang bankir investasi yang berkantor di San Francisco. Ia mengusahakan agar mereka berhubungan dengan Fairchild Camera dan Instrumental Corporation, sebuah perusahaan besar di New York, yang setuju memulai satu divisi baru yang dibuktikan kepada penelitian semikonduktor. Ketika Fairchild Semiconductor dibuka pada tahun 1957 di Mountain View, California, dengan Noyce sebagai manajer divisi dan Moore sebagai manajer engineering, itu merupakan kelompok penelitian semikonduktor yang kedua di kawasan yang kemudian dikenal dengan nama Lembah Silikon.

Noyce adalah seorang pencipta yang cemerlang, pada tahun 1959 ia berhasil menguji satu sirkuit terpadu, ia menguji satu sirkuit terpadu, dan menggabungkan seluruh jalur elektris banyak transistor pada sekeping chip silicon. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sirkuit terpadu Fairchild Semiconductor menggantikan sakelar elektromekanis yang menjalankan komputer dan mesin-mesin lainnya. Dengan mengandaikan bahwa ini baru merupakan awal dari pengurangan skala yang luas, Gordon Moore membayangkan kemungkinan baru yang tidak ada habis-habisnya. Ia mempertimbangkan, banyak cara yang bisa ditemukan untuk melipatgandakan kemampuan sekeping chip dan kemungkinan melipatgandakan kembali.

Intel didirikan sebagai sebuah perusahaan pada tanggal 18 Juli 1968, dengan nama NM Electronics (NM adalah singkatan untuk “Noyce” dan “Moore”). Rock menjadi Pimpinan Dewan Direksi, Noyce menjabat sebagai

Page 45: Kisah Sukses Para Entrepreneur

presiden direktur dan CEO, dan Moore sebagai wakil presiden direktur eksekutif. Mereka mendirikan bengkel di Mountain View, California, hanya di ujung jalan dari Fairchild Semiconductor, dan Universitas Stanford. Setelah merekrut kira-kira setengah lusin karyawan dari Fairchild, termasuk Andrew Grove, mereka mulai mengisi satu sudut kecil tetapi akhirnya menciptakan sebuah industri baru. “Bisnis memori semikonduktor tidak ada,” kata Noyce. “Itu adalah kunci menuju kelestarian hidup sebuah perusahaan yang masih muda. Kita berusaha memasuki bisnis yang kurang penduduknya atau tidak berpenduduk sama sekali.”

Walaupun produk pertama merupakan keberhasilan besar, para manajer Intel menyadari bahwa perusahaan masih jauh dari merealisasi tujuannya mencapai pemasukan tahunan sebesar $25 juta. “Banyak hal mungkin dicapai secara teknologis, tetapi hanya produk yang mampu meraih keberhasilan ekonomi saja yang akan menjadi realita,” kata Noyce.

Sejak awal, pemabrikan chip silicon sangat rumit. Pada awal tahun tujuh puluhan pabrik akan mengurangi satu rancangan melalui fotografi, dan kemudian mencetaknya pada sekeping kecil silicon. Proses ini diulangi berkali-kali untuk mengepak ribuan transistor pada sekeping chip. Produksi chip sangat mahal, dan terobosan teknologi akan lesu kalau Intel tidak merancang cara, pada setiap tahap, untuk memproduksi chip pada laju kecepatan yang mampu dicapai.

Grove, yang dalam pikirannya mempunyai organisasi industri, diberi tugas memimpin produksi dan membantu pengarahan eksperimentasi awal perusahaan dengan jalur perakitan. “Kawasan pemabrikan ini kelihatan seperti pabrik Willy Wonka, dengan slang, kabel dan jaringan perangkat yang berjalan dengan bunyi berdegup-degup,” ingat Grove.

Tahun-tahun awal Intel hanya merupakan pendahuluan menuju terobosan yang akan meluncurkan pertumbuhan perusahaan dan penyebaran komputer pribadi pada tahun 1970-an. Ciptaannya adalah mikroprosesor, yang disebut Gorden Moore “salah satu produk paling revolusioner dalam sejarah umat manusia.” Penemuan ini bukan peristiwa yang diperhitungkan, tetapi hanya satu langkah yang logis dalam upaya Intel yang terus-menerus untuk membuat chipnya lebih cerdik dan mengurangi ukuran alat yang memberikan kekuatan kepada kemampuan fungsi komputer.

Pada tahun 1969 sebuah perusahaan Jepang meminta kepada Intel agar memproduksi rangkaian chip yang akan memungkinkan kalkulator genggam bisa melakukan hitungan rumit yang hanya bisa dilakukan oleh mesin hitung atau komputer yang lebih besar. Bukannya memasang bebarapa chip berdampingan, insinyur Intel Ted Hoff kebetulan mendapatkan gagasan menggunakan empat chip yang saling berhubungan, dengan satu chip yang kuat di tengah-tengahnya. Dalam proses ini, Hoff merancang satu metode untuk menempatkan seluruh “central processing unit” (CPU) pada satu chip tunggal. Dan satu chip tunggal ini satu pemecahan yang tidak terduga-duga untuk memenuhi permintaan dari seorang pelanggan menjadi mikroprosesor Intel 4004.

Dalam sebuah ilustrasi grafis hukum Moore, Intel 4004 yang tidak lebih besar daripada seekor ulat pipih dengan kaki logam-dipak dengan 2.300 transistor dan berisi kekuatan fungsi komputer sebanyak ENIAC 1946, komputer elektronik pertama, yang memenuhi tempat seluas 3.000

Page 46: Kisah Sukses Para Entrepreneur

kaki persegi. Chip yang berharga $200 ini, yang diperkenalkan pada tahun 1971, bisa menyelesaikan 60.000 operasi yagn menakjubkan hanya dalam waktu satu detik.

Produk elektronik konsumen seperti Altair dan TRS-80 menjadi populer dengan seketika, dan masing-masing menggunakan sekeping chip Intel. Sampai tahun 1978, setelah perusahaan memperkenalkan chip 8086, pemasukan Intel hampir sebesar $400 juta.

Tahun 1970-an mengubah Intel menjadi raksasa. Pemasukan meningkat dari $4,2 juta pada tahun 1970 menjadi $661 juta pada tahun 1979, satu tahun ketika perusahaan memegang 40 persen pasar mikroprosesor yang bernilai $820 juta. Sampai tahun 1980 sahamnya meningkat 10.000 persen dari harga penawaran aslinya $32,50 per lembar. Tanpa utang jangka panjang dan posisi dominan dalam pasar yang dibantu terciptanya, Intel merasakan tempatnya dalam industri aman. Namun para pemimpin perusahaan merasa bahwa mereka baru mulai menyadari kemungkinan teknologi ini. Dengan memasukkan semakin banyak kemampuan fungsi komputer ke dalam kepingan silicon, mereka berkeyakinan bahwa satu chip tunggal akan bisa memegang kekuatan yang sama dengan mainframe, komputer kerja yang besar, yang terutama diproduksi oleh IBM, yang mendorong sebagian besar usaha bisnis skala besar.

Walaupun demikian para pionir Intel yang berani ini akan menghadapi tantangan yang tidak terduga-duga. Ukuran maupun tradisi tidak akan menjamin masa depan perusahaan dalam pasar komputer yang dengan cepat bergeser. Sebagaimana yang ditulis oleh Howard Rudnitsky dalam Forbes tentang industri semikonduktor pada tahun 1980: “Masih kompetitif tanpa kenal ampun tetapi semakin padat modal dan rumit, bukan lagi bisnis tempat Anda bisa memulai dalam garasi dengan modal $100.000 atau bermain di tempat lain secara besar-besaran. Bahkan seandainya Anda seorang Intel, dengan $66 juta setahun dalam litbang dan $150 juta dalam pengeluaran modal.”

Diperkenalkannya komputer pribadi IBM mengubah dunia komputer. Dengan dukungan perusahaan raksasa sepergi “Big Blue,” komputer pribadi-mesin dengan “otak” dan memori-dengan cepat menjadi produk yang panas bagi individu maupun bisnis. IBM-PC seketika menetapkan chip 8086 Intel sebagai standar industri. Karena IBM tidak mengembangkan banyak teknologi khusus yang berhubungan dengan PC, perusahaan-perusahaan bisa meniru PC tanpa terlalu banyak kesulitan.

Walaupun Moore dan Noyce tetap berada di puncak tangga perusahaan Intel, Andrew Grove merupakan daya pendorong di belakang perluasan perusahaan yang kuat, setelah diangkat menjadi presiden direktur dan pejabat operasi kepala pada tahun 1979. Grove yang sikapnya tegas dan mempunyai dorongan kuat yang luar biasa ini diberi nama julukan “Jenderal Prusis.” Ia dikenal sebagai orang yang menyimpan daftar pekerja yang datang sesudah pukul delapan pagi; dan pada tahun 1981, ketika perusahaan mengalami kesulitan dalam masa resesi, ia menghasilkan “pemecahan 125 persen”. Semua karyawan profesional dipaksa bekerja seminggu lima puluh jam tanpa peningkatan upah.

Intel mempunyai kesulitan dalam mempertahankan dominasinya pada tahun 1980-an. Karena rintangan untuk memasuki industri mikroprosesor sangat tinggi, perusahaan-perusahaan yang berusaha merampas sudut

Page 47: Kisah Sukses Para Entrepreneur

pasar Intel yang luar biasa menguntungkan adalah perusahaan-perusahaan besar dengan kantong tebal: Texas Instruments, Motorola, dan semakin banyak perusahaan Jepang.

Penyelamatan Intel datang, seperti yang selalu terjadi, melalui terciptanya satu produk baru yang membuat standarnya sendiri sebelumnya, dan standar semua pesaing, terasa tidak cukup cepat lagi. Pada bulan Oktober 1985 Intel memperkenalkan mikroprosesor 386, yang mengembangkannya makan biaya lebih dari $100 juta. “Sebagai mukjizat miniaturisasi, mikroprosesor ini berukuran ¼ inci persegi, namun melakukan untuk kerja dengan kekuatan dan kecepatan yang sama dengan banyak komputer ukuran penuh.”

Sumber : www.intel.com/pressroom/kits/bios/grove.htm

HELMUT WERNER Membangun Brand Mercedes Benz

Penampilan dan gayanya “tidak mencerminkan seorang pemimpin bisnis jempolan seperti halnya Edzard Reuter. Kewiraswastaannya tidak begitu cemerlang seperti Werner Niefer. Lagi pula ia tidak mempunyai konsep strategis yang cerdik dan unggul seperti yang dimiliki Eberhard von Kuenheim atau Carl Horst Hahn. Kalau begitu, apa sebenarnya kelebihan Helmut Werner.

Tatkala ia memulai kariernya di Uniroyal, ia terus menanjak sampai memegang jabatan direktur pelaksana untuk wilayah Eropa. Kemudian ia menjadi anggota direksi termuda pada produsen ban Contri dan beberapa tahun kemudian menduduki jabatan direktur utama pada perusahaan itu. Setelah itu, pada musim gugur 1987 ia diangkat untuk mengepalai dewan pengawas Daimler Benz AG di bidang kendaraan serba guna, sekaligus menjadi calon kuat pengganti direktur utama perusahaan mobil bergengsi itu, Werner Niefer.

Selain itu, Helmut Werner bersama Juergen Schrempp yang berpeluang pula untuk menduduki jabatan presiden direktur perusahaan holding Mercedes yang kini dipegang Edzard Reuter. Helmut Werner mendapat sorotan dari segala penjuru. Penampilan Helmut Werner yang tinggi ramping dan elegan dalam berbusana memberi kesan menarik. Wajahnya masih tampak muda dan pandangan matanya yang berwarna cokelat kehitaman itu berkesan bersahabat. “Saya ini memang agar mujur,” kata ayah dua putra yang menjelang dewasa. Kata-kata lain yang sering ia ucapkan, “Hidup ini memang indah dan mempesonakan.”

Sikap mental yang ceria seperti itu hanya dimiliki oleh salah seorang asal Reionland, memang tepat. Helmut lahir di Koeln kemudian dibesarkan di Sauerlan. Pendidikan SMA-nya ia selesaikan di Frankfurt dan Bonn. Di Koeln itu ia mempelajari ekonomi perusahaan.

Helmut Werner yang memimpin 90 ribu karyawan, tidak menguasai orang-orang itu, melainkan mendorong mereka. Sebagai atasan, ia diduga tidak mengetahui bagaimana cara-cara mempengaruhi anak buahnya. Ia orang yang sanggup bekerja dengan ragu dan bukan tipe manusia yang

Page 48: Kisah Sukses Para Entrepreneur

gemar bertarung sendiri. Di situlah letak keunggulan dan bakatnya. Ia sendiri menyebut hal itu sebagai temperamen yang berimbang atau sifat pembawa rezeki. Edzard Reuter sendiri merekomendasinya sebagai orang yang sanggup menggerakkan massa yang dinilai lebih penting daripada kesanggupan untuk melakukan segala sesuatunya seorang diri.

Jelas sekali bahwa sikap, sifat, dan bakat yang ada pada Helmut Werner berasal dari pengalaman yang diperoleh dari orangtuanya. Dalam keluarga itu, Helmut berperan sebagai Primus Inter Pares atau orang nomor satu di antara lima bersaudara. Adik-adiknya ingin diperlakukan sebagai anak sulung, hal itu membahayakan posisi Helmut dalam keluarga itu. Dengan demikian, ia harus setiap kali menegaskan posisinya sebagai sulung dalam persaingan dengan adik-adiknya sendiri. Dalam hal ini berlaku hukum, yang terkuat adalah raja, suatu posisi yang ia harus berulang kali buktikan. Bagi Helmut Werner untuk membuktikan keunggulannya. Helmut sendiri mengaku dirinya bukan seorang pelajar yang baik. Itu yang sangat memprihatinkan ayahnya yang direktur Bank Sparkasse. Ia lebih suka membuktikan keunggulannya bukan di sekolah, melainkan di lapangan bola, sebagai perenang, pemain bola air, menyelam, ski atau balap sepeda.

Menurut Helmut Werner, “Saya kesurupan untuk bersaing dan bahwa rahasia keberhasilan dalam kepemimpinan itu terletak pada kemampuannya, menyiapkan orang lain siap melakukan sesuatu. “Dengan demikian, ia sendiri tidak perlu melakukan sesuatu apa pun. Efisiensi yang ia kembangkan adalah pada dualisme itu, termasuk memanfaatkan keberhasilan staf pegawai serta memupuk hubungan persaudaraan dan memberi peluang pengembangan diri pada pegawainya. Tetapi, semua itu masih belum memadai. Karena di balik itu semua masih ada ambisi, disiplin, serta kerja keras bukan untuk sekadar menang, melainkan harus menang.

Pada awalnya Helmut Werner ingin menjadi peneliti ekonomi, tetapi cita-cita itu dibatalkannya setelah ia diterima sebagai trainee pada perusahaan ban mobil, Englebert & Co di Aachen, anak perusahaan Amerika Uniroyal pada tahun 1961. Lima tahun lamanya ia berkelana di seluruh negeri dari satu penyalur ke penyalur ban mobil lainnya. Selama masa kerja itu, ia mengumpulkan pengalaman mengenai bagaimana reaksi orang. Ia mengatakan, “Mereka harus dapat melakukan sesuatu yang positif untuk saya, yaitu membeli ban dari saya.”

Sejak tahun 1970, Helmut Werner bekerja sebagai manajer aneka produk perusahaannya di kota Luettich, Belgia. Itu merupakan suatu kegiatan, yang menuntutnya bolak balik di semua fungsi bisnis, baik dari segi teknis maupun segi bisnis, serta segi organisasi maupun segi strategi pemasaran. Semua tugas itu, menurut Helmut adalah suatu yang amat menarik, pengalaman langsungnya dengan nasabah/pelanggannya merupakan pendidikan lanjutan bagi Helmut dan di situ pulalah ia dimatangkan untuk menjadi wiraswastawan tangguh. “Saya merekomendasikan tahapan pengalaman yang pragmatis seperti itu bagi setiap pemuda,” katanya mantap.

Pada tahun 1977, perusahaan itu menyerahkan tanggung jawab untuk semua kelompok produksi pada Helmut Werner, dan pada tahun berikutnya ia diangkat menjadi managing director untuk Eropa, khusus menangani masalah pemasaran dan pengembangan. Setahun kemudian

Page 49: Kisah Sukses Para Entrepreneur

(1979) Continental Gummiwerke AG berhasil mengakuisisi (membeli) Uniroyal Eropa, dan ia diangkat menjadi anggota direksi termuda.

Hahn yang menjadi presiden direktur perusahaan Continental Gummiwerke AG dan Baron Englebert sangat dikagumi dan menjadi panutan Helmut Werner atas kreativitas dan kehebatan mereka. Sejak tahun 1982, Helmut Werner orang nomor satu di Continental Gummiwerke AS dan pada akhir tahun itu juga perusahaan tersebut meraih keuntungan sekitar 18 juta mark atau sekitar 20 miliar rupiah. Pada tahun 1983, perusahaan itu meraih pendapatan sampai 45 miliar rupiah. Begitu pula pada tahun 1984. Selanjutnya, perusahaan itu terus berkembang dan pada tahun 1987 perusahaan itu mencaplok General Tire dan berhasil terjun langsung dalam bisnis di Amerika Serikat.

Ketenaran Helmut Werner ini telah sedemikian rupa, sehingga ia menjadi rebutan berbagai perusahaan besar. Bos Volkswagen Carl Hahn menawarkan kepadanya posisi direktur Audi. Sedangkan Alfred Herrhaussen mengajukan penawaran yang lebih menggiurkan, sebagai direktur yang mengepalai divisi kendaraan serba guna dalam jajaran Daimler Benz AG. Dari prestasi Helmut ini diharapkan dapat menolong menyelamatkan divisi itu, yang semula menderita rugi. Bagaimanapun juga, Mercedes-Benz yang mengalami kemunduran dalam pemasaran kendaraan besar di luar negeri masih saja merupakan podusen terbesar di dunia untuk kendaraan angkutan barang.

Helmut Werner bukan hanya memiliki daya pesona dan semangat korps yang tinggi. Selain itu, menurut pimpinan direksi umum, Karl Feuerstein, ia adalah tipe wiraswastawan yang tangguh, yang mempunyai wawasan serta mengetahui dengan tepat di mana menetapkan titik berat upaya. Dalam rapat direksi Daimler Holding, ia dikenal sebagai orang yang kritis dan ampuh pada setiap konflik yang kontruktif.

Di kalangan rekan-rekannya, Helmut Werner dikenal sebagai seorang yang ketat sekali dalam manajemen keuangan. Ia melakukan kontrol yang ketat dan terus-menerus memantau arus atas berbagai pengeluaran perusahaan. Pada usia yang sudah memasuki 50 tahun, ia ingin melibatkan dirinya dalam perusahaan dan produk kelas satu serta berkutat pada bisnis internasional. Ia bertanggung jawab atas produksi kendaraan di 43 negara. Dengan demikian pengaruhnya semakin besar disusul dengan kewibawaan yang lebih meyakinkan. Di kalangan direksi ia mempunyai tingkat kebebasan yang tinggi mengingat prestasinya dalam meningkatkan volume penjualan kendaraan Mercedes. Ia menegaskan akan melipatgandakan penjualan sampai tiga kali lipat daripada Continental Gummiwerke AG. Bagi Helmut Werner, Mercedes-Benz AG adalah pusat permobilan dunia.

Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh bisnis, Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta

Page 50: Kisah Sukses Para Entrepreneur

HENRY FORDPenemu Mobil Amerika

Henry Ford dilahirkan pada tanggal 30 Juli 1863. Ia dimasukkan ke sekolahnya pada usia 5 tahun oleh ibunya. Ketika akan berangkat ia harus berlari-lari kecil menuju sekolahnya yang berjarak kurang lebih 2½ mil itu. Dan dengan jarak yang sama pula kembali pulang pada saat gelap telah turun, sampai di rumah. Dengan begitu ia harus membawa bekal dari rumah untuk makan siang di sekolahnya. Tiga tahun kemudian ia dipindahkan ke sekolah lain oleh orangtuanya tapi masih dalam jarak yang sama.

Sejak masih kecil Henry telah menaruh perhatian yang besar terhadap berbagai mesin-mesin. Hal tersebut amat mencemaskan ayahnya. Ayahnya, William Ford menginginkan anaknya kelak menjadi seorang petani atau pedagang besar dan sukses karena ia sendiri adalah juga keturunan seorang petani. Akan tetapi Henry tidak berminat terhadap pertanian. Kesukaannya kepada mesin-mesin itu kadang-kadang sering menyulitkannya, karena ia harus melawan kemauan ayahnya.

Suatu hari seorang petani datang ke sekolah Henry sambil marah-marah. Ia mengadu kepada guru di sekolah itu, dan menceritakan perihal tingkah laku beberapa orang murid sekolah itu. Mereka dipimpin oleh Henry untuk membendung sebuah sungai kecil yang mengaliri ladang-ladang pertanian miliki petani tadi.

Bendungan tersebut mengakibatkan aliran sungai menjadi terhenti dan mengakibatkan banjir yang tidak karuan. Sang guru langsung berpaling dan berkata kepada Henry, “Pekerjaan apa ini, Henry?” tanya gurunya dengan geram. “Kami tidak melakukan apa pun dan membanjiri ladang itu, kami hanya membangun sebuah bendungan untuk membendung air guna mengadakan percobaan kincir air untuk penggilingan kopi. Bapak dapat melihatnya bagaimana hebatnya alat itu bekerja,” elak Henry.

Serta-merta gurunya itu marah dan mengukum Henry. Kemudian berkata kepada murid-murid yang lain, “Kalian harus belajar menghormati masyarakat, dan menolongnya. Bukankah saya selalu berpesan begitu setiap kali kalian akan pulang?” (Kejengkelan tersebut diucapkan sang guru untuk menghibur si petani yang marah-marah tadi. Tapi ia tertarik dengan pekerjaan yang telah dilakukan oleh murid-muridnya).

Setelah eksperimen di atas dianggap cukup berhasil, Henry menjadi lebih tekun mempelajari cara-cara mesin bekerja. Di sekolahnya suatu ketika, sewaktu pelajaran, sedang berlangsung, dengan bangga ia bercerita kepada teman-temannya mengenai mesin-mesin yang diketahuinya. Teman-temannya itu menjadi tertarik dan berkerumun di sekelilingnya mengakibatkan pelajaran terganggu. Tiba-tiba gurunya datang ke tengah-tengah kerumunan itu. “Henry!”, bentak gurunya dengan geram dan menatap para murid-muridnya, “Apakah kalian tidak pernah mencoba bagaimana untuk belajar yang baik? Apa gunanya kalian datang ke sekolah ini. Ha? Sekarang kalian bersama Henry harus tinggal di kelas sehabis pelajaran nanti.”

Page 51: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Gurunya itu memberikan kepada mereka sebuah mesin yang telah dirusakkan lebih dulu. “Kalian harus membetulkan mesin ini!” gertak gurunya itu. “Bilamana kalian tidak dapat memperbaikinya, kalian akan mendapat hukuman lagi”. Akan tetapi Henry dengan tangkas mengerjakan mesin tersebut hanya dalam jangka waktu kurang dari 10 menit segera selesai. Gurunya jadi kagum melihat bakat muridnya tersebut.

Keterampilannya dalam bidang permesinan itu membuat ia mulai dikenal orang. Ia sering memperbaiki mesin-mesin para tetangganya. Banyak orang yang kagum akan bakat Henry itu, tetapi ayahnya membenci pekerjaan itu. William Ford menginginkan anaknya menjadi seorang petani yang baik. Tetapi hal tersebut tidak dapat dicegahnya karena Henry mempunyai kemauan yang besar dalam bidang ini.

Setelah meningkat dewasa, dan merasa mampu untuk hidup mandiri. Henry meminta restu kepada orangtuanya untuk mencoba hidup merantau. Ia berjalan menuju kota Detroit. Di kota ini ia mendapatkan pekerjaan pada sebuah pabrik. Ia mendapat gaji 2,50 dolar seminggu. Tapi ia harus mengeluarkan biaya 3,50 dolar untuk biaya hidup dalam waktu yang sama. Maka untuk menutupi kekurangan itu, ia menambah pekerjaan ekstra sebagai pelayan pada sebuah toko permata. Dari toko ini ia menerima 2,00 dolar. Sembilan bulan lamanya ia bekerja di pabrik itu, sementara menjadi pelayan pada toko permata ketika pulang dari bekerja di pabrik.

Suatu hari, tiba-tiba ia mendapat kabar perihal ayahnya yang sakit keras. Ayahnya meminta Henry agar lekas pulang. Henry tidak dapat berbuat apa-apa kecuali memenuhi permintaan ayahnya itu. Ia harus kembali ke ladang!

Selama bekerja sebagai petani, Henry mempunyai ide untuk membuat sejenis mesin yang dapat bekerja sebagai bajak di ladang-ladang. Ia tidak menyetujui binatang-binatang dipekerjakan di ladang-ladang dan kebun. Mereka menjadi banyak makan. Selama musim dingin mereka tidak bekerja, tetapi makan terus. Henry menciptakan sebuah mesin yang dapat bekerja di ladang-ladang untuk menggantikan hewan tanpa harus terus-menerus memberinya makan. Hasil temuannya itu merupakan sumbangan yang amat berarti bagi penciptaan mesin-mesin pertanian kelak. Banyak orang yang tertarik kepada idenya. Di samping itu ia banyak pula membantu para tetangganya telah sedikit demi sedikit memakai mesin di ladang-ladang mereka. Henry begitu cakap dalam bidang permesinan ini, sehingga ia dikenal sebagai ahli mesin satu-satunya di daerah itu, ini berlangsung selama beberapa tahun.

Karena tidak dapat meninggalkan tanah pertanian selama ayahnya sakit. Maka ia banyak memperhatikan masalah dan kekurangan-kekurangan yang diderita oleh para petani. Ia menyimpulkan bahwa para petani tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak yang 24 hari dalam setahun bekerja memproduksi bahan makanan. Henry berkata kepada para tetangganya, “Bila waktunya membajak, mengolah tanah dan menuai lebih baik, para petani harus menggunakan mesin-mesin atau mekanisasi. Di samping pekerjaan lebih cepat selesai, dapat pula memberikan upah yang layak. Ladang yang diolah dengan cara mekanisasi dapat dan akan menekan biaya operasionalnya, selain pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat, para petani dapat pula menikmati hasil ladangnya dengan pendapatan yang pantas.”

Page 52: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Henry Ford menciptakan mesin pertaniannya yang pertama ketika ia berumur 20 tahun. Percobaan yang pertama dari mesin yang kelihatan aneh. Ini hanya mampu bergerak 40 kaki kemudian tiba-tiba berhenti. “Saya mengharapkan mesin ini mampu membajak seluruh ladang-ladang dalam waktu yang singkat,” kata Henry, “Tapi penemuan ini belum mempunyai kekuatan yang berarti.” Traktor yang pertama ini masih menunggu penemuan lain di negara itu, yakni penggunaan bahan bakar.

Sementara itu Henry Ford menyenangi seorang gadis manis di sebuah kota lain. Tetapi gadis manis tersebut tidak menyukainya. Henry memikirkan cara memecahkan problem itu. Ia membeli satu set permainan sulap dan meminjam seekor kuda manis kepunyaan bapaknya. Kemudian ia membuat sebuah jubah dari kain satin. Selanjutnya mendirikan sebuah grup sulap di dekat rumah Clara Bryant, anak gadis yang memikat hatinya itu. Dengan memakai baju rompi yang banyak sakunya, juga sebuah jam yang dibuatnya sendiri dan dua buah sapu tangan, Henry menunjukkan kebolehannya dalam bermain sulap. Henry mengadakan dua kali pertunjukan yang selalu menarik di kala itu. Hal tersebut sekaligus mencapai yang diinginkannya, menaklukkan hati Clara Bryant yang semula tidak suka kepadanya.

“Ibu,” kata Clara Bryant kepada ibunya suatu pagi, “Saya kira laki-laki yang bernama Ford yang mengadakan pertunjukan bersama kawannya di samping rumah itu, saya yakin ia akan dapat terkenal di dunia.”

Henry tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Beberapa minggu kemudian ia menghampiri ayahnya dan berkata, “Ayah, sekiranya saya memutuskan untuk menikah, apa yang akan ayah berikan kepada saya?” William Ford berpikir sejenak lalu katanya, “Engkau akan mendapatkan delapan puluh acre (1 acre sama dengan 4072 m2) tanah, semua kayu yang engkau inginkan dapat engkau potong sendiri untuk sebuah rumah.

“Baiklah,” sorak Henry. Kemudian ia mulai menebangi pepohonan di tanah yang diberikan oleh ayahnya itu. Sebagian untuk dipersiapkan untuk mendirikan sebuah rumah untuk keluarga kelak. Akhirnya apa yang ia inginkan untuk menikahi Clara tercapai. Henry dan Clara menikah pada bulan April 1888. Mereka hidup dengan menggarap ladang selama tiga tahun di pemberian ayahnya. Pada suatu malam Henry berkata kepada istrinya, “Clara, saya yakin kita akan lebih sukses, bila kita bisa pindah ke Detroit. Saya akan membuat sebuah kereta kuda di sana. Di sini saya terlalu sibuk!” Henry kemudian menerangkan kepada istrinya tentang gagasan-gagasannya untuk membuat kendaraan yang digerakkan dengan mesin.

Di Detroit ia mendapatkan pekerjaan di perusahaan lampu “Edison” pada malam hari, sedangkan pada siang hari ia membuat kereta kudanya untuk berlari. Selama dua tahun ia belum dapat menciptakan kereta kudanya untuk berlari. Ia telah banyak menghabiskan waktu di bengkelnya yang terbuat dari batu bata sederhana itu, sementara di sekeliling para tetangganya melihat tingkahnya, menganggap Henry telah gila.

“Sebuah kereta kuda!?” kata mereka, “kapan akan bergerak kalau Henry tidak mendorongnya.” Tapi Henry Ford tetap pada pendiriannya. Henry tidak berhenti bekerja di bengkelnya. Ia menumpahkan segala perhatiannya dengan penuh konsentrasi terhadap idenya. “Barang apa yang dikerjakan si dungu itu?” kata orang-orang yang melihat kelakuan

Page 53: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Henry itu. Kemudian mereka menyiramnya dengan air. Henry Ford tidak dapat berbuat apa-apa, ia dalam keadaan miskin sekali.

Pada suatu pagi tahun 1893, sebuah kereta kuda siap untuk diuji coba. Dengan kegigihan yang kuat dan cekatan yang membaja Henry Ford mulai mengoperasikan keretanya, yang sangat membisingkan dan mengeluarkan asap yang mengepul-ngepul di udara. Kereta itu meluncur dari pabriknya menuju jalan raya. Tapi tidak jauh berlari. Baru beberapa kaki saja beranjak dari bengkel tiba-tiba mati, dan tak dapat berkelok karena tidak mempunyai kemudi. Akan tetapi mesin kereta itu kembali hidup. Kini Henry telah membuktikan kepada orang-orang di sekelilingnya yang selama ini menganggap lucu, dungu, dan tolol, sekarang tidaklah demikian halnya.

Malam itu, Henry si perancang kereta itu merasa sangat puas dan bahagia dengan hasil temuannya. Karya tersebut dirayakannya dengan segelas susu panas, kemudian membantingkan bajunya yang basah oleh keringat itu ke samping perapian, lantas meloncat ke tempat tidur. Untuk menikmati mimpi yang indah yang untuk pertama kalinya setelah meninggalkan tanah pertaniannya.

Ketika kereta ciptaannya diuji coba untuk kedua kalinya, istrinya ikut ambil bagian, yaitu sebagai penumpang. Kreativitas mereka itu menimbulkan sensasi, beberapa ekor kuda sekonyong-konyong terkejut, lantas lari sekencang-kencangnya tidak tentu arah ketika kereta Henry itu lewat di dekatnya. Suara kereka itu menimbulkan pekik yang memekakkan telinga, lantaran kerasnya. Mendadak kereta itu terhenti karena mesinnya mati.

Orang-orang menyaksikan keanehan itu serentak menyerbu, mengelilingi benda yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Serta-merta mereka bersorak, sebagian merasa kagum, tapi sebagian besar menunjukkan rasa cemas. Sejumlah besar dari mereka mengeluhkan suara yang ditimbulkan oleh kereta aneh itu sehingga mengakibatkan kebisingan dan kegaduhan. Mereka berkata bahwa hal tersebut pasti akan menimbulkan bencana, sehubungan dengan ia tidak dapat dikendalikan. Ia hanya bisa lari lurus memanjat bukit dan meloncati tebing-tebing. Mereka menasihati Henry Ford agar pekerjaan itu diberhentikan saja. Tapi sang “penemu” itu menjawab, “Kereta ini harus lari, dan lari”, tapi itu harus diperbaiki, kata mereka. Ford menjawab spontan “Saya sekarang belum mempunyai dana dan tidak mempunyai koneksi yang dapat membantu saya. Yang saya pikirkan sekarang adalah bagaimana dapat menciptakan sebuah ’otomobil’.” Bertahun-tahun lamanya Henry memikirkan bagaimana ia dapat menyempurnakan hasil karyanya itu. Demikianlah sampai ia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa ia telah mendapatkan modal yang besar dan kuat, hasil dari gagasan-gagasannya yang semula dianggap gila itu.

Ketika Henry Ford meninggal dunia pada tahun 1947, ia mencapai usia 83 tahun. Sedikit sekali orang yang dapat memahaminya, tetapi berjuta-juta orang tahu bahwa kereta kudanya telah mengelilingi dunia.

Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh bisnis, Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta hal. 35-42

Page 54: Kisah Sukses Para Entrepreneur

JACK WELCH

Revolusioner Bisnis General Electric

Satu hari yang sangat indah untuk main golf. Pada musim semi yang indah itu, tidak ada awan di langit di Martha’s Vineyard. Dua orang laki-laki mengitari ruang manicure (perawatan tangan dan kuku), di bawah siraman matahari sambil bercakap-cakap. Mereka tampak begitu bahagia dapat bebas dari kantor mereka, jauh dari berbagai rutinitas yang melelahkan. Bukan hanya udara segar dan matahari yang membantu mereka melupakan berbagai kecemasan, tetapi juga kemenangan yang memuaskan melawan pasangan pemain golf lainnya. Mereka orang-orang yang membenci kekalahan dalam hal apa pun. Sepintas, tampaknya tidak ada yang luar biasa; dua orang setengah baya keluar bersama. Yang satu cukup tinggi dengan rambut abu-abu dan agak gemuk; sementara yang lainnya sedikit lebih pendek dan tampak satu dekade lebih tua. Mungkin mereka teman atau kolega, atau mungkin sepasang salesman bermain hoki selepas kerja. Tetapi bagi mereka yang cermat, apa yang mereka lihat lebih dari sesuatu yang biasa. Dua orang laki-laki berotot berpakaian rapi berdiri dengan anehnya, sambil berbicara pelan melalui walkie talkie. Mereka tampak aneh di lapangan rumput yang hijau itu, seperti aktor yang main di film yang salah. Tetapi kehadiran mereka jelas-jelas menginditifikasikan bahwa pertandingan golf itu bukan sekadar pertandingan biasa. Sebenarnya, duo itu sangat berpengaruh di bumi ini. Laki-laki yang lebih tua adalah John Francis Welch jr., pimpinan dan CEO General Electric. Sedangkan yang berbadan lebih besar adalah William Jefferson Clinton, presiden AS ke-40. Golf adalah olah raga kesukaan Welch. Pada bulan Mei 1995, Welch mengalami operasi jantung dan segera sembuh. Sekarang, ia banyak kehilangan kesempatan yang ia peroleh, seringkali dalam sehari hanya bermain 36 hole. (Pada musim semi tahun 1996, ia mengantongi 70 hole untuk pertama kalinya; dengan 69 hole ia memenangi kejuaraan klubnya di Sankaty Head health Club di Nantucket.) Sekalipun Welch dan Clinton telah menyelesaikan 18 hole, mereka sepakat untuk bermain lagi. Saat bersantai dan saat yang penuh kebebasan merupakan saat langkah bagi mereka. Mereka belum siap untuk mengakhiri saat-saat seperti itu. Mereka berharap hari ini tidak berakhir. Lawan main mereka adalah Ben Heineman, Jr., penasihat General Electric, dan pengacara Vernon Jordan, salah satu teman terdekat Clinton. Senang melihat Welch dan sang presiden bekerja sama dengan sangat baik, Heineman diam-diam memuji dirinya karena telah mengusulkan kepada Jordan agar mereka berdua, yang sama-sama sedang belibur di Vineyard, bermain bersama dalam satu tim golf. Mereka berempat menyelesaikan sembilan hole lagi. Kali ini, Welch dan Clinton kalah, tetapi kekalahan itu pun tidak mengurangi kebahagiaan mereka pada hari ini. Mereka siap melanjutkan permainan, tetapi Heineman harus mengejar ferry, karena itu akhirnya mereka menyelesaikan permainan. Dua hari kemudian gambar Wech dan Clinton yang sedang santai dan tersenyum dengan tongkat golf mereka, muncul di New York Times.

Walch memiliki banyak alasan untuk tersenyum. Ia pimpinan perusahaan yang paling berharga di muka bumi ini, eksekutif bisnis yang

Page 55: Kisah Sukses Para Entrepreneur

paling luar biasa dan mengagumkan di Amerika Serikat. Memang benar, media lebih memperhatikan Bill Gates (Microsoft) dan Andy Groves (Intel), tetapi Jack Welch tidak peduli siapa yang menjadi bintang panggung. Pada kenyataannya, Welch merupakan pimpinan eksekutif yang paling sukses di Amerika; tidak membutuhkan validasi dari Koran ataupun majalah untuk apa yang telah ia raih. Gates, Grove dan perusahaan mereka mungkin memang lebih cemerlang tetapi Welch memimpin sebuah bisnis yang mempunyai sedikit pesaing dalam ukuran dan tidak satu pun yang bermasalah. Sekalipun Welch tidak mengakuinya, Welch sangat bangga dengan fakta bawa setiap pesaing cemburu pada General Electric. Sekalipun Welch memiliki banyak hal yang dapat dibanggakan, ia bukan jenis orang yang suka menyombongkan diri. Adakah orang lain, yang telah demikian sukses dalam dunia bisnis, akan mengatakan seperti dikatakannya pada bulan Desember 1977, “Saya tidak cukup puas dengan kondisi kami saat ini.” Tidak sadarkah ia bahwa ia telah meningkatkan kinerja General Electric dan mengubahnya menjadi perusahaan yang paling dinamis di AS? Apakah ini hanya sekadar wujud dari kerendahan-hati? Sama sekali bukan. Yang ia maksud adalah sebagai berikut: Saya tidak dapat puas dengan apa yang telah saya dapatkan. Jika saya puas dengan yang telah saya raih, saya mati!

Pada awal musim panas, General Electric menduduki peringkat pertama dari daftar 100 Perusahaan Top di Business Week berdasarkan Nilai Pasar untuk yang kedua kalinya, dengan nilai pasar $198,08 miliar. Daftar tersebut bukan hanya daftar perusahaan-perusahaan Amerika, tetapi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Peringkat kedua diduduki oleh Coca-cola ($169 miliar), NTT dari Jepang ($151 miliar), dan Microsoft Bill Gates ($148 miliar). General Electric, yang sejak tahun 1993 menduduki peringkat pertama dalam hal nilai pasar AS, pada 31 Desember 1997 memiliki nilai pasar sebesar $ 240 miliar, $ 50 miliar lebih besar dari perusahaan kedua terbesar, Royal Dutch/Shell. Pada Maret 1998, nilai pasar General Electric meningkat menjadi $250 miliar. Lagi pula, ranking General Electric hampir menduduki puncak daftar perusahaan paling profitable di AS. Laba kuartal pertama tahun 1996 mencapai $1,67 miliar, lebih besar dari laba General Electric selama tahun 1981 ($1,65 miliar), tahun saat Welch mengambil alih kepemimpinan General Electric. Laba General Electric kuartal ketiga adalah $2,01 miliar, jauh lebih besar dari perusahaan-perusahaan Amerika, seperti Exxon ($1,82 miliar) dan Intel ($1,574 miliar). Tahun 1996 merupakan tahun yang terbaik bagi General Electric. Pendapatan General Electric naik sampai $79,2 miliar, 13 persen lebih tinggi dibandingkan pendapatan tahun lalu. Laba tahun 1996 mencapai $7,28 miliar, 11 persen lebih tinggi dibandingkan laba tahun lalu. Kembali bekerja pada bulan September, Welch dengan hati-hati memonitor inisiatif terbarunya, satu program perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas proses dan produk General Electric dan menghemat miliaran dolar. Welch sangat bangga dengan inisiatif tersebut, bangga karena 270.000 karyawannya dengan antusias terlibat dalam program tersebut, bangga karena manfaat program ini jauh lebih besar dari yang ia duga. Ia tidak menanamkan konsep mengenai kualitas bisnis, tetapi jika kita mendengarkan apa yang ia katakan, kita akan berpikir bahwa ia memiliki konsep tentang kualitas bisnis. Jika Welch menyukai suatu ide, ia akan menerima ide tersebut

Page 56: Kisah Sukses Para Entrepreneur

seperti seorang pemuka agama menyebarkan yang diyakininya. Welch menyukai suatu ide, maka ide tersebut akan menjadi idenya.

Pada akhir Oktober, Welch makan malam di Gedung Putih, sebagai tamu undangan pada acara makan malam kenegaraan untuk menyambut presiden Cina, Jiang Zemin. Ketika melihat kehadiran Welch di penerimaan tamu, Bill Clinton memperkenalkan Welch sebagai “guru golf favorit saya”. Clinton dan Welch menyukai tawa yang hangat. Mereka berdua diam-diam mengenang acara golf mereka pada Agustus lalu di Vineyard. Undangan presiden kepada pimpinan General Electric untuk hadir di Gedung Putih bukan semata-mata karena sosial. Undangan tersebut merupakan cara Clinton untuk mengakui pertumbuhan peran General Electric di Cina; dan untuk memperkenalkan Welch sebagai salah seorang yang paling sukses dan paling berkuasa. (Survei majalah Time pada bulan Juni 1996 memilih Welch sebagai orang keenam yang paling berpengaruh di AS, dan Clinton menduduki peringkat pertama).

Pada tanggal 19 November 1997, Welch mencapai usia 62 tahun, dan dengan tegas menyatakan bahwa tiga tahun lagi ia akan berhenti dari kepemimpinan General Electric. Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Bagaimana bisa seorang laki-laki yang bermain golf dengan presiden, yang mengelola perusahaan paling kuat di dunia ini, dan yang tampak sangat sehat saat ini, akan keluar dari bisnis pada tahun 2000. Jawabannya terletak pada kebijakan General Electric untuk menghentikan CEO pada saat mereka mencapai usia 65 tahun. Tetapi, setiap orang yang bertemu dengan Jack Welch pada musim gugur ini akan mengambil kesimpulan, hanya dengan melihat caranya berjalan dan mendengar nada suaranya, bahwa pimpinan General Electrik itu masih sangat segar, masih jauh dari saat untuk meninggalkan dunia bisnis. Sekalipun Welch telah menjalani operasi jantung dua tahun yang lalu, semangat CEO General Electric tersebut masih luar biasa. Ya, kerutan di wajahnya semakin banyak, dan sebagian rambutnya yang beruban menyatakan usianya yang sebenarnya. Akan tetapi, tubuhnya yang bidang dan berotot, dengan tinggi badan 1,9 m, ia masih tampak seperti dulu ketika masih menjadi pemain hoki. Jika kehidupan Jack Welch dibuat film, barangkali orang akan memilih aktor Hoolywood Robert Duvall sebagai pemain utama. Wajah Welch mengekspresikan berbagai karakter, wajah yang hangat, dan senyum kegirangan ketika ia mendengar apa yang ia suka, atau wajah yang marah dengan tatapan mata yang tajam ketika ada seseorang yang mengatakan hal-hal yang konyol (salah satu frase favorit Welch). Wajah kekanak-kanakan hampir-hampir tidak pernah muncul; hanya sesekali, biasanya ketika Welch sangat marah. Sekalipun Welch telah mengalami operasi jantung, ia tetap menghabiskan hari-harinya dengan bekerja di kantor, menelepon karyawannya, mengunjungi bisnis General Electric di seluruh dunia, duduk dengan analis keuangan, anggota dewan direksi, dan wartawan. Ialah orang terakhir di kantor pusat General Electric, Fairfield, Connecticut, yang paling banyak dibicarakan untuk mengarahkan General Electric.

Pimpinan bisnis yang besar, menurut keyakinan Welch, harus memiliki energi yang besar. Lebih penting lagi, pimpinan bisnis yang besar harus mengetahui bagaimana menggunakan energi tersebut untuk membangkitkan energi orang lain. Seperti pembina tim sepak bola, Welch bergerak dari pertemuan ke pertemuan, menyampaikan pesan termasuk sekian banyak pesan-pesan yang lain, dan sebagian dari pesan-pesan

Page 57: Kisah Sukses Para Entrepreneur

tersebut telah menjadi merek dagang Welch: Bisnis itu simple, jangan menjadikan bisnis terlalu rumit, hadapilah kenyataan, jangan takut terhadap perubahan, berjuanglah melawan birokrasi, manfaatkan pikiran karyawan Anda, temukan mereka yang memiliki ide yang terbaik, dan aplikasikanlah ide tersebut.

Sumber : Slater, Robert. Jack Welch and the GE Way Wawasan manajemen dan rahasia kepemimpinan CEO legendaris Mc-Graw Hill – Penerbit Andi Yogyakarta tahun 2002

JERRY YANG & DAVID FILO

Yahoo! Bermula dari hobi mahasiswa yang berubah menjadi brand global yang telah mengubah cara orang untuk berkomunikasi satu sama lain, mencari dan mendapatkan informasi dan membeli berbagai macam barang.

Dua pendiri dari Yahoo!, David Filo dan Jerry Yang, kandidat doktor bidang teknik elektro di Universitas Stanford, yang memulainya di trailer kampus pada bulan Februari 1994 sebagai jalan untuk tetap dalam ketertarikan pribadi mereka terhadap internet. Jauh sebelum mereka menghabiskan lebih banyak waktu dalam daftar jaringan favorit mereka dibanding dengan desertasi doktor mereka. Bagaimanapun juga daftar Jerry and David menjadi sangat panjang dan mereka mengklasifikasikan dalam bentuk kategori. Ketika kategori semakin panjang, mereka membuatnya menjadi subkategori. dan lahir konsep inti dibalik Yahoo! Web site dimulai sebagai “Jerry’s Guide to the World Wide Web”.

Nama Yahoo! merupakan akronim untuk “Yet Another Hierarchical Officious Oracle”, tetapi Filo dan Yang memilih nama yang mereka pilih karena mereka suka dengan definisi umum dari yahoo: “rude, unsophisticated, uncouth”. Yahoo! sendiri pertama kali dibuat di workstation mahasiswa Yang, “Akebono”, ketika software dibuat di komputer Filo, “Konishiki”, keduanya nama pemain sumo yang melegenda.

Jerry dan David segera menemukan bahwa mereka tidak sendiri untuk menemukan web site yang sangat berguna. Jauh sebelum ratusan orang yang mengakses panduan mereka dari trailer di Stanford. Dengan dukungan kolega netter membuat usaha yang digulirkan semakin banyak peminat komunitas internet yang terlibat. Yahoo! Merayakan pertama kalinya jutaan klik per harinya pada tahun 1994, yaitu tak kurang dari 100 ribu macam pengunjung yang unik.

Berdasarkan tingkat lalu-lintas dan antusias penerimaan terhadap Yahoo!, para pendiri menyadari mereka mempunyai bisnis yang potensial di tangan mereka. Pada bulan Maret 1995, mereka melakukan kerja sama bisnis dengan para pemilik lembaga modal ventura Silicon Valley. Mereka kemudian menjalin kerja sama dengan Sequoia Capital, perusahaan yang mempunyai reputasi dalam bidang investasi termasuk untuk Apple Komputer, Atari, Oracle dan Cisco Systems. Mereka setuju untuk mendanai Yahoo! pada bulan April 1995 dengan investasi awal mendekati dua juta dolar.

Realisasi perusahaan baru mereka mempunyai pertumbuhan potensial yang cepat, Jerry dan David mulai membuat tim manajemen. Mereka merekrut Tim Koogle, seorang veteran Motorola dan alumni dari jurusan

Page 58: Kisah Sukses Para Entrepreneur

teknik Stanford, sebagai chief executive officer dan Jeffrey Mallett, pendiri Novell’s Divisi konsumen WordPerfect, sebagai chief operating officer. Mereka berhasil menyelamatkan perputaran pendanaan yang kedua pada tahun 1995 dari investor Reuters Ltd. dan Softbank. Yahoo! Diluncurkan dalam go public dengan sangat sukses pada bulan April 1996 dengan jumlah total 49 karyawan.

Saat ini, Yahoo! Inc. telah menjadi pemimpin komunikasi global lewat internet, komersil dan perusahaan media yang telah menjadi brand jasa jaringan lebih dari 232 juta individu setiap bulannya di dunia maya. Sebagai navigasi pertama secara online yang memandu dalam Web, www.yahoo.com adalah pemimpin pemandu dalam konteks lalu-lintas, periklanan, keperluan rumah tangga, dan jangkauan pengguna bisnis. Yahoo! adalah brand internet global pertama dan menjangkau pemirsa paling besar dalam dunia maya. Jaringan perusahaan Web global termasuk dalam 25 World properties. Dengan kantor pusat di Sunnyvale, California, Yahoo! juga telah mempunyai kantor di Eropa, Asia, Amerika Latin, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.

umber : http://soe.stanford.edu/AR95-96/jerry.htmlhttp://docs.yahoo.com/info/misc/history.html

KOLONEL HARLAND SANDERS

Kolonel Harland Sanders, lahir pada tanggal 9 September 1890. Mulai aktif dalam mewaralabakan (franchise) bisnis ayamnya pada usia 65 tahun. Saat ini, usahanya yang dikenal dengan Kentucky Fried Chicken atau KFC® telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam sistem makanan siap saji di dunia. Sosok Kolonel Sanders, pionir dalam restoran siap saji menjadi simbol dari semangat kewirausahaan.

Lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel dinikmati setiap tahunnya. Dan itu tidak hanya di Amerika Utara. Bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Pada umur 6 tahun, ayahnya meninggal dunia. Ibunya sudah tidak bisa bekerja lagi, dan Harland muda sudah harus menjaga adik laki-lakinya yang baru berumur 3 tahun dan suster bayinya. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk keluarganya. Pada umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya di dekat pertanian dengan gaji 2 dolar sebulan. Ketika berumur 12 tahun ibunya kembali menikah dan ia meninggalkan tempat tinggalnya dekat Henryville, Ind., untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Ind. Ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun, pertama sebagai tukang parkir pada usia 15 tahun di New Albany, Ind., dan kemudian sebagai pada usia 16 tahun menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan di kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel. Pada usia 40 tahun Kolonel mulai memasak untuk orang yang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin. Ia belum punya restoran pada saat itu, tetapi ia menyajikan makanannya pada meja makannya di ruang makan bengkelnya.

Page 59: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Semakin banyak orang yang datang ke tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke seberang jalan dekat penginapan dan restoran yang kapasitasnya 142 orang. Selama hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya dengan teknik dasar memasak hingga saat ini. Citra Sanders semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi Negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, Keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating”.

Pada awal tahun 1950 jalan raya baru antarnegara bagian direncanakan melewati kota Corbin. Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel menutup restorannya. Setelah membayar sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105. Percaya diri dengan kualitas ayam gorengnya, Kolonel meyakinkan dirinya untuk membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual. Pada tahun 1964, Kolonel Sanders mempunyai lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu, ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y. Brown Jr., yang kemudian menjadi Gubernur Kentucky dari tahun 1980 sampai 1984. Kolonel mengingatkan untuk menjadikan terbuka perusahaannya bagi publik. Pada tahun 1976, sebuah survey independen memberi peringkat kedua dunia sebagai selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh dengan cepat. Kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan beroperasi hampir di seluruh dunia ketika Heublein Inc. mengakusisi perusahaan KFC pada 18 Juli 1971 seharga $285 juta. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari R.J. Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco, Inc. oleh PepsiCo, Inc., seharga kurang lebih 840 juta dolar.

Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc. mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya –KFC, Taco Bell dan Pizza Hut–menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans, Inc. Pada Mei 2002, perusahaan mengumumkan menerima persetujuan pemilik saham untuk mengubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands, Inc. Perusahaan yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit sistem dengan jumlah mendekati 32.500 di lebih dari 100 negara dan wilayah.

Sampai akhirnya terserang penyakit leukemia pada tahun 1980 di usia 90 tahun, Kolonel telah melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungan restoran KFC mengelilingi dunia. Dan itu semua dilakukan oleh seorang laki-laki berusia 65 tahun yang menggunakan uang jaminan sosialnya untuk memulai usaha. Impian untuk sukses tidak harus impian masa kecil, bisa juga saat usia sudah senja.

Page 60: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Inilah kegigihan Kolonel Sanders pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Ia memulainya di usia 66 tahun, pensiunan angkatan darat dari negara adidaya, tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Ia memiliki keahlian dalam memasak, ia tawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Akhirnya restoran yang ke-1008, menerima resepnya tersebut dan kini kita dapat menikmatinya di Indonesia, Kentucky Fried Chicken. Mungkin impian Kolonel Sanders sangat sederhana, ingin memiliki uang yang layak untuk hidup di hari tuanya yang tinggal sebentar lagi.

Sumber : http://www.kfc.com/about/colonel.htm

MATSUSHITA KONOSUKE

Dari beberapa nama tokoh Jepang yang berhasil membangun perekonomian Jepang, nama Matsushita Konosuke termasuk di dalam kelompok nama tersebut. Matsushita berhasil membangun kerajaan industrinya hingga mencapai tujuh ratus sembilan puluh lima perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak seratus lima puluh ribu orang. Setelah sukses, Matsushita menulis beberapa buah buku dan majalah yang berperan dalam menyebarkan gagasan-gagasannya untuk dapat dipahami oleh masyarakat Jepang. Ia juga mengumpulkan pemuda-pemudi Jepang yang berbakat untuk dididik dan dipersiapkan sebagai generasi penerus yang siap memimpin Jepang di masa datang.

Matsushita Konosuke dilahirkan pada tahun 1894 di Wakayama, Wilayah Barat Jepang. Sebagai seorang anak bungsu dari keluarga petani tuan tanah selama empat puluh generasi, masa muda Konosuke dapat dilalui dengan baik. Kebahagiaan ini tidak dapat dinikmati lebih lama oleh Konosuke karena ayahnya menderita rugi dalam sebuah usaha spekulasi beras. Kerugian ini mengakibatkan ayahnya menjual semua harta bendanya. Konosuke lalu meninggalkan bangku pendidikan tanpa menyelesaikan bangku pendidikan dasar. Ayahnya lalu membuka sebuah toko alas kaki kayu dan usaha ini berkembang dengan lambat. Untuk mempercepat waktu dalam mengembangkan usaha, kembali ayah Konosuke bermain spekulasi beras, dan gagal lagi. Selanjutnya ayahnya pergi ke Osaka dan bekerja sebagai buruh. Setelah menderita kerugian terus-menerus, saudara-saudara Konosuke mulai meninggal satu per satu karena TBC. Dalam keadaan krisis tersebut, surat ayahnya datang yang memberitahukan bahwa di Osaka ada sebuah keluarga yang membutuhkan seorang tenaga pembantu yang masih muda. Pada usia sembilan tahun, Konosuke memulai perjalanannya yang pertama menuju Osaka dengan kereta api. Saat itu, 23 November 1904, perang Rusia-Jepang sedang berkecamuk dengan dahsyat. Ia sampai di Osaka dan mendapatkan pekerjaan yang diberitahukan ayahnya, yaitu pekerjaan merawat anak majikannya dengan gaji 10 sen per bulan yang dibayar dalam waktu dua kali setiap bulan. Konosuke mulai memperlihatkan bakatnya yang rajin dan penuh tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Hal ini menjadikan majikannya sangat menyukainya. Tidak bulan bekerja, Konosuke akhirnya berhenti dari pekerjaan merawat bayi, tetapi

Page 61: Kisah Sukses Para Entrepreneur

majikannya membantu Konosuke untuk mendapatkan pekerjaan baru karena menilai Konosuke sebagai seorang pekerja yang baik.

Akhirnya ia bekerja di pedagang sepeda, Dodai Shoten, di Senba, Osaka. Ia bekerja keras untuk membersihkan rumah dan barang dagangan dan mulai mempelajari cara mengelola usaha itu dan memperbaiki sepeda yang rusak. Para pelanggan juga sering memintanya untuk membelikan sebungkus rokok sambil menunggu sepedanya diperbaiki. Konosuke sadar, bahwa setiap membeli 20 bungkus rokok, ia mendapat sebungkus rokok gratis. Ia mulai terkenal di antara para pelanggan karena kecerdikan dan sifat ramahnya. Suatu hari, seorang pelanggan menanyakan prosedur pembelian sepeda. Karena majikannya sedang pergi, Konosuke lalu mengunjungi calon pembeli itu. Calon pembeli itu bersedia membeli sebuah sepeda bila diberi rabat sebesar sepuluh persen. Ketika Konosuke menyampaikan kepada majikannya, majikannya hanya bisa memberi rabat sebesar lima persen. Konosuke berusaha membujuk majikannya dengan berbagai cara, tetapi tidak berhasil. Ketika Konosuke memberitahukan kepada calon pembeli tadi dan menceritakan upaya yang dilakukannya dalam membujuk majikannya, pembeli tadi akhirnya bersedia membeli sepeda dengan rabat lima persen dan menyatakan kesediaan sebagai pelanggan selama Konosuke tetap bekerja di toko sepeda itu. Belajar dari pengalaman tersebut Konosuke menyadari sepenuhnya akan pentingnya bekerja keras dan sunguh-sungguh dalam berusaha.

Suatu saat, Konosuke menemukan seorang karyawan yang tidak jujur. Ia lalu memberitahukan hal itu kepada majikannya dan meminta karyawan tersebut agar dipecat, tetapi majikannya tidak setuju. Konosuke lalu mengancam akan mengundurkan diri bila karyawan tersebut tidak dipecat. Majikannya akhirnya menyetujui permintaan Konosuke. Konosuke berpendapat bahwa kejujuran sangat penting dalam bekerja.

Konosuke mulai tertarik pada kereta api listrik ketika trem listrik muncul pertama kali di Osaka. Tertarik akan trem listrik, Konosuke lalu bekerja di Osaka Electric Light Company sejak Oktober 1910, dengan tujuan utama untuk belajar mengenai kelistrikan. Ia bekerja pada pertama kali pada usia 16 tahun sebagai pembantu mandor yang mengatasi perbaikan kabel. Dua tahun bekerja, Konosuke memutuskan untuk sekolah pada Kansai School of Commerce and Industri, sebuah sekolah yang buka pada malam hari di Osaka. Tahap persiapan dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu satu tahun. Untuk tingkat selanjutnya tahap listrik, Konosuke tidak dapat melanjutkan lagi karena mendapat kesulitan dalam masalah bahasa.

Usia dua puluh tahun, Konosuke memutuskan untuk menikah dan dua tahun kemudian ia diangkat menjadi penguji para mandor. Setelah bekerja selama tujuh tahun di Osaka Electric Light Company, Konosuke merasa telah memiliki pengetahuan yang memadai dalam masalah listrik dan memutuskan untuk keluar. Ia keluar pada usia 22 tahun dan dengan tabungan sebesar ¥ 20 di tambah dengan ¥ 42 dari pesangonnya. Dengan modal ¥ 62, Konosuke bermaksud untuk membuka usaha baru. Bermodalkan pengalaman memodifikasi barang, yaitu sarang lampu pijar, ia membuka usahanya. Konosuke kesulitan dalam memasarkan produksinya dan keuangannya mulai menipis. Pada saat kritis, nasib baik menyertainya ketika ia mendapat pesanan 1000 insulator kipas angin listrik. Selanjutnya, pelanggan tersebut memesan 20.000 sampai 30.000

Page 62: Kisah Sukses Para Entrepreneur

insulator bila Konosuke mampu mengirimkan 1000 insulator sebelum akhir tahun. Konosuke lalu bekerja keras dibantu oleh iparnya. Setelah dibantu oleh beberapa subkontraktor lainnya, tepat pada tanggal 31 Desember, Konosuke berhasil mengirimkan insultor kipas angin listrik itu dan mendapatkan ¥ 160 sebagai imbalannya.

Dari untung yang diperoleh, Konosuke lalu menyewa gedung di jantung kota Osaka sebagai kantor pertama Matsushita Electric Manufacturing Company. Produk selanjutnya adalah kombinasi steker dengan harga 30% lebih murah dari saingannya. Produk ini segera habis diserbu pembeli. Dalam waktu dua tahun, Konosuke telah memiliki 30 orang karyawan. Mereka dididik untuk memproduksi peralatan listrik. Saat itu terdapat kecenderungan untuk tidak memberikan pendidikan kepada karyawan karena dipandang karyawan tersebut dapat keluar dan mendirikan perusahaan tandingan jika sudah pintar. Tetapi Konosuke berpandangan lain, ia menganggap karywan yang pandai akan mampu menghasilkan produk yang bermutu. Keyakinan ini diambil dari ajaran Bushido yang menyatakan bahwa kita tidak boleh menyerang orang yang tidak bersenjata.

Produk berikutnya adalah sebuah steker berujung dua, dan produk ini juga sangat laju di pasaran karena harga lebih murah dan kualitas yang terjamin. Untuk memperlancar usahanya, konosuke mengaktifkan subkontraktor dan memperluas jaringannya. Pada usia 27 tahun, Konosuke telah mampu membeli sebidang tanah dan memajukan usahanya tanpa pernah meminjam uang. Selanjutnya ia memproduksi batu baterai berbentuk lonjong untuk lampu sepeda. Ia lalu menghubungi pedagang sepeda eceran dan grosir untuk membangun jaringan penjualan. Selama tiga tahun ia membangun jaringan ini dan setiap bulan ia melakukan perjalanan dari Osaka ke Tokyo untuk mengunjungi para penyalurnya. Popularitasnya mulai berkembang dan para penyalur selalu menanti kedatangan Konosuke.

Harga jual yang ditetapkan oleh konosuke adalah sangat wajar dan konosuke selalu berhati-hati dalam menentukan harga. Konosuke sangat konsisten dengan harga yang ditentukannya dan tidak pernah memberlakukan rabat. Kepada para penyalurnya ia menekankan bahwa mereka masih tetap untung walaupun menjual dengan harga yang lebih murah. Tahun 1927 Konosuke memproduksi lampu sepeda berbentuk segi empat dengan merek National. Setelah yakin akan produksinya yang baru, Konosuke mencoba mengiklankannya dengan cara lain, Konosuke tidak menyukai cara iklan melalui media massa. Ia lalu memberikan secara gratis 10.000 lampu kepada para konsumen. Permasalahan timbul karena Konosuke hanya memproduksi kerangka luar dan tidak membuat batu baterai yang berfungsi sebagai sumber tenaga. Ia lalu meminta 10.000 buah batu baterai untuk melancarkan promosinya. Tetapi perusahaan tersebut menolak. Setelah membujuk beberapa kali tetap tidak berhasil. Konosuke teringat akan strategi “take and give”. Konosuke lalu bersedia memesan 20.000 batu baterai setiap tahun bila ia diberi contoh 10.000 secara gratis. Konosuke lalu memulai promosinya, dan dampak yang terjadi adalah Konosuke mampu menyalurkan 470.000 lampu selama satu tahun. Keuntungan besar diperoleh oleh Konosuke dari perusahaan batu baterai dan peristiwa ini terkenal sebagai legenda Matsushita. Bakat utama yang menentukan keunggulan Konosuke adalah kemampuannya dalam mengorganisasi jaringan subkontraktor,

Page 63: Kisah Sukses Para Entrepreneur

memproduksi barang yang menghasilkan laba berlipat dan dapat dengan cepat memproduksi barang baru sebagai pengganti barang yang lama. Ia sangat menghormati orangtuanya dan berusaha keras memenuhi pesan ayahnya yang meninggal ketika Konosuke berusia 10 tahun. Kemampuan utama yang paling mendukung usahanya adalah kelihaiannya dalam meramalkan penjualan dan keuntungan yang akan diperoleh. Kemampuannya dalam meramalkan daya tampung pasar jarang meleset.

Perang Dunia terjadi dan perusahaan Konosuke tetap berjalan tetapi dengan produk yang berbeda. Konosuke memproduksi suku cadang bagi keperluan kapal laut dan kapal terbang bagi Angkatan Perang Kerajaan Jepang. Setelah perang usai, pengaruh Konosuke dalam Kamar Dagang Osaka mulai dihapus karena keterlibatannya dalam pembuatan suku cadang untuk perang. Konosuke mencoba untuk membela diri dengan mengatakan bahwa keterlibatannya karena dipaksa oleh Angkatan Perang Kerajaan. Pembelaannya gagal dan Konosuke dilarang melakukan bisnis karena ia terlihat dalam memproduksi amunisi untuk perang. 40 buah perusahaan Konosuke yang terlibat dalam perang segera dibubarkan dan Konosuke hanya dapat melakukan kontrol secara tidak langsung terhadap sisa perusahaannya karena tidak dapat memegang jabatan resmi. Atas usaha Konosuke dalam membantu untuk membentuk serikat buruh, tahun 1949 sanksi terhadap Konosuke dihapus dan ia diperbolehkan untuk melakukan bisnis kembali. Setahun kemudian, Perang Korea pecah dan Konosuke mendapat pesanan dari Angkatan Perang Amerika sebesar ¥ 400 juta. Modal baru segera diperoleh untuk menggerakkan usahanya. Tahun 50-an, Konosuke melakukan perjalanan keliling Eropa dan Amerika untuk mempelajari peluang usaha di wilayah tersebut. Hasil dari perjalanannya itu adalah sebuah keputusan untuk melakukan kerja sama dengan Philip’s dari Belanda. Kerja sama dilakukan dengan modal awal sebesar ¥ 600 juta dan Philip’s memberikan modal sebesar 30% dan meminta bayaran sebesar 7% atas pengetahuan teknik mereka. Konosuke merundingkan angka-angka tersebut dan akhirnya berhasil menekan sampai 5%. Selanjutnya ia meminta nilai sebesar 3% atas posisi penasihat pada perusahaan patungan ini. Pada awalnya Philip’s terkejut atas Konosuke, akan tetapi akhirnya mereka setuju karena atas pemintaan Konusuke, akan tetapi akhirnya mereka setuju karena kelihaian Konosuke dalam berunding. Strategi Konosuke akhirnya dapat menekan biaya kemampuan teknik hanya tinggal 2%.

Akhirnya berdiri perusahaan patungan yang merupakan cikal bakal perusahaan Matsushita Electronics Company yang kemudian hari berkembang menjadi industri raksasa. Produksi awal dimulai dengan bola lampu, lampu tabung hampa, lampu neon dan transistor radio di Jepang. Perusahaan ini dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan keuntungan yang diperoleh sangat besar. Kerja sama ini berakhir pada tahun 1967 dan kedua perusahaan mendapatkan honor royalti masing-masing sebesar 2,5%. Sebagai seorang pionir, Konosuke menuntut seorang pimpinan untuk lebih bekerja keras. Ia menuntut seorang pimpinan untuk datang lebih awal dari bawahannya dan pulang paling akhir. Jepang tidak memiliki sumber daya alam dan sedikit terhambat dalam memulai industrialisasinya, maka tidak ada alasan untuk tidak bekerja keras jika ingin maju menyaingi negara Eropa dan Amerika, demikian ia menekankan kepada para karyawannya.

Page 64: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Konosuke adalah orang yang konsisten dalam memegang prinsip bisnisnya. Salah satu jaringan supermarket yang menyalurkan produk Matsushita Electronics Company, Daiel, pada tahun 1979 memiliki pangsa pasar terbesar di Jepang. Ketika mereka menjual peralatan elektronik Matsushita dengan memberikan rabat, Konosuke marah besar dan menghentikan hubungan bisnis dengan Daiel tanpa menghiraukan kekuatan jaringan pemasaran Daiei. Seorang pedagang eceran yang menjual barang Matsushita meminta kepada grosir untuk mendapatkan sebuah lukisan cat air yang ditandatangani oleh Konosuke. Pedagang kecil itu bersedia membeli sepuluh buah air conditioner bila ia mendapatkan lukisan tersebut. Mendengar permintaan itu, Konosuke menyempatkan diri untuk memenuhi permintaan pedagang eceran tersebut. Di sini terlihat kesungguhan dari Konosuke dalam melakukan usaha sampai ia bersedia memperhatikan hal yang sangat sepele.

Tahun 1975, jumlah pengangguran di Jepang mencapai satu juta orang, angka tertinggi sesudah perang. Konosuke mengatasi masalah ini dengan menerapkan sistem kerja setengah hari. Ia juga membekukan kenaikan gaji bagi manajemen menengah. Pada tahun ini ekonomi Jepang mengalami kemerosotan dan produk elektronik tidak ada yang meminta. Konosuke dengan lihai mengadakan pameran di Moskow untuk membuka jaringan pemasaran di negara komunis ini. Strategi ini dapat menyelamatkan tingkat penjualan Mitsushita. Dengan teratur dan terencana Konosuke membangun jaringan pemasaran ke luar negeri. Juni 1975, North European National Service Co. muncul untuk mendukung pemasaran Matsushita di daerah tersebut. Untuk pasar Amerika, Konosuke memusatkan bisnis pemasarannnya di New Jersey. Untuk kepentingan pemasaran ini, matsushita menjual obligasi sebesar US$ 100 juta. Matsushita USA lalu membangun perusahaan presisi di Filipina dan diikuti oleh pembentukan Quasar Electrik Company.

Tahun 1977, Konosuke memilih Toshihiko Yamashita sebagai penggantinya untuk jabatan presiden dan Masabru Matsushita sebagai ketua Boards of Trustees, sedangkan Konosuke menjabat sebagai penasihat perusahaan. Konosuke telah mampu membangun sebuah industri yang besar dengan bermodalkan kemauan keras dan pengalaman. Seperti layaknya pengusaha lainnya, Konosuke selalu bekerja keras dan berusaha untuk tetap konsisten dengan filosofi bisnisnya, dan itu merupakan salah satu faktor keberhasilannya di samping banyak faktor lainnya. Tidak seperti kebanyakan pengusaha lainnya yang memiliki jenjang pendidikan formal yang tinggi, Konosuke dapat sukses walaupun ia tidak pernah menyelesaikan pendidikannya. Suksesnya karena kerja keras.

Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh industri,Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta

Page 65: Kisah Sukses Para Entrepreneur

RAYMOND KROCMcDonald dan Globalisasi Industri Fastfood

Pada tahun 1954, seorang salesman mesin susu kocok berumur lima puluh dua tahun melihat kios hamburger di San Bernardino, California, dan membayangkan sebuah industri baru yang besar: fast food. Raymond Kroc, pendiri dan pembangun McDonald’s Corporation, membuktikan dirinya sebagai seorang pelopor industri yang tidak kalah kemampuannya dengan Henry Ford. Ia merevolusikan industri restoran dengan memberlakukan disiplin atas produksi hamburger, kentang goreng, dan susu kocok. Dengan mengembangkan sistem operasi dan antaran yang maju, ia memastikan bahwa kentang goreng yang dibeli oleh pelanggan di Topeka akan sama dengan yang dibeli di New York City. Konsistensi seperti ini menjadikan McDonald’s mendefinisikan fast food Amerika. Pada tahun 1960, terdapat lebih dari 200 saluran McDonald’s di seluruh Amerika, perluasan cepat yang dikobarkan oleh biaya franchise yang rendah. Ray Kroc telah menciptakan salah satu merek yang paling kuat sepanjang masa. Tetapi ia nyaris tidak mendapat keuntungan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menggunakan real estate sebagai pendukung keuangan yang menyebabkan McDonald’s menjadi operasi yang menguntungkan. Pada tahun 1956, Kroc mendirikan Franchise Realty Corporation, membeli tanah dan bertindak selaku pemilik restoran bagi pembeli franchise yang penuh minat. Dengan langkah ini, McDonald’s mulai memperoleh penghasilan yang sesungguhnya, dan perusahaan pun lepas landas. Kroc kemudian memperkenalkan program periklanan nasional untuk mendukung franchise yang tersebar dengan cepat; dan setelah tampak bahwa pertumbuhan di wilayah asal perusahaan ini melambat pada awal tahun 1970-an, ia memulai dorongan yang penuh semangat dan sukses untuk membuat kehadiran global bagi McDonald’s. Sepanjang pertumbuhan perusahaan yang spektakuler, Kroc melakukan akrobat keseimbangan berjalan di atas rentangan tali yang sulit, memberlakukan standar yang keras di seluruh sistem sementara mendorong semangat wirausaha yang menyambut baik gagasan dari semua tingkat. Banyak gagasan ini yang memberikan sumbangan kepada keberhasilan perusahaan yang menakjubkan. Dalam mengumpulkan kekayaan sebesar $500 juta, raja hamburger ini mengubah lansekap budaya bangsa dan menempa sebuah industri yang termasuk di kalangan ekspor Amerika yang terbesar. Keberhasilan McDonald’s yang ditiru secara meluas menawarkan contoh yang baik sekali bagi manajer dan eksekutif zaman sekarang yang berusaha mencari efisiensi produksi yang lebih besar. Dengan menempatkan hamburger yang bersahaja di atas jalur perakitan, Kroc menunjukkan kepada seluruh dunia bagaimana cara menerapkan proses manajemen yang maju pada usaha yang paling membosankan. Supaya bisa maju dengan cara McDonald’s, perusahaan-perusahaan harus menetapkan prinsip dasar pelayanan yang mereka tawarkan, memecah-mecah pekerjaan menjadi bagian-bagian, dan kemudian terus-menerus merakitnya kembali dan menyempurnakan banyak langkah sampai sistem berjalan tanpa kekangan. Hari ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat antara lain pizza, pemrosesan klaim asuransi, atau penjual mainan mendapat keuntungan dari jenis sistem

Page 66: Kisah Sukses Para Entrepreneur

yang dipelopori oleh Ray Kroc. Sampai tingkat ketika operasi seperti ini menjaga pengendalian mutu, dan memelihara kepuasan pelanggan, keuntungan akan mengalir. Sebagai salesman mesin susu kocok, Raymond Kroc secara rutin mengunjungi kliennya. Tetapi ketika salesman berumur lima puluh dua tahun ini pergi dari rumahnya dekat Chicago ke California selatan untuk menemui dua kliennya yang terbesar, hasilnya sama sekali bukan hal rutin. Maurice dan Richard McDonald meninggalkan New Hampshire pada tahun 1930, berusaha mencari peruntungan di Hollywood. Karena tidak bisa mendapatkan hasil besar di Tinseltown, kakak beradik ini akhirnya menjadi pemilik restoran drive-in di San Bernardino, kota kecil berdebu sejauh lima puluh lima mil di sebelah timur Los Angeles. Sementara kebanyakan restoran membeli satu atau dua Prince Castle Multimixer, yang bisa mencampur lima gelas susu kocok sekaligus, McDonald bersaudara membeli delapan buah. Dan Kroc ingin tahu jenis operasi apa yang membutuhkan kemampuan membuat empat puluh gelas susu kocok pada saat yang bersamaan. Maka ia pergi ke San Bernardino, dan apa yang dilihatnya di sana mengubah kehidupannya. Kroc berdiri di keteduhan dua gerbang lengkung keemasan restoran yang gemerlapan, yang menerangi langit di senja kala, dan melihat antrian orang-orang yang berkelok-kelok seperti ular di luar restoran yang berbentuk segi delapan. Melalui dinding bangunan yang selurunya terbuat dari kaca, dia memandangi para karyawan pria, yang memakai topi kertas dan seragam putih, sibuk di restoran yang sangat bersih, menyajikan burger dalam piring, kentang goreng dan susu kocok kepada keluarga-keluarga kelas pekerja yang berdatangan naik mobil. “Sesuatu pasti sedang terjadi di sini, saya mengatakan kepada diri sendiri,” Kroc kemudian menulis dalam otobiografinya, Grinding It Out. “Ini pasti operasi perdagangan paling menakjubkan yang pernah saya lihat.” Tidak seperti begitu banyak operasi pelayanan makanan yang pernah ditemui oleh Kroc, tempat ini mendengung seperti mesin yang di-turn-up dengan sempurna. Singkatnya, kakak-beradik ini mendatangkan efisiensi kepada bisnis yang cepat. Mereka menawarkan menu sembilan jenis makanan: burger, kentang goreng, susu kocok, dan pai, menyingkirkan tempat duduk, serta menggunakan alat makan kertas dan bukannya kaca atau porselen. Mereka juga merancang jalur perakitan kasaran sehingga mereka bisa melayani pesanan dalam waktu kurang dari enam puluh detik. Kroc seketika tahu bahwa ia telah melihat masa depan. “Malam itu dalam kamar motel saya, saya berpikir keras tentang apa yang saya lihat siang harinya. Bayangan restoran McDoland’s yang tersebar di sekitar perempatan jalan di seluruh negara berpawai melalui otak saya.”

Dengan persetujuan di tangan, Kroc mulai memenuhi bayangannya tentang restoran McDonald’s yang meledak dari pantai ke pantai. Ia memulai dengan membangun mata rantai pertama kongsi restoran ini ,sebuah model eksperimental di Des Plaines, illinois, di luar kota Chicago, yang bersifatkan harga rendah yang sama, demikian pula menu yang terbatas, dan pelayanan cepat seperti di restoran San Bernardino. Restoran yang dibuka pada tanggal 15 April 1955 ini mencapai penjualan yang terhormat sebesar $366,12 dengan cepat memasukkan keuntungan. Kroc mengawasi restoran ini dengan waspada seperti seorang ibu baru, secara pribadi memimpin kegiatan dapur dan mengorek sisa permen karet dari pelataran parkir dengan pisau raut. Bagi Kroc, meniru satu kedai tunggal kakak-beradik McDonald baru permulaannya. Supaya bisa

Page 67: Kisah Sukses Para Entrepreneur

membangun kongsi restoran, Kroc tahu bahwa ia harus memberlakukan disiplin atas industri restoran yang dikelola secara longgar. Dan itu berarti menyempurnakan prosedur operasi yang distandarkan dalam proses yang bisa ditiru. Empat puluh tahun sebelumnya, Henry Ford sudah menyadari bahwa produksi masal mobil memerlukan perkawinan antara presisi bagian-bagian mobil dan proses perakitan yang efisien. Kroc menerapkan disiplin yang sama pada pembuatan sandwich. Dengan menggunakan gagasan bahwa “ada ilmu untuk membuat dan menyajikan hamburger”, Kroc memberikan kepada kepingan daging sapi gilingnya spesifikasi yang tepat, kandungan lemak: di bawah 19 persen; berat: 1,6 ons: garis tengah: 3,875 inci; bawang: ¼ ons. Kroc bahkan membangun sebuah laboratorium di pinggiran kota Chicago untuk merancang metode pembuatan kentang goreng yang sempurna pada akhir tahun 1950-an. Bukannya sekadar memasok pembeli franchise dengan rumus susu kocok dan es krim, Kroc ingin menjual kepada mitra barunya satu sistem operasi. Dengan lain perkataan, ia membuat cap satu pelayanan. Dan ini sarana revolusioner yang akan digunakan oleh McDonald’s untuk menciptakan kongsi restoran yang di dalamnya satu restoran di Delaware dan satu restoran di Nevada akan menyajikan burger yang tepat sama ukuran dan mutunya, masing-masing berisi potongan acar yang sama, setiap burger disajikan dalam tempat yang serupa bersama kentang goreng yang dimasak dengan lamanya waktu yang sama. Sebagaimana yang diingat oleh Kroc, “Kesempurnaan sulit sekali dicapai, dan kesempurnaanlah yang saya inginkan dalam McDonald’s. Segala hal lainnya sekunder bagi saya.” Tetapi tuntutan yang serba tepat melayani satu tujuan strategis. “Tujuan kami, tentu saja, adalah memastikan bisnis yang berulang berdasarkan reputasi sistem dan bukannya mutu satu restoran atau operator tunggal,” kata Kroc. Walaupun franchise McDonald’s tumbuh di mana-mana di seluruh daerah di Barat Tengah dan seperti bunga liar setelah hujan musim semi, keberhasilan perusahaan rupanya berumur pendek. Sementara persetujuan asli yang dijalin dengan kakak-beradik McDonalds menyebabkan Kroc menyayangi pembeli franchise yang paling awal, ini juga menyebabkan perusahaan yang baru lahir ini langsung menuju kemungkinan bangkrut. Selama tahun 1960, ketika kongsi restoran ini mengeruk uang $75 juta dalam penjualan, penghasilan McDonald’s hanya $159.000. Singkatnya, konsep Kroc untuk membangun McDonald’s, John Love dan rumah kartu impian Kroc mulai runtuh di bawah bobotnya sendiri. Sementara terbenam dalam utang dan tanpa pertumbuhan keuntungan yang bisa dibayangkan, Kroc menghadapi satu dilema yang klasik. Ia tidak mampu memperluas usaha. Dan ia tidak bisa tetap terapung. Untunglah, Harry Sonnenborn menemukan pemecahan. Ia berpikir McDonald’s harus mendapatkan uang dengan menyewa atau membeli lokasi yang akan dijadikan kedai dan kemudian menyewakannya kembali kepada pembeli franchise mula-mula dengan peningkatan harga 20 persen, dan kemudian 40 persen. Di bawah rencana ini, McDonald’s akan mencari lokasi yang sesuai dan menandatangani perjanjian sewa dengan bunga yang ditentukan. Strategi real estate pas sekali dengan tujuan penguasaan Kroc yang lebih besar. Bukannya menjual franchise geografis sebagai selubung, yang akan memberikan kepada pemegangnya hak untuk membangun sebanyak-banyaknya atau sesedikit-sedikitnya kedai sekehendak hatinya di suatu kawasan tertentu, Kroc hanya menjual franchise individual, dengan biaya rendah $950. Ini

Page 68: Kisah Sukses Para Entrepreneur

mematikan bahwa operator yang tidak bersedia bermain mengikuti aturannya hanya bisa membuka tidak lebih dari satu saluran. Setelah menyerahkan urusan keuangan yang stabil ke tangan Harry Sonnenborn yang ahli, Kroc mulai memperluas dan memprofesionalkan kerajaan industri yang sedang tumbuh ini. Di bawah konsepsinya yang baru, setiap pembeli franchise dan operator seperti seorang manajer pabrik. Karena mengetahui bahwa ukuran bagi kompleks industri yang maju adalah manajemen profesional, pada tahun 1961 Kroc meluncurkan satu program latihan di restoran baru di Elk Grove Village, Illinoiss. Di sana, kelompok pelaksana melatih pembeli franchise dan operator dalam metode ilmiah mengelola McDonald’s yang sukses dan melatih mereka dalam ajaran kroc tentang Mutu, Pelayanan, Kebersihan dan Nilai. Kroc suka mengatakan, “Saya menaruh hamburger pada jalur perakitan.” Hamburger juga berisi laboratorium penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan mekanisme memasak, membekukan, menyimpan, dan menyajikan. Di mana pun juga tidak ada dikotomi antara pengendalian pusat dan otonomi operasi yang lebih kentara daripada dalam iklan. Pada hari Natal akhir tahun 1950-an, Turner dan para manajer lainnya bisa berkeliling Chicago Loop dengan “Kereta Sinterklas,” sebuah truk es krim yang diubah menjadi restoran drive-in McDonald’s yang beroda. Namun kendati sangat menyukai cara menjajakan barang dagangan model kini, McDonald’s tidak mempunyai strategi periklanan untuk seluruh perusahaan. Sebaliknya, ketika operator Minneapolis Jim Zein melihat penjualannya meledak pada tahun 1959 setelah memasang iklan radio, Kroc mendorong para operator untuk memanfaatkan gelombang udara dengan kampanye mereka sendiri. Iklan yang sukses membantu penggalakan pertumbuhan yang lebih besar. Dan pada tahun 1965, dengan 710 restoran McDonald’s tersebar dalam empat puluh empat negara bagian, $171 juta dalam penjualan, dan neraca yang relatif mantap, akhirnya McDonald’s mekar sepenuhnya. Perusahaan ini go public pada tanggal 15 April, tepat sepuluh tahun sampai ke harinya setelah Kroc membuka kedai Des Plaines, menjual 300.000 saham dengan harga per lembar $22,50. Banyak saham ini yang ditawarkan oleh Kroc, yang mengeruk uang $3 juta dalam penjualan. Kroc mengerahkan uang tunai ini untuk memperluas perusahaan dan melawan pesaing yang dengan cepat menyebar di mana-mana, sebab keberhasilan perusahaan telah melahirkan banyak imitasi yang berusaha memanfaatkan industrialisasi fast food yang semakin meningkat. Melalui pertumbuhan yang pesat dan iklan yang meluas, McDonald’s pada awal tahun 1970-an menjadi kongsi restoran fast food yang terbesar di seluruh negara dan sifat yang mudah dikenali dari lansekap budaya Amerika. Dan penguasa tertinggi McDonaldland, Ray Kroc, menjadi seorang tokoh yang bertingkat nasional. Pada tahun 1972, ketika lebih dari 2.200 saluran McDonald’s mengeruk penjualan $1 miliar, Kroc menerima hadiah Horatio Alger dari Norman Vincent Peale. Sementara nilai saham pemilikannya meningkat menjadi kira-kira $500 juta. Sementara produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika. Hal ini membangkitkan keinginan menyelidiki wartawan dan politikus pembaharuan yang suka mencari-cari kejelekan, raksasa industri profil tinggi Ray Kroc juga menarik perhatian dari banyak pihak. Sementara produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika, hal ini membangkitkan sikap tinggi hati kaum elit industri makanan. Mimi Sheraton dari New york magazine menyatakan: “Makanan McDonald’s

Page 69: Kisah Sukses Para Entrepreneur

mengerikan secara tidak ketulungan, tanpa keindahan apa pun.” Para politikus juga memperhatikan. Pada tahun 1974, ketika nilai pasar perusahaan ini melampaui nilai U.S. Steel yang maju dengan lambat, Senator Lloyd Bentsen mengeluh: “Ada sesuatu yang tidak beres dengan ekonomi kita kalau pasar saham lebih banyak dalam hamburger dan lebih sedikit dalam baja.” Banyak analis yang memandang pertumbuhan McDonald’s yang pesat sebagai hal yang tidak akan bisa dipertahankan. Tetapi Kroc merasa yakin bahwa perusahaan perlu terus berkembang supaya bisa bertahan hidup. “Saya tidak percaya dengan kejenuhan,” katanya. “Kami berpikir dan bicara dalam tingkat seluruh dunia.” Kroc membayangkan sebuah dunia yang di dalamnya 12.000 pasang Gerbang Lengkung Keemasan akan berdiri sebagai pos luar sebuah kerajaan perdagangan yang perkasa. Mendirikan pangkalan di ibu kota negara-negara Eropa baru permulaannya. Dengan berlalunya waktu sepuluh tahun, seribu restoran yang dibuka oleh perusahaan di luar negeri menggalakkan 27 persen tingkat pertumbuhan tahunan. Kongsi restoran ini begitu universal dikenal sebagai lambang usaha Amerika dan berpengaruh, sehingga ketika gerilyawan Marxis meledakkan sebuah restoran McDonald’s di San Salvador pada tahun 1979, mereka menyatakan bahwa tindakan teroris ini sebuah pukulan mematikan terhadap “imperialis Amerika.”

“Walaupun McDonald’s mencapai sukes, dan kekayaan pribadinya mencapai $340 juta, ia selalu khawatir.” Kalau Kroc bepergian, dia bersikeras menyuruh sopirnya membawanya paling sedikit ke enam restoran McDonald’s untuk melakukan inspeksi kejutan. Walaupun ia membunuh persaingan, persaingan tidak membunuh Ray Kroc. Ia meninggal dunia dalam usia lanjut pada bulan Januari 1984, pada umur delapan puluh satu tahun, tepat sepuluh bulan sebelum McDonald’s menjual hamburger yang ke-50 miliar.

http://www.wiley.com/legacy/products/subject/business/forbes/kroc.html

SAM WALTON Wal - Mart dan Pemberian Diskon Amerika

Samuel Moore Walton adalah pria kota kecil. Ia hidup di lingkungan yang sama di Bentonville, Arkansas, selama empat puluh tahun. Ia bangun setiap pagi, sarapan bersama kelompok orang banyak yang sama di hotel setempat, dan kemudian, kecuali pada hari Minggu, ia pergi ke kantor. Hanya satu hal yang menggodanya untuk membolos, dan itu adalah kesempatan untuk berburu ayam hutan. Walton orang yang lebih suka pinjam surat kabar daripada mengeluarkan uang setalen untuk mendapatkannya. Tetapi ia juga suka mengundang suatu keluarga miskin untuk makan bersamanya.

Sam Walton tinggal di kota-kota kecil, kira-kira sebanyak 1.800, melalui toko serba ada diskon Wal-Mart miliknya. Dalam era restoran franchise, pusat perbelanjaan yang ada di mana-mana, dan penjualan eceran formula, Wal-Mart dibangun dalam menghormati individu. Itu adalah kualitas yang terpancar langsung dari pendirinya.

Page 70: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Dengan menguasai kira-kira 20% saham Wal-Mart, Sam Walton tampil di puncak daftar Forbes 400, dengan nilai bersih 2,8 miliar pada tahun 1985 (pemilikan ini sekarang hampir sepuluh kali lipat nilainya). Dari semua inovasinya yang membantunya menjadi miliarder, inovasinya yang terbesar sebagai CEO mungkin adalah kenyataan bahwa ia sendiri tidak berubah. “Rahasianya adalah bekerja, bekerja, bekerja. Saya mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara melakukannya,” kata Thomas Walton tentang dua anak laki-lakinya, Sam dan James (“Bud”). Walton adalah seorang penaksir harga ladang sebagai jaminan pinjaman, pekerjaan yang tidak seberapa hasilnya selama tahun dua puluhan di Oklahoma, tempat Sam dilahirkan pada tahun 1918. Ayahnya, Thomas, bekerja dalam jam-jam yang panjang, tetapi ia dan istrinya, Nan, akhirnya memindahkan keluarganya ke sebelah kota kecil di Missouri. Ayahnya mengganti kariernya di bidang real estate dan asuransi, dan ibunya memulai bisnis produk susu kecil-kecilan, sedangkan anak-anak membantu orangtua mereka mencukupi kebutuhan keluarga, dengan menjual keanggotaan langganan majalah, memerah sapi, dan mengantarkan surat kabar.

Sam Walton menuntut pelajaran di Universitas Missouri di Columbia, dan mendapat gelar sarjana muda dalam bisnis pada tahun 1940. Ia berpikir ingin kuliah tingkat sarjana di Timur, tetapi ia menerima satu kedudukan sebagai manajer magang di toko J.C. Penney di Des Moines, Iowa. Pemuda yang dikenal dengan sebutan “Hustler” Walton ketika kuliah ini mula-mula ingin segera terjun ke bisnis penjualan eceran. Tetapi ia terkesan oleh toko Penney, terutama oleh falsafahnya tentang pelayanan pelanggan.

“Saya tidak memulai karier sebagai bankir atau investor, atau melakukan apa saja selain melayani pelanggan,” Walton kemudian menulis dalam majalah karyawan perusahaan, Wal-Mart World. “Banyak orang yang menjalankan perusahaan besar yang belum pernah menderingkan mesin hitung, dan mereka juga belum pernah melayani pelanggan, maka saya selalu menghargai apa artinya menjadi pelayan toko dan sebesar apa seorang salesman bisa mempengaruhi pelanggan dalam hubungan bisnis.”

Tiga tahun sebelum Wal-Mart yang pertama dibuka, Sam dan Helm Walton membeli tanah seluas dua puluh akre di luar Bentonville dan memberikan tugas kepada seorang arsitek yang terkemuka untuk membangun sebuah rumah modern di atas anak sungai. Rumah ini memerlukan biaya $100.000 pada tahun 1959—jumlah yang besar sekali, tetapi itu adalah rumah terakhir yang pernah dibeli oleh pasangan ini. Keluarga Walton tidak pernah menggunakan uang dengan mencolok.

Mungkin cocok bagi seorang penjual eceran dengan diskon untuk bersifat agak kikir. Pada puncak kekayaannya yang luar biasa, S.S. Kresge biasa memasukkan kardus ke dalam sepatunya untuk menutup lubangnya. Ia bahkan berhenti main golf pada ronde pertama setelah kehilangan sebuah bola. Sam Walton tidak sepelit itu, tetapi ia mempunyai rekor hidup sederhana, untuk orang yang kaya. Ia terbang di kelas satu hanya sekali dalam hidupnya (dalam penerbangan panjang dari Amerika Selatan ke Afrika); dalam perjalanan bisnis bersama karyawan lainnya, ia siap mengikuti kebijaksanaan perusahaan menginap berdua sekamar di hotel. Mobil perusahaannya bukan limousin. Bernard Marcus, pimpinan dan pembantu pendiri Home Depot, teringat pergi ke luar untuk

Page 71: Kisah Sukses Para Entrepreneur

makan siang bersama Walton setelah pertemuan di Bentonvolle: “Saya masuk ke mobil pick-up Sam yang berwarna merah. Tidak ada AC. Tempat duduknya berbekas kopi. Dan pada waktu saya sampai ke restoran, baju saya basah kuyup. Dan itulah Sam Walton, tidak suka pamer, tidak sombong.”

Pada tahun 1970, Wal-Mart membuat penawaran saham kepada publik. Dana yang terkumpul kira-kira $5 juta untuk membantu enam buah toko lagi dan menyelesaikan pusat distribusi perusahaan yang pertama. Dengan uang ini dan penawaran saham sesudahnya, momentum akhirnya meningkat dan sesuai dengan rencana Walton: Setelah membangun tiga puluh sembilan buah toko dalam dasawarsa pertama, Wal-Mart membangun 452 toko pada tahun tujuh puluhan dan 1.237 toko pada tahun delapan puluhan. Dari tahun 1970 sampai tahun 1990, saham Wal-Mart bukan hanya mengalahkan semua saham lainnya di pasar, tetapi juga mengalahkan impian paling gila mereka yang membelinya. Seratus lembar saham, yang dibeli pada tahun 1970 seharga $1.650, nilainya menjadi $2,6 juta pada tahun 1992.

Pada tahun 1973, embargo minyak Arab menyebabkan harga energi melambung. Bagi Wal-Mart, ini merupakan kemunduran yang tidak tepat waktunya. Seperti kebanyakan orang dalam bisnis distribusi, Walton merasa seakan-akan dia seorang sandera bagi inflasi harga yang tidak rasional. Peristiwa ini mengubah caranya menjalankan bisnis. Sesudah krisis minyak, toko-toko Wal-Mart hanya dibangun dalam jarak dua belas jam bermobil dari pusat distribusi yang terdekat. Karena lokasinya berkelompok, maka toko-toko bisa dipasok secara efisien, mengurangi efek keseluruhan dari kenaikan harga bensin. Pengecer lainnya membangun gudang untuk melayani saluran yang ada, tetapi Walton menempuh arah yang berlawanan. Ia memulai dengan sebuah gudang raksasa, dan kemudian memunculkan toko-toko di sekelilingnya. “Dan demikianlah, Wal-Mart tidak “menjadi nasional” seketika; rencananya adalah membuat kemajuan yang tetap, satu pusat distribusi pada satu ketika, menjadi wilayah baru.

Metode Wal-Mart yang paling disukai adalah melibatkan diri dalam seluruh proses pemabrikan. Pada tahun 1984, Bill Clinton, yang ketika itu menjabat sebagai gubernur Arkansas, menghubungi Wal-Mart meminta bantuan untuk pabrik pakaian di negara bagian itu yang akan kehilangan pelanggannya yang terbesar karena direbut oleh pesaing dari luar negeri. “Kita akan melihat apakah kita bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya,” kata Walton kepada Clinton, setelah membicarakan persoalan ini dengan para eksekutifnya. Wal-Mart bersiap-siap untuk menyerahkan kepada pabrik lokal ini seluruh persyaratan untuk membuat kemeja flannel, sebuah pesanan yang sebelumnya dibeli dari Timur Jauh.

Pusat distribusi Wal-Mart menjadi faktor menonjol lainnya dalam sistem Wal-Mart. Gudang itu sendiri merupakan bagian di belakang layanan yang membosankan dari bisnis penjualan eceran. Tetapi pusat distribusi Wal-Mart direkayasa untuk melakukan lebih dari sekadar mengumpankan produk ke toko-toko; gudang dirancang untuk menurunkan biayanya.

Pada tahun 1991, Wal-Mart memberikan sebuah hadiah kepada Walton, keberhasilan yang tidak pernah terpikirkan sebelum terjadinya: Wal-Mart mengalahkan Sears sebagai penjual eceran terbesar di seluruh

Page 72: Kisah Sukses Para Entrepreneur

negara. Sepuluh tahun sebelumnya, Wal-Mart mengumpulkan uang penjualan yang tidak seberapa sebesar $2,6 miliar, berbanding dengan penjualan Sears sebesar $20 miliar. Namun pada tahun 1991 penjualan Wal-Mart $32,6 miliar, langsung melampaui penjualan Sears sebesar $32 milyar.

Sumber : http://www.time.com/time/time100/builder/profile/walton3.htmlhttp://www.wiley.com/legacy/products/subject/business/forbes/

SOICHIRO HONDAMontir tangguh yang menjadi bos industri mobil Jepang

Soichiro Honda lahir tanggal 17 November 1906 di Iwatagun (kini Tenrryu City) yang terpencil di Shizuoka prefecture. Daerah Chubu di antara Tokyo, Kyoto, dan Nara di Pulau Honshu yang awalnya penuh tanaman teh yang rapi, yang disela-selanya ditanami arbei yang lezat. Namun kini daerah kelahiran Honda sudah ditelan Hamamatsu yaitu kota terbesar di provinsi itu.

Ayahnya bernama Gihei Honda seorang tukang besi yang beralih menjadi pengusaha bengkel sepeda, sedangkan ibunya bernama Mika. Soichiro anak sulung dari sembilan bersaudara, namun hanya empat yang berhasil mencapai umur dewasa. Yang lain meninggal semasa kanak-kanak akibat kekurangan obat dan juga akibat lingkungan yang kumuh.

Walaupun Gihei Honda miskin, namun ia suka pembaharuan. Ketika muncul pipa sigaret modal Barat, ia tidak ragu-ragu mengganti pipa cigaret tradisionalnya yang bengkok, tidak peduli para tetangganya menganggapnya aneh. Rupanya sifat itu dan juga keterampilannya menangani mesin menurun pada anak sulungnya.

Sebelum masuk sekolah pun Soichiro sudah senang, membantu ayahnya di bengkel besi. Ia juga sangat terpesona melihat dan mendengar suara mesin penggiling padi yang terletak beberapa kilometer dari desanya.

Di sekolah prestasinya rendah. Honda mengaku ulangan-ulangannya buruk. Ia tidak suka membaca, sedangkan mengarang dirasakannya sangat sulit. Tidak jarang ia bolos. “Sampai sekarang pun saya lebih efisien belajar dari TV daripada dari membaca. Kalau saya membaca, tidak ada yang menempel di otak,” katanya.

Ketika sudah kelas lima dan enam, bakat Soichiro tampak menonjol di bidang sains. Walaupun saat itu baru belasan tahun, namun dalam kelas-kelas sains di Jepang sudah dimunculkan benda-benda, seperti baterai, timbangan, tabung reaksi, dan mesin. Dengan mudah Soichiro menangkap keterangan guru dan dengan mudah ia menjawab pertanyaan guru.

Beberapa waktu sebelum itu, untuk pertama kalinya Soichiro melihat mobil. “Ketika itu saya lupa segalanya. Saya kejar mobil itu dan berhasil bergayut sebentar di belakangnya. Ketika mobil itu berhenti, pelumas menetes ke tanah. Saya cium tanah yang dibasahinya. Barangkali kelakuan saya persis seperti anjing. Lalu pelumas itu saya usapkan ke tangan dan lengan. Mungkin pada saat itulah di dalam hati saya timbul keinginan untuk kelak membuat mobil sendiri. Sejak saat itu kadang-

Page 73: Kisah Sukses Para Entrepreneur

kadang ada mobil datang ke kampung kami. Setiap kali mendengar deru mobil, saya berlari ke jalan, tidak peduli pada saat itu saya sedang menggendong adik.”

Soichiro hanya mengalami duduk di bangku sekolah selama sepuluh tahun. Sesudah lulus SD, anak nakal itu dikirim ke sekolah menengah pertama di Futumata yang tidak jauh dari kediamannya. Lulus dari sekolah menengah itu ia pulang ke rumah ayahnya. Gihei Honda sudah beralih dari pandai besi menjadi pengusaha bengkel sepeda. Gihei Honda memiliki majalah The World of Wheels yang dibaca Soichiro dengan penuh minat.

Di majalah itu sebuah bengkel mobil dari Tokyo memasang iklan mencari karyawan. Soichiro buru-buru melamar dan ia diterima. Walaupun ayahnya khawatir, namun Soichiro diantar juga ke kota besar itu.

Honda hampir tidak percaya pada telinganya. Ia merasa saat menunggu dipanggil belajar menjadi montir itu benar-benar merupakan ujian ketabahan yang paling berat, yang pernah dihadapinya seumur hidupnya. Di masa-masa setelah itu ia sudah tidak takut lagi menghadapi rintangan apa pun berkat ketabahan yang diperolehnya selama menjadi kacung.

Honda yang selama kariernya tidak tahu banyak mengenai uang, Cuma mendapat keuntungan sedikit sekali tahun pertama itu. Tetapi Honda merasa beruntung karena bengkelnya sukses. Ia memutuskan untuk menabung dan memperkirakan selama masa kerjanya akan mampu mengumpulkan sampai 1.000 yen.

Selama hidupnya Honda terkenal sebagai penemu. Ia memegang hal paten lebih dari 100 penemuan pribadi. Yang pertama, ditemukannya ialah teknik pembuatan jari-jari mobil dari logam. Ketika itu mobil-mobil di Jepang memakai jari-jari kayu yang mudah terbakar. Perusahaan-perusahaan Jepang segera mengekspor jari-jari logam itu sampai ke India. Pada umur 25 tahun ia memperoleh keuntungan 1.000 yen sebulan.

Perusahaan juga menghargai orang-orang muda dan selalu merekrut orang-orang muda untuk memberi “darah baru” dan gagasan segar. Ketika Honda mengundurkan diri tahun 1973, yang dipilihnya sebagai pengganti ialah Kyoshi Kawashima, kepala bagian riset perusahaan Honda. Selama sejarahnya, perusahaan Honda hanya pernah mengalami pemogokan sekali pada tahun 1954. Ketika itu Honda dan manajemen di satu pihak menghadapi pekerja-pekerja dan adik Honda di pihak lain. Tetapi sebagai layaknya perusahaan di Jepang semuanya itu diselesaikan dengan musyawarah.

Sejak tahun 1973, Honda pindah ke pasaran kendaraan beroda empat untuk bisa tetap mengembangkan jumlah penghasilan perusahaan. Stafnya yang pada masa Honda bertambah 10% setiap tahun. Kalau mereka bertambah tua, artinya beban perusahaan akan bertambah berat. Padahal Honda menghadapi persaingan berat di pasaran dalam negeri dan luar negeri. Untuk bisa tetap menciptakan pasaran baru mereka harus selalu mencari teknik yang unik dan efisien serta menjual produk dengan harga bersaing.

Namun ketika Honda dan Fujisawa mengundurkan diri pada musim gugur tahun 1973, Honda berkata, “Saya bisa mundur tanpa perasaan khawatir, karena saya yakin perusahaan akan terus maju dengan penuh

Page 74: Kisah Sukses Para Entrepreneur

semangat, menanggulangi pelbagai kesulitan dengan luwes, tanpa kehilangan kesegarannya.”

“Terus terang saya merasa muda dalam hal mental maupun fisik,” kata Honda. “Saya kira kalian tidak bisa menang dari saya. Namun saya mesti mengakui sekarang saya sering merasa iri hati pada orang muda. Saya diberi tahu bahwa di Amerika pemimpin umum perusahaan berumur 40-an dan perusahaan yang dipimpin orang berusia 60-an tahun sering mengalami stagnasi. Kita sekarang memang memasuki zaman baru yang memerlukan nilai-nilai baru. Walaupun saya dan wakil pemimpin umum merasa kami masih muda, kami kira umur kami sudah lewat untuk memimpin.”

Kalau saya menengok kembali ke belakang, saya lihat bahwa yang saya buat tidak lain daripada kesalahan, serentetan kegagalan dan serentetan sesalan,” kata Honda. “Tetapi saya juga bangga untuk keberhasilan saya. Walaupun saya sering membuat kesalahan dan kegagalan, namun semua itu tidak pernah disebabkan oleh hal sama. Saya tidak pernah mengulangi kesalahan dan saya selalu berusaha sekuat mungkin untuk memperbaiki diri. Dalam hal itu saya berhasil.

“Ia tetap memegang saham terbesar di perusahaannya. Ketika mengundurkan diri tahun 1973 penghasilannya mendekati 1,7 miliar dolar. Walaupun sudah pensiun omongannya masih didengar. Katanya, masa depan industri Jepang bukan ditentukan oleh kecepatan, tetapi oleh mutu barang yang kita buat dan pengaruhnya terhadap kepentingan sesama manusia. Kalau kita membuat barang yang menyebabkan banyak polusi kemungkinan kita akan untung, tetapi hanya sebentar, sesudah itu bangkrut. Kami di perusahaan Honda sering bergurau: Enak juga ada perusahaan-perusahaan besar yang kerjanya hanya memikirkan untung besar saja. Akibatnya perusahaan kecil seperti Honda mendapat kesempatan untuk membuat barang yang baik.

Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh bisnis, Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta hal. 15-34

STEVE JOBS

Steve Jobs lahir pada tahun 1955 di Los Altos California. Bersama dengan Steve Wozniak, pendiri perusahaan Apple Komputer dan telah menjadi multi-jutawan sebelum berumur 30 tahun. Dimulai dengan perusahaan NeXT untuk membuat sistem pendidikan dengan harga yang terjangkau, menemukan bahwa menjual software lebih baik daripada menjual hardware.

Pada Februari 1955, Jobs tidak merasa senang bersekolah di Mountain View, jadi keluarganya pindah ke Los Altos, California, di mana Steven melanjutkan ke sekolah tinggi Homestead. Guru elektroniknya di sekolah tinggi Homestead, Hohn McCollum, memanggilnya sebagai “something of a loner” dan “always had a different way of looking at things.”

Setelah selesai sekolah, Jobs melanjutkan mengajar di perusahaan elektronika Hewlett-Packard di Palo Alto, California. Disana dia direkrut sebagai karyawan selama musim panas. Karyawan lain di Hewlett-Packard adalah Stephen Wozniak seorang yang drop-out dari University of California di Berkeley. Seorang insinyur whiz dengan kemampuan elektronika seperti gadgets, Wozniak pada waktu itu mengenalkan “blue box,” hasil karyanya, sebuah telepon

Page 75: Kisah Sukses Para Entrepreneur

genggam ilegal yang dapat digunakan untuk komunikasi sambungan langsung jarak jauh. Jobs membantu Wozniak menjual beberapa nomor kepada pelanggan.

Steve Jobs bekerja untuk Atari setelah lulus dari Reed College, Jobs menemukan temannya Steve Wozniak. Dua desainer komputer game dan telepon “blue box”, mendapatkan lebih banyak keahlian mereka dari klub komputer Homebrew. Memulai kerja di sebuah garasi milik keluarganya, mereka mengatur usahanya ketika toko Byte di Mountain View membeli lima puluh komputer assembling mereka. Dari sinilah dimulainya perusahaan komputer Apple didirikan. Nama ini berdasarkan nama buah favorit Job dan logonya dipilih untuk mempresentasikan nama perusahaan dan kata-kata bitnya.

Steve Jobs melakukan inovasi ide tentang personal computer (PC)sehingga merevolusi industri hardware and software komputer. Ketika Jobs berumur 21 tahun, dia dan temannya, Wozniak, membuat PC yang disebuat Apple. Apple mengubah ide orang tentang komputer dari kotak besar yang penggunaannya hanya oleh perusahaan besar dan pemerintah menjadi kotak kecil yang digunakan orang biasa. Tidak ada perusahaan yang melakukan demokratisasi komputer untuk pengguna yang lebih mudah lagi dari komputer buatan perusahaan Apple. Software buatan Jobs melakukan riset untuk Macintosh yang mengenalkan tampilan windows dan teknologi mouse yang dibuat standar untuk semua aplikasi pada software.

Dua tahun setelah membuat Apple I, Jobs memperkenalkan Apple II. Apple II adalah PC untuk rumah dan usaha kecil selama lebih kurang 5 tahun. Macintosh dikenalkan pada tahun 1984, yang dipasarkan untuk usaha menengah dan besar. Macintosh mengambil langkah yang pertamanya dalam mengadaptasi PC untuk kebutuhan kerja perusahaan. Pekerja di kantor mendapatkan kemudahan pengetahuan komputer dalam aktivitas harian melalui tampilan Macintosh yang mudah digunakan. Steve Jobs menyadari sebagai orang muda yang brilian di Silicon Valley, karena ia melihat permintaan masa depan dari industri komputer. Ia merasa mampu membuat PC untuk pasar dari produknya. “Personal computer dibuat berdasarkan revolusi hardware pada tahun 1970 dan perubahan dramatis berikutnya akan datang pada revolusi software,” kata Jobs. Ide inovasinya dengan penggunaan yang mudah untuk Macintosh mengubah desain dan fungsi dari tampilan software untuk komputer. Tampilan Macintosh memungkinkan orang untuk berinteraksi lebih mudah dengan komputer, karena mereka menggunakan mouse untuk mengklik pada display obyek pada screen untuk melakukan fungsi perintah tertentu.

WALT DISNEYMembangun Kerajaan Hiburan Keluarga

The Wonderful World of Disney dan merupakan gambaran seseorang yang telah berhasil mencapai segala sasaran cita-citanya. Kehidupan Walt Disney dapat diringkas dalam pedoman yang diikuti oleh semua orang kaya. Barang siapa ingin sukses, harus bekerja berat, pantang menyerah, dan lebih mengikuti kegandrungan. Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901. Ibunya, Flora Call, adalah wanita Jerman, sedangkan ayahnya, Elias Disney, seorang keturunan Irlandia Kanada. Namun ada satu gagasan yang selalu mengusik pikiran Walt Disney yaitu gagasan bekerja sendiri terutama karena ia telah mendengar bahwa sebagian karyawan akan tidak diperlukan bila musim sibuk berlalu. Ia gembira dengan prospek itu karena dua hal. Pertama, ia ingin berdiri sendiri, dan kedua, ia sangat ingin melakukan sesuatu yang baru dan orisinil, tidak hanya memenuhi keinginan bos dan para pelanggan.

Page 76: Kisah Sukses Para Entrepreneur

Disney, bersama dengan seorang teman, Ube Iwerks, mendirikan agen seni periklanannya yang pertama. Pelanggannya yang pertama adalah suatu rangkaian restoran. Disney dan temannya berhasil membuat kesepakatan dengan restoran untuk membangun bengkel kerjanya di bangunan restoran baru itu tanpa membayar sedikit pun. Sebagai imbalan, mereka harus membuat poster-poster iklan untuk restoran itu.

Di samping bekerja untuk memenuhi kontrak ini, mereka bebas untuk mengerjakan proyek lain. Untuk menarik pelanggan, Walt merancang suatu rencana khusus. Ia akan pergi ke suatu toko atau perusahaan dan mencari tahu apakah mereka mempunyai suatu bagian seni. Orang yang memegang pimpinan mungkin menjawab bahwa bagian itu tidak diperlukan. Lalu Walt akan menawarkan jasanya atas dasar freelance, hubungan lepas. Kalau perusahaan itu tidak mempunyai pekerjaan yang harus dikerjakannya, tidak apa-apa. Tetapi kapan pun ada pekerjaan semacam itu yang harus dikerjakan, Walt dan temannya siap memberikan jasanya. Dalam waktu singkat, cara kerja semacam itu memungkinkan Walt dan temannya menabung cukup banyak uang yang tak mungkin dikumpulkannya andaikan mereka bekerja pada satu perusahaan saja.

Bisnis ini tampak memberikan harapan besar, tetapi pada suatu hari Walt menemukan suatu iklan dalam koran yang menyatakan bahwa Kansas City Film Ad Company memerlukan seorang kartunis. Ia menghadapi dilema: Apakah ia akan mempertahankan bisnisnya dengan Ube atau akan mencoba memenuhi impian sejak masa kanak-kanaknya untuk membuat animasi kartun? Sekali ia telah menguasai kemahiran baru, tak ada yang akan menghalanginya memulai usahanya sendiri kembali.

Pertimbangan ini mendorongnya menerima pekerjaan itu. Pada tahun 1920, Disney akhirnya memasuki dunia animasi kartun.

KC Film Ad Company memegang tanggung jawab atas segala aspek iklan film dan tak berapa lama menyadari kemampuan kartunis muda ini. Tak lama sesudah mulai, Walt diberi tugas membuat poster seorang pria yang mengenakan topi menurut mode mutakhir. Walt menggambar poster itu, tetapi hidung orang itu digantikan dengan gambar bohlam! Ketika poster itu ditampilkan di layar, bos berseru: “Akhirnya muncul sesuatu yang baru di tempat ini. Saya sudah bosan dengan wajah-wajah cantik ini.”

Keorisinilan dan visi Walt tentang barang-barang di sekelilingnya membuat beberapa teman dan atasan kurang senang. Mereka sebenarnya iri dan menganggapnya pengacau. Oleh sebab itu, mereka tidak mau membiarkannya mencoba suatu teknik baru untuk menyempurnakan kartun-kartunnya. Ia mempunyai gagasan cemerlang membuat beberapa lukisan dan seluloid, lalu memotretnya dan menumpuknya dan akhirnya memfilmkannya. Pimpinan tidak mau mendengar hal semacam itu. Mereka merasa bahwa cara kerja mereka yang lama sudah cukup memberikan hasil sampai saat itu. Mereka tidak melihat alasan untuk mengubah teknik-teknik mereka, karena dengan cara itu pun para pelanggan sudah puas. Walt Disney tahu bahwa ia benar. Setelah berbulan-bulan membujuk bosnya, Walt akhirnya diperbolehkan membawa pulang salah satu kamera perusahaan untuk melakukan beberapa percobaan.

Di sebuah garasi kosong yang sudah dirombak jadi studio, ia mulai membuat film-film animasi pendek dengan menggunakan teknik hasil

Page 77: Kisah Sukses Para Entrepreneur

rekaannya. Ia kemudian memperlihatkan hasilnya kepada seorang pemimpin bisokop terkenal. Orang itu sangat terkesan. Sketsa-sketsa dan teknik film Walt sangat berbeda dengan yang sudah-sudah. Film kartunnya yang pertama segera diputar di bioskop-bioskop.

Pada mulanya kartun-kartun ini dimaksudkan untuk menggantikan iklan-iklan agar penonton terus menikmati apa yang muncul di layar selama selang waktu. Walt menyebut film-film itu “Laugh-O-Grams”. Film-film kartun Walt disenangi penonton dan sejak itu di Kansas City, Walt Disney tidak lagi diejek sebagai si orang muda eksentrik tetapi disegani. Gajinya naik. Dalam waktu singkat Disney menjadi orang terkenal di kota itu.

Ia mengembalikan kamera yang dipinjamnya dan membeli kamera sendiri dengan uang simpanannya. Film-film kartun menjadi semakin populer. Walt Disney menyewa ruang kantor yang lebih luas untuk usaha kecilnya, Laugh-O-Grams Corporation dengan modal awal sebesar $15.000. Ia mempekerjakan beberapa magang dan seorang salesman untuk mempromosikan Laugh-O-Grams di New York City. Impiannya untuk mandiri menjadi kenyataan pada waktu ia baru berumur 20 tahun.

Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari KC Film untuk bekerja sendiri sepenuhnya. Tetapi sukses tidak terjadi dengan sendirinya. Biaya produksi tinggi dan sikap perfeksionis Walt Disney (yang membuatnya menanamkan kembali semua uangnya untuk memperbaiki hasilnya), di samping pasaran yang sangat terbatas, segera mengakibatkan kebangkrutan.

Ini merupakan masa suram dalam hidupWalt Disney, ia telah beranggapan bahwa masa sulitnya akhirnya berlalu. Ia tidak beruang sedikit pun dan terpaksa tinggal di bengkel dengan makan dan tidur di sebuah bangku kecil, satu-satunya perabot yang ia miliki. Lebih buruk lagi, sekali seminggu ia harus pergi ke stasiun kereta api untuk mandi.

Akhirnya ia berhasil mendapatkan kontrak pembuatan kartun animasi untuk mendidik anak-anak pentingnya menyikat gigi. Pada suatu malam, dokter gigi yang memesan kartun ini datang menemuinya dan mengajaknya ke kantornya. “Tidak bisa,” jawab Disney. “Mengapa?” tanya dokter itu. “Karena saya tidak punya sepatu. Satu-satunya sepatuku ada di tempat tukang sepatu untuk direparasi, dan saya tidak punya uang untuk mengambilnya.”

Walaupun menghadapi keadaan yang serba menyusahkan. Walt Disney tidak putus asa. Ada sebuah gagasan di otaknya. Pada suatu malam bulan Juli 1923, dengan membawa semua uang di dalam saku baju setelan tuanya dari kain minyak berwarna abu-abu, pemuda kurus kering ini naik kereta api menuju Hollywood. Ia bertekad kuat untuk menjadi orang penting dalam dunia perfilman.

Ketika tiba di Hollywood, Walt Disney hanyalah satu di antara banyak orang yang mengharapkan mewujudkan cita-citanya. Kakaknya Ray telah tinggal di California beberapa waktu lamanya, dan ia dengan senang hati mengundang adiknya tinggal di rumahnya. Walt mulai mengunjungi studio-studio film satu per satu. Ia bersedia bekerja apa saja asal ada hubunganya dengan perfilman.

Untuk maju dalam suatu bidang keahlian khusus, orang harus masuk ke dalamnya apa pun pengorbanannya. Disney segera menyadari betapa sulitnya masuk ke studio-studio film Hollywood. Banyak orang lain sebelum dirinya telah melamar kerja, tetapi ditolak. Walt Disney tidak

Page 78: Kisah Sukses Para Entrepreneur

menjadi patah semangat karenanya. Kalau ada orang lain yang berhasil masuk, mengapa ia tidak? Di matanya, ada dua macam orang: Mereka yang merasa kalah dan terlantar bila mereka tak dapat menemukan pekerjaan dan mereka yang dapat mencari penghasilan dengan cara apa pun dalam masa sulit. Disney selalu berusaha keras agar termasuk dalam golongan kedua.

Pengalaman mengajarkannnya bahwa orang harus sepenuhnya mengandalkan diri sendiri. Ia kembali ke papan gambar dengan kemauan keras untuk mencari tempat bagi dirinya. Ia menggambar film-film komik dengan maksud dijual kepada pengusaha bioskop. Ada seorang pemilik gedung bioskop yang begitu tertarik sehingga ia membeli berseri-seri film komik. Ia bahkan memesan rangkaian cerita Alice in Wonderland yang telah mulai dibuat oleh Walt Disney di Kansas. Kepada Disney ditawarkan uang $1.500. Jumlah sebesar itu jauh lebih besar daripada yang diharapkan. Rangkaian seri Alice in Wonderland ini diputar berurutan sampai tiga tahun. Dengan hasil penjualannya Walt Disney bisa membeli rumah dan bahkan membangun studio filmnya sendiri. Sesudah film-film Alice in Wonderland, Walt ingin menciptakan sesuatu yang baru dan benar-benar orisinil. Maka lahirlah makhluk kecil cerdik yang disebutnya “Mickey Mouse”, nama yang diberikan oleh istri Disney, Lillian Bounds. Mickey Mouse dengan cepat menjadi bintang tenar di seluruh dunia, dan bahkan lebih terkenal daripada banyak bintang Hollywood. Walaupun demikian, pada mulanya para produser menyambut kedatangan Mickey dengan kurang bersemangat.

Kira-kira pada waktu itu, film berbicara mulai muncul dan orang mulai memboikot film bisu. Disney pun bereaksi. Dengan kelompok pembantunya, ia memperkenalkan suatu metode baru untuk mensinkronkan suara dan animasi. Walt terus mencari teknik-teknik baru untuk memperbaiki kemahirannya. Ia menerapkan pula proses teknik warna yang baru. Dengan teknik baru ini ia tidak perlu lagi menggunakan kombinasi dua warna. Dalam film Bambi, ia menggunakan 46 rona warna hijau untuk hutannya. Kartun berwarnanya yang pertama, Silly Symphony, membuat para penggemar film kegirangan.

Disney makin menyadari bahwa kalau ia mau terus berkarya dengan skala yang lebih besar, ia harus membangun suatu kelompok berotak cerdas, artinya ia harus mengelilingi dirinya dengan asisten-asisten orang pintar yang mampu menawarkan produk bermutu. Untuk memantapkan diri, ia harus melatih sendiri para asistennya.

Disney merasa bahwa para kartunis yang bekerja padanya terlalu sering menggunakan cara-cara tipu daya kuno. Ia tahu bahwa satu-satunya cara mengubah keadaan ini adalah dengan mengadakan kursus-kursus latihan bagi mereka. Tujuannya sederhana: memperbaiki mutu lukisan dan teknik animasi. Ketika perusahaannya terus bertambah besar, ia memutuskan pada tahun 1930 untuk mendirikan sekolahnya sendiri, tempat ia akan mengajarkan segala teknik animasi kartun kepada calon-calon kartunis. Sekolah itu segera mulai tampak seperti kebun binatang. Soalnya, untuk membuat tokoh-tokoh kartunnya lebih realistik Disney telah mengubah ruang kelasnya menjadi laboratorium biologi kehidupan nyata dengan berbagai binatang yang diamati oleh para siswa dalam aneka perilaku dan sikapnya selagi tidur, terjaga, makan, dan lain-lain. Pengamatan ini akan membantunya pula untuk membuat film-film dokumenter tentang keajaiban alam pada waktu yang akan datang. Pada

Page 79: Kisah Sukses Para Entrepreneur

tahun 1938, Disney memperkenalkan film animasi panjang tajuk karangannya yang pertama, Snow white. Untuk membuat film ini ia membutuhkan waktu dua tahun penuh kerja keras. Film tersebut merupakan salah satu karya besarnya.

Tidak lama sesudah itu, ia membangun studio film modern di Burbank, California. Di tempat itu ia akan mempekerjakan sebanyak 1.500 orang. Sampai di situ ia tampaknya telah mencapai apa yang diimpikannya. Setahap demi tahap ia menjadi apa yang diinginkannya dahulu. Ia hanya bekerja dengan baik kalau ada hambatan yang harus diatasi. Ia khawatir bila segala sesuatu berjalan dengan terlalu lancar karena ia takut terjadinya perubahan mendadak dalam situasi ini.

Setelah Perang Dunia II, Ray dan Walt Disney menerima beberapa kontrak dari ketentaraan untuk membuat film dokumenter dan poster perang. Begitu perang selesai, bisnis makin sibuk bagi Disney Studios, dan Walt semakin mencurahkan perhatiannya pada keahlian seninya. Ia sering bekerja sampai larut malam. Konon, ia sering membongkar-bongkar keranjang sampah kertasnya untuk melihat isinya. Pada keesokan harinya ia akan menyuruh asistennya untuk meneliti apa yang ditemukannya. Katanya, potongan-potongan kertas ini seringkali mengandung gagasan besar. Pada masa itulah Walt Disney menciptakan film-film besarnya, antara lain Cinderella, Peter Pan, dan Bambi.

Pada tahun 1950-an, impian fantasmagorik Walt Disney-Disneyland mulai berkembang. Pada waktu itu, semua temannya, terutama bankir-bankirnya, menyatakan bahwa proyek ini gila-gilaan. Sekali lagi, Disney akan menunjukkan bahwa impian manusia dapat menjadi kenyataan. Gagasan menciptakan Disneyland muncul, ketika ia berjalan-jalan di taman dengan kedua putrinya, Sharon dan Diana. Ia membayangkan sebuah taman wisata sangat luas tempat anak-anak dapat bertemu dengan tokoh kartun yang mereka sayangi. Ketika Walt Disney akhirnya memutuskan untuk proyek tersebut, tidak ada seorang pun atau apa pun dapat mengubah keputusannya.

Disneyland akhirnya terwujud di Anaheim, California, pada tahun 1955. Hari itu hari besar bagi Walt Disney. Ia berkata bahwa andaikata ia tidak mendengarkan dirinya sendiri, tamannya ini tidak akan selesai. Inilah, akhirnya, sesuatu yang dapat ia sempurnakan terus-menerus. Pada tahun 1985, Disneyland menyambut pengunjungnya yang ke-250 juta. Walt Disney yang besar: penerima 900 tanda kehormatan, 32 Oscar, lima Emmy, dan lima doktor honoris causa, perintis sejarah animasi, dan salah seorang manusia terkaya di dunia. Ia telah mewujudkan impian-impiannya jauh melebihi harapannya yang paling muluk.

Sumber : Sutrisno Eddy, Buku pintar tokoh-tokoh bisnis, Penerbit Intimedia & Ladang Pustaka Jakarta hal. 83-94