159
KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2014 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) SKRIPSI OLEH : MUSFIKA RAHMAN BADAWI NIM : 109101000023 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H 2014 M

KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

  • Upload
    dothu

  • View
    243

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI

MASYARKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN

KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2014

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

SKRIPSI

OLEH :

MUSFIKA RAHMAN BADAWI

NIM : 109101000023

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H

2014 M

Page 2: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Mei2014

Musfika Rahman Badawi, NIM : 109101000023

Analisis Kinerja Posyandu Dalam Pelaksanaan Pembinaan Gizi Masyarakat Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat Tahun 2014

xvii +109 halaman,4 bagan, 25tabel, 30lampiran

ABSTRAK

Posyandu adalah bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan

kesehatan. Kurang berfungsinya posyandu sehingga kinerja menjadi rendah. Kinerja

posyandu dilihat dari penyelenggaraan posyandu, sehingga mencapai strata kemandirian

posyandu. Kemandirian posyandu dapat dilihat dari frekuensi penimbangan, kader yang

bertugas, cakupan partisipasi masyarakat (D/S), dan rogram tambahan, dan cakupan dana

sehat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuatitatif dengan desain

penelitian cross sectional. Untuk Penelitian dilakukan selama bulan Juni 2013 hingga

April 2014.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja posyandu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan secara keseluruhan tergolong kurang. Hal tersebut disebabkan

oleh rendahnya komponen output posyandu, sehingga mempengaruhi perolehan kinerja

posyandu. Hasil penelitian untuk swadaya masyarakat, pembinaan posyandu, dan

partisipasi tokoh masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun

2014 secara keseluruhan juga tergolong kurang. Kemudian untuk hasil uji statistik yang

dilakukan menunjukan bahwa, dari ketiga faktor tersebut hanya swadaya masyarakat dan

pembinaan posyandu yang memiliki hubungan dengan kinerja posyandu.

Selain memiliki hubungan dengan kinerja posyandu, diketahui pula bahwa

swadaya masyarkat dan pembinaan posyandu memiliki hubungan dengan komponen

kinerja, yaitu proses kinerja posyandu. Hal ini menunjukan bahwa, dukungan masyarakat

dana bimbingan dari petugaskesehatan, maupun instansi terkait sebagai sangat penting

pada kegiatan posyandu guna meningkatkan kinerja posyandu.

Daftar bacaan : 31 (2003 –2012)

Page 3: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

MAJOR OF NUTRITION

Undergraduated Thesis, May2014

Musfika Rahman Badawi, NIM : 109101000023

Integrited Health Services (Posyandu) Performances Analysis in Implementing

aCommunity Nutrition Coaching in KembanganDistrict Health Center (Puskesmas), West

Jakarta 2014

ABSTRACT

Posyandu isa public health efforts that took form in order to empower people and

provide ease in obtaining health care, which were managed and organized from, by, for

and within the community. Posyandu insufficiency led to the lower of its performances.

Posyandu performance could be assedby the way it getting organized, thus achieving the

strata of independence posyandu. Posyandu independence could be assed by the

frequency of weighing in, an average cadres in charge, the scope of public participation,

additional programs, and coverage of health funds.

The purpose of the research is integrited health service (Posyandu) performance

analysis in implementing a community nutrition coaching in Kembangan District health

center (Puskesmas), West Jakarta. This study uses quantitative methods with cross-

sectional research design.This study is conducted in June 2013 through April 2014.

Theresults indicated that the Posyandu in Kembangan District Puskesmas overall

relatively lack in performances. Those caused by the low output components of posyandu,

thus affecting the performance gains by it. Theresults for governmental, posyandu

coaching, and community leaders inKembangan District Puskesmas participation, showed

that overall is low in 2014. Hence, the results of statistical tests showed that between

those three factors, only the non-governmental and posyanducoaching that have a

significant relationship toposyandu performances.

In addition having a relationship with Integrited Health Services (Posyandu)

Performances, note also that the non-governmental and coaching component linked to

performance, is the process of performance. This shows that, good community support

and guidance form health professionals, and related institutions is essential to the

implementation of activities to improve Integrited Health Services (Posyandu)

performances.

Reading list : 31 (2003 – 2012)

Page 4: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI

MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN

KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2014

Skripsi

Telah Disetujui, Diperiksa, dan Dipertahankan Tim Penguji Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 19 Juni 2014

Mengetahui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Catur Rosidati, SKM, M.KM Minsarnawati T, SKM, M.Kes

Page 5: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

v

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN

Skripsi dengan judul Analisis Kinerja Posyandu dalam Pelaksanaan Pembinana Gizi

Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun

2014 telah diajukan dalam sidang ujian skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Mei 2014. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

(SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Jakarta, 28 Mei 2014

Sidang Ujian Skripsi

Ketua

Ratri Ciptaningtyas, M.HS

Anggota,

Riastuti Kusuma W, M.KM Puput Oktamianti, SKM, M.M

Page 6: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2014

Musfika Rahman Badawi

Page 7: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

vii

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Musfika Rahman Badawi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 26 Agustus 1991

Alamat Jl. Pondok Randu RT: 006 RW: 02 No. 46 Kec. Cengkareng, Kel.

Durikosambi, Jakarta Barat 11750

Agama Islam

Status Perkawinan Belum Menikah

Nomor Telepon/HP 085695545095

RIWAYAT PENDIDIKAN

2009 –2014 Gizi - Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2006-2009 SMA Terpadu Baiturrahman, Bandung

2003-2006 SMP Terpadu Baiturrahman, Bandung

1997-2003 SDN 06 Pagi Jakarta

1995-1997 TK RA Tarbiyatun Nufus, Jakarta

RIWAYAT PEKERJAAN

2013 Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Kecamatan Kembangan,

Jakarta Barat

2012 Praktek Kerja Lapangan II di Puskesmas Ciputat, Tangerang

Selatan

2011 Praktek Kerja Lapangan I di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan

2010

Staff panitia Seminar Nasional Jurusan Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

RIWAYAT ORGANISASI

2004 OSIS SMP Terpadu Baiturrahman, Bandung

2007 OSIS SMA Terpadu Baiturrahman, Bandung

2011 BEM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

RIWAYAT PENELITIAN DAN PELATIHAN

2011 Pelatihan Gizi Kedaruratan Nutrition Expo 2011 di Universitas

Indonesia, Depok

2011

Inter Profesional Education dengan tema “Work Together For

Better Health” dibawah bimbingan dr. Dwi Tyastuti Kusuma, MPH

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2010 Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Kesehatan Islam (LKTKI II) di

Badan PPSDM Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

KETERAMPILAN Microsoft Office Word

Microsoft Office Excel

Microsoft Office Power Point

Program Nutri survei

Page 8: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR. Wb

Puji syukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan berbagai nikmat kepada

kita semua. Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada nabi Muhammad SAW.

Dengan memanjatkan rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kinerja Posyandu dalam Pelaksanaan Pembinaan Gizi Masyarakat di Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014”. Penyusunan skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang

yang sangat luar biasa.

2. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjuddin, Sp. Dan selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Febrianti, M. Si, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM dan Ibu Minsarnawati Tananghaca, SKM, M.Kes

selaku pembimbing skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, khususnya

Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah membantu dalam kelancaran

penelitian hingga penyelesaian masa studi.

6. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat yang telah memberikan

izin penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Kecamatan Kembangan.

7. Ibu Diany Lusia, SKM dan seluruh Staff Puskesmas Kecamatan Kembangan yang

telah membantu dalam kelancaran penelitian.

8. Seluruh Kader Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan yang

telah berpartisipasi dalam penelitian.

Page 9: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

ix

9. Teman-teman Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2009 yang telah memberikan semangat yang luar biasa untuk menyelesaikan

studinya.

10. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan Affan Muhammad, Rifqi Nasrul Haq,

dan Rijal Nurul Azam yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, serta

teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan

sehingga penulis sangat menerima setiap kritik dan saran yang diberikan untuk

memperbaiki skripsi ini. Semoga tulisan yang sedikit ini dapat bermanfaat dengan

menambah khazanah keilmuan Kesehatan Masyarakat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juni 2014

Penulis

Page 10: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................................ i

ABSTRAK ............................................................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ x

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5

1.3.Pertanyaan Penelitian ....................................................................................................... 6

1.4.Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 6

1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................................ 6

1.4.2. Tujuan Khusus ............................................................................................... 6

1.5.Manfaat Penelitian …………………………………………………………................... 7

1.5.1. Bagi Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Jakarta ....................... 7

1.5.2. Bagi Puskesmas Kecamatan Kembangan ...................................................... 7

1.5.3. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................. 7

1.5.4. Bagi Penulis ................................................................................................... 8

1.6.Ruang Lingkup ……………………………………………………………..................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat ............................................................................. 9

2.1.1. Sasaran Pembinaan Gizi Masyarakat ...………………………….................... 9

Page 11: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xi

2.1.2. Pencapaian Indikator Kinerja Pembinaan Gizi 2010-2014 .....…..................... 11

2.1.2.1. Balita Ditimbang Berat Badannya (Cakupan D/S) ............................. 12

2.1.2.2. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan .............................................. 15

2.1.2.3. Balita Usia 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A ......................... 16

2.1.2.4. Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ........... 18

2.1.2.5. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe ........................................................... 20

2.1.2.6. Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium ............................... 22

2.1.2.7. Pelaksanaan Surveilans Gizi ............................................................... 24

2.1.2.8. Penyediaan Buffer Stock MP-ASI untuk Daerah Bencana ................. 25

2.2. Posyandu ….................................................................................................................... 26

2.2.1. Kegiatan Gizi Posyandu ..............……............................................................ 28

2.2.2 Tingkat Perkembangan Posyandu ...............………………………………….. 31

2.3.Kinerja ……………………………………………………………………...................... 33

2.3.1 Pengertian …………………………………………………………...................... 33

2.4. Penilaian Kinerja Posyandu …………............................................................................ 34

2.4.1. Komponen Input ...........................…………………............................................ 37

2.4.2. Komponen Proses .........…………………………………………….................... 43

2.4.3. Komponen Output ....………………………………………………..................... 44

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu .................................................... 47

2.6.1 Faktor Lingkungan Sosial Posyandu ................................................................... 47

2.6.2. Pembinaan Posyandu .......................................................................................... 49

2.6.3. Motivasi Kader ................................................................................................... 53

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep ……………....................................................................................... 58

3.2. Definisi Operasional ...................................................................................................... 61

3.3. Hipotesis Penelitian ……………………………………………………….................... 65

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ………………....................………………………………………….. 66

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………...................…………………………… 66

4.2.1. Lokasi Penelitian ................................................................................................ 66

Page 12: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xii

4.2.2. Waktu Penelitian ................................................................................................. 67

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………………................... 67

4.3.1. Populasi Penelitian .............................................................................................. 67

4.3.2. Sampel Penelitian ............................................................................................... 67

4.4 Instrumen Penelitian ……………………………………………….……........................ 69

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ………………………………………....................... 69

4.6 Pengolahan Data …………………………………………………………....................... 70

4.7 Analisis Data ……………………………………………………………….................... 71

4.7.1 Analisisi Univariat ............................................................................................... 71

4.7.2. Analisis Bivariat ................................................................................................. 72

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kembangan .................................................. 73

5.1.1. Kondisi Geografis ............................................................................................... 73

5.1.2. Kondisi Demografis ............................................................................................ 74

5.1.3. Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Kembangan ............................................. 75

5.1.4. Upaya Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kembangan ...................................... 75

5.2. Gambaran Kinerja Posyandu ........................................................................................... 77

5.2.1. Gambaran Input Posyandu .................................................................................. 78

5.2.2. Gambaran Proses Posyandu Dalam Pelaksanaan Pembinaan Gizi Masyarakat.. 78

5.2.3. Gambaran Output Posyandu ............................................................................... 80

5.3. Gambaran Variabel Independen ...................................................................................... 81

5.3.1. Gambaran Swadaya Masyarakat ......................................................................... 81

5.3.2. Gambaran Pembinaan Posyandu ........................................................................ 82

5.3.3. Gambaran Partisipasi Tokoh Masyarakat ........................................................... 84

5.4. Hasil Analisis Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen .................. 85

5.4.1. Hasil Analisi Hubungan antara Swadaya Masyarakat dengan Kinerja

Posyandu .......................................................................................................... 85

5.4.2. Hasil Analisi Hubungan antara Pembinaan Posyandu dengan Kinerja

Posyandu .......................................................................................................... 87

5.4.3. Hasil Analisi Hubungan antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Kinerja 89

Page 13: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xiii

Posyandu ..........................................................................................................

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Gambaran Kinerja Posyandu ........................................................................................... 91

6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu ................................ ................... 98

6.2.1. Hubungan Swadaya Masyarakat dengan Kinerja Posyandu ................................ 98

6.2.2. Hubungan Pembinaan Posyandu dengan Kinerja Posyandu ................................ 101

6.2.3. Hubungan Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Kinerja Posyandu ................... 104

BAB VII KESIMPILAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 107

7.2. Saran ................................................................................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Konsep Pelayanan Gizi 10

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Posyandu Berdasarkan

Kondisi Wilayah Setempat

42

Bagan 2.3 Kerangka Teori 57

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 60

Page 15: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2010-2014 12

Tabel 4.1 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 70

Tabel 5.1 Luas Wilayah, Jumlah RW dan RT Kecamatan Kembangan Menurut

Kelurahan

74

Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Puskesmas Kecamatan Kembangan 75

Tabel 5.3 Persentase Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun Jakarta Barat 2014

77

Tabel 5.4 Persentase Komponen Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

77

Tabel 5.5 Persentase Input Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

78

Tabel 5.6 Persentase Proses Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

79

Tabel 5.7 Persentase Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

79

Tabel 5.8 Persentase Output Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

80

Tabel 5.9 Hasil Rata-rata Nilai Skor Swadaya Masyarakat Terhadap Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

82

Tabel 5.10 Hasil Rata-rata Nilai Skor Pembinaan Terhadap Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

83

Tabel 5.11 Hasil Rata-rata Nilai Skor Partisipasi Tokoh Masyarakat Terhadap Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

84

Tabel 5.12 Gambaran Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

85

Tabel 5.13 Gambaran Input Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

86

Tabel 5.14 Gambaran Proses Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat 86

Page 16: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xvi

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

Tabel 5.15 Gambaran Output Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

86

Tabel 5.16 Gambaran Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

87

Tabel 5.17 Gambaran Input Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

87

Tabel 5.18 Gambaran Proses Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

88

Tabel 5.19 Gambaran Output Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

88

Tabel 5.20 Gambaran Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

89

Tabl 5.21

Gambaran Input Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh

Maasyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat Tahun 2014

89

Tabel 5.22

Gambaran Proses Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh

Maasyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat Tahun 2014

90

Tabel 23

Gambaran Output Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh

Maasyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat Tahun 2014

90

Page 17: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Analisis Kinerja Posyandu

Lampiran 2 Persentase Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

Lampiran 3 Persentase Komponen Input Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 4 Persentase komponen Porses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 5 Persentase Kegiatan Persiapan Pada Komponen Proses Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 6 Persentase Kegiatan Penimbangan zada Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 7 Persentase Kegiatan Penyuluhan Pada Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 8 Persentase Kegiatan Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut Pada

Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

Lampiran 9 Persentase Kegiatan Pelayanan Gizi dan Kesehatan Pada Komponen

Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

2014

Lampiran 10 Persentase komponen Output Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 11 Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Kinerja

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 12 Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen

Input Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

2014

Lampiran 13 Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen

Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

Page 18: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xviii

2014

Lampiran 14 Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen

Output Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Tahun 2014

Lampiran 15 Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Kinerja

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 16 Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen

Input Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

2014

Lampiran 17 Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen

Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

2014

Lampiran 18 Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen

Output Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Tahun 2014

Lampiran 19 Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan

Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Tahun 2014

Lampiran 20 Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan

Komponen Input Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

Lampiran 21 Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan

Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

Lampiran 22 Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan

Komponen Output Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

Lampiran 23 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Komponen Kinerja Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamtan Kembangan

Lampiran 24 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Komponen Input Menurut Ketersediaan

Sarana Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Page 19: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

xix

Tahun 2014

Lampiran 25 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Persiapan Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 26 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Penimbangan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 27 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Penyuluhan Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 28 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Pelayanan Pertolongan Gizi

dan Kesehatan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

Lampiran 29 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Pelaporan dan Rencana Tindak

Lanjut di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Tahun 2014

Lampiran 30 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Komponen Output Menurut Cakupan

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan pelayanan

kesehatan dasar, dengan tujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu

dan bayi (Kemenkes RI, 2011).

Depdagri dan Otda, et al (2001) dalam Nusi (2006) membuktikan bahwa bila

penyelenggaraan posyandu baik, maka upaya untuk pemenuhan kebutuhan dasar

pengembangan anak akan baik pula, seperti tercapainya cakupan imunisasi yang

Page 20: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

2

cukup tinggi dan adanya peningkatan umur harapan hidup. Sebaliknya bila kinerja

posyandu tidak baik, seperti dalam pemantauan pertumbuhan anak, maka

perkembangan status gizi anak dapat terganggu.

Kurang berfungsinya posyandu menunjukan kinerja menjadi rendah,

disebabkan oleh rendahnya kemampuan kader dan pembinaan dari unsur pemerintah

dan instansi terkait, hal tersebut mengakibatkan menurunnya minat masyarakat untuk

memanfaatkan posyandu (Nusi, 2006).

Berdasaran hasil Riskedas 2007, secara nasional diperoleh 27,3% rumah

tangga memanfaatkan posyandu sebagai pelayanan kesehatan dasar berbasis

masyarakat, sedangkan 62,5% rumah tangga tidak memanfaatkan posyandu karena

tidak membutukan dan 10,3% tidak memanfaatkan posyandu karena alasan lainnya.

Hal tersebut menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan

posyandu sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terutama untuk memantau tumbuh

kembang anak (Depkes, 2008).

Sedangkan di tingkat provinsi, Provinsi DKI Jakarta memiliki persentase

25,4% rumah tangga yang memanfaatkan posyandu sebagai pelayanan kesehatan

dasar berbasis masyarakat, 66,7% rumah tangga yang tidak memanfaatkan posyandu

karena tidak membutuhkan dan 7,9% tidak memanfaatkan karena alasan lainnya. Hal

ini juga membuktikan bahwa masih banyak masyarakat Provinsi DKI Jakarta yang

belum memanfaatkan posyandu sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terutama untuk

memantau tumbuh kembang anak (Depkes, 2008).

Kemudian persentase nasional balita ditimbang berat badannya ≥ 4 kali

(penimbangan rutin dilakukan) dalam 6 bulan terakir adalah 45,4%. Pada tingkat

Page 21: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

3

provinsipersentase balita di timbang berat badannya ≥ 4 kali dalam 6 bulan terakhir,

Provinsi DKI Jakarta mencapai 57,6% lebih tinggi dari prevalensi nasional. Sebagai

pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat, secara nasional posyandu merupakan

sarana penimbangan balita yang paling banyak digunakan yaitu 78,3% dibandingkan

dengan pelayanan kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Polindes, dan

lainnya. Di Provinsi DKI Jakarta, persentase penimbangan balita yang dilakukan di

posyandu mencapai 67,2% (Depkes, 2008).

Selain itu, berdasarkan laporan Susenas 2007-2009 cakupan pemberian Air

Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia berfluktuasi dalam 3 tahun,

menurun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008, dan kembali terjadi

sedikit peningkatan di tahun 2009 menjadi 61,3%. Demikian pula cakupan pemberian

ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun dari 28,6% di tahun 2007 menjadi

24,3% pada tahun 2008, dan kembali meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2009

(Kemenkes, 2012).

Pada tahun 2011 cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan paling tinggi mencapai 64% di Bulan Febuari,

hingga sampai pada akhir bulan cakupan D/S menurun menjadi 58% pada Bulan

Desember (Laporan Tahunan Puskemas Kecamatan Kembangan, 2012). Hal sama

terjadi di tahun 2012, berdasaran Laporan Bulanan Gizi (LB3 Gizi) Puskesmas

Kecamatan Kembangan dimana cakupan D/S wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan paling tinggi mencapai 80% di Bulan Maret, kemudian hingga sampai

pada Bulan Desember terjadi penurunan menjadi 66%. Hal ini menunjukan bahwa

pastisipasi masyarakat dalam memanfaatkan posyandu sebagai fasilitas untuk

Page 22: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

4

memantau tumbuh kembang anak masi rendah dan meningkat pada waktu-waktu

tertentu.

Kemudian cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di tahun 2011

mencapai 23,9% dan cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pada tahun

2011 yaitu mencapai 72,89%. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak bayi usia 0-6

bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif (Laporan Tahunan Puskemas Kecamatan

Kembangan, 2012).

Sedangkan Kementerian Kesehatan telah menetapkan dalam Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di kabupaten/kota bahwa target cakupan

deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah adalah 90%, cakupan balita

mendapatkan ASI eksklusif adalah 80%, dan cakupan balita mendapat kapsul vitamin

A 2 kali per tahun yaitu 90% (Kemenkes, 2003).

Pelaksanaan kegiatan pembinana gizi masyarakat diantaranya mencakup

kegiatan promotif, kegiatan preventif, dan kegiatan kuratif. Kegiatan promotif

diantaranya meliputi pemantauan pertumbuhan, penyuluhan, konseling, pemberian

kapsul vitamin A, pemberian tabelt Fe, promosi garam beriodium, serta pelacakan dan

tindak lanjut kasus gizi buruk. kemudian kegiatan preventif meliputi pemberian

makanan tambahan (PMT), sedangkan kegiatan kuratif berupa tatalaksanan gizi buruk

rawat inap maupun rawat jalan (Kemenkes, 2012). Oleh karena itu, Rencana Aksi

Pembinaan Gizi Masyarakat juga menetapkan target bahwa 85% balita ditimbang

berat badannya, 80% bayi mendapatkan ASI eksklusif, dan 85% balita usia 6-59 bulan

mendapat kapsul vitamin A (Kemenkes 2012).

Page 23: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

5

Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai atau

kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu (Sulistiayani dan Rosidah,

2003 dalam Puspita, 2011). Gibson, et al (1996) dalam Pusita (2011) juga

menyebutkan bahwa kinerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku dan kinerja

individu adalah dasar kinerja organisasi. Penilaian kinerja merupakan proses menilai

hasil karya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi melalui instrument

penilaian kinerja (Kepmenkes, 2009).

Ridwan (2007) dalam Jasmawaty (2012) mengatakan bahwa kinerja posyandu

dilihat dari penyelenggaraan pelaksanaan posyandu, sehingga mencapai strata

kemandirian posyandu. Kemandirian posyandu tersebut dilihat dari frekuensi

penimbangan, rata-rata kader yang bertugas, cakupan partisipasi masyarakat (D/S),

program tambahan dan cakupan dana sehat.

Berdasarkan uraian diatas, cakupan D/S, cakupan ASI eksklusif, dan cakupan

pemberian vitamin A yang merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat belum mencapai

target yang telah ditentukan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan di kabupaten/kota maupun dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi

Masyarakat (RAPGM). Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan yang terjadi di

posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan

Kembangan Jakarta Barat tahun 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Page 24: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

6

Diketahui bahwa wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan memiliki

cakupan partisipasi masyarakat (D/S) pada tahun 2011 dan 2012 mengalami

peningkatan pada bulan tertentu dan kembali menurun di akhir tahunnya. Selain itu,

cakupan D/S, cakupan pemberian ASI eksklusif dan cakupan balita mendapat kapsul

vitamin A pada tahun 2011 belum mencapai target, baik taget yang telah ditentukan

pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan kabupaten/kota maupun

target Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM).

Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat permasalahan pada kinerja posyandu

dalam pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan, Jakarta Barat tahun 2014.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran kinerja posyandu dalam pelaksanaan pembinaan gizi

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat

Tahun 2014 meliputi input, proses, dan output?

2. Bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014?

3. Bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014?

Page 25: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

7

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja

posyandu dalam pelaksanaan pembinaan gizi masyaraktat di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tahun 2014.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran kinerja posyandu dalam pelaksanaan pembinaan

gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014 meliputi input, proses, dan output.

2. Mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

posyandu dalam pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014.

3. Mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

posyandu dalam pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Jakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi

sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan tindakan,

perencanaan jangka pendek dan menengah, serta perumusan kebijakan guna

meningkatkan kinerja posyandu khususnya dalam pelaksanaan pembinaan gizi

masyarakat.

1.5.2 Bagi Puskesmas Kecamatan Kembangan

Page 26: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

8

Hasil penelitian secara tidak langsung akan memberikan informasi

khususnya mengenai kinerja posyandu dalam pelaksanaan pembinaan gizi

masyarakat. Sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai acuan

menyusun program atau kegiatan untuk meningkatkan kinerjanya.

1.5.3 Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan pustaka mengenai

analisis kinerja posyandu, dan dapat dijadikan bahan referensi dan

rekomendasi oleh peneliti lain untuk dikembangkan pada penelitian

selanjutnya, khususnya terkait kinerja posyandu.

1.5.4 Bagi Penulis

Penelitian merupakan aplikasi mata kuliah yang didapat selama

proses perkuliahan. Serta membandingkan teori dengan fakta yang didapat di

masyarakat pada saat penelitian berlangsung.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan gizi Program Studi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang dilaksanakan pada Bulan Juni tahun 2013 hingga April

tahun 2014. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain

cross sectional.

Penelitian dilakukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan, mengenai kinerja posyandu dalam pelaksanaan pembinaan gizi

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

Page 27: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan teori pada penelitian ini, akan membahas diantaranya mengenai :

kegiatan pembinaan gizi masyarakat, posyandu, dan kinerja, serta faktor-faktor yang

berhubungan dengan kinerja posyandu.

2.1 Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat

2.1.1 Sasaran Pembinaan Gizi Masyarakat

Kegiatan pembinaan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan

cakupan dan kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi

ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Secara konseptual pelayanan gizi

dapat dilihat pada bagan 2.1 (Kemenkes, 2012).

Page 28: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

9

Bagan 2.1

Konsep Pelayanan Gizi

Tidak naik berat badan/kurus Balita gizi buruk

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF

Sumber : Kemenkes. 2012. Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011. Dirjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Dirjen

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Pemantauan pertumbuhan

Konseling ASI/Makanan

Pendamping –ASI

Pemberian kapsul vitamin A

Pemberian tablet Fe ibu

hamil

Promosi garam beryodium

Skrining aktif

Taburia

Pemberian Makanan

Tambahan ibu hamil KEK

Balita gizi kurang

diberi Pemberian

Makanan

Tambahan (PMT)

pemulihan

Balita gizi buruk

mendapat perawatan

- Rawat Inap/TFC

- Rawat Jalan

Page 29: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

10

2.1.2 Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi 2010-2014

Secara operasional kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2011

mencakup 2 indikator utama dan 6 indikator penunjang, diantaranya

(Kemenkes, 2012) :

1. Indikator utama :

a. 70% balita ditimbang berat badannya (D/S)

b. 100% balita gizi buruk mendapat perawatan

2. Indikator penunjang :

a. 78% balita usia 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A

b. 67% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif

c. 86% ibu hamil mendapat 90 tablet tambah darah

d. 77% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium

e. 100% kabupaten dan kota melaksanakan surveilans gizi

f. 100% penyedian buffer stock Makanan Pendamping (MP) ASI untuk

daerah bencana

Secara garis besar, beberapa indikator berikut merupakan kegiatan

yang rutin dilakukan di tingkat Desa/Kelurahan (Posyandu). Indikator-

indikator tersebut akan dijelaskan selengkapnya dibawah ini (Kemenkes RI,

2012) :

Page 30: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

11

Tabel 2.1

Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2010-2014

No Indikator Kinerja Target

2010 2011 2012 2013 2014

1 Persentase balita ditimbang berat

badannya (% D/S) 85 70 75 80 85

2 Balita gizi buruk mendapat

perawatan 100 100 100 100 100

3 Persentase balita 6-59 bulan

mendapat kapsul vitamin A 75 78 80 83 85

4 Persentase bayi usia 0-6 bulan

mendapat ASI eksklusif 65 67 70 75 80

5 Persentase ibu hamil mendapat 90

tablet Fe 84 86 90 93 95

6 Cakupan rumah tangga yang

mengonsumsi garam beriodium 75 77 80 85 90

7 Persentase kabupaten/kota

melaksanakan surveilans gizi 100 100 100 100 100

8 Persentase penyediaan buffer stock

Makanan Pendamping Air Susu Ibu

(MP-ASI) untuk daerah bencana

100 100 100 100 100

Sumber : Kemenkes. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi. Dirjen Bina

Gizi dan Kesehatan ibu dan Anak Kementerian Kesehatan.Jakarta : Kemenkes

2.1.2.1 Balita Ditimbang Berat Bandannya (cakupan D/S)

Balita yang ditimbang berat badannya akan dibedakan kedalam 2

kelompok yaitu balita dengan umur 0-23 bulan (baduta) dan balita

dengan umur 24-59 bulan (balita), sebagai berikut (Kemenkes, 2012) :

a. Baduta (0-23 bulan) :

Page 31: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

12

- Data S baduta adalah jumlah baduta yang berasal dari seluruh

posyandu yang melaporkan di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

- Data D baduta adalah jumlah baduta yang ditimbang diseluruh

posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

b. Balita (24-59 bulan) :

- Data S balita adalah seluruh balita yang berasal dari seluruh

posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

- Data D balita adalah balita yang ditimbang di seluruh posyandu

yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Page 32: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

13

Kinerja penimbangan baduta dan balita dinilai baik, apabila

persentase D/S setiap bulannya sesuai dengan target.Pemantauan dan

pelaporan kegiatan penimbangan baduta dan balita dilakukan setiap

bulan (Kemenkes, 2012).

Cakupan penimbangan balita (D/S) merupakan indikator yang

berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan

pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, tingkat partisipasi

masyarakat, serta prevalensi gizi kurang. Dimana semakin tinggi

cakupan D/S, maka semakin tinggi pula cakupan vitamin A, kemudian

semaki tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi

kurang (Kemenkes, 2012).

Menurut Kementerian Kesehatan (2012) bahwa masalah yang

berkaitan dengan rendahnya minat masyarakat datang ke posyandu

diantaranya : dana operasional, sarana prasarana, tingkat pengetahuan

kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan

konseling, tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat

posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader (Kemenkes, 2012).

2.1.2.2 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Balita menurut Kementerian Kesehatan (2012) merupakan anak

yang berumur dibawah 5 tahun (0-59 bulan).Giziburuk adalah keadaan

kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan

Page 33: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

14

menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 SD dan atau ditemukannya tanda-

tanda klinis (Depkes, 2008).

Kasus balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita

dengan gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas

pelayanan kesehatan dan masyarakat (Kemenkes, 2012).

Jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan dari tahun 2006

sampai 2008 cenderung menurun, namun terjadi peningkatan jumlah

kasus balita gizi buruk di tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 dan

2011 dilaporkan jumlah kasus gizi buruk kembali menurun masing-

masing menjadi 43.616 kasus dan 40.412 kasus (Kemenkes, 2012).

Persentase kasus gizi balita gizi buruk mendapat perawatan

menurut Kementerian Kesehatan (2012), adalah jumlah kasus balita

gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayana

kesehatan masyarkat dibagi jumlah kasus balita gizi buruk yang

ditemukan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dikali

100%, seperti dibawah ini :

Kinerja penanganan kasus balita gizi buruk dinilai baik jika

seluruh balita gizi buruk yang ditemukan mendapat perawatan, baik

rawat inap maupun rawat jalan sesuai dengan tata laksana gizi buruk di

pelayanan kesehatan dan masyarakat.Pengamatan balita gizi buruk

Page 34: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

15

mendapat perawatan dilakukan setiap saat, termasuk pada saat

investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk, sedangkan kegiatan

pelaporan dilakukan setiap bulannya (Kemenkes, 2012).

2.1.2.3 Balita Usia 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama

ditemukan.Vitamin A sangat berperan dalam berbagai fungsi faali

tubuh, diantaranya untuk penglihatan, diferensiasi sel, fungsi

kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan reproduksi, pencegahan

kanker dan penyakit jantung, dan lain sebagainya (Almatsier, 2006).

Kapsul vitamin A adalah kapsul yang mengandung vitamin A

dosis tinggi, yaitu 100.000 SI untuk bayi umur 6-11 bulan dan 200.000

SI untuk anak balita 12-59 bulan. Tujuan pemberian kapsul vitamin A

adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan

vitamin A pada balita (Kemenkes, 2012).

Persentase balita mendapat kapsul vitamin A adalah jumlah

bayi 6-11 bulan ditambah jumlah balita 12-59 bulan yang mendapat 1

kapsul vitamin A pada periode 6 bulan dibagi jumlah seluruh balita 6-

59 bulan yang ada di satu wilayah kabupaten/kota dalam periode 6

bulan yang didistribusikan setiap bulan Febuari dan Agustus.

Persentase tersebut dapat dilihat sebagai berikut (Kemenkes, 2012) :

Page 35: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

16

Kinerja pemberian kapsul vitamin A dinilai baik jika,

persentase balita 6-59 bulan mendapat vitamin A sesuai

target.Pengamatan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan

dilakukan setiap 6 bulan.Pelaporan dilakukan setiap 6 bulan yaitu pada

bulan Febuari dan bulan Agustus (Kemenkes, 2012).

Kekurangan (defisiensi)vitamin A tertutama terdapat pada anak

balita dapat merupakan kekurangan primer yaitu akibat kurang

konsumsi, atau kekurangan sekunder yaitu karena gangguan

penyerapan dan penggunaan dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat,

ataupun adanya gangguan pada konveri karoten menjadi vitamin A

(Almatsier, 2006).

Dampak dari kekurangan vitamin A diantaranya buta senja

yang merupakan tanda awal kekurangan vitamin A, perubahan pada

mata dimana kornea mata secara dini akan terpengaruh akibat

kekurangan vitamin A, terjadi perubahan pada kulit, gangguan

pertumbuhan, dan lain sebagainya (Almatsier, 2006).

2.1.2.4 Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat Air Susu Iibu (ASI) Eksklusif

Bayi usia 0-6 bulan menurut Kementerian Kesehatan (2012)

adalah seluruh bayi usia 0 hari sampai 5 bulan 29 hari. Bayi mendapat

Page 36: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

17

ASI eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja

tanpa makanan atau cairan lain keculai obat, vitamin dan mineral

berdasarkan recall 24 jam.

Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif adalah

jumlah bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dibagi jumlah

seluruh bayi usia 0-6 bulan yang tercatat dalam register

pencatatan/Kartu Menuju Sehat (KMS) di wilayah tertentu dikali

100%, seperti dibawah ini (Kemenkes, 2012) :

Data pemberian ASI eksklusif dicatat dari KMS seluruh bayi

usia 0 hari sampai 5 bulan 29 hari pada formulir pencatatan pemberian

ASI eksklusif, sesuai dengan simbol-simbol berikut (Kemenkes, 2012)

:

√ = bayi diberi ASI saja

X = bayi sudah diberi makan/minuman lain selain ASI, kecuali obat,

vitamin dan mineral

A = bayi tidak datang penimbangan

Kinerja pencatatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif

dinilai baik, jika persentase bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif

sesuai target.Pencatat pada KMS dilakukan setiap bulannya,

Page 37: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

18

bersamaan dengan kegiatan penimbangan di posyandu.Frekuensi

laporan diberikan setiap 6 bulan yaitu pada bulan Febuari dan bulan

Agustus, sedangkan cakupan tahunan menggunakan penjumlahan data

bulan Febuari dan bulan Agustus (Kemenkes, 2012).

Langkah-langkah perhitungan cakupan pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan, diantaranya meliputi (Kemenkes, 2012)

:

a. Siapkan KMS balita dan hitung umur bayi pada saat penimbangan

bulanan. Umur bayi dihitung berdasarkan bulan penuh, dengan

kata lain umur dihitung 1 bulan apabila telah genap 30 hari.

b. Tanyakan ibu apakah 1 hari sebelumnya bayi telah diberikan

makan/minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral, kemudian

catat jawaban tersebut kedalam KMS pada kolom pemberian ASI

eksklusif sesuai dengan simbol-simbol ASI eksklusif.

c. Pindahkan catatan informasi ASI pada KMS seuai dengan simbol-

simbol ke dalam register bayi. Hal ini dilakukan setiap bulan bayi

berkunjung ke pposyandu. Pada kunjungan terakhir (Febuari atau

Agustus), hitung jumlah untuk masing-masing symbol.

d. Kemudian bidan desa merekapitulasi jumlah masing-masing

symbol pada kunjungan terakhir (Febuari atau Agustus) di

posyandu kedalam formulir rekapitulasi di desa/kelurahan. Begitu

pula dengan Tugas Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas dan

memasukannya kedalam formulir rekapitulasi di puskesmas.

Page 38: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

19

e. Selanjutnya petugas kabupaten/kota merekapitulasi dan

menghitung persentase pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan setiap 6

bulan sekali bersamaan dengan bulan vitamin A yaitu pada bulan

Febuari dan Agustus.

f. Hasil rekapitulasi di kabupaten/kota selanjutnya dilaporkan ke

tingkat provinsi dan pusat pada saat yang bersamaan (Febuari dan

Agustus).

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan dapat

disebabkan oleh rendahnya pemahaman masyarakat termasuk petugas

kesehatan tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif

(Kemenkes, 2012).

2.1.2.5 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe

Besi (Fe) merupakan zat mineral mikro yang paling banyak

terdapat dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di

dalam tubuh manusia dewasa.Beberapa fungsi esensial zat besi (Fe) di

dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke

jaringan tubuh, sebagai alat angkut electron di dalam sel, dan sebagi

bagian terpadu berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh.Fungsi

lainnya dari zat besi (Fe) adalah untuk membantu metabolisme energi,

kemampuan belajar, membantu kekebalan tubuh, dan pelarut obat-

obatan (Almatsier, 2006).

Pada umunya ketersedian biologik zat besi (Fe) paling tinggi

terdapat dalam daging, ayam, dan ikan, sedangkan dalam kacang-

Page 39: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

20

kacangan dan serealian mengandung ketersedian biologik sedang. Besi

yang sebagian besar terdapat dalam sayuran seperti bayam memiliki

ketersediaan biologik rendah (Almatsier, 2006).

Anemia gizi besi adalah rendahnya kadar Hemoglobin (Hb)

dalam darah, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi yang

diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Intervensi yang telah

dilakukan dalam penanggulangan masalah tersebut adalah dengan

mendistribusikan tablet besi (Fe) (Kemenkes, 2012).

Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet yang mengandung

Fe dan asam folat, baik yang berasal dari program maupun mandiri.

TTD program adalah tablet yang mengandung 60 mg zat besi dan 0,25

mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara

gratis pada ibu hamil. Sedangkan TTD mandiri adalah TTD atau multi

vitamin dan mineral, minimal mengandung zat besi dan asam folat

yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran (Kemenkes, 2012).

Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe adalah ibu yang selama masa

kehamilannya minimal mendapat 90 TTD program maupun TTD

mandiri (Kemenkes, 2012).

Page 40: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

21

Perhitungan cakupan tersebut dilakukan untuk menghitung

cakupan dalam 1 tahun. Kinerja pemberian tablet Fe pada ibu hamil

dinilai baik, jika persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe sesuai

target.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2011,

secara nasional cakupan pemberian tablet Fe sebesar 83,3%. Cakupan

tersebut belum mencapai target nasional yaitu 85% (Kemenkes, 2012).

2.1.2.6 Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium

Iodium merupakan mineral yang ada di dalam tubuh dalam

jumlah yang sangat sedikit.Sekitar 75% dari iodium ini terdapat di

dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensistesis hormon

tiroksin, tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin (T3).Sisa iodium

lainnya terdapat di dalam jaringan, terutama di dalam kelenjar-kelenjar

ludah, payudara, dan lambung serta di dalam ginjal (Almatsier, 2006).

Laut merupakan sumberiodium.Oleh karena itu, makanan laut

seperti ikan, udang, dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber

iodium yang baik.Semakinjauh suatu daerah dari laut maka semakin

sedikit pula kandungan iodiumnya termasuk tanaman yang

tumbuh.noleh sebabitu, salah satu cara penanggulangan kekurang

iodium adalah melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium

(Almatsier, 2006).

Page 41: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

22

Garam beriodium adalah garam (NaCl) yang diperkaya dengan

iodium melalui proses iodisasai sesuai Standar Nasional Indonesia

(SNI) dengan kandungan Kalium Iodat (KIO3) (Kemenkes, 2012).

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah

sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kurang unsur

iodium secara terus-menerus dalam jangka waktu lama. Akibat

kekurangan iodium akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia

secara luas, meliputi gangguan tumbuh kembang, termasuk

perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat

kecerdasan (Kemenkes, 2012).

Metode yang digunakan untuk pemeriksanan garam dengan

menggunakan tes kit iodium yang dilakukan pada murid sekolah. Tes

kit iodium (larutan uji garam beriodium) adalah larutan yang

digunakan untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara

kualitatif yang dapat membedakan ada/tidaknya iodium dalam garam

melalui perubahan warna menjadi ungu (Kemenkes, 2012).

Rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium adalah

seluruh anggota rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium,

dan pemantauannya dilakukan melalui Sekolah Dasar (SD) atau

Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tiap desa/kelurahan (Kemenkes, 2012).

Page 42: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

23

Kinerja dinilai baik, jika persentase rumah tangga

mengonsumsi garam beriodium sesuai target.Frekuensi pengamatan

dilakukan setiap bulan Febuari dan Agustus.Pelaporan kegiatan

dilakukan 1 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Febuari atau Agustus

dengan menggunakan formulir F6 (6 bulan) (Kemenkes, 2012).

2.1.2.7 Pelaksanaan Surveilans Gizi

Surveilans adalah proses pengamatan berbagai masalah yang

berkaitan dengan suatu program secara terus menerus melalui

pengumpulan, pengolahan, analisis dan intepretasi secara sistematis

serta penyebaran informasi kepada unit terkait dalam rangka

pengambilan tindakan. Surveilans memiliki peran penting dalam

penyediaan informasi kinerja dan dampak dari program yang

dilaksanakan (Depkes, 2006).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) bahwa surveilans

gizi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan deseminasi

informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur

tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi

masyarakat.

Page 43: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

24

Kinerja dinilai baik, jika persentase kabupaten/kota yang

melaksanakan surveilans gizi sesuai dengan target.Frekuensi

pengamatan dan laporan dilakukan setiap bulannya (Kemenkes, 2012).

2.1.2.8 Penyediaan Buffer Stock MP-ASI untuk Daerah Bencana

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan

yang diberikan kepada bayi dan anak umur 6-24 bulan untuk

memenuhi kebutuhan gizi. Sedangkan Buffer Stock MP-ASI adalah

MP-ASI yang disediakan untuk antisipasi darurat akibat bencana,

Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi dan situasi sulit lainnya (Kemenkes,

2012).

Kinerja penyediaan buffer stock MP-ASI dinilai baik, jika

pengadaannya sesuai dengan taget.Frekuensi laporan diberikan setipa

bulannya (Kemenkes, 2012).

Page 44: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

25

2.2 Posyandu

Sebelum sampai pada definisi posyandu, maka terlebih dahulu mengetahui

hubungan posyandu dengan kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang telah dijelaskan

sebelumnya. Kegiatan pembinaan gizi masyarakat merupakan indikator yang

digunakan dalam pelaksanaan surveilans gizi, dimana informasi yang diperoleh dapat

dimanfaatkan untuk pengambilan tindakan segera, perencanaan program jangka

pendek, menengah maupun jangka panjang, serta perumusan kebijakan (Kemenkes,

2012).

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam surveilans gizi diantaranya

pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian informasi. Sumber data yang

dikumpulkan dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu ((Kemenkes, 2012) :

1. Data Rutin : meliputi data penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan

kasus gizi buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil, pendistribusian kapsul

vitamin A balita, dan pemberian ASI eksklusif.

2. Data Survei Khusus : data ini dilakukan berdasarkan kebutuhan, seperti data

konsumsi garam beriodium, pendistribusian Makanan Pendamping (MP)-ASI dan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemantauan status gizi anak dan ibu

hamil serta Wanita Usia Subur (WUS) risiko Kurang Energi Kronik (KEK), atau

studi yang berkaitan dengan masalah gizi lainnya.

Dari kedua sumber data diatas, data rutin merupakan sumber data yang sering

dilakukan di posyandu. Oleh karena itu, posyandu memiliki peran penting dalam

kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang digunakan sebagai indikator pada

pelaksanaan kegiatan surveilans gizi (Kemenkes, 2012).

Page 45: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

26

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), Posyandu merupakan salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan

bayi. Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan posyandu mencakup 5 kegiatan

pokok, yaitu : kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi,

gizi dan penanggulanan diare untuk para ibu di tingkat masyarakat.

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) adalah kebutuhan

masyarakat yang dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan

bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya

(Kemenkes RI, 2010). Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah proses

untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mubarak, dkk (2009) posyandu merupakan suatu forum komunikasi,

alih tekhnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

Pernyataan tersebut kemudian didukung dengan fungsi posyandu menurut

Kementerian Kesehatan RI (2011), yaitu sebagai wadah pemberdayaan masyarakat

dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar

sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA).

Page 46: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

27

Selain itu, untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan

penurunan AKI, AKB, dan AKBA.

Secara umum tujuan diselenggarakannya posyandu yaitu untuk menunjang

penuruanan AKI, AKB, dan AKABA di Indonesia melalui pemberdayaan

masyarakat. Sasaran posyandu meliputi seluruh masyarakat, terutama bayi, anak

balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan Pasangan Usia Subur (PUS)

(Kemenkes RI, 2010).

2.2.1 Kegiatan Gizi Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan gizi posyandu adalah sebagai

berikut (Kemenkes RI, 2010) :

A. Kegiatan Utama :

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :

a. Ibu hamil :

Pelayananyang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup

penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran

tekanan darah, pengukuran lingkar lengan ataas, status gizi,

pemberian tablet Fe, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi

Tetanus Toxoid, konseling, serta KB pasca persalinan. Selain itu,

diadakannya kelas ibu hamil.

b. Ibu nifas dan menyusui :

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan

menyusui mencakup penyuluhan atau konseling kesehatan, pasca

Page 47: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

28

persalinan, KB, IMD, ASI eksklusif, dan gizi. Kemudian

pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI, perawatan

payudara, serta dilakukannya pemeriksaan kesehatan umum,

pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri dan

pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan.

c. Bayi dan Anak Balita :

Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus

dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas

tumbuh kembangnya. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan

yang sesuai dengan umur balita.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu

untuk balita mencakup penimbangan berat badan, penetuan status

pertumbuhan, penyuluhan dan konseling.Jika ada tenaga kesehatan

Puskesmas maka dilakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian

imunisasi, deteksi dini tumbuh kembang.

2. Keluarga Berencana (KB) :

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader

adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan.Jika terdapat

tenaga kesehatan Puskesmas, pelayanan yang dapat diberikan yaitu

suntikan KB dan konseling KB.Apabila tersedia ruangan dan peralatan

yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat pula dilakukan

pemasangan IUD dan implant.

Page 48: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

29

3. Imunisasi :

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh

petugas Puskesmas.Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan

program terhadap bayi dan ibu hamil.

4. Gizi :

Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Jenis

pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi

dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian

makanan tambahan (PMT) local, suplementasi vitamin A dan tablet Fe.

Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK),

balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada

di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan

ke Puskesmas atau Poskesdes.

5. Pencegahan dan penanggulangan Diare :

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Penanggulangan diare di

Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan

penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas

kesehatan.

B. Kegiatan Pengembangan atau pilihan :

Dalam kegiatan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan

posyandu dengan kegiatan baru, seperti : perbaikan kesehatan lingkungan,

pengendalian penyakit menular, dan berbagai program pembangunan

Page 49: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

30

masyarakat desa lainnya. Posyandu seperti ini disebut juga Posyandu

Terintegrasi. Beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah

diselenggarakan, antara lain :

a. Bina Keluarga Balita (BKB).

b. Kelas ibu hamil dan balita.

c. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensi Kejadian Luar

Biasa (KLB).

d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

f. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman

(PAB-PLP).

g. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan

pekarangan, melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

h. Kegiatan ekonomi produktif.

i. Tabungan ibu bersih, tabungan masyarakat.

j. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia.

k. Kesehatan reproduksi remaja.

l. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

2.2.2 Tingkat Perkembangan Posyandu

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), perkembangan pada masing-

masing posyandu berbeda-beda, sehingga pembinaan yang dilakukan pada

Page 50: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

31

masing-masing posyandu juga berbeda-beda. Secara umum, tingkat perkembangan

posyandu dibedakan atas 4 tingkat, diantaranya :

1. Posyandu Pratama : Posyandu pratama adalah posyandu belum mantap,

ditandai dengan kegiatan yang dilakukan belum rutin, dan terbatasnya

kader yang aktif yakni ≤ 5 orang.Selain terbatasnya kader, kurang siapnya

masyarakat kemungkinan yang menyebabkan kegiatan dilakukan di

posyandu belum rutin.Intervensi yang dilakukan pada jenjang ini adalah

memotivasi masyarakat dan menambahkan jumlah kader.

2. Posyandu Madya : Posyandu madya adalah posyandu sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali setiap tahun, dengan rata-rata

jumlah kader 5 orang atau lebih, tetapi cakupan program kegiatan

Posyandu seperti KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare di

bawah 50 %. Intervensi yang dilakukan pada jenjang ini adalah

meningkatkan cakupan dengan menyertakan tokoh masyarakat sebagai

motivator dan penggiat kader. Sebagai contoh intervensi yang dapat

dilakukan antara lain :pelatihan tokoh masyarakat dengan metode simulasi,

dan menerapkan SMD dan MMD di posyandu.

3. Posyandu Purnama : Posyandu purnama adalah posyandu yang telah dapat

melaksanakan kegaiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah

kader 5 orang atau lebih, cakupan kegiatan utama lebih dari 50 %, sudah

ada program tambahan seperti sanitasi dasar, kesehatan lingkungan,

pengobatan dasar. Meskipun ada kegiatan dana sehat, tetapi belum optimal,

Page 51: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

32

sehingga intervensi yang dilakukan adalah pelatihan dana sehat untuk

kader gizi.

4. Posyandu Mandiri : Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah mantap

karena dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan

rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan 5 program utama sudah

di atas 50%, dengan dana sehat yang kuat. Intervensi yang harus dilakukan

adalah pembinaan dana sehat oleh petugas kesehatan dan memperbanyak

program tambahan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2.3 Kinerja

2.3.1 Pengertian

Kinerja merupakan suatu hasil kerja (outcome) personal atau kelompok

professional dalam organisasi baik pada pemangku jabatan struktural dan

fungsional maupun pada seluruh jajaran dalam organisasi selama periode

waktu tertentu (Gomes, 1998 ; Yalis Ilyas, 1999 dalam Rohmadi, 2003).

Pengertian yang sama juga dikemukakan menurut Gibson (1996)

dalam Suparti (2010) bahwa kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada

suatu fungsi jabatan atau seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Agar

dapat menghasilkan kinerja yang baik, seseorang memiliki kemampuan,

kemauan, usaha, serta dukungan dari lingkungan. Kemauan dan usaha akan

menghasilkan motivasi, sehingga seseorang akan menampilkan perilaku untuk

bekerja.

Pengertian lain menurut Mahsun (2009) dalam Wirasata (2010) dari

berbagai literatur secara umum bahwa kinerja adalah gambaran mengenai

Page 52: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

33

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

perencanaan stategi suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa

kinerja (performance) merupakan hasil kerja atau tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam suatu organisasi untuk

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

perencanaan selama periode waktu tertentu.

2.4 Penilaian Kinerja Posyandu

Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-

target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategi organisasi (Lohman, 200 dalam

Wirasata, 2010). Pengertian serupa menurut Setyani (1999) dalam Rohmadi (2003),

penilaian kinerja merupakan suatu tindakan untuk melihat apakah segala sesuatunya

berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Sementara menurut Gomes (1998) dalam Rohmadi (2003) penilaian kinerja

adalah suatu cara mengukur kontribusi dari individu-individu anggota organiasi

kepada organisasinya dan diperlukan untuk menentukan tingkat kontirbusi individu.

Pengertian penilaian kinerja lainnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

penilaian berarti proses atau perbuatan memperkirakan atau menghargai sesuatu.

Sedangkan indikator adalah alat pemantauan atau sesuatu yang dapat memberikan

petunjuk atau keterangan. Kinerja adalah pencapaian kegiatan mulai dari masukan,

proses, sampai hasil. Indikator kinerja posyandu berarti alat pemantau untuk kegiatan

Page 53: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

34

posyandu yang meliputi input, process, dan output posyandu (Moeliono, 1989 dalam

Pakhri, 2002).

Berdasarkan difinisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian atau

pengukuran kinerja posyandu merupakan suatu metode atau alat yang digunakan

untuk menilai kegiatan atau aktivitas berdasarkan tujuan atau target yang telah

ditentukan sebelumnya meliputi input, process, dan output, sehingga segala

sesuatunya berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan atau ktriteria,

menurut Putri (1990) dalam Puspita (2011) menggunakan metode penilaian kinerja

berdasarkan konsep input-proses-output. Sementara menurut Ainsworth et al, (2002)

dalam Puspita (2011) pengukuran kinerja menggunakan skala dua faktor, yakni skala

hasil dan skala usaha, dimana ukuran ini memfokuskan pada : produktivitas, biaya,

mutu, kepuasan pelanggan, dan tenggat waktu.

Sedangkan Menurut K-State Cooperative Extension Service ukuran kinerja bagi

penyuluh dapat dicapai melalui beberapa dimensi, diantaranya : kualitas kerja,

kuantitas kerja, keterikatan pada jadwal kerja, alokasi kerja, sikap dan ketenangan,

dan kepuasan organisasi dan pelanggan. Terziovski dan Dean menyatakan bahwa

peningkatan atau pengembangan kualitas kerja mengacu pada dimensi yang paling

efektif dalam memengaruhi kinerja pegawai (Khalil et al,.2008 dalam Puspita, 2011).

Berdasarkandari uraian diatas, Puspita (2011) menyimpulkan bahwa penilaian

kinerja dapat dilakukan dari aspek input-proses-output ataupun dari aspek hasil dan

usaha. Dalam penyuluhan publik, penilaiannya relatif lebih sulit, karena harus

mencakup berbagai aspek, baik kualitas maupun kuantitas pelayanan.

Page 54: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

35

Hardiansyah (1999) dalam Pakhri (2002) telah menyusun instrument penilaian

kinerja posyandu yang dapat melihat kelemahan atau kekuatan posyandu setiap 6

bulan. Instrument penelitian tersebut meliputi : input, proses, dan output yang masing-

masing diberi skor dan kemudian dijumlahkan, dengan skor maksimal 500. Kinerja

posyandu dinyatakan baik, jika total skor yang diperoleh ≥ 80%. Komponen input

diantaranya terdiri dari : alat bantu, bahan, kader dan organisasi. Komponen proses

diantaranya meliputi : persiapan dan penimbangan, penyuluhan, pelayanan paket

pertolongan gizi dan kesehatan, serta pelaporan dan tindak lanjut. Sedangkan

komponen output diantaranya meliputi : pelaporan dan cakupan SKDN, cakupan

vitamin A, dan cakupan Fe.

Berdasarakan hasil Hatoyo, dkk (2000) dalam Pakhri (2002) mengenai uji coba

penilaian kinerja posyandu pada 10 posyandu di Kabupaten Bogor, banyak pada

pertanyaan input, proses, dan output memiliki skor jawaban yang rendah. Sehingga 7

posyandu dinyatakan memiliki tingkat kinerja yang kurang.

Hasil penelitian Kasmita dkk (2000), menunjukan bahwa kinerja posyandu di

Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat secara umum dikategorikan

sedang dengan rata-rata skor 63,7% dan hanya 3 posyandu (10%) yang memiliki

kinerja baik. Beberapa ha1 yang menyebabkan rendahnya komponen input, meliputi

ketersediaan alat peraga dan obat-obatan, formulir pencatatan dan KMS, tidak ada

uraian tugas bagi masing-masing kader, dan jadwal pelaksanaan Posyandu.

Pada komponen proses tidak berjalan dengan baik, berkenaan dengan persiapan

kader sebelum pelaksanaan posyandu belum maksimal, pencatatan hasil penimbangan

pada formulir register dan KMS belum dikerjakan sendiri oleh kader, penyuluhan

Page 55: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

36

yang belum terarah, pembuatan laporan dan tindak lanjut dari suatu kasus di

Posyandu. Sedangkan komponen output, berkaitan dengan pencapaian target dari K/S,

D/S dan N/D serta cakupan pemberian obat-obatan seperti pil besi dan vitamin A serta

target penurunan jumlah balita BGM (Kasmita dkk, 2000). Dari hasil tersebut

menunjukan bahwa komponen pertanyaan masih membutuhkan penyesuaian.

Begitu pula dengan hasil penelitian Nusi (2006) menunjukan bahwa secara

keseluruhan kinerja posyandu tergolong sedang. Hal tersebut diketahui dimana dari

ketiga komponen kinerjanya (input, proses, dan output) hanya komponen proses yang

tergolong sedang, sedangkan komponen input dan output sudah tergolong baik.

Penilaian kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya

standar kerja.esensi penilaian kinerja adalah perbandingan kinerja ternilai dengan

standar kinerjanya. Jika penilaian kinerja dilaksanakan tanpa standar kinerja, maka

hasilnya tidak memiliki nilai (Wirawan, 2009 dalam Suparti, 2010).

2.4.1 Komponen Input

Masukan (input) merupakan bagian atau elemen yang terdapat dalam

suatu sistem yang diperlukan, untuk dapat berfungsisnya sistem tersebut.

Masukan (input) berupa sumber-sumber daya dalam suatu organisasi

(Sulaeman, 2009).

Menurut Sulaeman (2009), sumber-sumber daya dibagi kedalam 2

kelompok yaitu sumber daya manusia dan sumber daya non manusia, yang

terdiri atas sumber daya fisik, sumberdaya finansial, serta sumber daya sistem

dan teknologi. Dimana organisasi yang dimaksud adalah Posyandu. Berikut

Page 56: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

37

sumber-sumber daya yang diperlukan dan merupakan penilaian terhadap

komponen input terhadap posyandu :

1. Tersedianya kader Posyandu :

Kader adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan

memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara

sukarela. Pemilihan kader posyandu dapat dilakukan dengan dipilih

dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan

posyandu (Kemenkes RI, 2011). Kader posyandu dipilih dari anggota

masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela (Depkes,

2006).

Kriteria yang harus dimiliki kader posyandu diantaranya :

dapat membaca dan menulis, berjiwa sosial dan menerima bekerja

secara relawan, mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat,

mempunyai waktu yang cukup, berdomisili di wilayah kerja

posyandu, berpenampilan ramah, simpatik, dan mampu diterima

masyarakat (Makmur, 2009).

Kader posyandu memiliki 3 tugas utama diantaranya :

persiapan sebelum hari bukan posyandu (H-1), pada saat hari buka

posyandu (hari H), dan setelah hari buka posyandu (H+1), berikut

penjelasannya (Kemenkes RI, 2011) :

1) Sebelum hari buka posyandu (H-1) :

Page 57: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

38

a. Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan

warga setempat.

b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu.

c. Mempersiapkan sarana posyandu.

d. Melakukan pembagian tugas antar kader.

e. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas

lainnya.

f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.

2) Pada hari buka posyandu (hari H) : Pada proses ini

menggunakan sistem 5 meja seperti tabel 2.2 :

a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu.

b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang

berkunjung di posyandu.

c. Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan

mengisi buku registrasi posyandu.

d. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.

e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling

kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta

memberikan PMT.

f. Membentu petugas kesehatan memberikan pelayanan

kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.

Page 58: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

39

g. Setelah pelayanan selesai, kader bersama petugas

kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil

kegiatan serta tindak lanjut.

3) Setelah hari buka posyandu (H+1) :

a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu : ibu

hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui, serta bayi dan balita.

b. Membuat diagram batang SKDN.

c. Melakukan tindak lanjut terhadap : saran yang tidak

datang, dan sasaran yang memerlukan penyuluhan

lanjutan.

d. Memberitahkan kepada kelompok sasaran untuk datang

ke posyandu pada hari buka.

e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat,

menghadiri pertemua rutin seperti pengajian dan atau

arisan masyarakat.

Salah satu indikator dalam tingkat perkembangan posyandu

menurut Kemenkes (2011), yaitu rerata kader yang bertugas adalah 5

orang atau lebih.

Selain rerata kader yang bertugas di posyandu, jumlah kader

yang bertugas pada hari pelaksanaan posyandu juga dapat dijadikan

indikasi lancar tidaknya kegiatan posyandu (Nusi, 2006).

Berdasarkan penelitian Hayati (2000) dan Juarsa (2004) dalam

Makmur (2009), dimana keterampilan kader memiliki hubungan

Page 59: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

40

yang signifikan untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita

dengan memotivasi ibu balita untuk datang ke posyandu.

Sandang (2004) dalam Dewi, dkk (2012) menyatakan bahwa

seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki

keterampilan dalam melaksanakan tugas, dan keterampilan seseorang

dapat terlihat pada lamanya bekerja.

2. Ketersediaan Sarana Posyandu :

Menurut Depkes (2000) dalam Nusi (2006), sarana kesehatan

merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan. Adanya sarana kesehatan diharapkan dapat

menunjang berbagai upaya pelayanan kesehatan baik di tingkat

individu maupun masyarakat.

Hasil penelitian Murniati (2007) membuktikan bahwa

ketersediaan pelayanan memiliki hubungan dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Hasanah (2012) juga

menunjukan bahwa, fasilitas posyandu yang lengkap memiliki

pengaruh terhadap kinerja kader posyandunya. Dengan kata lain,

tersedianya sarana yang memadai di posyandu akan meningkatkan

minat ibu untuk membawa anaknya ditimbang ke posyandu.

Sarana yang terdapat di posyandu diantaranya meliputi : alat

timbang berat badan, alat ukur Lingkar Lengan Atas (LLA), tablet

besi, kapsul vitamin A, buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau

Page 60: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

41

Kartu Menuju Sehat (KMS), formulir pendataan, pencatatan dan

pelaporan, serta poster blanko SKDN (Kemenkes, 2011).

3. Struktur Organisasi

Menurut Depkes (2006), struktur organisasi posyandu

ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan

posyandu. Sturktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris,

bendahara, dam kader posyandu merangkap sebagai anggota.

Beberapa posyandu yang ada di suatu wilayah (kelurahan/desa

dan sebagainya), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok

pengelola posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan

masyarakat setempat. Pengorganisasian posyandu di desa/kelurahan

dapat dilihat pada bagan 2.2 (Kemenkes, 2011).

Bagan 2.2

Struktur Organisasi Posyandu Berdasarkan Kondisi Wilayah

Setempat

Sumber : Kementerian Kesehatan. 2011. Pedoman Umum

Pengelolaan Posyandu. Sekjen Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Page 61: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

42

2.4.2 Komponen Proses

Menurut Sulaeman (2009), tahapan proses yaitu merubah masukan

menjadi keluaran dengan melaksanakan fungsi-fungsi menejemen dan

pelayanan kesehatan yang ditunjang oleh standar mutu pelaksanaan dan

standard operating procedure (SOP) serta sistem informasi.

Tahapan poses pada kegiatan posyandu terdapat pada

penyelenggaraan kegiatan posyandu. Tahapan ini merupakan indikator untuk

menilai kegiatan posyandu, tahapan tersebut diantaranya (Nusi, 2006) :

1. Tahap Persiapan: Tahapan ini merupakan tahapan sebelum hari buka

posyandu (H-1), diaman kader bertugas mempersiapkan kebutuhan

yang dibutuhkan seperti tempat pelaksanaan kegiatan posyandu,

sarana posyandu, bahan PMT, sekaligus pembagian tugas antar kader

agar kegiatan penimbangan berjalan dengan baik (Nusi, 2006).

2. Tahap Pendaftaran dan Penimbangan : Kegiatan pendaftaran dan

penimbangan yang merupakan tugas kader posyandu pada saat hari

buka posyandu.Pada pelaksanaannya berdasarkan sistem 5 meja,

pendaftaran dan penimbangan berada pada meja ke 1 dan ke 2 (Nusi,

2006).

3. Tahap Penyuluhan : Rendahnya pelaksanaan penyuluhan berkaitan

dengan penguasaan kader terhadap materi penyuluhan yang

akandiberikan. Selain itu, ada rasa sungkan pada kader yang lebih

muda memberika penyuluhan kepada kader yang lebih tua (Kasmita,

dkk, 2000). Penyuluhan yang diberikan kader sedikitnya menjelaskan

Page 62: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

43

tentang makna grafik perkembangan berat badan balita yang tertera

pada KMS balita kepada ibunya, menjelaskan makna pengukuran

LILA pada ibu hamil, dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil

yang mengacu pada KMS ibu hamil (Nusi, 2006). Oleh sebab itu,

kualitas kader akan memberikan pengaruh pada kinerja posyandu.

4. Tahap Pelayanan paket Gizi dan Kesehatan : Pada tahap ini, tugas

kader posyandu yaitu mendistribusikan tablet besi, vitamin A untuk

bayi dan balita, dan pemberian PMT. Selain itu, jika ditemukan

adanya kasus gizi buruk, maka kader menganjurkan untuk ibu

membawa anaknya ke Puskesmas (Nusi, 2006).

5. Tahap Pembuatan Laporan dan Rencana Tindak Lanjut : Tahap

pembuatan laporan dan tindak lanjut berdasarkan hasil penelitian

Kasmita dkk (2000) memiliki hubungan yang signifikan dengan

jumlah balita dengan status gizi kurang, dengan kata lain semakin

rendah pelaksanaan pelaporan dan tindak lanjut maka, semakin tinggi

jumlah anak dengan status gizi kurang. Oleh Karena itu, pembuatan

laporan dan tindak lanjut memiliki peran penting pada kinerja

posyandu.

2.4.3 Komponen Output

Hasil antara (output) yaitu hasil langsung dari proses berupa

pencapaian cakupan indikator hasil antara yang terdiri atas 3 indikator pilar

Indonesia Sehat 2010 yang akan mempengaruhi hasil akhir (outcome), yaitu

indikator-indikator keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup

Page 63: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

44

masyarakat, serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

dengan tolok ukur Indonesia Sehat 2010 dan Standar Pelayanan Minimal

(SPM) kabupaten/kota bidang kesehatan (Sulaeman, 2009).

Hasil langsung (output) dari kegiatan posyandu diantaranya berupa

pencapaian pelaporan posyandu, cakupan penimbangan (SKDN), cakupan

ASI eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan pemberian

tablet Fe dengan menggunakan tolok ukur Standar Pelayanan Minimal (SPM)

kabupaten/kota bidang kesehatan dan Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat

Tahun 2011 (Pakhri, 2002). Cakupan penimbangan (data SKDN) dapat

diuraikan sebagai berikut (Sembiring, 2004) :

Data S : adalah data jumlah semua balita di wilayah kerja puskesmas.

Data K : adalah adalah data jumlah balita yang terdaftar dan

mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS).

Data D : adalah data jumlah balita yang datang dan menimbang berat

badannya ddi bulan tersebut.

Data N : adalah data jumlah balita yang ditimbang dan naik berat

badannya.

Data BGM : adalah data jumlah balita yang ditimbang dan berada

pada Bawah Garis Merah (BGM).

Hasil dari pengolahan dan analisis data cakupan penimbangan dihitung

dalam bentuk proporsi, diantaranya (Sembiring, 2004) :

Page 64: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

45

Proporsi D/S : yaitu jumlah balita yang ditimbang berat badannya

pada periode waktu tertentu dibandingkan dengna jumlah seluruh

balita tertentu. Hal tersebut menunjukan tinggi rendahnya tingkat

partisipasi masyarakat terhadap posyandu.

Proporsi K/S: yaitu balita yang tercatat dan memiliki KMS

dibandingkan dengan jumlah seluruh balita tertentu. Hal tersebut

menunjukan cakupan penimbangan yang dilakukan di wilayah

tersebut.

Proporsi N/D : yaitu jumlah balita yang ditimbang dan naik berat

badannya dibandingkan dengan jumlah balita yang datang dan

menimbang berat badannya pada periode waktu tertentu. Hal ini

menunjukan bahwa berhasil tidaknya program posyandu.

Proporsi BGM/D : yaitu jumlah balita yang timbang dan berat

badannya berada pada Bawah Garis Merah dibandingkan dengan

jumlah balita yang datang dan menimbang berat badannya pada

periode waktu tertentu.

Cakupan N/S : yaitu jumlah balita yang ditimbang dan naik berat

badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita tertentu. Hal ini

menunjukan hasil program posyandu (Nusi, 2006).

Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota bidang kesehatan

menetapkan target cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra

sekolah adalah 90%, cakupan balita mendapat ASI eksklusif adalah 80%, dan

Page 65: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

46

cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun adalah 90%

(Kemenkes, 2003).

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu

2.5.1 Faktor Lingkungan Sosial Posyandu

Menurut Notoatmodjo (2007), dimana tokoh masyarkat adalah

jembatan antara sektor kesehatan dengan masyarakat. Berdasarkan hasil

penelitian Sudarti (1990) dalam Yamin (2003) menunjukan bahwa di daerah,

tokoh masyarakat berpartisipasi aktif dan memberikan perhatian terhadap

kader menghasilkan kegiatan Posyandu yang maju.

Menurut Sucipto (2009) dalam Sari, dkk (2012) dukungan tokoh

masyarakat (Kepala Desa) kepada kader posyandu sangat penting, hal ini

disebabkan tokoh masyarakat merupakan tokoh yang paling disegani dan

berpengaruh di wilayah tersebut. Dukungan dan saran dari tokoh masyarakat

merupakan salah satu bentuk motivasi dan semangat bagi kader dalam

melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pakhri (2002), membuktikan

bahwa partisipasi tokoh masyarakat mempengaruhi input, output, dan total

kinerja posyandu. Selain itu partisipasi tokoh masyarakat juga mempengaruhi

kegiatan pelaporan dan tindak lanjut di posyandu. Tjukarni (2002) dalam

Pakhri (2002), menemukan sikap tokoh masyarkat terhadap kegiatan

posyandu positif, namun pengetahuan mereka tentang masalah gizi umumnya

masuih kurang.

Page 66: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

47

Hasil penelitian Kasmita (2000) dalam Pakhri (2002) menemukan

bahwa jika tokoh masyarakat berperan membantu kelancaran pelaksanaan

posyandu dan sangat berpengaruh positif. Namun pada kenyataannya

umumnya peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dirasakan masih kurang.

Peran tokoh masyarakat untuk meningkatkan kinerja posyandu

berdasarkan hasil penelitian Widagdo (2007), seperti selalu melakukan

peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu dan mengikuti kegiatan

lainnya, pemberian tugas kepada kader sebagai salah satu bentuk kepedulian

terhadap kegiatan posyandu, selalu berusahan memperbaik hubungan dengan

kader posyandu, dan memberikan petunjuk ketika menghadiri kegiatan

posyandu.

Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota

masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat

tersebut. Dalam hal ini dimana masyarakat aktif memikirkan, merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakatnya

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(Depdikbud), swadaya masyarakat dalam posyandu merupakan kekuatan

sendiri dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan posyandu agar kegiatan

dapat terlaksana dengan baik, terutama dalam pengadaan sarana, tenaga atau

dana sendiri seperti tempat posyandu, bahan penyuluhan, bahan Pemberian

Makanan Tambaan (PMT), buku pencatatan, papan data dan kesejahteraan

kader (Nusi, 2006).

Page 67: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

48

Hal tersebut didukung pula menurut Direktorat Jendral Pemberdayaan

Masyarakat Desa Departeman Dalam Negeri (Dirjen PMD Depdagri) bahwa

pelayanan posyandu akan berjalan dengan baik apabila potensi yang ada

dalam masyarakat dapat dioptimalkan dengan baik (Nusi, 2006).

Rendahnya dukungan masyarakat diduga karena kelemahan dalam

pelaksanaan program kemasyarakatan saat ini yang tidak melibatkan

masyarakat sejak awal. Masyarakat hanya sekedar diperkenankan

berpartisipasi dalam pelaksanaan fisiknya dilapangan (Pakhri, et al, 2002

dalam Nusi, 2006).

Penelitian Tjukami, dkk (2000) dalam Pakhri (2002) di 4 desa di Nusa

Tenggara Barat menemukan bahwa Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

umumnya diselenggarakan atas bantuan pemerintah atau pihak luar, dan hanya

beberapa posyandu yang menyelenggarakannya atas biaya swadaya sendiri,

seperti Kas Desa, Majelis Ta’lim, atau jimpitan beras. Menurut Sander (1999)

dalam Pakhri (2002) bahwa, keberlangsungan program sangat tergantung pada

kemampuan keuangan masyarakat setempat dan pemelihaaan.

2.5.2 Pembinaan Posyandu

Pembinaan merupakan kegiatan prioritas yang direncanakan dan

berkesinambungan agar hasil kegiatan meningkat. Pembinaan posyandu perlu

dilakukan agar posyandu berfungsi dengan baik (Pakhri, 2002). Departeman

Kesehatan (1995) dalam Rohmadi (2003) mendefinisikan supervisi sebagai

suatu kegiatan, bimbingan dan pengawasan, oleh pengelola program terhadap

pelaksana di tingkat administrasi yang lebih rendah, dalam rangka

Page 68: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

49

memantapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

Pengertian lain diungkapkan oleh Stoner et al (1996) dalam Suparti

(2010) bahwa supervisi atau pembinaan adalah salah satu upaya pengarahan

dengan memberikan petunjuk serta saran, setelah menemukan alasan dan

keluhan pelaksana dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Tujuan

supervisi adalah untuk meningkatkan performance dari petugas kesehatan

secara kontinyu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembinaan atau supervisi merupakan suatu kegiatan pengarahan atau

bimbingan secara berlanjut dalam rangka mengatasi permasalahan yang

dihadapi sehingga kegiatan meningkat sesuai dengan tujuan dan sasaran.

Pembinaan dan pengawasan posyandu dilakukan secara berjenjang

dari tingakt pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan

(Kemenkes, 2011). Bentuk pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui

Menteri Dalam Negeri yang melakukan pembinaan dan pengawasan di tingkat

provinsi, Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan di tingkat

kabupaten/kota, kemudian Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan di

tingkat kecamatan, dan Kepala Desa melakukan pembinaan terhadap

pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan sosial dasar lainnya di

posyandu.

Menurut Depdagri et al (2001) dalam Nusi (2006), untuk mendukung

kegiatan posyandu sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar pengembangan

Page 69: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

50

kualitas sumber daya manusia sejak dini, diperlukan institusi pembina

posyandu yang berfungsi memfasilitasi, membina, memantau, dan

mengevaluasi kegiatan posyandu sesuai kebutuhan.

Adapun kelembagaan yang mengkoordinasikan fungsi pembinaan dari

pemerintah tersebut, diorganisasikan melalui wadah Kelompok Kerja

Operasional Posyandu (Pokjanal Posyandu), sedangkan di tingkat

Desa/Kelurahan dikoordinasikan melalui Pokja Posyandu (Kemenkes, 2011).

Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang

berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja posyandu, yang secara

operasional dilaksanakan oleh unit atau kelompok pengelola posyandu di desa

(Kemenkes, 2011).

Sifat dari pembinaan tersebut adalah mengayomi dan mendukung

pelaksanaan kegiatan yang diwujudkan dalam rangkaian upaya yang

dilakukan oleh pembina terhadap kader, dengan tujuan membantu mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan posyandu

maupun pemberian perhatian dan penghargaan terhadap upaya yang telah

dilakukan kader dan masyarakat dalam rangka mengingkatkan kegiatan

posyandu (Nusi, 2006).

Pembinaan yang dilakukan mencakup dua hal, yaitu pembinaan secara

langsung dan pembinaan tidak langsung. Pembinaan langsung meliputi

kunjungan posyandu dan kontak langsung dengan kader, sedangkan

pembinaan tidak langsung meliputi rapat atau pertemuan berkala tim pembina

maupun pertemuan berkala dengan kader. Tujuannya adalah memberikan

Page 70: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

51

perhatian dan penghargaan kepada para pelaksana kegiatan, membimbing

pelaksanaan kegiatan agar berjalan dengan lancar, dan membantu

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana kegiatan (Nusi,

2006).

Kunjungan yang dilakukan oleh pembina posyandu tidak hanya

berkaitan dengan petugas kesehatan Puskesmas saja, melainkan petugas diluar

kesehatan juga turut berperan dalam kunjungan tersebut, seperti Petugas

Lapangan Keluarga Berencana (PKLB) memperhatikan kegiatan kader yang

menyangkut pencatatan dan pelaporan serta cara kader memberikan

penyuluhan perseorangan di meja 4 atau penyuluhan kelompok kepada para

ibu yang sedang menunggu giliran anaknya menimbang (Depkes et al, 1995

dalam Nusi, 2006).

Kemudian Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) atau mantri

tani mengadakan kontak dengan kader untuk mengetahui perkembangan

produksi tanaman perkarangan dan pemeliharaan kebun kelompok yang turut

disumbangkan untuk pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT),

bimbingan serta penyuluhan mengenai cara pemanfaatan perkarangan atau

pemeliharaan kebun kelompok. Petugas Kantor Urusan Agama (KUA) atau

pemuka agama mengadakan pembinaan melalui kontak langsung dengan

kader untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat yang dilihat dari

cakupan D/S, dan cakupan N/D, dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan

pengumpulan dana melalui pengajian, dan lain-lain (Depkes et al, 1995 dalam

Nusi, 2006).

Page 71: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

52

Hasil penelitian Pakhir (2002) menunjukan bahwa pembinaan

memiliki hubungan yang bermakna dengan kinerja posyandu meliputi input,

proses, dan output posyandu. Pembinaan juga mempengaruhi penimbangan,

pelayanan paket gizi dan kesehatan, dan pelaporan & tindak lanjut. Hasil

penelitian Sambas (2002) dalam Makmur (2009) membuktikan bahwa faktor

supervisi petugas kesehatan memiliki hubungan bermakna terhadap cakupan

penimbangan balita di posyandu. Selain itu Sambas juga membuktikan bahwa

pembinaan kader juga memiliki hubungan yang positif terhadap kunjungan

ibu balita ke posyandu.

Begitu pula dengan hasil penelitian Simanjuntak (2012) bahwa,

pemberian pelatihan pada kader posyandu memberikan pengaruh dalam

meningkatkan kinerjanya. Hasanah (2012) dalam penelitiannya juga

menunjukan bahwa gaji atau upah yang diberikan memiliki hubungan dengan

kinerja kader posyandu. Dimana gaji/upah sangat memotivasi keaktifan kader

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.

2.5.3 Motivasi Kader

Motif atau Motivasi berasal dari kata latin moreve yaitu dorongan dari

dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian tersebut erat

kaitannya dengan kata kebutuhan atau need. Kebutuhan adalah suatu “potensi

” dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon (Notoatmodjo,

2007).

Frederick Herzberg (1950) dalam Notoatmodjo (2007) telah

mengembangkan teori motivasi “dua faktor”. Pada teori ini menjelaskan

Page 72: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

53

bahwa, 2 faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan tugas

atau pekerjaannya, yaitu :

1. Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfierr) atau faktor motivasional.

Faktor motivasional ini diantaranya mencakup : prestasi, penghargaan,

tanggung jawab, kesempatan untuk maju, dan pekerjaan itu sendiri.

Apabila kepuasan itu dicapai dalam pekerjaan, maka akan

menggerakan tingkat motivasi yang kuat untuk bekerja, sehingga dapat

menghasilkan kinerja yang tinggi.

2. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) atau faktor

higien. Faktor-faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan

yang merupakan hakikat manusia ingin memperoleh kesehatan

badaniah. Faktor ini meliputi : kondisi kerja, hubungan interpersonal,

kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, gaji, dan

keamanan kerja. Hilangnya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan

ketidakpuasan untuk bekerja.

Motivasi adalah konsep yang digunakan untuk menguraikan

keadaan ekstrinsik yang menstimulasi perilaku tertentu dan respon instrinsik

yang kemudian ditampilkan dalam perilaku.Keadaan ekstrinsik dapat berupa

hadiah atau insentif, dimana dengan adanya keadaan tersebut mendorong

individu melakukan atau mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi

adalah interaksi intrinsik dan ekstrinsik yang dapat dilihat berupa prilaku atau

penampilan. Motivasi tenaga kerja perlu dikelola untuk mengahasilkan

Page 73: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

54

penampilan kerja (kinerja) yang diharapkan untuk mencapai tujuan institusi

(Anna Kelia, 1996) dalam Rohmadi, 2003).

Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Handoko (1998) dalam

Rohmadi (2003) bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang

mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai

tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah keadaan seseorang (ekstrinsik) yang mendorong atau

menrespon keadaan instrinsik seseorang untuk melakukan kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan teori Herzberg, faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi seseorang untuk meningkatkan kinerja adalah

kelompok faktor kepuasan.

Faktor yang termasuk pemotivasi ekstrinsik adalah penghargaan fisik

dan pengaruh orang lain. Penghargaan fisik yang diterima dapat berupa uang,

baju seragam, pelayanan kesehatan/KB gratis dan bingkisan lebaran.

Sedangkan faktor instrinsik merupakan motivasi yang dodorong oleh

keinginan dari kader sendiri seperti menyukai kegiatan sosial kemasyarakatan,

keinginan untuk memajukan desa, keinginan tampil, keinginan memperoleh

ilmu pengetahuan dan mengamalkannya serta mengisi waktu luang

(Permanasari, Kusharto dan Baliwati, 1997 dalam Pakhri, 2002). Menurut

Pakhri (2002), banyaknya kader yang drop out menunjukan bahwa motivasi

kader masih rendah.

Page 74: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

55

Hasil penelitian Kasmita (2000) mendapatkan jumlah kader per

posyandu umumnya kurang dari 4 orang. Selain itu, pengetahuan dan

keterampilan kader umumnya masih kurang, sehingga belum dapat berperan

optimal dalam kegiatan posyandu, seperti pengisian Kartu Menuju Sehat

(KMS), membuat laporan dan melakukan penyuluhan, akibatnya sebagian

kader kurang aktif.

Hasil penelitian Pakhri (2002) mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kinerja posyandu di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan

menunjukan bahwa motivasi memiliki hubungan yang bermakna dengan

komponen input posyandu. Penelitian Rohmadi (2003) juga menunjukan

bahwa individu dengan motivasi yang tinggi memiliki hubungan yang

signifikan (p < 0,05) untuk menghasilkan kinerja yang tinggi.

Penelitian tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Makmur

(2009) bahwa, motivasi seseorang menjadi kader posyandu dikarenakan

menyukai anak-anak, sehingga mendapatkan hiburan atau refreshing dalam

pekerjaannya, kemudian memiliki tujuan untuk memajukan masyarakat

desanya, meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan yang paling utama

adalah merupakan suatu ibadah.

Berdasarkan penelitian Suparti (2010) mengenai kinerja bidan PNS

dalam penjaringan balita gizi buruk di Kabupaten Kendal menunjukan bahwa,

responden dengan tingkat motivasi yang baik, memiliki proporsi kinerja yang

baik pula.

Page 75: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

56

Oleh sebab itu, motivasi kader yang tinggi akan meningkatkan kinerja

kader yang tinggi pula, sehingga posyandu berjalan sesuai fungsinya. Dengan

kata lain, kinerja kader memilliki peranan penting dalam memajukan

posyandu.

Page 76: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

57

Bagan 2.3

Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi penelitian Pakhri (2002), Rohmadi (2003), Nusi (2006), Puspita (2011) dan teori Sulaeman (2009)

Input

• sarana dan bahan

• kader

• struktur organisasi

Proses

• persiapan

• Penimbangan

• Penyuluhan

• Paket pelayanan gizi dan kesehatan

• Penyusunan laporan dan tindak lanjut

Output

• Pelaporan

• Cakupan SKDN

• cakupan ASI eksklusif

• cakupan vitamin A

• cakupan tablet Fe

Faktor Lingkungan

Sosial Posyandu :

1. Dukungan tokoh

masyarakat

2. Swadaya

masyarakat

Pembinaan Posyandu

Motivasi Masyarakat

Kinerja Posyandu

Page 77: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

58

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja posyandu dan faktor-

faktor yang berhubungan dengan kinerja posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat tahun 2014. Metode penilaian kinerja

berdasarkan pendekatan komponen input, proses, dan output posyandu (Puspita,

2011). Metode yang sama juga digunakan pada penelitian Kasmita, dkk (2000) dan

Pakhri (2002), dimana kinerja posyandu merupakan hasil kumulatif dari komponen

input, proses, dan output posyandu.

Komponen input posyandu diantaranya terdiri dari ketersediaan sarana,

kader, dan struktur organisasi. Kemudian untuk komponen proses posyandu

meliputi 5 kegiatan yaitu : kegiatan persiapan, penimbangan, penyuluhan, pelayanan

gizi dan kesehatan, serta penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut. Sedangkan

untuk komponen output posyandu terdiri dari pelaporan, cakupan SKDN, cakupan

ASI eksklusif, cakupan vitamin A, dan cakupan tablet Fe (Pakhri, 2002).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja posyandu dalam penelitian

Pakhri (2002) diantaranya adalah faktor motivasi kader, swadaya masyarakat,

adanya pembinaan posyandu, dan partisipasi tokoh masyarakat. Hasil penelitian

tersebut juga memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian lainnya seperti pada

penelitian Rohmadi (2003) dan Makmur (2009) yang menunjukan bahwa motivasi

Page 78: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

59

memiliki pengaruh terhadap kinerja kader. Penelitian Kasmita (2000) dalam Pakhri

(2002) dan Nusi (2006) juga menunjukan bahwa partisipasi tokoh masyarakat dan

swadaya masyarakat membantu dalam kegiatan posyandu.

Berdasarkan uraian diatas, diketahui terdapat beberapa faktor yang diguga

berhubungan dengan kinerja posyandu diantaranya faktor lingkungan sosial

posyandu (partisipasi tokoh masyarakat dan swadaya masyarakat), motivasi kader,

dan pembinaan posyandu. Akantetapi, pada variabel motivasi hanya dapat menilai

secara individual, dan tidak dapat menggambarkan atau mewakili motivasi kader

secara keseluruhan. Oleh sebab itu variabel motivasi kader tidak digunakan pada

penelitian ini.

Berdasarkan kerangka teori diatas dan segala keterbatasannya, maka peneliti

merumuskan kerangka konsep yang menjadiacuandalampenelitian ini, adalah sebagai

berikut :

Page 79: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

60

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Input

• sarana dan bahan

• kader

• struktur organisasi

Proses

• persiapan

• Penimbangan

• Penyuluhan

• Paket pelayanan gizi dan kesehatan

• Penyusunan laporan dan tindak lanjut

Output

• Pelaporan

• Cakupan SKDN

• Cakupan ASI eksklusif

• Cakupan vitamin A

• Cakupan tablet Fe

Faktor Lingkungan

Sosial Posyandu :

- Partisipasi tokoh

masyarakat

- Swadaya

masyarakat

Pembinaan Posyandu

Kinerja Posyandu

Page 80: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

61

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala

1 Kinerja

posyandu

Hasil yang dicapai posyandu dalam

melaksanakan kegiatan posyandu yaitu

berdasarkan hasil akumulasi nilai skoring

komponen input, proses, dan output

melalui pengisian kuesioner (Pakhri,

2002).

Komponen input merupakan

ketersediaan sarana/alat dan kader

posyandu, seperti : timbangan,

KMS, peraga penyuluhan, kapsul

vitamin A, tablet Fe, formulir

pendataan, formulir pencatatan,

formulir pelaporan, blanko SKDN,

tempat kegiatan posyandu, dan

jadwal pelaksanaan kegiatan

(Pakhri, 2002).

Komponen proses merupakan alur

kegiatan posyandu meliputi

Pengisian

kuesinoer

Kuesioner

a. Rendah : nilai skor

< 80 %

b. Tinggi : nilai skor

≥80%

(Pakhri, 2002)

Ordinal

Page 81: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

62

kegiatan persiapan, penimbangan,

penyuluhan, pelayanan gizi dan

kesehatan, serta kegiatan pelaporan

dan rencana tindak lanjut (Pakhri,

2002).

Komponen output merupakan hasil

langsung dari kegiatan posyandu,

yaitu pelaporan, cakupan

penimbangan (SKDN), cakupan

ASI eksklusif, cakupan tablet Fe,

dan cakupan vitamin A (Pakhri,

2002).

2 Swadaya

masyarakat

Upaya masyarakat desa untuk memenuhi

kebutuhan posyandu dalam pelaksanaan

kegiatan posyandu, meliputi :

pengumpulan dana sehat/sarana untuk

posyandu, peminjaman tempat untuk

kegiatan posyandu, tenaga untuk kegiatan

persiapan atau memasak, dan sumbangan

untuk perlombaan kader, dalam 6 bulan

Pengisian

kuesinoer

Kuesioner Skor (Pakhri, 2002) Rasio

Page 82: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

63

terakhir yang ditunjukan melalui pengisian

kuesioner (Pakhri, 2002)

3 Pembinaan

posyandu

Cara-cara yang digunakan petugas

kesehatan dan sektor lain untuk

meningkatkan cakupan-cakupan posyandu

melalui bimbingan saat persiapan,

pemberian insentif untuk kader, bantuan

usaha untuk kader dari pemerintah

desa/sektor terkait, sarana posayndu oleh

puskesmas, peningkatan keterampilan

kader, upaya regenerasi kader, undangan

pertemuan untuk kader, bantuan

dana/sarana untuk posyandu, petugas

kesehatan turut hadir dalam kegiatan

posyandu, dan petugas kesehatan atau

sektor lain mengadakan penyuluhan

kepada masyarakat dalam 6 bulan terakhir

yang ditunjukan melalui pengisian

kuesioner (Pakhri, 2002)

Pengisian

kuesinoer

Kuesioner Skor (Pakhri, 2002) Rasio

4 Partisipasi Keikutsertaan pimpinan informal setempat Pengisian Kuesioner Skor (Pakhri, 2002) Rasio

Page 83: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

64

tokoh

masyarakat

seperti ketua RT/RW, ustad/ustadzah, dll

yang “dihormati” dalam memberikan

dukungan kepada masyarakat atau kader

untuk mengikuti kegiatan posyandu,

menyediakan sarana/tenaga dalam

pelaksanaan kegiatan posayndu, atau hadir

pada kegiatan posyandu dalam 6 bulan

terakhir yang ditunjukan melalui pengisian

kuesioner (Pakhri, 2002)

kuesinoer

Page 84: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

65

3.3 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara partisipasi tokoh masyarakat dengan kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014.

2. Ada hubungan antara swadaya masyarakat dengan kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014.

3. Ada hubungan antara pembinaan posyandu dengan kinerja posyandu dalam

pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014.

Page 85: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

66

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode cross sectional, yaitu data variabel independen dan variabel dependen

dikumpulkandalam waktu yang bersamaan dan hanya dilakukan sekali (Notoatmodjo,

2007).

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah swadaya

masyarakat, pembinaan posyandu, dan partisipasi tokoh masyarakat. Sedangkan

variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja posyandu yang

terdiri dari komponen input, proses, dan output.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Berdasarkan laporan tahun 2011, dimana Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat memperoleh cakupan penimbangan (D/S), cakupan

ASI eksklusif, dan cakupan distribusi kapsul vitamin A belum mencapai target

dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota maupun Rencana

Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM). Oleh sebab itu, penelitian

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, yang bertujuan

untuk mengetahui kinerja posyandu di seluruh wilayah kerja Puskesmas

tersebut.

Page 86: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

67

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni Tahun 2013 hingga bulan

April tahun 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh posyandu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat dengan total populasi 100

posyandu.

4.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah posyandu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Perhitungan jumlah sampel dengan

menggunakan rumus Uji Beda 2 Rata-rata (Lameshow et al, 1990 dikutip

Ariawan, 1998 dalam Notoatmodjo, 2010) yaitu :

n = 2 2 [Z1-α/2+Z1-β]

2

(µ1-µ2)2

Keterangan :

n : Besar sampel

Z1-α/2 : Derajat kemaknaan (α = 5%)

Z1-β : Kekuatan uji 80% atau 0,84

: Standar Deviasi populasi (SD) = 50

2 : Variasi gabungan = 2500

µ1 : Rata-rata populasi 1, yaitu rata-rata swadaya masyarakat yang

Page 87: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

68

(Nilai Standar Deviasi (SD), µ1 dan µ2 diperoleh dari penelitian Pakhri, 2006)

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel minimal

sebanyak 44 sampel. Untuk menjaga bila terjadi ketidaklengkapan data, maka

besar sampel ditambah 10%, sehingga besar sampel dalam penelitian ini

sebanyak 48,4 atau 50 sampel posyandu.

Teknik untuk pengambilan sampel posyandu dengan cara acak

sederhana (simple random sampling), yaitu dari 100 posyandu wilayah kinerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, dipilih sebanyak 50

posyandu secara acak dengan cara diundian. Nomor urut posyandu yang keluar

adalah posyandu yang dijadikan sampel penelitian.

Dari tiap posyandu akan dipilih 1 orang kader sebagai responden

dengan keaktifan sedang di posyandu tersebut. Responden dengan keaktifan

sedang diperoleh dengan cara meminta petugas kesehatan pembina posyandu

mengurutkan nama kader menurut tingkat keaktifannya di masing-masing

posyandu. Responden yang terpilih berada pada urutan median.Jika jumlah

kader genap, maka akandipilih pada urutan sebelumnya.

Selain itu, kriteria lain yang terpilih menjadi responden diantaranya

bukan merupakan ketua kader, atau isteri dari Kepala Desa, dan minimal telah

1 tahun menjadi kader. Kemudian untuk melengkapi data, maka dilakukan

pula wawancara dengan petugas pembina posyandu dan observasi data.

kinerja posyandunya rendah = 20

µ2 :

Rata-rata populasi 2, yaitu rata-rata swadaya masyarakat yang

kinerja posyandunya tinggi = 50

Page 88: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

69

4.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen kueasioner. Kuesioner merupakan daftar

pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari sumber secara

langsung melalui proses komunikasi atau mengajukan pertanyaan. Kuesioner dalam

penelitian ini mengacu pada formulir penilaian kinerja dari Hardiansya, dkk (1999)

dalam Pakhri (2002) mengenai komponen-komponen kinerja posyandu meliputi :

komponen input, proses, dan output.

Sedangkan instrumen tentang faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan

kinerja posyandu (swadaya masyarakat, partisipasi tokoh masyarakat, dan pembinaan

posyandu) mengacu pada penelitian Pakhri (2002).

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data-data yang dikumpulkan berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu

data kinerja posyandu (input, proses, dan output), dan data faktor-faktor yang diduga

berhubungan dengan kinerja posyandu (swadaya masyarakat, partisipasi tokoh

masyarakat, dan pembinaan posyandu). Berikut rincian data-data yang dikumpulkan

meliputi :

Page 89: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

70

Tabel 4.1

Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

No Variabel Jenis Data Cara

pengumpulan

Alat

Pengumpulan

Data

Sumber atau

Responden

1 Komponen input : sarana, bahan,

kader, dan struktur organisasi

Primer

Sekunder

Observasi

data

Kuesioner

Data sekunder Kader

2

Komponen proses : persiapan,

pendaftaran dan penimbangan,

penyuluhan, paket pelayanan gizi

dan kesehatan, penyusunan

laporan dan rencana tindak lanjut.

Primer Wawancara kuesioner Kader

3

Komponen output : pelaporan,

cakupan SKDN, cakupan vitamin

A, dan cakupan tablet Fe

Primer

Sekunder

Observasi

data

Kuesioner

Data sekunder

Kader

Arsip laporan

posyandu,

balok SKDN

4 Swadaya masyarakat Primer Wawancara Kuesioner Kader

5 Pembinaan posyandu Primer Wawancara Kuesioner Kader

6 Partisipasi tokoh masyarakat Primer Wawancara Kuesioner Kader

4.6 Pengolahan Data

Pertanyaan pada setiap komponen (input, proses, output, faktor lingkungan

sosial posyandu, motivasi kader, dan pembinaan posyandu) akan diberikan skor 0, 5

dan 10.

Proses pengolahan data dilakukan dengan cara mengkode data, mengedit data,

membuat struktur data, memasukan data pada templet yang telah di buat, dan

membersihkan data dari kesalahan baik pada saat pengkodean maupun dalam

membaca kode. Dengan demikian diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk

dianalisis.

Selanjutnya pengolahan data dengan melakukan penjumlahan skor dari masing-

masing pertanyaan. Nilai skor angka variabel kinerja, komponen input, proses dan

Page 90: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

71

output yang diperoleh akan ditransformasikan kedalam persentase (%), sehingga nilai

variabel akan berkisar 0-100%.

Skor maksimal dari variabel komponen input adalah 135 dari 16 pertanyaan,

skor maksimal variabel komponen proses adalah 200 dari 25 pertanyaan, dan skor

maksimal dari variabel komponen output adalah 95 dari 10 pertanyaan. Sedangkan

Skor tingkat kinerja posyandu diperoleh dengan cara menjumlahkan skor pada

komponen input, komponen proses, dan komponen output, sehingga total skor

maksimal dari skor tingkat kinerja posyandu adalah 430.

Kemudian jumlah skor maksimal dari swadaya masyarakat, dan pembinaan

posyandu masing-masing adalah 100 dari 10 pertanyaan, sedangkan skor maksimal

dari variabel partisipasi tokoh masyarakat adalah 60 dari 6 pertanyaan.

4.7 Analisis Data

Tujuan dilakukannya analisi adata adalah agar data yang telah dikumpulkan

memiliki arti atau makna yang dapat berguna untuk mengatasi masalah kesehatan.

Selain itu, hasil analisis yang diperoleh perlu diinterpretasikan, dengan kata lian

memberikan penjelasan terhadap hasil analisis sehingga diketahui arti atau maknanya

(Amran, 2012). Analisis data pada penelitian ini meliputi analisis data univariat, dan

analisis bivariat, dan analisis multivariat.

4.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi

frekuensi masing-masing variabel baik variabel independen maupun variabel

dependen.Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Amran, 2012).

Page 91: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

72

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis data bivariat pada penelitian ini menggunakan Uji Beda Dua

Mean (Uji t-independen). Uji ini digunakan untuk menganalisis dua variabel

yang saling berhubungan dimana salah satu variabel merupakan berjenis

numerik dan variabel lainnya berjenis kategorik sama dengan 2 kategori

(Amran, 2012).

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui perbedaan mean antar

dua kelompok data independen. Dengan syarat atau ketentuan seperti : data

harus berdistribusi normal atau simetris, kedua kelompok data independen,

dan variabel yang dihubungkan dalam bentuk data numerik dan data kategorik

(hanya 2 kategorik) (Hastono dan Sabri, 2009).

Page 92: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

73

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kembangan

5.1.1 Kondisi Geografis

Puskesmas Kecamatan Kembangan dibangun pada tahun 1997/1998

dengan dana APBN yang terletak di Jalan Topas Raya, Blok F II/3 RT 08 RW

011, Komplek Taman Meruya Ilir, Kelurahan Meruya Utara, Jakarta Barat.

Luas tanah Puskesmas Kecamatan Kembangan mencapai 3500 m2 dan luas

bangunan mencapai 1500 m2. Secara geografis wilayah Puskesmas

Kecamatan Kembangan berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara : Provinsi Banten dan kali pesanggrahan.

2. Sebelah Barat : Kecamatan Kebon Jeruk, Kelurahan Kedoya.

3. Sebelah Selatan : Jalan Alur Taman Alfa Indah dan Jalan Hamka Jakarta

Selatan.

4. Sebelah Timur : Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Rawa Buaya

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan terdiri dari enam

Kelurahan dan membawahi delapan Puskesmas Kelurahan, diantaranya :

1. Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara, yang dipimpin oleh dr. Zayanah.

2. Puskesmas Kelurahan Kembangan Selatan, yang dipimpin oleh drg. FT

Yulisbet.

3. Puskesmas Kelurahan Meruya Utara, yang dipimpin oleh dr. Maria C.

Hartati.

Page 93: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

74

4. Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan 1, yang di pimpin oleh drg. Ani

Riani Bawahi.

5. Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan 2, yang dipimpin oleh dr. Tiku

Perura.

6. Puskesmas Kelurahan Joglo 1, yang dipimpin oleh drg. Yenfri.

7. Puskesmas Kelurahan Joglo 2, yang dipimpin oleh dr. Nikmah.

8. Puskesmas Kelurahan Srengseng, yang dipimpin oleh dr. Yasmin.

5.1.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kembangan sebanyak 280.605

jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata 116 jiwa/ha yang terdiri dari 34.277

Kepala Keluarga (KK), 62 Rukun Warga (RW), dan 604 Rukun Tetangga

(RT) dengan luas wilayah 2.417 Ha. Berikut luas wilayah berdasarkan

Kelurahan :

Tabel 5.1

Luas Wilayah, Jumlah RW dan RT Kecamatan Kembangan

No Kelurahan Luas wilayah

(km2)

Jumlah

RW RT

1 Kembangan Utara 365 10 110

2 Kembangan Selatan 361 9 77

3 Meruya Utara 433 11 126

4 Meruya Selatan 280 11 82

5 Joglo 486 9 113

6 Srengseng 492 12 94

Jumlah 2.417 62 602

Sumber : Laporan Tahunan 2012 Puskesmas Kecamatan Kembangan

Page 94: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

75

Tabel 5.2

Jumlah Penduduk Puskesmas Kecamatan Kembangan

No Kelurahan Laki-laki Perempuan

1 Kembangan Utara 33.188 32.710

2 Kembangan Selatan 16.473 17.246

3 Meruya Utara 25.073 24.832

4 Meruya Selatan 22.734 22.144

5 Joglo 19.696 18.231

6 Srengseng 24.253 24.025

Jumlah 141.417 139.188

Sumber : Laporan Tahunan 2012 Puskesmas Kecamatan Kembangan

5.1.3 Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Kembangan

5.1.3.1 Visi

Visi yang dijunjung oleh Puskesmas Kecamatan Kembangan

adalah menjadi pusat pelayanan kesehatan prima yang profesional

menuju masyarakat sehat dan mandiri.

5.1.3.2 Misi

Adapun misi Puskesmas Kecamatan Kembangan yang

mendukung terwujudnya visi, diantaranya.

1. Meningkatkan profesionalsime Sumber Daya Manusia (SDM)

2. Meningkatkan sarana dan prasarana

3. Meningkatkan peran serta masyarakat

4. Meningkatkan kemitraan

5. Meningkatkan sistem informasi kesehatan

6. Mengembangkan dan meningkatkan jenis pelayanan

7. Mengembangkan sistem menejemen mutu

Page 95: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

76

5.1.4 Upaya Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kembangan

Upaya kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Kembangan

terbagi menjadi dua kelompok, yaitu upaya kesehatan wajib, dan upaya

kesehatan pengembangan. Keduanya dapat diuraikan seperti dibawah ini :

1. Upaya kesehatan wajib : yaitu upaya kesehatan yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai

daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya tersebut meliputi :

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengobatan dasar

2. Upaya kesehatan pengembangan : yaitu apabila upaya kesehatan wajib

telah terlaksana secara optimal dengan target cakupan serta peningkatan

mutu pelayanan tercapai. Upaya kesehatan pengembangan meliputi :

a. Upaya kesehatan sekolah

b. Upaya kesehatan olah raga

c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d. Upaya kesehatan gigi dan mulut

e. Upaya kesehatan jiwa

f. Upaya kesehatan mata

Page 96: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

77

g. Upaya kesehatan usia lanjut

5.2 Gambaran Kinerja Posyandu

Tabel 5.3

Persentase Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja Posyandu Jumlah Persen (%)

Rendah 35 70

Tinggi 15 30

Total 50 100

Berdasarkan hasil analisis diatas, menunjukan bahwa kinerja posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan secara keseluruhan tergolong

rendah (70%). Rendahnya kinerja posyandu juga dapat dilihat dari hasil perolehan

persentase komponen kinerjanya, seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 5.4

Persentase Komponen Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

No Komponen

Kategori Total

Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Input 14 28 36 72 50 100

2 Proses 19 38 31 62 50 100

3 Output 48 96 2 4 50 100

4 Total Kinerja 35 70 15 30 50 100

Hasil penelitian menemukan dari ketiga komponen kinerja posyandu yaitu

input, proses, dan output diketahui bahwa, hanya output posyandu yang tergolong

rendah. Rendahnya output posyandu hingga mencapai 96% diduga menjadi penyebab

kinerja posyandu menjadi rendah.

Perolehan persentase kinerja posyandu, merupakan hasil akumulasi skor dari

komponen kinerja posyandu yaitu input, proses, dan output posyandu. Hasil

Page 97: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

78

akumulasi skor kinerja posyandu tersebut dapat juga menunjukan bahwa, hanya

output kinerja posyandu yang memperoleh skor paling rendah dibandingkan dengan

komponen kinerja lainnya (Lampiran 24).

5.2.1 Gambaran Input Posyandu

Input posyandu merupakan salah satu komponen kinerja posyandu.

Komponen input posyandu diantaranya terdiri dari ketersediaan sarana

prasarana posyandu, termasuk didalamnya ketersediaan kader dan struktur

organisasi posyandu.

Tabel 5.5

Persentase Input Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

Input Posyandu Jumlah Persen (%)

Rendah 14 28

Tinggi 36 72

Total 50 100

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, input kinerja

posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan secara

keseluruhan tergolong tinggi (72%). Dengan kata lain, ketersediaan sarana

prasarana disebagian besar posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan telah tercukupi.

Jika dilihat lebih rinci pada komponen input posyandu, hasil

penelitian juga menemukan bahwa masih terdapat beberapa sarana posyandu

yang belum tercukupi atau perlu ditingkatkan, yaitu ketersediaan Kartu

Menuju Sehat (KMS) anak, Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, dan

ketersediaan alat peraga penyuluhan (Lampiran 24).

Page 98: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

79

5.2.2 Gambaran Proses Posyandu Dalam Pelaksanaan Pembinaan Gizi

Masyarakat

Pada tahap inilah dimana tersedianya sarana prasarana posyandu

(input posyandu ) akan digunakan dalam kegiatan posyandu, termasuk

kegiatan dalam pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat. Komponen proses

posyandu terdiri dari 5 kegiatan diantaranya, kegiatan persiapan, kegiatan

penimbangan, kegiatan penyuluhan, pelayanan gizi dan kesehatan serta

kegiatan penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut.

Tabel 5.6

Persentase Proses Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

Proses Posyandu Jumlah Persen (%)

Rendah 19 38

Tinggi 31 62

Total 50 100

Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa, proses kinerja

posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2014 secara

keseluruhan tergolong tinggi (62%). Dengan kata lain, komponen porses yang

terdiri dari 5 kegiatan tersebut telah berjalan dengan baik di sebagian besar

posyandu. Hal ini tentu saja berkaitan dengan sarana prasaran posyandu yang

telah tersedia dan tercukupi.

Page 99: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

80

Tabel 5.7

Persentase Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

No Komponen Proses

Posyandu

Kategori Total

Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Persiapan 35 70 15 30 50 100

2 Penimbangan 1 1 49 99 50 100

3 Penyuluhan 31 62 19 38 50 100

4 Pelayanan

Pertolongan Gizi

dan Kesehatan

20 40 30 60

50 100

5 Pelaporan dan

Tindak Lanjut 13 26 37 74

50 100

Hasil penelitian juga menemukan bahwa dari 5 kegiatan dalam

komponen proses, terdapat 2 kegiatan yang tergolong rendah dan 3 kegiatan

yang tergolong tinggi. Kegiatan yang tergolong rendah yaitu kegiatan

persiapan dan penyuluhan. Sedangkan kegiatan yang tergolong tinggi meliputi

kegiatan penimbangan, pelayanan gizi dan kesehatan, dan kegiatan

penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut.

Hal tersebut berkaitan dengan perolehan nilai skor dari masing-

masing kegiatan. Rendahnya skor pada kegiatan persiapan berkaitan dengan

menggerakan potensi masyarakat oleh kader untuk membantu posyandu

dalam bentuk dana maupun sarana (Lampiran 25). Sedangkan rendahnya skor

pada kegiatan penyuluhan berkaitan dengan penyuluhan kader kepada ibu

hamil yang mengacu pada KMS ibu hamil (Lampiran 27).

Page 100: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

81

5.2.3 Gambaran Output Posyandu

Tabel 5.8

Persentase Output Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014

Output Kinerja Posyandu Jumlah %

Rendah 48 96

Tinggi 2 4

Total 50 100

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa output kinerja

posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan secara

keseluruhan tergolong rendah (96%). Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya

skor yang diperoleh pada komponen output posyandu.

Hasil penelitian menemukan bahwa dari 10 cakupan yang ada dalam

komponen output, terdapat enam cakupan yang memiliki rata-rata skor

rendah, yaitu cakupan ASI eksklusif, cakupan D/S, cakupan N/D, cakupan

N/S, rasio balita lulus penimbangan, dan cakupan tablet Fe (Lampiran 30).

Penilaian komponen output posyandu dilakukan pula validasi data

dengan menggunakan data sekunder dari masing-masing posyandu. Hal ini

bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam penilaian komponen output

posyandu. Hasil observasi data sekunder yang dilakukan pada masing-masing

posyandu juga diketahui bahwa, baik cakupan penimbangan (SKDN) maupun

cakupan program posyandu lainnya berkisar antara 50% sampai 80%,

sehingga banyak skor komponen output yang kurang dari skor maksimal yaitu

95.

Page 101: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

82

5.3 Gambaran Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi kinerja posyandu. Faktor-faktor tersebut diantaranya swadaya

masyarakat, pembinaan posyandu, dan partisipasi tokoh masyarakat.

5.3.1 Gambaran Swadaya Masyarakat

Hasil penelitian menunjukan bahwa swadaya masyarakat terhadap

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2014,

secara keseluruhan tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-

rata skor swadaya masyarakat, seperti pada tabel 5.10.

Tabel 5.9

Hasil Rata-rata Skor Swadaya Masyarakat Terhadap Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

No Komponen Swadaya Masyarakat Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai

Terendah-

tertinggi

1 Kegiatan pengumpulan dana/meterial

rutin 1.89 – 4.11 3.91 0 - 10

2 Sumbangan sukarela dana/sarana untuk

operasional posyandu 1.19 – 2.81 2.86 0 - 10

3 Sumbangan masyarakat untuk pembuatan

papan data/monografi data/papan nama 0.16 – 1.64 2.61 0 - 10

4 Sumbangan/pinjaman untuk penyediaan

tempat termasuk meja-kursi 2.49 – 4.71 3.91 0 - 10

5 Sumbangan untuk kursus kader,

pertemuan kader atau lomba kader 0.20 – 1.40 2.11 0 - 10

6 Sumbangan untuk kesejahteraan kader 0.64 – 2.16 2.68 0 - 10

7 Pengumpulan dana sehat 1.19 – 2.81 2.86 0 - 10

8 Tenaga masyarakat selain kader

membantu kegiatan persiapan atau

memasak

2.39 – 4.41 3.56 0 - 10

9 Terdapat masyarakat (selain kader dan

tokoh masyarakat) yang membantu

memotivasi datang ke posyandu

2.85 – 4.55 2.99 0 - 10

Page 102: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

83

No Komponen Swadaya Masyarakat Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai

Terendah-

tertinggi

10 Kegiatan posyandu/kader memberikan

pendapatan untuk posyandu 2.19 – 3.81 2.86 0 - 10

Rendahnya perolehan skor pada semua kegiatan swadaya masyarakat

yang menyebabkan tingkat swadaya masyarakat menjadi kurang. Rendahnya

swadaya masyarakat berkaitan dengan pemberian sumbangan atau pinjaman

masyarakat secara sukarela pada kegiatan posyandu, baik dalam bentuk dana

maupun material lainnya.

5.3.2 Gambaran Pembinaan Posyandu

Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan terhadap posyandu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2014, secara

keseluruhan tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan rata-

rata nilai skor pembinaan posyandu, berikut ini :

Tabel 5.10

Hasil Rata-rata Nilai Skor Pembinaan Terhadap Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

No Komponen Pembinaan Posyandu Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Pemberian motivasi/bimbingan dari

petugas kesehatan saat hari pelaksanaan

posyandu

4.78 – 6.22 2.53 0 - 10

2 Pemberian insentif untuk kader oleh

Puskesmas/bidan 2.84 – 4.36 2.68 0 - 10

3 Kader mendapat bantuan

usaha/peningkatan penghasilan dari

pemerintah desa/sektor terkait

1.78 – 3.22 2.53 0 - 10

4 Sarana posyandu (dacin, formulir, KMS,

tablet Fe, blanko SKDN) oleh Puskesmas 8.77 – 9.87 1.93 0 - 10

5 Upaya Puskesmas meningkatan

keterampilan kader 6.34 – 8.26 3.38 0 - 10

Page 103: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

84

No Komponen Pembinaan Posyandu Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

6 Upaya Puskesmas mengganti kader yang

drop out (keluar) 3.95 – 6.45 4.39 0 - 10

7 Undangan pertemuan

desa/PKK/Puskesmas untuk kader 5.96 – 7.44 2.60 0 - 10

8 Bantuan dana/sarana dari pemerintah

desa/PKK untuk posyandu 6.24 – 7.76 2.67 0 - 10

9 Petugas diluar kesehatan yang ikut hadir

dalam kegiatan posyandu 3.53 – 5.67 3.76 0 - 10

10 Petugas kesehatan/PKK/sektor lain yang

mengadakan penyuluhan ke masyarakat

atau tokoh masyarakat

3.93 – 5.78 3.42 0 - 10

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa hanya terdapat 3

kegiatan dalam pembinaan yang memiliki rata-rata nilai skor tinggi, yaitu

sarana posyandu yang disediakan oleh Puskesmas, upaya peningkatan

keterampilan kader, dan bantuan dana atau sarana untuk posyandu dari

pemerintah desa/PKK.

Sedangkan kurangnya pembinaan pada posyandu dari hasil penelitian

diatas berkaitan dengan pemberian motivasi atau bimbingan dari petugas

kesehatan pada hari pelaksanaan posyandu, pemberian penghargaan atau

insentif untuk kader dan partisipasi petugas kesehatan maupun petugas diluar

kesehatan yang turut hadir dan mengikuti kegiatan posyandu.

5.3.3 Gambaran Partisipasi Tokoh Masyarakat

Hasil penelitian menunjukan bahwa, partisipasi tokoh masyarakat

terhadap posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun

2014 secara keseluruhan tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada

perolehan rata-rata nilai skor pembinaan posyandu, berikut ini :

Page 104: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

85

Tabel 5.11

Hasil Rata-rata Nilai Skor Partisipasi Tokoh Masyarakat Terhadap Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

No Komponen Partisipasi Tokoh

Masyarakat

Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai

Terendah-

tertinggi

1 Tokoh masyarakat ikut hadir dalam

pelaksanaan posyandu 1.78 – 3.62 3.23 0 - 10

2 Tokoh masyarakat berperan memotivasi

peserta posyandu untuk hadir ke posyandu 2.74 – 4.46 3.04 0 - 10

3 Tokoh masyarakat membantu

mengupayakan dana/sarana posyandu dari

masyarakat, pemerintah atau lainnya

2.05 – 3.95 3.35 0 - 10

4 Tokoh masyarakat memberi motivasi pada

kader untuk kegiatan posyandu 2.08 – 3.72 2.87 0 - 10

5 Tokoh masyarakat memberi

bantuan/pinjaman sarana/dana untuk

posyandu

0.05 – 1.15 1.93 0 - 10

6 Tokoh masyarakat berperan dalam

penyuluhan/ceramah di masjid, balai desa,

atau tempat lainnya untuk mengajak

masyarakat hadir pada kegiatan posyandu

2.94 – 4.86 3.39 0 - 10

Rendahnya partisipasi tokoh masyarakat berdasarkan hasil penelitian,

berkenaan dengan kurangnya bantuan tokoh masyarakat baik dalam bentuk

dana ataupun sarana untuk membantu memenuhi kebutuhan posyandu, serta

pemberian dukungan kepada anggota masyarakat khususnya ibu bayi-balita

untuk datang ke posyandu baik secara langsung maupun dalam bantuk

ceramah di masjid atau tempat lainnya.

Ini menunjukan bahwa, tokoh masyarakat terutama tokoh informal

yang ada di wilayah kerja posyandu masih kurang peduli terhadap kegiatan

posyandu sebagai fasilitas kesehatan dalam memantau perkembangan dan

pertumbuhan anak bayi dan balita.

Page 105: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

86

5.4 Hasil Analisis Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Analisis hubungan yang dilakukan pada variabel independen meliputi

swadaya masyarkat, pembinaan posyandu, dan partisipasi tokoh masyarakat.

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja posyandu.

5.4.1 Hasil Analisis Hubungan antara Swadaya Masyarakat dengan Kinerja

Posyandu.

Tabel 5.12

Gambaran Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Swadaya

Masyarakat

Rendah 35 20.86 13.42 0,032

Tinggi 15 30.67 16.46

Dari hasil uji statistik diatas diperoleh Pvalue sebesar 0,032, artinya

swadaya masyarakat memiliki hubungan yang dengan kinerja posyandu.

Selain itu, dalam penelitian ini juga akan melihat hubungan antara swadaya

masyarakat dengan komponen kinerja posyandu yaitu input, proses, dan

output, seperti pada uraian berikut ini.

Tabel 5.13

Gambaran Input Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Input Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Swadaya

Masyarakat

Rendah 14 21.79 17.05 0.557

Tinggi 36 24.58 14.21

Page 106: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

87

Hasil uji statistik antara swadaya masyarakat dengan input kinerja

posyandu memperoleh Pvalue sebesar 0,557. Artinya, swadaya masyarakat

tidak memiliki hubungan dengan input kinerja posyandu.

Tabel 5.14

Gambaran Proses Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Komponen Proses Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Swadaya

Masyarakat

Rendah 19 16.05 8.75 0.003

Tinggi 31 28.55 16.03

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas, memperoleh Pvalue

sebesar 0,003. Artinya, swadaya masyarakat memiliki hubungan dengan

proses kinerja posyandu. Hal ini membuktikan bahwa peran serta masyarakat

dalam kegiatan posyandu di lapangan sangat penting.

Tabel 5.15

Gambaran Output Kinerja Posyandu Berdasarkan Swadaya Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Swadaya

Masyarakat

Rendah 48 23.13 14.72 0,118

Tinggi 2 40 14.14

Hasil uji statistik antara swadaya masyarakat dengan output kinerja

posyandu memperoleh Pvalue sebesar 0,118. Artinya, swadaya masyarakat

tidak memiliki hubungan dengan output kinerja posyandu.

Page 107: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

88

5.4.2 Hasil Analisis Hubungan antara Pembinaan Posyandu dengan Kinerja

Posyandu

Tabel 5.16

Gambaran Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Pembinaan

Posyandu

Rendah 35 52.46 10.73 0.000

Tinggi 15 66.33 11.57

Dari hasil uji statistik diatas memperoleh Pvalue sebesar 0,000.

Artinya, pembinaan posyandu memiliki hubungan dengan kinerja posyandu.

Selain itu, hasil penelitian juga akan melihat hubungan antara pembinaan

posyandu dengan komponen kinerja posyandu yaitu input, proses, dan output.

Hal tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.

Tabel 5.17

Gambaran Input Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Input Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Pembinaan

Posyandu

Rendah 14 56.50 11.30 0.967

Tinggi 36 56.67 13.26

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas, diperoleh Pvalue

sebesar 0,967. Artinya, tidak ada hubungan antara pembinaan dengan input

kinerja posyandu.

Page 108: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

89

Tabel 5.18

Gambaran Proses Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Pembinaan

Posyandu

Rendah 19 51.32 10.25 0,018

Tinggi 31 59.87 12.98

Hasil uji statistik berdasarkan tabel diatas, memperoleh Pvalue sebesar

0,018. Artinya, pembinaan posyandu memiliki hubungan dengan proses

kinerja posyandu. Hal ini tentu saja berkaitan dengan 5 kegiatan posyandu,

dimana adanya bimbingan atau pembinaan dari petugas dan instansi terkait

akan mempengaruhi kinerja posyandunya.

Tabel 5.19

Gambaran Output Kinerja Posyandu Berdasarkan Pembinaan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Pembinaan

Posyandu

Rendah 48 56.48 12.70 0,703

Tinggi 2 60 14.14

Sedangkan hasil uji statistik antara pembinaan dengan output kinerja

posyandu seperti pada tabel diatas, memperoleh Pvalue sebesar 0,703.

Artinya, tidak terdapat hubungan antara pembinaan posyandu dengan output

kinerja posyandu.

Page 109: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

90

5.4.3 Hasil Analisis Hubungan antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan

Kinerja Posyandu

Tabel 5.20

Gambaran Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Partisipasi Tokoh

Masyarakat

Rendah 35 25.24 17.33 0,118

Tinggi 15 33.89 18.22

Dari hasil uji statistik antara partisipasi tokoh masyarkat dengan

kinerja posyandu memperoleh Pvalue sebesar 0,118. Artinya, tidak terdapat

hubungan antara partisipasi tokoh masyarakat dengan kinerja posyandu.

Dalam penelitian ini juga akan melihat hubungan antara partisipasi

tokoh masyarakat dengan komponen kinerja posyandu yaitu input, proses, dan

output. Hal ini dapat dilihat pada uraian berikut ini :

Tabel 5.22

Gambaran Input Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Partisipasi Tokoh

Masyarakat

Rendah 14 22.02 17.17 0,154

Tinggi 36 30.09 17.84

Berdasarkan hasil penelitian diatas, diperoleh Pvalue sebesar 0,154.

Artinya, tidak terdapat hubungan antara partisipasi tokoh masyarakat dengan

input kinerja posyandu.

Page 110: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

91

Tabel 5.23

Gambaran Proses Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh

Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Partisipasi Tokoh

Masyarakat

Rendah 19 22.81 17.53 0.120

Tinggi 31 30.91 17.64

Sedangkan pada hasil uji statistik antara partisipasi tokoh masyarakat

dengan proses kinerja posyandu seperti pada tabel diatas, memperoleh nilai

Pvalue sebesar 0,120. Artinya, pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara

partisipasi tokoh masyarakat dengan proses kinerja posyandu.

Tabel 5.24

Gambarna Output Kinerja Posyandu Berdasarkan Partisipasi Tokoh

Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat Tahun 2014

Kinerja posyandu Jumlah Mean Standar

Deviasi Pvalue

Partisipasi Tokoh

Masyarakat

Rendah 48 27.08 17.82 0.148

Tinggi 2 45.83 5.89

Berdasarkan hasil penelitian antara partisipasi tokoh masyarakat

dengan output kinerja posyandu seperti pada tabel diatas, memperoleh Pvalue

sebesar 0,148. Artinya, tidak terdapat hubungan antara partisipasi tokoh

masyarakat dengan output kinerja posyandu.

Page 111: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

92

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Kinerja Posyandu

Kinerja merupakan hasil kerja atau tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan atau program dalam suatu organisasi dalam mewujudkan sasaran, tujuan

yang telah tertuang dalam perencanaan selama periode waktu tertentu. Penilaian atau

pengukuran kinerja posyandu yang dilakukan merupakan suatu metode atau alat untuk

menilai kegiatan atau aktivitas yang telah ditentukan sebelumnya meliputi komponen

input, proses, dan output.

Penilaian input kinerja posyandu merupakan penilaian tahap awal pada kinerja

posyandu. Masukan (input) posyandu merupakan sumber-sumber daya yang

diperlukan dalam kegiatan posyandu, diataranya kader posyandu, sarana dan

prasarana posyandu seperti alat timbang berat badan, alat ukur Lingkar Lengan Atas

(LLA), tablet besi, kapsul vitamin A, buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu

Menuju Sehat (KMS), formulir pendataan, pencatatan dan pelaporan, serta poster

blanko SKDN (Kemenkes, 2011).

Hasil penelitian pada input kinerja posyandu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan tahun 2014, secara keseluruhan diketahui tergolong tinggi

(72%). Hal ini menunjukan bahwa sarana prasarana posyandu telah tersedia atau

tercukupi disebagian besar posayndu. Akantetapi, jika dilihat lebih rinci rata-rata skor

yang diperoleh dari komponen input, terdapat tiga sarana yang memiliki rata-rata skor

rendah yaitu ketersedian alat peraga penyuluhan, dan Kartu Menuju Sehat (KMS)

Page 112: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

93

anak dan Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, ini menunjukan bahwa ketersediaan

ketiga sarana tersebut perlu ditingkatkan (lampiran 24).

Adanya Kartu Menuju Sehat (KMS) anak dan ibu hamil, serta alat peraga

penyuluhan di posyandu dapat menunjang serta meningkatkan kemampuan kader

dalam memberikan pelayanan yang lebih baik. Kementerian Kesehatan (2012) telah

menetapkan bahwa ketersediaan Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan peran Dinas

Kesehatan dalam membantu pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan seperti

pengadaan alat timbangan, distribusi buku KIA atau KMS, obat-obatan, dan vitamin

yang didukung pula oleh tenaga teknis kesehatan. Sedangkan tersedianya alat peraga

penyuluhan dapat berasal dari inisiatif dan kreativitas dari penyelenggara posyandu

seperti kader bersama petugas Puskesmas membuat majalah dinding (mading)

mengenai informasi-informasi kesehatan.

Penelitian Kasmita, dkk (2000) dan Pakhri (2002) mendapatkan hasil yang

serupa, dimana ketersediaan KMS dan alat peraga termasuk kedalam sarana posyandu

yang belum lengkap, dan termasuk sarana posyandu yang memiliki rata-rata skor

sangat rendah. Begitupula pada penelitian Nusi (2006), bahwa komponen input yang

masih kurang tersedia salah satunya adalah alat peraga penyuluhan.

Depkes (2000) dalam Nusi (2006) menyatakan bahwa, sarana kesehatan

merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, dan diharapkan dapat menunjang berbagai upaya pelayanan kesehatan baik

di tingkat individu maupun di tingkat masyarakat. Hal tersebut didukung dengan hasil

penelitian Hasanah (2012) dimana fasilitas posyandu yang lengkap memiliki pengaruh

terhadap kinerja kader posyandunya.

Page 113: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

94

Komponen input posyandu yang sudah tercukupi, selanjutnya akan

mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pembinaan gizi masyarakat

terutama kegiatan yang dilaksanakan di posyandu. Hasil penelitian pada proses kinerja

posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2014, diketahui

tergolong tinggi (62%). Hal ini menunjukan bahwa, kegiatan pembinaan gizi

masyarakat di posyandu telah berjalan dengan baik disebagian besar posyandu.

Komponen proses kinerja posyandu terdiri dari 5 kegiatan, meliputi : kegiatan

persiapan, kegiatan penimbangan, kegiatan penyuluhan, kegiatan paket pelayanan

pertolongan gizi dan kesehatan, serta kegiatan pelaporan dan rencana tindak lanjut.

Akantetapi, jika komponen proses dilihat lebih rinci pada masing-masing kegiatannya

terdapat beberapa subkegiatan yang perlu ditingkatkan, yaitu pada kegiatan persiapan

dengan subkegiatannya adalah kader menggerakan potensi masyarakat untuk

membantu posyandu dalam bentuk dana maupun sarana (Lampiran 25). Kemudian

kegiatan penyuluhan dengan subkegiatannya adalah kader memberikan penyuluhan

kepada ibu hamil yang mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil

(Lampiran 27).

Pada dasarnya pembiayaan atau dana posyandu dapat berasal dari masyarakat

sebagai pengguna, swasta atau dunia usaha sebagai penunjang, hasil usaha sebagai

hasil karya pengurus posyandu, dan pemerintah. Dana yang berasal dari masyarakat,

diantaranya meliputi iuran pengguna atau pengunjung posyandu, iuran dalam bentuk

dana sehat, sumbangan atau donatur dari perorangan maupun kelompok masyarakat.

Sedangkan bantuan pemerintah terutama pada tahap awal pembentukan posyandu,

yakni berupa dana stimulan atau sarana dan prasarana posyandu yang bersumber dari

Page 114: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

95

APBM, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes, dan sumber lain yang sah

dan tidak mengikat (Kemenkes, 2011).

Kegiatan penyuluhan kepada ibu hamil yang diberikan kader sedikitnya

menjelaskan makna pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA), dan memberikan

penyuluhan mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil (Nusi, 2006).

Rendahnya kegiatan penyuluhan kader kepada ibu hamil mengacu pada Kartu Menuju

Sehat (KMS) ibu hamil diduga berkaitan dengan rendahnya kunjungan ibu hamil ke

posyandu, serta ketersediaan Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan alat peraga

penyuluhan yang belum lengkap. Selain itu, adanya rasa kurang percaya diri pada

kader dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil diduga menjadi penyebab

kegiatan penyuluhan menjadi rendah.

Kasmita, dkk (2000) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, rendahnya

pelaksaanan penyuluhan berkaitan dengan pengetahuan kader terhadap materi

penyuluhan, dan adanya rasa sungkan pada kader dalam memberikan penyuluhan.

Oleh sebab itu, perlu cara lain untuk meningkatkan kunjungan ibu hamil ke posyandu

sehingga kegiatan penyuluhan dan pendistribusian tablet Fe pada ibu hamil dapat

meningkat, seperti kader membuat tim untuk memberikan penyuluhan dan tablet Fe ke

secara door to door pada waktu yang telah ditentukan.

Hasil dalam penelitian Pakhri (2002) juga menemukan bahwa kegiatan

persiapan dan penyuluhan terutama pada kegiatan penyuluhan dengan mengacu pada

Kartu Menuju Sehat (KMS) dan penggerakan potensi masyarakat menjadi kegiatan

dengan skor paling rendah. Penelitian Hartoyo (2000) dalam Pakhri (2002)

menunjukan bahwa kegiatan persiapan, penimbangan, dan penyuluhan di posyandu

Page 115: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

96

merupakan kegiatan yang masih kurang. Begitupula hasil penelitian Kasmita, dkk

(2000) dimana kegiatan persiapan kader yang belum maksimal, pencatatan hasil

penimbangan ke formulir register dan Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan yang

belum terarah, dan pembuatan laporan dan tindak lanjut menyebabkan pelaksanaan

proses tidak berjalan dengan baik.

Berbeda dengan hasil dari input dan proses kinerja posyandu yang tergolong

tinggi, hasil penelitian pada output kinerja posyandu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan tahun 2014, secara keseluruhan tergolong rendah (96%). Hal

tersebut ditunjukan dengan rendahnya rata-rata skor yang diperoleh pada beberapa

komponen output, diantaranya cakupan ASI eksklusif, cakupan D/S, cakupan N/D,

cakupan N/S, rasio balita lulus penimbangan, dan cakupan pemberian tablet Fe

(lampiran 30).

Rendahnya cakupan-cakupan tersebut, berkaitan dengan kegiatan

penimbangan dan pelayanan gizi dan kesehatan. Ini membuktikan bahwa walaupun

kegiatan penimbangan telah berjalan dengan baik, tetapi tidak selalu memperoleh

hasil cakupan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, perlu cara

lain untuk meningkatkan minat masyarakat khususnya ibu bayi dan balita terhadap

kegiatan penimbangan, seperti memberikan motivasi kepada ibu bayi dan balita,

memvariasikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan mengadakan kelas ibu

hamil. Kemudian adanya upaya untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan kader,

dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan dalam kegiatan posyandu.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat

khususnya ibu bayi dan balita dalam memperoleh kesehatan dasar, serta meningkatkan

Page 116: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

97

pengetahuan ibu bayi dan balita tentang kesehatan anak dan cara pola asuh anak yang

baik dan benar. Adanya variasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT), diharapkan

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya ibu bayi dan balita dalam

memberikan PMT yang baik dan sehat. Sedangkan adanya kelas ibu hamil diharapkan

dapat meningkatkan minat ibu hamil pada kegiatan posyandu.

Sebagaimana tertuang dalam pengertian posyandu sebagai suatu forum

komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk

masyarakat yang memiliki nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya

manusia sejak dini (Mubarak, dkk, 2009).

Hayati (2000) dan Juarsa (2004) dalam Makmur (2009) membuktikan bahwa

kader yang terampil akan meningkatkan cakupan penimbangan dengan memotivasi

ibu balita datang ke posyandu.

Pakhri (2002) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa cakupan D/S

(partisipasi masyarakat), anak balita naik berat badannya, cakupan tablet Fe, dan

pengarsipan laporan bulanan merupakan komponen output yang memiliki skor paling

lemah. Begitu pula hasil penelitian Nusi (2006) di Gorontalo menunjukan bahwa

cakupan D/S, cakupan N/S, dan cakupan distribusi table Fe merupakan cakupan dalam

komponen output yang masih kurang pada semua posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga komponen kinerja yaitu input, proses,

dan output posyandu, maka diketahuilah hasil kinerja posyandu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014, secara keseluruhan kinerja

posyandunya tergolong rendah (70%). Hal tersebut diduga disebabkan oleh rendahnya

Page 117: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

98

output posyandu hingga mencapai 96%, sehingga mempengaruhi perolehan kinerja

posyandunya.

Dari hasil penelitian diatas, dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan

kinerja posyandu menjadi lebih baik maka perlu ditingkatkan output kinerja

posyandunya. Sedangkan komponen output kinerja posyandu berhubungan dengan

kegiatan posyandu (kompen proses), untuk itu perlu diadakan evaluasi dan diskusi

mengenai kegiatan posyandu baik sesama kader posyandu, kader dengan pembina

posyandu maupun dengan mengikutsertakan masyarakat khususnya ibu bayi-balita,

sehingga upaya untuk meningkatkan kegiatan posyandu dapat dilakukan tepat sasaran.

Serupa dengan hasil penelitian Pakhri (2002) di Provinsi Gorontalo, dimana

kinerja posyandunya tergolong kurang (79%). Begitu pula Hartoyo, dkk (2000) dalam

Pakhri (2002) di Kabupaten Bogor menunjukan 70% kinerja posyandu tergolong

kurang. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya komponen output posyandu, terutama

pada cakupan D/S (partisipasi masyarakat, cakupan balita naik berat badannya,

cakupan tablet besi, dan pengarsipan laporan bulanan. Sedangkan hasil penelitian

Kasmita (2000) di Sumatera Barat menemukan bahwa kinerja posyandu tergolong

sedang. Hal ini juga disebabkan oleh rendahnya komponen output posyandu. Sama

halnya dengan hasil penelitian Nusi (2006) di Kota Gorontalo juga menunjukan secara

keseluruhan kinerja posyandunya tergolong sedang.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kinerja posyandu yang diperoleh tidak

bisa menggambarkan kinerja posyandu berdasarkan tingkat perkembangan

posyandunya. Tingkat perkembangan posyandu dibedakan atas 4 tingkat yaitu :

Page 118: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

99

posyandu pratama, posyandu madya, posyandu, purnama, dan posyandu mandiri. Hal

ini disebsbkan oleh terbatasnya data sekunder yang tersedia dalam penelitian ini.

6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu

6.2.1 Hubungan Swadaya Masyarakat Dengan Kinerja Posyandu

Sasaran utama posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas,

ibu menyusui, dan Pasangan Usia Subur (PUS), dengan kata lain sasaran

posyandu adalah seluruh masyarakat (Kemenkes, 2011). Oleh sebab itu,

adanya posyandu sudah seharusnya menjadi milik dan tanggung jawab

masyarakat sekitar wilayah kerja posyandu, sehingga masyarakat selalu

berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu.

Sebagaimana tertuang dalam pengertian posyandu menurut

Kementerian Kesehatan (2011), merupakan salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Bentuk dari peran masyarakat dalam kegaiatan posyandu dapat

dilakukan dengan cara membantu posyandu dalam memenuhi kebutuhannya,

seperti membantu pengadaan tempat kegiatan, pengadaan Pemberian

Makanan Tambahan (PMT), memberikan sumbangan baik dalam bentuk

iuaran kegiatan maupun dana sehat, pengadaan alat-alat posyandu seperti

timbangan berat badan, buku catatan, papan data, dan bahan penyuluhan, serta

pengadaan pemberian penghargaan untuk kader (Nusi, 2006). Oleh sebab itu,

Page 119: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

100

adanya swadaya masyarakat sangat diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan

posyandu.

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan menunjukan bahwa,

swadaya masyarakat memiliki hubungan dengan kinerja posyandu. Selain itu,

diketahui pula bahwa swadaya masyarakat juga memiliki hubungan dengan

komponen kinerja posyandu, yaitu proses kinerja posyandu.

Hal ini membuktikan bahwa, pelaksanaan kegiatan posyandu tidak

terlepas dari peran serta masyarakat sebagai penyelenggara sekaligus

pengguna posyandu. Semakin tinggi swadaya masyarakat, maka semakin baik

pula pelaksanaan kegiatan posyandu, begitu pula sebaliknya.

Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Desa Departeman

Dalam Negeri (Dirjen PMD Depdagri) meyatakan bahwa pelayanan posyandu

akan berjalan dengan baik apabila potensi yang ada dalam masyarakat dapat

dioptimalkan dengan baik (Nusi, 2006).

Bentuk dari swadaya masyarakat dalam kegiatan posyandu

berdasarkan hasil penelitian, seperti pemninjaman tempat kegiatan posyandu,

anggota masyarakat (selain kader) sukarela membantu kegiatan persiapan atau

memasak, dan memotivasi anggota masyarakat lainnya untuk datang ke

posyandu (tabel 5.9), akan tetapi bentuk swadaya masyarakat tersebut masih

sangat rendah.

Hal ini menunjukan bahwa posyandu sebagai salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) belum diterapkan

sepenuhnya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh masyarakat yang tidak

Page 120: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

101

dilibatkan sejak awal dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, sehingga

masyarakat tidak merasa memiliki dan hanya mengetahui bahwa posyandu

merupakan tanggung jawab Puskesmas.

Pakhri, dkk (2002) dalam Nusi (2006) menyatakan bahwa, kurangnya

dukungan masyarakat tersebut diduga karena masyarakat tidak dilibatkan

sejak awal, dan hanya sekedar diperkenankan berpartisipasi dalam

pelaksanaan fisiknya dilapangan.

Hasil penelitian serupa juga di temukan dalam penelitian Nusi (2006)

bahwa, rendahnya rata-rata skor swadaya masyarakat berkenaan dengan

pengumpulan dana sehat dan sumbangan kesejahteranan kader. Penelitian

Tjukami, dkk (2000) dalam Pakhri (2002) juga menemukan bahwa Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) umumnya diselenggarakan atas bantuan

pemerintah atau pihak luar, dan hanya beberapa posyandu yang

menyelenggarakannya atas biaya swadaya sendiri, seperti Kas Desa, Majelis

Ta’lim, atau jimpitan beras.

Untuk meningkatkan swadaya masyarakat terhadap posyandu dapat

dilakukan dengan cara terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada

masyarakat mengenai pengertian posyandu dan kedudukannya baik di tingkat

Pemerintah Desa/Kelurahan, Puskesmas hingga di tingkat Masyarakat.

Kemudian meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat mengenai isu-isu

kesehatan terutama mengenai pemantauan tumbuh kembang anak dalam

kegiatan penyuluhan, meningkatkan motivasi masyarakat untuk datang ke

posyandu, melibatkan peran masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu

Page 121: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

102

baik dalam bentuk dana maupun tenaga, sehingga menjadikan posyandu

sebagai salah satu program kesehatan yang menjadi perhatian masyarakat di

lingkungan kerja posyandu.

6.2.2 Hubungan Pembinaan Posyandu Dengan Kinerja Posyandu

Menurut Pakhri (2002), pembinaan merupakan kegiatan prioritas yang

direncanakan dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

kegiatan. Pembinaan posyandu perlu dilakukan agar posyandu dapat berfungsi

dengan baik.

Selain itu, menurut Stoner, et al (1996) dalam Suparti (2010) bahwa

pembinaan merupakan salah satu upaya pengarahan dengan memberikan

petunjuk serta saran, setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksana dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan performance dari petugas kesehatan secara kontinyu.

Bantuan pemerintah terhadap posyandu dapat berupa fasilitas,

bimbingan teknis, pemenuhan sarana atau prasarana dasar seperti bantuan

vaksin, obat-obatan, dacin, dan sebagainya. Dengan kata lain fungsi

pembinaan dari pemerintah terhadap posyandu pada hakekatnya tetap ada.

Oleh karena itu, fungsi pembinaan dari pemerintah perlu dikoordinasikan dan

diorganisasikan (Kemenkes, 2011).

Adapun kelembagaan yang mengkoordinasikan fungsi pembinaan dari

pemerintah tersebut, diorganisasikan melalui wadah Kelompok Kerja

Operasional Posyandu (Pokjanal Posyandu), sedangkan di tingkat

Desa/Kelurahan dikoordinasikan melalui Pokja Posyandu (Kemenkes, 2011).

Page 122: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

103

Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang

berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja posyandu, yang secara

operasional dilaksanakan oleh unit atau kelompok pengelola posyandu di desa

(Kemenkes, 2011).

Hasil uji statistik dari pembinaan posyandu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan menunjukan bahwa, pembinaan posyandu memiliki

hubungna dengan kinerja posyandu. Selain itu, hasil penelitian juga

menemukan bahwa terdapat hubungan antara pembinaan dengan komponen

kinerja posyandu yaitu proses kinerja posyandu.

Hal ini membuktikan bahwa, pelaksanaan kegiatan posyandu tidak

luput dari bimbingan dan perhatian dari pembina posyandu baik dari tokoh

masyarakat Desa/Kelurahan setempat, petugas Puskesmas maupun instansi

terkait untuk meningkatkan kinerja posyandunya. Akan tetapi hasil penelitian

juga menemukan bahwa, skor yang diperoleh dari pembinaan posyandu masih

rendah.

Rendahnya skor pembinaan yang diperoleh berkenaan dengan

pemberian penghargaan atau insentif untuk kader, partisipasi dari petugas

kesehatan dan petugas diluar kesehatan yang ikut hadir pada kegiatan

posyandu, dan pengadaan penyuluhan oleh petugas kesehatan/PKK/sektor lain

(tabel 5.10).

Bentuk pembinaan posyandu yang dilakukan pembina posyandu

Puskesmas Kecamatan Kembangan salah satunya berupa pemberian arahan

dan petunjuk dalam mengisi buku laporan kegiatan posyandu setelah kegiatan

Page 123: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

104

dilakukan. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dilakukan setiap bulan

penimbangan di masing-masing posyandu. Hal ini disebabkan oleh cakupan

posyandu binaan yang cukup banyak dengan lokasi yang berjauhan antar

posyandu.

Redahnya rata-rata skor pembinaan posyandu juga ditemukan pada

hasil penelitian Pakhri (2002), berkenaan dengan kegiatan penyuluhan

petugas/PKK ke masyarakat, dan bantuan usaha untuk kader posyandu.

Akantetapi, hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembinaan posyandu

memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja posyandu. Selain itu, hasil

penelitian Nusi (2006) juga menunjukan bahwa faktor dukungan pemerintah

dalam hal ketersediaan tenaga pembina posyandu memiliki hubungan yang

positif dengan kinerja posyandu terutama pada posyandu madya.

Hasil penelitian Sambas (2002) dalam Makmur (2009) juga

membuktikan bahwa faktor supervisi petugas kesehatan memiliki hubungan

bermakna terhadap cakupan penimbangan balita di posyandu. Selain itu,

Sambas juga membuktikan bahwa pembinaan yang dilakukan pada kader

memiliki hubungan yang positif terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu.

Pembinaan merupakan kegiatan prioritas yang direncanakan dan

berkesinambungan agar hasil kegiatan meningkat. Oleh karena itu, pembinaan

posyandu perlu dilakukan agar posyandu berfungsi dengan baik (Pakhri,

2002). Bentuk pembinaan yang diberikan kepada kader posyandu dapat

berupa pelatihan, pemberian penghargaan, dan pemberian insentif untuk

Page 124: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

105

kader. Hal tersebut ternyata memiliki pengaruh atau terbukti dapat

meningkatkan kinerja kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.

Dalam penelitian Simanjuntak (2012) membuktikan bahwa, pelatihan

dan pemberian insentif mampu meningkatkan kinerja kader posyandu. Hasil

penelitian Hasanah (2012) juga mendapatkan bahwa, pemberian upah/gaji

dapat meningkatkan motivasi kader untuk lebih aktif sehingga dapat

meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Permanasari,

dkk (1997) dalam Pakhri (2002) menyatakan bahwa pembinaan berupa

pemberian penghargaan fisik dan dorongan dari pihak lain penting untuk

meningkatkan keaktifan kader posyandu.

Selain itu, Dirjen Binkesmas (1999) dalam Pakhri (2002) menemukan

bahwa sebagian besar kader yang telah lama mengabdi dan bangga menjadi

kader, tidak mendapatkan imbalan uang, akantetapi mereka mendapatkan

pengakuan dari masyarakat serta berbagai macam penghargaan berupa

peningkatan pengetahuan, pelayanan gratis di Puskesmas, dan piagam

penghargaan.

6.2.3 Hubungan Partisipasi Tokoh Masyarakat Dengan Kinerja Posyandu

Tokoh masyarakat adalah jembatan antara sektor kesehatan dengan

masyarkat (Notoatmodjo, 2007). Tokoh masyarakat dalam penelitian ini

adalah tokoh informal terdekat di lingkungan kerja posyandu tersebut, seperti

ketua RW/RT, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lain yang disegani.

Hasil uji statistik yang dilakukan menunjukan bahwa partisipasi tokoh

masyarakat tidak memiliki hubungan dengan kinerja posyandu. Selain itu,

Page 125: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

106

hasil penelitian juga menemukan bahwa partisipasi tokoh masyarakat tidak

memiliki hubungan dengan semua komponen kinerja posyandu. Kurangnya

rata-rata nilai skor yang diperoleh pada partisipasi tokoh masyarakat diduga

menjadi penyebab tidak adanya hubungan dengan kinerja dan komponen

kinerja posyandunya.

Kurangnya nilai skor tersebut berdasarkan hasil temuan berkaitan

dengan bantuan atau pinjaman dalam bentuk dana maupun sarana untuk

kegiatan posyandu, pemberian motivasi kepada masyarakat untuk datang ke

posyandu baik secara langsung maupun melalui penyuluhan atau ceramah,

serta turut hadir dalam kegiatan posyandu (tabel 5.11).

Kurangnya tingkat pasrtisipasi tokoh masyarakat juga ditemukan

dalam penelitian Kasmita, dkk (2000) di Sumatera Barat bahwa partisipasi

tokoh masyarakat pada posyandu masih kurang, walaupun sebenarnya peran

tokoh masyarakat memiliki pengaruh besar pada keaktifan posyandu.

Menurut Tjukarni, dkk (2000) dalam Pakhri (2002), rendahnya partisipasi

tokoh masyarakat salah satunya disebabkan oleh pengetahuan gizi mereka

yang masih rendah, sehingga belum berperan aktif dengan aktifitas posyandu.

Hasil penelitian Sudarti (1990) dalam Yamin (2003) menunjukan bahwa di

daerah, tokoh masyarakat berpartisipasi aktif dan memberikan perhatian

terhadap kader menghasilkan kegiatan Posyandu yang maju.

Pada dasarnya bentuk partisipasi tokoh masyarakat khusunya tokoh

informal setempat terhadap kegiatan posyandu tidak selalu dalam bentuk

pemberian sumbangan dana atau material lainnya, melainkan dapat berupa

Page 126: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

107

pemberian motivasi kepada masyarakat untuk selalu berkunjung ke posyandu,

pemberian motivasi kepada kader untuk selalu berperan aktif dalam kegiatan

posyandu, turut hadir dan memantau pelaksanaan kegiatan posyandu, serta

memberikan saran/ide kepada kader untuk meningkatkan keterampilan kader

dalam kegiatan posyandu, sehingga masyarakat khususnya ibu bayi dan balita

lebih tertarik untuk datang ke posyandu.

Widagdo (2007) dalam penelitiannya, dimana bentuk partisipasi tokoh

masyarakat dapat berupa turut hadir dalam kegiatan posyandu atau kegiatan

lainnya, memberikan petunjuk ketika menghadiri kegiatan posyandu, dan

selalu berusaha memperbaiki hubungan dengan baik dengan kader ketika

terjadi kesalahan oleh kader. Partisipasi tersebut terbukti memiliki hubungan

yang bermakna dalam meningkatkan peran serta kader serta kinerja

posyandunya.

Page 127: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

108

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Kinerja posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan secara

keseluruhan tergolong kurang. Kinerja tersebut dihasilkan berdasarkan akumulaisi

skor komponen input, proses, dan output, seperti uraian berikut ini :

a. Komponen input dari kinerja posyandu secara keseluruhan telah tercukupi,

akan tetapi masih terdapat sarana yang perlu di tingkatkan yaitu ketersediaan

Kartu Menuju Sehat (KMS) anak, Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, dan

ketersediaan alat penyuluhan.

b. Komponen proses dari kinerja posyandu secara keseluruhan telah berjalan

dengan baik, akan tetapi masih terdapat kegiatan yang perlu di tingkatkan yaitu

kegiatan persiapan dengan subkegiatan menggerakan potensi masyarakat oleh

kader untuk membantu posyandu dalam bentuk dana atau sarana, dan kegiatan

penyuluhan dengan subkegiatan kader memberikan penyuluhan kepada ibu

hamil mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil.

c. Komponen output dari kinerja posyandu berdasarkan hasil cakupan posyandu

masih rendah. Rendahnya komponen output diantaranya cakupan ASI

eksklusif, cakupan N/D, cakupan N/S, rasio balita lulus penombangan, dan

cakupan tablet Fe.

2. Swadaya masyarkat, pembinaan posyandu, dan partisipasi tokoh masyarakat pada

pelaksanaan kegiatan posyandu secara keseluruhan tergolong rendah.

Page 128: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

109

3. Hasil uji statistik menunjukan bahwa dari ketiga faktor yang diduga berhubungan

dengan kinerja posyandu, diketahui bahwa hanya swadaya masyarakat dan

pembinaan posyandu yang memiliki hubungan dengan kinerja posyandu.

7.2 Saran

1. Peningkatan kinerja posyandu dapat dilakukan dengan meningkatkan cakupan-

cakupan posyandu. Sedangkan cakupan posyandu berhubungan dengan

pelaksanaan kegiatan posyandu. Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak hanya

menjadi tanggung jawab kader dan petugas kesehatan yang bertugas, tetapi juga

tanggung masyarakat sebagai pengguna pelayanan bersama tokoh masyarakat

(ketua RT/RW, tokoh agama, dan tokoh lainnya yang disegani oleh masyarakat)

dan lembaga atau instansi terkait sebagai penyelenggara posyandu. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara membentuk tim yang di pimpin oleh kepala wilayah

setempat dengan melibatkan tokoh masyarakat setempat. Tujuannya adalah

memberikan perhatian kepada kader serta membantu kader dalam mengatasi

permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan posayndu

2. Meningkatkan swadaya masyarakat terhadap posyandu dapat dilakukan melalui

pengumpulan dana rutin setiap kegiatan penimbangan berlangsung secara

sukarela, secara bergilir anggota masyarakat turut membantu dalam menyediakan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), turut membantu kader dalam memberikan

motivasi kepada masyarakat khususnya ibu bayi-balita untuk datang ke posyandu.

3. Meningkatkan pembinaan posyandu dapat dilakukan melalui pemberian pelatihan

kepada kader tentang materi penyuluhan, makna grafik kenaikan berat badan, dan

manfaat dari pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) pada waktu yang telah

Page 129: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

110

ditentukan. Selain itu, pemberian perhargaan baik dalam bentuk insentif,

pemberian seragam, pengobatan gratis, ataupun pemberian piagam penghargaan

dapat meningkatkan motivasi dan kinerja kader, sehingga akan berpengaruh pula

pada kinerja posyandu.

Page 130: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

111

DAFTAR PUSTAKA

Agus Nusi R. 2006. Analisis Kinerja Posyandu Di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Skripsi. IPB

Almatsir Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Amran Yuli. 2012. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan. FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktur

Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Jakarta

_____________________ . 2008. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta : Badan

Penelitian dan Pengambangan Depkes RI

Hasanah. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 Dalam Jurnal Kesehatan

Masyarakat. STIKES U’budiyah. Banda Aceh

Hastono S P, dkk. 2009. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers

Jasmawaty, dkk. 2012. Kinerja Kelompok Gizi Masyarakat dan Cakupan di Posyandu

Kabupaten Jeneponto. Media Gizi Masyarakat. Volume 2, Nomor 1, Agustus

2012. Universitas Hasanuddin. Makassar

Kasmita dkk. 2000. Kinerja Posyandu Dan Status Gizi Anak Balita Di Kabupaten Padang

Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Dalam Media Gizi dan Keluarga. Volume 24

No. 2 Desember 2000.

Kementerian Kesehatan RI. 2003. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota.

Kementerian Kesehatan RI

_______________________. 2010. Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi Di

Kabupaten/Kota. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI.

Jakarta

_______________________. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Sekjen

Kementrian Kesehatan RI. Jakarta

_________________________. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi. Dirjen Bina

Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Page 131: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

112

________________________ . 2012. Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011.

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan RI.

Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2009. Pedoman Penilaian Kinerja Sumber Daya

Manusia Kesehatan di Puskesmas. Kementerian Kesehatan RI

Makmur Asmilia. 2009. Analisis Pelaksanaan Usaha Perbaikan Gizi Balita Di Posyandu

Terintegrasi Taman Posyandu Di Desa Kedawung Kabupaten Kebumen Tahun

2008 : Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Mubarak W I, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasinya. Salemba

Medika ; Jakarta

Murniati. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis. Universitas

Sumatera Utara

Notoatmodjo Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.

Jakarta

Pakhri Asmarudin. 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Posyandu di

Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis. IPB

Puskesmas Kecamatan Kembangan. 2012. Laporan Tahunan dan Tabel Profil Puskesmas

Kecamatan Kembangan Tahun 2011. Jakarta Barat

Puspita Dyah R. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Keluarga

Berencana dan Dampaknya Pada Kinerja Kader KB di Tiga Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Barat. Tesis. IPB

Rohmadi. 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Dan Penyusunan

Rekomendasi Peningkatan Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Di

Kabupaten Wonosobo Tahun 2003. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Sari Dewi G, dkk. 2012. Hubungan Peran Serta Kader dengan Pelaksanaan Posyandu

Balita Dalam Jurnal Kesehatan. Volume 4, No.1, Juni 2012. Akademi Kebidanan

Estu Utomo. Boyolali

Sembiring. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha

Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Bagian Kependudukan dan Biostatistik.

Universitas Sumatera Utara

Simanjuntak Megawati. 2012. Karakteristik Sosial Demografi dan Faktor Pendorong

Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Dalam Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil.

Volume 2, No.1 April 2012. IPB. Bogor

Page 132: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

113

Sulaeman E S. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Suparti Padmi. 2010. Analisis Kinerja Bidan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Desa Dalam

Penjaringan Balita Gizi Buruk Di Kabupaten Kendal Tahun 2010. Tesis.

Universitas Diponegoro. Semarang

Widagdo Laksmono. 2007. Ciri-ciri Kepala Desa yang Berpengaruh Terhadap Peran-

Serta Kader Kesehatan dalam Meningkatkan Kinerja Posyandu Dalam Jurnal

Promosi Kesehatan Indonesia. Volume 2 No.1 Januari 2007. Universitas

Diponegoro

Wirasata Putu. 2010. Analisis Kinerja RSUD Tg. Uban Provinsi Kepulauan Riau dengan

Metode Balance Scorecard. Tesis. UI

Yamin, Ahmad. 2003. Analisis Perbedaan Faktor Yang Berkontribusi Terhadap

Pemanfaatan Posyandu oleh Pengunjung Rutin dan Tidak Rutin dalam Konteks

Keperawatan Komunitas di Wilayah Kecamatan Limus Nunggal Baros dan

Cikundul Kota Sukabumi Tahun 2002. Tesis. Program Studi Ilmu Keperawatan

Pasca Sarjana UI

Page 133: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Lampiran 1.

Kuesioner Penelitian Analisis Kinerja Ppsyandu

(Hardinsyah, dkk, 1999 dalam Pakhri, 2002)

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1 Posyandu (Madya/Purnama/Mandiri)

2 Alamat Lengkap Posyandu (RT/RW: __ / __)

3 Kelurahan/Kecamatan

4 Nama

5 No Tlp/HP

LINGKARI JAWABAN PADA SOAL PERTANYAAN SESUAI DENGAN PENGALAMAN

ANDA

B. TINGKAT KINERJA POSYANDU

No PERTANYAAN (KOMPONEN INPUT)

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

1

Apakah tersedia alat timbangan berat badan selama 6 bulan terakhir ?

a. Tidak tersedia

b. Tersedia tapi rusak/pinjaman

c. Tersedia dan berfungsi baik

[ ] B1

2

Apakah tersedia alat peraga/bahan penyuluhan/food model/poster/lembar

balik selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak ada

b. Ada,1 sejenis

c. Ada lebih dari 1 jenis

[ ] B2

3

Apakah tersedia tablet/pil besi selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak ada

b. Ada, tapi tidak cukup/tidak setiap bulan ada

c. Selalu ada dan cukup

[ ] B3

4

Apakah tersedia kapsul vitamin A untuk pemberian terakhir?

a. Tidak ada

b. Ada tidak cukup

c. Ada dan cukup jumlahnya

[ ] B4

5

Apakah tersedia KMS anak balita selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak ada

b. Ada

[ ] B5

6

Apakah tersedia KMS ibu hamil selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak ada

b. Ada

[ ] B6

7

Apakah tersedia persediaan PMT / MP-ASI selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak tersedia

b. Tersedia, hanya salah Satu

c. Tersedia, kedua-duanya

[ ] B7

Page 134: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

8

Apakah tersedia formulir pendataan (Ro) kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada , tapi tidak lengkap

c. Ada lengkap

[ ] B8

9

Apakah tersedia formulir pencatatan (R1) kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada, tapi tidak lengkap

c. Ada lengkap

[ ] B9

10

Apakah tersedia formulir pelaporan sesuai pedoman?

a. Tidak ada

b. Ada, tapi tidak cukup

c. Ada dan cukup

[ ] B10

11

Apakah tersedianya poster blanko SKDN?

a. Tidak ada

b. Ada, tapi tidak cukup

c. Ada dan cukup

[ ] B11

12

Tersedianya tempat kegiatan (pos pelayanan)?

a. Ada, tidak tetap

b. Ada dan tetap

[ ] B12

13

Berapa jumlah kader aktif di posyandu?

a. Ada, tetapi kurang dari 4

b. Ada, 4 atau lebih

[ ] B13

14

Apakah terdapat struktur organisasi?

a. Tidak ada

b. Ada, tapi tidak lengkap

c. Ada, lengkap

[ ] B14

15

Apakah terdapat pembagian tugas diantara kader/pihak yang terlibat kegiatan

posyandu dan pelaksanaannya?

a. Tidak ada

b. Ada, tetapi tidak lengkap

c. Ada dan menyeluruh

[ ] B15

16

Apakah terdapat jadwal pelaksanaan kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada

[ ] B16

No PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PERSIAPAN)

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

17

Apakah ada pertemuan kader untuk perencanaan kegiatan (selama 6 bulan

terakhir)?

a. Tidak ada

b. Tidak selalu ada/ada, tapi yang hadir sering tidak lengkap

[ ] B17

Page 135: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

c. Selalu ada dan lengkap

18

Apakah kader mengajak/menggerakan kelompok sasaran setiap bulan untuk

datang ke posyandu?

a. Tidak ada

b. Kadang ada

c. Selalu ada

[ ] B18

19

Apakah kader menggerakan potensi masyarakat untuk membantu dana/sarana

posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada, tapi tidak dapat bantuan

c. Ada dan dapat bantuan

[ ] B19

20

Apakah kader menghubungi petugas kesehatan, PLKB, dan PPL untuk hadir

di kegiatan posyandu selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak

b. Ya, hanya salah satu/kadang-kadang

c. Selalu

[ ] B20

21

Apakah kader melakukan pendekatan kepada kepala RW/tokoh formal dan

informal untuk mendapat dukungan dalam memotivasi sasaran datang ke

posyandu?

a. Tidak

b. Ada, hanya salah Satu

c. Ada, pada beberapa tokoh

[ ] B21

No PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PENIMBANGAN )

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

22

Apakah kegiatan penimbangan pada anak balita dilaksanakan setiap bulan?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B22

23

Apakah kader selalu mendaftar nama anak balita yang datang ke posyandu?

a. Tidak

b. Ya, kadang-kadang

c. Ya, selalu

[ ] B23

24

Apakah kegiatan penimbangan dilakukan oleh kader?

a. Tidak

b. Ya, kadang-kadang

c. Ya, selalu

[ ] B24

25

Apakah hasil penimbangan dicantumkan oleh kader pada KMS anak?

a. Tidak

b. Ya, kadang

c. Ya, selalu

[ ] B25

26 Apakah hasil penimbangan dicatat oleh kader pada formulir register?

a. Tidak [ ] B26

Page 136: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

b. Ya, kadang

c. Ya, selalu

No PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PENYULUHAN)

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

27

Apakah kader menjelaskan makna grafik perkembangan berat badan anak

balita kepada ibunya?

a. Tidak

b. Ya, kadang/tanpa penyuluhan

c. Ya, selalu dan dengan penyuluhan

[ ] B27

28

Apakah kader memberikan penyuluhan kepada ibu anak balita mengacu pada

data KMS anak tersebut?

a. Tidak

b. Ya, kadang-kadang

c. Ya, selalu

[ ] B28

29

Apakah kader menjelaskan manfaat ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan pada

ibu hamil/ibu menyusui?

a. Tidak

b. Ya, kadang/tanpa penyuluhan

c. Ya, selalu dan dengan penyuluhan

[ ] B29

30

Apakah kader memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengacu pada data

KMS ibu hamil?

a. Tidak

b. Ya, kadang-kadang

c. Ya, selalu

[ ] B30

31

Apakah kader mencatat pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di KMS

anak kepada peserta yang datang ke posyandu?

a. Tidak

b. Ya, kadang-kadang

c. Ya, selalu

[ ] B31

No PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PELAYANAN

PERTOLONGAN GIZI DAN KESEHATAN)

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

32

Apakah kader/bidan memberikan kapsul vitamin A bagi balita setiap 1x6

bulan?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B32

33

Apakah kader/bidan memberikan suplemen tablet besi bagi ibu hamil?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B33

Page 137: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

34

Apakah Ada pelayanan untuk mendapatkan MP-ASI/PMT penyuluhan?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B34

35

Apakah kader mengirimkan rujukan ke Puskesmas bila terjadi kasus gizi

buruk?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B35

36

Apakah ada pelayanan untuk anak balita dan ibu hamil untuk memperoleh

imunisasi?

a. Tidak ada

b. Ada, hanya untuk anak balita saja/hanya untuk ibu hamil saja

c. Ada, untuk anak balita dan ibu hamil

[ ] B36

No PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PELAPORAN & TINDAK

LANJUT)

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

37

Apakah kader membuat laporan bulanan kegiatan posyandu (F/I/Gizi/85)?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B37

38

Apakah laporan ditulis dengan jelas dan lengkap sesuai petunjuk pengisian

laporan?

a. Tidak

b. Ya,

[ ] B38

39

Apakah kader membuat balok SKDN pada tingkat posyandu?

a. Tidak

b. Ya,

[ ] B39

40

Apakah ada diskusi sesame kader mengenai evaluasi kegiatan posyandu?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B40

41

Apakah kader posyandu mengunjungi rumah peserta (balita dan ibu hamil)

yang 2 bulan terakhir tidak datang ke posyandu?

a. Tidak

b. Ya,

[ ] B41

No PERTANYAAN (KOMPONEN OUTPUT : LAPORAN & CAKUPAN-

CAKUPAN)

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

42

Apakah laporan posyandu diserahkan ke Puskesmas paling lambat seminggu

setelah penimbangan?

a. Tidak

b. Ya

[ ] B42

43 Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata [ ] B43

Page 138: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan?

a. <60%

b. 60-80%

a. > 80%

44

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio

K/S (cakupan KMS) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?

c. <60%

d. 60-80%

e. > 80%

[ ] B44

45

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio

D/S (cakupan partisipasi) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?

a. <60%

b. 60-80%

c. > 80%

[ ] B45

46

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio

N/D (mutu pelayanan) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?

a. <60%

b. 60-80%

c. > 80%

[ ] B46

47

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata

cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita?

a. <60%

b. 60-80%

c. > 80%

[ ] B47

48

Berapa rata-rata rasio N/S dari data SKDN selam 6 bulan?

a. <60%

b. 60-80%

c. > 80%

[ ] B48

49

Berapa rata-rata rasio balita yang lulus penimbangan (usia 36 bulan) selama 6

bulan terakhir?

a. <60%

b. 60-80%

c. > 80%

[ ] B49

50

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terkahir, berapa cakupan

pemberian tabel besi pada ibu hamil trimester 3?

a. <60%

b. 60-80%

c. > 80%

[ ] B50

51

Bagaimana jumlah anak balita penderita gizi buruk (BGM) selama 6 bulan

terakhir di tingkat desa?

a. Meningkat

b. Tetap

c. Berkurang

[ ] B51

C. SWADAYA MASYARAKAT

Page 139: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

No PERTANYAAN

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

1

Apakah terdapat kegiatan pengumpulan dana/material rutin dari masyarakat

untuk posyandu?

a. Tidak ada

b. Kurang lancar

c. Lancar

[ ] D1

2

Apakah terdapat sumbangan sukarela berupa dana/sarana dari masyarakat

untuk operasional posyandu?

a. Tidak ada

b. 1-2 kali

c. > 2 kali

[ ] D2

3

Apakah terdapat sumbangan masyarakat untuk pembuatan papan

data/monografi data/papan nama?

a. Tidak ada

b. Ada, sebagian

c. Ada lengkap

[ ] D3

4

Apakah terdapat sumbangan/pinjaman masyarakat untuk penyediaan tempat

posyandu termasuk meja-kursi?

a. Tidak ada

b. Kadang ada

c. Selalu ada

[ ] D4

5

Apakah terdapat sumbangan masyarakat untuk kursus kader, pertemuan kader

atau lomba kader?

a. Tidak ada

b. Kadang ada

c. Selalu ada

[ ] D5

6

Apakah terdapat sumbangan masyarakat untuk kesejahteraan kader (insentf,

baju seragam, transport)?

a. Tidak ada

b. Kadang ada

c. Selalu ada

[ ] D6

7

Apakah terdapat kegiatan pengumpulan dana sehat dari masyarakat peserta

posyandu?

a. Tidak ada

b. Cakupan < 50%

c. Cakupan > 50%

[ ] D7

8

Apakah terdapat tenaga masyarakat selain kader yang membantu persiapan

kegiatan menimbang anak atau memasak dalam pelaksanaan posyandu?

a. Tidak ada

b. Kadang ada

c. Selalu ada

[ ] D8

Page 140: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

9

Apakah sebelum pelaksanaan posyandu terdapat anggota masyarakat (selain

kader dan tokoh masyarakat) yang membantu memotivasi datang ke

posyandu?

a. Tidak ada

b. Kadang ada

c. Selalu ada

[ ] D9

10

Apakah kegiatan posyandu/kader memberikan pendapatan untuk posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada, tak tentu

c. Ada tentu

[ ] D10

D. PEMBINAAN POSYANDU

No PERTANYAAN

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

1

Apakah kader sering diberikan motivasi/bimbingan oleh petugas kesehatan

saat hari pelaksanaan kegiatan posyandu?

a. Tidak

b. 1-3 kali

c. > 3 kali

[ ] E1

2

Apakah kader diberikan insentif oleh Puskesmas/bidan (berobat gratis, piaga,

uang saku, material)?

a. Tidak ada

b. 1-2 macam

c. > 2 macam

[ ] E2

3

Apakah kader mendapat bantuan usaha/peningkatan penghasilan dari

pemerintah/sektor-sektor terkait?

a. Tidak ada

b. Hanya latihan usaha/keterampilan

c. Bantuan modal/material

[ ] E3

4

Apakah sarana posyandu (dacin, KMS, formulir, tablet besi, balok SKDN)

dicukupi oleh Puskesmas?

a. Tidak

b. Sebagian cukup

c. Cukup semua

[ ] E4

5

Adakah upaya puskesmas meningkatkan keterampilan kader?

a. Tidak ada

b. Memberikan bimbingan saat tugas/memberikan buku

c. Memberikan kursus kader/bimbingan khusus dan buku

[ ] E5

6

Adakah upaya puskesmas mengganti kader yang drop out (keluar) atau kader

< 4 orang?

a. Tidak ada

b. Mengganti tanpa bimbingan

c. Mengganti disertai kursus kader/bimbingan

[ ] E6

Page 141: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

7

Apakah kader sering diundang dalam pertemuan desa/PKK/Puskesmas ?

a. Tidak ada

b. 1-2 kali

c. > 2 kali

[ ] E7

8

Adakah bantuan dana/sarana dari pemerintah desa/PKK untuk posyandu ?

a. Tidak ada

b. 1-2 kali

c. > 2 kali

[ ] E8

9

Apakah petugas diluar kesehatan (PKLB/pamong/PKK) hadir pada hari

kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. 1-2 kali

c. > 2 kali hadir

[ ] E9

10

Apakah petugas kesehatan/sektor/PKK mengadakan penyuluhan ke

masyarakat/ tokoh masyarakat tentang posyandu?

a. Tidak ada

b. 1-2 kali

c. > 2 kali

[ ] E10

E. PARTISIPASI TOKOH MASYARAKAT

No PERTANYAAN

KODE

(DIISI

OLEH

PENELITI)

1

Apakah tokoh masyarakat ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. 1-2 kali hadir

c. > 2 kali hadir

[ ] F1

2

Apakah tokoh msyarakat berperan mengajak/memotivasi sasaran untuk hadir

pada kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. Ya, 1-2 kali

c. > 2 kali

[ ] F2

3

Apakah tokoh masyarakat membantu mengupayakan dana/sarana posyandu

baik dari masyarakat, bantuan pemerintah atau lainnya?

a. Tidak ada

b. Ada, 1 kali

c. > 1 kali

[ ] F3

4

Apakah tokoh masyarakat sering memberi motivasi/saran ke kader untuk

merangsang kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada, 1 kali

c. > 1 kali

[ ] F4

5 Apakah tokoh masyarakat memberi bantuan/pinjaman sarana/dana untuk

posyandu? [ ] F5

Page 142: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

a. Tidak ada

b. Ya, 1-2 kali

c. Ya, > 2 kali

6

Apakah tokoh masyarakat berperan dalam penyuluhan/ceramah di masjid,

balai desa atau tempat lain untuk mengajak masyarakat hadir di posyandu?

a. Tidak ada

b. Ada, 1 kali

c. > 1 kali

[ ] F6

Lampiran 2.

Persentase Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

2014

kinerjaKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 52 54.2 54.2 54.2

cukup 44 45.8 45.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 3.

Persentase Komponen Input Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan

Tahun 2014

inputKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 26 27.1 27.1 27.1

cukup 70 72.9 72.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 4.

Page 143: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Persentase Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kembangan Tahun 2014

prosesKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 26 27.1 27.1 27.1

cukup 70 72.9 72.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 5.

Persentase Kegiatan Persiapan Pada Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

persiapanKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 64 66.7 66.7 66.7

cukup 32 33.3 33.3 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 6.

Persentase Kegiatan Penimbangan Pada Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

timbangKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 1 1.0 1.0 1.0

cukup 95 99.0 99.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 7.

Page 144: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Persentase Kegiatan Penyuluhan Pada Komponen Proses Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

suluhKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 52 54.2 54.2 54.2

cukup 44 45.8 45.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 8.

Persentase Kegiatan Pelayanan Gizi dan Kesehatan Pada Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

yankesKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 29 30.2 30.2 30.2

cukup 67 69.8 69.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 9.

Persentase Kegiatan Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut Pada Komponen Proses

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

lapTLKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 15 15.6 15.6 15.6

cukup 81 84.4 84.4 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 10.

Page 145: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Persentase Kegiatan Persiapan Pada Komponen Output Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

outputKAT

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 83 86.5 86.5 86.5

cukup 13 13.5 13.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

Lampiran 11.

Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Kinerja Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

kinerja

KAT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

swadayaPERSE

N

kurang 35 20.8571 13.42110 2.26858

cukup 15 30.6667 16.46063 4.25012

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

swadayaP

ERSEN

Equal

variances

assumed

.017 .896 -2.211 48 .032 -9.80952 4.43597 -18.72864 -.89041

Equal

variances not

assumed

-2.036 22.366 .054 -9.80952 4.81767 -19.79128 .17223

Lampiran 12.

Page 146: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen Input Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

inputKAT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

swadayaPERSE

N

KURAN

G 14 21.7857 17.05276 4.55754

CUKUP 36 24.5833 14.21141 2.36857

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

swadayaP

ERSEN

Equal

variances

assumed

1.505 .226 -.591 48 .557 -2.79762 4.73528 -12.31855 6.72331

Equal

variances not

assumed

-.545 20.417 .592 -2.79762 5.13627 -13.49767 7.90243

Lampiran 13.

Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

prosesKA

T N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

swadayaPERSE

N

KURAN

G 19 16.0526 8.75261 2.00799

CUKUP 31 28.5484 16.03088 2.87923

Lampiran 13.

Page 147: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

swadayaP

ERSEN

Equal

variances

assumed

5.308 .026 -3.117 48 .003 -12.49576 4.00918 -20.55676 -4.43475

Equal

variances

not assumed

-3.560 47.537 .001 -12.49576 3.51027 -19.55540 -5.43611

Lampiran 14.

Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen Output Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

outputK

AT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

swadayaPERSE

N

kurang 48 23.1250 14.71810 2.12437

cukup 2 40.0000 14.14214 10.00000

Lampiran 14.

Page 148: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Swadaya Masyarakat dengan Komponen Output Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

swadayaP

ERSEN

Equal

variances

assumed

.055 .816 -1.590 48 .118 -16.87500 10.61338 -38.21462 4.46462

Equal

variances not

assumed

-1.651 1.092 .331 -16.87500 10.22316 -123.51121 89.76121

Lampiran 15.

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Kinerja Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

kinerja

KAT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

pembinaanPERSE

N

kurang 35 52.4571 10.73023 1.81374

cukup 15 66.3333 11.56761 2.98674

Lampiran 15.

Page 149: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Kinerja Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

pembin

aanPER

SEN

Equal

variances

assumed

.436 .512 -4.095 48 .000 -13.87619 3.38883 -20.68989 -7.06249

Equal

variances not

assumed

-3.971 24.839 .001 -13.87619 3.49432 -21.07525 -6.67713

Lampiran 16.

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen Input Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

inputKAT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

pembinaanPERSE

N

KURAN

G 14 56.5000 11.29840 3.01962

CUKUP 36 56.6667 13.25573 2.20929

Lampiran 16.

Page 150: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen Input Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

pembinaan

PERSEN

Equal

variances

assumed

.646 .426 -.041 48 .967 -.16667 4.01754 -8.24448 7.91115

Equal

variances not

assumed

-.045 27.695 .965 -.16667 3.74154 -7.83465 7.50132

Lampiran 17.

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

prosesKA

T N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

pembinaanPERSE

N

KURAN

G 19 51.3158 10.25266 2.35212

CUKUP 31 59.8710 12.98138 2.33152

Lampiran 17.

Page 151: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen Proses Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

pembinaan

PERSEN

Equal

variances

assumed

2.875 .096 -2.441 48 .018 -8.55518 3.50529 -15.60303 -1.50732

Equal

variances

not

assumed

-2.583 44.800 .013 -8.55518 3.31187 -15.22645 -1.88391

Lampiran 18.

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen Output Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

outputK

AT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

pembinaanPERSE

N

kurang 48 56.4792 12.70448 1.83373

cukup 2 60.0000 14.14214 10.00000

Lampiran 18.

Page 152: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Hasil Uji T-Independen antara Pembinaan Posyandu dengan Komponen Output Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Lampiran 19.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Kinerja Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

kinerja

KAT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

ptmPERSEN kurang 35 25.2381 17.32590 2.92861

cukup 15 33.8889 18.22116 4.70468

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

pembinaan

PERSEN

Equal

variances

assumed

.018 .895 -.383 48 .703 -3.52083 9.19148 -22.00154 14.95987

Equal

variances

not assumed

-.346 1.068 .785 -3.52083 10.16674 -114.71707 1.07675E2

Page 153: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Lampiran 19.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Kinerja Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ptmPE

RSEN

Equal

variances

assumed

.030 .863 -1.593 48 .118 -8.65079 5.42892 -19.56638 2.26479

Equal

variances

not

assumed

-1.561 25.383 .131 -8.65079 5.54173 -20.05549 2.75390

Lampiran 20.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Komponen Input

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

inputKAT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

ptmPERSEN KURAN

G 14 22.0238 17.17405 4.58996

CUKUP 36 30.0926 17.84832 2.97472

Page 154: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Lampiran 20.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Komponen Input

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ptmPE

RSEN

Equal

variances

assumed

.014 .907 -1.450 48 .154 -8.06878 5.56498 -19.25792 3.12035

Equal

variances

not assumed

-1.475 24.602 .153 -8.06878 5.46961 -19.34291 3.20535

Lampiran 21.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Komponen Proses

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

prosesKA

T N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

ptmPERSEN KURAN

G 19 22.8070 17.53350 4.02246

CUKUP 31 30.9140 17.63750 3.16779

Page 155: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Lampiran 21.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Komponen Proses

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ptmPER

SEN

Equal

variances

assumed

.002 .965 -1.581 48 .120 -8.10696 5.12749 -18.41647 2.20255

Equal

variances not

assumed

-1.583 38.391 .122 -8.10696 5.12007 -18.46853 2.25461

Lampiran 22.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Komponen Output

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Group Statistics

outputK

AT N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

ptmPERSEN kurang 48 27.0833 17.82334 2.57258

cukup 2 45.8333 5.89256 4.16667

Page 156: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Lampiran 22.

Hasil Uji T-Independen antara Partisipasi Tokoh Masyarakat dengan Komponen Output

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ptmPER

SEN

Equal

variances

assumed

2.308 .135 -1.471 48 .148 -18.75000 12.74298 -44.37149 6.87149

Equal

variances not

assumed

-3.829 1.902 .067 -18.75000 4.89686 -40.89659 3.39659

Lampiran 23.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Komponen Kinerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Kinerja Rata-rata Skor

(95% CI) Standar Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Input 113.02 – 118.12 12.58 85 – 135

2 Proses 166.54 – 173.87 18.1 110 – 200

3 Output 53.16 – 59.75 16.27 10 – 95

4 Total Kinerja 334.87 – 349.61 36.39 245 - 425

Lampiran 24.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Komponen Input Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Sarana Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Tersedianya timbangan 9.52 – 10 0.99 5 – 10

2 Tersedianya alat penyuluhan 3.82 – 6.18 4.17 0 - 10

3 Tersedianya KMS anak 4.55 – 5.25 1.23 0 - 10

4 Tersedianya KMS ibu hamil 0.35 – 1.45 1.94 0 – 5

5 Tersedianya PMT/MP-ASI 6.19 – 7.81 2.86 0 - 10

6 Tersedianya formulir pendataan 9.21 – 9.99 1.37 5 - 10

7 Tersedianya formulir pencatatan 8.85 – 9.95 1.93 0 - 10

Page 157: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

No Komponen Sarana Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

8 Tersedianya formulir pelaporan 9.36 – 10 1.19 5 - 10

9 Tersedianya blanko SKDN 7.80 – 9.60 3.16 0 - 10

10 Tersedianya tablet Fe 7.26 – 9.14 3.31 0 - 10

11 Tersedianya vitamin A 10 0.00 0 – 10

12 Tersedianya tempat posyandu 3.80 – 4.80 1.75 0 - 5

13 Tersedianya struktur organisasi 7.11 – 9.09 3.48 0 - 10

14 Tersedianya pembagian tugas 8.55 – 9.65 1.94 5 - 10

15 Tersedianya jadwal kegiatan

posyandu 4.70 - 5 0.88 0 – 5

16 Terdapat kader aktif 4.52 – 5 0.72 0 - 5

Lampiran 25.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Persiapan Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Persiapan Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Pertemuan kader 6.58 – 8.22 2.90 0 - 10

2 Mengajak sasaran ke posyandu 8.60 – 9.80 2.11 0 - 10

3 Menggerakan potensi masyarakat 3.49 – 6.11 4.63 0 - 10

4 Menghubungi petugas kesehatan,

PLKB, dan PPL 7.14 – 8.86 3.03 0 - 10

5 Pendekatan kepada kepala

RW/tokoh masyarakat 7.03 - 8.57 2.70 0 - 10

Lampiran 26.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Penimbangan Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Penimbangan Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Bayi dan balita melakukan

penimbangan setiap bulan 5 0.00 5

2 Kader mendaftarkan nama bayi dan

balita 9.70 – 10 0.71 5 - 10

3 Penimbangan dilakukan oleh kader 10 0.00 10

4 Hasil penimbangan dicantumkan di

KMS anak 10 0.00 10

5 Hasil penimbangan dicatat di

formulir register oleh kader 9.12 – 10 1.70 0 - 10

Page 158: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

Lampiran 27.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Penyuluhan Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Penyuluhan Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Kader menjelaskan makna grafik

berat badan anak 7.89 – 9.31 2.48 0 - 10

2 Kader memberikan penyuluhan pada

ibu balita mengacu KMS anak 8.48 – 9.72 2.19 0 - 10

3 Kader menjelaskan ASI eksklusif 7.67 – 9.13 2.56 0 - 10

4 Kader memberikan penyuluhan pada

ibu hamil mengacu KMS ibu hamil 3 – 5.20 3.87 0 - 10

5 Kader mencatat pemberian ASI

eksklusif di KMS anak 6.10 – 8.10 3.51 0 - 10

Lampiran 28.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Pelayanan Pertolongan Gizi dan

Kesehatan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun

2014

No Komponen Pertolongan Gizi dan

Kesehatan Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai

Terendah-

tertinggi

1 Kader/bidan memberikan kapsul

Vitamin A 4.70 – 5.10 0.71 0 - 5

2 Kader/bidan memberikan tablet Fe

pada ibu hamil 1.88 – 3.2 2.52 0 - 5

3 Pelayanan pemberian PMT/MP-ASI

penyuluhan 4.21 – 4.99 1.37 0 - 5

4 Kader memberikan rekomendasi pada

balita gizi buruk/BGM ke Puskesmas 4.70 – 5.10 0.71 0 - 5

5 Pelayanan imunisasi untuk anak balita

dan ibu hamil 5.72 – 7.48 3.10 0 - 10

Lampiran 29.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Kegiatan Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut

di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Pelaporan dan Rencana

Tindak Lanjut

Rata-rata

Skor (95%

CI)

Standar

Deviasi

Nilai

Terendah-

tertinggi

1 Kader membuat laporan bulanan

posyandu 5 0.00 0 - 5

2 Laporan ditulis dengan jelas dan lengkap 4.52 – 5 0.99 0 - 5

Page 159: KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25608/1/MUSFIKA... · KINERJA POSYANDU DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN GIZI MASYARKAT

No Komponen Pelaporan dan Rencana

Tindak Lanjut

Rata-rata

Skor (95%

CI)

Standar

Deviasi

Nilai

Terendah-

tertinggi

3 Kader membuat blanko SKDN 3.80 – 4.80 1.75 0 - 5

4 Kader melakukan evaluasi kegiatan

posyandu 4.36 – 5 1.19 0 - 5

5 Kader mengunjungi peserta posyandu

yang tidak datang 2 bulan terakhir 3.67 – 4.73 1.85 0 - 5

Lampiran 30.

Rekapitulasi Rata-rata Nilai Skor Komponen Output Menurut Cakupan Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2014

No Komponen Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Laporan diserahkan ke Puskesmas

paling lambat 1 minggu setelah

kegiatan posyandu

4.21 – 4.99 1.37 0 - 5

2 Cakupan ASI eksklusif 0.61 – 1.99 2.44 0 - 10

3 Cakupan K/S 9.40 – 10 1.41 0 - 10

4 Cakupan D/S 4.89 – 6.51 2.86 0 - 10

5 Cakupan N/D 3.70 – 5.50 3.17 0 - 10

6 Cakupan N/S 2.11 – 4.09 3.48 0 - 10

7 Rasio balita lulus penimbangan 0.61 – 1.99 2.44 0 - 10

8 Penurunan jumlah balita gizi

buruk/BGM 8.66 – 9.94 2.26 0 - 10

9 Cakupan tablet Fe 0.13 – 1.27 2.02 0 - 10

10 Cakupan vitamin A 5.54 – 7.26 3.04 0 - 10