108
KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA ALAM SITU GUNUNG TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO JADDA MUTHIAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

  • Upload
    lamnhu

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN WISATA ALAM SITU GUNUNG

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

JADDA MUTHIAH

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

WISATA ALAM SITU GUNUNG TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

JADDA MUTHIAH

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

RINGKASAN

JADDA MUTHIAH. Kinerja Pengelolaan dan Strategi Pengembangan Wisata

Alam Situ Gunung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dibimbing oleh

SAMBAS BASUNI dan EVA RACHMAWATI.

Pengelolaan wisata alam biasanya belum diimbangi dengan kegiatan

evaluasi. Pelaksanaan Wisata Alam Situ Gunung memerlukan evaluasi untuk

melihat sejauh mana kepuasan pengunjung terpenuhi sesuai dengan pelaksanaan

wisata di wilayah konservasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

kinerja pengelolaan wisata alam guna memperoleh alternatif strategi

pengembangan WA Situ Gunung.

Operasional penelitian dibatasi pada kepuasan pengunjung dan dampak

kegiatan wisata terhadap sosial ekonomi masyarakat serta lingkungan. Aspek

sosial ekonomi masyarakat dilihat dari pengaruh wisata dan motivasi masyarakat

untuk terlibat dengan kegiatan wisata. Aspek lingkungan dilihat dari kealamian

dan pengawetan kawasan. Metode analisis data terdiri dari analisis kinerja

pengelolaan (deskriptif), analisis kepuasan pengunjung (Importance-Performance

Analysis/IPA dan Customer Satisfaction Index/CSI), dan analisis alternatif

pengembangan (analisis SWOT).

Situ Gunung dikelola dua lembaga utama yakni Perum Perhutani dan Balai

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). SDM yang dimiliki adalah

4 karyawan Resort Situ Gunung TNGGP dan 6 karyawan Perum Perhutani.

Akses menuju lokasi mudah ditempuh dengan kendaraan pribadi atau umum. WA

Situ Gunung memiliki 4 obyek utama dihubungkan dengan jalan yang

memerlukan perbaikan di beberapa sisi. Pengunjung riil memiliki latar belakang

dominan pendidikan akhir SD, pekerjaan pelajar, berasal dari dalam Sukabumi,

dengan tujuan kedatangan rekreasi. Promosi belum efektif untuk pengunjung riil

ini. Bentuk pelayanan pengunjung adalah wisata tanpa pemandu. Luas

keseluruhan lahan yang dimanfaatkan secara intensif untuk kegiatan wisata alam

adalah 100 Ha, luas yang telah diubah lebih kurang 7%. Pelanggaran yang

mungkin dapat memusnahkan sumberdaya yang terjadi adalah penebangan dan

perburuan liar namun intensitasnya tidak besar. Penilaian pengunjung terhadap 16

atribut pengelolaan wisata masuk dalam kategori PUAS CSI. Teridentifikasi 8

kekuatan dan 8 kelemahan sebagai faktor internal serta 8 peluang dan 5 ancaman

sebagai faktor lingkungan eksternal. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa

WA Situ Gunung berada pada sisi positif faktor internal dan eksternalnya dengan

strategi pengembangan yang disarankan strategi Strengths-Opportunities. Program

pengembangan yang berhasil dirumuskan adalah peningkatan promosi, perluasan

jaringan kerjasama, dan penerapan masterplan pengelolaan.

Kinerja pengelolaan WA Situ Gunung dilihat dari aspek kepuasan

pengunjung dan dari aspek kealamian, pengawetan kawasan, serta peran kawasan

terhadap sosial ekonomi masyarakat tergolong ‘BAIK’. Alternatif strategi

pengembangan yang dirumuskan adalah Strategi Pertumbuhan Agresif (SO).

Kata kunci: kinerja, wisata alam, situ gunung, strategi pengembangan.

Page 4: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

SUMMARY

JADDA MUTHIAH. Performance of Management and Development Strategy of

Natural Recreation of Situ Gunung, Gunung Gede Pangrango National Park.

Under Supervision of SAMBAS BASUNI and EVA RACHMAWATI.

Management of natural recreation usually not equal yet with evaluation

activities. Carrying out of Natural Recreation of Situ Gunung need evaluation in

order to know how far satisfaction of visitor can be reached and brought into line

with tourism activities in conservation area. This research aim is analysing

management performance of natural recreation for gaining strategic alternatives of

Situ Gunung Natural Recreation.

The operationally research were bound on visitors satisfaction and on

impact of tourism activities on social economic of communities and environment

around the recreation place. The aspect on social economic of communities was

observed from tourism impact and communities motivation on participating of

recreation activities. Environmental aspect was observed from naturalism and

preservation of the recreation area. Data analysis method consist of management

performance analysis (descriptive analysis), visitors satisfaction analysis

(Important – Performance Analysis/IPA and Customer Satisfaction Index/CSI)

and Analysis of development alternatives (SWOT Analysis).

Situ Gunung managed by two prominent institutions, i.e. Perum Perhutani

and Bureau of Gunung Gede National Park. Man resources which behave are 4

employees of Situ Gunung Resort of Gunung Gede Pangrango National Park and

6 employees of Perum Perhutani. Access toward the location easily is reached by

private vehicles or public transportation means.

Situ Gunung Natural Recreation has 4 ultimate objects connected by roads

that need repairing in some parts. The visitor backgrounds of dominant education

are elementary school, occupations as student who came from inner side of

Sukabumi itself, with recreation as arrival destination. The promotion of location

is not effectively yet to these visitors. Visitor services form is recreation without

tourist guide. There are in total 100 hectares area that intensively used as natural

recreation activities, about 7 % area has been changed. Violation actions that

probable can destroy resources are illegal logging/hunting although in small

intensity. Visitors valuation of 16 attributes put into ‘SATISFACTORY’ category

in CSI. It was identified 8 strengths and 8 weaknesses as internal factors and 8

opportunities and 5 threats as external environmental factors. Result of the SWOT

analysis showed that Situ Gunung Nature Recreation lay in positive side of its

internal and external factors with suggested development strategy is Strengths-

Opportunities. The development programs that have been arranged are increasing

level of promotion, spread out connection of cooperation, and using master plan

of management.

Performance of management of Situ Gunung Natural Recreation was

counted into ‘GOOD’ category observed from visitor satisfactory aspect and from

aspects of naturally, area preservation, and function rules of this region on social

economic of communities. Development strategic alternative that has been

arranged is Aggressive Growth Strategy (SO).

Keywords: performance, natural recreation, situ gunung, development strategy.

Page 5: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kinerja Pengelolaan

dan Strategi Pengembangan Wisata Alam Situ Gunung Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2010

Jadda Muthiah

NRP E34054365

Page 6: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

Judul Penelitian : Kinerja Pengelolaan dan Strategi Pengembangan Wisata Alam Situ

Gunung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Nama : Jadda Muthiah

NRP : E34054365

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si

NIP 195809151984031003 NIP 197703212005012003

Mengetahui,

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Ketua

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS

NIP 195809151984031003

Tanggal Lulus:

Page 7: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Kinerja Pengelolaan dan

Strategi Pengembangan Wisata Alam Situ Gunung Taman Nasional gunung Gede

Pangrango sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan

dari Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai kinerja

pengelolaan Wisata Alam di Situ Gunung dilihat dari aspek kepuasan pengunjung

dan dampak kegiatan wisata terhadap lingkungan serta sosial ekonomi

masyarakat. Strategi pengembangan dibuat dengan menggunakan analisis SWOT.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak

kekurangan, kekeliruan, dan kelemahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga hasil penelitian yang

dituangkan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Februari 2010

Penulis

Page 8: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988

sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief Sudhartono dan

Bandriani (almh) dan ibu kedua bernama Diana Birawati. Pendidikan formal yang

telah diselesaikan penulis adalah lulus dari SDN 1 Sentul Tembelang Jombang

pada tahun 1999, lulus dari SMP N 6 Palu pada tahun 2002, dan lulus dari SMA N

4 Pasuruan pada tahun 2005. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005 dengan pilihan

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata sebagai mayor di

Fakultas Kehutanan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis bergabung di Himpunan Mahasiswa

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai anggota

biro Kewirausahaan pada tahun 2006-2008 dan sebagai anggota Kelompok

Pemerhati Ekowisata (KPE-Tapak) HIMAKOVA. Kegiatan HIMAKOVA yang

pernah diikuti antara lain Eksplorasi Flora dan Fauna Indonesia (RAFFLESIA) di

Hutan Pendidikan Gunung Walat dan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan pada tahun 2007.

Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur

Baturraden-Cilacap pada tahun 2007, Praktek Umum Konservasi Ex-situ

(PUKES) di Kebun Binatang Ragunan dan Kebun Tanaman Obat Karyasari pada

tahun 2008, serta Praktik Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bukit

Tiga Puluh pada tahun 2009. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB,

penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Kinerja Pengelolaan dan Strategi

Pengembangan Wisata Alam Situ Gunung Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS dan Eva

Rachmawati, S.Hut, M.Si.

Page 9: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah wa syukrillah akhirnya penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS dan Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si sebagai

dosen pembimbing atas tuntunan dan pembelajarannya.

2. Dosen penguji dengan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini, Ujang

Suwarna, S.Hut, M.Sc (Manajemen Hutan), Prof Dr. Ir. Surdiding Ruhendi,

M.Sc (Hasil Hutan), dan Prof. Dr. Ir. IGK Tapa Darma, M.Sc (Silvikultur).

3. Keluarga besar penulis untuk dukungan moral, spiritual, dan materi.

4. Pimpinan dan jajaran Resort Situ Gunung TNGGP dan pengelola site Wisata

Alam Situ Gunung dari Perum Perhutani atas bantuannya dalam mendampingi

penulis saat pelaksanaan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Fahutan IPB atas pendidikan dan

pembelajaran selama penulis menuntut ilmu di IPB.

6. Seluruh pihak yang telah berkontribusi yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, dukungan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Amin.

Penulis

Page 10: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Kerangka Pikir ................................................................................. 2

1.3. Perumusan Masalah .......................................................................... 5

1.4. Tujuan .............................................................................................. 5

1.5. Manfaat ........................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja .............................................................................................. 7

2.2. Strategi Pengembangan .................................................................... 7

2.3. Wisata Alam .................................................................................... 8

2.4. Kepuasan Pengunjung ..................................................................... 10

2.5. Kelestarian Lingkungan dan Kelestarian Usaha ............................... 11

2.6. Penarikan Contoh............................................................................ 11

2.7. Evaluasi Kinerja dan Strategi Pengembangan ................................. 12

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Batasan Operasional ....................................................................... 18

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 18

3.3. Jenis Data yang Dikumpulkan ........................................................ 18

3.4. Alat, Bahan, dan Sasaran Penelitian ............................................... 21

3.5. Prosedur dan Cara Pengambilan Data ............................................. 21

3.6. Metode Analisis Data ..................................................................... 23

BAB IV. KONDISI UMUM KAWASAN

4.1. Sejarah Kawasan ............................................................................ 25

4.2. Sejarah Pengelolaan ....................................................................... 25

Page 11: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

v

4.3. Letak dan Luas Wilayah.................................................................. 27

4.4. Geomorfologis, Tanah, Topografi, Iklim, dan Hidrologi ................ 27

4.5. Kondisi Biologi .............................................................................. 28

4.6. Aksesibilitas .................................................................................. 29

4.7. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan ................................ 30

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Wisata di Kawasan Wisata Alam Situ Gunung ............................... 33

5.2. Penilaian pengunjung Terhadap Pengelolaan Wisata ...................... 51

5.3 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Wisata Alam Situ

Gunung .......................................................................................... 55

5.4. Strategi Pengembangan Usaha ....................................................... 58

BAB VI. KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan .................................................................................... 68

6.2. Saran ............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70

LAMPIRAN ..................................................................................................... 72

Page 12: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

vi

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Skala Likert ................................................................................................ 12

2. Kriteria Index Kepuasan ............................................................................. 15

3. Matrik SWOT ............................................................................................. 16

4. Jenis Data yang Diambil ............................................................................. 19

5. Responden Pengunjung .............................................................................. 22

6. Tingkat pendidikan dan Prasarana Pendidikan Desa Gede Pangrango ........ 31

7. Tingkat Pendidikan dan Prasarana Pendidikan Desa Sukamanis ................. 32

8. Tenaga Kerja Lapangan Wisata Alam Situ Gunung .................................... 39

9. Rata-rata kepentingan dan kinerja atribut-atribut yang ada di Wisata Alam

Situ Gunung ............................................................................................... 52

10. Perhitungan Customer Satisfaction Index .................................................... 55

11. Matriks IFAS ............................................................................................. 59

12. Matriks EFAS ............................................................................................ 60

13. Matriks SWOT Strategi SO ....................................................................... 62

14. Alternatif Model Promosi Berdasarkan Target Pasar .................................. 64

Page 13: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

vii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 4

2. Diagram Proses pengambilan keputusan strategis (Rangkuti 2008) ........... 8

3. Diagram Kartesius dalam metode IPA (Rangkuti 2006 diacu dalam

Restiyan 2009) .......................................................................................... 13

4. Diagram Analisis SWOT (Rangkuti 2008) ................................................ 17

5. Situ Gunung ............................................................................................. 33

6. (a) Curug Sawer (b) Curug Bagong .......................................................... 34

7. Curug Cimanaracun ................................................................................. 34

8. (a) Jalan Menuju danau (b) Jalan Menuju Curug Sawer ............................ 35

9. Prasarana Sarana Wisata Alam Situ Gunung ............................................ 37

10. Fluktuasi Pengunjung Bulanan Wisata Alam Situ Gunung Tahun 2009 .... 44

11. Karakteristik Pengunjung ......................................................................... 45

12. Kayu Bakar yang Diambil dari Kawasan .................................................. 49

13. Diagram Kartesius Posisi Atribut Wisata Alam Situ Gunung ............................. 53

14. Diagram Kartesius Analisis SWOT WA. Situ Gunung ............................ 61

Page 14: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuisioner Pengunjung ................................................................................. 73

2. Panduan Wawancara Pengelola .................................................................... 78

3. Panduan Wawancara Masyarakat ................................................................. 79

4. Hasil Perhitungan Kinerja ............................................................................ 80

5. Hasil Perhitungan Kepentingan ................................................................... 84

6. Rekap Analisis SWOT ................................................................................ 89

7. Perhitungan Analisis SWOT ....................................................................... 93

Page 15: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) berfungsi sebagai

kawasan pelestarian sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya. Keberadaan

TNGGP sebagai kawasan konservasi yang menerapkan prinsip pemanfaatan

secara lestari antara lain dapat dilihat dari kegiatan wisata alam. Douglas (1970)

menyatakan bahwa saat ini orang tidak hanya menginginkan rekreasi namun

rekreasi sudah diharapkan menjadi bagian dari hidup. Ketertarikan dalam berbagai

tipe rekreasi menjadikan beragamnya kegiatan rekreasi seiring berkembangnya

gaya hidup setiap orang.

Sejalan dengan perubahan paradigma pengelolaan kawasan konservasi

secara global, kawasan konservasi dituntut untuk menghasilkan manfaat dalam

pengelolaan kawasan hutannya tidak hanya dari segi ekologi saja tetapi juga harus

memberi manfaat sosial budaya dan melibatkan masyarakat luas. Pengelolaan

wisata alam di taman nasional akan membantu memberi pemasukan tambahan

bagi pihak pengelola taman nasional dan tak kurang membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat sekitar kawasan taman nasional. Wisata alam dapat menjadi salah

satu alternatif jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan

tetap menerapkan prinsip konservasi dan dengan tujuan memajukan kesejahteraan

masyarakat sekitar kawasan konservasi.

Basuni dan Nandi (2008) mengungkapkan bahwa upaya pelestarian

keanekaragaman hayati dan ekosistemnya di kawasan hutan konservasi menjadi

sangat penting karena fungsi dan manfaatnya sebagai sistem penyangga

kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati. Pengelolaan kawasan

konservasi haruslah dilakukan dengan hati-hati sebab kesalahan pengelolaan dapat

memberikan dampak kerusakan yang sulit dipulihkan mengingat potensi dan

keunikan besar pada kawasan konservasi juga melambangkan kerentanan kawasan

ini terhadap gangguan. Pengelolaan wisata di kawasan konservasi perlu mendapat

perhatian yang sama besarnya. Ekowisata berkembang di kawasan konservasi

sebab dipandang memiliki dampak minimum terhadap ekosistem, memberi

Page 16: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

2

kontribusi ekonomi bagi masyarakat, menghormati budaya setempat, dan

dibangun dengan melibatkan berbagai stakeholder.

Salah satu daerah wisata yang berada pada kawasan TNGGP adalah

Wisata Alam (WA) Situ Gunung. Daerah wisata ini memiliki daya tarik yang

cukup tinggi baik flora, fauna, bentang alam, maupun program wisata yang

ditawarkan. Pelaksanaan wisata alam ini telah menjadi salah satu bentuk kegiatan

di zona pemanfaatan intensif TNGGP. Pengelolaan ekowisata ini melibatkan

berbagai stakeholder seperti Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Pemerintah Daerah, LSM terkait

dan masyarakat. Karenanya dirasa penting untuk menilai kinerja dari organisasi

pengelola wisata alam ini.

Kinerja merupakan hasil kerja yang berhubungan dengan tujuan yang telah

ditetapkan (Nasution 2004). Jika kinerja pengelolaan tidak berjalan dengan baik

maka tujuan sulit untuk dicapai. Analisis terhadap kinerja pengelolaan akan

memberikan gambaran kondisi pengelolaan saat ini. Analisis ini penting untuk

kegiatan evaluasi guna perbaikan selanjutnya. Analisis terhadap kinerja

pengelolaan akan melihat dari sudut pandang input, proses, serta output dari

pengelolaan yang dimaksud.

Sejalan dengan perkembangan Wisata Alam Situ Gunung tersebut, perlu

dilakukan suatu penelitian dan evaluasi mengenai kinerja pengelolaan untuk

mengetahui seberapa baik kegiatan pengelolaan wisata guna mencapai kepuasan

pengunjung yang juga sesuai dengan seluruh fungsi kawasan. Studi ini diharapkan

juga dapat memberikan alternatif pengembangan pengelolaan Wisata Alam Situ

Gunung menjadi lebih baik.

1.2. Kerangka Pikir

Wisata Alam Situ Gunung memerlukan manajemen pengelolaan yang

tepat karena lokasinya merupakan kawasan konservasi yang selain memiliki

keunikan dan keanekaragaman hayati tinggi, juga kerentanan terhadap kerusakan.

Pengelolaan yang tepat ini berhubungan dengan keberlangsungan kegiatan wisata

baik keberlangsungan yang dilihat dari tetap terjaganya minat dan kepuasan

pengunjung serta manfaat ekonomi terkait dengan kelangsungan pembiayaan

Page 17: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

3

pengoperasian daerah wisata. Pengelolaan yang tepat ini juga dilihat dari tetap

terjaganya keutuhan ekosistem alami kawasan. Terjaganya keseimbangan

lingkungan, kelestarian, dan kealamian ekosistem merupakan fungsi dari kawasan

konservasi. Keberlangsungan usaha wisata Situ Gunung juga dipengaruhi oleh

kemampuannya untuk bersaing dengan wisata-wisata sejenis lainnya.

Kepuasan pengunjung dapat menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan

pengelolaan wisatanya, terutama karena walaupun dialokasikan sebagai kawasan

konservasi, Situ Gunung juga merupakan kawasan wisata alam. Penilaian

terhadap analisis kinerja ini akan dibatasi dengan mengevaluasi kinerja

manajemen pengunjung mulai dari input, proses, hingga outputnya. Diharapkan

hal ini dapat menggambarkan kinerja pengelolaan lembaga wisata tersebut.

Input kegiatan wisata di Wisata Alam Situ Gunung adalah lingkungan

alam dan masyarakat yang terkait dengan lokasi, sehubungan dengan manajemen

pengunjung, maka hal ini mengandung makna keadaan lingkungan alam dan

masyarakat yang dapat memberikan kepuasan. Selain dua input di atas, pengaruh

juga datang dari proses manajemen yang mampu memberikan kepuasan terhadap

pengunjung. Pembatasan keadaan lingkungan dilakukan dengan menitikberatkan

perhatian pada keutuhan dan kelestarian kawasan. Pengaruh masyarakat sebagai

input dibatasi pada kesiapan masyarakat menerima pengunjung. Kedua hal ini

merupakan modal yang penting dalam pelaksanaan wisata selain kondisi lembaga

pengelola sehubungan dengan bentuk usaha yang akan dilakukan guna mengelola

pengunjung.

Proses kegiatan wisata alam dijalankan oleh pengelola dengan mengatur

kelangsungan usaha guna mengelola input untuk menghasilkan output. Dengan

kata lain proses kegiatan wisata alam adalah kegiatan yang dilakukan yang

terwujud dalam manajemen wilayah Wisata Alam Situ Gunung.

Salah satu output yang diharapkan adalah kepuasan pengunjung yang

dilihat dari besarnya jarak antara keinginan/harapan pengunjung dengan kondisi

yang dapat disediakan oleh pengelola. Output juga dapat dilihat dari dampak

kunjungan wisata yang terjadi dalam kaitannya terhadap lingkungan, sosial

budaya masyarakat, dan kelangsungan usaha pengelolaan.

Page 18: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

4

Analisis SWOT akan melihat kelemahan dan kekuatan dari pengelolaan

WA Situ Gunung berdasarkan pertimbangan prinsip kelestarian ekosistem,

kelestarian ekonomi, dan kelestarian sosial masyarakat guna perbaikan

pengelolaan selanjutnya. Istilah lembaga pengelolaan WA digunakan untuk

menggantikan istilah perusahaan dari pustaka yang diacu. Metode ini akan melihat

posisi strategis Wisata Alam Situ Gunung dan alternatif terbaik program-program

pengembangan pengelolaan Situ Gunung yang sesuai dengan prinsip konservasi

taman nasional.

Kerangka pikir penelitian dituangkan dalam Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian.

Faktor internal merupakan faktor yang menyusun lembaga pengelolaan

Wisata Alam Situ Gunung sedang faktor eksternal merupakan pengaruh lingkugan

terhadap lembaga pengelolaan WA tersebut. Analisis kinerja diperlukan untuk

mengetahui tingkat kinerja lembaga saat ini, penelitian ini melihat dari perspektif

kepuasan konsumen (pengunjung). Analisis SWOT akan melihat posisi strategis

Pengelolaan WA Situ Gunung

Faktor Internal Faktor Eksternal

Analisis Kepuasan

Pengunjung

Analisis SWOT

Strategi

Pengembangan WA

Situ Gunung

Kepuasan

Pengunjung

Analisis Faktor

Page 19: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

5

lembaga tersebut guna mendukung perumusan alternatif strategi pengembangan

usaha.

1.3. Perumusan Masalah.

Perumusan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini berdasarkan

kerangka pikir diatas adalah:

1. Bagaimana kondisi keaslian dan keutuhan fungsi kawasan Wisata Alam Situ

Gunung saat ini, kondisi keaslian lingkungan yang diharapkan oleh

pengunjung dan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan?

2. Bagaimana kesiapan dan kaitan budaya masyarakat dalam menerima

pengunjung, bagaimana hubungan masyarakat dengan Wisata Alam Situ

Gunung, dan bagaimana pengetahuan dan kesadaran konservasi masyarakat?

3. Bagaimana kinerja pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung menurut

pengunjung saat ini?

4. Bagaimana kondisi pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung yang diharapkan

oleh pengunjung sehubungan dengan manajemen pengunjung?

5. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan pengelolaan

Wisata Alam Situ Gunung berdasarkan aspek internal saat ini?

6. Faktor-faktor apa saja yang menghasilkan peluang dan ancaman bagi

pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung berdasarkan aspek eksternal?

7. Bagaimana rumusan strategi dan program pengembangan Wisata Alam Situ

Gunung yang diperkirakan mampu meningkatkan kinerja pengelolaan Wisata

Alam Situ Gunung di masa yang akan datang?

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pengelolaan

wisata guna memperoleh alternatif strategi pengembangan Wisata Alam Situ

Gunung. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengukur kinerja pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung dilihat dari

kepuasan pengunjung.

2. Mengukur kinerja pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung dilihat dari dampak

kegiatan wisata terhadap lingkungan dan sosial ekonomi budaya masyarakat.

Page 20: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

6

3. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dalam pengelolaan

Wisata Alam Situ Gunung.

4. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari faktor-faktor

internal dan eksternal tersebut.

5. Merumuskan alternatif strategi dan program pengembangan Wisata Alam Situ

Gunung.

1.5. Manfaat

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai informasi dan

bahan pertimbangan dalam pengembangan pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung

yang berkelanjutan.

Page 21: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yang berhubungan dengan tujuan yang telah

ditetapkan (Nasution 2004). Jika kinerja pengelolaan tidak berjalan dengan baik

maka tujuan sulit untuk dicapai. Analisis kinerja pengelolaan dilakukan dengan

menjabarkan pengelolaan yang telah dilaksanakan dengan pengelolaan yang

diharapkan oleh pengunjung. Baik tidaknya kinerja pengelolaan dilihat dari besar

kecilnya jarak antara pengelolaan saat ini dengan harapan pengunjung. Analisis

ini juga harus mengaitkan pengelolaan dengan status dan produk-produk hukum

sehubungan dengan kawasan serta membandingkannya dengan harapan dari

pengunjung. Analisis kinerja pengelolaan ini akan melihat dari sudut pandang

input, proses, hingga output yang dihasilkan dalam suatu pengelolaan

2.2. Strategi Pengembangan

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi pertama

kali dikemukakan oleh Chandler (1962) yang mengungkapkan bahwa strategi

adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan

alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (diacu

dalam Rangkuti 2008). Definisi strategi yang bersifat khusus dikemukakan oleh

dua pakar strategi yakni Hamel dan Prahalad (1995) dimana dinyatakan bahwa

strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan

terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan oleh pelanggan di masa depan (Umar 2008; Rangkuti 2008).

Suatu perusahaan atau organisasi sepatutnya menjalani berbagai evaluasi

dan analisis dalam suatu proses pengambilan keputusan strategis. Rangkaian

proses panjang ini dimaksudkan untuk memberikan pilihan alternatif terbaik

dalam perkembangan selanjutnya. Hal yang sama juga berlaku pada daerah

wisata, secara khusus kawasan WA Situ Gunung sebagai lokasi studi. Rangkuti

(2008) menjabarkan proses ini dalam Gambar 2.

Page 22: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

8

Gambar 2 Diagram Proses pengambilan keputusan strategis (Rangkuti 2008).

Diagram diatas dengan jelas menyatakan bahwa dalam merumuskan suatu pilihan

alternatif terbaik perlu diketahui kondisi yang sebenarnya saat ini dan analisis

dalam perumusannya. Rangkuti (2008) menyatakan bahwa dalam proses analisis

sangat penting untuk memahami seluruh informasi pokok, menganalisis situasi

untuk mengetahui apa yang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang terbaik

untuk dilakukan.

2.3. Wisata Alam

Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990

tentang Kepariwisataan sebagai antisipasi perkembangan dunia pariwisata yang

semakin mengglobal (Pendit 2002). Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990

tentang Kepariwisataan ini mengandung ketentuan meliputi delapan hal, yaitu:

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan

daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Evaluasi kinerja

peru-

sahaan

saat ini

Evaluasi - misi

- tujuan

- kebij-

akan

Analisis budaya

manajer

- kom-

isaris

-mana-

jemen

puncak

Analisis faktor

strategis

SWOT

Evaluasi dan

Review

- misi

- tujuan

- strategi

PILIH

ALTER-

NATIF

TERBAIK

Imple-mentasi

strategi

Evaluasi

dan

pengen-

dalian

Analisis lingkungan

eksternal

Analisis

lingkungan

internal

Pemilihan faktor

strategis:

-peluang

-ancaman

Pemilihan

faktor

strategis:

- Kekuatan

- Kelemahan

Page 23: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

9

c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di

bidang tersebut.

d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata,

usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

f. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran

wisata.

g. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau

disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

h. Menteri Pariwisata adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang

kepariwisataan.

Penawaran wisata dapat berupa penawaran obyek alamiah maupun buatan.

Dalam penawaran obyek alamiah yang menekankan wisata dengan meminimalisir

perubahan tata lingkungan disebut sebagai wisata alam atau rekreasi alam.

Sumberdaya alam yang dapat ditawarkan dalam wisata alam antara lain (Wahab

1992):

1. Iklim: udara yang segar, sinar matahari, kebersihan lingkungan

2. Tata letak tanah dan pemandangan alam: dataran, pegunungan, panorama,

danau, sungai, pantai, air terjun, gunung berapi, gua, bentuk-bentuk yang unik.

3. Unsur rimba: hutan-hutan lebat, pohon-pohon langka dan sebagainya.

4. Flora dan fauna: tumbuhan unik, benda-benda atraktif, kemungkinan untuk

kegiatan memancing, berburu dan bersafari serta hunting foto, taman nasional

dan lain-lain.

5. Pusat-pusat kesehatan: sumber air mineral alam, kolam lumpur, sumber air

panas dan lain sebagainya.

Wahab (1992) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor baik faktor

eksternal maupun internal yang mempengaruhi seseorang ketika mengambil

keputusan untuk melakukan kegiatan wisata atau tidak. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kedatangan wisatawan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 24: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

10

1. Faktor Irasional (dorongan bawah sadar) antara lain lingkup pergaulan dan

ikatan persaudaraan, tingkah laku prestise, tiruan dan mode, pengaguman

pribadi (dalam pola tingkah laku), perasaan-perasaan keagamaan, hubungan

masyarakat dengan promosi pariwisata, iklan dan penyebaran informasi

pariwisata, dan kondisi ekonomi (faktor perndapatan dan biaya).

2. Faktor Rasional (dorongan yang disadari) antara lain aset wisata (alam

panorama, warisan budaya, perayaan-perayaan sosial, dan sebagainya),

fasilitas wisata (pengorganisasian industri pariwisata, transportasi, prosedur

kunjungan, bea cukai, dan lain-lain), kondisi lingkungan (sikap masyarakat

terhadap pengunjung, keramah tamahan, dan kemudahan bergaul), susunan

kependudukan (umur, jenis kelamin, dan urbanisasi), situasi politik (kestabilan

kondisi dan tingkat kebebasan warganya), keadaan geografis (jarak dari

negara sumber wisatawan, keindahan panorama, dan lain-lain).

2.4. Kepuasan Pengunjung

Feigenbaum (1986) diacu dalam Nasution (2004) menyatakan bahwa

kualitas adalah kepuasan pengunjung sepenuhnya (full customer satisfaction).

Suatu produk atau jasa dikatakan berkualitas jika dapat memberi kepuasan

sepenuhnya kepada konsumen yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan

konsumen. Dari pernyataan ini, diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen

dapat menjadi salah satu hal yang menggambarkan kualitas produk termasuk juga

pelayanan wisata.

Kepuasan pengunjung secara sederhana dapat didefinisikan sebagai

tanggapan perilaku berupa evaluasi purnabeli pengunjung terhadap suatu barang

atau jasa yang dirasakannya dibandingkan dengan harapan atau ekspektasi

terhadap produk atau jasa tersebut (Nasution 2004). Kepuasan pengunjung sangat

bergantung pada persepsi dan ekspektasi mereka. Terdapat beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi persepsi dan harapan pengunjung yang dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

pengunjung ketika sedang mencoba melakukan transaksi.

Page 25: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

11

2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun

pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana teman akan menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli pengunjung tersebut.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran.

2.5. Kelestarian Lingkungan dan Kelestarian Usaha

Kinerja terhadap usaha menjaga kelestarian lingkungan dapat dilihat dari

rencana kerja pengelolaan lingkungan dan kondisi sebenarnya sebagai hasil dari

rencana kerja tersebut. Pengamatan terhadap kelestarian lingkungan ini penting

untuk mendeteksi secepat mungkin dampak kegiatan wisata terhadap lingkungan

untuk dapat segera diambil tindakan antisipasi. Andrianto (2002) menyebutkan

bahwa terdapat beberapa dokumen berisi rencana kegiatan pengelolaan

lingkungan seperti Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL), maupun Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) yang merupakan instrumen

manajemen lingkungan.

Kelestarian usaha merupakan suatu kondisi dimana badan atau lembaga

usaha dapat melangsungkan kegiatannya secara kontinu. Kelestarian usaha secara

sederhana dapat dilihat dari adanya keuntungan usaha dan minat pengunjung atau

tetap tersedianya permintaan. Selain itu kelestarian usaha dapat dilihat dari

kesanggupan lingkungan untuk menampung kegiatan wisata yang terjadi sehingga

kelestarian usaha ini juga terkait langsung dengan kelestarian lingkungan.

2.6. Penarikan Contoh

Metode penarikan contoh berlaku pada pengumpulan data primer. Dalam

penelitian, sensus akan membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar

sehingga pengambilan sampel akan lebih efektif untuk dilakukan. Metodologi

menyeleksi individu-individu masuk ke dalam sampel yang representatif disebut

sampling atau metode penarikan contoh (Koentjaraningrat 1997).

Roscoe diacu dalam Sugiyono (2009) mengungkapkan bahwa ukuran

sampel yang layak dalam penelitian antara 30-500. Jumlah minimal dapat diambil

Page 26: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

12

terutama jika sampel dibagi dalam beberapa kategori sesuai kebutuhan. Jika

sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel minimal adalah 30.

Pengambilan informasi dapat dilakukan dengan wawancara atau dengan

penyebaran kuisioner. Kuisioner merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan dengan tema dan tujuan yang telah ditentukan (Soemardjan &

Koentjaraningrat 1997). Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk

mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang dikenal dengan skala Likert.

(Tabel 1). Tabel 1 Skala Likert

Skala

Kategori

Sangat tidak

penting

Tidak

penting Biasa saja Penting

Sangat

penting

Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Sangat

sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas

Sangat tidak memadai

Tidak memadai

Sedang Memadai Sangat

memadai

Sangat tidak

indah Tidak indah Biasa saja Indah Sangat indah

Sangat mahal

Mahal Sedang Murah Sangat murah

Sangat

sedikit sedikit Sedang Banyak

Sangat

banyak

Sangat sulit sulit Sedang Mudah Sangat mudah

Sangat tidak

bervariasi

Tidak

bervariasi Sedang Bervariasi

Sangat

bervariasi Sumber: Umar diacu dalam Restiyan (2009)

Skala ini hanya menggunakan item yang pasti baik dan pasti buruk (Nazir 2003).

Penelitian ini menggunakan klasifikasi skala ini untuk penilaian.

2.7. Evaluasi Kinerja dan Strategi Pengembangan

2.7.1. Analisis Kepuasan Pengunjung

1) Importance-Performance Analysis (IPA)

Importance-Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menjawab

perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan pengunjung yang

didasarkan atas persepsi nilai terhadap kinerja perusahaan (Rangkuti 2006 diacu

dalam Restiyan 2009). Adapun cara untuk mengukur IPA adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut.

Nilai ini diperoleh dengan rumus:

Page 27: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

13

∑ Xi ∑ Yi

n n

Dimana: Xi = bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i

Yi = bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i

n = jumlah responden

2. Menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan

atribut. Nilai ini diperoleh dengan rumus

∑ Xi ∑ Yi

n n

Dimana: Xi = nilai rata-rata kinerja atribut ke-i

Yi = nilai rata-rata kepentingan atribut ke-i

n = jumlah atribut

3. Membuat diagram kartesius

Nilai X memotong sumbu secara horisontal, yakni sumbu yang mencerminkan

kinerja atribut (X) sedangkan nilai Y memotong tegak lurus pada sumbu

secara vertikal, yakni sumbu yang mencerminkan kepentingan atribut (Y).

Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan atribut serta nilai rata-rata

kinerja dan kepentingan atribut, nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam

Diagram Kartesius seperti terlihat pada Gambar 3.

Tingkat Kepentingan

(Y)

X Tingkat kepuasan (X)

Gambar 3 Diagram Kartesius dalam metode IPA (Rangkuti 2006 diacu dalam

Restiyan 2009).

Xi = dan Yi =

Xi = dan

Yi =

Kuadran III

Prioritas Rendah

Kuadran IV

Berlebihan

Kuadran II

Pertahankan Prestasi

Kuadran I

Prioritas Utama

Y

Page 28: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

14

Keempat kuadran tersebut memiliki arti sebagai berikut:

1. Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran ini memiliki atribut yang dianggap penting oleh pengunjung tetapi

pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan

pengunjung. Tingkat kinerja atribut tersebut lebih rendah dari pada tingkat

harapan pengunjung. Atribut-atribut dalam kuadran ini harus lebih

ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pengunjung.

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap penting dan

memiliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk waktu

selanjutnya.

3. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh

pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa.

Peningkatan terhadap atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat

dipertimbangkan kembali sebab pengaruh terhadap manfaat yang dirasakan

pengunjung sangat kecil.

4. Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh

pengunjung dan kinerjanya dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja

pada atribut-atribut yang terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan

terjadinya pemborosan sumberdaya.

2) Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat

kepuasan konsumen secara menyeluruh. Adapun cara untuk mengukur CSI

dilakukan dengan empat tahap yaitu: (Aritonang dan Lebrin dalam Restiyan 2009)

1. Menentukan mean importance score (MIS) dan mean satisfaction score

(MSS)

Nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan dan kinerja tiap atribut.

∑ Yi ∑ Xi

N N

Dimana:

Yi = nilai kepentingan atribut ke-i

MIS = MSS =

Page 29: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

15

Xi = nilai kinerja atribut ke-i

N = jumlah konsumen

2. Membuat weight factor (WF)

Bobot ini merupakan presentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS

seluruh atribut.

MISi

∑ MISi

3. Membuat weight score (WS)

Bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan rata-rata tingkat kinerja

(mean satisfaction score = MSS)

WSi = WFi x MSS

4. Menentukan CSI

∑ WSi

HS

Dimana : HS = (Highest scale) skala minimum yang digunakan yaitu 5.

Kriteria index kepuasan menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak puas

hingga sangat puas), yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Kriteria Index Kepuasan

Nilai CSI Kritaria CSI

0,81 - 1,00

0,66 - 0,80 0.51 - 0.65

0.35 - 0.50

0,00 - 0.34

Sangat puas

Puas Cukup Puas

Kurang Puas

Tidak Puas Sumber: Aritonang dan Lerbin diacu dalam Restiyan (2009)

2.7.2. Analisis Strategi Pengembangan (Analisis SWOT)

Analisis SWOT merupakan suatu analisis dalam merumuskan strategi

perusahaan dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis (Rangkuti

2008). Diterangkan lebih lanjut, analisis ini pada dasarnya digunakan untuk

mengoptimakan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) serta disisi lain

juga meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Kekuatan

dan kelemahan merupakan faktor internal sedangkan peluang dan ancaman

merupakan faktor lingkungan eksternal. Analisis SWOT membandingkan faktor

internal dengan faktor lingkungan eksternalnya.

WF =

CSI =

Page 30: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

16

Proses penyusunan perencanaan strategis dilakukan melalui tiga tahap analisis

yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan

(Rangkuti 2008). Diterangkan lebih lanjut, model yang dipakai dalam tahapan

pengumpulan data adalah matrik faktor strategi eksternal, matrik strategi faktor

internal, dan matrik SWOT

1) Matrik Faktor Strategi Eksternal dan Internal

Faktor strategi eksternal (EFAS/Eksternal Strategic factors Analysis

Summary) perlu diketahui untuk membuat matriks faktor strategi eksternal

(Rangkuti 2008). Umar (2008) menyebutkan bahwa data eksternal dikumpulkan

untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya,

demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan, serta

data eksternal relevan lainnya. Rangkuti (2008) menjabarkan cara-cara pentuan

faktor strategi eksternal adalah dengan mengalikan bobot dari faktor yang

dianalisis dengan nilai peluang atau ancaman dari faktor tersebut bagi perusahaan.

Matrik faktor strategi internal (IFAS/Internal Strategic factors Analysis Summary)

dikerjakan dengan cara yang sama. Matrik SWOT

Analisis data dilaksanakan setelah seluruh informasi terkumpul. Analisis

dapat dilakukan dengan menggunakan Matrik SWOT. Matrik ini dapat

menggambarkan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal

yang dimilikinya.

Tabel 3 Matrik SWOT

STRENGTHS (S)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor kelemahan

internal

OPPORNUNIES (O)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untu

memanfaatkan peluang

THREATS (T)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk menghadapi

ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

IFAS

EFAS

(Rangkuti 2008 ; Umar 2008)

Page 31: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

17

Selanjutnya dapat disusun diagram kartesius analisis SWOT. Diagram ini akan

menunjukkan posisi pengelolaan saat ini dan membantu merumuskan strategi

pengelolaan yang akan dilakukan. Diagram analisis SWOT dapat dilihat lebih

jelas pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti 2008).

Masing-masing kuadran diatas memiliki kondisi khusus. Rangkuti (2008)

menerangkan lebih lanjut tiap kuadran adalah sebagai berikut:

Kuadran 1: situasi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Organisasi

tersebut memiliki peluang dan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang tersebut. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (grow

oriented strategy)

Kuadran 2: meskipun menghadapi ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan

dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

panjang dengan cara strategi diversivikasi (produk/pasar)

Kuadran 3: perusahaan memiliki peluang pasar yang besar tetapi banyak

tantangan internal atau kelemahan. Fokus strategi perusahaan ini

adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat

merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4: situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan. Organisasi

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

PELUANG

ANCAMAN

KELEMAHAN KEKUATAN

1. Mendukung strategi

agresif

4. Mendukung strategi

defensif

3. Mendukung strategi

turn-around

2. mendukung strategi

diversifikasi

Page 32: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian ini dapat dilihat pada poin-poin berikut:

1. Aspek lingkungan dilihat dari keaslian dan kegiatan yang dapat

mengakibatkan perubahan fungsi kawasan. Keaslian dilihat berdasarkan PP

No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona

Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam

dimana pada penjelasan pasal 4 diterangkan pembatasan pembangunan

maksimum 10% dari luas kawasan. kegiatan yang dapat mengakibatkan

perubahan fungsi kawasan dilihat berdasarkan PP No. 68 Tahun 1998 tentang

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam pada pasal 46.

2. Peran serta dan nilai penting masyarakat dibatasi pada motivasi masyarakat

untuk terlibat dengan kegiatan wisata berdasarkan Wearing dan Joanne

(1997). Jadi, penelitian ditekankan untuk memperhatikan sikap dan keinginan

masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan wisata, kaitan antara budaya

sebagai latar belakang dengan sikap dan penerimaan masyarakat, terhadap

pengunjung, kesadaran konservasi masyarakat serta munculnya industri dan

peluang usaha seiring dengan kegiatan wisata.

3.2. Waktu dan Tempat Peneitian

Penelitian lapang dilaksanakan secara kontinyu selama 42 hari yakni pada

17 Oktober-27 November 2009. Penelitian dilaksanakan di Wisata Alam Situ

Gunung zona pemanfaatan intensif Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

3.3. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini dibagi menjadi data

pokok dan data penunjang. Data pokok adalah data yang terkait langsung dengan

topik penelitian sedangkan data penunjang adalah data yang digunakan sebagai

pelengkap dalam melakukan pembahasan.

Jenis data yang diambil seara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 33: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

19

Tabel 4 Jenis Data yang Diambil

Jenis data Data tentang Data yang diambil Cara pengambilan

Pokok Persentase luas

lahan yang telah

dibangun

Persentase luas lahan terbangun dan

perubahan penggunaan lahan yang

terjadi

Studi pustaka,

wawancara dan

pengamatan langsung

Tata guna kawasan

Persepsi

pengunjung dan

pengelola

mengenai keaslian lingkunganWA

Situ Gunung

Penilaian keaslian berdasarkaan

persepsi pengunjung dan pengelola

Wawancara terhadap

pengelola dan

pengunjung

Kegiatan pengelolaan

lingkungan yang

dilakukan

sehubungan dengan keaslian

lingkungan

Rencana kerja yang telah ditetapkan Studi pustaka

Pelaksanaanya Pengamatan langsung

Hasil yang didapatkan dari

pengelolaan lingkungan

Pengamatan langsung

dan wawancara

pengelola

Kegiatan-kegiatan pelanggaran yang

dapat

memusnahkan

sumberdaya

Ada tidaknya pelanggaran yang terjadi seperti perburuan,

penebangan liar, pengubahan

bentang alam dll.

Studi pustaka, wawancara dan

pengamatan langsung

Pengaruh pelanggaran terhadap lingkungan dan kegiatan wisata

Pelaku pelanggaran dan motivasi

Antisipasi dan penanganan oleh

pengelola terhadap kasus yang terjadi

Pencemaran Jenis-jenis pencemaran yang terjadi Studi pustaka,

wawancara dan

pengamatan langsung Penyebab/ sumber pencemar

Penanganan dan pengelolaan limbah yang dilakukan pengelola

Pengaruh pencemaran terhadap

lingkungan dan kegiatan wisata

Persepsi pengunjung dan

pengelola

mengenai

pengawetan lingkungan wisata

alam

Penilaian pengawetan lingkungan wisata alam berdasarkaan persepsi

pengunjung dan pengelola dilihat

dari kerusakan lingkungan yang

terjadi

Wawancara pengunjung dan

pengelola

Sikap dan keinginan

masyarakat untuk

turut serta dalam

pengelolaan wisata

Kesediaan masyarakat terhadap terlaksananya kegiatan wisata

Wawancara masyarakat

Keinginan masyarakat untuk ikut

mengelola wisata

Sektor yang diinginkan masyarakat untuk dilibatkan

Peran budaya dan

kaitannya dengan

penerimaan

Penerimaan masyarakat terhadap

pengunjung

Wawancara

masyarakat

Kaitan antara budaya sebagai latar

Page 34: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

20

Jenis data Data tentang Data yang diambil Cara pengambilan

terhadap

pengunjung

belakang berperilaku dengan sikap

dan penerimaan masyarakat

terhadap pengunjung

Kesadaran

konservasi

masyarakat

Pengetahuan tentang konservasi Wawancara

masyarakat Pengetahuan tentang status kawasan

Sikap dan persepsi mengenai

kawasan

Industri dan peluang usaha

Usaha/ industri masyarakat yang tergerak

Wawancara masyarakat dan

pengamatan langsung Penyerapan tenaga kerja

Pengelolaan obyek wisata

Pengelolaan terhadap obyek wisata Studi pustaka, wawancara pengelola

dan pengamatan

langsung

Program wisata yang ditawarkan

Pelayanan pengunjung

Sikap/ keramahan pelayanan pengelola

Studi pustaka, wawancara pengelola

dan pengamatan

langsung Jenis-jenis pelayanan yang

diberikan

Ada tidaknya pemberian pemahaman akan status kawasan

Pemasaran Bentuk-bentuk pemasaran dan

promosi yang dilakukan

Studi pustaka,

wawancara pengelola

dan pengamatan langsung

Sumber informasi pengunjung Wawancara

pengunjung

Manajemen sumberdaya

manusia

Struktur organisasi, koordinasi dan kerjasama pengelolaan

(kewenangan)

Studi pustaka dan wawancara pengelola

Kualitas dan kuantitas SDM

Hasil kerja yang dicapai (baik maupun kendala) berdasarkan SDM

Studi pustaka, wawancara pengelola

dan pengamatan

langsung

Manajemen

dampak wisata

Rencana kerja pengendalian

dampak

Studi pustaka dan

wawancara pengelola

Aplikasi lapang rencana kerja pengamatan langsung

Landasan pengelolaan

Status dan produk hukum yang berhubungan dengan kawasan dan

pengelolaannya

Studi pustaka dan wawancara pengelola

Aspek pengunjung Asal, umur, tingkat pendidikan,

pekerjaan, tujuan, aktifitas, tanggapan.

Wawancara

pengunjung

Tingkat keinginan

pengunjung

Harapan akan kondisi pengelolaan

dan pelayanan wisata

Aspek pendukung wisata

Kondisi sosial ekonomi serta politik negara saat ini, perkembangan

kepariwisataan nasional dan

internasional, issue lingkungan, lembaga-lembaga terkait.

Wacana issue nasional, wawancara

persepsi pengelola

dan penggunaan kuisioner

Penunjang Kondisi umum Letak, luas, aksesibilitas, kondisi Studi pustaka

Page 35: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

21

Jenis data Data tentang Data yang diambil Cara pengambilan

lokasi fisik iklim, topografi, sumber daya

alam hayati, obyek wisata,

prasarana sarana (letak, luas/ ukuran, jumlah)

Sosial ekonomi

masyarakat sekitar

Jumlah penduduk, komposisi,

tingkat pendidikan, mata

pencaharian, interaksi dengan kawasan, persepsi terhadap

kawasan

Studi pustaka,

pengamatan langsung

dan wawancara key informant

3.4. Alat, Bahan, dan Sasaran penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara

(kuisioner), alat tulis, peta-peta dan kamera digital. Bahan yang digunakan adalah

informasi yang dikumpulkan dari sumber informasi dan lokasi pengamatan seperti

tertuang pada Tabel 4. Sasaran penelitian ini adalah pengelola Wisata Alam Situ

Gunung (Resort TNGGP dan pengelola site dari Perum Perhutani) dan seluruh

stakeholders.

3.5. Prosedur dan Cara Pengambilan Data

3.5.1. Metode Penarikan Contoh

Responden dibagi menjadi tiga kategori yaitu responden pengelola,

masyarakat, dan pengunjung. Responden pengelola dipilih dengan metode

sampling bertujuan atau purposive sampling (Koentjaraningrat 1997). Sesuai

dengan stakeholder yang ada di lokasi maka key informan pengelola yang dipilih

adalah kepala Resort Situ Gunung Balai TNGGP selaku penanggung jawab

kawasan, kepala site pengelola lapang WA Situ Gunung Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat dan Banten selaku penanggung jawab pengelolaan wisata dan

koordinator lapang untuk Situ Gunung dan sekitarnya, LSM ‘BWS (Binawana

Sarana Indonesia)’ selaku pihak swasta yang menyewa lahan di dalam kawasan,

dan koordinator lapang LSM ‘Rakata Adventure’ selaku pihak swasta yang

wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan WA Situ Gunung. Responden

masyarakat adalah 1 orang tokoh masyarakat dan 10 KK. Responden pengunjung

berjumlah 114 orang (Tabel 5). Pengunjung yang dijadikan responden adalah

pengunjung yang bersedia untuk diwawancarai dalam kunjungannya selama

Page 36: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

22

waktu penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert

dengan lima klasifikasi penilaian.

Tabel 5 Responden Pengunjung

Kelas Umur Jumlah (orang)

4-12 30

13-18 30

19-60 54

> 60 0

Responden pengunjung berdasarkan kecenderungannya dibagi menjadi

tiga kelompok yakni pengunjung individu dan pasangan (1-2 orang), kelompok

kecil (< 40 orang), dan kelompok besar (> 40 orang). Pada pengunjung individu

atau pasangan, sampel yang dimbil adalah 1 orang, pada kelompok kecil jumlah

sampel yang diambil pada kisaran 15-20%, dan kelompok besar jumlah sampel

yang diambil 10-15% dimana semakin besar kelompok semakin sedikit persentase

bagian kelompok yang diambil dengan asumsi sampel ini telah dianggap mewakili

kelompok tersebut.

3.5.2. Metode/Cara Memperoleh Data

1. Data Primer

111))) Observasi/Pengamatan Lapang

Kegiatan observasi lapang dilakukan dengan pengamatan langsung di

lapang atau mengunjungi lokasi penelitian. Kegiatan observasi lapang ini

dilakukan untuk melihat secara langsung data-data yang diperlukan selain data

yang diperoleh dari studi pustaka.

222))) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

secara teratur dan berkesinambungan dari panduan wawancara ataupun

kuisioner yang disiapkan. Wawancara ini dilakukan pada pengelola baik dari

pihak perum perhutani, taman nasional, maupun lembaga swasta yang terkait

langsung dengan Situ Gunung. Wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan

pembicaraan yang mengikuti alur agar lebih berkesan santai untuk mendapatkan

keterangan dengan berdasar pada panduan wawancara secara global saja (hanya

Page 37: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

23

poin-poin penting). Wawancara ini ditujukan kepada pengelola lapangan dan

masyarakat sekitar kawasan karena pemberian kuisioner tidak memungkinkan

memenuhi semua informasi yang dibutuhkan.

333))) Pengisian Kuisioner

Pengambilan informasi responden pengunjung dilakukan dengan

menggunakan kuisioner. Kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman

pengunjung terhadap lokasi dan penilaiannya. Pemberian kuisioner dilakukan

hanya jika responden mampu memahami isi kuisioner. Responden yang tidak

mampu memahami isi kuisioner karena faktor umur, pendidikan, dan

sebagainya, dilakukan pengambilan data melalui wawacara tidak terstruktur

dengan landasan pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dengan studi literatur. Kegiatan studi literatur

yang dilakukan adalah penelusuran segala bentuk dokumen yang dapat menunjang

dalam menyusun laporan penelitian/ skripsi. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari

data yang tidak dapat diperoleh dari pengamatan langsung di lapang ataupun

wawancara

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.6.1. Analisis Kinerja Pengelolaan

Metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja pengelolaan Wisata

Alam Situ Gunung adalah analisis deskriptif. Dalam metode ini, tiap-tiap varibel

yang terkait dijabarkan secara runut agar dapat menggambarkan materi dengan

baik. Salah satu yang dapat dijadikan standar ukuran adalah adanya perbedaan

antara harapan pengunjung dengan kinerja pengelolaan yang telah dilakukan serta

adanya pertimbangan peraturan sehubungan dengan status kawasan.

3.6.2. Analisis Kepuasan Pengunjung

111))) Importance-Performance Analysis (IPA)

Importance-Performance Analysis (IPA) merupakan analisis untuk

menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan

Page 38: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

24

pengunjung yang didasarkan atas persepsi nilai terhadap kinerja usaha

pengelolaan ekowisata Wisata Alam Situ Gunung.

222))) Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan analisis untuk mengukur

tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja pengelolaan wisata Situ Gunung.

Metode analisis ini akan menggambarkan keberhasilan kinerja pengelolaan

dilihat dari kepuasan pengunjung. Analisis ini akan menunjukkan posisi realita

dari pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung.

3.6.3. Analisis SWOT

Metode analisis data yang digunakan untuk membuat alternatif

pengembangan pengelolaan daerah wisata Situ Gunung adalah analisis SWOT.

Pengambilan keputusan pengelolaan dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor lingkungan eksternal (peluang dan

ancaman) terkait pengelolaan Situ Gunung. Untuk mengurangi subjektifitas dalam

penilaian, dilakukan korespondensi dengan narasumber ahli. Yang dimaksud

dengan narasumber ahli disini adalah narasumber yang menguasai medan (orang

yang mengetahui benar kondisi sebenarnya di lapangan) dan narasumber

pengelola (orang yang mengetahui seluk beluk pengelolaan dan peraturaan

terkait). Narasumber dari penelitian ini adalah Kepala site pengelolaan Wisata

Alam Situ Gunung dari Perum perhutani, Kepala Resort Situ Gunung dari

TNGGP, dan LSM terkait (koordinator lapang Rakata Adventure dan BWS)

Page 39: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

BAB IV

KONDISI UMUM KAWASAN

4.1 Sejarah Kawasan

Wisata Alam Situ Gunung yang mempunyai luas kurang lebih 100 ha

merupakan kawasan pelestarian alam bagian dari zona pemanfaatan intensif

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Menurut legenda, danau (Situ

Gunung) dibuat oleh bangsawan Mataram Rangga Jagad Syahadana, yang

akhirnya dikenal sebagai Mbah Jalun. Dia merupakan buronan Belanda yang lari

dari Kerajaan Mataram karena diburu penjajah pada tahun 1800-an. Setelah

bersembunyi di beberapa kesultanan Jawa Tengah, akhirnya Mbah Jalun menetap

di Kesultanan Banten.

Legenda menyebutkan bahwa sebelum ke Sukabumi Mbah Jalun

memperistri perempuan asal Kuningan Jawa Barat. Jalur keberangkatannya ke

Sukabumi melalui Cianjur. Karena masih menjadi buron Belanda, jalan yang

dilaluinya lebih banyak membuka hutan di pegunungan. Salah satu jalan yang

dibukanya adalah jalan lewat Gunung Gede dan Pangrango.

Mbah Jalun dan istrinya berhenti di suatu lembah yang dialiri sungai yang

airnya jernih. Ia pun memutuskan menetap di daerah tersebut. Beberapa tahun

kemudian, yakni pada tahun 1814, pasangan itu dikaruniai seorang putra yang

diberi nama Rangga Jaka Lulunta. Sebagai wujud syukur atas kelahiran anaknya,

ia membangun danau kecil dalam waktu tujuh hari dengan peralatan sederhana

lalu ia menamai danau itu Situ Gunung, artinya danau yang ada di gunung.

Belanda akhirnya mencium keberadaan Situ Gunung dan takjub melihat

keindahan danau buatan itu. Pada tahun 1840, Mbah Jalun tertangkap dan dijatuhi

hukuman gantung. Sebelum pelaksanaan hukuman gantung yang rencananya

digelar di alun-alun Cisaat, ia berhasil melarikan diri sebelum akhirnya wafat

tahun 1841 di daerah Bogor (Hidayat 1992 dan TNGGP 2009).

4.2. Sejarah Pengelolaan

Kantor pengelola yaitu Balai TNGGP berada di Cibodas dan dalam

pengelolaannya dibagi menjadi 3 (tiga) Seksi Konservasi Wilayah (SKW), yaitu

Page 40: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

26

SKW I di Selabintana, SKW II di Bogor, dan SKW III di Cianjur. SKW I terbagi

kembali dalam 13 resort pengelolaan dengan tugas dan fungsi melindungi dan

mengamankan seluruh kawasan TNGGP dalam mewujudkan pelestarian

sumberdaya alam menuju pemanfaatan yang berkelanjutan. Resort Situ Gunung

berada pada SKW I Selabintana. Wisata Alam Situ Gunung saat ini berada di

bawah pengelolaan Kasatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih dan Usaha Lain

(KBM WBU) Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

Situ Gunung sempat dikelola oleh swasta yakni PT. Shorea Barito Wisata

sebelum akhirnya diambil alih kembali oleh PT Perhutani Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Sukabumi dikembangkan menjadi taman wisata alam seluas 100

hektar. Saat ini Situ Gunung termasuk dalam zona pemanfaatan intensif Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP 2009). Status kawasan obyek wisata

alam Situ Gunung, berdasarkan sejarah pembentukannya dapat dijelaskan sebagai

berikut: (TNGGP 2009)

1. Melalui SK Mentan 461/Kpts/Um/11/1975 tanggal 27-11 1975, obyek wisata

alam seluas 100 hektar ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA)

2. Skpt Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1990 Tgl. 4 Juni 1990 tentang

persetujuan prinsip pengusahaan pariwisata alam atas TWA Situ Gunung

kepada Perum Perhutani

3. Melalui Menhut No/. 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 termasuk salah

satu bagian areal perluasan (zona pemanfaatan intensif) Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango (TNGGP), sehingga luas TNGGP menjadi 21,975 ha

Perum Perhutani memegang pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung sejak

tahun 1990 ketika status kawasan masih berupa TWA. Tahun 1995, pengelolaan

kawasan dipercayakan kepada swasta yakni PT. Shorea Barito Wisata yang

kepemilikan usahanya dipegang oleh investor dari Korea. Agustus 2002

pengelolaan dikembalikan kepada Perum Perhutani sebelum akhirnya masuk

dalam zona pemanfaatan TNGGP saat terjadi perluasan kawasan pada 10 Juni

2003. Pengelolaan wisata tetap dipercayakan kepada Perum Perhutani yang

kemudian 31 Mei 2006 bentuk usahanya masuk dalam Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Sukabumi. 1 Juni 2006 badan usaha dari Perum Perhutani ini

Page 41: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

27

kemudian berbentuk KBM WBU sesuai perkembangan dalam tubuh Perum

Perhutani itu sendiri.

4.3 Letak dan Luas Wilayah

Wisata Alam Situ Gunung terletak di kaki Gunung Pangrago pada

ketinggian 950 – 1.036 m dpl. Secara administratif kawasan terletak di Desa Gede

Pangrango dan Desa Sukamanis, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi

Propinsi Jawa Barat. Secara astronomis kawasan Wisata Alam Situ Gunung

terletak antara 106O54’37” – 106

O55’30” Bujur Timur 06

O39’40” – 06

O41’12”

Lintang Selatan (TNGGP 2009). Luas wisata alam ini lebih kurang 100 Ha. Saat

ini wisata alam ini berada dalam zona pemanfaatan intensif Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango (Hidayat 1992).

4.4. Geomorfologis, Tanah, Topografi, Iklim dan Hidrologi

4.4.1. Geomorfologi

Geofisik wilayah Situ Gunung memiliki formasi sebagai kuarter vulkanik

Pangrango tua (Qvpo). Formasi ini tersusun dari satuan batuan mineral endapan

lahar dan lava, basal andesitik dengan oligoklas andesin, labradorit, olivin,

piroksin, dan homblende (TNGGP 2009)

4.4.2. Tanah

Jenis-jenis tanah yang mendominasi kawasan TNGGP adalah latosol

coklat, asosiasi andosol, coklat dan regosol coklat, kompleks regosol kaleabu dan

litosol, abu pasir, tuf, dan batuan vulkan intermedier sampai dengan basis merujuk

dari Peta Tanah Tinjau Provinsi Jawa Barat Skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian

Tanah dan Agroklimat 1966 diacu dalam TNGGP 2009).

4.4.3. Topografi

Daerah Situ Gunung topografinya bervariasi mulai dari landai hingga

bergunung, dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 1500 m dpl. Wilayah Situ

Gunung memiliki kondisi lapangan yang berat karena terdapatnya bukit-bukit

(seperti bukit masigit) dengan kelerengan 20-80 %. Jurang dengan kedalaman

sekitar 70 m banyak dijumpai di wilayah ini (TNGGP 2009).

Page 42: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

28

4.4.4. Iklim

Iklim di wilayah Situ Gunung tidak jauh berbeda dengan iklim wilayah

TNGGP pada umumnya. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid-Ferguson,

TNGGP termasuk kedalam tipe iklim A dengan curah hujan yang tinggi (TNGGP

2009).

4.4.5. Hidrologi

Sumber air di dalam kawasan Situ Gunung berbentuk sungai besar, sungai

kecil, dan Danau. Danau Situ Gunung dengan luas 10 Ha adalah penyimpan air

terbesar di dalam kawasan ini. Sumber air lain diantaranya adalah Sungai

Cigunung yang merupakan sungai besar dan Sungai Ciparay, Cibogo leutik, dan

Sungai Cimahi sumbernya dari Ciarya adalah sungai-sungai kecil.. Lebar sungai

di hulu berkisar 1-2 m dan hilir mencapai 3-5 m dengan ciri fisik sungai ditandai

oleh kondisi yang sempit dan berbatu besar. Umumnya kondisi sungai di dalam

kawasan ini masih terlihat baik dan sedikit pencemaran oleh manusia. Debit air

yang tinggi dan kualitas air cukup baik sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat

yang berada di sekitar kawasan untuk keperluan pertanian, perikanan dan

kebutuhan sehari-hari, termasuk PDAM Sukabumi memanfaatkan air dari Sungai

Cigunung yang sumbernya di dalam kawasan Resort Situ Gunung (TNGGP

2009).

4.5. Kondisi Biologi

Kawasan ini mempunyai keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi.

Jenis-jenis tumbuhan yang dapat dijumpai sangat beragam meskipun dulunya

merupakan kawasan hutan tanaman Perum Perhutani. Jenis tumbuhan di Situ

Gunung diataranya adalah Puspa (Schima walichii), Rasamala (Altingia Excelsa),

Damar (Agathis sp), Saninten (Castanopsis argentea), Hamirung (Vemonea

arborea), Gelam (Euginia fastigiata), Kisireum (Cleistocalyx operculata), Lemo

(Litsea cubeba), Beleketebe (Litsea sp), Suren (Toona sureni), Riung Anak

(Castanopsis javanica), Walen (Ficus Ribes), Merang (Hibiscus surattensis),

Kipanggung (Trevesia sondaica), Ki-putat (Placchomia valida), Karembi

(Homolanthus populnea), Manggong (Macarangar rizoides). Selain jenis-jenis

tersebut di atas, terdapat juga jenis Anggrek yang dilindungi, antara lain Anggrek

Page 43: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

29

Tanah Bunga Merah, Anggrek Tanah Bunga Putih dan Anggrek Bajing Bunga

Kuning. Jenis anggrek tersebut dapat dijumpai di tepi jalan setapak yang

dahulunya merupakan perbatasan antara Wisata Alam Situ Gunung dengan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP 2009).

Situ Gunung memiliki 62 jenis satwa liar (19 jenis dilindungi) yang terdiri

atas 41 jenis burung (11 jenis dilindungi) dan 21 jenis mamalia (8 jenis

dilindungi). Jenis mamalia yang dilindungi adalah owa (Hylobates moloch),

trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachura), surili (Presbytis

comata), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanicus). Jenis mamalia

yang mudah dijumpai adalah bajing, monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),

lutung (Tracypithecus auratus) dan babi hutan. Jenis burung yang dilindungi yaitu

elang bondol (Haliastur indus), alap-alap (Accipter virgatus), sasap madu gunung

(Aethopyga eximia), burung kipas (Rhipidura javanica), Cekakak (Halcyon

chloris), burung madu kuning (Nectarina jugularis), burung madu pipi merah

(Anthretes singalensis), burung madu merah (Aethopyga siparaja), burung cabe

(Dicaeum trocileum). Jenis burung yang mudah dijumpai adalah kutilang, betet

ekor panjang, prenjak, tuwu, emprit, cipoh, kepodang, tulung tumpuk dan ayam

hutan (TNGGP 2009).

4.6. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju lokasi Wisata Alam Situ Gunung cukup baik,

ditempuh ± 123 Km dari Jakarta selama 3,5 jam, ± 70 Km dari Bogor selama 2

jam, ± 108 Km dari Bandung selama 3,5 jam dan ± 60 Km dari Cianjur selama 1,5

jam. Pengunjung dari Bogor menuju lokasi dapat ditempuh dengan mengambil

jurusan Sukabumi kemudian berbelok di Cisaat menuju Situ Gunung. Situ

Gunung terletak di sebelah Selatan kawasan Taman Nasional. Kondisi jalan baik,

kerusakan sangat sedikit, dan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun

umum. Kedatangan dari terminal Sukabumi dapat menggunakan minibus yang

menuju Cisaat kemudian dilanjutkan dengan angkutan kota menuju Situ Gunung

yang berjarak 10 Km dari Polsek Cisaat (GPNP 2007). Jalan menuju Cisaat

merupakan Jalan Raya Provinsi dan disambung dengan jalan aspal yang dapat

ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat atau lebih.

Page 44: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

30

Pengunjung yang tidak menggunakan kendaraan pribadi dapat menggunakan

kendaraan umum (TNGGP 2009).

4.7. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan

Ada dua desa yang letaknya berbatasan langsung dengan Situ Gunung

yakni desa Gede Pangrango dan desa Suka Manis (TNGGP 2009).

4.7.1. Desa Gede Pangrango

111))) Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Gede Pangrango sebanyak 4680 orang terdiri dari

2362 orang laki-laki dan 2318 orang perempuan, terbagi kedalam 1154 Kepala

Keluarga (KK). Dengan luas desa 970 Ha maka kepadatan penduduk adalah

4,82 org/Ha. Komposisi usia Penduduk di Desa Gede Pangrango yaitu, usia

balita dan anak-anak sejumlah 1497 orang, usia remaja sampai muda sejumlah

1096 orang, usia dewasa sampai tua 1693 orang dan belum ada penduduk

mencapai usia manula.

222))) Penggunaan Lahan

Lahan di Desa Gede Pangrango diperuntukan sebagai tanah sawah irigasi

seluas 89 Ha, tanah kering untuk tegal/ladang 134,23 Ha, pemukiman 48,50 Ha,

tanah perkebunan negara 756 Ha, tanah fasilitas umum untuk kas desa 0,62 Ha,

lapangan 1,2 Ha, perkantoran Pemerintah 1,7 Ha, tanah hutan lindung 112,5 Ha,

dan hutan konversi 520 Ha. Lahan di desa ini baik/cocok untuk kegiatan

pertanian dan perkebunan dengan komoditas yang dihasilkan adalah tanaman

pangan seperti jagung, kacang panjang, singkong, cabe, tomat, sawi, kubis,

alpukat, pisang, serta bambu.

333))) Perekonomian

Perekonomian masyarakat Desa Gede Pangrango sebagian besar tingkat

menengah dan menengah kebawah berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,

informasi dari masyarakat dan petugas desa serta dokumen Resort Situ Gunung

TNGGP. Hal ini disebabkan karena orientasi masyarakat dalam mencari

pekerjaan masih belum berkembang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang

masih rendah. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat petani dan buruh

tani, sehingga pendapatan masyarakat hanya cukup untuk kebutuhan hidup

Page 45: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

31

sehari-hari. Mata pencaharian lain adalah buruh/pekerja swasta, pegawai negeri,

pengrajin, pedagang, montir, dokter, dan lain sebagainya.

444))) Aksesibilitas

Kantor Desa Gede Pangrango dan Kantor Resort Situ Gunung berjarak ± 3

km dihubungkan oleh jalan aspal yang kondisinya cukup baik. Merupakan satu

jalan yang menghubungkan Kota Cisaat dan Wisata Alam Situ Gunung dan

dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan. Tersedia sarana transportasi umum

berupa Angkutan Perkotaan (Angkot) dan Ojek.

555))) Pendidikan

Perkembangan suatu desa dipengaruhi oleh tingkat perekonomian yang

didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat. Potensi Desa Gede Pangrango

berkaitan dengan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Tingkat pendidikan dan Prasarana Pendidikan Desa Gede Pangrango

Tingkat Pendidikan Prasarana Pedidikan

Jenjang Jumlah (orang) Jenis Jumlah (buah)

Belum Sekolah 408 SD/Sederajat 3

SD/Sederajat 2600 SLTP/Sederajat 1

SLTP/Sederajat 200 TPA 2 SLTA/Sederajat 480 Pondok Pesantren 4

D-1 18 - -

D-2 50 - - D-3 65 - -

S-1 40 - -

S-2 25 - -

S-3 2 - - Sumber: TNGGP 2009

4.7.2. Desa Sukamanis

111))) Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Sukamanis sebanyak 4354 orang terdiri dari 2138

orang laki-laki dan 2226 orang perempuan, terbagi kedalam 1191 kepala

keluarga (KK). Dengan luas desa 719,4 ha maka kepadatan penduduk adalah

4,05 org/Ha. Komposisi usia Penduduk di Desa Sukamanis yaitu, usia Balita

dan Anak-anak 1461 orang, usia Remaja sampai Muda 693 orang, usia Dewasa

sampai Tua 2078 orang dan penduduk dengan usia manula 329 orang.

222))) Penggunaan Lahan

Lahan di Desa Sukamanis diperuntukan sebagai tanah sawah irigasi seluas

96,256 Ha, tanah kering untuk tegal/ladang 414 Ha, pemukiman 1,50 Ha, tanah

Page 46: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

32

perkebunan swasta 145 Ha, tanah perkebunan rakyat 33,525 Ha, tanah fasilitas

umum untuk kuburan 3,775 Ha, untuk perikanan/empang 4,50 Ha, kolam 7,250

Ha dan peruntukan lainnya seperti jalan dan selokan. Lahan di desa ini cocok

untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan perikanan dengan komoditas yang

dihasilkan antara lain tanaman pangan berupa jagung, padi, labu, singkong, sawi,

cabe, bawang, buncis, pisang, kol, mangga, jambu, jeruk, rambutan, pete, dan

lain-lain. Tanaman kehutanan yakni bambu, kayu bakar dan damar serta hasil

perkebunan seperti kopi, kelapa, cengkeh, aren/gula merah, teh, dan lain

sebagainya. Hasil perikanannya berupa ikan kolam dan mina padi.

333))) Perekonomian

Perekonomian suatu desa didukung oleh mata pencaharian masyarakat.

Desa Sukamanis sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani/buruh tani,

pegawai swasta dan pegawai negeri.

444))) Aksesibilitas

Kantor Desa Sukamanis dan Kantor Resort Situ Gunung berjarak ± 8 Km

dihubungkan oleh jalan aspal yang kondisinya cukup baik dapat dilalui oleh

berbagai jenis kendaraan (kecuali Bis atau Roda lebih dari 6). Tersedia sarana

transportasi umum berupa Angkutan Perkotaan (Angkot) dan Ojek.

555))) Pendidikan

Perkembangan suatu desa dipengaruhi oleh tingkat perekonomian yang

didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat. Berikut potensi Desa Sukamanis

berkaitan dengan Pendidikan (Tabel 7).

Tabel 7 Tingkat Pendidikan dan Prasarana Pendidikan Desa Sukamanis

Tingkat Pendidikan Prasarana Pedidikan

Jenjang Jumlah (orang) Jenis Jumlah (buah)

Belum Sekolah 700 SD/Sederajat 6 SD/Sederajat 1600 SLTP/Sederajat 1

SLTP 1572 Diniyah 5

SLTA/Sederajat 219 Pondok Pesantren 2 Diploma &

Perguruan Tinggi

70 - -

TNGGP 2009

Page 47: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Wisata di Kawasan Wisata Alam Situ Gunung

5.1.1 Obyek Kawasan Wisata Alam Situ Gunung

Wisata Alam Situ Gunung memiliki beberapa obyek wisata alam yang

dimanfaatkan secara intensif yaitu danau (Situ Gunung), Curug Sawer, Curug

Cimanaracun dan Curug Bagong. Obyek lain yang belum dimanfaatkan secara

intensif diantaranya Curug Kembar, dan Bukit Masigit.

111))) Situ Gunung.

Danau ini memiliki nilai mitos sejarah yaitu pembuatanya oleh Rangga

Jagad Syahadana dan nilai keindahan alam. Situ Gunung merupakan danau

seluas 10 ha. Dinding danau telah diplester untuk menghindari terjadinya erosi

dan di tengah danau terdapat beberapa pulau kecil (Gambar 5). Kegiatan yang

dilakukan pengunjung di danau umumnya adalah menikmati pemandangan,

bersampan, memancing, dan aneka permainan outbond.

Gambar 5 Situ Gunung.

222))) Curug Sawer dan Curug Bagong.

Curug Sawer memiliki tinggi ± 20 m dengan debit air yang relatif stabil

baik dimusim penghujan maupun kemarau (Gambar 6 a). Banyak terdapat batu-

batuan di tepi curug. Berjarak ± 50 m dari Curug Sawer, terdapat sebuah curug

kecil bernama Curug Bagong. Curug kecil ini memiliki alas yang landai yang

Page 48: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

34

cocok digunakan untuk bermain air (Gambar 6 b). Curug Bagong memiliki nilai

mitos bagi yang mempercayainya dimana diyakini bahwa mandi di curug ini

akan meningkatkan kharisma dan pesona diri.

(a) (b)

Gambar 6 (a) Curug Sawer, (b) Curug Bagong.

333))) Curug Cimanaracun.

Curug Cimanaracun terletak 500 m dari danau. Curug ini merupakan

sumber air dari danau (Situ Gunung) melebar dengan tinggi 10 m, bantarannya

landai berpasir, dan debit air kecil bahkan pada musim penghujan (Gambar 7).

Gambar 7 Curug Cimanaracun.

Page 49: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

35

444))) Curug Kembar dan potensi obyek wisata alam lainnya yang belum dikelola.

Curug kembar belum dikembangkan menjadi obyek kegiatan wisata

intensif. Curug ini terletak sekitar 1 jam perjalanan dari Curug Sawer. Curug

Kembar merupakan dua curug yang berdekatan. Lingkungan sekitar curug

masih sangat alami.

Gunung Masigit sering dilalui sebagai jalur pendakian yang masuk melalui

Situ Gunung. Gunung Masigit ini memiliki kekayaan flora dan fauna. Selain Itu,

Wisata Alam Situ Gunung memiliki curug-curug lain yang menyebar di dalam

kawasan dan tidak dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Rata-rata curug-curug

ini merupakan curug kecil yang daya tariknya rendah.

5.1.2. Akses Dalam Kawasan

Obyek wisata yang menjadi unggulan dari Wisata Alam Situ Gunung adalah

danau (Situ Gunung) dan Curug Sawer. Danau ini terletak ± 1 Km dari pintu

gerbang dengan lebar jalan rata-rata 7 m, kondisi jalan merupakan bekas aspal

yang sudah sangat rusak sehingga terlihat seperti jalan yang berbatu batu (Gambar

8 a). Jalan ini dapat dilalui kendaraan bermotor yakni mobil hingga lapangan

parkir pos kedua (Pos II) yang berjarak 200 m dari danau sedangkan motor dapat

langsung mencapai danau. Topografi jalan secara umum landai dengan beberapa

tanjakan dan turunan yang agak curam tetapi tidak dominan. Variasi kelerengan

jalan berkisar antara 0O- 45

O atau 0%-100%.

(a) (b)

Gambar 8 (a) Jalan Menuju danau, (b) Jalan Menuju Curug Sawer.

Page 50: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

36

Curug Sawer terletak sekitar 2 Km dari pintu gerbang dengan lebar jalan

bervariasi mulai dari 2-7 m. Topografinya sangat bergelombang dengan

kelerengan antara 0O-70

O atau 0%- 274.75% sehingga cukup sulit untuk dilalui

(Gambar 8 b). Jalan beragam mulai dari jalan batu dan tanah. Jalan ini tidak dapat

dilalui kendaraan, sekalipun sepeda, karena pengaruh topografi.

Curug Cimanaracun dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau

menggunakan motor sekitar 500 m dari danau melalui jalan yang kondisinya

cukup baik dengan lebar jalan 2-4 m, kelerengan berkisar antara 0O-10

O atau 0%-

17.63%. Curug Kembar memiliki akses yang sangat sulit yang perjalanannya

ditempuh dengan berjalan kaki selama enam jam pulang pergi dengan medan yang

sangat terjal. Kelerengan jalan bervariasi mulai dari 0O-80

O atau 0%-567.13%.

5.1.3. Ketersediaan Prasarana Sarana Pendukung Wisata

Prasarana sarana pendukung wisata yang terdapat di Wisata Alam Situ

Gunung diantaranya adalah papan penunjuk arah, tempat sampah, mushala, MCK,

shelter, areal parkir, pusat informasi, wisma tamu, aula, bumi perkemahan, paket

wisata, catering dan guide serta warung wisata dan warung souvenir (Gambar 9).

Tempat sampah, mushala, MCK dan shelter letaknya mengelompok pada pusat-

pusat kegiatan pengunjung.

Sebagian besar prasarana sarana wisata belum mencukupi kebutuhan

pengunjung dikarenakan jumlahnya yang kurang ataupun kondisinya yang sudah

menurun. Jika terjadi lonjakan pengunjung, areal parkir tidak mampu menampung

kendaraan pengunjung sehingga pengunjung harus memarkir kendaraannya di

tepian jalan baik di dalam kawasan maupun di luar pintu gerbang. Kurangnya

jumlah prasarana sarana wisata terlihat juga dari sering dijumpai antrian untuk

menggunakan fasilitas MCK dan mushala. Beberapa sarana terlihat sudah rusak

atau butuh peremajaan tetapi masih belum tertangani oleh pihak pengelola.

Penyebab berlarut-larutnya masalah ini adalah sistem birokrasi yang panjang dan

berbelit dari manajemen wisata dari Obyek Wisata Alam Situ Gunung yang

tergabung dalam organisasi besar yaitu Perum Perhutani serta Resort Situ Gunung

yang merupakan bagian dari TNGGP. Sistem manajemen dalam organisasi besar

seperti ini dapat dipastikan sangat panjang. Pengajuan perbaikan prasarana sarana

telah lama diajukan namun belum ada tanda-tanda akan segera disetujui.

Page 51: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

37

Pengelolaan yang dilakukan terhadap prasarana sarana terbatas pada perawatan

harian oleh mitra kerja.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)

Gambar 9 Prasarana Sarana Wisata Alam Situ Gunung: (a) papan petunjuk arah,

(b) tempat sampah sekitar Curug Sawer, (c) WC sekitar Curug Sawer,

(d) tempat sampah di areal parkir utama (e) MCK di masing-masing

bumi perkemahan, (f) kondisi MCK, (g) pusat informasi, dan

(h) aula dan wisma tamu.

5.1.4. Pelayanan Pengunjung

Bentuk pelayanan pengunjung yang umum dilaksanakan di Wisata Alam Situ

Gunung adalah wisata tanpa pemandu. Pelayanan wisata tanpa pemandu ini

didukung oleh banyaknya papan penunjuk arah, petugas yang tanggap di lokasi

Page 52: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

38

strategis seperti di pos tiket, pusat informasi dan pos 2 (lapangan parkir II). Model

tanpa pemandu ini digunakan karena lebih efektif dan untuk mengatasi

keterbatasan tenaga kerja. Pengunjung yang memerlukan pemandu dapat

mendatangi pusat informasi dan akan mendapatkan pelayanan khusus.

Pelayanan wisata tanpa pemandu yang dianut ini didukung oleh pengaturan

kebersihan yang cepat tanggap dan penjagaan keamanan untuk memberikan rasa

nyaman kepada pengunjung. Tidak ada pemberian keterangan atau penjelasan

mengenai status kawasan sebagai kawasan konservasi kepada pengunjung karena

pihak pengelola menganggap ini adalah wewenang petugas TNGGP. Bentuk

pemberian pengetahuan ini oleh Petugas resort Situ gunung masih terbatas pada

papan keterangan status kawasan di dekat pintu gerbang kawasan wisata.

Komplain atau penyampaian aspirasi oleh pengunjung yang kadang kala datang

ditanggapi dengan sopan dan diberikan perhatian akan substansi aspirasi.

Kebersihan kawasan dijaga sebaik-baiknya dan untuk keamanan terdapat

petugas POLSEK yang siap mengamankan kawasan setiap hari. Kedua usaha ini

dilaksanakan guna memberikan kenyamanan pada pengunjung. Pada akhir pekan

dimana biasanya terjadi lonjakan pengunjung, obyek-obyek vital dijaga oleh

petugas POLRES. Sampah dikumpulkan pada tong-tong sampah yang telah

disediakan pengalola pada beberapa lokasi. Pengunjung mendapatkan jaminan

keselamatan atau asuransi yang biayanya dikenakan pada tiket masuk kawasan.

Jaminan keselamatan ini akan menjamin pengunjung selama pengunjung

melakukan aktivitasnya di lokasi wisata dan berakhir jika pengunjung telah

meninggalkan lokasi. Besarnya biaya jaminan keselamatan ini adalah Rp. 250,-.

Pengunjung yang memakai jasa lembaga swadaya masyarakat baik Rakata

Adventure maupun BWS (Bina Wana Sarana) menerima exclusive service yang

lebih berkualitas. Pengunjung mendapatkan interpreter dan dilayani secara total

dalam tiap aktivitasnya. Standar harga yang dipatok oleh Rakata Adventure adalah

1,5 hingga 2 juta rupiah perorang untuk kegiatan dua hari satu malam walaupun

harga ini juga masih merupakan harga yang fleksibel sesuai kegiatan yang

diinginkan pengunjung. Standar harga yang dipatok BWS sangat tergantung dari

jenis kegiatan yang dilakukan, peralatan yang digunakan dan tenaga kerja yang

dikerahkan.

Page 53: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

39

Situ Gunung menyusun Masterplan pengelolaan dengan tenaga ahli dari

lembaga pendidikan tinggi (dalam hal ini adalah IPB), tenaga ahli dari Rakata

Adventure sebagai konsultan dan akan dilaksanakan oleh pengelola kawasan

(TNGGP dan Perum perhutani). Penyusunan masterplan pengelolaan ini

dimaksudkan untuk memberikan pedoman pembangunan dan pengembangan

Ekowisata Situ Gunung TNGGP sesuai dengan kaidah konservasi. Masterplan ini

bertujuan untuk memberikan acuan pengaturan tata ruang pemanfaatan komplek

ekowisata Situ Gunung, acuan desain pembangunan dan pengembangan sarana

dan prasarana ekowisata Situ Gunung dan acuan pengembangan program

ekowisata Situ Gunung. Masterplan ini akan memberikan peluang perbaikan

sistem pengelolaan wisata Situ Gunung baik menyangkut sarana prasarana,

pelayanan wisata, program dan paket wisata serta pengaturan lain yang akan lebih

mengedepankan kelestarian dan keseimbangan ekosistem kawasan.

5.1.5. Sumberdaya Manusia Wisata Alam Situ Gunung

Jumlah tenaga kerja di lapangan yang dimiliki oleh Wisata Alam Situ

Gunung adalah 6 orang dari Perum Perutani dan 4 orang dari TNGGP (Tabel 8).

Tabel 8 Tenaga Kerja Lapangan Wisata Alam Situ Gunung

No. Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

Tahun Mulai Bekerja di

Situ Gunung

a. Tenaga Kerja Resort Situ Gunung

1. I Made Artawan, S.Hut

Kepala resort (PEH Pelaksana Lanjutan)

S1 1999

2. Siswoyo Polhut Pelaksana SMA 1997

3. Iyan Sopian PEH Pelaksana SKMA 2000 4. Andi Suhandi PPHNF SMA 1990

b. Tenaga Kerja KBM WBU Perum Perhutani Situ Gunung

1. Ajat Sudrajat Kepala obyek Wisata Alam Situ

Gunung

SMA 2002

2. Iriantono Penanggung jawab

Wisma Wisata

SMA 2002

3. Asep Dedi Petugas Wisma SMA 2002

4. Dedi Hariana Petugas Loket S1 2002

5. A. Badudin Petugas Administrasi

SMA 2002

6. O. Rosadi Petugas camping

ground

SMP 2002

Selain karyawan resmi, masyarakat sekitar kawasan pun diikutsertakan

sebagai mitra dalam operasional kegiatan wisata. Mitra kerja ini akan dihimpun

Page 54: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

40

dalam suatu wadah bertajuk volunteer yang sedang dalam tahap proses

pembentukan.

Pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung dilaksanakan oleh semua tenaga

kerja karena meskipun memiliki jabatan serta tanggung jawab dan wewenang

masing-masing, jumlah anggota yang sedikit sedang kegiatan pengelolaan yang

cukup banyak mengakibatkan loyalitas karyawan terhadap pekerjaan cukup tinggi.

Namun bisa dikatakan hal tersebut menggambarkan belum terstrukturnya

pembagian kerja di tubuh pengelola wisata. Manajemen organisasi Resort Situ

Gunung TNGGP telah tertata dan terkotak dalam wewenang dan tanggung jawab

yang lebih jelas.

Data tahun bekerja karyawan di Wisata Alam Situ Gunung

memperlihatkan ketimpangan yang janggal antara karyawan Resort dan karyawan

KBM WBU. Hal ini dikarenakan meskipun Situ Gunung baru menjadi bagian

TNGGP pada tahun 2003, resort menginput data waktu kerja semenjak karyawan

tersebut mulai terlibat. Sedangkan KBM WBU memiliki prinsip lain dalam

menginput data karyawannya. Data tahun mulai bekerja didasarkan pada tahun

penyerahan kembali pengelolaan kepada Perum Perhutani pada tahun 2003

meskipun karyawan telah berada, bekerja, dan terlibat dengan lokasi tersebut

sebelum usaha ini diserahkan untuk dikelola PT. Shorea Barito Wisata.

5.1.6. Pemasaran

111))) Pemasaran dan Harga Produk

Sistem penjualan yang dilakukan terdiri dari dua cara yaitu penjualan

langsung tiket masuk di lokasi atau dapat melalui pemesanan terlebih dahulu ke

kantor pengelola Situ Gunung. Sebagian besar pengunjung yang datang langsung

ke lokasi dan membeli tiket adalah pengunjung harian berupa perorangan,

kelompok kecil ataupun rombongan keluarga. Sedangkan yang melalui perjanjian

dengan pihak pengelola biasanya merupakan rombongan besar yang akan

mengadakan suatu acara dengan memakai salah satu prasarana sarana secara

intensif, misalnya bumi perkemahan. Biasanya kedatangan rombongan besar ini

akan didahului oleh tim survey lokasi yang akan membuat perjanjian dengan

pengelola setelah melihat lokasi secara langsung.

Page 55: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

41

Berikut ini adalah harga yang berlaku di Wisata Alam Situ Gunung:

1. Tiket masuk kawasan wisata, dengan perincian: tiket masuk sebesar Rp.

8.500,-/orang, tiket masuk kendaraan roda dua sebesar Rp. 2000,-/motor, tiket

masuk kendaraan roda empat sebesar Rp. 4.000,-/mobil, tiket masuk

kendaraan roda enam sebesar Rp. 8.000,-/bus tiket camping sebesar: Rp.

5000,-/orang/malam, cas kegiatan out bond sebesar Rp. 500.000,-, cas

pemakaian listrik sebesar Rp. 100.000,- dan cas kegiatan fotografi profesional

sebesar Rp. 250.000,-.

2. Pemakaian bumi perkemahan, dengan perincian: Tegal Tepus sebesar Rp.

575.000,-/malam, Tegal Harendong sebesar Rp. 900.000,-/malam, Tegal

Bagedor sebesar Rp. 650.000,-/malam, Tegal Bungbuay sebesar Rp. 775.000,-

/malam dan Tegal Kaliandra sebesar Rp. 700.000,-/malam

Jumlah peserta lebih dari 50 orang dihitung perorang Rp. 5.000/malam.

Harga-harga yang telah ditetapkan ini masih dapat dilakukan penawaran-

penawaran sesuai dengan kesepakatan antara pengelola dengan panitia

kegiatan.

3. Pemakaian wisma wisata Situ Gunung, dengan perincian: aula dengan

kapasitas hingga 150 orang sebesar Rp. 700.000,-, kamar wisma standar

dengan kapasitas 3-10 orang (kapasitas ideal 3 orang) sebesar Rp.

300.000/malam/kamar dan kamar wisma deluxe dengan fasilitas yang lebih

baik dan fasilitas air panas dengan kapasitas 3-10 orang (kapasitas ideal 3

orang) sebesar Rp. 450.000/malam/kamar.

Harga-harga yang telah ditetapkan ini masih dapat dilakukan penawaran-

penawaran sesuai dengan kesepakatan antara pengelola dengan panitia

kegiatan yang ingin menggunakan sarana tersebut.

222))) Promosi

Bentuk-bentuk promosi terbatas pada pemuatan ulasan tentang lokasi di

majalah Duta Rimba milik Perum Perhutani, papan penunjuk arah di depan alun-

alun Cisaat sebelah Polsek Cisaat, promosi seperti foto-foto, brosur, leaflet yang

atraktif yang dimiliki kantor pusat Perum Perhutani mengenai lokasi-lokasi wisata

yang dikelolanya termasuk Situ Gunung. Sedang di kantor pengelola lapangan,

pembagian leaflet hanya dilakukan jika ada pengunjung yang memerlukan

Page 56: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

42

informasi atau memintanya. Leaflet ini berupa lembaran kertas fotokopi yang

kurang menarik. Wisata Alam Situ Gunung beberapa kali menjalin kerjasama

dengan stasiun TV sebagai tempat dilakukannya berbagai peliputan, pembuatan

sinetron, iklan, video klip ataupun film. Secara tidak langsung kerjasama tersebut

dapat menjadi promosi. Wisata Alam Situ Gunung tidak memiliki website

tersendiri tetapi terdapat dalam website perum perhutani dan dimuat dalam banyak

artikel elektronik lainnya yang ditulis oleh orang yang berkompeten atau

pengunjung yang telah datang ke lokasi. Selain semua hal diatas, promosinya

masih mengandalkan informasi dari mulut ke mulut.

5.1.7. Pihak Terkait

Pihak terkait adalah faktor penting dalam perkembangan suatu organisai,

termasuk juga Wisata Alam Situ Gunung itu sendiri. Secara umum pihak terkait

yang terlibat dapat dibagi menjadi masyarakat sekitar, pengunjung, LSM termasuk

mitra usaha yang lainnya, pemerintah daerah, dan pihak berwenang lain.

111))) Masyarakat sekitar kawasan

Masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi adalah Suku Sunda yang

terkenal ramah dan terbuka sehingga tidak memiliki masalah dengan kedatangan

wisatawan. Secara umum masyarakat menerima baik keberadaan Wisata Alam

Situ Gunung. Masyarakat memiliki keinginan untuk terlibat dengan kegiatan

wisata terbatas pada tingkat operasional wisata, hanya sedikit yang ingin terlibat

perencanaan wisata. Mayoritas penduduk sekitar kawasan bermata pencaharian

sebagai petani dan buruh tani selain menjadi pedagang, karyawan

swasta/negara, tukang ojek, dan lain sebagainya.

Mata pencaharian yang sebagian besar merupakan petani kecil dan buruh

tani menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan hidup keluarganya. Adanya

kegiatan wisata alam Situ Gunung membuka lapangan pekerjaan dan terjadi

penyerapan tenaga kerja. Sebagian besar tenaga kerja harian dalam pelaksanaan

pelatihan, outbond, training, dan lain sebagainya. Peluang berwira usaha

terbuka dengan berdatangannya pengunjung. Jenis usaha yang tergerak dengan

adanya kedatangan wisatawan ini adalah usaha makanan (warung wisata), usaha

perkebunan, peternakan, dll yang dapat menjadi objek wisata pedesaan, ojek,

usaha kerajinan tangan masyarakat sebagai oleh-oleh, jasa pemandu dan lain

Page 57: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

43

sebagainya. Pengelola Situ Gunung membuka kesempatan kepada masyarakat

mencari penghasilan dari adanya wisata namun tetap mengawasi jalannya

ketertiban dan kelestarian kawasan.

Sebagian besar penduduk mengetahui bahwa Wisata Alam Situ Gunung

dikelola oleh Perum Perhutani namun belum banyak yang mengetahui bahwa

wilayah itu merupakan kawasan taman nasional. Sepengetahuan mereka,

wilayah TNGGP berada lebih diatas dari kawasan wisata. Sebagian kecil yang

lainnya telah mengetahui tentang perubahan status kawasan yang terjadi pada

tahun 2003 ini meskipun tidak melihat adanya perbedaan dari pelaksanaan

wisata. Pengetahuan masyarakat akan konservasi cukup tinggi. Umumnya

mereka mengerti akan larangan-larangan dan batasan kegiatan di dalam

kawasan. Namun, sejauh ini kepatuhan akan peraturan tersebut masih

disebabkan oleh ketakutan akan hukuman jika sampai ketahuan melanggar dan

belum dari kesadaran diri sendiri akan pentingnya konservasi kawasan.

Pengunjung usaha penarik massa yang berada di sekitar lokasi memiliki

peluang untuk datang juga ke Wisata Alam Situ Gunung. Usaha tersebut antara

lain villa-villa, perkebunan organik, peternakan, dan lembaga pengobatan

Yayasan Patria Mitra Medika. Usaha-usaha ini operasionalnya juga

menggunakan tenaga kerja masyarakat. Masyarakat dipekerjakan menjadi

penunggu villa, pekerja peternakan dan lain sebagainya.

222))) Pengunjung

Pengunjung tahunan ada pada kisaran tiga puluh ribu orang dan relatif stabil.

Jumlah tersebut diperoleh dari hasil wawancara lapang dengan kepala obyek

pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung. Berdasarkan keterangan lanjutan

diketahui bahwa pengelola lapangan tidak memiliki rekap data pengunjung

tahunan sehingga fluktuasi kunjungan tidak diketahui secara pasti.

Kegiatan yang dilakukan pengunjung sangat beragam mulai dari yang tidak

terstruktur hingga yang terencana dengan detail. Kegiatan-kegiatan wisata yang

dilakukan pengunjung Wisata Alam Situ Gunung antara lain bersantai

menikmati pemandangan, bersepeda, bersampan, memancing, kegiatan

fotografi, lintas alam, aneka permainan (flying fox, paint ball, cubing, dan aneka

permainan mendidik lain), berkemah, pelatihan leadership, dan lain sebagainya.

Page 58: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

44

Wisata Alam Situ gunung yang menarik perhatian banyak pengunjung

memberi pemasukan potensial baik untuk Perum Perhutani sebagai pengelola,

setoran PNBP maupun sumbangan terhadap PAD berupa retribusi dari tiket

yang terjual. Pengunjung biasanya ramai pada akhir pekan dengan jumlah dapat

mencapai ratusan orang sedangkan pengunjung pada hari kerja bisa dibilang

sangat sedikit yakni lebih kurang sepuluh pengunjung. Fluktuasi pengunjung

berdasarkan bulan kunjungan (data tahun 2009) menunjukkan bahwa lonjakan

pengunjung terbesar terjadi pada bulan September dimana lonjakan terjadi

karena adanya hari raya Idul Fitri. Bulan dengan jumlah kunjungan terbesar

kedua adalah Juli yakni musim libur sekolah. Bulan Januari juga mengalami

lonjakan akibat adanya perayaan tahun baru. Gambar 10 menunjukkan fluktuasi

jumlah kunjungan bulanan tersebut.

Fluktuasi Pengunjung Bulanan

01000200030004000500060007000

Janu

ari

Febru

ari

Mar

et

Apr

ilM

eiJu

niJu

li

Agu

stus

Sep

tem

ber

Oktobe

r

Bulan

Ku

nju

ng

an

Gambar 10 Fluktuasi Pengunjung Bulanan Wisata Alam Situ Gunung

Tahun 2009.

Pengunjung merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan

pengelolaan wisata. Suatu pengelolaan wisata yang baik tentunya akan mampu

memberikan pelayanan yang memuaskan pengunjung. Karena alasan inilah

penting untuk mengetahui karakteristik pengunjung guna menentukan sistem

pemasaran, mengetahui strategi pengelolaan yang harus dilaksanakan dan

mengantisipasi dampak kegiatan wisata yang paling mungkin mengancam.

Karakteristik responden pengunjung dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 59: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

45

Jenis Kelamin Responden Pengunjung

51%

49% Laki-laki

Perempuan

Tingkat Umur Responden Pengunjung

26%

26%

46%

2% anak-anak (6-12 th)

remaja (12-18 th)

dewasa (18-50 th)

manula (> 50 th)

Tingkat Pendidikan Responden Pengunjung

31%

16%15%

10%

24%

4%SD

SMP

SMA

Diploma

S1

S2/S3

Pekerjaan Responden Pengunjung

56%

6%

29%

6% 3% pelajar

PNS

Sw asta

URT

belum sekolah

Tujuan Kunjungan Responden Pengunjung

68%6%

20%

6%rekreasi

pekerjaan

pendidikan

lain-lain

Sumber Informasi Responden Pengunjung

30%

45%

10%4%

11% keluarga

teman

promosi

karyaw an

cari tahu sendiri

Pertimbangan dalam Melakukan Kunjungan

8%

34%

10%11%

33%

4%

harga

lokasi

fasilitas

kealamiahan lokasi

jenis w isata

lain-lain

Daya Tarik Tinggi dari Situ Gunung

27%

11%

16%

30%

5%4% 7%

alam

outbond

air terjun

danau

pelayanan w isata

pegetahuan

lain-lain

Pengalaman ke Objek Wisata Sejenis

76%

24%

pernah

tidak

Perilaku Pengunjung Pasca Berwisata

85%

15%

puas

tidak

Gambar 11 Karakteristik Pengunjung.

Page 60: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

46

Jalil (2006) menyatakan bahwa kegiatan rekreasi dapat dilakukan oleh

semua lapisan masyarakat termasuk dari berbagai tingkat pendidikan. Artinya,

tingkat pendidikan terakhir tidak mempengaruhi jumlah permintaan terhadap

wisata alam. Persentase pendidikan terakhir responden pengunjung Wisata

Alam Situ Gunung menunjukkan fakta yang sama. Tingkat pendidikan tidak

memberikan kecenderungan wisata tertentu, namun tingkat pendidikan ini

hampir dapat dipastikan mempengaruhi pemahaman pengunjung terhadap

lingkungan alam, rekreasi, dan konservasi, peranan hutan dan lain sebagainya.

Pengetahuan ini akan sedikit banyak mempengaruhi kegiatan wisata yang

dilakukan dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan tempat rekreasi

tersebut. Pendidikan terakhir ini akan memberikan pengaruh terhadap penilaian

atas kinerja pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung karena semakin tinggi

pendidikan terakhir seseorang umumnya semakin kritis orang tersebut dalam

melihat suatu masalah.

Persentase berdasarkan lokasi tempat tinggal pengunjung memberikan fakta

bahwa pengunjung terbesar berasal dari kota tempat lokasi Wisata Alam Situ

Gunung (Sukabumi) yaitu 51,33% disusul kota yang berjarak dua kota dari

Sukabumi (Jakarta, Bekasi, Tangerang) yaitu 33,63% kemudian kota yang

berjarak 1 kota dari Sukabumi (Bandung, Purwakarta, Depok, Cibinong) yaitu

10,62%, kota yang berbatasan langsug dengan Sukabumi (Bogor, Cianjur,

Cisarua, Puncak, Cipanas) yaitu 2,65% dan yang terakhir kota yang berjarak

lebih dari dua kota dari Sukabumi yakni 1,77%. Secara umum responden

terbesar berasal dari dalam kota, hal ini diperkirakan karena lokasi wisata yang

dekat akan mengundang minat yang lebih. Untuk sebaran sekitar

JABODETABEK jarak dari lokasi tidak terlalu menjadi masalah seperti yang

terlihat justru lebih banyak responden yang datang dari kota yang berjarak dua

kota dari Sukabumi dibandingkan asal pengunjung dari kota yang berbatasan

langsung degan Sukabumi. Fakta ini mungkin dikarenakan kurangnya promosi

sehingga banyak yang tidak mengetahui lokasi wisata ini. Atau karena

persaingan dengan wisata sejenis yang bayak terdapat di sekitar Bogor, Cianjur,

Cisarua, Puncak, Cipanas.

Page 61: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

47

333))) LSM dan Mitra Usaha

Mitra usaha yang dimaksud antara lain Bina Wana Sarana (BWS) dan

Rakata Adventure, LPPMM, Riam Jeram, Kybaw dan YANRO.

a. Binawana Sarana (BWS)

BWS merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang

merancang dan mengelola berbagai bentuk pelatihan untuk meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia. BWS ini memiliki kontrak tahunan dengan

menyewa blok bumi perkemahan ‘Tegal Arben’. Saat ini LSM ini telah

memvariasikan bentuk usahanya dengan menyewakan berbagai perlangkapan

oudoor activities. BWS memiliki ketentuan yang telah disepakati bersama

dengan pihak KBM WBU Perum perhutani dan taman nasional sehubungan

dengan jenis aktivitas yang dilakukan dan sharing profit. Manajemennya sudah

tertata dengan baik dan memiliki pengelolaan yang lebih besar yang mengatur

manajemen dengan profesional seperti promosi, pemasaran, peningkatan mutu

menjalinan kerja sama dan lain sebagainya.

b. Rakata Adveture

Rakata Adventure merupakan lembaga swasta yang bergerak di bidang

outdoor training dan adventure travel. Memakai jalan di dalam kawasan sebagai

satu-satunya akses memasuki kantor yang terletak pada sebidang lahan yang

tepat berbatasan langsung dengan Situ Gunung. Meskipun tempat dan jenis

aktivitas fleksibel sesuai keinginan dan kebutuhan klien, LSM ini sering

mengggunakan wilayah wisata Situ Gunung. Memiliki ketentuan yang telah

disepakati bersama dengan pihak KBM WBU Perum perhutani dan taman

nasional sehubungan dengan jenis aktivitas yang dilakukan, perijinan dan

sharing profit. SDM Rakata sudah profesional dan terlatih. Sebagian besar

karyawannya merupakan warga sekitar kawasan sebab sejak awal didirikan,

lembaga yang merupakan modal perorangan ini memang bertujuan untuk

langsung melibatkan masyarakat dalam perkembangannya.

c. LPPMM, Riam Jeram, Kybaw dan YANRO

Lembaga-lembaga swadaya masyarakat tersebut tidak secara intensif

melakukan aktivitas hariannya di Situ Gunung namun sering mengadakan

kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan wisata. Lembaga-lembaga ini tidak

Page 62: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

48

terlibat langsung dengan pengelolaan wisata alam Situ Gunung namun dapat

menjadi salah satu potensi pengembangan wisata Situ gunung itu sendiri.

444))) Pemerintah Daerah dan Pihak Berwenang Lain

Pengelola obyek Wisata Alam Situ Gunung memiliki kesepakatan

pemberian pemasukan kepada pemerintah daerah yang biasa disebut beban

retribusi. Disisi lain, peran dan perhatian pemerintah daerah terhadap wisata Situ

Gunung belum banyak terlihat. Terpeliharanya jalan menuju lokasi,

pengambilan sampah oleh dinas kebersihan kota dan pengamanan kawasan oleh

kepolisian merupakan bentuk andil pemerintah daerah terhadap pelaksanaan

wisata Wisata Alam Situ Gunung. Rendahnya perhatian dari PEMDA

menurunkan daya saing Situ Gunung. Kerjasama dengan organisasi wisata

nasional lain seperti dinas pariwisata, tour management, dinas perhubungan dan

lain sebagainya juga belum ada.

5.1.8. Dampak Wisata

111))) Dampak Kegiatan Wisata Situ gunung

Beberapa jenis satwa liar masih mudah ditemui seperti lutung, bajing,

jelarang, berbagai burung (termasuk elang) dan musang. Namun, berdasarkan

keterangan, dahulu danau banyak didatangi satwa yang ingin minum dan

sekarang satwa tersebut sudah tidak terlihat lagi. Pergeseran wilayah jelajah

satwa ini dikarenakan adanya kegiatan manusia di lokasi dan dapat digolongkan

sebagai dampak kegiatan wisata terhadap keaslian kawasan.

Pencemaran yang terjadi di Wisata Alam Situ Gunung hampir semuanya

berasal dari kegiatan wisata. Pengunjung yang kurang mengerti akan pentingnya

turut menjaga kebersihan menjadi penyumbang pencemaran lingkungan oleh

sampah. Pedagang dan juga pengunjung yang berada di sekitar danau sering

memanfaatkan danau untuk mencuci sisa makanan dan sedikit banyak hal ini

mencemari air danau. Sumber pencemar lain yang dominan di danau adalah

pemancing. Jumlah pemancing di Situ Gunung berkisar antara 10-20 orang per

hari dan rata-rata menggunakan kroto dan pelet sebagai umpan. Pelet

merupakan bahan yang mudah larut di air, sehingga, walaupun merupakan

bahan organik tetapi cukup mangganggu juga jika jumlahnya besar. sumber

Page 63: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

49

pencemar lain adalah asap kendaraan bermotor namun intensitasnya tidak

menghawatirkan secara umum terlihat dari udara yang masih terasa segar.

Pencemaran yang terjadi belum memperlihatkan pengaruh yang signifikan.

Kegiatan wisata juga tidak ada yang terganggu dengan pencemaran. Bentuk

pencemar terbesar yakni sampah juga relatif telah tertangani dengan baik dalam

tempat pembuangan sementara sehingga tidak mengganggu lingkungan.

222))) Pelanggaran yang Terjadi

Pelanggaran yang umum terjadi yang dapat mengancam keutuhan fungsi

kawasan adalah pengambilan kayu untuk kayu bakar yang tidak sesuai prosedur

yakni mengambil kayu dengan menebang pohon yang cukup besar dibanding

kesepakatan dimana penduduk diijinkan mengambil kayu-kayu kecil seperti dari

pohon kaliandra dan ranting-ranting mati (Gambar 12). Hal lain yang masih

sangat umum terjadi adalah pemancingan di danau. Kegiatan-kegiatan

pelanggaran yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan menurut PP

No. 68 Tahun 1998 adalah berburu, menebang pohon, mengangkut kayu dan

satwa atau bagian-bagiannya di dalam dan keluar kawasan, serta memusnahkan

sumberdaya alam di dalam kawasan, melakukan kegiatan usaha yang dapat

menimbulkan pencemaran kawasan, dan kegiatan usaha yang tidak sesuai

dengan rencana pengelolaan dan atau rencana pengusahaan yang telah

mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang. Pelanggaran yang

dijumpai terjadi di kawasan berupa penebangan liar dan perburuan namun kedua

kegiatan ini intensitasnya kecil. Pengubahan bentang alam yang paling

mencolok adalah dibuatnya dinding danau. Pembuat kebijakan yang mengubah

keaslian danau ini adalah pemegang wewenang terdahulu.

Gambar 12 Kayu Bakar yang Diambil dari Kawasan.

Page 64: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

50

Pelanggaran yang ditemukan biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar

kawasan dengan motivasi pemenuhan kebutuhan hidup. Pelaku pelanggaran lain

adalah pengunjung, bentuk pelanggaran biasanya adalah vandalisme atau

pengambilan sumberdaya dalam kawasan (contohnya pakis). Alasan terjadinya

pelanggaran oleh pengunjung biasanya adalah rendahnya kesadaran untuk turut

menjaga kawasan dan ketidaktahuan akan peraturan dalam kawasan.

333))) Kegiatan Pengendalian Dampak

Luas keseluruhan lahan yang dimanfaatkan secara intensif untuk kegiatan

ekowisata adalah 100 Ha. Secara keseluruhan luas lahan yang telah dibangun

menjadi berbagai sarana seperti kantor, wisma, warung dan sebagainya lebih

kurang 4 Ha. Sedangkan luas lahan yang sedikit diubah tetapi tidak ada

bangunan diatasnya seperti lapangan parkir dan camping ground lebih kurang

seluas 3 Ha. Secara total, dari luas lahan terbangunnya, pemanfaatan yang

mengubah fungsi lahan masih berada di dalam batas dibawah 10% seperti yang

diatur dalam PP No. 18 Tahun 1994.

Pengendalian dampak yang dilakukan oleh pihak pengelola (petugas

Perum Perhutani) berupa penempatan tong-tong sampah di lokasi strategis.

Sampah-sampah ini akan dikumpulkan pada bak penampungan sementara dan

diangkut oleh truk sampah kota setiap hari selasa. Tidak ada menejemen

pengelolaan sampah yang dilakukan selain penampungan sementara. Pihak

pengelola sering menggunakan tenaga mitra kerja untuk kebersihan kawasan.

Pengendalian dampak yang dilakukan oleh petugas resort Situ Gunung

TNGGP adalah pengamanan kawasan. Usaha pengendalian dampak yang lebih

spesifik belum ada karena keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki.

Pelaku pelanggaran ringan akan diminta membuat surat pernyataan sedangkan

pelaku pelanggaran berat akan dikenakan tindakan keras. Tindakan

pengendalian yang dilakukan masih berupa penindakan oknum yang tertangkap

melakukan pelanggaran dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Sosialisasi

ini berupa pendidikan lingkungan untuk anak sekolah dan penyuluhan kepada

masyarakat guna mencegah terjadinya pelanggaran. Belum ada manajemen

pengendalian dampak yang lebih spesifik terlihat dari belum dimilikinya

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan

Page 65: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

51

(RPL), maupun Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) yang merupakan instrumen manajemen lingkungan yang

khusus untuk Situ Gunung. Manajemen lingkungan yang dijalankan mengacu

kepada rencana kerja balai TNGGP.

Pengendalian dampak kegiatan wisata yang dilakukan oleh Resort Situ

Gunung berupa penerapan SIMAKSI dan pembatasan serta pemantauan

kegiatan wisata. Untuk memasuki kawasan konservasi, dalam melakukan

kegiatan wisatanya pengunjung wajib membuat SIMAKSI (Surat Ijin Masuk

Kawasan Konservasi) yang pembuatannya biasanya dilakukan jika pengunjung

beraktifitas pada lokasi selain lokasi pemanfaatan intensif wisata (selain

kunjungan ke objek-objek wisata dan camping ground yang dimanfaatkan

intensif dalam wisata harian). Contohnya adalah kegiatan cubing di Sungai

Cigunung yang merupakan salah satu kegiatan unggulan Rakata Adventure.

SIMAKSI ini biasanya akan dibuat oleh koordinator acara atau profider jasa

wisata sebagai penghubung untuk memudahkan prosesnya. Jenis wisata yang

dilakukan juga dibatasi kepada wisata yang ramah lingkungan.

Manajemen pengendalian dampak yang dilakukan badan swadaya yakni

Rakata Adventure dan BWS adalah dengan pengawalan intensif atau exclusive

service yang diberikan kepada pengunjung. Sistem ini akan menjaga

pengunjung untuk meminimalkan dampak kegiatan wisata. Sistem pengendalian

dampak yang dilakukan berupa pencegahan. Kedua LSM ini memiliki

pengolahan sampah sendiri. Kebanyakan sampah akan dimusnahkan tanpa

diolah atau dipilah.

5.2. Penilaian Pengunjung Terhadap Pengelolaan Wisata

5.2.1. Analisis Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

Enam belas atribut digunakan untuk menggambarkan kinerja pengelolaan

Wisata Alam Situ Gunung. Penilaian pengunjung untuk keenam belas atribut

tersebut terlihat pada Tabel 9.

Panorama alam memiliki nilai kinerja dan nilai kepentingan paling tinggi.

Atribut yang memiliki nilai kepentingan terendah adalah promosi. Fakta ini

diperkirakan terjadi karena sebagaian besar pengunjung tidak mendapatkan

Page 66: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

52

informasi mengenai Wisata Alam Situ Gunung dari promosi yang dilakukan oleh

pengelola sehingga rata-rata menganggap promosi bukan hal yang menentukan

kunjungan wisata. Selain karena alasan sumber informasi pengunjung diatas, fakta

ini juga diperkirakan terjadi karena sebagian besar konsumen Wisata Alam Situ

Gunung adalah pelajar dan mahasiswa dimana pada kelas pekerjaan ini banyak

faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi kegiatan berwisata

dibandingkan ketertarikan atas suatu promosi. Atribut promosi juga menduduki

nilai kinerja paling rendah dibanding atribut lain.

Tabel 9 Rata-rata kepentingan dan kinerja atribut-atribut yang ada di Wisata

Alam Situ Gunung

Kode Atribut Rata-rata

Kuadran Kinerja Kepentingan

1. Kebersihan 3.561 3.684 2

2. Kenyamanan 3.789 3.649 2 3. Keramahan dan kesopanan

petugas

3.79 3.72 2

4. Kelengkapan dan Kondisi fasilitas dan prasarana sarana

wisata

3.62 3.54 2

5. Harga tiket 2.91 3.4 3

6. Kelengkapan dan kemudahan informasi

3.658 3.237 4

7. Jenis paket/kegiatan wisata 3.42 3.47 3

8. Obyek wisata yang tersedia 4.08 3.95 2 9. Penataan lokasi 3.46 3.38 3

10. Kemudahan mencapai lokasi 3.114 3.86 1

11. Promosi 2.86 2.947 3

12. Fasilitas Outbound 3.149 3.386 3 13. Fasilitas Bumi perkemahan 3.2193 3.3333 3

14. Pemandu wisata 3.491 3.026 3

15. Pemandangan alam 4.456 4.149 2 16. Keberadaan satwaliar dan

tumbuhan unik

3.86 3.702 2

Rata-rata 3.527331 3.527081

Hasil yang diperoleh dari perhitungan tingkat kinerja dan tingkat

kepentingan melalui metode IPA (Importance Performance Analysis) yang dinilai

oleh pengunjung menunjukkan bahwa tingkat kinerja sudah sepadan dengan

tingkat kepentingan. Namun perbedaan nilai yang sangat kecil ini menunjukan

bahwa kinerja masih terlalu pas-pasan dalam memenuhi harapan pengunjung.

Pemetaan pada diagram kartesius dilakukan dengan membagi diagram dalam

empat kuadran dengan garis pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat

Page 67: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

53

kepentingan (Y ) yaitu sebesar 3.527081 dan nilai total rata-rata tingkat kinerja

( X ) yaitu sebesar 3.527331. Posisi kuadran keenam belas atribut terlihat pada

Gambar 13.

Gambar 13 Diagram Kartesius Posisi Atribut Wisata Alam Situ Gunung.

Keterangan:

1. kebersihan 2. kenyamanan

3. keramahan dan kesopanan petugas

4. kelengkapan dan kondisi fasilitas dan prasarana sarana wisata

5. harga tiket

6. kelengkapan dan kemudahan informasi 7. jenis paket atau kegiatan wisata

8. obyek wisata yang tersedia 9. penataan lokasi

10. kemudahan mencapai lokasi

11. promosi 12. fasilitas outbond

13. fasilitas bumi

14. pemandu wisata 15. pemandangan alam

16. keberadaan satwa liar dan tumbuhan

unik

1. Kuadran I (prioritas utama)

Atribut yang masuk dalam kuadran ini adalah kemudahan mencapai lokasi.

Sarana akses jalan menuju lokasi dan dalam lokasi dinilai pengunjung masih

7

11

5

2 4

3 1

Importance Performance Analysis

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Performasnce

Imp

ort

an

ce

Kuadran 1 Kuadran 2

Kuadran 3 Kuadran 4

6

8

9 12

13

14

15

16

10

1

4

3

2

11

5 7

Performance

3.527331

3.527081

Page 68: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

54

sangat jauh dari harapan. Jalan manuju lokasi masih terlalu sempit sehingga

sulit jika dua kendaraan besar (bus ataupun truk) berpapasan. Jalan dalam lokasi

telah banyak yang rusak dan sulit dilalui. Kondisi jalan yang seperti ini

membuat pengunjung merasa kurang nyaman karena harus berhati-hati,

terutama jalan menuju Curug Sawer.

2. Kuadran II (pertahankan prestasi)

Atribut yang masuk dalam kuadran ini adalah kebersihan, kenyamanan,

kesopanan dan keramahan petugas, kelengkapan dan kondisi fasilitas dan sarana

prasarana wisata, obyek wisata yang tersedia, pemandangan, alam, dan

keberadaan satwaliar serta tumbuhan unik.

3. Kuadran III (prioritas rendah)

Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah harga tiket, jenis paket atau

kegiatan wisata, penataan lokasi, promosi, fasilitas outbond, fasilitas bumi

perkemahan, dan pemandu wisata.

4. Kuadran IV (berlebihan)

Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah kelengkapan dan

kemudahan informasi. Sistem pelayanan pengunjung wisata tanpa pemandu

yang diterapkan oleh pihak pengelola diimbangi dengan kinerja yang sangat

baik dalam pemberian informasi, contoh sederhana adalah penunjuk jalan,

hanya saja pengunjung menilai papan ini dipasang terlalu banyak.

5.2.3. Customer Satisfaction Index

Kepuasan konsumen merupakan orientasi terbaik dari kegiatan wisata

setelah tetap terjaganya keseimbangan ekosistem. Nilai kepuasan konsumen ini

didapatkan dengan membandingkan persepsi dengan harapan akan kinerja. Hasil

perhitungan kepuasan keseluruhan pengunjung terhadap kinerja Wisata Alam

Situ Gunung mendapatkan index kepuasan pengunjung sebesar 0.71 yang artinya

pengunjung yang datang dan menikmati produk yang ditawarkan PUAS terhadap

kinerja Wisata Alam Situ Gunung (Tabel 10).

Nilai masing-masing atribut menunjukkan bahwa kinerja atribut-atribut

yang menjadi parameter dalam ukuran kepuasan pengunjung telah memenuhi

harapan dari pengunjung. Namun, tetap perlu mendapat perhatian atribut yang

kinerjanya masih dirasakan kurang oleh pengunjung, terutama atribut yang

Page 69: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

55

berada pada tingkat kepentingan yang tinggi. Sedangkan atribut-atribut yang

dinilai telah baik perlu dipertahankan dan dievaluasi perlunya peningkatan

kinerjanya. Pada perkembangannya dewasa ini, peningkatan kinerja yang telah

baik bukan tidak perlu sebab pelanggan dapat merasa bosan jika tidak terdapat

inovasi. Banyaknya tempat wisata alam yang juga telah dikelola dengan baik

akan menjadi pesaing jika kinerja pengelolaan Situ Gunung tidak ditingkatkan.

Kelestarian dan keutuhan kawasan harus tetap diperhatikan dalam pengelolaan

dan pengembangan yang dilakukan.

Tabel 10 Perhitungan Customer Satisfaction Index

No. Atribut MIS WF MSS WS

1 Kebersihan 3.68 0.07 3.56 0.23

2 Kenyamanan 3.65 0.06 3.79 0.24

3 Keramahan dan kesopanan petugas 3.72 0.07 3.79 0.25

4 Kelengkapan dan Kondisi fasilitas dan

prasarana sarana wisata 3.54 0.06 3.62 0.23

5 Harga tiket 3.40 0.06 2.91 0.18

6 Kelengkapan dan kemudahan informasi 3.24 0.06 3.66 0.21

7 Jenis paket/kegiatan wisata 3.47 0.06 3.42 0.21

8 Obyek wisata yang tersedia 3.95 0.07 4.08 0.29

9 Penataan lokasi 3.38 0.06 3.46 0.21

10 Kemudahan mencapai lokasi 3.86 0.07 3.11 0.21

11 Promosi 2.95 0.05 2.86 0.15

12 Fasilitas Outbound 3.39 0.06 3.15 0.19

13 Fasilitas Bumi perkemahan 3.33 0.06 3.22 0.19

14 Pemandu wisata 3.03 0.05 3.49 0.19

15 Pemandangan alam 4.15 0.07 4.46 0.33

16 Keberadaan satwaliar dan tumbuhan unik 3.70 0.07 3.86 0.25

Total 56.43 56.44 3.55

CSI 0.71 (PUAS)

Keterangan: 1. MIS = Mean Importance Score (rata-rata nilai kepentingan)

2. WF = Weight Factor

3. MSS = Mean satisfaction score (rata-rata nilai kinerja)

4. WS = Weight Score 5. CSI = Customer Satisfaction Index (Index kepuasan konsumen)

5.3. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Wisata Alam Situ Gunung

5.3.1. Faktor Internal Wisata Alam Situ Gunung

Identifikasi faktor internal lembaga pengelolaan WA ini penting untuk

melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Wisata Alam

Page 70: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

56

Situ Gunung. Informasi tentang faktor internal ini didapatkan melalui wawancara

terhadap responden yang berasal dari unsur pengunjung, pengelola kawasan, dan

LSM terkait, serta melalui pengamatan langsung di lapangan.

111))) Identifikasi Kekuatan Wisata Alam Situ Gunung

Kekuatan Wisata Alam Situ gunung dapat dirumuskan dari hasil penjabaran

dua sub bab diatas adalah sebagai berikut:

1. Objek menarik dan khas serta tingginya potensi ekowisata Situ Gunung baik

dari segi lanskap, flora, fauna, panorama alam maupun daya tarik kepercayaan

2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata dalam wilayah yang sama dan relatif

berdekatan

3. Topografi beragam, lingkungan yang masih terjaga keasliannyanya dan fariasi

obyek wisata memberikan alternatif aneka jenis kegiatan wisata

4. Jenis prasarana dan sarana wisata relatif lengkap

5. Bentuk dan sistem pelayanan pengunjung, pengelolaan sampah, dan

pengelolaan wisata telah tertata

6. Keaslian dan keutuhan fungsi kawasan relatif terjaga

7. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja telah ada

8. Tersusunnya masterplan pengelolaan Wisata Alam Situ gunung

222))) Identifikasi Kelemahan Wisata Alam Situ Gunung

Kelemahan Wisata Alam Situ gunung dapat dirumuskan dari hasil

penjabaran dua sub bab diatas adalah sebagai berikut:

1. Kualitas SDM kurang

2. Kuantitas SDM kurang

3. Jumlah prasarana sarana serta fasilitas wisata yang belum memenuhi

kebutuhan pengunjung

4. Kondisi jalan di dalam kawasan yang cukup sulit untuk ditempuh

5. Kurangnya kegiatan promosi baik dari intensitas maupun efektifitasnya

6. Aturan dalam perijinan memasuki kawasan maupun batasan-batasan kegiatan

sehubungan dengan status kawasan sebagai bagian TNGGP

7. Kendala birokrasi yang panjang dan berbelit dalam tubuh Perum perhutani

maupun TNGGP sehingga menghambat pendanaan, perbaikan produk wisata,

dan lain-lain

Page 71: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

57

8. Manajemen pengendalian dampak yang belum tersusun secara sistematis pada

rencana kerja

5.3.2. Faktor Lingkungan Eksternal Wisata Alam Situ Gunung

Identifikasi faktor lingkungan eksternal lembaga pengelola ini penting

untuk melihat sejauh mana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Wisata Alam

Situ Gunung. Informasi faktor eksternal ini didapatkan dengan wawancara

responden pengelola, LSM terkait, dan pengunjung serta melalui pengamatan

langsung di lapangan. Tidak semua lingkungan eksternal dibahas pada penelitian

ini, akan tetapi hanya beberapa saja yaitu lingkungan sekitar, sosial budaya

masyarakat, konsumen dan mitra usaha

111))) Identifikasi Peluang Wisata Alam Situ Gunung

Peluang yang dimiliki Wisata Alam Situ gunung dapat dirumuskan dari

hasil penjabaran dua sub bab diatas adalah sebagai berikut:

1. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat dengan kota kota besar

2. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat dengan jalan antar provinsi

3. Pihak terkait banyak dan memiliki kompetensi yang cukup baik dalam bisnis

wisata alam

4. Peluang menggalang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum

ada kerjasama sebelumnya

5. Penerimaan baik masyarakat terhadap adanya kegiatan wisata dan keinginan

masyarakat untuk turut terlibat dalam operasional kegiatan wisata

6. Besarnya kunjungan pertahun yang memberikan pendapatan potensial

7. Banyaknya usaha-usaha lain penarik massa di sekitar kawasan

8. Penggalakan program Visit Indonesia yang membuka pasar internasional

222))) Identifikasi Ancaman Wisata Alam Situ Gunung

Ancaman yang dihadapi Wisata Alam Situ gunung dapat dirumuskan dari

hasil penjabaran dua sub bab diatas adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya pengetahuan akan status dan aturan-aturan dalam kawasan

konservasi serta rendahnya kesadaran konservasi dari masyarakat sekitar

2. Rendahnya dukungan dari Pemerintah Daerah

3. Bergesernya wilayah jelajah satwa, pencemaran danau, vandalisme obyek

wisata, dan lain sebagainya yang merupakan dampak kedatangan pengunjung

Page 72: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

58

4. Gangguan dari masyarakat sekitar kawasan akibat keterbatasan pekerjaan,

pendidikan, dan keterampilan

5. Persaingan dengan usaha-usaha sejenis

5.4. Strategi Pengembangan Usaha

Strategi pengembangan usaha dibuat dengan menggunakan analisis

SWOT. Untuk membuat analisis SWOT telah dirumuskan faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada sub

bab 5.3 di atas. Faktor-faktor tersebut dievaluasi dalam matriks IFAS dan EFAS.

5.4.1. Matriks Faktor Internal dan Eksternal Wisata Alam Situ Gunung

Responden dalam penilaian ini adalah responden yang dianggap mengerti

dan memahami kondisi Wisata Alam Situ Gunung. Responden berjumlah 4 orang

yakni yakni obyek manajer selaku pemimpin tertinggi yang mengkoordinir

seluruh kegiatan pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung, kepala resort Situ

Gunung TNGGP selaku pemimpin tertinggi dari pihak yang berwenang terhadap

wilayah, koordinator lapang BWS dan Rakata Adventure selaku LSM yang

terlibat langsung dalam pemanfaatan kawasan. Keempat responden ini memiliki

peran, pemahaman/pandangan dan kewenangan yang berbeda dalam keterlibatan

mereka terhadap kawasan Wisata Alam Situ Gunung.

1) Matriks IFAS (Internal Strategic factors Analysis Summary)

Matriks ini merangkum rata-rata penilaian dari tiap responden terhadap

kekuatan dan kelemahan seperti yang terlihat pada Tabel 11. Matriks IFAS

memperlihatkan bahwa kekuatan utama bagi Situ Gunung adalah Objek menarik

dan khas serta tingginya potensi ekowisata Situ Gunung baik dari segi lanskap,

flora, fauna, panorama alam maupun daya tarik kepercayaan dengan skor 0.590.

Sedangkan kekuatan terkecilnya adalah Sarana prasarana wisata relatif lengkap

dengan skor 0.355. Kelemahan utama Situ Gunung adalah Kurangnya kegiatan

promosi baik dari intensitas maupun efektifitasnya dengan skor 0.436. Sedangkan

kelemahan terkecilnya yaitu Aturan dalam perijinan memasuki kawasan maupun

batasan-batasan kegiatan sehubungan dengan status kawasan sebagai bagian

TNGGP dengan skor 0.228.

Page 73: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

59

Tabel 11 Matriks IFAS

FAKTOR STRATEGIS INTERNAL RATING BOBOT SKOR

KEKUATAN

1. Objek menarik dan khas serta tingginya

potensi ekowisata Situ Gunung baik dari segi

lanskap, flora, fauna, panorama alam, maupun daya tarik kepercayaan

4.25 0.139 0.590

2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata dalam

wilayah yang sama dan relatif berdekatan 4 0.131 0.525

3. Topografi beragam, lingkungan yang masih

terjaga keasliannya dan fariasi obyek wisata

memberikan alternatif aneka jenis kegiatan

wisata

3.75 0.109 0.410

4. Jenis prasarana dan sarana wisata relatif

lengkap 3.25 0.109 0.355

5. Bentuk dan sistem pelayanan pengunjung, pengelolaan sampah dan pengelolaan wisata

telah tertata

3.5 0.139 0.486

6. Keaslian dan keutuhan fungsi kawasan relatif

terjaga 3.5 0.124 0.436

7. Struktur organisasi, rencana kerja dan

pembagian kerja telah ada 4 0.146 0.584

8. Tersusunnya masterplan pengelolaan Wisata Alam Situ gunung

3.75 0.102 0.383

TOTAL 1 3.768

KELEMAHAN

1. Kualitas SDM kurang 2.25 0.135 0.304 2. Kuantitas SDM kurang 3 0.135 0.405

3. Jumlah prasarana sarana serta fasilitas

pendukung wisata yang belum memenuhi

kebutuhan pengunjung

2.5 0.143 0.357

4. Kondisi jalan di dalam kawasan yang cukup

sulit untuk ditempuh 3 0.118 0.354

5. Kurangnya kegiatan promosi baik dari intensitas maupun efektifitasnya.

3.25 0.134 0.436

6. Aturan dalam perijinan memasuki kawasan

maupun batasan-batasan kegiatan sehubungan dengan status kawasan sebagai bagian

TNGGP

2.5 0.091 0.228

7. Kendala birokrasi yang panjang dan berbelit

dalam tubuh Perum perhutani maupun TNGGP sehingga menghambat pendanaan,

perbaikan produk wisata dan lain-lain

2.75 0.118 0.323

8. Manajemen pengendalian dampak yang belum tersusun secara sistematis pada rencana

kerja.

3 0.126 0.379

TOTAL 1 2.786

SELISIH 0.982

Data diolah pada Lampiran 4.

Page 74: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

60

Selisih antara jumlah skor faktor kekuatan dengan faktor kelemahan adalah 0.982.

Wisata Alam Situ Gunung berada pada posisi positif internalnya.

222))) Matriks EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)

Matriks ini merangkum rata-rata penilaian dari tiap responden terhadap

peluang dan ancaman yang terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Matriks EFAS

FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL RATING BOBOT SKOR

PELUANG

1. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat dengan

kota kota besar 2.75 0.128 0.352

2. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat dengan

jalan antar provinsi 2.75 0.155 0.426

3. Pihak terkait banyak dan memiliki kompetensi

yang cukup baik dalam bisnis wisata alam 3.5 0.111 0.388

4. Peluang menggalang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada

kerjasama sebelumnya

3.75 0.138 0.516

5. Penerimaan baik masyarakat terhadap adanya

kegiatan wisata dan keinginan masyarakat untuk turut terlibat dalam operasional

kegiatan wisata

4 0.128 0.512

6. Besarnya kunjungan pertahun yang memberikan pendapatan potensial

3.5 0.137 0.478

7. Banyaknya usaha-usaha lain penarik massa di

sekitar kawasan 2.5 0.076 0.191

8. Penggalakan program Visit Indonesia yang

membuka pasar internasional 2.75 0.128 0.352

TOTAL 1 3.214

ANCAMAN

1. Rendahnya pengetahuan akan status dan aturan-aturan dalam kawasan konservasi serta

rendahnya kesadaran konservasi dari

masyarakat sekitar.

3 0.202 0.607

2. Rendahnya dukungan dari Pemerintah Daerah 1.75 0.131 0.229

3. Bergesernya wilayah jelajah satwa,

pencemaran danau, vandalisme obyek wisata dan lain sebagainya yang merupakan dampak

kedatangan pengunjung.

3.5 0.233 0.815

4. Gangguan dari masyarakat sekitar kawasan

akibat keterbatasan pekerjaan, pendidikan dan keterampilan

2.5 0.218 0.545

5. Persaingan dengan usaha-usaha sejenis 2.75 0.216 0.593

TOTAL 1 2.790

SELISIH 0.424

Data diolah pada Lampiran 4

Matriks EFAS memperlihatkan bahwa peluang terbesar adalah Peluang

menggalang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang sebelumnya belum

Page 75: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

61

ada kerjasama dengan skor 0.516. Sedangkan peluang yang paling kecil adalah

Banyaknya usaha-usaha lain penarik massa di sekitar kawasan dengan skor 0.191.

Faktor ancaman yang paling besar untuk Situ Gunung adalah Bergesernya

wilayah jelajah satwa, pencemaran danau, vandalisme obyek wisata, dan lain

sebagainya yang merupakan dampak kedatangan pengunjung. dengan skor 0.815.

Sedangkan faktor ancaman yang paling kecil adalah rendahnya dukungan dari

Pemerintah Daerah dengan skor 0.229. Selisih antara jumlah skor faktor peluang

dengan ancaman adalah 0.424. Wisata Alam Situ Gunung berada pada posisi

positif dalam lingkungan eksternalnya.

Posisi strategis organisasi pengelola Wisata Alam Situ Gunung diperoleh

dari selisih antara jumlah skor faktor kekuatan dengan faktor kelemahan sebagai

koordinat horizontal (sumbu X) dan selisih antara jumlah skor faktor peluang

dengan faktor ancaman sebagai koordinat vertikal (sumbu Y). Posisi strategis ini

tertera dalam model diagram kartesius yang terlihat pada Gambar 14.

Diagram Analisis SWOT

-0.5

-0.3

-0.1

0.1

0.3

0.5

-0.5 -0.3 -0.1 0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1

Internal

Ekste

rnal

Gambar 14 Diagram Kartesius Analisis SWOT WA. Situ Gunung.

5.4.2. Analisis Matriks SWOT

Analisis SWOT akan memberikan alternatif strategi pengembangan usaha.

Keunggulan metode ini adalah kemudahan untuk memformulasikan strategi

berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal. Empat strategi yang dapat

menjadi pilihan yaitu strategi SO (Strenghs-Opportunities), ST (Strenghs-

Page 76: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

62

Threats), WO (Weaknesses-Opportunities) dan WT (Weaknesses-Theats).

Analisis ini menggunakan data dari matriks EFAS dan IFAS pada Tabel 11 dan

Tabel 12. Wisata Alam Situ Gunung berada pada kuadran pertama diagram

kartesius dengan strategi usaha yang disarankan adalah strategi SO (Tabel 13).

Tabel 13 Matriks SWOT Strategi SO

KEKUATAN (S)

PELUANG (O)

1. Objek menarik dan khas serta tingginya potensi ekowisata Situ Gunung baik dari

segi lanskap, flora, fauna, panorama

alam maupun daya tarik kepercayaan 2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata

dalam wilayah yang sama dan relatif

berdekatan

3. Topografi beragam, lingkungan yang masih terjaga keasliannya dan fariasi

obyek wisata memberikan alternatif

aneka jenis kegiatan wisata 4. Prasarana sarana wisata relatif lengkap

5. Sistem pelayanan pengunjung,

pengelolaan sampah dan pengelolaan

wisata telah tertata 6. Keaslian dan keutuhan fungsi kawasan

relatif terjaga

7. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja telah ada

8. Penyusunan masterplan pengelolaan

Wisata Alam Situ gunung

1. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat dengan kota kota besar

2. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat

dengan jalan antar provinsi 3. Pihak terkait banyak dan memiliki

kompetensi yang cukup baik dalam

bisnis wisata alam 4. Peluang menggalang kerjasama dengan

organisasi wisata nasional yang

sebelumnya belum ada kerjasama

5. Penerimaan baik masyarakat terhadap adanya kegiatan wisata dan keinginan

masyarakat untuk turut terlibat dalam

operasional kegiatan wisata 6. Besarnya kunjungan pertahun yang

memberikan pendapatan potensial

7. Banyaknya usaha-usaha lain penarik

massa di sekitar kawasan 8. Penggalakan program Visit Indonesia

yang membuka pasar internasional

STRATEGI SO 1. Peningkatan efektifitas promosi wisata

Situ Gunung.

2. Memperluas jaringan kerjasama dengan lembaga kepariwisataan.

3. Menerapkan masterplan pengelolaan

kawasan wisata Situ Gunung.

Strategi SO bisa disebut sebagai strategi pertumbuhan agresif dengan

menggunakan kekuatan usaha dan memanfaatkan peluang. Strategi pertumbuhan

Page 77: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

63

agresif merupakan pilihan yang cocok jika dilihat dari posisi lembaga pengelola

Wisata Alam Situ Gunung yang memiliki kekuatan dan peluang besar.

Banyak langkah nyata yang dapat dirumuskan dalam menggunakan

kekuatan guna memanfaatkan peluang namun dalam penelitian ini dirumuskan

tiga yang dianggap mewakili. Berikut penjabaran dari masing-masing strategi:

1. Peningkatan efektifitas promosi.

Peningkatan efektifitas promosi ini dimaksudkan agar kegiatan promosi

dapat tepat sasaran. Pengefektifan promosi dilakukan untuk memaksimalkan

potensi banyak serta khasnya obyek wisata, beragamnya bentang alam,

lengkapnya sarana prasarana serta telah tertatanya manajemen organisasi dan

manajemen wisatanya untuk menjangkau masyarakat di kota-kota besar

terdekat salah satunya dengan memanfaatkan program Visit Indonesia dari

pemerintah serta banyaknya usaha penarik massa di sekitar lokasi.

Promosi yang telah dilakukan sangat beragam namun belum tersampaikan

kepada konsumen karena kegiatan promosi yang dilakukan belum menjangkau

pasar utama Wisata Alam Situ Gunung. Pihak pasar utama riil yang dapat

mengakses informasi dari promosi sangat terbatas. Hal ini dapat terjadi karena

konsumen riil bukan masyarakat yang menerima arus informasi dari kantor,

internet, majalah atau media promosi lain yang telah ada selama ini sehingga

sumber informasi masih terpusat pada penyebaran informasi dari mulut ke

mulut.

Keegan (2002) mengungkapkan bahwa pasar dapat disegmentasikan

berdasarkan goegrafi, demografi, psikografi, kepribadian, dan pendapatan.

Diterangkan lebih lanjut bahwa pasar berdasarkan geografi dapat dilihat dari

lokasi pasar, pasar berdasarkan demografi dapat dilihat dari jenis kelamin,

umur, pendidikan, dan pekerjaan. Penelitian ini melakukan sampling dengan

kuota berdasarkan umur dan jenis kelamin diusahakan seimbang sehingga dua

paramater ini tidak dapat digunakan untuk membuat segmentasi pasar.

Hasil pengisian kuisioner oleh responden pengunjung menunjukkan bahwa

berdasarkan lokasi tempat tinggal, pengunjung terbesar berasal dari kota

tempat lokasi Wisata Alam Situ Gunung (Sukabumi) yaitu 51,33% disusul

kota yang berjarak dua kota dari Sukabumi (Jakarta, Bekasi, Tangerang) yaitu

Page 78: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

64

33,63% kemudian kota yang berjarak 1 kota dari Sukabumi (Bandung,

Purwakarta, Depok, Cibinong) yaitu 10,62%, kota yang berbatasan langsug

dengan Sukabumi (Bogor, Cianjur, Cisarua, Puncak, Cipanas) yaitu 2,65%

dan yang terakhir kota yang berjarak lebih dari dua kota dari Sukabumi yaitu

1,77%. Secara umum responden pengunjung terbesar berasal dari dalam kota

Sukabumi sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa target pasar utama

berdasarkan asal pengunjung adalah dari dalam Sukabumi.

Hasil pengisian kuisioner oleh responden pengunjung menunjukkan bahwa

berdasarkan pekerjaannya, 56% pengunjung merupakan pelajar/mahasiswa,

disusul 29% pegawai swasta, 6% PNS, 6% URT, dan 3% adalah anak-anak

yang belum bersekolah. Secara umum responden pengunjung terbesar

merupakan pelajar sehingga gologan inilah yang menjadi target pasar utama

Wisata Alam Situ Gunung berdasarkan golongan pekerjaan.

Rumusan alternatif model promosi yang efektif berdasarkan target pasar

utama yang berhasil dirumuskan antara lain terlihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Alternatif Model Promosi Berdasarkan Target Pasar

No. Taget Pasar

Utama

Media Promosi Cara Pelaksanaan

1. Asal

Sukabumi

koran, leaflet,

booklet, poster, stiker, majalah,

dan radio

a. mengikuti acara-acara pameran daerah

b. penampilan iklan di koran lokal pada masa-masa mendekati dan musim liburan

c. bekerjasama dengan stasiun radio lokal

d. menggalang kerjasama dengan usaha penarik massa di sekitar lokasi

e. penempelan siker pada angkutan umum

2. Pelajar Film, radio, poster, leaflet,

booklet,

majalah, dan

koran

a. media-media promosi cetak ini dapat didistribusikan ke sekolah-sekolah (termasuk

universitas)

b. Distribusi dapat dilakukan dengan

memanfaatkan pengurus sekolah (seperti guru) ataupun organisasi-organisasi pelajar

dan mahasiswa yang aktif

c. mengirimkan film pendidikan pada sekolah dengan tempat pengambilan gambar adalah

Wisata Alam Situ Gunung

Hasil pengisian kuisioner oleh responden pengunjung menunjukkan bahwa

berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya, 31% pengunjung memiliki tingkat

pendidikan akhir SD/sederajat, disusul 24% S1, 16% SMP, 15% SMA, 10%

Diploma, dan 4% S2/S3. Walaupun tingkat pendidikan terakhir terbesar

adalah SD namun tingkat dominasinya tidak terlalu tinggi terlihat dari masih

Page 79: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

65

besarnya persentase tingkat pendidikan akhir yang lainnya. Dari fakta ini,

dapat dibuat model penyampaian promosi dimana promosi tidak didesain

rumit, dengan bahasa yang ringkas, mudah dimengerti penerima promosi

dengan berbagai tingkat pendidikan, dan menarik. Informasi yang dimuat

dalam promosi ditekankan pada daya tarik tinggi Wisata Alam Situ gunung

bagi pengunjung yaitu obyek wisata dan alam.

Kunjungan yang memuaskan secara otomatis akan membuat wisatawan

menyebarkannya kepada orang lain atau minimal dirinya sendiri akan

mengulangi kunjungan. Oleh karena itu, peningkatan kinerja wisata juga perlu

diperhatikan.

2. Memperluas jaringan kerjasama.

Perluasan jaringan kerjasama dilakukan dengan menggunakan manajemen

organisasi yang telah tertata guna meningkatkan jangkauan usaha.

Membangun jejaring kerjasama bertujuan untuk memperluas jangkauan usaha

dan kualitas usaha dengan menggunakan manajemen organisasi yang telah

tertata guna memanfaatkan peluang dari banyak serta kapasitas pihak terkait

yang terlibat dan peluang menggalang kerjasama dengan organisasi wisata

nasional.

Usaha menjalin kerjasama ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan

nama besar organisasi pusat baik Perum Perhutani maupun Balai TNGGP

untuk kemudian membentuk jaringan kerjasama yang saling menguntungkan.

Kerjasama ini penting dijalankan terutama dengan departemen pariwisata,

dinas perhubungan, dan travel agent guna memperluas pasar.

Wisata Alam Situ Gunung saat ini belum memiliki kerjasama dengan

organisasi wisata apapun selain LSM. LSM ini menggunakan Wisata Alam

Situ Gunung sebagai lokasi aktivitas mereka dan ada bagi keuntungan sesuai

kesepakatan. LSM menjangkau wisatawan-wisatawan mancanegara dan

karyawan-karyawan swasta dengan tingkat jangkauan nasional dalam kegiatan

wisatanya. Adanya kerjasama dengan LSM ini telah membuktikan bahwa

pasar Wisata Alam Situ Gunung dapat meningkat seiiring dengan peningkatan

jaringan kerjasama.

Page 80: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

66

Bentuk kerjasama yang dapat dijadikan alternatif pengembangan adalah

menjadi satu lokasi wisata dari serangkaian paket perjalanan wisata. Lama

waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi semua obyek wisata di Wisata

Alam Situ Gunung adalah sekitar 2 jam dengan menggunakan transportasi

dalam lokasi. Waktu kunjungan ini memungkinkan Wisata Alam Situ Gunung

menjadi satu daerah tujuan wisata dari serangkaian perjalanan wisata dengan

wisata-wisata lain di dalam Sukabumi. Pengisian kuisioner oleh pengunjung

menunjukkan bahwa 76% responden menjawab pernah mengunjungi lokasi

wisata sejenis dengan rincian beberapa lokasi kunjungan tersebut adalah

Bandung, Ciwidei, Gunung Bunder, Cibodas, Puncak, Kebun Raya Bogor,

Selabitana, Kawah Putih, Parakan Salak, Situ Gintung, Cibubur, Jogja,

Bromo, dan Cipelang. Dari lokasi-lokasi tersebut, yang dapat digolongkan

dalam satu rangkaian perjalanan wisata dengan Wisata Alam Situ gunung

antara lain Selabintana, Parakan Salak, dan Cipelang. Tiga lokasi wisata ini

dapat diutamakan dalam membuat rangkaian kunjungan wisata. Perlu

dilakukan riset tersendiri untuk melihat potensi dan peluang membuat

rangkaian perjalanan wisata ini namun secara umum pembentukan kerjasama

dari pengelola-pengelola wisata di Sukabumi dan sekitarnya sangat

memungkinkan.

Jaringan kerjasama memiliki lebih dari satu pihak yang dihubungkan

dalam peran dan posisinya masing-masing. Peran dan posisi ini akan sesuai

dengan kompetensi lembaga tersebut dan dengan apa kerjasama tersebut

dibina. Wisata Alam Situ Gunung dapat menjalin kerjasama dengan

Departemen Pariwisata, Dinas Perhubungan, dan agen perjalanan wisata.

3. Menerapkan masterplan pengelolaan.

Menerapkan masterplan pengelolaan dengan memanfaatkan dukungan

pihak terkait guna meningkatkan kualitas usaha dan mempertahankan fungsi

kawasan. Perbaikan kualitas manajemen organisasi dan manajemen wisata

dilakukan menggunakan masterplan pengelolaan guna menjaga keaslian dan

keutuhan fungsi kawasan dengan memanfaatkan peluang dari besarnya jumlah

kunjungan pertahun yang memberikan pemasukan dan dukungan dari

masyarakat serta pihak terkait berkompetensi tinggi lain dalam bisnis wisata

Page 81: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

67

alam. Adanya masterplan ini akan menjadi pedoman yang lebih memperjelas

arah kegiatan pengelolaan Wisata Alam Situ gunung.

Masterplan pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung ini masih dalam tahap

pembentukan. Disusun oleh Resort Situ Gunung TNGGP dengan melibatkan

pengelola lapang Situ Gunung dari Perum Perhutani, tenaga ahli dari Rakata

Adventure selaku konsultan dan tenaga ahli dari perguruan tinggi (IPB) juga

selaku konsultan. Masterplan ini disusun guna mengembangkan wisata

dengan memperhatikan fungsi kawasan. Evaluasi mutlak dilakukan guna

memantau hasil kerja dari pengelolaan wisata di Wisata Alam Situ Gunung

menggunakan masterplan. Masterplan pengelolaan memang belum terbentuk

sehingga penilaian benar tidaknya pengusulan penerapan masterplan dalam

strategi pengembangan Wisata Alam Situ Gunung memang masih gamang

namun secara umum penyusunan masterplan ini merupakan suatu peluang

untuk pelaksanaan wisata yang lebih baik lagi.

Page 82: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

BAB VI

KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Kinerja Pengelolaan Wisata Alam Situ Gunung dinilai dari aspek kepuasan

pengunjung dari pengunjung dengan karakteristik bertempat tinggal mayoritas

di dalam Sukabumi, berpendidikan akhir SD, pekerjaan sebagai pelajar, dan

datang dengan tujuan rekreasi tergolong ‘BAIK’ terlihat dari kategori PUAS

hasil perhitungan Customer Satisfaction Index

2. Kinerja pengelolaan tergolong ‘BAIK’ dinilai dari kealamian dan pengawetan

kawasan serta peran kawasan dalam sosial ekonomi masyarakat terlihat dari

peran kawasan terhadap sosial ekonomi masyarakat dan tetap terpeliharanya

kealamian serta pengawetan kawasan.

3. Pengelolaan Wisata Alam Situ gunung dipengaruhi oleh faktor Internal

(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman).

Teridentifikasi 8 faktor kekuatan, 8 faktor kelemahan, 8 faktor peluang, dan 5

faktor ancaman Wisata Alam Situ Gunung.

4. Faktor kekuatan yang paling berpengaruh terhadap Wisata Alam Situ Gunung

adalah Objek menarik dan khas serta tingginya potensi ekowisata Situ Gunung

baik dari segi lanskap, flora, fauna, panorama alam maupun daya tarik

kepercayaan dengan skor 0.590. Faktor kekuatan terkecil adalah prasarana

sarana wisata relatif lengkap dengan skor 0.355. Faktor kelemahan utama

adalah kurangnya kegiatan promosi baik dari intensitas maupun efektifitasnya

dengan skor 0.436. Faktor kelemahan terkecil yaitu aturan dalam perijinan

memasuki kawasan maupun batasan-batasan kegiatan sehubungan dengan

status kawasan sebagai bagian TNGGP dengan skor 0.228.

Faktor peluang terbesar adalah Peluang menggalang kerjasama dengan

organisasi wisata nasional yang sebelumnya belum ada kerjasama dengan skor

0.516. Faktor peluang terkecil adalah Banyaknya usaha-usaha lain penarik

massa di sekitar kawasan dengan skor 0.191. Faktor ancaman terbesar adalah

Bergesernya wilayah jelajah satwa, pencemaran danau, vandalisme obyek

Page 83: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

69

wisata dan lain sebagainya yang merupakan dampak kedatangan pengunjung.

dengan skor 0.815. Faktor ancaman terkecil adalah rendahnya dukungan dari

pemerintah daerah dengan skor 0.229.

Situ Gunung berada pada posisi positif di lingkungan internal dan

eksternalnya. Selisih antara jumlah skor faktor kekuatan dengan jumlah skor

faktor kelemahan adalah 0.982. Sedangkan, selisih antara jumlah skor faktor

peluang dengan jumlah skor faktor ancaman adalah 0.424.

5. Alternatif strategi yang berhasil dirumuskan adalah Strategi Pertumbuhan

Agresif. Program pengembangan yang berhasil dirumuskan adalah

peningkatan efektifitas promosi, perluasan kerjasama, dan penerapan

masterplan pengelolaan.

6.2. Saran

Saran yang diajukan adalah:

1. Pengurangan faktor kelemahan utama yaitu promosi dengan peningkatan

kegiatan-kegiatan promosi yang lebih variatif dengan memperhatikan

karakteristik dari pengunjung riil sebagai target pasar.

2. Perluasan jaringan kerjasama dengan lembaga wisata lain yang akan

memperluas lingkup Wisata Alam Situ Gunung.

3. Menerapkan masterplan pengelolaan Wisata Alam Situ gunung.

4. Meminimalkan faktor ancaman lingkungan akibat dampak kedatangan

pengunjung dengan meningkatkan manajemen pengamanan dan pengendalian

dampak wisatanya yang belum tersusun secara sistematis pada rencana kerja.

5.

Page 84: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto TT. 2002. Audit Lingkungan. Yogyakarta: Global Pustaka Utama

Basuni S, Nandi K. 2008. Pembangunan Ekowisata Pada Kawasan Hutan

Konservasi. Dalam Avenzora, R. 2008. Ekoturisme Teori dan Praktek.

Nias: BRR NAD

Douglass RW. 1970. Forest Recreation Third Edition. New York oxford Sydney

Paris Frankfrut: Pergamon Press.

[GPNP] Gede Pangrango National Park. 2007. Situ Gunung. www.gedepangrango

national park.go.id. [6 Mei 2009]

Hidayat R. 1992. Analisis Ekonomi Usaha Wana Wisata Situ Gunung. Skripsi.

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor.

Jalil HA. 2006. Aplikasi Travel Cost Method Dalam Menduga Nilai Ekonomi

Manfaat Rekreasi (Studi di TWA Grojogan Sewu, Surakarta, Jawa Tengah).

Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB

Keegan WJ. 2002. Global Marketing Management. Upper Saddle River, NJ:

Prentice Hall

Koentjaraningrat.1997. Beberapa Dasar metode Statistik dan Sampling dalam

Penelitian Masyarakat. Dalam Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode

Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nasution MN. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pendit NS. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya

Paramita.

PP No. 18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona

Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam

PP No. 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian

Alam

Page 85: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

71

Rangkuti F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Restiyan R. 2009. Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi

Pengembangannya. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Soemardjan S, Koentjaraningrat. 1997. Penyusunan dan Penggunaan Kuisioner.

Dalam Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

[TNGGP] Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2009. Dokumen Kondisi

Umum Lokasi. Tidak dipublikasikan

Umar H. 2008. Strategi Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan

Wahab S. 1992. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Wearing S, Joanne McLean. 1997. Developing Ecotourism: A Community Based

Approach. Sydney: University of Technology.

Page 86: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

LAMPIRAN

Page 87: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

73

Lampiran 1 Kuisioner Pegunjung

No. Responden : ____________

Tanggal : ____________

KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG TAMAN NASIONAL GUNUNG

GEDE PANGRANGO

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana Konservasi Hutan

dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Sebelumnya saya meminta maaf dan mengucapkan terimakasih atas

kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i untuk meluangkan waktu ditengah kegiatan

wisata Anda. Berikut ini adalah kuisioner dari penelitian saya yang berjudul

“Kinerja Pengelolaan Dan Strategi Pengembangan Taman Wisata Alam Situ

Gunung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango”. Penelitian ini

merupakan salah satu syarat bagi saya untuk merampungkan pendidikan

sarjana saya, karenanya bantuan anda sangat saya hargai.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pengembangan Taman

Wisata Alam Situ Gunung kedepannya sehingga, bantuan

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuisioner berdasarkan kondisi

sebenarnya akan menentukan keputusan yang dibuat. Pengembangan wisata

ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dengan salah satu tujuan

akhir adalah kepuasan Anda sekalian sebagai pengunjung.

Berikut petunjuk pengisian kuisioner:

1. isilah jawaban pada tempat yang telah disediakan apabila pertanyaan

berupa isian langsung

2. lingkarilah atau berilah tanda silang (X) pada salah satu atau lebih

jawaban yang telah disediakan apabila pertanyaan berupa pilihan

ganda

3. jawablah secara jujur sesuai dengan keadaan atau penilaian anda

4. kejujuran dan keseriusan Anda dalam mengisi lembar kuisioner ini

kan mempengaruhi kesimpulan/ keluaran penelitian

Atas segala masukan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih

Karakteristik Pengunjung

KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI SARJANA S1

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA

HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 88: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

74

Lampiran 1 Lanjutan

Nama : .............................................................

Umur : .................................................... tahun

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Tempat tinggal : .............................................................

Pendidikan terakhir : a. SD/sederajat d. Diploma

b. SMP/sederajat e. S1 (Sarjana)

c. SMA/sederajat f. S2/S3 (Pascasarjana)

Pekerjaan : a. Pelajar/mahasiswa

b. PNS

c. ABRI

d. Karyawan swasta/wirausaha

e. Ibu rumah tangga

f. Job seeker (belum bekerja)

g. Lainnya: .............................................................

Motivasi dan Ketertarikan (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Apa tujuan Anda mengunjungi TWA Situ Gunung?

a. Rekreasi/liburan

b. Pekerjaan

c. Pendidikan

d. Penelitian

e. Lainnya: ...........................................................................................................

2. Apa yang menurut anda paling menarik di TWA Situ Gunung?

a. Panorama alam yang alami c. Danau

b. Outbond d. Pelayanan wisata

c. Air terjun e. Pengetahuan yang diberikan

f. Lainnya: ...........................................................................................................

3. Pernahkah anda mengunjungi lokasi wisata lain yang sejenis dengan TWA

Situ Gunung?

a. Pernah: di ..........................................................................................................

b. tidak pernah

Pencarian Informasi dan Evaluasi Alternatif (jawaban boleh lebih dari satu) 1. Darimana anda mendapatkan informasi tentang TWA Situ Gunung?

a. Anggota keluarga

b. Teman

c. Promosi pihak pengelola (leaflet, booklet, ilkan, internet dll)

d. Karyawan TWA Situ Gunung

e. Mencari tahu sendiri

2. Hal apa saja menjadi fokus perhatian/pertimbangan anda dari informasi

tersebut yang menentukan kunjungan anda ke TWA Situ Gunung?

a. Harga e. Jenis wisata

b. Lokasi f. Lainnya: .........................................

c. Fasilitas dan paket yang ditawarkan .......................................................

d. Kealamiahan kawasan

3. Biasanya keputusan kunjungan anda ke TWA Situ Gunung dilakukan secara?

a. Terencana b. Mendadak

Page 89: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

75

Lampiran 1 Lanjutan

Pengetahuan Tentang TWA Situ Gunung

1. Apakah Anda mengetahui bahwa Situ Gunung merupakan kawasan

konservasi?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah pengelola TWA pernah memberikan informasi mengenai kawasan

dan fungsinya?

a. Pernah b. Sering c. Tidak

3. Apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga lingkungan TWA Situ Gunung?

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

4. Apakah menurut Anda lingkungan Situ Gunung telah dikelola dengan baik?

a. Ya, alasan: .....................................................................................................

........................................................................................................................

b. Tidak, alasan: ................................................................................................

........................................................................................................................

Perilaku Pasca Pembelian

1. secara keseluruhan puaskah Anda dengan apa yang Anda peroleh dari TWA

Situ Gunung

a. Ya, karena .........................................................................................................

b. Tidak, karena ....................................................................................................

2. Jika ada kesempatan, apakah Anda akan berkunjung kembali ke TWA Situ

Gunung

a. Ya, karena .........................................................................................................

b. Tidak, karena ....................................................................................................

Analisis Tingkat Kinerja atribut TWA Situ Gunung

Dimohon untuk memberi tanda ceklis (), lingkaran (O) atau silang (X) pada

nilai yang dianggap sesuai dengan pendapat saudara.

Uraian Tingkat Kinerja (Nilai)

1. Kebersihan 1

Sangat kotor 2

kotor 3

Cukup

bersih

4 bersih

5 Sangat

bersih

2. Kenyamanan

1

Sangat tidak nyaman

2

Tidak nyaman

3

Cukup nyaman

4

nyaman

5

Sangat nyaman

3. Keramahan dan kesopanan petugas

1

Sangat tidak

ramah

2

Tidak ramah

3

Cukup

ramah

4

ramah

5

Sangat

ramah

4. Kelengkapan dan

Kondisi fasilitas dan

prasarana sarana wisata

1

Sangat tidak

cukup

2

Tidak cukup

3

Biasa saja

4

Cukup

5

Sangat

cukup

Page 90: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

76

Uraian Tingkat Kinerja (Nilai)

5. Harga tiket 1

Sangat mahal

2

mahal

3

Biasa saja

4

murah

5

Sangat murah

6. Kelengkapan dan

kemudahan

informasi

1

Sangat sulit

2

sulit

3

Cukup

mudah

4

mudah

5

Sangat

mudah

7. Jenis paket/kegiatan wisata

1

Sangat tidak

beragam

2

Tidak

beragam

3

Cukup

beragam

4

beragam

5

Sangat

beragam

8. Objek wisata yang

tersedia

1 Sangat tidak

menarik

2 Tidak

menarik

3 Cukup

menarik

4 menarik

5 Sangat

menarik

9. Penataan lokasi 1

Sangat tidak

menarik

2 Tidak

menarik

3 Cukup

menarik

4 menarik

5 Sangat

menarik

10. Kemudahan

mencapai lokasi

1

Sangat sulit

2

sulit

3

Cukup mudah

4

mudah

5

Sangat mudah

11. Promosi

1

Sangat

kurang

2

Kurang

3

Cukup

4

Baik

5

Sangat

Baik

12. Fasilitas Outbound

1

Sangat

mudah dijumpai di

tempat lain

2

Mudah

dijumpai di tempat lain

3

Cukup

khas

4

Tidak biasa

dijumpai di tempat lain

5

Sangat

tidak biasa dijumpai di

tempat lain

13. Fasilitas Buper

1

Sangat mudah

dijumpai di

tempat lain

2

Mudah dijumpai di

tempat lain

3

Cukup khas

4

Tidak biasa dijumpai di

tempat lain

5

Sangat tidak biasa

dijumpai di

tempat lain

14. Pemandu wisata 1

Sangat tidak

profesional

2 Tidak

profesional

3 Cukup

profesional

4 Profesional

5 Sangat

profesional

15. Pemandangan alam

1 Sangat tidak

alami/ sangat

rusak

2 Tidak alami/

rusak

3 Cukup

alami

4 alami

5 Sangat

alami

16. Keberadaan satwaliar dan

tumbuhan unik

1 Sangat tidak

menarik

2 Tidak

menarik

3 Cukup

menarik

4 menarik

5 Sangat

menarik

Lampiran 1 Lanjutan

Page 91: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

77

Lampiran 1 Lanjutan

Analisis Tingkat Kepentingan Atribut TWA Situ Gunung

Dimohon untuk memberi tanda ceklis (), lingkaran (O) atau silang (X) pada

nilai yang dianggap sesuai dengan pendapat saudara.

Uraian

Tingkat Kepentingan (Nilai)

Sangat tidak

penting

(1)

Tidak

penting

(2)

Cukup

Penting

(3)

Penting

(4)

Sangat

Penting

(5)

1. Kebersihan 1 2 3 4 5

2. Kenyamanan 1 2 3 4 5

3. Keramahan dan kesopanan

petugas 1 2 3 4 5

4. Kelengkapan dan Kondisi

fasilitas dan prasarana

sarana wisata

1 2 3 4 5

5. Harga tiket 1 2 3 4 5

6. Kelengkapan dan

kemudahan informasi 1 2 3 4 5

7. Jenis paket/kegiatan

wisata 1 2 3 4 5

8. Objek wisata yang

tersedia 1 2 3 4 5

9. Penataan lokasi 1 2 3 4 5

10. Kemudahan mencapai

lokasi 1 2 3 4 5

11. Promosi 1 2 3 4 5

12. Fasilitas Outbound 1 2 3 4 5

13. Fasilitas Buper 1 2 3 4 5

14. Pemandu wisata 1 2 3 4 5

15. Pemandangan alam 1 2 3 4 5

16. Keberadaan satwaliar

dan tumbuhan unik 1 2 3 4 5

- Terima Kasih - Hatur Nuhun-

Page 92: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

78

Lampiran 2 Panduan Wawancara Pengelola

Panduan wawancara pengelola merupakan pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah Visi, misi dan tujuan pengelolaan TWA Situ Gunung?

2. Apa status dan produk hukum yang berhubungan dengan kawasan dan

pengelolaannya?

3. bagaimana sejarah pengelolaannya?

4. Bagaimana struktur organisasi, koordinasi dan kerjasama pengelolaan

(kewenangan) TWA Situ Gunung?

5. Bagaimana kualitas dan kuantitas SDM pengelola?

6. Bagaimana hasil kerja yang dicapai dengan SDM yang ada saat ini?

7. Berapa persentase luas lahan terbangun dari keseluruhan luas TWA?

8. Bagaimana proses perubahan penggunaan lahan terjadi?

9. Bagaimana tata guna kawasan saat ini?

10. Bagaimana tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi? / apakah

lingkungan TWA Situ Gunung masih alami?

11. Apa kegiatan yang telah ditetapkan/direncanakan guna menjaga

kealamiahan kawasan?

12. Bagaimana pelaksanaannya?

13. Berapa persen menurut anda tingkat keberhasilan kegiatan tersebut?

14. Apa keluaran/hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut?

15. Apakah ada pelanggaran yang terjadi seperti perburuan, penebangan liar,

engubahan bentang alam dll?

16. Jika ada, apa pengaruh pelanggaran tersebut terhadap lingkungan dan

kegiatan wisata?

17. Siapakah pelaku pelanggaran dan apa motivasinya?

18. Apa antisipasi dan penanganan yang dilakukan (maupun yang

direncanakan untuk dilakukan) oleh pengelola terhadap kasus yang

terjadi?

19. Apakah terjadi pencemaran lingkungan di TWA Situ Gunung?

20. Jenis-jenis pencemaran apa sajakah yang terjadi?

21. Apa yang menjadi penyebab atau sumber pencemaranya?

22. Apa penanganan dan pengelolaan limbah yang dilakukan pengelola?

23. Apakah ada pengaruh dari pencemaran ini terhadap pelaksanaan kegiatan

wisata? Jika ada, apa?

24. Bagaimana pengelolaan yang dilakukan:

a. Terhadap objek wisata

b. Terhadap jalur wisata

c. Program wisata yang ditawarkan

d. Pelayanan pengunjung yang diberikan

e. Pemberian informasi penting bagi pengunjung

25. Bagaimana bentuk-bentuk pemasaran dan promosi yang dilakukan?

26. Bagaimana rencana kerja untuk menanggulagi maupun mengatasi dampak

kegiatan wisata yang mungkin muncul?

27. Bagaimana pelaksanaan dari rencana kerja tersebut?

28. Bagaimana kondisi sosial ekonomi serta politik negara saat ini,

perkembangan kepariwisataan nasional dan internasional, kekuatan usaha

pesaing, dan peran lembaga-lembaga terkait?

Page 93: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

79

Lampiran 2 Lanjutan

29. Letak, luas, aksesibilitas, kondisi fisik iklim, topografi, sumber daya alam

hayati, Objek wisata, sarana prasarana (letak, luas/ ukuran, jumlah)

30. Jumlah penduduk, komposisi, tingkat pendidikan, mata pencaharian,

interaksi dengan kawasan, persepsi terhadap kawasan (dari sudut pandang

pengelola)

ANALISIS SWOT

31. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman dan kesempatan

dalam pengelolaan TWA Situ Gunung ini?

32. bagaimana posisi perusahaan dalam faktor-faktor di atas?

Lampiran 3. Panduan Wawancara Masyarakat

Panduan wawancara masyarakat merupakan pertanyaan sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk, komposisi, tingkat pendidikan, mata pencaharian, hirarki

sosial masyarakat

2. Interaksi dengan kawasan, persepsi terhadap kawasan

3. Apakah lingkungan TWA Situ Gunung masih baik (belum banyak

kerusakan) atau sebaliknya

4. Masyarakat terganggu atau tidak terhadap adanya kegiatan wisata?

5. Apakah masyarakat mendukung terselenggaranya kegiatan wisata?

6. Apakah masyarakat memiliki keinginan untuk ikut serta dalam pengelolaan

wisata di lokasi?

7. Jika ya, pada sektor apa masyarakat ingin dilibatkan?

8. Bagaimana sosial budaya masyarakat?

9. Apakah masyarakat tidak terganggu atas kedatangan pengunjung?

10. Apakah masyarakat mengetahui dan memahami pentingnya konservasi?

11. Apakah masyarakat mengetahui dan memahami bahwa twa situ gunung

merupakan kawasan konservasi?

12. Apakah pengelola situ Gunung pernah mengadakan sosialisasi mengenai

status kawasan, fungsi dan sebagainya?

13. Apakah adanya kegiatan wisata mendukung perekonomian masyarakat?

14. Usaha/ industri masyarakat apa yang tergerak?

15. Bagaimana penyerapan tenaga kerja yang diperoleh masyarakat?

Page 94: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

80

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Kinerja

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Yeti 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 2 3 3 4 5 5

Sintia 4 4 3 3 2 2 3 4 3 5 2 3 3 3 4 2

Hadi 4 3 4 4 2 4 3 3 2 5 2 2 2 2 3 3

Andi 4 3 5 3 4 3 3 3 2 5 3 4 3 3 4 2

Laila 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 5 2

Boim 4 4 4 4 3 2 3 4 3 5 2 2 4 4 4 4

Alex 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4

Ucup 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4

Eko 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 5

Sodikin 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 2 3 3 5 3

Farha 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3

Yunita Amelia 4 3 5 4 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 5 3

Beta Karisma 3 3 1 3 3 4 3 3 3 1 3 2 3 3 5 4

Nur Jamilah 2 4 4 3 4 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 3

Yanti 3 3 3 3 3 4 2 3 2 1 3 1 1 3 4 2

Lukman Firdaus 4 4 3 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4

Hariri 3 4 4 3 3 5 2 5 4 3 4 2 3 4 5 3

Arif 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 3 5 5

Bunga 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4

Melati 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4

21 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3

22 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3

23 2 3 3 2 2 3 4 4 2 5 2 4 4 3 5 4

24 2 4 4 3 3 3 3 4 3 5 2 3 3 3 5 4

Tri 3 3 3 2 3 2 3 5 4 4 2 3 4 3 5 3

Page 95: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

81

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Lukaman 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3

Iis 3 4 4 4 2 4 3 4 4 2 2 4 4 3 5 2

Umi 2 3 3 2 2 3 4 4 2 5 2 4 4 3 5 4

Badariah 4 3 5 4 4 4 4 5 4 2 3 3 3 4 5 5

Nur Khasanah 3 4 4 4 3 4 4 5 4 2 3 3 3 4 5 4

Sapto 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

Pratama Setiawan 3 4 2 3 2 4 4 5 3 3 4 3 3 3 5 5

Septian Eko S. 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 2 5 5

Resi 3 5 5 3 2 3 3 5 4 4 3 2 2 3 4 4

Cecep Maulana 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5

Riski M. H 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4

Galih 3 4 4 4 3 4 5 5 3 2 2 3 4 4 5 4

Guntur 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 5 5

Regina 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 5 5

Rustam Hidayat 4 4 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 3

Oje 5 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3

Eka Pratama Putra 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 3 3 5 4

Putra A. 4 5 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5

Krisna Mukti 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5

Bagus Karim 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4

M. Hiqbil 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5

Handoko Aji 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4

Aziz 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3

Galuh Pratama 4 5 4 5 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4

Larasati E. H 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 4

Sulistyo 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 5 3

Kharis Abidin 4 5 5 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 5 3

Lampiran 4 Lanjutan

Page 96: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

82

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Diah Kurnia Y. 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3

Sri Wahyuni 4 4 3 3 2 4 3 4 2 2 3 3 2 3 4 4

Siti Indriyani 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4

Pahma Rahmi 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3

Yusherlina 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2

Monica 3 3 3 2 1 4 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3

Diana B 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 5 4

Silmi M 4 3 5 2 3 4 4 5 5 1 4 3 3 4 4 5

Shanti 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5

Rendi 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4

Ninuk 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4

Syira Nafi K 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 3

Tata 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3

M Syamsuddin 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Yeyen 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5

Tri Wulandari 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 5 4

Mei 2 4 4 3 4 2 2 4 4 5 2 2 2 3 4 3

Riana 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 4 4

Edi Andriawan 4 4 2 5 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4

Gunawan Ridwan 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4

Laras 3 3 4 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 4 5 5

Aji 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Didit 4 4 4 4 2 4 4 5 4 3 2 4 4 4 5 5

Dyah Ayu 4 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3

Efendi 3 4 5 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 5

Isah 4 4 4 4 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 3

Cecep Baharudin 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3

Lampiran 4 Lanjutan

Page 97: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

83

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Herry 3 2 4 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4

Markus H 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

Aisyah Shandria 3 4 4 4 4 4 3 5 2 2 2 2 2 2 5 3

Nadia 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5

Melia 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 5

Dadang Suryadi 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 3

Mamat 2 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 5 5

Wuri 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 5 4

Bima 4 4 3 4 2 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 3

S. kaka 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 5 5

Bara 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4

Caca 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 5 4

Ipa 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 3 4 4 4 5 5

Makmur 4 5 5 4 4 5 3 5 2 2 2 3 3 4 5 4

Edu 5 5 5 4 4 5 3 4 4 1 2 2 3 5 5 5

Gery 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 3

Nina 4 3 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5

Ayuandari 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5

Ida 4 5 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 5 5 4

79 3 4 5 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4 5 5 5

Ade 4 4 4 5 3 5 4 3 5 4 4 3 4 5 5 5

Ita 4 5 5 5 3 5 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4

Yuni 4 4 5 3 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 5 5

Risa 4 3 4 4 3 4 4 5 4 2 2 3 3 3 5 5

Hesti 2 1 4 3 4 3 3 5 4 2 2 2 3 2 5 4

Frika 4 2 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 5 5

Citra 2 2 3 2 3 3 3 5 3 2 2 2 3 3 5 3

Lampiran 4 Lanjutan

Page 98: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

84

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

M. Yusuf 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3

Aisyah 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 4 4

Ratna 4 5 2 5 2 3 4 5 4 2 2 4 4 4 4 4

Galih 4 5 4 5 2 3 4 5 3 2 2 3 3 3 4 3

Siti 4 4 3 4 2 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3

Vina 2 3 4 2 2 4 3 4 3 1 2 3 3 4 4 3

Ronal 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4

Yofan 3 4 3 3 2 4 3 5 3 2 3 4 4 4 4 2

JUMLAH 406 432 432 413 332 417 390 465 395 355 326 359 367 398 508 440

RATA-RATA 3.561 3.789 3.79 3.62 2.91 3.658 3.42 4.08 3.46 3.114 2.86 3.149 3.2193 3.491 4.456 3.86

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Kepentingan

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Yeti 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 5

Sintia 3 4 4 4 5 2 3 4 3 5 2 3 3 2 4 1

Hadi 3 2 2 2 5 2 4 4 3 4 2 3 3 1 4 4

Andi 3 4 4 2 2 4 4 5 4 2 3 3 3 2 4 4

Laila 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 4 2

Boim 4 3 3 3 3 2 2 4 3 5 2 3 3 2 4 4

Alex 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4

Ucup 2 2 2 2 3 3 4 5 5 3 2 3 3 3 4 5

Eko 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4

Sodikin 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 5 2

Farha 3 3 3 5 3 3 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5

Yunita Amelia 5 5 5 5 3 5 4 5 3 3 3 4 4 3 5 4

Lampiran 4 Lanjutan

Page 99: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

85

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Beta Karisma 5 4 4 5 4 5 2 3 4 5 3 3 2 5 3 3

Nur Jamilah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Yanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Lukman Firdaus 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3

Hariri 5 5 5 3 4 5 3 3 5 5 5 3 3 4 5 5

Arif 4 4 4 2 2 3 3 5 4 4 4 4 4 3 5 5

Bunga 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4

Melati 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4

21 4 5 4 4 5 3 3 4 4 5 2 2 2 2 4 3

22 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4

23 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 4 3 3 3 5 4

24 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 5 4

Tri 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 3 3 3 3 5 4

Lukaman 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 2 3 3 2 4 2

Iis 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 1 5 3

Umi 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 4 3 3 3 5 4

Badariah 4 4 4 2 2 3 2 4 3 5 3 3 3 4 5 5

Nur Khasanah 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 3 2 2 4 5 4

Sapto 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4

Pratama Setiawan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Septian Eko S. 3 4 5 3 3 5 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4

Resi 4 5 5 3 5 3 3 5 3 4 3 4 4 3 4 4

Cecep Maulana 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4

Riski M. H 3 4 3 2 2 2 2 4 2 3 1 3 4 1 4 5

Galih 2 3 4 4 1 1 4 4 3 4 1 3 3 4 4 4

Guntur 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 1 1 1 3 4 4

Regina 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4

Lampiran 5 Lanjutan

Page 100: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

86

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Rustam Hidayat 3 3 3 3 4 3 4 5 4 4 2 2 2 2 3 4

Oje 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4

Eka Pratama Putra 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4

Putra A. 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4

Krisna Mukti 4 4 4 2 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 4 4

Bagus Karim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

M. Hiqbil 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Handoko Aji 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4

Aziz 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4

Galuh Pratama 4 4 4 2 3 2 2 4 3 4 2 2 2 1 4 3

Larasati E. H 4 4 4 4 3 2 2 5 4 4 3 3 3 2 5 5

Sulistyo 5 2 2 3 4 2 2 5 5 2 2 2 2 2 5 4

Kharis Abidin 3 4 4 3 3 4 2 4 3 5 3 2 2 2 4 4

Diah Kurnia Y. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

Sri Wahyuni 3 3 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5

Siti Indriyani 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3

Pahma Rahmi 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5

Yusherlina 3 3 2 3 3 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3

Monica 5 4 4 5 5 3 4 4 3 5 4 3 3 3 5 4

Diana B 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4

Silmi M 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5

Shanti 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3

Rendi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Ninuk 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2

Syira Nafi K 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3

Tata 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3

M Syamsuddin 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3

Lampiran 5 Lanjutan

Page 101: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

87

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Yeyen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Tri Wulandari 4 3 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4

Mei 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Riana 3 2 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 3

Edi Andriawan 2 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4

Gunawan Ridwan 2 2 4 1 3 3 1 4 2 1 3 4 4 3 4 4

Laras 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2

Aji 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Didit 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Dyah Ayu 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 3

Efendi 2 2 2 4 2 2 4 4 2 3 2 2 2 2 4 4

Isah 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4

Cecep Baharudin 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3

Herry 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 3

Markus H 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4

Aisyah Shandria 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3

Nadia 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 2 4 4

Melia 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 2 4 4

Dadang Suryadi 3 3 3 5 5 4 4 4 3 5 3 3 3 3 4 2

Mamat 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 5 4

Wuri 4 4 4 4 5 3 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4

Bima 4 4 3 4 3 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4 3

S. kaka 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3

Bara 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5

Caca 4 3 4 2 2 4 3 4 3 4 2 2 2 4 4 4

Ipa 4 3 4 3 4 5 3 3 3 4 3 3 1 4 5 4

Makmur 3 4 4 3 3 5 3 4 2 4 4 4 3 5 5 5

Lampiran 5 Lanjutan

Page 102: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

88

Nama Responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Edu 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 4 5 3 5 5 4

Gery 4 4 4 4 4 3 4 5 3 5 3 4 4 3 4 3

Nina 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 5 5 5 4 3

Ayuandari 5 5 5 5 3 3 4 3 3 3 3 5 5 4 4 3

Ida 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 4

79 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4

Ade 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5

Ita 3 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 5 5 5 4 3

Yuni 4 4 5 5 3 3 5 4 3 3 3 5 5 5 4 4

Risa 4 4 4 3 5 4 5 3 4 4 3 4 4 4 5 3

Hesti 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 3 5 3

Frika 4 5 4 4 3 3 5 4 3 5 4 4 4 3 5 5

Citra 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3

M. Yusuf 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 3 4 5 3 4 5

Aisyah 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4

Ratna 5 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 3 3 3 5 5

Galih 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3 3 5 4

Siti 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 2 5 5

Vina 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4

Ronal 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 3 3 3 4 4

Yofan 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 3 3 2 2 4 2

JUMLAH 420 416 424 403 388 369 396 450 385 440 336 386 380 345 473 422

RATA-RATA 3.684 3.649 3.72 3.54 3.4 3.237 3.47 3.95 3.38 3.86 2.947 3.386 3.3333 3.026 4.149 3.702

Jarak antara

jumlah nilai

Kinerja dan

Kepentingan -14 16 8 10 -56 48 -6 15 10 -85 -10 -27 -13 53 35 18

Lampiran 5 Lanjutan

Page 103: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

89

Lampiran 6 Rekap Analisis SWOT

Faktor Internal

No. Faktor-Faktor Kekuatan

Responden Rata-Rata

TNGP Perum

Perhutani RAKATA BWS

Nilai Bobot

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1. Objek menarik dan khas serta tingginya

potensi ekowisata Situ Gunung baik dari

segi lanskap, flora, fauna, panorama alam maupun daya tarik kepercayaan

4 5 5 5 4 4 4 5 4.25 0.139

2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata

dalam wilayah yang sama dan relatif

berdekatan

4 4 4 5 4 5 4 4 4 0.131

3. Topografi beragam, lingkungan yang

masih terjaga kealamiannya dan fariasi

obyek wisata memberikan alternatif aneka

jenis kegiatan wisata

4 3 4 4 4 4 3 4 3.75 0.109

4. Prasarana sarana wisata relatif lengkap 3 3 3 4 4 4 3 4 3.25 0.109

5. Sistem pelayanan pengunjung, pengelolaan

sampah dan pengelolaan wisata telah

tertata

3 5 2 5 5 5 4 4 3.5 0.139

6. Kealamian dan keutuhan kawasan relatif

terjaga 3 5 4 4 3 4 4 4 3.5 0.124

7. Struktur organisasi, rencana kerja dan

alokasi SDM telah ada 4 5 4 5 4 5 4 5 4 0.146

8. Penyusunan master plan pengelolaan

Wisata Alam Situ gunung 4 3 4 3 4 4 3 4 3.75 0.102

Page 104: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

90

Lampiran 6 Lanjutan

No. Faktor-Faktor Kelemahan

Responden Rata-Rata

TNGP Perum

Perhutani RAKATA BWS

Nilai Bobot

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1. Kualitas SDM kurang 2 4 3 4 2 4 2 4 2.25 0.135

2. Kuantitas SDM kurang 4 4 4 4 1 4 3 4 3 0.135

3. Kondisi dan jumlah prasarana sarana serta

fasilitas wisata yang belum memenuhi

kebutuhan pengunjung

4 4 3 5 1 4 2 4 2.5 0.143

4. Kondisi jalan di dalam kawasan yang

cukup sulit untuk ditempuh 3 2 3 4 3 4 3 4 3 0.118

5. Kurang nya kegiatan promosi baik dari

intensitas maupun efektifitasnya. 3 4 4 4 2 3 4 5 3.25 0.134

6. Aturan dalam perijinan memasuki kawasan

maupun batasan-batasan kegiatan

sehubungan dengan status kawasan

sebagai bagian TNGGP

2 2 4 4 1 2 3 3 2.5 0.091

7. Kendala birokrasi yang panjang dan

berbelit dalam tubuh Perum perhutani

maupun TNGGP sehingga menghambat pendanaan, perbaikan produk wisata dan

lain-lain

3 4 4 4 2 3 2 3 2.75 0.118

8. Manajemen pengendalian dampak yang

belum tersusun secara sistematis pada rencana kerja.

3 5 3 4 3 3 3 3 3 0.126

Page 105: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

91

Lampiran 6 Lanjutan

Faktor Eksternal

No. Faktor-Faktor Peluang

Responden Rata-Rata

TNGP Perum

Perhutani RAKATA BWS

Nilai Bobot

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat dengan kota kota besar

2 3 3 4 3 4 3 4 2.75 0.128

2. Jarak lokasi wisata yang relatif dekat

dengan jalan antar provinsi 3 5 3 4 2 4 3 5 2.75 0.155

3. Stakeholders banyak dan memiliki kompetensi yang cukup baik dalam bisnis

wisata alam

4 3 4 3 3 3 3 4 3.5 0.111

4. Peluang menggalang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang

sebelumnya belum ada kerjasama

4 4 3 4 4 4 4 4 3.75 0.138

5. Penerimaan baik masyarakat terhadap

adanya kegiatan wisata dan keinginan masyarakat untuk turut terlibat

dalamoperasional kegiatan wisata

4 3 4 4 4 4 4 4 4 0.128

6. Besarnya kunjungan pertahun yang

memberikan pendapatan potensial 3 3 4 5 4 4 3 4 3.5 0.137

7. Banyaknya usaha-usaha lain penarik massa

di sekitar kawasan 1 2 2 1 4 3 3 3 2.5 0.076

8. Penggalakan program Visit Indonesia yang

membuka pasar internasional 2 3 3 4 3 4 3 4 2.75 0.128

Page 106: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

92

Lampiran 6 Lanjutan

No. Faktor-Faktor Ancaman

Responden Rata-Rata

TNGP Perum

Perhutani RAKATA BWS

Nilai Bobot

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1. Rendahnya pengetahuan akan status dan aturan-aturan dalam kawasan serta

rendahnya kesadaran konservasi dari

masyarakat sekitar.

4 4 3 3 3 4 2 3 3 0.202

2. Rendahnya dukungan dari pemerintah

daerah 2 2 3 3 1 2 1 2 1.75 0.131

3. Bergesernya wilayah jelajah satwa,

pencemaran danau, vandalisme obyek wisata dan lain sebagainya yang

merupakan dampak kedatangan

pengunjung.

4 4 4 4 3 4 3 4 3.5 0.233

5. Gangguan dari masyarakat sekitar kawasan akibat keterbatasan pekerjaan, pendidikan

dan keterampilan

3 4 3 3 2 4 2 4 2.5 0.218

8. Persaingan dengan usaha-usaha wisata sejenis

2 3 3 4 4 5 2 3 2.75 0.216

Page 107: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

93

Lampiran 7 Perhitungan Analisis SWOT

KEKUATAN

Faktor

TNGGP Perum perhutani RAKATA BWS Rata-rata SKOR Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1 4 5 0.152 5 5 0.143 4 4 0.114 4 5 0.147 4.25 0.139 0.590

2 4 4 0.121 4 5 0.143 4 5 0.143 4 4 0.118 4 0.131 0.525

3 4 3 0.091 4 4 0.114 4 4 0.114 3 4 0.118 3.75 0.109 0.410

4 3 3 0.091 3 4 0.114 4 4 0.114 3 4 0.118 3.25 0.109 0.355

5 3 5 0.152 2 5 0.143 5 5 0.143 4 4 0.118 3.5 0.139 0.486

6 3 5 0.152 4 4 0.114 3 4 0.114 4 4 0.118 3.5 0.124 0.436

7 4 5 0.152 4 5 0.143 4 5 0.143 4 5 0.147 4 0.146 0.584

8 4 3 0.091 4 3 0.086 4 4 0.114 3 4 0.118 3.75 0.102 0.383

JUMLAH 33 1 35 1 35 1 34 1 1 3.768

KELEMAHAN

Faktor TNGGP Perum perhutani RAKATA BWS Rata-rata SKOR

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1 2 4 0.138 3 4 0.121 2 4 0.148 2 4 0.133 2.25 0.135 0.304

2 4 4 0.138 4 4 0.121 1 4 0.148 3 4 0.133 3 0.135 0.405

3 4 4 0.138 3 5 0.152 1 4 0.148 2 4 0.133 2.5 0.143 0.357

4 3 2 0.069 3 4 0.121 3 4 0.148 3 4 0.133 3 0.118 0.354

5 3 4 0.138 4 4 0.121 2 3 0.111 4 5 0.167 3.25 0.134 0.436

6 2 2 0.069 4 4 0.121 1 2 0.074 3 3 0.100 2.5 0.091 0.228

7 3 4 0.138 4 4 0.121 2 3 0.111 2 3 0.100 2.75 0.118 0.323

8 3 5 0.172 3 4 0.121 3 3 0.111 3 3 0.100 3 0.126 0.379

JUMLAH 29 1 33 1 27 1 30 1 1 2.786

Page 108: KINERJA PENGELOLAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · Penulis dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 1988 sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan M. Arief

94

Lampiran 7 Lanjutan

Selisih jumlah skor kekuatan dengan kelemahan adalah 3.768 - 2.786 = 0.982

PELUANG

Faktor

TNGGP Perum perhutani RAKATA BWS Rata-rata SKOR

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1 2 3 0.115 3 4 0.138 3 4 0.133 3 4 0.125 2.75 0.128 0.352

2 3 5 0.192 3 4 0.138 2 4 0.133 3 5 0.156 2.75 0.155 0.426

3 4 3 0.115 4 3 0.103 3 3 0.100 3 4 0.125 3.5 0.111 0.388

4 4 4 0.154 3 4 0.138 4 4 0.133 4 4 0.125 3.75 0.138 0.516

5 4 3 0.115 4 4 0.138 4 4 0.133 4 4 0.125 4 0.128 0.512

6 3 3 0.115 4 5 0.172 4 4 0.133 3 4 0.125 3.5 0.137 0.478

7 1 2 0.077 2 1 0.034 4 3 0.100 3 3 0.094 2.5 0.076 0.191

8 2 3 0.115 3 4 0.138 3 4 0.133 3 4 0.125 2.75 0.128 0.352

JUMLAH 26 1 29 1 30 1 32 1 1 3.214

ANCAMAN

Faktor

TNGGP Perum perhutani RAKATA BWS Rata-rata SKOR

Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot

1 4 4 0.235 3 3 0.176 3 4 0.211 2 3 0.1875 3 0.202 0.607

2 2 2 0.118 3 3 0.176 1 2 0.105 1 2 0.125 1.75 0.131 0.229

3 4 4 0.235 4 4 0.235 3 4 0.211 3 4 0.25 3.5 0.233 0.815

4 3 4 0.235 3 3 0.176 2 4 0.211 2 4 0.25 2.5 0.218 0.545

5 2 3 0.176 3 4 0.235 4 5 0.263 2 3 0.1875 2.75 0.216 0.593

JUMLAH 17 1 17 1 19 1 16 1 1 2.790

Selisih jumlah skor peluang dengan ancaman adalah 3.214 - 2.790 = 0.424