131
KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG LERENGAN SEMARANG (Studi Kasus Kampung Wonosari) T E S I S Diajukan oleh: NAMA : Tito Hadinata NIM : 16.A2.0013 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

KINERJA KENYAMANAN TERMAL

LINGKUNGAN KAMPUNG LERENGAN SEMARANG

(Studi Kasus Kampung Wonosari)

T E S I S

Diajukan oleh:

NAMA : Tito Hadinata

NIM : 16.A2.0013

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2019

Page 2: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –
Page 3: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –
Page 4: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –
Page 5: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

iv

Abstrak

Kenyamanan termal lingkungan sama pentingnya dengan kenyamanan termal

ruang dalam bangunan. Kualitas lingkungan sebagai tempat aktivitas mempunyai

karakteristik termal yang memaksa pelaku aktifitas menyesuaikan dirinya terhadap

kondisi yang ada. Kampung Wonosari merupakan permukiman di daerah Semarang

yang mempunyai topografi lerengan dan bukit. Saat ini kampung Wonosari menjadi

perhatian Pemerintah Kota Semarang terkait proyek revitalisasi penataan ulang

kawasan. Namun dalam progam revitalisasi tersebut hanya memperhatikan segi

visual saja. Berdasarkan kondisi tersebut bagaimana kah kenyamanan termal kampung

Wonosari berdasarkan standar kenyamanan termal, bagaimana tingkat kenyamanan

menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi

kenyamanan termal dikampung Wonosari.

Variabel dalam penelitian ini adalah temperatur udara, kelembaban udara dan

kecepatan angin. Penelitian ini menggunakan alat pengukur termal selama pengukuran

termal di lapangan yang kemudian data – data hasil tabulasi tersebut dianalisa dengan

metode . Pada penelitian yang menggunakan 3 sampel ini didapat hasil bahwa pada

setiap ketinggian memiliki karakteristik yang berbeda dari suhu, kelembaban dan

kecepatan angin. Solid dan void menunjukan kepadatan rumah yang tinggi, ruas jalan

yang sempit serta sedikitnya ruang terbuka menjadi salah satu faktor kenyamanan

termal lingkungan yang ada pada Kampung Wonosari. Penataan Solid dan void yang

baik dapat mempengaruhi kualitas kenyamanan termal suatu lingkungan.

Kata kunci : Kampung,lerengan, kenyamanan termal, temperatur udara, kelembapan

udara, kecepatan angin,solid, void

Page 6: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

v

Abstract

Environmental thermal comfort is as important as the thermal comfort of space

in a building. The quality of the environment as a place of activity has a thermal

characteristic that forces people to adjust themselves to the existing condition.

Wonosari village is a settlement in the Semarang area that has slope topography and

hills. Nowadays, Wonosari village is became the concern of the Semarang City

Government regarding the revitalization project of the year. In Fact, in the

revitalization program was concerned only on the visual aspect. Based on these

conditions how is the thermal comfort of Wonosari village based on thermal comfort

standards, what is the comfort level according to residents, and what are the factors

that influence the thermal comfort in Wonosari village.

The variables in this research are air temperature, air humidity and wind

speed. This study using thermal gauges to measure the thermal comfort, and then

analyzes the tabulation results. In this study using 3 samples, the results showed that

at each height had different characteristics of temperature, humidity and wind speed.

Solids and voids show a high density of houses, narrow road sections and a minimum

of open space to be one of the environmental thermal comfort factors in Wonosari

Village. A good arrangement of Solids and voids can affect the quality of a thermal

comfort environment.

Keywords : Village, slope, thermal comfort, air temperature, air humidity, wind

speed, solid, voids

Page 7: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan limpahan rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan lancar yang berjudul

“Kinerja Kenyaman Termal Lingkungan Kampung Lerengan Semarang (Studi

Kasus Kampung Wonosari) “.

Penulisan tesis ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu Dra. B. Tyas Susanti, MA, Ph.D selaku Dekan Pasca Sarjana Magister

Teknik Arsitektur.

2. Ibu MD. Nestri Kiswari, ST, MSc selaku Ketua Jurusan Pasca Sarjana

Magister Teknik Arsitektur.

3. Bapak Dr. Ir. Ant. Ardiyanto, MT selaku Ketua Progam Studi Magister

Teknik Arsitekur

4. Ibu Dr. VG. Sri Rejeki, MT selaku dosen pembimbing I. Terima kasih karena

telah banyak membimbing dari awal perkuliahan hingga akhir masa

perkuliahan, dan juga terima kasih atas bimbingan serta masukan yang

diberikan dengan banyak kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini dengan lebih maksimal.

5. Ibu Ir. Tri Hesti Mulyani, MT selaku dosen pembimbing II. Terima kasih

karena telah banyak membimbing dari awal perkuliahan hingga akhir masa

perkuliahan, dan juga terima kasih atas bimbingan serta masukan yang

diberikan dengan banyak kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini.

6. Bapak, Ibu dan adik yang selalu mendukung dan memotivasi dalam segala hal

penyelesaian tesis ini.

Page 8: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

vii

7. Adeliona Retno Hapsari yang selalu menemani, memotivasi penulis, memberi

semangat dan masukan, serta membantu dalam hal editorial penulisan tesis ini.

8. Mas Gatot dan Mbak Tarmi selaku karyawan pengajaran di kampus, yang

selalu membantu penulis dalam proses asistensi dengan para dosen

pembimbing.

9. Warga Kampung Wonosari atas waktu yang diluangkan serta pemberian data

yang diperlukan penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian tesis hingga dapat

diselesaikannya proses penulisan tesis ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam penulisan

tesis ini. Oleh karena itu, penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan,

kekurangan, maupun hal-hal yang kurang berkenan bagi pembaca sekalian. Dengan

segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran bila terdapat kesalahan-

kesalahan dalam penulisan tesis ini. Akhir kata, penulis berharap agar penulisan tesis

ini dapat berguna bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, 18 Juli 2019

Penulis

Tito Hadinata, ST

Page 9: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ 0

Halaman Persetujuan ...................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ...................................................................................................... ii

Pernyataan Keaslian Tesis .............................................................................................. iii

Abstrak ............................................................................................................................ iv

Abstract ........................................................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................................ vi

Daftar Isi ......................................................................................................................... viii

Daftar Tabel .................................................................................................................... xii

Daftar Diagram .............................................................................................................. xiv

Daftar Gambar ................................................................................................................ xvi

1 BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2

1.5 Batasan dan Lingkup Penelitian ................................................................. 3

1.6 Kerangka Penelitian ................................................................................... 4

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................ 5

2 BAB II Kajian Pustaka dan Landasan Teori ...................................................... 6

2.1 Kenyamanan Termal ................................................................................ 6

2.1.1 Definisi Kenyamanan Termal .......................................................... 6

2.1.2 Kenyaman Termal Lingkungan (Ruang Luar) ................................. 7

2.1.3 Standart Kenyaman Termal Menurut Pendapat ............................... 9

2.1.4 Faktor Pengaruh Kenyaman Termal ................................................ 10

2.1.5 Faktor Pengaruh Kenyaman Termal Ruang Luar ........................... 11

Page 10: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

ix

2.2 Iklim Tropis .............................................................................................. 15

2.2.1 Iklim Tropis ...................................................................................... 15

2.2.2 Iklim Tropis Lembab ........................................................................ 16

2.2.3 Pengaruh Iklim Terhadap Manusia .................................................. 18

2.2.4 Comfort Zone ................................................................................... 19

2.3 Prinsip Desain Arsitektur Tropis .............................................................. 21

2.3.1 Atap .................................................................................................. 21

2.3.2 Dinding ............................................................................................. 23

2.4 Permukiman .............................................................................................. 26

2.5 Lerengan ................................................................................................... 27

2.6 Penentuan Sumbu Jalan (Alinament) ...................................................... 28

2.7 Rumah Sengkedan dan Split-level ........................................................... 29

2.8 Angin ....................................................................................................... 29

2.9 Terori Perancangan Kota...........................................................................30

2.9.1 Teori Figure / Ground ..................................................................... 30

2.9.2 Pola Massa dan Ruang .................................................................... 31

2.9.3 Tekstur Perkotaan ............................................................................ 32

2.9.4 Tipologi Solid (Massa) dan Void (Ruang) ...................................... 32

2.10 Teori Linkage .........................................................................................34

2.10.1 Linkage Visual ............................................................................... 34

2.10.2 Linkage Struktural ......................................................................... 35

2.10.3 Linkage Kolektif ........................................................................... 35

2.11 Teori Place..............................................................................................36

2.12 Parameter................................................................................................37

Page 11: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

x

3 BAB III Metodologi Penelitian ........................................................................... 39

3.1 Pendahuluan .......................................................................................... 39

3.2 Metode Penlitian .................................................................................... 40

3.3 Metode Analisis ...................................................................................... 43

3.4 Metode Pemilihan Sampel ..................................................................... 43

3.4.1 Objek Penelitian ............................................................................. 46

3.4.2 Lingkup Penelitian ........................................................................ 48

3.4.3 Lokasi Terpilih (Makro) ............................................................... 49

3.4.4 Sampel Penelitian Terpilih (Mikro) .............................................. 50

3.4.5 Potongan Kawasan Kampung Wonosari ...................................... 51

4 BAB IV Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 50

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 50

4.2 Tingkat Kenyamanan di Kampung Wonosari ........................................ 50

4.3 Sampel Penelitian .................................................................................... 51

4.3.1 Sampel I ......................................................................................... 51

4.3.1.1 Data Suhu Bulan Juli (Sampel I) .......................................... 53

4.3.1.2 Data Kelembaban Bulan Juli (Sampel I) .............................. 54

4.3.1.3 Data Kecepatan Angin Bulan Juli (Sampel I) ...................... 55

4.3.1.4 Data Suhu Bulan Agustus (Sampel I) .................................. 56

4.3.1.5 Data Kelembaban Bulan Agustus (Sampel I) ....................... 57

4.3.1.6 Data Kecepatan Angin Agustus Juli (Sampel I) ................... 58

4.3.1.7 Matriks Koresponden Sampel I ............................................ 59

4.4 Sampel II ................................................................................................ 60

4.4.1 Data Suhu Bulan Juli (Sampel II) .................................................. 62

4.4.2 Data Kelembaban Bulan Juli (Sampel II) ...................................... 63

4.4.3 Data Kecepatan Angin Bulan Juli (Sampel II) .............................. 64

4.4.4 Data Suhu Bulan Agustus (Sampel II) .......................................... 65

4.4.5 Data Kelembaban Bulan Agustus (Sampel II) .............................. 66

4.4.6 Data Kecepatan Angin Bulan Agustus (Sampel II) ...................... 67

4.4.7 Matriks Responden Sampel II ........................................................ 68

Page 12: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xi

4.5 Sampel III .............................................................................................. 69

4.5.1 Data Suhu Bulan Juli (Sampel III) ................................................. 71

4.5.2 Data Kelembaban Bulan Juli (Sampel III) ..................................... 72

4.5.3 Data Kecepatan Angin Bulan Juli (Sampel III) ............................. 73

4.5.4 Data Suhu Bulan Agustus (Sampel III) ......................................... 74

4.5.5 Data Kelembaban Bulan Agustus (Sampel III) ............................. 75

4.5.6 Data Kecepatan Angin Bulan Agustus (Sampel III) ...................... 76

4.5.7 Matriks Responden Sampel III ...................................................... 77

4.5.8 Pembayangan Pada Kampung Wonosari ....................................... 78

4.6 Perbandingan Suhu Bulan Juli dan Suhu Bulan Agustus ..................... 80

4.7 Perbandingan Kelembaban Bulan Juli dan Kelembaban Bulan Agustus

............................................................................................................... 81

4.8 Perbandingan Kecepatan Angin Bulan Juli dan Kecepatan Angin Bulan

Agustus ................................................................................................. 82

4.9 Data Hasil Kenyaman Termal ............................................................... 83

4.10 Pembahasan........................................................................................... 84

4.10.1 Kenyamanan Termal Kampung Wonosari .................................... 84

4.10.2 Tingkat Kenyamanan Termal Menurut Responden ....................... 93

4.10.3 Faktor Yang Mempegaruhi Kenyaman Termal Kampung Wonosari

....................................................................................................... 94

4.11 Tingkat Kenyaman Termal Ruang Luar Kota Jakarta, Kota Manado, dan

Kampung Wonosari Bulan Juli – Agustus 2018 ................................... 96

5 BAB V Kesimpulan dan Saran ........................................................................... 98

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 98

5.2 Saran ........................................................................................................ 99

6 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102

Page 13: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fungsi Vegetasi................................................................................................. 12

Tabel 2. Fungsi Atap ....................................................................................................... 22

Tabel 3. Kenyaman Termal Menurut Pendapat .............................................................. 37

Tabel 4. Parameter Kajian............................................................................................... 38

Tabel 5. Data Kependudukan .......................................................................................... 48

Tabel 6. Data Suhu Sampel I Bulan Juli 2018 ................................................................ 57

Tabel 7. Data Kelembaban Sampel I Bulan Juli 2018 .................................................... 58

Tabel 8. Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Juli 2018 ............................................ 59

Tabel 9. Data Suhu Sampel I Bulan Agustus 2018 ......................................................... 60

Tabel 10. Data Kelembaban Sampel I Bulan Agustus 2018 ........................................... 61

Tabel 11. Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Agustus 2018 ................................... 62

Tabel 12. Matriks Koresponden Sampel I ..................................................................... 63

Tabel 13. Data Suhu Sampel II Bulan Juli 2018 ............................................................. 67

Tabel 14. Data Kelembaban Sampel II Bulan Juli 2018 ................................................. 68

Tabel 15. Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Juli 2018 ......................................... 69

Tabel 16. Data Suhu Sampel II Bulan Agustus 2018 ..................................................... 70

Tabel 17. Data Kelembaban Sampel II Bulan Agustus 2018 ......................................... 71

Tabel 18. Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Agustus 2018 .................................. 72

Tabel 19. Data Responden Sampel II ............................................................................. 73

Tabel 20. Data Suhu Sampel III Bulan Juli 2018 ........................................................... 77

Tabel 21. Data Kelembaban Sampel III Bulan Juli 2018 ............................................... 78

Tabel 22. Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Juli 2018 ........................................ 79

Tabel 23. Data Suhu Sampel III Bulan Agusutus 2018 .................................................. 80

Tabel 24. Data Kelembaban Sampel III Bulan Agustus 2018 ........................................ 81

Page 14: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xiii

Tabel 25. Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Agustus 2018 ................................ 82

Tabel 26. Data Responden Sampel III ............................................................................ 83

Tabel 27. Data Hasil Kenyamanan Termal ..................................................................... 89

Tabel 28. Analisa Suhu Udara Berdasarkan Parameter .................................................. 94

Tabel 29. Analisa Kelembaban Berdasarkan Parameter ................................................. 95

Tabel 30. Analisa Kecepatan Angin Berdasarkan Parameter ......................................... 97

Tabel 31. Kenyaman Termal Berdasarkan Parameter .................................................... 98

Tabel 32. Kenyaman Termal Berdasarkan Responden ................................................... 100

Tabel 33. Fungsi Vegetasi............................................................................................... 107

Tabel 34. Material Penutup Jalan .................................................................................... 108

Page 15: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Analisis Kerangka Pemikiran ...................................................................... 4

Diagram 2. Data Suhu Sampel I Bulan Juli 2018 ........................................................... 57

Diagram 3. Data Kelembaban Sampel I Bulan Juli 2018 ............................................... 58

Diagram 4. Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Juli 2018 ....................................... 59

Diagram 5. Data Suhu Sampel I Bulan Agustus 2018 .................................................... 60

Diagram 6. Data Kelembaban Sampel I Bulan Agustus 2018 ........................................ 61

Diagram 7. Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Agustus 2018 ................................ 62

Diagram 8. Data Suhu Sampel II Bulan Juli 2018 .......................................................... 67

Diagram 9. Data Kelembaban Sampel II Bulan Juli 2018 .............................................. 68

Diagram 10. Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Juli 2018 .................................... 69

Diagram 11. Data Suhu Sampel II Bulan Agustus 2018 ................................................ 70

Diagram 12. Data Kelembaban Sampel II Bulan Agustus 2018 .................................... 71

Diagram 13. Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Agustus 2018 ............................. 72

Diagram 14. Data Suhu Sampel III Bulan Juli 2018 ...................................................... 77

Diagram 15. Data Kelembaban Sampel III Bulan Juli 2018 .......................................... 78

Diagram 16. Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Juli 2018 ................................... 79

Diagram 17. Data Suhu Sampel III Bulan Agustus 2018 ............................................... 80

Diagram 18. Data Kelembaban Sampel III Bulan Agustus 2018 ................................... 81

Diagram 19. Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Agustus 2018 ........................... 82

Diagram 20. Data Suhu Bulan Juli & Bulan Agustus 2018 ............................................ 86

Diagram 21. Data Kelembaban Bulan Juli & Bulan Agustus 2018 ................................ 87

Diagram 22. Data Kecepatan Angin Bulan Juli & Bulan Agustus 2018 ........................ 89

Diagram 23. Perbandingan Tingkat Kenyamanan Termal Kota Jakarta dan

Kota Manado .................................................................................................................. 102

Page 16: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xv

Diagram 24. Tingkat Kenyamanan Termal Luar Kampung Wonosari Bulan Juli 2018 102

Diagram 24. Tingkat Kenyamanan Termal Luar Kampung Wonosari Bulan

Agustus 2018 .................................................................................................................. 102

Diagram 23. Perbandingan Tingkat Kenyamanan Termal Kota Jakarta,

Kota Manado dan Kampung Wonosari Bulan Juli - Agustus 2018 ............................... 102

Page 17: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kenyamanan Thermal yang timbul dari sinar matahari dan gerakan angin . 9

Gambar 2. Fungsi Vegetasi ............................................................................................. 12

Gambar 3. Jenis Vegetasi ............................................................................................... 13

Gambar 4. Kenyamanan Thermal yang timbul dari sinar matahari dan gerakan angin . 13

Gambar 5. Horizontal Shadow Angle ............................................................................. 14

Gambar 6. Vertical Shadow Angle ................................................................................. 15

Gambar 7. Ilustrasi pertukaran kalor manusia ................................................................ 18

Gambar 8. Diagram Ashrae ............................................................................................ 20

Gambar 9. Ilustrasi Fungsi Atap ..................................................................................... 21

Gambar 10. Pengaruh luar terhadap dinding penutup luar ............................................. 25

Gambar 11. Penyesuaian Rumah pada Topografi Tapak................................................ 28

Gambar 12. Garis Kontur ................................................................................................ 28

Gambar 13. Rumah Split Level ...................................................................................... 29

Gambar 14. Rumah Sengkedan....................................................................................... 29

Gambar 15. Pengaruh Topografi Atas Sifat Angin ......................................................... 30

Gambar 16. Pola Tekstur Kota Secara Diagramatis ....................................................... 31

Gambar 17. Tekstur Konfigurasi Massa Bangunan dan Lingkungan ............................. 32

Gambar 18. Tiga Elemen Solid ....................................................................................... 33

Gambar 19. Tiga Elemen Void ....................................................................................... 33

Gambar 20. Lima Elemen Linkage Visual ..................................................................... 34

Gambar 21. Tiga Elemen Linkage Struktural ................................................................. 35

Gambar 22. Tiga Elemen Bentuk Kolektif ..................................................................... 36

Gambar 23. Lima Elemen Teori Place ............................................................................ 37

Gambar 24. Hydrometer Digital ..................................................................................... 41

Page 18: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xvii

Gambar 25. Anemometer Digital .................................................................................... 42

Gambar 26. Meteran Roll ............................................................................................... 42

Gambar 27. Diagram Metode Analisis Data ................................................................... 44

Gambar 28. Diagram Keseluruhan Penelitian ................................................................ 44

Gambar 29. Peta Kampung Wonosari ............................................................................ 45

Gambar 30. Peta Lokasi Kampung Wonosari ................................................................. 46

Gambar 31. Peta Lokasi Kampung Wonosari ................................................................. 47

Gambar 32. Foto Drone Kampung Wonosari ................................................................. 47

Gambar 33. Solid (Massa) dan Void (Ruang) ................................................................ 49

Gambar 34. Sampel Penelitian ........................................................................................ 50

Gambar 35. Potongan Kawasan Kampung Wonosari..................................................... 51

Gambar 36. Sampel I Penelitian ..................................................................................... 54

Gambar 37. Foto Panorama Sampel I ............................................................................. 54

Gambar 38. Foto Eksisting B .......................................................................................... 55

Gambar 39. Foto Eksisting C .......................................................................................... 55

Gambar 40. Foto Eksisting A.......................................................................................... 55

Gambar 41. Foto Eksisting D.......................................................................................... 55

Gambar 42. Foto Eksisting Sampel I .............................................................................. 55

Gambar 43. Foto Pengukuran Sampel I .......................................................................... 56

Gambar 44. Sampel II Penelitian .................................................................................... 64

Gambar 45. Foto Panorama Sampel II ............................................................................ 64

Gambar 46. Foto Eksisting B .......................................................................................... 65

Gambar 47. Foto Eksisting C .......................................................................................... 65

Gambar 48. Foto Eksisting A.......................................................................................... 65

Gambar 49. Foto Eksisting D.......................................................................................... 65

Gambar 50. Foto Eksisting Sampel II ............................................................................. 65

Gambar 51. Foto Pengukuran Sampel II......................................................................... 66

Page 19: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

xviii

Gambar 52. Sampel III Penelitian ................................................................................... 74

Gambar 53. Foto Eksisting Sampel III ........................................................................... 74

Gambar 54. Foto Eksisting A.......................................................................................... 75

Gambar 55. Foto Eksisting D.......................................................................................... 75

Gambar 56. Foto Eksisting B .......................................................................................... 75

Gambar 57. Foto Eksisting C .......................................................................................... 75

Gambar 58. Foto Eksisting Sampel III ........................................................................... 75

Gambar 59. Foto Pengukuran Sampel III ....................................................................... 76

Gambar 60. Pembayangan Pada Jam 07.00 .................................................................... 84

Gambar 61. Pembayangan Pada Jam 12.00 .................................................................... 84

Gambar 62. Pembayangan Pada Jam 17.00 .................................................................... 84

Gambar 63. Pembayangan Pada Jam 07.00 .................................................................... 91

Gambar 64. Pembayangan Pada Jam 17.00 .................................................................... 91

Gambar 65. Pemberian Tritisan Pada Bangunan yang Terkena Sinar

MLangsung ..................................................................................................................... 91

Gambar 66. Ilustrasi Pergerakan Angin Kampung Wonosari ....................................... 106

Gambar 67. Jenis Vegetasi ............................................................................................. 107

Gambar 68. Elemen Vegetasi pada Area Publik ............................................................ 109

Gambar 69. Alternatif Material Perkerasan Tanah ........................................................ 109

Gambar 70. Alternatif Material Perkerasan Tanah ......................................................... 109

Page 20: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permukiman merupakan suatu ruang, tempat atau wadah untuk dihuni sekelompok

masyarakat dengan beragam aktivitas dan kepentingannya yang didukung oleh fasilitas-

fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang ada dimana faktor budaya, sosial, ekonomi

dan politik berpengaruh didalamnya. Menurut Doxiadis (1968: 21), permukiman dapat

didefinisikan sebagai suatu ruang yang dihuni oleh manusia. Permukiman terdiri dari dua

elemen dasar yaitu wadah dan isi. Wadah yang dimaksud yaitu berupa bangunan fisik

rumah, jaringan prasarana, dan alam. Sedangkan isi yang dimaksud yaitu berupa manusia

dan hubungan masyarakat di dalamnya.

Pada awal tahun 2017 pemerintah kota Semarang menjalakan progam penataan

ulang kawasan pasar bunga Kalisari, seiring berjalanannya proyek tersebut background

pasar bunga Kalisari yaitu kampung Wonosari menjadi perhatian pemerintah kota untuk

menunjang hasil akhir dari proyek penataan ulang kawasan pasar bunga Kalisari tersebut.

Kampung Wonosari atau yang saat ini lebih dikenal dengan kampung pelangi di Semarang

sedang menjadi sorotan publik dalam negeri maupun mancanegara. Menurut Ratih Dian

Saraswati, MD. Nestri Kiswari pada pada prosiding Seminar Nasional Arsitektur populis

tahun 2017, dalam progam revitalisasi kampung Wonosaari ini pemerintah hanya

memperhatikan dari segi visual bangunan saja, yang mana letak topografi kampung

Wonosari adalah lerengan atau bukit sehingga akses lingkungan yang berupa jalan

berundak dan kenyaman termal rumah tinggal juga perlu di perhatikan. Berdasarkan atas

kondisi tersebut maka dilakukan penelitian berpedoman pada kaidah kenyaman termal

lingkungan. Dimana spasial pola jalan dan bangunan atau rumah tinggal di lerengan

memiliki faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal bangunan yang berbeda.

Page 21: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

2

1.2 Rumusan Masalah

Dari pernyataan di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah yang akan di teliti,

yaitu :

1. Bagaimana kenyamanan termal pada kampung Wonosari berdasarkan

standart kenyaman termal?

2. Bagaimana persepsi / respon kenyamanan warga di ruang luar dalam

melakukan kegiatan bervariasi di kampung Wonosari?

3. Menurut penilain warga, bagaimana tingkat kenyamanan thermal di kampung

Wonosari?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi termal lingkungan kampung Wonosari?

5. Seperti apa penyelesaian dari permasalahan termal pada lingkungan kampung

Wonosari ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :

1 Mengetahui apa saja faktor-faktor yang menjadi kenyaman termal di

kampung Wonosari.

2 Mendapatkan informasi bagaimana kualitas lingkungan dapat

mempengaruhi kenyaman termal pada kampung Wonosari.

3 Memberikan kontribusi pada bidang arsitektur untuk stakeholders kampung

Wonosari.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi akademis memiliki beberapa manfaat :

• Penambahan ilmu dalam penataan suatu permukiman yang berada di

lerengan dengan benar.

• Menemukan solusi untuk kenyaman termal pada kampung Wonosari.

Bagi praktisi:

• Memperoleh informasi penataan suatu kawasan permukiman lerengan

dengan mempertimbangkan faktor aksesbiilitas jalan lingkungan dan

kenyaman termal untuk menunjang progam penataan revitalisasi kampung

Wonosari.

Page 22: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

3

Bagi masyarakat :

• Memberikan pengertian pentingnya menjaga kenyamanan kualitas ruang

luar pada kawasan lereng.

1.5 Batasan dan Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang diusulkan dibatasi pada materi penelitian sesuai

dengan substansi berdasarkan pada tujuan di atas agar penelitian ini tidak lepas dari

tema dan judul yang diangkat yaitu Kinerja kenyamanan termal pada akses

lingkungan. Sedangkan batasan lingkup spasialnya adalah pada lokasi studi yaitu

kampung lerengan Wonosari RW 3, Kelurahan Randusari Kecamatan Semarang

Selatan Kota Semarang.

Page 23: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

4

1.6 Kerangka Pemikiran

Kondisi Iklim Lerengan

Zoning Bangunan Kenyamanan

Termal Lingkungan

Tujuan

Kajian

Diagram 1 : Analisis kerangka pemikiran

Sumber : Penulis

Studi Kasus Kampung

Lerengan Semarang

Kenyamanan Termal

Lingkungan

Pengukuran

Analisa & Pembahasan

Kesimpulan & Saran

Latar Belakang

Analisis

Hasil

Pembayangan

Page 24: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

5

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan lingkup penelitian,

kerangka pemikiran sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori

Bab ini berisi tinjauan teoritik dari berbagai sumber, dimana dipaparkan

mengenai teori – teori yang berkaitan dengan penelitian, antara lain :

Permukiman, rumah tinggal, kenyamanan termal, arsitektur tropis, lerengan.

Bab III Metodologi

Dalam bab ini dipaparkan metode penelitian yang terdiri dari metode

pembahasan, pengukuran, pengumpulan data, dan pengolahan data

Bab IV Data dan Analisis

Dalam bab ini dipaparkan mengenai hasil pengumpulan data di lapangan serta

analisis dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data kemudian diolah.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

dilakukan.

Page 25: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 KenyamanTermal

2.1.1 Definisi Kenyaman Termal

Kenyamanan thermal adalah suatu keadaan dari pemikiran manusia yang

menunjukkan adanya kepuasan dengan lingkungan thermal (Nugroho, 2011

hal 5). Menurut Karyono (2001 hal 24), kenyamanan dalam kaitannya dengan

bangunan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dapat memberikan

rasa nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya. Kenyamanan thermal

merupakan suatu keadaan berhubungan dengan alam yang dapat

mempengaruhi manusia dan dapat dikendalikan oleh arsitektur (Snyder, 1989).

Olgyay (1963) mendefinisikan zona kenyamanan sebagai suatu zona dimana

manusia memiliki kemampuan untuk mereduksi tenaga yang harus dikeluarkan

dari dalam tubuh guna mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan

sekitarnya. Menurut Peter Hoppe dalam (Sugini, 2004), ada tiga pemaknaan

kenyamanan thermal Pertama, pendekatan thermophysiological ke dua

pendekatan heat balance (keseimbangan panas) dan ke tiga adalah pendekatan

psikologis. Kenyamanan thermal sebagai proses thermophisiological

menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan thermal akan tergantung

pada menyala dan matinya signal syarat reseptor thermal yang terdapat di kulit

dan otak. Sangkertadi, (2013) Kenyaman termis secara umum dikenal sebagai

rasa nyaman terhadap situasi termik dilingkungan sekitar tubuh. Situasi

kenyaman termis senantiasa dihubungkan dengan situasi klimatik. Fangger

1970 Sebagaimana juga ASHRAE (American Standard Of Heating

Refrigerating and Air Conditioning Engineers-ASHRAE Standard 55) dalam

Sangkertadi, (2013: 75). Mendefinisikan kenyaman termis sebagai suatu rasa

puas dari seseorang menghadapi lingkungan termisnya atau dengan kata lain

adalah situasi dengan absennya rasa tidak nyaman.

Page 26: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

7

2.1.2 Kenyamanan Termal Lingkungan (Ruang Luar)

Kenyamanan ruang luar sangat dipengaruhi oleh suhu udara suatu

kawasan (Wonorahadjo dan Koerniawan, 2005). Studi kenyamanan termal

ruang luar dapat memberi evaluasi pada proyek perencanaan kota dan

bangunan. Kondisi lingkungan luar yang nyaman membuat orang-orang lebih

nyaman untuk beraktivitas di luar bangunan. Banyaknya aktivitas di luar ruang

diharapkan dapat meningkatkan interaksi sosial. Hal itu penting untuk

mewujudkan keserasian sosial antar masyarakat. Namun, saat ini banyak

masyarakat tidak mau beraktivitas di luar ruang karena pemanasan global.

Salah satu cara paling mendasar untuk menggambarkan struktur permukiman

adalah berhubungan dengan jaringan dan terutama sistem sirkulasi alur

transportasi dan titik-titik pertemuan (nodal point). Rakhmawati (2009)

menyebutkan bahwa elemen pola spasial dalam lingkungan binaan terdiri atas

faktor internal yang berupa kondisi fisik dan juga faktor eksternal yang

merupakan kondisi non fisik sehingga melatarbelakangi terbentuknya kondisi

fisik atas suatu pola spasial. Hasil studi dari Anes dan Ballanti (1997) yang

menunjukan adanya pengaruh angin pada kenyamanan termal manusia pejalan

kaki.

Menurut Ronald (2005:hal 136) bahwa unsur spasial pada hunian terdiri dari :

1. Arah (orientation)

Orientasi merupakan perhatian utama atau perasaan seseorang atau

sekelompok orang terhadap tanda-tanda tertentu pada lingkungan

kehidupannya.

2. Tata letak (blocking)

Tata letak adalah kedudukan manusia atau makhluk hidup, yang

pengertiannya dapat dijabarkan secara geometrik, dengan menggunakan

pedoman tanda tertentu di permukaan tanah yang dapat dipercaya.

3. Tingkatan (hierarchy)

Hirarki adalah tingkatan ruang yang muncul berdasarkan suatu paham,

kultur, dan status dalam menempatkan seseorang atau makhluk lain pada

tingkatan yang tepat.

Page 27: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

8

4. Keterbukaan (transparancy)

Keterbukaan ruang adalah tersedianya ruang yang terbuka (tidak

berdinding) baik secara fisik maupun lingkungan sosialnya.

5. Besaran ruang (size)

Besaran ruang memiliki keterkaitan langsung dengan konsep

keterbukaan ruang dan secara tidak langsung dengan bentuk ruang baik

secara horisontal maupun vertikal, letak yang berkaitan dengan

kebebasan dalam pengembangan bentuk ruang yang berhubungan

dengan penampang ruang secara vertikal

Kenyamanan Termal ruang luar sama pentingnya dengan kenyamanan

termal ruang dalam bangunan sesuai dengan fungsi ruang luar tersebut

(Hermawan dalam seminar Proceding Seminar Nasional Arsitektur Populis,

2014). Berdasarkan penelitian Wonoharjo dan Koerniawan (dalam Proceding

Seminar Nasional Peran Arsitektur Perkotaan dalam mewujudkan Kota Tropis,

2008), maka alat ukur yang dipakai dalam mengetahui kenyamanan thermal

ruang luar (thermal outdoor comfort) adalah melalui temperature udara

kawasan tersebut. Dari data pengukuran temperatur udara kawasan tersebut,

didukung dengan data kelembaban udara kawasan Cluster kemudian dihitung

untuk memperoleh nilai temperature udara efektif (˚TE) dengan bantuan

Diagram Psikometrik. Dalam Nikolopoulou dan Lykoudis (2006 hal 51), jalan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal suatu

bangunan di sekitarnya terhadap sinar matahari, baik yang langsung maupun

yang terpantulkan, juga terhadap pergerakan angin. Nikolopoulou dan

Lykoudis (2006 hal 65) juga mengatakan bahwa faktor –faktor yang

mengakibatkan timbul atau tidaknya kenyamanan termal seperti jalan, dapat

memberikan dampak terhadap kenyamanan termal suatu bangunan yang

terpapar pantulan sinar matahari (yang langsung maupun yang tidak langsung)

serta aliran angin.

Page 28: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

9

2.1.3 Standart KenyamananThermal Menurut Pendapat

a. Sangkertadi (2013)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sangkertadi tahun (2013)

menunjukan bahwa rasa nyaman pada ruang luar termasuk kategori sejuk

di suhu 26 – 27,5 ºC dengan kecepatan angin di atas 3 m/s, kategori

nyaman bila suhu berada pada 26 – 30 ºC dengan kecepatan angin 2 - 4

m/s, tergolong agak panas apabila suhu diatas 32 ºC dengan kecepatan

angin hanya dibawah atau sama dengan 1,5 ºC, tergolong sangat tidak

nyaman dan sakit apabila suhu berada 31 - 33 ºC dengan kecepatan angin

0,5 – 1 m/s.

b. Tri Harso Karyono (2014)

Tri Harso Karyono melakukan penelitian kenyaman termal di Bandung

dan Jakarta tahun 1993 – 2014, dari penelitian tersebut di dapatkan

kesimpulan bahwa kenyamana termal nyaman 24 ºC - 30 ºC, Kelembaban

70% - 80%, Kecepatan angin 0,4 – 1 m/s.

Gambar 1 : Kenyamanan Thermal yang timbul dari sinar matahari dan gerakan angin

Sumber : Frick & BambangDasar dasar arsitektur ekologis,2006

Page 29: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

10

2.1.4 Faktor Pengaruh Kenyaman Termal

Kenyaman termal juga melibatkan kondisi psikologis dan fisikologis manusia.

Hal – hal yang kualitaf akan memberikan suatu penilian yang subyektif.

Banyak penelitian telah membuktikan adanya faktor utama yang dapat

mempengaruhi kenyaman termal, yaitu temperatur udara, kelembaban dan

kecepatan aliran udara.

a. Temperatur Udara

Temperatur udara merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam

menyatakan kenyamanan termal suatu lingkungan. Satuan yang dipakai untuk

temperatur udara adalah Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Celvin. Manusia

dikatakan nyaman apabila suhu tubuhnya berada sekitar pada suhu 37%.

Temperatur udara antara suatu daerah dengan daerah lainnya sangat berbeda.

Hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, seperti sudut datang sinar

matahari, ketinggian suatu wilayah, arah angin, arus laut, awan, dan waktu

penyinaran. Menurut SNI 03-6572-2001 Suhu dingin berada pada < 20,5ºC,

suhu ideal 24,8ºC – 27,1ºC, sedangkan suhu panas dikategorikan pada >28ºC.

b. Kelembapan Udara

Kelembaban udara merupakan uap air yang terkandung pada udara, sedangkan

kelembaban relatif adalah rasio antara banyaknya uap air di udara dengan

jumlah maksimum uap air yang dapat ditampung di udara pada temperatur

tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelembaban udara, contohnya

radiasi matahari, tekanan udara, ketinggian wilayah, kondisi angin, kerapatan

udara, serta suhu udara. Tingkat kelembaban udara berbeda dengan unsur yang

lain, yang mana mengalami fluktuasi yang tinggi dan dipengaruhi oleh

perubahan temperatur udara. Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi pula

kemampuan udara dalam penyerapan air. Kelembapan absolut ialah kandungan

air dari udara tersebut, dinyatakan dalam grma per kilogram udara kering.

Berdasarkan SNI 03-6572-2001 kelembaban udara dengan tingkat rendah

adalah < 40%, kelembaban udara sedang 40% - 70%, melainkan kelembaban

udara tinggi ada pada > 70%

Page 30: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

11

c. Pergerakan Udara

Kecepatan angin adalah kecepatan aliran udara yang bergerak secara mendatar

atau horizontal pada ketinggian dua meter di atas tanah. Kecepatan angin

sangat tergantung pada karakteristik permukaan yang dilaluinya. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin (Resmi, 2010), antara lain

gradient barometris, lokasi suatu wilayah, tinggi lokasi tersebut, dan periode

waktu. Menurut SNI 03-6572-2001 kategori kecepatan angin adalah kecepatan

rendah 0,2 m/s – 0,5 m/s, kecepatan angin sedang 1 m/s – 1,5 m/s, sedangkan

yang tergolong pada kecepatan angin tinggi 1,5 m/s – 2 m/s.

2.1.5 Faktor Pengaruh Kenyaman Termal Ruang Luar

a. Vegetasi

Dalam Sangkertadi 2013, dipusat kota yang dipadati oleh bangunan-bangunan

tinggi yang tidak menerapkan arsitektur hijau, dan bahkan saling berhimpitan,

menimbulkan resiko naiknya temperatur suhu udara, dikarenakan semakin

banyaknya elemen penyerap dan emitor panas matahari serta adanya produksi

panas dari hasil kegiatan kehidupan seperti asap dapur, kendaraan bermotor

dan lain-lain. Kondisi pemanasan lingkungan tersebut semakin diperparah

dengan berkurangnya jumlah vegetasi yang semestinya berfungsi sebagai

penahan radiasi matahari sekaligus menyerap karbondioksida dan

penyimpanan air.

Penghijauan kota seharusnya mudah dicapai (di dalam setiap kampung dan

dekat kawasan industri) dan dinikmati secara gratis oleh semua lapisan

masyarakat. 1 Penghijauan kota dalam bentuk taman dan hutan kota akan

memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Taman kota tidak selalu harus luas sekali

karena manfaat bagi masyarakat akan lebih besar jika taman kota, walaupun

kecil berada dekat dengan tempat tinggal mereka. 2

1 Bdk.: Alexander, Christopher. Op.cit. halaman 305 2 Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius, 2005. Hal. 97

Page 31: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

12

Penghijauan di ruang luar meningkatkan produksi oksigen yang mendukung

kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara, dan

meningkatkan kualitas iklim mikro. Air hujan yang turun diserap oleh tanah,

kemudian menguap kembali. Dengan demikian, tanaman ikut mengelola air

hujan dan melindungi lerengan terhadap tanah longsor.

Tanaman-tanaman pada prinsipnya dapat dibagi atas: 3

3 Bdk.: Frick, Heinz/FX Bambang Suskiyatno. Arsitektur Ekologis. Op.cit. hal 76-77

Menurut jenis tanaman Menurut penggunaan Menurut fungsi

Semak belukar sebagai

penutup tanah

Penghijauan privat Fungsi sosial sebagai

ruang komunikasi

Perdu sebagai penghias dan

perbaikan tanah

Penghijaun semiprivat Fungsi higiene mental

(kreativitas, imajinasi)

Pohon peneduh dan

pemberi manfaat lainnya

Penghijauan umum Fungsi peristirahatan

untuk melepas lelah

Gambar 2 : Fungsi Vegetasi Sumber : Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis.

Yogyakarta: Kanisius, 2005

Tabel 1 : Fungsi Vegetasi

Sumber : Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis.

Yogyakarta: Kanisius, 2005

Page 32: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

13

b. Perkerasan Jalan / Pelapis Tanah

Dalam Nikolopoulou dan Lykoudis (2006), jalan merupakan salah satu faktor

pengaruh kenyamanan termal suatu bangunan di sekitarnya terhadap sinar

matahari. Faktor – faktor penyebab timbul atau tidaknya kenyamanan thermal

seperti jalan dapat memberikan dampak timbul atau tidaknya kenyamanan

termal pada bangunan yang terkena pantulan matahari (yang langsung maupun

yang tidak langsung) dan terkena aliran angin. Juga memberikan pengaruh

terhadap kenyamanan thermal lingkungan disekitarnya.

Gambar 3 : Jenis Vegetasi (rumput, tanaman hias dan tanaman perdu)

Sumber : Google (https://id.aliexpress.com/item/32836983369.html)

Gambar 4 : Kenyamanan Thermal yang timbul dari sinar matahari dan gerakan angin

Sumber : Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis.

Yogyakarta: Kanisius, 2005

Page 33: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

14

c. Pembayangan

Pembayangan adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk

meminimalkan ketidaknyamanan termal akibat radiasi matahari langsung di

ruang terbuka. Jumlah radiasi matahari langsung di ruang terbuka dipengaruhi

oleh geometri permukaan, karena geometri permukaan menentukan

pembayangan yang terbentuk di ruang terbuka tersebut. Geometri permukaan

di antaranya ditentukan oleh rasio tinggi bangunan / jarak antar bangunan,

orientasi dan konfigurasi massa bangunan dan ruang terbuka.

Tipe Pembayangan pada Bangunan

Sudut pembayangan berubah - ubah pada setiap jam, tergantung pada posisi

letak matahari. Ada 2 macam bentuk pembayangan :

• HSA (Horizontal Shadow Angle)

Horizontal Shadow Angle adalah perbedaan antara azimuth matahari

dengan orientasi pada sisi bangunan yang dapat ditentukan pada titik tepi

bayangan jatuh. Semakin kecil sudut nya, semakin besar siripnya (La

Roche, 2011).

• VSA (Vertical Shadow Angle)

Vertical Shadow Angle adalah sudut pembayangan vertikal yang diukur

saat ketinggian matahari sejajar dengan sisi bangunan (fasade). Semakin

kecil sudutnya, semakin besar overhang yang dibutuhkan (La Roche,

2011).

Gambar 5. Horizontal Shadow Angle

Sumber : La Roche, 2011

Page 34: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

15

2.2 Iklim Tropis

2.2.1 Iklim Tropis

Arsitektur tropis dapat diartikan dengan arsitektur yang dapat

beradaptasi pada keadaan tropis (Lefaivre dan Tzonis, 2001). Bermula dari

perang dunia ke dua, banyak arsitek yang memulai untuk mendefinisikan ulang

makna, batasan, atau lingkup arsitektur tropis. Para arsitek tersebut melakukan

pemikiran ulang baik dalam desain, teknologi maupun pemahaman yang lebih

dalam tentang arsitektur tropis yang ditinjau dari sudut pandang iklim, sosial

dan budayanya. Pertimbangan ulang tersebut bertujuan untuk memberikan

pandangan bahwa arsitektur tropis mempunyai karakteristik yang unik dan

khas karena letak dan kondisi geografis, serta sosial dan budayanya yang

berbeda dengan arsitektur Barat.4

Pendapat lain menyatakan bahwa arsitektur tropis merupakan suatu

karya arsitektur yang dapat mengantisipasi permasalahan yang ditimbulkan

iklim tropis, seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembaban

tinggi (untuk daerah dengan iklim tropis basah), maupun kecepatan angin yang

umumnya rendah. Tidak perlu lagi meninjau dari bentuk atau estetika bangunan

beserta elemen-elemennya, namun lebih pada kualitas fisik lingkup yang ada

4 http://.www.wikipedia.co.id

Gambar 6..Vertical Shadow Angle

Sumber : La Roche, 2011

Page 35: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

16

didalamnya, yaitu suhu ruang rendah, kelembaban yang rendah, pencahayaan

alam yang cukup, pergerakan udara (angin) memadai, serta terhindar dari hujan

dan paparan sinar matahari.

2.2.2 Iklim Tropis Lembab

Faktor iklim setempat sebagai pendukung utama dalam penentu tinggi

rendahnya tingkat kenyamanan seseorang bila berada dalam sebuah ruangan

(bangunan) atau di lingkungan luar. Elemen-elemen iklim yang mempengaruhi

tingkat kenyamanan didalam sebuah ruangan tertutup atau bangunan

(Lippsmeier, 1994), antara lain : temperatur udara, kelembaban udara, radiasi

matahari, kecepatan gerakan udara, tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya

pada dindingpandangan.

Iklim adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan

bangunan. Sebuah bangunan sewajarnya dapat mengurangi pengaruh iklim

yang merugikan dan memaksimalkan dampak positif bagi pengguna bangunan.

Secara umum iklim digolongkan menjadi 2 yaitu : iklim makro dan iklim

mikro. Iklim makro merupakan keseluruhan kejadian meteorologis di atmosfir

yang dapat dipengaruhi oleh keadaan topografi bumi dan perubahan peradaban

dipermukaannya, iklim makro berkaitan dengan lingkup lebih besar seperti

negara, benua dan lautan. Sedangkan iklim mikro berhubungan dengan ruang

yang lebih kecil dan terbatas yaitu bangunan, jalan, taman kecil, atau distrik.

Iklim tropis panas lembap dapat diilustrasikan dengan hujan yang

tinggi serta suhu yang selalu tinggi. Angin yang cenderung bertiup dengan arah

yang berlawanan pada musim hujan dan musim kemarau. Radiasi matahari

sedang dan pertukaran panas kecil karena tingginya kelembaban.

Ciri-ciri daerah iklim tropis lembap menurut Sugiyanto (2000) antara lain :

1. Temperatur udara maksimal rata-rata 27ºC - 32ºC dan minimal rata-rata

20ºC -23ºC.

2. Mempunyai kelembapan pada rentangan 75 % hingga 80 %, bahkan

untuk kondisi tertentu dapat mencapai 90 % dan ini diluar nyaman.

Page 36: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

17

3. Curah hujan kisaran 1000 mm hingga 5000 mm.

4. Jumlah awan berkisar antara 60 % hingga 90%

5. Luminasi langit untuk langit tertutup awan tipis adalah 7000 kandela/m2,

sedangkan untuk langit tertutup awan tebal yakni 8500 kandela/m2.

6. Kecepatan angin rata-rata 2 m/s hingga 4m/s.

Sedangkan menurut Lippsmeier (1994, Hal 18) Ciri – ciri iklim ropis lembab

antara lain :

1. Karakteristik Iklim tropis lembab memiliki kelembaban udara relatif

tinggi di atas 90%,

2. curah hujan dengan rata-rata tahunan yang tinggi diatas 18º C, fluktuasi

temperatur harian dan tahunan lebih kecil dibanding dengan daerah

tropis kering.

3. Keadaan berawan dan berkabut sepanjang tahun, lapisan awan pada 60%

-90%.

Dengan demikian dapat disimpulkan suatu kerangka teoritis mengenai

karakteristik iklim indonesia berdasarkan klasifikasi iklim menurut definisi

Lippsmeier dan Soegijanto :

1. Berada pada kawasan garis isoterm 20º CLU/LS.

2. Temperatu udara yang relatif panas sepanjang tahun. Di daerah pantai

dan dataran rendah, temperatur maksimum rata –rata sekitar 32 C. Makin

tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut maka suhu udara akan

berkurang rata – rata 0,6 C untuk kenaikan100M.

3. Curah hujan tinggi dengan rata – rata sekitar 1500 – 2500 mm setahun.

4. Keadaan langit pada umumnya selaluberawan.

5. Kelembaban udara relatif tinggi yaitu 80% bhkan sering di atas90%

6. Kecepatan angin rata-rata adalah rendah sekitar 2 - 4 m/detik

Page 37: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

18

2.2.3 Pengaruh Iklim Terhahadap Manusia

Secara fisiologis, iklim sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan termal

individu manusia.5 Akibat paparan sinar matahari dan kegiatan di dalamnya,

bangunan menerima dan melepas panas yang akan berdampak terhadap kondisi

ruang. Dalam kaitannya dengan kenyamanan termal bangunan, kondisi ini akan

mempengaruhi secara langsung pertukaran panas pada tubuh seseorang di

dalam bangunan. Secara timbal balik bangunan menerima dan melepas panas

lingkungan serta aktivitas didalamnya dan tubuh manusia yang berada di dalam

bangunan juga akan menerima dan melepas panas lingkungan serta tubuhnya

sendiri. Suhu inti manusia adalah 37ºC, keadaan otot dan di permukaan kulit

manusia berbeda dimana suhu menjadi lebih rendah, yaitu 30-35 ºC, sedangkan

pada ujung hidung dan kuping terdapat 22ºC.

Dengan metabolisme tubuh, maka tubuh manusia melepaskan panas kalor

sebesar 100 Watt. Pertukaran kalor manusia dengan lingkungannya tergantung

pada suhu udara, suhu permukaan yang berada di sekelilingnya, penyalur panas

oleh permukaan tersebut, kelembapan, dan gerak udara (angin).6

5Grandjean, Etienne. Wohnphysiologie, Grundlagen gesunden Wohnens.

Zurich: Artemis. n.d. dikutip oleh Stahel, Hans Peter. Baukunst &

Gesundheit. Aarau: AT Verlag,1990. Hal83-84

6Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius, 2005. Hal. 40

Gambar 7 : Ilustrasi pertukaran kalor manusia

Sumber : Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta:Kanisius, 2005.

Page 38: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

19

2.2.4 Comfort Zone

Comfort Zone merupakan suatu daerah dalam bioclimatic chart yang

menunjang kondisi komposisi udara nyaman secara termal. Menurut Prasasto

faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal berada pada taraf sebagai

berikut:

1. Temperatur (T) pada nilai antara 24º C < T <26º C

2. Kelembaban udara (RH) pada nilai antara 40 % < RH < 60%

3. Aliran udara (WH) pada nilai antara 0,6 m/s < WH < 1,5m/s

Menurut Standar Nasional Indonesia nomor SNI 03-6572-2001 tentang “Tata

Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada bangunan Gedung”, terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kenyaman termal individu manusia,

seperti tingkat kelembaban udara, kecepatan pergerakan udara, radiasi

permukaan yang panas, termasuk aktivitas orang didalamnya danlain

sebagainya. Temperatur udara kering sangat besar dampaknya terhadap jumlah

kalor yang dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui konveksi.

Daerah kenyaman termal untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi:

1. Temperatur sejuk nyaman 20,5ºC –22,8ºC

2. Temperatur nyaman optimal 22,8ºC -26ºC

3. Temperatur hangat nyaman 26ºC –27,1ºC

Untuk kelembaban (RH) yang masih dalam batas atas toleransi terdapat pada

nilai 40 % - 70 %, dan kecepatan angin pada nilai antara 0,4 – 1,5 m/s.

Temperatur efektif diartikan sebagai indeks lingkungan yang menggabungkan

temperatur dan kelembaban udara menjadi satu indeks yang mempunyai arti

bahwa pada temperatur tersebut respon termal dari orang pada kondisi tersebut

adalah sama, meskipun mempunyai temperatur dan kelembaban yang berbeda,

tetapi keduanya harus mempunyai kecepata udara yang sama. Standar

ASHRAE untuk temperatur efektif ini diartikan sebagai temperatur udara

ekuivalen pada lingkungan isometermal dengan kelembaban udara relatif 50%

dimana manusia memakai pakaian standar dan melakukan aktifitas tertentu

serta menghasilkan temperatur kulit dan kebasahan kulit yang sama.

Page 39: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

20

Untuk memperoleh daerah zona yang dapat diterima sebagai daerah

temperatur operatif dan kelembaban udara relatif yang memenuhi kenyamanan

untuk orang melakukan aktivitas ringan dengan met kurang 1,2 , serta memakai

pakain dengan clo¹=0,5 untuk musim panas dan clo=0,9 untuk musim dingin,

ASHRAE (American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning

Engineering) mengeluarkan standar untuk zona kenyaman (comfrot zone)

seperti ditunjukan pada diagram dibawah

Diagram ini mempunyai batasan ketidak puasan sebesar 10%, dengan batasan

koordinat sebagai berikut :

• Musim dingin, Temperatur operatif (top) berkisar antara 20ºC -23,5ºC

pada kelembaban udara relatif 60% dan berkisar antara 20,5ºC - 24,5ºC

pada 20ºC dew point dan dibatasi oleh temperatur efektif 20ºC dan

23,5ºC.

Gambar 8 : Daerah zona memenuhi kenyaman orang yang melakukan

aktivitas ringan dengan met <1,2

Sumber : SNI 03-6572-2001

Page 40: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

21

• Musim panas, Temperatur operatif (top) berkisar antara 22,5ºC - 26ºC

pada kelembaban udara relatif 60% dan berkisar antara 23,5ºC - 27º C

pada 20ºC dew point dan dibatasi oleh temperatur efektif 23ºC dan 26ºC

Dapat diambil kesimpulan menurut SNI bahwa zona kenyamanan termal untuk

orang Indonesia seperti yang telah disebutkan sebelumnya diambil 25C ± 1C

dan kelembaban udara relatif 55% ± 10%.

2.3 Prinsip Desain Arsitektur Tropis

Prinsip-prinsip desain arsitektur tropis dan untuk pencapaian kualitas

kenyamanan termal, berikut ini adalah bagian dari selubung bangunan yang

masing-masing mempunyai persyaratan khusus agar berfungsi optimal, antara

lain:

2.3.1 Atap

Merupakan bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi

gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik

(mikrokosmos/makrokosmos). Permasalahan atap bergantung pada

luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang

dipilih, dan jenis lapisan penutupnya. 7

7Bdk: Ronner, Heinz. Kontext 79 – Dach. Zurich: ETH, 1987. Hlm21.

Gambar 9 : Ilustrasi Fungsi Atap

Sumber : Frick & BambangDasar dasara rsitektur ekologis ,2006

Page 41: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

22

Fungsi Pengaruh luar Penyelesaian sehingga

kesinambungan terjamin

Menerima

beban

Beban oleh

bobot sendiri

kuda-kuda dan

bahan pelapis

berarah vertikal

Memilih struktur yang

cocok, kuat dan stabil

Tekan angin Beban yang

berarah

horizontal

pada gevel

Memilih konstruksi sesuai

angin atau rangka batang

dalam ruang

Kenaikan

suhu oleh

matahari

Menerima

panas oleh

sinar matahari

Ruang atap diberi

pembaharuan udara

secara alamiah

Menghindari

masuknya air

hujan

Air hujan Memilih pelapis atap

dengan sambungan yang

rapat untuk perlindungan

terhadap air hujan.

Menghindari

kebisingan

Kebisingan lalu

lintas, terutama

kapal terbang

Memilih bahan bangunan

yang berat > 400kg/m2

Menghindari

kebakaran

Petir Menyediakan penangkal

petir dengan pembumian

yang cukup luas

Persyaratan mendesain atap yang baik untuk daerah iklim tropis lembab antara

lain, yakni :

1. Atap miring bersudut tajam

Kemiringan atap yang tajam ini digunakan untuk menghadapi curah

hujan yang tinggi, agar air yang menerpa atap dapat dengan segera

mengalir. Ruang dibawah atap yang miring juga berfungsi sebagai ruang

menahan radiasi panas, namun sebaiknya diberi plafond agar hawa panas

dibawah atap tersebut tidak menerus ke ruangan di bawahnya.

Tabel 2 : Fungsi Atap

Sumber : Frick & BambangDasar dasar arsitektur ekologis ,2006

Page 42: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

23

2. Menghindari bentuk atap yang rumit.

Atap yang sesuai untuk daerah dengan curah hujan tinggi sebaiknya

dibuat sederhana, seperti atap pelana tanpa jurai, yang memiliki tingkat

kebocoran paling rendah, karena jurai umumnya berpotensi

mengakibatkankebocoran.

3. Material penutup atap yang mampu menahan panas.

Dapat diambil contoh pada bangunan kolonial yang ditandai dengan

pemakain konstruksi berat pada hampir semua elemen bangunan.

Konstruksi atap yang memiliki kemiringan hampir 40 derajat dengan

bahan penutup berupa genteng yang tebal dan berat terbukti mampu

menahan dan menangguhkan panas untuk jangka waktu yang panjang,

sehingga suhu udara di dalam ruang selalu berada dibawah suhu ruangan

di luarbangunan.

4. Teritisan atap yang lebar.

Bertujuan untuk melindungi dinding dari panas dan percikan air hujan.

Pada iklim tropis sinar matahari sampai pukul 10 pagi masih baik,

namun setelah jam tersebut akan berakibat pemanasan pada ruang. Maka

sebaiknya atap didesain dengan teritisan lebar untuk meminimalisir

paparan cahaya matahari siang yang mengenai badan bangunan. Selain

itu teritisan berfungsi menghalangi tampias hujan supaya air tidak

memercik masuk melalui bukaan, juga mengurangi intensitas kusen

terkena percikan air, sehingga kusen lebih awet.

2.3.2 Dinding

Dinding dapat didefinisikan sebagai bagian struktur bangunan yang

berbentuk bidang vertikal dan yang berguna untuk melingkupi,

membagi, atau melindungi.

Di daerah tropis, dinding memenuhi berbagai fungsi seperti

1. Membagi ruang yang luas atas ruang yang ukurannya

lebihnyaman

Page 43: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

24

2. Mencegah masuknya debu dan air hujan serta sekaligus sebagai

pengudaraan dalam.

3. Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman serta memberi

kebebasan (privacy) dan perlindungan bagi penghuni.

Menurut struktur gedung, dinding yang menerima beban dapat

berbentuk persegi atau melingkar (struktur bangunan masif),

berbentuk pelat (struktur bangunan pelat dinding sejajar), atau

berbentuk tiang atau kolom (struktur bangunan rangka) di mana

dinding dilubangi sedemikian rupa sehingga tinggal kolom saja.

Trechsel, H. R.(2001) menyatakan bahwa untuk mengurangi

kelembaban yang berlebihan melalui difusi pada dinding dan elemen

dinding, dapat menggunakan pelambat/penghambat uap air (vapor

retarder), yang berupa membran atau cat dinding dengan tingkat

kelembaban rendah. Kolom adalah elemen linear dan dinding

merupakan elemen dalam bidang bangunan yang vertikal. Dinding

adalah konstruksi yang berfungsi sebagai pembagi ruang umum dan

ruang pribadi.

Sumber : Frick & Setiawan Ilmu konstruksi struktur bangunan, 2001

Gambar 5. Konstruksi

dinding pada

struktur bangunan

masif

Gambar 6. Konstruksi

dinding pada

struktur bangunan pelat

dinding sejajar

Gambar 7. Kontruksi

dinding pada struktur

bangunan rangka

Page 44: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

25

Dinding merupakan elemen yang sangat berpengaruh pada

kenyamanan termal, karena merupakan bagian yang secara langsung

berhubungan dengan iklim luar atau lingkungan luar di sekitar

bangunan. Penentuan material dinding juga sangat berpengaruh

terhadap kenyamanan termal.

Pada dinding terdapat ventilasi dan jendela yang memiliki persyaratan

sebagai berikut agar dapat berfungsi dengan optimal, yakni:8

• Ventilasi (Penghawaan)

Perpindahan udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur

dan kelembaban udara dalam ruangan. Sebaiknya temperatur udara

dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4 C dari temperatur

udara luar untuk daerah tropis. Pergantian udara bersih untuk orang

dewasa 33 m3/org/jam, kelembaban udara berkisar antara 60%.

Persyaratan ventilasi yang baik luas lubangnya minimum 5 % dari luas

8Bdk: Ronner, Heinz. Kontext 79 – Dach. Zurich: ETH, 1987. Hlm21.

Gambar 10. Pengaruh luar terhadap dinding penutup luar

Sumber : Frick & Setiawan Ilmu konstruksi struktur bangunan, 2001

Page 45: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

26

lantai ruangan untuk ventilasi tetap, sedangkan untuk ventilasi buka-

tutup (insidentik) minimal 10 % dari luas lantai ruangan. Lubang

ventilasi sebaiknya tidak terlalu rendah, maksimal 80 cm dari langit-

langit. Tinggi jendela yang dapat dibuka-tutup minimal 80cm dari lantai.

Jarak dari langit-langit dengan jendela minimal 30 cm dan untuk

mencegah gangguan binatang sebaiknya dipasang kasa nyamuk (insect

proof).

• Jendela

Persyaratan Jendela :

1. Luas jendela minimal 10 % luas lantai dan setengah dari luasan

jendela harus dapat dibuka.

2. Lubang hawa minimal 0,35 % luas lantai ruangan yang

bersangkutan di bawah permukaan langit-langit ruangan.

2.4 Permukiman

Permukiman menurut UU Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan

permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri

atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,

utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan

perkotaan atau kawasan perdesaan. UU Nomor 80 tahun 1991 kawasan

permukiman adalah kawasan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata

ruang dan fungsi utama untuk permukiman. Permukiman merupakan bagian

dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan

perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal

atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan

dan penghidupan. 9

9Petunjuk Perencanaan Kawasan Permukiman Kota, Bagian Peraturan

Perundangan Nomo 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan

Lingkungan Siap bangun yang Berdiri Sendiri. Departemen Pekerjaan Umum.

Page 46: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

27

Kurniasih (2007) mengemukakan bahwa permukiman memberikan

kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan

perilakunnya di dalam lingkungan.

Rumah sebagai bangunan merupakan bagian dari suatu permukiman

yang utuh. Rumah tidak hanya merupakan tempat bernaung melainkan juga

untuk melindungi diri dari segala gangguan, dan pengaruh fisik belaka, serta

merupakan tempat tinggal, tempat beristirahat setelah menjalani kegiatan

hidup sehari-hari. Oleh karena itu rumah harus mampu pula memenuhi hasrat-

hasrat psikologis insani dalam membina kerluarga. Rumah memberikan

kehangatan manusiawi yang dapat meredakan rangsangan kejiwaan, dapat

membangkitkan rasa dan suasana damai, aman, tentram, penuh kerukunan

dalam mengembangkan dan membangun diri maupun keluarganya untuk

mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir maupun batin.

Permukiman telah berkembang sebagai suatu proses yang homogen yakni

kehadiran manusia dalam menciptakan ruang dalam lingkungan yang serasi

akan meningkatkan tata lingkungan bermasyarakat menuju suatu pola

kehidupan sosial budaya yang sejahtera.

2.5 Lerengan

Pembangunan rumah di lerengan dapat menciptakan kampung yang

menghemat lahan dengan kepadatan penghuni yang tinggi. Meskipun

demikian, kebebasan/privasi pada rumah dan halaman masing- masing tetap

terjamin, dan jika aturan ruang memenuhi kebutuhan penghuni, maka kualitas

kehidupan dapat ditingkatkan.10

Makin padat lingkungan tempat tinggal direncanakan makin tinggi

kebutuhan atas kualitas. Hasil dari penelitian tentang perumahan membuktikan

bahwa kepadatan rendah bukan menjamin kualitas tinggi, tetapi lingkungan

tempat tinggal yang padat menuntut perencanaan bermutu tinggi sebagai

Hal2

10Bdk: Gunsser, Christoph. Wohnen am Hang. Stuttgart: DVA, 2001. Hal8.

Page 47: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

28

kebutuhan dasar. Permukiman di lerengan terjal dapat menentukan standar

baru tentang tempat tinggal yang padat.

2.6 Penentuan Sumbu Jalan (Alinament)

Seleksi awal dengan garis sumbu jalan dilakukan sebelum pekerjaan

konstruksi dimulai agar mendapatkan alur yang baik. Garis sumbu jalan yang

baik adalah garis yang mengikuti garis kontur atau yang naik-turun secara

merata. Hal ini dapat diaplikasikan dengan menggunakan jangka untuk

menetapkan jarak horizontal yang ingin ditempuh di antara dua garis kontur.

Gambar 11. Penyesuaian rumah pada topografi tapak.

Sumber : Frick, Heinz, Membangun dan Menghuni Rumah di

Lerengan, Yogyakarta, Kanisius ,2003

M = 1 : 5000 Jarak jangka = 20

Gambar 12. Garis kontur

Sumber : Frick, Heinz, Membangun dan Menghuni Rumah di Lerengan,

Yogyakarta, Kanisius ,2003

Page 48: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

29

2.7 Rumah Sengkedan dan Split-level

Berkaitan dengan pembangunan rumah di lerengan perlu dijelaskan dua istilah

yang sering disalahgunakan, yaitu :

• Split-level berarti hunian yang karena topografi tanah adalah lerengan

landai, maka memiliki dua lantai yaitu di bagian bawah dan di bagian

atas lerengan, biasanya dengan beda tinggi setengah tingkat rumah.

• Rumah sengkedan (terraced house) merupakan rumah hunian yang

karena topografi tanah merupakan lerengan yang agak terjal, maka

memiliki susunan tingkat rumah yang sesuai garis kontur, dengan beda

tinggi selalu satu tingkat rumah.

2.8 Angin

Angin terjadi terutama karena perbedaan radiasi matahari yang

diterima oleh permukaan bumi. Perbedaan radiasi matahari mengakibatkan

adanya perbedaan pemanasan permukaan bumi dan suhu udara.Hal ini

menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang menimbulkan pergerakan

udara atau dingin.

Udara yang lebih panas mempunyai tekanan udara yang lebih rendah

sehingga udara dingin, yang bertekanan lebih tinggi, akan bergerak menuju

daerah udara yang lebih panas.

Gambar 13. Rumah Split level ; Gambar 14. Rumah Sengkedan

Sumber : Frick, Heinz, Membangun dan Menghuni Rumah di Lerengan,

Yogyakarta, Kanisius ,2003

Page 49: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

30

Angin Lokal

Lebih jauh, iklim dan angin regional dapat berubah karena variasi

bentuk permukaan bumi, seperti adanya lembah, perbukitan, dan perairan

dalam jarak yang lebih kecil atau berskala lokal. Angin lokal, yang juga

disebut dengan angin berskala topoklimatik, meliputi bentangan daerah sejauh

sepuluh kilometer. Angin lokal terjadi akibat pengaruh panas yang lebih besar

di daratan dan tempat yang lebih tinggi pada siang hari. Contoh angin lokal

adalah angin laut, angin daratan angin lembah.

2.9 Teori Perancangan Kota

2.9.1 Teori Figure / Ground

Teori Tentang figure/ ground didapatkan melalui studi

hubungan tekstural antara bangunan ( building mass) dan ruang

terbuka ( open space). Sebagai bentuk solid (figure) serta open void

(ground). Trancik, Roger,(1986: 97-106) menyatakan bahwa teori

figure-ground bermula dari studi mengenai hubungan perbandingan

lahan yang ditutupi bangunan sebagai masa yang padat (figure)

dengan ruang-ruang (void- void) terbuka (ground). Secara khusus

Gambar 15. Pengaruh topografi atas sifat angin

Sumber : Frick, Heinz, Membangun dan Menghuni Rumah di Lerengan,

Yogyakarta, Kanisius ,2003

Page 50: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

31

teori ini tefokus pada pemahaman pola, tekstur dan poche (tipologi-

tipologi massa bangunan dan ruang tersebut). Analisis figure / ground

adalah alat yang sangat baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur

dan pola-pola sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric), serta

mengindentifikasikan masalah keteraturan massa / ruangperkotaan.

2.9.2 Pola Massa dan Ruang

Secara teoritik terdapat enam tipologi pola yang dibentuk

oleh hubungan massa dan ruang yaitu pola anguler, aksial, grid,

kurva linier, radial konsentris dan organis. Pola anguler merupakan

konfigurasi massa bangunan dan ruang di sekitar poros

keseimbangan yang tegak lurus terhadap suatu bangunan

monumentalis. Pola grid konfigurasi massa dan ruang yang

terbentuk atas perpotongan jalan-jalan secara tegak lurus. Pola

kurva linier adalah konfigurasi massa bangunan dan ruang secara

linier (lurus menerus). Pola radial konsentris adalah konfigurasi

massa dan ruang yang terpusat. Sedangkan pola organis merupakan

konfigurasi massa dan ruang yang dibentuk dengan ketidakteraturan.

Gambar 16. Pola tekstur kota secara diagramatis

Sumber : Trancik, Roger. op.cit hal 101

Page 51: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

32

2.9.3 Tekstur Perkotaan

Tekstur merupakan derajat keteraturan dan kepadatan massa dan ruang.

Menurut variasi massa dan ruangnya, secara teoritik ada tiga tipologi tekstur

pekotaan yaitu :

• Tekstur Homogen : suatu konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan

ruangnya yang relatif sama baik dari ukuran, bentuk dan kerapatan

• Tekstur Heterogen : Konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan

ruangnya dan ukuran, bentuk dan kerapatannya berbeda

• Tekstrur menyebar : Konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan

ruangnya dan ukuran, bentuk dan kerapatannya sangat heterogen

sehingga tidak mudah mendefinisikannya

2.9.4 Tipologi Solid (Massa) dan Void (Ruang)

Sistem hubungan di dalam figure / ground dikenal dengan dua kelompok

elemen, yaitu solid (massa bangunan) dan void (ruang). Secara teoritis terdapat

tiga elemen dasar yang bersifat solid serta empat elemen dasar yang memiliki

sifat void.

A. Tiga elemen solid (atau blok) adalah:

• Blok tunggal : satu massa bangunan dalam sebuah blok dimana elemen

tersebut sering memiliki sifat yang penting (misalnya sebagai penentu

sudut, hierarki, atau penyambung).

• Blok yang mendefinisi sisi : Konfigurasi massa bangunan yang menjadi

pembatas sebuah ruang

Gambar 17. Tekstur konfigurasi massa bangunan dan lingkungan

Sumber : Zahnd (2000)

Page 52: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

33

• Blok medan : Konfigurasi yang terdiri dari kumpulan massa bangunan

secara tersebar secara luas.

B. Empat elemen void (ruang) adalah:

• Sistem tertutup yang linear : Memperhatikan ruang yang bersifat

linear, tetapi terkesan tertutup

• Sistem tertutup yang memusat : Sedikit jumlahnya karena memiliki

pola ruang yang berkesan terfokus dan tertutup (contoh pusat kota).

• Sistem terbuka yang sentral : adalah pola ruang bersifat terbuka

namun masih terlihat terfokus (contoh alun-alun besar,

tamankota).Sistem terbuka yang linear : Merupakan pola ruang yang

terkesan terbuka dan linear (contoh kawasansungai)

Gambar 18. Tiga elemen solid

Sumber : Zahnd (2000)

Gambar 19. Tiga elemen void

Sumber : Zahnd (2000)

Page 53: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

34

2.10 Teori Linkage

Fumihiko Maki dalam bukunya berjudul “Investigation into Collective

Form”, menyatakan bahwa linkage adalah kesatuan bentuk fisik pada suatu

kota. Teori ini menitikberatkan pada hubungan satu elemen ke elemen lain,

memperhatikan dan menegaskan kaitan dinamik sebuah tata ruang perkotaan.

Secara teoritik linkage perkotaan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : linkage

visual, structural, dankolektif.

2.10.1 Linkage Visual

Dalam linkage yang visual dua atau lebih banyak fragmen kota

dihubungkan menjadi satu kesatuan secara visual. Edmund Bacon, membahas

teori ini secara lebih dalam. Teorinya menyebutkan bahwa kasus-kasus yang

menunjukan pengaruh elemen-elemen visual di dalam sejarah kota. Artinya

elemen-elemen tersebut sudah lama dikenal dan dapat dipakai baik di dalam

skala makro besar maupun skala makro kecil, yaitu kota secara keseluruhan

maupun kawasan dalam kota, karena sebuah linkage yang visual mampu

menyatukan daerah dalam berbagai skala.Lima elemen linkage visual yang

menghasilkan hubungan secara visual, yaitu garis, koridor, sisi sumbu dan

irama.

Gambar 20. Lima elemen linkage visual

Sumber : Zahnd (2000)

Page 54: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

35

2.10.2 Linkage Struktural

Dalam linkage struktural yang baik, pola ruang perkotaan dan

bangunanya sering berfungsi sebagai stabilisator dan koodinator di dalam

lingkungannya, karena setiap kolase perlu diberikan stabilitas dan koodinasi

tertentu dalam strukturnya. Ada tiga elemen struktural yang mencapai

hubunganecara arsitektural, yaitu : tambahan, sambungan, dan tembusan.

Secara struktural elemen tambahan melanjutkan pola pembangunan yang

sudah ada sebelumnya. Bentuk-bentuk massa dan ruang yang ditambah dapat

berbeda, namun pola kasawasannya tetap diartikan sebagai bagian atau

tambahan pola yang sudah ada disekitarnya. Elemen sambungan

memperkenalkan pola baru pada kawasan lingkungannya. Elemen tembus

tidak memperkenalkan pola baru yang belum ada.

2.10.3 Linkage Kolektif

Tipe spatial yang diungkapkan oleh Fumihiko Maki secara kolektif adalah :

1. Compositional Form : ruang sebagai penghubung bentuk yang letak

2. Megaform : berbentuk massa besar memanjang, ada awalan

dan akhiran, merupakan satu kesatuan besar, open ended.

Gambar 21. Tiga elemen linkage struktural

Sumber : Zahnd (2000)

Page 55: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

36

3. Group Form : Berkelompok - kelompok dan masing –

masing kelompok dihubungkan oleh jalur pedestrian. Merupakan hasil

akumulasi tata bangunan secara incremental sepanjang sirkulasi dan

organik.

2.11 Teori Place

Teori ini lebih bersifat interaksi manusia dengan lingkungannya, dimana

spesifikasinya ditentukan oleh waktu. Sifatnya cenderung tidak tetap dan sistemnya

membutuhkan batas yang jelas. Christian Norberg Shultz mengemukakan bahwa

spirit of place memiliki sifat yang divisualisasikan melalui arsitektur, sehingga

tercipta tempat-tempat yang bermakna sebagai “tempat manusia”. Suatu lingkungan

wajib memenuhi kebutuhan fisik dan pikiran (menyerap, membentuk, merasakan)

sehingga memperkuat identitas perseptualnya.

Roger Trancik mengemukakan sebuah space akan ada kalau dibatasi sebagai

sebuah void, dan sebuah space menjadi sebuah place kalau mempunyai arti dari

lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya.11

Karakteristik dasar kota dapat diidentifikasi melalui lima elemen dasar

pembentuknya yaitu : Jalur (path), tepian (edges), distrik (districk), simpul (nodes),

dan tengaran (landmark).

11Trancik, Roger. Op.cit hal112

Gambar 22. Tiga elemen bentuk kolektif

Sumber : Zahnd (2000)

Page 56: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

37

2.12 Parameter Menurut Pendapat

Hasil penelitian dibawah ini bersumber dari penelitian ruang luar

yang dilakukan oleh Sangkertadi (2013) di Manado dan Tri Harso

Karyono (2014) di Jakarta.

No Parameter Lokasi

Tolok Ukur Nyaman

Nyaman Sedang Tidak

Nyaman

1 Suhu Jakarta 24-27 ° 25- 30 ° 30-34°

Manado 26-27,5 ° 26- 30 ° 31-33°

2 Kelembaban

Udara

Jakarta 60-70 % 55-60 % 30-40 %

Manado 60-70 % 50-60 % 32-40 %

3 Kecepatan Angin Jakarta 2 m/s 1 m/s 0,5 m/s

Manado 3 m/s 2 m/s 1 m/s

Gambar 23. Lima elemen teori place

Sumber : Zahnd (2000)

Keterangan :

• Lokasi Jakarta pedapat Tri Haryo Karyono (2014)

• Lokasi Manado pendapat Sangkertadi (2013)

Tabel 3. Kenyaman Termal Menurut Pendapat

Sumber : Sangkertadi (2013), Tri Harso Karyono (2014)

Page 57: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

38

Kajian Pola Spasial

1

Deskripsi

umum

Batas

pembahsan

Kondisi fisik

kampung

lerengan

Peta lokasi, data penduduk dan situasi daerah

tersebut.

• Linier (tertutup)

Memperhatikan ruang yang bersifat linear, tetapi

terkesan tertutup

• Linier (terbuka)

Merupakan pola ruang yang berkesanterbuka dan

linear

• Homogen

Konfigurasi yang dibentuk oleh massa

danruangnya yang relatif sama baik dari ukuran,

bentuk dan kerapatan

• Heterogen

Konfigurasi yang dibentuk oleh massa

danruangnya dan ukuran, bentuk dan

kerapatannya berbeda

• Menyebar

Konfigurasi yang dibentuk oleh massa

danruangnya dan ukuran, bentuk dan

kerapatannya sangat heterogensehingga sulit

mendefinisikannya

• Blok tunggal

Terdapat satu massa bangunan dalam sebuah

blokdimana elemen tersebut sering memiliki sifat

yang penting.

• Blok yang medefinisisisi

Konfigurasi massa bangunan yangmenjadi

pembatas sebuah ruang

• Blok Medan

Konfigurasi yang terdiri dari kumpulan massa

bangunan secara tersebar secara luas.

2

Solid - Void

Bentuk

Tekstur

Pola

Tabel 4 : Parameter Kajian

Sumber : Penulis

Page 58: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam peneletian yang berjudul Kinerja Kenyamanan Termal Akses

Lingkungan Kampung Lerengan Semarang Studi Kasus Kampung Pelangi RW 3 ini,

peneliti menggunakan metode penelitian campuran (mix method). Berikut penjelasan

metode penelitian campuran yang digunakan peneliti.

3.1 Pendahuluan

Metodologi penelitian merupakan kronologis atau keseluruhan suatu

penelitian dari awal permasalahan sampai suatu masalah dapat terjawab atau

diselesai, dimana metode penelitian adalah langkah-langkah atau tahapan yang

digunakan dalam mengerjakan penelitian. Pada penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode kombinasi desain dengan metode kuantitatif sebagai

metode primer atau yang cenderung lebih banyak digunakan dalam melakukan

penelitian.

Menurut Johson dan Cristen 2007 dalam Sugiyono (2011, Metode

Penelitian Kombinasi, hlm.404) menyatakan bahwa : Penelitian metode

campuran (mixed methods) merupakan penelitian yang mengombinasikan atau

mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Metode ini berupa

pendekatan yang melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-

pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua pendekatan

tersebut dalam satu penelitian. Penggunaan metode campuran dalam penelitian

yang dimaksud yaitu penelitian yang sedang dilaksanakan untuk mendapatkan

data kuantitatif beserta data kualitatif yang digunakan sebagai bukti empiris

dalam menjawab rumusan masalah penelitian. Penggunaan metode campuran

ini dirasa oleh peneliti lebih baik, lengkap dan komprehensif. Dengan kata lain

metode campuran (mix methods) dipilih pada penelitian ini karena peneliti

ingin mendapatkan fakta yang lebih banyak dalam meneliti termal lingkungan

Kampung Pelangi, dengan tujuan untuk melengkapi gambaran hasil studi

mengenai fenomena yang diteliti dan agar analisa penelitian lebih baik.

Page 59: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

40

Metode penelitian ini diharapkan akan membantu dalam menjawab dengan

sangat baik untuk permasalahan yang menjadi fokus objek penelitian, yaitu

kampung lerengan Wonosari RW 3, Kelurahan Randusari Kecamatan

Semarang Selatan Kota Semarang.

Dibawah ini penjelasan penelitian campuran (mix method) menurut Jhon W.

Creswell dalam Research design, 2014) :

• Melibatkan data kualitatif dan kuantitatif dalam menanggapi

pertanyaan.

• Dua data terintegrasi dalam analisis penelitian (Pengambilan sampel,

sumber informasi, analisa data, wawancara dan pengkuran)

• Mencakup analisis kedua bentuk data kualitatif dan kuantitatif.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer

Pengambilan data primer dilakukan untuk menghimpun data- data serta

permasalahan yang ada. Pengambilan data primer dilakukan dengan

cara :

• Wawancara

Dilakukan melalui interaksi kepada masyarakat dan atau pihak-

pihak terkait.

• Observasi

Menurut Hamidi dalam Susanti 2015, Observasi berarti peneliti

melihat dan mendengarkan (termasuk menggunakan 3 indera

yang lain) apa yang dilakukan dan dikatakan para responden

dalam aktivitas sehari- hari.

• Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data grafis sebagai

materi analisis grafis. Metode dokumentasi yang peneliti

lakukan yakni mengambil foto-foto yang berkaitan dengan

Page 60: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

41

objek penelitian, baik lokasi maupun catatan dari lembaga atau

perseorangan.

• Pengukuran

Pengukuran (dengan alat-alat ukur) untuk memperoleh data-

data kuantitatif variabel yang diperlukan pada obyek yang

diteliti, dengan menggunakan alat bantu antara lain :

➢ Thermo Hydrometer

Thermo Hygrometer ini digunakan untuk mengukur

suhu dan kelembaban di dalam dan diluar ruangan.

Gambar 24. Hydrometer digital

Sumber : Dokumentasi Pribadi (10 Maret 2018)

Page 61: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

42

➢ Anemometer

Pada gambar ini digunakan untuk mengukur

kecapatan angin dan temperatur udara.

➢ Meteran Roll

Pada gambar ini digunakan untuk mengukur ruas jalan

lingkungan.

Gambar 25. Anemometer digital

Sumber : Dokumentasi Pribadi (10 Maret 2018)

Gambar 26. Meteran Roll

Sumber : Dokumentasi Pribadi (10 Maret 2018)

Page 62: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

43

3.3 Metode Analisis

Tahapan yang dilakukan setelah semua data yang penulis butuhkan

terkumpul adalah analisa data. Kelengkapan data sangat mempengaruhi

lancarnya proses analisis. Berikut merupakan cara analisa data yang dilakukan

dalam penelitian ini :

1. Memeriksa, bertujuan agar semua data yang telah terkumpul ke peneliti

baik data observasi, wawancara maupun dokumentasi mengenai Kinerja

Kenyamal Termal Akses Lingkungan Kampung Lerengan Semarang

dapat di gunakan secara maksimal.

2. Memberi tanda, memberi kode terhadap pertanyaan yang telah diajukan

dan data yang didapat.

3. Tabulasi data, seluruh data yang telah diperikasa dan diberi tanda

dimasukan dalam tabel-tabel yang kemudian akan dianalisa

mengunakan paramater-parameter di telah ditetapkan diawal.

Data serta analisis yang telah diolah dideskripsikan sesuai dengan fakta dan

kenyataan yang ada. Analisis tersebut dapat dikembangkan kembali untuk

menghasilkan sebuah kesimpulan yang berujung pada terjawabnya

permasalahan.

Kerangka analisis untuk penelitian Kinerja Kenyamanan Termal Lingkungan

Kampung Lerengan Semarang. (studi kasus Kampung Wonosari, RW 3) dapat

dilihat pada diagram alur penelitian berikut.

Page 63: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

44

• Alur Penelitian

Metode Wawancara Metode Pengamatan

Data Landasan

Teori &

Data

Hasil Analisa

Kesimpulan

Gambar 27. Diagram Metode Analisis Data

Sumber: Penulis

Permasalahan

Kajian Teoritik Metode Penelitian

Data Lapangan

Analisis

Kesimpulan

Saran

Gambar 28. Diagram Keseluruhan Penelitian

Sumber: Penulis

Page 64: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

45

3.4 Metode Pemilihan Sampel Lokasi

Lokasi penelitian berada dikawasan kampung lerengan Wonosari,

Kelurahan Randusari Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang. Secara

geografis Kota Semarang terletak di antara 6º, 5' - 7º, 10' Lintang Selatan dan

110º, 35' Bujur Timur dan memiliki luas wilayah mencapai 37.366.838 Ha atau

setara dengan 373.7 Km2.

Gambar 29. Peta Kampung Wonosari

Sumber: Disperkim Kota Semarang

Page 65: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

46

Batas wilayah Batas wilayah Kampung Wonosari adalah sebagai berikut :

Utara : Berbatasan dengan Jalan Pandanaran dan Tugu Muda

Timur : Berbatasan dengan Jalan Bergota dan TPU Bergota

Selatan : Berbatasan dengan Jalan Dr Sutomo dan RSUP Kariadi

Barat : Berbatasan dengan Jalan Hos Cokroaminoto dan Rumah

Sakit Bhakti Wira Tamtam

Lokasi penelitian berada dikawasan kampung lerengan Wonosari, Kelurahan

Randusari Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang.

Gambar 30. Peta Lokasi Kampung Wonosari

Sumber : Google maps

Page 66: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

47

Gambar 31. Peta Lokasi Kampung Wonosari

Sumber : Google maps (Kampung Wonosari)

Gambar 32.Foto Drone Kampung Wonosari

Sumber : Dokumentasi pribadi (5 Maret 2018)

TUGU MUDA

LOKASI KAMPUNG PELANGI

RSUP. DR KARIADI

LUAS KAWASAN ± 4 Ha TOTAL BANGUNAN 391

Page 67: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

48

RW 3

3.4.1 Objek Penelitian

Objek Penelitian yang diteliti pada kampung lerengan Wonosari adalah

kenyaman termal lingkungan dan bangunan pada kampung pelangi, Kelurahan

Randusari Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang. Penelitian

dilapangan diharapkan dapat memberikan informasi yang nantinya akan

menghasilkan kesimpulan mengenai kenyamanan termal lingkungan pada

suatu kampung lerengan.

3.4.2 Lingkup Penelitian

Peneliti membatasi lingkup penelitian pada kampung lerengan Wonosari

atau kampung pelangi dengan mengabil hanya wilayah RW 3. Dimana RW 3

kampung wonosari menjadi fokus penelitian karena memiliki kepadatan

penduduk lebih padat dibandingkan RW 4, sebagaimana ditercantum pada tabel

dan gambar berikut :

No Usia Penduduk

(Tahun)

RW 3 RW 4

L P L P

1 0 - 5 73 61 28 29

2 6 - 10 69 69 30 32

3 11 - 15 67 69 23 36

4 16 - 20 50 51 40 36

5 21 - 25 64 36 28 36

6 26 - 30 57 48 23 18

7 31 - 35 57 48 30 31

8 36 - 40 52 64 28 35

9 41 - 45 48 49 41 41

10 46 - 50 39 49 32 44

11 51 - 55 47 50 33 29

12 56 - 60 38 48 18 26

13 61 keatas 46 56 49 65 Jumlah 707 698 403 458 Jumlah Penduduk 1.405 861

Tabel 5 : Data kependudukan Sumber : Disperkim Kota Semarang

Page 68: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

49

3.4.3 Lokasi Terpilih (Makro)

Pada gambar diatas merupakan solid dan void pada kampung Wonosari dan

tanda pada gambar adalah area gang 5 , RW 3 dimana sebagai objek dalam

penelitian.

Gambar 33 . Solid (Massa) dan Void (Ruang)

Sumber : Penulis

Keterangan :

: Solid

: Vegetasi

Page 69: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

50

3.4.4 Sampel Penelitian Terpilih (Mikro)

3 2

1

Sampel I merupakan gerbang masuk pada

gang 5 dan titik terendah dalam penelitian

dimana kondisi esksisting terdapat

bantaran sungai di depan area rumah.

Pada area ini lebar jalan ±2 m.

Konfigurasi kepadatan pada sampel I

memiliki tekstur homogen dan memiliki

pola blok yang mendefinisi sisi.

Sampel II merupakan titik tengah dalam

penelitian dengan ketinggian ±30 mdpl.

Pada area ini lebar jalan ±1 m.

Konfigurasi kepadatan pada sampel II

memiliki tekstur heterogen dan memiliki

pola blok yang mendefinisi sisi.

Sampel III merupakan titik tertinggi

dalam penelitian dengan ketinggian ±50

mdpl . Pada area ini lebar jalan ±1 m.

Konfigurasi kepadatan pada sampel I

memiliki tekstur heterogen dan memiliki

pola blok medan.

Gambar 34 . Sampel penelitian

Sumber : Penulis

Page 70: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

51

3.4.5 Potongan Kawasan Kampung Wonosari

A`

A

Gambar 35 . Potongan Kawasan Kampung Wonosari

Sumber : Penulis

Sampel I Sampel II Sampel III

Page 71: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

52

Dari tiga sampel yang di ambil memiliki karakteristik konfigurasi kepadatan yang

berbeda-beda. Objek pada sampel penelitian ini akan di jelaskan bagaimana perbedaan

konfigurasi kepadatan yang banyak dengan kepadatan yang memiliki void sebagai

ruang luar ( area hijau)

Penelitian ini dititikberatkan pada dua aspek yaitu, aspek fisik yang berupa analisa

kenyaman termal lingkungan. Sedangkan aspek non fisik yang berupa asumsi dan

tanggapan dari pengguna kampung Wonosari RW 3. Kedua aspek tersebut didapatkan

melalui pengumpulan data yang terbagi dalam data sekunder dan data primer. Data

Primer merupakan segala bentuk data yang berhasil peneliti dapatkan dilapangan,

dapat berupa pengamatan, foto lapangan, dan hasil wawancara. Melainkan data

sekunder adalah data yang dihimpun dari pihak ke tiga atau stakeholders.

Page 72: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian dan pembahasannya akan dibahas pada bab ini. Pertama akan

lebih dijelaskan mengenai lingkup penelitian yang diteliti. Setelah itu dilanjutkan mengenai

sampel yang diambil serta pembahasannya. Penyajian atau penampilan penulisan data suhu

udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin untuk kenyamanan termal lingkungan luar

akan disajikan dalam bentuk tabel fungsi dalam jam periode harian selama bulan Juli dan

bulan Agustus tahun 2018.

4.1 Hasil Penelitian

Pembahasan mengenai kebutuhan kenyaman masyarakat di Kampung

Wonosari, meliputi tingkat suhu nyaman berdasarkan tabel data suhu udara,

kelembaban udara dan kecepatan angin yang terdapat di Kampung Wonosari. Pada

penelitian ini terdapat beberapa sampel yang akan jadikan objek penelitian, dimana

masing – masing sampel memiliki karakteristik konfigurasi kepadatan yang

berbeda – beda.

4.2 Tingkat Kenyaman di Kampung Wonosari

Tingkat kenyaman iklim pada suatu wilayah di pengaruhi oleh tiga unsur

yaitu suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Di kampung Wonosari

menurut keterangan dari responden, rasa nyaman diperoleh pada suhu 24.5ºC –

27.2ºC, dengan kelembaban udara 60% - 80% dan kecepatan angin maksimal 1.5

m/s.

Berdasarkan hasil wawancara dengan warga setempat di Kampung

Wonosari, ada perbedaan udara pada area atas dan bawah Kampung Wonosari.

Pergerakan angin pada jam 07.00-11.00 pada area atas lebih dingin di bandingkan

di area bawah. Sedangkan pada area bawah pada jam 12.00-16.00 lebih dingin

dibandingkan area atas. Hal ini yang menyebabkan terjadinya angin laut dan angin

darat.

Page 73: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

54

4.3 Sampel Penelitian

4.3.1 Sampel I

Pada sampel I di ambil pada RW 3, gang 5. Dimana pada sampel I ini berada

dititik terendah pada Kampung Wonosari. Dengan kondisi eksisting dimana

terdapat bantaran sungai di depan area rumah. Pada area ini lebar jalan ±2 m dengan

material paving sebagai jalan lingkungan. Vegetasi berupa pohon mangga (2)

dengan diameter ±60cm, pohon belimbing (4) dengan diameter ±10cm dan pohon

pepaya (1) dengan diameter ±25cm. Konfigurasi kepadatan pada sampel I memiliki

tekstur homogen dan memiliki pola blok yang mendefinisi sisi.

Gambar 36. Sampel I penelitian

Sumber: Penulis

: Pohon Mangga

: Pohon Belimbing

: Pohon Pepaya

Gambar 37. Foto Panorama Sampel I

Sumber : Dokumentasi pribadi ( 17 Maret 2018)

Page 74: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

55

Pada gambar di atas adalah sequence sampel I yang merupakan titik terendah dalam

penelitian dengan kondisi eksisting bantaran sungai di sekitar area. Dimana keterangan

pada gambar A adalah ruas kiri rumah penduduk dengan jalan lingkungan menggunakan

material paving, lebar jalan ±1,5 m . Sedangkan gambar B dan C merupakan gerbang

akses gang 5 dengan lebar jalan ±2 m. Dan gambar D adalah ruas kanan rumah

penduduk dengan jalan lingkungan menggunakan material beton dengan lebar jalan

±1,5 m

Gambar 42. Foto Eksisting Sampel I

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

A B

C D

Gambar 38. Foto Eksisting B

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 39. Foto Eksisting C

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 41. Foto Eksisting D

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 40. Foto Eksisting A

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Page 75: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

56

4.3.1.1 Data Suhu Bulan Juli (Sampel I)

Pada sampel I bulan Juli, grafik yang terlihat menunjukan

pergeseran temperatur udara pada setiap interval waktu. Suhu terendah pada

tanggal ke 4 dan jam 07.00 yaitu 24,1 ºC. Sedangkan suhu tertinggi pada

hari ke 28 jam 12.00 yaitu 34,4 ºC. Terlihat pada grafik bahwa mulai

pertengahan bulan tepatnya hari ke 13 suhu sampel I setiap jamnya

menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Rata –rata suhu udara pada

jam 07.00 adalah 25 ºC, pada jam 12.00 adalah 33,9 ºC dan 17.00 adalah

30,3 ºC sedangkan untuk jam 21.00 adalah 27,8 ºC.

Gambar 41. Foto Pengukuran Sampel I

Sumber : Dokumentasi pribadi (10 Maret 2018)

Page 76: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

57

• Data Suhu Bulan Juli (Sampel I)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 24,2 24,8 25,4 24,1 24,6 24,8 24,4 25,1 25,1 25,3 24,8 25,1 25,0 25,2 25,4 25,3 25,2 24,9 25,2 25,0 25,3 25,2 25,0 25,1 24,7 24,9 24,8 25,3 25,4 25,2 25,3 25,0

12.00 33,4 34,2 33,8 33,4 33,7 33,2 33,4 33,6 33,6 33,8 33,8 33,7 33,8 34,0 34,1 34,1 34,3 34,1 34,0 34,0 33,8 33,7 34,0 34,0 34,1 34,1 34,1 34,4 34,3 34,0 34,1 33,9

17.00 31,2 31,2 30,5 30,8 30,2 29,4 30,2 30,2 30,1 30,0 30,0 30,3 30,3 30,1 30,0 30,2 30,2 30,1 30,4 30,4 30,6 30,4 30,3 30,0 30,1 30,1 30,2 30,0 30,4 30,5 30,8 30,3

21.00 28,8 27,2 27,6 27,8 27,2 27,6 27,2 27,2 27,4 27,0 27,1 27,3 27,4 27,7 27,5 28,1 28,2 28,2 28,0 27,8 27,8 28,0 28,2 28,0 28,0 28,3 28,4 28,4 28,4 28,2 28,2 27,8

BULANTANGGAL RATA-

RATA

24.0

26.0

28.0

30.0

32.0

34.0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

SUH

U (

°C)

TANGGAL

SUHU BULAN JULI (SAMPEL I)

07.00

12.00

17.00

21.00

Tabel 6 : Data Suhu Sampel I Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 2 : Data Suhu Sampel I Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 77: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

58

4.3.1.2 Data Kelembaban Bulan Juli (Sampel I)

Pada grafik kelembaban sampel I bulan Juli menunjukan pergerakan

yang relatif tidak stabil, yang terjadi pada pukul 07.00 dan 12.00 dalam satu

bulan penuh. Terlihat pada grafik dibawah pada tanggal ke 2 di jam 12.00

yaitu 30%. Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi adalah tanggal ke 20

jam 07.00 yaitu 65,6 %.

Rata –rata kelembaban udara pada jam 07.00 adalah 62,4% pada jam 12.00

adalah 31,9% dan 17.00 adalah 45,8% sedangkan untuk jam 21.00 adalah

53,6%.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 56,3 58,0 58,0 58,4 62,0 60,0 62,3 62,5 63,0 65,2 64,2 64,0 62,0 60,0 62,2 60,8 61,2 64,0 62,5 65,6 65,2 63,5 64,2 64,0 64,6 64,0 62,4 63,0 63,8 64,8 64,2 62,4

12.00 30,2 30,0 34,2 30,2 33,2 31,3 30,5 32,0 32,5 33,2 33,0 32,0 30,8 34,2 30,2 32,8 34,2 30,6 31,3 34,2 31,5 30,8 32,0 30,4 31,5 33,6 30,3 32,3 31,1 30,2 33,8 31,9

17.00 42,6 45,3 43,2 47,2 45,8 43,5 42,3 41,3 42,3 45,3 44,1 47,5 46,2 46,8 46,0 46,5 47,3 47,2 47,6 46,3 46,1 47,5 48,0 47,5 47,8 47,3 47,1 46,0 46,2 45,1 45,5 45,8

21.00 50,1 53,6 51,3 52,7 52,6 53,7 53,3 52,2 52,6 53,6 53,1 53,8 54,1 54,0 54,4 53,6 54,6 52,6 53,1 53,1 53,1 53,0 52,4 55,0 55,6 55,1 55,4 55,1 54,7 54,6 55,2 53,6

RATA-

RATABULAN

TANGGAL

Tabel 7 : Data Kelembaban Sampel I Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 3 : Data Kelembaban Sampel I Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 78: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

59

4.3.1.3 Data Kecepatan Angin Bulan Juli (Sampel I)

Adanya fluktuasi pergerakan angin yang terjadi dari tanggal ke 1

sampai dengan sampai dengan tanggal 31 untuk sampel ini. Angin

berhembus pada kecepatan tertinggi pada bulan ini yaitu 2,1 m/s yang terjadi

pada tanggal 7, 16, 17.24 dan 26 di jam 12.00. Sedangkan untuk kecepatan

angin terendah adalah 0,1 m/s. Rata –rata kecepatan angin pada jam 07.00

adalah 0,3 m/s, pada jam 12.00 adalah 1,7 m/s dan 17.00 adalah 0,5 m/s

sedangkan untuk jam 21.00 adalah 0,4 m/s.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 0,3 0,1 0,1 0,3 0,1 0,3 0,4 0,3 0,3 0,4 0,1 0,2 0,2 0,3 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,4 0,4 0,2 0,3 0,3 0,1 0,3 0,2 0,4 0,3 0,3

12.00 1,2 1,4 1,2 1,8 1,4 2,0 2,1 1,6 1,5 1,6 1,2 1,4 1,2 1,8 2,0 2,1 2,1 2,0 1,8 2,0 1,8 1,8 2,0 2,1 2,0 2,1 1,8 1,6 1,8 2,0 1,8 1,7

17.00 0,2 0,2 0,4 0,4 0,6 0,6 0,8 0,8 0,4 0,5 0,5 0,1 0,6 0,5 0,6 0,4 0,4 0,8 0,8 0,6 0,5 0,3 0,3 0,6 0,6 0,4 0,4 0,5 0,7 0,5 0,2 0,5

21.00 0,5 0,2 0,4 0,6 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,6 0,6 0,2 0,2 0,5 0,5 0,4 0,4 0,2 0,2 0,4 0,4 0,6 0,6 0,5 0,5 0,6 0,4 0,6 0,6 0,6 0,4 0,4

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 8 : Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 4 : Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 79: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

60

4.3.1.4 Data Suhu Bulan Agustus (Sampel I)

Pada sampel I bulan Agustus, grafik yang terlihat menunjukan

pergeseran temperatur udara pada setiap interval waktu. Suhu terendah pada

tanggal ke 1 dan jam 07.00 yaitu 24,2 ºC. Sedangkan suhu tertinggi pada

hari ke 25 jam 12.00 yaitu 35,6 ºC. Terlihat pada grafik bahwa mulai

pertengahan bulan tepatnya tanggal ke 10 suhu sampel I setiap jamnya

menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Tetapi mulai tanggal 20

suhu cenderung berubah fluktuatif sehingga terlihat pada grafik pergerakan

tidak konstan, namun kondisi tersebut tidak terjadi di pukul 21.00. Rata –

rata suhu udara pada jam 07.00 adalah 25 ,6 ºC, pada jam 12.00 adalah 34,5

ºC dan 17.00 adalah 31,2 ºC sedangkan untuk jam 21.00 adalah 27,8 ºC.

Tabel 9 : Data Suhu Sampel I Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 5 : Data Suhu Sampel I Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 24,2 25,8 25,4 25,6 24,6 24,8 24,4 25,8 25,1 25,3 24,8 25,1 26,3 26,0 25,4 25,8 26,3 26,5 26,7 26,2 25,8 26,8 26,5 26,4 26,6 25,3 24,8 25,1 25,4 26,0 25,3 25,6

12.00 34,0 34,2 34,6 34,0 34,8 34,4 33,4 34,6 34,5 34,0 35,2 35,0 34,8 35,2 35,4 35,1 34,6 34,1 34,0 35,2 35,4 34,8 34,0 34,0 35,6 34,3 34,1 35,8 34,2 34,1 33,5 34,5

17.00 31,2 30,8 30,5 30,8 31,8 31,6 31,0 30,2 30,1 30,0 30,0 30,3 30,3 31,3 31,5 31,4 31,0 31,2 31,6 31,0 32,5 31,8 32,4 31,8 31,6 31,8 31,0 31,8 31,4 31,6 30,8 31,2

21.00 28,8 27,2 27,6 27,8 27,2 27,6 27,2 27,2 27,4 27,0 27,1 27,3 27,4 27,7 27,5 28,1 28,2 28,2 28,0 27,8 27,8 28,0 28,2 28,0 28,0 28,3 28,4 28,4 28,4 28,2 28,2 27,8

RATA-

RATABULAN

TANGGAL

Page 80: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

61

4.3.1.5 Data Kelembaban Bulan Agustus (Sampel I)

Pada grafik kelembaban sampel I bulan Agustus menunjukan

pergerakan yang relatif tidak stabil, yang terjadi pada pukul 07.00 dan 12.00

dalam satu bulan penuh. Terlihat pada grafik dibawah kelembaban terendah

pada tanggal ke 4 di jam 12.00 yaitu 30%. Sedangkan tingkat kelembaban

tertinggi adalah hari ke 20 jam 07.00 yaitu 65,6 %. Rata –rata kelembaban

udara pada jam 07.00 adalah 62,7% pada jam 12.00 adalah 33,1% dan 17.00

adalah 46,8% sedangkan untuk jam 21.00 adalah 54,6%.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 60,2 61,3 59,0 58,4 62,0 60,0 62,3 62,5 63,0 65,2 64,2 64,0 62,0 60,0 62,2 60,8 61,2 64,0 62,5 65,6 65,2 63,5 64,2 64,0 64,6 64,0 62,4 63,0 63,8 64,8 64,2 62,7

12.00 30,2 30,4 34,2 30,2 33,2 31,3 30,5 32,0 32,5 33,2 33,0 32,0 30,8 34,2 30,2 32,8 34,2 30,6 31,3 34,2 31,5 33,6 34,5 36,3 35,3 36,0 35,6 36,6 33,4 35,4 36,7 33,1

17.00 42,6 45,3 43,2 47,2 45,8 46,6 45,8 48,5 47,6 45,3 44,1 47,5 48,6 47,2 46,0 46,5 47,3 47,2 47,6 46,3 46,1 47,5 48,0 47,5 47,8 47,3 47,1 47,6 47,8 48,5 48,0 46,8

21.00 55,6 54,6 53,4 55,2 54,1 53,7 53,3 56,5 55,0 56,0 56,0 54,0 56,0 55,0 54,3 55,3 54,6 52,6 53,1 53,1 54,3 53,0 54,1 55,0 55,6 55,1 55,4 55,1 54,7 54,6 55,2 54,6

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 10 : Data Kelembaban Sampel I Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 6 : Data Kelembaban Sampel I Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 81: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

62

4.3.1.6 Data Kecepatan Angin Agustus (Sampel I)

Adanya fluktuasi pergerakan angin yang terjadi dari tanggal ke 1

sampai dengan sampai dengan tanggal 31 untuk sampel ini, terutama pada

jam 12.00. Angin berhembus pada kecepatan tertinggi pada bulan ini yaitu

2 m/s yang terjadi pada tanggal 7, 8, 1 dan 30 di jam 12.00. Sedangkan untuk

kecepatan angin terendah adalah 0,1 m/s. Rata –rata kecepatan angin pada

jam 07.00 adalah 0,2 m/s, pada jam 12.00 adalah 1,6 m/s dan 17.00 adalah

0,6 m/s sedangkan untuk jam 21.00 adalah 0,3 m/s.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 0,2 0,3 0,2 0,3 0,2 0,1 0,3 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,2 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,3 0,2 0,3 0,3 0,2 0,1 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2

12.00 1,2 1,8 1,6 1,2 1,5 1,8 2,0 2,0 1,6 1,4 1,8 1,8 1,6 1,2 1,0 1,3 1,6 1,3 1,6 1,8 1,6 1,8 1,4 1,5 1,3 1,5 1,4 1,5 1,8 2,0 1,2 1,6

17.00 0,3 0,2 0,2 0,6 0,6 1,0 0,8 0,8 0,2 0,2 0,4 0,4 0,2 0,3 0,4 0,2 0,2 0,4 0,6 0,6 0,5 0,5 0,8 0,8 1,0 1,0 0,8 0,8 1,0 0,6 0,8 0,6

21.00 0,2 0,3 0,4 0,2 0,3 0,6 0,5 0,4 0,4 0,2 0,3 0,2 0,2 0,5 0,2 0,1 0,1 0,3 0,2 0,3 0,2 0,2 0,4 0,3 0,2 0,3 0,4 0,4 0,2 0,5 0,3 0,3

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 11 : Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 7 : Data Kecepatan Angin Sampel I Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 82: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

63

4.3.1.7 Matriks Koresponden Sampel I

SAMPEL KARAKTER KAWASAN

RESPONDEN WAKTU

KETERANGAN AKTIVITAS SIFAT SUASANA 07.00 12.00 17.00 21.00

Sirkulasi

kendaraan

bermotor,

pejalan kaki,

Transaksi

jual beli

produk UKM

Publik Ramai

wisawataan

pada saat

tertentu

(siang &

sore)

Sebagian

terdapat

pohon

peneduh

sebagai titik

kumpul

warga.

Anisa (warga) Normal Panas Panas Normal • Titik nyaman

pada siang hari di

area pohon

peneduh,

dikarenakan suhu

diluar dan di

sekitar area pohon

berbeda.

Kondisi ini

dinyatakan oleh

responden warga

yakni responden

merasakan suhu

dan kenyamanan

diluar area pohon

terasa panas,

menyengat dan

tidak nyaman,

begitu pula yang

di nyatakan oleh

responden

pengunjung.

Dini (warga) Normal Panas Panas Panas

Utami (warga) Normal Panas Normal Normal

Kasno (warga) Normal Panas Panas Panas

Sumantri (warga) Normal Panas Panas Normal

Miko (pengunjung) - Panas Normal -

Fajar (pengunjung) - Panas Panas -

Lia (pengunjung) - Panas Normal -

Ihlam

(pengungjung)

- Panas Panas -

Aan (Pengunjung) - Panas Normal -

Keterangan :

*Kenyamanan termal hasil wawancara responden langsung di

lokasi penelitian, dibandingkan dengan parameter yang

digunakan.

Tabel 12 : Data Responden Sampel I

Sumber : Penulis

Page 83: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

64

4.4 Sampel II

Pada sampel II di ambil pada RW 3, gang 5. Dimana pada sampel II ini

berada dititik tengah pada Kampung Wonosari. Dengan ketinggian ±30 mdpl. Pada

area ini lebar jalan ±1 m dengan material beton sebagai jalan lingkungan. Vegetasi

berupa pohon beringin (5) dengan diameter ±30cm. Konfigurasi kepadatan pada

sampel II memiliki tekstur heterogen dan memiliki pola blok yang mendefinisi sisi.

Gambar 44. Sampel II penelitian

Sumber: Penulis

Gambar 45. Foto Panorama Sampel II

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

: Pohon Beringin

Page 84: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

65

`

Pada gambar di atas adalah sequence sampel II yang merupakan titik tengah dalam

penelitian dengan ketinggian ±30 mdpl dengan kondisi eksisting berupa ruang hijau

dan rumah penduduk. Dimana keterangan pada gambar A adalah ruang hijau dengan

beberapa elemen vegetasi. Gambar B merupakan rumah penduduk. Sedangkan

Gambar C dan D adalah jalan lingkungan dengan menggunakan material beton, lebar

jalan ±1 m.

Gambar 50. Foto Eksisting Sampel II

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

B

D

A

C

Gambar 46. Foto Eksisting B

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 47. Foto Eksisting C

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 48. Foto Eksisting A

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 49. Foto Eksisting D

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Page 85: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

66

4.4.1 Data Suhu Bulan Juli (Sampel II)

Pada sampel II bulan Juli, grafik yang terlihat menunjukan

pergeseran temperatur udara pada setiap interval waktu. Suhu terendah pada

hari ke 4 dan jam 07.00 yaitu 24,3 ºC. Sedangkan suhu tertinggi pada hari

ke 5, 16, 20 jam 12.00 yaitu 34,8 ºC. Terlihat pada grafik bahwa mulai

pertengahan bulan tepatnya hari ke 8 suhu sampel II setiap jamnya

menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Rata –rata suhu udara pada

jam 07.00 adalah 25,3 ºC, pada jam 12.00 adalah 34,3 ºC dan 17.00 adalah

30,6 ºC sedangkan untuk jam 21.00 adalah 28,2 ºC.

Gambar 41. Foto Pengukuran Sampel II

Sumber : Dokumentasi pribadi (10 Maret 2018)

Page 86: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

67

• Data Suhu Bulan Juli (Sampel II)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 24,4 24,8 25,5 24,3 24,8 25,0 24,6 25,3 25,2 25,6 25,0 25,2 25,3 25,4 25,6 25,8 25,4 25,0 25,4 25,2 25,4 25,6 25,2 25,3 25,6 25,3 25,0 25,8 26,0 25,8 25,5 25,3

12.00 34,6 34,4 34,6 34,0 34,8 34,1 33,8 33,8 34,0 33,9 34,1 34,0 34,1 34,2 34,4 34,8 34,6 34,8 34,8 34,8 34,0 33,9 34,3 34,5 34,4 34,3 34,4 34,6 34,7 34,1 33,7 34,3

17.00 31,4 31,6 30,7 31,1 30,4 29,6 30,4 30,2 30,4 31,0 30,1 30,4 30,4 30,4 30,2 30,6 30,4 30,4 30,6 30,8 30,2 31,0 30,6 30,5 31,4 30,7 30,6 30,6 30,8 31,1 31,2 30,6

21.00 28,8 28,9 28,8 28,6 28,6 28,3 28,6 27,2 27,4 28,0 27,3 27,4 27,6 27,8 27,6 28,4 28,4 28,3 28,4 27,9 28,0 28,1 28,3 28,3 28,4 28,4 28,6 28,7 28,8 28,3 28,7 28,2

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 13 : Data Suhu Sampel II Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 8 : Data Suhu Sampel II Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 87: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

68

4.4.2 Data Kelembaban Bulan Juli (Sampel II)

Pada grafik kelembaban sampel II bulan Juli menunjukan

pergerakan yang relatif tidak stabil, yang terjadi pada pukul 07.00 dan 12.00

dalam satu bulan penuh. Terlihat pada grafik dibawah pada hari ke 2 di jam

12.00 yaitu 30,1%. Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi adalah hari ke

22 jam 07.00 yaitu 65,5 %.

Rata – rata kelembaban udara pada jam 07.00 adalah 63,5% pada jam 12.00

adalah 33,2% dan 17.00 adalah 47,5% sedangkan untuk jam 21.00 adalah

54,2%.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 65.0 61.0 59.0 60.0 62.0 64.7 65.2 65.0 63.0 65.2 66.1 64.0 62.0 60.1 62.2 60.8 63.0 64.0 64.3 65.3 65.0 65.5 64.2 64.0 64.3 64.1 62.4 63.0 63.7 64.8 64.2 63.5

12.00 31.0 30.1 34.2 34.0 33.2 34.5 31.3 32.0 32.5 33.2 35.5 34.6 33.5 34.0 33.4 32.7 34.2 34.0 33.8 34.1 32.5 30.7 32.0 33.5 31.6 33.6 33.2 34.3 34.2 34.1 33.5 33.2

17.00 48.7 46.2 47.2 47.1 45.7 46.2 48.7 47.3 47.0 47.2 48.8 47.2 46.2 46.8 46.0 46.5 47.3 48.0 48.2 48.5 48.1 47.5 48.0 47.5 47.2 48.0 48.3 48.4 48.2 48.2 48.2 47.5

21.00 53.4 50.5 53.6 52.5 55.6 54.8 53.3 53.0 54.5 54.1 54.7 54.6 55.0 52.1 55.0 55.4 54.7 53.0 53.6 53.1 54.2 54.0 54.2 55.0 55.6 55.1 55.4 55.1 54.7 54.6 55.2 54.2

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Diagram 9 : Data Kelembaban Sampel II Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Tabel 14 : Data Kelembaban Sampel II Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 88: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

69

4.4.3 Data Kecepatan Angin Bulan Juli (Sampel II)

Adanya fluktuasi pergerakan angin yang terjadi dari tanggal ke 1

sampai dengan sampai dengan tanggal 31 untuk sampel ini. Angin

berhembus pada kecepatan tertinggi pada bulan ini yaitu 2,2 m/s yang terjadi

pada tanggal 27 di jam 12.00. Sedangkan untuk kecepatan angin terendah

adalah 0,1 m/s. Rata –rata kecepatan angin pada jam 07.00 adalah 0,4 m/s,

pada jam 12.00 adalah 0,8 m/s dan 17.00 adalah 1,8 m/s sedangkan untuk

jam 21.00 adalah 0,8 m/s.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 0,2 0,3 0,2 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,4 0,4 0,2 0,3 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,2 0,3 0,4 0,4 0,4 0,3 0,5 0,3 0,3 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4

12.00 0,6 0,8 0,8 0,6 0,9 0,8 1,0 1,3 0,5 0,8 0,7 0,9 1,1 1,0 1,0 1,2 0,8 1,2 1,6 1,1 0,6 0,8 0,8 0,6 0,8 0,4 0,8 0,8 0,6 0,4 0,6 0,8

17.00 1,3 1,6 2,1 1,8 2,0 2,0 1,8 1,9 2,0 2,0 1,7 1,3 1,0 0,9 1,6 1,0 1,8 1,7 1,8 1,6 1,8 2,0 2,1 2,2 2,0 1,8 2,2 2,0 1,8 2,1 2,0 1,8

21.00 0,8 0,7 0,6 0,6 1,0 1,1 1,1 0,9 1,0 1,0 0,8 1,0 0,9 1,0 1,0 0,8 1,0 1,1 0,5 0,5 0,4 0,6 0,6 0,7 0,7 0,7 0,4 0,5 0,5 0,6 0,7 0,8

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 15 : Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 10 : Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 89: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

70

4.4.4 Data Suhu Bulan Agustus (Sampel II)

Pada sampel II bulan Agustus, grafik yang terlihat menunjukan

pergeseran temperatur udara pada setiap interval waktu. Suhu terendah pada

tanggal ke 9 dan 24 jam 07.00 yaitu 25,1 ºC. Sedangkan suhu tertinggi pada

hari ke 22 jam 12.00 yaitu 35,6 ºC. Terlihat pada grafik bahwa mulai

pertengahan bulan tepatnya tanggal ke 6 suhu sampel II setiap jamnya

menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Tetapi mulai tanggal 17

suhu cenderung berubah fluktuatif sehingga terlihat pada grafik pergerakan

tidak konstan, namun kondisi tersebut tidak terjadi di pukul 21.00. Rata –

rata suhu udara pada jam 07.00 adalah 25 ,9 ºC pada jam 12.00 adalah 34,8

ºC dan 17.00 adalah 31,5 ºC sedangkan untuk jam 21.00 adalah 28,1 ºC.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 25,3 25,6 25,4 26,3 26,5 26,0 26,3 25,8 25,1 25,3 26,6 26,0 26,3 26,0 25,4 26,1 25,8 26,6 25,2 26,3 26,5 25,2 26,3 25,1 25,9 25,6 25,7 26,2 26,3 26,0 26,7 25,9

12.00 34,6 35,3 34,6 35,3 35,6 34,6 35,1 35,3 34,6 35,0 34,6 35,0 35,0 34,0 34,1 35,0 34,6 34,8 35,2 35,0 34,8 35,6 34,0 34,0 34,6 34,9 34,1 34,3 34,3 35,0 34,6 34,8

17.00 31,2 32,4 31,3 32,6 32,5 31,6 32,3 31,8 31,8 32,3 31,2 32,6 31,0 31,8 31,6 31,7 31,0 31,6 30,1 31,2 31,0 31,3 31,4 31,1 31,0 30,1 32,1 31,2 31,5 31,6 31,0 31,5

21.00 28,8 28,9 29,0 28,6 28,6 28,3 28,6 27,2 27,4 28,0 27,1 27,3 27,4 27,7 27,5 28,1 28,2 28,2 28,0 27,8 27,8 28,0 28,2 28,0 28,0 28,3 28,4 28,4 28,4 28,2 28,2 28,1

RATA-

RATABULAN

TANGGAL

Tabel 16 : Data Suhu Sampel II Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 11 : Data Suhu Sampel II Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 90: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

71

4.4.5 Data Kelembaban Bulan Agustus (Sampel II)

Pada grafik kelembaban sampel II bulan Agustus menunjukan

pergerakan yang relatif tidak stabil, yang terjadi pada pukul 07.00 dan 12.00

dalam satu bulan penuh. Terlihat pada grafik dibawah kelembaban terendah

pada tanggal ke 7 di jam 12.00 yaitu 31,2%. Sedangkan tingkat kelembaban

tertinggi adalah tanggal ke 5 jam 07.00 yaitu 67 %. Rata –rata kelembaban

udara pada jam 07.00 adalah 65,3% pada jam 12.00 adalah 34,7% dan 17.00

adalah 48,7% sedangkan untuk jam 21.00 adalah 55,4%.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 64,0 62,0 66,0 65,0 67,0 66,2 66,0 66,0 63,0 65,6 65,8 64,3 65,0 66,2 66,5 65,6 65,2 65,2 65,1 65,1 66,3 66,3 66,1 65,3 65,4 64,6 64,8 65,2 64,1 64,8 65,6 65,3

12.00 32,2 34,0 31,4 31,5 31,3 31,3 31,2 34,6 34,2 35,1 35,5 35,4 35,4 35,4 36,1 36,2 36,2 36,3 36,3 35,6 35,4 35,1 35,2 35,2 36,4 35,1 34,5 34,6 35,3 36,2 36,0 34,7

17.00 48,7 46,2 47,2 47,1 45,7 46,2 48,7 47,3 47,0 48,6 48,8 50,1 50,0 50,2 50,2 50,1 49,6 49,3 50,5 48,5 49,5 49,2 48,6 47,5 48,5 48,5 50,3 50,2 50,2 49,6 48,2 48,7

21.00 54,2 54,3 52,6 54,3 56,2 54,0 56,1 56,2 56,2 56,3 56,3 56,3 55,0 52,1 55,0 56,1 56,1 56,1 56,1 56,1 54,3 56,2 58,1 60,0 55,6 55,1 54,2 55,1 54,7 54,6 55,2 55,4

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 17 : Data Kelembaban Sampel II Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 12 : Data Kelembaban Sampel II Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 91: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

72

4.4.6 Data Kecepatan Angin Bulan Agustus (Sampel II)

Adanya fluktuasi pergerakan angin yang terjadi dari tanggal ke 1

sampai dengan sampai dengan tanggal 31 untuk sampel ini, terutama pada

jam 17.00. Angin berhembus pada kecepatan tertinggi pada bulan ini yaitu

2,1 m/s yang terjadi pada tanggal 27 di jam 12.00. Sedangkan untuk

kecepatan angin terendah adalah 0,1 m/s. Rata –rata kecepatan angin pada

jam 07.00 adalah 0,3 m/s, pada jam 12.00 adalah 0,7 m/s dan 17.00 adalah

1,7 m/s sedangkan untuk jam 21.00 adalah 0,7 m/s.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 0,3 0,2 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,2 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,3 0,3 0,2 0,2 0,4 0,4 0,2 0,4 0,3 0,4 0,2 0,3

12.00 0,6 0,8 0,8 0,6 0,9 0,8 0,6 0,8 0,5 0,8 0,7 0,9 0,5 1,0 1,0 1,2 0,8 1,0 1,0 1,1 0,6 0,8 0,8 0,6 0,8 0,4 0,4 0,8 0,6 0,4 0,6 0,7

17.00 1,3 1,6 1,6 1,8 2,0 2,0 1,8 1,2 1,7 2,0 1,7 1,4 1,0 0,9 1,6 1,0 1,8 1,7 1,8 1,6 1,8 2,0 2,1 1,8 2,0 1,8 2,2 2,0 1,8 1,6 1,5 1,7

21.00 0,5 0,6 0,5 1,1 1,0 0,8 1,0 0,4 0,7 0,7 1,0 0,6 0,6 0,4 0,4 0,6 0,6 0,7 0,7 1,0 1,0 0,8 0,5 0,3 0,3 0,4 0,4 0,6 0,6 0,8 1,0 0,7

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 18 : Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 13 : Data Kecepatan Angin Sampel II Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 92: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

73

4.4.7 Matriks Responden Sampel II

SAMPEL KARAKTER KAWASAN

RESPONDEN WAKTU

KETERANGAN AKTIVITAS SIFAT SUASANA 07.00 12.00 17.00 21.00

pejalan kaki. Publik Ramai

wisawataan

pada saat

tertentu

(siang &

sore)

Sebagian

terdapat kios

jualan snack

dan minuman

yang juga

digunakan

untuk tempat

istirahat para

pengunjung.

Kusuma (warga) Normal Panas Normal Normal • Titik nyaman pada

sampel II berada

pada level sedang,

dikarenakan pada

kios terdapat

penutup atap yang

dapat mengurangi /

mereduksi panas

terik matahari

sehingga tingkat

kenyamanan lebih

di rasakan.

• Pada sampel ini

menunjukan hasil

responden lebih

merujuk pada

indikator normal

dibanding sampel

sebelumnya.

Wahyu (warga) Normal Panas Normal Panas

Eko (warga) Normal Panas Normal Normal

Maryono (warga) Normal Panas Panas Normal

Kartika (warga) Normal Panas Normal Normal

Ari (pengunjung) - Panas Normal -

Dian (pengunjung) - Panas Normal -

Iwan (pengunjung) - Panas Normal -

Febri (pengungjung) - Panas Panas -

Vina (Pengunjung) - Panas Panas -

Keterangan :

*Kenyamanan termal hasil wawancara responden langsung

di lokasi penelitian, dibandingkan dengan parameter yang

digunakan.

Tabel 19 : Data Responden Sampel II

Sumber : Penulis

Page 93: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

74

4.5 Sampel III

Pada sampel III di ambil pada RW 3, gang 5. Dimana pada sampel III ini

berada dititik tertinggi Kampung Wonosari. Dengan ketinggian ±50 mdpl. Pada

area ini lebar jalan ±1 m dengan material beton sebagai jalan lingkungan. Vegetasi

berupa pohon sirkaya (5) dengan diameter ±10cm. Konfigurasi kepadatan pada

sampel III memiliki tekstur heterogen dan memiliki pola blok medan.

Gambar 52. Sampel III penelitian

Sumber: Penulis

Gambar 53. Foto Eksisting Sampel III

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

: Pohon Sirkaya

Page 94: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

75

Pada gambar di atas adalah sequence sampel III yang merupakan titik tertinggi dalam

penelitian dengan ketinggian ±50 mdpl dengan kondisi eksisting berupa rumah

penduduk dan panorama dari kampung Wonosari. Dimana keterangan pada gambar A

adalah rumah penduduk. Gambar B dan C adalah jalan lingkungan dengan

menggunakan material beton, lebar jalan ±1 m. Sedangkan Gambar D merupakan gardu

pandang pada gang 5, dengan panorama kampung Wonosari dan landscape kota

Semarang.

Gambar 58. Foto Eksisting Sampel III

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

A B

C

D

Gambar 54. Foto Eksisting A

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 55. Foto Eksisting D

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 56. Foto Eksisting B

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Gambar 57. Foto Eksisting C

Sumber : Dokumentasi pribadi (17 Maret 2018)

Page 95: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

76

4.5.1 Data Suhu Bulan Juli (Sampel III)

Pada sampel III bulan Juli, grafik yang terlihat menunjukan pergeseran

temperatur udara pada setiap interval waktu. Suhu terendah pada hari ke 12 dan jam

07.00 yaitu 25,1 ºC. Sedangkan suhu tertinggi pada hari ke 20 jam 12.00 yaitu 35,4

ºC. Rata –rata suhu udara pada jam 07.00 adalah 25,9 ºC, pada jam 12.00 adalah

34,1 ºC dan 17.00 adalah 30,9 ºC sedangkan untuk jam 21.00 adalah 28,5 ºC.

Gambar 59. Foto Pengukuran Sampel III

Sumber : Dokumentasi pribadi (10 Maret 2018)

Page 96: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

77

• Data Suhu Bulan Juli (Sampel III)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 25,6 25,8 25,4 25,3 26,2 25,4 26,3 26,0 26,2 25,3 26,3 25,1 26,2 25,8 25,6 25,8 25,7 25,8 25,2 25,9 25,7 25,2 26,3 26,8 26,4 26,2 25,8 26,0 26,4 25,8 26,0 25,9

12.00 34,8 34,5 34,7 34,3 34,9 34,4 33,9 33,8 34,3 34,0 34,3 34,2 34,3 34,4 34,8 35,0 34,8 35,1 35,3 35,4 34,6 34,8 34,9 35,1 34,8 34,6 34,8 34,7 34,9 34,6 34,1 34,6

17.00 31,8 31,7 30,7 31,3 30,4 30,1 30,7 30,6 30,6 31,2 30,6 30,7 30,6 30,7 30,6 30,8 30,9 30,5 30,9 30,7 31,0 31,6 30,7 31,2 31,7 30,8 30,8 31,1 30,0 31,4 31,2 30,9

21.00 28,9 28,9 28,8 28,7 28,6 28,6 28,8 28,1 27,5 28,2 27,3 28,2 28,1 28,7 28,3 28,7 28,9 28,6 28,6 28,0 28,2 28,4 28,6 28,7 28,8 28,7 28,7 28,8 28,8 28,5 28,8 28,5

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 20 : Data Suhu Sampel III Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 14 : Data Suhu Sampel III Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 97: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

78

4.5.2 Data Kelembaban Bulan Juli (Sampel III)

Pada grafik kelembaban sampel III bulan Juli menunjukan pergerakan yang

relatif tidak stabil, yang terjadi pada pukul 07.00 dan 12.00 dalam satu bulan penuh.

Terlihat pada grafik dibawah pada hari ke 4 di jam 12.00 yaitu 30,5%. Sedangkan

tingkat kelembaban tertinggi adalah tanggal 20, 27 jam 07.00 yaitu 65,6%. Rata –

rata kelembaban udara pada jam 07.00 adalah 67,1% pada jam 12.00 adalah 34,5%

dan 17.00 adalah 49,1% sedangkan untuk jam 21.00 adalah 55,4%.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 64,0 65,6 66,7 67,5 68,6 66,0 65,0 65,3 67,1 64,8 64,2 64,0 64,4 65,1 65,4 65,6 66,3 68,3 70,1 70,2 68,3 68,2 68,2 67,1 68,2 70,1 70,2 68,3 68,5 70,8 67,0 67,1

12.00 32,1 31,2 31,7 30,5 31,2 31,0 31,0 34,2 34,3 35,2 35,3 35,3 35,6 35,6 36,3 36,2 36,3 36,3 36,1 35,7 35,3 35,1 35,4 35,0 36,3 35,1 34,5 34,7 35,3 36,0 36,2 34,5

17.00 52,0 50,2 53,0 48,0 45,3 46,1 48,2 47,2 47,1 48,4 48,6 50,2 51,2 50,1 50,0 50,2 49,3 49,3 50,4 48,6 49,3 49,1 48,5 47,3 48,2 48,4 50,2 50,1 50,1 49,3 48,0 49,1

21.00 54,1 54,2 52,4 54,2 56,0 54,2 56,1 56,1 56,1 56,2 56,4 56,5 55,2 52,6 55,3 56,0 56,0 56,0 56,2 56,2 54,4 56,2 58,2 58,0 55,7 55,0 54,1 55,3 54,1 54,8 55,0 55,4

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 21 : Data Kelembaban Sampel III Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 15 : Data Kelembaban Sampel III Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 98: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

79

4.5.3 Data Kecepatan Angin Bulan Juli (Sampel III)

Adanya fluktuasi pergerakan angin yang terjadi dari tanggal ke 1 sampai

dengan sampai dengan tanggal 31 untuk sampel ini, terutama pada jam 17.00.

Angin berhembus pada kecepatan tertinggi pada bulan ini yaitu 2,9 m/s yang

terjadi pada tanggal 18 di jam 12.00. Sedangkan untuk kecepatan angin terendah

adalah 0,1 m/s. Rata –rata kecepatan angin pada jam 07.00 adalah 0,5 m/s, pada

jam 12.00 adalah 0,9 m/s dan 17.00 adalah 2,1 m/s sedangkan untuk jam 21.00

adalah 1,2 m/s.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 0,4 0,6 0,5 0,4 0,8 0,3 0,4 0,2 0,6 0,5 0,4 0,3 0,4 0,2 0,4 0,3 0,4 0,6 0,1 0,2 0,2 0,4 0,8 0,7 0,8 0,6 0,5 0,8 0,8 0,6 0,5 0,5

12.00 0,8 0,2 0,8 0,8 0,6 1,0 1,2 1,0 1,3 0,8 1,1 1,0 1,2 1,2 0,6 0,5 0,8 1,2 1,8 1,6 1,2 1,1 1,0 0,6 0,6 0,4 1,0 1,1 1,1 0,6 0,4 0,9

17.00 1,5 1,8 1,6 2,0 2,1 2,2 2,2 2,0 1,8 1,6 2,0 2,1 2,3 2,3 2,3 2,5 2,4 2,9 2,6 2,5 2,1 1,5 2,0 2,0 1,8 1,6 1,8 2,5 2,6 2,4 2,3 2,1

21.00 1,2 1,0 1,2 1,0 1,0 0,8 0,8 1,2 1,6 1,5 1,1 1,0 1,3 0,8 0,8 1,1 0,8 1,2 1,4 1,5 1,8 1,6 1,6 1,5 1,2 1,1 1,1 1,8 1,3 1,3 1,7 1,2

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 22 : Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Diagram 16 : Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Juli 2018

Sumber : Penulis

Page 99: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

80

4.5.4 Data Suhu Bulan Agustus (Sampel III)

Pada sampel III bulan Agustus, grafik yang terlihat menunjukan pergeseran

temperatur udara pada setiap interval waktu. Suhu terendah pada tanggal ke 12 dan

jam 07.00 yaitu 25,1 ºC. Sedangkan suhu tertinggi pada tanggal ke 4 dan 19 jam

12.00 yaitu 35,8 ºC. Terlihat pada grafik bahwa mulai pertengahan bulan tepatnya

tanggal ke 12 suhu sampel III setiap jamnya menunjukan peningkatan yang cukup

signifikan. Tetapi mulai tanggal 18 suhu cenderung berubah fluktuatif sehingga

terlihat pada grafik. Rata –rata suhu udara pada jam 07.00 adalah 26 ºC, pada jam

12.00 adalah 35 ºC dan 17.00 adalah 31,8 ºC sedangkan untuk jam 21.00 adalah

28,8 ºC.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 25,6 25,8 25,4 25,3 26,2 25,4 26,3 26,0 26,2 25,3 26,3 25,1 26,2 25,8 25,6 25,8 25,7 25,8 25,2 25,9 25,7 25,2 26,3 26,8 26,4 26,2 25,8 26,0 26,4 25,8 26,0 25,9

12.00 34,8 34,5 34,7 34,3 34,9 34,4 33,9 33,8 34,3 34,0 34,3 34,2 34,3 34,4 34,8 35,0 34,8 35,1 35,3 35,4 34,6 34,8 34,9 35,1 34,8 34,6 34,8 34,7 34,9 34,6 34,1 34,6

17.00 31,8 31,7 30,7 31,3 30,4 30,1 30,7 30,6 30,6 31,2 30,6 30,7 30,6 30,7 30,6 30,8 30,9 30,5 30,9 30,7 31,0 31,6 30,7 31,2 31,7 30,8 30,8 31,1 30,0 31,4 31,2 30,9

21.00 28,9 28,9 28,8 28,7 28,6 28,6 28,8 28,1 27,5 28,2 27,3 28,2 28,1 28,7 28,3 28,7 28,9 28,6 28,6 28,0 28,2 28,4 28,6 28,7 28,8 28,7 28,7 28,8 28,8 28,5 28,8 28,5

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 23 : Data Suhu Sampel III Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 17 : Data Suhu Sampel III Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 100: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

81

4.5.5 Data Kelembaban Bulan Agustus (Sampel III)

Pada grafik kelembaban sampel III bulan Agustus menunjukan pergerakan

yang relatif tidak stabil, yang terjadi pada pukul 07.00 dan 12.00 dalam satu bulan

penuh. Terlihat pada grafik dibawah pada hari ke 7 di jam 12.00 yaitu 31,2%.

Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi adalah tanggal 19 jam 07.00 yaitu 72,2%.

Rata –rata kelembaban udara pada jam 07.00 adalah 68,1% pada jam 12.00 adalah

34,6% dan 17.00 adalah 49,5% sedangkan untuk jam 21.00 adalah 57%.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 63,2 61,2 65,6 65,2 66,5 68,3 70,1 70,0 68,3 69,2 68,3 67,3 66,6 68,8 70,1 71,0 69,3 70,2 72,2 68,3 67,5 70,1 70,3 69,2 68,8 67,2 64,3 68,2 70,3 67,6 68,9 68,1

12.00 32,2 31,5 31,4 31,5 31,3 31,3 31,2 34,6 34,2 35,1 35,5 35,4 35,4 35,4 36,1 36,2 36,2 36,3 36,3 35,6 35,4 35,1 35,2 35,2 36,4 35,1 34,5 34,6 35,3 36,2 36,0 34,6

17.00 48,2 50,2 47,6 47,3 45,6 46,0 48,2 47,2 50,1 50,0 48,8 51,3 50,6 50,1 50,2 50,3 48,2 48,3 50,6 49,6 50,2 50,3 50,3 50,1 50,0 49,2 50,1 52,0 52,1 50,0 53,0 49,5

21.00 55,6 55,2 51,2 55,3 55,8 53,3 57,0 60,1 60,0 62,1 60,0 56,5 60,0 60,3 61,0 58,0 57,3 56,5 57,0 56,0 55,0 56,0 55,0 58,3 56,3 56,4 54,0 55,2 56,6 57,0 57,6 57,0

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 24 : Data Kelembaban Sampel III Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 18 : Data Kelembaban Sampel III Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 101: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

82

4.5.6 Data Kecepatan Angin Bulan Agustus (Sampel III)

Adanya fluktuasi pergerakan angin yang terjadi dari tanggal ke 1 sampai

dengan sampai dengan tanggal 31 untuk sampel ini, terutama pada jam 17.00. Angin

berhembus pada kecepatan tertinggi pada bulan ini yaitu 2,4 m/s yang terjadi pada

tanggal 17 di jam 12.00. Sedangkan untuk kecepatan angin terendah adalah 0,1

m/s. Rata –rata kecepatan angin pada jam 07.00 adalah 0,4 m/s, pada jam 12.00

adalah 0,8 m/s dan 17.00 adalah 1,8 m/s sedangkan untuk jam 21.00 adalah 1 m/s.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

07.00 0,3 0,2 0,4 0,7 0,6 0,5 0,3 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,2 0,4 0,5 0,2 0,2 0,2 0,3 0,4 0,3 0,3 0,4 0,6 0,4 0,4 0,2 0,4 0,6 0,4 0,5 0,4

12.00 0,6 0,8 0,8 0,6 0,9 0,8 1,0 1,3 0,5 0,8 0,7 0,9 1,1 1,0 1,0 1,2 0,8 1,2 1,6 1,1 0,6 0,8 0,8 0,6 0,8 0,4 0,8 0,8 0,6 0,4 0,6 0,8

17.00 1,2 1,8 1,6 1,7 1,8 2,0 1,8 1,6 1,8 1,6 2,0 2,1 1,8 1,8 2,3 2,0 2,4 2,1 2,0 2,2 1,8 1,5 1,4 1,8 1,4 1,6 1,8 1,5 2,1 1,8 1,5 1,8

21.00 0,8 1,0 1,0 1,0 0,8 0,8 0,8 1,0 1,3 1,4 1,2 0,8 1,3 0,8 0,8 1,1 0,8 1,2 0,6 0,8 1,1 1,1 1,2 1,5 1,2 1,0 1,1 1,2 1,3 1,0 1,2 1,0

BULANTANGGAL RATA-

RATA

Tabel 25 : Data Kecepatan Angin Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Diagram 19 : Data Kecepatan Angin Sampel III Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 102: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

83

4.5.7 Matriks Responden Sampel III

SAMPEL KARAKTER KAWASAN

RESPONDEN WAKTU

KETERANGAN AKTIVITAS SIFAT SUASANA 07.00 12.00 17.00 21.00

pejalan kaki Publik Ramai

wisawataan

pada saat

tertentu

(siang &

sore)

Terdapat

gardu

pandang

untuk melihat

panorama

landscape

kampung

wonosari dan

semarang.

Tyas (warga) Normal Panas Normal Normal • Titik nyaman pada

sampel III berada

pada level tinggi,

dikarenakan

kecepatan angin

yang berhembus

lebih kencang

dibanding sampel

lain, hal ini

disebabkan pada

sampel III berada

pada ketinggian

50 mdpl diatas

permukaan laut.

Meskipun suhu

dan termal sampel

III cenderung /

relatif lebih panas.

Angin yang

berhembus

tersebut membuat

responden merasa

nyaman. Terlebih

mereka dapat

merasakan

kesejukan dan

menikmati

pemandangan

melalui gardu

pandang.

Sri (warga) Normal Panas Normal Normal

Rio (warga) Sejuk Normal Normal Normal

Lestari (warga) Normal Panas Normal Normal

Nur (warga) Normal Panas Normal Normal

Lita (pengunjung) - Panas Normal -

Putra (pengunjung) - Panas Normal -

Akbar (pengunjung) - Normal Normal -

Cici (pengungjung) - Panas Panas -

Fahmi (Pengunjung) - Panas Normal -

Keterangan :

*Kenyamanan termal hasil wawancara responden langsung

di lokasi penelitian, dibandingkan dengan parameter yang

digunakan.

Tabel 26 : Data Responden Sampel III

Sumber : Penulis

Page 103: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

84

4.5.8 Pembayangan Pada Kampung Wonosari

Jam 12.00

Jam 17.00

Gambar 60. Pembayangan pada jam 07.00

Sumber : Penulis

Gambar 61. Pembayangan pada jam 12.00

Sumber : Penulis

Barat

Timur

Jam 07.00

Gambar 62. Pembayangan pada jam 17.00

Sumber : Penulis

Page 104: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

85

Pembayangan terjadi pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00.

Matahari terbit dari timur atau pada gambar sebelah kanan, sehingga pembayangan

jatuh di sebelah barat. Sedangakan pada sore hari matahari dari barat atau pada

gambar sisi sebelah kiri, maka pembayangan jatuh pada sisi timur. Pada jam 12.00

siang bayangan jatuh tegak lurus dengan bangunan. Titik pengukuran sampel I

berada pada akses masuk Kampung Wonosari, titik penelitian yang di ambil bagian

yang terkena sinar matahari langsung dan bagian pembayangan pada vegetasi.

Sehingga area yang terkena pembayangan lebih sejuk dibandingkan dengan area

yang terkena sinar matahari langsung. Pada titik pengukuran sampel II berada di

tengah – tengah. Pembayangan yang masuk sampel II lebih banyak dikarenakan

sebelah kanan dan kiri berupa bangunan. Perletakan vegetasi pada sampel II cukup

banyak yang berfungsi menurunkan temperatur udara pada siang hari jam 12.00.

Sedangkan pada sampel III berada di titik atas, yang mana ternaungi masuknya

pembayangan pada pukul 17.00 sore hari.

Page 105: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

86

4.6 Perbandingan Suhu Bulan Juli dan Suhu Bulan Agustus

Perbandingan suhu pada bulan Juli dan Agustus sampel I, II, dan III data

yang di dapat setiap interval waktu berbeda. Dimana setiap sampel mengalami

kenaikan temperatur suhu. Dapat dilihat pada diagram bulan Agustus temperatur

suhu lebih tinggi dibandingkan bulan Juli. Pada jam 07.00 bulan Juli dan Agustus

memiliki kenaikan dengan selisih 0,5ºC, jam 12.00 dengan selisih 0,4ºC, jam 17.00

dengan selisih 0,6ºC dan jam 21.00 dengan selisih 0,4ºC.

AGUSTUS

JULI

Diagram 20 : Data Suhu Bulan Juli & Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

Page 106: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

87

4.7 Perbandingan Kelembaban Bulan Juli dan Kelembaban Bulan Agustus

Perbandingan kelembaban udara pada bulan Juli dan Agustus sampel I, II,

dan III setiap interval waktu berbeda. Dilihat pada diagram di bawah dimana pada

bulan Agustus kelembaban lebih tinggi di bandingkan bulan Juli. Pada bulan Juli

dan Agustus memiliki kenaikan rata –rata dengan selisih 1-2 %.

Diagram 21 : Data Kelembaban Bulan Juli & Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

AGUSTUS

JULI

Page 107: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

88

4.8 Perbandingan Kecepatan Angin Bulan Juli dan Kecepatan Angin Bulan Agustus

Perbandingan kecepatan angin pada sampel I, II dan III setiap interval waktu

berbeda. Dilihat pada grafik di bawah dimana pada bulan Agustus kecepatan angin

lebih tinggi di bandingkan bulan Juli. Adanya fluktasi perubahan pergerakan angin

pada Sampel I jam 07.00 - 11.00 pada area bawah lebih dingin di bandingkan di

area atas. Sedangkan Sampel II dan Sampel III pada jam 12.00 - 21.00 lebih dingin

dibandingkan area bawah. Hal ini yang menyebabkan terjadinya angin laut dan

angin darat.

Diagram 22 : Data Kecepatan Angin Bulan Juli & Bulan Agustus 2018

Sumber : Penulis

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

07.00 AM 12.00 AM 17.00 PM 21.00 PM

KEC

EPA

TAN

AN

GIN

(m

/s)

WAKTU

SAMPEL I

SAMPEL II

SAMPEL III

JULI

AGUSTUS

Page 108: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

89

4.9 Data Hasil Kenyaman Termal

KENYAMANAN TERMAL WAKTU SAMPEL I SAMPEL

II SAMPEL III KETERANGAN

SUHU (∘C)

JULI

7:00 25 25,3 25,9 Nyaman Optimal

12:00 33,9 34,3 34,6 Panas

17:00 30,3 30,6 30,9 Panas

21:00 27,8 28,2 28,5 Panas

AGUSTUS

7:00 25,6 25,9 26 Nyaman Optimal

12:00 34,5 34,8 35 Panas

17:00 31,2 31,5 32 Panas

21:00 27,8 28,1 28,5 Panas

KELEMBABAN

UDARA (%)

JULI

7:00 62,4 63,5 67,1 Sedang

12:00 31,9 33,2 34,5 Rendah

17:00 45,8 47,5 49,1 Sedang

21:00 53,6 54,2 55,4 Sedang

AGUSTUS

7:00 62,7 65,3 68,1 Sedang

12:00 33,1 34,7 34,6 Rendah

17:00 46,8 47,3 49,5 Sedang

21:00 54,6 55,4 57 Sedang

KECEPATAN

ANGIN (m/s)

JULI

7:00 0,3 0,4 0,5 Rendah

12:00 1,7 0,8 0,9 Sampel I Tinggi,

Sampel II dan III

rendah

17:00 0,5 1,8 2,1 Sampel I rendah,

sampel II dan III

tinggi

21:00 0,4 0,8 1,2 Sampel I dan II

rendah, sampel III

tinggi

AGUSTUS

7:00 0,2 0,3 0,4 rendah

12:00 1,5 0,8 0,8 Sampel I Tinggi,

Sampel II dan III

rendah

17:00 0,6 1,7 1,8 Sampel I rendah,

sampel II dan III

tinggi

21:00 0,3 0,7 1,8 Sampel I dan II

rendah, sampel III

sedang

Tabel 27 : Data Hasil Kenyaman Termal Kampung Wonosari

Sumber : Penulis

Page 109: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

90

4.10 Pembahasan

4.10.1 Termal Kampung Wonosari

Tingkat kenyamanan termal di pengaruhi oleh kondisi geografis dimana

perbedaan ketinggian letak geografis berdampak kepada kondisi unsur iklim yang

meliputi suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. Secara keseluruhan bahwa

tingkat kenyamanan setiap lokasi terutama pada wilayah kampung lerengan

ditentukan oleh ketinggian. Semakin tinggi lokasi maka semakin rendah pula

tingkat suhu kenyamanan.

Pembayangan juga merupakan salah satu yang mempengaruhi kenyaman

termal suatu lingkungan sebagai salah satu dampak dari kondisi geografis

lingkungan tersebut. Kampung Wonosari memiliki pembayangan berbeda – beda

tergantung jatuhnya orientasi matahari, hal ini menimbulkan perbedaan temperatur

yang berdampak pada kenyaman termal penghuni di kampung ini. Pembayangan

terjadi pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00. Matahari terbit dari timur

atau pada gambar sebelah kanan, sehingga pembayangan jatuh di sebelah barat.

Sedangakan pada sore hari matahari dari barat atau pada gambar sisi sebelah kiri,

maka pembayangan jatuh pada sisi timur. Pada jam 12.00 siang bayangan jatuh

tegak lurus dengan bangunan. Titik pengukuran sampel I berada pada akses masuk

Kampung Wonosari, titik penelitian yang di ambil bagian yang terkena sinar

matahari langsung dan bagian pembayangan pada vegetasi. Sehingga area yang

terkena pembayangan lebih sejuk dibandingkan dengan area yang terkena sinar

matahari langsung. Pada titik pengukuran sampel II berada di tengah – tengah.

Pembayangan yang masuk sampel II lebih banyak dikarenakan sebelah kanan dan

kiri berupa bangunan. Perletakan vegetasi pada sampel II cukup banyak yang

berfungsi menurunkan temperatur udara pada siang hari jam 12.00. Sedangkan

pada sampel III berada di titik atas, yang mana ternaungi masuknya pembayangan

pada pukul 17.00 sore hari.

Berdasarkan penelitian di Kampung Wonosari ini, efektifikas yang

memberikan pengaruh adalah bangunan. Dimana menurut teori pembayangan La

Roche temasuk VSA (Vertical Shadow Angel). Dari sampel I , II dan III memiliki

pembayangan yang berbeda beda pada setiap jam nya. Pada fasad bangunan disana

baik sampel I, II dan III tidak banyak memiliki teritisan (overhang) yang cukup

untuk memfilter jatuhnya matahari.

Page 110: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

91

Jam 17.00

Barat

Gambar 64. Pembayangan pada jam 17.00

Sumber : Penulis

Gambar 65. Pemberian tritisan pada bangunan yang terkena sinar matahari langsung

Sumber : Penulis

Gambar 63. Pembayangan pada jam 07.00

Sumber : Penulis

Timur

Jam 07.00

Page 111: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

92

• Perbandingan Suhu Udara Kampung Wonosari

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil suhu udara pada kampung

Wonosari yang diperoleh dengan proses pengukuran pada setiap titik sampel,

menunjukan bahwa suhu terendah berada pada 25 ºC yang ditemukan pada tabel

pengukuran bulan Juli 2018 dan suhu tertinggi berada pada 35 ºC yang ditemukan

pada tabel pengukuran bulan Agustus 2018. Pada sampel I bulan Juli suhu

tergolong pada kategori normal menurut Sangkertadi (2013), sedangkan untuk

sampel II yang memiliki temperatur suhu 25,3 ºC dan sampel III 25,8 ºC yang

diukur pada jam 07.00 pagi tergolong pada kategori panas, begitu pula dengan

sampel II dan sampel III yang temperatur suhunya 28,1 ºC pada jam 21.00 malam

tergolong pada kategori tidak nyaman. Pada bulan Agustus 2018 suhu di sampel

I, II dan III baik pada jam 07.00 maupun pada jam 21.00 tergolong pada kategori

tidak nyaman. Di sampel I terdapat vegetasi lebih banyak dibandingkan sampel

II dan sampel III, hal tersebut membuat suhu panas tereduksi oleh vegetasi yang

ada sehingga temperatur udara sampel ini tergolong normal.

• Perbandingan Kelembaban Udara Kampung Wonosari

Perbandingan kelembaban udara pada bulan Juli 2018 dan Agustus 2018

sampel I, II, dan III setiap interval waktu berbeda. Dilihat pada diagram di bawah

dimana pada bulan Agustus 2018 kelembaban lebih tinggi di bandingkan bulan

Juli 2018. Pada bulan Juli 2018 dan Agustus 2018 memiliki kenaikan rata–rata

dengan selisih 1-2%. Kelembaban udara pada kampung Wonosari yang

diperoleh dengan proses pengukuran pada setiap titik sampel, menunjukan

bahwa kelembaban terendah berada pada 31,9% yang ditemukan pada tabel

pengukuran bulan Juli 2018 dan kelembaban tertinggi berada pada 68,1% yang

ditemukan pada tabel pengukuran bulan Agustus 2018. Dilihat pada tabel 30

didapatkan bahwa pada bulan Juli 2018 maupun Agustus 2018 disampel I,

sampel II dan sampel III pada jam 07.00 tergolong pada kategori kelembaban

nyaman sedang, yaitu terendah pada 62,4% dan tertinggi pada 68,1% menurut

Sangkertadi (2013). Sedangkan pada pukul 12.00 kelembaban udara disampel I,

sampel II, dan sampel III menurut Sangkertadi (2013) tergolong rendah yaitu

31,1% pada titik terendah dan 34,7% pada titik tertinggi untuk bulan Juli 2018

Page 112: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

93

dan Agustus 2018. Pada jam 21.00 kelembaban udara di Kampung Wonosari

baik sampel I, sampel II dan sampel III kembali pada kategori sedang yaitu 57%

pada titik tertinggi.

• Perbandingan Kecepatan Angin Kampung Wonosari

Kecepatan angin pada kampung Wonosari yang diperoleh dengan proses

pengukuran pada setiap titik sampel, menunjukan bahwa kecepatan angin

terendah berada pada 0,1 m/s yang ditemukan pada tabel pengukuran bulan

Agustus 2018 dan kecepatan angin tertinggi berada pada 2,9 m/s yang

ditemukan pada tabel pengukuran bulan Juli 2018. Kecepatan angin di sampel

I, sampel II dan sampel III pada jam 07.00 tergolong pada kategori tidak

nyaman menurut Sangkertadi (2013) yaitu dibawah 1 m/s. Sedangkan untuk

pukul 12.00 sampel II dan sampel III yang memiliki kecepatan angin 0,8 m/s

tergolong pada kategori rendah lain hal dengan sampel I yang tergolong pada

kategori kecepatan tinggi karena memiliki kecepatan angin sebesar 2,1 m/s pada

jam 12.00. Sedangkan titik tertinggi untuk kecepatan angin berada pada jam

17.00 yang mana sampel II dan sampel III memiliki kecepatan angin 1 m/s

untuk kecepatan terendah dan 2,9 m/s untuk kecepatan tertinggi, namun pada

sampel I tergolong pada kategori rendah karena hanya memiliki kecepatan

angin sebesar 0,6 m/s.

A. Suhu Udara Kampung Wonosari Berdasarkan Pendapat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kampung Wonosari yang

merupakan kawasan iklim tropis untuk sampel I memiliki tingkat suhu 25 -

33,9ºC pada bulan Juli 2018 dan 25,6 - 34,5ºC pada bulan Agustus 2018

tergolong pada kategori panas sesuai dengan didukung oleh penelitian Tri Harso

Karyono, Sangkertadi yang menyatakan bahwa suhu 25-35 ºC tergolong pada

suhu panas dan tidak nyaman secara thermal. Pengukuran sampel II yang

memiliki suhu 25,3 - 34,3 ºC pada bulan Juli 2018 dan suhu 25,9 - 34,8 ºC pada

bulan Agustus 2018. Sampel III memiliki suhu 25,9 – 34,8 ºC pada bulan Juli

2018 dan 26 – 35 ºC bulan Agustus 2018. Menurut penelitian Tri Harso karyono

(2014) dan Sangkertadi (2013) tergolong pada kategori panas. Sehingga variabel

suhu udara penelitian ini dinyatakan tidak nyaman secara termal karena tidak

Page 113: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

94

memenuhi standar yang ditetapkan oleh Sangkertadi untuk dinyatakan nyaman

secara termal pada suhu 26 – 27,5 ºC. Hasil penelitian ini juga tidak sepenuhnya

dapat memenuhi standar yang dinyatakan dalam Sangkertadi (2013) yaitu suhu

nyaman berada pada 26-27,5 ºC, maka pada tabel 32 dapat disimpulkan bahwa

keadaan suhu udara kampung Wonosari yang dinyatakan nyaman secara termal

sesuai dengan penelitian Tri Haryo Karyono (2014) dan Sangkertadi (2013)

hanya pada pagi hari pukul 07.00 sampai dengan sebelum pukul 12.00 dan pukul

21.00.

Pendapat Indikator

Parameter

Sampel

Penelitian

Bulan Hasil

Juli Agustus

Tri Haryo

Karyono

Nyaman 24-27ºC

Sedang 25- 30ºC

Tidak nyaman 31-

34 ºC

Sampel I 25-

33,9ºC

25,6-

34,5ºC

Nyaman

sedang pukul

07.00 & 21.00

Sampel II 25,3 -

34,3ºC

25,9 - 34,8

ºC

Nyaman

sedang pukul

07.00 & 21.00

Sampel III 25,9 -

34,8ºC 26–35ºC

Nyaman

sedang pukul

07.00 & 21.00

Sangkertadi

Nyaman 26-27,5ºC

Sedang 26- 30 ºC

Tidak nyaman 31-

33 ºC

Sampel I 25 -

33,9ºC

25,6-

34,5ºC

Nyaman pukul

07.00 & 21.00

Sampel II 25,3 -

34,3ºC

25,9 - 34,8

ºC

Nyaman

pukul 07.00 &

21.00

Sampel III 25,9-

34,8ºC 26–35ºC

Nyaman pukul

07.00 & 21.00

B. Kelembaban Udara Kampung Wonosari Berdasarkan Pendapat

Kelembaban kampung Wonosari yang terukur dalam penelitian ini pada

sampel I berada pada titik 32-62,4% untuk bulan Juli 2018 dan pada bulan

Agustus 2018 adalah 33-62,7%. Hasil terserbut tidak dapat dinyatakan nyaman

secara termal menurut penilitan Tri Harso Karyono (2014) yang menyatakan 60-

70% sebagai kelembaban kenyamanan termal. Begitu pula menurut Sangkertadi

(2013) yang menyatakan kelembaban udara pada tingkat 60-70% lah yang

dinyatakan nyaman..

Tabel 28 : Analisa Suhu Udara Berdasarkan Parameter Sumber : Penulis

Page 114: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

95

Sampel II yang memiliki tingkat kelambaban udara sebesar 33,2-63,4%

untuk bulan Juli 2018 tidak dapat dinyatakan nyaman secara termal menurut Tri

Harso Karyono (2014) namun untuk bulan Agustus 2018 yang memiliki

kelembaban udara 34,7-65,3% Sangkertadi (2013) yang menyatakan tidak

nyaman termal. Sedangkan sampel III tidak jauh berbeda dengan kedua sampel

sebelumnya, yaitu 34,5-67% pada bulan Juli 2018 dan 34,6-68% untuk

kelembaban bulan Agustus 2018 yang juga tidak dinyatakan nyaman secara

termal menurut Tri Harso Karyono.

Dari ketiga sampel tersebut dapat dinyatakan bahwa kelembaban

kampung Wonosari dinyatakan Sangkertadi (2013), Tri Harso Karyono (2014)

nyaman hanya pada jam tertentu yaitu pada jam 07.00, nyaman sedang pukul

17.00 – 21.00, dan tidak nyaman pukul 12.00.

Pendapat Indikator

Parameter

Sampel

Penelitian

Bulan Hasil

Juli Agustus

Tri Haryo

Karyono

Nyaman 60-70%

Sedang 55- 60ºC

Tidak nyaman 30-

40 ºC

Sampel I 32-62,4% 33-62,7%

Nyaman pukul

07.00; Nyaman

sedang pukul

17.00 & 21.00 ;

Tidak nyaman

pukul pukul

12.00

Sampel II

33,2-

63,4%

34,7-

65,3%

Nyaman pukul

07.00, Nyaman

sedang pukul

17.00 & 21.00 ;

Tidak nyaman

pukul 12.00

Sampel III

34,5-

67%

34,6-68%

Nyaman pukul

07.00, Nyaman

sedang pukul

17.00 & 21.00 ;

Tidak nyaman

pukul 12.00

Sangkertadi

Nyaman 60-70%

Sedang 50- 60ºC

Tidak nyaman 32-

40 ºC

Sampel I 32-

62,4% 33-62,7%

Nyaman pukul

07.00, Nyaman

sedang pukul

17.00 & 21.00 ;

Tidak nyaman

pukul 12.00

Sampel II

Nyaman pukul

07.00, Nyaman

sedang pukul

17.00 & 21.00 ;

Page 115: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

96

33,2-

63,4%

34,7-

65,3%

Tidak nyaman

pukul 12.00

Sampel III

34,5-

67%

34,6-68%

Nyaman pukul

07.00, Nyaman

sedang pukul

17.00 & 21.00 ;

Tidak nyaman

pukul 12.00

C. Kecepatan Angin Kampung Wonosari Berdasarkan Pendapat

Hasil penelitian kecepatan angin di kampung Wonosari pada sampel I bulan

Juli 2018 berada pada titik 0,2 – 1,7 m/s dan 0,2 – 1,5 m/s pada bulan Agustus

2018. Kecepatan angin tersebut tergolong dalam kecepatan angin yang nyaman

sesuai Tri Harsono Karyono (2014) yang menyatakan kenyamanan termal

memiliki kecepatan angin pada tingkat 0,4 – 1,5m/s. Namun hasil sampel ini tidak

dapat dinyatakan nyaman secara menyeluruh menurut penelitian Sangkertadi

(2013), hanya pada jam 12.00 saja yang kecepatan anginnya dapat dinyatakan

nyaman.

Pada sampel II tingkat kecepatan angin bulan Juli 2018 adalah 0,4 – 1,8 m/s

dan bulan Agustus 2018 adalah 0,3 – 1,7 m/s yang dinyatakan nyaman penelitian

Karyono (2014) kecapatan angin bulan Juli dan Agustus pada jam 17.00 lain hal

menurut Sangkertadi (2013) yang menurut penelitiannya hasil ini dinyatakan

tidak nyaman karena terlalu rendah. Sedangkan untuk sampel III memiliki

kecepatan angin 0,5 – 2,1 m/s pada bulan Juli 2018 dan 0,4 – 1,8 m/s pada bulan

Agustus 2018 yang menurut Tri Harso Karyono (2014) kecepatan angin tersebut

tergolong tinggi atau kencang sehingga nyaman secara termal. Berbeda dengan

Sangkertadi (2013) hasil kecepatan angin pada sampel ini termasuk nyaman dan

cendererung tidak nyaman pada pukul 07.00 - 12.00 siang.

Pada penelitinan ini kecepatan angin berada pada titik yang lebih kecil dari

penelitian sebelumnya milik Tri Haryo Karyono (2014) dan Sangkertadi (2013)

sehingga tidak dapat memenuhi standar kenyamanan termal ruang luar. Dapat

disimpulkan pada tabel 34 kecepatan angin menurut pendapat Tri Haryo Karyono

(2014) hanya berada pada titik nyaman sampel II dan III pada pukul 17.00.

Sedangkan menurut pendapat Sangkertadi (2013) tidak memenuhi standar

Tabel 29 : Analisa Kelembaban Berdasarkan Parameter Sumber : Penulis

Page 116: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

97

nyaman, tetapi termasuk kategori nyaman sedang pada sampel I pukul 12.00,

sampel II dan III pukul 17.00.

Pendapat Indikator

Parameter

Sampel

Penelitian

Bulan Hasil

Juli Agustus

Tri Haryo

Karyono

Nyaman 2 m/s

Sedang 1 m/s

Tidak nyaman 0,5

m/s

Sampel I 0,2 – 1,7 m/s 0,2 – 1,5

m/s

Nyaman sedang

pukul 12.00;

Tidak nyaman

pukul 07.00,

17.00, 21.00

Sampel II

0,4 – 1,8

m/s

0,3 – 1,7

m/s

Nyaman pukul

17.00; Nyaman

sedang pukul

07.00, 12.00,

21.00

Sampel III

0,5 – 2,1

m/s

0,4 – 1,8

m/s

Nyaman pukul

17.00; Nyaman

sedang pukul

12.00, 21.00 ;

tidak nyaman

pukul 07.00

Sangkertadi

Nyaman 3 m/s

Sedang 2 m/s

Tidak nyaman 1

m/s

Sampel I 0,2 – 1,7

m/s

0,2 – 1,5

m/s

Nyaman sedang

pukul 12.00;

Tidak nyaman

pukul 07.00,

12.00, 21.00

Sampel II

0,4 – 1,8

m/s

0,3 – 1,7

m/s

Nyaman sedang

pukul 17.00;

Tidak nyaman

pukul 07.00,

12.00, 21.00

Sampel III

0,5 – 2,1

m/s

0,4 – 1,8

m/s

Nyaman sedang

pukul 17.00;

Tidak nyaman

pukul 07.00,

12.00, 21.00

Tabel 30 : Analisa Kecepatan Angin Berdasarkan Parameter Sumber : Penulis

Page 117: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

98

D. Kenyamanan Termal Kampung Wonosari Berdasarkan Pendapat

Menurut Tri Harso Karyono (2014), indikator kenyamanan termal yang

berhasil didapatkan dari penelitian ini mencerminkan bahwa kampung Wonosari

memiliki kenyamanan termal yang berbeda-beda dan cenderung tidak nyaman

untuk sebuah kawasan terbuka maupun tempat tinggal dimana banyak warga

melakukan aktifitasnya karena suhu udara hariannya berkisan antara 27-33 ºC

namun angin yang berhembus hanya dibawah 2 m/s serta kelembaban udara yang

dimilki kampung ini dibawah 70%. Hasil ini mendukung Sangkertadi (2013)

yang menurut standarnya kampung Wonosari dinyatakan kurang nyaman bahkan

cenderung tidak nyaman secara termal. Namun berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada 2 bulan di pertengahan tahun dimana iklim tidak terlalu ekstrim

perubahannya, kampung Wonosari masih dapat dinyatakan nyaman pada jam –

jam tertentu.

Pendapat Indikator Parameter Hasil Penelitian

Tri Haryo Karyono

Nyaman

Suhu 24 ºC - 27 ºC , Kelembaban

60% - 70%, Kecepatan angin 2 m/s

Nyaman Sedang

Suhu 25- 30 ºC,

Kelembaban 55 –60%, Kecepatan

angin 1 m/s

Tidak Nyaman

Suhu 30- 34ºC,

Kelembaban 30-40%, Kecepatan

angin 0,5 m/s

Nyaman sedang pukul

07.00 dan 21.00

Sangkertadi

Nyaman

Suhu 26- 27,5ºC,

Kelembaban 60 –70%; Kecepatan

angin 3 m/s,

Sedang

Suhu 26- 30 ºC,

Kelembaban 50 –60%, Kecepatan

angin 2 m/s

Tidak Nyaman

Suhu 31- 33ºC,

kelembaban 32 –40%, kecepatan

angin 1 m/s

Nyaman pukul 07.00

dan 21.00

Tabel 31 : Kenyamanan Termal Berdasarkan Parameter Sumber : Penulis

Page 118: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

99

4.10.2 Termal Kenyaman Termal Menurut Responden

Pada penelitian ini peneliti mencoba mendapatkan kenyamanan termal

di Kampung Wonosari dengan metode wawancara kepada responden yang

tinggal maupun sering berada di kampung tersebut. Hal ini peneliti lakukan

karena pada teori kenyamanan termal yang dinyatakan oleh Sangkertadi

(2013) dijelaskan bahwa kenyamanan suhu sangat dipengaruhi oleh

kemampuan menyesuaikan diri atau adaptasi dari individu terhadap suhu di

sekitarnya. Tingkat kenyamanan menurut reponden dinilai perlu diteliti

karena banyak dari warga maupun tamu wisata merasa bahwa tempat tinggal

di kawasan lerengan cenderung lebih sejuk dilihat dari posisinya yang lebih

tinggi dibandingkan wilayah perkotaan, sehingga mengesampingkan tingkat

nyaman termal yang sesungguhnya juga sangat penting.

Kenyaman termal dikampung Wonosari berdasarkan hasil penelitian

dengan cara wawancara terhadap responden mendapatkan hasil bahwa pada

sampel I titik kenyamanan disebutkan pada kategori normal. Pada sampel II

kenyaman termal menurut responden adalah nyaman sedang. Sedangkan

pada sampel III menurut responden kenyaman termal pada sampel ini adalah

nyaman sedang. Titik nyaman sampel III berada pada nyaman optimal

dikarenakan menurut responden kecepatan angin yang berhembus lebih

kencang sehingga membuat suhu yang relatif lebih panas tidak dirasakan

oleh responden, terlebih responden dapat merasakan kesejukan dari

hembusan angin dan menikmati pemandangan melalui gardu pandang. Dari

hasil diatas dapat disimpulkan bahwa menurut warga dan tamu wisata,

kampung lerengan Wonosari nyaman cenderung hangat pada siang hari dan

sejuk nyaman pada malam hari.

Dari hasil wawancara kepada responden yang kemudian dianalisa

sesuai dengan pendapat yang tercantum pada Tri Haryo Karyono (2014) dan

Sangkertadi (2013) maka didapatkan bahwa kenyamanan termal disuatu

wilayah khususnya Kampung Wonosari juga dapat dipengaruhi oleh

kemampuan individu menyesuaikan dalam menilai dan merasakan

kenyamanan termal lingkungan. Kemampuan satu individu dengan individu

lainnya dalam penyesuaian dengan suhu atau termal sekitar berbeda-beda.

Didapatkan pada penelitian ini bahwa apabila kenyamanan termal di suatu

Page 119: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

100

wilayah dinyatakan tidak nyaman, berbeda dengan yang dirasakan oleh

responden karena responden kebanyakan hanya merasakan pergerakan angin

sehingga merasa lebih nyaman meskipun suhu udara tinggi dan tingkat

kelembaban dalam keadaan yang tinggi pula.

Waktu Responden Pendapat Teori

Sangkertadi

Pendapat Teori

Tri Haryo Kayono

Hasil

07.00 Nyaman (25º) Nyaman (26º) Nyaman (24º) Sesuai

12.00 Tidak nyaman (34º) Tidak nyaman (31º) Tidak nyaman (31º) Sesuai

17.00 Nyaman (30º) Nyaman sedang (30º) Nyaman sedang (30º) Sesuai

21.00 Nyaman (27º) Nyaman sedang (30º) Nyaman sedang (30º) Sesuai

4.10.3 Faktor Yang Mempegaruhi Kenyaman Termal Kampung Wonosari

Setelah di lakukannya penelitian dan dibandingkan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Sangkertadi (2013) dan Tri Harso Karyono

(2014) yang menjadi parameter dalam penelitian ini faktor yang

mempengaruhi kenyamanan termal lingkungan Kampung Wonosari secara

umum yaitu temperatur udara, kelambaban udara, kecepatan angin dan letak

geografis ketinggian.

Temperatur udara sangat dipengaruhi oleh keberadaan jumlah vegetasi

yang ada dilingkungan serta ketinggian dari lokasi tersebut. Temperatur udara

antara suatu daerah dalam penelitian ini berarti sampel satu dengan sampel

lainnya sangat berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor,

seperti sudut datang sinar matahari, ketinggian suatu wilayah, arah angin, arus

laut, awan, dan waktu penyinaran yang terjadi di kampung Wonosari.

Hal ini juga berlaku pada faktor kelembaban udara yang mempengaruhi

kenyamanan termal dikampung Wonosari indikator yang mempengaruhi

kelembaban udara, contohnya radiasi matahari, tekanan udara, ketinggian

wilayah, kondisi angin, kerapatan udara, serta suhu udara. Tingkat

kelembaban udara berbeda dengan unsur yang lain, yang mana mengalami

fluktuasi yang tinggi dan dipengaruhi oleh perubahan temperatur udara.

Tabel 32 : Kenyamanan Termal Berdasarkan Responden Sumber : Penulis

Page 120: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

101

Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi pula kemampuan udara dalam

penyerapan air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah vegertasi dan

lokasi bangunan di kampung Wonosari yang menimbulkan pembayangan dari

sinar matahari dapat mempengaruhi tingkat kelembaban udara di sekitarnya.

Pemilihan material prasarana di ruangan terbuka seperti jalan juga menjadi

salah satu penyebab tinggi rendahnya tingkat kelembaban dan suhu udara

Kampung Wonosari.

Kecepatan angin sangat tergantung pada karakteristik permukaan yang

dilaluinya. Tingkat nyaman kecepatan angin dipengaruhi oleh ketinggian

letak geografis pada lerengan Kampung Wonosari, keberadaan vegetasi juga

menjadi faktor kecepatan angin yang menentukan kenyaman termal karena

menjadi barrier laju kecepatan angin tersebut. Semakin kencang angin

berhembus melewati suatu wilayah maka semakin nyaman wilayah tersebut

karena suhu yang cenderung tinggi atau panas dan kelembaban yang rendah

atau kering dapat berkurang dengan adanya hembusan angin yang menerpa

individu atau responden yang berkunjung maupun yang tinggal di Kampung

lerengan Wonosari.

Page 121: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

102

4.11.1 Tingkat Kenyamanan Termal Ruang Luar Kota Jakarta, Kota

Manado dan Kampung Wonosari bulan Juli - Agustus 2018

• Dari diagram 23 dapat dilihat perbandingan tingkat kenyamanan

termal ruang luar kota Jakarta dan Kota Manado, dimana suhu pada

titik nyaman pada kota Jakarta 24 - 27° sedangkan kota Manado 26 -

27,5°. Kelembaban udara 60 - 70% dan kecepatan angin nyaman kota

Jakarta berkisar 2 m/s dan kota Manado 3 m/s. Hal ini memperlihatkan

rasa nyaman ruang luar pada kota Jakarta dan kota Manado termasuk

kategori nyaman apabila kecepatan angin mencapai 2 – 3 m/s.

• Diagram 24 menunjukan tingkat kenyaman termal ruang luar

kampung Wonosari pada bulan Juli 2018 dimana suhu terendah

berada 25° pukul 07.00 tertinggi 34,5° pukul 12.00 dengan

kelembaban tertinggi 67% pada pukul 07.00 serta kecepatan angin

terendah 0,3 m/s pukul 07.00 dan tertinggi 2,1 m/s pukul 17.00. Dari

hasil diagram tersebut di dapat hasil temperatur efektif pada bagian

terarsir, yang mana kampung Wonosari bulan Juli 2018 suhu efektif /

nyaman berada pada batas 27° - 31°. Dari ketiga sampel penelitian

yang dapat mencapai suhu efektif hanya pada jam tertentu, yaitu pukul

07.00 & pukul 21.00.

• Dari diagram 25 menunjukan tingkat kenyaman termal ruang luar

kampung Wonosari bulan Agustus 2018 dimana suhu terendah berada

26° pukul 07.00 tertinggi 35° pukul 12.00 dengan kelembaban 68%

pada pukul 07.00 serta kecepatan angin terendah 0,3 m/s pukul 07.00

dan tertinggi 1,8 m/s pukul 17.00. Diagram temperatur efektif bulan

Agustus 2018 sama dengan bulan Juli 2018. Dari ketiga sampel

penelitian yang dapat mencapai suhu efektif hanya pada jam tertentu,

yaitu pukul 07.00 & pukul 21.00.

Page 122: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

103

• Pada diagram 26 terlihat perbandingan kenyamanan termal ruang luar

kota Jakarta, Kota Manado dan Kampung Wonosari bulan Juli-

Agustus 2018 keduanya memiliki perbedaan. Kampung Wonosari

titik nyaman temperatur efektif bulan Juli-Agustus 2018 berada pada

27°-31° melebihi indaktor tesebut dikatakan panas, sedangkan titik

nyaman kota Jakarta 25°-30° dan kota Manado 26°-30°. Kecepatan

angin termasuk kategori nyaman hanya berada bulan Juli 2018 dengan

kecepatan 2,1 m/s pada pukul 17.00. Hal ini menunjukan temparatur

suhu Kampung Wonosari lebih panas di bandingkan Kota Jakarta dan

Kota Manado, di sebabkan letak topografi kampung Wonosari yang

berundak -undak atau lerengan dan dekat dengan pesisir pantai.

Page 123: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, identifikasi karakter termal

lingkungan dari kampung lerengan Wonosari secara keseluruhan bisa disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kenyamanan Termal kampung Wonosari berdasarkan standar kenyaman

termal adalah suhu udara pada kampung Wonosari yang diperoleh dengan

proses pengukuran pada setiap titik sampel, menunjukan bahwa suhu

terendah berada pada 25 ºC pada bulan Juli 2018 dan suhu tertinggi berada

pada 35 ºC pada bulan Agustus 2018. Kelembaban udara pada kampung

Wonosari yang diperoleh dengan proses pengukuran pada setiap titik

sampel, menunjukan bahwa kelembaban terendah berada pada 31,9% pada

bulan Juli 2018 dan kelembaban tertinggi berada pada 68,1% pada bulan

Agustus 2018. Kecepatan angin pada kampung Wonosari yang diperoleh

dengan proses pengukuran pada setiap titik sampel, menunjukan bahwa

kecepatan angin terendah berada pada 0,2 m/s bulan Agustus 2018 dan

yang tertinggi berada adalah 2,1 m/s yang pada bulan Juli 2018.

Berdasarkan data-data yang telah diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa

kampung Pelangi Wonosari RW 3 gang 5 cenderung tidak nyaman secara

termal.

2. Kebanyakan responden penduduk yang memang bertempat tinggal di

kampung Wonosari menyatakan lingkungan mereka nyaman untuk

ditinggali dan melakukan aktivitas sehari-hari karena mereka telah terbiasa

dan beradaptasi dengan lingkungan termal yang kurang nyaman tersebut,

namun tidak sedikit juga yang menyatakan bahwa Kampung Wonosari

mereka ini terasa sangat tidak nyaman bila beraktifitas diluar ruang pada

siang hari. Berbeda dengan reponden penduduk, responden pengunjung

menyatakan bahwa untuk melakukan aktifitas di luar ruang pada sampel I

terasa sangat tidak nyaman dan cenderung panas baik pagi maupun malam

hari, oleh karena itu banyak responden yang lebih memilih berada pada titik

sampel III untuk menikmati Kampung Wonosari.

Page 124: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

105

3. Menurut responden, kenyaman termal di Kampung Wonosari pada sampel

I adalah sedang, sampel II termasuk hangat sedang sampel III termasuk

kategori nyaman. Berbeda dengan responden pengunjung yang menyatakan

bahwa sampel I cenderung sangat tidak nyaman secara termal dan yang

dapat dinyatakan nyaman adalah sampel II dan sampel III.

4. Faktor yang mempengaruhi kualitas termal lingkungan kampung Wonosari

dapat dinyatakan nyaman atau tidak adalah suhu udara, kecepatan angin

yang berhembus, kelembaban udara yang ada di luar ruang, vegetasi yang

ada disekitar lingkungan, pembayangan sebagai akibat dari paparan radiasi

sinar matahari yang terhalang oleh bangunan fisik ataupun vegetasi, serta

pemilihan material pada perkerasan jalan lingkungan.

5. Termal lingkungan kampung Wonosari yang cenderung dikatakan kurang

bahkan tidak nyaman dapat diminimalisir dengan cara penambahan vegetasi

di ruang luar yang dapat dijadikan penghijauan sekaligus peneduh dari sinar

matahari yang dapat meningkatkan kenyaman termal ruang luar &

pengaturan tata letak bangunan. Untuk lebih jelasnya peneliti telah

memberikan saran penyelesaian atas kondisi termal kampung Wonosari

pada bagian selanjutnya.

6. Ruang luar sebagai tempat aktivitas pengguna mempunyai karakteristik

termal yang memaksa pengguna ruang luar untuk menyesuaikan dirinya

terhadap kondisi yang ada. Kampung lerengan Wonosari pada dasarnya

mempunyai karakteristik termal yang cenderung tinggi, hal ini dikarenakan

material jalan lingkungan yang terbuat dari bahan keras dan kurangnya

vegetasi di dalam kawasan.

Page 125: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

106

• Angin lokal pada kampung Wonosari terjadi akibat pengaruh panas yang

lebih besar di daratan dan tempat yang lebih tinggi pada siang hari. Dimana

pada pukul 07.00 dan 12.00 kecepatan angin sampel I lebih besar

dibandingkan sampel II dan III. Akan tetapi pada pukul 17.00 - 21.00

kecepatan angin yang bergerak lebih besar pada sampel II dan III. Adanya

fluktasi pergerakan angin pada topografi lerengan ini menyebabkan

terjadinya angin lokal (angin laut) pada siang hari dan angin darat pada

malam hari.

Gambar 66. Ilustrasi Pergerakan Angin Kampung Wonosari

Sumber : Penulis

Angin Laut :

Angin Darat :

Page 126: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

107

5.2 Saran

• Penghijauan di ruang luar meningkatkan produksi oksigen yang mendukung

kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara, dan

meningkatkan kualitas iklim mikro. Air hujan yang turun diserap oleh tanah,

kemudian menguap kembali. Dengan demikian, tanaman ikut mengelola air

hujan dan melindungi lerengan terhadap tanah longsor.1

Identifikasi kriteria kenyamanan thermal di daerah tropis yang didukung oleh

peletakkan vegetasi-vegetasi peneduh, penggunaan material seperti grass blok

pada jalan lingkungan, rumput pada pelapis tanah dan air sebagai salah satu

elemen yang dapat mereduksi / mengurangi suhu panas pada kampung lerengan

Wonosari.

1 Bdk.: Frick, Heinz/FX Bambang Suskiyatno. Arsitektur Ekologis. Op.cit. hal 76-77

Menurut jenis tanaman Menurut penggunaan Menurut fungsi

Semak belukar sebagai

penutup tanah

Penghijauan privat Fungsi sosial sebagai

ruang komunikasi

Perdu sebagai penghias

dan perbaikan tanah

Penghijaun semiprivat Fungsi higiene mental

(kreativitas, imajinasi)

Pohon peneduh dan

pemberi manfaat lainnya

Penghijauan umum Fungsi peristirahatan

untuk melepas lelah

Tabel 33 : Fungsi Vegetasi

Sumber : Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. Arsitektur Ekologis.

Yogyakarta: Kanisius, 2005

Gambar 67. Jenis Vegetasi (rumput, tanaman hias dan tanaman perdu)

Sumber : Google (https://id.aliexpress.com/item/32836983369.html)

Page 127: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

108

• Peran pohon peneduh menciptakan bayangan pada siang hari dari permukaan

tanah yang terbuka karena aspek bayangannya, menjadi alternatif menciptakan

kondisi termal pada lingkungan kampung lerengan Wonosari. Pemilihan

vegetasi pada yang baik dapat menjadikan suhu kawasan kampung Wonosari

menjadi rendah. Dalam Tri Haryo Karyono (2014) penghijauan diperlukan di

kawasan beriklim tropis sebagai upaya menurukan temperatur udara kawasan.

Selain berfungsi sebagai penghasil oksigen, vegetasi juga berperan sebagai

‘pembersih’ (penyerap) CO2 .

• Dalam Nikolopoulou dan Lykoudis (2006), jalan merupakan salah satu faktor

pengaruh kenyamanan termal suatu bangunan di sekitarnya terhadap sinar

matahari. Dalam rancangan arsitektur tropis, rancangan ruang luar bangunan

memegang peran penting untuk temperatur udara luar. Agar temperatur di luar

bangunan tidak panas, maka penggunaan material keras (beton, aspal) pada

permukaan halaman perlu di minimalkan. Permukaan tanah yang tertutup

material keras dan langsung terkena radiasi matahari akan membuat temperatur

udara di sekitar bangunan menjadi panas.

Material Penutup Jalan Temperatur udara Rembesan Air Hujan

Jalan aspal, beton 35º 90%

Paving block 33º 85%

Kerikil 28-30º 50%

Rumput 24-26º 5-15%

Tabel 34 : Material penutup jalan

Sumber : Frick, Heinz/FX Bambang Suskiyatno. Arsitektur Ekologis.

Yogyakarta: Kanisius, 2005

Page 128: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

109

Gambar 69. Alternatif material perkerasan tanah

Sumber : Penulis

Gambar 70. Alternatif material perkerasan tanah

Sumber : Penulis

Gambar 68. Elemen vegetasi pada area publik

Sumber : Penulis

Page 129: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

98

DAFTAR PUSTAKA

Ashrae. (2009). Handbook of Fundamental. USA : Ashare. Diakses dari

https://www.ashrae.org/technical-resources/ashrae-handbook

Doxiadis.(1968).“Human Settlement are, by definition, settlements inhabited

by man“ dalam Ekistics. Diakses dari

https://dtap.undip.ac.id/index.php/arsitektur-perkotaan/

Eddy, Imam Santoso. (2012). “Kenyamanan Termal Indoor pada Bangunan

di Daerah Beriklim Tropis Lembab“. Jurnal Indonesian Green Technology.

Diakses dari

https://www.academia.edu/6904042/Indonesian_Green_Technology_Journa

l_KENYAMANAN_TERMAL_INDOOR_PADA_BANGUNAN_DI_DA

ERAH_BERIKLIM_TROPIS_LEMBAB

Frick, Heinz/Suskiyanto,Bambang.FX. (1998). Dasar- dasar Eko Arsitekur

Yogyakarta : Kanisius.

Frick, Heinz/Setiawan, Pujo. (2001). Ilmu Kontruksi Struktur Bangunan.

Yogyakarta : Kanisius.

Frick, Heinz/Ardiyanto, Antonius/Darmawan, AMS. (2008). Ilmu Fisika

Bangunan. Yogyakarta : Kanisius.

Jenny. (2014). "Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kecepatan Angin

Pada Massa Bangunan Dengan Layout Berbentuk U. Medan : Universitas

Sumatera Utara. Diakses dari https://id.123dok.com/document/4yrnd7zo-

pengaruh-orientasi-bangunan-terhadap-kecepatan-angin-pada-massa-

bangunan-dengan-layout-berbentuk-u.html

Karyono, Tri Harso (1996).“Arsitektur, Kenyamanan Termal dan Energi“.

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Unika Soegijapranata. Diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/305186728_ARSITEKTUR_KEN

YAMANAN_TERMAL_DAN_ENERGI

Karyono, T.H. (2016). Arsitektur Tropis. Jakarta : Erlangga

Frick, Heinz/Mulyani, Tri Hesti. (2006). Arsitektur Ekologis. Yogyakarta :

Kanisius.

Frick, Heinz/Suskiyanto,Bambang.FX. (2007). Dasar- dasar Arsitektur

Ekologis. Yogyakarta : Kanisius.

Page 130: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

99

Maidinita,D.(2009). “ Pola Ruang Luar Kawasan Perumahan dan

Kenyamanan Thermal di Semarang“. Riptek, Vol 3 No 2. Diakses dari

https://bappeda.semarangkota.go.id/uploaded/publikasi/Pola_Ruang_Luar_

Kawasan_Perumahan_Dan_Kenyamanan_Thermal_Di_Semarang_-

_MAIDINITA._D_dkk.pdf

Mclntye, D.A. (1980). “Indoor Climate“. London : Applied Science

Diakses dari https://www.worldcat.org/title/indoor-climate/oclc/610803947

Nugroho. M.A. (2011).“A Preliminary Study of Thermal Environment in

Malaysia‘s Terraced House. Journal and Economic Engeneering. Diakses

dari

https://www.researchgate.net/publication/245440936_A_Preliminary_Study

_of_Thermal_Comfort_in_Malaysia's_Single_Storey_Terraced_Houses

Nur Laela Latifah, Harry Perdana, Agung Prasetya, Oswald P. M

Siahaan.(2013).“ Kajian Kenyamanan Termal pada Bangunan Student

Center Itenas Bandung. Bandung : Universitas Itenas. Diakses dari

https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/view/43

Olgyay, V. (1963). Design with Climate : Bioclimatic Approach to

Architectural Regionalism. Princenton University Prees. Diakses dari

http://assets.press.princeton.edu/chapters/s10603.pdf

Sangkertadi.(2012).“Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Tingkat

Kenyamanan Termal di Ruang Luar Iklim Tropis Lembab“. Jurnal

Lingkungan Binaan Indonesia, Vol 1 No 2. Diakses dari

https://www.academia.edu/4017453/PENGARUH_KECEPATAN_ANGIN

_TERHADAP_TINGKAT_KENYAMANAN_TERMAL_DI_RUANG_LU

AR_IKLIM_TROPIS_LEMBAB?auto=download

Sangkertadi. (2013).Kenyaman Termis di Ruang Luar Beriklim Tropis

Lembab. Bandung : Alfabeta

Saraswati, Ratih Dian and Kiswari, Nestri MD (2017) Kajian Estetika

Lingkungan Kampung Pelangi Studi Kasus: Jalan Lingkungan Kampung

Pelangi Gg. VI. In: Seminar Nasional Arsitektur Populis.

http://repository.unika.ac.id/15671/

Sugini. (2014).Kenyaman Termal Ruang (Konsep Penerapan pada Desain).

Yogyakarta : Graha Ilmu.

SNI 03-6572-2001. (2001). Tata Cara Perencanaan Sistem Ventilasi Dan

Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. Diakses dari

Sri Rejeki, V.G. (2009). ”Kajian Teoritik Teknologi Bahan Bangunan Rumah

Tinggal Sesuai Iklim Kawasan Lereng Gunung di Jawa Tengah“. Disertasi.

Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Purwanto, L.M.F. (2006). Arsitektur Tropis dalam Penerapan

Desain Arsitektur. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata.

Page 131: KINERJA KENYAMANAN TERMAL LINGKUNGAN KAMPUNG …repository.unika.ac.id/20503/8/16.A2.0013 TITO HADINATA... · 2019. 11. 27. · menurut warga, dan apa saja yang menjadi faktor –

100

https://dokumen.tips/documents/sni-03-6572-2001-tata-cara-perencanaan-

sistem-ventilasi-dan-pengkondisian.html

Syamsiah, Nur Rahmawati. (2012). “Konsep Arsitektur Islam

Berkeseimbangan Dalam Membentuk Kenyamanan Termal Taman Kota

Studi Kasus : City Walk Jalan Slamet Riyadi Surakarta“. Seminar Nasional

Arsitektur Islam 2. Diakses dari

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/3520

Undang – undang Nomor 1 tahun 2011. Diakses dari

https://www.bphn.go.id/data/documents/11uu001.pdf

Wardan, Kusuma Laksmi. (2007). “Perubahan Desain Rumah Tinggal Jawa

Menjadi Ruang Publik Terbatas (Dari Rumah Bangsawan ke Hunian Publik).

Surabaya. Diakses dari

http://dimensiinterior.petra.ac.id/index.php/int/article/view/16881

Zahnd, Markus. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu.

Yogyakarta : Kanisius.

Zahnd, Markus. (2008). Model Baru Perancangan Kota yang Kontekstual.

Yogyakarta : Kanisius.