67
KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DI BPRS BANDAR LAMPUNG (Studi pada OJK Provinsi Lampung dan BPRS Bandar Lampung) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Oleh RIZA RAHMAYUNI NPM : 1551020076 Program Studi: Perbankan Syari’ah FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441/2020 M

KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA

PENGAWAS PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA

KEUANGAN DI BPRS BANDAR LAMPUNG

(Studi pada OJK Provinsi Lampung dan BPRS Bandar Lampung)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)

Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh

RIZA RAHMAYUNI

NPM : 1551020076

Program Studi: Perbankan Syari’ah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441/2020 M

Page 2: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA

PENGAWAS PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN

DI BPRS BANDAR LAMPUNG

(Studi pada OJK Provinsi Lampung dan BPRS Bandar Lampung)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)

Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh

RIZA RAHMAYUNI

NPM : 1551020076

Program Studi: Perbankan Syari’ah

Pembimbing I : Madnasir, S.E.,M.S.I

Pembimbing II : Diah Mukminatul Hasyimi, S.E.I.,M.E.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441/2020 M

Page 3: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

i

ABSTRAK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan suatu lembaga independen yang

bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perbankan syariah

dan konvensional, meskipun telah melakukan pengawasan dan pemeriksaan,

masih banyak kekurangan dalam hal efektifitas pengawasan dan pemeriksaan

terhadap perbankan syariah terutama tentang kinerja perbankan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model, sistem, dan pengukuran

keefektifan pengawasan dan pemeriksaan kinerja perbankan syariah khususnya

BPRS Bandar Lampung yang ditetapkan oleh kantor Otoritas Jasa Keuangan

Povinsi Lampung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan desktiptif. Data diperoleh dengan metode

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode

analisis interaksi, dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan

bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kantor Otoritas Jasa Keuangan

Provinsi Lampung menggunakan dua model pegawasan dan pemeriksaan

kinerja perbankan syariah khususnya BPRS Bandar Lampung yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Sistem pengawasan yang digunkan dalam

mengawasi dan memeriksa kinerja perbankan syariah ada tiga yaitu APOLO,

SIP, SLIK.

Kata kunci : pengawasan, pemeriksaan, kinerja perbankan syariah, efektifitas,

pengawasan dan pemeriksaan perbankan syariah, pengawasan dan pemeriksaan

Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung

Page 4: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN
Page 5: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN
Page 6: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

iv

MOTTO

Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat

tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS 4.59)

Page 7: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

v

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan dari hati yang

terdalam, skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku, Ayahku Irzal, Ibuku Desmawati yang sangat aku hormati,

aku sayangi dan sangat aku cintai, selalu menguatkanku dengan sepenuh hati,

selalu memberikan dukungan semangat, serta doa. Karena tanpa doa mereka

mustahil skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga selalu berada dalam lindungan

Allah SWT dan mendapatkan keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.

2. Kakak ku tersayang Candra Ricardo dan Rida Rahmawati dan adik ku

tersayang Alvin Septa Ananda terimakasih atas doanya serta dukungan yang

begitu berharga bagi hidupku.

3. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung yang menjadi kampus

tempatku menimba ilmu.

Page 8: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Riza Rahmayuni, dilahirkan di desa Daya Murni

kec. Tumujajar Kab. Tulang Bawang Barat . Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara, dari pasangan Bapak Irzal dan Ibu Desmawati.Berikut adalah

daftar riwayat pendidikan penulis:

1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Daya Murni selesai pada tahun 2009.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 1 Tumijajar selesai pada tahun 2012.

3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Tulang Bawang Tengah selesai pada

tahun 2015.

4. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi

Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Program Studi Perbankan Syariah.

Page 9: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya berupa ilmu pengetahuan,

kesehatan, dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaika skripsi dengan

judul “Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai Lembaga Pengawas

Perbankan Terhadap Perkembangan Kinerja Di BPRS Bandar Lampung (Studi

pada Kantor OJK Provinsi Lampung & BPRS Bandar Lampung)”

Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para

sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia. Skripsi ini ditulis untuk

menyelesaikan studi di jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).

Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi, tak lupa

dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penyusun menyampaikan terima

kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ruslan Abdul Ghofur, M.S.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa mengayomi

mahasiswa.

2. Ibu Dr. Erike Anggraeni, M.E.Sy. selaku ketua jurusan Perbankan Syariah

yang senantiasa sabar dalam memberikan arahan serta motivasi dalam proses

akademik berlangsung sehingga kami bisa menyelesaikan program studi

Perbankan Syariah dengan baik.

Page 10: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

viii

3. Bapak Madnasir,S.E.,M.S.I selaku pembimbing I yang telah mengarahkan

penulis sehingga penulisan skripsi ini selesai, semoga ilmu dan pengetahuan

yang disampaikan mendapatkan barokah dari Allah SWT.

4. IbuDiah Mukminatul Hasyimi, S.E.I., M.E.Sy. Selaku pembimbing II yang

telah mengarahkan penulis sehingga penulisan skripsi ini selesai, semoga ilmu

dan pengetahuan yang disampaikan mendapatkan barokah dari Allah SWT.

5. Segenap Bapak-bapak dan Ibu-ibuDosen Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

6. Seluruh Staf Pegawai Perpustakaan yang telah memberikan pelayanan yang

baik dalam mendapatkan informasi dan sumber referensi kepada penulis..

7. Sahabat seperjuangan Perbankan Syariah 2015 khususnya Perbankan kelas F,

yang selalu bersama dalam proses belajar, berjuang bersama menghadapi

proses perkuliahan, UTS dan UAS hingga proses penulisan skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabatku tercinta, Kiki Rizkia Nuraini, Hedalisa, Fitri N

Pramudya, Nita Sari, Siti Farizka, Ulva Khoriya yang selalu memberi

semangat, dan terima kasih juga kepada Yunita, Via rekan-rekan KKN 101,

semoga Allah selalu melancarkan studi kita semua dan mencapai

kesuksesan.Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

kepada Bapak, Ibu, Teman dan Saudara semuanya dengan amal Ibadah

masing-masing. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini tidak lain karena keterbatasan kemampuan, waktu, dan

Page 11: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

ix

dana yang dimiliki. Untuk itu kiranya pada pembaca dapat memberi masukan,

saran, dan kritikan yang membangun, guna melengkapi tulisan ini.

Bandar lampung, Februari 2020

Penulis,

Riza Rahmayuni

NPM. 1551020076

Page 12: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

x

DAFTAR ISI

COVER LUAR

COVER DALAM

ABSTRAK ............................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

PENGESAHAN ....................................................................................... iii

MOTTO ................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTARGAMBAR ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ............................................................................ 1

B. Alasan Memilih Judul ................................................................... 3

C. Latar Belakang .............................................................................. 4

D. Batasan Masalah............................................................................ 6

E. Rumussan Masalah ....................................................................... 6

F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

G. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

H. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8

I. Metode Penelitian.......................................................................... 12

J. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Kewenangan ........................................................................ 19

B. Konsep Pengawasan ...................................................................... 20

C. Otoritas Jasa Keuangan ................................................................. 22

1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan ......................................... 22

2. Tujuan dan Asas-asas Otoritas Jasa Keuangan .............................. 25

3. Tugas Otoritas Jasa Keuangan ....................................................... 26

Page 13: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

xi

4. Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan ............................................ 28

D. Bank Syariah ........................................................................................ 29

1. Definisi Bank Syariah .................................................................... 29

2. Karakteristik Bank Syariah ............................................................ 33

3. Fungsi dan Peran Bank Syariah ..................................................... 34

4. Tujuan Bank Syariah ...................................................................... 34

E. Kinerja Keuangan Syariah ................................................................... 36

1. Definisi Kinerja .............................................................................. 36

2. Tujuan Kinerja ............................................................................... 40

3. Aspek-aspek Kinerja ...................................................................... 40

4. Penilaian Kinerja ............................................................................ 41

5. Analisis Kinerja Keuangan ............................................................ 42

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Sistem Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan & Sejarah Singkat

Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung ........................................ 46

1. Sistem Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan ............................... 46

2. Sejarah Singkat Berdirinya OJK Provinsi Lampung ..................... 48

3. Fungsi dan Tugas OJK Provinsi Lampung .................................... 49

4. Visi dan Misi OJK .......................................................................... 50

5. Struktur Organisasi OJK Provinsi Lampung ................................. 51

B. Gambaran Umum Perusahaan BPRS ................................................... 52

1. Sejarah Berdirinya BPRS ............................................................... 52

2. Visi, Misi dan Motto ...................................................................... 55

3. Profil BPRS Bandar Lampung ....................................................... 56

C. Kegiatan Sebelum Beroprasionalnya Sebuah Bank ............................. 59

D. Jenis Penelitian ..................................................................................... 62

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 63

Page 14: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

xii

BAB 1V ANALISI DATA

A. Model Pengawasan dan Pemeriksaan OJK Terhadap Kinerja BPRS

Bandar Lampung .................................................................................. 67

1. Sistem Pengawasan dan Pemeriksaan Kinerja Perbankan

Syariah (ONLINE) ......................................................................... 70

B. Dampak yang diperoleh BPRS Bandar Lampung Setelah Adanya

Pengawasan dan Pemeriksaan Kinerja Oleh OJK ................................ 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 18

Gambar 2 Struktur Organisasi OJK Bandar Lampung .................................. 51

Gambar 2 Skema Tahapan Analisis Data ...................................................... 66

Gambar 3 Skema Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................... 72

Page 16: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Asset BPRS Bandar Lampung ........................................................ 62

Tabel 2 Data Pendapatan Oprasional BPRS Bandar Lampung ............................ 62

Page 17: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan memahami

judul skripsi ini yaitu “KEWENANGAN OTORITAS JASA

KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS

TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DI

BPRS BANDAR LAMPUNG (Studi pada BPRS BANDAR

LAMPUNG)”. Maka perlu dikemukakan istilah atau kata-kata penting

agar tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi para pembaca Istilah

yang perlu dijelaskan antara lain :

1. Kewenangan : kewenangan adalah sesuatu yang diberi untuk

membantu orang lain (pengikut), bukan sesuatu yang

diperjuangkan atau dicari-cari dengan lobi tertentu dengan uang

dan sebagainya.1

2. Otoritas Jasa Keuangan : Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga

negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan

dan pengawas yang terintregasi terhadap keseluruhan kegiatan

didalam sektor jasa keuangan.2

1 Aminudin Ilmar, Hukum Tata Pemerintahan, Jakarta, Prenandamedia Group,

2014, hal.101-104 2 Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), h.58.

Page 18: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

2

3. Lembaga : Lembaga adalah instusi atau pranata yang didalamnya

terdapat seperangkat hubungan norma-norma, nilai-nilai, dan

keyakinan-keyakinan yang nyata dan berpusat kepada berbagai

kebutuhan sosial serta serangkaian tindakan yang penting dan

berulang.3

4. Pengawasan Perbankan : pengawas perbankan adalah merupakan

proses pemeriksaan dan monitoring untuk menjamin pelaksanaan

aturan mengenai pasar serta aturan prudensial industri perbankan

untuk memelihara kesehatan industri tersebut.4

5. Perkembangan : perkembangan adalah pertumbuhan sumber

daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari kejadian

yang terjadi pada masa lalu dan mendatangkan manfaat ekonomis

dimasa depan bagi perusaan.

6. Kinerja : adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kerja, target atau sasaran.

Berdasarkan penegasan judul diatas,dapat ditegaskan

kembali bahwa maksud dari judul KEWENANGAN OTORITAS

JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS

TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DI

3 Ibid, h.104

4 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2007), h.19

Page 19: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

3

BPRS BANDAR LAMPUNG (Studi pada BPRS Bandar

Lampung).

B. Alasan Memilih Judul

Beberapa alasan dipilihnya judul “KEWENANGAN OTORITAS

JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS

TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DI BPRS

BANDAR LAMPUNG (Studi pada BPRS Bandar Lampung)” antara

lain:

1. Alasan Objektif

Pentingnya pengetahuan masyarakat dalam memahami

perbankan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Otoritas

Jasa Keuangan sebagai lembaga keuangan non bank di indonesia

memiliki tanggung jawab penuh dalam menciptakan kondisi

keungan yang sehat. Apakah ada kebijakan tertentu yang

dikeluarkan OJK dalam rangka kewenangan sebagai lembaga

pengawas kegiatan perbankan di Provinsi Lampung, khusus nya

mengenai BPRS Bandar Lampung.

Pentingnya pengetahuan bagi masyarakat untuk memberikan

informasi tentang seberapa besar pertumbuhan ekonomi

diindonesia serta menambah pengetahuan dan wawasan

masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi tersebut.

Page 20: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

4

Kewenangan untuk mengawasi, pengawasn bank yakni ada 2

yaitu pengawasan bank secara langsung dan pengawasan bank

secara tidak langsung. Pengawasan bank secara langsung terdiri

dari pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus dengan tujuan

untuk mendapat gambaran keadaan keuangan bank. Sedangkan

pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan melalui alat

pemantau seperti laporan berkala yang disampaikan bank, laporan

hasil pemeriksaan dan informasi lainnya.5

2. Alasan Subjektif

a. Permasalahan yang dibahas dalam proposal ini sesuai dengan

studi ilmu yang penulis pelajari selama di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam

b. Serta didukung oleh literatur baik primer maupun sekunder dan

data penelitian lapangan yang menunjang dalam penelitian

tersebut.

c. Banyaknya referensi yang mendukung sehingga dapat

mempermudah penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

C. Latar Belakang

Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada hakikatnya

didasari keinginan menciptakan sistem perekonomian nasional yang

kuat dan mampu tumbuh secara berkelanjutan, serta dapat melindungi

5 Indah Puspitasari, wawancara dengan Kasubbag Pengawas Bank, Bandar

Lampung. 14 Mei 2019

Page 21: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

5

kepentingan nasional, masyarakat dan pelaku disektor jasa keuangan.

OJK diberikan tugas untuk melaksanakan pengaturan dan tugas

pengawasan di sektor jasa keuangan secara terintegrasi.

OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa

keuangan didalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur,

adil, transparan, akuntable, serta mampu mewujudkan sistem

keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, mampu

melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. OJK diharapkan

mampu mendukung kepentingan sektor jasa keuangan nasional

sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional.

Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga yang independen

dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,

tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan

penyidikan. Berdirinya Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

(selanjutnya disebut UU OJK).

Otoritas Jasa Keuangan membutuhkan data dari pelaku ekonomi

di indonesia untuk dapat merumuskan kebijakannya, termasuk dari

perbankan

Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga negara yang

mempunyai fungsi regulasi (peraturan) dan supervisi (pengawasan)

terhadap seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan, sektor jasa

keuagan tersebut meliputi, jasa keuangan disektor perbankan, kegiatan

Page 22: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

6

jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga

pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Pengawasan bank pada perinsipnya terbagi atas dua jenis, yaitu

dalam rangka mendorong bank-bank untuk ikut menunjang

pertumbuhan ekonomi dan menjaga kestabilan moneter dan

pengawasan yang mendorong agar bank secara individual tetap sehat

dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik. Dengan

demikian dapat dipahami bahwa sekalipun tujuan pengawasan bank

adalah untuk menciptakan perbankan yang aman dan memelihara

keamanan serta kepentingan masyarakat, tetapi tidak berarti otoritas

pengawas harus memikul tanggung jawab semua keadaan tiap bank.6

Dibalik perkembangan perbankan syariah yang dinilai cukup

baik, ternyata masih memiliki banyak permasalahan termasuk sumber

daya manusia bank syariah, pengetahuan tentang bank syariah dan

kinerja keuangannya. Disisi kinerja keuangan bank syariah dapat

diukur menggunakan beberapa rasio. Permasalahan dalam perbankan

syariah mengenai kinerja keuangan dengan parameter rasio keuangan

dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Saat bank mengalami

kenaikan kinerja maka bank tergolong sehat dan dapat berakibat

positif pada penilaian masyarakat sehingga asyarakat tidak segan

menyimpan dana pada bank syariah yang sedang mengalami kenaikan

kinerja keuangan.

6 Sofyan Basir, Commercial Bank Management dari Teori Ke Praktik (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.8

Page 23: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

7

Berdasarkan paparan di atas, pengawasan dan pemeriksaan

kinerja keuangan perbankan syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan

sangatlah penting untuk kemajuan pertumbuhan Ekonomi Islam di

bidang perbankan, yaitu bahwa sistem keuangan Islam berasal dari

peraturan dan norma-norma Islam dan larangan dari aturan syariah

berpedoman Al-Qur’an dan sunnah serta pelarangan atas riba yang

ditekankan.

Kanyor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung yang

mempunyai wewenang mengawasi BPRS Bandar Lampung,

pengawasan dan pemeriksaan yang rutin dari kantor otoritas Jasa

Keuangan akan membuat industri jasa keuangan di bidang perbankan

syariah di Provinsi lampung dapat tertata rapi dan berjalan sesuai

tujuannya, serta agar stabilitas sistem ekonomi dan keuangannya.

Pengawasan dan pemeriksaan yang efektif akan bisa membuat

perbankan syariah bisa mencapai tujuan sesuai Rencana Bisnis Bank

(RBB) dan tidak mengalami kendala seperti NPF tinggi dan CAR

rendah.

Lembaga perbankan merupakan inti dari perekonomian suatu

negara yang telah menjadi instrumen penting dalam mempelancar,

mempermudah masyarakat melakukan transaksi. Strategi tersebut

sudah sesuai degan visi dan misi BPRS Bandar Lampung.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitia dengan judul “KEWENANGAN OTORITAS JASA

Page 24: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

8

KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS

TERHADAP PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DI

BPRS BANDAR LAMPUNG (Studi pada BPRS Bandar

Lampung)”.

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memberi batasan masalah yang akan

diteliti, yaitu penulis berfokus pada penelitian Kewenangan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) dan dampak kinerja keuangan setelah adanya

pengawasan, pemeriksaan kinerja keuangan oleh OJK.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tesebut di atas,

maka dirumuskanlah beberapa masalah berikut:

1. Bagaimana strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar

pengawasan dan pemeriksaan kinerja keuangan perbankan syariah

dapat berjalan secara efektif?

2. Bagaimana kewenangan BPRS Bandar Lampung setelah adanya

pengawasan dan pemeriksaan kinerja keuangan oleh OJK?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian

menurut penulis adalah sebagai berikut:

Page 25: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

9

1. Untuk mengetahui apa saja strategi yang dilakukan oleh Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) dalam pengawasan dan pemeriksaan

perbankan syariah agar dapat berjalan efektif.

2. Untuk mengetahui dampak yang didapatkan oleh Perbankan

Syariah Khusunya BPRS Bandar Lampung setelah adanya

pengawasan dan pemeriksaan oleh OJK.

G. Manfaat Penelitian

Nilai suatu penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat

diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan

penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan bagi pembaca dan bagi pribadi peneliti. Selain itu

penelitian ini diharapkan dapat pula menjadi bahan rujukan bagi

peneliti sejenis dan dapat menjadi bahan perbandingan dari

penelitian yang telah ada.

2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah informasi dan

wawasan yang baru terhadap lembaga keuangan syariah yaitu

perbankan syariah.

3. Bagi intansi terkait, diharapkan dapat memberikan sumbangan ide

baru untuk kemajuan intansi terkait.

H. Tinjauan Pustaka

Page 26: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

10

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa

sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi

masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting. Adapun

review studi terdahulu yang digunakan penulis, diantara lain:

1. Penelitian Dhian Indah Astuti, 7pada tahun 2017 dengan jurnal

yang berjudul “Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dalam

Melakukan Fungsi Pengawasan Pada Lembaga Perbankan

Syariah”.

Penelitan ini ditujukan untuk menganalisis apa saja kewenangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di indonesia perkembangan bank

syariah diikuti dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah

diluar struktur perbankan, antara Asuransi Takaful, Pasar Modal

Syariah, Pegadaian Syariah dan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT.

Perkembangan ekonomi syariah nasional dapat tercermin dari

pertumbuhan aktivitas disekor perbankan syariah, asuransi syariah,

pasar modal syariah, lembaga keuangan mikro syariah dan

pengelolaan zakat.

2. Penelitian Lina Maulidiana,8 pada tahun 2014 dengan jurnal yang

berjudul “fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga

7 Dhian Indah Astuti, “Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dalam

Melakukan Fungsi Pengawasan Pada Lembaga Perbankan Syariah”, ASSET: Jurnal

Vol. 2 No. 2 Oktober 2017 8 Lina Maulidiana, “ Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas

Perbankan Nasional Indonesia”, KEADILAN PROGRESIF: Jurnal Vol. 5 No. 1 Maret

2014

Page 27: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

11

Pengawas Perbankan Nasional Indonesia”. penelitian ini diajukan

untuk melakukan penelitian tentang banyaknya permasalahan lintas

sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan moral,

belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan dan

terganggunya stabilitas sistem keuangan semakin mendorong

diperlukan dibentuknya lembaga pengawas di sektor jasa keuangan

yang terintegrasi.

Pengawasan diperlukan karena adanya potensi moral hazard

(penyelewengan/ penyalahgunaan) oleh para pelaku ekonomi

menunjukkan bahwa moral hazard disebabkan oleh adanya

asymmetric information. Asymmetric information menyebabkan

dua hal, yaitu moral hazard dan adverse selection (kesalahan

memilih). Asymmetric information adalah kondisi dimana

informasi tidak tersebar merata antara pelaku ekonomi.

3. Penelitian Hesty D. Lestari,9 pada tahun 2012 dengan jurnal yang

berjudul: “Otoritas Jasa Keuangan Sistem Baru Dalam Pengaturan

Dan Pengawas Sektor Jasa Keuangan”.

Penelitian ini di ajukan untuk melakukan penelitian pembentukan

OJK yang berjutuan agar keseluruahan kegiatan dalam sektor jasa

keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan dan

akuntanble serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang

9 Hesty D. Lestari, “Otoritas Jasa Keuangan Sistem Baru Dalam Pengaturan Dan

Pengawasan Sektor Jasa Keuangan” Jurnal: Vol. 12 No. 3 September 2012

Page 28: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

12

tumbuh secara berkelanjutan dan stabil. Hal yang tidak kalah

penting adalah agar seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan

mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Tugas

OJK adalah mengatur dan mengawasi 3 sektor jasa keuangan, yaitu

sektor perbankan, sektor pasar modal, serta sektor peransuransian,

dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan

lainnya. Khusus disektor perbankan OJK memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengawasi kelembagaan bank, kesehatan

bank, serta melakukan pemeriksaan bank. Dengan demikian

masalah perizinan untuk pendirian bank serta pencabutan bank

menjadi kewenangan OJK.

4. Penelitian Tasya Febri Ramadhanti,10

pada tahun 2015 dengan

jurnal yang berjudul: “Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam

Rangka Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Electronic

Money Industri Perbankan” penelitian ini diajukan untuk

mengetahui kewenangan otoritas jasa keuangan dalam rangka

perlindungan konsumen terkait electronic money dan tindakan OJK

apabila terjadi pelanggaran oleh lembaga perbankan

Dalam kaitannya dengan electronic money pembentukan peraturan

perundang-undangan harus berlaku juga bagi pelaku usaha atau

penerbit dan adanya konsistensi terhadap peraturan dan

10

Tasya Febri Ramadhani, “Otoritas Jasa Keuangan Dalam Rangka

Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Electronic Money Industri Perbankan”

Jurnal: Vol. 17 No. 1 Maret 2015.

Page 29: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

13

pelaksanaannya. Aturan-aturan tersebut harus diumumkan dan

dirumuskan secara jelas dan dapat dimengerti oleh pemegang

electronis money sebagai objek dari peraturan tersebut. Hal ini

karena sistem elektronik merupakan transaksi dengan alat buktinya

bersifat elektronik.

5. Penelitian Ahmad Solahudin,11

pada tahun 2015 dengan jurnal

yang berjudul “Pemisahan Kewenangan Bank Indonesia Dengan

Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Bank” penelitian ini

diajukan untuk meneliti kewenangan bank indonesia dalam

pengawasan bank menurut hukum positif.

Status kedudukan bank indonesia sebagai lembaga negara yang

independern peraturan independensi BI telah ditetapkan dalam

pasal 4 ayat (2) UU BI adalah “Bank Indonesia adalah lembaga

negara yang independen bebas dari campuran tangan pemerintah

atau pihak-pihak lainnya kecuali untuk hal-hal secara tegas diatur

dalam undang-undang ini”. Secara legal, independensi merupakan

jaminan konstitusioanal tentang fungsi BI dalam hubungannya

dengan pemerintah secara aktual independensi dimaksud sebagai

lembaga yang otonom dalam hubungannya dengan pemerintah.

Sebagai lembaga negara yang independensi maka BI dituntut

mempunyai kemandirian terutama dalam empat hal yaitu:

11

Ahmad Solahudin, “Pemisahan Kewenangan Bank Indonesia Dengan

Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Bank”, Jurnal: IUS Vol. III No. 7 April

2015 h. 108-128

Page 30: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

14

kemandirian institusi, kemandirian fungsi, kemandirian keuangan

dan kemandirian organisasi.

I. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas

cara-cara yang digunakan dalam mengadakan penelitian yang

berfungsi sebagai acuan atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi data secara akurat.

Salah satu syarat agar dalam penelitian ini dapat mencapai derajat

ilmiah, maka penulis tidak lepas dari penggunaan beberapa cara atau

metode yang masih relevan dengan permasalahan yang menjadi inti dari

penelitian ini, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar belakang

ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi.12

Sedangkan menurut Usman Rainse, Penelitian Kualitatif adalah

penelitian yang berupa memberikan gambaran secara mendalam

tentang situasi atau proses yang diteliti.13

Sedangkan John W.

Creswell mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian

12

Lexy J. Moleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Remaja

Rosdakarya, cet xxvi, 2009), h.5 13

Usman Rainse dan Abdi, “Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori

dan Aplikasi”, (Bandung, Alfabeta, cet. Iii, 2012), h.9.

Page 31: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

15

yang berusaha membangun makna suatu fenomena berdasarkan

pendangan-pandanagan dari partisipan.14

Dengan demikian bisa

disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah penelitiab

yang berusaha memaparkan atau mengintepretasikan suatu

fenomena yang ada. Sehingga pembaca mendapatkan gambaran

yang kongkret terhadap praktik dari teori yang sudah ada.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisi, yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk mnggambarkan secermat mungkin

mengenai sesuatu yang menjadi objek, gejala atau kelompok

tertentu serta menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan

peristiwa yang terjadi saat ini “penelitian deskriptif yang peneliti

maksud adalah penelitian yang menggambarkan bagaimana

Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai Lembaga

Pengawas Terhadap Perkembangan Aset di BPRS Bandar

Lampung”

3. Data dan Sumber Data

Data dan sumber informasi yang diperoleh dalam penelitain ini

adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

responden atau objek yang diteliti atau ada hubungan dengan

14

John W. Creswell, “Research Design Pendekatan Kualitatif dan Mixed.”ter”

Achmad Fawaid dari Judul aslinya Research Design, Qualitative and Mixed Methods

Approach, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, cet Ii, 2012), h.28.

Page 32: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

16

objek yang diteliti. Data tersebut dapat diperoleh langsung dari

personil yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih

lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, gambar dan

sebagainya sehingga lebih informatif.15

Artinya data yang

diperoleh berasal dari tangan kedua atau bukan dari sumber

lapangan. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari

buku-buku, wibsite, dan hasil penelitian-penelitian terhadulu

yang mendukung penelitian ini.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian disebut juga informan. Informan adalah

orang yang dimanfaatkan untuk memberikan infprmasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian.16

5. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu mealui observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi.

Ketiga teknik pengumpulan data tersebut diharapkan dapat saling

melengkapi sehingga diperoleh suatu informasi yang diharapkan.

a. Observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan

cara mengadakan pencatatan serta sistematis terhadap objek

15

Ibid., h.58. 16

Lexy, J. Maelong, Metodelogi Penelitian Kualiitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), h. 132.

Page 33: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

17

yang diteliti. Menurut Winarno Surahmad, observasi merupakan

teknik pengumpulan data dimana penyidik mengadakan

pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek yang

diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi

sebenarnya maupun dalam situasi buatan.17

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh penjelasan untuk

mengumpulkan informasi dan menggunakan cara tanya jawab

bisa sambil bertatap muka maupun tanpa tatap muka yaitu

melalui media telekomunikasi antara lain pewancara dengan

orang yang diwancarai, dengan ataupun tanpa menggunakan

pedoman.18

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

interview bebas terpimpin yaitu tanya jawab terarah untuk

mengumpulkan data yang relevan saja.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data

kualitatif sejumlah besar data dan fakta data tersimpan dalam

bahan yang berbentuk dokumentasi, sebagain besar data

berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, jural kegiatan dan

sebagainya.19

Penulis menggunakan metode ini untuk

mendapatkan data-data yang bersumber pada dokumentasi

17

Winarso Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 2006),

h.162. 18

V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi,

(Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015)h.31. 19

Ibid., h.32-33

Page 34: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

18

tertulis yang sesuai dengan keperuan penelitian sekaligus

pelengkap untuk mencari data-data yang lebih objektif dan

kongkrit.

6. Teknik Pengolahan Data

Apabila semua data telah terkumpul, tahap selanjutnya

adalah mengelola data menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Pemeriksaan data (editing), yaitu pencocokan atau

pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena

kemungkinan data yang masuk (raw data) atau terkumpul

itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk

menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada

pencatatan lapangan yang bersifat koreksi, sehingga

kekurangan dapat dilengkapi atau diperbaiki.20

b. Pengkodean (coding), yaitu pemberian tanda pada kata yang

diperoleh, baik penomoran atau symbol atau kata tertentu

yang menujukkan golongan atau kelompok atau klarifikasi

data menutut jenis dan sumbernya.

c. Sistematika data (sistematizing), bertujuan menempatkan

data menuurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan

urutan masalah, dengan cara melakukan pengelompokan

20

Sumandi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, (Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada cetakan 22, 2011), h.75

Page 35: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

19

data yang telah diedit dan kemudian diberi tanda menurut

kategori-kategori dan urutan masalah

7. Metode Analisis Data

Metode kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk

menganalisa data yang berupa kalimat-kalimat yang tidak diukur

menggunakan angka-angka maupun jumlah. Analisis kualitatif ini

digunakan dengan cara menguraikan dengan merinci kalimat-

kalimat yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai

jawaban dari permasalahan yang ada.

Page 36: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

20

J. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema kerangka Pemikiran

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Provinsi Lampung

Pengawasan Pemeriksaan

Kinerja Perbankan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bandar Lampung (BPRS)

Page 37: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Kewenangan

Penerapan asas negara hukum oleh penjabat administrasi terkait

dengan penggunaan wewenang kekuasaan. Kewenangan pemerintahan ini

dalam hal negara hukum yang menerapkan atas legilitas dalam

konstitusinya, sebagaimana disebut dalam pasal 1 ayat (3) Undang-

Undang Dasar 1945, mengandung arti bahwa penyelenggaraan

pemerintahan harus didasarkan pada Undang-undang dan harus

memberikan jaminanan atas hak-hak dasar rakyat.

Asas legalitas menjadi dasar tindakan pemerintahan. Dengan kata

lain, setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintah harus memiliki

legitimasi, yaitu kewenangan yang di berikan oleh undang-undang.

Kewenangan itu sendiri adalah kekuasaan yang diformalkan untuk orang-

oramg tertentu atau kekuasan terhadap bidang pemerintahan tertentu yang

berasal dari kekuasaan legislatif maupun dari pemerintahan.

Pengertian kewenangan didalam kamus Umum Bahasa Indonesia

diartikan sama dengan wewenang, yaitu hak dan kekuasaan dalam

melakukan sesuatu. Hasan Shadhily menerjemahkan wewenang sebagai

hak atau kekuasaan memberikan perintah atau bertindak untuk

mempengaruhi tindakan orang lain, agar sesuatu yang dilakukan sesuai

dengan yang diinginkan.

Page 38: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

22

Lebih lanjut Hasan Shadhily memperjelas terjemahan dengan

memberikan suatu pengrtian tentang “pemberian wewenang” adalah

proses penyerahan wewenang dari seorang pemimpin kepada bawahannya

yang disertai timbulnya tanggung jawab untuk melaksanakan tugas

tertentu.21

B. Konsep Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa

tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara

membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang di rencanakan dengan intruksi

yang telah diberikan dan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan.

Unsur-unsur esensial proses pengawasan yaitu suatu usaha sistematika

untuk menetapkan standar pelaksanaan dan tujuan-tujuan perencanaan

merancang sistem, umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Istilah pengawasan dalam bahasa Indonesia asal atanya adalah

“awas”, sehingga pengawasan merupakan kegiatan mengawasi saja.

Sarwoto memberikan defenisi tentang pengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar

pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan

hasil yang dikehendaki”.22

21

Ibid, h. 172. 22

Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajement. Ghalia Indonesia jakarta

Hlm. 93

Page 39: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

23

Manullang memberikan sesuatu definisi pengawasan yakni suatu

proses untuk menetapkan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

Kemudian Henry Fayol mengatakan bahwa pengawasan adalah “Definisi

pengawasan yakni pengawasan terdiri dari pengujian apakah segala

sesuatu berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan

intruksi yang telah digariskan, ia bertujuan untuk mmajukan (menentukan)

kelemahan-kelemahan dan kesalahan dengan maksud untuk

memperbaikinya dan mencegah terulangnya kembali.

Pengawasan adalah suatu bentuk pola pikir dan pola tindakan

untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada sesorang atau

beberapa orang yang diberikan tugas untuk dilaksanakan dengan

menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia secara baik dan bear,

sehingga tidak terjadi kesalahan dan peyimpangan yang sesungguhnya

dapat mencipatakan kerugian oleh lembaga atau organisasi yang

bersangkutan.23

C. Otoritas Jasa Keuangan

1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2011 pasal 1 ayat 1, Otoritas Jasa Keuangan selanjutnya disingkat OJK,

adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,

23

Makmur (2011) Efektifitas Kebijaka Pengawasan. Bandung PT. Refika

Aditama. Hlm.179

Page 40: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

24

yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang peraturan, pengawasan,

pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang tersebut.

Otoritas jasa keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk

berdasarkan pada UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi

menyelenggrakan sistem peraturan dan pengawasan yang terintergrasi

terhadap keseluruahan kegiatan didalam sektor jasa keuangan.24

Secara

umum dapat dikatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan didirikan untuk

mnggantikan peran BAPEPAM-LK untuk melakukan pengawasan secara

ketat terhadap lemabaga keuangan seperti perbakan, pasar modal,

reksadana, perusahaan pmbiayaan, dana pensiun, dan asuransi. 25

Sebelum ada OJK, pengawasan industri keuangan berjalan secara

terpisah dibawah dua regulator, yakni Bank Indonesia dan Bapepam-LK

yang mengawasi pasar modal dan industri keuangan non-bank. Tugas

pengawasan industri keuangan nonbank dan pasar modal yang dulu

dikementrian keuangan dan bapepam-LK secara resmi beralih ke OJK

pada tanggal 31 Desember 2012, sedangkan pengawasan disektor

perbankan beralih ke OJK pada tanggal 31 Desember 2013 dan lembaga

keuangan Mikro pada tahun 2015.26

Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional,

antara lain meliputi sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan

24

Ibid, h. 2-3 25

Irfan Fahmi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya: Teori dan Aplikasi,

(Jakarta: Alfabeta, 2014), h .47

Page 41: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

25

kepemilikan disektor jasa keuangan dengan tetap mempertimbangkan

aspek positif globalisasi OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-

prinsip tatakelola yang baik, yang meliputi, independensi akuntabilitas,

pertanggungjawaban, transparasi, dan kewajaran (fairness).27

Adapun landasan filosofis pembentukan Otoritas Jasa Keuangan

bahwa OJK harus merupakan bagian dari sistem penyelnggaraan urusan

kenegaraan yang terintegrasi secara baik dengan lembaga-lembaga negara

dan pemerintahan lainnya didalam mencapai tujuan dan cita-cita

kemerdekaan indonesia yang tercantum dalam konstitusi Republik

Indonesia. dimana pengawasan terhadap perbankan, pasar modal dan

industri keuangan non-bank perlu dilakukan secara terpisah karena

adanya perbedaan karakteristik dari masing-masing industri jasa keuangan

tersebut. Diharapkan dapat tercapainya spesialisasi dalam pengawasan,

pengembangan metode pengawasan yang tepat, serta mengurangi luasnya

rentang kendali pengawasan agar proses pengambilan keputusan dan

pelaksanaan atas keputusan tersebut menjadi lebih efesien dan efektif.28

Adapun maksud dari pembentukan OJK menurut para ahli atau

pakar perbankan adalah sebagai berikut:

1. Menteri Keuangan, Agus Matroardjo:

27

Ibid. h..2 28

Tim Panitia Antar Dapertemen Rancangan Undang-Undang Tentang Otoritas

Jasa Keuangan, Naskah Akademin Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

(Jakarta:2010), hlm.5

Page 42: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

26

Pembentukan OJK diperlukan untuk mengatasi kompleksitas keuangan

global dari ancaman krisis. Di sisi lain pembentukan OJK merupakan

komitmen pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di Indonesia.

2. Fuad Rahmany

OJK akan menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan yang selama ini

cenderung muncul, sebab didalam OJK fungsi pengawasan dan

peraturan dibuat terpisah

3. Darmin Nasution

OJK adalah untuk mencari efesiensi disektor perbankan, pasar modal

dan lembaga keuangan. Sebab suatu perekonomian yang kuat, stabil

dan berdaya saing membutuhkan dukungan dari sektor keuangan.

4. Deputi Gubernur BI sekarang sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK

Terdapat empat pilar sektor keuangan yang menjadi agenda OJK.

kerangka kebijakan yang kuat untuk menanggulangi krisis, persiapan

refolusi terhadap lembaga-lembaga keuangan yang ditengarai

berdampak sistematik, lembaga keuangan membuat surat wasiat jika

terjadi kebangkrutan sewaktu-waktu dan transparasi yang harus dijaga.

Page 43: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

27

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang prinsip-prinsip

kepemimpinan yaitu dalam Surat Al-Imran ayat 118 yang berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil

menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu

(karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan

bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata

kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati

mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan

kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

2. Tujuan dan Asas-Asas Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah lembaga pengawasan jasa

keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksa dana,

asuransi, dana pensiun dan perusahaan pembiayaan. Secara normatif

ada empat tujuan pendirian OJK yakni:

1. Meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di bidang jasa

keuangan

2. Menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa

keuangan

3. Meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan

4. Melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan.29

29

Andrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, (Jakarta: Raih Asa

Sukses, 2014), hlm.42

Page 44: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

28

Menurut Pasal 4 UU OJK, Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan

tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di sektor jasa keuangan

terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel, serta mampu

mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjuan dan

stabil serta mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Dengan tujuan ini OJK diharapkan dapat mendukung kepentingan

sektor jasa keuangan nasional sehingga mampu meningkatkan daya saing

nasional. Selain itu OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional

antara lain sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan

kepemilikan disektor jasa keuangan, dengan tetap mempertimbangkan

aspek globalisasi.30

Otoritas jasa keuangandibentuk dan di landasi atas prinsip-prinsip

tata kelola yang baik yang meliputi indepensi, akuntabilitas, pertanggung

jawaban, transparansi dan kewajaran.

3. Tugas Otoritas Jasa Keuangan

Pengaturan dan pengawasan yang dilakukan OJK tercantum secara

jelas batasannya dalam pasal 6 UU OJK, yaitu dilakukan terhadap

kegiatan jasa keuangan disektor perbankan, kegiatan jasa keuangan

disektor pasar modal dan kegiatan jasa keuangan disektor

peransuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan jasa keuangan

lainnya.

30

TIM Kerjasama Panitia FEB-UGM dan FE-UI Alternatif Strktur OJK yang

Optimum: Kajian Akademik hlm.29

Page 45: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

29

Selanjutnya dalam pasal 8 UU OJK disebutkan untuk melaksanakan

tugas dan pengaturan dalam menjalankan perannya sebagaimana

dimaksud dalam pasal 6 UU OJK, OJK mempunyai wewenang:

a. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang

b. Menetapkan peraturan perundang-undangan disektor jasa

keuangan

c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK

d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan disektor jasa

keuangaan

e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK

f. Menetapkan praturan mengenai tata cara penempatan

pengelolaan statute pada lembaga lembaga jasa keuangan

g. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta

mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan

kewajiban

h. Menetapkan peraturan mengenai pengenaan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan disektor jasa

keuangan.

Page 46: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

30

4. Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan

OJK berfungsi menyelenggarakan sistem peraturan dan

pengawasan yang terintregrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam

sektor jasa keuangan. Sementara berdasarkan pasal 6 dari UU Nomor 1

Tahun 2011, tugas utama OJK adalah melakukan peraturan dan

pengawasan terhadap:

a. Kegiatan jasa keuangan disektor perbankan

b. Kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal

c. Kegiatan jasa keuangan disektor peransuransian, dana pensiun, lembaga

pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Adapun wewenang yang dimiliki OJK terkait khusus pengawasan dan

peraturan lembaga keuangan bank yang meliputi:

1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran

dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya

manusia, serta pencabutan izin usaha bank

2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana dan

aktivitas dibidang jasa

3. Pengaruh dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan

modal minimum, batass maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman

terhadap simpanan dan pencadangan bank. Laporan yang terkait

dengan kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi debitur,

pengajuan kredit dan standar akuntansi bank

Page 47: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

31

4. Pengaturan dan pengawasan bank mengenai aspek kehati-hatian bank,

meliputi manajemen resiko, tata kelola bank, prinsip mengenal nasabah

dan anti pencucian uang, pencegah pembiayaan terorisme dan

kejahatan bank serta pemeriksaan bank.

D. Bank Syariah

1. Definisi Bank Syariah

Dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses

dalam melaksanakan kegiatan usahanya.31

Bank islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah

bank yang beroprasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank

islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga

keuangan atau perbankan yang beroprasional dan produknya

dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi Saw.

Atau dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam

lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya

disesuaikan dengan prinsip syariat islam.32

31

UU No. 21 Tahun 2008 32

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawai Pers, 2014).

Hlm.2

Page 48: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

32

Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU

No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank Syariah adalah

bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha

Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).33

1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank non devisa.

Bank devisa adalah bank yang dapat melakukan transaksi ke

luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing

secara keseluruhan, seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke

luar negeri.

2. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat

bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk

dari kantor unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank

yang berkedudukan di luar negri yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk

dari kantor cabang pembantu syariah dan unit syariah. UUS

berada satu tingkat dibawah direksi bank umum konvensional

bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan

bank nondevisa.

33

Rimsky K. Judisseno, “Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia”,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 92-93.

Page 49: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

33

3. Bank Pembiayan Rakyat Syariah adalah bank yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Bentuk hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS

hanya boleh dimiliki oleh WNI atau badan hukum indonesia,

pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan

hukum indonesia dengan pemerintah daerah.

Bank syariah berpotensi berdasarkan prinsip syariah atau prinsip

agama islam. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal

istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpanan maupun

pinjaman. Di bank ini jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan

prinsip syariah sesuai dengan hukum islam. Prinsip syariah yang

diterapkan oleh bank syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip

bagi hasil. Dalam hal ini bank syariah melakukan tindak dengan

prinsip bunga (riba).34

Keharaman riba sudah Allah Firmankan dalam

QS:Al-Baqarah (2) ayat 275 sebagai berikut:

34

Novia Ningsih, “Peran Perbankan Syariah Dalam Mengimplementasikan

Keuangan Inklusif di Indonesia”, Ekonomi Jurnal UIN Jakarta Volume 14 (2),

(Oktober 2015), hlm.228-229

Page 50: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

34

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan

seperti berdirinya orang yang kemaukan setan karena gila. Yang

demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan

riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. Barang siapa yang mendapatkan peringatan dari tuhannya, lalu

dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi

miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa

mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal

didalamnya.

Menurut jenisnya bank syariah terdiri atas Bank Umum Syariah

(BUS), Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS), Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarana,

adapun Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat

Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah, atau unit kerja dikantor cabang dari suatu bank yang

berkedudukan di kuar negri yang mlaksanakan kegiatan usaha secara

Page 51: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

35

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang

pembantu syariah atau unit syariah..

2. Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yan berasaskan antara lain, pada asas

kemitraan, keadilan, transparasi, dan universal serta melakukan

kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank

syariah merupakan implementasi dan prinsip ekonomi islam dengan

karakteristik, antara lain sebagai berikut:

a. Pelanggaran riba dalam berbagai bentuknya

b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of

money)

c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.

d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulasi

e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

Bank syariah beroprasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank

syariah tidak bunga sebagai alat tukar untuk memperoleh pendapatan

maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman

karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berbeda dengan bank

no-syariah, bank syariah tidak membedakan secara tegas antara lain

sektor rill, seperti jual beli dan sewa menyewa. Disamping itu bank

syariah juga dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh

Page 52: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

36

imbalan jasa perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah.

3. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam

standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and

Audit Organization for Islamic Financial Institution).35

a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah

b. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang

dimilikinya maupun dana yang dipercayakan kepadanya

c. Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank

sayariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan

perbankan sebagaimana lainnya

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank islam juga memiliki kewajiban

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun dana-dana sosial

lainnya.

4. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai

berikut:36

35

Heri Sudarsoni, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Dekripsi dan Ilustrasi,

(Yogyakarta: Ekonisia, 2015), hlm.43

Page 53: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

37

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara

islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan,

agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis

usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan_,

dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang islam, juga telah

menimbulkan dampak negativ terhadap kehidupan ekonomi

rakyat.

b. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak

terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan

pihak yang membutuhkan dana

c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka

peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin

yang diarahkan kepada kegiatan usaha produktif, menuju

terciptanya kemandirian usaha

d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya

merupakan program dari negara-negara yang sedang berkembang.

Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskian ini berupa

pembiayaan nasah yang lebih menonjil sifat kebersamaan dari

siklus usaha yag lengkap seperti program pembinaan konsumen,

program pengembangan modal kerja dan program pembinaan

36

Ibid, hlm.45-46

Page 54: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

38

konsumen, program pengembangan modal kerja dan program

pengembangan usaha bersama.

e. Untuk menjaga kestabilan ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas

bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi

diakibatkan adanya inflasi, mengindari persaingan yang tidak

sehat antara lembaga keuangan

f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadao bank

non syariah

E. Kinerja Keuangan Syariah

1. Definisi Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.37

Menurut Rivai

kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasian sesorang secara

keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kinerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan telah ditetapkan bersama.38

Hasibuan menjelaskan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

37

Mangkunegara Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Organisasi.

(Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2005), hlm.67 38

Veithzal Rivai, Performance Apprasial, (Jakarta:Raja Grafindo, 2005).

Hlm.40

Page 55: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

39

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu,

dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kinerja yang dicapai oleh

sesorang dalam melaksankan tugas yang diberikan kepadanya sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan.

Menurut castello, kinerja mendukung tujuan menyeluruh

organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan

manajer pada misi keseluruahan dari unit kerjanya. Seberapa baik kita

mengelola kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi tidak

hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit

kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi.39

dengan demikian

hakikat kinerja masing-masing adalah bagaimana mengelola seluruh

kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan

perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penlaian kinerja. Sasaran

yang menjadi objek penilaian kinerja adalah kecakapan, kemampuan

karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang

dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan

dilakukan secara berkala. Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja

perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan atau kinerja

merupakan hasil kerja konkret yang dapat diamati dan dapat diukur.

39

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hlm.8-11

Page 56: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

40

Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi tidak dapat

dipungkiri jika faktor kualitas manajemen kinerja memberi pengaruh

sebagai driven force (kekuatan pendorong) yang mampu memberi

percepatan kearah sana. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat

diperoleh dengan hanya membalik telapak tangan namun itu harus

dilakukan dengan kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi, baik secara

jangka pendek maupun jangja panjang.40

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik

organisasi tersebut bersifat profi oriented dan non profit oriented yang

dihasilkan selama satu periode waktu.41

Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki

kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang palinh dominan yang

dapat diajadikan acuan untuk melihat badan usaha/ perusahaan tersebut

telah menjalankan suatu kaidah-kadiah manajemen yang baik. Penilaian

ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kerja keuangan (financial

performance) dan kinerja non keuangan (non financial performance).

Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh

perusahaan yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang

diperoleh pada balancesheet (neraca), income statmen (laporan laba

rugi), dan cash flow statment (laporan arus kas) serta hal-hal laim yang

40

Irham Fami, hlm.2 41

Ibid, hlm.2

Page 57: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

41

turut mendukung sebagai penguat penilaian financial perfomance

tersebut.42

Kinerja keuangan adalah salah satu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah

memenuhi standard dan ketentuan SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

ata GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya.43

Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena itu

tergantung pada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika

perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu

berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian serta

perikanan. Maka begitu juga pada perusahaan dengan sektor keuangan

seperti perbankan yang jelas memiliki ruang lingkup bisnis lainnya.

Karena seperti kita ketahui perbankan adalah mediasi yang

menghubungkan mereka yang memiliki kelebihan dana (suples

financial) dengan mereka yang memiliki kekurangan dana (deficit

financial) dan bank bertugas untuk menjembatani keduanya.44

Bagi pihak lembaga keuangan penilaian kinerja suatu organisasi

adalah sangat penting. Karena itu menggambarkan bagimana

sebenarnya kondisi pengelolaan organisasi tersebut sevara keseluruhan.

Karena pada suatu keputusan pemberiang kredit dilakukan sebuah

42

Ibid, hlm.142 43

Ibid, hlm.142 44

Ibid, hlm.143

Page 58: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

42

lembaga seperti perbankan akan menanggung resiko (future risk) jika

dalam debitur tersebut tidak mampu untuk melunasi kewajiban

angsuran kredit hingga lunas.45

2. Tujuan Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja merupakan tanggung jawab

setiap individu terhadap perkerjaan, membantu mendifinisikan harapan

kinerja, mengusahakan kerangka kerja, bagi supervisor dan pekerja

saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan

kinerja individu dengan tujuan oraganisai. Kesesuaian antaranya upaya

pencapaian tujuan individu dengan tujuan organisasi akan

mewujudkan kinerja yang baik.46

3. Aspek-Aspek Kinerja

Aspek-aspek kinerja dinilai dapat dikelompokan menjadi:

a. Kemampuan teknis yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan

motede, teknik, dan peralatan yang digunkan umtuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan platih yang diperolehnya.

b. Kemampuan konseptual yaitu kempuan untuk memahami

kompleksitas perusahan dan penyesuaian bidang gerak dari unit

masing-masing ke dalam oprasional perusahan secara meyeluruh,

45

Ibid, hlm.145 46

Ibid, hlm. 47-48

Page 59: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

43

yang pada intinya individu tersebut memahami tugas, fungsi serta

tanggung jawab sebagai seorang karyaawan.

c. kemampuan hubungan interpersonal yaitu kempauan untuk bekerja

sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan

negosiasi.

4. Penilaian kinerja

Penilian kinerja menurut sistem formal secara berkala digunakan

untuk mengevaluasi kinerja individu maupun organisasi, penilaian

kinerja merupakan suatu proses yang terdiri dari:

a. Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang

berpengaruh terhadap kesuskesan suatu organisasi, hal ini dapat

mengacu pada hasil analisa jabatan atau mengidentifikasi dimensi

yang akan diukur. Dimensi merupakan aspek kinerja dapat

dikelompokan menjadi tiga bagian utama yaitu : quality of work,

quantity of work dan interpersonal effectiveness

b. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian, pada

proses ini manajemen menentukan kinerja pegawai yang bagaimana

yang termasuk baik dan buruk. Manajemen dalam suatu organisai

harus melakukan perbandingan dengan nilai-nilai standar atau

memperbandingkan kinerja antar individu yang memiliki kesamaan.

c. Manajemen, proses ii merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian

kinerja. Pihak manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk

Page 60: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

44

meningkatkan potensi pegawai di organisasi yang bersangkutan.

Hal ini dapat dilakukan dengan pemeberian umpan balik dan

pembinaan untuk mengingkatkan kinerja karyawan.

5. Analisis Kinerja Keuangan

a. Pengertian dan tujuan

Kinerja bank merupakan bagian dari kierja bank secra

keseluruha. Kinerja bank secra keseluruhan merupakan gambaran

prestasi yang dicapai bank dalam oprasionalnya, baik menyangkut

aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana,

teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank

merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu priode

tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dan maupun

penyakuran dan dan biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuditas, dan profitabilitas bank. Penilaian aspek

penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja

keuangan yang berkaitan dengan para bank sebagai lembaga

intermediasi. Adapun penilaian kondisi likuiditas bank guna

mengetahui seberapa besar kemapuan bank dalam memenuhi

kewajibannya kepada para deposan.

Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemapuan

menciptakan profit yang sudah barang penting bagi para pemilik.

Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak

Page 61: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

45

baik pada intern maupun bagi pihak ektern bank. Berjaitan dengan

analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan.47

1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank

terutama kondisi likuditas, kecukupan modal dan profitabilitas

yang dicapai dalam tahun perjalanan maupun tahun

sebelumnya.

2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan

semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara

efisien.

b. Prosedur Analisis

Analisis kinerja bank atau analisis keuangan bank

merupakan pross pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank

menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterppresi,

dan memberi solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode

tertentu. Dengan demikian prosedur analisi meliputi tahap sebagai

berikut:48

1. Review Data Laporan

Aktivitaas penyesuaian data laporan keuangan terhadap

berbagai hal, baik sifat atau jenis perusahaan yang melaporkan

maupun sistem akuntansi yang berlaku. Sistem akuntansi yang

diterapkan dalam memberi pengakuan terhadap pendapatan dan

47

Jurningan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

hlm.239. 48

Ibid, hlm. 240-241

Page 62: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

46

biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang

dihasilkan persahaan.

Menurut munawir, maksud dari perlunya mempelajari data

secara meyeluruh ini adalah untuk meyakinkan pada

penganalisis bahwa laporan itu sudah cukup jelas

menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah

diterapkan prosedur akuntansu maupun metode penilaian yang

tepat, sehingga penganalisis akan betul-betul mendapatkan

laporan keuangan yang dapat diperbandingkan. Dengan

demikian, kegiatan me-review merupakan jalan menuju suatu

hasil analisis yang memiliki tingkat pembiasan yang relatif

kecil.

2. Menghitung

Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis

dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan,

persentase perkomponen, analisis rasio keuangan. Dengan

metode atau dengan apa yang akan digunakan dalam

perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisis.

3. Membandingkan atau mengukur

Langkah membandingkan atau mengukur ini diperlukan

guna mengetahui kondisi hasil perhitungan terebut apakah

sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya.

Page 63: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

47

4. Menginterprestasi

Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sevagai

perpaduan antara hasil pembandingan/ pngukuran dengan

kaidah teoretis yang berlaku. Hasil interprtasi mencerminkan

keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai

perusahaan dalam pengelolaan keuangan

5. Solusi

Langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan

memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan akan

menempuh solusi yang tepat.

Page 64: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad Supriyadi, Bank Syariah Studi Perbankan Syariah dengan Pendekatan

Hukum, STAIN Kudus , Kudus: 2011.

Aminudin Ilmar, Hukum Tata Pemerintahan, Jakarta: Prenandamedia Group,

2014.

Andrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keungan, Jakarta: Raih Asa

Sukses, 2014.

Bank Indonesia, Era Baru Transformasi Bank Sentral, Jakarta: Media

Indonesia Publishing, 2010.

Batunagar, jaringan pengaman keuangan, Jakarta: Hukum Perbakan dan

Kesentralan, 2006.

Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Edy Wibowo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia, cet

I, 2005

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada Press, 2003.

Heri Sudarsoni, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Dekripsi dan Ilustrasi,

Jakarta: Ekonisia, 2015

Irfan Fahmi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi,

Jakarta: Alfabeta, 2014.

John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif dan Mixed,

Achmad Fawaid dari Judul aslinya Research Design, Qualitative and

Mixed Methods Approach, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet Ii, 2012.

Jurningan, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, , Jakarta: Raja Grafiando

Persada 2002.

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Remaja

Rosdakarya, cet xxvi, 2009.

Page 65: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

Lexy, J. Maelong, Metodelogi Penelitian Kualiitatif , Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008.

Makmur, Efektifitas Kebijakan Pengawasan, Bandung: PT.Refika Aditama,

2011

Mangkunegara Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Organisasi, Bandung:

PT. Remaja Rodakarya, 2015

M. Syafi’i Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, cet ke-4, Jakarta :

Pustaka Alfabeta, 2006.

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah , Yogyakarta: UPP STIM YKPN,

2014.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi , Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Ridwansyah, Selayang Pandang Bank Syariah, Bandar Lampung:2019

Ryan Filbet Wijaya, Negative Investment , Kiat Menghindari Kejahatan Dalam

Dunia Investasi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014.

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajement, Jakarta: Ghalia Indonrsia,

2012.

Sofyan Basir, Commercial Bank Management dari Teori Ke Praktik, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Suharto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux, Semarang : CV Widya

Karya.

Sumandi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, cetakan 22, Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada 2011

Tim Kerjasama Panitia FEB-UGM dan FE-UI, Alternatif Struktur OJK yang

Optimum, Jakarta: 2013

Tim Panitia Antara Dapertemen Rancangan Undang-undang Tentang Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Jakarta: 2010

Page 66: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

Ugiyono, Metode Penelitian Bisis (Pendekatan Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2014.

Usman Rainse dan Abdi, Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan

Aplikasi, cet. Iii, Bandung: Alfabeta, 2012.

V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta:

Pustaka Baru, 2015.

Veithzal Rivai, Performance Apprasial, Jakarta: Raja Grafindo, 2005

Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Winarso Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito, 2006.

Jurnal

Ahmad Solahudin, “Pemisahan Kewenangan Bank Indonesia dengan Otoritas

Jasa Keuangan dalam Pengawasan Bank”, Jurnal: IUS Vol. III No. 7

April.

Dhian Indah Astuti, “Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dalam

Melakukan Fungsi Pengawasan Pada Lembaga Perbankan Syariah”

ASSET: Jurnal Vol. 2 No. 2 Oktober 2017.

.

Hesty D. Lestari, “Otoritas Jasa Keuangan Sistem Baru Dalam Pengaturan

Dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan” Jurnal: Vol. 12 No. 3,

September 2012.

Inosentius Samsul, “Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan Pasca

Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)” Jurnal: NEGARA

HUKUM Vol. 4, No. 2, November 2013.

Murdadi Bambang, “Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga

Keuangan Baru Yang Memiliki Wewenang Penyidikan” Jurnal:

Unimus, Vol.8, No.2, Agustus 2012.

Novia Ningsih, “Peran Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan

Keuangan Inklusif di Indonesia” Jurnal: UIN Jakarta Vol, 14 No.2,

Oktober 2015.

Lina Maulidiana, Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas

Perbankan Nasional Indonesia, KEADILAN PROGRESIF, Jurnal

Vol. 5 No. 1, Maret 2014.

Page 67: KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI …repository.radenintan.ac.id/10931/1/SKRIPSI 2.pdf · KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERBANKAN

M, Jeffri Arlinades Chandra, Kewenangan Bank Indonesia Dalam Peraturan

Dan Pengawasan Perbankan Setelah Terbitnya Undang-Undang No.

21 ahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal: HUKUM

SEHASEN Vol 1 No.1, Tahun 2015.

Ratumbuysang, sigel, “Peranan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan

Bank”, Jurnal: Privat Lawa Vol. IV, No.3, Tahun 2016.

Tasya, Febri Ramadhani, “Otoritas Jasa Keuangan dalam Rangka

Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Electronic Money

Industri Perbankan” Jurnal: Vol. 17 1 Maret 2015.

Sumber On-line

http://www.ojk.go.id, “BI, OJK, LPS Integrasikan Plaporan Perbankan”, diakses 1

November 2018.

https://www.ojk.go.id, “Statistik Perbankan Syariah 2018”’, diakses Minggu

31 Maret 2019

Wawancara

Indah Puspitasari, Wawancara bagian Pengawas Bank OJK Bandar Lampung.

Milado Pani, Wawancara Sejarah OJK Provinsi Lampung.

Warsono, Wawancara dengan Direktur BPRS Bandar Lampung.