85
Keutamaan Wudhu Dari Humran bekas budak Utsman radhiyallahu’anhu. Humran berkata: ُ هَ اءَ جَ فِ دِ جْ سَ مْ ل اِ اءَ نِ فِ بَ وُ هَ وَ انَ فَ عَ نْ بَ انَ مْ # ثُ عُ & تْ عِ مَ سِ َ اَ وَ الَ & قَ مُ # ثَ 0 اَ ضَ وَ 2 تَ فٍ وءُ ضَ وِ ب اَ عَ دَ قِ رْ صَ عْ ل اَ دْ نِ عُ نِ ذَ 0 وُ مْ ل ا ىِ نِ D اْ مُ كُ & نْ F ثَ دَ ا حَ مِ َ اِ ابَ & نِ ك ىِ فٌ & ةَ Q يS اَ لاْ وَ ل اً # نQ ثِ دَ حْ مُ كَ نَ F ثِ دَ حُ 0 لاَ لا« ُ ولُ & قَ Q ب- م سل ة وQ ي ل ع لة ل ى ا ضل- ِ َ اَ ولُ سَ رُ & تْ عِ مَ سَ رَ فَ عَ لاِ D اً & هَ لاَ ض ىِ لَ صُ Q يَ فَ وءُ ضُ وْ ل اُ نِ سْ حُ Q يَ فٌ مِ لْ سُ مٌ لُ حَ رُ 0 اَ ضَ وَ & تَ Q ث اَ هQ يِ لَ & ت ىِ & تَ ل اِ & هَ لاَ ص ل اَ نْ w يَ بَ وُ هَ يْ w يَ ب اَ مُ ةَ لُ َ ا». Aku mendengar Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu ketika dia berada di halaman

Keutamaan Wudhu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keutamaan wudhu'

Citation preview

Page 1: Keutamaan Wudhu

Keutamaan Wudhu

Dari Humran bekas budak

Utsman radhiyallahu’anhu.

Humran berkata:

د� ج� �م�س� ال �اء� �ف�ن ب و�ه�و� ع�ف�ان� �ن� ب �م�ان� ع�ث م�ع�ت� س�

�و�ض�وء� ب ف�د�ع�ا �ع�ص�ر� ال �د� ن ع� �م�ؤ�ذ ن� ال ف�ج�اء�ه�

�ة$ آي � �و�ال ل (ا ح�د�يث �م� �ك �ن �ح�د ث أل �ه� و�الل ق�ال� �م� ث� �و�ض�أ ف�ت

ول� س� ر� م�ع�ت� س� �ن ى إ �م� �ك �ت ح�د�ث م�ا �ه� الل �اب� �ت ك ف�ى

« - - � �و�ض�أ �ت ي � ال �ق�ول� ي وسلم عليه الله صلى �ه� الل

�ة( ص�ال �ص�ل ى ف�ي �و�ض�وء� ال ن� �ح�س� ف�ي �م$ ل م�س� ج�ل$ ر�

�يه�ا �ل ت �ى �ت ال �ة� الص�ال �ن� �ي و�ب �ه� �ن �ي ب م�ا �ه� ل �ه� الل غ�ف�ر� � �ال إ

».

Aku mendengar Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu ketika dia

berada di halaman masjid

kemudian datang seorang

mu’adzin menjelang waktu Ashar

Page 2: Keutamaan Wudhu

tiba. Maka Utsman meminta

diambilkan air wudhu, lalu dia

berwudhu. Setelah itu dia

berkata, “Demi Allah, sungguh

aku akan menceritakan kepada

kalian sebuah hadits. Kalaulah

bukan karena suatu ayat di dalam

Kitabullah niscaya aku tidak akan

menuturkannya kepada kalian.

Aku mendengar Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, ‘Tidaklah seorang

muslim berwudhu dan

membaguskan wudhunya

kemudian mengerjakan sholat

melainkan Allah akan

mengampuni dosa-dosanya sejak

Page 3: Keutamaan Wudhu

saat itu sampai sholat yang

berikutnya.’.” (HR. Muslim dalam

Kitab at-Thaharah)

Dari Abu Hurairah

radhiyallahu’anhu, Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

�م�ؤ�م�ن� – – » ال و�� أ �م� ل �م�س� ال �د� �ع�ب ال

� �و�ض�أ ت �ذ�ا إ

�ظ�ر� ن �ة� خ�ط�يئ Mل� ك و�ج�ه�ه� م�ن� ج� خ�ر� و�ج�ه�ه� ل� ف�غ�س�

�م�اء� – ال ق�ط�ر� آخ�ر� م�ع� و�� أ �م�اء� ال م�ع� �ه� �ي �ن �ع�ي ب �ه�ا �ي �ل إ

�ة�– خ�ط�يئ Mل� ك �ه� �د�ي ي م�ن� ج� خ�ر� �ه� �د�ي ي ل� غ�س� �ذ�ا ف�إ

ق�ط�ر� – آخ�ر� م�ع� و�� أ �م�اء� ال م�ع� �د�اه� ي �ه�ا ت �ط�ش� ب �ان� ك

�ة� – خ�ط�يئ Mل� ك ج�ت� خ�ر� �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س� �ذ�ا ف�إ �م�اء� ال

ق�ط�ر� – آخ�ر� م�ع� و�� أ �م�اء� ال م�ع� �ه� ر�ج�ال �ه�ا ت م�ش�

�وب� – الذMن م�ن� Tا �ق�ي ن ج� �خ�ر� ي �ى ح�ت �م�اء� .« ال

“Apabila seorang hamba muslim

atau mukmin berwudhu,

Page 4: Keutamaan Wudhu

kemudian dia membasuh

wajahnya maka akan keluar dari

wajahnya bersama air itu -atau

bersama tetesan air yang

terakhir- segala kesalahan yang

dia lakukan dengan pandangan

kedua matanya. Apabila dia

membasuh kedua tangannya

maka akan keluar dari kedua

tangannya bersama air itu -atau

bersama tetesan air yang

terakhir- segala kesalahan yang

dia lakukan dengan kedua

tangannya. Apabila dia

membasuh kedua kakinya maka

akan keluar bersama air -atau

bersama tetesan air yang

Page 5: Keutamaan Wudhu

terakhir- segala kesalahan yang

dia lakukan dengan kedua

kakinya, sampai akhirnya dia

akan keluar dalam keadaan

bersih dari dosa-dosa.” (HR.

Muslim dalam Kitab at-Thaharah)

Faidah:

Setelah menerangkan kandungan

hadits di atas, an-Nawawi

rahimahullah mengatakan, “Di

dalam hadits ini terdapat pula

dalil untuk membantah kaum

Rafidhah/Syi’ah dan argumentasi

yang meruntuhkan pendapat

mereka yang menyatakan bahwa

yang wajib adalah cukup

mengusap kedua kaki -tidak

Page 6: Keutamaan Wudhu

membasuhnya, pent-.” (Syarh

Muslim [3/34]).

Hal itu disebabkan di dalam

hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam menjanjikan keluarnya

dosa itu dari kaki apabila orang

yang berwudhu itu membasuh

kakinya, maka ini menunjukkan

bahwa mengusapnya -

sebagaimana yang dianut oleh

kaum Rafidhah- tidaklah

mencukupi. Sungguh benar apa

yang dikatakan oleh an-Nawawi -

semoga Allah merahmatinya- dan

alangkah jeleknya ucapan kaum

Rafidhah!

Page 7: Keutamaan Wudhu

Dari Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu, dia berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

�اه� » خ�ط�اي ج�ت� خ�ر� �و�ض�وء� ال ن� ح�س�� ف�أ � �و�ض�أ ت م�ن�

ظ�ف�ار�ه� � أ �ح�ت� ت م�ن� ج� �خ�ر� ت �ى ح�ت د�ه� ج�س� .« م�ن�

“Barang siapa yang berwudhu

dan membaguskan wudhunya,

maka akan keluarlah dosa-dosa

dari badannya, sampai-sampai ia

akan keluar dari bawah kuku-

kukunya.” (HR. Muslim dalam

Kitab at-Thaharah)

Dari Abu Hurairah

radhiyallahu’anhu, Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

Page 8: Keutamaan Wudhu

�ا » �خ�ط�اي ال �ه� ب �ه� الل �م�ح�و ي م�ا ع�ل�ى �م� Mك د�ل� أ � �ال أ

ول� «. س� ر� �ا ي �ل�ى ب �وا ق�ال ج�ات� الد�ر� �ه� ب ف�ع� �ر� و�ي

�ار�ه�. » �م�ك ال ع�ل�ى �و�ض�وء� ال �اغ� ب �س� إ ق�ال� �ه� الل

�ة� الص�ال �ظ�ار� �ت و�ان اج�د� �م�س� ال �ل�ى إ �خ�ط�ا ال ة� �ر� �ث و�ك

�اط� ب الر �م� �ك ف�ذ�ل �ة� الص�ال �ع�د� .« ب

“Maukah kutunjukkan kepada

kalian sesuatu yang dapat

menjadi sebab Allah

menghapuskan dosa-dosa dan

meninggikan derajat.” Mereka -

para sahabat- menjawab, “Tentu

saja mau, wahai Rasulullah.”

Maka beliau menjawab, “Yaitu

menyempurnakan wudhu dalam

kondisi yang tidak

menyenangkan, memperbanyak

langkah menuju masjid, dan

Page 9: Keutamaan Wudhu

menunggu sholat berikutnya

sesudah mengerjakan sholat,

maka itulah ribath.” (HR. Muslim

dalam Kitab at-Thaharah)

an-Nawawi rahimahullah

mengatakan, “Yang dimaksud

isbaghul wudhu’ adalah

menyempurnakannya. Adapun

yang dimaksud kondisi yang tidak

menyenangkan adalah dingin

yang sangat menusuk, luka yang

ada di badan, dan lain

sebagainya.” (Syarh Muslim

[3/41] cet. Dar Ibn al-Haitsam).

Berniat

Dari Umar bin al-Khatthab

radhiyallahu’anhu, dia berkata:

Page 10: Keutamaan Wudhu

« - وسلم - عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� ق�ال�

ف�م�ن� �و�ى ن م�ا �م�ر�ئ� ال �م�ا �ن و�إ �ة� �الن ي ب ع�م�ال�� األ �م�ا �ن إ

�ل�ى إ �ه� ت ف�ه�ج�ر� �ه� ول س� و�ر� �ه� الل �ل�ى إ �ه� ت ه�ج�ر� �ت� �ان ك

�ه�ا �ص�يب ي �ا �ي �د�ن ل �ه� ت ه�ج�ر� �ت� �ان ك و�م�ن� �ه� ول س� و�ر� �ه� الل

�ه� �ي �ل إ ه�اج�ر� م�ا �ل�ى إ �ه� ت ف�ه�ج�ر� و�ج�ه�ا �ز� �ت ي ة�� أ ام�ر� و�

� أ

».

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, “Sesungguhnya

setiap amal dinilai berdasarkan

niatnya. Dan setiap orang akan

mendapatkan balasan sesuai

dengan apa yang dia niatkan.

Barang siapa yang hijrahnya

karena Allah dan rasul-Nya maka

hijrahnya itu akan diterima oleh

Allah dan rasul-Nya. Dan barang

siapa yang hijrahnya karena

Page 11: Keutamaan Wudhu

perkara dunia yang ingin dia

peroleh atau karena wanita yang

ingin dinikahinya, maka hijrahnya

hanya akan mendapat balasan

sebagaimana yang diniatkannya.”

(HR. Muslim dalam Kitab al-

Imarah, diriwayatkan juga oleh

Bukhari)

Membaca bismilah sebelum

wudhu

Dari Rabah bin Abdurrahman bin

Abu Sufyan bin Huwaithib dari

neneknya dari bapaknya, dia

(bapaknya, yaitu Sa’id bin Zaid,

pent) berkata :

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� م�ع�ت� س�

�ه� �ي ع�ل �ه� الل م� اس� �ر� �ذ�ك ي �م� ل �م�ن� ل و�ض�وء� ال� �ق�ول� ي

Page 12: Keutamaan Wudhu

Aku mendengar Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Tidak ada wudhu bagi

orang yang tidak menyebut nama

Allah padanya.” (HR. Tirmidzi,

dihasankan oleh al-Albani dalam

Shahih wa Dha’if Sunan Tirmidzi

[1/25] namun dilemahkan oleh

Ibnul Jauzi dalam al-’Ilal al-

Mutanahiyah [1/337] as-

Syamilah).

Imam Tirmidzi rahimahullah

mengatakan, “Ahmad bin Hanbal

mengatakan, ‘Aku tidak

mengetahui di dalam bab ini satu

hadits pun yang sanadnya bagus’.

Ishaq mengatakan, ‘Apabila ada

Page 13: Keutamaan Wudhu

yang meninggalkan tasmiyah -

ucapan bismillah- secara sengaja

maka dia harus mengulangi

wudhu, namun apabila dia lupa

atau menta’wil maka dinilai sah

wudhunya itu.’ Muhammad bin

Isma’il -Imam Bukhari-

mengatakan, ‘Riwayat yang

paling bagus di dalam bab ini

adalah hadits Rabah bin

Abdurrahman -yaitu hadits di

atas-.’.” (Sunan Tirmidzi [1/37]

as-Syamilah)

Dari Abu Hurairah

radhiyallahu’anhu, dia berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

Page 14: Keutamaan Wudhu

�م� ل �م�ن� ل و�ض�وء� � و�ال �ه� ل و�ض�وء� � ال �م�ن� ل �ة� �ص�ال ال

�ه� �ي ع�ل �ع�ال�ى ت �ه� الل م� اس� �ر� �ذ�ك ي

“Tidak ada sholat bagi orang

yang tidak berwudhu. Dan tidak

ada wudhu bagi orang yang tidak

menyebut nama Allah ta’ala

atasnya.” (HR. Abu Dawud,

disahihkan al-Albani dalam

Shahih wa Dha’if Sunan Abu

Dawud [1/179] as-Syamilah)

Syaikh al-Albani rahimahullah

mengomentari hadits riwayat Abu

Dawud di atas, “Saya katakan,

‘Ini adalah hadits yang sahih’.

Pendapat ini dikuatkan oleh al-

Mundziri dan al-Hafizh

al-’Asqalani. Hadits ini dinilai

Page 15: Keutamaan Wudhu

hasan oleh Ibnu as-Shalah -dalam

Nata’ij al-Afkar-. al-Hafizh Ibnu

Katsir mengatakan, ‘Ini adalah

hadits hasan atau sahih.’ Ibnu Abi

syaibah mengatakan, ‘Ini hadits

yang sah’.” (Shahih Abu Dawud

[1/168-169] as-Syamilah)

Dari Katsir bin Zaid. Dia berkata:

Rubaih bin Abdurrahman bin Abu

Sa’id al-Khudri menuturkan

kepadaku dari bapaknya dari

kakeknya Abu Sa’id al-Khudri

radhiyallahu’anhu, dia

berkata:Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda,

�ه� �ي ع�ل الله� م� اس� �ر� �ذ�ك ي �م� ل �م�ن� ل و�ض�وء� � ال

Page 16: Keutamaan Wudhu

“Tidak ada wudhu bagi orang

yang tidak menyebut nama Allah

atasnya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah

dalam Mushannafnya,

diriwayatkan pula oleh Ibnu

Majah dan dinilai hasan oleh al-

Albani dalam Shahih Ibnu Majah

[1/68], hadits ini dilemahkan oleh

Ibnul Jauzi dalam al-’Ilal al-

Mutanahiyah[1/337] as-Syamilah)

Setelah memaparkan jalur-jalur

hadits dalam bab ini, akhirnya al-

Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah

berkesimpulan, “Yang tampak -

dari hasil penelitian ini- adalah

bahwasanya hadits-hadits

tersebut sebagai satu kesatuan

Page 17: Keutamaan Wudhu

memunculkan kekuatan -

periwayatan- sehingga

menunjukkan bahwasanya hadits

ini memang memiliki asal-usul

yang jelas.” (Talkhish al-Habir

[1/257], hal ini pun disetujui oleh

al-Albani sebagaimana dalam

Shahih Abu Dawud [1/171] as-

Syamilah)

Mendahulukan bagian yang

kanan

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha,

beliau berkata,

�ه� ب �ع�ج� ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى Mي� �ب الن �ان� ك

�ه� �ن أ ش� و�ف�ي و�ط�ه�ور�ه� �ه� ل Mج �ر� و�ت �ه� �عMل �ن ت ف�ي �مMن� �ي الت

�ل ه� ك

Page 18: Keutamaan Wudhu

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam biasanya sangat menyukai

mendahulukan yang kanan dalam

hal mengenakan sandal, bersisir,

bersuci, dan dalam segala macam

urusan beliau.” (HR. Bukhari

dalam Kitab al-Wudhu’)

Membasuh kedua telapak

tangan tiga kali

Dari Ibnu Syihab yang

mengatakan bahwa Atha’ bin

Yazid al-Laitsi mengabarkan

kepadanya

�ن� ب �م�ان� ع�ث ن�� أ ه� �ر� ب خ�

� أ �م�ان� ع�ث م�و�ل�ى ان� ح�م�ر� ن�� أ

� �و�ض�أ ف�ت �و�ض�وء� ب د�ع�ا �ه� ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� ع�ف�ان�

�ر� �ث �ن ت و�اس� م�ض�م�ض� �م� ث ات� م�ر� ث� �ال� ث �ه� �ف�ي ك ل� ف�غ�س�

�د�ه� ي ل� غ�س� �م� ث ات� م�ر� ث� �ال� ث و�ج�ه�ه� ل� غ�س� �م� ث

Page 19: Keutamaan Wudhu

�د�ه� ي ل� غ�س� �م� ث ات� م�ر� ث� �ال� ث ف�ق� �م�ر� ال �ل�ى إ �ى �م�ن �ي ال

ل� غ�س� �م� ث ه� س�� أ ر� ح� م�س� �م� ث �ك� ذ�ل �ل� م�ث ى ر� �س� �ي ال

�م� ث ات� م�ر� ث� �ال� ث �ن� �ي �ع�ب �ك ال �ل�ى إ �ى �م�ن �ي ال �ه� ل ر�ج�

ول� س� ر� �ت� ي� أ ر� ق�ال� �م� ث �ك� ذ�ل �ل� م�ث ى ر� �س� �ي ال ل� غ�س�

و�ض�وئ�ي �ح�و� ن� �و�ض�أ ت �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ق�ال� �م� ث ه�ذ�ا

�ع� ك ف�ر� ق�ام� �م� ث ه�ذ�ا �ي و�ض�وئ �ح�و� ن� �و�ض�أ ت م�ن�

�ق�د�م� ت م�ا �ه� ل غ�ف�ر� ه� �ف�س� ن ف�يه�م�ا �ح�د ث� ي ال� �ن� �ي �ع�ت ك ر�

�ا �م�اؤ�ن ع�ل �ان� و�ك ه�اب� ش� �ن� اب ق�ال� �ه� �ب ذ�ن م�ن�

د$ �ح� أ �ه� ب� �و�ض�أ �ت ي م�ا �غ� ب س�

� أ �و�ض�وء� ال ه�ذ�ا �ون� �ق�ول ي

ة �لص�ال� ل

Humran bekas budak Utsman

memberitakan kepadanya bahwa

Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu meminta

diambilkan air wudhu kemudian

dia berwudhu dengan membasuh

Page 20: Keutamaan Wudhu

kedua telapan tangannya

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

berkumur-kumur dan ber-

istintsar (mengeluarkan air yang

dihirup ke hidung, pent).

Kemudian dia membasuh

wajahnya tiga kali. Kemudian dia

membasuh tangan kanannya

hingga siku sebanyak tiga kali.

Kemudian dia membasuh tangan

kiri seperti itu pula. Kemudian

dia mengusap kepalanya.

Kemudian dia membasuh kaki

kanannya hingga mata kaki

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

membasuh kaki kiri seperti itu

pula. Kemudian Utsman berkata:

Page 21: Keutamaan Wudhu

Aku melihat Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu

berwudhu seperti yang kulakukan

tadi. Kemudian Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Barang siapa yang

berwudhu seperti caraku

berwudhu ini kemudian bangkit

dan melakukan sholat dua raka’at

dalam keadaan pikirannya tidak

melayang-layang dalam urusan

dunia niscaya dosa-dosanya yang

telah berlalu akan diampuni.”

Ibnu Syihab mengatakan, “Para

ulama kita dahulu mengatakan

bahwa tata cara wudhu seperti

ini merupakan tata cara wudhu

Page 22: Keutamaan Wudhu

paling sempurna yang hendaknya

dilakukan oleh setiap orang.”

(HR. Muslim dalam Kitab at-

Thaharah, diriwayatkan pula oleh

Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’

dengan redaksi yang agak

berbeda)

Berkumur-kumur dan

istinsyaq tiga kali

Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim

al-Anshari, sedangkan beliau

adalah tergolong sahabat Nabi.

Dia -Yahya- berkata:

�ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� و�ض�وء� �ا �ن ل� �و�ض�أ ت �ه� ل ق�يل�

�ه� �د�ي ي ع�ل�ى �ه�ا م�ن� �ف�أ �ك ف�أ �اء� �ن �إ ب ف�د�ع�ا �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل

ج�ه�ا �خ�ر� ت ف�اس� �د�ه� ي د�خ�ل�� أ �م� ث (ا ث �ال� ث �ه�م�ا ل ف�غ�س�

ف�ف�ع�ل� و�اح�د�ة� kف� ك م�ن� ق� �ش� �ن ت و�اس� ف�م�ض�م�ض�

Page 23: Keutamaan Wudhu

ل� ف�غ�س� ج�ه�ا �خ�ر� ت ف�اس� �د�ه� ي د�خ�ل�� أ �م� ث (ا ث �ال� ث �ك� ذ�ل

ل� ف�غ�س� ج�ه�ا �خ�ر� ت ف�اس� �د�ه� ي د�خ�ل�� أ �م� ث (ا ث �ال� ث و�ج�ه�ه�

�د�خ�ل� أ �م� ث �ن� �ي ت م�ر� �ن� �ي ت م�ر� �ن� ف�ق�ي �م�ر� ال �ل�ى إ �ه� �د�ي ي

�ه� �د�ي �ي ب �ل� ق�ب� ف�أ ه� �س� أ �ر� ب ح� ف�م�س� ج�ه�ا �خ�ر� ت ف�اس� �د�ه� ي

ق�ال� �م� ث �ن� �ي �ع�ب �ك ال �ل�ى إ �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س� �م� ث �ر� د�ب� و�أ

�ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� و�ض�وء� �ان� ك �ذ�ا ه�ك

�م� ل و�س�

Ada yang berkata kepada

Abdullah bin Zaid, “Lakukanlah

wudhu untuk kami sebagaimana

tata cara wudhu Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Maka dia meminta dibawakan

sebuah bejana -berisi air-

kemudian dia mengambil air itu

dengan telapak tangannya dan

membasuh keduanya dengan air

Page 24: Keutamaan Wudhu

tersebut, hal itu dilakukannya

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

masukkan tangannya untuk

mengambil air kemudian

dikeluarkannya untuk dipakai

berkumur-kumur dan ber-

istinsyaq/menghirup air ke

hidung dari cidukan satu telapak

tangan, dia melakukannya

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

masukkan tangannya ke dalam

air dan mengeluarkannya untuk

membasuh wajahnya, dia

melakukan itu sebanyak tiga kali.

Kemudian dia masukkan

tangannya ke dalam air dan

mengeluarkannya untuk

Page 25: Keutamaan Wudhu

membasuh kedua tangannya

hingga dua siku, hal itu

dilakukannya sebanyak dua kali-

dua kali (kanan dan kiri, pent).

Kemudian dia masukkan

tangannya ke dalam air dan

dikeluarkannya untuk mengusap

kepala dari arah depan ke

belakang lalu kembali ke bagian

depan lagi. Kemudian dia

membasuh kedua kakinya hingga

dua mata kaki. Kemudian dia

mengatakan, “Demikianlah cara

berwudhu Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim

dalam Kitab at-Thaharah,

Page 26: Keutamaan Wudhu

diriwayatkan pula oleh Bukhari

dalam Kitab al-Wudhu’)

Dari Humran bekas budak

Utsman,

�ه� �ف�ي ك ع�ل�ى غ� ف�ر�� ف�أ �اء� �ن �إ ب د�ع�ا �م�ان� ع�ث ى

� أ ر� �ه� ن� أ

�اء� �ن اإل ف�ى �ه� �م�ين ي د�خ�ل�� أ �م� ث �ه�م�ا ل ف�غ�س� ار� م�ر� �ث� �ال ث

�ث� �ال ث و�ج�ه�ه� ل� غ�س� �م� ث �ر� �ث �ن ت و�اس� ف�م�ض�م�ض�

�م� ث ات� م�ر� �ث� �ال ث �ن� ف�ق�ي �م�ر� ال �ل�ى إ �ه� �د�ي و�ي ات� م�ر�

�م� ث ات� م�ر� �ث� �ال ث �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س� �م� ث ه� س�� أ �ر� ب ح� م�س�

- وسلم - عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� ق�ال� ق�ال�

�ن�» �ي �ع�ت ك ر� ص�ل�ى �م� ث ه�ذ�ا �ى و�ض�وئ �ح�و� ن� �و�ض�أ ت م�ن�

م�ن� �ق�د�م� ت م�ا �ه� ل غ�ف�ر� ه� �ف�س� ن ف�يه�م�ا �ح�د ث� ي � ال

�ه� �ب .« ذ�ن

Dulu dia pernah melihat Utsman

radhiyallahu’anhu meminta

diambilkan bejana lalu dia

menyiramkan air di atas kedua

Page 27: Keutamaan Wudhu

telapak tangannya sebanyak tiga

kali dan membasuh keduanya.

Kemudian dia masukkan tangan

kanannya di dalam bejana lalu

berkumur-kumur dan

beristintsar. Kemudian dia

membasuh wajahnya tiga kali dan

kedua tangannya hingga siku tiga

kali. Kemudian dia mengusap

kepalanya. Kemudian dia

membasuh kedua kakinya

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

berkata: Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang berwudhu

seperti wudhuku ini kemudian dia

melakukan sholat dua raka’at dan

Page 28: Keutamaan Wudhu

pikirannya tidak melayang-layang

dalam urusan dunia, maka dosa-

dosanya yang telah berlalu akan

diampuni.” (HR. Muslim dalam

Kitab at-Thaharah, demikian juga

Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’)

Dari Hammam bin Munabbih, dia

berkata:

ول� س� ر� م�ح�م�د� ع�ن� ة� �ر� ي ه�ر� �و ب� أ �ا �ن ح�د�ث م�ا ه�ذ�ا

- �ح�اد�يث� - أ �ر� ف�ذ�ك وسلم عليه الله صلى �ه� الل

عليه - الله صلى �ه� الل س�ول� ر� و�ق�ال� �ه�ا م�ن

ق�- » �ش� �ن ت �س� �ي ف�ل �م� ح�د�ك� أ � �و�ض�أ ت �ذ�ا إ وسلم

�ر� �ث �ت �ن �ي ل �م� ث �م�اء� ال م�ن� �ه� ي �خ�ر� �م�ن .« ب

Ini adalah hadits yang

disampaikan oleh Abu Hurairah

radhiyallahu’anhukepada kami

dari Muhammad utusan Allah

Page 29: Keutamaan Wudhu

shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu

dia menyebutkan beberapa

hadits, di antaranya adalah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallambersabda, “Apabila salah

seorang dari kalian berwudhu

maka hiruplah air dengan kedua

lubang hidungnya kemudian

keluarkanlah.”(HR. Muslim dalam

Kitab at-Thaharah)

Dari Abu Hurairah

radhiyallahu’anhu, Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa

sallambersabda,

�م� ث م�اء( �ف�ه� ن� أ ف�ى �ج�ع�ل� �ي ف�ل �م� ح�د�ك

� أ � �و�ض�أ ت �ذ�ا إ

�ر� �ث �ن �ي ل

Page 30: Keutamaan Wudhu

“Apabila salah seorang di antara

kalian berwudhu maka

masukkanlah air ke dalam

hidungnya kemudian

keluarkanlah.” (HR. Abu Dawud

[1/53] disahihkan al-Albani dalam

Shahih wa Dha’if Sunan Abu

Dawud [1/218] as-Syamilah)

Berwudhu dengan sekali

basuhan

Dari Ibnu Abbas

radhiyallahu’anhuma, dia

berkata,

ة( م�ر� ة( م�ر� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى Mي� �ب الن� �و�ض�أ ت

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam pernah berwudhu sekali-

sekali -untuk tiap anggota badan

Page 31: Keutamaan Wudhu

yang dibersihkan- .” (HR. Bukhari

dalam Kitab al-Wudhu’)

Berwudhu dengan dua kali

basuhan

Dari Abdullah bin Zaid

radhiyallahu’anhu

�ن� �ي ت م�ر�� �و�ض�أ ت �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي� �ب الن ن�

� أ

�ن� �ي ت م�ر�

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

berwudhu dua kali-dua kali (HR.

Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’).

Tidak boleh lebih dari tiga

kali

Dari Amr bin Syu’aib dari

bapaknya dari kakeknya,

Page 32: Keutamaan Wudhu

- وسلم - عليه الله صلى �ى� �ب الن �ى ت� أ ) ج�ال ر� ن�

� أ

�م�اء� ب ف�د�ع�ا الطMه�ور� �ف� �ي ك �ه� الل س�ول� ر� �ا ي ف�ق�ال�

(ا �ث �ال ث و�ج�ه�ه� ل� غ�س� �م� ث (ا �ث �ال ث �ه� �ف�ي ك ف�غ�س�ل� �اء� �ن إ ف�ى

د�خ�ل� � ف�أ ه� �س� أ �ر� ب ح� م�س� �م� ث (ا �ث �ال ث �ه� اع�ي ذ�ر� ل� غ�س� �م� ث

�ه� �ه�ام�ي �ب �إ ب ح� و�م�س� �ه� �ي ذ�ن� أ ف�ى �ن� �ي ت �اح� ب الس� �ه� �ع�ي �ص�ب إ

�م� ث �ه� �ي ذ�ن� أ �اط�ن� ب �ن� �ي ت �اح� ب �الس� و�ب �ه� �ي ذ�ن

� أ ظ�اه�ر� ع�ل�ى

�و�ض�وء� » ال �ذ�ا ه�ك ق�ال� �م� ث (ا �ث �ال ث (ا �ث �ال ث �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س�

�م� و�ظ�ل اء� س�� أ ف�ق�د� �ق�ص� ن و�

� أ ه�ذ�ا ع�ل�ى اد� ز� ف�م�ن�

اء�«. » س�� و�أ �م� ظ�ل و�

� أ ».

Bahwa ada seorang lelaki yang

datang kepada Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam lalu berkata,

“Wahai Rasulullah,

bagaimanakah cara bersuci?”.

Maka beliau pun meminta

dibawakan air di dalam ember

lalu beliau membasuh kedua

Page 33: Keutamaan Wudhu

telapak tangannya sebanyak tiga

kali. Kemudian beliau membasuh

wajahnya sebanyak tiga kali.

Kemudian beliau membasuh

kedua lengannya sebanyak tiga

kali. Kemudian beliau mengusap

kepalanya lalu memasukkan dua

jari telunjuknya ke dalam

telinganya dan mengusap bagian

luar daun telinga dengan kedua

ibu jarinya, sedangkan kedua ibu

jarinya digunakan untuk

mengusap bagian dalam

telinganya. Kemudian beliau

membasuh kedua kakinya

sebanyak tiga kali-tiga kali.

Kemudian beliau berkata,

Page 34: Keutamaan Wudhu

“Demikianlah tata cara

berwudhu. Barang siapa yang

menambah atasnya atau

mengurangi, sungguh dia telah

berbuat jelek atau melakukan

kezaliman.” atau “Berbuat

kezaliman atau melakukan

kejelekan.” (HR. Abu Dawud

[1/51] disahihkan an-Nawawi

dalam Syarh Muslim [3/30] dan

dinyatakan hasan sahih oleh al-

Albani namun tanpa kata-kata

‘atau mengurangi’ sebab ini

adalah lafazh yang

syadz/menyimpang dalam Shahih

wa Dha’if Sunan Abu Dawud

[1/213] as-Syamilah. Lihat juga

Page 35: Keutamaan Wudhu

keterangan Ibnu Hajar yang

mengisyaratkan hal ini di dalam

Fath al-Bari [1/283])

Imam Bukhari rahimahullah

mengatakan, “Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam telah

menerangkan bahwa wajib

wudhu dengan sekali

basuhan/usapan untuk tiap

anggota badan yang

dibersihkan.Selain itu beliau juga

berwudhu dua kali-dua kali, dan

tiga kali-tiga kali. Namun, beliau

tidak pernah lebih dari tiga kali.

Para ulama tidak menyenangi

perbuatan israf/berlebihan dalam

hal itu dan melampaui perbuatan

Page 36: Keutamaan Wudhu

Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam.” (Sahih Bukhari,

sebagaimana yang dicetak

bersama Fath al-Bari [1/281])

Boleh berbeda bilangan ketika

membasuh

Dari Amr dari bapaknya, dia

berkata:

�ه� الل �د� ع�ب ل�� أ س� ح�س�ن� �ي ب

� أ �ن� ب و ع�م�ر� ه�د�ت� ش�

�ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي �ب الن و�ض�وء� ع�ن� �د� ي ز� �ن� ب

و�ض�وء� �ه�م� ل� �و�ض�أ ف�ت م�اء� م�ن� �و�ر� �ت ب ف�د�ع�ا �م� ل و�س�

�د�ه� ي ع�ل�ى� �ف�أ �ك ف�أ �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي �ب الن

ف�ي �د�ه� ي د�خ�ل�� أ �م� ث (ا ث �ال� ث �ه� �د�ي ي ل� ف�غ�س� �و�ر� الت م�ن�

ث� �ال� ث �ر� �ث �ن ت و�اس� ق� �ش� �ن ت و�اس� ف�م�ض�م�ض� �و�ر� الت

�م� ث (ا ث �ال� ث و�ج�ه�ه� ل� ف�غ�س� �د�ه� ي د�خ�ل�� أ �م� ث ف�ات� غ�ر�

�د�خ�ل� أ �م� ث �ن� ف�ق�ي �م�ر� ال �ل�ى إ �ن� �ي ت م�ر� �ه� �د�ي ي ل� غ�س�

Page 37: Keutamaan Wudhu

ة( م�ر� �ر� د�ب� و�أ �ه�م�ا ب �ل� ق�ب

� ف�أ ه� س�� أ ر� ح� ف�م�س� �د�ه� ي

�ن� �ي �ع�ب �ك ال �ل�ى إ �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س� �م� ث و�اح�د�ة(

Aku melihat Amr bin bin Abi

Hasan bertanya kepada Abdullah

bin Zaid radhiyallahu’anhu

mengenai tata cara wudhu Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka dia pun meminta

dibawakan sebuah ember yang

berisi air. Kemudian dia

berwudhu untuk mereka

sebagaimana cara wudhu Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia

mengambil air dengan tangan

kemudian dituangkan di atas

telapak tangannya dan

membasuh kedua telapak tangan

Page 38: Keutamaan Wudhu

itu, sebanyak tiga kali. Kemudian

dia memasukkan tangannya ke

dalam ember lalu berkumur-

kumur, beristinsyaq dan

beristintsar dengan tiga kali

cidukan telapak tangan.

Kemudian dia masukkan

tangannya ke dalam ember lalu

membasuh wajahnya, sebanyak

tiga kali. Kemudian dia

membasuh kedua tangannya

sebanyak dua kali hingga dua

siku. Kemudian dia masukkan

tangan ke dalam ember lalu

mengusap kepalanya dari depan

ke belakang terus ke depan lagi

hanya sekali. Kemudian dia

Page 39: Keutamaan Wudhu

membasuh kedua kakinya hingga

kedua mata kaki. (HR. Bukhari

dalam Kitab al-Wudhu’, demikian

juga Muslim dalam Kitab at-

Thaharah)

Hadits ini menunjukkan bahwa

boleh membedakan bilangan

ketika membasuh. Sebagaimana

yang dilakukan Abdullah bin Zaid

radhiyallahu’anhu. Beliau

membasuh telapak tangan dan

wajah tiga kali, sedangkan

tangan hanya dua kali. Adapun

kepala hanya sekali. an-Nawawi

rahimahullah berkata,

“Perbuatan ini boleh dilakukan,

dan wudhu dengan tata cara

Page 40: Keutamaan Wudhu

seperti ini dinilai sah tanpa ada

keraguan padanya. Namun yang

disunnahkan adalah

membersihkan anggota wudhu

tiga kali-tiga kali, sebagaimana

sudah kami terangkan.” (Syarh

Muslim [3/25])

Wajib meratakan basuhan ke

semua bagian yang harus

dibersihkan

Dari Abu Zubair dari Jabir. Dia

berkata:

� �و�ض�أ ت ) ج�ال ر� ن�� أ �خ�ط�اب� ال �ن� ب ع�م�ر� �ى ن �ر� ب خ�

� أ

Mى� �ب الن ه� �ص�ر� ب� ف�أ ق�د�م�ه� ع�ل�ى ظ�ف�ر� م�و�ض�ع� ك� �ر� ف�ت

« - ع�- ج� ار� ف�ق�ال� وسلم عليه الله صلى

ص�ل�ى «. �م� ث ج�ع� ف�ر� و�ض�وء�ك� ح�س�ن�� .ف�أ

Page 41: Keutamaan Wudhu

Umar bin al-Khatthab

radhiyallahu’anhu mengabarkan

kepadaku bahwa ada seorang

lelaki yang berwudhu dan

meninggalkan bagian yang tidak

dibasuh di atas kakinya seukuran

kuku, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam melihatnya. Maka

beliau bersabda, “Kembalilah,

perbaikilah wudhumu.” Lalu dia

pun kembali dan kemudian

mengerjakan sholat (HR. Muslim

dalam Kitab at-Thaharah)

an-Nawawi rahimahullah

mengatakan, “Di dalam hadits ini

terkandung pelajaran bahwa

barang siapa yang meninggalkan

Page 42: Keutamaan Wudhu

sebagian kecil dari bagian yang

seharusnya dibersihkan maka

bersuci/thaharahnya dinilai tidak

sah, ini merupakan perkara yang

sudah disepakati.” Beliau juga

mengatakan, “Hadits ini

menunjukkan bahwa barang

siapa yang meninggalkan

anggota badan yang harus

dibersihkan dalam keadaan tidak

mengetahuinya maka

thaharahnya tidak sah.” (Syarh

Muslim [3/33] cet Dar Ibn al-

Haitsam)

Membasuh wajah dengan

kedua telapak tangan tiga kali

Page 43: Keutamaan Wudhu

Dari Atha’ bin Yasar dari Ibnu

Abbas radhiyallahu’anhuma,

م�اء� م�ن� ف�ة( غ�ر� خ�ذ�� أ و�ج�ه�ه� ل� ف�غ�س�

� �و�ض�أ ت �ه� ن� أ

م�ن� ف�ة( غ�ر� خ�ذ�� أ �م� ث ق� �ش� �ن ت و�اس� �ه�ا ب ف�م�ض�م�ض�

خ�ر�ى � األ� �د�ه� ي �ل�ى إ ض�اف�ه�ا

� أ �ذ�ا ه�ك �ه�ا ب ف�ج�ع�ل� م�اء�

م�اء� م�ن� ف�ة( غ�ر� خ�ذ�� أ �م� ث و�ج�ه�ه� �ه�م�ا ب ل� ف�غ�س�

م�اء� م�ن� ف�ة( غ�ر� خ�ذ�� أ �م� ث �ى �م�ن �ي ال �د�ه� ي �ه�ا ب ل� ف�غ�س�

�م� ث ه� س�� أ �ر� ب ح� م�س� �م� ث ى ر� �س� �ي ال �د�ه� ي �ه�ا ب ل� ف�غ�س�

�م�ن�ى �ي ال �ه� ل ر�ج� ع�ل�ى ف�ر�ش� م�اء� م�ن� ف�ة( غ�ر� خ�ذ�� أ

�ه�ا ب ل� ف�غ�س� ى خ�ر�� أ ف�ة( غ�ر� خ�ذ�

� أ �م� ث �ه�ا ل غ�س� �ى ح�ت

�ت� ي� أ ر� �ذ�ا ه�ك ق�ال� �م� ث ى ر� �س� �ي ال �ي �ع�ن ي �ه� ل ر�ج�

� �و�ض�أ �ت ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر�

Suatu saat dia berwudhu dan

sedang membasuh wajahnya. Dia

mengambil seciduk air dengan

telapak tangan lalu dia berkumur-

kumur dengannya dan ber-

Page 44: Keutamaan Wudhu

istinsyaq. Kemudian dia

mengambil seciduk air dengan

satu telapak tangannya dan

dituangkannya di atas telapak

tangan yang satunya, kemudian

dengan kedua belah telapak

tangan itu dia membasuh

wajahnya. Kemudian dia

mengambil seciduk air untuk

membasuh tangan kanannya, lalu

mengambil seciduk air lagi untuk

membasuh tangan kirinya.

Kemudian dia mengusap

kepalanya. Kemudian dia

mengambil seciduk air dengan

telapak tangannya lalu

disiramkannya sedikit demi

Page 45: Keutamaan Wudhu

sedikit di kaki kanannya hingga

terbasuh dengan sempurna.

Kemudian dia mengambil seciduk

lagi untuk membasuh kakinya,

yaitu yang sebelah kiri. Kemudian

dia -Ibnu Abbas- mengatakan,

“Demikian itulah aku melihat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam mengerjakan wudhu.”

(HR. Bukhari dalam Kitab al-

Wudhu’)

Menyela-nyelai jenggot

Dari Anas bin Malik

radhiyallahu’anhu

�ذ�ا إ �ان� ك �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ن�� أ

�ه� �ك ن ح� �ح�ت� ت �ه� ل د�خ�� ف�أ م�اء� م�ن� �فTا ك خ�ذ�

� أ � �و�ض�أ ت

Page 46: Keutamaan Wudhu

ع�ز� ب ي ر� �ي ن م�ر�� أ �ذ�ا ه�ك و�ق�ال� �ه� �ت ي �ح� ل �ه� ب �ل� ف�خ�ل

و�ج�ل�

Bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam dulu apabila

berwudhu maka beliau

mengambil air dengan telapak

tangannya kemudian dia

masukkan ke bawah dagunya dan

menyela-nyelai jenggotnya

dengan air tersebut. Lantas

beliau mengatakan, “Demikianlah

yang diperintahkan oleh Rabbku

‘azza wa jalla.” (HR. Abu Dawud,

disahihkan al-Albani dalam

Shahih wa Dha’if Sunan Abu

Dawud [1/223] as-Syamilah)

Page 47: Keutamaan Wudhu

Dari Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu,

ل ل� �خ� ي �ان� ك �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي� �ب الن ن�� أ

�ه� �ت ي �ح� ل

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam dahulu biasa menyela-

nyelai jenggotnya (HR. Tirmidzi

dan beliau mengatakan hadits ini

hasan sahih, disahihkan al-Albani

dalam Shahih wa Dha’if Sunan

Tirmidzi [1/31]. Imam Tirmidzi

mengatakan, “Muhammad bin

Isma’il -yaitu Imam Bukhari-

mengatakan bahwa riwayat

paling sahih dalam bab ini adalah

hadits yang dibawakan oleh ‘Amir

bin Syaqiq dari Abu Wa’il dari

Page 48: Keutamaan Wudhu

Utsman bin Affan -yaitu hadits di

atas-.” (Sunan Tirmidzi [1/53] as-

Syamilah)

Membasuh tangan hingga siku,

kanan tiga kali lalu kiri tiga kali

Habban bin Wasi’ menuturkan

bahwa bapaknya menceritakan

kepadanya

�ي� �م�از�ن ال � ع�اص�م �ن� ب �د� ي ز� �ن� ب �ه� الل �د� ع�ب م�ع� س� �ه� ن� أ

�ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ى� أ ر� �ه� ن

� أ �ر� �ذ�ك ي

ل� غ�س� �م� ث �ر� �ث �ن ت اس� �م� ث ف�م�ض�م�ض�� �و�ض�أ ت �م� ل و�س�

(ا ث �ال� ث ى خ�ر�� و�األ� (ا ث �ال� ث �ى �م�ن �ي ال �د�ه� و�ي (ا ث �ال� ث و�ج�ه�ه�

ل� و�غ�س� �د�ه� ي ف�ض�ل� �ر� غ�ي �م�اء� ب ه� س�� أ �ر� ب ح� و�م�س�

�ن� اب �ا �ن ح�د�ث الط�اه�ر� �و ب� أ ق�ال� �ق�اه�م�ا ن

� أ �ى ح�ت �ه� �ي ل ر�ج�

�ح�ار�ث� ال �ن� ب ع�م�ر�و ع�ن� و�ه�ب�

Suatu ketika dia mendengar

Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim al-

Page 49: Keutamaan Wudhu

Mazini radhiyallahu’anhu teringat

bahwa dahulu dia melihat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam berwudhu. Ketika itu,

beliau berkumur-kumur

kemudian beristintsar

(mengeluarkan air dari hidung).

Kemudian beliau membasuh

wajahnya sebanyak tiga kali. Lalu

membasuh tangan kanannya tiga

kali demikian juga yang sebelah

kiri tiga kali. Lalu beliau

mengusap kepalanya dengan air

yang bukan sisa air yang dipakai

untuk membasuh tangannya tadi.

Dan kemudian beliau membasuh

kedua kakinya hingga rata dan

Page 50: Keutamaan Wudhu

bersih. Abu Thahir mengatakan:

Ibnu Wahb menuturkan kepada

kami dari Amr bin al-Harits (HR.

Muslim dalam Kitab at-Thaharah)

Mengusap seluruh rambut

kepala cukup sekali

Dari Abdurrahman bin Abi Laila,

dia berkata:

و�ج�ه�ه� ل� ف�غ�س�� �و�ض�أ ت �ه� ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� Tا �ي ع�ل �ت� ي

� أ ر�

و�اح�د�ة( ه� س�� أ �ر� ب ح� و�م�س� (ا ث �ال� ث �ه� اع�ي ذ�ر� ل� و�غ�س� (ا ث �ال� ث

�ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر�� �و�ض�أ ت �ذ�ا ه�ك ق�ال� �م� ث

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل

Aku melihat Ali bin Abi Thalib

radhiyallahu’anhu melakukan

wudhu, maka dia membasuh

wajahnya tiga kali, membasuh

kedua lengannya tiga kali, dan

Page 51: Keutamaan Wudhu

mengusap rambut kepalanya

sekali saja. Kemudian Ali berkata,

“Demikianlah cara berwudhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam.” (HR. Abu Dawud,

disahihkan al-Albani dalam

Shahih wa Dha’if Sunan Abi

Dawud [1/193] as-Syamilah)

Imam Tirmidzi rahimahullah

mengatakan, “Banyak riwayat

dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam yang menunjukkan bahwa

beliau mengusap rambut

kepalanya hanya sekali. Dan hal

inilah yang diamalkan oleh

mayoritas ahli ilmu dari kalangan

para sahabat Nabi shallallahu

Page 52: Keutamaan Wudhu

‘alaihi wa sallam dan para ulama

setelah mereka. Inilah yang

dipegang oleh Ja’far bin

Muhammad, Sufyan ats-Tsauri,

Ibnul Mubarak, as-Syafi’i, Ahmad,

dan Ishaq. Mereka berpendapat

bahwa mengusap kepala cukup

sekali saja.” (Sunan at-Tirmidzi

[1/49] as-Syamilah)

Boleh mengusap tiga kali

Dari Humran, dia berkata:

�م� و�ل �ح�و�ه� ن �ر� ف�ذ�ك� �و�ض�أ ت ع�ف�ان� �ن� ب �م�ان� ع�ث �ت� ي

� أ ر�

ف�يه� و�ق�ال� اق� �ش� �ن ت س� و�اال� �م�ض�م�ض�ة� ال �ر� �ذ�ك ي

�م� ث (ا ث �ال� ث �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س� �م� ث (ا ث �ال� ث ه� س�� أ ر� ح� و�م�س�

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ت� ي� أ ر� ق�ال�

�م� و�ل �ف�اه� ك ه�ذ�ا د�ون�� �و�ض�أ ت م�ن� و�ق�ال� �ذ�ا ه�ك

� �و�ض�أ ت

ة� الص�ال� م�ر�� أ �ر� �ذ�ك ي

Page 53: Keutamaan Wudhu

Aku melihat Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu berwudhu.

Kemudian dia menceritakan

sebagaimana hadits sebelum ini,

namun di dalamnya dia tidak

menceritakan berkumur-kumur

dan istinsyaq. Dan di dalam

riwayat itu disebutkan bahwa

Humran mengatakan: Dia -

Utsman- mengusap rambut

kepalanya sebanyak tiga kali.

Kemudian dia membasuh kedua

kakinya tiga kali. Lalu Utsman

mengatakan, “Aku melihat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam berwudhu demikian. Dan

beliau bersabda, ‘Barang siapa

Page 54: Keutamaan Wudhu

yang berwudhu kurang dari ini

maka hal itu pun mencukupi

baginya.’ Dan dia tidak

menyebutkan tentang perkara

sholat (sebagaimana yang ada

pada riwayat Muslim di atas,

pent).” (HR. Abu Dawud,

dinyatakan oleh al-Albani hasan

sahih di dalam Shahih wa Dha’if

Sunan Abu Dawud [1/185] as-

Syamilah)

al-Hafizh Ibnu Hajar

rahimahullah menjelaskan bahwa

pendapat yang menyatakan

bahwa mengusap kepala tiga kali

termasuk Sunnah (ajaran Nabi)

adalah pendapat yang

Page 55: Keutamaan Wudhu

diriwayatkan oleh Ibnu Abi

Syaibah dan Ibnul Mundzir dari

Anas, Atha’ dan yang lainnya.

Abu Dawud pun meriwayatkan

keterangan itu -mengusap kepala

tiga kali- melalui dua jalur yang

salah satunya dinilai shahih oleh

Ibnu Khuzaimah dan ulama yang

lain. Di dalam riwayat itu

disebutkan bahwa Utsman

mengusap kepalanya sebanyak

tiga kali, sedangkan tambahan

keterangan dari perawi yang

terpercaya/tsiqah adalah

informasi yang harus diterima

(ziyadatu tsiqah maqbulah, istilah

dalam ilmu hadits, pen), demikian

Page 56: Keutamaan Wudhu

papar al-Hafizh (silakan periksa

Fath al-Bari [1/313], lihat juga

keterangan Syaikh Dr. Abdul

‘Azhim Badawi hafizhahullah

dalam kitabnya al-Wajiz, hal. 35)

Abu Thayyib Muhammad Syamsul

Haq al-’Azhim Abadi

rahimahullah mengatakan,

“Kesimpulan hasil penelitian

dalam masalah ini menunjukkan

bahwa hadits-hadits yang

menyebutkan sekali usapan

adalah lebih banyak dan lebih

sahih, dan ia lebih terjaga

keabsahannya daripada hadits

yang menyebutkan tiga kali

usapan. Meskipun hadits-hadits

Page 57: Keutamaan Wudhu

tiga kali usapan tersebut juga

berderajat sahih melalui sebagian

jalannya, akan tetapi ia tidak bisa

mengimbangi kekuatan hadits-

hadits tersebut. Maka yang

semestinya dipilih adalah

mengusap sekali saja, walaupun

mengusap tiga kali juga tidak

mengapa.” (‘Aun al-Ma’bud

[1/132] as-Syamilah)

Kedua telinga termasuk

bagian kepala yang harus

diusap

Dari Utsman bin Abdurrahman

at-Taimi. Dia berkata:

�ت� ي� أ ر� ف�ق�ال� �و�ض�وء� ال ع�ن� �ة� �ك �ي م�ل �ي ب

� أ �ن� اب �ل� ئ س�

�م�اء� ب ف�د�ع�ا �و�ض�وء� ال ع�ن� �ل� ئ س� ع�ف�ان� �ن� ب �م�ان� ع�ث

Page 58: Keutamaan Wudhu

�م� ث �ى �م�ن �ي ال �د�ه� ي ع�ل�ى ص�غ�اه�ا� ف�أ �ة� �م�يض�أ ب �ي� ت

� ف�أ

(ا ث �ال� ث �ر� �ث �ن ت و�اس� (ا ث �ال� ث �م�ض�م�ض� ف�ت �م�اء� ال ف�ي �ه�ا ل د�خ�� أ

(ا ث �ال� ث �ى �م�ن �ي ال �د�ه� ي ل� غ�س� �م� ث (ا ث �ال� ث و�ج�ه�ه� ل� و�غ�س�

ذ� �خ� ف�أ �د�ه� ي د�خ�ل�� أ �م� ث (ا ث �ال� ث ى ر� �س� �ي ال �د�ه� ي ل� و�غ�س�

�ه�م�ا �ط�ون ب ل� ف�غ�س� �ه� �ي ذ�ن� و�أ ه� س�

� أ �ر� ب ح� ف�م�س� م�اء(

�م� ث �ه� �ي ل ر�ج� ل� غ�س� �م� ث و�اح�د�ة( ة( م�ر� ه�م�ا و�ظ�ه�ور�

�ت� ي� أ ر� �ذ�ا ه�ك �و�ض�وء� ال ع�ن� �ل�ون� ائ الس� �ن� ي

� أ ق�ال�

� �و�ض�أ �ت ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر�

Ibnu Abi Mulaikah pernah

ditanya mengenai wudhu, maka

dia menjawab: Aku pernah

melihat Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu ditanya

tentang wudhu. Maka beliau

meminta diambilkan air. Lalu

didatangkan kepadanya sebuah

timba berisi air lalu dia ambil air

Page 59: Keutamaan Wudhu

itu dengan memasukkan tangan

kanannya ke dalam air. Kemudian

dia berkumur-kumur tiga kali dan

beristintsar tiga kali. Lalu dia

membasuh wajahnya tiga kali.

Kemudian dia membasuh tangan

kanannya tiga kali dan

membasuh tangan yang kiri juga

tiga kali. Kemudian dia masukkan

tangannya ke dalam timba itu

dan mengambil air untuk

mengusap kepala dan kedua daun

telinganya. Dia membasuh

(mengusap) bagian dalam kedua

telinga itu dan bagian luarnya,

dia melakukan itu hanya sekali.

Kemudian dia membasuh kedua

Page 60: Keutamaan Wudhu

kakinya, lalu dia berkata,

“Manakah orang-orang yang

bertanya mengenai wudhu tadi?

Demikian itu tadi cara berwudhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam yang aku saksikan.” (HR.

Abu Dawud, dinyatakan hasan

sahih oleh al-Albani dalam Shahih

wa Dha’if Sunan Abu Dawud

[1/186] as-Syamilah)

Diterangkan oleh penulis Syarah

Sunan Abu Dawud bahwa hadits

ini menunjukkan bahwa untuk

mengusap telinga dipakai air

yang sama dengan air yang

dipakai untuk mengusap kepala.

Dan yang dimaksud dengan kata

Page 61: Keutamaan Wudhu

‘ghasala’ (membasuh) dalam

hadits di atas ketika

menceritakan tata cara

mengusap telinga, maksudnya

adalah ‘mengusap’ (lihat ‘Aun al-

Ma’bud [1/131] as-Syamilah)

Membasuh kaki hingga mata

kaki, kanan tiga kali lalu kiri

tiga kali

Humran bekas budak Utsman

memberitakan,

د�ع�ا �ه� ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� ع�ف�ان� �ن� ب �م�ان� ع�ث ن�� أ

�م� ث ات� م�ر� ث� �ال� ث �ه� �ف�ي ك ل� ف�غ�س�� �و�ض�أ ف�ت �و�ض�وء� ب

ات� م�ر� ث� �ال� ث و�ج�ه�ه� غ�س�ل� �م� ث �ر� �ث �ن ت و�اس� م�ض�م�ض�

ات� م�ر� ث� �ال� ث ف�ق� �م�ر� ال �ل�ى إ �ى �م�ن �ي ال �د�ه� ي ل� غ�س� �م� ث

ح� م�س� �م� ث �ك� ذ�ل �ل� م�ث ى ر� �س� �ي ال �د�ه� ي ل� غ�س� �م� ث

�ن� �ي �ع�ب �ك ال �ل�ى إ �ى �م�ن �ي ال �ه� ل ر�ج� ل� غ�س� �م� ث ه� س�� أ ر�

Page 62: Keutamaan Wudhu

�م� ث �ك� ذ�ل �ل� م�ث ى ر� �س� �ي ال ل� غ�س� �م� ث ات� م�ر� ث� �ال� ث

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ت� ي� أ ر� ق�ال�

�ه� الل س�ول� ر� ق�ال� �م� ث ه�ذ�ا �ي و�ض�وئ �ح�و� ن� �و�ض�أ ت

و�ض�وئ�ي �ح�و� ن� �و�ض�أ ت م�ن� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى

ف�يه�م�ا �ح�د ث� ي ال� �ن� �ي �ع�ت ك ر� �ع� ك ف�ر� ق�ام� �م� ث ه�ذ�ا

�ن� اب ق�ال� �ه� �ب ذ�ن م�ن� �ق�د�م� ت م�ا �ه� ل غ�ف�ر� ه� �ف�س� ن

�و�ض�وء� ال ه�ذ�ا �ون� �ق�ول ي �ا �م�اؤ�ن ع�ل �ان� و�ك ه�اب� ش�

ة �لص�ال� ل ح�د$� أ �ه� ب

� �و�ض�أ �ت ي م�ا �غ� ب س�� أ

Bahwa Utsman bin Affan

radhiyallahu’anhu meminta

diambilkan air wudhu kemudian

dia berwudhu dengan membasuh

kedua telapak tangannya

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

berkumur-kumur dan ber-

istintsar (mengeluarkan air yang

dihirup ke hidung, pent).

Page 63: Keutamaan Wudhu

Kemudian dia membasuh

wajahnya tiga kali. Kemudian dia

membasuh tangan kanannya

hingga siku sebanyak tiga kali.

Kemudian dia membasuh tangan

kiri seperti itu pula. Kemudian

dia mengusap kepalanya.

Kemudian dia membasuh kaki

kanannya hingga mata kaki

sebanyak tiga kali. Kemudian dia

membasuh kaki kiri seperti itu

pula. Kemudian Utsman berkata:

Aku melihat Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu

berwudhu seperti yang kulakukan

tadi. Kemudian Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

Page 64: Keutamaan Wudhu

bersabda, “Barang siapa yang

berwudhu seperti caraku

berwudhu ini kemudian bangkit

dan melakukan sholat dua raka’at

dalam keadaan pikirannya tidak

melayang-layang dalam urusan

dunia niscaya dosa-dosanya yang

telah berlalu akan diampuni.”

Ibnu Syihab mengatakan, “Para

ulama kita dahulu mengatakan

bahwa tata cara wudhu seperti

ini merupakan tata cara wudhu

paling sempurna yang hendaknya

dilakukan oleh setiap orang.”

(HR. Muslim dalam Kitab at-

Thaharah, diriwayatkan pula oleh

Bukhari dalam Kitab al-Wudhu’

Page 65: Keutamaan Wudhu

dengan redaksi yang agak

berbeda)

Kaki tidak cukup diusap

Dari Abdullah bin Amr

radhiyallahu’anhuma, dia

berkata:

ف�ي �ا ع�ن �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى Mي� �ب الن �خ�ل�ف� ت

�ع�ص�ر� ال �ا ه�ق�ن ر�� أ و�ق�د� �ا �ن ك د�ر�

� ف�أ �اه�ا ن اف�ر� س� ة� ف�ر� س�

�اد�ى ف�ن �ا �ن ل ج� ر�� أ ع�ل�ى ح� �م�س� و�ن

� �و�ض�أ �ت ن �ا �ن ف�ج�ع�ل

و� � أ �ن� �ي ت م�ر� �ار� الن م�ن� �ع�ق�اب� �أل� ل �ل$ و�ي �ه� ص�و�ت �ع�ل�ى �أ ب

(ا ث �ال� ث

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

tertinggal dari rombongan dalam

sebuah perjalanan yang kami

lakukan. Kemudian beliau

berhasil menyusul kami

sementara waktu ‘Ashar sudah

Page 66: Keutamaan Wudhu

hampir habis. Kami pun tergesa-

gesa berwudhu dan hanya

mengusap kaki kami. Maka beliau

pun berseru dengan suara yang

tinggi, “Celakalah tumit-tumit

yang tidak terbasuh air karena ia

akan terkena panasnya api

neraka.” Beliau mengucapkannya

dua atau tiga kali (HR. Bukhari

dalam Kitab al-Wudhu’, demikian

juga Muslim dalam Kitab at-

Thaharah)

Dari Salim bekas budak Syaddad,

dia berkata:

الله - صلى �ى �ب الن و�ج� ز� ة� �ش� ع�ائ ع�ل�ى د�خ�ل�ت�

- و�ق�اص� �ى ب� أ �ن� ب ع�د� س� �و�ف ى� ت �و�م� ي وسلم عليه

�د�ه�ا ن ع�� �و�ض�أ ف�ت �ر� �ك ب �ى ب

� أ �ن� ب ح�م�ن� الر� �د� ع�ب ف�د�خ�ل�

Page 67: Keutamaan Wudhu

�ن ى ف�إ �و�ض�وء� ال �غ� ب س�� أ ح�م�ن� الر� �د� ع�ب �ا ي ف�ق�ال�ت�

- وسلم - عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� م�ع�ت� س�

�ار� » الن م�ن� �ع�ق�اب� �أل ل �ل$ و�ي �ق�ول� .« ي

Suatu saat aku menemui Aisyah

radhiyallahu’anha istri Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu

ketika hari wafatnya Sa’ad bin

Abi Waqash radhiyallahu’anhu.

Maka Abdurrahman bin Abi Bakr

pun masuk dan berwudhu di

sisinya. Lalu Aisyah mengatakan,

“Wahai Abdurrahman,

sempurnakanlah wudhu.

Sesungguhnya aku mendengar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, ‘Celakalah

tumit-tumit -yang tidak terbasuh

Page 68: Keutamaan Wudhu

air itu- sebab ia terancam dengan

api neraka.’.” (HR. Muslim dalam

Kitab at-Thaharah)

Membaca doa setelah wudhu

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir

radhiyallahu’anhu, dia berkata:

�ت�ي �و�ب ن ف�ج�اء�ت� �ل� �ب اإل� �ة� ر�ع�اي �ا �ن �ي ع�ل �ت� �ان ك

ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ت� ك د�ر�� ف�أ kع�ش�ي� ب �ه�ا ت و�ح� ف�ر�

�ت� ك د�ر�� ف�أ �اس� الن �ح�د ث� ي �م(ا ق�ائ �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل

ن� �ح�س� ف�ي� �و�ض�أ �ت ي � �م ل م�س� م�ن� م�ا �ه� ق�و�ل م�ن�

�ل$ م�ق�ب �ن� �ي �ع�ت ك ر� �ص�ل ي ف�ي �ق�وم� ي �م� ث و�ض�وء�ه�

ق�ال� �ة� ن �ج� ال �ه� ل �ت� و�ج�ب �ال� إ و�و�ج�ه�ه� �ه� �ب �ق�ل ب �ه�م�ا �ي ع�ل

�ق�ول� ي �د�ي� ي �ن� �ي ب �ل$ ق�ائ �ذ�ا ف�إ ه�ذ�ه� ج�و�د�� أ م�ا ف�ق�ل�ت�

�ن ي إ ق�ال� ع�م�ر� �ذ�ا ف�إ ت� �ظ�ر� ف�ن ج�و�د�� أ �ه�ا �ل ق�ب �ي �ت ال

د� �ح� أ م�ن� �م� �ك م�ن م�ا ق�ال� �ف(ا آن �ت� ج�ئ �ك� �ت �ي أ ر� ق�د�

ه�د� ش�� أ �ق�ول� ي �م� ث �و�ض�وء� ال �غ� ب �س� ف�ي و�

� أ �غ� �ل �ب ف�ي� �و�ض�أ �ت ي

�ه� ول س� و�ر� �ه� الل �د� ع�ب م�ح�م�د(ا ن�� و�أ �ه� الل �ال� إ �ه� �ل إ ال� ن�

� أ

Page 69: Keutamaan Wudhu

م�ن� �د�خ�ل� ي �ة� �ي �م�ان الث �ة� ن �ج� ال �و�اب� ب� أ �ه� ل �ح�ت� ف�ت �ال� إ

اء� ش� ي ه�ا� أ

�ن� ب �د� ي ز� �ا �ن ح�د�ث �ة� �ب ي ش� �ي ب� أ �ن� ب �ر� �ك ب �و ب

� أ �اه �ن ح�د�ث و

�ن� ب �يع�ة� ب ر� ع�ن� �ح� ص�ال �ن� ب �ة� م�ع�او�ي �ا �ن ح�د�ث �اب� ب �ح� ال

�م�ان� ع�ث �ي ب� و�أ �ي ن �خ�و�ال� ال �د�ر�يس� إ �ي ب

� أ ع�ن� �ز�يد� ي

ع�ن� م�ي �ح�ض�ر� ال �ك� م�ال �ن� ب �ر� �ف�ي ن �ن� ب �ر� �ي ب ج� ع�ن�

ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ن�� أ �ي �ج�ه�ن ال ع�ام�ر� �ن� ب �ة� ع�ق�ب

ق�ال� �ه� ن� أ �ر� غ�ي �ه� �ل م�ث �ر� ف�ذ�ك ق�ال� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل

و�ح�د�ه� �ه� الل �ال� إ �ه� �ل إ ال� ن�� أ ه�د� ش�

� أ ف�ق�ال� � �و�ض�أ ت م�ن�

�ه� ول س� و�ر� �د�ه� ع�ب م�ح�م�د(ا ن�� أ ه�د� ش�

� و�أ �ه� ل ر�يك� ش� ال�

Dahulu kami memiliki tugas

menjaga unta yang

digembalakan. Maka ketika

datang orang lain yang akan

menggantikanku, maka aku pun

pulang meninggalkannya ketika

waktu sore sudah tiba. Kemudian

Page 70: Keutamaan Wudhu

aku menjumpai Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam yang

ketika itu sedang berdiri

memberikan ceramah kepada

orang-orang. Di antara sabda

beliau yang kudengar adalah,

“Tidaklah ada seorang muslim

yang berwudhu dan

membaguskan wudhunya lalu dia

bangkit untuk melakukan sholat

dua raka’at dengan hati dan

wajah yang penuh konsentrasi di

dalamnya melainkan dia pasti

akan masuk ke dalam surga.”

‘Uqbah bin ‘Amir berkata: Aku

mengatakan, “Alangkah indahnya

hal ini.” Tiba-tiba orang lain yang

Page 71: Keutamaan Wudhu

berada di hadapanku berbicara,

“Kata-kata sebelumnya lebih

indah lagi.” Lalu aku perhatikan,

ternyata orang itu adalah umar.

Lalu Umar mengatakan, “Aku

melihat kamu baru saja datang.

[Nabi tadi mengatakan] Tidaklah

ada seseorang di antara kalian

yang berwudhu lalu

menyempurnakan wudhunya

kemudian setelah itu dia

membaca doa ‘Asyhadu anlaa

ilaaha illallaah wa anna

Muhammadan ‘abdullah

warasuluh’ melainkan akan

dibukakan baginya delapan pintu

surga yang dia akan dipersilakan

Page 72: Keutamaan Wudhu

untuk masuk melalui pintu mana

pun yang dia inginkan.”

Imam Muslim mengatakan: Abu

Bakr bin Abi Syaibah juga

menuturkan kepada kami. Dia

berkata: Zaid bin al-Hubab

menuturkan kepada kami. Dia

berkata: Mu’waiyah bin Shalih

menuturkan kepada kami dari

Rabi’ah bin Yazid dari Abu Idris

al-Khaulani dan Abu Utsman dari

Jubair bin Nufair bin Malik al-

Hadhrami, dari ‘Uqbah bin ‘Amir

al-Juhani radhiyallahu’anhu,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, kemudian dia

menyebutkan hadits serupa.

Page 73: Keutamaan Wudhu

Hanya saja di dalam hadits ini

beliau mengatakan, “Barang

siapa yang berwudhu lalu

membaca ‘asyhadu an laa ilaaha

illallaah wahdahu laa syariika lah

wa asyhadu anna Muhammadan

‘abduhu wa rasuluh’.” (HR.

Muslim dalam Kitab at-Thaharah)