55
Keunikan Bahasa Arab I Bahasa Al-Quran ini memiliki beberapa keunikan yang bisa kita dapatkan ketika mempelajarinya. Kami mengumpulkannya agar kaum muslimin bisa tertarik mempelajari bahasa Agama mereka. Karena bahasa Arab sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Akan tetapi Bahasa Arab di zaman ini sangat jauh dari kaum muslimin khususnya di Indonesia. Cukup dengan mengerti dasar-dasar bahasa Arab, kaum muslimin bisa mengerti lebih dalam petunjuk hidup mereka dan tidak perlu bergantung dengan terjemahan. Dan terjemahan tidak bisa menggantikan makna keseluruhan Al-Quran, oleh karena itu dalam mushaf Indonesia ditulis “terjemah maknawi Al- Quran”. Agak menyusahkan juga jika ada pentunjuk jalan semisal peta, tetapi orang yang hendak ke tujuan masih belum menguasi benar petunjuk tersebut. Sebagai contoh terjemah makna yang kami maksud kurang mengena tersebut, Allah Ta’ala berfirman pada surat Yusuf ayat 2, َ ونُ لِ قْ عَ تْ مُ كَ ّ لَ عَ ّ لً اّ يِ بَ رَ عً ا آ" نْ رُ قُ اهَ يْ لَ ( ز نَ + ا آَ ّ نِ , آTerjemah maknawi dalam Mushaf Indonesia oleh Yayasan Penyelenggara penterjemaah/Pentafsir Al-Quran yang ditunjuk oleh Menteri Agama dengan selaku ketua Prof.R.H.A Soenarjo S.H, sebagai berikut:

Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahasa Arab, Bahasa, tips dan trik

Citation preview

Page 1: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Keunikan Bahasa Arab I

Bahasa Al-Quran ini memiliki beberapa keunikan yang bisa kita dapatkan ketika

mempelajarinya. Kami mengumpulkannya agar kaum muslimin bisa tertarik

mempelajari bahasa Agama mereka. Karena bahasa Arab sangat penting dalam

kehidupan seorang muslim. Akan tetapi Bahasa Arab di zaman ini sangat jauh

dari kaum muslimin khususnya di Indonesia.

Cukup dengan mengerti dasar-dasar bahasa Arab, kaum muslimin bisa mengerti

lebih dalam petunjuk hidup mereka dan tidak perlu bergantung dengan

terjemahan. Dan terjemahan tidak bisa menggantikan makna keseluruhan Al-

Quran, oleh karena itu dalam mushaf Indonesia ditulis “terjemah maknawi Al-

Quran”. Agak menyusahkan juga jika ada pentunjuk jalan semisal peta, tetapi

orang yang hendak ke tujuan masih belum menguasi benar petunjuk tersebut.

Sebagai contoh terjemah makna yang kami maksud kurang mengena tersebut,

Allah Ta’ala berfirman pada surat Yusuf ayat 2,

�ع�ق�ل�ون� �م� ت �ك �ع�ل � ل �ا �ي ب � ع�ر� آنا �اه� ق�ر� �ن ل �نز� �ا أ �ن إ

Terjemah maknawi dalam Mushaf Indonesia oleh Yayasan Penyelenggara

penterjemaah/Pentafsir Al-Quran yang ditunjuk oleh Menteri Agama dengan

selaku ketua Prof.R.H.A Soenarjo S.H, sebagai berikut:

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa

Arab, agar kamu memahaminya.” [yusuf:2]

Maka makna ini kurang mengena, karena kita lihat dari i’rab-nya [pembahasan

kedudukan kata dalam bahasa Arab]. Berikut pembahasan sedikit

mengenaii’rab-nya, bagi yang sudah belajar dasar-dasar bahasa Arab silahkan

Page 2: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

mencermati, bagi yang belum mungkin agak membingungkan dan silahkan

dilewati [baca: harus semangat belajar bahasa Arab],

Imam Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan i’rab kata [� آنا ,dalam tafsirnya [ق�ر�

يجوز أن يكون المعنى: إنا أنزلنا القرآن عربيا،

نصب” قرآنا” على الحال، أي مجموعا.

و” عربي00ا” نعت لقول00ه” قرآن00ا”. ويج00وز أن يك00ون توطئ00ةللحال،

كما تقول: مررت بزيد رجال صالحا،

و” عربيا” على الحال أي يقرأ بلغتكم يا معشر العرب

“Bisa bermakna [makna pertama]: “Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran

yang berbahasa Arab”, kata “qur’aanan” dinashob dengan kedudukan sebagai

“haal” yaitu bermaka terkumpul. Dan kata “’arobiyyan” berkedudukan sebagai

“na’at” dari kata “qur’aanan”. Dan bisa juga [makna kedua] sebagai

“tauthi’ah”/pengantar bagi “haal” sebagai mana kita katakan: “saya melewati

Zaid, seorang laki-laki yang shalih”. Dan kata “’arabiyyan” berkedudukan sebagai

“haal” sehingga makna kalimat yaitu: dibaca dengan bahasa kalian wahai

masyarakat Arab.” [Al-Jami’ Liahkamil Qur’an 9/199, Darul Kutub Al-Mishriyah,

Koiro, cet.ke-2, 1384 H, Asy-Syamilah]

Jadi makna yang agak mendekati wallahu a’lam adalah,

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an yang berbahasa Arab,

agar kalian memahaminya.” [yusuf:2]

Atau

Page 3: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

“Sesungguhnya Kami menurunkannya [Al Qur'an] sebagai bacaan yang

berbahasa Arab, agar kalian memahaminya.” [yusuf:2]

Bukan berarti Prof.R.H.A Soenarjo S.H, dan timnya tidak mampu

menterjemahkan dengan baik, akan tetapi memang agak sulit menterjemahkan

dalam bahasa Indonesia. Dimana bahasa Indonesia jika dibandingkan bahasa

Arab, maka bahasa Indonesia kurang usluub/gaya dan kurang ungkapan

bahasanya. Kita juga patut berterima kasih sebesar-besarnya kepada Prof.R.H.A

Soenarjo S.H, dan timnya dalam upayanya menterjemahkan Al-Quran sehingga

bermanfaat bagi kaum muslimin di Indonesia. Jazahumullahu khair.

Supaya lebih bersemangat lagi, mari kita lihat tafsir Ibnu

Katsir rahimahullahmengenai ayat diatas. Beliau berkata,

وذلك ألن لغة العرب أفصح اللغات وأبينها وأوسعها،

وأكثرها تأدية للمعاني التي تقوم بالنفوس؛

فلهذا أنزل أشرف الكتب بأشرف اللغات،

( أشرف المالئكة،8على أشرف الرسل، بسفارة )

وكان ذلك في أشرف بقاع األرض،

وابتدئ إنزاله في أشرفشهور السنة وهو رمضان، فكمل منكل الوجوه

“Yang demikian itu (bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena

bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih

mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling

mulia diturunkan (Al-Qur’an) kepada rasul yang paling mulia (Muhammad

shollallohu ‘alaihi wa sallam), dengan bahasa yang termulia (bahasa Arab),

Page 4: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

melalui perantara malaikat yang paling mulia (Jibril), ditambah diturunkan

pada dataran yang paling muia diatas muka bumi (tanah Arab), serta awal

turunnya pun pada bulan yang paling mulia (Ramadhan), sehingga Al-

Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.” [Tafsirul Qur’an Al-Adzim 4/366,

Darul Thayyibah, cet.ke-2, 1420 H, Asy-Syamilah]

Keunikan-keunikan bahasa Arab

Berikut beberapa yang kami kumpulkan di antaranya:

>>dua kata yang berbeda satu huruf saja artinya bisa berkebalikan

Misalnya,

ni’mah” dan “niqmah” artinya: nikmat dan sengsara“ [نقمة] dan [نعمة]-

aajilah” dan “aajilah” artinya: yang segera dan yang’“ [آجلة] dan [عاجلة]-

diakhirkan/tertunda

Qoodim” dan “Qodiim” artinya: yang akan datang dan yang“ [قديم] dan [قادم]-

lampau

mukhtalifun” dan “mu’talifun” artinya: berbeda dan bersatu“ [مؤتلف] dan [مختلف]-

Dan masih banyak contoh yang lain.

Dua kata yang jika terpisah artinya bersatu/sama dan Jika bersatu artinya

berbeda/terpisah

Ini yang dikenal dengan ungkapan,

إذا افترق احتمع و اذا احتمع افترق

“jika terpisah artinya bersatu/sama dan Jika bersatu artinya berbeda/terpisah”

Page 5: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Maksudnya jika dua kata tersebut terpisah atau tidak berada dalam satu kalimat

maka artinya sama dan jika bersatu yaitu dua kata tersebut berada dalam satu

kalimat maka artinya berbeda, contohnya,

”faqiir” dan “miskiin“ [مسكين] dan [فقير]

Jika kita membuat kalimat yang dua kata ini ada/bersatu, misalnya: “Kita harus

berbuat baik terhadap orang faqir dan miskin”

Maka maknanya berbeda, Yaitu:

Faqir> orang yang tidak punya harta untuk mencukupi kehidupannya.

Miskin> orang yang punya harta tetapi tidak cukup untuk kehidupannya.

Jika kita buat kalimat dimana dua kata ini terpisah, misalnya: “kita harus berbuat

baik terhadap orang faqir”

Maka makna faqir dalam kalimat ini mencakup kedua maknanya yaitu orang

yang tidak punya harta untuk mencukupi kehidupannya dan orang yang punya

harta tetapi tidak cukup untuk kehidupannya.

Begitu juga jika kita berkata: “kita harus berbuat baik terhadap orang miskin”

Maka makna miskin dalam kalimat ini juga mencakup kedua maknanya tersebut.

Contoh lain adalah [إيمان] dan [أسالم] “Iman” dan “Islam”.

Jika bersatu makanya berbeda,

Iman: amalan yang berkaitan dengan hati/ amalan batin

Islam: amalan yang berkaitan dengan anggota badan/amalan dzahir

Page 6: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Jika terpisah, maknanya mencakup satu sama lain.

>>satu kata bermakna ganda dan maknanya berkebalikan sekaligus

ada beberapa kata bisa bermakna ganda dan uniknya maknanya bisa

berkebalikan. Dibedakan maknanya dari konteks kalimat. Misalnya,

-kata [زوج] “zaujun” arti aslinya adalah suami dan uniknya dia juga berarti

pasangan,sehingga bisa kita artikan istri, dan kita lebih mengenal bahwa bahasa

arab istri adalah [زوجة] “zaujatun”. contoh yang valid dalam Al-Quran:

�نت� و� �ن� أ ك �ا آد�م� اس� �ا ي �ن ك�و�ق�ل و�ج� �ة� ز� ن �ج� ال

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini” [Al-

Baqarah: 35]

Dalam ayat digunakan [ و�ج�ك� ”zaujatuka“ [زوجتك] zaujuka” bukan“ [ز�

Dan [زوج] “zaujun” bentuk jamaknya [أزواج] “Azwaajun”, dan sekali lagi

contohnya dalam Al-Qur’an yaitu doa yang sering kita baca,

�ا م�ن� �ن �ا ه�ب� ل �ن ب ن�ا ر� اج و� ز��ق�ين� أ� �م�ت �ل ا ل �ن�00 �نh و�اج�ع�ل �ع�ي ة� أ �ا ق�ر� �ن �ات ي iو�ذ�ر

� �م�اما إ

“”Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan

kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-

orang yang bertakwa.” [Al-Furqon:74]

Dalam ayat digunakan [أزواج]”azwaaj” bukan [زوجات] “zaujaat”

-kata [بيع] “bai’un” artinya penjualan, dia juga bisa berarti kebalikannya yaitu:

pembelian. Dalam bahasa Arab pembelian lebih dikenal dengan [شراء] “syira’”.

Penerapannya dalam hadist,

Page 7: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

�ل�ف� ت �ذ�ا اخ� �ار� ال�ب�ي�ع�ان إ ي �خ� �ال �اع� ب �ت �م�ب �ع� و�ال �ائ �ب �ق�و�ل� ق�و�ل� ال ف�ال

“Apabila penjual dan pembeli berselisih maka perkataan yang diterima adalah

perkataan penjual, sedangkan pembeli memiliki hak pilih “. [HR. At-Tirmidzi

III/570 no.1270, dan Ahmad I/466 no.4447. Dan di-shahih-kan oleh Syaikh Al-

Albani dalam Irwa’ Al-Ghalil no: 1322]

Begitu juga dalam ayat Al-Quran

�ه� �ح�ل� الل �ا ال�ب�ي�ع� و�أ ب iم� الر و�ح�ر�

“… padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba…” [Al

Baqarah: 275]

-begitu juga dengan kata [قمر] “qomar” yang artinya bulan bisa berarti matahari

juga dan masih ada contoh yang lain.

>>salah baca sedikit artinya sangat jauh berbeda bahkan bisa bertentangan

Misalnya,

-kalimat [ أكبر Allahu akbar” artinya: Allah Maha Besar“ [الله

Jika dibaca [ أكبر :AAllahu akbar” dengan huruf alif dibaca panjang, artinya“ [آلله

apakah Allah Maha Besar?

-surat Al-Fatihah ayat ke-5,[ نستعين وإياك نعبد [إياك

Jika dibaca “IYYaaka na’buduu” dengan tasydid huruf “ya” artinya: “Hanya

kepada-Mu Kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon

pertolongan.

Page 8: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Jika dibaca “iYaaka na’budau” tanpa tasydid huruf “ya” maka artinya:

““kepadacahaya matahari kami menyembah dan kepada cahaya matahari kami

meminta pertolongan”

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan hal ini dalam tafsirnya,

وقرأ عمرو بن فايد بتخفيفها مع الكسر

وهي قراءة شاذة مردودة؛ ألن “إيا” ضوء الشمس

“’Amr bin Faayid membacanya dengan tidak mentasydid [huruf ya’] dan

mengkasrah [huruf alif]. Ini adalah bacaan yang aneh/nyeleneh dan

tertolak.Karena makna “iya” adalah cahaya matahari.” [Al-Jami’ Liahkamil

Qur’an 1/134, Darul Kutub Al-Mishriyah, Koiro, cet.ke-2, 1384 H, Asy-Syamilah]

Masih ada contoh yang lain misalnya “JamAAl” artinya keindahan sedangkan

“jamAl” artinya unta.

>>beda bacaan tetapi artinya sama saja/ satu kata bisa I’rab-nya berbeda-

beda

Contohnya pada kalimat,

[ برتقال سيما ال و الفاكهة ”aku menyukai buah-buahan lebih-lebih buah jeruk“ [أحب

Maka kata [برتقال] “burtuqool” bisa dibaca dengan keseluruhan empat macam

bacaan pada akhirnya karena berbeda I’rab-nya bisa dibaca “burtuqoolUN” atau

“burtuqoolAN” atau “burtuqooliN” atau “burtuqool”

Berikut pembahasan I’rab-nya, sekali lagi [maaf] bagi sudah belajar dasar-

dasar bahasa Arab silahkan mencermati, bagi yang belum mungkin agak

membingungkan dan silahkan dilewati [baca: harus semangat belajar bahasa

Arab].

Page 9: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

-dibaca “burtuqooliN” [majrur] jika huruf “maa” pada “siyyama” dianggap sebagai

huruf “zaaidah” sehinga isim setelahnya [burtuqool] berkedudukan sebagai

mudhof ilaih.

- dibaca “burtuqoolUN” [marfu’] jika huruf “maa” pada “siyyama” dianggap

sebagai isim maushul mudhof ilaih dari “siyya” sehinga isim setelahnya

[burtuqool] berkedudukan sebagai khobar dengan mubtada’ yang mahdzuf

takdirnya huwa

- dibaca “burtuqoolAN” [manshub] jika huruf “maa” pada “siyyama” dianggap

sebagai sebuah isim mudhof ilaih dari “siyya” sehinga isim setelahnya [burtuqool]

berkedudukan sebagai tamyiz manshub

- dibaca “burtuqool” karena diwaqafkan ketika akhir kata.

[lihat Mulakhkhas Qowa’idul Lughoh Al-Arabiyah hal. 65, Daruts Tsaqafah Al-

Islamiyah, Beirut]

>>satu kalimat bisa dibaca berbeda-beda dan artinya juga berbeda-beda

Misalnya,

ال تأكل السمك و تشرب اللبن

Maka kata [تشرب] bisa dibaca “tasyroB” atau “tasyroBA” atau “tasyroBU” atau

TasyroBI”

-jika dibaca “tasyroB” artinya: “jangan engkau makan ikan dan jangan engkau

minum susu”

-jika dibaca “tasyroBA” artinya: “jangan engkau makan ikan ketika engkau

sedangminum susu”

Page 10: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

-jika dibaca “tasyroBU” artinya: ““jangan engkau makan ikan dan engkau

bolehminum susu”

-bisa dibaca TasyroBI” jika bacanya disambung ketika membaca “tasyroB”

karena bertemu dua huruf sukun yaitu huruf “ba” dan “alif lam” pada “al-laban.

Berikut pembahasan I’rab-nya, sekali lagi [maaf] bagi sudah belajar dasar-

dasar bahasa Arab silahkan mencermati, bagi yang belum mungkin agak

membingungkan dan silahkan dilewati [baca: harus semangat belajar bahasa

Arab].

-dibaca“tasyroB” [majzum] karena huruf “wawu” sebagai huruf athof, fi’ilnya athof

dengan “ta’kul” karena Huruf “laa Naahiyah” menjazmkannya

- dibaca “tasyroBA” [manshub] karena huruf “wawu” sebagai “Wawu haal”

dengan “adawatun naasibah” huruf “an” disembunyikan wajib

- jika dibaca “tasyroBU” [marfu’] karena huruf “wawu” sebagai “Wawu isti’naf”

yaitu “wawu” untuk menunjukkan awal kalimat dan tidak berhubungan dengan

kalimat sebelumnya. Sehingga fi’ilnya hukum asalnya marfu’ jika tidak ada amil.

[lihat Qowaaidul ‘Asasiyah Lillughotil Arabiyah hal 34, As-Sayyid Ahmad Al-

Hasyimi, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet.ke-3,1427 H]

Page 11: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Keunikan Bahasa Arab II

>>Terkadang harus paham dulu baru bisa dibaca lafadznya

Ini salah satu yang paling unik menurut kami. Karena umumnya bahasa yang

lain dibaca/dilafadzkan dulu baru bisa dipahami. Lebih-lebih ia juga harus paham

i’rabnya. Sudah kita ketahui bahwa bahasa Arab  aslinya adalah “gundul” dan

tidak ada harokatnya, karena harokat memang sejarahnya dibuat bagi orang

non-Arab. Tanpa bantuan harokat mereka yang belum mengetahui dasar-dasar

bahasa Arab tidak bisa membacanya atau melafadzkannya. Contohnya pada Al-

Quran surat An-Nisa ayat 164,

و كلم الله موسى تكليما

Bacaan yang benar: “wa kallamallaaHU Muusaa takliima” [Allah benar-benar

mengajak bicara Musa]

Maka jika pembaca tidak paham maksudnya, maka dia tidak tahu cara

membacanya. Apakah lafadz Jalalah  Allah dibaca, “Allahu” atau “Allaha” atau

“Allahi”

Lho dari mana dia tahu maksudnya, padahal belum dibaca, padahal juga yang

dibaca adalah sumber ilmunya?

Jawabannya: umumnya dari i’rab, konteks kalimat atau maksud kalimat

sebelumnya. Pada kasus ini, maksudnya diketahui juga dari aqidah yang benar

yaitu Allah mempunyai sifat berbicara dan memang Allah yang mengajak Musa

berbicara.

Page 12: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

sekali lagi [maaf] bagi sudah belajar dasar-dasar bahasa Arab silahkan

mencermati, bagi yang belum mungkin agak membingungkan dan silahkan

dilewati [baca: harus semangat belajar bahasa Arab].

-Tidak mungkin lafadz Jalalah  dibaca “AllaHA”

 Karena artinya nanti “Musa mengajak bicara Allah”, karena ada kemungkinan

nanti menafikan sifat  Allah berbicara dan ini bentuk tahrif/menyelewengkan sifat

Allah.

-tidak mungkin lafadz Jalalah  dibaca “AllaHi”

 Karena tidak ada penyebab majrurnya yaitu huruf jar atau mudhaf ilaih.

Dalam bahasa Arab, i’rab terkadang membantu menyempurnakan [menangkap]

makna dan terkadang maknanya bisa menyempurnakan i’rab.

Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa orang yang ingin

berbahasa arab dengan benar dan fasih, dilatih agar berpikir dahulu baru

berbicara. Tidak sembarangan berbicara karena minimal ia memikirkan i’rab/

kedudukan kata dalam kalimat. Jelas ini tidak kita dapatkan dalam kebanyakan

bahasa karena bahasa Arab itu unik dan sesuatu dibilang unik jika jarang sekali

dijumpai.

>>Bisa selamat dan tidak salah membaca harokat gundul bahasa Arab

Mungkin ada yang bertanya berarti agak susah juga kalau berbicara dalam

bahasa Arab jika harus dipikirkan dulu I’rab/kedudukan tiap kata. Bagaimana

juga orang-orang arab badui dan Para TKI/TKW bisa berbicara bahasa Arab?

Maka jawabannya adalah mereka menggunakan bahasa Arab Ammiyah/  atau

bahasa Gaul menurut bahasa kita, dan kurang memperhatikan kaidah. Dan ini

Page 13: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

yang lebih penting, supaya bisa selamat dan tidak salah membaca digunakan

prinsip,

[ تشلم ”Tajzim taslam” artinya: “engkau jazm-kan  maka engkau selamat“ [تجزم

Maksud menjazmkan adalah mensukunkan semua huruf akhirnya pada tiap kata,

contohnya,

[ الفصل في يحضر ال غائب هو Ahmadu huwa ghaaibun laa yahduru fil“ [أحمد

fashli” artinya: Ahmad tidak hadir , tidak ada dikelas.

Maka boleh saja kita baca sukun semua tiap kata seperti

“AhmaD Huwa GhaaiBlaa yahdhuR fil faSHL”

Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa dalam bahasa Arab

kita bisa mengetahui kefasihan seseorang dalam berbahasa dan

kemampuannya yang sebenar-benarnya dengan melihat kemampuannya

meng-i’rab. Kebanyakan orator dan tokoh penting mempunyai kemampuan

dalam hal ini sehingga terkadang kata-katanya bisa seperti menyihir dan

terdengar sangat indah bagi yang bisa memahami keindahannya [baca: tahu

kaidah-kaidah bahasa Arab]. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah

orang yang fasih bahasa Arabnya.

>>Bahasa tertua yang tetap eksis dan tidak berubah

Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah

sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa Sansekerta 

dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah faktanya,

“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO)

menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad ini,

diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu bangsa

Page 14: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19 bahasa lokalnya

telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan besar banyak di

antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun mendatang.”

[Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-

year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]

Kita bisa melihat bukti bagaimana bahasa kromo Inggil/ bahasa halus jawa

sudah sangat jarang kita temui pemakaiannya. Begitu juga bahasa halus Sasak

Lombok. Sehingga jika seorang kakek buyut yang masih hidup berbicara dengan

bahasa halus kepada cucunya, mungkin cucunya agak sedikit tidak paham.

Begitu juga bukti bahwa terkadang satu bahasa sekedar berbeda dialek saja

sudah agak kurang “nyambung” jika berbicara satu-sama lain.

Kita ambil juga contoh bahasa Inggris, dia sempat mengalami kesenjangan

sejarah yaitu mengalami perubahan yang cukup jauh dalam setiap beberapa

ratus tahun. Maka bahasa Inggris sekarang, di zaman ratu Elisabeth II jika

dibandingkan dengan bahasa Inggris di zaman kakek-buyutnya, di zaman

pertengahan yaitu King Arthur maka, sangat jauh berbeda. Jika mereka bertemu

dan berbicara maka akan susah “nyambung”. Jangankan yang beratus-ratus

tahun, bahasa kita yaitu bahasa Indonesia belum lagi 100 tahun sejak

kemerdekaan tahun 1945 sudah banyak berubah dan belum lagi muncul bahasa

gaul zaman sekarang seperti  “nongkrong”, “juragan”, “sundul”, “nyokap”, “bokek”

dan lain-lain. Belum lagi penyimpangan makna misalnya “cabut” bermakna “ayo

pergi” dan lain-lain.

Maka belum ada yang seperti bahasa Arab, dimana dia termasuk salah satu

bahasa tertua dan tidak berubah, masih asli sejak zaman dulu dan masih

sama gaya bahasa, dialek utama, pengungkapannya. Walaupun ada bermacam-

macam dialek tetapi dialek asli yaitu apa yang dibilang sekarang dialek Arab

klasik tetap ada dan tidak berubah sampai saat ini.

Page 15: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Maka inilah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Quran yaitu dengan

manjaga bahasanya. Allah Ta’ala berfirman.

�ح�اف�ظ�ون� �ه� ل �ا ل �ن �ر� و�إ �ا الذiك �ن ل �ز� �ح�ن� ن �ا ن �ن إ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz Dzikra [Al-Quran] dan kamilah yang

akan menjaganya”. [QS Al Hijir : 9].

>>Kaya perbendaharaan kosa-katanya

Contohnya untuk kosa-kata “kuda” maka dalam bahasa Arab seperti berikut:

-Khail(خيل)sekumpulan kuda

-Faras (فرس ) seekor kuda (jantan atau betina)

-Hison (حصان ) kuda jantan

-Hajr ( حجر) kuda betina

-Mahr ( مهر) anak kuda jantan

-Mahrah ( مهرة) anak kuda betina

-Filw ( فلو) anak kuda jantan yang baru lepas daripada menyusu ibu

-Haikal (هيكل) kuda yang besar dan bertubuh tegap

-Mathham (مطهم) kuda yang sempurna dan baik

Penerapannya bisa kita lihat dalam Al-Quran yaitu tentang istilah untuk hewan

unta yaitu:

-al-Ibilu [اإلبل] lihat surat al-Ghasiyah

-an-Naaqah [الناقة] lihat surat al-Syams

-al-Budnu  [البدن] lihat surat al-Hajj

Dan istilah untuk unta juga banyak seperi istilah untuk kuda, bisa kita lihat dalam

kitab-kitab ulama khsusunya kitab zakat.

Page 16: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

>>Memiliki ungkapan yang teliti dan lengkap

Contohnya dalam ungkapan waktu,

-Dazur [درور] Waktu mula-mula timbul matahari di waktu pagi

-Buzugh [بزوغ ] Waktu mula timbul matahari selepas waktu dazur

-Dhuha[ض�حى ] Waktu mula terasa bahang panas matahari

-Ghazalah [غزالة ] Waktu matahari mula naik selepas waktu dhuha

-Hajirah [حاجرة ] Waktu tengah hari yang mula terasa kepanasan

-Dzuhr [ظهر ] Waktu tengah hari matahari mulai naik menegak

-Zawal [زوال ] Waktu matahari berada tegak di atas kepala

-‘Ashr [عصر ] Waktu siang mula berakhir matahari kemerah-merahan

-‘Ashil [عصيل ] Waktu matahari mulai condong ke arah barat

-Shabub [صبوب ] Waktu matahari semakin menghilang

-Ghurub [غروب] Waktu matahari mula terbenam

-Khadur [خدور ] Waktu matahari hilang dari pandangan atau gelap.

Begitu juga dengan ungkapan suara hewan, maka ada pengungkapannya satu-

persatu dan hanya bahasa Arab yang paling lengkap,

-Shahil صهيل Suara kebiasaan kuda mendempik

-Hamhamah حمحمة Suara kuda mendengus

-Syahij شحيج Suara baghal

-Rugha’ رغاء Suara kebiasaan unta

-Hanin حنين Suara unta memanggil anaknya

-Anin أنين Suara unta menahan bebanan yang dibawa

-Hadir هدير Suara unta bernafas (bunyi nafas keluar masuk)

-Shorif صريف Suara geseran gigi unta

-huar حوار Suara lembu

-Ma’ma’ah مأمأة Suara kambing mengembek

Page 17: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

-Yu’ar يعار Suara kibas mengembek

-Tugha’ ثغاء Suara biri-biri mengembek

-Za’ir زئير Suara singa mengaum

-Zamjarah زمجرة Suara singa mendengus secara berulang-ulang kali

-Tazamjar تزمجر Suara harimau mengaum

-Kharkhawah خرخوة Suara harimau mendengkur ketika tidur

-‘Uwa’ عواء Suara serigala menyalak memanjang

-Nahim نحيم Suara harimau kumbang

-Quba’ قباء Suara khinzir (babi)

-Nubah نباح Suara anjing menyalak

-Muwa’ مواء Suara kucing mengiau

-Kharkharah خرخرة Suara kucing mendengkur ketika tidur

-Ghas {غس Suara kucing mengerang karena sakit

-Nahiq نهيق Suara keldai

-Bu’am بعام Suara kijang

-Nazab نزاب Suara khusus bagi kijang jantan sahaja

-‘Irar عرار Suara burung unta jantan

-Zimar زمار Suara burung unta betina

-Fahir فحير Suara dhab sahaja

-Kasyisy كشيش Suara biawak

-Karkarah كركرة Suara ayam (jantan atau betina)

-Shada صدى Suara burung hantu

-Dandanah دندنة Suara lebah.

Begitu lengkap dan telitinya, sehingga dalam merinci atau menjelaskan sesuatu

bahasa Arab bisa menjelaskanya serinci-rincinya. Contohnya tingkatan cinta

yang sangat rinci oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah dalam

kitabmadarijus salikin,

Page 18: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

[ المحبة[ مراتب في فصل

بالمحبوب: القلب لتعلق عالقة وسميت العالقة، أولها

. له: وطلبه محبوبه إلى القلب ميل وهي اإلرادة، الثانية

. . . الحدور: في الماء كانصباب صاحبه يملكه ال بحيث إليه القلب انصباب وهي الصبابة، الثالثة

. . لغريمه: الغريم كمالزمة يالزمه بل يفارقه ال الذي للقلب، الالزم الحب وهو الغرام الرابعة

. لهم مفارقته وعدم ألهله للزومه غراما النار عذاب سمي ومنه

الرب: أسماء من والودود ولبها، وخالصها عشرة مراتبها المحبة، صفو وهو الوداد الخامسة

تعالى.

. . . : حبه: وصل أي المحبوب شغفه وقد به مشغوف فهو بكذا شغف يقال الشغف السادسة

قلبه شغاف إلى

منه: صاحبه على يخاف الذي المفرط الحب وهو العشق السابعة

. : . : . الله: عبد الله وتيم وعبده ذلله أي الحب تيمه يقال والتذلل التعبد، وهو التتيم الثامنة

اليتم وبين وبينه

. شيء: له يبق فلم رقه المحبوب ملك قد الذي هو العبد فإن التتيم فوق وهو التعبد التاسعة

. . . ذلك كمل ومن العبودية حقيقة هو وهذا وباطنا ظاهرا لمحبوبه عبد كله بل ألبتة نفسه من

. مرتبتها كمل فقد

وسلم: – عليهما الله صلى ومحمد إبراهيم الخليالن بها انفرد التي الخلة مرتبة العاشرة

Tingkatan cinta:

1. Al-‘alaqah ( hubungan / ikatan ). Dinamakan hubungan/ikatan karena

keterikatan hati kepada yang dicinta.

2. Al-iradah ( kehendak / keinginan ). Ini adalah kecondongan hati kepada

yang di cinta dan berusaha untuk mencari/menjumpai yang dicinta.

Page 19: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

3. Ash-shobabah ( kerinduan ). Adalah kerinduan hati kepada yang dicinta,

dimana kerinduan ini timbul secara alami & diri tidak dapat mengaturnya,

sebagaimana air yang senantiasa memenuhi batas (pinggiran media).

4. Al-gharaam ( kerinduan yang menyala-nyala ). Adalah cinta yang selalu

ada didalam hati, tidak pernah keluar dari dalamnya, & selalu menyertai

hati. Maka abzab neraka dikatakan gharaaman karena senantiasa setia

dengan penghuninya, tidak pernah melepasnya.

5. Al-wadaad ( kasih sayang ). Adalah kelembutan cinta, inti cinta dan

kemurniaanya, dan Al-waduud termasuk dari nama-nama Allah yang maha

tinggi.

6. As-syaghof ( cinta yang meluap-luap ). sangat mencintainya dan dibuat

sangat senang [bercampur penderitaan]. Sangat mencintai yang di cinta

yaitu cintanya telah masuk ke dalam relung hati & sanubari.

7. Al-‘isyq ( cinta yang sangat ). Adalah cinta yang yang teramat sangat/

terlalu berlebihan, dikhawatirkan [terjadi sesuatu yang kurang baik]

terhadap pelakunya.

8.  At-tatayyum ( penghambaan )yaitu merendahkan diri. Dikatakan cinta

telah menghambakannya, dan taimullah berarti juga ‘abdullah ( hamba

Allah).

9. At-ta’abbud ( peribadahan ). Tingkat ini di atas

at-tatayyum/penghambaan. Karena sesungguhnya diri hamba adalah

totalitas milik sang kekasih ( Tuhan ), tak tersisa sedikitpun dari dirinya,

baik lahir maupun batin, semua milik sang kekasih. Dan ini adalah hakikat

peribadahan, barang siapa telah menyempurnakan sifat ini, maka telah

sempurna cintanya

Page 20: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

10. 10.  Al-Khullah (Kekasih): Cinta ini hanya dimiliki oleh dua khalil

(kekasih), yaitu Ibrahim ‘alaihis salam dan Muhammad shallallahu ‘alaihi

wa sallam

[lihat lengkapnya di Madarijus Saalikiin baina manaazili iyyaka na’budu wa iyya

kanasta’in 3/29-32, , Darul Kutub Al-‘Arobiy, Beirut, cet. Ke-3, 1416 H, Asy-

Syamilah]

Page 21: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Keunikan Bahasa Arab III

>>ada pola dan cetakan kata [ wazan ] untuk mencetak kata

Ini mempermudah kita agar mengetahui kata dan lebih mudah menghapalnya. Ini

yang dikenal dengan istilah [وزن] “wazan” yang terangkum dalam ilmu shorof

bahasa Arab. Kita tinggal menghapal pola dan cetakan “wazan” atau yang

disebut “tahsrif”, maka kita bisa memproduksi atau melahirkan berbagai macam

kata.

“Wazan” tersebut diwakili oleh kata [فعل] dengan huruf [ف] sebagai wakil huruf

pertama dan [ع] wakil huruf kedua dan  [ل] wakil huruf ketiga huruf ketiga.

Contoh sederhananya adalah,

Ada pola tashrif,

[ مقعول – – فاعل ,fa’ala – faa’ilun – maf’ulun”, penjelasannya“ [فعل

fa’ala” = kata kerja“ [فعل ]-

-[ [فاعل “faa’ilun” = cetakan kata yang berarti pelaku atau yang melakukan

pekerjaan/perbuatan

-[ [مقعول “maf’uulun” = cetakan kata yang berarti objek atau yang dikenai

pekerjaan/perbuatan

Maka, dengan kita tahu ada kata kerja [خلق] “khalaqa”= menciptakan, maka kita

tahu dengan “Wazan”/cetakan kata ,

-[ à[فاعل ,khaaliqun” =pelakunya“ [خالق] yaitu yang menciptakan, serapan

bahasa Indonesia= “khaliq” yaitu Tuhan

Page 22: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

-[ à[مقعول ,makhluqun” =objeknya“ [مخلوق] yaitu yang diciptakan, serapan

bahasa Indonesia= “makhuk”

Contoh lagi, kata kerja [علم] “’alima”=mengetahui, kita akan tahu

-[ Aalimun”= pelakunya, yaitu yang mengetahui, serapan bahasa“ [عالم] à[فاعل

Indonesia= “alim” yaitu pintar, pintar agama

-[ à[مقعول =”ma’luumun“ [معلوم] yang diketahui, serapan bahasa Indonesi=

“maklum”

Contoh lagi, kata kerja [كتب] “kataba” =menulis, kita akan tahu,

kaatibun”=pelakunya, yaitu yang menulis atau sekretaris“ [كاتب] à[فاعل ]-

-[ à[مقعول =”maktuubun“ [مكتوب] yang ditulis/tertulis, serapan bahasa

Indonesia= “maktub” yaitu tertulis

Bagaimana, mudah dan sederhana bukan?

>> mempunyai kaidah struktur bahasa yang lebih sempurna

Bahasa Arab mengenal istilah maskulin [muzakkar] dan feminin [muannats].Dan

yang lebih membuatnya sempurna dalam bilangan dikenal juga

penggunaan double/dua-an [mutsanna] yang sangat jarang ditemui dalam

bahasa yang lain. Sehingga dalam bilangan dikenal istilah tunggal [mufrad],

dua-an [mutsanna] dan jamak [jam’]. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

berikut.

المدرسة إلى يذهب Pelajar (lelaki) itu pergi ke sekolah – التلميذ

المدرسة� إلى تذهب Pelajar (perempuan) itu pergi ke sekolah – التلميذة

المدرسة� إلى يذهبان Dua orang pelajar (lelaki) itu pergi ke sekolah – التلميذان

المدرسة� إلى تذهبان Dua orang pelajar (perempuan) itu pergi ke – التلميذتان

sekolah

Page 23: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

المدرسة� إلى يذهبون Pelajar-pelajar (lelaki) itu pergi ke sekolah – التالميذ

المدرسة� إلى يذهبن Pelajar-pelajar (perempuan) itu pergi ke sekolah – التلميذات

Begitu juga dengan kata kerjanya, lebih lengkap. Kata kerja lampau [madhi], kata

kerja sekarang dan akan datang [mudhari’], dan yang membuatnya lebih

lengkap ada kata kerja perintah [‘amr]. Perhatikan contoh berikut,

المدرسة� إلى الولد� anak laki-laki itu (telah) pergi ke sekolah – ذهب

المدرسة إلى الولد anak laki-laki (sedang) pergi ke sekolah – يذهب

الدرسة إلى .Pergilah [kamu anak laki-laki] ke sekolah – إذهب

>> mengandung informasi yang padat dan ringkas

Hanya dengan beberapa huruf yang menyusun kata, Bahasa Arab bisa

mengungkapkan banyak ungkapan. Kita ambil contoh kata ain” yang’“ [عين]

umumnya dikenal artinya: mata, maka jika kita membuka kamus artinya sangat

banyak yaitu:

manusia, jiwa, hati, mata uang logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka,

macan, matahari, penduduk suatu negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus

atau indah, keluhuran, kemuliaan, ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti

masalah, komandan pasukan, harta, riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan,

dan lainnya.

Kemudian dalam bahasa Arab juga dikenal istilah pembuangan kata atau kata

yang disembunyikan yang dikenal dengan istilah “mahdzuf”. Contohnya,

Pada kalimat syahadat [ الله أال أله ,maka bukan artinya [ال

tiada=[ ال]-

tuhan=[أله]-

selain=[أال]-

Page 24: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Allah=[الله]-

Karena arti ini salah besar, karena ada Ada khabar yang [محذوف] dibuang/tidak

ditampakkan. Khabar yang dibuang tersebut adalah [حق atau بحق] “haqqun atau

bihaqqin”.

Maka makna syahadat yang benar adalah,

ال معبود حق أال الله

“tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah”

 

Kata [حق atau بحق] “haqqun atau bihaqqin” berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

�اط�ل� �ب ال �ه� د�ون م�ن� �د�ع�ون� ي م�ا �ن� و�أ �ح�ق� ال ه�و� �ه� الل ن�� �أ ب �ك� ذ�ل

“Yang demikian itu dikarenakan Allah adalah (sesembahan) yang Haq

(benar),adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah

(sesembahan) yang Bathil.” [QS. Luqman: 30].

Begitu juga tafsir para ulama, Ibnu Katsir menafsirkan surat Al-Qashash:70, At-

Thabari menafsirkan surat Al-An’am:106, As-Suyuti menafsirkan surat Al-

Baqarah: 255. Dan banyak ulama yang lainnya

Contoh yang lain firman Allah dalam surat Yusuf Ayat 82,

�ا ف�يه�ا �ن �ي ك �ت �ة� ال ي �ق�ر� ل� ال� أ و�اس�

Arti perkata adalah: “Tanyalah kepada kampung yang kami tinggal padanya”

Namun ada kata yang “mahzuf”/dibuang yaitu ahli” /penduduk“ [أهل]

yaitu“mudhaf” dari [ �ة� ي �ق�ر� [ال

Page 25: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Abul Baqa’ Al-‘akbariy rahimahullah menjelaskan tentang ini,

قوله تعالى: )واسأل القرية( : أي أهل القرية ; وج00از ح00ذفالمضاف ; ألن المعنى ال يلتبس.

“Firman Allah, “tanyalah kepada kampung” yaitu, penduduk kampung, boleh

membuang [mahzuf] mudhaf, karena maknanya tidak menjadi rancu.” [At-Tibyan

fi I’rabil Qur’an 2/742, Asy-Syamilah]

Jadi arti yang tepat adalah: ““Tanyalah kepada penduduk kampung yang kami

tinggal padanya”

Oleh karena itu, belum pernah ada satupun terjemahan Al-Qur’an yang lebih

singkat dari bahasa arab aslinya.

>> lebih mudah dihapalkan

Ini karena adanya “wazan” atau cetakan/pola kata yang sudah kami jelaskan

sebelumnya. Dengan adanya cetakan kata tersebut lidah dan lisan kita akan

terbiasa mengucapkannya. Dan sesuatu yang sudah terbiasa kita ucapkan maka

akan lebih mudah dihapalkan

Selain itu, bahasa Arab seakan-akan tiap kata bisa disambung bacaannya. Jadi

seakan-akan beberapa kata tersebut kita sambung terus, sebagaimana kita

membaca Al-Quran. Ini karena struktur bahasa arab yang mendukung seperti

adanya [ال] “alif lam”, dan ada kaidah penyambungan tiap kata.

Mungkin bisa kita buktikan, jika kita menghapal Al-Quran tiap kata kita putus-

putus cara bacaannya, maka kita agak kesusahan. Berbeda jika kita

menyambung tiap kata maka akan memudahkan, contohnya Basmalah,

Jika kita hapal [ الرحيم – – – – الرحمان الله اسم -bi – ismi – Allahi – Ar“ [ب

Rahmani- Ar-Rahimi”

Page 26: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Maka kita akan agak kesusahan, tetapi jika kita sambung, maka akan

memudahkan sebagaimana kita membaca basmalah.

Terbukti bahwa orang-orang Arab sekalipun Arab badui [kampung] hapalannya

kuat dan mampu menghapal beribu-ribu bait syair. Mampu menceritakan banyak

cerita sejarah hanya berdasarkan hapalan, sehingga dahulu tulis-menulis

dikalangan mereka kurang berkembang, karena jika mudah dihapal maka tidak

perlu ditulis. Ditambah lagi mereka dianugrahkan kekuatan hapalan.

Bukti lainnya, banyak orang yang tidak mengenal dasar bahasa Arab

sekalipun tetapi mampu menghapal 30 juz Al-Quran dengan hapalan yang

kokoh dan tanpa cacat tiap kata bahkan huruf.

>>memiliki gaya bahasa yang membuat tidak bosan membaca dan

mendengarnya

Jika kita mendengar atau membaca perkataan atau suara lainya, maka kita akan

bisa bosan. Akan tetapi Al-Quran yang menggunakan bahasa Arab, maka kita

tidak akan pernah bosan membacanya dan mendengarnya.

Kita ambil contoh surat Al-Fatihah, telah dibaca orang berkali-kali tak

terhitung baik di dalam shalat atau di luar shalat, dan belum pernah ada

orang yang merasa jemu, bosan atau terusik ketika diperdengarkan. Yang

mereka dapatkan bahwa bacaan Al-Qur’an itu terasa sejuk di hati, indah dan

menghanyutkan. Itu baru pendengar yang tidak tahu bahasa Arab.

Bagaimana lagi yang mengerti bahasa arab tentu lebih menyentuh.

Kemudian salah satu yang membuat kita tidak bosan contohnya adalah

variasidhamir/ kata ganti dan pergesaran penggunaannya dalam satu konteks

kalimat dalam bahasa Arab. Maka kadang kita jumpai bahwa

Allah Ta’ala menggunakan kata “Aku” dan kadang “Kami”.

Page 27: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

[pembahasan yang lengkap silahkan lihat kitab Ushuul fii tafsiir karya syaikh

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin bab Dhamir, Al-Idzhar fii maudi’il idhmar, dan

Al-Iltifat]

Faidah mengenai dhamir/kata ganti diatas:

-kamu untuk satu orang bahasa Arabnya [أنت] “anta”

Sedangkan, Kalian [banyak orang] bahasa Arabnya [أنتم] “antum”

Tetapi sering kita memanggil satu orang dengan[أنتم] “antum”, faidahnya yaitu ini

menunjukkan penghormatan terhadap lawan bicara

-Allah kadang menyebut dirinya dengan menggunakan bentuk jamak yaitu

“Kami”, maka ini menunjukkan kebesaran dan kesombongan Allah, maka ini

adalah hak Allah. Faidah ini sekaligus menjawab syubhat orang Nasrani yang

mengatakan bahwa tuhan itu tiga sehingga Allah menngunakan “Kami” ketika

berbicara.

Page 28: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Keunikan Bahasa Arab IV

>>Bahasa yang paling sesuai dengan logika manusia

misalnya kalimat,

[ بمقابلتك مسرور ”ana masruurun bimuqobalatik“ [أنا

Artinya: “saya disenangkan [senang] bertemu denganmu”

maka bahasa Arab menggunakan “masruurun”, dalam bentuk maf’ul (objek

penderita),  bukan “saarrun” (fa’il/pelaku) karena ada sesuatu yang

membuatnya senang yaitu bertemu, tidak mungkin ia senang jika tidak ada

yang menbuatnya senang.

bandingkan dengan bahasa indonesia, “saya merasa senang”

dan bandingkan pula dengan kalimat,

[ قادم ana“ [أنا qoodimun” (saya datang) menggunakan bentuk fa’il (pelaku)

karena memang ia melakukannya.

(Faidah ini saya dapat dari guru kami ustadz Aris Munandar, SS.

MA.Hafidzohullohu)

>>Tulisan bahasa arab aslinya tidak ada titik dan harakatnya

Jika tulisan bahasa arab tidak ada harakatnya maka ini biasa karena sering kita

jumpai dengan apa yang disebut oleh orang kitab gundul. Orang yang sudah

belajar kaidah bahasa Arab bisa membacanya. Akan tetapi bagaimana jika tidak

ada titiknya? Tentu kita akan agak kesusahan, karena bagaimana membedakan

Page 29: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

huruf [ب] “ba”, [ت] “ta”, [ث] “tsa” dan [ن] “nun”? atau huruf [ج] “Ja”, [ح] “ha” dan [

?”kha“ [خ

Berikut kutipan dari  mukaddimah Al-Quran terjemah maknawi  Mushaf Indonesia

oleh Yayasan Penyelenggara penterjemah/Pentafsir  Al-Quran yang ditunjuk

oleh Menteri Agama dengan selaku ketua Prof.R.H.A Soenarjo S.H,

“Sebagaimana diterangkan di atas, Alquran mula-mula ditulis tanpa titik

dan baris. Namun demikian hal ini tidak mempengaruhi pembacaan Alquran ,

karena para sahabat dan para tabiin adalah orang-orang yang fasih dalam

bahasa Arab. Oleh sebab itu mereka dapat membacanya dengan baik dan tepat.

Akan tetapi setelah ajaran agama Islam tersiar dan banyak bangsa yang bukan

bangsa Arab memeluk agama Islam, sulitlah bagi mereka membaca Alquran

tanpa titik dan baris itu.

Apabila keadaan demikian dibiarkan, dikhawatirkan bahwa hal ini akan

menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pembacaan Alquran.

Maka Abu Aswad Ad-Duwali mengambil inisiatif untuk memberi tanda-tanda

dalam Alquran dengan tinta yang berlainan warnanya dengan tulisan Alquran.

Tanda-tanda itu adalah titik diatas untuk fathah, titik di bawah untuk kasrah, titik

di sebelah kiri atas untuk dhammah, dan dua titik untuk tanwin, hal ini terjadi

pada masa Muawiyah.

Kemudian di masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), Nashir bin

Ashim dan Yahya bin Ya’mar menambahkan tanda-tanda untuk huruf-huruf yang

bertitik dengan tinta yang sama dengan tulisan Alquran. Itu adalah untuk

membedakan antara maksud dari titik Abul Aswad ad Duali dengan titik yang

baru ini. Titik Abul Aswad adalah untuk tanda baca dan titik Nashir bin Ashim

adalah titik huruf. Cara penulisan seperti ini tetap berlaku pada masa bani

Umayyah, dan pada permulaan Abbasiyah, bahkan tetap dipakai pula di Spanyol

Page 30: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

sampai pertengahan abad ke 4 H. Kemudian ternyata cara pemberian tanda

seperti ini menimbulkan kesulitan bagi para pembaca Alquran, karena terlalu

banyak titik, sedang titik itu lama-kelamaan hampir menjadi serupa warnanya.

Maka Al-Khalil mengambil inisiatif, untuk membuat tanda-tanda yang baru, yaitu

huruf waw kecil ( و) di atas untuk tanda dhammah, huruf alif kecil (ا ) untuk tanda

fathah, huruf ya kecil (ى) untuk tanda kasrah, kepala huruf syin ( � ) untuk tanda

syaddah, kepala ha ( ه ) untuk sukun dan kepala ‘ain (ع) untuk hamzah.

Kemudian tanda-tanda ini dipermudah, dipotong dan ditambah sehingga menjadi

bentuk yang ada sekarang ini.” [mukaddimah Al-Quran Terjemah maknawi hal.

111]

Bagi para sahabat dan para tabi’in adalah orang-orang yang fasih dalam bahasa

Arab mereka tentu tidak kesulitan jika tidak ada titik dan harakat, sebagaimana

kita orang Indonesia bisa membaca SMS singkat tanpa konsonan vokal

contohnya,

“sy k sn sbntr lg, km tlg tgu d sn y”

Tentu kita orang Indonesia bisa membacanya yaitu,

“saya ke sana sebentar lagi, kamu tolong tunggu di sana ya”

>>Bahasa arab ternyata punya mazhab juga

Sebagaimana fiqh, bahasa Arab juga ada dua mazhab yaitu mazhab Kufiyah

dan Bashriyah, karena bahasa Arab berkembang di dua kota besar Kufah dan

Bashroh. [lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal. 6]

Oleh karena itu kita dapati ada perbedaan pendapat dalam menentukan

i‘rab/kedudukan kata. Perbedaan ini semakin menambah khazanah bahasa Arab

dan membuatnya saling melengkapi.

Page 31: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Contohnya di Indonesia kita sering mendengar istilah [ الخمسة asma’ul“ [أسماء

khamsah”, sedangkan dalam mazhab lain dikenal dengan istilah أسماء]

.”asma’us sittah“[الستة

Begitu juga dengan perbedaan qiraatnya yang dikenal dengan “qiraat

sab’ah”yaitu tujuh qiraat yang mutawatir [banyak perawinya]. Dan totalnya ada

14 qiraat. Ini juga semakin menambah khazanah bahasa Arab.

>>Jika huruf [ ج ] “jim” dan [ ن ] “nun” bertemu

Sesuatu yang unik dalam bahasa Arab adalah jika kedua huruf ini bertemu maka

artinya tidak jauh dari:

- tersembunyi

- terlindungi

- tertutupi

Kita lihat contoh,

janin”: yaitu janin dalam kandungan, maka ia sesatu yang tertutup dan“ [جنين]-

terlindungi

jin” : yaitu sejenis makhluk halus, maka ia tersembunyi dan tertutupi“ [جن]-

junnah”: tutup tabir/ perisai, maka ia untuk menutupi“ [جنة]-

: ”jannah”[جنة]- surga/kebun, karena ia tertutupi dan terlindungi oleh pohon-

pohon yang rindang

junuun” : gila, karena akalnya tertutupi“ [جنون]-

janan” : kubur, kuburan pasti tertutup“ [جنن]-

Page 32: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

: ”janaan“ [جنان]- malam atau gelapnya malam, malam juga tertutupi dengan

gelapnya

>>Ada beberapa kata yang bentuknya hampir sama, artinya juga hampir

sama

Hanya berbeda satu huruf saja atau hurufnya sama hanya berubah posisi,

artinya juga tidak terlalu beda jauh. Contohnya,

”al-madhu“ [المدح] al-hamdu” dan“ [الحمد]-

Keduanya sama hurufnya tapi berbeda letaknya, artinya sama yaitu memuji.

Akan tetapi ada perbedaan yaitu,

:”al-hamdu“ [الحمد]

1. Hanya diberikan kepada perbuatan baik seseorang atau pada sifat-sifat

mulia

2. Hanya diberikan kepada yang hidup dan berakal

3. Pengucapan pujiannya mengandung mahabah

Sedangkan [المدح] “al-madhu”:

1. Boleh diberikan kepada seseorang yang telah berbuat baik atau tidak atau

seseorang yang jelek akhlaknya

2. Umum, boleh diberikan kepada sesuatu yang mati dan tidak berakal

3. Tidak mengandung mahabah

Oleh karena itu Allah menggunakan al-hamdu”  dalam“ [الحمد] [ رب لله الحمد

.”alhamdulillahi rabbil ‘alamin“[العالمين

Page 33: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Oleh karena itu al-mudaahiin” dalam“ [المداحينن] bahasa Indonesia bisa

diartikanpenjilat, karena mereka memuji seseorang tanpa memandang apakah

orang itu telah berbuat kebaikan atau tidak, atau memang pantas dipuji karena

memiliki sifat-sifat yang mulia atau tidak dan mereka memujinya tanpa ada rasa

mahabah.

[faidah ini saya dapatkan dari ustadz Zaid Susanto, Lc hafidzahullah, Mudir

Ma’had Jamilurrahman Yogyakarta, ketika membahas kitab Tafsir juz ‘amma

syaikh Al-Utsaimin]

Contoh lainnya,

”najaa“ [نجا] najaha” dan“ [نجح]-

Hanya Berbeda satu huruf yang hampir sama bunyinya

najaha”artinya: sukses, berhasil, lulus“ [نجح]

najaa” artinya: selamat, lolos, lepas dari bahaya“ [نجا]

Penutup

masih banyak lagi keunika-keunikan bahasa Arab yang jika kita bahas agak

menyusahkan dan membingungkan bagi mereka yang belum menguasai dasar-

dasar bahasa Arab. misalnya yang dibahas dalam ilmu balaghah bahasa Arab

seperti,

-mendahulukan maf’ul bih/ objek menunjukan pembatasan, seperti dalam,“iyyaka

na’budu”

Maka pembatasan hanya kepada Allah saja kita menyembah.

Page 34: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

-pengulangan isim nakirah berarti berbeda dengan sebelumnya dan

pengulangan isim ma’rifah berarti sama dengan sebelumnya. Contohnya dalam

pengulangan ayat,

“inna ma’al ‘usri yusro wa inna ma’al ‘usri yusro”.

 “al-‘usri”/kesulitan adalah isim ma’rifah jadi sama dengan sebelumnya,

sedangkan “yusro”/kemudahan adalah isim nakirah yang artinya berbeda dengan

sebelumnya [artinya ada kemudahan yang lain]. Sehingga dikenal ungkapan,

satu kesulitan dua kemudahan.

-penghapusan ma’ful bih/ objek menunjukan keumuman

Sehingga tidak boleh mengatakan “jazaakallahu” saja, karena ma’ful bih/ objek

tidak ada, maka berlaku umum, bisa balasan yang baik atau balasan yang buruk.

Jadi sebaiknya dilengkapi menjadi “jazaakallahu khoiron”

Dan masih banyak lagi, karena keterbatasan ilmu yang ada pada kami

Satu hal yang membuat kami dan kaum muslimin agak bersedih, yaitu

kebanyakan masyarakat mengira bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang

susah di pelajari, “kurang gaul” dan berbagai alasan lainnya yang tidak seimbang

terhadap bahasa Arab. Sekolah-sekolah dari SD sampai perguruan tinggi di

Indonesia selalu mengutamakan bahasa Inggris. Okelah karena bahasa Inggris

adalah bahasa internasional. Akan tetapi bahasa Arab juga bahasa

Internasional yang digunakan oleh banyak masyarakat dunia. Karena Al-

qur’an memakai bahasa Arab. Lebih banyak dari bahasa Perancis, Jerman,

jepang dan Mandarin. Akan tetapi sebagai penunjang, mereka lebih

memilih bahasa lain seperti Prancis, Jerman, Jepang, Mandarin dan

lainnya. Padahal bahasa Arab harus lebih diutamakan dan karena Indonesia

mayoritas Muslim.

Page 35: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Terakhir,  mari kita renungkan ayat berikut,

�ه� �ات �و�ال� ف�صiل�ت� آي �وا ل �ق�ال �ا ل �ع�ج�م�ي �ا أ آن �اه� ق�ر� �ن �و� ج�ع�ل و�ل

“Dan jikalau Kami jadikan al-Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain

Arab, tentulah mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat-

ayatnya?…[Fushshilat: 44]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menafsirkan,

ا، بلغ00ة غ00ير الع00رب، الع00ترض، وأن00ه ل00و جعل0ه قرآن00ا أعجمي�00�ه�{ أي: هال بينت آياته �ات �و�ال ف�صiل�ت� آي المكذبون وقالوا: }ل

 “Seandainya Allah menjadikan Al-Qur’an dengan bahasa selain bahasa

Arab,maka sungguh akan tertolak/terhalangi dan didustakan, mereka [orang-

orang tidak beriman] akan berkata “mengapa tidak dijelaskan ayat-

ayatnya?”. [Taisir Karimir Rahmah hal 717, Daru Ibnu Hazm, Beirut, cetakan

pertama, 1424 H]

Masihkah kita tidak semangat belajar bahasa Arab?

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina

Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid

2 Dzulhijjah 1432 H, Bertepatan  29 oktober 2011

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis.

Artikel http://muslimafiyah.com

Page 36: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Maraji’:

1. Al-Quran dan terjemahan maknawi terbitan Depag Prof.R.H.A Soenarjo

S.H, dan timnya

2. Al-Jami’ Liahkamil Qur’an, Darul Kutub Al-Mishriyah, Koiro, cet.ke-2, 1384

H, Asy-Syamilah

3. Tafsirul Qur’an Al-Adzim 4/366, Darul Thayyibah, cet.ke-2, 1420 H, Asy-

Syamilah

4. Mulakhkhas Qowa’idul Lughoh Al-Arabiyah hal. 65, Daruts Tsaqafah Al-

Islamiyah, Beirut]

5. Qowaaidul ‘Asasiyah Lillughotil Arabiyah hal 34, As-Sayyid Ahmad Al-

Hasyimi, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet.ke-3,1427 H

6. Madarijus Saalikiin baina manaazili iyyaka na’budu wa iyya

kanasta’in 3/29-32, , Darul Kutub Al-‘Arobiy, Beirut, cet. Ke-3, 1416 H, Asy-

Syamilah

7. At-Tibyan fi I’rabil Qur’an 2/742, Asy-Syamilah

8. Ushuul fii tafsiir karya syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin bab

Dhamir, Al-Idzhar fii maudi’il idhmar, dan Al-Iltifat

9. Taisir Karimir Rahmah hal 717, Daru Ibnu Hazm, Beirut, cetakan pertama,

1424 H

10. http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-

year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]

11. http://anampunyablog.blogspot.com/

12. http://www.cjdw.ne

13. http://torasham.wordpress.com

Page 37: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Faidah Bahasa Arab

Berikut adalah beberapa faidah yang kami kumpulkan berdasarkan keterbatasan

ilmu yang ada pada kami.

 

Pertama

Kaum muslimin sepakat bahwa Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mu’jizat tersebut berupa keindahan

bahasa dan balaghahnya sampai-sampai Allah  ‘Azza wa Jalla menantang

siapapun yang bisa mendatangkan semisal Al-Qur’an. Allah berfirman,

ةh مiن ور� �س� � ب �وا ت� �ا ف�أ �د�ن �ا ع�ل�ى ع�ب �ن ل �ز� �بh مiم�ا ن ي �م� ف�ي ر� �نت �ن ك و�إ

�ه� �ل مiث

�م� ص�اد�ق�ين� �ت �ن �ن� ك �ه� إ �م مiن د�ون� الل ه�د�اءك � ش� و�اد�ع�وا

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan

kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al

Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang

yang benar.” (Al-Baqarah: 23)

 

Bahkan ditantang juga dengan mendatangkan kalimat saja semisal Al-Quran.

Allah berfirman,

�وا ص�اد�ق�ين� �ان �ن ك �ه� إ �ل �ح�د�يثh مiث �وا ب ت� �أ �ي ف�ل

Page 38: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

“Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur’an itu jika

mereka orang-orang yang benar.” [Ath-Thuur: 34]

maka sangatlah merugi seorang yang mengaku-ngaku muslim tetapi ia

tidak bisa menikmati mu’jizat terbesar umat ini.

 

kedua

Jika ada seorang profesor Ahli dibidang kedokteran modern misalnya, ia menjadi

rujukan para dokter untuk berkonsultasi, akan tetapi ia tidak bisa berbahasa

Inggris, maka gelar profesor dan keahliannya diragukan karena sebagian besar

sumber ilmu kedokteran modern adalah negara barat yang berbahasa

Inggris,maka bagaimana jika ada ustadz, Gus, Kiayi Haji, Tuan Guru Haji,

Habib yang mereka menjadi rujukan pertanyaan tentang agama kemudian

meraka tidak bisa berbahasa Arab?

Akan tetapi kenyataan di masyarakat terutama di zaman ini, banyak orang yang

belum mempunyai ilmu agama yang mumpuni, langsung menjadi ustadz

dadakan dan menjadi rujukan pertanyaan agama. Padahal untuk menjadi  dai

dan rujukan pertanyaan juga harus belajar yang lama dan bertahun-tahun

sebagaimana juga belajar ilmu umum. Ia juga harus mengusai berbagai ilmu

ushul sehingga tidak menyampaikan atau berfatwa tanpa ilmu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ض� �ق�ب �ك�ن� ي �اد� و�ل �ع�ب �ز�ع�ه� م�ن� ال �ت �ن اع�ا ي �ز� �ت �م� ان �ع�ل �ض� ال �ق�ب �ه� ال� ي �ن� الل إ�م� �ع�ل ال

ا ء�وس� �اس� ر� �خ�ذ� الن �م�ا ات �ق� ع�ال �ب �م� ي �ذ�ا ل �ى إ �م�اء� ح�ت �ع�ل �ض� ال �ق�ب ب� ج�ه�اال

Page 39: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

�وا �ض�ل �وا و�أ h ف�ض�ل �م ل �ر� ع� �غ�ي �و�ا ب ف�ت� �وا ف�أ �ل ئ ف�س�

“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hambaNya

sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’.

Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang ‘alim-pun, orang-orang-pun

mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya,

kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan

menyesatkan orang lain.” (HR. Bukhari no:100)

 

Ketiga:

Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu adalah yang pertama kali mencetus ilmu

Bahasa Arab, beliau menyusun pembagian kalimat, bab inna wa akhowatuha,

idhofah, imalah, ta’ajjub, istifham dan lain-lain, kemudian memerintahkan kepada

Abul Aswad Ad-Dualiy untuk mengembangkan sambil berkata,

انح هذا النجو

“Unhu hadzan nahwa!” (ikutilah yang semisal ini),

 

maka istilah ilmu Nahwu diambil dari perkataan Ali bin Abi thalib (lihat Qowa’idul

asasiyah lillughotil arobiyah hal 6, Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Darul Kutub

Al-‘Ilmiyah).

 

Keempat:

Page 40: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Abul Aswad Ad-Du’aliy rahimahullah  dari bani kinanah disebut sebagai bapak

bahasa Arab. Ialah yang mengembangkan bahasa Arab atas perintah Ali bin Abi

thalib karena Islam berkembang berbagai negara dan orang ajam banyak yang

salah berbahasa Arab dan kesulitan memahami Al-Quran, serta masuknya orang

ajam ke negeri Islam dan mencampur bahasa mereka (lihat Qowa’idul asasiyah

lillughotil arobiyah hal 5).

Dikisahkan bahwa yang membuat Abul Aswad Ad-Du’aliy semakin semangat

mengembangkan bahasa Arab adalah suatu malam ia berjalan dengan

putrinya, kemudian putrinya berkata,

ما أجمل السماء

“Maa ajmalus sama’i” (artinya: Apa yang paling Indah di langit?),

 

kemudian Abul Aswad Ad-Du’aliy berkata,

نجومها

“nujumuha” (artinya: bintang-bintangnya).

 

kemudian putrinya berkata, “saya bermaksud ta’ajjub/kagum”.

Maka  Abul Aswad Ad-Du’aliy berkata membenarkan, katakanlah,

ما أجمل السماء

“Maa Ajmalas sama’a” (artinya: betapa indahnya langit).

 

Page 41: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

NB: Tulisan font Arabnya sama, tetapi cara bacanya berbeda, karena berbeda

arti

Anak seorang pakar bahasa Arab saja seperti ini, apalagi masyarakatnya,

kemudian perhatikan juga hanya berbeda harokat sedikit saja sudah

membedakan artinya sangat jauh, masihkah kita tidak mau  belajar bahasa Arab

untuk lebih memahami agama kita?

 

kelima

Sebagaimana fiqh, bahasa Arab juga ada dua mazhab yaitu mazhab Kufiyah

dan Bashriyah, karena bahasa Arab berkembang di dua kota besar Kufah dan

Bashrah. (lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 6)

Ulama dari Basrah yang terkenal adalah Sibawaih dengan nama lengkapnya

‘Amr ibn Utsman Ibn Qunbar dan Abdullah bin Abu Ishak. Sedangkan ulama

dari kufah adalah Al-Kisa’i dengan nama lengkapnya Abu Hasan Ali ibn Hamzah

danAl-Fara’ nama lengkapnya Abu Zakariya Yahya ibn Ziyad ibn Abdullah ibn

Marwan ad-Dailumiy.

 

Keenam:

Sering kita mendengar bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab akan

tetapi hadistnya lemah sehingga tidak bisa dijadikan sandaran, tidak ada hadits

shahih dari Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam tentang masalah ini.

Menngenai hadits,

�ه�ل� م� أ �ال� �ي� و�ك ب آن� ع�ر� �ق�ر� �ي� و�ال ب iي ع�ر� �ن : أل� hث �ال� �ث ب� ل �ع�ر� �وا ال ب �ح� أ�ي� ب �ة� ع�ر� ن �ج� ال

Page 42: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

“Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an

itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR.

Hakim, Thabarani dan Baihaqi)

Imam Dzahabi rahimaullahu mengatakan dalam ringkasan kitab al-

Mustadrak :Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi rahimaullahu menyebutkan

hadits ini dalam kitab Al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu)

Meskipun demikian banyak atsar para salaf yang menguatkan bahwa bahasa

penduduk surga adalah bahasa Arab. Jika tidak bisa kita katakan bahwa

“bahasa Arab adalah bahasa ahli surga” tetapi bisa kita katakan “bahasa

Arab adalah bahasa pendamba ahli surga”.

 

Ketujuh:

“Afwan jiddan akhi”.

kata ini sering diucapkan oleh orang awam bahkan aktivis dakwah, padahal

bentuk ini salah secara kaidah, karena “afwan” dan “jiddan” keduanya

adalahmaf’ul mutlaq yang bertujuan untuk menta’kid

(menegaskan), “afwan” tidak perlu ditambahkan “jiddan” lagi untuk menta’kid

serta tidak boleh menyusun dua maf’ul mutlaq berturut-turut. (lihat

pelajaran maf’ul mutlaq, Mulahkhas Qowa’idil Lughatil Arabiyah hal 69, fu’ad

Ni’mah, Darul Tsaqafah Islamiyah)

 

kedelapan:

Nama Nabi yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah hanya empat orang

saja yang memakai nama Arab asli yaitu Muhammad Shallallahu ’alaihi wa

Page 43: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

sallam, Syu’aib, Shalih dan Hud ‘Alaihimussalam. Hal ini dapat diketahui dengan

kaidah bahasa Arab bahwa nama asing termasuk golongan “mamnu’ minas

sorf”yang tidak boleh di tanwin, sehingga anggapan sebagian orang bahwa

sebagian besar nabi dari bangsa Arab asli kurang tepat, yang benar

beberapa daerah timur tengah dulunya tidak diduduki oleh orang Arab seperti

Mesir dan Syam.

 

Kesembilan:

Bangsa Arab punya kebiasaan menitipkan anak mereka kepada suku-suku

pedalaman untuk disusui, termasuk Rasul kita Shallallahu ’alaihi wa sallam,

tentu kita bertanya-tanya untuk apa hal ini dilakukan? Tidak khawatir anak kita

didik oleh orang kampung yang tidak dikenal? Ternyata salah satu hikmahnya

adalah agar anak-anak meraka fasih berbahasa Arab yang masih murni,

karena bahasa di kota sudah bercampur baur.

 

Begitu juga kita tidak akan mendapatkan bahasa jawa kromo/halus di kota-kota

tetapi ada di desa-desa terpencil. Karena bagi orang Arab kesalahan berbahasa

sangat fatal dan bangsa Arab sangat memuliakan syair dan keindahan bahasa.

 

Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkata,

اللحن في الكالم أقبح من الجذري في الوجه

“Lahn (kesalahan) dalam berbicara lebih jelek dari cacar di wajah.”

 

Page 44: Keunikan Bahasa Arab Dan Faidah

Dari sulaiman bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari Al-Abbas berkata, saya

bertanya kepada Rشsululloh apakah keindahan pada seseorang?”, beliau

menjawab, “kefasihan lisannya”. Dan dikisahkan bahwa Rasulullah Shallallahu

’alaihi wa sallam paling fasih mengucapkan huruf “dhad” yang paling sulit

pelafazannya. (lihat Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 4,)

 

Kesepuluh:

Bahasa Arab adalah bahasa yang paling sesuai dengan logika manusia,

misalnya kalimat, “ana masrurun bimuqobalatik” (saya disenangkan [senang]

karena bertemu denganmu),

Maka bahasa Arab menggunakan “masrurun”, dalam bentuk maf’ul (objek

penderita),  bukan “saarrun” (fa’il/pelaku). karena ada sesuatu yang membuatnya

senang yaitu bertemu, tidak mungkin ia senang sendiri jika tidak ada yang

menbuatnya senang.

Bandingkan dengan bahasa indonesia, “saya merasa senang” dan bandingkan

pula dengan kalimat “ana qoodimun” (saya datang) menggunakan

bentuk fa’il(pelaku) karena memang ia melakukannya. (Faidah ini saya dapat

dari guru kami Aris Munandar, SS. MA. Hafidzahullahu)

 

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina

Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.