22
KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: MELIANA NUR ROHMAH NIM: S200170032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

1

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI DI

MEDIA SOSIAL FACEBOOK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister

Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Oleh:

MELIANA NUR ROHMAH

NIM: S200170032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

2

i

Page 3: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

3

ii

Page 4: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

4

iii

Page 5: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

1

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN

JUAL BELI DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan wujud ketidaksantunan dan

penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

Facebook. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam

penelitian ini berupa unggahan yang terdapat pada media sosial Facebook. Adapun

data dalam penelitian ini berupa wujud ketidaksantunan dan penyimpangan-

penyimpangan prinsip kesantunan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah

teknik simak-catat. Metode analisis data menggunakan metode padan pragmatis. Ada

dua hasil pada penelitian ini. Satu, diperoleh 3 wujud ketidaksantunan dalam kegiatan

jual beli di media sosial Facebook. Dua, penyimpangan prinsip kesantunan yang

ditemukan dalam kegiatan jual beli di media sosial Facebook media sosial Facebook

sejumlah 6 maksim.

Kata Kunci: media sosial, ketidaksantunan, prinsip kesantunan, pragmatik

Abstract

The purpose of this research is to describe the form of impoliteness and deviance

deviance principles found on Facebook social media. This type of research uses

qualitative methods. The data source in this study is uploads on Facebook social

media. The data in this study are in the form of impoliteness and politeness principle

deviations. The data collection technique used is the note-taking technique. The data

analysis method uses a pragmatic equivalent method. There are two results in this

study. One, obtained 3 manifestations of impoliteness in buying and selling activities

on Facebook social media. Two, the deviation of politeness principles found in

buying and selling activities on social media Facebook social media up to 6 maxims.

Keywords: social media, impoliteness, the principle of politeness, pragmatics.

1. PENDAHULUAN

Penelitan dengan menggunakan pendekatan pragmatik dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk tuturan kehidupan sehari-hari, baik tuturan lisan maupun tertulis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

ketidaksantunan berita hoaks yang ada di media sosial karena bahasa hoaks yang ada

Page 6: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

2

di media sosial mengandung maksud tertentu sekaligus menyimpang dari prinsip

kesantunan.

Media sosial merupakan media daring yang dapat diakses dengan mudah untuk

berbagi segala bentuk berita maupun informasi. Kemudahan berbagi dan mengakses

segala bentuk berita dan informasi menjadikan sosial media sebagai media yang

kekinian karena mampu mengikuti perubahan zaman. Kemudahan tersebut

dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, salah satunya yaitu jual beli. Kini,

kegiatan jual beli dapat dilakukan melalui media daring dan tidak perlu mendatangi

penjual atau pembelinya. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

ketidaksantunan bahasa yang ada di Facebook.

Kesantunan berbahasa sebagai wujud kesopanan merupakan salah satu kunci

pokok dalam komunikasi, agar tujuan dalam komunikasi dapat terwujud. Kesalahan

dalam memilih cara berkomunikasi atau bahkan salah dalam memilih kata akan

menimbulkan kebencian atau ketidaksenangan bagi mitra tutur. Komunikasi antara

penutur dan mitra tutur tidak hanya dituntut menyampaikan kebenaran, tetapi harus

tetap berkomitmen untuk menjaga keharmonisan hubungan.

Berbahasa dengan santun harus memperhatikan prinsip-prinsip kesantunan

dalam bertutur lisan maupun tulis. Tuturan yang bersifat kasar dan menyinggung

secara berlebihan terhadap orang lain perlu dihindari. Penelitian ini meneliti

ketidaksantunan kegiatan jual beli di media sosial dengan memperhatikan prinsip

kesantunan menurut Geoffrey Leech.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

Hamzah dan Ahmad (2012) menemukan bahwa penggunaan strategi ketidaksantunan

dalam kalangan remaja secara tidak langsung menonjolkan bahwa amalan kesantunan

berbahasa tidak dipraktikkan dengan sepenuhnya oleh remaja di sekolah. Akbar dan

Ice (2017) menyimpulkan bahwa kesantunan berbahasa masyarakat Sunda dalam

dialog percakapan pada beberapa acara kunjungan keluarga di Ciwidey Kabupaten

Bandung, Cililin Kabupaten Bandung Barat dan Citeureup Kota Cimahi memenuhi

prinsip kesantunan menurut Leech. Sugiarti,dkk. (2017) menyimpulkan bahwa

Page 7: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

3

adanya tuturan yang tidak santun berdasarkan wujud tuturan sebagai salah satu

penentu kesantunan dalam berbahasa yaitu: adanya tuturan yang tidak santun

berdasarkan wujud panjang pendeknya suatu tuturan, wujud urutan tuturan, wujud

penggunaan kata honorifik, wujud intonasi dan isyarat kinesik, dan ditemukan juga

tuturan yang tidak santun berdasarkan wujud pemakaian diksi yang tepat, serta

adanya faktor penyebab ketidaksantunan dalam berbahasa. Salman (2017)

menyimpulkan bahwa kebanyakan komentar pada Facebook mengandung

ketidaksantunan. English Facebook lebih kompleks dalam pemakaian strategi

Culpeper dibandingkan dengan Arab. Lorenzodus, dkk (2011) menyimpulkan bahwa

mengungkapkan pola yang jelas dalam perwujudan strategi ketidaksopanan, termasuk

preferensi untuk ketidaksungguhan dalam catatan yang berorientasi pada tujuan untuk

menyerang wajah positif dari para peserta secara online. Felberg (2016)

menyimpulkan bahwa tipe ketidaksantunan membentuk pola yang berbeda,

tergantung pada siapa yang tidak sopan kepada siapa. Sugiarti,dkk. (2017)

menyimpulkan adanya tuturan yang tidak santun berdasarkan wujud tuturan sebagai

salah satu penentu kesantunan dalam berbahasa yaitu: adanya tuturan yang tidak

santun berdasarkan wujud panjang pendeknya suatu tuturan, wujud urutan tuturan,

wujud penggunaan kata honorifik, wujud intonasi dan isyarat kinesik, dan ditemukan

juga tuturan yang tidak santun berdasarkan wujud pemakaian diksi yang tepat, serta

adanya faktor penyebab ketidaksantunan dalam berbahasa.

Beberapa penelitian berikut merupakan penelitian terdahulu terkait dengan

jual beli. Tasliati (2018) menyimpulkan bahwa terdapat penerapan strategi

ketidaksantunan yang diutarakan oleh Culpeper pada unggahan dalam grup daring

jual-beli di Kota Tanjungpinang. Megawati (2016) menyimpulkan bahwa para

penutur dalam kegiatan jual beli di Pasar Induk Kramat Jati cenderung menggunakan

tindak tutur asertif ketimbang tindak tutur yang lain, hal tersebut dapat dilihat melalui

frekwensi penggunaan tindak tutur tersebut yang mencapai jumlah tiga puluh tujuh

koma lima persen (37.5%). Barbosa (2016) menyimpulkan bahwa toko fisik dapat

memberikan informasi yang bermanfaat secara online untuk mengarahkan konsumen

Page 8: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

4

ke toko agar konsumen tetap tertarik saat berada di dalam toko. Jiang dan Shiming

(2014) menyimpulkan bahwa bahwa ketika situs GB hanya memiliki basis konsumen

kecil dan ada tumpang tindih yang besar antara pasar online dan offline. Franco, dkk

(2018) menyimpulkan bahwa pertanian tidak lagi menjadi kegiatan ekonomi

terpenting di Manglaralto. Penduduknya telah memperkuat kegiatan ekonomi lainnya

seperti usaha kecil jual beli, memancing, dan pariwisata karena lokasi geografis

pantainya dan daya tarik wisata alam dan budaya dari potensi wisata hebat yang

dimilikinya. Prajawisastra, dkk (2018) menyimpulkan bahwa desain ulang Pasar

Sederhana tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi tetapi juga sebagai

sosial dan pusat budaya. Interaksi pasar dan sosial setelah adanya desain ulang Pasar

Sederhana tersebut dimungkinkan adanya peningkatan. Pawlasová dan Vojtěch

(2017) menyimpulkan bahwa kepuasan konsumen generasi Y dalam kegiatan jual

beli di Korea Selatan cukup meningkat.

Dengan interkasi jual beli, penjual akan mendapat imbalan berupa uang dan

pembeli akan mendapatkan barang yang diinginkan. Dapat disimpulkan, bahwa

pengertian kegiatan jual beli adalah tukar menukar barang antara dua orang atau lebih

dengan dasar suka sama suka, untuk saling memiliki. Kepemilikan masing-masing

pihak dilindungi oleh hukum.

Menurut Rahardi (2005: 35) penelitian kesantunan mengkaji penggunaan

bahasa (language use) dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Menurut Rahardi

(2010: 60) dalam bertindak tutur yang santun, agar pesan dapat disampaikan dengan

baik pada peserta tutur, komunikasi yang terjadi perlu mempertimbangkan prinsip-

prinsip kesantunan berbahasa.

2. METODE

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Adapun data dalam penelitian ini

berupa kata, frasa, klausa, kalimat, yang akan dianalisis wujud ketidaksantunan dan

penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa. Data-data tersebut terdapat dalam

media sosial Facebook. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan metode simak dan

Page 9: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

5

menggunakan teknik lanjutan berupa teknik catat. Dalam penelitian ini penyediaan

data dilakukan dengan menyimak adanya ketidaksantunan pada bahasa hoaks.

Kemudian peneliti mencatat wujud ketidaksantunan pada interaksi jual beli di media

sosial Facebook.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut sebagian contoh hasil penelitian mengenai wujud ketidaksantunan dan

penyimpangan prinsip-prinsip kesantunan jual beli di media sosial Facebook.

3.1 Wujud Ketidaksantunan Bahasa Hoaks di Media Sosial Facebook

Berdasarkan analisis data, ditemukan delapan wujud yang dituturkan secara tidak

santun. Temuan-temuan tersebut akan dipaparkan seperti berikut.

1) Wujud Menyuruh

Tuturan menyuruh mengandung maksud agar pembaca melakukan sesuatu yang

dikehendaki penutur. Ketidaksantunan pada jenis ini mengacu pada tuturan yang

disampaikan. Wujud ketidaksantunan memperingatkan dapat dibagi menjadi dua,

yaitu menyuruh untuk membeli dan menyuruh untuk menjual.

a) Menyuruh untuk Membeli

Tuturan menyuruh yang ditulis oleh penjual pada umumnya menggunakan

kalimat perintah. Hal tersebut dimaksudkan agar pembaca atau pembeli dapat

membeli apa yang ditawarkan penutur atau penjual. Berikut Kalimat dengan maksud

tersebut.

(1) Kaos D2R clothing original bandung termurah dengan kwalitas mewah ..Sudah

terjual puluhan ribu kaos .. Dan semakin banyak langganan ..Saatnya anda

yang akan membuktikannya.

HARGA:

Eceran Rp. 60.000

165.000 Dapat 3 kaos

Paket grosir

38.000/Kaos jika 1-5 lusin

37.000/kaos jika 6-10 lusin

Lebih banyak lebih murah.

(FB/April/2019,30/5)

Page 10: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

6

Penjabaran

Kaos D2R clothing original bandung termurah dengan kualitas mewah ..Sudah

terjual puluhan ribu kaos .. Dan semakin banyak langganan ..Saatnya anda

yang akan membuktikannya.

HARGA:

Eceran Rp. 60.000

165.000 Dapat 3 kaos

Paket grosir

38.000/Kaos jika 1-5 lusin

37.000/kaos jika 6-10 lusin

Lebih banyak lebih murah.

Berdasarkan contoh (1) dapat dikatakan bahwa tuturan di atas mengandung

maksud penulis menyuruh mengandung maksud penulis menyuruh pembaca

melakukan apa yang dikehendakinya. Penulis atau penjual tersebut menyuruh

pembeli atau mitra tutur untuk mendatangi penjual tersebut agar si-pembeli

membuktikan sendiri kualitas dari kaos D2R yang ditawarkan. Hal tersebut ditandai

pada kalimat Saatnya anda yang akan membuktikannya.

b) Menyuruh untuk Menjual

Menyuruh agar menjual maksudnya yaitu penulis sebagai pembeli menyuruh

untuk penjual untuk menawarkan barang yang sesuai dengan permintaan pembeli

tersebut. Berikut tuturan yang bermaksud menyuruh agar menjual.

(1) tawakno. hp minusmu/normalmu segala kondisi daripd .go ganjel.awang segala

merek cocok lsg wa / inbox 089xxxxxxxx

(FB/April/2019,30/8)

Penjabaran

Tawarkan hp kekurangan/normal nya dalam segala kondisi daripada hanya

untuk penahan pintu. Segala merek, cocok langsung hubungi melalui

Whatsapp/inbox 089xxxxxxxx

Maksud penulis sebagai pembeli menyuruh pembaca untuk melakukan apa yang

dikehendakinya. Penulis menghendaki agar pembaca sebagai penjual menawarkan

atau menjual barang yang diinginkan pembeli. Pembeli tersebut sedang mencari

ponsel dengan segala merek dan meminta pembaca untuk menawarkan ponsel jika

hendak menjualnya. Wujud menyuruh pada tuturan tersebut ditandai penggunaan kata

Page 11: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

7

tawakno atau tawarkan.

2) Wujud Memohon

Tuturan memohon bermaksud berharap supaya mendapatkan sesuatu sesuai

dengan yang diinginkan. Wujud memohon dapat dibagi menjadi dua yaitu memohon

kepada pembeli dan memohon kepada penjual.

a) Memohon Kepada Pembeli

Memohon kepada pembeli maksudnya yaitu penjual berusaha untuk menjual

suatu barang agar mendapatkan imbalan sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya.

Berikut tuturan yang bermaksud memohon kepada pembeli. Berikut tuturan yang

bermaksud memohon kepada pembeli.

(1) dijual selak BU meizu m6 fullset 4G Ram 2/16gb layar 5,2 fingerprint. Cari

penawaran Tertinggi. langsung cod sekarang. Wa 08564xxxxxxx

(FB/April/2019,30/9)

Penjabaran

Dijual keburu butuh uang. Meizu m6 fullset 4G Ram 2/16gb layar 5,2 inci,

finger print. Cari penawaran Tertinggi. langsung COD (Cash on Delivey)

sekarang. Whatsapp 08564xxxxxxx

Pada contoh tuturan di atas mengandung maksud penulis sebagai penjual

memohon pembaca untuk membeli barang yang ditawarkan. Pernyataan permohonan

tersebut disampaikan secara implisit, terdapat pada kalimat dijual selak BU atau

dijual keburu butuh uang. Penulis menyatakan bahwa ia sedang butuh uang maka

penulis memohon kepada pembaca sebagai pembeli untuk membeli ponsel miliknya.

b) Memohon Kepada Penjual

Memohon kepada penjual maksudnya yaitu pembeli berusaha untuk mencari

suatu barang yang diinginkan dan membelinya. Berikut tuturan yang bermaksud

memohon kepada penjual.

(1) golek hp mentok 800 om seng normal2 wae ,batre awet 4g ... cod langsong

sakniki das des

(FB/April/2019,30/16)

Page 12: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

8

Penjabaran

Mencari HP dengan harga Rp.800.000, kondisi normal, baterai awet dan sinyal

4G... COD (Cash on Delivey) langsung sekarang cepat

Contoh tuturan (1) mengandung maksud penulis sebagai pembeli memohon

pembaca untuk memberikan apa yang dikehendakinya. Penulis menghendaki agar

pembaca sebagai penjual menawarkan atau menjual barang yang diinginkan pembeli.

Pembeli tersebut sedang mencari ponsel dengan harga maksimal Rp.800.000.

Pembeli memohon untuk mendapatkan tawaran ponsel dengan spesifikasi kondisi

normal, baterai awet dan mampu mendeteksi sinyal 4G. Penulis juga memohon untuk

melakukan transaksi secara COD pada saat itu juga. Wujud memohon biasanya

digunakan untuk menyampaikan keinginan atau kehendak yang diutarakan secara

eksplisit. Sesuai dengan pernyataan Hardini (2014:304) bahwa kalimat memohon

merupakan tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya.

3) Wujud Meyakinkan

Maksud dari meyakinkan yaitu menjadikan orang lain yakin terhadap apa yang

telah disampaikan. Maksud dari wujud meyakinkan yaitu agar mitra tutur merasa

yakin dengan apa yang disampaikan penutur. Wujud meyakinkan dapat dibagi

menjadi dua, yaitu meyakinkan dengan membujuk dan meyakinkan dengan jaminan.

Berikut disajikan tuturan meyakinkan

a) Meyakinkan dengan bujukan

Meyakinkan dengan bujukan maksudnya yaitu mencoba membuat orang lain

merasa yakin terhadap sebuah penawaran. Berikut tuturan yang bermaksud

meyakinkan dengan bujukan.

(1) Monggo samsung ace 3

hp only

minus kaca kamera ucul sama batu mlndung tapi awet poll. sama on of aga

logro bosa di lem sendiri biar nempel 250 nett

ram 1

layar 4”

(FB/April/2019,30/18)

Page 13: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

9

Penjabaran

Mari Samsung Ace 3

Hanya HP

Kekurangan kaca kamera lepas dan baterai membesar tapi awet sekali. Sama

tombol on off sedikit longgar, bisa di lem sendiri agar menempel

Harga Rp.250.000 tidak bisa ditawar

Ram 1

Layar 4 inci

Contoh tuturan (1) mengandung maksud penulis mencoba untuk meyakinkan

pembeli dengan rayuan. Penutur menjelaskan bahwa kondisi baterai membesar

namun ia mencoba meyakinkan dengan kalimat tapi awet poll atau tapi awet sekali.

Penutur mencoba membujuk pembeli walaupun kondisi ponsel yang tidak maksimal

namun tetap berfungsi dengan baik.

b) Meyakinkan dengan Jaminan

Meyakinkan dengan jaminan bermaksud agar mitra tutur merasa yakin terhadap

apa yang sedang ditawarkan. Berikut tuturan yang bermaksud meyakinkan dengan

jaminan.

(1) Redmi note 5. BLACK. masih baru toko. 3/32 GARANSI TAM 15 BULAN.

fulset ori mulus noMinus istimewa. umur 2 hari. nota print lengkap. Terpasang

TG kualitas preMium (80 ribuan). cod rumah saya garansi personal. ada minus

uang kembali, ada lecet siap di tusbol ampe lecet. istimewa dijamin seperti

baru karena tidak dipakai game.

Cari TT BT yang layakrnya lebih kecil. tidak dijual kecuali harganya cocok

banget.

(FB/April/2019,30/20)

Penjabaran

Ponsel merek Redmi note 5. BLACK. masih baru toko. 3/32 GARANSI TAM 15

BULAN. fullset. Asli tidak ada kerusakan tidak ada kekurangan, istimewa.

Pemakaian baru 2 hari. masih ada nota print lengkap. Terpasang tempered

glass kualitas preMium (dengan harga 80 ribuan). COD (Cash on Delivey)

rumah saya garansi personal. ada minus atau kerusakan uang anda kembali,

ada lecet siap ditusuk sampai lecet

Contoh tuturan (1) mengandung maksud penulis mencoba untuk meyakinkan

pembeli dengan jaminan. Penulis menjamin bahwa jika ada kerusakan pada ponsel,

Page 14: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

10

maka uang akan kembali. Hal tersebut dijelaskan pada kalimat ada minus uang

kembali atau ada minus atau jika ada minus atau kerusakan, uang anda kembali.

Meyakin dengan jaminan tersebut dimaksudkan agar pembeli tertarik etrhadap barang

yang dijual atau ditawarkan. Guna meyakinkan pembeli atau pembaca, penjual atau

pembeli umumnya menyertakan argumentasi dan contoh konkret. Sanjaya (2016:73)

menegaskan alat yang paling penting dalam meyakinkan adalah argumentasi. Untuk

itu, diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret yang dapat memperkuat argumentasi

untuk meyakinkan pendengar.

3.2 Penyimpangan Prinsip Kesantunan Kegiatan Jual Beli di Media Sosial

Facebook

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat 4 bentuk penyimpangan

prinsip kesantunan pada kegiatan jual beli di media sosial Facebook. Di bawah ini

disajikan uraian dari masing-masing bentuk penyimpangan prinsip kesantunan yang

ditemukan.

1) Maksim Penghargaan

Dengan maksim penghargaan, diharapkan para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang

saling mengejek, saling mencaci dan saling merendahkan termasuk dalam perbuatan

yang tidak santun karena perbuatan saling mengejek, saling mencaci dan saling

merendahkan merupakan perbuatan tidak menghargai orang lain. Berikut contoh

kalimat yang teridentifikasi menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa pada

maksim penghargaan.

(1) tawakno. hp minusmu/normalmu segala kondisi daripd .go ganjel.lawang

segala merek cocok lsg wa / inbox 089089xxxxxxxxx

(FB/April/2019,30/8)

Penjabaran

Tawarkan hp kekurangan/normal nya dalam segala kondisi daripada hanya

untuk penahan pintu. Segala merek, cocok langsung hubungi melalui

Whatsapp/inbox 089xxxxxxxx

Kalimat tersebut teridentifikasi mengalami penyimpangan prinsip kesantunan

Page 15: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

11

berbahasa pada maksim penghargaan karena penutur merendahkan pihak lain.

Penutur menyarankan kepada pembaca yang mempunyai telepon genggam dan tidak

terpakai untuk dijual. Kalimat bertujuan saran ditunjukkan pada kalimat daripd .go

ganjel.lawang atau daripada hanya untuk penahan pintu. Penutur seakan-akan

mengejek bahwa telepon genggam yang dimiliki pembaca tidak layak pakai dan

hanya pantas digunakan sebagai penahan pintu. Kalimat (1) menjadi kalimat santun

jika bentuk kalimat diungkapkan seperti berikut.

(1a) Tawakno HP minusmu/normalmu segala kondisi dan merek, cocok langsung wa

/ inbox 089089xxxxxxxxx

(1b) Tawarkan HP mu yang sudah tidak terpakai dengan segala kondisi dan apapun

mereknya, jika cocok langsung hubungi Whatsapp atau inbox ke

089089xxxxxxxxx.

Maksim penghargaan memaksimalkan dalam memberikan penghargaan kepada

pihak lain. Sehingga, para peserta tutur tidak saling mengejek atau merendahkan

pihak lain. Seperti dalam penelitian Wahidah, dkk. (2017) bahwa perilaku santun

dalam maksim penghargaan biasanya tuturan tersebut disertai dengan pujian..

2) Maksim Kesederhanaan

Dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati, peserta tutur

diharapkan mampu bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap

dirinya sendiri. Berikut contoh kalimat yang teridentifikasi menyimpang dari prinsip

kesantunan berbahasa pada maksim kesederhanaan.

(2) Kaos D2R clothing original bandung termurah dengan kwalitas mewah ..Sudah

terjual puluhan ribu kaos .. Dan semakin banyak langganan ..Saatnya anda

yang akan membuktikannya.

HARGA:

Eceran Rp. 60.000

165.000 Dapat 3 kaos

Paket grosir

38.000/Kaos jika 1-5 lusin

37.000/kaos jika 6-10 lusin

Lebih banyak lebih murah.

(FB/April/2019,30/5)

Page 16: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

12

Penjabaran

Kaos D2R clothing original bandung termurah dengan kualitas mewah ..Sudah

terjual puluhan ribu kaos .. Dan semakin banyak langganan ..Saatnya anda

yang akan membuktikannya.

HARGA:

Eceran Rp. 60.000

165.000 Dapat 3 kaos

Paket grosir

38.000/Kaos jika 1-5 lusin

37.000/kaos jika 6-10 lusin

Lebih banyak lebih murah.

Kalimat tersebut mengalami penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa pada

maksim kesederhanaan karena penutur tidak dapat bersikap rendah hati. Penutur tidak

bersikap rendah hati terhadap pencapaian hasil penjualan yang telah diperoleh.

Penutur pun memaksimalkan pujian terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut

tergambarkan pada kalimat sudah terjual puluhan ribu kaos. Wahidah, dkk. (2017)

menyatakan bahwa orang akan dikatakan sombong apabila di dalam kegiatan bertutur

selalu mengunggulkan dirinya atau kelompoknya sendiri. Kalimat (2) menjadi

kalimat santun jika bentuk kalimat diungkapkan seperti berikut.

(2a) Kaos D2R clothing original Bandung memiliki kualitas yang bagus dengan

harga yang murah. Telah memiliki banyak pelanggan. Saatnya anda yang akan

membuktikannya.

HARGA:

Eceran Rp. 60.000

165.000 Dapat 3 kaos

Paket grosir

38.000/Kaos jika 1-5 lusin

37.000/kaos jika 6-10 lusin. Lebih banyak lebih murah.

3) Maksim Pemufakatan

Adanya maksim pemufakatan ini diharapkan dapat terjalin kecocokan dalam

kegiatan berkomunikasi. Berikut contoh kalimat yang teridentifikasi menyimpang

dari prinsip kesantunan berbahasa pada maksim pemufakatan.

(3) golek hp mentok 800 om seng normal2 wae ,batre awet 4g ... cod langsong

sakniki das des

Page 17: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

13

(FB/April/2019,30/18)

Penjabaran

Mencari HP dengan harga Rp.800.000, kondisi normal, baterai awet dan sinyal

4G... COD (Cash on Delivey) langsung sekarang cepat

Contoh kalimat (3) teridentifikasi mengalami penyimpangan prinsip kesantunan

berbahasa pada maksim pemufakatan karena dalam tuturan tersebut penutur berusaha

menyembunyikan ketidaksesuaiannya terhadap pihak lain. Pengguna Facebook

tersebut berusaha untuk membuat keputusan secara sepihak dengan keinginannya

untuk bisa COD (Cash on Delivey) atau metode pembayaran yang dilakukan saat

pengiriman barang. Kalimat yang menjelaskan keputusan secara sepihak yaitu cod

langsong sakniki das des atau COD (Cash on Delivey) langsung sekarang cepat.

Sejalan dengan hal tersebut, Dari,dkk.,(2017) menyatakan bahwa pematuhan prinsip

kesantunan dalam maksim permufakatan terjadi ketika penanya mampu menerima

kesepakatan hasil diskusi dan tidak memaksakan pendapatnya. Kalimat (3) menjadi

kalimat santun jika bentuk kalimat diungkapkan seperti berikut.

(3a) golek hp mentok 800 om seng normal2 wae ,batre awet 4g ... Transaksi secara

COD bisa dilakukan sekarang

4) Maksim Kesimpatisan

Orang yang bersikap antipati bahkan sinis terhadap orang lain dianggap sebagai

oarng yang tidak memiliki sopan santun di dalam masyarakat Indonesia. Berikut data

yang teridentifikasi menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa pada maksim

kesimpatisan.

(4) Yg phm minat Monggo geh PHP wartawan minggir

(FB/April/2019,30/8)

Penjabaran

Yang paham dan minat mari mampir, jangan PHP dan kalau hanya tanya-

tanya lebih baik minggir

Kalimat (4) teridentifikasi mengalami penyimpangan prinsip kesantunan

berbahasa pada maksim kesimpatisan karena penutur bersikap sinis terhadap pihak

Page 18: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

14

lain yang bertindak sebagai pembeli namun yang dilakukan hanya sekedar bertanya-

tanya dan tidak membeli apa yang dijual. Hal tersebut dituliskan penulis dalam

kalimat PHP wartawan minggir. Penutur menggunakan kata PHP dan wartawan

untuk mendeskripsikan pembeli yang hanya bertanya-tanya saja. Dari (2017)

mengharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara

pihak yang satu dengan pihak lainnya. Sikap antipati terhadap salah seorang peserta

tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun. Kalimat (4) menjadi kalimat

santun jika bentuk kalimat diungkapkan seperti berikut.

(4a) Yang paham dan berminat monggo nggih, dimohon untuk tidak menjadi PHP

(Pemberi Harapan Palsu)

5) Maksim Kedermawanan

Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi

keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.

Berikut data yang teridentifikasi menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa pada

maksim kedermawanan.

(5) Vios 2004, mbok menowo cocok,,

Komplit,, ijoli N max yo gpp

Penteng tambhe,,akeh tur cocok,

(FB/April/2019,30/17)

Penjabaran

Mobil Vios 2004, mungkin saja cocok,,

Komplit, tukar dengan motor Nmax juga tidak apa-apa

Yang penting tambahnya banyak dan cocok

Kalimat (5) teridentifikasi mengalami penyimpangan prinsip kesantunan

berbahasa pada maksim kedermawanan karena penutur memaksimalkan keuntungan

bagi dirinya dan mengurangi keuntungan bagi pihak lain. Hal tersebut diungkapkan

dalam kalimat penteng tambhe,,akeh tur cocok atau yang penting tambahnya banyak

dan cocok. Penutur hanya memaksimalkan keuntungan untuk dirinya sendiri dan

tidak mementingkan keuntungan pihak lain. Kalimat (5) menjadi kalimat santun jika

bentuk kalimat diungkapkan seperti berikut.

Page 19: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

15

(5a) Vios 2004, mbok menowo cocok,,

Komplit,, ijoli N max yo gpp

Yang penting bisa cocok dan saling untung

6) Maksim Kebijaksanaan

Peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi

keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam

kegiatan bertutur. Berikut data yang teridentifikasi menyimpang dari prinsip

kesantunan berbahasa pada maksim kebijaksanaan.

(6) Xiaomi 2 prime

Ram 2, spek liat Google

lancar jaya

kelengkapan dusbok

Minus pemakaian sama casing belakang krom karakter seperti digambar

Baterai baru double power belum ada sebulan masih garansi

Mahar 650 nego

Lokasi Telukan

(FB/April/2019,30/1)

Penjabaran

Ponsel Xiaomi 2 prime

RAM 2, spesifikasi lihat di halaman Google

Lengkap dengan dusbook

Minus pemakaian dan pelindung ponsel bagian belakang lecet, gambar

karakter seperti pada gambar

Baterai masih baru double power dan belum ada sebulan masih garansi

Harga Rp. 650.000 bisa ditawar

Lokasi di daerah Telukan

Kalimat (6) teridentifikasi mengalami penyimpangan prinsip kesantunan

berbahasa pada maksim kebijaksanaan karena penutur memaksimalkan keuntungan

untuk dirinya sendiri dalam bertutur. Ketika penutur menuliskan unggahan tersebut

untuk menjual telepon genggamnya, ia tidak menjelaskan spesifikasi dari telepon

genggamnya dan menyuruh pembaca sebagai calon pembeli untuk mencari sendiri

terkait informasi spesifikasi telepon genggam tersebut di media pencarian daring

bernama Google. Kalimat yang menyatakan menyuruh pembaca untuk mencari

Page 20: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

16

spesifikasi dinyatakan dalam kalimat spek liat Google atau spesifikasi lihat di

halaman Google. Kalimat (6) menjadi kalimat santun jika bentuk kalimat

diungkapkan seperti berikut.

(6a) Xiaomi 2 prime

Ram 2, spesifikasi ponsel dilengkapi kamera 8MP

lancar jaya

kelengkapan dusbok

Minus pemakaian sama casing belakang krom karakter seperti digambar

Baterai baru double power belum ada sebulan masih garansi

Mahar 650 nego

Lokasi Telukan

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis di atas ada dua simpulan yang dapat dituliskan pada

penelitian ini. Satu, wujud ketidaksantunan bahasa hoaks pada media sosial Facebook

dapat dikategorikan menjadi tiga wujud, yaitu wujud menyuruh, wujud memohon,

dan wujud meyakinkan. Dua, Penyimpangan prinsip kesantunan dapat dikategorikan

menjadi enam maksim, yaitu maksim kebijaksaan, maksim penghargaan, maksim

kesederhanaan, maksim pemufakatan, maksim kesimpatisan dan maksim

kedermawanan.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar dan Ice Sariyati. 2017. “Kesantunan dan Ketidaksantunan Berbahasa

Masyarakat Sunda dalam Dialog Percakapan pada Acara Kunjungan Keluarga

di Beberapa Tempat di Jawa Barat”. Jurnal al-Tsaqafa, 1 (14), 95-120.

Diakses pada 7 Mei 2018

(http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/view/1794).

Dari, dkk. 2017. Analisis Kesantunan Berbahasa Pada Kegiatan Pembelajaran Kelas

VIII E SMPN 2 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal Korpus, 1 (1)

: 10-21. Diakses pada 30 Maret 2019

(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/3122/1570).

Felberg, Tatjana. 2016. “Impoliteness: a Challange to Interpreters Professionalism”.

FLEKS Journal, 3 (1), 1-20. Diakses pada 22 Mei 2018

(https://journals.hioa.no/index.php/fleks/article/view/1683).

Page 21: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

17

Hamzah dan Ahmad Fuad. 2012. “Penggunaan Strategi Ketidaksantunan dalam

Kalangan Remaja di Sekolah”. Jurnal Linguistik, 16 (2), 62-74. Diakses pada

20 April 2018

(https://www.researchgate.net/profile/Ahmad_Fuad_Mat_Hassan/publication/

306346158_Penggunaan_Strategi_Ketidaksantunan_dalam_Kalangan_Remaj

a_di_Sekolah/links/57b9105608ae6f17376611cc/Penggunaan-Strategi-

Ketidaksantunan-dalam-Kalangan-Remaja-di-Sekolah.pdf).

Hardini, Isriani. 2014. Analisis Pragmatik dalam Wacana Kampanye Politik

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Periode 2013-2018.

Jurnal Penelitian, 11 (2) : 301-3016. Diakses pada 6 Mei 2019 (http://e-

journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Penelitian /article/view/426/558).

Leech, Geoffrey. 2015. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Lorenzodus, Pilar dan Patricia. 2011. “On-line Polylogues and Impoliteness: The

Case of Postings Sent in Response to the Obama Reggaeton YouTube video”.

Journal of Pragmatics, 43 (10) : 2578-2593. Diakses pada 22 Mei 2018

(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378216611000841).

Rahardi, Kunjana. 2010. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Salman, Arwa. 2017. “Impoliteness Strategies in English and Arabic Facebook”.

International Journal of Linguistics, 9 (5), 97-112. Diakses pada 23 Mei 2018

(https://www.researchgate.net/publication/319967269_Impoliteness_Strategie

s_in_English_And_Arabic_Facebook_Comments).

Sanjaya, Arie. 2016. Penerapan Metode Bercerita dalam Mengembangkan

Kemampuan Berbahasa dan Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal

Ilmiah Guru COPE, 20 (1) : 70-79. Diakses pada 6 Mei 2019

(https://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/view/10795/8127).

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian

Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma

University Pers.

Sugiarti, Ngudining R dan Catur W. 2017. “Analisis Ketidaksantunan Berbahasa di

SMP Negeri 18 Kota Bengkulu”. Jurnal Ilmiah Korpus, 1 (2), 150-156.

Diakses pada 20 April 2018

(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/4112/2285).

Page 22: KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN JUAL BELI …eprints.ums.ac.id/73002/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat dalam media sosial

18

Yanto, Yudi. 2014. “Kesantunan Berbahasa dalam Komunikasi Terapeutik Perawat di

RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto: Kajian Pragmatik”. Jurnal

Skiptorium, 2 (2), 135-145. Diakses pada 28 Februari 2019

(http://journal.unair.ac.id/SKRIP@kesantunan-berbahasa-dalam-komunikasi-

terapeutik-perawat-di-rsud-dr.-wahidin-sudiro-husodo-mojokerto-article-

7843-media-45-category-8.html).

Wahidah, Yeni dan Hendriana Wijaya. 2017. Analisis Kesantunan Berbahasa

Menurut Leech pada Tuturan Berbahasa Arab Guru Pondok Pesantren Ibnul

Qoyyim Putra Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (Kajian Pragmatik).

Jurnal Al Bayan, 9 (1) : 1-16. Diakses pada 30 Maret 2019

(https://media.neliti.com/media/publications/94361-ID-none.pdf).