12
1669 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 KETERKAITAN LETAK GEOGRAFIS, DESAIN PROGRAM DAN PELAPORAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Studi Kasus Online Report PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. dan OZ Minerals Deasy Sagitaningrum [email protected] Dianne Frisko Universitas Surabaya [email protected] Abstract This research aim to analyse the role of the geographical area surrounds company in the linkage of the Corporate Social Responsibility (CSR)’s program being designed, and the CSR being reported within companies in the same type of industry but located in the significantly different area of origin. This study use qualitative approach and compares two mining’ companies in different location which are Indonesia,in particular PT IndoTambangraya Megah,Tbk. and Australia’s company called OZ Minerals. Content analysis method is used to collect data which are published in the public domain. The result convey that the geographical area which determine the community surrounds, the natural environment and the local value create the differences for each company in designing the CSR program and the ways companies provide CSR Report. Keywords: Geographic, CSR program, CSR reporting PENDAHULUAN Keterkaitan letak dan kondisi geografi dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari sangat erat, karena setiap manusia melakukan interaksi baik dalam hubungan antar sesama manusia, dengan alam, maupun dengan makhluk hidup yang lain. Beberapa contoh disekeliling kita menunjukkan bahwa hubungan geografi ekonomi bertujuan meningkatan dan memperbaiki pendapatan atau kondisi ekonomi untuk kesejahteraan manusia. Kegiatan operasional perusahaan juga bergntung pada kondisi geografis dan lingkungan. Setiap aktivitas perusahaan, baik aktivitas operasional maupun non-operasional, tidak terlepas dari lingkungan sekitar perusahaan. Dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan seringkali tidak dirasakan oleh perusahaan. Beberapa perusahaan bahkan sering melupakan tanggung jawabnya dan hanya ingin mengejar profit saja. Hal ini mengakibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan terkena dampak dari ketidak pedulian perusahaan terhadap lingkungannya (Emanuel, 2011). Disisi lainkomponen sustainable perusahaan bukan hanya proft, tetapi juga people dan planet. Keseimbangan tiga komponen tersebut bagi perusahaan mutlak dilakukan dengan kesadaran penuh oleh perusahaan sebagai tanggungjawab sosial perusahaan, yang dituangkan dalam program dan aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR). Di Indonesia, perusahaan go publicberbentuk Perseroan Terbatas (PT) diwajibkan untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai aturan yang tertulis di Undang-Undang. Di Indonesia terdapat 2 Undang-Undang yang menegaskan tentang CSR

Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . [email protected]

  • Upload
    lelien

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1669

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

KETERKAITAN LETAK GEOGRAFIS, DESAIN PROGRAM

DAN PELAPORAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Studi Kasus Online Report PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. dan

OZ Minerals

Deasy Sagitaningrum

[email protected]

Dianne Frisko

Universitas Surabaya

[email protected]

Abstract

This research aim to analyse the role of the geographical area surrounds company in

the linkage of the Corporate Social Responsibility (CSR)’s program being designed, and the

CSR being reported within companies in the same type of industry but located in the

significantly different area of origin. This study use qualitative approach and compares two

mining’ companies in different location which are Indonesia,in particular PT

IndoTambangraya Megah,Tbk. and Australia’s company called OZ Minerals. Content analysis

method is used to collect data which are published in the public domain. The result convey that

the geographical area which determine the community surrounds, the natural environment and

the local value create the differences for each company in designing the CSR program and the

ways companies provide CSR Report.

Keywords: Geographic, CSR program, CSR reporting

PENDAHULUAN

Keterkaitan letak dan kondisi geografi dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari

sangat erat, karena setiap manusia melakukan interaksi baik dalam hubungan antar sesama

manusia, dengan alam, maupun dengan makhluk hidup yang lain. Beberapa contoh disekeliling

kita menunjukkan bahwa hubungan geografi ekonomi bertujuan meningkatan dan memperbaiki

pendapatan atau kondisi ekonomi untuk kesejahteraan manusia. Kegiatan operasional

perusahaan juga bergntung pada kondisi geografis dan lingkungan. Setiap aktivitas perusahaan,

baik aktivitas operasional maupun non-operasional, tidak terlepas dari lingkungan sekitar

perusahaan. Dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan seringkali tidak dirasakan

oleh perusahaan. Beberapa perusahaan bahkan sering melupakan tanggung jawabnya dan hanya

ingin mengejar profit saja. Hal ini mengakibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar

perusahaan terkena dampak dari ketidak pedulian perusahaan terhadap lingkungannya

(Emanuel, 2011). Disisi lainkomponen sustainable perusahaan bukan hanya proft, tetapi juga

people dan planet. Keseimbangan tiga komponen tersebut bagi perusahaan mutlak dilakukan

dengan kesadaran penuh oleh perusahaan sebagai tanggungjawab sosial perusahaan, yang

dituangkan dalam program dan aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR).

Di Indonesia, perusahaan go publicberbentuk Perseroan Terbatas (PT) diwajibkan

untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai aturan yang tertulis

di Undang-Undang. Di Indonesia terdapat 2 Undang-Undang yang menegaskan tentang CSR

Page 2: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1670

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

yakni UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 dan UU No.25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal pasal 15, 17 & 34. Pengertian Corporate Social Responsibility

(CSR) sendiri adalah, bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan

pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan

lingkungan (Wibisono, 2007). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen

perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan

mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan (Kotler dan Nancy, 2005).

CSR dianggap sebagai salah satu cara meningkatkan competitive advantage. Dentchev

(2004) menemukan bahwa dukungan yang besar untuk perusahaan yang memberikan efek

positif adalah terletak pada hubungan dengan karyawan, klien, agen pemerintah, dan

masyarakat. Porter dan Kramer (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara

kesejahteraan perusahaan dan masyarakat. Mereka menetapkan bahwa CSR yang terintegrasi

dengan baik dengan kegiatan bisnis inti dapat membawa peluang, inovasi, dan keunggulan

kompetitif bersama dengan manfaat bagi masyarakat.

Setiap perusahaan tentu memiliki program CSR yang berbeda-beda satu sama lain

sesuai dengan lokasi dan kebijakan perusahaan masing-masing. Dalam situasi persaingan,

faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting. Agar

usaha yang dijalankan dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah

untuk dijangkau. Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus

dibuat secara hati-hati. Penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi usaha berhubungan

dengan kesuksesan usaha tersebut (Indarti, 2004).

Alasan di balik pemilihan lokasi perusahaan dimotivasi oleh tiga pertimbangan.

Pertama, lokasi perusahaan telah dikaitkan dengan kebijakan perusahaan dan proses

pengambilan keputusan (Loughran, 2008), Kedua, dapat mempengaruhi hasil perusahaan

(Porter, 2000), dan terakhir, perbedaan letak geografis menunjukkan hubungan positif dengan

kinerja sosial perusahaan yang didasarkan pada perusahaan multinasional (Brammer, Pavelin

dan Porter, 2006; Maignan dan Ralston, 2002).

Mengacu pada referensi penelitian diatas, lokasi perusahaan cenderung mempengaruhi

CSR dari perusahaan yang bersangkutan, yang merupakan salah satu sumber keunggulan

kompetitif bagi perusahaan. Beberapa penelitian telah menjelaskan hubungan antara lokasi

perusahaan dan CSR. Scholtens dan Dam (2007) menemukan efek dari perbedaan geografis,

tata kelola praktik korupsi, kebijakan hak asasi manusia. Penelitian Brammer, Pavelin, dan

Porter (2006), Maignan dan Ralston (2002) menemukan hasil yang sama pada perusahaan-

perusahaan besar AS dan tiga negara Eropa. Selain itu Boeprasert (2012) yang menghubungkan

lokasi perusahaan dengan kegiatan investasi dan CSR.

Penelitian-penelitian di atas masih terbatas dengan perbedaan geografis dalam satu

negara maupun satu benua saja terhadap program CSR. Sejauh ini, penelitian yang menunjukkan

pengaruh letak geografis perusahaan terhadap model pelaporan CSR masih minim. Penelitian

ini bertujuan membahas research gap tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antara

letak geografis terhadap desain program dan pelaporan CSR dari dua perusahaan yang bergerak

dalam bidang yang sama, di dua lokasi yang berbeda yang meliputi perbedaan benua, bangsa,

tata kelola, bahasa, serta budaya masyarakat sekitarnya.

Page 3: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1671

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Rumusan Masalah

Sejauh ini, penelitian yang membahas keterkaitan letak geografis perusahaan terhadap

desain program dan model pelaporan CSR masih sangat minim. Penelitian ini bertujuan

membahas research gap tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antara letak

geografis terhadap desain program dan pelaporan CSR dengan mengambil obyek dua

perusahaan dalam sektor industri yang sama, namun berada di lokasi atau area operasional di

dua negara di dua benua yang berbeda. Perbedaan obyek penelitian juga meliputi perbedaan tata

kelola, bahasa, maupun nilai-nilai budaya masyarakat sekitar perusahaan.Untuk itu rumusan

masalah yang akan menjadi bahan utama analisis penelitian ini dituangkan dalam bentuk

pertanyaan penelitian (research question) yang meliputi:

1. Bagaimana kebijakan dan pelaksanaan program CSR di perusahaan?

2. Sejauh mana letak geografis perusahaan menjadi pertimbangan dalam mendesain program

CSR?

3. Bagaimana model pelaporan progam CSR di perusahaan dan sejauh mana keterkaitan peran

faktor-faktor geografis terhadap pelaporan CSRperusahaan?

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu,

dalam menyajikan informasi tentang keterkaitan antara aktivitas tanggungjawab social

perusahaan dengan letak geografis perusahaan. Serta mengetahui peran faktor-faktor terkait

letak geografis yang menjadi pertimbangan dalam mendesain program CSR, termasuk

didalamnya format pelaporan CSR.

KAJIAN PUSTAKA

CSR merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap ekonomi, sosial, dan

lingkungan sesuai prinsip Triple Bottom Line yang meliputi profit, people,dan planet.Profit

yang bertujuan pada hasil/profit yang diinginkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat terus

beroperasi dan berkembang.People merupakan salah satu jaminan kelangsungan hidup

perusahaan, dimana perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan

dan masyarakat.Planet merupakan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan

keragaman hayati yang ada pada lingkungan sekitar perusahaan (Elkington, 1998).

Tiga alasan perusahaan melakukan CSR menurut Bhatt (2002) adalah kepatuhan

(compliance) terhadap peraturan, ketentuan hukum, kesepakatan, konvensi ataupun standar

nasional maupun internasional yang berlaku tergantung pada luas skala perusahaan. Semakin

besar skala perusahaan, maka peraturan yang diikuti mengacu skala internasional. Berikutnya

adalah meminimalisasi risiko (risk minimisation), perusahaan harus menyadari impact nyata

dan impact potensial secara sosio-ekonomi, politik maupun lingkungan. Ketiga adalah

menciptakan nilai (value creation), perusahaan dapat menciptakan “positive social value”

dengan melibatkan masyarakat di dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial

(innovative social investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy

dialogue), dan membangun istitusi masyarakat (building civic institution), baik secara mandiri

ataupun bersama perusahaan lain.

Anatan (2008) menunjukkan bahwa terdapat sembilan program kerja yang dapat

dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR. Program-program tersebut

Page 4: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1672

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

melibatkan para stakeholders perusahaan baik internal maupun eksternal, baik people maupun

planet. Program yang berkaitan dengan people adalah employee program, customer program,

dan supplier program dimana karyawan, konsumen, dan pemasok merupakan bagian penting

dari perusahaan yang dapat mempengaruhi profit perusahaan secara langsung. Perusahaan

dapat melakukan program Community and Broader Society, dengan melakukan community

development yangintinya membantu individu, kelompok komunitas dalam berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai

dengan keinginan mereka (Shardlow 1998; dalam Ambadar 2008).

Pandangan yang lebih komprehensif mengenai CSR yang kemudian disebut sebagai

“teori Piramida CSR” dikemukakan oleh (Carol 1991; dalam Shahin 2007) bahwa

tanggungjawab sosial perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat jenjang yang merupakan satu

kesatuan.Untuk memenuhi tanggungjawab ekonomis, sebuah perusahaan harus menghasilkan

laba sebagai fondasi untuk mempertahankan perkembangan dan eksistensinya. Jenjang pertama

adalah Economic Responsibility yang berkaitan dengan menyediakan ROI kepada

pemegang saham, menciptakan pekerjaan dan pengupahan yang adil, menemukan

sumberdaya baru, mempromosikan penggunaan teknologi lanjutan, inovasi, dan menciptakan

barang dan jasa yang baru. Kedua, Legal Responsibility yang berkaitan dengan peran

perusahaan memainkan peran sesuai dengan peraturan dan prosedur. Dalam kaitan

ini masyarakat mengharapkan agar perusahaan dapat memenuhi visi dan misi yang

diusungnya. Selanjutnya Ethics Responsibility, dimana sebagai pelaku bisnis diharapkan agar

mempunyai moral, etika kerja dimana perusahaan berada. Etika tidak harus sesuai dengan apa

yang diatur dalam aturan formal, tetapi dapat memenuhi harapan masyarakat terhadap

perusahaan, misalnya menghargai masyarakat, menghindari pencideraan masyarakat, dan

mencegah adanya bencana bagi masyarakat. Jenjang terakhir adalah Philanthropic

Responsibility yang berkaitan dengan penilaian, pilihan perusahaan dalam kegiatan yang

diharapkan kembali kepada masyarakat.

Selain program CSR, hal terpenting adalah bagaimana perusahaan melaporkan program CSR

yang sudah dijalankan sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap pemangku kepentingan

bahwa program CSR sudah dijalankan secara nyata. Di Indonesia, belum ada Undang-Undang

dan dasar hukum yang mewajibkan atau mengatur tentang tata cara pelaporan program CSR,

sehingga banyak variasi pelaporan CSR perusahan di Indonesia. Bahkan beberapa perusahaan

hanya melakukan program CSR saja tanpa membuat laporan atas program CSR yang sudah

dilakukan. Berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara

sukarela adalah untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif

melalui penerapan CSR untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk melegitimasi tindakan

perusahaan, dan untuk menarik investor (Wondabio, 2008).

Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi pertanggung jawaban sosial

yang mengkomunikasikan informasi sosial kepada stakeholder. Menurut Guthrie dan Parker

(1990) sebagaimana dikutip Sayekti dan Wondabio (2008), pengungkapan informasi CSR

dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan membangun, mempertahankan,

dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomis dan politis. Selain itu, CSR dapat

memberikan informasi mengenai sejauh mana perusahaan memberikan kontribusi positif

maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya (Cheng, 2011).

Rivet Software (2012) pada situsnya, sustainability report menunjukkan hubungan

antara kinerja keuangan perusahaan dan lingkungan, sosial dan tata kelola yang transparan dari

Page 5: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1673

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

perusahaan.Biasanya sustainability report ini terpisah dari laporan keuangan perusahaan dan

terfokus pada data kinerja keuangan perusahaan dan strategi perusahaan yang umum.

Pedoman laporan keberlanjutan Global Reporting Initiative (GRI), adalah praktek

pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai

tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun

eksternal. Laporan keberlanjutan yang disusun berdasarkan kerangka pelaporan GRI

mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi di periode laporan tertentu dalam konteks

komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya.

Keterkaitan letak geografis dan CSR dalam sudut pandang yang berbeda telah diungkap dalam

penelitian-penelitian sebelumnya. Boeprasert (2012) yang malakukan penelitian di pasar

Amerika misalnya, menemukan bahwa kedekatan geografis kantor pusat dengan wilayah

metropolitan dapat mempengaruhi tingkat CSR dari perusahaan itu. Diversifikasi geografis

memainkan peran penting bahwa perusahaan menggunakan kebijaksanaan mereka dengan

membentuk strategi kinerja sosial mereka pada profil geografis mereka. Brammer, Pavelin, dan

Porter (2005) mengungkapkan perusahaan yang aktivitasnya tersebar di banyak negara

tampaknya memiliki kinerja sosial lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan

yang aktivitasnya lebih sempit terbatas secara geografis. Hasil beberapa penelitian juga

menemukan bahwa perbedaan letak geografis akan mempengaruhi sistem pengungkapan CSR

dari perusahaan tersebut.Hasil penelitian Boeprasert (2012), menyatakan bahwa perusahaan di

area wilayah pedesaan memberikan kualitas yang lebih baik dari pengungkapan perusahaan

yang beroperasi di tengah kota. Hal berbeda diungkapakan oleh Golob dan Barlett (2006) yang

melakukan penelitian di Australia dan Slovenia, yang mengungkapkan bahwa ada beberapa

tekanan pasar pada badan usaha untuk mengadopsi pelaporan CSR.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan qualitative research dengan pembahasan studi kasus pada

obyek penelitian dua perusahaan di industri tambang dengan lokasi yang berbeda.Metode

pengumpulan data menggunakan content analysis yaitu mengambil data dan informasi yang

tersaji di media publik.Obyek penelitian adalah PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITM) dan

OZ Minerals (OZM) dimana kedua perusahaan tersebut terletak di dua negara yang berbeda,

Indonesia dan Australia. Kedua objek merupakan perusahaan yang sama-sama bergerak di

bidang pertambangan. Alasan menggunakan perusahaan pertambangan karena kegiatan

penambangan secara langsung memberi dampak pada alam dan sumber utama produk

perusahaan tambang dipengaruhi letak geografis, kondisi dan kekayaan alam yang ada.

Misalnya batu bara lebih banyak ditemukan di Kalimantan daripada di Jawa. Dipilihnya dua

perusahaan yang berada di benua berbeda sebagai objek penelitian agar telihat jelas perbedaan

letak gografis dan faktor-faktor geografis yang ada di dalamnya. Perbedaan letak geografis

negara pada benua yang berbeda yaitu benua Asia dan Australia juga menunjukkan perbedaan

faktor geografis yang mempengaruhi yaitu musim, cuaca, pola hidup dan kebiasaan masyarakat

di kedua negara hingga budaya yang ada di dua wilayah tersebut menunjukkan perbedaan.

Penelitian ini akan mengkaji lebih jauh keterkaitan faktor-faktor geografis tersebut, selain letak

geografis perusahaan , dengan penerapan dan pelaporan aktifitas tanggungjawab sosial

perusahaan.

Data dan informasi sebagai sumber analisis dua perusahaan diperoleh dari website

masing-masing perusahaan, website yang menyajikan informasi terkait kebijakan, aturan,

Page 6: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1674

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

program CSR di masing-masing Negara, maupun informasi dari media public meliputi majalah,

suratkabar, bulletin, dan lain-lain yang relevan dan andal. Pengumpulan data dan informasi

dengan metode ini menggunakan kata kunci (keywords) untuk melakukan seleksi pada data

yang relevan.Data yang dikumpulkan dan diseleksi disesuaikan dengan rumusan permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini.Data tersebut meliputi data gambaran umum perusahaan;

kebijakan sector industry pertambangan di kedua Negara; kondisi geografis kedua Negara. Data

lain terkait penerapan CSR perusahaan meliputi: latar belakang, kebijakan, jenis program-

program CSR kedua perusahaan; informasi kondisi dan budaya masyarakat sekitar area

geografis kedua perusahaan, dan data lain yang relevansinya terkait desain rumusan masalah

penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITM) merupakan perusahaan tambang batu bara

yang memiliki lokasi eksplorasi di area Kalimantan yaitu di Bontang, Kutai Timur dan Kutai

Kertanegara. Pulau Kalimantan sebagai pulau terbesar di Indonesia merupakan area yang 40%

berupa hutan tropis dengan julukan sebagai paru-paru dunia. Seperti yang dijelaskan dalam

situs resminya, PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk merupakan produsen batubara terkemuka

di Indonesia yang memproduksi dan memasok batubara kelas premium untuk pasar lokal dan

internasional selama lebih dari satu dekade. Sementara OZ Minerals (OZM) merupakan

perusahaan tambang tembaga dan emas yang membuka area eksplorasi di di Coober Pedy,

Australia Selatan. Coober Pedy adalah daerah gurun di Australia yang sehari-hari suhunya bisa

mencapai 40oC, dan kota ini adalah bagian paling Kering di Australia (Detik, 2013).

Kebijakan dan pelaksanaan program CSR di perusahaan

Desain program CSR, PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk di pulau Kalimantan lebih

memfokuskan pada program-program yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan

pendidikan yang ada di Kalimantan, mengingat kondisi jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Timur berjumlah 10% dari total penduduk (BPS, 2007). Permasalahan sosial yang

kerap dihadapi masyarakat meliputi masalah pendidikan, kesehatan, dan kondisi ekonomi yang

rata-rata berada di garis kemiskinan. Visi PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk menjadi

perusahaan yang berkomitmen memberdayakan masyarakat melalui kemitraan, kerja sama

yang berkelanjutan menuju kemandirian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu,

PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk juga peduli dengan dunia pendidikan dengan membina

beberapa sekolah dan guru dengan memberikan fasilitas yang memadai untuk proses belajar

mengajar.

Berbeda dengan OZ Mnerals yang menambang di wilayah Coober pedy, Australia

Selatan. Dalam mendesain program CSRnya, OZ Minerals mengutamakan program-program

yang bermanfaat bagi karyawan tambang dan penduduk sekitar tambang. OZ Minerals

memiliki tujuan agar karyawan dan masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari

program yang diberikan.Program-program OZ Minerals berfokus pada sosial-ekonomi secara

global maupun nasional, lingkungan sekitar tambang, kesehatan dan keselamatan karyawan

tambang dan masyarakat, serta komunitas sekitar tambang.

Page 7: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1675

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Keterkaitan Letak Geografis dalam Desain Program CSR

PT. Indo tambangraya Megah, Tbk sangat memperhatikan faktor-faktor geografis di

areanya dalam mendesain program CSR perusahaan. Kegiatan CSR perusahaan mendapat

dukungan pemerintah dan komunitas setempat. Dua program utama PT. Indo tambangraya

Megah, Tbk, Community Development dan ITM for Education, dikhususkan bagi masyarakat

sekitar. Sebagian besar fasilitas pendidikan di Kalimantan masih tertinggal jika dibandingkan

dengan fasilitas pendidikan yang ada di Jawa. Perusahaan berusaha untuk membantu

memfasilitasi masyarakat untuk belajar, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Beberapa program CSR perusahaan meliputi: pemberian beasiswa di tahun 2010 bagi 600

siswa, dan di tahun 2010-2011 memberi pelatihan pada seluruh guru yang ada khusus di tiga

area pertambangan perusahaan yaitu Kutai Timur, Kutai Kertanegara dan Bontang.

Selain itu, melalui program-program CSR yang diberikan, perusahaan juga berusaha

turut serta berpartisipasi mewujudkan Millennium Development Goals (MDG) yang

disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar Kalimantan. Beberapa tujuan yaitu;

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; Mencapai pendidikan dasar untuk semua;

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; Menurunkan angka kematian

anak; Meningkatkan kesehatan ibu; Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular

lainnya; Memastikan kelestarian lingkungan hidup; Mengembangkan kemitraan global untuk

pembangunan. Program CSR perusahaan didesain mengacu pada tercapainya tujuan tersebut.

Desain program CSR yang dilaksanakan perusahaan tidak jauh dari faktor-faktor

geografis yang ada di Kalimantan. Dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dan

menekan angka kemiskinan misalnya, program usaha mandiri “teri Borneo”, Pelatihan

ketrampilan manik-manik khas Kalimantan, budidaya singkong gajah di lahan bekas tambang,

dan lainnya. Program-program CSR ini didesain juga untuk mengembangkan kekayaan daerah

setempat.

Desain program CSR OZ Minerals, memiliki varian program seperti, Our People,

Safety and Health, Community, dan Environtment. Program-program tersebut bertujuan

membantu masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. OZ Minerals yang beroperasi di

wilayah paling kering di Australia, daerah gurun Coober Pedy, membuat perusahaan bekerja

keras untuk berkontribusi pada lingkungan. Perusahaan bekerjasama dengan perusahaan-

perusahaan lokal untuk menjadi supplier barang atau jasa bagi OZM. Sebagai contoh, mereka

bekerjasama dengan perusahaan roti lokal CRUSTS. CRUSTS menyediakan roti bagi pegawai

tambang selama 5 hari dalam seminggu. Program kerjasama ini memberikan keuntungan bagi

CRUSTS sebesar 40% dan Karyawan tambang tidak perlu jauh-jauh memikirkan cara

mendapatkan makanan karena lokasi yang cukup jauh dari pertokoan.

OZMinerals juga menggandeng Royal Flying Doctor Service (RFDS). OZMinerals

melakukan hal ini karena ia menyadari bahwa lokasi pertambanagn di Coober Pedy sangat jauh

dari kota besar. Sehingga untuk keadaan darurat seperti kecelakaan di tambang, mereka pasti

akan kesulitan. OZMinerals memilih berinvestasi pada RFDS yang sudah profesional dalam

menangani hal-hal semacam itu. Kemitraan ini, jumlah armada helicopter RFDS tiap tahun

selalu bertambah. Bahkan RFDS sudah memiliki 18 landasan di Australia Selatan. Kerjasama

ini tentu saja bermanfaat tidak hanya untuk karyawan di area pertambangan, namun juga

penduduk sekitar yang membutuhkan bantuan medis.

Page 8: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1676

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Keterkaitan Faktor Geografis dengan Pelaporan CSR

Dalam melaporkan kegiatan CSRnya, PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk menyajikan

dalam bentuk majalah yang diterbitkan setiap 3-4 bulan sekali. Keputusan ITM untuk

mengungkapkan kegiatan CSRnya melalui majalah karena beberapa alasan. Pertama, di

Indonesia masih belum ada Undang-Undang yang mengatur tentang pelaporan CSR. Alasan

kedua, tujuan penerbitan majalah CSR sendiri adalah sebagai media komunikasi kawasan

binaan PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk karena kegiatan operasional perusahaan sebagian

besar berada di wilayah Kalimantan dan perusahaan hanya melaksanakan kegiatan CSRnya di

Kalimantan, sehingga majalah adalah media komunikasi yang tepat untuk berkomunikasi

dengan masyarakat dan anak perusahaan.

Pengungkapan CSR dalam bentuk majalah tidak terlepas dari peran letak geografis dari

PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk sendiri. Mulai dari pengambilan nama majalah yaitu

BUBUHAN yang diambil dari Bahasa Kutai, Dayak dan Banjar yang berarti pertemanan,

perkawanan, atau persahabatan. Nama BUBUHAN mencerminkan semangat Community

Development PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk untuk selalu menghargai dan belajar pada

kearifan lokal yang ada di masyarakat.

Selain itu, peran letak geografis tampak melalui informasi yang tersaji dalam majalah

tersebut yang menampilkan kebudayaan Kalimantan dan sekitarnya. Seluruh program-program

CSR perusahaan yang telah dilakukan berkaitan dengan pelestarian kebudayaan seperti

program binaan Batik Sasirangan (batik khas Kalimantan), Manik-manik dari batu-batuan yang

hanya ada di Kalimantan, program binaan Teri Borneo, dan sebagainya. Edukasi tentang

Kalimantan juga tak ketinggalan menjadi bahasan dalam majalah tersebut seperti tips merawat

kain Batik Sasirangan dan pembahasan tentang rotan asal Kalimantan termasuk

pembudidayaan, pengelolaan, teknik produksi hingga pemasaran produk rotan bagi masyarakat

sekitar dan informasi bagi stakeholder lainnya. Melalui majalah ini juga disajikan kegiatan,

maupun informasi edukasi umum terkait topik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun pendidikan.

Pengungkapan aktifitas CSR melalui majalah lebih mudah dipahami oleh stakeholder

dalam hal ini termasuk didalamnya masyarakat Kalimantan terutama yang menjadi mitra

binaan dari PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. Mereka akan mudah mengerti karena

pengungkapan berupa huruf dan foto-foto kegiatan, disertai uraian bahasa yang mudah

dimengerti. Perusahaan memilih majalah sebagai media berkomunikasi yang pas dengan

masyarakat dan komponen stakeholder lainnya sebagai bentuk pelaporan dan

pertanggungjawaban atas program-program CSR yang dilakukan.

Berbeda dengan Indonesia yang tidak menetapkan standar dalam pengungkapan

CSR, Australia memiliki beberapa standar yang bisa dijadikan acuan. Perusahaan-

perusahaan di Australia menganut strandar Triple Bottom Line Reporting in Australia:

A Guide to Reporting against Environmental Indicators; Global Reporting Initiative

(GRI) dan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam

mengungkapkan kegiatan CSR.

OZ Minerals yang berada di kawasan Australia, maka OZ Minerals memilih untuk

mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Australia yaitu pengungkapan

sustainability performance dengan mengikuti standar internasional Global Reporting Initiative

(GRI). Hal ini memudahkan OZ Minerals dan perusahaan-perusahaan di Australia karena

pemerintah sudah menetapkan standar yang digunakan sebagai acuan. Sehingga mereka tidak

perlu membuat pengungkapan khusus. Mereka hanya perlu mengikuti acuan yang ditetapkan

Page 9: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1677

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

dan mengikuti indikator-indikator yang sudah ditentukan oleh GRI.

KESIMPULAN

Studi yang dilakukan oleh peneliti ini berdampak terhadap CSR baik program maupun

pengungkapannya.Karena kegiatan CSR merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh

perusahaan untuk lingkungan khususnya yang ada di sekitarnya.Hal ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Brammer, Pavelin, dan Porter (2005) tentang hubungan kinerja perusahaan

dan letak geografis. Selain itu, penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Golob dan Bartlett (2006) mengenai beberapa tekanan pasar pada badan usaha untuk

mengadopsi pelaporan CSR.Dalam melaporkan CSR perusahaan cenderung menunjukkan

sikap yang berbeda dalam memilih format pelaporan.Perusahaan yang berada di wilayah

geografis tertentu melaporkan kegiatan CSR mereka menggunakan standar yang sudah diadopsi

di negaranya. Disisi lain, beberapa negara yang belum menetapkan standar dalam pelaporan

standar, membuat perusahaan lebih bebas dalam melaporan CSR dengan format yang lebih

kreatif.

Komponen geografis lain yang membuat perusahaan berbeda-beda dalam memutuskan

desain program CSR adalah kebudayaan dari sebuah wilayah itu sendiri. Perusahaan yang

berada di wilayah geografis yang kental kebudayaannya, cenderung mempertimbangkan dan

mendesain program CSR bagi masyarakat dengan memasukkan nilai-nilai budaya masyarakat

melalui inisiatif pelestarian budaya dan peningkatan kualitas hasil produk budaya tersebut,

termasuk juga pelatihan cara memasarkan hasil budaya masyarakat guna peningkatan kondisi

ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat. Konsep penerapan CSR adalah memberi

manfaat bagi stakeholder, dapat diwujudkan melalui program peningkatan taraf hidup

masyarakat sekaligus pelestarian budaya mereka. Letak Geografis berkaitan erat terhadap

kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan cenderung memberikan program

CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitarnya.Misalnya masyarakat yang

berada di adrah gurun lebih membutuhkan bantuan saluran air bersih daripada bantuan pupuk.

Dengan demikian tujuan dari pelaksanaan program CSR itu sendiri akan lebih tepat.

Aspek kebudayaan juga berperan dalam penyusunan laporan CSR bagi perusahaan

yang berada di wilayah geografis tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan PT. Indo

Tambangraya Megah menyajikan laporan aktifitas CSR dalam format majalah dengan nama

yang diambil dari bahasa daerah setempat, dan diterbitkan secara periodik.Majalah CSR

perusahaan ini, tidak hanya berisi tentang program CSR, juga menjadi media edukasi tentang

Page 10: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1678

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

kebudayaan masyarakat sekitar. Dalam hal ini perusahaan juga turut melestarikan budaya

masyarakat dan mengenalkan kebudayaan wilayah tersebut kepada banyak pihak, terutama

pembaca laporan.

Dalam pembuatan laporan pun juga demikian, keadaan sosial masyarakat sekitar juga

harus menjadi hal yang perlu diperhatikan.Sebab pembaca laporan CSR adalah stakeholder,

dimana masyarakat merupakan bagian dari stakeholder. Jika masyarakat tidak mampu

memahami akan menjadi sulit bagi perusahaan. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan

dengan keadaan tersebut.Akan tetapi jika pemerintah sudah menetapkan standar tertentu

perusahaan harus mengikuti aturan yang berlaku.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa letak geografis berperan pada aktifitas CSR

sebuah perusahaan, baik dalam mendesain maupun pelaporannya. Karena dalam letak geografis

itu sendiri, terdapat banyak aspek yang perlu dipertimbangkan saat perusahaan membuat

keputusan dalam mebuat desain program CSR. Seperti misalnya keadaan lingkungan sekitar,

keadaan sosial masyarakat sekitar, dan juga keadaan ekonomi masyarakat sekitar. Hal tersebut

menjadi pertimbangan agar program CSR yang diberikan perusahaan tepat pada sasaran, bukan

hanya sekedar program yang tidak bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Implikasi Teoritis

Dalam sebuah letak geografis banyak aspek yang perlu dipertimbangkan perusahaan

dalam mendesain dan melaporkan program CSR. aspek tersebut seperti keadaan sosial

masyarakat, kebudayaan, keadaan lingkungan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut lah yang

seharusnya menjadi fokus utama.Perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, namun

memiliki letak geografis yang berbeda ternyata memiliki program CSR berbeda dan pelaporan

CSR dengan format berbeda juga. Hal ini berkaitan dengan aspek-aspek letak geografis dan

faktor terkait geografis tersebut.

Keterbatasan Studi

Penelitian ini hanya menggunakan dua perusahaan tambang yang mengeluarkan online

report, dimana kedua perusahaan tersebut terletak di dua negara dari dua benua berbeda

Indonesia dan Australia. Penelitian ini tidak mencakup perusahaan yang bergerak di bidang

selain pertambangan dan tidak mencakup perusahaan yang tidak mengeluarkan online

report.Selain itu, penelitian ini hanya mencakup negara dari benua Asia dan Australia

saja.Sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisir ke dalam wilayah-wilayah yang tidak termasuk

objek penelitian.

Fokus penelitian ini hanya terbatas pada letak geografis yang dikaitkan dengan kinerja

perusahaan dalam melaksanakan CSR dan melaporkannya.Peluang penelitian berikutnya dapat

dikembangkan dengan melihat keterkaitan antara lokasi perusahaan dan sistem pemerintahan

yang lebih mendalam terhadap pelaporan CSR serta dapat dikembangkan pada lokasi dan jenis

perusahaan yang berbeda.

Page 11: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1679

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, J. 2008. Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia.Jakarta: PT.

Elek Media Komputindo Kelompok

Gramedia.http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&

cad=rja&ved=0CFUQFjAF&url=http%3A%2F%2Fmurnioktarina.blogspot.com%2F

2012%2F02%2Ftinjauan-praktik-dan-manfaat-coorporate.html&ei=WMv-

UpnzLonYrQeo7oG4Aw&usg=AFQjCNF1pf5g8duQe084V0Bbp6IJ0TEM6A&sig2

=OjdGqG_Cai17_I3EsolSOg.

Anatan, L., 2008. Corporate Social responsibility: Tinjauan Teoritis dan Praktik di

Indonesia.

Bhatt, 2012.Mengapa Perusahaan Melakukan CSR.

http://csrineducation.blogspot.com/2012/09/mengapa-perusahaan-melakukan-

csr.html. Diakses pada 8 Juni 2013.

Boeprasert, A., 2012. Does location Matter for Corporate Social Responsibility?.National

Institute of Development Administration (NIDA) and PTT Global Chemical (PTTGC).

Boeprasert, A., 2012. Does Geographical Proximity Affect Corporate Social Responsibility?

Evidence from U.S. Market.International Business Research; Vol. 5, No. 9; 2012.

Brammer, S. J., Pavelin, S., and Porter, L. A., 2006. Corporate Social Performance and

Geographical Diversification.Journal of Business Research, 59, 1025-1034.

Cheng, M. dan Christiawan, Y. J., 2011. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Abnormal

Return. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol 13, No 1, Mei 2011: 24-36.

Dentchev, N. A., 2004.Corporate Social Performance as a Business Strategy.

http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10551-004-1348-5#close.

Detik, 2013. Coober Pedy, Satu-Satunya Kota Bawah Tanah Di Dunia.

http://m.detik.com/travel/read/2013/02/26/093717/2179651/1383/coober-pedy-satu-

satunya-kota-bawah-tanah-di-dunia?vt22011381

Elkington, John, 1998. Cannibals with Forks: The Triple Botom Line of 21st Century Business,

Philadelpia: New Society.

Emanuel, V., 2011.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. http://www.kalimantan-

news.com/berita.php?idb=8778

Golob, U., dan Bartlett, J.L, (2006).Communicating about Corporate Social Responsibility: A

Comparative Study of CSR Reporting in Australia and Slovenia.University of

Ljubljana, Slovenia and Queensland University of Technology, Australia.

Indarti, N., 2004. Business Location and Success:The Case of Internet Café Business in

Indonesia. Gadjah Mada International Journal of Business Vol. 6, No. 2, pp. 171-192.

BPS, 2007. BPS Provinsi Kalimantan Timur. http://kaltim.bps.go.id.

Kotler, P., dan Nancy, L., 2005.Corporate Social Responsibility. John Wiley&Sons, Inc.:New

Jersey.

Loughran, T., 2008.The Impact of Firm Location on Equity Issuance.Financial Management,

Page 12: Keterkaitan Letak Geografis, Desain Program dan Pelaporan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5927/2/PROS_Deasy S, Dianne... · Universitas Surabaya . dianne@ubaya.ac.id

1680

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

37, 1-21.

Maignan, I. and Ralston, D. A., 2002. Corporate social responsibility in Europe and the U.S.:

Insights from businesses’ self-presentations. Journal of International Business

Studies, 33 (3), 497-514.

Porter, M. E., dan Kramer, M. R., 2006. Strategy and Society: The link Between Competitive

Advantage and Corporate Social Responsibility. Harvard Business Review.

Porter, M. E., 2000. Location, Competition and Economic Development: Local Clusters in a

Global Economy. Economic Development Quarterly 14, no. 1, 15-34.

Rivet Software (2012). Corporate Sustainabililty Reporting. http://www.rivetsoftware.com.

Shahin, A., dan Zairi, M. 2007.Corporate Governance as a Critical Element for Driving

Excellence in Corporate Social Responsibility, International Journal of Quality and

Reliability Management Vol. 24, No. 7 2007 pp. 753-770.

Scholtens, B., dan Dam, L., 2007.Cultural values and international differences in

business ethics.Journal ofBusiness Ethics, 75, 273-284.

Wibisono, Y., 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.

http://images.andamawara.multiply.multiplycontent.com.

Wondabio, L. S. dan Sayekti, Y., 2008. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 8,

No. 2, Agustus 2008: 179-19.