17
Satu-Satunya Buku KKD yang Anda Butuhkan :p Sebuah Rangkuman Checklist KKD FKUI Edisi 2.2 Rodri Tanoto Hak cipta kembali ke Modul KKD. Penulis tidak memiliki Hak untuk menjadikannya sebagai komoditi. Kata Pengantar Buku ini dibuat untuk diri penulis sendiri. Namun tidak ditutup kemungkinan untuk diperbanyak TIDAK UNTUK KOMERSIAL agar dapat membantu sesama mahasiswa FKUI agar lebih mudah belajar untuk menghadapi OSCE tingkat 3. Buku ini hanya rangkuman checklist KKD ditambah sedikit pengetahuan umum. Detil dapat dibaca di diktat KKD dan buku Pemeriksaan Fisik lainnya. Sebagai catatan, buku ini buku Pemeriksaan Fisik lainnya. Sebagai catatan, buku ini tidak diurutkan berdasarkan modul, melainkan berdasarkan sistem kebijakan penulis sendiri. Selamat Belajar! Semoga lulus OSCE! Jakarta, 4 Juli 2009 Penulis 2 Daftar Isi Komunikasi Anamnesis 5 Kuesioner Pra Perkembangan 6 Konseling/Wawancara 7 Breaking the Bad News 8 Konseling Keluarga 9 Surat Rujukan 10 Penyuluhan 11 Pemeriksaan Fisik Antropometri Anak 12-13 Paru 32-34 Abdomen 35-36 Ginjal 37 Rectal Touche 38 Payudara & Ginekologi 39-42 Obstetri/Leopold 43-44 Pemeriksaan Motorik, Tonus, N VII 45-46 GCS, TandaMeningeal, & N III, IV, VI 47-48 Pemeriksaan Keseimbangan 49 Tindakan Antropometri Anak 12-13 Umum dan Vital 14-15 Kepala 15-16 Visus & Funduskopi 17-18 Tonometri Schiotz dan Kampimetri 19 THT dan Swab Tenggorok 20-23 Tes Penala 24 Leher 25 Tiroid 26 Ekstremitas atas 27 Ekstremitas bawah 28 Lower back dan fraktur tulang panjang 29 Prekordial 30 Pemasangan EKG 31 Tindakan Teknik Steril & Kewaspadaan Universal 50 Pungsi Vena 51 Kanulasi Intravena (Infus) 52 Pungsi Arteri 53 Injeksi IM 54-55 Injeksi Subkutan 56 Injeksi Intrakutan 57 Sumbatan Jalan Napas dan Intubasi 58-62 Pemasangan NGT 63 Pemasangan Kateter 64 Membantu Partus Normal 65 Basic Surgery Skill 66 Farmasi 67 3 Sebelum melakukan semuanya, ingat: Perkenalkan Diri Jelaskan Prosedur Meminta Izin Periksa Kelengkapan Alat Periksa Kelengkapan Alat Lakukan sterilisasi bila perlu Lakukan dengan mengingat KENYAMANAN pasien Dan jangan lupa bereskan alat-alat yang sudah dipakai 4

Keterampilan Klinis Dasar UI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Suatu kumpulan pemeriksaan fisik kedokteran yang esensial untuk dokter yang baru selesai menjalani pendidikan kedokteran maupun yang sudah lama menjadi dokter

Citation preview

Page 1: Keterampilan Klinis Dasar UI

Satu-Satunya Buku KKD yang

Anda Butuhkan :pSebuah Rangkuman Checklist KKD FKUI

Edisi 2.2

Rodri Tanoto

Hak cipta kembali ke Modul KKD. Penulis tidak memiliki Hak untuk menjadikannya sebagai komoditi.

Kata PengantarBuku ini dibuat untuk diri penulis sendiri. Namun tidak ditutup kemungkinan untuk diperbanyak TIDAK UNTUK KOMERSIAL agar dapat membantu sesama mahasiswa FKUI agar lebih mudah belajar untuk menghadapi OSCE tingkat 3. Buku ini hanya rangkuman checklist KKD ditambah sedikit pengetahuan umum. Detil dapat dibaca di diktat KKD dan buku Pemeriksaan Fisik lainnya. Sebagai catatan, buku ini buku Pemeriksaan Fisik lainnya. Sebagai catatan, buku ini tidak diurutkan berdasarkan modul, melainkan berdasarkan sistem kebijakan penulis sendiri.

Selamat Belajar! Semoga lulus OSCE!

Jakarta, 4 Juli 2009

Penulis

2

Daftar IsiKomunikasi

• Anamnesis 5

• Kuesioner Pra Perkembangan 6

• Konseling/Wawancara 7

• Breaking the Bad News 8

• Konseling Keluarga 9

• Surat Rujukan 10

• Penyuluhan 11

Pemeriksaan Fisik

• Antropometri Anak 12-13

• Paru 32-34

• Abdomen 35-36

• Ginjal 37

• Rectal Touche 38

• Payudara & Ginekologi 39-42

• Obstetri/Leopold 43-44

• Pemeriksaan Motorik, Tonus, N VII 45-46

• GCS, Tanda Meningeal, & N III, IV, VI 47-48

• Pemeriksaan Keseimbangan 49

Tindakan• Antropometri Anak 12-13

• Umum dan Vital 14-15

• Kepala 15-16

• Visus & Funduskopi 17-18

• Tonometri Schiotz dan Kampimetri 19

• THT dan Swab Tenggorok 20-23

• Tes Penala 24

• Leher 25

• Tiroid 26

• Ekstremitas atas 27

• Ekstremitas bawah 28

• Lower back dan fraktur tulang panjang 29

• Prekordial 30

• Pemasangan EKG 31

Tindakan

• Teknik Steril & Kewaspadaan Universal 50

• Pungsi Vena 51

• Kanulasi Intravena (Infus) 52

• Pungsi Arteri 53

• Injeksi IM 54-55

• Injeksi Subkutan 56

• Injeksi Intrakutan 57

• Sumbatan Jalan Napas dan Intubasi 58-62

• Pemasangan NGT 63

• Pemasangan Kateter 64

• Membantu Partus Normal 65

• Basic Surgery Skill 66

• Farmasi 673

Sebelum melakukan semuanya, ingat:

• Perkenalkan Diri

• Jelaskan Prosedur

• Meminta Izin

• Periksa Kelengkapan Alat• Periksa Kelengkapan Alat

• Lakukan sterilisasi bila perlu

• Lakukan dengan mengingat KENYAMANAN pasien

• Dan jangan lupa bereskan alat-alat yang sudah dipakai

4

Page 2: Keterampilan Klinis Dasar UI

Anamnesis• Menyapa, berdiri,

memperkenalkan diri,

mempersilakan Duduk

• Wajah dan suara ramah,

vokal jelas, kecepatan,

volume

• Basa Basi

• Nama, umur, alamat, pendidikan, suku, status pernikahan, pekerjaan

• Keluhan Utama, Riwayat Penyakit Sekarang, Dahulu, Keluarga, Sosialvolume

• Tubuh condong ke depan,

tidak menyilang kaki

• Kontak mata 70 %

• Tdk gerak tidak penting

• Empati verbal dan non-

verbal

Dahulu, Keluarga, Sosial

– Obat, rokok, alkohol

• Pertanyaan satu persatu

• Pertanyaan terbuka dan mendalam, selain tertutup

• Refleksi isi dan perasaan

5

Kuesioner Pra Perkembangan

• 0-72 bl

• >16 hr bulatkan 1 bl

• Ya: bisa, pernah, sering, kadang-kadang

• Tidak: Tidak pernah, tidak tahu• Tidak: Tidak pernah, tidak tahu

• 9-10 (S=Sesuai), 7-8 (M=Meragukan), <6

(P=penyimpangan)

• “Tidak” dirinci sesuai jenis

6

Konseling & Wawancara (Hampir Mirip

Soalnya)

• Memperkenalkan diri

• Menjelaskan tujuan konseling

dan kerahasiaan

• Membangun rapport

• Pertanyaan tujuan/maksud

• Bahasa mudah dimengerti

• Menilai emosi dgn baik

• Kontak mata

• Memberikan kesimpulan

• Membangun dan • Pertanyaan tujuan/maksud

jelas ke satu masalah tertentu

• Respons tepat

• Komunikasi verbal nonverbal

• Pendengar terampil/aktif

• Berbicara singkat dan lebih

sdkt dr klien

• Membangun dan

mengembangkan kerjasama,

bukan mengambil keputusan

• (Hanya Wawancara)

Memberikan reassurace,

dukungan, saran, bimbingan

7

Breaking The Bad News• Menyapa, jelaskan tujuan

• Menilai pengetahuan & perasaanpasien

• Perlihatkan verbal nonverbal bahwa info berikut PENTING

• Perhatikan respons pasien

• Berusaha mengetahuipengetahuan tambahan yang

• Beri pasien waktu bereaksi (diamsejenak)

• Mendorong pasien memberikantanggapan, keprihatinan, perasaan

• Mencermati perasaan, keprihatinan, dan nilai2 pasien

• Empati utk apresiasi perasaan• Berusaha mengetahui

pengetahuan tambahan yang dibutuhkan pasien

• Memberikan penjelasanterorganisir

• Bahasa sederhana, mdhdimengerti, tdk ada jargon medikdan kalimat membingungkan

• Kenali dan tanggapi nonverbal pasien

• Empati utk apresiasi perasaandan kesusahan pasien

• Nonverbal: kontak mata, posisidan postur tubuh, gerak, ekspresi wjh, suara�kecepatan, kejelasan, volume

• Menyatakan dukungan�ekspresi prihatin, pengertian, ingin menolong

8

Page 3: Keterampilan Klinis Dasar UI

Konseling Keluarga

• Memberikan salam, menyapa msg2 anggota keluarga

• Menyampaikan tujuan dgn jelas, terarah, sistematis, lalu sampaikan materi

• Mencari sumber daya dr masyarakat

• Menanyakan layanan kesehatan yg tlh diperoleh yg berhubungan

• Menanyakan rencana lalu sampaikan materi

• Anggota keluarga memberikan pandangan

• Anggota keluarga bertanya info kesehatan yg berhubungan

• Menanyakan pengalaman

• Mencari kemungkinan sumber daya dan faktor pendukung dlm keluarga

• Menanyakan rencana keluarga

• Meminta kesepakatan

• Memberi kesempatan bertanya lagi

• Kesimpulan dan terima kasih

9

Surat Rujukan

10

Penyuluhan

• Pembukaan, perkenalan diri

• Tujuan, waktu pemberian, waktu tanya jawab (sesudah, atau sepanjang penyuluhan)

• Isi

• Penutup dan Kesimpulan � Berikan Jargon yang mudah diingat dan diulang-ulang sepanjang mudah diingat dan diulang-ulang sepanjang penyuluhan

• Memberikan kesempatan bertanya

• Yang harus diperhatikan: menguasai materi, volume dan intonasi suara, ekspresi wajah, bahasa tbh, gerak gerik, interaksi dgn audiens

• Menggunakan bahasa yang sesuai utk kelas dan golongan audiens

11

PF Tumbang - AntropometriBB

• 0-2th � Timbangan bayi

• Meja datar, tidak goyang

• Jarum di angka 0

• telanjang � No hat, socks,

gloves

• Tdk dipegangi utk yg berdiri

• Hitung Umur

• Catat di Grafik

• Normal: P3

- P97

(hijau)

PB <2 th

• Kepala di 0

• Lengan kiri meluruskan lutut, • Tdk dipegangi utk yg berdiri

• Baringkan atau injak

• Tunggu jarum berhenti atau liat

di tengah2

Lingkar kepala

• 0-11 bl (stp 3 bl), 12-72 bl (stp 6

bl)

• Melalui alis, atas dua telinga,

bagian kepala paling menonjol

• Lengan kiri meluruskan lutut,

tangan kiri meluruskan

telapak kaki

• Tangan kanan baca

TB

• Sandal, sepatu

• Mata kaki rapat

• Punggung, pantat, tumit

nempel12

Page 4: Keterampilan Klinis Dasar UI

Ilustrasi

13

PF Umum & Tanda Vital

Umum

• Kesadaran– Compos Mentis - Apatis -

Letargi - Somnolen -

Sopor/Stupor - Koma

• Habitus

Vital

• TNSP: Tekanan, Nadi, Suhu,

Pernapasan

• Nadi

– Brachialis & Radialis 1 mnt

– Frekuensi, kuat/lemah, • Habitus– Astenikus - Atletikus -

Piknikus

• Bentuk Tubuh– Akromegali, bibir

sumbing, paralisis saraf

wajah, Kifosis, lordosis,

skoliosis

– Frekuensi, kuat/lemah,

teratur/tdk

– Tdk teratur: Sinus aritmia,

Ekstrasistolik, Fibrilasi atrial,

blok AV

• Suhu

– Bersihkan � Sentak termo

� bwh lidah 3 menit

14

• Pernapasan

– Telentang, tangan di abdomen selama 1 mnt

– Frekuensi (12-18), Sifat (♀:torakoabdominal, ♂: abdominotorakal), kedalaman, irama (normal, Cheyne-Stokes, Biot (tidak teratur), ekspirasi memanjang, obstruksi)

– Pompa sampai radialis tdk teraba, naikkan 30 mmHg

– Auskultasi brachialis, turunkan tekanan 2-3 mmHg/s, tetapkan 5 fase Korotkoff

• 1�bunyi I, 2�makin keras, 3�plg keras, 4�melemah, 5�bunyi terakhir

– Ulangi, dgn istirahat 1-2 mnt, memanjang, obstruksi)

• Tekanan Darah

– Pasang manset (tdk kena baju, 2 cm atas fossa cubiti, balon menutupi a. brachialis, pipa tdk di atas fossa cubiti, ketat 2 jari)

– Raba brachialis & radialis

– Ulangi, dgn istirahat 1-2 mnt, angka balikkan ke 0

– Kalau tnp auskultasi, cukup dgn raba radialis saja (sistolik per palpasi)

– Palpasi darurat sistol min: 80 (radial), 70 (femoral), 60 (karotis) � kdg overestimasi

15

PF Kepala• Wajah

– Inspeksi ekspresi, bentuk, simetri, gerak involunter, bengkak, benjol

• Kulit Wajah– Warna dan kelainan

• Kepala

• Telinga– Bentuk daun, liang, m.

timpani, t. mastoid, nyeri tekan tragus

• Sinus Paranasalis– Nyeri tekan frontalis,

etmoid, maksila• Kepala– Bentuk, ukuran, benjolan,

lekuk, nyeri tekan

• Rambut– Warna, penyebaran,

dicabut

• Mata– sklera dan konjungtiva

(ikterik, anemik), benjolan, refleks lsg & tdk, gerak

etmoid, maksila

• Bibir– Warna, benjolan, ulkus

• Mulut– Warna mukosa, ulkus,

warna, papil, letak lidah

• Gigi– Jumlah, lubang, warna gusi

16

Page 5: Keterampilan Klinis Dasar UI

Pemeriksaan Visus

Visus

• Kenalkan diri, jelaskan, minta

izin

• Pasien duduk 6m dr kartu

Snellen

• Menutup mata kiri

• Membaca objek dari terbesar

• Jika tidak bisa membaca yang

terbesar, lakukan

– Dekatkan papan Snellen

(jarak/30, mis: 5/30, 4/30,

dst)

– Hitung jari dr 5 m ke 1 m

(jarak/60, CF/jarak)• Membaca objek dari terbesar

sampai terkecil sambil

dibantu tunjuk (salah satu

per baris masih dianulir)

• Jika < 6/6 atau < 20/20, coba

pinhole occluder �

gangguan refraksi saja, harus

6/6

• Lakukan utk mata kiri

(jarak/60, CF/jarak)

– Lambaian tangan dari 5 m

ke 1 m (jarak/300,

HM/jarak)

– Arah cahaya dr 1 m (LP

atau 1/∞, NLP atau visus

nol)

• Pencatatan: LVA=X/X,

RVA=Y/Y 17

Funduskopi• Jika perlu, berikan pupil dilator

(tropicamide 1%, phenylephrine

hydrochloride 2,5%)

–Tdk blh pd bilik mata depan

sempit, sudut bilik mata depan

sempit, atau dlm pengawasan

neurologi

• Set fokus agar pupil jelas dan

• Telusuri p. darah sampai papil

optikus (daerah nasal)

• Periksa papil, p. darah, retina,

dan makula� liat ke cahaya

langsung

• Ulangi utk mata kiri

• Refleks papil positif

• Papil bulat, warna kekuningan • Set fokus agar pupil jelas dan

apertur agar cahaya putih, bulat,

lebar

• Pasien memandang jauh

• Melihat mata kanan dgn mata

kanan, oftalmoskop dipegang t.

kanan, 15° temporal, mendekat

dari 1 m

• T. kiri di pundak atau dahi

• Papil bulat, warna kekuningan

cerah, cup disk ratio 0,3-0,5

lateral dan sagital

• Vena : Arteri = 3 : 2, tidak ada

oklusi

• Retina berwarna

jingga, tidak ada

lesi atau massa

• Refleks makula

positif18

Tonometri Schiotz dan Kampimetri

Tonometri Schiotz

• Kenalkan diri, jelaskan, minta izin,

pasien berbaring

• Anestesi mata dgn pantocain

• Kalibrasi dgn lempeng logam di

kotak sampai 0, bersihkan kedua

permukaan jk blm, lalu swab

• Jk angka sgt max atau min,

tambahkan beban � usahakan

jarum di tgh2

Kampimetri

• Kenalkan diri, jelaskan, minta

izin, duduk berhadapan

• Pasien menutup mata kiri, dokter permukaan jk blm, lalu swab

alkohol

• Pasien diminta melihat jempol

sndr utk mata lurus ke atas

• Letakkan tonometri tegak lurus di

kornea pasien, bc angkanya

–Usahakan jrm jgn terlalu tepi,

tambahkan beban jk perlu

• Berikan antibiotik

• Rujuk ke tabel konversi tonometri

• Pasien menutup mata kiri, dokter

mata kanan, lalu saling

bertatapan lurus

• Bandingkan luas lapang

penglihatan pasien dgn dokter

(atas, bwh, temporal, nasal) dgn

cara: Hitung jari, Melihat objek

• Objek harus tpt di tengah2

keduanya, dan mendekat dari

paling jauh 19

Pemeriksaan THT dan Swab Tenggorok

Telinga

• Lampu Kepala

• Kedua kaki tertutup di sisi pasien

• Inspeksi&palpasi telinga luar, pre dan retro aurikuler

• Inspeksi liang

–Lapang, serumen, sekret, furunkel, hiperemis

• Inspeksi m. timpani (maleus, refleks cahaya, pars tensa, attic) � utuh, td perforasi, td hiperemispre dan retro aurikuler

–Edem, hiperemis, hematom, sikatriks

• Tarik telinga ke posterior superior utk meluruskan liang

td hiperemis

• Otoskop dipegang spt pensil dgn kelingking di pipi pasien

• Valsalva (tiup)/Toynbee(telan) maneuver � patensi t. Eustachius

20

Page 6: Keterampilan Klinis Dasar UI

Ilustrasi1. Pars flaccida, 2. Pars

tensa, 3. maleus, 4.

umbo, 5. refleks cahaya

1

1. Heliks, 2. Fosa scafoid, 3.

Antiheliks, 4. Meatus akustikus

eksternus, 5. Lobulus, 6.Tragus,

7. Antitragus

21

13

2

4

5

1

2

3

4

5

6

7

Hidung

• Inspeksi luar depan dan samping– deform,edem, hiperemis

• Palpasi hidung & sinus– Tdk nyeri tekan

• Inspeksi vestibulum dan nares anterior dgn menekan ujung hidung ke atas

Tenggorok

• Buka Mulut

– Lidah, mukosa, palatum durum&mole, uvula, arkus faring

• Tekan 2/3 anterior lidah dgn spatula lidah (tgn kiri)

– Tonsil� T1/T1, Kripti tidak melebar, detritus, hiperemis,

menekan ujung hidung ke atas– Deform, krepitasi, edem,

hiperemis

• Masukkan spekulum, tertutup, buka ke nasi, jgn tekan septum, tutup sedikit, keluarkan– Lapang, ukuran konka, edem,

pucat, hiperemis, sekret

hiperemis,

– Ukuran tonsil oleh pilar posterior dan uvula (T1-3)

– Faring � post nasal drip, penebalan limfoid (granuler), hiperemis

• Tgn kanan mengusap faring dgn lidi kapas steril

22

Ilustrasi

1. Konka media, 2. Meatus

medius, 3. Septum, 4.

Konka inferior, 5. Meatus

inferior, 6. Dasar hidung

2

1. Palatum mole, 2. Pilar

posterior, 3. Uvula, 4. Pilar

anterior, 5. Tonsil, 6. Dinding

posterior orofaring

23

1

2

3

4

5

6

12

3

4

56

Tes Penala• Duduk berhadapan, kaki tertutup di

sisi pasien

• Jelaskan pemeriksaan, minta pasien

mengangkat tangan pd sisi telinga

yg mendengar, jk tdk, trnkan

• Ambil garpu tala 512 Hz

– Getarkan dgn hentakan jempol

dan telunjuk kiri

• Weber

– Letakkan di garis tgh wajah,

apakah memanjang di satu sisi

– Dahi, pangkal hidung, dagu, gigi

– Tdk memanjang� Normal,

Memanjang di sisi sakit�

konduktif, Memanjang di sisi

sehat� sensorineuraldan telunjuk kiri

• Rinne

–Letakkan di martoid smp tdk

terdengar, pindahkan ke 2,5 cm di

sisi telinga, lalu lakukan sebaliknya

utk konfirm

–Memanjang di udara� normal,

atau neurosensori

–Memanjang di tulang� konduktif

sehat� sensorineural

• Schwabach

– Letakkan di mastoid pasien, jika

sudah hilang, pindahkan ke

mastoid dokter

– Lakukan sebaliknya

– Nilai pasien memanjang atau

memendek

• Garpu penala selalu menghadap

telinga, hantaran tulang atau udara24

Page 7: Keterampilan Klinis Dasar UI

PF LeherJVP (Jugularis Vein Pressure)

• Kepala 30°- 45°

• Tekan vena di atas clavikula

• Tekan vena di atas bawah

mandibula

• Lepas vena bawah

• Perhatikan kedut terisinya vena

• Jarak dgn bdg datar yg melalui a.

KGB

• Dari belakang pasien

• Palpasi: Submentalis, Submandibularis, Jugular chain (anterior m. sternocleidomastoid), Posterior triangle (blk sternocleidomastoid), Oksipital, Postaurikular, Preaurikular• Jarak dgn bdg datar yg melalui a.

ludivici (5-2 cmH2O) Kaku Kuduk

• Baring tanpa bantal, rileks

• Tahan sternum, fleksi leher

Arteri Karotis

• Telentang, leher 30°

• Medial sternocleidomastoid knn

• Palpasi a. karotis kanan 1/3 bwh

• Auskultasi

• Lakukan yang kiri

Postaurikular, Preaurikular

Kelenjar Tiroid

• Duduk,kepala sdkt ekstensi

• Inspeksi warna, ukuran, simetri,

• Palpasi dari blk, dgn ujg jari dua tgn, konsistensi, nyeri tekan

• Pasien menelan

• Auskultasi Bruit

25

PF Tiroid

• Pasien duduk, kepala

sedikit ekstensi

• Inspeksi tiroid (warna,

massa, simetri)

• Dr blk pasien, raba regio

• Periksa seluruhnya,

laporkan suhu, benjolan,

simetri, konsistensi,

mobile

• Auskultasi Bruit• Dr blk pasien, raba regio

tiroid (kiri kanan

krikoid) dgn ujung jari

kedua tangan

• Pasien diminta menelan

• Auskultasi Bruit

• Inspeksi eksoftalmus

• Inspeksi tremor halus �tangan diluruskan ke

depan, letakkan kertas

selembar

• Pemeriksaan refleks

patella26

PF Ekstremitas AtasBahu

• Inspeksi berjalan, btk sendi

(klavikula, skapula), kontur otot

(deltoid, trapezius, supraspinatus),

wrn kulit dan p. drh, bengkak,

deform, atrofi, fasikulasi

• Palpasi tonjolan tulang (nyeri)

• 6 gerak bahu (fleksi 165°, ekstensi

• Move fleksi, ekstensi, pro- supi-

nasi

Pegelangan tangan dan tangan

• Posisi tangan dorsal & palmar,

deform (gelang tangan, tangan,

jari), kontur palmar

• Palpasi pegelangan tangan (p.

styloideus radii, nyeri, bengkak, • 6 gerak bahu (fleksi 165°, ekstensi

60°, abduksi 170°, adduksi 50°,

rotasi in/ex 90° dlm ab/adduksi

• Apley Scratch test

Siku

• Inspeksi dlm fleksi dan ekstensi,

bengkak

• Palpasi olekranon, epikondilus

(med & lat), nyeri tekan, bengkak,

penebalan, n. Ulnaris

styloideus radii, nyeri, bengkak,

dorsal, palmar dengan 2 ibu jari

• Move pegelangan tangan (fleksi

ekstensi, deviasi ulnar radial, jari

(fleks ekstens, abd adduksi), ibu

jari (jari + oposisi), tes genggam

2 jari

• Tes sensori jari (medianus II,

radialis webspace, ulnaris V)27

PF Ekstremitas BawahGelang panggul

• Inspeksi gait (stance and swing),

lumbal saat jalan, kulit, simetri otot

• Palpasi saat berbaring, krista iliaka,

SIAS, SIPS, trokanter mayor, t.

ischium, NAV femoralis

• Move fleks-ekstens, abd- add- uksi,

rotasi in/ex (telentang dan

ballotement (kmplkan di tgh

lutut dgn dua tgn, lalu dorong

patella ke bawah, lepas cpt.

Terbentur kondilus femoris, (+)

• Move ekstensi dan fleksi (120°)

• Tes stabilitas (ante- poste- rior

drawer sign)

Gelang kaki dan kakirotasi in/ex (telentang dan

tengkurap)

Lutut

• Inspeksi jalan, berdiri, berbaring,

warna, vaskularisasi, bengkak,

massa, luka

• Palpasi massa, pulsasi, patella, nyeri

tekan, bulge sign (geser dengan

jempol, lalu ketuk balonnya dengan

jari),

Gelang kaki dan kaki

• Permukaan, kelainan jari kaki

(hallux valgus, hammer toes),

deform, massa, mata ikan

(cornus), kapalan (callus), wart,

ulkus

• Palpasi, nyeri tekan, bengkak,

anterior, tumit, jari, t. achilles

• Move, dorso-, plantar fleksi,

inversi, eversi 28

Page 8: Keterampilan Klinis Dasar UI

PF Lower Back dan Fraktur Tulang

Panjang

Lower Back

• Inspeksi postur, gait,

kesegarisan, kurvatura

• Palpasi p. spinosus, s.

sakroiliaka, otot

Fraktur Tulang Panjang

• Syok, perdarahan,

gangguan SSP

• Pemeriksaan gentle

• Inspeksi memar, sakroiliaka, otot

paraspinal, n.

Ischiadicus � fleksi

• Perkusi vertebrae

• Move fleksi, ekstensi,

rotasi, fleksi lateral

• Inspeksi memar,

bengkak, deform, luka

• Palpasi nyeri tekan,

goyang, sumbu, NVD

• Move sendi distal,

krepitasi

29

PF Prekordial

• Inspeksi Iktus kordis (sela iga 5, medial midclavikula kiri)

• Palpasi � Telapak tangan di atas jantung

– Heaving (beban diastolik), lifting (beban sistolik v. kanan), fremitus (friction rub)

• Perkusi

– Batas kanan: midklavikula kanan (paru-hati), naik dua jari, ke – Batas kanan: midklavikula kanan (paru-hati), naik dua jari, ke arah medial (midsternum-sternum)

– Batas kiri: aksilaris anterior (paru lambung), naik dua jari, ke arah medial (1 jari medial midclavikula

– Pinggang: parasternal kiri, sela iga 3

• Auskultasi mitral (iktus kordis), trikuspid (sela iga 4-5 sternal kiri, atau ujung sternum), pulmonal (sela iga 2 sternal kiri), aortik (sela iga 2 sternal kanan)

– Bandingkan auskultasi dengan pulsasi arteri

30

Pemasangan EKG

• Periksa Kelengkapan Alat

• Bersihkan kulit pegelangan tangan, kaki, dan prekordial

• Bubuhkan gel pada elektroda lempeng ekstremitas dan hisap

• V1 sternal kanan, sela 4

• V2 sternal kiri, sela 4

• V4 midklavikula kiri, sela 5

• V3 antara V2 dan V4

• V6 midaksilaris, sejajar V4ekstremitas dan hisap

• Tangan di dorsal, kaki di medial (daerah datar)

• Merah Kuning Hijau Hitam (Tangan kanan, kiri, kaki kiri, grounder)

• Merah Kuning Hijau, Coklat Hitam Ungu

• V6 midaksilaris, sejajar V4

• V5 antara V4 dan V6

• V= 25 mm/s, Peneraan 1 (1

mV untuk 10 mm)

• 4 siklus satu sadapan, Mulai

dari L1-L3, aVR, aVL, aVF,

V1-6

• Bersihkan alat dan kulit31

PF ParuInspeksi

• Umum: Sesak, napas cuping

hidung, otot bantu napas,

serak, mengi, stridor

• Warna Kulit: Sianosis, pucat

• Leher: M.

Sternocleidomastoid,

–bentuk dada (Ante-poste :

sagital, 1:2), angulus costae

(90°)

–penyempitan/pelebaran sela iga

–simetris statis dinamis

–frekuensi, sifat napas, irama

Bentuk Dada Abnormal

Paralitik (sela iga sempit, Sternocleidomastoid,

bendungan vena, pembsran

KGB

• Jari Tabuh

• Dada Depan:

–Bendungan vena, massa,

ginekomastia, emfisema

subkutis

–retraksi m. intercostal

• Paralitik (sela iga sempit,

angulus costae menyempit)

• Emfisema (sela iga lebar, angulus

costae melebar)

• Kifosis, lordosis, skoliosis

• Pektus excavatum (sternum

cekung)

• Pektus Carinatum (sternum

cembung)32

Page 9: Keterampilan Klinis Dasar UI

Irama Pernapasan Abnormal

• Kussmaul: cepat dalam,

asidosis metabolik

• Biot: Tidak teratur, gangguan

SSP, meningitis spinal

• Cheyne-Stokes: Gangguan

SSP, Meningis, TIK ↑, gagal

ginjal, OD, CHF

• Sighing: Normal diselingi

Palpasi

• Leher

–KGB leher & supraklavikula

–Posisi Trakea � telunjuk di

sela otot dan trakea

• Dada

– Umum, emfisema subkutis,

sela iga, benjol

– Ekspansi (jempol ketemu,

tiga lobus, inspirasi dalam)• Sighing: Normal diselingi

dalam, stres

• Dangkal: emfisema

• Asimetri: Penebalan pleura

• Tanda Hoover: Retraksi

abnormal tanpa ekspansi �

Kontraksi diafragman jelek

tiga lobus, inspirasi dalam)

– Fremitus (77, tukar tangan)

33

Perkusi

• Umum: Dari apeks, bandingkan kiri kanan

• Batas paru-hati, peranjakan (2 jari)

• Batas jantung kanan

• Batas paru lambung

• Batas jantung kiri

• Palpasi

– Umum: emfisema subkutis, benjolan

– Ekspansi dari bawah skapula

– Fremitus di daerah interskapula

• Perkusi

– Umum: Apeks, interskapula, bandingkan kiri kanan• Batas jantung kiri

Auskultasi

• Dari apeks, banding kiri kanan, fase inspirasi ekspirasi

Paru Belakang

• Inspeksi: benjolan, bentuk vertebrae

bandingkan kiri kanan

– Batas paru belakang, garis skapula dari bawah skapula

• Auskultasi

– Apeks, interskapula

– Bandingkan kiri kanan

– Inspirasi ekspirasi

34

PF Abdomen• Perkenalan, minta izin

• Pasien telentang

• Inspeksi bentuk, simetri, buncit,

kulit, vena, umbilicus, gerak

Palpasi

• Umum, superfisial dan dalam

• Hepar, kaki dilipat 30-45°

• Limpa: kaki dilipat 30-45°

– Sama seperti hepar

– Garis dari SIAS kanan ke

arcus costae kiri melalui

umbilicus

• Asites

– Shifting Dullness• Hepar, kaki dilipat 30-45°

–Lobus kanan: SIAS kanan -

arcus costae kanan

–Lobus kiri: umbilicus - p.

xiphoideus

–Tekan dengan palmar radial

kanan, pasien napas dalam

–Ekspirasi � tkn ke bwh/dorsal

–Inspirasi � bergerak hiperbolik

ke kranial

– Shifting Dullness

Perkusi umbilikus ke lateral,

tandai saat berubah redup.

Pasien miring kontralateral,

tunggu 30-60 s, perkusi lagi.

– Knee-Chest Position

Menungging, lalu perkusi dari

lateral ke umbilicus

35

– Gelombang Cairan

Telentang, tangan pasien di

tengah abdomen, sedikit tekan.

Tangan satu memegang sisi

abdomen, satu lagi mengetuk sisi

yang lain

– Puddle Sign

Knee-Chest Position, lalu

auskultasi umbilicus sambil

• Ballotement

– Bimanual

– Tangan kiri di pinggang belakang, tangan kanan di abdomen ventralnya

– Tangan kanan bergerak mendorong, kiri diam. Lakukan sebaliknya.

– Rasakan benturannyaauskultasi umbilicus sambil

perkusi

• Titik McBurney

– ⅓ lateral garis antara SIAS

kanan dan umbilicus

– Tekan, lihat nyeri tekan dan

muscular defense

– Rasakan benturannya

• Auskultasi

– Dinding abdomen (biasa di atas umbilicus)

– Dengarkan bising usus (4 x/mnt) atau bunyi lain (bruit arterial, venous hump, succussion splash

36

Page 10: Keterampilan Klinis Dasar UI

PF Ginjal

• Memperkenalkan diri dan meminta izin

• Inspeksi palmar dan ujung jari (warna, edem)

• Inspeksi otot dan kulit kaki

• Palpasi edema (pitting - non) di pretibia• Palpasi edema (pitting - non) di pretibia

• Bandingkan palpasi a. dorsalis pedis kiri-kanan

• Nyeri Ketok CVA

– Pasien duduk, dari belakang pasien

– T. kiri di CVA, t. kanan mengetuk t. kiri

– Lakukan kedua ginjal utk mencari adanya nyeri

37

Rectal Touche

• Alat lengkap, kenalkan dr, izin, psg APD

• Pasien litotomi, pakai celana khusus atau buka celana, pakai selimut– Posisi lain: lateral kiri,

• Periksa– Tonus spinchter anii

– Kolaps ampula recti

– Benjol licin mukosa rekti• Sirkuler, letak (jam), jarak

dari anokutan line, rapuh– Posisi lain: lateral kiri, knee-chest

• Inspeksi daerah perianal (fistul, fisura)

• T. kiri di suprasimfisis, t.kanan oleskan pelumas di sekitar anus, baru masukkan (warning sign!)

dari anokutan line, rapuh

– Benjolan di luar lumen

– Raba pool atas prostat, nodul (keras/tdk), berat prostat (prostat jam 12)

– Nyeri tekan dan letak

– Keluarkan, periksa feses, darah, lendir

• Bersihkan anus dgn kasa, lepas sarung tangan

38

PF Payudara & Ginekologi• Menyapa, menjelaskan,

prognosis

• Alat, lampu, pasien BAK,

bersihkan dan bilas kelamin,

lepas pakaian, pakai sarung,

cuci tangan, sarung tangan

Pemeriksaan Payudara

• Lihat simetri saat angkat tangan ke

atas, kacak pinggang, dan bungkuk

• Pasien berbaring, lengan kiri di

atas kepala, bahu kiri diganjal

bantal

• Simetri, kerut, lekuk

• Palpasi spiral dr luar atas dgn tiga Pemeriksaan Payudara

• Ajarkan SADARI pada ibu

• Lihat adanya perubahan

bentuk, ukuran, kulit/puting

berlipat, kulit cekung,

bengkak, suhu meningkat,

nyeri

• Ukuran, bentuk, arah puting,

ruam, luka, cairan

• Palpasi spiral dr luar atas dgn tiga

jari, lalu tekan puting dgn telunjuk

dan jempol utk melihat cairan

• Lakukan utk sblh kanan

• Angkat kedua tangan setinggi

bahu, lalu palpasi pangkal

payudara (sisi luar pectoralis ke

aksila � nyeri dan pembesaran

KGB

• Kenakan baju kembali, cuci tangan39

Abdomen dan Lipat Paha

• Pasien berbaring, papar

abdomen

• Inspeksi benjolan, letak bentuk

pusar,warna, parut, gurat, ruam,

lesi

• Palpasi massa, nyeri, resistensi

otot

• Palpasi dalam � ukuran,

bentuk, konsistensi, nyeri,

Genital Luar

• Pasien litotomi (kaki di dudukan

atau ujung meja), cuci tgn,

keringkan, nyalakan senter,

pakai srg tgn, warning sign

(paha dlm)

• Inspeksi labia, klitoris, perineum

• Buka labia mayora (2 jari),

inspeksi labia minora, klitoris,

mulut uretra, mulut vaginabentuk, konsistensi, nyeri,

mobilitas massa

• Jk ada luka abdomen bwh &

lipat paha, ganti srg tgn sblm

lanjut

• Abdomen bwh, benjolan, bisul

mulut uretra, mulut vagina

• Palpasi labia minora � benjol,

cairan, ulkus, fistul, nyeri

• Telunjuk memerah k. Skene di

dua sisi uretra, lalu lsg di uretra

• Palpasi k. Bartholin, telunjuk di

dsr 2 labia mayora, palpasi

benjol, nyeri dgn dua jari

40

Page 11: Keterampilan Klinis Dasar UI

• Ibu mengedan, labia tetap dibuka,

lihat adanya benjolan di dinding

ante/poste vagina

• Inspeksi perineum � parut, lesi,

inflamasi, retak kulit

IVA

• Pasang spekulum miring, lalu

diputar ke bawah, lalu buka,

kunci. Pasang lampu.

Inspeksi serviks � servisitis,

• Oleskan asam asetat di SSK, tgg

1 menit

• Inspeksi SSK adanya mudah

berdarah, plak putih tebal, lesi

putih

• Oleskan asam asetat lg bl perlu,

atau bersihkan dgn swab kapas

• Lepaskan spekulum,

dekontaminasi dlm klorin 0,5%

10 mnt• Inspeksi serviks � servisitis,

ektopion, tumor, ovula Naboti,

luka � langsung selesai jk ada

curiga kanker

• Bersihkan cairan, darah, mukosa

serviks dgn swab kapas, buang

• Identifikasi ostium uteri, zona

transformasi, SSK (sambungan

skuamokolumnar)

10 mnt

• Bimanual, t. kanan vaginal

touche, dorong serviks, rasakan

dgn t. kiri tgg fundus, ukuran

uterus, konsistensi, arah,

konsistensi serviks dan keadaan

parametrium

41

SELESAI

• Ibu berpakaian, bersihkan

senter dan tempat duduk

berurutan dgn klorin 0,5%,

deterjen, air bersih

• Lepas srg tgn dlm klorin

0,5% dr dlm ke luar � jk

dipakai ulang, rendam 10

PAP SMEAR (G ada di

checklist, cuma tambahan)

• Dlm keadaan terbuka dgn

spekulum, gunakan Ayer

spatula dgn bgn tajam di

ostium, putar 360° utk sisi

luar, dan cytobrush utk bgn

dalam ostium, putar 180°dipakai ulang, rendam 10

mnt

• Cuci tgn, catat hasil IVA,

dll, gbr serviks jk perlu

• Jelaskan tes IVA berikut jk

negatif, curiga kanker

berikan konseling

dalam ostium, putar 180°

42

PF Obstetri/Leopold

• Menuntun berbaring, cuci

tangan (air hangat),

keringkan

• Pasien berbaring, ekspos

abdomen, kaki sedikit

– Ukur tinggi fundus dari fundus sampai simfisis pubis

– Raba fundus dgn kedua tangan untuk menentukan bagian abdomen, kaki sedikit

ditekuk

• Kanan pasien, hadap perut,

beritahu akan dimulai

• Leopold I

– Raba fundus dgn telapak kiri: ibu jari; jempol dan telunjuk kanan fiksasi bawah fundus

menentukan bagian janin di sana

• Leopold II

– 2 telapak di kiri kanan abdomen, raba punggung dan ekstremitas, atas ke bawah

43

• Leopold III

– Tentukan bagian presentasi fetus dgn kedua telapak meraba bawah uterus �menghadap kaki

– Bisa juga dengan jempol dan jari2 t. kanan saja �menghadap wajah

• Leopold IV

– Dua telapak di bwh

– Divergen � Sudah masuk, fiksasi bagian terbawah janin dgn t. kiri, gunakan jari-jari tgn kanan utk mengukur masuknya berapa dari simfisis pubis ke bagian leher janin (X/5)

• Auskultasi dengan stetoskop Laennec (Pinard?) di punggung – Dua telapak di bwh

abdomen, jempol bertemu, semua jari menyentuh bagian bawah uterus

– Konvergen � janin belum masuk ke panggul

(Pinard?) di punggung janin, seluruh mulut stetoskop tertutup, tangan tidak boleh menyentuh stetoskop, 3x5s, interval 5s, jumlah dikali 4

• Beritahu pasien sudah selesai, rapikan pakaian, laporkan

44

Page 12: Keterampilan Klinis Dasar UI

Pemeriksaan Motorik, Tonus, N VII

Pemeriksaan Motorik � Pasien

duduk atau baring

• Inspeksi dlm tidur, duduk,

berdiri, berjalan, gerakan tubuh

(posisi, simetri, atrofi)

• Periksa kekuatan 4 sendi

tungkai atas (jari, glg tgn, siku,

– 2 jari digenggam, genggam

& buka jepitan jari, tahan

panggul dgn BB, dsb)

– Beri komando gerakan

pasien ke mana (atas bwh,

kiri-knn)

Pemeriksaan Tonus � Pasien tungkai atas (jari, glg tgn, siku,

bahu) & tungkai bawah (jari,

engkel, lutut, panggul) dgn

memberi tahanan

– Fiksasi dgn t. kiri agar sendi

proksimal yang tdk sdg

diperiksa td bergerak

– T. kanan menahan gerakan

pasien

Pemeriksaan Tonus � Pasien

duduk atau baring

• Palpasi tonus otot

• Lakukan ekstensi fleksi cepat di

gelang tgn dan siku, engkel dan

lutut

• Nilai tonus otot � Eutoni,

hipotoni, spastis (pisau lipat),

rigid (corkwheel)45

Refleks Faal Patella � Pasien

duduk atau baring

• Rileks (kalau perlu manuver

Jendrasick, jari-jari saling

mengait dan tarik)

• Lutut difleksikan pasif � tetap

rileks

• Ketok tendon patella dgn palu

refleks, t. kiri di m. kuadriceps

femoris

• Positif � Jempol dorsifleksi,

jari lain abduksi

Pemeriksaan N VII

• Inspeksi simetri statis dan

dinamis wajah

• Inspeksi simetri saat pasien

kernyitkan dahi atau melirik ke

atas � Fiksasi kepala

• Memaksa buka pasien yang

memejamkan mata kuat-kuatfemoris

• Lihat ekstensi tungkai bawah

atau rasakan kontraksi m.

kuadriceps femoris

Refleks patologi Babinsky

• Rileks, fiksasi pegelangan kaki

• Gores lateral telapak kaki

posterior ke anterior lalu

mendatar di perbatasan jari

memejamkan mata kuat-kuat

• Inspeksi simetri sudut bibir dan

plica nasolabialis

• Menepuk pipi pasien yang

digembungkan utk melihat

kebocoran sisi

46

GCS, Tanda Meningeal, & N III, IV, VI

Glasgow Coma Scale

• Eye

– Membuka mata spontan (4)

– Buka jika diminta (3)

– Pada rangsang nyeri (2)

– Tdk membuka sama sekali (1)

• Verbal

– Orientasi waktu, tempat,

orang benar (5)

– Kacau (4)

– Tidak menjawab, hanya kata,

atau jika rangsang nyeri (3)

– Hanya merintih pd nyeri (2)• Movement

– Gerak sesuai perintah (6)

– Rangsang nyeri, lokalisir nyeri

(5)

– Rangsang nyeri, tdk lokalisir

(4)

– Fleksi abnormal (3)

– Ekstensi abnormal (2)

– Tdk bergerak (1)

– Hanya merintih pd nyeri (2)

– Tdk ada suara (1)

Tanda Rangsang Meningeal

• Pasien kaki rileks, baring tanpa

bantal

• Fleksi kepala dgn t. kiri di kepala,

t. knn di dada

– Nilai jarak dagu ke dada

– Lihat Brudzinsky I (kaki fleksi)

47

• Pastikan tdk ada kaku leher� Rotasi kepala

• Tanda Laseque� Fleksipanggul dgn lutut ekstensi (< 70°)

• Tanda Kernig� ekstensilutut dlm keadaan panggulfleksi 90° (135°)

• Tanda Brudzinsky II � fleksilutut kaki sebelah saat fleksipanggul

Celah Kelopak Mata

• Pasien memandang jauh ke

depan

• Nilai ptosis, proptosis,

eksoftalmus, endoftalmus,

blefarospasme

Pupil

• Pasien memandang jauh ke

depanlutut kaki sebelah saat fleksipanggul

Pemeriksaan N III, IV, VI

• T. kiri fiksasi kepala, grkkanobjek dgn t. knn membentukhuruf H

• Perhatikan gerakan lateral (N VI), medial bawah (N IV), sisanya (N III)

depan

• Pupil: simetri, ukuran, posisi

• Refleks lsg dan tdk lsg

• Tes konfrontasi: pasien

melihat objek yg digerakkan

mendekati pasien, atau

pasien diminta melihat objek

30 cm di depan pasien

setelah melihat jauh48

Page 13: Keterampilan Klinis Dasar UI

Pemeriksaan Keseimbangan

Romberg yang dipertajam

• Menjaga di blk pasien, jaga

agar tdk jatuh

• Pasien berdiri dgn kedua tgn di

perut, satu kaki di dpn kaki yg

lain 30s, lalu 30s ttp mata

• Pasien diminta jln mengikutigaris lurus, mata ke depan

Past Pointing Test

• Pasien diminta menyentuhtelunjuk dokter di depanpasien dgn tangan mula-mula terangkat dgn telunjuklain 30s, lalu 30s ttp mata

Fukuda

• Menjaga di blk pasien, jaga

agar tdk jatuh

• Pasien diminta jln di tpt 50 lkh,

ttp mata

Tandem Gait

• Menjaga di blk pasien, jaga

agar tdk jatuh

mula terangkat dgn telunjukke atas

• Setelah beberapa kali, pasien diminta menutupmata

Nistagmus

• Pasien diminta mengikutijari dokter yg bergerak 30°ke kiri dan kanan

49

Teknik Steril

• 6 langkah mencuci tangan higienis

• Manfaat & memakai sarung tangan non-steril

• Desinfeksi kulit IV

• Manfaat & memakai sarung tangan steril• Manfaat & memakai sarung tangan steril

• Melepas sarung tangan

– Membuka keduanya sekaligus

• Desinfeksi lapangan operasi abdomen

50

Pungsi Vena

• Kelengkapan Alat

• Cuci tangan, sarung

tangan

• Penjelasan

• Desinfeksi

• Tegangkan kulit dengan kiri

� Tusuk (bevel di atas) dgn

kanan + fiksasi dgn kiri �• Penjelasan

• Mencari lokasi vena

• Pasang kain

• Raba vena, pasang

tourniquet

kanan + fiksasi dgn kiri

tarik penghisap

• Lepas tourniquet � cabut

jarum + tekan dengan

kapas � plester

• Buang sampah

51

Kanulasi Intravena (Infus)• Alat lengkap, steril,

penjelasan

• Gantung botol, kunci selang, tusukkan selang ke botol setelah botol didesinfeksi

• Isi tabung tetesan ⅓

• Tarik mandrain, jika darah mengalir, tarik mandrain dan teruskan kanula sampai habis

• Lepaskan karet, cabut mandrain sambil menekan kanul supaya darah tidak mengalir

• Isi tabung tetesan ⅓

• Buang udara selang, ujung menghadap atas, kunci dibuka, lalu kunci lagi

• Pasang kain alas, pasang tourniquet, kepalkan jari

• Desinfeksi, tegangkan kulit, tusuk dgn bevel ke atas

kanul supaya darah tidak mengalir

• Buka kunci selang perlahan, pasang selang ke kanul, pastikan tidak ada udara

• Fiksasi dgn plester, daerah tusukan ditutup kasa betadin lalu kasa steril

• Hitung tetes sesuai kebutuhan

52

Page 14: Keterampilan Klinis Dasar UI

Kanulasi/Pungsi Arteri

• Alat lengkap, kenalkan dr, izin, psg APD

• Mengambil 0,1cc heparin dgn spuit 1cc, masukkan ke spuit 3cc

• Pilih daerah pungsi dgn pulsasi

• Psg kain alas dan handuk kecil sbg bantal di tgn untuk radialis

• Jarum tusukkan ke karet/gabus

• Bereskan alat-alat

• Allen Test jika perlu utk patensi a. ulnaris

– Kepalkan tangan pasien

– Blok darah radialis dan ulnaris dgn ditekan kuat dgn ujung jari

sbg bantal di tgn untuk radialis

• Desinfeksi, tusuk jarum (pegang pensil) di antara 2 jari yang sedang meraba pulsasi & meregangkan kulit

• Darah akan terisi sendiri, 2 cc, cabut sambil tekan 5-10 menit, plester

ulnaris dgn ditekan kuat dgn ujung jari

– Buka kepalan, lalu buka blok ulnaris

– Normal: palor hilang < 7s

• Sudut pungsi arteri

– 45° di radialis

– 60° di brachialis

– 90 ° di femoralis

53

Injeksi IMLetak injeksi

• M. Deltoid � 2-3 jari di bawah

akromion, lateral humerus

• Gluteus Medius � Garis maya

antara trokanter mayor dan

SIPS, ⅓ tengah, lateralSIPS, ⅓ tengah, lateral

• Ventrogluteal � Tgn di t.

mayor, telunjuk di SIAS, buka

jari tengah, di segitiga tsb

• Vastus Lateralis � tangan di t.

mayor dan lutut, daerah di

tengah, ⅓ tengah

54

• Pasien telungkup, celana diturunkan untuk injeksi di pantat

• Tentukan daerah, bersihkan dengan alkohol, tunggu hingga kering

• Regangkan kulit

• Masukkan 90°

• Aspirasi, jika ada darah, cabut jarum, ganti yang

• 5 ml, 2 ml utk deltoid (bayi 0.5 mL, 1-2 th 1 mL, 2-12 th 2 mL)

• Spuit baru dibuang udara tersisa, kencangkan tutup

• Oleskan alkohol di ampul, patahkan

• Aspirasi obat (ampul dibalik) • Aspirasi, jika ada darah,

cabut jarum, ganti yang baru

• Suntikkan obat

• Cabut, tekan dengan kapas alkohol

• Lihat apakah masih ada luka, buang sampah

55

dibalik)

• Buang udara tersisa

• (simulasi: obat diganti udara)

Injeksi Subkutan

• Cocokkan spuit dengan konsentrasi insulin

(max vol: <2,5 cc)

• Isi sesuai dosis, tegak lurus terhadap botol,

keluarkan sisa udara

• Tentukan lokasi suntikan, cubit dgn jempol

dan telunjuk, lalu tusuk tegak lurus

Masukkan insulin, biarkan 5-10s, cabut• Masukkan insulin, biarkan 5-10s, cabut

• Rembesan darah cukup dgn tekanan ringan

kasa

• Insulin pen � Pasang dengan benar, lalu

tembakkan

• Tdk swab alkohol, krn alkohol yang terserap

ke kulit dpt merusak obat dan membuat

kulit jadi kaku, sehingga lebih nyeri. Tdk

berisiko infeksi, krn tdk ada p. drh 56

Page 15: Keterampilan Klinis Dasar UI

Injeksi Intrakutan

• Isi spuit 1 cc, keluarkan udara (max vol: <0,2 cc)

• Tentukan lokasi, regangkan kulit, tusuk pararel 2 mm (bevel di atas, perhatikan tidak ada darah dan adanya endurasi spt kulit jeruk)

• Masukkan cairan, akan meledut seperti balon (wheal)(wheal)

• Biasanya areanya sekitar satu panjang jari dari fossa cubiti � Tuberkulin– Punggung, dada atas

• Tdk swab alkohol, krn alkohol yang terserap ke kulit dpt merusak obat dan membuat kulit jadi kaku, sehingga lebih nyeri. Tdk berisiko infeksi, krn tdk ada p. drh

57

Sumbatan Jalan Napas dan Intubasi

• Alat lengkap, pakai APD

• Napas: Look, feel, listen

10 s

• Tersumbat

• Buka jalan napas

– Head Tilt

– Chin Lift

– Jaw Thrust

– Triple Airway Maneuver– Tidak ada bunyi napas/

teraba hembusan napas

– Paradoks: otot bantu

bekerja, retraksi epigastrik,

suprasternal, intercostal

– Bunyi tambahan: Stridor,

Gargle, Snoring

– Triple Airway Maneuver

58

• Bersihkan– Padat

• mengait dgn jari

dibungkus kasa

• Laringoskopi dan

forcepp magyll

– Cair: • Miringkan kepala

• Pemasangan Goedel

(OPA)– Ukuran: ujung mulut

ke angulus mandibula

– Bersihkan mulut

– Masukkan

melengkung ke atas,

sampai menyentuh • Miringkan kepala

• Suction catheter

• Jari dibungkus kasa

– Bulat dan Padat,

Heimlich Maneuver

sampai menyentuh

palatum

– Putar sesuai kurvatura

lidah

59

• Ventilasi Manual

– Pasien sniffing

– Kelingking, jari manis,

jari tengah memegang

bawah mandibulabawah mandibula

– Ibu jari dan telunjuk

memegang face mask

– Tangan kanan bagging

(1x / 5s)

60

Page 16: Keterampilan Klinis Dasar UI

• Alat lengkap, APD

• Penjelasan

• Pastikan jalan napas

terbuka

• Pastikan ventilasi

adekuat

• Pastikan jalur IV

• Laringoskop � siapkan blade cocok dan lampu

fokus dan putih

• Menaruh bantal tipis di

oksipital (jika tak ada

cedera spinal)

• Analgesia spray

(Xylocain, 1 puff 10 mg, Pastikan jalur IV

• Pasang monitor

• Siapkan ETT

Patensi balon, masukkan stylet setelah dilubrikan, beri lubrikan dari balon sampai ujung pipa

(Xylocain, 1 puff 10 mg,

lihat dosis)

• Preoksigenasi dgn O2

100% 2-3 menit

• Sedasi, analgesia,

pelumpuh otot, jika

perlu

61

• Di kepala, laringoskop kiri, cross finger kanan

• Asisten tekan krikoid

• Laringoskop masukkan di kanan, geser lidah, masukkan sampai batas

• Tarik sedikit, epiglotis jatuh, dorong lagi, angkat

• Masukkan ETT melalui pita suara

• Tarik stylet dan laringoskop, kembangkan balon

• Bagging utk pastikan

• Fiksasi dgn plester di ujung bibir

62

Pemasangan NGT• Memeriksa kelengkapan alat

– Neonatus – usia 6 bulan : 5-8 F

– 7 bulan – 2 tahun : 8-10 F

– 3 – 5 tahun : 10-12 F

– 5 – 7 tahun : 12-14 F

– 8-10 tahun : 14-18 F

• Ukur pipa � daun telinga -

ujung hidung - tengah

umbilikus dan p. xiphoideus,

tandai dgn spidol

• Celupkan 15 cm pertama,

masukkan– 8-10 tahun : 14-18 F

– 12 tahun – dewasa : 18 F

• Memperkenalkan diri dan

meminta izin

• Pasien duduk atau telentang

• Cuci tangan dan pakai sarung

tangan

• Pasang handuk di dada pasien

• Periksa lubang hidung

masukkan

• Bantu dgn pasien menelan

• Masukkan udara (1-2 ml bayi,

3-5 ml anak, 20-30 ml

dewasa), auskultasi

• Fiksasi pada hidung dan wajah

• Tutup dahulu jika tidak

dipakai, atau hubungkan ke

konektor63

Pemasangan Kateter

• Salam, perkenalan, minta izin, persilakan baring

• Cuci tangan, pakai sarung tangan

• Berdiri di sisi kiri (untuk non kidal)

• Asepsis dan antisepsis penis dan sekitarnya• Asepsis dan antisepsis penis dan sekitarnya

• Pasang Duk

• Memegang penis dgn t. kiri, masukkan jeli dgn t. kanan

• Masukkan kateter dgn t. kanan

• Pastikan kateter masuk, pompa balon dgn cairan

64

Page 17: Keterampilan Klinis Dasar UI

Membantu Partus Normal• Sarung tangan, duk di bokong, kaki,

abdomen

• Rasa kontraksi uterus di fundus

• Crowning�menarik nafas dalam,

tutup mulut rapat, mengedan (siku

dijepit lutut)

• Lahirkan kepala, t. kanan di

• Jepit tali pusat, klem 1, 5 cm dari

umbilicus, klem 2, 1 cm dr klem 1

• Potong tali pusar

• Berikan oksitosin 10 unit IM

• Pindahkan klem ke dekat

perineum, t. kiri menahan

uterus, t. kanan regangkan tali • Lahirkan kepala, t. kanan di

perineum sambil menahan duk, t.

kiri membantu wajah bayi keluar �

Usap hidung & mulut dgn kasa

• Paksi luar, bantu jk perlu

• Lahirkan bahu anterior, posterior

dgn telapak tangan biparietal

• Lahirkan badan dgn sanggah-susur

• Letakkan bayi di abdomen ibu,

bungkus biar hangat

uterus, t. kanan regangkan tali

pusar ke bawah depan. Tdk

ditarik

• Bila uterus sudah membulat / tali

pusar memanjang, lahirkan

plasenta dgn gerakn memutar

searah jarum jam

• Periksa plasenta

• Massage uterus65

Basic Surgery Skill

66

Farmasi

• Penulisan Resep

• Terapi Injeksi dan Infus

• Resep topikal

• MAAF YA, MENYUSUL.

AGAK REPOT SOALNYA

BIKINNYA. TAKUT SLIDE

INI TELAT DIBERIKAN,

JADINYA MALAH GAK JADINYA MALAH GAK

GUNA.

67