52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yng bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana sehingga tercipta hubungan yang harnonis antara guru dengan anak didiknya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari prilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik guru harus hilangkan dan bukan membiarkannya karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara bijaksana, bukan yang bisa Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 1

Keterampilan dasar mengajar matematika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keterampilan dasar mengajar matematika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi

yang bertujuan. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru yang

memaknainya dengan menciptakan lingkungan yng bernilai edukatif demi

kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang

terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan

dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan

peranan yang arif dan bijaksana sehingga tercipta hubungan yang harnonis

antara guru dengan anak didiknya.

Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas

dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala

konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dapat menjadi penghambat

jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari prilaku anak didik

maupun yang bersumber dari luar diri anak didik guru harus hilangkan dan

bukan membiarkannya karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak

ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.

Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara

bijaksana, bukan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap

anak akan menentukan sikap dan perbuatan, setiap guru tidak mempunyai

pandangan yang sama dalam menilai anak didiknya. Hal ini akan

mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajarannya.

Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan

anak didik lainnya akan berbeda dalam guru yang memandang anak didik

sebagai makhluk yang mempunyai persamaan. Maka guru penting meluruskan

pandangan yang keliru dalam menilai anak didik sebagai individu yang

berbeda, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 1

Page 2: Keterampilan dasar mengajar matematika

1. Bagaimana menjadi seorang guru yang profesional dan menyenangkan?

2. Bagaimana keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan atau

dilaksanakan oleh seorang guru ketika mengajar (di dalam kelas)?

3. Bagaimana metode mengajar yang efektif, conditional, dan cepat dipahami

oleh siswa dalam mengajar matematika?

4. Bagaimana metode pembelajaran yang harus diterapkan guru dalam

mengajar matematika yang kebanyakannya tidak disenangi oleh siswa?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan yang dilakukan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui Bagaimana menjadi seorang guru yang profesional dan

menyenangkan bagi siswa ketika di kelas.

2. Untuk mempelajari keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan atau

dilaksanakan oleh seorang guru ketika mengajar (di dalam kelas).

3. Untuk mempelajari metode mengajar yang efektif, conditional, dan cepat

dipahami oleh siswa dalam mengajar matematika.

4. Untuk mengetahui dan mempelajari metode pembelajaran yang harus

diterapkan guru dalam mengajar matematika yang kebanyakannya tidak

disenangi oleh siswa.

1.4 Metode dan Teknik Penulisan

Metode dan teknik penulisan makalah yang dilakukan penulis adalah

sebagai berikut :

1. Study ke perpustakaan2. Mendownload di internet

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar

Mengajar Matematika” terdiri dari tiga bab, yaitu :

1. BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.

2. BAB II Pembahasan, berisi tentang materi/inti dalam makalah ini, yaitu

keterampilan dasar mengajar matematika.

3. BAB III Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran atas makalah ini.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 2

Page 3: Keterampilan dasar mengajar matematika

4. Dihalaman terakhir, penulis mencantumkan “Daftar Pustaka” yaitu

sumber/rujukan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 3

Page 4: Keterampilan dasar mengajar matematika

BAB II

PEMBAHASAN

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar, hal ini sangatlah

penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional telah mengikuti

beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Turney (1973)

mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni: keterampilan membuka

dan menutup pelajaran, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan

variasi, keterampilan menjelaskan, ketrampilan membimbing diskusi, ketrampilan

mengajar kelompok dan individual, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya.

A. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga

kondisi kelas menjadi dinamis. Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set

induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan

belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun

perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan

memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup

pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri

pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Komponen ketrampilan membuka

pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi

acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-

materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi:

meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan

membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

1. Pengertian

Pada umumnya, kegiatan pelajaran di kelas dimulai dengan guru melakukan

kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan

pengumuman, menyuruh menyiapkan alat-alat pengajaran dan buku yang akan

dipakai. Kemudian di akhiri dengan memberi tugas rumah. Namun kegiatan-

kegiatan seperti itu disebut bukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran,

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 4

Page 5: Keterampilan dasar mengajar matematika

kegiatan-kegiatan tersebut memng harus dikerjakan oleh guru, tetepi bukan

merupakan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Pusat perhatian dalam

waktu membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang ada kaitannya

langsung dengan penyampaikan bahan pelajaran.

Jadi pengertian membuka dan menutup pelajaran ialah kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk mencipatakan suasana siap mental dan untuk

menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.

Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa yang menetahui:

1. Tujuan pelajaran yang akan dicapai,

2. Masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan,

3. Langkah-langkah belajar yang akan dilakukan,

4. Batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran.

Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang

akan dipelajari, guru dapat melakukan berbagai macam usaha, antara lain:

1. Menimbulkan rasa ingin tahu,

2. Bersikap hangat dan antusias,

3. Memvarisikan gaya belajar,

4. Menggunakan berbagai macam media pembelajarn,

5. Memvariasikan pola interaksi belajar-mengajar.

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan maksud untuk :

1. Memberika gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari,

2. Menetahui tingakat pencapaian siswa, dan

3. Tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.

Usaha yang dilakukan oleh guru untuk menutup pelajaran antara lain:

1. Merangkum kembali bahan pelajarn yang sudah disampaikan,

2. Menyuruh siswa membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari,

3. Mengadakan evaluasi tentang bahan pelajarn yang baru diberikan.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 5

Page 6: Keterampilan dasar mengajar matematika

Kegiatan membuka dan menutup pelajaran harus dilakukan pada awal dan

akhir pelajaran, dan juga pada awal dan akhir setiap penggal inti pelajaran yang

diberikan selama jam pelajaran itu.

2. Rasionel

Ada beberapa dasar pemikiran, mengapa kita harus melakukan kegiatan

membuka dan menutup pelajaran serta melatih keterampilan “membuka dan

menutup pelajaran”

a) Biasanya yang dilkukan oleh guru pada awal jam pelajaran ialah

menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat-alat pelajaran,

kemudian guru lansung masuk pada pelajaran inti, misalnya dengan kata-kata,

“ anak-anak hri ini ibu akan menerangkan tentang .....” kemudian ditutup

dengan dengan kata-kata “ nah, lonceng sudah berbunyi, maka pelajaran kita

di akhiri sampai disini.”

Prosedur mengajar demikian itu tidak menyampaikan mental siswa

untuk menerima pelajaran, dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal

yang akan dipelajari. Akibatnya siswa akan merasa bahwa pelajaran

membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan juga siswa tidak

ada gairah untuk berusaha memahami.

b) Jika guru berhasil membuka pelajaran sehingga seiswa benar-benar siap

mental untuk belajar (timbul perhatian dan motivasi untuk belajar), mka akan

nampak siswa itu:

1. Asyik dalam melakukan tugas,

2. Semanagt dan responnya tinggi,

3. Banyak yang mengajukan pertanyaan dengan tepat,

4. Cepat bereaksi terhadap saran-saran guru.

c) Jika guru berhasil menutup pelajaran dengan baik, maka sekesai proses

belajar, suwa benar-benar memperoleh pengetahuan yang bulat (utuh) sebagai

hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan.

d) Guru tidak atua belum melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran,

anatara lain karena lupa, tidak ada waktu atau belum menguasai keterampilan

membuka dan mebutup pelajaran.

3. Penggunaan dalam kelas

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 6

Page 7: Keterampilan dasar mengajar matematika

a. Tujuan

Dilakukannya membuka dan menutup pelajaran dengan baik di

kelas adalah dengan maksud agar diperoleh pengaruh positif terhadap

proses dan hasil belajar. Pengaruh positif tersebut ialah :

1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menhadapi tugas-tugas

yang akan dikerjakannya.

2. Siswa tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakannya.

3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-

pendekatan yang mungkn diambil dalam mempelajari bagian-bagian

dari mata pelajaran.

4. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang

telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang

belum dikenalnya.

5. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan,

atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.

6. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari

pelajaran itu, sedankan guru dapat mengetahui tingkat

keberhasilannya dalam mengajar.

b. Prinsip-prinsip penggunaan

Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan

keterampilan membuka dan menutup pelajarn ialah:

1. Bermakna : Usaha untuk menarik perhatian atau memotivasi siswa

harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau

lawakan yang tiadak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya

dihindarkan.

2. Berurutan dan berkesinambungan : Kegiatan yang dilakukan oleh guru

dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting

pelajaran hendaknya meruapakan bagian dari satu kesatuan yang utuh.

4. Komponen – komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran

a. Membuka pelajaran

Komponen-komponen keterampilan membuak apelajaran meliputi

menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 7

Page 8: Keterampilan dasar mengajar matematika

membuat kaitan. Setiap komponen terdiru dari beberapa kelompok asspek

dan kegiatan yang saling berkesinambungan dan bersifat integratif.

1. Menarik perhatian siswa

Berbagai cara dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian

siswa, anatara lain:

a. Gaya mengajar guru

Untuk menarik perhatian siswa, dapat diusahakan

penggunaan gaya mengajar yang bervariasi. Misalnya pada suatu

saat guru memilih posisi dikelas serta memilih kegiatan yang

berbeda dari yang biasa dilakukannya dalam membuka pelajaran.

Guru berdiri ditengah kelas, sambil berdeklamasi, dengan tenang

dan dengan ekspresi wajah yang meyakinkan. Pada kesempatan

lain, mungkin guru membuka pelajaran dengan bercerita dengan

ekspresi wajah dan gerakan badan yang menarik.

b. Penggunaan media pembelajaran

Untuk menarik perhatian siswa dapat digunakan berbagai

macam media pengajaran seperti gambar, model, skema, dan

sebagainya. Dengan pemilihan dan penggunaan media yang tepat,

guru dapat memperoleh beberapa keuntungan, yaitu siswa tertarik

perhatiannya, timbul motivasinya untuk belajar, dan terjadi kaitan

antara hal-hal yang sudah diketahuinya dengan hal-hal baru yang

akan dipelajari.

c. Pola interaksi yang bervariasi

Agar siswa selalu tertarik dan memusatkan perhatiannya

pada pelajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam pola

interaksi yang bervariasi, misalnya:

i. Guru menerangkan dan mengajuka pertanyaan, siswa

mendengarkan dan menjawab pertanyaan.

ii. Guru mendemonstrasi, siswa mengamati.

iii. Guru memberikan tugas, diskusi, dan sebagainya, dan

kemudian mengawasinya.

2. Menimbulkan motivasi

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 8

Page 9: Keterampilan dasar mengajar matematika

Dengan adanya motivasi, proses belajar mengajar menjadi

dipermudah. Oleh karena itu, setelah anak tertarik perhatiannya pada

pelajaran, guru harus berusaha untuk menumbulkan motivasi.

Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, antara lain:

a. Dengan kehangatan dan keantusiasan.

b. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu.

c. Mengemukakan ide yang bertentangan.

d. Dengan memperhatikan minat siswa.

3. Memberi acuan

Dalam hubungannya membuka pelajaran, memberi acuan

diaratikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan sinkat

serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh

gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan cara

yang hendak ditempuh dalam mempelajari bahan pelajaran. Usaha dan

cara memberi acuab itu antara lain ialah:

a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.

b. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan.

c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.

d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

4. Membuat kaitan

Hal-hal yang telah dikenal, pengalaman-pengalaman, minat dan

kebutuhan siswa merupakan bahan pengait untuk mempermudah

pemahaman. Maka jika guru akan mengajarkan bahan pelajaran yang

baru, ia perlu menghubungkannya dengan bahan pengait (hal-hal yang

diketahui oleh siswa) tersebut. Usaha guru untuk membuat kaitan itu

misalnya dengan cara :

a. Membuat kaiatan antara aspek-aspek yang relevan dari mata

pelajaran yang telah dikenal oleh siswa. Dalam permulaan

pelajaran guru meninjau kembali samapai berapa jauh pelajaran

yang diberikan sebelumnya sudah dikuasai siswa. Caranya ialah

dengan menajukan pertanyaan- pertanyyan atay merangkum bahan

pelajaran terdahulu secara singkat.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 9

Page 10: Keterampilan dasar mengajar matematika

b. Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru

dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa. Hal ini dilakukan

oleh guru jika bahan baru itu erat hubungannya dengan bahan yang

akan diajarkan.

c. Guru menjelaskan konsep atau penertiannya terlebih dahulu

sebelum bahan pelajaran tersebut dijelaskan secara rinci. Hal ini

dilakkukan jika bahan yang akan diajarkan sam sekali bahan yang

baru. Misalnya guru menjelaskan pengertian media pengajaran dulu

sebelum menguraikan jenis dan penggunaaan media.

b. Menutup pelajaran

Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir tiap penggal

kegiatan belajar, guru harus melakukan melakukan kegiatan menutup

pelajaran agar siswa memperoleh ganbaran yang utuh tentang pokok-

pokok bahan pelajaran yang sudah diketahuinya. Cara yang dapat

dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran ialah dengan cara:

1. Meninjau kembali

Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah

diajarkan itu sudah dikuasai oleh siswa, adapun cara untuk

meninjau kembali itu adalah:

a. Merangkum inti pelajaran

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru, guru bersama siswa,

atau siswa sendiri (disempurnakan oleh guru).

b. Membuat ringkasan

Dengan membuat ringkasan, siswa dapat memantapkan

penguasaan pokok-pokok bahan pelajaran yang telah

dipelajarinya. Disamping itu dengan ringkasan, siswa yang tidak

memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari

kembali.

2. Mengevaluasi

Untuk mengetahui apakah siswa telah memperoleh wawasan

yang utuh tentang sesuatu yang telah diajarkan, guru melakukan

penelitian. Bentuk-bentuk evaluasi itu ialah:

a. Mendemonstrasikan keterampilan.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 10

Page 11: Keterampilan dasar mengajar matematika

Setelah selesai mengarang prosa atau puisi, guru meminta

siswa untuk maju kedepan kelas untuk membacakan dan

menjelaskan apa isi yang terkandung didalamnya.

b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.

Setelah guru menerangkan rumus matematika, siswa

disuruh mengerjakan soal-soal baru dengan mengunakan

rumus tersebut.

c. Mengekspresika pendapat siswa sendiri.

Guru dapat menerima siswa untuk berkomentar tentang

apakah demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru atau oleh

siswa lain efektif atau tidak. Misalnya siswa dimintai

pendaoatnya tentang permainan peran yang baru saja

dilakukannya.

d. Soal-soal tertulis.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat

memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan oleh siswa.

Soal-soal itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau

melengkapi lembaran kerja.

B. Ketrampilan Memberikan Penguatan

 Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena

penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat

verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku

guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau

umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu

dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah

laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku

tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai

pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk

meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan

motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku

siswa yang produktif.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 11

Page 12: Keterampilan dasar mengajar matematika

Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang

perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat

memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu

adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,

penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari

penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati,

penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang

menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.

Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu

kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons

yang negatif.

1 Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat

Penguatan ialah respons terhadap suatu tingkah laku, yang dapat

meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar kelihatannya

sederhana, baik dalam organisasinya maupun dalam penerapannya.

Umpamanya tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa yang

dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, pujian, senyuman, anggukan

(bagus! Baik, Anda hebat, Yah, Ini siswa yang patut dicontoh!).

Pemberian penguatan dalam penerapannya harus bijaksanadan sistematis

berdasarkan cara dan prinsip yang tepat. Hal ini akan membantu pencapaian

beberapa tujuan dan mafaat dalam proses belajar mengajar yaitu:

1. Meningkatkan perhatian siswa.

2. Memudahkan siswa dalam peoses belajar mengajar.

3. Membangkitkan dan memelihara motivasi.

4. Mengendalikan dan mengubah tingkah laku belajar yang produktif.

5. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam mengajar.

6. Mengarahkan cara berfikir tingkat tinggi.

2 Cara penggunaan pemberian penguatan.

Cara penggunaan pemberian penguatan adalah sebagai berikut :

a. Penguatan pada pribadi tertentu

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 12

Page 13: Keterampilan dasar mengajar matematika

Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu dengan

menyebutkan namanya sambil memandang kepada siswa yang

berkepentingan langsung.

b. Penguatan kepada kelompok siswa

Penguatan juga dapat diberikan kepada sekelompok siswa;

umpamanya apabila satu kelas telah menyelesaikan tugas dengan baik,

maka guru ,memperbolehkan siswa bekerja bebas atau istirahat, teteapi

juga menggunakan keterampilan dasar mengajar memberi penguatan

secara verbal (dalam bentuk kata atau kalimat) seperti: “Bapak bangga

dengan kelas ini, mudah-mudahan dapat dipertahankan untuk seterusnya.

Mari kita bertepuk tangan.”

c. Pemberian penguatan dengan segera

Penguatan harus segera diberikan begitu tingkah laku atau respons

siswa yang diharapkan muncul. “Oh, ya, Bapak/ibu mengucapkan terima

kasih atas karya kalian minngu yang lalu.”

d. Penguatan tidak penuh

Apabila seoarang siswa memberikan jawaban yang benar sebagian,

tindakan guru yang efektif ialah memberi penguatan tidak penuh (partial):

“Ya, jawabanmu sudah baik, hannya masih perlu dikembangakan sedikit.”

Tindakan guru selanjutnya ialah meminta siswa lain untuk

menyempurnakan jawaban temannya. Anadaikan jawaban sisiwa yang

bersangkutan sudah sempurna maka siswa yang pertama tadi dapat

menbetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah sehinnga ia masih

memiliki motivasi untuk berusaha menemukan jawaban yang sempurna.

e. Variasi dalam penggunaan

Apabila setiap kali guru memberikan penguatan dan kata yang

dipakai ialah “bagus”, maka lama kelamaan kata ”bagus” ini tidak lagi

bermakna bagi siswa. Hal ini berlaku pula pada penguatan dengan gerakan

yang bersifat monoton, umpamanya hannya dengan dengan mengacungkan

ibu jari saja. Perlu ada variasi dalam penggunaan dalam penentuan jenis

komponen penguatan.

3. Prisip-prinsip pemberian penguatan

a. Kehangatan dan keantusiasan : Dalam memberikan penguatan hendaknya

diwarnai dengan kehangtan dan antusiasme, suara, mimik, dan gerakan guru

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 13

Page 14: Keterampilan dasar mengajar matematika

adalah petunjuk adanya kehangatan dan keantusiasan sehingga peenguatan

yang diberikan akan menjadi lebih efektif.

b. Makna : Bila guru mengatakan kepada seorang siswa , “Karangan anda

sangat baik,” padahal karya tersebut bukan hasil siswa tersebut, maka

penguatan yang diberikan tidak bermakna bagi siswa tersebut. Sebaiknya

kepada siswa ini guru menyatakan, “Karangan Anda akan lebih baik jika

Anda berusaha sendiri.” Dengan cara ini penguatan yang diberikan itu wajar

dan bermakna bagi siswa yang bersangkutan.

c. Hindarkan pemberian respons yang negatif : Apabila siswa tidak dapat

memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan,

tetapi memindahkan giliran untuk menjawab pertanyaan tersebut kepada

siswa yang lain. Jika pertanyaan tersebut terjawab oleh siswa lain, maka

siswa tadi tidak akan terlalu tersinggung harga dirinya, dan ia menyadari

kesalahannya. Keadaan ini akan membawa atau membantu dirinya untuk

tetap berusaha belajar sehingga, apabila mendapat giliran lagi, ia akan

mampu menjawabnya.

4. Komponen-komponen pemberian penguatan

a) Penguatan verbal.

b) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan.

c) Pengutan dengan cara mendekati.

d) Penguatan dengan sentuhan.

e) penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.

f) Penguatan berupa simbol atau benda.

C. Ketrampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar,

penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan. Variasi

stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar

mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi

belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan

dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau

komponen, yaitu :

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 14

Page 15: Keterampilan dasar mengajar matematika

1) Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher

voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru

(teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and

movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan

pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement).

2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat

pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke

dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi

penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang

dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif

aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau

bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid

dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan

variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,

kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan.

A. Pengertian dan tujuan

Diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang

menyangkut tiga komponen yaitu, gaya mengajar yang bersifat personal,

penggunaan media dan bahan-bahan intruksional, dan pola serta tingkat

interaksi guru dengan siswa.

Tujuan dan manfaatnya ialah:

1. Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspek-

aspek belajar-mengajar yang relevan.

2. meningkatkan kemungkina berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu

melalui kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi).

3. membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

4. kemungkinan para siswa mendapat pelayanan serta individual sehingga

memberi kemudahan belajar.

B. Prinsip-prinsip variasi.

1 variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan

tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan

hakikat pendidikian.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 15

Page 16: Keterampilan dasar mengajar matematika

2 variasi harus dilakasanakan secara lancar dan berkesinambungan.

3 Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi tertentu memerlukan

susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan dalam rencana pelajaran

(berstuktur).

C. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi.

a> Variasi dalam gaya mengajar guru.

1. Penggunaan variasi suara.

2. Pemusatan perhatian.

3. Kesenyapan.

4. Mengadakan kontak pandang.

5. Gerakan badan dan mimik.

6. Pergantian posisi guru dalam belajar.

b> Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran.

Bahan dan alat akan dapat menambahkan rasa ingin tahu siswa. Yang

amat penting lagi ialah media dan bahan yang beragam dapat merangsang

pikiran dan hasil belajar yang bermakna dan lebih bertahan lama. Variasi ini

dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Variasi alat/bahan yang dapat dilihat. (grafik, gambar, papan buletin,

ukiran, peta, dan lain sebagainya).

2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar. (rekaman suara, radio,

musik).

3) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. (patung, alat

mainan, binatang kecil).

c> Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

Komponen keterampilan mengadakan variasi dalam kelas yang terakhir

adalah mengubah pola dan tingkat interaksi anatar guru dan murid. Pola

umum interaksi tersebut sangat banyak ragamnya mulai dari situasi saat

guru mendominasi sepenuhnya kegiatan sampai kepada keadaan ketika

siswa bekerja sendiri-sendiri secara bebas.

D. Ketrampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala

informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus

relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa,

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 16

Page 17: Keterampilan dasar mengajar matematika

serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.

Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara

lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan

yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen

ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup

penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada

diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau

generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian

suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan,

penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

E. Ketrampilan Membimbing Diskusi

Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam

diskusi. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai

pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu

konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi

kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.

Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta

membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan

berbahasa.

a) Pengertian Pokok

Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung

dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau

bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu

masalah.

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru

memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk

mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah .

Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dapat pula

dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian

ialah hendaknya para siswa dapat berpartisipasi secara aktif didalam setiap forum

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 17

Page 18: Keterampilan dasar mengajar matematika

diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin

banyak pula yang mereka pelajari, yang harus diperhatikan ialah masalah peranan

guru. Terlalu banyak “campur tangan” dan “main perintah” dari guru, dan

mengakibatkan siswa tidak akan dapat banyak banyak.

Diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan

bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai

berikut :

The social problema meeting

Para mahasiswa berbibcang-bincang memecahkan masalah sosial

dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa

“terpanggil” untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-

kaidah yang berlaku, seperti dengan guru atau personel sekolah lainnya,

peraturan-peraturan dikelas/sekolah, hak-hak dan kewajiban siswa dan

sebagainya.

The open-ended meeting

Para mahasiswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang

berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari dengan kehidupan mereka

disekolah, dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan

sebagainya.

The educational-diagnosis meeting

Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran dikelas dengan maksud

untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah

diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih

baik/benar.

b) Relevansi Metode Diskusi

Teknik diskusi sebagai metode belajar-mengajar lebih cocok dan diperlukan

apabila guru hendak :

1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh para siswa.

2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan

kemampuannya masing-masing.

3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah

dirumuskan telah dicapai.

4) Membantu para siswa belajar berfikir teoretis dan praktis lewat berbagai

mata pelajaran dan kegiatan sekolah.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 18

Page 19: Keterampilan dasar mengajar matematika

5) Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri

maupun teman-temannya.

6) Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai

masalah yang dilihat, baik dari pengalaman sendiri, maupun dari pelajaran

sekolah.

c) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi

1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan

pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula

pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh

guru dan siswa. Dan guru tersebut menjelaskan judul atau masalah yang

akan didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat

dipahami baik-baik oleh setiap siswa.

2) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok

diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris (pencatatan), pelapor

(kalau perlu), pengatur tempat duduk, ruangan, saranan, dan sebagainya).

Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditengah siswa yang :

a) Lebih memahami/menguasai masalah yang akan didiskusikan.

b) “berwibawa” dan disenangi oleh teman-temannya.

c) Berbahasa baik dan lancar bicaranya.

d) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis.

Tugas pimpinan diskusi antara lain ialah :

a) Mengatur dan pengarah acara diskusi.

b) Pengatur “lalu lintas” percakapan.

c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.

3) Para siswa berdiskusi didalam kelompoknya masing-masing, sedangkan

guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya (kalau ada

lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban serta memberikan dorongan

dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif

dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap kelompok harus tahu persis apa

yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus

berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak

bicaranya sama.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 19

Page 20: Keterampilan dasar mengajar matematika

4) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang

dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama dari kelompok lain).

Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut.

5) Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan

laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa

mencatatnya untuk “file” kelas.

d) Peranan Guru

Beberapa peranan guru dalam diskusi antara lain ialah :

1) Guru sebagai “ahli” (=expert)

Misalnya dalam diskusi yang hendak memecahkan masalah, maka

guru dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahli yang mengetahui

lebih banyak mengenai berbagai hal dari pada siswanya. Disini guru dapat

memberi tahu, menjawab pertanyaan atau mengkaji (menilai) segala

sesuatu yang akan didiskusikan oleh para siswa. Sesuai dengan tugas

utamanya yaitu guru sebagai “agent of instruction”.

2) Guru sebagai “pengawas”

Agar diskusi berjalan lancar, benar, dan mencapai tujuannya,

disamping sebagai sumber informasi, maka guru pun harus bertindak

sebagai pengawas dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat

formasi diskusi ini. Jadi, dalam formasi diskusi ini guru menentukan

tujuannya dan prosedur untuk mencapainya.

3) Guru sebagai penghubung “kemasyarakatan”

Tujuan yang ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa,

meski bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga mempunyai

keterkaitan yang luas denganhal-hal yang lain dalam kehidupan masyarakat.

Dalam hal ini guru dapat memperjelasnya dan menunjukan jalan-jalan

pemecahannya sesuai dengan kriteria yang ada dan hidup dalam

masyarakat. Peranan guru disini adalah sebagai “sosializing agent”.

4) Guru sebagai “pendorong” (facilitator)

Terutama bagi siswa-siswa yang belum cukup mampu untuk

mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain maupun merumuskan serta

mengeluarkan pendapat sendiri, maka agar formasi diskusi dapat

diselenggarakan dengan baik, guru masih perlu membantu dan mendorong

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 20

Page 21: Keterampilan dasar mengajar matematika

setiap (anggota) kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan

kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin.

e) Hambatan-Hambatan Didalam Diskusi

Ada dua faktor penghambat didalam diskusi, yaitu yang ada pada pihak

siswanya dan materi (bahan) yang didiskusikan.

Faktor penghambat dari pihak siswa sudah jelas persoalannya. Mereka

memang sedang dalam proses belajar dan latar belakang mereka jelas berbeda-

beda. Adalah tugas guru untuk membimbing mereka melalui berbagai macam

peranannya. Namun, guru harus bisa membatasi diri dari kebiasaan atau

kecenderungan terlalu sering mencampuri (intervensi) proses pemikiran atau

percakapan para siswa. Dan didalam menjelaskan, guru juga tidak tergesa-gesa

memberikan jawaban atau pemecahan masalah sebelum siswa mencoba

mencari dan menemukan sendiri. Kecuali siswa itu sendiri yang perlu

mendapat perhatian guru adalah materi (bahan) yang akan didiskusikan dan

tugas apa yang harus dilakukan oleh tiap kelompok dan anggota kelompok.

Hambatan lain yang dalam diskusi biasanya adalah bahwa setiap orang

menginginkan segera dicapainya persetujuan atau kesimpulan. Sikap seperti ini

mematikan jalan menuju terjadinya perubahan sikap pada para siswa oleh

mereka sendiri. Perubahan sikap ini lebih penting dari pada yang lain didalam

proses belajar mengajar lewat formasi diskusi. Perubahan sikap yang dimaksud

antara lain ialah agar setiap siswa mampu mendengarkan pendapat orang lain,

sensitif dan kritis terhadap pendapat yang berbeda, maupun menanggapai

pendapat orang lain yang berbeda, dalam konteks yang sama dan sebagainya.

Dalam hubungan ini sama sekali tidak bijaksana apabila guru selalu mengkritik

pendapat siswa, apalagi kritik secara pribadi (personal critize) terhadap siswa.

f) Beberapa Keuntungan Metode Diskusi

1) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses

belajar.

2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan

pembelajarannya masing-masing.

3) Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan

sikap ilmiah.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 21

Page 22: Keterampilan dasar mengajar matematika

4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi,

diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan

(kemampuan) diri sendiri.

5) Metode diskusi dapat menunjang usha-uasaha pengembangan sikap sosial

dan sikap demokratis para siswa.

g) Beberapa Kelemahan Metode Diskusi

1) Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya meengenai bagaimana

hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi

anggota-anggotanya.

2) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum

pernah dipelajari sebelumnya.

3) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang

“menonjol”.

4) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang

bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

5) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu. Siswa tidak boleh merasa

dikejar-kejar waktu, perasaan dibtasi waktu menimbulkan kedangkalan

dalam diskusi, sehingga hasilnya tidak bermanfaat.

6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan

buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok

masalahnya.

7) Didalam diskusi, sering terjadi murid yang kurang berani mengemukakan

pendapatnya.

8) Jumlah siswa didalam kelas yang terlalu banyak akan mempengaruhi

kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut, Drs.Yusuf Djajadisastra (1982)

mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain

adalah :

1) Murid-murid dikelompokan menjadai kelompok-kelompok kecil, misalnya lima

orang murid setiap kelompok. Kelompok kecil ini harus terdiri dari murid-

murid yang pandai dan kurang pandai, yang pandai bicara dan kurang pandai

bicara, murid laki-laki dan murid perempuan. Hal ini harus diatur benar-benar

oleh guru. Disamping itu, harus pula diperhatikan agar murid-murid yang

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 22

Page 23: Keterampilan dasar mengajar matematika

sekelompok itu benar-benar dapat bekerjasama. Dan dalam setiap kelompok

harus ditetapkan ketua kelompoknya.

2) Agar tidak menimbulkan rasa “kelompok-isme”, ada baiknya apabila untuk

setiap diskusi dengan tipik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompok-

kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok.

Dengan demikian semua murid akan pernah akan pernah mengalami

berkerjasama dengan semua teman sekelasnya.

3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat

diambil dari buku-buku pelajaran murid, surat kabar, kejadian sehari-hari

disekitar sekolah, dan kegiatan dimasyarakat yang sedang menjadi pusat

perhatian penduduk setempat.

4) Mengusahakan penyesuaian waktu dengan tepat topik yang dijadikan pokok

diskusi. Membagi-bagi diskusi didalam beberapa hari/minggu berdasarkan

pembagian topik kedalam topik-topik yang lebih kecil lagi (subtopik).

Keleluasaan berdiskusi dapat pula dilakukan dengan menyelenggarakan suatu

pekan diskusi , dimana seluruh pekan itu dipergunakan untuk mendiskusikan

problema-problema yang telah dipersiapkan sebelumnya.

5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang

tersedian disekolah maupun yang terdapat diluar sekolah.

Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut kelemahan metode

diskusi dapat dikurangi. Berhasil tidaknya penggunaan metode diskusi ini banyak

bergantung pada kecakapan guru didalam membimbing murid-muridnya

berdiskusi.

Demikian pula cara atau kebiasaan mengajar guru dan kebiasan belajar murid-

murid akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya penggunaan metode

diskusi. Guru yang otoriter, yang selalu memperhatikan kekuasaan dikelas,

sehingga murid-muridnya sepanjang tahun tidak pernah memperoleh kesempatan

mengemukakan pendapatnya, tentu tidak akan mampu mengajar dengan

menggunakan metode diskusi, dimana justu murid-muridlah yang akan mendapat

kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Demikian murid-murid yang

jiwanya sudah terlalu lama tertekan oleh cara guru mengajar yang otoriter tidak

akan mampu menggunakan kesempatan berdiskusi dalam jam pelajaran yang

tersedian itu. Semangat dan hasrat mengemukakan pendapat pada murid-murid ini

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 23

Page 24: Keterampilan dasar mengajar matematika

sudah membeku kalau tidak hendak dikatakan sudah mati. Kelas semacam ini

selalu sunyi senyap, karena tidak seorangpun berhasrat mengajukan pertanyaan.

Hidup mereka sudah dicerkam ketakutan. Murid-murid takut kalau gurunya itu

nanti akan tersinggung atas pertanyaan yang mereka ajukan kepadanya.

Dalam metode diskusi tidak demikian halnya. Metode ini adalah untuk guru-

guru yang berjiwa demokratis. Dengan metode ini pula murid-murid dibimbing

untuk menghayati tata cara kehidupan di kelas yang demokratis. Guru membimbing

dan mendidik murid-muridnya untuk hidup dalam suatu suasana yang penuh

tanggung jawab. Berdiskusi bukan hanya berarti asal berbicar saja tanpak

memprtanggung jawabkan apa yang dikemukakan. Setiap orang yang berbicara

atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang

dapat dipertanggung jawabkan. Menerima pendapat yang benar dan menolak

pendapat yang salah adalah suatu cara betapa metode ini dapat digunakan untuk

mendidik murid-murid menjadi berjiwa demokratis.

F. Keterampilan Mengajar Kelompok dan Individual

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan

guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan,

membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan

kegiatan belajar-mengajar. Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah

terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk

perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru

memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih

akrab antara guru dan siswa dengan siswa.

Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan

pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing

dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah

dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat

membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon

guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat

dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 24

Page 25: Keterampilan dasar mengajar matematika

komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian

secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya

pola observasi yang sistematis dan objektif.

Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting

bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses

pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.

Sikap Beradaptasi di Kelas yang Menjadi Perhatian Guru

Banyak cara yang dilakukan guru untuk menyajikan materi kepada siswa, ada yang

sambil duduk di bangku guru, sambil menyandar pada meja guru, duduk

menyamping di meja siswa, sambil berjalan bolak balik arak kiri dan kanan siswa,

diam pada satu titik, berpangku tangan, tangan masuk kantong dan lain sebagainya.

Hal ini boleh-beleh saja dilakukan, tetapi yang harus diperhatikan dalam

penyampaian materi jangan sampai terganggunya konsentrasi siswa, melain yang

harus dipikirkan adalah tebangunnya semangat dan perhatian siswa terhadap materi

yang disampaikan guru. Untuk mencai hal tersebut ada beberapa hal yang harus

diperhatikan guru diantaranya :

Memandang kesemua siswa Guru yang baik adalah guru yang dapat melihat

semua siswa secara merata. Pandangan yang merata ini, tentu akan

menumbuhkan semangat awal bagi siswa untuk terus mengikuti pembelajaran

yang telah dirancang oleh guru. Sebaliknya yang dilakukan guru, proses

pembelajaran akan terganggu pula Pada dasarnya memandang kesemuaan

siswa adalah sebagai faktor kontrol bagi guru, apakah siswa tetap terfokus

(memberikan perhatian) dalam pembelajaran tersebut. Bila kontrol ini terlepas,

biasanya siswa akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan hal-

hal lain seperti :

1) mengobrol dengan teman sebangku (di luar kontek materi pelajaran),

2) mengerjakan sesuatu (mengerjakan tugas lain, membaca buku lain, dan

menggambar sesuatu diluar kontek), menguap, mengelamun dan lain

sebagainya.

Mengalamun yang dilakukan siswa, adalah suatu perbuatan yang sulit

diketahui guru karena siswa tersebut duduk dengan manis, dan tetap

memperhatikan kearah guru, dan tidak bergerak. Guru yang selalu memberikan

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 25

Page 26: Keterampilan dasar mengajar matematika

pandangan kepada siswa, akan cepat mengetahuai mana sisiwa yang betul

memperhatikan dan mana yang perhatiannya kosong.

Menghadapi Siswa Bertanya Ada beberapa hal yang sering dilakukan guru

secara tidak sengaja, atau merupakan suatu kebiasaan terhadap pertanyaan

siswa sebagai berikut :

1) kurang fokus perhatian guru untuk mendengarkan atau memperhatikan

pertanyaan siswa, hingga mengakibatkan siswa terhenti untuk bertanya.

2) Memotong atau tidak memberikan sepenuhnya kepada siswa untuk

menyampaikan suatu masalah.

3) Merendah pertanyaan siswa, “ Apakah kalian dapat memahami pertanyaan

temanmu tadi”

4) Mengabaikan pertanyaan siswa. “Guru tidak mencatat pertanyaan siswa,

sehingga beberapa pertanyaan ditanyakan kembali pada siswa.

G. Ketrampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan

dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta

pengendalian kondisi belajar yang optimal.

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan

mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan

dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat

prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan

mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan

respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar

guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar

yang optimal.

H. Ketrampilan Bertanya

Yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan

yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya

lanjut Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 26

Page 27: Keterampilan dasar mengajar matematika

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang

yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan

hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus

efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,

bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik

dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan

yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan

pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari

:

Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris

(rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question)

dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut

taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde

question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application

question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi

(evaluation question).

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru

perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun

ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti :

menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan

sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang

harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.

Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau

suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan

pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan

ketrampilan bertanya lanjut.

Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang

perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen

yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat,

Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu

berpikir dan pemberian tuntunan.

Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari

ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 27

Page 28: Keterampilan dasar mengajar matematika

kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar

dapat berinisiatif sendiri.

Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan

komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar

masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-

komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam

menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan

pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan

membuka dan menutup pelajarn ialah: Bermakna, dan Berurutan dan

berkesinambungan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar, hal ini

sangatlah penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional

telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar

mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar

mengajar, yakni: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan

memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan

menjelaskan, ketrampilan membimbing diskusi, ketrampilan mengajar kelompok

dan individual, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya.

Membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mencipatakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar

terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Pusat perhatian dalam waktu membuka

dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan

penyampaikan bahan pelajaran.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 28

Page 29: Keterampilan dasar mengajar matematika

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan maksud untuk :

1. Memberika gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari,

2. Menetahui tingakat pencapaian siswa, dan

3. Tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.

membuka dan menutup pelajaran dengan baik di kelas adalah dengan

maksud agar diperoleh pengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar.

Komponen – komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran

1. Membuka pelajaran, meliputi : menarik perhatian siswa (seperti gaya mengajar

guru, penggunaan media pembelajaran, pola interaksi yang bervariasi, dan

yang lainnya), menimbulkan motivasi (seperti dengan kehangatan dan

keantusiasan, dengan menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang

bertentangan, atau dengan memperhatikan minat siswa), memberi acuan

(seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-

langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan

dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan), dan membuat kaitan (Membuat

kaiatan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dikenal

oleh siswa; Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru

dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa; Guru menjelaskan konsep atau

penertiannya terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut dijelaskan

secara rinci). Setiap komponen terdiru dari beberapa kelompok asspek dan

kegiatan yang saling berkesinambungan dan bersifat integratif.

2. Menutup pelajaran : Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup

pelajaran ialah meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan (seperti :

merangkum pelajaran, membuat ringkasan, mengevaluasi, Mengaplikasikan

ide baru pada situasi lain, Mengekspresika pendapat siswa sendiri).

 Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena

penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat

verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku

guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau

umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu

dorongan atau koreksi.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 29

Page 30: Keterampilan dasar mengajar matematika

Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang

perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat

memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu

adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,

penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari

penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati,

penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang

menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.

Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu

kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons

yang negatif. Cara penggunaan pemberian penguatan adalah : Penguatan pada

pribadi tertentu, Penguatan kepada kelompok siswa, Pemberian penguatan dengan

segera, Penguatan tidak penuh, Variasi dalam penggunaan.

Prisip-prinsip pemberian penguatan, yaitu : Kehangatan dan keantusiasan,

Makna, Hindarkan pemberian respons yang negatif

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses

perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok

atau komponen, yaitu : Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam

penggunaan media dan alat pengajaran, Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

Variasi diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang

menyangkut tiga komponen yaitu, gaya mengajar yang bersifat personal,

penggunaan media dan bahan-bahan intruksional, dan pola serta tingkat interaksi

guru dengan siswa.

Tujuan dan manfaatnya ialah: Dapat menimbulkan dan meningkatkan

perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan;

meningkatkan kemungkina berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui

kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi); membentuk sikap

positif terhadap guru dan sekolah; kemungkinan para siswa mendapat pelayanan

serta individual sehingga memberi kemudahan belajar.

Prinsip-prinsip variasi : digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan

tujuan yang hendak dicapai, variasi harus dilakasanakan secara lancar dan

berkesinambungan, memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan

dalam rencana pelajaran (berstuktur).

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 30

Page 31: Keterampilan dasar mengajar matematika

Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi meliputi dalam

gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran,

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang

diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu

dengan yang lainnya.

Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi

dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara

keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang

dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan

hubungan yang telah ditentukan.

Dalam penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan

penggunaan balikan.

Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung

dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau

bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu

masalah.

Diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan

bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai

berikut :

The social problema meeting

The open-ended meeting

The educational-diagnosis meeting

Beberapa Keuntungan Metode Diskusi

1. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.

2. Dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pembelajaran

3. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap

ilmiah.

4. Diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan

(kemampuan) diri sendiri.

5. Dapat menunjang usha-uasaha pengembangan sikap sosial dan sikap

demokratis para siswa.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 31

Page 32: Keterampilan dasar mengajar matematika

Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan

pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing

dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar mengajar.

Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan

komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru

dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif

ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang

berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial

untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari

ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan

kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar

dapat berinisiatif sendiri.

Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan

membuka dan menutup pelajarn ialah: Bermakna, dan Berurutan dan

berkesinambungan.

a. Saran

Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk menambah wawasan dan

pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.

Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dan konstruktif

demi kesempurnaan penulisan makalah.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 32

Page 33: Keterampilan dasar mengajar matematika

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Suharsimi Arikunto,Pengelolaan Kelas Dan Siswa,Jakarta:CV Rajawali,1992.

Drs.Syaiful Bahri Djamarah (1997),Strategi Belajar Mengajar,Jakarta:PT Rineka

Cipta,1997.

Dr.Suharsimi Arikunto,Manajemen Penganjaran,Jakarta:PT Rineka Cipta,1993.

Drs.B.Suryono Subroto,Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,Jakarta:PT Rineka

Cipta,1997.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 33