45
KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum graminicola) PADA DUA SISTEM POLA TANAM BERBEDA (SKRIPSI) Oleh AGNES RATNASARI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

  • Upload
    others

  • View
    42

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.]

Moench) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum

graminicola) PADA DUA SISTEM POLA TANAM BERBEDA

(SKRIPSI)

Oleh

AGNES RATNASARI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

Agnes Ratnasari

ABSTRAK

KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.]

Moench) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum

graminicola) PADA DUA SISTEM POLA TANAM BERBEDA

Oleh

AGNES RATNASARI

Tujuan penelitian yaitu mengetahui ketahanan 15 genotipe sorgum yang ditanam

pada dua sistem tanam berbeda yaitu monokultur dan tumpangsari. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan April 2017 - Februari 2018 di Desa Sukanegara,

Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung dan di

Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dalam

split plot dengan 3 kali ulangan, Petak utama adalah sistem tanam (tumpangsari

dan monokultur) dan anak petak adalah genotipe tanaman sorgum (Numbu,

Samurai 1, GH3, UPCA, GH4, P/I WHP, GH6, Super 2, GH13, P/F 5-193-C,

Super 1, GH5, Mandau, GH7 dan Talaga Bodas). Monokultur sorgum ditanam

pada jarak 80 cm x 20 cm. Tumpangsari sorgum ubikayu dilakukan dengan cara

menanam sorgum di antara tanaman ubikayu sehingga jarak tanam sorgum tetap

80 cm x 20 cm, sedangkan jarak tanam ubikayu 80 cm x 60 cm, baik sorgum

maupun ubikayu ditanam secara bersamaan. Hasil penelitian menunjukkan

Page 3: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

Agnes Ratnasari

bahwa sistem tanam tumpangsari lebih efektif untuk menekan intensitas penyakit

antraknosa. Pada penelitian ini intensitas penyakit antraknosa terhadap 15

genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi 3 kategori yaitu tinggi,

sedang dan rendah. Genotipe Numbu, GH3, Talaga Bodas, Super 1, dan Mandau

adalah genotipe dengan intensitas penyakit terendah dibandingkan genotipe

Samurai 1, UPCA, GH4, P/I WHP, GH13, P/F 5-193-C, GH5, GH6 dan GH7 .

Genotipe Samurai 1, UPCA, GH4, P/I WHP, GH13, P/F 5-193-C, GH5, GH6 dan

GH7 adalah genotipe yang intensitas penyakitnya lebih rendah dibandingkan

genotipe Super 2. Dan genotipe Super 2 adalah genotipe dengan intensitas

penyakit antraknosa tertinggi.

Kata kunci: antraknosa, Colletotrichum graminicola, genotipe sorgum, ketahanan

dan pola tanam.

Page 4: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.]

Moench) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum

graminicola) PADA DUA SISTEM POLA TANAM BERBEDA

Oleh

AGNES RATNASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

Jurusan

Fakultas

: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPESORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench,)

TEREADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA(Colletotrichum graminicolu) PADA DUASISTEI}I POLA TANAM BERBEDA

: Agnes Ratnasari

: 1414121009

: Agroteknologi

:Pertanian

NrP 196009291987A3n02

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Z. Ketua Jurusan Agroteknologi

Prof. Dr.Ir. Sri Yusnaini, h{.Si.NIP 196305081988112001

r. M. Syamsoel Hadi, M.Sc.NrP 1961061 3 198503 1002

Page 6: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

1. TiarPenguji

Ketua

Sekretaris

MTNGTSAHKAN

: Ir, Efri, M.S.

: Ir. M. Syamsoel Hadi' M.Sc.

PengujiBukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Hasriadi Maf Akin, M.P.

Fakultas Pertanian

, , ,=, ,_. ..

1986031002

Tanggal Lulus Ujian SkriPsi:

an Sukri Banuwa, M.Si.

21 September 2018

Page 7: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

I

tI

I

SURAT PER}IYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang

berjudul "KETAHANAII BEBERAPA GENOTIPE SORGI]M (Sorghum

bicolorp.l Moench,) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA

(Colletotrichum graminicola'1 PADA DUA SISTEM POLA TANAM

BERBEDA" merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan hasil karya

orang lain. Semua hasil yang tertuang dalam skripsi ini telah mengikuti kaidah

penulisan karya ilmiah Universitas Lampung. Apabila kemudian hari terbukti

bahwa skripsi ini merupakan hasil salinan atau dibuat oleh orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Agnes Ratnasari1414121009

Page 8: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung

Timur pada tanggal 30 Maret 1997 yang merupakan anak ketiga dari pasangan

Bapak Transisius Santoso dan Ibu Maria Magdalena Susanti.

Pendidikan formal penulis diawali dari pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1

Mekarsari, Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Pasir Sakti, Lampung Timur diselesaikan tahun

2011, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pasir Sakti, Lampung Timur diselesaikan

pada tahun 2014.

Tahun 2014 penulis melanjutkan studi Strata 1 di Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri). Penulis memilih Hama Penyakit Tanaman sebagai

konsentrasi dari perkuliahan. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif

dikegiatan kemahasiswaan, diantaranya PERMA AGT (Persatuan Mahasiswa

Agroteknologi) sebagai anggota bidang pengembangan minat dan bakat

(2016/2017), dan UKM-Khatolik (Unit Kegiatan Mahasiswa Khatolik) sebagai

anggota bidang pada tahun 2014/2016, penulis juga aktif menjadi anggota KMKL

(Komunitas Mahasiswa Khatolik Lampung) pada tahun 2014/2016. Selama

Page 9: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

perkuliahan penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Praktik

Pengenalan Pertanian (2017) dan Pengendalian Penyakit Tanaman (2018).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Harapan Jaya,

Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran pada tanggal 22 Januari 2018 – 2

Maret 2018. Penulis melaksanakan Praktik Umum selama 30 hari di Pusat

Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Jawa Barat pada tahun 2017.

Page 10: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

Atas Berkat dan Karunia Tuhan Yesus

Kupersembahkan karya ini untuk kedua orangtua ku beserta keluarga

besarku yang senantiasa menyanyangi dan mendoakanku

Berikut pula saudara, sahabat, serta setiap orang yang telah hadir dalam

fase kehidupanku

Serta almamater UNILA yang kubanggakan

Semoga karya ini bermanfaat

Page 11: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

Kita tidak dapat meraih hal besar dengan melihat siapa kita, kita dapat

melihat hal besar dengan melihat ingin menjadi apa kita

-Andrew Matthews-

Jangan mencoba menjadi orang sukses, tapi jadilah orang yang penuh nilai

-Albert Einstein-

Jangan sampai orang mengatakan bahwa kita tidak bisa melakukan apa-

apa, dan jika kita punya mimpi maka gapailah itu

-The Pursuit of Happynes 2006-

Aku bukanlah orang baik, itu juga bukan berarti aku orang jahat. Tapi satu

hal yang benar dariku, aku tidak pernah menyerah

-Hell boy 2004-

Jika keadaan berjalan sesuai keinginanmu itu bagus, jika tidak itu lebih

bagus karena itu kehendak Tuhan

-Senam Teri Kasam 2016-

Think Positive, smile forever, enjoy this world and do the best

-Agnes Ratnasari 2018-

Page 12: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

xii

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya untuk melaksanakan penelitian dan

menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan rasa

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Bapak Ir. Efri, M.S. selaku pembimbing utama yang telah membimbing dan

memberi waktu, saran, bantuan, dan motivasi serta perbaikan kepada penulis

selama melaksanakan penelitian hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

4. Bapak Ir. M. Syamsoel Hadi, M.Sc. selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan ide penelitian, bimbingan, saran, nasehat serta motivasi kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Dosen penguji/pembahas

yang telah memberikan saran, nasehat serta arahan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

Page 13: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

xii

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan , M.Sc., dan Dr. Ir. Erwin Yuliadi, M.Sc.

yang telah memberikan nasehat, saran dan bimbingan serta semangat kepada

penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc., selaku pembimbing akademik yang

senantiasa memberikan saran dan bimbingan arahan dan motivasi selama penulis

melaksanakan kegiatan akademik di Fakultas Pertnian.

8. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku selaku Ketua Jurusan Proteksi

Tanaman.

9. Seluruh dosen mata kuliah Jurusan Agroteknologi atas semua ilmu, didikan, dan

bimbingan yang penulis peroleh selama masa studi di Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

10. Ayahanda Transisius Santoso dan Ibunda Maria Magdalena Susanti dan

Kakak ku Heronimus Bruri Krisdianto, Veronica Ernawati, dan Julika Nanang

Kosim, Adik Yohanes Irawan serta keponakan ku Allizia Putri yang senantiasa

memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi dan kasih sayang yang tak

terhingga kepada penulis.

11. Teman-teman sesama peneliti sorgum dan ubi kayu (Anak Bapak) Tika, Gita,

Restu, Amalia, Ima, Nuy, Apika, Ngah, Ridho, Irma, Diah, Dita, Ika, Amira,

Uan Eko dan Vina atas kebersamaan, motivasi, semangat, suka duka, canda

tawa serta bantuan selama penelitian yang diberikan kepada penulis.

12. Sahabat-Sahabat PotoGehSquad (Kadesta, Alip, Adit Turiman, Bramantio)

Belgies, Meong, Deta, Binti, Charenina, Mamal, Richa, Vivi, Iis, Ayu, Asmara

Andino, Bagus, Dede, Paksi, Abang Tejo, Bekti, Ayu, Anggite, Catya, Desty,

Inul, Made, dan Kuncahyo atas persahabatan, kenangan, canda tawa saat suka

Page 14: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

xii

dan duka serta semangat dan bantuan yang tak terhingga dari awal perkuliahan,

penelitian, olah data hingga hari ini.

13. Adik-adik kosan tercinta tempat berkeluh kesah tentang perjuangan ini Yusi,

Nurul, Nuri, Noor, Otia, Gita, dan Depi atas doa dan semangatnya serta serta

Om dan Tante Susi yang selalu memberi nasihat.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,

terkhusus untuk rekan-rekan HPT 14, AGT kelas A, Mas Jen dan mbk Uum

serta dan teman-teman Agroteknologi angkatan 2014.

15. Sungai Budi Group atas bantuan fasilitas dan lahan yang digunakan untuk

penelitian.

Penulis berharap semoga Tuhan Yesus selalu membalas semua kebaikan yang telah

diberikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Penulis

Agnes Ratnasari

Page 15: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

xv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 3

1.3 Kerangka Pemikiran .............................................................. 3

1.4 Hipotesis ................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7

2.1 Tanaman Sorgum .............................................................. 7

2.2 Syarat Tumbuh Sorgum ................................................... 8

2.3 Genotipe Sorgum ............................................................. 9

2.4 Ubikayu ............................................................................ 10

2.5 Tumpangsari Sorgum dengan Ubikayu ............................ 11

2.6 Penyakit Antraknosa Pada Sorgum ................................... 12

III. BAHAN DAN METODE ........................................................... 15

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................ 15

3.2 Bahan dan Alat ...................................................................... 15

3.3 Metode Penelitian ................................................................. 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 17

3.4.1 Pengolahan Tanah ..................................................... 17

3.4.2 Penanaman ................................................................. 18

3.4.3 Penjarangan .............................................................. 18

3.4.4 Penyulaman .............................................................. 18

Page 16: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

xv

Halaman

3.4.5 Pemupukan .............................................................. 19

3.4.6 Pemeliharaan ............................................................ 19

3.4.7 Panen ........................................................................ 19

3.5 Variabel Pengamatan ........................................................... 20

3.5.1 Pengamatan di Laboratorium ................................... 20

3.5.2 Pengamatan di Lapang ............................................. 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... .. 23

4.1 Hasil Pengamatan ................................................................... 23

4.1.1 Identifikasi Penyakit Antraknosa pada

Tanaman Sorgum ..................................................... 23

4.1.2 Keterjadian Penyakit ................................................ 25

4.1.3 Keparahan Penyakit ................................................. 27

4.2 Pembahasan ........................................................................... 29

V. SIMPULAN DAN SARAN .............................. .......................... 34

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... . 35

LAMPIRAN .................................................................................... . 38

Tabel 6-29 data analisis ragam ........................................................... 39-63

Tabel Data Hasil Analisis Tanah ........................................................ 64

Tabel Data Curah Hujan..................................................................... 65

Page 17: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengaruh perlakuan pola tanam terhadap keterjadian penyakit

Antraknosa .................................................................................. 25

2. Pengaruh perlakuan genotipe terhadap keterjadian penyakit

Antraknosa ................................................................................. 26

3. Pengaruh perlakuan pola tanam terhadap keparahan penyakit

Antraknosa .................................................................................. 27

4. Pengaruh perlakuan genotipe terhadap keparahan penyakit

Antraknosa ................................................................................. 28

5. Data intensitas keterjadian penyakit antraknosa (minggu 1) ...... 39

6. Analisis ragam keterjadian penyakit antraknosa (minggu 1) ...... 40

7. Data intensitas keterjadian penyakit antraknosa (minggu 2) ..... 41

8. Analisis ragam keterjadian penyakit antraknosa (minggu 2) ...... 42

9. Data intensitas keterjadian penyakit antraknosa (minggu 3) ..... 43

10. Analisis ragam keterjadian penyakit antraknosa (minggu 3) ...... 44

11. Data intensitas peterjadian penyakit antraknosa (minggu 4) ..... 45

12. Analisis ragam keterjadian penyakit antraknosa (minggu 4) ...... 46

13. Data intensitas keterjadian penyakit antraknosa (minggu 5) ..... 47

14. Analisis ragam keterjadian penyakit antraknosa (minggu 5) ...... 48

15. Data intensitas keterjadian penyakit antraknosa (minggu 6) ..... 49

16. Analisis ragam keterjadian penyakit antraknosa (minggu 6) ...... 50

Page 18: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

Halaman

17. Data intensitas keparahan penyakit antraknosa (minggu 1)....... 51

18. Analisis ragam keparahan penyakit antraknosa (minggu 2) ....... 52

19. Data intensitas keparahan penyakit antraknosa (minggu 2)....... 53

20. Analisis ragam keparahan penyakit antraknosa (minggu 2) ....... 54

21. Data intensitas keparahan penyakit antraknosa (minggu 3)....... 55

22. Analisis ragam keparahan penyakit antraknosa (minggu 3) ....... 56

23. Data intensitas keparahan penyakit antraknosa (minggu 4)....... 57

24. Analisis ragam keparahan penyakit antraknosa (minggu 4) ....... 58

25. Data intensitas keparahan penyakit antraknosa (minggu 5)....... 59

26. Analisis ragam keparahan penyakit antraknosa (minggu 5) ....... 60

27. Data intensitas keparahan penyakit antraknosa (minggu 6)....... 61

28. Analisis ragam keparahan penyakit antraknosa (minggu 6) ...... 62

29. Data Hasil Analisis Tanah ......................................................... 64

30. Data Curah Hujan ....................................................................... 65

Page 19: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gejala penyakit antraknosa pada daun tanaman sorgum ............... 23

2. Biakan murni antraknosa hasil isolasi umur 5 hari ......................... 24

3. Colletotrichum graminicola hasil isolasi bagian daun tanaman

sorgum pada perbesaran 40x ........................................................... 24

4. Biakan murni antraknosa hasil isolasi umur 5 hari dan biakan

murni antraknosa menurut Tsedaley, 2016 . ................................. 29

5. Colletotrichum graminicola hasil isolasi bagian daun tanaman

sorgum pada perbesaran 40x, Colletotrichum graminicola

menurut Frederiksen, 1986. .............................................................. 29

6. Denah Petak Percobaan .................................................................... 63

Page 20: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras sebagai

makanan pokok telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Beras telah

menjadi pemasok utama karbohidrat bagi mayoritas bahkan hampir seluruh

masyarakat Indonesia. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras telah

menjadi masalah berkelanjutan. Persepsi masyarakat bahwa jika belum

mengkonsumsi beras (nasi) maka dikatakan belum makan meskipun perut telah

diisi dengan makanan lain. Persepsi yang mendarah daging ini menjadi suatu

konsep pemikiran yang menyimpang. Pemerintah bersama para ilmuwan kini

berupaya keras mencari sumber-sumber bahan pangan baru mengingat besarnya

ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap satu macam sumber karbohidrat

saja (Hendy, 2007).

Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) merupakan tanaman serealia yang

potensial untuk digunakan sebagai substitusi beras karena kandungan gizinya

setara (Sirappa, 2003). Sorgum mempunyai potensi penting sebagai sumber

karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi industri. Namun, sebagaimana

tanaman lain ketika dibudidayakan yang memiki berbagai macam gangguan

Page 21: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

2

penyakit. Penyakit antraknosa adalah salah satu faktor penghambat rendahnya

produksi sorgum. Infeksi yang disebabkan patogen pada tanaman sorgum dapat

menyebabkan kehilangan hasil sampai 30-50% (Loughman et al., 2004). Menurut

Soenartiningsih et al., (2013) intensitas penyakit antraknosa dapat menurunkan

hasil sebesar 50 – 100% tergantung pada kerentanan kultivar dan tingkat

keparahan epidemis (Harris et al., 1964).

Salah satu penyakit utama yang telah dilaporkan menyerang pertanaman sorgum

adalah antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum graminicola. Busuk

merah atau antraknosa yang sering disebut sebagai bercak daun merah dan hawar

semai, selalu terdapat di daerah atau negara penanaman sorgum. Penyakit ini

menyebabkan terjadinya gejala merah pada daun. Gejala penyakit pada daun

biasanya baru timbul setelah tanaman berumur 5 minggu.

Patogen sangat bervariasi dan isolat yang berbeda (ras) menunjukkan kemampuan

yang berbeda untuk menyerang plasma nutfah sorgum atau genotipe yang

berbeda. Spora Colletotrichum dapat menyebar melalui angin atau percikan air

hujan dan jika spora jatuh atau menempel pada inang yang cocok, dan didukung

oleh kondisi lingkungan sesuai, maka jamur akan berkembang dengan cepat.

Salah satu alternatif pengendalian penyakit yang aman, murah dan dapat

dikombinasikan adalah cara pengendalian secara bercocok tanam melalui

penerapan pola tanam dengan keanekaragaman genotipe dalam suatu lahan

yang diharapkan mampu menekan penyakit dan mengurangi intensitas kerusakan

yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit penting tanaman sorgum.

Page 22: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

3

Hal ini merupakan cara ideal karena mudah digunakan, murah dan ramah

terhadap lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh

perbedaan genotipe sorgum terhadap perkembangan intensitas serangan penyakit

antraknosa pada tanaman sorgum yang ditanam secara monokultur dan

tumpangsari dengan ubikayu.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah :

1. mengetahui pengaruh sistem pola tanam terhadap intensitas penyakit

antraknosa pada tanaman sorgum,

2. mengetahui pengaruh genotipe terhadap intensitas penyakit antraknosa pada

tanaman sorgum, dan

3. mengetahui interaksi antara sistem tanam dan genotipe terhadap intensitas

penyakit antraknosa pada tanaman sorgum.

1.3 Kerangka Pemikiran

Penyakit utama di Indonesia yang telah dilaporkan menyerang pertanaman

sorgum adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum

graminicola. Intensitas penyakit antraknosa tergolong tinggi yaitu 50 – 100%,

(Soenartiningsih et al., 2013). Upaya pengendalian penyakit antraknosa telah

banyak dilakukan diberbagai negara, salah satunya adalah penggunaan genotipe-

Page 23: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

4

genotipe tahan, penanaman yang tidak terlalu rapat dan mengadakan pergiliran

tanaman serta mengadakan sistem pola tanam yang tepat (Tenrirawe, 2013).

Genotipe tanaman berpengaruh terhadap keparahan penyakit. Setiap genotipe

tanaman memiliki perbedaan ketahanan terhadap serangan penyakit. Penggunaan

genotipe sorgum yang unggul ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan

sifat yang selalu berubah, seperti sifat ketahanan penyakit, timbulnya biotipe baru

yang berbeda antarlokasi yang berbeda. Perubahan lingkungan yang dinamis

menghendaki genotipe tertentu cocok dengan agroekosistem yang spesifik.

Upaya untuk mendapatkan genotipe tahan yang stabil adalah dengan melakukan

pengujian ketahanan tanaman secara kontinu. Keragaman genetik plasma nuftah

sorgum telah merupakan modal utama dalam pembentukan atau perbaikan

genotipe unggul yang dikehendaki. Sampai saat ini masih banyak plasma nuftah

sorgum yang belum dievaluasi ketahananya terhadap cekaman biotik seperti hama

dan penyakit utama (Rais et al., 2001). Plasma nuftah yang terkumpul perlu

dievaluasi untuk menyaring gen-gen yang tanggap terhadap penyakit antarknosa

pada sorgum.

Setiap genotipe memiliki perbedaan terhadap ketahanan terhadap penyakit. Sifat

ketahanan yang dimiliki oleh tanaman bukan hanya merupakan sifat asli atau

turunan dari tetuanya, tetapi juga karna keadaan lingkungan yang menyebabkan

tanaman menjadi tahan. Machmud (1989) telah menguji ketahanan beberapa

genotipe kacang tanah introduksi terhadap penyakit layu bakteri. Hasilnya

Page 24: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

5

menunjukan adanya perbedaan tingkat ketahanan, dari agak tahan dan tahan

sampai agak rentan dan rentan dari berbagai genotipe kacang tanah yang berbeda.

Selain genotipe, pengaturan pola tanam dapat berpengaruh terhadap keparahan

suatu penyakit, hasil penelitian Dirmawati (2005) pengaturan pola tanam dengan

cara tumpangsari mampu mengendalikan penyakit pustul kedelai di lapangan dan

menurunkan keparahan penyakit berturut-turut adalah 44%- 54% untuk musim

kemarau dan 45% - 49% untuk musim penghujan. Keparahan penyakit pustul

pada cara tanam monokultur kedelai lebih berat dibandingkan dengan cara

tumpangsari jagung-kedelai terpadu dengan aplikasi agensia hayati.

Berdarsarkan informasi tersebut diketahui bahwa penggunaan genotipe yang tepat

dan sistem pola tanam yang tepat akan mengurangi intensitas penyakit pada

tanaman. Sehingga dalam penelitian ini digunakan genotipe sorgum yang berbeda

yang ditanam secara monokultur dan tumpangsari dengan ubikayu untuk mengkaji

apakah genotipe dan sistem pola tanam mampu menekan intensitas penyakit

antraknosa pada tanaman sorgum.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem pola tanam berpengaruh terhadap intensitas penyakit antraknosa pada

tanaman sorgum,

Page 25: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

6

2. genotipe berpengaruh terhadap intensitas penyakit antraknosa pada tanaman

sorgum dan

3. terdapat pengaruh interaksi antara sistem pola tanam dan genotipe terhadap

intensitas penyakit antraknosa pada tanaman sorgum

Page 26: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Sorgum

Sorgum merupakan tanaman serelia yang bukan asli dari Indonesia, melainkan

dari Eithopia dan Sudan di Afrika. Di Indonesia sorgum punya beberapa nama

seperti gandrung, jagung pari, dan jagung canthel. Tanaman sorgum merupakan

tanaman graminae yang memiliki taksonomi sebagai berikut (Martin, 1970) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Cyperales

Family : Poaceae

Genus : Sorghum

Species : Sorghum bicolor (L.) Moench

Tanaman sorgum merupakan tanaman berkeping satu. Kemampuanya menyerap

air tanah cukup intensif karena memiliki akar serabut yang banyak. Morfologi

sorgum terdiri dari komponen tinggi tanaman, umur berbunga dan masak, malai,

biji dan daun. Tinggi tanaman sorgum bervariasi dari 40 sampai 600 cm. Bunga

sorgum yang berbentuk malai terdapat pada ujung batang dan memiliki tangkai

yang panjang. Umumnya bunga akan tumbuh sekitar 60 - 70 hari setelah masa

Page 27: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

8

tanam. Malai buah sorgum ada yang berbentuk padat, setengah padat, terbuka,

atau rembyak. Bagian dari malai yang dijadikan bahan baku sapu adalah cabang

malai. Malai yang berisi biji umumnya masak setelah tanaman berumur 90 - 120

hari. Daun pada tanaman sorgum dilapisi oleh sejenis lilin yang cukup tebal dan

berwarna putih yang berfungsi untuk menahan atau mengurangi penguapan air

dari dalam tubuh tanaman, sehingga tanaman ini resisten terhadap cekaman

kekeringan (Rismunandar, 1989).

2.2 Syarat Tumbuh Sorgum

Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan yang

kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan

yang berpasirpun sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada

daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat

pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang.

Selain persyaratan diatas sebaiknya sorgum jangan ditanam di tanah Podzolik

Merah Kuning (PMK) yang masam, namun untuk memperoleh pertumbuhan dan

produksi yang optimal perlu dipilih tanah ringan atau mengandung pasir dan

bahan organik yang cukup (Yanuwar, 2002).

Sorgum dapat bertahan pada kondisi panas lebih baik dibandingkan tanaman

lainnya seperti jagung, namun suhu yang terlalu tinggi dapat menurunkan

produksi biji. Curah hujan yang diperlukan berkisar 375 - 425 mm/musim tanam

dan tanaman sorgum dapat beradaptasi dengan baik pada tanah yang sering

tergenang air pada saat turun hujan apabila sistem perakarannya sudah kuat.

Page 28: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

9

Laimeheriwa (1990), menyebutkan sorgum berproduksi baik pada lingkungan

yang curah hujannya terbatas atau tidak teratur. Tanaman ini mampu beradaptasi

dengan baik pada tanah yang sedikit masam hingga sedikit basa .

2.3 Genotipe Sorgum

Berdasarkan bentuk malai dan tipe sorgum diklasifikasikan kedalam 5 ras yaitu

ras Bicolor, Guenia, Caudatum, Kafir, dan Durra. Ras Durra yang umumnya

berbiji putih merupakan tipe paling banyak dibudidayakan sebagai sorgum biji

(grain sorgum) dan digunakan sebagai sumber bahan pangan. Diantara ras

Bicolor terdapat genotipe yang memiliki batang dengan kadar gula tinggi disebut

sebagai sorgum manis (sweet sorghum) yakni biasanya digunakan

sebagai bahan baku bioetanol. Sorgum terdiri dari empat jenis yaitu sorgum

manis (sweet sorghum), sorgum biji (grain sorghum), sorgum sapu (broom

sorghum) dan sorgum rumput (grass sorghum), sedangkan ras-ras lain pada

umumnya digunakan sebagai biomasa dan pakan ternak (Jayanegara, 2011).

Beberapa genotipe sorgum yang telah dikenal di Indonesia adalah Malang 26,

Birdproof, Katengu, Pretoria, Darsa, dan Cempaka. Genotipe genotipe yang

dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor diantaranya adalah

genotipe UPCA-S1, UPCA-S2, No.46, No.6C, dan No.7C. Balai penelitian

tanaman serealia Indonesia pada tahun 2001 telah melepas dua genotipe sorgum

unggul baru yaitu Kawali dan Numbu yang berasal dari India. Potensi hasil kedua

genotipe tersebut masing-masing 4,67 ton/ha dan 5,05 ton/ha dengan rata-rata

hasil 0,3 ton/ha dan berumur 90 hari.

Page 29: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

10

Genotipe Numbu beradaptasi baik pada lahan kering masam, dengan

hasil 5 t/ha, tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun. Genotipe Kawali

dicirikan oleh tanaman yang pendek (135 cm) dan malai yang agak tertutup,

sehingga kurang disenangi oleh burung. Kedua genotipe ini mempunyai umur

dalam, berkisar antara 100-110 hari (Singgih dan Muslimah, 2002).

Kebanyakan genotipe sorgum manis memiliki bobot biji per malai dan hasil

gabah yang rendah. Beberapa hibrida mempunyai hasil gabah dan kadar

gula tinggi. Tiga genotipe hibrida sorgum manis telah dihasilkan oleh Badan

Litbang Pertanian dengan nama Numbu, Super-1, dan Super-2. Genotipe Numbu

diarahkan untuk pangan, namun tidak menutup kemungkinan batangnya

dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol karena produksi biomas. Genotipe

Super-1 dan Super-2 diarahkan untuk produksi bioetanol, namun genotipe Super-

1 juga dapat dimanfaatkan untuk pangan dan pakan karena bijinya putih

(Pabendon, 2016).

Perbedaan genotipe sorgum akan mempengaruhi masing-masing genotipe sorgum.

Pertumbuhan dan hasil pada tanaman sorgum sangat ditentukan oleh genetiknya.

Tanaman sorgum akan memiliki tampilan tanaman yang berbeda yang ditentukan

oleh gen yang terdapat dalam setiap benih tanaman sorgum yang genotipenya

berbeda. Dari adanya perbedaan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

hasil tanaman sorgum dengan perlakuan yang sama (Rahmawati, 2013).

2.4 Ubikayu

Di Indonesia, ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas strategis

Page 30: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

11

sebagai sumber pendapatan bagi petani yang memiliki arti dan peran dalam

peningkatan kesejahteraan petani. Ubikayu merupakan sumber pangan utama

karbohidrat setelah padi dan jagung. Menurut Hilman et al., (2004), ubikayu

dalam perekonomian nasional terus menurun karena dianggap bukan komoditas

prioritas sehingga luas areal panen ubikayu terus berkurang dan produktivitas

ubikayu tidak meningkat secara nyata. Untuk meningkatkan produktivitas dapat

dilakukan dengan penambahan areal panen, yaitu dengan cara tumpangsari

dengan tanaman pangan lain.

Tanaman ubikayu masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke-18. Tepatnya pada

tahun 1852, didatangkan plasma nutfah ubikayu dari Suriname untuk dikoleksikan

di Kebun Raya Bogor. Di Indonesia, ubikayu dijadikan makanan pokok nomor

tiga setelah padi dan jagung. Penyebaran tanaman ubikayu meluas ke semua

provinsi di Indonesia. Ubikayu saat ini telah digarap sebagai komoditas

agroindustri, seperti produk tepung tapioka, industri fermentasi, dan berbagai

industri makanan. Pasar potensial tepung tapioka antara lain Jepang dan Amerika

Serikat. Tiap tahun kedua negara tersebut mengimpor ± 1 juta ton produk tepung,

terdiri atas 750.000 ton tepung tapioka dan 250.000 ton tepung lainnya (Rukmana,

2002).

2.5 Tumpangsari Sorgum dengan Ubikayu

Tanaman ubikayu dapat dibudidayakan secara monokultur dan tumpangsari.

Budidaya tanaman secara tumpangsari dapat memaksimalkan efisiensi

penggunaan lahan (produktifitas) dan efisiensi pemanfaatan cahaya (Hamim et al.,

2012). Kamal (2011) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan

Page 31: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

12

kanopi ubikayu yang relatif lambat pada fase awal pertumbuhanya menyebabkan

ruang tumbuh antara tanaman ubikayu dapat ditanami dengan tanaman palawija.

Pengembangan sorgum secara tumpangsari akan mengoptimalsisasi penggunaan

lahan. Sebaliknya, pengembangan sorgum secara monokultur dapat meningkatkan

kompetisi penggunaan lahan (Hamim et al., 2012). Pola pertanaman tumpangsari

dapat digunakan pada tanaman yang memiliki jarak tanam yang lebar pada

tanaman utama yang ditumpangsarikan, sehingga tanaman sela dapat ditanam

pada jarak antara tanaman utama tersebut.

Hamim et al., (2012) dan Kamal (2011) melaporkan bahwa sorgum dapat ditanam

secara tumpangsari dengan ubikayu. Salah satu keunggulan sistem tumpangsari

sorgum dan ubikayu adalah produktifitas lahan per satuan lahan akan meningkat

karena produksi tanaman pokok ubikayu tetap dan mendapat tambahan produksi

sorgum, sehingga diharapkan akan menghasilkan produksi ganda yang

mendukung sektor pangan, industri, peternakan yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan petani. Dengan demikian sistem pola pertanaman

tumpangsari ubikayu dan sorgum merupakan alternatif pengembangan sorgum

pada wilayah yang didominasi pertanaman ubikayu, khususnya daerah Lampung.

2.6 Penyakit Antraknosa pada Sorgum

Gejala penyakit antraknosa pada infeksi pertama muncul pada daun sebagai

bintik-bintik kecil, lingkaran atau elips berwarna cokelat kemerahan dan

mengalami pelukaan sampai 5 mm. Bintik ini kemudian membesar dan menyatu

sehingga daun mengalami nekrosis. Pengembangan infeksi pertama di bawah

Page 32: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

13

daun lalu menyebar ke bagian atas daun dan batang, jika terjadi infeksi lebih awal

maka tanaman dapat mengalami kematian lebih cepat. Pada genotipe atau galur

yang peka, penyakit ini juga dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil atau

juga dapat menyebabkan benih mengalami damping off (Anonymus, 2006).

Penyakit antraknosa pada sorghum disebabkan oleh Colletrotichum graminicola.

Hasil identifikasi ternyata Colletotrichum graminicola yang diisolasi mempunyai

ciri-ciri konidiophor berbentuk oval atau silinder dan konidianya mempunyai

ukuran 4,3 – 5,1 x 17,8 –22,6 um, menurut Frederiksen (1986) bahwa, bentuk

dan ukuran yang demikian menunjukkan kharakteristik dari jenis

Colletotrichum. Colletotrichum termasuk familia: Polystigmataceae, Ordo:

Graminicola haeriales dan Kelas Pyrenomycetes (Singh, 1998).

Penyakit antraknosa menyebabkan terjadinya kehilangan hasil mencapai 50%,

jamur ini mampu bertahan hidup selain pada tanaman sorgum juga tanaman

inang yang lain atau pada jaringan tanaman yang telah mati. Colletotrichum

graminicola dapat disebarkan oleh angin dan percikan air hujan jika menempel

pada inang yang cocok akan berkembang dengan cepat. Periode inkubasi

Colletotrichum antara 5– 7 hari setelah terinfeksi, suhu optimum untuk

pertumbuhan jamur antara 24 – 30o C dengan kelembaban relatif tinggi 80–90%

(Kronstad, 2000).

Kehilangan hasil untuk sebagian besar busuk batang sulit untuk memastikan,

busuk batang dan akar dapat menjadi masalah yang cukup besar dalam produksi

sorgum. Tingkat kerusakan tanaman sangat dipengaruhi oleh tanah dan faktor

Page 33: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

14

lingkungan. Kondisi pertumbuhan yang merugikan seperti kekeringan yang

berlebihan, atau tanaman tergenang karena drainase yang kurang baik sangat

membantu perkembangan penyakit ini.

Page 34: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

15

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2017 - Februari 2018 di Desa

Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan,

Lampung dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Berdasarkan data curah hujan bulanan daerah Pelabuhan

Panjang dan sekitarnya bahwa curah hujan bulan April 158,9 mm, Mei 201,0 mm,

Juni 51,9 mm dan Juli 39,3 mm (terlampir).

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 15 benih sorgum genotipe

UPCA, GH13, GH6, Numbu, P/I WHP, Samurai 1, Super 1, Super 2, GH4, GH3,

P/F 5-193-C, GH5, Mandau, Talaga Bodas, dan GH7 yang berasal dari koleksi

Laboratorium Benih Fakultas Pertanian Universitas Lampung, ubikayu varietas

Kasetsart (UJ5), media PSA, alkohol 70%, pupuk KCl, Urea dan TSP.

Alat - alat yang digunakan adalah alat pengolah tanah, golok, ember, tali plastik,

label sampel, alat tulis, cawan petri, bor gabus, jarum ose, plastic wrap, LAF

Page 35: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

16

(laminator air flow), autoklaf, tabung Erlenmeyer, mikroskop stereo, kaca

preparat, cover glass, pipet tetes, dan pinset.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan split plot, yaitu :

Faktor utama (Pola Tanam ) : (Monokultur)

(Tumpangsari)

Sub plot (Genotipe) : Numbu , Samurai 1, GH3, UPCA , GH4

P/IWHP, GH6, Super 2, GH13, P/F5-193-C,

Super , GH5, Mandau, GH7, Talaga Bodas

Dari dua faktor diperoleh tiga puluh kombinasi perlakuan sebagai berikut :

Numbu + Monokultur GH13 + Monokultur

Samurai 1+ Monokultur P/F 5-193-C + Monokultur

GH3 + Monokultur Super 1+ Monokultur

UPCA + Monokultur GH5 + Monokultur

GH4 + Monokultur Mandau + Monokultur

P/I WHP + Monokultur GH7 + Monokultur

GH6 + Monokultur Talaga Bodas + Monokultur

Super 2 + Monokultur

Numbu + Tumpangsari GH13 + Tumpangsari

Samurai 1 + Tumpangsari P/F 5-193-C+ Tumpangsari

GH3 + Tumpangsari Super 1+ Tumpangsari

UPCA + Tumpangsari GH5 + Tumpangsari

Page 36: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

17

GH4 + Tumpangsari Mandau + Tumpangsari

P/I WHP + Tumpangsari GH7 + Tumpangsari

GH6 + Tumpangsari Talaga Bodas + Tumpangsari

Super 2 + Tumpangsari

Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 90 satuan petak

percobaan. Sampel ditentukan pada setiap satuan percobaan. Untuk setiap satuan

percobaan sampel tanaman terdiri dari 10 tanaman.

Dari data yang diperoleh homogenitas ragam dianalisis dengan menggunakan uji

Bartlett dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika kedua asumsi memenuhi

syarat dilanjutkan analisis ragam. Untuk mengetahui perbedaan nilai tengah diuji

dengan menggunakan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pengolahan Tanah

Sebelum dilakukan pengolahan tanah, dilakukan pengambilan sampel tanah

secara komposit untuk menentukan kandungan hara dalam tanah (data hasil

analisis tanah terlampir). Pengolahan tanah dilakukan dengan membersihkan

lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya, kemudian lahan dibajak dua kali setelah

itu tanah diratakan, kemudian antara petak dan ulangan dipisah dengan parit

dengan jarak 1 meter.

Page 37: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

18

3.4.2 Penanaman

Penanaman dilakukan setelah lahan dibajak dua kali sehingga keadaan lahan

sudah siap tanam. Petak lahan yang digunakan untuk penanaman sorgum yang

ditumpangsari dengan ubikayu berukuran adalah 5x4 meter. Penanaman tanaman

sorgum dilakukan dengan cara ditugal, dengan setiap lubang tanam sebanyak 3-5

benih sorgum lalu ditutup dengan tanah, untuk tanaman ubikayu ditanam dengan

cara menancapkan bibit stek sedalam sepertiga stek dengan arah mata tunas

menghadap ke atas. Ukuran stek yang digunakan adalah 25 cm. Monokultur

sorgum ditanam pada jarak 80 cm x 20 cm. Tumpangsari sorgum ubikayu

dilakukan dengan cara menanam sorgum di antara tanaman ubikayu sedemikian

rupa sehingga jarak tanam sorgum tetap 80 cm x 20 cm, sedangkan jarak tanam

ubikayu 80 cm x 60 cm, baik sorgum maupun ubikayu ditanam secara bersamaan.

3.4.3 Penjarangan

Penjarangan tanaman sorgum dilakukan sehingga hanya tersisa maksimal tiga

tanaman per lubang. Tanaman dipilih yang mampu tumbuh dan berkembang

dengan baik. Penjarangan dilakukan pada saat umur 2 MST sebelum dilakukan

pemupukan.

3.4.4 Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih dan tanaman yang tidak tumbuh.

Hal ini dilakukan dengan cara menanam kembali benih sorgum pada lubang

Page 38: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

19

tanam yang benih sebelumnya tidak tumbuh dan melakukan transplanting.

Penyulaman dilakukan paling lambat yaitu dua minggu setelah

waktu penanaman.

3.4.5 Pemupukan

Pemupukan tanaman sorgum menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl dengan dosis

masing masing yaitu Urea 200 kg/ha, TSP 150 kg/ha, KCl 200 kg/ha.

Pemupukan dilakukan dengan cara larik diantara dua tanaman. Pemupukan

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pemupukan awal pada tanaman sorgum dan

ubikayu dilakukan 4 MST dengan pemberian ½ dosis pupuk Urea dan ½ dosis

KCl dan seluruh dosis pupuk TSP. Pemupukan kedua tanaman sorgum dilakuan 8

MST dengan pemupukan masing-masing ½ dosis untuk pupuk Urea dan KCl.

3.4.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman sorgum berupa penyiangan gulma dan pembubunan.

Penyiangan gulma dilakukan secara manual agar tidak melukai perakaran

tanaman, dan pembubunan dilakukan dengan dengan menggemburkan tanah di

sekitar tanaman. Kemudian menimbun tanah tersebut pada pangkal batang

tanaman sorgum sehingga membentuk guludan kecil.

3.4.7 Panen

Panen sorgum dan ubikayu dilakukan pada waktu yang berbeda. Panen sorgum

dilakukan ketika biji mencapai fase masak fisiologis. Sedangkan panen ubikayu

dilakukan pada 51 MST.

Page 39: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

20

3.5 Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk memastikan penyebab penyakit antraknosa pada

tanaman sorgum dan keterjadian penyakit serta keparahan penyakit. Pengamatan

tersebut meliputi :

3.5.1 Pengamatan di laboratorium

Pengamatan di labroratorium bertujuan untuk memastikan penyebab penyakit

antraknosa pada tanaman sorgum dengan Postulat Koch.

Bagian daun tanaman sorgum yang bergejala antraknosa diisolasi di laboratorium.

Isolasi dilakukan dengan memotong batas antara bagian daun yang sakit dan sehat

selebar ± 2 x 2 mm, potongan daun dengan menggunakan pinset diambil satu

persatu dan dicelupkan beberapa detik pada larutan alkohol 70 % untuk sterilisasi

permukaan kemudian segera diangkat dan ditaruh ke dalam aquades steril sekitar

15 menit agar alkohol di permukaan daun larut dalam air. Setelah itu potongan

daun diambil dengan pinset steril dan ditempatkan ke dalam cawan petri yang

berisi kertas saring yang sudah disterilkan. Potongan daun dibiarkan selama ± 30

menit agar air di permukaan potongan daun terserap semua oleh kertas saring.

Selanjutnya potongan daun ditanam atau ditaruh pada permukaan media PSA

steril dalam cawan. Setelah media PSA dalam petri sudah diberi

potongan sampel yang terinfeksi patogen kemudian diinkubasikan selama ± 7

hari didalam inkubator.

Jamur yang tumbuh dari potongan daun pada media PSA diamati setiap hari. Pada

saat pertumbuhan hifa sudah mencapai 2 –3 cm diambil untuk mendapatkan

Page 40: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

21

biakan murni. Biakan murni dibiarkan tumbuh beberapa hari sampai koloninya

memenuhi seluruh permukaan cawan petri. Pada umur biakan 4-7 hari, kemudian

diamati dengan mikroskop dengan mengambil bagian permukaan koloni dengan

jarum ose dan ditempatkan pada permukaan objek gelas yang telah diberi setetes

gliserin, kemudian diidentifikasi dan di foto konidianya.

3.5.2 Pengamatan di lapang

Pengamatan dilakukan terhadap keterjadian dan keparahan penyakit.

1. Keterjadian Penyakit

Pengamatan keterjadian penyakit pada sorgum dilakukan terhadap jumlah

sampel penelitian, nilai keterjadian penyakit dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut (Ginting, 2013) :

KP = 𝑛

𝑁 x 100%

Keterangan :

KP = Keterjadian Penyakit

n = Jumlah tanaman terserang

N = Jumlah tanaman yang diamati

2. Keparahan Penyakit

Keparahan Penyakit (Disease Severity) dihitung berdasarkan pengamatan

gejala penyakit pada sampel tanaman sorgum. Keparahan penyakit dihitung

dengan rumus berikut (Ginting, 2013) :

KP = ∑𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑍 x 100%

Keterangan :

Page 41: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

22

KP = Keparahan Penyakit

n = Jumlah bagian tanaman yang memiliki kategori kerusakan yang sama

v = Skor kerusakan dari tiap kategori serangan

N = Jumlah tanaman yang diamati

Z = Skor kerusakan tertinggi

Nilai kategori serangan (skor) didasarkan pada skala kerusakan tanaman yang

terserang penyakit. Nilai kategori serangan (skor) sebagai berikut :

0 = Tidak ada serangan

1 = 0 – 10% Permukaan tanaman atau bagian tanaman bergejala

2 = < 10 – 25% Permukaan tanaman atau bagian tanaman bergejala

3 = >25 – 45% Permukaan tanaman atau bagian tanaman bergejala

4 = > 45 – 75% Permukaan tanaman atau bagian tanaman bergejala

5 = >75% Permukaan tanaman atau bagian tanaman bergejala

Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNJ pada taraf

5%.

Page 42: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

34

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan tiga hal sebagai berikut:

1. Sistem pola tanam berpengaruh nyata terhadap intensitas penyakit, sistem

tanam tumpangsari lebih efektif untuk menekan intensitas penyakit

antraknosa.

2. Genotipe berpengaruh nyata terhadap intensitas penyakit, genotipe Numbu,

GH3, Talaga Bodas, Super 1, dan Mandau paling efektif dibandingkan

genotipe Samurai 1, UPCA, GH4, P/I WHP, GH13, P/F 5-193-C, GH5, GH6

dan GH7 dan Super 2 dalam menekan intensitas penyakit antraknosa.

3. Interaksi antara sistem pola tanam dan genotipe sorgum tidak berpengaruh

nyata terhadap intensitas penyakit antraknosa yang disebabkan oleh

Colletotrichum graminicola.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk

melakukan penanaman sorgum pada saat musim penghujan serta dilakukan

pengukuran kelembaban udara dibawah kanopi tanaman sorgum dan ubikayu.

Page 43: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

35

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G. N. 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia).

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 952 hlm.

Anonymus. 2006. Sorghum anthracnose disease. http://www.

Sorghumanthracnose.org/ disease ( Diakses pada tanggal 18 November

2017).

Corryanti dan D. Novitasari 2015. Pemuliaan Tanaman Dan Ketahanan Penyakit

Pada Sengon. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemulian Tanaman

Hutan. Yogyakarta.

Dirmawati, S. R. 2005. Penurunan Intensitas Penyakit Pustul Bakteri Kedelai

Melalui Strategi Cara Tanam Tumpangsari dan Penggunaan Agensia Hayati.

Jurnal AGRIJATI 1(1): 7 – 8.

Frederiksen, R. A. 1986. Compendium of Sorghum disease. Published by The

American Phytopathological Society. St. Paul, Minnesota. USA. 82 p.

Ginting, C. 2013. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Lembaga Penelitian Universitas

Lampung. Bandar Lampung. 132 hlm.

Hamim, H., R. Larasati dan M. Kamal. 2012. Analisis komponen hasil sorgum

yang ditanam dengan tumpangsari dengan ubi kayu dan waktu tanam

berbeda. Prosiding Simposium dan Seminar Bersama PERAGI-PERIHORTI-

PERIPI-HIGI Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi yang

Berkelanjutan. p. 91-94. Bogor, 1 - 2 Mei 2012.

Harris, H. B., B. J. Johnson., J.W Dobson., and E. S Luttrell. 1964. Evaluation of

anthracnose on grain sorghum. Crop Science (4): 460 – 462.

Hendy. 2007. Formulasi Instan Berbasis Singkong (Manihot esculenta Crantz)

Sebagai Pangan Pokok Alternatif. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian

Bogor. Bogor.

Hilman, Y., A. Kasno, dan N. Saleh. 2004. Kacang-kacangan dan Umbiumbian:

Kontribusi terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Teknologinya.

Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Bogor.

Page 44: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

36

Jayanegara, C. M. 2011. Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular

(MVA) dan Berbagai Dosis Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Sorgum (Shorgum bicolor L. Moench). Skripsi. Fakultas

Pertanian. Universitas Pembangunan Nasional. Yogyakarta.

Kamal, M. 2011. Kajian Sinergi Pemanfaatan Cahaya dan Nitrogen Dalam

Produksi Tanaman Pangan. Pidato ilmiah dalam rangka pengukuhan guru

besar dalam bidang ilmu tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung

di Bandar Lamapung tanggal 23 Februari 2011. Penerbit Universitas

Lampung, Bandar Lampung . 68 hlm.

Kronstad, J. W. 2000. Fungal Pathology. Klower Academic Publishers,

Nederlands. Pp. 112 – 120.

Laimeheriwa, J. 1990. Teknologi budidaya sorgum. Departemen Pertanian. Balai

Informasi Pertanian. Irian Jaya.

Loughman R, G., T. D. Wright. 2004. Fusarium head blight of cereals and stalk

rot of maize, millet and sorghum and their identification. Farmnote (78): 1 –

3.

Machmud, M. 1989. Resistensi varietas dan plasma nuftah kacang tanah terhadap

penyakit layu (Pseudomonas solanacearum). Prosiding Seminar Hasil

Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Hlm 471 – 482.

Martin, J. H. 1970. History and Classification of Sorghum. Dalam Sorghum

Production and Utilization : Major Feed and Food Crops in Agriculture and

Food Series. Editor: Joseph S. Wall and William M.R. Wesrtport, CT: Avi

Pub. 1 – 27.

Nirwanto, H. 2010. Teori Dan Aplikasi Ketahanan Populasi Tanaman Terhadap

Epidemic Penyakit. UPN “Veteran”. Jawa Timur.

Pabendon, M. B., S. B. Santoso, dan N. Argosubekti. 2016. Prospek Sorgum

Manis Sebagai Bahan Baku Etanol. Balai Penelitian Tanaman Serealia. 15

hlm.

Rahmawati, A. 2013. Respons Beberapa Genotipe Sorghum (Sorghum bicolor (L)

Moench) Terhadap Sistem Tumpang Sari Ubi Kayu ( Manihot esculenta

Crantz). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Rais, S. A., T. S. Silitonga, S. G. Budiarti, N. Zuraida, dan M. Sudjadi. 2001.

Evaluasi ketahanan plasma nuftah tanaman pangan terhadap cekaman

beberapa faktor biotik (hama dan penyakit). Prosiding Seminar Hasil

Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman. Hlm 163 – 174.

Page 45: KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor …digilib.unila.ac.id/51393/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-15 · genotipe sorgum yang diamati dikelompokan menjadi

37

Rismunandar. 1989. Sorghum Tanaman Serba Guna. Sinarbaru. Bandung. 62

hlm.

Rukmana, R. 2002. Usaha Tani Ubi Kayu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 109

hlm.

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Pangan di Indonesia.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Singh, R. S. 1998. Plant Disease. Oxford Ibh Publishing Co. PVT. LTD, New

Delhi, India p.14 – 16.

Singgih, S. dan H. Muslimah. 2002. Evaluasi Daya Hasil Galur Sorgum. Risalah

Penelitian Jagung dan Serealia Lain, Balai Penelitian Tanaman Jagung

dan Serealia Lain. Maros, Sulawesi Selatan.

Sirappa, M. P. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum Di Indonesia Sebagai

Komoditas Alternatif Untuk Pangan, Pakan, Dan Industri. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian 22 (4): 133 – 144.

Soenartiningsih, Fatmawati, dan A. M. Adna. 2013. Identifikasi Beberapa

Penyakit Utama pada Tanaman Sorgum dan Jagung di Sulawesi Selatan.

Jurnal Balai Penelitian Tanaman Serelia 1(1): 420 – 428.

Tenrirawe, A., J. Tandlabang., A. M. Adna., M.S.Pabagge., Soenartiningsih, dan

A.Haris., 2013. Pengelolaan Hama Pada Tanaman Sorgum. Sorgum Inovasi

Teknologi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Hlm 222 – 241.

Tsedaley, B. G. Adugna., and F. Lemessa. 2016. Plant Pathology Journal

“Distribution and Important of Sorghum Anthracnose (Colletotrichum

sublineolum) in Southwestern and Western Eithopia 15(3): 75 – 85.

Yanuwar, W. 2002. Aktivitas Antioksidan dan Imunomodulator Serealia Non-

Beras. Institut Pertanian Bogor. Bogor.