20
KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM PENGUDUSAN PROGRESIF SKRIPSI Diajukaa Kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi (S.Th) Oleh: HELENA 1010511025 1997 02S923 SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG JAKARTA 2010

KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG

JAWAB MANUSIA DALAM PENGUDUSAN PROGRESIF

SKRIPSI

Diajukaa KepadaSekolah Tinggi Teologi Amanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi (S.Th)

Oleh:

HELENA

1010511025

1997

02S923

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNGJAKARTA

2010

Page 2: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

1997 SEKOLAH TINGGITEOLOGI

AMANAT AGUNG

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agimg menyatakan bahwa skripsi yangbeijudul:

KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNGJAWAB MANUSIA DALAM PENGUDUSAN PROGRESIF

Dinyatakan lulus setelah diuji oleh Tim Penguji pada tanggal 8 Maret 2010.

Dosen Pembimbing/Penguji

1. Elizabeth Sriwulan, S. Th., M. K

Tanda Tangan

2. Lotnatigor Sihombing, M. Th

3. Rosyeline Tinggi, S. Th., M. A

Jakarta

André

Page 3: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

DAFTARISI

UCAPANTERIMAKASm i

DAFTARISI iii

PENDAHULUAN 1

I. Latar Belakang Penulisan 1

IL Pokok Permasalahan 4

III. Tujuan Penulisan 7

rv. Pembatasan Penulisan 7

V. Metodologi Penulisan 8

VI. Sistematika Penulisan 8

BABIKONSEP PENGUDUSAN {SANCTIFICATION) 10

I. Definisî dan Istilah Pengudusan 11

A. Definisi Pengudusan 11

B. Istilah Alkitab untuk Pengudusan 16

II. Peran Allah dan Umat-Nya di dalam Pengudusan 20

A. Peran Allah dalam Pengudusan 20

B. Peran Umat Allah dalam Pengudusan 26

C. Kesimpulan Peran Allah dan Umat-Nya di dalam Pengudusan 32

III. Proses Pengudusan 34

A. Pengudusan Définitif 34

B. Pengudusan Progresif 41

C. Kesimpulan Proses Pengudusan Définitif dan Progresif 49

Page 4: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

IV

rv. Sasaran Pengudusan 50

BAB II PEMAHAMAN MENGENAIKESEMBUHAN EMOSI 55

I. Pengantar kepada Konsep Kesembuhan Emosi 55

A. Pengertian Emosi 55

B. Pengertian dan Pandangan Umum Mengenai Masalah Emosional 59

1. Pengertian Masalah Emosional 59

2. Pandangan Umum Mengenai Masalah Emosional 63

C. Penyebab Masalah Emosional 65

D. Akibat dari Masalah Emosional 72

II. Konsep Kesembuhan Emosi 78

A. Pengertian Kesembuhan Emosi 78

B. Pandangan Mengenai Kesembuhan Emosi 79

C. Sarana Kesembuhan Emosi 88

BAB IIIPENTINGNYA KESEMBUHAN EMOSI SEBAGAI SALAH SATU

ASPEK TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM PENGUDUSAN

PROGRESIF 94

1. Sarana dan Hambatan-hambatan di dalam Pengudusan Progresif 94

A. Sarana Pengudusan Progresif 95

B. Hambatan-hambatan terhadap Pengudusan Progresif 99

IL Tanggung Jawab Manusia dalam Kesembuhan Emosi dan Pengaruhnya

terhadap Pengudusan Progresif 107

Page 5: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

A. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Hambatan Pengudusan Progresif:

Membereskan Masalah Emosional 110

B. Pengaruh Kesembuhan Emosi Terhadap Pengudusan Progresif 113

1. Orang Kristen Semakin Sadar untuk Mematikan Manusia Lama 113

2. Orang Kristen Semakin Bettumbuh ke arah Manusia Baru 117

C. Kesimpulan 124

PENUTUP 127

DAFTAR PUSTAKA 133

Page 6: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Penulisan

Pengudusan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan orang

Kristen selama di dunia ini. Seorang bishop gereja Anglikan pertama di Liverpool

yang bemama J. C. Ryle, mengakui bahwa pengudusan merupakan sebuah subjek

pembahasan yang penting.* Allah telah memanggil setiap orang Kristen untuk hidup

kudus. Panggilan untuk hidup kudus didasarkan atas kenyataan bahwa Allah sendiri

kudus.^ Allah yang kudus menghendaki umat-Nya yang diciptakan menunit gambar-

Nya, hidup dalam kekudusan.^

John Murray seorang teolog Calvinis menjelaskan bahwa kemerdekaan dari

kuasa dosa yang dijamin oleh kesatuan dengan Kristus, dan kemerdekaan dari

perusakan dosa yang dijamin dengan kelahiran baru, tidak meniadakan semua dosa

dari hati dan kehidupan orang-orang percaya.'* Tikijo Hardjowono dalam jumal

Veritas, menjelaskan bahwa orang percaya yang sudah dibenarkan secara status tidak

terlepas begitu saja dari kecenderungan untuk berbuat dosa. Masih terdapat

kebiasaan, sifat, dan situasi buruk yang membuat orang-orang percaya masih harus

1. J.C. Ryle D.D, Aspects of Holiness (London: Grâce Pub., 1999), 20.2. Jeny Bridges, Mengejar Kekudusan (Bandung: Pionir Jaya, 2009), 21.3. Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Amgerah (Surabaya: Momentum, 2006), 256.

Peijanjian Lama mengemukakan bahwa Allah menyuruh Musa untuk menyampaikan kepada bangsaIsraël, "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus" (Im. 19:2). Petrus kembalimenggemakan kata-kata Musa dalam suratnya yang pertama, "Hendaklah kamu menjadi kudus didalam selumh hidupmu sama seperti DIa yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis;Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (IPtr. 1:15-16).

4. John Murray, Penggenopan dan Penerapan Penebusan (Surabaya: Momentum, 2003), 177.Murray menguraikan bahwa masih ada dosa yang tinggal (band. Rm. 6:20; 7:14-25; 1 Yoh. 1:8; 2:1).Orang percaya belum sedemikian serupa dengan Kristus di dalam kesucian, ketidakbersalahan,ketidakbercatatan, dan keterpisahan dari orang-orang berdosa.

Page 7: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

terus bergumul untuk hidup semakin serupa Kristus. Dalam konteks inîlah semua

«

orang percaya hanis melewati proses pengudusan {sanctification).^

Menurut Murray, pengudusan merupakan bagian penting kaiya keselamatan Allah

dalam aspek penerapan penebusan.® Wayne Grudem dalam bukunya Systematic Theology: An

Introduction to Biblical Doctrine, juga menyetujui bahwa pengudusan adalah bagian

dari aplikasi penebusan yang bekerja secara progresif di sepanjang kehldupan orang-

orang percaya di dunia.' Sedangkan Millard J. Erickson seorang profesor teologi,

menjelaskeui bahwa pengudusan merupakan kelanjutan dari kaiya Allah dalam

kehldupan orang-orang percaya untuk menjadikannya sungguh-sungguh kudus.®

Peran Allah sangat penting dalam proses pengudusan, namun Allah tidak

menghilangkan peran manusia di dalamnya. Menurut Erickson, pengudusan memang

pekeijaan dari Roh Kudus, namun orang-orang percaya tidaklah hanya bersikap pasif.

Orang percaya harus teguh mendorong diri sendiri imtuk bekeija dan bertumbuh.'

Menurut Hoekema pengudusan adalah'"

"Karya yang penuh anugerah dari Roh Kudus, yang melibatkan tanggung jawab klta untukberpartisipasi, yang dengannya Roh Kudus melepaskan kita dari pencemaran dosa,memperbarui natur kita menunit gambar Allah, dan memampukan kita untuk menjalankankehidupan yang diperkenan oieh Allah."

5. Tikijo Hardjowono, "Penyembuhan Luka Batin (Inner Healing): Apakah MerupakanBagian dari Pengudusan Orang Percaya?" dalam Veritas: Jttrnal Teologi dan Pelqyanan Vol 6 No 2(Okt. 2005), 209.

6. Murray, Penggenapan dan Penerapan Penebusan, 177. Murray menjelaskan bahwa didalam penerapan penebusan ada urutan. Urutan tersebut beijalan maju sampai menuju kepadakesempumaan di dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah (Rm. 8:21,30). Pengudusanbukanlah langkah pertama dalam penerapan penebusan. la harus didahului oleh langkah-langkah lainseperti panggilan efektif, regenerasi, pembenaran dan adopsi.

7. Wayne Gradem, Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine (Illinois:InterVasity Press, 2007), 746.

8. Millard J. Erickson, Christian Theology: Second Edition (Grand Rapids: Baker Books,1999), 980.

9. Erickson, Christian Theology, 983.10. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, 255-256.

Page 8: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

Miuray menjelaskan bahwa "karya Allah di dalam kita tidak bisa dihalangi atau

dîhentikan karena kita bekeija, demikian pula pekeqaan kita tidak dapat ditiadakan

karena Allah berkarya."'*

Berbeda dengan pembenaran (justification), Gradem mengatakan bahwa

pengudusan mempakan sesuatu yang tenis berlangsung sepanjang kehidupan

kekristenan seseorang.'^ Walaupun pengudusan mempakan proses seumur hidup,

namun menurut Anthony A. Hoekema seorang profesor teologi sistematika di Calvin

Theological Seminary, pengudusan haruslah dipahanu sebagai bersifat définitif dan

progresif. Pengudusan dalam pengertian définitif berarti karya Roh Kudus yang

dengannya Roh Kudus menyebabkan seseorang mati terhadap dosa, dibangkitkan

bersama Kristus, dan dijadikan ciptaanbam. Sedangkan pengudusan dalam

pengertian progresif adalah karya Roh Kudus yang dengannya Roh Kudus secara

terus-menerus memperbaharui dan mentransformasi seseorang ke dalam kesempaan

dengan Kristus, memampukan seseorang untuk tems bertumbuh di dalam anugerah

dan terus menyempumakan kekudusan seseorang. Setiap orang percaya akan

memperoleh manfaat dari pengudusan définitif atas diri mereka dengan iman. Namun

mereka juga harus terus-menerus aktif di dalam pengudusan progresif mereka, secara

aktif membawa kekudusan menuju sasarannya.'^ Orang percaya memang mempakan

11. Murray, Penggenapan dan Penerapan Penebusan, 187.12. Grudem, Systematic Theology, 746. Grudem memaparkan bahwa perbedaan antara

pembenaran (Jtistification) dengan pengudusan (sanctification) yaitu: pembenaran mempakan légalstanding, sekali untuk semua waktu, dikerjakan oleh Allah sendiri, sempunia dalam kehidupan ini,hasilnya sama dalam semua orang Kristen. Sedangkan pengudusan mempakan kondisi internai,berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan manusia, terdapat keijasama antara Allah danmanusia, tidak sempuma dalam kehidupan di dunia, hasilnya berbeda antara satu dengan yang lain.Penjelasan lebih lanjut mengenai "peran Allah dan umat-Nya dalam pengudusan" akan diuraikan lebihlanjut dalam skripsi ini oleh penulis dalam bab 1.

13. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, 278. Penjelasan mengenai pengudusan définitifdan progresif akan dibahas lebih lanjut pada penguraian bab 1.

Page 9: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

ciptaan baru, namun setiap orang percaya perlu menjalani suatu proses menjadi

serupa dengan Krîstus. Keserupaan dengan Kristus dalam diri orang percaya tidaklah

teijadi dengan seketîka. Perlu adanya suatu proses untuk menuju kepada keserupaan

dengan rupa Anak Allah yang suci dan kudus. Orang percaya merabutuhkan suatu

proses untuk bergumul melawan setiap yang haï yang tidak sesuai dengan kesucian

Allah.

n. Pokok Permasalahan

Pengudusan progresif merupakan suatu proses yang sangat penting dalam

kehidupan setiap orang Kristen selama di dunia. Namun pada kenyataannya, terdapat

banyak orang Kristen yang tidak bertumbuh dengan maksimal dalam menjalani

proses pengudusan. Tidak sedikit orang Kristen yang seharusnya sudah dewasa

rohani, namun masih seperti bayi-bayi rohani. Tidak sedikit juga orang Kristen yang

seringkali mengalami stagnasi dalam kehidupan kerohaniannya. Peter Scazzero

seorang pemimpin gereja besar di Amerika, mengakui bahwa ada terlalu banyak

orang di dalam gereja yang "mandek" pada tahap ketidakmatangan rohani.*'' Menurut

Scazzero, seseorang mungkin menampilkan diri sebagai orang yang matang secara

rohani, tetapi ada sesuatu yang betul-betul tidak seimbang di dalam kerohaniaimya.*^

Bagi Henry Cloud seorang ahli psikologi klinis, masalah yang dihadapi oleh

orang percaya adalah bagedmana untuk menjadi lebih serupa dengan Kristus atau

14. Peter Scazzero dan Wanen Bird, Gereja yang Sehat Secara Emosional (Batam: GospelPress, 2005), 22-23.

15. Scazzero, Gereja yang Sehat Secara Emosional, 21-22.

Page 10: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

bagaimana untuk berupaya untuk hidup lebih "kudus."*^ Orang Kristen sering kali

dituntut imtuk hidup semakin serupa dengan Kristus dengan cara melakukan berbagai

disiplin rohani seperti doa, saat teduh, ibadah, dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya.

Scazzero mengungkapkan bahwa banyak orang Kristen telah menerima pelatihan

yang berguna dalam area-area tertentu dalam pemuridan, seperti doa, penyelidikan

Alkitab, ibadah, cara menemukan kanmia-kaninia rohani mereka, atau mempelajari

I *7

cara untuk menjelaskan Injil kepada seseorang. Tentu setiap kegiatan rohani yang

bersifat ekstemal tersebut memang penting untuk dilakukan oleh semua orang

Kristen, namun kegiatan-kegiatan tersebut seharusnya bukanlah hal yang terutama.

Selayaknya aktivitas tersebut merupakan buah yang akan keluar dan terlihat dari

18proses pengudusan internai seseorang.

Hadi P. Sahardjo menyadari bahwa masalah-masalah beban atau tekanan

hidup, pergumulan, stres, depresi, harapan {expectation) memerlukan penanganan

secara khusus, yang "tidak cukup" hanya melalui pelayanan mimbar.'^ Yakub

Susabda juga menyatakan bahwa setiap hamba-hamba Tuhan harus mengakui bahwa

pelayanan mimbamya (khotbah), Pendalaman Alkitab (PA), katekisasi bahkan

seluruh akitivitas gerejanya "tidaklah cukup," karena temyata hampir setiap anggota

16. Henry Cloud, Perubahan-Perubahanyang Menyembuhkan (Changes that Heal):Bagaimana Memahami Masa Lcdu Anda untuk Memasuki Masa Depan yang Ubih Sehat (Malang:SAAT, 2002), 14.

17. Scazzero, Gereja yang Sehat secara Etnosional, 23.18. Lih. Larty Crabb, Dari Dalam ke Luar (Jakarta: Nafiri Gabriel, 1999), 44. Lih juga

Cloud, Peubahan-perubahanyang Mer^embuhan, 13.19. Hadi P. Sahardjo, Konseling Krisis dan Terapi Singkat: Pertolongan di Saat-saat Sulit

(Bandung: Pionir Jaya, 2008), 5.

Page 11: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

jemaatnya masih membutuhkan bîmbingan pribadî untuk beitumbuh dî dalam

Tuhan.^®

Everett L. Worthington, Jr., seorang yang banyak mempelajari mengenai

pengampunan mengkategorîkan masalah-masalah tersebut di atas yang timbul dalam

kehidupan orang-orang percaya sebagai "masalah emosional."^' Namun banyak orang

Kristen termasuk pemimpin rohani kurang memperhatîkan masalah emosionai dalam

diri sendiri atau orang lain.^ Menurut David A. Seamands keselamatan tidak secara

langsung memberikan kesehatan emosionai. Pemahaman ini perlu untuk dimengerti

agar dapat memiliki suatu pandangan penting tentang doktrin pengudusan.^

Kedewasaan emosionai seseorang sangat berkaitan dengan kedewasaan

kerohanian seseorang. Kedewasaan secara emosionai dan rohani mempakan dua hal

yang tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dikatakan bahwa seseorang telah dewasa

secara rohani, namun masih "kanak-kanak" secara emosionai. Seseorang yang ingin

meningkatkan kehidupan rohaninya, tidak dapat mengabaikan masalah emosionai

dalam dirinya. Kedewasaan secara emosionai sangat mempengaruhi dan berkaitan

dengan kedewasaan seseorang haï rohani. Larry Crabb memberikan contoh

bahwa segala kepahitan, perasaan bersalah, kekhawatiran, kebencian, amarah,

20. Yakub B. Susabda, Pastoral Konseling: Buku Pegangan untuk Pemimpin Gereja &Konselor Kristen. Pendekatan Konseling didasarkan pada Integrasi antara Psikologi & Teologi. JilidI (Malang: Gandum Mas, 2003), 40.

21. Everett L. Worthington, Jr., Ketika Seorang Berkata: Tolonglah Sqya! (Bandimg:Yayasan Kalam Hidup, 1982), 59. Penjelasan mengenai konsep "masalah emosionai" akan dijelaskanpenulis pada bab dua.

22. Lih. Sca2zero, Gereja yang Sehat Secara Emosionai, 19-20.23. David A. Seamands, Kesembuhan Kasih Karunia (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,

1997), 16.

Page 12: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

mengasihani diri sendiri, îri hati, dan hawa nafsu akan merusak kehidupan rohani

seseorang.^^

Pemaparan di atas memperlihatkan bahwa masalah emosional sangat

berpengaruh di dalam pengudusan progresif, sehlngga orang percaya harus

bertanggung jawab imtuk mengatasi masalah emosional yang dialami. Dalam skripsi

ini, penulis akan mencoba berusaha menjelaskan tanggung jawab manusia dalam

kesembuhan emosi dan pengaruhnya terhadap pengudusan progresif.

m. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari skripsi ini adalah:

1. Memaparkan konsep pengudusan yang sesuai dengan ajaran Alkitab.

2. Menguraikan pemahaman mengenai kesembuhan emosi dalam diri seseorang.

3. Mencoba menjelaskan tanggung jawab manusia dalam kesembuhan emosi dan

pengaruhnya terhadap pengudusan progresif.

IV. Pembatasan Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis akan terlebih dahulu memaparkan pemahaman

tentang pengudusan yang sesuai dengan Alkitab, konsep mengenai kesembuhan

emosi dalam diri seseorang, dan terakhir penulis akan mencoba menjelaskan

tanggung jawab manusia dalam kesembuhan emosi dan pengaruhnya terhadap

pengudusan progresif. Skripsi ini tidak membahas mengenai cara-cara atau metode-

metode kesembuhan emosi secara détail. Penulis juga membatasi pembahasan dengan

24. Lany Crabb, Prinsip Dasar Konseling Alkitabiah: Menjawab Kebutuhan akan KonselingMelalui Gereja Lokal (Jakaita: Pekabaran Injil Immanuel, 1998), 13.

Page 13: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

8

hanya memaparkan masalah emosional sebagai salah satu hambatan dari pengudusan

progresif?^

V. Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah studi literatur, baik melalui

buku, artikel, jumal, kamus teologi, ensikiopedi, maupim informasi intemet. Sumber

literatur tersebut digunakan untuk pemaparan mengenai konsep pengudusan,

pemahaman mengenai kesembuhan emosi, dan tanggung jawab manusia dalam

kesembuhan emosi dan pengaruhnya terhadap pengudusan progresif.

yi. Sistematika Penulisan

Penulis akan memulai skripsi ini dengan pendahuluan dan diakhiri oleh

penutup. Penulis membagi pembahasan skripsi dalam tiga bagian besar. Fada bagian

pertama, penulis akan memberikan gambaran umum atau konsep dasar mengenai

pengudusan {sanctification). Penulis akan membahas mengenai definisi dan istilah

pengudusan, peran Allah dan umat-Nya dalam proses pengudusan, proses

pengudusan yang définitif dan progresif, serta sasaran pengudusan.

Fada bagian Jxdua, penulis akan memaparkan pemahaman mengenai

kesembuhan emosi. Terdapat dua pokok pembahasan dalam bab ini. Fertama, penulis

akan terlebih dahulu membahas beberapa hal sebagai pengantar kepada penjelasan

mengenai konsep kesembuhan emosi. Fenulis akan memulai dengan penjelasan

mengenai pengertian emosi. Fenulis juga akan memaparkan konsep mengenai

25. Penulis percaya bahwa banyak haï yang dapat menjadi hambatan dalam pengudusanprogresif. Namun penulis membatasi pembahasan mengenai hambatan pengudusan progresif hanyapada masalah emosional.

Page 14: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

masalah emosional yaitu pengertian dan pandangan umum mengenai masalah

emosional. Setelah itu, penulis akan menyajikan penguraian mengenai penyebab dan

akibat dari masalah emosional. Pada pembahasan kedua, penulis akan memaparkan

konsep mengenai kesembuhan emosi. Bebeiapa hal yang dibahas antara lain adalah

pengertian, pandangan, dan sarana kesembuhan emosi.

Pada bagian ketiga, penulis membahas mengenai pentingnya kesembuhan

emosi sebagai salah satu aspek tanggung jawab manusia dalam pengudusan progresif.

Penulis akan memulai dengan pembahasan mengenai sarana dan hambatan-hambatan

dalam pengudusan progresif dalam diri orang percaya. Setelah itu, penulis akan

memaparkan tanggung jawab manusia dalam mengatasi salah satu hambatan

pengudusan progresif yaitu masalah emosional. Penulis juga akan menjelaskan

pengaruh kesembuhan emosi terhadap pengudusan progresif orang percaya. Terakhir,

penulis akan menutup pembahasan bagian ketiga ini dengan kesimpulan.

Page 15: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

PENUTUP

Pengudusan adalah salah satu rangkaian karya keselamatan Allah dalam diri

orang percaya. Pengudusan merupakan karya yang umk dari Allah, karena selain

peran aktif Allah yang mengeijakan pengudusan, manusia juga diajak terlibat dan

bertanggung jawab dalam proses pengudusan yang dijalani. Proses pengudusan yang

dikerjakan oleh Allah bersifat définitif dan progresif. Pengudusan définitif teijadi

sekali untuk selamanya, dimana Allah berkarya sehingga orang percaya mati terhadap

dosa, dibangkitkan bersama Kristus, dan dijadikan sebagai ciptaan baru. Sedangkan

pengudusan progresif merupakan karya Roh Kudus di sepanjang hidup orang

percaya, supaya bertumbuh dalam kemenangan atas dosa dan semakin serupa dengan

Kristus. Setiap orang percaya harus beijuang dan setia dalam menjalani proses

pengudusan selama di dunia ini. Tujuan proses pengudusan orang percaya adalah

penyempumaan umat Allah supaya semakin serupa dengan Allah yang kudus dan

suci. Selain itu, tujuan final dari karya pengudusan Allah dalam diri orang percaya

adalah kemuliaan Kristus.

Selama hidup di dunia ini, orang percaya haruslah semakin bertumbuh dalam

proses pengudusan. Terdapat berbagai sarana yang dapat menolong seorang Knsten

untuk semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Tuhan dapat memakai sarana yang diluar

kendali prakarsa orang percaya, yaitu seperti penderitaan dan kesusahan yang

dialami. Selain itu, terdapat sarana yang diharapkan agar orang percaya juga ikut

memprakarsai, yaitu penelaahan dan penerapan firman Tuhan, disiplin berdoa,

Page 16: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

persekutuan dalam komunitas, dan sakramen-sakramen. Walaupun terdapat berbagai

sarana yang ada, namun orang percaya tentimya harus tetap bersandar kepada Allah.

Proses pengudusan dalam hidup orang percaya tidaklah mudah untuk dijalani.

Seseorang mungkin dapat mengalami hambatan dalam menjalani proses tersebut.

Salah satu faktor yang sering menjadi penghambat dalam proses pengudusan adalah

masalah emosional. Masalah emosional merupakan suatu masalah yang berkaitan erat

dengan pola-pola dan perasaan masa lalu yang buruk dalam kehidupan seseorang

yang belum terselesaikan, sehingga menjadi masalah pada masa kini.

Masalah emosional dapat dialami oleh semua orang, termasuk orang Kristen.

Untuk itu perlu adanya pandangan yang tepat mengenai masalah emosional, sehingga

seseorang juga mendapat penanganan yang tepat. Namun terkadang, pembahasan

mengenai masalah emosional kurang diperhatikan atau tidak dianggap penting.

Sebagian orang Knsten menganggap bahwa masalah emosional tidak akan dialami

oleh orang yang sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat. Di sisi lain, sebagian

orang Knsten menganggap bahwa masalah emosional dianggap perlu ditekan,

disangkali, dan diabaikan. Terdapat juga orang Kristen yang memandang dengan cara»

yang sempit mengenai masalah emosional dengan langsung menghubungkan masalah

emosional dengan ikatan roh jahat, dosa, atau kutukan.

Masalah emosional dapat disebabkan oleh suatu perlakukan yang tidak wajar

atau kejadian-kejadian traumatis pada masa lalu. Citra diri seseorang dibentuk dari

masa lalunya di dalam konteks keluarga, teman sebaya, atau lingkungan sekitar.

Konteks yang paling berpengaruh adalah pengasuhan dalam keluarga. Pengasuhan

yang salah dapat diakibatkan dari ucapan maupun perbuatan yang tidak wajar.

Page 17: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

129

Pengasuhan yang salah pada masa lalu akan meninggalkan luka hati pada masa kini.

Jika bekas luka hati tersebut tidak diselesaikan, maka akan menyebabkan masalah

emosional dalam diri seseorang.

Masalah emosional yang belum diselesaikan akan mendatangkan berbagai

penganih buruk dalam kehidupan seseorang. Pertama, masalah emosional akan

berpengaruh secara mendalam terhadap konsep diri seseorang. Beberapa contoh

konsep diri akibat dari pengaruh masalah emosional adalah perasaan rendah diri,

perfeksionis, supersensitif, orang yang diliputi ketakutan-ketakutan, rasa bersalah

yang berlebihan, cemburu atau iri hati, dan depresi. Kedua, dampak buruk lain dari

masalah emosional adalah terulang kembali pola yang tidak sehat dari generasi ke

generasi dalam sebuah keluarga, baik disadari atau tidak disadari. Ketiga, masalah

emosional juga menyebabkan peralihan kebutuhan seseorang, misalnya

ketergantungan alkohol, obat bius, dll. Keempat, masalah emosional juga

berpengaruh terhadap kondsi fisik seseorang, misalnya gangguan pencemaan, migran,

tekanan darah tinggi, dll. Semua akibat buruk dari masalah emosional akan

mempengaruhi hubungan seseorang dengan diri sendiri, sesama, dan Tuhan.

Pada akhimya, masalah emosional dapat menjadi salah satu penghalang atau

penghambat bagi seseorang untuk semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Banyak orang

Kristen yang mengalami "stagnasi" atau "tidak berbuah" dalam kehidupan

kerohaniaimya. Seseorang yang selalu melakukan kegiatan-kegiatan rohani tidak

menjamin bahwa seseorang akan semakin bertumbuh dalam kehidupan rohaninya.

Masalah emosional juga berakibat pada relasi seseorang yang buruk dengan din

sendiri, sesama, dan Tuhan.

Page 18: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

Kesembuhan emosi sangatlah dibutuhkan bagi setiap orang yang mengalami

masalah emosional. Kesembuhan emosi berkaitan dengan pengenalan diri yang tepat

dan kemampuan untuk mengelola permasalahan yang dialami dengan baik sehingga

terbebas dari terulangnya pola-pola yang memsak pada masa lalu, dan seseorang

dapat menjalani hidup dengan lebih maksimal dan efektif. Naraun terdapat pandangan

dan sikap yang keliru dari kalangan Kristen mengenai kesembuhan emosi. Pertama

adaîah orang Kristen yang menjadikan mujizat sebagai pelarian untuk bertanggung

jawab atas masalah kesembuhan emosi yang dialami; dan yang kedua adalah

kesembuhan emosi dapat diperoieh dengan melakukan kegiatan-kegiatan rohani.

Pandangan dan sikap yang keliru terhadap kesembuhan emosi dapat mengakibatkan

dampak yang lebih buruk dalam kehidupan seseorang. Contohnya adalah seseorang

dapat menjadi kebal secara emosional, hidup dalam kepura-puraan, dan bahkan dapat

menjadi lebih menderita atau ftustasi dengan masalahnya. Usaha untuk memperoleh

kesembuhan emosi diperlukan keberanian untuk melihat akar permasalahan yang

dialami dengan menyelidiki pengaruh masa lalu terhadap kehidupan masa kini.

Setelah menyelidiki akar permasalahan yang dihadapi, seseorang jugaharus

memasuki tahap pengampunan.

Kesembuhan emosi dapat diperoieh melalui berbagai sarana, misalnya, buku

yang membahas mengenai kesembuhan emosi, mengikuti berbagai seminar yang

berkaitan dengan topik tersebut, pertolongan dari pasangan hidup, teman, atau

komimitas di gereja. Namun terdapat juga beberapa jenis permasalahan yang tidak

bisa diselesaikan sendiri sehingga memerlukan pertolongan khusus melalui konseling.

Page 19: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

131

Konseling Kristen merupakan salah satu sarana yang sangat efektif dalam membantu

proses pemulihan masalah emosional.

Kesembuhan emosi sangatlah penting dialami oleh orang Kristen, sebab

kehidupan emosi seseorang akan berpengaruh juga terhadap kehidupan kerohanian

seseorang. Untuk itu, sangat penting bagi setiap orang percaya untuk bertanggung

jawab membereskan masalah emosional yang dialami supaya mengalami kesembuhan

emosi. Salah satu tanggung jawab manusia dalam proses pengudusan terlihat dengan

keberanian dan usahanya membereskan masalah emosional yang menghalanginya

untuk semakin bertumbuh ke arah keserupaan dengan Kristus. Namun, perlu diingat

bahwa kesembuhan emosi juga mempakan bagian dari karya Allah yang berkuasa

dan mampu untuk menyembuhkan serta memulihkan segala permasalahan manusia,

termasuk masalah emosional.

Kesembuhan emosi yang diperoleh orang percaya dapat mempengaruhi

kehidupan pengudusan progresifiiya yaitu, pertama, orang Kristen dapat semakin

sadar untuk mematikan manusia lama. Kesembuhan emosi membawa seseorang

untuk menyadari akan keberadaan dirinya sehingga terus-menerus mematikan

manusia lama dan perbuatan-perbuatan dosa. Kesembuhan emosi berkaitan dengan

kesadaran dan pengenalan diri yang mendalam. Kesadaran diri ini meliputi

pengenalan mengenai kelemahan-kelemahan, ketidaksempumaan atau keberdosaan

duinya. Kesadaran ini akan membawa seseorang untuk mengakui kebutuhan

pengampunan dari Allah. Pengenalan dan pemahaman diri yang baik juga membawa

seseorang untuk lebih mengenai area-area kerentanan diri sehingga menolong

seseorang untuk tidak jatuh pada dosa yang sama. Kedua, orang Kristen semakin

Page 20: KESEMBUHAN EMOSI: SALAH SATU ASPEK TANGGUNG JAWAB …

132

bertiimbuh menuju manusia bani. Salah satu ukuran tingkat kedewasaan seseorang

adalah kualitas hubimgan dengan diri sendiri, Tuhan, dan sesama. Penyelesaian

masalah emosional dapat menolong seseorang untuk mempunyai hubungan yang

lebih baik dengan Tuhan, dapat mempunyai cara pandang yang benar terhadap diri

sendiri, dan dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan sesama. Proses kesembuhan

emosi juga membawa seseorang untuk melakukan pengampunan. Dengan kata lain,

kesembuhan emosi juga merupakan sarana untuk membimbing orang Knsten

melakukan proses pengampunan sehingga kehidupan kerohaniannya tidak terhambat,

melainkan semakin bertumbuh. Semua itu menolong seseorang untuk dapat melayam

dan menjadi saksi yang baik sebagai seorang Kristen.

Walaupun pembahasan ini difokuskan kepada tanggung jawab manusia dalam

kesembuhan emosi dan pengaruhnya terhadap pengudusan progresif, namim hal-hal

yang berkaitan dengan emosi seharusnya tidak dianggap sebagai satu-satunya kunci

atau cara untuk pertumbuhan atau kedewasaan rohani seseorang. Kesembuhan emosi

memang bukan kunci satu-satunya dalam pertumbuhan pengudusan seseorang,

namun kesembuhan emosi dapat menolong seseorang untuk semakm bertumbuh

dalam kerohaniannya.