Upload
andika-tansir
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 1/28
Keselamatan dan Keamanan Kerja
Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus
, karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yangmengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada
pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah tempat staf
pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas
dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan
kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau
kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dg cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan)
dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan
serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan
berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud
termasuk orang yg ada disekitarnya.
Peraturan Keselamatan Kerja
Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
laboratorium.
c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
d. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara,
sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan.
b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 2/28
bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
e. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat
(P3K).
f. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan
saja
g. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk
laboran dan kepala Laboratorium.
h. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium
i. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas
meja kerja.
Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang dikenakan
di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana atau pakaian di
laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang
berputar.
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik
meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 3/28
Bekerja dg Bahan Kimia
Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan kecermatan
dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Hindari kontak langsung dg bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
( cukup dg mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (pedih dan
gatal
Memindahkan Bahan Kimia
Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap kerjanya.
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan
dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros
Memindahkan Bahan Kimia Cair
Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnyacair. Hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Tutup botol dibuka dg cara dipegang dg jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
b. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh
kotoran yang ada diatas meja.
c.
Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 4/28
d. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.
Memindahkan Bahan Kimia Padat
Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :
a. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu
sendok untuk bermacam macam keperluan.
Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi
Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium. Ada
banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi. Tata
cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :
a. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
b. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
c. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
d. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
mengenai orang lain.
Cara memanaskan dg gelas Kimia
Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus
memperhatikan aturan sebagai berikut :
a. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
b. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
c. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya
saja supaya tidak terjadi tumpahan.
Peralatan dan Cara Kerja
Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh karena itu
harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 5/28
a. Botol reagen harus dipegang dg cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
b. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila
memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung
c. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja
karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
d. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.
Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu penanganan
khusus :
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dg
pengenceran air yang cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.
Terkena Bahan Kimia
Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati. Bila hal itu terjadi
maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Jangan panik .
b. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 6/28
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
e. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.
Terjadi Kebakaran
Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan
bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :
a. Jangan Panik
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dg kelas
pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll
tidak boleh disiram dg air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dg cepa.
f. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No Telpon Pemadam
Kebakaran haru ada di Lab.
Kombinasi Bahan yang harus dihindari
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus
dihindari.
a. Natrium atau Kalium dg air
b. Amonium nitrat, serbuk seng dan air
c. Kalium nitrat dg natrium asetat
d. Nitrat dengan ester
e. Peroksida dg magnesium, seng atau aluminium
f. Benzena atau alkohol dg api
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 7/28
Gas Berbahaya
Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas tersebut adalah :
a. Bersifat Iritasi
gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin,sulfur dioksida ( cermati baunya yg nyegrak).
b. Karbon monoksida
sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut dihindari, karena tidak
berwarna, dan tidak berbau
c. Hidrogen sianida berbau seperti almond
Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen selenida
Simbol Bahaya
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada beberapa
simbul bahaya yang harus dikenalai
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 8/28
DAFTAR PUSTAKA
American conference of governmental hygienist (1993). Threshold Limit Value and
Biological Exposure Indices for 1993-1994. Cincinnati, Ohio.
Haryoto Kusnoputranto (1995). Toksikologi Lingkungan. Universitas Indonesia. Fakultas
Kesehatan Masyarakat .
Lembaga Informasi dan Publikasi Indonesia (1995). Petunjuk Pelaksanaan Peraturan dan
Perundangan di Bidang Ketenagakerjaan, Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan Tinggi,
Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002
Mariati; 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium (Laboratorium
Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.
Denny Hanifa Maher. 2001. Pengantar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Modul Mata
Kuliah Pengantar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Harrington, JM, Gill, FS, 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Alih Bahasa Sudjoko Kuswadji.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugandi Didi. 2003. Keselamatan Kerja.Bunga Rampai Hiperkes & KK .Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponogoro
Suma’mur P.K.1967. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta : PT Toko Gunung
Agung.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 9/28
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas,
serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan
dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-
barang[1].
1.1 Penggunaan Bahan Kimia[2]
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok besar yaitu :
1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen,dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau
fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat[3].
2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembanganserta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga
penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga
para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat
dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar,
beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia
mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan
penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut,
penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yangdiakibatkannya.
1.2 Klasifikasi Umum[4]
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan
pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 10/28
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan
atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh
tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu
organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat
tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek
kesehatan pada jangka panjang[5]. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat
melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak
dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi
(jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan
kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada
yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT),
nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan
gas yang mudah terbakar.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gasyang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 11/28
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas
yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan
aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram.
Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang
mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.
1.3 Sistem Klasifikasi PBB[6]
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) memberikan klasifikasi bahan berbahaya
seperti tabel berikut ini.
Tabel 2.2 : Klasifikasi bahan berbahaya berdasarkan PBB
Klas Penjelasan
Klas I (Eksplosif) Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu
dan mengeluarkan gas kecepatan tinggi dan
merusak sekeliling
Klas II (Cairan mudah
terbakar)
1. Gas mudah terbakar
2. Gas tidak mudah terbakar
3. Gas beracun
Klas III (Bahan mudah
terbakar)
1. Cairan : F.P <23oC
2. Cairan : F.P >23oC
( F.P = flash point)
Klas IV (Bahan mudahterbakar selain klas II
dan III)
1. Zat padat mudah terbakar
2. Zat yang mudah terbakar dengan
sendirinya
3. Zat yang bila bereaksi dengan air
dapat mengeluarkan gas mudah
terbakar
Klas V (Zat pengoksidasi) 1. Oksidator bahan anorganik
2. Peroksida organik
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 12/28
Klas VI (Zat racun) 1. Zat beracun
2. Zat menyebabkan infeksi
Klas VII (Zat radioaktif) Aktifitas : 0.002 microcury/g
Klas VIII (Zat korosif) Bereaksi dan merusak
1.4 Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya[7]
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan,
sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan
aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung
bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai
kombinasi dari pengaruh tersebut.
Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-
duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan
dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan
bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan
harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh darisumber panas[8].
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat
dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain
itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan
ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan
uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup
dan dipasang label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksaakan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan
terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan
memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk
pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut[9].
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau
beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang secara
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 13/28
pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti
meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada
waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan
diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi
panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat
laun menjadi panas
e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
h. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi
asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)[10]
Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan
harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang,
bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang
penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari
bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas
dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus
dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang
bersumber dari luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat
bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api
terbuka atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah,
atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun
dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum
menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah
yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar
suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus
dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik apirendah.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 14/28
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan kebakaran pada
bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator
menyediakan oksigen sendiri.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan
panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar
maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah
dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam
ruang simpan.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas
yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara berkala. Bahan
asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen, maka
bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jika
konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap
bahan asam.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan
rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harusdijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam
ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada
tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan
memasang sprinkler.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)[11]
Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek
somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai
5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas
trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis
yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada
keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung
radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom,
tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan
mendapat izin dari BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup
untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan,
packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah
ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara. Peraturan perundangan mengenai bahan
radioaktif diantaranya :
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 15/28
Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap
radiasi
Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif danatau Sumber Radiasi lainnya
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif
Maka Peta Keterkaitan Kegiatan untuk tata letak penyimpanan material kimia berbahaya
berdasarkan ketentuan safety tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Gambar Peta
keterkaitan kegiatan untuk penyimpanan raw material.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 16/28
1.5 Lembar Data Bahaya[12]
Lembar data bahaya (Hazard Data Sheets/HDSs) terkadang disebut Material Safety Data
Sheets (MSDSs) atau Chemical Safety Data Sheet (CSDSs) adalah lembar informasi yang
detail tentang bahan-bahan kimia. Umumnya lembar ini disiapkan dan dibuat oleh pabrik
kimia atau suatu program, seperti International Programme On Chemical Safety (IPCS) yang
aktifitasnya terkait dengan World Health Organization (WHO), International Labour
Organization (ILO), dan United Environment Programme (UNEP). HDSs/MSDSs/CSDSs
merupakan sumber informasi tentang bahan kimia yang penting dan dapat diakses tetapi
kualitasnya dapat bervariasi. Jika anda menggunakan HDSs, berhati-hatilah terhadap
keterbatasannya, sebagai contoh, HDSs sering sulit untuk dibaca dan dimengerti.
Keterbatasan lain yang serius adalah seringnya tidak memuat informasi yang cukup tentang
bahaya dan peringatan penting yang anda butuhkan ketika bekerja dengan bahan kimia
tertentu. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kapanpun dimungkinkan untuk menggunakan
sumber informasi lain secara bersama-sama dengan HDSs. Suatu ide yang baik untuk mewakili kasehatan dan keselamatan dengan menyimpan lembar data bahaya pada setiap
penggunaan bahan kimia di tempat kerja.
Informasi berikut harus muncul pada semua lembar data bahaya, akan tetapi urutan dapat
berbeda dari yang dijelaskan dibawah ini.
Bagian 1 : Identifikasi produk dan pabrik
Identifikasi produk : nama produk tertera disini dengan nama kimia atau nama dagang, nama
yang tertera harus sama dengan nama yang ada pada label. Lembar data bahaya juga harus
mendaftar sinonim produk atau substansinya, sinonim adalah nama lain dengan substansi
yang diketahui. Contohnya Methyl alcohol juga dikenal sebagai Metanol atau Alkohol kayu.
Identifikasi pabrik : nama pabrik atau supplier, alamat, nomor telepon, tanggal HDSs dibuat,
dan nomor darurat untuk menelepon setelah jam kerja, merupakan ide yang baik bagi
pengguna produk untuk menelepon pabrik pembuat produk sehingga mendapatkan informasi
tentang produk tersebut sebelum terjadi hal yang darurat.
Bagian 2 : Bahan-bahan berbahaya
Untuk produk campuran, hanya bahan-bahan berbahaya saja yang tercantum pada daftar khusus bahan kimia, dan yang didata bila komposisinya ≥ 1% dari produk. Pengecualian
untuk zat karsinogen yang harus di daftar jika komposisinya 0,1% dari campuran. Batas
konsentrasi yaitu Permissible Exposure Limit (PEL)[13] dan The Recommended Threshold
Limit Value (TLV )[14] harus didata dalam HDSs.
Bagian 3 : Data Fisik
Bagian ini mendata titik didih, tekanan, density, titik cair, tampilan, bau, dan lain-
lain. Informasi pada bagian ini membantu anda mengerti bagaimana sifat bahan kimia dan
jenis bahaya yang ditimbulkannya.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 17/28
Bagian 4 : Data Kebakaran Dan Ledakan
Bagian ini mendata titik nyala api dan batas mudah terbakar atau meledak, serta menjelaskan
kepada anda bagaimana memadamkan api. Informasi pada bagian ini dibutuhkan untuk
mencegah, merencanakan dan merespon kebakaran atau ledakan dari bahan-bahan kimia.
Bagian 5 : Data Reaktifitas
Bagian ini menjelaskan kepada anda apakah suatu substansi stabil atau tidak, bila tidak,
bahaya apa yang ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata
ketidakcocokan substansi, substansi mana yang tidak boleh diletakkan atau digunakan secara
bersamaan. Informasi ini penting untuk penyimpanan dan penanganan produk yang tepat.
Bagian 6 : Data Bahaya Kesehatan
Rute tempat masuk (pernafasan, penyerapan kulit atau ingestion), efek kesehatan akut dan
kronik, tanda-tanda dan gejala awal, apakah produknya bersifat karsinogen, masalah
kesehatan yang makin buruk bila terkena, dan pertolongan pertama yang
direkomendasikan/prosedur gawat darurat, semuanya seharusnya terdaftar di bagian ini.
Bagian 7 : Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan
Informasi dibutuhkan untuk memikirkan rencana respon gawat darurat, prosedur
pembersihan, metode pembuangan yang aman, yang dibutuhkan dalam penyimpanan, dan
penanganan tindakan pencegahan harus detail pada bagian ini. Akan tetapi sering kali pabrik
pembuat produk meringkas informasi ini dengan satu pernyataan yang simple, seperti hindari
menghirup asap atau hindari kontak dengan kulit.
Bagian 8 : Pengukuran Kontrol
Metode yang direkomendasikan untuk control bahaya termasuk ventilasi, praktek kerja dan
alat pelindung diri/Personal Protective Equipment (PPE) dirincin pada bagian ini. Tipe
respirator, baju pelindung dan sarung tangan material yang paling resisten untuk produk
harus diberitahu. Lebih dari rekomendasi perlindungan material yang paling resisten, HDSs
boleh dengan simple menyatakan bahwa baju dan sarung tangan yang tidak dapat ditembus
harus digunakan. Bagian ini cenderung menekankan alat pelindung diri daripada control
engineering.
1.6 Pemasangan Label dan Tanda Pada Bahan Berbahaya[15]
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah
atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang
esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan biasanya belum
mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula para
konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat
penting.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 18/28
Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap
diperlukan. Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya
adalah sebagai berikut[16] :
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 19/28
Gambar 2.14 Tanda bahaya dari bahan kimia
Keterangan :
E = Dapat Meledak T = Beracun
F+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif
F = Mudah Terbakar Xi = Iritasi
O = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika Tertelan
T+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG KIMIA
2.1 Pengertian Keselamatan Kerja[17]
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta tata cara melakukan
pekerjaan.
Tujuan keselamatan kerja adalah :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Sasaran keselamatan kerja adalah semua tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air, dan di udara yang menyangkut proses produksi dan distribusi
baik barang maupun jasa.
Asas pokok keselamatan kerja dicetuskan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dengan ketentuan yang mewajibkan pengusaha untuk mengatur dan memelihara ruangan, alat
perkakas di mana ia menyuruh pekerja melakukan pekerjaan, demikian pula mengenai
petunjuk-petunjuk, sehingga pekerja terlindung dari bahaya yang mengancam badan,kehormatan, dan harta bendanya mengingat sifat pekerjaan yang selayaknya
diperlukan. Sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban tesebut, ialah pengusaha wajib
mengganti kerugian yang menimpa pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, kecuali
pengusaha dapat membuktikan bahwa tidak terpenuhinya kewajiban tersebut disebabkan oleh
keadaan yang memaksa atau kerugian yang dimaksud sebagian besar disebabkan karena
kesalahan pekerja sendir i[18]
2.2 Pengertian Kesehatan Kerja[19]
Kesehatan kerja adalah perlindungan bagi pekerja terhadap pemerasan/eksploitasi tenagakerja oleh pengusaha. Larangan memperkerjakan anak dibawah umur, pembatasan
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 20/28
melakukan pekerjaan bagi orang muda dan wanita, pengaturan mengenai waktu kerja, waktu
isirahat, cuti haid, bersalin dan keguguran kandungan bagi wanita, dimaksudkan untuk
menjaga kesehatan, keselamatan dan serta moral kerja dari pekerja sesuai dengan harkat dan
martabatnya serta layak bagi kemanusiaan.
2.3 Pengertian Kecelakaan Kerja[20]
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada suatu
perusahaan, hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan dapat dikarenakan oleh
pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga karena
kejadian tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan apalagi perencanaan, tidak diharapkan
karena kejadian tersebut disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang teringan
sampai yang terberat.
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan
kecelakaan kerja. Bahaya tersebut disebut bahaya potensial jika bahaya tersebut belum
mendatangkan kecelakaan, jika kecelakaan telah terjadi maka bahaya tersebut adalah bahaya
nyata.
2.4 Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Bahan Kimia[21]
Kebijakan pemerintah indonesia di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
salah satu bagian dari kebijakan pemerintah di bidang perlindungan tenaga kerja yang telah
digariskan oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang antara lain berbunyi sebagai berikut :
” Upaya perlindungan tenaga kerja perlu terus ditingkatkan melalui perbaikan syarat kerja
termasuk upah, gaji dan jaminan sosial, kondisi kerja termasuk kesehatan, keselamatan dan
lingkungan kerja, serta hubungan kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan para pekerja
secara menyeluruh.”
Berdasarkan GBHN tersebut oleh pimpinan Departemen Tenaga Kerja digariskan sebagai
kebijakan Derparteman Tenaga Kerja yang antara lain menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai salah satu prioritas.
Penanganan bahan kimia khususnya bahan kimia berbahaya merupakan sasaran utama dalam
rangka penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan karena bahan kimia
merupakan sumber dari malapetaka yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja,
seperti kebakaran, peledakan, gangguan kesehatan yang merupakan penyakit akibat kerja.
Kebijakan penanganan bahan kimia khususnya dalam penggunaan dibidang
industri/perusahaan pada dasarnya meliputi kebijakan :
Pembuatan peraturan/perundang-undangan
Pengawasan
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 21/28
Pendidikan/penyuluhan/training
Survei/penelitian
Informasi
Standarisasi
Kampanye
Ada beberapa peraturan perundangan ketenagakerjaan khususnya yang menyangkut
perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja serta penanganan bahan
berbahaya. Peraturan perundangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
UU No. 14/1969 tentang Pokok-pokok Ketenagakerjaan, khususnya pasal 9 dan 10
UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
UU dan Peraturan Uap tahun 1930
UU Petasan tahun 1932
UU tentang Timah Putih tahun 1931
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran dan
Penggunaan Pestisida
Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/198 tentang
Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Pemakaian Asbes
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan di tempat kerja yang mengelola pestisida
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 02/Men/1978 tentang Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
Selain peraturan perundangan di atas masih ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh
instansi di luar Departemen Tenaga Kerja yang masih menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya.
2.5 Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970[22]
Kebijakan pemerintah dalam peraturan perundangan ketenagakerjaan yang menyangkut
perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja banyak jumlahnya,
tetapi pada dasar teori ini penulis hanya menyajikan Undang-undang nomor 1 tahun 1970yang menurut penulis dirasa cukup untuk mewakili penelitian ini.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 22/28
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja diundangkan pada tahun
1970 sebagai pengganti Veilighedsreglement Stbl.No.406 yang berlaku sejak tahun
1910. Latar belakang penggantian Veilighedsreglement tersebut sebagaimana dikemukakan
dalam penjelasan umum undang-undang no.1 tahun 1970 dikarenakan telah banyak hal yang
sudah terbelakang dan perlu diperbaharui sesuai perkembangan peraturan perlindungantenaga kerja lainnya dan perkembangan serta kemajuan teknik dan industrialisasi di Indonesia
dewasa ini dan untuk selanjutnya.
Pasal-pasal dari undang-undang no.1 tahun 1970 yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Pasal 2 ayat 1, Yang diatur oleh undang-undang ini adalah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja , baik didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara , yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
Pasal 2 ayat 2, Ketentuan-ketentuan dalam ayat 1 tersebut berlaku dalam tempat
kerja dimana :
b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau di simpan bahan
atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuku tinggi.
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun udara.
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok stasiun atau
gudang.
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu , kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
Pasal 3, Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran
n. Mengamankan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bagunan
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 23/28
Pasal 4 ayat 1, Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan
aparat produksi yang mengandung dan menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pengendalian Bahaya Pencemaran Udara/Polusi.
Pengendalian bahaya akibat pencemarann udara atau kondisi udara yang kurang nyaman
dapat dilakukan antara lain dengan pembvuatan ventilasi yang memadai.
Penyelenggaraan ventilasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
1. Ventilasi Umum : pengeluaran udara terkontaminasi dari suatu ruang kerja melalui
suatu bukaan pada dinding bangunan dan pemasukan udara segar melalui bukaan lain atau
kebalikannya. Disebut juga sebagai ventilasi pengenceran.
2. Ventilasi pengeluaran setempat: pengisapan dan pengeluaran kontaminan secara
serentak dari sumber pancaran sebelum kontaminan tersebar ke seluruh ruangan.
3. Ventilasi penurunan panas : perlakuan udara dengan pengendalian suhu, kelembaban,
kecepatan aliran dan distribusi untuk mengurangi beban panas yang diderita naker.
Maksud diselenggarakannya ventilasi adalah :
1. Menurunkan kadar kontaminan dalam lingkungan kerja sampai pada tingkat yang tidak
membahayakan kesehatan naker yaitu di bawah NAB sehingga terhindar dari PAK.
2. Menurunkan kadar yang tidak menimbulkan kebakaran atau peledakan yaitu di bawah
Batas Ledak Terendah (BLT) atau Lower Explosive Limit (LEL).
3. Memberikan penyegaran udara agar diperoleh kenyamanan dengan menurunkan tekanan
panas.
4. Meningkatkan ketahanan fisik dan daya kerja naker
5. Mencegah kerugian ekonomi karena kerusakan mesin oleh korosi, peledakan, kebakaran,
hilang waktu kerja karena sakit dan kecelakaan dsb.
Adapun cara menyelenggarakan ventilasi terdiri dari :
1. Secara alamiah di mana aliran atau pergantian udara terjadikaren kekuatan alami : beda
tekanan udara sehingga timbul angin, beda suhu sehingga beda kerapatan udara antara
bangunan dengan sekelilingnya.
2. Secara mekanis melalui :
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 24/28
a. Aliran atau pergantian udara terjadi karena kekuatan mekanis seperti kipas, blower dan
ventilasi atap.
b. Kipas angin dipasang di dinding, jendela, atau atap.
c. Kipas angin berfungsi mengisap atau mengeluarkan kontaminan, tetapi juga dapatmemasukkan udara.
C. Alat Perlindungan Diri (Personal Protective Equipment)
1. Head & Face protection
2. Eyes protection
3. Hearing protection
4. Respiratory protection
5. Hand protection
6. Foot protection
D. Kata kunci untuk pengaturan APD
1. Upayakan perbaikan tempat ganti, cuci dan kakus agar terjamin kesehatan
2. Sediakan tempat makan dan istirahat yang layak agar unjuk kerja baik
3. Perbaiki fasilitas kesejahteraan bersama pekerja
4. Sediakan ruang pertemuan dan pelatihan
5. Buat petu njuk dan peringatan yang jelas
6. Sediakan APD secara memadai
7. Pilihlah APD terbaik jika risiko bahaya tidak dieliminasi dengan alat lain
8. Pastikan penggunaan APD melalui petunjuk yang lengkap, penyesuaian dan latihan
9. Yakinkan bahwa penggunaan APD sangat diperlukan
10. Yakinkan bahwa penggunaan APD dapat diterima oleh pekerja
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 25/28
11. Sediakan layanan untuk pembersihan dan perbaikan APD secara teratur
12. Sediakan tempat penyimpanan APD yang memadai
13. Pantau tanggung jawab atas kebersihan dan pengelolaan ruang kerja
E. Penanganan dan Penyimpanan Bahan
1. Tandai dan perjelas rute transport barang
2. Pintu dan Gang harus cukup lebar untu arus dua arah
3. Permukaan jalan rata, tidak licin dan tanpa rintangan
4. Kemiringan tanjakan 5-8%, anak tangga yang rapat
5. Gunakan kereta beroda untuk pindahkan barang
6. Gunakan rak penyimpanan yang dapat bergerak atau mobil
7. Gunakan rak bertingkat di dekat tempat kerja
8. Gunakan alat pengangkat
9. Gunakan konveyor, kerek dll
Prioritas terpenting bagi perusahaan yang berhubungan dengan kesehatan karyawan adalah
jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga kontraktor.
Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman bagi karyawan dan kontraktor merupakan
salah satu isu paling penting bagi industri semen, kita menyadari bahwa perhatian harus
diberikan lebih banyak di area ini di keseluruhan industri dan adanya komitmen untuk
memainkan peranan utama dalam proses.
Desain bangunan dan peralatan operasional yang aman, memiliki peranan yang penting
untuk mengurangi cidera dan insiden dan perusahaan pemasok peralatan industri secara pasti
juga meningkatkan dan memperbaiki produk mereka hingga peralatan tersebut memenuhi
standar keselamatan yang tinggi. Namun pada kenyataannya, pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja yang efektif dan rutin serta budaya selamat merupakan alat yang paling
efektif guna mengurangi cidera dan tingkat kesakitan akibat kerja.
F. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran
Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan bahaya kebakaran adalah karena :
adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat, kebakaran merupakan peristiwa
berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan demikianusaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap indivisu dan unit kerja agar jumlah peristiwa
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 26/28
kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaann dapat dikurangi sekecil mungkin
melalui perencanaan yang baik. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mampu :
mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan tempat kerjanya dan melakukan
upaya pemadaman kebakaran dini.
Sebab-sebab kebakaran:
1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan
penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat
menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari,
letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana
bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari
keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis
pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan pemadam
kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di tempat yang
bersangkutan.
a. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
1) Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side effect),sehingga
air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan
cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau
slang/pipa karet/plastik.
2) Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga
api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan sekopatau ember.
3) Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup
kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya minimal 2 kali
luas potensi api.
4) Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu penyelamatan dan
pemadaman kebakaran.
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 27/28
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api
pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan
konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry
chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari
oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabungkarena dorongan gas bertekanan.
G. Antisipasi Dan Tindakan Pemadaman Kebakaran
1. Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah dijangkau dan
mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb. Beri tanda
segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.
2. Siagakan APAR selalu siap pakai.
3. Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang, identifikasi bahanterbakar dan tentukan APAR yang dipakai.
4. Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang lain untuk
pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam kebakaran.
5. Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan tenang
H. Bahaya Radiasi
Dua tipe energi radiasi menyebabkan masalah kesehatan yang harus diselesaikan oleh
teknisi keselamatan. Pertama energi radiasi panas dari proses seperti pengolahan baja,dan kedua adalah radiasi alpa, beta, gamma yang meningkatkan emisi partikel radio aktif.
Kenaikan suhu panas menimbulkan kekejangan, iritasi kulit, dan penyakit psikologi bagi
pekerja. Sumber panas biasanya dapat terlindungi atau didaur ulang untuk mengurangi
jumlah energi yang dilepaskan. Pendingin udaradan sistem ventilasi mungkin mengurangi
masalah sumber panas, dan melindungi peralatan dan pakaian.
Sinar gamma memiliki energi yang sangat besar dan dapat menyebabkan masalah bahan
radio aktif untuk melindungi terhadap radiasi sinar gamma, perlu membangun sarana
konstruksi gedung yang tebal beberapa kaki, sebaiknya sinar alpa dan beta kurang berenergi,
dapat dilindungi terhadap lapisan plastik tebal.
Bagian yang tak terlindungi radiasi energi secara langsung berkaitan dengan waktu. Itu
sebabnya mengapa penting untuk mengukur intensitas sumber panas, dan panjang bagian
yang terlindungi pada periode intensitas yang telah diketahui. Perlindungan juga dapat
berisikan penggunaan kantang atau pengendali jarak jauh yang tak terlindungi mengurangi
proporsi jarak setiap persegi.
Salah satu masalah besar ialah adanya bahaya penyebaran bahan radiasi yang mencemari.
Beberapa substansi memilki umur paruh yang singkat (kekuatan radio aktifnya setengah dari
interrval, yang singkat) dan sedikit susah. Yang lainnya memiliki umur paruh yang panjang,mungkin terdiri dari radioaktif yang berbahaya selama 1000 tahun. Untuk mencegah
7/27/2019 Keselamatan Dan Keamanan Kerjaa
http://slidepdf.com/reader/full/keselamatan-dan-keamanan-kerjaa 28/28
penyebaran bahan berbahaya ini, orang-orang yang bekerja didaerah radioaktif
menggunakan sepatu pelindung dan memakai pakaian yang tak dapat dipindahkan dari batas
ruangan pakaian. Untuk mencegah bahan radioaktif yang tersembunyi, digunakan alat-alat
untuk mengukur rata-ratanya. Ketika radiasi pada tempat yang tersembunyi terjadi, secara
individu dapat dicegah dari kembalinya potensi area yang berbahaya hingga dapatdilakukan dengan aman.