22
Title KESEHATAN LINGKUNGAN Lithosphere Hydrosphere Biosphere L I N G K U N G A N TL Unlam-Riza MK

KESEHATAN LINGKUNGAN litosfir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesling tekling

Citation preview

  • Title

    KESEHATAN

    LINGKUNGAN

    Lithosphere

    HydrosphereBiosphere

    L

    I

    N

    G

    K

    U

    N

    G

    A

    N

    TL Unlam-Riza MK

  • Litosfer

  • Bumi tersusun dari tiga lapisan, yaitu kulitbumi, mantel bumi, dan inti bumi. Manusia

    hidup di permukaan bumi menempati

    lapisan terluar (kulit bumi) yang sering

    juga disebut kerak bumi atau litosfer.

  • .Pengertian Litosfer

    Istilah litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitulithos yang artinya batuan dan sphera yang artinyalapisan. Jadi litosfer adalah lapisan bumi paling luar dan terdiri atas batuan. Dalam pengertianlebih luas, litosfer dapat berarti seluruh lapisanbumi dari lapisan kerak bumi (crust) sampai kebagian inti bumi yang cair (molten core), tetapitidak termasuk hidrosfer dan atmosfer.

    Yang dimaksud batuan bukan hanya benda yang keras yang berupa batu dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abugunung api, pasir, dan kerikil.

  • Rumah Sehat

    Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat denganpenyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin

    meningkat akhir-akhir ini Dari sisi epidemiologis, telah terjadi pula transisi

    yang cukup cepat terhadap beberapa penyakit menular, seperti penyakit

    SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), Flu Burung, Leptospirosis.

    Demikian pula dengan penyakit demam berdarah, keracunan makanan dan

    diare yang mulai mewabah kembali di beberapa daerah di Tanah Air dan

    bahkan sampai menyebabkan kematian.

  • Rumah Sehat

  • Pengertian rumah sehat

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992, rumahadalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan

    sarana pembinaan keluarga. Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat

    menurut World Health Organization (WHO) Sehat adalah suatu keadaanyang sempurna baik fisik, mental, maupun Sosial Budaya, bukan hanya

    keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan).

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa RumahSehat sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk

    beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik,

    rohani maupun sosial budaya.

  • Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

    (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)

    1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,komunikasi yangsehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,adanya ruangan khusus untuk

    istirahat (ruang tidur), bagi masing-masing penghuni;

    2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumahdengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas

    vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar

    matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

    pencahayaan dan penghawaan yang cukup;

    3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbulkarena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan

    jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam

    rumah;

    4. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruanggerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;

  • indikator rumah sehat

    Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilaiadalah komponen rumah yang terdiri dari : langit-langit,

    di nding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang

    keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan

    pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku

    penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur,

    pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah

    dan halaman.

  • Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut

    Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :

    1. Lokasi

    Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gel tsunami, daerah gempa, dll

    Tidak terletak pada daerah bekas TPA sampah atau bekas tambang

    Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaranseperti jalur pendaratan penerbangan

  • 2. Kualitas udara

    Gas H2S dan NH3 secara biologis tidakterdeteksi

    Debu dengan diameter kurang dari 10 ugmaks 150 ug/m3

    Debu mak 350 mm3/m2 perhari

    Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut Kepmenkes

    No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :

  • 3. Kebisingan dan Getaran

    Kebisingan dianjurkan 45 dB A, mak 55 dB. A

    Tingkat getaran mak 10 mm/ detik

    Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut Kepmenkes

    No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :

  • Prasarana dan Sarana Lingkungan Pemukiman:

    Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan

    Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit

    Memiliki sarana jln lingk dengan ketentuan konstruksi jln tidak menganggu kes, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyadang cacat, jembatan

    harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata

    Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhipersyaratan kesehatan

    Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan

    Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat kesehatan

    Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja, t4 hiburan, t4 pendidikan, kesenian, dll

    Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

    Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yg dapat menimbulkan keracunan

    Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut Kepmenkes

    No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :

  • Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:

    a. Bahan bahan bangunan

    Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan

    kesehatan, antara lain:

    Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi;

    Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam;

    Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;

    Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnyamikroorganisme patogen

  • Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:

    b. Komponen dan penataan ruangan

    Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

    Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cucikedap air dan mudah dibersihkan;

    Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

    Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;

    Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

    Dapur harus memiliki sarana pembuangan

  • Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut

    c. PencahayaanPencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung

    dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal

    60 lux dan tidak menyilaukan mata.

  • d. Kualitas udara

    Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC;

    Kelembaban udara, antara 40 70 %;

    Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;

    Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;

    Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;

    Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut

  • e. Ventilasi

    Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

    f. Vektor penyakit

    Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut

  • g. Penyediaan air

    Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitasminimal 60 liter per orang setiap hari;

    Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416

    tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut

  • h. Pembuangan Limbah

    Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemarisumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak

    mencemari permukaan tanah;

    Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidakmenimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah

    dan air tanah.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut

  • i. Kepadatan hunian

    Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi,

    dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2

    orang tidur.

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

    Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut

  • Komponen yang harus dimiliki rumah sehat adalah:

    Pondasi yang kuat guna meneruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberikestabilan bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung antara bagunan

    dengan tanah;

    Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat terbuat dari

    papan atau anyaman bambu;

    Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinarmatahari dengan luas minimum 10% luas lantai;

    Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta

    menjaga kerahasiaan (privacy) penghuninya;

    Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum;

    Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungimasuknya debu, angin dan air hujan.

    Menurut Ditjen Cipta Karya, 1997