62
FISIOLOGI Kesan Penglihatan DEPARTEMEN FISIOLOGI FK UNIMAL 2010

Kesan Penglihatan

  • Upload
    reavond

  • View
    91

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesan penglihatan

Citation preview

Page 1: Kesan Penglihatan

FISIOLOGI Kesan Penglihatan

DEPARTEMEN FISIOLOGIFK UNIMAL

2010

Page 2: Kesan Penglihatan

Mata

Ibarat kamera fotografis Mempunyai suatu sistem lensa, suatu

sistem tingkap (lubang lensa) yang berubah- ubah, dan suatu retina yang dapat disamakan dengan film

Page 3: Kesan Penglihatan

MATA

Struktur Mata:1. Internal2. Eksternal

Page 4: Kesan Penglihatan

STRUKTUR INTERNAL Diameter bola

mata : kurang lebih 2,5 cm.

Terletak pada bagian anterior orbit.

Terdiri dari :

1. Lapisan Luar.

2. Lapisan Tengah.

3. Lapisan Dalam.

Page 5: Kesan Penglihatan

A. Lapisan Luar Merupakan

lapisan fibrous yang menyangga mata, terdiri dari : Sklera dan Kornea.

Page 6: Kesan Penglihatan

B. Lapisan Tengah

Uvea, lapisan kedua dari bola mata, merupakan lapisan bervaskuler dan berpigmen.

Lapisan ini berisi : Koroid, Badan siliar dan Iris.

Page 7: Kesan Penglihatan

KOROID Membran coklat tua, terletak antara sklera dan

retina. Bagian terbesar dari lapisan tengah, dilapisi oleh

sebagian besar sklera. Berisi banyak pembuluh darah yang menyuplai

nutrien ke retina dan badan vitreus. Mencegah refleksi internal cahaya.

Page 8: Kesan Penglihatan

BADAN (KORPUS) SILIARE Menghubungkan koroid

dengan iris. Pada permukaan dalam

korpus siliare terdapat prosesus siliaris yang menghasilkan akueos humor melalui proses dialisis dan sekresi.

Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf.

Page 9: Kesan Penglihatan

IRIS Perpanjangan korpus siliare ke

anterior dan merupakan bagian mata yang berwarna serta menampakkan karakteristik biru, hijau, hazel, abu-abu atau cokelat.

Page 10: Kesan Penglihatan

Pupil→Terletak didepan lensa, di belakang kornea, dan membentuk lingkaran terbuka

Saat individu terjaga, ukuran pupil bervariasi sesuai jumlah cahaya yang masuk.

Page 11: Kesan Penglihatan

Iris membagi secara parsial ruang yang berisi akueous humor antara kornea dan lensa menjadi 2 bagian yaitu: Kamera Anterior dan Kamera Posterior.

Bagian akar iris melekat pada permukaan badan silier.

Pada titik perlekatan ini iris relatif tipis sehingga dapat robek karena trauma pada mata.

Fungsi iris: mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.

Page 12: Kesan Penglihatan

C. Lapisan Dalam RETINA Struktur tipis, halus dan

bening tempat serat-serat saraf optik didistribusikan.

Melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.

Secara eksternal dibatasi oleh koroid dan sklera.

Page 13: Kesan Penglihatan

Retina Berisi pembuluh darah

yang menyuplai nutrisi ke jaringan retina dan dua kelas fotoreseptor yang disebut rhod (batang) dan cones (kerucut).

Page 14: Kesan Penglihatan

RHOD :

1. Merupakan reseptor untuk penglihatan malam / ditempat gelap

2. Digunakan apabila intensitas cahaya rendah dan memberikan gambaran abu-abu.

3. Sangat banyak di bagian depan retina.

Page 15: Kesan Penglihatan

4. Mengubah rangsang cahaya menjadi impuls listrik yang berjalan sepanjang serabut saraf sensoris menuju daerah penglihatan di otak.

Untuk fungsi ini diperlukan Untuk fungsi ini diperlukan rodopsinrodopsin (suatu (suatu senyawa yang tersusun atas protein dan senyawa yang tersusun atas protein dan pigmen karotena).pigmen karotena).

Bila terpapar cahaya, senyawa ini akan Bila terpapar cahaya, senyawa ini akan pecah dan pigmen diubah menjadi vitamin A.pecah dan pigmen diubah menjadi vitamin A.

Page 16: Kesan Penglihatan

Pada Pada keadaan gelapkeadaan gelap,, rodopsinrodopsin diresintesis diresintesis dari vitamin A dan protein, menyebabkan dari vitamin A dan protein, menyebabkan kepekaan kepekaan rhodrhod meningkat dan disertai adanya meningkat dan disertai adanya pelebaran pupil (memungkinkan lebih banyak pelebaran pupil (memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata) cahaya yang masuk ke dalam mata) menyebabkan seseorang dapat beradaptasi menyebabkan seseorang dapat beradaptasi pada keadaan gelap.pada keadaan gelap.

Page 17: Kesan Penglihatan

Adaptasi terhadap Adaptasi terhadap cahaya terang cahaya terang disebabkan disebabkan oleh oleh pemecahan rodopsin pemecahan rodopsin yang menyebabkan yang menyebabkan pengurangan kepekaan pengurangan kepekaan rhodrhod disertai dengan disertai dengan pengecilan pupil yang pengecilan pupil yang membatasi banyaknya membatasi banyaknya cahaya yang memasuki mata.cahaya yang memasuki mata.

Page 18: Kesan Penglihatan

CONE : Merupakan reseptor untuk penglihatan

pada cahaya terang dan penglihatan warna

Pada sel kerucut juga ditemukan zat fotokimia lain yang hampir sama seperti rodopsin

Terdapat kurang lebih 110 – 125 juta Terdapat kurang lebih 110 – 125 juta rhod dan kurang lebih 6,5 juta cone rhod dan kurang lebih 6,5 juta cone pada satu retina.pada satu retina.

Page 19: Kesan Penglihatan

FUNDUS OPTIK Terletak pada bagian

posterior mata. Didalamnya terdapat diskus

optikus yang merupakan daerah berwarna putih merah muda-krem pada retina.

Page 20: Kesan Penglihatan

Diskus optik kadang-kadang disebut sebagai titik buta (blind spot) karena hanya mengandung serabut saraf tanpa sel-sel fotoreseptor dan tidak sensitif terhadap sinar.

Page 21: Kesan Penglihatan

Pada bagian lateral dan temporal diskus optik terdapat area kecil, oval, merah muda kekuningan yang disebut makula lutea (bintik kuning) berdiameter 1 mm, merupakan daerah yang paling jelas untuk melihat.

Page 22: Kesan Penglihatan

Bagian sentral makula yang agak ke dalam disebut fovea sentralis tempat terjadi pandangan akut terbesar. Jika bagian ini rusak, tajam penglihatan (acuity) berkurang dan dapat terjadi kebutaan sentral.

Page 23: Kesan Penglihatan

MEDIA REFRAKTIF Jalannya gelombang cahaya ke retina akan melalui

struktur dengan kepadatan yang bervariasi, meliputi: Kornea, Akueos humor, Lensa, dan Vitreus Humour.

Setiap struktur menyebabkan gelombang cahaya membias atau refraksi sampai beberapa derajat. Struktur ini disebut media refraktif mamedia refraktif mata.

Page 24: Kesan Penglihatan

KORNEA Lapisan padat dan transparan, bersambung dengan

sklera, menempati 1/6 bagian anterior mata.

Page 25: Kesan Penglihatan

AKUEOS HUMOR Cairan jernih yang mengisi ruang anterior

dan posterior mata.

Page 26: Kesan Penglihatan

LENSA Struktur sirkuler, lunak dan

bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir transparan sempurna.

Tebalnya sekitar 4 mm dan diameter 9 mm, terletak di belakang iris, di depan badan vitreus.

Page 27: Kesan Penglihatan

Lensa terdiri dari 3 lapisan :1. Kapsul pada bagian luar, berfungsi

mengubah bentuk lensa dan melindungi substansi lensa dari badan vitreus dan akueos humor.

2. Korteks.3. Nukleus pada bagian dalam.

Page 28: Kesan Penglihatan

Lensa membiaskan sinar yang masuk melalui pupil agar dapat difokuskan atau jatuh ke retina.

Kurvatura permukaan lensa bervariasi yang memungkinkan individu berfokus pada objek dekat atau jauh.

Proses perubahan kecembungan lensa untuk mengubah jarak fokus ini disebut “akomodasi”.

Page 29: Kesan Penglihatan

Akomodasi dimungkinkan karena adanya zonula atau ligamen suspensorium yang mengelilingi lensa yang dikendalikan oleh muskulus siliaris.

Bila muskulus siliaris berkontraksi, ligamen suspensorium mengalami relaksasi dan menambah kelengkungan lensa.

Page 30: Kesan Penglihatan

Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf di lensa.

Sifat fisik lensa bervariasi, bergantung pada umur: 1. Pada fetus, lensa hampir sferis dan agak lunak.2. Pada dewasa permukaan anterior kurang cembung

dibanding posterior dan substansi lensa menjadi lebih keras.

3. Pada umur 40-an lensa bertambah besar dan lebih pipih, berwarna kekuningan dan menjadi lebih keras. Perubahan ini bertanggung jawab pada terjadinya presbiopia.

Page 31: Kesan Penglihatan

BADAN VITREUS Berisi zat gelatinosa yang memenuhi ruang vitreus,

ruang antara lensa dan retina. Bagian depannya berbentuk corong untuk ditempati

oleh lensa dan dikelilingi oleh membran hialoidea.

Page 32: Kesan Penglihatan

Apabila membran hialoidea pecah karena trauma atau operasi maka badan vitreus akan keluar. Bila badan vitreus keluar, maka bola mata akan mengerut.

Badan gelatinosa mengisi 4/5 bagian dari volume bola mata dan menjalarkan sinar serta memberikan bentuk pada mata posterior.

Page 33: Kesan Penglihatan

Berisi 99% air dan 1% komponen kolagen dan asam hialuronat yang memberikan bentuk dan konsistensi mirip jel pada vitreus karena kemampuannya mengikat banyak air.

Tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mendapatkan nutrisi dari jaringan di sekitarnya.

Page 34: Kesan Penglihatan

Struktur eksternal

Os Orbita Otot mata Kelopak mata Bulu mata Alis mata

Page 35: Kesan Penglihatan

Mekanisme penglihatan

Page 36: Kesan Penglihatan

LINTASAN VISUAL

Adalah: Lintasan yang dilalui impuls

sejak terbentuknya bayangan di

retina hingga kesadaran mengenal

objek yang dilihat.

Retina N II chiasma opticum tractus opticum corpus geniculatum

lat. radiasio opt. cortex visual (area

17) kesadaran melihat.

Page 37: Kesan Penglihatan

Organisasi Neural Retina

A. Sel- sel Bipolar Terletak pada daerah perifer retina Berfungsi sebagai penghantar utama

isyarat penglihatan dari sel batang dan kerucut ke sel ganglion. (merupakan sel perangsang merangsang ganglion)

B. Sel- sel Horizontal Terletak pada lapisan nuklear pada retina

Page 38: Kesan Penglihatan

Lanjutan Sel- sel Horozontal…

Berfungsi dalam meningkatkan kontras pada lapangan pandang

Berperan penting dalam membantu membedakan warna

C. Sel- sel Amakrin Terletak pada lapisan nuklear dalam Berfungsi dalam mendeteksi perubahan yang

seketika di dalam kesan visual.

Page 39: Kesan Penglihatan

Fungsi korteks penglihatan primer Kemampuan sistem penglihatan untuk

mengetahui susunan ruang pandangan penglihatan – yaitu , untuk mendeteksi bentuk objek, kecemerlangan masing- masing bagian objek, pembuatan bayangan, dan sebagainya – tergantung pada fungsi korteks penglihatan primer.

Page 40: Kesan Penglihatan

Penghantaran informasi penglihatan ke daerah korteks cerebri lain Isyarat dari korteks penglihatan primer,

diproyeksi ke lateral pada korteks occipitalis ke area asosiasi penglihatan ( juga dinamai area penglihatan sekunder) yang merupakan tempat untuk pengolahan tambahan bagi informasi penglihatan.

Manusia yg menderita lesi destruksi pada daerah asosiasi penglihatan, mengalami kesukaran dalam jenis persepsi penglihatan tertentu dan mempelajari penglihatan.

Page 41: Kesan Penglihatan

Fusi bayangan penglihatan Untuk membuat persepsi penglihatan lebih

berarti dan untuk membantu persepsi, bayangan penglihatan pada kedua mata dalam keadaan normal mengadakan fusi satu sama lain pada titik- titik yang sesuai dari kedua retina.

Dibutuhkan 3 jenis fusi: Fusi lateral, fusi vertikal, dan fusi torsional ( rotasi yang sama pada kedua mata sekitar aksis optiknya).

Page 42: Kesan Penglihatan

Pengaturan Apertura pupil Perangsangan saraf parasimpatis

merangsang sfingter pupil, karena itu mengurangi apertura pupil, hal ini dinamakan miosis.

Sebaliknya, perangsangan saraf simpatis merangsang serabut- serabut radial iris dan menyebabkan dilatasi pupil, yang dinamakan midriasis.

Page 43: Kesan Penglihatan

Lanjutan….

Bila cahaya disinarkan pupil mengecil Refleks Pupil. Fungsi untuk membantu mata mengadakan adaptasi secara cepat terhadap perubahan keadaan cahaya.

Adanya peran nukleus Edinger Wesphal

Perangsangan nukleus Edinger Wesphal (keadaan terang) sfingter pupil miosis

Penghambatan nukleus Edinger Wesphal (keadaan gelap)sfingter pupil midriasis

Page 44: Kesan Penglihatan
Page 45: Kesan Penglihatan

Emetropia

Pada mata normal Bila Muskulus siliaris sama sekali

berelaksasi, berkas cahaya sejajar dari benda jauh berada dalam fokus tajam pada retina

Page 46: Kesan Penglihatan

Beberapa penyakit akibat gangguan fisiologis pada mata

A. Presbiopia Pada orang tua, >50 tahun Lensa kehilangan sifat elastisnya dan

menjadi keras Daya akomodasi menurun Mata tetap terfokus secara permanen

pada suatu jarak yg konstan

Page 47: Kesan Penglihatan

B. Hipermetropia Disebabkan terlalu pendeknya bola mata. Bayangan terbentuk di belakang retina Lihat dekat kabur, lihat jauh terang Koreksi dengan

lensa (+)/

cembung

Page 48: Kesan Penglihatan
Page 49: Kesan Penglihatan

C. Miopia

Disebabkan terlalu panjangnya bola mata Terlalu besarnya kekuatan sistem lensa mata Bayangan terbentuk di depan retina Lihat jauh kabur, lihat dekat terang Koreksi dengan lensa (-)/ cekung

Page 50: Kesan Penglihatan

Miopia

Page 51: Kesan Penglihatan

Miopia

Page 52: Kesan Penglihatan

D. ASTIGMATISMA :

Mata menghasilkan suatu bayangan

dengan titik atau garis fokus

multipel (banyak).

Page 53: Kesan Penglihatan

Penyebab:

- Bentuk yang irreguler pada kornea

- Tidak ratany permukaan lensa

o Koreksi : Dengan lensa silindris

Page 54: Kesan Penglihatan
Page 55: Kesan Penglihatan

E. Katarak

Terutama timbul pada orang tua Lensa keruh hantaran cahaya

menjadi kabur penglihatan kabur Terapi: pembedahan

Page 56: Kesan Penglihatan

Mata normal

Page 57: Kesan Penglihatan

Katarak

Page 58: Kesan Penglihatan

Katarak

Page 59: Kesan Penglihatan

F. Rabun Senja / Niktalopia Terjadi pada keadaan defisiensi vitamin A yang

berat. Penurunan kepekaan sel batang dan sel kerucut Terjadi gangguan pembentukan rodopsin Disebut buta senja karena pada waktu malam

jumlah cahaya yang resesia terlalu sedikit untuk memungkinkan penglihatan yang memadai, meskipun disiang hari tersedia cukup cahaya untuk merangsang sel batang dan kerucut, meskipun zat fotokimia ini berkurang.

Page 60: Kesan Penglihatan

G. Buta warna

Disebabkan tidak adanya sekelompok sel kerucut (cone) yang berfungsi untuk menerima warna tertentu.

Misal: Buta warna merah- hijau, buta warna biru.

Pemeriksaan dengan kartu Tes Stilling dan Ishihara

Page 61: Kesan Penglihatan

Coba test….., angka berapakah ini?

Page 62: Kesan Penglihatan

TERIMA KASIHTERIMA KASIH