45
KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL Oleh DIREKTUR JENDERAL PENATAAN RUANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Diskusi Geo-Ekonomi Strategis Global Bappenas, Jakarta 26 Mei 2005

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL. Oleh DIREKTUR JENDERAL PENATAAN RUANG. Disampaikan dalam rangka Diskusi Geo-Ekonomi Strategis Global Bappenas, Jakarta 26 Mei 2005. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. SISTEM PERENCANAAN TATA RUANG. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAHBERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH

NASIONAL

OlehDIREKTUR JENDERAL PENATAAN RUANG

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Disampaikan dalam rangkaDiskusi Geo-Ekonomi Strategis Global

Bappenas, Jakarta 26 Mei 2005

Page 2: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

SISTEM PERENCANAAN TATA SISTEM PERENCANAAN TATA RUANGRUANG

Kerangka Pengembangan Kerangka Pengembangan StrategisStrategis

RTRWN RTRWP RTRWK

Sistem Perencanaan Tata

Ruang Nasional

Sistem Perencanaan Tata

Ruang Provinsi

Sistem Perencanaan Tata Ruang Kab/Kota

RTR Pulau, Kawasan Tertentu, Kawasan

Perbatasan, Kawasan Terpencil

Renc. Bagian Wil Prov RDTR Kab/Kota

RTR Kawasan (Nasional)

RTR Kawasan

(skala Provinsi)

RTR

Hirarki

Rencana Umum TR

Rencana Operasion

al

Rencana OperasionalTeknis

Op

era

sio

nal isasi /

tin

gkat

ked

ala

man

Page 3: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

1. Memiliki 5 Pulau Besar, Gugus Pulau Samodra, Gugus Pulau Pantai yang keseluruhannya berjumlah lebih dari 17000, dan adanya pegunungan tinggi serta dilalui jalur patahan dan sesar;

2. Tingginya jumlah penduduk miskin (lebih dari 48 juta jiwa atau lebih kurang 23% terutama di daerah tertinggal dan perkotaan);

3. Lebarnya kesenjangan tingkat pembangunan antar wilayah secara nasional (sudah berkembang: Sumatra, Jawa, Bali ; berkembang: Kalimantan, Sulawesi, NTB; perkembagan baru: Maluku, NTT, Papua);

4. Kesenjangan tingkat pembangunan antar bagian wilayah Pulau Besar dan antar kota dan desa;

5. Angkutan pelayaran internasional dominan oleh kapal asing (>96%);

TANTANGAN (1)

Page 4: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

6. Angkutan laut belum didukung oleh infrastruktur yang mantap (pelabuhan, galangan kapal dll);

7. Sistem perdagangan ekspor-impor melalui pelabuhan laut terjadi di wilayah Sudah Berkembang (Thn 2001, hampir 40% total volume atau US$ 42,5 billion atau 65,2% dilakukan dari Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Tanjung Emas);

8. Interaksi perdagangan dalam negeri melalui pelabuhan laut banyak terjadi di pelabuhan besar di wilayah Sudah Berkembang (>90%) menuju ke dan berasal dari Medan, Palembang, Jakarta, Cirebon, Surabaya, Makasar dan Semarang);

9. Belum dimanfaatkannya secara penuh peluang pasar Asia Pasifik (70% pasar dunia) dan pemanfaatan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI);

10. Memiliki Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Internasional (PKN) dan memiliki Infrastruktur lainnya meliputi jalan lintas, listrik (SUTET) yang dominan di koridor utara Jawa, koridor pantai timur Sumatra, pada wilayah-wilayah pulau yang mengubungkan antar PKN tersebut

TANTANGAN (2)

Page 5: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

MERUMUSKAN DAN MELAKSANAKAN

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS(STRATEGIC DEVELOPMENT FRAMEWORK)

upaya terpadu menghadapi tantangan

Page 6: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS

Bontang

Pulau Besar

Gugus Pulau Samudra

Gugus Pulau Pantai

Pegunungan Tinggi

Kawasan Andalan

Pola Sebaran Permukiman

Poros Pengembangan Startegis Global/Nasional

Poros Pengembangan Strategis Sub Regional

Poros Pengembangan Strategis Nasional

Batas Teritorial

Batas ZEE

Jalur Patahan dan Sesar Alur Pelayaran Internasional

Kota PKN

Samudera Hindia (Afrika, Australia)

Teluk Benggala, Mediteran, Samudera Hindia (Timur Tengah,

Eropa) Laut Cina Selatan (Hongkong, Cina, Taiwan)

Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)

Samudera Pasifik (Jepang, Korea, Amerika,

Kanada)

Samudera Pasifik (Amerika, Kanada,

Amerika Latin)

Samudera Hindia (Australia, Selandia Baru)

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke

Page 7: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

POKOK-POKOKKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS (1)

1. Menetapkan Poros Pengembangan Strategis Global/Nasional meliputi: Poros global pengembangan koridor timur Sumatra, koridor utara Jawa sampai ke NTT; poros koridor barat dan timur Kalimantan; poros koridor barat Sulawesi menerus ke Menado dan Jayapura – Merauke; Poros Nasional Padang-Pekanbaru, Bengkulu-Palembang; Batam-Pekanbaru, Pangkal Pinang-Palembang, Bandung Jakarta, Yogya Semarang, Malang Surabaya, Pangkalan Bun Palangkaraya Banjarmasin, Kendari Makasar dan Ambon Ternate.

2. Percepatan pengembangan kawasan andalan pada poros pengembangan, terutama pengembangan kawasan tertentu cepat tumbuh (Metropolitan Jabodetabek Punjur, Mebidang, Gerbang Kerta Susila, Maminasata, Bandung Raya)

3. Dukungan pembangunan kawasan perbatasan serta pulau kecil terluar

4. Mengembangkan keterkaitan sosial ekonomi antar daerah terutama pengembangan sistem jaringan transportasi nasional, termasuk jalanjalan, yang mempunyai akses yang tinggi ke pelabuhan di sepanjang poros pengembangan

5. Pengembangan infrastruktur Pelabuhan Laut dengan menetapkan pelabuhan internasional terutama penetapan hub internasional (antara lain Bojonegara, Bitung), penentuan rute pelayaran yang efektif dan kompatibel dengan alur pelayaran internasional, dan pengembangan galangan kapal

Page 8: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

POKOK-POKOK KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS (2)

6. Dukungan pembangunan infrastruktur lainnya dengan sasaran kewilayahan terutama di poros pengembangan:

Pemantapan dan pengembangan pelayanan sumber daya air pada kawasan potensial ekonomi, pulau-pulau kecil, kawasan perbatasan, konservasi & pengelolaan sungai dan danau (antara lain DAS Cilcis, Brantas, Jratunseluna, Membramo);

Pengembangan prasarana dan sarana permukiman di pusat-pusat permukiman pada poros pengembangan, dan kawasan perbatasan;

Pengembangan tenaga listrik dan sumberdaya energi lainnya untuk memacu tingkat daya saing koridor pengembangan.

Page 9: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
Page 10: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Pulau Besar

Gugus Pulau Samudra

Gugus Pulau Pantai

Pegunungan Tinggi Batas Teritorial

Batas ZEE

GUGUS PULAU SAMUDRA DAN PANTAIGUGUS PULAU SAMUDRA DAN PANTAI

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke

Page 11: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Jalur Patahan

Legenda :

Sesar

JALUR PATAHAN DAN SESARJALUR PATAHAN DAN SESAR

Page 12: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Sebaran Beberapa Kota PKN

Bontang

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Sebaran Kejadian Gempa Pada kedalaman 0-33 kmt

Sebaran Kejadian Gempa Pada kedalaman 33-70 kmt

SEBARAN KEJADIAN GEMPA 1990-2000SEBARAN KEJADIAN GEMPA 1990-2000

Legenda :

Jalur Patahan

Jalur Sesar

Page 13: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Sebaran Beberapa Kota PKN

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

SEBARAN KOTA PKNSEBARAN KOTA PKN

Page 14: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

ALKI

JALUR ALKIJALUR ALKI

Page 15: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Kawasan Andalan Darat

Kawasan Andalan Laut

KAWASAN ANDALANKAWASAN ANDALAN

Page 16: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Poros Pengembangan Perbatasan

KAWASAN PERBATASAN NEGARAKAWASAN PERBATASAN NEGARA1. Kalimantan (Kalimantan Barat & Kalimantan Timur) –

Sabah/Sarawak2. Nusa Tenggara Timur – Timor Leste3. Papua – Papua New Guinea4. Sangihe Talaud – Philipina

5. Maluku – Timor Leste6. Maluku Utara – Palau7. NTT (Kep. Alor) – Timor Leste/Australia8. Riau (Kep. Natuna) – Malaysia/Brunei/Vietnam/Singapura9. NAD – India/Thailand

Page 17: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Keterangan :

"8 Kota Orde I

Kota Orde II"8

Kota Orde III"8

Bantuan Teknis Penyusunan Konsep dan Strategi Pengembangan

Wilayah Pulau Madura

Gambar 2.3Kedudukan Kota Madura Dalam

Konstelasi Jawa Timur

Direktorat Penataan Ruang Wilayah TengahDepartemen Kimpraswil

Surabaya"8

"8Bangkalan

"8

"8"8

SampangPamekasan

SumenepTuban"8

"8

LamonganBojonegoro

"8"8

"8

"8

"8

"8

"8

Ngawi

Magetan

PonorogoTrenggalek

Jombang

Sidoarjo"8

"8

"8

"8

"8

Pasuruan

Malang

Mojokerto

Kediri

BlitarTulungagung

"8

Gresik"8

Nganjuk"8

Banyuwangi"8

Probolinggo"8

Lumajang"8

Jember"8

Situbondo"8

Bondowoso"8

Madiun"8

P.Bawean

"8"8Tambak P.Karamian

Kep.MasalembuKep.Kangean

P.Kangean

Arjasa

Sumurbungkar"8

P.Sapanjang

P.Genteng

P.PuteranP. Sapudi

P.Raja

P. Kambing

P. Raas

Nusabarung

Gayam"8

Tlango"8

JAWA TIMUR

LAUT JAWA

SELAT MADURA

SAMUDERA HINDIA

JAWA TENGAH Batas AdministrasiJalan PropinsiJalan Tol

N

Sumber : RTRW Propinsi Jat im, 1997/1998

Gambar Sistim Kota-Kota Jawa Timur

PENGEMBANGAN GKSPENGEMBANGAN GKSDraft Usulan

PKN

PKW

PKL

PKN

PKW

PKL

Orientasi pengembangan

PK

Page 18: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

NoNo..

ASPEKASPEK SUDAH BERKEMBANGSUDAH BERKEMBANG(SUMATRA,JAWA, BALI)(SUMATRA,JAWA, BALI)

SEDANG BERKEMBANG SEDANG BERKEMBANG DAN PERKEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN

BARUBARU

11 KependudukanKependudukan 80 % dari penduduk 80 % dari penduduk Indonesia (60 % di P. Indonesia (60 % di P. Jawa)Jawa)

Prosentase kota-desa Prosentase kota-desa hampir samahampir sama

20 % dari penduduk 20 % dari penduduk IndonesiaIndonesia

Dominasi perdesaanDominasi perdesaan

22 Kegiatan UsahaKegiatan Usaha 81 % dari PDRB Indonesia81 % dari PDRB Indonesia 78 % dari pertanian 78 % dari pertanian IndonesiaIndonesia

90 % dari industri 90 % dari industri Indonesia (75 % di Indonesia (75 % di Jabotabek)Jabotabek)

19 % dari PDRB 19 % dari PDRB IndonesiaIndonesia

22 % dari pertanian 22 % dari pertanian IndonesiaIndonesia

10 % dari industri 10 % dari industri IndonesiaIndonesia

33 Sumberdaya Sumberdaya AlamAlam

Lahan sudah dikelolaLahan sudah dikelola Lahan SuburLahan Subur Luas hutan relatif sempit Luas hutan relatif sempit dan terdesak oleh dan terdesak oleh pertanian dan pertanian dan permukimanpermukiman

Lahan masih belum Lahan masih belum dikeloladikelola

Lahan relatif kurang Lahan relatif kurang subursubur

Luas hutan masih luas, Luas hutan masih luas, namun sudah namun sudah dieksploitasidieksploitasi

44 Sumberdaya Sumberdaya BuatanBuatan

Transportasi Transportasi daratdarat

Transportasi Transportasi lautlaut

Transportasi Transportasi UdaraUdara

Listrik dan Listrik dan TelekomunikasiTelekomunikasi

Konsentrasi di Pantura Konsentrasi di Pantura Jawa, dan Timur Jawa, dan Timur SumateraSumatera

Melayani hampir seluruh Melayani hampir seluruh wilayahwilayah

Melayani hampir seluruh Melayani hampir seluruh wil.wil.

Cukup (terutama kota-Cukup (terutama kota-kota besar)kota besar)

Berupa jalan lintas Berupa jalan lintas belum sepenuhnya belum sepenuhnya menerusmenerus

Melayani daerah Melayani daerah tertentutertentu

Melayani daerah Melayani daerah tertentutertentu

Relatif kurang (Spot)Relatif kurang (Spot)

KESENJANGAN KAWASAN KESENJANGAN KAWASAN (1)(1)

Page 19: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

No.No. ASPEKASPEK SUDAH BERKEMBANGSUDAH BERKEMBANG(SUMATRA,JAWA, BALI)(SUMATRA,JAWA, BALI)

SEDANG SEDANG BERKEMBANG BERKEMBANG

DAN DAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

BARUBARU

55 Human Human Development Development IndexIndex

1996 : 69,41996 : 69,4 1999 : 65,71999 : 65,7

1996 : 65,71996 : 65,7 1999 : 62,91999 : 62,9

66 Human Human Poverty IndexPoverty Index

1995 : 24,31995 : 24,3 1998 : 24,81998 : 24,8

1995 : 28,51995 : 28,5 1999 : 27,71999 : 27,7

77 Penanaman Penanaman ModalModal

Dalam negeri 80,5%Dalam negeri 80,5% Luar Negeri 86,5%Luar Negeri 86,5%

Dalam negeri Dalam negeri 19,5%19,5%

Luar Negeri Luar Negeri 13,5%13,5%

88 Ekspor-ImporEkspor-Impor Ekspor: 79,8%Ekspor: 79,8% Impor: 92,1%Impor: 92,1%

Ekspor: 20,2%Ekspor: 20,2% Impor: 7,9%Impor: 7,9%

KESENJANGAN KESENJANGAN KAWASANKAWASAN (2)(2)

Page 20: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Pantai Utara dengan Pantai Selatan Pulau Jawa dan Pulau Bali (yaitu 89% berbanding 11% terhadap total PDRB Propinsi)

Pantai Timur dengan pantai Barat Pulau Sumatera (80% berbanding 20% terhadap total PDRB Propinsi)

Bagian Utara dan Selatan dengan Bagian Tengah dan Tenggara Pulau Sulawesi (78% berbanding 22% terhadap total PDRB Propinsi)

Bagian pesisir dengan bagian pedalaman Pulau Kalimantan (90% berbanding 10% terhadap total PDRB Propinsi)

Fakta-fakta Kesenjangan Antar Bagian Wilayah Pulau

Page 21: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

REKAP KAWASAN ANDALANREKAP KAWASAN ANDALAN

PulauPulau KawasaKawasan n

AndalanAndalan

Kawasan Kawasan

Andalan Andalan LautLaut

SumateraSumatera

JawaJawa

Sudah BerkembangSudah Berkembang

KalimantanKalimantan

Nusa Tenggara – BaliNusa Tenggara – Bali

SulawesiSulawesi

Maluku PapuaMaluku Papua

Sedang Berkembang, Sedang Berkembang, Perkemb BaruPerkemb Baru

3131

2424

5555

1616

1010

1616

1515

5757

1010

44

1414

55

44

88

66

2323

TotalTotal 112112 3737

Page 22: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

TABEL SWS PRIORITAS

Pulau SWS DAS

Sumatera 19 27

Jawa-Bali 20 29

39 56

Kalimantan 2 4

Nusa Tenggara 5 5

Sulawesi 17 32

Maluku-Papua 5 ……

29 41

Page 23: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

SUDAH BERKEMBANG

PEMBAGIAN WILAYAH NASIONALPEMBAGIAN WILAYAH NASIONAL

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke

SEDANG BERKEMBANG PERKEMBANGAN BARU

Page 24: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
Page 25: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

KAWASAN PERBATASAN NEGARAKAWASAN PERBATASAN NEGARA

1. Kalimantan (Kalimantan Barat & Kalimantan Timur) – Sabah/Sarawak

2. Nusa Tenggara Timur – Timor Leste

3. Papua – Papua New Guinea

4. Sangihe Talaud – Philipina

5. Maluku – Timor Leste

6. Maluku Utara – Palau

7. NTT (Kep. Alor) – Timor Leste/Australia

8. Riau (Kep. Natuna) – Malaysia/Brunei/Vietnam/Singapura

9. NAD – India/Thailand

Page 26: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

PulauPulau KotaKota PelabuhanPelabuhan Bandar Udara Bandar Udara

PKNPKN PKWPKW PKLPKL IHPIHP IPIP NPNP PrimePrimerr

SekuSekundernder

TersiTersierer

SumateraSumatera 99 4747 130130 11 55 88 66 88 1616

JawaJawa 99 3333 106106 11 33 11 77 44 55Sudah Sudah BerkembangBerkembang

1818 8080 236236 22 88 99 1313 2121 2121

Bali- Nusa Bali- Nusa TenggaraTenggara

44 88 3636 -- 22 11 66 1212 1212

KalimantanKalimantan 1515 2525 8383 -- 22 88 33 22 88

SulawesiSulawesi 77 2020 6666 -- 11 55 44 44 88

Maluku-Maluku-PapuaPapua

99 2020 5353 -- 11 66 -- 1313 1010

Sedang Sedang Berkembang dan Berkembang dan Perkembangan Perkembangan BaruBaru

3535 7373 238238 -- 66 2020 1313 3131 3838

NASIONALNASIONAL 5353 153153 474474 22 1414 2929 2626 5151 5959

Struktur Pemanfaatan Ruang per Pulau

Page 27: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

KAWASAN ANDALAN : Kawasan yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah melalui pengembangan sektor-sektor atau sumber daya unggulan yang didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan aset manusia

KRITERIA PENETAPAN

1. Terdapat lebih dari 3 aglomerasi kota di dalamnya2. Memberikan kontribusi terhadap PDB > 0,25% 3. Persentasi penduduknya > 3% dari penduduk propinsi4. Memiliki prasarana dasar jaringan jalan, pelabuhan laut

dan/atau bandar udara, prasarana listrik, telekomunikasi, air, dan lain-lain

5. Memiliki sumberdaya alam dalam jumlah yang cukup besar6. Memiliki sektor unggulan nasional yang sudah berkembang

A. Kawasan Andalan Berkembang

Page 28: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

1. Terdapat 1 – 2 aglomerasi kota di dalamnya2. Memberikan kontribusi terhadap PDB >0,05% 3. Laju Pertumbuhan ≥ 4%4. Persentasi penduduknya > 0,5% - 2% dari penduduk propinsi5. Prasarana dasar jaringan jalan belum lengkap, kondisi

pelabuhan laut sedang atau kurang, dan prasarana lainnya belum cukup

6. Memiliki sumberdaya alam dalam jumlah yang cukup besar7. Memiliki kemungkinan mengembangkan sektor unggulan

B. Kawasan Andalan Prospektif Berkembang

1. Merupakan kawasan yang memiliki potensi sumber daya laut maupun kawasan yang sumberdaya lautnya yang sudah berkembang

2. Mempunyai pusat pengolahan hasil laut yang dapat dikembangkan

3. Mempunyai akses yang tinggi ke pasar (kota maupun outlet)4. Secara geografis berada di luar kawasan lindung laut

C. Kawasan Andalan Laut

Page 29: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Marine Natural Resources• Terdiri dari ± 18.110 pulau dengan garis pantai sepanjang 108.000 km.

• Wilayah kedaulatan perairan seluas 3,2 juta km2 (UNCLOS 1982):

• Perairan kepulauan seluas 2,9 juta km2

• Laut teritorial seluas 0,3 juta km2

• Hak eksklusif pada perairan ZEE seluas 2,7 km2

Land Natural Resources• Kawasan hutan 113 juta ha

• Lahan sawah produktif 9,9 juta ha

• Lahan perkebunan produktif 15,5 juta

• Prospektif sebagai sumber mineral dan migas pada 60 cekungan

Marine and Land Natural Resources

Page 30: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

· Secara sosial: minimal 140 juta jiwa atau 60% dari penduduk Indonesia tinggal dalam radius 50 km dari garis pantai (pada 42 Kota dan 181 Kabupaten)

· Secara ekonomi: kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional sebesar 24 % (tahun 1989); adanya future resources, yaitu perikanan (baru termanfaatkan 58,5% dari potensi lestari), investasi bidang kelautan (30 tahun mendatang tidak lebih dari 2% dari total investasi di Indonesia)

· Sumber daya non perikanan: (a) pertambangan dengan diketahuinya 60 cekungan minyak, (b) pariwisata bahari dunia (21 spot potensial), dan (c) keanekaragaman hayati (natural biodiversity) laut tropis dunia (30 % hutan bakau dan terumbu karang dunia),

· Secara politik dan hankam: merupakan kawasan perbatasan antar-negara maupun antar-daerah

Potensi Wilayah Pesisir & Pulau-pulau Kecil

Page 31: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

1. NKRI: • luas wilayah + 2 juta km2, • penduduk > 206 juta jiwa (th 2000), • potensi SDA (marine and land natural resources) sangat

besar.

Marine Natural Resources• Terdiri dari ± 18.110 pulau dengan garis pantai sepanjang 108.000

km.• Wilayah kedaulatan perairan seluas 3,2 juta km2 (UNCLOS 1982):

• Perairan kepulauan seluas 2,9 juta km2 • Laut teritorial seluas 0,3 juta km2 • Hak eksklusif pada perairan ZEE seluas 2,7 km2

Land Natural Resources• Kawasan hutan 113 juta ha• Lahan sawah produktif 9,9 juta ha• Lahan perkebunan produktif 15,5 juta• Prospektif sebagai sumber mineral dan migas pada 60 cekungan

• Sebaran potensi SDA dan SDM tidak merata perlu intervensi kebijakan & penanganan khusus (Pemerintah)

terutama untuk wilayah tertinggal mendorong pemulihan perekonomian nasional

Page 32: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Kinerja Makro EkonomiKinerja Makro EkonomiTujuan Ekspor dan Asal Impor Utama Komoditi Non Migas Tujuan Ekspor dan Asal Impor Utama Komoditi Non Migas

berdasarkan Nilai Th. 2001berdasarkan Nilai Th. 2001

EKSPOREKSPOR(juta US$)(juta US$)

IMPORIMPOR (juta US$)(juta US$)

1 Amerika Serikat 7.126 1 Jepang 3.622 2 Jepang 6.691 2 Amerika Serikat 2.684 3 Singapura 4.881 3 Singapura 1.650 4 Malaysia 1.646 4 Korea Selatan 1.548 5 Belanda 1.582 5 RRC 1.426 6 Korea Selatan 1.577 6 Jerman 1.124 7 Inggris 1.538 7 Taiwan 978 8 RRC 1.518 8 Thailand 860 9 Jerman 1.232 9 Malaysia 603 10 Taiwan 1.185 10 Inggris 518

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia, Edisi April 2002 Pasar Asia Pasifik

Page 33: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Matriks Komoditi Unggulan menurut Pasar UtamaMatriks Komoditi Unggulan menurut Pasar Utama

Sumber: BPS 1999

NONO KOMODITIKOMODITI PASARPASAR PANGSA PANGSA PASARPASAR

PESAING PESAING UTAMAUTAMA

PESAING PESAING POTENSIALPOTENSIAL

I PERKEBUNAN 1 2 3 4

Karet Sawit Kopi Kakao

Jepang, AS, EU EU, Jepang, AS EU. Jepang, AS AS, EU, Jepang

Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Thai, Mal Mal, Afrika, Brazil P.Gading, Ghana

Vietnam frika

Vietnam Nigeria, Kameron

II PERIKANAN 1 2 3 4 5 6

Udang Tuna/Cekalang Kepeting Kodok Rumput Laut Mutiara

AS, Asia, EU EU, Asia AS, Jepang EU, Jepang AS, Jepang Jepang

Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah

Thailand, China Thailand

Philipina

III TPH 1 2 3 4 5 6 7 8

Pisang Nenas Manggis Gaplek Jamur Kentang Kubis Jagung

AS, Jepang, EU, Kanada Jepang, AS Singapura Asia, EU, Timteng EU, Asia Asia Singapura Malaysia, Singapura, Asia, Lokal

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Kecil

Costa Rica, Philipina Costa Rica, Philipina Thailand, Srilangka Thailand China Thailand, China China Thailand, AS

Malaysia

Thailand

Vietnam

IV PETERNAKAN 1 2 3

Babi Unggas Domba

Singapura Hongkong Hongkong, Jepang, Rusia, Malaysia, Timteng

Rendah Rendah Rendah

China

Page 34: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

PENGEMBANGAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DALAM MENDUKUNG POROS

PENGEMBANGAN

1. Pengembangan kawasan tertentu cepat tumbuh : Metropolitan Jabodetabek Punjur, Mebidang, GKS, Maminasata, Bandung Raya

2. Pengembangan kota PKN pada Poros Pengembangan Wilayah yang Strategis.

3. Pengembangan Kawasan Andalan (Kaw. Andal Laut dan KAPET) pada poros prioritas pengembangan dan dukungan pembangunan kawasan perbatasan serta pulau kecil terluar

4. Pengembangan infrastruktur Pelabuhan Laut dengan menetapkan pelabuhan internasional terutama penetapan hub internasional (Bojonegara, Bitung), penentuan rute pelayaran yang efektif, dan galangan kapal

5. Dukungan pembangunan infrastruktur lainnya dengan sasaran kewilayahan yang meliputi: • Pemantapan kehandalan prasarana jalan nasional/strategis pada

koridor ekonomi, dan pada pulau-pulau kecil, kawasan perbatasan • Pemantapan dan pengembangan pelayanan sumber daya air pada

kawasan potensial ekonomi, pulau-pulau kecil, kawasan perbatasan, konservasi & pengelolaan sungai dan danau (DAS Cilcis, Brantas, Jratunseluna, Membramo)

• Pengembangan prasarana dan sarana permukiman kawasan perbatasan, pulau-pulau kecil, penanganan pengungsi,

• Pemenuhan kebutuhan tenaga listrik dan sumberdaya energi lainnya

Page 35: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Kawasan Sudah BerkembangKawasan Sudah Berkembang Kawasan Sedang Berkembang dan Perkembangan Baru

1.1. MEDANMEDAN

2.2. PALEMBANGPALEMBANG

3.3. BANDAR LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

4.4. KAWASAN PERK. JAKARTAKAWASAN PERK. JAKARTA

5.5. BOJONEGARA-MERAK-CILEGONBOJONEGARA-MERAK-CILEGON

6.6. BOPUNJUR DSKBOPUNJUR DSK

7.7. PURWASUKA DSKPURWASUKA DSK

8.8. CEKUNGAN BANDUNGCEKUNGAN BANDUNG

9.9. PRIANGAN TIMURPRIANGAN TIMUR

10.10. SUBOSUKO-WONOSRANTENSUBOSUKO-WONOSRANTEN

11.11. BREGASBREGAS

12.12. WANARAKUTIWANARAKUTI

13.13. JAWA TENGAH SELATANJAWA TENGAH SELATAN

14.14. JOGJAKARTAJOGJAKARTA

15.15. GERBANGKERTOSUSILAGERBANGKERTOSUSILA

16.16. MALANG DSKMALANG DSK

17.17. P’LINGGO-PASURUAN-P’LINGGO-PASURUAN-LUMAJANGLUMAJANG

18.18. ST.BONDO-BONDOWOSO-ST.BONDO-BONDOWOSO-JEMBERJEMBER

19.19. MADIUN DSKMADIUN DSK

20.20. BANDA ACEHBANDA ACEH

21.21. LHOKSEUMAWELHOKSEUMAWE

22.22. PANTAI BARAT SELATANPANTAI BARAT SELATAN

23.23. PEMATANG SIANTARPEMATANG SIANTAR

24.24. R. PARAPAT-KISARANR. PARAPAT-KISARAN

25.25. TAPANULITAPANULI

26.26. PADANG PARIAMANPADANG PARIAMAN

27.27. AGAM BUKIT TINGGIAGAM BUKIT TINGGI

28.28. PEKANBARUPEKANBARU

29.29. BATAMBATAM

30.30. UJUNG BATU-BAGAN BT.UJUNG BATU-BAGAN BT.

31.31. MUARA BULIANMUARA BULIAN

32.32. MUARA ENIMMUARA ENIM

33.33. LUBUK LINGGAULUBUK LINGGAU

34.34. BENGKULUBENGKULU

35.35. BANGKABANGKA

36.36. SUKABUMI DSKSUKABUMI DSK

37.37. CIAYUMAJA KUNINGCIAYUMAJA KUNING

38.38. KEDUNG SEPURKEDUNG SEPUR

39.39. KEDIRI-TL. AGUNG-BLITARKEDIRI-TL. AGUNG-BLITAR

40.40. BANYUWANGI DSKBANYUWANGI DSK

41.41. MADURA & KEPMADURA & KEP

1.1. BULUKUMBA-WATAMPONEBULUKUMBA-WATAMPONE

2.2. DENPASAR-UBUD KINTAMANIDENPASAR-UBUD KINTAMANI

3.3. LOMBOK LOMBOK

4.4. PONTIANAK PONTIANAK

5.5. SANGGAUSANGGAU

6.6. BANJARMASIN BANJARMASIN

7.7. BATULICIN BATULICIN

8.8. TANREMAWA TANREMAWA

9.9. SASEMAWASASEMAWA

10.10. BOSATEMBAJAMBOSATEMBAJAM

11.11. MENADOMENADO

12.12. MAMINASATAMAMINASATA

13.13. SERAMSERAM

14.14. TIMIKA (TEMBAGAPURA)TIMIKA (TEMBAGAPURA)

15.15. FAKFAK (BOMBERAI)FAKFAK (BOMBERAI)

TABEL DAFTAR KAWASAN ANDALAN BERKEMBANG

Page 36: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Kawasan Sudah Kawasan Sudah BerkembangBerkembang

Kawasan Sedang Berkembang dan Perkembangan Kawasan Sedang Berkembang dan Perkembangan BaruBaru

1.1. NIASNIAS

2.2. MENTAWAIMENTAWAI

3.3. SOLOKSOLOK

4.4. DURI-DUMAIDURI-DUMAI

5.5. RENGAT-KUALA ENOKRENGAT-KUALA ENOK

6.6. MUARA BUNGOMUARA BUNGO

7.7. MANNAMANNA

8.8. BELITUNGBELITUNG

9.9. MESUJIMESUJI

10.10. KOTABUMIKOTABUMI

11.11. LIWA-KRUILIWA-KRUI

12.12. PANGANDARAN DSKPANGANDARAN DSK

13.13. BOROBUDURBOROBUDUR

14.14. TUBAN-BOJONEGORO DSKTUBAN-BOJONEGORO DSK

1.1. SINGARAJA SINGARAJA

2.2. BIMA BIMA

3.3. SUMBAWA SUMBAWA

4.4. KUPANG KUPANG

5.5. MAUMERE-ENDEMAUMERE-ENDE

6.6. KOMODO KOMODO

7.7. RUTENG-BAJAWA RUTENG-BAJAWA

8.8. SUMBASUMBA

9.9. SINGKAWANG SINGKAWANG

10.10. KETAPANG KETAPANG

11.11. KAPUAS HULU KAPUAS HULU

12.12. SAMPIT-PANGKALAN BUNSAMPIT-PANGKALAN BUN

13.13. BUNTOKBUNTOK

14.14. MUARATEWEHMUARATEWEH

15.15. KUALA KAPUAS KUALA KAPUAS

16.16. TATAPANBUMA TATAPANBUMA

17.17. TANAH GROGOT TANAH GROGOT

18.18. GORONTALOGORONTALO

19.19. MARISAMARISA

20.20. DUMOGA-KOTAMOBAGU DUMOGA-KOTAMOBAGU

21.21. POSOPOSO

22.22. TOLI-TOLITOLI-TOLI

23.23. KOLONEDALEKOLONEDALE

24.24. PALUPALU

25.25. PALOPOPALOPO

26.26. MAMUJUMAMUJU

27.27. PARE-PAREPARE-PARE

28.28. KENDARIKENDARI

29.29. MUNA-BUTONMUNA-BUTON

30.30. KOLAKAKOLAKA

31.31. KEI-ARU-P. WETAR-P.TANIMBARKEI-ARU-P. WETAR-P.TANIMBAR

32.32. BURUBURU

33.33. TERNATE-TIDORE-SIDANGOLI-SOFIFI-TERNATE-TIDORE-SIDANGOLI-SOFIFI-WEDA WEDA

34.34. BACAN-HALMAHERA SELATANBACAN-HALMAHERA SELATAN

35.35. KEP. SULAKEP. SULA

36.36. MERAUKEMERAUKE

37.37. SORONGSORONG

38.38. MEMBERAMO-LEREH(JAYAPURA)MEMBERAMO-LEREH(JAYAPURA)

39.39. NABIRE (ARAN MOSWAREN, LEGARE)NABIRE (ARAN MOSWAREN, LEGARE)

40.40. BINTUNI(MANOKWARI)BINTUNI(MANOKWARI)

41.41. WAMENAWAMENA

42.42. BIAKBIAK

TABEL DAFTAR KAWASAN ANDALAN PROSPEKTIF BERKEMBANG

Page 37: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Kaw. Andalan LautKaw. Andalan Laut Kota PantaiKota Pantai

Sabang, dskSabang, dsk SabangSabang

Nias, dskNias, dsk MeulabohMeulaboh

   SibolgaSibolga

Siberut, dskSiberut, dsk PariamanPariaman

Selat MalakaSelat Malaka Tanjung BalaiTanjung Balai

   Bagansiapi-apiBagansiapi-api

Lhokseumawe, dskLhokseumawe, dsk LhokseumaweLhokseumawe

   Medan/BelawanMedan/Belawan

Batam, dskBatam, dsk Tanjung Balai Tanjung Balai KarimunKarimun

   BatamBatam

   Kuala EnokKuala Enok

Kaw. Andalan LautKaw. Andalan Laut Kota PantaiKota Pantai

Bengkulu, dskBengkulu, dsk MannaManna

Krakatau, dskKrakatau, dsk KaliandaKalianda

Bangka Belitung, Bangka Belitung, dskdsk

Pangkal PinangPangkal Pinang

Kep. Seribu, dskKep. Seribu, dsk JakartaJakarta

   IndramayuIndramayu

Cilacap dsk *)Cilacap dsk *) CilacapCilacap

Karimun Jawa, dskKarimun Jawa, dsk SemarangSemarang

   TegalTegal

Madura, dskMadura, dsk SurabayaSurabaya

PasuruanPasuruan

SumenepSumenep

KAWASAN ANDALAN LAUT

TABEL KAWASAN ANDALAN LAUT Sudah Berkembang

Page 38: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Kaw. Andalan LautKaw. Andalan Laut Kota PantaiKota Pantai

Bali dskBali dsk DenpasarDenpasar

Sumba dskSumba dsk EndeEnde

Sawu, dskSawu, dsk KupangKupang

Flores, dsk *)Flores, dsk *) ManggaraiManggarai

Ketapang dskKetapang dsk KetapangKetapang

Kuala Pembuang Kuala Pembuang dskdsk

BanjarmasinBanjarmasin

Natuna, dskNatuna, dsk SingkawangSingkawang

Bontang, dsk *)Bontang, dsk *) SamarindaSamarinda

Tarakan, dsk *)Tarakan, dsk *) Tj. RedebTj. Redeb

Pulau Laut, dskPulau Laut, dsk SamarindaSamarinda

Bunaken dskBunaken dsk BitungBitung

Teluk Tomini, dskTeluk Tomini, dsk GorontaloGorontalo

Toli-toli dsk *)Toli-toli dsk *) Toli-toliToli-toli

Teluk Tolo, dskTeluk Tolo, dsk LuwukLuwuk

Kaw. Andalan LautKaw. Andalan Laut Kota PantaiKota Pantai

Kep Tukang Besi Kep Tukang Besi dskdsk

Bau-bauBau-bau

Teluk Bone, dskTeluk Bone, dsk SinjaiSinjai

Singkarang, dskSingkarang, dsk Pare-parePare-pare

   MakassarMakassar

Selat Makassar *)Selat Makassar *) MamujuMamuju

Batutoli dskBatutoli dsk TernateTernate

Banda, dskBanda, dsk AmbonAmbon

Arafura, dskArafura, dsk TualTual

Sorong, dsk *)Sorong, dsk *) SorongSorong

Cendrawasih, dskCendrawasih, dsk BiakBiak

Jayapura, dsk *)Jayapura, dsk *) JayapuraJayapura

TABEL KAWASAN ANDALAN LAUT Sedang Berkembang dan Perkembangan Baru

Page 39: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

RUANG EKSISTINGRUANG EKSISTINGGERBANGKERTOSUSILA & GERBANGKERTOSUSILA &

SEKITARNYASEKITARNYA

KAWASAN METROPOLITAN SURABAYA

KAWASAN PENGEMBANGAN PANTAI UTARA

KAWASAN KONSERVASI LINGKUNGANDAS BRANTAS

KAWASAN KONSERVASI LINGKUNGANDAS BENGAWAN SOLO

Pusat Kegiatan Nasional (PKN)Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Jaringan Arteri Primer

Jaringan Kolektor Primer

Jaringan Jalan Tol

KAWASAN INDUSTRI/BERIKAT

MINYAK & GAS BUMI

BOJONEGORO

PASURUAN

PAITON / PLT

TUBAN

PERMUKIMAN SKALA BESAR AIR BAKU

Page 40: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Keterangan :

"8 Kota Orde I

Kota Orde II"8

Kota Orde III"8

Bantuan Teknis Penyusunan Konsep dan Strategi Pengembangan

Wilayah Pulau Madura

Gambar 2.3Kedudukan Kota Madura Dalam

Konstelasi Jawa Timur

Direktorat Penataan Ruang Wilayah TengahDepartemen Kimpraswil

Surabaya"8

"8Bangkalan

"8

"8"8

SampangPamekasan

SumenepTuban"8

"8

LamonganBojonegoro

"8"8

"8

"8

"8

"8

"8

Ngawi

Magetan

PonorogoTrenggalek

Jombang

Sidoarjo"8

"8

"8

"8

"8

Pasuruan

Malang

Mojokerto

Kediri

BlitarTulungagung

"8

Gresik"8

Nganjuk"8

Banyuwangi"8

Probolinggo"8

Lumajang"8

Jember"8

Situbondo"8

Bondowoso"8

Madiun"8

P.Bawean

"8"8Tambak P.Karamian

Kep.MasalembuKep.Kangean

P.Kangean

Arjasa

Sumurbungkar"8

P.Sapanjang

P.Genteng

P.PuteranP. Sapudi

P.Raja

P. Kambing

P. Raas

Nusabarung

Gayam"8

Tlango"8

JAWA TIMUR

LAUT JAWA

SELAT MADURA

SAMUDERA HINDIA

JAWA TENGAH Batas AdministrasiJalan PropinsiJalan Tol

N

Sumber : RTRW Propinsi Jat im, 1997/1998

Gambar Sistim Kota-Kota Jawa Timur

PKN

PKW

PKL

Page 41: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

KETERKAITAN GKS dsk. – MADURAKETERKAITAN GKS dsk. – MADURA

PusatPusat

PertanianSawah irigasi

Industri

PASURUAN

PusatPusat

Agro Industri

PenyebaranFasilitas

Konservasi

Perikanan

Peternakan

PusatPusatPerkebunan

Komersial

Pertanian

Perikanan

Pusat SWP SUMENEPPusat SWP SUMENEP

- Perdagangan- Koleksi Distribusi- Administrasi- Keuangan

Energi & GasPertanian

Peternakan

SUMENEP

Perikanan

Peternakan

Penggaraman

PenyebaranFasilitas

Peternakan

Wilayah Kepulauan:- Perikanan- SDM- Penerb. Perintis

WILAYAH KEPULAUAN

PAMEKASANSAMPANG

Agro-industriIndustriKecil/

Kerajinan

MOJOKERTO

PusatPusatIndustriOlahan

Pertanian

Perumahan

PerumahanKota Baru

InformasiPerdaganganKeuanganKomersial

BANGKALAN

IndustriPertanian

PusatPusat

Peternakan/Perikanan

DaerahPertanian

Perikanan

Agro-industriIndustriKecil/

Kerajinan

LAMONGAN

PenyebaranFasilitas

PenerbanganPerintis

PertanianPerumahan

PusatPusatPendidikan/PenelitianPertanian

ProduksiPertanian

IndustriKecil/

Kerajinan

PenyebaranFasilitas

PusatPusat

JasaRmh Tangga

Industri

Kehutanan

TUBAN

PusatPusatPertam-bangan

Pariwisata

Perikanan

BOJONEGOROJasa

Perorangan Jasa Hiburan &

Kebudayaan

PusatPusat

Pariwisata

Perkebunan

MALANG

Fungsi CBD :Perdagangan

KeuanganAdministrasi

Informasi

Perumahan

Perumahan

Rekreasi

Rekreasi

Rekreasi

Rekreasi

Rekreasi

SURABAYA RAYA

PenyebaranIndustri

Kegiatan Pemekaran Wilayah

PenyebaranIndustri

Pertanian n

PusatPusat

Perikanan

PROBOLINGGO

PenyebaranFasilitas

PusatPusat

Konservasi

LUMAJANG

Industri

PenyebaranFasilitasi

Perkebunan

Pertanian

Industri

Pariwisatapegunungan,

pantai

PerkebunanIndustriEnergi

Pertanian

Perkebunan

Pariwisata &Suaka

M. Satwa

Konservasi

Pertanian

Perikanan

Perkebunan

Page 42: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Kawasan Andalan Laut

Page 43: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Sebaran Beberapa Kota PKN

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Page 44: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

SISTRANASSISTRANAS

Page 45: KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS WILAYAH BERBASIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Legenda :

Pegunungan Tinggi

WILAYAH PEGUNUNGAN TINGGIWILAYAH PEGUNUNGAN TINGGI

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke