25
KEPEMIMPINAN WANITA PERTAMA YANG MENJABAT SEBAGAI PERDANA MENTERI DI NEGARA ISLAM Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Kepemimpinan. Adhita Widiadhari 0606083456 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 Depok

Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

KEPEMIMPINAN WANITA PERTAMA YANG MENJABAT

SEBAGAI PERDANA MENTERI DI NEGARA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Kepemimpinan.

Adhita Widiadhari 0606083456

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

2009

Depok

Page 2: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa proposal skripsi

terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain

yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk

makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa

saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Mata Kuliah : Kepemimpinan

Dosen : Ella H. Lubis

Nama : Adhita Widiadhari

NPM : 0606083456

Tandatangan :

Page 3: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu petikan bebas dari ayat Al-Quran yang berbunyi: “Laki-laki adalah

pemimpin bagi kaum wanita”. Petikan bebas ini, sering disamakan dengan justifikasi

„ketidaksetaraan‟ antara pria dan wanita baik oleh yang mendukung atau yang

menentang isu kesetaraan gender. Bagi yang mendukung, hal ini merupakan bentuk

ketidakadilan gender yang akan membatasi kiprah kaum wanita di tengah-tengah

masyarakat. Bagi yang menentang beranggapan bahwa hal ini pada hakikatnya

memiliki tujuan demi menjaga dan melindungi kemuliaan kaum wanita itu sendiri.

Belakangan ini peran pemimpin yang dengan segala kesibukannya tidak lagi

menjadi dominasi kaum pria. Pada 10 tahun terakhir masalah mengenai kesetaraan

gender antara pria dan wanita makin marak diperjuangkan. Selama ini budaya yang

berkembang di dunia cenderung bersifat “patrilinialis” yang membuat kaum wanita

dipandang sebagai makhluk kelas dua setelah pria. Selain itu jarang ditemui wanita

yang masuk ke dunia politik karena masih dianggap tabu oleh masyarakat. Masih

segar dalam ingatan kita kisah mengenai Margaret Thatcher dan Benazir Bhutto dua

nama yang dikenal sebagai pemimpin wanita kelas dunia.

Ada dua faktor yang merubah status wanita di dunia. Yang pertama adalah

adanya pengaruh perubahan paradigma masyarakat dunia akibat dari pergerakan

kaum feminis yang memperjuangkan hak kaum wanita di berbagai negara.

Keberhasilan gerakan kaum feminis yang muncul dari eropa yang dipelopori oleh

Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet pada tahun 1785 diselatan

Belanda. Pada abad 19 dan awal abad 20 keberhasilan gerakan feminisme mulai

diterima masyarakat luas dengan gerakan yang mereka sebut Universal Sisterhood.

Masuknya kaum wanita di dunia kerja dan perubahan kondisi keuangan

mereka yang mulai terjadi pada akhir tahun 1800-an membangun landasan bagi

pergerakan politik kaum wanita yang ditujukan untuk mendapatkan hak sosial penuh

bagi wanita di berbagai bidang. Pada awal tahun 1880, kaum wanita berjuang untuk

memperoleh pengakuan hak memilih, yang akhirnya didapatkan pada tahun 1913.

Page 4: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Selama masa perang, sejumlah kelompok wanita didirikan di bawah naungan

perserikatan buruh. Tahun 1960 memberikan momentum baru bagi pergerakan

wanita. Pergerakan wanita ini tidak hanya bermaksud meraih kesetaraan formal, tapi

memfokuskan usaha mereka dalam memberikan kesempatan pada wanita untuk

secara bebas menjalankan hak-hak formal mereka.

Faktor penentu kedua ialah bahwa selama dipimpin oleh pria timbul sebuah

kekecewaan karena tidak terakomodasinya kepentingan kaum wanita, padahal jika

ditinjau dari komposisi perbandingan penduduk dunia kaum wanita lebih banyak

dibandingkan pria. Sehingga keterwakilan wanita dalam masalah-masalah penting

kerap kali dikesampingkan. Perubahan paradigma wanita yang menghendaki

kemandirian pun cukup berpengaruh dalam memunculkan pemimpin dari kalangan

wanita , ini selaras dengan tingginya tingkat pendidikan kaum wanita. Semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin kritis cara berpikirnya.

Salah satu keberhasilan kaum feminin memasukan filosofinya ialah dengan

ditandai banyaknya konvensi internasional khususnya di bidang HAM yang

memasukkan masalah persamaan hak antara kaum wanita dengan pria serta

menolak diskriminasi gender. Dari hal tersebut mau tidak mau suatu negara agar

dikatakan sebagai negara yang beradab dan menjungjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan harus ikut meratifikasi berbagai konvensi internasional tersebut,

misalnya ICCPR Tahun 1966 (Internastional Covenant on Civil and Political Right)

yaitu suatu konvensi internasional di bidang perlindungan hak sipil dan politik.

Adanya dasar perlindungan hukum secara internasional tersebut menyebabkan

suatu negara menyesuaikan Hukum Nasionalnya dengan memasukkan masalah

perlindungan HAM itu salah satunya tentang non diskriminasi gender.

Oleh karena dalam satu dekade ini telah muncul banyak pemimpin wanita yang

cukup berpengaruh secara global, maka penulis tertarik untuk mengangkat cerita

dan mengupas gaya kepemimpinan dari salah satu tokoh pemimpin wanita yang

berhasil. Dalam kesempatan ini penulis akan mengambil Benazir Bhutto yang

terkenal karena menjadi perdana menteri wanita pertama di negara islam sebagai

contoh. Selain menjadi perdana menteri wanita pertama di negara islam, Benazir

Bhutto juga merupakan pemimpin eksekutif termuda di dunia. Pada makalah ini

Page 5: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

penulis ingin memfokuskan pada bagaimana Benazir Bhutto memimpin dan

berinteraksi dengan pengikutnya.

Page 6: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Definisi dan Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi sebuah kelompok yang

terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Ada tiga elemen yang

membentuk kepemimpinan itu sendiri yaitu pemimpin, pengikut dan situasi.

Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain

sehingga membentuk proses kepemimpinan.

Kepemimpinan yang baik dapat dipelajari melalui proses pembelajaran

formal akan tetapi banyak juga pemimpin efektif yang tidak pernah belajar

kepemimpinan secara formal sehingga kepemimpinan merupakan gabungan

antara science dan art. Dalam memimpin, seorang pemimpin harus dapat

menggunakan teknik-teknik yang rasional juga dapat menggunakan

pendekatan secara emosional dengan pengikutnya.

Ada sebuah perbedaan yang mendasar antara pemimpin dan manajer

yaitu pemimpin mengedapankan nilai-nilai yang dianutnya sedangkan manajer

tidak. Pemimpin diajarkan untuk melakukan hal yang benar sedangkan manajer

diajarkan untuk melakukan hal dengan benar. Meskipun berbeda

kepemimpinan dan manajemen saling melengkapi satu sama lain. Selain itu

kedua hal tersebut sangat penting untuk keberhasilan suatu organisasi.

Tidak semua pemimpin terkenal dan berkuasa, banyak pemimpin yang

dikenal karena pengaruhnya terhadap lingkungan maupun karena tindakannya.

Dalam pembelajaran mengenai kepemimpinan ada beberapa mitos yang dapat

menghambat yaitu:

(1) kepemimpinan yang baik sepenuhnya merupakan common sense

(2) pemimpin itu terlahir tidak dibuat,

(3) satu-satunya tempat belajar kepemimpinan adalah belajar dari

pengalaman.

Page 7: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

II.2. Kerangka Interaksi untuk Menganalisa Kepemimpinan

Fred Fielder menemukan pentingnya pemimpin, pengikut dan situasi dalam

sebuah proses kepemimpinan. Setelah itu Hollander menemukan sebuah

kerangka untuk memahami interaksi antara elemn pemimpin, pengikut dan

situasi dalam kepemimpinan. Ada dua hal yang penting untuk dipelajari dari

kerangka ini. Pertama, kepemimpinan merupakan fungsi dari pemimpin,

pengikut dan situasi. Kedua, scenario kepemimpinan tertentu dapat dilihat

menggunakan analisa dari setiap tingkat secara terpisah. Aspek terakhir yang

penting dari kerangka ini adalah kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi

yang kompleks antara pemimpin, pengikut dan situasi.

II.3. Pemimpin

Pemimpin biasanya memiliki karakteristik umum yang sama. Efektivitas

dari hubungan pemimpin dan penigikut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang pertama adalah emosi. Pemimpin yang yang memiliki kestabilan

emosi yang tinggi cenderung akan lebih mendapatkan informasi yang lengkap

dan tepat waktu dari bawahan daripada pemimpin yang temperamental. Yang

kedua adalah bagaimana pemimpin mendapatkan status pemimpin tersebut.

Pemimpin yang dipilih dan diangkat oleh pengikutnya cenderung akan

Page 8: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

mendapatkan loyalitas dari bawahan yang tinggi daripada pemimpin yang

ditunjuk oleh atasan.

Pengalaman dan sejarah seorang pemimpin dalam organisasi tertentu juga

akan mempengaruhi efektivitasnya. Bawahan akan lebih menyenangi

pemimpin dengan latar belakang yang sudah diketahui daripada pemimpin

yang tidak jelas asal usulnya. Selain itu keikutsertaan pengikut dalam memilih

pemimpinnya juga akan mempengaruhi kerja sama pemimpin-pengikut. Ketika

pengikut sangat terlibat dalam pemilihan pemimpinnya maka secara psikologis

mereka akan merasa dekat dengan pemimpin tersebut, akan tetapi tuntutan

akan kinerja dari pemimpin tersebut juga akan lebih tinggi.

II.4. Apakah Pemimpin Wanita yang Baik Sulit Ditemukan?

Dewasa ini jumlah wanita yang mengambil peran sebagai pemimpin

memiliki peningkatan yang signifikan dari sebelumnya. Meskipun begitu masih

ada beberapa masalah yang menghalangi kesempatan wanita yang memiliki

kemampuan untuk mengambil posisi tinggi sebagai pemimpin dalam suatu

organisasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Schein ditemukan korelasi

yang tinggi antara „pria‟ dan „manajer‟ menurut sampel responden wanita dan

pria. Hasil dari penelitian ini juga nampaknya belum berubah untuk beberapa

dekade ke depan.

Survey penelitian yang dilakukana oleh Judith Rosener menunjukkan

perbedaan dalam bagaimana pria dan wanita mendeskripskan pengalaman

kepemimpinan mereka. Pria cenderung mendeskripsikan diri mereka dengan

istilah transaksional dimana mereka melihat kepemimpinan sebagai pertukaran

pemberian jasa. Mereka mempengaruhi orang lain melalui posisi dan otoritas.

Sedangkan wanita cenderung mendeskripsikan diri mereka dengan istilah

transformasional dimana mereka membangun komitmen untuk tujuan yang

lebih luas daripada kepentingan mereka sendiri. Hal ini sering disebutt dengan

kepemimpinan interaktif.

Page 9: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan pergeseran jumlah pemimpin

wanita menjadi lebih banyak:

wanita sendiri telah berubah

peran kepemimpinan telah berubah

praktik-praktik dalam organisasi telah berubah

budaya telah berubah.

II.5. Interaksi Pemimpin-Pengikut-Situasi

Seorangn pemimpin membuat lingkungan dimana kontribusi kreatif dan

inovasi pengikut dapat berkembang dan tumbuh. Dalam memotivasi

pengikutnya seorang pemimpin lebih menggunakan pendekatan secara

personal dan melalui faktor-faktor kedekatan dan tidak dapat dillihat. Pemimpin

secara aktif akan merubah situasi daripada hanya mengoptimalisasi

kelompoknya untuk beradaptasi dengan situasi yang ada.

II.6. Keterkaitan Pengalaman Pribadi Wanita dengan Efektivitas

Kepemimpinan Mereka

Menurut para psikolog di Center for Creative Leadership ada enam tema yang

mengkarakterisasi respon pada wanita:

Kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpersonal seperti

memotivasi, menghargai dan mengembangkan orang lain (dalam hal ini

seperti mengasuh anak di rumah) dapat diaplikasikan untuk memotivasi,

mengembangkan dan mengarahkan karyawan.

Keuntungan psikologis dari mengatasi hambatan, mengambil resiko, dan

berhasil dalam area pribadi akan mendukung harga diri, kepercayaan

diri, energy dan keberanian.

Dukungan dan saran emosional dari teman dan keluarga yang bertindak

sebagai dewan yang terpercaya dan motivator serta mencurahkan

perasaan secara aman.

Page 10: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Mengatasi tugas yang banyak seperti perencanaan dan berkutat dengan

jadwal keluarga akan mengembangkan kemampuan administrative

seperti prioritas dan perencanaan.

Ketertarikan pribadi dan latar belakang menyediakan cara pandang yang

membantu untuk memahami dan menghubungkan dengan rekan kerja.

Kesempatan kepemimpinan dalam organisasi bersifat sukarela atau

pengaturan keluarga menyediakan pelajaran kepemimpinan dan

meningkatkan kenyamanan dalam peran otoritas.

II.7. Sumber-Sumber Kekuasaan Pemimpin

French dan Raven mengidentifikasi lima sumber atau dasar dari kekuasaan

dimana dengannya seorang individu dapat mempengaruhi orang lain:

Expert power

Kekuasaan atas ilmu pengetahuan.

Referent power

Kemampuan untuk mempengaruhi karena adanya kekuatan hubungan

antara pemimpin dan pengikut.

Legitimate power

Kekuasaan yang bersifat format atau berdasarkan otoritas yang resmi.

Reward power

Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atas dasar pengendalian

akan sumber daya tertentu yang diinginkan.

Coercive power

Mempengaruhi orang lain melalui pemberlakuan sangsi-sangsi negative

atau menghilangkan peristiwa positif tertentu.

II.8. Motif Pemimpin

Ada dua cara untuk mengekspresikan kebutuhan akan kekuasaan:

Personalized power

Individu yang menggunakan kekuasaannya untuk kebutuhan pribadi.

Socialized power

Page 11: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Penggunaan kekuasaan sebagai jasa yang diberikan untuk kepentingan

orang lain dan organisasi.

II.9. Bagaimana Nilai Mempengaruhi Kepemimpinan

Nilai merupakan konsep yang merepresentasikan perilaku yang

digeneralisasi atau beberapa masalah yang dianggap penting oleh seseorang.

Nilai yang dianut oleh seorang pemimpin merupakan determinan yang utama

dalam melakukan tinjauan data dan bagaimana mereka mendefinisikan suatu

masalah. Selain itu nilai juga mempengaruhi solusi yang didapatkan dan

keputusan yang dibuat mengenai masalah tertentu. Persepsi seorang

pemimpin mengenai kesuksesan individu dan organisasi serta perilaku untuk

mencapai kesuksesan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang

dimilikinya.

Nilai-nilai tersebut juga membantu seorang pemimpin untuk membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk serta antara perilaku yang etis dan tidak

etis. Seorang pemimpin akan cenderung memiliki pengikut yang memiliki nilai-

nilai yang sama. Pemimpin akan termotivasi untuk bertindak sesuai dengan

nilai mereka dan biasanya menghabiskan waktu untuk terlibat dalam kegiatan

yang sesuai dengan nilai yang dianutnya. Penting bagi seorang pemimpin

untuk mengatur contoh pribadi dari kepemimpinan-berdasarkan-nilai dan

memastikan bahwa nilai yang jelas mengarahkan perilaku semua orang dalam

suatu organisasi.

II.10. Kecerdasan dan Kepemimpinan

Kecerdasan merupakan efektivitas keseluruhan seseorang dalam suatu

kegiatan yang diarahkan oleh pemikiran. Semakin cerdas seorang pemimpin

seringkali akan semakin berhasil dalam mempengaruhi suatu kelompok untuk

mencapai tujuannya daripada pemimpin yang kurang cerdas. Kecerdasan tidak

mempengaruhi perilaku secara sama untuk semua situasi. Ada tiga tipe dasar

dari kecerdasan: kecerdasan analitis, kecerdasan praktikal dan kecerdasan

kreatifitas.

Page 12: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Dalam situasi tertentu kecerdasan analitis memiliki hubungan berbanding

terbalik dengan efektivitas kepemimpinan. Ketika pemimpin terlampau cerdas

terkadang bawahan mengalami kesulitan untuk memahami perkataan

pemimpin. Karena keterkaitan tingkat stres perubahan dengan posisi pemimpin

maka kemampuan praktikal kepemimpinan dapat ditingkatkan melalui

pendidikan dan pengalaman. Pemimpin memiliki peran utama untuk

membangun lingkungan dimana orang lain dapat menjadi kreatif.

Page 13: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

BAB III

RIWAYAT HIDUP BENAZIR BHUTTO

III.1. Sekilas Tentang Benazir Bhutto

Benazir Bhutto pernah berkata: "Ketika saya pertama kali terpilih, mereka

berkata: Seorang wanita telah merebut tempat laki-laki! Dia harus dibunuh! Dia

harus dibunuh! Dia telah melakukan bid'ah!"

Pada usia 35, Benazir Bhutto adalah salah satu kepala negara termuda di

dunia. Lebih dari itu, ia adalah wanita pertama yang pernah menjabat sebagai

perdana menteri di negara Islam, tapi jalan yang membawanya kepada

kekuasaan untuk memimpin harus melalui pengasingan, penjara dan

menghancurkan tragedi pribadi.

Hanya beberapa hari setelah Benazir Bhutto muda kembali ke tanah

asalnya, Pakistan setelah belajar di universitas luar negeri, pemerintah terpilih

negara itu digulingkan. Ayahnya, Perdana Menteri Ali Bhutto, dipenjarakan dan

akhirnya dieksekusi. Benazir muda juga berulang kali ditangkap, lalu

dipenjarakan, dan akhirnya dipaksa ke pengasingan, tetapi dia tidak pernah

meninggalkan harapan untuk memulihkan demokrasi ke tanah airnya.

Dia kembali untuk memimpin gerakan pro-demokrasi, dan ketika pemilu

yang bebas akhirnya diselenggarakan di Pakistan pada tahun 1988, Benazir

Bhutto menjadi Perdana Menteri. Dia menjadikan kelaparan dan perawatan

kesehatan sebagai prioritas utamanya, membawa listrik ke pedesaan, dan

membangun sekolah-sekolah di seluruh negeri. Meskipun dia sendiri seorang

Muslim yang taat, dia sering membawa reformasi ke dalam konflik dengan

fundamentalis agama yang sama yang telah menentang pemilihan seorang

wanita sebagai Perdana Menteri. Ia terpilih untuk kedua kalinya pada tahun

1993, tapi presiden negara itu memecat dia dari jabatannya dan membubarkan

Majelis Nasional. Sebuah kudeta militer mengusirnya dari negaranya lagi,

tetapi setelah lebih dari delapan tahun di pengasingan, Bhutto kembali ke

Pakistan pada 2007. Beberapa minggu sebelum pemilihan umum nasional di

mana Benazir Bhutto dan partainya diharapkan untuk menang, ia dibunuh oleh

Page 14: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

seorang dengan modus bom bunuh diri. Kematiannya adalah kehancuran bagi

negaranya dan bagi demokrasi.

III.2. Profil Benazir Bhutto

Kehidupan awal

Benazir Bhutto - anak tertua mantan Perdana Menteri Pakistan Zulfikar Ali

Bhutto, dilahirkan pada 21 Juni 1953, di Karachi.

Pendidikan

Ms Bhutto disekolahkan di Lady Jennings Nursery School dan kemudian

Biara Yesus dan Mary di Karachi. Setelah dua tahun bersekolah di Rawalpindi

Presentation Convent, ia dikirim ke Jesus and Mary Convent di Murree. Ia lulus

ujian O-level pada usia 15. Pada April 1969, ia diterima di AS di Harvard

University's Radcliffe College. Pada Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard

University dengan gelar dalam Ilmu Politik. Setelah lulus dari Harvard, Benazir

bergabung dengan Universitas Oxford pada musim gugur 1973. Tepat sebelum

wisuda, Benazir terpilih menjadi anggota Komite yang paling bergengsi, Oxford

Union Debating Society.

Pada 1976, ia lulus dalam PPE (Politik, Philosophy dan Ekonomi). Pada

musim gugur 1976, Benazir kembali sekali lagi ke Oxford untuk melakukan

pasca sarjana satu tahun saja. Pada Januari 1977, ia terpilih sebagai Presiden

Oxford Union.

Kembali ke Pakistan

Benazir Bhutto kembali ke Pakistan pada bulan

Juni 1977. Dia ingin bergabung dengan Dinas Luar

Negeri tetapi ayahnya ingin dia masuk ke pemilihan

Majelis. Karena ia belum cukup umur, Benazir Bhutto

dibantu ayahnya sebagai penasihat.

Pada bulan Juli 1977, Jenderal Zia-ul-Haq

memberlakukan Martial Law. Ayahnya ditangkap

Page 15: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

atas tuduhan pembunuhan dan Benazir Bhutto ditetapkan sebagai tahanan

rumah. Benazir Bhutto menjadi perhatian bagi para pengikutnya dan dari

penjara ayahnya terus memberikan saran padanya tentang apa yang harus

dikatakan kepada orang banyak.

Setelah ayahnya digantung pada

tahun 1979 ia merasa bahwa ia

harus mengikutinya sebagai

pemimpin Partai Rakyat Pakistan.

Selama Martial Law, Benazir

diizinkan untuk melanjutkan ke

luar negeri dengan alasan medis

pada bulan Januari 1984, setelah

menghabiskan hampir enam setengah tahun penjara. Dia pergi ke

pengasingan di Inggris selama dua tahun.

Ketika ia kembali pada 10 April 1986, satu juta orang menyambutnya di

bandara Lahore. Dia menghadiri aksi unjuk rasa besar-besaran di seluruh

Pakistan dan terus berhubungan erat dengan Gerakan untuk Pemulihan

Demokrasi.

Pernikahan

Tanggal 18 Desember 1987, Benazir menikah dengan Asif Ali Zardari di

Karachi.

Karier

Dia menggugat pemilihan umum yang diselenggarakan oleh Ghulam Ishaq

Khan, yang telah mengambil alih sebagai penjabat presiden setelah kematian

Jenderal Zia dalam kecelakaan udara pada 17 Agustus 1988, di Bhawalpur.

Benazir Bhutto mendekati Mahkamah Agung Pakistan, mencari penegakan

hak-hak dasar yang menjamin partai politik dalam Pasal 17 (2) dari Undang-

Undang Dasar tahun 1973, mengadakan pemilihan umum pada dasar Partai.

Mahkamah Agung memberikan putusan yang mendukung partai-partai politik.

Page 16: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

PPP, tanpa membentuk aliansi dengan pihak manapun, memenangkan 94 dari

207 kursi di Majelis Nasional. Dengan kerjasama dari MQM delapan anggota

dan 13 anggota Suku Diperintah Federal Wilayah, PPP mampu memperoleh

mayoritas di Majelis Nasional. Benazir Bhutto dinominasikan sebagai Perdana

Menteri pada 2 Desember 1988, dan Ghulam Ishaq Khan dinominasikan

Presiden Pakistan.

Sebagai Perdana Menteri

Pada usia 35, ia adalah yang wanita termuda dan pertama menjabat

sebagai Perdana Menteri untuk memimpin sebuah negara Muslim di zaman

modern. Selama semester pertama, ia mulai Peoples Program untuk

mengangkat ekonomi masyarakat. Benazir Bhutto juga mencabut larangan

mahasiswa dan serikat pekerja. Pemerintah PPP menjadi tuan rumah KTT

SAARC keempat diadakan di Islamabad, pada bulan Desember 1988.

Karena berbagai masalah, perbedaan antara Pemerintah dan Pendiri

menyebabkan pemberhentian dirinya oleh Presiden Ghulam Ishaq Khan, pada

6 Agustus 1990.

Benazir Bhutto kembali berkuasa untuk kedua kalinya pada tahun 1993

setelah pengunduran diri kedua Presiden Ghulam Ishaq Khan dan Perdana

Menteri Nawaz Sharif pada 18 Juli 1993. Pengunduran diri menyebabkan

pengumuman pemilihan untuk Majelis Nasional dan Provinsi. Pemilihan

dilaksanakan pada 6 Oktober dan 9, 1993, secara masing-masing.

Pemilihan itu diboikot oleh partai MQM. Tidak muncul partai dengan

mayoritas mutlak dalam pemilu. Akibatnya PPP membentuk pemerintah baru

dengan bantuan aliansi. Benazir Bhutto mengambil sumpah sebagai Perdana

Menteri pada 19 Oktober 1993. Pemilihan Presiden diadakan pada 13

November. Farooq Ahmad Khan Leghari, calon dari PPP, memenangkan 274-

168 suara melawan Presiden Wasim Sajjad.

Selama masa jabatan kedua, Benazir lagi-lagi menghadapi masalah dari

oposisi. Pada musim gugur 1994, Nawaz Sharif memimpin sebuah "kereta

march" dari Karachi ke Peshawar. Hal ini diikuti oleh pemogokan umum pada

Page 17: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

20 September. Dua minggu kemudian, Nawaz Sharif yang disebut "roda selai"

melakukan aksi mogok pada 11 Oktober.

Masa jabatan kedua Benazir Bhutto Namun, disorot oleh kunjungan

pertama AS Lady Hillary Clinton dan putrinya Chelsea pada tahun 1995.

Kunjungan Hillary jauh mengubah persepsi dunia tentang Pakistan dan

menyoroti Pakistan sebagai negara yang liberal, modern dan memiliki

pandangan ke depan. Pada April 1994, Benazir mengunjungi Amerika Serikat.

Kunjungannya mengakibatkan berlalunya Brown Amandemen oleh Senat AS

pada 21 September 1995, mengurangi pembatasan Pakistan. Hal ini juga

membantu dalam menarik investor asing. Di depan domestik ia terus

menghadapi masalah dengan MQM Terlepas dari semua upaya politik,

hubungan yang halus tidak dapat ditetapkan antara Pemerintah dan MQM.

Saudara laki-laki Benazir Bhutto, Mir Murtaza Bhutto, dibunuh secara

misterius dalam penyergapan polisi pada 20 September 1996. Pembunuhan

saudara laki-lakinya di masa jabatannya merusak karier politiknya. Hal-hal tidak

berjalan dengan baik antara Presiden dan kepemimpinan Benazir Bhutto.

Perbedaan segera muncul dan Pemerintah merasa bahwa ada campur tangan

dalam masalah politik Pemerintah oleh Presiden. Presiden Farooq Leghari

memecat Benazir Bhutto atas tuduhan korupsi dan mismanagement pada

tanggal 5 November 1996, di bawah Pasal 58 (2) b Amandemen Kedelapan.

Tawaran pemilu ulang Bhutto gagal pada tahun 1997, dan pemerintah yang

terpilih berikutnya, dipimpin oleh yang lebih konservatif Nawaz Sharif,

digulingkan oleh militer. Suami Bhutto dipenjarakan, dan sekali lagi, ia dipaksa

meninggalkan tanah airnya. Selama sembilan tahun, ia dan anak-anaknya

tinggal dalam pengasingan di London, di mana ia terus mendukung pemulihan

demokrasi di Pakistan.

Page 18: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Pembunuhan Benazir Bhutto

Pada musim gugur 2007, dalam menghadapi ancaman kematian dari kaum

Islam yang radikal, dan permusuhan dari pemerintah, ia kembali ke negeri

asalnya. Meskipun dia disambut

dengan antusias, hanya beberapa

jam setelah kedatangannya, iring-

iringan mobil nya diserang oleh

pembom bunuh diri. Dia selamat

dari percobaan pembunuhan

pertama ini, meskipun lebih dari

100 orang tewas dalam serangan

itu. Dengan dijadwalkannya pemilihan nasional pada Januari 2008, Partai

Rakyat Pakistan telah siap untuk sebuah kemenangan yang akan membuat

Bhutto menjabat sebagai perdana menteri sekali lagi.

Hanya beberapa minggu sebelum pemilu, para ekstremis menyerang lagi.

Setelah kampanye di Rawalpindi, seorang bersenjata menembak mobilnya

sebelum meledakkan bom, menewaskan dirinya sendiri dan lebih dari 20

orang. Bhutto dilarikan ke rumah sakit, namun luka-lukanya tidak tertolong

dalam serangan itu. Pada awal kematiannya, kerusuhan meletus di seluruh

negeri. Hilangnya pemimpin demokratis negara yang paling populer telah

menjatuhkan Pakistan ke dalam kekacauan, mengintensifkan ketidakstabilan

berbahaya dari senjata nuklir negara di kawasan yang sangat mudah

bergejolak.

III.3. Penghargaan yang Pernah Diperoleh

Bruno Kreisky Award of Merit in human Rights, 1988.

Honorary Phi Beta Kappa Award (1989), dari Radcliffe College , Harvard

University .

Highest Moroccan Award "Grand Cordon de Wissam Alaoui"

Page 19: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Highest French Award "Grand-croix de la Legion Honneur" (1989)

The Noel Foundation Award, 1990 (UNIFEM).

Honorary Fellow of Royal College of Physicians - 1990

The Gakushuin Honorary Award, Tokyo (1996)

Award by the Turkish Independent Industries and Businessmen

Association (MUSAID) on account of providing assistance to the people

of Bosnia .

Golden medal Dragon of Bosnia awarded by President of Bosnia (1996)

Key to the city of Los Angeles , presented by the Mayor of Los Angeles

(1995)

Presidential Medal, Paul Nitze School of Advanced International Science

(1995)

Medal by University of California at Los Angeles (1995)

Honorary Doctorate of Law, L.L.D Harvard University (1989)

Honorary Doctorate of Law (Honoris Causa), University of Sindh (1994)

Honorary Doctorate from Mendanao State University, Philippines (1995)

Honorary Doctorate of Law (Honoris Causa), Peshawar University (1995)

Honorary Doctorate of Economics, Gakushuin University, Tokyo (1996)

Honorary Fellowship by Lady Margaret Hall, University Oxford, (1989)

Honorary Fellowship by St. Catherine College , University of Oxford ,

(1989)

Honorary Professor of the Kyrghyz State National University (1995)

Kyrghyzstan.

Page 20: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

Honorary Professor of Yassavi Kazakh Turkish University, Kazakh-

Turkish International Language University, Kazakhstan , 1995.

Honorable Member of OHYUKAI, Alumni Association of Gakushuin,

conferred by OHYUKAI Tokyo (1996).

Awarded the 2000 Millennium Medal of Honor by American Biographical

Institute, Inc. in November 1998.

Awarded American Academy Award of Achievement in London, October

28, 2000.

Page 21: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. Kepemimpinan yang Maju Tak Gentar

Karena dipilih melalui pemilihan umum yang akhirnya membawa dirinya

menjadi perdana menteri wanita pertama di negara islam, Benazir Bhutto

cenderung memiliki pengikut yang setia. Para pengikut Benazir Bhutto selalu

memberikan dukungan kepada pemimpinnya. Selain itu Benazir Bhutto

memiliki segudang pengalaman (baik dari ayahnya maupun melalui

pendidikan) yang membawanya menjadi pemimpin yang karismatik dan

disenangi oleh pengikutnya. Benazir Bhutto juga memiliki kestabilan emosi

yang cukup tinggi dilihat dari ketetapannya dalam memperjuangkan demokrasi

di Pakistan meskipun ada beberapa kehilangan yang dirasakannya selama

perjuangan tersebut.

Salah satu hal penting yang membuat kepemimpinan Benazir Bhutto bisa

dikatakan hebat adalah karena dia merupakan seoran pelopor demokrasi di

Pakistan dimana selama masa itu Pakistan selalu dipimpin oleh seorang

presiden yang bersifat militant. Benazir Bhutto dianggap dapat mewakili

aspirasi masyarakat Pakistan yang mendambakan pemerintahan demokrasi

dan sebagai fasilitator diimplementasikannya sistem demokrasi tersebut di

Pakistan. Penyuaraan demokrasi yang dilakukan oleh Benazir Bhutto dilakukan

secara besar-besaran sehingga ia semakin dikenal dan disenangi oleh

masyarakat Pakistan. Dalam konteks ini Benazir Bhutto boleh dikatakan

mengubah situasi (dari militant menjadi demokratis) agar sesuai dengan

keinginan pengikutnya.

Pemerintahan Pakistan sering sekali tidak sejalan dengan Benazir Bhutto

yang menyebabkan wanita ini sering diasingkan dari negara asalnya sendiri

dan dipecat dari jabatannya. Tambahan lagi Benazir Bhutto juga kerapkali

menghadapi ancaman pembunuhan terhadap dirinya, Benazir Bhutto tidak

takut dan tetap aktif dalam memperjuangkan demokrasi untuk Pakistan hingga

akhirnya ia tidak terselamatkan dari aksi bom bunuh diri demi untuk

Page 22: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

menjunjung nilai-nilai yang dipercayanya akan menjadikan Pakistan menjadi

negara yang menurutnya akan lebih baik ditanamkan nilai-nilai demokrasi

dibandingkan terus-menerus menjadi budak dari pemimpin-pemimpin yang

militan.

IV.2. Motif dan Sumber Kekuasaan Benazir Bhutto

Dalam kepemimpinannya, Benazir Bhutto sepenuhnya memikirkan

kepentingan dari rakyat Pakistan tanpa bermaksud mencari keuntungan-

keuntungan tertentu untuk dirinya sendiri. Walaupun dalam perjuangannya dia

harus kehilangan ayah dan saudara laki-lakinya, Benazir Bhutto tidak

menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk „membalas dendam‟ dengan

berkeinginan untuk menggulingkan pemerintah yang sedang menjabat.

Dalam perjuangannya Benazir Bhutto hanya ingin mencari penegakan hak-

hak dasar yang menjamin partai politik dalam Pasal 17 (2) dari Undang-

Undang Dasar tahun 1973, mengadakan pemilihan umum pada dasar Partai.

Pada saat ia menjabat sebagai perdana menteri, Benazir Bhutto memulai

dengan Peoples Program untuk mengangkat ekonomi masyarakat. Benazir

Bhutto juga mencabut larangan mahasiswa dan serikat pekerja. Hal ini

menunjukkan ketika dia mendapatkan kekuasaan, Benazir Bhutto tidak menjadi

semena-mena dan tetap memikirkan kepentingan orang banyak.

Motif Benazir Bhutto dalam membutuhkan kekuasaan termasuk dalam

socialized power karena ia selalu mengedepankan kepentingaan rakyat dan

negaranya. Banyak kemajuan yang didapat oleh Pakistan ketika Benazir Bhutto

menjabat sebagai perdana menteri. Ia bahkan tidak gentar walaupun kerapkali

dia dibuang ke pengasingan oleh presiden menjabat. Sekembalinya dia ke

Pakistan Benazir Bhutto pasti akan melanjutkan perjuangannya.

Menurut saya ada dua sumber kekuasaan yang dimiliki oleh Benazir

Bhutto yang pertama adalah expert power. Dari kecil Benazir Bhutto telah

ditanamkan pentingnya pendidikan oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat dari

tempat menuntut ilmunya yang berkualitas tinggi dan memiliki tingkat

kedisiplinan yang tinggi. Bhutto juga memiliki beberapa gelar yang menunjang

Page 23: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

kariernya di bidang politik. Ada kemungkinan dia dijadikan pemimpin oleh

rakyat Pakistan karena dinilai mampu dilihat dari latar belakang pendidikannya.

Sumber kekuasaan yang satu lagi adalah referent power. Dari beberapa

foto yang saya lihat di internet terlihat jelas bahwa Benazir Bhutto memiliki

kedekatan batin dengan para pengikutnya. Momen yang paling menonjol

adalah adanya arak-arakan dari masyarakat ketika Benazir Bhutto kembali dari

pengasingan. Benazir Bhutto juga bisa menjabat sebagai perdana menteri juga

karena dipilih oleh para pengikutnya karena pengikutnya percaya jika Benazir

Bhutto mampu untuk memberikan kinerja yang baik.

IV.3. Pengaruh Nilai dan Kecerdasan

Dari kecil Benazir Bhutto telah hidup di dalam lingkungan politis baik dari

ayahnya maupun dari ibunya. Hal yang saya tangkap disini adalah orang tua

dari Benazir Bhutto telah menanamkan nilai-nilai yang baik. Salah satu

contohnya adalah ketika telah menyelesaikan studinya di universitas bergengsi

di luar negeri, Benazir Bhutto kembali ke Pakistan untuk mengabdikan ilmunya

di negara asalnya sendiri. Selain itu Bhutto juga memiliki nilai-nilai

kemanusiaan yang tinggi terbukti dari tindakan-tindakan pertama yang dia

ambil begitu menjabat jadi perdana menteri.

Kecerdasan Benazir Bhutto sudah tidak diragukan lagi. Daftar

penghargaan dan gelar yang diberikan kepadanya telah saya lampirkan di

atas. Dengan dasar pengetahuan yang baik dan kecerdasan yang tinggi ini

menjadi salah satu faktor yang mendukung perjuangan Benazir Bhutto. Karena

masyarakat Pakistan percaya akan kemampuan intelektual dari Benazir Bhutto,

dia dapat terpilih menjadi perdana menteri walaupun saat itu pemimpin wanita

di negara islam masih dianggap tabu.

Page 24: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

BAB V

KESIMPULAN

Seorang pemimpin yang pada teorinya diharapkan merupakan seorang

innovator seharusnya tidak takut dalam menghadapi situasi apapun dan dapat

diandalkan oleh pengikutnya walaupun banyak pihak-pihak lain yang kurang

menyukai keberadaan dari pemimpin tersebut karena dianggap tidak bisa diajak

bekerja sama atau „terlalu lurus‟. Benazir Bhutto dapat memberikan contoh bahwa

dia tidak takut untuk memikul beban yang dipercayakan masyarakat Pakistan

kepadanya dengan menjabat sebagai perdana menteri wanita pertama di negara

islam dan juga yang termuda.

Dalam mencapai kepemimpinan yang efektif, faktor usia bukan menjadi

penghalang. Pada usia muda diharapkan seorang pemimpin masih bersifat open-

minded sehingga dapat menerima pendapat yang diutarakan orang-orang

sekitarnya. Pada kasus Benazir Bhutto pemerintahan Pakistan yang bersifat militan

ini tidak kunjung berubah karena presiden menjabat sulit untuk menerima bahwa

rakyat menginginkan pemerintahan yang demokratis sehingga kemunculan Benazir

Bhutto membawa angin segar bagi rakyat sebagai pemulih atas kekecewaan

terhadap pemerintahan saat itu.

Page 25: Kepemimpinan - Wanita di Negara Islam

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Zulfikar. Tren Pemimpin Wanita. 27 April 2008.

http://zulfikaraziz.blogspot.com/2008/04/tren-pemimpin-wanita.html

Kristin Natvig Aas. Ensiklopedia Norwegia Aschehoug dan Gyldendal.

http://www.norwegia.or.id/facts/living/gender/equality.htm

Casdira. Kepemimpinan dan Kesetaraan dalam Isu Gender. 15 April 2009.

http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=6507.0

http://www.benazirbhutto.net/

http: //www.achievement.org