34
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2012

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

  • Upload
    ledang

  • View
    241

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

TAHUN 2012

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,
Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi i

KATA PENGANTAR

Dalam melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan khususnya tenaga

Refraksionis Optisien sangat diperlukan lahan praktik. Ketersediaan lahan praktik

yang sesuai sangat membantu peserta didik dalam menerapkan teori dan praktik

yang diperolehnya dari ruang kelas dan dari ruang laboratorium dalam tatanan nyata

sehingga mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

menyusun standar untuk memberi rambu-rambu mengingat semakin bertambahnya

jumlah institusi pendidikan Refraksi Optisi. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung

tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai pada saatnya nanti dapat

memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan.

Standar Lahan Praktik Lapangan ini merupakan standar minimal yang dapat

dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Diharapkan standar lahan praktik lapangan ini dapat dijadikan acuan bagi

penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan praktik di

lahan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun standar dan kami

mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar ini agar

dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Refraksionis Optisien dapat

ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kebutuhan masyarakat baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Jakarta, 2 Nopember 2012

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan,

Dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi ii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia

yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya

pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan

keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Guna

menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik dari segi

kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan pendidikan yang profesional.

Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Lapangan Diploma III

Refraksionis Optisien ini, karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi

institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan

praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan

hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran praktik.

Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat dan

Hidayah-Nya kepada kita semua.

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120

Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id

Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.05/III/3/02105.2/2012

TENTANG

STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan

pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan; b. bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu

membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik;

c. bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi

dan tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan;

13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.02.05/I/III/2/02938/2012 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi.

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI;

Kedua : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

Ketiga : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi;

Keempat : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi

Kelima : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari : a. Kriteria Lahan Praktik; b. Pembimbing; c. Instruktur; d. Sasaran dan Target Pencapaian;

Keenam : Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi, berisi tentang Kompetensi, Sub Kompetensi, Kebutuhan Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik.

Kutujuh : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien.

Kedelapan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada Tanggal : 2 NOPEMBER 2012

Tembusan : 1. Menteri Kesehatan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; 4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kesehatan; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan; 7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia; 8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia; 9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III Refraksi Optisi.

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

SAMBUTAN KEPALA BPPSDM KESEHATAN ...................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan ...................................................................................... 4

C. Dasar Hukum ........................................................................... 4

D. Pengertian ................................................................................ 6

BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

A. Kriteria Lahan Praktik ............................................................... 8

B. Pembimbing ............................................................................. 9

C. Instruktur Klinik ......................................................................... 10

D. Sasaran dan Target Pencapaian ............................................. 10

BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

BERDASAR KOMPETENSI ................................................................

13

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 18

LAMPIRAN

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementerian Kesehatan yaitu

mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan

Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan madani, (2) Melindungi kesehatan

masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna,

merata, bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan

pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola

pemerintahan yang baik.

Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan

berbagai upaya kesehatan yang harus didukung antara lain oleh tenaga

kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan

kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika

yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk mendapatkan

tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui

peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan.

Salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya kesehatan

mata dan pencegahan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi

penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan yang mampu

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 2

memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan

kewenangan yang ada pada profesinya.

Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi

pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Dimana tenaga kesehatan

memiliki spesifikasi tertentu karena kesalahan dalam pelayanan dapat

berdampak kematian atau kecacatan yang bersifat irrevesibel. Untuk itu

diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan mutu

institusi pendidikan tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh

melalui pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan

penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan

perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan

kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga

Kesehatan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan

wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan

dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Dalam

implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang

pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

Salah satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang

diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan.

Proses pembelajaran pendidikan D III Refraksi Optisi meliputi pembelajaran

teori dan praktik. Dimana pendidikan Diploma III Refraksi Optisi

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 3

menghasilkan tenaga pokasional bahwa beban studi pendidikan Diploma

terdiri dari 40 % teori dan 60 % praktik. Sehubungan dengan hal tersebut,

untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan

penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun praktik yang efektif dan

efisien.

Pada Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi tahun 2012

pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan

pembelajaran praktik kerja lapangan. Pembelajaran praktik kerja lapangan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran

serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).

Dalam pengelolaan pendidikan Refraksi Optisi masih ditemukan berbagai

kendala terutama dalam pengelolaan praktik di lahan antara lain; belum

adanya kesamaan persepsi tentang proses pembelajaran praktik antara

institusi pendidikan dengan pengelola lahan praktik, kuantitas maupun

kualitas instruktur lapangan kurang memadai, serta jumlah institusi

pendidikan Refraksi Optisi yang tidak sesuai dengan ketersediaan lahan

praktik sehingga pembelajaran praktik di lahan praktik menjadi kurang efektif

yang akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai. Untuk itu, diperlukan

standar lahan praktik sebagai acuan bagi institusi pendidikan maupun lahan

praktik dalam mengelola praktik di lahan kerja/lapangan.

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 4

B. Tujuan

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi ini bertujuan

untuk:

1. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dan lahan praktik

dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai dengan

kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan kewenangan

profesinya;

2. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dalam memilih

lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi;

3. Membantu pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik

dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik.

C. Dasar Hukum

Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4586);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

Lembaran Negara Tahun Nomor 5063);

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 5

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4496);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran

Negara Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5007);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23,

tambahan Llembaran Negara Nomor 5105).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas

PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaaraan

Pendidikan (Lembaran Negara Tahun Nomor 112 tahun 2010, tambahan

Lembaran Negara Nomor 5157).

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011

Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor

47 Tahun 2005 Tentang Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien Dan

Angka Kreditnya;

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/SK/VI/2008 tentang

Standar Profesi Refraksionis Optisien;

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 6

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010,

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan ;

13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1069/Menkes/Sk/XI/2008 Tentang

Pedoman Klasifikasi Dan Standar Rumah Sakit Pendidikan;

14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil

Belajar Mahasiswa;

15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002, tentang

Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;

16. Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan No. HK.02.05/I/III/2/02938/2012 Tentang Kurikulum

Pendidikan Program D III Refraksi Optisi Tahun 2012.

D. Pengertian

1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab,

yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan

tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu;

2. Praktik Lapangan Diploma III Refraksi Optisi adalah Pembelajaran yang

dilaksanakan dilahan praktik pelayanan kesehatan, optikal dan industri

(lensa, frame dan lensa kontak) dalam jangka waktu tertentu;

3. Standar Praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam

melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi peserta

didik;

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 7

4. Lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi adalah Tempat yang memenuhi

kriteria yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk

menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat

mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi Refraksionis Optisien

yang diharapkan di dalam Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi

Optisi;

5. Instruktur adalah Tenaga Refraksionis Optisien yang bekerja di lahan

praktik dan memiliki tugas dan tanggung jawab ketehnisian medis peserta

didik dalam melaksanakan praktik lapangan;

6. Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja pada

institusi pendidikan Refraksi Optisi dan memiliki tugas dan tanggung jawab

membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik lapangan;

7. Laporan Praktik Lapangan adalah laporan hasil kegiatan yang dilakukan

setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-hal yang telah

dilaksanakan, meliputi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan

pembelajaran Praktik Lapangan, kendala yang dihadapi dan cara

mengatasi masalah, membandingkan masalah dan bertukar pengalaman

didalam kelompok.

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 8

BAB II

STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

Standar lahan praktik lapangan adalah standar minimal yang harus dipenuhi

dalam melaksanakan pembelajaran praktik lapangan untuk mencapai

kompetensi peserta didik.

A. Kriteria Lahan Praktik

Lahan praktik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai

oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan praktik lapangan sebagai berikut ini:

1. Rumah Sakit minimal kelas C

2. Rumah Sakit Khusus Mata

3. Balai Kesehatan Mata Masyarakat / Balai Kesehatan Indera Masyarakat

4. Puskesmas

5. Klinik Mata

6. Optikal

7. Industri Lensa, bingkai kacamata (Bersifat Kunjungan)

8. Laboratorium Lensa dan lensa kontak (Bersifat Kunjungan)

9. Memiliki tenaga Refraksionis Optisien sesuai kualifikasi

10. Rasio Instruktur dengan mahasiswa 1 : 5, artinya 1 instruktur

membimbing maksimal 5 mahasiswa

11. Mempunyai MOU antara institusi pendidikan dengan Lahan Praktik

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 9

Maksimum masa waktu praktik di lahan praktik berdasarkan jenis tempat

lahan praktik adalah sebagai berikut :

Lahan Praktik Maksimum Mahasiswa/periode waktu

Rumah Sakit Tipe A 6

Rumah Sakit Tipe B 5

Rumah Sakit Tipe C 4

Rumah Sakit Khusus Mata 4

BKMM/BKIM 4

PUSKESMAS 4

KLINIK MATA 4

OPTIKAL 3

INDUSTRI LENSA & BINGKAI KACAMATA

Seluruh Mahasiswa Tingkat Akhir (III) (Dalam Bentuk Kunjungan)

LABORATORIUM LENSA & LENSA KONTAK

Seluruh Mahasiswa Tingkat Akhir (III) (Dalam Bentuk Kunjungan)

B. Pembimbing

Kriteria pembimbing praktik lapangan sebagai berikut :

1. Dosen mata kuliah keahlian pada institusi pendidikan Refraksi Optisi.

2. Kualifikasi pendidikan dosen minimal Diploma III Refraksi Optisi.

3. Pengalaman mengajar pada mata kuliah keahlian minimal 3 tahun.

4. Mampu membimbing, membina, mengevaluasi dan mengawasi mahasiswa

selama berlangsungnya praktik.

5. Memilik SK sebagai Pembimbing praktik lapangan.

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 10

C. Instruktur

Kriteria instruktur praktik lapangan sebagai berikut

1. Mempunyai latar belakang pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dan

pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun atau mempunyai pengalaman

kerja minimal 3 (tiga) tahun pada bidang Refraksi Optisi di pelayanan

kesehatan.

2. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses

pembelajaran praktik lapangan.

3. Memilik SK sebagai Instruktur praktik lapangan.

D. Sasaran Dan Target Pencapaian

Tersedianya peralatan sesuai dengan kompetensi dan target pencapaian

yang akan dicapai setiap mahasiswa sebagai berikut :

1. Sasaran

a. Peralatan Pelayanan Refraksi

1) Kartu Snellen yg dilengkapi dg astigmat dials

2) Optotype

3) Kartu Baca

4) Lensa Uji-coba

5) Bingkai Uji-coba

6) Penggaris PD

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 11

7) Lampu Senter (Penlight)

8) Lensometer

9) Cylinder Silang (Cross Cylinder)

b. Peralatan Pelayanan Optisi :

1) Seperangkat Tang

2) Seperangkat Obeng

3) Pemanas Bingkai Kacamata

4) Pembersih Lensa Kacamata

5) Mesin Facet Manual

6) Ultrasonic Cleaner

7) Spheromater

8) Pengukur Tebal Lensa ( Thickness Gauge )

c. Peralatan Pelayanan Lensa Kontak

1) Lensa Kontak ujicoba

2) Kaca Pembesar (Loupe)

3) Keratometer

4) Wadah pencuci lensa kontak

5) Cermin cembung dan datar

6) Penggaris PD

7) Lampu Senter (Penlight)

8) Tabel Konversi Keratometri

9) Lensa Ujicoba (Trial Lens Set) & Bingkai Uji Coba

10) Kartu Snellen/ Optotype

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 12

2. Target minimal yang harus dicapai oleh peserta didik :

Keterangan :

*Target pencapaian dilaksanakan dalam periode waktu 2 minggu

No

Jenis Pelayanan

Target minimal pelayanan yang harus dicapai/mahasiswa/periode waktu

Myopia/ Hypermetropia

Astigmatism Presbyopia Anisometropia

1 Refraksi 4 8 5 3

Jenis

Pelayanan Target minimal pelayanan yang harus dicapai

Single Vision Bifokal Multifokal

2 Optisi 5 2 3

Jenis

Pelayanan Target minimal pelayanan yang harus dicapai

Spheris Torik

3 Lensa Kontak

4 1

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 13

BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

BERDASARKAN KOMPETENSI

Standar lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi mengacu pada kompetensi

Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi Tahun 2012. Untuk

pencapaian kompetensi tersebut dibutuhkan lahan praktik secara spesifik

mempunyai kriteria yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik

1. Melakukan Pemeriksaan Pendahuluan

1.1. Melakukan anamnesa

1.2. Mengidentifikasi posisi

bola mata

1.3. Memeriksa tajam pengli-

hatan jauh dan dekat

1.4. Memeriksa lapang pan-

dang

A. Lahan praktik bidang Refraksi : Rumah Sakit Rumah Sakit Khusus Mata BKMM/BKIM Puskesmas/PKM Klinik Mata Optikal B. Lahan Praktik Bidang Optisi : Laboratorium Lensa Industri Lensa Industri Bingkai Kacamata Optikal C. Lahan Praktik

Bidang Lensa Kontak :

- Optikal - Laboratorium Lensa

Kontak

A. Lahan praktik bidang Refraksi : Memiliki / Supervisi : 1) Dr. Spesialis Mata 2) Refraksionis

Optisien/ Optometris

Memiliki Sarana & Prasarana pendukung yang berkaitan dengan kebutuhan praktik refraksi ( refraksi obyektif dan subyektif ) B. Lahan Praktik Bidang Optisi : Memiliki : 1. Memiliki tenaga laboratorium yang terkualifikasi. 2. Refraksionis Optisien/Optometris 3.Memiliki Sarana & Prasarana pendukung

2. Melakukan Refraksi Objektif

2.1 Melakukan persiapan

pemeriksaan

2.2 Melakukan pemeriksaan

2.3 Menetapkan hasil peme-

riksaan

2.4 Mencatat hasil peme-

riksaan

3. Melakukan Refraksi Subjektif

3.1 Melakukan persiapan

pemeriksaan

3.2 Melakukan pemeriksaan

3.3 Menetapkan hasil peme-

riksaan

3.4 Mencatat hasil pemerik-

saan

4. Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler

4.1 Melakukan persiapan

pemeriksaan

4.2 Memeriksa tajam

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 14

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik

penglihatan binokuler

4.3 Melakukan pemeriksaan

status diplopia

penglihatan binokuler

4.4 Pemeriksan fungsi

akomo-dasi dan

konvergensi

4.5 Menetapkan hasil

yang berkaitan dengan kebutuhan praktik optisi ( dispensing dan surfacing ) C. Lahan Praktik Bidang Lensa Kontak: Memiliki : 1. Refraksionis Optisien/Optometris 2.Memiliki Sarana & Prasarana pendukung yang berkaitan dengan kebutuhan praktik Lensa Kontak

5. Mengolah Resep Kacamata

5.1 Melakukan persiapan

mengolah resep

5.2 Menentukan parameter

lensa

5.3 Menentukan kebutuhan

penglihatan pasien

5.4 Mengindenfikasi

kebutuhan perlindungan

penglihatan

5.5 Mencatat hasil

pengolahan resep

6. Melakukan Pemilihan Bingkai Kacamata

6.1 Melakukan persiapan

pemilihan bingkai

kacamata

6.2 Melakukan pemilihan

bingkai berdasarkan

kebutuhan kosmetik

pasien

6.3 Melakukan pemilihan

bingkai berdasarkan lensa

koreksi

6.4 Melakukan pemilihatn

bingkai berdasarkan

kebutuhan kenyamanan

pasien

6.5 Membuat Catatan

Mengenai Bingkai Yang

Telah Dipilih.

7. Melakukan Pemilihan Lensa

7.1 Melakukan persiapan

pemilihan lensa kacamata

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 15

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik

Kacamata

7.2 Menentukan Kebutuhan

lensa sesuai kelainan

refraksi

7.3 Menentukan Kebutuhan

lensa sesuai aktivitas

7.4 Menentukan Kebutuhan

lensa sesuai bentuk

bingkai yang dipilih

7.5 Melakukan pencatatan

hasil pemilihan lensa

8. Melakukan penyetelan kacamata

8.1 Melakukan Persiapan

penyetelan

8.2 Melakukan penyetelan

8.3 Mengevaluasi hasil

penyetelan

8.4 Mencatat hasil penyetelan

9. Melakukan Perakitan Kacamata

9.1 Menyiapkan alat dan

bahan

9.2 Melakukan tataletak

ukuran bingkai, lensa dan

mata

9.3 Membuat pola bingkai

9.4 Melakukan pemotongan

lensa

9.5 Melakukan penilaian hasil

pemotongan

10. Melakukan Verifikasi (QC) Lensa dan Kacamata

10.1 Melakukan persiapan

verifikasi

10.2 Melakukan pemeriksaan

lensa dan kacamata

10.3 Melakukan verifikasi

10.4 Melakukan pencatatan

hasil verifikasi

11. Melakukan Tatalaksana Pelayanan Refraksi Optisi

11.1 Melakukan Persiapan

Tatalaksana

11.2 Melakukan Tatalaksana

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 16

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik

11.3 Melakukan Evaluasi

Tatalaksana

11.4 Melakukan pencatat hasil

Tatalaksana

12. Melakukan Pemasangan Lensa Kontak Uji Coba

12.1 Melakukan persiapan

pemasangan lensa kontak

uji coba

12.2 Menentukan lensa kontak

uji coba

12.3 Menilai hasil pemasangan

lensa kontak uji coba

12.4 Melakukan pencatatan

hasil pemasangan lensa

kontak uji coba

13. Melakukan Pesanan Lensa Kontak

13.1 Melakukan persiapan

pesanan lensa kontak

13.2 Menentukan Kekuatan

Dioptri

13.3 Menentukan jenis lensa

kontak yang akan dipesan

13.4 Memesan lensa kontak

sesuai kebutuhan

14. Melakukan Bimbingan Pemakaian Lensa Kontak

14.1 Melakukan persiapan

bimbingan lensa kontak

14.2 Melakukan bimbingan

pemakaian, pelepasan

dan perawatan lensa

kontak

14.3 Membimbing pasien

mengenali kelainan

pemakaian lensa kontak

14.4 Melakukan pemeriksaan

lanjutan

15. Melakukan Pemeriksaan Penglihatan Subnormal

15.1 Persiapan pemeriksaan

subnormal

15.2 Melakukan pemeriksaan

15.3 Menetapkan hasil

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 17

No Kompetensi Sub Kompetensi Kebutuhan Lahan

Praktik Kriteria Lahan Praktik

pemeriksaan

15.4 Mencatat hasil

pemeriksaan penglihatan

sub normal

16. Melakukan Penyuluhan/Bimbingan Pemeliharaan Penglihatan(pelayanan refraksi, optisi dan lensa kontak)

16.1 Melakukan perencanaan

16.2 Melaksanakan

penyuluhan/ bimbingan

pemeliharaan penglihatan

16.3 Melakukan evaluasi

16.4 Melakukan dokumentasi

17. Mendokumentasikan Pelayanan Refraksi, Optisi dan Lensa Kontak

17.1 Melakukan persiapan

dokumentasi

17.2 Melaksanakan

dokumentasi pelayanan

Refraksi Optisi

17.3 Melakukan pelaporan

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 18

BAB IV PENUTUP

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi merupakan acuan

bagi civitas akademika yang bertanggung jawab terhadap mata kuliah dan

pembelajaran praktik. Disamping itu, Standar lahan praktik ini juga sebagai

acuan bagi para pembimbing dilahan praktik dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran praktik secara optimal yang pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas lulusan.

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi digunakan sebagai

acuan yang bersifat umum, dalam mengelola program pembelajaran praktik

bagi pendidikan program Diploma III Refraksi Optisi. Dalam implementasi

program pembelajaran praktik perlu dijabarkan secara khusus dalam pedoman

lahan praktik sesuai kebutuhan proses pembelajaran praktik dan kondisi

setempat tanpa mengabaikan Implementasi kurikulum.

Diharapkan para pengelola pendidikan, dosen memberi masukan khususnya

pembimbing praktik guna menyempurnakan standar lahan praktik.

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

KONTRIBUTOR

Standar Lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi ini berhasil disusun atas

partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain:

Tingkat Pusat :

Dr. Donald Pardede, MPPM; Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA; Dra.

Trini Nurwati, M.Kes; Sri Sunarsih, DFM, Msi; Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd;

Ismawiningsih, SKM, MKM; Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM; Eric Irawati,

S.SiT; Ns I Ratnah, S.Kep; Dora Handyka, S.ST; Matadih, S.Sos.

Tingkat Daerah :

Dian Leila Sari, AmdRO, SPd, M.Kes (ARO LEPRINDO Jakarta); Benny

Sulistyono, AMd.RO (ARO Kartika Indera Persada Jakarta); Sri Wahyu

Budoyo Kusumo, AMd.RO, SE (ARO GAPOPIN Jakarta); Yusron

Shirmohammad, AMd.RO, SKM (ARO Surabaya); Sjaiful Anwar, AMd.RO,

SKM (ARO Surabaya); Timantha Ginting, AMd.RO, SPd (ARO Yayasan

Binalita Sudama Medan); Zulianti, AMd.RO, SKM (ARO Yayasan Binalita

Sudama Medan); Mochammad Kholil, AMd.RO, SKM (Prodi Diploma III

Refraksi Optisi STIKES Widya Husada Semarang); A.Bunyamin, AMd.RO

(Prodi Diploma III Refraksi Optisi Stikes Widya Husada Semarang);

Bunyamin R.A, A.Md.RO, SE (ARO Kartika Indera Persada Jakarta); Purna

Kurniawan, AMd.RO (ARO GAPOPIN Jakarta).

Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan

Praktik Diploma III Ortetik Prosetik yang tidak dapat disebutkan satu –

persatu.

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

CONTOH

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

LAMPIRAN I

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA

....................................... DENGAN

....................................... TENTANG

LAHAN PRAKTIK No : ............................................

Pada hari ini ............ tanggal............................... bulan .................. tahun ........................................, kami Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama :

Jabatan : Kepala sub ( Kepala cabang ) Instansi : RS ( Optical ) Alamat : Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :

Jabatan : Pudir I Instansi : ARO Alamat : Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Kedua belah pihak setuju dan sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama lahan praktik bagi peserta didik institusi Akademi Refraksi optisi dengan ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal – pasal dibawah ini :

Pasal 1 KETENTUAN UMUM

1. Rumah Sakit / Optical Adalah ........................................ 2. ARO / Institusi Adalah ........................................ 3. Peserta praktik adalah Mahasiswa / mahasiswi Tingkat III ( akhir ) Semester 6

Tahun..... 4. Jenis Kegiatan Praktik adalah

..................................................................................

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

CONTOH

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

Pasal 2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian dalam bidang jenis pelayanan bagi peserta didik Institusi Akademi Refraksi Optisi........... sesuai dengan standar lahan praktik yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan kerjasama adalah :

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 2. Sebagai fungsi sosial dan promosi di bidang pendidikan 3. Sebagai fungsi promosi dan rekrutment di Optical

Pasal 4

HAK 1. Hak PIHAK PERTAMA

a. Menentukan besar biaya praktik yang dibebankan. b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan. c. Memperoleh penggantian atas alat yang rusak akibat kelalaian peserta

praktik. d. Memutuskan atau memperpanjang perjanjian kerjasama ini.

2. Hak PIHAK KEDUA

a. Memanfaatkan sarana dan fasilitas untuk keperluan peserta didik sesuai kesepakatan.

b. Mendapatkan kemudahan dalam praktik. c. Menentukan sanksi kepada peserta praktik sesuai ketentuan yang

berlaku. d. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan. e. Memutuskan atau memperpanjang perjanjian kerjasama ini.

Pasal 5

KEWAJIBAN

1. Kewajiban PIHAK PERTAMA

a. Menyediakan sarana dan fasilitas sesuai dengan standar minimal lahan praktik dan ruang lingkup pelayanan.

b. Mengatur pelaksanaan praktik.

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

CONTOH

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

c. Mengawasi dan membimbing kegiatan praktik. d. Memberikan teguran, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Kewajiban PIHAK KEDUA

a. Mengatur kegiatan peserta di lahan praktik. b. Membayar biaya pelaksanaan praktik kepada PIHAK PERTAMA. c. Memberikan pengarahan ruang lingkup lahan praktik. d. Mentaati tata tertib yang berlaku di lahan praktik. e. Mengganti kerusakan alat yang diakibatkan kelalaian peserta praktik.

Pasal 6

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Kegiatan praktrek ditentukan sesuai dengan ruang lingkup oleh PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK KEDUA memberikan surat pengantar dan jadwal kegiatan peserta praktik.

3. Pelaksanaan praktik dibimbing oleh instruktur yang ditunjuk oleh pihak pertama.

Pasal 7 PEMBAYARAN

Pembayaran biaya praktikum sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan

Pasal 8 PELAPORAN DAN PENGAWASAN

1. PELAPORAN

a. Peserta praktik membuat laporan kegiatan. b. Instruktur / pembimbing membuat laporan kegiatan

2. PENGAWASAN

Pengawasan kegiatan praktik dilakukan oleh instruktur dan pembimbing secara bersama – sama.

Pasal 9

JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Jangka Waktu 3 ( tiga ) tahun sejak ................................... s/d ..................

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

CONTOH

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

2. Perjanjian dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak dengan syarat- syarat ketentuan yang sama dan atau ditambah / dirubah atas kesepakatan kedua belah pihak.

3. Dalam hal berakhirnya masa kegiatan kerjasama PIHAK KEDUA harus memberitahu PIHAK PERTAMA selambat – lambatnya 3 ( tiga ) bulan sebelum berakhirnya perjanjian kerjasama.

Pasal 10

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA

1. Surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku lagi setelah berakhirnya masa perjanjian kerjasama.

2. Salah satu pihak dapat memutuskan kerjasama dengan alasan yang jelas.

Pasal 11 PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila timbul perbedaan pendapat atau perselisihan antara kedua belah pihak dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah.

Pasal 12 PENUTUP

1. Hal – hal yang belum ditentukan atau memerlukan penyelesaian lebih lanjut akan

ditetapkan kemudian oleh kedua belah pihak yang akan dituangkan kedalam suatu addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. Setiap perubahan yang menyangkut ketentuan dalam isi perjanjian ini harus disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak.

Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani di ........... pada hari dan tanggal tersebut pada awal perjanjian ini, dalam rangkap 2 ( dua ) bermaterai Rp. 6.000 ( enam ribu rupiah ) dan masing – masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA PUDIR I KEPALA SUB / KACAB

AKADEMI REFRAKSI OPTISI........................ RUMAH SAKIT / OPTICAL ............. (..........................................................) (..........................................................)

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

CONTOH

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

LAMPIRAN II

LAPORAN EVALUASI PESERTA PRAKTIK

NAMA :

NIM :

INSTITUSI :

TEMPAT PRAKTIK :

INSTRUKTUR :

PEMBIMBING :

Absensi :

...................( hari ) ............. %

REFRAKSI

KOMPETENSI PENILAIAN

1 2 3 4 KET

Melakukan Pemeriksaan Pendahuluan

Melakukan Refraksi Objektif

Melakukan Refraksi Subjektif

Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler

OPTISI

KOMPETENSI PENILAIAN

1 2 3 4 KET

Mengolah Resep Kacamata

Melakukan Pemilihan Bingkai Kacamata

Melakukan Pemilihan Lensa Kacamata

Melakukan penyetelan kacamata

Melakukan Verifikasi (QC) Lensa dan Kacamata

Melakukan Tatalaksana Pelayanan Refraksi Optisi

LENSA KONTAK

KOMPETENSI PENILAIAN

1 2 3 4 KET

Melakukan Pemasangan Lensa Kontak Uji Coba

Melakukan Pesanan Lensa Kontak

Melakukan Bimbingan Pemakaian Lensa Kontak

KET : Mengetahui, 1. Kurang INSTRUKTUR 2. Cukup

3. Baik 4. Sangat Baik ( )

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

CONTOH

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

LAMPIRAN III

LAPORAN TARGET PESERTA PRAKTIK

NAMA :

NIM :

INSTITUSI :

TEMPAT PRAKTIK :

INSTRUKTUR :

PEMBIMBING :

Absensi : ...................( hari ) ............. %

No Jenis Pelayanan

Target minimal pelayanan yang harus dicapai/mahasiswa/periode waktu

Myopia/

Astigmatism Presbyopia Anisometropia Hypermetropia

1 Refraksi (4) (8) (5) (3)

Jenis Pelayanan

Target minimal pelayanan yang harus dicapai

Single Vision Bifokal Multifokal

2 Optisi (5) (2) (3)

Jenis Pelayanan

Target minimal pelayanan yang harus dicapai

Spheris Torik

3 Lensa Kontak (4) (1)

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM … masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi