6

Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak
Page 2: Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak

Pisau atau golok yang digunakar -a-:..~sehingga menjamin dapat memct..s :e-­darah, tenggorokan dan salurar ~c' 2- 2-senantiasa terjaga kebersibarviyaberkarat.

2. Sehat jasmani dan rohani.3. Memiliki pengetahuan dan keteraroo a

dalam penyembelihan hewan halal ya-,; -­benar.

4. Tidak kurus5. Jantan

a. Tidak dikastrasi/dikebirib. Testis/buah zakar rnasih lengkap (2 =_:::­

dan bentuk serta letaknya simetris

b. Sapi/kerbau: Berumur di atas 2 (dua) ta- _-ditandat dengan tumbuhnya sepasang ~ -;tetap. (Lihat Gambar 1b).

3. Cukup Umur :a. Kambing/domba: Berurnur di atas 1 (sa.,

tahun ditandai d e nqan turnbuhr , =­sepasang gigi tetap.(Lihat Gambar ~c

1. Berdasarkan pemeriksaan anle-mortemdin~atakan sehat, yaltu bulu bersih dan tidakkusam, lincah, nafsu makan baik, suhu tubuhnormal, lubang kumlah (mulut, mata, hidung,telinqa dan anus) bersih dan normal.

2. Toak cacat, misalnya pincang, buta, mengalamier;;sa an telinga, dll.

1. Memberikan pedoman bagi PetugasPenyembelihan dan Petugas yang membidangifungsi Kesmavel di da(:y&h dalam tata carapenyembelihan hewan qurban secara halal, baik,dan benar.

2. Menjamin ketentraman ~thin masyarakat dalamrnenqonsurnsi daging hewan qurban yang halal danthoyyib.

II. TUJUAN I

Ourban adalah suatu upaya untuk mendekatkan dinkepada Allah SWT dengan melakukan penyembelihanhewan atas dasar ketakwaan dan kesabaran dalammelaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya,sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya ''Darjing­daging unte.dan darahnya ilu sekali-kali tidak dapalmencapai (keridhaan) AI/atl, tetapi ketakwaan darikamulahyang dapatmencapainya" (OS. AI Hajj:37).Perintah berqurban ini bertak1Jbagi setlap muslim yangmampu dan dilaksanakan satu kali dalam setahun, yaitupada Hari Raya Idul Adha. Hukum berqurban adalahsunnah muakkad (sunnah yang sangat dikuatkan ,sebagaimana Hadist yang artinya "Rasulullah SAWbersabda: Saya disuruh menyembelih qurban danqurban itu sunah bagi kamu" (HR. TirmiozBagi mereka yang mampu melaksanakan qurban teiaotidak berqurban, mereka mendapat ancaman keras carRasulullah SAW, sebiga'imana dlsebutkar daa:- -2'::':5yang artinya "Dari -Abu Hurairah 18 ::)B~·-~E.·-=::.­bersabda Rasullullah SAW: Bararqsiaza .''2'"'f -", __berqurban tetapi tidak qurban IT'I8Ka .a:r-~a- a- :a: :-='E:ke tempat shalat kami". HR. Ahma: :::a- :- '.'a_a-

Page 3: Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak

1. Hewan dirobohkan dengan kepala menghadapke arah kiblat.

2. Membacabasmalah3. Hewan disembelih dengan sekali gerakan tanpa

mengangkat pisau dari leher pada saetmemotong3 (tiga)saturansekaligus,yaitu:

Penyembelihan dilakukan dengan tata cara agamaIslam sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesiadan persyaratan teknis hiegene dan sanitasi antaralain:

VIII. TATA CARA PENYEMBEL!IHAN

1. Pemeriksaan ante-mortem oleh petugasberwenang.

2. Harus diperlakukan secara wajar denganmemperhatikan azas kesejahteraan hewan agartidak stres dan daging yangdihasit<anberkualitasbaik.

3. Diistirahatkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) harisebelumdisembelih.

4. Diberi pakandanminumyang cukup.5. Cara menjatuhkan/merebahkan hewan harus

hati-hati, dihindarkan cara paksa atau perlakuankasar yang menyebabkan rasa takut berlebihanatau kesakitan pada hewan serta risikokecelakaanpadapetugaspenyembelih

1. Kandanq penampungan sementara yang bersih,kering dan mampumelindungi hewan dari panasmataharidan hujan.

2. Tempatpenyembelihanyang kering dan terpisahdari sarana umum serta tempat penjualanmakanandanminuman.

3. Lubang penampungandarah berukuran 0,5 x 0,5x 0,5 m untuk tiap 10ekor kambingatau 0,5 x 0,5x 1m untuk tiap 10ekor sapi.

4. Tersedia air bersih yang mencukupi untukmencuci peralatan dan jeroan selama prosespenyembelihanberlangsung.

5. Tempat khusus untuk penanganan daging yangharus terpisah dari penanganan jeroan, yangsenantiasaterjagakebersihannya.

Pisau atau golok yang digunakan harus tajam,sehingga menjamin dapat memutus pembuluhdarah, tenggorokan dan saluran makanan, sertasenantiasa terjaga kebersihannya dan tidakberkarat.

1. Laki-Iakimuslimdewasa2. Sehatjasmani dan rohani.3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis

dalam penyembelihanhewanhalal yang baik danbenar.

IV. PERSYARATAN PE"(UGAS

4. Tldakkurus5. Jantan

a. Tidakdikastrasildikebirib. Testis/buah zakar masih lengkap (2 buah)

dan bentukserta letaknyasimetris

b. Sapi/kerbau: Berumur di atas 2 (dua) tahunditandai dengan tumbuhnya sepasang gigitetap. (LihatGambar1b).

Gambar 1a

3. Cukup Umur :a. Kambing/domba: Berumur di atas 1 (satu)

tahun ditandai dengan tumbuhnyasepasang gigi tetap.(Lihat Gambar 1a).

Page 4: Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak

1. Hewan dirobohkan dengan kepala menghadapke arah kiblat.

2. Membaca basmalah3. Hewan disembelih dengan sekali gerakan tanpa

mengangkat pisau dari leher pada sa atmemotong 3 (tiga) saturansekaligus,yaitu:

Penyembelihan dilakukan dengan tata cara agamaIslam sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesiadan persyaratan teknis hiegene dan sanitasi antaralain:

VIII. TATA CARA PENYEMBEL!IHAN

1. Pemeriksaan ante-mortem oleh petugasberwenang.

2. Harus diperlakukan secara wajar denganmemperhatikan azas kesejahteraan hewan agartidak stres dan daging yang dihasllan berkualitasbaik.

3. Diistirahatkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) harisebelum disembelih.

4. Diberi pakan dan minum yang cukup.5. Cara menjatuhkan/merebahkan hewan harus

hati-hati, dihindarkan cara paksa atau perlakuankasar yang menyebabkan rasa takut berlebihanatau kesakitan pada hewan serta risikokecelakaan pada petugas penyembelih

1. Kandang penampungan sementara yang bersih,kering dan mampu melindungi hewan dari panasmatahari dan hujan.

2. Tempat penyembelihan yang kering dan terpisahdari sarana umum serta tempat penjualanmakanan dan minuman.

3. Lubang penampungan darah berukuran 0,5 x 0,5x 0,5 m untuk tiap 10 ekor kambing atau 0,5 x 0,5x 1 m untuk tiap 10 ekor sapi.

4. Tersedia air bersih yang mencukupi untukmencuci peralatan dan jeroan selama prosespenyembelihan berlangsung.

5. Tempat khusus untuk penanganan daging yangharus terpisah dari penanganan jeroan, yangsenantiasa terjaga kebersihannya.

Page 5: Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak

8. Selanjutnya keluarkan isi rongga dada danrongga perut secara hati-hati agar dindinglambung dan usus tidak tersayat. (Gambar 3b)

9. Pisahkanjeroan merah (hati, jantung, paru-paru,limpa, ginjal, lidah) dari jeroan hijau (Iambung,iJSUS, esofagusdan lemak).

6. Ikat saluran makanan (esofagus) dan anus agarisi lambungdan usus tidak mencemaridaging.(Gambar 2 a dan b)

7. Lakukan pengulitan secara berhati-hati danbertahap,diawali denganmembuatsayatanpadabagian tengah sepanjang kulit dada dan perut,dilanjutkan dengan sayatan pada bagian medialkaki. (Gambar3 a)

a. Saluran makanan (mar'l)b. Pembuluhdarah (wadajain)c. Memutussaluran nafas (hu/qum)

4. Proses selanjutnya dilakukan setelah hewanbenar-benarmati sempurna.

5. Penangananhewansetelahdisembelih sebaiknyadilakukan dengan posisi digantungpada kaki belakangnya agar pengeluaran darahberlangsung sempurna, kontaminasi silangdapat dicegahdan penangananlebihmudah.

Page 6: Kemenag JatimPemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak

Informasi lebih lanjut dapat mehghubungiSUBDITPRODUKHALAL

DIREKTORATURUSANAGAMA ISLAMDAN PEMBINAANSYARIAHDIREKTORATJENDERAL BIMBINGANMASYARAKATISLAM

KEMENTERIANAGAMA RIWebsite produk halal : http://www.bimasislam.kemenag.go.id/halal

Telp. 021-3811429, Fax: 021-3920449

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan HewanKementerian Pertanian

1. Jeroan dan daging dikemas terpisahmanggunakan plastik khusus pembungkusmakanan.

2. Hindari kontaminasi dari tangan manusia yangkotor, lalat atau serangga, peralatan yang kotor(pisau, talenan, alas meja dll), air yang kotor danlantai/alas tanah yang kotor dengan dagingqurban.

3. Petugas yang menangani daging harus selalumenjaga kebersihandiri (memakai pakaian yangbersih, mencuci tangan setiap kali menyentuhlmemegang benda/bahan yang kotor danterutamasetelahdari toilet).

4. Segera distrlbusikan daging qurban, penyim­panan tanpa pendingin tidak boleh lebih dari4 jam.

DA~INGQURBANYANGHIGIENIS

Pemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaankesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan)setelah penyembelihan yang bertujuan untukmemutuskan apakah daging aman dan layakdikonsumsi. Dilakukan oleh dokter hewan atau juruuji daging atau petugas teknis yang telahmendapatkan pelatihan tentang meat inspector dibawahsupervisidokterhewan.

10. Pemeriksaan post-mortem.11. Pindahkan karkas ke tempat khusus untuk

penangananlebih lanjut.