89
KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD AL-WASHLIYAH 1 KECAMATAN PULOGADUNG JAKARTA TIMUR Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH Disusun Oleh : Nama : Syahroni Endang Nasition NIM : 809011000405 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

1

KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD AL-WASHLIYAH 1 KECAMATAN

PULOGADUNG JAKARTA TIMUR

Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH

Disusun Oleh :

Nama : Syahroni Endang Nasition NIM : 809011000405

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Page 2: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

2

Page 3: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

3

Page 4: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

4

Page 5: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

5

Page 6: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SD

Al-Washliyah I Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur". Teriring shalawat

dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kecerahan

terhadap ilmu pengetahuan dan petunjuk yang terang bagi kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana

Strata 1 Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa di dalam skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan

saran dari siapapun yang membaca skripsi ini akan peneliti terima dengan tangan

ter buka demi perbaikan-perbaikan di kemudian hari.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. Rifa’at Syauqi Nawawi, MA., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Bahrissalim, MA., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Eri Rossatria, MA., sebagai Pembimbing skripsi yang telah membimbing

dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya senantiasa

memberikan bimbingannya kepada peneliti.

4. Seluruh dosen dan staf yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta perhatian

sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ayahanda, Ibunda, Istri, dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dorongan

baik moril maupun materil kepada peneliti untuk bekerja dengan penuh semangat

serta kesabaran dalam menyelesaikan studi.

Page 7: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

viii

6. Rekan-rekan kuliah dan rekan-rekan guru yang terus menerus memberikan

semangat untuk menyelesaikan studi.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

dan bagi para pembaca.

Jakarta, Desember 2012

Syahroni Endang Nasition

Page 8: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

ix

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ........................................................ 7 D. Perumusan Masalah ......................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................. 7 F. Kegunaan Penelitian ........................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORIETIK A. Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam .... 9 1. Pengertian Kemampuan Mengajar .............................. 9 a. Kemampuan Membuka Pelajaran ........................... 14 b. Kemampuan Mengembangkan Materi .................... 15 c. Metode Pembelajaran ............................................. 17 d. Variasi Dalam Menggunakan Media Pembelajaran . 21 e. Menyimpulkan Pelajaran ........................................ 23 f. Pelaksanaan Evaluasi ............................................. 23 2. Prinsip-prinsip Pengajaran .......................................... 26 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 30 C. Kerangka Berpikir ........................................................... 30

Page 9: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 32

B. Metode Penelitian ............................................................ 32

C. Populasi dan Sampel ........................................................ 32

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 32

E. Instrumen Penelitian ......................................................... 34

F. Teknik Analisis Data ....................................................... 36

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SD Al-Washliyah 1 Jakarta .................. 37

B. Temuan Penelitian ........................................................... 37

1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran ...................... 38

2. Kemampuan Guru Mengembangkan Materi ............... 46

3. Kemampuan Guru Menggunakan Metode yang Bervariasi 52

4. Kemampuan Guru Menggunakan Media ..................... 54

5. Kemampuan Guru Menyimpulkan Pelajaran ............... 57

6. Kemampuan Guru Mengevaluasi ................................ 58

B. Pembahasan ..................................................................... 59

1. Kemampuan Membuka Pelajaran ............................... 60

2. Kemampuan Mengembangkan Materi ........................ 60

3. Kemampuan Menggunakan Metode yang Bervariasi ....... 61

4. Kemampuan Menggunakan Media .............................. 61

5. Kemampuan Menyimpulkan Pelajaran ........................ 62

6. Kemampuan Mengevaluasi ......................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................... 65

B. Saran ................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 69

Page 10: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengajar Guru PAI .................. 35

Tabel 2 Kriteria Pemberian Skor .......................................................... 38

Tabel 3 Gaya Memulai Pelajaran Dengan Doa ..................................... 39

Tabel 4 Guru Mengemukakan Topik Pelajaran Dengan Jelas................ 39

Tabel 5 Guru Menyampaikan Masalah-Masalah Pokok yang Akan

Dibahas ................................................................................... 40

Tabel 6 Guru Memeriksa Kehadiran Siswa ........................................... 41

Tabel 7 Guru Memotivasi Siswa Untuk Mengikuti Kegiatan Belajar

Mengajar Dengan Baik ............................................................ 41

Tabel 8 Guru Melakukan Tanya Jawab Tentang Materi yang Akan

Dipelajari ................................................................................. 42

Tabel 9 Guru Menyampaikan Tujuan yang Hendak Dicapai ................. 43

Tabel 10 Guru Mengaitkan Materi Pelajaran Dengan Pelajaran yang

Telah Lalu ............................................................................... 43

Tabel 11 Guru Menjelaskan Langkah-langkah Pembelajaran yang Akan

Dilakukan Ketika Memulai Pelajaran ....................................... 44

Tabel 12 Guru Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan yang Berkaitan

Dengan Materi yang Telah Dipelajari ...................................... 45

Tabel 13 Guru Menjelaskan Materi yang Akan Dibahas Dengan

Menggunakan Contoh-contoh Nyata Dalam Kehidupan

Sehari-hari ............................................................................... 45

Tabel 14 Guru Menyajikan Materi Pelajaran Dengan Menggunakan

Kalimat yang Mudah Dipahami ............................................... 46

Tabel 15 Guru Menyajikan Materi Pelajaran Secara Berurutan dan

Terperinci ................................................................................ 47

Tabel 16 Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Dengan Contoh-contoh

Nyata yang Terjadi Dalam Kehidupan Sehari-hari .......................... 48

Page 11: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

xii

Tabel 17 Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Dengan Contoh-contoh

yang Sesuai Dengan Materi Pelajaran ...................................... 48

Tabel 18 Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Dengan Contoh-contoh

yang Mudah Dipahami............................................................. 49

Tabel 19 Guru Mengulangi Penjelasan Untuk Memberikan Penekanan

Pada Hal-hal yang Penting ....................................................... 50

Tabel 20 Guru Memberikan Penekanan Pada Hal-hal Penting Dengan

Menggunakan Nada Suara, Mimik dan Gerakan Anggota

Badan ...................................................................................... 50

Tabel 21 Guru Memberi Kesempatan Kepada Siswa Untuk Mengajukan

Pendapat, Ide dan Gagasan Tentang Materi Pelajaran .............. 51

Tabel 22 Guru Melakukan Tanya Jawab Sehingga Siswa Berani

Mengemukakan Pendapat ........................................................ 52

Tabel 23 Guru Menggunakan Metode Pembelajaran yang Bervariasi ..... 53

Tabel 24 Guru Menggunakan Metode Pembelajaran yang Sesuai

Dengan Materi Pelajaran.......................................................... 53

Tabel 25 Guru Menerapkan Metode Pembelajaran yang Dapat

Meningkatkan Motivasi Belajar ............................................... 54

Tabel 26 Guru Menggunakan Media yang Sesuai Dengan Materi Pelajaran 55

Tabel 27 Guru Menggunakan Media Pembelajaran yang Bervariasi ....... 55

Tabel 28 Guru Mampu Menggunakan Media Pembelajaran Dengan Baik 56

Tabel 29 Guru Memberikan Keterangan Dengan Jelas Tentang Cara-

cara Menggunakan Media Pembelajaran .................................. 57

Tabel 30 Guru Menyimpulkan Materi Pelajaran Dengan Baik ................ 57

Tabel 31 Guru Melaksanakan Evaluasi Menggunakan Soal-soal Tes

Berdasarkan Materi yang Telah Dipelajari ............................... 58

Tabel 32 Guru Bersama Siswa Membahas Kembali Soal-soal yang

Diujikan................................................................................... 59

Tabel 33 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru ...................................... 60

Page 12: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................. 31

Page 13: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Kemampuan Mengajar Guru ........................... 69

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ....................................................... 71

Lampiran 3 Data Penelitian Kemampuan Mengajar Guru .................... 73

Lampiran 4 Data Penelitian Kemampuan Mengajar Guru .................... 74

Page 14: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa terutama sekali ditentukan oleh

keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan. Hal tersebut dikarenakan

keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat menghasilkan sumber

daya manusia yang handal, tangguh dan berdedikasi tinggi serta berakhlak mulia.

Oleh karena itu, bidang pendidikan sebagai salah satu bidang pembangunan yang

sangat strategis sudah seharusnya mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk

menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dibutuhkan untuk

membangun suatu bangsa. Kegagalan pembangunan di bidang pendidikan, akan

menyebabkan sebuah bangsa terbelakang dan tidak mampu bersaing dengan

bangsa-bangsa lain di dunia.

Sekolah selain bertanggungjawab dalam mengembangkan kemampuan

intelektual, juga menjadi tempat pembinaan karakter dan kepribadian siswa

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1

Amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas tersebut menegaskan

bahwa pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk meletakkan dasar-dasar iman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan di sekolah

tidak boleh mengenyampingkan pendidikan karakter dalam rangka membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

1 Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 62.

Page 15: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

10

Sehubungan dengan hal tersebut Azra menyatakan, ”Pembentukan dan

pendidikan karakter melalui sekolah merupakan usaha mulia yang mendesak

untuk dilakukan. Bahkan, kalau kita berbicara tentang masa depan, sekolah

bertanggungjawab bukan hanya dalam mencetak peserta didik yang unggul

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan

kepribadian”.2

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa sekolah memiliki tanggungjawab

dalam hal pendidikan karakter. Peserta didik sebagai generasi muda tidak cukup

hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus diiringi

dengan pendidikan karakter agar kelak menjadi manusia yang sanggup

mengemban tugas sebagai penerus bangsa.

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pendidikan tidak dapat

berlangsung tanpa keberadaan seseorang yang melakukan aktivitas belajar

mengajar. Guru dapat memberikan pengaruh yang besar tidak hanya pada

prestasi belajar tetapi juga pada sikap siswa terhadap sekolah dan terhadap

belajar pada umumnya. Untuk mengemban tanggung jawab tersebut, guru

dituntut memiliki kemampuan dasar yang cukup untuk mengembangkan

potensi siswa dan untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan

profesi yang dimiliki. Guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi

yang dimilikinya.

Terlebih lagi bagi seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang harus

mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru PAI, di

samping melaksanakan tugas keagamaan juga melaksanakan tugas pendidikan

dan pembinaan bagi peserta didik, membantu pembentukan kepribadian,

pembinaan akhlak di samping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan

dan ketaqwaan para siswa. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru PAI

dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas

pembelajaran.

2Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi

(Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006), h. 176.

Page 16: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

11

Berdasarkan uraian tersebut, maka seorang guru perlu membekali dirinya

dengan kemampuan profesional. Guru yang profesional akan bekerja sesuai

dengan fungsi dan tugasnya serta berusaha untuk mencapai tujuan. Sehubungan

dengan hal tersebut, Sahertian dalam Kunandar menyatakan, “Seorang guru

diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek

kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi

profesional, dan kompetensi kemasyarakatan”.3

Kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar dengan baik

berkaitan erat dengan kemampuan mereka dalam mempersiapkan tahapan-

tahapan kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar. Tahapan-tahapan ini tidak

bisa diabaikan dalam proses belajar mengajar atau dalam perencanaan

pengajaran, sebab kegiatan ini menyangkut masalah pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Kemampuan guru dalam hal tersebut adalah bagian dari

kompetensi guru yang secara umum berarti kemampuan yang cukup,

pengetahuan dan ketrampilan yang memadai yang dimiliki seorang pendidik

dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik bersifat kualitatif ataupun kuantitatif,

sehingga pendidikan dapat berjalan dengan luwes, tidak bebas lepas kendali

dan berbobot serta mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang berorientasi

pada upaya peningkatan mutu pendidikan.

Seorang guru PAI juga dituntut memiliki kemampuan dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran sebagai faktor

utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan

dan melaksanakan proses belajar mengajar ini sesuatu yang erat

kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang

mendidik. Guru PAI sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak

sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan

estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.

Keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar di sekolah

sangat ditentukan oleh efisiensi dan efektifitas kegiatan pembelajaran.

3 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008), h. 56.

Page 17: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

12

Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara guru dan

siswa dalam membahas suatu materi pelajaran. Oleh karena itu, guru

membutuhkan suatu perencanaan sebelum menyelenggarakan pembelajaran

di kelas agar tercipta suatu proses belajar mengajar yang memungkinkan

tercapainya tujuan belajar mengajar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam merencanakan pembelajaran tersebut dituangkan dan dideskripsikan

langkah-langkah dan pengorganisasian pembelajaran untuk setiap pertemuan.

Kemampuan mengelola kelas merupakan salah satu faktor atau tolok

ukur guru profesional. Seorang guru yang menguasai dan terampil

menggunakan berbagai pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas akan dapat

mempertahankan iklim belajar mengajar yang serasi untuk proses pembelajaran

yang sesuai bagi siswa. Iklim belajar yang menyenangkan memberikan peluang

bagi siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya semaksimal

mungkin di dalam proses belajar mengajar. Kemampuan guru mengelola kelas

akan bertambah melalui pengalaman mengajar, pemahaman dan penganalisaan

berbagai pendekatan dan strategi pengelolaan kelas.

Kelas merupakan tempat para siswa belajar, di mana sebagian besar

waktu belajar berlangsung di dalam ruangan kelas. Agar kegiatan belajar

tersebut dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka kelas harus dikelola

secara baik oleh guru. Dengan demikian, salah satu tugas guru yang paling

utama adalah menciptakan suasana kelas yang menunjang keberhasilan proses

belajar mengajar yang pada gilirannya akan meningkatkan motivasi mengajar

dari guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, kemampuan mengelola kelas

merupakan syarat dimana guru dapat menciptakan suasana kelas yang

menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Seorang guru sudah selayaknya bisa dijadikan panutan oleh para siswa di

sekolah. Setiap ucapan dan perilaku guru hendaknya merupakan aplikasi dari

akhlak mulia. Bentuk-bentuk perilaku yang mencerminkan diskriminasi terhadap

siswa tidak boleh terjadi. Ucapan dan perilaku guru merupakan salah satu

bentuk sosialisasi nilai-nilai yang secara langsung dapat dirasakan siswa.

Dengan demikian, sosok guru menjadi tokoh yang dapat ditiru oleh siswa

Page 18: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

13

tidak semata-mata dari nasehat-nasehat yang diberikan. Dengan demikian,

seorang guru PAI sudah seharusnya memiliki kepribadian yang baik karena ia

mengemban tugas yang mulia yaitu sebagai model perilaku bagi para siswa.

Berdasarkan pengamatan awal di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur, kemampuan mengajar guru PAI masih terdapat

beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. Kekurangan tersebut antara lain

terlihat dari kurangnya kemampuan guru dalam membuka mata pelajaran,

kurangnya kemampuan mengembangkan materi pelajaran, penggunaan media

pembelajaran, kurang bervariasinya penggunaan metode pembelajaran dan

pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Dalam membuka pelajaran, guru-guru PAI kurang mampu menarik

perhatian siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang termotivasi karena

rasa keingintahuan siswa kurang tergali. Dalam hal mengembangkan materi

pelajaran, guru-guru PAI kurang mampu mengaitkan materi pelajaran PAI

dengan materi lain yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar yang

diselenggarakan, sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas siswa merasa

kurang tertarik dan kurang terlibat secara aktif.

Selanjutnya adalah kemampuan guru PAI dalam penggunaan metode

pembelajaran. Pembelajaran PAI di SD Al-Washliyah I Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur kurang didukung kemampuan guru dalam

menggunakan penggunaan metode pembelajaran. Pembelajaran cenderung

berlangsung secara klasikal di mana proses belajar mengajar berpusat pada

guru. Keadaan tersebut membuat siswa kurang termotivasi karena siswa

menjadi bersikap pasif dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam

pembelajaran PAI juga kurang bervariasi. Kurang bervariasinya media yang

digunakan baik cetak maupun audio visual oleh guru di dalam proses

pembelajaran menyebabkan siswa kurang terstimulasi, karena materi pelajaran

yang disampaikan tanpa media kurang dapat tersalurkan dengan baik kepada

siswa. Demikian pula dalam hal evaluasi hasil belajar siswa yang belum

dilaksanakan secara optimal. Hasil ulangan harian siswa belum dapat dijadikan

alat motivasi bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya.

Page 19: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

14

Kenyataan tersebut tentunya harus segera diatasi dengan cara

meningkatkan kemampuan mengajar guru demi keberhasilan proses belajar

mengajar dan meningkatkan prestasi siswa. Kemampuan mengajar guru yang

kurang akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keterbatasan

kemampuan guru dalam membuka pelajaran, penyampaian materi, penggunaan

metode, media pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran akan

berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan

mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur. Hasil penelitian nantinya akan dituangkan dalam

laporan ilmiah berupa skripsi dengan judul: “Kemampuan Mengajar Guru

Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta

Timur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah-

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan guru membuka pelajaran menyebabkan siswa

kurang memiliki rasa ketertarikan dalam mengikuti pembelajaran PAI di SD

Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

2. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi pelajaran

berpengaruh terhadap keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar PAI

di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

3. Metode yang kurang variatif menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung

Jakarta Timur.

4. Media pembelajaran yang digunakan belum mampu meningkatkan keaktifan

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar PAI di SD Al-Washiyah 1

Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

Page 20: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

15

5. Evaluasi pembelajaran kurang memberikan stimulasi bagi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajar PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti membatasi

penelitian ini pada masalah: kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam

di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Kemampuan

mengajar guru Kemampuan mengajar guru dibatasi pada kemampuan membuka

mata pelajaran, mengembangkan materi pelajaran, menggunakan media

pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, menyimpulkan

pelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana

Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1

Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris yang valid

(shahih) dan reliabel (dapat dipercaya) tentang kemampuan mengajar guru

Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta

Timur.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan adalah

sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan dan pembaharuan kajian Pendidikan Agama Islam di dunia

Page 21: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

16

pendidikan, sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pendidik dalam

menemukan, mengetahui hambatan dalam proses pembelajaran dan mencari

solusi untuk mengatasinya, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan

mutu pembelajaran ke arah yang lebih baik.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan

yang membantu untuk menambah wawasan pengetahuan dan

ketrampilan serta mengembangkan kreativitas dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Bagi pihak sekolah, sebagai informasi dan bahan evaluasi dalam upaya

meningkatkan kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di

SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

c. Bagi peneliti selanjutnya di bidang kependidikan, khususnya yang

memfokuskan diri pada penelitian yang berkaitan dengan kemampuan

mengajar guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk

melakukan kajian yang lebih luas dan mendalam agar dapat dijadikan

rujukan para guru Pendidikan Agama Islam dalam menyelenggarakan

pembelajaran.

d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

serta pengalaman dalam menerapkan teori yang didapatkan di bangku

kuliah ke dalam tindakan nyata di lapangan.

Page 22: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK A. Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Kemampuan Mengajar

Dalam upaya pencapaian suatu tujuan, setiap orang dihadapkan pada

kenyataan untuk memiliki persyaratan tertentu agar dapat bertindak dalam

rangka mencapai tujuannya tersebut. Johnson sebagaimana dikutip Wijaya

menyatakan, ”Kemampuan merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan

yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.1 Pernyataan tersebut mengandung

arti bahwa untuk mencapai sesuatu sesuai dengan keadaan yang diharapkan

maka seseorang membutuhkan perilaku rasional yang disebut dengan

kemampuan.

Menurut Munandar, ”Kemampuan merupakan daya untuk melakukan

sesuatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan latihan”. 2 Pendapat ini

menegaskan bahwa kemampuan adalah daya yang menggerakkan seseorang

untuk melakukan sesuatu tindakan. Sumber kemampuan itu sendiri bisa berasal

dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Kemampuan yang berasal dari

dalam berupa bawaan faktor genetik dari kedua orang tuanya. Adapun

kemampuan yang bersumber dari luar dapat diperoleh melalui proses latihan.

Istilah kemampuan pada dasarnya adalah sama dengan kompetensi.

Dalam hal ini, Usman mengemukakan bahwa pengertian dasar kompetensi

(competency) yakni “kemampuan atau kecakapan”. 3 Pengertian kompetensi

guru menurut Kunandar adalah ”seperangkat penguasaan kemampuan yang

harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan

efektif”.4 Berdasarkan pengertian ini maka dapat diartikan bahwa terwujudnya

1Cece Wijaya, dkk., Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 8. 2 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Edisi Revisi (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h. 28. 3Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 14. 4Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008), h. 55.

Page 23: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

10

kinerja seorang guru secara tepat dan efektif ditentukan oleh sejauhmana guru

tersebut menguasai seperangkat kemampuan yang dipersyaratkan bagi seorang

guru.

Kompetensi menurut Usman sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar

adalah ”suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang,

baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif”. 5 Pengertian tersebut

mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua

konteks, yaitu sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada

perbuatan yang dapat diamati dan sebagai konsep yang mencakup aspek-

aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara

utuh.

Selanjutnya Sahertian dalam Kunandar menyatakan, ”untuk dapat

menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi maka diharuskan memiliki

kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek kompetensi yang ada pada

dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi

kemasyarakatan.” 6 Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa

Pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban

bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi profesional adalah

kemampuan dalam penguasaan akademik yaitu mata pelajaran dan bidang studi

yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus

sehingga guru memiliki wibawa akademik. Sementara itu, kompetensi

kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk

partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat

tempat ia bekerja, baik formal maupun informal. Guru yang dapat atau mampu

mengembangkan ketiga aspek kompetensi tersebut pada dirinya dengan baik,

niscaya ia tidak hanya memperoleh keberhasilan tetapi ia juga memperoleh

kepuasan atas profesi yang dipilihnya.

Selanjutnya Surya sebagaimana dikutip oleh Kunandar mengemukakan

bahwa kompetensi guru tersebut meliputi :

5Ibid., h. 51. 6Ibid., h. 56.

Page 24: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

11

Pertama, kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. Kedua, kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. Ketiga, kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri. Keempat, kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian tak terpisahkan dari lingkungan sosial. Kelima, kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan.7

Kelima kompentesi di atas yaitu kompetensi intelektual, kompetensi

fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi spiritual apabila

dapat dikuasai dengan baik oleh seorang guru, maka guru tersebut akan

memperoleh keberhasilan tidak hanya dalam menjalankan kewajibannya sebagai

seorang guru tetapi juga akan mendapatkan kepuasan atas profesi yang dipilihnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kemampuan adalah

daya yang dimiliki seseorang untuk melakukan serangkaian tindakan yang

menghasilkan suatu keadaan sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan

dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar diri.

Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu

guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar

siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Suharto

dalam Fathurrohman dan Sutikno mendefinisikan, ”Mengajar merupakan suatu

aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga

tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta

didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.”8 Definisi tersebut

memberi pengertian bahwa mengajar pada dasarnya bertujuan untuk

menciptakan proses belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Suasana

belajar yang menyenangkan bagi peserta didik dapat diciptakan oleh seorang

7Ibid., h. 55-56. 8Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT

Refika Aditama, 2007), h. 7.

Page 25: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

12

guru melalui aktivitas mengorganisir lingkungan belajar yang sesuai dengan

karakteristik peserta didik.

Senada dengan definisi di atas, Sudjana dalam Fathurrohman dan Sutikno

mengemukakan, “Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga

dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar.

Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan

kepada anak didik dalam melakukan proses belajar”.9

Definisi mengajar selanjutnya adalah sebagaimana dikemukakan oleh

Hamalik dalam Fathurrohman dan Sutikno, yaitu ”Mengajar adalah proses

menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa”. 10 Definisi ini

menekankan bahwa mengajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

seseorang, dalam hal ini adalah guru, untuk menyampaikan pengetahuan dan

kecakapan kepada siswa. Selain itu, dapat dijelaskan bahwa yang disampaikan

guru kepada siswa tidak hanya mencakup aspek pengetahuan (kognitif), tetapi

juga meliputi aspek kecakapan (psikomotorik).

Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Pribadi dalam Thoifuri yang

menyatakan bahwa mengajar adalah kegiatan pembinaan yang terkait dengan

ranah kognitif dan psikomotorik. Ranah kognitif dengan tujuan agar siswa

lebih cerdas, berpikir kritis, sistematis dan obyektif. Untuk ranah psikomotorik

dengan tujuan terampil melaksanakan sesuatu, seperti: membaca, menulis,

menyanyi, berhitung, lari cepat, berenang dan lain-lain.11

Pernyataan tersebut semakin memperjelas bahwa mengajar ditujukan

untuk membina peserta didik baik dari aspek ilmu pengetahuan maupun aspek

perilakunya. Kedua aspek tersebut yaitu aspek kognitif dan psikomotorik

memiliki keterkaitan yang erat. Karena itu, pembinaan pada salah satu aspek

tidak mendominasi aspek lainnya.

Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Howard dalam Kunandar

mengemukakan, “Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong

9Ibid., h. 9. 10Ibid., h. 7. 11Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator (Semarang: RaSAIL Media Group, 2007), h. 38.

Page 26: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

13

atau membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah, atau

mengembangkan skill, attitudes, idials/cita-cita, appreciations/penghargaan,

dan knowledge atau pengetahuan”.12 Pernyataan ini menegaskan bahwa tujuan

mengajar mencakup ruang lingkup yang luas yaitu keterampilan, sikap, cita-

cita, penghargaan dan pengetahuan. Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kemampuan

guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para

siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya,

akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar

dan membimbing para siswa. “Guru yang berkompeten akan lebih mampu

mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat

optimal”.13 Penjelasan tersebut mengandung pengertian bahwa kemampuan

mengajar guru berperan penting terhadap keberhasilan belajar siswa.

Davies dalam Fathurrohman dan Sutikno mengemukakan, “Mengajar

adalah suatu aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi

dan menyangkut pengambilan keputusan”.14 Jika pengertian kemampuan mengajar

guru dikaitkan dengan Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat

penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman bathin

dan kesehatan mental pada umumnya. Agama Islam merupakan bimbingan

hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan munkar yang paling

ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. “Kompetensi guru agama Islam

adalah kewenangan untuk menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan

diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar”.15

Selanjutnya Daradjat mengemukakan, “Guru agama berbeda dengan

guru-guru bidang studi lainnya. Guru agama di samping melaksanakan tugas

pengajaran, yaitu memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan

tugas pengajaran dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan

12Kunandar, op. cit., h. 350. 13Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2006), Cet Ke-4, h. 36. 14Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 7. 15 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta:

Ruhama,1995), Cet Ke-2, h. 95.

Page 27: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

14

kepribadian, pembinaan akhlak serta menumbuhkembangkan keimanan dan

ketaqwaan para peserta didik”.16

Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa guru PAI

memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan agama

dan akhlak mulia para siswa. Hal ini disebabkan gurulah yang berinteraksi

secara langsung dengan siswa selama proses belajar belajar berlangsung.

Dengan demikian, berbagai aspek kemampuan mengajar sudah selayaknya

dimiliki seorang guru agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Adapun

aspek-aspek kemampuan mengajar guru tersebut antara lain:

a. Kemampuan Membuka Pelajaran

Penyelenggaraan proses belajar mengajar di kelas selalu didahului

dengan kegiatan berdoa, mengemukakan topik pelajaran, apersepsi,

menyampaikan tujuan pelajaran dan menyampaikan gambaran umum materi

pelajaran. Guru melakukan apersepsi, misalnya melalui tanya jawab dengan

siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Berkaitan dengan hal tersebut, Usman menyatakan, “Pada setiap pertemuan

terdapat kegiatan: pendahuluan yang meliputi motivasi dan apersepsi yaitu

menanyakan materi pelajaran yang lalu atau melakukan korelasi dengan lingkungan/

mata pelajaran lain”.17 Pendapat tersebut mengandung arti bahwa membuka

pelajaran merupakan tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar. Pembukaan bertujuan untuk memotivasi siswa dengan cara

mengkaitkan pelajaran yang dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki siswa.

Djamarah dan Zain mengemukakan, “Tujuan dalam pendidikan dan

pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain,

dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.

Nilai-nilai ini nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat

dalam lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah”.18

16Ibid., h. 99. 17Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 59. 18Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 42.

Page 28: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

15

Penjelasan tersebut mengandung pengertian bahwa penyampaian tujuan

pelajaran kepada siswa memiliki peranan yang penting dalam proses belajar

mengajar. Siswa berperan sikap dan perilaku belajar siswa karena dengan

mengetahui tujuan pelajaran siswa memiliki pandangan yang tepat tentang

hasil yang diharapkan dari pembelajaran.

Selanjutnya Usman menjelaskan, komponen-komponen keterampilan

membuka pelajaran meliputi:

1) Menarik perhatian siswa: Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik siswa, antara lain dengan:

gaya mengajar guru penggunaan alat bantu pelajaran pola interaksi yang bervariasi 2) Menimbulkan motivasi dengan cara: disertai kehangatan dan keantusiasan menimbulkan rasa ingin tahu mengemukakan ide yang bertentangan memperhatikan minat siswa 3) Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti: mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas mengajukan pertanyaan-pertanyaan 4) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan

dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.19

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa komponen-

komponen keterampilan membuka pelajaran erat kaitannya dengan upaya

melibatkan siswa dalam pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa ini

diharapkan pembelajaran dapat berjalan secara interaktif.

b. Kemampuan Mengembangkan Materi

Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, seorang guru

terlebih dahulu harus menguasai materi yang hendak diajarkan. Selain itu,

dibutuhkan juga materi lain yang memiliki keterkaitan yang dapat mendukung

kelancaran proses belajar mengajar yang akan diselenggarakan. Penguasaan dan

19Moh. Uzer Usman, op. cit., hh. 92-93.

Page 29: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

16

pengembangan materi memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar

di kelas agar siswa merasa tertarik sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Fathurrohman dan Sutikno menyatakan, ”Bahan/materi merupakan

medium untuk mencapai tujuan pengajaran yang ’dikonsumsi’ oleh peserta

didik”.20 Definisi tersebut menjelaskan bahwa materi pelajaran adalah bahan

yang digunakan dalam proses pembelajaran sebagai perantara untuk mencapai

tujuan. Seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan dalam

masyarakat, maka materi pelajaran terus berkembang secara dinamis. Di

samping itu, penyajian materi pelajaran oleh guru juga merupakan faktor

penting agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Sehubungan dengan hal tersebut, Usman menyatakan, “Yang dimaksudkan

dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi

secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya

hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat,

definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.”21

Penyampaian materi pelajaran yang direncanakan dan disajikan dengan

urutan yang tepat merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian

penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru

dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

Selanjutnya Usman menjelaskan, “Penyajian suatu penjelasan dapat

ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a)

kejelasan, b) penggunaan contoh dan ilustrasi, c) pemberian tekanan, dan d)

penggunaan balikan”.22 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan

bahwa penyajian suatu materi hendaknya memenuhi unsur-unsur kejelasan,

penggunaan contoh dan ilustrasi, c) pemberian tekanan, dan d) penggunaan

balikan.

Unsur pertama adalah kejelasan yang berarti penyajian atau penjelasan

hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

oleh siswa. Dalam hal ini guru hendaknya sedapat mungkin menghindari

20Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 14. 21Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 89. 22Ibid., h. 90.

Page 30: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

17

penggunaan ucapan-ucapan dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti

siswa. Kedua, dalam memberikan penjelasan sebaiknya guru menggunakan

contoh-contoh yang ada kaitannya dengan pengalaman yang ada di dalam

kehidupan sehari-hari para siswa. Ketiga, dalam memberikan penjelasan, guru

harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi

informasi yang tidak begitu penting. Keempat, guru hendaknya memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat, ide dan gagasan tentang

materi pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan tanya jawab untuk

memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapatnya.

c. Metode Pembelajaran

Seorang guru, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas

terlebih dahulu perlu menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penjelasan tentang pengertian metode

menurut Karo-karo sebagaimana dikutip Thoifuri adalah, ”Metode berasal dari

bahasa Greeka-Yunani, yaitu metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan

atau cara). Asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana

adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh seorang guru dalam menyampaikan

ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.”23

Pengertian tersebut mengandung arti bahwa istilah metode pembelajaran

berarti suatu cara yang telah digunakan untuk menyampaikan ilmu

pengetahuan agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai.

Thoifuri selanjutnya menjelaskan, “Metode pengajaran adalah cara yang

ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan

cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang

maksimal”.24 Pengertian tersebut menegaskan pentingnya ketepatan cara yang

disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia dalam menyelenggarakan

pembelajaran. Dari penjelasan tersebut maka sangat penting bagi seorang guru

merencanakan dengan matang tahapan-tahapan pembelajaran yang akan

dilakukan sebelum menerapkan suatu metode pembelajaran.

23Thoifuri, op. cit., h. 56. 24 Ibid., h. 55.

Page 31: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

18

Bersesuaian dengan pendapat di atas, Uno dan Mohamad berpendapat,

“Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan

fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran”.25 Definisi

ini menjelaskan bahwa metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu

berisi tahapan-tahapan tertentu sebagai alat yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Senada dengan definisi di atas Moeslichatoen menyatakan, ”Metode

merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan

kegiatan”.26 Definisi ini memperkuat pendapat sebelumnya pelaksanaan

pembelajaran membutuhkan cara tertentu yang disebut dengan metode yang

mengarah pada tujuan yang sudah ditetapkan. Jika metode yang dipilih sudah

tepat kemudian diterapkan secara efektif maka tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Roestiyah menyatakan, “Metode mengajar adalah teknik penyajian yang

dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di

dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan

oleh siswa dengan baik”.27 Pernyataan tersebut mengartikan bahwa metode

adalah suatu teknik penyajian yang telah ditetapkan yang dijadikan acuan

untuk melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Karena itu,

metode pembelajaran dipilih oleh guru berdasarkan pertimbangan kesesuaian

antara metode pembelajaran tersebut dengan karakteristik mata pelajaran dan

karakteristik perkembangan siswa.

Djamarah dan Zain menyatakan, ”Metode pengajaran adalah alat

motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar”. 28 Pendapat tersebut

menjelaskan bahwa fungsi metode pembelajaran adalah sebagai alat pendorong

atau penggerak yang berasal dari luar diri siswa untuk meningkatkan motivasi

25 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM:

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, h. 7.

26Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta., 2004, h. 7.

27Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 1.

28Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, op. cit., h. 73.

Page 32: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

19

belajar siswa. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena adanya

rangsangan atau stimulus dari luar diri. Metode yang sesuai dengan

karakteristik anak dapat mendorong anak lebih bersemangat mengikuti

pembelajaran.

Berdasarkan definisi dan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara yang ditetapkan sebagai pedoman penyelenggaraan

pembelajaran yang mencakup tahapan atau langkah-langkah serta alokasi

waktu yang digunakan agar materi pelajaran yang disampaikan guru dapat

meningkatkan motivasi dan diterima dengan baik oleh siswa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, terjadi interaksi antara

guru dan siswa. Bahan pelajaran yang disampaikan guru menjadi kurang

menarik bagi siswa jika guru menggunakan metode yang kurang tepat. Kelas

menjadi kurang bergairah dan siswa menjadi pasif dikarenakan penerapan

metode yang kurang sesuai dengan tujuan pengajaran dan karakteristik siswa.

Di sinilah pentingnya metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

keaktifan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Berkaitan dengan uraian tersebut, Djamarah dan Zain menyatakan:

Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat surah Al-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.29

Penjelasan di atas menegaskan bahwa faktor utama yang harus

dipertimbangkan dalam memilih metode adalah tujuan pengajaran yang hendak

dicapai. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan

menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

29Ibid., h. 77.

Page 33: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

20

Menurut Natawidjaja dalam Kunandar, ”Pembelajaran kontekstual akan

mendorong ke arah belajar aktif. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual,

dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.”30

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa keaktifan siswa dalam belajar

dapat diciptakan melalui pembelajaran kontekstual. Keaktifan siswa dapat

diciptakan karena dalam pembelajaran kontekstual siswa tidak semata-mata

menghapal tetapi belajar melalui pengalaman nyata. Belajar dengan mengalami

tersebut membuka kesempatan yang luas bagi siswa untuk terlibat secara aktif

secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar

yang optimal.

d. Variasi dalam penggunaan media pembelajaran

Sadiman, dkk. menjelaskan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan”.31 Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan

bahwa media merupakan sarana komunikasi antara guru sebagai pengirim

pesan kepada siswa sebagai penerima pesan. Dengan demikian media

memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar karena turut

menentukan efektivitas penyampaian pesan atau informasi dari guru kepada

siswa.

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/

NEA) memberikan batasan tentang media dengan pernyataan, ”Media

adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta

peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar

30 Kunandar, op. cit., h. 294.

31 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 6.

Page 34: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

21

dan dibaca.” 32 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan di dalam proses

pembelajaran untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

perhatian siswa.

Variasi media pembelajaran mendorong siswa untuk menyesuaikan alat

inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak

mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya.

Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut: “1) variasi

alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids); 2) variasi alat atau bahan yang

dapat didengar (auditif aids); 3) variasi alat atau bahan yang dapat diraba,

dimanipulasi, dan digerakkan (motorik); dan 4) variasi alat atau bahan yang

dapat didengar, dilihat, dan diraba (audiovisual aids)”.33

Media yang termasuk ke dalam jenis visual aids adalah media yang

dapat dilihat, seperti: grafik, bagan, poster, Gambar, film dan lain-lain. Media

yang termasuk ke dalam jenis auditif aids adalah suara guru, rekaman suara,

suara radio, musik, deklamasi puisi dan lain-lain. Motorik : Penggunaan

media ini dapat menarik perhatian siswa dan melibatkan siswa, misalnya

peragaan oleh guru atau siswa, model, boneka dan lain-lain. Penggunaan

media jenis audiovisual aids merupakan tingkat yang paling tinggi karena

melibatkan semua indera yang dimiliki, seperti film, televisi dan slide

projector.

Berdasarkan deskripsi teori di atas, dapat disimpulkan bahwa media

adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual yang

digunakan oleh guru di dalam proses pembelajaran untuk menyalurkan pesan

ke peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa.

32Ibid., h. 6. 33Moh. Uzer Usman, op. cit., hh. 86-87.

Page 35: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

22

Arsyad mengemukakan, kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih

media adalah: “1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, 2) tepat untuk

mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi,

3) praktis, luwes, dan bertahan. 4) guru terampil menggunakannya, 5)

pengelompokan sasaran, dan 6) mutu teknis.34

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kriteria pertama yang digunakan

dalam pemilihan media adalah harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan. Kedua, media yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran. Ketiga adalah praktis, luwes dan bertahan, artinya para guru

dapat memilih media yang mudah didapatkan atau dibuat sendiri serta mudah

digunakan. Keempat guru harus terampil menggunakan media yang dipilih,

karena sebaik apapun media yang dipilih jika tidak disertai dengan

keterampilan menggunakannya maka media tersebut menjadi kurang berarti.

Kelima adalah pengelompokan sasaran, yaitu penyesuaian media dengan

jumlah siswa. Keenam adalah mutu teknis, yaitu persyaratan teknis tertentu

yang agar media yang digunakan berfungsi dengan baik.

e. Menyimpulkan Pelajaran

Salah satu kegiatan yang dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah

menyimpulkan pelajaran. Dalam hal ini Usman menyatakan, “Cara yang dapat

dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah: a) meninjau kembali

penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat

ringkasan ...”. 35 Pengertian tersebut menunjukkan bahwa menyimpulkan

pelajaran dilakukan untuk meninjau kembali penguasaan inti pelajaran. Dengan

menyimpulkan pelajaran, siswa memperoleh informasi tentang hal-hal penting

yang dianggap sulit oleh siswa.

34Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), hh.

75-76. 35Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 93.

Page 36: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

23

f. Pelaksanaan Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation. Wand dan

Brown dalam Kunandar menyatakan, “Evaluation refer to the act or process to

determining the value of something. Jadi evaluasi adalah suatu tindakan atau

suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”.36 Evaluasi hasil belajar

adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan

belajar peserta didik setelah mengalami proses belajar selama periode tertentu.

Selanjutnya Kunandar mengemukakan, “Evaluasi juga dapat diartikan

kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan

menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk

memperoleh kesimpulan”.37 Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa

evaluasi dilakukan untuk mendapatkan informasi kemajuan belajar yang

dicapai siswa. Kemajuan tersebut dapat dilihat dengan cara membandingkan

hasil yang diperoleh melalui evaluasi dengan tolok ukur yang telah ditentukan.

Dijelaskan juga bahwa evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen.

Sehubungan dengan hal tersebut, Fathurrohman dan Sutikno menjelaskan

bahwa dalam menyusun tes/alat evaluasi, ada beberapa syarat dan petunjuk

yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai sehingga betul-betul terbatas serta dapat memberi petunjuk bagaimana dan dengan alat apa segi tersebut dapat kita nilai;

2. Pendidik harus menetapkan alat evaluasi yang betul-betul valid dan reliabel yang berarti taraf ketepatan dan ketetapan tes dengan aspek yang dinilai;

3. Penilaian harus objektif yang artinya menilai prestasi peserta didik sebagaimana adanya;

4. Hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan kriteria yang berlaku;

36Kunandar, op. cit., h. 377. 37Ibid.

Page 37: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

24

5. Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsur diagnosis yang artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan peserta didik belajar dan pendidik mengajar.38

Ditinjau dari tujuannya, penilaian kelas dapat dibagi dua yaitu penilaian

formatif dan penilaian sumatif. Berkaitan dengan hal tersebut Kunandar

mengemukakan:

Sesuai dengan tujuannya penilaian yang digunakan di kelas bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif digunakan untuk memperoleh umpan balik dari peserta didik untuk memperkuat proses pembelajaran dan untuk membantu tenaga pendidik menentukan strategi pembelajaran yang lebih tepat.39

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa penilaian formatif

pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Perbaikan

tersebut dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan yang

ditemukan melalui hasil penilaian formatif yang dilakukan. Adapun penilaian

formatif tersebut dapat dilakukan melalui tugas-tugas, ulangan singkat (kuis),

ulangan harian, dan atau tugas kegiatan praktik.

Mengenai penilaian sumatif Kunandar mengemukakan pendapat sebagai

berikut:

Penilaian sumatif dilakukan pada akhir blok pelajaran untuk memberi indikasi tingkat pencapaian belajar peserta didik atau kompetensi dasar yang dicapai peserta didik. Bentuk soal ulangan sumatif bisa berupa pilihan ganda, uraian objektif, uraian bebas, tes praktik, dan yang lainnya. Hasil penilaian sumatif digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi dasar tiap peserta didik.40

Penjelasan tersebut menegaskan bahwa penilaian sumatif pada

dasarnya bertujuan untuk menentukan kelulusan peserta didik untuk tiap

mata pelajaran. Fathurrohman dan Sutikno mengemukakan, ditinjau dari

bentuknya bentuk tes dibagi atas tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

38Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 77. 39Kunandar, op. cit., h. 380. 40Ibid., h. 381.

Page 38: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

25

Tes tertulis ialah tes yang soal dan jawaban diberikan oleh siswa berupa

bahasa tertulis.41

Tes lisan adalah tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.

Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai

dengan pertanyaan perintah yang diberikan.42 Selanjutnya Fathurrohman dan

Sutikno menjelaskan, tes perbuatan atau tindakan ialah tes di mana jawaban

yang dituntut dari peserta didik berupa tindakan dan tingkah laku konkrit.

Observasi merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tes perbuatan

atau tindakan. 43 Contoh: untuk melihat bagaimana kemampuan siswa

melaksanakan shalat yang sesuai dengan tuntunan maka dapat dilakukan

melalui tes perbuatan dengan cara memerintahkan siswa mempraktekkan cara

shalat yang benar.

Berdasarkan teori dan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa

kemampuan mengajar guru adalah daya atau kapasitas yang dimiliki seorang

guru untuk melakukan serangkaian tindakan mengorganisasi atau mengelola

lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang

menyenangkan yang dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik

melakukan proses belajar. Kemampuan mengajar guru PAI yang dimaksud

penulis dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran yang meliputi kemampuan dalam membuka pelajaran,

kemampuan mengembangkan materi, kemampuan menerapkan metode yang

bervariasi, kemampuan menggunakan media pelajaran, kemampuan

menyimpulkan materi pelajaran dan kemampuan mengevaluasi.

41Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 79. 42Ibid., h. 84. 43Ibid., h. 85

Page 39: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

26

2. Prinsip-prinsip Pengajaran

Menurut Thoifuri, “Secara teknis prinsip-prinsip pengajaran bagi guru

adalah: menarik minat, partisipasi siswa, pengulangan, perbedaan individu,

kematangan siswa, kegembiraan, dan ketersediaan alat”.44 Seorang guru pada

saat melaksanakan pembelajaran harus dapat menarik minat siswa. Siswa yang

berminat mengikuti proses belajar mengajar dengan sendirinya akan

melakukan kegiatan belajar secara mandiri yang pada gilirannya akan mampu

mengikuti pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru dalam

berbagai kondisi hendaknya menguasai berbagai strategi pembelajaran agar

mampu menumbuhkan minat belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran

dapat ditingkatkan.

Prinsip pengajaran yang kedua adalah partisipasi siswa. Guru yang baik

pada saat mengajar hendaknya berupaya melibatkan siswa semaksimal

mungkin agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.

Beberapa cara yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan serta mengajukan argumentasi usul dan gagasan. Dengan

memberikan kesempatan tersebut, siswa akan memiliki keberanian untuk

mengemukakan pendapatnya sehingga siswa menjadi terlibat secara aktif

dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru juga hendaknya memberikan

pengulangan karena pertimbangan tidak semua siswa memiliki tingkat

pemahaman yang sama.

Seorang guru dalam melaksanakan perannya ketika proses belajar

mengajar berlangsung hendaknya memiliki kemampuan-kemampuan guna

mencapai tujuan pembelajaran. Hamalik sebagaimana dikutip oleh Kunandar

menyatakan paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas dalam situasi

belajar mengajar yaitu:

1) sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan (perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa di kelas), 2) sebagai pemimpin kelas perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-

44Thoifuri, op. cit., h. 50.

Page 40: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

27

kelompok siswa, 3) sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa, 4) sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran, 5) sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan, 6) sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumer masyarakat yang akan digunakan, 7) sebagai perencana perlu memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara profesional, 8) sebagai supervisor perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan keterlibatan kelas, 9) sebagai motivator perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa, 10) sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah, 11) sebagai pengajar perlu keterampilan cara memberikan ganjaran terhadap siswa yang berprestasi, 12) sebagai evaluator perlu memiliki keterampilan cara menilai siswa secara objektif, kontinu, dan komprehensif, dan 13) sebagai konsuler perlu memiliki keterampilan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan tertentu.45

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa ketiga belas

peranan guru dalam proses belajar mengajar tersebut merupakan keterampilan

yang harus dikuasai guru agar mutu pengajaran meningkat. Kemampuan dan

keterampilan mengajar tersebut merupakan hal yang dapat dipelajari serta

diterapkan oleh setiap guru.

Kunandar menyatakan, ”Dengan menyusun rencana pembelajaran

secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu

melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran

sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana”.46

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diartikan bahwa fungsi rencana

pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru dan siswa untuk melaksanakan

kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan

berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pembelajaran

berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana

pembelajaran hendaknya bersifat luwes dan memberi kemungkinan bagi guru

untuk menyesuaikannya dengan respons siswa dalam proses pembelajaran

45Kunandar, op. cit., hh. 48-49. 46Ibid., h. 262.

Page 41: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

28

sesungguhnya. Rencana pembelajaran juga merupakan rambu-rambu proses

pembelajaran agar materi dan tahap-tahap pembelajaran yang dilakukan

memiliki arah sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Thoifuri, ”Perencanaan pembelajaran akan menjadi media

pengontrol agar guru dalam menyampaikan materi tidak keluar dari

kurikulum yang ada. Dan dengan perencanaan pengajaran tujuan kurikuler

akan mudah dievaluasi apakah anak didik berhasil atau belum”.47

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diartikan bahwa pedoman atau

acuan guru dalam pembelajaran adalah perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Dengan membuat perencanaan pembelajaaran guru memiliki

suatu pegangan yang dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika tidak menggunakan rencana

pembelajaran atau perencanaan pembelajaran yang digunakan kurang baik,

maka tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Karena di dalam

proses pembelajaran akan menemui banyak kendala sementara tidak ada

panduan yang bisa digunakan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

Oleh karena itu perencanan pembelajaran merupakan suatu persiapan yang

harus mendapatkan perhatian serius dari para guru sebelum melaksanakan

pembelajaran.

Mengelola kelas sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh

guru merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan baik atau buruknya

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Banyak hal yang harus

dikelola dalam menciptakan suatu kondisi kelas yang dapat menunjang

keberhasilan belajar dan mengajar di kelas. Untuk dapat menjalankan aktivitas

atau kegiatan belajar mengajar yang dinamis, diperlukan kemampuan

pengelolaan kelas yang baik.

Djamarah dan Zain menjelaskan :

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan ”pe” dan akhiran ”an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah ”manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa

47Thoifuri, op. cit., h. 45.

Page 42: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

29

Inggris, yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.48

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan kelas dapat juga

dikatakan dengan istilah manajemen kelas. Pengelolaan kelas berkaitan

dengan keteraturan pelaksanaan berbagai aktivitas di kelas terutama dalam hal

pembelajaran. Dengan demikian, guru sebagai pengelola kelas memiliki

peranan yang penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar.

Selanjutnya Djamarah dan Zain dengan mengutip pendapat Arikunto

mendefinisikan kelas sebagai ”sekelompok siswa yang pada waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama”.49

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diartikan bahwa secara

sederhana pengelolaan kelas adalah manajemen kelas atau ketatalaksaan dan

tata pimpinan di kelas yang dilakukan sehubungan dengan menciptakan suatu

kondisi yang mendukung iklim belajar agar tujuan pembelajaran yang

ditetapkan dapat tercapai.

Masalah pokok yang dihadapi guru, baik yang pemula maupun yang

sudah berpengalaman antara lain adalah masalah pengelolaan kelas.

Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru

menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas

sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pangajaran.

Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat bagi

pengajaran yang efektif.

Nawawi sebagaimana dikutip oleh Djamarah dan Zain mengartikan

pengelolaan kelas sebagai ”Kemampuan guru atau wali kelas dalam

mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-

luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif

dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara

efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan.”50

48Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, op. cit., h. 175. 49Loc. cit. 50Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, op. cit. h. 177.

Page 43: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

30

Dari pengertian di atas, maka pengelolaan kelas merupakan

keterampilan bertindak seorang guru untuk mengembangkan kerja sama dan

dinamika kelas yang stabil, walaupun banyak gangguan dan perubahan dalam

lingkungan. Bila kelas diberi batasan sebagai kelompok orang yang belajar

bersama, yang mendapat pengajaran dari guru, maka didalamnya terdapat

orang-orang yang melakukan kegiatan dengan karakteristik meeka masing-

masing yang berbeda dari satu yang lainnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap berbagai hasil penelitian

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini yaitu kemampuan mengajar

guru Pendidikan Agama Islam, peneliti menemukan penelitian yang relevan

yaitu: penelitian yang dilakukan Hanifah Lubis yang berjudul Studi

Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di

SMA Negeri 88 Jakarta.51

Penelitian tersebut melihat kompetensi guru PAI dari aspek evaluasi.

Dalam penelitian tersebut, yang menjadi tolok ukur kompetensi guru dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah skor acuan yang dapat

mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam berkompetensi tinggi,

sedang atau rendah. Setelah dilakukan penelitian di SMAN 88 Jakarta,

hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam

di SMAN 88 Jakarta memiliki kompetensi yang tinggi dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak hanya pada prestasi belajar tetapi

juga pada kepribadian siswa. Terlebih lagi bagi seorang guru Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang harus mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan

51Hanifah Lubis, Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Page 44: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

31

guru-guru lainnya. Guru PAI, di samping melaksanakan tugas keagamaan

juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik,

membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak di samping

menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa.

Kemampuan mengajar guru berkaitan erat dengan kemampuan guru

dalam membuka mata pelajaran, mengembangkan materi pelajaran,

menggunakan media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang

bervariasi, menyimpulkan pelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan

oleh efisiensi dan efektifitas kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru. Kurangnya kemampuan mengajar guru akan berpengaruh terhadap

kualitas pembelajaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil belajar

siswa. guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak langsung akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti dapat merumuskan kerangka

berpikir penelitian ini seperi pada gambar berikut:

Gambar 1 Kerangka Berpikir

Kemampuan membuka pelajaran

Kemampuan mengembangkan materi

Metode pembelajaran

Media pembelajaran yang variatif

Menyimpulkan pelajaran

Kemampuan mengajar guru PAI

Pelaksanaan evaluasi

Page 45: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Al-Washliyah 1 yang beralamat di

Jl. Al Washliyah No. 14 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung selama 4 (empat) bulan yang dilaksanakan

pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 terhitung sejak Maret sampai

dengan Juni 2012.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Adapun variabel

yang akan diukur dan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah tentang

kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1

Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

C. Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Al-Washliyah

Jakarta Timur tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 178 orang. Berdasarkan

populasi target tersebut, peneliti menentukan yang menjadi populasi terjangkau

adalah siswa kelas V yang berjumlah 40 orang. Mempertimbangkan jumlah

populasi yang kurang dari 100 orang, maka tidak dilakukan pengambilan sampel.

Dengan demikian, penelitian ini adalah penelitian populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, angket dan wawancara.

Page 46: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

33

1. Observasi

Menurut Fathurrohman dan Sutikno, “Observasi dapat diartikan sebagai

penghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang

dijadikan objek pengamatan”.1 Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-

data tentang keadaan sekolah.

2. Angket

Menurut Arikunto, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan

secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara

menjawab juga dilakukan dengan tertulis.2 Dalam penelitian ini, angket diajukan

kepada responden yaitu siswa kelas V SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulo

Gadung Jakarta Timur untuk memperoleh data-data tentang pandangan siswa

terhadap kemampuan mengajar guru PAI. Angket disusun dengan menggunakan

skala Likert dengan kriteria penskoran sebagai berikut: Selalu skor 4, Sering skor

3, Kadang-kadang skor 2 dan Tidak Pernah skor 1.

3. Wawancara

Fathurrohman dan Sutikno mengemukakan, “Wawancara adalah komunikasi

langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai. Ada dua jenis

wawancara: a. Wawancara terpimpin yang dikenal dengan wawancara berstruktur;

b. Wawancara tidak terpimpin yang dikenal dengan wawancara bebas."3

Wawancara dilakukan terhadap 2 (dua) orang guru PAI di SD Al-Washliyah

1 Kecamatan Jakarta Timur untuk mempertajam data-data yang diperoleh dari

angket. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin

atau wawancara berstruktur.

1Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT

Refika Aditama, 2007), h. 86. 2Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 135. 3Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, loc. cit.

Page 47: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

34

E. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis

tentang fenomena-fenomena yang diteliti untuk mendapatkan data tentang kondisi

obyektif SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.

2. Angket

Angket kemampuan mengajar guru PAI disusun berdasarkan teori-teori

yang telah diutarakan yang selanjutnya dirumuskan ke dalam indikator dan butir-

butir pernyataan.

a. Definisi Konseptual

Kemampuan mengajar guru adalah daya atau kapasitas yang dimiliki

seorang guru untuk melakukan serangkaian tindakan mengorganisasi atau

mengelola lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang

menyenangkan yang dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan

proses belajar. Kemampuan mengajar guru PAI yang dimaksud penulis dalam

penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang

meliputi kemampuan dalam membuka pelajaran, kemampuan mengembangkan

materi, kemampuan menerapkan metode yang bervariasi, kemampuan

menggunakan media pelajaran dan kemampuan mengevaluasi.

b. Definisi Operasional

Skor kemampuan mengajar guru PAI diperoleh berdasarkan jawaban siswa

terhadap angket kemampuan mengajar guru PAI yang disusun berdasarkan

dimensi-dimensi sebagai berikut: 1) membuka pelajaran, 2) kemampuan

mengembangkan materi, 3) kemampuan menerapkan metode yang bervariasi, 4)

kemampuan menggunakan media pelajaran, dan 5) kemampuan mengevaluasi.

Page 48: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

35

c. Kisi-kisi

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka indikator-indikator yang

telah disebutkan dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan seperti tertera pada

tabel berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengajar Guru PAI

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

1. Kemampuan membuka pelajaran

1. Memulai pelajaran dengan doa 2. Mengemukakan topik pelajaran 3. Appersepsi 4. Menyampaikan tujuan 5. Menyampaikan gambaran

umum materi pelajaran

1 2, 3

4,5, 6 7,8, 9 10,11

3 3 3 2

2. Kemampuan mengembangkan materi

1. Kejelasan 2. Penggunaan contoh dan

ilustrasi 3. Pemberian tekanan 4. Penggunaan balikan

12,13 14,15,16

17,18 19,20

2 3 2 2

3. Kemampuan menggunakan metode yang bervariasi

1. Menggunakan metode yang bervariasi

2. Metode yang digunakan memotivasi siswa

21

22,23

1 2

4. Kemampuan menggunakan media pembelajaran

1. Kesesuaian media dengan materi yang diajarkan

2. Keterampilan guru menggunakan media

24,25

26, 27

2 2

5. Kemampuan menyimpulkan

1. Guru menyimpulkan pelajaran dengan baik

28 1

6. Kemampuan mengevaluasi

1. Evaluasi 2. Tindak lanjut

29 30

1 1

Jumlah 30

3. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan secara struktur dengan menggunakan pedoman

wawancara sebagai acuan penggalian informasi dan data (terlampir). Wawancara

dilakukan terhadap seorang guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur untuk

mempertajam data-data yang diperoleh dari angket.

Page 49: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

36

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan

keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat

dipahami bukan saja oleh orang yang mengumpulkan data tapi juga oleh orang

lain.

Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Editing

Dalam mengolah data, pertama kali yang harus dilakukan adalah editing,

yaitu melakukan edit, memilih atau meneliti angket satu persatu tentang

kelengkapan dan kebenaran pengisian angket, sehingga terhindar dari kekeliruan

dan kesalahan.

2. Skoring

Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan

skor tehadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket dan wawancara.

3. Tabulating dan Analisis

Tabulasi adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor

berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian

diubah menjadi kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah analisis statistik,

yaitu dengan menggunakan rumus statistik (persentase) yang digunakan untuk

mendeskripsikan hasil penelitian dengan rumus sebagai berikut:

P = 100%f xN

P = Persentase Jawaban f = Frekuensi N = Jumlah responden

Setelah melakukan penghitungan, selanjutnya dilakukan pengkategorikan

kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam berdasarkan skor yang

diperoleh dari angket yang diberikan kepada responden.

Page 50: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SD Al-Washliyah 1 Jakarta

SD Al-Washliyah 1 adalah sebuah sekolah dasar swasta yang didirikan

pada tahun 1976 yang beralamat di Jl. Al-Washliyah No. 14 Kelurahan Jati

Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Luas bangunan sekolah ini 760 meter

persegi yang berdiri di atas tanah seluas 810 meter persegi dengan status gedung

milik sendiri.

SD Al-Washliyah memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang

guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang ibadah, 1 ruang perpustakaan, 2 ruang

laboratorium yaitu laboratorium komputer dan laboratorium bahasa, 1 kamar

mandi/WC guru, 1 kamar mandi/WC siswa, 1 kantin dan 1 ruang penjaga sekolah.

Sebagai sarana penunjang SD Al-Washliyah 1 Jakarta memiliki lapangan upacara

dan tempat parkir yang masing-masing berukuran 7 x 9 meter.

Jumlah siswa di SD Al-Washliyah pada tahun pelajaran 2012/2013

sebanyak 178 orang. Adapun guru dan staf berjumlah 14 orang yang terdiri dari 1

orang Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 2 orang guru bidang studi Agama, dan

3 orang karyawan.

B. Temuan Penelitian

Berikut ini dipaparkan temuan hasil penelitian mengenai kemampuan

mengajar guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur. Data penelitian tentang kemampuan mengajar guru PAI diperoleh melalui

angket, wawancara dan observasi. Angket diberikan kepada siswa kelas V SD Al-

Washliyah Jakarta Timur sebanyak 40 siswa. Angket yang digunakan untuk

memperoleh data mengenai kemampuan mengajar guru PAI disusun berdasarkan

dimensi yang dikembangkan menjadi indikator variabel penelitian. Adapun

wawancara dan observasi peneliti lakukan kepada 2 orang guru PAI untuk

mengetahui situasi dan kondisi objek penelitian guna melengkapi data yang telah

ada.

Page 51: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

38

Angket yang diberikan kepada responden terdiri dari 30 item pernyataan,

yaitu 11 item pernyataan tentang kemampuan guru membuka pelajaran, 9 item

pernyataan mengenai kemampuan guru mengembangkan materi, 4 item

pernyataan mengenai kemampuan guru menggunakan metode yang bervariasi, 4

item pernyataan mengenai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran

dan 2 item pernyataan mengenai kemampuan guru mengevaluasi.

Setiap butir pernyataan pada angket tersebut diberi pilihan jawaban untuk

memudahkan responden mengisi jawaban sebagai berikut:

Tabel 2 Kriteria Pemberian Skor

No. Jawaban Skor 1. 2. 3. 4.

S = Selalu SR = Sering K = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

4 3 2 1

Selanjutnya, jawaban responden untuk setiap item pernyataan ditabulasi yang

merupakan proses merubah data ke dalam bentuk tabel dan dipersentasekan untuk

memudahkan analisa data. Temuan penelitian ini dapat dilihat pada tabel-tabel

berikut yang terbagi dalam 5 dimensi :

1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

Dimensi kemampuan guru membuka pelajaran terdiri dari 5 (lima) indikator

yaitu: 1) memulai pelajaran dengan doa, 2) mengemukakan topik pelajaran, 3)

appersepsi, 4) menyampaikan tujuan pelajaran, dan 5) menyampaikan gambaran

umum materi pelajaran. Temuan penelitian dari kelima indikator tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Memulai pelajaran dengan doa

Data guru memulai pelajaran dengan doa diperoleh melalui 1 item

pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden. Data yang diperoleh untuk

sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Page 52: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

39

Tabel 3 Guru memulai pelajaran dengan doa

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 29 72,50%

Sering 11 27,50%

Kadang-kadang 0 -

Tidak Pernah 0 -

Jumlah 40 100,00%

Tabel di atas menunjukkan bahwa menurut sebagian besar responden, guru

Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur selalu memulai

pelajaran dengan doa. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 72,50% responden menyatakan guru selalu memulai

pelajaran dengan doa dan 27,50% menyatakan guru sering memulai pelajaran

dengan doa, 7,50% menyatakan kadang-kadang dan hanya 2,50% yang

menyatakan tidak pernah.

b. Mengemukakan topik pelajaran

Data kemampuan mengemukakan topik pelajaran ketika membuka pelajaran

diperoleh melalui 2 item pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden.

Data-data yang diperoleh adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 4 Guru mengemukakan topik pelajaran dengan jelas

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

2 Selalu 13 32,50%

Sering 12 30,00%

Kadang-kadang 11 27,50%

Tidak Pernah 4 10,00%

Jumlah 40 100,00%

Page 53: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

40

Untuk menarik perhatian siswa, maka ketika membuka pelajaran hendaknya

guru mengemukakan topik pelajaran dengan jelas. Berdasarkan tabel di atas terlihat

bahwa sebagian responden berpendapat guru Pendidikan Agama Islam di SMP

Al-Washliyah 1 Jakarta Timur ketika membuka pelajaran mengemukakan topik

pelajaran dengan jelas. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 32,50% responden menyatakan ketika membuka pelajaran

guru selalu mengemukakan topik pelajaran dengan jelas, 30,00% menyatakan

sering, 27,50% menyatakan kadang-kadang dan 10,00% menyatakan tidak pernah.

Tabel 5 Guru menyampaikan masalah-masalah pokok yang akan dibahas

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

3 Selalu 17 42,50% Sering 16 42,00% Kadang-kadang 6 15,00% Tidak Pernah 1 2,50% Jumlah 40 100,00%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat

guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur ketika

membuka pelajaran selalu selalu menyampaikan masalah-masalah pokok yang

akan dibahas. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 42,50% responden menyatakan guru selalu menyampaikan masalah-

masalah pokok yang akan dibahas, 42,00% menyatakan sering, 15,00%

menyatakan kadang-kadang dan hanya 2,50% yang menyatakan guru tidak pernah

menyampaikan masalah-masalah pokok yang akan dibahas ketika membuka

pelajaran.

c. Appersepsi

Data-data kemampuan guru melaksanakan appersepsi diperoleh melalui 3

item pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh

untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel

berikut:

Page 54: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

41

Tabel 6 Guru memeriksa kehadiran siswa

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

4 Selalu 27 67,50% Sering 11 27,50% Kadang-kadang 2 5,00% Tidak Pernah 0 - Jumlah 40 100,00%

Tabel di atas menunjukkan, sebagian besar responden berpendapat bahwa

guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur ketika

membuka pelajaran selalu memeriksa kehadiran siswa. Hal ini ditunjukkan

dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 67,50% responden menyatakan

guru selalu memeriksa kehadiran siswa ketika membuka pelajaran, 27,50%

menyatakan sering, 5,00% menyatakan kadang-kadang dan tidak ada responden

yang menyatakan guru tidak pernah memeriksa kehadiran siswa ketika membuka

pelajaran.

Tabel 7 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

5 Selalu 28 70,00% Sering 7 17,50% Kadang-kadang 2 5,00% Tidak Pernah 3 7,50% Jumlah 40 100,00%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat

guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur ketika

membuka pelajaran selalu memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 70,00% responden menyatakan guru selalu memotivasi

Page 55: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

42

siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, 17,50%

menyatakan sering, 5,00% menyatakan kadang-kadang dan hanya 7,50% yang

menyatakan guru tidak pernah memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar dengan baik pada saat membuka pelajaran.

Tabel 8 Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

6 Selalu 6 15,00%

Sering 19 47,50%

Kadang-kadang 15 37,50%

Tidak Pernah 0 0,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hanya sebagian responden yang

menyatakan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur pada saat membuka pelajaran melakukan tanya jawab tentang materi yang

akan dipelajari. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 15,00% responden menyatakan guru selalu melakukan tanya jawab

tentang materi yang akan dipelajari memulai pelajaran, 47,50% menyatakan

sering, 37,50% menyatakan kadang-kadang dan tidak ada responden yang

menyatakan tidak pernah.

d. Menyampaikan tujuan pelajaran

Data-data kemampuan guru menyampaikan tujuan pelajaran diperoleh

melalui 3 item pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang

diperoleh untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagaimana tercantum

pada tabel berikut:

Page 56: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

43

Tabel 9 Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

7 Selalu 20 50,00%

Sering 14 35,00%

Kadang-kadang 6 15,00%

Tidak Pernah 0 0,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

selalu menyampaikan tujuan yang hendak dicapai ketika memulai pelajaran. Hal

ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 50,00%

responden menyatakan guru selalu menyampaikan tujuan yang hendak dicapai

ketika memulai pelajaran, 35,00% menyatakan sering, 15,00% responden

menyatakan kadang-kadang dan tidak ada responden yang menyatakan tidak

pernah.

Tabel 10

Guru mengaitkan materi pelajaran dengan pelajaran yang telah lalu

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

8 Selalu 24 60,00%

Sering 5 12,50%

Kadang-kadang 10 25,00%

Tidak Pernah 1 2,50%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

selalu mengaitkan materi pelajaran dengan pelajaran yang telah lalu ketika

memulai pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 60,00% responden menyatakan pada saat membuka

Page 57: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

44

pelajaran guru selalu mengaitkan materi pelajaran dengan pelajaran yang telah

lalu, 12,50% menyatakan sering, 25,00% responden menyatakan kadang-kadang

dan hanya 2,5% responden menyatakan tidak pernah.

Tabel 11 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilakukan ketika memulai pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

9 Selalu 9 22,50%

Sering 22 55,00%

Kadang-kadang 9 22,50%

Tidak Pernah 0 0,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

sering menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan ketika

memulai pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 22,50% responden menyatakan bahwa guru selalu

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan ketika memulai

pelajaran, 55,00% responden menyatakan sering, 22,50% responden menyatakan

kadang-kadang dan tidak ada responden yang menyatakan tidak pernah.

e. Menyampaikan gambaran umum materi pelajaran

Data-data kemampuan guru menyampaikan gambaran umum materi

pelajaran ketika membuka pelajaran diperoleh melalui 2 item pernyataan yang

disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing

item pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Page 58: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

45

Tabel 12 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang telah dipelajari

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

10 Selalu 15 37,50%

Sering 11 27,50%

Kadang-kadang 13 32,50%

Tidak Pernah 1 2,50%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

ketika membuka pelajaran selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase data sebagai berikut: sebanyak 37,50% responden menyatakan

bahwa guru ketika membuka pelajaran selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari, 27,50% responden

menyatakan sering, 32,50% responden menyatakan kadang-kadang dan hanya

2,50% responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 13

Guru menjelaskan materi yang akan dibahas dengan menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

11 Selalu 29 72,50%

Sering 6 15,00%

Kadang-kadang 5 12,50%

Tidak Pernah 0 0,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

Page 59: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

46

pada saat membuka pelajaran selalu menjelaskan materi yang akan dibahas dengan

menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 72,50%

responden menyatakan bahwa guru selalu menjelaskan materi yang akan

dibahas dengan menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari,

15,00% responden menyatakan sering, 12,50% responden menyatakan kadang-

kadang dan tidak ada responden yang menyatakan tidak pernah.

2. Kemampuan Guru Mengembangkan Materi

Dimensi kemampuan guru mengembangkan materi terdiri dari 4 (empat)

indikator yaitu: 1) kejelasan, 2) penggunaan contoh dan ilustrasi, 3) pemberian

tekanan, dan 4) penggunaan balikan. Temuan penelitian dari keempat indikator

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan

Data-data kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran ditinjau dari

aspek kejelasan diperoleh melalui 2 item pernyataan yang disebarkan kepada 40

responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing item pernyataan

adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 14

Guru menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

12 Selalu 27 67,50%

Sering 7 17,50%

Kadang-kadang 5 12,50%

Tidak Pernah 1 2,50%

Jumlah 40 100,00% Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

selalu menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan kalimat yang mudah

Page 60: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

47

dipahami. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 67,50% responden menyatakan guru selalu menyajikan materi

pelajaran dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami 17,50% responden

menyatakan sering, 12,50% responden menyatakan kadang-kadang dan hanya

2,50% responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 15 Guru menyajikan materi pelajaran secara berurutan dan terperinci

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

13 Selalu 7 17,50%

Sering 17 42,50%

Kadang-kadang 14 35,00%

Tidak Pernah 2 5,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur sering menyajikan materi pelajaran secara berurutan dan terperinci. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 17,50%

responden menyatakan guru selalu menyajikan materi pelajaran secara berurutan

dan terperinci, 42,50% responden menyatakan sering, 35,00% responden

menyatakan kadang-kadang dan hanya 5,00% responden yang menyatakan tidak

pernah.

b. Penggunaan contoh dan ilustrasi

Data-data kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran ditinjau dari

aspek penggunaan contoh dan ilustrasi diperoleh melalui 3 item pernyataan yang

disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing

item pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Page 61: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

48

Tabel 16 Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

14 Selalu 31 77,50% Sering 5 12,50% Kadang-kadang 2 5,00% Tidak Pernah 2 5,00% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

selalu menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 77,50% responden menyatakan guru selalu menjelaskan

materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari, 12,50% responden menyatakan sering, 5,00% responden menyatakan

kadang-kadang dan 5,00% responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 17

Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh yang sesuai materi pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

15 Selalu 21 52,50% Sering 3 7,50% Kadang-kadang 10 25,00% Tidak Pernah 6 15,00% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur selalu menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh yang sesuai

materi pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 52,50% responden menyatakan guru selalu menjelaskan materi

Page 62: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

49

pelajaran dengan contoh-contoh yang sesuai materi pelajaran, 7,50% responden

menyatakan sering, 25,00% responden menyatakan kadang-kadang dan 15,00%

responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 18 Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh yang sesuai

mudah dipahami

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

16 Selalu 23 57,50%

Sering 14 35,00%

Kadang-kadang 1 2,50%

Tidak Pernah 2 5,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur selalu menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh yang mudah

dipahami. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 57,50% responden menyatakan guru selalu menjelaskan materi

pelajaran dengan contoh-contoh yang mudah dipahami, 35,00% responden

menyatakan sering, 2,50% responden menyatakan kadang-kadang dan hanya

5,00% responden yang menyatakan tidak pernah.

c. Pemberian tekanan

Data-data kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran ditinjau dari

aspek pemberian tekanan diperoleh melalui 2 item pernyataan yang disebarkan

kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing item

pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Page 63: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

50

Tabel 19 Guru mengulangi penjelasan untuk memberikan penekanan

pada hal-hal yang penting

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

17 Selalu 19 47,50% Sering 11 27,50% Kadang-kadang 8 20,00% Tidak Pernah 2 5,00% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur selalu mengulangi penjelasan untuk memberikan penekanan pada hal-hal

yang penting. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 47,50% responden menyatakan guru selalu mengulangi penjelasan

untuk memberikan penekanan pada hal-hal yang penting, 27,50% responden

menyatakan sering, 20,00% responden menyatakan kadang-kadang dan hanya

5,00% responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 20

Guru memberikan penekanan pada hal-hal penting dengan menggunakan nada suara, mimik dan gerakan anggota badan

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

18 Selalu 3 7,50% Sering 9 22,50% Kadang-kadang 28 70,00% Tidak Pernah 0 0,00% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur hanya kadang-kadang memberikan penekanan pada hal-hal penting dengan

menggunakan nada suara, mimik dan gerakan anggota badan. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 7,50%

Page 64: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

51

responden menyatakan guru selalu memberikan penekanan pada hal-hal penting

dengan menggunakan nada suara, 22,50% responden menyatakan sering 70,00%

responden menyatakan kadang-kadang dan tidak ada responden yang menyatakan

tidak pernah.

d. Penggunaan Balikan

Data-data kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran ditinjau dari

aspek penggunaan balikan diperoleh melalui 2 item pernyataan yang disebarkan

kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing item

pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 21 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat, ide

dan gagasan tentang materi pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

19 Selalu 12 30,00%

Sering 13 32,50%

Kadang-kadang 15 37,50%

Tidak Pernah 0 0,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur hanya kadang-kadang memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapat, ide dan gagasan tentang materi pelajaran. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 30,00%

responden menyatakan guru selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapat, ide dan gagasan tentang materi pelajaran, 32,50%

responden menyatakan sering, 37,50% responden menyatakan kadang-kadang dan

tidak ada responden yang menyatakan tidak pernah.

Page 65: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

52

Tabel 22 Guru melakukan tanya jawab sehingga siswa berani

mengemukakan pendapat

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

20 Selalu 22 55,00% Sering 14 35,00% Kadang-kadang 3 7,50% Tidak Pernah 1 2,50% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur selalu melakukan tanya jawab sehingga siswa berani mengemukakan

pendapat. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 55,00% responden menyatakan guru melakukan tanya jawab

sehingga siswa berani mengemukakan pendapat, 35,00% responden menyatakan

sering, 7,50% responden menyatakan kadang-kadang dan hanya 2,5% responden

yang menyatakan tidak pernah.

3. Kemampuan Guru Menggunakan Metode yang Bervariasi

Dimensi kemampuan guru menggunakan metode yang bervariasi terdiri dari

2 (dua) indikator yaitu: 1) menggunakan metode yang bervariasi, dan 2) metode

yang digunakan memotivasi siswa. Temuan penelitian dari kedua indikator

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan metode yang bervariasi

Data kemampuan guru menggunakan metode yang bervariasi ditinjau dari

aspek variasi metode yang digunakan diperoleh melalui 1 item pernyataan yang

disebarkan kepada 40 responden. Data yang diperoleh adalah sebagaimana

tercantum pada tabel berikut:

Page 66: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

53

Tabel 23 Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

21 Selalu 7 17,50%

Sering 22 55,00%

Kadang-kadang 7 17,50%

Tidak Pernah 4 10,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur sering menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 17,50%

responden menyatakan guru selalu menggunakan metode pembelajaran yang

bervariasi, 55,00% responden menyatakan sering, 17,50% responden menyatakan

kadang-kadang dan hanya 10,00% responden yang menyatakan tidak pernah.

b. Metode yang digunakan memotivasi siswa

Data-data kemampuan guru menggunakan metode yang bervariasi ditinjau

dari aspek metode yang digunakan memotivasi siswa diperoleh melalui 2 item

pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh untuk

masing-masing item pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 24 Guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

22 Selalu 29 72,50%

Sering 7 17,50%

Kadang-kadang 3 7,5%

Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100,00%

Page 67: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

54

Berdasarkan tabel tersebut terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

sering menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.

Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 72,50%

responden menyatakan bahwa guru selalu menggunakan metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi pelajaran, 17,50% responden menyatakan sering,

7,50% responden menyatakan kadang-kadang dan hanya 2,50% responden yang

menyatakan tidak pernah.

Tabel 25 Guru menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

motivasi belajar

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

23 Selalu 14 35,00%

Sering 9 22,50%

Kadang-kadang 11 27,50%

Tidak Pernah 6 15,00%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

selalu menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut:

sebanyak 35,00% responden menyatakan bahwa guru selalu menerapkan

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar, 22,50%

responden menyatakan sering, 27,50% responden menyatakan kadang-kadang dan

15,00% responden yang menyatakan tidak pernah.

4. Kemampuan Guru Menggunakan Media

Dimensi kemampuan guru menggunakan media terdiri dari 2 (dua) indikator

yaitu: 1) kesesuaian media dengan materi yang diajarkan, dan 2) keterampilan

guru menggunakan media. Temuan penelitian dari kedua indikator tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 68: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

55

a. Kesesuaian media dengan materi yang diajarkan

Data-data kemampuan guru menggunakan media ditinjau dari aspek

kesesuaian media dengan materi yang diajarkan diperoleh melalui 2 item

pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh

untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel

berikut:

Tabel 26 Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

24 Selalu 6 15,00%

Sering 12 30,00%

Kadang-kadang 21 52,50%

Tidak Pernah 1 2,50%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel tersebut terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

hanya kadang-kadang menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran.

Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 15,00%

responden menyatakan bahwa guru selalu menggunakan media yang sesuai

dengan materi pelajaran, 30,00% responden menyatakan sering, 52,50%

responden menyatakan kadang-kadang dan hanya 2,50% responden yang

menyatakan tidak pernah.

Tabel 27 Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

25 Selalu 16 40,00% Sering 10 25,00% Kadang-kadang 13 32,50% Tidak Pernah 1 2,50% Jumlah 40 100,00%

Page 69: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

56

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur selalu menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 40,00%

responden menyatakan guru selalu menggunakan media pembelajaran yang

bervariasi, 25,00% responden menyatakan sering, 32,50% responden menyatakan

kadang-kadang dan hanya 2,50% responden yang menyatakan tidak pernah.

b. Keterampilan guru menggunakan media

Data-data kemampuan guru menggunakan media ditinjau dari aspek

keterampilan guru menggunakan diperoleh melalui 2 item pernyataan yang

disebarkan kepada 40 responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing

item pernyataan adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 28 Guru mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

26 Selalu 10 25,00% Sering 17 42,50% Kadang-kadang 13 32,50% Tidak Pernah 0 0,00% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

sering mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 25,00%

responden menyatakan guru selalu mampu menggunakan media pembelajaran

dengan baik, 42,50% responden menyatakan sering, 32,50% responden

menyatakan kadang-kadang dan tidak ada responden yang menyatakan tidak

pernah.

Page 70: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

57

Tabel 29 Guru memberikan keterangan dengan jelas tentang cara-cara

menggunakan media pembelajaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

27 Selalu 12 30,00%

Sering 8 20,00%

Kadang-kadang 15 37,50%

Tidak Pernah 5 12,50%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

hanya kadang-kadang memberikan keterangan dengan jelas tentang cara-cara

menggunakan media pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data

sebagai berikut: sebanyak 30,00% responden menyatakan guru selalu

memberikan keterangan dengan jelas tentang cara-cara menggunakan media

pembelajaran, 20,00% responden menyatakan sering, 37,50% responden

menyatakan kadang-kadang dan 12,50% responden yang menyatakan tidak pernah.

5. Kemampuan Guru Menyimpulkan Pelajaran

Dimensi kemampuan guru menyimpulkan pelajaran terdiri dari 1 (satu)

indikator yaitu: guru menyimpulkan pelajaran dengan jelas. Temuan penelitian

dari indikator tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 30

Guru menyimpulkan pelajaran dengan jelas

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

28 Selalu 13 32,50%

Sering 14 35,00%

Kadang-kadang 11 27,50%

Tidak Pernah 2 5,00%

Jumlah 40 100,00%

Page 71: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

58

Berdasarkan tabel di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur

sering menyimpulkan pelajaran dengan jelas. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase data sebagai berikut: sebanyak 32,50% responden menyatakan guru

selalu menyimpulkan pelajaran dengan jelas, 35,00% responden menyatakan

sering, 27,50% responden menyatakan kadang-kadang dan 5,00% responden yang

menyatakan tidak pernah.

6. Kemampuan Guru Mengevaluasi

Dimensi kemampuan guru mengevaluasi terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu:

1) evaluasi, dan 2) tindak lanjut. Temuan penelitian dari kedua indikator tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi

Data-data kemampuan mengevaluasi ditinjau dari indikator evaluasi

diperoleh melalui 1 item pernyataan yang disebarkan kepada 40 responden. Data-

data yang diperoleh untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagaimana

tercantum pada tabel berikut:

Tabel 31

Guru melaksanakan evaluasi menggunakan soal-soal tes berdasarkan materi yang telah dipelajari

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

29 Selalu 10 25,00%

Sering 16 40,00%

Kadang-kadang 13 32,50%

Tidak Pernah 1 2,50%

Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur sering melaksanakan evaluasi menggunakan soal-soal tes berdasarkan

Page 72: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

59

materi yang telah dipelajari. Hal ini ditunjukkan dengan persentase data sebagai

berikut: sebanyak 25,00% responden menyatakan guru selalu melaksanakan

evaluasi menggunakan soal-soal tes berdasarkan materi yang telah dipelajari,

40,00% responden menyatakan sering, 32,50% responden menyatakan kadang-

kadang dan hanya 2,50% responden yang menyatakan tidak pernah.

b. Tindak lanjut

Data-data kemampuan mengevaluasi ditinjau dari indikator melakukan

tindak lanjut diperoleh melalui 1 item pernyataan yang disebarkan kepada 40

responden. Data-data yang diperoleh untuk masing-masing item pernyataan

adalah sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 32

Guru bersama siswa membahas kembali soal-soal yang diujikan

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

30 Selalu 7 17,50% Sering 24 60,00% Kadang-kadang 9 22,50% Tidak Pernah 0 0,00% Jumlah 40 100,00%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berpendapat, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur sering membahas kembali soal-soal yang diujikan bersama siswa. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase data sebagai berikut: sebanyak 17,50%

responden menyatakan guru selalu membahas kembali soal-soal yang diujikan

bersama siswa, 60,00% responden menyatakan sering, 22,50% responden

menyatakan kadang-kadang dan tidak ada responden yang menyatakan tidak

pernah.

B. Pembahasan

Kemampuan mengajar guru PAI dapat ditinjau dari kemampuan guru

membuka pelajaran, kemampuan guru mengembangkan materi, kemampuan guru

Page 73: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

60

menggunakan metode yang bervariasi, kemampuan guru menggunakan media

pembelajaran dan kemampuan guru mengevaluasi. Berikut ini akan dilakukan

pembahasan terhadap kelima kemampuan tersebut berdasarkan skor data

penelitian dengan mengacu pada kriteria penilaian berikut:

Tabel 33 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru

Skor Rata-rata Kriteria 1,00 – 1,74 Sangat Rendah 1,75 – 2,49 Rendah 2,50 – 3,24 Sedang 3,25 – 4,00 Tinggi

1. Kemampuan Membuka Pelajaran

Aspek kemampuan guru membuka pelajaran diukur dengan menggunakan

11 butir pernyataan berdasarkan indikator: 1) memulai pelajaran dengan doa, 2)

mengemukakan topik pelajaran, 3) appersepsi, 4) menyampaikan tujuan pelajaran,

dan 5) menyampaikan gambaran umum materi pelajaran

Berdasarkan data penelitian (Lampiran 3) diketahui bahwa total skor

kemampuan guru membuka pelajaran adalah sebesar : 1428. Dengan demikian,

skor rata-rata kemampuan guru membuka pelajaran adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 143811 40

= 3,27

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

guru membuka pelajaran adalah sebesar 3,27. Berdasarkan kriteria penilaian,

maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru PAI SMP Al-Washliyah 1

Jakarta Timur dalam membuka pelajaran termasuk dalam kategori tinggi.

2. Kemampuan Mengembangkan Materi

Aspek-aspek kemampuan guru mengembangkan materi diukur dengan

menggunakan 9 butir pernyataan berdasarkan indikator: kejelasan, penggunaan

Page 74: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

61

contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Berdasarkan

data penelitian (Lampiran 3) diketahui bahwa total skor total kemampuan guru

mengembangkan materi adalah sebesar : 1127. Dengan demikian, skor rata-rata

kemampuan mengembangkan materi pelajaran adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 11279 40

= 3,13

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

guru mengembangkan materi adalah sebesar 3,13. Berdasarkan kriteria penilaian,

maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru PAI SMP Al-Washliyah 1

Jakarta Timur dalam mengembangkan materi termasuk dalam kategori sedang.

3. Kemampuan Menggunakan Metode yang Bervariasi

Aspek-aspek kemampuan menggunakan metode yang bervariasi diukur

dengan menggunakan 3 butir pernyataan berdasarkan indikator: metode yang

bervariasi dan metode yang digunakan memotivasi siswa. Berdasarkan data

penelitian (Lampiran 3) diketahui bahwa total skor total kemampuan guru

menggunakan metode yang bervariasi adalah sebesar : 367. Dengan demikian, skor

rata-rata kemampuan guru menggunakan metode yang bervariasi adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 3673 40

= 3,06

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

guru menggunakan metode yang bervariasi adalah sebesar 3,06. Berdasarkan

kriteria penilaian, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru PAI SMP Al-

Washliyah 1 Jakarta Timur dalam menggunakan metode yang bervariasi dalam

kategori sedang.

4. Kemampuan Menggunakan Media

Aspek-aspek kemampuan menggunakan media diukur dengan menggunakan

Page 75: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

62

4 butir pernyataan berdasarkan indikator: kesesuaian media dengan materi yang

diajarkan dan keterampilan guru menggunakan media. Berdasarkan data

penelitian (Lampiran 3) diketahui bahwa total skor total kemampuan guru

menggunakan media adalah sebesar : 566. Dengan demikian, skor rata-rata

kemampuan guru menggunakan media adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 5664 40

= 3,54

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

guru menggunakan media adalah sebesar 3,54. Berdasarkan kriteria penilaian,

maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru PAI SMP Al-Washliyah 1

Jakarta Timur dalam menggunakan media berada dalam kategori tinggi.

5. Kemampuan Menyimpulkan Pelajaran

Aspek kemampuan menyimpulkan pelajaran diukur dengan menggunakan 1

butir pernyataan berdasarkan indikator: menyimpulkan pelajaran dengan baik.

Berdasarkan data penelitian (Lampiran 3) diketahui bahwa total skor total

kemampuan menyimpulkan pelajaran adalah sebesar : 118. Dengan demikian, skor

rata-rata kemampuan guru menyimpulkan pelajaran adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 1181 40

= 2,95

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

guru mengevaluasi adalah sebesar 2,95. Berdasarkan kriteria penilaian, maka

dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru PAI SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur dalam menyimpulkan pelajaran berada dalam kategori sedang.

6. Kemampuan Mengevaluasi

Aspek-aspek kemampuan mengevaluasi diukur dengan menggunakan 2 butir

pernyataan berdasarkan indikator: evaluasi dan tindak lanjut. Berdasarkan data

Page 76: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

63

penelitian (Lampiran 3) diketahui bahwa total skor total kemampuan guru dalam

mengevaluasi adalah sebesar : 233. Dengan demikian, skor rata-rata kemampuan

guru dalam mengevaluasi adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 2332 40

= 2,91

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

guru mengevaluasi adalah sebesar 2,91. Berdasarkan kriteria penilaian, maka

dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru PAI SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur dalam melakukan evaluasi berada dalam kategori sedang.

Secara keseluruhan skor kemampuan mengajar guru PAI SMP Al-

Washliyah 1 Jakarta Timur adalah sebesar : 3721 (Lampiran 3). Dengan demikian,

skor rata-rata kemampuan guru mengajar guru PAI SMP Al-Washliyah 1 Jakarta

Timur adalah :

Skor rata-rata = Skor totalJumlah item x Jumlah respnden

= 373130 40

= 3,11

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

mengajar guru PAI SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur adalah sebesar 3,11.

Berdasarkan kriteria penilaian, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan

mengajar guru PAI SMP Al-Washliyah 1 Jakarta Timur berada dalam kategori

sedang.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru PAI SMP Al-

Washliyah 1 Jakarta, diperoleh temuan bahwa guru PAI Agama Islam telah

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memenuhi unsur-unsur kemampuan

mengajar yaitu: kemampuan membuka pelajaran, kemampuan mengembangkan

materi, kemampuan menggunakan metode yang bervariasi, kemampuan

menggunakan media pembelajaran, kemampuan menyimpulkan, dan kemampuan

mengevaluasi.

Page 77: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

64

Menurut responden, hal-hal yang sudah dilaksanakan ketika membuka

pelajaran adalah berdoa bersama, memeriksa kehadiran siswa, memotivasi siswa,

menjelaskan tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan serta menjelaskan materi yang akan dibahas dengan menggunakan

contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Adapun yang belum maksimal

dilakukan ketika membuka pelajaran adalah penyampaian topik pelajaran dan

tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Tanya jawab pada saat membuka

pelajaran cukup sering dilakukan, tetapi terkadang mengalami kesulitan karena

siswa kurang merespons tanya jawab yang dilakukan, hal inilah yang terkadang

membuat saya terkadang melewatkan kegiatan tanya jawab

Dalam hal kemampuan mengembangkan materi, menurut responden materi

pelajaran selalu disajikan dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami

siswa. Jika terpaksa harus menggunakan istilah-istilah khusus maka terlebih

dahulu pengertian istilah tersebut dijelaskan kepada siswa. Kemudian penjelasan

materi juga menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk

membantu siswa memahami materi. Untuk menjelaskan hal-hal yang penting

responden juga selalu memberikan penekanan dengan cara mengulangi penjelasan

dan menanyakan kepada siswa hal-hal yang kurang jelas. Hal yang kurang

maksimal dilakukan adalah penggunaan mimik dan anggota badan.

Penggunaan metode pembelajaran menurut responden cukup bervariasi,

tetapi masih kurang maksimal karena terbentur pada kemampuan guru yang masih

kurang terutama terhadap metode pembelajaran. Demikian juga penggunaan

media pembelajaran selalu disesuaikan dengan materi pelajaran.

Berdasarkan wawancara juga diperoleh temuan bahwa guru PAI SD Al-

Washliyah 1 Jakarta selalu menyimpulkan pelajaran pada tahap akhir

pembelajaran dan meminta siswa mencatat kesimpulan. Dalam kegiatan ini siswa

dilibatkan agar siswa lebih mudah mengingat kesimpulan yang dibuat. Kemudian

dalam melaksanakan evaluasi, guru PAI Al-Washliyah telah menyusun soal-soal

tes berdasarkan pada pokok bahasan yang telah dipelajari. Soal-soal yang diujikan

selalu dibahas kembali setelah tes selesai dilakukan. Hal ini dilakukan agar siswa

mengetahui apakah jawaban mereka benar atau salah.

Page 78: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini didapatkan temuan sebagai berikut :

1. Kemampuan guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur dalam membuka

pelajaran termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut terlihat dari aspek

memulai pelajaran dengan doa, mengemukakan topik pelajaran, appersepsi,

menyampaikan tujuan pelajaran, dan menyampaikan gambaran umum materi

pelajaran

2. Kemampuan guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur dalam

mengembangkan materi termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut terlihat

dari kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan

penggunaan balikan.

3. Kemampuan guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur dalam menggunakan

metode yang bervariasi berada dalam kategori sedang. Hal tersebut terlihat dari

metode yang bervariasi dan metode yang digunakan memotivasi siswa.

4. Kemampuan guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur dalam menggunakan

media berada dalam kategori tinggi. Hal tersebut terlihat dari kesesuaian media

dengan materi yang diajarkan dan keterampilan guru menggunakan media.

5. Kemampuan guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur dalam

menyimpulkan pelajaran berada dalam kategori sedang. Hal tersebut terlihat

dari kemampuan guru menyimpulkan pelajaran dengan jelas.

6. Kemampuan guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur dalam melakukan

evaluasi berada dalam kategori sedang. Hal tersebut terlihat dari evaluasi serta

tindak lanjut.

Dari temuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan

mengajar guru PAI SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur berada dalam kategori

sedang.

Page 79: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

66

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran-

saran sebagai berikut :

1. Guru-guru PAI di SD Al-Washliyah 1 Jakarta Timur harus berupaya

meningkatkan kemampuan mengajarnya agar kualitas pembelajaran di SD Al-

Washliyah 1 Jakarta Timur dapat ditingkatkan.

2. Pihak sekolah hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan

kemampuan mengajar guru PAI dengan melakukan pengawasan dan penilaian,

sehingga laporan hasil penilaian tersebut dapat dijadikan bahan untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan.

3. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada para guru untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan mengajar

guru seperti seminar-seminar dan pendidikan dan latihan khususnya yang

berkaitan dengan kemampuan mengajar guru.

Page 80: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

67

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Azra, Azyumardi. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006.

Daradjat, Zakiyah. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama,1995 .

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama, 2007.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Fakultas Psikologi, UGM, 1986.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Lubis, Hanifah. Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta. Skripsi

Makawimbang, Jerry H. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.

Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.

Roestiyah, N.K. Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Moeslichatoen, R. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta., 2004.

Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, Semarang: RaSAIL Media Group, 2007.

Page 81: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

68

Uno, Hamzah B. dan Mohamad, Nurdin. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Wijaya, Cece. dkk. Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Page 82: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

69

KUESIONER KEMAMPUAN MENGAJAR GURU Nama : ................................................

Nomor Responden : ................. (diisi oleh peneliti) Petunjuk Pengisian 1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapatmu dengan menuliskan

tanda checklist () pada kolom yang disediakan : S = Selalu SR = Sering K = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah 2. Hasil jawaban kuesioner ini diperlukan untuk kepentingan penelitian dan tidak

mempengaruhi nilai-nilai mata pelajaran di sekolah. Jadi, jawablah dengan jujur!

No Pernyataan S SR K TP 1 Guru membuka pelajaran dengan doa 2 Guru mengemukakan topik pelajaran dengan jelas 3 Guru menyampaikan masalah-masalah pokok yang

akan dibahas

4 Guru memeriksa kehadiran siswa 5 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan baik

6 Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

7 Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai 8 Guru mengaitkan materi pelajaran dengan pelajaran

yang telah lalu

9 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan ketika memulai pelajaran

10 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari

11 Guru menjelaskan materi yang akan dibahas dengan menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari

Lampiran 1

Page 83: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

70

No Pernyataan S SR K TP 12 Guru menyajikan materi pelajaran dengan

menggunakan kalimat yang mudah dipahami

13 Guru menyajikan materi pelajaran secara berurutan dan terperinci

14 Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

15 Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh yang sesuai dengan materi pelajaran

16 Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh yang mudah dipahami

17 Guru mengulangi penjelasan untuk memberikan penekanan pada hal-hal yang penting

18 Guru memberikan penekanan pada hal-hal penting dengan menggunakan nada suara, mimik dan gerakan anggota badan

19 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat, ide dan gagasan tentang materi pelajaran

20 Guru melakukan tanya jawab sehingga siswa berani mengemukakan pendapat

21 Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

22 Guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran

23 Guru menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar

24 Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran

25 Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

26 Guru mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik

27 Guru memberikan keterangan dengan jelas tentang cara-cara menggunakan media pembelajaran

28 Guru menyimpulkan materi pelajaran dengan baik 29 Guru melaksanakan evaluasi menggunakan soal-

soal tes berdasarkan materi yang telah dipelajari

30 Guru bersama siswa membahas kembali soal-soal yang diujikan

Page 84: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

71

PEDOMAN WAWANCARA 1. Ketika memulai pelajaran apakah Bapak/Ibu mengajak para siswa melakukan

doa?

2. Apakah Bapak/Ibu ketika membuka pelajaran mengemukakan topik pelajaran

dengan jelas dan menyampaikan masalah-masalah pokok yang akan dibahas?

3. Apakah Bapak/Ibu ketika ketika membuka pelajaran memeriksa kehadiran

siswa, memotivasi siswa dan melakukan tanya jawab tentang materi yang

akan dipelajari?

4. Pada saat membuka pelajaran, apakah Bapak/Ibu menyampaikan kepada

siswa tujuan yang hendak dicapai, mengaitkan materi pelajaran dengan

pelajaran yang telah lalu dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilakukan?

5. Pada saat membuka pelajaran, apakah Bapak/Ibu menjelaskan materi yang

akan dibahas dengan menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan

sehari-hari?

6. Apakah Bapak/Ibu menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan

kalimat yang mudah dipahami, berurutan dan terperinci?

7. Apakah Bapak/Ibu menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi pelajaran

dan mudah dipahami?

8. Apakah Bapak/Ibu mengulangi penjelasan untuk memberikan penekanan

pada hal-hal yang penting dengan menggunakan nada suara, mimik dan

gerakan anggota badan?

Lampiran 2

Page 85: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

72

9. Apakah Bapak/Ibu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan

pendapat, ide dan gagasan, serta melakukan tanya jawab tentang materi

pelajaran sehingga siswa berani mengemukakan pendapat?

10. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi?

11. Apakah Bapak/Ibu menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran

dan bervariasi?

12. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyimpulkan materi pelajaran?

13. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi menggunakan soal-soal tes

berdasarkan materi yang telah dipelajari?

14. Apakah Bapak/Ibu bersama siswa membahas kembali soal-soal yang

diujikan?

Page 86: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

69

Page 87: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

74

HASIL WAWANCARA Nama : ................................................ 1. Apakah Bapak/Ibu memulai pelajaran dengan doa? Jawab : Ya, berdoa dilakukan rutin sebelum memulai pelajaran. Doa ini

dipimpin oleh siswa yang sudah ditugaskan

2. Apakah Bapak/Ibu ketika membuka pelajaran mengemukakan topik pelajaran dengan jelas dan menyampaikan masalah-masalah pokok yang akan dibahas?

Jawab : Topik pelajaran memang selalu disampaikan terlebih dahulu ketika memulai pelajaran, tapi sesekali mungkin terlewatkan walaupun pada akhirnya disampaikan juga ketika pembelajaran sedang berlangsung.

3. Apakah Bapak/Ibu ketika ketika membuka pelajaran memeriksa kehadiran siswa, memotivasi siswa dan melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari?

Jawab : Tentu saja, memeriksa kehadiran siswa sebelum memulai pelajaran bagi saya merupakan suatu keharusan.

Kegiatan memotivasi siswa ini biasanya saya lakukan melalui penjelasan-penjelasan untuk memunculkan keingintahuan siswa.

Tanya jawab pada saat membuka pelajaran cukup sering dilakukan, tetapi terkadang mengalami kesulitan karena siswa kurang merespons tanya jawab yang dilakukan, hal inilah yang terkadang membuat saya terkadang melewatkan kegiatan tanya jawab

4. Pada saat membuka pelajaran, apakah Bapak/Ibu menyampaikan kepada siswa tujuan yang hendak dicapai, mengaitkan materi pelajaran dengan pelajaran yang telah lalu dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan?

Jawab : Penjelasan tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran selalu disampaikan, karena hal ini sangat penting agar siswa memahami dengan benar arah dari

Lampiran 4

Page 88: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

75

pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, ketika membuka pelajaran juga perlu mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pelajaran yang telah lalu agar siswa mendapat gambaran yang jelas tentang materi yang akan dipelajari

5. Pada saat membuka pelajaran, apakah Bapak/Ibu menjelaskan materi yang akan dibahas dengan menggunakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari?

Jawab : Ya, contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari selalu digunakan sebagai bahan untuk menjelaskan materi pelajaran, karena hal itu membantu siswa memahami materi

6. Apakah Bapak/Ibu menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami, berurutan dan terperinci?

Jawab : Penyajian materi pelajaran selalu diupayakan menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. Jika terpaksa harus menggunakan istilah-istilah khusus maka terlebih dahulu pengertian istilah tersebut dijelaskan kepada siswa.

7. Apakah Bapak/Ibu menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi pelajaran dan mudah dipahami?

Jawab : Ya, contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari selalu digunakan sebagai bahan untuk menjelaskan materi pelajaran, karena hal itu membantu siswa memahami materi

8. Apakah Bapak/Ibu mengulangi penjelasan untuk memberikan penekanan pada hal-hal yang penting dengan menggunakan nada suara, mimik dan gerakan anggota badan?

Jawab : Untuk menjelaskan hal-hal yang penting memang saya selalu memberikan penekanan dengan cara mengulangi penjelasan dan menanyakan kepada siswa hal-hal yang kurang jelas. Tetapi memang penggunaan mimik dan anggota badan masih kurang maksimal dilakukan

Page 89: KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26659/1/SYAHRONI... · yang berjudul "Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

76

9. Apakah Bapak/Ibu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat, ide dan gagasan, serta melakukan tanya jawab tentang materi pelajaran sehingga siswa berani mengemukakan pendapat?

Jawab : Ya, kesempatan kepada siswa selalu diberikan untuk bertanya, mengajukan pendapat ataupun gagasan. Hal itu terutama memang dilakukan agar siswa memiliki keberanian mengkomunikasikan pendapatnya.

10. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi? Jawab : Mengenai penggunaan metode pembelajaran memang sudah cukup

bervariasi, tetapi masih kurang maksimal karena terbentur pada penguasaan kami yang kurang terutama terhadap metode-metode yang relatif baru

11. Apakah Bapak/Ibu menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran dan bervariasi?

Jawab : Ya, penggunaan media pembelajaran selalu disesuaikan dengan materi pelajaran.

12. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyimpulkan materi pelajaran? Jawab : Saya selalu menyimpulkan pelajaran pada tahap akhir pembelajaran

dan meminta siswa mencatat kesimpulan tersebut. Dalam kegiatan ini siswa juga dilibatkan agar siswa lebih mudah mengingat kesimpulan yang dibuat.

13. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi menggunakan soal-soal tes berdasarkan materi yang telah dipelajari?

Jawab : Soal-soal tes selalu didasarkan pada pokok bahasan yang telah dipelajari

14. Apakah Bapak/Ibu bersama siswa membahas kembali soal-soal yang diujikan?

Jawab : Soal-soal yang diujikan selalu dibahas kembali setelah tes selesai dilakukan. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui apakah jawaban mereka benar atau salah.