38
Kelompok 3 Arifah nur hasanah Nourma Sabila Hilda Nur Achfidawati Cheisa Ridwan Billy Jusup Kurniawan

Kelompok 3.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Kelompok 3

Arifah nur hasanahNourma Sabila

Hilda Nur AchfidawatiCheisa Ridwan

Billy Jusup Kurniawan

SYARIAT AGAMA ISLAM

DEFINISI SYARIAT

SIFAT

PEMBAGIAN SYARIAT ISLAM

RUANG LINGKUP

PERBEDAAN DENGAN FIQIH

TUJUAN SYARIAT

SUMBER HUKUM

DASAR HUKUM

DEFINISI SYARIAT

• Secara bahasa ,syari’ah artinya jalan lurus menuju mata air. (Lisan Al-Arab, 8/175)

• Secara bahasa, kata syariat juga digunakan untuk menyebut madzhab atau ajaran agama. (Tafsir Al-Qurthubi, 16/163).

• Secara istilah, syari’ah adalah hukum-hukum yang ditetapkan Allah ta’ala untuk mengatur manusia. (Tarikh Tasyri’ Al-Islami, Manna’ Qathan, hlm. 13).

DASAR HUKUM

Allah berfirman, 

 

“Kemudian Aku jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu…” (QS. Al-Jatsiyah: 18)  Makna ayat,

• “Aku jadikan kamu berada di atas manhaj (jalan hidup) yang jelas dalam urusan agama, yang akan mengantarkanmu menuju kebenaran.” (Tafsir Al-Qurthubi, 16/163).

Rincian Syariat Para Nabi Berbeda-beda...Allah tegaskan dalam Al-Quran,

CهAاج?ا وAمEن عAة? Cر Eش CمM Cك مEن Aا Cن جAعAل QلM Eك لUntuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (QS. Al-Maidah: 48)

"kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah syariat itu, dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. 45/211-Jatsiyah: 18).

•  

Syariat Islam ini, secara garis besar, mencakup tiga hal:

• Petunjuk dan bimbingan untuk mengenal Allah SWT serta alam gaib yang tak terjangkau oleh indera manusia (Ahkam syar'iyyah I'tiqodiyyah)

• Petunjuk untuk mengembangkan potensi kebaikan (Ahkam syar'iyyah khuluqiyyah)

• Ketentuan yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah SWT atau hubungan manusia dengan Allah (vetikal), serta ketentuan yang mengatur hubungan antar manusia dan dengan lingkungannya.

SIFAT

• Umum• Universal

Ditegaskan oleh Allah SWT. "Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam Kitab (Al-Qur'an)." (QS. 6/An-An'am: 38). Maksudnya di dalam Al-Qur'an itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah, dan tuntunan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

• Orisinil dan abadi"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. 151 Al-Hijr: 9).

• Mudah dan tidak memberatkan. "Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya." [QS. 2/Al-Baqoroh: 286).

• Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat. "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia." (QS. 28/Al-Qoshosh: 77). Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha." (QS. 25/Al-Furqon: 47).

Bukti bahwa hukum Islam mencakup segala urusan manusia, berikut kami petikkan beberapa ayat Al-Qur'an, antara lain:

• tentang ekonomi dan keuangan. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar." (QS. 2/Al-Baqoroh: 282].

• tentang usaha dan kerja. “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya." (QS. 53/An-Najm: 39).

• tentang peradilan. "...dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil." (QS. 4/An-Nisa':58).

Bukti-bukti bahwa syarat ini mudah dan tidak memberatkan , bisa kita dapati antara lain bagi:- orang yang bepergian mendapat keringanan boleh

mengqoshor dan boleh tidak berpuasa dengan catatan harus menggantinya pada hari yang lain.

– orang sakit tidak diharuskan bersuci dengan wudhu, melainkan dengan tayammum .Dalam sholat , jika tidak sanggup berdiri, boleh dengan duduk.

– percikan najis dari genangan air di jalanan, apabila mengena pakaian, dimaafkan karena itu sulit di hindarkan.

– dalam keadaan terpaksa, tidak ada secuil pun makanan untuk mengganjal perut, makanan yang telah diharamkan seperti bangkai, boleh dimakan asalkan tidak berlebihan.

Keistimewaan Syariat Islam :• Bersumber dari Tuhan• Terjaga dari perubahan• Mencakup aspek kehidupan• Menjadi keputusan adil• Layak diterapkan di setiap zaman

dan tempat.

PEMBAGIAN SYARIAT ISLAM

Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. untuk segenap manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

• Ilmu Tauhid• Ilmu Akhlak• Ilmu Fiqh

TUJUAN SYARIATMenurut buku “Syariah dan Ibadah” (Pamator 1999) yang disusun oleh Tim Dirasah Islamiyah dari Universitas Islam Jakarta, ada 5 (lima) hal pokok yang merupakan tujuan utama dari Syariat Islam, yaitu:

Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din)

Memelihara jiwa (Hifzh al-nafsi) Memelihara akal (Hifzh al-’aqli) Memelihara keturunan dan kehormatan

(Hifzh al-nashli) Memelihara harta benda (Hifzh al-mal)

RUANG LINGKUP

• Syariah Islam adalah aturan hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Hukum-hukum Islam yang diatur dalam Al Qur’an dan As Sunah meliputi :– Aspek aqidah.– Aspek akhlaq.– Aspek hukum-hukum ‘amaliyah (praktis)

• Aspek ini terbagi lagi menjadi dua :1. aspek ibadah2. aspek mu’amalah

• Dalam istilah kontemporer, aspek mu’amalah ini meliputi aturan hidup yang sangat luas, yaitu – Ahkamul Akhwal Syakhsiah– Al Ahkamul Madaniyah– Al Ahkamul Jinaiyah– Al Ahkamul Dusturiyah– Ahkamul Murafa’at– Al Ahkamul Iqtishodiyah wal Maliyah (ekonomi dan

moneter– Al Ahkam Ad Duwaliyah

[Tarikhu Al Tasyri' Al Islami hal. 84-86, Al Madkhal Ila Dirasati Syari'ah Islamiyah hal. 49-53 dan 156-158, Ilmu Ushulil Fiqhi hal. 32-33 ].

PERBEDAAN SYARIAT dengan FIQIH

Dewasa ini, umat Islam selalu mengidentikkan syariat dengan fiqih, oleh karena sedemikian erat hubungan keduanya. Akan tetapi antara syariat dan fiqih, sesungguhnya ada perbedaan yang mendasar. Syariat Islam merupakan ketetapan Allah SWT tentang ketentuan-ketentuan hukum dasar yang bersifat global dan kekal, sehingga tidak mungkin diganti/dirombak oleh siapa pun sampai kapan pun. Sedangkan fiqih adalah penjabaran syariat dari hasil ijtihad para mujtahid, sehingga dalam perkara-perkara tertentu bersifat lokal dan temporal. Itulah sebabnya ada sebutan fiqih Irak dan lain-lainnya. Selain itu, karena fiqih hasil dari pemikiran mujtahid, maka ada fiqih Syafi'ie, fiqih Maliki, fiqih Hambali, fiqih Hanafi.

AL-QURAN• Menurut bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata dasar

Qara-Yaqra’u, Qira’atan-Wa qur’anan, yang artinya bacaan.

• Menurut istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang merupakan mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril. Al-Qur’an tediri dari 114 surat dan 30 juz.

• Ada dua cara turun Al Qur’an:1. Secara mujmal (30 juz sekaligus) yaitu diturunkannya

Al Qur’an dari ‘Arsy ke Lauh Mahfudh2. Secara tadriij (bertahap) sesuai dengan peristiwa /

masalah yang dihadapi Nabi yaitu dari Lauh Mahfudh ke dunia yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.

Kedudukan Al-Qur’an

• Al-Qur’an merupakan pedoman hidup kaum muslimin. Allah SWT menetapkan Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama bagi hukum Islam. Sebagaimana firman-Nya :

Ea AنC Aي ب AمM AحCك Eت ل gقAحC Eال ب AابA Eت Cك ال AكC Aي Eل إ Aا Cن ل AزC Aن أ pا ن AينE Eن ائ AخC Eل ل CنM Aك ت وAال Mهp الل Aاك Aر

A أ EمAا ب Eاسp الن - خAصEيم?اArtinya : “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab )Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad), membawa kebenaran agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penantang (orang-orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang bekhianat. (QS. An Nisa’ : 105).”

Fungsi AL-QURAN• a. Sebagai pedoman hidup manusia• b. Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa

• c. Sebagai mukjizat atas kebenaran risalah Nabi Muhammad saw.

• d. Sebagai sumber hidayah dan syari’ah

• e. Sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil

AL-HADIST• Menurut bahasa, hadits artinya baru, dekat dan

berita. • Menurut istilah, hadits adalah perkataan (qaul),

perbuatan (fi’il) dan ketetapan (taqrir) Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum.

• HADIS=SUNNAH• Menurut istilah, sunnah sama dengan pengertian

hadits, yaitu segala ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad saw. yang harus diterima sebagai ketentuan hukum oleh kaum muslimin dan segala yang bertentangan dengannya harus ditolak.

Kedudukan Hadits

• Derajatnya menduduki urutan kedua setelah Al-Qur’an. Hal ini merupakan ketentuan Allah swt. Sebagaimana firman-Nya :

• Artinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (QS. Al Hasyr : 7)”

• Hadits terbagi dalam beberapa derajat keasliannya, diantaranya adalah:

• Shaheh• Hasan• Dhaif (lemah)• Maudu' (palsu)

FUNGSI HADISa. Sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam Al-Qur’an/Bayan At Tauhidb. Sebagai penjelas atas hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an

Macam Hadis

Hadits QauliyahHadits Fi’liyahHadits TaqririyahHadits Hammiyah

Macam hadis berdasarkan jumlah orang yang meriwayatkan...

Hadis MutawatirHadis MasyurHadis Ahad

IJTIHAD

• a. Menurut arti bahasa : memeras pikiran/berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh, mencurahkan tenaga maksimal atau berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh.

• b. Menurut istilah Ijtihad berarti : berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapan hukumnya, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits, dengan menggunakan akal pikiran serta berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam Al-Qur’an dan Hadits tersebut orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid.

DASAR HUKUM

• Adapun dasar keharusan ijtihad antara lain terdapat di dalam Al-Qur’an surat An Nisa’ [4] : 59 dan sabda Rasulullah saw. kepada Abdullah bin Mas’ud :

Syarat-syarat melakukan ijtihad

• Mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an dan Al Hadits

• Mengetahui seluk beluk bahasa Arab dengan segala kelengkapannya

• Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara mendalam

• Mengetahui soal-soal Ijma’

Kedudukan dan Dalil Ijtihad

• Ijtihad sangat diperlukan dalam kehidupan umat Islam untuk mencari kepastian hukum (Islam) terhadap berbagai persoalan yang tidak ditemukan sumber hukumnya secara jelas dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Perhatikan firman Allah swt. Berikut ini :

EارAصC األب MولEي أ Aا ي وا MرE Aب فAاعCت• Artinya : "Maka ambilah (kejadian) itu menjadi

pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan. (QS. Al Hasyr : 2)”

Metode Ijtihad

• Ijma• Qiyas• Maslahah Mursalah• 'Urf• Istihsan• Istish-hab• Madhab Shahabi• Syar’u man qablana• Saddu az Zara’iyah

Ijma’

• Bahas: 1. berupaya (tekad) terhadap sesuatu. 2. kesepakatan.

• Ahli Ushul : kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin dalam suatu masa setelah wafat Rasul Saw atas hukum syara

• ‘Kesepakatan’ itu dapat dikelompokan menjadi empat hal:• 1. Tidak cukup ijma’ dikeluarkan oleh seorang mujtahid apabila

keberadaanya hanya seorang (mujtahid) saja di suatu masa. • 2. Adanya kesepakatan sesama para mujtahid atas hukum

syara’ dalam suatu masalah, dengan melihat negeri, jenis dan kelompok mereka.

• 3. Hendaknya kesepakatan mereka dimulai setiap pendapat salah seorang mereka dengan pendapat yang jelas apakah dengan dalam bentuk perkataan, fatwa atau perbuatan.

• 4. Kesepakatan itu terwujudkan atas hukum kepada semua para mujtahid.

Syarat Mujtahid

• Memiliki pengetahuan sebagai berikut:1. Memiliki pengetahuan tentang Al Qur’an2. Memiliki pengetahuan tentang Sunnah3. Memiliki pengetahuan tentang masalah Ijma’ sebelumnya

• Memiliki pengetahuan tentang ushul fikih• Menguasai ilmu bahasa

Qiyas• Qiyas menurut ulama ushul adalah

menerangkan sesuatu yang tidak ada nashnya dalam Al Qur’an dan hadits dengan cara membandingkan dengan sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.

• Berhubung qiyas merupakan aktivitas akal, maka beberapa ulama berselisih faham dengan ulama jumhur. Pandangan ulama mengenai qiyas ini terbagi menjadi tiga kelompok:

• 1. Kelompok jumhur, mereka menggunakan qiyas sebagai dasar hukum pada hal-hal yang tidak jelas nashnya baik dalam Al Qur’an, hadits, pendapat shahabt maupun ijma ulama.

• 2. Mazhab Zhahiriyah dan Syiah Imamiyah, mereka sama sekali tidak menggunakan qiyas.

• 3. Kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas, yang berusaha berbagai hal karena persamaan illat. Bahkan dalam kondisi dan masalah tertentu, kelompok ini menerapkan qiyas sebagai pentakhsih dari keumuman dalil Al Qur’an dan hadits.

Dasar Hukum Qiyas

“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (Qs.59:2)

Rukun Qiyas1. Asal (pokok)2. Fara’ (cabang)3. Hukm al-asal4. Illat

Sekian Terima Kasih