23
KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

  • Upload
    vutu

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

KELOMPOK 1 :

AHMAD

AHMAD FUAD HASAN

DEDDY SHOLIHIN

Page 2: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

A. Al-Qur’an Sebagai Sumber

Ajaran Islam

Menurut istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah

yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw, ditulis dalam mushhaf,

dinukilkan secara mutawatir, dan merupakan

ibadah bagi yang membacanya. Perngertian ini

menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan induk

dari segala sumber hukum, di samping berupa

mukjizat, juga berupa ibadah apabila dibaca.

Page 3: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

Dari segi sumbernya, Al-Qur’an dikategorikan sebagaisumber qath’iy al-wurud(qath’iy al-tsubut) yaknikepastian datangnya dari Allah SWT, tanpa keraguansedikitpun. Barangsiapa tidak mengakui (menolak) eksistensi Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT, diatermasuk kafir.

. Adapun dari segi kandungannya, ayat Al-Qur’an terbagi dua yakni qath’iy al-dilalah dan zhanniy al-dilalah. Yang dimaksud dengan qath’iy al-dilalah(pasti maknanya) adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah jelas maknanya (tidak membutuhkanpenafsiran). Sedangkan zhanniy al-dilalah (relatifmaknanya) adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang mambutuhkan penafsiran, sehingga memungkinkanpara ulama dan pemikir Islam dari zaman ke zamanberbeda pendapat.

Page 4: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

Pada umunya isi kandungan Al-Qur’an bersifat

global dalam mengemukakan satu persoalan.

Itulah sebabnya Al-Qur’an memerlukan

interpretasi sebagai upaya untuk merinci ayat-ayat

yang sifatnya global tersebut. Untuk merinci

kandungan Al-Qur’an diperlukan hadist Nabi saw,

sebab tanpa adanya hadist Nabi saw tersebut,

banyak ayat Al-Qur’an yang sulit dipahai secara

jelas. Karena hadist-hadist yang menafsirkan Al-

Qur’an (hadist tafsir) terbatas jumlahnya, maka

dianjurkan kepada ulama yang mempunyai

kemampuan untuk menafsirkan Al-Qur’an, agar

kandungan Al-Qur’an dapat dipahami secara utuh.

Page 5: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

B. Azas-azas Pembinaan Hukum

Dalam Al-Qur’an.

1. Tidak menyempitkan (‘Adam al-Haraj)

Dalam menetapkan huku syariat, Al-Qur’an

senantiasa memperhatikan kemampuan manusia

dalam melaksanakannya, dengan memberikan

kelonggaran kepada manusia untuk menerima

penetapan hukum dengan kesanggupan yang

dimiliki oleh manusia sebagai objek dan subjek

pelaksanaan hukum-hukum itu.

Page 6: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

2. Mengurangi Beban (Taqlil al-Taklif).

Azas kedua ini orientasinya untuk menghindarimanusia dari sikap mengurangi atau melebihkankewajiban dalam pelaksanaan agama. Hukum-hukumAl-Qur’an tidak menuntut seorang mukallafmelaksanakan suatu kewajiban agama lebih dari apayang telah ditetapkan, sekalipun wajar menurut adatsuatu masyarakat.

3. Sejalan dengan Kemaslahatan Manusia (al-Maslahatal-Mursalah).

Manusia merupakan objek dan subjek pembinaanhukum-hukum Al-Qur’an. Semua hukum-hukum Al-Qur’an diperuntukkan pada kepentingan danperbaikan kehidupan manusia, baik mengenai jiwa, akal, keturunan, agama maupun dalam pengelolaanharta bendanya. Sehingga dalam hukum-hukum Al-Qur’an selalu konsisten dengan kemaslahatan umatmanusia.

Page 7: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

4. Penetapan Hukum Secara Bertahap (Al-Tadrij fi

al-Tasyri’)

Al-Qur’an sangat memperhatikan adat kebiasaan

dan kondisi social masyarakat dalam proses

penetapan hukum-hukumnya. Hal ini dapat dilihat

pada dua segi. Pertama, berkaitan dengan adat

istiadat yang berlaku keabsahannya. Kedua,

berkaitan dengan kondisi perkembangan jiwa

masyarakat tentang apakah masyarakat

bersangkutan sudah mampu menerima suatu

rancangan hukum yang ditetapkan.

Page 8: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

5. Persamaan dan keadilan (al-Musawat wa al-

‘Adalah)

Dalam pelaksanaan syari’at Isla selalu

menyamarkan manusia, tidak membedakan

antara satu bangsa dengan bangsa lainnya,

antara individu dengan individu lainnya. Syari’at

Islam menyamaratakan antara sesame umat

Islam dan antara mereka dengan umat lain

berdasarkan azas persamaan dan keadilan yang

ditetapkan dalam nas.

Page 9: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

C. Bentuk-bentuk Penjelasan Al-

Qur’an Adapun bentuk-bentuk penjelasan Al-Qur’an agar dapat

dipahami. Dimana Al-Qur’an merupakan segala keseluruhansyari’at dan sendinya yang fundamental. Setiap orang yang inginmencapai hakikat agama dan dasar-dasar syari’at, haruslahmenempatkan Al-Qur’an sebagai pusat/sumbu tempatberputarnya semua dalil yang lain dan Sunnah sebagai pembantudalam memahainya, demikian juga pendapat imam-imam terdahulu dan Salafushalihin yang lalu. Kemu’jizatannya tidakterletak pada dia berbahasa Arab yang bias dicapaipemahamannya, tetapi dari segala segi I’jaznya tidak akanmenghalangi untuk dapat dipahami dan dipikirkan maknanya.

Sebagian besar ayat-ayat hukum turun karena ada sebab yang menghendaki penjelasannya. Oleh karena itu setiap orang yang ingin mengetahui isi Al-Qur’an secara tepat perlu mengetahuisebab-sebab turunnya ayat.

Page 10: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

Kebanyakan hukum-hukum yang diberitahukan olehAl-Qur’an bersifat kully (pokok yang berdaya cukupluas) tidak rinci (disebutkan setiap peristiwa, objektif) seperti terungkap dari penelitian. Oleh karena itu, diperlukan penjelasan dari Sunnah Rasul karenamemang kebanyakan sunnah merupakan penjelasanbagi Al-Qur’an dengan bentuknya yang irngkasadalah lengkap mencakup segala sesuatu secaraglobal dan syari’at sudah sempurna dengankesempurnaanya Al-Qur’an diturunkan, seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 3 :

Artinya : “…Pada hari ini telah Kusempurnakan untukkamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamunikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu

Page 11: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

D. Pengertian dan Kedudukan Al-

Hadist

Kata "Hadits" atau al-hadits menurut bahasa

berarti al-jadid (sesuatu yang baru), lawan kata

dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata hadits

juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang

dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang

kepada orang lain.

Sedangkan ulama Ushul, mendefinisikan hadits

sebagai berikut :"Segala perkataan Nabi SAW.

yang dapat dijadikan dalil untuk penetapan hukum

syara'".

Page 12: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

Para ulama Islam berpendapat bahwa hadits

menempati kedudukan pada tingkat kedua

sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an.

a. Hadis sebagai penafsir ayat al-Qur'an

Apabila tidak mendapatkan penafsirannya dalam

al-Qur'an maka tafsirkanlah dengan hadis Nabi

SAW karena sesungguhnya dia memberikan

penjelasan terhadap al-Qur'an. Bahkan Imam

Syafi'i mengatakan bahwa setiap hukum yang

ditetapkan oleh Rosulullah SAW merupakan

pemahaman yang berasal dari al-Qur'an

Page 13: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

b. Kontroversi kehujjahan hadis/sunah sebagai

sumber hukum Islam

Dalam penggunaan hadis/sunah sebagai sumber

hukum Islam terdapat kelompok yang menolak

hadis sebagai sumber hukum Islam. Mereka

menyadarkan pemikiran mereka kepada keragu-

raguan (syubhat) yang mereka sangka sebagai

dalil.

Page 14: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

E. Fungsi Dan Hubungan Hadits

dengan Al-Qur’an

1. Memberikan perincian (tafshil) terhadap ayat-ayat

yang global (mujmal). Misalnya ayat-ayat yang

menunjukkan perintah shalat, zakat, haji di dalam

al-Qur'an disebutkan secara global. Dan sunnah

menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun,

waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci

dan jelas mengenai tatacara pelaksanaan ibadah

shalat, zakat dan haji.

Page 15: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

2. Mengkhususkan (takhsis) dari makna umum ('am)

yang disebutkan dalam al-Qur'an. Seperti firman

Allah (QS.an-Nisa' : 11), Ayat tentang waris

tersebut bersifat umum untuk semua bapak dan

anak, tetapi terdapat pengecualian yakni bagi

orang (ahli waris) yang membunuh dan berbeda

agama sesuai dengan hadits Nabi SAW.

"Seorang muslim tidak boleh mewarisi orang kafir

dan orang kafir pun tidak boleh mewarisi harta

orang muslim"

(HR. Jama'ah). Dan hadits “"Pembunuh tidak

mewarisi harta orang yang dibunuh sedikit pun"

(HR. Nasa'i).

Page 16: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

3. Membatasi (men-taqyid-kan) makna yang mutlak

dalam ayat-ayat al-Qur'an.

4. Menetapkan dan memperkuat hukum yang telah

ditentukan oleh al-Qur'an.

5. Menetapkan hukum dan aturan yang tidak

didapati dalam al-Qur'an.

Page 17: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

F. Syarat Hadits Shaheh

1. Mengenai Sanad

Semua rawi dala sanad haruslah

bersifat adil

Semua rawi dalam sanad haruslah

bersifat dhabit

Sanadnya bersambung.

Tidak rancu (syadz).

Tidak ada cacat.

Page 18: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

2. Mengenai Matan

Pengetahuan yang terkandung dalammatan rawi boleh bertentangan denganayat Al-Qur’an atau hadits mutawatirwalaupun keadaan rawi sudah memenuhisyarat.

Pengertian dalam matan tidakbertentangan dengan pendapat yang disepakati (ijma’) ulama.

Tidak ada kejanggalan lainnya, jikadibandingkan dengan matan hadits yang lebih tinggi tingkatan dan kedudukannya.

Page 19: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

G. Membedakan Hadits Shaheh

Dengan Hadits Yang Tidak

Shaheh1. Hadist dapat dikatakan shaheh apabila memenuhi

lima syarat (sanadnya bersambung, para

perawinya adil, para perawinya dhabith, tidak ada

‘ilat, dan tidak syadz). Namun, hadits dapat

dikatakan tidak shahih karena tidak terpenuhinya

lima syarat diatas, baik sebagian maupun syarat.

Page 20: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

2. Ada yang mengatakan hadits dapat dikatakan shaheh apabila

menggunakan shigat jazm (bentuk kalimat yang berisfat pasti),

seperti pernyataan : amara (telah memerintahkan), dzakara (telah

nyebutkan), maka hukumya shahih berdasarkan penyandaran

(mudlaf ilaihi). Namun, kalau haditsnya tidak menggunakan shigat

jazm, seperti pernyataan :yurwa (diriwayatkan), yudzkar

(disebutkan), yuhka (dikisahkan), atau ruwiya dan dzukira, maka

hukumnya tidak shahih berdasarkan penyandarannya (mudlaf

ilaihi). Karena itu tidak ada hadist lemah yang dimasukkan ke dalam

kitab yang bernama Shahih.

3. Suatu hadits dapat dikatakan shaheh apabila

hadits itu mendapat kesepakatan syaikhan,

atau mendapat kesepakatan shaheh dari para

ulama hadits, jadi bukan kesepakatan umat.

Page 21: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

SIMPULAN….

Dapat diketahui bahwa sumber-sumber yang digunakan untuk menentukan hukum fiqh, itu padadasarnya hanya ditetapkan kepada Al-Qur’an danAl-Hadits. Di mana Al-Qur;an merupakanKalamullah yang diturunkan kepada NabiMuhammad saw, dalam berbahsa arab, danriwayatnya mutawatir. Al-Qur’an yang mana isikandungannya bersifat universal dan fleksibeluntuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an dijadikan sumber hukum dalam kehidupanumat Islam pada khususnya, dan seluruh umatmanusia pada umunya.

Page 22: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

Al-Hadits, yang merupakan semuaperkataan, perbuatan dan pengakuanRasulullah saw yang berposisi sebagaipetunjuk dan tasyri’, selain itu belaiau jugamerupakan kekasih Allah SWT. Al-haditsjuga merupakan penjelasan, untukpenguatan apa yang djelaskan oleh Al-Qur’an tentang hukum-hukum yang berguna bagi umat manusia. Oleh karenaitulah, Al-Hadits juga dijadikan sumberhuku untuk menentukan hukum fiqh, danseluruh hal dalam kehidupan.

Page 23: KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN · menjelaskan secara rinci mulai dari syarat, rukun, waktu pelaksanaan dan lain-lain yang secara rinci ... yang disebutkan dalam

PERTANYAAN???