72
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dari kelompok sosial yang merupakan faktor pendukung utama dalam memberikan bantuan baik materi maupun moril. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perubahan konsep diri seorang individu yang dapat menentukan berhasil tidaknya perawatan. Dukungan keluarga mempunyai hubungan yang kuat dengan status kesehatan anggota keluarganya. Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertangung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari orang tua dan anak-anak, ini menjadi satu tugas yang sulit karena harus memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saat tertentu. Meskipun banyak kelompok yang memiliki fungsi perantara, keluarga tetap menjadi pusat utama yang terpenting dan keluargalah yang menjadi kelompok bagi setiap individu. Sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja yang mempengaruhi satu atau lebih anngota keluarga dan

KELBIN PBL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KELBIN PBL

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dari kelompok sosial yang

merupakan faktor pendukung utama dalam memberikan bantuan baik materi

maupun moril. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap

perubahan konsep diri seorang individu yang dapat menentukan berhasil

tidaknya perawatan. Dukungan keluarga mempunyai hubungan yang kuat

dengan status kesehatan anggota keluarganya.

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan

sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan

harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Sebuah keluarga

diharapkan dapat bertangung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan

dari orang tua dan anak-anak, ini menjadi satu tugas yang sulit karena harus

memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saat tertentu.

Meskipun banyak kelompok yang memiliki fungsi perantara, keluarga tetap

menjadi pusat utama yang terpenting dan keluargalah yang menjadi kelompok

bagi setiap individu.

Sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja yang mempengaruhi satu atau

lebih anngota keluarga dan dalam hal tertentu seringkali akan mempengaruhi

anngota keluarga lain dan unit ini secara keseluruhan. Ada semacam hubungan

antara keluarga dan status kesehatan keluarga lainnya, bahwa peran dari

anggota keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan

anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi hingga fase rehabilitas.

Mengkaji atau menilai keadaan memberikan perawatan kesehatan merupakan

hal yang penting dalam membantu setiap anngota keluarga untuk mencapai

suatu keadaan sehat (Wellnes) hingga tingkat optimum.

Melalui perawatan keluarga yang berfokus pada

peningkatan ,perawatan diri(self care),pendidikan kesehatan,dan konseling

keluarga,serta upaya-upaya yang berarti, dapat mengurangi resiko yang

diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuan diadakannya

Page 2: KELBIN PBL

Praktek Belajar Lapangan adalah untuk mengaplikasikan teori-teori yang

didapatkan di Pendidikan dan menerapkannya pada asuhan keperawatan

komunitas pada tingkat keluarga binaan.

Langkah-langkah dari asuhan keperawatan keluarga adalah

pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Penulis

melakukan pengkajian pada 15 KK dan dilanjutkan dengan analisa data dan

penskoringan. Berdasarkan 15 KK yang dikaji, penulis mengangkat 3 keluarga

binaan yang mempunyai skala prioritas tertinggi yaitu pada keluarga Tn. AB,

Tn. AG, dan Tn.M, dan penulis mengangkat Tn.AB sebagai keluarga binaan

karena mempunyai skala prioritas tertinggi terhadap masalah kesehatan yaitu

memiliki anggota keluarga yang memiliki masalah aktual dan disertai dengan

perilaku hidup yang kurang baik dar Tn AB.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor resiko masalah kesehatan keluarga binaan

dan menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada tingkat keluarga

binaan.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga Tn. A.

2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga

Tn.A.

3. Penulis mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada keluarga

Tn. A.

4. Penulis mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. A

5. Penulis mampu membuat evaluasi keperawatan pada keluarga Tn. A.

Page 3: KELBIN PBL

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan laporan ini, penulis membuat batasan pada

penerapan asuhan keperawatan keluarga di mana Tn. A mempunyai scoring

prioritas tertinggi dari ketiga keluarga yang menjadi binaan penulis yang akan

dilakukan selama 4 hari mulai dari tanggal 14-17 April 2013 di Dusun II Desa

Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini

adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan internet dimana

asuhan keperawatan dilakukan melalui :

1. Teknik wawancara

2. Teknik observasi

3. Studi dokumentasi

Page 4: KELBIN PBL

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Pengertian

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan

dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari

keluarga (Friedman, 2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi

satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Setiadi, 2008).

Berdasarkan dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang disatukan oleh ikatan

pernikahan dan mempunyai kedekatan emosional, memiliki peran masing-

masing serta memiliki budaya yang harus dipertahankan bersama.

2.1.2. Tipe keluarga

Dalam Setiadi (2008), tipe keluarga terbagi menjadi 7 yakni sebagai

berikut:

1. Nuclear family (keluarga inti), terdiri dari orangtua dan anak yang masih

menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,terpisah dari sanak

keluarga lainnya.

2. Extended family (keluarga besar), satu keluarga terdiri dari dari satu atau

dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling bergantungan

satu sama lain.

3. Single parent family, satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga

dan hidup bersama dengan anak-anaknya yang masih bergantung

dengannya.

4. Nuclear dyed, keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,

tinggal dalam satu rumah yang sama.

Page 5: KELBIN PBL

5. Blended family, suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan

yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan

terdahulu.

6. Three generation family, keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu

kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

7. Middle age atau elderly couple, keluarga yang terdiri dari sepasang suami

istri paruh baya.

2.1.3. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (2010), fungsi keluarga secara umum adalah sebagai

berikut :

1. Fungsi afektif

Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan

orang lain. Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak

melalui keluarga yang bahagia.

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Sosialisasi dimulai sejak

individu dilahirkan dan berakhhir setelah meninggal. Keluarga merupakan

tempat dimana individu melakukan sosialisasi.

3. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga. Keluarga berfungsi untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan

adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit terkontrol.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

Page 6: KELBIN PBL

individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi. Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan

rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat

anggota yang sakit.

2.1.4. Tahap dan tugas perkembangan keluarga

Duvall (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap

perkembangan, yaitu:

1. Keluarga Baru menikah (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan.

b. Menetapkan tujuan bersama

c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

d. Mendiskusikan rencana memilkik anak atau KB.

e. Persiapan menjadi orang tua.

f. Memahami prenatal care.

2. Keluarga dengan anak pertama

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan

menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap ini

antara lain adalah:

a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan

kegiatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Membagi peran dan tanggung jawab.

d. Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

e. Konseling KB post partum 6 minggu.

Page 7: KELBIN PBL

f. Menata ruang untuk anak.

g. Biaya/ dana child bearing.

h. Memfasilitasi role learing anggota keluarga.

i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan

pada anak prasekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan

kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas

perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Memenuhi kebutuhan anggota kelurga seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan ank

yang lain juga harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar

keluarga (keluarg lain dan Lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling

repot).

4. Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Membantu sosialisasi anak: tetngga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari

perdebatan, permusuhan dan kecurigaan.

Page 8: KELBIN PBL

d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan

sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami, istri, kakek dan

nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Memperthnkan keintimn pasangan

c. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungn yang memuaskan dengan teman sebaya dan

anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga lanjut usia

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik

dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami isteri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat

e. Melakukan life review

2.1.5. Tugas keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (2010)

membagi tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:

Page 9: KELBIN PBL

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.

3. Memberikan perawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

2.2. Asuhan Keperawatan Keluarga

2.2.1.Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan keluarga (Setiadi, 2008).

2.2.2.Tujuan

1. Meningkatkan kesehatan yang sesuai untuk mengatasi masalah.

2. Memberi dukungan untuk mengatasi masalah.

2.2.3. Sasaran

Keluarga yang beresiko tentang masalah kesehatan yang dialami

keluarga dengan pendekatan proses keperawatan.

2.2.4. Alasan keluarga menjadi salah satu unit asuhan keperawatan

1. Memberikan perawatan kesehatan hingga tingkat optimum

2. Meningkatkan perawatan diri.

2.2.5. Tugas keluarga dalam pelayanan kesehatan

1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggota keluarganya

2. Mengambil keputusan yang tepat

Page 10: KELBIN PBL

3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang

tidak mampu membantu dirinya karena cacat atau usianya terlalu

muda

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hunbungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan dengan memanfaatkan secara optimum fasilitas

kesehatan tersebut.

2.2.6. Langkah-langkah asuhan kepeawatan keluarga

2.2.6.1. Pengkajian

a. Pengertian

Pengkajian Keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang di

gunakan perawat untuk mengukur keadaan pasien/keluarga dengan

menggunakan standar norma kesehatan pribadi maupun sosial serta

integritas dan kesanggupan untuk mengatasi masalah.

b. Langkah-langkah

a. Penjajakan Keluarga

Untuk membina hunbungan baik dengan keluarga

b. Pengumpulan Data

c. Tabulasi Data

d. Analisi Data

e. Perumusan Masalah

f. Penentuan Prioritas Masalah

c. Jenis data kesehatan keluarga

a. Data Subjektif

Data yang di rasakan atau data yang di ungkapkan oleh pasien/keluarga

b. Data Objektif

Data yang bisa di lihat atau hasil pengamatan/pemeriksaan.

Page 11: KELBIN PBL

d. Tipologi Masalah

1. Tahap Penjajakan Pertama

a. Adanya ancaman kesehatan,kurang/tidak sehatdan krisis

b. Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan

kesehatan yang meliputi keadaan sakit apakah telah terdiagnosis

atau belum dan kegagalan tumbuh kembang sesuai dengan

kecepatan yang normal.

2. Tahap Penjajakan Kedua

a. Ketidak sanggupan mengenal masalah

b. Ketidaksanggupan mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan

c. Ketidaksanggupan merawat/menolong anggota keluarga yang sakit

d. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang bisa

mempengaruhi kesehatan dan pengembangan pribadi anggota

keluarga

3. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat untuk

memelihara kesehatan

2.2.6.2. Diagnosa Keperawatan

Setelah kita mengetahui masalah kesehatan prioritas yang dihadapi

keluarga (klien) kita memilih masalah apa yang dapat di atasi dengan asuhan

keperawatan dan kemudian menetapkan diagnosa keperawatannya. Penetapan

diagnosa keperawatan keluarga selalu mempertimbangkan faktor resiko, faktor

potensial terjadinya penyakit dan kemampuan keluarga dalam menghadapi

masalah kesehatannya. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga adalah

problem,etiologi dan simtom (P,E,S ).

2.2.6.3. Prioritas diagnosa keperawatan

Apabila masalah kesehatan keluarga cukup banyak, masalah tersebut

tidak mungkin diatasi semuanya karena ada batasannya.Oleh karena itu, perlu di

susun skala prioritas dengan menggunakan kriteria- kriteria berikut:

Page 12: KELBIN PBL

Tabel 2.1. Prioritas Diagnosa Keperawatan

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah

Skala : - Ancaman kesehatan

- Tidak/kurang sehat

- Krisis

2

3

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : - dengan mudah

- Hanya sebagian

- Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensi masalah untuk dicegah

Skala : - tinggi

- Cukup

- Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

Skala : - Masalah berat harus ditangani

- Masalah tidak perlu segera ditangani

- Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

2.2.7.4. Intervensi

Rencana asuhan keperawatan merupakan kesimpulan tindakan yang

dilaksanakan dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan masalah/diagnosis

keperawatan yang telah ditetapkan.

Syarat Rencana Asuhan Keperawatan

a. Berdasarkan pada masalah yang telah di susun dengan jelas dan benar

b. Rencana harus realistis dan dapat dilaksanakan (ada sarana,metodologi dan

sumber daya manusianya).

c. Sesuai dengan falsafah dan tujuan serta kebijaksanaan pemerintah dan

institusi layanan kesehatan

d. Dibuat bersama keluarga.

e. Rencana di buat secara tertulis agar dapat di tindak lanjuti oleh orang lain

secara berkesinambungan dan mudah di evaluasi

Page 13: KELBIN PBL

f. Difokuskan pada tindakan yang dapat mencegah masalah/meringankan

masalah yang sedang di hadapi

g. Dilaksanakan berdasarkan pada proses yang sistematis

Langkah Langkah Pengembangan Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga :

a. Penentuan Masalah

b. Sasaran

c. Tujuan Perawatan

d. Rencana Tindakan

e. Rencana untuk mengevaluasi perawatan

2.3. KONSEP MEDIS

2.3.1. DEMAM BERDARAH

a. Defenisi

DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan

beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya

dengan cepat menyebar secara efidemik. Demam berdarah dengue adalah

suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke

dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

b. Etiologi

DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus

Flavivirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi oleh salah satu

serotype menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype

bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus

dengue ini terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti.

Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain

kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh Indonesia

kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut.

Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa

memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit

dan menghisap darah serta memilih dari manusia untuk memotong telurnya.

Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah, melainkan hidup

Page 14: KELBIN PBL

Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina

sekitar ± 2 minggu.

c. Tanda dan gejala

1. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari ( tanpa sebab jelas )

2. Manifestasi pendarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif dan

adanya salah satu bentuk pendarahan yang lain, misalnya : ptekiae,

ekimosis, epistaksis, pendarahan gusi, melena atau hematemesis

3. Pembesaran hati

4. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasi

5. Nyeri ulu hati karena adanya pendarahan di lambung, nyeri otot,

nyeri  tulang sendi.

6. Syok yang ditandai nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi

yang menurun ( 20 mmHg atau kurang ), tekanan darah yang menurun

( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang ), dan kulit

yang teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan

kaki. Penderita gelisah serta timbul sianosis di sekitar mulut.

2.3.2. BAHAYA MEROKOK

a. Defenisi

Dewasa ini rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat. Banyak

negara– negara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi perilaku

yang secara sosial dianggap kurang biasa untuk diterima. Hal ini adalah

hasil penyuluhan yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah,

melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak

perusahaan – perusahaan.

Setelah mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran

dan ada juga yang masa bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih

penasaran memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal ini sama apabila

seseorang masih penasaran dengan rokok, tentunya mereka akan mencari

tahu bagaimana cara menggunakannya. Biasanya orang mulai merokok

karena orang lain merokok. Hal ini pada umumnya akan berdampak sangat

Page 15: KELBIN PBL

cepat menyerang anak – anak. Tentunya mereka mulai merokok karena

meniru dari orang terdekat, yaitu orang tuanya yang merokok atau saudara

yang diam – diam merokok. Selain itu, karena faktor lingkungan dan teman

– teman di sekelilingnya yang telah merokok dan terbiasa dengan merokok,

maka seorang anak mulai bisa merokok. Umumnya, anak – anak melakukan

hal ini karena mereka beranggapan

bahwa dengan merokok akan membuat mereka dipandang sudah

dewasa dan pemberani. Jika seseorang telah mencoba menghisap rokok,

biasanya lama – lama hal ini akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.

b. Zat-zat yang terkandung dalam rokok

1. Nikotin

Menurut Jeanne Mandagi, (1996 :152) nikotin dalam jumlah

kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi kadang – kadang bisa

meradang. Ditambahkan pula oleh Sue Armstrong (1991 : 7) bahwa

nikotin merupakan bahan kimia yang tidak berwarna dan merupakan

salah satu racun paling keras yang kita kenal. Kedua pendapat ini

memberikan penjelasan tentang dampak nikotin pada tubuh dan

karakterisiknya. Hal ini tentunya tergantung pada jumlah dan keadaan

fisiologis serta psikologis orangnya. Dalam jumlah besar, nikotin sangat

berbahaya, yaitu antara 20 m sampai 50 mg nikotin dapat menyebabkan

terhentinya pernapasan.

2. Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau

sama sekali. Gas ini bisa kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil.

Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat mengikat

dirinya pada HB darah dengan akibat oksigen tersingkir dan tidak dapat

digunakan oleh tubuh ( padahal yang diperlukan tubuh adalah oksigen).

Tanpa oksigen ini, baik otak maupun organ tubuh yang lain tidak dapat

berfungsi. Seperti halnya mesin yang perlu udara untuk membakar

bensin agar mesin

3. TAR

Page 16: KELBIN PBL

Lebih dari 2000 zat kimia baik berupa gas, maupun partikel

padat terkandung dalam asap rokok. Diantara zat – zat tersebut ada yang

mempunyai efek karsinogen. Tar adalah komponen dalam asap rokok

yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan nikotin dan tetesan –

tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan 10 – 30 mg tar. Cerutu

dan rokok pipa justru menghasilkan tar yang lebih banyak. Tar

merupakan kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun

tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau dalam

proses pertanian dan industri sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya.

Jeanne Mandagi, (1996 :152). Oleh karena itu, kadar tar yang

terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko

timbulnya kanker karena tar mempunyai efek karsinogen.

c. Bahaya rokok terhadap kesehatan

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini

sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi

maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang

kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok

memang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri.

Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari merokok, baik secara

langsung maupun tidak langsung. kebiasaan merokok tidak hanya

merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan

sekitarnya. Tidak hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat

buruk di bidang ekonomi. Di negara industri maju, kini terdapat

kecenderungan untuk berhenti merokok, sedangkan di negara berkembang,

khususnya Indonesia justru cenderung timbul peningkatan kebiasaan

merokok.

Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang – kurangnya 25 jenis

penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker

usus dan rahim, kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker

pancreas, kanker payudara, kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik,

Page 17: KELBIN PBL

strok, osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi

yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic,

emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata.

2.3.3. ISPA

a. Defenisi

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14

hari (Depkes RI.1992) ISPA adalah infeksi saluran pernafasan atas yang

terjadi pada saluran pernafasan, termasuk didalamnya hidung dan

tenggorokan.

Kuman masuk ke saluran nafas melalui rongga hidung dibawa oleh

udara yang tercemar atau kotor, sebagian besar kuman/virus di bunuh oleh

silia yang ada di rongga hidung dan trakea atau keluar melalui refleks bersin.

Sebagian lagi masuk ke paru-paru dan menginfeksi jaringan paru. Kemudian

masuk ke aliran limfe dan menyebabkan pembengkakan kelenjar getah

bening terdekat seperti di leher. Demam pada penderita ISPA diakibatkan

mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan/ mengeluarkan kuman patogen

dari tubuh penderita (Smeltzer.2001).

b. Etiologi

Etiologi dari ISPA yang paling banyak adalah

a. Virus dan tidak membutuhkan terapi antibiotik.

b. Bakteri terutama : kuman streptococcus membutuhkan terapi antibiotic

(smeltzer, 2001).

c. Klasifikasi

Program pemberantasan ISPA mengklasifikasikan ISPA sebagai

berikut (Depkes RI, 1998) menurut umur dan tanda klinis yan didapat :

1. Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada

ke dalam.

2. Penumonia ditandai oleh adanya nafas cepat.

Page 18: KELBIN PBL

3. Bukan peneumonia ditandai secara klinis oleh batuk, pilek, bisa disertai

demam.

Berdasarkan derajat keparahannya ISPA dibagi menjadi 3 menurut

WHO yang telah ditetapkan lokakarya nasional II ISPA (1998) yakni:

1. ISPA ringan

2. ISPA sedang

3. ISPA berat

d. Tanda dan Gejala

1. Tanda-tanda klinis

1) Pada sistem respiratori adalah : tachypnea, nafas tak teratur, retraksi

dinding toraks, nafas cuping cyanosis, suara nafas lemah atau hilang.

2) Pada sistem cardial adalah : tachypnea, bradycardi, hipertensi,

hipotensi dan cardiac arrest.

3) Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit

kepala, bingung, papil bendung, kejang dan cemas.

4) Pada keadaan umum : letih, berkeringan banyak.

2. Tanda-tanda laboratorium

a) Hypoxemia

b) Hypercapnia

c) Asidosis (metabolik atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak umur 2 bulan -5 bulan adalah : tidak

bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk sedangkan

tanda bahaya pada anak umur < 2 bulan adalah kurang bisa minum, sampai

kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya, kejang, kesadaran

menurun, stridor, wheezing, demam dan dingin (Smeltzer.2001).

Page 19: KELBIN PBL

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan komunitas keluarga TN. AB di Desa Klumpang

Kebun Dusun II kecamatan Hamparan Perak pada tanggal 14 maret S/d 17 April

2013.

Didalam melaksanakan keperawatan komunitas pada tingkat keluarga ini

pengumpulan data, meliputi data, mentabulasi data 15 keluarga, dari 15 keluarga

yang di kaji, memprioritaskan masalah dari skor tertinggi sampai skor terendah.

Tabel prioritas masalah dari skor tertinggi sampai rendah

No Nama Diagnosa Keperawatan Score total

1 Tn.AB - Hipertermi pada An A b/d ketidakmampuan

keluarga mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang tepat pada anggota

keluarga yang sakit

- Resiko terjadinya penyakit paru pada Tn AB

b/d ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan setiap anggota keluarganya

- Resiko terjadinya penyakit ISPA b/d

ketidakmampuan keluarga mempertahankan

suasana rumah yang sehat

4 2/3

4 1/6

41/6

124/3

2 Tn.AG - Resiko terjadinya penyakit paru pada Tn AB

b/d ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan setiap anggota keluarganya

- Resiko tinggi kekurangan gizi berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan keluarga dalam

mengelolah makanan dengan baik.

- Resiko terjadinya penyakit berhubungan

dengan ketidaktauan keluarga tentang

pemanfaatan fasilitas kesehatan.

3 2/3

3 2/3

3 2/3

11

Page 20: KELBIN PBL

No Nama Diagnosa Keperawatan Score total

3 Tn.M - Resiko tinggi terjadinya penyakit hipertensi

berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

- Resiko kekurangan gizi berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga dalam

mengelolah makanan.

- Resiko terjadinya pernyakit saluran pencernaan

(diare) berhubungan dengan ketidakmampuan

kerluarga memodifikasi lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan.

3 2/3

3 2/3

2 2/3

10

4 Tn IK - Resiko terjadinya hipertensi berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan.

- Resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

keluarga tentang bahaya merokok.

3 2/3

3 2/3

7 1/3

5 Tn H - Resiko tinggi infeksi saluran pernapasan

berhubungan dengan ancaman kesehatan pada

keluarga

- Resikot tinggi terjadinya penyakit akibat

lingkungan yang kurang bersih berhubungan

dengan nketidakmampuan memodofikasi

lingkungan.

3 2/3

3 ½

7 1/6

6 Tn.Sy - Resiko tinggi infeksi saluran pernapasan

(ISPA) berhubungan dengan adanya ancaman

kesehatan pada keluarga karena suka merokok.

- Resiko tinggi kekurangan gizi berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga untuk

mengolah makanan yang memenuhi syarat

3 2/3

3 2/3

71/3

Page 21: KELBIN PBL

No Nama Diagnosa Keperawatan Score total

kesehatan.

7 Tn.D - Resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan

b/d adanya ancaman kesehatan aktual keluarga

yang suka merokok.

- Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai

penyakit menular berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada.

3 2/3

3 2/3 71/3

8 Tn. L - Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

penyakit diare berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas yang ada.

- Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan

pengolahan makanan yang bergizi dan

ekonomi yang kurang.

2 2/3

3 2/3 6 1/3

9 Tn.B - Resiko tinggi kekurangan gizi berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga untuk

mengolah makanan yang memenuhi syarat

kesehatan

- Resiko terjadinya penyakit saluran pencernaan

(diare) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memodifikasi lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan.

3 2/3

2 2/3 61/3

10 Tn. W - Resiko terjadinya penyakit hipertensi

berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

- Resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan

berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

3 2/3

3 2/3 71/6

Page 22: KELBIN PBL

No Nama Diagnosa Keperawatan Score total

11 Tn N - Resiko terjadinya penyakit menular

(Dermatitis, TBC) berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan rumah yang sehat.

- Resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan

akibat ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan.

3 2/3

3 2/3

7 1/3

12 Tn SA - Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

penyakit diare berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas yang ada.

- Resiko terjadinya penyakit hipertensi

berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

2 2/3

3 2/3

6 1/3

13 Tn F - Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan

pengolahan makanan yang bergizi dan

ekonomi yang kurang.

- Resiko terjadinya penyakit menular

(Dermatitis, TBC) berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan rumah yang sehat.

2 2/3

4 2/3

7 1/3

14 Tn As - Resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan

b/d adanya ancaman kesehatan aktual keluarga

yang suka merokok.

- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

penyakit menular berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

4 2/3

3 2/3

8 1/3

Page 23: KELBIN PBL

No Nama Diagnosa Keperawatan Score total

fasilitas yang ada.

15 Tn Ad - Resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan

b/d adanya ancaman kesehatan aktual keluarga

yang suka merokok.

- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

penyakit menular berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas yang ada.

2 2/3

2 2/3

5 1/3

Dari data ke 10 kepala keluarga maka ada 3 kepala keluarga yang menjadi

keluarga binaan menurut score tertinggi yaitu :

1. Keluarga Tn.AB dengan score 12 4/3

2. Keluarga Tn.AG dengan score 11

3. Keluarga Tn.M dengan score 10

Page 24: KELBIN PBL

FORMTA PENGUMPULAN DATA KESEHATAN KELUARGA STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

3.1. Pengkajian

A. PENGUMPULAN DATA

7. Identitas Keluarga

a. Nama Kepala Keluarga : Abdi Pranoto f. Pendidikan : SMA

b. Jenis kelamin : laki-laki g. Pekerjaan : Buruh Lepas

c. Umur : 35 tahun

d. Agama : Islam

e. Suku/bangsa : Jawa h. Penghasilan : Rp 1.500.000

l. Alamat : Dusun 2 pendidikan

8. Data Anggota keluarga yang hidup

No Nama anggota

keluarga

Umur Agama Hubungan

keluarga

Pendidikan Pekerjaan Penghasila

n

Satu

rumah/Tid

ak

Usia

Nikah

Ibu

L P

1. Yanti eriza safitri 3 3 Islam Istri SMP IRT - Satu rumah 18thn

2. Ajis adat Alwi 14 Islam Anak SMP - - Satu rumah -

3. Nurpatiha Nabila 1,4bln Islam Anak - - - Satu rumah -

Page 25: KELBIN PBL

9. Genogram

: laki-laki

: Perempuan

--------- : Tinggal 1 rumah

Page 26: KELBIN PBL

10. Data anggota keluarga yang sakit

No Nama Hubungan

keluarga

Umur Jenis penyakit dan

keadaan penyakit sekarang

Gejala dan tanda

termasuk tanda vital

Lama sakit

(tanggal, Bln,

Thn)

Penanggula

ngan

Alasan

tidak

mau

berobat.

1 2 3 L P 6 7 8 9 10

1. An N Anak 14

bln

Batuk, pilek Batuk, pilek, demam. 4 hari (15

maret 2013)

Di bawa ke

klinik dekat

rumah.

-

2. An A Anak 14 Hipertermi Demam menggigil,

tidak selera makan,

mukosa mulut kering,

badan teraba hangat.

TD:110/70, T:38 C,

P: 90, RR: 22 x/i

13 april 2013 Di beri obat

penurun

demam

-

Page 27: KELBIN PBL

11. Tipe keluarga

Keluarga Tn A adalah keluarga dengan tipe nurlear family dimana

keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi

tanggungannnya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga

lainnya.

12. Suku

Keluarga Tn A adalah suku jawa, kebiasaan dalam keluarga dalam

berkomunikasi yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia.

13. Agama

Keluarga Tn A mengatakan bahwa keluarganya menganut agama

islam dan menjalankan agama islam dan menjalankan kegiatan ibadah sesuai

dengan kepercayaannya.

14. Status sosial ekonomi

Keluarga Tn A mengatakan berpenghasilan Rp.± 1.500.000, untuk

kebutuhan keluarga sudah terpenuhi, Ny. Y juga mengatakan mempunyai

usaha sampingan jualan di depan rumah.

15. Aktvitas rekreasi keluarga

Ny.Y mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi

keluar kota dan ketempat wisata tetapi kadang-kadang mau keluar kota jalan-

jalan meskipun tidak rutin. Namun setiap hari pasti ada kegiatan nonton

bersama keluarga besar.

B. Riwayat kehidupan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn.A berada pada tahap keluarga dengan anak usia remaja.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memenuhi kebutuhan anggota

keluarga seperti rumah, ruang bermain, kebutuhan pertumbuhan dan

perkembangan, keluarga, penyakit yang lazim pada anak-anak, anak jatuh

luka, luka bakar,kecelakaan-kecelakaan lain.

Page 28: KELBIN PBL

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga Tn.A sudah 14 tahun menikah, Ny.Y mengatakan bahwa

mereka menikah atas dasar suka sama suka tanpa paksaan dari manapun dan

tanpa merugikan pihak manapun.

3. Riwayat keluarga inti

Tn mengatakan pernikahanny didasarkan atas ras suka sama suka. Tn

A mengatakan pernikahannya di restui kedua orang tuanya. Pernikahan

berlangsung dengan baik tanpa ada orang ketiga yang tersakiti atau pun di

rugikan.

C. Kebiasaan Hidup sehari-hari

1. Pengaturan makanan Keluarga

Keluarga Ny S mengatakan makan 3 x sehari dengan menu nasi, ikan dan

sayuran. Pengolahan makanan dilakukan secara baik, Beras dicuci sebanyak 1

x saja tanpa di peras. Sayur dicuci dulu baru dipotong. Dan setiap malam

mempunyai kebisaan makan bersama.

2. Kebiasaan istirahat dan tidur.

Keluarga Ny S mengatakan mempunyai kebiasaan tidur yang baik, tanpa

menggunakan obat tidur dan tidak sering terbangun pada malam hari.

3. Aktivitas/ latihan keluarga

Keluarga Tn A mengatakan tidak memiliki kebiasaan berolahraga karena

sibuk dengan aktivitas masin-masing.

4. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

Tn A mengatakan mempunyai kebiasaan merokok sejak SMP dan sampai saat

ini. Tn A dapat menghabiskan satu bungkus perhari.

D. Aspek Kesehatan Lingkungan

1. Perumahan dan karakteristik Rumah

Rumah yang ditempati keluarga adalah miliknya sendiri , dengan lantai

semen. Rumah dalam keadaan kurang bersih dan tidak tertata rapi, ventilasi

ada disetiap kamar. Luas ventilasi rumah < 15 % dari luas permukaan lantai.

Page 29: KELBIN PBL

Pencahayaan rumah disiang hari cukup. Keluarga Tn A mengatakan memiliki

sumber air minum dengan sumur gali.

2. Denah rumah

Kamar mandi dapur

Kamar

Ruang tamu

Kamar

Warung warung

3. Sarana pembuangan tinja

Keluarga memiliki kamar mandi dengan WC cemplung dan jarak sumber air

dengan septic tank < 10 cm namun atap kamar mandi tidak ada.

4. Pembuangan sampah dan air limbah

Keluarga Tn A mengatakan Limbah keluarga di alirkan ke pembuangan

limbah umum yakni di depan rumah.

5. Ternak

Keluarga Tn A mengatakan memiliki ternak ayam dan kandangnya tepat

berada dekat dengan kamar mandi. Saat pengkajian tampak jarak kandang

dengan rumah sangat dekat.

6. Pemanfaatan pekarangan rumah.

Tn A tidak memanfaatkan pekarangan rumahnya.

E. Pengkajian Pelayanan Kesehatan Keluarga

1. Pemanfaatan sarana kesehatan keluarga.

Keluarga Tn A mengatakan telah memanfaatkan fasilitas kesehatan secara

baik misalnya dengan membawa An N keposyandu. Ny Y mengatakan jarak

sarana kesehatan denagn rumah tidak begitu jauh.

Page 30: KELBIN PBL

2. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit menular.

Keluarga Tn A agak bingung ketika ditanyakan mengenai penyakit Demam

Berdarah, ISPA, AIDS, dan dermatitis. Ny Y mengatakan Pernah

mendapatkan penyuluhan tentang Diare dan mengetahui sedikit tentang

TBC..

3. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit gizi dan penyakit khronis.

Keluarga Tn A agak bingung ketika ditanyakan mengenai pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, serta perawatan dan pencegahan gizi buruk,

stroke, hipertensi, DM, dan Anemia. Ny Y mengatakan tidak mengetahui

penyakit tersebut karena keluarga tidak pernah mengalaminya.

F. Kesehatan Anak remaja

Keluarga Ny Y mengatakan An A belum pernah mendapatakan penyuluhan

tentang pubertas.

G. Ibu Menyusui

Keluarga Ny Y mengatakan telah memberikan ASI Eksklusif untuk An A an

An N namun hanya sampai umur 2 bulan, karena An A dan An Y pada usia 2

bulan sudah diberikan PASI.

H. Keluarga Berencana

Keluarga Ny Y mengatakan telah ikut program KB yakni KB suntik. Dan

tidak memberikan efek pada kesehatannya.

I. Data UKBM

Keluarga Tn A mengatakan sudah mendapatkan JAMKESMAS dan aktif

membawa anak ke Posyandu balita untuk imunisasi. Tn A mengatakan Tidak

pernah menjadi donor darah sebelumya. Kegiatan sosial yang diikuti oleh

anggota keluarga dalam masyarakat adalah Perwiritan da Serikat Tolong

Menolong

Page 31: KELBIN PBL

3.2. ANALISA DATA

Nama KK :Tn A

Umur : 35 tahun

No Data Etiologi Problem

1. DS:

Ny Y mengatan An A

mengalami demam sejak

sehari yang lalu dan sudah

memberikan obat penurun

panas namun tidak turun.

Ny y mengatakan An A

demam sejak karena tidur

terlalu larut malam.

DO:

An A tampak tidur lemas di

tempat tidur dan tampak

mengigil.

Badan teraba panas.

Hasil TTV:

TD: 110/70, T: 38 C, RR:

22 x/i, P: 90 x/i.

Ketidakmampuan

keluarga

mengambil

keputusan untuk

melakuka

tindakan yang

tepat bagi

keluarga yang

sakit.

Hipertermi pada

An A

2. DS:

Tn A mengatakan memiliki

kebiasaan merokok di

dalam maupun di luar

rumah.

Tn A mengatakan

menghabiskan 1 bungkus

perhari.

Keluarga mengatkan tidak

mengetahui tentang

Ketidakmampuan

keluarga

mengenal

masalah

kesehatan setiap

anggota

keluargnya.

Resiko

terjadinya

penyakit paru

pada Tn A

Page 32: KELBIN PBL

penyakit ISPA.

DO:

Tampak banyak puntung

rokok di ruang tamu.

Tn A tampak merokok pada

saat pengkajian.

3. DS:

Keluarga Tn A mengatakan

belum pernah mendapatkan

penyuluhan tentang

penyakit ISPA.

Ny y mengatakan An N

sering mengalami batuk dan

pilek dan hanya dibawa ke

klinik dekat rumah.

DO:

Keluarga tampak bingung

saat ditanyakan tentang

penyakit.

Komposisi rumah tidak

memenuhi kriteria rumah

sehat (ruang makan tidak

ada).

Luas ventilasi rumah <15 %

dari luas permukaan lantai.

Jarak kandang dengan

rumah terlalu dekat.

Ketidakmampuan

keluarga

mempertahankan

suasana rumah

yang sehat.

Resiko tinggi

terjadinya

penyakit saluran

Pernapasan:

ISPA.

Page 33: KELBIN PBL

3.3. Diagnosa Keperawatan

Nama KK : Tn AB

Umu : 35 tahun

No Diagnosa keperawatan Tanggal Nama dan

tanda tanganIdentifikasi Teratasi

1. Hipertermi b/d

ketidakmampuan keluarga

mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang

tepat pada anggota keluarga

yang sakit d/d Ny Y

mengatakan An A mengalami

demam sejak 1 hari yang lalu

sudah diberi obat penurun

panas namun tidak turun

demamnya. An A tampak

tidur lemas di atasa tempat

tidur.

13 April

2013

2. Resiko terjadinya penyakit

paru pada Tn AB b/d

ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan

setiap anggota keluarganya

d/d Tn AB mengatakan

memiliki kebiasaan merokok

dan menghabiskan 1 bungkus

perhari. Tampak banyak

puntung rokok di ruang tamu,

Tn A tampak merokok pada

saat pengkajian.

12 april

2013

Page 34: KELBIN PBL

3. Resiko terjadinya penyakit

ISPA b/d ketidakmampuan

keluarga mempertahankan

suasana rumah yang sehat d/d

Tn AB mengatakan belum

pernah mendapatkan

penyuluhan tentang penyakit

ISPA. Ny Y mengatakan An

A sering mengalami batuk

dan pilek dan hanya dibawa

ke klinik dekat rumah.

12 april

2013

Page 35: KELBIN PBL

3.4. Penilaian (Scoring) Diagnosa Keperawatan

Kriteria Perhitun

gan

Skor Pembenaran

a. Sifat masalah 3/3 x 1 1 An A sudah mengalami

demam selama 2 hari.

Sudah diberikan obat namun

demam tidak turun.

b. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2/2 x 2 2 Demam dapat segera diatasi

dengan pemberian obat

penurun panas dan banyak

minum air putih.

c. Potensial masalah

untuk dicegah.

1/3 x 1 1/3 Keluarga Tn A cukup

mampu untuk melaksanakan

penanganan pada anak yang

demam.

d. Menonjol masalah 2/2 x 1 1 Ny Y sudah memberikan

obat penurun demam pada

An A.

Total score 4 1/3

a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah masih ancaman

dan belum terjadi.

b. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan

Tn A adalah SMP sehingga

memudahkan untuk

menerima informasi dan

penjelasan yang diberikan

oleh petugas.

c. Potensial masalah

untuk dicegah.

3/3 x 1 1 Berhenti merokok

merupakaan cara terbaik

untuk mengurangi resiko

terjadinya penyakit paru.

Page 36: KELBIN PBL

d. Menonjol masalah 1/2 x 1 ½ Tn A menyadari bahaya

merokok namun tidak mau

mengurangi karena

kondisinya msaih dalam

keadaan baik.

Total Score 4 1/6

a. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Penyakit ISPA masih belum

terjadi namun sering

mengalami gejala seperti

batuk dan pilek.

b. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2/2 x 2 2 Latar belakang Ny Y dan Tn

A adalah SMP dan SMA

sehingga memudahkan

untuk menerima informasi.

Ny Y mempunyai banyak

waktu untuk menciptakan

kondisi rumah untuk

pencegahan ISPA.

c. Potensial masalah

untuk dicegah.

3/3 x 1 1 Modifikasi lingkungan dan

hidup bersih dan sehat dapat

mencegah terjadinya ISPA.

d. Menonjol masalah 1/2 x 1 ½ Ny Y menyadari anak sering

batuk dan pilek namun

segera sembuh setelah

diberikan obat.

Total score 4 1/6

124/3

Page 37: KELBIN PBL

3.3. INTERVENSI

Nama KK : Tn A

Umur : 35 tahun

NO

DP

Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

1. Keluarga

mampu

memberi

pertolongan

kepada

anggota

keluarga

yang sakit.

1.

1. keluarga mampu

memberi

pepertolongan

pertama pada anggota

keluarga yang sakit

2. keluarga mampu

merawat anggota

keluarga yang sakit

Kognitif

Affective

Psikomotor

Kognitif:

Keluarga mengetahui

cara merawat anggota

keluarga yang demam.

Affective:

Keluarga mau

merawat anggota

keluarga yang sakit.

Psikomotor:

Keluarga menerapkan

perawatan keluarga

yang sakit.

1. Observasi tanda-tanda vital.

2. Observasi hidrasi (misalnya, turgor

kulit, kelembapan membran mukosa.

3. Berikan kompres hangat.

4. Anjurkan untuk banyak minum.

5. Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu

untuk mencegah dan mengenali

hipertermi.

6. Kolaborasi untuk pemberian obat

penurun demam.

Page 38: KELBIN PBL

1 Keluarga

mampu

menyebutka

n cara

pencegahan

demam

berdarah.

1. Keluarga mampu

menyebutkan

pegertian demam

berdarah.

2. Keluarga mampu

menjelaskan

penyebab demam

berdarah.

3. Keluarga mampu

menyebutkan

pencegahan

demam berdarah.

4. Keluarga mampu

menyebutkan

penanganan

demam berdarah.

Kognitif

Affective

Psikomotor

Kognitif:

Keluarga

mengatakan

mengetahui cara

pencegahan demam

berdarah.

Affective:

Keluarga

mengatakan mau

menerapkan cara

pencegahan demam

berdarah.

Psikomotor:

Keluarga

menerapkan 3M di

keluarganya.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang

demam berdarah.

2. beri penyuluhan kesehatan kepada

anggota keluarga tentang cara

pencegahan demam berdarah.

3. Tanyakan kepada anggota keluarga

sejauh mana mampu memahami

penyuluhan kesehatan yang diberikan.

4. Minta keluarga untuk menjelaskan

kembali cara pencegahan demam

berdarah.

5. Diskusikan kepada keluarga tentang

manfaat pencegahan demam berdarah.

6. Diskusikan dan tanyakan kepada

keluarga apakah mau menerapkan

pencegahan demam bedarah di

lingkungan rumahnya.

7. Ajarkan keluarga tentang cara

pencegahan demam berdarah.

Page 39: KELBIN PBL

8. Beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga dalam

menerapkan pencegahan demam

berdarah

2. Keluarga

mampu

menjelaskan

tentang

bahaya

merokok

1. Keluarga mampu

menyebutkan zat-zar

yang terkandung

dalam rokok.

2. Keluarga mampu

menjelaskan

penyakit-penyakit

yang disebabkan

karena rokok.

3. Keluarga mampu

menjelaskan manfaat

jika tidak merokok.

4. Keluarga mampu

menjelaskan cara

mengurangi merokok.

Kognitif

Affective

Psikomotor

Kognitif:

Keluarga

mengetahui bahaya

merokok.

Affective:

Keluarga

mengatakan mau

mengurangi

mengkonsumsi

rokok.

Psikomotor:

keluarga

menerapkan

perilaku hidup sehat

dengan berhenti

1. Kaji pengetahuan keluarga bahaya

merokok.

2. beri penyuluhan kesehatan kepada

anggota keluarga tentang bahaya

merokok.

3. Tanyakan kepada anggota keluarga

sejauh mana mampu memahami

penyuluhan kesehatan yang diberikan.

4. Minta keluarga untuk menjelaskan

kembali bahayamerokok

5. Diskusikan kepada keluarga tentang

bahaya merokok.

6. Diskusikan dan tanyakan kepada

keluarga apakah mau mengurangi

mengkonsumsi rokok.

Page 40: KELBIN PBL

merokok. 7. Ajarkan keluarga tentang cara

mengurangi rokok.

8. Beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga dalam

menerapkan cara mengurangi rokok.

3. Keluarga

mampu

menjelaskan

tentang

penyakit

ISPA

1. Keluarga mampu

menyebutkan

pegertian ISPA.

2. Keluarga mampu

menjelaskan

penyakit-

penyakit yang

tergolong dalam

penyakit ISPA.

3. Keluarga mampu

menyebutkan

cara pencegahan

ISPA.

4. Keluarga mampu

Kognitif

Affective

Psikomotor

Kognitif

Keluarga

mengetahui

pencegahan ISPA.

Affective

Keluarga mau

menerapkan

pencegahan ISPA

di keluarganya.

Psikomotor:

Keluarga

menerapkan cara

pencegahan

demam berdarah di

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang

ISPA

2. beri penyuluhan kesehatan kepada

anggota keluarga tentang cara

pencegahan ISPA

3. Tanyakan kepada anggota keluarga

sejauh mana mampu memahami

penyuluhan kesehatan yang diberikan.

4. Minta keluarga untuk menjelaskan

kembali cara pencegahan ISPA

5. Diskusikan kepada keluarga tentang

manfaat pencegahan ISPA.

6. Diskusikan dan tanyakan kepada

keluarga apakah mau menerapkan

Page 41: KELBIN PBL

menyebutkan

penanganan

demam be

rumahnya. pencegahan ISPA di lingkungan

rumahnya.

7. Ajarkan keluarga tentang cara

pencegahan ISPA.

8. Beri reinforcement positif atas

keberhasilan keluarga dalam

menerapkan pencegahan ISPA.

Page 42: KELBIN PBL

3.5. IMPLEMENTASI

Nama KK : Tn A

Umur : 35 tahun

No

DP

Tanggal

& waktu

Implementasi Paraf

1. Sabtu, 13

april 2013

14.00-

15.00

1. mengobservasi tanda-tanda vital.

2. mengobservasi hidrasi (misalnya, turgor

kulit, kelembapan membran mukosa)

3. memberi kompres air hangat.

4. menganjurkan An A untuk banyak

minum air hangat.

5. mengajarkan keluarga dalam mengukur

suhu untuk mencegah dan mengenali

secara dini hipertermi.

6. Memberikan obat penurun demam.

F

I

N

C

E

2. Minggu,

14 april

2013

14.00-

15.00

Pertemuan I

1. Pengertian demam berdarah

1.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pengertian demam berdarah.

1.2. Menanyakan kembali kepada Ny. Y

tentang demam berdarah.

1.3. Memberikan kesempatan kepada Ny.

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

2. Tanda dan gejala demam berdarah.

2.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang tanda dan gejala demam

berdarah.

2.2. Menanyakan kembali kepada Ny. Y

tentang tanda dan gejala demam

berdarah.

F

I

N

C

E

Page 43: KELBIN PBL

2.3. Memberikan kesempatan kepada Ny.

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

3. Penanganan demam berdarah

3.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang penanganan demam berdarah.

3.2. Menanyakan kembali kepada Ny. Y

tentang gizi pada ibu hamil.

3.3. Memberikan kesempatan kepada Ny.

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

4. Pencegahan demam berdarah

4.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pencegahan demam berdarah

4.2. Menanyakan kembali kepada Ny. Y

tentang pencegahan demam berdarah

4.3. Memberikan kesempatan kepada Ny.

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

2. Senin, 15

april 2013

Pertemuan II

1. Pengertian rokok

1.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pengertian rokok.

1.2. Menanyakan kembali kepada Tn A.

tentang bahaya merokok.

1.3. Memberikan kesempatan kepada Tn A

untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

2. Zat-zat yang terkandung dalam merokok

2.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang zat-zat yang terkandung dalam

F

I

N

C

E

Page 44: KELBIN PBL

rokok.

2.2. Menanyakan kembali kepada Tn A

tentang zat-zat yang terkandung dalam

rokok.

2.3. Memberikan kesempatan kepada Tn A

untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

3. Penyakit akibat rokok

3.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang penyakit akibat rokok.

3.2. Menanyakan kembali kepada Tn A

tentang penyakit akibat merokok

3.3. Memberikan kesempatan kepada Tn A

untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

4. Manfaat tidak merokok.

4.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang manfaat tidak merokok.

4.2. Menanyakan kembali kepada Tn A

tentang manfaat tidak merokok.

4.3. Memberikan kesempatan kepada Ny.

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

4. Selasa, 16

april 2013

Pertemuan III

1. Pengertian ISPA

1.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pengertian ISPA

1.2. Menanyakan kembali kepada Ny Y.

Tentang penyakit ISPA

1.3. Memberikan kesempatan kepada Ny

Y untuk mengeluarkan pendapat dan

F

I

N

C

E

Page 45: KELBIN PBL

beri pujian atas kemampuan.

2. Jenis-jenis penyakit ISPA

2.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang jenis-jenis penyakit yang

tergolong ISPA.

2.2. Menanyakan kembali kepada Ny Y

tentang jenis-jenis penyakit yang

tergolong ISPA.

2.3. Memberikan kesempatan kepada Ny

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

3. Penanganan ISPA

3.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang penanganan ISPA.

3.2. Menanyakan kembali kepada Ny Y

tentang penanganan ISPA

3.3. Memberikan kesempatan kepada Ny

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

4. Pencegahan ISPA

4.1. Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pencegahan ISPA.

4.2. Menanyakan kembali kepada Ny Y

tentang pencegahan ISPA

4.3. Memberikan kesempatan kepada Ny.

Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

pujian atas kemampuan.

Page 46: KELBIN PBL

3.6. EVALUASI

Nama KK : Tn A

Umur : 35 tahun

Tanggal/

jam

NO

DX

Evaluasi Paraf

Minggu,

14 april

2013

1 S: Keluarga mengatakan demam belum turun

meskipun sudah diberikan obat penurun

demam.

O: Badan An A masih teraba Panas.

A: Masalah masih belum teratasi.

P: Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6.

F

I

N

C

E

Senin, 15

april 2013

1 S : Keluarga mampu menjelaskan pengertian

demam berdarah.

O : Keluarga serius mendengarkan

penyuluhan yang diberikan.

Keluarga mampu menjawab pertanyaan

yang telah ditanyakan.

A : Keluarga telah mengerti tentang

pencegahan demam berdarah.

P : Pertahankan rencana tindakan dan terus

motivasi keluarga.

F

I

N

C

E

Selasa, 16

april 2013

2 S : Keluarga mampu menjelaskan pengertian

bahaya dan efek dari merokok.

O : Keluarga serius mendengarkan

penyuluhan yang diberikan.

Keluarga mampu menjawab pertanyaan

yang telah ditanyakan.

A : Keluarga telah mengerti tentang bahaya

dari merokok dan efek dari merokok.

P : Pertahankan rencana tindakan dan terus

motivasi keluarga

F

I

N

C

E

Page 47: KELBIN PBL

Rabu, 17

april 2013

3 S : Keluarga mampu menjelaskan pengertian

ISPA

O : Keluarga serius mendengarkan

penyuluhan yang diberikan.

Keluarga mampu menjawab pertanyaan

yang telah ditanyakan.

A : Keluarga telah mengerti tentang

pencegahan ISPA.

P : Pertahankan rencana tindakan dan terus

motivasi keluarga

F

I

N

C

E