15
[AYU AKSARA – 07120100059] 1 KELAINAN REFRAKSI MATA Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. MIOPIA Definisi Miopia merupakan kesalahan refraksi dengan berkas sinar memasuki matayang sejajar dengan sumbu optik dibawa ke fokus di depan retina, sebagai akibat bolamata yang terlalu panjang atau peningkatan kekuatan daya refraksi media mata. Etiologi Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata yang diakibatkan oleh: kornea terlalu cembung; lensamempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan dibiaskan kuat; dan bola mata terlalu panjang. Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar ataukekuatan pembiasan media refraktif terlalu kuat. Oleh karena itu dikenal beberapa bentuk miopia seperti: Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasanlebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang tejadiakibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengankelengkungan kornea dan lensa yang normal. Klasifikasi Klasifikasi miopia dibagi menurut derajat dan perjalanan penyakitnya. Berdasarkan derajat beratnya, miopia dibagi dalam: Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada 1-3 dioptri Miopia sedang, dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri

Kelainan Refraksi Mata

  • Upload
    agung-h

  • View
    49

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

ayu aksara 07120100059

2[ayu aksara 07120100059]

[Ayu aksara 07120100059]1

KELAINAN REFRAKSI MATAKelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi.

MIOPIADefinisiMiopia merupakan kesalahan refraksi dengan berkas sinar memasuki matayang sejajar dengan sumbu optik dibawa ke fokus di depan retina, sebagai akibat bolamata yang terlalu panjang atau peningkatan kekuatan daya refraksi media mata.

EtiologiMiopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata yang diakibatkan oleh: kornea terlalu cembung; lensamempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan dibiaskan kuat; dan bola mata terlalu panjang.Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar ataukekuatan pembiasan media refraktif terlalu kuat. Oleh karena itu dikenal beberapa bentuk miopia seperti: Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasanlebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang tejadiakibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengankelengkungan kornea dan lensa yang normal.KlasifikasiKlasifikasi miopia dibagi menurut derajat dan perjalanan penyakitnya. Berdasarkan derajat beratnya, miopia dibagi dalam: Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada 1-3 dioptri Miopia sedang, dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptriSedangkan menurut perjalanan penyakitnya, miopia dikenal dalam bentuk: Miopia stasioner, miopia yang menetap setelah dewasa Miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan. Miopia ini dapat juga disebut miopia pernisiosa atau miopia maligna atau miopia degeneratif. Disebut myopia degeneratif atau miopia maligna, bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai membentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optikManifestasi klinikPasien miopia akan melihat jelas bila dalam jarak pandang dekat dan melihat kabur apabila pandangan jauh. Penderita miopia akan mengeluh sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Selain itu, penderita miopia mempunyai kebiasaan mengernyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pasien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam keadaan konvergensi. Hal ini yang menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia.

TatalaksanaPenatalaksanaan miopia masih merupakan kontra diantara dokter mata. Sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba mencari bagaimana mencegah kelainan refraksi pada anak atau mencegah jangan sampai menjadi parah. KacamataKoreksi miopia dengan kacamata dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina.

Koreksi myopia dengan lensa konkaf Lensa kontakLensa kontak yang biasanya digunakan ada 2 jenis yaitu, lensa kontak keras yang terbuat dari bahan plastik polymethacrylate (PMMA) dan lensa kontak lunak terbuat dari bermacam-macam plastik hydrogen hydroxymethylmethacrylate (HEMA). Lensa kontak keras secara spesifik diindikasikan untuk koreksi astigmatisma ireguler, sedangkan lensa kontak lunak digunakan untuk mengobati gangguan permukaan kornea.Salah satu indikasi penggunaan lensa kontak adalah untuk koreksi miopia tinggi, dimana lensa ini menghasilkan kualitas bayangan lebih baik dari kacamata. Namun komplikasi dari penggunaan lensa kontak dapat mengakibatkan iritasi kornea, pembentukan pembuluh darah kornea atau melengkungkan permukaan kornea. Oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan berkala pada pemakai lensa kontak.

Koreksi dengan lensa kontakKomplikasi Ablasio retinaResiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0D (- 4,75)D sekitar 1/6662. Sedangkan pada (- 5) D (-9,75) D resiko meningkat menjadi 1/1335. Lebih dari (-10) D resiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain penambahan faktor resiko pada miopia rendah tiga kali sedangkan miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali.

Vitreal Liquefaction dan DetachmentBadan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98% air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal ini berhubungan dengan hilangnya struktur normal kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil (floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan vitreus sehingga kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan beresiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.

Miopic makulopatyDapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapang pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan kurangnya lapangan pandang. Miopia vaskular koroid/degenerasi makular miopik juga merupakan konsekuensi dari degenerasi makular normal, dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di bawah sentral retina.

GlaukomaResiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi dikarenakan stres akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada trabekula.

Skotoma Komplikasi timbul pada miopia derajat tinggi. Jika terjadi bercak atrofi retina maka akan timbul skotoma (sering timbul jika daerah makula terkena dan daerah penglihatan sentral menghilang). Vitreus yang telah mengalami degenerasi dan mencair berkumpul di muscae volicantes sehingga menimbulkan bayangan lebar diretina sangat menggangu pasien dan menimbulkan kegelisahan. Bayangan tersebut cenderung berkembang secara perlahan dan selama itu pasien tidak pernah menggunakan indera penglihatannya dengan nyaman sampai akhirnya tidak ada fungsi penglihatan yang tersisa atau sampai terjadi lesi makula berat atau ablasio retina.HIPERMETROPIADefinisiHipermetropia adalah anomali refraksi yang mana tanpa akomodasi, sinar sejajar akan terfokus di belakang retina. Sinar divergen dari objek dekat, akan difokuskan lebih jauh di belakang retina.

Refraksi pada mata hipermetropia

Etiologi Panjang axial (diameter bola mata) mata hipermetropia lebih kurang dari panjang axial mata normal.Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Axial. Hipermetropi Axial ini dapat disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentralis, ataupun Ablasio Retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan). Berkurangnya konveksitas dari kornea atau kurvatura lensa.Hipermetropia jenis ini disebut juga hipermetropi kurvatura. Dimana kelengkungan dari kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina. Berkurangnya indeks refraktif. Hipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksinya menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan vitreus humor (misalkan Pada penderita Diabetes Mellitus, hipermetropia dapat terjadi bila kadar gula darah di bawah normal, yang juga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan vitreus humor tersebut) Perubahan posisi lensa menjadi lebih posterior. KlasifikasiBerdasarkan gejala klinis, hipermetropia dibagi menjadi tiga yaitu: Hipermetropia simpleks yang disebabkan oleh variasi biologi normal, etiologinya bisa axial atau refraktif Hipermetropia patologik disebabkan oleh anatomi okular yang abnormal karena maldevelopment, penyakit okular, atau trauma Hipermetropia fungsional disebabkan oleh paralisis dari proses akomodasi Berdasarkan derajat beratnya, hipermetropia juga dibagi menjadi tiga yaitu: Hipermetropia ringan, kesalahan refraksi +2.00 D atau kurang Hipermetropia sedang, kesalahan refraksi antara +2.25 D hingga +5.00 D Hipermetropia berat, kesalahan refraksi +5.25 D atau lebih tinggi Berdasarkan status akomodasi mata, hipermetropia dibagi menjadi empat yaitu: Hipermetropia Laten Sebagian dari keseluruhan dari kelainan refraksi mata hipermetropia yang dikoreksi secara lengkap oleh proses akomodasi mata Hanya bisa dideteksi dengan menggunakan sikloplegia Lebih muda seseorang yang hipermetropia, lebih laten hiperopia yang dimilikinya Hipermetropia Manifes Hipermetropia yang dideteksi lewat pemeriksaan refraksi rutin tanpa menggunakan sikloplegia Bisa diukur derajatnya berdasarkan jumlah dioptri lensa positif yang digunakan dalam pemeriksaan subjektif Hipermetropia Fakultatif Hipermetropia yang bisa diukur dan dikoreksi dengan menggunakan lensa positif, tapi bisa juga dikoreksi oleh proses akomodasi pasien tanpa menggunakan lensa Semua hipermetropia laten adalah hipermetropia fakultatif Akan tetapi, pasien dengan hipermetropia laten akan menolak pemakaian lensa positif karena akan mengaburkan penglihatannya. Pasien dengan hipermetropia fakultatif bisa melihat dengan jelas tanpa lensa positif tapi juga bisa melihat dengan jelas dengan menggunakan lensa positif Hipermetropia Absolut Tidak bisa dikoreksi dengan proses akomodasi Penglihatan subnormal Penglihatan jarak jauh juga bisa menjadi kabur terutama pada usia lanjut Manifestasi klinik Penglihatan dekat kabur, penglihatan jauh pada usia lanjut juga bisa kabur Asthenopia akomodatif (sakit kepala, lakrimasi, fotofobia, kelelahan mata) Strabismus pada anak-anak yang mengalami hipermetropia berat Gejala biasanya berhubungan dengan penggunaan mata untuk penglihatan dekat (cth : membaca, menulis, melukis), dan biasanya hilang jika kerjaan itu dihindari. Mata dan kelopak mata bisa menjadi merah dan bengkak secara kronis Mata terasa berat bila ingin mulai membaca, dan biasanya tertidur beberapa saat setelah mulai membaca walaupun tidak lelah. Bisa terjadi ambliopia Tatalaksana Sejak usia 5 atau 6 tahun, koreksi tidak dilakukan terutama tidak munculnya gejala-gejala dan penglihatan normal pada setiap mata. Dari usia 6 atau 7 tahun hingga remaja dan berlanjut hingga waktu presbiopia, hipermetropia dikoreksi dengan lensa positif yang terkuat. Bisa memakai kaca mata atau lensa kontak.

Koreksi pada mata hipermetropi Pembedahan refraktif juga bisa dilakukan untuk membaiki hipermetropia dengan membentuk semula kurvatura kornea.Komplikasi Strabismus Mengurangi kualitas hidup Kelelahan mata dan sakit kepala ASTIGMATISMEDefinisiAstigmatisme merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan sama pada semua meridian. Jika mata astigmatism melihat gambaran palang, garis vertikal dan horizontalnya akan tampak terfokus tajam pada dua jarak pandang yang berbeda. Mata astigmatisme bisa dianggap berbentuk seperti bola sepak yang tidak memfokuskan sinar pada satu titik tapi banyak titik.

EtiologiMata mempunyai 2 bagian untuk memfokuskan bayangan kornea dan lensa. Pada mata yang bentuknya sempurna, setiap elemen untuk memfokus mempunyai kurvatura yang rata seperti permukaan bola karet. Kornea atau lensa dengan permukaan demikian merefraksikan semua sinar yang masuk dengan cara yang sama dan menghasilkan bayangan yang tajam terfokus pada retina. Jika permukaan kornea atau lensa tidak rata, sinar tidak direfraksikan dengan cara yang sama dan menghasilkan bayangan-bayangan kabur yang tidak terfokus pada retina. Astigmatisme bisa terjadi dengan kombinasi kelainan refraksi yang lain, termasuk: Miopia. Ini terjadi bila kurvatura kornea terlalu melengkung atau jika aksis mata lebih panjang dari normal. Bayangan terfokus di depan retina dan menyebabkan objek dari jauh terlihat kabur. Hipermetropia. Ini terjadi jika kurvatura kornea terlalu sedikit atau aksis mata lebih pendek dari normal. Bayangan terfokus di belakang retina dan menyebabkan objek dekat terlihat kabur. Biasanya astigmatisme terjadi sejak lahir. Astigmatisme dipercayai diturunkan dengan cara autosomal dominan. Astigmatisme juga bisa terjadi setelah trauma atau jaringan parut pada kornea, penyakit mata yang termasuk tumor pada kelopak mata, insisi pada kornea atau karena faktor perkembangan. Astigmatisme tidak menjadi lebih parah dengan membaca di tempat yang kurang pencahayaan, duduk terlalu dekat dengan layar televisi atau menjadi juling. Astigmatisme juga bisa terjadi karena traksi pada bola mata oleh otot-otot mata eksternal yang merubah bentuk sklera menjadi bentuk astigma, perubahan indeks refraksi pada vitreous, dan permukaan yang tidak rata pada retina. Jika distorsi terjadi pada kornea, disebut astigmatisme kornea, sedangkan jika distorsi terjadi pada lensa, disebut astigmatisme lentikular.

Klasifikasi Simple hyperopic astigmatism Satu meridian prinsipal adalah emmetropik; yang satu lagi hiperopik

Simple miopic astigmatism Satu meridian prinsipal adalah emmetropik; yang satu lagi miopik

Compound hyperopic astigmatism Kedua meridian prinsipal hiperopik pada derajat yang berbeda

Compound miopic astigmatism Kedua meridian prinsipal miopik pada derajat yang berbeda

Mixed astigmatism Satu meridian prinsipal adalah hiperopik, yang satu lagi miopik

Terdapat beberapa bentuk dari astigmatisme: Regular Meridian-meridian prinsipal bersudut tegak antara satu dengan yang lainnya. Kondisi ini bisa dikoreksi dengan lensa silinder Irregular Meridian-meridian prinsipal tidak bersudut tegak antara satu dengan yang lainnya, biasanya disebabkan oleh ketidakrataan kurvatura kornea. Tidak bisa dikoreksi dengan sempurna dengan lensa silinder Oblique Meridian-meridian prinsipal berada antara sudut 30o hingga 60o atau antara sudut 150o hingga 180o Symmetrical Meridian-meridian prinsipal setiap mata berada pada posisi simetris dari deviasi garis median. Jika aksis dari setiap mata dikoreksi dengan lensa silinder dengan tanda yang sama dan jumlah sudutnya 180o, astigmatisme itu simetris. Variasi maksimum yang bisa ditoleransi sebesar 15o. Contoh symmetrical astigmatism: O.D. : -cx. 60o, O.S. : -cx. 120o Asymmetrical Tidak ada hubungan simetris dari meridian-meridian prinsipal dari garis median. Kepala yang dimiringkan seringkali disebabkan oleh asymmetrical astigmatism ataupun oblique. Ini adalah salah satu jenis tortikolis tipe okular, yang akan hilang jika astigmatismenya dikoreksi dengan benar. Asymmetrical lebih jarang dibandingkan dengan symmetrical. Contoh asymmetrical astigmatism: O.D. : -cx. 120o, O.S. : -cx. 180o With-the-rule astigmatism Meridian vertikal dari mata mempunyai kurvatura yang terbesar antara sudut 60o hingga 120o. Kondisi ini dikoreksi dengan cx. 180o atau +cx. 90o Against-the-rule astigmatism Meridian horizontal dari mata mempunyai kurvatura yang terbesar antara sudut 0o hingga 30o dan 150o hingga 180o. Kondisi ini dikoreksi dengan cx. 90o atau dengan +cx. 180o. Ini lebih jarang dibandingkan dengan with-the-rule astigmatism. Manifestasi klinik Distorsi dari bagian-bagian lapang pandang Tampak garis-garis vertikal, horizontal atau miring yang kabur Memegang bahan bacaan dekat dengan mata Sakit kepala Mata berair Kelelahan mata Memiringkan kepala untuk melihat dengan lebih jelas Tatalaksana Astigmatisme bisa dikoreksi dengan menggunakan lensa silinder tergantung gejala dan jumlah astigmatismenya Untuk astigmatisme yang kecil, tidak perlu dikoreksi dengan silinder Untuk astigmatisme yang gejalanya timbul, pemakaian lensa silender bertujuan untuk mengurangkan gejalanya walaupun kadang-kadang tidak memperbaiki tajam penglihatan Aturan koreksi dengan lensa silinder adalah dengan meletakkannya pada aksis 90o dari garis tergelap yang dilihat pasien pada kartu tes astigmatisme. Untuk astigmatisme miopia, digunakan silinder negatif, untuk astigmatisme hiperopia, digunakan silinder positif Untuk astigmatisme irregular, lensa kontak bisa digunakan untuk meneutralisasi permukaan kornea yang tidak rata Selain itu, astigmatisme juga bisa dikoreksi dengan pembedahan LASIK, keratektomi fotorefraktif dan LASEKPRESBIOPIADefinisiPresbiopia adalah penglihatan di usia lanjut, merupakan perkembangan normal yang berhubungan erat dengan usia lanjut dimana proses akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopianya.Etiologi Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut Kelemahan otot-otot akomodasi Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elasitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa Klasifikasi Presbiopia Insipien tahap awal perkembangan presbiopia, dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca Presbiopia Fungsional Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa Presbiopia Absolut Peningkatan derajat presbiopia dari presbiopia fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali Presbiopia Prematur Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan Presbiopia Nokturnal Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil Manifestasi klinik Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca Terganggu secara emosional dan fisik Tatalaksana Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger 20/30 Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lensa +3.00 D Usia (Tahun)Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan

40+1.00 D

45+1.50 D

50+2.00 D

55+2.50 D

60+3-00 D

Selain kaca mata untuk kelainan presbiopia saja, ada beberapa jenis lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk: Bifokal untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif Trifokal untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif Bifokal kontak - untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bagian bawah adalah untuk membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya Monovision kontak lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan, dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non-dominan. Mata yang dominan umumnya adalah mata yang digunakan untuk fokus pada kamera untuk mengambil foto Monovision modified lensa kontak bifokal pada mata non-dominan, dan lensa kontak untuk melihat jauh pada mata dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh dan satu mata digunakan untuk membaca. Pembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK, LASEK, dan keratektomi fotorefraktif