26
TUGAS CLINICAL NURSING II GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN (KELAINAN pada HATI) Dosen Pengampu : Ns. Wiwik Sekarwati, S.Kep Oleh : Kelompok 8 1. Mim Mahdi Su’udi 121440124600057 2. Novi Astikasari 121440124650062 3. Ratu Kasih Murni 121440124740071 4. Vebri Tri Laksono 121440125050102

Kelainan pada hati

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS CLINICAL NURSING II

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

(KELAINAN pada HATI)

Dosen Pengampu : Ns. Wiwik Sekarwati, S.Kep

Oleh : Kelompok 8

1. Mim Mahdi Su’udi 121440124600057

2. Novi Astikasari 121440124650062

3. Ratu Kasih Murni 121440124740071

4. Vebri Tri Laksono 121440125050102

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A

STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2013

Hati

Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Hal ini juga salah satu organ paling penting karena

melakukan banyak fungsi penting seperti mengubah makanan menjadi energi dan juga

menghapus segala bentuk racun dan alkohol dari darah. Hati juga memproduksi empedu yang

membantu mencerna makanan.

Fungsi hati :

Metabolisme nutrisi yang diserap oleh usus.

Produksi protein.

Penyimpanan gizi.

Detoksifikasi darah dengan penghapusan obat berbahaya, alkohol, dan bahan kimia

kuat.

Kelainan pada Hati :

A. Hepatitis

1. Definisi hepatitis

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap

berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002 : 93)

Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis adalah suatu

proses peradangan pada jaringan hati.

Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning.

Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti

organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat

mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning

sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning

disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung

empedu. (M. Sholikul Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan

oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan

kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,

biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu

penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang

menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

2. Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.

Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

a) Hepatitis A (HAV)

b) Hepatitis B (HBV)

c) Hepatitis C (HCV)

d) Hepatitis D (HDV)

e) Hepatitis E (HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang

merupakan virus DNA

b. Hepatitis non virus yaitu :

a) Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

b) Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan

hepatitis akut.

c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)

d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

3. Manifestasi

Menurut Arif mansjoer (2001: 513) Manifestasi klinis merupakan suatu gejala klinis

tentang suatu penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari

penyakit hapatitis.

1) Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,

lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan

atas. Urin menjadi lebih cokelat.

2) Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat

pada sclera,kemudian pada kulit seluruh tubuh.keluhan-keluhan berkurang, tetapi

pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau

kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

3) Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi

normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada

akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.

Menurut Sriana azis (2002: 232) Gejala-gejala klinis lain yang dapat dilihat, sebagai

berikut.

1) Gejala yang ditimbulkan oleh virus A, B, C, D, E, dan virus lain-lain meliputi letih,

lesu, lemas dan mata menjadi kuning, urin seperti teh, rasa tidak enak di perut dan

punggung, hati bengkak, bangun tidur tetap letih, lesu, dan lain-lain. Bila sakitnya

berkepanjangan dapat berubah menjadi kronis dan berkelanjutan menjadi kanker.

2) Virus B dan C cenderung menjadi kronis (menahun atau gejala menjadi tetap ada

sampai 6 bulan), bila dibiarkan hati menjadi keriput (sirosis) kemudian menjadi

kanker. Komplikasi sirosis meliputi muntah darah, kanker hati dan koma.

3) Virus C tidak mempunyai gejala awal langsung akut.

4) Gagal hepatitis meliputi sindrom kholaemi : tremor, refleks berlebihan, kejang otot,

gerakan khoreiform, kejang-kejang, kemudian meninggal.

4. Jenis – jenis hepatitis

1) Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-

fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan

infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh

berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis.

Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2) Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau

hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi

darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat

yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,

pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang

terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa

inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.

3) Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi

hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan

cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang

paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima

produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan

masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

4) Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.

Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap

infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah

mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering

terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel

(infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum

diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan,

kegagalan hati, dan kematian

5) Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan

tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau

perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling

sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

6) Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum

sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis

G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau

C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan

melalui transfusi darah jarum suntik.

5. Penyebab dan cara penularan hepatitis

Hepatitis A

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas

atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga

melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada

penderita pengdapa hepatitis A.

Hepatitis B

Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila

terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau

waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai

pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di

pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun

infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan

orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:

Imigran dari daerah endemis hepatitis b.

pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik.

Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang

terinfeksi.

Pria homoseksual yaang secara seksual aktif.

Pasien rumah sakit jiwa.

Narapidana pria.

Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari

plasma.

Kontak serumah denag karier hepatitis.

Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

Hepatitis C

Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak

seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi

darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C

dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya

akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

Hepatitis Delta dan hepatitis E

Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum

ada penelitian yang lebih mendalam.

6. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan

oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar

dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering

dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar

terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan

nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi

rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar

baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis

sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan

dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut

kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu

hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin

yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena

adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran

pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal

konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,

karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,

empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah

mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama

disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena

bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,

sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar

bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah

yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

7. Cara pencegahan

Imunisasi

Imunisasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah terinfeksi penyakit hepatitis.

Setelah di imunisasi, tubuh akan menghasilkan antibody yang merupakan zat

kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis. Imunisasi hepatitis bisa diberikan pada

anak usia 2 – 18 tahun dan cukup sekali dalam seumur hidupnya.

Imunitas sementara

Ini sangat efektif diberikan kepada seseorang yang sering bepergian terutama di

wilayah endemic hepatitis ataupun di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Antivirus yang diberikan akan bekerja efektif setelah 2 minggu penggunaan.

Menjaga kebersihan dir

Tidak meminjam barang orang lain selama kita tidak yakin dengan kondisi

kesehatan orang yang bersangkutan.

Setia pada pasangan dengan cara tidak melakukan hubungan seks dengan berganti –

ganti pasangan.

B. Sirosis hati

1. Definisi

Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis

didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosi.

Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya

pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses

peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha

regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro

dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut

(Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001:1154).

Sirosis hepatis adalah penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi sususnan hati normal

oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang mengalami

regenerasi yang tidak berhubungan dengan susunan normal (Sylvia

Anderson,2001:445).

2. Tipe sirosis

Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas

mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh alkoholisme

kronis dan merupakan tipe sirosis yang paling sering ditemukan di negara Barat.

Sirosis poscanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat

lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.

Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar

saluran empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan

infeksi (kolangitis), insidensnya lebih rendah dari pada insidens sirosis Laennec dan

sirosis poscanekrotik

3. Etiologi

Sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan reaksi

peradangan yang di timbulkan. Penyebab sirosis antara lain adalah infeksi misalnya

hepatitis dan obstruksi saluran empedu yang menyebabkan penimbunan empedu di

kanalikulus dan ruptur kanalikulus, atau cedera hepatosit akibat toksin.Penyebab dari

sirosis :

a) Alkohol, suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama di daerah Barat.

Perkembangan sirosi tergantung pada jumlah dan keteraturan mengonsumsi alkohol.

Mengonsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis dapat melukai sel-

sel hati. Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati, yaitu dari

hati berlemak yang sederhana dan tidak rumit (steatosis), ke hati berlemak yang

lebih serius dengan peradangan (steatohepatitis atau alcoholic hepatitis), ke sirosis.

Sirosis kriptogenik, disebabkan oleh (penyebab-penyebab yang tidak teridentifikasi,

misalnya untuk pencangkokan hati). Sirosis kriptogenik dapat menyebabkan

kerusakan hati yang progresif dan menjurus pada sirosis, dan dapat pula menjurus

pada kanker hati.

b) Kelainan-kelainan genetik yang diturunkan/diwariskan berakibat pada akumulasi

unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakan jaringan dan sirosis.

Contohnya akumulasi besi yang abnormal (hemochromatosis) atau tembaga

(penyakit Wilson). Pada hemochromatosis, pasien mewarisi suatu kecenderungan

untuk menyerap suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan.

c) Primary Biliary Cirrhosis (PBC) adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh

suatu kelainan dari sistem imun yang ditemukan pada sebagian besar wanita.

Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan kerusakan yang kronis

dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu

adalah jalan-jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah

suatu cairan yang dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang

diperlukan untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus serta produk-produk

sisa, seperti pigmen bilirubin (bilirubin dihasilkan dengan mengurai/memecah

hemoglobin dari sel-sel darah merah yang tua).

d) Primary Sclerosing Cholangitis (PSC) adalah suatu penyakit yang tidak umum yang

seringkali ditemukan pada pasien dengan radang usus besar. Pada PSC, pembuluh-

pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi meradang, menyempit, dan

terhalangi. Rintangan pada aliran empedu menjurus pada infeksi-infeksi pembuluh-

pembuluh empedu dan jaundice (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan

sirosis.

e) Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan

sistem imun yang ditemukan lebih umum pada wanita. Aktivitas imun yang

abnormal pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan penghancuran sel-

sel hati (hepatocytes) yang progresif dan akhirnya menjurus pada sirosis.

f) Bayi-bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary atresia)

kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus pada

akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, ketidakhadiran

dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka parut pada paru

(kekurangan alpha 1 antitrypsin).

g) Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi yang

tidak umum pada beberapa obat-obatan dan paparan yang lama pada racun-racun,

dan juga gagal jantung kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian tertentu dari

dunia (terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu parasit

(schistosomiasis) adalah penyebab yang paling umum dari penyakit hati dan sirosis.

4. Manifestasi

Mual-mual dan nafsu makan menurun.

Cepat lelah.

Kelemahan otot.

Penurunan berat badan.

Air kencing berwarna gelap.

Kadang-kadang hati teraba keras.

Ikterus, spider navi, erytema Palmaris.

Hematemesis, melena.

Gejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah, dan

diare.

Demam, BB turun, lekas lelah, Asites.

Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.

Hidrotoraks dan pada keadaan lebih lanjut terjadi edema tungkai bawah yang

disebabkan terutama oleh produksi albumin yang kurang didalam parenkim hati

yang telah rusak (edema hipoalbuminemia).

Hepatomegali, bila telah lanjut htai dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis

didapati adanya demam, ikterus, dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab

lain, dikatakan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan timbulnya

prekoma dan koma hepatikum.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Darah

Kenaikan kadar enzim transaminase / SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuk

tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati

Albumin

Pemeriksaan CHE (kolinesterase)

Pemeriksaan kadar elektrolit

Pemeriksaan kadar gula darah

b. Penatalaksanaan

a. Istirahat yang cukup sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.

b. Makanan tinggi kalori dan protein.

c. Mengatasi infeksi dengan antibiotik.

d. Memperbaiki keadaan gizi.

e. Roboransia. Vitamin B Kompleks yang cukup. Dilarang makan-makanan yang

mengandung alkohol.

C. Kanker hati

1. Definisi

Kanker hati atau Liver cancer adalah kanker yang berasal dari sel hati (kanker hati

primer). Akan tetapi, ada juga kanker yang terjadi pada hati dimulai dari bagian tubuh

lain (seperti usus besar, paru-paru atau kanker payudara) kemudian menyebar ke hati.

Dokter menyebut ini kanker metastatik (kanker hati sekunder).

2. Manifestasi

Penurunan berat badan

Hilang nafsu makan

Sakit pada area perut bagian atas

Mual dan muntah

Kelelahan dan lemah

Pembesaran hati

Bengkak pada area perut

Kulit dan bagian putih mata menguning

3. Etiologi

Infeksi kronis dengan virus hepatitis tertentu dapat menyebabkan kanker hati.

Kanker hati terjadi ketika sel DNA hati mengalami mutasi. Mutasi ini membuat sel

tetap tumbuh dan berkembang, sementara sel normal lain memiliki siklus hidup dan

mati. Akumulasi sel kanker mulut ini dapat membentuk tumor yang ganas.

4. Jenis kanker hati

Hepatocellular carcinoma (HCC). Kanker hati yang paling umum terjadi pada anak-

anak dan orang dewasa. Kanker ini dimulai dari hepatocytes yang merupakan tipe

utama sel hati.

Cholangiocarcinoma. Kanker ini berasal dari saluran kantung empedu.

Hepatoblastoma. Ini adalah tipe kanker langka yang menyerang anak-anak berusia 4

tahun ke bawah. Tipe kanker ini banyak yang berhasil disembuhkan.

Angiosarcoma dan hemangiosarcoma. Tipe kanker langka ini dimulai di pembuluh

darah di hati dan tumbuh dengan sangat cepat.

5. Factor resiko

Jenis kelamin. Laki-laki lebih banyak mengalami kanker hati daripada wanita.

Usia. Kanker hati banyak terjadi pada pasien usia antara 20 sampai 50 tahun.

Infeksi kronis. Orang yang mengalami infeksi kronis virus hepatitis tipe B atau C

mengalami peningkatan risiko kanker hati.

Sirosis. Merupakan kondisi di mana jaringan hati mengalami kerusakan yang terus

meningkat dan tidak dapat disembuhkan, meningkatkan peluang anda terkena kanker

hati.

Penyakit hati tertentu yang diturunkan dalam keluarga. Hemochromatosis, hepatitis

dan Wilson’s desease adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko kanker hati.

Diabetes. Orang memiliki kadar gula darah yang tinggi berisiko terkena kanker hati.

Nonalcoholic fatty liver disease. Akumulasi lemak di hati meningkatkan risiko

kanker hati.

Terkena racun aflatoxins. Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi racun

aflatoxins meningkatkan risiko kanker hati. Jagung dan kacang dapat terkontaminasi

racun aflatoxins.

Konsumsi alkohol secara berlebihan. Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan

risiko kanker hati.

Obesitas. Memiliki kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker hati

6. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium:

Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena

perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan

defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.

Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati

untuk menkonjugasi atau obstruksi bilier.

AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler dan

mengeluarkan enzim.

Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.

Radiologi :

Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan

Laparoskopi

7. Penatalaksanaan

a. Penalaksanaan non bedah

Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup

pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri serta

gangguan rasa nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif.

Penatalaksanaan non bedah ini seperti :

Terapi Radiasi

Kemoterapi

b. Penatalksanaan bedah

Lobektomi hati

Transplantasi hati

D. Perlemakan hati

1. Definisi

Perlemakan hati adalah penumpukan lemak yang berlebihan dalam sel hati. Batasan

penumpukan lemak adalah jika jumlah lemak melebihi 5% dari total berat hati normal

atau jika lebih dari 30% sel hati dalam lobulus hati terdapat penumpukan lemak (WU

dan Jau-Shin 2001) Perlemakan hati bervariasi mulai dari perlemakan hati saja

(steatosis) dan perlemakan hati dengan inflamasi (steatohepatitis) (Patel dan Tushar

2001). Banyak orang tidak menyadari timbulnya perlemakan hati

Perlemakan hati bisa saja tidak menimbulkan kerusakan. Namun ada kalanya kelebihan

lemak memicu terjadinya peradangan pada liver (Hepatitis).

Umumnya perlemakan hati terjadi karena konsumsi lemak terlalu banyak, contohnya

makanan gorengan. Konsumsi kalori berlebihan juga menyebabkan lemak tertimbun di

hati. Jadi lemak akan menyelimuti hati dan masuk ke sel-sel hati. Akibatnya fungsi sel

hati menjadi terganggu

2. Etiologi

Perlemakan hati secara garis besar dibagi 2, yaitu:

a. Penyakit perlemakan hati alkoholik

Penyakit hati alkoholik berkembang karena kelebihan minum alkohol.

b. Penyakit perlemakan hati non alkoholik

perlemakan hati non alkohol dihubungkan dengan kelebihan berat badan atau

kegemukan yang disebabkan karena terlalu sering makan makanan berlemak tinggi

dan berkalori tinggi.

Penyebab-penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:

Kegemukan (obesitas)

Kencing manis (diabetes)

Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid, tetrasiklin,

asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)

Kurang gizi dan diet rendah protein

Kehamilan

Keracunan vitamin A

Operasi bypass pada usus kecil

Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)

Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin

Kekurangan rantai-medium arildehidrogenase

Kekurangan kolesterol esterase

Penyakit penumpukan asam fitanik (penyakit Refsum)

Abetalipoproteinemia, Sindroma Reye.

3. Manifestasi

Perlemakan hati baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan tes kesehatan, tes darah,

atau pemeriksaan USG bila terjadi pembesaran hati. namun tanda dan gejala yang biasa

muncul diantaranya :

nyeri tumpul di perut kanan atas (cenut-cenut, kemeng, terasa panas di kulit perut),

terutama hal ini saat kecapekan dan habis makan terlalu banyak.

Mual

Muntah

sakit kuning

4. Pengobatan

Turunkan berat badan secara aman. Ini berarti berat badan tidak turun lebih dari 0,5-

1 kg per minggu, dengan mengatur asupan kalori dan lemak.

Turunkan kadar trigliserida melalui diet (hindari kuning telur ayam dan telur puyuh)

dan minum obat antilipid dengan resep dokter (golongan fibrat : genfibrozil)

Hindari alcohol

Kontrol diabetes bila anda menderita diabetes.

Olah raga secara teratur yang membakar banyak kalori.

Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

5. Pencegahan

a. Memulai gaya hidup sehat, agar tidak terjadi obesitas

b. Atur pola makan dan sering berolahraga

c. Hindari konsumsi alcohol

E. Kolestatis

1. Definisi

Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam jumlah

normal. Gangguan dapat terjadi mulai dari membrana-basolateral dari hepatosit sampai

tempat masuk saluran empedu ke dalam duodenum. Dari segi klinis didefinisikan

sebagai akumulasi zat-zat yang diekskresi kedalam empedu seperti bilirubin, asam

empedu, dan kolesterol didalam darah dan jaringan tubuh. Secara patologi-anatomi

kolestasis adalah terdapatnya timbunan trombus empedu pada sel hati dan sistem bilier

(Arief, 2010).

Cholestasis adalah kondisi yang terjadi akibat terhambatnya aliran empedu dari saluran

empedu ke intestinal. Kolestasis terjadi bila ada hambatan aliran empedu dan bahan-

bahan yang harus diekskresi hati (Nazer, 2010).

2. Etiologi

a. Berasal dari hati

Hepatitis

Akibat obat-obatan

Perubahan hormone selama kehamilan

b. Berasala dari luar hati

Berasal dari saluran empedu

Penyempitan saluran empedu

Peradangan pada pancreas

3. Manifestasi

Air kemih berwarna gelap

Tinja tampak pucat

Berkurangnya empedu dalam usus

Gangguan peyerapan dari bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah

Gatal- gatal

Nyeri perut

Hilang nafsu makan

Muntah dan demam

F. Hemokromatosis

1. Definisi

Hemokromatosis keturunan ialah penyakit genetik yang menyebabkan tubuh menyerap

terlalu banyak zat besi dari makanan yang dimakan. Kelebihan zat besi disimpan dalam

organ-organ tubuh, terutama hati, jantung dan pankreas.

Kerusakan organ-organ akibat zat besi yang terlalu banyak disimpan menyebabkan

gangguan yang mengancam jiwa seperti kanker, penyakit jantung, dan hati.

2. Manifestasi

Kelelahan

Kehilangan gairah seks (libido) atau impotensi

Menstruasi kurangnya normal (amenore)

Nyeri pada bagian kanan atas perut

3. Etiologi

Hemokromatosis disebabkan oleh mutasi gen yang mengontrol jumlah zat besi yang

diserap dari makanan. KOndisi tersebut diwariskan dari orang tua kepada anak-anak

mereka.

Gen yang bermutasi pada pasien dengan hemokromatosis keturunan disebut HFE.

Seorang anak mewarisi satu gen HFE dari salah satu orangtua mereka. Namun jika

kedua orang tua mewariskan gen HFE kepada anak mereka, anak dapat menderita

hemokromatosis.

Gen HFE sendiri memiliki dua mutasi yang umum, C282Y dan H63D. Pengujian

genetik dapat mengungkapkan apakah seseorang memiliki mutasi gen HFE atau tidak.

Jika seseorang mewarisi dua gen yang abnormal, ia dapat mengembangkan

hemokromatosis.

Jika seseorang mewarisi gen abnormal, ia tidak akan memiliki hemokromatosis.

Namun, tubuh dapat menyerap zat besi lebih dari biasanya. Ia dianggap pembawa

mutasi gen dan mutasi tersebut dapat diturunkan kepada anak-anak mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Syam Ari Fahrial. 2007. Lemak Membuat Hati Meradang. http://cybermed.cbn.

Hidayat, Pendi. 2011. Makalah tentang Hepatitis (pbh-batusangkar.blogspot.com) 21

Nopember 2011

http://siedenuw.blogspot.com/2010/10/perlemakan-hati.html

http://setiah3121.wordpress.com/2013/05/15/pengertian-hepatitis-jenis-jenis-cara-

penyebaran-dan-cara-pencegahannya/

http://feryfee.blogspot.com/2013/03/makalah-hepatitis.html