163
Kegigihan Menuju Pemulihan Laporan Tahunan Annual Report 2010 PT Central Proteinaprima Tbk Resilience Towards Recovery

Kegigihan Menuju Pemulihan Resilience Towards Recovery · Pengantar Foreword “Kegigihan Menuju Pemulihan” adalah suatu bentuk upaya menuju keberhasilan dengan senantiasa meningkatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Kegigihan Menuju Pemulihan

Laporan Tahunan

Annual Report2010

PT Central Proteinaprima Tbk

PT

Ce

ntra

l Pro

tein

ap

rima

Tb

k.

La

po

ran

Tah

un

an

20

10

An

nu

al R

epo

rt

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk.Wisma GKBI, Floor 19Jl. Jend. Sudirman No. 28Jakarta 10210 IndonesiaTelephone : (+62 21) 5785 1788Facsimile : (+62 21) 5790 2190Website : www.cpp.co.id

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk.Laporan Tahunan 2010 Annual Report

Steps To

ward

Greatn

ess

Resilience Towards Recovery

PengantarForeword

“Kegigihan Menuju Pemulihan” adalah suatu bentuk upaya menuju keberhasilan dengan senantiasa meningkatkan mutu.

Perjalanan panjang dari keterpurukan silam, sedikit demi sedikit bisa dilewati berkat kerja keras dan kegigihan CP PRIMA.

CP Prima tetap terus melangkah maju demi mewujudkan hasil nyata dari suatu perjuangan bersama dalam meraih cita-cita

kemenangan dari berbagai tantangan yang membuat CP Prima semakin kuat, termasuk yang akan datang.

Tema nuansa kemerdekaan diekspresikan melalui warna merah putih yang kami aplikasikan pada laporan tahunan 2010

melambangkan mulai terbebasnya kami dari belenggu masa lalu. Warna merah yang menyala adalah simbol kekokohan

dan keberanian serta menandakan optimisme semangat juang dan kerja keras; sementara warna putih identik dengan

keharmonisasian antar karyawan dan lintas fungsi di dalam tubuh CP Prima. Tampak rangkaian foto-foto bak jendela peristiwa

yang melukiskan perjuangan nyata CP PRIMA guna menuju titik terang di ujung perjalanannya.

Ke depan, CP Prima memantapkan langkahnya menuju kemenangan untuk menjadi perusahaan yang lebih baik lagi dan

menjadi yang terunggul melalui kegiatan operasi yang sehat secara finansial dan ramah lingkungan.

“Resilience Towards Recovery” strongly expresses CP Prima’s efforts to build a sustainable revitalization initiative. A critical setback

the Company experienced in the past has been gradually emitting a brighter light.

Strategic steps affirms the Company’s direction and action in going through a mutual journey to achieve a shared aspiration toward

victory, to free itself from all past barriers, and to navigate through those in the future.

Independence is the theme of this year’s annual report, symbolized by the red and white colors representing our liberation through

our past efforts. The banner, which is flying high in the wind symbolizes sturdiness and harmony. The color red signifies the fighting

spirit of optimism and hard work that will continue to remain within us, while the white color symbolizes the harmonious synergy

among all employees across functions within CP Prima’s organization. Within the banner are photos depicting significant events

which CP PRIMA fought through on its journey toward a brighter destination.

Moving forward, it is CP Prima’s objective to shift from good to great through financially and environmentally sound operations.

DAFTAR ISIContents

VISI DAN MISI Vision and Mission

IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights

INDIKATOR KEUANGANFinancial Indicators

IKHTISAR SAHAMShare Highlights

GRAFIK PERGERAKAN SAHAMGraph of Share Price Movement

SAMBUTAN DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners’ Message

SAMBUTAN DIREKSIBoard of Directors’ Message

PROFIL PERUSAHAANProfile Corporate

STRUKTUR PERUSAHAANCorporate Structure

INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information

PROFIL DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners’ Profile

PROFIL DIREKSIBoard of Directors’ Profile

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMENManagement’s Disscusion and Analysis

TINJAUAN OPERASIONALOperational Review

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKGood Corporate Governance

KOMITE AUDITAudit Committee

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibility

TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN TAHUNANResponsibility for Financial Statements and the Annual Report

4

5

6

7

8

9

11

15

22

23

24

25

27

34

41

47

48

51

53 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIConsolidated Financial Statements

Laporan Tahunan 2010 Annual Report4PT Central Proteinaprima Tbk

Visi dan MisiVision and Mission

Visi CP Prima menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal di dunia.

Misi CP Prima adalah un tuk terus menerus meningkatkan kekuatan di bidang akua kultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem mana jemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan keberhasilan dari para petambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas. Secara konsisten kami mengevaluasi kinerja CP Prima dan kontribusi di bidang sosial, selain juga menetapkan praktik yang ramah lingkungan di seluruh proses operasional.

Our Vision to be the largest and most advanced vertically integrated aquaculture company in the world.

Our Mission to continue leveraging our competitive strengths in aquaculture and drive efficiency through innovative management and new technologies to ensure the success of our farmers and the highest quality of our products. We will continue to consistently evaluate our social contribution and our company performance while adhering to environmentally-friendly practices across all of our operations.

5Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

IKHTISAR KEUANGANFinancial Highlights

(dalam jutaan Rupiah)kecuali disebutkan lain

(in million Rupiah) unless otherwise stated

URaian 2010 2009 2008 2007 2006 DesCRiPTion

Penjualan Bersih 6.243.876 6.832.745 8.169.928 6.123.044 4.898.258 Net Sales

Laba Kotor 659.672 836.116 1.543.879 1.099.914 815.218 Gross Profit

Laba ( Rugi ) Usaha (350.582) (189.766) 592.837 459.836 358.085 Operating Profit (Loss)

Laba ( Rugi ) Bersih (635.482) (217.171) (407.182) 357.793 194.658 Net Income (Loss)

Jumlah Rata - rata Tertimbang Saham Beredar 40.471 40.255 20.937 18.320 10.622

Weighted Average Number of Ourstanding Shares

Aset Lancar 3.962.595 3.994.309 4.529.051 4.053.009 2.454.431 Current Assets

Aset Tetap 3.655.030 4.005.372 4.248.285 3.357.895 971.720 Fixed Assets

Aset Tidak lancar lainnya 815.819 702.324 593.202 383.592 358.827 Other Non-Current Assets

Jumlah Aset 8.433.444 8.702.005 9.370.538 7.794.496 3.784.978 Total Assets

Kewajiban Lancar 5.456.023 2.101.798 2.170.943 1.428.823 636.867 Current Liabilities

Kewajiban Tidak lancar 393.283 3.380.017 3.846.737 4.825.722 2.015.850 Non-Current Liabilities

Jumlah Kewajiban 5.849.307 5.481.815 6.017.680 6.254.545 2.652.717 Total Liabilities

Jumlah Ekuitas 2.574.630 3.210.551 3.343.235 1.530.819 1.124.113 Total Equity

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.433.444 8.702.005 9.370.538 7.794.496 3.784.978 Total Liabilities and Equity

Pertumbuhan Penjualan (8,62%) (16,37%) 33,43% 25,00% (2,13%) Sales Growth

Marjin Laba Kotor 10,57% 12,24% 18,90% 17,96% 16,64% Gross Profit Margin

Marjin Laba (Rugi) Usaha (5,61%) 2,78% 7,26% 7,51% 7,31% Operating Profit (Loss) Margin

Marjin Laba (Rugi) Bersih (10,18%) (3,18%) (4,98%) 5,84% 3,97% Net Profit (Loss) Margin

Rasio Laba (Rugi) Bersih terhadap Total Aset

(7,54%) (2,50%) (4,35%) 4,59% 5,14% Return on Asset

Rasio Laba (Rugi) Bersih terhadap Total Ekuitas

(24,68%) (6,76%) (12,18%) 23,37% 17,32% Return on Equity

Rasio Lancar 0,73x 1,90x 2,09x 2,84x 3,85x Current Ratio

Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas 2,27x 1,71x 1,80x 4,09x 2,35x Debt to Equity Ratio

Rasio Kewajiban terhadap Aset 0,69x 0,63x 0,64x 0,80x 0,70x Debt to Assets Ratio

Modal Kerja Bersih (1.493.428) 1.892.511 2.358.108 2.624.186 1.817.564 Net Working Capital

Laporan Tahunan 2010 Annual Report6PT Central Proteinaprima Tbk

INDIKATOR KEUANGANFinancial Indicators

Jumlah KewajibanTotal LiabilitiesRp Miliar (Billion)

Jumlah EkuitasTotal EquityRp Miliar (Billion)

Penjualan BersihNet SalesRp Miliar (Billion)

6,243

6,832

8,169

6,123

4,898

5,849

5,481

6,017

6,254

2,652

2,574

3,2103,343

1,530

1,124

06 07 08 09 1006 07 08 09 10

06 07 08 09 10

8,433

Jumlah AsetTotal AssetsRp Miliar (Billion)

8,7029,370

7,794

3,784

06 07 08 09 10

10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0

10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0

8,000 6,000 4,000 2,000 0

4,000 3,000 2,000 1,000 500 0

7Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

IKHTISAR SAHAMShare Highlights

Data Perdagangan Saham Tahunan di Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia (BEI)Annually Traded Shares Data in Regular Market of Indonesia Stock Exchange (IDX)

Kode Saham PT Central Proteinaprima Tbk. di BEI adalah: CPRO Ticker Symbol of PT Central Proteinaprima Tbk. at IDX is: CPRO

Struktur Pemegang Saham per 31 Desember 2010Shareholder Structure per 31 December 2010

Tahun / Year

Keterangan 2010 2009 Remarks

Harga (Rp)

Tertinggi 61 127 Highest

Price (Rp)Terendah 53 50 Lowest

Penutupan 53 60 Closing

No.Pemegang Saham

ShareholdersJumlah Saham

Total SharesPersentase KepemilikanPercentage of Ownership

1 Masyarakat / Public 20.665.302.015 51,07%

2 PT Surya Hidup Satwa 9.302.791.456 22,99%

3 PT Pertiwi Indonesia 3.861.100.514 9,54%

4 Red Dragon Pte. Ltd. 2.666.621.250 6,59%

5 Charm Easy International Limited 2.004.207.226 4,95%

6 Regent Central International Limited 1.753.608.019 4,33%

7 PT Central Pertiwi 110.896.074 0,27%

8Perfect Companion Group Company Limited

70.110.438 0.17%

9 Iceland International Limited 36.097.754 0.09%

Jumlah / Total 40.470.734.746 100.00%

Laporan Tahunan 2010 Annual Report8PT Central Proteinaprima Tbk

GRAFIK PERGERAKAN SAHAMGraph of Share Price Movement

Harga SahamShare Price

Volume SahamShare Volume

400,000,000

55

45

65

800,000,000

1,200,000,000

1,600,000,000

Volume (unit) Harga Satuan (Rp)

4 -Jan-2

010

4 -Feb-2

010

4 -Mar-2

010

4 -Apr-2

010

4 -May-2

010

4 -Jun-2

010

4 -Jul-2

010

4 -Aug-2

010

4 -Sep-2

010

4 -Oct-2

010

4 -Nov-2

010

4 -Dec-2

010

0

9Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

SAMBUTAN DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners’ Message

Dear valued shareholders,

After the economic turmoil that hit the global economies,Indonesia stood notably as one of the three countries after China and India that were being least affected by the crisis. Amidst the ongoing crisis, those three countries were able to show high economic growth. The positive growth was reflected by the encouraging economic indicators such as domestic consumption, government spending and foreign investment, which were all considered as the locomotive of Indonesia’s economic growth.

Yet notwithstanding the unfavorable economic situation, marked with macroeconomic uncertainties and handicaps, the market responded optimistically to PT Central Proteinaprima Tbk (“CP Prima“), which also drew wide acclaim from the aquaculture farming industry. However, the international market perceives shrimp as a luxury product, and therefore demand largely depends on a respective market’s economic climate, involving a balance of exports and imports. As a result, the overall domestic industry performance slowed down quite significantly. This directly impacted CP Prima’s financial performance in addition to an outbreak of IMNV virus, which attacked CP Prima’s shrimp farms and shifted the company’s operations/productivity downward significantly.

For us, 2010 was a year filled with challenges as CP Prima strived to focus on completing the revitalization of its shrimp production. We are proud of the management for their tireless efforts in resolving the issue. We highly appreciate all employees who have worked hand in hand with strong determination to save us all from the downturn.

In 2010, CP Prima’s revitalization of production volume neared completion. Moreover, in terms of geographic location, we benefited from Indonesia’s strategic position. We possess a tropical climate, long coastlines and extensive areas suitable for shrimp pond development. We are confident that these internal and external factors will have a significant impact on the company’s overall sales volumes, revenue and net income.

Going forward, with more challenges and opportunities ahead, we are optimistic that despite the unfavorable conditions we experienced in past years, a huge potential market is waiting to be served in the long term.

Para pemegang saham yang terhormat,

Setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda perekonomian global, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari tiga negara setelah Cina dan India yang paling dapat bertahan dari krisis tersebut, terindikasi dari adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi meskipun di tengah krisis yang berlangsung. Pertumbuhan positif tersebut tercermin dari indikator-indikator perekonomian yang menjanjikan, seperti tingkat konsumsi domestik dan pembelanjaan negara serta investasi luar negeri yang semuanya dianggap sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun demikian, di tengah situasi ekonomi yang tidak kondusif ditandai dengan munculnya hambatan-hambatan dan ketidakpastian makroekonomi, pasar merespons optimis kepada kinerja PT Central Proteinaprima Tbk (“CP Prima”), yang juga mengundang sambutan positif dari industri pengelolaan pertambakan. Akan tetapi, akibat persepsi pasar internasional yang menganggap bahwa udang adalah produk mewah, maka dari itu permintaannya sebagian besar bergantung pada masing-masing iklim ekonomi pasar yang melibatkan keseimbangan antara ekspor dan impor. Sebagai hasilnya, kinerja industri domestik secara keseluruhan menurun cukup siginifikan. Hal ini berdampak langsung pada kinerja finansial CP Prima, mengikuti dampak merebaknya virus IMNV yang menyerang tambak-tambak udang CP Prima sehingga menyebabkan produktivitas/operasional CP Prima menurun secara signifikan.

Bagi kami, tahun 2010 merupakan tahun yang penuh tantangan di mana perusahaan berjuang untuk berfokus pada revitalisasi produksi udangnya. Kami bangga kepada manajemen atas kerja kerasnya dalam mengatasi masalah ini. Kami juga menghargai semua pekerja yang telah bekerja bahu-membahu dengan tekad yang bulat untuk menyelamatkan kita semua dari kemerosotan silam.

Di tahun 2010, revitalisasi volume produksi CP Prima sudah hampir tercapai. Terlebih lagi, didukung oleh letak geografis negara Indonesia yang strategis, kita memiliki iklim tropis, garis pantai yang panjang dan area yang sangat luas yang cocok untuk pengembangan tambak udang. Kami yakin bahwa faktor-faktor internal dan eksternal tersebut akan membawa dampak signifikan khususnya pada tingkat volume penjualan, pemasukan dan pendapatan bersih Perseroan.

Ke depan, tentunya kita semua akan berhadapan dengan tantangan dan juga peluang lain yang lebih baik. Oleh karenanya, terlepas dari kondisi yang tidak kondusif di tahun-tahun yang lalu, kami optimis bahwa dalam jangka panjang sebuah potensi pasar yang sangat menjanjikan sedang menanti untuk kita atasi bersama.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report10PT Central Proteinaprima Tbk

Alongside technological innovations, we are sure that CP Prima’s business can achieve higher growth in years to come.

We are pleased to be able to share our business journey with all shareholders, who have placed their trust in us over the years and throughout every encounter. For your constant support, we thank you indeed.

Seiring dengan inovasi-inovasi teknologi yang tercipta silih berganti, kami menjamin bahwa kelak bisnis CP Prima mampu meraih pertumbuhan yang lebih baik lagi ke depannya.

Kami bahagia bisa menjalani perjalanan bisnis ini bersama dengan para pemegang saham sekalian, yang telah menaruh kepercayaannya kepada kami selama bertahun-tahun, di setiap kali perjumpaan hingga hari ini. Sekali lagi, untuk dukungan yang tak pernah terputus, kami ucapkan banyak terima kasih.

Hormat kami / Respectfully yours,

Hardian Purawimala WidjonarkoPresiden Komisaris / President Commissioner

SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Message

11Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

SAMBUTAN DIREKSIBoard of Directors’ Message

Pemegang Saham yang kami hormati,

Tahun 2010 masih merupakan tahun penuh tantangan bagi PT. Central Proteinaprima Tbk. (CP Prima). Selama tahun 2010, berbagai upaya kami tempuh untuk meningkatkan penjualan produk-produk kami, melanjutkan penyelesaian program revitalisasi ex-Dipasena dan yang sangat penting melanjutkan program penanganan virus IMNV. Manajemen juga melakukan berbagai pembenahan dan efisiensi untuk menjaga perkembangan perusahaan dan meneruskan pemulihan pasca merebaknya penyakit IMNV di kuartal kedua 2009 yang berdampak pada tertekannya produktivitas tambak-tambak udang di PT. Centralpertiwi Bahari (CPB), anak perusahaan kami, sejak saat itu. Kami bersyukur tingkat produktivitas udang CPB di akhir tahun 2010 mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Kelanjutan Upaya Pemulihan Tetap BerlangsungKami percaya berbagai riset pengembangan dan perbaikan teknis yang dimulai sejak tahun 2009 membawa budidaya kami ke arah yang benar di tahun 2010, dan diharapkan semakin membaik di tahun-tahun mendatang. Di tahun 2010, tim teknis CP Prima telah mengembangkan dan menerapkan, antara lain : pemanfaatan bio-filter untuk mengatasi endapan tambak serta meningkatkan kualitas air, penyesuaian kepadatan penebaran (stocking density) guna mempertahankan kapasitas tampung (carrying capacity) tambak serta lingkungan, dan peningkatan sirkulasi air di dalam tambak-tambak; yang merupakan perbaikan pola budidaya dan Standard Operating Procedures (SOP) dan bermanfaat menekan merebaknya IMNV.

Sejalan dengan penerapan pola tersebut di atas, kinerja CPB menunjukan tren perbaikan sesuai harapan yang disampaikan dalam Laporan Direksi tahun 2009 lalu. Walaupun belum sempurna, pola tersebut akan terus kami kembangkan untuk meningkatkan ketahanan budidaya.

Kelompok usaha kami juga terus melanjutkan revitalisasi tambak-tambak ex-Dipasena dengan tujuan utama mempersiapkan kondisi tambak-tambak yang tadinya tidak dapat berproduksi menjadi kawasan yang saat ini dapat digunakan untuk budidaya. Sebagai kesadaran untuk menjalankan budidaya yang berkesinambungan, pola serupa CPB juga telah diterapkan di kawasan pertambakan ArunaWijaya Sakti dan Wachyuni Mandira dan menunjukkan hasil yang baik.

Dear valued shareholders,

2010 was a challenging year for PT. Central Proteinaprima Tbk. (CP Prima). Throughout the year, we made numerous efforts to increase the sales of our products while continuing the revitalization of ex-Dipasena assets. More importantly, we resumed the handling of the IMNV virus. The Management also had to revamp the organization and introduce efficiency measures to sustain the company’s growth and continue the rehabilitation program following the IMNV outbreak in the second quarter of 2009. This has consequently slowed down productivity of the shrimp ponds of our subsidiary, PT. Centralpertiwi Bahari (CPB). We feel grateful that the shrimp production of CPB at the end of 2010 began to improve compared to the previous periods.

Continuing Recovery Efforts Various research developments and technical improvements have been initiated since 2009 and drove our shrimp aquaculture in the right direction throughout 2010. Hopefully it will improve in the coming years. In 2010, CP Prima’s Management and Technical Team revitalized the way the aquaculture systems work, through utilization of bio-filter method to handle pond waste and to enhance water quality, stocking density adjustments to maintain the carrying capacity of the ponds and the environment, and improving the ponds’ water circulation, among other efforts. Those were the recovery initiatives taken as part of improving the Standard Operating Procedures (SOP), which in turn will help control the IMNV virus outbreak.

Along with undertaking the above initiatives, CPB’s performance was improving, in line with the target stated in the 2009 Board of Directors’ Report. The ongoing aquaculture method will be continuously enhanced toward a healthier aquaculture farming practice.

Our business group also continued the efforts to revitalize the former Dipasena’s unproductive ponds to a condition ideal for shrimp culture. Similar practices have been in place in Aruna Wijaya Sakti and Wachyuni Mandira ponds, which have shown satisfactory results.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report12PT Central Proteinaprima Tbk

Ulasan Kinerja 2010Jumlah penjualan tahun 2010 mencapai Rp. 6,24 triliun atau 8,62% lebih rendah dari tahun 2009. Laba kotor tahun 2010 sebesar Rp. 659,67 milyar atau 21,10% lebih rendahdibandingkan tahun 2009. CP Prima mengalami rugi bersih sejumlah Rp.635 milyar di tahun 2010 terutama disebabkan oleh turunnya penjualan produk udang, dan juga karena apresiasi Rupiah terhadap Dolar Amerika yang lebih kecil di tahun 2010 dibandingkan 2009, sehingga laba selisih kurs tahun 2010 jauh lebih kecil dibanding 2009.

Pencapaian penjualan pakan udang dan pakan ikan di pasar dalam negeri selama tahun 2010 menunjukan peningkatan yang terbatas. Jumlah penjualan pakan udang mencapai 54.985 ton atau naik 2,70% dari tahun 2009 sejumlah 53.539 ton. Demikian juga hasil penjualan pakan ikan sejumlah 321.158 ton, yang naik sebanyak 3,14% dari penjualandi tahun 2009 sejumlah 311.375 ton. Untuk produksi pakan udang di tahun 2010, kami berhasil mencapai 145.230 ton, meningkat 2,99% dari tahun 2009 sejumlah 141.010 ton. Untuk pakan ikan, jumlah produksi mencapai 321.386 ton di tahun 2010, naik sebesar 3,22% dari tahun 2009 sejumlah 311.375 ton. Peningkatan penjualan pakan mengalami hambatan disebabkan kondisi alam dan lingkungan yang kurang baik, antara lain: meletusnya Gunung Merapi, upwelling di beberapa danau dan bendungan, dan masih adanya virus IMNV di sentra produksi udang nasional.

Produksi udang kami di tahun 2010 mencapai 51 ribu ton, lebih rendah 10% dibandingkan tahun 2009. Hal ini disebabkan adanya penanganan virus IMNV di mana tim teknis kami tengah mengupayakan perubahan pola budidaya di tahun 2010. Akibat penurunan produksi tersebut, ekspor udang beku kami turun menjadi 27.000 ton di tahun 2010 atau 9.000 ton lebih rendah dari tahun 2009. Namun demikian, harga rata-rata ekspor per kilogram lebih tinggi 19.52% dari tahun 2009.

Walaupun hasil tahun 2010 masih kurang menggembirakan, kami tetap berkomitmen meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra usaha untuk memperbaiki kinerja yang ada, khususnya para petambak, agen-agen dan pelanggan-pelanggan yang telah setia mendukung dan berkembang bersama CP Prima sampai dengan saat ini.

Manajemen bersyukur dan berterima-kasih atas kepercayaan serta dedikasi seluruh jajaran karyawan kami di berbagai lokasi operasi perusahaan sehingga dapat bersama-sama bangkit dan meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan rekrutmen selektif dan rencana program pengembangan kompetensi karyawan, kami menjamin kesetaraan kesempatan bagi seluruh karyawan. Budaya perusahaan yang akrab dan profesional memampukan kami mempertahankan sumber daya manusia.

Performance Review of 2010 Total sales in 2010 reached Rp 6.24 trillion, or 8.62% lower than 2009. Gross profit in 2010 reached Rp. 659.67 billion or 21.10% lower than the 2009 figure. In 2010, CP Prima recorded a net loss of Rp.635billion, primarily due to the declining sales of shrimp products and appreciation of the Rupiah against the US dollar, which was lower than 2009. That resulted in a foreign exchange gain much smaller than in 2009.

In 2010, total sales of shrimp feed and fish feed in the domestic market were rose slightly. The shrimp feed sales went up 2.70% to 54,985 tons from 53,539 tons in year 2009. Similarly, the fish feed sales reached 321,158 tons, or rose 3.14% compared to 2009, which amounted to 311,375 tons. Our shrimp feed production in 2010 increased by 2.99% to 145,230 tons from 141,010 tons in 2009. Our total fish feed production went up 3.22% to 321,386 tons in 2010 from 311,375 tons in 2009. The fish feed increase has been hampered by unfavorable natural conditions and environmental factors, including: the Mount Merapi volcanic eruption, upwelling lakes and dams, and the remnant of the IMNV virus outbreak, which occurred in the core of the domestic shrimp production.

In 2010, our shrimp production reached 51,000 tons, down by 10% from 2009. This was due to the aggressive efforts in handling the IMNV virus by the technical team combined with the transformation of our aquaculture practices in 2010. The decrease in production resulted in our frozen shrimp exports dipping to 27,000 tons in 2010, or 9,000 tons lower than year 2009. Despite the slowing down of shrimp production, the average export price per kilogram increased by 19.52% from 2009.

Notwithstanding the unfavorable conditions we experienced in 2010, we remain committed to strengthening the cooperation with all business partners, especially with shrimp farmers, agents and customers who have been loyal in giving their support in achieving a common goal.

The Management is grateful and would like to convey our gratitude for the trust and earnest dedication of all employees throughout all operational sites. Together we shall work hand in hand to increase the company’s performance. Through strict employee recruitment and continuous competency development, we ensure equal opportunities for all employees. We believe that it was the vibrant corporate culture that has enabled CPRO to retain its best human resources today.

SAMBUTAN DIREKSI Board of Directors’ Message

13Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

SAMBUTAN DIREKSI Board of Directors’ Message

Tata Kelola Perusahaan yang BaikManajemen selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent) dengan memperhatikan kepentingan berbagai pemangku kepentingan guna menjaga dan meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, seluruh karyawan, petambak-petambak, masyarakat sekitar, mitra perbankan, pemerintah lokal dan nasional serta pihak-pihak lainnya. Transparansi, akuntabilitas, tanggung-jawab, independensi dan kewajaran (TARIF) mendasari penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (TKPB) kami. Seiring pencapaian visi dan misi serta pengembangan usaha kami di masa mendatang, prinsip-prinsip ‘TARIF’ ini harus diterapkan sepenuhnya.Manajemen terus menerapkan prinsip-prinsip tersebut di seluruh tatanan organisasi CP Prima yang didukung oleh perangkat TKPB seperti Komite Audit dan Internal Audit.

Budaya perusahaan untuk selalu menyesuaikan dan memperbaiki diri dengan cepat merupakan kekuatan CP Primasejak didirikan lebih dari 30 tahun lalu. Budaya perusahaan yang kuat, pengelolaan bisnis yang adil dan transparan, sistem pengaturan keuangan yang tunduk pada peraturan dan perundang-undangan, tata kelola perusahaan yang baik, penerapan perilaku bisnis yang beretika dan sesuai peraturan yang berlaku, seluruhnya menjadi dasar-dasar penting untuk bangkit dan berkembang dari keadaan yang kami lalui di tahun 2010.

Arahan dan Strategi Usaha ke DepanDi tahun 2011, kami berencana untuk meningkatkan produksi udang dan penjualan udang beku ke negara-negara tujuan ekspor utama CP Prima dan juga mengembangkan ekspor produk makanan olahan di wilayah Asia Pasifik yang memiliki potensi pasar cukup besar. Untuk pasar dalam negeri, kami akan berusaha memperluas pangsa pasar pakan ikan dan pakan udang di seluruh wilayah usaha disamping mempersiapkan pengembanga wilayah usaha lebih lanjut. Kami yakin pemahaman pelaku budidaya akan pakan bernutrisi baik dan diproduksi dengan proses modern, penggunaan bibit unggul udang dan ikan disertai program pembinaan rutin teknis berbudidaya yang handal, merupakan kunci keberhasilan petambak dalam berbudidaya, berdampak pada kesetiaan pelanggan serta perkembangan perusahaan selanjutnya.

Usaha yang CP Prima tekuni merupakan prakarsa yang dijalankan oleh masyarakat dan memberikan keuntungan serta manfaat langsung kepada masyarakat. Kami percaya upaya revitalisasi yang telah kami laksanakan berdampak positif terciptanya lapangan kerja bagi puluhan ribu masyarakat, sekaligus membawa masyarakat petambak, karyawan dan lingkungan sekitarnya menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Salah satu bentuk nyata kami wujudkan dengan meningkatkan produksi udang dari Tambak Inti Rakyat menyertai tuntasnya revitalisasi di awal tahun 2011.

Good Corporate Governance The Management constantly promotes prudent principles, bearing in mind the interests of various stakeholders so as to maintain and enhance the trust of shareholders, employees, shrimp farmers, local communities, banking partners, local and national governments and other parties. Transparency, accountability, responsibility, independence and fairness (TARIF) are central to the implementation of Good Corporate Governance (GCG). In achieving the Company’s end objective, along with the future business expansion plan, the TARIF principles should be fully internalized throughoutthe Company. To that end, the Board of Directors will remain committed to the principles at all levels of the organization, with the support of other key GCG aspects, namely the Audit Committee and Internal Audit.

For more than 30 operating years, responsiveness and continuous improvement have been embedded in our corporate culture. In addition, fair business management, prudent financial management, good corporate governance, and ethical and compliant business conduct are all key factors that have endured through past uncertainties.

Direction and Strategy for Future Business In 2011, CP Prima is planning to increase its shrimp production and frozen shrimp sales to main export destination countries. The Company is also developing its processed food product export to other Asia Pacific markets, considering the promising potential. To cater to domestic market needs, CP Prima will be expanding its fish feed and shrimp feed market share in all business regions. In addition, we are currently widening our business territories. We are confident that by actively communicating with the shrimp farmers about high nutrition feed, modern manufacturing methods, the use of prime quality shrimp and fish broodstock, coupled with an advanced and routine aquaculture technique, we can support the needs of traditional fish farmers in growing their businesses.

In our view, CP Prima’s business has been initiating the delivery of mutual and long time benefits to the lives of the local communities in which we operate, and to the wider society. Based on that perception, we are confident that the revitalization efforts will eventually bring positive impacts, including job creations for hundreds of thousands of people and the empowerment of the shrimp farmers as well as the protection of the environment. The Company will increase shrimp production from Tambak Inti Rakyat (TIR), which will accompany the completion of the revitalization program in early 2011.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report14PT Central Proteinaprima Tbk

Hormat kami / Respectfully yours,

Erwin SutantoPresiden Direktur / President Director

SAMBUTAN DIREKSI Board of Directors’ Message

Manajemen juga terus menjaga hubungan baik dengan kreditur-kreditur dalam dan luar negeri untuk tetap mendapat dukungan menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Dukungan pinjaman jangka pendek dan fasilitas modal kerja dari bank-bank dalam negeri penting bagi kami dalam melanjutkan kegiatan operasional, dan memaksimalkan potensi kami untuk memberikan pemulihan dan tingkat pengembalian yang baik kepada seluruh pemegang saham.

Seiring pertumbuhan kebutuhan pangan dan makanan dasar yang mutlak meningkat di seluruh dunia, kami yakin permintaan dan konsumsi udang dan ikan hasil budidaya akan terus meningkat. CP Prima hadir sebagai bagian penting di industri tersebut dan yakin hasil produksi kami akan semakin diterima oleh masyarakat di seluruh dunia.

Akhir kata, atas nama Direksi kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemegang saham dan Dewan Komisaris atas kepercayaan, dukungan dan kerjasamanya.

The Management will maintain good relationships with both local and foreign creditors to receive continuous support for the Company’s operational activities. To date, short-term loan and financial capital facilities provided by some local banks play significant roles for us to resume daily operational activities, while enabling us to maximize our recovery potential and to ensure positive returns to all shareholders.

In line with the growing demand for food and basic food commodities all over the world, we are confident that the demand for and consumption of aquaculture shrimp and fish will continue to rise. Therefore, CP Prima is confident that itsproducts will be perceived favorably by wider markets across the world.

On behalf of the Board of Directors, we would like to express our highest gratitude to all shareholders and the Board of Commissioners for the trust, encouragement and cooperation.

15Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

PROFIL PERUSAHAANCorporate Profile

Laporan Tahunan 2010 Annual Report16PT Central Proteinaprima Tbk

PT Central Proteinaprima, Tbk. (CP Prima) is the world’s largest vertically integrated shrimp producer, processor and a major exporter to shrimp markets including the US, Europe and Japan. CP Prima is Indonesia’s largest shrimp exporter and also the market leader for shrimp feed, fish feed, and shrimp fry production.

Founded in April 1980 by the Charoen Pokphand Group, CP Prima has grown into a huge company with over 30 years of operating experience, recognized as a global pioneer in large-scale vertically integrated aquaculture farming and practices. We believe there is tremendous growth potential in the coming years, driven by international growth in shrimp consumption in addition to the ever increasing demand in the local market.

In 2007, CP Prima consolidated its position as vertically integrated aquaculture company. CP Prima reaffirmed its business objective with a transformative acquisition of Dipasena, which increased its capacity by almost threefold. CP Prima remains optimistic that it will grow as a focused aquaculture company whose products and services are widely accepted by the global community.

SEKILAS CP PRIMACP Prima in Brief

Laporan Tahunan 2010 Annual Report16PT Central Proteinaprima Tbk

PT. Central Proteinprima Tbk. (CP Prima) adalah penghasil danpengolah udang terintegrasi secara vertikal yang terbesar di dunia, dan merupakan pengekspor udang utama ke pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Saat ini, CP Prima merupakan pengekspor udang Indonesia terbesar dan pemain terdepan dalam hal produksi pakan udang, pakan ikan dan benih udang.

Didirikan pada bulan April 1980 oleh Charoen Pokphand Group, CP Prima telah beranjak menjadi sebuah perusahaan besar dengan perjalanan operasional selama lebih dari 30 tahun dan memelopori dunia dalam hal praktik dan usaha budidaya akuakultur (pertambakan) skala besar yang terintegrasi secara vertikal. Kami yakin akan adanya potensi pertumbuhan luar biasa di tahun-tahun mendatang, yang didorong oleh meningkatnya konsumsi udang secara internasional, seiring dengan semakin bertumbuhnya permintaan di pasar domestik.

Di tahun 2007, CP Prima memantapkan posisinya sebagai perusahaan pertambakan yang terintegrasi secara vertikal. CP Prima kembali menegaskan tujuan akhir bisnisnya dengan adanya akuisisi transformatif terhadap Dipasena, yang mana berhasil meningkatkan kapasitasnya hingga hampir tiga kali lipat. CP Prima optimis tetap menjadi perusahaan yang murni bergerak di bidang pertambakan yang produk-produknya bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat di dunia.

17Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

With the acquisition of Dipasena, CP Prima has secured itsposition as a truly focused market leader in the shrimpaquaculture sector, equipped with a fully integrated business model run by an experienced management team.

CP Prima reaffirms its value proposition as a clear investment vehicle for investors to participate in the remarkable growth potential associated with the global aquaculture industry.

In April 2009, CP Prima experienced an outbreak of IMNV virus that attacked one of CP Prima’s subsidiaries, PT Centralpertiwi Bahari (CPB). Despite the IMNV virus outbreak, CP Prima put significant effort into overcoming the challenges through improvement of its Standard Operating Procedures (SOP), its stringent bio-security system and the reduction of spread density.

Going forward, CP Prima believes that it will be able to advance its market rank in the shrimp aquaculture sector in line with the growth of its business. Hence, CP Prima’s position in this largely fragmented industry holds the promising prospect of sustainability and long-term growth opportunities.

SEKILAS CP PRIMA CP Prima in Brief

17Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Dengan diakuisisinya Dipasena, maka CP Prima telahmemantapkan posisinya sebagai pemimpin pasar yangbenar-benar memfokuskan diri dalam sektor pertambakanudang yang terintegrasi dan dioperasikan oleh manajemen yang berpengalaman.

CP Prima menegaskan kembali bahwa basis usahanyamengandung nilai fungsional sebagai media investasi yangjelas bagi para investor untuk bisa mengambil bagian dalampotensi pertumbuhan yang begitu luar biasa terkait industripertambakan global.

Pada bulan April 2009, CP Prima mengalami wabah virusIMNV, yang menyerang satu anak perusahaan CP Prima,PT Centralpertiwi Bahari (CPB). Meskipun wabah virusIMNV tersebut berjangkit, CP Prima berupaya keras untukmenyikapi dan mengatasi kendala tersebut denganmemperbaiki Standard Operating Procedures (SOP), sistembiosekuriti dan menurunkan kepadatan tebar.

CP Prima percaya bahwa di masa yang akan datang akanmempertahankan pangsa pasarnya yang semakin bagus didalam pasar budidaya udang, sejalan dengan pertumbuhanusahanya. Dengan demikian, posisi CP Prima dalam duniaindustri sektoral ini memperlihatkan sebuah prospek yangmenjanjikan kelanggengan bisnis dan peluang pertumbuhanjangka panjang.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report18PT Central Proteinaprima Tbk

MODEL USAHA AKUAKULTUR YANG TERINTEGRASI SECARA VERTIKALVertically Integrated Aquaculture Business Model

DOMESTIKDomestic

TAMBAK UDANGShrimp Farm

PEN

JUA

LAN

EK

STER

NA

L Ex

tern

al S

ale

s

PAKANFeedmills

UNIT PENETASANHatchery

INDUK UDANGBroodstock

INTEGRASI SECARA VERTIKAL DARI BAHAN BAKU HINGGA PRODUK JADIVertical integration from raw material to final products

19Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

MODEL USAHA AKUAKULTUR YANG TERINTEGRASI SECARA VERTIKALVertically Integrated Aquaculture Business Model

EKSPOR Export

PENGOLAHAN UDANG Shrimp Processing

Produk makanan, Food Products

Produk makanan, Food Products

PRODUK / ProductsProduk Konvensional, Conventional Product

~ Penelusuran Jejak~ Full Traceability

~ Harga Premium~ Premium Pricing

~ Berkualitas Tinggi~ High Quality

~ Konsistensi~ Consistency

Laporan Tahunan 2010 Annual Report20PT Central Proteinaprima Tbk

LOKASI KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN DI SELURUH INDONESIALocations of Operations Across Indonesia

Unit Penetasan UdangShrimp Hatchery

Tambak UdangShrimp Farm

Pabrik ProbiotikProbiotic Plant

Pakan UdangShrimp Feedmill

Jasa Layanan BantuanAuxiliary Support Services

MEDAN

SUMATRA SELATANSouth Sumatra

LAMPUNG

JAWA BARATWest Java

PAITON

SURABAYA

BALI

JAWA TENGAHCentral Java

Pabrik Perdagangan AkuatikAquatic Trading Operation

Penyimpanan Pakan IkanFish Feedmill Storage

Unit Penetasan IkanFish Hatchery

21Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Laporan Tahunan 2010 Annual Report22PT Central Proteinaprima Tbk

STRUKTUR PERUSAHAANCorporate Structure

PT Central Proteinaprima Tbk

99.99% 99.99% 99.99% 99.99%

100% 100% 100% 100% 99.99% 99.37% 99.99% 90% 99.99%

0.01%

PT AndalasWindumurni

PT Windusejati

Pertiwi

PT Suryawindu

Pertiwi

PT CitraWindupertala

Shrimp ImprovementSystems, L.L.C.

100%

100%49%

SIS SingaporeShrimp Improvement Systems Hawaii, L.L.C.

Central ProteinaprimaInternational

Pte. Ltd.

Shrimp Improvement Systems (BVI)

Pte. Ltd.

IsadoroHolding BV

Blue OceanResources

Pte. Ltd.

PT Central Panganpertiwi

PT Centralpertiwi Bahari

PT Centralwindu Sejati

PT MarindolabPratama

PT Central BaliBahari

23Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information

Nama PerusahaanName of Company

PT Central Proteinaprima Tbk

Pembentukan PerusahaanFounded

30 - 04 - 1980

Kode SahamTicker Code

CPRO

Alamat PerusahaanCompany’s Address

Wisma GKBI, Floor 19,Jl. Jend. Sudirman No. 28

Jakarta 10210 - IndonesiaPhone : (+62 21) 5785 1788

Facsimile : (+62 21) 5785 1808Website : www.cpp.co.id

Departemen Komunikasi KorporatCorporate Communication Department

Wisma GKBI, Floor 19,Jl. Jend. Sudirman No. 28

Jakarta 10210 - IndonesiaPhone : (+62 21) 5785 1788

Facsimile : (+62 21) 5785 1808E-mail : [email protected]

Hubungan InvestorInvestor Relations

E-mail : [email protected]

Biro Administrasi EfekShare Registrar

PT Ficomindo Buana RegistrarMayapada Tower, Lantai 10 Suite 02 B,

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28Jakarta 12920 - Indonesia

Phone : (+62 21) 521 2316, 521 2317Facsimile : (+62 21) 521 2320

Kantor Akuntan Publik (KAP)Public Accountant Firm

Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono,Ade Fatma & Rekan

Jl. Kebon Sirih Timur 1 no. 267, Jakarta Pusat - 10340

IndonesiaPhone : (+62 21) 314 4003

E-mail : [email protected]

Laporan Tahunan 2010 Annual Report24PT Central Proteinaprima Tbk

Indonesian citizen, born in Malang, East Java on December 3, 1953. He joined the Company and was appointed President Commissioner in 2007. He began his career in the forestry and construction sectors in 1974 and served in various important roles at Barito Pacific Group.

Indonesian citizen, born in Donggala on October 1, 1951. He obtained a Bachelor degree in Civil Engineering from Universitas Parahyangan, Bandung, in 1973. He joined PT Charoen Pokphand Indonesia in 1971 and has held various key positions in management. Since 2005 he has held the position of President Director. In addition to being the Vice President Commissioner of the Company, since 2005 he has concurrently served as President Commissioner of PT Central Pertiwibahari, Director of PT Centralwindu Sejati, President Director of PT Central Agromina and Commissioner of PT Central Windupertala.

Indonesian citizen, born in Bondowoso on August 7, 1942. He obtained a Bachelor’s degree in Animal Husbandry from Universitas Brawijaya in 1965 and Institut Pertanian Bogor in 1975. He previously held the position of Manager of PT Mega Mendung Mixed Farm from 1967 – 1971, and joined PT Charoen Pokphand Indonesia in 1972 with a position as Supervisor from 1972 – 1979. Since then, he has held several key positions at Charoen Pokphand Group, including Director. He is now an Independent Commissioner of the Company.

Hardian Purawimala WidjonarkoKomisaris UtamaPresident Commissioner

Warga Negara Indonesia, lahir di Malang, Jawa Timur, tanggal 3 Desember 1953. Bergabung dan ditunjuk untuk menjadi Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2007 lalu. Permulaan karir diawali pada sektor kehutanan dan konstruksi pada tahun 1974 hingga menjabat berbagai posisi penting di Barito Pacific Grup.

Franciscus AffandyWakil Komisaris UtamaVice President Commissioner

Warga negara Indonesia, lahir di Donggala, tanggal 1 Oktober 1951. Meraih gelar Insinyur Teknik Sipil dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada tahun 1973. Beliau bergabung dengan PT Charoen Pokphand Indonesia pada tahun 1971 dan telah menjabat berbagai posisi manajerial dan kunci, dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama sejak tahun 2005. Selain menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perseroan pada saat ini, beliau sejak tahun 2006 juga menjabat antara lain di PT Central Pertiwibahari sebagai Komisaris Utama, di PT Centralwindu Sejati sebagai Direktur, di PT Central Agromina sebagai Direktur Utama, di PT Central Windupertala sebagai Komisaris.

Djoko Muhammad BasoekiKomisaris IndependenIndependent Commissioner

Warga negara Indonesia, lahir di Bondowoso, tanggal 7 Agustus 1942. Meraih gelar Sarjana Peternakan dari Universitas Brawijaya pada tahun 1965 dan dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1975. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Manajer PT Mega Mendung Mixed Farm pada tahun 1967 – 1971, dan bergabung dengan PT Charoen Pokphand Indonesia pada tahun 1972 sebagai seorang Supervisor pada tahun 1972 – 1979. Semenjak itu telah menjabat berbagai posisi kunci pada Charoen Pokphand Group termasuk posisi Direksi. Pada saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan.

PROFIL DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners’ Profile

25Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

PROFIL DIREKSIBoard of Directors’ Profile

Indonesian citizen, born in Jakarta on April 14, 1975. He obtained a Bachelor’s degree in Mechanical Engineering from the University of California, Berkley in the US in 1996 and a Master of Science of Operation Research & Engineering Economics from Stanford University, California in the US in 1997. From 2002 – 2006, he held the position of Senior Vice President of the Strategic Planning Group of PT Charoen Pokphand Indonesia. Since 2007, He has served as President Director of the Company.

Indonesian citizen, born in Medan on January 21, 1974. He obtained a Bachelor’s of Science from Syracuse University, Syracuse, New York in the US in 1995, a Masters of Engineering from Cornell University, New York in the US in 1996 and a Masters of Science from Stanford University, California in the US in 1997. From 2003 – 2005, he held the position of Vice President of the Strategic Planning Group & Marketing of PT Charoen Pokphand Indonesia. Since 2007, he has served as the Vice President Director of the Company.

Indonesian citizen, born in Sidoarjo, East Java on August 28, 1956. He obtained a Bachelor’s degree in Administration from Universitas Waskita Darma, Malang, East Java in 1996. He joined the Charoen Pokphand Group since 1977 and has worked in several managerial positions, including the aquaculture business unit, starting in PT Centralpertiwi Bahari in 1998. He is now the Director of the Company.

Erwin SutantoDirektur UtamaPresident Director

Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, tanggal 14 April 1975. Meraih gelar Bachelor of Science Mechanical Engineering dari University of California, Berkley, USA pada tahun 1996 serta meraih gelar Master of Science Operation Research & Engineering Economics dari Stanford University, California, USA pada tahun 1997. Pada tahun 2002 – 2006, beliau menjabat sebagai Senior Vice President, Strategic Planning Group PT Charoen Pokphand Indonesia. Sejak tahun 2007, beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan.

Mahar Atanta SembiringWakil Direktur UtamaVice President Director

Warga negara Indonesia, lahir di Medan, tanggal 21 Januari 1974. Meraih gelar Bachelor of Science dari Syracuse University, Syracuse, New York, USA pada tahun 1995 serta meraih gelar Master of Engineering dari Cornell University, New York, USA pada tahun 1996 dan Master of Science dari Stanford University, Stanford University, California, USA pada tahun 1997. Pada tahun 2003 – 2005, beliau menjabat sebagai Vice President Strategic Planning Group & Marketing PT Charoen Pokphand Indonesia. Sejak tahun 2007, beliau menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan.

Isman HariyantoDirekturDirector

Warga negara Indonesia, lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, tanggal 28 Agustus 1956. Meraih gelar Sarjana Administrasi dari Universitas Waskita Darma, Malang, Jawa Timur pada tahun 1996. Beliau bergabung dengan Grup Charoen Pokphand sejak tahun 1977 dan semenjak itu telah memegang berbagai posisi manajerial, termasuk pada bisnis unit akuakultur yang dimulai dari PT Centralpertiwi Bahari pada tahun 1998. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report26PT Central Proteinaprima Tbk

Indonesian citizen, born in Palembang, South Sumatra, on September 21, 1962. He obtained a Bachelor’s degree in Economy from Universitas Trisakti, Jakarta, in 1986. Before joining the Company in 2006, he started his career in the Public Accounting Firm of SGV-Utomo in 1986, and has had deep experience in major positions within several companies, such as Sinar Mas Group, Argo Pantes and Indika Group. He is now the Finance Director of the Company.

Indonesia citizen, born in Medan, North Sumatra on January 26, 1952. He joined the Charoen Pokphand Group in 1972 and has worked in several managerial positions under various business lines of the Charoen Pokphand Group. Since 2007, he has served as the Director of the Company.

Indonesian citizen, born in Probolinggo on August 16, 1965. He obtained a Bachelor’s degree in Fishery from Universitas Brawijaya, Malang in 1989. He joined the Charoen Pokphand Group in 1990 and worked at the Paiton Pond Site for PT Sumberbahari Prima until 1992. From 1997 – 2006, he held the position of Head of the Aquaculture Division of PT Centralpertiwi Bahari. He is now the Unaffiliated Director of the Company.

Gunawan TaslimDirekturDirector

Warga negara Indonesia, lahir di Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 21 September 1962. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti pada tahun 1986. Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 2006, permulaan karir beliau diawali dari Kantor Akuntan Publik, SGV-Utomo pada tahun 1986 hingga menjabat berbagai posisi penting di beberapa grup perusahaan lainnya, seperti Sinar Mas Grup, Argo Pantes dan Indika Grup. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan.

mRT. Jimmy JoengDirekturDirector

Warga Negara Indonesia, lahir di Medan, Sumatera Utara tanggal 26 Januari 1952. Bergabung dengan Charoen Pokphand Group pada tahun 1972 dan semenjak itu telah memegang berbagai posisi manajerial di berbagai unit usaha Charoen Pokphand Group. Sejak tahun 2007, beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan.

Achmad WahyudiDirektur tidak TerafiliasiUnaffiliated Director

Warga negara Indonesia, lahir di Probolinggo, tanggal 16 Agustus 1965. Meraih gelar Sarjana Perikanan dari Universitas Brawijaya, Malang pada tahun 1989. Bergabung dengan Charoen Pokphand Group pada tahun 1990 dan bekerja di tambak udang Paiton untuk PT Sumberbahari Prima sampai dengan tahun 1992. Pada tahun 1997 – 2006, beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Akuakultur PT Centralpertiwi Bahari. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan.

PROFIL DIREKSI Board of Directors’ Profile

27Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMENManagement’s Discussion and Analysis

Laporan Tahunan 2010 Annual Report28PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMENManagement’s Discussion and Analysis

(Disajikan dalam jutaan Rupiah) (Expressed in million of Rupiah)

2010 2009

Penjualan Bersih 6.243.876 6.832.754 Net Sales

Beban Pokok Penjualan 5.584.204 5.996.638 Cost of Goods Sold

Laba Kotor 659.672 836.116 Gross Profit

Beban Usaha Operating Expenses

Penjualan 470.617 449.312 Selling

Umum dan Administrasi 539.637 576.570 General and administrative

Jumlah Beban Usaha 1.010.254 1.025.882 Total Operating Expenses

Rugi Usaha (350.582) (189.766) Loss from Operations

Penghasilan (Beban) Lain-lain Other Income (Charges)

Penghasilan bunga 3.860 6.291 Interest Income

Amortisasi goodwill (2.226) (2.093) Amortization of goodwill

Beban Keuangan (410.331) (466.702) Financing Cost

Laba selisih kurs dan beban swap bersih 151.811 563.819 Gain on foreign exchange and swap cost. net

Laba (rugi) penjualan aset tetap 41.138 (65) Gain loss on sale of property, plant & equipment

Lain-lain, bersih (178.429) (121.864) Others, net

Beban Lain-lain - bersih (394.177) (20.614) Other Charges - net

Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi - bersih

13.374 6.601 Equity in Net Earnings ofAssociates - net

Rugi Sebelum Pajak Penghasilan (731.385) (203.779) Loss before Income Tax

Beban (Penghasilan) Pajak Income Tax Expenses (Benefit)

Tahun Berjalan 15.746 17.946 Current

Tangguhan (111.517) (4.570) Deferred

Beban (Penghasilan) Pajak - bersih (95.771) 13.376 Income Tax Expenses (Benefit) - net

Rugi Sebelum Bagian Minoritas atas Laba Bersih Anak Perusahaan Konsolidasian

(635.614) (217.155) Loss Before Minority Interest in NetIncome of Consolidated Subsidiaries

Bagian Minoritas atas Rugi (Laba) Bersih Anak Perusahaan Konsolidasian

132 (16) Minority Interest in Net Loss (Income) ofConsolidated Subsidiaries

Rugi Bersih (635.482) (217.171) Net Loss

29Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis

CP Prima bergerak dalam bidang pertambakan udang terpadu, dengan produk utama yang dihasilkan antara lain produk udang, pakan udang, pakan ikan, dan benur. Sejak triwulan kedua tahun 2009, tambak udang yang dikelola anak perusahaan CP Prima, PT. Centralpertiwi Bahari (CPB), mulai terjangkit virus IMNV sehingga menyebabkan produksi dan penjualan CP Prima terus merosot hingga akhir tahun 2009. Memasuki triwulan ketiga tahun 2010, kinerja CP Prima berangsur-angsur mulai menunjukkan pemulihan yang berarti dalam penanganan virus IMNV.

Pengalaman Manajemen CP Prima ditambah berbagai pencapaian yang diraih sepanjang tahun 2010 berperan penting dalam meningkatkan kinerja CP Prima sehingga dapat menempatkan CP Prima sebagai produsen dan pengolah udang yang unggul melalui metode penambakan yang terintegrasi. Selain itu, aspek-aspek seperti SOP (Standard Operating Procedures) budidaya, portofolio ragam produk yang luas, lokasi tambak-tambak yang strategis dan terkelola dengan baik seluruhnya menopang proses pemulihan kinerja operasional CP Prima di tahun 2010.

Pada tahun 2010, total penjualan CP Prima turun 8,6% menjadi Rp.6.243,9 miliar dari Rp.6.832,7 miliar di tahun 2009. Perseroan juga mengalami kenaikan rugi usaha secara signifikan menjadi Rp.350,6 miliar di tahun 2010 dari Rp.189,8 miliar di tahun 2009.

CP Prima has been engaging in an integrated shrimp farming that focuses on shrimp products, shrimp feed, fish feed and shrimp fries. In the second quarter of 2009, ponds in PT. Centralpertiwi Bahari (CPB), CP Prima’s subsidiary, began to experience the IMNV virus outbreak, that resulted in CP Prima’s production and sales continued to decline significantly in year 2009. Entering the third quarter of 2010, CP Prima’s performance was progressively showing robust recovery in mitigating the IMNV virus.

CP Prima’s management proven track records as well as its established milestones in 2010 were all contributing significantly to CP Prima’s performance and have brought the Company as one of the reputable integrated shrimp producers through integrated shrimp farming method. Other supporting aspects like Standard Operating Procedure (SOP), well diversified product portfolio, strategic locations and well managed shrimp ponds also contributed to the CP Prima’s recovering operational performance in 2010.

In 2010, CP Prima’s total sales has slightly decreased by 8.6% to Rp.6,243.9 billion from Rp.6,832.7 billion in 2009. Likewise, the Company’s operating loss recorded a significant increase to Rp.350.6 billion in 2010 from Rp.189.8 billion in 2009.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report30PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis

Mulai membaiknya kondisi ekonomi global di tahun 2009 membawa pengaruh baik pada perekonomian di Indonesia. Di tahun 2010 mata uang Rupiah terus menguat walaupun tak sebesar di tahun 2009. CP Prima membukukan keuntungan atas selisih kurs sebesar Rp.151,8 miliar di tahun 2010 dibandingkan Rp.563,8 miliar di tahun 2009. Keuntungan selisih kurs tersebut yang dikompensasikan dengan beban keuangan menyebabkan rugi bersih CP Prima menjadi sebesar Rp.635,5 miliar di tahun 2010, kerugian tersebut meningkat 192,6% dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp.217,2 miliar di tahun 2009.

ASETJumlah aset CP Prima pada tanggal 31 Desember 2010 adalah Rp.8.433,4 miliar, turun 3,1% dibandingkan dengan Rp.8.702,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2009.

Jumlah persediaan menurun 2,7% menjadi Rp.1.401,4 miliar pada akhir 2010 dari Rp.1.440,1 miliar pada akhir 2009. Penurunan ini terjadi sehubungan dengan penghentian kegiatan operasional PT Centralwindu Sejati (CWS), salah satu anak perusahaan CP Prima.

Aset tetap bersih CP Prima mengalami penurunan dari Rp.4.005,4 miliar di tahun 2009 menjadi Rp.3.655,3 miliar di tahun 2010, terutama disebabkan penjualan aset utama CWS serta adanya penjualan tambak CP Prima kepada petambak udang.

KEWAJIBANJumlah kewajiban CP Prima pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp.5.849,3 miliar, meningkat 6,7% dari Rp.5.481,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2009. Hal ini disebabkan terutama oleh meningkatnya beban bunga obligasi yang belum dibayar.

EKUITASEkuitas CP Prima mengalami penurunan sebesar 19,8% dari Rp.3.210,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi Rp.2.574,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2010 yang disebabkan oleh rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp.635,5 miliar.

The recovery of the global economic condition in 2009 has brought good impact on the Indonesian economy. In 2010, appreciation of Rupiah currency was lower than 2009, and led CP Prima to record gain on foreign exchange rate amounted to Rp.151.8 billion in year 2010 compared to Rp.563.8 billion in year 2009. Gain on foreign exchange rate is compensated with financing cost brought CP Prima to a net loss of Rp.635.5 billion in 2010 increased by 192.6% compared to net loss of Rp.217.2 billion in year 2009.

ASSETSCP Prima’s total assets as of 31 December 2010 accounted Rp.8,433.4 billion or 3.1% decrease from Rp.8,702.0 billion as of 31 December 2009.

Total inventory decreased by 2.7% to Rp.1,401.4 billion at the end of 2010 from Rp.1,440.1 billion at the end of 2009. The decrease was due to the cease of operational activity of CP Prima’s subsidiaries, PT Centralwindu Sejati (CWS).

Total net fixed assets of CP Prima decreased from Rp.4,005.4 billion in 2009 to Rp.3,655.3 billion in 2010, which mainly due to selling of the CWS’s core assets and selling of some CP Prima’s pond assets to farmers.

LIABILITIESCP Prima’s total liabilities as of 31 December 2010 amounted to Rp.5,849.3 billion or a 6.7% increase from Rp.5,481.8 billion as of 31 December 2009. The increase was mostly resulted from bond interest accrual.

EQUITYCP Prima equity decreased 19.8% from Rp.3,210.6 billion as of 31 December 2009 to Rp.2,574.6 billion as of 31 December 2010, which related to a net loss in the current year amounting Rp.635.5 billion.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report30PT Central Proteinaprima Tbk

31Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis

PENJUALAN BERSIHPenjualan bersih produk udang turun 21,7% dari Rp.2.922,4 miliar di tahun 2009 menjadi Rp.2.289,1 miliar pada tahun 2010. Hal ini terutama disebabkan oleh turunnya hasil panen produk udang di triwulan pertama dan kedua tahun 2010 sehubungan dengan mewabahnya virus IMNV. Namun panen produk udang terus mengalami pertumbuhan pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2010 sehingga menutupi penjualan yang lebih rendah pada triwulan sebelumnya. Harga pasar rata-rata udang beku mengalami kenaikan dari AS$7,32/kg di tahun 2009 menjadi AS$8,41/kg di tahun 2010.

Penjualan bersih produk pakan udang meningkat menjadi Rp.1.312,1 miliar di tahun 2010 atau 3,6% lebih tinggi dari angka tahun 2009 yakni Rp.1.266,1 miliar. Kenaikan penjualan bersih produk pakan udang terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan. Penjualan bersih produk pakan ikan meningkat 2,8% dari Rp.1.757,4 miliar di tahun 2009 menjadi Rp.1.807,5 miliar di tahun 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan

Penjualan bersih benur turun menjadi Rp.246.3 miliar pada tahun 2010 atau 12,2% lebih rendah dari Rp.280,7 miliar di tahun 2009. Penurunan ini sejalan dengan lebih rendahnya kegiatan budidaya dan juga volume panen udang di tahun 2010.

Secara total, nilai penjualan bersih menurun sebesar 8,6% dari Rp.6.832,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp.6.243,9 miliar di tahun 2010.

HARGA POKOK PENJUALANHarga Pokok Penjualan udang mencapai Rp.2.226,7 miliar di tahun 2010 atau 15,8% lebih rendah dari Rp.2.644,3 miliar di tahun 2009. Hal ini terutama disebabkan oleh merosotnya volume penjualan produk udang di tahun 2010.

Harga Pokok Penjualan pakan udang turun sebesar 5,2% menjadi Rp.892,3 miliar di tahun 2010 dari Rp.941,0 miliar di tahun 2009 yang dikarenakan turunnya biaya bahan baku.

NET SALESNet sales of shrimp products was 21.7% lower from Rp.2,922.4 billion in 2009 to Rp.2,289.1 billion in 2010. This resulted mainly from lower shrimp harvest in first and second quarters of 2010 due to the IMNV virus outbreak. However, harvest has continued to increase in the third and fourth quarters of 2010 which revamped previous quarters’ lower sales. Meanwhile, the average selling price of frozen shrimps showed an increase from US$7.32/kg in 2009 to US$8.41/kg in 2010.

Net sales of shrimp feed products increased to Rp.1,312.1 billion in 2010 or 3.6% higher than year 2009 figure, at Rp.1,266.1 billion. The increase of shrimp feed products was mainly caused by the increasing of sales volume.

Net sales of fish feed products increased 2.8% from Rp.1,757.4 billion in 2009 to Rp.1,807.5 billion in 2010. The increase was mainly caused by an increase of sales volume.

Net sales of shrimp fries decreased to Rp.246.3 billion in 2010 or 12.2% lower than Rp.280.7 billion in 2009. The decrease was in line with lower shrimp harvest volume in 2010.

In overall, CP Prima’s total net sales decreased 8.6% from Rp.6,832.7 billion in 2009 to Rp.6,243.9 billion in 2010.

COST OF GOODS SOLDCost of Goods Sold (COGS) of shrimp products amounted to Rp.2,226.7 billion in 2010 or a 15.8% decrease from Rp.2,644.3 billion in 2009. This was mainly due to a decreasing of shrimp products sales volume in 2010.

COGS of shrimp feed decreased by 5.2% to Rp.892.3 billion in 2010 from Rp.941.0 billion in 2009, which was caused by the decrease in cost of raw materials.

31Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Laporan Tahunan 2010 Annual Report32PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis

Harga Pokok Penjualan pakan ikan meningkat sebesar 3,5% menjadi Rp.1.559,9 miliar di tahun 2010 dari Rp.1.507,4 miliar di tahun 2009, sejalan dengan peningkatan volume penjualan.

Harga Pokok Penjualan benur menurun sebesar 7,6% menjadi Rp.144,3 miliar di tahun 2010 dari Rp.156,2 miliar di tahun 2009 sejalan dengan turunnya volume penjualan.

Secara keseluruhan, total Harga Pokok Penjualan Perseroan menurun 6,9% menjadi Rp.5.584,2 miliar di tahun 2010 dari Rp.5.996,6 miliar di tahun 2009.

LABA KOTORLaba kotor CP Prima menurun sebesar 21,1% dari Rp.836,1 miliar di tahun 2009 menjadi Rp.659,7 miliar di tahun 2010 terutama disebabkan oleh turunnya penjualan produk udang di tahun 2010.

BEBAN PENJUALANTotal beban penjualan meningkat sebesar 4,7% menjadi Rp.470,6 miliar di tahun 2010 dari Rp.449,3 miliar di tahun 2009. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban penyusutan yang disebabkan relokasi penyusutan ke beban penjualan di tahun 2010, sementara di pihak lain terjadi penurunan beban pengangkutan sebagai akibat menurunnya volume penjualan di tahun 2010.

BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASIBeban Umum dan Administrasi menurun 6,4% menjadi Rp.539.6 miliar di tahun 2010 dari Rp.576,6 miliar di tahun 2009. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan biaya gaji dan upah akibat turunnya jumlah karyawan pada tahun 2010.

RUGI USAHACP Prima mengalami rugi usaha Rp.350,6 di tahun 2010 dibandingkan dengan rugi usaha Rp.189,8 miliar di tahun 2009. Hal tersebut terutama disebabkan oleh turunnya laba kotor di tahun 2010.

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAINBeban keuangan menurun sebesar 12,1% dari Rp.466,7 miliar di tahun 2009 menjadi Rp.410,3 miliar di tahun 2010. Penurunan ini disebabkan oleh menguatnya mata uang Rupiah terhadap mata uang dolar AS sehingga berdampak terhadap beban keuangan yang sebagian besar dalam mata uang AS.

COGS of fish feed increased by 3.5% to Rp.1,559.9 billion in 2010 from Rp.1,507.4 billion in 2009, in line with the increase of sales volume.

COGS of shrimp fries decreased by 7.6% to Rp.144.3 billion in 2010 from Rp.156.2 billion in 2009, in line with the decrease of sales volume.

In overall, total COGS decreased by 6.9% to Rp.5,584.2 billion in 2010, from Rp.5,996.6 billion in year 2009.

GROSS PROFITCP Prima’s gross profit decreased by 21.1% from Rp.836.1 billion in year 2009 to Rp.659.7 billion in 2010 was mainly due to lower sales of shrimp products in 2010.

SELLING EXPENSESSelling expenses increased 4.7% to Rp.470.6 billion in 2010 from Rp.449.3 billion in 2009. This was primarily due to an increase of depreciation expenses, resulted from the reassignment of depreciation expense to selling expenses in 2010, while on the other hand there was a decrease in freight expenses resulted from the declining of 2010 sales volume.

GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSESGeneral and administrative expenses recorded a 6.4% decrease to Rp.539.6 billion in 2010 from Rp.576.6 billion in 2009. This was mainly due to a decrease in salaries and wages expenses, as a result of employee reduction in 2010.

LOSS FROM OPERATIONCP Prima posted an operating loss of Rp.350.6 billion in 2010, compared to operating loss of Rp.189.8 billion in 2009. It was mainly related to lower gross profit in 2010.

OTHER INCOME (CHARGES)Financing cost decreased by 12.1% from Rp.466.7 billion in 2009 to Rp.410.3 billion in 2010. This was due to appreciation of Rupiah against the US Dollar currency that directly affected financing cost which is primarily in US dollar currency.

33Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis

Laba selisih kurs sebesar Rp.151,8 miliar di tahun 2010 menurun dibandingkan Rp.563,8 miliar di tahun 2009 dikarenakan penguatan mata uang Rupiah terhadap mata uang dolar AS di tahun 2010 jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2009.

Di tahun 2010, CP Prima melakukan pencadangan atas piutang lain-lain tak tertagih sebesar Rp.153,9 miliar. Manajemen CP Prima berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup.

Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, CPrima membukukan beban lain-lain bersih sebesar Rp.394,2 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan Rp.20,6 miliar di tahun 2009.

RUGI BERSIHCP Prima mengalami rugi bersih sebesar Rp.635,5 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp.217,2 miliar di tahun 2009. Hal tersebut terutama disebabkan oleh turunnya laba kotor serta laba selisih kurs tahun 2010 yang lebih rendah dibandingkan tahun 2009.

Gain on foreign exchange amounted to Rp.151.8 billion in 2010, decreased from Rp.563.8 billion in 2009 because of the appreciation of Rupiah against US Dollar in 2010 was lower than 2009.

In 2010, CP Prima provided allowance for uncollectible other receivables amounted to Rp.153.9 billion. CP Prima’s management believes that the allowance is adequate.

As a result of the above, CP Prima posted net other charges of Rp.394.2 billion in 2010 compared to Rp.20.6 billion in 2009.

NET LOSSCP Prima posted a net loss of Rp.635.5 billion in 2010 compared to Rp.217.2 billion in 2009. It was mainly due to lower gross profit and lower foreign exchange gain in 2010 compared to 2009.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report34PT Central Proteinaprima Tbk

TINJAUAN OPERASIONALOperational Review

CP Prima sebagai perusahaan akuakultur yang terintegrasi memiliki beragam unit operasi antara lain fasilitas produksi pembenuran (hatchery), budidaya udang, pengolahan udang beku, probiotik, fasilitas produksi pakan dan berbagai pakan ikan dan udang, dan hewan peliharaan / pet food.

CP Prima memiliki 6 unit pembenuran (hatchery) yang berlokasi di Lampung, Medan, Anyer, Rembang dan Situbondo, yang memiliki kapasitas produksi puluhan miliar benur per tahun. Dua unit pembenuran yang berada di wilayah Lampung telah memiliki sertifikasi mutu berstandar internasional dari Aquaculture Council Certification (ACC) dan Global GAP.

CP Prima mempunyai 9 unit pabrik pakan udang dan ikan yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung dan Medan.

Usaha pembudidayaan udang yang dikelola kelompok usaha CP Prima berada di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan dengan luas area budidaya lebih dari 40.000 hektar. Budidaya udang yang dilakukan melibatkan lebih dari 12.000 petambak dengan pola Tambak Inti Rakyat (TIR). Pola TIR ini bermanfaat bagi Pemerintah karena selain memberikan kontribusi pendapatan pajak dan devisa bagi negara dan banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar Provinsi Lampung, Sumatera Selatan maupun wilayah lainnya di Indonesia.

CP Prima is an integrated aquaculture company with operating units including hatchery facilities, shrimp farming, frozen shrimp processing, probiotics, shrimp feed production and other fish and shrimp feeds as well as pet food production.

CP Prima owns 6 hatchery units located in Lampung, Medan, Anyer, Rembang and Situbondo, with production capacity totaling tens of billions of fries per year. To date, two of its hatchery units that are located in Lampung have already received international quality certification from the Aquaculture Certification Council (ACC) and the Global GAP.

CP Prima owns 9 feed mills located in West Java, East Java, Lampung and Medan focusing on food manufacturing including shrimp feed and fish feed.

The shrimp farming business run by CP Prima is located in the Lampung and South Sumatra regions with a total cultivated area cultivated of more than 40,000 hectares. The shrimp aquaculture involves more than 12,000 farmers working in the Plasma Nucleus Ponds (TIR). This TIR program is considered beneficial to the Government for it can contribute tax revenue and foreign exchange income to the country while creating jobs for many local workers, particularly those who live in Lampung, South Sumatra and other Indonesian regions.

35Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Dalam menjalankan operasional budidaya udang, CP Prima didukung oleh 4 unit pengolahan udang beku dengan kapasitas proses bahan baku udang sebesar 260 ton per hari. Keberadaan unit pengolahan udang beku yang berlokasi dekat dengan wilayah pertambakan menjadi nilai tambah tersendiri untuk menghasilkan produk akhir udang beku berkualitas premium karena waktu yang diperlukan untuk membawa hasil panen yang relatif singkat. Unit pengolahan udang beku CP Prima telah memiliki sertifikasi mutu berstandar internasional dari ISO 22000 : 2005, Aquaculture Council Certification (ACC) dan Global GAP.

Unit Pembenuran (Hatchery)Teknologi budidaya yang dikembangkan di unit pembenuran (hatchery) CP Prima berorientasi kepada pencapaian kondisi benur yang prima dengan berpatokan pada penerapan biosecurity secara disiplin, penggunaan induk yang bebas penyakit, pertumbuhan cepat dan penggunaan probiotik yang bebas antibiotik.

Produksi tahun 2010 di unit pembenuran (hatchery) mencapai 11,5 miliar ekor benur dengan tingkat utilisasi kurang dari 60% dari total kapasitas. Rendahnya utilisasi ini dikarenakan menurunnya permintaan benur di awal tahun akibat adanya serangan virus di tambak-tambak yang ada di beberapa wilayah Indonesia termasuk pertambakan CP Prima yang masih dalam pemulihan budidaya. Walaupun demikian, utilisasi unit pembenuran di wilayah Jawa dan Sumatera Utara mendekati 100% dari kapasitasnya karena tingginya permintaan benur yang disebabkan kualitas benur yang kami hasilkan unggul, dan pertumbuhan benur ini hingga udang dapat terlihat dalam budidaya di tambak.

In carrying out shrimp aquaculture operations, CP Prima is supported by four units of frozen shrimp processing with capacity of 260 tons of raw shrimp fries per day. The operation of frozen shrimp processing units near the pond locations also delivers added value to producing the final frozen products of premium quality and highly cultivated shrimps. To date, CP Prima’s frozen shrimp processing unit has received international-quality certification including ISO 22000: 2005, Aquaculture Certification Council (ACC) and the Global GAP.

Hatchery UnitThe shrimp cultivation technology developed in CP Prima’s hatchery unit is targeted at achieving premium quality of fries through a disciplined application of a biosecurity system that utilizes waste-disinfection fry, that grows vastly and includes antibiotic-free probiotics use.

In 2010, CP Prima’s hatchery units produced 11.5 billion shrimp fries with a utilization rate of less than 60% of total capacity. This low utilization level was due to the declining demand for fries in early 2010 as a result of the virus outbreak suffered by most shrimp ponds in Indonesia as well as CP Prima’s ponds, which were in a recovery phase. However, production of the Java and North Sumatra hatchery units was close to 100% capacity as a result of the high demand for fries produced by our ponds that are capable of being cultivated into premium quality shrimp.

Tinjauan Operasional Operational Review

Laporan Tahunan 2010 Annual Report36PT Central Proteinaprima Tbk

Tinjauan Operasional Operational Review

Pakan Ikan dan UdangCP Prima menggunakan bahan baku, vitamin dan material lainnya yang berkualitas serta melakukan berbagai aktivitas riset dan pengujian kualitas untuk menghasilkan produk akhir yang bermutu dan bernilai tinggi.

Pada Tahun 2010, total produksi pakan ikan CP Prima sebesar 321.000 ton, naik sekitar 3% dibandingkan tahun 2009. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk ikan yang dipercaya sebagai makanan yang sehat, dengan harga terjangkau serta menurunnya ikan hasil tangkapan.

Jumlah utilisasi mesin pabrik pakan ikan hampir mencapai 80%, namun utilisasi pabrik di Cikampek dan Sepanjang yang memiliki teknologi produksi pakan terapung (extruder) sudah mencapai di atas 80%. Hal ini disebabkan semakin tingginya minat pembudidaya ikan untuk menggunakan jenis pakan terapung karena dapat menurunkan rasio konsumsi pakan selama masa budidaya.

Agar dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi, maka pada tahun 2010 CP Prima menambah kapasitas pabrik pakan ikan dengan melakukan antara lain penambahan 1 unit extruder di Sepanjang, pengoperasian pabrik baru di Medan berkapasitas 6.950 ton dan penambahan kapasitas gudang pakan sebesar 4.000 ton di lokasi Sepanjang dan Cikampek.

Untuk pakan udang, produksinya juga mengalami kenaikan sebesar 3% dengan total produksi lebih dari 150.000 ton seiring dengan meningkatnya penjualan pasar domestik karena keunggulan kualitas pakan serta penguasaan pasar yang dimiliki. Utilisasi pabrik pakan udang di tahun 2010 menurun 1% dibandingkan 2009, dikarenakan menurunnya permintaan pakan di salah satu wilayah pertambakan CP Prima.

Dalam mengoperasikan pabrik pakan saat ini, tantangan yang paling utama adalah biaya energi yang meliputi listrik dan bahan bakar. Untuk menjawab tantangan ini, CP Prima melakukan pengontrolan yang ketat terhadap pemakaian bahan bakar dan listrik untuk setiap ton pakan yang diproduksi dan melakukan konversi teknologi mesin pengering (dryer) berbahan bakar solar ke batu bara dan gas serta memaksimalkan utilisasi mesin-mesin berkapasitas tinggi yang konsumsi listriknya rendah

Budidaya UdangTahun 2010 merupakan tahun pemulihan budidaya akibat serangan virus IMNV sejak awal triwulan kedua tahun 2009 yang menyebabkan turunnya produksi udang secara signifikan. Dalam pemulihan budidaya, CP Prima melakukan penyesuaian SOP (Standard Operating Procedures) budidaya dan bekerja sama dengan para ilmuwan dunia untuk melakukan penelitian mengenai virus IMNV.

Fish and Shrimp FeedCP Prima has been using raw materials, vitamins and other quality materials and has been also conducting various research and examination activities prior to its final production of its premium quality shrimps.

Compared to 2009, total production of fish feed recorded a 3% increase to 321,000 tons in year 2010. The increase was in line with the increasing public demand for fish products believed to be healthy and affordable and good for reducing fishing activity.

The utilization level of fish feed mill machines was near 80%, while the Cikampek factory utilization and floating feed production technology (extruder) reached above 80%. This was due to the increasing interest of fish farmers in using a float type feeding approach, which can reduce the feed consumption ratio during the cultivation period.

In meeting the growing market demand, CP Prima increased its fish feed mill’s capacity by adding one extruder in Sepanjang, opening the new Medan plant with a capacity of 6,950 tons and by boosting the warehouse capacity to 4,000 tons of shrimp feed in Sepanjang and Cikampek locations.

The shrimp feed production also increased by 3% and recorded more than 150,000 tons of production, driven by the increasing domestic market sales caused primarily by the premium quality of the shrimp feed in addition to CP Prima’s market share domination. Utilization of the shrimp feed mill in 2010 was 1% lower than 2009, due to the decline in demand for feed in one of CP Prima’s aquaculture areas.

In operating the feed mill at this time, the main challenge is the cost of energy, including electricity and fuel. To answer this challenge, CP Prima strictly controls fuel and electricity consumption for each ton of feed produced and the conversion technology. Measures include dryer diesel to coal and gas as well as maximizing the utilization of high capacity machines that consume low power.

Shrimp Farming2010 was a year of recovery due to the attack of the IMNV virus in the second quarter of 2009, which caused a sharp decline in shrimp production. In the cultivation of recovery, CP Prima adjusted its SOP (Standard Operating Procedures) cultivation and cooperating with world scientists to conduct research on the IMNV virus.

37Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Tinjauan Operasional Operational Review

Di samping upaya pemulihan budidaya, CP Prima juga melanjutkan program revitalisasi tambak di Aruna Wijaya Sakti (AWS) yang dilakukan secara bertahap yaitu memperbaiki tambak yang belum bisa produksi menjadi tambak yang dapat dibudidayakan. Revitalisasi tersebut sampai tahun 2010 telah mencapai 98% dan sudah rampung seluruhnya di awal tahun 2011.

Jumlah produksi udang mencapai 9.931 ton di triwulan pertama dan 9.900 ton di triwulan kedua. Sebagai hasil dari upaya pemulihan budidaya dan revitalisasi tambak di AWS, produksi udang mengalami peningkatan di triwulan ketiga menjadi 13.228 ton dan terus meningkat di triwulan keempat menjadi 18.342 ton. Sehingga keseluruhan produksi udang di tahun 2010 mencapai 51.401 ton.

Menurunnya volume produksi berdampak pada meningkatnya biaya produksi terutama biaya tetap (fixed cost). Untuk menjaga biaya produksi terjaga, maka perusahaan melakukan efisiensi biaya di segala bidang, salah satunya adalah mengoptimalkan penggunaan listrik baik untuk budidaya maupun kebutuhan penerangan.

Pengolahan Udang BekuDi tahun 2010, jumlah produksi udang beku mengalami penurunan sebesar 23% dari 39.501 ton di tahun 2009 menjadi 30.479 ton. Adapun penjualan ekspor udang beku di tahun 2010 juga mengalami penurunan sebesar 22% dari 36.342 ton di tahun 2009 menjadi 28.422 ton di tahun 2010.

Akibat dari penurunan produksi udang beku, maka utilisasi mengalami penurunan 9% dari 60% di tahun 2009 menjadi 51% di tahun 2010, yang dikarenakan turunnya produksi udang budidaya yang masih dalam masa pemulihan.

Untuk meningkatkan daerah pemasaran, maka dilakukan studi pangsa pasar di negara-negara Asia Pasifik dengan tujuan persiapan penetrasi pangsa pasar. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melakukan promosi dan pameran perdagangan internasional produk udang beku CP Prima di berbagai event internasional antara lain Boston Seafood Exhibition dan Brussel Seafood Show.

Dalam rangka memperkenalkan CP Prima yang lebih luas sebagai perusahaan yang mengutamakan program sustainability dalam memproduksi udang kepada pelanggan-pelanggan dari Eropa dan Amerika yang tergabung di dalam Aquaculture Stewardship Council (ASC), maka CP Prima ikut di dalam acara Shrimp Dialogue yang disponsori oleh World Wide Fund (WWF).

Apart from the crop recovery efforts, CP Prima also continued its revitalization program of Aruna Wijaya Sakti (AWS) ponds by boosting the pond’s production level. Up to 2010, 98% had been completed and the rest was been completed in early 2011.

In the first and second quarter of 2010, total shrimp production recorded 9,931 tons and 9,900 tons, respectively. Moreover, as a result of the ongoing aquaculture recovery efforts and revitalization of the AWS ponds, the shrimp production increased in the third quarter to 13,228 tons and continued to increase in the fourth quarter to 18,342 tons. In total, the shrimp production reached 51,401 tons in 2010.

The declining volume of production has directly impacted the rising cost of production, mainly fixed costs. To keep steady production costs, the company initiated cost efficiency measures throughout all business aspects, one of which was to optimize the use of electricity needed for either cultivation and lighting support.

Frozen Shrimp ProcessingProduction of frozen shrimp decreased by 23% from 39,501 tons in 2009 to 30,479 tons in 2010. In parallel, sales of frozen shrimp exports also decreased by 22% from 36,342 tons in 2009 to 28,422 tons in 2010.

The decreasing production of frozen shrimp resulted in a decrease of utilization by 9%, from 60% in 2009 to 51% in 2010. The decline was mainly due to the declining shrimp aquaculture production during the recovery period.

On the marketing side, CP Prima carried out a best practices study for the Asia Pacific markets, which aimed to achieve better market penetration. Among others were promotion activities and participation in international trade exhibitions to market CP Prima’s frozen shrimp products in various international events such as the Boston Seafood Exhibition and Brussel Seafood Show.

To introduce CP Prima in a more comprehensive way, the Company prioritizes offering sustainable shrimp production programs for mainly European and American markets that are registered in the Aquaculture Stewardship Council (ASC). CP Prima participated in the Shrimp Dialogue event organized by the World Wide Fund (WWF).

Laporan Tahunan 2010 Annual Report38PT Central Proteinaprima Tbk

Tambak Inti Rakyat (TIR)Pola Kemitraan mengalami tantangan yang begitu besar pada tahun 2009 khususnya di CPB karena adanya serangan IMNV, selanjutnya pada akhir tahun 2010 telah mulai membaik. Sedangkan di WM dan AWS, kondisi budidaya pada tahun 2010 berkembang cukup baik.

Kondisi sosial masyarakat untuk wilayah CPB dan WM cukup kondusif sehingga dapat membantu pemulihan budidaya, hal ini terlihat dari adanya peningkatan produksi dari waktu ke waktu. Kondisi tersebut sangat berbeda dibandingkan dengan wilayah AWS yang masih kadang terjadi gejolak sosial yang berhubungan dengan masalah kemitraan di tahun 2010. Namun demikian, produksi udang di AWS juga mengalami peningkatan sesuai perkembangan revitalisasi.

Probiotik Untuk Budidaya Ikan dan UdangTambak dan air merupakan lingkungan yang penting untuk mencapai keberhasilan budidaya. Mutu lingkungan tambak dan kualitas air yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan dan udang yang dibudidayakan. Penggunaan probiotik sangat diperlukan agar mutu lingkungan tambak dan kualitas air dapat dijaga maupun diperbaiki. CP Prima memiliki produk-produk probiotik untuk ikan dan udang yang telah melalui riset yang mendalam untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas dan bernilai tinggi.

Penjualan probiotik di tahun 2010 sebesar 361,801 liter atau 16% lebih rendah dibandingkan tahun 2009, dikarenakan menurunnya tambak operasi akibat serangan virus di wilayah pertambakan CP Prima maupun tambak-tambak di luar perusahaan.

Sumber Daya ManusiaCP Prima menyadari bahwa keberhasilan suatu organisasi sangatlah bergantung pada SDM yang mengelolanya. Oleh karena itu, adalah hal yang penting untuk melakukan suatu proses perekrutan, pengembangan serta pemberian penghargaan secara tepat kepada SDM untuk kelangsungan organisasi.

Walaupun tahun 2010 merupakan tahun penuh tantangan bagi CP Prima, kami terus memberdayakan karyawan-karyawan yang ada melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan untuk pencapaian hasil yang optimal. Hingga akhir tahun 2010, CP Prima telah mempekerjakan lebih dari 9.800 karyawan yang kompeten di bidangnya masing-masing. Sistem yang diterapkan dalam pengelolaan karyawan adalah berdasarkan kompetensi teknis dan perilaku.

Tinjauan Operasional Operational Review

Plasma Nucleus Program (TIR)This kind of partnership scheme was hardly challenged due to the IMNV virus outbreak that attacked CPB ponds in 2009. At the end of 2010, the ponds started to recover, since WM and AWS ponds experienced a growing crop in 2010.

Likewise, CPB and WM experienced a more conducive condition in 2010 that helped their aquaculture systems recover, as indicated by the gradually increasing production level. These conditions were considered different from the AWS condition in which social upheavals and partnership conflicts were the major problems overcome during the year. However, AWS’s shrimp production has increased along with the revitalization undertakings.

Probiotics for Fish and Shrimp AquaculturePonds and water are two important factors in successful cultivation. The good quality ponds associated with high quality water can maintain an ecosystem and growth of cultivated fish and shrimp. The use of probiotics plays an important role in both quality pond and water system development, which can either be preserved or repaired. Through in-depth research, CP Prima produces probiotic products consisting of fish and shrimp needed to produce final products that are of premium quality and of high value.

In 2010, sales of probiotic products totaled 361.801 liters or 16% lower than 2009 figure. The decline was mainly due to lesser operation of aquaculture farming of CP Prima’s ponds as well as other non-CP Prima ponds, after the IMNV virus outbreak.

Human ResourcesCP Prima realizes that an organization’s success is highly dependent on its employees, who drive the entire Company’s management. Therefore, it is important to conduct a selective recruitment process and institute the right development and appraisal programs to achieve sustainable operation.

Despite all the challenges CP Prima had to deal with in 2010, the Company constantly empowered its employees by improving their skills and abilities in order to achieve optimal results.

By the end of 2010, CP Prima recruited more than 9,800 competent employees. The system being adopted is based on technical competence and behavior approach.

39Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

CP Prima menghargai SDM yang ada sebagai aset yang sangat berharga dan berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta meningkatkan kompetensi dari waktu ke waktu dengan memberikan pelatihan maupun seminar berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan.

Tinjauan Operasional Operational Review

CP Prima respects its people as its most valued assets. Hence the Company is committed to providing a safe and secure place for them to work, along with continuous competency development through training or seminars relating to the Company’s business development endeavors.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report40PT Central Proteinaprima Tbk

Komposisi Karyawan Menurut UsiaComposition of Employee Based on Age

2,358 ( 24.20%)

18 - 30

>50

41 - 50

31 - 40

180 (1.85)

2,000 (20.53%)

5,205 (53.42%)

8,444 (86.67%)

365 (3.75%)

2,639 (27.09%)

5,752 (59.04%)

525 (5.39%)562 (5.77%)200 (2.05%)12 (0.12%)

Tenaga Pelaksana Staff

Universitas & Pendidikan SetaraDiploma

SLTA & Pendidikan Setara

Lain - lain Other

Penyedia Supervisor

Manager

Direksi Directors

Vice President General manager

Komposisi Karyawan Menurut JabatanComposition of Employee Based on Rank Position

Komposisi Karyawan Menurut PendidikanComposition of Employee Based on Education

2010

2010

Tinjauan Operasional Operational Review

987 (10.13%)

2010

41Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKGood Corporate Governance

Laporan Tahunan 2010 Annual Report42PT Central Proteinaprima Tbk

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKGood Corporate Governance

The Company strives to apply these basic principles throughout all of its activities in the best interest of all its shareholders.

Application of Good Corporate Governance (GCG) within the Company is made on the basis of the principles of transparency, accountability, responsibility, independence and fairness. The Company strives to apply these basic principles throughout all of its activities in the best interest of all its shareholders.

The details of these five basic principles are as follows:

• Transparency refers to openness in terms of disseminatingCompany related information that are generally regarded to serve the interest of the shareholders.

• Independence seeks to ensure that the Company isprofessionally managed and free from conflicts of interest or interference / influence from any party that are not in accordance with rules and practices.

• Accountability refers to the clear separation of theCommissioners’ and Directors’ role and responsibilities.

• Responsibility is evident with adoption of risk managementthat provides early warning system throughout the Company’s activities as well as responsibility for social, environmental and development issues.

• Fairnessreferstoconsistentlystrivingtobefairandbalancedin accomplishing the shareholders rights based on prevailing rules and regulations.

CP Prima berusaha menerapkan seluruh prinsip dasar tersebut ke setiap kegiatan usaha CP Prima untuk mendapatkan keseimbangan bagi pemenuhan kepentingan seluruh pemegang saham.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan (GCG) di CP Prima dilandaskan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggung-jawaban, kemandirian dan kewajaran. CP Prima berusaha menerapkan seluruh prinsip dasar tersebut ke setiap kegiatan usaha CP Prima untuk mendapatkan keseimbangan bagi pemenuhan kepentingan seluruh pemegang saham.

Kelima prinsip dasar tersebut dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

• Transparansidilakukanmelaluiketerbukaaninformasiatashal-hal material dan relevan yang berhubungan dengan CP Prima untuk kepentingan shareholders.

• Kemandirian,dilakukanuntukmemastikanbahwaCPPrimadikelola secara profesional tanpa benturan kepentingandan bebas dari pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan praktik usaha yang tidak sehat.

• Akuntabilitas yangmengacupadapemisahanperandantanggung-jawab antara Komisaris dan Direksi.

• Pertanggung-jawaban ditunjukkan dengan penerapanmanajemen risiko yang memberikan early warning system dalam melakukan kegiatan usaha, serta tanggung-jawab terhadap isu-isu sosial, lingkungan dan pembangunan.

• Kewajarandalamhalinimengacupadakonsistensidalammemperhatikan keadilan dan kesetaraan untuk memenuhi hak-hak para shareholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report42PT Central Proteinaprima Tbk

43Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK Good Corporate Governance

GCG StructureThe Board of Commissionersn The Board of Commissioners is responsible for and mandated to monitor, recommend, and advise (as required) the Directors so as to ensure that the Company’s activities are in accordance with the Company’s Articles of Association, prevailing law and shareholders’ expectations.

The main tasks and responsibilities of the Board of Commissioners, as specified within the Company’s Articles of Association, are as follows:

• To monitor the Directors’ management and direction of theCompany and provide advise to the Board of Directors.

• To perform tasks specifically allocated to the Board ofCommissioners that are in accordance with the Articles of Association, prevailing government rules and regulations and/or based on the decision of the General Shareholders Meeting.

• Research and analyze the annual reports prepared by theBoard of Directors. As of 31 December 2010, the Company’s Board of Commissioners comprise of three members that comprise of the President Commissioner, Vice President Commissioner and an Independent Commissioner.

The Board of DirectorsThe Board of Directors are responsible for fully and prudently managing the Company on the basis of the prevailing rules needed to achieve the Company’s objectives.

Struktur GCGDewan KomisarisDewan Komisaris bertugas dan berkewajiban mengawasi, memberikan saran dan arahan (yang diperlukan) kepada Direksi untuk menjaga kegiatan CP Prima agar tetap berada pada jalur yang benar dan memenuhi harapan dari seluruh pemegang saham.

Segenap tugas dan tanggung jawab pokok Dewan Komisaris secaraumumditetapkansecaramenyeluruhdalamAnggaranDasar CP Prima, di antaranya adalah:

• Melakukan pengawasan atas jalannya kepengurusanCP Prima oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

• MelakukantugasyangsecarakhususdiberikankepadanyamenurutAnggaranDasar,Peraturanperundang-undanganyang berlaku dan / atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

• Menelitidanmenelaahlaporantahunanyangdipersiapkanoleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut. Per tanggal 31 Desember 2010, Dewan Komisaris CP Prima beranggotakan tiga orang, yang terdiri dari Komisaris Utama, Wakil Komisaris Utama dan Komisaris Independen.

DireksiDireksi bertanggung jawab penuh untuk mengelola CP Prima secara keseluruhan dengan penuh kehati-hatian dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam upaya pencapaian sasaran CP Prima.

43Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Laporan Tahunan 2010 Annual Report44PT Central Proteinaprima Tbk

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK Good Corporate Governance

The task and responsibility of the Director are specified in detail within the Company’s Articles of Association. The Board of Director’s main tasks are as follows:

• Manage the Company within the Company’s interest andpurposes and serve to lead in its capacity as the Company’s management.

• MaintainandmanagetheCompany’sassets.

As of 31 December 2010, the Board of Directors comprise of six members that consist of President Director, Vice President Director, Non-affiliate Director and three Directors.

The Audit CommitteeThe Company has formed the Audit Committee to assist the Board of Commissioners in evaluating, monitoring and ensuring that the Company’s internal and external audit processes are carried out according to plan and conform to best practice standards.

Audit Committee Recommended the management to increase the awarness of good corporate governance. Based on this, Committee Aduit Charter is developed that act as working guidance for Audit Committee.

The Audit Committee for the years then ended December 31, 2010, are as follows :

1. The Audit Committee has performed its duties to fully monitor the Company’s internal audit, management’s policies and the implementation of good corporate governance. The recommendations laid in the audit internal and external report on this audit results, including the operational audit plan to evaluate the management’s policies and the promote the Company’s efficiency and effectiveness in sustainable ways, are that they should be further optimalized.

2. The Audit Committee has reviewed the Company’s compliance with all prevailing capital market regulations and related regulations.

3. The Audit Committee has conducted meetings with the Commissioners and the Board of Directors to discuss the published financial report.

4. The Audit Committee has reviewed the implementation of the total remuneration package for the Board of Commissioners and the Board of Directors and has concluded that the procedures were in accordance with the Annual General Meeting of Shareholders.

Tugas dan tanggung jawab Direksi ditetapkan secara menyeluruh dalam Anggaran Dasar CP Prima. Tugas pokokDireksi adalah:

• Mengatur CP Prima untuk kepentingan dan tujuan CPPrima dan bertindak selaku pimpinan dalam kepengurusan tersebut.

• MemeliharadanmenguruskekayaanCPPrima.

Per tanggal 31 Desember 2010, Direksi terdiri dari enam orang, termasuk Direktur Utama, seorang Wakil Direktur Utama, seorang Direktur tidak Terafiliasi dan tiga anggota Direksi.

Komite AuditCP Prima telahmembentuk Komite Audit untukmembantuDewan Komisaris dalam mengevaluasi, memantau serta memastikan bahwa pelaksanaan audit internal maupun eksternal terhadap CP Prima dijalankan sesuai rencana dan berpedoman pada standar acuan terbaik.

Komite Audit mendorong manajemen Perseroan dalammeningkatkan kesadaran akan Tata Kelola Perusahaan. Atasdasar tersebut telah dibuat panduan kerja komite audit sebagai pedomanpelaksanaankerjayangdisebutPiagamAudit.

LaporanKomiteAudituntuktahunyangberakhir31Desember2010 adalah sebagai berikut :

1. Komite Audit telah melaksanakan tugasnya untuk memantau pengendalian internal secara menyeluruh, kebijakan manajemen dan penerapan tata kelola perusahaan. Rekomendasi laporan internal audit. dan eksternal audit atas hasil pemeriksaannya termasuk perencanaan audit operasional untuk mengevaluasi kebijakan manajemen dan mendorong efesiensi serta efektivitas perusahaan secara berkelanjutan perlu lebih dioptimalkan.

2.KomiteAudittelahmenelaahtingkatkepatuhanPerseroan terhadap peraturan pasar modal dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.

3. Komite Audit telah mengadakan rapat dengan Komisaris maupun dengan Direksi Perseroan terkait laporan keuangan yang dipublikasikan.

4. Komite Audit telah melakukan evaluasi atas paket remunerasi yang diterima anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan dinyatakan bahwa perusahaan telah melakukan paket tersebut sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham.

45Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Audit Committee MeetingIn 2009, the Audit Committee met 12 times and attended by all members of the Audit Committee, among other things to discuss audit goals and strategies with the Company’s internal and external Auditors,

and ascertain that the assignment and work of the external Auditors do not harbor any potential conflict of interest with the audit objective. As of December 2010, the composition of the Audit Committee are as follows:

Chairman : Djoko Muhammad BasoekiMember : Drs. Suroso, Ak. Hendra Nur Salman, SE, MMThe profile of the Audit Committee are presented on page 47 of this annual report.

Board Meetings To effectively evaluate business targets and discuss issues related with the Company’s growth, the Board of Commissioners and the Board of Directors convenes the Board Meetings. These meetings are either internal meetings of the Commissioners, internal meetings of the Directors, or joint meetings between members of the Boards of Commissioners and the Board Directors with related parties.The Board of Commissioners Meeting is convened at any time deemed necessary by the President Commissioner or one or more Commissioner, or on the basis of a written request from the Directors or one or more Shareholders who jointly represent at least 1/10 (one tenth) of the Company’s total outstanding shares. In 2010, The Board of Commissioners convened 12 meetings and attended by all members of the Board of Commissioners.

Meanwhile, the Board of Directors Meeting is convened at any time deemed necessary at the request of one or more Directors or on the basis of a written request from a Commissioner, who specifies the matters for discussion before the meeting. In 2010, The Board of Directors convened 12 meetings and attended by all members of the Board of Directors.

Board RemunerationFor their services, members of the Board of Commissioners and Board of Directors receive a remuneration package that includes salaries, bonuses and other benefits. In 2010, salaries and other compensation benefits incurred for the Company’s and Subsidiaries’ Commissioners and Directors amounted to Rp. 29.3 billion.

External AuditorsThe Company has appointed Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan as the external auditors for the Company’s financial statements for the year ending 31 December 2010. The

Rapat Komite AuditPadatahun2010,KomiteAuditmelakukanrapatsebanyak12kalidandihadiriolehseluruhanggotaKomiteAudit,antaralainuntukmembahas tujuandan strategi auditbersamaAuditor internal maupun eksternal,

serta untuk memastikan bahwa penunjukkan dan pekerjaan Auditoreksternaltidakmengandungkemungkinanbenturankepentingan terhadap tujuan audit. Sampai dengan akhir Desember 2010, komposisi Komite Audit adalah sebagaiberikut:

Ketua :DjokoMuhammadBasoekiAnggota :Drs.Suroso,Ak. HendraNurSalman,SE,MMProfildariKomiteAuditdisajikanpadahalaman47darilaporantahunan ini.

Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Dalam rangka mengevaluasi sasaran bisnis dan mendiskusikan masalah tertentu yang berkenaan dengan perkembangan CP Prima, Dewan Komisaris dan Direksi mengadakan pertemuan-pertemuan. Pertemuan tersebut bisa merupakan pertemuan internal Dewan Komisaris, internal Direksi, atau pertemuan Dewan Komisaris dan Direksi dengan pihak-pihak terkait.Rapat Dewan Komisaris diadakan sewaktu-waktu bila dianggap perlu oleh Komisaris Utama, seorang atau lebih anggota Komisaris, permintaan tertulis Direksi dan permintaan tertulis seorang atau lebih pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (sepersepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham CP Prima yang beredar. Pada tahun 2010, Dewan Komisaris melangsungkan 12 kali pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

Sedangkan Rapat Direksi diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang anggota Komisaris dengan menyampaikan materi yang akan dibahas sebelum rapat. Pada tahun 2010, Direksi melangsungkan 12 kali pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota Direksi.

Komite RemunerasiDalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dan Direksi berhak atas sejumlah remunerasi yang mecakup gaji, bonus dan tunjangan-tunjangan lainnya. Di tahun 2010, realisasi gaji dan tunjangan lainnya yang dialokasikan untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dan anak-anak perusahaannya berjumlah total Rp. 29,3 miliar.

Auditor EksternalCP Prima telah menunjuk Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono,Ade Fatma & Rekan sebagai Auditor eksternal atas laporankeuangan CP Prima untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember2010.Auditoreksternalbekerjasecaraindependen

Laporan Tahunan 2010 Annual Report46PT Central Proteinaprima Tbk

sertamelaksanakantugasnyaberdasarkanstandarprofesidanetika yang baku.Sekretaris PerusahaanSekretaris Perusahaan bertanggung-jawab langsung kepada Direksi, serta bertanggung-jawab atas ketersediaan dan penyampaian informasi mengenai CP Prima yang materialkepadaPemegangSaham,OtoritasPasarModal,MediaMassadan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Kegiatan Sekretaris Perusahaan antara lainmemperbaharui informasiseputar perkembangan CP Prima dan menyampaikannya kepada para shareholder CP Prima.

Pada tanggal 18 Desember 2008, Perseroan telah menunjuk AlbertSebastiansebagaiSekretarisPerusahaan.Beliauadalahwarga negara Indonesia. Tahun 1993, beliau meraih gelar Associate of Science Degree jurusan Business Administration dari Portland Community College dan kemudian di tahun 1995 beliau mendapat gelar Sarjana Ekonomi dari Portland StateUniversity,Portland,Oregon,AmerikaSerikat. Sebelumbergabung dengan CP Prima, beliau bekerja untuk Kantor Pusat Bank HSBC Indonesia di Jakarta untuk divisi Premier Banking Business, dan setelahnya bekerja untuk Kantor Pusat PermataBankdiDepartemenLayananPerbankanUsahaKecildanMenengah.

Informasi Mengenai CP PrimaInformasimengenaiCPPrimadapatdiperolehmelaluiKantorSekretaris Perusahaan di Kantor Pusat CP Prima pada jam kerja.Masyarakat jugadapatmemeperoleh informasi umummengenai CP Prima melalui situs resmi CP Prima pada www.cpp.co.id

external auditors independently perform their tasks based on the prevailing professional and ethical standards.Corporate SecretaryThe Corporate Secretary reports directly to the Board of Directors, and is responsible for preparing and disseminating material information about the Company to Shareholders, the Capital Market Authorities, Mass Media and other interested parties. The duties of the Corporate Secretary include updating information on the progress of the Company and disseminating this information to the Company’s shareholders.

For this purpose, the Company has appointed Albert Sebastian as Corporate Secretary on December 18, 2008. Albert Sebastian, an Indonesian citizen, earned his Associate of Science Degree in Business Administration from Portland Community College in 1993, then obtained his Bachelor of Economics Degree from Portland State University, Portland, Oregon, USA in 1995. Prior to joining CP Prima up to 2008, he worked for HSBC Indonesia Head Office in Jakarta in the Premier Banking Business, then he moved to Permata Bank Head Office in the Small Medium Enterprise Banking Department.

Information on the CompanyInformation on the Company and its subsidiaries is obtainable from the Corporate Secretary Office at the Company’s Headquarters during office hours. The public can also obtain general information about the Company from its official website at www.cpp.co.id

47Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

Djoko Muhammad BasoekiKetuaBeliau adalah warga negara Indonesia, lahir di Bondowosopada tanggal 7 Agustus 1942. Beliau meraih gelar SarjanaPeternakan dari Universitas Brawijaya pada tahun 1965 danmelanjutkan di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1975.BeliaupernahmenjabatbeberapaposisiManagerdiPTMegaMendung Mixed Farm dari tahun 1967 – 1971, kemudianbergabung dengan PT Charoen Pokphand Indonesia di tahun 1972sebagaiPenyelia(Supervisor)dari1972–1979.Sejakitubeliau sempat menduduki beberapa posisi penting di Charoen Pokphand Group termasuk di antaranya sebagai Direktur. Saat ini beliau adalah Komisaris Independen dan juga Ketua Komite AuditPerseroan.

Dr. Suroso, Ak.AnggotaBeliau adalah Warga Negara Indonesia, lahir di Tangerangpada tangga 1 Juni 1954. Beliau meraih gelar SarjanaEkonomidariUniversitasIndonesia,JakartadanmeraihgelarMagisterManajemen dari Universitas Persada IndonesiaYAI.Sebelumnya beliau sempat menjadi Commercial Partner untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Suryanto Gunawansejak1992–Desember2003danKAPDedyZeinirwanSantosasejaktahun2004–2007.Disaatyangbersamaan,beliaujugamerupakanDirekturUtamaSRManagementConsultantsejak1992, annggota komite audit PT Intraco Penta Tbk sejak tahun 2001,DosendiUniversitasSurapatisejak2006danAssociatePartneruntukKAP.LiastaSubakti&Partnersejaktahun2007.SaatinibeliauadalahAnggotaKomiteAuditPerseroan.

Hendra Nur SalmanAnggotaBeliau adalahWargaNegara Indonesia, lahir di Jakarta padatanggal 22May 1963. Beliaumeraihgelar SarjanaAkuntansidari Universitas Indonesia di tahun 1988 dan kemudian meraihgelarMagisterManajemendariPPMGraduateSchoolofManagement, Jakartadi tahun1999. Sebelumbergabungdengan CP Prima, beliau sempat menjabat sebagai AuditorSeniordiKantorAkuntanPublikDrs.Dharmawan&Co,sejak1987–1989,AkuntandiDivisiControllerDeutscheBankAGsejak1990–1993,KoordinatorKeuanganFdiAngsanaResort,Spa&Golf-BintanRiau,GroupBanyanTreeResortdari1999– 2001 dan General Manager Keuangan PT M2M Indonesiasejak2001-2004.Saatini,beliauadalahAnggotaKomiteAuditPerseroan.

KOMITE AUDITAudit Committee

Djoko Muhammad BasoekiChairmanIndonesian citizen, born in Bondowoso on August 7, 1942. He obtained a Bachelor’s degree in Animal Husbandry from Universitas Brawijaya in 1965 and Institut Pertanian Bogor in 1975. He previously held the position of Manager of PT Mega Mendung Mixed Farm from 1967 – 1971, and joined PT Charoen Pokphand Indonesia in 1972 as Supervisor from 1972 – 1979. Since then, he has held several key positions at Charoen Pokphand Group including Director. He is now an Independent Commissioner and Chairman of the Audit Committee of the Company.

Dr. Suroso, Ak.MemberIndonesian citizen, born in Tangerang on June 1, 1954. He obtained a Bachelor’s degree in Economy from University of Indonesia, Jakarta, and a Masters degree in Management from Persada Indonesia YAI University. Previously held positions as Commercial Partner of the Public Accountant Firm Drs. Suryanto Gunawan from 1992 – December 2003 and KAP Dedy Zeinirwan Santosa since 2004 – 2007. He concurrently served as Chairman of SR Management Consultant since 1992, a member of the audit committee of PT Intraco Penta Tbk since 2001, a Lecturer in Surapati University since 2006 and Associate Partner in KAP. Liasta Subakti & Partner since 2007. He is now an Audit Committee Member of the Company.

Hendra Nur SalmanMemberIndonesian citizen, born in Jakarta on May 22, 1963. He obtained a Bachelor’s degree in Accounting from the University of Indonesia in 1988 and a Masters degree in Management from the PPM Graduate School of Management, Jakarta, 1999. He had previously held the position of Senior Auditor of Public Accountant Firm of Drs. Dharmawan & Co, 1987 – 1989, Accounting Officer - Controller Division Deutsche Bank AG from 1990 – 1993, Financial Controller Angsana Resort, Spa & Golf - Bintan Riau, Group Banyan Tree Resort from 1999 – 2001 and General Manager Finance at PT M2M Indonesia from 2001-2004. He is now an Audit Committee Member of the Company.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report48PT Central Proteinaprima Tbk

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibility

PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) merupakan salah satu perusahaan yang mengoperasikan lokasi dengan luas puluhan ribu hektar yang dilengkapi fasilitas terlengkap dibandingkan dengan industri lainnya. Keunggulan dari potensi yang dimiliki CP Prima ini telah memungkinkan kami untuk menyertakan nilai dan manfaat tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bagian dari keseluruhan proses operasional perusahaan. Terlebih lagi terhitung sejak awal pendiriannya, CP Prima menyadari keberhasilan suatu usaha sering kali dapat terwujud berkat dukungan masyarakat di sekitarnya. Sebaliknya, masyarakat pun menyadari keberadaan CP Prima yang telah memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat.

Dalam menjalankan setiap kegiatan usaha, seluruh keputusan dan kebijakan dibuat berdasarkan praktek-praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Program CSR ini diwujudkan salah satunya melalui kepedulian terhadap masyarakat umum, konsumen, karyawan, serta lingkungan hidup, kesehatan dan keamanan. Sebagai bagian usaha CP Prima yang terintegrasi secara vertikal, para karyawan dan keluarga mereka tinggal di lokasi yang sama di wilayah operasional perusahaan dengan dilengkapi fasilitas seperti sekolah dasar, sekolah menengah, klinik kesehatan, tempat-tempat ibadah, balai kemasyarakatan, fasilitas rekreasi, layanan perbankan, pertokoan, dan pos polisi. Penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut kami pandang sebagai bagian dari proses integrasi vertikal dan sasaran efisiensi sekaligus bentuk investasi dalam menjaga kelangsungan usaha jangka panjang CP Prima.

PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima), operates a site with an area tens of thousands of hectares in size, which includes complete facilities compared to other industries. CP Prima’s advantages have allowed us to include the value and benefits of corporate social responsibility as part of the Company’s overall enterprise operational processes. Moreover, since its establishment, CP Prima has realized the success of a business can often be possible with the support of the surrounding community. CP Prima which has provided various benefits to the community, raising awareness of the Company’s existence.

In conducting any business activities, all decisions and policies made are based on the practices of Corporate Social Responsibility (CSR). The Company’s CSR program includes concern for the general public, customers, employees and the environment, and covers health and safety. As CP Prima is vertically integrated, our employees and their families live in the same location as the company’s operational areas, which are equipped with facilities such as primary schools, secondary schools, health clinics, places of worship, community halls, recreational facilities, banking services, shops, and postal police. We view the provision of these facilities as part of the process of vertical integration and achieving efficiency targets, as well as a form of investment in maintaining thelong-term survival of CP Prima.

49Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility

CP Prima also participates actively in various efforts to support environmental conservation. As of late 2010, CP Prima had replanted 5,950 hectares of mangroves. All subsidiaries of CP Prima have been involved in replanting mangrove trees and participating in the green belt movement. Efforts to replant mangrove land are valued as not only important for preventing erosion, , but also are important in providing a bulwark against seawater intrusion and a nursery ground for many fish larvae, and a habitat for other wildlife and a guard for the beach ecosystem. Preservation of coastal ecosystems by CP Prima is also a very important function, since these ecosystems serve as a biofilter against various aquatic environmental pollution, especially organic materials, so that water quality will remain well maintained.

One other step for CP Prima to protect mangrove forests from the threat of extinction due to strong sea waves is through the initiation of the Company’s Coastal Project.CP Prima’s efforts prove that companies are really paying attention to the environment, and are consistent with its responsibility in repairing, maintaining and saving the environment from the destruction of nature.

CP Prima has undertaken these various measures implemented to slow global warming,currently a matter of global attention. We should preserve the planet so that the generations after us can also enjoy it.

CP Prima juga berperan serta secara aktif dalam berbagai usaha untuk mendukung pelestarian lingkungan. Hingga akhir 2010, CP Prima telah melakukan penanaman kembali 5.950 hektar lahan bakau. Usaha penanaman kembali pohon bakau tersebut telah melibatkan seluruh anak perusahaan CP Prima untuk ambil bagian dari gerakan sabuk hijau. Usaha-usaha penanaman kembali lahan bakau ini dinilai tidak hanya penting untuk benteng abrasi, namun juga dapat berfungsi sebagai penahan intrusi air laut, sebagai nursery ground bagi berbagai larva ikan, sebagai habitat satwa lain, dan juga penjaga ekosistem pantai. Pelestarian ekosistem pantai yang dilakukan CP Prima juga sangatlah penting fungsinya sebagai biofilter berbagai pencemaran lingkungan perairan terutama bahan organik sehingga kualitas air akan tetap terpelihara dengan baik.

Salah satu langkah lainnya bagi CP Prima untuk melindungi hutan bakau dari ancaman kemusnahan terutama yang disebabkan oleh kuatnya terjangan gelombang laut adalah melalui inisiasi Proyek Pesisir Pantai (Coastal Project). Upaya yang dilakukan oleh CP Prima ini merupakan bukti bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan betul kelestarian lingkungan, dan konsisten terhadap tanggung jawabnya dalam memperbaiki, menjaga dan menyelamatkan lingkungan dari kerusakan alam.

CP Prima meyakini berbagai langkah yang dijalankan ini dapat ikut memperlambat laju pemanasan global yang saat ini menjadi perhatian dunia. Bumi beserta isinya haruslah kita jaga dan lestarikan sehingga generasi setelah kita dapat pula menikmatinya.

Laporan Tahunan 2010 Annual Report50PT Central Proteinaprima Tbk

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility

Through its CSR programs, CP Prima continues its commitment to creating a good reciprocal relationship with the local community through investment programs and community empowerment.Through the Community Development project, CP Prima supports improving the livelihoods of surrounding communities in an effort to achieve economic independence, as well as to generate sustainable income and to develop existing business. The program includes assistance with the training of shrimp farmers, and help with venture capital and micro finance to small and medium enterprises. CP Prima seeks to raise living standards and improve welfare for society, resulting in growth and prosperity together.

In addition to education and economic assistance, CP Prima also supports the development of public infrastructure, such as road improvements at various locations where the company is located. In terms of other social concerns, CP Prima through its subsidiaries has distributed hundreds of sacrificial animals on Eid al-Adha to underprivileged communities.

CP Prima has helped the victims of disasters, such as the flash flood disaster in Papua Wasior and the Merapi volcanic eruption in Central Java. This is more proof that CP Prima as a business entity is always committed to providing benefits to the community through CSR programs.

Dengan menjalankan berbagai kegiatan CSR, CP Prima terus menjalankan komitmennya untuk menciptakan hubungan timbal balik secara baik dengan masyarakat setempat melalui program investasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Melalui proyek Pengembangan Masyarakat, CP Prima mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar dalam upaya mencapai kemandirian ekonomi, juga untuk menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan dan untuk mengembangkan bisnis yang sudah ada. Program tersebut meliputi bantuan pelatihan bagi para petambak udang, bantuan modal usaha dan pembiayaan mikro untuk usaha kecil menengah. Para pemangku kepentingan CP Prima memberikan apresiasi atas perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat yang dihasilkan dari pertumbuhan dan kemakmuran bersama.

Di samping bantuan pendidikan dan ekonomi, CP Prima juga mendukung pengembangan prasarana umum seperti perbaikan jalan di berbagai tempat di mana lokasi perusahaan berada. Sedangkan dari segi kepedulian sosial lainnya, CP Prima melalui anak-anak perusahaannya telah membagikan ratusan ekor hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha kepada masyarakat kurang mampu.

CP Prima juga telah membantu meringankan para korban bencana, seperti bencana banjir bandang di Wasior Papua dan letusan gunung merapi di Jawa Tengah. Ini semakin membuktikan bahwa CP Prima sebagai entitas bisnis selalu berkomitmen untuk senantiasa memberikan manfaat kepada masyarakat luas melalui program-program CSR-nya.

51Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN TAHUNANResponsibility for Financial Statements and the Annual Report

The undersign declares that the Board of Commissioners and the Board of Directors are fully responsible for the content of the 2010 Annual Report of PT Central Proteinaprima Tbk. which includes the Financial Statement for the year ending 31 December 2010.

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas isi Laporan Tahunan PT Central Proteinaprima Tbk. tahun 2010, yang di dalamnya juga memuat Laporan Keuangan CP Prima untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010.

Achmad WahyudiDirektur Tidak Terafiliasi

Unaffiliated Director

Isman HariyantoDirektur Director

Hardian Purawimala WidjonarkoKomisaris Utama

President Commissioner

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Direksi Board of Directors

Franciscus AffandyWakil Komisaris Utama

Vice President Commissioner

Djoko Muhammad BasoekiKomisaris Independen

Independent Commissioner

Gunawan TaslimDirektur Director

Erwin SutantoDirektur Utama

President Director

mRT. Jimmy JoengDirektur Director

Mahar Atanta SembiringWakil Direktur UtamaVice President Director

Laporan Tahunan 2010 Annual Report52PT Central Proteinaprima Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIConsolidated Financial Statements

53Laporan Tahunan 2010 Annual Repor t

PT Central Proteinaprima Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIConsolidated Financial Statements

Laporan Tahunan 2010 Annual Report54PT Central Proteinaprima Tbk

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page has been intentionally left blank

Daftar Isi / Table of Contents

Laporan Auditor Independen / Independent Auditors’ Report

Halaman / Page Laporan Keuangan Konsolidasian / Consolidated Financial Statements Neraca Konsolidasian / Consolidated Balance Sheets 1 - 3 Laporan Laba Rugi Konsolidasian / Consolidated Statements of Income 4 - 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian / Consolidated Statements of Changes in Equity 6 - 7 Laporan Arus Kas Konsolidasian / Consolidated Statements of Cash Flows 8 - 9 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian / Notes to Consolidated Financial Statements 10 – 103

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

1

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED BALANCE SHEETS Per 31 Desember 2010 dan 2009 As of 31 December 2010 and 2009 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai per Saham) (Expressed in Millions of Rupiah, Except Value per Share) Catatan/ 2010 2009 Notes

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2c,4,27 242.081 227.225 Cash and cash equivalents Piutang 2d,2o,27 Accounts receivable Usaha Trade Pihak ketiga 5 1.498.691 1.600.465 Third parties Pihak hubungan istimewa 2e,5,7a 1.358 1.479 Related parties Lain-lain Others Pihak ketiga 6,25a 628.615 487.692 Third parties Persediaan 2f,8,12 1.401.367 1.440.128 Inventories Uang muka, pajak dan biaya Advances, prepaid tax dibayar dimuka 2g 165.359 210.925 and expenses Deposito yang terbatas penggunaannya 27 25.124 26.395 Restricted deposit 3

JUMLAH ASET LANCAR 3.962.595 3.994.309 TOTAL CURRENT ASSETS

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Piutang pihak hubungan istimewa 2e,7c 39.511 41.479 Due from related party Aset pajak tangguhan - bersih 2r,14c 262.108 152.076 Deferred tax assets - net Penyertaan saham 2b,9 60.790 50.226 Investments in shares of stock Aset tetap - setelah dikurangi Property, plant and equipment - net akumulasi penyusutan sebesar of accumulated depreciation of Rp 1.149.389 pada tahun 2010 dan Rp 1,149,389 in 2010 and Rp 845.143 pada tahun 2009 2h,10,12 3.655.030 4.005.372 Rp 845,143 in 2009 Goodwill - setelah dikurangi Goodwill - net of accumulated akumulasi amortisasi sebesar amortization of Rp 8.699 pada tahun 2010 dan Rp 8,699 in 2010 and Rp 6.473 pada tahun 2009 2k,3 35.818 37.542 Rp 6,473 in 2009 Tagihan pajak 2r,14b 241.395 242.574 Claims for tax refund Aset tidak lancar lain-lain, bersih 2i,11,27 176.197 178.427 Non-current assets – others, net

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 4.470.849 4.707.696 TOTAL NON-CURRENT ASSETS

JUMLAH ASET 8.433.444 8.702.005 TOTAL ASSETS

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

2

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan) CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued) Per 31 Desember 2010 dan 2009 As of 31 December 2010 and 2009 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai per Saham) (Expressed in Millions of Rupiah, Except Value per Share) Catatan/ 2010 2009 Notes

KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Hutang obligasi 2o,2x,16,23,27 2.896.408 - Bonds payable Hutang bank jangka pendek 8,10,12,25b,27 1.091.451 1.154.409 Short-term bank loans Hutang Accounts payable Usaha 8,13,27 Trade Pihak ketiga 536.640 460.555 Third parties Pihak hubungan istimewa 2e,7b 33.858 48.060 Related parties Lain-lain Others Pihak ketiga 293.377 150.936 Third parties Hutang pajak 2r,14a 27.169 17.087 Taxes payable Beban masih harus dibayar 16,27 568.828 255.434 Accrued expenses Bagian pinjaman jangka panjang 2l Current portion of yang jatuh tempo dalam satu tahun 15,27 long-term debts Kewajiban sewa pembiayaan 2h 8.292 6.871 Financial lease Hutang lain-lain - 8.446 Others

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 5.456.023 2.101.798 TOTAL CURRENT LIABILITIES KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES Hutang pihak hubungan istimewa 2e,7c,27 188.231 165.637 Due to related parties Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2r,14c 1.334 2.819 Deferred tax liabilities - net Pinjaman jangka panjang, setelah 2l Long-term debts, dikurangi bagian yang jatuh tempo 15,27 net of current dalam satu tahun portion Kewajiban sewa pembiayaan 2h 5.422 14.934 Financial lease Hutang lain-lain 13.487 16.450 Others Hutang obligasi 2o,2x,16,27 - 3.019.237 Bonds payable Kewajiban diestimasi atas imbalan Estimated liabilities for employees’ kerja karyawan 2u,24 184.810 160.940 benefits

JUMLAH KEWAJIBAN TOTAL NON- CURRENT TIDAK LANCAR 393.284 3.380.017 LIABILITIES JUMLAH KEWAJIBAN 5.849.307 5.481.815 TOTAL LIABILITIES BAGIAN MINORITAS ATAS ASET MINORITY INTERESTS IN NET BERSIH ANAK PERUSAHAAN ASSETS OF CONSOLIDATED YANG DIKONSOLIDASI 2b,2e 9.507 9.639 SUBSIDIARIES

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

3

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan) CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued) Per 31 Desember 2010 dan 2009 As of 31 December 2010 and 2009 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai per Saham) (Expressed in Millions of Rupiah, Except Value per Share) Catatan/ 2010 2009 Notes

EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal Rp 100,- Share capital - Rp 100,- par value per saham per share Modal dasar 80.000.000.000 lembar saham Authorized - 80,000,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor penuh - Issued and fully paid - 40.470.734.746 lembar saham 1b,17 4.047.073 4.047.073 40,470,734,746 shares Tambahan modal disetor - bersih 2t,17 96.922 96.922 Additional paid-in capital - net Selisih transaksi perubahan Difference in equity transactions ekuitas Anak Perusahaan 2b 256.316 256.316 of Subsidiaries Selisih nilai transaksi Difference in value of restructuring restrukturisasi entitas transactions of entities under sepengendali 2b,3 (1.201.058) (1.201.058) common control Selisih kurs atas penjabaran Exchange rates differences due to laporan keuangan 2b,2e,2n 2.368 2.807 financial statement translation Saldo laba (defisit) Retained earnings (deficit) Telah ditentukan penggunaannya 100 100 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya (627.091) 8.391 Unappropriated

JUMLAH EKUITAS 2.574.630 3.210.551 TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITIES

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 8.433.444 8.702.005 AND EQUITY

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

4

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal For the years ended 31 Desember 2010 dan 2009 31 December 2010 and 2009 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai per Saham) (Expressed in Millions of Rupiah, Except Value per Share) Catatan/ Notes 2010 2009

PENJUALAN BERSIH 2m,7a,18,19 6.243.876 6.832.754 NET SALES BEBAN POKOK PENJUALAN 2f,2m,7b,20 5.584.204 5.996.638 COST OF GOODS SOLD

LABA KOTOR 659.672 836.116 GROSS PROFIT BEBAN USAHA 2m,10a,21 OPERATING EXPENSES

Penjualan 470.617 449.312 Selling Umum dan administrasi 24 539.637 576.570 General and administrative

Jumlah Beban Usaha 1.010.254 1.025.882 Total Operating Expenses LOSS RUGI USAHA 18 (350.582) (189.766) FROM OPERATIONS PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES)

Penghasilan bunga 7c 3.860 6.291 Interest income Amortisasi goodwill 3 ,2k (2.226) (2.093) Amortization of goodwill Beban keuangan 2e,12,15,16,23 (410.331) (466.702) Financing cost Laba selisih kurs dan Gain on foreign exchange beban swap - bersih 2n,2o,22 151.811 563.819 and swap cost - net Gain (loss) on sale of property, Laba (rugi) penjualan aset tetap 10 41.138 (65) plant and equipment Lain-lain - bersih 2m,6 (178.429) (121.864) Others - net

Beban Lain-lain - bersih (394.177) (20.614) Other Charges - net Bagian Laba Bersih Equity In Net Earnings

Perusahaan Asosiasi - bersih 2b 13.374 6.601 of Associates - net

RUGI SEBELUM LOSS PAJAK PENGHASILAN (731.385) (203.779) BEFORE INCOME TAX

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK INCOME TAX EXPENSE (BENEFIT)

Tahun Berjalan 2r,14b 15.746 17.946 Current Tangguhan 2r,14c (111.517) (4.570) Deferred

Beban (Penghasilan) Pajak - bersih 2r,14c (95.771) 13.376 Income Tax Expense (Benefit) - net

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

5

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN (lanjutan) CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME (continued) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal For the years ended 31 Desember 2010 dan 2009 31 December 2010 and 2009 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai per Saham) (Expressed in Millions of Rupiah, Except Value per Share) Catatan/ Notes 2010 2009

RUGI SEBELUM BAGIAN LOSS BEFORE MINORITAS ATAS LABA MINORITY INTERESTS IN NET BERSIH ANAK PERUSAHAAN INCOME OF CONSOLIDATED KONSOLIDASIAN (635.614) (217.155) SUBSIDIARIES BAGIAN MINORITAS ATAS MINORITY INTERESTS IN RUGI (LABA) BERSIH NET LOSS (INCOME) ANAK PERUSAHAAN OF CONSOLIDATED KONSOLIDASIAN 2b,2e 132 (16) SUBSIDIARIES

RUGI BERSIH (635.482) (217.171) NET LOSS

RUGI PER BASIC LOSS SAHAM DASAR 2s, 17 (15,7) (5,4) PER SHARE RUGI PER DILUTED LOSS SAHAM DILUSIAN 2s, 17 (15,4) (5,2) PER SHARE

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

6

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. AND SUBSIDIARIES LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 For the years ended 31 December 2009

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah) (Expressed in Millions of Rupiah)

Selisih Nilai Transaksi Modal Saham Tambahan Selisih Transaksi Restrukturisasi Ditempatkan dan Modal Disetor Perubahan Ekuitas Entitas Sepengendali / Selisih Kurs atas Penjabaran Saldo Laba / Jumlah Disetor Penuh / Bersih / Anak Perusahaan / Difference in Value Laporan Keuangan / Retained Earnings Ekuitas / Issued and Additional Difference in Equity of Restructuring Exchange Rates Differences Telah Ditentukan Belun Ditentukan Total Equity Fully Paid Paid-in Transactions Transactions of Entities Due to Financial Statement Penggunaannya / Penggunaannya / Share Capital Capital, Net of Subsidiaries under Common Control Translation Appropriated Unappropriated

Saldo, 1 Januari 2009 / Balance, January 1, 2009 3.959.863 100.757 256.316 (1.201.058) 1.695 100 225.562 3.343.235 Konversi waran / Conversion of warrant 87.210 (3.835) - - - - - 83.375 Rugi bersih / Net loss - - - - - - (217.171) (217.171) Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan / Exchange rate differences due to financial statements translation - - - - 1.112 - - 1.112

Saldo, 31 Desember 2009 / Balance, 31 December 2009 4.047.073 96.922 256.316 (1.201.058) 2.807 100 8.391 3.210.551

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

7

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. AND SUBSIDIARIES LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY (continued) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 For the years ended 31 December 2010

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah) (Expressed in Millions of Rupiah)

Selisih Nilai Transaksi Modal Saham Tambahan Selisih Transaksi Restrukturisasi Ditempatkan dan Modal Disetor Perubahan Ekuitas Entitas Sepengendali / Selisih Kurs atas Penjabaran Saldo Laba (Defisit) / Jumlah Disetor Penuh / Bersih / Anak Perusahaan / Difference in Value Laporan Keuangan / Retained Earnings (Deficit) Ekuitas / Issued and Additional Difference in Equity of Restructuring Exchange Rates Differences Telah Ditentukan Belun Ditentukan Total Equity Fully Paid Paid-in Transactions Transactions of Entities Due to Financial Statement Penggunaannya / Penggunaannya / Share Capital Capital, Net of Subsidiaries under Common Control Translation Appropriated Unappropriated

Saldo, 1 Januari 2010 / Balance, 1 January 2010 4.047.073 96.922 256.316 (1.201.058) 2.807 100 8.391 3.210.551 Rugi bersih / Net loss - - - - - - (635.482) (635.482) Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan / Exchange rate differences due to financial statements translation - - - - (439) - - (439)

Saldo, 31 Desember 2010 / Balance, 31 December 2010 4.047.073 96.922 256.316 (1.201.058) 2.368 100 (627.091) 2.574.630

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

8

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal For the years ended 31 Desember 2010 dan 2009 31 December 2010 and 2009

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah) (Expressed in Millions of Rupiah) Catatan / 2010 2009 Notes

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERASI OPERATING ACTIVITIES

Penerimaan dari pelanggan 6.345.822 6.985.358 Cash receipts from customers Pembayaran kepada pemasok Cash payments to suppliers dan karyawan (5.970.042) (6.437.803) and employees

Kas yang diperoleh dari Cash provided by aktivitas operasi 375.780 547.555 operating activities

Penerimaan dari (pembayaran untuk): Receipts from (payments for): Penghasilan bunga 3.860 10.623 Interest income

Pajak penghasilan (48.535) (59.177) Income tax Beban keuangan (70.382) (275.575) Financing cost

Kegiatan operasional lainnya (142.060) (52.208) Other operating activities

Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Provided by Aktivitas Operasi 118.663 171.218 Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES

Hasil penjualan Proceeds from sale of property, aset tetap 104.374 20.467 plant and equipment Akuisisi Anak Perusahaan - (8.037) Acquisition of Subsidiary Perolehan Acquisitions of property, aset tetap 10b (135.027) (350.153) plant and equipment Hasil penjualan saham Proceeds from disposal on perusahaan asosiasi 280 - shares of associate company

Kas Bersih yang Digunakan untuk Net Cash Used in Aktivitas Investasi (30.373) (337.723) Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES

Penerimaan dari: Receipts from: Hutang bank jangka pendek 12 354.816 491.121 Short-term bank loans Pihak hubungan istimewa 65.950 37.694 Related parties Pinjaman jangka panjang 15 - 20.418 Long-term debts

Pembayaran untuk: Payments for: Hutang bank jangka pendek 12 (399.497) (402.652) Short-term bank loans Pihak hubungan istimewa (72.466) (29.512) Related parties Hutang bank jangka panjang (10.488) - Long-term bank loans Hutang sewa pembiayaan (6.951) (6.185) Financial lease

Penerimaan dividen kas dari Cash dividend received from perusahaan asosiasi 2.622 - associate company Penempatan deposito yang Placement of dibatasi penggunaannya (2.569) (30.431) restricted deposit Tambahan modal - bersih 17 - 83.375 Additional paid in capital - net

Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Provided by (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (68.583) 163.828 (Used in) Financing Activities

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

See accompanying notes to consolidated financial statements, which form an integral part of these consolidated financial statements.

9

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal For the years ended 31 Desember 2010 dan 2009 31 December 2010 and 2009 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) (Expressed in Millions of Rupiah) Catatan/ 2010 2009 Notes

KENAIKAN (PENURUNAN) NET INCREASE (DECREASE) BERSIH KAS DAN IN CASH AND SETARA KAS 19.707 (2.677) CASH EQUIVALENTS Dampak selisih kurs atas kas Effect of exchange rate difference on dan setara kas (4.851) (18.969) cash and cash equivalents KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 227.225 248.871 AT BEGINNING OF YEAR

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 242.081 227.225 AT END OF YEAR Kas dan setara kas pada akhir tahun Cash and cash equivalents at end of terdiri dari: the year consist of:

Kas dan bank 233.887 226.725 Cash on hand and in banks Deposito 8.194 500 Deposits

Jumlah 242.081 227.225 Total AKTIVITAS YANG TIDAK ACTIVITY NOT AFFECTING MEMPENGARUHI ARUS KAS CASH FLOWS Penambahan Additions of property, aset sewa plant and equipment pembiayaan 10 516 - under financial lease

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian Notes to consolidated financial statements (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

10

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum a. Establishment of the Company and General Information

PT Central Proteinaprima Tbk. (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 30 April 1980 berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan dicatatkan melalui Akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No. 59. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA5/281/9 tanggal 21 Mei 1981 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 12, tanggal 9 Februari 1990, Tambahan No. 494. Berdasarkan Akta Notaris No. 7 oleh Fathiah Helmi, S.H., tanggal 4 Oktober 2004, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. 26417 HT.01.04 TH 2004 tanggal 22 Oktober 2004, Perusahaan mengubah status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup. Perubahan status Perusahaan disahkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui surat No. 91/V/PMA/2004, pada tanggal 28 September 2004. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 73 tanggal 29 Mei 2008 oleh Yulia S.H., yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-31339.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 9 Juni 2008, Perusahaan telah mengubah Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007. Selanjutnya Anggaran Dasar Perusahaan diubah dengan Akta Notaris No. 20 tanggal 9 Desember 2008 oleh Yulia, S.H. sehubungan dengan perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK No.IX.J.1 yang telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Umum (Sisminbakum) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-25165 tanggal 12 Desember 2008.

PT Central Proteinaprima Tbk. (the Company) was established in Indonesia on 30 April 1980 based on the Domestic Capital Investment Law No. 6 year 1968, as amended by Law No. 12 year 1970, as registered through Notarial Deed No. 59 of Drs. Gde Ngurah Rai, S.H. The Deed of Establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. YA5/281/9 dated 21 May 1981, and was published in the State Gazette No. 12, dated 9 February 1990, Supplement No. 494. Based on Notarial Deed No. 7 of Fathiah Helmi, S.H., on 4 October 2004, which was approved by Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. 26417 HT.01.04 TH 2004 dated 22 October 2004, the Company changed its status from public company into private company. This change had been approved by the Investment Coordinating Board (BKPM) through its letter No. 91/V/PMA/2004, dated 28 September 2004. Based on the Company’s Extraordinary Shareholders’ General Meeting as notarized by Notarial Deed No. 73 dated 29 May 2008 of Yulia, S.H., which was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-31339.AH.01.02.Year 2008 dated 9 June 2008, the Company has changed its Articles of Association to comply with Limited Liability Company Law No. 40 Year 2007. Subsequently the Articles of Association were amended by Notarial Deed No. 20 dated 9 December 2008 of Yulia S.H in relation with amendment of the whole Articles of Association to comply with Bapepam-LK Regulation No.IX.J.1 which has already been received and recorded in Sistem Administrasi Badan Hukum Umum (Sisminbakum) Department of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-25165 dated 12 December 2008.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

11

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)

a. Establishment of the Company and General Information (continued)

Perubahan terakhir atas Anggaran Dasar Perusahaan dimuat dalam Akta Notaris No. 5 tanggal 2 Desember 2009 oleh Iswandi, S.H., pengganti Yulia, S.H., sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dalam rangka hak opsi pengkonversian waran (Catatan 17) yang penerimaan pemberitahuannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-22933 tanggal 16 Desember 2009.

The most recent amendment to the Company’s Articles of Association was documented in Notarial Deed No. 5 dated 2 December 2009 of Iswandi, S.H., substitute notary for Yulia, S.H., regarding the increase of issued and fully paid share capital as a result of warrant conversion (Note 17) which notification has been received and recorded by Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia with its Acknowledgement Letter of Amended Articles of Association No. AHU-AH.01.10-22933 dated 16 December 2009.

Kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang pertambakan udang terpadu, produksi dan perdagangan pakan udang dan pakan ikan; serta penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan berkantor pusat di Wisma GKBI Lt. 19, Jalan Jend. Sudirman No. 28, Jakarta, dengan lokasi tambak udang di Lampung, sedangkan lokasi pabrik di Surabaya, Sidoarjo dan Medan.

The Company is engaged in integrated shrimp farming, production and sale of shrimp and fish feeds; and equity investment in other companies. The Company’s head office is located at Wisma GKBI 19th Floor, Jalan Jend. Sudirman No. 28, Jakarta, and its shrimp farms are located in Lampung, while plants are located in Surabaya, Sidoarjo and Medan.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1980.

The Company started its commercial operations on 18 August 1980.

Perusahaan dan Anak Perusahaan termasuk dalam kelompok perusahaan Charoen Pokphand.

The Company and Subsidiaries belong to the Charoen Pokphand group of companies.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan b. Public Offerings of the Company’s shares

Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 1 juta sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan harga penawaran sebesar Rp 4.000 (Rupiah penuh) per saham. Berikut transaksi permodalan Perusahaan sejak penawaran umum perdana hingga saat ini :

In 1990, the Company offered 1 million of its shares with par value of Rp 1,000 (full amount) per share to the public through the Indonesia Stock Exchange (previously Jakarta Stock Exchange) at the offering price of Rp 4,000 (full amount) per share. Since then, the Company has conducted the following share capital transactions :

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

12

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan) b. Public Offerings of the Company’s Shares (continued)

Tahun/ Keterangan/ Jumlah Saham yang Year Description Beredar Setelah Transaksi/ Outstanding Shares After the Transaction

1991 Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu / Limited Public Offering I with Pre-emptive Rights 9.600.000 1993 Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu / Limited Public Offering II with Pre-emptive Rights 38.400.000 1994 Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 1 saham lama berhak untuk memperoleh 3 saham baru / Issuance of bonus shares, whereby each shareholder holding 1 share is entitled to receive 3 new shares 153.600.000 1995 Perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (Rupiah penuh) menjadi Rp 500 (Rupiah penuh) /

Change in par value per share from Rp 1,000 (full amount) per share to Rp 500 (full amount) per share 307.200.000

1996 Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu / Limited Public Offering III with Pre-emptive Rights 322.560.000 1997 Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 5 saham lama berhak untuk memperoleh 3 saham baru / Issuance of bonus share, whereby each shareholder holding 5 shares is entitled to receive 3 new shares 516.096.000 2002 Penawaran Umum Terbatas IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu / Limited Public Offering IV with Pre-emptive Rights 1.032.192.000 2006 Bagian dividen dalam bentuk 2 miliar saham baru untuk seluruh pemegang saham dan perubahan nilai nominal saham Rp 100 (Rupiah penuh) per lembar saham / Appropriation of dividend in the form of 2 billion new shares to all shareholders & change in par value of shares to Rp 100 (full amount) per share 6.515.840.000

Penerbitan 8,8 miliar saham baru / Issuance of 8.8 billion new shares 15.315.840.000 Penawaran Umum Perdana sebanyak 3 miliar saham dengan nilai

nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 110 (Rupiah penuh) per saham, yang disertai dengan 5,3 miliar waran / Initial Public Offering of 3 billion shares with par value of Rp 100 (full amount) per share

and offering price of Rp 110 (full amount) per share accompanied by 5.3 billion warrants 18.315.840.000

2007 Konversi waran Seri I selama tahun 2007 sebanyak 31.882.084 lembar saham / Warrant Series I conversion in 2007 amounted to 31,882,084 shares 18.347.722.084

2008 Konversi waran Seri I, II dan III untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 masing-masing sebanyak 1.362.413.500, 1.365.601.834 dan 1.296.369.166 lembar saham /

Warrant Series I, II and III conversion for the year ended 31 December 2008 amounted to 1,362,413,500, 1,365,601,834 and 1,296,369,166 shares respectively 22.372.106.584 Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 17.226.522.070 lembar saham / Limited Public Offering I with Pre-emptive Rights of 17,226,522,070 shares 39.598.628.654 2009 Konversi waran Seri II, III dan IV untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 masing-masing sebanyak 325.000, 5.400 dan 871.775.692 lembar saham / Warrant Series II, III and IV conversion for the year ended 31 December 2009

amounted to 325,000, 5,400 and 871,775,692 shares respectively 40.470.734.746

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

13

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan) b. Public Offerings of the Company’s Shares (continued)

Pada tanggal 5 Nopember 2004, Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Surat No. S-1671/BEJ-PSR/11-2004 telah menyetujui penghapusan pencatatan saham Perusahaan di BEI efektif sejak tanggal 13 Desember 2004 (Catatan 17).

On 5 November 2004, Indonesia Stock Exchange (IDX) through its letter No. S-1671/BEJ-PSR/11-2004 approved the delisting of the Company’s shares on IDX effective on 13 December 2004 (Note 17).

Pada tanggal 28 Nopember 2006, Perusahaan mencatatkan kembali sahamnya di BEI berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari BAPEPAM-LK No. S-2769/BL/2006.

On 28 November 2006, the Company re-listed its shares on IDX, based on the Effective Registration Letter from BAPEPAM-LK No. S-2769/BL/2006.

Pada tanggal 28 Nopember 2008, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) 1 dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari BAPEPAM-LK No. S- 8637/BL/2008 tanggal 27 Nopember 2008 (Catatan 17).

On 28 November 2008, the Company conducted Limited Public Offering I with Pre-emptive Rights, based on the Effective Registration Letter from BAPEPAM-LK No. S-8637/BL/2008 dated 27 November 2008 (Note 17).

c. Karyawan, Komisaris dan Direksi c. Employees, Commissioners and Directors

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 50 tanggal 16 Mei 2008 dan Akta Notaris No. 98 tanggal 20 Agustus 2008 oleh Yulia, S.H., adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2010 and 2009, the members of the Company’s commissioners and directors based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting as notarized by Notarial Deed No. 50 dated 16 May 2008 and Notarial Deed No. 98 dated 20 August 2008 of Yulia, S.H., were as follows:

Komisaris / Commissioners

Komisaris Utama Hardian Purawimala Widjonarko President Commissioner Wakil Komisaris Utama Franciscus Affandy Vice President Commissioner Komisaris Independen Djoko Muhammad Basoeki Independent Commissioner

Direktur / Directors

Direktur Utama Erwin Sutanto President Director Wakil Direktur Utama Mahar Atanta Sembiring Vice President Director Direktur Gunawan Taslim Director Direktur Isman Hariyanto Director Direktur Tidak Terafiliasi Achmad Wahyudi Non Affiliated Director Direktur mRT. Jimmy Joeng Director Gaji dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan berjumlah Rp 29,3 miliar untuk tahun 2010 dan Rp 31,0 miliar untuk tahun 2009.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki karyawan tetap sebanyak 4.469 dan 5.664 orang masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

Salaries and other compensation benefits incurred for the Company and Subsidiaries’ commissioners and directors amounting to Rp 29.3 billion in 2010 and Rp 31.0 billion in 2009. The Company and Subsidiaries had 4,469 and 5,664 permanent employees in 2010 and 2009 respectively.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

14

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan d. Structure of the Company and Subsidiaries

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan saham di atas 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut:

The consolidated financial statements include the accounts of the Company and Subsidiaries, which are more than 50% owned, either directly or indirectly, consisting of:

Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership

Jumlah Aset (dalam Miliar Rupiah)/ Total Assets (in Billions of Rupiah)

Anak Perusahaan / Subsidiaries

Kegiatan Utama/ Principal Activity

Tempat Kedudukan

Kantor Pusat/ Head Office

Domicile

Mulai Beroperasi Komersial/

Start of Commercial

Operations

31 Des 2010/ 31 Dec 2010

31 Des 2009/ 31 Dec 2009

31 Des 2010/ 31 Dec 2010

31 Des 2009/ 31 Dec 2009

Kepemilkan Langsung/ Direct Ownership

PT Centralpertiwi Bahari (CPB) Industri pertambakan udang terpadu/ Integrated shrimp farming

Lampung 1995 99,37 99,37 3.393,56 3.372,50

PT Central Panganpertiwi (CPgP)

Pertambakan, produksi dan perdagangan pakan serta bibit ikan/ Fish farming, manufacture and trade of fish feeds and fries

Jakarta 1991 99,99 99,99 371,59 309,10

PT Centralwindu Sejati (CWS) Pemrosesan, pembekuan dan perdagangan udang beku/ Processing, cold storage and trading of frozen shrimp

Sidoarjo & Medan 1993 99,99 99,99 248,17 343,65

PT Marindolab Pratama (MLP) Obat-obatan untuk udang dan ikan/ Medicines for shrimp and fish

Serang 1995 90,00 90,00 8,22 6,53

Isadoro Holding B.V. (Isadoro)

Perusahaan Investasi/ Investment holding

Amsterdam, Belanda/ Netherlands

1997 100,00 100,00 0,11 82,30

Blue Ocean Resources Pte Ltd (BOR)

Perusahaan investasi dan usaha perdagangan/ Investment holding and trading business

Singapura/ Singapore

2006 100,00

100,00 2.918,26 3.052,10

PT Central Bali Bahari (CBB)

Pembibitan udang/ Shrimp hatchery

Lampung 2006 99,99 99,99 9,42 9,35

Central Proteinaprima International Pte. Ltd. (CPP International)

Perusahaan investasi/ Investment holding

Singapura/ Singapore

2008 100,00 100,00 0,00 0,00

Shrimp Improvement Systems (BVI) Pte. Ltd (SIS BVI) Melalui CWS/ Through CWS

Perusahaan investasi / Investment holding

British Virgin Island

2010

100,00

-

105,54

-

PT Andalas Windumurni (AWM)

Pertambakan udang/ Shrimp farming

Medan 1992 99,99 99,99 8,21 17,40

PT Windusejati Pertiwi (WSP) Pertambakan udang/ Shrimp farming

Medan 1992 99,99 99,99 6,57 12,65

PT Citra Windupertala (CWP) Pertambakan udang/ Shrimp farming

Medan 1992 99,99 99,99 15,85 17,10

PT Suryawindu Pertiwi (SWP) Pertambakan udang/ Shrimp farming

Medan 1993 99,99 99,99 59,05 67,92

Melalui Isadoro/ Through Isadoro

Shrimp Improvement Systems LLC (SIS)

Pemasok bibit udang/ Supplier of shrimp stock

Florida, Amerika Serikat / United States

2000 - 100,00 - 79,54

Melalui SIS BVI (Catatan 3)/ Through SIS BVI (Note 3)

Shrimp Improvement Systems LLC (SIS)

Pemasok bibit udang/ Supplier of shrimp stock

Florida, Amerika Serikat / United States

2000 100,00 - 77,23 -

Melalui SIS/ Through SIS

Shrimp Improvement Systems Hawai LLC (dahulu / previously Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC)

Pemasok bibit udang/ Supplier of shrimp stock

Hawai, Amerika Serikat / Hawaii, United States

2006 100,00 100,00 19,98 14,99

(Lihat Catatan 3) (See Note 3)

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

15

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

(lanjutan) d. Structure of the Company and Subsidiaries

(continued)

Di tahun 2009, kegiatan operasional AWM, CWP, SWP, dan WSP telah dihentikan. Pada tanggal 9 Maret 2010, CWS dan SHS International telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli seluruh aset-aset utama CWS kepada SHS International, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10).

In 2009, operating activities of AWM, CWP, SWP and WSP have been ceased. On 9 March 2010, CWS and SHS International have signed a sales and purchase agreement of all CWS’s main assets to SHS International, a related party (Note 10).

Penghentian kegiatan operasional dan penjualan aset utama diatas tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan operasional Perusahaan dan Anak Perusahaan lainnya.

The above cessation of the operating activities and sale of main assets do not have significant effect on the operation of the Company and its other Subsidiaries.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

a. Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements

Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan serta lampiran 12 Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik – Industri Peternakan.

The consolidated financial statements have been prepared in accordance with generally accepted accounting principles and practices in Indonesia, which are the Statements of Financial Accounting Standards; and Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan / BAPEPAM-LK) regulation No. VIII.G.7 regarding Guidelines for Financial Statement Presentation as well as Circular from the Chairman of Capital Market Financial Institution Supervisory Agency No. SE-02/PM/2002 Attachment 12 regarding Guidelines and Disclosure for Financial Statement of Public Company – Livestock Industry.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu disajikan dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi akun-akun yang bersangkutan. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas kedalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dalam laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas termasuk juga saldo cerukan.

The consolidated financial statements have been prepared based on historical cost, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies. The consolidated financial statements have been prepared on accrual basis, except for the consolidated statement of cash flows. The consolidated statement of cash flows is presented using direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. In the consolidated statement of cash flows, cash and cash equivalents include overdraft.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah.

The reporting currency used in the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian b. Principles of Consolidation

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan (Catatan 1d). Bagian dari pemilik saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan tersaji dalam “Bagian Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasian. Kecuali disebutkan lain dalam perjanjian, apabila bagian minoritas atas kumulatif rugi bersih Anak Perusahaan telah melebihi jumlah penyertaannya, maka selisih tersebut akan menjadi bagian Perusahaan.

The consolidated financial statements include the financial statements of the Company and its Subsidiaries (Note 1d). The proportionate share of the minority shareholders in the equity of the Subsidiaries is reflected in “Minority Interests in Net Assets of Consolidated Subsidiaries” in the consolidated balance sheets. Unless otherwise stated on an agreement, the Company absorbs the excess of the minority interests on accumulated net losses of a subsidiary.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan konsolidasian telah dieliminasi.

All significant inter-company accounts and transactions have been eliminated.

Selisih lebih antara harga pembelian dengan nilai bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill, kecuali selisih yang berasal dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian Ekuitas.

Excess between purchase price over underlying net book value of acquired subsidiary is recorded as goodwill; except for excess resulting from restructuring transactions of entities under common control which is recorded as “Difference in value of restructuring transactions of entities under common control” under the Equity section.

Transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan yang mempengaruhi bagian atas aset bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai “Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan” dalam kelompok Ekuitas.

The equity transactions of the Subsidiaries which affect the share of net assets of such Subsidiaries are presented as “Difference in equity transactions of Subsidiaries” under the Equity section.

Investasi dimana Perusahaan mempunyai hak kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode perolehan. Investasi dimana Perusahaan mempunyai hak kepemilikan sebesar 20% sampai dengan 50% tetapi Perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan pada perusahaan asosiasi tersebut, nilai tercatat diperlakukan sebagai harga perolehan. Investasi dimana Perusahaan mempunyai hak kepemilikan minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dan Perusahaan memiliki pengaruh signifikan, dinyatakan dengan metode ekuitas dimana harga perolehan dari investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal akuisisi serta dikurangi dengan pendapatan dividen yang diterima.

Investments in which the Company has an ownership interest of less than 20% are carried at cost (cost method). Investments in which the Company has an ownership interest of 20% but not exceeding 50% but the Company does not have any significant influence in the associated company, the carrying value of investment is carried at cost. Investments in shares of stock wherein the Company has an ownership interest of at least 20% but not exceeding 50% and the Company has significant influence in the associated company, are accounted for under the equity method, whereby the investment cost is increased or decreased by the Company’s share of the net earnings or losses of the investees since the date of acquisition and decreased by dividends received.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

c. Setara Kas c. Cash Equivalents

Deposito on call dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

Deposits on call and time deposits with maturities of three months or less at the time of placement and not pledged as collateral for loans are considered as “Cash Equivalents”.

d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu d. Allowance for Doubtful Accounts

Penyisihan piutang ragu-ragu dilakukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap status piutang masing-masing pelanggan pada tanggal neraca.

Allowance for doubtful accounts is provided based upon a review of the status of the individual receivables at the balance sheet date.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa e. Transactions with Related Parties

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

The Company and Subsidiaries have transactions with certain parties, which have related party relationship as defined in the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 7, “Related Party Disclosures”.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

All significant transactions with related parties are disclosed in the notes to consolidated financial statements.

Transaksi antara entitas sepengendali dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut dan harus dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

Transaction between entities under common control is recorded in accordance with PSAK No. 38, “Accounting for Restructuring of Entities under Common Control”. Restructuring transactions between entities under common control carried out within the framework of reorganizing the entities under the same group, do not constitute a change of ownership in the meaning of economic substance, so that such transactions would not result in a gain or loss to the group or to the individual entity within the same group and must be recorded at book values as business combination using the pooling of interest method.

f. Persediaan f. Inventories

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less estimated cost of completion and the estimated cost necessary to complete the sale.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

f. Persediaan (lanjutan) f. Inventories (continued)

Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang, kecuali biaya perolehan tambak udang yang ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus. Biaya perolehan tambak udang terdiri dari biaya hak pengelolaan tanah dan beban-beban yang berhubungan dengan pembuatan tambak udang. Penyisihan penurunan nilai persediaan, apabila ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal neraca.

Cost is determined by the weighted-average method, except for cost of shrimp ponds, which is determined based on a specific identification method. Cost of shrimp ponds consists of cost of landrights and other expenses incurred in connection with the construction of the shrimp ponds. Allowance for decline in value of inventories, if any, is provided based on a review of the condition of the inventories at the balance sheet date.

g. Biaya Dibayar di Muka g. Prepaid Expenses

Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai dengan masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan dalam bagian “Aset Tidak Lancar - Lain-lain, bersih”.

Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited. The long-term portion of prepaid expenses is presented under “Non-Current Assets – Others, net”.

h. Aset Tetap h. Property, Plant and Equipment

Pemilikan langsung Perusahaan memilih model biaya (cost model) dalam kebijakan akuntansi aset tetap.

Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, kecuali untuk aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan (kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan) dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan memperhitungkan taksiran nilai sisa sebesar persentase tertentu dari nilai tercatat (kecuali untuk prasarana tanah yang tidak diperhitungkan nilai sisanya) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset yang bersangkutan sebagai berikut:

Direct ownership The Company determines to use cost model for property, plant and equipment’s accounting policy. Property, plant and equipment are stated at cost, except for certain assets revalued in accordance with government regulation, less accumulated depreciation.

Depreciation (except for land which is not depreciated) is computed using the straight-line method, after taking into account their salvage values at certain percentage of carrying values (except for land improvements which have no salvage value), over the estimated useful lives of the assets as follows:

Perusahaan dan Anak Perusahaan The Company and its Subsidiaries Tahun / Year Prasarana tanah dan bangunan 5 - 20 Land and buildings improvements Bangunan 10 - 20 Buildings Mesin dan peralatan 5 - 20 Machinery and equipment Peralatan transportasi 2 - 20 Transportation equipment Peralatan dan perabot kantor 5 Furniture, fixtures and office equipment Instalasi listrik dan air 5 – 10 Electrical and water installation

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

h. Aset Tetap (lanjutan) h. Property, Plant and Equipment (continued)

Beban perbaikan dan pemeliharaan yang tidak signifikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

The cost of minor repairs and maintenance is charged to the consolidated statement of income as incurred. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the consolidated statement of income for the year.

Aset dalam penyelesaian Construction in progress Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset dalam penyelesaian tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Construction in progress is stated at cost and presented as part of the property, plant and equipment. The accumulated costs will be reclassified to the appropriate property, plant and equipment account when the construction is completed and the asset is ready for its intended use.

Aset sewa pembiayaan Property, Plant and Equipment under finance leases Aset tetap yang diperoleh dengan sewa pembiayaan disajikan sejumlah nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah harga opsi yang harus dibayar pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasi sebagai perlunasan hutang dan beban keuangan. Aset sewa disusutkan dengan metode yang sama seperti aset yang dimiliki langsung.

Property, Plant and Equipment acquired under finance leases are presented at the present value of all lease payments, plus the purchase option which should be paid at the end of the lease term. A related liability is recognized and each lease payment is allocated to the liability and finance charges. The related assets are depreciated similarly to directly owned assets.

Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang masa sewa.

Gains or losses on sale and leaseback transactions are deferred and amortised over the lease term.

i. Aset yang Tidak Digunakan dalam Usaha i. Assets Not Used in Operations

Aset yang tidak digunakan dalam usaha disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar – Lain-lain, bersih” dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai.

Assets not used in operations are presented as part of “Non-current assets – others, net” account and carried at book value, which is acquisition cost less related accumulated amortization and impairment in assets value.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

j. Penurunan Nilai Aset j. Impairment of Assets Value Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset termasuk aset yang tidak digunakan dalam usaha pada akhir tahun. Bila terdapat indikasi penurunan nilai aset, Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan nilai terpulihkan (recoverable value) dari aset yang bersangkutan dan mencatat penurunan nilai aset sebagai kerugian pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

The Company and Subsidiaries conduct a review to determine whenever there is any indication of assets impairment including for assets not used in operations at the end of the year. If such indication exists, the Company and Subsidiaries are required to determine the estimated recoverable value of the assets and recognized the impairment in assets value as a loss in the consolidated statements of income for the year.

k. Goodwill k. Goodwill

Selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi dibukukan sebagai “goodwill”. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi atas perusahaan yang bersangkutan pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan jangka waktu 20 tahun dengan mempertimbangkan bahwa estimasi masa manfaat dari aset-aset utama yang diakuisisi oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan melalui investasi adalah 20 tahun.

Unidentified excess of purchase price over underlying net book value of net assets of acquired subsidiary is recorded as “goodwill”. Management determines the estimated useful life period of goodwill based on the evaluation of the related company at acquisition, by considering several factors such as existing market share, potential growth rate and other factors which incurred in the acquired company. Amortization is computed using straight-line method over 20 years by considering that the estimated useful life of the main assets acquired by the Company and subsidiaries through investment is 20 years.

l. Restrukturisasi Hutang Bermasalah l. Trouble Debt Restructuring

Anak Perusahaan tertentu menerapkan PSAK No. 54 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah” sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya melalui modifikasi persyaratan hutang, dimana dampak atas restrukturisasi tersebut harus dicatat secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak mengubah nilai tercatat hutang, kecuali nilai tercatat hutang melebihi jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan yang baru. Jumlah pembayaran kas masa depan mencakup jumlah pokok hutang dan beban bunga periode masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode antara saat restrukturisasi sampai dengan saat jatuh tempo. Tingkat bunga efektif adalah tingkat diskonto yang dapat menyamakan nilai tunai jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan baru dengan nilai tercatat.

A Subsidiary applied PSAK No. 54, “Accounting for Trouble Debt Restructuring” in relation to its debt restructuring through modification of the terms, whereby the effects of the restructuring must be recorded prospectively from the time of restructuring and may not change the carrying amount of the payable, unless the carrying amount exceeds the total future cash payment specified by new terms. The amounts for future cash payments include the principal and total interest for future periods without calculating their cash value. Interest expense is computed using a constant effective interest rate multiplied by the carrying amount of the payable at the beginning of each period between restructuring date and maturity date. The effective interest rate is the discount rate that equates the present value of the future cash payment specified by the new terms with the carrying amount of the payable.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban m. Revenue and Expense Recognition

Pendapatan dari penjualan luar negeri (ekspor) diakui pada saat pengapalan barang kepada pelanggan (f.o.b. shipping point), sedangkan pendapatan dari penjualan dalam negeri (domestik) diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan karung bekas dan bahan baku dicatat sebesar hasil penjualan bersih dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dan disajikan sebagai Penghasilan Lain-lain. Beban diakui pada saat terjadinya.

Revenue from export sales is recognized upon shipment of the goods to the customers (f.o.b. shipping point), and revenue from domestic sales is recognized upon delivery of the goods to the customers. Income from sales of used sacks and raw materials are recorded net of the related expenses incurred, and presented as Other Income. Expenses are recognized when incurred.

n. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing n. Foreign Currency Transactions and Balances

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dikredit atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Transactions involving foreign currencies are recorded in Rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to Rupiah to reflect the Bank Indonesia’s middle rates of exchange at such date. The resulting gains or losses are credited or charged to operations of the current year.

Laporan laba rugi dan laporan arus kas “entitas asing” dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata sepanjang tahun sedangkan neraca dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Selisih kurs dari penjabaran investasi bersih dalam “entitas asing” dicatat sebagai “selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan investasi neto yang bersangkutan.

Statements of income and statements of cash flows of “foreign entities” are translated into Rupiah at the average exchange rates for the year and their balance sheets are translated at the exchange rate ruling on the balance sheet date. Exchange rates differences arising from the translation of the net investment are recorded as “exchange rates differences due to financial statements translation” in the equity section until disposal of the net investment.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 kurs yang digunakan (dalam Rupiah penuh) berdasarkan kurs tengah jual beli mata uang asing dan/atau kurs transaksi yang dipublikasikan Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2010 and 2009 the foreign exchange rates used (in full amount) were based on the published buying and selling rates for bank notes and/or transactions exchange rates by Bank Indonesia as of 31 December 2010 and 2009, respectively, as follows:

31 Desember / 31 December 2010 2009 1 Pound Sterling Inggris 13.894 15.114 Great Britain Pound Sterling 1 1 Euro 11.956 13.510 Euro 1 1 Franc Swiss 9.600 9.087 Swiss Franc 1 1 Dolar Australia 9.143 8.432 Australian Dollar 1 1 Dolar Amerika Serikat 8.991 9.400 United States Dollar 1 1 Dolar Singapura 6.981 6.699 Singapore Dollar 1 1 Yen Jepang 110 102 Japanese Yen 1

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

o. Instrumen keuangan o. Financial instruments Pada tahun 2006, Dewan Standar Akuntansi Keuangan menerbitkan revisi atas PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi. PSAK ini berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.

In 2006, the Indonesian Financial Accounting Standard Board issued a revision on PSAK 50 (Revised 2006) “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and PSAK 55 (Revised 2006): Financial Instruments: Recognition and Measurement” which constituted changes in accounting policy. These PSAKs are effective for the preparation of the financial statements starting on or after 1 January 2010.

PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan dan informasi yang harus diungkapkan di dalam laporan keuangan. Sedangkan PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini antara lain memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai.

PSAK 50 (Revised 2006) sets the requirements in respect of the presentation of financial instruments, and the necessary information that should be disclosed in the financial statements. PSAK 55 (Revised 2006) sets the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and sale and purchase contracts of non-financial items. This standard sets among others the definitions and characteristics of a derivative, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships.

Aset keuangan Financial assets

Aset keuangan dapat diklasifikasikan sebagai (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, serta (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual.

Financial assets are classified as (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity investment, and (iv) available-for-sale financial assets.

Pada saat pengakuan awal aset keuangan, pengukuran dilakukan pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value. In the case of financial assets not recognized at fair value through profit or loss, the fair value is added directly by attributable transaction costs or issuance of such financial assets.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang regular diakui dan dihentikan pengakuannya dengan menggunakan akuntasi tanggal perdagangan.

Regular purchases and sales of financial assets are recognized and derecognized using trade date accounting.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

o. Instrumen keuangan (lanjutan) o. Financial instruments (continued) Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

Definisi dan Pengukuran Aset Keuangan Setelah Pengakuan Awal

Definition and Subsequent Measurement ofFinancial Assets After Initial Recognition

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

(i) Financial assets at fair value through profitand loss

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset yang ditujukan untuk diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini disajikan sebagai aset lancar.

Financial assets at fair value through profit orloss include financial assets held for trading. Afinancial asset is classified as held for trading ifit is acquired principally for the purpose ofselling or repurchasing it in the near term or forwhich there is evidence of a recent actual patternof short term profit taking. Derivatives are alsocategorized as held for trading unless they aredesignated and effective as hedging instruments.Financial assets in this category are classified ascurrent assets.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan ini diukur pada nilai wajarnya tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul saat penjualan atau pelepasan lain.

After initial recognition, this financial asset wassubsequently measured by its fair value, withoutdeducted by the transaction cost that mayoccurred from the sales or other disposals.

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (ii) Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivative dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan ini selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. After initial recognition, this financial asset was subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan berikut sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang antara lain: - Kas dan setara kas, deposito berjangka - Piutang usaha dan piutang lain-lain, piutang

pihak hubungan istimewa

The Company classifies the following financial assets as loans and receivables among others:

- Cash and cash equivalents, time deposits - Trade and other receivables, due from

related parties

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

o. Instrumen keuangan (lanjutan) o. Financial instruments (continued)

Definisi dan Pengukuran Aset Keuangan Setelah Pengakuan Awal (lanjutan)

Definition and Subsequent Measurement ofFinancial Assets After Initial Recognition(continued)

(iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo (iii) Held-to-maturity investment

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intense positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo

Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that management has the positive intention and ability to hold to maturity.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan ini selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

After initial recognition, this financial asset was subsequently measured at amortized cost, using the effective interest method.

(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual (iv) Available-for-sale financial assets

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yg diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Available-for-sale investments are non-derivative financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity of changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity investments of financial assets at fair value through profit or loss.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan ini selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi yang belum terealisir diakui pada bagian ekuitas hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui dalam bagian ekuitas akan diakui dalam laporan laba rugi.

After initial recognition, this financial asset was subsequently measured at fair value with unrealized gains and losses being recognized in the equity section until the financial assets are derecognized. At that time, accumulated gain or loss previously recognized in the equity section shall be recognized in the statement of income.

Penurunan Nilai Aset Keuangan Impairment of Financial Assets

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

At each balance sheet date, the Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

o. Instrumen keuangan (lanjutan) o. Financial instruments (continued)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Impairment of Financial Assets (continued)

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi

Financial assets carried at amortized cost

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yaitu suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.

If there is objective evidence that an impairment loss on loans and receivables or held-to-maturity investment carried at amortised cost has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate (i.e. the effective interest rate computed at initial recognition). The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognized in the income statement.

Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

Financial assets carried at cost

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, atas aset derivatif yang terkait dan harus diselesaikan dengan penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

If there is objective evidence that an impairment loss has been incured on an unquoted equity instrument that is not carried at fair value because its fair value cannot be reliably measured, or on a derivative asset that is linked to and must be settled by delivery of such an unquoted equity instrument, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cashflows discounted at the current market rate of return for a similar financial asset. Such impairment losses are not reversed. .

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Available for sale financial assets

Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya.

When the impairment in fair value of financial assets which classified as available-for-sale has been recognized directly in the equity and there is objective evidence that such assets has been impaired, the accumulated loss previously recognized directly in equity shall be excluded and recognized in statement of income although the financial assets have not been derecognized.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

o. Instrumen keuangan (lanjutan) o. Financial instruments (continued) Kewajiban keuangan Financial liabilities

Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau sebagai derivatif untuk instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal

Financial liabilities are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss, loans and borrowings, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company determines the classification of their financial liabilities at initial recognition.

Kewajiban keuangan awal diakui dengan nilai wajarnya dan untuk pengakuan pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung.

Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.

Pengukuran kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai berikut:

The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows:

(i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

(i) Financial liabilities measured at fair value through profit or loss

Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Laba atau rugi atas kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Financial liabilities at fair value through profit or loss are financial liabilities classified as held for trading. A financial liability is classified as held for trading if it is acquired principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments. Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the consolidated statement of income.

(ii) Pinjaman (ii) Loans and borrowings

Setelah pengakuan awal, pinjaman dengan bunga diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif.

After initial recognition, interest bearing loans and borrowings are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

Laba atau rugi diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasi ketika kewajiban dihentikan pengakuannya melalui proses amortisasi.

Gains and losses are recognized in the consolidated statement of income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

o. Instrumen keuangan (lanjutan) o. Financial instruments (continued)

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan

Derecognition of Financial Asset and Financial Liabilities

Aset keuangan

Financial assets

Pinjaman yang diberikan atau piutang dihentikan pengakuannya saat hak kontraktual untuk menerima kas dari aset yang bersangkutan telah berakhir atau ditransfer.

A loan or receivable is derecognized where the contractual rights to receive cashflows from the asset have expired or transferred.

Dalam penghentian pengakuan, selisih antara nilai terbawa dan jumlah yang akan diterima diakui dalam laporan laba rugi.

On the derecognition, the difference between the carrying amount and the sum of the consideration received is recognized in the income statement.

Kewajiban keuangan Financial liabilities Laba dan rugi diakui dalam laporan laba rugi saat kewajiban dihentikan pengakuannya melalui proses amortisasinya. Kewajiban dihentikan pengakuannya saat kewajiban tersebut dilepaskan atau dibatalkan atau berakhir

Gain and losses are recognized in the income statement when the liabilities are derecognized as well as through the amortisation process. The liabilities are derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expired.

p. Instrumen Derivatif p. Derivative Instruments

Setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca konsolidasian dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha periode berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aset atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Each derivative instrument (including embedded derivatives) is recorded in the consolidated balance sheets as either asset or liability as measured at fair value of each contract. Changes in derivative fair value is recognized in current earnings unless specific hedges that allow a derivative gain or loss to offset related results on the hedged item in the consolidated statements of income.

q. Informasi Segmen q. Segment Information

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen berdasarkan: a). Segmen usaha (primer) berdasarkan jenis kegiatan

usaha, terdiri dari produksi pakan, pertambakan udang terpadu, pemrosesan udang beku dan probiotik.

b). Segmen geografis (sekunder) berdasarkan lokasi

pelanggan, terdiri dari dalam negeri dan luar negeri.

The Company and Subsidiaries classify their segment reporting as follows: a). Business segment (primary) is based on type of

operating activity, which consists of feeds production, integrated shrimp farming, frozen shrimp processing and probiotic.

b). Geographical segment (secondary) is based on

location of the customers, which consists of domestic and export.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

r. Pajak Penghasilan r. Income Tax Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Untuk Anak Perusahaan yang dikonsolidasi, pencatatan aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih.

Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date. For each of the consolidated Subsidiary, the tax effects of temporary differences and tax loss carry forward, which individually could represent either assets or liabilities, are shown at the applicable net amounts.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company and Subsidiary, when the result of the appeal is determined.

s. Laba (rugi) per Saham s. Earnings (loss) per Share

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

Basic earnings (loss) per share are computed by dividing net earnings (loss) with the weighted-average number of shares outstanding during the year.

2010 2009

Rugi bersih (635.482) (217.171) Net loss Rata-rata tertimbang saham yang Weighted-average number of beredar (dalam nilai penuh) 40.470.734.746 40.255.467.551 outstanding shares (full amount) Rugi per saham dasar Basic loss per shares (dalam Rupiah penuh per lembar saham) (15,7) (5,4) (Rupiah full amount per share)

Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan dengan asumsi jumlah waran yang beredar adalah jumlah waran yang dilaksanakan sampai dengan batas waktu konversi waran (30 Nopember 2009) dan Hak Opsi saham kepada manajemen (MSOP) (Catatan 17) telah dilaksanakan pada tanggal persetujuan para pemegang saham (27 Juni 2007).

Diluted earnings (loss) per share are computed by dividing net earnings (loss) with the weighted-average number of shares outstanding during the year on the assumption that outstanding warrants is equal to the number of warrants exercised until end of exercise period (30 November 2009) and Management Stock Option Plan (MSOP) (Note 17) had been executed on the date of shareholders’ approval (27 June 2007).

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

s. Laba (rugi) per Saham (lanjutan) s. Earnings (loss) per Share (continued) 2010 2009

Rugi bersih (635.482) (217.171) Net loss Rata-rata tertimbang saham yang Weighted-average number of beredar untuk menentukan shares for diluted earnings laba per saham dilusian per share (dalam nilai penuh) 41.398.824.734 42.059.635.249 outstanding shares (full amount) Rugi per saham dilusian Diluted loss per shares (dalam Rupiah penuh per lembar saham) (15,4) (5,2) (Rupiah full amount per share)

t. Tambahan Modal Disetor t. Additional Paid-in Capital

Tambahan modal disetor, bersih terdiri dari agio saham dikurangi dengan biaya emisi efek ekuitas dan biaya konversi waran.

Additional paid-in capital, net consists of additional paid-in capital, net of share issuance costs and warrant conversion costs.

u. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja

Karyawan u. Estimated Liabilities for Employees’ Benefits

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui kewajiban diestimasi atas imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” (UU No. 13/2003). Perusahaan dan Anak Perusahaan diharuskan membayar imbalan kerja karyawan jika kondisi tertentu dalam UU No. 13/2003 tersebut terpenuhi.

The Company and Subsidiaries recognize estimated liability for employee benefit in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated 25 March 2003 (Labor Law No. 13/2003). Based on Labor Law No. 13/2003, the Company and Subsidiaries are required to pay the severance, gratuity and compensation pay if certain conditions in the Labor Law No. 13/2003 are met.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”. Menurut PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan UU No. 13/2003 ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini diakui selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan suatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam hutang imbalan kerja dari program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.

The Company and Subsidiaries adopted PSAK No. 24 (Revised 2004) regarding “Employee Benefits”. Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under Labor Law No. 13/2003 is determined using the projected unit credit actuarial valuation method. Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the present value of defined benefit at that date. These gains or losses are recognized over the expected average remaining working lives of the employees. Furthermore, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

(continued)

v. Penggunaan Estimasi v. Use of Estimates Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan pada periode yang akan datang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.

Preparation of the consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods might differ from those estimates.

w. Biaya Perolehan Hak Atas Tanah w. Cost of landrights

Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Biaya yang tidak signifikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.

Cost incurred in relation to acquisition or renewal of legal titles of landrights is deferred and amortized over legal term of the landrights or economic lives of the landrights, whichever is shorter. Costs that are not significant are charged to consolidated statements of income, as incurred.

x. Hutang obligasi x. Bonds payable

Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), hutang obligasi dicatat sebesar nilai wajar dan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Untuk periode sebelum berlaku efektifnya PSAK tersebut, biaya yang timbul sehubungan dengan penerbitan obligasi dikurangkan dari hasil penerbitan obligasi yang bersangkutan. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan premium atau diskonto yang harus diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut. Dampak penyesuaian yang timbul akibat perbedaan perlakuan akuntansi atas instrumen keuangan yang ada pada akhir periode laporan keuangan sebelum tanggal efektif diakui dalam laba rugi periode berjalan.

Based on PSAK 55 (Revised 2006), bonds payable are recognized at their fair values and carried at amortised cost using the effective interest method. For the periods prior to PSAK effectively applied, cost incurred in connection with the issuance of bonds are deducted from proceeds thereof. The difference between the net proceeds and the par value represents premium or discount that should be amortized over the terms of the bonds. Effect of adjustment incurred from the difference in accounting treatment of the financial instruments which exist on the end of period of the financial statements before the effective date is recognized in current period’s income statement.

3. TRANSAKSI RESTRUKTURISASI 3. RESTRUCTURING TRANSACTIONS

Di kuartal ketiga tahun 2010, Isadoro (Anak Perusahaan) menjual seluruh kepemilikannya di SIS kepada SIS BVI (Anak Perusahaan lainnya). Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku transaksi ini dicatat pada selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dalam akun ekuitas pada masing-masing anak perusahaan.

In third quarter 2010, Isadoro (a Subsidiary) sold its whole ownership in SIS to SIS BVI (another Subsidiary). The difference between transfer price and book value on this transaction was recorded as difference in value of restructuring transaction of entities under common control in equity section on their respective subsidiaries.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

31

3. TRANSAKSI RESTRUKTURISASI (lanjutan) 3. RESTRUCTURING TRANSACTIONS (continued)

Pada tahun 2006 Perusahaan dan PT Surya Hidup Satwa (SHS), pemegang saham pengendali Perusahaan, telah merestrukturisasi unit usaha agrobisnis dan budi daya perairan (aquaculture) yang mengakibatkan Perusahaan menjadi perusahaan pengendali untuk usaha budi daya perairan (aquaculture). Transaksi restrukturisasi ini dilakukan dengan entitas sepengendali maupun pihak ketiga dan berlanjut sampai Mei 2007.

In 2006, the Company and PT Surya Hidup Satwa (SHS), the Company’s controlling shareholder, restructured their agrobusiness and aquaculture business whereby the Company became the holding company for aquaculture business. The restructuring transactions were conducted with entities under common control as well as third parties, and continued until May 2007.

Ringkasan dari transaksi-transaksi restrukturisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Summary of the restructuring transactions is as follows:

Entitas Sepengendali Entities under common control

Transaksi/ Tanggal Harga Jumlah Nilai Nilai Selisih nilai Perjanjian Transaction Transaksi / pembelian/ saham Transaksi buku transaksi jual beli

Date of penjualan yang pembelian (jutaan restrukturisasi saham / Transaction per saham dibeli (jutaan Rupiah) / entitas Shares sale and/or (Rupiah (lembar) / Rupiah) / Book sepengendali purchase penuh) / Number of Total value Value (jutaan Rupiah) / agreement Purchase/ shares of (Millions Difference in selling purchased/ transaction of value of price sold (Millions Rupiah) restructuring per share (shares) of transactions (Rupiah full Rupiah) under common amount) control (Millions of Rupiah)

Kepemilikan Langsung / Direct ownership

Penjualan / Divestment

PT Charoen Pokphand 12 Mei 400 779.068.750 311.628 395.013 (83.385) Perjanjian jual beli Indonesia Tbk. 2006/ saham bersyarat dengan 12 May SHS tanggal 12 Mei 2006/ 2006 Conditional shares sale and purchase agreement with SHS, dated 12 May 2006 PT Central Agromina 24 Mei 2.300 22.395.720 51.510 91.741 (40.231) Perjanjian jual beli 2007/ saham bersyarat dengan 24 May SHS tanggal 24 Mei 2007/ 2007 Conditional shares sale and purchase agreement with SHS, dated 24 May 2007 Pembelian / Acquisition

PT Centralpertiwi 12 Mei 572 2.878.526.958 1.645.575 575.799 (1.069.776) Perjanjian pembelian saham Bahari 2006/ dengan RBOC & Splendid 12 May tanggal 12 Mei 2006/ 2006 Share purchase agreement with RBOC& Splendid, dated 12 May 2006

PT Centralwindu 12 April 542.564 110.586 60.000 52.334 (7.666) Perjanjian jual beli saham Sejati 2006/ bersyarat dengan SHS 12 April tanggal 12 April 2006/ 2006 Conditional shares sale and purchase agreement with SHS, dated 12 April 2006

Jumlah / Total (1.201.058)

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

32

3. TRANSAKSI RESTRUKTURISASI (lanjutan) 3. RESTRUCTURING TRANSACTIONS (continued)

Ringkasan dari transaksi-transaksi restrukturisasi tersebut adalah sebagai berikut (lanjutan):

Summary of the restructuring transactions is as follows (continued):

Pihak Ketiga Third Party

Transaksi / Tanggal Harga Jumlah Nilai Nilai Goodwill Perjanjian/Akta Transaction Transaksi / pembelian/ saham Transaksi buku (jutaan jual beli Date of penjualan yang pembelian (jutaan Rupiah) / saham / transaction per saham dibeli (Jutaan Rupiah) / Goodwill Shares sale and/or (Rupiah (lembar) / Rupiah) / Book (Millions purchase penuh) / Number of Total value Value of agreement Purchase/ shares of (Millions Rupiah) selling price purchased/ transaction of per share sold (Millions Rupiah) (Rupiah full (shares) of amount) Rupiah)

Pembelian / Perjanjian jual beli Acquisition of 12 April 2.800 900.000 2.520 1.764 756 saham bersyarat PT Marindolab 2006/ tanggal 12 April 2006 / Pratama 12 April Conditional shares sale and 2006 purchase agreement dated 12 April 2006

Pembelian / Akta Pemindahan Saham Acquisition of 26 April 14.768 18.200 269 199 70 tanggal 26 April 2006, dari Isadoro 2006/ notaris Ronald Pfeiffer, Holding BV 26 April Amsterdam / 2006 Deed of transfer of shares, dated 26 April 2006, of Ronald Pfeiffer, notary in Amsterdam

Pembelian / Perjanjian jual beli kepemilikan Acquisition of 29 Nopember - - 49.911 8.884 41.027 tanggal 29 Nopember 2006 / Shrimp 2006/ Membership Interest Purchase Improvement 29 November Agreement dated Systems, Florida 2006 29 November 2006

Jumlah/ Total 52.700 10.847 41.853 Pada tanggal 7 Desember 2009 berdasarkan Fourth Amended and Restated Operating Agreement of Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC, SIS, anak perusahaan, membeli 100% kepemilikan membership di Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC (PAB), Hawai, Amerika Serikat dengan harga pembelian sebesar US$ 850 ribu dengan rincian sebagai berikut:

On 7 December 2009, based on Fourth Amended and Restated Operating Agreement of Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC, SIS, a subsidiary, purchased 100% membership interest in Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC (PAB), Hawaii, United States with purchase price of US$ 850 thousand with detail as follows:

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

33

3. TRANSAKSI RESTRUKTURISASI (lanjutan) 3. RESTRUCTURING TRANSACTIONS (continued)

Pihak Ketiga Third Party

Transaksi / Tanggal Harga Jumlah Nilai Nilai Goodwill Perjanjian/Akta Transaction Transaksi / pembelian/ saham Transaksi buku (jutaan jual beli Date of penjualan yang pembelian (jutaan Rupiah) / saham / transaction per saham dibeli (Jutaan Rupiah) / Goodwill Shares sale and/or (Rupiah (lembar) / Rupiah) / Book (Millions purchase penuh) / Number of Total value Value of agreement Purchase/ shares of (Millions Rupiah) selling price purchased/ transaction of per share sold (Millions Rupiah) (Rupiah full (shares) of amount) Rupiah) Pembelian / Acquisition of Shrimp Improvement Perubahan dan penegasan kembali Systems Hawaii LLC keempat perjanjian operasi (dahulu / previously 7 Desember - - 8.037 5.875 2.162 tanggal 7 Desember 2009/ Pacific Aquaculture 2009/ Fourth amended and restated and Biotechnology 7 December operating agreement dated LLC) 2009 7 December 2009

Jumlah/ Total 8.037 5.875 2.162 Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, transaksi-transaksi terkait dengan entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga penjualan dengan nilai buku bersih penyertaan saham pada perusahaan divestasian serta selisih antara harga pembelian dengan nilai tercatat aset bersih perusahaan yang diperoleh dicatat sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dalam akun Ekuitas.

Based on PSAK No. 38 (Revised 2004) regarding “Accounting for Restructuring of Entities Under Common Control”, the above restructuring transactions with entities under common control were accounted for under pooling of interest method. The differences between selling prices and the carrying value of the investment in divested companies and the difference between purchase price and carrying value of net assets of acquired companies were recorded as “Difference in value of restructuring transactions of entities under common control” in Equity section.

Transaksi dengan pihak ketiga dicatat menggunakan metode perolehan (acquisition method) sehingga apabila terdapat selisih antara harga pembelian dengan aset bersih dari perusahaan yang diperoleh dicatat sebagai “Goodwill”. Saldo goodwill setelah dikurangi akumulasi amortisasi adalah sebagai berikut:

Transactions with third parties were accounted for under acquisition method; whereby the difference between purchase price and net assets of entities acquired were recorded as “Goodwill”. Balance of goodwill after accumulated amortization is as follows:

31 Desember / 31 December 2010 2009 Goodwill 44.517 44.015 Goodwill Akumulasi amortisasi (8.699) (6.473) Accumulated amortization Saldo Goodwill 35.818 37.542 Goodwill balance

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

34

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Terdiri dari: Consist of: 2010 2009

Kas 9.756 11.713 Cash on hand

Bank - pihak ketiga Cash in banks - third parties Rupiah Rupiah

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 45.444 17.343 (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. 18.794 19.687 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. 7.873 5.588 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.050 1.632 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. 1.049 205 (Persero) Tbk. PT Bank DBS Indonesia 693 2.882 PT Bank DBS Indonesia PT Bank Ekspor Impor Indonesia 419 234 PT Bank Ekspor Impor Indonesia PT Bank Permata Tbk. 273 204 PT Bank Permata Tbk. Lain-lain 7 113 Others

Dolar Amerika Serikat United States Dollar PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 20.372 10.473 (Persero) Tbk. TIB Bank of the Keys 8.905 20.224 TIB Bank of the Keys PT Bank CIMB Niaga Tbk. 5.319 9.279 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. 4.368 3.076 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank DBS Indonesia 3.309 1.435 PT Bank DBS Indonesia First Hawaiian Bank 3.251 - First Hawaiian Bank PT Bank OCBC NISP Tbk. 2.982 4.274 PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Permata Tbk. 255 687 PT Bank Permata Tbk. Lain-lain 1.017 1.254 Others

Dolar Singapura Singapore Dollar Sumitomo Mitsui Sumitomo Mitsui Banking Corporation 120 100 Banking Corporation PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 92 - (Persero) Tbk.

Euro Euro Lain - lain 67 130 Others

Bank - pihak hubungan istimewa (Catatan 7) Cash in banks – related party (Note 7) Rupiah Rupiah

PT Bank Agris 72.384 51.413 PT Bank Agris Dolar Amerika Serikat United States Dollar

PT Bank Agris 25.088 64.779 PT Bank Agris

Setara kas - pihak ketiga Cash equivalents - third parties Deposito Time deposits Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 1.400 - PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. 500 500 PT Bank CIMB Niaga Tbk. Dolar Amerika Serikat United States Dollar

First Hawaiian Bank 6.294 - First Hawaiian Bank

Jumlah 242.081 227.225 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

35

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

Suku bunga tahunan setara kas adalah sebagai berikut: The cash equivalents bear annual interest rates ranging as follows:

2010 2009

Deposito Time deposit Rupiah 5 – 7% 10% Rupiah Dolar Amerika Serikat 0,05% - United States Dollar

5. PIUTANG USAHA 5. ACCOUNTS RECEIVABLE - TRADE

Terdiri dari: Consist of :

2010 2009

Pihak ketiga: Third parties: Piutang plasma 832.396 911.135 Farmer receivables Piutang non-plasma Non-farmer receivables

Golden Harvest Inc., AS 37.773 39.990 Golden Harvest Inc., USA Mazetta Co., AS 32.955 38.593 Mazetta Co., USA Amerin Inc., AS 27.695 36.762 Amerin Inc., USA Nichirei Corporation, Jepang 21.749 13.068 Nichirei Corporation, Japan Ruby Pacific LLC, AS 20.797 15.208 Ruby Pacific LLC, USA Lyons Seafood Ltd., Inggris 15.386 6.668 Lyons Seafood Ltd., UK Gunawan Soegondo 13.143 5.887 Gunawan Soegondo Ore-Cal Co., AS 11.409 14.094 Ore-Cal Co., USA Baskara 8.524 10.123 Baskara PT Aquafarm Nusantara 3.130 10.611 PT Aquafarm Nusantara Lain-lain (di bawah Rp 10 miliar) 474.356 499.000 Others (below Rp 10 billion)

Jumlah 1.499.313 1.601.139 Total Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (622) (674) Less allowance for doubtful accounts

Pihak ketiga - bersih 1.498.691 1.600.465 Third parties - net

Pihak hubungan istimewa (Catatan 7a): Related parties (Note 7a): Shrimp Improvements Shrimp Improvements Systems Pte. Ltd., Singapura 1.358 1.479 Systems Pte. Ltd., Singapore

Jumlah 1.358 1.479 Total

Piutang Usaha - bersih 1.500.049 1.601.944 Accounts Receivable – Trade - net

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

36

5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 5. ACCOUNTS RECEIVABLE – TRADE (continued)

Piutang plasma timbul dari penjualan tambak udang, pakan udang, benur, obat-obatan dan bahan kimia, listrik dan air serta perlengkapan tambak lainnya kepada plasma dan akan dilunasi melalui hasil penjualan udang. Satu periode masa budidaya udang memerlukan waktu berkisar antara 4 sampai dengan 6 bulan.

Farmers’ receivables arose from sales of shrimp ponds, shrimp feeds, shrimp fries, medicines and chemical goods, electricity and water, and other shrimp ponds supplies to farmers which will be settled from the proceeds from the sales of the cultivated shrimps. One cycle of shrimp farming is about 4 months to 6 months.

Piutang usaha di atas termasuk piutang usaha dalam mata uang asing (AS$) dengan perincian sebagai berikut (disajikan dalam jumlah penuh):

The above accounts receivable - trade include receivables denominated in foreign currencies (US$) with details as follows (stated in full amount):

2010 2009 Dolar Amerika Serikat 36.666.920 31.896.114 United States Dollar Analisa umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur penjualan adalah sebagai berikut:

Aging analysis of the trade accounts receivable based on invoice date is as follows:

2010 2009

Pihak ketiga: Third parties: Kurang dari 31 hari 477.699 467.230 Less than 31 days 31 - 60 hari 193.886 230.748 31 - 60 days 61 - 90 hari 45.249 172.762 61 - 90 days 91 - 180 hari 36.230 127.185 91 - 180 days Di atas 180 hari 746.249 603.214 Over 180 days

Jumlah 1.499.313 1.601.139 Total

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (622) (674) Less allowance for doubtful accounts

Piutang pihak ketiga - bersih 1.498.691 1.600.465 Accounts receivable - third parties - net

Pihak hubungan istimewa (Catatan 7a): Related parties (Note 7a): Kurang dari 31 hari 259 709 Less than 31 days

31 - 60 hari 836 453 31 - 60 days 61 - 90 hari 263 317 61 - 90 days

Piutang pihak hubungan istimewa 1.358 1.479 Accounts receivable - related parties

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

37

5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 5. ACCOUNTS RECEIVABLE – TRADE (continued)

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

Movements of allowance for doubtful accounts are as follows:

2010 2009

Saldo pada awal tahun 674 625 Beginning balance Penyisihan tahun berjalan 89 94 Provision during the year Penerimaan kembali (141) (38) Collection of receivable Selisih kurs atas penjabaran Exchange rates differences due to laporan keuangan - (7) financial statements translation

Saldo akhir 622 674 Ending balance

Beban penyisihan piutang ragu-ragu disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi - Lain-lain”.

Expense for providing allowance for doubtful accounts is presented as part of “General and Administrative Expense - Others”.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

Based on the review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year, the Company and Subsidiaries’ management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses from the non-collection of accounts receivable.

Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan mempunyai piutang usaha yang dijaminkan kepada BNI sehubungan dengan fasilitas pinjaman bank yang diberikan kepada Perusahaan sebesar Rp 65 miliar (Catatan 12).

As of 31 December 2010, the Company has trade receivable which is pledged to BNI in relation with the bank loan facility given to the Company amounted to Rp 65 billion (Note 12).

6. PIUTANG LAIN-LAIN

6. ACCOUNTS RECEIVABLE – OTHERS

Piutang lain-lain terutama terdiri dari pemberian pinjaman oleh Perusahaan kepada plasma untuk biaya hidup, revitalisasi tambak dan operasional plasma (Catatan 25a), serta pinjaman yang diberikan oleh Perusahaan kepada kelompok usaha Dipasena untuk kegiatan operasional mereka.

Accounts receivable others mainly consist of loan given by the Company to the farmers for their cost of living, shrimp farms revitalization and operations (Note 25a), and loan given by the Company to Dipasena Group for their operational activities.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo penyisihan piutang lain-lain masing-masing sebesar Rp 276,7 miliar dan Rp 122,8 miliar. Pencadangan piutang lain-lain dibukukan sebagai bagian dari “Beban lain-lain - bersih”. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang lain-lain.

As of 31 December 2010 and 2009, the balance of allowance for doubtful accounts for other receivable is amounting to Rp 276.7 billion and Rp 122.8 billion respectively. The allowance for doubtful accounts for other receivable is recorded as part of “Other expense - net”. Based on the review of the status of other receivable at the end of the year, the Company’s management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses from the non-collection of other receivable.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

38

7. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

7. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Sifat Hubungan Istimewa Nature of Relationships with Related Parties Sifat hubungan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

The nature of relationships of the Company and Subsidiaries with related parties is as follows:

a. PT Surya Hidup Satwa (SHS) merupakan pemegang saham pengendali Perusahaan (Catatan 17).

b. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPI), PT Indovetraco Makmur Abadi (IMA), PT Tanindo Intertraco, PT Tanindo Subur Prima (TSP), PT SHS International, PT Bank Agris, PT BISI International Tbk. dan PT Pertiwi Indonesia (PI) dikendalikan, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang terafiliasi dengan pemegang saham utama Perusahaan.

c. PT Central Pertiwi merupakan salah satu pemegang saham Perusahaan (Catatan 17).

d. Shrimp Improvement Systems Pte. Ltd, Singapura merupakan perusahaan asosiasi dari SIS.

a. PT Surya Hidup Satwa (SHS) is the Company’s controlling shareholder (Note 17).

b. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPI), PT Indovetraco Makmur Abadi (IMA), PT Tanindo Intertraco, PT Tanindo Subur Prima (TSP), PT SHS International, PT Bank Agris, PT BISI International Tbk. and PT Pertiwi Indonesia (PI) are controlled, directly or indirectly by the affiliates of the ultimate parent of the Company.

c. PT Central Pertiwi is one of the Company’s stockholders (Note 17).

d. Shrimp Improvement Systems Pte. Ltd, Singapore is SIS’s associated company.

Transaksi Hubungan Istimewa Transactions with Related Parties

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa, terutama terdiri dari penjualan barang jadi berupa pakan, peralatan peternakan, benur, pembelian bahan baku dan obat-obatan; dan transaksi keuangan, yang dilakukan dengan harga normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga (arm's length basis). Rincian transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

The Company and Subsidiaries, in their regular businesses, have engaged in transactions with related parties, principally consisting of sales of their finished goods such as feeds, poultry equipment, shrimp fries, purchases of raw materials and medicines; and financial transactions, which are made on arms’ length basis. The details of these transactions are as follows:

(a) Penjualan barang jadi kepada pihak-pihak hubungan istimewa sekitar 0,65% dan 0,17% masing-masing dari jumlah penjualan bersih konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Saldo piutang usaha dari transaksi tersebut disajikan dalam akun “Piutang Usaha - Pihak Hubungan Istimewa” (Catatan 5). Penjualan bersih tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Sales of finished goods to related parties represent 0.65% and 0.17% of the consolidated net sales for the years ended 31 December 2010 and 2009. The related receivables from these transactions are recorded in “Accounts Receivable - Trade - Related Parties” (Note 5). The net sales to related parties are summarized as follows:

Jumlah / Persentase dari Total Jumlah Penjualan Bersih Konsolidasian / Percentage of Total Consolidated Net Sales

31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Dec 2010 31 Dec 2009 31 Dec 2010 31 Dec 2009

Shrimp Improvements Systems Pte. Ltd. (Singapura / Singapore) 36.957 7.455 0,59 0,11 PT Surya Hidup Satwa 2.879 3.407 0,05 0,05 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 765 987 0,01 0,01

Jumlah / Total 40.601 11.849 0,65 0,17

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

39

7. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 7. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

(continued)

Transaksi Hubungan Istimewa (lanjutan) Transactions with Related Parties (continued)

(b) Pembelian bahan baku, barang jadi dan obat-obatan dari pihak-pihak hubungan istimewa sekitar 0,66% dan 0,89% dari penjualan bersih konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Saldo hutang usaha dari transaksi tersebut disajikan dalam akun “Hutang Usaha - Pihak Hubungan Istimewa” (Catatan 13). Pembelian tersebut adalah sebagai berikut:

(b) Purchases of raw materials, finished goods and medicines from related parties represent 0.66% and 0.89% of the consolidated net sales for the years ended 31 December 2010 and 2009. The related payables from these transactions are recorded in “Accounts Payable Trade - Related Parties” (Note 13). Purchases are summarized as follows:

Jumlah / Persentase dari Total Jumlah Penjualan Bersih Konsolidasian / Percentage of Total Consolidated Net Sales

31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Dec 2010 31 Dec 2009 31 Dec 2010 31 Dec 2009

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 20.192 41.000 0,32 0,60 PT Tanindo Intertraco 13.257 11.726 0,21 0,17 PT SHS International 4.688 4.692 0,08 0,07 PT Indovetraco Makmur Abadi 3.210 2.882 0,05 0,04 PT Surya Hidup Satwa 116 967 0,00 0,01 PT Tanindo Subur Prima 13 - 0,00 - PT BISI International Tbk. - 93 - 0,00

Jumlah / Total 41.476 61.360 0,66 0,89

(c) Transaksi di luar usaha pokok Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak hubungan istimewa dengan jumlah di atas Rp 1,0 miliar adalah sebagai berikut:

(c) Transactions not related to the Company and Subsidiaries’ main business, conducted with related parties, with total above Rp 1.0 billion are summarized as follows:

Jumlah / Persentase dari Total Jumlah Penjualan Bersih Konsolidasian / Percentage of Total Consolidated Net Sales

31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Dec 2010 31 Dec 2009 31 Dec 2010 31 Dec 2009

Penjualan bahan baku / Sales of raw materials PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 16.797 38.998 0,27 0,57 Pendapatan bunga / Interest income (Catatan / Note 4) PT Bank Agris 1.132 24 0,02 0,00

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

40

7. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 7. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

(continued)

Transaksi Hubungan Istimewa (lanjutan) Transactions with Related Parties (continued)

Rincian saldo dengan pihak-pihak hubungan istimewa yang timbul dari transaksi di luar usaha pokok Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:

The balances of accounts with related parties arising from transactions other than the Company and Subsidiaries’ main businesses are as follows:

Jumlah / Persentase dari Total Jumlah Aset Konsolidasian / Percentage of Total Consolidated Assets

31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Dec 2010 31 Dec 2009 31 Dec 2010 31 Dec 2009

Piutang pihak hubungan istimewa: / Due from related party: PT Surya Hidup Satwa 39.511 41.479 0,46 0,48

Jumlah / Persentase dari Total Jumlah Kewajiban Konsolidasian / Percentage of Total Consolidated Liabilities

31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Des 2010/ 31 Des 2009/ 31 Dec 2010 31 Dec 2009 31 Dec 2010 31 Dec 2009

Hutang pihak hubungan istimewa: / Due to related parties: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 187.151 164.069 3,20 2,99 PT Pertiwi Indonesia - 1.180 0,00 0,02 Lain-lain / Others 1.080 388 0,02 0,01

Jumlah / Total 188.231 165.637 3,22 3,02

Berdasarkan perjanjian novasi hutang tanggal 9 Oktober 2008 antara Perusahaan, SHS dan PT Pertiwi Indonesia, saldo hutang Perusahaan kepada SHS sebesar AS$ 175,6 juta telah dialihkan kepada PT Pertiwi Indonesia (PI). Selanjutnya, hutang ini telah dikonversi menjadi saham Perusahaan sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (Catatan 17). Saldo hutang kepada PI yang tidak dikonversikan menjadi saham adalah Rp 1,18 miliar pada tanggal 31 Desember 2009. Pada bulan Oktober 2010, saldo hutang kepada PI telah dilunasi.

Based on Novation Agreement dated 9 October 2008 among the Company, SHS and PT Pertiwi Indonesia, the Company’s payable to SHS amounting to US$ 175.6 million was novated by SHS to PT Pertiwi Indonesia (PI). Subsequently, the loan was converted into the Company’s shares pursuant to Limited Public Offering I with Pre-Emptive Rights (Note 17). Outstanding balance of due to PI which was not converted into shares was Rp 1.18 billion as of 31 December 2009. In October 2010, the outstanding balance of due to PI is already settled.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

41

8. PERSEDIAAN 8. INVENTORIES

Rincian persediaan berdasarkan segmen usaha adalah sebagai berikut:

Details of inventories based on business segment are as follows:

2010 2009

Pertambakan udang terpadu 993.187 981.833 Integrated shrimp farming Produksi pakan 415.769 410.692 Feeds Udang beku 3.164 59.861 Frozen shrimp Probiotik 480 673 Probiotic Lain-lain 498 1.050 Others

1.413.098 1.454.109 Dikurangi penyisihan penurunan nilai Less allowance for decline in

persediaan (11.731) (13.981) value of inventories

Bersih 1.401.367 1.440.128 Net Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:

Movement of allowance for decline in value of inventories is as follows:

2010 2009 Saldo pada awal tahun (13.981) (19.484) Beginning balance Penyesuaian pencadangan 2.250 5.747 Allowance’s adjustment Penyisihan tahun berjalan - (244) Allowance for current year

Saldo akhir (11.731) (13.981) Ending balance Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan di atas telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusakan, bencana alam, kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 805,7 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.

As of 31 December 2010, the above inventories are covered by insurance against losses from damage, natural disasters, fire and other risks under blanket of policies with total coverage of Rp 805.7 billion. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks.

Pada tanggal 31 Desember 2010 persediaan tertentu dijadikan sebagai jaminan untuk pinjaman PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) masing-masing sampai dengan Rp 65 miliar dan AS$ 6,25 juta untuk BNI dan minimal Rp 80 miliar dan AS$ 20 juta untuk Bank Niaga, sedangkan persediaan berupa barang yang dibeli dengan fasilitas kredit dijadikan jaminan untuk pinjaman PT Bank Permata, Indonesia Eximbank (dahulu PT Bank Ekspor Indonesia), PT Bank DBS Indonesia dan Bank Niaga senilai antara 100%-125% dari fasilitas L/C yang terpakai (Catatan 12).

As of 31 December 2010, certain inventories are used as collateral for loans from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) and PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) up to Rp 65 billion and US$ 6.25 million for BNI and minimum of Rp 80 billion and US$ 20 million for Bank Niaga, respectively, while inventories purchased using the credit facilities are used as collateral for loans from PT Bank Permata, Indonesia Eximbank (previously PT Bank Ekspor Indonesia), PT Bank DBS Indonesia and Bank Niaga amounted around 100% - 125% from the L/C facility being used (Note 12).

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

42

9. PENYERTAAN SAHAM 9. INVESTMENTS IN SHARES OF STOCK

Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut : Details of investments in shares of stock are as follows:

2010 2009

CP Aquaculture (India) Private Limited 45.796 45.796 CP Aquaculture (India) Private Limited Shrimp Improvements Systems Pte Limited Shrimp Improvements Systems Pte Limited

(Singapura) 14.255 3.728 (Singapore) Lain-lain 739 702 Others

Jumlah 60.790 50.226 Total

Penyertaan di CP Aquaculture (India) Private Limited adalah sebesar 25%. Karena Perusahaan tidak lagi memiliki pengaruh signifikan pada perusahaan asosiasi tersebut maka jumlah investasi yang terbawa diperlakukan dengan metode biaya perolehan (at cost).

Investment in CP Aquaculture (India) Private Limited represents 25% ownership interest. As the Company no longer exerts significant influence in the associated company, the carrying value of investment in the associated company is treated as cost.

Penyertaan di Shrimp Improvements Systems Pte Limited (Singapore) adalah sebesar 49% dan 50% masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 serta dinyatakan berdasarkan metode ekuitas.

Investment in Shrimp Improvements Systems Pte Limited (Singapore) represents 49% and 50% ownership in 2010 and 2009 respectively and is stated based on equity method.

Penyertaan lain-lain merupakan penyertaan pada berbagai perusahaan asosiasi dengan kepemilikan di bawah 20%, dan dinyatakan berdasarkan harga perolehan.

Investments in shares of stock - others, consist of investments in several associated companies with ownership interest less than 20%, and are stated at cost.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

43

10. ASET TETAP 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT

Saldo dan mutasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Balance and movement for the years ended 31 December 2010

Saldo awal Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir 1 Jan 2010/ Additions Deductions Reclassification 31 Des 2010 / Beginning Ending balance balance 1 Jan 2010 31 Dec 2010 Nilai Tercatat Carrying value Kepemilikan langsung Direct Ownership Tanah 366.405 692 6.296 - 360.801 Land Prasarana tanah dan bangunan 2.154.459 13.149 24.722 30.738 2.173.624 Land and buildings improvements Bangunan 525.774 4.445 34.906 4.246 499.559 Buildings Mesin dan peralatan 1.242.523 18.591 75.016 25.329 1.211.427 Machinery and equipment Peralatan transportasi 161.980 3.897 8.678 924 158.123 Transportation equipment Peralatan dan perabotan kantor 74.226 5.338 1.861 31 77.734 Furniture, fixtures and office equipment Instalasi listrik dan air 201.148 1.569 10.098 24.312 216.931 Electrical and water installation Peralatan laboratorium 13.694 1.312 1.104 - 13.902 Laboratory equipment

Jumlah 4.740.209 48.993 162.681 85.580 4.712.101 Total Aset dalam penyelesaian Construction in progress Bangunan dan prasarana 12.743 47.520 3.442 (37.333) 19.488 Land and buildings improvements Mesin dan peralatan 26.598 31.430 14.059 (22.969) 21.000 Machinery and equipment Lain-lain 32.969 7.084 39 (25.640) 14.374 Others

Jumlah 72.310 86.034 17.540 (85.942) 54.862 Total Aset sewa pembiayaan 37.996 516 1.418 362 37.456 Under Financial Lease

Jumlah Nilai Tercatat 4.850.515 135.543 181.639 - 4.804.419 Total Carrying Value

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Kepemilikan langsung Direct Ownership Prasarana tanah dan bangunan 234.030 170.137 5.485 - 398.682 Land and buildings improvements Bangunan 97.193 27.159 8.532 - 115.820 Buildings Mesin dan peralatan 361.564 113.002 39.554 - 435.012 Machinery and equipment Peralatan transportasi 46.221 19.648 6.828 - 59.041 Transportation equipment Peralatan dan perabotan kantor 35.940 10.894 1.602 - 45.232 Furniture, fixtures and office equipment Instalasi listrik dan air 63.838 25.545 3.906 - 85.477 Electrical and water installation Peralatan laboratorium 3.641 2.645 608 - 5.678 Laboratory equipment

Jumlah 842.427 369.030 66.515 - 1.144.942 Total Aset sewa pembiayaan 2.716 1.955 224 - 4.447 Under Financial Lease

Jumlah Akumulasi Penyusutan 845.143 370.985 66.739 - 1.149.389 Total Accumulated Depreciation Bersih 4.005.372 3.655.030 Net

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

44

10. ASET TETAP (lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (continued)

Saldo dan mutasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Balance and movement for the year ended 31 December 2009

Saldo awal Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir 1 Jan 2009/ Additions Deductions Reclassification 31 Des 2009 / Beginning Ending balance balance 1 Jan 2009 31 Dec 2009 Nilai Tercatat Carrying value Kepemilikan langsung Direct Ownership Tanah 348.475 23.777 5.847 - 366.405 Land Prasarana tanah dan bangunan 1.994.266 26.078 117.369 251.484 2.154.459 Land and buildings improvements Bangunan 434.197 917 11.990 102.650 525.774 Buildings Mesin dan peralatan 1.112.244 37.697 104.909 197.491 1.242.523 Machinery and equipment Peralatan transportasi 163.173 797 4.868 2.878 161.980 Transportation equipment Peralatan dan perabotan kantor 71.777 1.422 1.881 2.908 74.226 Furniture, fixtures and office equipment Instalasi listrik dan air 182.602 1.287 20.784 38.043 201.148 Electrical and water installation Peralatan laboratorium 12.360 1.496 162 - 13.694 Laboratory equipment

Jumlah 4.319.094 93.471 267.810 595.454 4.740.209 Total Aset dalam penyelesaian Construction in progress Bangunan dan prasarana 134.374 167.780 20.233 (269.178) 12.743 Land and buildings improvements Mesin dan peralatan 255.343 50.263 12.463 (266.545) 26.598 Machinery and equipment Lain-lain 53.297 45.529 6.126 (59.731) 32.969 Others

Jumlah 443.014 263.572 38.822 (595.454) 72.310 Total Aset sewa pembiayaan 37.996 - - - 37.996 Lease

Jumlah Nilai Tercatat 4.800.104 357.043 306.632 - 4.850.515 Total Carrying Value

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Kepemilikan langsung Direct Ownership Prasarana tanah dan bangunan 87.048 164.733 17.751 - 234.030 Land and buildings improvements Bangunan 78.028 24.363 5.198 - 97.193 Buildings Mesin dan peralatan 282.344 120.619 42.058 659 361.564 Machinery and equipment Peralatan transportasi 30.747 19.649 3.541 (634) 46.221 Transportation equipment Peralatan dan perabotan kantor 26.172 11.007 1.239 - 35.940 Furniture, fixtures and office equipment Instalasi listrik dan air 44.731 23.852 4.720 (25) 63.838 Electrical and water installation Peralatan laboratorium 2.045 1.625 29 - 3.641 Laboratory equipment -

Jumlah 551.115 365.848 74.536 - 842.427 Total Aset sewa pembiayaan 704 2.012 - - 2.716 Under Financial Lease

Jumlah Akumulasi Penyusutan 551.819 367.860 74.536 - 845.143 Total Accumulated Depreciation Bersih 4.248.285 4.005.372 Net

a. Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut: a. Depreciation expenses were charged as follows:

2010 2009

Beban pokok penjualan 162.826 207.502 Cost of goods sold Beban penjualan (Catatan 21) 126.740 79.324 Selling expenses (Note 21) Beban umum dan administrasi (Catatan 21) 81.419 79.696 General and administrative expenses (Note 21)

Jumlah 370.985 366.522 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

45

10. ASET TETAP (lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (continued)

Selisih antara penambahan akumulasi penyusutan dan pembebanan penyusutan di tahun 2009 sebesar Rp 1,3 miliar merupakan saldo awal akumulasi penyusutan aset tetap Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC (PAB) yang diakuisisi di tahun 2009.

The difference between addition of accumulated depreciation and depreciation expenses charged in 2009 of Rp 1.3 billion represents beginning balance of accumulated depreciation of property, plant and equipment of Pacific Aquaculture and Biotechnology LLC (PAB) which was acquired in 2009.

Laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: Gain on sale of property, plant and equipment is as follows:

2010 2009

Proceeds from sale of Hasil penjualan aset tetap 104.374 20.467 property, plant, and equipment Nilai buku 63.236 20.532 Book value

Laba (rugi) Gain (loss) on sale of penjualan aset tetap 41.138 (65) property, plant and equipment

b. Penambahan aset tetap dan asset dalam penyelesaian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 terutama merupakan penambahan aset tetap sehubungan dengan perbaikan yang signifikan dan penambahan kapasitas terpasang Perusahaan dan Anak Perusahaan serta revitalisasi tambak Perusahaan yang dilakukan secara bertahap.

b. Additions of property, plant and equipment and construction in progress for the years ended 31 December 2010 mainly due to significant repairs and addition of the Company and Subsidiary’s installed capacity and the revitalization of the Company’s ponds which has been gradually executed.

Penambahan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 terutama merupakan penambahan aset tetap sehubungan dengan perbaikan yang signifikan dan penambahan kapasitas terpasang Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Additions of property, plant and equipment for the year ended 31 December 2009 mainly due to significant repairs and addition of the Company and Subsidiary’s installed capacity.

Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 terutama disebabkan oleh penjualan aset-aset utama CWS serta adanya sebagian aset tambak Perusahaan yang dijual kepada plasma. Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli antara CWS dan SHS International tanggal 9 Maret 2010, CWS setuju untuk menjual tanah, bangunan, sarana dan fasilitas pelengkap, mesin-mesin dan peralatannya, serta peralatan kantor yang berlokasi di (i) Desa Saenties, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan luas tanah 20.000 meter persegi, (ii) Desa Berbek, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan luas tanah 6.590 meter persegi, (iii) Kelurahan Mabar, Kecamatan Deli, Kotamadya Medan, Sumatera Utara dengan luas 12.183 meter persegi kepada SHS International dengan harga jual sebesar Rp 103 miliar (Catatan 1d). Transaksi ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham CWS melalui Akte No. 18 tanggal 10 Maret 2010 yang dibuat oleh Notaris Iswandi S.H, notaris pengganti Yulia S.H. Laba atas penjualan asset CWS ini adalah sebesar Rp 40,1 miliar.

Deduction of property, plant and equipment for the year ended 31 December 2010 mainly due to selling of CWS’s assets and selling some of Company’s ponds assets to farmers. Based on Sale and Purchase Agreement between CWS and SHS International dated 9 March 2010, CWS agreed to sell land, building, facilities, machineries and equipment as well as office equipment located in (i) Desa Saenties, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, North Sumatera with a total area of 20,000 square metres, (ii) Desa Berbek, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur with a total area of 6,590 square metre, (iii) Kelurahan Mabar, Kecamatan Deli, Kotamadya Medan, North Sumatera with a total area of 12,183 square metre to SHS International with selling price of Rp 103 billion (Note 1d). This transaction has already approved by CWS’s shareholders through Notarial Deed No. 18 dated 10 March 2010 made by Notary Iswandi S.H., substitute notary for Yulia S.H. Gain on sale of CWS’s property, plant and equipment is Rp 40.1 billion.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

46

10. ASET TETAP (lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (continued)

Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 terutama disebabkan oleh penjualan tambak Perusahaan dan perlengkapannya kepada plasma dengan nilai buku sebesar Rp 127,6 miliar dan reklasifikasi aset yang tidak digunakan dalam usaha ke Aset Lain-lain dengan nilai buku sebesar Rp 44,9 miliar.

Deduction of property, plant and equipment for the year ended 31 December 2009 mainly caused by sale of Company’s ponds and their equipment to the farmers with net book value of Rp 127.6 billion and reclassification of unused asset to Other Assets with net book value of Rp 44.9 billion.

c. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan

Anak Perusahaan terhadap kondisi aset tetap, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010.

c. Based on the review of the Company’s and Subsidiaries’ management regarding the condition of property, plant and equipment, the management believes that there is no indication of impairment in assets values of the Company and Subsidiaries’ property, plant and equipment as of 31 December 2010.

d. Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap (kecuali

tanah dan peralatan transportasi), diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusakan, bencana alam, kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 274,7 juta dan Rp 76,0 miliar (total setara dengan Rp 2,5 triliun). Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut.

d. As of 31 December 2010, property, plant and equipment (except land and transportation equipment), are covered by insurance against losses from damage, natural disasters, fire and other risks under blanket of policies with total coverage of US$ 274.7 million and Rp 76.0 billion (total equivalent to Rp 2.5 trillion). The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks.

e. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2010 dan 2009 aset dalam penyelesaian terutama merupakan biaya perolehan bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan sehubungan dengan penambahan kapasitas terpasang Perusahaan dan Anak Perusahaan.

e. For the years ended 31 December 2010 and 2009 construction in progress mainly represents acquisitions of buildings and building improvement, machinery and equipment in relation to the addition of Company and Subsidiary’s installed capacity.

f. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki hak atas

tanah berupa Hak Pakai dan Hak Guna Bangunan yang terdapat di beberapa daerah Indonesia dengan luas 140,0 juta meter persegi. Hak atas tanah akan habis dalam beberapa tanggal sampai dengan tahun 2045. Manajemen berkeyakinan bahwa hak atas tanah akan dapat diperbaharui apabila telah habis masanya.

f. The Company and Subsidiaries owned Land under Hak Pakai (Right of Use) and Hak Guna Bangunan (Building Rights) located in certain areas in Indonesia with total area of 140.0 million square metres. The related landrights will expire in various dates until 2045. The management believes that these rights can be renewed upon expiry.

g. Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap tertentu

digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank jangka pendek (Catatan 12).

g. As of 31 December 2010, certain property, plant and equipment are used as collateral for short term bank loans (Note 12).

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

47

11. ASET TIDAK LANCAR LAIN-LAIN, BERSIH 11. NON-CURRENT ASSETS – OTHERS, NET

Rincian aset lain-lain, bersih terdiri dari: Details of non-current assets – others, net are as follows:

2010 2009 Tanah yang tidak digunakan dalam usaha 115.994 111.632 Land not used in operations Aset lain yang tidak digunakan dalam usaha 36.111 45.167 Other assets not used in operations Deposito yang terbatas penggunaannya 18.884 15.039 Restricted deposit Lain-lain 5.208 6.589 Others

Jumlah 176.197 178.427 Total Tanah yang Tidak Digunakan dalam Usaha Land Not Used in Operations

Per 31 Desember 2010 dan 2009, tanah yang tidak digunakan dalam usaha yang tersebar di berbagai lokasi dengan luas keseluruhan masing-masing sebesar 37,3 juta meter persegi dan 37,1 juta meter persegi.

As of 31 December 2010 and 2009, lands which are not used in operations are located in several areas, with total area of 37.3 million square meters and 37.1 million square meters respectively.

Hak atas tanah akan habis dalam beberapa tanggal sampai dengan tahun 2045. Manajemen berkeyakinan bahwa hak atas tanah akan dapat diperbaharui apabila telah habis masanya.

The related landrights will expire in various dates until 2045. The management believes that these rights can be renewed upon expire.

Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah, dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian, karena jumlahnya tidak signifikan.

Cost incurred in relation to acquisition or renewal of legal titles of landrights is charged to consolidated statements of income due to insignificant amount.

Deposito yang Terbatas Penggunaannya Restricted Deposit

Deposito yang terbatas penggunaannya di Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) merupakan deposito yang terbatas penggunaannya sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi oleh BOR (Catatan 16). Sesuai dengan persyaratan dalam penawaran obligasi tersebut, sejumlah AS$ 17,9 juta harus disisihkan ke dalam rekening cadangan pembayaran bunga / Interest Reserve Account. Deposito ini telah digunakan untuk pembayaran bunga tengah tahunan di bulan Juni 2009 sehubungan dengan pembayaran bunga obligasi (Catatan 16). Saldo deposito yang terbatas penggunaannya per 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah AS$ 2,1 juta dan AS$ 1,6 juta.

Restricted deposit in Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) is a restricted deposit in relation with the bond issuance by BOR (Note 16). In accordance with the terms in the bond offering, an amount of US$ 17.9 million should be set aside in the Interest Reserve Account. The deposit has already been used in June 2009 to pay semiannual bond interest (Note 16). The balance of restricted deposit as of 31 December 2010 and 2009 is US$ 2.1 million and US$ 1.6 million, respectively.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

48

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK 12 SHORT-TERM BANK LOANS

Akun ini merupakan saldo atas pinjaman revolving dan pinjaman impor yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu sebagai berikut:

This account represents revolving loan and import loan obtained by the Company and certain Subsidiaries as follows:

2010 2009

Pinjaman revolving Revolving loan Dolar Amerika Serikat US Dollar PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (AS$ 20.000.000) 179.820 188.000 (US$ 20,000,000) PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Capital Indonesia Tbk. (AS$ 6.425.000 pada tahun 2010 dan (US$ 6,425,000 in 2010 and AS$ 7.425.000 pada tahun 2009) 57.767 69.795 US$ 7,425,000 in 2009) PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Chinatrust Indonesia (AS$ 2.000.000) - 18.800 (US$ 2,000,000) Rupiah Rupiah Indonesia Eximbank 100.000 100.000 Indonesia Eximbank Pinjaman impor (L/C) Import loans (L/C) Dolar Amerika Serikat US Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (AS$ 24.719.913 pada tahun 2010 dan (US$ 24,719,913 in 2010 and AS$ 25.766.115 pada tahun 2009) 222.257 242.201 US$ 25,766,115 in 2009) PT Bank DBS Indonesia PT Bank DBS Indonesia

(AS$ 12.953.257 pada tahun 2010 dan (US$ 12,953,257 in 2010 and AS$ 15.784.004 pada tahun 2009) 116.463 148.370 US$ 15,784,004 in 2009)

PT Bank Permata Tbk. PT Bank Permata Tbk. (AS$ 3.132.830 pada tahun 2010 dan (US$ 3,132,830 in 2010 and AS$ 1.906.966 pada tahun 2009) 28.167 17.925 US$ 1,906,966 in 2009)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (AS$ 3.028.806 pada tahun 2010 dan (US$ 3,028,806 in 2010 and AS$ 4.977.038 pada tahun 2009) 27.232 46.784 US$ 4,977,038 in 2009)

Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank (AS$ 943.638) 8.484 - (US$ 943,638) Rupiah Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk. 153.239 150.094 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 126.132 117.570 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Indonesia Eximbank 38.632 41.789 Indonesia Eximbank PT Bank DBS Indonesia 33.258 13.081 PT Bank DBS Indonesia

Jumlah 1.091.451 1.154.409 Total

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

CPB Kredit Modal Kerja (KMK) Pada tanggal 21 September 2006, CPB menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) seperti dimuat dalam Akta Notaris Surjadi, S.H., No. 17, dimana BNI memberikan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan pagu kredit AS$ 20,0 juta. KMK ini dijamin dengan aset tetap tertentu yang terletak di Desa Bratasena, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

CPB Working Capital Loan (KMK) On 21 September 2006, CPB entered into an agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) as notarized by Notarial Deed No. 17 of Surjadi, S.H., whereby BNI will provide working capital loan (KMK) with credit limit of US$ 20.0 million. The loan was secured by certain property, plant and equipment located in Desa Bratasena, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

49

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (lanjutan)

CPB (lanjutan)

Kredit Modal Kerja (KMK)(lanjutan) Berdasarkan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. (2) 17 tanggal 17 Juni 2008, BNI dan CPB menyetujui untuk mengadakan perubahan atas fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) antara lain: - memperpanjang fasilitas KMK sampai dengan tanggal

20 September 2008 - mengganti dan menambah jaminan yang sudah ada

berupa hak tanggungan peringkat I (pertama) atas tanah senilai Rp 50,5 miliar dan 10 bidang tanah yang akan dibebani hak tanggungan peringkat I (pertama) sebesar Rp 158,0 miliar.

Fasilitas ini kemudian diubah pada tanggal 3 April 2009 dengan Persetujuan Perjanjian Kredit No. (4) 17, dimana BNI dan CPB menyetujui antara lain: - memperpanjang fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK)

sampai dengan tanggal 20 September 2009. - menerapkan suku bunga tetap untuk fasilitas tersebut

yang berlaku sejak tanggal 21 Maret 2009 sampai dengan tanggal 20 September 2009.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (continued)

CPB (continued)

Working Capital Loan (KMK) (continued) Based on Amended Credit Agreement No. (2) 17 dated 17 June 2008, BNI and CPB agreed to amend Working Capital Loan Facility among others: - to extend Working Capital Loan facility up to

20 September 2008 - to replace and add the existing collaterals in the form

of first ranked mortgage over land amounting to Rp 50.5 billion and first ranked mortgage over 10 pieces of land amounting to Rp 158.0 billion.

The facilities were further amended on 3 April 2009 with Amended Credit Agreement No. (4) 17, whereby, among others, BNI and CPB agreed to: - to extend Working Capital Loan facility up to 20

September 2009 - to apply fixed interest rate for the facility starting from

21 March 2009 until 20 September 2009.

Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan Fasilitas Kredit No. KPD/2.2/066/R fasilitas tersebut di atas telah diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Juni 2011. CPB diwajibkan menjaga posisi keuangan dengan Current Ratio minimum 1x, Debt-to-Equity Ratio maksimum 2,5x dan Debt Service Coverage minimum 100%. Fasilitas L/C Pada tanggal 21 September 2006 CPB juga mendapatkan fasilitas L/C (Surat Berdokumen Dalam Negeri) dari bank yang sama, yang perjanjiannya dimuat dalam akta No. 18, dibuat oleh Notaris Surjadi, S.H. Fasilitas L/C tersebut mempunyai pagu kredit sebesar AS$ 5,0 juta dan dikenakan bunga SIBOR+2% setahun. Fasilitas L/C ini dijamin dengan bahan baku senilai 125% dari fasilitas yang dipakai. Perjanjian fasilitas L/C ini berlaku selama 12 bulan sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian fasilitas ini.

Based on Letter of Credit Facility Extention No. KPD/2.2/066/R the above facility is extended up to 22 June 2011. CPB is required to maintain financial position with minimum Current Ratio 1x, maximum Debt-to-Equity Ratio 2.5x and minimum Debt Service Coverage of 100%. L/C Facility On 21 September 2006 CPB also obtained Letter of Credit (L/C) facility from the same bank as notarized in Notarial Deed No. 18 of Surjadi, S.H. This L/C facility has maximum limit of US$ 5.0 million and bears interest of SIBOR+2% p.a. The L/C facility is secured by raw materials with total value of 125% of the used facility. The agreement for the L/C facility is valid for 12 months starting from the date when the loan agreement was signed.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

50

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (lanjutan)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (continued)

CPB (lanjutan)

Fasilitas L/C Pada tanggal 16 Juli 2007, CPB menandatangani persetujuan perubahan perjanjian pemberian fasilitas pembukaan L/C impor dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan perjanjian No. (1) 18. Perubahan ini menetapkan bahwa sight L/C yang jatuh tempo dapat diteruskan menjadi Trust Receipt (T/R) / post financing dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah disetujui. Penggunaan fasilitas L/C impor ditambah dengan fasilitas trust receipt / post financing tidak boleh melebihi AS$ 5,0 juta. Berdasarkan Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Fasilitas Kredit No. KPD/2.2/066/R fasilitas tersebut di atas diperpanjang sampai dengan 22 Juni 2011. Perusahaan Pada tanggal 23 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan BNI seperti dimuat dalam Akta No. 33 yang dibuat oleh Notaris Surjadi, S.H., dimana BNI memberikan fasilitas pembukaan L/C Impor dalam bentuk Irrevocable Sight L/C dan/atau Usance L/C dan dapat dipergunakan untuk pembukaan SKBDN dalam bentuk Irrevocable Sight atau Usance SKBDN, dengan batas maksimum sebesar Rp 185,0 miliar atau AS$ 20,0 juta dengan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pada tanggal 22 Juni 2010, berdasarkan Persetujuan Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pembukaan Letter of Credit Impor / Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri No. (2) 33, Perusahaan menandatangani persetujuan perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit ini dengan BNI sampai dengan tanggal 22 September 2010 serta perubahan tingkat bunga menjadi sebesar 12,5%. Selain itu BNI dan Perusahaan menyetujui untuk memberikan jaminan berupa tanah, bangunan dan mesin milik Perusahaan yang berlokasi di Desa Bumi Dipasena, Lampung sebesar Rp 183,6 miliar, persediaan sebesar Rp 65,0 miliar dan piutang sebesar Rp 65,0 miliar. Berdasarkan Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Fasilitas Kredit No. KPD/2.2/065/R fasilitas tersebut di atas diperpanjang sampai dengan 22 Juni 2011.

CPB (continued)

L/C Facility On 16 July 2007, CPB signed an amended opening import L/C facilities agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), under agreement No. (1) 18. The amendment stipulated that due sight L/C can be carried forward as Trust Receipt (T/R) / post financing in line with the agreed terms and conditions. Usage of import L/C facilities plus the trust receipt / post financing facility may not exceed US$ 5.0 million. Based on Letter of Credit Facility Extention No. KPD/2.2/066/R the above facilities are extended up to 22 June 2011. The Company On 23 June 2008, the Company entered into a credit agreement with BNI as notarized by Notarial Deed No. 33 of Surjadi, S.H., whereby BNI provides L/C opening facility in the form of Irrevocable Sight L/C and/or Usance L/C which can also be used to open SKBDN in the form of Irrevocable Sight or Usance SKBDN, with credit limit of Rp 185.0 billion or US$ 20.0 million at interest rate of 11.5% p.a. On 22 June 2010, based on Amended Letter of Credit Import Facility / SKBDN Agreement No. (2) 33, the Company signed an agreement with BNI to extend this credit facility period up to 22 September 2010 as well as changes in the interest rate to 12.5%. Moreover, BNI and the Company agreed to pledge the land, building and machineries owned by the Company located in Desa Bumi Dipasena, Lampung amounted to Rp 183.6 billion, inventory amounted to Rp 65.0 billion and trade receivable amounted to Rp 65.0 billion. Based on Letter of Credit Facility Extention No. KPD/2.2/065/R the above facility are extended up to 22 June 2011.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

51

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (lanjutan)

Perusahaan (lanjutan) Perusahaan diwajibkan memenuhi Interest Coverage Ratio sebesar minimal 2x. Perusahaan dan CPB telah memperoleh surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) untuk tahun 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah fasilitas revolving yang sudah digunakan sebesar AS$ 20,0 juta sedangkan jumlah fasilitas L/C impor yang sudah digunakan sebesar AS$ 3,0 juta dan Rp 126,1 miliar.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (continued)

The Company (continued) The Company is required to maintain minimum Interest Coverage Ratio of 2x. The Company and CPB have already got waiver for 2011. As of 31 December 2010, total revolving facility which has been used amounting to US$ 20.0 million whereas total L/C impor facility which has been used amounting to US$ 3.0 million and Rp 126.1 billion.

PT Bank Capital Indonesia Tbk.

PT Bank Capital Indonesia Tbk.

Pada tanggal 11 Nopember 2009 Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Capital (Capital) dimana Capital memberikan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan pagu kredit AS$ 7,425 juta. Jangka waktu fasilitas kredit adalah sejak tanggal 16 Nopember 2009 sampai dengan tanggal 16 Nopember 2010.

On 11 November 2009 the Company entered into a loan agreement with Bank Capital (Capital) whereby Capital will provide Working Capital Loan (KMK) facility with credit limit of US$ 7.425 million. The credit facility period is from 16 November 2009 until 16 November 2010.

Berdasarkan Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan No. 26, 27, 29 dan 30 yang dibuat oleh Notaris B. Andy Widyanto, S.H. pada tanggal 25 Februari 2010, Perusahaan menyetujui untuk menyerahkan jaminan tambahan berupa beberapa bidang tanah beserta isinya milik CPgP yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Based on Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan No. 26, 27, 29 and 30 of Notary B. Andy Widyanto, S.H. dated 25 February 2010, the Company agreed to pledge additional collaterals consisting of several pieces of land and related facilities owned by CPgP located in Kabupaten Karawang, West Java.

Pada tanggal 16 Nopember 2010, berdasarkan Perjanjian Penegasan Kembali dan Addendum Terhadap Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. 117/P-PA/BCI-KP/XI/2010, pagu kredit fasilitas KMK menjadi sebesar AS$ 6,425 juta dan jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan 16 Nopember 2011.

On 16 November 2010, based on Addendum to Banking Facility Agreement No. 117/P-PA/BCI-KP/XI/2010, the working capital loan facility credit limit became US$ 6.425 million and the credit facility period is extended until 16 November 2011.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

52

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12 SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Indonesia Eximbank (dahulu PT Bank Ekspor Indonesia)

Indonesia Eximbank (previously PT Bank Ekspor Indonesia)

Pada tanggal 29 Mei 2008, berdasarkan Akta No. 94 yang dibuat oleh Suwarni Sukiman, S.H., Indonesia Eximbank (Eximbank) menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit dibawah ini kepada Perusahaan: - Fasilitas pembukaan L/C Sight atau Usance dan /

atau pembiayaan L/C impor sampai jumlah pokok sebesar AS$ 10,0 juta.

- Fasilitas kredit modal kerja sampai jumlah sebesar Rp 100,0 milyar.

Fasilitas L/C ini dijamin oleh jaminan tunai yang mewakili 15% dari pembukaan L/C serta jaminan fidusia berupa persediaan barang yang diimpor dengan nilai penjaminan setara 125% dari fasilitas yang digunakan.

On 29 May 2008, based on Notarial Deed No. 94 of Suwarni Sukiman, S.H., Indonesia Eximbank (Eximbank) agreed to provide the following credit facilities to the Company: - Opening facility for Sight L/C or Usance L/C and / or

financing import L/C with credit limit of US$ 10.0 million.

- Working capital loan facility with credit limit of Rp 100.0 billion.

This L/C facility is secured by cash collateral representing 15% of opening L/C and fiduciary transfer of imported inventories equivalent to 125% of used facility.

Pada tanggal 1 April 2009, berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 027A/ADDPK/04/2009, Eximbank menyetujui untuk memberikan fasilitas tambahan berupa Pembiayaan atau Pembukaan SKBDN dengan jumlah pokok gabungan dengan fasilitas pembukaan L/C Sight atau usance dan/atau pembiayaan L/C impor sebesar AS$ 10,0 juta.

On 1 April 2009, based on the Amended Working Capital Credit Export Agreement No. 027A/ADDPK/04/2009, Eximbank agreed to provide additional Financing or Opening of SKBDN combined with Opening Facility for Sight L/C or Usance L/C and/or financing import L/C with total credit limit of US$ 10.0 million.

Pada tanggal 29 Mei 2009 berdasarkan Perubahan Kedua Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 051/ADDPK/05/2009, Eximbank menyetujui perubahan mata uang yang dapat digunakan dalam fasilitas ini. Pembukaan L/C Sight atau Usance dapat memakai mata uang AS$ atau Euro atau SGD atau Rupiah. Pembukaan fasilitas SKBDN dapat memakai AS$ atau Rupiah senilai AS$ 10,0 juta.

On 29 May 2009, based on Second Amended Working Capital Credit Export Agreement No. 051/ADDPK/05/2009, Eximbank agreed on changes in currencies used for this facility. Opening of L/C Sight or Usance can be in US$ or Euro or SGD or Rupiah. Opening of SKBDN can be in US$ or Rupiah equivalent to US$ 10.0 million.

Tingkat bunga yang berlaku merupakan Prime Lending Rate sebesar 13,75%.

Applicable interest rate constitutes Prime Lending Rate at 13.75%.

Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang obligasi BOR (Catatan 16) yang sedang berlangsung, Perusahaan telah mendapatkan surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) dari Eximbank yang menyatakan bahwa Eximbank tidak akan menyatakan wanprestasi silang (cross default) atas kemungkinan potensial wanprestasi (default) dari proses restrukturisasi ini yang berlaku sampai akhir tahun 2010 dengan persyaratan Perusahaan menyerahkan jaminan tambahan berupa Tanah dan Bangunan dengan nilai minimum sebesar Rp 109,0 miliar. Surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) untuk tahun 2011 sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen berkeyakinan bahwa perpanjangan periode surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) tersebut akan diperoleh.

In relation to the restructuring process of bonds payable issued by BOR (Note 16), the Company has obtained a waiver from Eximbank which states that Eximbank will not enforce cross default on the potential default from the restructuring process which is valid up to end of year 2010 with condition that the Company pledges an additional guarantee in the form of Land and Buildings with a minimum value of Rp 109.0 billion. Waiver for 2011 is currently under extension process. The management believes that the extension of waiver period can be obtained.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

53

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12 SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Indonesia Eximbank (dahulu PT Bank Ekspor Indonesia) (lanjutan)

Indonesia Eximbank (previously PT Bank Ekspor Indonesia) (continued)

Oleh sebab itu, Perusahaan dan Eximbank pada tanggal 30 Desember 2009 menandatangani Perubahan Keempat Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 306/ADDPK/12/2009, Perusahaan menyetujui untuk menyerahkan jaminan tambahan berupa hak tanggungan atas tanah, bangunan berikut sarana dan mesin milik Perusahaan yang terletak di beberapa lokasi di Jawa Timur dan Jawa Barat, dan Eximbank menyetujui untuk menurunkan Prime Lending Rate menjadi sebesar 13,25% per tahun berlaku efektif sejak tanggal 29 September 2009.

Therefore, on 30 December 2009, the Company and Eximbank signed the Fourth Amended Working Capital Credit Export Agreement No. 306/ADDPK/12/2009, the Company agreed to pledge additional collaterals consisting of land, building, facilities and machine owned by the Company located in several areas in East and West Java, and Eximbank agreed to decrease the Prime Lending Rate to 13.25% per annum effective since 29 September 2009.

Pada tanggal 3 Juni 2010, berdasarkan Perubahan Kelima Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 110/ADDPK/06/2010, Perusahaan dan Eximbank menyetujui perubahan pagu kredit fasilitas tersebut di atas menjadi AS$ 8,66 juta atau ekuivalen dalam mata uang Rupiah. Kedua belah pihak juga menyetujui penurunan Prime Lending Rate menjadi sebesar 12,5% untuk mata uang Rupiah dan 6% untuk mata uang Dollar. Jangka waktu yang diberikan untuk fasilitas kredit tersebut di atas diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Nopember 2010.

On 3 June 2010, based on the Fifth Amended Working Capital Credit Export Agreement No. 110/ADDPK/06/2010, the Company and Eximbank agreed to amend the above credit facility limit to US$ 8.66 million or equivalent in Rupiah currency. Both parties also agreed to decrease the Prime Lending Rate to 12.5% for Rupiah currency and 6% for Dollar currency. The credit facility period is extended until 29 November 2010.

Pada tanggal 8 Desember 2010, berdasarkan Perubahan Keenam Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 172B/ADDPK/12/2010, Perusahaan dan Eximbank menyetujui penurunan Prime Lending Rate untuk mata uang Rupiah. Jangka waktu yang diberikan untuk fasilitas kredit tersebut di atas diperpanjang sampai dengan tanggal 28 Januari 2011.

On 8 December 2010, based on the Sixth Amended Working Capital Credit Export Agreement No. 172B/ADDPK/12/2010, the Company and Eximbank agreed to decrease the Prime Lending Rate for Rupiah currency. The credit facility period is extended until 28 January 2011.

Perusahaan diwajibkan untuk memberitahukan dan / atau mendapatkan persetujuan dari Eximbank untuk melakukan hal antara lain: (i) merger, konsolidasi, akuisisi dan / atau pembubaran Perusahaan; (ii) perjanjian yang mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam membayar hutangnya; dan (iii) memberikan jaminan perusahaan kepada pihak ketiga kecuali untuk Plasma dan peserta kerjasama operasi.

The Company is required to inform and / or obtain approval from Eximbank to perform the following: (i) merger, consolidation, acquisition and / or liquidation of the Company; (ii) agreement which will influence the ability of the Company to pay its payables; and (iii) give Company’s guarantee to third party except for farmers and joint-operation parties.

Perusahaan diwajibkan memenuhi rasio-rasio keuangan antara lain Gearing Ratio tidak melebihi 3,5x, Interest Coverage Ratio minimal 2x dan Current Ratio minimal 1x.

The Company is required to comply with financial ratios among others Gearing Ratio not exceeding 3.5x, Minimum Interest Coverage Ratio 2x and minimum Current Ratio 1x.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

54

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12 SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Indonesia Eximbank (dahulu PT Bank Ekspor Indonesia) (lanjutan)

Indonesia Eximbank (previously PT Bank Ekspor Indonesia) (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah fasilitas modal kerja yang sudah digunakan sebesar Rp 100,0 miliar sedangkan jumlah fasilitas L/C impor yang sudah digunakan sebesar AS$ 0,9 juta dan Rp 38,6 miliar.

As of 31 December 2010, total working capital facility which has been used amounting to Rp 100.0 billion whereas total import L/C facility which has been used amounting to US$ 0.9 million and Rp 38.6 billion.

PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Chinatrust Indonesia

Perusahaan Pada tanggal 31 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Chinatrust Indonesia (Chinatrust) seperti dimuat dalam Akta Notaris Dewi Himijati Tandika, S.H., No. 92, dimana Chinatrust memberikan Fasilitas Pinjaman Jangka pendek dengan pagu kredit AS$ 2,0 juta dengan suku bunga mengambang sebesar 8,5% per tahun untuk pencairan dalam AS$ dan sebesar bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulan ditambah 2,75% untuk pencairan dalam Rupiah, ditambah facility fee sebesar 0,5% per tahun. Jangka waktu fasilitas ini adalah 1 (satu) tahun sampai dengan tanggal 31 Oktober 2008.

The Company On 31 October 2007 the Company entered into a credit agreement with PT Bank Chinatrust Indonesia (Chinatrust) as notarized by Notarial Deed No. 92 of Dewi Himijati Tandika, S.H., whereby Chinatrust provides Short Term Loan Facility with credit limit of US$ 2.0 million and bears floating interest rate of 8.5% p.a for drawdown in US$ and 1 month Indonesian Bank Certificate interest rate plus 2.75% for drawdown in Rupiah, plus facility fee of 0.5% p.a. This facility is valid for 1 (one) year until 31 October 2008.

Pada tanggal 22 Desember 2008 berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit No. 150/AMEND/XII/2008, Chinatrust menyetujui bahwa fasilitas senilai AS$ 2,0 juta tersebut dapat ditarik dalam mata uang AS$ atau mata uang lainnya dengan persetujuan Chinatrust, dan jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai tanggal 14 April 2009 dengan suku bunga mengambang sebesar 10,65% per tahun untuk pencairan dalam AS$ dan 15,65% per tahun untuk pencairan dalam Rupiah.

On 22 December 2008 based on Amended Credit Agreement No. 150/AMEND/XII/2008, Chinatrust agreed that the US$ 2.0 million credit facility may be drawdown in US$ or any other currencies as approved by Chinatrust, and the facility period was extended up to 14 April 2009 at floating interest rates of 10.65% p.a for drawdown in US$ and 15.65% p.a. for drawdown in Rupiah.

Pada tanggal 29 Mei 2009 berdasarkan Perubahan atas Perjanjian Kredit No. 089/AMEND/V/2009, jangka waktu fasilitas tersebut diperpanjang sampai dengan tanggal 14 April 2010 dengan suku bunga mengambang sebesar 9% per tahun untuk pencairan dalam AS$ dan 14% per tahun untuk pencairan dalam Rupiah.

On 29 May 2009 based on Amended Credit Agreement No. 089/AMEND/V/2009, the facility period was extended up to 14 April 2010 at floating interest rates of 9% p.a for drawdown in US$ and 14% p.a for drawdown in Rupiah.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

55

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank Chinatrust Indonesia (lanjutan) PT Bank Chinatrust Indonesia (continued) Pada tanggal 27 Oktober 2009, Perusahaan dan Chinatrust menandatangani perubahan atas perjanjian fasilitas kredit sehubungan dengan penambahan jaminan. Perubahan ini diaktakan dalam Akta No. 107 yang dibuat oleh Notaris Dewi Himijati Tandika, S.H. Jaminan tersebut berupa tanah-tanah yang dimiliki oleh Perusahaan, CWS dan CBB.

On 27 October 2009, the Company and Chinatrust entered into an amendment of credit agreement in connection with additional collaterals. This amendment was notarized by Notarial Deed No. 107 of Dewi Himijati Tandika, S.H. The collaterals are in the form of pieces of lands owned by the Company, CWS and CBB.

Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang obligasi BOR (Catatan 16) yang sedang berlangsung, Perusahaan telah mendapatkan surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) dari Chinatrust yang menyatakan bahwa Chinatrust tidak akan menyatakan wanprestasi silang (cross default) atas kemungkinan potensial wanprestasi (default) dari proses restrukturisasi ini.

In relation to the restructuring process of bonds payable issued by BOR (Note 16), the Company has obtained a waiver from Chinatrust which states that Chinatrust will not enforce cross default on the potential default from the restructuring process.

Berdasarkan Perubahan atas Perjanjian Fasilitas Kredit No. 025/AMEND/III/2010 tanggal 18 Maret 2010, Chinatrust menyetujui untuk mengubah pagu fasilitas kredit menjadi sebesar AS$ 1,4 juta dengan suku bunga mengambang sebesar 7,5% per tahun ditambah imbal jasa fasilitas sebesar 0,5% per tahun. Jangka waktu fasilitas ini sampai dengan 14 Oktober 2010. Dalam perubahan perjanjian ini disebutkan bahwa jaminan yang diberikan adalah tanah yang dimiliki Perusahaan dan CBB. Pada tanggal 14 Oktober 2010, fasilitas pinjaman tersebut di atas telah berakhir dan tidak diperpanjang.

Based on Amended Credit Agreement No. 025/AMEND/III/2010 dated 18 March 2010, Chinatrust agreed to change the credit limit to US$ 1.4 million with floating interest rate of 7.5% p.a plus facility fee of 0.5% p.a. This facility is valid until 14 October 2010. In this Amendment, it is stipulated that collaterals pledged are land owned by the Company and CBB. On 14 October 2010, the above facility has expired and was not extended.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

56

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga)

Sehubungan dengan legal merger antara PT Bank Niaga Tbk. dan PT Bank Lippo Tbk., hutang bank jangka pendek dari kedua bank tersebut disajikan sebagai bagian dari hutang bank jangka pendek kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Pursuant to the legal merger between PT Bank Niaga Tbk. and PT Bank Lippo Tbk., the short term bank loans from these two banks are presented as part of short term loans from PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Dahulu PT Bank Niaga Tbk. Previously PT Bank Niaga Tbk. Perusahaan The Company

Pada tanggal 30 Nopember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Bank Niaga Tbk. (Bank Niaga) dengan perjanjian No. 292/CBG/JKT/2007, No. 293/CBG/JKT/2007 dan No. 294/CBG/JKT/2007, dimana Bank Niaga menyediakan fasilitas pembukaan Letter of Credit Impor dan / atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (L/C Impor – SKBDN), Pinjaman Transaksi Khusus (Fasilitas PTK) dan Pengalihan Hak atas Wesel Ekspor (Fasilitas NWE) dengan jangka waktu 12 bulan. Fasilitas kredit tersebut mempunyai pagu kredit gabungan sebesar AS$ 10,0 juta. Bunga atas fasilitas PTK ini adalah sebesar SIBOR+2% per tahun.

On 30 November 2007, the Company entered into agreements with PT Bank Niaga Tbk. (Bank Niaga) under agreements No. 292/CBG/JKT/2007, No. 293/CBG/JKT/2007 and No. 294/CBG/JKT/2007, whereby Bank Niaga provides Import and / or SKBDN Letter of Credit (Import L/C – SKBDN) facility, Special Transaction Loan (PTK Facility) and Pengalihan Hak atas Wesel Ekspor (Negotiated Line for Export Documents Facility) for a period of 12 months. These facilities have combined credit limit of US$ 10.0 million. Interest on this PTK facility is SIBOR+2% p.a.

Fasilitas kredit tersebut dijaminkan dengan : - hak tanggungan peringkat II atas tanah dan bangunan

milik CPB yang terletak di Desa Suak, Lampung dengan nilai tanggungan sebesar Rp 5,0 miliar.

- hak tanggungan peringkat II atas tanah dan bangunan milik CPB yang terletak di desa Sindangsari, Lampung dengan nilai tanggungan sebesar Rp 5,0 miliar.

- jaminan fidusia atas barang-barang yang dibeli dengan menggunakan fasilitas L/C Impor – SKBDN, dengan nilai jaminan minimal sebesar AS$ 10,0 juta.

These credit facilities are secured by: - second ranked mortgage over land and building owned

by CPB located in Suak Village, Lampung valued at Rp 5.0 billion.

- second ranked mortgage over land and building owned by CPB located in Sindangsari village, Lampung valued at Rp 5.0 billion.

- fiduciary security over inventories purchased under the Import L/C - SKBDN facility, with minimum collateral value of US$ 10.0 million.

Pada tanggal 12 Juni 2008 fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut diubah dengan perjanjian No. 279/AMD/CBG/JKT/08, No. 280/AMD/CBG/JKT/08 dan No. 281/AMD/CBG/JKT/08, dimana, antara lain, Bank Niaga setuju untuk menambah pagu kredit fasilitas impor dari AS$ 10,0 juta menjadi AS$ 20,0 juta dengan tambahan jaminan sebagai berikut: - hak tanggungan peringkat III atas tanah dan bangunan

milik CPB yang terletak di Desa Suak, Lampung dengan nilai tanggungan sebesar Rp 2,3 miliar.

- hak tanggungan peringkat III atas tanah dan bangunan milik CPB yang terletak di Desa Sindangsari, Lampung dengan nilai tanggungan sebesar Rp 5,0 miliar.

- jaminan fidusia atas barang-barang yang dibeli dengan menggunakan fasilitas L/C Impor dengan jaminan minimal sebesar AS$ 20,0 juta (semula AS$ 10,0 juta).

On 12 June 2008, the facilities were amended with agreements No. 279/AMD/CBG/JKT/08, No. 280/AMD/CBG/JKT/08 and No. 281/AMD/CBG/JKT/08 whereby, among others, Bank Niaga agreed to increase the credit limit of import facility from US$ 10.0 million to US$ 20.0 million with additional collaterals as follows: - third ranked mortgage over land and building owned

by CPB located in Suak Village, Lampung valued at Rp 2.3 billion.

- third ranked mortgage over land and building owned by CPB located in Sindangsari Village, Lampung valued at Rp 5.0 billion.

- fiduciary security over inventories purchased under the Import L/C facility at minimum value of US$ 20.0 million (previously US$ 10.0 million).

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

57

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (continued)

Dahulu PT Bank Niaga Tbk. (lanjutan) Previously PT Bank Niaga Tbk. (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued) Pada tanggal 18 Juni 2009 fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut telah diubah dengan perjanjian No. 260/AMD/CBG/JKT/09, No. 261/AMD/CBG/JKT/09 dan No. 262/AMD/CBG/JKT/09, dimana antara lain, Bank Niaga setuju untuk melakukan perubahan pagu kredit fasilitas L/C Impor menjadi sebesar AS$ 12,7 juta dan Rp 84,3 miliar.

On 18 June 2009 the credit facilities were amended with agreements No. 260/AMD/CBG/JKT/09, No. 261/AMD/CBG/JKT/09 and No. 262/AMD/CBG/JKT/09 whereby among others, Bank Niaga agreed to amend the credit limit of Import L/C facility to US$ 12.7 million and Rp 84.3 billion.

Pada tanggal 9 Desember 2010 berdasarkan Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 633/AMD/CB/JKT/2010, fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 12 Maret 2011.

On 9 December 2010 based on Amended Loan Agreement No. 633/AMD/CB/JKT/2010, these facilities have been extended to 12 March 2011.

Perusahaan diwajibkan memenuhi Interest Service Coverage Ratio sebesar minimal 2x dan secara incurrence wajib memenuhi Fixed Charge Coverage Ratio sebesar minimal 2x. Selain itu Charoen Pokphand Group harus mempertahankan kepemilikan mayoritas / pengendalian atas manajemen Perusahaan.

The Company is required to comply with minimum Interest Service Coverage Ratio 2x and on incurrence basis is required to comply with minimum Fixed Charge Coverage Ratio 2x. In addition Charoen Pokphand Group has to maintain the majority ownership / control to the Company’s management.

CPB Pada tanggal 19 Oktober 2006, CPB menandatangani perjanjian dengan Bank Niaga dengan perjanjian No. 389/CBG/JKT/2006, No. 390/CBG/JKT/2006 dan No. 391/CBG/JKT/2006, dimana Bank Niaga akan menyediakan fasilitas pembukaan Letter of Credit Impor (L/C Impor), Pinjaman Transaksi Khusus Impor (PTK-Impor) dan fasilitas pengalihan hak atas Wesel Ekspor (NWE) dengan jangka waktu 12 bulan (19 Oktober 2006 – 19 Oktober 2007). Fasilitas-fasilitas kredit ini mempunyai pagu kredit gabungan sebesar AS$ 8,0 juta. Untuk PTK-Impor dikenakan bunga sebesar SIBOR+2,75% per tahun.

CPB On 19 October 2006, CPB entered into agreements with Bank Niaga under agreements No. 389/CBG/JKT/2006, No. 390/CBG/JKT/2006 and No. 391/CBG/JKT/2006, whereby Bank Niaga will provide Letter of Credit Impor (Import L/C) facility, Special Transaction Loan – Import Loan Facility (PTK-Import) and Pengalihan Hak Atas Wesel Ekspor (Negotiated Line for Export Documents facility - NWE). These facilities are valid for 12 months (19 October 2006 – 19 October 2007) with maximum combined limit of US$ 8.0 million. The PTK-Import bears interest of SIBOR+2.75% p.a.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

58

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (continued)

Dahulu PT Bank Niaga Tbk. (lanjutan) Previously PT Bank Niaga Tbk. (continued) CPB (lanjutan) Fasilitas PTK-Impor dijamin dengan : - hak tanggungan peringkat pertama atas tanah, dan

bangunan, milik CPB yang tertanam diatas tanah seluas 123,71 ha yang terletak di Desa Suak, Lampung.

- hak tanggungan peringkat pertama atas tanah, bangunan, mesin-mesin serta peralatan milik CPB yang tertanam diatas tanah seluas 70.875 meter persegi dan 38.855 meter persegi yang terletak di desa Sindangsari, Lampung.

- jaminan fidusia atas barang-barang yang dibeli dengan menggunakan fasilitas L/C Impor, dengan nilai jaminan minimal sebesar Rp 80,0 miliar.

CPB (continued) The Special Transaction Import Loan Facility (PTK-Import) is secured by: - first ranked mortgage over land and building with

areas of 123.71 ha owned by CPB located in Suak Village, Lampung.

- first ranked mortgage over land, building, machinery

and equipment with areas of 70,875 square metres and 38,855 square metres owned by CPB in Sindangsari village, Lampung.

- fiduciary securities over inventories purchased under

the L/C import facility, with minimum collateral value of Rp 80.0 billion.

Fasilitas Pengalihan Hak atas Wesel Ekspor dijaminkan dengan semua barang yang diwakili oleh dokumen-dokumen ekspor.

The Negotiated Line for Export Documents is secured by goods documented under corresponding export documents.

Pada tanggal 14 Desember 2007 fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut diubah dengan perjanjian No. 608/AMD/CBG/JKT/07, No. 609/AMD/CBG/JKT/07 dan No. 610/AMD/CBG/JKT/07, dimana, antara lain, Bank Niaga setuju untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut sampai dengan tanggal 14 Desember 2008 dengan pagu kredit gabungan sebesar AS$ 16,0 juta dan bunga sebesar SIBOR+2% per tahun untuk PTK-Impor.

On 14 December 2007 the facilities were amended with agreements No. 608/AMD/CGB/JKT/07, No. 609/AMD/CBG/JKT/07 and No. 610/AMD/CBG/JKT/07 whereby, among others, Bank Niaga agreed to extend the loan facilities up to 14 December 2008 with maximum combined credit limit of US$ 16.0 million and interest of SIBOR+2% p.a. for PTK-Import.

Fasilitas-fasilitas ini kemudian diubah pada tanggal 10 Desember 2008 dengan perjanjian No. 564/AMD/CBG/JKT/08, No. 565/AMD/CBG/JKT/08 dan No. 566/AMD/CBG/JKT/08, dimana, antara lain, Bank Niaga setuju untuk melakukan perubahan mata uang dan pagu kredit fasilitas L/C Impor dari AS$ 16,0 juta menjadi sebesar AS$ 13,8 juta dan Rp 25,3 miliar serta memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman sampai dengan tanggal 20 Agustus 2009.

The facilities were further amended on 10 December 2008, with agreements No. 564/AMD/CBG/JKT/08, No. 565/AMD/CBG/JKT/08 and No. 566/AMD/CBG/JKT/08 whereby, among others, Bank Niaga agreed to amend the currency and the limit of L/C facility from the original limit of US$ 16.0 million to US$ 13.8 million and Rp 25.3 billion, and to extend the loan facilities period up to 20 August 2009.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

59

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (continued)

Dahulu PT Bank Niaga Tbk. (lanjutan) Previously PT Bank Niaga Tbk. (continued)

CPB (lanjutan) CPB (continued) Fasilitas-fasilitas ini diubah pada tanggal 18 Agustus 2009 dengan perjanjian No. 311/AMD/CBG/JKT/09, No. 312/AMD/CBG/JKT/09 dan No. 313/AMD/CBG/JKT/09, dimana, antara lain, Bank Niaga setuju untuk melakukan perubahan mata uang dan pagu kredit fasilitas L/C Impor dari AS$ 13,8 juta dan Rp 25,3 miliar menjadi sebesar AS$ 9,9 juta dan Rp 69,0 miliar untuk fasilitas pinjaman transaksi khusus impor dan LC Impor dan/atau SKBDN serta sebesar AS$ 9,9 juta dan Rp 46,0 miliar untuk Perjanjian Pengalihan Hak atas Wesel Ekspor serta memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman sampai dengan tanggal 20 Nopember 2009.

The facilities were amended on 18 August 2009 with agreements No. 311/AMD/CBG/JKT/09, No. 312/AMD/CBG/JKT/09 and No. 313/AMD/CBG/JKT/09 whereby, among others, Bank Niaga agreed to amend the currency and the limit of Import L/C facility from US$ 13.8 million and Rp 25.3 billion to US$ 9.9 million and Rp 69.0 billion for Import L/C Facility and Special Transaction Loan – Import Loan Facility (PTK-Import) as well as US$ 9.9 million and Rp 46.0 billion for Negotiated Line for Export Documents Facility, and to extend the loan facilities period up to 20 November 2009.

Pada tanggal 12 Oktober 2009 berdasarkan perjanjian No. 464/AMD/CBG/JKT/09, No. 465/AMD/CBG/JKT/09 dan No. 466/AMD/CBG/JKT/09 Bank Niaga dan CPB setuju untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas-fasilitas pinjaman berupa L/C Impor, PTK-Impor dan fasilitas pengalihan hak atas Wesel Ekspor (NWE) sampai dengan tanggal 20 Nopember 2010.

On 12 October 2009, based on agreements No. 464/AMD/CBG/JKT/09, No. 465/AMD/CBG/JKT/09 and No. 466/AMD/CBG/JKT/09 Bank Niaga and CPB agreed to extend the loan facilities in the form of Import L/C, Special Transaction Loan – Import Loan Facility and Negotiated Line for Export Documents facility – NWE until 20 November 2010.

Pada tanggal 29 Desember 2009 berdasarkan Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 737/AMD/CBG/JKT/09, Bank Niaga dan CPB menyetujui untuk memberikan jaminan tambahan tanah dan / atau bangunan milik Perusahaan yang berlokasi di Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Seluruh jaminan yang terletak di desa Merak Belantung, desa Suak dan desa Sindangsari, Lampung terikat secara ”cross collateralized” terhadap fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Niaga kepada Perusahaan.

Pada tanggal 4 Nopember 2010 berdasarkan perjanjian No. 550/AMD/CB/JKT/2010, Bank Niaga dan CPB setuju untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas-fasilitas pinjaman berupa L/C Impor, PTK-Impor dan fasilitas pengalihan hak atas Wesel Ekspor (NWE) sampai dengan tanggal 20 Februari 2011.

On 29 December 2009, based on Amendment of Credit Agreement No. 737/AMD/CBG/JKT/09, Bank Niaga and CPB agreed to pledge additional collateral in form of land and / or building owned by the Company located in Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. All of pledged collateral asset located in Desa Merak Belantung, desa Suak and desa Sindangsari, Lampung are cross collateralized with other credit facilities given by Bank Niaga to the Company.

On 4 November 2010, based on agreements No. 550/AMD/CB/JKT/2010, Bank Niaga and CPB agreed to extend the loan facilities in the form of Import L/C, Special Transaction Loan – Import Loan Facility and Negotiated Line for Export Documents facility – NWE until 20 February 2011.

Berdasarkan Perjanjian Fasilitas Pinjaman di atas, CPB diwajibkan untuk memenuhi persyaratan tertentu antara lain tidak menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan/ menyerahkan pemakaian seluruh atau sebagian aset yang nilainya melebihi 10% dari total aset per transaksi, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari, melakukan merger, konsolidasi, akuisisi dan pembubaran, kecuali untuk merger dan akuisisi perusahaan yang mempunyai sifat dan kegiatan usaha yang selaras, cukup dengan pemberitahuan kepada Bank Niaga.

Based on the above credit agreements, CPB should meet certain covenants, among others, not to dispose/sell or transfer the rights or lease/ surrender the whole or part of asset’s usage whose value exceeds 10% of total assets per transaction, except in relation to daily operations, mergers, consolidations, acquisitions and liquidations, except for merger with and acquisition of company that has similar nature and activity, by notification to Bank Niaga would be sufficient.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

60

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (continued)

Dahulu PT Bank Lippo Tbk. Previously PT Bank Lippo Tbk.

Pada tanggal 5 Juni 2006, Perusahaan, CPB dan CPgP memperoleh fasilitas Letters of Credit (L/C) dari PT Bank Lippo Tbk. (Bank Lippo) dengan pagu kredit masing-masing sebesar AS$ 5,0 juta, AS$ 5,0 juta dan AS$ 3,0 juta. Fasilitas ini dijaminkan oleh jaminan tunai yang mewakili 15% dari pembukaan L/C dan persediaan yang mewakili 125% dari pinjaman. Perusahaan, CPB dan CPgP diwajibkan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank Lippo untuk melakukan hal antara lain: (i) mengadakan merger, akuisisi, konsolidasi, menjual, mengalihkan, menghibahkan, menyewakan atau melepaskan hak atas harta kekayaan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang umum dalam Perusahaan, dimana Perusahaan berkewajiban untuk memberikan tanggapan dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari kerja; (ii) perubahan kegiatan usaha; dan (iii) tidak melakukan investasi kecuali yang sesuai dengan bidang usahanya.

On 5 June 2006, the Company, CPB and CPgP obtained Letters of Credit (L/C) facilities from PT Bank Lippo Tbk. (Bank Lippo) with credit limit of US$ 5.0 million, US$ 5.0 million and US$ 3.0 million, respectively. These facilities are secured by cash collateral representing 15% from opening L/C and inventories representing 125% of the loan. Company, CPB and CPgP are required to obtain written approval from Bank Lippo to conduct among others: (i) conducting a merger, acquisition, consolidation, sale, diversion, bequeath, rent out or abdicate rights to assets, except for common transactions in the Company, where the Company is obligated to provide response in 14 working days at the latest; (ii) changes in business activities; and (iii) not entering into any investments unless it is in line with the Company’s operations.

Pada tanggal 26 Desember 2007, CPgP telah melunasi kewajibannya kepada Bank Lippo.

As of 26 December 2007, CPgP had fully repaid its liability to Bank Lippo.

Berdasarkan Akta Notaris No. 18 dan 19 dari notaris Myra Yuwono, S.H. tertanggal 10 Juni 2009, fasilitas kredit untuk CPB dan Perusahaan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 5 Juni 2010 dan tingkat suku bunga mengambang untuk fasilitas Trust Receipt (TR) menjadi sebesar 10% per tahun.

Based on Notarial Deed No. 18 and 19 of Myra Yuwono, S.H. dated 10 June 2009, credit facilities for CPB and the Company have been extended to 5 June 2010 and floating interest rate for Trust Receipt (TR) facility becomes 10% per annum.

Berdasarkan Perubahan terhadap Perjanjian Fasilitas Pembukaan L/C Line No. 731/ AMD/CBG/JKT/09 dan No. 735/ AMD/CBG/JKT/09 tanggal 29 Desember 2009, Perusahaan dan CPB menyetujui untuk memberikan jaminan berupa tanah dan / atau bangunan milik Perusahaan yang berlokasi di Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Lampung.

Based on Amendment of Credit Facilities for opening L/C Line No. 731/ AMD/CBG/JKT/09 and No. 735/ AMD/CBG/JKT/09 dated 29 December 2009, the Company and CPB agreed to pledge collateral in the form of land and / or building owned by the Company located in Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Lampung.

Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang obligasi BOR (Catatan 16) yang sedang berlangsung, Perusahaan telah mendapatkan surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) dari CIMB yang menyatakan bahwa CIMB tidak akan menyatakan wanprestasi silang (cross default) atas kemungkinan potensial wanprestasi (default) dari proses restrukturisasi yang hanya berlaku untuk penangguhan pembayaran bunga BOR yang jatuh tempo di Desember 2010. Surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) untuk tahun 2011 sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen berkeyakinan bahwa perpanjangan periode surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) tersebut akan diperoleh.

In relation to the restructuring process of bonds payable issued by BOR (Note 16), the Company has obtained a waiver from CIMB which states that CIMB will not enforce cross default on the potential default from the restructuring process which is only applicable for deferred BOR interest payment due in December 2010 period. Waiver for 2011 is currently under extension process. The management believes that the extension of waiver period can be obtained.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

61

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Bank Niaga) (continued) Dahulu PT Bank Lippo Tbk. (lanjutan) Previously PT Bank Lippo Tbk. (continued)

Fasilitas kredit ini telah mengalami beberapa kali perpanjangan, terakhir dilakukan pada tanggal 26 November 2010, berdasarkan Perubahan terhadap Perjanjian Kredit No. 608/AMD/CB/JKT/2010 dan 609/AMD/CB/JKT/ 2010 fasilitas kredit untuk Perusahaan dan CPB telah diperpanjang sampai dengan tanggal 28 Februari 2011.

This credit facility has been extended several times, the most recent extension is on 26 November 2010, based on Amendment of Credit Agreement No. 608/AMD/CB/JKT/2010 and 609/AMD/CB/JKT/ 2010 credit facility for the Company and CPB have already been extended to 28 February 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah fasilitas L/C Impor yang sudah digunakan sebesar AS$ 24,7 juta dan Rp 153,2 miliar.

As of 31 December 2010, the total Import L/C facility which has been used amounting to US$ 24.7 million and Rp 153.2 billion.

PT Bank Permata Tbk. PT Bank Permata Tbk.

Pada tanggal 4 April 2008, berdasarkan Akta Notaris No. 17 oleh Sjarmeini S. Chandra, S.H., Perusahaan memperoleh fasilitas Letters of Credit (L/C) dari PT Bank Permata Tbk. dengan pagu kredit sebesar AS$ 10,0 juta yang dimulai sejak tanggal 4 April 2008. Fasilitas ini dijamin oleh jaminan tunai yang mewakili 15% dari pembukaan L/C serta jaminan fidusia berupa persediaan barang yang diimpor dengan nilai penjaminan setara 125% dari fasilitas yang digunakan.

On 4 April 2008, based on the Notarial Deed No. 17 of Sjarmeini S. Chandra, S.H., the Company obtained Letters of Credit (L/C) facility from PT Bank Permata Tbk. with total credit limit of US$ 10.0 million since 4 April 2008.

This facility is secured by cash collateral representing 15% of opening L/C and fiduciary transfer of imported inventories at value equivalent to 125% of the used facility.

Pada tanggal 16 April 2009 berdasarkan Perubahan Pertama Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. KK/09/191/AMD/WB-LC, pagu fasilitas L/C dari Bank Permata Tbk. berubah menjadi AS$ 7,5 juta (bisa digunakan dalam AS$ dan atau Rp) dengan suku bunga Post Import Loan (PIL) sebesar 10,5% per tahun untuk USD dan 16,5% per tahun untuk Rupiah.

On 16 April 2009 based on First Amendment of Banking Facility No. KK/09/191/AMD/WB-LC, credit limit of L/C facility from PT Bank Permata Tbk. is amended to US$ 7.5 million (can be exercised in multi currency either US$ and or Rp) with Post Import Loan (PIL) interest rate at 10.5% per annum for USD and 16.5% per annum for Rupiah.

Perusahaan diwajibkan untuk memberitahukan dan / atau mendapatkan persetujuan dari Bank Permata untuk melakukan hal antara lain: (i) perubahan anggaran dasar Perusahaan; (ii) investasi yang mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam membayar hutangnya; dan (iii) perubahan sifat dan kegiatan usaha yang sedang berjalan, atau aktivitas di luar aktivitas normal Perusahaan.

The Company is required to inform and/or obtain approval from Bank Permata to conduct among others: (i) changes in the Company’s articles of associations; (ii) investments which affect the Company’s ability to pay its debts; and (iii) changes in current nature and business operations, or activity outside the Company’s normal activities.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

62

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank Permata Tbk. (lanjutan) PT Bank Permata Tbk. (continued)

Perusahaan diwajibkan memenuhi Interest Coverage Ratio sebesar minimal 2x.

The Company is required to comply with minimum Interest Coverage Ratio of 2x.

Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang obligasi BOR (Catatan 16) yang sedang berlangsung, Perusahaan telah mendapatkan surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) dari Bank Permata yang menyatakan bahwa Bank Permata tidak akan menyatakan wanprestasi silang (cross default) atas kemungkinan potensial wanprestasi (default) dari proses restrukturisasi ini dengan salah satu kondisi bahwa Perusahaan memberikan jaminan tambahan sementara berupa ruang pendingin atas nama CWS sebelum 30 Nopember 2009 sampai dengan negosiasi antara pemegang bonds dan BOR selesai. Surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) untuk tahun 2011 sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen berkeyakinan bahwa perpanjangan periode surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) tersebut akan diperoleh.

In relation to the restructuring process of bonds payable issued by BOR (Note 16), the Company has obtained a waiver from Bank Permata which states that Bank Permata will not enforce cross default on the potential default from the restructuring process with one of the conditions that the Company pledge a temporary additional collateral in the form of Cold Storage owned by CWS before 30 November 2009 until negotiation between bond holders and BOR is concluded. Waiver for 2011 is currently under extension process. The management believes that the extension of waiver period can be obtained.

Pada tanggal 29 Januari 2010 berdasarkan Perubahan Ketiga Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. KK/10/047/AMD/WB-LC, pagu fasilitas L/C dari PT Bank Permata Tbk. berubah menjadi AS$ 4 juta (bisa digunakan dalam AS$ dan / atau Rp) dengan suku bunga Pinjaman Impor (Post Import Loan) sebesar 7% per tahun. Fasilitas ini diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Januari 2011. Perusahaan tidak diperbolehkan untuk menjaminkan tanah, bangunan dan sarana pelengkap milik WSP, SWP, AWM dan CWP yang terletak di Sumatera Utara serta tanah, bangunan, sarana pelengkap dan mesin milik CPB yang terletak di Jawa Timur. Selain itu, Perusahaan diharuskan untuk menjaga agar Interest Service Coverage minimal 1x.

On 29 January 2010 based on Third Amendment of Banking Facility No. KK/10/47/AMD/WB-LC, credit limit from PT Bank Permata Tbk. is amended to US$ 4 million (can be exercised in multi currency either in US$ and / or Rp) with Post Import Loan interest rate at 7% per annum. This facility is extended up to 22 January 2011. The Company is not allowed to pledge land, building and facilities owned by WSP, SWP, AWM and CWP located in North Sumatera and land, building, facilities and machine owned by CPB located in East Java. Furthermore, the Company has to maintain minimum Interest Service Coverage of 1x.

Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah fasilitas impor yang sudah digunakan sebesar AS$ 3,1 juta.

As of 31 December 2010, total import facility which has been used amounting to US$ 3.1 million.

PT Bank DBS Indonesia

PT Bank DBS Indonesia

Pada tanggal 23 Oktober 2008, Perusahaan, CPB, CPgP dan CWS (“Peminjam”) menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman dengan PT Bank DBS Indonesia (DBS) dengan perjanjian No. 12 yang diaktakan oleh Notaris Putut Mahendra, S.H., dimana DBS akan menyediakan fasilitas L/C Impor dengan pagu maksimum sebesar AS$ 20,0 juta atau ekuivalen dalam mata uang lainnya yang disetujui oleh DBS.

On 23 October 2008, the Company, CPB, CPgP and CWS (“Borrower”) entered into a Banking Facility Agreement with PT Bank DBS Indonesia (DBS) based on agreement No. 12 which was notarized by Notary Putut Mahendra, S.H., whereby DBS provides Import L/C facilities with credit limit of US$ 20.0 million or its equivalent in any other currency approved by DBS.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

63

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 12. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

PT Bank DBS Indonesia (lanjutan)

PT Bank DBS Indonesia (continued)

Pada tanggal 16 Desember 2009 berdasarkan Perjanjian Perubahan Kedua Fasilitas Perbankan No. 429/PFPA-DBSI/XII/2009, DBS dan Perusahaan, CPB, CPgP dan CWS menyetujui untuk memberikan jaminan berupa tanah, bangunan dan mesin milik Perusahaan yang terletak di Sumatera Utara, serta tanah dan bangunan milik Perusahaan yang terletak di Sumatera Selatan. Fasilitas ini dijamin juga oleh jaminan cash margin yang mewakili 15% dari pembukaan LC serta jaminan fidusia berupa persediaan barang yang diimpor dengan nilai penjaminan setara 100% dari fasilitas yang digunakan.

On 16 December 2009 based on Second Amendment to the Banking Facility Agreement No. 429/PFPA-DBSI/XII/2009, DBS and the Company, CPB, CPgP and CWS agreed to pledge collaterals in the form of land, building and machine owned by the Company located in North Sumatera, together with land and building owned by the Company located in South Sumatera. The facility is secured by cash margin representing 15% of opening L/C and fiduciary transfer of imported inventories at value equivalent to 100% of the used facility.

Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang obligasi BOR (Catatan 16) yang sedang berlangsung, Perusahaan telah mendapatkan surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) dari DBS yang menyatakan bahwa DBS tidak akan menyatakan wanprestasi silang (cross default) atas kemungkinan potensial wanprestasi (default) dari proses restrukturisasi ini. Surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) ini berlaku sampai akhir tahun 2010. Surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) untuk tahun 2011 sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen berkeyakinan bahwa perpanjangan periode surat pernyataan melepaskan tuntutan (waiver) tersebut akan diperoleh.

In relation to the restructuring process of bonds payable issued by BOR (Note 16), the Company has obtained a waiver from DBS which states that DBS will not enforce cross default on the potential default from the restructuring process. This waiver is valid up to end of year 2010. Waiver for 2011 is currently under extension process. The management believes that the extension of waiver period can be obtained.

Perubahan terakhir perjanjian fasilitas pinjaman ini berdasarkan Perubahan Ketiga atas Perjanjian Fasilitas Kredit Perbankan No. 427A/PFPA-DBSI/XI/2010 tanggal 26 Nopember 2010 yang menyatakan bahwa CWS tidak lagi merupakan salah satu Peminjam dalam Perjanjian ini serta menyetujui untuk memperpanjang fasilitas kredit sampai dengan tanggal 23 April 2011.

The latest credit facility amendment is based on Third Amendment to the Banking Facility Agreement No. 427A/PFPA-DBSI/XI/2010 dated 26 November 2010 which stated that CWS is no longer a Borrower in this Agreement and also agreed to extend the credit facilities up to 23 April 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah fasilitas impor yang sudah digunakan sebesar AS$ 13,0 juta dan Rp 33,2 miliar.

As of 31 December 2010, total import facility which has been used amounting to US$ 13.0 million and Rp 33.2 billion.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

64

13. HUTANG USAHA 13. ACCOUNTS PAYABLE – TRADE

Rincian hutang usaha terdiri atas: Details of accounts payable - trade consist of:

2010 2009 Pihak ketiga: Third parties:

Pemasok dalam negeri 417.950 361.550 Local suppliers Pemasok luar negeri 118.690 99.005 Foreign suppliers

Jumlah pihak ketiga 536.640 460.555 Total third parties Pihak hubungan istimewa (Catatan 7b): Related parties (Note 7b):

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 16.113 32.139 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. PT Surya Hidup Satwa 8.458 8.321 PT Surya Hidup Satwa PT Tanindo Intertraco 8.169 - PT Tanindo Intertraco PT SHS International 781 1.270 PT SHS International PT Indovetraco Makmur Abadi 337 910 PT Indovetraco Makmur Abadi PT Tanindo Subur Prima - 5.420 PT Tanindo Subur Prima

Jumlah pihak hubungan istimewa 33.858 48.060 Total related parties Hutang Usaha 570.498 508.615 Accounts Payable - Trade

Hutang usaha berasal dari transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong dan lain-lain yang berhubungan dengan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Accounts payable - trade arises from purchase of raw materials, manufacturing supplies and other purchases in connection with the Company and the Subsidiaries’ operations.

Hutang usaha di atas termasuk hutang usaha dalam mata uang asing dengan nilai setara dalam Rupiah masing-masing sebesar Rp 126,1 miliar dan Rp 100,5 miliar (Catatan 27) per 31 Desember 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut:

The above accounts payable-trade include payables denominated in foreign currencies which are equivalent to Rp 126.1 billion and Rp 100.5 billion respectively (Note 27) as of 31 December 2010 and 2009 with details as follows :

(dinyatakan dalam jumlah penuh) (stated in full amount) 2010 2009

Dolar Amerika Serikat 13.666.700 10.458.642 United States Dollar Euro 163.169 154.346 Euro Europe Dolar Singapura 139.226 18.586 Singapore Dollar Yen Jepang 39.800 4.950 Japanese Yen Swiss Franc 26.260 - Swiss Franc Pound Inggris 814 270 Great Britain Poundsterling Dolar Australia - 1.958 Australian Dollar

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

65

14. PERPAJAKAN 14. TAXATION

a. Hutang pajak terdiri dari: a. Taxes payable consist of: 2010 2009 Pajak penghasilan Income tax Pasal 4 172 166 Article 4 Pasal 19 4 - Article 19 Pasal 21 5.220 7.611 Article 21 Pasal 23 324 518 Article 23 Pasal 25 380 380 Article 25 Pasal 26 956 398 Article 26 Pasal 29 150 7.810 Article 29 Pajak pertambahan nilai 19.963 204 Value added tax

Jumlah 27.169 17.087 Total

b. Beban Pajak - Tahun Berjalan b. Income Tax Expense - Current

Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian dan penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Reconciliations between loss before income tax as presented in the consolidated statements of income and taxable income for the years ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:

2010 2009

Rugi sebelum pajak penghasilan Loss before income tax menurut laporan laba rugi per consolidated

konsolidasian (731.385) (203.779) statements of income Dikurangi : Deduct:

Rugi Anak Perusahaan sebelum Loss of Subsidiaries before pajak penghasilan 350.367 227.723 income tax

Laba (rugi) sebelum pajak Income (loss) before income tax penghasilan Perusahaan (381.018) 23.944 attributable to the Company

Beda temporer: Temporary differences: Penyisihan piutang ragu-ragu 153.898 122.814 Allowance for doubtful accounts Penyusutan 15.304 (15.251) Depreciation Penyisihan imbalan kerja karyawan 6.159 19.344 Provision for employees’ benefits Penyisihan persediaan usang (253) 211 Provision for inventory obsolescence Amortisasi sewa dibayar di muka - (20) Amortization of prepaid rental

Beda permanen: Permanent differences: Denda pajak 731 17.109 Tax penalties Sumbangan dan jamuan 690 656 Donations and entertainment Pendapatan bunga- Interest income already subjected yang pajaknya bersifat final (2.253) (2.280) to final tax

Penghasilan (Rugi) Kena Pajak Taxable Income (Loss) of the Company Perusahaan sebelum kompensasi before compensation of rugi fiskal (206.742) 166.527 fiscal loss

Kompensasi rugi fiskal (469.374) (635.901) Compensation of fiscal loss Koreksi kompensasi rugi fiskal 26.087 - Corection of fiscal loss compensation

Rugi Kena Pajak Taxable Loss

Perusahaan (650.029) (469.374) Company

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

66

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

b. Beban Pajak – Tahun Berjalan (lanjutan) b. Income Tax Expense – Current (continued)

Perhitungan hutang pajak penghasilan dan tagihan pajak adalah sebagai berikut:

Computations of income tax payable and claims for tax refund are as follows:

2010 2009 Beban pajak – tahun berjalan Income tax expense – current Perusahaan - - Company Anak Perusahaan 15.746 17.946 Subsidiaries

Jumlah 15.746 17.946 Total

Pembayaran di muka pajak penghasilan Prepayments of income tax Perusahaan 14.438 29.259 Company Anak Perusahaan 16.720 22.171 Subsidiaries

Jumlah 31.158 51.430 Total

Hutang pajak penghasilan Income tax payable Perusahaan - - Company Anak Perusahaan 150 7.810 Subsidiaries

Jumlah 150 7.810 Total

Tagihan pajak Claims for tax refund Perusahaan Company

Lebih bayar pajak penghasilan Overpayment of income tax 2010 14.438 - 2010 2009 29.259 29.259 2009 2008 - 21.773 2008 2007 39.815 39.815 2007 2006 - 8.274 2006 Pajak pertambahan nilai 119.210 114.261 Value added tax

Anak Perusahaan Subsidiaries Pajak pertambahan nilai 6.133 8.405 Value added tax Lebih bayar pajak penghasilan Overpayment of income tax

untuk tahun for the years 2010 14.826 - 2010 2009 12.035 12.035 2009 2008 - 7.679 2008 2007 1.882 275 2007 2006 3.797 433 2006 2005 - 9 2005 2004 - 326 2004 2002 - 30 2002

Jumlah 241.395 242.574 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

67

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

b. Beban Pajak – Tahun Berjalan (lanjutan) b. Income Tax Expense – Current (continued)

Pada tahun 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk tahun pajak 2008 sebagai berikut: - Lebih bayar Pajak Penghasilan Badan sebesar

Rp 22,6 miliar - Lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai sebesar

Rp 51,8 miliar Pada tahun 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun pajak 2007 sebagai berikut: - Kurang bayar Pajak Penghasilan Badan sebesar

Rp 28,4 miliar - Kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai sebesar

Rp 5,7 miliar - Kurang bayar Pajak Penghasilan Pasal 21

sebesar Rp 0,1 miliar - Kurang bayar Pajak Penghasilan Pasal 23

sebesar Rp 16,4 miliar - Kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai di Luar

Daerah Pabean sebesar Rp 0,1 miliar - Denda pajak Pajak Pertambahan Nilai sebesar

Rp 1,7 miliar Atas kurang bayar tersebut diatas, Perusahaan telah mengajukan surat keberatan untuk seluruh SKPKB dimana pada tahun 2010 Perusahaan telah menerima Surat Keputusan Keberatan yang menolak seluruhnya dan atas hasil keberatan tersebut Perusahaan mengajukan banding dan gugatan ke pengadilan pajak.

In 2010, the Company received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for 2008 fiscal year as follows:

- Overpayment of Corporate Income Tax amounting to Rp 22.6 billion

- Overpayment of Value Added Tax amounting to Rp 51.8 billion

In 2009, the Company received Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for 2007 fiscal year as follows: - Underpayment of Corporate Income Tax

amounting to Rp 28.4 billion - Underpayment of Value Added Tax amounting to

Rp 5.7 billion - Underpayment of Income Tax article 21

amounting to Rp 0.1 billion - Underpayment of Income Tax article 23

amounting to Rp 16.4 billion - Underpayment of Value Added Tax for Outside

Bonded Area amounting to Rp 0.1 billion - Value Added Tax Penalty amounting to Rp 1.7

billion Of the above underpayments, the Company has submitted an objection letter for all SKPKB which in 2010 the Company received refusal for objection letter on the SKPKB above, and lodged an appeal to the tax court.

Pada tahun 2010, Perusahaan menerima hasil putusan banding untuk tahun pajak 2006 sebagai berikut: - Restitusi atas Pajak Penghasilan Badan sebesar

Rp 39,6 miliar

- Restitusi atas Pajak Penghasilan pasal 26 sebesar Rp 0,8 miliar

- Restitusi atas Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 0,1 miliar.

In 2010, the Company received tax appeal decision letter for 2006 fiscal year as follow:

- Restitution for Corporate Income Tax amounting to Rp 39.6 billion

- Restitution for Income Tax article 26 amounting to Rp 0.8 billion

- Restitution for Value Added Tax amounting to Rp 0.1 billion.

Pada tahun 2010, Anak Perusahaan tertentu menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) sebagai berikut: - Lebih bayar Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk

tahun 2008 sebesar Rp 7,7 miliar - Lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk

masa Januari 2010 sebesar Rp 10,7 miliar

In 2010, certain Subsidiary received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) as follows:

- Overpayment of Income Tax article 25 for 2008 amounting to Rp 7.7 billion

- Overpayment of Value Added Tax for January 2010 amounting to Rp 10.7 billion

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

68

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

b. Beban Pajak – Tahun Berjalan (lanjutan) b. Income Tax Expense – Current (continued)

Pada tahun 2009, Anak Perusahaan tertentu menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) sebagai berikut: - Lebih bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun

2007 sebesar Rp 12,1 miliar - Lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk

periode Januari - Oktober 2008 sebesar Rp 8,8 miliar

In 2009, certain Subsidiary received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) as follows: - Overpayment of Corporate Income Tax for 2007

amounting to Rp 12.1 billion - Overpayment of Value Added Tax for January -

October 2008 amounting to Rp 8.8 billion

Pada tahun 2008, Anak Perusahaan tertentu menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) untuk tahun pajak 2007 dan 2006 antara lain sebagai berikut: - Kurang bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2006

sebesar Rp 5,0 miliar - Kurang Bayar dan Tagihan Pajak atas Pajak

Pertambahan Nilai tahun 2006 sebesar Rp 1,4 miliar

In 2008, certain Subsidiary received Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) and Tax Collection Letter (STP) for 2007 and 2006 fiscal years among others as follows: - Underpayment of Corporate Income Tax for

2006 amounting to Rp 5.0 billion - Underpayment and Tax Collection Letter of

Value Added Tax for 2006 amounting to Rp 1.4 billion

Atas kurang bayar tersebut diatas, Anak Perusahaan tersebut telah mengajukan surat keberatan dan mengajukan pengembalian pajak badan sebesar Rp 160,0 juta dan kompensasi Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 378,0 juta untuk tahun fiskal berikutnya.

Of the above underpayments, the Subsidiary has submitted an objection letter, requesting corporate income tax refund amounting to Rp 160.0 million and Value Added Tax compensation amounting to Rp 378.0 million for the next fiscal year.

Pada tahun 2009, putusan atas keberatan dikeluarkan yang menetapkan sebagai berikut: - Kurang bayar atas Pajak Penghasilan Badan tahun

2006 sebesar Rp 5,0 miliar - Kurang Bayar dan Tagihan Pajak atas Pajak

Pertambahan Nilai tahun 2006 menjadi sebesar Rp 1,6 miliar

Anak Perusahaan tersebut telah mengajukan banding terhadap putusan diatas.

In 2009, decision on the objection was issued, stipulating the following: - Underpayment of corporate income tax for 2006

amounting to Rp 5.0 billion - Underpayment and Tax Collection Letter on

Value Added Tax for 2006 amounting to Rp 1.6 billion

The Subsidiary has lodged an appeal on the above decision.

Pada tahun 2008, Anak Perusahaan tertentu lainnya menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) untuk tahun pajak 2006 sebagai berikut: - Kurang bayar Pajak Penghasilan Badan sebesar

Rp 18,0 miliar - Kurang bayar dan tagihan pajak atas pajak

pertambahan nilai sebesar Rp 12,0 miliar

In 2008, other certain Subsidiary received Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) and Tax Collection Letter (STP) for 2006 fiscal year as follows: - Underpayment of corporate income tax

amounting to Rp 18.0 billion - Underpayment and Tax Collection Letter for

value added tax amounting to Rp 12.0 billion

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

69

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

b. Beban Pajak – Tahun Berjalan (lanjutan) b. Income Tax Expense – Current (continued)

Atas kurang bayar tersebut diatas, Anak Perusahaan tersebut telah mengajukan keberatan pajak sebesar Rp 418,0 juta dan kompensasi Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 1,9 miliar untuk tahun fiskal berikutnya.

Of the above underpayments, the Subsidiary has submitted an objection letter, requesting tax refund amounting to Rp 418.0 million and Value Added Tax compensation amounting to Rp 1.9 billion to the next fiscal year.

Pada tahun 2009, putusan atas keberatan dikeluarkan yang menetapkan sebagai berikut: - Kurang bayar Pajak Penghasilan Badan sebesar

Rp 16,4 miliar - Kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai

sebesar Rp 9,3 miliar Anak Perusahaan tersebut telah mengajukan banding terhadap putusan diatas. Pada tahun 2010 putusan atas banding tersebut ditolak oleh Majelis Pengadilan Pajak. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2011, Anak Perusahaan mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung.

In 2009, decision on the objection was issued, stipulating the following: - Underpayment of Corporate Income Tax

amounting to Rp 16.4 billion - Underpayment for Value Added Tax amounting

to Rp 9.3 billion The Subsidiary has lodged an appeal on the above decision. In 2010, the appeal was rejected by the Council of Judges of Tax Court. In relation with the rejection, in 2011, the Subsidiary has already applied a judicial review to the Supreme Court.

Anak Perusahaan tertentu lainnya juga menerima Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2006 yang menurunkan rugi fiskal sebesar Rp 2,5 miliar. Anak Perusahaan tersebut mengajukan keberatan atas SKPN tersebut.

Other certain Subsidiary also received Nil Tax Assessment Letter (SKPN) on Corporate Income Tax for 2006 fiscal year reducing its fiscal loss to Rp 2.5 billion. The Subsidiary has submitted an objection letter to this SKPN.

Pada tahun 2009 Anak Perusahaan ini menerima hasil keputusan atas keberatan yang diajukan tahun 2008 atas SKPN dimana rugi fiskal diturunkan dari Rp 2,5 miliar menjadi Rp 1,76 miliar.

In 2009, the Subsidiary accepted the decision for objection letter submitted in 2008 for SKPN whereby fiscal loss was reduced from Rp 2.5 billion to Rp 1.76 billion.

Pada tahun 2009, Anak Perusahaan lainnya menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk PPN tahun pajak 2007 sebesar Rp 0,97 miliar.

On 2009, other Subsidiary received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for 2007 fiscal year Value Added Tax amounting to Rp 0.97 billion.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

70

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

c. Pajak Tangguhan

c. Deferred tax

2010 2009

Beban (penghasilan) pajak - tangguhan Income tax expense (benefit) - deferred (tarif maksimum 25%) (maximum tax rate at 25%) Perusahaan Company Sewa guna usaha 1.586 1.238 Leasing Penyisihan persediaan usang 63 (53) Provision for inventory obsolence Amortisasi sewa dibayar dimuka - 5 Amortization of prepaid rent Penyisihan imbalan kerja karyawan (1.540) (4.836) Provision for employees’ benefits Penyusutan (5.412) 2.575 Depreciation Penyisihan piutang tak tertagih (38.474) (30.703) Provision for doubtful account Rugi fiskal (45.164) 41.631 Fiscal loss

Jumlah (88.941) 9.857 Total

Anak Perusahaan (22.576) (14.427) Subsidiaries

Jumlah Beban Pajak – Tangguhan (111.517) (4.570) Total Income Tax Expense – Deferred

Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan berdasarkan metode perolehan dan beban (penghasilan) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebagai berikut:

Reconciliations between income tax expense (benefit) calculated by applying the applicable tax rate to the Company’s income before income tax based on cost method and the income tax expense (benefit) shown in the consolidated statements of income for the years ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:

2010 2009

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan - Income (loss) before income tax - Perusahaan berdasarkan metode perolehan (381.018) 23.944 Company based on cost method Koreksi kompensasi rugi fiskal 26.087 - Correction of fiscal loss compensation

Pajak penghasilan Income tax (tarif progresif yang berlaku) (88.733) 5.986 (applicable progressive tax rate) Pengaruh pajak penghasilan Tax effect on pada beda permanen: permanent differences: Denda pajak 183 4.277 Tax penalties Sumbangan dan jamuan 172 164 Donations and entertainment Pendapatan bunga yang pajaknya Interest income already subjected bersifat final (563) (570) to final tax

Beban (penghasilan) pajak menurut laporan Income tax expense (benefit) per laba rugi konsolidasian consolidated statements of income Perusahaan (88.941) 9.857 Company Anak Perusahaan (6.830) 3.519 Subsidiaries

Jumlah (95.771) 13.376 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

71

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

c. Pajak Tangguhan (lanjutan)

c. Deferred tax (continued)

Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2010 and 2009 are as follows:

2010 2009 Aset (kewajiban) pajak tangguhan - bersih Deferred tax assets (liabilities) - net Perusahaan - bersih Company - net Rugi fiskal 162.507 117.343 Fiscal loss Piutang 69.351 30.877 Accounts receivable Penyisihan imbalan kerja karyawan 15.830 14.291 Provision for employees’ benefits Persediaan 2.423 2.487 Inventory

Biaya dibayar dimuka (411) (411) Prepaid expenses Sewa guna usaha (3.232) (1.646) Leasing

Aset tetap (22.088) (27.501) Property, plant and equipment

224.380 135.440

Anak Perusahaan - bersih Subsidiaries - net Aset pajak tangguhan 37.728 16.636 Deferred tax assets

Kewajiban pajak tangguhan (1.334) (2.819) Deferred tax liabilities

Aset Pajak Tangguhan - Bersih 262.108 152.076 Deferred Tax Assets - Net

Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih (1.334) (2.819) Deferred Tax Liabilities - Net

Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan dapat dipulihkan kembali melalui penghasilan kena pajak di masa yang akan datang.

The management believes that the deferred tax assets can be fully recovered through future taxable income.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

72

15. PINJAMAN JANGKA PANJANG 15. LONG-TERM DEBTS

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2010 2009

Kewajiban sewa pembiayaan 13.714 21.805 Financial lease Lain-lain : Others: Oval Office Investments LLC, Oval Office Investments LLC, Florida, AS Florida, USA (AS$ 1,50 juta pada tahun 2010 dan (US$ 1.50 million in 2010 and AS$ 1,75 juta pada tahun 2009) 13.487 16.450 US$ 1.75 million in 2009) Thaina Trading Pte. Ltd., Singapura Thaina Trading Pte. Ltd., Singapore (AS$ 0,9 juta) - 8.446 (US$ 0.9 million)

Jumlah pinjaman jangka panjang 27.201 46.701 Total long-term debts Dikurangi bagian yang jatuh tempo Less current dalam waktu satu tahun portion of Kewajiban sewa pembiayaan 8.292 6.871 Financial lease Lain-lain - 8.446 Others

Jumlah bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 8.292 15.317 Total current portion

Bagian jangka panjang Long-term portion

Kewajiban sewa pembiayaan 5.422 14.934 Financial lease Lain-lain 13.487 16.450 Others

Jumlah bagian jangka panjang 18.909 31.384 Total long-term portion

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

73

15. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 15. LONG-TERM DEBTS (continued)

Thaina Trading Pte. Ltd., Singapore (TTPL) Thaina Trading Pte. Ltd., Singapore (TTPL)

Hutang kepada TTPL merupakan hutang pembelian generator untuk pusat tenaga listrik milik CPB. Pada tanggal 23 April 2001, CPB dan TTPL menandatangani Perjanjian Restrukturisasi. Sebagai salah satu syarat dan kondisi dari Perjanjian Restrukturisasi Hutang dengan para pemberi pinjaman, CPB akan membayar sisa kewajiban kepada TTPL sebesar AS$ 9,6 juta selama periode 30 Juni 2001 sampai dengan 30 Juni 2009 sejumlah AS$ 0,5 juta setiap tengah tahunan yang dibayar setiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember, dan pembayaran terakhir sejumlah AS$ 1,1 juta pada tanggal 30 Desember 2009. Jika CPB cidera janji dalam memenuhi jadwal pembayarannya, CPB harus mengembalikan peralatan tersebut. CPB tidak boleh menjaminkan atau mentransfer kepemilikannya atas peralatan tersebut kepada pihak lain, jika tidak, hutang tersebut akan menjadi jatuh tempo dan dapat diminta sewaktu-waktu. Berdasarkan perubahan kedua perjanjian antara CPB dan TTPL per tanggal 14 Desember 2009, kedua pihak setuju untuk memperpanjang periode pelunasan sisa hutang sebesar AS$ 0,9 juta dengan duabelas kali cicilan bulanan selama tahun 2010, dimana pembayaran terakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Payable to TTPL arose from the purchase of generator sets for central power station owned by CPB. On 23 April 2001, CPB and TTPL entered into a Restructuring Agreement. As one of the terms and conditions of the above Loan Restructuring Agreement with the lenders, CPB shall pay semi-annually the remaining payable to TTPL amounting to US$ 9.6 million from 30 June 2001 until 30 June 2009 in the amount of US$ 0.5 million semiannually on 30 June and 30 December and make the last payment of US$ 1.1 million on 30 December 2009. If CPB default in the fulfilment of the repayment schedule, CPB shall return the equipment. CPB shall neither pledge nor transfer the ownership of the equipment to other party or CPB’s loan will become due and demandable. Based on the second amendment to agreement between CPB and TTPL dated 14 December 2009, both parties agreed to extend the repayment period of outstanding payable amounting to US$ 0.9 million through twelve monthly installments in 2010, with last installment on 31 December 2010.

Pada tanggal 30 Desember 2010 saldo, hutang ke TTPL telah dilunasi.

On 30 December 2010, the TTPL payable has already been paid.

Oval Office Investments LLC, Florida, AS (OVAL) Oval Office Investments LLC, Florida, USA (OVAL)

Pada tanggal 13 Februari 2009, SIS dan Oval Office Investments LLC, Florida, AS (OVAL) menandatangani perjanjian hak gadai dan jaminan. Hutang kepada OVAL merupakan hutang atas pembelian tanah yang terletak di Village of Islamorada, Florida, Amerika Serikat. Jumlah hutang tersebut adalah sebesar AS$ 1.750.000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2012. Tingkat suku bunga adalah sebesar 7% untuk tahun pertama, 8% untuk tahun kedua dan 9% untuk tahun ketiga. Pada bulan Maret 2010, SIS melunasi sebagian hutang ke OVAL tersebut sejumlah AS$ 250.000. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang ke OVAL adalah sebesar AS$ 1,5 juta.

On 13 February 2009, SIS and Oval Office Investments LLC, Florida, US (OVAL) entered into a mortgage deed and security agreeement. Payable to OVAL arose from the purchase of land in Village of Islamorada, Florida, United States of America. The payable amounting to US$ 1,750,000 will be due on 12 March 2012. The interest rates are at 7% for the first year, 8% for the second year and 9% for the third year. In March 2010, SIS partially paid its payable to OVAL amounted to US$ 250,000. As of 31 December 2010, the outstanding payable to OVAL is amounted to US$ 1.5 million.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

74

16. HUTANG OBLIGASI 16. BONDS PAYABLE

Pada tanggal 28 Juni 2007 BOR (“Penerbit”) menerbitkan obligasi sejumlah AS$ 325,0 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2012 (Obligasi) dengan denominasi minimal AS$ 100.000 dan kelipatan AS$ 1.000 untuk kelebihan selanjutnya. Obligasi ini dijamin oleh Perusahaan dan anak perusahaan tertentu (Anak Perusahaan Penjamin) yaitu (i) CWS; (ii) CPB; (iii) MLP; dan (iv) CPgP. Penjaminan Obligasi ini telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan dalam Akta Notaris No. 67 tanggal 27 Juni 2007 oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H.

Tingkat bunga Obligasi adalah sebesar 11% per tahun. Bunga Obligasi terhutang setiap tanggal 28 Juni dan 28 Desember tiap tahunnya, dimulai pada tanggal 28 Desember 2007. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2012. Penerbit bisa membeli kembali 35% dari nilai tunai obligasi pada penawaran umum tertentu dengan redemption price senilai 111% dari pokok ditambah bunga yg masih harus dibayar. Pada kondisi tertentu, Penerbit juga bisa membeli kembali seluruh tetapi tidak sebagian dari Obligasi pada redemption price sebesar 100% dari pokok ditambah dengan premium tertentu.

Obligasi ini dijamin oleh:

i. seluruh aset pada saat ini dan masa yang akan datang dari Penerbit, termasuk Collection Account dan Interest Reserve Account serta Bunga dan hak atas Advance Purchase Agreement.

ii. prioritas pertama atas jaminan saham milik Perusahaan di seluruh Anak Perusahaan Penjamin.

Obligasi ini dicatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX – ST) dan yang bertindak sebagai wali amanat adalah Bank of New York.

Jumlah perolehan bersih dari penerbitan Obligasi, setelah dikurangi komisi penjamin efek, jasa dan biaya lainnya sehubungan dengan penawaran Obligasi, adalah sebesar AS$ 317,1 juta. Hasil dari obligasi ini digunakan sebagai berikut:

• AS$ 200,0 juta digunakan untuk membayar seluruh pinjaman sindikasi Barclays.

• AS$ 17,9 juta disisihkan di dalam Interest Reserve Account untuk membayar cicilan bunga tengah tahunan yang pertama (Catatan 11); dan

On 28 June 2007, BOR (the “Issuer”) issued US$ 325.0 million guaranteed senior secured notes due in 2012 (the Notes) in minimum denominations of US$100,000 and integral multiples of US$ 1,000 in excess thereof. The Notes are guaranteed by the Company and certain subsidiaries (the Subsidiary Guarantors) i.e., (i) CWS; (ii) CPB; (iii) MLP; and (iv) CPgP. This guarantee on the Notes has been approved by the Company’s Extraordinary Shareholders’ General Meeting as notarized in Notarial Deed No. 67 dated 27 June 2007 by Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H. The Notes bear interest at the rate of 11% per year. Interest on the Notes is payable on 28 June and 28 December of each year, beginning on 28 December 2007. The Notes will mature on 28 June 2012. The Issuer may redeem up to 35% of the Notes at any time from the net proceeds of certain public equity offerings at a redemption price of 111% of their principal amount plus accrued and unpaid interest. Subject to certain condition, the Issuer may also redeem all but not part of the Notes at a redemption price equal to 100% of the principal, plus the applicable “make whole” premium. The Notes were secured by:

i. a fixed and floating charge over all of the existing and future assets of the Issuer, including the Collection Account and the Interest Reserve Account as well as its interest and rights under the Advanced Purchase Agreement

ii. a first priority pledge by the Company of all of its capital stock in each of the Subsidiary Guarantors.

The Notes are listed in the Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX – ST) with Bank of New York as the Trustee. The total net proceeds from the sales of the Notes, after deduction for underwriting commissions, fees and other expenses relating to the Offering, was US$ 317.1 million. The proceeds were utilized as follows:

• US$ 200.0 million was used to repay the Barclays Loan in full.

• US$ 17.9 million was set aside in the Interest Reserve Account to pay the first scheduled semi-annual interest payment (Note 11); and

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

75

16. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 16. BONDS PAYABLE (continued)

• AS$ 99,2 juta ditempatkan di Escrow Account yang hanya dapat ditarik jika sudah ada persetujuan Akuisisi Aset Dipasena dari mayoritas pemegang saham Perusahaan. Dana yang berada di Escrow Account, digunakan oleh Perusahaan untuk mendanai modal kerja dan keperluan pendanaan lainnya dalam kegiatan operasional Kelompok Usaha Dipasena. Setelah persetujuan pemegang saham atas akuisisi Aset Dipasena melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 6 Juli 2007, dana Escrow Account ini telah ditarik dan digunakan.

Dengan pengecualian-pengecualian tertentu dalam syarat-syarat obligasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan penjamin tidak diperbolehkan melakukan transaksi sebagai berikut:

• memperoleh atau menjamin tambahan hutang dan menerbitkan saham diskualifikasi atau saham preferen;

• mengumumkan atau membayar dividen saham atau membeli atau membeli kembali saham atau melakukan investasi atau pembayaran tertentu lainnya;

• menjamin hutang; • membebankan penjaminan atas aset; • melakukan merger atau konsolidasi; • menjual aset; • terlibat di dalam perjanjian yang membatasi

kemampuan Anak Perusahaan Penjamin untuk membayar dividen, pengalihan aset atau membuat perjanjian pinjaman dengan perusahaan afiliasi;

• terlibat di dalam transaksi penjualan dan penyewaan kembali;

• melakukan penambahan hutang; atau • terlibat transaksi tertentu dengan afiliasi, seperti

yang diatur dalam perjanjian ini

• US$ 99.2 million were placed in an Escrow Account, which may be withdrawn only upon approval of the Dipasena Asset Acquisition by a majority of shareholders of the Company. The escrow funds, when released, will be used by the Company to fund working capital and other funding requirements of the assets that constitute the Dipasena Group’s operations. Following the shareholders’ approval of the Dipasena Asset’s acquisition through Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated 6 July 2007, the Escrow fund was withdrawn and used.

With certain exceptions specified in the terms and conditions of the bonds, the Company and the Subsidiary guarantors are not permitted to:

• incur or guarantee additional indebtedness and

issue disqualified or preferred stock; • declare or pay dividends on stock or purchase or

redeem stock or make investments or other specified payments;

• guarantee indebtedness; • create any liens; • effect a merger or consolidation; • sell assets; • enter into agreements that restrict the Subsidiary

Guarantors’ ability to pay dividends, transfer assets or make intercompany loans;

• enter into sale and leaseback transaction; • create additional layers of indebtedness; or • enter into certain transactions with affiliates as

stated in this agreement

Secara incurrence, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi Fixed Charge Coverage Ratio minimal 2x. Rating terakhir dari Obligasi ini adalah “C” dari Fitch pada tanggal 19 Februari 2010. Pada saat ini, Obligasi ini sudah tidak dirating lagi. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar dari hutang obligasi adalah Rp 2,9 triliun. Beban keuangan atas hutang obligasi pada tahun 2010 adalah sebesar AS$ 35,8 juta (Catatan 23).

On incurrence basis, the Company is required to maintain Fixed Charge Coverage Ratio at minimum 2x. Latest rating for the Notes are “C” by Fitch in 19 February 2010. Currently the Notes are not rated anymore. As of 31 December 2010, the fair value of the outstanding bonds payable was Rp 2.9 trillion. The bonds’ finance cost in 2010 was US$ 35.8 million (Note 23).

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

76

16. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 16. BONDS PAYABLE (continued)

Bunga tengah tahunan yang kedua untuk tahun 2009 sebesar AS$ 17,9 juta jatuh tempo pada tanggal 28 Desember 2009, bunga tengah tahunan yang pertama untuk tahun 2010 sebesar AS$ 17,9 juta jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2010, sedangkan bunga tengah tahunan yang kedua untuk tahun 2010 jatuh tempo pada tanggal 28 Desember 2010. Sehubungan dengan memburuknya kondisi keuangan BOR dan Perusahaan sebagai penjamin yang diakibatkan oleh berjangkitnya virus di tambak udang CPB sejak kuartal kedua tahun 2009, pembayaran bunga obligasi tengah tahunan sebesar AS$ 53,7 juta tersebut belum dilaksanakan. Dalam kondisi ini, para pemegang obligasi mempunyai hak untuk menyatakan hutang obligasi dalam kondisi default dan meminta seluruh jumlah pinjaman obligasi menjadi segera terhutang dan wajib bayar. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang obligasi telah dicatat sebagai bagian dari kewajiban lancar di neraca konsolidasian. Perusahaan sedang melakukan negosiasi dengan para pemegang obligasi untuk merestrukturisasi hutang obligasi ini (Catatan 28).

The second semiannual bond interest for 2009 amounting to US$ 17.9 million was due on 28 December 2009, the first semiannual bond interest for 2010 amounting to US$ 17.9 million was due on 28 June 2010, while the second semiannual bond interest for 2010 was due on 28 December 2010. Due to weakened financial condition of BOR and the Company as Guarantor, as a result of virus spread in CPB’s ponds since second quarter 2009, bond interest payment amounting US$ 53.7 million has not been made. In such condition, the bondholders have the right to declare the bonds are in default and to request immediate repayment of the total bonds payable. As of 31 December 2010, the balance of bonds payable has been recorded as part of current liabilities in the consolidated balance sheet. The Company is currently negotiating with the bond holders to restructure the Bonds (Note 28).

17. MODAL SAHAM 17. SHARE CAPITAL

Rincian pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

The Company’s shareholders and their share ownerships as of 31 December 2010 and 2009 are as follows:

Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Disetor Penuh / Kepemilikan / Jumlah / Number of Percentage Total Shares Issued of and Fully Paid Ownership

Saham dengan nilai nominal Share with par value of Rp 100 (Rupiah penuh) per saham Rp 100 (full amount) per share

Masyarakat 20.665.302.015 51,07 2.066.530 Public PT Surya Hidup Satwa 9.302.791.456 22,99 930.279 PT Surya Hidup Satwa PT Pertiwi Indonesia 3.861.100.514 9,54 386.110 PT Pertiwi Indonesia Red Dragon Group Pte. Ltd. 2.666.621.250 6,59 266.662 Red Dragon Group Pte. Ltd. Charm Easy International Limited 2.004.207.226 4,95 200.421 Charm Easy International Limited Regent Central International Ltd., Regent Central International Ltd.,

British Virgin Islands 1.753.608.019 4,33 175.361 British Virgin Islands PT Central Pertiwi 110.896.074 0,27 11.090 PT Central Pertiwi Perfect Companion Group Perfect Companion Group

Company Limited 70.110.438 0,17 7.011 Company Limited Iceland International Limited 36.097.754 0,09 3.609 Iceland International Limited

Jumlah 40.470.734.746 100,00 4.047.073 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

77

17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 54 dari Notaris Lies Herminingsih, S.H. tanggal 30 September 2006, para pemegang saham menyetujui antara lain Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS) Perusahaan yang akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham; rencana Perusahaan untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya 6 miliar waran; tindakan Perusahaan untuk menjaminkan aset yang dimiliki dalam rangka memperoleh pinjaman atau menjamin pihak ketiga; serta perubahan beberapa pasal anggaran dasar Perusahaan yang menyangkut kewenangan direksi untuk melepaskan, mengalihkan hak atau menjadikan jaminan atas aset Perusahaan.

Based on the Extraordinary Shareholders’ Meeting which was notarized in Notarial Deed No. 54, dated 30 September 2006 of Lies Herminingsih, S.H., the shareholders agreed to, among others, the Company's plan of Initial Public Offering (IPO) of 3 billion new shares and issuance of 6 billion warrants; pledging of the Company's assets to obtain loans from third parties; changing of certain articles in the Company's Articles of Association with regard to the Company's directors authority to release, transfer or pledge the Company's assets to other parties.

Pada tanggal 2 Nopember 2006, Perusahaan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 3 dari notaris Yulia, S.H., tanggal 2 Nopember 2006, yang antara lain menyetujui Rencana Hak Opsi Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan / MSOP) yang memberikan hak kepada seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen Perusahaan untuk membeli saham-saham baru yang berasal dari portepel dalam jumlah sebanyak-banyaknya 5% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perusahaan pada tanggal pencatatan saham Perusahaan di BEI (Tanggal Pencatatan), dengan ketentuan jangka waktu pelaksanaan MSOP (exercise period) tidak lebih dari 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Pencatatan, dan harga pelaksanaan opsi (option exercise price) sebesar 110% dari harga saham pada saat IPO atau harga pelaksanaan opsi lain sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal Indonesia.

On 2 November 2006, the Company held Extraordinary Shareholders’ Meeting as notarized by Notarial Deed No. 3 of Yulia, S.H., dated 2 November 2006, which agreed on among others the Management Stock Option Plan (MSOP), which entitles board of Commissioners, Directors, and Senior Management of the Company to purchase new shares out of shares deposit, up to a maximum of 5% of total number of shares issued and fully paid as of the date of the Company’s shares being listed on IDX (Listing Date), with stipulations that the exercise period shall not exceed 3 (three) years since the Listing Date, and the option exercise price shall be 110% of the IPO price or other option exercise price as required by the Capital Market regulation.

Untuk pelaksanaan MSOP ini, Perusahaan harus meminta persetujuan kembali dari pemegang saham dalam RUPS yang diadakan selambat-lambatnya 12 bulan setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di BEI.

To execute the MSOP, the Company should obtain reapproval from the shareholders through an Extraordinary Shareholders’ Meeting, which should be conducted at the latest 12 months after the Company’s listing date at the IDX.

Pada tanggal 27 Juni 2007, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dengan Akta Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., No. 67, para pemegang saham menyetujui pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) oleh Perusahaan.

On 27 June 2007, based on the Extraordinary Shareholders’ Meeting, as notarized in Notarial Deed No. 67 of Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., the shareholders have approved the Company to carry out the Management Stock Option Plan (MSOP).

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

78

17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)

Pada tanggal 28 Nopember 2006, Perusahaan melakukan penawaran umum atas 3 miliar lembar sahamnya dan mencatatkan seluruh sahamnya di BEI dengan nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran Rp 110 (Rupiah penuh) per saham. Penawaran umum ini disertai dengan penerbitan 5,3 miliar waran yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel Perusahaan yang bernilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per saham. Seluruh waran diberikan secara cuma-cuma bagi para pemesan saham dalam penawaran umum ini, dimana setiap pemegang 4 (empat) lembar saham baru berhak atas 7 (tujuh) waran yang terdiri dari 2 (dua) Waran Seri I, 2 (dua) Waran Seri II, 2 (dua) Waran Seri III, dan 1 (satu) Waran Seri IV. Bila waran tidak dilaksanakan sampai tanggal akhir pelaksanaan, yaitu 30 Nopember 2009, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak memberikan hak apapun kepada pemegangnya. Rincian dari waran yang diberikan adalah sebagai berikut:

On 28 November 2006, the Company offered 3 billion of its shares to public and listed all of its shares on IDX with par value of Rp 100 (full amount) and offering price of Rp 110 (full amount). This public offering is accompanied by issuance of 5.3 billion warrants which give the holder a right to purchase new shares issued from the Company’s share register with par value of Rp 100 (full amount). All warrants were distributed at no cost to the shares subscribers in this public offering, whereby each holder of 4 (four) new shares are entitled to 7 (seven) warrants consisting of 2 (two) Series I Warrants, 2 (two) Series II Warrants, 2 (two) Series III Warrants, and 1 (one) Series IV Warrants. If the warrants are not exercised until the expiration of exercise period, which is 30 November 2009, such warrants become expired, valueless, and have no benefits to the holder. Detail of warrants issued are as follows:

Seri/ Jumlah waran (juta lembar)/ Waktu pelaksanaan/ Harga pelaksanaan awal (Rupiah penuh)/ Series Number of warrant (millions shares) Exercise period Beginning exercise price (Full amount)

I 1.500 24 September 2007 - 30 Nopember 2009/ 24 September 2007 - 30 November 2009 125 II 1.500 25 Februari 2008 - 30 Nopember 2009/ 25 February 2008 - 30 November 2009 130 III 1.500 21 Juli 2008 - 30 Nopember 2009/ 21 July 2008 - 30 November 2009 135 IV 750 22 Desember 2008 - 30 Nopember 2009/ 22 December 2008 - 30 November 2009 135

5.250 Sehubungan dengan penerbitan 3 miliar lembar saham baru melalui penawaran perdana di atas, Perusahaan memperoleh agio sebesar Rp 10 (Rupiah penuh) per saham yang dicatat dalam akun “Tambahan modal disetor”. Biaya emisi efek ekuitas sehubungan dengan penawaran perdana ini adalah sebesar Rp 49,2 miliar dan dicatat sebagai pengurang dari agio saham dalam akun “Tambahan modal disetor”.

In connection with the above issuance of 3 billion new shares through public offering, the Company received share premium of Rp 10 (full amount) per share and is recorded in “Additional paid in capital”. Shares issuance costs relating to this public offering amounting to Rp 49.2 billion and is recorded as deduction to the share premium in “Additional paid in capital”.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 18, tanggal 22 Desember 2006 oleh Yulia, S.H., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan menjadi Rp 1,8 triliun.

Based on the minutes of Extraordinary Shareholders’ Meeting, as notarized by Notarial Deed No. 18 dated 22 December 2006 of Yulia, S.H., the shareholders approved the increase of the Company’s authorized share capital and the Company’s issued and fully paid share capital to Rp 1.8 trillion.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

79

17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)

Pada tanggal 8 Juni 2007, Red Dragon Group Pte. Ltd. (Red Dragon) dan PT Surya Hidup Satwa (SHS), Charm Easy International Limited (Charm), Regent Central International Limited (Regent) menandatangani “Perjanjian Jual Beli Saham PT Central Proteinaprima Tbk.”. SHS, sebagai penjual, setuju untuk menjual dan mengalihkan 4.389.500.000 saham Perusahaan kepada Red Dragon. Sebagai akibatnya kepemilikan saham SHS saat itu di Perusahaan menurun dari 61,86% menjadi 37,89%.

On 8 June 2007, Red Dragon Group Pte. Ltd. (Red Dragon) and PT Surya Hidup Satwa (SHS), Charm Easy International Limited (Charm), Regent Central International Limited (Regent) entered into “an Agreement for the Sale and Purchase of Shares of PT Central Proteinaprima Tbk.”. SHS, as the Seller, agreed to sell and transfer 4,389,500,000 of the Company’s shares to Red Dragon. As a result, SHS ownership interest in the Company’s at that time decreased from 61.86% to 37.89%.

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Komisaris Utama yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 15 tanggal 9 Januari 2008, Akta Notaris No. 28 tanggal 8 April 2008, Akta Notaris No. 88 tanggal 30 April 2008 masing-masing oleh Yulia, S.H., telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan konversi waran.

Based on the President Commissioner’s Decision Letter as notarized by Notarial Deed No. 15 dated 9 January 2008, Notarial Deed No. 28 dated 8 April 2008, Notarial Deed No. 88 dated 30 April 2008 respectively by Yulia, S.H., the Company’s issued and paid up capital was increased in relation with conversion of warrants.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan pada tanggal 20 Agustus 2008 yang telah diaktakan oleh Akta No. 98 oleh Notaris Yulia, S.H. tertanggal 20 Oktober 2008 telah disetujui antara lain peningkatan modal dasar Perusahaan menjadi Rp 8 triliun yang terbagi atas 80 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 (rupiah penuh) per saham.

Based on the Extraordinary Shareholders’ Meeting on 20 August 2008 as notarized by Notarial Deed No. 98 of Yulia, S.H. dated 20 October 2008, the shareholders approved to increase the Company’s authorized share capital to Rp 8 trillion consisting of 80 billion shares with par value of Rp 100 (full amount) per share.

Pernyataan Keputusan Komisaris Utama yang terakhir sehubungan dengan pelaksanaan konversi waran telah diaktakan dalam Akta Notaris No. 5 tanggal 2 Desember 2009 oleh Iswandi, S.H., pengganti Yulia, S.H. Perubahan anggaran dasar ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-22933 tanggal 16 Desember 2009. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, waran yang telah dikonversi berjumlah sebesar 325.000 lembar waran Seri II, 5.400 lembar waran Seri III dan 871.775.692 lembar waran Seri IV.

The latest President Commissioner’s Decision Letter related to warrant conversion was notarized by Notarial Deed No. 5 dated 2 December 2009 of Iswandi, S.H., substitute notary for Yulia, S.H. The amendment of the Articles of Association has been received and recorded by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia with his Acknowledgement Letter of Amended Articles of Association No. AHU-AH.01.10-22933 dated 16 December 2009. For the year ended 31 December 2009, the numbers of warrants that have been converted are 325,000 warrants series II, 5,400 warrants series III and 871,775,692 warrants series IV.

Pada tanggal 30 Nopember 2009 batas waktu pelaksanaan bagi waran Seri I, II, III dan IV telah berakhir. Sampai dengan batas akhir waktu pelaksanaan waran, jumlah waran yang dikonversi berjumlah sebesar 1.394.295.584 lembar waran Seri I, 1.365.926.834 lembar waran Seri II, 1.296.374.566 lembar waran Seri III dan 871.775.692 lembar waran Seri IV.

On 30 November 2009, the exercise period for Series I Warrant, Series II Warrant, Series III Warrant and Series IV Warrant has expired. Until the end of the exercise period, total warrants that had been converted amounting to 1,394,295,584 warrants Series I, 1,365,926,834 warrant Series II, 1,296,374,566 warrants Series III and 871,775,692 warrants Series IV.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

80

17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan pada tanggal 28 Nopember 2008, yang diaktakan dalam Akta Notaris No. 62 oleh Notaris Yulia, S.H., para pemegang saham telah menyetujui antara lain pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 17.568.196.800 lembar saham atau sekurang-kurangnya 17.226.522.070 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (rupiah penuh) per saham, dimana PT Pertiwi Indonesia (PI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, bertindak sebagai pembeli siaga melalui konversi pinjaman subordinasi (Catatan 7). PI sebagai pembeli siaga melalui konversi pinjaman subordinasi ini telah disetujui oleh para Pemegang Saham Independen Perusahaan dalam rapat yang sama. Para pemegang saham juga menyetujui perubahan anggaran dasar dalam rangka peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor sehubungan dengan pelaksanaan PUT I ini.

Based on the Company’s Extraordinary Shareholders’ Meeting dated 28 November 2008 as notarized by Notarial Deed No. 62 of Yulia, S.H., the shareholders have approved Limited Public Offering (PUT) I with Pre-emptive Rights of maximum 17,568,196,800 shares or minimum 17,226,522,070 shares with nominal value of Rp 100 (full amount) per share, whereby PT Pertiwi Indonesia (PI), a related party, acts as a standby buyer through conversion of subordinated loan (Note 7). PI acting as the standby buyer was approved by the Company’s Independent Shareholders during the same Extraordinary Shareholders’ General Meeting. The Company’s shareholders also approved amendment to the Company’s Articles of Association regarding increase in issued and fully paid shares capital in connection with PUT I.

Dengan pelaksanaan PUT I tersebut jumlah waran yang beredar mengalami perubahan sehingga harga pelaksanaan waran seri I – IV berubah menjadi Rp 100 (rupiah penuh) per lembar.

In relation with PUT I, number of warrant outstanding was changed, hence exercise price for warrant series I-IV changed to Rp 100 (full amount) each.

Sehubungan dengan PUT I diatas, Perusahaan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari BAPEPAM-LK No. S-8637/BL/2008 tanggal 27 Nopember 2008. Pada akhir pelaksanaan PUT I diatas, modal disetor Perusahaan meningkat sebesar Rp 1,7 triliun, terdiri dari 30.020.058 lembar saham yang dibayar tunai oleh pemegang saham pada saat pelaksanaan PUT I, sedangkan sisanya sebanyak 17.196.502.012 lembar saham diambil oleh PI sebagai pembeli siaga dengan mengkonversikan pinjaman subordinasi sebesar Rp 1,7 triliun. Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan PUT I ini sebesar Rp 4,8 miliar dicatat sebagai pengurang atas Tambahan Modal Disetor.

In connection with the above PUT I, the Company has obtained the Effective Registration Letter from BAPEPAM-LK No. S-8637/BL/2008 dated 27 November 2008. Upon completion of PUT I, the Company’s paid in share capital increased by Rp 1.7 trillion, consisting of 30,020,058 shares exercised in cash by the existing shareholders whereas the remaining shares of 17,196,502,012 were exercised by PI as a standby buyer through conversion of subordinated loan of Rp 1.7 trillion. Expenditures incurred in connection with PUT I amounting to Rp 4.8 billion were recorded as deduction to Additional Paid-in Capital.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

81

17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)

Berdasarkan Akta Notaris Yulia, S.H. No. 20 tanggal 9 Desember 2008, anggaran dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, antara lain peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor melalui pelaksanaan PUT I. Perubahan anggaran dasar ini telah diajukan Pemberitahuan Perubahan anggaran dasar Perusahaan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-AH.01.10-25165 dan AHU-AH.01.10-25166 tanggal 12 Desember 2008. Sehubungan dengan adanya surat dari Bapepam-LK di bulan Maret 2009 yang menyatakan bahwa RUPSLB tanggal 28 Nopember 2008 tersebut di atas tidak mencapai kuorum kehadiran pemegang saham independen yang ditetapkan, Perusahaan mengadakan RUPSLB independen kedua pada tanggal 12 Mei 2009 yang mengacu kepada peraturan yang berlaku.

Pada RUPSLB independen kedua yang diaktakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 17 tanggal 12 Mei 2009, para pemegang saham menyetujui konversi pinjaman subordinasi antara Perusahaan dan PT Surya Hidup Satwa (SHS) yang telah dinovasikan kepada PT Pertiwi Indonesia (PI) pada tanggal 9 Oktober 2008 menjadi saham Perusahaan sejumlah 17.196.502.012 saham.

Based on Notarial Deed No. 20 of Yulia, S.H. dated 9 December 2008, the Company’s articles of association have been amended, among other, increase in issued and fully paid share capital resulting from PUT I. The notification of the amendments has been submitted to the Minister of Justice and Human Rights in Letter No. AHU-AH.01.10-25165 and AHU-AH.01.10-25166 dated 12 December 2008. In connection with the Letter from Bapepam-LK in March 2009 which stated that the Company’s Extraordinary Shareholders’ General Meeting (RUPSLB) dated 28 November 2008 did not fulfil the required quorum of the independent shareholders’ presence, the Company conducted the second independent RUPSLB on 12 May 2009 in compliance with the prevailing regulation. In the second independent RUPSLB which was notarized with Notarial Deed of Fathiah Helmi, S.H. No. 17 dated 12 May 2009, the shareholders agreed the conversion of subordinated loan between the Company and PT Surya Hidup Satwa (SHS) which has already been novated to PT Pertiwi Indonesia (PI) on 9 October 2008 into the Company’s share amounting to 17,196,502,012 shares.

18. INFORMASI SEGMEN 18. SEGMENT REPORTING

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan pelaporan segmen berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografis berdasarkan lokasi pemasaran sebagai segmen sekunder. Segmen usaha dibagi menurut jenis kegiatan usaha, terdiri dari produksi pakan, pertambakan udang terpadu, pemrosesan udang beku dan probiotik. Segmen geografis dibagi menurut lokasi pelanggan, terdiri dari dalam negeri dan luar negeri. Informasi yang menyangkut segmen usaha dan segmen geografis Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:

The Company and Subsidiaries classify their segment reporting into business segment as the primary segment and geographical segment as the secondary segment. Business segment is classified based on type of operating activity, which consists of production of feeds, integrated shrimp farming, frozen shrimp processing and probiotic segment. Geographical segment is classified based on location of the customers, which consists of domestic and export. The information concerning the Company and Subsidiaries’ businesses and geographical segments are as follows:

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

82

18. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 18. SEGMENT REPORTING (continued)

31 Desember / December 2010 Pertambakan Pemrosesan Produksi Udang Udang Pakan 1)/ Terpadu2)/ Beku/ Probiotic / Eliminasi / Konsolidasi / Feeds Integrated Frozen Probiotic Elimination Consolidated Production 1) Shrimp Shrimp Farming2) Processing

Informasi Segmen Usaha (Primer) / Business Segment (Primary) Penjualan segmen/ Segment Sales Penjualan eksternal / External sales 2.345.936 3.807.795 87.266 2.879 - 6.243.876 Penjualan antar segmen / Inter-segment sales 291.665 561.133 6.049 5.287 (864.134) - Jumlah penjualan segmen / Total segment sales 2.637.601 4.368.928 93.315 8.166 (864.134) 6.243.876 Laba (rugi) usaha / Operating income (loss) 220.960 (502.269) (71.086) 1.813 - (350.582) Aset segmen / Segment assets 4.685.738 6.607.098 195.084 8.217 (3.829.588) 7.666.549 Aset yang tidak dialokasikan / Unallocated corporate assets 766.895 Jumlah aset konsolidasian / Consolidated total assets 8.433.444 Kewajiban segmen / Segment liabilities 1.624.600 6.415.804 18.716 1.389 (2.240.150) 5.820.359 Kewajiban yang tidak dialokasikan / Unallocated corporate liabilities 28.948 Jumlah kewajiban konsolidasian / Consolidated total liabilities 5.849.307 Pengeluaran barang modal / Capital expenditures 20.056 105.286 9.631 54 - 135.027 Penyusutan / Depreciation 36.399 332.301 2.172 113 - 370.985 Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi / Non-cash expenses other than depreciation and amortization - 153.517 (1.869) - - 151.648 Informasi Segmen Geografis (Sekunder) / Geographical Segment (Secondary) Penjualan dalam negeri / Domestic Sales 2.637.601 2.233.133 38.849 8.166 (864.134) 4.053.615 Penjualan luar negeri / Export Sales - 2.135.795 54.466 - - 2.190.261 Jumlah penjualan segmen / Total segment sales 2.637.601 4.368.928 93.315 8.166 (864.134) 6.243.876

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

83

18. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 18. SEGMENT REPORTING (continued)

31 Desember / December 2009

Pertambakan Pemrosesan Produksi Udang Udang Pakan 1)/ Terpadu2)/ Beku/ Probiotic / Eliminasi / Konsolidasi / Feeds Integrated Frozen Probiotic Elimination Consolidated Production 1) Shrimp Shrimp Farming2) Processing

Informasi Segmen Usaha (Primer) / Business Segment (Primary) Penjualan segmen/ Segment Sales Penjualan eksternal / External sales 2.282.954 4.310.156 236.237 3.407 - 6.832.754 Penjualan antar segmen / Inter-segment sales 275.097 490.864 213.943 3.709 (983.613) - Jumlah penjualan segmen / Total segment sales 2.558.051 4.801.020 450.180 7.116 (983.613) 6.832.754 Laba (rugi) usaha / Operating income (loss) 176.705 (330.733) (37.335) 1.597 - (189.766) Aset segmen / Segment assets 5.263.158 6.914.761 230.813 6.273 (4.400.391) 8.014.614 Aset yang tidak dialokasikan / Unallocated corporate assets 687.391 Jumlah aset konsolidasian / Consolidated total assets 8.702.005 Kewajiban segmen / Segment liabilities 1.687.511 6.117.382 98.923 1.330 (2.443.142) 5.462.004 Kewajiban yang tidak dialokasikan / Unallocated corporate liabilities 19.811 Jumlah kewajiban konsolidasian / Consolidated total liabilities 5.481.815 Pengeluaran barang modal / Capital expenditures 7.559 341.510 1.081 3 - 350.153 Penyusutan / Depreciation 23.952 336.644 5.822 104 - 366.522 Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi / Non-cash expenses other than depreciation and amortization 1.319 121.706 3 - - 123.028 Informasi Segmen Geografis (Sekunder) / Geographical Segment (Secondary) Penjualan dalam negeri / Domestic Sales 2.558.051 2.253.726 38.172 7.116 (771.661) 4.085.404 Penjualan luar negeri / Export Sales - 2.547.294 412.008 - (211.952) 2.747.350 Jumlah penjualan segmen / Total segment sales 2.558.051 4.801.020 450.180 7.116 (983.613) 6.832.754

1) Produksi pakan terdiri dari pakan ikan, pakan udang dan pakan lainnya / Feeds production consist of fish, shrimp and

other feeds.

2) Pertambakan udang terpadu terdiri dari udang beku, pakan udang, bibit udang, benur, obat-obatan, bahan-bahan kimia dan tambak / Integrated shrimp farming consists of frozen shrimp, shrimp feeds, shrimp broodstock, shrimp fries, medicines, chemical goods and shrimp ponds.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

84

19. PENJUALAN BERSIH 19. NET SALES

Rincian penjualan bersih berdasarkan jenis produk adalah sebagai berikut:

Details of net sales based on type of products are as follows:

2010 2009 Produk udang 2.289.074 2.922.427 Shrimp products Pakan udang 1.312.082 1.266.114 Shrimp feeds Pakan ikan 1.807.456 1.757.375 Fish feeds Benur 246.306 280.668 Shrimp fries Lain-lain 588.958 606.170 Other Jumlah 6.243.876 6.832.754 Total

Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat pelanggan yang memiliki transaksi melebihi 10% dari total penjualan bersih.

For the years ended 31 December 2010 and 2009, there are no customers which possess transaction more than 10% of the total net sales.

20. BEBAN POKOK PENJUALAN 20. COST OF GOODS SOLD

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: Details of cost of goods sold are as follows:

2010 2009 Pemakaian bahan baku 3.780.233 3.718.257 Raw material used Upah buruh langsung 153.608 163.708 Direct labor Beban pabrikasi dan deplesi 976.806 1.293.931 Manufacturing overhead and depletion

Jumlah biaya produksi 4.910.647 5.175.896 Total manufacturing cost Persediaan barang dalam proses Work in process inventory Awal tahun 270.795 216.725 Beginning of year Akhir tahun (237.438) (270.795) End of year

Beban pokok produksi 4.944.004 5.121.826 Cost of goods manufactured Persediaan barang jadi Finished goods Awal tahun 357.386 458.805 Beginning of year Pembelian 719.647 773.393 Purchases Akhir tahun (436.833) (357.386) End of year

Beban Pokok Penjualan 5.584.204 5.996.638 Cost of Goods Sold

Rincian beban pokok penjualan berdasarkan jenis produk adalah sebagai berikut:

Details of cost of goods sold based on type of product are as follows:

2010 2009 Produk udang 2.226.662 2.644.313 Shrimp products Pakan udang 892.305 941.008 Shrimp feeds Pakan ikan 1.559.856 1.507.416 Fish feeds Benur 144.331 156.207 Shrimp fries Lain-lain 761.050 747.694 Others

Jumlah 5.584.204 5.996.638 Total

Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat supplier yang memiliki transaksi pembelian melebihi 10% dari total beban pokok penjualan.

For the years ended 31 December 2010 and 2009, there are no suppliers which possess purchase transaction more than 10% of the total cost of goods solds.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

85

21. BEBAN USAHA 21. OPERATING EXPENSES

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: Details of operating expenses are as follows:

2010 2009

Penjualan Selling Penyusutan (Catatan 10a) 126.740 79.324 Depreciation (Note 10a) Pengangkutan 123.128 149.962 Freight-out Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Salaries, wages, employees’ benefits dan honorarium tenaga ahli 115.090 125.137 and professional fees Sewa 22.110 21.968 Rental Transportasi dan perjalanan dinas 16.511 12.996 Transportation and travelling on duty Perbaikan dan pemeliharaan 12.217 11.782 Repairs and maintenance Listrik, air, telepon, dan pos 8.832 7.128 Electricity, water, telephone, and post Periklanan dan promosi 6.544 5.594 Advertising and promotion Lain-lain 39.445 35.421 Others

Jumlah 470.617 449.312 Total

Umum dan Administrasi General and Administrative Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Salaries, wages, employees’ benefits dan honorarium tenaga ahli (Catatan 24) 283.623 307.609 and professional fees (Note 24) Penyusutan (Catatan 10a) 81.419 79.696 Depreciation (Note 10a) Listrik, air dan telepon 54.479 42.959 Electricity, water and telephone Transportasi dan perjalanan dinas 27.351 28.889 Transportation and travelling on duty Sewa 21.670 28.542 Rental Pajak, denda dan perizinan 14.425 11.087 Taxes, penalty, legal and permit Asuransi 11.483 13.744 Insurance Perbaikan dan pemeliharaan 10.297 10.246 Repairs and maintenance Perlengkapan kantor, alat tulis dan fotokopi 8.764 12.228 Office supplies, stationery and photocopies Sumbangan, hadiah, jamuan dan retribusi 3.662 4.227 Donation, gift, entertainment and retribution Riset dan pengembangan 2.832 11.688 Research and development Lain-lain 19.632 25.655 Others

Jumlah 539.637 576.570 Total

Jumlah Beban Usaha 1.010.254 1.025.882 Total Operating Expenses 22. LABA SELISIH KURS DAN BEBAN SWAP -

BERSIH 22. GAIN ON FOREIGN EXCHANGE AND SWAP

COST - NET

Akun ini merupakan laba selisih kurs dan beban swap yang timbul dari:

Gain on foreign exchange and swap cost are on the following:

2010 2009 Pinjaman bank dan obligasi 159.705 580.512 Borrowings and bonds Kas dan setara kas (3.355) (25.759) Cash and cash equivalents Lain-lain - bersih (4.539) 9.066 Others - net

Jumlah 151.811 563.819 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

86

23. BEBAN KEUANGAN 23. FINANCING COST

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2010 2009 Beban keuangan obligasi (Catatan 16) 340.143 386.847 Bonds’ finance cost (Note 16) Beban bunga pinjaman 67.558 75.228 Bank loans Beban provisi dan administrasi bank 2.630 3.900 Provision and bank charges Hutang pihak hubungan istimewa (Catatan 7c) - 727 Due to related parties (Note 7c)

Jumlah 410.331 466.702 Total

24. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS IMBALAN

KERJA KARYAWAN 24. ESTIMATED LIABILITIES FOR EMPLOYEES’

BENEFITS

Perusahaan dan Anak Perusahaan menyediakan imbalan kerja untuk karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003) bagi karyawan yang mencapai usia pensiun 55 tahun. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.

The Company and Subsidiaries provided employees’ benefits in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated 25 March 2003 (UU No. 13/2003) for employees with retirement age of 55 years old. This pension benefit is not funded.

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan pada tahun 2010 dan 2009 dicatat berdasarkan penilaian aktuaria pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang dilakukan oleh PT Eldridge Gunaprima Solution, aktuaris independen, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Berikut adalah asumsi-asumsi penting yang digunakan:

The estimated liabilities for employees’ benefits in 2010 and 2009 were recorded based on the actuarial valuations on 31 December 2010 and 2009 performed by PT Eldridge Gunaprima Solution, independent actuary, using the Projected Unit Credit method. The significant assumptions used in the valuations are as follows:

2010 2009 Tingkat bunga 8,5% per tahun / per year 10,5% per tahun / per year Interest rate Tingkat kenaikan gaji (upah) 8% per tahun / per year 8% per tahun / per year Salary (wage) increase rate Usia pensiun 55 tahun / years 55 tahun / years Pension age Tingkat kematian Mortality Table of Indonesia 1999 (TMI II) Table CSO-1980 Mortality rate

Rincian beban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Details of employees’ benefits expenses are as follows:

2010 2009 Biaya jasa kini 23.308 21.683 Service cost Biaya bunga 15.391 16.870 Interest cost Amortisasi atas biaya jasa lalu yang belum Amortization of unrecognized past service diakui - yang belum menjadi hak 511 598 cost - non vested Penyesuaian untuk karyawan baru (61) (35) Immediate adjustment for new entrants Rugi curtailment dan settlement - (920) Curtailments/settlement loss Amortisasi atas laba aktuarial Amortization of unrecognized yang belum diakui 1.669 1.438 actuarial gain

Beban imbalan kerja karyawan 40.818 39.634 Employees’ benefits expenses

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

87

24. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS IMBALAN

KERJA KARYAWAN (lanjutan) 24. ESTIMATED LIABILITIES FOR EMPLOYEES’

BENEFITS (continued)

Rincian kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Details of estimated liabilities for employees’ benefits are as follows:

2010 2009

Nilai kini kewajiban 237.329 206.723 Present value of benefit obligation Biaya jasa lalu yang belum diakui (3.687) (4.723) Unrecognized past service costs Rugi aktuarial yang belum diakui (48.832) (41.060) Unamortized actuarial losses

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja Estimated liabilities for kerja karyawan 184.810 160.940 employees’ benefits

Mutasi kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Movements of estimated liabilities for employees’ benefits are as follows:

2010 2009

Saldo pada awal tahun 160.940 133.516 Beginning balance Beban tahun berjalan 40.818 39.634 Expenses during the year Koreksi saldo awal (10.113) - Correction of beginning balance

Jumlah 191.645 173.150 Total

Pembayaran tahun berjalan (6.835) (12.210) Payments during the year

Saldo pada akhir tahun 184.810 160.940 Ending balance

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES

a. Perjanjian Kerjasama dengan Plasma a. Cooperation Agreements with Shrimp Farmers

Perusahaan dan CPB mengadakan perjanjian kerjasama dengan para plasma yang membeli dan mengelola tambak udang dalam kawasan proyek tambak udang terpadu yang dibangun Perusahaan dan oleh CPB. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan CPB akan membantu plasma dengan cara:

The Company and CPB have cooperation agreements with individual farmers, who purchased and manage the shrimp ponds for the integrated shrimp farming project area constructed by the Company and CPB. Under these agreements, the Company and CPB with its best effort assist the farmers to:

- Melakukan koordinasi dengan pihak pemberi

pinjaman (Catatan 25b) sehingga plasma dapat memperoleh fasilitas kredit investasi dan modal kerja; dan

- Membantu kebutuhan operasional plasma.

- Coordinate with the lenders (Note 25b) so that the farmers could obtain investment and working capital credit facilities; and

- Assist in the operational requirements of the

farmers.

Sebaliknya, plasma mempunyai komitmen untuk menjual seluruh hasil panennya kepada Perusahaan dan CPB.

In return, the farmers are committed to sell all their harvests to the Company and CPB.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

88

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES (continued)

b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman

b. Cooperation Agreements with Lenders

Untuk membiayai kebutuhan kredit investasi dan modal kerja para plasma, Perusahaan dan CPB mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BN (dahulu PT Bank Niaga Tbk.)), PT Bank Niaga Syariah, PT Bahana Artha Ventura (BAV), PT Reksaarta Finance (RF) (dahulu PT Reksaarta Pertiwi), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI).

To facilitate the investment and working capital requirements of the farmers, the Company and CPB entered into cooperation agreements with PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BN (previously PT Bank Niaga Tbk.)), PT Bank Niaga Syariah, PT Bahana Artha Ventura (BAV), PT Reksaarta Finance (RF) (previously PT Reksaarta Pertiwi), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) and PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI).

Pinjaman plasma dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) dan BN telah direstrukturisasi pada tahun 2001, sedangkan pinjaman plasma dari BAV direstrukturisasi pada tahun 2004. Sementara, pinjaman plasma dari PT Bank Ficorinvest Tbk. sejumlah Rp 12,0 miliar (tidak diaudit) telah diambil alih oleh BPPN. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengalihan Kredit tanggal 15 April 2004, pinjaman plasma ini telah dialihkan kepada New Age World Limited (NAW), British Virgin Islands. Berdasarkan Akta Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan tanggal 30 Januari 2006, NAW menyetujui menjual hak pinjaman plasma ini kepada PT Reksaarta Finance (RF) (dahulu PT Reksaarta Pertiwi).

Farmers’ loans from PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) and BN were restructured in 2001 and farmer’s loans from BAV were restructured in 2004. At the same time, farmer’s loans from PT Bank Ficorinvest Tbk. of Rp 12.0 billion (unaudited) were taken over by IBRA. Based on the Notification Letter of Credit Transfer dated 15 April 2004, the loans have been transferred to New Age World Limited (NAW), British Virgin Islands. Furthermore, based on Deed of Financing Agreements signing dated 30 January 2006, NAW agreed to sell its rights to the farmers’ loans to PT Reksaarta Finance (RF) (previously PT Reksaarta Pertiwi).

Berdasarkan perubahan perjanjian kerjasama tersebut, antara lain ditetapkan bahwa Perusahaan dan CPB wajib mengatur penggunaan dana hasil penjualan udang oleh plasma (Catatan 25a) untuk menjamin penyelesaian semua kewajiban plasma kepada pemberi pinjaman. Perusahaan dan CPB diwajibkan untuk membayar pokok pinjaman dan bunga pinjaman plasma yang telah jatuh tempo jika hasil panen plasma tidak mencukupi. Seperti dinyatakan dalam perubahan perjanjian, jika terdapat plasma yang mengundurkan diri karena alasan apapun, Perusahaan dan CPB diwajibkan untuk melaksanakan “jaminan pembelian kembali” (buy back guarantee) kepada pemberi pinjaman berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian atau minimal sebesar saldo hutang plasma jika tidak ada plasma pengganti. Perusahaan dan CPB mencadangkan beban jaminan pembelian kembali yang dibebankan pada akun “Beban Umum dan Administrasi”.

Based on the amended cooperation agreements, among others, the Company and CPB are required to manage the use of cash flows from sales of shrimps by the farmers (Note 25a) to ensure the settlement of the farmers’ obligations to the lenders. The Company and CPB are required to pay the overdue farmer’s principal and interest if the proceeds of harvest are not sufficient. As stated in the amended agreements, if there is any farmer who quit from the cooperation agreement for any reason, the Company and CPB are required to carry out buy back guarantees based on certain formula as defined in the agreement or at minimum based on outstanding farmer’s loan if there is no substitute farmer. The Company and CPB recognize provision for buy back guarantee which is charged to “General and Administrative Expenses”.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

89

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES (continued)

b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman (lanjutan)

b. Cooperation Agreements with Lenders (continued)

PT Bank CIMB Niaga (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) (BN)

PT Bank CIMB Niaga (previously PT Bank Niaga Tbk.) (BN)

Pada tanggal 21 September 2001, CPB telah memperoleh persetujuan dari BN atas restrukturisasi saldo pinjaman 826 plasma sebesar Rp 86,7 miliar. Berdasarkan hasil restrukturisasi tersebut, jangka waktu pinjaman menjadi sampai dengan tanggal 30 Desember 2014 dan dikenakan bunga sebesar suku bunga deposito satu bulan pada BN ditambah dengan marjin 2% per tahun dengan suku bunga maksimum sebesar 18% per tahun.

On 21 September 2001, CPB obtained an approval from BN to restructure the 826 farmers’ loans of Rp 86.7 billion. Based on this agreement, the farmers’ loans will mature on 30 December 2014, and the interest rate charged is based on 1 month time deposit interest at BN plus margin of 2% p.a with maximum interest rate of 18% p.a.

PT Bank Niaga Syariah (Niaga Syariah) PT Bank Niaga Syariah (Niaga Syariah)

Niaga Syariah dan CPB Pada tanggal 23 Nopember 2007, CPB dan Niaga Syariah telah menandatangani Perjanjian Kerjasama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 40 dari Achmad Bajumi, S.H. dimana Niaga Syariah telah menyetujui penyaluran Fasilitas Pembiayaan Modal Kerja Murabahah (Fasilitas Modal Kerja) kepada 1.000 plasma tambak udang CPB dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 160,0 miliar. Tujuan fasilitas pembiayaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan produksi budidaya udang plasma dalam 1 (satu) siklus panen. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Sehubungan dengan Fasilitas Pembiayaan tersebut, pada tanggal 3 Desember 2007 CPB dan Niaga Syariah menandatangani Perjanjian Penanggungan Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 1 dari Achmad Bajumi, S.H. Perjanjian tersebut menyebutkan bahwa CPB menjamin pembayaran kembali hutang plasma kepada Niaga Syariah terbatas pada jumlah sebesar Rp 160,0 miliar ditambah bunga, komisi dan biaya lainnya. Pada tanggal 8 Januari 2010 berdasarkan Perubahan 1 Perjanjian Kerjasama, CIMB Niaga (dahulu Niaga Syariah) dan CPB menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu Fasilitas Modal Kerja ini sampai dengan tanggal 8 Januari 2012.

Niaga Syariah and CPB On 23 November 2007, CPB dan Niaga Syariah entered into a Cooperation Agreement as notarized by Notarial Deed No. 40 of Achmad Bajumi, S.H. whereby Niaga Syariah agreed to provide working capital loan “Murabahah” (Working Capital Facility) to 1,000 CPB’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 160.0 billion. The purpose of this facility is to support 1 (one) cycle of shrimp farming production requirement. This is a 24 month revolving facility. In relation to this Working Capital Facility, on 3 December 2007 CPB and Niaga Syariah signed a Corporate Guarantee Agreement as notarized by Notarial Deed No. 1 of Achmad Bajumi, S.H. This agreement stipulates that CPB guarantees the repayment of shrimp farmers’ loan to Niaga Syariah up to Rp 160.0 billion plus any interests, commissions and other expenses thereof. On 8 January 2010 based on First Amendment of Cooperation Agreement, CIMB Niaga (previously Niaga Syariah) and CPB agreed to extend the period of Working Capital Facility up to 8 January 2012.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

90

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES (continued)

b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman (lanjutan)

b. Cooperation Agreements with Lenders (continued)

PT Bank Niaga Syariah (Niaga Syariah) PT Bank Niaga Syariah (Niaga Syariah)

Niaga Syariah dan Perusahaan Pada tanggal 7 Juli 2008, Perusahaan, AWS dan Niaga Syariah telah menandatangani Perjanjian Kerjasama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 1 dari Putranti Wahyuningsih, S.H. dimana Niaga Syariah telah menyetujui penyaluran Fasilitas Pembiayaan Modal Kerja Murabahah (Fasilitas Pembiayaan) kepada 210 plasma tambak udang AWS dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 30,2 miliar. Tujuan fasilitas pembiayaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan produksi budidaya udang plasma dalam 1 (satu) siklus panen. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Sehubungan dengan Fasilitas Pembiayaan tersebut, pada tanggal 16 Juli 2008 Perusahaan dan Niaga Syariah menandatangani Perjanjian Penanggungan Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 34 dari Putranti Wahyuningsih, S.H. Perjanjian tersebut menyebutkan bahwa Perusahaan menjamin pembayaran kembali hutang plasma kepada Niaga Syariah terbatas pada jumlah sebesar Rp 30,2 miliar ditambah bunga, komisi dan biaya lainnya. Pada tanggal 2 Juli 2010 berdasarkan Surat No. 133/AE/SL-SYARIAH/VII/10, Perusahaan dan Niaga Syariah menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu Fasilitas Pembiayaan ini sampai dengan tanggal 2 Juli 2011.

Niaga Syariah and the Company On 7 July 2008, the Company, AWS and Niaga Syariah entered into a Cooperation Agreement as notarized by Notarial Deed No. 1 of Putranti Wahyuningsih, S.H. whereby Niaga Syariah agreed to provide Working Capital Financing Facility “Murabahah” (Financing Facility) to 210 AWS’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 30.2 billion. The purpose of this facility is to support 1 (one) cycle of shrimp farming production requirement. This is a 24-months revolving facility. In relation to this Financing Facility, on 16 July 2008 the Company and Niaga Syariah signed a Corporate Guarantee Agreement as notarized by Notarial Deed No. 34 of Putranti Wahyuningsih, S.H. This agreement stipulates that the Company guarantees the repayment of shrimp farmers’ loan to Niaga Syariah up to Rp 30.2 billion plus any interests, commissions and other expenses thereof. On 2 July 2010 based on Letter No. 133/AE/SL-SYARIAH/VII/10, the Company and Niaga Syariah agreed to extend the period of Financing Facility up to 2 July 2011.

PT Bahana Artha Ventura (BAV) PT Bahana Artha Ventura (BAV)

Pada tanggal 29 Oktober 2004, CPB memperoleh persetujuan dari BAV atas restrukturisasi saldo pinjaman 94 plasma sebesar Rp 11,1 miliar. Berdasarkan hasil restrukturisasi tersebut, jangka waktu pinjaman menjadi sampai dengan tahun 2014. Atas pinjaman tersebut, plasma diwajibkan membayar imbalan jasa bagi hasil sebesar 8,5% per tahun. Jika plasma tidak sanggup membayar sampai dengan tahun 2014, CPB diwajibkan untuk melunasi pinjaman plasma tersebut kepada BAV.

On 29 October 2004, CPB obtained an approval from BAV to restructure the 94 farmers’ loans of Rp 11.1 billion. Based on the restructuring, the loans are payable up until 2014. The farmers are obliged to pay service fee in the form of profit sharing at 8.5% p.a. CPB will be required to pay any outstanding farmer’s loan to BAV if the farmers are unable to pay their loans by 2014.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

91

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES (continued)

b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman (lanjutan)

b. Cooperation Agreements with Lenders (continued)

PT Reksa Finance (RF) (dahulu PT Reksaarta Pertiwi) PT Reksa Finance (RF) (previously PT Reksaarta

Pertiwi)

Pada tanggal 15 Agustus 2005, CPB memperoleh persetujuan dari NAW untuk merestrukturisasi saldo pinjaman 87 plasma sebesar Rp 20,7 miliar. Berdasarkan hasil restrukturisasi tersebut, jangka waktu terhutang pinjaman menjadi sampai dengan 31 Januari 2016. Jika plasma tidak sanggup membayar sampai dengan tanggal 31 Januari 2016, CPB diwajibkan untuk melunasi pinjaman plasma tersebut kepada NAW. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 8,5% per tahun.

On 15 August 2005, CPB obtained an approval from NAW to restructure the 87 farmers’ loans of Rp 20.7 billion. Based on the restructuring, the loans are payable up until 31 January 2016. CPB will be required to pay any outstanding farmer’s loan to NAW if the farmers are unable to pay by 31 January 2016. The loans bear interest rate at 8.5% p.a.

Pada tanggal 30 Januari 2006, berdasarkan Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan tertanggal 30 Januari 2006, NAW menyetujui untuk menjual dan mengalihkan hak atas piutang plasma kepada RF. Dengan demikian, jika plasma tidak sanggup membayar sampai dengan tanggal 31 Januari 2016, CPB diwajibkan untuk melunasi pinjaman plasma tersebut kepada RF.

On 30 January 2006, based on the Signing of Financing Agreements dated 30 January 2006, NAW agreed to sell and transfer its right on the farmers’ receivables to RF. Therefore, CPB will be required to pay any outstanding farmer’s loan to RF if the farmers are unable to pay their loans to RF by 31 January 2016.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BRI dan CPB Berdasarkan Perjanjian Kerjasama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 26 dari Teddy Anwar, S.H. pada tanggal 13 Maret 2008, BRI telah menyetujui penyaluran Fasilitas Kredit Modal Kerja (Fasilitas Modal Kerja) kepada 1.050 petambak plasma tambak udang CPB dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 168,0 miliar. CPB setuju untuk bertindak sebagai penjamin kelancaran pengelolaan budidaya tambak dan kelancaran pembayaran kembali hutang plasma kepada BRI. Tujuan fasilitas pembiayaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan produksi budidaya udang plasma dalam 1 (satu) siklus panen. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Sehubungan dengan Fasilitas Pembiayaan tersebut pada tanggal 13 Maret 2008 CPB dan BRI menandatangani Perjanjian Penanggungan Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 27 dari Teddy Anwar, S.H. Berdasarkan Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja antara BRI dengan masing-masing plasma, kedua pihak menyetujui perpanjangan jangka waktu Fasilitas Modal Kerja ini sampai dengan tanggal 18 Maret 2012.

BRI and CPB Based on Cooperation Agreement as notarized by Notarial Deed No. 26 of Teddy Anwar, S.H. on 13 March 2008, BRI agreed to provide Working Capital Loan Facility (Working Capital Facility) to 1,050 CPB’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 168.0 billion. CPB agreed to act as a guarantor of the shrimp farming continuity and the repayment of the farmers’ loan to BRI. The purpose of this facility is to support 1 (one) cycle of shrimp farming production requirement. This is a 24-months revolving facility. In relation to this Financing Facility, on 13 March 2008 CPB and BRI signed a Corporate Guarantee Agreement as notarized by Notarial Deed No. 27 of Teddy Anwar, S.H. Based on Addendum of Working Capital Loan Agreement between BRI and each farmer, both parties agreed to extend the period of Working Capital Facility up to 18 March 2012.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

92

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES (continued) b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi

Pinjaman (lanjutan) b. Cooperation Agreements with Lenders (continued)

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BRI dan Perusahaan Pada tanggal 9 Februari 2009, Perusahaan, AWS dan BRI telah menandatangani Perjanjian Kerjasama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 10 dibuat di hadapan Teddy Anwar, S.H., dimana BRI telah menyetujui penyaluran Fasilitas Kredit berupa Pinjaman Modal Kerja (KMK) dan Pinjaman Kredit Investasi (KI) kepada 5.000 petambak plasma tambak udang AWS dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 634 miliar. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Sehubungan dengan Fasilitas Kredit tersebut pada tanggal 9 Februari 2009, Perusahaan dan BRI menandatangani Perjanjian Penanggungan Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 11 dibuat di hadapan Teddy Anwar, S.H. Sampai dengan bulan Desember 2010, fasilitas pinjaman tersebut sudah direalisasikan kepada 1.343 plasma tambak udang AWS.

BRI and the Company On 9 February 2009, the Company, AWS and BRI entered into a Cooperation Agreement as notarized by Notarial Deed No. 10 of Teddy Anwar, S.H., whereby BRI agreed to provide Credit Facility in the forms of Working Capital Loan Facility (KMK) and Investment Loan Facility (KI) to 5,000 AWS’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 634 billion. This is a 24-months revolving facility. In relation to this Credit Facility, on 9 February 2009, the Company and BRI signed a Corporate Guarantee Agreement as notarized by Notarial Deed No. 11 of Teddy Anwar, S.H. Until December 2010, the credit facility has been provided to 1,343 AWS’ shrimp farmers.

Pada tanggal 9 Februari 2009, Perusahaan, WM dan BRI telah menandatangani Perjanjian Kerjasama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 8 dibuat di hadapan Teddy Anwar, S.H., dimana BRI telah menyetujui penyaluran Fasilitas Kredit berupa Pinjaman Modal Kerja (KMK) dan Pinjaman Kredit Investasi (KI) kepada 1.614 petambak plasma tambak udang WM dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 248,6 miliar. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Sehubungan dengan Fasilitas Kredit tersebut pada tanggal 9 Februari 2009, Perusahaan dan BRI menandatangani Perjanjian Penanggungan Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 9 dibuat di hadapan Teddy Anwar, S.H. Sampai dengan bulan Desember 2010, fasilitas pinjaman tersebut sudah direalisasikan kepada 1.113 plasma tambak udang WM.

On 9 February 2009, the Company, WM and BRI entered into a Cooperation Agreement as notarized by Notarial Deed No. 8 of Teddy Anwar, S.H., whereby BRI agreed to provide Credit Facility in the forms of Working Capital Loan Facility (KMK) and Investment Facility (KI) to 1,614 WM’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 248.6 billion. This is a 24-months revolving facility. In relation to this Credit Facility, on 9 February 2009, the Company and BRI signed a Corporate Guarantee Agreement as notarized by Notarial Deed No. 9 of Teddy Anwar, S.H. Until December 2010, the credit facility has been provided to 1,113 WM’ shrimp farmers.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

93

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

CONTINGENCIES (continued)

b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman (lanjutan)

b. Cooperation Agreements with Lenders (continued)

PT Bank Negara Indonesia (BNI) PT Bank Negara Indonesia (BNI)

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama pada tanggal 11 April 2008, BNI telah menyetujui penyaluran Fasilitas Kredit Modal Kerja Usaha Tambak (Fasilitas Modal Kerja) kepada 493 plasma tambak udang WM dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 75,0 miliar. Perusahaan setuju untuk memberikan jaminan perusahaan Fasilitas Kredit yang diberikan oleh BNI kepada para petambak plasma WM. Tujuan fasilitas pembiayaan ini adalah untuk memenuhi modal kerja usaha tambak dan pembelian sarana pendukung tambak. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Berdasarkan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit antara BNI dengan masing-masing plasma, kedua belah pihak menyetujui perpanjangan jangka waktu Fasilitas Modal Kerja sampai dengan tanggal 23 April 2012.

Based on Cooperation Agreement on 11 April 2008, BNI agreed to provide Working Capital Loan Facility (Working Capital Facility) to 493 WM’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 75.0 billion. The Company agreed to provide corporate guarantee for Working Capital Facility provided by BNI to WM’s shrimp farmers. The purpose of this facility is to support shrimp farming’s working capital and purchases of shrimp farm’s equipment. This is a 24-months revolving facility. Based on Amendment of Credit Agreement between BNI and each farmer, both parties agreed to extend Working Capital Facility up to 23 April 2012.

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama di bulan Juli 2009, BNI telah menyetujui penyaluran Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) kepada 1.121 plasma tambak udang WM dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 170,4 miliar. Perusahaan setuju untuk memberikan jaminan perusahaan fasilitas kredit yang diberikan oleh BNI kepada para petambak plasma WM. Tujuan fasilitas pembiayaan ini adalah untuk memenuhi modal kerja usaha tambak dan pembelian sarana pendukung tambak. Fasilitas KMK bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan sedangkan jangka waktu fasilitas KI adalah 60 bulan. Sampai dengan bulan Desember 2010, fasilitas pinjaman tersebut sudah direalisasikan kepada 808 plasma tambak udang WM. Jangka waktu perjanjian sampai Juli 2014.

Based on Cooperation Agreement in July 2009, BNI agreed to provide Working Capital Loan Facility (KMK) and Investment Credit Facility (KI) to 1,121 WM’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 170.4 billion. The Company agreed to provide corporate guarantee for the credit facility provided by BNI to WM’s shrimp farmers. The purpose of this facility is to support shrimp farming’s working capital and purchases of shrimp farm’s equipment. KMK is a 24-months revolving facility, while the KI’s facility period is 60-months. Until December 2010, the credit facility has been provided to 808 WM’s shrimp farmers. The agreement will expire in July 2014.

Pada tanggal 29 April 2010 berdasarkan Addendum Perjanjian Kerjasama antara BNI, Perusahaan, WM dan AWS telah menyetujui agar fasilitas pinjaman yang disediakan BNI tersebut di atas selain dapat dipergunakan untuk petambak plasma WM, dapat pula dipergunakan untuk petambak plasma AWS. Sampai dengan bulan Desember 2010, fasilitas pinjaman tersebut sudah direalisasikan kepada 733 plasma tambak udang AWS.

On 29 April 2010, based on Addendum of Cooperation Agreement between BNI, the Company, WM and AWS agreed that credit facility provided by BNI above, which are used by WM farmers, also can be exercised by AWS farmers. Until December 2010, the credit facility has been provided to 733 AWS’s shrimp farmers.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

94

25. PERJANJIAN-PERJANJIAN DAN KONTINJENSI

YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman (lanjutan)

PT Bank Negara Indonesia (BNI) (lanjutan) Berdasarkan Perjanjian Kerjasama pada tanggal 24 November 2010, BNI telah menyetujui penyaluran Fasilitas Kredit Modal Kerja Usaha Tambak (Fasilitas Modal Kerja) kepada plasma tambak udang AWS dan WM dengan jumlah pembiayaan maksimum sebesar Rp 150,0 miliar. Perusahaan setuju untuk memberikan jaminan perusahaan Fasilitas Kredit yang diberikan oleh BNI kepada para petambak plasma AWS dan WM. Tujuan fasilitas pembiayaan ini adalah untuk memenuhi modal kerja usaha tambak dan pembelian sarana pendukung tambak. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu fasilitas 24 bulan. Sampai dengan bulan December 2010, fasilitas pinjaman tersebut sudah direalisasikan kepada 772 plasma tambak udang AWS.

25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

b. Cooperation Agreements with Lenders (continued)

PT Bank Negara Indonesia (BNI) (continued) Based on Cooperation Agreement on 24 November 2010, BNI agreed to provide Working Capital Loan Facility (Working Capital Facility) to AWS and WM’s shrimp farmers with maximum credit limit of Rp 150.0 billion. The Company agreed to provide corporate guarantee for Working Capital Facility provided by BNI to AWS and WM’s shrimp farmers. The purpose of this facility is to support shrimp farming’s working capital and purchases of shrimp farm’s equipment. This is a 24-months revolving facility. Until December 2010, the credit facility has been provided to 772 AWS’s shrimp farmers.

c. Perjanjian penyediaan energi listrik antara Perusahaan dan PT Central Daya Energi (CDE)

c. Energy Supply Agreement between the Company and PT Central Daya Energi (CDE)

Pada tanggal 11 Desember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian-perjanjian penyediaan energi dengan CDE, dimana CDE melalui fasilitas pembangkit listriknya akan menyediakan listrik untuk Perusahaan di Kabupaten Lampung Utara, Desa Bumi Dipasena Agung, Lampung dan Kabupaten Ogan Komering, Palembang, Sumatera Selatan. Perjanjian-Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan seperti yang tercantum dalam suplemen perjanjian tanggal 13 Nopember 2008 dan 2 Desember 2008. Perusahaan akan membayar sesuai dengan energi yang dipakai, termasuk pembayaran energi minimum. Dalam hal terjadi kegagalan penyediaan energi oleh CDE, Perusahaan tidak berkewajiban membayar biaya energi minimum. Perjanjian-perjanjian ini berakhir dalam waktu 10 tahun.

On 11 December 2007, the Company entered into Energy Supply Agreements with CDE, whereby CDE will provide electricity to the Company through its power plant facilities in Kabupaten Lampung Utara, Desa Bumi Dipasena Agung, Lampung and Kabupaten Ogan Komering, Palembang, South Sumatera. The agreements have been amended for several times as reflected in the supplemental agreements dated 13 November 2008 and 2 December 2008. The Company will make payments based on the energy used, including the minimum energy payment. In case there is failure in the energy supply by CDE, the Company has no obligation to pay the minimum energy charge. The agreements will expire in 10 years.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

95

26. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA 26. SUBSEQUENT EVENTS

1. Perpanjangan fasilitas pinjaman dari PT Bank Permata

1. Extension of bank loan facility from PT Bank Permata

Pada tanggal 21 Januari 2011 berdasarkan Perubahan Keempat Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. KK/11/073/AMD/LC, fasilitas pinjaman dari PT Bank Permata telah diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Maret 2011. Perpanjangan selanjutnya sedang dalam proses.

On 21 January 2011 based on Fourth Amendment of Banking Facility No. KK/11/073/AMD/LC, bank loan facility from PT Bank Permata has been extended to 22 March 2011. Subsequent extension is being process.

2. Perpanjangan fasilitas pinjaman dari Indonesia

Eximbank

2. Extension of loan facility from Indonesia Eximbank

Pada tanggal 28 Januari 2011 berdasarkan Perubahan Ketujuh Perjanjian Kerja Modal Ekspor. No. 0012/ADDPK/01/2011, Perusahaan dan Eximbank menyetujui perubahan pagu kredit fasilitas pembukaan L/C Sight atau Usance dan / atau pembiayaan L/C impor menjadi AS$ 8,5 juta atau ekuivalen dalam mata uang Rupiah. Jangka waktu yang diberikan untuk fasilitas L/C dan kredit modal kerja diperpanjang sampai dengan tanggal 27 Mei 2011.

On 28 January 2011 based on Seventh Amended Working Capital Credit Export Agreement No. 0012/ADDPK/01/2011, the Company and Eximbank agreed to amend the credit limit of L/C Sight or Usance and / or financing import L/C to US$ 8.5 million or equivalent in Rupiah currency. The credit facility for L/C and working capital are extended until 27 May 2011.

3. Perpanjangan fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Dahulu PT Bank Niaga Tbk. Pada tanggal 18 Februari 2011, berdasarkan Perubahan terhadap Perjanjian Kredit No. 040/AMD/CB/JKT/2011 dan 042/AMD/CB/JKT/2010, fasilitas pinjaman masing-masing untuk Perusahaan dan CPB telah diperpanjang sampai dengan tanggal 12 Juni 2011 dan 20 Mei 2011.

Dahulu PT Bank Lippo Tbk. Pada tanggal 18 Februari 2011, berdasarkan Perubahan terhadap Perjanjian Kredit No. 041/AMD/CB/JKT/2011 dan 043/AMD/CB/JKT/2010, fasilitas pinjaman masing-masing untuk Perusahaan dan CPB telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Mei 2011 dan 28 Mei 2011.

3. Extension of loan facility from PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Previously PT Bank Niaga Tbk. On 18 February 2011, based on Amendment of Credit Agreement No. 040/AMD/CB/JKT/2011 and 042/AMD/CB/JKT/2010, loan facility for the Company and CPB have been extended into 12 June 2011 and 20 May 2011, respectively.

Previously PT Bank Lippo Tbk. On 18 February 2011, based on Amendment of Credit Agreement No. 041/AMD/CB/JKT/2011 and 043/AMD/CB/JKT/2010, loan facility for the Company and CPB have been extended into 31 May 2011 and 28 May 2011, respectively.

27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

Perusahaan dihadapkan pada risiko keuangan yang timbul dari kegiatan operasional dan penggunaan instrumen keuangan. Risiko keuangan meliputi risiko mata uang, risiko tingkat suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Strategi Perusahaan, toleransi terhadap risiko dan filosofi atas manajemen risiko yang umum, ditentukan oleh manajemen Perusahaan sesuai dengan kondisi ekonomi dan operasi Perusahaan.

Company is exposed to financial risk arising from its operations and the use of financial instruments. The financial risk includes foreign currency risk, interest rate risk, credit risk and liquidity risk. The Company’s strategies, tolerance of risk, general risk management philosophy are determined by the Company’s management in accordance with the economic and Company’s operating condition.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

96

27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Mata uang Perusahaan dihadapkan pada risiko fluktuasi valuta asing antara Dolar AS dan Rupiah, disebabkan karena pinjaman Perusahaan sebagian besar dalam mata uang Dolar AS. Untuk mengantisipasi hal ini, Perusahaan berusaha untuk mempunyai kecukupan kas dan kas equivalen dalam Dolar AS yang berasal dari penjualan ekspor. Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam mata uang Rupiah sehingga Perusahaan dihadapkan pada risiko penjabaran yakni risiko dimana laporan keuangan untuk periode tertentu atau per tanggal tertentu akan bergantung pada kurs Dolar AS terhadap Rupiah yang berlaku di saat itu.

Foreign Currency Risk The Company is exposed to currency fluctuation risk between US Dollar and Rupiah, as the Company's loan are mainly denominated in US Dollar. To anticipate this, the Company will ensure that it has suffcient cash and cash equivalents in US Dollar from its export sales. The Company's financial statements are presented in Rupiah, therefore the Company will be subject to translation risk which is the risk that financial statements for a particular period or as of a certain date depend on the prevailing exchange rates of the US Dollar against Rupiah.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

As of 31 December 2010, the Company and Subsidiaries have monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies, as follows:

Setara dengan Jutaan Rupiah / Millions of Rupiah Equivalent

Aset Assets Kas dan setara kas (AS$ 9.028.068, 81.450 Cash and cash equivalents (US$ 9,028,068, Euro 5.576 dan Sin$ 30.310) Euro 5,576 and Sin$ 30,310) Piutang usaha – Accounts receivable trade – pihak ketiga (AS$ 36.515.873) 328.314 third party (US$ 36,515,873) Piutang usaha – Accounts receivable trade – hubungan istimewa (AS$ 151.047) 1.358 related parties (US$ 151,047) Piutang lain-lain - pihak ketiga Accounts receivable others – third party (AS$ 1.680.419, Euro 16.685 dan Sin$ 4.778) 15.341 (US$ 1,680,419, Euro 16,685 and Sin$ 4,778)

Deposito yang terbatas penggunaannya - Restricted deposit - lancar (AS$ 1.138.559) 10.237 current (US$ 1,138,559)

Aset tidak lancer – lain-lain, bersih (AS$ 1.845.549) 16.593 Non - current assets – others, net (US$ 1,845,549) Deposito yang terbatas penggunaannya - Restricted deposit - tidak lancar (AS$ 2.100.296) 18.884 non-current (US$ 2,100,296)

Jumlah 472.177 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

97

27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Mata uang Foreign Currency Risk

Setara dengan Jutaan Rupiah / Millions of Rupiah Equivalent

Kewajiban Liabilities Hutang obligasi (AS$ 322.145.194) 2.896.408 Bonds payable (US$ 322,145,194) Hutang bank jangka pendek (AS$ 71.203.444) 640.190 Short-term bank loans (US$ 71,203,444) Hutang usaha – pihak ketiga Trade payable - third party (AS$ 13.666.700, Euro 163.169, (US$ 13,666,700, Euro 163,169,

GBP 814, Sin$ 139.226, JPY 39.800 GBP 814, Sin$ 139,226, JPY 39,800 dan CHF 26.260) 126.068 and CHF 26,260) Bunga masih harus dibayar Accrued interest

(AS$ 53.625.000) 482.142 (US$ 53,625,000) Bagian pinjaman jangka panjang yang Current maturities of

jatuh tempo dalam satu tahun long term debt Kewajiban sewa pembiayaan Financial lease (AS$ 922.260) 8.292 (US$ 922,260)

Hutang pihak hubungan istimewa Due to related parties (AS$ 64.076) 575 (US$ 64,076)

Pinjaman jangka panjang Long term debts Kewajiban sewa pembiayaan Financial lease (AS$ 603.002) 5.422 (US$ 603,002)

Hutang lain-lain Others (AS$ 1.500.000) 13.487 (US$ 1,500,000)

Jumlah 4.172.584 Total

Kewajiban bersih 3.700.407 Net liabilities

Pada tanggal 31 Desember 2010, jika Rupiah menguat/melemah sebesar 10% terhadap dolar AS dengan semua variabel lainnya tetap konstan, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi Rp 369,77 miliar lebih tinggi/rendah, terutama sebagai akibat dari keuntungan/kerugian valuta asing atas penjabaran piutang usaha dalam mata uang dolar AS, aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan pinjaman dalam mata uang dolar AS.

As of 31 December 2010, if Rupiah had strengthened/weakened by 10% against the US dollar with all other variables held constant, net income after tax for the year would have been Rp 369.77 billion higher/lower, mainly as a result of foreign exchange gains/losses on translation of US dollar-denominated trade receivables, financial assets at fair value through profit or loss, debt securities classified as available for sale and US dollar-denominated borrowings.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

98

27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Tingkat Suku Bunga Perusahaan memiliki hutang bank yang terutama berupa fasilitas pinjaman impor (L/C) dengan tingkat suku bunga mengambang. Perusahaan tidak melakukan transaksi lindung nilai sehubungan dengan risiko perubahan tingkat suku bunga. Sebagai akibatnya, peningkatan suku bunga, bila ada, akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap Perusahaan. Untuk mengurangi resiko tingkat suku bunga ini, manajemen Perusahaan menentukan strateginya berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian secara domestik maupun global. Sebagai salah satu strategi untuk mengatasi risiko tingkat bunga ini, di tahun 2009 manajemen Perusahaan pernah melakukan transaksi swap mata uang silang (cross currency swap transactions) atas bunga pinjaman bank tertentu. Dengan transaksi ini, diharapkan beban keuangan atas pinjaman bank tersebut dapat dikendalikan.

Interest Rate Risk The Company has bank loans which primarily in the form of Import Loans (L/C) with floating interest rate. The Company does not perform hedging transaction in relation to interest rate changes risk. As a result, any increasing in interest rate, if any, will give negative effect to the Company. In order to reduce risk on the interest rate, the Company’s management determine its strategy based on the domestic and global economic condition and growth. As one of the strategy to overcome this interest rate risk, in 2009 Company’s management have ever been entered into cross currency swap transactions on the interest of the certain bank loan. With this transaction, it was expected that the finance cost on such bank loan can be controllable.

Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan memiliki saldo hutang obligasi dan hutang bank jangka pendek sebagai berikut:

As of 31 December 2010 the Company has the following bonds payable and short term bank loans balance as follow:

Jumlah/ Total

Pinjaman dengan Borrowing with suku bunga tetap fixed interest rate AS$ (dalam jutaan) 359 US$ (in million) Rupiah (dalam jutaan) 164.764 Rupiah (in million) Pinjaman dengan Borrowing with suku bunga mengambang floating interest rate AS$ (dalam jutaan) 34 US$ (in million) Rupiah (dalam jutaan) 186.497 Rupiah (in million)

Risiko Kredit Risiko kredit Perusahaan terutama dihubungkan dengan piutang usaha, yang mayoritas berasal dari piutang plasma dan piutang pelanggan lainnya. Kolektabilitas piutang plasma tergantung dari keberhasilan panen dari plasma yang bersangkutan, sedangkan piutang pelanggan diatur berdasarkan jangka waktu kredit yang disepakati dengan masing-masing pelanggan. Perusahaan selalu memonitor kinerja plasma dan kolektabilitas dari pelanggannya untuk memastikan agar kerugian yang mungkin timbul dari tidak terbayarnya kredit yang diberikan menjadi seminimal mungkin.

Credit Risk Company’s credit risk mainly attributable to the account receivables, which majority exist from farmer receivables and receivables from customers. Collectability of the farmers receivables depend on the successfulness of farmers’ harvesting, while for other customers’ receivables is arranged based on the agreed credit terms for each customer. Company always monitors farmers’ performance and collection from each customer to ensure that loss possibility from the uncollectible credit given is minimum as possible.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

99

27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Piutang terdiri dari: Receivable consist of :

2010 2009

Usaha Trade Pihak ketiga 1.498.691 1.600.465 Third parties

Lain-lain Others Pihak ketiga 628.615 487.692 Third parties

Total piutang 2.127.306 2.088.157 Total receivable

Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban finansialnya karena ketidaktersediaan dana. Untuk mengelola risiko likuiditas ini, Perusahaan memonitor arus kas operasionalnya dan menjaga level kas dan setara kas Perusahaan dan fasilitas pinjaman dari bank. Dalam menjajaki fasilitas pendanaan, manajemen Perusahaan melakukan penelaahan kebutuhan modal kerjanya secara regular.

Liquidity Risk Liquidity risk is the risk that Company will encounter difficulty to meet its financial obligations due to shortage of funds. To manage liquidity risk, the Company monitors its operating cash flows and maintains adequate level of cash and cash equivalents and funding facilities from the bank. In assessing the funding facilities, the Company’s management reviews its working capital requirements regularly.

Analisa kewajiban keuangan dengan mengelompokkan berdasarkan tanggal jatuh tempo kontrak adalah sebagai berikut:

Analysis of financial liabilities based on maturity date is as follow:

<1 tahun/ 1-2 tahun/ <1 year 1-2 year

Obligasi 2.896.408 - Bonds Hutang bank 1.091.452 - Bank loans Kewajiban sewa pembiayaan 8.292 5.422 Financial lease

Jumlah 3.996.152 5.422 Total

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

100

28. KELANGSUNGAN USAHA 28. GOING CONCERN

Virus di tambak utama Anak Perusahaan Virus in Subsidiary’s main ponds Sejak kuartal kedua tahun 2009, penjualan dan produksi udang CPB mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh berjangkitnya suatu virus jenis baru yang disebut Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) di tambak-tambak udang CPB. Virus ini berukuran relatif lebih kecil dan dapat bertahan lebih dari 60 hari di perairan terbuka tanpa tempat hinggap, sehingga menjadi virus yang sulit dihalau dari tambak-tambak CPB. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini CPB sedang melakukan berbagai upaya penanggulangannya, antara lain sebagai berikut: • Perbaikan lingkungan sekitar tambak, meliputi

peningkatan sirkulasi air, sanitasi tambak dan mengurangi densitas tebar. Peningkatan sirkulasi air dilakukan antara lain dengan: penambahan jumlah pompa dan kincir air sehingga sirkulasi air menjadi lebih baik dan kadar oksigen dalam air meningkat, sehingga mengurangi stress pada udang. Peningkatan sanitasi tambak, antara lain dengan: klorinisasi dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi virus di area tambak dan sekitarnya. Densitas tebar telah dikurangi dari rata-rata 110 benur/m2 menjadi 60-80 benur/m2.

• Pengembangan jenis induk udang (broodstock) baru

yaitu Specific Pathogen Resistance (SPR) yang tahan terhadap virus tersebut. Saat ini, Pusat Penelitian dan Pengembangan milik Grup yang berada di Hawaii dan Florida sedang mengembangkan bibit-bibit udang yang resisten terhadap virus tersebut.

• Melakukan Biofiltrasi, dengan memasukkan ikan jenis tertentu ke dalam tambak udang, yang dapat menghambat perkembangan dan penyebaran virus tersebut.

Since the second quarter of 2009, shrimp sales and production of CPB experienced significant decrease, compared to the previous periods. This decrease was caused by the appearance of Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) in CPB’s culturing ponds. IMNV is relatively small and can survive for more than 60 days in open water without a host, making it a particularly difficult virus to repel from CPB’s ponds. To overcome this matter, CPB is currently conducting various corrective measures, among others: • Improvement of pond environment, including

improvement of water circulation, improvement of pond sanitation and reducing stocking density. Improve water circulation is accomplished by, among others: using additional water pumps and paddle wheels, which improve water circulation and increase the oxygen level in the water, thus reducing stress on the shrimp. Improve pond sanitation is accomplished by, among others: the use of chlorine and other forms of water treatment to reduce the viral load in the pond environment. Stocking density has been reduced from an average of 110 fries / sqm to 60-80 fries / sqm.

• Developing new species of Specific Pathogen Resistance broodstock, which is resistant to the virus. Currently, Group’s Research and Development Centers in Hawaii and Florida are working to develop broodstocks which are resistant to such virus.

• Implementing Biofiltration by introducing certain species of fish into the pond environment, which can hamper the growth and spread of the virus.

Berdasarkan kinerja yang diperlihatkan tambak-tambak CPB sampai dengan kuartal keempat 2010, upaya penanggulangan virus IMNV yang dilakukan oleh CPB di atas telah menunjukkan dampak yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan hasil panen per tambak dari sebelumnya hanya 1,6 ton / tambak di kuartal kedua 2009 menjadi di atas 3,5 ton / tambak di kuartal keempat 2010. Manajemen yakin bahwa peningkatan ini akan berlanjut dan hasil panen diperkirakan sekitar 4,3 ton/tambak di tahun 2011.

Based on the current CPB's pond performance until the fourth quarter of 2010, the above corrective measures to prevent IMNV virus done by CPB have shown significant improvement. This can be observed with the increase of pond yield from only 1.6 ton / pond in the second quarter of 2009 to more than 3.5 ton / pond in the fourth quarter of 2010. The management believes that this increase will continue and pond yield is estimated around 4.3 ton/pond in 2011.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

101

28. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan) 28. GOING CONCERN (continued)

Virus di tambak utama Anak Perusahaan (lanjutan) Virus in Subsidiary’s main ponds (continued)

Sehubungan dengan terjangkitnya virus di tambak-tambak CPB sejak kuartal kedua 2009 tersebut di atas, saat ini CPB dan bank pemberi pinjaman tetap memberikan komitmen untuk melanjutkan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dan / atau Kredit Investasi (KI) kepada para plasma (Catatan 25b). Plasma yang terkena dampak virus tersebut sampai saat ini masih melakukan budi daya, dan hasil panen budi daya tersebut akan dipergunakan untuk pembayaran hutang plasma kepada CPB.

In relation of virus attack in CPB's ponds since the second quarter of 2009 above, currently CPB and lender banks are still in committed to provide Working Capital Loan Facility (KMK) and / or Investment Loan Facility (KI) to the farmers (Note 25b). Those farmers affected by virus are still continuously doing aqua cultivation, and harvest from the cultivation will be used to pay farmers’ payable to CPB.

Saat ini, Perusahaan terus melanjutkan upaya penanganan virus tersebut yang meliputi perbaikan bio-sekuriti di semua tahapan budidaya, peningkatan sirkulasi air, penerapan bio-treatment, peningkatan ketahanan udang, membatasi penyebaran virus dan lain-lain. Tingkat keberhasilan dari usaha tersebut masih dalam pengamatan, karena sebagian besar tambak-tambaknya saat ini masih dalam status budidaya. Namun demikian, saat ini sudah terdapat banyak tambak yang dapat dipanen pada umur budidaya yang lebih panjang dimana hasil panennya menunjukkan adanya peningkatan tonase panen.

Company is continuing its best effort to handling the viral matters as mentioned which include biosecurity improvement in all the cultivation stages, water circulation improvement, bio treatment application, increasing shrimp’s resistance, viral spread limitation, etc. The success level on such efforts still being observed, since most of the ponds now are in the cultivation status. However, there are many ponds currently are able to be harvested in the longer cultivation period and the results show an increasing in the harvesting tonnage.

Selain itu, tambak Perusahaan sendiri yang berlokasi di pertambakan eks Dipasena mengalami kemajuan yang cukup baik di tahun 2010.

Furthermore, the Company’s ponds which located in the ex Dipasena shrimp farming area indicate a good improvement in 2010.

Berdasarkan kinerja yang diperlihatkan tambak-tambak Perusahaan saat ini secara keseluruhan, manajemen berkeyakinan bahwa masalah virus ini dapat berangsur-angsur teratasi dan Perusahaan dapat kembali ke kondisi operasional yang normal.

Based on the current overall Company’s pond performance, management believes that these viral problems can be gradually recovered and the Company will be able to return to its normal operation condition.

Pembayaran bunga obligasi Penurunan penjualan udang CPB yang cukup signifikan mengakibatkan kerugian operasi konsolidasian di tahun 2010 dan 2009 yang berdampak pada kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo di akhir Desember 2009, akhir Juni 2010 dan akhir Desember 2010 (Catatan 16). Rugi bersih Perusahaan adalah masing-masing Rp 635,5 miliar dan Rp 217,2 miliar pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

Bonds interest payment The significant decrease in revenue from shrimp products of CPB resulted in consolidated operating loss in 2010 and 2009 which has affected the Company and Subsidiaries' ability to meet the bond interest payments which were due at the end of December 2009, end of June 2010 and end of December 2010 (Note 16). The Company's net loss is Rp 635.5 billion and Rp 217.2 billion for the years ended 31 December 2010 and 2009 respectively.

Perusahaan dan BOR sedang melakukan proses restrukturisasi atas obligasi yang diterbitkan oleh BOR. Sebagai langkah awal, Perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan 57,4% pemegang obligasi untuk menandatangani Standstill Agreement. Di dalam Standstill Agreement tersebut, para pemegang obligasi yang menandatangani Standstill Agreement setuju untuk tidak akan melaksanakan haknya atas hal-hal sebagai berikut:

The Company and BOR are in the process of restructuring the bonds issued by BOR. As preliminary steps, the Company has signed a Standstill Agreement with the holders of 57.4% of the aggregate value of the bonds. Per the Standstill Agreement, the bondholders who signed the Standstill Agreement agreed that they will not exercise their rights to the following:

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

102

28. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan) 28. GOING CONCERN (continued)

Pembayaran bunga obligasi (lanjutan) Bonds interest payment (continued)

• mempercepat pelunasan pokok pinjaman obligasi senilai AS$325.000.000

• melakukan tindakan penagihan atas Penerbit, Penjamin atau atas aset-aset yang dimiliki mereka sebesar nilai yang jatuh tempo dalam obligasi

• melakukan langkah-langkah untuk pengambilalihan jaminan yang diberikan oleh Penerbit, Penjamin maupun pihak yang terkait dalam obligasi

• mengambil langkah-langkah untuk mempailitkan (insolvency proceedings) Penerbit, Penjamin ataupun aset yang dimiliki mereka.

• accelerate the outstanding principal amount of US$325,000,000

• commence any recovery action against the Issuer, the Guarantors or any of their assets in respect of amounts due under the notes

• take any action to enforce any security interest granted by the Issuer, Guarantors or any other person in connection with the notes

• take any steps to initiate any insolvency proceedings against the Issuer, the Guarantors or any of their assets.

Di dalam Standstill Agreement tersebut, juga dicantumkan target (milestones) yang akan diupayakan oleh Perusahaan semaksimal mungkin.

The Standstill Agreement also outlines certain milestones that the Company will make its best efforts to achieve.

Standstill Agreement ini telah berakhir pada tanggal 28 Juni 2010. Meskipun periode Standstill Agreement telah berakhir dan tidak diperpanjang, Perusahaan dan para pemegang obligasi tetap melanjutkan proses negosiasi ini.

The Standstill Agreement expired on 28 June 2010. Although the Standstill Agreement has expired and was not extended, the Company and the bondholders are continuing the negotiation process.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan dan BOR masih sedang mempersiapkan proposal persyaratan restrukturisasi. Adapun hal-hal yang dapat membawa dampak negatif dalam proses restrukturisasi ini antara lain: • Para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan atas

persyaratan restrukturisasi • Adanya tindakan dari pihak ketiga yang membawa

dampak negatif pada kemampuan para pihak untuk menyepakati restrukturisasi

• Posisi keuangan Perusahaan mungkin dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berdampak negatif pada negosiasi

• Perundangan atau peraturan baru di Indonesia atau di tempat lain yang dapat berdampak negatif pada kemampuan para pihak untuk menyepakati restrukturisasi

As of the date of the consolidated financial statements, the Company and BOR are still preparing the proposal for restructuring term sheet. There are several matters which could negatively impact the restructuring process, among others: • The parties may be unable to reach an agreement on

the terms of restructuring • A third party could take action that negatively impacts

the ability of the parties to agree a restructuring

• The financial position of the Company may be affected by factors which adversely impact the negotiation

• A new law or regulation could be enacted in Indonesia

or elsewhere that could negatively impact the ability of the parties to agree a restructuring

Jika proses restrukturisasi ini pada akhirnya tidak mencapai kesepakatan, maka para pemegang obligasi dimungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam perjanjian obligasi, sebagai akibat belum dibayarnya bunga obligasi BOR (Catatan 16).

If the restructuring process is not successful, bondholders will be able to take certain actions against the Company and its Subsidiary as agreed in the bond agreement, as a result of the unpaid interest on Bonds issued by BOR (Note 16).

Pada saat ini, Perusahaan masih sedang melakukan proses negosiasi dengan para pemegang obligasi. Perusahaan sedang mengupayakan yang terbaik untuk mendapatkan kesepakatan restrukturisasi dengan para pemegang obligasi.

Currently, the Company is in the process of negotiating with the bondholders. The Company continues to use best efforts to agree restructuring terms with the bondholders.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Notes to consolidated financial statements (continued) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Millions of Rupiah Unless Otherwise Stated)

103

29. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTASI

KEUANGAN DAN PENERBITAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

29. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND ISSUANCE OF INTERPRETATION ON FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah menerbitkan revisi dan interpretasi atas standar akuntansi keuangan sebagai berikut:

Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) has issued revisions and interpretations on the accounting standards as follows:

- PSAK 1 (Revisi 2009) – Penyajian Laporan Keuangan - PSAK 2 (Revisi 2009) – Laporan Arus Kas - PSAK 4 (Revisi 2009) – Laporan Keuangan

Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri - PSAK 5 (Revisi 2009) – Segmen Operasi - PSAK 7 (Revisi 2009) – Pengungkapan Pihak-pihak

yang Berelasi - PSAK 12 (Revisi 2009) – Bagian Partisipasi dalam

Ventura Bersama - PSAK 15 (Revisi 2009) – Investasi dalam Entitas

Asosiasi - PSAK 19 (Revisi 2009) – Aset Tak Berwujud - PSAK 22 (Revisi 2009) – Kombinasi Bisnis - PSAK 23 (Revisi 2009) - Pendapatan - PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntasi dan Kesalahan - PSAK 48 (Revisi 2009) – Penurunan Nilai Aset - PSAK 57 (Revisi 2009) – Provisi, Liabilitas

Kontinjensi dan Aset Kontinjensi - PSAK 58 (Revisi 2009) – Aset Tidak Lancar yang

Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan - ISAK 7 (Revisi 2009) – Konsolidasi Entitas Bertujuan

Khusus - ISAK 9 – Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi,

Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa - ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan - ISAK 11 – Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik - ISAK 12 – Pengendalian bersama Entitas: Kontribusi

Nonmoneter oleh Venturer - ISAK 14 – Aset Tak Berwujud: Biaya Situs Web

- PSAK 1 (Revised 2009) – Presentation of Financial Statements

- PSAK 2 (Revised 2009) – Statement of Cash Flows - PSAK 4 (Revised 2009) – Consolidated and Separate

Financial Statements - PSAK 5 (Revised 2009) – Operating Segments - PSAK 7 (Revised 2009) – Related Party Disclosures - PSAK 12 (Revised 2009) – Interests in Joint Ventures - PSAK 15 (Revised 2009) – Investments in Associates

- PSAK 19 (Revised 2009) – Intangible Assets - PSAK 22 (Revised 2009) – Business Combination - PSAK 23 (Revised 2009) - Revenue - PSAK 25 (Revised 2009) – Accounting Policies,

Changes in Accounting Estimates and Errors - PSAK 48 (Revised 2009) – Impairment of Assets - PSAK 57 (Revised 2009) – Provisions, Contingent

Liabilities and Contingent Assets - PSAK 58 (Revised 2009) – Non-Current Assets Held

for Sale and Discontinued Operations - ISAK 7 (Revised 2009) – Consolidation Special

Purpose Entities - ISAK 9 – Changes in Existing Decommissioning,

Restoration and Similar Liabilities - ISAK 10 – Customer Loyalty Programs - ISAK 11 – Distributions of Non-cash Assets to Owners - ISAK 12 - Jointly Controlled Entities: Non Monetary - ISAK 14 – Intangible Assets: Web Site Costs

Standar Akuntansi Keuangan tersebut di atas berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

The above Financial Accounting Standards are effectively applied on or after 1 January 2011.

Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasinya.

The Company and Subsidiaries are presently evaluating the effects of these revised Statements and new Interpretations on Financial Accounting Standards to their consolidated financial statements.

30. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

30. COMPLETION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan pada tanggal 30 Maret 2011.

The management of the Company is responsible for the preparation of these consolidated financial statements that were completed on 30 March 2011.

PT CENTRAL PROTEINAPRIMA TbkWisma GKBI, Floor 19,Jl. Jend. Sudirman No. 28Jakarta 10210 IndonesiaTelephone : (+62 21) 5785 1788Facsimile : (+62 21) 5785 1808Website : www.cpp.co.id