22
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PENGARUH JENIS RANGSANGAN TERHADAP PERILAKU MENGUNCUPNYA ANAK DAUN PUTRI MALU OLEH: KELOMPOK I 1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001 2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002 3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003 4. LINA SAFITRI 11312241004 5. RATIH DWI UTAMI 11312241041 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Kegiatan 2 Pengaruh Jenis Rangsangan Terhadap Perilaku Membuka Dan Menutupnya Daun Putri Malu

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1

PENGARUH JENIS RANGSANGAN TERHADAP PERILAKU

MENGUNCUPNYA ANAK DAUN PUTRI MALU

OLEH:

KELOMPOK I

1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001

2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002

3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003

4. LINA SAFITRI 11312241004

5. RATIH DWI UTAMI 11312241041

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Biologi yang berjudul Pengaruh Jenis Rangsangan Terhadap Perilaku

Menguncupnya Anak Daun Putri Malu disusun oleh Kelompok I pada :

Hari/tanggal : Kamis,06 Oktober 2011

Berdasarkan hasil bimbingan oleh dosen pembimbing sejak tanggal 29 September - 12 Oktober

2011

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing,

Ekosari R, M.Pd.

2

A. TUJUAN

1. Mengetahui cepat lambat menguncupnya anak daun putri malu setelah mendapat

berbagai jenis rangsangan.

2. Mengetahui cepat lambat membukanya kembali anak daun putri malu setelah mendapat

berbagai jenis rangsangan.

B. LATAR BELAKANG

Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang

mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya

saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama,

putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena

setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.

Tumbuhan ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut, seperti

makahiya (Filipina, berarti "malu"), mori vivi (Hindia Barat), nidikumba (Sinhala, berarti

"tidur"), mate-loi (Tonga, berarti "pura-pura mati") . Namanya dalam bahasa Cina berarti

"rumput pemalu". Kata pudica sendiri dalam bahasa Latin berarti "malu" atau "menciu

Alam ini adalah tempat tinggal bagi setiap makhluk hidup. Makhluk hidup itu tidak hanya

terdiri dari dari satu macam saja, akan tetapi banyak macam dan jenisnya, baik itu jenis hewan,

manusia dan juga tumbuh-tumbuhan, semuanya hidup pada tempat tinggal yang sama dialam ini.

Ada berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang ada didaerah kita, termasuk salah

satunya tanaman putri malu yang merupakan golongan sebagai tanaman penutup tanah akan

tetapi tidak semuanya menyebut tanaman putri malu ada juga yang menyebutkan dengan sikejut .

Banyak jenis tanaman atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup disekitar kita, ada jenis

tanaman yang ditanam secar khusus oleh manusia dan dipelihara secara rutin. Akan tetapi ada

juga tanaman yang tubuh dengan sendirinya tampa campur tangan dari manusia, salah satunya

tanaman putri malu. Tanaman ini disebut sebagai tanaman liar karena dapat tumbuh dimana saja,

tampa perlu peralatan yang kusus dari manusia.

3

C. KAJIAN PUSTAKA

Putri malu atau Mimosa pudica merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis

yang ditemukan pada ketinggian 1200 meter di bawah permukaan laut. Ciri-ciri morfologi

tumbuhan putri malu adalah daun berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna.

Jumlah anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal membundar, tepi

rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6-16 mm, lebar 1-3 mm, berwarna hijau,

umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun disentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap.

Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang bulat, berambut, dan berduri temple.

Akar berupa akar pena yang kuat. Bunga berbentuk bulat seperti bola, bertangkai, berwarna

ungu/merah. Buah berbentuk polong, pipih seperti garis. Berikut klasifikasi ilmiah tanaman putri

malu :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica

Tumbuhan juga melakukan gerak seperti halnya hewan dan manusia yang bertujuan untuk

merespon atau menanggapi rangsang yang mempengaruhi kehidupannya. Gerak yang dilakukan

oleh tumbuhan untuk merespon perubahan yang diterima dari lingkungan nya disebut iritabilitas.

Berdasarkan asal rangsang dan jenis rangsang yang mempengaruhi tumbuhan, gerak pada

tumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Gerak autonom.

2. Gerak esionom.

3. Gerak higroskofis.

A. Gerak autonom

4

Gerak autonom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang yang berasal dari dalam tubuh

tumbuhan itu sendiri disebut juga gerak endonom. Contoh: gerak mengalirnya sotiplasma dalam

sel dan gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.

B. Gerak esionom

Gerak esionom yaitu gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh

tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya gerak esionom dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gerak

tropisme, nasti dan taksis.

1. Tropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak

yang menuju ke arah rangsang disebut tropi positif sedangkan gerak yang menjauhi

rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang mempengaruhi, gerak

tropisme dibedakan menjadi:

a. Hidrotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh air seperti pada

akar.

b. Geotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh gaya tarik bumi

(gravitasi bumi). Contoh gerak akar tumbuhan menuju ke pusat bumi.

c. Tikmotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang

sentuhan (persinggungan), disebut juga gerak haptotropisme. Contoh: gerak

membelitnya atau membeloknya sulur kacang panjang dan mentimun.

d. Gerak fototropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang

cahaya disebut juga gerak heliotropisme. Contoh: gerak batang dan bunga matahari

menuju kearah cahaya matahari.

2. Nasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah

datangnya rangsang. Berdasarkan jenis rangsang yang mempengaruhi, gerak nasti

dibedakan menjadi seimonasti, termonasti, niktinasti dan nasti kompleks.

a. Seiosmonasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang

sentuhan atau getaran. Contoh: gerak menutupnya daun putri malu, setelah

mendapata rangsang sentuhan.

5

b. Termonasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang

perubahan suhu lingkungan. Contoh: gerak mengembangnya (mekarnya bunga tulip

karena adanya kenaikan suhu lingkungan dan mengatupnya kembali bunga apabila

suhu lingkungan menurun).

c. Niktinasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang gelap.

Contoh: daun petai cina yang mengatup/ menutup pada malam hari.

d. Nasti kompleks, yaitu gerak tubuh tumbuhan yang hanya dipengaruhi oleh beberapa

jenis rangsang. Contoh: gerak membuka dan menutupnya stomata karena pengaruh

beberapa faktor, seperti cahaya matahari, zat kimia dan air.

3. Taksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi

rangsang. Apabila gerak tumbuhan menuju ke arah rangsang disebut taksis positif dan

sebaliknya apabila gerak tumbuhan menjauhi rangsang disebut taksis negatif. Berdasarkan

jenis rangsang mempengaruhinya gerak taksis dapat dibagi menjadi:

a. Fototaksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuah karena pengaruh

rangsang cahaya. Contoh: gerak kloroplas ke sisi sel yang memperoleh cahaya dan

gerak spora kembara ke tempat yang bercahaya.

b. Kemotaksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh

rangsang zat kimia. Contoh: gerak sel spermatozoid tumbuhan lumut karena

pengaruh zat gula atau protein yang dihasilkan oleh arkegonium agar sel telur (ovum)

yang diproduksi dapat dibuahi oleh sel spermatozoid.

C. Gerak Higroskopis

Gerak higroskopis, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar

air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Contoh:

1. Gerak membukanya sporangium (kotak spora) tumbuhan paku sebagai akibat berkerutnya

sel-sel anulus.

2. Pecahnya polong buah lamtoro, polong buah jarak dan polong buah kembang merak

karena perubahan kadar air dalam sel

6

Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan

(seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam

hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam

gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya

rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya

rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan). Gerak nasti terjadi disebabkan

karena adanya rangsangan dari luar menyebabkan perubahan tekanan turgor pada sel-sel batang,

cabang, dan tulang daun. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat

perubahan kadar air dalam sel tumbuhan.

D. HIPOTESIS

Dengan rangsangan bara api daun putri malu akan menguncup lebih cepat dan membuka

kembali lebih lama.

E. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah perbedaan jenis rangsangan memengaruhi waktu menguncupnya daun putri malu?

2. Apakah perbedaan jenis rangsangan memengaruhi waktu membukanya kembali daun putri

malu?

F. METODE PRAKTIKUM

Tempat dan waktu

Tempat : Depan Laboratorium Biologi

Hari/tanggal : Senin, 26 September 2011

Selasa, 27 September 2011

Rabu, 28 September 2011

Waktu : 14.00 WIB

Alat dan Bahan

7

Objek : Tumbuhan putri malu

Alat : 1. Lidi

2. Bara api

3. Es

4. Korek api

5. Stopwatch

6. Daun putri malu

Bahan : 1. Es batu

Variabel

• Variabel bebas : Berbagai jenis rangsangan

• Variabel terikat : Lama waktu menguncup dan membuka kembali

• Variabel kontrol : Daun putri malu yang mempunyai warna, ukuran dan bentuk

yang sama

Prosedur :

8

Memberi perlakuan pada anak daun putri malu dengan memberinya rangsangan

menggunakan bara api, es, dan lidi secara bergantian.

Mengamati lamanya anak daun putri malu menutup dan membuka kembali,

kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan.

Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

G. HASIL PENGAMATAN

TABEL HASIL PENGAMATAN

N

o

Jenis

Rangsanga

n

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

Lama

Menguncu

p

Lama

Membuk

a

Lama

Menguncu

p

Lama

Membuk

a

Lama

Menguncu

p

Lama

Membuk

a

1 Bara api 3 sekon28 menit

38sekon3,50 sekon

30menit

5sekon3,20 sekon

26menit

48sekon

2 Lidi 4,80 sekon4 menit

40 sekon3,80 sekon

4menit

59sekon3,50 sekon

5menit

9sekon

3 Es 5 sekon5 menit

47 sekon7sekon

5menit

20sekon7 sekon

6menit

20sekon

H. PEMBAHASAN

Pada pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui cepat lambat menguncupnya anak

daun putri malu setelah mendapat berbagai jenis rangsangan dan untuk mengetahui cepat lambat

membukanya kembali anak daun putri malu setelah mendapat berbagai jenis rangsangan telah

diperoleh hasil pengamatan bahwa anak daun putri malu peka terhadap rangsang karena akan

menguncup setelah diberi berbagai jenis rangsangan

Tumbuhan putri malu adalah tumbuhan yang sangat peka terhadap rangsangan. Berbagai

macam jenis rangsangan yang diberikan (bara api, es dan lidi) kepada putri malu memberikan

pengaruh pada tanaman ini. Perilaku yang ditimbulkan yaitu menguncupnya anak daun pada

9

tanaman setelah menerima berbagai rangsangan.. Hal ini disebabkan karena adanya rangsangan

dari luar menyebabkan perubahan tekanan turgor pada sel-sel batang, cabang, dan tulang daun.

Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel

tumbuhan.

Pusat reaksinya terletak pada bantalan daun yaitu bagian kecil yang menggembung pada

ujung-ujung daun yang menempel pada rantingnya. Tanaman putri malu menghisap makanan

dari tanah serta mengirimnya ke seluruh bagian tubuh tanaman. Sebagian kecil dari cairan ini

terkumpul dibantalan daun dan berdiam disana. Apabila terjadi sentuhan dibagian daun manapun

cairan di bantalan daun ini bergerak sehingga terjadi perubahan tekanan cairan disepanjang

ranting daun dan lembaran daun. Akibatnya anak daun pun menguncup seketika.

1. Rangsangan bara api

Rangsangan yang pertama adalah bara api. Berdasarkan pengamatan yang telah

kami lakukan, anak daun putri malu yang diberi rangsangan dengan bara api akan

menguncup lebih sempurna dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menguncup adalah

3,23 sekon. Saat sebatang korek api menyala disentuhkan pada anak daun putri malu maka

bukan anak daun itu saja yang segera menguncup tetapi secara bertahap daun lain yang

setangkai juga ikut menguncup pula. Kemudian perlahan-lahan ruas utama pun bereaksi

akhirnya rangsangan itu perlahan-lahan bergerak ke seluruh bagian atas dan bawah batang

dan menyebabkan keadaan terkulai yang menyeluruh. Adanya rangsangan kecil

menghilangkan keseimbangan air di dalam sel-sel pulvinus pangkal daun karena air dalam

sel-sel tersebut mengalir ke luar. Sedangkan rangsangan yang lebih kuat dalam hal ini

adalah rangsangan dari bara api menimbulkan reaksi serupa di dalam sel-sel pulvinus

pangkal ranting. Akhirnya seluruh tubuh terpengaruh.

Dan dalam proses membukanya kembali dari rangsangan bara api tanaman putri

malu membutuhkan waktu 28 menit 30 sekon, dibandingkan dengan jenis rangsangan lain,

rangsangan dengan bara api membutuhkan waktu paling lama. Hal ini disebabkan karena

tanaman harus kembali memompa dan menebarkankembali cairan ke seluruh bagian tubuh

secara merata.10

2. Rangsangan Lidi

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan , rangsangan dengan lidi akan

membuat anak daun putri malu menguncup, namun anak daun putri malu tidak menguncup

sempurna seperti pada percobaan dengan menggunakan bara api, waktu yang dibutuhkan

untuk menguncup relative sama yaitu 4,03 sekon. Namun, lamanya waktu untuk membuka

kembali lebih cepat bila dibandingkan dengan percobaan menggunakan bara api. Rata - rata

waktu yang diperlukan yaitu 5 menit 9 sekon . Selain itu, pada daun lain yang setangkai

tidak terjadi penguncupan.

3. Rangsangan dengan Es

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dengan menggunakan rangsangan es

pada anak daun putri malu dapat dilihat menguncupnya anak daun putri malu akan lebih

lama dibandingkan dengan percobaan menggunakan bara api maupun lidi, rata-rata waktu

yang diperlukan yaitu 6,3 sekon, hal ini disebabkan suhu disekitar tanaman yang lebih

rendah dari suhu biasanya, pada keadaan awal mengatupnya daun putri malu juga

dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu, dengan intensitas cahaya yang terang dan suhu

yang lebih panas anak daun putri malu akan lebih cepat mengatup. Sehingga dengan

rangsangan es anak daun putri malu akan lebih lama dalam mengatup yang dipengaruhi

suhu yang diberikan. Dan untuk membukanya kembali dari rangsangan menggunakan es

memerlukan waktu yang lebih lama dari rangsangan menggunakan lidi, rata-rata memakan

waktu 6 menit 2 sekon.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan anak daun putri malu

untuk menguncup lebih cepat dari waktu yang diperlukan untuk membuka kembali. Dengan kata

lain putri malu cepat memberikan reaksi. Anak daun putri malu dapat menguncup seketika dalam

beberapa detik saja, dan memerlukan waktu beberapa menit kemudian untuk dapat mengembang

kembali seperti semula. Ini disebabkan karena tanaman harus kembali memompa dan

menebarkan kembali cairan ke seluruh bagian tubuh secara merata.

11

Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa dengan rangsangan bara api daun putri

malu akan lebih cepat menguncup. Hal ini dikarenakan oleh rangsangan panas dari bara api.

Dalam keadaan intensitas sinar matahari yang sangat terang daun putri malu juga memberikan

rangsangan dengan sedikit menguncup. Apalagi dengan rangsangan bara api, maka daun putri

malu akan cepat menguncup karena pengaruh rangsangan panas yang sangat kuat.

Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan

(seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam

hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam

gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya

rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya

rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan).

I. SIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil observasi, praktikan dapat menyimpulkan bahwa :

Lama waktu yang dibutuhkan untuk menguncupnya daun putri malu setelah menerima

berbagai jenis rangsangan paling cepat ditunjukan oleh rangsangan menggunakan bara api yaitu

selama 3,23 sekon, selanjutnya waktu yang dibutuhkan untuk rangsangan lidi selama 4,03

sekon, serta 6,3 sekon untuk rangsangan es.

Lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka kembali daun putri malu setelah menerima

berbagai jenis rangsangan paling lama ditunjukan oleh rangsangan berupa bara api yaitu selama

28 menit 30 sekon untuk bara api, 5 menit 9 sekon untuk sentuhan lidi, serta 6 menit 2 sekon

untuk es.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan, terbukti bahwa hipotesis kami benar. Daun

putri malu yang diberi rangsangan bara api akan lebih cepat menguncup dan membukanya lebih

lama dibandingkan dengan rangsangan yang lain.

SARAN

12

Dalam observasi yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih banyak cela dan

kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil observasi yang lebih baik lagi, ada beberapa

saran yang kami anjurkan antara lain:

1. Praktikan lebih kreatif dalam mencari ide persoalan biologi apa yang akan dipecahkan

dengan melakukan metode ilmiah.

2. Praktikan lebih teliti dalam menggunakan stopwatch saat mengukur lamanya waktu

menguncup dan membukanya kembali daun putri malu setelah diberi berbagai jenis

rangsangan.

3. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses observasi (penelitian), serta lebih rajin

dalam mencari kajian pustaka mengenai objek biologi yang sedang diamati agar

diperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA13

Nilesh Kumar, Dkk. 2009. International Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences,

Vol. 1, Issue 2 : Mimosa Pudica L. A Sensitive Plant Lovely Professional University College

Of Pharmacy And Technology

Suryadarma. 1997. Diktat Biologi Umum. Yogyakarta.

Trubus. 2002. Dunia Tumbuhan. Jakarta :Tirta Pustaka

http://www.kew.org/index.htm

http://punyabiologib.blogspot.com/2011/02/malu-bila-disentuh.html

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/perilaku-mengatup-mimosa-pudica.html

http://gerak-pada-tumbuhan-iritabilitas.html

http://cara-tubuh-melakukan-regulasi-kadar-co2.html

LAMPIRAN

14

Gambar di samping merupakan gambar tanaman putri malu yang kami ambil di laboratorium biologi sebelum diberikan rangsangan.

Gambar 1.1

Gambar 1.2 disamping merupakan gambar daun putri malu ketika kami memberikan rangsangan berupa es.

Gambar 1.2

15

Gambar 1.3 disamping merupakan gambar daun putrid malu ketika kami memberikan rangsangan berupa lidi

Gambar 1.3

Gambar 1.4 merupakan gambar tanaman putri malu ketika diberikan rangsangan berupa bara api

Gambar 1.4

16

17

18