50
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP SUB POKOK BAHASAN HIDROKARBON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI OLEH YULIAWATI ACC 104 033 1

Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE

THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP SUB POKOK BAHASAN

HIDROKARBON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3

PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI

OLEHYULIAWATIACC 104 033

UNIVERSITAS PALANGKA RAYAFAKULTAS KLEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

2009

1

Page 2: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang memiliki karakteristik

tersendiri dan memerlukan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah ilmu

kimia yang berupa teori, konsep, hukum, dan fakta. Salah satu tujuan pembelajaran

ilmu kimia di SMA adalah agar siswa memahami konsep-konsep kimia dan saling

keterkaitanya serta penerapanya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun teknologi.

Oleh sebab itu, siswa diharapkan mampu memahami dan menguasai konsep-konsep

kimia (Depdiknas, 2003).

Hidrokarbon merupakan salah satu materi kimia yang diajarkan di SMA kelas

X semestar genap. Pada pokok bahasan hidrokarbon, khususnya tentang

penggolongan hidrokarbon, siswa dituntut untuk dapat menguasai dan memahami

penentuan nama senyawa alkana, alkena, alkuna. Pemahaman konsep hidrokarbon ini

mencakup: penentuan rantai terpanjang, prioritas penomoran pada rantai terpanjang,

dan urutan prioritas alkil berdasarkan abjad. Jika siswa tidak menguasai hal tersebut

maka akan mengalami kesulitan dalam tata nama senyawa hidrokarbon.

Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas X SMA Negeri

3 Palangka Raya, masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

materi pelajaran kimia, misalnya untuk materi yang berkaitan dengan hidrokarbon.

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang

2

Page 3: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

berhubungan dengan penamaan senyawa alkana, alkena dan alkuna. Hal ini terlihat

dari masih rendahnya nilai ulangan harian siswa, yaitu dengan rata-rata masih belum

mencapai standar nilai yang ditetapkan.

Untuk mengatasi kesulitan–kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal kimia

dapat diterapkan metode pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan situasi dan

materi yang akan disampaikan agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan

efisien dengan membuat siswa aktif, lebih banyak berpikir, mudah berinteraksi

dengan guru maupun dengan temannya, serta mampu mengemukakan pendapatnya

maupun menanggapi pertanyaan dan bekerjasama dengan teman.

Think-Pair-Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi merupakan salah

satu model pembelajaran kooperatif. Think-Pair-Share merupakan model

pembelajaran yang dikembangkan dengan memberikan penekanan kepada siswa

untuk lebih berfikir, mendiskusikan suatu permasalahan dan berbagi. Keunggulan

dari Think-Pair-Share adalah (1) dapat meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak

dalam hal bekerjasama, saling menghargai pendapat orang lain, toleransi, (2) siswa

dapat lebih mudah berinteraksi, (3) siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung

dan menunjukan minat terhadap apa yang dipelajari pasangan. Sehingga cocok untuk

digunakan pada konsep-konsep yang menekankan suatu pemahaman, salah satunya

adalah konsep hidrokarbon.

Penelitian dengan model kooperatif tipe Think-Pair-Share telah dilakukan

sebelumnya oleh Yerie Astarina, yang melaporkan Penggunaan Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran

3

Page 4: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Kimia Dasar II Mengenai Hidrokarbon Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Fisika FKIP MIPA Universitas Palangkaraya Tahun Ajaran 2007/2008, sebagai

berikut:

1) Upaya peningkatan hasil belajar mahasiswa program studi pendidikan fisika

melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dinyatakan berhasil.

2) Aktifitas pengajar dan mahasiswa dinyatakan baik terbukti dari perhitungan skor

total lembar observasi aktivitas pengajar dan mahasiswa.

3) Hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe

TPS dinyatakan lulus.

4) Persepsi mahasiswa program studi pendidikan fisika bahwa merasa tertarik untuk

belajar aktif saat proses belajar mengajar, lebih berani mengungkapkan

ide/pendapat dan bertanya tentang materi yang belum dipahami, lebih

mengasikan,merasa lebih terbuka untuk bertukar pikiran dengan teman serta

mendorong untuk berfikir dan berusaha memahami materi yang sedang dibahas

pada umumnya sangat setuju, walaupun sebagian kecil ada mahasiswa yang tidak

setuju bahwa daya ingat terhadap pelajaran lebih lama.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, hasil pembelajaran model kooperatif tipe

Think-Pair-Share pada mahasiswa dinyatakan berhasil. Dengan karakteristik model

pembelajaran yang sama, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Keefektifan Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS) terhadap Sub Pokok Bahasan Hidrokarbon pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3

Palangka Raya Tahun Pelajaran 2008/2009”.

4

Page 5: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

1.2 Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep dan

kecakapan hidup siswa. Kedua kompetensi tersebut diharapkan dapat diperoleh

secara bersamaan dalam pembelajaran kimia.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih

efektif daripada pembelajaran dengan model konvensional pada sub pokok

bahasan hidrokarbon bila ditinjau dari pemahaman konsep.

2. Apakah siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think-

Pair-Share (TPS) akan memperoleh kecakapan hidup lebih banyak bila

dibandingkan dengan pembelajaran model konvensional.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apakah pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think-Pair-Share

(TPS) lebih efektif daripada pembelajaran dengan model konvensional pada sub

pokok bahasan hidrokarbon bila ditinjau dari pemahaman konsep.

2. Mengetahui apakah siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif

tipe Think-Pair-Share (TPS) akan memperoleh kecakapan hidup lebih banyak bila

dibandingkan dengan pembelajaran model konvensional.

5

Page 6: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada guru

mata pelajaran kimia agar dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share (TPS) dalam mengajarkan sub pokok bahasan hidrokarbon.

6

Page 7: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keefektifan Pembelajaran

Keefektifan berasal dari kata efektif, yang berarti tepat guna atau tepat

sasaran. Efektif mengarah pada pengertian ketepatan atau kesesuaian antara usaha

yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditentukan.

Keefektifan proses pembelajaran artinya derajat dimana kelompok mencapai

tujuanya/ pencapaian nilai-nilai maksimal dengan alat yang terbatas. Jadi, keefektifan

proses pembelajaran berarti setelah mengalami proses belajar siswa dapat mencapai

tujuan pembelajaran, dan aktivitas yang dilakukan siswa tersebut mempunyai

ketepatan atau kesesuaian dengan tujuan yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan

tersebut ditandai dengan adanya penilaian terhadap hasil belajar siswa setelah proses

pembelajaran berlangsung. Semakin baik hasil yang dicapai siswa maka dapat

dikatakan bahwa proses pembelajaran tersebut semakin efektif. (http://

beta.tnial.mil.id/cakrad_cetak.php?id)

2.2 Kecakapan Hidup

Malik Fajar (2002) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kecakapan untuk bekerja

selain kecakapan untuk berorientasi ke jalur akademik.

7

Page 8: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

2.3 Data observasi siswa

Data yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama penelitian

sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

tindakan.

2.4 Skala respon siswa

Skala yang bertujuan untuk menyimpulkan data berupa informasi tentang siswa

terhadap pembelajaran yang pengisiannya dengan memberikan tanda check ().

2.5 Metode Konvensial

Menurut Djamarah (1996) metode pembelajaran konvensional adalah metode

pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu

metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak

didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode

konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta

pembagian tugas dan latihan.

2.6 Pembelajaran Kooperatif

2.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok–

kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman

individu maupun kelompok. Esensi pembelajaran kooperatif adalah tanggungjawab

individu sekaligus kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap

8

Page 9: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

kebergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok berjalan optimal. Keadaan

ini mendorong siswa dalam kelompoknya belajar, bekerja dan bertanggung jawab

dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas–tugas individu dan kelompok

(Santoso, 1998 dalam Sholehah, 2004).

2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

2.7.1 Pengertian Think-Pair-Share (TPS)

Think-Pair-Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Struktur yang dikembangkan ini dimasukkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas

tradisional. Stuktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok

kecil (2-6 anggota) dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada

penghargaan individual. Think-Pair-Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan

secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab

dan saling membantu satu sama lain.

Model Think-Pair-Share (TPS) mendorong partisipasi anak, bahkan anak

yang pemalu atau bahkan mereka yang tersisihkan. Menanyakan pertanyaan terbuka

kepada anak dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk memutuskan

sesuatu atau mengekspresikan pemikiran mereka. Guru memberikan waktu untuk

memikirkan (Think) tentang jawaban mereka, meminta mereka untuk berdiskusi

dengan mitranya (Pair) dan meminta seseorang secara sukarela untuk berbagi (Share)

hasil diskusi dengan seluruh kelas. Dengan model ini maka guru dapat memastikan

9

Page 10: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

semua anak mempunyai kesempatan untuk menjawab dan mendiskusikan ide atau

jawaban mereka (http://www. Depdiknas.com).

2.7.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar model pembelajaran kooperatif

model Think-Pair-Share terlihat pada tabel 1.

10

Page 11: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Tabel 1.Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

Fase Tingkah Laku GuruFase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

Fase 2: Mengajukan permasalahanThinking (Berpikir)

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Fase 3: Mengorganisasikan siswa dalam tim belajar

Pairing (Berpasangan)

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkanya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi.

Fase 4: Berbagi dengan seluruh siswa Sharing (Berbagi)

Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Fase 5: Melakukan evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari

Fase 6: Memberi penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(http://www. Depdiknas.com).

11

Page 12: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share (TPS)

Keunggulan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), sebagai berikut:

1. Memotivasi siswa untuk bisa berfikir sendiri dengan materi yang disampaikan

guru.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat berbagi dengan pasanganya

dan mengutarakan hasil pemikiran mereka masing-masing.

3. Dapat meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak dalam hal bekerjasama,

saling menghargai pendapat orang lain, toleransi.

4. Siswa dapat lebih mudah berinteraksi.

5. Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukan minat terhadap

apa yang dipelajari pasangan.

6. Lebih cepat dan mudah membentuknya.

Kelemahan model pembelajaran Think-Pair-Share, sebagai berikut:

1. Lebih sedikit ide yang muncul.

2. Banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.

3. Jika ada perselisihan tidak ada yang menengahi.

( Sumber: http://www. Depdiknas.com).

2.8 Senyawa Hidrokarbon

2.8.1 Pengelompokan Hidrokarbon

Golongan hidrokarbon ialah golongan senyawa karbon yang hanya terdiri atas

unsur hidrogen dan karbon. Contohnya ialah metana (CH4).

12

Page 13: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Terdapat 3 macam golongan hidrokarbon berdasarkan jenis ikatannya, yaitu

golongan alkana, alkena, dan alkuna.

a. Alkana

Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan jenuh, yaitu ikatan

antaratom C-nya tunggal.

Tabel 2.1 Senyawa Alkana

Nama senyawa Rumus molekul Rumus strukturMetanaEtanaPropanaButanaPentana

CH4

C2H6

C3H8

C4H10

C5H12

CH4

CH3 – CH3

CH3 – CH2 – CH3

CH3 – CH2 – CH2 – CH3

CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

Rumus umum golongan alkana ialah CnH2n + 2

Tata Nama Alkana

Aturan penamaan senyawa alkana menurut aturan IUPAC

1) Rantai Atom C Tidak Bercabang

Penamaan alkana tidak bercabang sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki dan

diberi awalan n (n = normal atau tidak bercabang). Berikut ini merupakan contoh

alkana tak bercabang dan penamaannya.

CH3 – CH2 – CH3 n-propana

CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 n-pentana

13

Page 14: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

2) Rantai Atom C Bercabang

Rantai atom C induk ditentukan dengan cara menghitung jumlah atom C dari

berbagai ujung rantai. Rantai induk alkana merupakan rantai yang memiliki jumlah

atom C terbanyak. Berikut ini merupakan contoh penentuan rantai induk alkana.

(1) CH3 – CH2 – CH – CH3 ada 4 atom C pada rantai induk

CH3

(2) CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3 ada 6 atom C pada rantai induk

CH2

CH3

a) Alkil (cabang rantai induk) ditentukan.

Atom C yang termasuk alkil ialah atom C yang tidak termasuk rantai induk, tetapi

alkil yang terikat pada atom C rantai induk. Rumus umum alkil ialah CnH2n

Berikut ini merupakan contoh penentuan alkil.

(1) CH3 – CH2 – CH – CH3 (2) CH3 – CH – CH – CH2 – CH3

CH3 cabang CH2 CH2

CH3 CH3

Nama cabang sesuai dengan nama alkana, tetapi akhiran –ana diganti –il.

4 3 2 1

4 3 2 1

5

6

4 3 2 1 cabang 4 3 2 1

5

6

cabang

14

Page 15: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Tabel 2.2 Nama Gugus Alkil

Rumus gugus alkil

Namagugus alkil

Rumus gugus alkil

Namagugus alkil

CH3 –C2H5 –C3H7 –C4H9 –C5H11 –

metiletil

propilbutil

pentil (amil)

C3H13 –C7H15 –C8H17 –C9H19 –C10H21 –

heksilheptiloktilnonildekil

Rumus umum gugus alkil ialah CnH2n+1

b) Rantai induk dinomori dengan cara menetapkan nomor atom C alkil (cabang)

serendah mungkin (dimulai dari ujung rantai yang dekat dengan alkil.

(1) CH3 – CH – CH2 – CH3 2-metil butana bukan 3-metilbutana

CH3

(2) CH3 – CH2 – CH – CH2 – CH3 3-etilheksana

CH2

CH2

CH3

(Penomoran atom C dimulai dari kiri ke kanan bawah)

c) Jika cabang lebih dari satu, berlaku aturan sebagai berikut.

(1) Alkil yang memiliki jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang kecil.

(2) Jika terdapat beberapa alkil yang sama maka diberi awalan, yaitu

di untuk 2 alkil heksa untuk 6 alkil

tri untuk 3 alkil hepta untuk 7 alkil

tetra untuk 4 alkil okta untuk 8 alkil

15

Page 16: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

penta untuk 5 alkil nona untuk 9 alkil

(3) Penulisan alkil berdasarkan urutan abjad. Awalan -di pada dimetil tidak

menentukan urutan penulisan karena yang menentukan urutan penulisan ialah

huruf awal m dari metil. Awalan di, tri, dan seterusnya tidak berpengaruh.

CH3 CH3

(a) 1CH3 – 2C – 3CH2 – 4CH3 (b) 5CH3 – 4CH2 – 3CH – 2CH – 1CH3

CH3 C2H5

2,2-dimetilbutana 3-etil-2-metilpentana

d) Penamaan dengan awalan iso.

Nama alkana atau alkil dapat diberi nama dengan awalan iso untuk mengganti

penamaan 2-metilalkana jika mempunyai struktur sebagai berikut.

(1) CH3 – CH – isopropil

CH3

(2) CH3 – CH – CH3 isobutana

CH3

CH3 – CH2 – CH2 – isobutil

CH3

(3) CH3 – CH – CH2 – CH3 isopentana

CH3

CH3 – CH – CH2 – CH2 – isopentil

CH3

16

Page 17: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

CH3

CH3 – CH3 – CH2 – neopentil

CH3

b. Alkena

Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan tak jenuh, yaitu terdapat

ikatan antaratom C rangkap dua. Dengan adanya ikatan rangkap dua, senyawa alkena

masih memungkinkan mengikat atom hidrogen dengan membuka ikatan rangkap dua

tersebut.

Tabel 2.3 Senyawa Alkena

Senyawa Rumus Molekul Senyawa Rumus Molekuletena

propenabutenapentenaheksena

C2H4

C3H6

C4H8

C5H10

C6H12

heptenaoktenanonenadekena

C7H14

C8H16

C9H18

C10H20

Rumus umum alkena ialah CnH2n

Tata Nama Alkena

Prinsip dasar penamaan golongan alkena sama seperti alkana, tetapi akhiran –ana

pada nama alkana diganti dengan –ena. Aturan penamaan senyawa alkena ialah

sebagai berikut.

1) Rantai induk merupakan rantai yang terpanjang dan memiliki ikatan rangkap dua.

Nama alkena diberikan sesuai jumlah atom C pada rantai induk dan menggunakan

akhiran diberi –ena.

17

Page 18: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

2) Atom C pada ikatan rangkap diberi nomor serendah mungkin. Nomor atom C

yang memiliki ikatan rangkap dua dituliskan di awal nama alkena.

3) Apabila ikatan rangkap dua berjumlah lebih dari satu, penamaannya sesuai

dengan banyaknya ikatan rangkap dua tersebut. Misalnya, alkena dengan 2 ikatan

rangkap dua diberi akhiran –diena seperti contoh berikut.

CH2 = CH – CH = CH2 1,2-butadiena

4) Ketentuan lain sama seperti penamaan alkana.

Berikut ini merupakan contoh alkena dan penamaannya.

CH3

CH3 – CH = CH – C – CH3

CH3

Penomoran atom C dimulai dari kiri supaya nomor atom C yang memiliki ikatan

rangkap bernomor lebih kecil. Jadi, nama senyawa tersebut ialah 4,4-dimetil-2-

pentena (bukan 2,2-dimetil-3-pentena).

c. Alkuna

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan tak jenuh, yaitu adanya

ikatan antaratom C rangkap tiga. Dengan adanya ikatan rangkap tiga, senyawa alkuna

masih memungkinkan untuk mengikat atom hidrogen dengan membuka ikatan

rangkap tiga tersebut.

1 2 3 4 5

18

Page 19: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Tabel 2.4Senyawa Alkuna

Senyawa Rumus Molekul Senyawa Rumus Molekuletuna

propunabutunapentunaheksuna

C2H2

C3H4

C4H6

C5H8

C6H10

heptunaoktunanonunadekuna

C7H12

C8H14

C9H16

C10H18

Rumus umum alkuna ialah CnH2n-2

Berikut ini merupakan struktur alkuna dibandingkan dengan struktur alkana dan alkena. H H H

Propana (C3H8) : H – C – C – C – H

H H H

H

Propena (C3H6) : H – C – C = C – H

H H H

Tata Nama Alkuna

Prinsip dasar penamaan golongan alkuna sama seperti alkana, tetapi akhiran –ana

pada nama alkana diganti dengan –una. Aturan penamaan senyawa alkuna sebagai

berikut.

1) Rantai induk merupakan rantai yang terpanjang dan memiliki ikatan rangkap tiga.

Nama alkuna diberikan sesuai jumlah atom C pada rantai induk dan menggunakan

akhiran –una.

19

Page 20: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

2) Atom C pada ikatan rangkap diberi nomor serendah mungkin. Nomor atom C

yang memiliki ikatan rangkap tiga dituliskan di awal nama alkuna.

3) Apabila ikatan rangkap tiga berjumlah lebih dari satu. Penamaannya sesuai

dengan banyaknya ikatan rangkap tiga tersebut.

4) Ketentuan lain sama seperti penamaan alkana.

Berikut ini merupakan contoh alkuna dan penamaannya.

CH3

a) CH3 – C – C ≡ C – CH3

CH3

Penomoran atom C dimulai dari kanan supaya nomor atom C yang memiliki

ikatan rangkap tiga lebih kecil. Jadi, nama senyawa tersebut ialah 4,4-dimetil-2-

pentuna (bukan 2,2-dimetil-3-pentuna).

CH3 CH3

b) CH3 – C – C ≡ C – C – CH2 – CH3

C2H5 C2H5

Penomoran atom C, dimulai dari sebelah kanan ke kiri bawah. Jika metil dan etil

memilik alternatif nomor yang sama maka nomor etil harus lebih kecil dari metil.

Nama senyawa tersebut 3-etil-3,6,6-trimetil-4-oktuna. (Wismono, 2007: 139).

5 4 3 2 1

20

Page 21: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

2.9 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan semua penjelasan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran kimia menggunakan model Think-Pair-Share (TPS) pada

sub pokok bahasan hidrokarbon efektif dapat meningkatkan pemahaman konsep

siswa?

2. Apakah pembelajaran pada sub pokok bahasan hidrokarbon menggunakan model

Think-Pair-Share (TPS) dapat memberikan pengalaman belajar berupa kecakapan

hidup lebih banyak?

21

Page 22: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh, dan sesuai dengan konteks

(holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan

memanfaatkan peneliti sebagai instrumen utama (Tim Penulis Buku Pedoman Skripsi

FKIP UNPAR, 2007: 15).

3.2 Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Peneliti

Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan analisis dengan

pendekatan induktif. Kedudukan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai partisipan

artinya peneliti terlibat dalam proses pembelajaran dan berinteraksi langsung dengan

siswa.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Palangka Raya kelas X-3 sebagai

kelas kontrol dan X-4 sebagai kelas eksperimen.

22

Page 23: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

3.4 Tahap-Tahap Penelitian

Prosedur penelitian secara garis besar dilakukan melalui beberapa tahapan,

antara lain tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap analisis data dan penarikan

kesimpulan. Penjelasan setiap tahap penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi perizinan, observasi sekolah, penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran, penyusunan instrumen penelitian, uji coba instrumen

dan simulasi proses pembelajaran Think-Pair-Share (TPS).

- Perizinan kegiatan diawali dengan pengajuan kepada Dekan FKIP UNPAR,

kemudian dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya dan surat

izin ini digunakan sebagai pengantar ke tempat penelitian, yaitu SMA Negeri

3 Palangka Raya.

- Observasi ke sekolah bertujuan untuk mengetahui keadaan sekolah,

kurikulum yang digunakan, dan bagaimana proses pembelajaran yang terjadi

di sekolah sasaran, terutama kelas X yang akan dijadikan sampel penelitian.

- Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum yang berlaku untuk pokok bahasan hidrokarbon di kelas

X yaitu menggunakan KTSP 2006. Langkah-langkah pembelajaran

disesuaikan dengan acuan karakteristik model pembelajaran Think-Pair-

Share (TPS), disajikan pada Tabel 3. sebagai berikut:

23

Page 24: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Tabel 3. Sintak Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

NO Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif dengan Model Think-Pair-Share (TPS)

Waktu

1. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

5 menit

2. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa terhadap materi yang akan diajarkan ( THINK)

10 menit

3. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2-6 orang, kemudian membagikan LKS dalam bentuk berbeda- beda untuk dijawab oleh masing-masing kelompok dengan cara berdiskusi berpasangan ( PAIR )

45 menit

4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil jawaban yang telah didiskusikan ( SHARE )

40 menit

5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari

10 menit

- Penyusunan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan

berupa soal tes pemahaman konsep, lembar observasi siswa, dan skala respon

siswa terhadap pembelajaran. Semua instrumen penelitian tersebut divalidasi

oleh dua orang rater, yaitu Dosen Pendidikan Kimia yang ditunjuk oleh Ketua

Program Studi Pendidikan Kimia dan Guru Bidang Studi Kimia di SMA

Negeri 3 Palangka Raya. Instrumen divalidasi dengan mengoreksi semua

lembar observasi dan skala respon siswa yang telah disusun oleh peneliti,

serta melakukan validasi isi terhadap soal tes pemahaman konsep berdasarkan

kriteria yang telah ada (hasil validasi instrumen tersebut dapat dilihat pada

Lampiran 8).

- Uji coba instrumen dilaksanakan pada dua kelas yang berbeda yaitu kelas XI

IPA-2 SMA Negeri 3 Palangka Raya yang berjumlah 38 siswa pada hari Rabu

tanggal 25 Februari 2009 dengan tujuan untuk mengetahui keterbacaan tes

24

Page 25: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

dan kelas X-5 SMA Negeri 4 Palangka Raya yang berjumlah 30 siswa pada

hari tanggal 28 Februari 2009 untuk mengetahui waktu pelaksanaan tes.

(Perhitungan Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen

dapat dilihat pada Lampiran 6)

- Sebelum dilakukan pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya, maka

dilakukan simulasi terlebih dahulu agar dapat diketahui apakah tahapan-

tahapan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik atau tidak, dan juga agar

peneliti mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam

pembelajaran, sehingga diharapkan dapat diatasi sebelum penelitian

dilaksanakan. Simulasi dilakukan pada kelas X-3 SMA Negeri 3 Palangka

Raya. Pelaksanaan simulasi diamati oleh guru bidang studi kimia yang

mengajar kelas tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan proses pembelajaran pada kelas X-4 dengan

menggunakan model Think-Pair-Share (TPS) pada hari kamis, 30 April 2009 dan

kelas X-3 dengan menggunakan model konvensional pada hari Selasa, 28 April

2009. Setelah pelaksanaan pre-test dan post-test, soal tes pemahaman konsep

dikembalikan lagi. Dengan demikian, siswa di kelas kontrol tidak bisa

membocorkan soal kepada siswa di kelas eksperimen. (Langkah-langkah

pembelajaran disajikan pada Lampiran 2 dan 3)

25

Page 26: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Proses pembelajaran dilakukan pada sub pokok bahasan hidrokarbon. Sebelum

pembelajaran, diberikan pre-test pada masing-masing kelas untuk mengetahui

kemampuan awal yang dimiliki masing-masing siswa. Selama berlangsungnya

kegiatan pembelajaran, dilakukan juga pengamatan terhadap aktivitas siswa.

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah pelaksanaan post-test. Kegiatan ini

bertujuan untuk mendapatkan data pemahaman konsep siswa setelah diberikan

pembelajaran dengan menggunakan model Think-Pair-Share (TPS). Soal tes

pemahaman konsep yang digunakan adalah soal tes pemahaman konsep yang

sama dengan yang digunakan dalam pengumpulan data pre-test.

Penelitian dengan model Think-Pair-Share (TPS) ini telah benar dilaksanakan

sesuai dengan skenario pembelajaran pada Lampiran 2.

3. Tahap Analisa Data

Setelah data-data terkumpul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Mengolah data pre-test dan post-test untuk mengetahui skor masing-masing

siswa kemudian mendeskripsikan data pre-test dan post-test tersebut.

b. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep pada setiap indikator hasil

belajar dengan membandingkan persentase peningkatan pemahaman konsep

pre-test dan post-test.

26

Page 27: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

c. Mendeskripsikan aktivitas siswa yang mendorong siswa terlibat aktif dalam

proses pembelajaran dan aktivitas siswa yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa

d. Mendeskripsikan hasil respon siswa secara keseluruhan agar diketahui bahwa

respon siswa tersebut sangat mempengaruhi peningkatan pemahaman konsep

siswa

e. Mendeskripsikan kecakapan hidup yang diperoleh siswa selama proses

pembelajaran.

4. Penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data dan

hasil observasi terhadap kecakapan hidup yang didapat oleh siswa secara umum

selama kegiatan pembelajaran.

3.5 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini antara lain:

1. Hasil tes pemahaman konsep yang berupa hasil pre-test dan post-test

2. Hasil observasi siswa terhadap pembelajaran model Think-Pair-Share (TPS)

3. Hasil kecakapan hidup siswa terhadap pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)

4. Skala respon siswa pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)

3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan 3 (tiga) orang pengamat

(observer), yaitu satu orang guru bidang studi kimia kelas X SMA Negeri 3 Palangka

27

Page 28: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Raya dan dua orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNPAR.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi terhadap

pengalaman kecakapan hidup siswa yang dicatat pada lembar observasi yang telah

disediakan dan pemberian tes pada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran

berlangsung (pre-test dan post-test).

1. Soal Tes Pemahaman Konsep

Tes pemahaman konsep diberikan pada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran

berlangsung yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran. Tes ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda

(multiple choice test) yang terdiri dari 20 butir soal yang telah divalidasi oleh 2

(dua) orang rater, yaitu dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan guru Bidang

Studi Kimia kelas X SMA Negeri 3 Palangka Raya.

Adapun langkah-langkah pengembangan tes adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal yang mengacu kepada Kurikulum 2006

(KTSP) bidang studi kimia

b. Menyusun butir soal yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice),

kemudian membuat kriteria penilaian tes pemahaman konsep tersebut.

Adapun kisi-kisi soal tes yang digunakan untuk menyusun instrumen tes

pemahaman konsep, disajikan pada Tabel 4.

28

Page 29: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Tabel 4.Indikator Instrumen Penelitian dan Sebaran Soal

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Soal

Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul

Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubunganya dengan sifat senyawa.

1. Menentukan nama senyawa alkana bila diketahui struktur senyawanya

1, 2, 3, 4, 5

2. Menentukan nama senyawa alkena bila diketahui struktur senyawanya.

6,7, 8, 9, 10

3 . Menentukan nama senyawa alkuna bila diketahui struktur senyawanya.

11, 12, 13, 14, 15

4 . Menentukan struktur senyawa alkana, alkena, alkuna bila diketahui nama senyawanya.

16, 17, 18, 19, 20

c. Validitas dan Realibilitas Soal

Validasi soal dilakukan secara internal dan eksternal.

(1) Validitas Internal

Pemberian skor instrumen penelitian divalidasi oleh dua orang validator

dengan kriteria penskoran validasi soal, sebagai berikut:

Skor “2” bila skor soal sudah komunikatif dan sesuai dengan tujuan

yang hendak diukur.

29

Page 30: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

Skor “1” bila butir soal sudah komunikatif tetapi tidak sesuai dengan

tujuan yang hendak di ukur/tidak komunikatif tetapi sesuai dengan

tujuan yang hendak diukur.

Skor “0” bila butir soal tidak komunikatif dan tidak sesuai dengan

tujuan yang hendak diukur.

(2) Validitas Eksternal

Validasi soal dalam penelitian ini dilaksanakan dengan uji coba instrumen

pada kelas yang telah menempuh materi pembelajaran dengan menghitung

tingkat kesukaran dan daya beda, serta menghitung validasi soal dengan

menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yaitu

rumus korelasi product moment dengan angka kasar. (Arikunto, 2002)

(3) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen penelitian dihitung dengan menggunakan rumus K

– R 20. (Arikunto, 2002)

2. Lembar Observasi Siswa

Data observasi siswa dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama

penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan

pelaksanaan tindakan. Pengamatan aktivitas siswa ini dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung oleh tiga orang observer, yaitu satu orang guru bidang

studi kimia kelas X dan dua orang mahasiswa dari program studi kimia yang

duduk di tempat yang memungkinkan dapat mengikuti dan mengamati seluruh

kegiatan pembelajaran dari awal hingga berakhirnya proses pembelajaran.

30

Page 31: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

3. Skala (scale) respon siswa

Data respon siswa diperoleh dengan menggunakan skala, yang pengisiannya

dengan memberikan tanda check (). Skala respon siswa diberikan kepada tiap-

tiap siswa. Skala ini bertujuan untuk menyimpulkan data berupa informasi tentang

siswa terhadap pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS)

4. Lembar Kecakapan Hidup Siswa

Data kecakapan hidup siswa diperoleh dengan menggunakan Lembar Kecakapan

Hidup Siswa dengan model Think-Pair-Share (TPS) yang pengisiannya dengan

memberikan tanda check (). Lembar ini diberikan kepada masing-masing

observer yang bertujuan untuk menyimpulkan data berupa informasi tentang

kecakapan hidup yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran dengan

Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS).

3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data pre-test dan data post-

test yang berasal dari tes pemahaman konsep siswa, serta kecakapan hidup yang

diperoleh siswa. Pemeriksaan keabsahan data pre-test dan post-test pada tes

pemahaman konsep dilakukan dengan cara validasi internal (isi) dan validasi

eksternal oleh validator. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas

tentang kualitas soal tes pemahaman konsep yang akan digunakan sebagai alat

31

Page 32: Keefektifan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Think Yuliawati

pengumpulan data. Sedangkan lembar kecakapan hidup siswa diperiksa oleh

validator dengan memperbaiki tata tulisnya.

3.8 Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

1. Data tes pemahaman konsep berupa hasil pre-test dan post-test dianalisis secara

deskriptif

2. Lembar observasi siswa dianalisis secara deskriptif

3. Skala respon siswa dianalisis secara deskriptif

4. Data perolehan kecakapan hidup siswa dianalisis secara deskriptif.

32