22
KEDOKTERAN OKUPASI KEDOKTERAN OKUPASI Dr. NENDYAH R, MKK Dr. NENDYAH R, MKK

KEDOKTERAN OKUPASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEDOKTERAN OKUPASI

KEDOKTERAN OKUPASIKEDOKTERAN OKUPASI

Dr. NENDYAH R, MKKDr. NENDYAH R, MKK

Page 2: KEDOKTERAN OKUPASI

PengertianPengertian

HIGIENE PERUSAHAANHIGIENE PERUSAHAANPenilaian terhadap faktor-faktor Penilaian terhadap faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat lingkungan kerja yang dapat menyebabkan gangguan pada menyebabkan gangguan pada kesehatan pekerjakesehatan pekerjaSasaran : lingkungan kerjaSasaran : lingkungan kerjaSifat : teknisSifat : teknis

Page 3: KEDOKTERAN OKUPASI

KESEHATAN KERJAKESEHATAN KERJAPenilaian terhadap ada tidaknya Penilaian terhadap ada tidaknya gangguan kesehatan pada gangguan kesehatan pada pekerjapekerjaSasaran : pekerjaSasaran : pekerjaSifat : medisSifat : medis

Page 4: KEDOKTERAN OKUPASI

Perundang-undanganPerundang-undangan

UU No. 1 th 1970UU No. 1 th 1970 UU No. 3 1992UU No. 3 1992 Konvensi ILO No. 120Konvensi ILO No. 120

Page 5: KEDOKTERAN OKUPASI

Gangguan kesehatanGangguan kesehatan

Kapasitas pekerjaKapasitas pekerja Beban kerjaBeban kerja Beban tambahan akibat kerjaBeban tambahan akibat kerja

Page 6: KEDOKTERAN OKUPASI

Lingkungan kerjaLingkungan kerja

FisikFisik KimiaKimia BiologisBiologis FisilogisFisilogis Psikologis Psikologis

Page 7: KEDOKTERAN OKUPASI

Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja

Penyakit yang mempunyai penyebab Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja dan hazard di tempat kerja

Page 8: KEDOKTERAN OKUPASI

Penyakit Akibat Hubungan KerjaPenyakit Akibat Hubungan Kerja

Menurut Komite Ahli WHO (1973), Menurut Komite Ahli WHO (1973), adalah penyakit dengan penyebab adalah penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan besar berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja. pekerjaan dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit kekambuhan penyakit

Page 9: KEDOKTERAN OKUPASI

DiagnosisDiagnosis AnamnesaAnamnesa Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik Pemeriksaan TambahanPemeriksaan Tambahan Diagnosis KlinisDiagnosis Klinis Diagnosis PAKDiagnosis PAK

Page 10: KEDOKTERAN OKUPASI

Prinsip Diagnosis PAKPrinsip Diagnosis PAK Tegakkan diagnosis klinisTegakkan diagnosis klinis Tentukan pajananTentukan pajanan Tentukan apakah pajanan cukup Tentukan apakah pajanan cukup

lama untuk dapat menimbulkan lama untuk dapat menimbulkan gangguan kesehatangangguan kesehatan

Tentukan apakah pajanan cukup Tentukan apakah pajanan cukup kuat untuk menimbulkan gangguan kuat untuk menimbulkan gangguan kesehatankesehatan

Tentukan apakah pajanan Tentukan apakah pajanan berhubungan dengan gangguanberhubungan dengan gangguan

Tentukan faktor internal pekerjaTentukan faktor internal pekerja Tentukan PAK/non PAKTentukan PAK/non PAK

Page 11: KEDOKTERAN OKUPASI

TerapiTerapi

SimptomatisSimptomatis CausaCausa

Page 12: KEDOKTERAN OKUPASI

PencegahanPencegahan

Pengendalian tehnikPengendalian tehnik Pengendalian administrasiPengendalian administrasi Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri

Page 13: KEDOKTERAN OKUPASI

Nilai Ambang Batas (NAB)

standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu

Page 14: KEDOKTERAN OKUPASI

Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang diperkenankan (ktd)

kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap

Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd)

kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius

Page 15: KEDOKTERAN OKUPASI

Kecelakaan KerjaKecelakaan Kerja

kecelakaan yang terjadi berhubung kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. wajar dilalui.

(UU Nomor: 3 TAHUN 1992)(UU Nomor: 3 TAHUN 1992)

Page 16: KEDOKTERAN OKUPASI

PenyebabPenyebab Teori Heinrich (Teori Domino)Teori Heinrich (Teori Domino) Teori Frank E Bird PetersenTeori Frank E Bird Petersen (Teori Manajemen)(Teori Manajemen)

Page 17: KEDOKTERAN OKUPASI

Teori Heinrich Teori Heinrich

I.I. HereditasHereditasII.II. Kesalahan manusiaKesalahan manusiaIII.III. Perbuatan salah karena Perbuatan salah karena

kondisi bahaya (tidak aman)kondisi bahaya (tidak aman)IV.IV. Kesalahan (accident)Kesalahan (accident)V.V. Dampak kerugianDampak kerugian

Page 18: KEDOKTERAN OKUPASI
Page 19: KEDOKTERAN OKUPASI
Page 20: KEDOKTERAN OKUPASI
Page 21: KEDOKTERAN OKUPASI

Teori Frank E Bird PetersenTeori Frank E Bird PetersenI.I. Manajemen Manajemen kurang kontrolkurang kontrol

II.II. Sumber Sumber penyebab utama penyebab utama (personal factor)(personal factor)

III.III. Gejala Gejala penyebab tidak langsung penyebab tidak langsung langsung (unsafe action and condition)langsung (unsafe action and condition)

IV.IV. Kontak Kontak peristiwa peristiwa

V.V. Kerugian Kerugian gangguan (tubuh/harta)gangguan (tubuh/harta)

Page 22: KEDOKTERAN OKUPASI