25
KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS Oleh: PUJI WALUYO 10 010 009

KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

  • Upload
    brody

  • View
    83

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS. Oleh: PUJI WALUYO 10 010 009. Kebijakansanaan Pemerintah Dalam Harga Beras. Beras merupakan komoditi penting karena pengaruhnya kepada semua rakyat. Apabila harga beras rendah maka pendapatan dan kesejahteraan petani rendah petani menjadi korban. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Oleh:PUJI WALUYO10 010 009

Page 2: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Kebijakansanaan Pemerintah Dalam Harga Beras

Beras merupakan komoditi penting karena pengaruhnya kepada

semua rakyat.

Apabila harga beras rendah maka pendapatan dan kesejahteraan

petani rendah petani menjadi korban.

Apabila harga beras terlalu tinggi maka yang menjadi korban

konsumen.

Berdasarkan resiko/dampaknya pada semua pihak terpaksa

pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melindungi bagian dari

masyarakat yang menderita.

Page 3: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Kebijaksanaan pemerintah ini dapat digolongkan menjadi

beberapa bagian antara lain:

1. Pembatasan jumlah produk/areal produksi.

Apabila harga gabah terlalu rendah, maka untuk

melindungi para petani ada kalanya jumlah areal

dikurangi, untuk tiap petani ditentukan jatah/quota areal.

Dengan demikian penawaran/supply turun & harga

gabah naik.

Page 4: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

o Apabila harga gabah naik maka konsumen menjadi korban,

karena ia harus membayar harga yang lebih mahal, barangnya

kurang.

o Petani menerima harga lebih tinggi tetapi barang yang dijual

sedikit.

o Keadaan ini lebih baik atau buruk tergantung pada Elastisitas

Permintaannya.

Page 5: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

2

1

P

B

AR

E’

D S’ S

E

D

0

SQ

IS’

a) Permintaan (D) = Inelastis

• Hasil turun dari 0S ke 0S’, harga naik dari SE ke S’E’ atau dari 0A ke 0B.

• Jumlah penjualan (revenue) yang diterima petani produsen mula2 sebesar 0SEA

kemudian menjadi 0S’E’ B.

• Disini kelihatan bahwa bid. 1 yang hilang < bid. 2 yang diterima sebagai tambahan

oleh petani, sehingga petani menerima hasil penjualan (revenue) yang lebih besar.

Dan pembatasan jumlah produksi ini menguntungkan petani.

Page 6: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

• Ditambahkan lagi karena produksinya turun, biayanya (Cost) juga turun sehingga Net Revenue (Provit) lebih tinggi lagi.

b) Permintaan (D) = Elastis

2

1

A

B

D

D

SS’

R

E’

E

Q0

• Hasil turun dari 0S ke 0S’ harga naik dari SE ke S’E’ atau dari 0A ke 0B

Page 7: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Jumlah yang diterima petani mula2 sebesar 0SEA, kemudian

menjadi 0S’E’B.

Bidang 1 yang hilang > bidang 2 yang ditambahkan sehingga

petani menerima hasil penjualan (Revenue) yang lebih kecil

(selisih bid. 1 – bid. 2).

Jika selisih ini lebih besar dari turunnya biaya produksi (karena

turunnya produksi) maka Net Revenue nya (Provit) petani turun,

sehingga pembatasan jumlah produksi ini merugikan petani.

Jadi kebijaksanaan pembatasan areal / produksi harus dilihat

elastisitas permintaannya.

Konsumen jelas dirugikan, produsen belum tentu untung.

Page 8: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

2. Penentuan Floor-price dan pembelian kelebihan hasil oleh

pemerintah.

Pemerintah dapat menjamin kepada petani suatu tingkat harga

yang lebih tinggi daripada harga ekuilibrium dengan menentukan

suatu Floor-price, tingkat harganya disebut Floor-price.

Pada tingkat harga yang lebih tinggi ini tidak seluruh hasil

produksi terbeli oleh konsumen.

Sisanya dibeli oleh pemerintah dengan harga Floor-price untuk

ditimbun. Jika tidak demikian, maka harga akan turun kembali

ketingkat semula.

Page 9: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

P

A

B

DS’

E’

S

F

E

D

Q0 SS’

Jumlah yang ditawarkan adalah 0S, harga ekuilibrium adalah SE=0A. Jika tidak ada kebijakan pemerintah, penerimaan total (total revenue) petani – produsen adalah 0SEA. Sekarang pemerintah menentukan Floor-price setinggi 0B, jumlah yang dibeli konsumen turun sampai 0S’. Sisanya sebesar S’S dibeli oleh pemerintah dengan harga Floor-price.

Page 10: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Dengan ini maka:

a. Konsumen membayar harga lebih tinggi dan mendapat barang (produk) yang kurang jumahnya.

b. Biaya total (total cost) bagi pemerintah untuk kebijaksanaan ini adalah sebesar S’SFE’.

c. Penerimaan (revenue) petani naik dari 0SEA menjadi 0SFB, jadi naik dengan AEFB.

3. Pemerintah mensubsidi selisih antara harga yang dibayar konsumen & Floor-price.

Pada kebijaksanaan ini petani dijamin suatu Floor-price seperti contoh sebelumnya tetapi sekarang karena padi merupakan bahan pangan rakyat maka bahan ini tidak boleh busuk dalam penyimpanan & harus di jual kepada konsumen dengan tingkat harga di pasar (ekuilibrium).

Jadi konsumen tetap membayar harga ekuilibrium yang rendah & mendapat jumlah yang terjual pada tingkat harga itu.

Page 11: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Sedang produsen menerima harga Floor-price yang ditentukan oleh pemerintah, juga untuk jumlah yang dibeli oleh konsumen.

Selisih antara harga ekuilibrium & Floor-price ini dibayar oleh pemerintah berupa subsidi kepada petani.

Disini konsumen tidak dirugikan.

P

B

A

D

D

S

S

E

F

0 Q

Support price = Floor-price

Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah yang dibeli oleh konsumen = 0S.

Konsumen membayar harga ekuilibrium SE = 0A.

Page 12: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Produsen menerima subsidi dari pemerintah sebesar selisih antara

harga yang dijamin pemerintah & harga yang dibayar oleh

konsumen, yaitu EF = AB.

Subsidi pemerintah = biaya dari pada kebijaksanaan ini = AEFB.

Perbandingan antara biaya (total cost) pemerintah untuk

kebijaksanaan pembelian kelebihan hasil (ad 2) dan untuk

kebijaksanaan subsidi kepada petani (ad 3).

Sekarang kita lihat kebijaksanaan mana yang lebih murah atau

lebih mahal bagi pemerintah, apakah pembelian kelebihan untuk

ditimbun (ad 2) atau pemberian subsidi kepada para petani (ad 3 ).

Hal ini bergantung pada elastisitas permintaan.

Page 13: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

P

A

B

DS’

E’

S

F

E

D

Q0 SS’

R1

2

P

A

B

DS’

E’

S

F

E

D

Q0 SS’

R1

2

a) b)

a. (ad 2) Pemerintah membeli kelebihan utk

ditimbun, biaya total = S’SFE’.

(ad 3) Subsidi kepada petani sebesar

selisih harga pasar & Floor-price, biaya total

= AEFB.

AEFB > S’SFE’ : subsidi lebih mahal dr

pembelian kelebihan (2 > 1).

b. (ad 2) Pemerintah membeli kelebihan utk

ditimbun, biaya total = S’SFE’.

(ad 3) Subsidi kpd petani sebesar selisih

antara harga pasar & Floor-price, biaya

total = AEFB.

AEFB < S’SFE’ : pembelian pemerintah

lbh mahal drpd subsidi kpd petani (1 > 2).

Page 14: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian atau perlu

diperhitungkan dalam menentukan kebijaksanaan ini adalah:

a) Keuntungan dari subsidi adalah konsumen dapat mengkonsumsi

jumlah yang lebih banyak dengan harga yang murah. Dalam keadaan

dimana tingkat hidup masih rendah, hal ini penting sekali.

b) Jika maksud pemerintah adalah menimbun beras pada waktu produksi

berlimpah2 untuk cadangan waktu paceklik, maka pembelian kebijakan

oleh pemerintah lebih penting dari pada subsidi.

4. Ceiling Price

Ceiling price adalah harga yang tertinggi yang diperbolehkan oleh

pemerintah, yang biasanya ditetapkan untuk melindungi konsumen,

jika harga ekuilibrium yang terjadi di pasar terlalu tinggi.

Page 15: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Hal ini sering terjadi pada waktu jumlah produksi / penawaran kurang, misal pada waktu paceklik atau panen gagal.

Ceiling priceExcessDemand

R

S Q

P

A

C

0

D

S

E’

T

Jika diserahkan pada mekanisme pasar maka harga (ekuilibrium) terjadi pada titik E’ adalah setinggi 0A.

Pada harga ini yang dapat membeli beras hanyalah orang2 yang kaya, sedang orang yang berpendapatan rendah tidak dapat membeli beras tersebut.

D’

Page 16: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Untuk menolong orang2 yang tidak mampu ini harga ditentukan lebih

rendah dari harga ekuilibrium, misal setinggi 0C.

Dengan demikian maka akan terjadi “Excess demand” sebesar RT,

yang dapat menimbulkan harga.

Untuk mencegah kekacauan, dapat diambil beberapa macam

kebijaksanaan, a.l:

a) Penjatahan dengan sistem Coupon.

Cara ini menentukan permintaan bukan hanya uang, melainkan uang

& kupon, sehingga kurva permintaan bergeser kekiri menjadi D’D’

dan keseimbangan terdapat pada titik E’ setinggi Ceiling price,

dimana jumlah yang ditawarkan = jumlah yang diminta yaitu

sebanyak 0S.

Page 17: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

P

A

C

0 S Q

E

E’

S

DD’

TCeiling price

b) Jika pemerintah mempunyai persediaan beras, misal yang ditimbun

pada waktu panen, maka untuk menjamin ceiling price setinggi 0C,

pemerintah dapat menjual persediaannnya ke pasar, sehingga kurva

penawaran bergeser dari SS ke S’S’ & ekuilibrium terjadi pada ttk E’

Page 18: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Disini tidak diadakan sistem Coupon sehingga kurva permintaan tetap DD.

Ceiling priceR

S Q

P

A

C

0

D

S

E

S’

S’

E’

5. Kebijaksanaan stabilisasi harga beras (kombinasi antara floor-price

&

ceiling price).

Page 19: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

S Q

A

B

0

D

S

E

S’

S’

E’

P

a)Panen

Floorprice

S Q

A

B

0

D

S

ES’

S’

E’’

P

b)Paceklik

Ceilingprice

Seandainya pemerintah mau mengadakan stabilisasi harga beras, dg

mempertahankan harga pada tingkat 0B, maka pada waktu panen jika

penawaran adalah SS (a), harga ekuilibrium adalah SS’ dg harga 0B

(floor-price), sehingga penawaran di pasar menjadi S’S, & ekuilibrium

terdapat pada titik E, pada harga 0B, gbr (a).

Page 20: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Pada waktu paceklik, jika penawaran turun menjadi SS pd gbr (b),

harga di pasar setinggi SE = 0A’, maka jumlah yang ditimbun

pemerintah pada waktu panen dilempar ke pasar, sehingga

penawaran menjadi S’S’ pd gbr (a), ekuilibrium terdapat pada titik

E”, pada harga 0B (ceiling price).

Dengan demikian maka harga dapat dipertahankan pada tingkat

yang sama sepanjang tahun.

Tetapi hal ini dapat terjamin, jika jumlah yang dibeli pemerintah

untuk menjamin harga setinggi 0B pada waktu panen (SS’) pd gbr

(a), sama dengan jumlah yg diperlukan untuk dilempar ke pasar pd

waktu paceklik sama menjaga harga setinggi 0B (SS’ pd gbr b.)

Page 21: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

Jika jumlah itu tidak sama, maka ada beberapa kemungkinan sbb:

a. Tingkat harga yang disesuaikan.

Untuk penyesuaian ini diambil jumlah penawaran rata2 antara

penawaran pada waktu panen & pada waktu paceklik.

Kalau permintaan dianggap sama sepanjang tahun, maka

tingginya tingkat harga yang akan dipertahankan itu ditetapkan

setinggi harga ekuilibrium yang terjadi antara penawaran rata2

tersebut dengan permintaan (E).

Dengan demikian, maka kelebihan penawaran (excess supply)

pada waktu panen (EF) dapat disimpan untuk dipakai menutup

kelebihan permintaan (excess demand) pada waktu paceklik (CE).

Page 22: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

F

Q0

D S2

E

SR

E2

P

B

S1

S2 SR S1

D

C

E1

eD

es

S1 = Penawaran pada waktu panen

S2 = Penawaran pada waktu paceklik

Sr = Penawaran rata2

Dalam hal ini tidak ada impor, dan biaya penyimpanan beras

ditanggung oleh pemerintah.

Page 23: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

b. Tingkat harga bergelombang antara 2 batas yang ditentukan.

Jika tidak ada impor & biaya penyimpanan dibebankan pada

konsumen, maka harga tidak dapat dipertahankan pada tingkat

yang sama sepanjang tahun.

Dalam hal ini harga diperbolehkan berfluktuasi antara 2 tingkat

dengan perbedaan sebesar biaya penyimpanan beras antara waktu

panen & paceklik.

Page 24: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

P P

0 0S1

S1

S2

S2

Q Q

E1

D

D

D

D

eS

E2

eDFloor priceCeiling price

I II

BiayaPenyimpanan

Waktu panen

E1 = harga ekuilibrium

Fp = floor price wkt panen

eS = excess supply

Bp = biaya penyimpanan beras dr waktu panen sampai pd waktu paceklik

bp

Waktu paceklik

E2 = harga ekuilibrium

Cp = ceiling price

eD = excess demand

Page 25: KEBIJAKSANAAN HARGA BERAS

SEKIAN

DAN

TERIMAKASIH