Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NOVEMBER 2021
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN TRANFER KE DAERAH DAN DANA DESAAPBN TA 2021
Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2021
“Peningkatan quality control anggaran TKDD dan mendorong pemerintah daerah dalam pemulihan ekonomi,
pendidikan dan kesehatan dalam rangka mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi nasional”
Dukungan Pemerintah kepada daerah selain melalui TKDD juga
dilakukan melalui hibah daerah dan pinjaman daerah
PERKEMBANGAN ALOKASI TKDD, 2015-2021 (triliun rupiah)
Mendukung upaya pemulihan ekonomi sejalan dengan prioritas nasional,
melalui:
a. Pembangunan aksesibilitas dan konektivitas kawasan sentra
pertumbuhan ekonomi.
b. Dukungan insentif kepada daerah untuk menarik investasi, perbaikan
sistem pelayanan investasi, dan dukungan terhadap UMKM.
Mensinergikan TKDD dan Belanja K/L dalam pembangunan human capital
(Pendidikan dan Kesehatan).
Mendorong belanja Infrastruktur daerah melalui creative financing seperti
pinjaman daerah, KPBU daerah, serta kerjasama antardaerah untuk
mendukung pencapaian target RPJMN.
Redesain pengelolaan TKDD, terutama DTU dan DTK dengan
penganggaran berbasis kinerja dan peningkatan akuntabilitas.
Meningkatkan kinerja anggaran TKDD dan melakukan reformasi APBD
melalui implementasi Standar Harga Satuan Regional (SHSR) dan
Penyusunan Bagan Akun Standar (BAS).
ARAH KEBIJAKAN TKDD
623,4710,3 742 757,8 813 763,9 795,5
8,60% 14%4,50% 2,10%
7,30% 6% 4,20%
2015 2016 2017 2018 2019 Perpres72/2020
APBN2021
TKDD Tumbuh
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3
DANA BAGI HASIL TAHUN 2021
Mengoptimalkan pemanfaatan DBH dalam rangka mendukungpenanganan kesehatan, jaring pengaman sosial serta pemulihanekonomi dampak Covid-19
Melanjutkan Kebijakan pengelolaan DBH yang tepat waktu, tepat jumlah, danakuntabel dengan memperhatikan proyeksi DBH berdasarkan realisasi DBHpaling kurang 3 (tiga) tahun terakhir
Melanjutkan kebijakan DBH Pajak yang terkait dengan pembagian penerimaan PBBbagian pusat sebesar 10 persen secara merata kepada seluruh kabupaten/kota;menambah cakupan DBH PBB termasuk sektor lainnya, antara lain PBB perikanandan PBB atas kabel bawah laut; serta penggunaan DBH CHT prioritas pada bidangkesehatan untuk mendukung program JKN terutama peningkatan kuantitas dankualitas layanan kesehatan dan pemulihan perekonomian di daerah
Memperluas kebijakan penggunaan:
DBH SDA Dana Reboisasi untuk Provinsi, yang meliputi: (1) Rehabilitasi di luarkawasan, (2) Pembangunan dan pengelolaan hasil hutan kayu, hasil hutan bukankayu dan/jasa lingkungan dalam kawasan, (3) Operasionalisasi KesatuanPengelolaan Hutan (KPH), (4) Pemberdayaan Masyarakat dan Perhutanan Sosial,(5) Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
sisa DBH SDA DR yang masih ada pada RKUD Kab/Kota, yang meliputi: (1)Pembangunan dan pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA), (2) Pencegahan danpenanggulangan kebakaran hutan dan lahan, (3) Penanaman daerah aliran sungaikritis, penanaman pada kawasan perlindungan setempat, dan pembuatanbangunan konservasi tanah dan air, (4) Pembangunan dan Pengelolaan RuangTerbuka Hijau (RTH).
Perkembangan DBH, 2015-2021
Rp101,96 T
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4
POSTUR DBH APBN TA 2021
(Miliar Rp)
Kenaikan dan penurunan Pagu DBHdibandingkan dengan pagu pada Perpres72/2020 dikarenakan adanya kenaikandan penurunan target penerimaannegara yang dibagihasilkan padaAPBN TA 2021 yang antara laindisebabkan karena:
• Kenaikan target penerimaan PBB dancukai hasil tembakau, serta penurunanpajak penghasilan
• Perkiraan terjadinya kenaikan PNBPSDA migas dan penurunan costrecovery
Penjelasan:APBN
Perpres
72/2020APBN
Selisih
dengan
Perpres
72/2020
%
A. Pajak 56,231.0 44,876.0 46,326.2 1,450.2 3.23%
1. Pajak Penghasilan 35,069.5 28,966.1 28,936.7 (29.4) -0.10%
2. PBB 17,698.6 12,611.1 13,913.9 1,302.8 10.33%
3. Cukai Hasil Tembakau 3,462.9 3,298.9 3,475.6 176.7 5.36%
B. Sumber Daya Alam 48,844.8 29,038.2 35,635.5 6,597.3 22.72%
1. Migas 24,309.4 10,197.1 14,184.8 3,987.7 39.11%
2. Pertambangan Minerba 20,967.3 15,481.2 17,680.4 2,199.2 14.21%
3. Kehutanan 1,890.5 1,565.3 1,854.0 288.7 18.44%
4. Perikanan 720.3 720.3 765.8 45.5 6.32%
5. Panas Bumi 957.3 1,074.3 1,150.5 76.2 7.09%
C. Pembayaran Kurang Bayar 12,504.5 12,504.5 20,000.0 7,495.5 59.94%
117,580.3 86,418.7 101,961.7 15,543.0 17.99%JUMLAH
2021
Uraian
2020
DAU adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Pengalokasian DAU didasarkan atas formula dengan konsep
Alokasi Dasar dan Celah Fiskal (Fiscal Gap), yaitu selisih
antara Kebutuhan Fiskal dengan Kapasitas Fiskal.
Perkembangan DAU 2015-2021
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang - kurangnya 26%
dari PDN Neto yang ditetapkan dalam APBN
KEBIJAKAN DANA ALOKASI UMUM
352,9
385,4398,6 401,5
420,9
384,4 390,3
27,7% 28,8% 28,7% 28,7%32,0% 35,3% 31,6%
2015 2016 2017 2018 2019 Perpres72/2020
APBN2021
DAU % thd PDN neto 5
ARAH KEBIJAKAN DAU 2021
1. Pagu DAU Nasional bersifat dinamis mengikuti PDN
neto yang ditetapkan Pemerintah;
2. Menyempurnakan formula DAU: Evaluasi bobot variabel
alokasi dasar, variabel kebutuhan fiskal, variabel kapasitas
fiskal daerah, dan memperbaiki pengukuran indeks
ketimpangan antarwilayah (penggunaan Theil Indeks);
3. Menyempurnakan Alokasi Dasar untuk mendukung
kebijakan yang mendorong upaya peningkatan kualitas
layanan publik daerah dan penguatan kualitas SDM
(mempertimbangkan Formasi PPPK);
4. Pemanfaatan pengalokasian sekurang-kurangnya 25
persen dari DTU untuk mendorong upaya pemulihan
ekonomi pasca pandemi Covid-19 di daerah, termasuk
perbaikan infrastruktur dan memperkuat pembangunan
SDM di bidang Pendidikan antara lain untuk
pembayaran gaji guru non PNSD.
5. Penyaluran secara asimetris berbasis kinerja untuk
mendukung optimalisasi penggunaan DAU untuk
pencapaian output layanan.
6
KEBIJAKAN DID TA 2021
Mendorong peningkatan kinerja pemerintah daerah dan mendukung
pemulihan dan penguatan ekonomi daerah
Efektifitas dan efisiensi penggunaan DID dan Penyempurnaan formulasi DID (RPJMN 2020 – 2024)
1,7 5,0
7,5 8,510,0
13,5 13,5
5,0
19,9%
200,4%
50,0%9,7% 17,8%
90,8%
-27,0%
2015 2016 2017 2018 2019 Perpres72/2020
2021RAPBN
DID Tambahan DID Growth DID
Dana Insentif Daerah, 2015-2021
Mengedepankan kriteria kinerja yang dinamis dan strategis untuk mendorong daerah
lebih kompetitif, seperti penurunan angka pengangguran, kinerja pengendalian inflasi,
indeks pencegahan korupsi;
Menyederhanakan dan menjaga konsistensi formula DID;
Mendorong kemandirian daerah dan peningkatan kualitas belanja APBD;
Mempertajam indikator yang selaras dengan pencapaian prioritas nasional;
Memperkuat indikator yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional;
Mengalokasikan sebagian DID pada tahun berjalan dengan menggunakan data kinerja
tahun berjalan/termutakhir dalam rangka pemulihan ekonomi di daerah.
Arah Kebijakan:
Penggunaan
DID diprioritaskan untuk:
1. Bidang pendidikan dan kesehatan termasuk digitalisasi
pelayanan pendidikan dan kesehatan; dan
2. Pemulihan dan pemberdayaan perekonomian daerah
termasuk pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, industri kecil, dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
Penyaluran Penyaluran dilakukan secara bertahap, yaitu:
Tahap I paling cepat bulan Februari (50%) dan Tahap II paling cepat bulan Juli (50%)
Persyaratan penyaluran DID antara lain:
Untuk Tahap I (paling lambat diterima DJPK tgl 20 Juni)
1) Peraturan Daerah mengenai APBD tahun anggaran
berjalan;
2) Rencana penggunaan DID tahun berjalan; dan
3) Laporan realisasi penyerapan DID tahun anggaran
sebelumnya bagi daerah yang mendapatkan.
Untuk Tahap II (paling lambat
diterima DJPK 20 November)
dengan menyampaikan laporan
realisasi penyerapan DID tahap I
dengan penyerapan paling sedikit
70% dari dana yang diterima di
RKUD
INDIKATOR DID 2020 – DID 2021
Dana Insentif Daerah (DID) dialokasikan untuk memberikan insentif/penghargaan kepada daerah atas kinerja pemerintah daerah dalam
perbaikan/pencapaian kinerja di bidang tata kelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan, pelayanan dasar publik, dan
kesejahteraan masyarakat
1. Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan
Daerah
a. Kemandirian Daerah
b. Efektifitas Pengelolaan Belanja Daerah
c. Creative Financing
d. Mandatory spending
e. Ketepatan waktu pelaporan
2. Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan
a. Angka Partisipasi Murni
b. Peta Mutu Pendidikan
c. Rata-rata Nilai Ujian Nasional
3. Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan
a. Penanganan Stunting (Baduta)
b. Baduta yang mendapatkan imunisasi
lengkap
c. Persalinan di fasilitas kesehatan
4. Pelayanan Dasar Publik Bidang
Infrastruktur
a. Akses sanitasi Layak
b. Sumber air minum layak
5. Kesejahteraan Masyarakat
a. Penurunan Penduduk Miskin
b. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
6. Pelayanan Umum Pemerintahan
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
b. Perencanaan Pembangunan Daerah
c. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)
d. Inovasi Pemerintah Daerah
7. Peningkatan ekspor
8. Peningkatan Investasi
9. Pengelolaan Sampah plastik
1. Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan
Daerah
a. Kemandirian Daerah
b. Efektifitas Pengelolaan Belanja Daerah
c. Sistem Informasi Keuangan Daerah (baru)
2. Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan
a. Angka Partisipasi Murni
b. Peta Mutu Pendidikan
3. Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan
a. Penanganan Stunting (Balita)
b. Balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
c. Persalinan di fasilitas kesehatan
4. Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur
a. Akses sanitasi Layak
b. Sumber air minum layak
5. Kesejahteraan Masyarakat
a. Penurunan Penduduk Miskin
b. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
c. Penurunan Angka Pengangguran (baru)
6. Pelayanan Umum Pemerintahan
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
b. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)
c. Penghargaan Pembangunan Daerah
d. Inovasi Daerah
7. Peningkatan ekspor
8. Peningkatan Investasi
9. Pengelolaan Sampah
10. Pengendalian Inflasi Daerah (baru)
11. Indeks Pencegahan Korupsi (baru)
Kategori Kinerja Kategori Kinerja
Kriteria Utama Kriteria Utama
Opini BPK atas LKPD (WTP)
Penetapan Perda APBD tepat waktu
Penggunaan e-Government (e-budgeting dan e-procurement)
Opini BPK atas LKPD (WTP)
Penetapan Perda APBD tepat waktu
Penggunaan e-Government (e-budgeting, dan e-procurement)
7
2020 2021
ARAH KEBIJAKAN DANA DESA 2021 :
Reformulasi Pengalokasian dan Penyaluran Dana Desa:
Mendukung Pemulihan Perekonomian Desa :Mendukung Pengembangan Sektor Prioritas :
• Peningkatan porsi Alokasi Formula guna memperbaiki proporsi
alokasi Dana Desa per desa agar sesuai dengan karakteristik desa
dan perbaikan metode perhitungan AD, AF dan AA.
• Penguatan alokasi kinerja (AK) untuk mendorong kinerja desa dalam
meningkatkan produktivitas dan transformasi ekonomi desa.
• Pemberian reward kepada Desa yang berstatus mandiri berupa
penyaluran dana desa dalam 2 (dua) tahap
• Penguatan Program padat karya tunai dan jaring pengaman
sosial berupa Bantuan Langsung Tunai;
• Pemberdayaan UKM, dan sektor usaha pertanian di Desa;
• Peningkatan produktifitas dan transformasi ekonomi desa melalui
desa digital
• Pengembangan potensi, antara lain pengembangan potensi desa
wisata, produk unggulan desa, pengembangan kawasan
perdesaan melalui peningkatan peran BUMDes.
• Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui
pengembangan Desa Digital;
• Program Ketahanan Pangan dan Ketahanan Hewani sesuai dengan
karakteristik desa melalui pengembangan usaha budidaya pertanian,
perikanan, dan peternakan di desa, termasuk peternakan sapi;• Pengembangan pariwisata melalui pembangunan dan pengembangan desa wisata;
• Peningkatan infrastruktur dan konektivitas melalui pengembangan infrastruktur Desa
yang pelaksanaannya diprioritaskan dengan padat karya tunai;
• Program kesehatan nasional melalui perbaikan fasilitas poskesdes dan polindes,
pencegahan penyakit menular, peningkatan gizi masyarakat dan penurunan stunting di
Desa.
DANA DESA TAHUN 2021Meningkatkan kinerja pelaksanaan serta mendukung pemulihan ekonomi dan sektor prioritas
8
PENYEMPURNAAN FORMULA DANA DESA TAHUN 2021
AD69%
AA1,5%
AK1,5%
AF28%
DD 2020 AD65%
AA1%
AK3%
AF31%
DD 2021
Alokasi Dasar
(AD):
dibagi secara merata kepada setiap desa berdasarkan klaster
jumlah penduduk
Alokasi Formula
(AF):
dibagi berdasarkan jumlah penduduk desa, angka kemiskinan
desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa
Alokasi Afirmasi
(AA):
dibagi secara proporsional kepada Desa Tertinggal dan Desa
Sangat Tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin
tinggi.
Alokasi Kinerja
(AK):dibagi kepada desa yang memiliki kinerja terbaik
• Alokasi Kinerja diberikan kepada Desa dengan Kinerja Baik
sebanyak 10% dari total jumlah desa.
• Penilaian kinerja berdasarkan kriteria utama dan kriteria
kinerja antara lain: (1) pengelolaan keuangan desa; (2)
pengelolaan Dana Desa; (3) capaian keluaran (output) Dana
Desa; dan (4) capaian hasil (outcome) pembangunan desa.
Alokasi Formula
Indikator 2020 2021
Jumlah Penduduk (JP) 10% 10%
Jumlah Penduduk Msikin (JPM) 50% 40%
Luas wilayah (LW) 15% 20%
Indeks Kesulitan Geografis (IKG) 25% 30%
Penyempurnaan bobot Alokasi Formula untuk lebih mencerminkan
keseimbangan antara penduduk dan kewilayahan
PENYEMPURNAAN FORMULA DANA DESA TAHUN 2021
“Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat”
Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal yang mendapat
Alokasi Afirmasi adalah Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak
yang berada pada kelompok desa pada desil ke 8, 9, dan 10
9
CLUSTER ALOKASI DASAR (AD)(Berdasarkan Jumlah Penduduk Desa)
2020 2021
Pagu Dana Desa Rp71,19 triliun Rp72 triliun
Dialokasikan berdasarkan: AD, AA,AK dan AF AD, AA,AK dan AF
Dengan Bobot (%) 69:1,5:1,5:28 65:1:3:31
Alokasi Dasar (AD)merata untuk seluruh Desa
Rp651 jutaMerata berdasarkan cluster
Jumlah Penduduk
Alokasi Afirmasi (AA)
DT dan DST dengan penduduk miskin tinggi
AA DT = 181,6 jutaAA DST = 363,2 juta
DT dan DST dengan penduduk miskin tinggi
AA DT =171,6 jutaAA DST = 343,2 juta
Alokasi Kinerja (AK)Total Pagu: Rp1,08 triliun
Jumlah Desa Penerima: 7.495Pagu Per Desa: Rp144,1 juta
Total Pagu: Rp2,16 triliunJumlah Desa Penerima: 7.496Pagu Per Desa: Rp288,2 juta
Alokasi Formula (AF): JP:JPM:LW:IKK JP:JPM:LW:IKKDengan Bobot (%) 10:50:15:25 10:40:20:30Rasio Ketimpangan Distribusi Dana Desa
0,476 0,467
Dana Desa Rata-Rata: Rp950 juta Rata-Rata: Rp961 juta
Dana Desa di Desa dengan JPM Tinggi
Rp27,30 triliun Rp27,42 triliun
RINGKASAN
• Dialokasikan kepada 74.961 desa berdasarkan data Kemendagri
• Rasio ketimpangan distribusi (0,467) < tahun 2020 (0,476)
• Rata-rata per desa (Rp961 juta) > tahun 2020 (Rp950 juta)
• AD dihitung berdasarkan cluster Jumlah Penduduk Desa.
• AK per Desa Rp288,2 juta (7.496 Desa) > tahun 2020 Rp144,1 juta(7.495 Desa)
• AF lebih mencerminkan keseimbangan penduduk dan wilayah.
• Apabila pembulatan alokasi Dana Desa per kab/kota terdapat sisapagu, maka sisa pagu dimaksud akan dialokasikan kepadakabupaten/kota yang mempunyai alokasi Dana Desa terkecil.
- < 100 481.575.000 863
101 1.000 561.574.000 26.350
1.001 5.000 641.574.000 37.751
5.001 10.000 721.575.000 8.081
801.575.000 1.916
74.961
Alokasi (Per Desa) Jml Desa Range JP
JUMLAH
>10.001
RINGKASAN PENGALOKASIAN DANA DESA TAHUN 2021
Dana Desa Kab/Kota tidak ada yang turun (hold harmless)
SUMBER DATA DANA DESA
Dalam hal terdapat permasalahan Desa yang mendapat alokasi Dana Desa pada tahun 2021, Menteri Keuangan dapat melakukanpenundaan dan/atau penghentian penyaluran Dana Desa.
RINGKASAN PENGALOKASIAN DANA DESA TAHUN 2021
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Dana Desa diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan
10
@Dit jenPK
di t j enpk
di rektorat j endera l
per imbangan keuangan
TERIMA KASIH
1500420
KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 11