27
Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Jakarta, 5 September 2017

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam …kotaku.pu.go.id:8081/pustaka/files/170905_Materi_RaKor... · 2017. 9. 5. · Hibah Air Minum dan Sanitasi Pinjaman dan Hibah

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

    dalam Penanganan Permukiman Kumuh

    Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

    Direktorat Jenderal Cipta Karya

    Ir. Joerni Makmoerniati, MSc

    Plh. Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

    Jakarta, 5 September 2017

  • Strategi Implementasi KIP padaKawasan Kumuh Perkotaan

    - Keterpaduan DokumenPerencanaan

    - Keterpaduan Pembiayaan- Pelaksanaan Keterpaduan- Keterlibatan Stakeholder

    dalam Penanganan KawasanKumuh Perkotaan

    - Pemantauan dan EvaluasiPelaksanaan Keterpaduan

    Outline

    Renstra CK 2015-2019- Isu Strategis

    pembangunan infrastruktur permukiman

    - Tantangan dan peluangbidang permukimaanperkotaan

    - Capaian KinerjaPenanganan KawasanPermukiman KumuhPerkotaan

    01 02 03

    Hasil Pemantauan dan EvaluasiKIPpada kawasan kumuhPerkotaan

    04

    Catatan atas pelaksanaanKIP pada kawasanpermukiman kumuh perkotaan

  • Isu Strategis Pembangunan Infrastruktur Permukiman

    53%persentasependudukperkotaan*

    10,64%persentase penduduk miskin*

    DEMOGRAFI

    Kontribusi PDRB per pulau11,62%PDRB Nasional bersumber dari

    Indonesia Timur*

    KETIMPANGAN WILAYAHDEMOGRAFI

    PERUBAHAN IKLIM

    70%Emisi GRK dunia berasal dari Kawasan Perkotaan**

    *) Badan Pusat Statistik, 2017

    **) UN Habitat, 2014

    Permukiman kumuh termasuk area paling rentan dampak perubahan iklim**

    DESENTRALISASI

    Pemerintah Pusat

    Pemerintah Provinsi

    Pemerintah Kota/ Kabupaten

    Pengembangan sistem skala nasional, lintas provinsi & kepentingan strategis nasional

    Pengembangan sistem dalam kabupaten/kota

    Pengembangan sistem regional (lintas kabupaten/kota)

  • Tantangan

    1. Penanganan Permukiman Kumuh yang menjadi tugas

    dan wewenang Pemda belum diimbangi dengan

    kemampuan Pemda dalam hal kapasitas SDM dan

    Pembiayaan

    2. Keterbatasan pembiayaan APBN (berdasarkan

    skenario optimis, APBN berkontribusi hanya sebesar

    35% dari porsi pendanaan pembangunan infrastruktur

    permukiman)

    3. Penanganan permukiman kumuh memerlukan

    koordinasi lintas sekor dengan SK Bup/walikota

    sebagai acuan (Tahun 2014 SK Kumuh : 415 Kab/Kota)

    Peluang

    1. Program Strategis Nasional pada KSPNP, KIP,

    Perkotaan KSN, PKW, dan PKSN/Kota Perbatasan,

    serta Pengembangan Tol Laut

    2. Renstra PUPR mengamanatkan adanya Keterpaduan

    pembangunan berbasis penataan ruang melalui

    penetapan 35 WPS

    Rencana Strategis Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019

    Tantangan, dan peluang bidang permukimaan perkotaan

    Visi dan Misi Renstra DJCK

    Sasaran Strategis:

    Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan

    kebutuhan hunian dan permukiman yang layak,

    dengan indikator persentase penurunan luasan

    permukiman kumuh perkotaan

    Indikator Kinerja Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

    Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan % 8 6 4 2 0 0

    Terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada tahun 2025

    (RPJPN)

    Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar

    permukiman (Renstra PUPR)

    Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan

    menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman

    kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan

    keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan. (RPJMN)

  • Sumber : LaKIP DJCK, 2016

    104,91%

    Capaian Kinerja DJCK terhadap Sasaran Program Nasional

    8,44%

    Capaian Kinerja Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

    Ket: Sudah termasuk Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat pada 11.067 Kelurahan (NUSP dan NSUP)

  • Keterpaduan Perencanaan dalam Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh

    RTRW + RPJMD

    RENCANA

    KAWASAN

    PERMUKIMAN

    (RKP)

    RPIJM Bidang

    Cipta Karya

    KET

    ERPA

    DU

    AN

    KET

    ERPA

    DU

    AN

    STRATEGI SANITASI KOTASPAL Setempat, SPAL Terpusat, Kampanye,

    Advokasi Pemda, Peningkatan Kapasitas SDM, Bantuan Teknis Kelembagaan, Sinkronisasi Lintas

    Sektor, Masterplan Drainase Lingkungan

    MASTERPLAN PERSAMPAHANPengelolaan di Sumber (TPS3R/TPST),

    Pengelolaan Akhir (TPA), Kampanye, AdvokasiPemda, Peningkatan Kapasitas SDM,

    Kelembagaan Pengelola Sampah, SinkronisasiLintas Sektor

    RP2KPKPRencana Pencegahan dan Peningatan Kawasan

    Permukiman Kumuh Perkotaan

    RISPAMSPAM Regional/Perkotaan/BerbasisMasyarakat/Kawasan Khusus/PDAM Terfasilitasi/PDAM Non Terfasilitasi,

    Penyehatan PDAM, Peningkatan Kapasitas SDM

    PERATURAN BANGUNAN GEDUNG

    RTBL, Perda BG, IMB, Sertifikasi Layak Fungsi, Pendataan BG, Bangunan Gedung Hijau, Tim

    Ahli BG, RTH, Kawasan Pusaka

    RISPKRencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

  • Rencana Kawasan Permukiman (RKP) adalah dokumen rencana sebagai pedoman

    dalam memenuhi kebutuhan Lingkungan Hunian di perkotaan dan perdesaan serta

    tempat kegiatan pendukung yang dituangkan dalam rencana jangka pendek, jangka

    menengah, dan jangka panjang

    Dokumen RKP terdiri atas:

    ▪ kebijakan dan strategi pengembangan dan pembangunan kawasan

    permukiman;

    ▪ rencana Lingkungan Hunian perkotaan dan perdesaan;

    ▪ rencana keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum; dan

    ▪ indikasi program pembangunan dan pemanfaatan kawasan

    Permukiman.

    RKP merupakan instrumen yang wajib disusun oleh Daerah dalam melaksanakan

    pembangunan kawasan permukiman serta keterpaduan prasarana, sarana, dan

    utilitas umum (PSU)

    01

    02

    03

    Keterpaduan Perencanaan dalam Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh

  • Dokumen RKP menjadi acuan penyusunan Rencana Pembangunan dan

    Pengembangan Perumahan (RP3) serta rencana induk masing-masing

    sektor.

    Dokumen RKP ditetapkan oleh bupati/walikota, khusus DKI Jakarta

    ditetapkan oleh gubernur.

    04

    05

    Dokumen RKP ditinjau kembali paling sedikit satu kali dalam 5

    (lima) tahun.06

    Keterpaduan Perencanaan dalam Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh

  • Keterpaduan Perencanaan dalam Peningkatan Kualitas

    Permukiman Kumuh

  • Keterpaduan Program Penanganan Permukiman Kumuh

    Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

    2015-2019 di 38.431 Ha dilakukan

    dengan 4 program yaitu program reguler

    (disalurkan melalui DIPA PKP Provinsi),

    1. NSUP-Kotaku (National Slum

    Upgrading-Kota Tanpa Kumuh)

    2. NUSP-2 (Neighborhood Upgrading and

    Shelter Project)

    3. Program Strategis

    Terdapat beberapa program di luar Dit.PKP

    yang dapat berkontribusi terhadap

    penanganan permukiman kumuh, antara lain:

    1.Hibah Air Minum dan Sanitasi

    2.SPAM Kawasan Khusus Kumuh Perkotaan

    3.SPAL Terpusat Skala Komunal (Sanimas)

    4.P2KH dan P3KP

    PermukimanKumuh

    Program Reguler

    NSUP-Kotaku(National Slum Upgrading)

    NUSP (Neighborhood Upgrading and Shelter Project)

    Program Strategis

    Hibah Air Minum

    dan Sanitasi

    SPAM Kumuh

    Sanimas

    P2KH & P3KP

  • Keterpaduan Pembiayaan dalam Peningkatan

    Kualitas Permukiman Kumuh

    Corporate Social

    Responsibility

    Dana Desa/ Kelurahan

    Hibah Air Minum dan

    Sanitasi

    Pinjaman dan

    Hibah Luar

    NegeriPemerintah

    Pusat

    PemerintahDaerah

    Dana Swadaya

    Masyarakat

    Penanganan permukiman kumuh menyumbang

    pada nilai kelayakan ekonomi, dimana

    investasi infrastruktur akan menaikkan tingkat

    kesehatan dan memperluas kesempatan kerja,

    peningkatan produktivitas dan kesejahteraan

    masyarakat.

    Pelibatan masyarakat serta kolaborasi

    dengan para pemangku kepentingan lainnya

    penting untuk menutup gap pembiayaan

    pemerintah dalam penangan permukiman

    kumuh.

    Perlu diidentifikasi dan dirumuskan berbagai

    potensi sumber daya untuk penanganan kumuh

    dalam suatu rencana investasi yang

    komprehensif.

  • Peningkatan Kapasitas (Pemetaan, pelatihan, pembinaan pengelolaan)

    Pembangunan Ekonomi (Pelatihankewirausahaan, Pinjaman Modal

    Usaha)

    Pembangunan Sosial (Pendidikan, Kesehatan, Perubahan kebiasaan

    dan perilaku)

    Pembangunan Fisik danLingkungan (Penataan dansertifikasi lahan, air minum, sanitasi, drainase, bahaya

    kebakaran, persampahan, jalanlingkungan, drainase, rumah susun)

    yang terintegrasi rencana kota.

    Pembiayaan Pembangunan (Mencaripeluang pembiayaan dari non-dana

    pemerintah)

    Pemerintahan dan Kelembagaan(Pelibatan kelompok masyarakat, gender sensitive approach, dan

    mendorong bottom-up approach)

    Pelaksanaan Strategi PemasaranSosial (untuk memastikan informasipenting tentang kegiatan mencapai

    semua orang, terutama yang dirugikan)

    Penyiapan Data Akurat(Kepadatan, Pendapatan, Status Sosial Penduduk, Pemilikan lahan)

    Keterpaduan Investasi Fisik dan Non-Fisik dalam Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

    Strategi Implementasi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Permukiman padaKawasan Kumuh Perkotaan

  • “Penanganan di dalam satu kawasan kumuh pada sektor air limbah, air minum, persampahan, dll dikoordinasikan dengan direktorat terkait dan Pemda.”

    Contoh Pelaksanaan Keterpaduan Pada Kawasan Kumuh Perkotaan

    Strategi Implementasi Keterpaduan Pembangunan InfrastrukturPermukiman pada Kawasan Kumuh Perkotaan

  • PLP PKP BPB PSPAM

    X

    b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran X X

    X

    X

    X

    X X

    X X

    X X X

    X X X

    X X X

    X X X

    X

    X X X

    X X X

    X X X

    X

    X X X

    X

    X X X

    X X X

    X X X

    X X X

    X X X

    X

    X

    X X

    X

    X

    X

    X X

    Kondisi Drainase

    Lingkungan

    a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air

    X X

    ASPEK KRITERIA

    Kondisi bangunan dan

    gedung

    a. Ketidakteraturan Bangunan

    b. Kepadatan Bangunan

    C. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis

    Bangunan

    Ditjen Cipta Karya

    Kondisi Pengelolaan

    Persampahan

    a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak

    Sesuai dengan persyaratan Teknis

    b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak

    sesuai Standar Teknis

    c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana

    Pengelolaan Persampahan

    X

    X

    X

    X

    X

    a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

    b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan

    a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum

    b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum

    X

    X

    X

    X

    Pemerintah daerah

    (prov/kab/kota)Swasta NGO

    X

    X

    X

    X X X

    Pemerintah Pusat

    Ditjen Penyediaan

    Perumahan

    NAMA INSTANSI

    Kondisi Penyediaan Air

    Minum

    X

    Kondisi Proteksi Kebakaran

    a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi

    Kebakaran

    Kondisi Pengelolaan Air

    Limbah

    a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai

    Standar Teknis

    b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

    Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

    b. Ketidaktersediaan Drainase

    c. Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase

    Perkotaan

    d. Tidak terpeliharanya Drainase

    e. Kualitas Konstruksi Drainase

    Kondisi Jalan Lingkungan

    Keterlibatan Stakeholder dalam Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

    Strategi Implementasi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Permukimanpada Kawasan Kumuh Perkotaan

  • KETERPADUAN

    RENCANA

    KEGIATANOUTCOME

    KEGIATAN

    RENCANA KETERPADUAN REALISASI KETERPADUAN

    KEINGINAN UNTUK TERPADU

    PERENCANAAN – PELAKSANAAN (EFISIEN)

    HASIL

    KETERPADUAN

    (EFEKTIF)

    PEMANTAUAN KETERPADUAN

    PELAKSANAAN

    KETERPADUAN

    KEGIATAN

    PELAKSANAAN

    KETERPADUAN

    BIAYA

    ▪ Tingkat efektivitastujuan/ HASIL

    ▪ Tingkat keterpaduanPELAKSANAAN

    ▪ Tingkat keterpaduanRENCANA

    KETERPADUAN

    PEMBIAYAAN

    KEGIATAN

    PAHAM

    KETERPADUAN

    ▪ Tingkat kebutuhan pada keterpaduan

    o Kegiatan o Pembiayaan

    o Kegiatan o Pembiayaan

    LANDASAN

    KEBUTUHAN

    KETERPADUAN

    Strategi Implementasi Keterpaduan Pembangunan InfrastrukturPermukiman Pada Kawasan Kumuh Perkotaan

    Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keterpaduan

  • Hasil Survei pada 10 Provinsi

    Tinggi

    Rendah

    Kebutuhan dan Kemauan pada KIP:

    TINGGI

    1

    2

    Perencanaan Keterpaduan

    Kegiatan: Belum Maksimal

    3

    Perencanaan Keterpaduan

    Pembiayaan: RENDAH

    4

    Pelaksanaan Keterpaduan Kegiatan

    dan Rencana: RENDAH

    Hasil Pemantauan dan EvaluasiKeterpaduan Infrastruktur Permukiman pada Kawasan Kumuh Perkotaan

  • Hasil Survei pada 10 Provinsi

    Tinggi

    Rendah

    Infrastruktur yang dibangun BERFUNGSI

    DIMANFAATKAN

    Keberlanjutan rendah1

    2

    Infrastruktur yang dibangun,

    mendukung infrastruktur PUPR

    lain (Perumahan dan Bina Marga)

    3

    Mendukung infrastruktur non PUPR

    (Sarana ekonomi, pendidikan,

    kesehatan, sosial)

    Hasil Pemantauan dan EvaluasiKeterpaduan Infrastruktur Permukiman pada Kawasan Kumuh Perkotaan

  • Catatan atas Pelaksanaan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman pada Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

    4. Kebutuhan terhadap

    keterpaduan, merata.

    Kebutuhan muncul karena

    ‘pengetahuan’,’kesadaran

    akan permasalahan yang

    dihadapi’, ‘pengalaman’ dan

    lain sebagainya.

    3. Keterpaduan Rencana ‘sudah

    diupayakan’ dilaksanakan,

    namun belum optimal, karena (1) permasalahan koordinasi

    (2) keterbatasan SDM

    (3) pemanfaatan anggaran masih

    memprioritaskan tugas fungsi masing-

    masing sektor

    (4) harapan pada APBN masih tinggi

    6. Belum maksimalnya

    keterpaduan pelaksanaan

    dalam penanganan kawasan

    kumuh.

    5. Implementasi keterpaduan

    infrastruktur permukiman

    memerlukan kolaborasi,

    sinergi, dukungan, dan peran

    serta dari para pemangku

    kepentingan, baik Pemerintah

    Pusat/Prov/Kab/Kota,

    masyarakat maupun swasta.

    Perlu diperkuat dengan

    pendampingan dari mulai

    proses perencanaan agar

    perencanaan keterpaduan

    dapat dilakukan sebagaimana

    mestinya.

    7. Perlunya dukungan

    ketersediaan data dan

    informasi permukiman,

    khususnya terkait dengan

    pembangunan yang

    dilakukan oleh pemerintah

    daerah, swasta dan

    masyarakat

    1. Belum terukurnya kontribusi

    kinerja penanganan kumuh

    terhadap cakupan Air Minum

    dan Sanitasi

    2. Status baseline kawasan

    kumuh berubah-ubah

    (baseline kawasan kumuh

    pada tahun 2014,

    sebesar 38.431 Ha)

  • TERIMA KASIH

  • Lampiran

    Hasil Penilaian Pengetahuan Keterpaduan

    Pengetahuan tentang Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

  • LampiranKemauan untuk Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

    Kemauan Memadukan Rencana Kegiatan dan Pembiayaan Rencana Keterpaduan Kegiatan

  • Keterpaduan Rencana Pembiayaan

    LampiranKemauan untuk Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

  • Mampu Terpadu Pelaksanaan Kegiatan Terpadu

    LampiranPelaksanaan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

  • Pelaksanaan Pembiayaan Terpadu

    LampiranPelaksanaan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

  • Keberfungsian Infrastruktur Permukiman Pemanfaatan Infrastruktur Permukiman

    LampiranKeberfungsian Infrastruktur Permukiman

  • Keberlanjutan Pemanfaatan Keterkaitan dengan Infrastruktur PUPR Lainnya

    LampiranKeberfungsian Infrastruktur Permukiman

  • Keterkaitan dengan Infrastruktur Non-PUPR

    LampiranKeberfungsian Infrastruktur Permukiman