15
KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU DAN TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN DI GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT), 1968-1998 DISERTASI Dipertahankan dalam Ujian Terbuka Program Studi Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Dipimpin oleh Rector Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. Salatiga, 11 Mei 2016 Oleh: MARKUS DOMINGGUS LERE DAWA

Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

i

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU

DAN TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA

KRISTEN DI GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT),

1968-1998

DISERTASI

Dipertahankan dalam Ujian Terbuka

Program Studi Doktor Sosiologi Agama

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana

Dipimpin oleh Rector Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D.

Salatiga, 11 Mei 2016

Oleh:

MARKUS DOMINGGUS LERE DAWA

Page 2: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

i

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU

DAN TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA

KRISTEN DI GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT),

1968-1998

DISERTASI

Dipertahankan dalam Ujian Terbuka

Program Studi Doktor Sosiologi Agama

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana

Dipimpin oleh Rector Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D.

Salatiga, 11 Mei 2016

Oleh:

MARKUS DOMINGGUS LERE DAWA

Page 3: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

ii

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU DAN

TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN DI

GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT), 1968-1998

Promovendus : Markus Dominggus Lere Dawa Promotor : Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. Kopromotor : Dr. David Samiyono, MTS., MSLS.

Dr. Retnowati, M.Si.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Markus Dominggus Lere Dawa Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru

dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998

ISBN : 978-602-6931-35-1

xii + 300 hal.

Uk. 15.5x23 cm

Copyright © Markus Dominggus Lere Dawa

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Jl Diponegoro 52-60, Salatiga Telp. 0298-321212 Ext. 266 E-mail: [email protected]

Page 4: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

vi

sejauh ini bersama saya maka disertasi ini tidak akan mungkin

terwujud. Kepada kalianlah disertasi ini saya persembahkan.

Akhirnya, terima kasih yang terbesar dan penghargaan

yang paling mulia saya berikan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan

Juruselamat saya yang setia, yang dalam kasih karunia-Nya

berkenan mengaruniai saya, kesempatan demi kesempatan yang

luar biasa untuk menuntut ilmu sampai sejauh ini. Karunia demi

karunia ini sungguh tak pernah terbayangkan dan tak pernah

terpikirkan sebelumnya. Sungguh besar, bahkan teramat besar.

Kepada-Mulah segala puji dan hormat dan kemuliaan kini dan

selama-lamanya. Soli Deo Gloria.

Salatiga, Mei 2016

Page 5: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

ii

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU DAN

TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN DI

GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT), 1968-1998

Promovendus : Markus Dominggus Lere Dawa Promotor : Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. Kopromotor : Dr. David Samiyono, MTS., MSLS. Dr. Retnowati, M.Si.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Markus Dominggus Lere Dawa Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998

ISBN : 978-602-6931-35-1

xii + 300 hal.

Uk. 15.5x23 cm Copyright © Markus Dominggus Lere Dawa

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Jl Diponegoro 52-60, Salatiga Telp. 0298-321212 Ext. 266 E-mail: [email protected]

Page 6: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

iii

KATA PENGANTAR

Disertasi ini dapat dikatakan sebagai salah satu

pencapaian dari berbagai penelitian yang telah saya lakukan atas

orang-orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT)

selama lebih dari dua dekade terakhir. Sejak pertama kali

mengenal dan bergaul intens dengan mereka semasa studi di

sekolah teologi GKT, Sekolah Tinggi Theologi Aletheia (STTA),

Lawang, pada kurun waktu 1992-1997, saya sudah menaruh

minat yang besar untuk memahami dan mengenal kelompok ini

lebih dekat lagi. Hal itu terus saya lanjutkan semasa bertugas

sebagai pendeta jemaat GKT Sinai di Kota Batu selama sembilan

tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah saya tuliskan

dalam sejumlah tulisan dan sudah dipresentasikan dalam

pertemuan-pertemuan pemimpin gerejawi GKT.

Kesempatan studi satu semester di Ecumenical Institute,

Bossey, Switzerland, pada akhir tahun 2005 sampai awal tahun

2006 dan lebih khusus lagi di Temple University, Philadelphia, USA,

pada pertengahan tahun 2006 sampai pertengahan tahun 2008

membawa saya makin dalam berkutat dengan isu-isu yang

dibahas dalam disertasi ini. Semasa di Temple itulah saya mulai

menemukan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan operasi

kekuasaan negara atas kelompok etnis minoritas dan identitas

sosial-kultural orang-orang Tionghoa Kristen di GKT

merupakan suatu pokok yang perlu dikaji lebih mendalam. Saya

mulai menemukan bahwa orang-orang Tionghoa Kristen di

GKT bukanlah subjek yang tunduk begitu saja kepada tekanan

pemerintah. Dari situ saya kemudian fokus pada strategi-strategi

yang dipergunakan orang-orang Tionghoa Kristen di GKT

dalam meresponi kebijakan asimilasi Pemerintah Orde Baru,

yang disajikan dalam disertasi ini.

Terwujudnya disertasi ini tidak pernah merupakan hasil

kerja saya sendiri. Ada begitu banyak orang yang telah menolong

saya di sepanjang perjalanan hingga tiba di sini. Dan terlepas

Page 7: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

iv

dari segala kekurangan saya dalam disertasi ini, saya pertama-

tama hendak berterima kasih kepada Prof. Dr. Theo Witvliet,

yang telah menolong saya memahami problem orang-orang

Tionghoa Kristen di GKT dari sudut pandang etika sosial

ekumenis selama masa studi saya di Ecumenical Institute, Bossey,

Switzerland. Duduk dan berdiskusi dalam kelasnya di Bossey

sungguh sebuah pengalaman yang membuka wawasan,

memperdalam pengertian dan menginspirasi suatu tindakan.

Ucapan terima kasih selanjutnya saya sampaikan kepada

Prof. John C. Raines, Ph.D. dan Bonnie, isterinya, atas semua

perhatian, kasih, bantuan dan dorongannya pada saya, baik

semasa studi di Temple University maupun setelah lepas dari sana.

Bagi saya pak Raines dan Ibu bukan sekedar guru namun

sekaligus sahabat dan inspirator yang luar biasa.

Penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada

Prof. Pdt. Dr. John A. Titaley, atas bimbingan, bantuan dan

inspirasinya baik selama belajar di kelas-kelasnya maupun di luar

kelas. Kehangatan dan kesederhanaannya sekaligus perhatian

dan kemurahan hatinya kepada saya dan mahasiswa-mahasiswi

yang belajar bersama saya di Satya Wacana memberi pelajaran

hidup yang amat berharga. Terima kasih saya ucapkan untuk

kesediaan-nya menjadi promotor disertasi ini.

Penghargaan dan rasa terima yang mendalam juga saya

sampaikan kepada ibu Pdt. Dr. Retnowati dan bapak Dr. David

Samiyono atas segala masukan dan bantuannya selama

penulisan disertasi ini. Terima kasih atas segala kritik,

pandangan dan masukannya selama proses penulisan disertasi

ini. Terima kasih pula untuk ibu Dr. Thung Ju Lan, yang telah

memberi banyak masukan yang berharga ketika disertasi ini

masih berupa sebuah rancangan penelitian.

Penghargaan dan terima kasih serupa juga saya ucapkan

kepada semua staf pengajar, pimpinan dan staf di Program Pasca

Sarjana Sosiologi Agama UKSW. Terima kasih kepada Pdt. Dr.

Page 8: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

v

Eben Nuban Timo, selaku Kepala Program Studi Doktor

Sosiologi Agama atas bantuannya. Juga terima kasih yang

sedalam-dalamnya untuk mbak Liana, staf PPS SA, yang selama

ini telah memberikan bantuan non-akademik yang luar biasa.

Terima kasih yang setulus-tulusnya saya ucapkan pula

kepada Badan Pengurus (BP) Sinode Gereja Kristus Tuhan

periode 2005-2013 dan periode 2013-2017 untuk dukungan,

dorongan dan bantuan yang telah diberikan. Terima kasih yang

khusus saya sampaikan kepada Pdt. Peterus Pamudji, Ph.D. dan

Pdt. Budiono Joeng, M.Div., Ketua dan Sekretaris Umum BP

Sinode GKT periode 2005-2013 dan Pdt. Kornelius A. Setiawan,

D.Th dan Pdt. Suwanton, M.Div., Ketua dan Sekretaris Umum

BP Sinode GKT periode 2013-2017, atas bantuan dan perhatian-

nya kepada saya selama masa studi dan penelitian ini.

Pun saya ingin berterima kasih untuk semua sahabat dan

rekan sepalayanan di Sinode Gereja Kristus Tuhan, yang tidak

dapat saya sebut namanya satu demi satu, yang telah banyak

membantu saya selama proses penelitian ini.

Terima kasih dan rasa hormat yang besar saya

sampaikan kepada Bapak dan Mama, Daniel Lere Dawa dan

Elisabeth Laya serta ibu mertua saya yang baik, Ny. Jd. Tjo Ling

Hwa. Terima kasih untuk dorongan dan doa-doanya yang tidak

pernah putus serta membangkitkan semangat. Dan kepada

semua kakak dan adik saya serta seluruh keluarga besar Lere

Dawa, yang tersebar di Sumbawa Besar, Malang dan Yogyakarta

saya ucapkan juga terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk

segala dukungan dan doa-doanya bagi saya.

Terima kasih yang tak terhingga dalamnya saya ucapkan

kepada isteri saya, Ev. Oei Giok Lian dan dua anak saya,

Marsha Patricia Christi Lere Dawa dan Zacharias Daniel Lere

Dawa, untuk kesabaran dan ketabahan mereka menemani suami

dan ayahnya menempuh perjalanan studi melintasi lautan, pulau

dan benua. Tanpa kesediaan dan kemauan kalian untuk berjalan

Page 9: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

vi

sejauh ini bersama saya maka disertasi ini tidak akan mungkin

terwujud. Kepada kalianlah disertasi ini saya persembahkan.

Akhirnya, terima kasih yang terbesar dan penghargaan

yang paling mulia saya berikan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan

Juruselamat saya yang setia, yang dalam kasih karunia-Nya

berkenan mengaruniai saya, kesempatan demi kesempatan yang

luar biasa untuk menuntut ilmu sampai sejauh ini. Karunia demi

karunia ini sungguh tak pernah terbayangkan dan tak pernah

terpikirkan sebelumnya. Sungguh besar, bahkan teramat besar.

Kepada-Mulah segala puji dan hormat dan kemuliaan kini dan

selama-lamanya. Soli Deo Gloria.

Salatiga, Mei 2016

Page 10: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud menjawab dua pertanyaan

utama yang terkait dengan penerapan kebijakan asimilasi atas

orang-orang Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru dan respons

orang-orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT)

terhadap kebijakan itu. Kedua pertanyaan itu ialah, pertama,

dengan cara-cara bagaimanakah orang-orang Tionghoa Kristen

di GKT merespons kebijakan asimilasi? Kedua, strategi-strategi

apakah yang dipergunakan dalam menghadapi tekanan

kebijakan yang bermaksud menghapuskan penanda-penanda

budayanya sebagai orang Tionghoa?

Data-data penelitian dikumpulkan dengan metode

penelitian dokumen, wawancara atas sejumlah pribadi dan

pengamatan terlibat. Data yang terkumpul kemudian dipilah-

pilah dan dianalisis menurut kerangka teori tentang perlawanan

dari James C. Scott, dengan dibantu oleh sejumlah teori klasik

dan kontemporer tentang asimilasi dan teori-teori tentang

kebijakan negara terhadap kelompok etnis minoritas.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orang-orang

Tionghoa Kristen di GKT merupakan orang-orang Tionghoa

yang memiliki identitas sosial-kultural tersendiri, yang dibentuk

oleh pengalamannya sebagai bagian dari gelombang terakhir

pendatang dari Tiongkok dan masuk dalam situasi

kemasyarakatan kolonial pra kemerdekaan Indonesia yang

terkotak-kotak oleh ras, budaya dan ideologi politik. Keadaan

yang terus berlangsung sampai Indonesia merdeka, diresponi

oleh orang-orang Tionghoa Kristen di GKT dengan

pembentukan suatu identitas sosio-kultural yang khas, yang

ditandai oleh kelompok-kelompok jemaat yang dibentuk

berdasarkan kesamaan etnis, daerah asal dan bahasa (Mandarin

atau dialek). Anggota-anggota jemaat adalah orang-orang

Tionghoa berkewarganegaraan asing (WNA). Datangnya

kebijakan asimilasi lalu dihadapi dengan dua cara. Pertama, di

Page 11: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

viii

hadapan penguasa Orde Baru dan representasinya dibangun

kesan kuat bahwa mereka tunduk dan telah berasimilasi; dan

kedua, di belakang penguasa dan representasinya penanda-

penanda ketionghoaan dirinya terus dirawat supaya tidak hilang.

Tekanan kuat kebijakan negara dilawan dengan dua strategi

besar. Pertama membangun aliansi strategis dengan orang-orang

Kristen dari etnis lain dalam sebuah inkorporasi etnis yang

bersifat lateral. Di dalam kelompok baru ini diperoleh ruang

aman untuk dapat terus melestarikan penanda-penada

ketionghoaanya. Kedua, memanfaat-kan posisi dan peran agama

yang dianutnya dalam kebijakan pembangunan pemerintah Orde

Baru. Dengan strategi ini maksud yang mau dicapai oleh

kebijakan asimilasi digagalkan. Hasil akhirnya ialah suatu

identitas yang dihayati dalam ketegangan, primordial di satu

pihak dan nasional di pihak lain. Dari dalam ditekan untuk tetap

menjadi Tionghoa sementara dari luar ditekan untuk menjadi

“pribumi.”

Jika agama selama ini dipandang telah memfasilitasi

asimilasi orang-orang Tionghoa di Indonesia maka riset ini

membuktikan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Agama

malah dapat berfungsi sebaliknya: memfasilitasi perlawanan.

Darinya tampak bahwa di tangan pemeluknya agama dapat

dipergunakan sedemikian rupa demi mencapai tujuan-tujuannya

yang bersifat sosial, kultural dan politik.

Kata Kunci : Orang-orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus

Tuhan, kebijakan asimilasi pemerintah Orde Baru, perlawanan,

identitas, agama.

Page 12: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

ix

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................. iii

Abstrak ............................................................................ vii

Daftar Isi .......................................................................... ix

Daftar Gambar, Peta dan Tabel ......................................... xii

I. PENDAHULUAN .................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian dan Tujuan Penelitian ..... 10

C. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian ................. 12

D. Metodologi ....................................................... 13

E. Garis Besar Isi ................................................... 22

II. KERANGKA TEORETIS ....................................... 25

A. Tinjauan tentang Hasil-hasil studi Mengenai

Asimilasi Orang Tionghoa di Indonesia .............. 26

B. Definisi-definisi Konseptual ............................... 39

1. Kebijakan Asimilasi ................................... 39

2. Identitas Nasional Indonesia ...................... 41

3. Perlawanan ................................................ 47

C. Asimilasi dan Teori-teori tentang Perlawanan

terhadap Asimilasi ............................................ 50

1. Teori-teori Klasik tentang Asimilasi dan

Perlawanan terhadap Asimilasi ................... 51

2. Teori-teori Asimilasi Kontemporer dan

Perlawanan terhadap Asimilasi ................... 58

3. Teori-teori tentang Kebijakan Negara terhadap

Kelompok Etnis Minoritas .......................... 66

D. Teori Perlawanan Terselubung atau Tersembunyi 73

III. SKETSA ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN

DI GKT SAMPAI TAHUN 1965 ............................. 85

A. Periode Pemerintahan Hindia Belanda (1900-1942)

1. Imigrasi Orang-orang Tionghoa dari

Tiongkok ke Hindia Belanda....................... 85

Page 13: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

x

2. Kategori Orang Tionghoa: Singkheh, Totok,

Peranakan ................................................. 90

3. Kebijakan Pemerintah Kolonial Terhadap

Orang Tionghoa ......................................... 94

4. Orang-orang Tionghoa Kristen di GKT di

Surabaya dan Malang ................................. 98

B. Periode Pemerintahan Pendudukan Jepang

(1942-1945) ...................................................... 109

1. Kebijakan Pemerintahan Pendudukan Jepang

atas Orang Tionghoa .................................. 109

2. Orang-orang Tionghoa Kristen di GKT pada

Masa Pendudukan Jepang .......................... 111

C. Periode Negara Indonesia sampai Pemerintahan

Orde Lama (1945-1965) ..................................... 113

1. Kebijakan Umum Pemerintah Indonesia atas

Orang Tionghoa ......................................... 113

2. Masa Konsolidasi Gereja (1945-1950) ........ 120

3. Perpecahan dalam Tubuh THKTKH Klasis

Jatim ........................................................ 123

4. Memposisikan Diri sebagai Gerejanya Orang-

orang Tionghoa ......................................... 126

D. Penutup ............................................................ 132

IV. MENGHADAPI KEBIJAKAN ASIMILASI

PEMERINTAHAN ORDE BARU .......................... 133

A. Langkah-langkah Menuju Kepada Asimilasi ....... 134

1. Perubahan Nama dan Bentuk Gereja ......... 134

2. Mengubah Orientasi Pelayanan kepada

Masyarakat dan Bangsa Indonesia ............. 138

3. Memeluk Kewarganegaraan Indonesia ....... 143

4. Menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)

yang Pancasilais ........................................ 149

5. Mempergunakan Bahasa Indonesia ............ 155

6. Penutup .................................................... 162

B. Langkah-langkah yang Menyimpang dari Asimilasi

1. Tetap Memakai Bahasa Tionghoa .............. 162

Page 14: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

xi

2. Menjaga Warna Ketionghoaan Kelompok .. 185

3. Penutup .................................................... 218

V. PERLAWANAN, IDENTITAS, AGAMA .............. 221

A. Melawan Paksaan untuk Berasimilasi ................. 222

1. Membentuk Kelompok Keagamaan Baru ... 222

2. Melawan di Dua Medan ............................ 226

B. Identitas dalam Ketegangan ............................... 232

C. Agama sebagai Tembok Pelindung dan Sumber

Daya Perlawanan .............................................. 237

D. Penutup ............................................................ 245

VI.KESIMPULAN ...................................................... 247

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 255

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................... 291

1. Foto Gedung THKTKH Surabaya ................................. 291

2. Lokasi Gedung THKTKH Surabaya dalam Peta Surabaya

tahun 1896..................................................................... 292

3. Foto Gedung Gereja THKTKH Malang Dulu & Kini...... 293

4. Surat Pernyataan Wawancara ........................................ 294

5. Puji-pujian Rohani (PPR) Edisi Revisi 1997 ................... 295

6. Puji-pujian Rohani (PPR) Edisi 1966.............................. 296

7. Buku Katekisasi GKT ................................................... 297

8. Buku Kumpulan Nyanyian Kedukaan, Penghiburan dan

Pengharapan ................................................................. 298

9. Buku Puji-Pujian Khusus Ucapan Syukur ....................... 299

Page 15: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12977/8/D_762008002_Judul.pdf · tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah

xii

DAFTAR GAMBAR, PETA DAN TABEL

Gambar 6.1. Lokasi Interaksi dengan Penguasa ............... 229

Gambar 6.2. Dinamika Perlawanan di “Ruang Publik

Kita” .......................................................... 231

Peta 1. Peta Negara Tiongkok .................................. 87

Tabel 4.1. Data Mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi

Aletheia Angkatan I-XXV Menurut Latar

Belakang Gerejanya......................................141

Tabel 4.2. Pola Penggunaan Bahasa dalam Sidang Sinode

GKT Tahun 1968-1980................................ 163

Tabel 4.3. Perbandingan Tata Tertib Persidangan......... 166

Tabel 4.4. Data Siswa SKA Jember Tahun 1979........... 194

Tabel 4.5. Data Pekerja Gerejawi GKT di Enam Jemaat di

Kota Malang dan Surabaya, 1968-1998........ 196

Tabel 4.6. Data Pekerja Gerejawi GKT di Jemaat Kediri,

Jember dan Genteng, 1968-1998................... 201

Tabel 4.7. Data Pekerja Gerejawi GKT yang Non-

Tionghoa, 1968-1998................................... 203