9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia dan ini merupakan tantangan untuk masa depan bangsa Indonesia. Derajat kesehatan yang tinggi dalam pembangunan ditujukan untuk membentuk manusia yang sehat,cerdas dan produktif. Untuk menunjang upaya kesehatan agar mencapai derajat kesehatan optimal salah satunya adalah upaya di bidang kesehatan gigi (Santoso, 2004 ; Suwelo, 1992 ) Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak yang sedang terjadi proses tumbuh kembang. Peranan gigi dan mulut mempunyai berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai pintu masuk nutrisi yang dibutuhkan tubuh ( Hayati,1994). Gigi dan gusi yang sehat merupakan bagian dari kesehatan umum yang baik. Kesehatan gigi dan gusi amat penting untuk menjamin status gizi yang baik, kemampuan 1

kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan keberhasilan

pembangunan bangsa Indonesia dan ini merupakan tantangan untuk masa

depan bangsa Indonesia. Derajat kesehatan yang tinggi dalam

pembangunan ditujukan untuk membentuk manusia yang sehat,cerdas dan

produktif. Untuk menunjang upaya kesehatan agar mencapai derajat

kesehatan optimal salah satunya adalah upaya di bidang kesehatan gigi

(Santoso, 2004 ; Suwelo, 1992 )

Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak

yang sedang terjadi proses tumbuh kembang. Peranan gigi dan mulut

mempunyai berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai pintu masuk

nutrisi yang dibutuhkan tubuh ( Hayati,1994).

Gigi dan gusi yang sehat merupakan bagian dari kesehatan umum

yang baik. Kesehatan gigi dan gusi amat penting untuk menjamin status gizi

yang baik, kemampuan berbicara yang dapat dimengerti orang lain dan

penampilan yang menarik ( Beck, 1995).

Prevalensi karies di Indonesia masih tergolong tinggi. Dalam profil

Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI dilaporkan bahwa

prevalensi adalah 90.90% dengan DMFT rata-rata 6.44 (Depkes RI, 1999 cit

Suhada,2007).

1

Page 2: kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

2

Karies dentis atau gigi berlubang merupakan kerusakan enamel,

dentin dan semen yang berlangsung secara progresif. Dalam abad

pertengahan, keadaan ini dianggap sebagai akibat adanya ulat di dalam gigi.

Sejak tahun 1890 telah diketahui bahwa karies dentis terjadi karena gigi yang

rentan, adanya substrat untuk bakteri kariogenik, dan adanya bakteri

kariogenik ( Beck, 1995 ). Disamping itu juga, Almatsier (2002) menyatakan

bahwa kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat

menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi. Arisman (2002), juga

menyatakan bahwa lubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu

sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula.

Sukrosa dalam bentuk makanan yang bersifat lengket akan lebih

besar peluangnya sebagai penyebab karies.

Makanan dari jenis karbohidrat sederhana, dalam hal ini sukrosa, bila

terselip atau menempel dalam permukaan gigi, oleh kuman-kuman yang

terdapat di dalam mulut, akan dirubah menjadi asam. Asam yang sudah

terbentuk adalah bahan yang tajam dan mampu membuat permukaan email

menjadi lunak ( Machfoedz, 2008).

Enamel atau email merupakan bahan yang paling keras pada tubuh

manusia. Bangunan kristalin yang kompleks dan padat ini mengandung

mineral kalsium, fosfat, dan fluoride (Beck, 1995). Selain itu, Mahfoedz

(2008), menjelaskan bahwa dalam 100 gram bahan organik penyusun gigi,

36,1 gram tersusun atas kalsium sedangkan pada dentin sendiri

mengandung 35,3 gram kalsium.

Page 3: kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

3

Kalsium merupakan konstituen tulang dan gigi yang memberikan

kekuatan serta rigiditas kepada jaringan tersebut. Kalsium terdapat dalam

jumlah yang paling banyak. Tubuh seorang dewasa yang gizinya baik

mengandung 1-1,5 kg kalsium, dan 90 persen diantaranya terdapat pada

tulang dan gigi dalam bentuk garam kompleks (Beck 1995).

Gigi susu yang terdapat pada anak lebih mudah terserang karies

daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung

lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih

sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi

susu tidak sepadat gigi tetap (Suwelo, 1992).

Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian tentang

kebiasaan konsumsi sukrosa dan asupan kalsium dengan tingkat keparahan

karies gigi pada anak usia pra sekolah di TK Kuncup Kusuma III Kembangan,

Candibinagun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara kebiasaan konsumsi sukrosa dengan

tingkat keparahan karies pada anak usia prasekolah di TK Kuncup

Kusuma III ?

2. Apakah ada hubungan antara asupan kalsium dengan tingkat keparahan

karies pada anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III ?

Page 4: kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi sukrosa dan

asupan kalsium dengan tingkat keparahan karies pada anak usia

prasekolah di TK Kuncup Kusuma III.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik berdasarkan jenis kelamin siswa TK Kuncup

Kusuma III.

b. Mengetahui kebiasaaan konsumsi sukrosa pada anak usia

prasekolah di TK Kuncup Kusuma III.

c. Mengetahui asupan kalsium pasa anak usia prasekolah di TK Kuncup

Kusuma III.

d. Mengetahui tingkat keparahan karies pada anak usia prasekolah di

TK Kuncup Kusuma III.

e. Mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi sukrosa dengan

tingkat keparahan karies anak usia prasekolah di Tk Kuncup Kusuma

III.

f. Mengetahui hubungan antara asupan kalsium dengan tingkat

keparahan karies anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III.

Page 5: kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan atau informasi mengenai masalah

kesehatan gigi yang berhubungan dengan konsumsi sukrosa dan asupan

kalsium.

2. Bagi Peneliti lain

Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian sejenis.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan pengaruh

kesehatan gigi dengan pola makan yaitu :

1. Haryani (2002), melakukan penelitian hubungan konsumsi karbohidrat

dengan tingkat keparahan karies gigi anak usia pra sekolah di perkotaan dan

pedesaan Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Variabel

bebasnya konsumsi karbohidrat dan keparahan karies gigi sebagai variabel

terikat, sampel penelitian anak usia pra sekolah di Sleman dengan

rancangan cross sectional, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan

konsumsi karbohidrat dengan tingkat keparahan karies gigi anak usia pra

sekolah di perkotaan dan pedesaan.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas adalah kebiasaan konsumsi sukrosa dan asupan kalsium.

Page 6: kebiasaan Konsumsi sukrosa dan Asupan Kalsium dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi anak.docx

6

b. Subjek penelitian adalah anak usia pra sekolah di TK Kuncup Kusuma III

yang lokasinya di pedesaan.

2. Junaidi (2004), melakukan penelitan hubungan keparahan karies gigi

dengan asupan zat gizi dan status gizi anak sekolah Dasar di Kecamatan

Lhoknga Kabupaten Aceh Besar . variabel bebasnya keparahan karies gigi,

sedangkan variabel terikatnya adalah status gizi, sedangkan konsumsi zat

gizi merupakan variabel antara. Rancangan penelitiannya adalah case

control, dengan subjek penelitian adalah anak sekolah Dasar di Kecamatan

Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi anak.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah :

a. Subjek penelitian anak usia prasekolah di Taman Kanak-kanak.

b. Variabel bebas adalah asupan karbohidrat dan kalsium.

c. Variabel terikat adalah keparahan karies.

d. Rancangan penelitian adalah cross sectional.