138
KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- CONTENT BERMUATAN ISLAM (ANALISIS FRAMING KONSTRUKSI REALITAS PEMBERITAAN POLWAN BERJILBAB DI REPUBLIKA ONLINE) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Disusun Oleh: Putri Buana Tungga Dewi NIM: 109051100074 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

  • Upload
    dotruc

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT-

CONTENT BERMUATAN ISLAM (ANALISIS FRAMING

KONSTRUKSI REALITAS PEMBERITAAN POLWAN

BERJILBAB DI REPUBLIKA ONLINE)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun Oleh:

Putri Buana Tungga Dewi

NIM: 109051100074

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 (SD Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 3 Oktober 2013

Putri Buana Tungga Dewi

Page 3: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAPC O NT E N T.CO NTE NT BERMUATAN ISLAM

(ANALISIS Tn1 MING KONSTRUKSI REALITASPEMBERITAAN POLWAN BERJILBAB DI

REPABLIKA ONLINE)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Putri Buana Tungsa DewiNrM 109051100074

Di bawah Bimbinsan

KONSENTRASI JURI{ALISTIKJURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISILAM NEGERI

SYARIF HID.A,YATULLAHJAKAITTA

r434H12013 M

110 199303

Page 4: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Keberpihakan Media Online terhadap Content-content

Bermuatan Islam (Analisis Framing Konstruksi Realitas Pemberitaan Polwan

Berjilbab di Repablika Online)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Oktober 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada

Jurusan Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta. 2 1 Oktober 201 3

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

/}fril{/ / l -+l t l

Ade Rina Farida. M.SiNIP: 19770513 200701 2 018

Anggota

Penguji II

/JWAde Rina Farida. M.SiNIP: 19770513 200701 2 018

Pembimbing

NIP: 19730 822199803 2 001

NIP: 19830610 200912 2 001

l0 199303

Page 5: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

i

ABSTRAK

Putri Buana Tungga Dewi

Keberpihakan Media Online terhadap Content-content Bermuatan Islam

(Analisis Framing Konstruksi Realitas Pemberitaan Polwan Berjilbab di

Republika Online)

Adanya aspirasi polisi wanita (Polwan) Muslimah yang ingin

menggunakan jilbab ditolak oleh pihak Korps Tri Bata Polri. Penolakan ini

didasari adanya Peraturan Kapolri No Pol: Skep/702/IX/2005 tentang seragam

anggotanya. Banyak pihak yang menyayangkan peraturan ini dan meminta pihak

Polri untuk merevisi. Republika Online (ROL) sebagai media online berbasis

Islam ikut memberi dukungan dan keberpihakannya kepada Polwan yang ingin

berjilbab. Keberpihakan ini melalui pemberitaan-pemberitaan yang terus menerus

disebarkan, dan puncaknya pada bulan Juni 2013.

Dari paparan di atas, muncul beberapa pertanyaan yaitu: Bagaimana frame

konstruksi ROL tentang pemberitaan Polwan berjilbab? Bagaimana bentuk

keberpihakan ROL terhadap pemberitaan Polwan berjilbab?

Dalam teks berita tentang isu ini, pada ROL terdapat informasi-informasi

yang tidak dibahas utuh. Realitas yang ditampilkan oleh ROL sangat nampak

mendukung Polwan yang ingin berjilbab. Hal ini ditunjukkan dengan pemilihan

bahasa dan narasumber. Sehingga informasi didominasi dengan pihak yang

sependapat. Hal ini tentu saja membentuk pikiran pembaca kepada maksud dan

tujuan yang sesuai ROL harapkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial

yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Pada teori

Konstruksi Realitas Sosial, Berger dan Luckmann menjelaskan bahwa media

melakukan konstruksi terhadap fenomena sosial di masyarakat dengan proses

pembingkaian. Kemudian dikaitkan dengan teori framing Robert N. Entman

dengan konsep: Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, dan

Treatment Recommendation.

Penelitian skripsi ini menggunakan: Paradigma Konstruksionis,

pendekatan kualitatif, dan jenis penelitian deskriptif dengan menguraikan isi serta

melakukan interpretasi atas teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan

berupa non-partisipasi dan data primer dengan teks dan wawancara. Data

sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan data perusahaan, sedangkan

analisis data menggunakan Teori framing Robert N. Entman.

Hasil penelitian teks menunjukkan banyak pihak yang mendukung adanya

revisi atas Peraturan Kapolri sebelumnya. ROL pun menunjukkan keberpihakan

pada kaum Muslimah dengan cara menampilkan narasumber yang sejalan dengan

ideologi dari ROL tanpa mengimbangi pandangan dari sisi Hak Asasi Manusia

(HAM) Polwan Keseluruhan.

Dengan demikian, ROL turut mendukung aspirasi Polwan yang ingin

berjilbab dengan cara mengkonstruksi realitas atas isu ini dan diberitakan terus

menerus. Selama keputusan Polri belum dicabut, ROL akan tetap membuat berita

terkait isu ini agar petinggi Polri mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan

agama anggotanya.

Keywords: Republika, Online, Polwan, Jilbab dan Polri.

Page 6: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

ii

KATA PENGANTAR

Pertama–tama peneliti ucapkan syukur Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin,

segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah S.W.T, Yang Maha Pengasih

dan Maha Penyanyang. Berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti berhasil

menyelesaikan skripsi dengan judul “Keberpihakan Media Online terhadap

Content-content Bermuatan Islam (Analisis Framing Konstruksi Realitas

Pemberitaan Polwan Berjilbab di Republika Online).” Shalawat serta salam

juga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga beserta para

sahabat-sahabatnya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir peneliti yang disusun guna melengkapi

salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata

Satu (S1) Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya telah dibantu oleh banyak pihak. Oleh

karena itu peneliti perlu mengucapkan terima kasih untuk orang tua, dosen,

keluarga dan teman–teman.

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan dosen pembimbing yang telah sabar dan banyak

memberi arahan, waktu dan motivasi kepada peneliti dalam

penyusunan karya ilmiah ini.

2. Dr. Suparto, M.Ed. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Drs.

Jumroni, M.Si. Wakil Dekan II Bidang Kepegawaian, dan Drs.

Wahidin Saputra, MA. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Ibu Rubiyanah, M.A. selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Ibu

Ade Rina Farida M.Si. selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik dan

selaku Penguji 2 yang selalu membantu dan selalu saya repotkan.

4. Ibu Fita Fathurokhmah, SS, M.Si. selaku Penguji 1 yang bersedia

membimbing dan memberi semangat untuk terus maju.

5. Kepada seluruh Dosen, serta staf–staf Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya Dosen dan staf Fakultas Ilmu

Page 7: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

iii

Dakwah dan Komunikasi yang tidak dapat disebutkan satu per satu,

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

6. Kepala Republika Online M. Irwan Ariefyanto (Kang One), Pak

Yanto, beserta karyawan-karyawan Republika Online yang telah

bersedia meluangkan waktu, membantu dan ramah kepada peneliti

selama proses penelitian berlangsung.

7. Terima kasih yang sangat besar kepada ayahanda Drs. Buchori

Hasibuan dan ibunda Dra. Sri Irian Tuti (Almh.) yang banyak

memberikan cinta dan kasih sayang, do’a, pendidikan, pengarahan,

materil, dan pengalaman hidup yang sangat berharga, luar biasa dan

selalu dikenang. Skripsi ini merupakan bentuk dedikasi peneliti kepada

orang tua tercinta. I love u. Forever....

8. Untuk keluarga yang hebat ibu Nurani, Eka Heriyani, Armi, Ekasakti

Octoharyanto, Widya Rahmi, Mangaraja Agung Kurniawan

Libiantoro, Dwi Febryaningsih, Indra Rivai, Althafazrais Widyanatha

Ekasakti, Diandra dan seluruh keluarga H. Abdullah Syukur yang

memberi semangat juang.

9. Untuk Iqbal Jaya Wardana dan keluarga yang selalu ada, menemani

dan menghibur saat peneliti mengalami kesulitan dan dilanda jenuh.

10. Untuk teman–teman Jurnalistik angkatan 2009 yang saya sayangi.

11. Untuk semua keluarga barak tercinta

Terakhir peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua rekan–

rekan lainnya yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu. Kemudian

peneliti juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari karya ilmiah

ini, maka dari itu kritik dan saran pembaca sangat diharapkan yang

bertujuan untuk melengkapi dan menyempurnakan skripsi ini.

Ciputat, 3 Oktober 2013

Peneliti

Putri Buana Tungga Dewi

Page 8: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Metodologi Penelitian ............................................................................ 7

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 16

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 17

BAB II. LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teoritis

1. Konstruksi Realitas Sosial Media Massa Berger dan Luckmann .... 19

2. Analisis Framing Robert N. Entman .............................................. 25

B. Kerangka Konseptual

1. Media Massa ................................................................................... 32

a. Media online .............................................................................. 35

2. Berita .............................................................................................. 37

3. Jilbab ............................................................................................... 44

BAB III. COMPANY PROFILE REPUBLIKA ONLINE

A. Sejarah Singkat Republika Online ....................................................... 53

B. Visi dan Misi Republika Online .......................................................... 55

C. Struktur Redaksi Republika Online ..................................................... 56

D. Content (isi) Berita Republika Online ................................................. 57

Page 9: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

v

BAB IV. HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Hasil Temuan dan Analisis Konstruksi Realitas Sosial, Framing

Entman Pemberitaan Polwan Berjilbab ............................................... 61

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 83

B. Saran .................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87

LAMPIRAN

Page 10: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel I. 1. Dua Dimensi Framing konsep Robert N. Entman .................. 14

2. Analisis Framing Robert N. Entman ....................................... 15

Tabel II. 1. Pengertian Framing .................................................................. 27

2. Dimensi Besar Entman ............................................................ 29

3. Konsepsi Framing Entman ...................................................... 30

4. Perbedaan teknis Media Cetak dengan Media Online ............. 36

5. Kategori Berita ........................................................................ 40

6. Nilai Berita ............................................................................... 41

Tabel III. 1. Perkembangan Republika Online ............................................. 57

2. Content (isi) Berita Republika Online ..................................... 58

Tabel IV. 1. Objek Penelitian pada Republika Online ................................. 62

2. Konsep Framing Entman ......................................................... 64

Page 11: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hari Kamis, 13 Juni 2013, Republika Online (ROL)

menurunkan berita berjudul “Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah”.

Pemberitaan ini menggelitik dan mendapat perhatian sejumlah masyarakat,

khususnya kaum Muslim di Indonesia, karena berkaitan dengan munculnya

aspirasi agar Polwan diperbolehkan berjilbab.

Berita itu muncul dilatarbelakangi adanya Peraturan Kapolri No.

Pol: Skep/702/IX/2005 tentang seragam dan aspirasi atau tuntutan perubahan

Peraturan Kapolri tersebut dari berbagai kalangan, mulai dari polisi wanita

(Polwan) yang ingin berjilbab, para calon Polwan yang ditolak karena sudah

berjilbab sampai berbagai tokoh masyarakat, serta adanya sikap mengulur-

ulur dan tidak adanya ketegasan dari pihak Polri. Kapolri Jendral Timur

Pradopo dalam salah satu pernyataannya menjelaskan:

Sebagai institusi, Polri juga merupakan lembaga terbuka bagi

semua aspirasi anggotanya. “Begitu juga dengan aspirasi sejumlah

polwan yang ingin berhijab,” ujar Kapolri. Ia menegaskan,

sejatinya kepolisian tak melarang polwan berhijab. Meski

demikian, memang belum ada aturan jelas soal penggunaan jilbab. 1

Tetapi dari awal pernyataan Kapolri di atas di sela-sela acara serah

terima jabatan (sertijab) sejumlah pejabat Kapolda di Mabes Polri, Rabu

(13/6), sampai saat ini belum ada perubahan tentang diperbolehkan atau tidak

Polwan berjilbab. Dan dijelaskan oleh Kepala Humas Bagian Penerangan

1 Zaky Al Hamzah, Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah, artikel diakses pada 15 Juni

2013 dari http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/13/moaxgt-kapolri-

peraturan-jilbab-bisa-diubah

Page 12: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

2

Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto bahwa pengenaan jilbab bukan

termasuk seragam bagi Polwan di luar Aceh. Ia menegaskan, “sebelum ada

peraturan baru, para Polwan mesti menunda keinginan berjilbab. Kira-kira

demikian yang ingin pimpinan Polri disampaikan. Mohon menjadi pesan

juga (untuk Polwan) selama belum ada perubahan. Laksanakan dulu yang

ada,” kata Agus.”2

Pernyataan Polri kali ini menjawab keinginan masyarakat Muslim

dan keinginan sejumlah Polwan yang menuntut pelonggaran pembatasan

jilbab untuk Polwan. Sebelumnya, beberapa kali Polri mengatakan,

penggunaan jilbab tidak sesuai aturan sehingga belum diperkenankan, bahkan

bagi yang nekat berjilbab akan dikategorikan sebagai pelanggar, seperti

penyataan Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna, “yang meminta

Polwan yang ingin berjilbab agar segera mengundurkan diri alias pensiun

atau keluar.”3

Saat kontroversi ini diberitakan oleh berbagai media, salah satunya

ROL, isu ini menjadi hangat diperbincangkan dan menjadi wacana di ruang

publik. Terlebih lagi, adanya pihak yang mengecam keras dan sangat

menyayangkan pernyataan Komjen Nanan Sukarna yang memberikan pilihan

bagi Polwan jika ingin berjilbab agar meninggalkan statusnya sebagai polisi.

Karena sejatinya kepolisian adalah salah satu instansi pemerintah

yang sangat berperan penting di dalam hukum dan keamanan Republik

2 ibid

3 Wahyu Syahputra, Pimpinan Polri Diminta Arif Hadapi Permintaan Polwan Berjibab,

artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/15/mofdl0-pimpinan-polri-diminta-arif-

hadapi-permintaan-polwan-berjilbab

Page 13: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

3

Indonesia. Instansi ini juga berkewajiban untuk melindungi hak asasi dari

warga negaranya, tidak terkecuali kaum perempuan yang berprofesi sebagai

polisi wanita (Polwan).

Salah satu pihak yang ikut mengecam pernyataan dari salah satu

petinggi Polri tersebut adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din

Syamsuddin. Beliau mengatakan, Pemakaian jilbab merupakan ibadah karena

itu merupakan salah satu pelaksanaan dalam syariat Islam bagi perempuan.

Jika seorang Muslimah ingin mengenakan jilbab, menurutnya, tidak boleh

ada yang melarang4.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Islam tidak pernah

memaksakan keyakinan seseorang, baik laki-laki ataupun perempuan. Islam

bahkan memberi kesempatan untuk meyakini apa yang seseorang mau yakini.

Tetapi, Islam memberi batasan dan pedoman tentang akidah yang benar dan

balasan bagi yang berpegang teguh, ancaman bagi yang mengingkarinya.

Seorang Muslimah dengan profesi apapun tetap dituntut untuk

menunaikan hak dan kewajibannya yang terkadang mengharuskan dia

mengemukakan pendapat. Muslimah pun boleh menuntut haknya jika

dirampas, termasuk saat menjalankan ibadah5. Salah satu kewajiban ibadah

bagi Muslimah adalah menutup auratnya dari ujung kepala hingga kaki,

kecuali muka dan telapak tangan yang biasa kita sebut berjilbab/berkerudung.

4Zaky Al Hamzah, Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah,artikel diakses pada 15 juni

2013, 15. 56 WIB dari http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/13/moaxgt-

kapolri-peraturan-jilbab-bisa-diubah 5Ali bin Sa’id Al-Ghamidi, Fikih Wanita, (Solo: AQWAM, 2013) , h. 168-169.

Page 14: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

4

Setiap individu-diharapkan-berperan aktif dalam mendukung

pemakaian jilbab, karena ada beberapa hikmah yang bisa diperoleh

Muslimah dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai identitas seorang

Muslimah, meninggikan derajat wanita Muslimah, mencegah dari gangguan

laki-laki yang tidak bertanggung jawab, kontrol sosial, dan lain-lain.

Menurut Sunarto pada karangannya, wanita oleh media massa baik

melalui iklan atau berita, senantiasa digambarkan tempatnya ada di rumah,

berperan sebagai ibu rumah tangga dan pengasuh, tergantung pada pria, tidak

mampu membuat keputusan penting, menjalani profesi yang terbatas, dan

lain–lain. Melalui penggambaran semacam itu, menurut Marilyn Frye pada

buku karangan Sunarto:

kaum wanita telah mengalami kekerasan dan penindasan yang

dilakukan oleh suatu jaringan kekuasaan dalam berbagai bentuk,

misalnya berupa diskriminasi kerja, diskriminasi upah, pelecehan

seksual, ketergantungan pada suami, pembatasan peran sosial sebagai

wanita, istri, dan ibu rumah tangga, dan sebagainya.6

Melalui fungsi mediasinya, media massa menunjukkan pada

khalayaknya bagaimana semua kekerasan itu diketahui sebagaimana adanya.

Oleh karena itu, banyak media yang memberitakan suatu peristiwa yang

sama tetapi disajikan berbeda, tidak terkecuali dengan ROL.

ROL merupakan salah satu media massa online di Indonesia yang

menginformasikan peristiwa yang ada dengan karakteristik yang khas di

dalam setiap pemberitaannya. Sebagaimana diketahui, sejak awal

perkembangannya media online telah menjadi bagian dari media yang

6 Sunarto, Televisi, Kekerasan dan Perempuan , (Jakarta:PT.Kompas Media Nusantara

2009) , h.4.

Page 15: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

5

mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat. Secara

khusus, media online pun memiliki persepsi dan ideologi yang berbeda

dengan media lainnya. Media online juga tidak berdiri sendiri, dibalik itu ia

dikelilingi dengan berbagai kepentingan.

Maka dengan adanya pro kontra atas pemberitaan tersebut, ROL

sebagai media Muslim nasional memuat content-content bermuatan Islam dan

memiliki pandangan tersendiri sesuai dengan ideologinya terhadap kasus

Polwan berjilbab dengan konstruksi dan frame yang berbeda dengan media

lainnya. Untuk mengetahui frame ROL dalam pengkonstruksian pemberitaan

tersebut, maka peneliti mengangkat penelitian skripsi dengan judul

“Keberpihakan Media Online terhadap Content-content Bermuatan

Islam (Analisis Framing Konstruksi Realitas Pemberitaan Polwan

Berjilbab di Republika Online)”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebar, maka yang

diteliti dalam penelitian ini terbatas pada bagaimana ROL membingkai

pemberitaan seputar isu Polwan berjilbab dengan mengacu pada model

framing Robert N. Entman, sebaliknya peneliti tidak fokus pada bagaimana

cara wartawan memproduksi, penerima ataupun dampak yang terjadi. Peneliti

mengambil empat berita yang terkait dengan peristiwa yang diteliti, antara

lain berita pada ROL pada tanggal 12, 13 dan 18 Juni 2013.

Page 16: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

6

2. Rumusan masalah

Dari batasan masalah di atas, disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana frame konstruksi Republika Online (ROL) tentang

pemberitaan Polwan berjilbab?

b. Bagaimana bentuk keberpihakan Republika Online terhadap

pemberitaan Polwan berjilbab?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana ROL

membingkai realitas atas isu pemberitaan Polwan berjilbab pada bulan

Juni 2013 dan untuk mengetahui bentuk keberpihakan ROL terhadap

pemberitaan ini.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan keilmuan komunikasi dakwah, khususnya bagi penelitian

dibidang jurnalistik yang berkaitan dengan sudut pandang media dalam

menyajikan berita pada media online. Dengan begitu dapat menjadi

rujukan untuk pengembangan dan penelitian yang akan datang dengan

kajian framing dan konstruksi pada media massa.

Page 17: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

7

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah diharapkan penelitian

ini dapat memberikan kontribusi positif bagi proses komunikasi dakwah

secara langsung atau organisasi bermedia melalui strategi dakwah dalam

media massa dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi redaksi

Republika Online (ROL) dalam membingkai suatu realitas sebelum

menjadi berita dan dikonsumsi oleh khalayak.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian tentang pemberitaan ini, peneliti menggunakan

paradigma konstruksionis. Menurut Umar, paradigma adalah suatu cara

pandang terhadap suatu yang menjadi dasar, arah dan makna bagi banyak

peneliti untuk melakukan penelitiaannya. Dari pendapat tersebut, peneliti

memahami bahwa paradigma dapat dijadikan sebagai cara pandang

peneliti terhadap suatu dasar, arah, dan makna untuk melakukan penelitian.

Paradigma konstruksionis digunakan karena memiliki pandangan bahwa

berita bukanlah realitas yang natural, melainkan konstruksi7.

Pada paradigma konstruktivis memiliki posisi dan pandangan

tersendiri terhadap media massa dan teks berita yang dihasilkan. Eriyanto

juga memberikan pandangan mengenai paradigma konstruksionis, yaitu:

“Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas

7Umar Husein, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma

Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) , h.19.

Page 18: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

8

yang natural, melainkan hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi

analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana

peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi.”8

Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan media

sebagai aktivitas konstruksi sosial9. Menurut pandangan ini, bahasa tidak

hanya dilihat dari segi gramatikal, tetapi juga melihat apa isi atau makna

yang terdapat dalam bahasa itu, sehingga analisis yang disampaikan

menurut pandangan ini adalah suatu analisis yang membongkar maksud-

maksud dan makna-makna tertentu yang disampaikan oleh sang subjek

yang mengemukakan suatu pernyataan10

.

Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pandangan

konstruksionis menganggap setiap realitas adalah hasil konstruksi dari

sebuah peristiwa atau kejadian. Maka dari itu, realitas sesungguhnya

subjektif, karena realitas telah dibentuk sebelumnya. Suatu realitas tidak

hanya dikonstruksi dan diproduksi oleh suatu kelompok, tetapi juga selalu

berubah–ubah sesuai dengan perubahan kultur dan faktor psikologis

individu yang mengkonstruksi hal tersebut.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

mengganggap bahwa analisis isi kualitatif merupakan metode penelitian

8 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS.

2011 h.43. 9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004),

cet. Ke-3, h.204. 10

Jumroni dan Suhaemi, Metode-metode penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN

JakartaPress, 2006), h. 83.

Page 19: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

9

yang lebih menekankan makna dari pada generalisasi dan hasil analisis

data bersifat induktif. Dengan pendekatan ini diharapkan temuan-temuan

empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci, lebih jelas, dan akurat,

terutama berbagai hal yang berkaitan dengan isu Polwan berjilbab.

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode

pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti

penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan11

. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus

pada penelitian nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak

perlu merumuskan hipotesis12

.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian analisis framing konstruksi realitas pemberitaan

Polwan berjilbab di ROL ini, peneliti menggunakan metode analisis

framing. Peneliti menggunakan analisis framing karena analisis framing

merupakan analisis yang digunakan media untuk membingkai suatu

peristiwa.

Eriyanto lanjut menyatakan, “Analisis framing adalah analisis yang

dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas, analisis

framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan

11

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gintanyali,2004), h. 2. 12

Suharismi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Bina Aksara, 1989), h. 194.

Page 20: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

10

dibingkai oleh media13

. Dan ada beberapa model framing yang

dikemukakan para ahli, misalnya Robert N. Entman.

Dalam konsep framing Entman, digunakan untuk menggambarkan

proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh sebuah

media. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan; membuat informasi

lebih terlihat jelas, lebih bermakna atau lebih mudah diingat oleh khalayak.

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan framing merupakan

salah satu teknik analisis dalam riset media massa untuk mengetahui

bagaimana suatu media mengkonstruksi realitas dan melihat bagaimana

media membingkai suatu realitas.

Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian analisis framing

konstruksi realitas pemberitaan Polwan berjilbab di ROL, maka peneliti

menggunakan metode analisis framing model Robert N. Entman untuk

mengetahui bagaimana ROL membingkai suatu realitas tersebut sehingga

dapat mengetahui sesuatu hal yang berhubungan dengan isu Polwan

berjilbab yang sempat hangat dibicarakan semua kalangan muslim di

Indonesia yang dilakukan oleh ROL agar berita tersebut menjadi

bermakna, menarik, mencolok, dan diperhatikan publik.

Peneliti menggunakan model Robert N. Entman karena

pemahaman peneliti, framing pada dasar dan kenyataan di lapangan bukan

hanya berkaitan dengan bagaimana seorang wartawan memproduksi berita

sesuai dengan kelengkapan berita (5W+1H) pada suatu peristiwa yang

13

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. (Yogyakarta:LkiS

Yogyakarta,2012), h.11.

Page 21: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

11

dilakukan oleh organisasi media begitu saja, tetapi juga memperhatikan

aspek penonjolan, seperti: membuat sebuah informasi lebih diperhatikan,

bermakna, dan berkesan dengan menggunakan strategi wacana –

penempatan yang mencolok (headline, halaman depan, dan lain-lain),

pengulangan, pemakain grafis, pemakaian label tertentu untuk

menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian yang terfokus dalam penelitian ini adalah ROL

sedangkan objek penelitian adalah berita tentang Polwan berjilbab yang

ditulis oleh reporter ROL.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada tanggal 29 Agustus 2013 – 21

Oktober 2013. Penelitian ini dilakukan di kantor Republika Online jam

16.30 WIB yang bertempat di Graha Pejaten 5E-F, Jakarta.

6. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dan pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu:

Page 22: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

12

1. Observasi

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan

observasi non-partisipan. Observasi non-partisipan, yaitu peneliti

melakukan penelitian dengan tidak melibatkan diri langsung dalam

interaksi pada objek saat mencari berita.

Peneliti hanya mengumpulkan artikel ROL mengenai isu

Polwan berjilbab edisi bulan Juni 2013. Dari artikel–artikel yang

terkumpul peneliti mencoba menelaah dan memilih berita yang

terfokus pada pemberitaan seputar Polwan berjilbab lalu

menganalisis menggunakan model framing Robert N. Entman.

Pada teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan

analisis dokumen. Analisis dokumen hanya mengamati dokumen

sebagai sumber informasi dan menginterpretasikannya ke dalam

hasil penelitian. Dokumen yang digunakan berupa teks pada

pemberitaan Polwan berjilbab bulan Juni di ROL. Peneliti

mendapatkan dokumen berupa file PDF dari hasil observasi dari

ROL yang dilakukan pada Jum’at, 30 Agustus 2013.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung dengan Redaktur

ROL, Bapak M. Irwan Ariefyanto tentang seputar pemberitaan

Polwan berjilbab Edisi Juni 2013, pada tanggal 29 Agustus 2013,

jam 16.30 WIB di kantor ROL yang bertempat di Graha Pejaten

5E-F, Jakarta.

Page 23: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

13

b. Teknik Analisis Data

Peneliti membaca berita sesuai dengan kategori permasalahan

yaitu Polwan berjilbab dan menganalisis berita tersebut dengan model

framing Robert N. Entman, setelah itu peneliti kaitkan dengan teori

Konstruksi atas realitas Berger dan Luckmann serta menambahkan

dengan hasil analisis dengan hasil wawancara yang membahas seputar

ideologi dan cara pengkostruksian media online tersebut sehingga

dapat diketahui frame yang dikonstruksikan oleh ROL tentang

pemberitaan Polwan berjilbab.

Dalam konsep framing Entman, digunakan untuk

menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari

realitas oleh sebuah media. Kata penonjolan itu sendiri dapat

didefinisikan; membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna

atau lebih mudah diingat oleh khalayak.

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, seleksi isu

dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas.

Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih

bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.

Page 24: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

14

Tabel I.

1. Dua dimensi framing konsep Robert N. Entman

Seleksi Isu Aspek ini beerhubungan dengan pemilihan fakta. Dari

realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana

yang seleksi untuk ditampilkan?

Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada

bagian berita yang dimasukkan (included), tetapi ada

juga berita yang dikeluarkan (excluded). Tidak semua

aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan

memilih aspek tertentu dari dari suatu isu.

Penonjolan

aspek

tertentu

dari isu

Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika

aspek tertentu dari suatu peristiwa / isu tersebut telah

dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis?

Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata,

kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan

kepada khalayak.

Menurut Entman, framing pada dasarnya mengacu pada

pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu

wacana untuk membuat kerangka berfikir terhadap suatu peristiwa

yang diwacanakan. Wartawan memutuskan apa yang akan ia

beritakan, apa yang diliput dan apa yang harus dibuang, apa yang

ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan kepada khalayak.

Tabel I.

2. Analisis Framing Robert N. Entman14

Define Problem

(Pendefinisian Masalah)

Bagaimana suatu peristiwa dilihat?

Sebagai apa atau sebagai masalah apa?

Diagnoses Causes

(Memperkirakan masalah

Peristiwa itu dilihat dan disebabkan oleh apa?

Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu

14 Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi dan Politik Media. h. 223.

Page 25: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

15

atau sumber masalah) masalah?

Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab

masalah?

Make Moral Judgement

(Membuat keputusan moral)

Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan

masalah?

Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi

atau mendelegitimasi suatu tindakan?

Treatmen Recommendation

(menekankan penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi

masalah atau isu?

Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh

untuk mengatasi masalah?

1. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) karya Hamid Nasuhi

dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Develoment and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2007.

Page 26: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

16

E. Tinjauan Pustaka

Skripsi yang menjadi acuan peneliti untuk memfokuskan penelitian ini

adalah skripsi yang membahas analisis yang merujuk pada penelitian-

penelitian terdahulu dan buku-buku yang membahas tentang analisis framing

pada sebuah media. Adapun contoh skripsi-skripsi tersebut dan literatur

lainnya antara lain:

Pertama, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.

Buku ini ditulis oleh Eriyanto dan diterbitkan LkiS Yogyakarta pada tahun

2002. Buku ini merupakan buku teks berbahasa Indonesia pertama yang

membahas secara lengkap tentang: konsep dasar dan teori framing,

pandangan kaum konstruksionis dalam melihat teks berita, hubungan antara

ideologi media dan framing, serta membahas juga model–model framing dari

para pakar, seperti model framing Murray Edelment, Robert N Entman,

William A. Gamson, Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki.

Kedua, sebuah skripsi dengan judul, “Framing Media Massa

(Republika online dan Detik.com) terhadap Berita Pembubaran FPI.”

Karya Rommy Rahmandi Lesmana, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2012. Di

dalam karya ilmiah ini, Rommy hanya menjelaskan sedikit dan menganalisis

permasalahan tentang pembubaran FPI pada dua media online. Sedangkan

peneliti mencoba mengali dan menganalisis lebih mendalam tentang

konstruksi suatu pemberitaan pada satu media online.

Page 27: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

17

Selanjutnya, sebuah skripsi dengan judul, “Frame Berita Pengajuan

Kemerdekaan Palestina ke PBB (Studi di Suratkabar Republika).” Karya

Fitri Apriyani, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (IISIP) Jakarta pada tahun 2012. Pada skripsi ini Fitri

menganalisis menggunakan konsep framing Zhondang Pan dan Gerald M.

Kosicki dan menggunakan media cetak pada objek penelitiannya dan objek

penelitiannya terpusat pada media cetak. Sedangkan peneliti menggunakan

konsep Robert N. Entman dan menganalisis media cyber.

Dari beberapa penelitian sebelumnya peneliti mengambil kesimpulan

bahwa belum terdapat mahasiwa/i yang meneliti tentang isu Polwan berjilbab

pada tahun 2013. Literatur dan contoh skripsi di atas hanya dijadikan bahan

rujukan dan pembelajaran.

F. Sistematika Penulisan

BAB I. Pendahuluan. Pada bab ini memaparkan latar belakang

masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II. Kajian Teori. Bab ini akan menguraikan landasan teoritis

melalui teori konstruksi sosial atas realitas Berger dan Lukmann, Teori

analisis wacana framing model Robert N. Entman dan konseptual media

massa, media online, berita, serta jilbab.

Page 28: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

18

BAB III. Company Profile Republika Online. Bab ini memaparkan

mengenai sejarah singkat, perkembangan, visi dan misi, struktur redaksi, dan

content (isi) berita yang ada di ROL.

BAB IV. Hasil Temuan dan Analisis Data. Bab ini berisi hasil

temuan dan analisis perangkat framing Robert N. Entman dan konstruksi

realitas media pada ROL atas isu pemberitaan Polwan berjilbab.

BAB V. Penutup. Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran

peneliti.

Page 29: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

19

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teoritis

1. Teori Konstruksi Sosial Media Massa Berger dan Luckmann

Penggunaan kata konstruksi mulai terkenal sejak dipergunakan oleh

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Mereka melihat bahwa proses sosial

dimulai melalui interaksi dan tindakan1. Berawal dari istilah konstruktivisme,

jika dipelajari gagasan konstruktivisme sudah ada sejak jaman Giambatissta

Vico. Dialah awal mula konstruktivis.

Konstruktivis melihat bahwa realitas merupakan hasil dari proses

kognitif antara individu dengan individu lainnya maupun dengan lingkungan

sekitarnya. Manusia yang satu dengan yang lain ataupun dengan yang lainnya

saling membutuhkan serta memengaruhi dan terus berlangsung sehingga

menjadi realitas yang terbentuk. Dari sinilah muncul berbagai pendapat

bahwa realitas merupakan hasil pembentukan individu, dengan pengetahuan

dan pengalaman yang dimilikinya.

Teori konstruksi sosial beranggapan bahwa manusia dan lingkungan

saling memengaruhi. Tetapi, ada saatnya lingkungan lah yang mempengaruhi

manusia. Sehingga bisa dikatakan bahwa keduanya saling membutuhkan.

Dari gambaran itu, teori konstruksi sosial memersatukan teori fakta dan teori

definisi sosial.

1 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Masa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,

Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, (Jakarta:Kencana, 2008) h. 13.

Page 30: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

20

Teori fakta sosial adalah pendapat yang mengatakan bahwa manusia

merupakan produk dari lingkungan. Sedangkan teori definisi sosial

berpendapat manusialah yang berkuasa, manusia yang menciptakan realitas,

bukan realitas yang menciptakan manusia2.

Teori tentang proses konstruksi realitas sosial yang diperkenalkan dan

digunakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya

yang berjudul “The Social Construction of Reality: A Treatise in The

Sociological of Knowledge” tahun 1966 makin tersebar luas. Menurut

mereka, realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi

dan internalisasi. Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruangan hampa,

namun syarat dengan kepentingan-kepentingan3.

Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri

manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini adalah

sifat dasar manusia. Kedua, objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik

mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu

menghasilkan realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil

itu sendiri sebagai suatu fakta yang berada di luar dan berlainan dari manusia

yang menghasilkannya.

Ketiga, internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan

kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga

2 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi Ideologis, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS, 2008), h. 13. 3 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), h. 193

Page 31: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

21

subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial4. Internalisasi itu di

antaranya berwujud dalam sosialisasi, bagaimana satu generasi

menyampaikan nilai-nilai budaya yang ada pada generasi berikut. Generasi

baru dibentuk oleh makna-makna yang sudah diobjektivasikan,

mengidentifikasikan diri dengannya. Tetapi tidak memilikinya dengan

sekedar mengenalnya, ia juga ikut mengungkapkannya.

Oleh karena itu, bagi kaum konstruktivis, realitas berita hadir dalam

keadaan subjektif. Di sini manusia sebagai pembentuk dari lingkungannya.

Contoh aturan perundang-undangan suatu pemerintah atau hukum merupakan

hasil dari pemikiran manusia yang dijalankan dalam kehidupan sosial. Lalu

undang-undang dan hukum itulah yang mengatur bagaimana, batasan-batasan

yang boleh dilakukan atau tidak. Jalan kehidupan dan konsekuensi akan

menyesuaikan dengan hukum tersebut.

Jadi, manusialah yang pada awalnya memengaruhi lingkungannya,

tetapi seiring berjalannya waktu dan banyak faktor yang terjadi, manusia juga

bisa ikut dipengaruhi oleh lingkungannya. Proses ini terus berlangsung

sampai saat ini. Dengan kenyataan yang ada, Berger menyatakan bahwa

manusia dan lingkungan saling mempengaruhi. Alasan ini yang menjadi dasar

dari teori konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Thomas

Luckmann.

Sebagai pembaca koran, pendengar radio, pemirsa televisi atau

pengakses internet, kita sering sekali dibuat bingung kenapa peristiwa yang

4 Ibid, h. 16-17.

Page 32: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

22

satu diberitakan sementara peristiwa lain tidak diberitakan. Kenapa sisi yang

ini yang diberitakan, sementara aspek yang itu dihilangkan? Kenapa aspek

yang ini yang ditonjolkan oleh media, sementara aspek yang itu luput dari

pemberitaan? Semua pertanyaan tersebut mengarah didalam konsep yang

disebut sebagai framing atau bingkai media. Media seperti apa yang kita lihat,

justru mengkonstruksi sedemikian rupa realitas.

Media adalah sarana bagaimana suatu pesan dapat disebarluaskan dari

komunikator kepada khalayak. Dalam pandangan konstruktivis, media

bukanlah sekedar saluran yang bebas, tetapi media juga pelaku

pengkontruksian realitas, lengkap dengan pandangan dan pemihakannya. Di

sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang menjelaskan

realitas.

Media bukan hanya memilih peristiwa untuk diberitakan dan

narasumber yang terkait, melainkan juga berperan dalam penggambaran aktor

dan peristiwa lewat bahasa yang disampaikan. Oleh karena itu, realitas yang

diberitakan tercipta lewat konstruksi, sudut pandang dan ideologi wartawan.

Konstruktivis memiliki pandangannya tersendiri mengenai media

massa, seperti dalam buku Burhan Bungin tentang konstruksi atas realitas, dia

menggambarkan proses terjadinya konstruksi di media massa. Ada lima

tahapan yang terjadi dalam proses komunikasi di media. Penyampaian pesan,

pesan, alat penyampaian pesan, penerima, dan efek.

Media massa dipengaruhi eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi

dari orang yang memberikan informasi. Di sini orang tersebut adalah

Page 33: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

23

wartawan sebagai orang pertama yang bersentuhan dengan peristiwa yang

terjadi. Karena pengalaman dan perspektif dari wartawan ikut mempengaruhi

cara memaknai peristiwa yang diliputnya.

Kemudian proses selanjutnya adalah memberikan hasil liputan itu

kepada media. Seperti diketahui, wartawan tidak bekerja sendiri, melainkan

bekerja secara kelompok dan institusi yang menaunginya. Institusi ini juga

berperan dalam mengkonstruksi realitas. Keberpihakan dan kepentingan yang

terdapat di institusi sangat berpengaruh pada hasil akhir dari sebuah berita.

Setelah melewati konstruksi yang dilakukan institusi tersebut, dalam

hal ini adalah lembaga pers. Pesan yang telah dikonstruksi oleh media, lalu

disebarluaskan. Di sinilah sifat dari media massa yang bisa menyebarkan

pesan secara cepat dan serentak, mempermudah hasil konstruksi itu menyebar

di masyarakat.

Proses bersentuhannya realitas hasil konstruksi dan masyarakat secara

individu yang menentukan konstruksi itu berhasil atau tidak. Karena setiap

individu memiliki penerimaan yang berbeda, sesuai dengan latar belakang,

kebudayaan, pendidikan, ekonomi maupun politik. Jadi masyarakat bisa lebih

selektif.

Adapun yang ditulis Eriyanto dalam bukunya Analisis Framing,

Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Dalam bukunya di uraikan mengenai

pandangan konstruktivis mengenai media massa5. Pertama, Fakta/ peristiwa

adalah hasil konstruksi. Realitas merupakan hasil konstruksi media yang

5 Eriyanto, op.cit, h. 14-15.

Page 34: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

24

bersifat subjektif, karena tercipta melalui konstruksi dan skema tertentu yang

dipakai oleh wartawan maupun media.

Fakta merupakan konstruksi atas realitas. Dan kebenaran suatu fakta

bersifat relatif, karena kebenaran merupakan suatu konteks yang

diberlakukan. Jika peneliti kaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka

Republika Online harus menyajikan berita yang aktual dan bernilai penting

mengenai suatu peristiwa untuk diketahui khalayak secara benar.

Lalu, Media Massa merupakan agen konstruksi. Media bukanlah

berupa saluran yang menyampaikan pesan begitu saja. Media merupakan alat

pengkonstruksian pesan, karena pesan yang disampaikan adalah hasil seleksi

dan bukan apa yang terjadi di masyarakat. Hal ini berkaitan dengan

keterbatasan ruang dan tempat yang dimiliki media terhadap suatu peristiwa.

Maka dilakukan penyeleksian dan penyesuaian terhadap peristiwa yang akanb

diberitakan itu.

Selanjutnya, Berita bukanlah refleksi atas realitas, ia hanya

konstruksi atas realitas. Kaum konstruktivis melihat berita merupakan hasil

konstruksi media yang melibatkan pandangan, ideologi, nilai-nilai dari media.

Fakta merupakan hasil dari pemahaman media terhadap realitas. Jadi tidak

mungkin berita sebagai hasil cerminan dan refleksi langsung atas realitas.

Berikutnya, Berita bersifat subjektif, berita merupakan hasil

pemaknaan seseorang terhadap realitas. Dan setiap orang memiliki

pemaknaan yang berbeda. Maka dapat dikatakan bahwa berita bersifat

subjektif. Karena pada saat meliput berita, opini wartawan tidak dapat

Page 35: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

25

dihilangkan. Perspektif yang digunakan oleh wartawan memengaruhi isi

berita. Terakhir, Wartawan bukan pelapor, ia merupakan agen konstruksi.

Keberpihakan wartawan tidak dapat dihindari. Karena wartawan bukan hanya

sekedar melaporkan peristiwa, melainkan dia ikut menerjemahkan peristiwa.

Jadi, jika masyarakat secara umum banyak yang menerima hasil

konstruksi tersebut. Maka konstruksi realitas yang dilakukan oleh media

massa bisa dianggap berhasil dan masyarakat secara tidak sadar akan

terkonstruksi oleh realitas semu yang ditampilkan oleh media.

2. Analisis Framing Robert N. Entman

a. Konsep Framing

Framing atau pembingkaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) memiliki arti papan atau bilah yang dipasang sekeliling suatu benda.

Namun, pengertian itu berbeda dengan pengertian framing dalam konteks

ilmu komunikasi. Framing yang dimaksud adalah penelitian terhadap cara

penulisan berita yang dilakukan oleh media massa. Di mana media massa

merupakan alat penyampai informasi kepada khalayak.

Pada awalnya framing merupakan pengembangan dari analisis

wacana. Gagasan ini pertama kali dicetuskan oleh Beterson pada tahun 1955.

Lalu dikembangkan oleh Goffman, frame sebagai strip-strip yang tersusun

sedemikian rupa untuk menerjemah realitas6. Berdasarkan latar belakang itu,

framing lebih sering digunakan dalam ranah komunikasi. Namun framing

bukan berdiri sendiri, tetapi sama seperti konsep ilmu komunikasi

6 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Semiotika,

dan Framing”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h. 161.

Page 36: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

26

kebanyakan, yang meminjam dari cabang ilmu lain. Konsep framing dipinjam

dari ilmu kognitif (psikologi).

Meskipun demikian, dalam prakteknya analisis framing dapat

dihubungkan dengan konsep-konsep keilmuan lainnya. Karena ranah yang

disentuh oleh framing bersinggungan dengan sosial, politik dan kebudayaan.

Sehingga tidak menutup kemungkinan bidang keilmuan kain ikut

mempengaruhi penelitian framing.

Analisis framing secara sederhana sebagai analisis untuk mengetahui

bagaimana realitas dibingkai oleh media. Analisis framing itu sendiri

merupakan metode yang sesuai dengan persepektif komuikasi, analisis ini

digunakan untuk membedah ideologi media saat mengkonstruksi fakta atau

suatu peristiwa. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana

cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan

menuliskan berita7. Framing juga bisa didefinisikan sebagai alat pengaturan

isi berita agar sesuai dengan konteks yang diinginkan.8

Dasar dari framing dikembangkan dari persepektif konstruktivis, yang

beranggapan bahwa semua yang ada merupakan hasil konstruksi. Maka

penelitian analisis framing meneliti bagaimana media massa ataupun

perangkat media massa seperti reporter, redaksi, dan lain-lain yang ada pada

media massa ikut mengkonstruksi realitas menjadi apa yang disajikan kepada

khalayak.

7 Ibid, h. 162. 8 Werner J- James W. Tankard Severin, Ir. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan

Terapan di dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-5, h. 332.

Page 37: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

27

Ada juga beberapa pengertian framing yang dikemukakan oleh ahli

ilmu sosial lainnya seperti dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel II. 1. Pengertian Framing9.

Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga

bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol ketimbang aspek yang lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapat alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.

William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkontruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.

Todd Gitlin Strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas.

David E. Snow and Robert Sanford

Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu.

Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, manafsirkan, mengindentifikasikan, dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk memahami makna peristiwa.

Zhondang Pan and Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat

9 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi Ideologis, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS, 2012), h. 77-79 .

Page 38: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

28

Gerald M. Kosicki kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.

Ada dua aspek dalam framing. Pertama, memilih fakta atau realitas.

Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin

melihat peristiwa tanpa perspektif. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi

atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda-beda. Kedua, menuliskan fakta. Proses

ini berhubungan dengan bagaimana fakta dipilih itu disajikan kepada

khalayak. Akibatnya, aspek tertentu yang ditonjolkan menjadi menonjol,

lebih mendapat alokasi dan perhatian yang besar dibandingkan aspek yang

lain. semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi

berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak10.

b. Konsep Framing Robert N. Entman

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep framing Robert N.

Entman. Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-

dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Menurut Entman, meskipun

analisis framing dipakai dalam berbagai bidang studi yang beragam, satu

faktor yang menghubungkannya adalah bagaimana teks komunikasi yang

disajikan, bagaimana representasi yang ditampilkan secara menonjol

mempengaruhi khalayak.

Menurut Entman, framing bisa menjadi paradigma penelitian

komunikasi. Framing misalnya dapat dipakai untuk meneliti beberapa konsep

berikut. Pertama, otonomi khalayak. Bagaimana khalayak menafsirkan dan

mengkode simbol dan pesan yang diterima. Kedua, praktik jurnalistik. Ranah

10 Ibid, h. 79-80.

Page 39: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

29

penelitian ini misalnya melihat bagaimana frame mempengaruhi kerja

wartawan.

Ketiga, analisis isi. Dalam analisis isi tradisional, yang diukur oleh

peneliti adalah bagaimana kecenderungan pemberitaan suatu media. Keempat,

pendapat umum. Dalam ranah ini sangat banyak, misalnya saat jajak

pendapat11.

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan

penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Penonjolan

adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik,

berarti, atau lebih diingat khalayak.

Tabel II. 2. Dimensi Besar Entman12.

Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari

realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukan, tetapi ada juga berita yang dikeluarkan. Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.

Penonjolan aspek Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari isu tertentu suatu peristiwa tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

Kedua faktor tersebut dapat lebih mempertajam framing berita melalui

proses seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Robert

N. Entman juga meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk isi media,

11 Ibid, h. 219. 12 Ibid, h. 222.

Page 40: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

30

yaitu menekankan pada level makrostruktural dan mikrostruktural. Pertama,

level makrostruktural yang dapat kita lihat sebagai pembingkaian dalam

tingkat wacana. Kedua, level mikrostruktural yang memusatkan perhatian

pada bagian atau sisi mana dari peristiwa tersebut yang ditonjolkan dan

bagian mana yang dilupakan, pembahasannya berkaitan dengan pilihan fakta,

sudut pandang, dan narasumber.

Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada

pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu

wacana untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang

dibicarakan.

Tabel II.

3. Konsepsi Framing Entman13.

Define Problems

(pendefinisian masalah)

Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai

apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnose couses

(memperkirakan

masalah atau sumber

masalah)

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang

dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah?

Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab

masalah?

Make moral judgement

(membuat keputusan

moral)

Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan

masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk

melegitimasi atau mendelegetimasi suatu tindakan?

Treatment

recommendation

(menekankan

penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi

masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus

ditempuh untuk mengatasi masalah.

13 Ibid, h. 223-224.

Page 41: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

31

Secara luas, pendentifikasian masalah ini menyertakan di dalamnya,

konsepsi pandangan wartawan. Define Problems (pendefinisian masalah)

adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Element

ini merupakan bingkai yang paling utama. Di sini menekankan bagaimana

peristiwa dipahami oleh wartawan. Dan bingkai yang berbeda akan

menyebabkan realitas yang berbeda pula.

Selanjutnya, Diagnose couses (memperkirakan masalah atau sumber

masalah), merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang

dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti apa,

tetapi bisa juga berarti siapa. Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja

menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Dengan

kata lain, hal ini menyertakan secara lebih luas siapa yang dianggap sebagai

pelaku dan siapa tang dipandang sebagai korban.

Lalu, Make moral judgement (membuat keputusan moral) adalah

elemen framing yang dipakai untuk membenarkan argumentasi pada

pendefinisian masalah yang dibuat. Biasanya media menggunakan

narasumber yang familiar dan dikenal oleh khalayak yang argumentasinya

memperkuat pendefinisian awal. Kemudian, Treatment recommendation

(menekankan penyelesaian). Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang

dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan

masalah.

Page 42: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

32

B. Kerangka Konsep

1. Media Massa

Sebelum kita membahas mengenai media massa, maka kita perlu

memahami komunikasi massa. Definisi komunikasi massa adalah komunikasi

melalui media massa. Media massa berasal dari bahasa Inggris, singkatan dari

Mass Media of Communication atau Media of Mass Communication, yang

artinya komunikasi media massa atau komunikasi massa. Komunikasi massa

adalah komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat

menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan dengan area yang seluas-

luasnya14.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner yakni, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang15. McLuhan menyebut bahwa media

adalah peluasan alat indra manusia. Dengan kata lain, kehadiran media dalam

berkomunikasi tidak lain dari upaya untuk melakukan perpanjang dari telinga

dan mata, misalnya telepon adalah perpanjang telinga dan televisi adalah

perpanjang mata.

Pandangan McLuhan tersebut dikenal sebagai teori perpanjang alat

indra. Bahkan McLuhan menyebut bahwa media adalah pesan (the medium is

the message). Artinya, media saja sudah menjadi pesan. Menurut McLuhan

bahwa memengaruhi khalayak bukan saja apa yang disampaikan oleh media,

14 Y. S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 1998), cet. Ke-1, h.75. 15Siti Karlinah, dkk., Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), cet. Ke-2,

h.13.

Page 43: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

33

tetapi jenis media komunikasi yang dipergunakan, yaitu antarpesonal, media

cetak atau media elektronik16.

Penjelasan berikut ini lebih merupakan pemahaman arti kata dalam

masyarakat dari sisi etimologis, karena pengertian media dari waktu ke waktu

terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi, sosial, politik, dan

persepsi masyarakat terhadap media17.

Kata media berasal dari bahasa Latin, “medius-medium” (tunggal)

“media” (jamak) yang secara harfiah berarti: (1) pertengahan, (2) perantara,

(3) penghubung, (4) pengantar, (5) alat jalur, (6) pusat. Denagan demikian,

menyebut media berarti sudah jamak, tidak perlu media-media.

Menurut Suf Kasman, pengertian lain dari media, yaitu:

Media adalah agen konstruksi. Artinya, artikel jurnalis amat cocok untuk media massa, mengingat pesan media massa sebagai subjek yang mengontruksi realitas sosial, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Hal ini, kiranya berbeda dengan pandangan kaum positivisme yang menekankan media massa hanya sebagai sarana atau saluran (informasi) semata-mata. Sementara media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa18.

Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan: (a) sebagai

institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi.

Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya

cerdas, terbuka, dan menjadi masyarakat yang maju. Selain itu, (b) media

16 Suf Kasman, Disertasi dengan judul “PERS dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia

(Analisis Isi Pemberitaan Harian Kompas dan Republika)”, (Jakarta: Balai Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), h. 48.

17 Denis McQuail, Mass Communication Theory. 4 edition, (London:Sage Publication Ltd., 2002) , h.10.

18 Ibid, h.50

Page 44: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

34

massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat

menyampaikan informasi kepada masyarakat. (c) Terakhir media massa

sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi

corong kebudayaan, kalisator perkembangan budaya19.

Media massa melahirkan pers. Pers dan jurnalistik merupakan dua hal

yang dapat dibedakan namun dapat dipisahkan. Karena berita itu dicetak

(umumnya dengan mesin cetak umumnya di atas kertas), maka istilah pers

juga digunakan untuk menyebut kegiatan jurnalistik20.

Fungsi dan peranan pers berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40

tahun 1999 tentang pers, fungsi pers ialah sebagai media informasi,

pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara Pasal 6 UU Pers

menegaskan bahwa pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut:

memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkan dan hak asasi

manusia, serta menghormati ke bhinekaan, mengembangkan pendapat umum

berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar. Melakukan pengawasan,

kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan

umum. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang demikian, lembaga pers

sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi setelah legislatif, eksekutif,

19 Ibid, h. 51. 20 Ahmad Y. Samantho, Jurnalistik Islami; Panduan Praktis bagi Para Aktivis Muslim,

(Bandung: Mizan, 2002), h. 44.

Page 45: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

35

dan yudikatif, serta pembentuk opini publik yang paling potensial dan

efektif21.

a. Media online

Peneliti membatasi karya ilmiah ini dan memilih media cyber sebagai

objek yang diteliti. Yang peneliti ambil adalah media online, disebabkan

karena perkembangan komunikasi semakin cangih, sehingga khalayak lebih

mencari informasi sepraktis mungkin dan informasi dapat berpindah sangat

cepat karena munculnya media komunikasi baru, yaitu media online. Dan

banyak media cetak dan majalah beralih menggunakan online dengan banyak

alasan, contohnya menghemat waktu dan biaya pendistribusian keluar daerah.

Media online mempunyai ciri kekhususan yang terletak pada

keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan

perangkat komputer, disamping pengetahuan tentang program komputer

untuk mengakses informasi atau berita22.

Adapun keunggulan dari media online dapat dibagi menjadi tiga

bagian:

1. Berita-berita yang disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap

beberapa menit dapat di update.

2. Untuk mengakses berita-berita yang disajikan tidak hanya dapat

dilakukan lewat komputer atau laptop yang dipasang internet,

tetapi lewat ponsel sehingga sangat mudah dan praktis.

21 New Life Options, Sejarah Pers, Pengertian Pers, Fungsi dan Peranan Pers di

Indonesia, artikel diakses pada 24 Agustus 2013 dari http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.html.

22 Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h. 28.

Page 46: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

36

3. Pembaca media online dapat memberikan tanggapan atau

komnetar secara langsung terhadap berita-berita yang disukai atau

tidak disukai pada kolom komentar yang telah disediakan23.

Dengan demikian, media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi

secara detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik lebih

mengutamakan kecepatan informasi, sehingga tidak jarang informasi yang

disampaikan bersifat berulang-ulang dan mudah hilang.

Tabel II.

4. Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online

Unsur Media Cetak Media Online

Pembatasan panjang naskah

Biasanya panjang naskah telah dibatasi, misalnya 5-7 halaman kuarto diketik dua spasi.

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun, demi alasan kecepatan akses, keindahan desain, dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah terlalu panjang.

Prosedur naskah Naskah harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.

Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan dilapangan yang telah dipercaya untuk meng-upload secara langsung,

Editing Jika sudah dimuat tidak bisa diedit lagi.

Walaupun sudah online, bisa diedit dengan leluasa. Tetapi biasanya, editing hanya mencangkup masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.

Tugas desainer Tiap edisi, desainer Desainer dan programmer

23 Zaenuddin HM, The Journalist, bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, dan Para

Mahasiswa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 7-8.

Page 47: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

37

atau layouter atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.

cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Kecuali, ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain web tersebut.

Jadwal terbit Berkala (harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan atau rubrik tertentu.

Distribusi Walaupun sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang yang diseluruh dunia yang memiliki akses internet.

Sumber: Nanang Saikhu pada Mata Kuliah Jurnalistik

Dari tabel di atas, dapat dilihat perbedaan media cetak dengan media

online, hanya pada masalah-masalah teknis. Tetapi media online dituntut

untuk menyajikan berita paling up to date secepat mungkin. Berita atau

informasi yang didapat bisa dilaporkan secara langsung, tidak perlu

menunggu hingga seluruh data terkumpul. Jika ada perkembangan baru

mengenai peristiwa tersebut, maka berita bisa di share kembali. Karena itu,

peraturan dalam penulisan di media online cenderung lebis bebas, tidak

terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku

umum.

2. Berita

Setiap hari, jam bahkan setiap menit kita dapat mendengar dan

melihat cuplikan berita melalui media massa baik yang bersifat cetak maupun

Page 48: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

38

elektronik. Berita bahkan telah menjadi kebutuhan untuk memperoleh

berbagai informasi.

Menurut Mondry, berita adalah “informasi atau laporan yang menarik

perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian dan atau

ide (pendapat), disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa.”24

Sedangkan menurut Iskandar dan Atmakusumah, berita adalah

“kenyataan yang bermakna signifikan pada suatu waktu, yang sifatnya akurat,

diceritakan tanpa memihak atau tidak berprasangka, dan bersifat penting atau

menarik bagi pembaca”25.

Semua definisi yang menurut para pakar komunikasi tersebut

mengenai berita. Berdasarkan definisi berita di atas, peneliti memahami

bahwa berita merupakan suatu informasi atau laporan peristiwa berdasarkan

fakta yang menarik perhatian pembaca faktual, aktual, bersifat penting dan

disebarkan oleh media massa. Pada kenyataannya berita sangat terkait dengan

suatu peristiwa yang menarik khalayak dan bersifat informatif.

Unsur-unsur berita26, yakni yang pertama, Cepat, yakni aktual atau

ketepatan waktu. Unsur ini mengandung makna berita, sesuatu yang baru.

Kedua, Nyata, yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau

karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata, pendapat,

dan pernyataan sumber berita. Unsur ini mengandung pula pengertian, sebuah

24 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia), h.133 25Iskandar, Maskun dan Atmakusumah, Panduan Jurnalistik Praktis Mendalami

Penulisan Berita dan Feature, Memahami Etika dan Hukum Pers, (Jakarta: Lembaga Pers Dr. Soetomo, 2009), h. 40.

26 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, cet. Ke-7, h.5-6.

Page 49: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

39

berita harus merupakan informasi tentang sesuatu yang sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

Berikutnya, Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak.

Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat

secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada khalayak.

Lalu, Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang akan

kita tulis. Berita yang biasaanya menarik pembaca, disamping yang aktual

dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita yang

bersifat menghibur, mengandung keanehan, atau human interest.

Struktur berita, khususnya berita langsung (straight news), pada

umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik, yakni memulai penulisan

berita dengan mengemukakan fakta yang dianggap penting, kemudian diikuti

bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang penting, dan seterusnya.

Ada alasan khusus mengapa pola berita berbentuk terbalik. Pertama,

hal itu relevan dengan naluri manusia dalam menyampaikan pesan berita,

yaitu agar berita dengan cepat dapat ditangkap. Kedua, memuaskan rasa

penasaran pembaca dengan segera. Ketiga, memudahkan redaktur membuat

judul berita. Keempat, memungkinkan bagian tata letak memotong uraian

berita dan menyesuaikan dengan kolom yang ada27.

Dalam piramida terbalik harus memiliki kelengkapan informasi yang

mencangkup unsur-unsur pemberitaan 5W+1H (what, who, when, where,

why, dan how). Apa yang terjadi, siapa yang terlibat, kapan peristiwa itu

27 Krisna Harahap, Rambu-rambu di sekitar Profesi Wartawan, (Jakarta: Grafitri Budi

Utama, 1996), h. 19.

Page 50: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

40

terjadi, di mana fakta itu berlangsung, mengapa peristiwa itu bisa terjadi, dan

bagaimana proses teerjadinya. Unsur-unsur tersebut membuat berita menjadi

jelas, terang dan lansung dipahami masyarakat28.

Tabel II

5. Kategori berita 29

Hard News Berita yang terjadi pada saat itu. Kategori ini sangat

dibatasi oleh waktu dan aktualitas. Semakin cepat diberitakan semakin baik, bahkan ukuran keberhasilan dari kategori ini bisa peristiwa yang direncanakan dan peristiwa yang tidak direncanakan.

Soft News Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kisah manusiawi (human interest). Pada jenis berita ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa dibantahkan kapan saja. Unsur yang ditekankan di sini yakni yang menyentuh emosi dan perasaan khalayak.

Spot News Adalah subkalsifikasi dari berita yang berkategori hard news. Dalam spots news, peristiwa yang diliput tidak bisa direncanakan. Contoh, peristiwa kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain. meskipun wartawan sering memberitakan kebakaran, ia tidak bisa memperkirakan secara spesifik dimana dan kapan kebakaran akan terjadi. Jika kebakaran terjadi dalam tempo dan jarak yang pendek dengan keadaan wartawan. Peristiwa itu bisa diberitakan segera.

Developing News Adalah subklasifikasi lain dari hard news. Baik spots news maupun developing news umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga. Tetapi dalam developing news, dimasukkan elemen lain, peristiwa yang diberitakan oleh bagian dirangkaikan berita yang akan diteruskan keesokan harinya atau dalam berita selanjutnya.

Continuing News Dalam kategori ini peristiwa-peristiwa bisa diprediksi dan direncanakan. Perdebatan memang jarang terjadi antara satu pendapat dengan pendapat lainnya, tetapi

28 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005), h. 23. 29 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, h. 80-92.

Page 51: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

41

tetap masuk dalam tema dan bidang yang sama. Proses dan peristiwa tiap hari berlangsung secara kompleks, tetapi tetap berada dalam wilayah pembahasan yang sama pula.

Tabel II.

6. Nilai berita

Nilai Berita Penjelasan

Keluarbiasaan News is unusualiness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya. Nilai berita peristiwa luar biasa, dapat dilihat dari lima aspek, yaitu lokasi peristiwa, waktu peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa dan dampak yang timbul dari peristiwa tersebut.

Kebaruan News is new. Berita adalah semua yang terbaru.

Akibat News has impact. Berita adalah segala sesuatu yang berdampak. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya.

Aktual News is timeless. Secara sederhana aktual berarti menunjuk pada peristiwa yang baru atau sedang terjadi.

Kedekatan News is nearby. Berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti, yaitu kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterkaitan pikiran, perasaan atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek berita.

Informasi News is information. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian. Hanya informasi tertentu yang memiliki berita atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media.

Konflik News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan.

Orang penting News is about people. Berita adalah tentang orang-orang ternama, pesohor, dan lain-lain. orang-orang penting dan orang teerkemuka di mana pun selalu

Page 52: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

42

membuat berita. Nama menciptakan berita (names makes news).

Kejutan News is surprising. Berita adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

Ketertarikan Manusiawi

News is interesting. Apa saja yang dinilai mengundang minat insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu, dapat digolongkan ke dalam cerita human interest.

Seks News is sex. Berita adalah seks. Seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, psti menarik dan menjadi sumber berita.

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Sebagai

sebuah konstruksi, ia menentukan mana yang dianggap berita dan mana yang

tidak, mana yang penting mana yang tidak. Terdapat standarisasi nilai berita,

prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang disebut sebagai

kategori berita.

Namun ada yang luput dari perhatian kita, bahwa berangkat dari

sebuah peristiwa yang sama, media tertentu mengemas pemberitaan tersebut

dengan cara yang berbeda. Satu media bisa mempublikasikannya terus

menerus, menonjolkan sisi tertentu, sementara media lainnya melihatnya

sebagai suatu berita yang biasa-biasa saja, terkesan diminimalisir ataupun

menutup sisi tertentu.

Berbagai kemungkinan bisa terjadi pada sebagian kondisi di atas.

Tetapi yang perlu dipahami, bahwa media apa pun tidak akan terlepas dari

kepentingan-kepentingan saat memberitakan sesuatu peristiwa. Entah yang

berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan agama.

Page 53: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

43

Jadi, tidak salah bila terdapat pernyataan bahwa berita adalah apa yang

membuat produk sebuah media dibeli orang untuk menaikkan penilaian

khalayak terhadap siaran berita30.

Kondisi ini tidak bisa terelakkan oleh media betapapun

disembunyikan, karena hal itu dapat terlihat dan terbaca oleh kita, baik pada

penggunaan gambar atau bahasa yang terkadang bombastis dan hiperbola

yang sesungguhnya bisa mengarahkan khalayak dengan seruan tertentu31.

Dalam sebuah berita, bahasa merupakan salah satu perangkat dasar

dalam pengkonstruksian realitas sosial. Bahasa dapat sebagai sarana untuk

pemuat pesan dan memiliki arti penting terhadap proses pemaknaan suatu

peristiwa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan, “bahasa sebagai

sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu

masyarakat untuk kerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.”32

Struktur sosial dalam masyarakat tidak akan terbentuk apabila tidak adanya

interaksi antara individu-individu yang terlibat di dalamnya melalui proses

penggunaan bahasa.

Menurut Hamad, yang dikutip oleh Alex Sobur, “bahasa bukan Cuma

mampu mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas.”33 Di

30 Junanto Iman Praskoso, Sikap Netralitas Terhadap Pemerintahan Habibie, Tesis

Sarjana Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia, 1999), h.6. 31 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta:Lkis, 2001),

h.45. 32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h. 293. 33 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Anaslisis Wacana, Analisis

Simiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet-4, h. 90.

Page 54: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

44

dalam media massa, bahasa tidak lagi sebagai alat untuk menggambarkan

sebuah realitas, melainkan dapat menentukan pencitraan yang akan

mempengaruhi pemikiran masyarakat terhadap permasalahan-permasalahan

tertentu.

Melalui penggunaan bahasa sebagai sistem simbol yang utama, para

wartawan mampu menciptakan, memelihara, mengembangkan, dan bahkan

meruntuhkan suatu realitas34. Dalam dunia komunikasi, penggunaan bahasa

dalam pemberitaan merupakan alat utama untuk melakukan penggambaran

tentang sebuah realitas.

Dengan demikian, pentingnya bahasa sebagai penyampai informasi

terhadap khalayak, maka di dalam penulisan berita, bahasa digunakan untuk

semua kepentingan dan berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan

menyortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tema dalam suatu

kategori tertentu.

3. Jilbab

Sandang atau pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia. Pakaian adalah produk budaya, sekaligus tuntutan agama dan moral.

Dari sini lahir apa yang dinamakan pakaian tradisional, pakaian nasional,

pakaian formal, pakaian non-formal, dan pakaian tertentu, serta pakaian untuk

ibadah. Namun, sebagian dari tuntunan agama pun lahir dari budaya

masyarakat, karena agama sangat mempertimbangkan kondisi masyarakat

sehingga menjadikan adat istiadat–yang tidak bertentangan dengan nilai-

34 Eriyanto, op. Cit, h. Xi.

Page 55: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

45

nilainya–sebagai salah satu pertimbangan hukum dan terdapat unsur

keindahan.

Unsur keindahan dapat berubah-berubah. Demikian tolak ukur

keindahan pun mengalami perubahan dan perkembangan. Di dunia Barat

unsur keindahan dinomorsatukan, dan unsur moral tidak jarang telah

mengalami perubahan yang sangat jauh dari tuntunan agama. Pengaruh Barat

ke dunia Timur tidak sedikit sehingga ada pula masyarakat Timur yang

mengikuti pakaian Barat walau bertentangan dengan nilai-nilai agama dan

budaya masyarakatnya. Sementara itu ada pula kelompok masyarakat Timur

–lebih-lebih yang beragama Islam– yang menempuh arah yang sepenuhnya

berlawanan dengan dunia Barat itu. Mereka mengedepankan unsur moral dan

nilai-nilai agama, dan menomorduakan unsur keindahan.

Di sisi lain yang berkaitan dengan rasa keindahan yang dapat berubah-

ubah dan sebuah identitas dari pemakai pakaian tersebut. Dikalangan

masyarakat Indonesia misalnya, ada orang yang sengaja memakai-katakanlah

surban-agar memberi kesan kesolehan atau ketekunan beragama. Sementara

dikalangan aparat negara, institusi negara menetapkan pakaian-pakaian

tertentu dengan model dan warna tertentu bagi angkatan perangnya, untuk

membedakannya dengan angkatan perang negara lain, karena pakaian dapat

menjadi pembedakan antara aparat negara dengan masyarakat yang lain.

Bahkan ada lambang-lambang dan tanda-tanda khusus dalam angkatan

bersenjata, untuk membedakan status dan pangkat seseorang. Begitulah

Page 56: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

46

fungsi pakaian sebagai pembeda atau pengenal. Dan pakaian dapat memberi

dampak psikologis pada pemakainya.

Setelah Islam datang, Al-qur’an dan Sunnah berbicara tentang pakaian

dan memberi tuntunan menyangkut cara-cara memakainya. Peneliti

berpendapat berpakaian rapi, menutup aurat itu, juga mengisyaratkan bahwa

berpakaian rapi (sebagaimana yang dikehendaki agama) dapat memberi rasa

tenang dalam jiwa pemakainya. Karena menjauhkan diri dari tindak

kejahatan. Ketenangan batin itu merupakan salah satu dampak yang

dikehendaki oleh agama.

Beberapa ayat Al-qur’an yang membahas tentang pensyariatan

jilbab adalah ayat ke-31 surah An-Nur dan 59 surah Al-Ahzab. Allah swt

dalam ayat tersebut berfirman:

Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka

Page 57: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

47

sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur : 31).

Ayat ke dua yang membahas tentang kewajiban menutup tubuh

adalah ayat 59 surah Al-Ahzab:

Artinya: “Wahai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan dalam QS. An-Nahl : 81 pun menyatakan fungsi jilbab, yaitu:

Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”

Ayat ini berbicara tentang fungsi pakaian sebagai pembeda atara

seseorang dengan selainnya dalam sifat atau profesinya. Yang sering jadi

masalah bagi sementara orang adalah memadukan antara fungsi pakaian

sebagai hiasan dengan fungsinya menutup aurat. Di sini tidak jarang orang

tergelincir sehingga mengabaikan ketertutupan aurat demi sesuatu yang

dinilainya keindahan dan hiasan.

Page 58: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

48

Agama Islam menghendaki para pemeluknya agar berpakaian sesuai

dengan fungsi-fungsi tersebut atau paling sedikit fungsinya yang terpenting

yaitu menutup aurat. Ini, karena penampakan aurat dapat menimbulkan

dampak negatif bagi yang menampakkan serta bagi yang melihatnya35.

Al-qur’an tidak menetapkan mode atau warna pakaian tertentu, baik

ketika beribadah maupun di luar ibadah. Walaupun al-qur’an dan Sunnah

Nabi Muhammad saw. Tidak menetapkan mode dan warna tertentu, tetapi

hanya menetapkan kewajiban menutup aurat dan walaupun ada ungkapan

yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw. menyatakan: “makanlah apa

yang Anda senangi, dan pakailah apa yang Anda sukai, selama itu halal. Yan

keliru adalah bila Anda makan dan berpakaiana berlebih-lebihan atau

bertujuan membanggakan diri.”

Memang di era globalisasi ini, segalanya telah bercampur dan sulit

dipisahkan. Pengaruh Barat dengan peradabannya sudah sangat kental dalam

kehidupan umat Islam, sampai-sampai sementara wanita yang berjilbab pun

ada yang melakukan berbagai kegiatan yang sama sekal tidak dibenarkan oleh

agama. Agaknya berjilbab tidak cukup-kalau enggan berkata tidak secara

otomatis-menggambarkan secara penuh identitas dan kepribadian wanita

muslimah.

Bagian-bagian badan yang tidak boleh terlihat, biasa dinamai aurat.

kata ini terambil dari bahasa arab, aurah yang oleh sementara ulama

dinyatakan terambil dari kata awara yang berarti hilang perasaan. Dalam

35 M. Quraish Shihab. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, pandangan ulama masa lalu &

cendikiawan kontemporer. (Tangerang: Lentera Hati, 2010), h.52-53.

Page 59: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

49

pandangan pakar hukum Islam, aurat adalah bagian dari tubuh manusia yang

pada prinsipnya tidak boleh kelihatan, kecuali dalam keadaan darurat atau

kebutuhan mendesak36. Untuk wanita di wajibkan menggunakan hijab atau

jilbab.

Banyak analisis tentang faktor-faktor yang mendukung teersebarnya

fenomena berjilbab di kalangan kaum muslimah. Kita tidak dapat

menyangkal bahwa mengentalnya kesadaran beragama merupakan salah satu

faktor utamanya. Namun, agaknya kita pun tidak dapat menyatakan bahwa

itulah satu-satunya faktor. Karena diakui atau tidak, ada wanita-wanita yang

memakai jilbab tetapi yang dipakainya itu atau gerak-gerik yang

diperagakannya, tidak sejalan dengan tuntunan agama dan budaya masyarakat

Islam37.

Salah satu faktor yang juga diduga sebagai pendorong maraknya

pemakaian jilbab adalah faktor ekonomi. Mahalnya salon-salon kecantikan

serta tuntutan gerak cepat dan praktis, menjadikan sementara perempuan

memilih jalan pintas dengan mengenakan jilbab. Bisa jadi juga maraknya

berjilbab itu adalah sebagai sikap penentangan terhadap dunia Barat yang

sering kali menggunakan standar ganda sambil melecehkan umat Islam dan

agamanya.

Ada juga yang menduga bahwa pemakaian jilbab adalah simbol

pandangan politik yang pada mulanya diwajibkan oleh kelompok-kelompok

Islam Politik guna membedakan sementara wanita yang berada di bawah

36 Ibid, h. 55-58. 37 Ibid, h.x.

Page 60: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

50

panji-panji kelompok-kelompok itu dengan wanita-wanita muslimah lain atau

yang non-muslimah. Lalu kelompok-kelompok itu berpegang teguh

dengannya sebagai simbol mereka dan memberinya corak keagamaan,

sebagaimana dilakukan oleh sementara pria yang memakai pakaian longggar

dan panjang (ala Mesir atau Saudi Arabia) dan menduga bahwa itu adalah

pakaian Islami38.

Nashirudin al-Albani salah seorang yang diakui banyak pihak sebagai

ulama dan pakar hadits kontemporer telah dikecam dan dimaki oleh

sementara “ulama” ketika bukunya tentang jilbab diterbitkan. Beliau dimaki,

kendati dia mengatakan bahwa memang menutup wajah dan tangan

dianjurkan tetapi bukanlah sesuatu yang diwajibkan Allah atau Rosul-Nya.

Al-Albani dimaki karena dia berkata bahwa yang wajib adalah menutup

seluruh tubuh wanita, kecuali wajah an telapak tangan, kendati ulama ini

menekankan antara lain bahwa pakaian tidak boleh ketat dan transparan, tidak

boleh serupa dengan pakaian lawan jenis-sehinga perempuan tidak boleh

memakai celana panjang atau jaket, jas- walaupun pakaian tersebut lebih

menutupi badan mereka.

Agama ini mengedepankan kemudahan. Kitab suci Al-quran

menegaskan bahwa:

38 Ibid, h. xii-xiii.

Page 61: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

51

Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.QS. Al-Baqarah:185.

Hal lain yang ingin peneliti garis bawahi adalah keragaman penafsiran

al-quran dan Sunnah, penafsiran dan pemahaman ulama pun terhadap ajaran

Islam, tidak jarang dipengaruhi oleh kecenderungan pribadinya yang

bercirikan kehati-hatian dan hasil pemikiran ulama/cendikiawan dewasa ini

dapat saja berbeda dengan pemikiran ulama/cendikiawan masa lampau.

Penentuan tentang aurat, sama sekali bukanlah untuk menurunkan

derajat kaum wanita, bahkan justru sebaliknya. Upaya yang dilakukan oleh

sementara pihak dewasa ini yang memamerkan wanita-dalam berbagai gaya

dan bentuk-pada hakikatnya merupakan penghinaan yang terbesar terhadap

kaum wanita. Sebab ketika itu, mereka menjadikan wanita sebagai sarana

pembangkit dan pemuasan nafsu pria yang tidak sehat.

Penetapan batas-batas aurat bukan juga dimaksud untuk menghalangi

wanita ikut berpartisipasi dalam aneka kegiatan kemasyarakatan, karena apa

yang diperintahkan oleh Islam untuk ditutupi, sama sekali tidak menghalangi

Page 62: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

52

aktivitas mereka. Itu sebabnya, sekian banyak ulama masa lampau yang

menjadi pertimbangan masyaqqah (kesulitan) yang dihadapi, sebagai alasan

untuk membenarkan terbukanya bagian-bagian tertentu dari badan wanita.

Para ulama yang berpandangan bahwa seluruh badan wanita aurat-

walau wajah dan tanggannya-memahami kata hijab dalam arti tabir. Namun,

meraka berkesimpulan bahwa tujuannya adalah tertutupnya seluruh badan

mereka. Ini karena, tabir menutupi serta menghalangi terlihatnya sesuatu yang

berada dibelakangnya39. Semua manusia beragama atau tidak beragama,

menyadari bahwa ada hal-hal yang dapat menimbulkan rangsangsan bagi pria

dan wanita, baik melalui bagian-bagian tertentu dari tubuh, maupun dalam

bentuk gerak dan ucapan40. Hal-hal tersebut sangat rawan, bagi timbulnya

hubungan seks, sehingga perlu peraturan khusus. Sesuatu yang rawan itu juga

dapat dinamai aurat.

39 Ibid, h. 62-75. 40 Majalah Cita Cinta, No. 4/1-6-19 Mei 2000, h. 7.

Page 63: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

53

BAB III

PROFIL REPUBLIKA ONLINE

A. Sejarah berdirinya dan Perkembangan Republika Online

Republika merupakan koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan

Komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. Republika terbit pertama kali pada 4

Januari 1993. Terbitnya Republika dikalangan masyarakat diperoleh atas upaya

Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang berhasil menembus

peraturan ketat Pemerintah untuk izin penerbitan pada saat itu.

Keberhasilan Republika sampai saat ini, merupakan upaya keras

manajemen dan seluruh staff dan karyawan PT Abdi Bangsa Tbk sejak tahun

1993. Dengan semua keberhasilan tersebut, republika tidak berhenti sampai pada

surat kabar saja, melainkan, Republika mulai menyajikan layanan berita di situs

web internet, dengan alamat www.republika.co.id. Republika adalah Koran

pertama di Indonesia yang tampil di dunia internet, situs itu kemudian kita

namakan Republika Online.

Republika Online (ROL) hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun setelah

Harian Republika terbit. ROL merupakan portal berita yang menyajikan informasi

secara teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasakan teknologi hipermedia

dan hiperteks. Dengan kemajuan informasi dan perkembangan sosial media, ROL

kini hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan percampuran komunikasi

media digital. Informasi yang disampaikan diperbarui secara berkelanjutan yang

terangkum dalam sejumlah kanal, menjadikannya sebuah portal berita yang bisa

Page 64: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

54

dipercaya. Selain menyajikan informasi, ROL juga menjadi rumah bagi

komunitas. ROL kini juga hadir dalam versi English. 1

Sejak pertengahan 2008, ROL mengalami perubahan besar, dari situs

berita sederhana menjadi web portal multimedia. Hal tersebut terjadi seiring

munculnya tantangan industri media yang mulai memasuki era konvergensi

media. Dalam hal ini, Republika sebagai institusi industri media dituntut untuk

memiliki dan mendistribusikan content medianya dalam format cetak, online, dan

mobile.

Tujuan utama penerbitan Republika Online adalah memberi pelayanan

kepada pembaca yang tidak terjangkau dengan distribusi koran cetak, dan bagi

pembaca yang berada di luar negeri. Informasi yang disampaikan terus

diperbaharui secara berkelanjutan yang terkumpul dalam sejumlah rubrik.

Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan Republika Online tetap

mengutamakan Komunitas Muslim sebagai basis pengunjungnya. Oleh karena itu,

Republika Online lebih mengangkat content-content bermuatan Islam. Dengan

ideologi tersebut, Republika Online menjadi media online yang berbasis khas

keislaman. Segala kreativitas Republika Online selalu dekat dan melayani

keinginan masyarakat.

1 http://www.republika.co.id/page/about. , diakses pada Sabtu, 24 Syawwal 1434 / 31

Agustus 2013.

Page 65: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

55

B. Visi dan Misi Republika Online

1. Visi

Menjadi Harian Umum Republika sebagai koran umat yang

terpercaya dan mengutamakan nilai-nilai universal, toleran, damai, cerdas,

dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya

menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan

pemahaman Rahmatan Lil Alamin.

2. Misi

Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien

dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.

Diantaranya Republika Online (ROL) juga memiliki dibeberapa bidang,

yaitu: Bidang politik, bidang ekonomi, bidang budaya, bidang agama,

bidang hukum2.

2 Company Profile Republika Online, diakses pada Sabtu, 24 Syawwal 1434 / 31 Agustus

2013.

Page 66: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

56

C. Struktur Redaksi Republika Online

Adapun struktur Organisasi atau susunan redaktur pada Republika Online

per tanggal 29 Agustus 2013 dapat di gambarkan sebagai berikut:

REDAKTUR

PELAKSANA

M. Irwan Ariefyanto

KEPALA

REDAKSI

Heri Ruslan

KEPALA

DIGITAL DEV Johar Arief

REDAKTUR

FORUM DAN

SOSIAL

MEDIA

REDAKTUR

VIDEO

REDAKTUR

KABAG

KEUANGAN

Wibowo

KABAG

MARKETING

Adriyanto

KABAG

OPERASIONAL &

UMUM

Slamet Riyanto

KASIE PROMOSI Wahyu Kurniawan HL

KASIE

IKLAN

Danu Fitrio

kanigoro

Erna Indriyanti

ACCOUNT EXECUTIVE

Page 67: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

57

D. Content (isi) Berita pada Republika Online (ROL)

Content informasi keislaman Republika Online ialah 50% dan

informasi umum 50%. Sejak berdirinya Republika Online hingga saat ini,

selalu mengikuti perkembangan teknologi media digital agar tidak jenuh

dalam mengaksesnya.

Tabel III

1. Perkembangan Republika Online

No. Tahun Isi Berita Inovasi

1 1995-1998 Hanya memindahkan berita versi

cetak kedalam versi online.

Belum ada

inovasi apapun.

2 Akhir 1998 Selain memindahkan berita dari

Harian Umum Republika, ada tiga

canal baru, headline pada versi

online pun mulai bervariasi. Ada

empat berita yang menjadi headline.

Mulai ada inovasi

berupa canal baru,

yaitu breaking

news dan lain-

lain.

3 2008-

sekarang

Mulai menjadi media konvergen.

Selain itu, Republika Online terus

memperbagus tampilan dengan

menggunakan layouter ahli dari luar

negeri.

Sudah mulai

menggabungkan

teks, audio, video

dan streaming

even Republika.

Tabel di atas membuktikan bahwa dari awal munculnya Republika

Online pada tahun 1995, media ini masih sangat tergantung dengan versi

cetaknya dari Harian Umum Republika, dan masih satu redaksi dengan

Harian Umum Republika. Sedangkan pada tahun 1998, Republika Online

sudah tidak tergantung lagi dengan versi cetaknnya, karena sudah

memproduksi berita sendiri. Republika Online mendapat canal baru, yaitu

breaking news (hanya dimiliki media online), jadwal sholat, konsul fiqih dan

Page 68: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

58

keluarga dan ada empat berita yang menjadi headline, yaitu nasional, Islam,

olahraga dan ekonomi atau syariah.

Tabel III

2. Content (isi) berita Republika Online

No. Canal Berita Isi Berita

1 Nasional 1. Politik

2. Hukum

3. Umum

2 Internasional 1. Global

2. Palestina-Israel

3 Dunia Islam 1. Islam Mancanegara

2. Islam Nusantara

3. Umroh-Haji

4. Halal

5. Mualaf

6. Hikmah

7. Khasanah

8. Islam Digest

4 Ekonomi 1. Makro

2. Keuangan

3. Bisnis

5 Ekonomi Syariah 1. Keuangan

2. Bisnis

6 Sepak Bola 1. Nasional

2. Liga Inggris

3. Liga Spanyol

4. Liga Dunia

5. Arena

6. Internasional

7 Gaya Hidup 1. Trend

Page 69: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

59

2. Informasi Sehat

3. Parenting

4. Pustaka Populer

8 Otomotif 1. Mobil

2. Motor

3. Otobiz

9 Pendidikan 1. ADV

2. Guru Kreatif

3. Berita Pendidikan

4. Kompetisi

10 Regional 1. Jabodetabek

2. Nusantara

11 Trandatek 1. Internet

2. Elektronik

3. Gadget

4. Sains

12 Senggang 1. Film

2. Musik

3. Sosok

4. Unik

13 Konsultasi 1. Ustad menjawab

2. Klinik Syariah

3. Konsultasi Pendidikan

14 Olahraga 1. Raket

2. Otomotif

3. Basket

4. Umum

15 Video 1. Republika TV

2. Feature

3. Serba-serbi

Page 70: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

60

4. Umat

5. Berita

16 Forum 1. Dunia Islam

2. Politik dan Peristiwa

3. Bisnis dan Peluang Usaha

4. Trantek

5. Gaya Hidup

17 Republika Koran Berisi content berita yang ada pada Republika cetak

atau koran.

18 Jurnal Haji 1. Salam Haji

2. Tips Haji

3. Konsultasi Haji

4. Pengalaman Haji

5. Tempat Ibadah

6. Tempat Belanja

7. Tempat Bersejarah

8. Umroh

Page 71: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

61

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Analisis yang peneliti lakukan pada Bab IV ini mengacu pada latar

belakang dan tujuan penelitian serta metode penelitian seperti yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Penelitian ini dilakukan secara

deskriptif dengan menggunakan metode analisis framing Robert N.

Entman. Pendekatan deskriptif bertujuan untuk memaparkan dan

mengungkap peristiwa berdasarkan tujuan penelitian, yakni untuk

mengetahui Republika Online (ROL) dalam mengkonstruksi realitas atas

pemberitaan Polwan berjilbab Edisi Juni 2013.

Sejak mencuatnya isu tentang Polwan berjilbab berdasarkan

Peraturan Kapolri No Pol: Skep/702/IX/2005 menimbulkan banyak

kontroversi dikalangan masyarakat dan kaum Muslim tanah air. ROL

adalah media massa elektronik pertama yang memberitakan kasus isu

Polwan berjilbab1. Kasus ini menjadi kasus besar dan perhatian serius

ROL karena telah menyangkut hak seorang Muslim/muslimah untuk

menjalankan ibadah sesuai dengan apa yang dianutnya.

ROL pun mengarahkan keberpihakannya melalui apa yang

diberitakan dan pemilihan narasumber. Tentunya setiap media dalam

melihat sebuah peristiwa memiliki kecenderungan yang berbeda-beda,

1 Zaky Al Hamzah, Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah, paragraf ke enam ,

artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari http://www.republika.co.id/berita/koran/news-

update/13/06/13/moaxgt-kapolri-peraturan-jilbab-bisa-diubah

Page 72: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

62

termasuk ROL. Karena pekerjaan jurnalis tidak terlepas dari faktor-faktor

baik internal maupun eksternal, yang mempengaruhi media tersebut.

Data yang diperoleh reporter dilapangan pun tidak mentah-mentah

dituangkan dalam pemberitaan yang akan disebarkan oleh khalayak. Data

tersebut harus melalui tahap penyeleksian, karena itulah peneliti ingin

melihat kecenderungan sudut pandang dan keberpihakan ROL terhadap

kasus Polwan berjilbab.

Peneliti menganalisis proses konstruksi realitas sosial pada ROL

menggunakan Analisis Framing Robert N. Entman dengan konsep

pengidentifikasian masalah, memperkirakan masalah atau sumber

masalah, membuat keputusan moral, dan menekankan penyelesaian.

Dari rentang waktu satu bulan terdapat banyak pemberitaan tentang

seputar Polwan berjilbab di ROL. Pemberitaan itu mulai dari pernyataan

keputusan Kapolri hingga berita tentang tanggapan berbagai lapisan

masyarakat. Untuk lebih jelas dan terperinci, dalam penelitian ini ada 4

berita yang menjadi objek penelitian, keempat berita tersebut yaitu:

TABEL IV

1. Objek Penelitian Republika Online

No. JUDUL BERITA

TANGGAL

PEMBERITAAN

Rubrik

1 Ungkapan Polwan dan Wanita TNI Soal

Larangan Jilbab

12 Juni 2013 Nasional

> umum

2 Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah 13 Juni 2013 Koran >

News

Update

3 Polri Akhirnya Restui Polwan Berjilbab 18 Juni 2013 Nasional

Page 73: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

63

> umum

4 Anggota Komisi III Kompak Minta

Kapolri Sahkan Jilbab Polwan

18 Juni 2013 Nasional

> umum

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ROL menilai serius

kasus Polwan berjilbab dan harus diketahui dan mendapat perhatian

oleh khalayak. Secara terus-menerus ROL memberitakan isu ini

sehingga pemberitaan ini pun mendapat perhatian khusus dari

pengakses berita dan menjadi tranding topic pada pantauan ROL.

1. Judul : Ungkapan Polwan dan Wanita TNI Soal Larangan

Jilbab

Penempatan : Nasional – Umum

Berita pada ROL tanggal 12 Juni 2013

A. Analisis Framing Entman

Kontroversi soal aturan Kapolri yang melarang Polwan berjilbab

menuai kecaman keras, termasuk dari pihak Wadah Silaturahim

Muslimah Wanita TNI-Polwan. Seorang perwakilannya, Flora Eka Sari

mengungkapkan protesnya terhadap larangan tersebut. Menurutnya

pekerjaan luas yang membutuhkan rasa aman, penjagaan fitrah disertai

sikap profesional dalam bertugas tentu tidak terhalangi oleh jilbab.

Peneliti menganalisis proses konstruksi realitas sosial di ROL

menggunakan Analisis Framing Robert N. Entman dengan konsep

pendefinisian masalah, memperkiraan masalah atau sumber masalah,

Page 74: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

64

membuat keputusan moral dan menekankan penyelesaian.

Tabel IV

2. Konsepsi Framing Entman.

Define Problems

(pendefinisian

masalah)

Kontroversi masalah aturan Kapolri dan

ungkapan protes Polwan dan wanita TNI soal

larangan tersebut.

Diagnose couses

(memperkirakan

masalah atau sumber

masalah)

Aturan Kapolri yang melarang Polwan

berjilbab.

Make moral

judgement (membuat

keputusan moral)

Wadah Silaturahim Muslimah Wanita TNI-

Polwan, Flora Eka Sari sebagai

perwakilannya, mengungkapkan lingkup

pekerjaan luas membutuhkan rasa aman dan

penjagaan fitrah disertai sikap profesionalisme

dalam bertugas tentu tidak terhalangi oleh

jilbab dan ia menekankan bahwa nilai

religiusitas yang tinggi sangat penting.

Treatment

recommendation

(menekankan

penyelesaian)

Menurut Flora Eka Sari, Al-quran, Pancasila

dan UUD 1945 serta nilai yang terkandung

dalam Sapta Marga dan Tribrata harus

dihormati.

Define Problems (pendefinisian masalah). Dalam berita ini,

ROL memaparkan ungkapan-ungkapan Polwan dan melihat masalah

terkait kontroversi masalah aturan Kapolri terkait dengan isu ini. ROL

pun mencoba menghadirkan berbagai pernyataan, tanggapan atau

apapun yang keluar dari para Polwan tersebut. ROL juga menjadikan

Page 75: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

65

Wadah Silaturahim Muslimah Wanita TNI-Polwan dengan seorang

perwakilannya Flora Eka Sari sebagai narasumber pada berita ini.2

“dalam suratnya kepada Harian Republika, edisi Rabu, 12

Juni 2013, seorang perwakilannya yang bernama Flora Eka

Sari mengungkapkan protesnya terhadap larangan tersebut.”

Ungkapan-ungkapan seperti ini dinilai penting bagi ROL untuk

dihadirkan dan diberitakan kepada khalayak. Ini mempertegas harapan

dan aspirasi dari kalangan Polwan dan TNI wanita atas beredarnya

kontroversi Polwan berjilbab ditengah-tengah masyarakat.

Diagnose couses (memperkirakan masalah atau sumber

masalah). Dalam berita ini ROL mengungkapkan adanya kontroversi

yang terkait dengan adanya aturan Kapolri yang melarang polisi wanita

(Polwan) berjilbab. Peraturan ini mendapat reaksi dari berbagai pihak,

termasuk dari Wadah Silaturahmi Muslimah Wanita TNI-Polwan.

Dalam surat yang dilayangkan perwakilannya, Flora Eka Sari,

mereka mengungkapkan bentuk protesnya. Menurutnya lingkup

pekerjaan apapun butuh adanya rasa aman dan jilbab pun tidak

menghalangi seseorang dalam menjalankan tugasnya dan tetap

profesional.

“Lingkup pekerjaan luas yang membutuhkan rasa aman,

penjagaan fitrah disertai sikap profesional dalam bertugas tentu tidak

menghalangi oleh jilbab.....”3

2 A.Syalaby Ichsan,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/12/moa8km-ungkapan-polwan-

dan-wanita-tni-soal-larangan-jilbab diakses pada 12 June 2013, 20:38 WIB. 3 Ungkapan Polwan dan Wanita TNI Soal Larangan Jilbab paragraf 4”

Page 76: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

66

Make moral judgement (membuat keputusan moral). ROL

menilai bahwa ungkapan-ungkapan dari Polwan dan TNI wanita perlu

dihadirkan dan didengarkan terkait permasalah ini. Kapolri sebagai

penegak hukum yang beragama harus memikirkan dan mendengarkan

aspirasi anggota-anggotanya.

“menurut Flora: jati diri dan profesionalitas adalah harga

diri suatu bangsa. Dan, hal itu lebih mulia jika diisi dengan nilai

ketaqwaan. Al-quran, pancasila, dan UUD 1945 serta nilai yang

terkandung dalam Sapta Marga dan Tribrata harus dihormati

kedua institusi besar itu.”

Treatment recommendation (menekankan penyelesaian).

Besar harapan berbagai pihak termasuk para Polwan itu sendiri untuk

Kapolri merevisi aturan yang melarang Polwan untuk berjilbab. Banyak

pihak yang mendukung harapan para Polwan ini dan ikut memprotes

peraturan Kapolri tersebut.

“percayalah, justru sejarah telah membuktikan dengan nilai

religiusitas yang tinggi, TNI dan Polri dapat menjaga pertahanan

dan keamanan negara.”

B. Analisis Konstruksi Realitas Sosial

Objective Reality, Symbolic Reality, dan Subjective Reality

Objective Reality adalah suatu realitas atau tindakan atau

tingkah laku yang memang sudah mapan terpola, yang dihayati oleh

individu secara umum sebagai fakta. Tindakan melalui ungkapan-

ungkapan yang dilakukan oleh para Polwan dan TNI wanita sebagai

bentuk protes akan Peraturan Kapolri tahun 2005 tentang seragam ini

merupakan fakta yang diterima oleh masyarakat. Kemudian fakta ini

akhirnya berkembang kepada pengkonstruksian oleh ROL melalui

Page 77: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

67

pemberitaan-pemberitaan simbolik berupa teks-teks dan gambar. Pada

berita yang berjudul “Ungkapan Polwan dan Wanita TNI Soal Larangan

Jilbab” ini, ROL mengkonstruksi isi pemberitaan dengan teks yang

menghadirkan pernyataan protes dari salah satu anggota Polwan.

ROL yang terbit setiap adanya berita terbaru mengangkat kasus

ungkapan para Polwan dan TNI wanita terkait masalah pelarangan

penggunaan jilbab dikalangan kepolisian untuk dijadikan berita pada

tanggal 12 Juni 2013. Pemberitaan ini mampu mengkontruksi khalayak

untuk mencari tahu penyebab awal atau apa yang sedang terjadi dan

menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan dan menjadi awal

simbol protes dari pihak yang merasa dirugikan. Tahap penyebarannya

memakai model satu arah, di mana ROL berperan aktif terhadap

penyebaran informasi kasus larangan Polwan berjilbab melalui teks

yang di unggah, sehingga dengan apa yang dikonstruksikan ROL

terhadap kasus larangan Polwan berjilbab melalui teks diterima dengan

apa adanya oleh khalayak sebagaimana berita tersebut disajikan walau

terkesan sepotong-sepotong.

ROL melakukan tindakan tepat waktu untuk menulis berita ini

dan di unggah diinternet. Namun, dalam proses menulis berita,

menentukan narasumber, dan mengetahui kedalaman isi dari sebuah

kasuh diperlukan investigasi yang mumpuni baik kepada sejumlah

narasumber yang paling berkaitan, maupun penelusuran lokasi secara

lebih detail. Pada proses menuliskan berita yang berjudul “Ungkapan

Page 78: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

68

Polwan dan Wanita TNI Soal Larangan Jilbab” ini, bisa kita perhatikan

ROL tidak menuliskan secara lengkap identitas narasumber. Tidak ada

yang menambahkan atau membantah pernyataan Flora Eka Sari selaku

perwakilan Wadah Silaturahmi Muslimah TNI-Polwan itu.

Tahap konstruksi berita tidak lepas dari tahap pemilihan materi

konstruksi yang akhirnya bersifat subjektif. Media massa sebagai agen

penjual berita harus pandai memilih realitas yang ingin dikonstruksi.

Realitas yang dikonstruksi ini harus berdasarkan isu yang sedang

dibicarakan oleh banyak orang. Kemudian realitas itu juga harus

berkenaan dengan perhatian orang banyak atau kesensitifan terhadap

suatu golongan. Pemilihan materi dan pengkonstruksian citra yang

menggambarkan masyarakat golongan menengah ke bawah sebagai

orang yang diperlakukan tidak adil.

2. Judul : Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah

Penempatan : Koran – News Update

Berita pada ROL tanggal 13 Juni 2013

A. Analisis Framing Entman

Di dalam berita ini Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan

adanya kemungkinan aturan yang ditetapkan oleh pimpinan di kepolisian

diubah. Pernyataan tersebut terkesan lebih lunak dari pada pernyataan

Wakil Kapolri Nanan Sukarna yang memberikan pilihan dengan tegas

kepada para Polwan ikuti aturan atau mengundurkan diri dari instansi

Page 79: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

69

kepolisian.

Berbagai pihak turut mengecam aturan kepolisian tahun 2005

dan pernyataan dari Wakil Kapolri itu. Salah satu pihak yang ikut

mengecam yaitu Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din

Syamsuddin. Pernyatan Kapolri di atas menjawab tekanan masyarakat

Muslim dan keinginan sejumlah Polwan yang menuntut pelonggaran

pembatasan jilbab untuk Polwan.

Tabel IV

3. Konsep Framing Entman

Define Problems

(pendefinisian

masalah)

Pelanggaran HAM bagi Polwan untuk

menjalankan ibadahnya sesuai dengan

keyakinannya, dan tidak adanya ketegasan dari

petinggi Polri sendiri.

Diagnose couses

(memperkirakan

masalah atau sumber

masalah)

Instansi Kepolisian atas Aturan Kapolri tahun

2005

Make moral

judgement (membuat

keputusan moral)

Melarang Polwan berjilbab adalah kebijakan

yang tidak bijak.

Treatment

recommendation

(menekankan

penyelesaian)

Polri memberikan dispensasi atau pelonggaran

kepada setiap Polwan yang ingin berjilbab.

Define Problems (pendefinisian masalah). ROL mendefinisikan

masalah larangan Polwan berjilbab ini adalah sebagai pelanggaran HAM

Page 80: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

70

yang tidak sesuai dengan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 29

tentang beragama. Pemberitaan dan pendefinisian ini dibingkai ROL

dengan menyertakan sebagian pernyataan dari petinggi-petinggi yang ada

di kepolisian dan dinilai kurang tegas dan menyertakan pula narasumber

yang ikut mengecam pernyataan sebelumnya dan terlihatlah

keberpihakan ROL terhadap kasus ini.

“ia menegaskan, sejatinya kepolisian tak melarang polwan

berjilbab. Meski demikian, memang belum ada aturan jelas

soal penggunaan jilbab.”

Untuk memperkuat kerangka tersebut, ROL menambahkan

kutipan perkataan narasumber Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof

Din Syamsuddin.

“Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin

mengecam aturan yang membatasi polwan berjilbab. “Itu

adalah kebijakan yang tidak bijak,”ujarnya. Din menanggapi

aturan Polri soal seragam yang menutup celah penggunaan

jilbab oleh polwan.”4

Diagnose couses (memperkirakan masalah atau sumber

masalah). ROL memaparkan awal mula isu larangan tersebut. ROL

menuliskan dalam berita ini bahwa adanya penampungan aspirasi terbuka

oleh instansi kepolisian terhadap keinginan Polwan berjilbab tetapi tetap

belum ada kepastian yang jelas diperbolehkan atau tidaknya penggunaan

jilbab tersebut dan adanya pernyataan Kepala Bagian Penerangan Umum

Mabes Polri Agus Rianto yang menjelaskan duduk permasalahannya.

“Kepala Bagian Peneranagan Umum Mabes Polri Kombes

4 Zaky Al Hamzah, Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah, artikel diakses pada

15 Juni 2013 dari http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/13/moaxgt-

kapolri-peraturan-jilbab-bisa-diubah

Page 81: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

71

Agus Rianto menjelaskan, peraturan seragam saat ini juga

merupakan revisi. Peraturan Kapolri No Pol:

Skep/702/IX/2005 yang kini berlaku, menurutnya, menyusul

kewajibab berjilbab bagi polwan muslim di Aceh yang terbit

pada 2004. Melalui peraturan itu, Polri menegaskan bahwa

pengenaan jilbab bukan termasuk seragam bagi polwan di luar

Aceh. Intinya, kata Agus, surat itu justru membuktikan Polri

tak menutup pintu perubahan aturan. “Angka 702 dalam skep

itu, kan adalah lambang adanya revisi dalam aturan tersebut,

jadi ya kami terbuka,”kata Agus. ”

“namun, ketika ditanya apakah polwan berhak mengirimkan

langsung surat kepada Kapolri agar memintanya terkait jilbab

dapat dikabulkan, Agus berujar biar semuanya diserahkan

kepada pimpinan Polri. Dia mengatakan, tentu semua yang

dirasa anggotanya akan ditampung oleh polri selama perasaan

itu nampak nyata terjadi, sebelum ada peraturan baru, para

polwan mesti menunda keinginan berjilbab.”

Make moral judgement (membuat keputusan moral). Pada

berita ini narasumber berasal dari pihak pro dan kontra terhadap isu

Polwan berjilbab. Jadi pembaca bisa melihat duduk permasalahannya dan

tanggapan dari berbagai narasumber.

Treatment recommendation (menekankan penyelesaian).

Frame ROL menuliskan apa yang disampaikan oleh Prof. Din,

bahwasanya pihak kepolisian harus ada dispensasi untuk Polwan yang

ingin berjilbab. Pernyataan Din di sini dipakai oleh ROL untuk

menekankan penyelesaian yang ingin disampaikan ROL yang diwakilkan

oleh narasumber.

“aparatur negara, seperti kepolisian, harus bisa memberikan

dispensasi melalui ketentuan umum. “Jika itu bisa

dilaksanakan, berarti kepolisian bisa menjalankan amar dari

kontitusi,” ujarnya. Petugas polwan yang ingin memakai

jilbab, kata Din, harus dihormati, dihargai, dan tidak dianggap

sebagai pelanggar.”

Page 82: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

72

B. Analisis Konstruksi Realitas Sosial

Objective Reality, Symbolic Reality, and Subjective Reality

Khalayak mengetahui dan menyadari bagaimana suatu tindakan

dapat dikatakan diskriminatif atau tidak. Kebijakan yang berisikan

larangan seorang Muslimah menjalankan ketentuan agamanya adalah

kebijakan yang bertentangan dengan agama dan UUD 1945 Pasal 29

negara yang menjamin hak-hak warga negaranya dalam menjalankan

ibadah sesuai agama yang dipeluknya.

ROL menggunakan perempuan (Polwan) sebagai simbol

pemberitaan. ROL memasukkan adanya unsur pelanggaran HAM yang

dilakukan oleh instansi kepolisian. Teks dinilai efektif mengkonstruksi

pola pikir pembaca untuk menerima alur pemberitaan yang ingin ROL

sampaikan. Mulai dari awal mula aturan yang dikeluarkan oleh pihak

kepolisian berikut penjelasan tentang isu yang berkembang sampai

adanya tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang dinilai tidak setuju

atas aturan yang ditetapkan oleh instasi kepolisian tersebut.

ROL mengiring pembaca untuk merasa simpatik dan ikut

mendukung pihak-pihak yang dirugikan dengan aturan kepolisian tahun

2005 itu dengan menampilkan opini-opini narasumber yang kontra dan

mengharapkan adanya dispensasi kebijakan setelah berita ini dihadirkan.

ROL memilih materi ini menjadi salah satu ulasan khusus. Berita ini

menjadi salah satu dari sekian berita yang ada pada edisi yang mengulas

khusus tentang seputar isu Polwan berjilbab. Pengkonstruksian berita

Page 83: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

73

tentang Kapolri yang seakan memberi angin segar terhadap permasalah

ini menjadi salah satu masukan dan juga sebagai kritikan ROL kepada

instansi yang terkait.

3. Judul : Polri Akhinya Restui Polwan Berjilbab

Penempatan : Nasional – Umum

Berita pada ROL tanggal 18 Juni 2013

A. Analisis Framing Entman

Pada berita berjudul “Polri Akhinya Restui Polwan Berjilbab” ini

seakan memberi udara segar bagi Polwan yang ingin berjilbab dan para

pendukungnya. Kepolisian akhirnya memastikan diri akan melegalkan

penggunaan jilbab bagi anggotanya di seluruh Indonesia, akan tetapi

ucapan Kapolri tersebut belum terbukti dan seakan-akan hanya angin

lalu. Apa yang dijanjikan Kapolri Jenderal Timur Pradopo sampai saat ini

belum terealisasikan dan seakan-akan ditunda-tunda.

Tabel IV

4. Konsepsi Framing Entman

Define Problems

(pendefinisian

masalah)

Janji Kapolri untuk waktu dekat tuntutan

mengenai jilbab akan segera masuk ke dalam

agenda diskusi internal Polri.

Diagnose couses

(memperkirakan

masalah atau sumber

masalah)

Tidak terealisasikan janji Kapolri hingga kini.

Make moral

judgement (membuat

keputusan moral)

Kapolri berterima kasih kepada publik.

Treatment Menunggu penglegalan jilbab di kalangan

Page 84: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

74

recommendation

(menekankan

penyelesaian)

kepolisian.

Define Problems (pendefinisian masalah). Kapolri berjanji

untuk waktu dekat tuntutan mengenai jilbab akan segera masuk ke dalam

agenda diskusi internal Polri. Bahkan beliau sangat senang dengan

permintaan sejumlah keinginan Polwan berjilbab yang kini terangkat ke

media dan diketahui masyarakat.

“kepolisian akhirnya memastikan diri akan melegalkan

penggunaan jilbab bagi anggotanya di seluruh Indonesia.

Pernyataan tersebut langsung dituturkan oleh orang nomor satu

di tubuh Korps Tri Bata Kapolri Jenderal Timur Pradopo.”5

Diagnose couses (memperkirakan masalah atau sumber

masalah). Dalam pemberitaan ini nampak jelas di awal paragraf sang

Kapolri menjanjikan permasalahan ini akan segera diselesaikan dengan

membawa kasus ini ke dalam diskusi internal Polri. Namun, nampaknya

hal ini pun belum benar-benar terealisasikan dengan baik.

“Timur mengatakan, dalam waktu dekat segala tuntutan

mengenai jilbab akan segera masuk kedalam agenda diskusi

internal Polri. Dia berujar, aturan mengenai jilbab ini amat

perlu dikonsepkan dengan tepat. Sehingga nantinya aturan ini

tidak menimbulkan polemik baru di kemudian hari.”

“ketika ditanya kapan peraturan baru terkait seragam ini

akan ditelurkan, Kapolri berujar sesegera mungkin hal itu

akan terwujud. Hanya saja, kata dia, satu komponen utama

yang masih harus dilengkapi sebagai bahan pertimbangan dia

dalam menentukan aturan baru”

5 Gilang Akbar Prambadi , Republika Online, diakses pada Selasa, 18 Juni 2013,

15:07 WIB http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mokx8j-polri-

akhirnya-restui-polwan-berjilbab

Page 85: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

75

Make moral judgement (membuat keputusan moral). Dalam

penyampaiannya Kapolri Jenderal Timur Pradopo sangat berterima kasih

dan ingin tetap membahas tentang yang berkaitan dengan kasus ini

kepada sejumlah tokoh masyarakat.

“saya justru berterima kasih kepada publik. Karena

Polri diperhatikan bahkan sampai ke penggunaan pakaian,”

ujar Timur di Gedung DPR Jakarta Selatan, Selasa (18/7)”

“kami masih perlu bicara lebih dalam dengan

sejumlah tokoh masyarakat. Tentu kami memerlukan saran

yang membangun demi aturan yang tepat. Intinya saya sangat

merespons baik permintaan ini,” ujar Jenderal bintang empat

ini.”

Treatment recommendation (menekankan penyelesaian).

Setelah melewati tarik ulur keputusan yang akan dibuat oleh kepolisian,

para Polwan yang ingin berjilbab dan para pendukungnyapun tetap harus

bersabar dan menunggu kebijakan ini benar-benar terealisasikan.

B. Analisis Konstruksi Realitas Sosial.

Objective Reality, Symbolic Reality, and Subjective Reality

Fakta yang kita dapat dari media massa pada dasarnya bukanlah

realitas objektif. Realitas ini mulanya bersifat subjektif. Dikarenakan

banyak realitas subjektif yang sama, maka suatu realitas dapat

dikatakan objektif. Kepolisian yang kita tahu adalah instansi milik

pemerintah dibidang keamanan dan hukum masyarakat. Sehingga,

kepolisian seharusnya ikut mengayomi dan menjaga hak seorang

warga negara, termasuk para anggota kepolisian tersebut.

Peraturan yang mereka buat bukan semata-mata adalah aturan

Page 86: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

76

mutlak yang tidak dapat diperbaiki atau diperbaharui. Apalagi aturan

ini mengakibatkan banyak polemik ditengah-tengah masyarakat.

ROL dalam beritanya ikut membantu kaum Muslim yang ingin

menjalankan perintah agamanya dengan apapun profesi mereka.

Misalnya saja pernyataan dari Redaktur Pelaksanaan ROL M. Irwan

A. dalam wawancara tanggal 29 Agustus 2013, ia yang menyatakan:

“Sikap kami Republika adalah ikut melarang atau

meminta pihak Kapolri mencabut keputusan tersebut.

Karena ini menyangkut hak seorang muslimah, warga

negara untuk menjalankan ibadahnya apapun

profesinya, dan tetap mendukung seorang wanita yang

ingin menjadi polwan tetapi tetap tidak membuka

hijabnya.”

Karena media cetak atau media online penyampaiannya satu

arah, maka apa yang ditulis setelah kita membacanya, kita tidak bisa

memberi efek timbal balik terhadap informasi yang kita terima. Tidak

seperti media komunikasi langsung antar individu, ataupun media

televisi yang memungkinkan komunikasi timbal balik dengan adanya

telepon interaktif saat tayangan berlangsung. Pada media ini kritik

dan opini pembaca tidak dapat langsung diterima media. Biasanya

ada kolom opini, tetapi tetap saja tidak dibarengi antara berita dan

tanggapan pada saat berita baru keluar. Menurut peneliti, keadaan ini

sangat ampuh membentuk pola pikir pembaca sesuai dengan alur isi

berita yang ingin disampaikan ROL.

Page 87: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

77

4. Judul : Anggota Komisi III Kompak Minta Kapolri Sahkan

Jilbab Polwan

Penempatan : Nasional – Umum

Berita pada ROL tanggal 18 Juni 2013

A. Analisis Framing Entman

Pada berita berjudul “Anggota Komisi III Kompak Minta

Kapolri Sahkan Jilbab Polwan” ROL mencoba memberitakan dengan

menghadirkan berita apa saja atau narasumber siapa saja yang

mendukung dibolehkannya Polwan berjilbab oleh instansi kepolisian

sesuai dengan tujuan ROL. Dalam berita ini, Komisi III memprakarsai

pertemuan DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

Kapolri beserta jajarannya.

Dalam rapat tersebut, hampir seluruh fraksi ikut menyampaikan

gagasan dan kritikannya kepada Korps Tri Bata atas isu vital yang terkait

pembahasan seputar seragam Polri terutama denggan penggunaan jilbab

bagi Polwan. Sejumlah partai nasinalis pun ikut mendesak Kapolri untuk

segera membuat aturan baru terkait dengan seragam dinas anggotanya.

Tabel IV

5. Konsepsi Framing Entman

Define Problems

(pendefinisian

masalah)

DPR RI mengelar rapat dengan Polri.

Diagnose couses

(memperkirakan

masalah atau sumber

Adanya isu seputar seragam Polri, terutama

berkenaan dengan penggunaan jilbab bagi

Polwan.

Page 88: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

78

masalah)

Make moral

judgement (membuat

keputusan moral)

Berkaitan dengan ideologi Islam yang

dipegang oleh Polwan. Ideologi tersebut

diaplikasikan dengan penggunaan jilbab.

Treatment

recommendation

(menekankan

penyelesaian)

Agar adanya isu ini dipahami sebagai

keanekaragaman ideologi bangsa Indonesia

dan penyelesaiannya agar dibentuk peraturan

berjilbab.

Define Problems (pendefinisian masalah). Tak ketinggalan

ROL pun menjadikan anggota DPR RI untuk menjadi narasumber

dan diberitakan terkait isu seputar seragam Polri terutama tentang

masukkan diperbolehkannya Polwan berjilbab. Dalam berita ini, DPR

RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mengundang

Kapolri Jenderal Timur Pradopo beserta jajarannya.

Hal ini jelas membuktikan bahwa isu tentang aspirasi Polwan

yang ingin berjilbab namun terhalang oleh adanya Peraturan Kapolri

tahun 2005 sudah menjadi isu vital. ROL lebih memilih narasumber

yang mendukung dan pihak siapa saja yang menyoroti isu ini serta

ingin mendukung serta mendesak Kapolri sesegera mungkin

merevisi aturan tersebut.

Peneliti mengutip dari teks berita yang terdapat di ROL6:

DPR RI mengelar Rapat Dengar Pendapat (RDP)

Dengan Polri Selasa (18/6). Pertemuan yang diprakarsai

oleh Komisi III ini mengundang Kapolri Jenderal Timur

6 Gilang, http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mokut0-

anggota-komisi-iii-kompak-minta-kapolri-sahkan-jilbab-polwan diakses pada Selasa, 18

Juni 2013.

Page 89: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

79

Pradopo beserta seluruh jajarannya. Dalam RDP

tersebut, anggota Komisi III DPR RI dari seluruh fraksi

menyampaikan seluruh gagasan dan kritiknya kepada

Korps Tri Bata. Sejumlah isu vital terkait keamanan

menjadi sentral pembahasan dalam diskusi yang dimulai

sejak pukul 10.00 WIB ini. Tak ketinggalan, isu seputar

seragam Polri terutama berkenaan dengan penggunaann

jilbab bagi Polisi Wanita (Polwan) Muslim pun turut

diutarakan sejumlah fraksi.

Selain itu peneliti juga mengutip hasil wawancara dengan

redaktur ROL terkait pemilihan narasumber sebagai berikut:

Yang pasti yang mendukung. Media tidak ada

yang independen. Media memiliki aturan dan ideologi

masing-masing. Dan tidak mungkin Republika ujuk-ujuk

memilih atau memuat narasumber yang kontra, kecuali

kita meminta penjelasan. Contohnya, kenapa kepolisian

melarang polwan berhijab.

Diagnose couses (memperkirakan masalah atau sumber

masalah). Adanya isu aspirasi seputar seragam Polri, terutama

berkenaan dengan penggunaan jilbab bagi Polwan adalah salah satu

sentral pembahasan dalam diskusi ini.

Make moral judgement (membuat keputusan moral).

Tentunya rapat yang diselengarakan ini terkait dengan ideologi Islam

yang dipegang oleh Polwan. Ideologi tersebut berkaitan dengan

penggunaan jilbab. Tetapi tetap saja dari pihak Tri Bata Kepolisian

belum bisa menentukan sikap diperbolehkan atau tidak Polwan

menggunakan jilbab dan seakan-akan mengulur-ulur waktu untuk

mengeluarkan kebijakan terkait permasalahan ini.

“UU mengamanatkan warganya agar diberikan jalan

untuk beribadah. Saya yakin para petinggi Polri memiliki

tingkat religiulitas yang tinggi tentu sangat adil bila

Page 90: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

80

peraturaanya diubah.”

“sejumlah partai nasionalis bahkan ikut mendesak

Kapolri untuk segera membuat aturan baru terkait seragam

dinas anggotanya. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Perjuangan dan Golkar, dan Hanura paling lantang meminta

Kapolri merevisi aturan Polri terkait dengan seragam.”

Treatment recommendation (menekankan penyelesaian).

Dalam berita ini ROL menentukan judul “Anggota Komisi III

Kompak Minta Kapolri Sahkan Jilbab Polwan”. Judul ini merupakan

konstruksi yang di buat oleh ROL untuk menunjukkan banyak pihak

yang mendukung. Dukungan ini terus digembor-gemborkan oleh ROL

agar adanya isu Polwan berjilbab ini dipahami sebagai

keanekaragaman ideologi beragama bangsa Indonesia dan

penyelesaian yang ditawarkan yaitu agar dibentuk atau direvisinya

peraturan sebelumnya terkait seragam, khususnya untuk para Polwan

yang ingin berjilbab.

“dari pantauan Republika, dalam pertemuan yang

digelar du ruang rapat Gedung DPR RI ini, nyaris

seluruh fraksi meminta Kapolri untuk memperhatikan

aspirasi anggotanya mengenai jilbab. Tidak hanya fraksi

yang berideologi Islam, seluruh anggota partai di Komisi

III pun ikut menuntut hal yang sama.”

Hasil wawancara dengan Redaktur ROL sebagai berikut:

“Media kan hanya memberi dukungan, kritikan,

himbauan dan masukan solusi. Ini bukan menjadi

sesuatu yang mutlak untuk ditulis oleh pihak kami. Hal

ini atau pemberitaan ini akan terus ada selama keputusan

itu belum dicabut. Maka dari itu, kami menampilkan

narasumber yang seirama dengan apa yang ingin kami

sampaikan, sebelum keputusan itu dicabut kami akan

berjuang dan terus menulis berita ini. Seperti yang kita

tahu, di Aceh pun, Polwan dibolehkan berhijab.

Page 91: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

81

Diwajibkan malah.”

“cepat-cepat dicabut deh peraturan itu, toh tidak

menghambat kinerja polwan untuk melaksanakan tugas-

tugasnya, malah justru lebih rapi dan aman.”

B. Analisis Konstruksi Realitas Sosial

Objective Reality, Symbolic Reality, dan Subjective Reality

Realitas yang dipahami sebagai fakta di sini adalah setiap

warga negara memiliki hak yang sama untuk bebas menjalankan

ibadah sesuai agama yang ia anut. Meski realitas ini dipahami dan

dilaksanakan di kalangan masyarakat, tetapi ada saja pihak-pihak

yang merampas hak tersebut dengan berbagai alasan.

Fakta yang kita dapat dari media massa pada dasarnya bukanlah

realitas yang objektif. Teks memang menjadi alat yang ampuh media

massa cetak atau online untuk melakukan konstruksi. Tetapi

khalayak pada masa ini sudah dapat mempertimbangkan dan

menyeleksi berita yang ingin dan dapat ia percayai kebenarannya.

Tahap konstruksi tidak lepas dari tahap pemilihan materi

konstruksi. Media massa sebagai agen penjual berita harus pandai

memilih realitas yang ingin dikonstruksi. Realitas yang dikonstruksi

ini harus berdasarkan isu yang sedang dibicarakan oleh orang

banyak. Kemudian realitas itu juga harus berkenaan dengan tujuan

atau pasar kan akan dituju. Pemilihan materi dan pengkonstruksian

citra yang menggambarkan pihak-pihak yang dirugikan dengan

aturan ini sebagai pihak-pihak yang diperlakukan kurang adil.

Page 92: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

82

Pada berita ini, sebelumnya pembaca ROL yang mayoritas

Muslim ini sudah mengetahui bahwa perempuan Muslimah

diwajibkan untuk menggunakan jilbab demi keamanan, ketentraman

dan menjalankan perintah agama. Hal ini juga tertuang pada UUD

1945 Pasal 29 yang membebaskan setiap warga negara nya

menjalankan peribadatannya sesuai agama yang dianutnya. Hal ini

tentunya luas, untuk setiap waga negara tanpa dibeda-bedakan,

apapun profesinya.

Page 93: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari penelitian skripsi yang telah diuraikan oleh

peneliti mengenai kasus isu Polwan berjilbab, Konstruksi Realitas Sosial

terhadap saran dan aspirasi para polisi wanita Muslimah untuk menggunakan

jilbab yang diberitakan oleh Republika Online (ROL) pada edisi 12-18 Juni

2013, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

ROL dalam menulis berita mengenai isu Polwan berjilbab ini lebih

condong kepada ideologi mereka sebagai media massa Islam. ROL

menyajikan setiap beritanya dengan menggunakan bahasa-bahasa yang sesuai

dengan bahasa jurnalistik baku dan ditambah dengan muatan-muatan

bernuansa Islami.

Setiap berita yang ROL turunkan, ROL pun mencoba menghadirkan

bentuk keberpihakannya dan solusi atas isu yang sedang berkembang, mulai

dari bahasa yang digunakan hingga pemilihan narasumber yang sejalan

dengan pemikiran ROL. Tetapi ROL dalam isu ini, hanya mengulas atau

membahas tentang kulit luar dari Islam, belum mengupas dari sisi substansi isi

ajaran Islam itu sendiri.

ROL melakukan realitas sosial isu Polwan berjilbab dibingkai dengan

Objective Reality, Symbolic Reality, dan Subjective Reality yang menyatakan

bahwa realitas objektif aspirasi para Polwan untuk bisa menggunakan jilbab

mendapat respon berbagai pihak yang mendukung. ROL menilai Aturan

Page 94: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

84

Kapolri tahun 2005 itu tidak sesuai dengan UUD pasal 29 tentang kebebasan

setiap rakyat untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya

dan keputusan yang tidak bijak.

ROL merekomendasikan agar Peraturan Kapolri No. Pol:

Skep/702/IX/2005 perlu direvisi guna mendapatkan kesepakatan dari semua

pihak sebagai aturan baru yang dapat ditaati dan tidak ada unsur diskriminasi

dan paksaan.

Dari pemilihan narasumber, penentuan angel, dan penulisan berita

sudah ditentukan oleh redaksi. Wartawan dituntut untuk sejalan dengan visi

misi ROL. Dalam pembentukan berita ini, redaksilah yang berperan dan

memiliki wacana yang ingin dibangun dari kasus pemberitaan isu Polwan

berjilbab. Sehingga tujuannya untuk memberikan penjelasan kepada

masyarakat, agar masyarakat tahu apa yang melatarbelakangi permasalahan ini

dan kebijakan apa yang timbul akibat pemberitaan yang terus menerus di

beritakan ROL.

Dalam Islam, penggunaan jilbab bagi kaum perempuan adalah salah

satu kewajiban. Adanya kesamaan pandangan antara masyarakat dan ROL

melihat kasus ini, bukan hanya disebabkan oleh kesamaan ideologi semata.

Tetapi, kesamaan itu merupakan hasil dari agenda setting yang dilakukan

ROL sesuai dengan visi, misi, dan perizinan Republika.

Page 95: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

85

B. Saran

Bagi pembaca, kita sebagai penerima pesan, khususnya kaum Muslim

harus lebih selektif untuk memilih pemberitaan dan ikut berperan serta lebih

peka terhadap pemberitaan atau kasus-kasus yang yang terjadi disekitar kita.

Kita sebagai pembaca, hendaknya diharapkan dapat memahami makna yang

terkandung pada berita yang disampaikan oleh media massa, dengan

mencermati maksud, istilah, simbol dan aktif mencari informasi dari media

yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui kebenaran

pemberitaan tersebut.

Bagi Republika Online, sebagai media massa Muslim terbesar di

Indonesia dengan pemberitaan-pemberitaan yang dominan terhadap

pemberitaan Islam, terus berupaya meningkatkan kualitas nilai-nilai

keislamannya dalam menyampaikan informasi, mulai dari pemilihan berita,

isi pemberitaan, proses awal hingga pesan atau berita sampai pada pembaca.

Agar pembaca yang khususnya Negara Indonesia dengan masyarakat

mayoritas Muslim, bisa lebih peka dalam masalah-masalah seputar Islam dan

mendapat berita yang sesuai dengan pemahaman ideologi para pembaca.

Bagi awak media, seperti reporter, redaksi dan semua yang terlibat

pada proses pemberitaan pada Republika Online, penting untuk menunjukkan

diri sebagai identitas media online Muslim dan tentu saja harus tetap berjalan

pada koridor dan menyajikan informasi-informasi dengan content Islam dan

terus berkomitmen mengungkap setiap kasus dengan jelas, terbuka, jujur dan

tuntas serta tetap memerhatikan penulisannya.

Page 96: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

86

Akan tetapi, dalam penyampaian suatu berita perlu juga diuraikan

secara jelas dan terperinci, apa yang menjadi sebab dan akibat serta

pernyataan dan alasan pihak-pihak yang ikut mendukung ataupun tidak

mendukung terhadap permasalahan yang sedang diberitakan.

ROL sebagai salah satu saluran komunikasi yang dapat memberikan

pengaruh kepada masyarakat luas, diharapkan dapat menjalankan fungsi yang

dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat sebagai

sarana pendidikan secara positif.

Page 97: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

87

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikonto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Bina Aksara, 1989.

Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet ke-3. Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2004.

Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Masa: Kekuatan Pengaruh Media

Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Jakarta:Kencana, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi Ideologis, dan Politik Media. Yogyakarta:

LkiS, 2008.

_______. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:

LkiS. 2011.

_______. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:

LkiS. 2012.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Harahap, Krisna. Rambu-rambu di sekitar Profesi Wartawan. Jakarta: Grafitri

Budi Utama, 1996.

Husein, Umar. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma

Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2008.

HM, Zaenuddin. The Journalist, bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, dan

Para Mahasiswa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.

Maskun dan Atmakusumah, Iskandar. Panduan Jurnalistik Praktis Mendalami

Penulisan Berita dan Feature, Memahami Etika dan Hukum Pers. Jakarta:

Lembaga Pers Dr. Soetomo, 2009.

McQuail, Denis. Mass Communication Theory. 4 edition. London: Sage

Publication Ltd., 2002.

Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia,

2011.

Page 98: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

88

Quraish Shihab, M. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, pandangan ulama masa

lalu & cendikiawan kontemporer. Tangerang: Lentera Hati, 2010.

S. Gunadi, Y. Himpunan Istilah Komunikasi. Cet. Ke-1. Jakarta: Grasindo, 1998.

Sa’id Al-Ghamidi, Ali bin. Fikih Wanita. Solo: AQWAM, 2013.

Santana K., Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005.

Siti Karlinah, dkk. Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2000.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Anaslisis Wacana,

Analisis Simiotik, Analisis Framing. cet. Ke-4. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: Lkis, 2001.

Suhaemi, Jumroni. Metode-metode penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN

JakartaPress, 2006.

Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, 2001.

Sunarto. Televisi, Kekerasan dan Perempuan. Jakarta: PT.Kompas Media

Nusantara, 2009.

Syamsul M. Romli, Asep. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Edisi Revisi, cet.

Ke-7. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana, 2008.

W. Littlejohn, Stephen. Teori Komunikasi , Theories of Human Communication.

Jakarta: Salemba Humanika, 2009.

Werner J- James W. Tankard Severin, Ir. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan

Terapan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana, 2009.

Y. Samantho, Ahmad. Jurnalistik Islami; Panduan Praktis bagi Para Aktivis

Muslim. Bandung: Mizan, 2002.

Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010.

Skripsi/ Tesis/Disertasi/Penelitian

Skripsi “Frame Berita Pengajuan Kemerdekaan Palestina ke PBB (Studi di

Suratkabar Republika).” Karya Fitri Apriyani. Jakarta: Fakultas Ilmu

Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), 2012.

Page 99: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

89

“Framing Media Massa (Republika online dan Detik.com) terhadap

Berita Pembubaran FPI.” Karya Rommy Rahmandi Lesmana. Jakarta:

Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2012.

Tesis “Sikap Netralitas Terhadap Pemerintahan Habibie, Tesis Sarjana Ilmu

Komunikasi” yang disusun oleh Junanto Iman Praskoso. Jakarta:

Perpustakaan Universitas Indonesia, 1999.

Disertasi “PERS dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia (Analisis Isi

Pemberitaan Harian Kompas dan Republika” yang disusun oleh Suf

Kasman. Jakarta: Balai Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010.

Majalah

Majalah Cita Cinta, No. 4/1-6-19 Mei 2000.

Internet

Company Profile, http://www.republika.co.id/page/about. , diakses pada Sabtu, 24

Syawwal 1434 / 31 Agustus 2013.

Gilang Akbar Prambadi , Republika Online

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mokx8j-polri-

akhirnya-restui-polwan-berjilbab diakses pada Selasa, 18 Juni 2013, 15:07

WIB.

___________________, Republika Online

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mokut0-

anggota-komisi-iii-kompak-minta-kapolri-sahkan-jilbab-polwan diakses

pada Selasa, 18 Juni 2013.

New Life Options. Sejarah Pers, Pengertian Pers, Fungsi dan Peranan Pers di

Indonesia, artikel diakses pada 24 Agustus 2013 dari

http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-

pers-di-indonesia.html.

Wahyu Syahputra. Pimpinan Polri Diminta Arif Hadapi Permintaan Polwan

Berjibab. artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/15/mofdl0-

pimpinan-polri-diminta-arif-hadapi-permintaan-polwan-berjilbab

Zaky Al Hamzah, Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah, artikel diakses pada 15

Juni 2013 dari http://www.republika.co.id/berita/koran/news-

update/13/06/13/moaxgt-kapolri-peraturan-jilbab-bisa-diubah

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/12/moa8km-ungkapan-

polwan-dan-wanita-tni-soal-larangan-jilbab

Page 100: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 101: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Ungkapan Polwan dan Wanita TNI Soal Larangan Jilbab

Wednesday, 12 June 2013, 20:38 WIB Republika/Prayogi

Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontroversi soal aturan Kapolri yang melarang polisi wanita

(polwan) berjilbab mendapat reaksi dari Wadah Silaturahim Muslimah Wanita TNI-Polwan.

Dalam suratnya kepada Harian Republika, edisi Rabu, 12 Juni 2013, seorang perwakilannya

yang bernama Flora Eka Sari mengungkapkan protesnya terhadap larangan tersebut.

"Apa yang menjadi diskusi diantara masyarakat dan anggota wanita TNI dan polwan adalah

sesuatu yang sulit untuk dibicarakan, yaitu kebolehan menggunakan jilbab bagi wanita TNI dan

polwan.

Lingkup pekerjaan luas yang membutuhkan rasa aman, penjagaan fitrah disertai sikap

profesional dalam bertugas tentu tidak terhalangi oleh jilbab. Pendidikan taruni wanita TNI,

penanganan narkoba, penjaga ketertiban berlalu lintas, sampai penugasan ke luar negeri

merupakan bagian tugas insan pada kedua institusi tersebut.

Jati diri dan profesionalitas adalah harga diri suatu bangsa. Dan, hal itu lebih mulia jika diisi

dengan nilai ketakwaan. Alquran, pancasila, dan UUD 1945 serta nilai yang terkandung dalam

Sapta Marga dan Tribrata harus dihormati kedua institusi besar itu.

Percayalah, justru sejarah telah membuktikan dengan nilai religiusitas yang tinggi, TNI dan Polri

dapat menjaga pertahanan dan keamanan negara."

Redaktur : A.Syalaby Ichsan

Sumber : Harian Republika, Rabu

(12/6)

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/12/moa8km-ungkapan-polwan-dan-wanita-tni-soal-larangan-jilbab

Page 102: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Kapolri: Peraturan Jilbab Bisa Diubah

Thursday, 13 June 2013, 08:15 WIB

Di unduh: 13 juni 2013, 15. 56 WIB

Antara/Dhoni Setiawan

Police chief General Timur Pradopo (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan, tidak

tertutup kemungkinan aturan yang ditetapkan oleh pimpinan di kepolisian diubah. Pernyataan

tersebut menyusul desakan untuk melonggarkan aturan yang membatasi penggunaan jilbab di

kalangan polisi wanita (polwan).

Menurut Kapolri, semua aturan yang berlaku di Polri dapat berubah sesuai dengan dinamika

sosial. Termasuk, mengenai aturan pengunaan seragam yang ditentukan bagi setiap

anggotanya.

Hal ini ia sampaikan di sela-sela acara serah terima jabatan (sertijab) sejumlah pejabat

kapolda di Mabes Polri, Rabu (13/6). Timur menegaskan, semua aturan yang ditetapkan oleh

Kapolri diupayakan merangkul semua kepentingan dari setiap anggotanya.

Sebagai institusi, Polri juga merupakan lembaga terbuka bagi semua aspirasi anggotanya.

“Begitu juga dengan aspirasi sejumlah polwan yang ingin berjilbab,” ujar Kapolri.

Ia menegaskan, sejatinya kepolisian tak melarang polwan berjilbab. Meski demikian,

memang belum ada aturan jelas soal penggunaan jilbab.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto menjelaskan, peraturan

seragam saat ini juga merupakan revisi. Peraturan Kapolri No Pol: Skep/702/IX/2005 yang

kini berlaku, menurutnya, menyusul kewajiban berjilbab bagi polwan Muslim di Aceh yang

terbit pada 2004.

Melalui peraturan itu, Polri menegaskan bahwa pengenaan jilbab bukan termasuk seragam

bagi polwan di luar Aceh. Intinya, kata Agus, surat itu justru membuktikan Polri tak menutup

Page 103: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

pintu perubahan aturan. “Angka 702 dalam skep itu, kan adalah lambang adanya revisi dalam

aturan tersebut, jadi ya kami terbuka,” kata Agus.

Namun, ketika ditanya apakah polwan berhak mengirimkan langsung surat kepada Kapolri

agar permintaanya terkait jilbab dapat dikabulkan, Agus berujar biar semuanya diserahkan

kepada pimpinan Polri. Dia mengatakan, tentu semua yang dirasakan anggotanya akan

ditampung oleh Polri selama perasaan itu tampak nyata terjadi.

Ia menegaskan, sebelum ada peraturan baru, para polwan mesti menunda keinginan berjilbab.

“Kira-kira demikian yang ingin pimpinan Polri sampaikan. Mohon menjadi pesan juga (untuk

polwan) selama belum ada perubahan. laksanakan dulu yang ada,” kata Agus.

Pernyataan Polri kali ini menjawab tekanan masyarakat Muslim dan keinginan sejumlah

polwan yang menuntut pelonggaran pembatasan jilbab untuk polwan. Sebelumnya, beberapa

kali Polri mengatakan, penggunaan jilbab tidak sesuai aturan sehingga belum diperkenankan,

bahkan bagi yang nekat berhijab akan dikategorikan sebagai pelanggar.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin mengecam aturan yang membatasi

polwan untuk berjilbab. “Itu adalah kebijakan yang tidak bijak,” ujarnya. Din menanggapi

aturan Polri soal seragam yang menutup celah penggunaan jilbab oleh polwan.

Menurut Din, kebijakan yang melarang polwan berjilbab melanggar konstitusi. Ia

menegaskan, pada UUD 1945 Pasal 29 negara menjamin hak-hak warga negaranya dalam

menjalankan ibadah sesuai agama yang dipeluknya.

Pemakaian jilbab, kata Din, merupakan ibadah karena itu merupakan salah satu pelaksanaan

dalam syariat Islam bagi perempuan. Jika seorang Muslimah ingin mengenakan jilbab,

menurutnya, tidak boleh ada yang melarang.

Aparatur negara, seperti kepolisian, harus bisa memberikan dispensasi melalui ketentuan

umum. “Jika itu bisa dilaksanakan, berarti kepolisian bisa menjalankan amar dari konstitusi,”

ujarnya. Petugas polwan yang ingin memakai jilbab, kata Din, harus dihormati, dihargai, dan

tidak dianggap sebagai pelanggaran. n gilang akbar prambadi/rosita budi suryaningsih ed:

fitriyan zamzami

Redaktur : Zaky Al Hamzah

http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/13/moaxgt-kapolri-peraturan-jilbab-bisa-diubah

Page 104: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Polri Akhirnya Restui Polwan Berjilbab

Selasa, 18 Juni 2013, 15:07 WIB

Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian akhirnya memastikan diri akan melegalkan

penggunaan jilbab bagi anggotanya di seluruh Indonesia. Pernyataan tersebut langsung

dituturkan oleh orang nomor satu di tubuh Korps Tri Bata Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

Timur bahkan berujar sebetulnya dia sangat senang dengan permintaan sejumlah keinginan

polwan berjilbab yang kini mengemuka. Dia berkata, permintaan tersebut sudah dengan

senang hati Polri terima dan pertimbangkan.

"Saya justru berterima kasih kepada publik. Karena Polri diperhatikan bahkan sampai ke

penggunaan pakaian," ujar Timur di Gedung DPR Jakarta Selatan Selasa (18/7).

Timur mengatakan, dalam waktu dekat segala tuntutan mengenai jilbab akan segera masuk ke

dalam agenda diskusi internal Polri. Dia berujar, aturan mengenai jilbab ini amat perlu

dikonsepkan dengan tepat. Sehingga nantinya aturan ini tidak menimbukan polemik baru di

kemudian hari.

"Aturan pakaian polisi kan bukan jilbab saja. Pakaian dinasnya seperti apa harus kami

sesuaikan dulu," ujarnya.

Ketika ditanya kapan peraturan baru terkait seragam ini akan ditelurkan, Kapolri berujar

sesegara mungkin hal itu akan terwujud. Hanya saja, kata dia, satu komponen utama yang

masih harus dilengkapi sebagai bahan pertimbangan dia dalam menentukan aturan baru.

"Kami masih perlu bicara lebih dalam dengan sejumlah tokoh masyarakat. Tentu kami

memerlukan saran yang membangun demi aturan yang tepat. Intinya saya sangat merespons

baik permintaan ini (polwan berjilbab)," ujar jenderal bintang empat ini.

Reporter : Gilang Akbar Prambadi

Redaktur : Fernan Rahadi

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mokx8j-polri-akhirnya-restui-polwan-berjilbab

Page 105: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Anggota Komisi III Kompak Minta

Kapolri Sahkan Jilbab Polwan

Selasa, 18 Juni 2013, 14:15 WIB

Aditya Pradana Putra/Republika

Polwan (Ilustrasi)

A+ | Reset | A-

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP)

dengan Polri Selasa (18/6). Pertemuan yang diprakarsai oleh Komisi III ini mengundang

Kapolri Jenderal Timur Pradopo beserta seluruh jajarannya.

Dalam RDP tersebut, anggota komisi III DPR RI dari seluruh fraksi menyampaikan seluruh

gagasan dan kritiknya kepada Korps Tri Bata. Sejumlah isu vital terkait keamanan menjadi

sentral pembahasan dalam diskui yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB ini.

Tak ketinggalan, isu seputar seragam Polri terutama berkenaan dengan penggunaan jilbab

bagi Polisi Wanita (Polwan) muslim pun turut diutarakan sejumlah fraksi.

Dari pantauan Republika, dalam pertemuan yang digelar di ruang rapat Gedung DPR RI ini,

nyaris seluruh fraksi meminta Kapolri untuk memperhatikan aspirasi anggotanya mengenai

jilbab. Tidak hanya fraksi yang berdideologi islam, seluruh anggota partai di Komisi III pun

ikut menuntut hal yang sama.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat

Nasional (PAN) kompak meminta Timur untuk segera mengubah peraturan terkait seragam

Polri.

"Kebebasan baragama menjadi hak warga negara termasuk Polwan. Jangan dibatasi, harus

diubah, buat aturan untuk berjilbab," kata Taslim dari fraksi PAN menyampaikan

pendapatnya.

Page 106: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Anggota Komisi III lainnya, Achmad Yani mengatakan, Polri sebagai lembaga besar milik

bersama mesti mamapu mewujudkan keinginan anggotanya dalam beragama. Tentunya, kata

dia, aturan seragam Polri yang kini belum memberikan ruang bagi polwan untuk berjilbab

dapat diubah sesuai konstitusi.

"UU mengamanatkan warganya agar diberikan jalan untuk beribadah. Saya yakin para

petinggi Polri memiliki tingkat religiulitas yang tinggi, tentu akan sangat adil bila aturannya

diubah," ujar Yani kader dari PPP ini.

Sejumlah partai nasionalis bahkan ikut mendesak Kapolri untuk segera membuat aturan baru

terkait seragam dinas anggotanya. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan Golkar,

dan Hanura paling lantang meminta Kapolri merivisi aturan Polri terkait seragam.

Reporter : Gilang Akbar Prambadi

Redaktur : Citra Listya Rini

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mokut0-anggota-komisi-iii-

kompak-minta-kapolri-sahkan-jilbab-polwan

Page 107: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Instrumen Wawancara

1. Bagaimana Republika Online (ROL) memilih bahasa yang digunakan dalam menulis

berita?

2. Apakah ada ideologi yang menjadi acuan wartawan ketika menyusun suatu fakta

menjadi sebuah realitas pemberitaan di Republika Online?

3. Bagaimana Republika Online memilih kriteria wartawan yang bertugas turun meliput

dan kemudian menulis berita?

4. Apa yang melatarbelakangi Republika Online mengangkat kasus seputar isu larangan

Polwan berjilbab pada Edisi bulan Juni? Bagaimana peristiwa ini dipahami oleh

wartawan?

5. Menurut Anda, apa pemicu awal dan siapa yang menjadi pelaku dan siapa yang

menjadi korban dalam kasus ini?

6. Jadi, bagaimana pandangan dan sikap Republika Online itu sendiri terhadap kasus ini

dan apa tujuan Republika Online memberitakan kasus ini terus menerus pada

beberapa bulan terakhir?

7. Berbicara tentang larangan polwan berjilbab, berarti bicara tentang perempuan yang

dibatasi haknya untuk beribadah. Apakah Republika Online melihat ada pihak-pihak

yang membeda-bedakan jender atau hak perempuan dilanggar pada kasus ini atau

memang Republika hanya ingin mengedepankan masalah keislamannya?

8. Banyak pihak yang mendukung polwan berjilbab. Apakah Republika Online melihat

adanya pergerakan pembelaan dari kaum feminis dalam memperjuangkan hak polwan

dan wanita TNI untuk berhijab? Dan bagaimana kaum feminis memandang isu ini?

9. Bagaimana proses pembingkaian pembuatan berita tersebut sehingga menjadi berita

yang bermakna, menarik dan lebih menonjol dari pemberitaan yang lainnya?

Page 108: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

10. Apa ada penekanan tertentu sehingga Republika Online mengarahkan pembaca

terhadap suatu kesimpulan, entah untuk ikut mendukung atau menolak?

11. Adakah ketentuan khusus ketika menentukan narasumber?

12. Bagaimana keberpihakan Republika Online terhadap kasus ini?

13. Apa yang diharapkan oleh ROL dengan memberitakan kasus ini?

14. Nilai atau pesan moral apa yang ingin disajikan atau dipakai Republika untuk

permasalahan ini?

15. Menurut Anda sendiri, solusi apa yang tepat untuk memecahkan permasalahan ini?

Page 109: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Transkip wawancara dengan redaktur pelaksana Republika Online (ROL)

Nama narasumber : M. Irwan Ariefyanto

Jabatan : Kepala Republika Online

Tempat : Kantor Republika Online

Hari/Tanggal : Kamis, 29 Agustus 2013

Jawaban Wawancara

1. Bagaimana Republika Online (ROL) memilih bahasa yang digunakan

dalam menulis berita?

Bahasa yang digunakan yang pasti bahasa jurnalistik ya.. itu pakem,

dasar dalam sebuah media. Cuma mungkin ada pengecualian saat

kita bicara tentang media online. Media online itu apa sih

sebenarnya? Apa yang membedakan media online dengan media

cetak? Media Online terutama adalah kenapa dipetakan? Karena

pembaca media online itu faktornya berbeda dengan pembaca media

cetak, kalau pada media online itu melihat hanya sepintas-sepintas,

tidak mendalami. Itu yang pertama. Nah, yang kedua, pembaca

media online itu mencari sesuatu yang kalau kita bilang kepo.. kepo

ya bahasa sekarang? Hahaha.. ya hebohlah heboh. Nah tapi karena

kami adalah Republika, tentu kami berbeda dengan media lainnya.

Anda juga pahamlah itu. Kami mencoba menyajikan setiap berita

dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tetap sesuai dengan

perizinan, ala Republika. Jadi, bahasa-bahasa yang kami gunakan

tetap bahasa-bahasa baku jurnalistik tapi kami modifikasikan.

Karena kenapa? Content yang kami gunakan lebih banyak content-

content yang sifatnya lebih ke Islam. Itu yang membedakan media

kami dengan media online yang lainnya.

2. Apakah ada ideologi yang menjadi acuan wartawan ketika menyusun suatu

fakta menjadi sebuah realitas pemberitaan di Republika Online?

Pasti ada, media kami memiliki ideologi sendiri. Tapi, karena disini

reporternya gabungan dengan koran. Maka, rata-rata ketika mereka

masuk ke Republika, mereka sudah memiliki paham yang sama soal

bahasa, soal gaya penulisan, sudut pandang, semuanyalah mereka

hampir sepaham. Sehingga, reporter tentunya harus tahu aturan-

aturan dasar seperti itu. Ketika mereka melaporkan, mereka sudah

sesuai dengan SOP yang sudah kita tetapkan.

Page 110: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

3. Bagaimana Republika Online memilih kriteria wartawan yang bertugas

turun meliput dan kemudian menulis berita?

Inilah uniknya Republika dibandingkan dengan media lainnya. Kami

Republika Online reporternya satu. Jadi, satu reporter untuk

melayani online maupun cetak. Nah.. apa yang membedakan berita

koran dengan online disini? Berita pada media online itu cepat,

singkat, padat, kalau koran itu perlu pendalaman. Reporter disini

hanya bertugas melaporkan. Tentunya melaporkan seperti yang

sudah sesuai dengan SOP tadi ya, dari gaya penulisan dan gaya

bahasa. Karena reporter online atau koran yang ada di Republika itu

memilih berita tidak selalu interpol, beda dengan media online

lainnya. Mereka (reporter) menulis, laporan yang mereka tulis

tersebut dilaporkan dan dikirimkan kepada redaktur.

4. Apa yang melatarbelakangi Republika Online mengangkat kasus seputar

isu larangan Polwan berjilbab pada Edisi bulan Juni? Bagaimana peristiwa

ini dipahami oleh wartawan?

Ya memang Republika yang pertama memberitakan tentang isu itu

dan sempat jadi isu yang berkembang dimasyarakat. Tapi karena

berita ini sudah cukup lama. Jadi, perlu dicari lagi data-datanya agar

tidak salah. Ini kan berita mulai diberitakan intens bulan Maret, yang

pasti tahu ya para redaktur. Sebentar ya. Oh, awalnya karena ada

aturan dari Kapolri untuk melarang polisi wanita menggunakan

seragam diluar ketentuan. Artinya, mereka harus memakai seragam

yang sesuai aturan yang ada di kepolisian. Nah aturan yang melarang

itu adalah salah satunya penggunaan hijab. Itu aturan pokok Kapolri.

Di sini tercantum berdasarkan Peraturan Kapolri No. Pol:

Skep/702/IX/2005. Hal ini berarti aturan ini sudah dari tahun 2005,

sudah lama. Jadi kalau tidak salah, 2005 itu Kapolrinya masih Bapak

Sutanto. Memang kalau saya baca dari surat keputusan itu lebih

kepada para polisi wanita harus lebih patuh soal berseragam, dan

lain-lain. seragam itu diantaranya tidak diperbolehkam penggunaan

hijab. Ini aturan dari Kapolri. Tapi sebenarnya untuk kesininya,

kepolisian sudah mulai sedikit terbuka. Mereka sudah tidak ada

masalah. Ini kan aturan-aturan lama sejak 2005, cuma baru ramai-

ramai sekarang, sejak kemudian media mulai menyoroti aturan

tersebut. Ehmm.. mungkin berawal dari.. biasanya kalau seperti ini

berawal dari orang-orang atau pihak-pihak yang kecewa, banyak

alasan lah, contohnya mereka yang ditolak saat ingin masuk jadi

Page 111: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

polisi wanita karena menggunakan hijab, sehingga mereka protes.

Dan Republika mulai serius memberitakan hal ini mulai bulan Maret.

5. Menurut Anda, apa pemicu awal dan siapa yang menjadi pelaku dan siapa

yang menjadi korban dalam kasus ini?

Ini kan data-datanya sudah dari beberapa bulan yang lalu, jadi perlu

kami cari lagi. Tapi kalau saya pelajari, tidak ada asap kalau tidak

ada api. Mungkin awalnya bisa dari laporan masyarakat, bisa dari

hal ini muncul karena polisi membuka kembali aturan seperti ini, saat

membuka pendaftaran penerimaan polwan. Ya dalam berita ini dari

masyarakat yang hak-haknya dilanggar ketika mereka ingin menjadi

polisi wanita tapi terbentur dengan aturan larangan berjilbab ini.

Kalau dari pencarian fakta dan data, narasumber bisa dari banyak

pihak lah, dan hal inilah yang berkembang dimasyarakat. Sebenarnya

pasti adalah pelaku dan korban dalam sebuah kasus. Tapi, kamu coba

googling lagi ya. Soalnya kan berita ini udah berumpuk dengan berita

lainnya. Jadi, harus dicari satu-satu dulu. Ehmm.. sebenarnya yang

namanya Wakapolri atau anggota-anggota kepolisian yang lain itu

hanya pelaksana dari aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh

atasannya. Dan korban pasti ada tapi perlu dilacak, karena di sini

terlihat Republika Online secara serius memberitakan larangan

polwan berjilbab ini. Tetapi perlu didalami lagi, karena berita online

kan cepat, singkat, dan terus-menerus.

6. Jadi, bagaimana pandangan dan sikap Republika Online itu sendiri

terhadap kasus ini dan apa tujuan Republika Online memberitakan kasus

ini terus menerus pada beberapa bulan terakhir?

Berita ini sudah lama, tapi seperti yang saya bilang, memang

Republikalah yang pertama yang memberitakan kasus ini. Karena

Republika Online memberitakan terus-menerus, meramaikan..ya jadi

ramai. Ketika kami membuat berita sama saja sebagai pandangan

kami melihat isu dari sebuah kebijakan dari sisi Islamnya. Tapi toh

pada intinya, apabila tidak ada asap. Sikap kami, Republika, adalah

ikut melarang atau meminta pihak Kapolri mencabut keputusan

tersebut. Karena ini menyangkut hak seorang muslimah, warga

negara untuk menjalankan ibadahnya apapun profesinya, dan tetap

mendukung seorang wanita yang ingin menjadi polwan tetapi tidak

membuka hijabnya. Filosofi kami, selama dia seorang muslim yang

mengucap syahadat, solat, puasa, zakat itulah Islam. Apabila haknya

diabaikan kami siap membantu.

Page 112: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

7. Berbicara tentang larangan polwan berjilbab, berarti bicara tentang

perempuan yang dibatasi haknya untuk beribadah. Apakah Republika

Online melihat ada pihak-pihak yang membeda-bedakan jender atau hak

perempuan dilanggar pada kasus ini atau memang Republika hanya ingin

mengedepankan masalah keislamannya?

Pertama, karena kami content-nya, content Islam jadi, faktor yang

kami angkat adalah faktor yang berhubungan dengan Islam ya.

Kebetulan ini adalah hak seorang muslimah menggunakan hijab dan

ada ketentuan Kapolri yang melarang hal tersebut. Maka, itulah yang

kami soroti. Ya, saya paham yang Anda pertanyakan. Jadi, apakah

Republika melihat dari sisi Islamnya atau hak dari setiap warga

negara untuk menjalankan agamanya yang dilanggar. Ya, bisa dua-

duanya, tapi karena kami adalah Republika dan mengacu pada

komunitas umat Islam. Dari dua itu yang paling menonjol adalah soal

aturan agama menggunakan hijab bagi kaum muslimah.

8. Banyak pihak yang mendukung polwan berjilbab. Apakah Republika

Online melihat adanya pergerakan pembelaan dari kaum feminis dalam

memperjuangkan hak polwan dan wanita TNI untuk berhijab? Dan

bagaimana kaum feminis memandang isu ini?

Kami ada pandangan dari narasumber wanita (feminis) tapi

sebenarnya mereka tidak ada masalah. Feminisme kan lebih

mengedepankan hak seorang wanita, tetapi untuk persoalan ini tidak

terlalu terdengarlah. Belum ada komentar resmi, tetapi mereka tetap

mendukung. Dan Republika lebih mengedepankan Islam, Al-qur’an

dan Hadist.

9. Bagaimana proses pembingkaian pembuatan berita tersebut sehingga

menjadi berita yang bermakna, menarik dan lebih menonjol dari

pemberitaan yang lainnya?

Kita tetap menggunakan Teori Agenda Setting. Kami menugaskan

para reporter untuk mencari pandangan-pandangan soal aturan

seperti ini, tentunya dari berbagai narasumber. Ya yang intinya

sesuai dengan ideologi kami.

Page 113: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

10. Apa ada penekanan tertentu sehingga Republika Online mengarahkan

pembaca terhadap suatu kesimpulan, entah untuk ikut mendukung atau

menolak?

Pasti ada, dengan cara menghadirkan narasumber yang mendukung

pandangan kami.

11. Adakah ketentuan khusus ketika menentukan narasumber?

Yang pasti yang mendukung. Media tidak ada yang independen.

Media memiliki aturan dan ideologi masing-masing. Dan tidak

mungkin Republika ujuk-ujuk memilih atau memuat narasumber

yang kontra, kecuali kita meminta penjelasan. Contohnya, kenapa

kepolisian melarang polwan berhijab.

12. Bagaimana keberpihakan Republika Online terhadap kasus ini?

Kami lebih condong berpihak kepada setiap muslim yang ingin

menjalankan ibadahnya tanpa adanya tekanan apapun, dan kami

memang sedang mengejar aturan itu. Tapi keputusan itu, sampai

detik ini belum dicabut. Selama keputusan itu belum dicabut,

persoalan ini akan muncul lagi, sampai keputusan itu dicabut. Tapi

memang yang saya baca di sini, beberapa petinggi dikepolisian

menyatakan aturan ini bisa fleksibel. Contoh, Humas Mabes Polri

menyatakan aturan tersebut tidak mengikat, dan polwan dapat

menggunakan seragam yang tidak mengganggu aktivitasnya untuk

menjalankan tugasnya. Tapi, sampai saat ini kan belum juga dicabut.

Ya kita tunggu saja. Hanya Allah yang tahu. Semua bisa terjadi.

13. Apa yang diharapkan oleh ROL dengan memberitakan kasus ini?

Yang kami harapkan adalah kami dapat memperjuangkan Islam.

Polri melakukan sebuah aturan yang (menurut saya) diskriminasi.

Tentang pernyataan peraturan ini dapat diubah (berita pada tanggal

13 Juni) masih wacana. Karena berarti apa? Polri belum serius

menangani permintaan masyarakat, khususnya kaum muslim. Saya

berharap permasalahan ini segera diselesaikan. Prokontra ini dapat

selesai apabila Kapolri mengeluarkan keputusan baru atau mencabut

larangan polwan berjilbab. Jadi, aturan-aturan dari Kapolri itu kan

lebih telak dari pada undang-undang kepolisian. Berartikan aturan

ini dibuat sendiri, kecuali, ketika saat ini keputusan tersebut dibuat,

maka ada aturan yang memang lewat uji materi dan bisa di ubah

kembali.

Page 114: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

14. Nilai atau pesan moral apa yang ingin disajikan atau dipakai Republika

untuk permasalahan ini?

Media kan hanya memberi dukungan, kritikan, himbauan danmasukan solusi. Ini bukan menjadi sesuatu yang mutlak untuk ditulisoleh pihak kami. Hal ini atau pemberitaan ini akan terus ada selamakeputusan itu belum dicabut. Maka dari itu, kami menampilkannarasumber yang seirama dengan pesan apa yang ingin kamisampaikan, bisa dari pihak MUI, DPR-MPR, Ormas, dan lain-lain.sebelum keputusan itu dicabut kami akan berjuang dan terus menulisberita ini. Seperti yang kita tahu, di Aceh pun polwan dibolehkanberhijab. Diwajibkan malah.

15. Menurut Anda sendiri, solusi apa yang tepat untuk memecahkan

permasalahan ini?

cepet-cepet dicabut deh peraturan itu, toh tidak menghambat kinerjapolwan untuk melaksanakan tugas-tugasnya malah justru lebih rapidan aman.

Jakarta, 29 Agustus 2013

-ffifuM. Irwari.Alriefvanto

Kepala Repu\\ika Online

Page 115: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

BIOGRAFI NARASUMBER

Nama : M. Irwan Ariefyanto (Kang One)

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 3 Oktober 1972

Jabatan : Kepala Republika Online

Alamat : Pamulang Estate EI/15, Pamulang,

Tangerang Selatan.

No. Telp : 0818-738009

Email/Twitter : [email protected] / @irwan2000

Pendidikan Formal : S-1 FE UNPAD

S-2 Magister Management

Pengalaman Kerja :

- Reporter Harian Umum Republika

- Redaktur Harian Umum Republika

- Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum

Republika

- Redaktur pelaksana Harian Republika

- Kepala Newsroom Harian Republika

- Kepala Republika Online

Page 116: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

SURAT KETERANGANROL.138

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa;

Nama : Putri Buana Tungga DewiNIM : 109051 rc0074Status- -: llltahasiswaffitasrtffiffiwah danllrnu

Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaranlslam (KPl) / Jurnalistik, Universitas lslam Negeri(UlN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Yang bersangkutan adalah benarpenelitian/wawancara untuk penyusunanFraming Konstruksi Realitas PemberitaanOnline)"

Demikian surat keterangan ini diberikanmestinya.

telah melakukan kegiatanskripsi yang berjudul "AnalisisPolwan Berjilbab di Republika

untuk digunakan sebagaimana

Jakarta, 30 Agustus 2013

=:5IL.=r':G*--

ROL*s{rt|,KAaiil,FEre==

Graha Pejalen No. sE-FJl. Pejaten Raya- P6ar l,linggu

Jakarta Selaian 125'10P 16221 7991901F +6221 7997903

Rffiffi&ris $

Page 117: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

SEJARAH REPUBLIKA ONLINE

ww.republika.co.id

epublika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim bagi publik di

Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para

wartawan profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan

Muslim se - Indonesia (ICMI) yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin

penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4

Januari 1993.

Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat.

Sebelum masa itu, aspirasi umat tidak mendapat

tempat dalam wacana nasional. Kehadiran media ini

bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut,

namun juga menumbuhkan pluralisme informasi di

masyarakat. Karena itu kalangan umat antusias

memberi dukungan, antara lain dengan membeli

saham sebanyak satu lembar saham per orang. PT

Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika pun

menjadi perusahaan media pertama yang menjadi

perusahaan publik.

Terbit, Bertahan, dan Maju Dengan Kreatifitas

Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara

sederhana. Selain sarat dengan modal dan sarat

SDM, bisnis inipun sarat teknologi. Keberhasilan

Republika menapaki usia 10 tahun merupakan buah

upaya keras manajemen dan seluruh awak pekerja di

PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan

yang menerbitkan koran ini sejak 1993 untuk

mengelola segala kerumitan itu.

Selain dituntut piawai berhitung, pengelola koran juga harus jeli, cerdik, dan kreatif bersiasat untuk

tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Sejak awal, Republika memang dekat dengan "sesuatu

yang baru". Tatkala lahir, Republika menggebrak dengan tampilan "Desain Blok" yang tak lazim.

Republika pun mampu menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993.

Page 118: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Republika Tampil di Internet

Tahun 1995, Republika memyajikan layanan berita

di situs web internet, dengan alamat

www.republika.co.id. Ini adalah Koran pertama di

Indonesia yang tampil di dunia internet, situs itu

kemudian kita namakan Republika Online.

Republika Online yang biasa disebut ROL muncul

pertama kali di internet pada awal 1995 atau sekitar

dua tahun setelah surat kabar Republika terbit.

Sebagai situs berita, pada saat itu, muatan ROL

hanya menduplikasi materi berita-berita koran

Republika secara lengkap.

Tujuan utama penerbitan Republika versi internet adalah untuk melayani pembaca yang tidak

terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada diluar negeri.

Pada fase berikutnya ROL secara bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi,

khususnya teknologi informasi. Desain dan berbagai layanan web dan materi beritanya pun lebih

diperkaya.

Sejak pertengahan 2008 Republika Online mengalami

perubahan besar, dari sekadar situs berita

sederhana menjadi web portal multimedia.

Perubahan tersebut terjadi sebagai jawaban atas

munculnya tantangan industri media yang mulai

memasuki era konvergensi media. Dalam hal ini,

Republika sebagai institusi industri media dituntut

untuk memiliki dan mendistribusikan content

medianya dalam format cetak, online, dan mobile.

Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan ROL

tetap mengedepankan komunitas Muslim sebagai

basis pengunjungnya. Tampilan ROL terbaru inilah

yang diluncurkan kembali (relaunching) pada 6 Februari 2008. Tema launchingnya kami namakan

RELOAD.

Segala kreativitas dicurahkan untuk sedapat mungkin membuat Republika online selalu dekat dan

meladeni keinginan publik. Memang, upaya itu jelas tak mudah. Namun, kami menikmatinya selama ini.

Page 119: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

PRODUK ROL:

1. Portal internet multimedia yang menampilkan content dalam format teks, voice, visual, dan mendistribusikan content secara online, mobile, print.

2. Media interaktif komunitas Muslim untuk membangun partisipasi dan kesadaran umat terhadap pluralisme informasi berkualitas.

3. Fokus pada pengembangan content berbasis keislaman

4. Memberi ruang informasi sangat luas dan cepat. “Tersaji begitu terjadi”

5. Melayani segmen audiens level SES Class A-B dengan rentang usia 18-50 tahun

Prinsip dasar ROL 1. Mengutamakan berita dan informasi interaktif dalam format netizen (citizen journalism) 2. Memberi ruang luas bagi content how to, tips, people, dan services 3. Santun, ramah, dan akrab dengan keluarga 4. Dekat dengan semua komunitas 5. Mengutamakan berita dan informasi keislaman 6. Menyeimbangkan good news dengan bad news 7. Menyajikan berita secara ringkas dan cepat 8. Mudah diakses

Visi dan Misi REPUBLIKA

Visi :

Menjadikan HU REPUBLIKA sebagai koran umat yang

terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal

yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional,

namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya

menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat

Islam yang berdasarkan pemahaman Rahmatan Lil

Alamin.

Misi :

Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen

yang efisien dan efektif, serta mampu

dipertanggungjawabkan secara professional

Page 120: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Peta Iklan ptda Repuhlika Online (ROL)

k"Wffiffi

ru

furl*{rr

ESlllA ffi0r

hffi*

&n

iL*U*IFTlelbl!t

f{t*fiil{i e$

-I 3ffirD ffiT&

ru![rM{rl-krh ld iF tq r * r$*irivrps**worotMF*w!@

, ' { * i4*kMni4vs;*!l

. t,-*: l;a1ds -$,!. it&.

r*r&* *'. i ^ _ : ! f f * @

&lj l $s** ld !N* rb :#

Sisi!ffii]&i*i4i;ssrt&et r !Mr iMw$c

! t{tkriR@$,Ard8r

r h]ss.F*1e'

is,*1{!wr,Rar#g*i. &rF ! r$rd 1i/8e!p*. etar rx&*tr

! tR*{ llFilta'r&P &iw,

I ca-*r6 [email protected],!*+,,{fs.{1*u} tr,!f; ri;1s1

(W Sq4 Ua.F**&S+:q!i,\it6e{ 4t*rq sii rw$s@ *rf* ri*WS dFs4l@ *ndd#egr&#4*,e fu$al* rra qs +i!r i#:#r H4@t dt&.sedP4.ffi*n,$ bist *rrqd5.er*,l *{{.4 end{ ic}!4&* l!,41*

REEOT{AAEI 's'

fr- h h b | 4 r y r

,C-{' *k&

$6 Pr&-dt3F lta$qfi'&&qire trb

i!* h*, kff*. b},**r,e:&*.hrikr! rS# q**r M! !+b rq,@#!cat F i*4u4 @Ftn 4t ,ije{ {drF :mrd's'Jl@4F1|J4@'!ry4*j4 iF"

ffi ffi*1,FI.rF ts$. gb" *ryry!{ew* ta4*@d

r.Fri*r ftffisf: , .

- . ._ - - _ . , , . - : d* . r$ iF | * {

fst

laq* *r*t!is$Ftt a!tu$tl*

, # t *ddhwI &qi**erwa

' t!8r4rM.

I Hilw{**!

Fpl{rnl

ry*u.*#

h q .

hftFfifffml *#!

refI xd*f E|dIEE@ u*athhf

w* |lffr$ksmr*.& F w * r y . eirtettbi*t +F.9d

r trN# tik{tsk!iFE}:d.Rt#Pl*!:.lw

+ *eS tB.r!!{t lair'44ie

ks ?16!9b*h*.h#.

- J I t r * M aP E t b *? ' ! E r y s | . F

{.. ..su ***lb;s1x &#c..#*al@dSAA*: *e84+' f f i * . ! -4 r r

. cFllB&ensStrqtF;Fa6'

. 3*d*.a$i *'&&*k,(snb

tX . qiar:*

lg$lr. rbe$ qF$

fu& *k*i *r:4{ :r'&:rt',*.rry--*i@**td

t bis*!f,,vB! gi*qlsd

i'i t*r !b\*e

. {a N\t+!S &64* t o&rr:

trFi* *!.{*r &gE

Hrn 3ra!ffil

nJiffiiIryi- ryxqnt

r i k i $IEII fg4MTF- r y * H *-i i 4 l f f t r , iM@b{r ry* .&&M&ry*#e- i i *S&

* {# rbrF&1* ld$ i i sSdi:hrb r*&)

+ | r tsR;w l t t :q r r4 lR3$S

fuqqt lesi

ro |t'iH*l- ' r s ' *- gffi;tr.

tryPs1Mtr*.wds&*,6:,i#{S1*tu+q.,r*d'Qd ry*'

M N l l r d r d * . ! d " 4 u

rt'@et*baef4id:

6 # * { q * d

S#rlii*rF

*.*SS*4tr

l n

I R}K{td&\}*.tjF*nar q{*|.& ;;1rr4 blrrrP ii tldr*

. !k {rdqb !*rys ti4ri&* 4 &h tuai

* ?*n *rhr- tu{1{ind! I

- En

Gffifu.R.I.tilF

F - a n ! v 4 \ ' a ' r y

-YV

tlFLNA

tut'4&

t tu-.!ffi r**e eiie$eji$tu**a#€,. l d E . - - . ! b . k d h ' i , . q r r s l i d

t-. l w - r ^ ! t u ' # . F * r N r l l . d $ (

t, lFsrtt,rsdt

t k { rr iv/.f bu"hp qris{ r.d

R fdo qr tqi r&r, ? ft*. r \!

Page 121: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 122: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 123: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 124: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 125: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 126: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 127: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 128: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 129: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 130: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 131: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

*g,,ry.-tt,

-%s_ffiProfil PE nb.ea RcL

Ganderfdueatlanlevel

PurchaEe Declrion Grocery and €onrumablc

! ltlah

t Feml€

I F0 fonnal f&(aio,r

I R',dtrY

il. Lcdrdary

. UnieEiq or ottlqIeliary. furd*rllrad€te

s Ur{Ytlsjry 0r 0(t1afle|tilry- StEndutr

. l!.l7

r 18.20

* 11-14

r 2i-S

* 31"54

r3H

* 4l.4ra

s 4!-!o

:. 51-1,a

s t t60

.: >64

i M*i{ deaigbn melret

tjok{ &€irtof,nulet

*tmffiEt

P.!eg*at/ d.vlerysls dEunrtm

fiidraid

{t!Hclf*sftplffielll14

tm!{

l.oali Las

Page 132: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan
Page 133: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Lampiran

REDAKSI & MANAJEMEN

Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha

Wakil Pemimpin Redaksi : Arys Hilman Nugraha

Redaktur Pelaksana Republika Online : M Irwan Ariefyanto

Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online : Heri Ruslan

Tim Redaksi : Yeyen Rostiani, Didi Purwadi,

Ajeng Ritzki Pitakasari, Djibril Muhammad, Taufiqqurachman Bachdari, Dewi

Mardiani, Endah Hapsari, Miftahul Falah, Hafidz Muftisany, Hazliansyah, Karta

Raharja Ucu, Yudha Manggala P Putra, Fernan Rahadi, A.Syalaby Ichsan, Mansyur

Faqih, Citra Listya Rini, Damanhuri Zuhri, Nidia Zuraya, M.Amin Madani, Hannan

Putra, Niken Paramitha, Asti Yulia Sundari, Muthia Ramadani, Sadly Rachman,

Agung Sasongko, Yunita Sari, Fanny Damayanti.

Kepala Sales dan Promosi : Andriyanto

Tim Sales dan Promosi : Danu Fitrio Kanigoro,

Ramadani Eka Putra, Siti Rohanah, Achmad Muchlis, WK Hadi Laga, Sri Hartini,

Tejo Andriastono, M Fauzul Abraar, Rani Kurniasari, Putri Tiryaqil Ivadasari, Friesta

Astriardini, Aghnia Aghsa.

Tim IT dan Desain : Mohamad Afif, Mufti Nurhadi,

Dwi Sartika, Abdul Gadir, Navian Tony.

Page 134: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Powered by

(Mahaka Media Subsidiary)

Kepala Support dan GA

Tim Support dan GA

Rolshop

Kepala Keuangan & Admin

PT Republika Media Mandiri

Direktur Utama

Direktur Pemberitaan

Direktur Operasional

Direktur Bussines Development

GM Keuangan

GM Marketing dan Sales

PT Strategi Inisiatif Media

Slamet Riyanto

Erna Indriyanti, Essika Gardana

Riky Romadon

Wibowo

: Daniel JP Wewengkang

: Ikhwanul Kiram Mashuri

: Mira R Djarot

: Tommy Tamtomo

: Didik Irianto

: Yulianingsih

Page 135: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

WKONTAKKAMI

Redaksi

Phone: 021 7997901 - 7997902

Fax:021 7997903

Email : [email protected]

Iklan

Phone: 021 7997901

Fax:021 7997903

Email : [email protected]

ROL Shop

Riky Romadon

Phone: 021 7997901 ext

Fax: 02 | 7gg7g03

Emai l : [email protected] i ka.co. id

ROL ( Republika Online )

Graha Pejaten No 5E-F Jalan Raya Pejaten Raya, Pasar Ming gu, JakartaSelatan

PT. Republika Media Mandiri

Jl. Warung Buncit Raya No.37 Jakarta Selatan 12510

Phone: 0217803747 (Hunting), Fax: 02178A0649

Page 136: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7 432728 I 74703580

Website: wry.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : dakwah{r}&kginiakarte.asik!

NomorLampiranHal

: Un.o 1 /F5 rw .oo.s r(t(/Tzotz

, trtn Penelitian (SkriPsi)

Kepada Yth,Pimpinan Republika Onlinedi

Tempat

A s s al amu' al sikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menerangkan bahwa:

Putri Buana Tungga Dewi109051 100074Jakarta, 17 Februari 1991IX (Sembilan)Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) i Jurnalistik

Jl. Raya Cilangkap No. 2b RT 004/05 Kec'

Cipayung Kel. Cilangkap Jakarta Timur

085619571 I 1

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam

rangka penulisan skripsi Ue4uaU Analisis Framing Konstrulrsi Realitas

Pemberitaan Polwan Berjilbab di Republika Online'

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibr-r/Sdr' dapat

menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

dimaksud.

Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih'

W s s al amu' al aikum Wr. Wb.

Jakarta, lJ Aeusnts 2013

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusarVKonsentrasiAlamat

Telp.

Tembusan :1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Jumalistik

f Subhan, MA110 199303

Page 137: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Nomor : IstimewaLampiran : 1 BerkasPerihal : Pengajuan Judul Skripsi

Kepada Yang Terhormat:Ketua Dewan Pertimbangan SkripsiUIN Syarif Hidayatull ah J akartaDi

Jakarta. 2 Juli2013

Tempat

As s alamual aikum War ahmatullahi Wab ar akntuhSalam sejahtera saya sampaikan, semoga Bapak/Ibu dalam lindungan Allah SWT,

serta selalu dilimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya. Selanjutnya, saya yang bertandatangan di bawah ini:

NamaNIMSemesterFakultas/Jurusan

Putri Buana Tungga Dewi109051 100074VIII (Delapan)Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/Konsentrasi Jurnalistik

Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul, "Analisis FramingKonstruksi Realitas Pemberitaan Polwan Berjilbab di Republika Online,'. proposalskripsi ini selanjutnya diharapkan dapat dilanjutkan sebagai syarat untuk mendapatkangelar s.Kom.I dalam jenjang Shata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Dengan ini saya lampirkan :

1. Outline2. Proposal Skripsi3. Daftar Pustaka Sementara

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas segala perhatian Bapak/Ibu sayaucapkan terimakasih.Was s slamual aikum War ahmatullahi Wab arr akatuh

Mengetahui,

Penasehat Akademik Pemohon

NIM. 109051100074NIP. 1 97308221998032001

Page 138: KEBERPIHAKAN MEDIA ONLINE TERHADAP CONTENT- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27162/1/PUTRI... · keberpihakan media online terhadap content-content bermuatan

Nama

Tempat/Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

Warga Negara

Agama

Status Perkawinan

Alamat

Aladit Email

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Puki Buana Tungga Dewi

Jakarta, 17 Februari 1991

Perempuan

lndonesia

Islam

Belum Menikah

: Jl. Raya Cilangkap No. 2 Rt 004 Rw. 005, Kel.

Cilangkap Kec. Cipayung, Jakarta Timur. 13870

Purplephqbe@ymai l. com

Ciputat, 03 Oktober 2013

MPutri Buana Tungga Dewi

t-