Kbk Ikip Pgri Bali

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KBK IKIP BALI

Citation preview

EDUCATION-BASED UNIVERSITY

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGIDALAM KAITAN DENGAN PENGEMBANGAN STANDAR ISIOleh:

Prof. Dr. Nyoman Dantes

Disampaikan dalam Lokakarya KurikulumPada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bali

18-19 Juni 2011*****************************************

A. Rasional

Masyarakat masa depan ditandai dengan semakin menguatnya sistim sosial yang mengakar pada masyarakat, ekonomi yang berorientasi pasar dengan perspektif global, akulturasi multikultur dalam berbagai hal, serta moralitas hukum. Hal tersebut mengindikasikan orientasi pembangunan yang mengedepankan kepentingan mayoritas yang berimplikasi pada perlunya upaya peningkatan mutu sember daya manusia, peningkatan aktivitas sektor ekonomi riil, pengembangan kreativitas dan produktivitas kelembagaan, model akomodasi multikultur masyarakat dalam bidang pendidikan, dan pengembangan hati nurani kemanusiaan melalui sektor pendidikan.

Paradigma baru pembangunan pendidikan tinggi yang digariskan oleh pemerintah, seiring dengan pemberlakuan otonomi pendidikan, telah menghadirkan warna baru bagi setiap pelaku pendidikan tinggi dan stake holder. Pada Renstra Depdiknas tentang pendidikan tinggi, dengan tegas telah digariskan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi harus mengedepankan: keotonomian, kesehatan organisasi, akuntabilitas, dan kemampuan daya saing. Untuk menterjadikan hal itu, semua komponen dalam mekanisme sistim penyelenggaraan pendidikan tinggi harus berubah, baik dari sisi konstruk berpikir maupun performansi kerja. Bila dihubungkan dengan analisis sistem dalam pendidikan, hal tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut.

IKIP PGRI Bali sebagai salah satu pelaku pendidikan tinggi, juga dituntut untuk mengantisipasi berbagai dinamika pembangunan pendidikan yang sering tidak terprediksi dengan akurat oleh para pelaku pendidikan itu sendiri. Untuk itu pengelola dituntut mampu menyesuaikan berbagai program dan aktivitas akademiknya sejalan dengan paradigma baru pendidikan kita, dalam rangka menjawab tantangan masa depan, yaitu suatu proses yang dapat melahirkan individu-individu yang berbekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup dan berkiprah dalam era globalisasi.

Komisi Internasional bagi Pendidikan Abad ke 21 yang dibentuk oleh UNESCO melaporkan bahwa di era global ini pendidikan dilaksanakan dengan bersandar pada empat pilar pendidikan, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Delors, 1996). Dalam learning to know mahasiswa belajar pengetahuan yang penting sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikuti. Dalam learning to do mahasiswa mengembangkan keterampilan dengan memadukan pengetahuan yang dikuasai dengan latihan (law of practice), sehingga terbentuk suatu keterampilan yang memungkinkan mahasiswa memecahkan masalah dan tantangan kehidupan. Dalam learning to be, mahasiswa belajar menjadi individu yang utuh, memahami arti hidup dan tahu apa yang terbaik dan sebaiknya dilakukan, agar dapat hidup dengan baik. Dalam learning to live together, mahasiswa dapat memahami arti hidup dengan orang lain, dengan jalan saling menghormati, saling menghargai, serta memahami tentang adanya saling ketergantungan (interdependency). Dengan demikian, melalui keempat pilar pendidikan ini diharapkan mahasiswa tumbuh menjadi individu yang utuh, yang menyadari segala hak dan kewajiban, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk bekal hidupnya.

Dalam Fasli Jalal dan Supriadi (2001) disebutkan tiga acuan dasar pengembangan pendidikan di Indonesia dalam era reformasi untuk menjawab tantangan global, yaitu acuan filosofis, acuan nilai kultural, dan acuan lingkungan strategis.

Acuan filosofis, didasarkan pada abstraksi acuan hukum dan kajian empiris tentang kondisi sekarang serta idealisasi masa depan. Secara filosofis pendidikan perlu memiliki karakteristik: (a) mampu mengembangkan kreativitas, kebudayaan, dan peradaban; (b) mendukung diseminasi dan nilai keunggulan, (c) mengembangkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan dan keagamaan; dan (d) mengembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan produktif yang koheren dengan nilai-nilai moral. Kesemua ini tidak terlepas dari cita-cita pembentukan masyarakat Indonesia Baru, yakni apa yang disebut dengan masyarakat madani.

Pendidikan kita harus pula memiliki acuan nilai kultural dalam penataan aspek legal. Tata nilai itu sendiri bersifat kompleks dan berjenjang mulai dari jenjang nilai ideal, nilai instrumental, sampai pada nilai operasional. Pada tingkat ideal, acuan pendidikan adalah pemberdayaan untuk kemandirian dan keunggulan. Pada tingkat instrumental, nilai-nilai yang penting perlu dikembangkan melalui pendidikan adalah otonomi, kecakapan, kesadaran berdemokrasi, kreativitas, daya saing, estetika, kearifan, moral, harkat, martabat dan kebanggaan. Pada tingkat operasional, pendidikan harus menanamkan pentingnya kerja keras, sportifitas, kesiapan bersaing, dan sekaligus bekerjasama dan disiplin diri.

Acuan lingkungan strategis mencakup lingkungan nasional dan lingkungan global. Lingkungan nasional ditandai dengan dua hal yang substansial yaitu: masih berlanjutnya krisis dimensional yang menerpa bangsa ini, dan tuntutan reformasi secara total yang belum berjalan secara baik dan optimal. Lingkungan nasional meliputi perubahan demografis, pengaruh ekonomi yang tidak merata sehingga penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat, pengaruh sumber kekayaan alam yang pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan yang baik, pengaruh nilai sosial budaya di era global ini, dimana munculnya nilai-nilai baru di masyarakat seperti kerja keras, keunggulan, dan ketepatan waktu, pengaruh politik yang sejak era reformasi terasa sangat labil, serta pengaruh ideologi dimana pendidikan ideologi perlu terkait dengan yang universal. Lingkungan nasional yang saat ini masih dalam situasi reformasi, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Secara nasional acuan strategis ini mengandung arti bahwa pendidikan kita harus dapat menjawab tantangan reformasi dan membawa negeri ini keluar dari berbagai krisis.

Lingkungan global ditandai antara lain dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga kita tidak bisa menjadi warga lokal dan nasional saja, tetapi juga warga dunia. Lingkungan strategis sangat berpengaruh bagaimana pendidikan masa depan tersebut hendaknya dirancang.

Sebagai implikasi dari globalisasi dan reformasi tersebut, terjadi perubahan pada paradigma pendidikan. Perubahan tersebut menyangkut, pertama: paradigma proses pendidikan yang berorientasi pada pengajaran dimana dosen lebih menjadi pusat informasi, bergeser pada proses pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran dimana mahasiswa menjadi sumber (student center). Dengan banyaknya sumber belajar alternatif yang bisa menggantikan fungsi dan peran dosen, maka peran dosen berubah menjadi fasilitator. Kedua, paradigma proses pendidikan tradisional yang berorientasi pada pendekatan klasikal dan format di dalam kelas, bergeser ke model pembelajaran yang lebih fleksibel, seperti pendidikan dengan sistem jarak jauh. Ketiga, mutu pendidikan menjadi prioritas (berarti kualitas menjadi internasional). Keempat, semakin populernya pendidikan seumur hidup dan makin mencairnya batas antara pendidikan di formal dan nonformal. B. Standarisasi Mutu Pendidikan Nasional dan kaitannya dengan Pengembangan Kurikulum

Kondisi yang telah diuraikan di atas, mengharuskan pendidikan menerapkan berbagai prinsip yang sangat mendasar seperti penerapan standar mutu sehingga kita bisa bersaing dengan dunia global, dan penggunaan berbagai cara belajar dengan mendayagunakan sumber belajar. Bila kita cermati acuan di atas merupakan dasar hukum dan operasional pengembangan pendidikan masa depan. Dalam pembangunan pendidikan ke depan ini, ketiga acuan itu merupakan dasar dalam mengembangkan cetat biru (blueprint) pendidikan nasional.

Untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang didasarkan paradigma baru tersebut, diperlukan acuan dasar bagi setiap satuan pendidikan/Perguruan Tinggi yang meliputi serangkaian kriteria dan kriteria minimal sebagai pedoman, yang saat ini dikenal dengan delapan standar mutu nasional pendidikan.

Tujuan standar mutu pendidikan ditetapkan adalah untuk menjamin mutu proses transpormasi, mutu instrumental dan mutu kelulusan, yang meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)standar penilaian pendidikan. (Bab IX UUSPN). Konsep tersebut di atas dapat diwujudkan dalam diagram berikut :

Dalam kaitan dengan standar di atas, bila mungkin kedelapan standar tsb secara serempak dapat dipenuhi. Namun karena keterbatasan fasilitas, dana dan sumber daya yang belum mungkin dipenuhi sesegera mungkin, maka secara skala perioritas standar kompotensi lulusan(SKL), standar isi (SI), standar proses, dan standar penilaian harus dipenuhi. SKL menyangkut kualitas kompetensi lulusan suatu program pendidikan, sedangkan SI menyangkut tiga hal yaitu standar kompotensi (SK) , kompotensi dasar (KD) dan struktur kurikulum. Sedangkan standar proses menyangkut, pendekatan pembelajaran yang berbasis kompetensi serta persyaratan pendukungnya, dan standar penilaian akan menyangkut asesmen yang tepat digunakan untuk dapat mendorong tercapainya kompetensi yang diharapkan.

Berbicara penyusunan dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) secara murni, sebenarnya berorientasi pada penyusunan dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan pola induktif (yang pada hakikatnya berbeda dengan penyusunan dan pengembangan kurikulum berdasarkan subject matter yang menggunakan pendekatan pola deduktif). Pola induktif ini sangat tepat digunakan untuk penyusunan kurikulum pada program yang baru. Dalam kenyataannya pada program-program akademik (program studi) yang sudah berjalan dengan pengalaman pengelolaan kurikulum program sudah cukup lama, dan dalam perjalanan kurikulumnya diarahkan berbasis kompetensi, pendekatan pola gabungan (deduktif-induktif) cocok untuk digunakan. Maka dari itulah dalam SI tersebut menyangkut tiga komponen pokok yaitu SK, KD, dan Struktur Kurikulum. Untuk lebih memperjelas konsep di atas diwujudkan dalam diagram berikut :a. Pemunculan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Suatu contoh

Program Pendidikan pada PS (program Studi ) Bimbingan Konseling

b. Pemunculan SK, KD dan Struktur Kurikulum

KD

SKL SK

C. Pengembangan Kurikulum

Secara umum, tujuan dari pengembangan kurikulum di Perguruan Tinggi (PT) dalam konteks berbasis kompetensi dapat dideskripsikan antara lain sebagai berikut:

(1) merealisasikan visi dan misi PT yang bersangkutan secara komprehensif dan berkelanjutan.

(2) mendukung prakarsa pemerintah dalam meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi masyarakat .

(3) merangsang terpolanya perubahan sikap dan persepsi mahasiswa (sebagai tenaga terampil) tentang tangungjawab, kemitraan, toleransi, dan kekuatan multikultural masyarakat dalam pembangunan.(4) memberikan peluang yang optimal kepada mahasiswa untuk memilih kualifikasi yang terbaik bagi dirinya dan pemenuhan kebutuhan kualifikasi ketenagaan yang sesuai dengan pangsa pasar di masyarakat.

(5) menjawab tantangan dinamika kebutuhan kualifikasi dalam bidang tertentu.(6) memperkuat dasar keilmuan lulusan, sehingga lebih berdaya dalam berkompetisi di pangsa pasar.Model KBK ini diharapkan dapat menghasilkan: (1) pengelolaan kurikulum yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan potensi diri secara optimal dan sesuai dengan tuntutan pangsa pasar, (2) peningkatan kualitas lulusan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan riil di masyarakat, (3) pencapaian kompetensi dengan berorientasi pada mastery learning yang berbasis pada penilaian otentik dan proses, (4) sikap otonomi pengelolaan pembelajaran dengan meningkatkan peranan jurusan dan staf dosen dalam mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran demi peningkatan kualitas lulusan.

Dalam kaitan dengan itu, dasar penyusunan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi yang masih berlaku saat ini didasarkan pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan No.045/U/2002 yang secara prinsip rambu-rambu penyusunan dan pengembangannya sebagai berikut.

Sedangkan menurut Kepmendiknas RI No.045/U/2002 tentang kurikulum Pendidikan Tinggi dapat dideskripsikan sebagai berikut,

Mengenai deskripsi dari kelompok mata kuliah (yang merupakan elemen kompetensi) diberi definisi operasional sebagai berikut.

Penyusunan dan pengembangan kurikulum berdasarkan pada Kepmen Diknas 232/2000 dan 045/2002 di atas, karena perkembangan jaman saat ini dirasa perlu direviu dan diperbaharui. Untuk itu BSNP telah menyusun draft standar isi yang baru, dan sudah diuji publik yang mana saat ini diproses menjadi Permendiknas. Namun demikian dengan semangat otonomi yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi, sebagian terbesar perguruan tinggi negeri di tanah air berorientasi pada standar isi tersebut dalam menyusun dan mengembangkan kurikulumnya, yang secara matrikdapat digambarkan sebagai berikut.

Sebagai informasi pada pertemuan ini, dikemukakan hal-hal yang prinsip terkait dengan standar isi tersebut.1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan program pendidikan tertentu.

2. Muatan kurikulum adalah sejumlah mata kuliah yang tersusun dalam kurikulum. Mata kuliah merupakan wadah atau bungkus sejumlah bahan kajian yang terkait dengan kompetensi lulusan yang akan dicapai. Kurikulum program studi memuat sejumlah mata kuliah umum dan sejumlah mata kuliah keahlian untuk mengembangkan kompetensi lulusan dalam program pendidikan akademik, profesi, atau vokasi. 3. Mata kuliah umum adalah mata kuliah yang wajib ditempuh semua peserta didik untuk mencapai kompetensi umum lulusan. Mata kuliah umum untuk program Sarjana dan program Diploma, terdiri dari :

a. Mata kuliah Pendidikan Agama

b. Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

c. Mata kuliah Bahasa Indonesia

d. Mata kuliah Bahasa Inggris/ Bahasa asing.

e. Mata kuliah Matematika atau Statistika atau Logika.

Mata kuliah Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia berjiwa Pancasila yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi.

Mata kuliah Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang cinta dan bangga dengan bahasa Indonesia dan berkemampuan berbahasa Indonesia yang baik, benar, dan santun dalam ragam lisan dan tulisan untuk keperluan akademis dan keahlian tertentu, serta kehidupan sehari-hari.

Mata kuliah Bahasa Asing, terutama Bahasa Inggris dimaksudkan untuk membekali peserta didik dalam meningkatkan kemampuan memahami teks berbahasa asing, terutama bahasa Inggris, untuk keperluan akademis dan keahlian tertentu sesuai dengan jenis pendidikan akademik atau profesi atau vokasi yang dipelajari.

Mata kuliah Matematika dan atau Statistika dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar berpikir kritis dan logis, pemahaman dan metode kuantitatif yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan strata program studi yang bersangkutan. Untuk Program Studi bidang Ilmu Sosial, Humaniora dan Agama, mata kuliah Matematika dapat diganti dengan mata kuliah Logika. 4. Mata kuliah keahlian adalah mata kuliah yang dikembangkan oleh setiap program studi untuk mencapai kompetensi yang menjadi ciri lulusan program studi dan kompetensi yang merupakan ciri suatu perguruan tinggi sesuai dengan visi dan misinya.

5. Kurikulum perguruan tinggi wajib mengandung muatan kepribadian dan kebudayaan untuk membangun karakter bangsa dan pembentukan softskills, serta muatan lain yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan, mengekspresikan dan mengembangkan jati diri dan kepribadian sesuai dengan potensi, bakat, minat, kebutuhan dan kondisi dirinya, dalam bentuk mata kuliah yang berdiri sendiri, terintegrasi dalam mata kuliah tertentu, ataupun melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.

6. Kompetensi program pendidikan akademik Program Sarjana adalah:

a. menguasai dasar-dasar ilmiah disiplin ilmu dalam bidang ilmu tertentu sehingga mampu mengidentifikasi, memahami, menjelaskan, mengevaluasi/ menganalisis secara kritis dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada dalam cakupan disiplin ilmunya;

b. mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan di masyarakat sesuai dengan disiplin ilmunya;

c. bersikap dan berperilaku/ berkarya dalam karir tertentu sesuai dengan norma kehidupan masyarakat;

d. mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau seni.

7. Beban belajar program pendidikan pada jenis pendidikan akademik (S1) adalah :a) Jumlah sks beban belajar minimal

144 sks, termasuk skripsib) Komposisi dan bobot sks mata kuliah:

Mata kuliah umum sepuluh (10) sks yang terdiri dari:1) Mata kuliah Pendidikan Agama

(2 sks)

2) Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (2 sks)

3) Mata kuliah Bahasa Indonesia

(2 sks)

4) Mata kuliah Bahasa Asing/Bahasa Inggris (2 sks)

5) Matematika atau Statistika atau Logika

(2 sks)

Untuk program studi yang bidang kajian utamanya sama dengan bahan kajian salah satu mata kuliah wajib diatas, mata kuliah tersebut tidak diwajibkan dan hanya wajib mencantumkan 4 mata kuliah lainnya dengan jumlah sks minimal 8 sks.

Mata kuliah keahlian (134 144) sks.

c) Skripsi/ tugas akhir/ karya seni/ bentuk lain yang setara, diberi bobot 6-8 sks dan merupakan bagian dari mata kuliah keahlian.

d) Lama studi: 8 - 14 semester.

e) Seorang peserta didik yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata dapat menyelesaikan studi Program Sarjana dalam waktu sekurang-kurangnya 7 semester.

D. Aplikasi Konsep KBK dalam PembelajaranSecara prinsip ada dua model penyusunan kurikulum, yaitu model subject matter dan model kompetensi/topik inti. Model subject matter menggunakan pola deduktif dalam penyusunan kurikulumnya yaitu dengan cara menentukan struktur kurikulum atau mata kuliah sebagai patokan. Tetapi model KBK menggunakan pola induktif dalam penyusunannya yaitu, penyusunan kurikulum dan penentuan mata kuliah didasarkan pada pengalaman belajar yang harus diberikan pada mahasiswa yang dirumuskan dalam pencapaian kompetensi yang telah dirancang. Bagi pengelolaan pendidikan yang sedang berjalan dengan pengalaman yang memadai dalam mengaplikasikan kurikulum dengan model subject matter dan dalam perkembangannya mengorientasikan pelaksanaan kurikulumnya/ pembelajarannya pada basis kompetensi, maka pola pengembangan kurikulumnya biasa menggunakan pola deduktif-induktif, sehingga pengembangan kurikulum tersebut didasarkan pada penyusunan standar isi yang didalamnya menyangkut standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan struktur kurikulum. Proses pemunculan SK, KD dan struktur kurikulum secara diagramatis telah disampaikan di atas.

Dalam kaitan dengan hal di atas, semua konsep tersebut harus diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas dalam keadaan riil. Untuk itu, langkah awal yang dilakukan oleh dosen adalah menterjemahkan struktur kurikulum (mata kuliah) menjadi Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

E.Penyusunan Silabus dan SAP

1. Silabus, adalah rencana pembelajaran dalam satu semester pada satu/ suatu kelompok mata pelajaran tertentu, yang minimal mencakup Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian, dan Materi Pokok. Berikut dikemukakan contoh satu mata pelajaran yang umum sifatnya, sbb :Silabus Berbasis KompetensiJurusan/ Ps :

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Kuantitatif Kode

:

SKS : 4 (Sks)Semester: V (Empat)Prasayarat: Statistika Dasar

Statistika Lanjut

Standar Kompetensi :Menguasai konsep dan Praksis Penelitian ( Riset) dalam bidang ............NoKompetensi DasarIndikator Pencapaian Materi Pokok

1234

1. 1.Memahami berbagai jenis dan metode riset

2.Mampu merancang riset dalam bidang ...........1.Dapat menjelaskan, konsep, prinsip-

prinsip dan metode riset

2.Mampu menjelaskan dan memahami desain riset, dapat mendeskripsikan dan memahami spektrum riset dalam alur bagan dan kaitan dg fokus penelitian dan manfaat hasilnya

3.Mampu menjelaskan, memahami dan melakukan kajian teori, kajian empirik dan penyusunan kerangka pikir dlm konstelasi variabel dlm rangka perumusan hipotesis

4.Dapat menentukan pendekatan dan penentuan subyek riset

5. Dapat menentukan prosedur dan pengembangan metode pengumpulan data

6.Dapat menentukan teknik dan prosedur analisis data

7.Melaksanakan penafsiran hasil riset dan melakukan riset artificual

1.1Konsep dasar riset

1.2Pendekatan riset kuantitatif

2.1 Desain riset kuantitatif

2.2 Spektrum Penelitian

2.3 Latar belakang dan identifikasi masalah

2.4 Perumusan masalah/fokus

penelitian

2.5 Perumusan tujuan dan manfaat hasil riset

3.1 Kajian teori dlm rangka perumusan grand teori dasar kajian variabel penelitian

3.2 Kajian empirik hasil penelitian relevan.

3.3 Perumusan kerangka pikir dan perumusan hipotesis.

4.1.Jenis pendekatan dlm riset

4.2 Subyek riset : populasi dan sampel

5.1 Jenis metode dan prosedur pengumpulan data

5.2 Prosedur penyusunan instrumen riset

6.1 Teknik analisis data kuantitatif

6.2 Teknik analisis data kualitatif

7.1 Penafsiran hasil riset

7.2 Penyusunan proposal riset

7.3 Melakukan riset artificial.

2. Satuan Acara Perkuliahan (SAP), merupakan penjabaran dari Silabus. SAP disusun berdasarkan pengelompokan materi/rincian materi yang dapat disampaikan dalam satu kali atau beberapa kali pertemuan. Untuk pembelajaran di Perguruan Tinggi, butir-butir yang terkandung di SAP minimal sebagai berikut. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

I.IDENTITAS MATA KULIAHJurusan

:Mata Kuliah

:Metode Penelitian KuantitatifKode

:Sks

: 4 SksSemester

: VPrasayarat: Statistik Dasar

Statistik Lanjut

II DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata Kuliah ini membahas tentang berbagai jenis metode riset, rancangan riset yang menyangkut desain riset kuantitatif, beserta uraian dari spektrumnya

Minggu keStandar KompetensiKompetesi DasarMateri Pokok/ Rincian MaterPengalaman BelajarAlokasi WaktuMedia/Sumber

1234567

I

II+III IV+V

VI

VII+VIII

IX

X

XII

XIII

XIV

XV

XVI Menguasai konsep dan Praksis Penelitian (Riset) dlm bidang pendidikan dan sosial

1. Memahami berbagai jenis dan metode riset

2.Mampu merancang riset dlm bidang pendidikan dan sosial

1.1Konsep dasar riset

1.2Pendekatan riset kuantitatif

2.2 Desain riset kuantitatif 2.3 Spektrum Penelitian

2.4 Latar belakang dan identifikasi masalah

2.5 Perumusan masalah/fokus penelitian

2.6 Perumusan tujuan dan manfaat hasil riset

2.7 Kajian teori dlm rangka perumusan grand teori dasar kajian variabel penelitian2.8 Kajian empirik hasil penelitian relevan.

2.9 Perumusan kerangka pikir dan perumusan hipotesis.

U T S

2.9 Jenis pendekatan dlm riset

2.10Subyek riset : populasi dan sampel

2.11 Jenis metode dan prosedur pengumpulan data

2.12Prosedur penyusunan instrumen riset

2.13 Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif

2.15 Penafsiran hasil riset

2.16Penyusunan proposal riset

2.17 Melakukan riset artificial

U A SMengkaji konsep dan prinsip-prinsip riset

Mengkaji berbagai pendekatan dan metode riset

Mengkaji desain riset kuantitatif

Mengkaji spektrum penelitian

Mencari fakta dan kajian logika/ konsep yg relevan dg masalah riset.

Membuat rumusan masalah/fokus riset.

Merumuskan tujuan dan manfaat riset

Berlatih menyusun kerangka teori /grand teori yg menjadi dasar kajian variabel penelitianBerlatih memilih dan meramu kajian empirik yg relevan dg variabel riset

Berlatih menyusun kerangka pikir keterkaitan antar variabel sesuai dg jenis konstalasi variabel

Berlatih merumuskan berbagai jenis hipotesis dan tipe kesalahan uji hipotesis

Mengkaji jenis pendekatan dlm riset

Mengkaji dan mendiskusikan subjek riset dg berbagai teknik yg sesuai dg konteks riset.

Mengkaji berbagai jenis dan prosedur pengumpulan data

Berlatih menentukan , mengkaji, dan menyusun instrumen riset

Mengkaji dan memilih teknik analisis data yg sesuai dg karakteristik riset dan konstalasi variabel

Berlatih penafsiran hasil riset dr studi empirik yg relevan

Menyusun proposal sbg embrio proposal Tugas AkhirBerlatih melakukan penelitian dlm skop kecil

4x50 mnt

2x4x50 mnt

2x4x50 mnt

4x50 mnt

2x4x50 mnt

4x50 mnt

4x50 mnt

4x50 mnt

4x50 mnt

4x50 mnt

4x50 mnt

(studi mandiri+ tersetruktur, secara bertahap dilaporkan dlm portofolio)

4x50 mnt

1.Power Point

2.Metode Statistika (Dr Sujana)

3.Statistik 3 (Prof Sutrisno Hadi)

4.Analisis Regresi (Prof Sutrisno Hadi)

5.Analisis Varians (Prof Dantes)

6.Korelasi dan Analisis Regresi Ganda-Terjemahan Nurcahaya (Fred N Kerlinger & E.J.Penhazur)

7.Mutiple Regression in Behavioral Research (Fred N Kerlinger & E.J.Penhazur)

8.Managemen Penelitian (Suharsimi Arikunto)

9. Metodologi Research 1,2,3,4 (Sutrisno Hadi)

10. Conducting Educational Research (Tuckman)

Hasil studi empirik sebelumnya (Skripsi/hasil riset)

III.PENILAIAN & ASSIGNMENT

A.Penilaian Proses (bobot 60 %)

1. Partisipasi dan aktivitas dalam mengikuti perkuliahan

2. Aktivitas dan kegairahan dalam mencapai karya terbaik dalam Asesmen Portofolio (sesuai dg assigment yg diberikan)

B.Penilaian Produk (bobot 40 %)

1.Ujian Tengah Semester

2.Ujian Akhir Senester

Pengalaman belajar yang termuat dalam SAP, akan memandu dosen untuk memilih dan menggunakan berbagai pendekatan/metode pembelajaran yang cocok sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang dimaksud. Perumusan pengalaman belajar tersebut merupakan kondisi yang harus diterjadikan untuk dapat mencapai indikator pencapaian. Indikator pencapaian merupakan isyarat tercapainya kompetensi dasar yang dirumuskan. F. Hirarki Perumusan SK-KD-Indikator Pencapaian

Kompetensi pada hakikatnya merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan, serta dapat ditampilkan secara riil dalam unjuk kerja. Sehingga kata kunci dari kompetensi adalah able to do. Mengenai Standar Kompetensi Kompetensi Dasar - Indikator Pencapaian, merupakan dasar dari perancangan pengalaman belajar yang harus diterjadikan dalam proses pembelajaran.

Standar Kompetensi (SK) merupakan gugus kemampuan sejenis yang dirumuskan dari sekumpulan kompetensi dasar. Kata Kunci Kinerja (K3) dari SK dapat digunakan kata-kata (sebagai acuan saja), seperti : menguasai, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesiskan dan menilai. Jabaran K3 dari SK menjadi Kompetensi dasar (KD) dan menjadi indikator pencapaian kompetensi, dapat disajikan (sebagai ancer-ancer) sebagai berikut. EquvalensiTaxonomi

BloomKata Kunci Kinerja (K3)

Standar Kompetensi

(SK)Kompetensi Dasar

(KD)Indikator Pencapaian Kompetensi

C1C2

C3

C4

C5

C6

MenguasaiMemahami

Menerapkan

Menganalisis

Mensintesiskan

Menilai

MengetahuiMenterjemahkan

Menafsirkan

Memperkirakan

Menentukan.......(metode,

Prosedur)

Memahami......(konsep,

kaidah, prinsip,

kaitan antar fakta)

Mengartikan/ menginterpretasikan..........

(misal, tabel, grafik, bagan)

Memecahkan masalah

Membuat bagan dan Grafik

Menggunakan.................

(misal:metode/prosedur, konsep, kaidah, prinsip)

Mengenali kesalahanMembedakan...................

(misal : fakta dari interpre-

tasi, data dari kesimpulan)

Menganalisis....................

(misal:struktur dasar, bagian-bagian, hubungan antar)

Menghasilkan...................

(misal:klasifikasi, karangan, kerangka teoretis)Menyusun (misal:rencana, skema, program kerja)

Menilai berdasarkan norma internal......(misal: hasil karja seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, ....)

Menilai berdasarkan norma eksternal....(misal:

hasil karja seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, ....)

Mempertimbangkan.......

(misal: baik-buruknya, pro-kontraqnya, untung-rugi)MengidentifikasikanMenyebutkan

Menunjukkan

Memberi nama

Menyusun daftar

Menggarisbawahi

Menjodohkan

Memilih

Memberi definisi

Menyatakan

Menjelaskan

Menguraikan

Merumuskan

Merangkum

Mengubah

Memberi contohMenyadur

MeramalkanMenyimpulkan

Memperkirakan

Menerangkan

MenggantikanMenarik kesimpulan

Meringkas

Mengembangkan

Membuktikan

Mendemonstrasikan

Menghitung

Menghubungkan

Memperhitungkan

Membuktikan

Menghasilkan

Menunjukkan

Melengkapi

Menyediakan

Menyesuaikan

Menemukan

Memisahkan

Menerima

Menyisihkan

Menghubungkan

Memilih

Membandingkan

Mempertentangkan

Membagi

Membuat diagram/skema

Menunjukkan hubungan antara

Mengkatagorikan

Mengkombinasikan

Mengarang

Menciptakan

Mendesain

Mengatur

Menyusun kembali

Merangkaikan

Menghubungkan

Menyimpulkan

Merancangkan

Membuat pola

Memperbandingkan

Menyimpulkan

MengkritikMembuktikan

Memberikan argumentasi

Menafsirkan

Membahas

Menaksir

Memilih

Menguraikan

Membedakan

Elukiskan

Mendukung

Menyokong

Menolah

G. Penutup

Demikianlah beberapa konsep dasar minimal yang terkait dengan pengembangan kurikulum dan implementasinya di dalam perkuliahan. Perlu diingat bahwa kurikulum yang tertampilkan di dalam perkuliahan, sangat menyangkut kualitas dan komitmen dosen sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Bila dipinjam kuadrannya Glickman, fasilitator (dosen) yang didambakan adalah dosen yang berada dikuadran 4, karena dosen tersebut memiliki kualitas, komitmen dan kinerja yang positif sehingga sangat besar peluang dapat memunculkan kondisi pembelajaran yang optimal. Penggambarannya dalam kuadran adalah sbb :KR

KM +

+

KA -

KA +

KM +

KM +

KR +

3

KR + 4 -

+ KA

KA -

KA +

KM -

KM

KR -

1

KR 2 -

-

Keterangan :

KA = Keahlian

KM = Komitmen

KR = Kinerja

Kinerja, keahlian dan komitmen dosen jelas akan didukung dengan kepiawaiannya meramu dan menggunakan pendekatan / metode pembelajaran yang inovatif yang mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang berbasis kompetensi dan begitu pula dengan asesmennya. Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP

Beeby, C.E., (1979). Assessment of Indonesia Education. London: Oxford University Press.

Buchori, M. (2000). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Delors, J. (1996). Learning: The Treasure Within. France: UNESCO

Publishing.

Deming, Edwards W. American Association of School Administrators Conference, Washington, DC, January 1992. Seperti dikutip oleh Lee Jenkins. Improving Student Learning. Applying Deming Quality Principles in Education. Milwaukee,WI: ASOQ Press

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. 2003.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. 2005.

Hoy, Charles, Colin Bayne-Jardine and Margaret Wood. (2000). Improving Quality in Education. London: Falmer Press.

Marhaeni, A. A. I. N. (2006). Menggunakan Pembelajaran Kontekstual di SMP. Makalah disampaikan dalam workshop tentang pembelajaran di SMP Negeri 1 Negara, tanggal 31 Juli 2006.

Miarso, Yusufhadi.(2004). Menyemai benih Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Pustekkom Diknas & Kencana.

Nitko A.J. (1996). Educational Assessment of Students, 2nd Ed. Columbus Ohio : Prentice Hall.

OMalley, J.M. & Valdez Pierce, L. (1996). Authentic Assessment for English Language Learners. New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta :Depdiknas R.I.

Salvia, J. & Ysseldyke, J.E. (1996). Assessment. 6th Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Rolheiser, C. & Ross, J. A. (2005) Student Self-Evaluation: What Research Says and What Practice Shows. Internet download.

Wyaatt III, R.L. & Looper, S. (1999). So You Have to Have A Portfolio, a Teachers Guide to Preparation and Presentation. California: Corwin Press Inc.

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGIDALAM KAITAN DENGAN PENGEMBANGAN STANDAR ISI Disampaikan dalam Lokakarya Kurikulum

Pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bali

18-19 Juni 2011

OLEH : Prof. Dr. NYOMAN DANTES

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA - 2011

I

N

D

I

K

A

T

O

R

Pencapaian

P

E

N

G

A

L

A

M

A

N

B

E

L

A

J

A

R

a.1

a.2

a.3

a

b

c

1.

2.

3.

MATERI

STRUKTUR

K

U

R

I

K

U

L

U

M

Guru Besar Makro Pedagogik Universitas Pendidikan Ganesha

1Dantes~Kurikulum Berbasis Kompetensi

_1309800805.ppt

KETERKAITAN ANTAR STANDAR

Peserta Didik

Standar Proses Pembelajaran

StandarIsi

StandarTenaga

StandarSar. & Pras.

StandarPembia-yaan

StandarPenge-loaan

StandarPenilaian

StandarKomp. Lulusan

Lulusan

Lingkungan

_1309800808.ppt

KEPMENDIKNAS RI NO. 045 / U/ 2002.TENTANG KURIKULUM INTI PENDIDIKAN TINGGI

Kompetensi Utama :Ditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan.Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya ditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi

ELEMEN KOMPETENSIKURIKULUM INTIKURIKULUM INSTITUSIONAL

Kompetensi UtamaKompetensiPendukungKompetensi Lainnya

1. Landasan kepribadian40% - 80 %20% - 40%0% - 30%

2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan

3. Kemampuan berkarya

4. Sikap dan perilaku dalam berkarya

5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat

_1369140017.ppt

.Kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, Teknologi dan memahami pendekatan, metode, kaidah keilmuaan dlm bimbingan konseling. Kemampuan memecahkan permasalahan bidang keahliannya, melalui penelitian-penelitian pengabdian masyarakat. Kemampuan mengembangkan kerja profesional dalam bidang bimbingan dan konseling. Penguasaan konsep praksis dlm bidang bimbingan konseling. Penguasaan konsep-konsep prilaku perkembangan individu.

Wilayah keilmuanBidang bimbingan konseling

Konsentrasi---

Landasan Instrumental(Kompetensi bimbingan konseling dan, Pendidikan)

Landasan Filosofis, Sosial-Kultural, dan Religius,

Struktur Kurikulum sesuai dg Standar Isi (SI)

ELEMEN KOMPETENSI

Kompetensi Umum

KompetensiUtama

Kompetensi Khusus

1. Landasan kepribadian

Kuliah Umum

Penciri Suatu PS(MK.Keahlian)

Penciri PT(MK.Keahlian)

2. Penguasaan IPTEKS/Olah Raga

3. Kemampuan &Keterampilan berkarya

4. Sikap dan perilaku dalam berkarya

Penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat

_1309800809.ppt

KELOMPOK MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK): kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.KELOMPOK MATAKULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN (MKK) : kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberi landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu.KELOMPOK MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB) : kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai.KELOMPOK MATAKULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB) : kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasainya.KELOMPOK MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB): kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

KEPMENDIKNAS RI NO: 232/U/2000.

_1309800807.ppt

KEPMENDIKNAS RI NO. 232/ U/ 2000, TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

INTI : Pancasila dan Kewarganegaraan , Agama, Bahasa Indonesia. INST : Bahasa Inggris, ISD, IBD, IAD, Filsafat Ilmu, Olah Raga dsb. KURIKULUM INTI ( Kompetensi Utama) : ditetapkan oleh Menteri.

KELOMPOK MATAKULIAHKURIKULUM INTIKURIKULUM INSTITUSIONAL

Kompetensi UtamaKompetensiPendukungKompetensi Lainnya

1. Kelompok Pengembangan Kepribadian ( MPK )40% - 80%20% - 40%0% 30%

2. Kelompok Keilmuan dan Ketrampilan ( MKK )

3. Kelompok Keahlian Berkarya ( MKB )

4. Kelompok Perilaku Berkarya ( MPB )

5. Kelompok Berkehidupan Bermasyarakat ( MBB )

_1309800804.ppt

Instrumental


Raw Input

Lingkungan