25

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut
Page 2: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus(KHDTK) Kemampo

Penanggung Jawab

Kepala Balai Penelitian Kehutanan Palembang

Sekretariat Redaksi

Seksi Data, Informasi dan Kerjasama

Penyusun

MualiminSyaiful Islam

Balai Penelitian Kehutanan PalembangJl. Kol. H. Burlian KM 6,5 Punti Kayu Palembang

Telp./Fax: (0711) 414864. E-mail: [email protected]

Page 3: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │i

KATA PENGANTAR

Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus

(KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk

mensosialisasikan kawasan hutan tersebut sebagai sarana

penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan. Booklet ini

berisi informasi tentang kondisi dan gambaran kawasan hutan dan

kegiatan penelitian yang dilakukan di KHDTK Kemampo di bawah

pengelolaan Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang.

Kami mengharapkan masukan dan saran dari para pihak

guna meningkatkan pengelolaan KHDTK Kemampo sebagai sarana

penelitian untuk menunjang pengembangan IPTEK di bidang

Kehutanan.

Semoga booklet ini bermanfaat bagi pengembangan IPTEK

khususnya di bidang kehutanan.

Palembang, Maret 2012Kepala Balai,

Ir. Suhariyanto, MM.NIP.195804251987031002

Page 4: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii

I. GAMBARAN UMUM ....................................................................... 1

A. Sejarah Singkat ................................................................................. 1

B. Letak dan Luas .................................................................................. 2

C. Geologi .................................................................................................. 3

D. Curah Hujan ....................................................................................... 3

E. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ........................................ 4

F. Aksesibilitas ........................................................................................ 4

G. Sarana dan Prasarana .................................................................... 5

H. Struktur Organisasi ......................................................................... 7

II. VEGETASI DAN PENGGUNAAN ALAM ..................................... 8

A. Vegetasi ................................................................................................ 8

B. Penggunaan Lahan .......................................................................... 9

III. PENUTUP ......................................................................................... 20

Page 5: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │iii

DAFTAR GAMBAR

1. Peta KHDTK Kemampo ........................................................................ 2

2. Alat berat ................................................................................................... 5

3. Sarana jalan .............................................................................................. 6

4. Fasilitas kepramukaan ......................................................................... 6

5. Sruktur organisasi ................................................................................. 7

6. Lokasi bekas terbakar .......................................................................... 9

7. Tanaman Acacia mangium (a), Tanaman tembesu .................. 10

8. Tanaman kayu putih hasil uji kesesuaian lahan ........................ 11

9. Tanaman uji klon jati ............................................................................ 12

10. Tanaman Eucalyptus pelita ................................................................ 12

11. Tanaman hasil pembangunan agroforestry (a),

Tanaman gelam (b) ............................................................................... 13

12. Tanaman pulai hasil teknik silvikultur (a), Tanaman

mahoni dan tembesu (b) ..................................................................... 14

13. Tanaman mahoni .................................................................................. 14

14. Tanaman meranti (a), Tanaman Hymenea courbaryl (b) ...... 15

15. Tanaman rotan manau (Calamus manan) .................................... 15

16. Tanaman gaharu ..................................................................................... 16

17. Suren salah satu tanaman arboretum (a) Tanaman

sungkai (Peronema canescens) ......................................................... 17

18. Tanaman kayu bawang (Dysoxylum mollissimum) ................... 17

19. Tanaman jabon ........................................................................................ 18

20. Tanaman rotan jernang ....................................................................... 18

21. Tanaman ulin ........................................................................................... 19

Page 6: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │1

I. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat

KHDTK Kemampo merupakan hutan dengan fungsi produksi

tetap yang kemudian dimanfaatkan sebagai hutan penelitian oleh

Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman (BPPHT)

Palembang. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah

Departemen Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan nomor:

337/KWL-1/Kpts/2000 tertanggal 26 Desember 2000 menetapkan

Hutan Produksi Kemampo sebagai hutan dengan fungsi khusus

untuk penelitian dengan luas pada saat itu 300 Ha. Berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor. 57/Menhut-II/2004,

tanggal 18 Pebruari 2004 menetapkan Kawasan Hutan Produksi

Kemampo sebagai Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)

dan menunjuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan cq.

Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Palembang

(sekarang Balai Penelitian Kehutanan Palembang) sebagai

pengelolanya.

Desain rancang bangun (design engineering) KHDTK

Kemampo dibuat pada tahun 2002 bekerja sama dengan Universitas

Sriwijaya yang bertujuan untuk memperoleh kerangka dasar/acuan

pengelolaan dalam merevitalisasi fungsi kawasan hutan penelitian

dimasa mendatang.

Page 7: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │2

B. Letak dan Luas

KHDTK Kemampo secara administratif pemerintahan

termasuk dalam wilayah Desa Kayuara Kuning, Kecamatan

Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan,

sedangkan secara administratif kehutanan KHDTK Kemampo

termasuk dalam wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH)

Kemampo, Pengelolaan Bagian Kasatuan Pemangkuan Hutan

(BKPH) Pangkalan Balai CDK Musi Ilir, Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Selatan. KHDTK Kemampo secara geografis terletak di

antara 104°18’07”- 104°22’09” BT dan 2°54’- 2°56’30” LS.

Gambar 1. Peta KHDTK Kemampo

Page 8: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │3

C. Geologi

Satuan lahan lokasi KHDTK Kemampo ditetapkan

berdasarkan 4 faktor penentu karakter lahan, yaitu:

1) Grup fisiografi

2) Kelas bahan induk atau litologi

3) Bentuk wilayah atau relief dan lereng

4) Kerapatan drainase atau tingkat torehan wilayah.

Berdasarkan peta satuan lahan dan tanah (1990), seluruh

wilayah lokasi KHDTK Kemampo termasuk ke dalam satuan lahan

P.f.4.2 yaitu lahan dengan fisiografi dataran yang terbentuk dari

bahan induk (litologi) batuan sedimen bereaksi masam dan

berukuran halus. Bentuk wilayah berombak sampai bergelombang

dengan lereng 3–16%. Tingkat torehan atau kerapatan drainase

termasuk cukup tertoreh, yaitu mempunyai punggung agak lebar

dan saluran/parit agak dalam dengan panjang sekitar 2 km.

Sedangkan jenis tanah didominasi podsolik merah kuning (PMK)

dengan kedalaman/ketebalan humus antara 5–15 cm (Lembaga

Penelitian Tanah Bogor dalam Design Engineering Wanariset

Kemampo, 2002).

D. Curah Hujan dan Iklim

KHDTK Kemampo mempunyai tipe hujan B menurut

Schmidt dan Ferguson (1951), tipe iklim Afa menurut Kopen dan

termasuk zone agroklimat B2 menurut Oldeman, Darwis dan Las

(1979). Rata-rata curah hujan adalah 2.581,3 mm/th atau 215,11

mm/bulan dengan 15,4 hari hujan/bulan dan intensitas hujannya

Page 9: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │4

sebesar 13,48 mm/hari. Menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt

Ferguson, wilayah KHDTK Kemampo termasuk tipe B dengan rata-

rata curah hujan 1800-2000 mm/tahun (Design Engineering

Wanariset Kemampo, 2002). Topografi tergolong datar sampai

bergelombang ringan dengan kelerengan 0–10%. Daerah pada tepi

sungai/anak sungai merupakan daerah yang bergelombang sedang

dengan kelerengan 11%–30%.

E. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Masyarakat yang bermukim di sekitar KHDTK Kemampo

terdiri dari penduduk asli setempat serta pendatang dari Jawa dan

Tapanuli. Pendidikan masyarakat umumnya tingkat pendidikan

dasar sampai menengah atas. Mata pencaharian sebagian besar

penduduk adalah petani dengan komuditas tanaman cabai dan

sayur-mayur, perkebunan karet dan kelapa sawit, buruh penyadap

karet, pedagang dan sebagian kecil Pegawai Negeri Sipil.

F. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju KHDTK Kemampo cukup baik yaitu

melalui jalan desa yang sudah diaspal sepanjang 4 Km dan

dilanjutkan dengan jalan tanah sepanjang 2 Km. Jarak tempuh dari

Kota Palembang ±41 Km atau 1,5 jam perjalanan dengan

menggunakan kendaraan roda 4.

Page 10: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │5

G. Sarana dan Prasarana

KHDTK Kemampo dilengkapi dengan sarana dan prasarana

untuk menunjang kegiatan penelitian antara lain adalah:

1. Bangunan Fisik berupa weerkit sebanyak 3 unit.

2. Alat transportasi berupa 1 unit kendaraan roda 2

3. Alat penerangan listrik berupa genset 1 unit dengan kapasitas

3.000 Watt.

4. Perlengkapan/alat pemadam kebakaran berupa mesin air dan

gepyok.

5. Alat berat yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang.

Namun saat ini kondisinya rusak berat dan dalam tahap

pelelangan berupa 2 unit buldozer, 1 unit grader dan 1 unit

traktor bajak. Kondisi ringan dan tidak dilelang berupa 1 unit

exavator ukuran kecil dan 1 unit traktor (jhondeer), sedangkan

yang dalam kondisi masih bagus dan layak digunakan adalah 1

unit wheelloader.

Gambar 2. Alat Berat

Page 11: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │6

6. Sarana jalan tanah di dalam KHDTK Kemampo cukup baik, baik

menuju ke camp/weerkit maupun ke lokasi penelitian.

7. Fasilitas/gedung pramuka berupa 1 unit gedung yang dapat

dipergunakan setiap tahun untuk kegiatan kepramukaan

(camping).

Gambar 3. Sarana jalan

Gambar 4. Fasilitas kepramukaan

Page 12: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │7

H. Struktur Organisasi

Struktur pengelolaan KHDTK berada dalam kewenangan

Kepala Balai Penelitian Kehutanan Palembang dan secara langsung

berada dalam tanggung jawab Kepala Seksi Sarana Penelitian.

Pelaksanaan kegiatan di KHDTK Kemampo di koordinir oleh

seorang koordinator dan dibantu oleh para petugas lapangan.

Gambar 5. Sruktur organisasi KHDTK Kemampo

KEPALA BALAI

KASUBAG TU

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

KOORDINATOR

KASIE DATA,INFORMASI DAN

KERJASAMA

KASIE PROGRAMEVALUASI

KASIE SARANAPENELITIAN

PETUGASLAPANGAN

Page 13: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │8

II. VEGETASI DAN PENGGUNAAN LAHAN

A. Vegetasi

Kawasan KHDTK Kemampo merupakan kawasan hutan

produksi yang merupakan tipe hutan sekunder dataran rendah

dengan kerapatan sedang yang didominasi jenis Schima wallicii dan

vegetasi bawah didominasi oleh jenis alang-alang Euphatorium Sp,

Clibadium Sp dan Melastoma Sp.

Penggunaan lahan KHDTK Kemampo sebagai hutan

penelitian diawali pada tahun 1992/1993 melalui pembangunan

hutan tanaman dengan jenis-jenis yang cepat tumbuh (fast growing

species) yaitu Acacia mangium, Peronema canescens, Paraserianthes

falcataria, Swietenia macrophylla, Gmelina arborea dan Eucalyptus

deglupta dengan luas keseluruhan 170 Ha. Selain itu dibangun juga

arboretum seluas 50 Ha dan areal cadangan yang direncanakan

untuk kegiatan uji coba seluas 30 Ha yang didominasi oleh tanaman

alam sekunder jenis Schima walichii.

Berbagai kegiatan penelitian terus dilakukan di KHDTK

Kemampo hingga tahun 2007, seperti uji coba Provenance Acacia

mangium, Uji coba penanaman ulin (Eusidiroxylon zwageri) pada 4

site, penelitian dan penanaman Alstonia scholaris, uji coba

penanaman merbau (Intsia bijuga), dan tenam (Anysoptera sp), uji

coba persiapan lahan tanpa bakar jenis Acacia mangium,

penanaman Acacia mangium bantuan CSIRO-Australia, damar mata

kucing (Shorea javanica), Shorea belangeran dan perupuk tahun

1994–1999. Pada tahun 2000 dilakukan penanaman tembesu

Page 14: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │9

(Fagraea fragrans), jati lokal (Tectona grandis), ekaliptus

(Eucalyptus pellita) dan pulai (Alstonia scholaris). Pada tahun 2001

dilakukan penanaman Shorea belangeran dan pada tahun 2002

dilakukan penelitian dan penanaman Melaleuca leucadendron,

tahun 2003 dilakukan penanaman tembesu, tahun 2005 dilakukan

penanaman jelutung, pulai, Eucalyptus pellita dan kegiatan

agrosilvofishery. Kegiatan pada tahun 2007 antara lain penanaman

pulai, jelutung dan shorea belangeran. Namun demikian sebagian

besar dari kegiatan uji coba dan penelitian tersebut musnah/rusak

akibat kebakaran yang terjadi hampir setiap tahun.

B. Penggunaan Lahan

Tanaman atau Tanaman hasil uji coba/penelitian dan

pengembangan yang terdapat di KHDTK Kemampo dari tahun 1992

sampai dengan 2011 yang tidak terbakar digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 6. Lokasi bekas terbakar

Page 15: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │10

1. Tanaman pengembangan Paraserienthes falcataria hasil

pengembangan pada tahun 1996 seluas 2,5 Ha.

2. Tanaman Acacia mangium tahun tanam 1996 dengan luas 3,0

Ha hasil pelaksanaan kegiatan berjudul Teknik Persiapan

Lahan Tanpa Bakar dengan Dampak Kerugian yang Minimal.

3. Tanaman Acacia mangium hasil kegiatan yang didanai dari

bantuan CSIRO-Australia tahun 1999 seluas 3,0 Ha.

4. Tanaman tembesu (Fagraea fragrans) tahun tanam 2003 seluas

2,0 Ha hasil kegiatan penelitian Teknik Silvikultur Tembesu.

Gambar 7. Tanaman Acacia mangium (a), Tanaman tembesu (b)

5. Tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) hasil kegiatan Uji

Kesesuaian Lahan tahun tanam 2003 luas 1,5 Ha.

(a) (b)

Page 16: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │11

Gambar 8. Tanaman kayu putih hasil uji kesesuaian lahan

6. Uji klon Jati tahun tanam 2004 sebagai kelanjutan dari

penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(P3BPTH) dengan tujuan untuk memperoleh informasi klon-

klon yang memiliki pertumbuhan bagus atau relative adaptif

untuk dikembangkan di Sumatera Selatan. Plot tanaman jati

hasil uji klon terdiri dari 4 blok, 40 klon, dan 3 unit pengamatan

(treeplot). Dengan jarak tanam 3 x 3 meter, luas plot + 0,5 Ha.

Di samping itu dilakukan pembangunan plot uji coba ras lahan

dengan materi tanaman yang digunakan adalah jati lokal

(bukan jati unggul impor/kultur jaringan) yang berasal dari

Pacitan, Lampung, Lamongan, Jati Plus Perhutani (Cepu),

Ngawi, Kendal, Kebasen, Randublatung, Wangon, Rembang dan

Madiun.

Page 17: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │12

7. Tanaman hasil kegiatan teknik silvikultur pulai (Alstonia

scholaris) tahun tanam 2004 seluas 1,0 Ha.

8. Tanaman Eucalyptus pellita dari berbagai sumber benih

Eucalyptus pellita tahun tanam 2005 seluas 1,5 Ha.

Gambar 9. Tanaman uji klon jati

Gambar 10. Tanaman Eucalyptus pellita

Page 18: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │13

9. Tanaman Dyera sp, Ramin dan Shorea belangeran hasil

pembangunan Agrosilvofishery intensif dengan jenis tanaman

pokok Dyera sp, Ramin dan Shorea belangeran tahun tanam

2005 seluas 0,5 Ha.

10. Tanaman gelam hasil agrosilvofishery semi intensif tahun

tanam 2007 seluas 1,0 Ha.

Gambar 11. Tanaman hasil pembangunan agroforestry (a),Tanaman gelam (b)

11. Tanaman pulai hasil teknik silvikultur tahun tanam 2007 seluas

2,0 Ha.

12. Tanaman mahoni dan tembesu hasil penanaman jenis-jenis

kayu pertukangan dan hasil kegiatan Pembukaan Lahan Tanpa

Bakar tahun tanam 2007 seluas 5,0 Ha.

(a) (b)

Page 19: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │14

Gambar 12. Tanaman pulai hasil teknik silvikultur (a),

Tanaman mahoni dan tembesu (b)

13. Tanaman mahoni (Swietenia macrophylla) hasil Pembangunan

Areal Produksi Benih Mahoni dari sumber benih KHDTK

Benakat tahun tanam 2009 seluas 2,0 Ha.

Gambar 13. Tanaman mahoni

14. Tanaman Meranti (Shorea leprosula) hasil penanaman

pengembangan jenis meranti tahun tanam 2009 seluas 1,0 Ha.

(a) (b)

Page 20: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │15

15. Tanaman Hymenea courbaryl hasil penanaman/pengembangan

tahun tanam 2009 seluas 0,5 Ha.

Gambar 14. Tanaman meranti (a), Tanaman Hymeneacourbaryl (b)

16. Tanaman rotan manau (Calamus manan) hasil penanaman/

pengembangan pada tahun 2009 seluas 0,5 Ha.

Gambar 15. Tanaman rotan manau (Calamus manan)

(b)(a)

Page 21: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │16

13. Tanaman gaharu hasil pengembangan tahun 2009 pengem-

bangan tanaman gaharu tahun tanam 2009 seluas 1,0 Ha.

14. Tanaman pada arboretum seluas 2,0 Ha tahun tanam 2009

meliputi: Leprosula (Shorea leprosula Miq), Ovalis (Shorea

ovalis (Korth.) Blume), Merawan (Hopea mangarawan), Ulin

(Eusideroxylon zwageri Teysm & Binnend), Mahoni (Swietenia

macrophylla King), Belangeran (Shorea belangeran Korth

Burck.), Gaharu/karas (Aquilaria malaccensis Lamk),

Nyamplung/bintangur (Callophyllum inophyllum L.), Cempaka

(Michelia cempaka), Bambang lanang (Madhuca aspera H.J.

Lam.), Medang telo (Xanthophyllum incertum), Korbaril

(Hymenia courbaril L.), Merbau (Instia bijuga (Colebr.) O.

Kuntze), Kenari (Canarium comune),Tembesu (Fagraea fagrans

Roxb), Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp.), Suren (Toona

sureni (Blume) Merr.), Sungkai (Peronema canescens Jack.) dan

Kepuh (Sterculia foetida Linn.).

Gambar 16. Tanaman gaharu

Page 22: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │17

15. Tanaman sungkai (Peronema canescens) tahun tanam 2010

seluas 2,5 Ha.

Gambar 17. Suren salah satu tanaman arboretum (a), Tanamansungkai (Peronema canescens) (b)

Tanaman kayu bawang (Dysoxylum mollissimum Blume) tahuntanam 2010 seluas 3,0 Ha.

Gambar 18. Tanaman kayu bawang (Dysoxylum mollissimum)

17. Tanaman jabon (Anthocepalus cadamba) pada demplot

tanaman kayu serat tahun tanam 2010 seluas 2,5 Ha.

(a) (b)

Page 23: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │18

18. Tanaman rotan jernang hasil pelaksanaan teknik silvikultur

tanaman rotan jernang tahun tanam 2011 seluas 0,5 Ha.

19. Tanaman bambang lanang dan kayu bawang hasil teknik

silvikultur tanaman kayu pertukangan tahun tanam 2010

seluas 2,5 Ha.

Gambar 19. Tanaman jabon

Gambar 20. Tanaman rotan jernang

Page 24: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │19

20. Tanaman ulin (Eusideroxylon zwageri) hasil konservasi tahun

tanam 2011 seluas 1,5 Ha.

21. Berbagai jenis tanaman pada arboretum tahun tanam 2011

seluas 1,0 Ha meliputi 8 jenis tanamam: balam, meranti, jabon,

medang, meranti kuning, trembesi, bayur dan kayu Afrika.

Gambar 21. Tanaman ulin

Page 25: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus · Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan kawasan hutan tersebut

Profil KHDTK Kemampo │20

III. PENUTUP

KHDTK Kemampo merupakan salah satu Kawasan Hutan

yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan yang secara khusus

dipergunakan untuk tujuan Penelitian dan Pengembangan di bidang

kehutanan dalam hal ini di bawah Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Palembang.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya hutan,

BPK Palembang melakukan berbagai kegiatan penelitian di KHDTK

Kemampo guna membantu memecahkan masalah yang dihadapi

dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan melalui penyediaan

IPTEK di bidang kehutanan. Kegiatan penelitian tersebut bertujuan

agar para pengguna yang bergerak di bidang kehutanan baik itu

perusahaan maupun masyarakat mendapat informasi yang aktual

serta dapat mengadopsi ilmu yang telah dihasilkan oleh para

peneliti di lingkungan Balai Penelitian Kehutanan Palembang