Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus(KHDTK) Kemampo
Penanggung Jawab
Kepala Balai Penelitian Kehutanan Palembang
Sekretariat Redaksi
Seksi Data, Informasi dan Kerjasama
Penyusun
MualiminSyaiful Islam
Balai Penelitian Kehutanan PalembangJl. Kol. H. Burlian KM 6,5 Punti Kayu Palembang
Telp./Fax: (0711) 414864. E-mail: [email protected]
Profil KHDTK Kemampo │i
KATA PENGANTAR
Penerbitan Booklet Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Kemampo merupakan salah satu upaya untuk
mensosialisasikan kawasan hutan tersebut sebagai sarana
penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan. Booklet ini
berisi informasi tentang kondisi dan gambaran kawasan hutan dan
kegiatan penelitian yang dilakukan di KHDTK Kemampo di bawah
pengelolaan Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang.
Kami mengharapkan masukan dan saran dari para pihak
guna meningkatkan pengelolaan KHDTK Kemampo sebagai sarana
penelitian untuk menunjang pengembangan IPTEK di bidang
Kehutanan.
Semoga booklet ini bermanfaat bagi pengembangan IPTEK
khususnya di bidang kehutanan.
Palembang, Maret 2012Kepala Balai,
Ir. Suhariyanto, MM.NIP.195804251987031002
Profil KHDTK Kemampo │ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii
I. GAMBARAN UMUM ....................................................................... 1
A. Sejarah Singkat ................................................................................. 1
B. Letak dan Luas .................................................................................. 2
C. Geologi .................................................................................................. 3
D. Curah Hujan ....................................................................................... 3
E. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ........................................ 4
F. Aksesibilitas ........................................................................................ 4
G. Sarana dan Prasarana .................................................................... 5
H. Struktur Organisasi ......................................................................... 7
II. VEGETASI DAN PENGGUNAAN ALAM ..................................... 8
A. Vegetasi ................................................................................................ 8
B. Penggunaan Lahan .......................................................................... 9
III. PENUTUP ......................................................................................... 20
Profil KHDTK Kemampo │iii
DAFTAR GAMBAR
1. Peta KHDTK Kemampo ........................................................................ 2
2. Alat berat ................................................................................................... 5
3. Sarana jalan .............................................................................................. 6
4. Fasilitas kepramukaan ......................................................................... 6
5. Sruktur organisasi ................................................................................. 7
6. Lokasi bekas terbakar .......................................................................... 9
7. Tanaman Acacia mangium (a), Tanaman tembesu .................. 10
8. Tanaman kayu putih hasil uji kesesuaian lahan ........................ 11
9. Tanaman uji klon jati ............................................................................ 12
10. Tanaman Eucalyptus pelita ................................................................ 12
11. Tanaman hasil pembangunan agroforestry (a),
Tanaman gelam (b) ............................................................................... 13
12. Tanaman pulai hasil teknik silvikultur (a), Tanaman
mahoni dan tembesu (b) ..................................................................... 14
13. Tanaman mahoni .................................................................................. 14
14. Tanaman meranti (a), Tanaman Hymenea courbaryl (b) ...... 15
15. Tanaman rotan manau (Calamus manan) .................................... 15
16. Tanaman gaharu ..................................................................................... 16
17. Suren salah satu tanaman arboretum (a) Tanaman
sungkai (Peronema canescens) ......................................................... 17
18. Tanaman kayu bawang (Dysoxylum mollissimum) ................... 17
19. Tanaman jabon ........................................................................................ 18
20. Tanaman rotan jernang ....................................................................... 18
21. Tanaman ulin ........................................................................................... 19
Profil KHDTK Kemampo │1
I. GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat
KHDTK Kemampo merupakan hutan dengan fungsi produksi
tetap yang kemudian dimanfaatkan sebagai hutan penelitian oleh
Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman (BPPHT)
Palembang. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan nomor:
337/KWL-1/Kpts/2000 tertanggal 26 Desember 2000 menetapkan
Hutan Produksi Kemampo sebagai hutan dengan fungsi khusus
untuk penelitian dengan luas pada saat itu 300 Ha. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor. 57/Menhut-II/2004,
tanggal 18 Pebruari 2004 menetapkan Kawasan Hutan Produksi
Kemampo sebagai Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
dan menunjuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan cq.
Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Palembang
(sekarang Balai Penelitian Kehutanan Palembang) sebagai
pengelolanya.
Desain rancang bangun (design engineering) KHDTK
Kemampo dibuat pada tahun 2002 bekerja sama dengan Universitas
Sriwijaya yang bertujuan untuk memperoleh kerangka dasar/acuan
pengelolaan dalam merevitalisasi fungsi kawasan hutan penelitian
dimasa mendatang.
Profil KHDTK Kemampo │2
B. Letak dan Luas
KHDTK Kemampo secara administratif pemerintahan
termasuk dalam wilayah Desa Kayuara Kuning, Kecamatan
Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan,
sedangkan secara administratif kehutanan KHDTK Kemampo
termasuk dalam wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH)
Kemampo, Pengelolaan Bagian Kasatuan Pemangkuan Hutan
(BKPH) Pangkalan Balai CDK Musi Ilir, Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Selatan. KHDTK Kemampo secara geografis terletak di
antara 104°18’07”- 104°22’09” BT dan 2°54’- 2°56’30” LS.
Gambar 1. Peta KHDTK Kemampo
Profil KHDTK Kemampo │3
C. Geologi
Satuan lahan lokasi KHDTK Kemampo ditetapkan
berdasarkan 4 faktor penentu karakter lahan, yaitu:
1) Grup fisiografi
2) Kelas bahan induk atau litologi
3) Bentuk wilayah atau relief dan lereng
4) Kerapatan drainase atau tingkat torehan wilayah.
Berdasarkan peta satuan lahan dan tanah (1990), seluruh
wilayah lokasi KHDTK Kemampo termasuk ke dalam satuan lahan
P.f.4.2 yaitu lahan dengan fisiografi dataran yang terbentuk dari
bahan induk (litologi) batuan sedimen bereaksi masam dan
berukuran halus. Bentuk wilayah berombak sampai bergelombang
dengan lereng 3–16%. Tingkat torehan atau kerapatan drainase
termasuk cukup tertoreh, yaitu mempunyai punggung agak lebar
dan saluran/parit agak dalam dengan panjang sekitar 2 km.
Sedangkan jenis tanah didominasi podsolik merah kuning (PMK)
dengan kedalaman/ketebalan humus antara 5–15 cm (Lembaga
Penelitian Tanah Bogor dalam Design Engineering Wanariset
Kemampo, 2002).
D. Curah Hujan dan Iklim
KHDTK Kemampo mempunyai tipe hujan B menurut
Schmidt dan Ferguson (1951), tipe iklim Afa menurut Kopen dan
termasuk zone agroklimat B2 menurut Oldeman, Darwis dan Las
(1979). Rata-rata curah hujan adalah 2.581,3 mm/th atau 215,11
mm/bulan dengan 15,4 hari hujan/bulan dan intensitas hujannya
Profil KHDTK Kemampo │4
sebesar 13,48 mm/hari. Menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt
Ferguson, wilayah KHDTK Kemampo termasuk tipe B dengan rata-
rata curah hujan 1800-2000 mm/tahun (Design Engineering
Wanariset Kemampo, 2002). Topografi tergolong datar sampai
bergelombang ringan dengan kelerengan 0–10%. Daerah pada tepi
sungai/anak sungai merupakan daerah yang bergelombang sedang
dengan kelerengan 11%–30%.
E. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Masyarakat yang bermukim di sekitar KHDTK Kemampo
terdiri dari penduduk asli setempat serta pendatang dari Jawa dan
Tapanuli. Pendidikan masyarakat umumnya tingkat pendidikan
dasar sampai menengah atas. Mata pencaharian sebagian besar
penduduk adalah petani dengan komuditas tanaman cabai dan
sayur-mayur, perkebunan karet dan kelapa sawit, buruh penyadap
karet, pedagang dan sebagian kecil Pegawai Negeri Sipil.
F. Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju KHDTK Kemampo cukup baik yaitu
melalui jalan desa yang sudah diaspal sepanjang 4 Km dan
dilanjutkan dengan jalan tanah sepanjang 2 Km. Jarak tempuh dari
Kota Palembang ±41 Km atau 1,5 jam perjalanan dengan
menggunakan kendaraan roda 4.
Profil KHDTK Kemampo │5
G. Sarana dan Prasarana
KHDTK Kemampo dilengkapi dengan sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan penelitian antara lain adalah:
1. Bangunan Fisik berupa weerkit sebanyak 3 unit.
2. Alat transportasi berupa 1 unit kendaraan roda 2
3. Alat penerangan listrik berupa genset 1 unit dengan kapasitas
3.000 Watt.
4. Perlengkapan/alat pemadam kebakaran berupa mesin air dan
gepyok.
5. Alat berat yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang.
Namun saat ini kondisinya rusak berat dan dalam tahap
pelelangan berupa 2 unit buldozer, 1 unit grader dan 1 unit
traktor bajak. Kondisi ringan dan tidak dilelang berupa 1 unit
exavator ukuran kecil dan 1 unit traktor (jhondeer), sedangkan
yang dalam kondisi masih bagus dan layak digunakan adalah 1
unit wheelloader.
Gambar 2. Alat Berat
Profil KHDTK Kemampo │6
6. Sarana jalan tanah di dalam KHDTK Kemampo cukup baik, baik
menuju ke camp/weerkit maupun ke lokasi penelitian.
7. Fasilitas/gedung pramuka berupa 1 unit gedung yang dapat
dipergunakan setiap tahun untuk kegiatan kepramukaan
(camping).
Gambar 3. Sarana jalan
Gambar 4. Fasilitas kepramukaan
Profil KHDTK Kemampo │7
H. Struktur Organisasi
Struktur pengelolaan KHDTK berada dalam kewenangan
Kepala Balai Penelitian Kehutanan Palembang dan secara langsung
berada dalam tanggung jawab Kepala Seksi Sarana Penelitian.
Pelaksanaan kegiatan di KHDTK Kemampo di koordinir oleh
seorang koordinator dan dibantu oleh para petugas lapangan.
Gambar 5. Sruktur organisasi KHDTK Kemampo
KEPALA BALAI
KASUBAG TU
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL
KOORDINATOR
KASIE DATA,INFORMASI DAN
KERJASAMA
KASIE PROGRAMEVALUASI
KASIE SARANAPENELITIAN
PETUGASLAPANGAN
Profil KHDTK Kemampo │8
II. VEGETASI DAN PENGGUNAAN LAHAN
A. Vegetasi
Kawasan KHDTK Kemampo merupakan kawasan hutan
produksi yang merupakan tipe hutan sekunder dataran rendah
dengan kerapatan sedang yang didominasi jenis Schima wallicii dan
vegetasi bawah didominasi oleh jenis alang-alang Euphatorium Sp,
Clibadium Sp dan Melastoma Sp.
Penggunaan lahan KHDTK Kemampo sebagai hutan
penelitian diawali pada tahun 1992/1993 melalui pembangunan
hutan tanaman dengan jenis-jenis yang cepat tumbuh (fast growing
species) yaitu Acacia mangium, Peronema canescens, Paraserianthes
falcataria, Swietenia macrophylla, Gmelina arborea dan Eucalyptus
deglupta dengan luas keseluruhan 170 Ha. Selain itu dibangun juga
arboretum seluas 50 Ha dan areal cadangan yang direncanakan
untuk kegiatan uji coba seluas 30 Ha yang didominasi oleh tanaman
alam sekunder jenis Schima walichii.
Berbagai kegiatan penelitian terus dilakukan di KHDTK
Kemampo hingga tahun 2007, seperti uji coba Provenance Acacia
mangium, Uji coba penanaman ulin (Eusidiroxylon zwageri) pada 4
site, penelitian dan penanaman Alstonia scholaris, uji coba
penanaman merbau (Intsia bijuga), dan tenam (Anysoptera sp), uji
coba persiapan lahan tanpa bakar jenis Acacia mangium,
penanaman Acacia mangium bantuan CSIRO-Australia, damar mata
kucing (Shorea javanica), Shorea belangeran dan perupuk tahun
1994–1999. Pada tahun 2000 dilakukan penanaman tembesu
Profil KHDTK Kemampo │9
(Fagraea fragrans), jati lokal (Tectona grandis), ekaliptus
(Eucalyptus pellita) dan pulai (Alstonia scholaris). Pada tahun 2001
dilakukan penanaman Shorea belangeran dan pada tahun 2002
dilakukan penelitian dan penanaman Melaleuca leucadendron,
tahun 2003 dilakukan penanaman tembesu, tahun 2005 dilakukan
penanaman jelutung, pulai, Eucalyptus pellita dan kegiatan
agrosilvofishery. Kegiatan pada tahun 2007 antara lain penanaman
pulai, jelutung dan shorea belangeran. Namun demikian sebagian
besar dari kegiatan uji coba dan penelitian tersebut musnah/rusak
akibat kebakaran yang terjadi hampir setiap tahun.
B. Penggunaan Lahan
Tanaman atau Tanaman hasil uji coba/penelitian dan
pengembangan yang terdapat di KHDTK Kemampo dari tahun 1992
sampai dengan 2011 yang tidak terbakar digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 6. Lokasi bekas terbakar
Profil KHDTK Kemampo │10
1. Tanaman pengembangan Paraserienthes falcataria hasil
pengembangan pada tahun 1996 seluas 2,5 Ha.
2. Tanaman Acacia mangium tahun tanam 1996 dengan luas 3,0
Ha hasil pelaksanaan kegiatan berjudul Teknik Persiapan
Lahan Tanpa Bakar dengan Dampak Kerugian yang Minimal.
3. Tanaman Acacia mangium hasil kegiatan yang didanai dari
bantuan CSIRO-Australia tahun 1999 seluas 3,0 Ha.
4. Tanaman tembesu (Fagraea fragrans) tahun tanam 2003 seluas
2,0 Ha hasil kegiatan penelitian Teknik Silvikultur Tembesu.
Gambar 7. Tanaman Acacia mangium (a), Tanaman tembesu (b)
5. Tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) hasil kegiatan Uji
Kesesuaian Lahan tahun tanam 2003 luas 1,5 Ha.
(a) (b)
Profil KHDTK Kemampo │11
Gambar 8. Tanaman kayu putih hasil uji kesesuaian lahan
6. Uji klon Jati tahun tanam 2004 sebagai kelanjutan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
(P3BPTH) dengan tujuan untuk memperoleh informasi klon-
klon yang memiliki pertumbuhan bagus atau relative adaptif
untuk dikembangkan di Sumatera Selatan. Plot tanaman jati
hasil uji klon terdiri dari 4 blok, 40 klon, dan 3 unit pengamatan
(treeplot). Dengan jarak tanam 3 x 3 meter, luas plot + 0,5 Ha.
Di samping itu dilakukan pembangunan plot uji coba ras lahan
dengan materi tanaman yang digunakan adalah jati lokal
(bukan jati unggul impor/kultur jaringan) yang berasal dari
Pacitan, Lampung, Lamongan, Jati Plus Perhutani (Cepu),
Ngawi, Kendal, Kebasen, Randublatung, Wangon, Rembang dan
Madiun.
Profil KHDTK Kemampo │12
7. Tanaman hasil kegiatan teknik silvikultur pulai (Alstonia
scholaris) tahun tanam 2004 seluas 1,0 Ha.
8. Tanaman Eucalyptus pellita dari berbagai sumber benih
Eucalyptus pellita tahun tanam 2005 seluas 1,5 Ha.
Gambar 9. Tanaman uji klon jati
Gambar 10. Tanaman Eucalyptus pellita
Profil KHDTK Kemampo │13
9. Tanaman Dyera sp, Ramin dan Shorea belangeran hasil
pembangunan Agrosilvofishery intensif dengan jenis tanaman
pokok Dyera sp, Ramin dan Shorea belangeran tahun tanam
2005 seluas 0,5 Ha.
10. Tanaman gelam hasil agrosilvofishery semi intensif tahun
tanam 2007 seluas 1,0 Ha.
Gambar 11. Tanaman hasil pembangunan agroforestry (a),Tanaman gelam (b)
11. Tanaman pulai hasil teknik silvikultur tahun tanam 2007 seluas
2,0 Ha.
12. Tanaman mahoni dan tembesu hasil penanaman jenis-jenis
kayu pertukangan dan hasil kegiatan Pembukaan Lahan Tanpa
Bakar tahun tanam 2007 seluas 5,0 Ha.
(a) (b)
Profil KHDTK Kemampo │14
Gambar 12. Tanaman pulai hasil teknik silvikultur (a),
Tanaman mahoni dan tembesu (b)
13. Tanaman mahoni (Swietenia macrophylla) hasil Pembangunan
Areal Produksi Benih Mahoni dari sumber benih KHDTK
Benakat tahun tanam 2009 seluas 2,0 Ha.
Gambar 13. Tanaman mahoni
14. Tanaman Meranti (Shorea leprosula) hasil penanaman
pengembangan jenis meranti tahun tanam 2009 seluas 1,0 Ha.
(a) (b)
Profil KHDTK Kemampo │15
15. Tanaman Hymenea courbaryl hasil penanaman/pengembangan
tahun tanam 2009 seluas 0,5 Ha.
Gambar 14. Tanaman meranti (a), Tanaman Hymeneacourbaryl (b)
16. Tanaman rotan manau (Calamus manan) hasil penanaman/
pengembangan pada tahun 2009 seluas 0,5 Ha.
Gambar 15. Tanaman rotan manau (Calamus manan)
(b)(a)
Profil KHDTK Kemampo │16
13. Tanaman gaharu hasil pengembangan tahun 2009 pengem-
bangan tanaman gaharu tahun tanam 2009 seluas 1,0 Ha.
14. Tanaman pada arboretum seluas 2,0 Ha tahun tanam 2009
meliputi: Leprosula (Shorea leprosula Miq), Ovalis (Shorea
ovalis (Korth.) Blume), Merawan (Hopea mangarawan), Ulin
(Eusideroxylon zwageri Teysm & Binnend), Mahoni (Swietenia
macrophylla King), Belangeran (Shorea belangeran Korth
Burck.), Gaharu/karas (Aquilaria malaccensis Lamk),
Nyamplung/bintangur (Callophyllum inophyllum L.), Cempaka
(Michelia cempaka), Bambang lanang (Madhuca aspera H.J.
Lam.), Medang telo (Xanthophyllum incertum), Korbaril
(Hymenia courbaril L.), Merbau (Instia bijuga (Colebr.) O.
Kuntze), Kenari (Canarium comune),Tembesu (Fagraea fagrans
Roxb), Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp.), Suren (Toona
sureni (Blume) Merr.), Sungkai (Peronema canescens Jack.) dan
Kepuh (Sterculia foetida Linn.).
Gambar 16. Tanaman gaharu
Profil KHDTK Kemampo │17
15. Tanaman sungkai (Peronema canescens) tahun tanam 2010
seluas 2,5 Ha.
Gambar 17. Suren salah satu tanaman arboretum (a), Tanamansungkai (Peronema canescens) (b)
Tanaman kayu bawang (Dysoxylum mollissimum Blume) tahuntanam 2010 seluas 3,0 Ha.
Gambar 18. Tanaman kayu bawang (Dysoxylum mollissimum)
17. Tanaman jabon (Anthocepalus cadamba) pada demplot
tanaman kayu serat tahun tanam 2010 seluas 2,5 Ha.
(a) (b)
Profil KHDTK Kemampo │18
18. Tanaman rotan jernang hasil pelaksanaan teknik silvikultur
tanaman rotan jernang tahun tanam 2011 seluas 0,5 Ha.
19. Tanaman bambang lanang dan kayu bawang hasil teknik
silvikultur tanaman kayu pertukangan tahun tanam 2010
seluas 2,5 Ha.
Gambar 19. Tanaman jabon
Gambar 20. Tanaman rotan jernang
Profil KHDTK Kemampo │19
20. Tanaman ulin (Eusideroxylon zwageri) hasil konservasi tahun
tanam 2011 seluas 1,5 Ha.
21. Berbagai jenis tanaman pada arboretum tahun tanam 2011
seluas 1,0 Ha meliputi 8 jenis tanamam: balam, meranti, jabon,
medang, meranti kuning, trembesi, bayur dan kayu Afrika.
Gambar 21. Tanaman ulin
Profil KHDTK Kemampo │20
III. PENUTUP
KHDTK Kemampo merupakan salah satu Kawasan Hutan
yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan yang secara khusus
dipergunakan untuk tujuan Penelitian dan Pengembangan di bidang
kehutanan dalam hal ini di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Palembang.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya hutan,
BPK Palembang melakukan berbagai kegiatan penelitian di KHDTK
Kemampo guna membantu memecahkan masalah yang dihadapi
dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan melalui penyediaan
IPTEK di bidang kehutanan. Kegiatan penelitian tersebut bertujuan
agar para pengguna yang bergerak di bidang kehutanan baik itu
perusahaan maupun masyarakat mendapat informasi yang aktual
serta dapat mengadopsi ilmu yang telah dihasilkan oleh para
peneliti di lingkungan Balai Penelitian Kehutanan Palembang