1
MINGGU, 7 OKTOBER 2018 Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan letusan yang dimuntahkan gunung itu se- banyak 2,800 km2 dengan 800 km2 batuan ignim- brite dan 2.000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin kearah barat selama dua minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke sepa- ruh bumi dari Cina hingga Afrika Selatan. Letusan terjadi selama satu minggu dan lontaran debunya mencapai sepuluh km diatas permukaan laut. Kejadian itu telah menyebabkan kematian mas- sal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunah- an kehidupan disana. Menurut beberapa bukti DNA seperti yang terlihat saat ini hamparan kawasan danau Toba dengan pulau Samosir yang kaya akan sumber daya alam bagi pariwisata dan budaya Masih dalam ingatan beberapa bulan yang lalu kecelakaan tenggelamnya kapal penyeberangan di danau Toba yang banyak menelan korban manusia, tentunya menjadi bahan renungan bagi kita semua bagi kesiapan pengembangan kawasan pariwisata tersebut. Hal lain yang menarik perhatian adalah kekayaan budaya kawasan Toba Samosir dimana banyak berdiri rumah adat yang sangat memberi rasa keunikan bagi orang yang melihatnya terutama turis yang sedang berkunjung. Permukiman Batak Toba memiliki berbagai ragam bentuk rumah adat. Salah satu di sebuah desa di Desa Jangga Dolok Batak Toba, terdapat beberapa rumah adat yang memiliki umur cukup panjang hingga mencapai 300 tahunan. Jangga Dolok merupakan sebuah desa yang berada di lembah bukit Dolok Si Manuk- manuk kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Sumatra utara. Kondisi permukiman rumah adat yang ada dis- ekitar Toba kondisinya memprihatinkan karena Oleh CH Koesmartadi selain umur bangunan, para penghuni riumah adat semakin jarang menempatinya karena mahalnya perawatan dan akhirnya mereka meninggalkan rumah adat tersebut. Penghuni yang masih menempati rumah rumah tersebut terdiri atas penghuni tua yang sekedar menempatinya. Namun bagi penghuni yang masih muda mereka menambah ruang ruang dengan desain kekinian dan terletak di belakang rumah adat tersebut. Memang diakui terutama bagi kelu- arga muda kebutuhan peralatan rumah tangga memaksa mereka membeli dan menempatkan baik ruang dibelakang rumah adat maupun pada lantai panggung tersebut. Peralatan yang diletakkan diatas lantai rumah Bolon menim- bulkan masalah baru karena lantai kayu untuk ditempati secara lesehan Tahun 1970 desa ini resmi men- jadi desa wisata dengan pesona rumah adat Batak Toba atau yang biasa disebut Jabu Bolon. Namun sayang, terjadinya kebakaran tahun 2016 di desa dusun Lumban Binanga telah menghanguskan keempat rumah adat yang telah berumur 200 tahun. Peristiwa ini menjadi kabar yang mempri- hatinkan mengingat semakin langkanya para ahli atau seorang pande yang bias membangun ulang rumah jabu Bolon. Peristiwa ini diperparah dengan keyakinan masyarakat setempat yang men- jauhkan sisa reruntuhan bangunan yang terbakar karena bisa meng- hadirkan bala atau bencana. Namun dengan begitu menjadi titik balik perjuangan masyarakat Jangga Dolok untuk membangun kembali spiritual dan tradisi adat nenek moyang. Kesulitan Dipelopori oleh Yayasan Rumah Asuh dipimpin oleh Yori Antar yang bekerja sama dengan dua mahasiswa Gregorius Adsi Prakosa dan Victor Christison mahasiswa Arsitektur Fakultas Arsitektur dan desain Unika dan satu maha- siswa dari ITS saudara Abby di tahun 2016 dimulailah pemba- ngunan kembali satu rumah adat salah satu dari empat yang terbakar. Sedangkan dapat berjalan lancer pembeayaan semuanya disumbang oleh pengusaha Nasional air minum mineral kemasan Ibu Tirto sehing- ga pekerjaan pembangunan kembali menjadi lancar. Selain itu yang menjadi semangat dalam pembangunan ini adalah rasa semangat gotong royong membangun kembali Rumah adat baru sama seperti rumah yang ter- bakar sebelumnya. Pembangunan rumah adat dila- pangan dikoordinasikan oleh keluarga Manurung yang memulai dengan survei lapangan guna mendapatkan data konstruksi hingga koordinasi pembangunan yang berjalan lancar. Tidak kurang lima puluh orang yang tergabung dalam Batak House Restoration terdiri dari beberapa disiplin ilmu turut serta mengawal pemba- ngunan rumah adat tersebut seperti Arsitek, planologi, sipil, antropologi, arkeologi, sosiologi bergiotong ro- yong mensukseskan pembangunan rumah adat tesebut. Cara yang ditempuh sangat beragam, ada yang lang- sung kerja di lapangan, ada yang men- support melalu media sosial, ada yang membantu mencari dana, hing- ga dilibatkannya mahasiswa guna ikut menangani pembangunan tersebut. Secara arsitektural rumah adat Batak Toba memi- liki keunikan yang bias dimengerti sebagai “kejenius- an”. Atap menjulang keatas secara arsitektur memiliki sifat sebagai bantalan panas, mempercepat pengaliran air hujan ndan menjamin awetnya atap ijuk, atap mirip pelana tersebut disebut sebagai atap struktur plat yang bekerja sendiri pada kedua plat atap yang diduga memiliki kesamaan prinsip struktur atap empyak di Jawa. Keunikan pada batang bukulan tersebut bias disejajarkan engan kontruksi presstresed pada beton bertulang, yaitu dengan menarik bukulan kebawah dengan tali sebelum pembebanan atap, sehingga diharapkan saat benar-benar terjadi pembebanan, maka bukulan sudah tidak bereaksi melentur akibat beban atap. Keunikan juga terjadi pada buaton balok bulat seperti fungsi murplat, lazimnya sebuah kon- struksi bangunan biasanya urur/ usuk tidak menumpu pada buaton, namun menumpu pada lisplang dan dikalungkan melingkari buaton. Ada nya langkah mengkonservasi Ruma Adat Batak Toba Jabo Bolon secara gotong royong meli- batkan lapisan masysrakat adalah sebuah tindakan mengarah pada masa kebangkitan arsitektur nusan- tara.(53) Ch Koesmartadi, Peneliti, peminat arsitektur Nusantara Dosen Arsitektur. Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapra- nata Se- marang. Kawasan Danau Toba terbentuk akibat letusan gunung Toba di Sumatra Utara pada 73.000-75.000 tahun yang lalu itu merupakan letusan super vulcano (gunung berapi super). TER- DAPAT di area pegunung- an Fuji yang meru- pakan salah satu gunung tertinggi di dunia, terletak di per- batasan Prefektur Shizuokadan Yamanashi, di sebe- lah barat Tokyo. Gunung Fuji terletak dekat pesisir Pasifik di pusat Honshu. Fuji dikelilingi oleh tiga kota yaitu Gotemba (timur), Fuji-Yoshida (utara) dan Fujinomiya (barat daya). Gunung setinggi 3.776 m ini dikelilingi juga oleh lima danau yaitu Kawaguchi, Yamanakako, Sai, Motosu dan Shoji. Di antara danau Kawaguchi dan Yamanakako terdapat desa wisata yang terkenal sebagai desa delapan kolam ( eight ponds in Oshino ) Desa mungil ini terdiri dari beberapa rumah antik dan kolam2 ikan yg airnya jernih sekali. sejarahnya dahulu area ini adalah danau yg mengering yang kemudian terbentuk kolam2 air yang menjadi habitat ikan koi. Diantara kolam berair jernih tersebut terbentuklah permukiman warga gunung fuji (fujiko). Pada tahun 1934 desa ini dite- tapkan sebagai Japanesse natural monumen, dan kemudian mendapat penghargaan sebagai world her- itage pada Juni 2013. Delapan kolam yg bisa dikunjungi antara lain : deguchiike pond, sokonashiike pond, wakuike pond, kagamiike pond, okamaike pond, choshiike pond, nigori- ike pond, shobuike pond. Kolam ini mempunyai air yang sangat jernih dan dapat diminum. Di salah satu kolam terdapat keran air yang dapat diminum langsung atau disimpan di dalam botol air minum (tumbler). Orang banyak menyebutnya sebagai air Fuji. Di sekeliling kolam terdapat rumah tradisional asli Jepang dan taman Jepang dengan pohon bonsai yg can- tik. Krn menjadi obyek wisata banyak rumah yang kemudian berubah fungsi menjadi toko dan menjual berbagai macam souvenir dan aneka olahan makanan dari ikan. Restaurant dan kafe juga tersedia di rumah- rumah tradisional sehingga pengunjung dapat merasakan suasana seperti di rumah sendiri. Bentuk Asli Rumah tradisional Jepang ini masih dijaga bentuk aslinya, struktur atap yang unik dengan bahan kayu dan penutup atap rumbia. Dinding terbuat dari papan kayu dan kusen semua dari kayu. Harmoni rumah dengan lingkungan yang alami diwujudkan dalam penggunaan material yang alami, pewarnaan bangunan yang mengambil warna alam serta ornamen kayu yang serasi. Beberapa rumah terdapat kincir air dari kayu yang dapat mendukung fungsi dan estetika bangunan. Rumah tradi- sional yang menyatu dengan alam menjadi daya tarik wisatawan, untuk beberapa rumah dibuka untuk open house, namun beberapa rumah lainnya tetap dijaga priva- cy nya dengan memasang larangan masuk untuk wi- satawan. Bagaimanapun mereka hidup dan tinggal di de- sa itu sehingga membutuhkan area pribadi mengingat de- sa wisata ini sudah menjadi tujuan wisata internasional. Desa wisata ini dapat menjadi preseden yang bagus untuk mengembangkan desa wisata serupa di Indonesia. Jawa Tengah punya potensi wisata tidak kalah menarik. Hal yang merupakan preseden baik dari desa wisata Oshino Hakkai adalah kemudahan menda- patkan informasi, kemudahan akses transportasi serta terintegrasi dengan kawasan lainnya, sehingga wisa- tawan dapat memperoleh objek wisata yang bermacam- macam mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kota. Seperti di kawasan Fuji kita dapat mengunjungi danau Kawaguchiko, kereta gantung Kachi-Kachiyama, taman bermain Fujikyu Highland, pemandian air panas (onsen) dan obyek menarik lainnya.(53) Anityas Dian Susanti IAI AA Pengurus IAI Jawa Tengah, Dosen Arsitektur Universitas Pandanaran Semarang

Kawasan Danau Toba terbentuk akibat letusan gunung Toba di ...iai-jateng.org/wp-content/uploads/2018/10/20181007_hal_14.pdf · tertiup angin kearah barat selama dua minggu. Debu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kawasan Danau Toba terbentuk akibat letusan gunung Toba di ...iai-jateng.org/wp-content/uploads/2018/10/20181007_hal_14.pdf · tertiup angin kearah barat selama dua minggu. Debu

MINGGU, 7 OKTOBER 2018

Bill Rose dan Craig Chesner dari MichiganTechnological University memperkirakan bahwabahan letusan yang dimuntahkan gunung itu se-banyak 2,800 km2 dengan 800 km2 batuan ignim-brite dan 2.000km3 abu vulkanik yang diperkirakantertiup angin kearah barat selama dua minggu. Debuvulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke sepa-ruh bumi dari Cina hingga Afrika Selatan. Letusanterjadi selama satu minggu dan lontaran debunyamencapai sepuluh km diatas permukaan laut.

Kejadian itu telah menyebabkan kematian mas-sal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunah-an kehidupan disana. Menurut beberapa bukti DNAseperti yang terlihat saat ini hamparan kawasandanau Toba dengan pulau Samosir yang kaya akansumber daya alam bagi pariwisata dan budaya

Masih dalam ingatan beberapa bulan yang lalukecelakaan tenggelamnya kapal penyeberangan didanau Toba yang banyak menelan korban manusia,tentunya menjadi bahan renungan bagi kita semuabagi kesiapan pengembangan kawasan pariwisatatersebut.

Hal lain yang menarik perhatian adalahkekayaan budaya kawasan Toba Samosir dimanabanyak berdiri rumah adat yang sangat memberirasa keunikan bagi orang yang melihatnya terutamaturis yang sedang berkunjung. Permukiman BatakToba memiliki berbagai ragam bentuk rumah adat.

Salah satu di sebuah desa di Desa Jangga DolokBatak Toba, terdapat beberapa rumah adat yangmemiliki umur cukup panjang hingga mencapai 300tahunan. Jangga Dolok merupakan sebuah desayang berada di lembah bukit Dolok Si Manuk-manuk kecamatan Lumban Julu Kabupaten TobaSamosir Sumatra utara.

Kondisi permukiman rumah adat yang ada dis-ekitar Toba kondisinya memprihatinkan karena

Oleh CH Koesmartadi

selain umur bangunan, parapenghuni riumah adat semakinjarang menempatinya karenamahalnya perawatan dan akhirnyamereka meninggalkan rumah adattersebut. Penghuni yang masihmenempati rumah rumah tersebutterdiri atas penghuni tua yangsekedar menempatinya. Namunbagi penghuni yang masih muda

mereka menambah ruang ruangdengan desain kekinian dan terletakdi belakang rumah adat tersebut.Memang diakui terutama bagi kelu-arga muda kebutuhan peralatanrumah tangga memaksa merekamembeli dan menempatkan baikruang dibelakang rumah adatmaupun pada lantai panggungtersebut. Peralatan yang diletakkandiatas lantai rumah Bolon menim-bulkan masalah baru karena lantaikayu untuk ditempati secara lesehan

Tahun 1970 desa ini resmi men-jadi desa wisata dengan pesonarumah adat Batak Toba atau yangbiasa disebut Jabu Bolon. Namunsayang, terjadinya kebakaran tahun2016 di desa dusun LumbanBinanga telah menghanguskankeempat rumah adat yang telahberumur 200 tahun. Peristiwa inimenjadi kabar yang mempri-hatinkan mengingat semakinlangkanya para ahli atau seorangpande yang bias membangun ulangrumah jabu Bolon. Peristiwa inidiperparah dengan keyakinanmasyarakat setempat yang men-jauhkan sisa reruntuhan bangunanyang terbakar karena bisa meng-

hadirkan bala atau bencana. Namundengan begitu menjadi titik balikperjuangan masyarakat JanggaDolok untuk membangun kembalispiritual dan tradisi adat nenekmoyang.Kesulitan

Dipelopori oleh YayasanRumah Asuh dipimpinoleh Yori Antar yangbekerja sama dengandua mahasiswaGregorius AdsiPrakosa danVictorChristisonmahasiswaArsitekturFakultasArsitekturdan desainUnika dansatu maha-siswa dari ITSsaudara Abbydi tahun 2016dimulailah pemba-ngunan kembali saturumah adat salah satu dariempat yang terbakar.Sedangkan dapat berjalan lancer

pembeayaan semuanya disumbang oleh pengusahaNasional air minum mineral kemasan Ibu Tirto sehing-ga pekerjaan pembangunan kembali menjadi lancar.Selain itu yang menjadi semangat dalam pembangunanini adalah rasa semangat gotong royong membangunkembali Rumah adat baru sama seperti rumah yang ter-bakar sebelumnya. Pembangunan rumah adat dila-pangan dikoordinasikan oleh keluarga Manurung yangmemulai dengan survei lapangan guna mendapatkandata konstruksi hingga koordinasi pembangunan yangberjalan lancar. Tidak kurang lima puluh orang yangtergabung dalam Batak House Restoration terdiri daribeberapa disiplin ilmu turut serta mengawal pemba-ngunan rumah adat tersebut seperti Arsitek, planologi,sipil, antropologi, arkeologi, sosiologi bergiotong ro-yong mensukseskan pembangunan rumah adat tesebut.Cara yang ditempuh sangat beragam, ada yang lang-sung kerja di lapangan, ada yang men-supportmelalumedia sosial, ada yang membantu mencari dana, hing-ga dilibatkannya mahasiswa guna ikut menanganipembangunan tersebut.

Secara arsitektural rumah adat Batak Toba memi-liki keunikan yang bias dimengerti sebagai “kejenius-an”. Atap menjulang keatas secara arsitektur memilikisifat sebagai bantalan panas, mempercepat pengaliranair hujan ndan menjamin awetnya atap ijuk, atapmirip pelana tersebut disebut sebagai atap struktur platyang bekerja sendiri pada kedua plat atap yang didugamemiliki kesamaan prinsip struktur atap empyak diJawa. Keunikan pada batang bukulan tersebut biasdisejajarkan engan kontruksi presstresed pada betonbertulang, yaitu dengan menarik bukulan kebawahdengan tali sebelum pembebanan atap, sehinggadiharapkan saat benar-benar terjadi pembebanan,maka bukulan sudah tidak bereaksi melentur akibatbeban atap. Keunikan juga terjadi pada buaton balokbulat seperti fungsi murplat, lazimnya sebuah kon-struksi bangunan biasanya urur/ usuk tidak menumpupada buaton, namun menumpu pada lisplang dandikalungkan melingkari buaton.

Ada nya langkah mengkonservasi Ruma AdatBatak Toba Jabo Bolon secara gotong royong meli-batkan lapisan masysrakat adalah sebuah tindakanmengarah pada masa kebangkitan arsitektur nusan-tara.(53)

— Ch Koesmartadi,Peneliti, peminat arsitekturNusantara Dosen Arsitektur.

Fakultas Arsitektur danDesain Unika

Soegijapra-nata Se-

marang.

Kawasan Danau Toba terbentukakibat letusan gunung Toba diSumatra Utara pada 73.000-75.000tahun yang lalu itu merupakan letusan super vulcano (gunung berapi super).

TER-DAPAT diarea pegunung-an Fuji yang meru-pakan salah satu gunungtertinggi di dunia, terletak di per-batasan Prefektur Shizuokadan Yamanashi, di sebe-lah barat Tokyo. Gunung Fuji terletak dekat pesisirPasifik di pusat Honshu. Fuji dikelilingi oleh tiga kotayaitu Gotemba (timur), Fuji-Yoshida (utara) danFujinomiya (barat daya). Gunung setinggi 3.776 mini dikelilingi juga oleh lima danau yaitu Kawaguchi,Yamanakako, Sai, Motosu dan Shoji. Di antaradanau Kawaguchi dan Yamanakako terdapat desawisata yang terkenal sebagai desa delapan kolam(eight ponds in Oshino ) Desa mungil ini terdiri daribeberapa rumah antik dan kolam2 ikan yg airnyajernih sekali. sejarahnya dahulu area ini adalah danauyg mengering yang kemudian terbentuk kolam2 airyang menjadi habitat ikan koi. Diantara kolam berairjernih tersebut terbentuklah permukiman wargagunung fuji (fujiko). Pada tahun 1934 desa ini dite-tapkan sebagai Japanesse natural monumen, dankemudian mendapat penghargaan sebagai world her-itage pada Juni 2013.

Delapan kolam yg bisa dikunjungi antara lain :deguchiike pond, sokonashiike pond, wakuike pond,

kagamiike pond, okamaikepond, choshiike pond, nigori-ike pond, shobuike pond.Kolam ini mempunyai air yang

sangat jernih dan dapat diminum.Di salah satu kolam terdapat keran

air yang dapat diminum langsungatau disimpan di dalam botol air

minum (tumbler). Orang banyak

menyebutnya sebagai air Fuji. Di sekeliling kolam terdapat rumah tradisional asli

Jepang dan taman Jepang dengan pohon bonsai yg can-tik. Krn menjadi obyek wisata banyak rumah yangkemudian berubah fungsi menjadi toko dan menjualberbagai macam souvenir dan aneka olahan makanandari ikan. Restaurant dan kafe juga tersedia di rumah-rumah tradisional sehingga pengunjung dapatmerasakan suasana seperti di rumah sendiri.

Bentuk AsliRumah tradisional Jepang ini masih dijaga bentuk

aslinya, struktur atap yang unik dengan bahan kayu danpenutup atap rumbia. Dinding terbuat dari papan kayudan kusen semua dari kayu. Harmoni rumah denganlingkungan yang alami diwujudkan dalam penggunaanmaterial yang alami, pewarnaan bangunan yangmengambil warna alam serta ornamen kayu yang serasi.Beberapa rumah terdapat kincir air dari kayu yang dapatmendukung fungsi dan estetika bangunan. Rumah tradi-sional yang menyatu dengan alam menjadi daya tarikwisatawan, untuk beberapa rumah dibuka untuk openhouse, namun beberapa rumah lainnya tetap dijaga priva-cy nya dengan memasang larangan masuk untuk wi-satawan. Bagaimanapun mereka hidup dan tinggal di de-sa itu sehingga membutuhkan area pribadi mengingat de-sa wisata ini sudah menjadi tujuan wisata internasional.

Desa wisata ini dapat menjadi preseden yang bagusuntuk mengembangkan desa wisata serupa diIndonesia. Jawa Tengah punya potensi wisata tidakkalah menarik. Hal yang merupakan preseden baik daridesa wisata Oshino Hakkai adalah kemudahan menda-patkan informasi, kemudahan akses transportasi sertaterintegrasi dengan kawasan lainnya, sehingga wisa-tawan dapat memperoleh objek wisata yang bermacam-macam mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kota.Seperti di kawasan Fuji kita dapat mengunjungi danauKawaguchiko, kereta gantung Kachi-Kachiyama,taman bermain Fujikyu Highland, pemandian air panas(onsen) dan obyek menarik lainnya.(53)

— Anityas Dian Susanti IAI AA Pengurus IAIJawa Tengah, Dosen Arsitektur UniversitasPandanaran Semarang