21
Katarak Juvenille Oleh: Agung Hadi Wibowo 04054821517129 Pembimbing: dr. H. Rusdianto, Sp. M(K) Telaah Ilmiah DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA RSUP DR. MOHAMAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

Katarak Juvenille

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhhnhbfgdvhnybugfvtdcy

Citation preview

Katarak JuvenilleOleh:

Agung Hadi Wibowo

04054821517129

Pembimbing:

dr. H. Rusdianto, Sp. M(K)

Telaah Ilmiah

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

RSUP DR. MOHAMAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Pendahuluan

Katarak merupakan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa, ataupun keduanya.

Berdasarkan usia terjadinya Katarak kongenital

Katarak Juvenille

Katarak Senile

Anatomi Lensa

Fisiologi Lensa

Lensa sebagai Media Refraksi

Pada keadaan tidak berakomodasi, lensa memberikan kontribusi 15-20 dioptri (D) dari sekitar 60 D seluruh kekuatan refraksi bola mata manusia.

Akomodasi Lensa

Akomodasi merupakan suatu mekanisme perubahan fokus mata dari penglihatan jauh ke dekat.

Fisiologi Lensa

Akomodasi Lensa

Katarak Juvenille

Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia lebih dari 1 tahun dan kurang dari 50 tahun.

Kekeruhan lensa pada katarak juvenil pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.

Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Epidemiologi

Di Asia, sebanyak 1 juta anak mengalami kebutaan karena katarak

Di negara berkembang seperti India, sebanyak 7,4%-15,3% anak-anak mengalami kebutaan karena katarak

Berdasarkan riset tahun 2007, prevalensi nasional kebutaan di Indonesia sebesar 0,9%, dengan penyebab utama adalah katarak.

Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,8%.

Etiologi

Klasifikasi Morfologi

Katarak Polaris Anterior

Kekeruhan pada katarak ini berukuran kecil (sekitar 1-2 mm)

Berada di depan kapsul lensa anterior (posisi sentral)

Menyerang kedua mata dan ukurannya tidak bertambah seiring waktu.

Penyebab morfologi katarak ini sebagian besar herediter dan dapat langsung ditemukan sejak bayi lahir.

Klasifikasi Morfologi

Katarak Subcapsularis Anterior

Kekeruhan pada katarak ini hanya menutupi sebagian lensa, berbentuk ireguler, dan membelokkan arah cahaya

Kekeruhan pada morfologi ini berada di kapsul lensa anterior (posisi sentral)

Disebabkan oleh radiasi, uveitis, trauma atau penyakit atopi

Klasifikasi Morfologi

Katarak Lamelaris

Kekeruhan pada katarak ini berada di korteks lensa, baik sebagian maupun semua lapisan korteks.

Menyerang kedua mata, berbentuk asimetris dan ukurannya bertambah seiring waktu.

Klasifikasi Morfologi

Katarak Nuklearis

Berada di nukleus lensa dan biasanya ditemukan paling banyak pada katarak kongenital.

Katarak ini biasanya menyertai kasus mikroftalmia dan mikrokornea (ukuran bola mata mengecil).

Klasifikasi Morfologi

Katarak Subcapsularis Posterior

Kekeruhan pada katarak ini hanya menutupi sebagian lensa, berbentuk ireguler, dan membelokkan arah cahaya.

Kekeruhan pada morfologi ini berada di kapsul lensa posterior (posisi sentral).

Rata-rata penyebab adalah idiopatik, radiasi, trauma atau penggunaan steroid yang kronis.

Klasifikasi Morfologi

Lentiglobus posterior

Terjadi karena penonjolan (bulging) kapsul lensa posterior yang progresif dan menghasilkan kekeruhan.

Penonjolan ini terjadi karena perlemahan dari kapsul lensa posterior.

Katarak ini biasanya bersifat unilateral.

Klasifikasi Morfologi

Katarak Total atau Difus

Kekeruhan pada katarak ini menyerang seluruh lapisan lensa, baik nukleus maupun korteks

Katarak ini biasanya merupakan fase akhir (end-stages) dari katarak parsial, seperti katarak lamelar, nuklear atau lentiglobus posterior

Katarak ini juga bisa akibat dari trauma

Klasifikasi Morfologi

Persistent Fetal Vasculature (PFV)

Katarak ini merupakan hasil pemadatan dari membran vaskular yang terletak di kapsul posterior dan vitrous anterior

Biasanya hasil pemadatan tersebut terhubung dengan prosesus siliaris.

Penegakan Diagnosis Anamnesis

Keluhan:

Pandangan kabur

Penglihatan silau

Sensitifitas terhadap kontras

Miopisasi

Variasi Diurnal Penglihatan

Distorsi

Halo

Diplopia monokuler

Perubahan persepsi warna

Bintik hitam

Penegakan Diagnosis

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan tajam penglihatan Iluminasi oblik Shadow test Oftalmoskop direct Pemeriksaan Slit-Lamp

Tatalaksana Tatalaksana nonbedah

Terapi penyebab katarak

Memperlambat progresivitas

Perkembangan visus

Tatalaksana bedah

Indikasi: visus, medis, kosmetik

Jenis:

Phacoemulsification

Small Incision Cataract Surgery (SICS)

Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)

Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)

Komplikasi

Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma sekunder karena lensa Glaukoma fakolitik

Glaukoma fakomorfik

Glaukoma fakotopik

TERIMA KASIH