Upload
dinhlien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 i
Kata pengantar
Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2013
merupakan publikasi yang disusun dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya
strategis, dalam artian data-data yang ditampilkan terjamin
pembaharuannya, banyak digunakan untuk kajian, serta
menggambarkan fenomena ekonomi wilayah Kepulauan
Riau. Penjelasan yang diberikan dalam publikasi ini bersifat
praktis. Sehingga memudahkan pengguna publikasi ini untuk
memahami data-data yang ditampilkan.
Publikasi ini berisi data-data tentang pertumbuhan
ekonomi, inflasi, nilai tukar petani, produksi tanaman
pangan, produksi industri pengolahan serta statistik ekspor
dan impor barang.
Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian publikasi
ii Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
ini. Disadari bahwa publikasi ini belum memenuhi harapan
semua pihak. Oleh karenanya, kritik dan saran demi
penyempurnaan di masa mendatang sangat diharapkan.
Semoga publikasi ini bermanfaat.
Tanjungpinang, September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Kepulauan Riau
Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si NIP. 19610709 199003 1 001
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 iii
Daftar isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Tabel v
Daftar Grafik ix
Produksi Tanaman Pangan 1 A. Produksi Padi 5 B. Produksi Jagung 7 C. Produksi Kedelai 9
Produksi Industri Pengolahan 11
Pariwisata 19 A. Wisatawan Mancanegara 24 B. Tingkat Penghunian Kamar 34
Ekspor Impor Barang 35 A. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau 39 B. Impor Provinsi Kepulauan Riau 53
Inflasi 67 A. Inflasi Kota Batam 71
1. Inflasi Kota Batam Tahun 2012 71 2. Inflasi Kota Batam Tahun 2013 76
B. Inflasi Kota Tanjungpinang 81 1. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2012 81 2. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2013 86
C. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau 91 1. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 91 2. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 95
Nilai Tukar Petani 99 A. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 105 B. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 105 C. Indeks Harga Konsumen Pedesaan 106
iv Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pertumbuhan Ekonomi 113 A. PDRB Menurut Sektor Ekonomi 116
1. Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi 116 2. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi 122
B. PDRB Menurut Penggunaan 126 1. Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan 126 2. Struktur PDRB Menurut Penggunaan 130
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 v
Daftar tabel
1.1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
5
1.2. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
7
1.3. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
9
2.1. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (q to q), 2011-2013 (Persen)
14
2.2. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (y to y), 2011-2013 (Persen)
16
3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 dan 2012
25
3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2011 dan 2012
27
3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2012 dan 2013
30
3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2012 dan 2013
32
3.5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011, 2012, dan Semester I Tahun 2013
34
4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ juta) 39
4.2. Perkembangan Ekspor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012 dan 2013 (US$ juta)
41
4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2012 dan Semester I 2013 (US$)
44
4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Tujuan Utama, 2012 dan Semester I 2013 (US$ juta)
47
4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2012
49
4.6. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), Semester I 2013
51
vi Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
4.7. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ juta) 53
4.8. Perkembangan Impor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, 2012 dan 2013 (US$ juta)
55
4.9. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2012 dan Semester I 2013 (US$)
58
4.10. Impor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Asal Barang Utama, 2012 dan Semester I 2013 (US$ juta)
60
4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2012
62
4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), Semester I 2013
64
5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2007-2012 (Persen) (2007=100) 72
5.2. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, 2012 (Persen) (2007=100)
74
5.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2012 75
5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
77
5.5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
78
5.6. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2013 79
5.7. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2007-2012 (Persen) (2007=100)
82
5.8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, 2012 (Persen) (2007=100)
84
5.9. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2012
85
5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari-Agustus 2013 (2007=100)
86
5.11. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
88
5.12. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2013
89
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 vii
5.13.
Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2012 (Persen) (2007=100)
92
5.14.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, 2012 (Persen) (2007=100)
94
5.15.
Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
96
5.16.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Setiap Bulan, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
97
6.1. Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Per Subsektor, 2011-2012 (2007=100)
103
6.2. Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juli 2013 (2007=100) 108
6.3. Perkembangan Indeks Harga yang Dibayar Petani Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (2007=100)
109
6.4. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional, 2012 (2007=100) 111
7.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi, 2009-2012 (Persen)
118
7.2. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi, Semester I 2013 dan Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
120
7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2009-2012 (Persen)
123
7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2013 (Persen)
125
7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2009-2012 (Persen)
126
7.6. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, Semester I 2013 dan Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
128
7.7. Struktur PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2009-2012 (Persen)
130
7.8. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2013 (Persen)
132
viii Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 ix
Daftar grafik
1.1. Perkembangan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2013 (ton)
6
1.2. Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2013 (ton)
8
1.3. Perkembangan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2013 (ton)
10
2.1. Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Triwulanan (q to q) Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013 (persen)
15
2.2. Perkembangan Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Triwulanan (y on y) Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013 (Persen)
17
3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012
26
3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2011 dan 2012
28
3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2013
31
3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2012 dan 2013
33
4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ Juta) 40
4.2. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I (US$ Juta) 42
4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2012 (US$ Juta)
45
4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2012 (US$ Juta)
46
4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2012
47
4.6. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, Semester I 2013 (Persen)
48
x Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
4.7. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2012 (Persen)
50
4.8. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2013 (Persen)
52
4.9. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ Juta) 54
4.10. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I (US$ Juta) 56
4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2012 (US$ Juta)
57
4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2012 (US$ Juta)
59
4.13. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, 2012 (Persen)
61
4.14.
Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama, Semester I 2013 (Persen)
62
4.15. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, 2012
63
4.16. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2013 (Persen)
65
5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2007-2012 (2007=100) 71
5.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, 2007-2012 (Persen) (2007=100)
73
5.3. Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
80
5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2007-2012 (2007=100) 81
5.5. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, 2007-2012 (Persen) (2007=100)
83
5.6. Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
90
5.7. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2012 (2007=100)
91
5.8. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, 2010-2012 (Persen) (2007=100)
93
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 xi
5.9. Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
97
6.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (2007=100)
104
6.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juli 2013 (2007-100)
110
6.3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional,2012 (2007=100) 112
7.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2012 (Persen)
117
7.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau, Semester I 2013 dan Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
121
7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, 2012 (Persen)
124
7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2013 (Persen)
125
7.5. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (Persen)
127
7.6. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
129
7.7. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau, 2012 (Persen)
131
7.8. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2013 (Persen)
133
xii Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 xiii
xiv Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Produksi Tanaman pangan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 3
Produksi
tanaman pangan
Data produksi tanaman pangan (padi dan palawija)
merupakan salah satu indikator ketersediaan pangan nasional.
Penghitungan produksi tanaman pangan di Provinsi dilakukan
oleh BPS Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pertanian
Provinsi. Tujuan penyediaan data produksi tanaman pangan
secara berkesinambungan adalah untuk menyediakan
informasi yang akurat dan terkini bagi kebutuhan pemerintah
dan masyarakat umum. Diharapkan data tersebut dapat
digunakan untuk bahan perencanaan/perumusan kebijakan
berkaitan dengan ketahanan pangan nasional, sekaligus
sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil
pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor
tanaman pangan.
Data pokok yang dikumpulkan untuk penghitungan
produksi tanaman pangan adalah data luas panen dan
Produksi Tanaman pangan
4 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan
merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan
produktivitas.
Penyajian data produksi tanaman pangan tahun
tertentu dilakukan sebanyak lima kali dengan status angka
yang berbeda, yaitu Prognosa, Angka Ramalan (ARAM I),
Angka Ramalan II (ARAM II), Angka Sementara (ASEM) dan
terakhir Angka Tetap (ATAP).
Angka Prognosa merupakan angka ramalan/perkiraan
produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman
akhir bulan Desember tahun sebelumnya. Angka Ramalan I
(ARAM I) terdiri dari realisasi produksi Januari-April dan
angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan luas
tanaman kondisi akhir bulan April.
Angka Ramalan II (ARAM II) terdiri dari realisasi
produksi Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan
September-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman
akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan
Produksi Tanaman pangan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 5
realisasi produksi Januari-Desember tetapi belum final karena
mengantisipasi kelengkapan laporan. Sedangkan Angka Tetap
(ATAP) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari-
Desember) dan merupakan angka final.
A. Produksi Padi
Produksi padi tahun 2012 (Angka Tetap) sebanyak
1.323 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 100 ton
(8,18 persen) dibandingkan tahun 2011. Kenaikan produksi
terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 3,03
kuintal/hektar ( 9,59 persen) meskipun luas panen turun
sebesar 5 hektar (1,29 persen).
Tabel 1.1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
Uraian 2011 2012
(ATAP) 2013
(ARAM I)
Perkembangan
2011 -2012 2012-2013
Absolut Persen Absolut Persen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Luas Panen (ha)
387 382 379 -5 -1,29 -3 -0,79
b. Produktivitas (ku/ha)
31,60 34,63 36,17 3,03 9,59 1,54 4,45
c. Produksi (ton)
1.223 1.323 1.371 100 8,18 48 3,63
Produksi Tanaman pangan
6 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Produksi padi tahun 2013 (Angka Ramalan I)
diperkirakan mencapai 1.371 ton GKG, naik sebesar 48 ton
(3,63 persen) dibandingkan tahun 2012. Kenaikan produksi
tahun 2013 diperkirakan terjadi karena peningkatan
produktivitas sebesar 1,54 kuintal/hektar ( 4,45 persen)
namun luas panen turun sebesar 3 hektar (0,79 persen).
1,000
1,050
1,100
1,150
1,200
1,250
1,300
1,350
1,400
2011 2012 (ATAP) 2013 (ARAM I)
1,223
1,323
1,371
Grafik 1.1. Perkembangan Produksi Padi Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2011-2013 (ton)
Produksi Tanaman pangan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 7
B. Produksi Jagung
Produksi jagung tahun 2012 (Angka Tetap) sebesar 849
ton pipilan kering, turun sebesar 74 ton (8,02 persen)
dibandingkan tahun 2011. Penurunan produksi disebabkan
penurunan luas panen sebesar 44 hektar ( 10,14 persen)
meskipun produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,50
kuintal/hektar ( 2,35 persen).
Tabel 1.2. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
Uraian 2011 2012
(ATAP) 2013
(ARAM I)
Perkembangan
2011 -2012 2012-2013
Absolut Persen Absolut Persen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Luas Panen (ha)
434 390 364 -44 -10,14 -26 -6,67
b. Produktivitas (ku/ha)
21,27 21,77 23,21 0,5 2,35 1,44 6,61
c. Produksi (ton)
923 849 845 -74,00 -8,02 -4 -0,47
Produksi jagung tahun 2013 (Angka Ramalan I)
diperkirakan mencapai 845 ton pipilan kering, turun 4 ton
(0,47 persen) dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi
Produksi Tanaman pangan
8 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
tahun 2013 diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen
seluas 26 hektar (6,67 persen) meskipun produktivitasnya
naik sebesar 1,44 kuintal/hektar (6,61 persen).
800
850
900
950
1000
2011 2012 (ATAP) 2013 (ARAM I)
923
849 845
Grafik 1.2. Perkembangan Produksi Jagung
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2013 (ton)
Produksi Tanaman pangan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 9
C. Produksi Kedelai
Produksi kedelai tahun 2012 (Angka Tetap) sebesar 15
ton biji kering, naik sebanyak 8 ton (114,29 persen)
dibandingkan tahun 2011. Kenaikan produksi disebabkan
naiknya luas panen seluas 8 hektar (114,29 persen)
sedangkan produktivitas tidak mengalami perubahan.
Tabel 1.3. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
Uraian 2011 2012
(ATAP) 2013
(ARAM I)
Perkembangan
2011 -2012 2012-2013
Absolut Persen Absolut Persen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Luas Panen (ha)
7 15 18 8 114,29 3 20,00
b. Produktivitas (ku/ha)
10 10 10 0,00 0,00 1 5,60
c. Produksi (ton)
7 15 19 8 114,29 4 26,67
Produksi kedelai tahun 2013 (Angka Ramalan I)
diperkirakan mencapai 19 ton biji kering, naik 4 ton (26,67
persen) dibandingkan tahun 2012. Kenaikan produksi tahun
2013 diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen
Produksi Tanaman pangan
10 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
seluas 3 hektar (20,00 persen) sedangkan produktivitasnya
diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 0,56 kuintal/hektar
(5,60 persen).
5
10
15
20
2011 2012 (ATAP) 2013 (ARAM I)
7
15
19
Grafik 1.3. Perkembangan Produksi Kedelai
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2013 (ton)
Produksi Tanaman pangan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 11
Produksi Tanaman pangan
12 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Produksi Industri Pengolahan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 13
Produksi
Industri pengolahan
Pemerintah sampai saat ini terus melakukan upaya-
upaya dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
nasional. Sebagai wujud dari upaya tersebut, pemerintah terus
berperan aktif sebagai fasilitator dan dinamisator dalam
menciptakan iklim usaha yang makin kondusif melalui
penetapan berbagai kebijakan ekonomi yang harus
berdampak positif terhadap sektor riil maupun moneter.
Mengingat pentingnya peran sektor industri pengolahan
terhadap PDB umumnya dan PDRB Provinsi Kepulauan Riau
khususnya, maka diperlukan indikator dini untuk mengamati
perkembangan industri pengolahan. Salah satu indikator
tersebut adalah pertumbuhan produksi Industri Pengolahan
Besar Sedang (IBS).
Indeks produksi industri pengolahan besar dan sedang
dihasilkan dari pengolahan survei Industri Pengolahan Besar
Produksi Industri Pengolahan
14 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
dan Sedang (IBS) Bulanan yang datanya diperoleh dari
perusahaan besar dan sedang yang terpilih sebagai sampel.
Angka indeks yang dihasilkan mengggambarkan
perkembangan produksi sektor industri pengolahan secara
lebih dini karena sifatnya yang dirancang secara periodik
bulanan. Data bulanan tersebut juga dapat disajikan sebagai
data triwulanan maupun tahunan. Data triwulanan
merupakan rataan dari Indeks Bulanan pada triwulan yang
bersangkutan dan indeks tahunan merupakan rataan 4
(empat) triwulan pada tahun yang bersangkutan. Angka-angka
yang disajikan hanyalah sebagai salah satu informasi untuk
menilai pertumbuhan di sektor industri.
Tabel 2.1. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (q to q), 2011-2013 (Persen)
Tahun Pertumbuhan (q to q)
Trw I Trw II Trw III Trw IV
(1) (2) (3) (4) (5)
2011 -2,27 6,42 -6,18 2,98
2012 1,94 4,98 2,73 3,61
2013 3,99 4,35
Produksi Industri Pengolahan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 15
Selama tahun 2011-2013, industri pengolahan besar
dan sedang triwulanan (q to q) pada triwulan II tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar 4,35 persen dibandingkan
triwulan I tahun 2013 yang mengalami kenaikan sebesar 3,99
persen dibandingkan triwulan IV tahun 2012.
-2.27
6.42
-6.18
2.98
1.94
4.98
2.73
3.61 3.99
4.55
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
Trw I Trw II Trw III Trw IV
Grafik 2.1. Perkembangan Pertumbuhan Produksi
Industri Pengolahan Besar dan Sedang Triwulanan (q to q) Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013 (persen)
2011 2012 2013
Produksi Industri Pengolahan
16 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pada triwulan III tahun 2011, industri pengolahan besar
dan sedang mengalami penurunan pertumbuhan tertinggi
sebesar 6,18 persen jika dibandingkan dengan triwulan II
tahun 2011. Sedangkan pertumbuhan tertinggi industri
pengolahan besar dan sedang terjadi pada triwulan II tahun
2011 sebesar 6,42 persen jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya (triwulan I tahun 2011).
Tabel 2.2. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Riau Triwulanan (y to y), 2011-2013 (Persen)
Tahun Pertumbuhan (y to y)
Trw I Trw II Trw III Trw IV
(1) (2) (3) (4) (5)
2011 -10,72 9,06 -4,92 0,53
2012 24,32 8,05 3,69 4,49
2013 9,66 14,01
Dilihat dari year on year (y on y), industri pengolahan
besar dan sedang terjadi kenaikan 14,01 persen pada triwulan
II tahun 2013 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama
tahun sebelumnya (triwulan II 2012).
Produksi Industri Pengolahan
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 17
Secara y on y, pertumbuhan tertinggi industri
pengolahan besar dan sedang terjadi pada triwulan I 2012
dengan kenaikan sebesar 24,32 persen jika dibandingkan
triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I 2011).
Sedangkan penurunan tertinggi industri pengolahan besar dan
sedang terjadi pada triwulan I 2011 dengan penurunan
sebesar 10,72 persen jika dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya (triwulan I 2010).
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
Trw I Trw II Trw III Trw IV
-10.72
9.06
-4.92
0.53
24.32
8.05
3.69 4.49
9.66
14.01
Grafik 2.2. Perkembangan Pertumbuhan Produksi
Industri Pengolahan Besar dan Sedang Triwulanan (y on y) Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013 (Persen)
2011 2012 2013
Produksi Industri Pengolahan
18 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 19
Pariwisata
20 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 21
PARIWISATA
Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara
Malaysia dan Singapura, yang memiliki peluang cukup besar
untuk dikunjungi wisatawan dari luar negeri. Wisatawan yang
datang dari luar negeri umumnya melalui negara Singapura
atau Malaysia.
Provinsi Kepulauan Riau mempunyai daya tarik bagi
wisatawan mancanegara (wisman). Kepulauan Riau memiliki
aneka kekayaan alam yang dapat dijadikan objek
wisata bertaraf internasional, karena sektor pariwisata sudah
menjadi salah satu pemasukan yang besar bagi kas daerah
maupun negara. Provinsi Kepulauan Riau banyak memiliki
tempat wisata alam yang sangat indah dan wisata sejarah
yang menjadi fenomena kehidupan di Negara Indonesia.
Pulau Bintan adalah pulau di provinsi Kepulauan Riau,
di mana terdapat Kota Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi
Kepulauan Riau. Di pulau ini memiliki dua pemerintahan,
Pariwisata
22 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten
Bintan. Keindahan alam, kemilau pasir putih, birunya air laut,
dan rimbunnya pepohonan, merupakan perpaduan yang
membuat Pulau Bintan begitu cantik. Pantai yang terkenal
adalah Pantai Trikora dan Pantai Lagoi.
Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang,
dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan
pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah,
Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.
Masyarakat setempat menyebutnya “Jembatan Barelang”,
Sepanjang jalan akan ditemukan banyak pemandangan alam,
dan laut yang indah. Banyak wisatawan datang kemari untuk
melakukan aktivitas outdoor, olah raga atau hanya sekedar
berfoto. Banyak Pesona Alam yang dapat anda nikmati di
tempat ini, keindahan laut, Pantai dan Pemandangan Bawah
Laut yang membuat banyak orang mengunjungi tempat ini
untuk melakukan Diving.
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 23
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata
di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita liat adalah
Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-
makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji,
kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit
Kursi.
Banyak penduduk di Kepulauan Riau masih
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan penduduk di
Malaysia dan Singapura, yang banyak datang ke Provinsi
Kepulauan Riau untuk mengunjungi kerabat atau saudara.
Kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau juga
menjadi daya tarik bagi pelaku ekonomi untuk membuka
usaha atau bisnisnya, hal tersebut mengakibatkan banyak
pekerja dari luar negeri yang bekerja di Provinsi Kepulauan
Riau. Selain itu, biaya hidup yang lebih rendah dibanding
negara tetangga, banyak wisatawan yang datang untuk
berlibur pada akhir pekan di Provinsi Kepulauan Riau.
Pariwisata
24 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Wisatawan yang datang didukung oleh sarana dan
prasarana yang ada, seperti akomodasi hotel dan sarana
transportasi antar negara yang ada. Pelabuhan angkutan laut
yang ada di Kabupaten Karimun, Kota Batam, dan Kota
Tanjungpinang melayani rute pelayaran penumpang luar
negeri ke negara Singapura dan Malaysia, serta sebaliknya.
Pelabuhan angkutan laut di Lagoi melayani rute pelayaran
penumpang luar negeri hanya ke negara Singapura dan
sebaliknya. Selain angkutan laut, bandar udara Hang Nadim di
Kota Batam melayani rute penerbangan dari dan ke luar
negeri.
A. Wisatawan Mancanegara
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi
Kepulauan Riau selama tahun 2012 tercatat sebanyak
1.767.439 orang atau mengalami kenaikan sebesar 3,39
persen dibanding kunjungan wisman selama tahun 2011 yang
mencapai 1.709.511 orang. Konstribusi jumlah wisman yang
berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap jumlah
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 25
seluruh wisman yang berkunjung ke Indonesia selama tahun
2012 adalah 21,97 persen, dimana jumlah wisman yang
berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak 8.044.462 orang.
Bertambahnya jumlah kunjungan wisman selama tahun 2012
disebabkan naiknya jumlah kunjungan wisman di pintu masuk
Kota Batam (naik sebesar 5 persen) dan Kabupaten Karimun
(naik sebesar 2,97 persen). Sementara jumlah kunjungan
wisman pada tahun 2012 di Kota Tanjungpinang turun 2,26
persen dan Kabupaten Bintan turun 0,24 persen dibanding
pada tahun 2011.
Tabel 3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 dan 2012
Pintu Masuk 2011
(orang)
2012
(orang)
Perubahan
2012 thd
2011 (%)
Peran thd Total
2012 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Batam 1.161.581 1.219.608 5,00 69,01
Tanjungpinang 106.180 103.785 -2,26 5,87
Bintan 337.353 336.547 -0,24 19,04
Karimun 104.397 107.499 2,97 6,08
Jumlah 1.709.511 1.767.439 3,39 100,00
Pariwisata
26 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan
Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke
Provinsi Kepulauan Riau. Selama tahun 2012 wisman
berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 898.433 orang
atau sebesar 50,83 persen dari jumlah wisman yang
berkunjung ke daerah ini. Jumlah wisman kebangsaan
Singapura yang berkunjung ke daerah ini selama tahun 2012
tercatat mengalami penurunan sebesar 1,77 persen dibanding
dengan keadaan tahun 2011.
Batam, 1,219,608,
69.00%
Tanjungpinang, 103,785,
5.87%
Bintan, 336,547, 19.04%
Karimun, 107,499, 6.08%
Grafik 3.1. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2012
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 27
Wisatawan dari Malaysia selama tahun 2012
mencapai 259.921 orang atau naik 7,69 persen dan
merupakan jumlah wisatawan terbesar kedua selama tahun
2012, dengan konstribusi 14,71 persen dari jumlah wisman
yang berkunjung ke daerah ini.
Tabel 3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2011 dan 2012
Pintu Masuk 2011
(orang)
2012
(orang)
Perubahan
2012 thd
2011 (%)
Peran thd Total 2012 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Singapura 914.582 898.433 -1,77 50,83
Malaysia 241.356 259.921 7,69 14,71
Korea Selatan 75.320 78.078 3,66 4,42
Cina 54.595 68.795 26,01 3,89
India 48.153 56.299 16,92 3,19
Philipina 48.405 52.558 8,58 2,97
Jepang 43.521 46.700 7,30 2,64
Inggris 30.257 30.494 0,78 1,73
Australia 25.298 24.570 -2,88 1,39
Amerika 19.820 20.485 3,36 1,16
Lainnya 208.204 231.106 11,00 13,08
Jumlah 1.709.511 1.767.439 3,39 100,00
Pariwisata
28 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
Sin
gapura
Mala
ysia
Kore
a S
ela
tan
Cin
a
India
Phili
pin
a
Jepang
Inggris
Austr
alia
Am
erika
Lain
nya
Grafik 3.2. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan
Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Tahun 2011 dan 2012
2011
2012
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 29
Sedangkan wisatawan dari negara lainnya yang
berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2012
antara lain wisatawan dari Korea Selatan sebanyak 78.078
orang atau bertambah 3,66 persen dengan konstribusi sebesar
4,42 persen, kemudian diikuti wisatawan dari Cina sebanyak
68.795 orang atau bertambah 26,01 persen (3,89 persen),
India sebanyak 56.299 orang atau bertambah 16,92 persen
(3,19 persen), Philipina sebanyak 52.558 orang atau
bertambah 8,58 persen (2,97 persen), Jepang sebanyak 46.700
orang atau bertambah 7,30 persen (2,64 persen), Inggris
sebanyak 30.494 orang atau bertambah 0,78 persen (1,73
persen), Australia sebanyak 24.570 orang atau berkurang 2,88
persen (1,39 persen), dan Amerika sebanyak 20.485 orang
atau bertambah 3,36 persen (1,16 persen).
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi
Kepulauan Riau selama semester I tahun 2013 tercatat
sebanyak 905.281 orang atau mengalami kenaikan sebesar
3,95 persen dibanding kunjungan wisman selama semester I
Pariwisata
30 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
tahun 2012 yang mencapai 870.915 orang. Konstribusi jumlah
wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
terhadap jumlah seluruh wisman yang berkunjung ke
Indonesia selama semester I tahun 2013 adalah 21,79 persen,
dimana jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia tercatat
sebanyak 4.154.478 orang. Bertambahnya jumlah kunjungan
wisman selama semester I tahun 2013 bila dibandingkan
dengan semester I tahun 2012 disebabkan naiknya jumlah
kunjungan wisman di pintu masuk Kota Batam (naik sebesar
8,30 persen), sementara jumlah kunjungan wisman pada pintu
masuk lainnya mengalami penurunan.
Tabel 3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2012 dan 2013
Pintu Masuk Semester I
2012 (orang) Semester I
2013 (orang)
Perubahan Semester I
2013 thd 2012 (%)
Peran thd Semester I 2013 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Batam 594.324 643.676 8,30 71,10
Tanjungpinang 54.922 50.052 (8,87) 5,53
Bintan 165.519 156.501 (5,45) 17,29
Karimun 56.150 55.052 (1,96) 6,08
Jumlah 870.915 905.281 3,95 100,00
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 31
Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan
Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke
Provinsi Kepulauan Riau. Selama semester I tahun 2013
wisman berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 456.310
orang atau sebesar 50,41 persen dari jumlah wisman yang
berkunjung ke daerah ini. Jumlah wisman kebangsaan
Singapura yang berkunjung ke daerah ini selama semester I
tahun 2013 bila dibandingkan dengan semester I tahun 2012
tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,82.
Batam, 643,676, 71.10%
Tanjungpinang, 50,052, 5.53%
Bintan, 156,501, 17.29%
Karimun, 55,052, 6.08%
Grafik 3.3. Jumlah Wisman yang Berkunjung
Ke Provinsi Kepulauan Riau Semester I Tahun 2013
Pariwisata
32 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Wisatawan dari Malaysia selama semester I tahun
2013 mencapai 130.952 orang atau naik 2,99 persen dan
merupakan jumlah wisatawan terbesar kedua dengan
konstribusi 14,47 persen dari jumlah wisman yang
berkunjung ke daerah ini.
Tabel 3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung Ke Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2012 dan 2013
Pintu Masuk 2011
(orang)
2012
(orang)
Perubahan
2012 thd
2011 (%)
Peran thd Total 2012 (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Singapura 439.512 456.310 3,82 50,41
Malaysia 127.145 130.952 2,99 14,47
Cina 32.851 41.972 27,76 4,64
Korea Selatan 41.089 40.268 (2,00) 4,45
India 28.488 30.680 7,69 3,39
Philipina 26.969 25.708 (4,68) 2,84
Jepang 20.948 21.512 2,69 2,38
Inggris 15.145 14.738 (2,69) 1,63
Australia 11.611 12.039 3,69 1,33
Amerika 10.108 10.241 1,32 1,13
Lainnya 117.049 120.861 3,26 13,35
Jumlah 870.915 905.281 3,95 100,00
Pariwisata
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 33
Sedangkan wisatawan dari negara lainnya yang
berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama semester I
tahun 2013 antara lain wisatawan dari Cina, Korea Selatan,
India, Philipina, Jepang, Inggris, Australia, dan Amerika.
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Sin
gapura
Mala
ysia
Cin
a
Kore
a S
ela
tan
India
Phili
pin
a
Jepang
Inggris
Austr
alia
Am
erika
Lain
nya
Grafik 3.4. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Provinsi Kepulauan
Riau Menurut 10 Kebangsaan Terbanyak Semester I Tahun 2012 dan 2013
2011
2012
Pariwisata
34 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
B. Tingkat Penghunian Kamar
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2012 mencapai rata-rata 42,68
atau turun 0,33 poin dibanding TPK tahun 2011. Dimana TPK
hotel berbintang mencapai rata-rata 48,42 atau naik 1,47 poin
dan nonbintang mencapai 35,04 atau turun 1,47 poin.
Pada Semester I tahun 2013 TPK hotel di Provinsi
Kepulauan Riau mencapai rata-rata 46,90. Dimana TPK hotel
berbintang mencapai rata-rata 52,08 dan nonbintang
mencapai 32,24.
Tabel 3.5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011, 2012, dan Semester I Tahun 2013
Pintu Masuk 2011 2012 Semester I
2013
(1) (2) (3) (4)
Bintang 46,95 48,42 52,08
Nonbintang 36,51 35,04 32,24
Jumlah 43,01 42,68 46,90
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 35
Ekspor dan Impor Barang
36 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 37
EKSPOR DAN
IMPOR barang
Kekuatan suatu negara atau wilayah dalam bidang
perekonomian antara lain ditentukan oleh peran negara atau
wilayah tersebut dalam perdagangan Internasional. Semakin
besar penguasaan pangsa perdagangan suatu negara di pasar
dunia maka akan semakin besar devisa yang masuk ke
negara tersebut. Banyaknya devisa yang masuk akan
semakin meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan langsung
dengan Singapura memiliki potensi yang cukup besar dalam
perdagangan internasional. Hal ini terlihat dari
perkembangan perdangangan luar negeri Provinsi
Kepulauan Riau yang terus mengalami peningkatan.
BPS Provinsi Kepulauan Riau secara periodik
menyajikan data statistik ekspor-impor barang. Data
tersebut disusun dengan memanfaatkan dokumen
pemberitahuan ekspor/impor barang yang diperoleh dari
Ekspor dan Impor Barang
38 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai. Data ini
termasuk kategori data yang mempunyai tenggang waktu
(time lag) cukup singkat antara pengumpulan dan
diseminasinya, yaitu hanya 2 (dua) bulan.
Pencatatan sejak Januari 2008 menggunakan sistem
perdagangan umum (general trade) karena barang yang
masuk kawasan berikat dicatat sebagai impor.
Data ekspor-impor disajikan untuk memberikan
informasi mengenai kinerja perdagangan luar negeri Provinsi
Kepulauan Riau. Data yang disajikan mencakup volume
maupun nilai, termasuk data yang dirinci menurut komoditi
(jenis barang dan kelompok barang), negara tujuan/asal
negara dan pelabuhan muat/bongkar barang.
Bagi pemerintah, statistik ekspor-impor berguna
dalam perumusan kebijakan dan memantau kinerja
perekonomian. Bagi pihak swasta dan akademisi, statistik
tersebut dapat dipakai untuk berbagai analisis dalam
penelitian ekonomi dan sosial.
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 39
A. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau
Kegiatan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau selama
tahun 2012 dibanding tahun 2011 turun sebesar 1,40 persen,
yaitu dari US$16.479,62 juta menjadi US$16.248,40 juta.
Turunnya nilai ekspor tahun 2012 disebabkan oleh turunnya
ekspor komoditi non-migas sebesar 8,96 persen (berkurang
US$943,56 juta). Sementara ekspor migas naik sebesar 11,97
persen (bertambah US$712,34 juta).
Tabel. 4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ juta)
Sektor
2011 2012 Perubahan
(Persen)
Peranan terhadap
Total 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 5.950,50 6.662,83 11,97 41,01
Nonmigas 10.529,12 9.585,57 -8,96 58,99
Jumlah 16.479,62 16.248,40 -1,40 100,00
Bila dilihat peranan ekspor migas dan nonmigas
selama tahun 2012 terlihat bahwa ekspor Provinsi
Kepulauan Riau didominasi oleh ekspor sektor nonmigas
dimana peranannya mencapai 58,99 persen dari total ekspor
Ekspor dan Impor Barang
40 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2012. Peranan ekspor
nonmigas selama dua tahun terakhir ini terjadi penurunan
dari 63,89 persen pada tahun 2011 menjadi 58,99 persen
pada tahun 2012. Peranan ekspor migas pada tahun ini
sebesar 41,01 persen dari total ekspor Provinsi Kepulauan
Riau selama tahun 2012, peranan ekspor migas ini telah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan keadaan pada
tahun 2011 yang peranannya mencapai 36,11 persen.
Grafik 4.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ Juta)
0
3,000
6,000
9,000
12,000
15,000
18,000
Migas Nonmigas Ekspor
2011
2012
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 41
Tabel. 4.2. Perkembangan Ekspor Semester I Provinsi Kepulauan Riau,
Tahun 2012 dan 2013 (US$ juta)
Sektor
Semester I 2012
Semester I 2013
Perubahan (Persen)
Peranan Semester I
2013
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 3.189,53 2.937,68 -7,90 36,49
Gas Alam 2.521,63 2.570,43 1,94 31,93
Hasil Minyak 2,84 2,95 4,08 0,04
Minyak Mentah 665,07 364,31 -45,22 4,53
Nonmigas 4.706,24 5.112,68 8,64 63,51
Jumlah 7.895,77 8.050,36 1,96 100,00
Kegiatan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau pada
semester I tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,96
persen dibanding semester I tahun 2012, yaitu dari
US$8.050,36 juta naik menjadi US$7.895,77 juta. Naiknya
nilai disebabkan oleh naiknya ekspor komoditi nonmigas
sebesar 8,64 persen. Sebaliknya ekspor migas justru
mengalami penurunan sebesar 7,90 persen
Ekspor dan Impor Barang
42 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Grafik 4.2. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I
(US$ Juta)
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
Migas Nonmigas Ekspor
2012
2013
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 43
Jika dilihat dari pelabuhan muat barang, dari US$16,25
miliar ekspor Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012
tercatat 28,01 persen melalui pelabuhan Udang Natuna atau
sebesar US$4,55 miliar, diikuti pelabuhan Batu Ampar
sebesar 23,41 persen (US$3,80 miliar), pelabuhan Sekupang
sebesar 16,37 persen (US$2,66 miliar), pelabuhan Pulau
Sambu sebesar 13,04 persen (US$2,12 miliar), pelabuhan
Kabil/Panau sebesar 11,08 persen (US$1,80 miliar), bandara
Hang Nadim sebesar 2,10 persen (US$340,51 juta),
pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebesar 2,01 persen
(US$326,91 juta), pelabuhan Tanjung Uban sebesar 1,73
persen (US$280,43 juta), pelabuhan Kijang sebesar 1,46
persen (US$237,84 juta), pelabuhan Tanjungpinang sebesar
0,49 persen (US$79,37 juta), pelabuhan Singkep Dabo
sebesar 0,22 persen (US$35,47 juta), pelabuhan Penuba
sebesar 0,06 persen (US$9,40 juta), pelabuhan Tanjung Batu
sebesar 0,02 persen (US$2,50 juta), dan melalui pelabuhan
Tarempa sebesar 0,00 persen (US$0,68 juta).
Ekspor dan Impor Barang
44 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat,
2012 dan Semester I 2013 (US$)
Kabupaten/Kota Pelabuhan Muat 2012 Semester I 2013
(1) (2) (3)
Kabupaten Karimun 329.403.809 270.498.387
Pasir Panjang - 1.066.690
Tanjung Batu 2.495.613 902.925
Tanjung Balai Karimun 326.908.196 268.528.772
Kabupaten Bintan 518.261.724 313.706.896
Kijang 237.835.546 112.569.828
Tanjung Uban 280.426.178 201.137.068
Kabupaten Kepulauan Anambas 4.552.518.634 1.824.713.677
Tarempa 682.126 253.602
Udang Natuna 4.551.836.508 1.824.460.075
Kabupaten Lingga 44.874.155 74.554.590
Penuba 9.400.877 -
Singkep Dabo 35.473.278 74.554.590
Kota Batam 10.723.966.533 5.533.509.465
Batu Ampar 3.803.210.432 1.821.495.736
Hang Nadim (U) 340.512.645 147.983.625
Kabil/Panau 1.800.174.001 960.981.316
Pulau Sambu 2.119.447.259 1.111.518.372
Sekupang 2.660.622.196 1.491.530.416
Kota Tanjungpinang 79.373.591 33.380.423
Tanjungpinang 79.373.591 33.380.423
Jumlah 16.248.398.446 8.050.363.438
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 45
Grafik 4.3. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Muat, 2012
(US$ Juta)
Ditinjau dari Kabupaten/Kota, terlihat bahwa ekspor
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012 terbesar disumbang
oleh ekspor melalui Kota Batam, yaitu sebesar 66,00 persen
(US$10,72 miliar). Diikuti ekspor melalui Kabupaten
Kepulauan Anambas sebesar 28,02 persen (US$4,55 miliar),
Kabupaten Bintan sebesar 3,19 persen (US$518,26 juta),
Kabupaten Karimun sebesar 2,03 persen (US$329,40 juta),
Kota Tanjungpinang sebesar 0,49 persen (US$79,37 juta),
dan ekspor melalui Kabupaten Lingga sebesar 0,28 persen
(US$44,87 juta).
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000 U
dang N
atu
na
Batu
Am
par
Sekupang
Pula
u S
am
bu
Kabil/
Panau
Hang N
adim
(U
)
Ta
nju
ng
Ba
lai …
Ta
nju
ng U
ban
Kija
ng
Ta
nju
ngpin
ang
Sin
gkep D
abo
Pe
nu
ba
Ta
nju
ng B
atu
Ta
rem
pa
Ekspor dan Impor Barang
46 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Grafik 4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2012
(US$ Juta)
Singapura tercatat sebagai negara tujuan utama ekspor
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012, dengan menyerap
pangsa ekspor 63,26 persen. Hal ini disebabkan sebahagian
besar perusahaan industri yang ada di Provinsi ini
merupakan cabang dari perusahaan yang ada di Singapura,
disamping Singapura merupakan pusat lalu lintas
perdagangan dunia. Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke
Singapura selama tahun 2012 mencapai sebesar US$10,28
miliar.
Kota Batam 66.00%
Kabupaten Kepulauan Anambas 28.02%
Kabupaten Bintan 3.19%
Kabupaten Karimun 2.03%
Kota Tanjungpinang
0.49% Kabupaten
Lingga 0.28%
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 47
Tabel 4.4. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Tujuan Utama,
2012 dan Semester I 2013 (US$ juta)
Negara Tujuan 2012 Negara Tujuan Semester I 2013
(1) (2) (3) (4)
Singapura 10.279,05 Singapura 4.881,97
Malaysia 808,67 Malaysia 480,10
Australia 727,38 Amerika Serikat 341,44
Amerika Serikat 574,89 Australia 302,44
Cina 461,34 Cina 299,83
Korea Selatan 391,91 Jepang 173,57
Belanda 379,97 Korea Selatan 145,89
India 349,52 India 141,33
Jepang 291,55 Belanda 125,45
Hongkong 209,30 Perancis 119,73
Lainnya 1.774,82 Lainnya 1.038,64
Jumlah 16.248,40 Jumlah 8.050,36
Grafik 4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2012
Singapura 63.26%
Malaysia 4.98%
Australia 4.48%
Amerika Serikat 3.54%
Cina 2.84%
Korea Selatan 2.41%
Belanda 2.34%
India 2.15%
Jepang 1.79%
Hongkong 1.29%
Lainnya 10.92%
Ekspor dan Impor Barang
48 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tujuan ekspor Provinsi Kepulauan Riau selama
Semester I tahun 2013 dengan nilai terbesar masih ke negara
Singapura yaitu mencapai US$4.881,97 juta. Tujuan ekspor
dengan nilai terbesar kedua adalah ke negara Malaysia,
diikuti oleh Amerika Serikat, Australia, Cina, Jepang, Korea
Selatan, India, Belanda, dan Perancis, dengan nilai ekspor
masing-masing sebesar US$480,10 juta, US$341,44 juta,
US$302,44 juta, US$299,83 juta, US$173,57 juta, U$145,89
juta, US$141,33 juta, US$125,45 juta, dan US$119,73 juta.
Grafik 4.6. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Tujuan
Utama, Semester I 2013 (Persen)
Singapura 60.64%
Malaysia 5.96%
Amerika Serikat 4.24%
Australia 3.76%
Cina 3.72%
Jepang 2.16%
Korea Selatan 1.81%
India 1.76%
Belanda 1.56%
Perancis 1.49%
Lainnya 12.90%
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 49
Tabel 4.5. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2012
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai FOB (US$ Juta)
Peranan terhadap 2012
(1) (2) (3) (4)
27 Bahan bakar mineral 6.662,84 41,01
85 Mesin/peralatan listrik 2.902,55 17,86
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 1.399,25 8,61
73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.124,75 6,92
15 Minyak dan lemak hewan/nabati 806,65 4,96
38 Berbagai produk kimia 589,46 3,63
90 Perangkat Optik 430,84 2,65
89 Kapal laut 345,95 2,13
26 Bijih, Kerak dan Abu logam 249,51 1,54
87 Kendaraan dan bagiannya 233,76 1,44
Lainnya 1.502,83 9,25
Jumlah 16.248,40 100,00
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) ekspor
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2012 utama adalah
bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi sebesar
41,01 persen. Nilai ekspor golongan barang bahan bakar
mineral selama tahun 2012 mencapai US$6,66 miliar.
Golongan barang ekspor utama dengan nilai terbesar kedua
adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi
Ekspor dan Impor Barang
50 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
sebesar 17,86 persen. Nilai ekspor golongan barang
mesin/peralatan listrik selama tahun 2012 mencapai
US$2,90 miliar.
Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;
benda-benda dari besi dan baja; minyak dan lemak
hewan/nabati; berbagai produk kimia; perangkat optik;
kapal laut; bijih, kerak dan abu logam; dan kendaraan dan
bagiannya.
Grafik 4.7. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan
Barang Utama HS 2 Dijit, 2012 (Persen)
HS 27 41.01%
HS 85 17.86%
HS 84 8.61%
HS 73 6.92%
HS 15 4.96%
HS 38 3.63%
HS 90 2.65%
HS 89 2.13% HS 26
1.54%
HS 87 1.44%
Lainnya 9.25%
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 51
Tabel 4.6. Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit),
Semester I 2013
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai FOB (US$ Juta)
Peranan terhadap
Semester I 2013
(1) (2) (3) (4)
27 Bahan bakar mineral 2.940,81 36,53
85 Mesin/peralatan listrik 1.570,72 19,51
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 645,40 8,02
73 Benda-benda dari besi dan Baja 594,49 7,38
15 Minyak dan lemak hewan/nabati 436,87 5,43
38 Berbagai produk kimia 276,99 3,44
90 Perangkat Optik 227,47 2,83
89 Kapal laut 224,17 2,78
26 Bijih, Kerak dan Abu logam 199,50 2,48
80 Timah 122,53 1,52
Lainnya 811,40 10,08
Jumlah 8.050,36 100,00
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) ekspor
Provinsi Kepulauan Riau Semester I tahun 2013 yang utama
adalah bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi
sebesar 36,53 persen. Nilai ekspor golongan barang bahan
bakar mineral selama tahun 2012 mencapai US$2,94 miliar.
Golongan barang ekspor utama dengan nilai terbesar kedua
adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi
Ekspor dan Impor Barang
52 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
sebesar 19,51 persen. Nilai ekspor golongan barang
mesin/peralatan listrik mencapai US$1,57 miliar.
Kemudian diikuti oleh mesin-mesin/pesawat mekanik;
benda-benda dari besi dan baja; minyak dan lemak
hewan/nabati; berbagai produk kimia; perangkat optik;
kapal laut; bijih, kerak dan abu logam; dan timah.
Grafik 4.8. Distribusi Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan
Barang Utama HS 2 Dijit, Semester I 2013 (Persen)
HS 27 36.53%
HS 85 19.51%
HS 84 8.02%
HS 73 7.38%
HS 15 5.43%
HS 38 3.44%
HS 90 2.83%
HS 89 2.78% HS 26
2.48%
HS 80 1.52%
Lainnya 10.08%
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 53
B. Impor Provinsi Kepulauan Riau
Nilai impor Provinsi Kepulauan Riau selama tahun
2012 mencapai US$13.210,31 juta, terdiri dari impor migas
sebesar US$2.512,75 (19,02 persen) dan impor non-migas
sebesar US$10.697,56 juta (80,98 persen). Nilai impor
Kepulauan Riau selama tahun 2012 mengalami kenaikan
sebesar US$2.155,10 juta atau naik 19,49 persen dibanding
impor tahun 2011. Naiknya impor disebabkan oleh naiknya
impor komoditi migas dan non-migas, masing-masing
sebesar 76,78 persen (US$1.091,38 juta) dan 11,04 persen
(US$1.063,72 juta).
Tabel. 4.7. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ juta)
Sektor 2011 2012 Perubahan
(Persen)
Peranan terhadap
Total 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 1.421,37 2.512,75 76,78 19,02
Nonmigas 9.633,84 10.697,56 11,04 80,98
Jumlah 11.055,21 13.210,31 19,49 100,00
Ekspor dan Impor Barang
54 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Grafik 4.9.
Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (US$ Juta)
Bila dilihat peranan impor migas dan nonmigas selama
tahun ini terlihat bahwa impor Provinsi Kepulauan Riau
didominasi oleh impor sektor nonmigas dimana peranannya
mencapai 80,98 persen dari total impor Provinsi Kepulauan
Riau selama tahun 2012. Peranan impor nonmigas selama
dua tahun terakhir ini terjadi penurunan dari 87,14 persen
pada tahun 2011 menjadi 80,98 persen pada tahun 2012.
Peranan impor migas pada tahun ini sebesar 19,02 persen
dari total impor Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2012,
0
7,000
14,000
Migas Nonmigas Impor
2011
2012
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 55
peranan impor migas ini telah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2011 yang
peranannya mencapai 12,86 persen.
Tabel. 4.8. Perkembangan Impor Semester I Provinsi Kepulauan Riau, 2012 dan 2013 (US$ juta)
Sektor Semester I
2012 Semester I
2013 Perubahan
(Persen)
Peranan terhadap
Semester I 2013
(1) (2) (3) (4) (5)
Migas 1.354,91 1.292,33 -4,62 19,35
Gas Alam 632,94 518,83 -18,03 7,77
Hasil Minyak 721,97 773,49 7,14 11,58
Minyak Mentah 0,00 - -100,00 -
Nonmigas 5.400,58 5.386,65 -0,26 80,65
Jumlah 6.755,49 6.678,98 -1,13 100,00
Kegiatan Impor Provinsi Kepulauan Riau pada
Semester I tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,13
persen dibanding Semester I tahun 2012, yaitu dari
US$6.755,49 juta menjadi US$6.678,98 juta. Turunnya nilai
impor disebabkan oleh turunnya impor komoditi migas dan
nonmigas masing-masing sebesar 4,62 persen dan 0,26
persen.
Ekspor dan Impor Barang
56 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Grafik 4.10. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau, Semester I (US$ Juta)
Jika dilihat dari pelabuhan bongkar, dari US$13,21
miliar impor Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012
tercatat 40,45 persen melalui pelabuhan Batu Ampar atau
sebesar US$5,34 miliar, diikuti pelabuhan Sekupang sebesar
24,16 persen (US$3,19 miliar), pelabuhan Tanjung Uban
sebesar 19,87 persen (US$2,62 miliar), pelabuhan
Kabil/Panau sebesar 7,00 persen (US$924,69 juta), bandara
Hang Nadim sebesar 4,19 persen (US$553,84 juta),
pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebesar 2,39 persen
(US$315,11 juta), pelabuhan Pulau Sambu sebesar 0,80
persen (US$105,63 juta), pelabuhan Tarempa sebesar 0,71
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
Migas Nonmigas Impor
2012
2013
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 57
persen (US$93,45 juta), pelabuhan Belakang Padang sebesar
0,15 persen (US$19,18 juta), pelabuhan Tanjungpinang
sebesar 0,13 persen (US$16,75 juta), pelabuhan Tanjung
Batu sebesar 0,12 persen (US$16,18 juta), pelabuhan Pasir
Panjang sebesar 0,03 persen (US$4,56 juta), pelabuhan
Singkep Dabo sebesar 0,00 persen (US$297,20 ribu),
pelabuhan Kijang sebesar 0,00 persen (US$100,39 ribu),
pelabuhan Nongsa sebesar 0,00 persen (US$98,56 ribu), dan
melalui pelabuhan Ranai sebesar 0,00 persen (US$65,63
ribu).
Grafik 4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar, 2012
(US$ Juta)
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Batu
Am
par
Sekupang
Ta
nju
ng U
ban
Kabil/
Panau
Hang N
adim
(U
)
Ta
nju
ng B
ala
i …
Pula
u S
am
bu
Ta
rem
pa
Bela
kang P
adang
Ta
nju
ngpin
ang
Ta
nju
ng B
atu
Pasir P
anja
ng
Sin
gkep D
abo
Kija
ng
Non
gsa
Ran
ai
Ekspor dan Impor Barang
58 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 4.9. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bongkar,
2012 dan Semester I 2013 (US$)
Kabupaten/Kota Pelabuhan Bongkar 2012 Semester I 2013
(1) (2) (3)
Kabupaten Karimun 335.846.548 172.433.229
Pasir Panjang 4.559.380 501.935
Tanjung Batu 16.181.031 16.493.550
Tanjung Balai Karimun 315.106.137 155.437.744
Kabupaten Bintan 2.624.962.726 1.353.343.710
Kijang 100.389 5.296
Tanjung Uban 2.624.862.337 1.353.338.414
Kabupaten Natuna 65.631 -
Ranai 65.631 -
Kabupaten Kepulauan Anambas 93.453.470 29.022.840
Tarempa 93.453.470 29.022.840
Kabupaten Lingga 297.201 -
Singkep Dabo 297.201 -
Kota Batam 10.138.933.439 5.099.019.219
Batu Ampar 5.343.803.009 2.607.988.261
Belakang Padang 19.181.287 327
Hang Nadim (U) 553.838.374 173.864.322
Kabil/Panau 924.689.999 697.095.591
Nongsa 98.557 34.088
Pulau Sambu 105.629.248 -
Sekupang 3.191.692.965 1.620.036.630
Kota Tanjungpinang 16.747.764 25.161.640
Tanjungpinang 16.747.764 25.161.640
Jumlah 13.210.306.779 6.678.980.638
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 59
Ditinjau dari Kabupaten/Kota, terlihat bahwa impor
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012 terbesar disumbang
oleh impor melalui Kota Batam, yaitu sebesar 76,75 persen
(US$10,14 miliar). Diikuti impor melalui Kabupaten Bintan
sebesar 19,87 persen (US$2,62 miliar), Kabupaten Karimun
sebesar 2,54 persen (US$335,85 juta), Kabupaten Kepulauan
Anambas sebesar 0,71 persen (US$93,45 juta), Kota
Tanjungpinang sebesar 0,13 persen (US$16,75 juta),
Kabupaten Lingga sebesar 0,00 persen (US$0,30 juta), dan
impor melalui Kabupaten Natuna sebesar 0,00 persen
(US$0,07 juta).
Grafik 4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota, 2012
(US$ Juta)
Kota Batam 76.75%
Kabupaten Bintan 19.87%
Kabupaten Karimun 2.54%
Kabupaten Kepulauan Anambas
0.71%
Kota Tanjungpinang
0.13%
Kabupaten Lingga 0.00%
Kabupaten Natuna 0.00%
Ekspor dan Impor Barang
60 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Singapura tercatat sebagai negara asal barang impor
terbesar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012, dengan
menyerap pangsa impor 42,66 persen. Nilai impor Provinsi
Kepulauan Riau dari Singapura selama tahun 2012 mencapai
sebesar US$5,64 miliar.
Tabel 4.10. Impor Provinsi Kepulauan Riau ke 10 Negara Asal Barang Utama,
2012 dan Semester I 2013 (US$ juta)
Negara Asal 2012 Negara Asal Semester I 2013
(1) (2) (3) (4)
Singapura 5.635,99 Singapura 2.470,55
Jepang 1.445,05 Jepang 596,43
Cina 1.183,20 Cina 547,23
Malaysia 947,39 Jerman 516,00
Amerika Serikat 434,85 Malaysia 513,98
Uni Emirat Arab 431,53 Uni Emirat Arab 459,26
Jerman 318,26 Amerika Serikat 207,92
India 209,87 Saudi Arabia 164,25
Saudi Arabia 199,52 Perancis 152,22
Qatar 183,45 Italia 91,34
Lainnya 2.221,20 Lainnya 959,80
Jumlah 13.210,31 Jumlah 6.678,98
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 61
Grafik 4.13. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal Barang Utama,
2012 (Persen)
Asal barang impor Provinsi Kepulauan Riau selama
Semester I tahun 2013 dengan nilai terbesar masih dari
negara Singapura yaitu mencapai US$2.470,55 juta. Impor
dengan nilai terbesar kedua adalah ke negara Jepang, diikuti
oleh Cina, Jerman, Malaysia, Uni Emirat Arab, Amerika
Serikat, Saudi Arabia, Perancis, dan Italia, dengan nilai impor
masing-masing sebesar US$596,43 juta, US$547,23 juta,
US$516,00 juta, US$513,98 juta, US$459,26 juta, U$207,92
juta, US$164,25 juta, US$152,22 juta, dan US$91,34 juta.
Singapura 42.66%
Jepang 10.94%
Cina 8.96%
Malaysia 7.17%
Amerika Serikat 3.29%
Uni Emirat Arab 3.27%
Jerman 2.41%
India 1.59%
Saudi Arabia 1.51%
Qatar 1.39%
Lainnya 16.81%
Ekspor dan Impor Barang
62 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Grafik 4.14. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Negara Asal
Barang Utama, Semester I 2013 (Persen)
Tabel 4.11. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit), 2012
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai CIF
(US$ Juta)
Peranan terhadap 2012
(1) (2) (3) (4)
85 Mesin/peralatan listrik 2.937,06 22,23
27 Bahan bakar mineral 2.524,04 19,11
73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.830,97 13,86
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 1.629,23 12,33
72 Besi dan baja 955,74 7,23
39 Plastik dan barang dari plastik 531,87 4,03
90 Perangkat Optik 382,16 2,89
87 Kendaraan dan bagiannya 236,50 1,79
89 Kapal laut 207,11 1,57
74 Tembaga 197,41 1,49
Lainnya 1.778,21 13,46
Jumlah 13.210,31 100,00
Singapura 36.99%
Jepang 8.93%
Cina 8.19%
Jerman 7.73%
Malaysia 7.70%
Uni Emirat Arab 6.88%
Amerika Serikat 3.11%
Saudi Arabia 2.46%
Perancis 2.28% Italia
1.37% Lainnya 14.37%
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 63
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) impor
Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2012 utama adalah
mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi sebesar
22,23 persen. Nilai impor golongan barang mesin/peralatan
listrik selama tahun 2012 mencapai US$2,94 miliar. Golongan
barang impor utama dengan nilai terbesar kedua adalah
bahan bakar mineral (HS 27) dengan konstribusi sebesar
19,11 persen. Nilai impor golongan barang bahan bakar
mineral selama tahun 2012 mencapai US$2,52 miliar.
Grafik 4.15. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang
Utama HS 2 Dijit, 2012
HS 85 22.23%
HS 27 19.11%
HS 73 13.86%
HS 84 12.33%
HS 72 7.23%
HS 39 4.03%
HS 90 2.89%
HS 87 1.79%
HS 89 1.57% 74
1.49%
Lainnya 13.46%
Ekspor dan Impor Barang
64 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Kemudian diikuti oleh benda-benda dari besi dan baja;
mesin-mesin/pesawat mekanik; besi dan baja; plastik dan
barang dari plastik; perangkat optik; kendaraan dan
bagiannya; kapal laut; dan tembaga.
Tabel 4.12. Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang Utama (HS 2 Dijit),
Semester I 2013
HS 2 Dijit Golongan Barang Nilai CIF
(US$Juta)
Peranan terhadap
Semester I 2013 (1) (2) (3) (4)
85 Mesin/peralatan listrik 1.407,66 21,08
27 Bahan bakar mineral 1.302,26 19,50
73 Benda-benda dari besi dan Baja 1.106,77 16,57
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 850,47 12,73
72 Besi dan baja 512,68 7,68
39 Plastik dan barang dari plastik 272,47 4,08
90 Perangkat Optik 143,79 2,15
87 Kendaraan dan bagiannya 114,01 1,71
76 Alumunium 90,63 1,36
32 Sari bahan samak & celup 86,38 1,29
Lainnya 791,87 11,86
Jumlah 6.678,98 100,00
Berdasarkan golongan barang (HS 2 digit) impor
Provinsi Kepulauan Riau Semester I tahun 2013 yang utama
adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan konstribusi
Ekspor dan Impor Barang
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 65
sebesar 21,08 persen. Nilai impor golongan barang
mesin/peralatan listrik selama semester I tahun 2013
mencapai US$1,41 miliar. Golongan barang impor utama
dengan nilai terbesar kedua adalah bahan bakar mineral (HS
27) dengan konstribusi sebesar 19,50 persen. Nilai impor
golongan barang bahan bakar mineral mencapai US$1,30
miliar.
Grafik 4.16. Distribusi Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut 10 Golongan Barang
Utama HS 2 Dijit, Semester I 2013 (Persen)
HS 85 21.08%
HS 27 19.50%
HS 73 16.57%
HS 84 12.73%
HS 72 7.68%
HS 39 4.08%
HS 90 2.15%
HS 87 1.71%
HS 76 1.36% HS 32 1.29%
Lainnya 11.86%
Ekspor dan Impor Barang
66 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Kemudian diikuti oleh benda-benda dari besi dan baja;
mesin-mesin/pesawat mekanik; besi dan baja; plastik dan
barang dari plastik; perangkat optik; kendaraan dan
bagiannya; Alumunium; dan Sari bahan samak & celup.
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 67
Inflasi
68 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 69
INFLASI
Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga
sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi
rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang
tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya
justru turun. Resultante (rata-rata tertimbang) dari perubahan
harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang
waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi
(apabila turun).
Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut
tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index
(CPI). Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi,
sedangkan penurunannya disebut deflasi.
Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh
indikator yang menggambarkan kecenderungan umum
tentang perkembangan harga. Tujuan tersebut penting dicapai
Inflasi
70 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
karena indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi
dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi
mikro maupun makro, baik fiskal atau moneter. Pada tingkat
mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya dapat
memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai
pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan
mereka yang relatif tetap.
Pada tingkat korporasi, angka inflasi dapat dipakai
untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam
lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan
kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara spesifik
kegunaan angka inflasi antara lain untuk :
- Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai
- Penyesuaian nilai kontrak
- Eskalasi nilai proyek
- Penentuan target inflasi
- Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
- Sebagai pembagi PDB, PDRB
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 71
- Sebagai proksi perubahan biaya hidup
- Indikator dini tingkat bunga, valas dan indeks harga saham.
A. Inflasi Kota Batam
1. Inflasi Kota Batam Tahun 2012
Selama (Januari-Desember) Tahun 2012 di Kota Batam
telah terjadi inflasi sebesar 2,02 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 125,29 pada bulan Desember 2011 menjadi
127,82 pada bulan Desember 2012. Inflasi yang terjadi pada
tahun 2012 ini merupakan inflasi terendah kedua dalam enam
tahun penggunaan tahun dasar 2007=100, setelah tahun 2009
yang mengalami inflasi sebesar 1,88 persen.
Grafik 5.1 Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2007-2012
(2007=100)
Ket : *) Februari-Desember
2.32
8.39
1.88
7.4
3.76
2.02
0
2
4
6
8
10
2007*) 2008 2009 2010 2011 2012
Inflasi
72 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, 2007-2012 (Persen)
(2007=100)
Kelompok 2007*) 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Umum 2.32 8.39 1.88 7.4 3.76 2.02
1. Bahan Makanan 2.39 13.5 1.13 12.08 5.2 1.95
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
0.23 7.54 7.65 11.75 3.08 2.83
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
3.16 8.09 0.81 4.49 2.88 0.81
4. Sandang 9.69 13.94 9.00 11.37 3.21 3.69
5. Kesehatan 0.69 8.44 3.74 2.87 3.81 1.66
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
5.43 4.19 0.78 7.35 9.95 3.25
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
0.21 3.22 -3.16 0.83 1.92 1.88
Ket : *) Februari-Desember
Selama tahun 2012 ketujuh kelompok pengeluaran yang
menyusun IHK Kota Batam telah mengalami inflasi, yaitu:
kelompok bahan makanan 1,95 persen, kelompok makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau 2,83 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,81 persen;
kelompok sandang 3,69 persen; kelompok kesehatan 1,66
persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,25
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 73
persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 1,88 persen.
Grafik 5.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam
Menurut Kelompok Pengeluaran, 2007-2012 (Persen) (2007=100)
Ket : *) Februari-Desember
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Bahan M
akanan
Makanan J
adi, M
inum
an, R
okok d
an
Tem
bakau
Peru
mahan, A
ir, Lis
trik
, G
as &
Bahan B
akar
Sa
nd
an
g
Kesehata
n
Pendid
ikan, R
ekre
asi dan O
lahra
ga
Tra
nspor,
Kom
unik
asi &
Jasa K
euangan
2007*) 2008
2009
2010
2011
Inflasi
74 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.2. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, 2012 (Persen)
(2007=100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 0,49 1,51 0,50 0,01 -0,10 0,13 0,17 0,19
Februari -0,46 -2,47 0,01 0,45 1,31 0,18 0,00 -0,40
Maret 0,20 0,13 0,13 0,12 -0,02 0,27 0,00 0,66
April -0,02 -0,58 0,43 0,02 -0,34 0,47 0,35 0,14
Mei 0,21 1,00 0,07 0,03 -0,80 0,11 0,04 0,00
Juni 0,45 1,29 0,20 0,10 0,42 0,20 0,20 0,16
Juli 0,21 0,42 0,27 0,01 -0,01 0,22 1,14 -0,07
Agustus 0,16 0,09 0,08 0,04 0,63 0,09 0,13 0,30
September 0,28 0,45 0,01 0,00 1,75 -0,19 1,17 -0,17
Oktober 0,08 -0,29 0,60 -0,01 0,58 0,02 0,00 0,00
Nopember -0,24 -0,84 0,03 0,02 -0,54 0,02 0,00 0,00
Desember 0,65 1,29 0,46 0,03 0,79 0,11 0,02 1,06
Selama tahun 2012 perkembangan Indeks Harga
Konsumen (IHK) Kota Batam setiap bulannya sedikit
berfluktuatif, dimana 9 (sembilan) bulan diantaranya
mengalami inflasi dan 3 (tiga) bulan lainnya mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari 2012
sebesar 0,49 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan
Oktober 2012 sebesar 0,08 persen (lihat tabel 5.2). Sedangkan
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 75
deflasi terjadi pada bulan Februari, April, dan Nopember 2012,
masing-masing sebesar 0,46 persen 0,02 persen, dan 0,24
persen.
Tabel 5.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2012
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari-Desember (Persen)
(1) (2)
UMUM 2,02
1. Bahan Makanan 0,48
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,49
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,19
4. Sandang 0,28
5. Kesehatan 0,07
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,19
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,32
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi Kota Batam selama tahun 2012,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
memberikan andil inflasi 0,49 persen dan merupakan andil
tertinggi dari enam kelompok lainnya. Kelompok bahan
Inflasi
76 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
makanan memberikan andil sebesar 0,48 persen dan
merupakan penyumbang inflasi terbesar kedua selama tahun
2012. Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
memberikan andil sebesar 0,32 persen dan merupakan andil
terbesar ketiga. Sedangkan empat kelompok lainnya
memberikan andil inflasi, yaitu: kelompok sandang sebesar
0,28 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga
masing-masing sebesar 0,19 persen; dan kelompok kesehatan
sebesar 0,07 persen (lihat tabel 5.3).
2. Inflasi Kota Batam Tahun 2013
Laju inflasi selama (Januari-Agustus) 2013 di Kota
Batam tercatat sebesar 5,59 persen, jauh lebih tinggi
dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya
yang hanya sebesar 1,25 persen. Selama tahun 2013 enam
kelompok pengeluaran yang menyusun IHK Kota Batam yang
mengalami inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 9,64
persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 77
tembakau 3,57 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar 2,84 persen; kelompok kesehatan 2,89
persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,21
persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 10,88 persen. Sedangkan kelompok
sandang mengalami deflasi sebesar 2,04 persen.
Tabel 5.4. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam, Januari-Agustus 2013 (Persen)
(2007=100)
Kelompok Tahun Kalender
(1) (2)
Umum 5,59
1. Bahan Makanan 9,64
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3,57
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,84
4. Sandang -2,04
5. Kesehatan 2,89
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,21
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 10,88
Selama bulan Januari-Agustus Tahun 2013
perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam
setiap bulannya sedikit berfluktuatif, dimana 7 (tujuh) bulan
Inflasi
78 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
diantaranya mengalami inflasi dan 1 (satu) bulan lainnya
mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli
2013 sebesar 2,16 persen dan inflasi terendah terjadi pada
bulan April 2013 sebesar 0,18 persen (lihat tabel 5.5).
Sedangkan deflasi terjadi pada bulan Maret 2013 sebesar 0,27
persen.
Tabel 5.5. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Batam Setiap Bulan, Januari-Agustus 2013 (Persen)
(2007=100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan Pendidikan,
Rekreasi dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 0,94 2,01 1,19 1,14 0,08 0,18 0,09 -0,29
Februari 0,54 1,42 0,12 0,34 -0,96 0,97 0,00 0,77
Maret -0,27 -1,07 0,70 0,14 -0,61 0,23 0,00 0,70
April 0,18 0,44 0,34 0,25 -0,99 0,74 0,00 -0,03
Mei 0,30 0,89 0,64 0,07 -1,43 0,14 0,00 0,31
Juni 0,72 0,78 0,06 0,03 -0,37 0,22 0,27 3,02
Juli 2,16 3,38 0,51 0,01 -1,07 -0,10 0,83 7,32
Agustus 0,90 1,46 -0,04 0,83 3,38 0,47 1,00 0,23
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi Kota Batam dari bulan Januari-Agustus
selama tahun 2013, kelompok bahan makanan memberikan
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 79
andil inflasi 2,33 persen dan merupakan andil tertinggi dari
enam kelompok lainnya. Kelompok transpor, komunikasi, dan
jasa keuangan memberikan andil sebesar 1,83 persen dan
merupakan andil terbesar kedua. Kelompok makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil sebesar
0,68 persen dan merupakan penyumbang inflasi terbesar
ketiga selama bulan Januari-Agustus tahun 2013.
Tabel 5.6. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam, 2013
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari-Agustus (Persen)
(1) (2)
UMUM 5,59
1. Bahan Makanan 2,33
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,63
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,68
4. Sandang -0,16
5. Kesehatan 0,13
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,15
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,83
Inflasi
80 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sedangkan tiga kelompok lainnya memberikan andil
inflasi, yaitu: kelompok perumahan, air listrik, gas, dan air
bersih sebesar 0,63 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,13
persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga
sebesar 0,15 persen. Sebaliknya kelompok sandang
mengalami deflasi sebesar 0,16 persen (lihat tabel 5.6).
Grafik 5.3 Laju Inflasi Kota Batam Menurut Kelompok Pengeluaran,
Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
9.64
3.57 2.84
-2.04
2.89 2.21
10.88
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
Ba
ha
n M
aka
na
n
Makanan J
adi, M
inum
an, R
okok
dan T
em
bakau
Peru
mahan, A
ir, Lis
trik
, G
as &
B
ahan B
akar S
andang
Kesehata
n
Pendid
ikan, R
ekre
asi dan
Ola
hra
ga
Tra
nspor,
Kom
unik
asi &
Jasa
Keuangan
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 81
B. Inflasi Kota Tanjungpinang
1. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2012
Laju Inflasi di Kota Tanjungpinang selama (Januari-
Desember) Tahun 2012 tercatat sebesar 3,92 persen atau
terjadi kenaikan indeks dari 129,86 pada Bulan Desember
2011 menjadi 134,93 pada Bulan Desember 2012. Laju inflasi
sebesar 3,92 persen yang terjadi pada tahun 2012
merupakan laju inflasi terendah ketiga selama enam tahun
terakhir ini, setelah pada tahun 2009 dan 2011 dengan
masing-masing inflasi sebesar 1,43 persen dan 3,32 persen.
Grafik 5.4 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2007-2012
(2007=100)
Ket : *) Februari-Desember
4.6
11.9
1.43
6.17
3.32 3.92
0
2
4
6
8
10
12
14
2007*) 2008 2009 2010 2011 2012
Inflasi
82 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.7. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, 2007-2012 (Persen)
(2007=100)
Kelompok 2007*) 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Umum 4.60 11.9 1.43 6.17 3.32 3.92
1. Bahan Makanan 5.16 19.00 -0.71 12.44 4.65 6.12
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
5.28 17.26 5.90 4.43 3.62 5.04
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
1.67 4.44 0.66 6.55 2.36 2.59
4. Sandang 6.06 6.11 6.72 5.21 4.47 3.22
5. Kesehatan 2.02 6.04 3.10 0.74 4.11 3.07
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
2.56 7.00 2.03 4.14 4.18 2.50
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
7.99 9.53 -2.37 -0.51 0.88 0.65
Ket : *) Februari-Desember
Selama tahun 2012, ketujuh kelompok yang menyusun
IHK Kota Tanjungpinang telah mengalami inflasi, yaitu:
kelompok bahan makanan 6,12 persen; kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau 5,04 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 2,59 persen;
kelompok sandang 3,22 persen; kelompok kesehatan 3,07
persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,50
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 83
persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 0,65 persen.
Grafik 5.5 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang
Menurut Kelompok Pengeluaran, 2007-2012 (Persen) (2007=100)
Ket : *) Februari-Desember
-5
0
5
10
15
20
Ba
ha
n M
aka
na
n
Ma
ka
na
n J
ad
i, M
inu
ma
n,
Roko
k d
an
Te
mb
aka
u
Pe
rum
ah
an
, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Ba
ha
n B
aka
r
Sa
nd
an
g
Ke
se
ha
tan
Pe
nd
idik
an
, R
ekre
asi d
an
Ola
hra
ga
Tra
nsp
or,
Ko
mu
nik
asi &
Ja
sa
Ke
ua
ng
an
2007*) 2008 2009 2010 2011 2012
Inflasi
84 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.8. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan, 2012 (Persen)
(2007=100)
Bulan Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, ,Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor, Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 1,22 3,83 0,26 0,09 0,26 0,51 -0,12 0,21
Pebruari -0,31 -2,44 0,49 1,15 0,53 0,02 0,00 0,07
Maret -0,20 -1,28 0,19 0,30 0,24 0,68 0,03 0,11
April -0,29 -1,10 0,04 0,14 -0,86 0,20 0,46 0,07
Mei -0,26 -1,32 0,64 0,11 -0,90 -0,11 -0,02 -0,02
Juni 0,55 1,42 0,23 0,19 0,41 0,83 0,12 0,04
Juli 0,54 1,62 0,28 0,15 0,11 -0,19 0,07 -0,04
Agustus 1,98 5,45 1,32 0,18 1,02 0,33 0,64 0,12
September 0,31 0,16 0,43 0,13 1,28 0,38 1,34 0,02
Oktober -1,09 -4,46 0,66 0,05 0,80 0,15 -0,02 0,02
Nopember 0,39 1,07 0,23 0,03 0,19 0,11 0,11 0,10
Desember 1,03 3,44 0,16 0,05 0,14 0,13 -0,14 -0,04
Seperti di Kota Batam, perkembangan Indeks Harga
Konsumen (IHK) di Kota Tanjungpinang selama tahun 2012
setiap bulannya juga sedikit berfluktuasi, dimana selama
tujuh bulan terjadi inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada
bulan Agustus 2012 sebesar 1,98 persen dan inflasi terendah
terjadi pada bulan September 2012 sebesar 0,31 persen.
Sedangkan lima bulan sisanya terjadi deflasi dengan deflasi
tertinggi terjadi di bulan Oktober 2012 sebesar 1,09 persen
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 85
dan deflasi terendah terjadi di bulan Maret 2012 sebesar
0,20 persen (lihat tabel 5.8).
Tabel 5.9.
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2012
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari-Desember (Persen)
(1) (2)
UMUM 3,92
1. Bahan Makanan 1,74
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1,13
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,57
4. Sandang 0,19
5. Kesehatan 0,11
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,09
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,09
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi selama tahun
2012, kelompok bahan makanan memberikan andil 1,74
persen dan merupakan penyumbang inflasi terbesar dari
enam kelompok lainnya. Kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau memberikan andil sebesar 1,13 persen
dan merupakan penyumbang inflasi terbesar kedua selama
tahun 2012. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
Inflasi
86 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,57 persen dan
merupakan penyumbang inflasi terbesar ketiga selama tahun
2012. Sedangkan kelompok sandang, kelompok kesehatan,
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok
transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil
inflasi masing-masing sebesar 0,19 persen, 0,11 persen, 0,09
persen dan 0,09 persen (lihat tabel 5.9).
2. Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Tabel 5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari-Agustus 2013
(Persen) (2007=100)
Kelompok Tahun Kalender
(1) (2)
Umum 7,78
1. Bahan Makanan 10,56
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
7,00
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
4,97
4. Sandang 1,85
5. Kesehatan 2,68
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0,98
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
13,27
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 87
Laju inflasi selama (Januari-Agustus) Tahun 2013 di
Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 7,78 persen, jauh lebih
tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 3,27 persen. Selama tahun
2013 enam kelompok pengeluaran yang menyusun IHK Kota
Tanjungpinang yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok
bahan makanan 10,56 persen, kelompok makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau 7,00 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4,97 persen;
kelompok sandang 1,85 persen; kelompok kesehatan 2,68
persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,98
persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 13,27 persen (lihat tabel 5.10).
Selama bulan Januari-Agustus Tahun 2013
perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota
Tanjungpinang setiap bulannya sedikit berfluktuatif, dimana
6 (enam) bulan diantaranya mengalami inflasi dan 2 (dua)
bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada
Inflasi
88 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
bulan Juli 2013 sebesar 3,68 persen dan inflasi terendah
terjadi pada bulan Mei 2013 sebesar 0,27 persen (lihat tabel
5.11). Sedangkan deflasi terjadi pada bulan Maret dan April
2013 sebesar 0,27 dan 0,01 persen.
Tabel 5.11. Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpinang Setiap Bulan,
Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 1,89 5,34 1,08 0,11 1,05 0,13 0,17 0,00
Februari 0,82 0,97 0,19 2,08 -0,16 0,42 -0,12 0,30
Maret -0,27 -1,07 0,70 0,14 -0,61 0,23 0,00 -0,70
April -0,01 -1,03 0,51 0,85 -0,23 0,04 0,09 0,02
Mei 0,27 -0,45 0,67 0,78 1,21 0,12 0,31 -0,08
Juni 0,71 0,50 0,81 0,05 -0,38 0,43 -0,08 2,86
Juli 3,68 5,97 2,50 0,18 0,11 0,35 0,58 9,58
Agustus 1,10 2,38 0,68 0,82 0,45 0,65 0,02 0,16
Dilihat dari sumbangan/andil inflasi terhadap
pembentukan inflasi Kota Tanjungpinang dari bulan Januari-
Agustus selama tahun 2013, kelompok bahan makanan
memberikan andil inflasi 3,02 persen dan merupakan andil
tertinggi dibandingkan enam kelompok lainnya. Kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 89
sebesar 1,80 persen dan merupakan andil terbesar kedua.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
memberikan andil sebesar 1,58 persen dan merupakan
penyumbang inflasi terbesar ketiga selama bulan Januari-
Agustus Tahun 2013. Sedangkan empat kelompok lainnya
memberikan andil inflasi, yaitu : kelompok perumahan, air,
listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,08 persen; kelompok
sandang sebesar 0,14 persen; kelompok kesehatan sebesar
0,11 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah
raga sebesar 0,05 persen (lihat tabel 5.12).
Tabel 5.12. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpinang, 2013
Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi
Januari-Agustus (Persen)
(1) (2)
UMUM 7,78
1. Bahan Makanan 3,02
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1,58
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,08
4. Sandang 0,14
5. Kesehatan 0,11
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,05
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,80
Inflasi
90 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Grafik 5.6 Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran,
Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
10.56
7
4.97
1.85
2.68
0.98
13.27
0
2
4
6
8
10
12
14
Bahan M
akanan
Makanan J
adi, M
inum
an, R
okok d
an T
em
bakau
Peru
mahan, A
ir, Lis
trik
, G
as &
Bahan B
akar
Sandang
Kesehata
n
Pendid
ikan, R
ekre
asi dan O
lahra
ga
Tra
nspor,
Kom
unik
asi &
Jasa K
euangan
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 91
C. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
1. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2012
Laju Inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan
Riau selama (Januari-Desember) Tahun 2012 tercatat
sebesar 2,38 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,12
pada Bulan Desember 2011 menjadi 129,12 pada Bulan
Desember 2012. Laju inflasi sebesar 2,38 persen yang terjadi
pada tahun 2012 merupakan laju inflasi terendah ketiga
selama tiga tahun terakhir ini.
Grafik 5.7 Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan
Riau, 2010-2012 (2007=100)
-0.09
7.17
3.68
2.38
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2009 2010 2011 2012
Inflasi
92 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.13. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau,
2009-2012 (Persen) (2007=100)
Kelompok 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
Umum -0,09 7,17 3,68 2,38
1. Bahan Makanan -1,08 12,15 5,09 2,75
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,41 10,29 3,18 3,25
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,12 4,86 2,79 1,13
4. Sandang 1,68 10,34 3,41 3,62
5. Kesehatan 0,10 2,49 3,87 1,91
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,02 6,75 8,90 3,12
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0,29 0,56 1,71 1,64
Selama tahun 2012, ketujuh kelompok yang menyusun
IHK gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau telah
mengalami inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 2,75
persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau 3,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar 1,13 persen; kelompok sandang 3,62
persen; kelompok kesehatan 1,91 persen; kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,12 persen; serta
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
1,64 persen.
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 93
Grafik 5.8 Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan
Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, 2010-2012 (Persen) (2007=100)
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
1. B
ahan M
akanan
2. M
akanan J
adi, M
inum
an, R
okok d
an
Te
mbakau
3. P
eru
ma
ha
n, A
ir, L
istr
ik, G
as &
Ba
ha
n B
aka
r
4. S
andang
5. K
esehata
n
6. P
endid
ikan, R
ekre
asi dan O
lahra
ga
7. T
ranspor,
Kom
unik
asi &
Jasa K
euangan
2009 2010 2011 2012
Inflasi
94 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.14. Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Setiap Bulan, 2012 (Persen) (2007=100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor, Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 0,63 1,95 0,46 0,02 -0,04 0,20 0,11 0,19
Pebruari -0,43 -2,47 0,10 0,58 1,19 0,15 0,00 -0,31
Maret 0,12 -0,15 0,14 0,15 0,02 0,34 0,01 0,55
April -0,07 -,068 0,36 0,04 -0,43 0,42 0,37 0,12
Mei 0,12 0,55 0,18 0,04 -0,82 0,07 0,03 0,00
Juni 0,47 1,32 0,21 0,12 0,42 0,31 0,19 0,14
Juli 0,28 0,65 0,28 0,03 0,01 0,15 0,95 -0,06
Agustus 0,50 1,11 0,32 0,07 0,69 0,13 0,22 0,26
September 0,28 0,40 0,09 0,02 1,68 -0,09 1,20 -0,14
Oktober -0,14 -1,12 0,61 0,00 0,62 0,05 0,00 0,00
Nopember -0,12 -0,48 0,07 0,02 -0,42 0,04 0,02 0,02
Desember 0,72 1,71 0,40 0,04 0,68 0,12 -0,01 0,85
Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)
gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau selama tahun
2012 setiap bulannya juga sedikit berfluktuasi, dimana
selama delapan bulan terjadi inflasi dengan inflasi tertinggi
terjadi pada bulan Desember 2012 sebesar 0,72 persen dan
inflasi terendah terjadi pada bulan Maret dan Mei 2012
sebesar 0,31 persen. Sedangkan empat bulan sisanya terjadi
deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di bulan Pebruari
2012 sebesar 0,43 persen dan deflasi terendah terjadi di
bulan April 2012 sebesar 0,07 persen (lihat tabel 5.14).
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 95
2. Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013
Laju inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan
Riau selama (Januari-Agustus) Tahun 2013 tercatat sebesar
6,00 persen, jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode
yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,50
persen. Selama tahun 2013 enam kelompok pengeluaran
yang menyusun IHK gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan
Riau yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok bahan
makanan 9,82 persen, kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau 4,24 persen; kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar 3,23 persen; kelompok
kesehatan 2,85 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga 2,00 persen; serta kelompok transpor, komunikasi
dan jasa keuangan sebesar 11,35 persen; sementara
kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 1,42 persen;
(lihat tabel 5.15).
Inflasi
96 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5.15. Perkembangan Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau,
Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
Kelompok Tahun Kalender
(1) (2)
Umum 6,00
1. Bahan Makanan 9,82
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 4,24
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,23
4. Sandang -1,42
5. Kesehatan 2,85
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,00
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 11,35
Selama bulan Januari-Agustus Tahun 2013
perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2
kota di Provinsi Kepulauan Riau setiap bulannya sedikit
berfluktuatif, dimana tujuh bulan diantaranya mengalami
inflasi dan satu bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi pada bulan Juli 2013 sebesar 2,45 persen
dan inflasi terendah terjadi pada bulan April 2013 sebesar
0,14 persen (lihat tabel 5.16). Sedangkan deflasi terjadi pada
bulan Maret 2013 sebesar 0,38 persen.
Inflasi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 97
Tabel 5.16. Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Setiap Bulan, Januari-Agustus 2013 (Persen) (2007=100)
Bulan Umum Bahan
Makanan
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok &
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Transpor Komunikasi
& Jasa Keuangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Januari 1,12 2,67 1,17 0,95 0,23 0,17 0,10 -0,23
Februari 0,60 1,33 0,13 0,65 -0,83 0,87 -0,02 0,68
Maret -0,38 -1,51 0,64 0,12 -0,54 0,28 0,00 -,054
April 0,14 0,15 0,38 0,36 -0,87 0,62 0,02 -0,02
Mei 0,29 0,63 0,65 0,20 -1,00 0,14 0,05 0,23
Juni 0,71 0,73 0,21 0,04 -0,37 0,26 0,21 2,99
Juli 2,45 3,88 0,90 0,04 -0,88 -0,02 0,79 7,76
Agustus 0,94 1,64 0,10 0,83 2,88 0,50 0,83 0,21
Grafik 5.9
Laju Inflasi Gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran, Januari-Agustus 2013 (Persen)
(2007=100)
9.82
4.24 3.23
-1.42
2.85 2.00
11.35
-3
-1
1
3
5
7
9
11
13
15
Bahan M
akanan
Makanan J
adi, M
inum
an,
Rokok d
an T
em
bakau
Peru
mahan,
Air,
Lis
trik
, G
as
& B
ahan B
akar
Sandang
Ke
seh
ata
n
Pendid
ikan,
Rekre
asi dan
Ola
hra
ga
Tra
nspor,
Kom
unik
asi &
Jasa
Keuangan
Inflasi
98 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 99
Nilai Tukar Petani
100 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 101
NILAI TUKAR PETANI
Salah satu indikator produksi untuk melihat tingkat
kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang
merupakan perbandingan/rasio antara Indeks Harga Yang
Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani
(Ib).
Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan
sebuah indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari
sisi pendapatan, sedangkan perkembangan harga barang
kebutuhan petani baik untuk konsumsi maupun produksi
ditunjukkan oleh Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib).
Dengan membandingkan kedua perkembangan harga tersebut
dalam satu parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat
diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan
petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan
petani dari hasil produksinya. Atau sebaliknya, apakah
kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani
Nilai Tukar Petani
102 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan. Dengan
kata lain, NTP menunjukkan daya tukar (term of trade) dari
produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi.
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau
pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen
dibandingkan tahun 2011, atau naik dari 103,55 pada bulan
Desember 2011 menjadi 104,84 pada bulan Desember 2012.
Hal ini disebabkan kenaikan indeks yang dibayar petani
(indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga
maupun untuk keperluan produksi pertanian). Pada tahun
2012, indeks yang diterima petani mengalami kenaikan 3,86
persen, sedangkan indeks yang dibayar petani hanya naik 2,59
persen.
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 103
Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Per Subsektor, 2011-2012
(2007=100)
Subsektor Desember
2011
Desember
2012
Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Pangan
a. Indeks yang Diterima (It) 83,76 92,61 10,57
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,31 130,03 2,95
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 66,31 71,22 7,40
2. Hortikultura
a. Indeks yang Diterima (It) 157,63 164,83 4,57
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127,34 131,04 2,91
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 123,79 125,78 1,61
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks yang Diterima (It) 151,08 157,82 4,46
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,89 130,44 2,80
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 119,07 121,00 1,62
4. Peternakan
a. Indeks yang Diterima (It) 108,25 109,95 1,57
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 119,47 122,11 2,21
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 90,6 90,05 -0,61
5. Perikanan
a. Indeks yang Diterima (It) 130,09 131,97 1,45
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,28 122,97 2,24
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 108,15 107,33 -0,76
Umum
a. Indeks yang Diterima (It) 128,17 133,12 3,86
b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123,77 126,98 2,59
c. Nilai Tukar Petani (NTP) 103,55 104,84 1,25
Nilai Tukar Petani
104 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2012 tercatat tiga diantaranya
mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan
sebesar 7,40 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar
1,61 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat
sebesar 1,62 persen. Sebaliknya NTP subsektor peternakan
dan subsektor perikanan justru mengalami penurunan,
masing-masing sebesar 0,61 persen dan 0,76 persen.
Grafik 6.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau,
2011-2012 (2007=100)
0
20
40
60
80
100
120
140
It Ib NTP
128.17 123.77
103.55
133.12 126.98
104.84
Des 2011
Des 2012
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 105
A. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan
perkembangan harga dari beragam komoditas hasil pertanian
yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2012 di Provinsi
Kepulauan Riau, Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen dibandingkan
dengan It bulan Desember 2011, yaitu naik dari 128,17
menjadi 133,12. Kenaikan It terjadi pada semua subsektor,
yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 10,57 persen,
subsektor hortikultura sebesar 4,57 persen, subsektor
tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,46 persen, subsektor
peternakan sebesar 1,57 persen dan subsektor perikanan
sebesar 1,45 persen.
B. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat
dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa
yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Nilai Tukar Petani
106 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pada bulan Desember 2012 di Provinsi Kepulauan Riau
tercatat Indeks Harga yang Dibayar (Ib) petani mengalami
kenaikan sebesar 2,59 persen dibandingkan dengan bulan
Desember 2011, atau naik dari 123,77 menjadi 126,98.
Kenaikan Indeks yang Dibayar Petani pada bulan Desember
2012 ini dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga
sebesar 3,22 persen dan indeks biaya produksi dan
penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,84 persen.
Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor, yaitu subsektor
tanaman pangan sebesar 2,95 persen, subsektor hortikultura
sebesar 2,91 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat
sebesar 2,80 persen, subsektor peternakan sebesar 2,21
persen dan subsektor perikanan sebesar 2,24 persen.
C. Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan.
Pada tahun 2012 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat inflasi
sebesar 3,22 persen yang disebabkan naiknya indeks
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 107
subkelompok bahan makanan sebesar 4,00 persen,
subkelompok makanan jadi sebesar 2,76 persen, subkelompok
perumahan sebesar 2,65 persen, subkelompok sandang
sebesar 2,16 persen, subkelompok kesehatan sebesar 4,36
persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga
sebesar 2,63 persen serta subkelompok transportasi dan
komunikasi sebesar 1,92 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau
pada bulan Januari 2013 mencapai 104,78 atau turun 0,06
dibanding NTP Desember 2012 sebesar 104,84. Pada Februari
2013 mencapai 104,44 atau turun 0,32 dibanding NTP Januari
2013. Pada bulan Maret 2013 NTP mencapai 104,49 atau naik
sebesar 0,05 dibandingkan bulan Februari 2013. Pada bulan
April 2013 NTP mencapai 104,20 atau turun sebesar 0,28
dibandingkan bulan Maret. Pada bulan Mei 2013 NTP
mencapai 104,07 atau turun sebesar 0,12 dibandingkan bulan
April. Pada bulan Juni 2013 NTP mencapai 103,97 atau turun
sebesar 0,09 dibandingkan bulan Mei. Pada bulan Juli 2013
Nilai Tukar Petani
108 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
NTP mencapai 104,69 atau naik sebesar 0,69 dibandingkan
bulan Juni.
Pada tahun kalender (Januari-Juli) 2013 di Provinsi
Kepulauan Riau tercatat inflasi perdesaan sebesar 3,26 persen
yang disebabkan naiknya indeks subkelompok bahan
makanan sebesar 5,09 persen; subkelompok makanan jadi
1,68 persen; subkelompok perumahan sebesar 2,29 persen;
subkelompok kesehatan 1,37 persen; subkelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,20 persen dan
subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 3,42
persen. Sedangkan indeks subkelompok sandang mengalami
penurunan sebesar 0,58 persen.
Tabel 6.2. Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juli 2013
(2007=100)
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. It 134,05 133,83 134,10 133,66 133,51 133,59 136,82
b. Ib 127,93 128,14 128,33 128,28 128,29 128,49 130,69
c. NTP 104,78 104,44 104,49 104,20 104,07 103,97 104,69
Keterangan :It (Indeks yang Diterima Petani) Ib (Indeks yang Dibayar Petani) NTP (Nilai Tukar Petani)
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 109
Tabel 6.3. Perkembangan Indeks Harga yang Dibayar Petani Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012
(2007=100)
Subsektor Desember
2011 Desember
2012 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
Indeks yang Diterima (It) 128,17 133,12 3,86
Indeks yang Dibayar (Ib) 123,77 126,98 2,59
1. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) 128,41 132,54 3,22
a. Bahan Makanan 135,70 141,12 4,00
b. Makanan Jadi 134,37 138,07 2,76
c. Perumahan 125,60 128,93 2,65
d. Sandang 122,52 125,16 2,16
e. Kesehatan 118,44 123,60 4,36
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 114,43 117,44 2,63
g. Transportasi dan Komunikasi 109,11 111,21 1,92
2. Indeks BPPBM 112,87 113,81 0,84
a. Bibit 105,47 105,58 0,11
b. Obat-obatan & Pupuk 125,67 127,13 1,16
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 106,26 106,42 0,15
d. Transportasi 108,46 109,68 1,12
e. Penambahan Barang Modal 116,39 117,65 1,09
d. Upah Buruh Tani 106,63 107,05 0,40
Nilai Tukar Petani (NTP) 103,55 104,84 1,24
Nilai Tukar Petani
110 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
100
105
110
115
120
125
130
135
140
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli
Grafik 6.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)
di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Juli 2013 (2007-100)
It Ib NTP
Nilai Tukar Petani
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 111
Tabel 6.4. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional, 2012
(2007=100)
Provinsi
It Ib NTP
Indeks Persen
Perubahan Indeks
Persen Perubahan
Rasio Persen
Perubahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
NAD 137,68 0,34 132,62 0,10 103,81 0,24
Sumatera Utara 144,58 0,89 142,43 0,55 101,51 0,33
Sumatera Barat 146,16 0,49 139,33 0,27 104,90 0,22
Riau 134,24 -0,21 130,92 0,14 102,54 -0,34
Jambi 124,03 -0,22 136,83 0,23 90,64 -0,46
Sumatera Selatan 147,48 -0,22 133,81 0,17 110,22 -0,40
Bengkulu 149,34 -0,25 147,91 0,23 100,97 -0,48
Lampung 168,75 0,20 133,89 0,26 126,04 -0,06
Bangka Belitung 123,64 0,21 124,18 0,13 99,56 0,09
Kepulauan Riau 133,12 0,69 126,98 0,12 104,84 0,57
Nasional 149,34 0,52 141,06 0,38 105,87 0,14
It : Indeks diterima petani Ib : Indeks dibayar petani
Nilai Tukar Petani
112 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
90.00
100.00
110.00
120.00
130.00
140.00
150.00
160.00
170.00
NA
D
Sum
ut
Sum
bar
Ria
u
Jam
bi
Sum
sel
Ben
gku
lu
Lam
pu
ng
Bab
el
Kep
ri
Nas
ion
al
Grafik 6.3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Sumatera dan Nasional,2012
(2007=100)
It Ib NTP
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 113
Pertumbuhan Ekonomi
114 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 115
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan
produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian
dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur
dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh
sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara
total dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama
dengan pertumbuhan PDRB. Apabila diibaratkan “kue”, PDRB
adalah besarnya kue tersebut.
PDRB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga
berlaku dan harga konstan. Penghitungan pertumbuhan
ekonomi menggunakan konsep harga konstan dengan tahun
dasar tertentu untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga.
Saat ini BPS menggunakan tahun dasar 2000.
Nilai tambah juga merupakan balas jasa faktor
produksi tenaga kerja, tanah, modal dan entrepreneurship
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Pertumbuhan Ekonomi
116 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB hanya
mempertimbangkan domestik, yang tidak memperdulikan
kepemilikan faktor produksi.
A. PDRB Menurut Sektor Ekonomi
1. Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif terjadi selama
kurun waktu 2009-2012 baik pertumbuhan ekonomi dengan
migas maupun tanpa migas. Dimana, pada tahun 2010,
kinerja perekonomian Provinsi ini sudah mengalami
perbaikan hingga terus tumbuh pada tahun 2012 dengan
terjadi percepatan pertumbuhan.
Pada tahun 2012, perekonomian Kepulauan Riau
tumbuh sebesar 8,21 persen, dimana terjadi percepatan
pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh
sebesar 6,67 persen. Sedangkan untuk PDRB tanpa migas,
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 mengalami
percepatan pertumbuhan sebesar 8,26 persen dari tahun
sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,94 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 117
Grafik 7.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau,
2009-2012 (Persen)
Pada tahun 2012, hampir semua sektor mengalami
percepatan pertumbuhan, yaitu sektor pertambangan dan
penggalian, dengan pertumbuhan sebesar 6,77 persen;
sektor industri pengolahan (7,06 persen); sektor konstruksi
(11,55 persen); sektor perdagangan, hotel, dan restoran
(11,22 persen); sektor keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan (8,65 persen); dan sektor jasa-jasa (8,10 persen).
Hanya sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan; sektor listrik, gas, dan air bersih; dan sektor
3.52
7.19 6.67
8.21
3.66
7.51 6.94
8.26
3
5
7
9
2009 2010 2011 2012
PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Pertumbuhan Ekonomi
118 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
pengangkutan dan komunikasi yang mengalami perlambatan
pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya dengan
pertumbuhan masing-masing 2,88 persen, 7,05 persen, dan
8,41 persen. Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan
tertinggi pada tahun 2012 jika dibandingkan tahun
sebelumnya adalah sektor konstruksi.
Tabel 7.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Sektor Ekonomi, 2009-2012 (Persen)
Sektor Ekonomi 2009 2010 2011* 2012**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan 1,50 4,20 3,95 2,88
2. Pertambangan & penggalian 1,10 1,13 1,52 6,77
3. Industri pengolahan 2,40 7,02 6,53 7,06
4. Listrik, gas & air bersih 1,98 8,24 13,96 7,05
5. Konstruksi 13,36 11,56 9,90 11,55
6. Perdagangan, hotel & restoran 3,84 9,56 7,01 11,22
7. Pengangkutan & komunikasi 6,67 6,40 9,93 8,41
8. Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
5,50 4,99 7,21 8,65
9. Jasa-jasa 8,44 5,44 7,50 8,10
PDRB DENGAN MIGAS 3,52 7,19 6,67 8,21
PDRB TANPA MIGAS 3,66 7,51 6,94 8,26
Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 119
Kinerja perekonomian Kepulauan riau pada semester
I tahun 2013 bila dibandingkan dengan semester I tahun
2012, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan
tumbuh sebesar 6,54 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi
pada semua sektor, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 8,62
persen. PDRB semester I tahun 2013 dibandingkan dengan
semester II tahun 2012, tumbuh sebesar 1,62 persen. Sektor
yang menjadi pendorong (driving force) pertumbuhan adalah
sektor konstruksi, dengan pertumbuhan sebesar 2,20 persen.
Perbedaan pertumbuhan yang sangat drastis antara
pertumbuhan semester I tahun 2013 terhadap semester I
tahun 2012 dengan pertumbuhan semester I tahun 2013
terhadap semester II tahun 2012, menandakan kinerja
perekonomian Kepulauan Riau lebih banyak terjadi pada
semester II dalam satu tahun, atau kenaikan pertumbuhan
ekonomi yang sangat besar dimulai pada semester II tiap
tahunnya.
Pertumbuhan Ekonomi
120 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 7.2. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Ekonomi,
Semester I 2013 dan Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
Sektor Ekonomi
Semester I 2013***
Terhadap Semester I
2012**
Semester I 2013***
Terhadap Semester II
2012**
Juli 2012 s.d. Juni 2013***
Terhadap Juli 2011s.d. Juni 2012**
(1) (2) (3)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2,63 0,14 2,88
2. Pertambangan dan Penggalian 5,20 1,00 6,43
3. Industri Pengolahan 6,04 1,74 7,02
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3,11 1,34 4,12
5. Konstruksi 8,19 2,20 9,92
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,62 1,54 10,43
7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,82 1,72 6,77
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
6,34 2,08 7,71
9. Jasa-jasa 5,31 1,38 6,56
PDRB 6,54 1,62 7,75
PDRB TANPA MIGAS 6,59 1,65 7,80
Ket : ** Angka Sementara
*** Angka Sangat Sementara
Sementara bila dilihat perekonomian Kepulauan Riau
pada kurun waktu Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 (1
tahun) bila dibandingkan dengan kurun waktu Juli 2011
sampai dengan Juni 2012, tumbuh sebesar 7,75 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 121
Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan,
hotel, dan restoran sebesar 10,43 persen.
Grafik 7.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau,
Semester I 2013 dan Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
1
2
3
4
5
6
7
8
Semester I 2013 Terhadap Semester I
2012
Semester I 2013 Terhadap Semester II
2012
Juli 2012 s.d. Juni 2013 Terhadap Juli 2011s.d. Juni 2012
6.54
1.62
7.75
PDRB DENGAN MIGAS
Pertumbuhan Ekonomi
122 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
2. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Selama kurun waktu 2009-2010, tiga sektor terbesar
yang berperan dalam pembentukan PDRB Provinsi
Kepulauan Riau yaitu sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertambangan
dan penggalian. Pada tahun 2011 dan 2012, struktur
pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau tersebut
bergeser menjadi sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor konstruksi.
Sektor yang paling besar peranannya dalam
pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau adalah sektor
industri pengolahan. Pada sektor ini terjadi peningkatan
kontribusi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
dimana pada tahun 2011 sektor ini memiliki peranan sebesar
47,78 persen terhadap keseluruhan total PDRB Provinsi
Kepulauan Riau, terus meningkat peranannya pada tahun
2012 menjadi 47,88 persen terhadap total keseluruhan total
PDRB Provinsi Kepulauan Riau.
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 123
Tabel 7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2009-2012 (Persen)
Sektor Ekonomi 2009 2010 2011* 2012**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
5,00 4,80 4,63 4,41
2. Pertambangan & Penggalian 8,77 8,29 7,63 7,39
3. Industri pengolahan 46,20 46,76 47,78 47,88
4. Listrik, gas & air bersih 0,55 0,56 0,60 0,59
5. Konstruksi 7,11 7,37 7,79 7,92
6. Perdagangan, hotel & restoran 19,55 19,80 19,40 19,82
7. Pengangkutan & komunikasi 4,66 4,53 4,49 4,45
8. Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
5,40 5,19 4,99 4,90
9. Jasa-jasa 2,77 2,70 2,69 2,66
PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00
PDRB TANPA MIGAS 92,44 92,87 93,48 93,68
Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara
Sektor yang mengalami penurunan kontribusi cukup
besar adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan
kontribusi sebesar 7,39 persen pada tahun 2012 atau turun
0,24 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
dengan kontribusi 7,63 persen pada tahun 2011. Penurunan
peranan sektor ini terjadi karena adanya peningkatan
peranan sektor yang lain.
Pertumbuhan Ekonomi
124 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pada semester I tahun 2013, urutan struktur PDRB
menurut sektor ekonomi adalah sektor industri pengolahan
yaitu sebesar 47,86 persen, diikuti oleh sektor perdagangan,
hotel & restoran sebesar 19,99 persen, sektor konstruksi
8,05 persen, sektor pertambangan dan penggalian 7,22
persen, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan
4,88 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 4,47
persen, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan 4,32 persen, sektor jasa-jasa 2,63 persen, dan
sektor listrik, gas dan air bersih 0,58 persen saja.
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan; 4,41
2. Pertambangan & Penggalian,
7.39
3. Industri pengolahan, 47.88
4. Listrik, gas & air bersih, 0.59
5. Bangunan, 7.92
6. Perdagangan, hotel & restoran;
19,82
7. Pengangkutan & komunikasi,
4.45
8. Keuangan, persewaan & jasa perusahaan; 4,9 9. Jasa-jasa, 2.66
Grafik 7.3. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, 2012 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 125
Tabel 7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau,
Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2013 (Persen)
Sektor Ekonomi Triwulan I
2013*** Triwulan II
2013*** Semester I 2013***
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
4,31 4,33 4,32
2. Pertambangan dan Penggalian 7,23 7,21 7,22
3. Industri Pengolahan 47,90 47,82 47,86
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,58 0,58 0,58
5. Konstruksi 8,03 8,06 8,05
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,03 19,96 19,99
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,43 4,51 4,47
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
4,87 4,89 4,88
9. Jasa-jasa 2,62 2,64 2,63
PDRB 100,00 100,00 100,00
PDRB TANPA MIGAS 93,82 93,84 93,65
Ket : *** Angka Sangat Sementara
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan, 4.32
2. Pertambangan & Penggalian,
7.22
3. Industri pengolahan, 47.86
4. Listrik, gas & air bersih, 0.58
5. Konstruksi, 8.05
6. Perdagangan, hotel & restoran,
19.99 7. Pengangkutan
& komunikasi, 4.47
8. Keuangan, persewaan & jasa perusahaan, 4.88
9. Jasa-jasa, 2.63
Grafik 7.4. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2013 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi
126 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
B. PDRB Menurut Penggunaan
1. Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan
Menurut Penggunaan, pada tahun 2009 laju
pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau adalah 3,52 persen,
terjadi percepatan pada tahun 2010 menjadi 7,19 persen.
Kembali terjadi perlambatan pertumbuhan pada tahun 2011
menjadi 6,67 persen. Pada tahun 2012, kembali terjadi
percepatan pertumbuhan menjadi 8,21 persen.
Tabel 7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2009-2012 (Persen)
Komponen 2009 2010 2011* 2012**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 12,81 17,50 5,92 9,11
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 23,56 7,92 5,32 5,72
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,95 11,81 7,06 5,98
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 15,14 19,10 12,85 11,06
5. Perubahan Stok 0,37 32,78 8,22 0,34
6. Ekspor Barang dan Jasa (1,99) 7,31 4,87 4,76
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7,68 13,78 5,78 7,57
PDRB 3,52 7,19 6,67 8,21
Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara
Pada tahun 2012, urutan komponen yang mengalami
pertumbuhan dari yang tertinggi adalah pembentukan modal
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 127
tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 11,06 persen. Disusul
komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga naik 9,11
persen, komponen impor barang dan jasa naik 7,57 persen,
komponen pengeluaran konsumsi pemerintah naik 5,98
persen, komponen konsumsi lembaga swasta nirlaba naik
5,72 persen, komponen ekspor barang dan jasa pengeluaran
naik 4,76 persen, dan terakhir komponen perubahan stok
naik 0,34 persen.
Grafik 7.5. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan
Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (Persen)
0
2
4
6
8
10
12
14
1. P
enge
luar
an K
onsu
msi
Rum
ah
Tan
gga
2. P
enge
luar
an K
onsu
msi
Lem
baga
S
was
ta N
irlab
a
3. P
enge
luar
an K
onsu
msi
Pem
erin
tah
4. P
embe
ntuk
an M
odal
Tet
ap B
ruto
5. P
erub
ahan
Sto
k
6. E
kspo
r B
aran
g da
n Ja
sa
7. D
ikur
angi
Impo
r B
aran
g da
n Ja
sa
5.92 5.32
7.06
12.85
8.22
4.87
5.78
9.11
5.72 5.98
11.06
0.34
4.76
7.57
2011
2012
Pertumbuhan Ekonomi
128 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 7.6. menunjukkan bahwa pada semester I
2013, hampir semua komponen penggunaan mengalami
pertumbuhan bila dibandingkan semester I 2012, kecuali
Impor Barang dan Jasa turun 0,55 persen. Komponen yang
mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen
Perubahan Stok, yaitu naik 20,82 persen.
Tabel 7.6. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan,
Semester I 2013 dan Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
Komponen
Semester I 2013***
Terhadap Semester I
2012**
Semester I 2013***
Terhadap Semester II 2012**
Juli 2012 s.d. Juni 2013***
Terhadap Juli 2011s.d. Juni 2012**
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
10,75 1,10 11,71
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
4,36 1,17 5,15
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
6,74 0,60 6,34
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 9,38 3,13 9,64
5. Perubahan Stok 20,82 11,84 11,85
6. Ekspor Barang dan Jasa 1,22 2,80 1,82
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -0,55 0,54 1,76
PDRB 6,54 1,62 7,75
Ket : ** Angka Sementara *** Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 129
Bila dibandingkan dengan semester II 2012, pada
semester I 2013 semua komponen penggunaan mengalami
pertumbuhan. Komponen yang mengalami pertumbuhan
tertinggi adalah komponen Perubahan Stok, yaitu naik 11,84
persen.
Selama kurun waktu Juli 2012 sampai dengan Juni
2013 semua komponen penggunaan juga mengalami
pertumbuhan jika dibandingkan kurun waktu Juli 2011
sampai dengan Juni 2012. Komponen yang mengalami
pertumbuhan tertinggi adalah komponen Perubahan Stok,
yaitu naik 11,85 persen.
Grafik 7.6. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau
Periode Juli 2012 s.d. Juni 2013 (Persen)
0
2
4
6
8
10
12
1. P
enge
luar
an
Kon
sum
si R
umah
T
angg
a
2. P
enge
luar
an
Kon
sum
si
Lem
baga
Sw
asta
N
irlab
a
3. P
enge
luar
an
Kon
sum
si
Pem
erin
tah
4. P
embe
ntuk
an
Mod
al T
etap
B
ruto
5. P
erub
ahan
S
tok
6. E
kspo
r B
aran
g da
n Ja
sa
7. D
ikur
angi
Im
por
Bar
ang
dan
Jasa
11.71
5.15 6.34
9.64
11.85
1.82 1.76
PDRB DENGAN MIGAS
Pertumbuhan Ekonomi
130 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
2. Struktur PDRB Menurut Penggunaan
Pada tahun 2012, ekspor barang dan jasa masih tetap
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi
Kepulauan Riau, yaitu sebesar 111,30 persen, impor barang
dan jasa memberikan kontribusi 100,09 persen,
pembentukan modal tetap bruto sebesar 80,72
persen,pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 77,54
persen, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,00
persen, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba
sebesar 1,12 persen dan perubahan stok minus 77,60 persen.
Tabel 7.7. Struktur PDRB Provinsi Kepulauan Riau Menurut Penggunaan, 2009-2012 (Persen)
Komponen 2009 2010 2011* 2012**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
61,44 75,68 76,71 77,54
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,94 1,03 1,14 1,12
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
5,86 6,71 7,04 7,00
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
59,74 69,95 75,05 80,72
5. Perubahan Stok -45,32 -64,37 -63,61 -77,60 6. Ekspor Barang dan Jasa 108,75 113,68 109,17 111,30 7. Dikurangi Impor Barang dan
Jasa 91,42 102,68 105,50 100,09
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Ket : * Angka Revisi ** Angka Sementara
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 131
77.54
1.12 7.00
80.72
-77.60
111.30 100.09
-80
-40
0
40
80
120 1. P
engelu
ara
n K
onsum
si R
um
ah T
angga
2. P
engelu
ara
n K
onsum
si L
em
baga S
wasta
Nirla
ba
3. P
en
gelu
ara
n K
on
su
msi P
em
erin
tah
4. P
em
bentu
kan M
odal T
eta
p B
ruto
5. P
eru
bahan S
tok
6. E
kspor
Bara
ng d
an J
asa
7. D
iku
ran
gi Im
po
r B
ara
ng
da
n J
asa
Grafik 7.7. Struktur PDRB Menurut Penggunaan
Provinsi Kepulauan Riau, 2012 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi
132 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 7.8. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Kepulauan Riau,
Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I 2013 (Persen)
Sektor Ekonomi Triwulan I
2013*** Triwulan II
2013*** Semester I 2013***
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
77,53 76,52 77,02
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
1,10 1,09 1,10
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,98 7,11 7,04
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 80,12 81,56 80,84
5. Perubahan Stok -89,30 -88,76 -89,03
6. Ekspor Barang dan Jasa 111,89 107,84 109,86
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 88,31 85,35 86,83
PDRB 100,00 100,00 100,00
Ket : *** Angka Sangat Sementara
Pada semester I tahun 2013, ekspor barang dan jasa
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi
Kepulauan Riau, yaitu sebesar 109,86 persen, impor barang
dan jasa memberikan kontribusi 86,83 persen, pembentukan
modal tetap bruto sebesar 80,84 persen, pengeluaran
konsumsi rumah tangga sebesar 77,02 persen, pengeluaran
konsumsi pemerintah sebesar 7,04 persen, pengeluaran
konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 1,10 persen dan
perubahan stok minus 89,03 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 133
77.02
1.1 7.04
80.84
-89.03
109.86
86.83
-100
-50
0
50
100
150
1. P
engelu
ara
n K
onsum
si R
um
ah T
angga
2. P
engelu
ara
n K
onsum
si L
em
baga S
wasta
Nirla
ba
3. P
engelu
ara
n K
onsum
si P
em
erin
tah
4. P
em
bentu
kan M
odal T
eta
p B
ruto
5. P
eru
bahan S
tok
6. E
kspor
Bara
ng d
an J
asa
7. D
ikura
ngi Im
por
Bara
ng d
an J
asa
Grafik 7.8. Struktur PDRB Menurut Penggunaan
Provinsi Kepulauan Riau Semester I 2013 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi
134 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Pertumbuhan Ekonomi
Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 135
Pertumbuhan Ekonomi
136 Data Strategis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013