78
DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Buku Data Potensi dan Data daya Dukung Kawasan Ekosistem dapat diselesaikan. Bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan wajib yang mutlak dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu sumber daya alam yang dimiliki dalam daerah ini harus dikelola dengan baik demi mewujudkan Visi Kabupaten Wakatobi yaitu “ Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia “. Sehingga untuk menjawab amanat undang-undang dan visi Kabupaten Wakatobi tersebut diatas,dibutuhkan sentuhan tangan kreatif dan akuntabel dalam mengelola potensi sumber daya alam yang dimiliki dan didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang valid. Oleh karena itu dengan terbitnya “ Buku Data Potensi dan Data daya Dukung Kawasan Ekosistem “ ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam mengenal potensi sumber daya alam yang ada dalam Kabupaten Wakatobi. Buku Data Potensi dan Data Daya Dukung Kawasan Ekosistem ini, merupakan gambaran umum potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Wakatobi diberbagai sektor sehingga diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat menarik minat investor baik lokal maupun asing untuk menanamkan modal dan menjadi sumber informasi bagi pemerintah, dunia usaha, masyarakat, yang berkeinginan berinvestasi dan mengenal lebih jauh potensi- potensi sumber daya alam di Kabupaten Wakatobi serta mendukung tercapainya Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016. Kepada Badan/Dinas/Kantor/Lembaga Pemerintah maupun Swasta agar selalu membantu memberikan informasi data yang akurat, tepat waktu serta dapat dipertanggung jawabkan demi peningkatan kualitas penerbitan di masa yang akan datang. Semoga Buku Data Potensi dan Data daya Dukung Kawasan Ekosistem ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wangi-Wangi, Desember 2014 Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Drs. Sudjiton, MM

KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Buku Data Potensi dan Data daya Dukung Kawasan Ekosistem dapat diselesaikan. Bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan wajib yang mutlak dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu sumber daya alam yang dimiliki dalam daerah ini harus dikelola dengan baik demi mewujudkan Visi Kabupaten Wakatobi yaitu “ Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia “. Sehingga untuk menjawab amanat undang-undang dan visi Kabupaten Wakatobi tersebut diatas,dibutuhkan sentuhan tangan kreatif dan akuntabel dalam mengelola potensi sumber daya alam yang dimiliki dan didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang valid. Oleh karena itu dengan terbitnya “ Buku Data Potensi dan Data daya Dukung Kawasan Ekosistem “ ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam mengenal potensi sumber daya alam yang ada dalam Kabupaten Wakatobi.

Buku Data Potensi dan Data Daya Dukung Kawasan Ekosistem ini, merupakan gambaran umum potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Wakatobi diberbagai sektor sehingga diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat menarik minat investor baik lokal maupun asing untuk menanamkan modal dan menjadi sumber informasi bagi pemerintah, dunia usaha, masyarakat, yang berkeinginan berinvestasi dan mengenal lebih jauh potensi-potensi sumber daya alam di Kabupaten Wakatobi serta mendukung tercapainya Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016.

Kepada Badan/Dinas/Kantor/Lembaga Pemerintah maupun Swasta agar selalu membantu memberikan informasi data yang akurat, tepat waktu serta dapat dipertanggung jawabkan demi peningkatan kualitas penerbitan di masa yang akan datang.

Semoga Buku Data Potensi dan Data daya Dukung Kawasan Ekosistem ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wangi-Wangi, Desember 2014

Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Drs. Sudjiton, MM

Page 2: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

ii

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII BAB I PENDAHULUAN 1

A. GAMBARAN UMUM DAERAH 1 1. Kondisi Geografis 2

1.1 Kondisi Geografis 2 1.2 Batas Administrasi 3 1.3 Luas Wilayah 3 1.4 Topografi 4 1.5 Hidrologi dan Geologi 5 1.6 Iklim dan Musim 5

2. Gambaran umum Demografi 6 2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 6 2.2 Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia 7 2.3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan 8 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan 9 2.5 Komposisi Penduduk Menurut Rumah Tangga 9 3. Gambaran Perekonomian Daerah 10 3.1 Struktur Perekonomian Daerah 10 3.2 Pertumbuhan Ekonomi 12

B. MAKSUD DAN TUJUAN 15 1. Maksud 15 2. Tujuan 15 C. METODOLOGI 16 1. Sumber Data 16 2. Analisis Data 16 3. Organisasi Pelaksana 16 4. Waktu Pelaksanaan 16 5. Biaya 16

BAB II DATA POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM 17 A. Sektor Pertanian 17 B. Holtikultura 18 C. Kehutanan 20 D. Perkebunan 22 E. Peternakan 26 F. Sektor Perikanan dan Kelautan 28 G. Sektor Pariwisata 33

Page 3: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

iii

1. Potensi Wisata Alam Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau

Binongko 37 1.1 Wisata Alam Bawah Laut Binongko 37 1.2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Binongko 37

2. Potensi Wisata Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau Tomia 48 2.1 Wisata Bawah Laut 48 2.2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Tomia 50 1. Pantai Huntete 50 2. Pantai Onemobaa 50 3. Panorama Puncak Kahianga 51 4. Hutan Mangrove 52 5. Liang Kuri-Kuri 52 6. Benteng Rambi Randa 53 7. Makam Ince Sulaiman 53 8. Benteng Suo-Suo 54 9. Benteng Patua 55 3. Potensi Alam Bawah laut, Pesisir dan Daratan Pulau Kaledupa 56 3.1 Potensi Alam Bawah Laut 56 3.2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Kaledupa 57 1. Goa Alam “ Sangka’a Nukiye” 57 2. Benteng Tobelo 58 3. Benteng Kamali 58 4. Pantai Sombano 59 5. Pantai Langgira 59 6. Talaga Sombano 60 7. Goa Alam Darawa 60 8. Pantai Hoga 61 4. Potensi Alam Wilayah Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau Wangi-Wangi 62 4.1 Potensi Bawah Laut Wangi-Wangi 62 4.2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Wangi-Wangi 64 1. Pantai Moli’i Sahatu 65 2. Pantai Sousu 66 3. Pantai Waha 66 4. Panorama Puncak Waginopo 67 5. Gua Alam Bhewata di Kapota 68

PENUTUP 69

Page 4: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

iv

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Luas Wilayah Daratan Kabupaten Wakatobi Menurut Wilayah

Administrasi Kecamatan, Tahun 2013 4

Tabel 2. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013

4

Tabel 3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Kecamatan Tahun 2013

6

Tabel 4. Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Kelompok Usia Tahun 2013

8

Tabel 5. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Jenis Pekerjaan Utama Tahun 2013

9

Tabel 6. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Usia 15 Tahun ke atas menurut Pendidikan Tahun 2013

9

Tabel 7. Komposisi Penduduk Menurut Rumah Tangga Per Kecamatan di Kabupaten Wakatobi Tahun 2013

10

Tabel 8. Nilai dan Kontribusi Sektor Terhadap Struktur PDRB Kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2013

11

Tabel 9. Andil dan Kontribusi Sektor terhadap Pertumbuhan Ekonomi kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2013

13

Tabel 10. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis (Ha) 2011-2013 17 Tabel 11. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis (ton) 2011-2013 17 Tabel 12. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan

menurut Jenis 2011-2013 18

Tabel 13. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman dan Kecamatan (Ha) 2013

18

Tabel 14. Luas Panen Sayuran dan Buahan dipanen sekaligus menurut Jenis (Ha) 2011-2013

19

Tabel 15. Produksi Sayuran dan Buahan Dipanen Sekaligus Menurut Jenis (Kuintall) 2011-2013

19

Tabel 16. Luas Panen Sayuran dan Buahan Dipanen Berkali-kali Menurut Jenis (Ha) 2011-2013

19

Tabel 17. Jumlah Tanaman Menghasilkan Sayuran dan Buahan Tahunan Menurut Komoditas (Pohon), 2011-2013

20

Tabel 18. Areal Kawasan Hutan di Kabupaten Wakatobi Menurut Fungsinya Tahun 2013

21

Tabel 19. Luas Tanaman Berproduksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Ha) Tahun 2011-2013

23

Tabel 20. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Ton), di Kabupaten Wakatobi Tahun 2011-2013

23

Tabel 21. Luas Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman dan Kecamatan (Ha), 2013

24

Tabel 22. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman dan Kecamatan (Ton), 2013

24

Tabel 23. Jumlah KK Petani Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat, 2011-2013

25

Tabel 24. Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Ha) Tahun 2013

25

Tabel 25. Populasi Ternak Menurut Jenisnya (Ekor) 2011-2013 26 Tabel 26. Jumlah Ternak dan Unggas Menurut Jenis dan Kecamatan (Ekor),

2013 27

Page 5: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

v

Tabel 27. Produksi Ikutan Ternak Menurut Jenisnya (Kg), 2011 - 2013

27

Tabel 28. Produksi Perikanan Laut Menurut Jenis dan Kecamatan (Ton) Tahun 2013

29

Tabel 29. Lokasi-Lokasi penangkapan ikan tuna di wakatobi setiap bulan selama Tahun 2011-2013

30

Tabel 30. Jumlah Sarana Penangkap Ikan Menurut Jenis dan Kecamatan (Unit), 2013

31

Tabel 31. Jumlah Sarana Penangkap Ikan Menurut Jenis dan Kecamatan (Unit), 2013

31

Tabel 32. Kriteria presentase tutupan terumbu karang hidup, berdasarkan standar yang digunakan

63

Tabel 33. Persentase Tutupan Terumbu Karang di Lokasi Penyelaman 64

Page 6: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

vi

DAFTAR GRAFIK Halaman

Grafik 1. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2023 12 Grafik 2. Presentase Tutupan Terumbu Karang Hidup di Kab. Wakatobi 35 Grafik 3. Presentase Tutupan Terumbu Karang Keras 35 Grafik 4. Presentase Tutupan Terumbu Karang Lunak 36

Page 7: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

vii

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1.1 Letak Geografis Kabupaten Wakatobi 2 Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Kabupaten Wakatobi 3 Gambar 1.3 Wakatobi Dalam Posisi Pusat Segi Tiga Karang Dunia 13 Gambar 1.4 Zona Taman Nasional Wakatobi 14 Gambar 2.1 Wakatobi ditetapkan sebagai Cagar Biosfer oleh UNESCO 21 Gambar 2.2 Perkebunan Rakyat Kabupaten Wakatobi 22 Gambar 2.3 Beberapa Tanaman Hasil Perkebunan Rakyat Wakatobi 23 Gambar 2.4 Hasil Ternak Unggas Kabupaten Wakatobi 27 Gambar 2.5 Salah satu Hasil Laut di Kabupaten Wakatobi 28 Gambar 2.6 WPP 714 Laut Banda 29 Gambar 2.7 Sarana Penangkapan Ikan Kabupaten Wakatobi 31 Gambar 2.8 Ikan Tuna sebagai Salah satu hasil komoditas unggulan bidang

Kelautan Wakatobi 32

Gambar 2.9 Beberapa Jenis Ikan karang di Wakatobi 32 Gambar 2.10 Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Wakatobi 33 Gambar 2.11 Keindahan Bawah laut di Perairan Wakatobi 34 Gambar 2.12 Keindahan Bawah laut di Perairan Wakatobi 34 Gambar 2.13 Keindahan Bawah laut di Perairan Wakatobi 36 Gambar 2.14 Peta Lokasi Penyelaman Pulau Binongko 37 Gambar 2.15 Benteng Wali 38 Gambar 2.16 Benteng Tadu 39 Gambar 2.17 Benteng Baluara 40 Gambar 2.18 Benteng Watiua 41 Gambar 2.19 Benteng Palahidu 42 Gambar 2.20 Koncu Kapala 43 Gambar 2.21 Topa Waode Goa 43 Gambar 2.22 Topa La Bago 44 Gambar 2.23 Pantai Ooro 45 Gambar 2.24 Pantai Belaa 45 Gambar 2.25 Pantai Palahidu 46 Gambar 2.26 Pantai One Melangka 47 Gambar 2.27 Pantai Wee 47 Gambar 2.28 Hutan Mangrove 48 Gambar 2.29 Peta Daya Tarik Wisata bawah Laut di Pulau Tomia 49 Gambar 2.30 Jenis Hewan Unik Yang Dapat Ditemui di Perairan Wakatobi 49 Gambar 2.31 Pantai Huntete 50 Gambar 2.32 Pantai Onemobaa 50 Gambar 2.33 Keindahan Pantai Onemobaa 51 Gambar 2.34 Panorama Puncak kahianga 51 Gambar 2.35 Hutan Mangrove 52 Gambar 2.36 Liang Kuri-Kuri 52 Gambar 2.37 Benteng Rambi Randa 53 Gambar 2.38 Makam Ince Sulaiman 53 Gambar 2.39 Benteng Sou-Sou 54 Gambar 2.40 Benteng Patua 55 Gambar 2.41 Peta Daya Tarik Wisata Bawah Laut di Pulau Kaledupa 56

Page 8: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

viii

Gambar 2.42 Goa Alam “ Sangka’a Nukiye” 57 Gambar 2.43 Benteng Tobelo 58 Gambar 2.44 Benteng Kamali 58 Gambar 2. 45 Benteng Sombano 59 Gambar 2.46 Pantai Langgira 59 Gambar 2.47 Talaga Sombano 60 Gambar 2.48 Goa Alam Darawa 60 Gambar 2.49 Pantai Hoga 61 Gambar 2.50 Peta Daya Tarik Wisata Bawah Laut di Pulau Wangi Wangi 62 Gambar 2.51 Keindahan Bawah Laut Karang Wangi-Wangi 63 Gambar 2.52 Pantai Moli’i Sahatu 65 Gambar 2.53 Pantai Sousu 66 Gambar 2.54 Pantai Waha 66 Gambar 2.55 Panorama Puncak Waginopo 67 Gambar 2.56 Gua Alam Bhewata di kapota 68

Page 9: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

1

A. GAMBARAN UMUM DAERAH

Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Sulawesi

Tenggara yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2003

tentang pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten

Kolaka Utara.

Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Wakatobi sebagai daerah otonom

secara resmi ditandai dengan pelantikan Syarifudin Safaa, SH, MM sebagai Pejabat

Bupati Wakatobi pada tanggal 19 Januari 2004 sampai dengan tanggal 19 Januari

2006. Kemudian dilanjutkan oleh H. LM. Mahufi Madra, SH, MH sebagai Pejabat

Bupati selanjutnya sejak tanggal 19 Januari 2006 sampai dengan tanggal 28 Juni

2006.

Kemudian berdasarkan hasil pemilihan kepala daerah secara langsung maka

pada tanggal 28 Juni 2006 Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi yang terpilih yaitu Ir.

Hugua dan Ediarto Rusmin, BAE dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi,

SH atas nama Menteri Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 132.74-314 tanggal 13 Juni 2006 tentang pengesahan pengangkatan

Bupati Wakatobi Ir. Hugua dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:

132.74-315 tanggal 13 Juni 2006 tentang pengesahan pengangkatan Wakil Bupati

Wakatobi Ediarto Rusmin, BAE untuk masa bhakti 2006-2011.

Saat ini kepemimpinan daerah di Kabupaten Wakatobi dijabat oleh pasangan

Bupati dan Wakil Bupati Ir. Hugua dan H. Arhawi, SE sejak dilantik oleh Gubernur

Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE pada tanggal 28 Juni 2011 atas nama Menteri

Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 132.74-

403, tanggal 30 Mei 2011 tentang pengesahan pengangkatan Bupati Wakatobi Ir.

Hugua dan Wakil Bupati Wakatobi H. Arhawi, SE untuk masa bhakti 2011-2016.

BBAABB II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Page 10: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

2

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pemerintah daerah

berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan. Disamping itu, dalam rangka mewujudkan

pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang

bersih, bertanggungjawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara

efektif dan efisien dengan prinsip Tata Pemerintahan yang baik

(Good Governance), maka pemerintah daerah wajib untuk mengelola segenap

potensi yang dimiliki dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakatnya.

1. Kondisi Geografis

1.1. Kondisi Georafis

Letak geografis, Kabupaten Wakatobi berada dalam gugusan pulau-pulau di

jazirah Tenggara Kepulauan Sulawesi Tenggara, tepatnya di sebelah Tenggara

Pulau Buton. Secara astronomis terletak pada bagian selatan garis khatulistiwa,

membentang dari Utara ke Selatan pada posisi garis lintang 5º12’-6º25’ Lintang

Selatan (sepanjang kurang lebih 160 km) dan garis bujur 123º20’-124º39’ Bujur

Timur (sepanjang kurang lebih 120 km), sebagaimana disajikan pada Gambar 1

di bawah ini:

Posisi Geostrategis, Kabupaten

Wakatobi terletak pada posisi sangat

strategiskarena:

(1). Perairan laut Kabupaten

Wakatobi dilalui oleh jalur pelayaran

kawasan Timur dan Barat Indonesia;

(2). Ditinjau dari sisi bioregion, letak

geografis Kabupaten Wakatobi

sangat penting karena berada pada

kawasan yang sangat potensial

yakni diapit oleh Laut Banda dan

Laut Flores yang memiliki potensi

sumberdaya keragaman hayati

kelautan dan perikanan yang cukup

Gambar 1.1 Letak Geografis Kabupaten Wakatobi.

Page 11: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

3

besar; dan (3). Kabupaten Wakatobi

berada pada Pusat Kawasan Segi

Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle Center) yang meliputi 6 (enam) negara,

yakni Indonesia, Malaysia, Philipines, Papua New Guine, Solomon Island, dan

Timor Leste

1.2. Batas Administrasi

Wilayah Kabupaten Wakatobi diapit

oleh perairan laut Buton, laut

Banda dan laut Flores. Dengan

demikian, maka batas-batas

administratif daerah Kabupaten

Wakatobi berada pada wilayah

perairan laut, sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan

wilayah perairan laut Kabupaten

Buton dan Buton Utara

- Sebelah Timur berbatasan dengan

Laut Banda

- Sebelah Selatan berbatasan dengan

Laut Flores

- Sebelah Barat berbatasan dengan

wilayah perairan laut Kabupaten

Buton.

1.3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar 19.200 km², terdiri dari

daratan seluas ± 823 km² atau hanya sebesar 3%, dan luas perairan

± 18.377 km2 atau sebesar 97 % dari luas Kabupaten Wakatobi adalah perairan

laut. Secara administratif Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 wilayah kecamatan,

75 desa dan 25 kelurahan. Wilayah kecamatan terluas adalah kecamatan Wangi-

Wangi dengan luas 241 km² (29,40%) yang sekaligus merupakan wilayah

ibokota kabupaten, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah

Gambar 1. 2. Peta Batas Wilayah Kabupaten Wakatobi

Page 12: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

4

kecamatan Kaledupa, yaitu seluas 45,50 km² (5,53%), selengkapnya disajikan

pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Luas Wilayah Daratan Kabupaten Wakatobi Menurut Wilayah

Administrasi Kecamatan, Tahun 2013.

No Kecamatan Jumlah

Desa

Jumah

Kelurahan

Luas

Daratan

(km²)

Prosentase

(%)

1. Wangi-Wangi 14 6 241,98 29,40

2. Wangi-Wangi Selatan 18 3 206,02 25,03

3. Kaledupa 12 4 45,50 5,53

4. Kaledupa Selatan 10 - 58,50 7,11

5. Tomia 8 2 47.10 5,72

6 Tomia Timur 5 4 67,90 8,25

7 Binongko 5 4 93,10 11,31

8 Togo Binongko 3 2 62,90 7,64

Total 75 25 823,00 100,00

Sumber : Kabupaten Wakatobi Dalam Angka, 2013

1.4. Topografi

Kepulauan Wakatobi merupakan gugusan pulau-pulau karang yang

sebagian besar (70%) memiliki topografi landai, terutama dibagian selatan pulau

Wangi-Wangi, bagian utara dan selatan pulau Kaledupa, bagian Barat dan Timur

pulau Tomia, serta wilayah bagian selatan pulau Binongko, dengan ketinggian

tempat berkisar antara 3-20 meter diatas permukaan laut. Sedangkan bentuk

topografi perbukitan, berada di tengah-tengah pulau dengan ketinggian berkisar

antara 20-350 m dpl.

Selain bentangan pulau-pulau kecil, relief dan topografi, di Kabupaten Wakatobi

juga membentang Gunung Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Gunung Pangilia di

Pulau Kaledupa, Gunung Patua di Pulau Tomia dan Gunung Watiu’a di Pulau

Binongko. Pada puncak gunung di empat pulau besar tersebut, terdapat situs

peninggalan sejarah berupa benteng dan makam yang sangat erat kaitannya

Page 13: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

5

dengan penyebaran agama Islam di Kabupaten Wakatobi maupun sejarah

perkembangan kejayaan Kesultanan Buton, Tidore, dan Ternate. Situs sejarah

dimaksud ialah Benteng Liya, Benteng Tindoi, Benteng Patu’a, dan Benteng

Suosuo serta peninggalan benda-benda purbakala lainnya. Kesemuanya

merupakan aset daerah yang sangat berharga, terutama dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan sebagai obyek wisata budaya, baik nasional maupun

internasional

1.5. Hidrologi dan Geologi

Secara umum di Kabupaten Wakatobi tidak terdapat sungai yang mengalir

sepanjang tahun. Sumber mata air umumnya berasal dari air tanah (ground

water) dari wilayah perbukitan dan gua-gua karst yang oleh penduduk setempat

disebut “Tofa/Loba/Lia”. Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti DAS Posalu,

Banduha-nduha, dan Waginopo di Kecamatan Wangi-Wangi mempunyai peranan

penting pada ketersediaan air tanah. Dalam konteks ini, peranan vegetasi

terutama hutan sangat penting dalam konservasi air tanah. Permukaan air

terutama pada gua-gua karst dan sumur penduduk banyak dipengaruhi oleh naik

turunnya muka air laut, memberikan indikasi tentang pentingnya perlindungan

daerah pantai dari pengaruh abrasi.

Berdasarkan peta geologi Lembar Kepulauan Tukang Besi Sulawesi

Tenggara skala 1 : 25.000 tahun 1994 menunjukkan bahwa secara umum

formasi geologi Wakatobi dikelompokkan dalam formasi geologi Qpl dengan jenis

bahan induk batu gamping koral. Jenis tanah yang tersebar pada beberapa

tempat di empat pulau Kabupaten Wakatobi ialah jenis organisol, alluvial,

grumosol, mediteran, latosol, serta didominasi oleh podsolik. Formasi geologi

batuan daratan dengan bahan induk batu gamping jenis koral dan dominasi

tanah podsolik, secara umum mengindikasikan kesuburan tanah yang rendah

akibat pH dan bahan organik rendah. Terkait hal tersebut, pemerintah daerah

akan mencanangkan program pertanian terpadu yang berbasis ekologi

(integrated ecofarming).

1.6. Iklim dan Musim

Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, iklim di Kepulauan Wakatobi

termasuk tipe C, dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur: April–

Page 14: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

6

Agustus) dan musim hujan (musim barat: September–April). Musim angin barat

berlangsung dari bulan Desember sampai dengan Maret yang ditandai dengan

sering terjadi hujan. Musim angin timur berlangsung bulan Juni sampai dengan

September. Peralihan musim yang biasa disebut musim pancaroba terjadi pada

bulan Oktober-November dan bulan April-Mei.

Berdasarkan pencatatan dari Stasiun Meteorologi Kls III Betoambari, curah

hujan di Kepulauan Wakatobi 10 tahun terakhir berkisar antara 0,4-288,2 mm

(Gambar 5), curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata

mencapai 19,51 mm (Gambar 6). Jumlah hari hujan mengikuti pola jumlah

curah hujan dengan kisaran antara 1-19 hari hujan. Suhu udara maksimum

berkisar 31,5-34,40C dan suhu udara minimum berkisar pada 22,3-24,90C,

dengan kisaran suhu rata-rata antara 23,7-32,40C. Kelembaban udara antara

71-86%.

2. Gambaran Umum Demografi

2.1. Jumlah dan Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk Kabupaten Wakatobi menurut hasil sensus penduduk tahun 2010

adalah berjumlah 92,995 jiwa, terdiri dari laki-laki 44.640 jiwa dan perempuan

48.355 jiwa. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi menjadi

95.157 Jiwa. Komposisi dan penyebaran penduduk Kabupaten Wakatobi menurut

jenis kelamin per Kecamatan pada tahun 2013 selengkapnya disajikan pada

Tabel 2, sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Jenis Kelamin Tahun

2013.

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Wang-Wangi 11.724 12.304 24.028

2. Wangi-Wangi Selatan 12.055 13.071 25.126

3. Kaledupa 4.887 5.301 10.188

4. Kaledupa Selatan 3.037 3.744 6.781

5. Tomia 3.391 3.650 7.041

6. Tomia Timur 4.130 4.463 8.593

Page 15: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

7

7. Binongko 4.123 4.440 8.563

8. Togo Binongko 2.331 2.506 4.837

Jumlah 45.678 49.479 95.157

Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, Kondisi Juni 2013

Kepadatan penduduk Kabupaten Wakatobi pada tahun 2013 rata-rata 116

jiwa/km2. dengan pertumbuhan selama 10 tahun terakhir rata-rata 0,33% per

tahun. Wilayah yang tertinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan

Kaledupa yaitu rata-rata 224 jiwa/km2, dan terendah di kecamatan Togo

Binongko, yaitu rata-rata 77 jiwa/km2, selengkapnya disajikan pada Tabel 3,

sebagai berikut:

Tabel 3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Kecamatan Tahun

2013.

No. Kecamatan Luas (km2) Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2)

1 Wang-Wangi 241,98 24.028 99

2 Wangi-Wangi Selatan 206,02 25.126 122

3 Kaledupa 45,50 10.188 224

4 Kaledupa Selatan 58,50 6.781 116

5 Tomia 47,10 7.041 149

6 Tomia Timur 67,90 8.593 127

7 Binongko 93.10 8.563 92

8 Togo Binongko 62,90 4.837 77

Jumlah 823,00 95.157 116

Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, Kondisi Juni 2013

2.2. Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia

Berdasarkan kelompok usia, penduduk Kabupaten Wakatobi pada tahun

2013 adalah dominan pada kelompok usia produktif (usia 15 - 64 tahun), yaitu

sebesar 59,05% dari total penduduk atau mencapai 56.193 jiwa. Selebihnya

adalah kelompok usia belum produktif secara ekonomi (usia 0 - 14 tahun)

Page 16: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

8

sebanyak 32.635 jiwa (34,30%) dan kelompok usia non produktif (usia 0 - 14

usia 65 tahun ketas) sebanyak 6.329 jiwa (6,65%).

Komposisi penduduk Kabupaten Wakatobi berdasarkan kelompok usia

selengkapnya disajikan pada Tabel 4, sebagai berikut:

Tabel 4. Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Kelompok Usia Tahun 2013

Golongan Umur Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)

75 + 976 1.412 2.388 70 – 74 751 1.090 1.841 65 – 69 898 1.202 2.100 60 – 64 1.221 1.459 2.680 55 – 59 1.381 1.421 2.802 50 – 54 1.937 2.171 4.108 45 – 49 2.221 2.381 4.602 40 – 44 2.732 2.849 5.581 35 – 39 2.958 3.230 6.188 30 – 34 3.047 3.530 6.577 25 – 29 3.345 4.187 7.532 20 – 24 3.062 3.768 6.830 15 – 19 4.540 4.753 9.293 10 – 14 5.769 5.421 11.190

5 – 9 5.556 5.496 11.052 0 – 4 5.284 5.109 10.393

Jumlah 45.678 49.479 95.157 Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, Kondisi Juni 2013

2.3. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Komposisi penduduk Kabupaten Wakatobi menurut jenis pekerjaan utama

sampai dengan tahun 2013 masih dominan (45,96%) yaitu sebesar 17.411 jiwa

bekerja pada sektor pertanian. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 5,

sebagai berikut:

Page 17: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

9

Tabel 5. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Jenis Pekerjaan Utama Tahun 2013

No. Lapangan Usaha Utama Laki-Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persen (%)

1. Pertanian 10.215 7.196 17.411 45,96 2. Pertambangan, Penggalian 84 26 110 0,29 3. Industri 436 498 934 2,47 4. Listrik, Air 47 9 56 0,15 5. Konstruksi 2.119 15 2.134 5,63 6. Perdagangan, Akomodasi 2.990 5.573 8.563 22,60 7. Transportasi, Komunikasi 2.796 14 2.810 7,42 8. Keuangan, Persewaan 175 25 200 0,53 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial 2.950 2.716 5.666 14,96

Jumlah 21,812 16.072 37.884 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, Olahan Sakernas Agustus 2013

2.4. Komposisi Penduduk Menurut Pendidkan

Penduduk Kabupaten Wakatobi umur 15 tahun keatas umumnya telah

mengenyam pendidikan formal. Berdasakan hasil sensus penduduk tahun 2013,

sebagian besar (71,20%) telah menamatkan pendididikan formal, yaitu SD

sederajat 26,50%, SMP sederajat 20,08%, SMA sederajat 18,98%

Diploma(D1/D2/D3) 1,85% dan Sarjana (S1/S2/S3) 3,80%. Data selengkapnya

disajikan pada Tabel 6, sebagai berikut : Tabel 6. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Usia 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tahun 2013

No. Pendidikan Tertinggi Laki-Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persen (%)

1 Tidak Pernah Sekolah 1.642 4.731 6.373 10,37 2 Tidak Tamat SD 4.643 6.676 11.319 18,42 3 SD sederajat 7.913 8.371 16.284 26,50 4 SMP sederajat 6.609 5.728 12.337 20,08 5 SMA sederajat 5.792 5.867 11.659 18,98 6 Diploma (D1/D2/D3) 578 558 1.136 1,85 7 Sarjana(S1/S2/S3) 1.391 942 2.333 3,80

Jumlah 28.568 32.873 61.441 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, Olahan Sakernas Agustus 2013

2.5. Kompsisi Penduduk Menurut Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga di Kabupaten Wakatobi pada tahun 2013 adalah sebanyak 23.054 rumah tangga dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4,1 jiwa. Rincian jumlah rumah tangga per Kecamatan selengkapnya disajikan pada Tabel 7 sebagai berikut :

Page 18: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

10

Tabel 7. Komposisi Penduduk Menurut Rumah Tangga Per Kecamatan di Kabupaten Wakatobi Tahun 2013.

No. Kecamatan Rumah Tangga

Penduduk (Jiwa)

Penduduk per Rumah Tangga

(Jiwa) 1. Wang-Wangi 5.655 24.028 4,2 2. Wangi-Wangi Selatan 5.669 25.126 4,2 3. Kaledupa 2.625 10.188 3,9 4. Kaledupa Selatan 1.860 6.781 3,6 5. Tomia 1.825 7.041 3,9 6. Tomia Timur 2.264 8.593 3,8 7. Binongko 2.038 8.563 4,2 8. Togo Binongko 1.122 4.837 4,3

Jumlah 23.054 95.157 4,1 Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, Kondisi per Desember 2013

3. Gambaran Perekonomian Daerah

3.1. Struktur Perekonomian Daerah

Selama periode tahun 2009-2013, kontribusi sektor primer terhadap PDRB

baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) terus mengalami penurunan yaitu untuk pada PDRB ADHB menurun dari

48,54% pada tahun 2009 menjadi 43,26% tahun 2013 dan pada PDRB ADHK

menurun dari 38,58% pada tahun 2009 menjadi 33,16% tahun 2013. Sedangkan

kontribusi sektor sekunder terus mengalami kenaikan, yaitu pada PDRB ADHB

meningkat dari 8,26% pada tahun 2009 menjadi 10,15% tahun 2013 dan pada

PDRB ADHK, meningkat dari 12,22% pada tahun 2009 menjadi 14,47% tahun

2013. Demikian halnya sektor tersier juga mengalami peningkatan, yaitu pada

PDRB ADHB meningkat dari 43.21% pada tahun 2009 menjadi 46,59% tahun

2013 dan pada PDRB ADHK, meningkat dari 49,20% pada tahun 2009 menjadi

52,37% tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur perekonomian

Kabupaten Wakatobi mulai mengarah pada struktur ekonomi modern. Struktur

perekonomian Kabupaten Waktobi 2009-2013, dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai

berikut:

Page 19: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

11

Tabel 8. Nilai dan Kontribusi Sektor Terhadap Struktur PDRB Kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2013.

No U r a i a n Nilai dan Konribusi Sektor Terhadap PDRB 2009 2010 2011 2012 2013***)

(Milyar) % (Milyar) % (Milyar) % (Milyar) % (Milyar) % I, Konribusi Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku A Sektor Primer 342,68 48,54 377,73 46,83 428,96 46,00 468,39 44,37 514,37 43,26 1 Pertanian,Perkebunan,

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

321,01 45,47 351,72 43,60 396,81 42,55 431,46 40,87 472,35 39,72

2 Pertambangan dan Penggalian

21,68 3,07 26,01 3,23 32,15 3,45 36,93 3,50 42,02 3,53

B Sektor Sekunder 58,28 8,26 70,82 8,78 85,52 9,17 101,67 9,63 120,69 10,15 3 Industri Pengolahan 20,07 2,84 22,39 2,78 27,77 2,98 32,97 3,12 37,76 3,18 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,44 0,77 6,40 0,79 7,53 0,81 9,00 0,85 11,12 0,94 5 Konstruksi/Bangunan 32,78 4,64 42,03 5,21 50,23 5,39 59,71 5,66 71,80 6,04 C Sektor Tersier 305,07 43,21 358,06 44,39 418,10 44,83 485,69 46,00 554,04 46,59 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 132,55 18,77 165,96 20,58 197,65 21,19 232,64 22,04 270,70 22,76

7 Pengangkutan dan Komunikasi

15,15 2,15 17,79 2,21 20,33 2,18 23,17 2,19 26,52 2,23

8 Keuangan, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan

41,36 5,86 46,98 5,82 55,12 5,91 69,30 6,56 79,32 6,67

9 Jasa-Jasa 116,01 16,43 127,33 15,79 145,00 15,55 160,58 15,21 177,51 14,93 Total PDRBHarga Berlaku 706,03 100,00 806,61 100,00 932,58 100,00 1.055,76 100,00 1.189,09 100,00

II, Konribusi Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan A Sektor Primer 90,56 38,58 96,82 36,98 104,12 36,03 107,98 34,10 113,63 33,16 1 Pertanian, Perkebunan,

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

80,02 34,09 84,63 32,33 89,64 31,02 91,88 29,02 95,96 28,00

2 Pertambangan dan Penggalian

10,54 4,49 12,19 4,66 14,49 5,01 16,10 5,09 17,67 5,16

B Sektor Sekunder 28,67 12,22 33,48 12,79 38,44 13,30 44,02 13,90 49,59 14,47 3 Industri Pengolahan 11,78 5,02 12,66 4,84 14,95 5,17 17,15 5,42 18,88 5,51 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,77 0,75 2,03 0,78 2,31 0,80 2,74 0,86 3,14 0,92 5 Konstruksi/Bangunan 15,12 6,44 18,79 7,18 21,18 7,33 24,13 7,62 27,57 8,04 C Sektor Tersier 115,47 49,20 131,49 50,23 146,41 50,67 164,62 51,99 179,46 52,37 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 40,42 17,22 48,73 18,61 54,87 18,99 61,72 19,49 68,50 19,99

7 Pengangkutan dan Komunikasi

6,95 2,96 8,37 3,20 9,27 3,21 10,56 3,33 11,55 3,37

8 Keuangan, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan

18,40 7,84 20,62 7,87 23,17 8,02 28,37 8,96 31,42 9,17

9 Jasa-Jasa 49,70 21,18 53,78 20,54 59,10 20,45 63,97 20,21 68,00 19,84 Total PDRBHarga Konstan 234,70 100,00 261,79 100,00 288,98 100,00 316,61 100,00 342,69 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi, 2009 - 2013, diolah

Keterangan: ***) = Angka Sangat Sementara.

Page 20: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

12

3.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wakatobi selama tahun 2009 sampai tahun 2013 cenderung menurun, yaitu pada tahun 2009 tumbuh 13,67%, sedangkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 8,24%. Perkembangan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 terlihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

Grafik 1. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2013

Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi selama tahun 2009-2013

adalah rata-rata sebesar 10,68%. Tiga sektor pendukung utama yang

memberikan andil dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Wakatobi adalah: (1). Sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan andil rata-

rata sebesar 2,87% atau memberikan kontribusi rata-rata 26,57%, (2). Sektor

jasa-jasa dengan andil rata-rata sebesar 1,93% atau memberikan kontribusi rata-

rata 19,06%, dan (3). Sektor pertanian dengan andil rata-rata sebesar 1,71%

atau memberikan kontribusi rata-rata 15,48%. Andil dan Kontibusi dari masing-

masing sektor terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi tahun 2009-

2013 secara rinci disajikan pada Tabel 9 di bawah ini:

(a) Nilai PDRB b) Pertumbuhan Ekonomi

706,03 806,61932,58

1.055,761.189,09

234,70 261,79 288,98 316,61 342,69

0200400600800

100012001400

2009 2010 2011 2012 2013

(Mily

ar R

upiah

)

TahunPDRB Harga Berkaku PDRB Harga Konstan

13,67

11,5410,38

9,368,24

5.0 6.0 7.0 8.0 9.0

10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0

2009 2010 2011 2012 2013( %

)Tahun

Pertumbuhan Ekonomi

Page 21: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

13

Tabel 9. Andil dan Kontibusi Sektor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wakatobi Tahun 2009-2013.

No Sektor Andil dan Kontribusi (%) Rata-Rata 2009 2010 2011 2012 2013***)

Andil Kontri-busi Andil Kontri-busi

Andil Kontri-busi

Andil Kontri-busi

Andil Kontri-busi

Andil Kontri-busi

1, Pertanian 3,15 23,03 1,96 17,01 1,91 18,44 0,77 8,09 1,29 15,67 1,82 16,45

2, Pertambangan dan Penggalian

0,47 3,43 0,71 6,12 0,88 8,43 0,56 5,85 0,50 6,01 0,62 5,97

3, Industri Pengolahan

0,67 4,94 0,38 3,26 0,87 8,42 0,76 7,96 0,55 6,65 0,65 6,24

4, Listrik, Gas dan Air Bersih

0,11 0,82 0,11 0,96 0,11 1,02 0,15 1,55 0,13 1,56 0,12 1,18

5, Bangunan 1,48 10,83 1,56 13,54 0,91 8,80 1,02 10,67 1,09 13,18 1,21 11,40

6, Perdagangan, Hotel dan Restoran

4,49 32,81 3,54 30,65 2,35 22,61 2,37 24,76 2,14 26,00 2,98 27,37

7, Pengangkutan dan Komunikasi

0,59 4,35 0,60 5,23 0,34 3,32 0,45 4,67 0,31 3,80 0,46 4,27

8, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

0,41 3,01 0,94 8,18 0,98 9,40 1,80 18,81 0,96 11,69 1,02 10,22

9, Jasa-Jasa 2,29 16,78 1,74 15,05 2,03 19,56 1,69 17,64 1,27 15,44 1,80 16,90

Pertumbuhan Ekonomi 13,67 100,00 11,54 100,00 10,38 100,00 9,56 100,00 8,24 100,00 10,68 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Wakatobi 2009-2013, di olah

Keterangan: ***) = Angka Sangat Sementara.

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, Kabupaten

Wakatobi membuka diri untuk penanaman investasi. Potensi investasi di

Kabupaten Wakatobi terdiri dari berbagai sektor, terutama sektor kelautan dan

perikanan serta pariwisata yang menjadi unggulan Kabupaten Wakatobi. Potensi

investasi di bidang pariwisata antara lain meliputi usaha wisata pantai, wisata

laut/bahari (bawah laut) dan wisata budaya.

Gambar 1.3 Wakatobi Dalam Posisi Pusat Segi

Tiga Karang Dunia

Kabupaten Wakatobi berada pada Pusat Segi Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle Center) dan memiliki jumlah keanekaragaman hayati kelautan tertinggi di dunia, yakni 750 jenis karang dari 850 spesies karang dunia, 900 jenis ikan dunia dengan 46 dive sites teridentifikasi (salah satunya Marimabok). Wakatobi memiliki 90.000 ha terumbu karang dan atol Kaledupa (48 km) yang merupakan atol tunggal terpanjang di dunia (Operation Wallacea, 2006).

Page 22: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

14

Kekayaan dan keanekaragaman jenis biota laut tersebut sangat menjanjikan

apabila dikelola secara profesional, karena disamping potensinya cukup besar,

juga mempunyai nilai jual tinggi, baik di pasar domestik maupun pasar

internasional. Disamping itu terdapat potensi wisata budaya yang memiliki

keunikan tersendiri yang dijumpai di semua pulau di Kabupaten Wakatobi.

Potensi pariwisata ini merupakan salah satu sektor unggulan pembangunan yang

diharapkan dapat memacu laju pertumbuhan pembangunan dan mengangkat

nama Kabupaten Wakatobi bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di manca

negara.

Oleh karena potensi kekayaan dan keanekaragaman hayati laut tersebut,

maka Pemerintah RI melalui Menteri Kehutanan menetapkan Wakatobi sebagai

Taman Wisata Alam Laut (SK Menteri Kehutanan RI nomor 462/KPTS-II/1995).

Selanjutnya pada tahun 1996 ditingkatkan statusnya menjadi wilayah konservasi

dengan status Taman Nasional (SK Menteri Kehutanan RI nomor 393/Kpts-

VI/1996). Kondisi ini menempatkan Kabupaten Wakatobi menjadi spesifik dan

unik, dimana Wakatobi sebagai daerah otonom sekaligus daerah konservasi laut

(Kabupaten konservasi) baik dalam konteks ruang wilayah provinsi Sulawesi

Tenggara maupun dalam skala yang lebih luas.

Pada tahun 2007 Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi menerapan

konsep konservasi melalui Zonasi Taman Nasional Wakatobi yang telah

disingkronisasikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (Gambar 4), yang dibagi

menjadi zona inti, zona perlindungan bahari, zona wisata, zona pemanfaatan

tradisional, zona pemanfaatan umum dan zona khusus untuk perlindungan

keanekaragaman hayati terestrial, diharapkan akan dapat menjamin pelestarian

sumber daya alam hayati sekaligus menjaga keberlangsungan perekonomian

masyarakat dan pembangunan ekonomi Kabupaten Wakatobi.

Gambar 1.4 Zona Taman Nasional Wakatobi

Gambar 4. Peta Zonasi Taman Nasional Wakatobi

Page 23: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

15

Kebijakan ekonomi makro Kabupaten Wakatobi diarahkan pada

peningkatan pertumbuhan Ekonomi Daerah melalui upaya peningkatan

fasilitas penunjang sektor unggulan daerah, yaitu sektor Perikanan dan

Kelautan serta Pariwisata. Kebijakan strategis yang ditempuh Pemerintah

Daerah Kabupaten Wakatobi dalam meningkatkan peranan dari sektor

penggerak utama perekonomian tersebut adalah melalui peningkatan

pembangunan sarana dan prasarana ekonomi dasar di wilayah-wilayah yang

memiliki potensi dan daya dorong lebih baik untuk dikembangkan seperti

pembangunan jalan, pelabuhan laut dan udara, kemudahan perizinan dan

kepastian berusaha dengan tetap memperhatikan wilayah lainnya secara

seimbang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud penyusunan Data Base Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kabupaten

Wakatobi Tahun 2014 ini adalah:

a. Mengidentifikasi potensi sumber daya alam dan ekosistem Kabupaten Wakatobi.

b. Mengidentifikasi persebaran potensi sumber daya alam dan ekosistem Kabupaten

Wakatobi di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Wakatobi.

2. Tujuan

Tujuan Penyusunan Data Base Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kabupaten

Wakatobi Tahun 2014 ini adalah:

a. Memberikan informasi tentang potensi sumber daya alam dan ekosistem

Kabupaten Wakatobi.

b. Memberikan Informasi persebaran potensi sumber daya alam dan ekosistem

Kabupaten Wakatobi.

c. Sebagai informasi dan bahan dalam pengambilan keputusan/kebijakan

perencanaan pembangunan daerah.

d. Menyajikan informasi yang lebih komprehenship tentang potensi dan peluang

investasi;

Page 24: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

16

C. METODOLOGI

1. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam Penyusunan Data Base Sumber Daya Alam

dan Ekosistem Kabupaten Wakatobi Tahun 2014 adalah data sekunder yang

dihimpun melalui data base potensi sumber daya alam dan ekosistem pada

SKPD/instansi terkait.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis dekspritif secara kualitatif dan

kuantitatif.

3. Organisasi Pelaksana

Penanggungjawab pelaksana kegiatan adalah Bagian Administrasi Ekonomi

dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Wakatobi.

4. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelasanaan kegiatan Penyusunan Data Base Potensi Sumber Daya

Alam dan Ekosistem Kabupaten Wakatobi Tahun 2014 dilaksanakan selama 90

(sembilan puluh) hari kalender mulai dari tanggal 1 September sampai dengan 30

November 2014.

5. Biaya

Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Kabupaten Wakatobi Tahun Anggaran 2014, melalui DPA Sekretariat

Daerah Kabupaten Wakatobi Bagian Administrasi Ekonomi dan Sumber Daya Alam.

Page 25: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

17

A. Sektor Pertanian

Pada Sektor Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Wakatobi, capaian hasil tanaman pertanian untuk tahun 2011-2013 tergambar pada tabel berikut :

Tabel 10. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis (Ha), 2011-2013

No Komoditi 2011 2012 2013 1 Padi Sawah - - -

2 Padi Ladang 11 1 -

3 Jagung 40 197 378

4 Ubi Kayu 948 466 1094

5 Ubi Jalar 8 10 11

6 Kacang Tanah - 3 26

7 Kacang Kedele - - -

8 Jagung Muda - 406 27

9 Talas - - 16

Sumber : Survei Pertanian, BPS

Tabel 11. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis (Ton) 2011-2013

No Komoditi 2011 2012 2013 1 Padi Sawah - - -

2 Padi Ladang 35 3 -

3 Jagung 93 514 708

4 Ubi Kayu 17518 9235 23837

5 Ubi Jalar 66 79 81

6 Kacang Tanah - 2 16

7 Kacang Kedele - - -

8 Talas - - 34

Sumber : Survei Pertanian, BPS

BBAABB IIII DDAATTAA PPOOTTEENNSSII SSUUMMBBEERR DDAAYYAA AALLAAMM DDAANN EEKKOOSSIISSTTEEMM

Page 26: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

18

Tabel 12. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis, 2013

No Komoditi Luas Panen

(Ha) Produktivitas

(Kw/Ha) Produksi

(Ton) 1 Padi Sawah - - -

2 Padi Ladang - - -

3 Jagung 378 18,73 708

4 Ubi Kayu 1094 217,89 23837

5 Ubi Jalar 11 73,64 81

6 Kacang Tanah 26 6,15 16

7 Kacang Kedele - - -

8 Talas 16 21,25 34

Sumber : Survei Pertanian, BPS

Tabel 13. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman dan Kecamatan (Ha), 2013

No Kecamatan Jagung Ubi Kayu Ubi

Jalar Kacang Tanah

Talas Lainnya

1 Binongko 9 77 2 2 1 2

2 Togo Binongko 21 89 3 - 2 2

3 Tomia 19 83 2 2 - 3

4 Tomia Timur 23 94 1 - 2 3

5 Kaledupa 94 94 1 3 1 -

6 Kaledupa Selatan 145 117 1 1 1 -

7 Wangi-Wangi 33 278 - 18 8 8

8 Wangi-Wangi Selatan

34 262 1 - 1 9

Wakatobi 378 1094 11 26 16 27

Survei Pertanian, BPS B. Holtikultura

Untuk mengetahui luas panen dan jumlah produksi jenis holtikultura (sayur-

sayuran, bawang dan berbagai jenis tanaman semusin lainnya), maka dapat dilihat

pada table-tabel dibawah ini :

Page 27: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

19

Tabel 14. Luas Panen Sayuran dan Buahan dipanen sekaligus menurut Jenis (Ha) 2011-2013

No Jenis

Tanaman 2011 2012 2013

1 Bawang Merah 12 6 28

2 Kembang Kol - 2 -

3 Sawi 23 6 20

4 Kacang Merah 1 2 7

Sumber : Survei Pertanian Holtikultura-SBS, BPS

Tabel 15. Produksi Sayuran dan Buahan Dipanen Sekaligus Menurut Jenis (Kuintall) 2011-2013

No Jenis

Tanaman 2011 2012 2013

1 Bawang Merah 316 62 145

2 Kembang Kol - 4 -

3 Sawi 542 10 61

4 Kacang Merah 35 8 27

Sumber : Survei Pertanian Holtikultura-SBS, BPS

Tabel 16. Luas Panen Sayuran dan Buahan Dipanen Berkali-kali Menurut Jenis (Ha) 2011-2013

No Jenis Tanaman 2011 2012 2013 1 Kacang Panjang 72 19 42

2 Cabe Besar 69 7 1

3 Cabe Rawit 99 10 8

4 Tomat 98 17 27

5 Terong 181 18 28

6 Buncis - - 1

7 Ketimun 5 8 11

8 Labu Siam - - 1

9 Kangkung 91 17 57

10 Bayam 53 8 12

11 Semangka 7 7 3

Sumber : Survei Pertanian Holtikultura-SBS, BPS

Page 28: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

20

Tabel 17. Jumlah Tanaman Menghasilkan Sayuran dan Buahan Tahunan Menurut Komoditas (Pohon), 2011-2013

No Jenis Tanaman 2011 2012 2013 1 Alpukat 25 28 77

2 Belimbing 183 14 597

3 Jambu Biji 3215 1696 1797

4 Jambu Air 1319 1198 1029

5 Jeruk Siam 205 50 1030

6 Jeruk Besar 602 156 540

7 Mangga 7422 5873 5491

8 Nangka 4301 2757 3662

9 Nenas 3566 2647 1952

10 Pepaya 13324 11949 5299

11 Pisang 12365 17613 8636

12 Sirsak 1505 2207 1505

13 Sukun 750 995 933

14 Melinjo - - 50

Sumber : Survei Pertanian Holtikultura-SBS, BPS

C. Kehutanan

Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi pembangunan

berkelanjutan baik dari segi ekologi. Total wiayah hutan pada wilayah sudah

berkembang, serta jumlah seluruh hutan alamiah dan wilayah perkebunan pada

daerah tropis dan sedang berkembang.

Jenis hutan berdasarkan fungsinya yang terdapat di kabupaten wakatobi pada

tahun 2013 yaitu hutan lindung, hutang adat, hutan rakyat dan hutan mangrove

yang terbatas dengan lahan masing-masing dimana hutan lindung dengan luas :10.

021,75 Ha, hutan adat dengan luas : 100,12 Ha, hutan rakyat dengan luas :

8.687Ha dan hutan mangrove dengan luas 1.200 Ha. Dengan demikian luas areal

hutan dikabupaten wakatobi seluas 20.008,87 Ha. Prosentase jenis hutan tersebut

dapat dilihat pada Tabel berikut :

Page 29: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

21

Tabel 18. Areal Kawasan Hutan di Kabupaten Wakatobi Menurut Fungsinya Tahun 2013 No Kawasan Hutan

Menurut Fungsinya Luas Total

(Ha) Lokasi

Per Pulau Luas (Ha)

Ket.

1. Hutan Lindung 10.021,75 Wangi-Wangi 6.632,06 Kaledupa 1.008,73 Tomia 1.337,01 Binongko 1.043,95

2. Hutan Adat 100,12 Hutan Kota (Motika Mandati)

15,4

Kaindea Teo 12 Kaindea Malarau

9,8

Kaindea Kareke 50 HL Kaindea Wanse 12,92 HL Hutan Lagiampa 18 HL

3. Hutan Rakyat 8.687 - - 4. Hutan Mangrove 1.200 - -

Gambar 2.1 Wakatobi Ditetapkan Sebagai Cagar Biosfer oleh UNESCO

Page 30: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

22

D. Perkebunan

Perkebunan adalah tegakan hutan yang ditanam secara sengaja, dengan

pembentukan hutan baru maupun penghutanan kembali, baik untuk kepentingan

industri serta nonindustri. Penghutanan kembali tidak meliputi regenerasi pohon tua

(baik regenerasi alamiah maupun melalui kegiatan manajemen hutan),walapun

beberapa Negara mungkin melaporkan regenerasi sebagai penghutanan kembali.

Banyak jenis pohon yang juga ditanam untuk kepentingan non industri, misalnya

keperluan kayu warga desa, dimana umumnya tidak di masukan dalam kegiatan

penghutanan kembali . luas areal perkebunan rakyat di kabupaten wakatobi tahun

2008 mencapai 5.945 ha dan penggunaan tegal/kebun seluas 9.621 ha.

Gambar 2.2

Kawasan perkebunan yang dominan dikembangkan di kabupaten wakatobi

adalah kelapa dan jambu mete, dimana luasan areal perkebunan kelapa sekitar

3.513 ha dan jambu mete sekitar 676 ha. Jenis komoditas perkebunan lainnya yang

ada di kabupaten wakatobi adalah aren, asam jawa, cengkeh, kakao, kapuk, kelapa

hibrida dan kemiri yang tentunya dengan luas tanam dan hasil panen yang masih

terbatas. Hasil perkebunan dan jambu mete hanya ditujukan untuk kebutuhan

kabupaten wakatobi sendiri, bahkan jumlahnya masih belum mencukupi.

Page 31: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

23

Tabel 19. Luas Tanaman Berproduksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Ha) Tahun 2011-2013

No Komoditas 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) 1 Kelapa Dalam 3 192 3 194 815,32 2 Kopi 28 30 28,6 3 Kapuk 4 3 3 4 Pala 4 4 4 5 Cengkeh 9 9 10 6 Jambu mete 545 545 548,15 7 Kemiri 3 3 3 8 Coklat 40 40 40,5 9 Enau/Aren 19 19 19,7 10 Kelapa Hibrida 13 15 15,05 11 Asam Jawa 38 23 26,57 12 Pinang 10 10 10,4

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi

Tabel 20. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Ton), di Kabupaten Wakatobi Tahun 2011-2013

No Komoditas 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) 1 Kelapa Dalam 1 971 4 747 26 547,28 2 Kopi 8 2 271 3 Kapuk 1 0,2 - 4 Pala 1 0,4 - 5 Cengkeh 4 6 151,4 6 Jambu mete 120 360 5 188,09 7 Kemiri 1 1 - 8 Coklat 21 46 356,65 9 Kelapa Hibrida 8 21 492 10 Asam Jawa 16 31 171,26 11 Pinang 1 1 194,4

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi Gambar 2.3

Page 32: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

24

Tabel 21. Luas Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman dan Kecamatan (Ha), 2013

NO Kecamatan

Kelapa Dalam

Kopi Kapuk Pala cengkeh Jambu Mete

Kemiri Coklat Enau Kelapa Hibrida

Asam Jawa

Pinang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Binongko 2,61 - - - - 2,15 - - - - 15,87 -

2 Togo Binongko 1,51 - - - - 1 - - - - 2 - 3 Tomia 43 2,3 - - - 67 - 3,5 - 4 1 - 4 Tomia Timur 18 11 - 3 - 24 1 2 - 1 4 - 5 Kaledupa 149,7 - - - - 126 - 13 - 8,5 - - 6 Kaledupa Selatan 89 - - - - 65 - 9 - - - - 7 Wangi-Wangi 424 12 2 1 9 224 2 10 13 2 3 10 8 Wangi-Wangi Selatan 103 3,3 1 - 1 39 - 3 6,7 - 0,7 0,4

Wakatobi 830,82 28,6 3 4 10 584,15 3 28,6 19,7 15,5 26,57 10,4

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi Tabel 22. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman dan Kecamatan (Ton), 2013

NO Kecamatan

Kelapa Dalam

Kopi Cengkeh Jambu Mete

Coklat Kelapa Hibrida

Asam Jawa

Pinang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Binongko 471,76 - - 570 - - 9,18 - 2 Togo Binongko 32,02 - - 6,7 - - 56,68 - 3 Tomia 516,7 36,8 - 15,14 24,15 52 - - 4 Tomia Timur 494 - - 180 14 30 24 - 5 Kaledupa 5093,2 - - 18,25 123,5 322 - - 6 Kaledupa Selatan 3204 - - 97 86 - - - 7 Wangi-Wangi 7970,6 144 131,24 4000 70 88 66 180 8 Wangi-Wangi Selatan 8775 79,2 30 388,3 39 - 15,4 14,4

Wakatobi 26547,28 271 151,4 5 188,09 356,65 492 171,26 194,4 Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi

Page 33: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

25

Tabel 23. Jumlah KK Petani Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat, 2011-2013

No Komoditas 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) 1 Kelapa Dalam 4 306 4 306 4 402

2 Kopi 275 255 280

3 Kapuk - 40 40

4 Pala 16 16 28

5 Cengkeh 164,5 152 152

6 Jambu mete 2 773,5 2 741 2 729

7 Kemiri 30 30 43

8 Coklat 325 311 311

9 Enau/Aren 16 16 43

10 Kapas - - -

11 Kelapa Hibrida 222 222 222

12 Tembakau - - -

13 Asam Jawa 493 418 435

14 Pinang 176 165 157

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi

Tabel 24. Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Ha) Tahun 2013

No Komoditas TBM TM TTM Total (1) (2) (3) (4)

1 Kelapa Dalam 218,43 815,32 62,66 1072,42 2 Kopi 7,2 28,6 8,8 44,6 3 Kapuk 0,4 3 - 3,4 4 Pala - 4 1 5 5 Cengkeh 2 10 7 19 6 Jambu mete 99,55 548,15 15 667,7 7 Kemiri 1 3 1 5 8 Coklat 2 40,5 7 51,5 9 Enau/Aren 5 19,7 1 25,7 10 Kelapa Hibrida 2 15,5 3 20,5 11 Asam Jawa 419,02 26,57 4,88 50,2 12 Pinang 2,8 10,4 1 14,2

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi

Page 34: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

26

E. Peternakan

Peternakan merupakan salah satu komponen dalam system usaha tani

lahan kering yang mempunyai hubungan paling kuat dengan sub system

lainnya. Populasi ternak terbanyak di Kabupaten Wakatobi ialah ayam buras

dan terus menagalami peningkatan dari tahun ke tahun. Populasi sapi juga terus

meningkat. Senaliknya populasi kambing yang terus menagalami penurunan.

Sesuai dengan potensinya makan rencana pengembangan peternakan di

Kabupaten Wakatobi diarahkan pada ternak besar, yaitu kambing dan sapi

dengan tetap mempertahankan populasi ternak lainnya. Potensi untuk

penggembalaan ternak ialah seluas 1.759,5 Ha. Rencana wilayah pengembangan

sektor peternakan adalah di pulau Kaledupa dan Tomia. Selain intensifikasi,

pengembangan peternakan juga diarahkan pada sistem pertanian terpadu

berbasis ekologi (integrated ecofaming system), yaitu mengintegrasikan

peternakan ke dalam pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan

(Agro-Forestry Pasteur). Dalam konteks ini, selain sapid an kambing, juga dapat

dikembangkan ayam buras dan ras.

Berikut ini adalah beberapa table tentang populasi ternak menurut

jenisnya, jumlah ternak dan unggas menurut jenis dan kecamatan, dan produksi

ikutan ternak menurut jenisnya

Tabel 25. Populasi Ternak Menurut Jenisnya (Ekor) 2011-2013

No Jenis Ternak 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 1 Sapi / Cow 858 858 1010

2 Kambing 6712 6712 7681

3 Ayam Kampung / Native Chiken

22948 22948 24971

4 Ayam Ras / Broiler 2554 2554 29324

5 Itik / Duck 4948 4948 5307

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi

Page 35: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

27

Tabel 26. Jumlah Ternak dan Unggas Menurut Jenis dan Kecamatan (Ekor), 2013

NO Kecamatan

Sapi

Kambing Ayam Kampung

Ayam Ras

Bebek

(1) (2) (3) (6) (7) (9) 1 Binongko - 880 1.320 - 332 2 Togo Binongko - 725 1.201 - 140

3 Tomia 95 918 1.112 450 158

4 Tomia Timur 54 871 1.450 - 185

5 Kaledupa 349 799 1.075 - 212

6 Kaledupa Selatan 90 894 1.100 1.200 390

7 Wangi-Wangi 290 1.562 10.483 18.080 2.980

8 Wangi-Wangi Selatan

132 1.032 7.230 9594 910

Wakatobi 1.010 7.681 24.971 29.324 5.307

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi Gambar 2.4

Tabel 27. Produksi Ikutan Ternak Menurut Jenisnya (Kg), 2011 - 2013

No Jenis Ternak 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 1 Kulit Sapi - - 16

2 Kulit Kambing - - 161

3 Telur Ayam Kampung

22.356 22.356 1.369

4 Telur Ayam Ras 3.195 3.195 -

5 Telur Itik 18.463 18.463 1.013

Sumber Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi

Page 36: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

28

F. SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN

Kegiatan budidaya perikanan di Kabupaten Wakatobi yang berpeluang

dikembaangkan adalah budidaya keramba dan tambak. Peluang tersebut

didukung oleh ketersediaan lahan yang tersebar diseluruh kecamatan. Oleh

karena itu, dalam rentang lima tahun (2012-2016), pengembangan budidaya

perikanan menjadi program proritas pemerintah daerah. Secara umum potensi

kawasan pengembangan budidaya perikanan berada di sepanjang area pantai

pesisir pulau yang meliputi Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa,

Kaledupa Selatan, Togo Binongko, Tomia dan Tomia Timur.

Komoditas budidaya perikanan unggulan Kabupaten Wakatobi salah

satunya adalah rumput laut. Produksi rumput laut dengan luasan area lahan

terbesar terdapat di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan. Selain rumput laut, pilot

project program Bajo berupa Rumah Budidaya yang dikembangkan oleh

COREMAP II Desa Mola Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Samabahari

Kecamatan Kaledupa dan Lamanggau Kecamatan Tomia, telah berhasil dalam

budidaya ikan kerapu, bobara, dan jenis ikan lainnya. Gambar 2.5

Untuk pengembangan perikanan tangkap di laut, luas wilayah perairan laut

Kabupaten Wakatobi mencapai sekitar 18.337 Km2. Jenis/species ikan yang

terdapat di perairan lautnya tidak kurang dari 942 jenis ikan. Namun potensi

tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan

teknologi alat tangkap maupun perahu yang digunakan oleh para nelayan local.

Pada tahun 2010, produksi perikanan tangkap dilaut terdiri dari rumput laut

(14.849,8 Ton), Ikan Pelagis (2.270,8 Ton) Ikan Dasar (1.465,9 Ton), Ikan Sunu

91,3 Ton, Teripang (49,6 Ton) dan Gurita (54,9 Ton).

Page 37: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

29

Tabel 28. Produksi Perikanan Laut Menurut Jenis dan Kecamatan (Ton) Tahun 2013 No Kecamatan Ikan Tuna dan Jenis Ikan Laut Lainnya 1 Binongko 629,2 2 Togo Binongko 498,6 3 Tomia 815,4 4 Tomia Timur 935,7 5 Kaledupa 796,5 6 Kaledupa Selatan 683,9 7 Wangi-Wangi 997,8 8 Wangi-Wangi Selatan 1.502,3 Total 6.859,4

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi

Perairan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan sekitarnya, adalah

salah satu lokasi penangkapan ikan tuna di Indonesia, khususnya jenis tuna sirip

kuning (yellowfin-Thunus Albacares). Wilayah ini masuk dalam wilayah

pengelolaan perikanan (WPP) 714, yaitu daerah Laut Banda. Armada

penangkapan ikan tuna dikawasan perairan wakatobi umumnya menggunakan

perahu motor (bodi batang) dengan kapasitas di bawah 5 GT (gross tones)

dengan beberapa jenis alat tangkap seperti pancing ulur, pancing laying-layang,

pancing tonda, dan pancing hanyut. Setiap armada terdiri dari 1-2 orang

nelayan yang melakukan penangkapan. Wilayah jangkauannya adalah daerah

penangkapan tidak lebih dari zona propinsi dengan trip hanya 1 hari, yaitu

berangkat jam 2-4 dini hari dan pulang sekitar jam 2-3 sore.

Gambar 2.6 WPP 714 Laut Banda

Tempat penangkapan adalah sekitar rumpon dengan jarak perjalanan

sekitar 0,5 – 2 Jam dari pulau fishing base dengan menggunakan bodi batang. Lokasi paling jauh adalah kearah selatan sekitar laut flores, kearah utara dekat buton dan keerah timur ditengah laut banda. Nelayan wakatobi dengan armada kecil tidak pernah melakukan trip lebih dari 1 hari. Jika pada jam 3 atau 4 sore

Page 38: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

30

hari ada nelayan yang belum pulang, maka nelayan lain akan melakukan pencarian.

Berikut adalah lokasi-lokasi penangkapan ikan tuna di wakatobi setiap bulan selama 2011-2013.

Tabel 29. Lokasi-Lokasi penangkapan ikan tuna di wakatobi setiap bulan

selama Tahun 2011-2013

Bulan Lokasi Penangkapan

Januari Runduma

Februari Perairan Runduma, P. Hoga, P. Wanci

Maret Tidak Ada Data

April Ereke, Runduma, Binongko, Lasalimu, Perariran Wanci, Binongko, Belakang Kaledupa, Belakang Karang Kapota, Belakang Tomia

Mei Waelumu, Ereke, Runduma, Lasalimu, Perairan Wanci, Selat Kaledupa, Belakang dan Ujung Binongko, Perairan Tomia, Pulau Lentea

Juni Waelumu, Waha Timur, Runduma, Binongko, Wanci, Kaledupa, Perairan dan Belakang Waha, Belakang Runduma, Belakang Binongko, Belakang Kapota, Perairan dan Ujung Ereke, Perairan Hoga, Perairan Tomia, Pulau Wali, Ujung Lasalimu

Juli Waha Timur, Belakang Waha, Perairan Runduma, Binongko, Tomia, Waha, Ereke, Kaledupa, Ujung Ereke, Batu Atas

Agustus Runduma, Binongko, Kaledupa, Waha, Tomia, Kapota, Ereke, Binongko, Belakang Karang Kaledupa, Batu Atas Tubu-Tubu

September Waelumu, Perairan Runduma, Binongko, Hoga, Waha, Tomia, Kapota, Tanah Besar, Wawoni,i, monseh, Perairan Ereke, Batu Aras

Oktober Perairan Runduma, Kapota, Waha, Tomia, Belakang Binongko, Belakang Kaledupa, Belakang Karang Kapota, Perairan Hoga, Ereke, Wali, Batu Atas

November Tubu-Tubu, Perairan dan Belakang Ujung Binongko, Ereke, Hoga, Tomia, Runduma, Belakang Kapota, Waha dan Belakang Waha, Koromaha, Laut Flores

Desember Ujung Binongko, Laut Runduma

Penangkapan ikan tuna di Wakatobi berlangsung sepanjang tahun mulai

bulan Januari-Desember. Hal ini berdasarkan data dari 15 koordinator

penerimaan potongan (loin) ikan tuna. Data menjelaskan bahwa setiap bulan,

sepanjang tahun, selalu ada armada yang turun dan menangkap ikan tuna.

Berdasarkan data ini pula, periode yang paling berhasil menangkap ikan tuna

Page 39: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

31

adalah bulan April, Mei, Juni, September, dan November, yaitu sebanyak 42-64

armada. Sedangkan bulan Januari, Juli, Agustus dan Oktober, yaitu sebanyak

25-27 armada, serta bulan Februari, Maret, dan Desember hanya 17-21 armada

yang beroperasi.

Tabel 30. Jumlah Sarana Penangkap Ikan Menurut Jenis dan Kecamatan (Unit), 2013

No Kecamatan Motor

Tempel Perahu Tanpa Motor

Kapal Motor

(<5GT)

Kapal Motor (> 5 GT

1 Binongko 24 126 38 3 2 Togo Binongko 9 74 8 2 3 Tomia 17 77 125 - 4 Tomia Timur 62 126 75 1 5 Kaledupa 88 423 277 1 6 Kaledupa Selatan 170 83 18 - 7 Wangi-Wangi 202 204 146 - 8 Wangi-Wangi Selatan 181 325 408 7 Total 753 1.538 1.095 14

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi Gambar 2.7

Tabel 31. Jumlah Sarana Penangkap Ikan Menurut Jenis dan Kecamatan (Unit), 2013 No Kecamatan Perikanan Tangkap Perikanan

Budidaya Jumlah

1 Binongko 241 - 241 2 Togo Binongko 160 - 160 3 Tomia 435 13 448 4 Tomia Timur 335 21 356 5 Kaledupa 951 55 1.006 6 Kaledupa Selatan 280 182 462 7 Wangi-Wangi 635 - 635 8 Wangi-Wangi Selatan 2.857 259 3.116 Total 5.894 530 6.424

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi menaruh perhatian cukup besar terhadap

perikanan tuna, teristimewa ikan tuna dalam bentuk segar yang diekspor ke

Page 40: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

32

mancanegara karena mempunyai pemasaran yang cukup baik serta harga yang

relative tinggi bila dibandingkan dengan produk ikan lainnya.

Ikan tuna sebagai komoditi unggulan Kabupaten Wakatobi yang memiliki

prospek cerah dibidang penangkapan dan pasca penangkapan. Menurut data

Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) perairan wakatobi merupakan habitat

khususnya jenis tuna sirip kuning (Yellowfin-Thunnus Albacares). Gambar 2.8

Ikan tuna ini memiliki cita rasa lebih lekat ketimbang ikan tuna Albacore,

dagingnya pun berwarna daging merah muda, berada di perairan subtropis, dan

jarang ditemukan pada olahan makanan.

Gambar 2.9 Beberapa Jenis-Jenis Ikan Karang di Wakatobi

Page 41: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

33

G. SEKTOR PARIWISATA

Daya tarik Wakatobi tidak bisa dilepaskan dengan potensi keindahan alam

bawah lautnya. Slogan yang dicanangkan oleh Pemda Wakatobi “Surga nyata

bawah laut” merupakan sebutan yang diberikan kepada kawasan perairan

Wakatobi yang juga merupakan kawasan Taman Nasional Wakatobi yang

terletak di pusat segitiga karang dunia (The heart of coral triangle centre).

Hampir 95,87% wilayah Kabupaten Wakatobi merupakan wilayah perairan

dengan luas tutupan karang 54.500 Ha. Dengan kekayaan sumberdaya laut

yang melimpah, air laut yang jernih, terumbu karang yang mempesona dan

dihuni oleh beragam hewan laut layaknya sebagai sebuah taman di lautan.

Gambar 2.10 Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Wakatobi

Wilayah Taman Nasional Wakatobi dibagi menjadi enam zona dengan

peruntukkan yang berbeda, yakni perikanan, budidaya dan ekowisata. Enam

zona tersebut terdiri dari tiga zona larang ambil (Zona Inti, Zona Perlindungan

Laut dan Zona Pariwisata), dua zona pemanfaatan (lokal dan umum), serta satu

Page 42: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

34

zona khusus daratan yang diperuntukkan bagi pengembangan infrastruktur

untuk masyarakat dan pemerintah.

Zona Inti merupakan kawasan yang sepenuhnya dilindungi. Zona

Perlindungan Bahari dan Pariwisata terlarang bagi kegiatan perikanan, tetapi

memungkinkan bagi pemanfaatan yang tidak merusak, seperti rekreasi

penyelaman, keduanya diperuntukkan untuk melindungi sumberdaya yang

penting dan berfungsi sebagai bank ikan. Zona Pemanfaatan Lokal yang sangat

luas khusus diperuntukkan bagi masyarakat lokal Wakatobi. Zona Pemanfatan

Umum diperuntukkan bagi perikanan pelagis laut dalam.

Gambar 2.11 Keindahan bawah laut di Perairan Wakatobi

Sumber: Audrey, Indecon 2013

Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Wakatobi tahun

2010, diketahui bahwa presentase tutupan terumbu karang hidup terbesar

secara umum pada tahun 2008 terdapat di Pulau Wangi-Wangi. Namun pada

tahun 2009, presentase karang hidup di Pulau Wang-Wangi menurun drastis

hingga 48%. Sementara itu sebaliknya di wilayah Tomia, presentase tutupan

terumbu karang hidup mengalami peningkatan dari 58% pada tahun 2008,

menjadi 64% pada tahun 2009, atau merupakan yang tertinggi di seluruh

wilayah Wakatobi.

Gambar 2.12 Keindahan Bawah Laut Wakatobi

Page 43: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

35

Grafik 2. Presentase Tutupan Terumbu Karang Hidup di Kab. Wakatobi

Sumber: Indecon

Data hasil pengamatan yang dilakukan organisasi TNC/WWF pada tahun

2009 hingga 2011 menunjukkan bahwa kondisi kesehatan terumbu karang di

zona larang ambil cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi

kesehatan terumbu karang di zona pemanfaatan. Hal ini membuktikan bahwa

penetapan kawasan sebagai zona larang ambil dapat memberikan manfaat bagi

proses perbaikan kondisi terumbu karang. Ancaman lain yang muncul terhadap

terumbu karang di Wakatobi adalah pengambilan karang oleh penduduk untuk

digunakan sebagai bahan bangunan.

Grafik 3. Presentase Tutupan Terumbu Karang Keras

Sumber: Indecon

Page 44: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

36

Berdasarkan gambar diketahui bahwa presentase tutupan karang keras di

zona larang ambil meningkat di tahun 2011, setelah sempat mengalami

penurunan pada tahun 2010. Sementara itu pada zona pemanfaatan, presentase

tutupan karang keras umumnya meningkat, kecuali pada wilayah outer reefs.

Grafik 4. Presentase Tutupan Terumbu Karang Lunak

Sumber: Indecon

Berdasarkan gambar diketahui bahwa presentase tutupan karang lunak

cenderung mengalami penuruan dibanding tahun sebelumnya, kecuali pada

wilayah main island. Pada tahun 2011, presentase tutupan karang lunak

terbesar terdapat pada wilayah south attols. Sementara itu, pada wilayah main

island dan outer reefs presentase karang lunak di kawasan larang ambil lebih

kecil dibandingkan dengan presentase karang lunak di wilayah pemanfaatan.

Gambar 2.13 Keindahan Bawah Laut Wakatobi

Page 45: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

37

1. Potensi Wisata Alam Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau

Binongko

1.1. Wisata Alam Bawah Laut Binongko

Pulau Binongko mempunyai 8 (delapan) titik penyelaman yang telah

teridentifikasi dan dikunjungi, sebagian besar terletak pada karang-karang

berlokasi di timur Pulau Binongko.Sementara kegiatan snorkeling banyak

dilakukan pada tepian-tepian ‘drop off’ di sekeliling pulau. Kemungkinan

besar masih banyak lokasi titik penyelaman di Pulau Binongko yang belum

teridentifikasi karena kurangnya kegiatan eksplorasi penyelaman akibat

aksesibilitas yang sulit dan lokasi yang cukup jauh dari pusat kota. Beberapa

lokasi pantai di Pulau Binongko mempunyai pantai pasir putih yang bersih

dengan area padang lamun yang luas. Lokasi ini merupakan tempat

bertelurnya dan tempat mencari makan (feeding ground) penyu sisik

(Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas).

Gambar 2.14 Peta Lokasi Penyelaman Pulau Binongko

Sumber: Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Page 46: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

38

1.2. Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Binongko

Selain keindahan bawah lautnya, Wakatobi juga memiliki potensi

wisata di Pesisir dan daratan. Dengan kondisi wilayah yang merupakan

kepulaun, membuat daerah ini memiliki pantai dengan hamparan pasir

putih serta susunan batuan dari pengangkatan bawah laut. Selain itu untuk

daerah daratannya Wakatobi mempunyai keindahan perbukitan karst serta

gua alam. Untuk potensi yang ada adalah sebagai berikut :

1.2.1 BENTENG WALI

Gambar 2.15

Benteng Wali terdapat di 05°58.396” LS & 124°03.863”BT, memiliki 7

Lawa(pintu gerbang). Dari tujuh Lawa, ada Lawa yang tak utuh. Benteng

ini berada di wilayah administrasi Kelurahan Wali. Dahulu sebagai pusat

pemerintahan pertama di Pulau Binongko. Disana masih ada pemukiman

warga yang kebanyakan masih mempertahankan tradisi dan budayanya

seperti bentuk rumah panggung dan Tradisi Karia Ajamani Ampalinga

(Pesta Adat Sunatan dan Pingitan 8 Tahun Sekali).

Di dalam benteng terdapat Loji di 05°58.377” LS & 124°03.942”BT.

Loji adalah Istana Kolaki(Pemimpi ) I di Wali Muhammad Asyikin, dia juga

Sultan Buton Ke 33 Buton. Bangunan Istana berupa rumah panggung. Disana ada meriam Badili Barakati, 2 Alat Musik gong dan guci naga (ada

dirumah kerabat Sultan). Saat ini bangunan tersebut ditinggali cucu

Page 47: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

39

turunan III Sultan bernama Wa Ode Harisa. Menurutnya Istana ini

berukuran 25 x 20 meter. Di depan pintu istana ada kuburan kerabat

Sultan yang ditumbuhi pohon cempaka. Juga ada kebun singkong

dihalamannya. Istana Kolaki ini dikelilingi juga oleh Benteng.

Selanjutnya ada Kuburan Kota, makam para bangsawan di Wali

tepantnya di 05°58.416” LS & 124°04.005”BT. Lalu ada Baruga Sarano

Wali di 05°58.373” LS & 124°03.988”. Baruga ini sebagai tempat

berkumpul dan berdiskusi tentang persoalan kampung. Terbuat dari kayu.

Pada tahun 2008 bangunan ini dibangun kembali. Di depan baruga ada

Mesjid dan makam kuno.

1.2.2 Benteng Tadu

Gambar 2.16

Benteng Tadu terletak di Desa Haka, Kecamatan Togo Binongko

Kabupaten Wakatobi. Letak geografisnya berada pada titik koordinat 06°

01.729’ Lintang Selatan (LS) dan 124°02.524’ Bujur Timur (BT). Jarak

dari Desa Haka kurang lebih 5 Kilometer. Sementara jarak dari jalan ke

benteng kurang lebih 80 meter. Kondisi benteng telah banyak dipadati

tumbuhan semak belukar sehingga situs-situs sulit terlihat. Tangganya

masih terbuat dari susunan batu. Begitu pula jalan di sana masih dalam

tahap pengerasan (masih berbatu). Untuk mengelilingi benteng ini

sebaiknya di pagi hari atau sore hari.

Page 48: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

40

Benteng tersebut terdiri dari susunan batu gunung berwarna hitam

dan batu karang yang telah membatu. Memiliki dua pintu masuk yang

bersusun. Pintu masuk ini bisa disebut lawa. Lawa I tingginya 200 cm, tebal

250 cm, dan lebarnya 180 cm. Lawa ini berada pada titik 06°01.717’ LS

dan 124°02.544’BT. Kemudian Lawa II ukuranya sama dengan Lawa I

berada di 06°01.715’ LS dan 124°02.552’BT.

Sekitar 500 meter dari Benteng Tadu tampak kokoh Mercusuar dan

rimbunan pohon bakau dan setigi mengelilingi mercusuar. Di situ juga

lautnya jernih dan warnah biru kehijauan, bila musim teduh banyak

nelayan yang datang memancing disana. Pasalnya ikan disana jumlahnya

banyak dan ukuranya besar-besar. Para penduduk setempatnya

menyebutnya juga lokasi pemijahan ikan.

1.2.3 Benteng Baluara

Gambar 2.17

Benteng Baluara terdapat di Desa Taipabu Kecamatan Togo Binongko,

Kabupaten Wakatobi. Letak geografisnya berada di 05° 55.860’ LS dan

123°58.302’ BT. Dibawah benteng tepatnya 5 meter terdapat Topa Kaluku

yang konon dijadikan sebagai tempat bagi warga benteng untuk mengambil

air minum dengan titik koordinat 05°55.796’ LS dan 123°58.312’ BT.

Dengan lebar mulutnya 320 cm, panjang 330 cm, dan dalamnya 290 cm.

Jarak dari Desa Taipabu 5 Kilometer, namun dari jalan raya 80 meter.

Jalanan masuk ke benteng melewati kebun ubi kayu warga setempat.

Page 49: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

41

Kemudian menaiki beberapa tangga batu yaitu tangga I 2700 cm, tempat

yang rata (datar)pertama ukuranya 4500 cm, tangga 2 2025 cm, datar 2

1350 cm,tangga 3 2030 cm. Lalu menemukan Lawa I (Pintu Masuk I) pada

titik 05°55.857’ LS dan 123° 53.303’ dengan lebar 180 cm, tinggi 250 cm,

dan tebal 300 cm.

Sementara dinding benteng berukuran tebal 150 cm dan tinggi 170

cm. Di sebelah timur terdapat Lawa 2 di 05°55.868’LS dan 123°58.321’ BT

ukuranya lebar 140 cm, tinggi 220 cm, tebal 190 cm. Lalu di sebelah barat

terdapat Lawa 3 yang berada di 05°55.922’ LS dan 123°58.272’BT dengan

ukuran tinggi 180 cm, lebar mulut pintu 140cm, tebal 290 cm. Untuk Lawa

ke 4 berada di sebelah selatan kurang lebih 1 Kilometer dari Lawa 3

ukuranya juga sama.

1.2.4 Benteng Watiua Gambar 2.18

Benteng Watiua berada di Kelurahan Palahidu Kecamatan Binongko.

Jaraknya sekitar 3 Kilometer. Letak geografisnya berada di 05° 55. 568’ LS

dan 124° 01. 133’ BT. Jalanan menuju lokasi benteng masih berbatu.

Lokasi benteng itu berada di daerah ketinggian. Untuk sampai ke benteng

melewati enam kali pendakian di bukit batu. Begitu pula saat menuju lokasi

benteng harus mendaki beberpa bukit batu, pada pendakian pertama

Page 50: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

42

3630 cm. Di atas pendakian I ini menemukan susunan batu yang dulunya

dijadikan sebagai Pos Jaga tepat pada titik 05° 54. 513’ LS dan 124° 01.

139’ BT. Kurang lebih 100 80 meter dari pos Jaga ada Topa Hangku yang

dulu digunakan sebagi tempat mandi. Di sebelah kiri Lawa ini ada 41 guci

kuno yang masih utuh digunakan untuk menampung air hujan sebagi air

minum. Setiapo mulut guci dipasangi sebuah bambu yang sudah dibelah

agar air hujan yang menetes bisa langsung masuk ke guci. Cara

menampung air seperti itu masyarakat setempat meyebutya Simbu atau

Sooha.

1.2.5 Benteng Palahidu

Gambar 2.19

Benteng Palahidu ada di 05°53.348” LS & 124°00.465” BT. Jaraknya

dari jalan raya sekitar 45 Meter. Benteng Palahidu berasal dari kata Pala

yang berarti telapak kaki Kapitan Waloindi (Sang Pemimpin di Binongko

yang berjuang melawan Kerajaan Buton), Hidu berasal dari kata hidup

berarti hayat.

Di Benteng ini masih terdapat Pintu Batu yang disebut Lawa mengarah

ke laut. Di samping Lawa terdapat benteng. Masih ada situs batu fondasi

mesjid dan kuburan tua. Benteng ini merupakan perkampungan tua dari

warga Palahidu. Konon warga Palahidu yang sekarang ini berasal dari

Benteng ini, mereka meninggalkan benteng karena ada wabah penyakit

yang membahayakan warga akhirnya mereka pindah ke tempatnya yang

sekarang. Akhirnya menjadi satu desa yaitu Palahidu Barat.

Page 51: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

43

1.2.6 Benteng Oihu

Benteng Oihu jaraknya dari Desa Oihu (05°58.655” LS & 124°01.982”

BT), kurang lebih 3 Kilometer. Ini merupakan perkampungan tua bagi

warga Desa Oihu. Di dalam benteng terdapat Kuburan Tua, Rumah

Panggung tempat peristirahatan, 7 Lawa (Pintu batu), batu fondasi mesjid,

serta ada satu tiang kayu mesjiod yang masih berdiri kokoh, saat ini sudah

diatapi dan dikeramatkan tiang tersebut olehb warga setempat.

Di sekitar benteng ini ada sumber air bersih yang ada dalam gua, dan

menjadi sumber air minum bagi desa tetangga seperti Haka, Wali dan

lainya.

1.2.7 Koncu Kapala Gambar 2.20

Koncu Kapal merupakan Perkampungan tua di Kelurahan Wali pada

05°59.479” LS & 124°03.893” BT, bentuknya menyerupai Kapal kandas.

Berada 3 Kilometer dari Kelurahan Wali. Jalanannya masih berbatu. Di

dalam Koncu Kapala terdapat Lawa (Pintu) yaitu Lawa Warindo-rindo

(Pintu samar-samar). Ketika musuh melihat ke arah pintu ini orang yang

didalam tampak samar-samar. Selanjutnya Lawa di bawah Makam La Ode

Simbo. Lawa Wagalapu (Pintu Gelap), Ketika musuh melihat ke arah pintu

ini, orang didalamnya tak tampak. Lawa ini berada di 05°59.484” LS &

124°03.893” BT. Lawa Parigi di 05°59.479” LS & 124°03.893” BT. Lawa

Patua I, Lawa Patua II dan Lawa Patua III.

Page 52: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

44

1.2.8 Topa Wa Ode Goa Gambar 2.21

Topa Wa Ode Goa, ada di Kelurahan Wali, Tempat ini merupakan

permandian tua, disini selain mandi, warga tidak diperbolehkan untuk

mencuci. Sehingga airnya jernih, tampak stalgmit dan stalagtit di dalam

permandian ini. Ada di 05°59.238” LS & 124°04.427”BT. Jaraknya dari

jalan raya 2 meter. Tumbuhan yang ada disekitarnya semak-semak, pohon

ketapang, pohon besar menyerupai pohon nangka.

1.2.9 Topa Raja

Topa Raja ada di 05°58.327” LS & 124°03.866” BT Kelurahan Wali. 10

Meter dari Jalan Raya. 20 Meter dari Pemukiman Warga. Konon sebagai

tempat permandian Raja Wali. Kini digunakan warga setempat sebagai

tempat mandi dan mencuci. Di dalamnya terdapat stalagmit dan stalagtit.

Vegetasi yang tubuh disekitarnya ada kebun singkong warga, dan 3 Pohon

besar, warga setempatnya menyebutnya pohon Rita. Milik adat.

1.2.10 Topa Surabi

Topa Surabi ada di 05°58.308” LS & 124°03.849” BT Kelurahan Wali.

10 Meter dari Jalan Raya. 20 Meter dari Pemukiman Warga. Konon sebagai

tempat permandian permaisuri Raja Wali. Kini digunakan warga setempat

sebagai tempat mandi dan mencuci. Di dalamnya terdapat stalagmit dan

stalagtit. Vegetasi yang tubuh disekitarnya ada kebun singkong warga, dan

Page 53: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

45

1 Pohon besar, warga setempatnya menyebutnya pohon Rita, dan pohon

asam.

1.2.11 Topa La Bago Gambar 2.22

Topa La Bago ini ada di 05°52.846” LS & 123°59.227” BT, 20 meter

dari jalan raya, 200 meter dari pemukiman di desa Makoro. Terdapat

stalagti dan stalgmit. Difungsikan sebagai tempat mandi dan mencuci

warga sekitar. Tumbuhan yang hidup seperti kelapa, beringin dan semak-

semak, ada juga mangga. Sudah ada jalan rabat beton dari jalan raya.

1.2.12 Pantai Ooro Gambar 2.23

Pantai Ooro berada di Kelurahan Wali pada titik koordinat

05°59.428”LS & 124°04.572” BT. Lokasinya 200 meter dari Jalan Raya.

Pasir pantai putih kemerah-merahan, air jernih, pantainya melengkung,

didepan bibir pantai terdapat dua pulau karang yang ditumbuhi cempaka

dan sentigi. Bergelombang pada bulan Juli-Agustus, sementara

gelombangnya teduh pada Oktober-April. Sementara ditenganya ada batu

Page 54: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

46

karang. Sering menjadi tempat penyu bertelur. Ada lamun dan karang.

Terdapat ikan-ikan karang yang beraneka ragam.

Di Pantai ini ditumbuhi pohon kelapa yang padat sehingga statusnya

hak milik. Juga ada Pon pandan berduri. 10 meter dari bibir pantai terdapat

hutan mangrove yang luasnya 500 meter. Di hutan ini dapat ditemukan

kepiting bakau, udang, burung kiwi, dan ikan gabus. Pantai ini berpotensi

abrasi. Dipantai ini juga bisa melihat sunrise. Tak ada pemukiman. Aktifitas

nelayan di daerah ini pada musim teduh untuk memancing, menjaring dan

meti-meti.

1.2.13 Pantai Belaa Gambar 2.24

Pantai Belaa berada Kilometer dari Desa Hakka, letaknya di

06°01.669”LS & 124°03.524” BT. Pasir pantai putih halus, airnya jernih,

ada gundukan pasir, pantainya stabil, berpotensi abrasi. Bergelombang

pada bulan Juli-Agustus, sementara gelombangnya teduh pada Oktober-

April. Jaraknya 3 Meter dari Jalan raya. Ada 3 jejak penyu bertelur, dan

ada dua cangkang telur penyu yang masih ada kuningnya. Di arah timur

pantai ada pulau karang yang ditumbuhi pandan berduri dan sentigi. 10

Meter dari pantai ada hutan Mangrove yang padat dan tumbuhan kelapa.

Status kawasan hak milik. Disini terdapat terumbu karang dan lamun.

Sementara Ikannya beraneka ragam dan warna seperti kakap merah.

Aktifitas nelayan hanya pada musim teduh untuk memancing dan

menjaring.

1.2.14 Pantai Buku

Pantai Buku ada di sebelah utara Kelurahan Wali, letaknya di

05°57.425” LS & 124°03.759” BT. Pantainya stabil. Memiliki pasir putih

kemerahan. Masuk dalam gugusan pantai panjang di Wali. Panjangnya

kurang lebih 2 Kilometer. Bergelombang pada bulan Juli-Agustus,

Page 55: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

47

sementara gelombangnya teduh pada Oktober-April. Biota laut yang ada

padang lamun merah, terumbu karang yang berbentuk dinding. Berada 40

meter dari jalan raya. 2 Km dari pemukiman warga Kelurahan Wali.

Vegetasi yang tumbuh di Pantai ini antara lain Kelapa padat, pohon pantai,

sentigi, pandan berduri dan pohon pantai lainya.

1.2.15 Pantai Palahidu

Gambar 2.25

Pantai Palahidu ada di 05°53.321” LS & 124°00.440” BT. 50 Meter

dari Jalan Raya, dan berada dibawah benteng Palahidu. Ada beberapa batu

karang, dan berada dibawah tebing. Pasir putih halus dan bersih, pantainya

stabil, airnya jernih. Bergelombang pada bulan Juli-Agustus, sementara

gelombangnya teduh pada Oktober-April.

1.2.16 Pantai One Melangka

Gambar 2.26

Pantai One Melangka berada 75 meter dari Hutan Mangrove. 10 meter

dari jalan raya. Pasir putih halus, airnya jernih, pantainya stabil, panjang

Page 56: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

48

pantai kurang lebih 1 Km. Abrasi sedang, ada lamun dan karang.

Bergelombang pada bulan Juli-Agustus, sementara gelombangnya teduh

pada Oktober-April. Di pantai ini ditumbuhi pohon kelapa yang padat,

pohon pandan berduri dan tumbuhan pantai lainnya. Aktifitas nelayan

hanya memancing. Disini bisa melihat sun set (Matahari terbenam).

Ancaman pantai ini adalah pengambilan pasir. Status pantai ini hak milik

karena ada pohon kelapa warga setempat. Terdapat ikan-ikan karang yang

beraneka ragam.

1.2.17 Pantai Wee

Gambar 2.27

Pantai ini di 05°58.593” LS & 124°01.234”BT, letaknya di Desa Popalia

Kecamatan Binongko. 10 Meter dari jalan raya, airnya jernih, abrasi tinggi,

pasirnya sudah tidak ada, yang ada tinggal tumpukan karang-karang mati.

Bergelombang pada bulan Juli-Agustus, sementara gelombangnya teduh

pada Oktober-April. 100 meter dari Pantai Wee terdapat Hutan Mangrove

milik adat luasnya kurang lebih 400 meter. Ada pohon kelapa dan pandan

berduri. Tidak ada pemukiman. Berpotensi melihat sun rise. Terdapat ikan-

ikan karang yang beraneka ragam.

1.2.18 Hutan Mangrove

Gambar 2.28

Page 57: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

49

Hutan Magrove ini ada di 05°56.898” LS & 123°58.662” BT. Dan

masuk wilayah Desa Sowa Kecamatan Togo Binongko. Luasnya kurang

lebih 500 Meter. Biota yang hidup kepiting, udang, ikan. lokasinya 5 meter

dari jalan raya. Kurang lebih 10 meter dari pantai karang yang ditumbuhi

sentigi. Selain itu ada kelapa, pohon pandan berduri. Mangrovenya padat.

Hutan ini milik adat syara. Hutan ini dijaga para syara setempat agar tidak

diambil kayunya. Tidak ada pemukiman disekitarnya.

2. Potensi Wisata Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau Tomia 2.1 Wisata Bawah Laut

Di Pulau Tomia dan sekitarnya tercatat 28 titik penyelaman yang telah

teridentifikasi dan digunakan, yang merupakan tempat ideal bagi

wisatawan yang menyukai kegiatan penyelaman.Pulau Tomia merupakan

pulau pertama di Wakatobi yang melakukan pengembangan pariwisata

melalui pembangunan Wakatobi Dive Resort di Tolandono. Resort ini dirintis

sejak tahun 1996 dan terus beroperasi hingga kini dan telah memiliki

bandara tersendiri sejak tahun 2001 untuk membawa para tamu resort.

Gambar 2.29 Peta Daya Tarik Wisata Bawah Laut di Pulau Tomia

Page 58: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

50

Seperti halnya di Kaledupa, kondisi terumbu karang yang ada di Pulau

Tomia juga telah mengalami degradasi kecuali pada beberapa tempat

tertentu. Kegiatan snorkeling dapat dilakukan di lokasi-lokasi titik

penyelaman, baik di atas ‘drop off’, maupun di Karang Pulau Tolandono.

Ekosistem padang lamun dan terumbu karang mengitari pulau ini, areal

pasang surut cukup luas kecuali di daerah-daerah timur-utara dimana

terdapat pantai-pantai yang membentuk tebing-tebing tinggi.

Gambar 2. 30 Jenis Hewan Unik Yang Dapat Ditemui di Perairan Wakatobi

2. 2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Tomia

2.1.1 Pantai Huntete

Gambar 2.31

Pantai Huntete berada di Desa Kulati Kecamatan Tomia Timur. Pantai

ini pantai terpanjang di Pulau Tomia, sempadan pantai yang sangat luas,

pantai berpasir putih , hamparan pohon kelapa. Bentuk pantai tersebut

melengkung.

Page 59: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

51

2.1.2 Pantai Onemobaa

Gambar 2.32

Pantai One Mobaa berada di Desa Lamanggau Kecamatan Tomia.

Untuk sampai ke Pantai tersebut anda dapat menggunakan perahu

tradisional seperti Katinting, ± 30 menit dari ibukota kecamatan. Pantai ini

memiliki hamparan pasir putih, air lautnya jernih. Di sana terdapat

tumbuhan pepohonan pantai seperti kelapa, cemara, bakau, dan pohon

pantai lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa fauna seperti biawak,

pipit, udang merah dan fauna lainnya.

Panorama bawah laut di Pantai One Mobaa sangat indah dan eksotik

karena terdapat gugusan terumbu karang yang berwarna-warni, padang

lamun serta hidup beberapa spesies ikan yang beranekaragam serta biota

laut lainnya yang masih tetap terjaga dan alami. Sehingga tempat tersebut,

sangat tepat untuk beraktivitas snorkeling dan diving, serta menikmati

panorama sunset. Di pantai One Mobaa ini telah dibangun sebuah resort

yang berstandar internasional, yakni Wakatobi Dive Resort.

Gambar Keindahan Pantai One Mobaa

Gambar 2.33

Page 60: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

52

2.1.3 Panorama Puncak Kahianga

Gambar 2. 34

Puncak Khayangan salah satu objek wisata dataran tinggi yang berada

di Desa Khayangan, Kecamatan Tomia timur, dapat ditempuh dengan

kendaraan roda dua maupun roda empat ± 8 menit dari ibu kota

kecamatan. Di puncak tersebut terdapat beberapa fosil kima yang

berukuran besar, serta fosil batu karang. Selain itu ditumbuhi oleh semak

dan hamparan rumput yang menghijau.

Dari atas Puncak Khayangan, para wisatawan dapat menyaksikan

panorama alam di Pulau Tomia. Selain itu juga tampak jelas pemandangan

Pulau Lentea, Tolandono dan Pulau Binongko.

2.1.4 Hutan Mangrove

Gambar 2.35

Page 61: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

53

Hutan Mangrove yang ada di Pulau Tomia berada di Desa Lamanggau,

Kecamatan Tomia. Di sana terdapat 17 jenis manggrove sejati diantaranya

xylocarpus sprhozopora sp,. Ceriops sp,. Avecenia sp,. Serta manggrove

ikutan yang masih cukup bagus.

2.1.5 Liang Kuri-Kuri

Gambar 2.36

Liang Kuri-Kuri adalah sebuah gua yang berada di tanjung Desa

Kulati. Masyarakat setempat menyebutnya Ujuu Nu Liang Kuri-Kuri.

Tepatnya dibangian barat Pantai Huntete Desa Kulati Kecamatan Tomia

Timur. Jaraknya dari Desa Kulati sekitar 30 menit bila menggunakan

kendaraan roda dua. Titik koordinat Liang Kuri-Kuri berada pada 05°

45.371’ LS dan 124°40. 096’ BT. Dengan ukuran mulut gua, dimana

lebarnya 2500 cm, tinggi 2200 cm dan Kedalamanya 1750 cm. Di dalam

gua ini terdapat Stalagmit dan Stalagtit. Selain itu juga ada sekitar 15 ekor

burung walet dan 10 sarangnya. Dinding gua ditutupi lumut yang berwarna

kuning, lantainya berwarna perak, permukaanya rata. Di dalam gua juga

terdapat empat bongkahan batu besar. Di depan gua ini terdapat laut yang

jernih berwarna biru.

Page 62: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

54

2.1.6 Benteng Rambi Randa

Gambar 2. 37

Benteng Rambi Randa itu, nama aslinya adalah Benteng La Gole.

Jaraknya 4 Kilometer dari Desa Wawotimu Kecamatan Tomia Timur. Posisi

benteng berada di titik 05° 45.641’ LS dan 123°57. 805’ BT. Tinggi

dindingnya 214 cm. Di sini juga terdapat 5 Lawa atau pintu masuk yaitu

Lawa Kampo Bua, Lawa Tano, Lawa Rambi Randa, Lawa Tiroau, Lawa Dopi.

Lawa Kampo Bua, tingginya 192 cm, tebal 70 cm, lebar 90 cm. Posisinya

ada 05° 45.641’ LS dan 123°57. 805’ BT.

2.1.7 Makam Ince Sulaiman

Gambar 2. 38

Makam Ince Sulaiman ini bagi masyarakat Tomia menyebutnya Moori.

Makam ini terdapat di Desa Kahianga Kecamatan Tomia Timur. Jarak dari

desa kurang lebih 30 meter. Makam ini berada di dalam Hutan Adat Desa

Kahianga. Tepatnya berada pada titik 05° 45.240’ LS dan 123°56. 943’ BT.

Memiliki ukuran yakni panjang 440 cm, lebar 270 cm, tinggi 110 cm, dan

tebal 100 cm. Makam ini disemen pada tahun 1965. Selanjutnya di tehel

pada tahun 2001. Di belakang kuburan ada dinding benteng Suo-Suo. Di

samping itu juga banyak pohon besar yang hidup disekitar makam mulai

Page 63: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

55

dari beringin, kapuk, rita, jati, nipah dan ketapang dan pohon besar

lainnya. Sehingga suasana di makam ini terasa sejuk karena ditutupi oleh

pohon besar.

2.1.7 Benteng Sou-Suo

Gambar 2.39

Benteng Suo-Suo berada dibelakang Moori tepatnya di 05° 45.290’ LS

dan 123°56. 928’ BT. Di sini terdapat pintu masuk yang disebut Lawa 1

berukuran panjang 400 cm, tinggi 240 cm,tebal 700 cm dan lebar 200 cm.

Kemudian Lawa 2 di 05° 45.295’ LS dan 123°56. 908’ BT. Lawa ini

berukuran panjang 400 cm, tinggi 240 cm, tebal 700 cm, lebar 200 cm.

Lalu Lawa 3 di 05° 45.254’ LS dan 123°56. 897’ BT. 10 meter dari lawa ini

ada bekas mesjid yang masih ada batu fondasinya tepatnya di 05° 45.256’

LS dan 123°56. 883’ BT yang panjangnya 1000 cm, lebar 1000 cm.

2.1.9 Benteng Patua

Gambar 2. 40

Page 64: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

56

Benteng Patua berada di Desa Patua II Kecamatan Tomia. Jaraknya

dari Desa Patua II 100 meter. Lokasinya berada diperbukitan. Jalan

masuknya berukuran 9000 cm, lalu belok dan jalanan rata yang berukuran

3500 cm. Kemudian menaiki tangga pendakian 3000 cm. Sesampai di atas

ada Lawa Liku Mbua di 05° 43.830’ LS dan 123°55. 679’ BT, lebarnya 220

cm, tebal 330 cm, dan tinggi 270 cm. 10 meter dari Lawa Liku Mbua

menuju sebelah utara terdapat Lawa Ngkiao di 05° 45.727’ LS dan 123°40.

821’ BT dengan tinggi 200 cm, lebar 106 cm, dan tebal 110 cm. Di sini ada

juga lobang pengintaian.

Selanjutnya menuju ke bagian tengah akan menemukan jalanan rata

3500 cm, lalu pendakian 1500 cm. Di atas pendakian ada Kuburan Tua di

05° 43.809’ LS dan 123°55. 639’ BT dengan panjang 340 cm, lebar 250

cm, tinggi 170 cm berbahan batu kapur. Selanjutnya ada bekas mesjid di

05° 43.811’ LS dan 123°55. 649’BT, lebarnya 830 cm, tinggi 260 cm,

panjang 1430 cm, terbuat dari batu gunung dan batu kapur.

Di samping mesjid ada kuburan tua di 05° 43.820’ LS dan 123°55.

643’ dengan panjang 125 cm, lebar 157 cm, tinggi 49 cm. Di belakang

mesjid ada jamban batu, yang disebut Jamba Katepi, lalu ada Lelea (Jalan

seperti terowongan).

3. Potensi Alam Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau Kaledupa

3.1 Potensi Alam Bawah Laut

Di Pulau Kaledupa terdapat 20 titik penyelaman yang telah diidentifikasi

dan digunakan dengan konsentrasi utama di bagian barat Pulau Hoga. Pulau

Hoga juga merupakan tempat yang banyak dikunjungi wisatawan untuk

melakukan kegiatan snorkelling, walaupun karang yang masih cukup bagus

hanya tersisa di batas ‘drop off’. Buku wisata Lone Traveler’s Guide to the

Island of Wakatobi, menyebutkan terumbu karang di Kaledupa dan

sekitarnya telah mengalami degradasi kecuali di beberapa tempat tertentu.

Degradasi ini terjadi akibat aktifitas manusia di masa lalu yaitu cara mencari

Page 65: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

57

ikan dengan pengeboman dan penggunaan sianida, serta pengambilan

karang dan pasir untuk material bangunan.

Gambar 2.41 Peta Daya Tarik Wisata Bawah Laut di Pulau Kaledupa

Selain memiliki titik-titik untuk penyelaman dan snorkeling, Pulau Hoga

mempunyai pantai berpasir putih dengan pemandangan indah. Pulau Hoga

sendiri telah dikenal oleh kalangan wisatawan terutama para peneliti,

mahasiswa dan pelajar dari Inggris karena sejak tahun 1995 hingga kini,

suatu lembaga bernama Operation Wallacea mengorganisir kedatangan para

pengunjung dari Inggris ke tempat ini. Tidak mengherankan di tempat ini

telah tersedia beberapa fasilitas penunjang seperti operator selam, serta

pondok-pondok penginapan milik masyarakat.

Atol kaledupa merupakan atol dengan gugusan terumbu karang paling

panjang dan luas di wakatobi. Kompleks atol Kaledupa mempunyai lebar

terumbu 4,5 km sampai 14,6 km. Panjang atol Kaledupa ± 48 km. Karang

Kaledupa merupakan atol memanjang ke Tenggara dan Barat Laut 49,26 km

dan lebar 9,75 km (atol tunggal terpanjang di Asia Pasifik). Pada saat

tertentu terutama musim laut tenang, para nelayan pencari ikan dan biota

laut lainnya biasa berkumpul dilokasi ini.Berdasarkan informasi dari para

nelayan Bajo Kaledupa yang biasa mencari teripang di malam hari dengan

menggunakan lampu petromak, , aktifitas nelayan sangat ramai sehingga

Page 66: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

58

cahaya lampu nelayan terlihat dari kejauhan seperti sebuah kota di tengah

lautan

3. 2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Kaledupa

3.2.1 GOA ALAM “SANGKA’A NUKIYE”

Gambar 2.42

Pada zaman dahulu gua ini digunakan sebagai tempat berlindung /

persembunyian dari gerombolan pengacau. Setelah tidak digunakan

sebagai tempat persembunyian, gua ini digunakan oleh masyarakat sebagai

tempat untuk menganyam tikar (sanka’a nukiye). Hawa sejuk langsung

terasa saat kita sampai di gua ini. Kini gua yang dikenal juga dengan

sebutan gua lembah sejuk ini menjadi tempat wisata. Letaknya di dusun

Palea Desa Pajam. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua sekitar 9

km dari Ambeua. Bentuk gua ini adalah ruang lapang yang berdiameter 8

meter. Kondisinya sangat terawat.

3.2.2 Benteng Tobelo

Gambar 2.43

Page 67: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

59

Benteng ini didirikan pada masa kerajaan Tobelo di Maluku masih

berkuasa. Dahulu benteng ini berfungsi untuk menutupi jalan masuk ke

benteng utama (Benteng Kamali) dari pandangan para pendatang (orang

Tobelo yang beragama Nasrani) sekaligus sebagai tempat pengintaian.

Benteng ini terletak di dusun Palea, Desa Pajam. Dapat ditempuh dengan

kendaraan roda dua sekitar 9 km dari Ambeua. Bentuknya memanjang

dengan ukuran 20 x 50 meter. Sampai sekarang kondisi benteng cukup

bagus. Hal yang unik dan menarik dari benteng ini adalah bentuknya yang

berbeda dengan benteng lain pada umumnya (pintu masuk berbeda dengan

benteng - benteng lainnya). Benteng Tobelo ini juga memiliki sebuah

lubang yang dahulu dipakai oleh prajurit untuk mengintai kapal – kapal

yang datang.

3.2.3 Benteng Kamali

Gambar 2.44

Merupakan sebuah benteng tua yang didirikan pada masa Kerajaan

Tobelo di Maluku masih berkuasa. Dahulu benteng ini dijadikan sebagai

pusat pertahanan dari serangan orang – orang Tobelo yang masih Nasrani.

Benteng ini terdapat di dusun Palea Desa Pajam dan kondisinya masih

bagus. Dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua sekitar 9 km dari

Ambeua. Benteng ini berbentuk luasan persegi dengan ukuran luas 20 x 50

meter. Hal – hal yang unik dan menarik dari benteng ini adalah disusun

dari batu – batu alam tanpa perekat, Lawa (pintu masuk) yang belum

mengalami perubahan sejak pertama kali dibangun, di dalam benteng

terdapat kuburan tua serta lubang kecil tempat memasukkan uang bagi

Page 68: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

60

setiap pengunjung serta adab melewati kawasan benteng dimana setiap

orang tidak diperkenankan memakai payung.

3.2.4 Pantai Sombano

Gambar 2.45

Terletak di Desa Sombano, sekitar 9 km dari Ambeua. Dapat ditempuh

dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kawasan ini berstatus

milik masyarakat. Kualitas pasir dan air laut pantai ini sangat bagus. Pada

musim-musim tertentu, gelombang dan arus laut sangat kuat. Kawasan ini

memilki tingkat abrasi yang rendah. Kawasan ini belum memilki badan

penyelamat pantai. Kita dapat menikmati pemandangan sunset dari pantai

ini. Jenis-jenis biota laut yang terdapat di kawasan ini adalah mata tujuh,

kima, ikan, bintang laut dan bulu babi.

3.2.5 Pantai Langgira

Gambar 2.46

Terletak di Desa Sombano. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda

dua, roda empat dan perahu bermotor. Terletak sekitar 9 km dari Ambeua.

Status kawasan ini milik masyarakat. Kualitas pasir dan air lautnya sangat

bagus. Pada musim-musim tertentu, gelombang dan arus laut sangat kuat.

Memiliki tingkat abrasi yang sangat rendah. Pantai ini belum memiliki

badan penyelamat pantai. Keindahan sunrise dan sunset bisa dinikmati di

Page 69: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

61

pantai ini. Jenis –jenis biota laut yang terdapat di kawasan ini adalah bulu

babi, kima, bintang laut, ikan, mata tujuh dll.

3.2.6 Talaga Sombano

Gambar 2.47

Danau Sombano terletak di Desa Sombano sekitar 10 km dari

Ambeua. Dapat di akses dengan menggunakan kendaraan roda dua dan

dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 2 km. Juga dapat di tempuh

dengan menggunakan perahu bermotor. Kualitas air telaga ini bagus.

Rasanya asin seperti air laut. Mempunyai kedalaman yang sedang dengan

karakter arus yang tenang. Keindahan sunrise dan sunset dapat dinikmati

dari telaga ini. Biota laut yang ada dan menjadi daya tarik tempat ini

adalah udang merah serta terumbu yang indah.

3.2.7 Goa Alam Darawa

Gambar 2. 48

Goa ini terletak di Desa Darawa. Memiliki bentuk yang masih alami

dengan ukuran diameter 5 meter . Lokasi ini dapat ditempuh dengan

menggunakan speedboat sekitar 45 menit dari Ambeua. Dahulu gua alam

ini digunakan sebagai tempat persembunyian pada zaman Bonto Kaledupa

masih berkuasa. Hal-hal unik yang dapat kita temui di gua ini adalah

Page 70: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

62

memiliki stalaktit, sarang kelelawar, sarang burung walet, kulit kima

raksasa, ada bekas aliran sungai serta pohon beringin di dekat mulut gua.

Kondisi goa alam ini sangat baik.

3.2.8 Pantai Hoga

Gambar 2. 49

Pantai Hoga merupakan sebuah pantai yang sangat indah. Terdapat di

sebelah Utara Pulau Kaledupa. Pantai ini statusnya milik pemerintah. Dapat

di akses dengan menggunakan perahu bermotor sekitar 15 menit dari

Dermaga Ambeua. Pantai ini memiliki kualitas pasir dan air laut yang

sangat bagus dengan tingkat abrasi yang sedang. Memiliki karakter

gelombang yang agak keras. Kawasan ini sudah memiliki badan

penyelamat pantai. Di Pantai Hoga ini kita dapat menikmati indahnya

sunrise dan sunset. Jenis-jenis kegiatan wisata di pantai itu adalah Diving,

snorkling, scuba diving dan lain sebagainya. Di pantai itu kita bisa

menemukan rumah adat yang sekarang dijadikan sebagai restoran.

Fasilitas yang ada di pantai Hoga dintaranya restoran, homestay, diving

resort, meeting room dan lain sebagainya. Jumlah wisatawan yang

berkunjung ke pantai itu lebih dari 2000 orang/tahun. Masyarakat

memanfaatkan pantai itu sebagai tempat wisata. Pemerintah daerah

memberlakukan kebijakan pada pengelolaan pantai itu seperti melakukan

penarikan pajak/retribusi penghasilan bagi pengelola.

Page 71: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

63

4. Potensi Alam Wilayah Bawah Laut, Pesisir dan Daratan Pulau

Wangi-Wangi

4.1 Potensi Bawah Laut Pulau Wangi-Wangi

Menurut informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi,

di sekitar Wangi Wangi dan Karang Kapota tercatat 20 titik penyelaman yang

sudah ditemukan. Titik selam tersebut sebagian besar tersebar di bagian

utara dan barat perairan pulau Wangi Wangi yang mempunyai tipe rataan

terumbu karang ‘reef plate” dan ‘drop off’. Sementara untuk kegiatan

snorkeling dapat dilakukan di tepian ‘drop off’ seperti di Waha yang memiliki

keanekaragaman ikan cukup tinggi. Berdasarkan wawancara dengan

pengelola Waha Tourism Center (WTC) dan pemandu selam, secara

geografis dan kondisi perairan di lokasi tersebut cocok sebagai lokasi tempat

memijah untuk jenis ikan karang tertentu seperti kerapu; walaupun kawasan

bukan merupakan fish spawning aggregation site dari identifikasi taman

nasional.

Gambar 2.50 Peta Daya Tarik Wisata Bawah Laut di Pulau Wangi Wangi

Page 72: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

64

Berdasarkan penelitian mandiri 4 yang diadakan pada bulan oktober

2011 ditemukan bahwa presentase tutupan terumbu karang hidup di

beberapa titik penyelaman di Wangi-Wangi dan Kapota rata-rata lebih dari

50%, atau dapat dikategorikan sebagai kondisi baik.Pengambilan data

terumbu karang dilakukan dengan metode Line Intercept Transect (LIT) di

enam titik penyelaman yang berada di sekitar Pulau Wangi-Wangi dan

Kapota. Pada setiap titik dilakukan dua kali transek, yakni pada kedalaman

lima meter dan lima belas meter.

Tabel 32. Kriteria presentase tutupan terumbu karang hidup, berdasarkan standar yang digunakan

Dari hasil pengambilan data terumbu karang, diketahui bahwa

persentase tutupan terumbu karang terbesar berada pada stasiun Kapota

Ujung di kedalaman lima meter, dengan total persen tutupan 86%.

Sementara itu lokasi dengan persentase tutupan karang lunak terbesar

berada di Waha, yakni sebanyak 38%.

Gambar Keindahan Bawah Laut Karang Wangi-Wangi

Gambar 2. 51

Page 73: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

65

Tabel 33. Persentase Tutupan Terumbu Karang di Lokasi Penyelaman

Sumber: Indecon

Dari hasil pengambilan data terumbu karang, diketahui bahwa

persentase tutupan terumbu karang terbesar berada pada stasiun Kapota

Ujung di kedalaman lima meter, dengan total persen tutupan 86%.

Sementara itu lokasi dengan persentase tutupan karang lunak terbesar

berada di Waha, yakni sebanyak 38%.

4.2 Potensi Wilayah Pesisir dan Daratan Pulau Wangi-Wangi

Wangi-wangi merupakan pintu masuk utama untuk melakukan

perjalanan wisata di Wakatobi. Hal ini dikarenakan ketersediaan transportasi

udara yang menghubungkan Wakatobi dengan daerah lain terdapat di pulau

Page 74: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

66

Wangi-wangi. Selain ketersedian bandara sebagai tempat transportasi

dipulau ini juga mempunyai fasilitas serta infrastruktur yang memadai dan

lebih berkembang dari pulau yang lain, dikarenakan Wangi-wangi

merupakan ibu kota Kabupaten Wakatobi. Pulau Wangi-wangi memiliki

potensi daya tarik wisata baik pantai, danau, gua maupun puncak (dataran

tinggi).Pantai di pesisir pulau Wangi-wangi memiliki pasir yang berwarna

putih dan halus, selain itu dari beberapa pantai yang terdapat di Wangi-

wangi juga bisa menikmati sensasi matahari terbit dan terbenam yang

indah. Pantai yang umum dikunjungi oleh wisatawan di pulau Wangi-wangi

antara lain adalah pantai Cemara/ Oa Yi Ogu, pantai Matahora, pantai

Tompu One Patuno, Pantai Sousu. Selain pantai ini terdapat beberapa pantai

yang memiliki hamparan pasir putih antara lain Pantai Molii Sahatu, Kaluku

Kapala/Hugua, Oa Warinsi, Dongkala, Roda/Sahara, Topakula/Bayangkara,

Onelonge, Topanuanda, Butu, One Satanda, Oa Mélanga, Kolo, Watu

Posunsu, Bontu, Melai One, Ponta, Oa Yi Ogu/Cemara, Wambulinga, Yija La

Iyai, One Satanda Waha, Tengko dan Onowa.

Selain pantai yang memanjang dan berpasir putih, pulau Wangi-wangi

juga memiliki gua serta sumber mata air atau masyarakat menyebutnya

Topa (sumber mata air gua).Sumber mata air ini sering dimanfaatkan oleh

penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk

mandi dan mencuci. Jika dilihat dari ketinggian, pulau wangi-wangi memiliki

dataran tinggi atau puncak. Berikut adalah beberapa potensu wisata pesisir

dan daratan yang ada di pulau wangi-wangi :

4.2.1 Pantai Moli’i Sahatu

Gambar 2.52

Page 75: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

67

Pantai Moli’i Sahatu merupakan salah satu pantai yang indah di

Kabupaten Wakatobi. Disebut Molii Sahatu, berasal dari kata Molii dalam

bahasa daerah setempat berarti mata air, sedang Sahatu berarti seratus.

Pantai ini mempunyai keunikan, yakni terdapat ± seratus mata air yang

muncul dari dasar laut, meskipun keluar dari dasar laut, namun airnya, tetap

terasa tawar.

Pantai ini juga memiliki hamparan pasir putih, yang bersih. Selain itu,

terdapat beberapa tumbuhan seperti tanaman kelapa (Scaevola.sp).

Pantai Moli’i Sahatu terletak di Desa Patuno Kecamatan Wangi-Wangi,

dengan jarak tempuh ± 10 Km dari pusat kota. Untuk menuju ke Pantai ini

dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

4.2.2 Pantai Sousu

Gambar 2.52

Pantai Sousu merupakan salah satu pantai yang indah di Kabupaten

Wakatobi. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang bersih. Dari Pantai

ini dapat menyaksikan pemandangan Pulau Matahora. Selain itu juga

wisatawan dapat melakukan aktivitas snorkeling dan diving, berenang, untuk

menikmati panorama bawah laut yang indah. Pantai ini terletak di Desa

Matahora Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, berjarak ± 15 Km dari Pusat Ibu

Kota. Untuk menuju ke Pantai ini dapat menggunakan kenderaan roda dua

maupun roda empat.

Page 76: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

68

4.2.3 Pantai Waha

Gambar 2.53

Pantai Waha memiliki pesona yang menarik, karena terbentang luas

hamparan pasir putih, airnya jernih dan bersih. Seperti kebanyakan pantai

lainnya, di pantai ini juga tumbuh pepohonan pantai seperti Cemara, Kelapa

dan tumbuhan pantai lainnya, yang makin menambah keindahan dan

kesejukannya, pantai ini oleh masyarakat Wakatobi lebih dikenal dengan

sebutan “Pantai Cemara”

Pantai Waha memiliki pemandangan bawah laut yang menarik,

sehingga wisatawan dapat melakukan aktivitas snorkling dan diving. Para

wisatawan juga dapat menikamti sunset di Pantai ini.

Pantai ini terletak di Desa Waha, Kecamatan Wangi-Wangi, berjarak ±

7Km dari Pusat Ibu Kota. Untuk menuju ke Pantai ini dapat menggunakan

kenderaan roda dua maupun roda empat.

4.2.4 Panorama Puncak Waginopo

Gambar 2.54

Puncak Waginopo merupakan salah satu objek wisata dataran tinggi.

Dari atas puncak ini para wisatawan dapat menikmati pemandangan alam,

dan areal perkebunan penduduk yang ditanami beberapa tanaman seperti

Page 77: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

69

mete, singkong, kacang. Di samping itu juga wisatawan dapat menikmati

panoram laut dan matahari terbenam (Sunset).

Puncak Waginopo terletak di Desa Waginopo Kecamatan Wangi-Wangi.

Jarak ± 1,5 Km dari pusat kota, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua

dan roda empat.

4.2.5 Gua Alam Bhewata di Kapota

Gambar 2.55

Gua Alam Bhewata di Pulau Kapota. Untuk sampai ke Gua ini,

wisatawan dapat menggunakan perahu tradisional sekitar ± 20 menit dari

Pulau Wangi-Wangi, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki ± 20 menit

ataupun dengan menaiki kendaraan roda dua ± 5 menit dari pemukiman

penduduk.

Kondisi Gua ini cukup besar dan menarik, dimana terdapat stalagmit

dan stalaktik yang beragam. Tidak jauh dari gua ini terdapat Pohon Kelapa

Bercabang dan beberapa hutan bambu yang rindang. Sehingga sangat

menarik untuk berkunjung kesana, dan merupakan salah satu objek wisata

bagi pecinta hiking.

Page 78: KATA PENGANTAR - wakatobikab.go.idwakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/422/BUKU_POTENSI.pdf · KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v DAFTAR GAMBAR VII

DATA POTENSI DAN DATA DAYA DUKUNG KAWASAN EKOSISTEM Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA

69

PENUTUP

uku Data Potensi dan Data Daya Dukung Kawasan Ekosistem yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi ini memegang peranan penting dalam penyebaran data dan informasi kepada masyarakat, investor dan pemerintah daerah, bahkan

memberikan sumbangan yang besar dalam menentukan arah kebijakan pembangunan di sektor sumber daya alam. Untuk itu, Buku Data Potensi dan Data Daya Dukung Kawasan Ekosistem memberikan andil dalam pembangunan daerah khususnya pengelolaan sektor sumber daya alam yang dimiliki untuk dapat dijadikan potensi unggulan daerah dan dalam rangka pengembangan potensi sumber daya alam untuk dipromosikan kepada masyarakat, swasta yang berkeinginan berinvestasi, mengembangkan potensi daerah dengan mempertimbangkan potensi lestari sumber daya alam yang ada.

Pengembangan sektor sumber daya alam daerah harus seiring dengan penyediaan data dan informasi sumber daya alam yang dimiliki sehingga data dan informasi tersebut menjadi destinasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan dalam rangka mendukung pencapaian visi misi dan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016. Dengan terbitnya Buku Data Potensi dan Data Daya Dukung Kawasan Ekosistem ini menjadi jawaban terhadap perlunya ketersediaan data dan informasi sumber daya alam yang valid dalam rangka mengembangkan dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan kelestarian lingkungan sesuai visi misi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi.

B