20
1

KATA PENGANTAR - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Abstrak-Buku... · KATA PENGANTAR Bahasa Arab adalah salah satu dari rumpun bahasa Semit yang masih

Embed Size (px)

Citation preview

1

2

KATA PENGANTAR

Bahasa Arab adalah salah satu dari rumpun bahasa Semit yang masih tetap

bertahan hidup dan digunakan hingga kini oleh penuturnya, sedangkan rumpun

bahasa Semit lainnya seperi bahasa Ibrani (lama), bahasa Aram, bahasa Suryan,

bahasa Finisi, dan yang lainnya sudah lama mati karena tidak digunakan lagi

sebagai alat komunikasi sehari-hari. Jauh sebelum Islam lahir pada abad ke-6 M di

Jazirah Arabia, bahasa Arab sudah ada sebagai bahasa yang digunakan oleh suku-

suku Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, bahasa puisi/syair, dan bahasa

oratoria. Setelah Islam datang dan bahasa Arab digunakan sebagai bahasa wahyu

(Alqur‘an), menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang berpengaruh, baik di

kalangan masyarakat Arab sendiri, dunia Islam, maupun di dunia internasional

dengan diakuinya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi di Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1977.

Buku dengan judul „Kategori Gramatikal Verba Bahasa Arab-Bahasa

Indonesia: Pendekatan Kontrastif‟, merupakan hasil penelitian disertasi sewaktu

penulis studi S3 Linguistik di Universitas Gadjah Mada tahun 2008. Fokus

kajiannya pada usaha untuk memahami gramatika bahasa Arab pada aspek verba

dengan perspektif linguistik modern yang dikontraskan dengan gramatika verba

bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dimaksudkan untuk lebih mendekatkan

pemahamannya. Sengaja buku ini mengkaji masalah gramatika verba bahasa Arab

karena verba dalam gramatika Arab merupakan kelas kata inti dan kompleks

dalam bangun kalimat bahasa Arab. Keintian verba bahasa Arab karena verba

dapat mengungkapkan kala, aspek, modus, diatesis, persona, jumlah, dan jender

dengan penanda-penandanya masing-masing berupa infleksi-infleksi, sedangkan

kekompleksannya dalam tataran sintaksis, verba bervalensi dengan unsur-unsur

lain, baik unsur subjek, objek, maupun komplemen dalam bentuk kongruensi atau

agreement yang memiliki keteraturan baik secara sintaksis maupun semantis. Hal

lain yang tidak kalah pentingnya mengapa buku ini ditulis adalah masih minimnya

kajian-kajian linguistik Arab menggunakan pendekatan linguistik modern.

3

Penulis sadar bahwa apa yang penulis sajikan masih belum sempurna

mengingat keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu, kekurangan

dan kelemahan pasti ada, baik dari segi penyajian materinya, kedalaman

analisisnya, maupun dari segi terminologi yang digunakannya. Saran dan

masukan dari pembaca sangat diharapkan agar buku ini menjadi lebih baik.

Bandung, Juni 2017

Penulis,

Prof. Dr. Tajudin Nur, M. Hum.

4

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

DAFTAR LAMBANG

‗ …..‘ = mengapit unsur makna

---> = berubah menjadi ke samping kanan

↓ = berubah menjadi ke bawah

[ ] = pilih salah satu unsur

/ / = mengapit transkripsi fonemis atau memisahkan identitas verba

seperti (l/m/t) = lampau/maskulin/tunggal

{ } = mengapit unsur gramatikal seperti morfem

( - ) = tidak masuk kategori

( + ) = bagian dari kategori/unsur yang ditambahkan

Ø = unsur yang dilesapkan/unsur zero

* = menandai bentuk tak gramatikal

3/m = orang ketiga maskulin

3/f = orang ketiga feminine

2/m/t = orang kedua maskulin tunggal

DAFTAR SINGKATAN

adv. = adverbial

bA = bahasa Arab

bI = bahasa Indonesia

d = dual

DFA = Durüsun Fī ‗l-ҁarabiyyah

DLK = Di Bawah Lindungan Ka‘bah

f = feminin/feminine

FN = frasa nomina

FPr. = frasa preposisi

i = imperfect (nonlampau)

im. = imperatif

5

inis. = (verba) inisiatif

K = keterangan/konsonan

LTL = novel berjudul Lā Taqūlī Lā

kkb = kata kerja bantu

l = lampau (bentuk verba berkala lampau)

m = maskulin/masculine

MAP = Modern Arabic Prose

MSA = Modern Standard Arabic

msg = masculine singular

MT = majalah Tempo

n = nonlampau (bentuk verba berkala kini/mendatang)

N = nomina

O = objek

P = predikat

P1 = pembicara 1

par. = partikel

p = plural atau perfect (lampau)

QS = Qur‘an Surat

S = subjek

s = singular

sda = sama dengan atas

sdk = sama dengan kiri

SMN = Sengsara Membawa Nikmat

SKAA = surat kabar Ɂal-Ɂaḥbār

SKAR = surat kabar Ɂar-Riyāḍ

SKPR = surat kabar Pikiran Rakyat

sub. = subordinatif

t = tunggal

tt = tanpa tahun

V = verba

v = vokal

6

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR PENULIS …..……………………………………. ii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ……………………………… iv

DAFTAR ISI …….……………………………………………………….. vi

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………….. xii

DAFTAR SKEMA ……………………………………………………….. xiv

PEDOMAN TRANSKRIPSI ARAB-LATIN .………………………….. xv

BAGIAN SATU: KATEGORI GRAMATIKAL VERBA

1.1 Kategori Gramatikal Verba

1.1.1 Pengertian Kategori Gramatikal ……………………………… 1

1.1.2 Aspek-aspek Kategori Gramatikal Verba

1.1.2.1 Kala ……………………………………….…………... 3

1.1.2.2 Aspek ………………………………………………….. 6

1.1.2.3 Modus …………………………………….…………..... 10

1.1.2.4 Hubungan antara Kala, Aspek, dan Modus ………….. 12

1.1.2.5 Diatesis (Voice) ..………………………………….….. 28

1.1.2.6 Persona, Jumlah, dan Jender …………………………. 30

1.1.2.7 Verba Bantu Käna ……………………………………. 32

1.2 Studi Kategori Gramatikal Verba dengan Pendekatan Kontrastif

1.2.1 Pengantar ………………………………………………………….. 33

1.2.2 Pengertian Analisis Kontrastif ……………………………………. 38

1.2.3 Cakupan Analisis Kontrastif …………………………………….. 40

1.2.4 Manfaat Pendekatan Analisis Kontrastif ………………………… 41

BAGIAN DUA: TINJAUAN TERHADAP VERBA bA DAN VERBA

bI

2.1 Tinjauan terhadap Verba bA

2.1.1 Pengertian Verba dalam bA ……………………………………… 43

2.1.2 Ciri-ciri Verba dalam bA

7

2.1.2.1 Ciri-ciri Morfologis Verba bA

2.1.2.1.1 Ciri Morfologis Verba Lampau (Māḍī) ………. 44

2.1.2.1.2 Ciri Morfologis Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) ... 47

2.1.2.1.3 Ciri Morfologis Verba Imperatif (Ɂamr) …...…... 48

2.1.2.2 Ciri-ciri Sintaktis Verba bA

2.1.2.2.1 Dalam Tataran Kalimat ………..……..…… 50

2.1.2.2.2 Dalam Tataran Frasa ......…...…………….. 51

2.1.2.3 Ciri Semantis Verba bA ………………………………… 52

2.1.3 Klasifikasi Verba bA

2.1.3.1 Klasifikasi Verba bA Berdasarkan Fungsionalnya ………. 52

2.1.3.2 Klasifikasi Verba bA Berdasarkan Bentuk .……………… 54

2.1.3.3 Klasifikasi Verba bA Berdasarkan Kala ….……………… 59

2.1.3.4 Klasifikasi Verba bA Berdasarkan Komposisi Akar …….. 60

2.1.3.5 Klasifikasi Verba bA Berdasarkan Perilaku Semantis ….... 62

2.2 Tinjauan terhadap Verba bI

2.2.1 Pengertian Verba dalam bI .……………………………………… 62

2.2.2 Ciri-ciri Verba dalam bI

2.2.2.1 Ciri Morfologis Verba bI ….……………………………. 65

2.2.2.2 Ciri Sintaksis Verba bI …………………………………. 66

2.2.2.3 Ciri Semantis Verba bI …………………………………. 67

2.2.3 Klasifikasi Verba dalam bI

2.2.3.1 Klasifikasi Verba bI Berdasarkan Bentuk …..……………. 67

2.2.3.2 Klasifikasi Verba bI Berdasarkan Prilaku Sintaksis …..…. 70

2.2.3.3 Klasifikasi Verba bI Berdasarkan Prilaku Semantis …….. 70

BAGIAN TIGA: PENGUNGKAPAN KATEGORI GRAMATIKAL

VERBA DALAM bA

3.1 Verba Pengungkap Kategori Gramatikal Kala dalam bA

3.1.1 Pengungkap Kala Lampau dalam bA

3.1.1.1 Menggunakan Verba Lampau (Māḍī) ………………… 74

3.1.1.2 Menggunakan Verba Lampau (Māḍī) disertai Adverbia

Temporal ………………………………………………

77

8

3.1.1.3 Menggunakan Verba Bantu Kāna Berkombinasi dengan

Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) ……….…………………

83

3.1.1.4 Menggunakan Verba Bantu Kāna dalam Kalimat

Ekuasional ……………………………………………

85

3.1.2 Pengungkap Kala Kini dalam bA

3.1.2.1 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) ……... 87

3.1.2.2 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) disertai

Adverbia Temporal …………………………………

89

3.1.2.3 Menggunakan Verba Lampau (Māḍī) ……….…… 90

3.1.3 Pengungkap Kala Mendatang dalam bA

3.1.3.1 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) ……… 92

3.1.3.2 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Didahului

Prefiks sa-, Partikel sawfa, atau lan ..……………….

93

3.1.3.3 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Disertai

Adverbia Temporal ……………………………...……

94

3.1.3.4 Menggunakan Verba Lampau (Māḍī) ...……….…… 99

3.1.4 Pengungkap Kala Relatif dalam bA ……………………………... 102

3.2 Verba Pengungkap Kategori Gramatikal Aspek dalam bA

3.2.1 Pengungkap Keaspekan Sudut Pandang dalam bA

3.2.1.1 Keaspekan Sudut Pandang Perfektif

3.2.1.1.1 Menggunakan Verba Lampau (Māḍī) ……. 106

3.2.1.1.2 Menggunakan Verba Lampau (Māḍī)

Didahului Partikel Qad ……………………...

110

3.2.1.1.3 Menggunakan Verba Māḍī (lampau) Didahului

Partikel Qad dan Verba Bantu Kāna ………

111

3.2.1.1.4 Beda Keperfektifan Verba Māḍī (lampau),

Verba Māḍī yang Didahului oleh Partikel Qad,

dan Verba Māḍī yang Didahului Partikel Qad

dan Verba Bantu Kāna …..………………....

113

3.2.1.2 Keaspekan Sudut Pandang Imperfektif dalam bA

3.2.1.2.1 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ)

Pengungkap Keaspekan Imperfektif Habituatif

117

3.2.1.2.2 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Pengungkap Keaspekan Imperfektif Progresif .

119

3.2.1.2.3 Menggunakan Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Pengungkap Keaspekan Imperfektif

Nonprogresif ……………………………….

120

3.2.2 Pengungkap Keaspekan Situasi dalam bA

9

3.2.2.1 Oposisi Situasi Pungtual-Duratif .……………………… 123

3.2.2.2 Oposisi Situasi Telis-Atelis .…………………………... 125

3.2.2.3 Oposisi Situasi Statif-Dinamis ……………………….. 127

3.2.2.4 Keaspekan Situasi Inkoatif, Iteratif, dan Resiprokal … 129

3.3 Verba Pengungkap Kategori Gramatikal Modus dalam bA

3.3.1 Pengungkap Modus Indikatif ………………………………… 134

3.3.2 Pengungkap Modus Subjungtif ………………………………. 139

3.3.3 Pengungkap Modus Jusif …..………………………………… 144

3.3.4 Pengungkap Modus Energetik ……………..………………… 150

3.4 Verba Pengungkap Kategori Gramatikal Diatesis dalam bA

3.4.1 Bentuk Aktif-Pasif Verba Dasar Tiga Konsonan ..………….. 156

3.4.2 Bentuk Aktif-Pasif Verba Turunan Tiga Konsonan dan Verba

Dasar Empat Konsonan ……………………………..………..

158

3.4.3 Infleksi Penanda Subjek Diatesis Aktif-Pasif ...……………… 161

3.4.4 Struktur Diatesis Aktif-Pasif dalam bA ……………………… 165

3.5 Verba Pengungkap Kategori Gramatikal Persona, Jumlah, dan Jender

dalam bA

3.5.1 Infleksi Pronomina Persona dalam bA …………………………... 169

3.5.2 Infleksi Verba Terhadap Persona, Jumlah, dan Jender

3.5.2.1 Infleksi Penyesuaian Verba Lampau (Māḍī) dengan

Persona, Jumlah, dan Jender …………….…………..

171

3.5.2.2 Infleksi Penyesuaian Verba Muḍāriҁ (nonlampau)

dengan Persona, Jumlah, dan Jender …………….…..

176

3.5.2.3 Infleksi Penyesuaian Verba Ɂamr (imperatif) dengan

Persona, Jumlah, dan Jender ………………………...

180

3.5.2.4 Ketentuan Penyesuaian Verba dengan Subjek dalam

hal Jender …………..………………………………….

184

BAGIAN EMPAT: PENGUNGKAPAN KATEGORI GRAMATIKAL

VERBA DALAM bI

4.1 Pengungkap Kala dalam bI

4.1.1 Pengungkap Kala Lampau dalam bI ………………………… 188

4.1.2 Pengungkap Kala Kini dalam bI …..…………………………. 190

4.1.3 Pengungkap Kala Mendatang dalam bI ……………………… 191

4.1.4 Pengungkap Kala Relatif dalam bI .. …………………………. 194

10

4.2 Pengungkap Keaspekan dalam bI

4.2.1 Pengungkap Keaspekan Sudut Pandang dalam bI

4.2.1.1 Keaspekan Sudut Pandang Perfektif

4.2.1.1.1 Menggunakan Partikel telah dan sudah .…. 195

4.2.1.1.2 Menggunakan Konjungsi Subordinatif Perfektif 198

4.2.1.1.3 Menggunakan Prefiks ter- …………...…….. 198

4.2.1.2 Keaspekan Sudut Pandang Imperfektif dalam bI

4.2.1.2.1 Pengungkap Keaspekan Imperfektif Habituatif 201

4.2.1.2.2 Pengungkap Keaspekan Imperfektif Progresif 202

4.2.1.2.3 Pengungkap Keaspekan Imperfektif Non-

Progresif ……………………………………..

203

4.2.2 Pengungkap Keaspekan Situasi dalam bI

4.2.2.1 Pengungkap Situasi Pungtual-Duratif ……………….. 204

4.2.2.2 Pengungkap Situasi Telis-Atelis ……………………... 205

4.2.2.3 Pengungkap Situasi Statif-Dinamis ...………………... 206

4.2.2.4 Pengungkap Situasi Inkoatif, Iteratif, dan Resiprokal .. 207

4.3 Pengungkap Modalitas dalam bI

4.3.1 Pengungkap Modalitas Intensional dalam bI ………………... 212

4.3.2 Pengungkap Modalitas Epistemik dalam bI …..…………….. 215

4.3.3 Pengungkap Modalitas Deontik dalam bI …………………… 217

4.3.4 Pengungkap Modalitas Dinamik dalam bI .. …………………. 218

4.4 Pengungkap Kategori Diatesis (voice) dalam bI

4.4.1 Bentuk Diatesis Aktif dalam bI ……………………………… 219

4.4.2 Bentuk Diatesis Pasif dalam bI

4.4.2.1 Menggunakan Prefiks di- …………………………….. 222

4.4.2.2 Menggunakan Prefiks ter- …………………………….. 223

4.4.2.3 Beda Bentuk Pasif Berprefiks ter- dan di- ……………. 225

4.4.2.4 Menggunakan Konfiks ke-an ………………………… 227

4.4.2.5 Menggunakan Pronomina Persona + Verba Transitif . 228

4.4.3 Struktur Diatesis Aktif-Pasif dalam bI ……………………….. 229

4.5 Pengungkap Kategori Persona, Jumlah, dan Jender dalam Verba bI …... 230

11

BAGIAN LIMA: PERBANDINGAN PENGUNGKAPAN KATEGORI

GRAMATIKAL VERBA bA DAN bI

5.1 Perbandingan Verba dalam bA dan bI

5.1.1 Perbandingan Pengertian Verba ……………………………… 234

5.2.2 Perbandingan Ciri-ciri Verba

5.2.2.1 Perbandingan Ciri Morfologis ……………………….. 234

5.2.2.2 Perbandingan Ciri Sintaksis … ………………………. 238

5.2.2.3 Perbandingan Ciri Semantik ..………....……………. 242

5.2 Perbandingan Pengungkapan Kategori Gramatikal Verba dalam bA dan

bI

5.2.1 Perbandingan Pengungkapan Kala

6.3.1.1 Perbandingan Pengungkapan Kala Lampau ……........ 243

6.3.1.2 Perbandingan Pengungkapan Kala Kini ………......... 247

6.3.1.3 Perbandingan Pengungkapan Kala Mendatang ........... 249

6.3.1.4 Perbandingan Pengungkapan Kala Relatif ..…............. 253

5.2.2 Perbandingan Pengungkapan Kategori Gramatikal Aspek dalam

bA dan bI

5.2.2.1 Perbandingan Pengungkapan Aspek Sudut Pandang .. 256

5.2.2.2 Perbandingan Pengungkapan Aspek Situasi …………. 260

5.2.3 Perbandingan Pengungkapan Modus dan Modalitas ..……………. 265

5.2.4 Perbandingan Pengungkapan Kategori Gramatikal Diatesis (voice)

5.2.4.1 Perbandingan Pengungkapan Diatesis Aktif-Pasif ….…… 269

5.2.4.2 Perbandingan Struktur Diatesis Aktif-Pasif ...……….. 274

5.2.5 Perbandingan Pengungkapan Kategori Gramatikal Persona,

Jumlah, dan Jender ………......................................................

276

BAGIAN ENAM: PENUTUP ..............................................................

282

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 300

INDEKS .............................................................................................. 304

GLOSARIUM .......................................................................................... 306

12

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Pemunculan TMA Category pada Bahasa Indonesia, Jawa,

Sunda, Bugis, dan Inggris ...………………………………….

13

Bagan 2 Perbedaan Aspek dan Aksionsart (Aksional) Menurut

Brinton

24

Bagan 3 Model Aspek dalam Bahasa Inggris Menurut Brinton .……... 24

Bagan 4 Ciri Morfologis Verba Lampau (Māḍī) dari Verba kataba

‗menulis‘ ………………………………...…………………..

45

Bagan 5 Bentuk Konstan (Mabnī) Verba Lampau (Māḍī) dari Verba

kataba ‗menulis‘ . ……………………………………………

46

Bagan 6 Ciri Morfologis Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) dari Verba

yaktubu ‗menulis‘.....…………………………………………

47

Bagan 7 Ciri Morfologis Verba Imperatif (Ɂamr) dari Verba ɂuktub

‗tulislah‘, ɂiftaḥ ‗bukalah‘, dan ɂijlis ‗duduklah‘ ...………….

49

Bagan 8 Penggunaan Verba Bantu Käna ...…………………………… 54

Bagan 9 Verba bA Berdasarkan Bentuk ..……………………………. 56

Bagan 10 Infleksi Verbal Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Bermodus

Indikatif ………………………………………….………..

138

Bagan 11 Infleksi Verbal Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Bermodus

Subjungtif ...…………………………………………………

143

Bagan 12 Infleksi Verbal Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Bermodus Jusif 149

Bagan 13 Infleksi Verbal Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) Bermodus

Energetik Kuat dan Energetik Ringan ……………………

153

Bagan 14 Bentuk Aktif-Pasif Verba Dasar Tiga Konsonan dalam bA..... 156

Bagan 15 Bentuk Aktif-Pasif Verba Turunan bA ……………………… 158

Bagan 16 Infleksi Penanda Subjek pada Diatesis Aktif-Pasif Verba

Lampau (Māḍī) ……….……………………………………

161

Bagan 17 Infleksi Penanda Subjek pada Diatesis Aktif-Pasif Verba

Nonlampau (Muḍāriҁ) ……………………………………

163

13

Bagan 18 Infleksi Pronomina Persona dalam bA ……………………... 170

Bagan 19 Infleksi Penyesuaian Verba Lampau (Māḍī) dengan Persona,

Jumlah, Jender ………………………………………………

171

Bagan 20 Infleksi Penyesuaian Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) dengan

Persona, Jumlah, Jender ……………………………………

176

Bagan 21 Infleksi Penyesuaian Verba Ɂamr (imperatif) dengan

Persona, Jumlah, Jender ……………………………………..

181

Bagan 22 Perubahan Bentuk Aktif-Pasif dalam bI ..…………………… 222

Bagan 23 Pronomina Persona dalam bI .................................................. 230

Bagan 24 Perbandingan Ciri Morfologis Verba dalam bA dan bI …… 235

Bagan 25 Perbandingan Ciri Sintaksis Verba dalam bA dan bI dalam

Tataran Kalimat .........................……………………………

238

Bagan 26 Perbandingan Ciri Sintaksis Verba dalam bA dan bI dalam

Tataran Frasa ………………………………………………

241

Bagan 27 Perbandingan Pengungkapan Kala Lampau dalam bA dan bI 244

Bagan 28 Perbandingan Pengungkapan Kala Lampau Secara Leksikal

dalam bA dan bI ……………………………………………

245

Bagan 29 Perbandingan Pengungkapan Kala Kini dalam bA dan bI …... 247

Bagan 30 Perbandingan Pengungkapan Kala Mendatang dalam bA dan

bI ...........................................................................................

250

Bagan 31 Perbandingan Pengungkapan Kala Ralatif dalam bA dan bI 253

Bagan 32 Perbandingan Pengungkapan Aspek Sudut Pandang dalam

bA dan bI ……………………………………………………

256

Bagan 33 Perbandingan Pengungkapan Aspek Situasi dalam bA dan bI 260

Bagan 34 Perbandingan Pengungkapan Modus dan Modalitas dalam

bA dan bI ...………………………………………………....

267

Bagan 35 Perbandingan Pengungkapan Diatesis (voice) dalam bA dan

bI ..........................................................................................

270

Bagan 36 Perbandingan Struktur Diatesis Aktif-Pasif dalam bA dan bI . 274

Bagan 37 Perbandingan Kategori Gramatikal Persona, Jumlah, dan

Jender dalam bA dan bI ………………..................................

276

14

Bagan 38 Infleksi Pernyataan Persona, Jumlah, dan Jender dalam bA

…… .........................................................................................

292

Bagan 39 Interaksi antara Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) dan Verba

Lampau (Māḍī) dengan Kategori Gramtikal ………………...

294

15

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1 Garis Sumbu Waktu ………………………………………... 4

Skema 2 Kala Menurut Bache ………………………………………... 4

Skema 3 Oposisi Aspek Menurut Comrie ..…………………………… 21

Skema 4 Metakategori Keaspekan Menurut Bache …………………… 23

Skema 5 Verba bA Berdasarkan Fungsionalnya ….…………………… 53

Skema 6 Verba bA Berdasarkan Komposisi Akar .…………………… 62

Skema 7 Bentuk Verba bI ………………………...…………………… 68

Skema 8 Kala Lampau …………………………...…………………… 76

Skema 9 Kala Kini …..…….....………………………………………… 89

Skema 10 Kala Mendatang ……………………….. …………………… 92

Skema 11 Aspek Sudut Pandang Perfektif ……...………………………… 108

Skema 12 Aspek Sudut Pandang Imperfektif …………………………….. 116

Skema 13 Perubahan Internal Aktif-Pasif Verba Dasar Tiga Konsonan .... 157

Skema 14 Struktur Aktif-Pasif dalam bA .……...…………………………. 167

Skema 15 Infleksi Penyesuaian Verba Lampau (Māḍī) dengan Persona,

Jumlah, dan Jender ………….. ……...…………………………

175

Skema 16 Penyesuaian Verba Nonlampau (Muḍāriҁ) dengan Persona,

Jumlah, Jender …………………………………………………

180

Skema 17 Infleksi Penyesuaian Verba Imperatif (Ɂamr) dengan Persona,

Jumlah, Jender ………………………………………………….

183

Skema 18 Kala Lampau ………………....……...………………………… 189

Skema 19 Kala Kini …………………… .……...………………………… 191

Skema 20 Kala Mendatang ...………….. ……...…………………………. 193

Skema 21 Struktur Kalimat Aktif dan Pasif dalam bI .…………………… 230

16

PEDOMAN TRANSLITERASI ABJAD ARAB

KE ABJAD LATIN

A. Konsonan

No Nama Abjad

Arab

Abjad

Arab

Transkripsi Abjad Arab ke Abjad

Latin Berdasar IPA

(International Phonetic

Association)

1 hamzah ء ɂ

2 bāɂ ب b

3 tāɂ ت t

4 tsāɂ ث θ

5 jīm ج j

6 ḥāɂ ح ḥ

7 khāɂ خ x

8 dāl د d

9 dzāl ذ ð

10 rāɂ ز r

11 zāy ش z

12 sīn س s

13 syīn ش š

14 shād ص ṣ

15 dhād ض ḍ

16 thāɂ ط ṭ

17 zhāɂ ظ ẓ

18 ‗ain ع ҁ

19 ghain غ ġ

20 fāɂ ف f

21 qāf ق q

22 kāf ك k

23 lām ل l

24 mīm م m

25 nūn ن n

26 wāw و w

27 hāɂ ه h

28 yāɂ ي y

Sumber:

Qahtani, Duleim Masoud Al-. 2003. A Dictionary of Arabic Verbs. Beirut:

Librairie du Liban Publishers

B. Vokal

No. Nama Abjad Abjad Simbol Abjad Latin

17

Arab Arab yang Digunakan

1 fatḥah ــ a ــــ

2 ḍammah ــ u ـــــ

3 kasrah ــ i ـــــ

4 ɂalif ا ā = vokal a panjang

5 wāw و ū = vokal u panjang

6 yāɂ ي ī = vokal i panjang

C. Penulisan Penanda Definit ( ال )

Penulisan penanda definit ال /ɂal-/ apabila menghadapi fonem-fonem šamsiah

seperti ز /r/, س /s/, ص /ṣ/ maka transliterasinya fonem ل / l / pada penanda

definit menjadi luluh karena terjadi proses asimilasi sehingga fonem ل / l /

menyesuaikan dengan fonem-fonem šamsiah menjadi ɂar-, ɂas-, dan ɂaṣ-.

Contoh: ال /ɂal-/ + زجــم /rajulun/ -----> انــسجــم /ɂar-rajulu/ ‗orang laki-

laki‘

ــالم<----- /salāmun/ ســالم + /-ɂal/ ال ‘ɂas-salāmu/ ‗keselamatan/ انســوزة <---- /ṣūratun/ صـوزة + /-ɂal/ ال ‘ɂaṣ-ṣūratu/ ‗gambar/ انص

Bila penanda definit tesebut di atas terletak sesudah kata yang lain dalam frasa,

maka fonem /ɂa-/ pada penanda definit /ɂar-/, /ɂas-/, dan /ɂaṣ-/ di atas menjadi

lesap karena didasarkan pada pelafalannya. Contoh: هــرا /hāðā/ ‗ini‘ + انــسجــم

/ɂar-rajulu/ ----> جـــمهــرا انـس /hāðā ‗r-rajulu/ ‗orang laki-laki ini‘ bukan /hāðā

ɂar-rajulu/. Lesapnya fonem /ɂa/ pada /ɂar-rajulu/ dilambangkan dengan tanda

koma terbalik yaitu / ‗ /.

Sebaliknya, apabila penanda definit ال /ɂal-/ menghadapi fonem-fonem šamsiah

seperti ح /ḥ/, ع /ҁ/, ك /k/, maka fonem ل / l / tidak luluh.

18

Contoh: ال /ɂal-/ + حـمــد /ḥamdun/ ----> انحـمــد /ɂal-ḥamdu/ ‗pujian‘

عـيــه + /-ɂal/ ال /ҁaynun/ ----->انـعـيــه /ɂal-ҁaynu/ ‗mata‘ + /-ɂal/ ال كـسيـم /karīmun/ ----> انـكــسيـم /ɂal-karīmu/ ‗kemulyaan‘

Bila penanda definit tesebut di atas terletak sesudah kata yang lain dalam frasa,

maka fonem /ɂa/ pada penanda definit /ɂal-/ di atas menjadi lesap karena

didasarkan pada pelafalannya. Contoh: هــرا /hāðā/ ‗ini‘ + انحـمــد /ɂal-ḥamdu/ ----

انـحـمـــد < hāðā ‗l-ḥamdu/ ‗pujian ini‘, bukan /hāðā ɂal-ḥamdu/. Lesapnya/ هــرا

fonem /ɂa/ pada /ɂal-ḥamdu/ dilambangkan dengan tanda koma terbalik yaitu / ‗ /.

D. Penulisan Kata

Setiap kata, baik ism, fiҁl, ataupun ḥarf ditulis terpisah. Untuk kata-kata yang

dalam bA lazim dirangkaikan dengan kata lainnya, maka transkripsinya mengikuti

kelaziman yang ada dalam bA. Untuk ḥarf wāw dan fāɂ pentranskripsiannya

dapat dipisahkan. Contoh:

الناسضـو دعواربـهـمر إذامس

/Wa ɂiðā massa ‗n-nāsa ḍurrun daҁaū rabbahum./ (QS30:33)

؟نـوبىذتنأيف

/Fa ɂayna taðhabūna?./ (QS81:26)

E. Penulisan Huruf Kapital

Bahasa Arab dalam penulisannya tidak mengenal huruf kapital, tapi dalam

transkripsinya digunakan huruf kapital sesuai dengan EYD dalam bI. Penggunaan

huruf kapital dalam transkripsi pada tulisan ini meliputi penulisan awal kalimat,

penulisan nama Allah, orang, tempat, bulan, dan sebagainya. Perhatikan contoh

berikut:

‘Futiḥa bābu ‗s-sijni./ ‗Pintu penjara dibuka/ فتحبابالسجـن

‘Sāfartu ɂilā Jākartā./ ‗Saya berangkat ke Jakarta/ سافـرتإلجاكرتـا

19

أبيو إل ممد من /Min Muḥammadin ɂilā ɂabīhi/ ‗Dari Muhammad untuk

ayahnya‘

Akan tetapi karena bA adalah bahasa yang menggunakan penanda definit

ɂal- menyatu dengan nomina yang dilekatinya seperti nama orang, tempat, bulan,

dan lainnya, maka dalam transkripsinya penanda definit itu tidak ditulis dengan

huruf kapital. Oleh karena itu, untuk menunjukkan sebagai penanda definit, maka

dalam transkripsinya dipisahkan dengan kata yang dilekatinya dengan tanda

penghubung, sedangkan nama orang, tempat, dan lainnya ditulis dengan huruf

kapital. Contoh:

/.Kāna ‗l-Farāҁinatu yaṭlubūna ‗l-ҁilma/ كانالفراعنـةيطلبـونالعـلم

bukan ditulis /Kāna ‗lFarāҁinatu yaṭlubūna ‗lҁilma./. Kecuali bila penanda definit

ɂal- tersebut berada di awal kalimat maka ditulis dengan huruf kapital. Contoh:

للمـؤتـرا استـعــدت سـكنـدرية ل /Ɂal-Ɂiskandariyyatu ɂistaҁaddat li-‗l-

muɂtamari./

20

BAGIAN SATU

KATEGORI GRAMATIKAL VERBA

1.1 Kategori Gramatikal Verba

1.1.1 Pengertian Kategori Gramatikal

Kesadaran bahwa verba merupakan unsur bahasa yang penting telah

diindikasikan sejak masa awal pengkajian gramatika. Plato (429 SM) yang

dianggap sebagai orang pertama yang mempelajari potensi gramatika

menguraikan bahwa kalimat dibentuk dari dua bagian besar, yaitu onoma yang

merupakan komponen nominal dan rhema yang merupakan komponen verbal

(Wahab, 1990:5). Aristoteles (384 SM) yang mengembangkan pendapat Plato,

dalam bukunya Peri Hermenias pada abad ke-4 SM, juga mengakui kedudukan

verba sebagai unsur penting pembentuk kalimat (Kridalaksana, 1986:1).

Sementara tata bahasawan Arab aliran Kufah (abad ke-8 M) meyakini bahwa

verba merupakan bentuk asal bagi terciptanya kata-kata turunan (Badri, 1984:47).

Pandangan tentang verba sebagai unsur penting, dikemukakan juga oleh tokoh

semantik generatif Chafe (1970:144), bahwa verba merupakan unsur pusat yang

mampu menghadirkan unsur-unsur lain dalam klausa atau kalimat, seperti juga

dinyatakan oleh Dahdah (1992:105) bahwa verba dalam bA merupakan unsur inti

(‟umdah) terhadap bangun sebuah kalimat, khususnya dalam kalimat yang

berpredikat verba.

Kajian terhadap verba dalam bI sebagai salah satu butir linguistik yang

penting telah dikemukakan oleh banyak ahli. Dalam buku tertua tentang tata

bahasa Melayu tulisan Johannes Roman (1653) dalam Kridalaksana (1994:10),

verba merupakan kategori yang mendapat perhatian yang besar. Demikian juga,

Raja Ali Haji yang mengkaji bahasa Melayu dengan menggunakan pendekatan

tata bahasa Arab (Kridalaksana, 1986:13). Dia mensubkategorikan verba ke dalam

kelompok lampau, futur (akan datang), imperatif, transitif, intransitif,

nonresiprokal, dan resiprokal. Alisjahbana (1970) membagi verba menjadi verba

tindak (aktif) dan verba tanggap (pasif). Slametmuljana dan Moeliono dalam