Upload
trinhlien
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud
pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi
pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar (Good Governance).
Laporan ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan RI nomor : 398/MPP/6/2003 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Stratejik (Renstra), Rencana Kinerja (Renkin), dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) di lingkungan Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia.
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat selain sebagai pertanggung
jawaban atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan selama tahun 2015, juga kiranya dapat sebagai bahan
masukan dan evaluasi bagi seluruh Pemangku kepentingan dan organisasi
Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi guna
meningkatan kinerjanya dimasa yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan Rahmat dan
HidayahNya kepada kita dalam membina serta memajukan Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan.
Jakarta, Januari 2016
Direktur Industri Maritim
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Hasbi Assiddiq Syamsuddin
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan ii
EXECUTIVE SUMMARY
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan (Dit. IMKAP)
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang industri maritim, kedirgantaraan dan dan alat
pertahanan. Peran Strategik Organisasi yang akan dicapai Direktorat Industri
Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan adalah “Terwujudnya Industri
Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan sebagai fasilitator dan dinamisator
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penguatan basis industri
manufakturing dan pengembangan produk melalui peningkatan nilai tambah,
teknologi serta memperluas persebaran sub-sektor Industri Maritim
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan”.
Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan,
yaitu semakin meningkatnya peran subsektor Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan dan industri andalan masa depan dalam perekonomian
nasional, dengan sasaran strategis antara lain : Meningkatnya nilai tambah
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan; Meningkatnya
penguasaan pasar dalam dan luar negeri; Kokohnya faktor-faktor penunjang
pengembangan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
Tingginya Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri; Lengkap
dan menguatnya struktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
Tersebarnya pembangunan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan keluar pulau Jawa.
Dalam pelaksanaan kinerjanya, Dit. IMKAP mengacu pada sasaran strategis
yang telah ditetapkan serta bersinergi dengan pihak-pihak terkait baik dari sisi
penganggaran, penyusunan standar SNI dan SKKNI, peningkatan kemampuan
SDM bidang industri maritim, penyiapan payung hukum, peningkatan teknologi
industri maritim, verifikasi capaian TKDN, dan pelaksanaan evaluasi akhir.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1 TUPOKSI DIREKTORAT IMKAP .............................. 1
1.2 PERAN STRATEGIS DIREKTORAT IMKAP ............ 2
1.3 STRUKTUR ORGANISASI ....................................... 2
1.4 POTENSI DAN PERMASALAHAN ........................... 6
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ................. 8
2.1 RENCANA STRATEGIS DITJEN IUBTT 2010-2014 . 8
2.2 TAPKIN DIT. IMKAP TAHUN 2015 ........................... 20
2.3 RENKIN DIT. IMKAP TAHUN 2015 .......................... 24
2.4 RENCANA ANGGARAN ........................................... 32
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................... 35
3.1 ANALISIS CAPAIAN KINERJA ................................. 35
3.2 ANALISA SWOT INDUSTRI MARITIM
KEDIRGANTARAAN DNA ALAT PERTAHANAN ........ 44
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN................................... 48
BAB IV PENUTUP ........................................................................ 51
4.1 KESIMPULAN ........................................................... 51
4.2 SARAN ...................................................................... 54
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan iv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Kinerja (RENKIN) Kegiatan Direktorat IMKAP tahun 2015
2. Perjanjian Kinerja Direktorat IMKAP tahun 2015
3. Pengukuran Kinerja Kegiatan Direktorat IMKAP tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
No.105/M-IND/PER/10/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan tata kerja Kementerian Perindustrian maka Direktorat
Industri Maritim dan Jasa Keteknikan berubah menjadi Direktorat
Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan.
1.1.1. Tugas Pokok Organisasi
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri maritim,
kedirgantaraan dan dan alat pertahanan.
1.1.2. Fungsi Organisasi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan program, evaluasi dan pelaporan di bidang
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
b. Penyiapan perumusan kebijakan termasuk penyusunan peta
panduan pengembangan klaster Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
c. Penyiapan pelaksanaan kebijakan termasuk pengembangan
klaster Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 2
d. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
di bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan;
e. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang Industri
Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja
Direktorat.
1.2. Peran Strategis Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
Direktorat Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
mempunyai tanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal
Industri Unggulan Berbasisi Teknologi Tinggi serta Menteri
Perindustrian. Peran Strategik Organisasi yang akan dicapai
Direktorat Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
adalah “ Terwujudnya Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan sebagai fasilitator dan dinamisator dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi melalui penguatan basis industri
manufakturing dan pengembangan produk melalui peningkatan nilai
tambah, teknologi serta memperluas persebaran sub-sektor Industri
Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan”.
1.3. Struktur Organisasi
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
terdiri dari 4 (empat) subdirektorat yaitu :
1. Subdirektorat Program, Evaluasi dan Pelaporan;
2. Subdirektorat Industri Perkapalan;
3. Subdirektorat Industri Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
4. Subdirektorat Industri Bangunan Lepas Pantai dan Komponen;
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 3
Tugas pokok dan fungsi masing-masing subdirektorat adalah
sebagai berikut :
1. Subdirektorat Program, evaluasi dan Pelaporan, mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan
di bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Program, evaluasi
dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan penyusunan program di bidang Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
b. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan;
c. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi di bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan.
2. Subdirektorat Industri Perkapalan, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta
bimbingan teknis mengenai iklim usaha , standarisasi dan teknologi,
hak kekayaan intelektual dan industri hijau serta pelaksanaan kerja
sama dan promosi industri di bidang industri perkapalan.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Industri
Perkapalan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis mengenai iklim usaha serta
pelaksanaan kerjasama dan promosi industri di bidang
industri perkapalan;
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 4
serta bimbingan teknis mengenai standarisasi dan teknologi,
hak kekayaan intelektual dan industri hijau di bidang industri
perkapalan.
3. Subdirektorat Industri Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan serta penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria serta bimbingan teknis mengenai iklim usaha ,
standarisasi dan teknologi, hak kekayaan intelektual dan industri
hijau serta pelaksanaan kerja sama dan promosi industri di bidang
industri kedirgantaraan dan alat pertahanan.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat industri
kedirgantaraan dan alat pertahanan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis mengenai iklim usaha serta
pelaksanaan kerjasama dan promosi industri di bidang
industri kedirgantaraan dan alat pertahanan;
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis mengenai standarisasi dan teknologi,
hak kekayaan intelektual dan industri hijau di bidang industri
kedirgantaraan dan alat pertahanan.
4. Subdirektorat Industri Bangunan Lepas Pantai dan Komponen,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan serta penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria serta bimbingan teknis mengenai iklim usaha ,
standarisasi dan teknologi, hak kekayaan intelektual dan industri
hijau serta pelaksanaan kerja sama dan promosi industri di bidang
industri bangunan lepas pantai dan komponen.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 5
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat industri bangunan
lepas pantai dan komponen menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis mengenai iklim usaha serta
pelaksanaan kerjasama dan promosi industri di bidang
industri bangunan lepas pantai dan komponen;
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis mengenai standarisasi dan teknologi,
hak kekayaan intelektual dan industri hijau di bidang industri
bangunan lepas pantai dan komponen.
Berikut bagan struktur organisasi Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan :
Gambar 1.1
Bagan Struktur Organisasi
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
SUBDIT INDUSTRI BLP DAN
KOMPONEN
SUBDIT INDUSTRI PERKAPALAN
SUBDIT PROGRAM,
EVALUASI DAN PELAPORAN
SUBDIT INDUSTRI KEDIRGANTARAAN
DAN ALAT PERTAHANAN
DIREKTUR
INDUSTRI MARITIM, KEDIRGANTARAAN DAN
ALAT PERTAHANAN KETEKNIKAN
SUB. BAG TATA USAHA
FUNGSIONAL
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 6
1.4. Potensi dan Permasalahan
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan memiliki
potensi pasar yang besar, namun dengan adanya persaingan dan
arus globalisasi yang kuat dari negara maju, maka industri maritim,
kedirgantaraan dan alat pertahanan nasional sebagai industri
strategis binaan Direktorat IMKAP harus mendapatkan perhatian
khusus.
Berikut ini adalah potensi dan permasalahan pada industri maritim,
kedirgantaraan dan alat pertahanan nasional :
a) Potensi Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Nasional :
Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas.
Memiliki pengalaman dalam membangun kapal.
Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan.
Tersedianya SDM di bidang perkapalan.
Berdirinya Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional
(PDRKN).
Batam, Bintan dan Karimun sebagai Free Trade Zone.
Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk pemberdayaan
industri perkapalan seperti PT, namun belum berfungsi
sepenuhnya.
Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan.
Memiliki Potensi Kelautan yang dapat dimanfaatkan menjadi
Kawasan Industri Galangan Kapal.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 7
Memiliki SDM yang berkualitas dan fasilitas yang lengkap
pada industri kedirgantaraan.
Kepercayaan mitra bisnis pada industri kedirgantaraan terus
meningkat.
Memiliki penguasaan teknologi bidang kedirgantaraan yang
diakui dunia internasional.
Memiliki industri dalam negeri yang telah dapat mendukung
produk alutsista dan non-alutsista.
b) Permasalahan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan Nasional :
Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua.
Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim.
Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang tinggi.
Delivery time yang kurang kompetitif.
Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait dan antar
Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Kebijakan pemerintah masih bersifat sektoral.
Masih rendahnya kemampuan desain kapal dalam negeri.
Masih kurangnya dukungan untuk pengembangan produk baru.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 8
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Unggulan
Berbasis Teknologi Tinggi 2010-2014
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Tahun 2010 – 2014 (update
Tahun 2015) serta sesuai dengan Peraturan Presiden No. 7 tahun
2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Tahun 2010 – 2014 yang mencakup beberapa hal, yaitu Ciri, Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, dan Cara Pencapaian Tujuan/Sasaran yang
meliputi Kebijaksanaan, Program dan Kegiatan yang realistis dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sedangkan
pada Renstra IUBTT Tahun 2010 – 2014 dan PP No. 7 tahun 2005
tersebut mendefinisikan arah pembangunan jangka panjang adalah
pembangunan daya saing bangsa dengan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, terwujudnya perekonomian domestik
berorientasi dan berdaya saing global, penguasaan, pengembangan,
dan pemanfaatan IPTEK, tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai dan maju serta reformasi hukum dan birokrasi.
Perencanaan Strategik Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA)
organisasi Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi untuk jangka
waktu tahun 2010-2014 meliputi di dalamnya ciri, visi, misi, tujuan
sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi
kebijaksanaan dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi
masing-masing.
Ciri :
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
mempunyai ciri yaitu :
Padat Teknologi
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 9
Padat Modal
Padat Tenaga Kerja Terampil
Sarat Peraturan Teknis dan Regulasi
Hubungan Erat Dengan Rantai Pasok
Pembeli Terbatas
Waktu Pengembangan dan Penetrasi Pasar Relatif Lama, dan
Sangat Tergantung Pada Kebijakan Pemerintah
Visi
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
mempunyai visi, yaitu :
”Indonesia memiliki Industri maritim, dan alat pertahanan yang
unggul, mandiri, efisien dan berdaya saing global”
Misi
Adapun misi yang diemban oleh Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Sekratariat adalah :
”Mewujudkan keunggulan industri maritim, kedirgantaraan dan
alat pertahanan yang mempunyai struktur industri yang kuat
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ”
2.1.1. Sasaran
A. Industri Maritim
Industri perkapalan atau galangan kapal merupakan industri yang
memiliki keterkaitan yang sangat luas baik ke hulu maupun ke
hilirnya sehingga dikategorikan sebagai industri strategis dan
merupakan industri masa depan yang mempunyai prospek yang
cerah. Saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan industri
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 10
perkapalan/galangan kapal yang mampu memproduksi kapal baru
dan memperbaiki/reparasi kapal. Meskipun jumlah perusahaan
cukup banyak, namun sebagian besar baru mampu membangun dan
mereparasi kapal-kapal berukuran kecil atau kurang dari 10.000
DWT serta mesin/peralatan produksinya relatif sudah tua.
Industri galangan kapal dalam negeri memiliki fasilitas produksi
terbesar berupa dok gali (graving dock) dengan kapasitas 150.000
DWT yang dapat dipergunakan untuk membangun kapal baru
maupun untuk memperbaiki/reparasi kapal. Pengalaman industri
galangan kapal dalam negeri membangun kapal baru berbagai jenis,
tipe dan ukuran sampai dengan ukuran/kapasitas 80.000 DWT.
Industri galangan kapal mengalami perkembangan yang
menggembirakan dimana terjadi pertumbuhan investasi yang sangat
pesat khususnya di Pulau Batam, hal ini disebabkan karena iklim
investasi (insentif fiskal dan tata niaga) yang dikembangkan di Pulau
Batam, Bintan, dan Karimun (Bonded Zone/Kawasan Berikat, dan
KEK/Kawasan Ekonomi Khusus) menarik minat investor asing,
disamping karena pulau Batam dekat dengan sumber bahan
baku/perdagangan Singapura. Faktor lain yang menyebabkan
pertumbuhan investasi industri galangan kapal cukup besar adalah
dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 5 tahun 2005 tentang
Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional yang intinya adalah
penerapan azas cabotage, yang didalamnya juga diamanatkan
pengembangan industri perkapalan nasional untuk mendukung
pelaksanaan pemberdayaan industri pelayaran nasional.
Dalam rangka mendorong pengembangan industri perkapalan
nasional untuk mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 5 tahun 2005,
Kementerian Perindustrian menyusun roadmap pengembangan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 11
industri perkapalan nasional dengan penerapan strategi dan
kebijakan sebagai berikut :
1. Mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan pasar dalam
negeri sebagai base load untuk pengembangan industri
perkapalan.
2. Mengembangkan industri pendukung di dalam negeri (industri
bahan baku dan komponen kapal).
3. Mengembangkan pusat peningkatan keterampilan SDM.
4. Peningkatan penguasaan teknologi, rancang bangun dan
perekayasaan melalui pengembangan PDRKN/NaSDEC (Pusat
Desain dan Rekayasa Kapal Nasional/National Ship Design
and Engineering Center).
5. Mengembangkan Kawasan Khusus Industri Galangan Kapal
untuk menarik investor asing dan lokal.
6. Perbaikan iklim usaha (pajak, suku bunga, tata niaga).
7. Mendorong kerjasama dengan luar negeri.
8. Pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal
Nasional/PDRKN (National Ship Design and Engineering
Centre-NASDEC) yang telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan mendesain kapal.
9. Meningkatkan iklim usaha industri perkapalan dengan
pemberian insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
(BMDTP).
10. Memfasilitasi pengembangan kawasan khusus industri
perkapalan di berbagai daerah yang pontensial.
Diharapkan dengan tersusunnya roadmap industri perkapalan
nasional mampu meningkatkan kemampuan industri
perkapalan/galangan kapal nasional dalam pembangunan kapal juga
semakin bertambahnya jumlah fasilitas dock untuk perbaikan kapal.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 12
Selain itu mampu meningkatkan daya saing industri
perkapalan/galangan kapal nasional (delivery time maupun docking
days semakin pendek, kualitas meningkat dan harga bersaing) dan
tumbuhnya industri bahan baku dan komponen kapal tertentu untuk
mensuplai kebutuhan komponen kapal dalam negeri.
B. Industri Kedirgantaraan
Industri Kedirgantaraan dalam konteks industri manufaktur pesawat
terbang jika dilihat dari perspektif proses bisnis, memiliki beberapa
karakteristik yang membedakan industri lain dengan industri pesawat
terbang, industri pesawat terbang dinilai sebagai industri yang
kompleks, multi disiplin keilmuan dan lingkungan yang dinamis.
Industri kedirgantaraan disusun atas industri hulu, industri antara,
dan industri hilir. Ketiga komponen industri tersebut saling terkait
satu sama lain untuk mendukung pengembangan industri
kedirganataraan. Jika dilihat berdasarkan komponennya industri
kedirgantaraan dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber : Niosi, Jorge and Majlinda Zhegu Aerospace Cluster, Industry and
Inovation, Vol 12 March 2005
Gambar 2.1. Struktur Komponen Industri Kedirgantaraan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 13
Saat ini Indonesia masih terbatas pada satu industri pembangunan
pesawat terbang, yaitu PT. Dirgantara Indonesia (DI) disamping
industri pendukungnya. Produk pesawat terbang yang dimiliki oleh
PT. DI (Persero) saat ini adalah CN235 Series dan NC212 series
sementara untuk helikopter PT. DI hanya menyisahkan SUPER
PUMA (NSP 322) dan beberapa produk hasil Timing Agreement
antara PT. DI dengan Eurocopter.
Permasalahannya adalah produk CN yang dimiliki merupakan hasil
kerjasama antara PT. DI Dengan CASA Spanyol di tahun 80-an
sedangkan Produk NC212 yang dimiliki merupakan kerjasama
production under license dari CASA tahun 70-an.
Secara teknologi rancangan produk pesawat yang telah berumur
lebih dari 30 tahun sudah masuk pada fase ageing technology, hal ini
terbukti pada beberapa komponen avionic system C212 sudah tidak
diproduksi lagi oleh principal-nya sehingga tidak jarang terjadi dalam
pembelian pesawat terbang baru terkadang menggunakan
komponen lama /over haule condition (OHC).
NC212-100 diproduksi tahun 76-an dan tahun 80-an dikembangkan
NC212-200 dan hingga saat ini PT. DI masih menawarkan NC212
series 200, melalui Industrial Cooperation tahun 2008 PT. DI
mendapat lisensi produksi C212-400. Sedangkan untuk produk
CN235 pertama kali dikembangan pada era 80-an dengan seri 10
dan hingga saat ini PT. DI menawarkan produk CN 235 seri 110 dan
seri 220, produk CN235 82% dipergunakan oleh customer militer.
Sedangkan untuk produk CN235, memiliki segmentasi pasar ceruk
(nice market) yaitu militer, karena itu pula banyak yang menjuluki CN
235 dengan istilah small Hercules, sesuai dengan karakteristik
segmen pesawat militer adalah pasarnya sangat terbatas. Sebagai
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 14
ilustrasi 82% produk CN 235 yang diserahkan adalah konfigurasi
militer. Untuk memperluke as pasar PT. DI harus segera menyiapkan
produk CN235 versi sipil.
Ditahun 2011 juga telah ditandatangani kerjasama antara PT
Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military untuk melakukan
produksi pesawat terbang cargo militer tipe C295. Melalui kerjasama
ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kapabilitas PT
DI dibidang teknologi kedirgantaraan.
Saat ini PT. DI sedang mengembangkan produk pesawat komuter
kapasitas 19 penumpang (N219). Pesawat ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan penerbangan perintis Oleh karena itu pesawat
ini sengaja dirancang untuk penerbangan jarak pendek yang harus
dapat dioperasikan pada landasan tak beraspal di wilayah
pegunungan. Untuk perancangan PT. DI sudah melakukan survey
ke beberapa bandara yang sulit dijangkau di daerah Papua.
Sumber : PAPER PTDI Pada Indonesian Business-BUMN Forum &
Exhibition (IBBEX 2007) - Cendrawasih Room, JCC. 14 April 2007
Gambar 2.2. Data Delivery Produk Pesawat Terbang Produksi PT.
Dirgantara indonesia (persero)
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 15
C. Industri Alat Pertahanan
Kemampuan pertahanan Negara akan sangat ditentukan oleh
kemampuan industri pertahanannya, industri pertahanan tersebut
merupakan bagian dari industri nasional yang mampu memenuhi
kebutuhan pengadaan maupun pemeliharaan peralatan pertahanan
baik yang merupakan persenjataan disebut alat utama sistem
persenjataan (alutsista) maupun pendukung alutsista (seperti helm,
pakaian, tenda, radar, satelit, kendaraan taktis, perbekalan,
pelatihan, jembatan dll).
Membangun kekuatan pertahanan tidak terlepas dari peran
pemerintah dalam industri pertahanan, karena berhubungan dengan
kemampuan teknologi sarana pertahanan terpilih yang menentukan
masa depan pertahanan suatu bangsa. Revitalisasi industri
pertahanan bertujuan untuk mendukung sistem pertahanan,
pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan pengadaan Alutsista
bagi TNI, Polri dan institusi lainnya. Revitalisasi industri pertahanan
akan mendorong pertumbuhan ekonomi terkait dengan investasi
industri komponen pemasok peralatan dan material lainnya yang
pengembanganya terintegrasi dengan industri nasional.
Mendukung pembangunan pertahanan dalam kerangka
pengembangan industri dalam negeri untuk mewujudkan Minimum
Essential Force (MEF), membutuhkan komitmen banyak pihak.
Pihak-pihak yang terkait antara lain pemerintah sebagai penentu
kebijakan, TNI dan Polri sebagai pengguna, industri nasional sebagai
produsen, lembaga litbang dan perguruan tinggi sebagai pusat
pengembangan IPTEK serta perbankan nasional sebagai pemberi
pinjaman modal dan lapisan masyarakat lainnya sebagai pengawas
dan pemantau kegiatan. Dengan demikian upaya revitalisasi industri
pertahanan membutuhkan pendekatan lintas sektoral agar dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 16
Salah satu perangkat pengelola industri pertahanan yang dipandang
perlu untuk mendorong industri nasional menjadi lebih profesional,
inovatif, efektif dan efisien serta terintegrasi dalam memenuhi
kebutuhan sarana pertahanan secara mandiri, adalah suatu
perangkat lunak (regulasi) yaitu peraturan tentang pembinaan
teknologi dan industri pertahanan yang didukung oleh komite
kebijakan industri pertahanan sebagai pengambil kebijakan-
kebijakan dalam upaya pembinaan, dan adanya komitmen yang kuat
dari pemerintah.
Perusahaan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara Industri
Pertahanan (BUMNIP), antara lain : PT. Pindad, P.T. Dirgantara
Indonesia, PT. PAL, PT. DKB, PT. DPS, PT. Dahana, PT. LEN, PT.
INTI, PT. INKA, PT. Krakatau Steel, sebagai industri utama.
Sedangkan industri pendukung (supporting industry) atau industri
penunjang sebaiknya melibatkan industri milik BUMN dan Swasta
Nasional, yang meliputi industri pemasok bahan baku,
komponen/parts, dan jasa.
Jenis produk yang dapat dipasok dari industri pendukung/penunjang,
antara lain : produk permesinan, kimia, produk logam, produk
elektronika, produk telematika, produk aneka, jasa
engineering/desain, dan lain sebagainya, yang melibatkan semua
kekuatan unsur kemampuan produk industri yang dibuat di dalam
negeri.
Revitalisasi Industri Pertahanan juga mempertimbangkan aspek
penelitian dan pengembangan dan penguasaan teknologi
pembuatan alat dan tipe serta jenis produk peralatan, yang dapat
dilakukan sesuai dengan nature dari masing-masing, misalnya basic
research oleh perguruan tinggi, dan seterusnya yang melibatkan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 17
lembaga-lembaga riset industri dan keterlibatan pihak perusahaan
industri.
Untuk mengembangkan industri pendukung pertahanan yang
berkemampuan (maju, mandiri, dan berdaya saing), dibutuhkan
kebijakan pemberdayaan seluruh industri nasional yang memerlukan
tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh
kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan segenap potensi sumber
daya nasional, seperti industri strategis, pihak swasta, perguruan
tinggi, lembaga penelitian dan termasuk juga perangkat regulasinya.
Untuk menuju langkah tersebut, maka Dit. IMKAP telah menyusun
roadmap dengan fokus pengembangan industri pertahanan menuju
postur ideal MEF industri pertahanan secara ringkas dalam rencana
tindakan sebagai berikut :
Penetapan produk pertahanan pendukung alutsista melalui
pengelompokan untuk dibuat secara lokal (pengembangan
database produk pertahanan pendukung alutsista)
Penetapan industri nasional yang memiliki potensi sebagai
pemasok produk pertahanan pendukung alutsista (database
industri pemasok produk pertahanan pendukung alutsista)
Penataan peraturan yang mendukung industri pertahanan
pendukung alutsista dalam negeri (kebijakan offset, joint
production, ToT, research and development, struktur industri
pertahanan dan standarisasi mengikuti program P3DN
Kemenperin)
Penataan standar produk pertahanan pendukung alutsista
Penguasaan dan pengembangan teknologi pembuatan produk
pertahanan pendukung alutsista baik SDM, sarana dan
prasarananya.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 18
Konsep pengembangan industri pendukung untuk pembuatan produk
pertahanan pendukung alutsista sangat tergantung pada kebutuhan
(jumlah dan spesifikasi) yang akan menentukan besarnya setting
kapasitas di industri pemasok (terkait besarnya investasi, jika
diperlukan), dimana secara umum industri pendukung lebih fleksibel
untuk mengikuti permintaan produk pertahanan sehingga akan lebih
dahulu diperlukan data/peta kebutuhan dan standar produk
pendukung senjata. Selain itu diperlukan juga kebijakan dan
peraturan yang akan mengakselerasi proses penumbuhan
kemandirian industri pertahanan.
Tumbuhnya industri pertahanan tidak hanya membawa dampak
langsung kepada pemenuhan kebutuhan alutsista dan pendukung
alutsista saja, namun akan menjadi pijakan untuk pengembangan
industri nasional lainnya yang secara akumulatif akan meningkatkan
kemampuan perekonomian bangsa Indonesia dalam aspek
perindustrian (sektor industri). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ketidakmampuan memberdayakan industri pertahanan akan
turut mempengaruhi daya saing dan posisi tawar bangsa Indonesia
dimasa mendatang terhadap negara-negara lain.
2.1.2. Arah Pembangunan
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan serta hasil-
hasil pembangunan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
yang telah dicapai serta kondisi yang diharapkan pada masa yang
akan datang, maka Kebijakan Pembangunan Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan, yaitu semakin meningkatnya
peran subsektor Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan dan industri andalan masa depan dalam perekonomian
nasional, dengan sasaran strategis antara lain :
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 19
a. Meningkatnya nilai tambah Industri Maritim, Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
b. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri
c. Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan Industri
Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
d. Tingginya Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi
Industri
e. Lengkap dan menguatnya struktur Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
f. Tersebarnya pembangunan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan keluar pulau Jawa
Selanjutnya dalam Peta Strategi diuraikan peta-jalan yang akan
ditempuh untuk mewujudkan visi tersebut. Peta Strategi Direktorat
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini :
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 20
Gambar 2.3. Peta Strategi Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan
Alat Pertahanan
2.2 Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dit. IMKAP 2015
Program yang dilakukan Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
penyusunannya senantiasa terkait dengan visi, misi, tujuan, sasaran
dan kebijakan yang ditetapkan. Dalam rangka melaksanakan
langkah-langkah pokok serta langkah-langkah penunjang, kegiatan
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 21
2.2.1. Sasaran
Dalam Tapkin Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan (Dit. IMKAP) Tahun 2015 memiliki sasaran strategis yang
sesuai dengan arah pembangunan Dit. IMKAP, dibagi menjadi 2
kelompok yaitu :
A. Perspektif Stake Holder
Sasaran strategis yang termasuk perspektif stake holder
terdiri dari :
1. Tingginya nilai tambah industri
2. Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri
3. Meningkatnya produktivitas SDM industri
4. Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri
B. Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tersusunnya usulan insentif yang mendukung
pengembangan industri
2. Mengembangkan R & D di instansi dan industri
3. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk
meningkatkan kapasitas produksi
4. Meningkatnya promosi industri
5. Meningkatnya usulan penerapan SNI
6. Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan
serta kewirausahaan
7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan
dan staff
2.2.2. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan ukuran kinerja sasaran pada kegiatan.
Sedangkan indikator kinerja dari Tapkin Dit. IMKAP Tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 22
A. 1. Perspektif Stake Holder
1. Sasaran Strategis 1 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Laju pertumbuhan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan meningkat dari tahun ke tahun dengan target
sasaran sebesar 8,75 %.
b. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Nasional semakin
meningkat dengan target sasaran sebesar 0,17 %.
2. Sasaran Strategis 2 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Kontribusi ekspor produk IMKAP terhadap ekspor nasional
dengan target sasaran 3 %
b. Pangsa pasar produk industri nasional terhadap total
permintaan di pasar dalam negeri dengan target sasaran
sebesar 8,67 %
3. Sasaran Strategis 3 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan dengan target sasaran
sebesar 1.300 (Seribu tiga ratus) orang pertahun
4. Sasaran Strategis 4 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Jumlah produk dengan nilai TKDN lebih dari 40% dengan
target sasaran sebesar 20 produk
B. Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Sasaran Strategis 1: Tersusunnya usulan insentif yang
mendukung pengembangan industri mempunya indikator kinerja
diantaranya :
a. Rekomendasi usulan insentif Fiskal dengan target sasaran 2
jenis
b. Perusahaan industri yang memperoleh insentif dengan target
sasaran 4 perusahaan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 23
2. Sasaran Strategis 2 : Mengembangkan R & D di instansi dan
industri mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Kerjasama R & D instansi dengan industri/lembaga dengan
target sasaran 1 kerjasama
3. Sasaran strategis 3 : Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan
baku untuk meningkatkan kapasitas produksi mempunyai indikator
kinerja diantaranya :
a. Tingkat utilisasi kapasitas produksi dengan target sasaran
60 %.
4. Sasaran strategis 4: Meningkatnya promosi industri mempunyai
indikator kinerja diantaranya :
a. Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industri
dengan target sasaran 10 perusahaan.
5. Sasaran strategis 5 : Meningkatnya usulan penerapan SNI
mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. SNI yang diberlakukan secara wajib dengan target sasaran 1
SNI
6. Sasaran strategis 6 : Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan
dan pelatihan serta kewirausahaan mempunyai indikator kinerja
diantaranya :
a. Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) di sektor Industri Maritim, Kedirgantaraan, dan Alat
Pertahanan dengan target sasaran 1 SKKNI/tahun
7. Sasaran strategis 7 : Meningkatnya budaya pengawasan pada
unsur pimpinan dan staff mempunya indikator kinerja diantaranya :
a. Terbangunnya sistem pengendalian intern di unit kerja dengan
target sasaran 1 satker.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 24
Untuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti
diuraikan di atas, diperlukan sumber daya manusia, ketatalaksanaan,
kelembagaan, dan struktur organisasi yang tepat dan efisien.
2.3 Rencana Kinerja (RENKIN) Dit. IMKAP Tahun 2015
2.3.1 Sasaran
Dalam rangka mencapai visi dan melaksanakan misi Direktorat
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan alat Pertahanan pada Direktorat
Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, maka sasaran
strategis RENKIN Dit. IMKAP Tahun 2015 sesuai dengan arah
pembangunan Dit. IMKAP, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
A. Perspektif Stake Holder
Sasaran strategis yang termasuk perspektif stake holder
terdiri dari :
1. Tingginya nilai tambah industri
2. Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri
3. Meningkatnya produktivitas SDM industri
4. Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri
B. Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tersusunnya usulan insentif yang mendukung
pengembangan industri
2. Mengembangkan R & D di instansi dan industri
3. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk
meningkatkan kapasitas produksi
4. Meningkatnya promosi industri
5. Meningkatnya usulan penerapan SNI
6. Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan
serta kewirausahaan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 25
7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan
dan staff
2.3.2 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan ukuran kinerja sasaran pada kegiatan,.
Sedangkan indikator kinerja dalam RENKIN Dit. IMKAP Tahun 2015,
antara lain :
A. Perspektif Stake Holder
1. Sasaran Strategis 1 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Laju pertumbuhan Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan meningkat dari tahun ke tahun dengan target
sasaran sebesar 8,75 %.
b. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Nasional semakin
meningkat dengan target sasaran sebesar 0,17 %.
2. Sasaran Strategis 2 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Kontribusi ekspor produk IMKAP terhadap ekspor nasional
dengan target sasaran 3%
b. Pangsa pasar produk industri nasional terhadap total
permintaan di pasar dalam negeri dengan target sasaran
sebesar 8,67 %
3. Sasaran Strategis 3 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan dengan target sasaran
sebesar 1.300 (Seribu tiga ratus) orang pertahun
4. Sasaran Strategis 4 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Jumlah produk dengan nilai TKDN lebih dari 40% dengan
target sasaran sebesar 20 produk
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 26
B. Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Sasaran Strategis 1: Tersusunnya usulan insentif yang
mendukung pengembangan industri mempunya indikator kinerja
diantaranya :
a. Rekomendasi usulan insentif Fiskal dengan target sasaran 2
jenis
b. Perusahaan industri yang memperoleh insentif dengan target
sasaran 4 perusahaan
2. Sasaran Strategis 2 : Mengembangkan R & D di instansi dan
industri mempunyai indikator kinerja di antaranya :
b. Kerjasama R & D instansi dengan industri/lembaga dengan
target sasaran 1 kerjasama
3. Sasaran strategis 3 : Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan
baku untuk meningkatkan kapasitas produksi mempunyai indikator
kinerja diantaranya :
a. Tingkat utilisasi kapasitas produksi dengan target sasaran
60 %.
4. Sasaran strategis 4: Meningkatnya promosi industri mempunyai
indikator kinerja diantaranya :
a. Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industri
dengan target sasaran 10 perusahaan.
5. Sasaran strategis 5 : Meningkatnya usulan penerapan SNI
mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. SNI yang diberlakukan secara wajib dengan target sasaran 1
SNI
6. Sasaran strategis 6 : Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan
dan pelatihan serta kewirausahaan mempunyai indikator kinerja
diantaranya :
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 27
a. Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) di sektor Industri Maritim, Kedirgantaraan, dan Alat
Pertahanan dengan target sasaran 1 SKKNI/tahun
7. Sasaran strategis 7 : Meningkatnya budaya pengawasan pada
unsur pimpinan dan staff mempunya indikator kinerja diantaranya :
a. Terbangunnya sistem pengendalian intern di unit kerja dengan
target sasaran 1 satker.
Untuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti
diuraikan di atas, diperlukan sumber daya manusia, ketatalaksanaan,
kelembagaan, dan struktur organisasi yang tepat dan efisien.
Dengan demikian Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan telah menyusun kegiatan selama tahun anggaran
2015 dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan sasaran stategis
yang terdiri dari 6 (enam) Output dan 31 (tiga puluh satu) Sub
Output, antara lain :
A. Perspektif Stake Holder
1. Tingginya nilai tambah Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan.
Kegiatan yang dilaksakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut antara lain :
Koordinasi Pengembangan Industri Maritim, Kedirgantaraan
Dan Alat Pertahanan
Penguatan Industri Perkapalan
Penumbuhan Industri Kedirgantaraan
Pengembangan Industri Alat Pertahanan Non Alutsista
2. Meningkatnya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut antara lain :
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 28
a. Promosi Kemampuan Industri Maritim Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
Publikasi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan
Alat Pertahanan
Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim Dan
Komponen
Fasilitasi Promosi Industri Kedirgantaraan Dan Alat
Pertahanan
Penganugerahan penghargaan customer satisfaction award
untuk industri galangan kapal (IMICSA) 2015
3. Meningkatnya Produktifitas SDM Industri
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut antara lain :
a. Peningkatan Kemampuan SDM Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Peningkatan Kemampuan Dan Kompetensi SDM Industri
Perkapalan Untuk Anggota Klaster Industri Kapal.
Pemenuhan Kebutuhan SDM Industri Perkapalan Nasional
Melalui Peningkatan Kompetensi SDM Pengelasan Kapal
Peningkatan Kemampuan Sdm Industri Komponen
Perkapalan Di Bidang Pengelasanan Non-ferro
Pelatihan Pengelasan Bawah Air Untuk SDM Industri
Maritim
Pelatihan Welding Operator Untuk Industri Galangan Kapal
Peningkatan Kemampuan SDM Blasting Bidang
Perkapalan
Peningkatan Kemampuan SDM Las FCAW posisi 3G dan
3F Bidang Perkapalan
Revitalisasi industri galangan kapal melalui peningkatan
sdm pengelasan SMAW bersertifikasi dalam mendukung
Quick Win (APBNP)
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 29
Revitalisasi industri galangan kapal melalui peningkatan
sdm pengelasan FCAW bersertifikasi dalam mendukung
Quick Win (APBNP)
Revitalisasi industri galangan kapal melalui peningkatan
sdm pengelasan GMAW bersertifikasi dalam mendukung
Quick Win (APBNP)
Revitalisasi industri galangan kapal melalui pelatihan
manajemen galangan kapal dalam mendukung Quick Win
(APBNP)
4. Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut antara lain :
a. Pelaksanaan Standarisasi Bidang Industri Maritim,
Kedirgantaraan Dan Alat PertahananPenyusunan
Rancangan Standar/Revisi SKKNI Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Standardisasi Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat
Pertahanan
Pendampingan Dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka
Penerapan Standar Mutu Produk Untuk Produk Komponen
Pesawat
Fasilitasi Pengembangan Lab Uji Dalam Rangka
Penerapan Sni Wajib Life Jacket
Bimbingan Teknis Sertifikasi Industri dan Produk Komponen
Perkapalan
Pendampingan dan bimbingan teknis dalam rangka
penerapan standar mutu produk untuk produk komponen
pesawat untuk mendukung Quick Win ( APBNP)
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 30
Penyusunan WPS dalam rangka revitalisasi industri
galangan kapal melalui peningkatan SDM pengelasan
bersertifikasi dalam mendukung Quick Win (APBNP)
B. Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan
industri
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah :
Penyusunan Usulan Kebijakan Insentif Fiskal Untuk Produk
Industri Maritim Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
2. Mengembangkan R & D di instansi dan industri
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah
Pemberdayaan Potensi Desain Industri Perkapalan
Nasional
Pemberdayaan pusat desain dan rekayasa kapal nasional
untuk mendukung Quick Win (APBNP)
3. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk
meningkatkan kapasitas produksi
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah
a. Promosi Kemampuan Industri Maritim Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
Publikasi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan
Alat Pertahanan
Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim Dan
Komponen
Fasilitasi Promosi Industri Kedirgantaraan Dan Alat
Pertahanan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 31
Penganugerahan penghargaan customer satisfaction award
untuk industri galangan kapal (IMICSA) 2015
4. Meningkatnya promosi industri
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah
a. Promosi Kemampuan Industri Maritim Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
Publikasi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan
Alat Pertahanan
Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim Dan
Komponen
Fasilitasi Promosi Industri Kedirgantaraan Dan Alat
Pertahanan
Penganugerahan penghargaan customer satisfaction award
untuk industri galangan kapal (IMICSA) 2015
Penyusunan Database dan Profil Industri Maritim 2015
5. Meningkatnya usulan penerapan SNI
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah
Pendampingan Dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka
Penerapan Standar Mutu Produk Untuk Produk Komponen
Pesawat
Fasilitasi Pengembangan Lab Uji Dalam Rangka
Penerapan Sni Wajib Life Jacket
Bimbingan Teknis Sertifikasi Industri dan Produk Komponen
Perkapalan
Pendampingan dan bimbingan teknis dalam rangka
penerapan standar mutu produk untuk produk komponen
pesawat untuk mendukung Quick Win ( APBNP)
6. Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta
kewirausahaan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 32
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah
Standardisasi Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat
Pertahanan
7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staff
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran strategis
tersebut adalah
Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Direktorat
Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat
Koordinasi Program Dan Layanan Kinerja Dit. Ind. Maritim,
Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
Penyusunan LAKIP Dit. IMKAP TA 2015
2.4 Rencana Anggaran
Guna mewujudkan rencana kinerja Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Tahun 2015 sesuai dengan
arah dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka telah disediakan
dukungan anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang
jumlah nilainya Rp. 25.450.000.000 (Dua puluh lima milyar empat
ratus lima puluh juta rupiah).
Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang
mencakup terdiri dari 6 (enam) output kegiatan dan 31 (tiga puluh
satu) sub output. Ringkasan anggaran Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan tahun anggaran 2015
selengkapnya terdapat pada tabel berikut :
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 33
Tabel 2.1
Rencana Anggaran Dit. IMKAP Tahun 2015
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU (Rp. Ribuan)
8 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan
25.450.000
1847 Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
25.450.000
1.847.001 Koordinasi Pengembangan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
2.396.086
1 Penguatan Industri Perkapalan 430.056
2 Penumbuhan Industri Kedirgantaraan 773.954
3 Pengembangan Industri Alat Pertahanan Non Alutsista 865.260
4 Penyusunan Usulan Kebijakan Insentif Fiskal Untuk Produk Industri Maritim Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
326.816
1.847.002 Pelaksanaan Standarisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
5.366.006
1 Standardisasi Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
709.950
2 Pendampingan Dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka Penerapan Standar Mutu Produk Untuk Produk Rubberseal Pesawat
1.100.430
3 Fasilitasi Pengembangan Lab Uji Dalam Rangka Penerapan Sni Wajib Life Jacket
415.872
4 Bimbingan Teknis Sertifikasi Industri Dan Produk Komponen Perkapalan
1.084.042
5 Pendampingan Dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka Penerapan Standar Mutu Produk Untuk Produk Komponen Pesawat Untuk Mendukung Quick Win
1.064.800
6 Penyusunan Wps Dalam Rangka Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
990.912
1.847.003 Peningkatan Kemampuan Sdm Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
10.624.374
1 Peningkatan Kemampuan Dan Kompetensi Sdm Industri Perkapalan Untuk Anggota Klaster Industri Kapal
532.490
2 Pemenuhan Kebutuhan Sdm Industri Perkapalan Nasional Melaui Peningkatan Kompetensi Sdm Pengelasan Kapal
1.779.860
3 Peningkatan Kemampuan Sdm Industri Komponen Perkapalan Di Bidang Pengelasanan Non-ferro
494.630
4 Pelatihan Manajemen Galangan Kapal 664.800
5 Pelatihan Pengelasan Bawah Air Untuk Sdm Industri Maritim 628.401
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 34
7 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Smaw Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
1.885.376
8 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Fcaw Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
955.236
9 Pelatihan Welding Operator Untuk Industri Galangan Kapal 542.061
10 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Gmaw Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
736.864
11 Peningkatan Kemampuan Sdm Blasting Dan Coating 497.298
12 Peningkatan Kemampuan Sdm Las Fcaw Posisi 3g Dan 3f Bidang Perkapala
475.746
13 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Pelatihan Manajemen Galangan Kapal Dalam Mendukung Quick Win
1.431.612
1.847.004 Pengembangan Teknologi Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
3.564.849
1 Pemberdayaan Potensi Desain Industri Perkapalan Nasional 564.849
2 Pemberdayaan Pusat Desain Dan Rekayasa Kapal Nasional Untuk Mendukung Quick Win
3.000.000
1.847.005 Promosi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
1.958.590
1 Publikasi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
424.452
2 Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim Dan Komponen
510.502
3 Fasilitasi Promosi Industri Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
580.652
4 Penganugerahan Penghargaan Customer Satisfaction Award Untuk Industri Galangan Kapal (imicsa) 2015
442.984
1.847.007 Dokumen Perencanaan/evaluasi/database Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
1.540.095
1 Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
460.355
2 Pemutakhiran Database Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
296.509
3 Koordinasi Program Dan Layanan Kinerja Dit. Ind. Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
432.047
4 Penyusunan Evaluasi Kinerja Dan Lakip Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
351.184
T O T A L 25.450.000
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
35
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Analisis Capaian Kinerja
Dengan diterbitkanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, kemudian ditindaklanjuti
oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dengan
diterbitkannya Surat Edaran Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang
Penetapan Kinerja, maka setiap instansi pemerintah wajib menyusun
“Penetapan Kinerja” berdasarkan alokasi anggaran yang dikelolanya.
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas
dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Tujuan khusus
penetapan kinerja adalah untuk :
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;
2. sebagai wujud nyata komitmen antar penerima amanah dengan
pemberi amanah;
3. sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi;
4. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur;
5. sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan
sanksi;
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit
kerja mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian
sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui media pertanggungjawaban secara periodik seperti laporan
tahunan pencapaian tugas pokok dan fungsi dengan aspek
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
36
penunjangnya seperti keuangan, sarana dan prasarana, sumberdaya
manusia dan lain-lain.
Semua Instansi pemerintah, Badan dan Lembaga Negara di Pusat dan
Daerah sesuai dengan tupoksi masing-masing harus memahami
lingkup akuntabilitasnya masing-masing, karena akuntabilitas yang
diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan melaksanakan misi
Instansi yang bersangkutan.
Sistem Akuntabilitas memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut :
a. Harus ada komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel
b. Harus merupakan sistem yang dapat menjamin penggunaan
sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan yang
berlaku.
c. Harus menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan
d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan
manfaat yang diperoleh
e. Harus jujur, obyektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk
pemuktahiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan
penyusunan laporan akuntabilitas.
Dalam rangka mendukung program pemberian dukungan fasilitasi
dalam upaya mewujudkan iklim usaha yang kondusif, seluruh kegiatan
telah selesai dilaksanakan. Dalam memahami keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan apakah telah sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan maka
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
37
diperlukan analisis capaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan
pada tahun 2015, antara lain :
A. Perspektif Stake Holder
1. Tingginya Nilai Tambah Industri
Indikator pertama tingginya nilai tambah industri adalah Laju
Pertumbuhan Industri maritim, kedirgantaraan dan alat
pertahanan. Target laju pertumbuhan industri maritim,
kedirgantaraan dan alat pertahanan tahun 2015 adalah sebesar
3,82 %, sedangkan realisasi dari laju pertumbuhan industri
maritim, kedirgantaraan dan alat pertahanan sebesar 3,36%.
Indikator kedua adalah kontribusi industri manufaktur terhadap
PDB Nasional. Target kontribusi industri maritim, kedirgantaraan
dan alat pertahanan terhadap PDB Nasional tahun 2015 sebesar
0,17 %, sedangkan realisasinya sebesar 0,20 %. Realisasi
tersebut memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya produksi industri maritim, kedirgantaraan
dan alat pertahanan
Perkembangan kontribusi industri maritim, kedirgantaraan dan
alat pertahanan terhadap PDB Nasional adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Laju Pertumbuhan Industri Alat Tranportasi Darat, Maritim dan
Dirgantara
Laju Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2015
prognosa
Industri Alat
Tranportasi
Darat, Maritim
dan Dirgantara
6,37 4,26 14,95 3,94 3,36
Catatan :*) Sumber : BPS (diolah)
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
38
Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa pertumbuhan industri maritim,
kedirgantaraan dan alat pertahanan tahun 2015 melambat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan industri pada tahun 2014.
Tabel 3.2
Kontribusi IMKAP terhadap PDB Nasional
Kontribusi PDB IMKAP (%)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Prognosa
2015
Terhadap PDB
Nasional 0,15 0,17 0,15 0,16 0,16 0,16 0,17 0,20 0,20
Terhadap PDB
Non migas 0,65 0,72 0,66 0,73 0,74 0,77 0,81 0,89 0,90
Catatan :*) Sumber : BPS (diolah)
2. Tingginya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri
Indikator dari meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar
negeri dapat dilihat dari kontribusi ekspor produk IMKAP
terhadap ekspor nasional dan pangsa pasar produk IMKAP
terhadap total permintaan di pasar dalam negeri. Dalam
Perjanjian Kinerja Dit. IMKAP telah menentukan target pangsa
pasar produk industri nasional terhadap total permintan di pasar
dalam negeri sebesar 8,67 %, sedangkan realisasi sebesar
8,67 %. Variabel dalam perhitungan tersebut adalah dari total
produksi industri, ekspor, dan impor industri. Sedangkan
kontribusi ekspor produk IMKAP terhadap ekspor nasional
menentukan target sebesar 3,0 % dan realisasi sebesar 0,7 %.
Nilai tersebut jauh dari target yang ditetapkan oleh Dit. IMKAP.
Hal ini disebabkan karena kesalahan penentuan target di awal
tahun pelaksanaan kegiatan.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
39
Data ekspor industri maritim, kedirgantaraan dan alat pertahanan
disajikan pada Tabel 3.3, sedangkan kontribusi ekspor IMKAP
disajikan pada Tabel 3.4 yang merupakan data dari BPS yang
diolah serta diproyeksikan sampai dengan akhir tahun 2015
Tabel 3.3
Rincian Perkembangan Nilai Ekspor
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Industri Nilai Ekspor ( Juta US$)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Prognosa
2015
Maritim,
Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
919,2 1.027,1 1.421,3 1.334,3 1.545,0 1.372,6 1.457,6 1.600,2 1.682,7
- Maritim 669,0 859,2 1.145,7 1.181,3 1.285,8 980,4 1.262,4 1.314,1 1.381,8
- Kedirgantaraan 249.2 164,5 274,0 147,6 254,5 332,2 193,1 269,6 283,5
- Alat Pertahanan 1,0 3,4 1,6 5,3 4,7 60,0 2,1 16,6 17,4
Tabel 3.4
Kontribusi Ekspor
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
pertahun
Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
1,22 0,85 0,76 0,72 0,80 0,56 0,70 0,87
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
40
3. Meningkatnya Produktifitas SDM Industri
Produktifitas SDM industri sangat diperlukan dalam
pengembangan IMKAP. Indikator yang sesuai untuk
menggambarkan meningkatnya produktifitas SDM industri
adalah Tingkat Produktivitas dan kemampuan SDM IMKAP dan
penambahan jumlah tenaga kerja industri serta index iklim
industri nasional. Dalam Perjanjian Kinerja Dit. IMKAP tahun
2015 telah ditetapkan target penambahan jumlah tenaga kerja
industri maritim, kedirgantaraan dan alat pertahanan adalah
sebesar 1300 orang, sedangkan realisasinya sebesar 2259
orang. Capaian tersebut melebihi target, hal ini disebabkan
karena semakin meningkatnya kapasitas produksi serta semakin
banyaknya pesanan produk industri maritim, kedirgantaraan dan
alat pertahanan nasional, seperti kapal pertamina, BP Migas,
Bea Cukai, Kemenhan, Kemenhub, dll.
Tabel 3.5
Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja
Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja (Orang)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertamba
han Rata-
rata (%)
Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
59.365 61.843 63.516 66.692 68.374 72.219 74.478 3,87
4. Kuat, Lengkap dan dalamnya Struktur Industri
Menguatnya struktur industri dapat dilihat dari pertumbuhan
investasi di industri hulu dan antara serta tingkat kandungan
lokal pada pembangunan kapal di Indonesia. Dalam Perjanjian
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
41
Kinerja Dit. IMKAP tahun 2015 telah ditetapkan target jumlah
produk dengan nilai TKDN lebih 40% adalah 20 produk
sedangkan realisasinya adalah 20 produk.
B. Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tersusunnya usulan insentif yang mendukung
pengembangan industri
Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan
industri dapat dilihat dari jumlah rekomendasi usulan insentif
yang diajukan oleh Dit.IMKAP kepada Kementerian Keuangan
dalam rangka memberikan insentif bagi industri maritim,
kedirgantaraan dan alat pertahanan serta jumlah perusahaan
yang memperoleh insentif. Target yang telah ditetapkan dari
jumlah rekomendasi usulan insentif fiskal adalah 2 usulan
sedangkan realisasinya adalah 2 usulan. Kedua usulan
rekomendasi tersebut adalah usulan pemberian BMDTP bagi
industri perkapalan dan kedirgantaraan serta PPN tidak dipungut
bagi industri perkapalan.
Target yang ditetapkan untukj jumlah perusahaan yang
memperoleh insentif adalah 4 perusahaan sedangkan
realisasinya adalah sejumlah 1 perusahaan yaitu PT. Daya
Radar Utama yang menggunakan fasilitas BMDTP.
2. Mengembangkan R & D di instansi dan industri
Sasaran strategis tersebut dapat diukur dengan melihat jumlah
kerjasama yang dilakukan oleh Direktorat IMKAP dengan industri
atau lembaga R & D. Target yang ditetapkan oleh Dit. IMKAP
adalah 1 kerjasama dan realisasi yang dicapai adalah 1
kerjasama. Dit. IMKAP melakukan kerjasama dengan Pusat
Deain dan Rekayasa Kapal Nasional yang berada di ITS dalam
rangka pengemabangan desain kapal nasional. Tujuan dari
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
42
kerjasama tersebut adalah untuk mendorong peningkatan
kemampuan desain pada bidang perkapalan di Indonesia.
3. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk
meningkatkan kapasitas produksi
Sasaran strategis tersebut diukur dengan melihat tingkat utilisasi
kapasitas produksi. Target yang ditetapkan adalah 60 % dan
realisasinya adalah sebesar 60%. Capaian tersebut terdiri dari
utilisasi pembangunan kapal baru dan reparasi kapal. Tingkat
utilisasi tertinggi adalah untuk reparasi kapal yang melebihi
100% sehingga menyebabkan antrian dalam proses reparasi
kapal.
4. Meningkatnya promosi industri
Sasaran strategis tersebut dapat diukur dengan melihat jumlah
perusahaan yang mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/investasi, promosi produk dan investasi industri. Target
yang ditetapkan adalah sejumlah 10 perusahaan sedangkan
realisasi dari target adalah sejumlah 25 perusahaan yang terdiri
dari industri perkapalan, komponen, kedirgantaraan dan alat
pertahanan. Perusahaan dan Asosiasi tersebut antara lain
IPERINDO, PT. PAL, PT Daya Radar Utama, PT Galangan
Balikpapan Utama, PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, PT
Janata Marina Indah, PT Badan Klasifikasi Indonesia, PT Pindad,
PT Dok Pantai Lamongan, IKM Tegal, IKM Ceper, AIKKI, PT
Chugoku Paints Indonesia, PT Sempurnaindah Nusantara, PT
International Paint Indonesia, PT Kresna Adikarsa, PT Palka
Sarana Utama, PT Samudraluas Paramacitra, PT Patria
Maritime Perkasa, PT Teknik Tadakara Sumberkarya, PT
Slickbar Indonenesia, PT. Dahana dan PT. Pindad.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
43
5. Meningkatnya usulan penerapan SNI
Sasran strategis tersebut dapat diukur dengan melihat jumlah
SNI yang sudah diberlakukan secara wajib. Target yang
ditetapakan oleh Direktorat IMKAP adalah sejumlah 1 SNI
sedangkan realisasinya adalah 0 (nol) SNI. Hal ini disebabkan
belum selesainya penyiapan Lab uji dalam rangka mendukung
penerapan SNI wajib.
6. Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan
serta kewirausahaan
Sasaran tersebut dapat diukur dengan melihat Jumlah Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di sektor industri
maritim, kedirgantaraan dan alat pertahanan. Target yang
ditetapkan oleh Direktorat IMKAP adalah sejumlah 1 SKKNI dan
realisasinya adalah sejumlah 1 SKKNI yaitu SKKNI
Pembangunan kapal.
7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan
dan staff
Sasaran strategis tersebut dapat diukur dengan melihat jumlah
terbangunnya sistem pengendalian intern di unit kerja. Target
yang ditetapkan adalah 1 satker dan pencapaiannya adalah 1
satker. Pengendalian tersebut dilakukan dengan:
- penganggaran yang baik di awal tahun, dengan
pengganggaran yang baik maka kegiatan yang dilaksanakan
akan tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
- koordinasi pelaksanaan kegiatan agar pelaksanaan kegiatan
lebih terorganisasi
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
44
- monitoring dan evalusasi, hal ini dilaksanakan agar kegiatan
yang dijalan sesuai dengan kerangka acuan kerja serta
penggunaan anggaran sesuai dengan aturan yang berlaku.
3.2. Analisa SWOT Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan
Berdasarkan potensi dan permasalahan dalam industri maritim,
kedirgantaraan, dan alat pertahanan, maka Dit. IMKAP telah
melakukan analisa yang dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan (SWOT) untuk masing-masing sektor agar
dapat menentukan arah, kebijakan dan strategi pengembangan
bidang industri maritim, kedirgantaraan, dan alat pertahanan dimasa
yang akan datang.
a. Analisis Kekuatan (Strengths) Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan
1) Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas.
2) Memiliki pengalaman dalam membangun kapal.
3) Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan.
4) Memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional
(PDRKN).
5) Batam, Bintan dan Karimun sebagai Free Trade Zone (FTZ).
6) Tersedianya SDM yang berkualitas.
7) Memiliki sistem manajemen mutu diakui secara internasional
(AS9000).
8) Memiliki penguasaan teknologi bidang kedirgantaraan yang
diakui dunia internasional.
9) Memiliki industri dalam negeri yang telah dapat mendukung
produk alutsista dan non-alutsista.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
45
b. Analisis Kelemahan (Weaknesses) Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
1) Kurang dukungan dari Perbankan dan Lembaga Non Bank.
2) Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua.
3) Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim.
4) Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang tinggi.
5) Delivery time pembangunan produk industri yang kurang
kompetitif.
6) Masih rendahnya penggunaan desain kapal dalam negeri.
7) Tidak ada pengembangan produk baru.
8) Pasar industri kedirgantaraan masih terbatas pada lingkup
pertahanan/militer.
9) Citra perusahaan dimata publik (dalam negeri) belum
membaik.
10) Kesulitan dalam pengurusan perijinan pada industri
pertahanan.
c. Analisis Peluang (Opportunities) Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan
1) Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
2) Adanya pengembangan investasi industri perkapalan dari
negara-negara maju.
3) Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk pemberdayaan
industri perkapalan seperti PT. Pann.
4) Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan.
5) Memiliki potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan menjadi
kawasan industri galangan kapal.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
46
6) Adanya komitmen dari Presiden untuk menggunakan produk
dalam negeri.
7) Pertumbuhan ekonomi positif akan mempengaruhi
pertumbuhan pada sektor industri maritime, kedirgantaraan
dan alat pertahanan.
8) Potensi pasar produk kelas CN dan NC sangat besar untuk
regional Afrika dan Asia Tenggara.
9) Berkembangnya bisnis rantai pasok, merupakan potensi
optimasi utilitas fasilitas produksi.
d. Analisis Tantangan (Threats) Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan
1) Peningkatan sinergi dan koordinasi antar lembaga terkait
dan Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
2) Negara-negara pesaing di ASEAN yang berkembang pesat,
khususnya China.
3) Komitmen pemerintah terhadap sektor maritim,
kedirgantaraan dan alat pertahanan.
4) Peningkatan iklim investasi investor lokal yang ada di luar
Batam, sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih
banyak dinikmati oleh PMA.
5) Pengembangan desain baru untuk produk industri maritim,
kedirgantaraan, dan alat pertahanan.
6) Impor kapal dan pesawat bukan baru (bekas) yang
mengakibatkan penurunan order bangunan baru kapal dan
pesawat terbang.
7) Perlu waktu dan kesabaran untuk membentuk citra
perusahaan dikalangan stakeholder (pemerintah,
masyarakat, dan lain-lain).
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
47
Dalam rangka mencapai target kegiatan yang akan dicapai maka
ditetapkan arah pengembangan bidang Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan kedepannya adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatnya kemampuan industri perkapalan/galangan kapal
nasional dalam membangun kapal untuk berbagai jenis dan
ukuran seperti Korvet, Frigate, Cruise Ship, LPG Carrier dan
kapal khusus lainnya.
b. Eksistensi galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas
produksi berupa building berth/graving dock yang mampu
membangun kapal dan mereparasi kapal/docking repair sampai
dengan kapasitas 300.000 DWT untuk memenuhi kebutuhan di
dalam maupun luar negeri (world class industry).
c. Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan industri
komponen kapal nasional untuk mampu mensuplai kebutuhan
komponen kapal dalam negeri.
d. Meningkatkan sumber pendanaan (capital market) dan
instrumen bisnis untuk peningkatan kemampuan pasok industri
maritim, kedirgantaraan dan alat pertahanan nasional.
e. Meningkatkan sinergi klaster industri maritim dan
kedirgantaraan nasional, baik dalam industri inti, pendukung,
terkait, industri hulu dan hilir.
f. Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN)/National
Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) semakin
berkembang dan semakin kuat dalam mendukung industri
perkapalan/galangan kapal nasional, dan diharapkan mampu
menjadi clearing house untuk desain kapal dalam negeri.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
48
3.3. Akuntabilitas Keuangan
3.3.1. Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan akuntabilitas keuangan, maka Tabel 3.13 adalah
realisasi anggaran Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan
dan Alat Pertahanan tahun 2015. Pada tabel tersebut, realisasi
anggaran Dit. IMKAP tahun 2015 sebesar Rp. 13.658.962.000,-
(Tiga belas milyar enam ratus lima puluh delapan juta sembilan
ratus enam puluh dua ribu rupiah) atau 53,67 % (Lima puluh tiga
koma enam puluh tujuh persen) dari total pagu Rp.
25.450.000.000,- (Dua puluh lima milyar empat ratus lima puluh
juta rupiah). Pengukuran Kinerja Kegiatan (PPK) dapat dilihat
pada halaman lampiran.
Tabel 3.6 Realisasi Anggaran Dit. IMKAP Tahun 2015
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU
REALISASI
SISA TOTAL %
8 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan
25.450.000 13.658.962 53,67 11.791.038
1847 Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
25.450.000 13.658.962 53,67 11.791.038
1.847.001 Koordinasi Pengembangan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
2.396.086 2.087.827 87,13 308.260
1 Penguatan Industri Perkapalan 430.056 407.210 94,69 22.846
2 Penumbuhan Industri Kedirgantaraan 773.954 617.779 79,82 156.175
3 Pengembangan Industri Alat Pertahanan Non Alutsista
865.260 751.168 86,81 114.093
4 Penyusunan Usulan Kebijakan Insentif Fiskal Untuk Produk Industri Maritim Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
326.816 311.670 95,37 15.146
1.847.002 Pelaksanaan Standarisasi Bidang Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
5.366.006 2.517.243 46,91 2.848.763
1 Standardisasi Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
709.950 240.508 33,88 469.443
2 Pendampingan Dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka Penerapan Standar Mutu Produk Untuk Produk Rubberseal Pesawat
1.100.430 971.395 88,27 129.035
3 Fasilitasi Pengembangan Lab Uji Dalam Rangka Penerapan Sni Wajib Life Jacket
415.872 160.189 38,52 255.683
4 Bimbingan Teknis Sertifikasi Industri Dan Produk Komponen Perkapalan
1.084.042 327.982 30,26 756.060
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
49
5 Pendampingan Dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka Penerapan Standar Mutu Produk Untuk Produk Komponen Pesawat Untuk Mendukung Quick Win
1.064.800 817.170 76,74 247.630
6 Penyusunan Wps Dalam Rangka Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
990.912 0 0 990.912
1.847.003 Peningkatan Kemampuan Sdm Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
10.624.374 6.427.810 60,5 4.196.564
1 Peningkatan Kemampuan Dan Kompetensi Sdm Industri Perkapalan Untuk Anggota Klaster Industri Kapal
532.490 440.984 82,82 91.506
2 Pemenuhan Kebutuhan Sdm Industri Perkapalan Nasional Melaui Peningkatan Kompetensi Sdm Pengelasan Kapal
1.779.860 897.767 50,44 882.093
3 Peningkatan Kemampuan Sdm Industri Komponen Perkapalan Di Bidang Pengelasanan Non-ferro
494.630 455.335 92,06 39.295
4 Pelatihan Manajemen Galangan Kapal 664.800 298.414 44,89 366.386
5 Pelatihan Pengelasan Bawah Air Untuk Sdm Industri Maritim
628.401 593.073 94,38 35.328
7 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Smaw Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
1.885.376 1.535.179 81,43 350.197
8 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Fcaw Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
955.236 427.454 44,75 527.782
9 Pelatihan Welding Operator Untuk Industri Galangan Kapal
542.061 528.248 97,45 13.813
10 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Peningkatan Sdm Pengelasan Gmaw Bersertifikasi Dalam Mendukung Quick Win
736.864 525.467 71,31 211.397
11 Peningkatan Kemampuan Sdm Blasting Dan Coating
497.298 484.209 97,37 13.089
12 Peningkatan Kemampuan Sdm Las Fcaw Posisi 3g Dan 3f Bidang Perkapala
475.746 67.900 14,27 407.846
13 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Melalui Pelatihan Manajemen Galangan Kapal Dalam Mendukung Quick Win
1.431.612 173.780 12,14 1.257.832
1.847.004 Pengembangan Teknologi Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
3.564.849 140.462 3,94 3.424.387
1 Pemberdayaan Potensi Desain Industri Perkapalan Nasional
564.849 140.462 24,87 424.387
2 Pemberdayaan Pusat Desain Dan Rekayasa Kapal Nasional Untuk Mendukung Quick Win
3.000.000 0 0 3.000.000
1.847.005 Promosi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
1.958.590 1.369.857 69,94 588.733
1 Publikasi Kemampuan Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
424.452 393.057 92,6 31.395
2 Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim Dan Komponen
510.502 415.441 81,38 95.061
3 Fasilitasi Promosi Industri Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
580.652 467.129 80,45 113.523
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
50
4 Penganugerahan Penghargaan Customer Satisfaction Award Untuk Industri Galangan Kapal (imicsa) 2015
442.984 94.230 21,27 348.754
1.847.007 Dokumen Perencanaan/evaluasi/database Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
1.540.095 1.115.764 72,45 424.331
1 Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
460.355 373.018 81,03 87.337
2 Pemutakhiran Database Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
296.509 174.571 58,88 121.938
3 Koordinasi Program Dan Layanan Kinerja Dit. Ind. Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
432.047 399.317 92,42 32.730
4 Penyusunan Evaluasi Kinerja Dan Lakip Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
351.184 168.858 48,08 182.326
T O T A L 25.450.000 13.658.962 53,67 11.791.038
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 51
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Secara keseluruhan Direktorat Industri Maritim, Kedirgaantaraan dan
Alat Pertahanan pada tahun 2015 telah berhasil melaksanakan
Tugas, Pokok dan Fungsi dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Hal tersebut tercermin dari telah dilaksanakan kegiatan
dalam rangka pertumbuhan industri maritim, kedirgantaraan dan alat
pertahanan dengan penyerapan anggaran sebesar 53,67 % (Lima
puluh tiga koma enam puluh tujuh persen). Indikator kinerja adalah
sebagai berikut :
A. Perspektif Stake Holder
1. Tingginya Nilai tambah industri
2. Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;
3. Meningkatnya produktifitas SDM industri
4. Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri
B. Perspektif Stake Holder
1. Tersusunnya usulan insentif yang mendukung
pengembangan industri
2. Mengembangkan R & D di instansi dan industri
3. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk
meningkatkan kapasitas produksi
4. Meningkatnya promosi industri
5. Meningkatnya usulan penerapan SN
6. Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan
serta kewirausahaan
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 52
7. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan
dan staff
Sedangkan dalam industri maritim, kedirgantaraan, dan alat
pertahanan memiliki potensi yang harus terus dikembangkan, antara
lain :
1. Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
2. Adanya pengembangan investasi industri perkapalan dari
negara-negara maju.
3. Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk pemberdayaan
industri perkapalan seperti PT. Pann.
4. Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan.
5. Memiliki potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan menjadi
kawasan industri galangan kapal.
6. Adanya komitmen dari Presiden untuk menggunakan produk
dalam negeri.
7. Pertumbuhan ekonomi positif akan mempengaruhi
pertumbuhan pada sektor industri maritime, kedirgantaraan dan
alat pertahanan.
8. Potensi pasar produk kelas CN dan NC sangat besar untuk
regional Afrika dan Asia Tenggara.
9. Telah selesai dibangun prototype Pesawat N219 yang potensi
pasarnya sangat besar untuk transportasi perintis.
10. Berkembangnya bisnis rantai pasok, merupakan potensi
optimasi utilitas fasilitas produksi.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 53
Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
Program Kerja Direktorat Industri Maritim, Kedirgaantaraan dan Alat
Pertahanan pada tahun 2015, antara lain :
1. Kurangnya SDM pada Direktorat Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan, sehingga memiliiki
load/beban yang semakin besar. Kondisi tersebut
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran.
Sedangkan permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh industri
maritim, kedirgantaraan, dan alat pertahanan adalah sebagai
berikut :
1. Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang tinggi.
2. Delivery time pembangunan produk industri yang kurang
kompetitif.
3. Kurang dukungan dari Perbankan dan Lembaga Non Bank.
4. Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua.
5. Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim.
6. Masih rendahnya penggunaan desain kapal dalam negeri.
7. Tidak ada pengembangan produk baru.
8. Pasar industri kedirgantaraan masih terbatas pada lingkup
pertahanan/militer.
9. Citra perusahaan dimata publik (dalam negeri) belum membaik.
10. Kesulitan dalam pengurusan perijinan pada industri pertahanan.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 54
4.2 SARAN
Beberapa hal yang dapat disampaikan oleh Direktorat Industri
Maritim, Kedirgaantaraan dan Alat Pertahanan untuk perbaikan
kinerja dalam melaksanakan program, antara lain :
1. Perlu adanya penambahan jumlah SDM di Dit. IMKAP,
sehingga diperlukan koordinasi dengan Bagian Kepegawaian
Ditjen. ILMATE dan Biro Kepegawaian Kemenperin, serta
meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM aparatur melalui
pelaksanaan diklat, studi banding, magang maupun
benchmarking.
2. Pembinaan dan pengembangan Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan perlu lebih ditingkatkan,
khususnya dalam kegiatan pelatihan dan sertifikasi SDM,
industri komponen kapal, standardisasi guna mencapai sasaran
dan tujuan, serta dalam jangka panjang dapat mewujudkan visi
dan misi yang diemban.
3. Melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan dan
bantuan peralatan yang berkesinambungan agar diperoleh
masukan bagi perbaikan penyusunan program tahun
selanjutnya.
Sedangkan arah pengembangan kedepannya bidang Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan adalah sebagai berikut :
1. Eksistensi galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas
produksi berupa building berth/graving dock yang mampu
membangun kapal dan mereparasi kapal/docking repair sampai
dengan kapasitas 300.000 DWT untuk memenuhi kebutuhan di
dalam maupun luar negeri (world class industry).
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 55
2. Meningkatnya kemampuan industri perkapalan/galangan kapal
nasional dalam membangun kapal untuk berbagai jenis dan
ukuran seperti Korvet, Frigate, Cruise Ship, LPG Carrier dan
kapal khusus lainnya.
3. Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan industri
komponen kapal nasional untuk mampu mensuplai kebutuhan
komponen kapal dalam negeri.
4. Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN)/National
Ship Design and Engineering Centre (NaSDEC) semakin
berkembang dan semakin kuat dalam mendukung industri
perkapalan/galangan kapal nasional, dan diharapkan mampu
menjadi clearing house untuk desain kapal dalam negeri.
5. Meningkatkan sumber pendanaan (capital market) dan
instrumen bisnis untuk peningkatan kemampuan pasok industri
maritim, kedirgantaraan dan alat pertahanan nasional.
6. Meningkatkan sinergi klaster industri maritim dan
kedirgantaraan nasional, baik dalam industri inti, pendukung,
terkait, industri hulu dan hilir.
(3)
I Tingginya nilai tambah industri 1 Laju pertumbuhan Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat
Pertahanan
Persen 3,82 3,36
2 Kontribusi Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat
Pertahanan terhadap PDB nasional
Persen 0,17 0,2
II Tingginya penguasaan pasar dalam dan
luar negeri
1 Kontribusi ekspor produk IMKAP
terhadap ekspor nasional
Persen 3 0,7
2 Pangsa pasar produk IMKAP
terhadap total permintaan di pasar
dalam negeri
Persen 8,67 8,68
III Meningkatnya produktivitas SDM industri 1 Tingkat Produktivitas dan
kemampuan SDM IMKAP
Rupiah/Tenaga
Kerja
2 Penambahan jumlah tenaga kerja
Industri Maritim, Kedirgantaraan,
dan Alat Pertahanan
Tenaga Kerja 1300 2259
IV Kuat, lengkap dan dalamnya struktur
industri
1 Jumlah investasi di industri hulu dan
antara IMKAP
Proyek -
2 Jumlah produk dengan nilai TKDN
lebih dari 40%
Produk 20 20
I Tersusunnya usulan insentif yang
mendukung pengembangan industri
1 Rekomendasi usulan insentif fiskal Jenis 2 2
2 Perusahaan industri yang
memperoleh insentif
Perusahaan 4 1
II Mengembangkan R & D di instansi dan
industri
1 Kerjasama R&D instansi dengan
industri/ Lembaga
Kerjasama 1 1
III Meningkatnya akses pembiayaan dan
bahan baku untuk meningkatkan kapasitas
produksi
1 Tingkat utilisasi kapasitas produksi Persen 60 60
2 Perusahaan yang mendapat akses
ke sumber pembiayaan
Perusahaan -
3 Perusahaan yang mendapat akses
ke sumber bahan baku
Perusahaan -
IV Meningkatnya promosi industri 1 Perusahaan mengikuti
seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/investasi Promosi
produk/jasa dan investasi industri
Perusahaan 8 25
V Meningkatnya usulan penerapan SNI 1 SNI yang sudah diberlakukan
secara wajib
SNI 1 0
VI Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan
dan pelatihan serta kewirausahaan
1 Sertifikasi asessor Orang -
2 Terbentuknya Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP)
LSP/tahun -
3 Terbetuknya Tempat Uji
Kompetensi (TUK)
TUK/tahun -
FORMULIR PKK TAHUN 2015
DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, KEDIRGANTARAAN DAN ALAT PERTAHANAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 2015 REALISASI 2015
(1) (2)
PERSPEKTIF STAKE HOLDER
PERSPEKTIF PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 2015 REALISASI 2015
4 Jumlah Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) di
sektor Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat
Pertahanan
SKKNI/tahun 1 1
VII Meningkatnya budaya pengawasan pada
unsur pimpinan dan staff
1 Terbangunnya sistem pengndalian
intern di unit kerja
Satker 1 1
Jumlah Anggaran Dit. IMKAP Tahun 2015 Rp. 25.450.000.000,-
Jumlah Realisasi Anggaran Dit. IMKAP Tahun 2015 Rp. 13.658.962.000,-
Jakarta, Januari 2016
Direktur Industri Maritim,
Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan
(Hasbi Assiddiq Syamsuddin)