582

KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

  • Upload
    lytram

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga
Page 2: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya

sehingga pelaksanaan Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jasa/Usaha (KPJU)

Unggulan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) di Provinsi Sumatera Barat dapat

diselesaikan dengan baik.

Penelitian ini merupakan kerjasama Kantor Bank Indonesia dengan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang (FE UNP). Penelitian yang dilaksanakan selama 6 (enam)

bulan, mulai Juli 2011 sampai dengan Desember 2011. Penelitian ini diarahkan untuk mem-

berikan informasi terhadap Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan yang perlu mendapat

prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Penentuan KPJU Unggulan setiap daerah di Sumatera Barat dilakukan dengan

menggunakan analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Analytic Hierarchy

Process (AHP). Metode ini menggunakan pendekatan bottom-up yang diungkapkan dengan

prinsip “dari, oleh dan untuk daerah”. Setiap pemangku kepentingan dalam pengembangan

UMKM dilibatkan sebagai narasumber.

Penelitian ini memuat pula secara singkat profil daerah, profil UMKM beserta faktor

pendorong dan penghambat serta kebijakan pemerintah daerah dan perbankan. Karena itu,

penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan guna mendukung perekonomian

daerah sesuai dengan ketersediaan sumberdaya dan kapasitas kelembagaan setiap daerah.

Penelitian ini menghasilkan identifikasi KPJU Unggulan, pemetaan, prospek dan daya

saingnya pada setiap daerah maupun bagi Propinsi Sumatera Barat. Sehinngga hasil

penelitian ini diharapkan menjadi basis kebijakan dalam pengembangan UMKM.

Pengembangan UMKM yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan

tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini.

Tim Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa

bantuan dan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim Peneliti

FEUNP dan Kantor Bank Indonesia Cabang Padang menyampaikan terima kasih kepada :

1. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota/Kabupaten se Provinsi

Sumatera Barat yang telah memberikan berpartisipasi sebagai narasumber atas

masukan, data, fakta dan informasinya yang sangat berguna.

2. Dinas Pertanian dan Kehutanan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Perindustrian

dan Perdagangan, Koperasi dan UKM, Perhubungan, Pekerjaan Umum, Pariwisata,

Badan Pusat Statistik dan instansi pemerintah terkait lainnya, serta Pihak Perbankan

dan dunia usaha yang banyak memberikan informasi serta data yang diperlukan.

Page 3: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3. Para narasumber yang terdiri dari para Pejabat Kecamatan, Mantri Tani dan Mantri

Statistik/Koordinator Statistik Kecamatan di tingkat kecamatan yang ada di wilayah

Provinsi Sumatera Barat.

4. Anggota Tim Peneliti Lapangan yang telah memberikan waktu serta tenaga dalam

pengumpulan data primer dan sekunder. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

membimbing dan memberkahi kita sekalian dalam melaksanakan tugas.

Akhirnya kami berharap, semoga hasil penelitian menjadi bagian dari kontribusi

perguruan tinggi, khususnya FE UNP, bagi pengembangan UMKM dan pembangunan

ekonomi di Provinsi Sumatera Barat.

Padang, Desember 2011

Penanggung Jawab Penelitian

Dekan Fakultas Ekonomi UNP Ketua Tim Peneliti

Prof. Dr. Yunia Wardi, Drs, M.Si Prof. Dr. Yasri, MS

Page 4: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xxx

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. I - 1

1.1. Latar Belakang Penelitian..................................................... I - 1

1.2. Tujuan Penelitian ............................................................. I - 3

1.3. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. I - 4

1.4. Metoda Penelitian ............................................................. I - 5

1.4.1. Daerah Penelitian..................................................... I - 5

1.4.2. Jenis dan Sumber Data ......................................... I - 6

1.4.3. Analisis Data ........................................................ I - 6

BAB II : PROFIL DAERAH ................................................................................ II - 1

2.1. Provinsi Sumatera Barat .................................................... II - 1

2.1.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 2

2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 5

2.1.3. Infrastruktur ........................................................ II - 7

2.2. Kota Bukittinggi ................................................................ II - 11

2.2.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 11

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 15

2.2.3. Infrastruktur ........................................................ II - 17

2.3. Kabupaten Pasaman.......................................................... II - 24

2.3.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 24

2.3.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 28

2.3.3. Infrastruktur ........................................................ II - 29

2.4. Kota Solok........................................................................ II - 32

2.4.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 32

2.4.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 35

2.4.3. Infrastruktur ........................................................ II - 36

2.5. Kota Pariaman .................................................................. II - 40

2.5.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 40

2.5.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 42

2.5.3. Infrastruktur ........................................................ II - 43

Page 5: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

2.6. Kota Padang Panjang ........................................................ II - 46

2.6.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 46

2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 50

2.6.3. Infrastruktur ........................................................ II - 51

2.7. Kota Sawahlunto ............................................................... II - 53

2.7.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 53

2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 56

2.7.3. Infrastruktur ........................................................ II - 58

2.8. Kabupaten Pesisir Selatan.................................................. II - 60

2.8.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 60

2.8.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia......... II - 65

2.8.3. Infrastruktur ........................................................ II - 69

2.9. Kabupaten Pasaman Barat ................................................. II - 72

2.9.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 72

2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 76

2.9.3. Infrastruktur ........................................................ II - 78

2.10. Kabupaten Tanah Datar..................................................... II - 80

2.10.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 80

2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 90

2.10.3. Infrastruktur ........................................................ II - 91

2.11. Kota Payakumbuh ............................................................ II - 94

2.11.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 94

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 97

2.11.3. Infrastruktur ........................................................ II - 98

2.12. Kabupaten Solok Selatan ................................................... II - 98

2.12.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 98

2.12.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 102

2.12.3. Infrastruktur ........................................................ II - 104

2.13. Kabupaten Solok ............................................................... II - 108

2.13.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 108

2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 113

2.13.3. Infrastruktur ........................................................ II - 114

2.14. Kabupaten Agam............................................................... II - 119

2.14.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 119

2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 123

2.14.3. Infrastruktur ........................................................ II - 125

2.15. Kabupaten Sijunjung ......................................................... II - 116

Page 6: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

2.15.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 126

2.15.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 129

2.15.3. Infrastruktur ........................................................ II - 131

2.16. Kabupaten Mentawai ......................................................... II - 134

2.16.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 134

2.16.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 140

2.16.3. Infrastruktur ........................................................ II - 141

2.17. Kabupaten Padang Pariaman.............................................. II - 143

2.17.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 143

2.17.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 146

2.17.3. Infrastruktur ........................................................ II - 147

2.18. Kabupaten Limapuluh Kota ................................................ II - 151

2.18.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 151

2.18.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 160

2.18.3. Infrastruktur ........................................................ II - 163

2.19. Kabupaten Dharmasraya.................................................... II - 170

2.19.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 170

2.19.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 173

2.19.3. Infrastruktur ........................................................ II – 175

2.20. Kota Padang ..................................................................... II - 178

2.20.1. Kondisi Geografis dan Demografis .......................... II - 178

2.20.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........ II - 181

2.20.3. Infrastruktur ........................................................ II – 182

BAB III : KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH ............................................ III - 1

3.1. Provinsi Sumatera Barat .................................................... III - 1

3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................. III - 1

3.1.2. Kondisi Produksi ................................................... III - 4

3.2. Kota Bukittinggi ................................................................ III - 15

3.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................. III - 15

3.2.2. Kondisi Produksi ................................................... III - 18

3.3. Kabupaten Pasaman.......................................................... III - 26

3.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 26

3.3.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 28

3.4. Kota Solok........................................................................ III - 33

3.4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 33

3.4.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 34

Page 7: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.5. Kota Pariaman .................................................................. III - 44

3.5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 44

3.5.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 45

3.6. Kota Padang Panjang ........................................................ III - 51

3.6.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 51

3.6.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 53

3.7. Kota Sawahlunto ............................................................... III - 60

3.7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 60

3.7.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 61

3.8. Kabupaten Pesisir Selatan.................................................. III - 71

3.8.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 71

3.8.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 72

3.9. Kabupaten Pasaman Barat ................................................. III - 80

3.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 80

3.9.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 82

3.10. Kabupaten Tanah Datar..................................................... III - 84

3.10.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 84

3.10.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 90

3.11. Kota Payakumbuh ............................................................ III - 97

3.11.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 97

3.11.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 100

3.12. Kabupaten Solok Selatan ................................................... III - 104

3.12.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 104

3.12.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 107

3.13. Kabupaten Solok ............................................................... III - 116

3.13.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 116

3.13.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 119

3.14. Kabupaten Agam............................................................... III - 129

3.14.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 129

3.14.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 132

3.15. Kabupaten Sijunjung ......................................................... III - 146

3.15.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 146

3.15.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 147

3.16. Kabupaten Mentawai ........................................................ III - 155

3.16.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 155

3.16.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 158

3.17. Kabupaten Padang Pariaman.............................................. III - 168

Page 8: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.17.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 168

3.17.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 171

3.18. Kabupaten Limapuluh Kota ................................................ III - 180

3.18.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 180

3.18.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 182

3.19. Kabupaten Dharmasraya.................................................... III - 193

3.19.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 193

3.19.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 194

3.20. Kota Padang ..................................................................... III - 201

3.20.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................. III - 201

3.20.2. Kondisi Produksi .................................................... III - 202

BAB IV : PENGEMBANGAN UMKM................................................................... IV - 1

4.1. Kebijakan Pemerintah Pusat .............................................. IV - 1

4.2. Kebijakan Pemerintah Provinsi .......................................... IV - 4

4.3. Kebijakan Pemerintah Daerah ............................................ IV - 8

4.3.1. Kota Bukittinggi ..................................................... IV - 8

4.3.2. Kabupaten Pasaman .............................................. IV - 10

4.3.3. Kota Solok............................................................. IV - 11

4.3.4. Kota Pariaman....................................................... IV - 13

4.3.5. Kota Padang Panjang ............................................. IV - 14

4.3.6. Kabupaten Sawahlunto........................................... IV - 14

4.3.7. Kabupaten Pesisir Selatan....................................... IV - 16

4.3.8. Kabupaten Pasaman Barat...................................... IV - 19

4.3.9. Kabupaten Tanah Datar ......................................... IV - 23

4.3.10. Kabupaten Payakumbuh ........................................ IV - 24

4.3.11. Kabupaten Solok Selatan ........................................ IV - 25

4.3.12. Kabupaten Solok.................................................... IV - 27

4.3.13. Kabupaten Agam ................................................... IV - 29

4.3.14. Kabupaten Sijunjung.............................................. IV - 32

4.3.15. Kabupaten Mentawai.............................................. IV - 32

4.3.16. Kabupaten Padang Pariaman .................................. IV - 34

4.3.17. Kabupaten Limapuluh Kota ..................................... IV - 35

4.3.18. Kabupaten Dharmasraya ........................................ IV - 37

4.3.19. Kota Padang.......................................................... IV - 38

Page 9: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

BAB V : KOMIDITI PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN .............. V - 1

5.1. Penetapan Bobot Tujuan dan Kriteria.................................. V - 1

5.2. Penetapan Alternatif KPJu Tingkat Kabupaten/Kota.............. V - 2

5.3. Penetapan KPJu Tingkat Kabupaten/Kota ............................ V - 3

5.3.1. Kota Bukittinggi ..................................................... V - 5

5.3.2. Kabupaten Pasaman .............................................. V - 9

5.3.3. Kota Solok............................................................. V - 10

5.3.4. Kota Pariaman....................................................... V - 13

5.3.5. Kota Padang Panjang ............................................. V - 13

5.3.6. Kabupaten Sawahlunto........................................... V - 15

5.3.7. Kabupaten Pesisir Selatan....................................... V - 16

5.3.8. Kabupaten Pasaman Barat...................................... V - 17

5.3.9. Kabupaten Tanah Datar ......................................... V - 19

5.3.10. Kabupaten Payakumbuh ........................................ V - 20

5.3.11. Kabupaten Solok Selatan ........................................ V - 21

5.3.12. Kabupaten Solok.................................................... V - 23

5.3.13. Kabupaten Agam ................................................... V - 25

5.3.14. Kota Sijunjung....................................................... V - 25

5.3.15. Kabupaten Mentawai.............................................. V - 20

5.3.16. Kabupaten Padang Pariaman .................................. V - 21

5.3.17. Kabupaten Limapuluh Kota ..................................... V - 23

5.3.18. Kabupaten Dharmasraya ........................................ V - 25

5.3.19. Kota Padang.......................................................... V - 25

BAB VI : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................. VI - 1

5.1. Kesimpulan....................................................................... VI - 5

5.2. Rekomendasi .................................................................... VI - 4

Page 10: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.4.1 Kriteria dan Unsur Penilaian Dalam Penentuan KPJu Unggulan.................. I - 11

2.1.1. Wilayah Administratif Provinsi Sumatera Barat 2010 ................................. II - 1

2.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumbar tahun 2010....................... II - 3

2.1.3 Jumlah Penduduk Sumatera Barat Per Kabupaten/Kota Tahun 2010 ......... II - 4

2.1.4 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Barat Tahun

2005-2009 .............................................................................................. II - 6

2.1.5 Jumlah dan Total Daya PLTMH di Sumatera Barat Tahun 2007 ................. II - 8

2.1.6 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2009.................................................................... II – 9

2.1.7 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Klinik Bersalin Swasta

Tahun 2009 ............................................................................................ II - 10

2.1.8 Jumlah Puskesmas dan Fasilitas Tenaga Medis serta Paramedis Tahun

2009....................................................................................................... II - 10

2.2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Bukitinggi ...................................... II - 12

2.2.2 Jumlah Penduduk Kota Bukittinggi Menurut Jenis Kelamin ........................ II - 13

2.2.3 Kepadatan Penduduk Kota Bukittinggi...................................................... II - 13

2.2.4 Penduduk Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Umur ................................ II - 14

2.2.5 Tata Guna Lahan di Kota Bukittinggi ........................................................ II - 15

2.2.6. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kota

Bukittinggi Tahun 2008 dan 2009 ............................................................ II - 16

2.2.7 Gambaran Umum Jalan Dalam Kota Bukittinggi........................................ II - 17

2.2.8 Panjang Jalan Menurut Kelas Jalan Dalam Kota Bukittinggi ....................... II - 17

2.2.9 Gambaran Umum Jembatan Dalam Kota Bukittinggi ................................. II - 18

2.2.10 Gambaran Umum Trotoar Dalam Kota Bukittinggi .................................... II - 18

2.2.11 Gambaran Umum Irigasi Kota Bukittinggi................................................. II - 20

2.2.12 Perhitungan Tingkat Pelayanan PDAM Kota Bukittinggi ............................. II - 20

2.2.13 Jumlah Sekolah, Rombongan Belajar dan Tenaga Pendidik (Guru) di Kota

Bukittinggi Tahun 2010 ........................................................................... II - 20

2. 2.14 Jumlah Murid / Siswa Pada Sekolah di Kota Bukittinggi Tahun 2010.......... II - 21

2.2.15 Rasio Murid : Sekolah, Murid : Rombongan Belajar dan Murid : Guru Di

Kota Bukittinggi Tahun 2010.................................................................... II - 22

2.2.16 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa, Dosen dan Lulusan di Kota

Page 11: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Bukittinggi Tahun 2005 - 2009................................................................. II - 22

2.2.17 Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan Milik Pemerintah Kota

Bukittinggi .............................................................................................. II - 22

2.2.18 Sarana Prasarana serta Tenaga Kesehatan Milik/ Dikelola Pemerintah

Pusat, Propinsi dan Swasta Di Kota Bukittinggi ......................................... II - 23

2.3.1 Luas Daerah Kecamatan dan Jumlah Nagari di Kabupaten Pasaman

Tahun 2010 ............................................................................................ II - 25

2.3.2 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2009 ........................... II - 27

2.3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Komposisi Usia dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Pasaman Tahun 2009............................................................. II - 28

2.3.4 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pasaman dan Peringkat di

Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009 .................................................. II - 29

2.3.5 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di

Kabupaten Pasaman Tahun 2009............................................................. II - 30

2.3.6 Banyaknya Dokter, Perawat Puskesmas dan Bidan Per Kecamatan di

Kabupaten Pasaman Tahun 2009............................................................. II - 31

2.4.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Solok Tahun 2010............ II - 32

2.4.2 Luas Lahan Dilihat dari Penggunaannya di Kota Solok .............................. II - 33

2.4.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan per Kecamatan Tahun 2010 ................. II - 34

2.4.4 Komposisi Penduduk Kota Solok Periode 2006 – 2010 .............................. II - 34

2.4.5 Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kota Solok.......................... II - 36

2.4.6 Banyaknya Pelanggan Air Minum PDAM di Kota Solok............................... II - 37

2.4.7 Jumlah Pelanggan yang Dialiri Listrik di Kota Solok Menurut Kecamatan

tahun 2010 ............................................................................................. II - 37

2.4.8 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kota

Solok tahun 2010 .................................................................................... II - 38

2.4.9 Banyak Perguruan Tinggi, Mahasiswa, dan dosen per Kecamatan di Kota

Solok ...................................................................................................... II - 38

2.4.10 Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Solok . II - 39

2.4.11 Jumlah Tenaga Medis dan Para Medis di Kota Solok tahun 2010 ............... II - 39

2.5.1 Luas Wilayah Kota Pariaman Menurut Kecamatan .................................... II - 40

2.5.2 Curah Hujan Serta Temperatur Kota Pariaman ......................................... II - 41

2.5.3 Luas Tanah Kota Pariaman Menurut Penggunaan (ha).............................. II - 41

2.5.4 Jumlah Penduduk Kota Pariaman Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan

Kepadatan penduduk .............................................................................. II - 42

2.5.5 Jumlah Penduduk Kota Pariaman Menurut Kecamatan.............................. II - 42

2.5.6 Jumlah Penduduk Kota Pariaman Berdasarkan Kelompok Umur ................ II - 42

Page 12: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

2.5.7 Panjang Jalan Negara, Propinsi, dan Kota Berdasarkan Kecamatan ........... II - 43

2.5.8 Pemakaian Air Minum Menurut Jenis Langganan ...................................... II - 44

2.5.9 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SD di Kota Pariaman............................. II - 44

2.5.10 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMP di Kota Pariaman .......................... II - 45

2.5.11 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMA di Kota Pariaman .......................... II - 45

2.5.12 Jumlah Puskesmas dan Prasarana Kesehatan di Kota Pariaman ................ II - 45

2.6.1. Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Padang Panjang 2009...... II - 46

2.6.2. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kotawaringin Barat Tahun

2006....................................................................................................... II - 51

2.7.1. Luas Kecamatan, Jumlah Kelurahan dan Desa di Kota Sawahlunto 2010 ... II - 54

2.7.2. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kota Sawahlunto Tahun

2009....................................................................................................... II - 57

2.7.3 Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kota

Sawahlunto Tahun 2008 – 2009 .............................................................. II - 57

2.7.4 Jumlah Sekolah, Murid, Guru di Sekolah Negeri dan Swasta Di Kota

Sawahlunto Tahun 2009.......................................................................... II - 59

2.7.5. Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kota Sawahlunto Tahun 2009.................. II - 60

2.8.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan................ II - 60

2.8.2 Luas dan Persebaran Kelas Lereng Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan ...... II - 62

2.8.3 Penyebaran Kelas Topografi Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan................ II - 62

2.8.4 Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Selatan.......................................... II - 64

2.8.5 Jumlah Nagari, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan Di

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009..................................................... II - 65

2.8.6 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pesisir Selatan

Dari Tahun 2007 s.d Tahun 2009............................................................. II - 67

2.8.7 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kabupaten Pesisir Selatan dari Tahun 2005 – 2009 .................................. II - 68

2.8.8 Data Angkatan Kerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2005 – 2009 ......... II - 69

2.9.1 Luas Daerah Kabupaten Pasaman Barat Menurut Kecamatan.................... II - 73

2.9.2 Ketinggian Permukaan Laut, Berdasarkan Kecamatan............................... II - 74

2.9.3 Rata-rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Tempat-tempat Terpilih

Tahun 2008 ............................................................................................ II - 75

2.9.4 Tabel Persentase Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya.................... II - 76

2.9.5 Jenis Permukaan Jalan, 2009................................................................... II - 78

2.10.1 Luas Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar ............. II - 81

2.10.2 Topografi dan Kemiringan Lahan di Kabupaten Tanah Datar..................... II - 82

2.10.3 Jumlah Penduduk KabupatenTanah Datar Tahun 2010............................. II - 88

Page 13: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

2.10.4 Laju Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk Tahun 2005 – 2010 .................. II - 89

2.10.2. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kabupaten Tanah Datar – 2010 .............................................................. II - 91

2.11.1 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kota Payakumbuh Tahun 2009 ..... II - 95

2.11.2. Tata Guna Lahan Wilayah Kota Payakumbuh Tahun 2010 ........................ II - 97

2.12.1 Luas Kecamatan Se-Kabupaten Solok Selatan .......................................... II - 99

2.12.2. Luas Lahan dan Kegunaannya tahun 2009 ............................................... II - 101

2.12.3. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kabupaten Solok Selatan

tahun 2009 ............................................................................................. II - 103

2.12.4. Jumlah Sekolah, Kelas, Murid dan Guru SD, SLTP dan SLTA Kabupaten

Solok Selatan tahun 2009........................................................................ II - 104

2.12.5. Jumlah Puskesmas, Pustu dan Posyandu di Solok Selatan tahun 2009....... II - 107

2.12.6. Jumlah Dokter, Perawat dan Tenaga Medis di Kabupaten Solok Selatan

Tahun 2009 ............................................................................................ II - 107

2.13.1 Luas Wilayah di Kabupaten Solok per-Kecamatan..................................... II - 109

2.13.2 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2010 ........................... II - 110

2.13.3 Jumlah Penduduk per-Kecamatan Tahun 2010......................................... II - 111

2.13.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2000-2010............. II - 112

2.13.5 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan .................................. II - 112

2.13.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Solok dan Peringkat di Propinsi

dan Nasional Tahun 2007-2009 ............................................................... II - 114

2.13.7 Panjang Jalan (Km) Menurut Jenis Permukaannya dan Status

Pemerintahan yang Berwenang Tahun 2010 ............................................ II - 114

2.13.8 Perkembangan Ruas Jalan Menurut Kecamatan Tahun 2010..................... II - 115

2.13.9 Banyaknya Jembatan Pada Jalan Kabupaten Tahun 2010 ......................... II - 115

2.13.10 Banyaknya Satuan Sambungan Telepon di Kabupaten Solok..................... II - 116

2.13.11 Jumlah Sekolah Pada (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) Tahun 2010................ II - 116

2.13.12 Jumlah Murid Dan Guru Pada Sekolah (SD, SMP, SMA) Kabupaten Solok

Tahun 2010 ............................................................................................ II - 117

2.13.13 Banyaknya Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu Menurut

Kecamatan.............................................................................................. II - 118

2.13.14 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Solok Tahun 2010...................... II - 119

2.14.1. Luas Kabupaten Agam Berdasarkan Wilayah Kecamatan Tahun 2009 ....... II - 120

2.14.2. Topografi Kabupaten Agam 2010............................................................. II - 120

2.14.3 Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenisnya .............................................. II - 122

2.14.4 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Agam ........................ II - 122

2.14.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Page 14: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Kabupaten Agam Tahun 2005 dan 2009 .................................................. II - 125

2.14.6. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di

Kabupaten Agam Tahun 2009.................................................................. II - 126

2.15.1 Letak Geografis Kecamatan di Kabupaten Sijunjung ................................. II - 127

2.15.2 Banyak Curah Hujan di Kabupaten Sijunjung Menurut Bulan..................... II - 127

2.15.3 Luas Lahan di Kabupaten Sijunjung Menurut Penggunaannya................... II - 128

2.15.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Jenis Kelamin, Sex ratio,

dan Kepadatan penduduk........................................................................ II - 129

2.15.5 Potensi Bahan Galian di Kabupaten Sijunjung Menurut Kecamatan............ II - 129

2.15.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Kecamatan .................... II - 130

2.15.7 Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Kelompok Umur......................... II - 130

2.15.8 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sijunjung dan Peringkat di

Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009 .................................................. II - 131

2.15.9 Panjang Jalan Negara, Propinsi, dan kota di Kabupaten Sijunjung

Menurut Kecamatan ................................................................................ II - 131

2.15.10 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SD di Kabupaten Sijunjung ................... II - 133

2.15.11 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMP di Kabupaten Sijunjung ................. II - 133

2.15.12 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMA di Kabupaten Sijunjung................. II - 133

2.15.13 Jumlah Puskesmas, Puskel, dan Pustu di Kabupaten Sijunjung (Unit) ........ II - 134

2.15.14 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sijunjung (orang)....................... II - 134

2.16.1 Luas Wilayah dan Prosentase Masing-masing Kecamatan Di Kabupaten

Kepulauan Mentawai Tahun 2011 ............................................................ II - 136

2.16.2 Luas Penggunaan Lahan Menurut Status Penggunaannya Di Kabupaten

Kepuluan Mentawai ................................................................................. II - 138

2.16.3 Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kepulauan

Mentawai ................................................................................................ II - 139

2.16.4 Jumlah Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lap.

Usaha Di Kab. Kep. Mentawai Tahun 2007 – 2010.................................... II - 141

2.17.1. Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari/Kelurahan di Kabupaten Padang

Pariaman tahun 2009 .............................................................................. II - 144

2.17.2. Luasan Tanah Menurut Penggunaannya di Kabupaten Padang Pariaman

Tahun 2009 ............................................................................................ II - 145

2.17.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Padang Pariaman dan

Peringkat di Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009................................ II - 147

2.17.4 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009................................................ II - 149

2.17.5 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan Balai

Page 15: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Pengobatan Swasta di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009.............. II - 149

2.17.6. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Padang Pariaman Tahun 2009.....

2.18.1 Luas Lahan Per Kecamatan di Kabupaten 50 Kota .................................... II - 151

2.18.2 Klasifikasi Lereng dan Topografi Berdasarkan USDA, UNESCO, LPT, DAN

FAO di Kabupaten Lima Puluh Kota.......................................................... II - 152

2.18.3 Perubahan Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun

2007 – 2009 ........................................................................................... II - 153

2.18.5 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan ........................................................ II - 154

2.18.6 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk 2005-2009 ............................... II - 155

2.18.7 Jumlah dan Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan dan Nagari 2009....... II - 156

2.18.8 Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan dan Rumah Tangga

tahun 2009 ............................................................................................. II - 157

2.18.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 .......................... II - 158

2.18.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah Tahun 2009......................... II - 159

2.18.11 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Kabupaten Lima Puluh Kota

Tahun 2009 ............................................................................................ II - 160

2.18.12 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun

2005-2009 .............................................................................................. II - 161

2.18.13 Peringkat (IPM) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005-2009................. II - 163

2.18.14 Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2006-2010....................... II - 163

2.18.15 Kondisi Jaringan Irigasi Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010 .............. II - 165

2.18.16 Proporsi Jumlah Penduduk Yang Mendapat Akses air Minum Dan Jumlah

Pendududk dari tahun 2006 s/d 2010 ...................................................... II - 166

2.18.17 Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) SD, SLTP dan SLTA di Kab.

Lima Puluh Kota Tahun 2005-2009 .......................................................... II - 167

2.18.18 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SLTP dan SLTA di Kab.

Lima Puluh Kota Tahun 2005-2009 .......................................................... II - 168

2.19.1 Letak Geografis Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya............................ II - 171

2.19.2 Curah Hujan Kabupaten Dharmasraya ..................................................... II - 172

2.19.3 Luas Lahan Menurut Penggunaan ............................................................ II - 172

2.19.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Dharmasraya Menurut Jenis Kelamin, Sex

ratio, dan Kepadatan penduduk ............................................................... II - 173

2.19.5 Potensi Bahan Galian Menurut Kecamatan ............................................... II - 173

2.19.6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan..................................................... II - 174

2.19.7 Penduduk Kabupaten Dharmasraya Menurut Kelompok Umur................... II - 174

2.19.8 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Dharmasraya dan Peringkat di

Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009 .................................................. II - 175

Page 16: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

2.19.9 Panjang Jalan Negara, Propinsi, dan kota Berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 ...................................................... II - 175

2.19.10 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SD di Kabupaten Dharmasraya ............. II - 176

2.19.11 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMP di Kabupaten Dharmasraya ........... II - 177

2.9.12 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMA di Kabupaten Dharmasraya ........... II - 177

2.20.1. Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Padang Tahun 2009......... II - 178

2.20.2. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kota Padang Tahun 2006.... II - 182

3.1.1 Indikator-indikator Perkembangan Ekonomi Daerah ................................. III - 1

3.1.2. PDRB Provinsi Sumatera Barat Menurut Sektor Tahun 2009-2010 ............ III - 2

3.1.3. Struktur dan Potensi Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Barat 2005-

2009....................................................................................................... III - 3

3.1.4. Struktur, Pertumbuhan dan Potensi Ekonomi Subsektor Pertanian Provinsi

Sumatera Barat 2005-2009...................................................................... III - 5

3.1.5. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 6

3.1.6. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Provinsi Sumatera

Barat Tahun 2009 ................................................................................... III - 6

3.1.7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Provinsi Sumatera

Barat Tahun 2009 ................................................................................... III - 7

3.1.8. Perkembangan Luas Dan Produksi Komoditi Utama Perkebunan Tahun

2008-2009 .............................................................................................. III - 8

3.1.9. Jumlah Populasi Ternak dan Produksi Daging di Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 9

3.1.10 Produksi Hasil Hutan Menurut Jenisnya Di Provinsi Sumatera Barat Tahun

2008-2009 .............................................................................................. III - 10

3.1.11 Perkembangan Nilai Produksi (Rp. Milyar) ............................................ III - 11

3.1.12. Jumlah Tenaga Kerja Masyarakat Perikanan tahun 2006 – 2009 (orang) III - 11

3.1.13. Nilai Location Quotient Subsektor Industri Pengolahan Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2009................................................................ III - 12

3.2.1 Struktur Ekonomi Kota Bukittinggi Tahun 2007 – 2009 ............................ III - 16

3.2.2 Distribusi dan Pertumbuhan Kelompok Sektoral tahun 2007 – 2009 ......... III - 16

3.2.3 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor

Basis Kota Bukittinggi Berdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut Harga

Konstan 2000.......................................................................................... III - 17

3.2.4 Luas sawah, tanam, panen dan produksi komoditi tanaman pangan di

Kota Bukittinggi....................................................................................... III - 18

3.2.5 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Rangking Kecamatan

Page 17: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Berdasarkan Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Bukittinggi ...................... III - 19

3.2.6 Luas sawah, tanam, panen dan produksi komoditi sayur di Kota

Bukittinggi .............................................................................................. III - 19

3.2.7 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Rangking Kecamatan

Berdasarkan Sub Sektor Sayur Kota Bukittinggi ........................................ III - 20

3.2.8 Luas sawah, tanam, panen dan produksi komoditi buah di Kota

Bukittinggi tahun 2009 ............................................................................ III - 20

3.2.9 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Rangking Kecamatan

Berdasarkan Sub Sektor Buah Kota Bukittinggi ......................................... III - 21

3.2.10 Jenis Komoditi Perkebunan, Luas Tanam, Produksi dan Petani

3.2.11 Populasi Ternak di Kota Bukittinggi .......................................................... III - 21

3.2.12 Luas Area dan Produksi Budidaya Kolam Kota Bukittinggi ......................... III - 22

3.2.13 Jenis dan Jumlah Perizinan yang diterbitkan Pemerintah Kota Bukittinggi .. III - 23

3.2.14 Jumlah Wisatawan Asing dan Domestik yang Berkunjung ke Bukittinggi.... III - 24

3.2.15 Jumlah Hotel Bintang, Non Bintang, Kamar dan Tempat Tidur .................. III - 25

3.2.16 Gambaran Umum Jalan Dalam Kota Bukittinggi........................................ III - 26

3.3.1 PDRB Kabupaten Pasaman Atas Dasarharga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha (jutaan rupiah) 2008-2009............................................. III - 27

3.3.2 Nilai Location Quotient Sektor Pertanian di Kabupaten Pasaman Tahun

2010....................................................................................................... III - 28

3.3.3 Luas Tanam dan Produksi Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

di Kabupaten Pasaman Tahun 2010......................................................... III - 29

3.3.4 Luas Tanam dan Produksi Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

di Kabupaten Pasaman Tahun 2010......................................................... III - 29

3.3.5 Sebaran Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah, Per Kecamatan di

Kabupaten Pasaman Tahun 2010............................................................. III - 30

3.3.6 Sebaran Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah, Per Kecamatan di

Kabupaten Pasaman Tahun 2010............................................................. III - 30

3.3.7 Sebaran Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah, Per- Kecamatan di

Kabupaten Pasaman Tahun 2010............................................................. III - 31

3.3.8 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Sayur di Kabupaten Pasaman Tahun

2010....................................................................................................... III - 31

3.4.1 PDRB Kota SolokMenurut Sektor Tahun 2009 – 2010 (Milyar Rp).............. III - 34

3.4.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kota Solok tahun 2010....... III - 35

3.4.3 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Kota Solok................. III - 36

3.4.4 Jumlah Populasi Ternak di Kota Solok (Dalam ekor) ................................. III - 37

3.4.5 Produksi daging Ternak Menurut Jenisnya di Kota Solok tahun 2010......... III - 38

Page 18: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.4.6 Produksi Telur Menurut Jenis di Kota Solok Tahun 2010 (kg) .................... III - 38

3.4.7 Produksi dan Nilai Budidaya Ikan Kolam, Ikan Sawah Menurut JenisnyaDi

Kota Solok .............................................................................................. III - 38

3.4.8 Jumlah Unit Usaha dan tenaga Kerja Menurut Sektor Di Kota Solok tahun

2010....................................................................................................... III - 39

3.4.9 Jumlah Pedagang Menurut Jenis Barang Dagangan Di Kota Solok Tahun

2010....................................................................................................... III - 40

3.4.10 Jumlah Penerbitan SIUP/TDP di Kota Solok Tahun 2010 ........................... III - 41

3.4.11 Jumlah Hotel, Losmen/wisma, Jumlah Kamar, Jumlah Tempat Tidur Di

Kota Solok Tahun 2010 ........................................................................... III - 42

3.4.12 Jenis dan Jumlah Kredit yang Diberikan Perbankan Kota Solok Tahun

2010....................................................................................................... III - 42

3.4.13 Jenis Koperasi dan Jumlah Anggota di Kota Solok Tahun 2010.................. III - 43

3.5.1 PDRB Kota Pariaman Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan tahun

2008 dan 2009........................................................................................ III - 45

3.5.2 Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Tanaman

Pangan di kota Pariaman......................................................................... III - 46

3.5.3 Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Sayur-

sayuran di Kota Pariaman........................................................................ III - 46

3.5.4 Luas Panen Serta Jumlah Produksi Buah-buahan di Kota Pariaman Tahun

2010....................................................................................................... III - 47

3.5.5 Luas Areal, Jumlah Produksi, serta Produktifitas Rata-Rata Hasil Kebun di

Kota Pariaman ........................................................................................ III - 47

3.5.6 Jumlah Populasi Ternak di Kota Pariaman ................................................ III - 48

3.5.7 Luas Areal dan Jumlah Produksi Perikanan di Kota Pariaman .................... III - 48

3.5.8 Jenis Industri dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap di Kota Pariaman.. III - 49

3.5.9 Jenis Koperasi di Kota Pariaman .............................................................. III - 50

3.5.10 Jenis Objek Wisata di Kota Pariaman Berdasarkan Kecamatan .................. III - 50

3.5.11 Jumlah Hotel dan Kamar Yang Tersedia di Kota Pariaman ........................ III - 51

3.6.1 PDRB Kota Padang Panjang Menurut Sektor Tahun 2008-2009 (milyar) .... III - 51

3.6.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kota Padang Panjang

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 53

3.6.3 Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kota Padang

Panjang Tahun 2009 ............................................................................... III - 54

3.6.4 Luas Panen (ha), Produksi (Kg) dan Banyaknya Petani (KK) Tanaman

Perkebunan di Kota Padang Panjang Tahun 2009..................................... III - 54

3.6.5. Jumlah Populasi Ternak di Kota Padang Panjang Tahun 2009................... III - 55

Page 19: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.6.6. Jumlah Produksi Daging (Kg) di Kota Padang Panjang Tahun 2009........... III - 55

3.6.7 Perkembangan Produksi (ton) Perikanan Kota Padang Panjang Tahun

2009....................................................................................................... III - 56

3.6.8 Jumlah Kelompok Industri dan Tenaga Kerja di Kota Padang Panjang

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 57

3.6.9 Jumlah Penerbitan TDP di Kota Padang Panjang Tahun 2009 ................... III - 57

3.6.10 Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota KUD di Kota Padang Panjang Tahun

2009....................................................................................................... III - 58

3.6.11. Industri Pariwisata Menurut Jenis usaha di Kota Padang Panjang Tahun

2009....................................................................................................... III - 58

3.6.12 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Kota Padang Panjang Tahun

2009....................................................................................................... III - 59

3.7.1. PDRB Kota Sawahlunto Menurut Sektor tahun 2008 – 2009...................... III - 60

3.7.2. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kota Sawahlunto Tahun

2009....................................................................................................... III - 61

3.7.3. Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Pangan di Kota

Sawahlunto Tahun 2009.......................................................................... III - 62

3.7.4 Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Tanaman Pangan................................................................... III - 62

3.7.5 Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kota Sawahlunto

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 63

3.7.6. Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Sayur-sayuran di Kota

Sawahlunto Tahun 2009.......................................................................... III - 63

3.7.7 Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Tanaman Sayuran.................................................................. III - 64

3.7.8. Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kota Sawahlunto

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 64

3.7.9. Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Buah-buahan di Kota

Sawahlunto Tahun 2009.......................................................................... III - 65

3.7.10 Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Tanaman Buah-buahan.......................................................... III - 65

3.7.11. Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kota Sawahlunto

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 66

3.7.12. Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Perkebunan di Kota

Sawahlunto Tahun 2009.......................................................................... III - 66

3.7.13 Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Tanaman Perkebunan ............................................................ III - 67

Page 20: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.7.14 Jumlah Populasi Ternak di Kota Sawahlunto Tahun 2009.......................... III - 67

3.7.15. Jumlah Populasi Unggas di Kota Sawahlunto Tahun 2009......................... III - 68

3.7.16. Luas Area Budidaya dan Produksi Perikanan darat di Kota Sawahlunto

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 68

3.7.17. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kota Sawahlunto

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 69

3.8.1 PDRB Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Sektor Tahun 2008-2009 .......... III - 71

3.8.2 Hasil Perhitungan Location Quation dan Penetapan Sektor/Sub Sektor

Basis Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut

Harga Konstan Tahun 2000 ..................................................................... III - 72

3.8.2 Luas dan Panen Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Pesisir Selatan

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 73

3.8.3 Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-Sayuran Kabupaten Pesisir

Selatan Tahun 2009 ................................................................................ III - 74

3.8.4 Luas Panen dan Produk Tanaman Buah-Buahan Kabupaten Pesisir

Selatan Tahun 2009 ................................................................................ III - 74

3.8.5 Luas Tanaman dan Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Pesisir

Selatan Tahun 2009 ................................................................................ III - 75

3.8.6 Populasi Ternak Besar Menurut Jenisnya Per Kecamatan di Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2009...................................................................... III - 76

3.8.7 Populasi Ternak Ayam Menurut Jenisnya Per Kecamatan di Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2009...................................................................... III - 76

3.8.8 Produk Daging Ternak Menurut Jenisnya Per Kecamatan di Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2009...................................................................... III - 77

3.8.9 Produksi (Ton) Perikanan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009.............. III - 78

3.8.10 Jumlah Usaha Industri Kecil Menurut Jenis Di Kabupaten Pesisir Selatan

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 78

3.8.11 Perkembangan Industri Pariwisata Tahun 2008 sampai Tahun 2009 di

Kabupaten Pesisir Selatan........................................................................ III - 80

3.9.1 PDRB Kab Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku & Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha 2008-2009 (Jutaan Rupiah).............................. III - 81

3.9.1 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor

Basis Kabupaten Pasaman Barat Berdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut

Harga Konstan 2000................................................................................ III - 81

3.10.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar,2005-2010

(Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000)............................................... III - 85

3.10.2 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Tanah Datar Tahun

Page 21: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

2005 - 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000.................................. III - 86

3.10.3 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-

2010....................................................................................................... III - 87

3.10.4 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Provinsi Sumatera

Barat dan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-2010 ............................... III - 87

3.10.4 Target Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Provinsi Sumatera Barat dan

Kabupaten Tanah Datar, 2011-2015 ........................................................ III - 88

3.10.5 Proyeksi PDRB dan Kebutuhan Investasi Kabupaten Tanah Datar 2011 –

2015 (atas dasar berlaku)....................................................................... III - 88

3.10.6 Nilai Inflasi Rata-rata Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005 – 2010............ III - 89

3.10.7 Peranan Pertanian Dalam Pembangunan di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2006-2010.................................................................................... III - 90

3.10.8 Produksi Beberapa Komoditi Utama Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2006 – 2010 (Ton) ............ III - 91

3.10.9 Perkembangan Populasi Peternakan di Kabupaten Tanah Datar Tahun

2006 – 2010 (Ekor) ................................................................................. III - 92

3.10.10 Luas Hutan menurut jenis di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 ............ III - 93

3.10.11 Bantuan Pengembangan Ketenagalistrikan Tahun 2008-2009 yang

diberikan kepada Masyarakat................................................................... III - 94

3.10.12 Aspek Pelayanan Umum Bidang Pariwisata............................................... III - 95

3.10.13 Perkembangan Potensi Industri Formal Di Kabupaten Tanah Datar Tahun

2005-2009 .............................................................................................. III - 96

3.10.14 Perkembangan Potensi Industri Non Formal Di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2005-2009.................................................................................... III - 96

3.10.15 Jumlah Industri yang memiliki Izin Usaha Industri Di Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2005-2009 .......................................................................... III - 96

3.11.1 PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku, tahun 2008/2009

Menurut Lapangan Usaha, dalam Jutaan rupiah ....................................... III - 98

3.11.2 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor

Basis Kota Payakumbuh Berdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut Harga

Konstan 2000.......................................................................................... III - 99

3.11.3 Total Produksi Tanaman Pangan, dan Produksi rata-rata per-hektar, Kota

Payakumbuh, 2009 ................................................................................. III - 101

3.11.4 Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja, Usaha Industri Hasil Pertanian, Kimia

dan Kehutanan di Kota Payakumbuh........................................................ III - 102

3.11.5 Banyaknya Kenderaan Angkutan Umum Bermotor dan Tidak bermotor ..... III - 103

3.12.1 PDRB Kabupaten Solok Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Page 22: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2010 (Milyar Rupiah) ............................... III - 105

3.12.2 Laju Pertumbuhan PDRB Solok Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase) ......................................... III - 106

3.12.3 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Solok Selatan Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2005 – 2010....................................... III - 107

3.12.4 Produksi Tanaman Pangan per Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan

Tahun 2010 ............................................................................................ III - 108

3.12.5 Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2010.................. III - 111

3.12.6 Jumlah Unit Usaha Dan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil/Kerajinan

Menurut Jenisnya Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2010 ...................... III - 112

3.12.7 Nilai Produksi dan Jumlah Usaha Industri Kecil di Kabupaten Solok

SelatanTahun 2010 (Rp.000) ................................................................... III - 113

3.13.1 PDRB Kabupaten Solok (Tahun 2008-2009) dan proporsinya tehadap

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)................................ III - 117

3.13.2 Sektor Basis dan Non Basis Kabupaten Solok Atas Dasar Harga Konstan

2000 (Juta Rupiah).................................................................................. III - 118

3.13.3 Produksi Padi Sawah kabupaten Solok 2010............................................. III - 119

3.13.4 Produksi Palawija Kabupaten Solok 2010.................................................. III - 120

3.13.5 Produksi Sayuran Kabupaten Solok 2010.................................................. III - 120

3.13.6 Produksi Buah-Buahan Kabupaten Solok 2010.......................................... III - 121

3.13.7 Produksi Tanaman Perkebunan Kab. Solok 2010 ...................................... III - 122

3.13.8 Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Solok 2010 .................................... III - 123

3.13.9 Produksi Perikanan di perairan Umum, Kolam dan Sawah Di kabupaten

Solok 2010.............................................................................................. III - 124

3.13.10 Objek Pariwisata Per Kecamatan kabupaten Solok 2010 ........................... III - 126

3.13.11 Panjang Ruas Jalan Per kecamatan Kabupaten Solok, 2010 ...................... III - 127

3.13.12 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Kabupaten

Solok ...................................................................................................... III - 127

3.13.13 Perkembangan Jumlah Industri Kecil Kebupaten Solok ............................. III - 128

3.14.1. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 – 2009 atas Dasar

Harga Konstan Kabupaten Agam (Dalam Jutaan Rupiah).......................... III - 129

3.14.2 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 – 2009 atas Dasar

Harga Berlaku Kabupaten Agam (Dalam Jutaan Rupiah)........................... III - 130

3.14.3 Luas Tanam, Panen, Produksi Dan Produktifitas Padi Tahun 2006-2009 .... III - 130

3.14.4. Produktivitas Tanaman Pangan di Kabupaten Agam Tahun 2009 .............. III - 133

3.14.5 Nilai LQ Sektor Tanaman Pangan Per Kecamatan 2009............................. III - 133

3.14.6. Produktivitas Tanaman Sayur-Sayuran di Kabupaten Agam 2009 .............. III - 134

Page 23: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.14.7. Nilai LQ Sektor Sayur-Sayuran Per Kecamatan 2009 ................................. III - 134

3.14.8. Produktivitas Tanaman Buah-Buahan di Kabupaten Agam Tahun 2009 .... III - 135

3.14.9. Nilai LQ Sektor Buah-Buahan Per Kecamatan 2009................................... III - 135

3.14.10. Produktivitas Sektor Perkebunan 2009 ..................................................... III - 136

3.14.11. Nilai LQ Sektor Perkebunan Per Kecamatan 2009 ..................................... III - 137

3.14.12. Perkembangan Populasi Ternak (ekor) Tahun 2006 -2009 ........................ III - 138

3.14.13. Nilai LQ Sektor Peternakan Per Kecamatan 2009 ...................................... III - 138

3.14.14 Perkembangan Produksi Perikanan (Ton) Tahun 2006 -2009 .................... III - 139

3.14.15. Nilai LQ Sektor Perikanan Per Kecamatan 2009 ........................................ III - 140

3.14.16 Perkembangan Industri dan Pengrajin di Kabupaten Agam....................... III - 140

3.14.17. Kondisi Fisik pasar-pasar di Kabupaten Agam Tahun 2010........................ III - 142

3.14.18. Persentase Koperasi Aktif Kabupaten Agam Tahun 2005 – 2010 ............... III - 142

3.14.19. Potensi Objek Wisata di Kabupaten Agam ................................................ III - 145

3.14.20. Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Agam Tahun 2005-2009................. III - 146

3.15.1. PDRB Kabupaten Sijunjung Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

tahun 2008 dan 2009 .............................................................................. III - 147

3.15.2. Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas rata-rata Tanaman

Pangan di Kabupaten Sijunjung ............................................................... III - 148

3.15.3. Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas rata-rata Sayur-sayuran

di Kabupaten Sijunjung ........................................................................... III - 149

3.15.4. Luas Panen, Jumlah produksi, serta Produktifitas Rata-rata Buah-buahan

di Kabupaten Sijunjung ........................................................................... III - 149

3.15.5. Jumlah Produksi Produk Perkebunan di Kabupaten Sijunjung.................... III - 150

3.15.6. Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Sijunjung....................................... III - 150

3.15.7. Luas Areal dan Jumlah Produksi Perikanan di Kabupaten Sijunjung ........... III - 151

3.15.8. Luas Areal dan Jumlah Produksi Hasil Tambang di Kabupaten Sijunjung ... III - 151

3.15.9. Jenis Industri Tercatat dan Jumlah Tenaga Kerja Terserap di Kabupaten

Sijunjung ................................................................................................ III - 152

3.15.10. Jenis Industri Berizin dan Jumlah Tenaga Kerja Terserap di Kabupaten

Sijunjung ................................................................................................ III - 152

3.15.11. Banyak tanda daftar perusahaan menurut jenis perusahaan ..................... III - 153

3.15.12. Jumlah KUD dan non KUD di Kabupaten Sijunjung Beserta Jumlah

Anggotanya ............................................................................................ III - 153

3.15.13. Nama Hotel dan Jumlah Kamar yang Tersedia di Kabupaten Sijunjung...... III - 154

3.16.1 PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai dan proporsinya tehadap PDRB

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah) ......................................... III - 156

3.16.2 Hasil Perhitungan Koefisien Location Quotient (LQ) Kabupaten Kepulauan

Page 24: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Mentawai ................................................................................................ III - 157

3.16.3 Luas Tanam dan Produksi Keladi Perkecamatan Kabupaten Mentawai,

2009....................................................................................................... III - 158

3.16.4 Luas tanam dan hasil Produksi Komoditas Pisang Kabupaten Kepulauan

Mentawai, 2009 ...................................................................................... III - 159

3.16.5 Luas tanam dan hasil produksi tanaman Durian Kabupaten kepulauan

Mentawai 2009 ....................................................................................... III - 160

3.16.6 Luas Areal dan hasil produksi tanaman Kakao Kabupaten kepulauan

Mentawai ................................................................................................ III - 161

3.16.7 Luas Areal dan produksi tanaman cengkeh............................................... III - 161

3.16.8 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa kabupaten kepualauan

Mentawai ................................................................................................ III - 162

3.16.9 Populasi dan Pemotongan Sapi ................................................................ III - 163

3.16.10 Populasi dan pemotongan babi ................................................................ III - 163

3.16.11 Tabel populasi dan Pemotongan Unggas di kabupaten kepulauan

mentawai................................................................................................ III - 164

3.16.12 Jumlah Hasil Penangkapan Ikan Laut dan Kontribusi Per kecamatan

kabupaten kepulauan mentawai, 2009..................................................... III - 165

3.16.13 Objek Pariwisata dan Resort/Penginapan Per Kecamatan kabupaten

Kepulauan Mentawai 2010....................................................................... III - 166

3.16.14 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Kebupaten

Kepulauan Mentawai ............................................................................... III - 167

3.17.1. PDRB Kabupaten Padang Pariaman Menurut Sektor Tahun 2008-2009...... III - 169

3.17.2 Nilai Location Quotient (LQ) Sektor/SubSektor dan Posisi Kabupaten

Padang Pariaman di Provinsi Sumatera Barat, 2009.................................. III - 170

3.17.3. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2009 ............................................................................. III - 171

3.17.4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran di Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2009 ............................................................................. III - 172

3.17.5. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran di Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2009 ............................................................................. III - 172

3.17.6. Luas Tanam (ha), Produksi (Ton) Tanaman Perkebunan di Kabupaten

Padang Pariaman Tahun 2009 ................................................................. III - 173

3.17.7. Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009........ III -174

3.17.8. Perkembangan Produksi (ton) Perikanan Kabupaten Padang Pariaman

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 174

3.17.9. Produksi Tambang di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009 ............... III - 175

Page 25: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.17.10 Jenis Industri, Jumlah Unit Usaha, dan Jumlah Tenaga Kerja di

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009................................................ III - 176

3.17.11. Jumlah Pedagang Yang Memiliki Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2009 ....................................... III - 177

3.17.12. Jumlah Pasar, Pasar Ternak dan Daya Tampung Pasar Ternak di

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2009 ....................................... III - 177

3.17.13 Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota KUD dan Non KUDdi Kabupaten

Kotawaringin Barat Tahun 2006............................................................... III - 177

3.17.14. Jumlah Hotel, Jumlah Kamar dan Jumlah Tempat Tidur di Kabupaten

Padang Pariaman Tahun 2005-2009 ........................................................ III - 178

3.18.1. Nilai dan Kontribusi Sektor Ekonomi Dalam Pembentukan PDRB

Kabupaten Lima Puluh Kota Periode 2005 – 2009 Atas Dasar Harga

Konstan .................................................................................................. III - 180

3.18.2 Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor

Basis Kabupaten Limapuluh Kota Berdasarkan PDRB Tahun 2009

menurut Harga Konstan 2000.................................................................. III - 181

3.18.3 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten 50 kota ............ III - 182

3.8.4 Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Komoditi Tanaman Pangan .................................................... III - 183

3.18.5. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten 50 Kota . III - 183

3.18.6 Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Komoditi Sayur ...................................................................... III - 184

3.18.7 Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten 50 Kota ... III - 185

3.18.8 Luas Panen (ha), Produksi (Ton) dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

di Kabupaten 50 Kota.............................................................................. III - 186

3.18.9 Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Komoditi Perkebunan............................................................. III - 186

3.18.10 Jumlah Produksi Telur dan Daging di Kabupaten 50 Kota.......................... III - 187

3.18.11 Jumlah Produksi Komoditi Peternakan Lainnya di Kabupaten 50 Kota........ III - 187

3.18.12 Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota Berdasarkan Keunggulan

Komparatif Komoditi Peternakan.............................................................. III - 188

3.18.13 Luas Area dan Produksi Budidaya Kolam Kabupaten 50 Kota .................... III - 189

3.18.14. Jumlah Usaha Menurut Jenis Galian dan Kecamatan Di Kabupaten 50

Kota ....................................................................................................... III - 190

3.18.15 Jumlah Industri Kecil dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri ................. III - 190

3.18.16 Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota KUD di Kabupaten 50 Kota .................. III - 192

3.18.17 Jumlah Kunjungan Wisata Menurut Klasifikasi Objek Wisata ..................... III - 192

Page 26: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

3.8.18 Jumlah Potensi Obyek Wisata menurut Wilayah Tujuan Wisata (WTW)

dan Klasifikasi Obyek Wisata di Kabupaten 50 Kota .................................. III - 193

3.19.1. PDRB Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga

konstan tahun 2008 dan 2009 ................................................................. III - 194

3.19.2. Luas Panen, Jumlah Produksi, serta Produktifitas Rata-Rata Tanaman

Pangan di Kabupaten Dharmasraya ......................................................... III - 195

3.19.3. Luas Panen, Jumlah produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Sayuran di

Kabupaten Dharmasraya ......................................................................... III - 195

3.19.4. Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Buah-buahan

di Kabupaten Dharmasraya...................................................................... III - 196

3.19.5. Jumlah Produksi Hasil Perkebunan di Kabupaten Dharmasraya ................. III - 196

3.19.6 Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Dharmasraya ................................. III - 197

3.19.7. Jumlah Produksi Ikan di Kabupaten Dharmasraya .................................... III - 197

3.19.8 Jumlah Kapasitas Produksi Hasil Tambang di Kabupaten Dharmasraya...... III - 198

3.19.9. Jenis Industri Tercatat dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap di

Kabupaten Dharmasraya ......................................................................... III - 198

3.19.10. Jenis Industri Kecil Tercatat (Formal dan Informal) dan Jumlah Tenaga

Kerja Yang Terserap di Kabupaten Dharmasraya ...................................... III - 199

3.19.11. Jumlah Pasar Tradisional di Kabupaten Dharmasraya Menurut Kecamatan III - 199

3.19.12. Jumlah KUD dan non KUD di Kabupaten Dharmasraya Menurut

Kecamatan.............................................................................................. III - 200

3.19.13. Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang dan Barang di Kabupaten

Dharmasraya .......................................................................................... III - 201

3.20.1. PDRB Kota Padang Menurut Sektor Tahun 2008-2009 (milyar) ................. III - 202

3.20.2. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kota Padang Tahun 2009... III - 203

3.20.3. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kota Padang Tahun

2009....................................................................................................... III - 204

3.20.4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kota Padang Tahun

2009....................................................................................................... III - 204

3.20.5. Luas Panen (ha), Produksi (Ton) dan Banyaknya Petani (KK) Tanaman

Perkebunan di Kota Padang Tahun 2009.................................................. III - 205

3.20.6. Jumlah Populasi Ternak di Kota Padang Tahun 2009 ................................ III - 206

3.20.7. Jumlah Produksi Daging (ton) di Kota Padang Tahun 2009 ....................... III - 206

3.20.8. Perkembangan Produksi (ton) Perikanan Kota Padang Tahun 2009........... III - 207

3.20.9. Jumlah Kelompok Industri dan Tenaga Kerja di Kota PadangTahun 2009.. III - 208

3.20.10. Jumlah Koperasi dan Jumlah Anggota di Kota Padang Tahun 2009 ........... III - 208

3.20.11. Jumlah Hotel, Jumlah Kamar dan Jumlah Tempat Tidur di Kota Padang

Page 27: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Tahun 2009 ............................................................................................ III - 209

3.20.12. Jumlah Pengunjung ke Museum Adityawarman di Kota Padang Tahun

2009....................................................................................................... III – 210

4.2.1. Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Kabupaten/Kota Di

Sumatera Barat per September 2011 ....................................................... IV - 6

4.2.2. Kesepakatan Pengembangan Komoditi Unggulan Antara Provinsi dengan

Kabupaten/Kota Tahun 2008-2012 Menurut Kota/kabupaten di Sumatera

Barat ...................................................................................................... IV - 8

5.1.1. Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk

Penetapan KPJu Unggulan di Sumatera Barat........................................... V - 2

5.1.2 Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kota Bukittinggi ........................................................... V - 6

5.1.3 Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota

Bukittinggi .............................................................................................. V - 6

5.1.3 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Bukittinggi.............................. V - 7

5.1.4 Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kota bukittinggi ........................................ V - 8

5.3.1 Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Pasaman .................................................... V - 10

5.3.6. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Pasaman............................................................................ V - 10

5.3.7. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pasaman....................... V - 11

5.3.7. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Pasaman ................................. V - 12

5.3.7. Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kota Pariaman ............................................................. V - 13

5.3.8. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di

Kabupaten Kota Pariaman ....................................................................... V - 14

5.3.9. 10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Pariaman................................ V - 15

5.3.10. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Pariaman........................... V - 15

5.3.11. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kota Padang Panjang.................................................. V - 18

Page 28: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

5.3.12 Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota

Padang Panjang ...................................................................................... V - 18

5.3.13. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Padang Panjang ..................... V - 19

5.3.14 Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kota Padang Panjang ............................... V - 20

5.3.15. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kota Sawahlunto.......................................................... V - 22

5.3.16. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kota Sawahlunto ................................................................................. V - 22

5.3.17. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Sawahlunto ............................ V - 23

5.3.18. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kota Sawahlunto ...................................... V - 24

5.3.19. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Pesisir Selatan ............................................ V - 26

5.3.20 Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Pesisir Selatan.................................................................... V - 26

5.3.21. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pesisir Selatan............... V - 27

5.3.22. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Pesisir Selatan ......................... V - 28

5.3.23. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Pasaman Barat ........................................... V - 30

5.3.24. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Pasaman Barat ................................................................... V - 30

5.3.25. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pasaman Barat.............. V - 31

5.3.26. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Pasaman Barat ........................ V - 32

5.3.27. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu ....................................................................................................... V - 34

5.3.28 Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di

Kabupaten Tanah Datar .......................................................................... V - 34

5.3.29. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Datar.................. V - 35

5.3.30. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Tanah Datar

Page 29: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

5.3.30. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kota Payakumbuh........................................................ V - 38

5.3.31. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Payakumbuh ...................................................................... V - 38

5.3.32. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Payakumbuh .......................... V - 39

5.3.33. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kota Payakumbuh..................................... V - 40

5.3.34. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Solok Selatan.............................................. V - 42

5.3.35. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Solok Selatan ..................................................................... V - 42

5.3.36. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Solok Selatan ................ V - 43

5.3.37. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Solok Selatan .......................... V - 44

5.3.38 Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Solok.......................................................... V - 46

5.3.39. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di

Kabupaten Solok ..................................................................................... V - 47

5.3.40. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Solok ............................ V - 48

5.3.41. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Kotawaringin Barat .................. V - 48

5.3.42. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Agam ......................................................... V - 50

5.3.43. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di

Kabupaten Agam..................................................................................... V - 51

5.3.44. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Kabupaten Agam.................... V - 52

5.3.45. Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kabupaten Agam...................................... V - 53

5.3.46. Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Sijunjung.................................................... V - 55

5.3.47. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan di Kabupaten Kabupaten

Sijunjung ................................................................................................ V - 56

Page 30: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

5.3.48. 10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Sijunjung ...................... V - 56

5.3.49. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Sijunjung ................. V - 57

5.3.50. Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Mentawai.................................................... V - 61

5.3.51. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan di Kabupaten Mentawai ........ V - 62

5.3.52. 10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Mentawai ...................... V - 63

5.3.53. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Mentawai ................. V - 64

5.3.54. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Padang Pariaman........................................ V - 65

5.3.55. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Padang Pariaman ............................................................... V - 66

5.3.56. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Padang Pariaman .......... V - 67

5.3.57. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Padang Pariaman .................... V - 67

5.8.59. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten 50 Kota ...................................................... V - 69

5.8.60 Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di

Kabupaten 50 Kota.................................................................................. V - 70

5.3.61. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten 50 Kota......................... V - 71

5.3.62. Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kabupaten 50 Kota................................... V - 72

5.3.63. Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kabupaten Dharmasraya .............................................. V - 75

5.3.64. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di

Kabupaten Kabupaten Dharmasraya ........................................................ V - 75

5.3.65. 10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Dharmasraya ................ V - 76

5.3.66. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Dharmasraya ........... V - 77

5.3.67. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan

KPJu Unggulan di Kota Padang ................................................................ V - 80

Page 31: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

5.3.68. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota

Padang ................................................................................................... V - 81

5.3.69. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Padang .................................. V - 82

5.3.70. Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kota Padan............................................... V – 82

Page 32: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.4.1. Hierarki Konseptual Penentuan KPJu Unggulan Daerah............................. I – 7

1.4.2. Hierarki Operasional Penentuan KPJu Unggulan Daerah............................ I – 8

1.4.3. Hierarki Operasional Penentuan Tingkat Kepentingan Sektor/Subsektor

Ekonomi tiap kabupaten/kota dalam Penentuan KPJu Unggulan Lintas

Sektor..................................................................................................... I – 8

1.4.4. Pemetaan Kuadran KPJu Unggulan .......................................................... I – 13

1.4.5. Diagram Alir Proses Penentuan KPJu Unggulan Setiap Sektor/Subsektor

pada Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan Metode AHP........................... I - 16

2.7.1 Luas Lahan Menurut Penggunaannya Kota Sawahlunto 2010.................... II – 55

2.8.1 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Permukaan........................................ II – 70

2.12.1 Index Pembangunan Manusia Tahun 2008............................................... II – 103

2.18.1 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lima

puluh Kota Tahun 2005-2009 .................................................................. II – 161

2.18.2 Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayi dan Balita Kabupaten Lima

Puluh KotaTahun 2005-2009 ................................................................... II – 168

2.18.3 Grafik Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan Tahun 2005-2009 . II - 169

2.18.4. Grafik Perkembangan Status Gizi Buruk Balita Tahun 2005-2009 .............. II - 170

3.1.1. Pemetaan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di

Sumatera Barat Tahun 2005-2008 ........................................................... II – 4

5.3.1. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Bukittinggi ............................. V - 9

5.3.2. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Pasaman................................ V - 13

5.3.4. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Pariaman ............................... V - 16

5.3.5. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Padang Panjang..................... V - 21

5.3.6. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Sawahlunto............................ V - 25

5.3.7. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pesisir Selatan .............. V - 29

5.3.8. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pasaman Barat ............. V - 33

5.3.9. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tanah Datar ................. V - 37

5.3.10. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Payakumbuh.......................... V - 41

.3.11. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Solok Selatan................ V - 45

5.3.12. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Solok ............................ V - 49

5.7.13. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Kabupaten Agam ................... V - 54

5.3.14. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Sijunjung ...................... V - 58

Page 33: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

5.3.15. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Mentawai...................... V - 64

5.3.16 Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Padang Pariaman.......... V - 68

5.3.17. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten 50 Kota ........................ V - 74

5.3.18. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Dharmasraya ................ V - 78

5.3.19. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Solok ............................ V – 83

Page 34: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Susunan Personalia Tim Peneliti

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Penanggung Jawab Penelitian :

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang

Ketua Tim Peneliti :

Prof. Dr. Yasri, MS

Anggota Tim :

Dr. Idris, MS

Dr. Sri Ulfa Sentosa, MS

Drs. Alianis, MS

Rosyeni Rasyid, SE, ME

Drs. Zul Azhar, M.Si

Dr. Susi Evanita, MS

Dr. Marwan, M.Si

Dr. Yulhendri, M.Si

Doni Satria, SE, ME

Novia Zulfa Riani, SE, M.Si

Perengki Susanto, SE, M.Sc

Hendri Agustin, SE, M.Sc

Gesit Thabrani, SE, MT

Dra. Armida, M.Si

Page 35: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kebijakan ekonomi yang mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

dalam perekonomian nasional memiliki tiga argumen utama (World Bank, 1994, 2002,

2004). Pertama, UMKM dapat meningkatkan daya saing dan kemampuan kewirausahaan

masyarakat, sehingga mampu meningkatkan efisiensi perekonomian secara keseluruhan dan

berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Kedua, UMKM secara umum

diyakini memiliki daya saing yang lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan besar namun

kondisi pasar keuangan yang tidak memihak pada UMKM cenderung menekan kinerja sektor

UMKM sehingga dukungan langsung secara finansial kepada sektor UMKM ini dapat

meningkatkan kinerja sktor UMKM. Ketiga, UMKM diyakini mampu meningkatkan kesem-

patan kerja lebih tinggi dibandingkan perusahaan besar karena UMKM lebih intensif pada

tenaga kerja (labor intensive).

Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung bahwa eksistensi

UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia. Pertama, jumlah industrinya yang

besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

dan Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM tercatat 53,8 juta unit atau 99,9% dari

total unit usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit

investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja jika

dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 99,4

juta tenaga kerja atau 97,2% dari total angkatan kerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam

pembentukan PDB cukup signifikan, yakni sebesar 57,12% dari total PDB (BPS, 2010).

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank

Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi (1) Pengaturan kepada

perbankan yang mendorong pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2) Pengembangan

kelembagaan yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, dan (4) Kerjasama dengan

berbagai pihak baik dengan lembaga pemerintah maupun lembaga lainnya. Salah satu pilar

kebijakan Bank Indonesia tersebut adalah mendorong pengembangan UMKM melalui

pemberian bantuan teknis. Kegiatan penelitian dan penyediaan informasi merupakan salah

satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dalam kerangka bantuan teknis.

Kegiatan tersebut diharapkan akan dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada

stakeholders, baik kepada pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun ma-

syarakat luas yang berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

Page 36: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-2

Bank Indonesia sejak tahun 1979 telah melaksanakan penelitian Baseline Economic

Survey (BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah

yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Dalam

perkembangan selanjutnya, pengembangan potensi ekonomi daerah ditujukan untuk

memberikan informasi kepada stakeholders mengenai komoditi/produk/jenis usaha yang

potensial yang menjadi unggulan daerah untuk dikembangkan. Penelitian BLS difokuskan

terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku ekonomi

mayoritas di daerah. Data dan informasi dalam BLS meliputi berbagai aspek. Aspek makro

berupa kebijakan, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi ekonomi

daerah Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat dalam rangka

pengembangan UMKM. Aspek mikro meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian BLS

tersebut selanjutnya akan didesiminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu

Pengembangan UKM (SI-PUK) yang dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id.

Saat ini SIPUK terdiri dari Sistem Informasi BLS (SIB) yang meliputi 31 Provinsi, Sistem

Informasi Agroindustri Berorientasi Ekspor (SIABE) yang meliputi 31 Provinsi dan 16

komoditi agroindustri serta komoditi non-agroindustri, Sistem Informasi Prosedur

Memperoleh Kredit (SI-PMK), Sistem Informasi Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil

(SI-LMUK) meliputi 70 jenis usaha, Sistem Penunjang Keputusan Untuk Investasi (SPKUI)

yang dapat digunakan untuk simulasi perhitungan interaktif kelayakan suatu usaha.

Pada kajian BLS tahun 2006, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam

penetapan Daftar Skala Prioritas, yang semula menggunakan kriteria data produksi,

pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada suatu komoditi/produk/jenis

usaha di suatu kecamatan, menjadi penetapan komoditi/produk/jenis usaha (KPJu)

unggulan daerah di Kabupaten/kota dengan menggunakan alat analisis Metode

Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Setiap kabupaten/

kota di suatu provinsi diharapkan memiliki KPJu unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang

patut dan cocok untuk dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari kesuksesan Thailand

melalui program One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan komoditi

unggulan di suatu daerah (tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan UMKM.

Dengan program yang lebih fokus, Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan

ekonomi melalui pengembangan komoditi unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota

sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya,

hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Dalam upaya untuk memberikan data dan informasi hasil penelitian BLS, dipandang

perlu untuk melakukan pengkinian data melalui penelitian yang dilaksanakan setiap 5 tahun.

Pembaharuan atau pengkinian data dan informasi tersebut dilakukan melalui suatu

Page 37: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-3

penelitian BLS dan SIABE di suatu Provinsi secara bertahap. Dalam rangka memberikan

informasi yang lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi stakeholders dalam pengembangan

UMKM, penelitian BLS perlu dipertajam dengan memilih dan menetapkan KPJu unggulan

daerah berdasarkan kriteria tertentu serta menambahkan berbagai informasi pendukung.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM di Provinsi

Sumatera Barat dilaksanakan untuk memberikan landasan rasional bagi pembangunan

daerah yang meliputi berbagai sektor kegiatan ekonomi. Laporan tersebut mengandung

keterangan-keterangan lengkap sebagai dasar perencanaan, pengorganisasian, dan

pengambilan keputusan mengenai komoditi/produk/jenis usaha unggulan pada setiap

wilayah kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat. Ketersediaan informasi

tentang keadaan sumber daya alam dan manusia serta tingkat pemanfaatannya dalam

berbagai sektor ekonomi yang berkembang sangat diperlukan sebagai bahan rujukan.

Secara rinci tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Mengenal dan memahami mengenai:

a. Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian dan potensi

sumberdaya;

b. Profil UMKM di Provinsi Sumatera Barat termasuk faktor pendorong dan

penghambat dalam pengembangan UMKM;

c. Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang

terkait dengan pengembangan UMKM; dan

d. Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.

2. Memberikan informasi tentang Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJu) Unggulan yang

perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di suatu kabupaten/kota dalam rangka:

a. Mendukung pembangunan ekonomi daerah;

b. Menciptakan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta

c. Meningkatkan daya saing produk.

3. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dalam rangka pengembangan

KPJu unggulan UMKM yang dikaitkan dengan:

a. Kebijakan Pemerintah Daerah; dan

b. Kebijakan perbankan

Page 38: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-4

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

a. Penelitian terhadap KPJu unggulan Daerah dilaksanakan untuk mengidentifikasi

dan menetapkan KPJU pada UMKM yang dikategorikan sebagai unggulan daerah

pada tingkat kabupaten dan provinsi di wilayah Provinsi Sumatera Barat;

b. UMKM yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengacu kepada Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008;

c. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan, dengan kriteria:

(1) penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

(2) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(3) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

d. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar, dengan kriteria:

(1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah).

e. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha

besar, dengan kriteria:

1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).

Page 39: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-5

f. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJu) Unggulan adalah KPJu yang mendukung

perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja

berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya serta mempunyai daya saing tinggi.

g. KPJu yang dikaji adalah KPJu pada setiap sektor/subsektor ekonomi, yang meliputi

pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan),

pertambangan, perindustrian, perdagangan dan jasa-jasa sebagaimana kategori 9

sektor ekonomi BPS.

h. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai :

(1) Profil daerah, meliputi: struktur geografis, demografi, ekonomi, potensi

sumberdaya dana aspek lainnya yang terkait;

(2) Profil UMKM di Provinsi Sumatera Barat termasuk potensi, peluang, faktor

pendorong dan faktor penghambat dalam pengembangan UMKM;

(3) Penetapan KPJu unggulan baik usaha berskala mikro, kecil, maupun

menengah di daerah penelitian (tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan

Provinsi);

(4) Kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) dalam rangka pengembangan UMKM/

KPJu unggulan.

i. KPJu yang diidentifikasi minimal sampai dengan digit 4 pada Kode Lapangan Usaha

Indonesia (KLUI).

1.4. Metode Penelitian

1.4.1. Daerah Penelitian

1) Daerah penelitian seluruh wilayah atau 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat.

2) Penetapan KPJu unggulan daerah di kabupaten/kota dilakukan dengan menghimpun

informasi dari sebagian besar kecamatan yang ada dengan mempertimbangkan

keterwakilan dari karakteristik wilayah secara geografis, jumlah UMKM, kontribusi

pembentukan PDRB kabupaten/kota serta kebijakan Pemerintah Daerah. Jumlah sampel

wilayah kecamatan yang tercakup dalam penelitian ini adalah sebanyak 176 kecamatan

yang tersebar di setiap wilayah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan

keterwakilan karakteristik kabupaten/kota serta potensi ekonomi masing-masing

kecamatan, yang terdiri dari:

1. Kota Bukittinggi: 3 kecamatan

2. Kota Padang Panjang: 2 kecamatan

3. Kota Pariaman: 4 kecamatan

4. Kabupaten Pasaman: 12 kecamatan

5. Kota Sawahlunto: 4 kecamatan

Page 40: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-6

6. Kota Solok: 2 kecamatan

7. Kabupaten Agam: 16 kecamatan

8. Kabupaten Dharmasraya: 11 kecamatan

9. Kabupaten Limapuluh Kota: 13 kecamatan

10. Kabupaten Padang Pariaman: 17 kecamatan

11. Kota Padang: 11 kecamatan

12. Kabupaten Pasaman Barat: 11 kecamatan

13. Kota Payakumbuh: 5 kecamatan

14. Kabupaten Sijunjung: 8 kecamatan

15. Kabupaten Solok Selatan: 7 kecamatan

16. Kabupaten Solok: 14 kecamatan

17. Kabupaten Tanah Datar: 14 kecamatan

18. Kabupaten Pesisir Selatan: 12 kecamatan

19. Kabupaten Mentawai: 10 kecamatan

1.4.2. Jenis dan Sumber Data

Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari nara

sumber/responden, meliputi pejabat-pejabat Pemerintah Daerah, dinas/instansi terkait

(sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, pertambangan, perhubungan), Bappeda.

Asosiasi/Kadinda, dan pada tingkat kecamatan dengan nara sumber Mantri Tani, Koordinator

Statistik Kecamatan, dan Camat atau Seksi Perekonomian Kecamatan. Pengumpulan data

dilakukan melalui ”Indepth Interview” kepada pejabat instansi/dinas terkait dan pemimpin/

pejabat bank pelaksana di daerah untuk mendapatkan penilaian pejabat terkait di tingkat

kecamatan dan kabupaten/kota dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner),

panduan diskusi, dan panduan wawancara serta melalui mekanisme Diskusi Kelompok

Terarah (Focus Group Discussion) untuk memperoleh pendapat nara sumber baik dalam

rangka menetapkan KPJu unggulan maupun menjaring informasi tentang kendala/

permasalahan, faktor penghambat dan pendukung serta kebijakan pemerintah dalam

pengembangan UMKM, khususnya untuk KPJu unggulan yang terpilih.

Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari dokumen/publikasi/

laporan penelitian dari dinas/instansi dan sumber data lainnya yang menunjang.

1.4.3. Analisis Data

Analisis data primer dan sekunder dilakukan dalam rangka menjawab tujuan

penelitian. Untuk menjawab tujuan pertama, analisis yang dilakukan adalah analisis

diskriptif, tabulasi silang, dan statistik deskriptif. Hasil analisis deskriptif tersebut digunakan

Page 41: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-7

sebagai bahan untuk penyusunan rekomendasi. Khusus dalam rangka analisis dan

penetapan KPJu unggulan, metode analisis yang digunakan adalah Metode Perbandingan

Eksponensial (MPE) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan struktur hierarki

konseptual seperti dapat dilihat Gambar 1.4.1 dan Metode Borda. Proses penetapan KPJu

unggulan dengan menggunakan AHP dapat dilihat pada Gambar 1.4.2 dan Gambar 1.4.3.

Ketersediaan PasarHargaPenyerapan Tenaga KerjaSumbangan thd perekonomian

FOCUSMencari Komoditi

Unggulan

TUJUANa. Pertumbuhan Ekonomi

b. Penciptaan Lapangan Kerjac. Peningkatan Daya Saing

INPUT PROSES OUTPUT

Kriteria Kriteria Kriteria

Skilled Tenaga KerjaBahan BakuModalSarana Produksi/Usaha

TeknologiSosial BudayaManajeman Usaha

Unsur Penilaian

Ketersediaan skilled TK(pelaksana):• Tingkat Pendidikan• Pelatihan• Pengalaman kerja

• Jumlah lembaga pelatihan

• Ketersediaan bahan baku• Harga perolehan bahan baku• Retensi/parishability bahan

baku• Kesinambungan bahan baku• Mutu• Kemudahan• Aspek Lingkungan

• Kebutuhan investasi awal• Kebutuhan modal kerja• Aksesibilitas thd sumber

pembiayaan

• Ketersediaan Sarana Produksi• Harga• Kemudahan

• Ketersediaan• Kemudahan

(memperoleh teknologi)• Dampak lingkungan

Didukung oleh faktor:• Ciri khas lokal• Religion/Budaya• Turun temurun

Kemudahan untukmengelola

Unsur Penilaian

Kemudahan:• Menjual• Mendistribusikan (lokasi)

• Stabilitas Harga

• Nilai Tambah

Jumlah jenis usaha yang

terpengaruh karena

keberadaan usaha ini

(Backward & forward

linkages)

Unsur Penilaian

Penyerapan Tenaga Kerja

SEKTOR / SUBSEKTOR

SEKTOR / SUBSEKTOR

Gambar 1.4.1. Hierarki Konseptual Penentuan KPJu Unggulan Daerah

Page 42: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-8

Gambar 1.4.2. Hierarki Operasional Penentuan KPJu Unggulan Daerah

Gambar 1.4.3. Hierarki Operasional Penentuan Tingkat Kepentingan Sektor/Subsektor Ekonomi tiap kabupaten/kotadalam Penentuan KPJu Unggulan Lintas Sektor

MENCARI KOMODITI UNGGULAN

Pertumbuhan Ekonomi

SkilledTenagaKerja

BahanBaku

ModalSarana

Produksi/Usaha

Teknologi SosialBudaya

ManajemanUsaha

KetersediaanPasar

HargaPenyerapan

TenagaKerja

Sumbanganterhadap

Perekonomian

Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Daya Saing Produk

ALTERNATIF KPJu

LEVEL 1FOKUS

LEVEL 2TUJUAN

LEVEL 3KRITERIA

LEVEL 4ALT. KPJu

8...432

MENCARI KOMODITI UNGGULAN

Pertumbuhan Ekonomi Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Daya Saing Produk

LEVEL 1FOKUS

LEVEL 2TUJUAN

LEVEL 3SEKTOR / SUBSEKTOR SEKTOR / SUBSEKTOR (Kabupaten / Kota 1)

Page 43: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-9

a. Tahap Pertama

Tahap pertama adalah penentuan nilai bobot tujuan dan kriteria yang dilakukan

di tingkat Provinsi berdasarkan pendapat Tim Pakar lintas sektoral. Nilai bobot tujuan dan

kriteria berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode AHP digunakan sebagai

bobot tujuan dan kriteria untuk semua sektor/subsektor dan semua kabupaten/kota di

Provinsi Sumatera Barat. Dalam hal bobot kriteria yang dianalisis adalah:

1. Penentuan bobot masing-masing kriteria untuk:

a. penyaringan komoditi unggulan di tingkat Kecamatan,

b. penyaringan hasil komoditi unggulan di tingkat kecamatan menjadi short list

untuk masukan penyaringan komoditi tingkat kabupaten/kota:

c. Jumlah unit usaha/rumah tangga usaha atau volume produksi untuk masing-

masing KPJu dari setiap kecamatan yang bersumber dari data sekunder/statistik;

d. Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran KPJu (persepsi nara sumber): (1)

Lokal kecamatan; (2) Antar kabupaten/kota; (3) Antar Provinsi dan (4) Ekspor.

e. Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (persepsi nara sumber); (1) Sarana

produksi pertanian/bibit (sektor pertanian); (2) Sarana produksi/bahan baku

(sektor industri); dan (3) Sarana usaha (sektor perdagangan, angkutan, jasa).

f. Kontribusi KPJu terhadap perekonomian wilayah kecamatan dan kabupaten/kota

(persepsi nara sumber).

2. Penentuan bobot kriteria untuk penyaringan KPJu unggulan kabupaten/kota untuk

masing-masing sektor/subsektor dan lintas sektor:

a. Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan (Skilled);

b. Bahan baku;

c. Modal;

d. Sarana produksi/usaha;

e. Teknologi;

f. Sosial budaya;

g. Manajemen usaha;

h. Ketersediaan pasar;

i. Harga;

j. Penyerapan tenaga kerja; dan

k. Sumbangan terhadap perekonomian. Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan

UMKM Sumatera Barat

Page 44: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-10

b. Tahap Kedua

Tahap kedua dilaksanakan guna menghasilkan Identifikasi KPJu unggulan pada

setiap sektor ekonomi pada tingkat kecamatan, dengan menggunakan kriteria dan bobot

masing-masing kriteria berdasarkan hasil tahap pertama. Langkah awal yang dilakukan

pada tahap kedua ini adalah memperoleh data semua KPJu untuk setiap sektor/subsektor

yang ada pada setiap kecamatan (long list). Berdasarkan long list tersebut dilakukan

penyaringan untuk memperoleh KPJu unggulan untuk setiap sektor/subsektor dengan

menggunakan metode Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) (Marimin, 2004). Pada

awalnya digunakan Composite Performance Index (CPI) yang lebih mempertimbangkan

karakteristik data dari kriteria yang ditentukan, namun karena hasil penilaian terjadi

perbedaan nilai yang sangat besar maka metode ditransformasikan dalam scoring melalui

metode perbandingan eksponensial (MPE).

Penggunaan metode MPE untuk kriteria: (a) Jumlah unit usaha/rumahtangga

usaha atau volume produksi bersumber dari data sekunder, sedangkan (b) Pasar, (c)

Ketersediaan bahan baku/sarana produksi, dan (d) Kontribusi terhadap perekonomian

kecamatan dilakukan penilaian (pemberian skor dan bobot) terhadap setiap KPJu untuk

setiap sektor/subsektor yang ada pada long list. Penilaian dilakukan oleh nara sumber

melalui mekanisme indepth interview dan pengisian matrik identifikasi alternatif

komoditi/produk/jenis usaha unggulan tingkat kecamatan. Nara sumber tersebut adalah

mantri tani, mantri statistik, dan staf/seksi perekonomian dari semua kecamatan yang

dijadikan daerah penelitian.

Output dari analisis MPE adalah nilai skor terbobot dari setiap KPJu yang

diidentifkasi. Analisis berikutnya adalah melakukan pengurutan skor terbobot tertinggi ke

terendah (descending sorting). Akhirnya masing-masing kecamatan ditetapkan 5 (lima)

KPJu dari setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi.

c. Tahap Ketiga

Tahap ketiga dilaksanakan untuk menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap

sektor/subsektor dan lintas sektor pada tingkat kabupaten/kota. Tahap ketiga diawali

dengan penyaringan KPJu unggulan untuk semua kecamatan, yaitu dengan

menggabungkan hasil identifikasi KPJu unggulan semua kecamatan (hasil tahap kedua).

Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan metode Borda berdasarkan urutan

prioritas dan nilai skor KPJu dari hasil MPE yang telah dilaksanakan pada tahap

sebelumnya (oleh pejabat tingkat kecamatan). Berdasarkan skor-terbobot yang diperoleh

ditetapkan maksimal 10 KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor

terbobot tertinggi, yang dijadikan sebagai alternatif untuk dipilih sebagai KPJu unggulan

untuk setiap sektor/subsektor.

Page 45: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-11

Kriteria yang digunakan untuk proses penetapan KPJu unggulan kabupaten/kota

ditinjau dari aspek Input-Proses-Output, yang diuraikan menjadi 11 kriteria, masing-

masing kriteria mempertimbangkan unsur penilaian seperti disajikan pada Tabel 1.4.1.

Tabel 1.4.1.Kriteria dan Unsur Penilaian Dalam Penentuan KPJu Unggulan

KriteriaUnsur Penilaian

A INPUT

1 Tenaga Kerja Terampil yangdibutuhkan (Skilled)

1) Tingkat Pendidikan

2) Pelatihan

3) Pengalaman Kerja

4) Jumlah Lembaga Pelatihan

2 Bahan Baku 1) Ketersediaan bahan baku

2) Harga perolehan bahan baku

3) Retensi/parishability bahan baku

4) Kesinambungan bahan baku

5) Mutu bahan baku

6) Kemudahan dalam memperoleh bahan baku

7) Aspek Lingkungan

3 Modal 1) Kebutuhan investasi awal

2) Kebutuhan modal kerja

3) Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan

4 Sarana Produksi/Usaha 1) Ketersediaan sarana produksi

2) Harga

3) Kemudahan dalam memperoleh

B PROSES 1)

5 Teknologi 2) Ketersediaan

3) Kemudahan (memperoleh teknologi)

4) Dampak Lingkungan

6 Sosial Budaya 1) Ciri khas local

2) Religion/Budaya

3) Turun temurun

7 Manajemen usaha Kemudahan memanage usaha

C OUTPUT

8 Ketersediaan Pasar 1) Jangkauan/wilayah pemasaran

2) Kemudahan Mendistribusikan

9 Harga 1) Stabilitas harga

2) Nilai tambah (Added Value)

10 Penyerapan Tenaga Kerja Kemampuan menyerap TK

11 Sumbangan terhadap perekonomianwilayah

Jumlah jenis usaha yang terpengaruh karenakeberadaan usaha ini (Backward & forward linkages)

Analisis untuk penetapan KPJu dilakukan dengan menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process (Saaty, 2000). Bobot setiap kriteria yang digunakan adalah

berdasarkan hasil Tahap Pertama. Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM

Sumatera Barat Terhadap masing-masing kriteria, dilakukan penilaian perbandingan

tingkat kepentingan antar alternatif KPJu menurut skala ordinal Saaty, oleh nara sumber

yang diperoleh melalui mekanisme Focus Group Discussion (FGD) dan pengisian

kuesioner/matrik. Penilaian perbandingan (scoring) antar KPJu untuk setiap kriteria

didasarkan atas unsur penilaian seperti tertuang pada Tabel 2, baik pada kondisi saat ini

dan prospeknya di masa yang akan datang. Pelaksanaan kegiatan pada tahap ini

dilaksanakan di masing-masing Dinas/Instansi, dengan nara sumber adalah pejabat

Page 46: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-12

dinas/instansi terkait pada tingkat kabupaten/kota yang terkait secara langsung dalam

pembinaan dan pengembangan UMKM untuk semua sektor ekonomi, pejabat bank

pelaksana, Bappeda, dan Pengurus Asosiasi/Kadinda. Pada tahap ini dilakukan juga

penilaian tingkat kepentingan Sektor/Subsektor Ekonomi pada masing-masing kabupa-

ten/kota dalam penetapan KPJu Unggulan Lintas Sektor.

Penilaian (scoring) terhadap setiap kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan

bagi UMKM dalam rangka menjalankan usaha, usaha baru atau mengembangkan usaha,

serta sejauh mana dukungan wilayah pada setiap unsur penilaian. Output dari tahapan

ini adalah daftar KPJu unggulan beserta nilai skor terbobot untuk masing-masing KPJu.

Berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu ditetapkan Analisis berikutnya

adalah menentukan 5 (lima) KPJu untuk setiap sektor/subsektor sebagai KPJu unggulan

kabupaten/kota yang mempunyai nilai skor terbobot tertinggi.

Tahapan berikutnya adalah menentukan KPJu unggulan lintas sektor ekonomi

tingkat kabupaten/kota. Langkah-langkah proses penentuan KPJu Unggulan Lintas

Sektoral adalah sebagai berikut:

1. Proses normalisasi nilai skor terbobot dari 5 (lima) KPJu Unggulan per Sektor;

2. Analisis AHP untuk memperoleh bobot atau tingkat kepentingan masing-masing

Sektor/Subsektor ekonomi dalam penetapan KPJu Unggulan Lintas Sektor;

3. Penggabungan KPJu Unggulan setiap Sektor, dan kemudian menetapkan nilai Skor

Terbobot setiap KPJu Unggulan berdasarkan teknik BAYES, yaitu perkalian hasil

normalisasi skor terbobot KPJu Unggulan per Sektor hasil langkah (i) dengan nilai

bobot kepentingan Sektor Ekonomi KPJu yang bersangkutan (hasil langkah ii);

4. Menetapkan 5 KPJu yang mempunyai nilai skor terbobot tertinggi (hasil langkah iii),

sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor.

d. Tahap Keempat

Tahap keempat terdiri dari dua kegiatan yaitu:

1. Proses re-konfirmasi hasil penetapan KPJu Unggulan per Sektor dan KPJu Unggulan

Lintas Sektor, berdasarkan hasil kegiatan tahap pertama sampai ketiga. Pada tahap

ini juga dilakukan proses penjaringan pendapat nara sumber untuk mengklasi-

fikasikan KPJu Unggulan berdasarkan Prospek dan berdasarkan Potensi kondisi saat

ini. Hasil penjaringan adalah pemetaan KPJu Unggulan menurut 4 Kuadran seperti

pada Gambar 1.4.4. berikut:

Page 47: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-13

Gambar 1.4.4. Pemetaan Kuadran KPJu Unggulan

2. Proses identifkasi alternatif kebijakan pengembangan masing-masing KPJu Unggulan

tingkat kabupaten/kota. Kedua kegiatan tersebut dilakukan melalui mekanisme FGD

dengan nara sumber dari pejabat dinas/instansi terkait pada tingkat kabupaten/kota

yang terkait secara langsung dalam pembinaan dan pengembangan UMKM untuk

semua sektor ekonomi, pejabat bank pelaksana, Bappeda, dan Pengurus

Asosiasi/Kadinda.

e. Tahap Kelima

Tahap kelima adalah proses penyaringan lebih lanjut dalam rangka menetapkan

KPJu unggulan setiap sektor ekonomi dan lintas sektor tingkat Provinsi.

1. Penentuan KPJu unggulan per sektor/subsektor pada tingkat Provinsi dilakukan

terhadap gabungan KPJu unggulan per sektor/subsektor pada tingkat Kabupaten.

Dari hasil penggabungan tersebut dilakukan penyaringan KPJu unggulan untuk

setiap sektor/subsektor dengan menggunakan metode pembobotan Borda. Hasil

yang diperoleh adalah maksimal 5 (lima) KPJu unggulan yang memiliki total

nilai/skor tertinggi sebagai KPJu unggulan per sektor/subsektor tingkat Provinsi.

Fungsi Borda untuk penentuan KPJu per sektor/subsektor dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Urutkan 5 (lima) KPJu unggulan dari prioritas tertinggi hingga terendah;

b. KPJu yang menempati urutan tertinggi dalam sektor/subsektor tersebut diberi

bobot 5, urutan kedua diberi bobot 4, dan seterusnya;

c. Ulangi proses (i) dan (ii) untuk KPJu di masing-masing kabupaten/kota;

Kuadran I:KPJu Unggulandengan Prospekdan Potensi yangTinggi

Kuadran II:KPJu Unggulandengan Prospek Tinggidan Potensi yangRendah

Kuadran IV:KPJu Unggulandengan Prospek danPotensi yang Rendah

Kuadran III:KPJu Unggulandengan Prospek yangRendah dan Potensiyang Rendah

Prospek

Potensi

Page 48: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-14

d. Berdasarkan hasil proses (iii) skor Borda untuk KPJu-i tingkat Provinsi dihitung

sebagai berikut :

e. Tetapkan 5 (lima) KPJu unggulan Provinsi yang mempunyai nilai skor Borda

tertinggi.

2. Penentuan KPJu unggulan lintas sektor pada tingkat Provinsi dilakukan terhadap

gabungan seluruh KPJu unggulan lintas sektor pada tingkat kabupaten/kota.

Dari hasil penggabungan tersebut dilakukan penyaringan KPJu unggulan lintas

sektor dengan menggunakan metode pembobotan Borda. Hasil yang diperoleh

adalah maksimal 5 (lima) KPJu unggulan yang memiliki total nilai/skor tertinggi

sebagai KPJu unggulan lintas sektor tingkat Provinsi.

Diagram alir proses penentuan KPJu Unggulan setiap sektor/subsektor pada

kabupaten/kota dan Provinsi secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.5.

e. Tahap Keenam

Berdasarkan hasil penentuan KPJu unggulan daerah, baik menurut sektor/

subsektor ekonomi maupun lintas sektoral, diberikan rekomendasi kebijakan atau saran-

saran pengembangan yang diperoleh berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD),

baik di tingkat kabupaten/kota maupun Provinsi. Rekomendasi kebijakan diharapkan

dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah, dinas/instansi terkait, perbankan, dan para

stakeholders sebagai referensi dalam pembuatan kebijakan lebih lanjut. Demikian pula,

fungsi Kantor Bank Indonesia baik sebagai advisor maupun penyedia data dan informasi

dapat diimplementasikan dari hasil penelitian ini.

Page 49: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-15

Mulai

Penilaian Tujuan

Memenuhi

standar CI

Penggabunganpendapat

Penilaian kriteriaberkaitan dengan

tujuan

Memenuhi

standar CI

Penggabunganpendapat

Perhitunganvertikal – bobotkriteria terhadap

Ultimate Goal

Penilaian kriteriaberkaitan dengan

tujuan

Memenuhi

standar CI

Penggabunganpendapat

Perhitungan vertikal –bobot kriteria

+ > 10%

Standar

+ > 10%

Standar

+ > 10%

Standar

T

RevisiY

Y

Y

Y

Y

T

T

Y

T

Y

A

T

RevisiY

T

RevisiY

Page 50: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

I-16

Gambar 1.4.5. Diagram Alir Proses Penentuan KPJu Unggulan Setiap Sektor/Subsektorpada Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan Metode AHP

Penilaian KPJu unggulanuntuk setiap sektor/sub

sektor di Kab/kota

Memenuhi

standar CI

Penggabunganpendapat

Penetapan 5 KPJusetiap sektor/sub sektor

Normalisasi bobot KPJusektor/sub sektor

Perhitungan bobot KPJusetiap sektor/sub sektor

Kab/kota

+ > 10% CI

T

RevisiY

Y

Y

T

A

Penetapan KPJuUnggulan Provinsi

Selesai

Page 51: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-1

BAB II

PROFIL DAERAH

2.1 Provinsi Sumatera Barat

2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan luas wilayah

Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera, memiliki dataran

rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan

membentang dari barat laut ke tenggara. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan

dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai terletak di Samudera

Hindia dan beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatera Barat.

Wilayah Sumatera Barat terletak antara 0 derajat Lintang Utara hingga 3 derajat

Lintang Selatan, serta 98 derajat dan 101 derajat Bujur Timur. Wilayah Sumatera Barat

dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang nol derajat), tepatnya berada di kecamatan

Bonjol kabupaten Pasaman Barat, kondisi ini menyebabkan wilayah Sumatera Barat beriklim

tropis.

Batas-batas wilayah Sumatera Barat dengan propinsi lainnya sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Bengkulu dan Jambi

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Riau

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia

Luas wilayah sekitar 4.229.730 ha, setara dengan 2,17 % dari luas wilayah Negara

Kasatuan Republik Indonesia, dengan luas perairan laut diperkirakan 186.500 km2 dan

panjang garis pantai 2.420,57 km. Provinsi Sumatera Barat meliputi 19 Kabupaten dan

Kota, dengan luas setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.1.

Wilayah Administratif Provinsi Sumatera Barat 2010

Kabupaten/KotaLuas

wilayah(ha)

IbukotaJumlah

KecamatanJumlahNagari

JumlahDesa

/Kelurahan

Kabupaten

1. Kepulauan Mentawai 6.011,35 Tua Pejat 4 41

2. Pesisir Selatan 5.794,95 Painan 11 36

3. Solok 3.738,00 Kayu Aro 14 75

4. Sawahlunto Sijunjung 3.130,80 Muaro Sijunjung 8 46

5. Tanah Datar 1.336,00 Batusangkar 14 75

6. Padang Pariaman 1.328,79 Pariaman 17 43

7. Agam 2.232,30 Lubuk Basung 15 73

8. Limapuluh Kota 3.354,30 Payakumbuh 13 76

9. Pasaman 3.947,63 Lubuk Sikaping 8 30

Page 52: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-2

Kabupaten/KotaLuas

wilayah(ha)

IbukotaJumlah

KecamatanJumlahNagari

JumlahDesa/

Kelurahan

10. Pasaman Barat 3.887,77 Simpang Empat 11 19

11. Dhamasraya 2.961,13 Koto Baru 4 21

12. Solok Selatan 3.346,20 Muaro Labuh 5 11

Kota

13. Padang 694,94 11 103

14. Solok 57,64 2 13

15. Sawahlunto 273,45 4 37

16. Padang panjang 23,00 2 16

17. Bukittinggi 25,24 3 24

18. Payakumbuh 80,43 3 73

19. Pariaman 73,36 3 71

Jumlah 42.297,30 152 546 337

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Barat Tahun 2009

Dari tabel di atas terlihat bahwa Provinsi Sumatera Barat dibagi atas 3 (tiga) wilayah

administratif kabupaten, kecamatan, nagari dan pemerintah kota meliputi wilayah

kecamatan dan desa/ kelurahan. Pada tahun 2010 wilayah kecamatan di kabupaten/kota

Provinsi Sumatera Barat berjumlah sebanyak 152 kecamatan, dan 546 nagari, serta 337

desa/kelurahan.

b. Topografi dan iklim

Berdasarkan kondisi topografi, Propinsi Sumatera Barat dapat dibagi ke dalam 3

(tiga) satuan ruang morfologi yaitu : (1) Morfologi daratan, yang terdapat pada wilayah

bagian barat dengan ketinggian antara 0 s/d 50 mdpl, meliputi: bagian dari Kabupaten

Pasaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan dan

Koata Padang; (2) Morfologi bergelombang, daerah bagian tengah dengan ketinggian antara

50-100 mdpl, meliputi: bagian dari Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang

Panjang, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman; dan (3) Morfologi perbukitan, daerah

bagian timur dengan ketinggian antara 100-500 mdpl, meliputi bagian dari Kota Sawahlunto,

Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Kota Bukittinggi, Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten

Tanah Datar.

Suhu rata-rata di pantai barat berkisar antara 210 C - 380 C, pada daerah-daerah

perbukitan berkisar antara 150 - 340 C, pada umumnya di wilayah propinsi musim kemarau

jatuh pada bulan April-Agustus dan musim hujan jatuh pada bulan September-Maret, namun

di pantai barat musim sering terjadi hujan pada bulan-bulan di musim kemarau. Hampir di

setiap tahun di wilayah Propinsi Sumatera Barat terjadi 2 (dua) puncak curah hujan

maksimum yaitu pada bulan Maret dan Desember, dan curah hujan paling rendah terjadi

pada bulan Juni-Juli. Jumlah curah hujan rata-rata maksimum mencapai 4000 mm/tahun

terutama di wilayah pantai barat, sedangkan pada beberapa tempat di bagian timur

Sumatera Barat curah hujannya relatif kecil antara 1500-3000 mm/tahun.

Page 53: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-3

c. Lahan dan penggunaannya

Daratan Provinsi Sumatera Barat yang sangat luas termasuk pulau-pulau kecil

merupakan modal pembangunan yang sangat potensial untuk dikembangkan, tidak saja

untuk kegiatan pertanian (khususnya perkebunan) dan kehutanan (HTI), tetapi juga pada

beberapa bagian wilayahnya dapat dikembangkan untuk permukiman maupun industri.

Secara umum pemanfaatan lahan darat di provinsi ini telah berkembang secara intensif

untuk pengembangan ekonomi daerah, sementara daratan kepulauan khususnya Kepulauan

Mentawai pemanfaatannya masih menghadapi beberapa kendala, terutama terkait dengan

kondisi fisiografi. Secara fisik kondisi daratan Provinsi Sumatera Barat umumnya berupa

perbukitan dan pegunungan sehingga membutuhkan kehati-hatian agar tidak menimbulkan

bencana alam, terutama tanah longsor.

Pengunaan lahan merupakan manifestasi dari kegiatan sosial-budaya dan sosial-

ekonomi dalam upaya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada. Penggunaan lahan

di Provinsi Sumatera Barat secara umum meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Kawasan lindung dibedakan menjadi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya, dan kawasan perlindungan setempat, sedang kawasan budidaya diantaranya

berupa kawasan permukiman, kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan perkebunan,

kawasan peternakan, kawasan industri, kawasan pertambangan, kawasan perikanan dan

kelautan, dan kawasan hutan.

Tabel 2.1.2Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumbar tahun 2010

Kawasan Luas (Ha) Prosentase (%)

1. Kawasan Lindung

- Hutan Lindung 719.989 17,02

- Suaka Alam & Cagar Budaya 796.604 18,83

Jumlah 1.516.593 35,86

2. Kawasan Budaya

- Hutan Produksi 287.563 6,80

- Hutan Produksi Konversi 239.123 5,65

- Hutan Produksi Terbatas 224.726 5,31

- Industri 432 0,01

- Danau/Perairan Darat 36.449 0,86

- Permukiman 70.328 1,66

- Perkebunan 576.012 13,62

- Pertanian 1.278.088 30,22

- Pertambangan 368 0,01

Jumlah 2.713.089 64,14

Total 4.229.682 100,00

Sumber :RTRW SUMBAR, 2010

d. Demografi

Hasil sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2010 jumlah penduduk sementara

Sumatera Barat sudah mencapai 4.845.998 orang, yang terdiri dari 2.404.472 laki-laki dan

Page 54: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-4

2.441.526 perempuan. Terlihat jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki.

Sebaran penduduk 73,10 % berada di daerah Kabupaten dan 26,90% berada di Kota.

Jumlah penduduk terbanyak berada di Kota Padang yang berjumlah 833.584 orang

dan paling sedikit di Kota Padang Panjang berjumlah 47.008 orang. Dengan luas provinsi

Sumatra Barat sekitar 42.130,82 kilometer persegi yang didiami oleh 4.845.998 orang, maka

tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sumbar adalah 115 orang per km persegi.

Tabel 2.1.3Jumlah Penduduk Sumatera Barat Per Kabupaten/Kota Tahun 2010

Kabupaten/Kota Laki – laki PerempuanJumlah

Penduduk

RatioJenis

Kelamin

Kabupaten

Kab. Kep. Mentawai 39.629 36.792 76.421 108

Kab. Pesisr Selatan 212.640 217.059 429.699 98

Kab. Solok 172.004 176.987 348.991 97

Kab. Sijunjung 100.759 100.868 201.627 100

Kab. Tanah Datar 164.857 173.727 338.584 95

Kab. Padang Pariaman 191.496 198.708 390.204 96

Kab. Agam 223.544 231.940 455.484 96

Kab. Lima Puluh kota 172.507 175.742 348.249 98

Kab. Pasaman 125.289 127.692 252.981 98

Kab. Solok Selatan 72.614 71.622 144.236 101

Kab. Dharmasraya 98.871 92.406 191.277 107

Kab. Pasaman Barat 183.828 180.759 364.587 102

Kota

Kota Padang 415.235 418.349 833.584 99

Kota Solok 29.261 30.056 59.317 97

Kota Sawahlunto 28.127 28.685 56.812 98

Kota Padang panjang 23.290 23.718 47.008 98

Kota Bukittinggi 53.745 57.209 110.954 94

Kota Payakumbuh 57.890 59.020 116.910 98

Kota Pariaman 38.886 40.187 79.073 97

Jumlah Total 2.404.472 2.441.526 4.845.998 98

Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2010

Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Bukittinggi

sebanyak 4.656 orang per kilometer persegi. Hasil pencacahan dengan `laping` rendah

adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai yakni sebanyak 13 orang per kilometer persegi (BPS,

Sensus Penduduk 2010). Penduduk Sumatera Barat usia 15 tahun keatas/usia kerja cukup

besar yakni sebanyak 2.127.512 orang, angkatan kerja ini dapat dikelompokkan atas,

bekerja sebanyak 1.956.378 orang (91,96%) dan menganggur sebanyak 171.134 orang

(8,04), terbesar adalah angkatan kerja laki-laki sebanyak 1.280.972 orang, sedangkan

angkatan kerja perempuan sebanyak 846.540 orang. Penduduk bukan angkatan kerja

Page 55: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-5

sebanyak 1.197.746 orang yang terdiri dari penduduk bersekolah, mengurus rumah tangga

dan lainnya (BPS, Sakernas 2008).

2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Provinsi Sumatera Barat memiliki kondisi geografis yang bergunung dan hidrografi

sungai yang beragam. Struktur hidrografi dengan aliran sungai yang banyak di lerengnya

dan menjadi hulu beberapa sungai yang cukup besar di Pulau Sumatera. Beberapa sungai

besar yang berhulu dari provinsi ini adalah: Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut

sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai

ini bermuara di pantai timur Sumatera, di Provinsi Riau atau Jambi. Sungai-sungai yang

bermuara di pantai barat pendek-pendek, diantaranya Batang Anai, Batang Arau dan Batang

Tarusan. Disamping itu Sumatera Barat juga memiliki beberapa danau besar dan kecil yang

tersebar di beberapa Kabupaten dan Kota. Diantaranya Danau Maninjau (99,5 km²), Danau

Singkarak (130,1 km²), Danau Diatas (31,5 km²), Danau Dibawah (14,0 km²), dan Danau

Talang (5,0 km²).

Saat ini terdapat Kawasan Hutan Konservasi, Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan

Hutan Produksi. Kawasan Hutan Konservasi memiliki tiga fungsi pokok, yaitu : untuk

pemeliharaan keanekaragaman hayati, pemanfaatan sumber daya alam secara

berkelanjutan dan perlindungan sistem penyangga kehidupan. Kawasan Hutan Konservasi di

Sumatera Barat terdiri atas:

1) Cagar Alam seluas 3.044,93 Ha (Rimbo Panti, Lembah Harau, Batang Palupuh,

Lembah Anai dan Baringin Sakti),

2) Suaka Alam seluas 182.456,00 Ha (Malampah, Alahan Panjang, Maninjau, Sago,

Malintang, Air Puti, Marapi, Singgalang, Tandikat, Barisan I, Batang Pangean I dan

II, Sulasih Talang, Air Tarusan, dan Arau Hilir),

3) Suaka Margasatwa seluas 2.430.000,00 Ha (Pulau Penyu dan Pulau Panjang),

4) Taman Wisata seluas 86.802,00 Ha (Rimbo Panti, Lembah Harau, Mega Mendung,

Pulau Pieh, Teluk Saibi Sarabua dan Pulau Pagai),

5) Taman Hutan Raya seluas 240,00 Ha (Taman Hutan Raya Bung Hatta),

6) Taman Nasional seluas 417.630,00 Ha (Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman

Nasional Siberut),

7) Taman Buru seluas 86.854,00 Ha (Bukit Sidoali dan Pulau Sipora).

Kawasan hutan lindung memiliki fungsi untuk perlindungan sistem penyangga

kehidupan antara lain untuk pengaturan tata air, pencegahan banjir, pengendalian erosi,

Page 56: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-6

pencegahan intrusi air laut dan pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan Hutan Lindung di

Sumatera Barat seluas 910.533,00 Ha dengan lokasi tersebar di 19 (sembilan belas)

Kabupaten dan Kota. Kawasan hutan koservasi dan kawasan hutan lindung di Provinsi

Sumatera Barat tidak saja memberikan manfaat ekologis, khususnya pengaturan dan

penyediaan sumber daya air bagi Provinsi Sumatera Barat tapi juga bagi provinsi-provinsi

tetangganya, terutama Provinsi Riau dan Provinsi Jambi.

b. Sumber daya manusia

Pencapaian Indek Pembangunan Manusia (IPM) selama periode 1990-2005 telah

menempatkan Sumatera Barat masih di bawah provinsi yang dijadikan pembanding, yaitu

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Yogyakarta. Sedangkan secara umum terlihat pula

bahwa posisi Sumatera Barat ternyata sudah lebih baik dari kondisi rata-rata Indonesia.

Diantara komponen yang lazim dinilai, pencapaian perpanjangan pendidikan justru lebih

lambat bilamana dibandingkan dengan Yogyakarta dan Kalimantan Timur. Sebaliknya,

pembangunan manusia di Sumatera Barat cukup berhasil meningkatkan angka melek huruf,

dibandingkan dengan daerah lain. Pencapaian indikator pada sub sektor kesehatan masih

menunjukkan tendensi yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya, namun

perpanjangan usia harapan hidup adalah suatu prestasi yang tidak dapat diabaikan. Secara

singkat, dari perkembangan capaian IPM, komponen pencapaian derajat kesehatan

menduduki persoalan utama, kemudian diikuti penyelesaian pemerataan kualitas pendidikan

dan peningkatan daya beli masyarakat.

Tabel 2.1.4

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Barat

Tahun 2005-2009

TahunAngka Melek Huruf

Rata-Rata Lamasekolah

Angka Harapan HidupIPM

Nilai Max Nilai Max Nilai Max

2005 96,0 100 8 15 68,2 85 71,2

2006 96,0 100 8 15 68,5 85 71,6

2007 96,10 100 8,18 15 68,8 85 72,23

2008 96,66 100 8,3 15 68,9 85 72,96

2009 96,81 100 8.43 15 69.25 85 73.44

Sumber : BPS, 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa indeks pembangunan Sumatera

Barat mengalami peningkatan selama periode 2005-2009. Secara umum indeks

pembangunan manusia Sumatera Barat masuk kategori menengah ke atas. Berdasarkan

indikator IPM tersebut, dapat kita lihat bahwa rata-rata lama sekolah Sumatera Barat adalah

8 tahun atau setara kelas 2 SLTP yang berarti masih di bawah standar 9 tahun.

Page 57: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-7

2.1.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Prasarana transportasi di Provinsi Sumatera Barat meliputi transportasi darat, laut,

udara, dan kereta api. Prasarana transportasi darat ditunjang dengan adanya jaringan jalan

baik jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota. Untuk menunjang

perwujudan rencana struktur ruang dan pemanfaatan potensi ekonomi yang ada, maka

pengembangan dan pembangunan prasarana jalan masih dibutuhkan. Namun permasalahan

yang dihadapi adalah karena kondisi fisik provinsi ini yang menjadi kendala untuk

pengembangannya. Kendala-kendala tersebut diantaranya topografi, banyaknya aliran

sungai, dan luasnya kawasan hutan lindung termasuk taman nasional. Selanjutnya untuk

angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) sangat dimungkinkan untuk

dikembangkan. Pengembangan angkutan danau yang memungkinkan dapat dikembangkan

adalah untuk menunjang pariwisata, seperti Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau

Diatas dan Danau Dibawah. Pengembangan angkutan sungai memiliki banyak

permasalahan, seperti kondisi fisik sungai, debit air, dan tingginya sedimentasi. Prasarana

transportasi laut provinsi ini telah ditunjang oleh pelabuhan internasional Teluk Bayur dan

beberapa pelabuhan skala lokal di beberapa kabupaten/kota yang memiliki perairan laut,

seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten

Pasaman Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sama halnya dengan permasalahan

yang dihadapi pengembangan prasarana transportasi darat (jalan), pengembangan

pelabuhan di provinsi ini juga menghadapi kendala status kawasan untuk pengembangan

pelabuhan laut yang umumnya termasuk kawasan hutan dan kawasan konservasi.

Prasarana transportasi udara di Provinsi Sumatera Barat memiliki 3 (tiga) pelabuhan

udara yang berfungsi sampai saat ini, yaitu Bandara Internasional Minangkabau di Padang

Pariaman, Bandara Tabing (kepentingan militer) di Kota Padang, dan Bandara Rokot di

Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pengembangan prasarana ini lebih tergantung pada

kecenderungan permintaan angkutan penumpang dan barang. Angkutan kereta api

cenderung menurun untuk angkutan penumpang. Pelayanan angkutan kereta api di provinsi

ini mengandalkan pada angkutan barang, khususnya hasil tambang batubara dan semen,

sedangkan angkutan penumpang terbatas untuk kereta api wisata. Kendala pengembangan

angkutan kereta api selain biaya investasi prasarana yang sangat mahal, juga karena kondisi

morfologi yang kurang sesuai dengan persyaratan jaringan jalan kereta api. Namun

demikian untuk jangka panjang pengembangan angkutan kereta api perlu dipertimbangkan

pengembangannya karena angkutan ini memiliki efisiensi yang tinggi dibandingkan angkutan

jalan.

Page 58: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-8

b. Prasarana listrik dan air minum

Pemenuhan energi listrik di Provinsi Sumatera Barat dilakukan oleh PT. PLN

(Persero) KITLUR SUMBAGSEL dan PLN (Persero) P3B Wilayah Sumatera. Pembangkit listrik

yang dikelola oleh KITLUR umumnya berkapasitas besar, yang terdiri dari PLTA, PLTG, PLTD

dan PLTU. Unit KITLUR telah dimekarkan untuk efektifitas operasional menjadi :

a. PT PLN (Persero) KIT Sumbagsel : mengelola pembangkitan berkapasitas besar

untuk wilayah Sumatera bagian Selatan.

b. PT PLN (Persero) P3B Sumatera : mengelola penyaluran dan pengaturan beban

untuk seluruh wilayah Sumatera.

Selain itu beberapa PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) juga telah

dibangun oleh perusahaan swasta, koperasi dan swadaya masyarakat seperti ditunjukkan

pada Tabel 2.1.5. Namun demikian, sekitar 80 % PLTMH yang ada sudah tidak beroperasi

lagi karena sudah masuknya jaringan PLN. Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Sumatera Barat

dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 6,2% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi

pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti sektor

publik rata-rata 8,2% per tahun, sektor rumah tangga 4,9% per tahun dan sektor industri

tumbuh rata-rata 4,6 % per tahun. Kapasitas pembangkit energi listrik yang ada dan akan

dikembangkan kiranya mampu memenuhi kebutuhan energi listrik sampai tahun 2029 yang

diperkirakan sebesar 7.300 GWh (7.300.000 MWh), atau tumbuh rata-rata 6,3 % per tahun.

Tabel 2.1.5

Jumlah dan Total Daya PLTMH di Sumatera Barat Tahun 2007

No. Kabupaten Jumlah (Unit) Daya (KVA) Total Daya (KVA)

1 Kab. Agam 27 3-60 317

2 Kab. 50 Koata 8 3-10 51

3 Kab. Pasaman 30 2-60 280

4 Kab. Solok 14 3-60 338

5 Kab. Pesisir Selatan 8 2-40 85

6 Kab. SWL.Sijunjung 2 5-30 35

7 Kab. Tanah Datar 4 3-15 26

Total 93 2-60 1132

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka, 2010

c. Prasarana komunikasi

Pelayanan telekomunikasi di Provinsi Sumatera Barat dikelola oleh PT. Telkom Tbk,

Kandatel II Sumatera Barat. Wilayah yang telah terjangkau jaringan telekomunikasi

Page 59: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-9

umumnya di wilayah perkotaan, termasuk di dalamnya adalah kota kecamatan dan kota

kabupaten. Pengembangan jaringan pelayanan telekomunikasi menghadapi kendala pada

terbatasnya kemampuan penyediaan jaringan dan satuan sambungan telepon. Namun

dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi seluler/telepon genggam, maka

penyediaan sambungan telepon kabel sementara bisa diatasi dengan penggunaan telepon

seluler. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan menara telekomunikasi seluler

khususnya untuk kawasan perkotaan agar tidak mengganggu keindahan ruang udara di

kawasan perkotaan.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Provinsi Sumatera Barat sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai Universitas. Sekolah TK di Provinsi Sumatera Barat

sebanyak 1.804 unit yang tersebar di 19 kabupaten/kota, dengan jumlah murid tahun 2009

sebanyak 70.378 orang. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 3.815 unit. Tingkat sekolah

menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 618 unit SMP terdiri 532 SMP Negeri dan 86

SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU dan kejuruan 418 unit

dan jumlah siswa 183.700 siswa, dan Perguruan Tinggi 95 unit dengan jumlah mahasiswa

158.064 orang (Tabel 2.1.6).

Tabel 2.1.6Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009

SekolahJumlah sekolah Murid Guru Jumlah

SekolahNegeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1. TK 1.804 - 70.378 - 5.849 - 1.804

2. SD 3.674 141 600.653 28.413 46.054 2.376 3.815

3. SLTP 532 86 220.509 15.993 19.262 2.992 618

4. SMU/K 268 150 139.652 44.048 14.262 5.027 418

5. PT 11 84 84.975 73.089 3.652 6.228 95

Jumlah 6.289 461 1.116.167 161.543 89.079 16.623 6.750

Sumber: Sumbar Dalam Angka, 2010

e. Prasarana kesehatan

Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Sumatera

Barat terdapat 60 rumah sakit umum tersebar di setiap kabupaten/kota. Pada tingkat

kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah merata di seluruh kecamatan, serta ditambah

puskesmas pembantu. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan

terdiri dari puskesmas umum 245 unit, puskesmas pembantu 907 unit, dan rumah bersalin

22 unit. Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 terdiri dari 975

orang dokter umum, 3.191 bidan dan 3.328 perawat serta ditunjang oleh banyak tenaga

Page 60: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-10

dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan khususnya dokter sudah tersedia di setiap

kabupaten, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1.8.

Tabel 2.1.7Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Klinik Bersalin Swasta Tahun 2009

Kabupaten/KotaPuskesmas Puskesmas

Pembantu

Balai

PengobatanBKIA

R.S Bersalin

SwastaRawatan Non Rawatan

Kabupaten

Kab. Kep. Mentawai 5 2 17 0 0 1

Kab. Pesisr Selatan 8 10 88 0 0 0

Kab. Solok 7 11 84 0 0 0

Kab. Sijunjung 6 6 46 0 0 0

Kab. Tanah Datar 8 15 58 0 0 0

Kab. Padang Pariaman 8 16 62 0 0 0

Kab. Agam 8 14 123 4 0 0

Kab. Lima Puluh kota 4 17 92 0 0 0

Kab. Pasaman 6 7 40 0 0 0

Kab. Solok Selatan 2 6 44 0 0 0

Kab. Dharmasraya 3 7 47 0 0 0

Kab. Pasaman Barat 9 7 49 0 0 0

Kota

Kota Padang 7 13 61 18 0 11

Kota Solok 1 3 17 0 0 0

Kota Sawahlunto 2 4 25 2 0 0

Kota Padang panjang 3 0 7 0 0 0

Kota Bukittinggi 1 5 14 1 0 4

Kota Payakumbuh 1 7 23 0 0 6

Kota Pariaman 1 5 10 0 0 0

Jumlah 90 155 907 25 0 22

Sumber: Sumatera Barat Dalam Angka, 2010

Tabel 2.1.8

Jumlah Puskesmas dan Fasilitas Tenaga Medis serta Paramedis Tahun 2009

Kabupaten/Kota PuskesmasTenaga Medis dan Paramedis

Dokter Bidan Perawat

Kabupaten

Kab. Kep. Mentawai 7 0 0 0

Kab. Pesisr Selatan 18 62 45 276

Kab. Solok 18 30 291 128

Kab. Sijunjung 12 15 160 12

Kab. Tanah Datar 23 30 512 291

Kab. Padang Pariaman 24 57 278 165

Kab. Agam 22 60 324 343

Page 61: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-11

Kabupaten/Kota PuskesmasTenaga Medis dan Paramedis

Dokter Bidan Perawat

Kab. Lima Puluh kota 21 37 248 100

Kab. Pasaman 13 26 129 146

Kab. Solok Selatan 8 39 122 93

Kab. Dharmasraya 10 46 143 145

Kab. Pasaman Barat 16 44 274 334

Kota

Kota Padang 20 265 144 208

Kota Solok 4 25 49 62

Kota Sawahlunto 6 0 69 9

Kota Padang panjang 3 10 27 30

Kota Bukittinggi 6 172 170 720

Kota Payakumbuh 8 22 86 29

Kota Pariaman 6 35 120 237

Jumlah 245 975 3191 3328

Sumber: Sumatera Barat Dalam Angka, 2010

2.2 KOTA BUKITTINGGI

2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Secara Geografis Kota Bukittinggi terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Barat

dan di tengah-tengah Kabupaten Agam, pada koordinat 1000 21’ - 1000 25’ Bujur Timur dan

000 19’-000 19’ Lintang Selatan. Dengan demikian secara administratif Kota Bukittinggi

berbatasan dengan wilayah Kabupaten Agam sebagai berikut:

1) Sebelah Utara dengan Nagari Gadut dan Nagari Kapau Kecamatan Tilatang

Kamang,

2) Sebelah Selatan dengan Nagari Banuhampu Kecamatan Banuhampu,

3) Sebelah Barat dengan Nagari Sianok, Guguk dan Koto Gadang Kec. IV Koto, dan

4) Sebelah Timur dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang Gadang Kecamatan IV

Angkek Canduang, Kabupaten Agam.

Kota Bukittinggi memiliki luas wilayah 25.239 km2, sesuai dengan UU No. 9 Tahun

1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam lingkungan daerah Sumatera

Tengah, ini relatif kecil, karena hanya 0,06% dari luas wilayah Propinsi Sumatera Barat.

Wilayah administratif Kota Bukittinggi terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dan 24 kelurahan dengan

masing-masing luas wilayah sebagai berikut:

Page 62: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-12

Tabel 2.2.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kota Bukitinggi

No Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas (km2)

1 Guguk Panjang 7 6,831

2 Mandiangin Koto Selayan 9 12,156

3 Aur Birugo Tigo Baleh 8 6,252

Jumlah 24 25,239

Sumber: Bukittinggi Dalam Angka Tahun, 2010

b. Topografi

Wilayah Kota Bukittinggi terletak pada ketinggian antara 780 – 950 m dari permukaan

laut dengan topografi wilayah pada umumnya bergelombang dan berbukit, sehingga

udaranya sejuk dan menyegarkan. Kondisi daerah seperti ini menyebabkan Kota Bukittinggi

menjadi daerah kunjungan wisata dan tempat peristirahatan yang terkenal di Provinsi

Sumatera Barat. Namun permukaan wilayah yang bergelombang dan berbukit ini juga

berakibat terhadap terbatasnya wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemukiman dan

kegiatan pembangunan perkotaan. Konsekuensinya penduduk tidak tersebar merata dalam

wilayah kota. Pada wilayah-wilayah tertentu penduduknya sangat padat dan sebaliknya pada

wilayah-wilayah tertentu sangat jarang. Walaupun demikian kondisi alam berupa perbukitan

dengan lapisan Tuff dari lereng Gunung Merapi ini menyebabkan tanahnya subur sehingga

sangat cocok untuk pertanian.

Kota Bukittinggi dialiri sungai kecil, yaitu Batang Tambuo di sebelah timur dengan

lebar 5 – 7 m, Batang Sianok di sebelah Barat dengan lebar 12 – 15 m dan Batang Agam di

wilayah kota dengan lebar 5 - 7 M. Sepanjang perbatasan sebelah Barat Kota Bukittinggi

dengan Kabupaten Agam membentang Ngarai yang disebut dengan Ngarai Sianok yang

dibawahnya mengalir Sungai Batang Sianok. Kondisi ini semakin mempercantik Kota

Bukittinggi untuk menjadi kota kunjungan dengan objek wisata alamnya.

c. Klimatologi

Kondisi iklim Kota Bukittinggi termasuk tropis basah dengan kelembaban minimum 82%

dan maksimum 92%, suhu udara minimum 16,10 C dan maksimum mencapai 21,90 C dan

tekanan udara berkisar antara 22 – 25 knots. Kondisi agro klimat di atas menunjukkan bahwa

Kota Bukittingg sangat sejuk dan sangat cocok untuk peristirahatan.

Page 63: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-13

d. Kondisi Demografis

Pada tahun 2009, penduduk Kota Bukittinggi berjumlah 107.805 jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk adalah 1,78%. Laju pertumbuhan penduduk ini sedikit menurun

dibandingka tahun 2008 yang sebesar 1,79%. Perkembangan dan dinamika kondisi

demografis Kota Bukittinggi ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2.2Jumlah Penduduk Kota Bukittinggi Menurut Jenis Kelamin

NO. TAHUNJUMLAH PENDUDUK (Jiwa) LAJU

PERTUMBUHANLAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. 2009 52.234 54.571 107.805 1,78

2. 2008 52.366 53.679 106.045 1,79

3. 2007 51.496 52.782 104.278 1,81

4. 2006 50.491 51.737 102.228 1,78

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka, 2010

Tabel di atas memperlihatkan bahwa komposisi antara penduduk laki-laki dengan

perempuan hampir seimbang. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bukittinggi dalam kurun

waktu 2000 – 2009 rata-rata 1,78% pertahun. Pertumbuhan jumlah penduduk juga diikuti

dengan meningkatnya kepadatan penduduk di Kota Bukittinggi, sebagaimana terlihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.2.3Kepadatan Penduduk Kota Bukittinggi

NO. TAHUN LUAS WILAYAH (km2)JUMLAH PENDUDUK

(jiwa)KEPADATAN(jiwa/km)

1. 2009 25,239 107.805 4.271

2. 2008 25,239 106.045 4.202

3. 2007 25,239 104.278 4.132

4. 2006 25,239 102.228 4.050

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka, 2010

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata kepadatan penduduk Kota Bukittinggi tahun

2009 adalah 4,271 jiwa/km, naik dibandingkan tahun 2008 yang hanya 4.202 jiwa/km.

Namun kepadatan ini tidak merata di seluruh kecamatan. Kecamatan Guguk Panjang adalah

kecamatan terpadat, yakni 5.774 jiwa/km diikuti Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh 3.896

jiwa/km dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan 3.620 jiwa/km.

Selanjutnya ditinjau menurut kelompok umur, penduduk kelompok umur 15-19

tahun adalah yang tertinggi di Kota Bukittinggi, yakni sebanyak 13,623 jiwa. Diikuti

Page 64: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-14

penduduk kelompok umur 0-4 tahun sebanyak 11.942 jiwa. Komposisi penduduk Kota

Bukittinggi berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2.4

Penduduk Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 6.118 5.824 11.942

2 5-9 5.528 5.169 10.697

3 10-14 5.542 5.181 10.633

4 15-19 6.643 6.980 13.623

5 20-24 4.563 5.409 9.972

6 25-29 4.601 5.045 9.646

7 30-34 4.158 4.196 8.354

8 35-39 3.923 3.799 7.722

9 40-44 3.368 3.237 6.605

10 45-49 2.640 2.360 5.000

11 50-54 1.667 1.629 3.296

12 55-59 1.383 1.514 2.097

13 60-64 1.180 1.374 2.554

14 65 + 2.050 2.854 4.864

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka, 2010

Dengan tingginya jumlah penduduk yang berusia 15 – 19 tahun, berarti penduduk

Kota Bukittinggi usia sekolah juga relatif besar. Dengan demikian kebijakan bidang

pendidikan harus memperoleh porsi lebih besar. Dan untuk kurun waktu 5 sampai 10 tahun

mendatang akan terjadi peningkatan penduduk berusia produktif 20 - 29. Artinya, harus ada

upaya peningkatan lapangan kerja baru agar penduduk produktif tersebut dapat tertampung

pada lapangan kerja yang ada, sehingga tidak terjadi peningkatan jumlah pengangguran.

Disamping penduduk tetap yang berdomisili dan ber KTP Bukittinggi sebagaimana

diuraikan di atas, ada situasi yang menarik dari demografis Kota Bukittinggi. Tingkat

mobilitas penduduk cukup tinggi antara Kota Bukittinggi sebagai pusat kegiatan lokal dan

regional yang mempunyai daya tarik (magnitude) terhadap daerah commutter dan

hinterland-nya, maka proyeksi penduduk Kota Bukittinggi pada siang hari diperkirakan

mencapai 350.000 jiwa. Migrasi penduduk sementara ke dalam Kota Bukittinggi pada tahun

2007 mengindikasikan kecenderungan meningkat antara lain disebabkan banyaknya

bermunculan pedagang kaki lima musiman, meningkatnya pelayanan kesehatan, pendidikan

serta kunjungan lain seperti: studi banding, seminar/ konferensi, serta kunjungan wisatawan

baik domestik maupun mancanegara.

Page 65: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-15

Apabila dikaitkan dengan kebijakan Pemerintah Kota, maka sebetulnya sasaran dari

setiap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Bukittinggi adalah penduduk pada siang

hari yang berjumlah kurang lebih 350.000 jiwa, terutama pada sektor perdagangan & jasa

dan pariwisata. Berkaitan dengan hal ini, maka sudah suatu keharusan bagi Pemerintah Kota

Bukittinggi untuk melakukan kerjasama dengan daerah sekitar termasuk Pemerintah Propinsi

dalam membangun Kota Bukittinggi, karena hasil atau dampak pembangunan Kota

Bukittinggi tidak hanya untuk masyarakat Kota Bukittinggi tapi juga untuk masyarakat

daerah sekitar.

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kota Bukittinggi tidak memiliki kekayaan berupa sumberdaya alam berupa hutan,

mineral, gas bumi, serta perikanan laut yang dapat dieksploitasi sebagai sumber

perekonomian kota. Namun Kota Bukittinggi memiliki alam yang indah dan posisi yang

sangat strategis, yakni berada pada posisi silang lintas ekonomi Barat–Timur dan Utara-

Selatan wilayah regional Sumatera. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Bukittinggi

potensial sebagai sentra perekonomian tidak hanya di Provinsi Sumatera Barat tetapi

mencakup wilayah Sumatera Bagian Tengah.

Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa dari 25,239 km2 luas Kota Bukittinggi,

27,38% merupakan permukiman, 26,02% penggunaan untuk lahan sawah, 11,20%

penggunaannya untuk ladang. Lebih lanjut komposisi penggunaan lahan/tanah Kota

Bukittinggi sampai tahun 2010.

Tabel 2.2.5Tata Guna Lahan di Kota Bukittinggi

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persen Luas (%)

1. Hutan Primer 104.694 3,89%

2. Hutan Sekunder 1.887 0,07%

3. Hutan 222.937 8,28%

4. Kebun Campuran 247.569 9,19%

5. Kolam 2.792 0,10%

6. Ladang 301.561 11,20%

7. Sawah 700.982 26,02%

8. Semak Belukar 156.823 5,82%

9. Lapangan Olahraga & Rekreasi 9.913 0,37%

Page 66: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-16

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persen Luas (%)

10. Permukiman 737.561 27,38%

11. Perdagangan dan Jasa 98.899 3,67%

12. Fasilitas Pendidikan 52.027 1,93%

13. Fasilitas Kesehatan 5.797 0,22%

14. Fasilitas Peribadatan 1.712 0,06%

15. Fasilitas Sosial Budaya 3.827 0,14%

16. Pekantoran 18.986 0,70%

17. Pemerintahan 7.447 0,28%

18. Militer 11.584 0,43%

19. Industri 6,71 0,25%

Sumber: Hasil Analisis, 2010 RTRW Kota Bukittinggi

b. Sumber Daya Manusia

Ditinjau menurut kelompok umur, penduduk kelompok umur 15-19 tahun adalah

yang tertinggi di Kota Bukittinggi, yakni sebanyak 13.623 jiwa. Diikuti penduduk kelompok

umur 0-4 tahun sebanyak 11.942 jiwa Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif

(15-64 tahun), yang juga termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2009 mencapai

58,49% dari total keseluruhan.

Tabel 2.2.6.Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kota Bukittinggi Tahun 2008 dan 2009

DeskripsiTahun

2007 2008 2009

Angka Harapan Hidup 71,12 71,22 71,37

Angka Melek huruf 99,49 99,49 99,55

Rata-rata lama Sekolah 10,43 10,43 10,47

Pengeluaran riil per kapita ygdisesuaikan

641,33 646,58 648,49

I P M 77 13 77,59 77,86

Rangking (Propinsi) 1 1 1

Rangking (Nasional) 10 10 11

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat Tahun 2011

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2009, nilai IPM Kota Bukittinggi adalah 77.86 meningkat dibanding tahun 2008

dengan nilai IPM 77.59 (Tabel 2.2.6.). Tetapi peringkat secara nasional Kota Bukittinggi

berada pada posisi ke 11 menurun dari tahun 2008 dimana Kota Bukittinggi berada pada

posisi ke 10. Tetapi dalam propinsi Sumatera Barat, IPM Kota Bukittiinggi berada pada

urutan pertama. Tingginya angka IPM Kota Bukittinggi berarti semua indicator IPM yaitu

Page 67: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-17

angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran riil

perkapita Kota Bukittinggi masuk dalam kategori sangat baik.

2.2.3. Infrastruktur

a. Jalan dan Jembatan

Dalam jangka empat tahun terakhir kondisi struktur jalan di Kota Bukittinggi telah

mengalami peningkatan dengan adanya penambahan panjang jalan dalam kota sepanjang

45.32 km pada tahun 2010. Kondisi jalan rusak berat dalam kurun waktu 4 tahun ini

berkurang sebesar ± 50%. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.2.7Gambaran Umum Jalan Dalam Kota Bukittinggi

No. UraianPanjang ( Km )

2007 2008 2009 2010

1. Jalan Nasional 5,30 5,30 5,30 5,30

2. Jalan Propinsi 6,60 6,60 6,60 6,60

3. Jalan Kota 152,40 160,43 178,40 220,42

4. Jalan Lokal/Lingkungan 21,18 24,20 27,50 30,80

5. Total Panjang Jalan Dalam Kota 185,48 196,53 217,80 263,12

6. Jalan Aspal (Flexible Pavement) 173,51 185,48 186,17 198,80

7. Jalan Kerikil 1,85 1,85 1,85 3,25

8. Jalan Tanah 10,12 9,20 29,78 61,75

9. Kondisi Jalan Baik 129,21 143,18 156,03 183,30

10. Kondisi Jalan Sedang 32,30 41,07 52,48 69,02

11. Kondisi Jalan Rusak 14,08 3,08 2,39 5,60

12. Rusak Berat 9,89 9,20 6,90 5,20

Sumber: Bidang Prasarana Jalan/Jembatan DPU Kota Bukittinggi

Kelas Jalan yang ada pada jaringan jalan dalam Kota Bukittinggi adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.2.8Panjang Jalan Menurut Kelas Jalan Dalam Kota Bukittinggi

No Kelas JalanPanjang (Km)

Jalan Provinsi Jalan Kota

1. Kelas I - -

2. Kelas II - -

3. Kelas III - -

4. Kelas III A 14,47 129,21

5. Kelas III B - 32,30

6. Kelas III C - 4,08

7. Kelas tak dirinci - 14,17

Sumber: BDA Kota Bukittinggi, 2010

Page 68: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-18

Kota Bukittinggi memiliki dua jenis jembatan berdasarkan konstruksi yaitu Jembatan

Konstruksi Beton Bertulang dan Jembatan Gantung. Jembatan Gantung saat ini masih dalam

kondisi baik sedangkan Jembatan Beton Bertulang terdapat 7 jembatan yang mengalami

kerusakan. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.2.9Gambaran Umum Jembatan Dalam Kota Bukittinggi

No. UraianUnit

2007 2008 2009 2010

1. Konstruksi Beton Bertulang 27 31 31 31

2. Jembatan Gantung 1 1 1 1

3. Kondisi Jembatan

- Bagus 16 20 22 24

- Rusak 11 11 9 7

- Dalam Perbaikan - - - -

4. Jumlah Jembatan Dalam Kota 27 31 31 31

Sumber: Bidang Prasarana Jalan/Jembatan DPU Kota Bukittinggi

Keberadaan trotoar sangat penting bagi kenyamanan pejalan kaki. Pembangunan

trotoar dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 terus ditingkatkan, namun sampai saat

ini jumlah trotoar yang rusak masih cukup banyak yaitu 20,60 Km. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.2.10Gambaran Umum Trotoar Dalam Kota Bukittinggi

No. UraianPanjang (Km)

2007 2008 2009 2010

1. Panjang Trotoar 64,15 65,63 65,63 67,75

2. Kondisi Trotoar

- Bagus 36,50 39,20 43,45 48,15

- Rusak 27,65 76,49 22,18 20,60

- dalam perbaikan - - - -

Sumber: Bidang Prasarana Jalan/Jembatan DPU Kota Bukittinggi

Berdasarkan tabel Gambaran Umum Jalan, Jembatan dan Trotoar tersebut diatas,

selain peningkatan dan perawatan, khusus trotoar sesuai dengan fungsi kota wisata dan

panjang jalan kota, masih sangat dibutuhkan pembangunan dan penambahan trotoar.

b. Irigasi

Jaringan Irigasi yang merupakan salah satu Prasarana Sumber Daya Air untuk

penyediaan air baku pertanian dalam kesatuan daerah Irigasi:

1. Yang dipertahankan di Kota Bukittinggi terdiri atas:

a. Daerah Irigasi Semi Teknis Bandar Garegeh, Kelurahan Garegeh Kec. MKS

dengan luas ± 78 Ha.

Page 69: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-19

b. Daerah Irigasi Semi Teknis Bandar Pulai, Kel. Garegeh Kec. MKS dengan luas DI

± 87 Ha.

c. Bandar Durian Kel. Birugo Kec. ABTB dengan luas 210.5 Ha.

d. Bandar Rakik, Kel. Aur Kuning Kec. ABTB 117,10 Ha.

e. Bandar Kubu Banda, Kel. Pakan Labuah, Kel. Kubu Tanjung, Kel. Ladang Cakiah

Kec. ABTB dengan luas 612 Ha.

f. Batu Hampa, Kel. Aur Kuning Pakan Kurai Tarok Dipo, Campago Ipuh, Manggis

Ganting dengan luas 138,50 Ha.

2. Daerah Irigasi dengan kewenangan Pemerintah Kota

a. Daerah Irigasi Bandar Rumah Potong dengan luas 60 Ha.

b. Daerah Irigasi Surian dengan luas 69 Ha.

c. Daerah Irigasi Gulai Bancah dengan luas 45 Ha.

Areal persawahan yang masih aktif dan terkelola oleh masyarakat Kota Bukittinggi

sampai pada tahun 2010 ini adalah 700,982 Ha. Jaringan irigasi / pengairan yang sudah

tersedia adalah sepanjang 3,7 km yang mampu mengairi 28% persawahan yang ada di Kota

Bukittinggi.

Gambaran Umum Jaringan Irigasi Kota Bukittinggi sampai tahun anggaran 2010 ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2.11Gambaran Umum Irigasi Kota Bukittinggi

No UraianPanjang

(Km)

1. Irigasi dengan konstruksi permanen 1,80

2. Irigasi Tanah / Alami 2,80

3. Irigasi kondisi layak pakai 2,40

4. Irigasi Kondisi Rusak 1,20

5. Irigasi Permukaan 0,80

6. Irigasi Lokal 5,30

7. Kebutuhan Jaringan Irigasi saat ini 12,90

Sumber: Bidang Pengairan dan Drainase DPU Kota Bukittinggi

c. Air Bersih

Pengelolaan Air Bersih sebagai sumber air minum dalam Kota Bukittinggi dilaksanakan

oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Saat ini PDAM Kota Bukittinggi telah memiliki dan

melayani sebanyak 9.788 Pelanggan, yang menjangkau seluruh Kelurahan yang ada dalam

Kota Bukittinggi sebagaimana digambarkan dalam Tabel 2.2.12.

Page 70: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-20

Kemampuan PDAM Kota Bukittinggi dalam pelayanan air bersih adalah sebesar

72,72%. Adapun data Jaringan Pipa Kota Bukittinggi yaitu:

1. Pipa Transmisi/ Pipa Induk Pembawa dimana panjang pipa 44,897 m dengan kondisi

79, 28 % baik

2. Pipa distribusi dengan panjang pipa 542.570 m dengan dalam kondisi 99,57 % baik

Tabel 2.2.12Perhitungan Tingkat Pelayanan PDAM Kota Bukittinggi

No. Jenis PelangganBanyak

Langganan

PerkiraanJumlah Orang

TerlayaniJumlah Layanan

1. Rumah Tangga 7.530 6 45.180

Niaga Kecil 1.064 6 6.384

RT. Kubang Putih 211 6 1.266

RT. ABRI 481 6 2.886

2 Industri Kecil 32 10 320

Niaga Khusus 2 10 20

Niaga Besar 61 10 610

Kolam Renang 1 10 10

3 Kantor 76 20 1.520

Pemerintah Daerah 15 20 300

ABRI Kantor 18 20 360

4 Sekolah 76 100 7.600

Rumah Sakit 18 100 1.800

WC, HU, MCK, KU 59 50 2.950

Sosial 80 50 4.000

Hotel 64 50 3.200

Jumlah 9.788 474 78.406

Sumber: PDAM Kota Bukittinggi, 2010

d. Pendidikan

Untuk menunjang pelaksanaan urusan pendidikan ini, faktor utama yang diperlukan

adalah jumlah sekolah berikut dengan jumlah kelasnya serta jumlah tenaga pendidik (guru).

Kondisi jumlah sekolah, kelas dan tenaga pendidik untuk masing-masing tingkatan di Kota

Bukittinggi pada tahun 2010, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2.13Jumlah Sekolah, Rombongan Belajar dan Tenaga Pendidik (Guru)

di Kota Bukittinggi Tahun 2010

NO. URAIAN

JUMLAH

TK SD SLTP SLTA

N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml

1. Sekolah 1 33 34 48 15 63 8 4 12 7 21 28

2.RombonganBelajar

6 130 136 407 164 571 135 24 159 214 92 306

3.TenagaPendidik

47 255 302 737 308 1.045 440 139 579 725 451 1176

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Ket : - N : NegeriS : Swasta

Page 71: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-21

Sedangkan jumlah siswa/murid yang menempuh pendidikan di sekolah yang ada di

Kota Bukittinggi tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 2.14Jumlah Murid / Siswa Pada Sekolah di Kota Bukittinggi Tahun 2010

NO. SEKOLAHJUMLAH MURID / SISWA

NEGERI SWASTA JUMLAH

1. TK 174 2.666 2.840

2. SD 12.185 3.174 15.559

3. SLTP 6.602 874 7.476

4. SLTA 8.185 2.488 10.673

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Berdasarkan data jumlah sekolah, kelas, guru dan murid pada tabel 2.2.15. dan

tabel 2.2.16. di atas, maka dapat digambarkan kondisi rasio ; murid : sekolah, murid : kelas

dan murid : guru sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2.15Rasio Murid : Sekolah, Murid : Rombongan Belajar dan Murid : Guru

Di Kota Bukittinggi Tahun 2010

NO. URAIANRASIO

TK SD SLTP SLTA

1. Murid : Sekolah 84 247 623 381

2. Murid : RombonganBelajar

21 27 47 35

3. Murid : Guru 9 15 13 9

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Berdasarkan rasio diatas, dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata rasio murid:

rombongan belajar pada tingkatan TK dan SD sudah melebihi standar nasional pendidikan

yaitu 1 : 28, sedangkan pada tingkatan SLTP dan SLTA masih dibawah Standar Nasional

Pendidikan yakni 1 : 32. Ini artinya, perlu penambahan ruang kelas baru atau bahkan unit

sekolah baru untuk mencapai standar nasional pendidikan.

Sementara itu, sampai tahun 2009 di Kota Bukittinggi terdapat 17 perguruan tinggi/

akademi negeri dan swasta dengan jumlah mahasiswa 11.020 orang dan jumlah dosen

sebanyak 1.053 orang. Jumlah dosen ini terdiri dari dosen tetap sebanyak 328 orang, dosen

tidak tetap sebanyak 689 orang dan asisten dosen sebanyak 36 orang. Tahun 2009, jumlah

lulusan perguruan tinggi ini sebanyak 1.128 orang, dimana 258 orang adalah lulusan dari

perguruan tinggi/akademi negeri dan 870 orang adalah lulusan perguruan tinggi/ akademi

swasta.

Page 72: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-22

Tabel 2.2.16Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa, Dosen dan Lulusan di Kota

Bukittinggi Tahun 2005-2009

TahunJumlah

perguruantinggi

Jumlah DosenJumlah

MahasiswaJumlahLulusanTetap Tidak tetap Asisten

2005 17 260 494 49 6.292 1.165

2006 17 270 569 43 6.876 1.349

2007 17 275 523 31 6.500 1.381

2008 17 321 654 33 9.163 1.424

2009 17 328 689 36 11.020 1.128

Sumber: Bukittinggi Dalam Angka, Tahun 2010

e. Kesehatan

Untuk menunjang pelaksanaan urusan kesehatan ini, maka sangat diperlukan

sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga kesehatan yang mencukupi. Selain

puskesmas, di kota Bukittinggi juga ada puskesmas pembantu, puskesmas keliling, apotik

dan posyandu. Sampai tahun 2010, ada 6 unit puskesmas, 14 unit puskesmas pembantu,

dan 30 unit puskesmas keliling. Banyaknya puskemas yang ada di Bukittinggi yang juga

dilengkapi dengan Dokter umum sebanyak 22 orang, dan dokter gigi sebanyak 11 orang.

Puskesmas yang ada di Kota Bukittinggi dilengkapi dengan laboratorium, apotek dan

fisioteraphis. Sarana kesehatan untuk pelayanan untuk ibu dan balita juga terdapat di kota

ini berupa posyandu yang cukup banyak yaitu sebanyak 125 unit. Dengan banyaknya sarana

dan prasarana, diharapkan kesehatan masyarakat di Kota Bukittinggi lebih baik. Kondisi

jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga kesehatan yang dimiliki Pemerintah

Kota Bukittinggi pada tahun 2010, dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 2.2.17.

Tabel 2.2.17Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan Milik Pemerintah Kota Bukittinggi

No Prasarana dan Sarana 2010

1. Puskesmas 6 Unit

2. Puskesmas Pembantu 14 Unit

3. Puskeskel 24 Unit

4. Puskesmas Keliling (mobil) 6 Unit

5. Apotek 44 Unit

6. Laboratorium Klinik - Unit

7. Laboratorium Air - Unit

8. Fisioteraphis 19 Unit

9. Posyandu 125 Unit

10. Dokter Umum 22 Orang

11. Dokter Spesialis 0 Orang

12. Dokter Gigi 11 Orang

13. Perawat 58 Orang

Page 73: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-23

No Prasarana dan Sarana 2010

14. Bidan 61 Orang

15. Sarjana Kesehatan Masyarakat 16 Orang

16. Sanitarian 15 Orang

18. Entomolog kesehatan 0 Orang

19. Penyuluhan kesehatan 0 Orang

20. Epidemiolog kesehatan 6 Orang

21. Tenaga gizi 11 Orang

22. Apoteker 3 Orang

23. Asisten apoteker 14 Orang

24. Analis laboratorium 13 Orang

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2010

Disamping sarana prasarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang berada di

bawah naungan Pemerintah Kota Bukittinggi, di Bukittinggi juga banyak terdapat sarana

prasarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang menjadi milik dan dikelola oleh Pemerintah

Propinsi, Pemerintah Pusat serta Swasta. Adapun rumah sakit pemerintah yang ada di Kota

Bukittinggi tedapat 3 unit rumah sakit, sementara sarana kesehatan umum pemerintah

berupa rumah sakit swasta yang terdapat di Kota Bukittinggi ada 2 unit dan rumah sakit

khusus pemerintah juga terdapat di Kota ini sebanyak 2 unit. Rumah sakit ini dilengkapi

dengan dokter umum, dokter spesialis, apotik dan tesarana medis lainnya. Namun dilihat

dari banyaknya rumah sakit yang ada di Kota Bukittinggi ini tidak memperlihatkan semakin

menurunnya orang sakit yang menngunjungi rumah sakit. Hal ini mungkin disebabkan

karena semakin banyaknya jumlah penduduk yang tinggal di kota Bukittiinggi. Secara

lengkap mengenai sarana dan prasarananya dapat dilihat pada Tabel 2.2.18.

Tabel 2.2.18Sarana Prasarana serta Tenaga Kesehatan

Milik/ Dikelola Pemerintah Pusat, Propinsi dan Swasta Di Kota Bukittinggi

No Prasarana dan Sarana 2010

1. Rumah Sakit Umum Pemerintah 3 Unit

2. Rumah Sakit Umum Swasta 2 Unit

3. Rumah Sakit Khusus Pemerintah / Swasta 2 Unit

4. Klinik Swasta 4 Unit

5. Ambulan 7 Unit

6. Apotek 46 Unit

7. Toko Obat 13 Unit

8. Praktek Dokter Swasta

- Umum 105 Orang

- Spesialis 92 Orang

Page 74: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-24

No Prasarana dan Sarana 2010

9. Praktek Dokter Gigi Swasta 37 Orang

10. Bidan Praktek Swasta 83 Orang

11. Dokter Umum 105 Orang

12. Dokter Spesialis 92 Orang

13. Dokter Gigi 37 Orang

14. Perawat 720 Orang

15. Bidan 171 Orang

16. Apoteker 25 Orang

17. Asisten apoteker 96 Orang

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2010

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa di Bukittinggi, disamping milik Pemerintah

Kota juga banyak sarana prasarana dan tenaga kesehatan yang menjadi milik pemerintah

pusat, propinsi dan swasta. Hal ini menandakan Bukittinggi merupakan daerah yang

potensial untuk dikembangkan sebagai kota pelayanan kesehatan, karena disamping tempat

yang strategis dan udaranya yang sejuk dan nyaman juga sudah memiliki sarana prasarana

dan tenaga kesehatan yang relatif lengkap.

Untuk melihat kemajuan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa

indikator sebagaimana tertuang dalam Indikator Indonesia Sehat 2010, yaitu: pelayanan

kesehatan, sumber daya kesehatan, keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, akses

dan mutu pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan.

2.3 KABUPATEN PASAMAN

2.3.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara geografis Kabupaten Pasaman dilintasi khatulistiwa dan berada pada 0055'

Lintang Utara sampai dengan 000 6' Lintang Selatan dan 990 45' Bujur Timur sampai dengan

1000 21' Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2.912 meter di atas

permukaan laut. Wilayah Kabupaten Pasaman merupakan Kabupaten paling Utara dari

Propinsi Sumatera Barat dan berbatasan dengan yaitu :

1) Bagian Utara : Kabupaten Mandailing Natal dan Kab. Padang Lawas Propinsi

Sumatera Utara.

2) Bagian Timur : Kab. Kampar, Kab. Rokan Hulu Prop. Riau dan Kab. Lima Puluh Kota.

Page 75: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-25

3) Bagian Selatan : Kabupaten Agam.

4) Bagian Barat : Kabupaten Pasaman Barat.

Secara administratif terdiri dari 12 Kecamatan, dan 32 Nagari dengan luas wilayah

3.947,63 km2. Dilihat dari luas wilayah antar kecamatan, kecamatan yang paling luas adalah

kecamatan Mapattunggul dengan luas 605,29 km2 atau 15,33% dari luas keseluruhan

kapubaten Pasaman, diikuti oleh Rao utara dengan luas 598,63 km2 dan Mapattunggul

Selatan dengan luas 471,72 km2. Namun kalau dilihat dari topografi tanahnya ketiga

kecamatan ini terdiri dari lintasan bukit barisan dan kemiringan tanah cukup tinggi, dan

hanya sebagian kecil lahan yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk untuk pola pertanian dan

perkebunan intensif. Sementara itu kecamatan yang relatif kecil adalah Simpang Alahan

Mati seluas 69,56 km2 atau hanya 1,76% dari luas keseluruhan kabupaten, diatasnya

Kecamatan Padang Gelugur 159,95 km2 dan Bonjol 194,32 km2. Walaupun demikian kalau

dilihat dari topografi tanah ketiga kecamatan ini memiliki tanah yang relatif datar, dan

penduduk ketiga kecamatan ini telah menggunakan pola pertanian intesif, persawahan dan

pusat perdagangan di Kabupaten Pasaman.

Pembagian wilayah dan jumlah nagari di Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada

Tabel 2.3.1 berikut ini.

Tabel 2.3.1.Luas Daerah Kecamatan dan Jumlah Nagari di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

No KecamatanLuas Daerah

(Km2)Persentase luas

JumlahNagari

1 Tigo Nagari 352,92 8,94 3

2 Bonjol 194,32 4,92 4

3 Simpang Alahan Mati 69,56 1,76 2

4 Lubuksikaping 346,5 8,78 6

5 Dua Koto 360,63 9,14 2

6 Panti 212,95 5,39 1

7 Padang Gelugur 159,95 4,05 1

8 Rao 236,18 5,98 2

9 Rao Utara 598,63 15,16 3

10 Rao Selatan 338,98 8,59 3

11 Mapat Tunggul 605,29 15,33 3

12 Mapat Tunggul Selatan 471,72 11,95 2

Jumlah 3.947,63 100,00 32

Sumber: BPS Pasaman Dalam Angka, 2010

b. Topografi dan iklim

Kabupaten Pasaman merupakan aliran bukit barisan yang membentang dari

Kabupaten Agam hingga ke Sumatera Utara, di dua sisi, sebelah Barat dan Timur. Sebelah

Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasaman, dan Sebelah Timur berbatasan

Page 76: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-26

dengan Provinsi Riau. Di kabupaten ini membentang jalan dari selatan ke utara yang

merupakan lintasan jalan lintas Sumatera. Dan di ruas jalan tersebut daerah pemukiman

penduduk yang dominan. Lembah Bukit Gadang Kecamatan Lubuksikaping menjadi tempat

pemukiman penduduk di dataran rendah yang sejuk dan membentuk pola pemukiman

perkotaan sebagai Ibu Kabupaten Pasaman. Di Selatan terdapat daerah yang subur dan

punya sejarah besar dalam sejarah perjuangan Bangsa yakni Bonjol yang sekarang sudah

berkembang menjadi 3 Kecamatan yakni Bonjol, Simpati dan Tigo Nagari, merupakan

daerah dataran rendah yang subur yang mengalir aliran sungai Masang hingga ke

Kecamatan Kinali. Didaerah ini juga terdapat hutan lindung Hutan Malampah sebagai salah

satu paru-paru dunia yang memberikan kontribusi pada keseimbangan lingkungan.

Sementara itu di Utara Kabupaten terdapat 4 Kecamatan yakni Panti, Padang

Gelugur, Rao Selatan dan Rao yang memiliki lahan dataran rendah di aliran Sungai Sumpu,

tempat penduduk bersawah dan memelihara ikan dan pusat perdagangan. Dan ada 4

Kecamatan yakni Kecamatan Duo koto, Mapattungul Selatan, Mapattunggul dan Rao Utara

yang terdiri dari daerah dengan topografi lereng dan berbukit-bukit yang cocok untuk usaha

perkebunan dan pertanian semi intensif.

Kabupaten Pasaman merupakan daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa sehingga

curah hujan dan panas kemarau hampir tidak bisa diprediksi. Dari catatan Dinas Pekerjaan

Umum pada tahun 2009 rata-rata hari hujan sebanyak 11,31 hari setiap bulannya dan yang

paling tinggi terjadi pada bulan Nopember dan paling rendah terjadi pada bulan Mei. Yakni

rata-rata kurang dari 10 hari.

c. Lahan dan Penggunaanya

Kabupaten Pasaman merupakan daerah hulu sungai yang akan mengaliri dataran

rendah di Kabupaten Pasaman sendiri, ke Barat menuju kabupaten Pasaman Barat dan ke

Timur akan melewati daerah Provinsi Riau. Daerah aliran sungai itulah kehidupan usaha

rakyat berjalan. Sebagian besar lahan merupakan daerah yang bertopografi miring dan

ditumbuhi oleh padang ilalang dan hutan primer dan sebagian daerah kemiringan itu sudah

ditanami oleh masyarakat dengan berbagai tanaman tua seperti karet, coklat, kopi, kulit

manis (kasiavera), buah keras dan berbagai macam tanaman buah seperti durian, mangga,

rambutan dan lain-lain. Dan sebagian besar lahan tersebut diusahakan oleh rakyat sehingga

bentuk perkebunan adalah perkebunan rakyat. Luas lahan dan jenis penggunaannya dapat

dilihat pada Tabel 2.3.2.

Dari penggunaan lahan tersebut bisa dilihat karakteristik tanah dimana padang

rumput yang berjumlah 75.274,00 Ha atau 19,07 bukanlah padang rumput di dataran

rendah yang baik untuk mengembangkan peternakan besar, tapi pada rumput dengan

Page 77: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-27

kemiringan tinggi, dan hutan dengan luas 190.427,66 Ha atau 48,24% dari luas lahan

adalah hutan lindung dan hutan yang berada di daerah hulu sungai, yang juga memiliki

tingkat kemiringan yang tinggi. Sementara itu lahan yang digunakan untuk pemukiman dan

perkampungan sebesar 7.207,79 hektar atau 1,83% dari total lahan yang tersedia.

Sementara itu untuk persawahan sebesar 6,72 hektar.

Tabel 2.3.2.Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2009

No Penggunaan LahanLuas Area

(Ha)Persentase

(%)

1 Perkampungan/pemukiman 7.207,79 1,83

2 Kawasan hutan industri 30,70 0,01

3 Sawah Irigasi 16.472,00 4,17

4 Sawah Tadah hujan 10.059,32 2,55

5 Tegalan/ladang 8.211,00 2,08

6 Kebun Campuran 6.916,83 1,75

7 Perkebunan Rakyat 26.106,11 6,61

8 Perkebunan Besar 212,00 0,05

9 Hutan 190.427,66 48,24

10 Tanah Belukar 37.314,19 9,45

11 Tanah Rusak 7.992,00 2,02

12 Perairan 5.893,00 1,49

13 Padang Rumput 75.274,00 19,07

14 Hutan Sejenis / 894,40 0,23

15 Lain-lain 1.752,00 0,44

Jumlah 394.763,00 100,00

Sumber: BPS, Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

d. Demografi

Berdasarkan data BPS (2010) Jumlah penduduk kabupaten Pasaman tahun 2009

berjumlah 263.780 jiwa dengan komposisi 130.730 jiwa laki-laki dan 133.050 jiwa

perempuan, yang berada di 63.645 rumah tangga, dengan rasio perbandingan laki-laki dan

perempuan adalah 98 banding 100. Penduduk tersebut tersebar di 12 kecamatan, dimana

Kecamatan Lubuksikaping merupakan kecamatan yang paling banyak memiliki penduduk

yakni 45.728 jiwa, diikuti oleh Panti 34.014 jiwa dan Dua Koto 28.583 jiwa. Sedangkan

Mapatunggul Selatan memiliki penduduk yang paling rendah yakni hanya 7.203 jiwa.

Jumlah penduduk diatas 10 tahun keatas yang bekerja di Pasaman pada tahun

2010 sebanyak 115.482 orang, dengan komposisi 67.102 laki-laki dan 48.380 perempuan.

Dari sebanyak itu 14,77% bekerja pada usaha sendiri, dan 24,35% bekerja sebagai buruh

tidak tetap, 20,38% bekerja dengan orang lain, sebagai pekerja keluarga 25,73%.

Sementara itu yang menjadi pekerja lepas pertanian 7,4% dan pekerja lepas non pertanian

hanya 2,13%.

Page 78: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-28

2.3.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Pasaman memiliki potensi kekayaan yang beragam meliputi

sumberdaya hutan, pertanian, perkebunan, perairan darat, dan berbagai jenis bahan

tambang. Sebagian besar potensi sumberdaya alam tersebut masih dikelola oleh masyarakat

dan belum dilakukan investasi dan komersialisasi dalam skala besar oleh perusahaan

nasional dan multinasional. Dan inilah yang menjadi kabar baik di Kabupaten ini, artinya

kekayaan alam yang masih tersedia belum dikelola dan menjadi harapan untuk generasi

mendatang.

Kalau di foto dari udara, terlihat lebih dari 80% wilayah masih dalam bentuk hutan

dan pepohonan hijau, baik itu tanaman perkebunan rakyat maupun hutan primer yang

masih terjaga dengan baik. Tercatat terdapat 48,24% lahan masih dalam bentuk hutan

primer, 1,49% perairan dan 19,07% padang rumput.

b. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia (SDM) menjadi faktor penting dalam proses pembangunan,

potensi SDM dapat dilihat dari jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan, komposisi

penduduk berdasarkan umur dan jenis keahlian yang dimiliki oleh penduduk. Pada Tabel

2.3.3 dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan komposisi usia dan jenis kelamin.

Tabel 2.3.3Jumlah Penduduk Berdasarkan Komposisi Usia dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Pasaman Tahun 2009

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 16.205 15.494 31.699

5 - 9 16.411 15.562 31.973

10 - 14 15.416 14977 30.393

15 - 19 14.545 14.598 29.143

20 - 24 11.063 11.365 22.428

25 - 29 9.909 10149 20.058

30 - 34 8.504 8595 17.099

35 - 39 8.188 8960 17.148

40 - 44 7.729 8348 16.077

45 - 49 6.536 6613 13.149

50 - 54 5.077 4900 9.977

55 - 59 2.929 3150 6.079

60 - 64 3.222 3491 6.713

65 - 69 1.918 2419 4.337

70 - 74 1.611 2148 3.759

75 + 1.467 2281 3.748

Total 130.730 133.050 263.780

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka Tahun 2010

Page 79: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-29

Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan umur, terlihat penduduk Kabupaten

Pasaman didominasi oleh penduduk yang berusia pada usia 0 – 14 tahun sebanyak 94.065

orang atau 35,66% dari total penduduk dan penduduk di atas 65 tahun ke-atas sebanyak

11.844 orang atau 4,5% dari total penduduk. Jadi, jumlah penduduk kelompok usia

produktif (15-64 tahun), yang juga termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2009

mencapai 59,85% dari total keseluruhan.

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pasaman Tahun

2009, nilai indeks IPM adalah 67,10 atau sedikit meningkat dibanding tahun 2008 dengan

nilai IPM 66,76 (Tabel 2.3.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM di Provinsi Sumatera Barat,

maka nilai IPM Kabupaten Pasaman berada di rangking ke 10, sama dengan tahun 2008.

Tabel 2.3.4Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pasaman dan Peringkat di

Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009

DeskripsiTahun

2007 2008 2009

Angka Harapan Hidup 66,50 66,76 67,10

Angka Melek huruf 98,36 98,36 98,40

Rata-rata lama Sekolah 7,40 7,57 7,60

Pengeluaran riil per kapita ygdisesuaikan

628,19 633,12 638,48

I P M 71,05 71,71 72,32

Rangking (Propinsi) 10 10 10

Rangking (Nasional) 186 186 175

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat Tahun 2011

2.3.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Dari Catatan Dinas pekerjaan umum Kabupaten Pasaman (2009) panjang jalan negara

yang melintasi 7 kecamatan di Kabupaten Pasaman tercatat sepanjang 77,05 km dalam

kondisi baik dan 24 km dalam kondisi sedang. Jalan provinsi sepanjang 70,23 km dalam

kondisi baik. Jembatan yang dikelola negara ada 93 buah, semuanya dalam kondisi baik.

Sedangkan jembatan yang dikelola provinsi ada 49 buah dengan rincian 37 buah dalam

kondisi baik, kondisi sedang 10 buah dan 2 buah dalam kondisi rusak. Panjang jalan

kabupaten tahun 2009 adalah 1.032,18 km, tercatat sepanjang 326.18 km dalam kondisi

baik, sedang 43,70 km, rusak 102,60 km dan 559,70 km dalam keadaan rusak berat.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Data air minum bersumber dari data yang dikumpulkan oleh Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) dicatat oleh BPS (2010), yang meliputi 7 tempat atau lokasi unit penyaluran

Page 80: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-30

di Kabupaten Pasaman, dimana pelanggan terbesar berada di Lubuk Sikaping. Adapun data

yang disajikan meliputi banyaknya pelanggan dan pemakaian menurut kelompok pelanggan

yang terdiri dari 4 kelompok berdasarkan luas lantai. Kelompok I terdiri dari kran

umum/tempat ibadah, kelompok II dengan luas lantai 0 – 21 m2, kelompok III dengan luas

lantai 22 – 70 m2 dan kelompok IV luas lantai > 70 m2. Meningkatnya jumlah pelanggan di

seluruh kelompok yang diikuti dengan peningkatan jumlah pemakaian kecuali untuk

kelompok III jumlah pelanggan turun menjadi 6.848 dengan pemakaian 1.396.169 m3.

Data listrik yang dikumpulkan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Ranting Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman yang dipublikasikan di BPS (2010) banyaknya

pelanggan dan daya yang disalurkan menurut jenis pelanggan jenis pelanggan urutan

terbesar adalah rumahtangga 25.059 pelanggan, badan sosial 794 pelanggan, keperluan

usaha 844, kantor pemerintah 188 pelanggan, penerangan jalan 49 pelanggan. Menurut

urutan terbesar daya yang disalurkan adalah rumah tangga 18.109.450 Kwh, keperluan

usaha 1.802.700 Kwh, badan sosial 866.850 Kwh.

c. Prasarana Pendidikan

Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman tahun 2009 mempublikasikan bahwa jumlah

TK ada 54 unit. Banyaknya lokal 76 buah, tersebar di seluruh TK dengan guru sebanyak 184

orang, yang semuanya guru perempuan. Murid TK sebanyak 2.062 orang terdiri dari 1.042

orang laki-laki dan 1.020 murid perempuan dengan rasio murid terhadap guru 11 (artinya 1

orang guru menangani sekitar 11 orang murid). Sekolah Dasar berjumlah 239 unit, dengan

lokal 1.635 buah, guru 2.006 orang dan murid 38.281 orang. Sedang Madrasah Ibtidaiyah

ada 10 buah terdiri dari 2 MIN dan 8 MIS dengan lokal 63 buah, guru 107 orang dan murid

1.192 orang, dengan rasio murid dibanding guru sebesar 11.

Tabel 2.3.5Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kabupaten Pasaman Tahun 2009

Sekolah Jumlah Sekolah MuridNegeri + Swasta

GuruNegeri +Swasta

JumlahSekolahNegeri Swasta

1.TK 3 51 2.062 184 58

2. SD 238 1 39.281 2.006 239

MI 2 8 1.192 107 10

3. SLTP 33 1 9.264 802 34

M.Ts 5 11 4.557 391 16

4.- SLTA 11 5 617 7.507 16

- MA 2 10 1.436 215 12

- SMK 3 4 * * 7

5. PT/Univ 3 * * 3

Jumlah 297 94 58.409 11.212 395

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, BPS, 2010*data tidak tersedia

Page 81: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-31

SLTP di Kabupaten Pasaman, ada yang dibawah pengelolaan Dinas Pendidikan dan

Departemen Agama. Untuk yang dikelola oleh Dinas Pendidikan, SLTP terdiri dari 34

sekolah, jumlah kelas 320, jumlah guru 802 orang dan jumlah murid sebanyak 9.264 orang

dengan rasio murid : guru sebesar 12. Sedangkan yang dibawah Departemen Agama, yaitu

Madrasah Tsanawiyah, terdiri dari madrasah negeri ada 5 buah dan madrasah swasta ada

11 buah. Dengan jumlah lokal 131 buah, guru 391 orang dan murid 4.557 orang.

Perbandingan antara murid terhadap guru untuk seluruh Madrasah Tsanawiyah adalah 1

orang guru menangani 12 orang murid. Banyaknya SLTA negeri ada 11 unit dan swasta ada

5 unit dengan lokal 212 buah. Banyaknya murid SLTA ada 7.507 orang dengan ditangani

oleh 617 orang guru. Sedangkan Madrasah Aliyah ada sebanyak 12 buah terdiri dari 2

Negeri dan 10 swasta, dengan jumlah lokal 66, murid 1.436 dan guru 215 orang, (BPS,

2010).

d. Prasarana Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan, pemerintah telah menyediakan sarana

kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Pasaman. Terdapat 2

buah Rumah Sakit Umum (RSU), 16 buah Puskesmas dan Puskesmas pembantu ada 38

buah yang tersebar di 12 kecamatan. Setiap kecamatan telah ditempati bidan desa yang

semuanya berjumlah 97 orang. Banyaknya Dokter, Perawat Puskesmas dan Bidan Per

Kecamatan di Kabupaten Pasaman Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.3.6.

Tabel 2.3.6Banyaknya Dokter, Perawat Puskesmas dan Bidan Per Kecamatan di Kabupaten

Pasaman Tahun 2009

No Kecamatan Dokter Perawat Bidan

Spesialis Umum Gigi Umum Gigi Puskesmas Desa

1 Tigo Nagari 2 2 4 1 4 12

2 Bonjol 3 - 5 1 10 10

3 Simpang Alahan Mati 1 - 4 - 2 4

4 Lubuksikaping 3 1 11 3 13 15

5 Dua Koto 3 - 10 - 5 13

6 Panti 2 - 5 2 7 7

7 Padang Gelugur 2 - 6 2 9 10

8 Rao 3 1 6 1 4 8

9 Rao Utara 2 - 3 - 2 6

10 Rao Selatan 1 1 9 - 4 8

11 Mapat Tunggul 1 - 9 1 2 3

12 Mapat Tunggul Selatan 1 - 4 - 2 1

Jumlah 24 5 79 11 64 97

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, BPS, 2010

Page 82: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-32

2.4 KOTA SOLOK

2.4.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kota Solok terletak pada posisi geografis yang sangat strategis dengan luas wilayah

57,64 km2 atau sebesar 0.14 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat. Kota Solok dikelilingi

oleh beberapa nagari pada kabupaten Solok, dimana Kota Solok memiliki peran sentral di

dalam menunjang perekonomian masayarakat Kota Solok dan kabupaten Solok pada

umumnya.

Letak Geografis Kota Solok adalah 0o 44’28’’ – 0o49’12” LS dengan batas daerah;

1) Utara berbatasan dengan Nagari Tanjung Bingkung dan Kuncir Kab. Solok

2) Selatan berbatasan dengan Nagari gaung, panyakalan, Koto baru, Selayo Kab.

Solok

3) Barat berbatasan dengan Nagari pauh, Koto Tangah, Kota Padang

4) Timur berbatasan dengan nagari soak Laweh, Guguk Sarai, dan Gaung Kab.

Solok

Pada Tabel 2.4.1 disajikan data luas daerah per Kecamatan di Kota Solok. Dari data

dalam tabel, dapat diketahui bahwa terdapat 2 kecamatan di Kota Solok yaitu Kecamatan

Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan. Kecamatan Lubuk Sikarah merupakan

kecamatan yang terluas daerahnya dengan luas 35 km2 dan jumlah kelurahan di Kecamatan

Lubuk Sikarah juga lebih banyak dibandingkan Kecamatan Tanjung Harapan.

Tabel 2.4.1Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

di Kota Solok Tahun 2010

KecamatanLuas Jumlah

KelurahanKm2 Persentase

1. Lubuk Sikarah 35,00 60,72 7

2. Tanjung Harapan 22,64 39,28 6

Jumlah 57,64 100 13

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

b. Topografi dan Iklim

Topografi Kota Solok bervariasi antara daratan dan berbukit dengan ketinggian 390

m di atas permukaan laut. Terdapat tiga anak sungai yang melintasi Kota Solok, yaitu

Batang Lembang, Batang Gawan dan Batang Air Binguang. Suhu udara maksimal 28,9o dan

minimal 26,1oC.

Page 83: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-33

c. Lahan dan Penggunaannya

Ditinjau dari jenis lahan, sebesar 21,42% lahan di Kota Solok merupakan lahan

sawah dan sebesar 78,518% merupakan lahan kering. Pada Tabel 2.4.2 diketahui bahwa

jenis penggunaan lahan terbesar di Kota Solok adalah berupa penggunaan untuk Hutan,

Sawah dan Perumahan.

Tabel 2.4.2Luas Lahan Dilihat dari Penggunaannya di Kota Solok

Jenis Penggunaannya Luas (ha) Persentase

1.Perumahan 812,26 14,09

2.lap.olahraga 12,50 0,22

3.Kuburan 13,50 0,23

4.Perkantoran 20,83 0,36

5. Pendidikan 13,87 0,24

6.Kesehatan 23,11 0,40

7.Sarana ibadah 14,87 0,26

8.Hotel 7,25 0,13

9. Pasar, Pertokoan, Terminal 158,38 2,75

10.Tempat Hiburan 12,44 0,20

11.Industri 30,95 0,54

12.Sawah 1.234,64 21,42

13.Perkebunan Rakyat 140,52 2,44

14. Kebun campuran 641,76 11,13

15.Semak, alang-alang 703,63 12,21

16.Hutan 1.358,83 23,57

17. tegalan 326,71 5,67

18.Kolam ikan, rawa 21,00 0,36

19. lain-lain 216,95 3,76

Jumlah 5764,00 100,00

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

d. Demografi

1). Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kota Solok adalah

59.396 jiwa dengan laju pertumbuhan antar sensus rata-rata sebesar 2,13%. Dari Tabel

2.4.3 dapat diketahui bahwa Kecamatan Lubuk Sikarah lebih luas dari Kecamatan tanjung

Harapan, dengan jumlah penduduk yang juga lebih banyak. Jumlah penduduk Kecamatan

Lubuk Sikarah adalah 32.645 jiwa, sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Tanjung

Harapan adalah sebanyak 26.751. Namun demikian Kecamatan Tanjung Harapan lebih

padat jika dibanding dengan Kecamatan Lubuk Sikarah di Kota Solok.

Page 84: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-34

Tabel. 2.4.3Jumlah Penduduk dan Kepadatan per Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan/kelurahanLuas

WilayahJumlah

pendudukKepadatanPenduduk

I.Lubuk Sikarah 35,00 32.645 933

1.Tanah Garam 24,36 11.853 487

2.Enam Suku 3,6 5.854 1.626

3.Sinapa Piliang 0,64 1.312 2.050

4.IX Korong 1,50 1.615 1.077

5. K T K 1,35 2.235 1.656

5. Aro IV Korong 1,25 2.700 2.160

6. Simpang Rumbio 2,30 7.076 3.077

II. Tanjung Harapan 22,64 26.751 1.182

1. Koto Panjang 0,21 2.040 9.714

2.Pasar Pandan Air Mati 0,69 5.275 7.645

3.Tanjung Paku 2,35 5.493 2.337

4.Nan Balimo 7,59 6.911 911

5.Kampung Jawa 3,65 5.948 1.630

6.Laing 8,15 1.084 133

Jumlah 57.64 59.396 1.030

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

2). Komposisi Penduduk di Kota Solok

Komposisi penduduk Kota Solok dapat dilihat dari rasio kelamin (sex ratio) dimana

jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio

penduduk Kota Solok selam 4 tahun terakhir adalah 96, sedangkan untuk tahun 2010 sex

ratio adalah sebesar 97,74. Pada Tabel 2.4.4 dapat diperoleh informasi bahwa

perkembangan penduduk laki-laki di Kota Solok periode 2006 hingga 2009 cenderung

mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan. Sama halnya

dengan jumlah penduduk laki-laki, jumlah penduduk perempuan periode 2006 hingga 2009

cenderung mengalami peningkatan, dan juga mengalami penurunan pada tahun 2010. Hal

ini kemungkinan disebabkan oleh adanya migrasi penduduk laki-laki dan perempuan ke kota

atau daerah lain atau menurunnya jumlah kelahiran, atau berkurangnya migrasi dari kota

atau daerah lain ke Kota Solok.

Tabel 2.4.4Komposisi Penduduk Kota Solok Periode 2006 – 2010

TahunJumlah Penduduk

Sex RatioLaki-laki Perempuan

2006 26.784 27.880 96

2007 27.988 29.132 96

2008 28.989 30.173 96

2009 29.658 30.872 96

2010 29.359 30.037 97,74

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

Distribusi Penduduk di Kota Solok adalah terdistribusi ke dalam dua Kecamatan

yaitu Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan. Distribusi penduduk di

Page 85: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-35

kedua kecamatan yang memiliki 13 kelurahan adalah relatif bervariasi. Jumlah penduduk

yang terbanyak adalah terdapat dikelurahan tanah garam dengan jumlah penduduk

sebanyak 11.853 jiwa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelurahan ini terdapat banyak

kantor pemerintahan dan pusat perdagangan. Selain dari pada itu, kelurahan lainnya yang

banyak didiami oleh penduduk di Kota Solok adalah kelurahan Simpang Rumbio dengan

jumlah penduduk sebanyak 7.076 jiwa, kelurahan Nan Balimo dengan jumlah penduduk

sebanyak 6.911 jiwa, Kelurahan Kampong Jawa dengan jumlah penduduk sebanyak 5.948

jiwa, Kelurahan Enam Suku dengan jumlah penduduk sebanyak 5.854 jiwa, serta Kelurahan

Tanjung Paku dengan jumlah penduduk sebanyak 5.493 jiwa, Kelurahan Pasar Pandan Air

Mati dengan jumlah penduduk sebanyak 5.275 jiwa.

2.4.2. Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia

a. Sumberdaya Alam

Kota Solok memiliki sumberdaya pertanian yang meliputi; tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, dan perikanan. Dalam komoditi tanaman pangan, padi sawah

merupakan komoditi andalan Kota Solok. Di Kota Solok, terdapat 11 kelurahan yang

menghasilkan komoditi padi sawah yang terdiri dari kelurahan Tanah Garam, IV Suku,

Sinapa Piliang, IX Korong, K T K, Simpang Rumbio. Kelurahan-kelurahan ini terdapat di

Kecamatan Sikarah. Kelurahan lainnya penghasil produksi padi sawah terdapat di Tanjung

Harapan. Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Tanjung Paku, Kelurahan Nan Balimo,

Kampung Jawa, serta Kelurahan Laing. Dari 11 kelurahan tersebut, produksi terbesar padi

sawah terdapat di kelurahan Tanah Garam yaitu sebesar 4.836,3 ton , diikuti oleh kelurahan

VI Suku, IX Korong, dengan jumlah produksi berturut-turut adalah 2.609,3 ton dan 2.131,5

ton .

Perkebunan di Kota Solok merupakan usaha perkebunan dengan lahan terbatas,

dan hanya dijadikan sebagai usaha penunjang kehidupan keluarga. Jenis hasil perkebunan

rakyat yang ada di Kota Solok antara lain berupa kopi, cengkeh, kayu manis, karet, merica,

kunyit dan lain-lain. Dari beberapa jenis hasil perkebunan yang ada, kunyit merupakan

komoditi yang memiliki produktivitas yang tinggi dengan total produksi sebesar 5.725,5 ton

dengan luas lahan sebanyak 190,9 ha tahun 2010.

Peternakan di Kota Solok berupa sapi, kerbau, kuda dan kambing. Jumlah

populasi sapi adalah sebanyak 4.169 ekor, sedangkan kambing berjumlah 1.717 ekor. Selain

dari itu unggas juga banyak dibudidayakan masyarakat terutama untuk jenis ayam buras,

ayam pedaging, ayam petelur dan itik.

Page 86: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-36

Perikanan di Kota Solok meliputi budidaya ikan kolam, ikan sawah dan ikan

keramba. Pada tahun 2010 hanya terdapat budi daya ikan kolam dengan jenis ikan mas,

Nila, dan lele.

b. Sumberdaya Manusia

Pada Tabel 2.4.5 disajikan data penduduk Kota Solok berdasarkan kelompok

Umur. Berdasarkan data dalam tabel dapat diketahui bahwa sumberdaya manusia di Kota

Solok sebagian besar berada dalam kelompok umur 15 – 64 tahun dengan jumlah 38 347

(64,56%). Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Solok sebagian besar tergolong

pada usia tenaga kerja, terdiri dari yang sedang sekolah, angkatan kerja yang bekerja atau

juga angkatan kerja yang sedang menganggur. Rasio ketergantungan di Kota Solok adalah

sebesar 1,78, menunjukkan bahwa 1 orang tenaga kerja yang bekerja di Kota Solok akan

menanggung sebanyak 2 orang yang tidak bekerja.

Tabel 2.4.5Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kota Solok

Kelompok Umur Jumlah Persentase

0 – 14 18.771 31,60

15 – 64 38.347 64,56

65+ 2.278 3,84

Rasio Ketergantungan 1,78

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

2.4.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Dalam upaya menunjang sarana perhubungan di Kota Solok, sampai tahun 2010

tercatat panjang jalan 200,54 km dan jembatan 45 buah. Dilihat dari kondisi jalan, 96,563

km (48,15%) dalam kondisi baik, 42,047 km (20,97%) sedang, 17,47 km (8,71 %) rusak

dan 44,46 km (22,17%) rusak berat. Kondisi jalan ini tentu akan berpengaruh terhadap

pengembangan UMKM di Kota Solok.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Air minum merupakan sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh setiap individu,

baik yang bersumber dari mata air, sungai, maupun PDAM. Bertambahnya jumlah penduduk

akan berakibat kepada meningkatnya kebutuhan terhadap air. Berdasarkan data, pada

tahun 2010 pelanggan baru PDAM yang meliputi rumah tangga, niaga besar, niaga kecil,

sosial khusus, sosial umum, instansi pemerintah dan industri mengalami peningkatan sebesr

Page 87: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-37

3,84 persen dari tahun sebelumnya atau dari 9.728 pelanggan menjadi 10.416 pelanggan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2.4.6.

Tabel 2.4.6Banyaknya Pelanggan Air Minum PDAM di Kota Solok

Jenis Pelanggan Jumlah

1.Rumah tangga 9.408

2.Niaga besar 385

3.Niaga Kecil 205

4.Sosial Khusus 171

5.Sosial Umum 113

6.Instansi Pemerintah 118

7. industri 16

Total 10.416

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

Pada Tabel 2.4.7. disajikan data jumlah pelanggan yang dialiri listrik di Kota

Solok Menurut Kecamatan tahun 2010. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sebagian

besar (53,86%) pelanggan PLN berada di Kecamatan Tanjung Harapan, dan sisanya(sebesar

46,14%) berdomisili di Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.

Tabel 2.4.7Jumlah Pelanggan yang Dialiri Listrik di Kota Solok

Menurut Kecamatan tahun 2010

KecamatanJumlah

PelangganPersentase

1.Lubuk Sikarah 6.557 46,14

2.Tanjung Harapan 7.653 53,86

Total 14.210 100

Sumber: Cabang PT PLN Kota Solok (2010)

c. Prasarana Komunikasi

Salah satu bentuk prasana komunikasi adalah pos. Jumlah surat yang dikirim

melalui kantor Pos Kota Solok tahun 2010 adalah sebanyak 114.075 buah, dimana 45,96%

surat pos kilat khusu. Jasa pengiriman paket juga banyak digunakan masyarakat di kantor

Pos Kota Solok. Tercatat sebanyak 7.112 buah paket yang dikirim, sebanyak 6.008 paket

yang diterima, 50 paket diantaranya berasal dari luar negeri.

Sarana komunikasi lain di Kota Solok adalah Wartel. Jumlah wartel di Kota Solok

adalah satu buah yaitu wartel KOPEGTEL. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha

wartel di Kota Solok masih memungkinkan dilakukan sebagai bentuk usaha UMKN.

Prasarana komunikasi lainnya adalah telepon umum. Pada tahun 2010 tidak ada catatan

jumlah telepon umum di Kota Solok. Hal ini kemungkinan disebabkan berkembangnya

Page 88: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-38

penggunaan telepon selular, sehingga masyarakat tidak membutuhkan adanya telepon

umum.

Di Kota Solok, jumlah saluran sambungan telepon menurut penggunaannya adalah

sebagai berikut: 1) Kantor /sekolah/residen dengan jumlah sambungan induk sebanyak 8

891, 2) Bisnis/Hotel/toko sebanyak 1.169 sambungan induk, 3) sosial/RS/yayasan sosial

sebanyak 23 sambungan induk, 4) flexi sebanyak 342 sambungan induk.

d. Prasarana Pendidikan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Daerah Kota Solok (2010) banyak sekolah

menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : TK berjumlah 18 unit, SD/MI

berjumlah 45 unit, SLTP/MTS berjumlah 8 unit, SMU/MA/SMK berjumlah 11 unit, dan

perguruan tinggi berjumlah 4 unit. Di Kota Solok pada tahun 2010 jumlah sekolah negeri

dan swasta untuk tingkat adalah 45 unit, jumlah SLTP adalah 8 unit, dan jumlah SLTA

sebanyak 11 unit seperti yang terlihat dalam Tabel 2.4.8.

Tabel 2.4.8Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kota Solok tahun 2010

TingkatPendidikan

Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1. TK 1 18 87

2. SD 42 3 7654 315 511 25

3. SLP 7 1 3729 338

4. SLA 7 4 4491 789 485 121

Sumber: BPS Kota Solok (2010)

Selanjutnya pada Tabel 2.4.9 disajikan data Banyak Perguruan Tinggi, Mahasiswa,

dan dosen per Kecamatan di Kota Solok. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa di Kota

Solok telah berkembang perguruan tinggi, sehingga dapat meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia di Kota Solok.

Tabel 2.4.9Banyak Perguruan Tinggi, Mahasiswa, dan dosen per Kecamatan

di Kota Solok

KecamatanJumlah

Perguruan TinggiJumlah

mahasiswaJumlahDosen

1. Lubuk Sikarah 1 293 33

2. Tanjung Harapan 3 4.511 293

Total 4 4.804 326

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

e. Prasarana Kesehatan

Page 89: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-39

Prasana kesehatan yang tersedia di Kota Solok disajikan dalam Tabel 2.4.10.

Berdasarkan data dalam tabel dapat diketahui bahwa jumlah tempat pelayanan kesehatan di

Kota Solok adalah berupa; RSU/T, Rumah Bersalin, puskesmas induk, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas keliling dan balai pengobatan. Tempat pelayanan kesehatan ini tersebar di kedua

Kecamatan yang ada di Kota Solok.

Tabel 2.4.10Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan

di Kota Solok

Kecamatan RSU/T RumahBersalin

Puskesmas BalaiPengobatanInduk Pembantu Keliling

1.Lubuk Sikarah 2 1 2 8 3 3

2.Tanjung Harapan 2 0 2 9 4 0

Total 4 1 4 17 7 3

Sumber: BPS Kota Solok (2010)

Pada Tabel 2.4.11. disajikan data Jumlah Tenaga Medis dan Para Medis di Kota

Solok tahun 2010 yaitu berupa; dokter spesialis, dokter umum, bidan, dan perawat pada

setiap kecamatan yang ada di Kota Solok.

Tabel 2.4.11Jumlah Tenaga Medis dan Para Medis

di Kota Solok tahun 2010

KecamatanDokter

SpesialisDokterUmum

Bidan Perawat

1. Lubuk Sikarah 0 9 32 21

2.Tanjung Harapan 1 10 33 29

Total 1 19 65 50

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

Jumlah Tenaga Medis dan Para Medis di Kota Solok tahun 2010, tidak termasuk

tenaga medis dan Para Medis di RSU (Rumah Sakit Umum ) Kota Solok. Tenaga Medis di

RSU Kota Solok terdiri dari dokter ahli Neorologi, dokter ahli bedah, dokter ahli penyakit

dalam, dokter ahli anak, dokter ahli kandungan, dokter ahli mata, dokter ahli THT, yang

masing-masing berjumlah 1 orang, dokter gigi berjumlah 2 orang, dokter umum berjumlah

11 orang dan dokter spesialis anesthesia berjumlah 1 orang.

Selain dari pada itu di RSU Kota Solok juga terdapat tenaga para medis perawatan

yang meliputi guru rawat/guru bidan yang berjumlah 22 orang, pengatur rawat kesehatan/

D2 Kep berjumlah 4 orang, Bidan/Di berjumlah 62 orang, juru rawat/SPK berjumlah 1 orang,

D3 bidan berjumlah 2 orang, SPK berjumlah 55 orang, D1 bidan berjumlah 10 orang.

Page 90: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-40

2.5 KOTA PARIAMAN

2.5.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kota Pariaman merupakan wilayah baru yang berasal dari pemekaran kabupaten

Padang Pariaman. Kota ini terletak pada 000 33 ‘ 00 “ – 000 40 ‘ 43 “ Lintang Selatan dan

1000 04 ‘ 46 “ – 1000 10 ‘ 55 “ Bujur Timur. Pada sisi sebelah barat, kota ini berbatasan

langsung dengan samudra Indonesia, sedangkan pada sisi utara, selatan, dan timur

berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Pariaman. Kota Pariaman memiliki luas

wilayah sekitar 73,36 Km2. Luas daratan kota ini setara dengan 0,17% dari luas daratan

wilayah Propinsi Sumatera Barat.

Kota Pariaman terdiri dari empat kecamatan, yaitu kecamatan Pariaman Utara,

kecamatan Pariaman Tengah, kecamatan Pariaman Timur, dan Kecamatan Pariaman

Selatan. Kecamatan Pariaman timur merupakan kecamatan termuda, karena baru yang

terbentuk pada tahun 2011. Kecamatan Pariaman Utara tercatat memiliki wilayah paling

luas, yaitu 28,45 Km2. sedangkan Kecamatan Pariaman Selatan memiliki luas wilayah

terkecil, yakni 21,14 Km2. Informasi lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.5.1Luas Wilayah Kota Pariaman Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas (Km2)

1. Pariaman Selatan 21,14

2. Pariaman Tengah 23,77

3. Pariaman Utara 28,45

4. Pariaman Timur Belum teridentifikasi

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

b. Topografi dan Iklim

Kota Pariaman merupakan daerah yang masuk dalam kategori dataran rendah,

karena terletak pada ketinggian 10-25 m dari permukaan laut. Kecamatan yang terletak

paling dekat dengan garis pantai adalah kecamatan Pariaman Tengah dan Pariaman Selatan

(0-10 mdpl), sedangkan kecamatan yang terletak agak lebih tinggi dari garis pantai adalah

kecamatan Pariaman Utara (25 mdpl).

Kota Pariaman merupakan daerah yang beriklim tropis (panas) namun selalu

mendapatkan hujan setiap bulannya. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 2.5.2

terlihat bahwa curah hujan terendah terdapat pada bulan Juli (yaitu 156 mm), sedangkan

curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April (yaitu 623 mm). Suhu rata-rata kota ini

Page 91: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-41

adalah 25,5° C. Suhu tertinggi terdapat pada bulan Mei (yaitu 26,1°C), sedangkan suhu

terendah terdapat pada bulan Nopember (yaitu 25,1°C).

Tabel 2.5.2Curah Hujan Serta Temperatur Kota Pariaman

Bulan Curah Hujan(mm)

Temperatur (°C)

Januari 424 25,7

Februari 313 25,2

Maret 214 25,7

April 623 25,8

Mei 161 26,1

Juni 254 25,7

Juli 156 25,1

Agustus 494 25,0

September 513 25,1

Oktober 504 25,3

November 448 25,1

Desember 584 25,6

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

c. Lahan dan Penggunaannya

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 2.5.3 terlihat bahwa lahan (tanah) yang

terdapat di kota Pariaman dialokasikan untuk pemukiman, sawah, tegalan, kebun campuran,

dan perkebunan rakyat. Mayoritas lahan yang ada di setiap kecamatan digunakan untuk

areal persawahan (total 2412 ha), perkebunan rakyat (total 1017,58 ha), serta pemukiman

(total 890,96 ha). Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 2.5.3 berikut ini:

Tabel 2.5.3Luas Tanah Kota Pariaman Menurut Penggunaan (ha)

Kecamatan Pemukiman Sawah TegalanKebun

CampuranPerkebunan

rakyatHutansejenis

Semak/Alang

PariamanSelatan 295,96 966

-769,61 46,58 17,75

-

Pariamantengah 450 641

-10,03 237

-16,59

PariamanUtara 145 805

-11,41 734

-35,60

Pariamantimur

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Sumber: Pariaman Dalam Angka, 2010

d. Demografi

Pada tahun 2009, jumlah penduduk Kota Pariaman tercatat sebanyak 78.552 jiwa,

dengan perincian 38.659 jiwa adalah laki-laki dan 39.893 jiwa adalah perempuan. Angka

kepadatan penduduk kota ini pada tahun 2009 adalah 1.070,77 jiwa/km2, dan angka sex

ratio (perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) pada tahun

yang sama adalah 96,91. Sebagian besar penduduk kota Pariaman terdapat di kecamatan

Page 92: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-42

Pariaman tengah (35.113 jiwa), sisanya terdapat di kecamatan Pariaman Utara (23.683 jiwa)

dan kecamatan Pariaman Selatan (19.756). Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.5.4Jumlah Penduduk Kota Pariaman Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan

Kepadatan penduduk

Kecamatan Penduduk Sex ratio Kepadatan/km2

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Pariaman Selatan 9.683 10.073 19.756 96,13 934,53

Pariaman tengah 17.422 17.691 35.113 98,48 1.477,20

Pariaman Utara 11.554 12.129 23.683 95,26 832,44

Pariaman timur Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Sumber: Pariaman Dalam Angka, 2010

2.5.2 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Tidak banyak kekayaan alam berupa bahan tambang yang terdapat di Kota

Pariaman. Tanahnya yang subur menyebabkan daerah ini lebih cocok dikembangkan untuk

usaha pertanian, perkebunan, serta peternakan.

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di kota Pariaman didominasi oleh penduduk usia muda.

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 2.4.5 berikut ini terlihat bahwa jumlah penduduk

yang berada pada usia produktif (15 – 64 tahun) berjumlah 46.397 orang (59,06%).

Sedangkan penduduk yang masuk dalam kategori usia non produktif (< 15 tahun serta > 64

tahun) berjumlah 32.155 orang (40,94%).

Tabel 2.5.5Jumlah Penduduk Kota Pariaman Menurut Kecamatan

Sumber: Pariaman dalam angka, 2010

Tabel 2.5.6Jumlah Penduduk Kota Pariaman Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Jumlah (jiwa)Persentase

(%)

0-14 tahun 26.044 33,15

15-64 tahun 46.397 59,06

65 (+) tahun 6. 111 7,79

Total 78.552 100

Sumber: Pariaman dalam angka, 2010

Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)

Pariaman Utara 19.756

Pariaman Tengah 35.113

Pariaman Selatan 12.129

Pariaman Timur Belum teridentifikasi

Page 93: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-43

Pada tahun 2008 nilai indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Pariaman adalah

73,43. Angka ini meningkat 0,61 dari IPM tahun sebelumnya (2007) yaitu 72,82. Dengan

angka IPM 73,43 tahun 2008 tersebut membawa kota Pariaman menempati peringkat 100

nasional dalam hal pembangunan manusia, meningkat 4 nomor dari posisi tahun

sebelumnya (2007) yaitu 104. Selain itu, angka IPM sebesar 73,43 tersebut membawa kota

Pariaman menempati peringkat 7 dari 19 kabupaten/kota di propinsi Sumatera Barat.

Dengan demikian dapat disimpulkan pembangunan manusia di kota Pariaman sebetulnya

telah berjalan cukup baik, namun harus tetap terus ditingkatkan.

2.5.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Total panjang jalan raya di Kota Pariaman pada tahun 2009 adalah 280,875 km.

Jalan raya yang sudah diaspal panjangnya adalah 212,039 km. Sedangkan sisanya

merupakan jalan dengan permukaan kerikil (22,096 km) dan jalan tanah (46,74 km). Jalan

raya di kota Pariaman di dominasi oleh jalan kota (258,850 km). Sedangkan sisanya adalah

jalan negara (14,075 km) dan jalan propinsi (7,950 km).

Tabel 2.5.7Panjang Jalan Negara, Propinsi, dan Kota Berdasarkan Kecamatan

KecamatanPanjang Jalan (km)

Negara Propinsi Kota

Pariaman Selatan 3,375 5,650 70,650

Pariaman Tengah 4,650 2,300 93,740

Pariaman Utara 6,050 - 94,460

Pariaman Timur Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi

Sumber: Pariaman dalam angka, 2010

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan yang bertanggung

jawab menyediakan kebutuhan air minum bagi penduduk kota Pariaman. Hingga tahun

2010, jumlah air minum yang sanggup diproduksi oleh PDAM kota Pariaman adalah 799.789

m3. Adapun sumber air yang digunakan untuk memproduksi air minum tersebut berasal dari

1 sumur bor dan 1 sumur pompa. Pelanggan terbesar air minum tersebut adalah rumah

tangga (412,350 m3) dan perkantoran (50,317 m3).

Tabel 2.5.8Pemakaian Air Minum Menurut Jenis Langganan

KecamatanRumahtangga

KantorPemerintah

SosialNiaga &Industri

KranUmum

Lainnya

Page 94: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-44

Pariaman Selatan * * * * * *

Pariaman tengah 352.214 50.261 3.512 3.147 18.956 4.931

Pariaman utara 60.136 56 2.756 - 1.284 -

Pariaman timur Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Sumber: Pariaman dalam angka, 2010 * Data tidak tersedia

Sejak tahun 2008 seluruh desa/kelurahan yang terdapat di Kota Pariaman telah

dialiri oleh listrik. Pada tahun tersebut jumlah pelanggan tercatat sebanyak 15.415 orang.

Jumlah pelanggan sebanyak ini diperoleh dari pelanggan yang tercatat pada PLN Ranting

Pariaman dan PLN Unit Jaga Kurai Taji.

c. Prasarana Komunikasi

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan terjadinya di

masyarakat, khususnya berkenaan dengan penggunaan alat yang digunakan untuk

berkomunikasi. Jika sebelumnya didominasi oleh surat, maka sekarang ini lebih didominasi

oleh telepon seluler atau email.

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan seperti Gedung SD (negeri maupun swasta) hingga SMA

(negeri maupun swasta) telah tersedia di setiap kecamatan di Kota Pariaman. Jumlah

gedung SD yang sudah dibangun adalah 74 unit, SMP 9 unit, dan SMA 5 unit. Jumlah murid

SD adalah 11.237 orang, jumlah murid SMP 4.705 orang, dan murid SMA adalah 3.788

orang. Adapun jumlah guru SD 249 orang, guru SMP 274 orang, dan guru SMA 269 orang.

Tabel 2.5.9Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SD di Kota Pariaman Tahun 2009

Kecamatan Gedung SD (unit) Murid (orang) Guru (unit)

Pariaman selatan 17 2.601 157

Pariaman tengah 28 5.054 272

Pariaman utara 29 3.582 249

Pariaman timur Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Jumlah 74 11.237 249

Sumber : Pariaman dalam angka, 2010

Tabel 2.5.10Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMP di Kota Pariaman Tahun 2009

KecamatanGedung SMP

(unit)Murid (unit) Guru (unit)

Pariaman selatan 3 1.435 122

Pariaman tengah 3 2.020 146

Pariaman utara 3 1.250 106

Pariaman timur Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Jumlah 9 4.705 274

Sumber : Pariaman dalam angka, 2010

Page 95: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-45

Tabel 2.5.11Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMA di Kota Pariaman Tahun 2009

KecamatanGedung SMA

(unit)Murid (unit) Guru (unit)

Pariaman selatan 1 1,213 46

Pariaman tengah 2 2,033 179

Pariaman utara 4 542 43

Pariaman timur Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Belumteridentifikasi

Jumlah 7 4.048 293

Sumber : Pariaman dalam angka, 2010

e. Prasarana Kesehatan

Berbagai prasarana kesehatan telah tersedia di Kota Pariaman. Pada setiap

kecamatan telah terdapat 2 unit puskesmas (total 6 unit) serta 4 unit puskesmas keliling

(total 12 unit). Selain itu, juga terdapat puskesmas pembantu sebanyak 12 unit, rumah

bersalin sebanyak 2 unit. Sedangkan untuk tenaga kesehatan, Kota Pariaman telah memiliki

21 orang dokter umum, 9 orang dokter gigi, 43 orang sarjana kesehatan masyarakat, 48

orang sarjana farmasi, 6 orang sarjana kesehatan. 1 orang dokter PTT, dan 60 orang bidan.

Tabel 2.5.12Jumlah Puskesmas dan Prasarana Kesehatan di Kota Pariaman Tahun 2009

KecamatanPuskesmas

(unit)Puskel(unit)

Pustu(unit)

Rumahbersalin(unit)

SarjanaKM

(orang)

SarjanaFarmasi(orang)

Pariaman selatan 2 4 5 - 11 10

Pariaman tengah 2 4 3 2 10 11

Pariaman utara 2 4 4 - 11 16

Pariaman timur - - - - - -

Sumber: Pariaman dalam angka, 2010

2.6 KOTA PADANG PANJANG

2.6.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Keadaan Geografi

Padang Panjang merupakan kota terkecil dalam wilayah Propinsi Sumatera Barat

dengan luas 2.300 Ha atau sekitar 0,05 persen dari luas Sumatera Barat. Secara geografis

Kota Padang Panjang terletak antara 100o 20’ dan 100o 30’ Bujur Timur serta 0o 27’ dan 0o

32 Lintang Selatan. Kota Padang Panjang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanah

Page 96: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-46

Datar, yakni sebelah utara, selatan, dan barat dengan Kecamatan X Koto serta sebelah timur

dengan Kecamatan Batipuh.

Kota Padang Panjang terdiri dari dua kecamatan yaitu Padang Panjang Barat dengan

luas 975 Ha dan Padang Panjang Timur dengan luas 1.325 ha, dimana masing-masing

kecamatan memiliki delapan kelurahan.

Tabel 2.6.1.Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

di Kota Padang Panjang 2009

No KecamatanLuas Jumlah

kelurahanHa Persentase

1 Padang Panjang Barat 975 42,39 8

2 Padang Panjang Timur 1.325 57,61 8

Jumlah 2.300 100 16

Sumber: BPS, 2010

Wilayah Kota Padang Panjang merupakan dataran tinggi yang berada pada

ketinggian antara 650 sampai 850 meter, dengan posisinya yang diapit oleh tiga gunung,

yaitu Gunung Merapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikat menyebabkan daerah ini

beriklim sejuk dengan temperatur udara rata-rata pada tahun 2009 sebesar 21,9 0C. Curah

hujan Kota Padang Panjang pada tahun 2009 cukup tinggi, yaitu 245 hari hujan. Temperatur

udara rata-rata tiap tahun selalu meningkat, selain itu jika diteliti dari lama penyinaran

matahari, tiap tahunnya juga terjadi peningkatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Geofisika Kota Padang Panjang, pada

tahun 2009 tercatat terjadi 2.687 getaran gempa. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan

getaran gempa yang terjadi pada tahun 2008 yang tercatat hanya sebanyak 817. Intensitas

getaran gempa tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebanyak 1.169 getaran gempa.

b. Pemerintahan

Sejarah Kota Padang Panjang berawal dari dibentuknya setelah proklamasi

kemerdekaan RI suatu kawedanan yang wilayahnya meliputi Padang Panjang, Batipuh dan X

Koto yang berkedudukan di Padang Panjang. Berdasarkan Ketetapan Ketua PDRI tanggal 1

Januari 1950 tentang Pembagian Propinsi juga sekaligus merupakan pembagian Kabupaten

dan Kota antara lain Bapituh dan X Koto masuk kedalam wilayah Kabupaten Tanah Datar,

sehingga Padang Panjang hanya merupakan tempat kedudukan Wedana yang

mengkoordinir Kecamatan X Koto. Kemudian berdasarkan UU No. 8 tahun 1956 tentang

Page 97: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-47

Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil di lingkungan Propinsi Sumatera Tengah, maka

lahirlah secara resmi Kota Kecil Padang Panjang.

Berdasarkan keputusan DPRD tentang Peralihan Kota Praja tanggal 25 September

1957 No. 12/K/DPRD-PP/57, maka Kota Praja Padang Panjang dibagi kedalam 4 wilayah

administratif yang disebut dengan Resort, yaitu Resort Gunung, Resort Lareh Nan Panjang,

Resort Pasar dan Resort Bukit Surungan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1965 istilah Kota Praja diganti menjadi Kota Madya dan berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 44 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1982

tentang Susunan dan Tata Kerja Pemerintahan Kelurahan, maka Resort diganti menjadi

Kecamatan dan Jorong diganti menjadi Kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.13 tahun 1982, Kota Padang Panjang dibagi atas dua kecamatan dengan 16

kelurahan, dimana masing-masing kecamatan terdiri dari delapan kelurahan.

Khusus untuk tahun 2004 dan 2009 disamping memilih anggota legislatif seperti

pemilu-pemilu sebelumnya juga dilakukan pemilihan Dewan Perwakilan Daerah serta

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Sampai tahun 2009, telah

terlaksana sembilan kali pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999,

2004, dan 2009.

Pada pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2009, pemilu dilaksanakan hanya

satu putaran, berbeda dengan pelaksanaan pemilu tahun 2004 yang berlangsung dalam dua

putaran. Calon pasangan presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2009 adalah

S.B.Yudhoyono-Boediono, M.Y Kalla-Wiranto, dan Megawati-Prabowo dengan perolehan

suara di Kota Padang Panjang berturut-turut adalah 16.163 suara, 2.948 suara, dan 729

suara .

Selain peta politik yang telah disebutkan, disajikan pula gambaran mengenai

keadaan SDM pada seluruh Dinas/Instansi di Kota Padang Panjang. Pada Dinas/ Instansi di

lingkungan Pemda dan Instansi Vertikal, apabila dilihat dari golongannya terdapat 73

pegawai Golongan I, 743 pegawai Golongan II, 1.455 pegawai Golongan III, 609 pegawai

Golongan IV. Sementara untuk Kantor BUMN/BUMD terdapat 224 orang pegawai. Jika dilihat

dari tingkat pendidikannya, terdapat: 32 pegawai lulusan SD, 165 pegawai lulusan SMP, 807

pegawai lulusan SMA, 811 pegawai lulusan D1- D3, 1234 pegawai lulusan S1, 104 pegawai

lulusan S2, dan satu pegawai lulusan S3.

c. Penduduk dan Angkatan Kerja

1) Penduduk

Berdasar hasil proyeksi, jumlah penduduk Kota Padang Panjang pada tahun 2009

adalah sebesar 54.880 jiwa. Dengan jumlah tersebut, Kota Padang Panjang memiliki

Page 98: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-48

kepadatan penduduk sebesar 2.386 jiwa/km2. Jika dibandingkan antara kecamatan Padang

Panjang Barat dan Padang Panjang Timur, tampak bahwa kepadatan penduduk di Padang

Panjang Barat lebih tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan Padang Panjang Timur, yaitu

3.409 jiwa/km2 dibanding 1.584 jiwa/km2. Untuk Kecamatan Padang Panjang Barat,

pemusatan penduduk terjadi di Kelurahan Balai-Balai sebesar 9.186 jiwa/km2, sedangkan

Kecamatan Padang Panjang Timur pada Kelurahan Tanah Pak Lambik sebesar 7.169

jiwa/km2

Dari total 54.880 jiwa, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan masing-masing

adalah 27.293 jiwa dan 27.587 jiwa dengan sex ratio adalah 98,93. Artinya dalam setiap 100

orang perempuan terdapat sekitar 99 orang laki-laki di Kota Padang Panjang. Sementara jika

dilihat dari kelompok umur, jumlah penduduk kelompok umur 5-9 tahun memiliki populasi

paling tinggi yaitu sebesar 5.969 jiwa dan kelompok umur 70-74 tahun memiliki populasi

terkecil , yakni sebesar 869 jiwa.

Dari segi pendidikan, komposisi penduduk dapat dilihat menurut usia sekolah dan

tingkat pendidikan. Usia sekolah yang dipakai adalah usia 5-24 tahun, jadi jumlah penduduk

usia sekolah Kota Padang Panjang tahun 2009 sebesar 20.817 jiwa. Jika dilihat dari

kelompok umur, jumlah penduduk usia sekolah paling banyak terdapat pada kelompok umur

7-12 tahun sebesar 7.002 jiwa dan yang paling sedikit adalah kelompok umur 5-6 tahun

sebesar 2.395 jiwa.

2) Angkatan Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja, dengan batasan yang selama ini

dipakai oleh BPS adalah usia 15-64 tahun. Sedangkan angkatan kerja adalah bagian dari

tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

produktif. Sementara bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak

bekerja ataupun tidak mencari pekerjaan (LDUI, 1981). Jadi, tenaga kerja meliputi angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja.

Berdasarkan data Susenas tahun 2009 didapat jumlah 25.944 jiwa angkatan kerja

dengan 14.690 jiwa angkatan kerja laki-laki dan 11.254 jiwa angkatan kerja perempuan. Jika

dilihat menurut jenis kegiatannya, terdapat 23.091 jiwa yang bekerja dan 2.853 yang

sedang mencari pekerjaan. Untuk penduduk bukan angkatan kerja berjumlah 14.301 jiwa

dengan jumlah perempuan lebih dari dua kali lipat daripada laki-laki (9.601 jiwa dan 4700

jiwa, dimana sebagian besar memiliki kegiatan mengurus rumah tangga. Menurut lapangan

usahanya, jumlah angkatan kerja paling besar terdapat pada sektor Perdagangan, Rumah

makan, dan Hotel sebesar 36,27 persen.

Page 99: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-49

Untuk lapangan usaha selanjutnya yang mampu menyerap banyak angkatan kerja

adalah Jasa Kemasyarakatan, sebesar 30,07 persen. Sedangkan sektor-sektor tersebut,

sektor Listrik, Gas, dan Air dan sektor Pertambangan dan Penggalian hanya mampu

menyerap angkatan kerja sangat sedikit sebesar 0,55 persen dan 0,84 persen.

d. Sosial

1) Pendidikan

Pendidikan memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa. Karena

dengan pendidikan dapat terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu

berkompetisi dalam tantangan era globalisasi. Oleh karena itu bidang pendidikan harus

senantiasa mendapat prioritas utama dalam anggaran pembangunan suatu daerah.

Karena pentingnya pendidikan tersebut, hendaknya terdapat pemerataan

kesempatan pendidikan. Untuk itu, dapat dilakukan dengan penyediaan sarana dan

prasarana belajar, seperti gedung sekolah, tenaga pengajar, dan sebagainya. Di Padang

Panjang secara keseluruhan sarana pendidikan sudah cukup memadai mulai dari Taman

Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Taman Kanak-kanak berjumlah 15 unit

dengan murid sebanyak 1103 orang dan jumlah guru sebanyak 109 orang. Sekolah Dasar

(SD) Negeri/Swasta serta Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2009 tercatat sebanyak 39

dengan murid sejumlah 6881 orang dan guru sebanyak 512 orang. Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) Negeri dan Swasta tercatat 16 unit dengan jumlah murid sebanyak 4.732

orang dan jumlah guru sebanyak 558 orang. Selain itu SLTA (Umum dan Kejuruan) tercatat

19 unit dengan jumlah siswa 5.984 orang termasuk Madrasah Aliyah Negeri/Swasta dan

didukung oleh 792 orang guru.

2) Kesehatan

Kualitas sumber daya manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pendidikan,

tetapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah faktor kesehatan. Seperti pada penilaian

Indeks Pembangunan Manusia yang penilaiannya terkonsentrasi pada tiga hal, yaitu

Pendidikan, Kesehatan, dan Daya Beli. Ketiga hal tersebut merupakan ukuran keberhasilan

pembangunan, baik pada level nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Oleh karena itu,

sumber daya manusia yang memiliki fisik yang sehat dan mental yang kuat diharapkan

mampu menyerap/menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan

keberhasilan pembangunan nasional yang dicita-citakan. Kesehatan yang memadai dapat

dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang kesehatan.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang, pada tahun 2009 Kota

Padang Panjang memiliki 2 unit Rumah Sakit, RSUD dan Rumah Sakit Ibnu Sina (Yarsi), 3

Page 100: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-50

unit Puskesmas dengan 7 unit Puskesmas Pembantu. Tenaga Dokter, Bidan, Perawat dan

tenaga lainnya dari masing-masing sarana kesehatan tersebut adalah sebanyak 272 orang di

Rumah Sakit Umum, 87 orang di Rumah Sakit Swasta dan 206 orang di puskesmas. Baik

pada Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta, pasien yang paling banyak

dirawat adalah pasien penyakit dalam. Setelah itu pasien yang banyak dirawat adalah

kebidanan, kesehatan anak, dan bedah.

3) Keluarga Berencana

Menurut hasil pencatatan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB, pada tahun

2009 terjadi peningkatan jumlah rumah tangga yang Sejahtera I, Sejahtera III, dan

Sejahtera III Plus sedangkan untuk jumlah rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan

Prasejahtera dan Sejahtera II berkurang. Dengan adanya peningkatan pada Sejahtera III

Plus, dari 926 rumah tangga pada tahun 2008 menjadi 1318 rumah tangga dan penurunan

jumlah rumah tangga Prasejahtera dari 54 menjadi 28 rumah tangga.

Dilihat dari data jumlah Akseptor KB, suntikan merupakan akseptor KB yang paling

banyak dipakai oleh penduduk Padang Panjang, sementara itu yang paling sedikit dipakai

adalah akseptor MO.

2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Padang Panjang adalah kota terkecil dalam lingkungan Provinsi Sumatera Barat

yang terletak pada jalur lalu lintas antara kota Padang dan Kota Bukittinggi. Kota Padang

Panjang dikenal sebagai kota dengan hawa yang sejuk dengan suhu udara maksimum

26.1 °C dan minimum 21.8 °C, dengan curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata

3.295 mm/tahun. Di bagian utara dan agak ke barat berjejer tiga gunung: Gunung Marapi,

Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikat.

Kota Padang Panjang berada pada daerah pegunungan yang sangat cocok untuk

daerah pertanian dan holtikultura. Walapupun demikian, sebagai kota dengan daerah yang

relatif kecil, maka sektor pertanian dan perkebunan tidak menjadi sumber utama yang

berkontribusi terhadap PDRB Kota Padang Panjang. Salah satu sektor yang memberikan

kontribusi kepada PDRB Kota Padang Panjang adalah transportasi dan komunikasi. Sektor ini

menjadi berkembang dengan pesat didukung oleh posisi kota sebagai salah satu pintu

gerbang ke kota Padang.

Sektor lain yang memberikan kontribusi kepada PDRB Kota Padang adalah industri

makanan, industri kerajinan bordir dan industri kerajinan kulit. Industri kulit menjadi salah

satu komoditi andalan di Kota Padang Panjang yang didukung dengan bahan baku dan

peluang pasar yang masih besar.

Page 101: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-51

b. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia di Kota Padang didominasi oleh penduduk usia muda. Bila

dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kota Padang dapat digolongkan ke dalam

penduduk yang mayoritas memiliki produktivitas yang tinggi, dimana jumlah penduduk usia

0-14 tahun sebesar 31,49% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 5,42%. Sisanya

sebesar 63,08% berusia antara 15 – 65 tahun. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif

(usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2009 mencapai 63,08% dari total

keseluruhan, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 58,51%. Artinya secara

rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 59 penduduk tidak produktif.

Tabel 2.6.2.Kelompok Umur dan Persentase Penduduk

di Kota Padang Panjang Tahun 2009

Kelompok Umur Persentase

0 – 14 31,49%

15 – 64 63,08%

65 + 5,42%

Rasio Ketergantungan 58,51%

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kota Padang

pada tahun 2009 mencapai 63,08% dari total penduduk, atau sebanyak 34.621 orang.

2.6.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Pada tahun 2009 total panjang jalan Kota Padang Panjang adalah 94,67 km yang

terdiri dari 12,67 km jalan Negara dan 82 km jalan kota. Dari seluruh kendaraan bermotor

wajib uji yang diuji pada tahun 2009, jumlah terbesar adalah untuk kategori pick up tidak

umum dan truk tidak umum. Sedangkan di urutan berikutnya adalah untuk jenis kendaraan

minibus umum dan truk umum.

b. Prasarana air minum dan listrik

Jumlah pelanggan PLN di Kota Padang Panjang dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 pelanggan PLN berjumlah 891 pelanggan, dan

tahun 2008 menjadi 9260 pelanggan, tahun kemudiaan yakni tahun 2009 menjadi 9.398

pelanggan. Dilihat dari jenis tarif ternyata ternyata pelanggan PLN di Kota Padang Panjang

Page 102: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-52

yang terbesar berasal dari jenis tarif R.1 yaitu 7.888 pelanggan dan kemudian diikuti oleh

B.1 sebanyak 947 pelanggan.

Air bersih merupakan kebutuhan dasar masyarakat apalagi untuk daerah perkotaan.

Dilihat dari jumlah pelanggan PDAM dari 5.645 pelanggan pada tahun 2008 menjadi 5.742

pelanggan pada tahun 2009. Jenis pelanggan terbesar dari PDAM Kota Padang Panjang

berasal dari pelanggan rumah tangga yaitu 4.960 pelanggan atau 83 persen dari seluruh

pelanggan. Sedangkan kalau dilihat perbandingan pelanggan PDAM antar kecamatan

sebagian besar atau 75 persen pelanggan PDAM di Kota Padang Panjang berdomisili di

Kecamatan Padang Panjang Barat dan 25 persennya berdomisili di Kecamatan Padang

Panjang Timur.

Dilihat dari debit pemakaian air, ternyata pada tahun 2009 di Kecamatan Padang

Panjang Barat telah dimanfaatkan air PDAM sebanyak 1.909.189 m3 untuk berbagai

keperluan hidup masyarakat. Sedangkan kalau ditinjau dari segi produksi ternyata pada

tahun 2009 PDAM telah memproduksi sebanyak 2.300.808 m3

c. Prasarana komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan sarana komunikasi untuk dapat

saling berinteraksi. Salah satu sarana komunikasi yang sudah lama dan akrab di masyarakat

adalah pos. Kalau kita perhatikan pemanfaatan jalur pos oleh masyarakat pada tahun 2009

mengalami penurunan baik untuk surat yang dikirim mapun yang diterima. Untuk surat biasa

yang dikirim, terjadi penurunan sebesar 23,5 persen dari 25.548 surat pada tahun 2008

menjadi 19.542 surat pada tahun 2009. Hal yang sama juga terjadi untuk surat tercatat

dimana surat tercatat yang dikirim turun dari 157 menjadi 142 surat, bahkan penurunan

yang sangat signifikan terjadi untuk surat tercatat yang diterima dari 455 surat tahun 2008

menjadi 31 surat tahun 2009.

Sarana komunikasi lain yang selama ini biasa dimanfaatkan masyarakat adalah

telepon. Akan tetapi pemanfaatan dari perusahaan telepon oleh masyarakat semakin

berkurang. Pada tahun 2008 pelanggan telepon di Kota Padang Panjang berjumlah 4.566

pelanggan sedangkan tahun 2009 turun menjadi 3.700 pelanggan.

Berbagai tempat wisata tersedia dan dapat dikunjungi di Kota Padang Panjang

diantaranya Minang Fantasi (MIFAN), PDIKM, Pemandian Lubuk Mata Kucing dll. Dilihat dari

jumlah pengunjung wisata untuk tahun 2009 terjadi penurunan dibandingkan tahun 2008

yaitu dari 660.562 pengunjung menjadi 292.004 pengunjung. Dari total pengunjung tahun

2009, tampaknya MIFAN menjadi tujuan wisata favorit dengan jumlah pengunjung sebanyak

264.000 orang.

Page 103: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-53

2.7 KOTA SAWAHLUNTO

2.7.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Sejarah, letak geografis dan luas wilayah

Kota Sawahlunto merupakan kota tambang, yang dimulai sejak ditemukannya

cadangan batu bara di kota ini pada pertengahan abad ke-19 oleh Ir. de Greve, yang

kemudian sejak 1 Desember 1888 pemerintah Hindia-Belanda mulai melakukan investasi,

yaitu ketika uang sebesar 5.5 juta gulden ditanamkan oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk

membangun berbagai fasilitas pengusahaan tambang batubara, dalam memenuhi kebutuhan

industri dan transportasi masa itu. Kemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai Hari Jadi

Kota Sawahlunto.

Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892, dan seiring dengan itu kota

ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan pemukiman ini terus

berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan

pekerja tambang.

Selanjutnya pemerintah Hindia-Belanda juga membangun jalur kereta api dengan

biaya 17 juta Gulden untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari kota

Sawahlunto menuju kota Padang. Sebelumnya pada tahun 1888, jalur kereta api beroperasi

hanya sampai ke Muara Kalaban dan kemudian baru mencapai kota Sawahlunto pada tahun

1894.

Sebelumnya kota ini juga merupakan kampung tahanan, dimana sampai tahun 1898

usaha tambang ini masih mengandalkan pekerja paksa yaitu narapaidana yang dipaksa

bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Dan pada tahun 1908 untuk

upah buruh paksa adalah sebesar 18 sen/hari dan jika membangkang dapat dikenakan

sangsi hukum cambuk, upah buruh kontrak sebesar 32 sen/hari dan mendapatkan fasilitas

tempat tinggal serta jaminan kesehatan. Sedangkan untuk buruh bebas upahnya sebesar 62

sen/hari tanpa mendapat fasilitas apapun.

Pada tahun 1918 kota Sawahlunto telah dikategorikan sebagai Gemeentelijk Ressort

atau Gemeente dengan luas wilayah 778 Ha, atas keberhasilan kegiatan pertambangannya.

Adanya angkutan kereta api telah mendorong produksi pertambangan batu bara

memberikan hasil yang positif, dimana pada tahun 1920 produksi batu bara dari hanya

puluhan ribu ton menjadi ratusan ribu ton per tahun, dari usaha yang rugi menjadi usaha

dengan laba besar sampai 4,6 juta Gulden dalam setahun. Sehingga sampai pada tahun

1930, kota ini telah berpenduduk sebanyak 43.576 jiwa, diantaranya 564 jiwa adalah orang

Belanda (Eropa).

Setelah kemerdekaan Indonesia, selanjutnya hak penambangan dikelola oleh negara

dan diberikan kepada PT. Tambang Batubara Ombilin (TBO), namun kemudian perusahaan

Page 104: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-54

ini dilikuidasi menjadi anak perusahan dari PT. Bukit Asam yang terdapat di Sumatera

Selatan. Dan seiring dengan reformasi pemerintahan dan bergulir otonomi daerah,

masyarakat setempat pun menuntut untuk dapat melakukan penambangan sendiri.

Kota Sawahlunto terletak antara 0o 33' 40"– 0o 48' 33" Lintang Selatan dan 100o 41'

59"– 100o 49' 60"Bujur Timur, Secara administratif Kota Sawahlunto terdiri dari 4

Kecamatan, 10 Kelurahan, dan 27 Desa. Wilayah Kota Sawahlunto berbatasan dengan 3

Kabupaten tetangga yaitu :

1) Sebelah utara : Kabupaten Tanah Datar

2) Sebelah selatan dan barat : Kabupaten Solok

3) Sebelah timur : Kabupaten Sijunjung

Wilayah Kota Sawahlunto tercatat memiliki luas 27.344,7 ha atau sekitar 0,65

persen dari luas Propinsi Sumatera Barat. Jarak dari Kota Sawahlunto ke kota Padang

(ibukota propinsi) adalah 94 km, dapat ditempuh melalui jalan darat dalam waktu sekitar 2

jam dengan kendaraan roda empat.

Tabel 2.7.1.Luas Kecamatan, Jumlah Kelurahan dan Desa

di Kota Sawahlunto 2010

No KecamatanLuas Jumlah

KelurahanJumlah Desa

Km2 Persentase

1 Silungkang 32,93 12,04 - 5

2 Lembah Segar 52,58 19,23 6 5

3 Barangin 88,55 32,38 4 6

4 Talawi 99,39 36,35 - 11

Jumlah 273,45 100 10 27

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka tahun 2010

Bila dilihat dari luas wilayah Kecamatan, maka Kecamatan yang paling kecil luasnya

adalah Kecamatan Silungkang dengan luas 32,93 km², sedangkan Kecamatan yang paling

luas adalah Kecamatan Talawi, yakni 99,39 km², kemudian diikuti Kecamatan Barangin

dengan Luas 88,55 Km² dan Lembah Segar 52,58 km².

b. Topografi dan iklim

Secara topografi, Sawahlunto terletak pada daerah perbukitan dengan ketinggian

antara 250 - 650 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah kota Sawahlunto

terletak pada ketinggian 100 – 500 meter, temperatur udara berkisar antara 220 C – 330C.

Page 105: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-55

Terdapat beberapa sungai yang melintasi Kota Sawahlunto yaitu :

1) Batang Lasi, di Kecamatan Silungkang

2) Batang Lunto, di Kecamatan Lembah Segar

3) Batang Sumpahan, di Kecamatan Barangin

4) Batang Malakutan, di Kecamatan Barangin

5) Batang Ombilin, di Kecamatan Talawi

c. Lahan dan penggunaannya

Wilayah Kota Sawahlunto tercatat memiliki luas 27.344,7 Ha dari luas lahan yang

ada terbesar digunakan untuk kebun campuran/sejenis seluas 9.801 Ha dan terbesar kedua

adalah wilayah hutan seluas 4.735 Ha. Pembagian luas lahan menurut penggunaannya

dapat dilihat pada gambar 2.7.1.

Gambar 2.7.1 Luas Lahan Menurut Penggunaannya Kota Sawahlunto 2010

d. Demografi

Penduduk Kota Sawahlunto berdasarkan Hasil Pengolahan Registrasi Penduduk di

seluruh Desa/Kelurahan, mencatat bahwa pada akhir Tahun 2009 jumlah penduduk Kota

Sawahlunto berjumlah 55.291 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 13.891 rumah

tangga.

Bila dilihat distribusi Penduduk menurut Kecamatan, tampak bahwa Kecamatan

dengan jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Talawi, sebanyak 17.388 jiwa, setelah

itu Kecamatan Barangin dengan jumlah penduduk sebanyak 16.304 jiwa, kemudian

Page 106: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-56

Kecamatan Lembah Segar sebanyak 12.044 jiwa. Sedangkan yang paling sedikit

penduduknya adalah Kecamatan Silungkang, yaitu sebanyak 9.555 jiwa.

Menurut jenis kelamin, penduduk Kota Sawahlunto di tahun 2009 terdiri dari 27.241

orang laki-laki dan 28.050 orang perempuan, sehingga dengan komposisi penduduk

tersebut, menghasilkan rasio jenis kelamin sebesar 97,12.

Kepadatan penduduk Kota Sawahlunto tahun 2009 adalah sebesar 200,20 jiwa/km2.

Kecamatan yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Silungkang dengan kepadatan

290,13 jiwa/km2. Sedangkan yang terjarang adalah Kecamatan Talawi dengan kepadatan

174,95 jiwa/km2.

2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kota Sawahlunto memiliki wilayah sekitar 0.65% dari total luas provinsi Sumatera

Barat. Kota ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi sumber daya

hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai

dan kolam.

Kota Sawahlunto memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Sumber

daya perkebunan yang terbesar berupa kebun karet dan kakao. Selain sumber daya alam

tersebut diatas Kota Sawahlunto memiliki potensi untuk pengembangan peternakan, baik

peternakan besar, kecil maupun unggas.

b. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia di Kota Sawahlunto didominasi oleh penduduk usia muda. Bila

dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kota Sawahlunto dapat digolongkan ke

dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke ‘penduduk muda’), dimana jumlah

penduduk usia 0-14 tahun sebesar 31,43% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar

5,75%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua) berdampak

pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2009 mencapai 62,82% dari total

keseluruhan, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 59,18%. Artinya secara

rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 59 penduduk tidak produktif.

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kota

Sawahlunto pada tahun 2009 mencapai 62,82% dari total penduduk, atau sebanyak 34.734

orang. Jumlah Pencari Kerja yang informasinya didapat dari Kantor Kependudukan Catatan

Sipil dan KB Kota Sawahlunto sebanyak 3.745 orang. Bila dilihat berdasarkan tingkat

Page 107: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-57

pendidikannya sebagian besar pencari kerja di Sawahlunto berpendidikan Sekolah Menengah

Atas (66,65 %).

Tabel 2.7.2.Kelompok Umur dan Persentase Penduduk

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Kelompok Umur Persentase

0 – 14 31,43

15 – 64 62,82

65+ 5,75

Rasio Ketergantungan 59,18

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2009, nilai IPM Kota Sawahlunto adalah 74,71 meningkat dibanding tahun 2008

dengan nilai IPM 74,29 (Tabel 2.7.3). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota

se-Provinsi Sumatera Barat, nilai IPM Kota Sawahlunto berada pada posisi ke 6 (enam)

diantara 19 kabupaten/kota. Hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini masih

perlu ditingkatkan. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 81, sama dari tahun

sebelumnya.

Tabel 2.7.3Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kota Sawahlunto Tahun 2008 – 2009

IPM & KomponenKota Sawahlunto

2008 2009

Angka Harapan Hidup (tahun) 71,22 71,44

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8,77 8,95

Angka Melek Huruf (persen) 98,43 98,50

Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 622,71 623,01

IPM 74,29 74,71

Peringkat SUMBAR 6 6

Peringkat Nasional 81 81

Sumber : IPM Sumatera Barat 2009

2.7.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kota Sawahlunto tercatat sepanjang 475,53 km; terdiri dari 8,15 km

Jalan Negara, 27,09 km Jalan Propinsi, dan 440,29 km Jalan Kota. Apabila dirinci menurut

Page 108: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-58

kondisi; sepanjang 215,00 km berkondisi baik, 101,41 km berkondisi sedang, 63.31 km

rusak, serta 95,82 km kondisinya rusak berat.

b. Prasarana air minum dan listrik

Pelanggan air bersih PDAM Kota Sawahlunto selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Survei Tahunan Perusahaan Air Bersih tahun 2009, jumlah pelanggan

PDAM Kota Sawahlunto sebanyak 5.012 pelanggan, terdapat sedikit penambahan dari tahun

sebelumnya yang berjumlah 4.788 pelanggan. Rumah tangga merupakan konsumen PDAM

terbesar, persentasenya mencapai 90,74 persen dari total pelanggan keseluruhan atau

berjumlah 4.548 pelanggan.

Selama tahun 2009 PT PLN tidak melakukan penambahan jaringan listrik baru. Dari

37 Desa/Kelurahan yang ada di Kota Sawahlunto, sampai dengan tahun 2009 masih

terdapat 1 (satu) Desa yang belum dialiri listrik, yaitu Desa Taratak Bancah di Kecamatan

Silungkang.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kota Sawahlunto, seperti kantor pos

untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung.

Jumlah desa/kelurahan yang telah tersambung jaringan telepon di Kota Sawahlunto

Pada tahun 2009 berjumlah 30 desa/kelurahan atau 81,08 persen. Jumlah pelanggan PT.

Telkom Sawahlunto seluruhnya berjumlah 3.008 unit, didominasi oleh pelanggan rumah

tangga sebanyak 2.859 unit atau 95,05 persen

Jasa pelayanan Kantor Pos yang paling banyak dipakai oleh masyarakat Kota

Sawahlunto adalah pengiriman surat biasa. Di tahun 2009 tercatat sebanyak 6.144 surat

biasa dikirim dari Kota Sawahlunto dan sebanyak 17.836 yang diterima. Pelayanan paket pos

pada tahun 2009 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun

2009 tercatat sebanyak 482 kg paket pos yang dikirimkan dari Kota Sawahlunto, sedangkan

di tahun 2008 jumlahnya sebanyak 438 kg; untuk paket pos yang diterima Kota Sawhlunto

berjumlah sebanyak 1.024 kg di tahun 2009, sedangkan di tahun 2008 berjumlah 931 kg.

d. Prasarana pendidikan

Jumlah Taman Kanak-kanak di Kota Sawahlunto di Tahun 2009 ada sebanyak 39

unit, dengan jumlah kelas sebanyak 70 kelas, jumlah gurunya sebanyak 197 orang, dan

murid sebanyak 1.379 orang.Jumlah Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat di Kota

Sawahlunto berjumlah sebanyak 62 unit. Jumlah keseluruhan kelas yang tersedia sebanyak

376 kelas, dengan jumlah guru 736 orang, dan daya tampung murid sebanyak 7.054 orang.

Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat di Kota Sawahlunto

pada tahun 2009 berjumlah sebanyak 14 unit dengan jumlah kelas sebanyak 106 kelas.

Page 109: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-59

Jumlah murid yang tertampung di seluruh SMP pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3.526

orang dan jumlah guru yang mengajar tercatat sebanyak 407 orang.

Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA/SMK di Kota Sawahlunto berjumlah

sebanyak 9 unit, dengan jumlah kelas sebanyak 88 kelas, 377 tenaga guru yang bertugas,

dan menampung sebanyak 2.582 murid.

Tabel 2.7.4Jumlah Sekolah, Murid, Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

Di Kota Sawahlunto Tahun 2009

SekolahJumlah Sekolah Murid Guru Jumlah

SekolahNegeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1. TK 39 1379 197 39

2. SD 54 4 6379 269 648 40 58

- MI 3 1 301 105 34 14 4

3. SLTP 8 2 2771 192 285 26 10

- MTs 3 1 466 97 70 26 4

4. SLTA 2 2 988 261 123 53 4

- MA 1 1 111 20 28 6 2

- SMK 2 1 1131 61 143 24 3

Jumlah 112 12 13526 1005 1528 189 124

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka tahun 2010

e. Prasarana kesehatan

Fasilitas Kesehatan yang terdapat di kota Sawahlunto adalah 1 Rumah Sakit Umum,

6 buah Puskesmas, 25 Puskesmas Pembantu dan 37 Tempat Praktek Dokter serta fasilitas

kesehatan lainnya.

Tabel 2.7.5.Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Kecamatan RSUD PuskesmasPuskesmasPembantu

PraktekDokter

Silungkang - 1 4 6

Lembah Segar 1 2 5 18

Barangin - 2 9 6

Talawi - 1 7 7

Jumlah 1 6 25 37

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka tahun 2010

2.8 KABUPATEN PESISIR SELATAN

2.8.1. Kondisi Geografi dan Demografi

Page 110: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-60

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan terletak antara 0º59’ - 2º28´ Lintang

Selatan dan 109º19´ - 101º18´ Bujur Timur dengan batas-batas :

1) Sebelah Utara dengan Kota Padang;

2) Sebelah Selatan dengan Kabupaten Muko-muko (Provinsi Bengkulu);

3) Sebelah Timur dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten

Kerinci (Provinsi Jambi);

4) Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.

Dengan letak tersebut menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai gerbang

masuk wilayah Selatan Provinsi Sumatera Barat yang perlu didukung oleh prasarana, baik

transportasi darat dan laut yang memadai, seperti jalan nasional Padang Bengkulu dan

pelabuhan Panasahan Carocok Painan. Luas daratan ± 5.794,95 km² dan luas perairan

(laut) ± 84,312 km² dengan panjang pantai ± 234 km yang memiliki 47 pulau-pulau kecil

dengan luas ± 1.212,67 km². Lebih jelasnya mengenai letak dan luas wilayah dapat dilihat

pada Tabel 2.8.1.

Tabel 2.8.1Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan

No Kecamatan Nagari KampungLuas Wilayah

(Km2)(%)

1. Koto XI Tarusan 12 34 425,63 7,4

2. Bayang 4 32 77,5 1,36

3. IV Nagari Bayang Utara 4 15 250,74 4,35

4. IV Jurai 6 30 373,8 6,50

5. Batang Kapas 5 23 359,07 6,24

6. Sutera 4 27 445,65 7,75

7. Lengayang 9 45 590,60 10,27

8. Ranah Pesisir 4 27 564,39 9,82

9. Linggo Sari Baganti 7 40 315,41 5,49

10. Pancung Soal 8 32 740,1 12,87

11. Basa Ampek Balai Tapan 8 22 677,50 11,78

12. Lunang Silaut 5 36 929,50 16,17

Jumlah 76 363 5.749,89 100

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2009

Page 111: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-61

b. Topografi dan Iklim

Kondisi topografi wilayah Pesisir Selatan memiliki keberagaman kemiringan lereng

berkisar antara 0-40% dan > 40%. Klasifikasi Kemiringan lereng untuk wilayah Kabupaten

Pesisir Selatan meliputi :

1) Kemiringan 0 – 2% yang merupakan kemiringan datar, terdapat di seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 181.654 Ha

(31,59%).

2) Kemiringan 2 – 15% yang merupakan kemiringan agak landai, terdapat dikecamatan

Lunang Silaut, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kecamatan Pancung Soal,

Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kecamatan Sutera, Kecamatan Batang Kapas, dan

Kecamatan Koto XI Tarusan, dengan luas 5.102 Ha (0,89%).

3) Kemiringan 15 – 25% yang merupakan kemiringan Landai terdapat di seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 24.562 Ha (4,27%).

4) Kemiringan 25 – 40% yang merupakan kemiringan agak curam terdapat di seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 59.436 Ha

(10,34%).

5) Kemiringan > 40% yang merupakan kemiringan curam terdapat di seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 304.235 Ha

(52,91%).

Selanjutnya berdasarkan peta topografi dan klasifikasi kelas lereng wilayah,

diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Pesisir Selatan termasuk dalam kelas

lereng curam dengan kemiringan lereng di atas 40 % yang mencapai luas 304.235 Ha

(52,91 %). Luas wilayah dengan kemiringan lereng datar 0 – 2 % dengan luas 181.654 Ha

(31,59) juga terdapat diseluruh kecamatan, Kemiringan 2 – 15% dengan luas 5.102 Ha

(0,89%) terdapat di Kecamatan Lunang Silaut, Basa IV Balai Tapan, Pancung Soal, Linggo

Sari Baganti, Sutera, Batang Kapas dan Koto XI Tarusan, kemiringan 15 – 25% dengan luas

24.562 Ha (4,27%) terdapat diseluruh kecamatan, dan agak curam dengan kemiringan 25 –

40% dengan luas 304.235 Ha (52,91%) terdapat di seluruh Kecamatan. Rekapitulasi

lengkap tentang topografi wilayah Kabupaten Pesisir Selatan disajikan pada Tabel 2.8.2 dan

Tabel 2.8.3.

Tabel 2.8.2Luas dan Persebaran Kelas LerengWilayah Kabupaten Pesisir Selatan

NO KECAMATANKELAS KELERENGAN (%) JUMLAH

(Ha)0 – 2 2 - 15 15 - 25 25 - 40 > 40

1. Koto XI Tarusan 5.436 350 2.314 4.824 29.639 42.563

Page 112: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-62

2. Bayang 3.668 - 1.152 2.088 1.624 8.532

3. IV Nagari Bayang Utara 724 - 1.080 4.104 18.384 24.292

4. IV Jurai 2.808 - 1.800 4.500 28.272 37.380

5. Batang Kapas 4.932 396 2.880 5.976 21.723 35.907

6. Sutera 9.792 468 2.304 6.408 25.593 44.565

7. Lengayang 9.432 - 252 3.348 46.028 59.060

8. Ranah Pesisir 6.804 - 1.296 13.428 34.911 56.439

9. Linggo Sari Baganti 9.720 396 1.584 8.388 11.453 31.541

10. Pancung Soal 34.380 504 3.672 2.124 33.330 74.010

11. Basa Ampek Balai Tapan 22.788 720 972 2.700 40.570 67.750

12. Lunang Silaut 71.170 2.268 5.256 1.548 12.708 92.950

TOTAL 181.654 5.102 24.562 59.436 304.235 574.989

Sumber : RTRW Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2010 - 2030

Tabel 2.8.3Penyebaran Kelas Topografi

Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan

NO TOPOGRAFI KECAMATAN KAMPUNG/NAGARI

1 Datar sampaiagak datar

Koto XI tarusan Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Madeh, Teluk, Raya,Pulau Karam, Kampung Pansur, Simpang Carocok, Gurun Panjang

Bayang Sebagian daerah Karang Pauh, Api-Api, Pasar Baru, SelayangPandang

IV Jurai Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai Nipah, KotoSalido

Batang Kapas Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai Bungin, Anakan,Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo, Taluak Limpaso

NO TOPOGRAFI KECAMATAN KAMPUNG/NAGARI

Sutera Sebagian daerah Taratak, Lansano, Rawang Gunung Malelo, GunungRajo, Surantiah, Aur Duri, Hamparan Perak, Padang Tarok, PantaiCamin

Lengayang Sebagian daerah Pasar Gompong, Pasar Kambang, Koto Nan IV 1,Lakitan, Pulakek

Ranah Pesisir Sebagian daerah Pasia Palangai, Nyiur Melambai, Pasia Harapan

Linggo Sari Baganti Sebagian daerah Punggasan Utara, Pasa Aia Haji, Aia Haji Barat,Pasa Punggasan

Pancung Soal Sebagian daerah Pasia Ganting

Lunang Silaut Sebagian daerah Suka Maju, Tanjung Makmur

2 Berbukit Koto XI tarusan Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Mudiak Aia, SimpangCarocok, Gurun Panjang, Kapuh

Bayang Sebagian daerah Karang Pauh, Selayang Pandang

IV Jurai Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai Nipah, KotoSalido

Batang Kapas Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai Bungin, Anakan,Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo, Taluak Limpaso

Sutera Sebagian dearah Taratak, Padang Tarok, Rawang Gunung Malelo,Gunung Rajo Surantiah, Hamparan Perak

Page 113: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-63

Lengayang Sebagian daerah Pasa Gompong

Ranah Pesisir Sebagian daerah Pasia Harapan

Linggo Sari Baganti

Pancung Soal

Lunang Silaut

2 Berbukit Koto XI tarusan Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Mudiak Aia, SimpangCarocok, Gurun Panjang, Kapuh

Bayang Sebagian daerah Karang Pauh, Selayang Pandang

IV Jurai Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai Nipah, KotoSalido

Batang Kapas

Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai Bungin, Anakan,Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo, Taluak Limpaso

Sutera

Sebagian dearah Taratak, Padang Tarok, Rawang Gunung Malelo,Gunung Rajo Surantiah, Hamparan Perak

Lengayang Sebagian daerah Pasa Gompang

Ranah Pesisir Sebagian daerah Pasia Harapan

Linggo Sari Baganti

Pancung Soal

Lunang Silaut

3 Bergunung Koto XI Tarusan Sebagian daerah Sungai Pinang

Bayang

IV Jurai

Batang Kapas

Sutera

Lengayang

Ranah Pesisir Sebagian daerah Sungai Nipah

Linggo Sari Baganti

Pancung Soal

Lunang Silaut

c) Lahan dan Penggunaannya

Kabupaten Pesisir Selatan memiliki lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan

sosial, budaya dan ekonomi. Penggunaan lahan secara umum meliputi kawasan Non

Budidaya dan kawasan budidaya. Kawasan Non Budidaya dibedakan menjadi kawasan yang

memberikan perlindungan kawasan bawahannya, dan kawasan perlindungan setempat,

sedang kawasan budidaya diantaranya berupa kawasan permukiman, kawasan pertanian

tanaman pangan, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan industri, kawasan

pertambangan, kawasan perikanan dan kelautan dan kawasan hutan.

Sebagian besar atau 63,98 % atau 370.755 Ha dari lahan Kabupaten Pesisir

Selatan digunakan sebagai hutan lebat. Penggunaan terbesar selanjutnya adalah hutan

belukar sebesar 10, 79% atau 62.532 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian lahan yang

ada di Kabupaten Pesisir Selatan masih dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan

ekonomi seperti perkebunan dan sebagainya. Penjelasan lebih lengkap tentang penggunaan

lahan di Kabupaten Pesisir Selatan disajikan pada Tabel 2.8.4.

Page 114: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-64

Tabel 2.8.4Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Selatan

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Areal (Ha) (%)

1. Pemukiman 15.531 2,68

2. Pertaniaan/sawah 27.185 4,69

3. Tegalan/kebun/ladang 624 0,11

4 Perkebunan 34.007 5,87

5 Kebun campuan 24.174 4,17

6 Hutan lebat 370.755 63,98

7 Hutan belukar 62.532 10,79

8 Hutan sejenis 2.086 0,36

9 Semak/ alang-alang 11.523 1,99

10 Hutan rawa 2.086 0,36

11 Lainnya 28.992 5

Jumlah 579.495 100

Sumber : RTRW Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2010-2030

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009 tercatat sebanyak 448.488

jiwa, yang terdiri dari 221.938 jiwa laki-laki dan 226.550 jiwa perempuan, dengan jumlah

rumahtangga sebanyak 102.138, dengan ratio jenis kelamin atau sex ratio sebesar 97,97

yang artinya dari tiap 100 penduduk perempuan terdapat lebih kurang 98 penduduk laki-

laki, seperti terlihat pada Tabel 5. Ditilik angka sex ratio selama tiga tahun ke belakang, dari

tahun 2007 angka ini terus mengalami peningkatan, walaupun tidak begitu signifikan. Tahun

2007 indeks sex ratio Pesisir Selatan adalah 97,15 naik menjadi 97,24 pada tahun 2008.

Kemudian naik menjadi 97,96 pada tahun 2009. Kepadatan penduduk Kabupaten Pesisir

Selatan pada tahun 2009 tercatat sekitar 78,00 jiwa per kilometer persegi. Jika dibandingkan

dengan tahun 2008 telah terjadi kenaikan sekitar 1 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan

yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Bayang, yaitu 494,25

jiwa per kilometer persegi. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk

terendah adalah Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, yaitu dengan kepadatan penduduk

30,27 jiwa per kilometer persegi. Rekapitulasi tentang jumlah nagari, penduduk dan

kepadatan penduduk di Kabupaten Pesisir Selatan disajikan pada Tabel 2.8.5.

Tabel 2.8.5Jumlah Nagari, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan

Di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Kecamatan Nagari Penduduk Luas DaerahKepadatan Penduduk

Per Nagari Per Km

Page 115: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-65

1 Lunang Silaut5 31.693 929,50 6.338,60 34,10

2 Basa IV Balai8 26.833 677,50 3.354,13 39,61

3 Pancung Soal8 39.080 740,10 4.885,00 52,80

4 Linggo Sari Baganti7 44.145 315,41 6.306,43 139,96

5 Ranah Pesisir4 31.406 564,39 7.851,50 55,65

6 Lengayang9 53.911 590,60 5.990,11 91,28

7 Sutera4 48.011 445,65 12.002,75 107,73

8 Batang Kapas5 32.150 359,07 6.430,00 89,54

9 IV Jurai6 45.250 373,80 7.541,67 121,05

10 Bayang4 38.304 77,50 9.576,00 494,25

11 IV Nagari Bayang Utara4 7.590 250,74 1.897,50 30,27

12 Koto XI Tarusan12 50.115 425,63 5.568,33 117,74

Jumlah76 448.488 5.749,89 77.742,02 1.373,98

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

2.8.2 Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia

a. Sumberdaya Alam

Kabupaten Pesisir Selatan memiliki sumber daya alam yang dapat dikelola dan

menghasilkan devisa bagi pemerintah dan kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Pesisir

Selatan. Sesuai dengan kondisi alamnya, kabupaten Pesisir Selatan kaya dengan potensi

laut, hutan, dan pertanian. Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan bergantung pada sektor

pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdagangan. Sementara sumber daya potensial

lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan pariwisata.

Pesisir Selatan masih memiliki banyak lahan yang dapat digunakan untuk

pengembangan sektor pertanian tanaman pangan seperti komoditi padi, jagung, kedelai,

dan kacang tanah. Sebagai contoh Kabupaten Pesisir Selatan memiliki potensi untuk

pengembangan komoditi padi seluas 6.953 Ha. Potensi ini terletak di Kecamatan Koto XI

Tarusan 150 Ha, Kecamatan Bayang 20 Ha, Kecamatan IV Jurai 20 Ha, Kecamatan Sutera

150 Ha, Kecamatan Lengayang 140 Ha, Kecamatan Ranah Pesisir 80 Ha, Kecamatan Linggo

Sari Baganti 167 Ha, Kecamatan Pancung Soal 50 Ha, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan

2.000 Ha, Kecamatan Lunang Silaut 4.176 Ha.

Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak

sepuluh tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan

Lunang Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan

Page 116: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-66

plasma. Sebuah industri pengola minyak sawit CPO kini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal,

dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari.

Dari sektor kelautan dan perikanan, Kabupaten Pesisir Selatan juga memiliki potensi

yang besar. Potensi tersebut diantaranya dari penangkapan ikan dilaut, budidaya ikan

kerapu, dan sebagainya. Disamping budidaya ikan laut, Pesisir Selatan juga memiliki potensi

yang besar dalam hal budidaya ikan bandeng umpan.

Pesisir Selatan juga memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona.

Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk

dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan

barat Indonesia. Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang

Sani, Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek wisata

sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan Inderapura dan Rumah

Gadang Mandeh Rubiah Lunang.

b. Sumberdaya Manusia

Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah

termasuk kabupaten. IPM merupakan gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator

kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata

lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity

/ PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan

keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan

formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990

untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan

mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).

Rekapitulasi perkembangan IPM Kabupaten Pesisir Selatan dari tahun 2007 sampai dengan

tahun 2009 disajikan pada Tabel 2.8.6.

Tabel 2.8.6Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Pesisir Selatan Dari Tahun 2007 s.d Tahun 2009

Keterangan 2007 2008 2009

Angka Harapan Hidup 66,54 66,75 67,03

Angka Melek Huruf 92,57 92,83 92,84

Rata-Rata Lama Sekolah 7,5 7,53 7,62

Pengeluaran Riil per Kapita 623,82 628,4 628,93

Indeks Pembangunan Manusia 69,52 70,07 70,61

Rangking Propinsi 12 13 13

Page 117: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-67

Rangking Nasional 243 253 251

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat, 2011

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada Tabel 2.8.6 tersebut,

terlihat bahwa nilai IPM Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2008. Namun dari sisi peringkat, rangking IPM

Kabupaten Pesisir Selatan berada pada posisi 13 (tiga belas) dari 19 kota dan kabupaten

yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembinaan SDM di

Kabupaten Pesisir Selatan harus lebih ditingkatkan lagi.

Pada Tabel 2.8.6 diatas juga dapat dilihat bahwa angka harapan hidup Tahun 2009

di Kabupaten Pesisir Selatan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2007 dan

2008. Angka harapan hidup menggambarkan bahwa setiap bayi yang lahir tahun 2009 ini

mempunyai harapan untuk hidup sampai dengan umur 67,03 tahun. Angka ini meningkat

dari tahun sebelumnya 66,75 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan

masyarakat semakin baik. Selanjutnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten

Pesisir Selatan juga dapat dilihat dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

Peningkatan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah dapat menunjukkan

meningkatnya kesadaran penduduk dalam menyekolahkan anaknya dan meningkatnya

kemampuan pemerintah daerah menyediakan fasilitas pendidikan. Hal ini penting artinya

karena jika dilihat dari potensi sumber daya manusia, penduduk Pesisir Selatan didominasi

oleh penduduk usia muda (usia antara 0 sampai dengan 20 tahun). Peningkatkan kualitas

pendidikan di kabupaten Pesisir Selatan dalam satu dekade ke depan akan menghasilkan

SDM yang berkualitas untuk membangun Kabupaten ini.

Perkembangan pembangunan di bidang pendidikan yang dilaksanakan sampai

dengan tahun 2009 dapat dilihat dari perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) dan

Angka Partisipasi Kasar (APK) seperti yang disajikan pada Tabel 2.8.7.

Tabel 2.8.7Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kabupaten Pesisir Selatan dari Tahun 2005 - 2009

No. Jenjang PendidikanAngka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Kasar

2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 SD/MI 96,00 96,67 97,08 123,76 123,87 124,32

2 SMP/MTs 71,82 78,92 82,75 95,63 96,08 97,21

3 SMA/MA/SMK 46,43 53,36 61,76 61,53 69,92 72,11

Sumber: LKPJ Kab.Pessel

Page 118: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-68

Data pada Tabel 7 tersebut diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 APM

SD/MI Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebesar 96,67 dan tahun 2009 sebesar 97,08. Hal

ini berarti bahwa tingkat partisipasi sekolah pada tingkat Dasar meningkat. APM pada

tingkat SMP/MTs sebesar 82,72 sedangkan APM tingkat SMA/MA adalah 61,76 untuk tahun

2009. Besarnya APM di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menunjukan bahwa pada

tingkat SD/MI anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan tingkat

lainnya. Hal ini juga menunjukan bahwa tingkat pemerataan yang paling baik berada di

tingkat ini. Selanjutnya berdasarkan APK yang ada, APK yang tertinggi di Kabupaten Pesisir

Selatan terdapat di tingkat SD/MI yaitu sebesar 124.32 persen dan yang terendah di tingkat

SM yaitu 72.11 persen. Tingginya APK pada jenjang pendidikan SD/MI membuktikan pada

jenjang pendidikan ini banyak siswa di luar usia sekolah SD 7-12 tahun berada dijenjang

tersebut.

Selanjutnya kualitas SDM juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan angkatan kerja

di Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan data angkatan kerja Kabupaten Pesisir Selatan

yang disajikan pada Tabel 2.8.8, angkatan kerja di Pesisir Selatan pada tahun 2009 tercatat

sebanyak 188.906 orang. Bila dilihat dari angkatan kerja yang ada, terdapat sebanyak

170.536 orang (90.27%) yang bekerja atau memiliki pekerjaan, sedangkan sisanya

sebanyak 18.370 orang (9.73 %) adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan atau

menganggur. Jumlah pengangguran/pencari kerja sedikit meningkat bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, yaitu 91,08 persen penduduk bekerja dan 8,92 persen adalah

penganggur atau naik sekitar 1 persen.

Tabel 2.8.8Data Angkatan Kerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2005 – 2009

TahunAngkatan Kerja Jumlah

Angkatan KerjaRasio Penduduk

Yang BekerjaBekerja Mencari Pekerjaan

2005 154.012 44.352 198.364 0,776

2006 160.128 47.126 207.254 0,773

2007 163.282 21.634 184.916 0,883

2008 160.929 15.761 176.690 0,911

2009 170.536 15.236 185.772 0,918

Sumber: Diolah dari data Inkesra Tahun2005 s/d 2009

Page 119: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-69

Dari data yang ada juga diketahui bahwa tingkat pendidikan dari angkatan kerja

yang bekerja pada berbagai sektor lapangan usaha tersebut masih didominasi oleh tingkat

pendidikan yang rendah. 77,92 persen dari angkatan kerja masih mempunyai tingkat

pendidikan yang rendah (tingkat SLTP ke bawah). Sedangkan tenaga kerja yang tamat SLTA

tercatat sebesar 18,34 persen, serta 3,25 persen diantaranya yang tamat D1/ Universitas.

Hal tersebut menandakan bahwa kualitas tenaga kerja Sumber Daya Manusia (SDM) di

Kabupaten Pesisir Selatan masih rendah.

2.8.3 Infrastruktur

a. Prasarana jalan dan transportasi

Panjang jalan di Kabupaten Pesisir Selatan sampai akhir tahun 2009 tercatat

sepanjang 2452,5 km, yang terdiri dari 223,50 km jalan negara, 103 km jalan propinsi dan

2126 km jalan kabupaten. Berdasarkan kondisi jalan, maka tercatat sepanjang 651,19 km

dalam kondisi baik, 707,6 km kondisi sedang, 329 km dalam kondisi rusak dan sepanjang

438,4 km dalam kondisi rusak berat. Dilihat dari jenis permukaan jalan, maka terdapat

sepanjang 611,9 km merupakan jalan aspal, jalan kerikil sepanjang 512,56 km, jalan beton

sepanjang 197,3 km, jalan tanah sepanjang 804,49 km. Jumlah jembatan yang terletak

pada jalan negara sebanyak 123 buah dengan total panjang jembatan 3285,30 meter .

Sedang jumlah jembatan pada ruas jalan propinsi sebanyak 24 buah dengan total panjang

jembatan 416,20 meter.

Dalam kurun waktu tahun 2005-2009, telah dilaksanakan pembangunan jalan baru

sepanjang 787,50 km. Prioritas pembangunan jalan dan jembatan ditujukan untuk

menunjang pengembangan pariwisata, peningkatan akses dari dan ke sentra-sentra

produksi pertanian, peternakan dan perkebunan, ke lokasi transimigrasi dan beberapa lokasi

pemasaran. Hal ini bertujuan untuk menunjang laju pertumbuhan perekonomian

masyarakat. Peningkatan jalan ini dilakukan dengan melakukan pengaspalan, pengkerikilan

dan penyemenan (beton). Total panjang jalan yang telah ditingkatkan kualitasnya mencapai

582,10 km dan telah dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran transportasi

masyarakat. Sementara itu, pemeliharaan periodik jalan kabupaten telah dilakukan

disepanjang jalan kabupaten dengan total panjang jalan ± 2.126,00 km. Kegiatan ini setiap

tahunnya terus dilakukan sebagai upaya untuk menjaga dan mempertahankan kualitas jalan

yang ada. Seiring dengan dilakukannya pembangunan dan peningkatan maupun

pemeliharaan jalan juga dilakukan pembangunan jembatan dibeberapa tempat yang

berfungsi sebagai penghubung antar lokasi. Pembanguan jembatan ini letaknya menyebar

sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung aktivitas dan transportasi masyarakat.

Page 120: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-70

Pada tahun 2005 jalan aspal sepanjang 447,60 km, meningkat pada tahun 2009

menjadi 582,10 km, atau bertambah sepanjang 134,50 atau (30,05 %) dari keseluruhan

panjang jalan. Jalan kerikil, pada tahun 2005 sepanjang 270,00 km meningkat pada tahun

2009 menjadi 486,20 km, bertambah sepanjang 216,10 km atau (80,07 %) dari keseluruhan

panjang jalan. Kemudian untuk jalan tanah tahun 2005 sepanjang 509,90 km meningkat

pada tahun 2009 menjadi 529,00 km terjadi penambahan jalan sepanjang 19,10 Km (03,74

%), dari keseluruhan panjang jalan tanah. Begitu juga jalan-jalan yang tidak dirinci yang

dimiliki sepanjang 110,90 km pada tahun 2009 meningkat menjadi 528,70 km, terjadi

penambahan jalan sepanjang 417,80 km atau (376,73 %) dari keseluruhan panjang jalan

yang tidak dirinci. Hal tersebut menunjukan bahwa pembukaan dan peningkatan jalan juga

merupakan upaya membuka keterisoliran desa-desa tertinggal. Dengan dibuka dan

ditingkatkannya kondisi jalan, diharapkan masyarakat dapat membawa hasil produksi

pertanian dan hasil alam lainnya ke pusat-pusat pemasaran, terbuka akses ke lokasi

pendidikan, kesehatan, serta fasilitas sosial lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk mengurangi

angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan. Kondisi keberhasilan pembangunan

infrastruktur jalan ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.1.

Peningkatan kondisi jalan, tahun 2005 ini sudah memiliki jalan berkondisi baik

379,30 km terjadi peningkatan jalan sepanjang 294,9 km atau (77,75 %) menjadi 674,20

km pada tahun 2009. Begitu juga kondisi jalan sedang pada tahun 2005 sepanjang 274,10

km terjadi peningkatan jalan menjadi 836,70 km pada tahun 2009 dengan peningkatan

sepanjang 562,60 km atau (205,25 %). Dengan lancarnya arus transportasi jalan tersebut

memberikan kontribusi terhadap laju perekonomian masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan

sebesar 4,95%. Keberhaslian pembangunan infrastruktur jalan selama 5 tahun terakhir juga

menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pengurangan angka kemiskinan karena

telah lancarnya akses barang dan jasa.

Page 121: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-71

Gambar 2.8.1 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Permukaan

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Jumlah pelanggan air bersih PDAM dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Tahun 2009 jumlah pelanggan adalah 7.662 pelanggan. Sedangkan tahun

2008 tercatat sebesar 6.311. Tetapi bertambahnya jumlah pelanggan tidak diiringi dengan

meningkatnya pendapatan PDAM. Tahun 2008 pendapatan PDAM tercatat sebesar

2.348.989 ribu rupiah atau mengalami penurunan sebesar 7,45 persen bila dibandingkan

dengan tahun 2008.

Sebagai salah satu sumber energi, kebutuhan akan listrik di Pesisir Selatan dari

tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Jumlah pelanggan listrik PLN, pada tahun

2008 mencapai 54.358 pelanggan, pada tahun 2009 meningkat menjadi 55.297 pelanggan.

Jenis pelanggan terbanyak adalah rumah tangga, yaitu sebanyak 51.834 pelanggan. Bila

jumlah rumahtangga di Pesisir Selatan pada 2009 tercatat sebanyak 102.138 rumahtangga,

berarti baru sekitar 54,14 persen rumah tangga di Pesisir Selatan yang menikmati listrik PLN.

Dan jika dibandingkan dengan tahun 2008, terjadi kenaikan pengguna listrik PLN sekitar 939

pelangganga atau naik 1,73 persen.

c. Prasarana Komunikasi dan Penginapan

Prasarana komunikasi di Kabupaten Pesisir Selatan relatif masih kurang. Di

Kabupaten Pesisir Selatan terdapat beberapa Kantor Pos dan Kantor Telekomunikasi.

Penggunaan kantor pos sebagai sarana pengiriman surat relatif mulau berkurang.

Masyarakat kini lebih banyak berkomunikasi menggunakan telepon seluler maupun fasilitas

short message (sms) sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini, dimana perdagangan

bebas sudah dimulai sehingga berbagai macam barang teknologi dari luar negeri mulai

membanjiri pasaran nasional. Hal inilah yang mebuat alat komunikasi seperti surat yang

2005 (Km) 2006 (Km) 2007 (Km) 2008 (Km) 2009 (Km)

1. ASPAL 447.60 481.00 526.32 547.70 582.10

2. KERIKIL 270.10 386.40 393.50 436.20 486.20

3. TANAH 509.90 422.70 453.80 507.60 529.00

4. TIDAK DIRINCI 110.90 132.60 313.75 488.30 528.70

JUMLAH 1338.50 1422.70 1687.37 1979.80 2126.00

PANJANG JALAN KABUPATEN MENURUT PERMUKAAN JALANTAHUN 2005-2009

Page 122: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-72

semakin lama semakin tersingkirkan akan adanya kemajuan teknologi tersebut. Padahal dari

surat menyurat ini adalah alat komunikasi yang tahan lama sampai kapanpun juga.

d. Prasarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam membangun suatu

bangsa. Hanya bangsa yang berkualitas saja yang mampu berkompetisi dengan bangsa lain

dalam berbagai bidang, baik itu di bidang ekonomi, sains, olah raga, dan sebagainya. Untuk

itu penduduk perlu dibekali dengan modal pendidikan yang memadai, sehingga

menghasilkan kualitas SDM yang cukup dapat diandalkan dan diharapkan nantinya dapat

mempercepat proses laju pembangunan, khususnya daerah Kab. Pesisir Selatan. Salah satu

faktor utama dalam peningkatan pendidikan penduduk adalah tersedianya pengelola dan

sarana pendidikan yang memadai. Dengan tersedianya kedua faktor tersebut, diharapkan

program pemerintah tentang wajib belajar akan dapat direalisir. Bila kita perhatikan dari

sarana pendidikan yang ada, dari tahun ketahun tidak begitu banyak mengalami perubahan.

Sampai tahun 2009 di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat Taman Kanak-Kanak 127 unit , SD

391 unit, Madrasah Ibtidaiyah 17 unit, SMP 67 unit, MTs 29 unit, SMU 21 unit, Sekolah

Menengah Atas Kejuruan 14 unit, dan Sekolah Madrasah Aliyah 14 unit. Sedangkan jumlah

guru pada masing-masing jenjang pendidikan tersebut, tercatat masing-masing sebanyak

345 orang, 4.286 orang, 320 orang, 1.579 orang, 890 orang, 958 orang, 364 orang, dan 436

orang.

e. Prasarana Kesehatan

Taraf kesehatan penduduk juga sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM. Agar

kondisi kesehatan penduduk tetap sehat, maka penyediaan sarana kesehatan dan tenaga

kesehatan harus memadai, baik kuantitas maupun kualitasnya. Jumlah sarana kesehatan

seperti rumah sakit umum dan puskesmas pada tahun 2009 tidak jauh berbeda dengan

tahun-tahun sebelumnya, yaitu rumah sakit umum 1 unit dan puskemas 18 unit, sementara

itu jumlah puskemas pembantu pada tahun 2009 tetap sebanyak 89 buah. Jumlah dokter

spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat kesehatan masing masing sebanyak

7 orang, 41 orang, 9 orang, 253 orang dan 251 orang.

2.9 KABUPATEN PASAMAN BARAT

2.9.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah yang dilalui garis khatulistiwa yang

terletak antara 00 03' Lintang Utara - 00 11' Lintang Selatan dan antara 990 10' - 1000 04' Bujur

Page 123: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-73

Timur dengan luas wilayah sekitar 3.887,77 km2 atau 9,29 % dari luas wilayah Provinsi

Sumatera Barat. Kabupaten ini terletak pada ketinggian antara 0 - 2.912 meter di atas

permukaan laut. Gunung tertinggi di Kabupaten Pasaman Barat yaitu Gunung Talamau

dengan ketinggian 2.912 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah datar,

sebahagian lagi berupa daerah berbukit, pegunungan dan pulau-pulau kecil. Dan didominasi

juga dengan sebahagian wilayah lautan dan pesisir pantai. Topografi datar terdapat di Kab.

Pasaman Barat di bagian barat Kecamatan Kinali, Luhak nan Duo, Sasak Ranah Pasisie,

Pasaman, Sungai Aur, lembah Melintang dan Koto Balingka, sedangkan bergelombang

hingga bergunung bagian timur dan utara kemiringan lereng antara 30 - 60% tersebar di

seluruh kecamatan.

Secara administratif, Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 11 Kecamatan dan 19

nagari dengan daerah dan batas wilayah sebagai berikut:

1) Bagian Utara : Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara.

2) Bagian Timur : Kabupaten Pasaman

3) Bagian Selatan : Kabupaten Agam.

4) Bagian Barat : Samudera Indonesia

Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas 11 kecamatan, dimana kecamatan terluas

adalah Kecamatan Koto Balingka 486.51 Km2 (12.51 %). Dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisir

merupakan wilayah yang relatif kecil yakni tercatat 123.31 Km2 (3.17 %). Tabel 2.9.1

memberikan rincian luas wilayah menurut kecamatan.

Tabel 2.9.1Luas Daerah Kabupaten Pasaman Barat Menurut Kecamatan Tahun 2009

No Kecamatan Luas (km2)Jumlah Persentase

Luas (%)Nagari Jorong

1 Sungai Beremas 440,48 1 12 11,33 %

2 Ranah Batahan 534,88 2 30 9,13%

3 Koto Balingka 340,78 1 26 8,7%

4 Lembah Melintang 263,77 1 16 6,78%

5 Sungai Aur 420,16 1 22 10,81%

6 Gunung Tuleh 453,97 2 20 11.68%

7 Pasaman 508,93 3 22 13,09%

8 Sasak Ranah Pasisie 123,31 1 7 3.18%

9 Luhak Nan Duo 174,21 2 14 4,48%

10 Kinali 482,64 2 13 12.41%

11 Talamau 324,24 3 20 8,34%

Jumlah 3.887,77 19 202 100%

Sumber : Kabupaten Pasaman Barat dalam Angka, 2010

b. Topografi dan iklim

Kabupaten Pasaman Barat keadaan tanahnya bervariasi antara datar,

bergelombang, dan bukit bergelombang. Untuk melihat keadaan masing-masing kecamatan

dapat dilihat pada tabel 2.9.2.

Page 124: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-74

Tabel 2.9.2Ketinggian Permukaan Laut, Berdasarkan Kecamatan

No KecamatanKetinggian dari Pemukaan Laut

(mdpl)

1 Sungai Beremas 0-319

2 Ranah Batahan 23-753

3 Koto Balingka 0-811

4 Sungai Aur 0-1875

5 Lembah Melintang 15-725

6 Gunung Tuleh 26-1875

7 Talamau 225-2010

8 Pasaman 40-2913

9 Luhak Nan Duo 0-1250

10 Sasak Ranah Pasisie 0-10

11 Kinali 0-1332

Sumber: RPJM, Pasaman Barat, 2011

Wilayah topografi Kabupaten Pasaman Barat antara berada pada ketinggian 0-2913

mdpl. Apabila dilihat dari ketinggian tersebut wilayah Pasaman Barat dapat dikategorikan

kedala 4 kondisi yaitu:

1. Daratan yang berada pada ketinggian sampai dengan 5 Meter dari permukaan laut.

Satuan topografi ini, area daratan rendah seperti Sasak, Sikilang, Sikabau dan Air

Bangi dan desa-desa pantai lainnya.

2. Daratan yang bergelombang di atas 15 meter

3. Kawasan bergelombang yang menuju kawasan perbukitan dengan ketinggian diatas

50 meter

4. Areak perbukitan dengan ketinggian sampai dengan 2913 meter diatas permukaan

laut, yang sebahagian besar merupakan kawasan lindung.

Suhu udara di wilayah Kabupaten Pasaman Barat berkisar 20ºC - 26ºC dengan

kelembaban udara 88%. Kecepatan angin di wilayah darat minimal 4 km/jam dan maksimal

20 km/jam. Dari hasil pemantauan stasiun Meteorologi, pada tahun 2008 dengan rata curah

hujan berkisar antara 48 mm – 691 mm dengan rata-rata curah hujan 345 mm/bulan,

sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara 6-22 hari dengan rata-rata 10 hari perbulan.

Berdasarkan iklim diatas, maka menurut Ferguson dan Scenet, Kabupaten Pasaman

Barat tergolong pada jenis/tipe iklim A (sangat basah) atau tropika basah.

Page 125: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-75

Tabel 2.9.3Rata-rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Tempat-tempat Terpilih

Tahun 2008

BulanXY Simpang Tiga Ujung Gading

Januari X 493 830

Y 12 17

Februari X 413 424

Y 10 13

Maret X 383 1118

Y 10 19

April X 434 750

Y 8 19

Mei X 250 321

Y 7 13

Juni X 394 316

Y 8 8

Juli X 330 238

Y 6 11

Agustus X 291 408

Y 11 11

September X 156 768

Y 11 11

Oktober X 524 209

Y 8 10

November X 264,8 126

Y 7 4

Desember X 115 500,2

Y 3 17

Rata-rata X 337 500

Y 8 13

Keterangan: X adalah curah hujan, Y adalah hari hujan

Sumber: RPJM, Kabupaten Pasaman Barat, 2011-2015

c. Lahan dan Penggunaanya

Penggunaan lahan di Kabupaten Pasaman Barat sampai saat ini didominasi oleh

pemanfaatan untuk perkebunan yaitu lebih dari 50% dari luas area yang terdiri dari

perkebunan rakyat 71.338 Ha (26,47%) dan perkebunan besar yang dikelola oleh perseroan

dan koperasi seluas 69.541 ha (25,80%). Sedangkan kawasan hutan (sudah termasuk hutan

lindung) seluas 30.045 Ha (11,15%), untuk kawasan perairan dan rawa seluas 20.707 Ha

(7,68%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.9.4Tabel Persentase Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %

1 Perkampungan 8.344 3,10

2 Kawasan Industri 1.120 0,42

3 Sawah

Page 126: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-76

- Irigasi 15.904 5,90

- Tadah Hujan 11.156 4,14

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %

4 Tegalan/Ladang 7.413 2,75

5 Kebun Campuran 13.939 5,17

6 Perkebunan Rakyat 71.338 26,47

7 Perkebunan Besar 69.541 25,80

8 Hutan 13.256 4,92

9 Tanah Belukar 30.045 11,15

10 Tanah Rusak 2.109 0,78

11 Perairan 20.707 7,68

12 Padang Rumput

13 Hutan Sejenis

14 Lain-lain 4.645 1,72

Total 269.517 100

Sumber: BPS, Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka, 2010 RPJM KabupatenPasaman Barat, 2011-2015

d. Demografi

Berdasarkan catatan yang dipublikasikan oleh BPS Kabupaten Pasaman Barat,

penduduk Kabupaten Pasaman Barat menurut hasil Proyeksi Penduduk Tahun 2009

berjumlah sebanyak 338.567 jiwa dengan komposisi 170.743 jiwa laki-laki dan 167.824 jiwa

perempuan. Dengan rasio jenis kelamin 102 jiwa laki-laki setiap 100 jiwa perempuan.

Penduduk tersebut tersebar pada 11 (sebelas ) kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat.

Jika kita melihat distribusi penduduk per kecamatan, jumlah penduduk terbesar berdomisili

di Kecamatan Pasaman yakni 54.556 jiwa. Diikuti oleh Kecamatan Kinali dengan jumlah

penduduk 54.281 jiwa dan Kecamatan Lembah Melintang 39.616 jiwa. Sedangkan

Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dengan jumlah penduduk 13.200 jiwa merupakan

kecamatan terkecil jumlah penduduknya di Kabupaten Pasaman Barat. Namun jika

dibandingkan dengan luas wilayah, penduduk terpadat berada di Kecamatan Luhak Nan Duo

dengan kepadatan penduduk 198 jiwa/Km2. Diikuti oleh Kecamatan Lembah Melintang

dengan 150 jiwa/Km2. Pada tahun 2009 jumlah rumah tangga di Kabupaten Pasaman Barat

sebanyak 79.766 rumahtangga. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk didapat rata-

rata penduduk per rumah tangga pada tahun 2009 di Kabupaten Pasaman sebanyak 4 jiwa

/rumahtangga.

2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Pasaman Barat merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki Sumberdaya Alam

yang kaya, tingkat kesuburan tanah yang baik, topografi tanah yang sebagian besar relatif

datar menjadikan daerah ini menjadi lahan yang cocok untuk sentra perkebunan kelapa

sawit, karet dan pertanian Jagung, dan berbagai jenis buah-buahan. Dan yang tidak kalah

penting juga kabupaten ini terkenal dengan sentra produksi ikan laut dan ikan perairan

Page 127: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-77

darat. Sepanjang pantai dari perbatasan kabupaten Agam disebelah selatan hingga

perbatasan dengan Sumatera Utara, merupakan garis pantai Barat Sumatera yang kaya

dengan berbagai potensi kelautan. Terdapat 5 kecamatan yang memiliki garis pantai yakni

Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sasak Ranah Pasisie dan

Kinali. Dan terdapat 144 Sungai besar dan kecil dan anak sungai yang didalamnya juga

mengandung berbagai jenis ikan, dan bahan tambang galian C yang biasanya digunakan

untuk bahan bangunan seperti pasir, sirtu dan batu sungai. Luas sungai mencapai 20.707

ha, atau 7,48% dari luas wilayah Kabupaten, BPS (2010).

Disisi lain, kabupaten ini juga memiliki minimal 13 gunung yang dipermukaannya

mengandung banyak kandungan alam yang melimpah, dan kandungan dalamnya juga

mengandung berbagai jenis tanah dan bebatuan yang bisa menjadi bahan baku berbagai

jenis industri pertambangan dikemudian hari. Dari ke-13 gunung tersebut, terdapat 5

pegunungan yang memiliki ketinggian diatas 1.500 meter, yakni Gunung Sigantang 1.573 m,

Gunung Kelabu 2.179, Gunung Melintang 1.983 m, gunung Pasaman 2.190 m, dan Gunung

Talamau 2.913.

Sebagian besar tanah yang layak untuk pertanian dan perkebunan di Kabupaten

Pasaman Barat telah termanfaatkan, baik untuk perkebunan rakyat maupun perkebunan

besar yang dimiliki oleh pemilik modal (coorporate). Dari data BPS (2010) diperoleh data

perkebunan rakyat hampir sama luasnya dengan perkebunan besar yakni 26,47%

berbanding dengan 25,80%. Sementara itu hutan primer (jungle) hanya tinggal 4,92%, dan

semak belukar bekas peladang masih ada 11,15%.

b. Sumber Daya Manusia

Dari 231.510 jiwa penduduk berumur 15 tahun ke atas, tercatat sebanyak 148.945

jiwa sebagai Angkatan Kerja di Kabupaten Pasaman Barat. Terdiri dari bekerja sebanyak

139.868 jiwa dan mencari pekerjaan sebanyak 9.077 jiwa penduduk yang bukan angkatan

kerja berjumlah 82.565 jiwa, terdiri dari yang bersekolah 23.014 jiwa, mengurus

rumahtangga 50.120 jiwa dan lainnya sebanyak 9.431 jiwa. Sektor Pertanian masih

merupakan sektor paling dominan sebagai lapangan usaha penduduk Pasaman Barat pada

tahun 2009. Ini terlihat dari kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai

102.282 jiwa dari penduduk yang bekerja. Diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebanyak 19.421. Sedangkan untuk sektor industri terlihat masih belum

berkembang di kabupaten ini. Jumlah tenaga kerja yang berusaha di sektor ini hanya

sebanyak 3.541 jiwa. Status pekerjaan penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten

Pasaman Barat didominasi oleh pekerja keluarga yaitu 41.982 jiwa, BPS (2010).

Page 128: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-78

2.9.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Jalan merupakan prasarana mempermudah mobilitas penduduk, disamping itu jalan

juga mempunyai fungsi untuk memperlancar kegiatan ekonomi. Jalan Negara dan jalan

propinsi memiliki panjang 115 km dan 76,5 km sedangkan jalan kabupaten memilikipanjang

1.257.81 km. Jembatan yang dikelola Negara ada 67 buah, dengan kondisi baik 66 buah dan

kondisi sedang 1 buah. Sedangkan jembatan yang dikelola Propinsi ada 38 buah yang

semuanya memiliki kondisi yang baik.

Tabel 2.9.5Jenis Permukaan Jalan, 2009

No Keadaan Panjang Jalan

1 a. Permukaan Aspal 324,50

b. Permukaan Kerikil 266,60

c. Permukaan Tanah 648,71

d. tidak dirinci -

Jumlah 1.257,81

2 Kondisi Baik 363,49

Kondisi sedang 164,50

Kondisi rusak 498,02

Kondisi rusak berat 231,80

Jumlah 1.257,81

3 Kelas Jalan

Kelas IIIC 342,50

Tidak dirinci 915,31

Jumlah 1.257,81

Sumber: Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka, 2010

b. Prasarana Listrik dan Air Minum

Data listrik yang dikumpulkan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Ranting Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat. Adapun data yang dikumpulkan meliputi

banyaknya pelanggan dan daya yang disalurkan menurut jenis pelanggan seperti badan

sosial, rumahtangga, keperluan usaha dan kantor pemerintah, dimana pelanggan

rumahtangga 34.212 pelanggan, badan usaha 1.222, badan sosial 1.022 pelanggan dan

kantor pemerintah 157 pelanggan. Menurut urutan terbesar daya yang disalurkan adalah

Page 129: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-79

rumahtangga 26.603.950 Kwh, badan usaha 3.134.000 Kwh, badan sosial 1.095.600 Kwh,

dan kantor pemerintah 871.100 Kwh (BPS, 2010)

Pemakaian air minum berdasarkan rumah tangga yang dilayani sebanyak 3.187,

dengan pemakian 50.782 m3. Sementara itu kantor pemerintah dan sosial sebanyak 37 unit

layanan dengan pemakian 783 m3. Pelayanan Air bersih PDAM tersebar di 8 Lokasi yakni di

Talu, Kajai Simpang Empat, Kinali, Simpang III, Ujung Gading, Kapa dan Sasak. Kalau dilihat

dari jumlah rumah tangga yang sebesar 79.766 rumah tangga, maka potensi untuk bisa

dilayani dengan air bersih sebesar 96% lagi rumah tangga di Kabupaten Pasaman Barat.

c. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Pasaman Barat, sudah mulai membaik seiring

dengan perhatian yang tinggi oleh Pemerintahan Daerah. Sampai tahun 2010, kondisi

satuan pendidikan berdasarkan satuan pendidikan yang dipublikasikan BPS (2010), yakni:

Taman Kanak-kanak (TK) sebanyaknya 130 buah. Banyaknya lokal 254 lokal, tersebar di

seluruh TK dengan guru sebanyak 425 orang. Murid TK sebanyak 5.391 orang terdiri dari

2.638 orang laki- laki dan 2.753 murid perempuan. Dengan rasio murid terhadap guru 13

(artinya 1 orang guru menangani sekitar 13 orang murid).

Sekolah Dasar (SD) dan sederajat banyaknya SD 252 buah, dengan lokal 2.042

buah, guru 3.288 orang dan murid 56.174 orang. Rasio antara murid dan guru di SD sebesar

17. Sedangkan Madrasah Ibtidaiyah ada 7 buah terdiri dari 2 MIN dan 5 MIS dengan lokal

61 buah, guru 95 dan murid 1.851. dengan Rasio antara murid dan guru di Madrasah

Ibtidaiyah sebesar 20.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan sederajat yang dikelola oleh Dinas

Pendidikan dan Pengajaran dan Departemen Agama. Untuk yang dikelola oleh Dinas Dikjar,

SLTP terdiri dari 48 sekolah dengan 402 kelas, 971 guru dan murid sebanyak 14.140 orang

dengan rasio murid terhadap guru sebesar 15. Sedangkan yang dibawah Departemen

Agama, yaitu Madrasah Tsanawiyah, terdiri dari madrasah negeri ada 7 buah dan madrasah

swasta ada 43 buah. Dengan jumlah lokal 227 buah, guru 764 orang dan murid 6.840

orang. Perbandingan antara murid terhadap guru untuk seluruh madrasah Tsanawiah adalah

1 orang guru menangani 9 orang murid.

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), banyaknya SLTA negeri ada 14 buah dan

swasta ada 9 buah dengan lokal 256 buah. Banyaknya murid SLTA ada 9.754 orang dengan

ditangani oleh 684 orang guru. Sedangkan Madrasah Aliyah ada sebanyak 24 buah dengan

jumlah kelas 107, murid 2.899 dan guru 407 orang.

c. Prasarana Kesehatan

Page 130: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-80

Dalam Pembangunan dibidang kesehatan, pemerintah telah menyediakan sarana

kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Pasaman Barat. Rumah

Sakit Umum (RSU) terdapat 2 buah, Puskesmas ada 16 buah dan Puskesmas pembantu ada

36 buah tersebar di 11 kecamatan. Setiap jorong telah ditempati bidan desa sehingga

jumlah bidan desa ada 208 orang (BPS, 2010).

2.10 KABUPATEN TANAH DATAR

2.10.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Ibukota Kabupaten Tanah Datar berada di Batusangkar, uniknya Kota Batusangkar

ini berada pada tiga wilayah kecamatan, yatitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung

Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab.

Sedangkan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Tanjung Emas atau tepatnya

di Nagari Pagaruyung. Kota Batusangkar ini lebih dikenal sebagai Kota Budaya, karena di

Kabupaten Tanah Datar terdapat banyak peninggalan dan prasasti terutama peninggalan

Istana Basa Pagaruyung yang merupakan pusat Kerajaan Minangkabau.

Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat

yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo” terletak pada 00°17” s.d. 00°39” LS dan 100°19” s/d

100°51 BT mempunyai luas 1336,00 Km².

Wilayah administasi Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14 Kecamatan dan pada level

Nagari (setingkat Kelurahan) terdapat 75 Nagari. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah

Datar berada di sekitar kaki gunung Merapi, gunung Singgalang, dan gunung Sago, dan

diperkaya pula dengan 25 sungai. Danau Singkarak yang cukup luas sebagian diantaranya

merupakan wilayah Kabupaten Tanah Datar yakni terletak di Kecamatan Batipuh Selatan

dan Rambatan.

Berdasarkan letak administrasinya, Kabupaten Tanah Datar mempunyai batas-batas

wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota

2) Sebelah selatan berbatas dengan Kabupaten Solok

3) Sebelah barat berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman

4) Sebelah timur berbatas dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung.

Kabupaten Tanah Datar mempunyai luas sekitar 1.336 km2 atau 133.600 hektar, yang

terletak pada 00°17” - 00°39” Lintang Selatan dan 100°19” - 100°51” bujur timur dan

memiliki 14 kecamatan dengan 75 nagari yang memiliki komposisi luas lahan sebagai terlihat

pada Tabel 2.10.1 berikut ini:

Page 131: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-81

Tabel 2.10.1Luas Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar

No Kecamatan Luas (Ha)Persentase

(%)Ketinggian

(m.dpl)

1 X Koto 15.299 11,45 700 - 1.000

2 Batipuh 14.426 10,80 500 - 850

3 Batipuh Selatan 8.273 6,19 500 - 850

4 Pariangan 7.643 5,72 500 - 800

5 Rambatan 12.915 9,67 600 - 700

6 Lima Kaum 5.000 3,74 450 - 550

7 Tanjung Emas 11.205 8,39 450 - 550

8 Padang Ganting 8.360 6,26 450 - 550

9 Linatu Buo 6.022 4,51 200 - 750

10 Lintau Buo Utara 20.431 15,21 200 - 750

11 Sungayang 6.545 4,90 400 - 750

12 Sungai Tarab 7.185 5,38 450 - 550

13 Salimpaung 6.088 3,94 750 - 1.000

14 Tanjung Baru 4.314 3,84 750 - 1.000

J u m l a h 133.600 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

b. Topografi dan iklim

Di Kabupaten Tanah Datar terdapat 14 kecamatan, diantaranya 3 kecamatan terletak

pada ketinggian antara 750 s.d. 1000 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan X

Koto, Salimpaung, dan Tanjung Baru. Sementara itu empat Kecamatan lainnya, yaitu

Kecamatan Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, dan Sungai Tarab terletak pada

ketinggian 450 s.d. 550 meter dari permukaan laut. Sedangkan 7 Kecamatan lagi terletak

pada ketinggian yang bervariasi, misalnya Kecamatan Lintau Buo yang terletak pada

ketinggian antara 200 s.d. 750 meter dari permukaan laut. Bila dilihat dari luas wilayah

kecamatan, maka kecamatan yang paling kecil luasnya adalah Kecamatan Lima Kaum

dengan luas 50,00 Km², sedangkan kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lintau

Buo Utara, yakni 203,26 Km², kemudian diikuti Kecamatan X Koto yang luasnya 152,99 km².

Rata-rata hujan di kabupaten tanah datar 13 hari /bulan, dengan curah hujan

15,98mm/bulan. Disamping itu terdapat 3 buah gunung, Merapi, Singgalang, dan Gunung

Sago yang dialiri dengan 5 buah sungai besar dan satu buah danau Singkarak.

Pada umumnya topografi di Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah

bergelombang dan berbukit sampai bergunung dengan rinciannya dapat dilihat pada Tabel

2.10.2.

Page 132: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-82

Tabel 2.10.2Topografi dan Kemiringan Lahan di Kabupaten Tanah Datar

No TopografiKemiringan

(%)

Luas

(ha)

Persentase(%)

1 Datar 0-3 6.160 4,61

2 Berombak 3-15 3.567 2,67

3 Bergelombang 15-25 44.023 32,95

4 Berbukit-Bergunung >25 79.850 59,77

J u m l a h 133.600 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

Berdasarkan bentuk geomorforloginya, wilayah kabupaten Tanah Datar mempunyai

tiga kelompok bentang darat, yaitu:

1) Wilayah kipas vulkanik gunung api yang tersebar di kecamatan X Koto, Batipuh, Batipuh

Selatan, Lima Kaum, Rambatan, Sungai Tarab dan Salimpaung,

2) Wilayah berbukit-bukit yang tersebar di kecamatan X Koto, Sungayang, Lintau Buo,

Lintau Buo Utara, Tanjung Emas dan Padang Ganting,

3) Wilayah dataran alluvial dan teras sungai yang tersebar sepanjang aliran sungai utama

seperti Batang Sinamar Hilir, Batang Ombilin dan Batang Selo.

Berdasarkan peta geologi lembaran Padang dan lembaran Solok, Kabupaten Tanah

Datar secara geologi mempunyai beberapa formasi geologi:

1) Anggota bawah formasi Ombilin batu kuarsa yang mengandung mika, sisipan arkose,

serpih lempungan (liat), konglomerat kuarsa dan batubara

2) Anggota filit dan serpih formasi Kuantan, serpih dan filit sisipan batusabak, batu lanau,

rijang dan aliran lava

3) Andesit dari gunung berapi dan lahar di sekeliling gunung Merapi, konglomerat dan

endapan-endapan kolovium di bagian barat dan danau Singkarak

4) Granit kapur bersusunan leuco-granit sampai monzonit kuarsa, umumnya bertekstur

faneritik-forfiritik

5) Formasi brani, konglomerat dengan sisipan pasir dan Tuf batu apung,

Page 133: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-83

Kabupaten Tanah Datar mempunyai sebaran curah hujan antara 1.750 – 4.000 mm

per tahun dengan sebaran wilayahnya sebagai berikut:

1) Wilayah dengan curah hujan antara 3.000 – 4.000 mm per tahun tanpa ada bulan

kering meliputi wilayah di sekitar pinggang Gunung Merapi yang meliputi wilayah di

kecamatan X Koto dan Pariangan.

2) Wilayah dengan curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm per tahun dengan bulan kering

kurang dari 2 bulan, meliputi wilayah di sekitar kecamatan Pariangan, Lima Kaum,

Lintau Buo, Batipuh dan Batipuh Selatan.

3) Wilayah dengan curah hujan antara 2.000 – 2.500 mm per tahun dengan bulan kering

4 sampai 6 bulan, meliputi wilayah di sekitar kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan,

Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang dan bagian utara kecamatan Tanjung Emas.

4) Wilayah dengan curah hujan antara 1.750 – 2.000 mm per tahun , meliputi wilayah di

sekitar kecamatan Batipuh, X Koto dan Rambatan.

Berdasarkan peta agroklimat propinsi Sumatera Barat (zona iklim menurut Oldeman),

Kabupaten Tanah Datar mempunyai beberapa zona agroklimat, yaitu:

1) Wilayah bagian barat mempunyai zona iklim A dan B1, dimana zona iklim A mempunyai

bulan basah lebih dari 9 bulan/tahun dan bulan kering kurang dari 2 bulan/tahun,

sedangkan zona iklim B1 mempunyai bulan basah 7-9 bulan/tahun dan bulan kering

kecil 2 bulan/tahun (bulan basah: curah hujan besar dari 200 mm/bulan dan bulan

kering: curah hujan kecil dari 100 mm/bulan).

2) Wilayah bagian tengah dan utara mempuyai zona iklim C1, dengan bulan basah 5-6

bulan/tahun dan bulan kering kurang dari 2 bulan /tahun, dan zona iklim D1 dengan

bulan basah 3-4 bulan/tahun dengan bulan keringnya kurang 2 bulan/tahun, dan

3) Wilayah bagian timur dan selatan mempunyai zona iklim D2 dengan bulan basah 3-4

bulan/tahun dengan bulan kering 2-3 bulan/tahun.

Berdasarkan faktor-faktor pembentukan tanah yang terdiri dari bahan induk, iklim,

topografi, vegetasi dan waktu geologis, maka di wilayah ini terdapat beragam jenis tanah

yaitu (1) Entisols, (2) Inceptisol, (3) Andisol, (4) Ultisols ,(5) Oxisol, (6) Vertisol dan (7)

Psamment/Regosols pergunungan.

Tanah Andisols tersebar di wilayah sekitar kaki Gunung Merapi, Inceptisol, Ultisols

dan Oxisol tersebar di wilayah bagian timur dan selatan, sedangkan Entisols tersebar sekitar

kawasan hutan lindung dan Vertisol tersebar di sekitar daerah Rambatan.

Page 134: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-84

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar yang terluas penggunaannya

adalah untuk sawah, kebun campuran dan perkebunan. Data penggunaan lahan di

Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat gambarannya sebagai berikut:

Tabel 2.10.3Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Datar

No Penggunaan Lahan

Luas Lahan

(ha)

Persentase

(%)

1. Pemukiman 12.170,00 ha 9,11%

2. Sawah 27.442,00 ha 20,54%

3. Pertanian lahan kering 6.005,50 ha 4,49%

4. Perkebunan 13.216,00 ha 9,89%

5. Kebun campuran 28.519,00 ha 21,35%

6. Lahan tandus (alang-alang/semak) 15.178,00 ha 11,36%

7. Hutan 24.029,00 ha 17,99%

8. Danau 6.660,00 ha 4,49%

9. Lainnya 382,00 ha 0,29%

Sumber: Kabupaten Tanah Datar Dalam Angka tahun 2010

Luas hutan sebesar 24.029,00 hektar tersebut terdiri dari hutan lindung seluas

18.359 hektar (13,74 %) dan hutan suaka alam dan wisata (PPA) yang tersebar di wilayah

kecamatan X Koto, Lintau Buo, Lintau Buo Utara, Sungai Tarab, dan Pariangan. Sedangkan

lahan kritis atau lahan tandus luasnya mencapai 11,36% dari luas wilayah Kabupaten Tanah

Datar (15.178,00 hektar) yang tersebar di semua kecamatan, dan yang terluas tersebar di

kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Rambatan, dan X Koto atau disekitar DTA Singkarak,

dengan luas mencapai 10.728 hektar.

Kabupaten Tanah Datar memiliki bentang alam yang bervariasi, yaitu posisinya

berada di antara 2 (dua) gunung yang masih aktif yaitu Gunung Marapi dan Gunung

Singgalang, memiliki morfologi bergelombang, banyak dilalui sungai-sungai besar serta

dilalui jalur sesar besar Sumatera (Sesar Semangko) sehingga menyebabkan Kabupaten

Tanah Datar rentan terhadap bencana.

Potensi bencana yang ada di Kabupaten Tanah Datar diantaranya adalah:

1. Gempa Bumi

Page 135: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-85

Gempa bumi atau juga sering disebut gempa tektonik di Kabupaten Tanah Datar

disebabkan oleh adanya jalur sesar aktif yang melalui wilayah Tanah Datar yang

memanjang mulai dari Teluk Semangko di tenggara hingga Banda Aceh. Diantara

gempa tektonik yang belum lama ini mengguncang Kota Padang Panjang dan

Kabupaten Tanah Datar terjadi pada tanggal 6 – 9 Maret 2007 hingga 8 kali guncangan

serta gempa susulan hampir mencapai 500 kali, gempa terbesar terjadi pada tanggal 6

Maret 2007 dengan kekuatan 6,3 SR. Kejadian gempa tersebut memakan korban jiwa

sebanyak 12 orang dan mengakibatkan 17.717 unit bangunan mengalami kerusakan,

mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.

Daerah yang mengalami kerusakan cukup berat yaitu di Nagari Gunung Rajo dan

Nagari Pitalah karena kedua nagari tersebut berada tepat di jalur sesar, daerah yang

harus diwaspadai dengan gempa tektonik ini adalah Kecamatan Batipuh, Batipuh

Selatan, Salimpaung dan Kecamatan X Koto bagian Timur.

2. Gerakan Tanah (Longsoran)

Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Bukit

Barisan secara geologi memiliki potensi terjadinya gerakan tanah. Beberapa penyebab

terjadinya gerakan, antara lain:

a. Faktor keairan (curah hujan) yang tinggi dan geologi yang kompleks pada wilayah

ini,

b. Faktor aktivitas manusia merupakan faktor yang paling dominan sebagai penyebab

terjadinya bencana gerakan tanah, misalnya: tataguna lahan yang tidak sesuai

dengan topografi dan struktur geologi setempat, pemotongan kaki bukit untuk

wilayah pemukiman, pemotongan dan pelebaran jalan,

c. Kondisi morfologi yang bergelombang.

Jenis Gerakan tanah yang sering terjadi adalah jenis longsoran bahan rombakan

(debris slide) dan aliran bahan rombakan (debris avalanche). Berdasarkan hasil studi

pemetaan mengenai gerakan tanah di Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya, jenis gerakan

tanah yang dijumpai berupa longsoran bahan rombakan dan nendatan. Selain itu dijumpai

juga beberapa gawir gerakan tanah lama. Di bawah ini akan diuraikan mengenai kondisi

lahan yang memiliki potensi bencana gerakan tanah, serta lokasi penyebarannya, sebagai

berikut:

a. Breksi, lapuk, bersifat berai - mudah tererosi, fragmen andesit dan material

vulkanik lainnya dengan ukuran fragmen kerikil-bongkah berada di zona patahan

Page 136: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-86

sehingga sangat labil terhadap gerakan tanah terdapat di sekitar Jalan Padang

Panjang - Singkarak, Nagari Subang Anak Kecamatan Batipuh.

b. Pengamatan lapangan dari formasi endapan Kuarter Marapi yang relatif labil

terhadap gerakan tanah, terdapat di Jalan Padang Panjang - Batusangkar, Bukit

Tampang Biaro, Sikaladi, Kecamatan Pariangan

c. Pemaprasan tebing yang tidak mengikuti kaidah kestabilan lereng sangat

berbahaya bagi pengguna fasilitas jalan, terdapat di Desa Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang.

d. Granit, coklat-putih, tergerus kuat, bidang gerusan terisi oleh lempung, lapukan

granit berukuran pasir kasar - kerikil kasar, mineral lapuk: kuarsa, feldspar, biotit

(inset: kontak antara granit lapuk dan masif yang dibatasi oleh bidang patahan).

e. Gerakan tanah bersifat rayapan terdiri dari material halus (klastik) berupa lahar,

abu-abu, fragmen rempah-rempah vulkanik terdiri dari andesit dan material

gunungapi lainnya. Lokasi terdapat di perbatasan Kota Padang Panjang –

Kabupaten Tanah Datar.

3. Gunung Merapi

Selain gempa bumi dan gerakan tanah, potensi bencana lainnya adalah letusan gunung

api aktif, yaitu Gunung Marapi. Bahaya yang ditimbulkan letusan gunung api adalah

terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun, lahar primer pada letusan gunung api

yang mempunyai danau kawah, lahar sekunder atau sering disebut lahar hujan dan

gelombang pasang. Daerah rawan letusan gunung api terdapat pada daerah sekitar

lembah sungai yang berhulu di lereng atas Gunung Marapi memanjang hingga ke

lereng bawah.

Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi kembali aktif

diantaranya: Bulan Sarik, Guguk, Labuatan dan Batur (Kecamatan Pariangan);

Lumbung Bapereng, Tanjung Ateh Bukik, Pasir Laweh dan Talang Tangah (Kecamatan

Sungai Tarab); serta Koto Baru, Kayutanduak, Marapi, Hilia Balai (Kecamatan X Koto);

Andaleh dan Sabu (Kecamatan Batipuh); daerah-daerah tersebut diindikasikan sebagai

jalur lahar jika terjadi letusan.

Pengamanan daerah rawan letusan gunung api dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Kawasan Bahaya I dengan radius 0 – 2 Km dari puncak gunung.

b. Kawasan Bahaya II dengan radius 3 – 7 Km dari puncak gunung.

c. Kawasan bahaya III dengan radius 8 – 14 Km dari puncak gunung.

Page 137: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-87

Dari pembahasan mengenai potensi bencana di atas, berdasarkan kriteria kawasan

lindung untuk kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan

berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan

tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, maka kawasan-kawasan yang berada

pada jalur atau radius bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung

d. Demografi

Penduduk menjadi salah satu variabel utama dalam melakukan evaluasi dan

perencanaan pembangunan di segala bidang, karena tujuan akhir dari pembangunan adalah

mensejahterakan masyarakat. Penduduk selain menjadi sasaran yang harus ditingkatkan

kualitasnya juga menjadi salah satu komponen untuk menggerakkan program

pembangunan. Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar setiap tahun terdapat

kecenderungan yang meningkat. Berdasarkan hasil registrasi penduduk yang dilakukan di

seluruh nagari dua kali dalam setahun memberikan informasi bahwa pada akhir tahun 2010

jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar mencapai 340.733 jiwa yang tersebar di seluruh

nagari atau seluruh jorong. Jumlah penduduk sebanyak itu jika dipilah menurut jenis

kelamin terdapat 166.034 jiwa diantaranya adalah penduduk laki-laki sedangkan sisanya

sebanyak 174.699 jiwa adalah perempuan. Dengan komposisi penduduk menurut jenis

kelamin pada tahun 2010 dimana yang terbanyak adalah penduduk perempuan

menghasilkan rasio jenis kelamin sebesar 95,04.

Distribusi penduduk menurut kecamatan, tampak untuk beberapa kecamatan

jumlah penduduknya relatif cukup banyak (30 ribu ke atas). Dari 14 kecamatan yang ada,

terdapat 6 kecamatan di antaranya yang memiliki jumlah penduduk di atas 30 ribu jiwa

seperti Kecamatan X Koto, Batipuh, Rambatan, Lima Kaum, Lintau Buo Utara & Sungai

Tarab. Namun demikian, jika jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah

masingmasing kecamatan, tampak bahwa kecamatan yang paling padat penduduknya

adalah di Kec. Lima Kaum yang mencapai 696 jiwa per km2 (Tanah Datar Dalam Angka

Tahun 2010).

Kecamatan Sungai Tarab merupakan kecamatan kedua yang terpadat penduduknya

yakni sebanyak 459 orang per km2. sedangkan Kecamatan Batipuh Selatan merupakan

kecamatan yang masih jarang dengan kepadatan penduduk sebesar 132 orang per km2.

Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2010 berjumlah 340.733 jiwa

dengan rincian penduduk laki-laki 166.034 jiwa dan perempuan 174.699 jiwa. Aspek

kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan, yang secara universal

penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil

Page 138: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-88

pembangunan. Dalam hal kaitannya peran penduduk tersebut, maka kualitas penduduk

perlu ditingkatkan dan pertumbuhan serta mobilitasnya harus dikendalikan.

Tabel 2.10.3

Jumlah Penduduk KabupatenTanah Datar Tahun 2010

KecamatanPenduduk (jiwa)

Sex RatioLaki-Laki Perempuan Jumlah

X Koto 18.993 20.320 39.313 93,47

Batipuh 15.281 16.069 31.350 95.10

Batipuh Selatan 5.219 5.707 10.926 91.45

Pariangan 10.312 11.018 21.330 93.59

Rambatan 10.954 17.163 33.117 92.96

V Kaum 17.368 17.446 34.814 99.55

Tanjung Emas 10.593 10.702 21.295 98.98

Padang Ganting 6.676 7.186 13.862 92.90

Lintau Buo 7.847 7.817 15.664 100.38

Lintau Buo Utara 17.066 17.722 34.788 96.30

Sungayang 8.188 8.760 16.948 93.47

Sungai Tarab 15.910 17.064 32.974 93.24

Salimpaung 10.117 10.916 21.033 92.68

Tanjung Baru 6.510 6.809 13.319 95.61

Total 166.034 174.699 340.733 95,04

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

Sementara, pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Datar tahun 2010 adalah

sebesar 0,43 % per tahun. Laju pertumbuhan penduduk berdasarkan pada tahun 2005-2010

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10.4

Laju Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk Tahun 2005 – 2010

Page 139: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-89

NO URAIANTAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0.43 0,32 0,39 0,40 0,43

2. Jumlah Penduduk (jiwa) 335.470 336.576 337.889 339.274 340.733

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

Laju pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh struktur umur penduduk.

Struktur umur penduduk pada suatu daerah sangat ditentukan oleh perkembangan tingkat

kelahiran, kematian dan migrasi. Oleh karena itu, jika angka kelahiran pada suatu daerah

cukup tinggi, maka dapat mengakibatkan daerah tersebut tergolong sebagai daerah yang

berpenduduk usia muda dan kecendrungan laju pertumbuhan penduduknya tinggi. Kendali

yang dilakukan selama ini adalah melalui Program Keluarga Berencana (KB) melalui akseptor

KB dengan jumlah akseptor KB tahun 2006 sebesar 5.050 orang, tahun 2007 sebesar 6.601

orang, tahun 2008 sebesar 6.533 orang, tahun 2010 sebesar 7.752 orang dengan rata-rata

pertumbuhan per tahun 5.187 Orang atau 6,67%.

Penduduk dipandang dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar tenaga

kerja. Kondisi keadaan ketenagakerjaan Kabupaten Tanah Datar menunjukkan adanya

peningkatan pada kelompok penduduk yang bekerja dan sehingga terjadi penurunan tingkat

pengangguran. Angkatan kerja pada tahun 2010 mencapai 166.230 orang, naik sebesar

2.545 orang dibanding Tahun 2008. Jumlah penduduk yang bekerja bertambah sebanyak

2.443 orang dari 150.457 orang pada tahun 2008 menjadi 152.900 orang pada tahun 2010.

Permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Tanah Datar saat ini sampai beberapa

tahun ke depan adalah terbatasnya kesempatan kerja, hal ini disebabkan karena

pertambahan jumlah angkatan kerja baru tidak diiringi dengan penciptaan lapangan

pekerjaan.

e.Ketenagakerjaan

Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dari seluruh jumlah

penduduk di Kabupaten Tanah Datar terdapat sebanyak 166.230 orang adalah penduduk

berumur 15 tahun ke atas yang termasuk ke dalam kelompok Angkatan Kerja. Kemudian,

dari 166.230 orang angkatan kerja sebanyak 152.900 orang adalah penduduk berumur 15

tahun ke atas yang sedang bekerja, sedangkan sisanya sebanyak 13.330 orang adalah

penduduk berumur 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan atau sering juga

disebut pengangguran. Komposisi angkatan kerja menurut jenis kelamin, tampak bahwa

penduduk yang bekerja terbanyak adalah penduduk laki-laki sedangkan penduduk yang

mencari pekerjaan yang terbanyak adalah penduduk perempuan. Selanjutnya jika penduduk

Page 140: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-90

berumur 15 tahun ke atas dilihat menurut jenis kegiatan lain terdapat 76.413 orang

penduduk berumur 15 tahun ke atas yang termasuk kedalam kelompok penduduk bukan

angkatan kerja. Secara rinci kelompok penduduk yang termasuk ke dalam kelompok bukan

angkatan kerja ini terbanyak memiliki kegiatan mengurus rumah tangga yang mencapai

43.533 orang sedangkan sisanya adalah penduduk yang sedang bersekolah dan penduduk

yang tidak mampu melakukan aktivitas (seperti jompo, lumpuh, penduduk pemalas dsb). Hal

ini sejalan dengan potensi perekonomian Tanah Datar yang didominasi oleh sektor

Pertanian, penduduk yang bekerja pun banyak terserap pada sektor Pertanian ( Tanah Datar

Dalam Angka Tahun 2010).

Dari seluruh penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dan sedang bekerja

sebanyak 86.711 orang bekerja di sektor pertanian dengan komposisi 51.376 orang laki-laki

dan 35.335 orang perempuan. Selanjutnya, aktivitas ekonomi kedua terbesar yang

menyerap tenaga kerja di Kabupaten Tanah Datar adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang dapat mempekerjakan sebanyak 23.689 orang penduduk yang berumur 15

tahun ke atas. Jika dilihat menurut tingkat pendidikan, penduduk berumur 15 tahun ke atas

yang bekerja di Kabupaten Tanah Datar mayoritas masih berpendidikan rendah (SD ke

bawah). Dari 152.900 orang penduduk yang bekerja sekitar 50 ribu orang atau sekitar 33,10

persen diantaranya berpendidikan paling tinggi Sekolah Dasar.

Sementara itu penduduk yang bekerja dan berpendidikan D.III ke atas terdapat

sekitar 4.626 orang, sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan SLTA terdapat sekitar

29.179 orang. Selanjutnya untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas yang sedang mencari

pekerjaan pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik, sekalipun masih

terdapat pula yang berpendidikan SD ke bawah yang tercatat sebanyak 989 orang.

Penduduk yang mencari pekerjaan tersebut mayoritas berpendidikan SLTA (Umum dan

Kejuruan) yang tercatat sekitar 5.648 orang, D.I/D.II sekitar 1.810 orang, D.III sebanyak

1.068 orang dan berpendidikan D.IV/S.1 sebanyak 1.478 orang.

Sementara itu, menurut data dari Dinas Pendidikan dan Tenaga Kerja Kabupaten

Tanah Datar, selama tahun 2008 jumlah pencari kerja yang terdaftar dinas tersebut tercatat

sebanyak 1.887 orang yang terdiri atas 1.178 orang pencari kerja perempuan dan sisanya

sebanyak 709 orang pencari kerja Laki-laki. Sedangkan pencari kerja yang terdaftar menurut

pendidikan terakhir diketahui bahwa pencari kerja yang terbanyak adalah lulusan SLTA yang

mencapai 860 orang bahkan pencari kerja lulusan Perguruan Tinggi juga cukup banyak

yakni sebanyak 584 orang.

2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Page 141: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-91

Kabupaten Tanah Datar memiliki wilayah sekitar 7% dari total luas Provinsi

Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi

sumber daya, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi

sungai, rawa dan danau.

Kabupaten Tanah Datar memiliki memiliki potensi sumber daya pertanian dan

perkebunan terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat. Sumber daya perkebunan yang

terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan kelapa dalam. Dibidang perikanan Kabupaten

Tanah Datar memiliki sumber daya perairan yang meliputi danau, sungai, dan rawa.

Selain sumber daya alam tersebut diatas Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi

untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Di bidang

pertambangan, potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum dimanfaatkan,

diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian golongan C.

b. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh penduduk usia

muda. Bila dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kabupaten Tanah Datar dapat

digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke ‘penduduk muda’),

dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,74% dan penduduk usia 65 tahun ke

atas sebesar 2,16%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua)

berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten

Tanah Datar pada tahun 2010 mencapai 65,10% dari total penduduk, atau sebanyak

175.550 orang. Pada tahun 2010 diketahui jumlah penduduk usia kerja yang aktivitas

terbanyaknya bekerja, sebanyak 161.610 orang atau sekitar 65,10% dari total penduduk

usia kerja. Sedangkan jumlah pencari kerja yang kegiatannya bukan bekerja pada tahun

2010 sebanyak 295 orang. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2010, nilai IPM Tanah Datar adalah 71,9 meningkat dibanding

dengan nilai IPM 71,6 (Tabel 2.10.3). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota

se-Provinsi Sumatera Barat, nilai IPM Kabupaten Tanah Datar berada pada posisi ke 7

(tujuh) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini

perlu ditingkatkan. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 120, menurun dari tahun

sebelumnya pada posisi 103.

Tabel 2.10.3.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kabupaten Tanah Datar Tahun 2002 - 2009

Page 142: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-92

NO URAIANTAHUN

2002 2005 2006 2007 2008 2009

1. Tanah Datar 68,2 71,6 71,86 72,44 72,98 73,20

2. Propinsi Sumbar 67,5 71,2 71,65 72,23 72,96 73,44

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat, 2011

2.10.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Jalan terdiri atas jalan

negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Frekuensi aktivitas angkutan darat pada tahun

2010 cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh jumlah kendaraan dan penumpang yang keluar

masuk terminal.

b. Prasarana air minum dan listrik

Berdasarkan data BPAM Kabupaten Tanah Datar tahun 2010 jumlah pelanggan air

bersih adalah 14.003 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, niaga, industri, social,

instansi pemerintah dan khusus. Volume air yang disalurkan sebanyak 6.341.855 m3 yang

meningkat bila dibandingkan yang hanya 2.930.910 m3. Secara keseluruhan selama tahun

2010 terjadi peningkatan jumlah pelanggan air bersih di Kabupaten Tanah Datar yakni dari

13.704 pelanggan pada tahun 2008 meningkat menjadi 14.003 pelanggan pada tahun 2010.

Jumlah pelanggan ini juga diiringi dengan kenaikan jumlah pemakaian air bersih. Volume air

bersih yang terjual tahun 2008 mencapai 2.930.910 m3 dan pada tahun 2010 meningkat dua

kali lipat menjadi 6.341.855 m3.

Bila dilihat dari produksi dan pemakaian listrik di Tanah Datar sejak Januari –

Desember 2010 dengan tingkat produksi 65.689.463 Kwh yang terjual mencapai 57.451.101

Kwh meningkat bila dibandingkan yang hanya 53.164.866 Kwh. Bila dilihat dari jumlah

pelanggan dan daya terpasang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan,

dimana pada sebanyak 29.450 pelanggan menjadi 30.776 pelanggan pada tahun 2010

dengan daya tersambung mencapai 34.386.380 KVA. Selama tahun 2010 terdapat

penambahan jorong yang membangun jaringan listrik baru yaitu Jorong Mawar I dan Jorong

Mawar II. Kedua jorong tersebut berasal dari Kecamatan Lintau Buo Utara. Dari 395 jorong

yang ada di Kabupaten Tanah Datar, sampai dengan tahun 2010 telah seluruhnya dapat

Page 143: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-93

diterangi listrik. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh Nagari dan Jorong di wilayah

Kabupaten Tanah Datar telah 100 persen dialiri oleh listrik.

Kabupaten Tanah Datar memiliki 3 buah SPBU yang tersebar di Kecamatan X Koto

sebanyak 1 buah unit SPBU dan di Kecamatan Lima Kaum sebanyak 2 buah unit SPBU. Dari

seluruh SPBU tersebut selama tahun 2010 dapat disalurkan 19.446.597 liter premium per

bulan, naik dari tahun sebelumnya yang hanya menyalurkan 15.204.926 liter premium

perbulan. Sedangkan untuk bahan bakar solar di tahun 2010 dapat disalurkan 8.843.254

liter solar per bulan atau meningkat dari tahun 2010 yang hanya menyalurkan 7.167.570

liter solar perbulan.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Tanah Datar, seperti

kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan

secara langsung.

Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan

utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana

komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau

konsumennya sampai pada daerah yang terjauh.

Kabupaten Tanah Datar memiliki 15 buah kantor pos yang tersebar di enam

kecamatan. Surat yang diterima oleh seluruh kantor pos jumlahnya mencapai 1.524,07 buah

surat yang diterima dari publik. Sedangkan untuk pengiriman dan penerimaan paket pos

selama tahun 2010 masing-masing adalah 1.284.867 buah paket pengiriman.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Tanah Datar sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 108

unit yang tersebar di 6 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 338 unit. Tingkat

sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 36 unit SMP terdiri 25 SMP Negeri dan

11 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 13 unit, 9 unit

negeri dan 4 unit swasta. MTs ada 11 unit yang terdiri dari 1 negeri dan 3 swasta. Sekolah

Pertanian Pembangunan Muhamadiyah ada 1 dan sekolah Menengah Kejuruan ada 6 yang

terdiri dari 3 swasta dan 3 negeri. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan

Swasta di Kabupaten Tanah Datar.

Pada tahun 2010 jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Tanah Datar terdapat 305 unit

dan jumlah lokal yang tersedia sebanyak 2.070 loka serta jumlah murid yang dapat

Page 144: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-94

ditampung sebanyak 3.624 orang. Terjadi sedikit penurunan pada jumlah Guru/pengajar,

dimana pada tahun 2008 jumlah guru SD tercatat sebanyak 3.285 orang dan pada tahun

2010 menjadi sebanyak 3.280 orang, dengan rincian 2.021 orang guru kelas, 337 orang

guru Agama, dan sebanyak 245 orang guru olahraga serta 380 orang guru lainnya.

Sedangkan jika dilihat menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan para guru SD di

Kabupaten Tanah Datar, tercatat 411 orang berpendidikan D-1 ke bawah, 1.904 orang D-2,

56 orang D-3/Sarjana Muda, dan sebanyak 909 orang tamat D-4/S-1. Sementara itu,

pencapaian prestasi anak-anak SD pada tahun 2010 terlihat dari nilai rata-rata UAN dan

pada tahun 2010 nilai rata-rata UAN mencapai 7,62. Nilai rata-rata ini meningkat jika

dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai nilai 7,08. Lain halnya dengan jumlah

SMP, pada tahun 2010 jumlahnya tercatat sebanyak 49 unit. Jumlah murid yang tertampung

di seluruh SMP di Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2010 tercatat sebanyak 12.844 siswa.

Pada tahun 2010 jumlah guru yang mengajar tercatat sebanyak 1.269 orang guru. Dari

1.269 orang guru, jika dilihat menurut pendidikan yang ditamatkan tercatat yang

berpendidikan D-3 ke bawah sebanyak 139 orang, berpendidikan D-3 tercatat 249 orang

guru, D-4/S-1 sebanyak 869 orang dan guru yang berpendidikan S-2 tercatat sebanyak 12

orang guru.

e. Prasarana kesehatan

Kabupaten Tanah Datar memiliki satu rumah sakit umum (RSUD). Pada tingkat

kecamatan telah tersedia puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Pada tahun 2010

jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 12 unit, dan

puskesmas pembantu 75 unit

Jumlah Tenaga Kesehatan di Tanah Datar terdiri dari 19 orang dokter umum, 8

dokter gigi, 88 bidan, 124 perawat, 9 asisten apoteker, dan 67 orang tenaga teknisi lainnya.

Walaupun persentase penolong kelahiran oleh tenaga medis menurun, selama tahun 2010

terdapat perbaikan dalam bidang kesehatan lainnya yang ditunjukkan dengan semakin

mengecilnya jumlah balita gizi buruk. Menurut laporan Dinas Kesehatan, pada tahun 2010

dari 28.591 balita terdapat sebanyak 206 Balita atau sekitar 0,72 persen balita dengan

kondisi gizi buruk. Angka ini lebih rendah atau menurun jika dibandingkan tahun

sebelumnya yang mencapai 0,83 persen balita dengan gizi buruk. Persentase balita gizi

buruk ini diharapkan akan semakin turun di tahun-tahun berikutnya dengan semakin

bertambahnya sarana dan prasarana kesehatan serta bertambahnya tenaga kesehatan/

medis. Hal ini perlu mendapat perhatian yang cukup karena penopang bangsa di masa yang

akan datang berawal dari bayi atau balita yang sehat.

Page 145: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-95

2.11 KOTA PAYAKUMBUH

2.11.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara geografis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 00° - 10° sampai dengan

0°- 17' LS dan 100°- 35' sampai dengan 100°- 48' BT. Tercatat memiliki luas wilayah ±

80,43 km2 atau setara dengan 0,19 persen dari luas propinsi Sumatera Barat dan

berbatasan langsung dengan lima kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Secara administrasi batas daerah Kota Payakumbuh berbatasan :

1) Bagian Utara : dengan kecamatan Harau, Kec. Payakumbuh kab. 50 Kota

2) Bagian Timur : dengan Kec. Luhak dan Kec. Harau Kab. 50 Kota

3) Bagian Selatan : dengan Kec. Luhak dan Kec. Situjuh Limo Nagari

4) Bagian Barat : dengan Kec. Payakumbuh dan Kec. Akabiluru

Pada tahun 2008, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh nomor 12 dan

13 tahun 2008, diadakan pemekaran wilayah kecamatan, menjadi 5 Kecamatan. Wilayah

yang mengalami pemekaran adalah Kecamatan Payakumbuh Barat, pecah menjadi

Kecamatan Payakumbuh Barat dan Kecamatan Payakumbuh Selatan. Kecamatan

Payakumbuh Utara pecah menjadi Kecamatan Payakumbuh Utara dan Kecamatan Lamposi

Tigo Nagori.

b. Topografi dan iklim

Keadaan topografi Kota Payakumbuh bervariasi antara dataran dan berbukit dengan

ketinggian 514 meter diatas permukaan laut. Suhu udara rata-rata 26° Celsius dengan

kelembaban udara berkisar antara 45 persen sampai dengan 50 persen.

Curah hujan di Kota Payakumbuh rata-rata 192,75 mm, dengan intensitas rata-rata

setiap bulan bisa terjadi hujan 10 hari, dimana paling sering terjadi hujan pada bulan

Oktober, Maret dan Agustus, walaupun saat ini terkadang musim hujan dan kemarau tidak

terlalu ekstrim, namun kecenderungan umum masih bisa dilihat dari pantauan yang

dilakukan oleh dinas pertanian Kota Payakubuh selama tahun 2009.

Tabel 2.11.1Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kota Payakumbuh Tahun 2009

NO Bulan Curah Hujan Hari Hujan

1 Januari 94 9

2 Februai 133 3

Page 146: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-96

3 Maret 203 20

4 April 222 14

5 Mei 65 4

6 Juni 192 8

7 Juli 57 6

8 Agustus 104 14

9 September 134 6

10 Oktober 143 21

11 Nopember 462 8

12 Desember 504 10

Sumber: BPS, Kota Payakumbuh dalam angka, 2010

c. Lahan dan Penggunaanya

Payakumbuh merupakan salah satu kota di bagian timur Sumatera Barat yang

memiliki letak strategis, karena berbatasan langsung dengan Provinsi Riau. Dimana Provinsi

Riau merupakan daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merupakan

daerah yang memiliki prospek perekonomian yang baik di Pulau Sumatera. Provinsi Riau

menjadi tujuan investasi bagi pengusaha lokal dan pengusaha kawasan Asia Tenggara

dalam bidang industri perkebunan, energi dan Industri elektronika dan permesinan.

Sehingga keberadaan Kota Payakumbuh sebagai pintu gerbang Timur Provinsi

Sumatera Barat menjadi strategis, dan penting dalam rangka pendorong pertumbuhan kota.

Letak kota Payakumbuh sangat strategis bila dilihat dari segi lalu lintas angkutan darat

Sumbar-Riau. Kota Payakumbuh merupakan pintu gerbang masuk dari arah Pekan Baru

menuju kota-kota penting di Propinsi Sumatera Barat. Berbagai jenis angkutan penumpang

dan barang sangat ramai melewati kota ini pada waktu siang maupun pada malam hari.

Jarak kota Payakumbuh ke kota Pekan Baru 188 km dan dapat ditempuh selama ± 4,5 jam

perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota Padang sejauh 124 km, dapat

ditempuh dengan kendaraan pribadi selama ± 2,5 jam perjalanan. Kota Payakumbuh saat

ini dalam penggunaan lahannya, sudah mulai berubah dari dominan sektor pertanian

menjadi peruntukan pemukiman dan bangunan, pasar, jalan dan Bila dilihat dari segi

pengunaan tanah 34,45 persen tanah di Kota Payakumbuh merupakan tanah sawah, dan

sisanya 63,3 persen berupa tanah kering. Tanah kering ini sebagian besar dimanfaatkan

untuk bangunan sebesar 32,59 persen dan untuk usaha pertanian sebesar 32,42 persen,

serta sisanya berupa tanah untuk hutan negara, semak belukar, dan lain-lain.

d. Demografi

Page 147: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-97

Dari catatan BPS (2010), Penduduk kota Payakumbuh tahun 2009 berjumlah

106.911 jiwa yang terdiri dari 52.906 jiwa penduduk laki-laki dan 54.005 jiwa penduduk

perempuan dengan sex ratio 98. Dibanding tahun lalu, terjadi peningkatan jumlah penduduk

sebanyak 0,86%. Peningkatan jumlah penduduk berdampak langsung kepada peningkatan

kepadatan yaitu dari 1.318 jiwa per kilometer bujursangkar tahun 2008, menjadi 1.329 jiwa

per kilometer bujursangkar tahun 2009. Kecamatan Payakumbuh Barat masih merupakan

kecamatan terpadat penduduknya dibanding empat kecamatan lainnya. Dilihat dari segi

jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga, Payakumbuh Barat memiliki jumlah penduduk

dan jumlah rumah tangga yang terbanyak dibanding empat kecamatan lainnya.

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Pola penggunaan sumberdaya alam di Kota Payakumbuh lebih cenderung digunakan

untuk mendukung pertumbuhan kota yang semakin padat, akibat semakin tingginya

penggunaan lahan, pertumbuhan ekonomi, dan intensitas kebutuhan masyarakat kota untuk

pengembangan hutan perkotaan dan pertanian. Walaupun berstatus sebagai kota

Pemerintahan dan kota pusat pelayanan dan perdagangan, Kota Payakumbuh masih

menyisihkan lahan untuk pertanian seluas 2.771 hektar atau 34,45% dari luas Kota,

perkebunan rakyat 1.490 hektar atau 18,53%, kolam ikan dan tebat seluas 172 hektar atau

2,14% dan tempat pemukinan yang semakin padat untuk bangunan pasar, perumahan dan

pemerintahan seluas 1.718 hektar atau 21,35%. Rinciannya dapat dilihat pada tabel 2.11.2.

berikut ini:

Tabel 2.11.2.

Tata Guna Lahan Wilayah Kota Payakumbuh Tahun 2010

No Jenis Lahan Luas Persentase

1 Luas Sawah/Wet Land Area 2,771 34.45%

2 Tanah untuk bangunan dan sekitarnya/ 1,718 21.36%

3 Kebun/ladang/Garden/Shifting Cultivation 1,490 18.53%

4 Kolam/tebat/Water Ponds 172 2.14%

5 Ditanami pohon (hutan rakyat)/Forest 361 4.49%

6 Pengembalaan / Padang rumput/ 47 0.58%

7 Lainnya 1,484 18.45%

Jumlah 8,043 100.00%

Sumber: Kota Payakumbuh Dalam Angka, 2010

Page 148: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-98

b. Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja merupakan aspek penting dalam perekonomian dan pembangunan

kota. Penduduk pada usia 15 – 60 tahun bisa juga dikategorikan sebagai penduduk yang

produktif dan di Kota Payakumbuh berjumlah 63.785 orang. Dari sejumlah itu 46.058

bekerja pada beberapa sektor ekonomi pada sektor pertanian bekerja 8.002 orang, pada

sektor industri 3.808 orang, perdagangan rumah makan, hotel dan restoran 16.851 orang,

jasa kemasyarakatan (publik) 11.093 orang dan lainnya sebanyak 6.304 orang.

Angkatan kerja berjumlah 50.216 orang, dan dari jumlah itu yang bekerja 46.058

orang, yang sedang mencari kerja 4.158 orang, dan bukan angkatan kerja berjumlah 23.026

orang. Orang yang bukan angkatan kerja 6.441 orang masih bersekolah dan selebihnya

16.585 orang tidak mencari kerja atau dengan pertimbangan tertentu lebih memilih untuk

tidak mencari dan atau bekerja.

2.11.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Total panjang jalan Kota Payakumbuh pada akhir tahun 2009 berjumlah 237,29 km.

Jenis permukaannya terdiri dari jalan aspal 96,10 persen, jalan kerikil 1,56 persen dan jalan

tanah 2,34 persen. Bila dilihat statusnya 90,11 persen jalan di Kota Payakumbuh adalah

jalan kota, 3,97 persen jalan propinsi dan 5,92 persen jalan nasional. Panjang jalan Aspal

pada tahun 2010 sepanjang 228,04 Km, jalan kerikil 3,71 km dan jalan tanah 5,54 km.

Sementara jumlah jembatan sebanyak 96 buah, dengan panjang 965,80 meter. Di

Kecamatan Payakumbuh Barat sebanyak 17 buah, Payakumbuh Timur 28 buah,

Payakumbuh Utara 234,10 meter, Payakumbuh Selatan 40,30 dan Lampiso Tigo Nagori 15

buah.

b. Prasarana Listrik dan Air Minum

Dilihat dari segi komposisinya, sebagian besar pelanggan PT.PLN Kota Payakumbuh

berasal dari rumahtangga yaitu 85,77 persen diikuti oleh perdagangan 10,92 persen, sosial

2,17 persen, dan sisanya instansi umum, industri dan lampu jalan Jumlah pelanggan PDAM

Kota Payakumbuh secara terus menerus meningkat, seiring dengan meningkatnya

kebutuhan masyarakat terhadap air bersih. Pada tahun 2009 jumlah pelanggan naik 3,58

persen dari 15.067 pelanggan tahun 2008 menjadi 15.607 pelanggan tahun 2009. Kenaikan

jumlah pelanggan PDAM lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan pelanggan rumahtangga

sebanyak 466 pelanggan dari 540 total tambahan pelanggan. Dilihat dari kontribusi jenis

tarif rumahtangga juga mempunyai kontribusi paling besar yaitu 89,49 persen.

Page 149: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-99

2.12 KABUPATEN SOLOK SELATAN

2.12.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Solok Selatan ibu kotanya Padang Aro, terletak kira-kira 166 km dari

Kota Padang. Kabupaten Solok Selatan pada mulanya termasuk Kabupaten Solok dan sejak

tahun 2004 dimekarkan menjadi Kabupaten tersendiri. Kabupaten Solok Selatan terletak

antara 010 17' 13' – 010 46' 45” Lintang Selatan dan 1000 53' 24” - 1010 26' 27” Bujur Timur.

Ketinggian daerah ini adalah 300-950 m dari permukaan laut. Secara administratif, luas

wilayah Solok Selatan adalah 3 346,20 km per segi yang didominasi oleh hutan negara, yaitu

sekitar 37,31 persen. Kabupaten Solok Selatan merupakan urutan ke-4 terluas di Propinsi

Sumatera Barat yaitu 7,92%. Kabupaten Solok Selatan terletak di bagian selatan dan

berbatasan dengan propinsi tetangga yaitu Propinsi Jambi. Adapun batas batas wilayah

Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kabupaten Solok

2) Sebelah Selatan : Propinsi Jambi

3) Sebelah Barat : Kabupaten Pesisir Selatan

4) Sebelah Timur : Kabupaten Sijunjung

Jumlah kecamatan Kabupaten Solok Selatan, yaitu sebanyak 7 kecamatan. Daerah

Solok Selatan, cenderung berbukit-bukit dan merupakan daerah aliran sungai. Tercatat,

terdapat 13 buah sungai yang relatif besar mengaliri daerah ini. Kabupaten Solok Selatan

terdiri dari 7 kecamatan, 39 nagari dan 195 jorong pada tahun 2010. Kecamatan Sungai

Pagu merupakan kecamatan dengan jumlah jorong terbanyak yaitu hingga 40 jorong

dengan 11 jumlah nagari. Kecamatan kedua yang memiliki jorong terbanyak adalah

kecamatan Sangir Batang Hari, yaitu 34 jorong.

Tabel 2.12.1Luas Kecamatan Se-Kabupaten Solok Selatan

No. KecamatanLuas Wilayah

(km2)Persentase

1. Sangir 632.99 18,92

2. Sangir Jujuan 278.06 8,31

3. Sangir Balai Janggo 686.94 20,53

4. Sangir Batang Hari 280.01 8,36

5. Sungai Pagu 596.00 17,81

6. Batang Hari 348.10 10,40

7. Koto Parik Gadang Di ateh 524.10 15,66

Page 150: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-100

Sumber : Solok Selatan Dalam Angka tahun 2010

Berdasarkan data pada tabel 2.12.1 di atas tergambar bahwa kecamatan terluas

adalah Sangir Balai Janggo (20,53%). Sedangkan kecamatan terkecil adalah kecamatan

Sangir (8,31%). Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa kecamatan di daerah ini memiliki

luas yang relatif kecil.

b. Topografi dan iklim

Wilayah Kabupaten Solok Selatan terletak pada ketinggian 350 - 430 meter diatas

permukaan laut, dengan topografi (bentang alam) bervariasi antara dataran lembah

bergelombang, berbukit dan gunung yang merupakan rangkaian dari Bukit Barisan yang

membujur dari utara ke selatan di sepanjang pantai barat Sumatera.

Selanjutnya, secara topografis 60 % dari wilayah Solok Selatan berada pada

kelerengan di atas 40 % yang tergolong sangat curam dan rawan terhadap bahaya longsor.

Kabupaten Solok Selatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe wilayahnya: (1) kawasan

dataran tinggi bergelombang yang menempati wilayah bagian Timur, mulai dari Lubuk

Malako di Kecamatan Sangir Jujuan ke arah Utara sampai ke wilayah Kecamatan Sangir

Batang Hari; (2) kawasan perbukitan, lebih dominan menutupi wilayah Kabupaten Solok

Selatan, mulai dari bagian Utara sampai bagian tengahnya. (3) kawasan lembah kaki

pegunungan yang menempati wilayah bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir

Selatan dan bagian Selatan, yang merupakan kaki Gunung Kerinci.

Kabupaten Solok Selatan dilalui oleh 18 aliran sungai. Lima di antaranya terdapat di

Kecamatan Sangir, tiga di Sungai Pagu dan 10 sungai di kecamatan lainnya, masing-

masing diantaranya terdapat dua sungai. Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya

mempunyai kedalaman yang cukup, bersifat permanen, dan memiliki arus yang cukup deras.

Dengan bentangan alamnya yang berbukit-bukit serta dilalui oleh banyak sungai seperti itu,

menjadikan Kabupaten Solok Selatan rawan terhadap bahaya banjir dan longsor. Di samping

itu, Kabupaten Solok Selatan juga merupakan salah satu dari empat kabupaten yang

termasuk daerah yang berada pada bagian hulu Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Batang

Hari yang mengalir ke pantai timur.

Secara geologis, Kabupaten Solok Selatan berada pada Sistem Patahan Besar

Sumatera, yang dikenal dengan Patahan Semangko yang masih aktif sampai sekarang. Zona

tumbukan lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Benua Eurasia ini masih aktif, dengan

laju pergerakan 7 cm/tahun. Jika terjadi pergerakan yang cukup besar, akan berpotensi

menimbulkan gempa bumi. Di sisi lain berdasarkan peta geologi terlihat adanya potensi

sumber daya mineral. Sumber daya mineral tersebut antara lain terdiri dari (a) mineral

Page 151: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-101

logam berupa tembaga, emas, dan perak. (b) potensi panas bumi yang ditandai oleh

munculnya mata air panas. (c) bahan galian berupa batu gamping, pasir dan batu sungai.

Dari sisi vulkanologis, meskipun tidak memiliki gunung berapi, kabupaten ini terletak

di antara dua gunung berapi yang masih aktif, yang berada di luar kabupaten namun

berbatasan langsung dengannya, yaitu Gunung Talang di Kabupaten Solok dan Gunung

Kerinci di Kabupaten Kerinci. Jika terjadi aktivitas vulkanik dan seismik kedua gunung berapi

tersebut akan berdampak langsung terhadap aktivitas masyarakat di Kabupaten Solok

Selatan.

Daerah Kabupaten Solok Selatan secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi oleh

musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau pada bulan Maret sampai dengan

Agustus sedangkan musim penghujan pada bulan April sampai dengan Februari. Curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 26,54 mm. Jumlah hari hujan pada tahun

2010 tercatat 199 hari dan bulan Januari merupakan bulan dengan hari hujan terbanyak

yaitu 27 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 29,0OC – 32,3OC dan suhu minimum

antara 22,6OC -24,41OC kelembaban udara berkisar antara 82,35%.

c. Lahan dan penggunaannya

Luas wilayah Kabupaten Solok Selatan mencapai 3.346,2 km2. Kecamatan Sangir

Balai Janggo merupakan kecamatan terluas dengan luas 686,94 km2 (20,53% luas

kabupaten) dan kecamatan Sangir Jujuan merupakan yang terkecil dengan luas wilayah

278,06 km2 (8,31% luas kabupaten). Dari luasan lahan yang ada, sebanyak 29,39%

merupakan hutan negara dengan luasan berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada Tabel

2.12.2.

Tabel 2.12.2.Luas Lahan dan Kegunaannya tahun 2009

No. KegunaanLuas Lahan

(ha)Persentase

1. Lahan Sawah 8.522 2,55

2. Pekarangan, bangunan dan Halaman 5.591 1,67

3. Tegal, kebun. ladang 15.129 4,52

4. Perkebunan 45.156 13,49

5. Kebun Campuran - -

6. Hutan Negara 98.410 29,39

7. Hutan rakyat 63.962 19,10

8. Sementara Tidak di Usahakan 82.659 24,69

9. Danau, kolam, rawa 9.667 2,89

Page 152: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-102

10. Lainnya 5.681 1,70

Jumlah 334.777 100

Sumber: Solok Selatan Dalam Angka 2010

Dilihat dari jenis tanahnya, Kabupaten Solok Selatan, terdiri atas tanah Andosol dan

Litosol. Jenis tanah seperti ini memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur. Oleh

karena itu daerah ini sangat cocok untuk pengembangan kegiatan pertanian, terutama

tanaman holtikultura dan perkebunan. Berdasarkan peta kesesuaian lahan diperoleh

informasi bahwa, di samping tanaman pangan, komoditas perkebunan yang lebih sesuai

dengan potensi lahan adalah jenis tanaman dataran tinggi seperti teh, kakao dan kopi

daripada tanaman karet dan kelapa sawit.

Luas wilayah Kabupaten Solok Selatan mencapai 334.620 ha, terdiri atas 98.410 Ha

(29,39%) berstatus hutan negara, dan 63.962 Ha (19,10%) berstatus hutan rakyat.

Sementara itu untuk persawahan seluas 8.522 Ha (2,55%). Untuk tegal, kebun, ladang,

huma 15.129 Ha (4,52%). Sementara itu perkebunan yang dikelola oleh perusahaan

perkebunan seluas 45,156 Ha (13,49%).

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2009 yaitu 133 ribu jiwa.

Dengan luas daerah 3347,20 km per segi, kepadatan penduduk di Kabupaten Solok Selatan

relatif masih rendah yaitu sekitar 39,99 jiwa per kilometer persegi. Dari ketujuh kecamatan

di Kabupaten Solok Selatan, Kecamatan Sangir merupakan kecamatan terpadat, yaitu

dengan 56,25 jiwa per kilometer (jumlah penduduk 35608 jiwa menempati luas daerah

632,99 km persegi) dan kecamatan yang masih relatif jarang adalah kecamatan Sangir Balai

Janggo, yaitu 18,55 jiwa per kilometer persegi ( jumlah penduduk 12.746 jiwa dengan luas

daerah 686.94 km per segi) sebanyak 204,906 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 106.229 jiwa atau 51,84% dan penduduk perempuan 98,677 jiwa atau 48,16%.

2.12.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Solok Selatan memiliki luas wilayah sekitar 7,92% dari total luas provinsi

Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi

sumber daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan

(sungai). Kabupaten Solok Selatan sangat potensial sebagai daerah perkebunan, khususnya

kebut karet, sawit dan teh.

Daerah Kabupaten Solok Selatan sebagian besar masih berupa hutan. Oleh sebab

itu sebagian wilayah Kabupaten Solok Selatan merupakan Taman Nasional Kerinci Seblat

Page 153: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-103

(TNKS). Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan pada tahun 2009, dari seluruh total

wilayah Kabupaten yang luasnya 334.620 ha, sekitar 29,39 % merupakan wilayah hutan

negara dan sekitar 19,10 persen merupakan hutan rakyat. Menurut luas kawasan hutan,

tercatat hutan produksi hanya berkisar 7,71 persen, hutan produksi terbatas sekitar 12,85

persen dan hutan produksi yang masih dapat dikonversikan sekitar 2,56 persen.

b. Sumber daya manusia

Jumlah Penduduk Kabupaten Solok Selatan sampai tahun 2009 adalah 133.804 jiwa

dengan kepadatan penduduk rata-rata 39,99 jiwa/km. Penduduk Kabupaten Solok Selatan

umumnya didominasi oleh penduduk usia muda yaitu berusia angkatan kerja dari 15-64

tahun sebesar 84.540 (63,18%). Sedangkan penduduk usia 0-14 tahun sebesar 42.708 jiwa

atau 31,92%, kemudian penduduk usia diatas 65 tahun sebanyak 6.556 jiwa atau 4,90%.

Oleh sebab itu kabupaten Solok Selatan dapat digolongkan sebagai wilayah dengan

penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke ‘penduduk muda’), dimana jumlah penduduk

usia 0-14 tahun sebesar 31,92% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 4,90%.

Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada

tingginya angka rasio ketergantungan.

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia angkatan kerja pada tahun 2009 mencapai 63,18% dari total

keseluruhan penduduk. Daerah ini ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar

58,27%. Artinya secara rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 72 penduduk

tidak produktif. Dengan demikian rasio tingkat ketergantungan penduduk relatif sangat

tinggi. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Tingkat

ketergantungan yang tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat itu karena relatif

tingginya beban yang ditanggung seorang angkatan kerja.

Tabel 2.12.3.Kelompok Umur dan Persentase Penduduk

di Kabupaten Solok Selatan tahun 2009

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

1. 0 - 14 42.708 31,92

2. 15 - 64 85.540 63,93

3. > 65 6.556 4,90

Jumlah 133.804 100

Sumber: Solok Selatan Dalam Angka 2010

Berdasarkan data pada tabel 2.12.3 diatas, tergambar bahwa usia 0-14 tahun

adalah 42.708 jiwa atau 31,92%. Sedangkan penduduk dalam usia angkatan kerja sebesar

Page 154: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-104

84.540 atau 63,18%. Selanjutnya jumlah penduduk manula sebesar 6.556 atau 4,90%.

Besarnya jumlah penduduk usia kerja juga menggambarkan besarnya kebutuhan lapangan

kerja sehingga angkatan kerja ini tidak menganggur.

Untuk mengukur kenaikan kualitas sumber daya manusia indikator yang dapat

dipakai yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia dapat

menunjukkan kemajuan pembangunan manusia, baik bidang kesehatan, pendidikan dan

ekonomi. Kabupaten Solok Selatan berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia jika

dibandingkan dari tahun 2008 sampai 2009 menunjukkan trend kenaikan yang kurang baik

yaitu dari 68,06 tahun 2008 menjadi 68,67 pada tahun 2009 dan belum mampu melampaui

beberapa kabupaten kota di Provinsi Sumatera Barat, masih tetap berada dibawah rata-rata

IPM Provinsi Sumbar. Berdasarkan Rangking IPM Kab/Kota Di Sumatera Barat se Sumatera

Tahun 2009, Kabupaten Solok Selatan menduduki rangking ke 17 dari 19 Kabupaten/kota se

Sumatera Barat . Hal ini masih dapat ditingkatkan lagi untuk menaikkan IPM melalui potensi-

potensi yang dimiliki Kabupaten Solok Selatan.

Gambar 2.12.1 Index Pembangunan Manusia Tahun 2008

2.12.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Prasarana Jalan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu

negara dan daerah. Jalan sangat berpengaruh terhadap distribusi produk dari suatu tempat

ke tempat lain. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika jalan adalah salah satu elemen

penting yang dibutuhkan masyarakat. Jalan juga semakin penting seiring dengan

peningkatan mobilitas penduduk di suatu daerah. Berdasarkan data yang ada di Kabupaten

Solok Selatan tidak terdapat jalan Nasional (negara) seluruh jalan di daerah ini merupakan

62646668707274767880

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten SolokTahun 2008

Page 155: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-105

jalan propinsi. Panjang jalan propinsi yang melintasi daerah ini adalah 222,90 km. Kondisi

jalan propinsi tersebut terdiri dari 115,81 km dalam kondisi baik, dan sisanya 91,87 km

dalam kondisi jalan kurang baik. Panjang jalan yang sudah di aspal di daerah ini adalah

124,40 km, sedangkan jalan yang belum diaspal sepanjang 91,87 km.

b. Prasarana air minum dan listrik

Selama tahun 2009 Perusahaan daerah air Minum (PDAM) Kabupaten Solok Selatan

telah memasang sambungan air minum untuk rumah sebanyak 11.099 pelanggan

sedangkan tahun 2008 hanya sebanyan 9.856 pelanggan. Sedangkan sambungan kran

umum sebanyak 162 unit. Hal ini meningkat dibanding tahun 2008 yang hanya 130 unit.

Jumlah pelanggan air munim di kabupaten Solok Selatan sampai tahun 2009 adalah 5.218

unit, terdiri dari rumah tangga sebanyak 4.989 buah, niaga (bisnis) sebanyak 58 buah, sosial

sebanyak 69 buah. Sebanyak 12 buah kran dan 100 buah kantor. Kapasitas produksi air

minum terpasang adalah 590, sedangkan volume air sebanyak 1.224.070 m2. Jumlah

sambungan kerumah penduduk. Jumlah sambungan terpasang sebesar 5.484, yang aktif

sebanyak 5.217 dan non-aktif sebanyak 398 unit. Selanjutnya kran umum yang terpasang

sebanyak 81 unit, 10 yang aktif, dan 71 yang non-aktif.

Pembangkit listrik PLN di kabupaten Solok Selatan yang berfungsi ada 2 unit yang

terdapat di kecamatan Pauh duo dan kecamatan Parik Gadang Diateh. Apabila terjadi beban

puncak, pembangkit listrik di kecamatan Koto Parik Gadang Diateh tidak dapat beroperasi.

Kapasitas PLN yang tersedia di daerah ini adalan 189.845 JTM atau 147.779 JTR. Daya

tersambung sebesar 16.269.750. Sedangkan jumlah pelanggan rumah tangga sebanyak

19.189, pelanggan bisnis sebanyak 663, 2 buah industri dan 132 lainnya.

c. Prasarana komunikasi dan Pariwisata

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Solok Selatan, seperti

kantor pos dan jaringan telepon, jaringan internet. Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi saat ini menggeser pemanfaatan Pos sebagai salah salah satu alat komunikasi

paling tua di Indonesia. Peranan Pos mulai bergeser kecuali untuk pengiriman paket dari dan

ke Kabupaten Solok Selatan. Penggunaan jaringan telepon juga mulai bergeser, karena

beralih ke penggunaan telepon seluler. Oleh sebab itu jaringan telepon semakin kecil

peminatnya. Pemasangan jaringan telepon baru umumnya tidak ada permintaan saat ini

kecuali untuk perkantoran dan jaringan internet. Jaringan internet juga mulai beralih ke

internet yang mobil.

Berbagai prasarana pariwisata juga mulai berkembang di Kabupaten Solok Selatan.

Penginapan mulai tumbuh dan saat ini berjumlah 9 buah, rumah makan menjadi 49 buah

Page 156: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-106

dan toko cendramata sebanyak 1 buah. Terdapat setidaknya 2 jenis objek wisata yaitu objek

wisata alam dan budaya. Objek wisata alam berjumlah 44 buah dab budaya sebanyak 120

buah. Sedangkan jasa hiburan sampai tahun 2009 berjumlah 10 buah.

d. Prasarana pendidikan

Sebagai Kabupaten yang bari bediri, Kabupaten Solok Selatan juga sudah

membangun berbagai prasarana pendidikan mulai dari PAUD (pendidikan anak usia dini)

sampai SLTA. Di Kabupaten Solok Selatan juga berkembang sekolah-sekolah agama seperti

MDA, TPA dan pasantren.

Tabel 2.12.4.Jumlah Sekolah, Kelas, Murid dan Guru SD, SLTP

dan SLTA Kabupaten Solok Selatan tahun 2009

No. JenisSekolah

JumlahSekolah

JumlahKelas

JumlahMurid

JumlahGuru

1. TK 85 97 2.065 278

2. SD 141 939 21.503 1.875

3. SLTP 33 238 5.551 575

4. SLTA 12 124 4516 398

Sumber : Solok Selatan Dalam Angka 2010

Berdasarkan data pada tabel 2.12.4 diatas tergambar banyaknya lembaga

pendidikan, kelas, murid dan guru yang tersedia di Kabupaten Solok Selatan pada tahun

2009. Jumah Taman Kanak-Kanak terus meningkat dan saat ini sudah berjumlah sebanyak

85 buah. Jumlah TK negeri hanya 8 buah sementara TK swasta sebanyak 77 buah. Hal ini

menandakan meningkatnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya sejak usia

dini. Demikian juga halnya dengan jumlah Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2009 sudah

mencapai 141 buah yang tersebar di seluruh kecamatan. Disamping itu jumlah Madrasah

Ibtidaiyah (MI) di daerah ini mencapai 10 buah. Seiring dengan meningkatnya jumlah

lulusan SD, maka jumlah SLTP juga terus meningkat dan tahun 2009 mencapai 33 buah dan

15 buah MTsN. Kemudian jumlah SLTA juga meningkat baik sekolah, murid dan gurunya.

Sampai tahun 2009 jumlah sekolah sebanyak 12 buah dan Madrasah Aliah (MA) sebanyak 7

buah. Sedangkan jumlah murid SLTA di daerah ini tahun 2009 sudah mencapai 4.516 orang

dengan jumlah guru 398 orang. Berarti rasio guru dengan siswa adalah 1:12 orang. Jika

dilihat dari rasionya, maka perbandingan ini masih dalam kategori sangat baik atau belum

mencapai 1:40 sesuai dengan standar pendidikan nasional. Artinya dalam beberapa tahun ke

depan daerah ini belum menghadapi kekurangan guru. Persoalannya muncul karena tidak

meratanya sebaran guru sesuai mata palajaran yang dibina.

e. Prasarana kesehatan

Page 157: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-107

Sejak Kabupaten Solok Selatan dimekarkan tahun 2003 yang lalu, maka

pembangunan prasarana kesehatan juga terus meningkat. Sampai tahun 2009, berdasarkan

Tabel 2.12.5 diketahui bahwa Puskesmas berkembang menjadi 8 buah dan menyebar di

seluruh kecamatan. Sesuai dengan besaran jumlah penduduk dan lokasi maka di kecamatan

Sangir Balai Janggo terdapat 2 buah puskesmas. Demikian juga dengan jumlah Puskesmas

Pembantu yang terus bertambah sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan

kesehatan. Sampai tahun 2009 jumlah Puskesmas Pembantu di daerah ini sudah mencapai

39 unit. Sedangkan jumlah Posyandu sampai tahun 2009 sudah mencapai 226 unit. Kondisi

ini tentunya sangat positif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Di satu sisi

kesadaran masyarakat meningkat dan di sisi lain perhatian Pemerintah daerah juga

meningkat, sehingga diharapkan kualitas kesehatan masyarakat di daerah ini terus

meningkat.

Tabel 2.12.5.Jumlah Puskesmas, Pustu dan Posyandu di Solok Selatan tahun 2009

No. Kecamatan JumlahPuskesmas

JumlahPustu

JumlahPusyandu

1. Sangir 1 8 55

2. Sangir Jujuan 1 3 20

3. Sangir Balai Janggo 2 5 21

4. Sangir Batang Hari 1 7 25

5. Sungai Pagu 1 6 39

6. Pauh Duo 1 5 28

7. Koto Parik Gadang Diateh 1 5 38

Jumlah 8 39 226

Sumber : Solok Selatan Dalam Angka 2010

Tabel 2.12.6.Jumlah Dokter, Perawat dan Tenaga Medis di Kabupaten Solok Selatan

Tahun 2009

No Tempat DokterDokter

GigiPerawat Bidan

NonPerawat

Non Tena-ga Medis

1. Pakan Rabaa - - 9 6 4 2

2. Muara Labuah 1 1 8 11 5 2

3. Pakan Salasa 1 -- 1 6 4 3

4. Lubuak Gadang 1 1 10 12 6 5

5. Bidar Alam 1 - 6 6 3 3

6. Talunan - - 5 5 2 2

7. Mercu 1 - 6 5 3 4

8. Abai - - 7 4 3 1

9. RSUD Muara Labuh 19 2 60 13 26 10

10. Dinas Kesehatan - - 4 1 14 4

Page 158: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-108

11. Gudang Farmasi - - - - 1 -

Jumlah 24 4 116 69 71 36

Sumber: Kabupaten Solok Selatan Dalam Angka, Tahun 2010

Seiring dengan perkembangan Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu

maka kebutuhan akan dokter, perawat, bidan, dan tenaga non medis dibidang kesehatan

juga meningkat. Berdasarkan data pada tabel 12.12.6 di atas tergambar bahwa jumlah

tenaga dokter di daerah ini relatif sangat sedikit. Dari 24 orang dokter yang tersedia hanya 1

orang saja dokter spesialis. Demikian juga dengan perawat yang jumlahnya relatif sangat

sedikit yaitu hanya 116 orang dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang harus

dilayani. Oleh sebab itu daerah ini membutuhkan perhatian yang lebih luas dalam pelayanan

kesehatan. RSUD yang dimiliki saat ini harusnya terus ditingkatkan pemanfaatannya dan

kapasitasnya sehingga kelasnya juga meningkat. Hal ini sangat penting karena Solok Selatan

relatif jauh ke Pusat Kota Propinsi yaitu Kota Padang. Jarak Padang ke Padang Aro (pusat

pemerintahan Kabupaten Solok Selatan) adalah 166 km dan jarak tempuh normal 5-6 jam.

Artinya jika pasien akan dibawa dari Padang Aro ke Padang maka akan memakan waktu

yang sangat lama. Untuk itu diperlukan adalah rumah sakit yang menjadi rujukan di daerah

ini, karena disamping masyarakat daerah ini, kabupaten Solok Selatan juga bertetangga

dengan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Di kedua daerah ini juga belum memiliki

Rumah Sakit yang lengkap sebagai Rumah Sakit rujukan karena sebagian besar dokter

spesialis masih didatangkan dari Kota Padang.

2.13 KABUPATEN SOLOK

2.13.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif

termasuk dalam bagian wilayah Provinsi Sumatera Barat. Wilayah Kabupaten Solok terletak

diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur

Timur.

Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar ;

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan;

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan kota Sawahlunto.

Page 159: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-109

Disamping itu di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang berasal dari lembah

atau kaki perbukitan. Daerah di Kabupaten Solok memiliki suhu udara yang cukup bervariasi

dan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya daerah dari permukaan laut. Pada daerah

dataran rendah suhu berkisar antara 28,50°C – 31,30°C, sedangkan pada dataran tinggi

suhu berkisar antara 12,50°C – 24,60°C . Luas wilayah Kabupaten Solok ± 373.800 Ha yang

terbagi dalam 14 kecamatan, dengan 74 Nagari dan 403 Jorong. Kecamatan yang memiliki

nagari terbanyak adalah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi dan Kecamatan X Koto Diatas

masing-masing memiliki 9 nagari, sedangkan kecamatan dengan jumlah nagari terkecil

terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan Junjung

Sirih masing-masing hanya memiliki 2 nagari. Kecamatan yang memiliki jorong terbanyak

adalah Kecamatan X Koto Diatas dengan jumlah 51 jorong dan kecamatan yang memiliki

jorong paling sedikit adalah Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Junjung Sirih dengan

jumlah masing-masing 11 jorong, sebagaimana terlihat pada tabel 2.13.1.

Tabel 2.13.1Luas Wilayah di Kabupaten Solok per-Kecamatan

No. KecamatanIbukota

KecamatanNagari Jorong

Luas Daerah(HA)

1 Pantai Cermin Surian 2 28 36.600

2 Lembah Gumanti Alahan Panjang 4 34 45.972

3 Hiliran Gumanti Talang Babungo 3 20 26.328

4 Payung Sekaki Kubang Nan Duo 3 11 36.450

5 Tigo Lurah Batu Bajanjang 5 22 60.250

6 Lembang Jaya Bukit Silaeh 6 43 9.990

7 Danau Kembar Simpang Tj.Nan IV 2 18 7.010

8 Gunung Talang Talang 8 40 38.500

9 Bukit Sundi Muara Panas 5 17 10.900

10IX Koto SuingaiLasi Sungai Lasi 9 258 17.100

11 Kubung Selayo 8 34 19.200

12 X Koto Singkarak Singkarak 8 46 25.700

13 Junjung Sirih Paninggahan 2 11 29.550

14 X Koto Diatas Tanjung Balik 9 51 10.250

Total 74 403 373.800

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

b. Topografi dan iklim

Kabupaten Solok mempunyai keadaan topografi yang cukup bervariasi, mulai dari

dataran tinggi di bagian selatan hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara

dengan ketinggian berkisar antara 100 m hingga diatas 1.500 m diatas permukaan laut,

Page 160: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-110

serta memiliki 1 (satu) buah gunung berapi, dan 5 (lima) buah danau yaitu Danau

Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang serta Danau Tuo. Ketinggian

wilayah di Kabupaten Solok ini dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelas ketinggian,

yaitu:

1) Ketinggian antara 100 – 500 m diatas permukaan laut, tersebar di Kecamatan X

Koto Singkarak, Junjung Sirih, IX Koto Sungai Lasi, Kubung, dan Bukit Sundi.

2) Ketinggian antara 500 – 1.000 m diatas permukaan laut, tersebar dibagian utara,

yaitu Kecamatan Tigo Lurah, Gunung Talang, Kecamatan X Koto Diatas.

3) Ketinggian 1.000 – 1.500 m diatas permukaan laut, tersebar di kecamatan Lembah

Gumanti, Hiliran Gumanti, Pantai Cermin, Lembang Jaya dan Kecamatan Danau

Kembar.

c. Lahan dan penggunaannya

Dengan luas daerah sekitar 373.800 ha tersebut, penggunaan lahan di

Kabupaten Solok terdiri dari lahan terbangun (berupa pekarangan/bangunan dan

halaman sekitarnya) dan lahan tidak terbangun (lahan sawah,

tegalan/kebun/ladang/huma, perkebunan, kebun campuran, hutan dan lain-lain). Luas

lahan terbangun sekitar 6.669 Ha atau hanya sekitar 1,78% dari total luas Kabupaten

Solok. Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 2.13.2.

Tabel 2.13.2Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya di Kabupaten Solok

No. Jenis Penggunaan Luas Lahan (Ha) Persentase

1 Lahan Sawah 23.561 63

2 Pekarangan/Bangunan dan Halaman Sekitar 6.669 1.78

3 Kebun/Ladang/Tegal/Huma 38.745 10.38

4 Perkebunan 8.165 2.18

5 Kebun Campuran 0 0

6 Hutan Negara 145.320 38.88

7 Hutan Rakyat 59.766 15.98

8 Sementara Tidak Diusahakan 35.736 9.56

9 Semak/ Alang-Alang 3.548 0.95

10 Rawa-Rawa 4 0.01

11 Kolam 373 0.1

12 Tambak 0 0

13 Lainnya 51.913 13.88

Total 373.800 100

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Page 161: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-111

Penggunaan lahan yang dominan saat ini adalah hutan yang terdiri dari hutan

negara seluas 145.320 Ha atau sekitar 38,88% dari keseluruhan luas daerah Kabupaten

Solok dan 15,98% berstatus hutan rakyat. Sementara luas lahan sawah adalah 23.561 Ha

yang merupakan areal sawah terbesar di Propinsi Sumatera Barat.

d. Demografi

Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Solok

sebanyak 348.566 jiwa. Perkembangan penduduk masing-masing kecamatan terlihat bahwa

Kecamatan Kubung tetap merupakan kecamatan terbesar jumlah penduduknya yaitu 55.303

jiwa, sementara kecamatan Lembah Gumanti merupakan kecamatan dengan jumlah

penduduk kedua terbanyak yaitu 53.178 jiwa atau sekitar 15,26% dari jumlah penduduk

Kabupaten Solok, selanjutnya kecamatan Gunung Talang berada pada urutan ketiga dengan

jumlah penduduk sekitar 46.738 jiwa, dengan persentase 13,41%. Sedangkan jumlah

penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Payung Sekaki dengan jumlah penduduk

8.027 jiwa (2,3%). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel beserta diagram

proporsinya di bawah ini.

Tabel 2.13.3Jumlah Penduduk per-Kecamatan di Kabupaten Solok

No. KecamatanLuas

Daerah(km2)

Jumlah Penduduk(jiwa)

1 Pantai Cermin 366 20.337

2 Lembah Gumanti 459.72 53.178

3 Hiliran Gumanti 263.28 16.053

4 Payung Sekaki 364.5 8.027

5 Tigo Lurah 602.5 9.574

6 Lembang Jaya 99.9 25.752

7 Danau Kembar 70.1 18.853

8 Gunung Talang 385 46.738

9 Bukit Sundi 109 22.827

10 IX Koto Suingai Lasi 171 9.671

11 Kubung 192 55.303

12 X Koto Singkarak 257 31.686

13 Junjung Sirih 295.5 12.106

14 X Koto Diatas 102.5 18.461

Page 162: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-112

Jumlah 3.738 348.566

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Selama sepuluh tahun terakhir, laju pertumbuhan kabupaten Solok adalah

sebesar 0,83 persen. Dengan persentase laju pertumbuhan terendah terdapat pada

kecamatan X Koto Diatas yakni -1,47; hal ini menunjukkan bahwa di kecamatan X Koto

Diatas telah berjalan program KB (Keluarga Berencana) dengan cukup baik. Sedangkan

Laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada kecamatan Lembah Gumanti yakni sebesar

2,05.

Pada tahun 2010 tercatat sebanyak 225 orang yang terdaftar sebagai pencari

kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Solok. Dari jumlah yang terdaftar

tersebut sebagian besar diantaranya adalah wanita yaitu sebanyak 176 orang atau

sekitar 78%.

Tabel 2.13.4Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2000-2010

No. Kecamatan 2000 2010Laju Pertumbuhan

Penduduk

1 Pantai Cermin 19.791 20.337 0.27

2 Lembah Gumanti 43.491 53.178 2.05

3 Hiliran Gumanti 14.449 16.053 1.07

4 Payung Sekaki 7.573 8.027 0.59

5 Tigo Lurah 8.548 9.574 1.15

6 Lembang Jaya 23.740 25.752 0.82

No. Kecamatan 2000 2010Laju Pertumbuhan

Penduduk

7 Danau Kembar 17.120 18.853 0.98

8 Gunung Talang 40.760 46.738 1.39

9 Bukit Sundi 21.580 22.827 0.57

10 IX Koto Suingai Lasi 9.947 9.671 -0.28

11 Kubung 47.893 55.303 1.46

12 X Koto Singkarak 21.337 18.461 -1.47

13 Junjung Sirih 31.677 31.686 0.00

14 X Koto Diatas 13.105 12.106 -0.80

Jumlah 321.051 348.566 0.83

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Tabel 2.13.5Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan

No. Kegiatan Utama Jumlah

1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas 233.044

Page 163: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-113

2 Angkatan Kerja 166.775

a. Bekerja 161.700

b. Pengangguran 5.075

3 Bukan Angkatan Kerja 67.259

4 Angkatan Kerja 166.775

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)71.57%

Tingkat Pengangguran Terbuka2.17%

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Sedangkan kalau dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan

jumlah terbesar ada di kelompok lulusan Diploma yaitu sebanyak 107 orang atau sekitar

48%, selanjutnya diikuti oleh lulusan Sarjana sebanyak 91 orang, lulusan SMA sebanyak 25

orang, kemudian lulusan SD dan SMP masing-masing 1 orang.

2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Posisi Kabupaten Solok dalam tata lingkungan sumber daya alam (SDA) memiliki

sungai-sungai yang dapat dikelompokan kedalam 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) besar

yaitu:

1) DAS Sumani yang bermuara ke Danau Singkarak

2) DAS Ombilin

3) DAS Batang hari

4) DAS Indra Giri Rokan

5) DAS Agam Kuantan

Disamping itu di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang berasal dari

lembah atau kaki perbukitan. Daerah di Kabupaten Solok memiliki suhu udara yang cukup

bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya daerah dari permukaan laut. Pada

daerah dataran rendah suhu berkisar antara 28,50°C – 31,30°C, sedangkan pada dataran

tinggi suhu berkisar antara 12,50°C – 24,60°C.

b. Sumber daya manusia

Sektor pendidikan memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Hal ini didasari karena manusia merupakan kekuatan utama

pembangunan. Sistem pendidikan di Kabupaten Solok merupakan bagian integrasi di dalam

sistem pendidikan nasional yaitu berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan

dan mempertinggi ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan,

budi pekerti, kepribadian dan semangat kebangsaan, sehingga dapat ditumbuhkan manusia-

manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah daerah

Page 164: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-114

mempunyai tangggung jawab besar untuk mewujudkan cita-cita tersebut sebagaimana

diamanatkan dalam pasal 31 UUD 1945 dan telah ditindaklanjuti dengan UU Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Berkaitan dengan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, tantangan

pembangunan Kabupaten Solok tahun 2006-2010 adalah bagaimana mendorong perbaikan

kualitas dan standar hidup masyarakat yang diukur dengan indikator IPM. Rangking IPM

Sumatera Barat Tahun 2008 menempatkan Kabupaten Solok pada posisi ke 14 dari 19

Kabupaten/Kota dan rangking ke 266 di Indonesia.

Tabel 2.13.3Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Solok dan Peringkat di Propinsi dan

Nasional Tahun 2007-2009

DeskripsiTahun

2007 2008

Angka Harapan Hidup 65.65 65.90

Angka Melek huruf 97.10 97.10

Rata-rata lama Sekolah 7.30 7.30

Pengeluaran riil per kapita ygdisesuaikan 616.11 621.05

I P M 69.29 69.81

Rangking (Propinsi) 14 14

Rangking (Nasional) 258 266

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat Tahun 2011

2.13.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Total panjang jalan di Kabupaten Solok sampai akhir tahun 2010 berjumlah

1.421,63 km, dengan rinci menurut status jalan, jalan nasional 66.21 km, jalan propinsi

118.09 km dan jalan kabupaten 1.237,33 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, terdapat

peningkatan jalan berkualitas baik sebesar 12.3 persen dari tahun lalu. Sedangkan jalan

berkualitas sedang, jalan berkualitas rusak dan jalan dalam kondisi rusak berat mengalami

penurunan 5.83 persen, 22.68 persen dan 2.7 persen dari tahun 2009.

Tabel 2.13.7Panjang Jalan (Km) Menurut Jenis Permukaannya dan

Status Pemerintahan yang Berwenang Tahun 2010

KlasifikasiStatus Pemerintahan yang Berwenang

JumlahNasional Provinsi Kabupaten

Aspal 66.21 118.09 654.15 838.45

Kerikil 0 0 124.11 124.11

Tanah 0 0 459.07 459.07

Lainnya 0 0 0 0

Jumlah 66.21 118.09 1.237,33 1.421,63

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Page 165: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-115

Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjang oleh upaya

Pemerintah Kabupaten Solok membangun infrastruktur, terutama jalan, jembatan dan

irigasi. Tahun 2010 telah dibangun sebanyak 233 ruas jalan di seluruh kecamatan atau kira-

kira sepanjang 1.219,34 Km. Jembatan yang telah dibangun dan diperbaiki berjumlah 221

buah yang tersebar di seluruh kecamatan se-kabupaten Solok dengan panjang sekitar

2.248,6 meter.

Tabel 2.13.8Perkembangan Ruas Jalan Menurut Kecamatan Tahun 2010

No. KecamatanRuasJalan

PanjangJalan(km)

Jenis Permukaan Jalan

Aspal(km)

Kerikil(km)

Tanah(km)

1 Pantai Cermin 15 46.35 28.2 8.02 10.13

2 Lembah Gumanti 16 98.8 39.36 0.89 58.55

3 Hiliran Gumanti 14 143.5 36.52 8.11 98.87

4 Payung Sekaki 11 85.8 57.34 10.46 18

5 Tigo Lurah 14 179.1 20.9 28.55 129.65

6 Lembang Jaya 18 68.2 48.25 4.81 15.14

7 Danau Kembar 9 45.2 25.64 11.56 8

8 Gunung Talang 29 101.74 75.34 0 26.4

9 Bukit Sundi 12 45.95 43.13 2.82 0

10 IX Koto Sungai Lasi 12 43.1 30.14 1.6 11.36

11 Kubung 30 88.5 68.38 14.96 5.16

12 X Koto Singkarak 24 114.4 82.68 5.03 26.69

13 Junjung Sirih 3 18.9 11.87 1.03 6

14 X Koto Diatas 26 139.8 86.4 8.28 45.12

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Tabel 2.13.9Banyaknya Jembatan Pada Jalan Kabupaten Tahun 2010

No. KecamatanJumlah

JembatanPanjang

Jembatan (m)

1 Pantai Cermin 5 54.9

2 Lembah Gumanti 22 118.1

3 Hiliran Gumanti 24 404.4

4 Payung Sekaki 10 88

5 Tigo Lurah 11 127.7

6 Lembang Jaya 13 89.6

7 Danau Kembar 2 7.4

8 Gunung Talang 20 183.55

9 Bukit Sundi 13 185.5

10 IX Koto Sungai Lasi 25 212.7

Page 166: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-116

11 Kubung 26 251.36

12 X Koto Singkarak 16 240.1

13 Junjung Sirih 4 61.5

14 X Koto Diatas 30 223.8

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

b. Prasarana komunikasi

Sampai akhir tahun 2010 tersedia 7.232 satuan sambungan telepon dan 6.524

pelanggan. Pelanggan yang terbanyak ada pada STO Solok yaitu 4.603, dengan

kontribusi 63,64 persen dari seluruh pelanggan di Kabupaten Solok.

Tabel 2.13.10Banyaknya Satuan Sambungan Telepon di Kabupaten Solok

KantorSatuan

SambunganTelepon

BanyaknyaPelanggan

DaftarTunggu

STO Solok 4.603 4.049 0

STO Sulit Air 179 112 0

STO Talang 244 236 0

CTR Bukit Sileh 35 22 0

STO Sumani 343 306 0

DLC Paninggahan 86 72 0

STO Sangir/Lubuk Gading 310 225 0

STO Alahan Zpanjang 333 302 0

STO Muara Labuh 753 589 0

WWL Solok 0 0 0

Flexi Solok 0 342 0

DLC Cupak 346 269 0

Jumlah 7.232 6.524 0

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

c. Prasarana pendidikan

Pada tahun 2009/2010, jumlah sekolah yang terdata dari jenjang SD/MI sampai

dengan SMU/SMK/MA di Kabupaten Solok adalah sebanyak 826 unit sekolah. Disamping

membangun sekolah baru, juga dilakukan penambahan ruang kelas baru, ruang labor,

ruang perpustakaan dan sarana penunjang proses belajar mengajar lainnya sebagaimana

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.13.11Jumlah Sekolah Pada (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)

Tahun 2010

No. Kecamatan SD/MI SMP/MTs SMA/MA

1 Pantai Cermin 32 7 4

2 Lembah Gumanti 37 13 6

Page 167: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-117

3 Hiliran Gumanti 16 4 2

4 Payung Sekaki 17 3 1

5 Tigo Lurah 45 15 4

6 Lembang Jaya 24 5 3

7 Danau Kembar 43 8 5

8 Gunung Talang 23 7 2

9 Bukit Sundi 15 4 1

10 IX Koto Sungai Lasi 9 4 1

11 Kubung 12 4 1

12 X Koto Singkarak 35 9 5

13 Junjung Sirih 17 8 3

14 X Koto Diatas 20 6 3

Jumlah 345 97 40

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Tabel 2.13.12Jumlah Murid Dan Guru Pada Sekolah (SD, SMP, SMA) Kabupaten Solok

Tahun 2010

No. KecamatanSD SMP SMA

Murid Guru Murid Guru Murid Guru

1 Pantai Cermin 2.648 322 482 52 1.054 39

2 Lembah Gumanti 4.462 376 1.432 190 1.198 137

3 Hiliran Gumanti 2.021 149 610 75 575 37

4 Payung Sekaki 1.390 148 331 32 352 29

5 Tigo Lurah 7.345 520 1.723 147 1.553 136

6 Lembang Jaya 3.209 216 786 92 673 66

7 Danau Kembar 6.586 517 2.480 237 1.094 145

8 Gunung Talang 4.364 223 1.121 96 417 44

9 Bukit Sundi 3.117 148 521 41 289 23

10IX Koto SuingaiLasi 1.187 97 346 39 187 22

11 Kubung 1.520 92 331 24 79 6

12 X Koto Singkarak 7.738 394 1.820 110 920 86

13 Junjung Sirih 2.564 228 531 47 491 39

14 X Koto Diatas 3.258 190 903 61 664 37

Jumlah 61.409 3.620 13.417 1.243 9.546 846

Sumber :Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

Berdasarkan jumlahnya, guru yang mengajar SD/MI di kabupaten Solok

sebanyak 765 orang (sekitar 19,6 persen) adalah layak mengajar. Persentase terbesar

kelayakan mengajar SD/MI tersebut terdapat pada kecamatan Bukit Sundi yaitu sebesar

29,13 persen. Sementara guru yang mengajar di SMP/MTs sebanyak 1.132 orang (sekitar

69,36 persen) dikatakan layak mengajar, dimana kecamatan Lembah Gumanti memiliki

persentase kelayakan mengajar SMP/MTs tertinggi yakni 81,76 persen. Sedangkan guru

SMA/MA yang layak mengajar ada 667 orang ( sekitar 92,89 persen), dengan persentase

kelayakan mengajar SMA/MA yang tertinggi terdapat di 3 kecamatan; IX Koto Sungai Lasi,

Lembang Jaya dan Payung Sekaki masing-masing sebesar 100 persen. Pada kecamatan Tigo

Page 168: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-118

Lurah, tingkat kelayakan mengajar SMA/MA berada pada tingkat memprihatinkan yakni nol

persen. Ini artinya di kecamatan Tigo Lurah belum ada guru SMA/MA yang berijazah S-1.

d. Prasarana kesehatan

Pemahaman akan pentingnya upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

menjadi prioritas utama dalam pembangunan Kabupaten Solok. Hal ini sangat berkaitan

dengan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh faktor kesehatan manusianya.

Untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat tersebut, Pemerintah Kabupaten Solok

telah membangun tempat pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan masyarakat

dapat terlayani tanpa harus membayar retribusi. Pemerintah telah membangun Rumah Sakit

Umum Daerah type C, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Pos Kesehatan Nagari yang

dilengkapi dengan tenaga medis serta obat-obatan yang cukup memadai, seperti yang dapat

dilihat pada tabel 2.13.13.

Tabel 2.13.13Banyaknya Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu Menurut Kecamatan

No. KecamatanPuskesmas

Rawatan/NonRawatan

PuskesmasPembantu

Posyandu

1 Pantai Cermin 1 5 39

2 Lembah Gumanti 1 8 62

3 Hiliran Gumanti 1 4 31

4 Payung Sekaki 1 4 16

5 Tigo Lurah 1 5 15

6 Lembang Jaya 1 8 47

7 Danau Kembar 1 4 27

8 Gunung Talang 3 9 69

9 Bukit Sundi 1 6 36

10 IX Koto Suingai Lasi 1 4 27

11 Kubung 2 7 73

12 X Koto Singkarak 1 10 54

13 Junjung Sirih 1 2 32

14 X Koto Diatas 2 8 50

Jumlah 18 84 578

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka

Bila dilihat dari tenaga medis yang ada di Kabupaten Solok, pada tahun 2010 telah

terjadi peningkatan dengan adanya tenaga dokter spesialis sebanyak 7 orang yang

ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah. Disamping dokter spesialis, pemerintah daerah

juga menempatkan dokter umum dan dokter gigi masing-masing 44 orang dan 20 orang.

Secara keseluruhan terjadi kenaikan jumlah tenaga kesehatan di kabupaten Solok dari 823

orang tahun 2009 menjadi 829 orang tahun 2010. Sebagaimana yang terlihat pada tabel

2.13.14 di bawah ini.

Tabel 2.13.14

Page 169: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-119

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Solok Tahun 2010

No. Unit Kerja Jumlah

1 Dokter Spesialis 7

2 Dokter Gigi 20

3 Dokter Umum 44

4 Apoteker/Non Perawat 152

5 SKM 37

6 Bidan 233

7 Perawat 238

8 Kader kesehatan (Non Paramedis) 98

Jumlah 829

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010

2.14 KABUPATEN AGAM

2.14.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara Geografis Kabupaten Agam terletak diantara: 00001’34” Lintang Selatan dan

99046’39” – 1000032’50” Bujur Timur dengan ketinggian dari permukaan laut 0 – 2.891 m.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Agam adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat

2) Sebelah Selatan : Kabupaten Padang Pariaman

3) Sebelah Timur : Kabupaten 50 Kota

4) Sebelah Barat : Samudera Indonesia

Secara administratif Kabupaten Agam terbagi menjadi 16 kecamatan dan 82 Nagari,

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3.1. Wilayah kecamatan yang paling luas adalah

Palembayan (349,81 km2) dan jumlah Nagari yang paling banyak adalah Nagari yang

teradapat di Kecamatan Tanjung Raya (9 Nagari), sedangkan kecamatan dengan luas

wilayah paling kecil adalah Kecamatan Banuhampu (28,45 km2).

Tabel 2.14.1.Luas Kabupaten Agam Berdasarkan Wilayah Kecamatan Tahun 2009

No KecamatanNama Ibu

KecamatanJumlah Nagari

(buah)Luas (km2)

1. Tanjung Raya Tiku 3 205,73

2. Lubuk Basung Lubuk Basung 5 278,40

3. Ampek Nagari Bawan 4 268,69

4. Tanjung Raya Maninjau 9 244,03

5. Matur Matur 6 93,69

6. IV Koto Balingka 7 68,72

7. Malalak Malalak 4 104,49

8. Banuhampu Sungai Buluh 7 28,45

9. Sungai Pua Limo Suku 5 44,29

Page 170: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-120

10. Ampek Angkek Biaro 7 30,66

11. Canduang Lasi 3 52,29

12. Baso Baso 6 70,30

13. Tilatang Kamang Pakan Kamis 3 56,07

14. Kamang Magek Magek 3 99,60

15. Palembayan Palembayan 6 349,81

16. Palupuh Palupuh 4 237,08

Kabupaten Agam 82 2.232,30

Sumber: Agam dalam Angka 2010

b. Topografi dan iklim

Topografi Kabupaten Agam berada pada ketinggian antara 0-2.891 m dari

permukaan laut dan digolongkan menjadi 4 wilayah yaitu wilayah datar, wilayah datar

berombak, wilayah berombak dan bergelombang, dan wilayah berbukit bergunung. Hampir

semua kecamatan yang terdapat di Kabupaten Agam ini dilalui oleh sungai. Terdapat satu

Danau di Kabupaten Agam ini yaitu Danau Maninjau yang luasnya 9.950 Ha dengan

kedalaman dan kelilingnya masing-masing adalah 157 m dan 66 Km. Selain itu di Kabupaten

Agam juga terdapat 2 telaga yaitu Telaga Tanang dengan luas 0,50 Ha dan Telaga Jernih

dengan luas 0,25 Ha. Lembah dan Ngarai yang terdapat di Kabupaten Agam ini adalah

Lembah Sianok (di Kecamatan IV Koto), Ngalau Kamang (di Kecamatan Kamang Magek),

Ngalau Baso (di Kecamatan Baso) dan Ngalau Tambubung Raya Gumarang Palembayan (di

Kecamatan Palembayan).

Tabel 2.14.2.Topografi Kabupaten Agam 2010

Topografi Kemiringan (%) Luas (km²)

Wilayah Datar 0-3 662

Wilayah Datar Berombak 3-8 153

Wilayah Berombak danBergelombang

8-15 801

Wilayah Bukit Bergunung 15 616

Sumber: Agam dalam Angka 2010

Menurut kondisi fisiografinya, ketinggian atau elevasi wilayah Kabupaten Agam,

bervariasi antara 2 meter sampai 1.031 meter dpl. Adapun pengelompokkan yang

didasarkan atas ketinggian adalah sebagai berikut:

1. Wilayah dengan ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada di

wilayah barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk Basung,

Kecamatan Ampek Nagari dan sebagian Kecamatan Tanjung Raya.

2. Wilayah dengan ketinggian 500-1000 m dpl seluas 43,49% berada pada wilayah

Kecamatan Baso 725-1525 m dpl, Kecamatan Ampek Angkek Canduang,

Kecamatan Malalak 425 -2075 m dpl, Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan

Page 171: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-121

Palembayan 50 - 1425 m dpl, Kecamatan Palupuh 325 -1650 m dpl, Kecamatan

Banuhampu 925-2750 m dpl dan Kecamatan Sungai Pua 625-1150 m dpl.

3. Wilayah dengan ketinggian > 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi sebagian

Kecamatan IV Koto 850-2750 m dpl, Kecamatan Matur 825-1375 m dpl dan

Kecamatan Canduang, Sungai Pua 1150-2625 m dpl.

Temperatur udara di Kabupaten Agam terdiri dari dua macam, yaitu di daerah

dataran rendah dengan temperatur minimum 250C dan maksimum 330C (Lubuk Basung),

sedangkan di daerah tinggi yaitu minimum 200C dan maksimum 290C (Tilatang Kamang).

Kelembaban udara rata-rata 88%, kecepatan angin antara 4-20 km/jam dan penyinaran

matahari rata-rata 58%.

Musim hujan di Kabupaten Agam terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan

Mei dan bulan September sampai bulan Desember, sedangkan untuk musim kemarau

berlangsung antara bulan Juni sampai dengan bulan Agustus.

Berdasarkan peta iklim yang dibuat Oldeman (1979) serta data base hidroklimat

yang diterbitkan Bakosurtanal (1987), wilayah Kabupaten Agam memiliki 4 kelas curah

hujan, yaitu:

1. Daerah dengan curah hujan > 4500 mm/tahun tanpa bulan kering (daerah dengan

iklim Tipe A), berada di sekitar lereng gunung Merapi-Singgalang meliputi sebagian

wilayah Kecamatan IV Koto dan Sungai Pua.

2. Daerah dengan curah hujan 3500-4500 mm/tahun tanpa bulan kering (daerah dengan

tipe A1) mencakup sebagian wilayah Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan Ampek

Angkek.

3. Daerah dengan curah hujan 3500-4000 mm/tahun dengan bulan kering selama 1-2

bulan berturut-turut meliputi sebagian Kecamatan Palembayan, Palupuh, dan IV Koto.

4. Daerah dengan curah hujan 2500-3500 mm/tahun dengan bulan kering selama 1-2

bulan berturut- turut, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Lubuk Basung dan

Tanjung Raya.

Namun dewasa ini telah terjadi perubahan besar kondisi cuaca dan iklim, bukan

hanya di Kabupaten Agam namun hal ini terjadi diseluruh muka bumi yang disebabkan oleh

pemanasan global dan perubahan iklim. Sehingga hal tersebut sudah menjadi isu sentral

yang mempengaruhi kebijakan dan program pembangunan bidang pertanian, industri,

lingkungan hidup, penanggulangan bencana dan lain-lain.

c. Lahan dan penggunaannya

Luas wilayah Kabupaten Agam mencapai 2.232,30 km2. Kecamatan Palembayan

merupakan kecamatan terluas dengan luas 349,81 km2 (15,67% luas kabupaten) dan

Page 172: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-122

Kecamatan Banuhampu merupakan yang terkecil dengan luas wilayah 28,45 km2(1,27%

luas kabupaten).

Dari luasan lahan yang ada, 78.607,90 ha merupakan wilayah kawasan lindung dan

144.644,34 ha merupakan kawasan budidaya dengan luasan berdasarkan jenis

penggunaannya yang paling besar adalah hutan (44.684,00 ha untuk kawasan lindung dan

51.836,77 ha untuk kawasan budidaya) secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel

2.14.3.

Tabel 2.14.3Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenisnya

No. Jenis Penggunaan LahanKawasan

Lindung (ha)Kawasan

Budidaya (ha)Jumlah

1. Perumahan, Jasa dan Industri 682,95 3.843,48 4.526,43

2. Sawah Irigasi - 9.594,95 9.594,95

3. Sawah Tadah Hujan 3.799,20 22.319,23 26.118,43

4. Ladang 1.110,00 3.062,48 4.172,48

5. Kebun Campuran 9.506,10 16.385,19 25.91,29

6. Perkebunan Rakyat 9.564,80 5.691,82 15.256,62

7. Perkebunan Besar 4.570,00 16.892,86 21.462,86

8. Hutan 46.684,00 51.836,77 98.520,77

9. Semak Belukar 2.255,00 1.854,65 4.109,65

10. Tanah Kosong -

11. Tanah Tandus -

12. Perairan Darat 10.896,50 10.896,50

13. Sawah Pasang Surut -

14. Padang Rumput -

15. Tanah Rusak 938,43 938,43

16. Galian C -

17. Lain-lain 435,85 1.327,98 1.763,83

Sumber: Agam Dalam Angka 2010

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Agam pada tahun 2009 sebanyak 451.264 jiwa,

dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 221.473 jiwa atau 49,08% dan penduduk

perempuan 229.791 jiwa atau 50,92%.

Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara

laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio

jenis kelamin. Penduduk laki-laki di Kabupaten Agam tercatat lebih sedikit dibandingkan

penduduk perempuan dengan nilai sex ratio sebesar 96.

Page 173: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-123

Jika dilihat dari kepadatan penduduk rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten

Agam adalah 202,15, dengan kepadatan yang paling besar berada pada kecamatan Ampek

Angkek (1.400,72) sedangkan kepadatan penduduk paling kecil berada pada Kecamatan

Palupuh (54,51) yang dapat dilihat pada Tabel 2.14.4.

Tabel 2.14.4Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Agam

No Kecamatan Kepadatan

1. Tanjung Raya 136,34

2. Lubuk Basung 242,69

3. Ampek Nagari 83,22

4. Tanjung Raya 135,22

5. Matur 179,18

6. IV Koto 332,12

7. Malalak 88,17

8. Banuhampu 1.255,71

9. Sungai Pua 515,44

10. Ampek Angkek 1.400,72

11. Canduang 414,67

12. Baso 465,29

13. Tilatang Kamang 601,23

14. Kamang Magek 198,66

15. Palembayan 83,34

16. Palupuh 54,51

Rata-rata 202,15

Sumber: Agam Dalam Angka tahun 2010

2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Agam memiliki wilayah sekitar 5% dari total luas provinsi Sumatera

Barat. Kabupaten ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi sumber

daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi

sungai, rawa dan laut.

Kabupaten Agam memiliki memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan

terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat setelah Sijunjung. Sumber daya perkebunan yang

terbesar berupa kebun kelapa, kelapa sawit, karet, cengkeh, kulit manis, kopi dan kakao.

Dibidang perikanan Kabupaten Agam memiliki sumber daya perairan yang meliputi perairan

laut, sungai, dan rawa.

Selain sumber daya alam tersebut diatas Kabupaten Agam memiliki potensi untuk

pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Dibidang

pertambangan, potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum dimanfaatkan,

diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian golongan C.

b. Sumber daya manusia

Page 174: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-124

Sumberdaya manusia di Kabupaten Agam didominasi oleh penduduk usia muda. Bila

dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kabupaten Agam dapat digolongkan ke

dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke ‘penduduk muda’), dimana jumlah

penduduk usia 0-14 tahun sebesar 33,66% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar

7,85%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua) berdampak

pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2009 mencapai 58,49% dari total

keseluruhan. Jika dilihat dari jumlah penduduk yang berusia produktif tersebut yang

termasuk dalam angkatan kerja di Kabupaten Agam adalah 206.201 orang yang terdiri dari

198.408 orang yang bekerja dan 7.793 orang yang tidak bekerja serta sebanyak 98.869

orang bukan angkatan kerja ( 21.709 orang bersekolah dan 77.160 orang merupakan

pengurus rumah tangga dan lain-lain.

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2009, nilai IPM Kabupaten Agam adalah 72,90 meningkat dibanding tahun 2005

dengan nilai IPM 71,20 (Tabel 2.14.5). Peringkat secara nasional Kabupaten Agam berada

pada posisi ke 115, meningkat dari tahun 2005 dimana Kabupaten Agam berada pada posisi

ke 130.

Tabel 2.14.5.Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kabupaten Agam Tahun 2005 dan 2009

TahunIPM

RankingSumatera Barat Agam

2005 71,20 71,10 130

2009 73,44 72,90 115

Sumber : Agam dalam Angka 2010

2.2.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kabupaten Agam pada tahun 2009 adalah 1.711,20 km. Jalan

terdiri atas jalan Negara (138,50 km), jalan provinsi (106,20 km) dan jalan kabupaten

Page 175: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-125

(1.466,50 km). Frekuensi aktivitas angkutan darat pada tahun 2009 cukup besar, hal ini

ditunjukkan oleh jumlah kendaraan dan penumpang yang keluar masuk terminal.

b. Prasarana air minum dan listrik

Berdasarkan data BPAM Kabupaten Agam tahun 2009 jumlah pelanggan air bersih

adalah 10.082 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, niaga ,industri, sosial, instansi

pemerintah dan khusus. Volume air yang disalurkan sebanyak 2.574.909 m3 yang

mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 2.611.252 m3.

Bila dilihat banyaknya pelanggan listrik pada tahun 2009 di Kabupaten Agam adalah

113.943 pelanggan dengan daya tersambung sebesar 102.881,85 KVA yang mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya 2008 yang hanya sebanyak 84.638 pelanggan dengan

daya tersambung sebesar 64.154,87.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Agam, seperti kantor pos

untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung.

Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan

utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana

komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau

konsumennya sampai pada daerah yang terjauh.

Di Kabupaten Agam terdapat 13 buah kantor pos yang tersebar di hampir semua

kecamatan kecuali Malalak, Canduang dan Kamang Magek. Adapun jasa pelayanan yang

dilakukan oleh kantor pos adalah Pos wesel, Surat Tercatat, Pos Paket, Surat Kilat, Surat

Kilat Khusus serta Giro dan Cek Pos.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Agam sudah tersedia mulai dari tingkat taman

kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Agam sebanyak 247 unit yang

tersebar di 16 kecamatan (2 unit TK Negeri dan 245 unit TK Swasta & Subsidi). Semnetara

itu jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 438 unit yang terdiri dari 429 Unit SD Negeri dan 9

Unit SD Subsidi & Swasta. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 61

unit SMP terdiri 57 SMP Negeri dan 4 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA)

terdapat SMA 24 unit, 20 unit negeri dan 4 unit swasta. SMK yang ada sebanyak 9 unit yang

terdiri dari 6 negeri dan 3 swasta. Madrasah yang terdapat di Kabupaten Agam adalah

sebnayak 26 Unit. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di

Kabupaten Agam Tahun 2009 selengkapnya disajikan pada Tabel 2.14.6.

Page 176: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-126

Tabel 2.14.6.Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kabupaten Agam Tahun 2009

No. SekolahJumlah Sekolah Murid Guru Jumlah

SekolahNegeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1. TK 2 245 204 7.473 31 570 247

2. SD

MI

429

8

9 61.427

978

531 3.795

107

39 438

8

3. SLTP

MTs

57

13

4 15.229

4.348

340 1525

437

68 61

13

4. SMA

SMK

MAN

20

6

5

4

3

9.171

2.473

891

305

250

963

322

64

97

136

24

9

5

Sumber: Agam dalam angka 2010

e. Prasarana kesehatan

Kabupaten Agam memiliki satu rumah sakit umum (RSUD) yang terdapat di

Kecamatan Lubuk Basung. Pada tingkat kecamatan tersedia puskesmas yang sudah

menyebar di semua kecamatan. Pada tahun 2009 jumlah puskesmas yang tersebar di

kecamatan terdiri dari puskesmas umum 22 unit, dan puskesmas pembantu 120 serta

puskesmas keliling sebanyak 30 unit.

2.15 KABUPATEN SIJUNJUNG

2.15.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi Dan Luas Wilayah

Kabupaten Sijunjung terletak pada 0o

18’ 43” LS – 1o

41’ 46” LS & 101o

30’ 52” BT-

100o

37’ 40” BT. Pada sisi utara, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar,

di sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya, di sisi timur berbatasan dengan

Kabupaten Kuantan Senggigi Riau, dan di sisi barat berbatasan dengan Kabupaten Solok dan

Kota Sawahlunto. Kabupaten Sijunjung memiliki luas wilayah sekitar 3.130,80 Km2

atau

sekitar 313.080 hektar. Informasi detail dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.15.1Letak Geografis Kecamatan di Kabupaten Sijunjung

No. Kecamatan Bujur Timur Lintang Selatan

1 Kamang Baru 101o 10' 5'' - 101o 30' 52'' 0o 48' 57'' - 1o 11' 35''

Page 177: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-127

2 Tanjung Gadang 101o 2' 13'' - 101o 15' 43'' 0o 42' 35'' - 0o 59' 12''

3 Sijunjung 100o 55' 9'' - 101o 12' 28'' 0o 14' 44'' - 0o 39' 36''

4 Lubuk Tarok 100o 55' 44'' - 101o 6' 26'' 0o 45' 1'' - 0o 55' 27''

5 IV Nagari 100o 52' 37'' - 101o 0' 58'' 0o 34' 29'' - 0o 44' 17''

6 K u p i t a n 100o 37' 40'' - 100o 42' 52'' 0o 39' 21'' - 0o 47' 22''

7 Koto VII 100o 48' 1'' - 100o 58' 16'' 0o 33' 13'' - 0o 40' 39''

8 Sumpur Kudus 100o 48' 26'' - 101o 2' 16'' 0o 23' 31'' - 0o 42' 51''

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

b. Topografi Dan Iklim

Kabupaten Sijunjung berada pada ketinggian sekitar 118 meter sampai 1.335 meter

dari permukaan laut. Kondisi dan topografi kabupaten Sijunjung bervariasi antara bukit,

bergelombang dan dataran. Kabupaten Sijujung merupakan daerah yang beriklim tropis

(panas) namun selalu mendapatkan hujan setiap bulannya. Curah hujan pada tahun 2009

rata-rata sebesar 190,94 mm/bulan. Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Desember

(301,83 mm) dan terendah pada bulan Juli (58,17 mm). Informasi detail dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.15.2Banyak Curah Hujan di Kabupaten Sijunjung Menurut Bulan

BulanJumlah CurahHujan (mm)

Januari 175,00

Pebruari 175,83

Maret 236,83

April 292,00

Mei 86,17

Juni 224,83

Juli 58,17

Agustus 146,00

September 133,33

Oktober 214,00

Nopember 247,33

Desember 301,83

Rata-rata 190,94

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

c. Lahan Dan Penggunaannya

Sebagian besar lahan yang terdapat di kabupaten Sijunjung adalah berupa hutan

(51,03%) dan perkebunan (23,21%). Sebanyak 1,57% lahan digunakan untuk pemukiman,

kebun campuran (3,87%), dan persawahan (3,68%). Sisanya digunakan untuk

pertambangan, industri, dan tanah terbuka. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 2.15.3Luas Lahan di Kabupaten Sijunjung Menurut Penggunaannya

Page 178: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-128

Penggunaan Tanah Luas (ha) Persentase (%)

Kampung/ Pemukiman 4901,75 1,57

Industri 607 0,01

Pertambangan 19 0,19

Sawah 9,300 3,68

Kebun Campuran 12,102 3,87

Perkebunan 72,681 23,21

Hutan 159 764,75 51,03

Tanah Terbuka 885,50 0,28

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

d. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2009 tercatat sebanyak 209.335

jiwa, dengan perincian jumlah penduduk perempuan adalah 104.596 jiwa dan jumlah

penduduk laki-laki adalah 104.739 jiwa. Dengan demikian sex ratio (perbandingan penduduk

perempuan dengan penduduk laki-laki adalah 99,86. Sebagian besar penduduk menetap

pada kecamatan Kamang Baru (42.659 jiwa) dan Kecamatan Sijunjung (42.888 jiwa)

Sedangkan kecamatan yang paling sedikit penduduknya ádalah Kecamatan Kupitan yang

hanya dihuni oleh penduduk sebanyak 12.948 jiwa. Informasi lebih rinci dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.15.4Jumlah Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Jenis Kelamin,

Sex Ratio, dan Kepadatan penduduk

KecamatanPenduduk

Sex ratioLaki-Laki Perempuan Jumlah

Kamang Baru 21.676 20.983 42.659 103,3

Tanjung Gadang 11.754 12.082 23.836 97,3

Sijunjung 21.476 21.412 42.888 100,3

Lubuk Tarok 7.289 7.492 14.781 97,3

IV Nagari 7.319 7.333 14.652 99,8

K u p i t a n 6.271 6.677 12.948 93,9

Koto VII 16.877 16.954 33.831 99,5

Sumpur Kudus 11.934 11.806 23.740 101,1

Sumber: Sijunjung Dalam Angka, 2010

2.15.2 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kabupaten Sijunjung memiliki berbagai potensi pertambangan, yang terbagi atas

bahan tambang golongan A, bahan tambang golongan B, dan bahan tambang golongan C.

Bahan tambang golongan A berupa Batubara yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali

Kecamatan Tanjung Gadang. Bahan tambang golongan B berupa emas tersebar di seluruh

kecamatan kecuali Kecamatan Tanjung Gadang, Lubuk Tarok dan Sumpur Kudus.

Sedangkan bahan tambang golongan C seperti marmer, dolomite, oker, granit, andesit,

Page 179: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-129

kaolin dan sirtukil tersebar di seluruh kecamatan. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.15.5Potensi Bahan Galian di Kabupaten Sijunjung Menurut Kecamatan

KecamatanJenis Bahan Galian

Gol A Gol B Gol C

Kamang Baru Batu bara Emas Marmer, mangan, biji besi

Tanjung Gadang - -Marmer, dolomite, granit, andesit, kaolin,tanah liat, biji besi

Sijunjung Batu bara Emas Marmer, granit, sirtukil, kalsit

Lubuk Tarok Batu bara Air raksa Granit, sirtukil,

IV Nagari Batu bara Air raksa, emas Tanah liat, sirtukil, batusabak

K u p i t a n Batu bara Emas Marmer, tahan liat, sirtukil

Koto VII Batu bara Emas Pasir, kaolin

Sumpur Kudus Batubara - Marmer, granit, dolomite, kalsit

Sumber: Sijunjung Dalam Angka, 2010

b. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2009 tercatat sebanyak 209.335

jiwa dengan rincian 104.596 jiwa laki-laki dan sisanya sebanyak 104.739 jiwa ádalah

penduduk perempuan. Dengan rasio jenis kelamin (sex rasio) penduduk untuk kabupaten ini

adalah 99,86%. mayoritas penduduk kabupaten Sijunjung berada di Kecamatan Kamang

Baru (42.659 jiwa) dan Kecamatan Sijunjung (42.888 jiwa).

Jumlah penduduk yang masuk dalam kelompok usia produktif (usia 15-65 tahun) di

Kabupaten Sijunjung pada tahun 2009 adalah 139.929 jiwa, dengan perincian 69.213 laki-

laki dan 70.716 perempuan. Dari jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2009 tersebut,

yang termasuk angkatan kerja sebanyak 95.226 jiwa, sementara jumlah penduduk yang

bekerja sebanyak 90.455 jiwa atau sekitar 94,99 persen dari total penduduk usia kerja.

Dengan demikian penduduk yang sedang mencari pekerjaan sebanyak 4.771 jiwa atau

sekitar 5,01 persen dari seluruh penduduk berumur 15 tahun keatas.

Tabel 2.15.6Jumlah Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Kecamatan

Sumber: Sijunjung dalam angka, 2010

Tabel 2.15.7Penduduk Kabupaten Sijunjung Menurut Kelompok Umur

KecamatanJumlah penduduk

(jiwa)

Kamang Baru 42.659

Tanjung Gadang 23.836

Sijunjung 42.888

Lubuk Tarok 14.781

IV Nagari 14.652

Kupitan 12.948

Koto VII 33.831

Sumpur Kudus 23. 740

Page 180: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-130

Kelompok Umur Jumlah(jiwa)

Persentase(%)

0-14 tahun 69.406 33,16

15-64 tahun 130.224 62,20

65 (+) tahun 9.705 4,64

Jumlah 209.335 100

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

Pada tahun 2008 nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sijunjung

adalah 69,77. Angka ini meningkat 0,51 dari IPM tahun sebelumnya (2007) yaitu 69,26.

Dengan angka IPM 69,77 tahun 2008 tersebut membawa kabupaten Sijunjung menempati

peringkat 271 nasional dalam hal pembangunan manusia, turun 8 nomor dari posisi tahun

sebelumnya (2007) yaitu 263. Selain itu, angka IPM sebesar 69,77 tersebut membawa

kabupaten Sijunjung menempati peringkat 15 dari 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera

Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan manusia di Kabupaten

Sijunjung belum berjalan dengan baik, jadi harus tetap terus ditingkatkan.

Tabel 2.15.8Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sijunjung

dan Peringkat di Provinsi dan Nasional Tahun 2007-2009

DeskripsiTahun

2007 2008 2009

Angka Harapan Hidup 65,99 66,25 66,58

Angka Melek huruf 93,07 93,07 93,08

Rata-rata lama Sekolah 7,2 7,2 7,3

Pengeluaran riil per kapita ygdisesuaikan

625,77 630,49634,3

I P M 69,26 69,77 70,37

Rangking (Provinsi) 15 15 14

Rangking (Nasional) 263 271 270

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat Tahun 2011

2.15.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Total panjang jalan raya di Kabupaten Sijunjung pada tahun 2009 adalah 1.179,91

km. Jalan raya yang sudah diaspal panjangnya adalah 566,36 km. Sedangkan sisanya

merupakan jalan dengan permukaan kerikil 230,43 km dan jalan tanah (354,55 km). Jalan

raya di kabupaten Sijunjung di dominasi oleh jalan kabupaten (1.023,80 km). Sedangkan

sisanya adalah jalan negara (105,41 km) dan jalan propinsi (50,20 km).

Tabel 2.15.9Panjang Jalan Negara, Propinsi, dan kota di Kabupaten Sijunjung

Menurut Kecamatan

Page 181: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-131

KecamatanPanjang Jalan (km)

Negara Propinsi Kabupaten

Kamang Baru 45,91 - 62,08

Tanjung Gadang 33,0 - 45,97

Sijunjung 11 14,50 100,38

Lubuk Tarok - - 53,28

IV Nagari 7,50 - 42,84

K u p i t a n 8,50 6,70 12,49

Koto VII - 24,0 103,92

Sumpur Kudus - 5,0 178,03

Sumber: Sijunjung dalam angka, 2010

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan yang bertanggung

jawab menyediakan kebutuhan air minum bagi penduduk Kabupaten Sijunjung. Jumlah

pelanggan PDAM ini pada tahun 2009 adalah 5.334 pelanggan, dan volume air bersih yang

terjual telah mencapai 966.282 m3. Akan tetapi masalah yang paling krusial berkenaan

dengan prasarana air minum ini adalah masih tingginya air yang hilang serta pendistribusian

air yang belum merata di setiap kabupaten yang terdapat di Kabupaten Sijunjung.

Hingga tahun 2009, aliran listrik belum bisa dinikmati oleh seluruh penduduk

Kabupaten Sijunjung. Dari 241 jorong yang terdapat di kabupaten ini, masih ada 20 Jorong

yang belum dapat diterangi listrik. Kecamatan Kamang Baru merupakan jorong yang paling

banyak teridentifikasi yang belum teraliri listrik (90.70%), disusul Kecamatan Tanjung

Gadang (80%), Kecamatan Sijunjung (84.91%), serta Kecamatan Sumpur Kudus (97.44%).

Sedangkan yang seluruh jorongnya telah 100 % dialiri listrik adalah Kecamatan IV Nagari,

Kecamatan Kupitan, dan Kecamatan Koto VII.

c. Prasarana Komunikasi

Kemajuan tehnologi informasi dan komunikasi menyebabkan terjadinya di

masyarakat, khususnya berkenaan dengan penggunaan alat yang digunakan untuk

berkomunikasi. Jika dulu penduduk warung telekomunikasi maupun telepon umum cukup

banyak terdapat di Kabupaten Sijunjung, maka pada tahun 2009 jumlahnya nihil. Hal ini

disebabkan karena masyarakat lebih memilih menggunakan telepon selular untuk melakukan

komunikasi dengan orang lain.

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana Pendidikan seperti Gedung SD (negeri maupun swasta) hingga SMA

(negeri maupun swasta) telah tersedia di setiap kecamatan di Kabupaten Sijunjung. Jumlah

gedung SD yang sudah dibangun hingga tahun 2009 adalah 200 unit, SMP 50 unit, dan SMA

20 unit. Jumlah murid SD adalah 27.740 orang, jumlah murid SMP 8.281 orang, dan murid

Page 182: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-132

SMA adalah 5.390 orang. Adapun jumlah guru SD adalah 2.106 orang, guru SMP 749 orang,

dan guru SMA 544 orang.

Sekolah dengan konsentrasi yang cukup besar pada pendidikan agama, terdapat

cukup banyak. Untuk MIs ada 2 unit, sementara MTs sebanyak 15 unit, terdiri dari 10 unit

swasta dan 5 unit Negeri. Sementara jumlah MAN hanya 3 unit. Murid yang terserap pada

jenis pendidikan ini cukup banyak, pada Tahun 2009 di MIS terdapat sebanyak 53 orang,

kemudian murid MTs sebanyak 2.053 orang, sedangkan murid pada MAN tercatat sebanyak

512 orang.

Selain fasilitas pendidikan seperti di atas, di Kabupaten Sijunjung juga terdapat 2

unit perguruan tinggi masing-masing STIT Al Yaqin yang resmi beroperasi sejak tahun 2001

dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) yang beroperasi resmi sejak tahun 2002.

Tabel 2.15.10Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SD di Kabupaten Sijunjung

Kecamatan Gedung SD (unit) Murid (orang)Guru

(orang)

Kamang Baru 37 5.520 362

Tanjung Gadang 25 3.328 256

Sijunjung 38 5.606 400

Lubuk Tarok 16 2.172 171

IV Nagari 13 1.732 159

K u p i t a n 14 1.757 146

Koto VII 28 4.550 349

Sumpur Kudus 29 3.075 263

Jumlah 200 27.740 2.106

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

Tabel 2.15.11Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMP di Kabupaten Sijunjung

Kecamatan Gedung SMP (unit) Murid (orang) Guru (orang)

Kamang Baru 14 1.959 169

Tanjung Gadang 7 915 75

Sijunjung 9 1.916 170

Lubuk Tarok 2 370 36

IV Nagari 2 379 34

K u p i t a n 3 427 47

Koto VII 6 1.382 120

Sumpur Kudus 7 983 98

Jumlah 50 8.281 749

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

Tabel 2.15.12Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMA di Kabupaten Sijunjung

Page 183: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-133

KecamatanGedung SMA

(Unit)Murid (orang)

Guru(orang)

Kamang Baru 5 1.009 99

Tanjung Gadang 1 261 25

Sijunjung 6 1.982 215

Lubuk Tarok 1 106 12

IV Nagari 1 76 20

K u p i t a n 2 471 45

Koto VII 2 1.072 84

Sumpur Kudus 2 413 44

Jumlah 20 5.390 544

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

e. Prasarana Kesehatan

Berbagai prasarana kesehatan telah tersedia di setiap kecamatan di Kabupaten

Sijunjung. Hingga tahun 2009 jumlah puskesmas yang terdapat di Kabupaten Sijunjung

adalah 12 unit. Sedangkan Sedangkan sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas Keliling

dan Puskesmas Pembantu masing-masing tercatat sebanyak 21 unit dan 46 unit. Sedangkan

untuk tahun 2009, jumlah tenaga kesehatan berupa dokter umum adalah 25 orang dan

dokter gigi adalah 8 orang. Adapun tenaga kesehatan rincian jumlah tenaga kesehatan

lainnya adalah bidan (145 orang), perawat (158 orang), tenaga ahli kesehatan (13 orang),

dan asisten apoteker 3 orang.

Tabel 2.15.13Jumlah Puskesmas, Puskel, dan Pustu di Kabupaten Sijunjung (Unit)

Kecamatan Puskesmas Puskel Pustu

Kamang Baru 3 5 9

Tanjung Gadang 1 2 7

Sijunjung 2 4 8

Lubuk Tarok 1 1 3

IV Nagari 1 2 3

K u p i t a n 1 2 4

Koto VII 1 2 6

Sumpur Kudus 2 3 6

Jumlah 12 21 46

Sumber: Sijunjung dalam angka, 2010

Tabel 2.15.14Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sijunjung (orang)

KecamatanDokterumum

Doktergigi

Bidan Perawat

Sungai lansek 1 - 9 10

Kamang 2 2 14 10

Aia Amo 1 4 7

Tanjung gadang 2 1 16 17

Sijunjung 3 1 18 18

Gombok 3 1 16 14

Lubuk tarok 2 10 11

Muaro bodi 2 1 12 21

Padang sibusuk 2 13 17

Tanjung ampalu 2 1 16 11

Kumanis 3 10 10

Sumpur kudus 2 1 17 12

Jumlah 25 8 145 158

Sumber: Sijunjung dalam angka, 2010

2.16 KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Page 184: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-134

2.16.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi Dan Luas Wilayah

Kabupaten Kepulauan Mentawai secara resmi telah menjadi sebuah kabupaten baru

di propinsi Sumatera Barat sejak tanggal 4 oktober 1999, yang dibentuk berdasarkan UU No

49 tahun 1999. Sebelumnya Kepulauan Mentawai adalah bagian dari Kabupaten Padang

Pariaman. Letak Kabupaten Kepulauan Mentawai berada di sebelah barat Pulau Sumatera,

yang dipisahkan oleh Selat Mentawai. Secara geografis terletak pada posisi 0 55 00 - 3

21 00 Lintang Selatan dan 98 35 00 - 100 32 00 Bujur Timur dengan luas wilayah

Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah 6.011,35 Km2 dan garis pantai sepanjang 1.402,66

km.

Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari empat buah pulau besar yaitu Pulau

Sipora, Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Selain itu Kabupaten

Kepulauan Mentawai memiliki pulau-pulau kecil yang jumlahnya sekitar 94 buah pulau kecil.

Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Siberut dan Kab. Nias. Provinsi Sumatera

Utara.

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Mentawai.

Keberadaan administratif Kabupaten Kepulauan Mentawai ini dikukuhkan

berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 49 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten Kepulauan Mentawai di Provinsi Sumatera Barat Tanggal 7 Juni 2000 dengan

Kota Tua Pejat sebagai ibukota Kabupaten.

Secara administratif wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, berdasarkan PERDA

No 15 Tahun 2003, telah mengalami pemekaran dari 4 (empat) kecamatan sebelumnya

menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah :

1. Di Pulau Siberut meliputi 5 (lima) kecamatan, yaitu: Kecamatan Siberut Selatan,

Kecamatan Siberut Utara, Kecamatan Siberut Barat, Kecamatan Siberut Barat Daya dan

Kecamatan Tengah.

2. Di Pulau Sipora meliputi 2 (dua) kecamatan, yaitu: Kecamatan Sipora Utara dan

Kecamatan Sipora Selatan.

3. Di Pulau Pagai Utara meliputi 2 (dua) kecamatan, yaitu: Kecamatan Pagai Utara dan

Kecamatan Sikakap.

4. Di Pulau Pagai Selatan terdapat 1 (satu) kecamatan, yaitu: Kecamatan Pagai Selatan.

Page 185: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-135

Adapun nama kecamatan, luas wilayah dan prosentasenya disajikan pada Tabel

2.16.1. Berdasarkan data pada Tabel 2.16.1 terlihat bahwa Kecamatan Siberut Barat

memiliki luas wilayah paling luas, yaitu sekitar 112.486 Ha atau sekitar 18,71 % dari total

wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara itu kecamatan dengan luas paling kecil

adalah Kecamatan Sipora Selatan dengan luas sekitar 26.847 Ha atau 4,47%. Untuk jumlah

penduduk, Kecamatan Sipora Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk

terbesar yaitu sebesar 9.294 jiwa atau 12,20 % dari jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan

Mentawai. Sedangkan, Kecamatan Pagai Utara merupakan kecamatan dengan jumlah

penduduk terkecil yaitu sebesar 5.543 jiwa atau sekitar 7,28 % dari jumlah penduduk

Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Tabel 2.16.1Luas Wilayah dan Prosentase Masing-masing Kecamatan

Di Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011

No Kecamatan Ibukota Luas (Ha) Luas (Km2)Prosentase

(%)

1. Pagai SelatanBulasat

90.108 901,08 14,99

2. SikakapSikakap

27.845 278,45 4,63

3. Pagai UtaraSaumanganyak

34.202 342,02 5,69

4. Sipora SelatanSioban

26.847 268,47 4,47

5. Sipora UtaraSido Makmur

38.308 383,08 6,37

6. Siberut SelatanMailleppet

50.833 508,33 8,45

7. Siberut Barat DayaPasakiat Taileleu

64.908 649,08 10,80

8. Siberut TengahSaibi Samukop

73.987 739,87 12,31

9. Siberut UtaraMuara Sikabaluan

81.611 816,11 13,58

10. Siberut BaratSimalegi (Betaet)

112.486 1.124,86 18,71

Kab. Kep. Mentawai 601.135 6.011,35 100

Sumber : Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2010

Secara pendekatan administratif, batas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai ke

arah daratan yang digunakan adalah batas desa atau kecamatan. Sedangkan batas ke arah

laut, menurut aturan adalah 4 mil atau sepertiga dari batas provinsi (12 mil) yang diukur

dari batas desa pesisir. Dengan menggunakan batas desa pesisir dan untuk batas laut

menggunakan metode polygon sejauh 4 mil dari batas darat ke arah laut, diperoleh luasan

wilayah laut yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah 801.300 Ha.

Page 186: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-136

b. Topografi dan Iklim

Keadaan topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai terbagi atas:

1) Coastal land/Flat land, yaitu daerah yang bermula dari garis pantai pada kontur

elevasi 0 dan menaik menjadi zona kelerengan 0 – 3 % menuju daratan pada

ketinggian 5 meter dari permukaan laut. Pada daerah sekitar pantai merupakan

dataran rendah dan rawa-rawa serta berlumpur, pada saat pasang daerah ini

terendam air laut, seperti di Muara Siberut, Muara Sikabaluan serta desa-desa lainnya

di pinggir pantai.

2) Low land, yaitu daerah yang memiliki topografi yang bergelombang, elevasi diatas 15

meter dari permukaan laut dengan kelerengan antara 3 – 8 %, dan secara umum

sudah bebas dari pengaruh pasang surut.

3) Middle land, merupakan daerah berbatasan dengan Low land menuju arah perbukitan

dengan zona kemiringan 8 – 5 % mencapai elevasi 50 meter diatas permukaan laut.

Pada daerah ini sangat sesuai untuk pengembangan perkebunan atau tanaman keras

seperti nilam, coklat dan kelapa sawit.

4) Up land, bentuk berbukit-bukit hingga daerah cathment sungai-sungai baik yang

bermuara ke pantai barat maupun pantai timur pulau, dengan ketinggian antara 50 –

275 m diatas permukaan laut, dan sebagian besar merupakan kawasan lindung.

Keadaan topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup bervariasi mulai dari

dataran rendah yang berawal dari jenis pasang surut sampai dengan ketinggian 50 – 270 m

di atas permukaan laut. Dengan demikian wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat

dijadikan areal perkebunan, pertanian dan permukiman.

Kepulauan Mentawai yang dikelilingi oleh Samudera Hindia dan terletak di daerah

khatulistiwa mempunyai iklim dengan udara yang panas dan lembab dengan curah hujan

yang tinggi. Iklimnya dipengaruhi oleh sirkulasi musim mansoon dan pergerakan

konvergensi inter tropis. Musim penghujan terjadi antara bulan Nopember hingga Maret,

musim kemarau mulai bulan Mei hingga Oktober.

Perbedaan pada saat bulan-bulan basah dan kering yang terjadi tidak begitu jelas,

karena hujan lebat dengan durasi pendek dapat terjadi pada musim kemarau atau selama

musim peralihan. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang sering terganggu dengan terjadinya

angin taufan dari Samudera Indonesia yang bertiup menuju daratan Sumatera. Data curah

hujan yang dikumpulkan di Muara Siberut memperlihatkan rata-rata curah hujan pertahun

adalah sekitar 2500-4700 mm/tahun. Suhu dan kelembaban udara relatif konstan dengan

Page 187: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-137

kelembaban udara berkisar antara 82 – 85 %, sedangkan rata-rata suhu minimum dan

maksimum adalah masing-masing 22 – 32 C setiap hari.

c. Lahan dan Penggunaannya

Penggunaan lahan di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagian besar didominasi

oleh hutan 512.077 ha atau 85,18 % dari total luas wilayah kabupaten (601.135 Ha).

Penggunaan lahan hutan terdiri hutan Taman Nasional Siberut 190.500 Ha, hutan

Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) 2.635 ha, Hutan Lindung (HL) 2.507 Ha, Hutan

Produksi (HP) 273.805 Ha, Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) 42.630, dan areal

penggunaan lainnya 89.058 Ha.

Tabel 2.16.2Luas Penggunaan Lahan Menurut Status Penggunaannya

Di Kabupaten Kepuluan Mentawai

No. STATUS PENGGUNAAN LAHAN LUAS ( Ha ) %

I Wilayah Hutan

a Taman Nasional 190.500 31,69

b Hutan Suaka Alam dan Wisata 2.635 0,44

c Hutan Lindung 2.507 0,42

a Hutan Produksi 273.805 45,55

b Hutan Produksi Konversi 42.630 7,10

Total I 512.077 85,18

II Areal Penggunaan Lainnya

a Sawah Terlantar 13.266 2.20

b Permukiman 15.132 2,51

c Ladang/Tegalan 26.025 4,33

d Kebun Campuran 13.059 2,17

e Semak belukar 7.335 1,22

f Kolam Air Tawar 791 0,13

g Padang Rumput alami 1.507 0,25

h Lainnya 11.943 1,98

Total II 89.058 14,81

Total I+II 601.135 100

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai 2010

Penggunaan lahan lainnya di Kab. Kepulauan Mentawai terdiri dari lahan sawah

terlantar seluas 13.266 ha, lahan permukiman 15.132 ha, ladang/ tegalan 26.025 ha, kebun

campuran 13.059 ha, semak belukar 7.335 ha, kolam air tawar 791 Ha, padang rumput

alami 1.507 dan penggunaan lainnya 11.943 ha.

Page 188: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-138

d. Demografi

Berdasarkan data dari hasil SUSENAS BPS Propinsi Sumatera Barat jumlah penduduk

Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 2010 tercatat 70.174 jiwa yang terdiri dari

36.479 penduduk laki-laki dan 33.695 perempuan, atau sekitar 1,50% dari jumlah penduduk

Sumatera Barat. Penduduk ini tersebar di 10 kecamatan yakni di Kecamatan Pagai Selatan

8.243 jiwa, Kecamatan Sikakap 8.715 jiwa, Kecamatan Pagai Utara 4.690 jiwa dan

Kecamatan Sipora Selatan 7.903 jiwa, Kecamatan Sipora Utara 8.448 jiwa, Kecamatan

Siberut Selatan 7.743 jiwa, Kecamatan Siberut Barat Daya 5,555 jiwa, Kecamatan Siberut

Tengah 5,586, Kecamatan Siberut Utara 7,122 jiwa dan Siberut Barat 6,169 jiwa.

Sedangkan data yang tercatat dari hasil rekap monografi seluruh kecamatan yang ada di

Kabupaten Kepulauan Mentawai sampai dengan akhir juni tahun 2004 jumlahnya 70.803

jiwa, terdiri dari 35.443 jiwa laki-laki dan 35.360 jiwa perempuan dengan laju pertumbuhan

penduduk 6,49 % pertahun. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan

Mentawai pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.16.3.

Tabel 2.16.3Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Kepulauan Mentawai

No KecamatanLuas Daerah

(Km2)Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

1 Pagai Selatan 901,08 8.243 9,15

2 Sikakap 278,45 8.715 31,30

3 Pagai Utara 342,02 4.690 13,71

4 Sipora Selatan 268,47 7.903 29,44

5 Sipora Utara 383,08 8.448 22,05

6 Siberut Selatan 508,33 7.743 15,23

7 Siberut Barat Daya 649,08 5.555 8,56

8 Siberut Tengah 739,87 5.586 7,55

9 Siberut Utara 816,11 7.122 8,73

10 Siberut Barat 1.124,86 6.169 5,48

Jumlah 6.011,35 70.174 11,67

Sumber : BPS Kab. Kep. Mentawai Dalam Angka Tahun 2010

Selain jumlah penduduk, komposisi atau struktur penduduk menurut kelompok umur

juga penting untuk diperhatikan. Dikabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 2010 Jumlah

penduduk menurut kelompok umur sebagian besar penduduk berusia diantara 15- 64 tahun

yaitu. Baik penduduk laki-laki maupun perempuan 60 persen berusia produktif yaitu 49.095

jiwa, usia 0 – 14 tahun sebanyak 34.879 jiwa dan usia 65 keatas sebanyak 781 jiwa.

Page 189: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-139

Komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Kepulauan Mentawai hasil

Susenas 2010 memperlihatkan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.

Penduduk usia muda (0 – 14) tahun memiliki proporsi yang cukup besar yaitu mencapai

37,62 % (25.013 jiwa). Sedangkan penduduk usia produktif (15 – 64) tahun mencapai 60,57

% (40.271 jiwa) dan usia tua (65+) tahun 1,81 % atau sebesar 1.012 jiwa.

2.16.2 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Manusia

Penduduk adalah salah satu sumberdaya pembangunan. Penduduk menyangkut dua

dimensi yakni kuantitas dan kualitas. Jumlah penduduk yang banyak belum tentu dapat

dijadikan sumberdaya pembangunan apabila kualitas penduduk tersebut rendah. Penduduk

sebagai sumberdaya pembangunan lebih dikenal dengan sebutan sumberdaya manusia

(human resources).

Sebagian besar tenaga kerja yang tersedia di kabupaten Kepulauan Mentawai hanya

dalam jumlah dan keterampilan yang terbatas. Kondisi ini sangat jauh dari yang diharapkan

karena untuk mengolah potensi alam yang begitu besar sangat dibutuhkan tenaga terampil

yang berkualitas dan handal. Angkatan kerja adalah penduduk usia 10 tahun ke atas yang

terdiri dari penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan. Sedangkan

Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang mengurus rumah tangga (RT), sekolah dan

lainnya.

Jumlah angkatan kerja dari tahun 2006 –2007 tampak mengalami penurunan yaitu

penduduk yang bekerja dari 32.874 orang tahun 2006 menurun menjadi 29.574 orang pada

tahun 2007. Sedangkan penduduk yang mencari pekerjaan dari tahun ke tahun terus

bertambah. Tahun 2006 sebesar 0,45 persen atau sebanyak 291 orang yang mencari

pekerjaan, pada tahun 2007 bertambah menjadi 2.041 orang atau sekitar 25,16 persen.

Sebagian besar penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai berkerja di lapangan

usaha pertanian. Penduduk yang di sektor pertanian pada tahun 2007 sebesar 53.062 jiwa,

Industri sebesar 3.980 jiwa, Perdagangan sebesar 4.956 jiwa, Jasa sebesar 3.821 dan

lainnya 1.997 jiwa. Pada tahun 2008 penduduk yang bekerja sektor Pertanian sebesar

53.178 jiwa, Industri sebesar 2.355 jiwa, Perdagangan sebesar 4.118 jiwa, Jasa sebesar

2.710 dan lainnya 1.937 jiwa. Sedangkan pada tahun 2009 penduduk yang bekerja sektor

Pertanian sebesar 44.775 jiwa, Industri sebesar 6.352 jiwa, Perdagangan sebesar 15.779

jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.16.4 jumlah penduduk umur 10 tahun

keatas yang bekerja menurut lapangan usaha di Kab. Kep. Mentawai.

Page 190: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-140

Tabel 2.16.4Jumlah Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja

Menurut Lap. Usaha Di Kab. Kep. MentawaiTahun 2007 – 2010

No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010

12345

PertanianIndustriPerdaganganJasaLainnya

53.0623.9804.9563.8211.997

53.1782.3554.1182.7101.937

44.7756.352

15.7792.831

-

-----

Jumlah 67.816 64.298 69.737 -

Sumber : Susenas Sumatera Barat Tahun 2007 - 2010Ket: - data tidak tersedia

Dari segi tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai pada

umumnya masih tergolong rendah dan dapat dilihat pada tingkat pendidikan yang

ditamatkan oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pendidikan Penduduk

Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai dari yang tidak tamat SD/Sedang SD sampai

Perguruan Tinggi pada Tahun 2007 berjumlah 39.822 jiwa, Sekolah Dasar 18.140 jiwa, SLTP

6.550 jiwa, SMU 3.729 jiwa dan di tingkat perguruan tinggi 726 jiwa. Pada tahun 2008

Pendidikan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai dari yang tidak tamat

SD/Sedang SD sampai Perguruan Tinggi berjumlah 30.467 jiwa, Sekolah Dasar 22.371 jiwa,

SLTP 7.077 jiwa, SMU 2.112 jiwa dan di tingkat perguruan tinggi 724 jiwa. Sedangkan pada

tahun 2009 Pendidikan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai dari yang tidak

tamat SD/Sedang SD sampai Perguruan Tinggi berjumlah 20.049 jiwa, Sekolah Dasar 11.505

jiwa, SLTP 2.884 jiwa, SMU 1.899 jiwa, Akademi 287 jiwa dan di tingkat perguruan tinggi

121 jiwa.

2.16.3 Infrastruktur

a. Jalan dan Jembatan

Infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai sampai Tahun 2010

masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan kondisi geografis daerah itu sendiri, yang

menyebabkan penduduknya terpencar diberbagai tempat serta kondisi topografi yang

kurang menguntungkan dalam pembangunan jalan karena memerlukan biaya yang sangat

besar.

Panjang jalan di sepuluh Kecamatan yang berhasil dihimpun dari Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sepanjang 465,00 km yang terdiri dari 9,80

km di Kecamatan Pagai Selatan, 28 Km di Kecamatan Sikakap, 100 Km di Kecamatan Pagai

Utara, 103,00 Km di Kecamatan Sipora Selatan, 90,20 Km di Kecamatan Sipora Utara, 14,50

Page 191: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-141

km di Kecamatan Siberut Selatan, 47 Km di Kecamatan Siberut Tengah, dan 72,50 Km di

Kecamatan Siberut Utara.

Sementara itu, kondisi Jembatan sebagai sarana transportasi darat yang

menghubungkan jalan juga menunjukkan kondisi yang hampir serupa dengan prasarana

jalan. Total panjang jembatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai mencapai 895 meter

dengan kondisi rusak ringan keseluruhannya. Infrastruktur jembatan terpanjang ada di

Kecamatan Sikakap yaitu 238 meter, kemudian di Kecamatan Pagai Selatan mencapai 195

meter, dan Kecamatan Pagai Utara mencapai 40 meter. Untuk panjang jembatan di

Kecamatan Sipora Utara dan Sipora Selatan adalah sepanjang 90 meter dan 50 meter,

sedangkan di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Utara masing-masing adalah 92,50

meter dan 60 meter, selebih sepanjang 60 meter untuk Kecamatan Siberut Barat Daya, 60

meter untuk Kecamatan Siberut Tengah terakhir 10 meter untuk Kecamatan Siberut Barat.

b. Transportasi

Sarana transportasi laut merupakan komponen yang sangat penting sekali bagi

kelancaran transportasi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengingat daerah

ini dipisahkan oleh laut dan untuk menuju ke daerah-daerah lainnya di luar Kabupaten

Kepulauan Mentawai harus menggunakan sarana transportasi laut yang merupakan sarana

transportasi masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kabupaten Kepulauan Mentawai

tahun 2010 mempunyai 12 pelabuhan, yang terdiri dari 8 pelabuhan Beton, 1 pelabuhan

Besi, dan 1 pelabuhan Kayu serta 2 pelabuhan PPI antara lain 3 pelabuhan di Kecamatan

Pagai Utara Selatan (Sikakap), 5 pelabuhan di Kecamatan Sipora Selatan (Tuapejat dan

Sioban), 3 pelabuhan di Kecamatan Siberut Selatan (Maileppet), 1 pelabuhan di Kecamatan

Siberut Utara (Pokai). Jumlah pelabuhan ini lebih banyak daripada pelabuhan tahun 2009

yang hanya terdapat 11 pelabuhan yang hampir keseluruhannya adalah pelabuhan beton

dan pelabuhan kayu.

Selain telah tersedianya sarana transportasi darat dan laut, Kabupaten Kepulauan

Mentawai juga memiliki sarana transportasi udara. Hal ini terlihat dari ketersediaan fasilitas

transportasi udara, yaitu adanya lapangan udara (bandara), pesawat udara dan pelayanan

rute penerbangan yang sudah aktif dan regular dari Kabupaten Kepulauan Mentawai ke

Padang (Sumatera Barat). Kabupaten Kepulauan Mentawai telah memiliki sarana

transportasi udara, yaitu sebuah bandara Rokot yang terletak di Kecamatan Sipora dan

pesawat terbang berkapasitas penumpang 15 – 20 orang dengan rute penerbangan yang

tetap dan regular. Ketersediaan sarana transportasi udara ini tentunya akan semakin

memperlancar arus transportasi ke luar daerah, baik dari segi kecepatan, waktu maupun

jarak.

Page 192: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-142

2.17 KABUPATEN PADANG PARIAMAN

2.17.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No. 05/KEP.D/DPRD 2008 dan SK

Bupati No. 02/KEP/BPP/2008, tertanggal 2 Juli 2008, ibu kota kabupaten Padang Pariaman

ini dipindahkan dari Kota Pariaman ke Parit Malintang, yakni sebuah nagari di kecamatan

Enam Lingkung. Kabupaten ini terletak diantara: 00 11’ – 00 49‘ Lintang Selatan dan 980 36‘

– 1000 28‘ Bujur Timur dengan panjang garis pantai 60,50 km². Batas-batas Wilayah

Kabupaten Padang Pariaman adalah:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Padang

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

Wilayah Kabupaten Padang Pariaman tercatat memiliki luas wilayah sekitar 1.328,79

Km2, dengan panjang garis pantai 60,50 km. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15

persen dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Sampai akhir tahun 2009, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 (tujuh belas)

kecamatan dengan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas,

yakni 228,70 Km2, sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas terkecil, yakni

25,56 Km2.

Tabel 2.17.1.Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari/Kelurahan

di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009

No KecamatanLuas Jumlah

Nagari/KelurahanKm2 Persentase

1 Batang Anai 180.39 13.58 3

2 Lubuk Alung 111.63 8.40 1

3 Sintuk Toboh Gadang 25.56 1.92 2

4 Ulakan Tapakis 38.85 2.92 2

5 Nan Sabaris 29.12 2.19 5

6 2 x 11 Enam Lingkung 36.25 2.73 3

7 Enam Lingkung 39.20 2.95 5

8 2 x 11 Kayu Tanam 228.70 17.21 4

9 VII Koto Sungai Sarik 90.93 6.84 4

10 Patamuan 53.05 3.99 2

11 Padang Sago 32.06 2.41 3

12 V Koto Kampung Dalam 61.41 4.62 2

13 V Koto Timur 64.80 4.88 3

14 Sungai Limau 70.38 5.30 2

15 Batang Gasan 40.31 3.03 2

16 Sungai Geringging 99.35 7.48 2

Page 193: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-143

17 IV Koto Aur Malintang 126.80 9.54 1

Kabupaten Padang Pariaman 1,328.79 100.00 46

Sumber: BPS Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2010

b. Topografi dan iklim

Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari wilayah

daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah

yaitu pada bagian barat yang mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat di

sebelah barat yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10 meter di

atas permukaan laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan daerah

bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat disebelah

timur dengan ketinggian 10 – 1000 meter di atas permukaan laut.

Terdapat 11 sungai yang melintasi Kabupaten Padang Pariaman yaitu Batang Sungai

Limau, Batang Kamumuan, Batang Paingan, Batang Gasan, Batang Sungai Sirah, Batang

Naras, Batang Piaman, Batang Mangau, Batang Ulakan, Batang Anai dan Batang Tapakis.

Sementara itu, panjang garis pantai di Kabupaten Padang Pariaman adalah 60,5 km yang

melewati 4 kecamatan, yaitu kecamatan Sungai Limau, Nan Sabaris, Ulakan Tapakis dan

Batang Anai. Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman

pada tahun 2009 adalah sebesar 321,9 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 14 hari

per bulan. Tamperatur rata-rata untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 25,50 derajat

celcius dengan kelembaban relatif 86 persen.

c. Lahan dan penggunaannya

Luas wilayah Kabupaten Padang Pariaman mencapai 1328,789 Km2. Kecamatan 2 x

11 Kayu Tanam merupakan kecamatan terluas dengan luas 22,870 km2 dan kecamatan

Sintuk Toboh Gadang menjadi yang terkecil dengan luas wilayah 2,556 km2.

Dari luas lahan yang ada, penggunaan terbesar adalah untuk perkebunan rakyat

dengan luas 36,461 ha, sedangkan penggunaan terkecil adalah untuk kolam seluas 56 ha.

Luas tanah berdasarkan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2.17.2.

Tabel 2.17.2.Luasan Tanah Menurut Penggunaannya di Kabupaten Padang Pariaman

Tahun 2009

Jenis Penggunaanya Luas (Ha)/Area Persentase (%)

Pemukiman 7,348 5,53

Sawah 27,129 20,42

Tegalan 644 0,48

Kebun Campuran 16,628 12,51

Perkebunan Rakyat 36,461 27,44

Hutan Belukar 11,232 8,45

Hutan 28,644 21,56

Hutan Sejenis 75 0,06

Semak / Alang-alang 2,489 1,87

Page 194: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-144

Kolam 56 0,04

Lain-lain 2,173 1,64

Total 132,879 100

Sumber: BPS Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2010

d. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 tercatat sebanyak

392.941 jiwa, yang terdiri dari 188.714 laki – laki dan 204.227 perempuan, sedangkan tahun

sebelumnya tercatat sebanyak 380.226 jiwa (187.390 laki – laki dan 202.836 perempuan ).

Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2009 ini terhitung sebanyak 296 jiwa / Km2.

Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 44.517 jiwa,

sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago yakni 8.371 jiwa.

Sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 154.674 orang dengan rincian

92.848 laki-laki dan 61.826 perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten

Padang Pariaman terbanyak pada tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 36.902 orang,

selanjutnya 46.099 orang pada tingkat pendidikan SD dan sebanyak 9.178 orang

berpendidikan diatas sekolah menengah atas (Diploma/Universitas).

Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari Dinas

Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana sebanyak 7.895 keluarga berada pada

tingkat pra sejahtera, 22.850 keluarga pada tingkat Sejahtera I, 31.911 keluarga pada

tingkat Sejahtera II, 26.432 pada tingkat Sejahtera III, dan sebanyak 1.832 keluarga pada

tingkat Sejahtera III Plus.

2.17.2 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Padang Pariaman memiliki beragam potensi sumber daya alam yang

meliputi sumber daya pertanian, hutan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Selama

tahun 2009 luas panen Sawah di Kabupaten Padang Pariaman tercatat seluas 49.774 hektar.

Dengan luas lahan panen tersebut, Padang Pariaman pada tahun 2009 dapat memproduksi

padi sebanyak 267.180,63 ton, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan produksi Padi

pada tahun sebelumnya (2008).

Hampir seluruh komoditi perkebunan di Kabupaten Padang Pariaman pada tahun

2009 mengalami penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya, seperti kelapa, kulit

manis, kopi, dan Enau seluruhnya mengalami penurunan produksi. Sedangkan komoditi

Cengkeh, Pala, Pinang, Nilam, Merica, Gambir dan Kakao pada tahun 2009 mengalami

peningkatan produksi dibandingkan pada tahun sebelumnya (2008). Adanya peningkatan

produksi kakao pada tahun 2009 diharapkan akan terus mengalami peningkatan mengingat

komoditi tersebut menjadi komoditi yang diandalkan di Kabupaten Padang Pariaman.

Page 195: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-145

Sektor peternakan didukung oleh peningkatan jumlah populasi ayam ras broiler,

sapi, kerbau, dan kambing. jumlah pemotongan ternak selama tahun 2009 masing-masing

tercatat sebanyak 3.375 ekor pemotongan sapi, sebanyak 1.208 ekor untuk pemotongan

kerbau dan sebanyak 10.632 ekor untuk pemotongan kambing.

Padang Pariaman memiliki potensi yang cukup besar di sub sektor perikanan baik

perikanan darat maupun perikanan laut. Produksi perikanan laut di Kabupaten Padang

Pariaman selama tahun 2009 berjumlah 43.632,5 ton dengan nilai produksi sebesar 479,59

milyar rupiah. Produksi perikanan laut tahun 2009 ini mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan produksi ikan laut pada tahun 2008 (50.101,5 ton)

b. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia di Kabupaten Padang Pariaman sebagian besar terdiri dari orang

dewasa sebanyak 249.373 orang, sedangkan anak-anak berjumlah 143.568 orang.

Sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 154.674 orang dengan rincian 92.848 laki-

laki dan 61.826 perempuan.

Dilihat dari tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak pada

tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 36.902 orang, selanjutnya 46.099 orang pada

tingkat pendidikan SD dan sebanyak 9.178 orang berpendidikan diatas sekolah menengah

atas (Diploma/Universitas).

Dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Kabupaten Padang Pariaman

mengalami peningkatan dari tahun 2007-2009 menjadi 71,15. Dengan nilai IPM tersebut,

Kabupaten Padang Pariaman berada pada peringkat 11 di Provinsi Sumatera Barat dan

peringkat 228 di tingkat Nasional.

Tabel 2.17.3Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Padang Pariaman dan

Peringkat di Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009

DeskripsiTahun

2007 2008 2009

Angka Harapan Hidup 67,63 67,92 68,28

Angka Melek huruf 94,45 94,45 9446

Rata-rata lama Sekolah 7,13 7,13 7,25

Pengeluaran riil per kapita ygdisesuaikan

621,35 626,29 629,31

I P M 70,09 70,63 71,15

Rangking (Propinsi) 11 11 11

Rangking (Nasional) 220 227 228

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat Tahun 2011

Page 196: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-146

2.17.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Sebagai penunjang kelancaran kegiatan ekonomi, jalan menjadi sarana yang sangat

menentukan. Peningkatan usaha pembangunan dan perekonomian menuntut peningkatan

pembangunan jalan demi memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan raya di Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2008 tercatat

sepanjang 1.535 Km, dengan rincian menurut status jalan adalah Jalan Negara 84 Km, Jalan

Propinsi 84 Km dan Jalan Kabupaten 1.367 Km. Sedangkan jumlah dan panjang jembatan

negara sebanyak 47 buah jembatan dengan panjang 1.153,7 m, sedangkan jembatan

propinsi sebanyak 39 buah dengan panjang 741,15 m, dan jembatan kabupaten sebanyak

201 buah dengan panjang 2.610 m.

Sarana perhubungan darat lain yang mulai beroperasi di Kabupaten Padang

Pariaman adalah sarana transportasi kereta api. Sarana kereta api menjadi alternatif lain

transportasi darat yang dipilih untuk jalur Padang – Pariaman. Jumlah penumpang yang

memanfaatkan fasilitas ini pada tahun 2008 sebanyak 183.212 penumpang dengan nilai

pendapatan untuk PT. Kereta Api Indonesia sebesar Rp. 831.944.000,-.

b. Prasarana air minum dan listrik

Sumber air sebagai bahan baku air bersih Persahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2009 tercatat sebanyak 16 lokasi terdiri dari 10

bersumber dari mata Air, dan 6 lokasi yang bersumber dari Sungai Grafitasi. Pelanggan

PDAM selama tahun 2009 berjumlah sebanyak 12.196 pelanggan dengan jumlah konsumsi

air bersih sebanyak 2.479.362 m3.

Hasil pencatatan Perusahaan Listrik negara ( PLN ) tahun 2009, seluruh nagari yang

ada di Kabupaten Padang Pariaman sudah dapat menikmati aliran listrik dengan jumlah

konsumen sebanyak 73.179 pelanggan, sedangkan tahun sebelumnya jumlah konsumen

PLN tercatat sebanyak 73.296 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi

Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat berpengaruh

terhadap kegiatan Kantor Pos dan Giro, indikator ini terlihat dari semakin menurunnya lalu

lintas surat melalui Kantor Pos pada tahun 2008. Hampir semua jenis kegiatan Kantor Pos

dan Giro, terutama lalu lintas surat luar negeri, surat kilat dan wesel mengalami penurunan

kegiatan.

Page 197: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-147

Jumlah kantor pos yang ada di kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 adalah

sebanyak 10 buah yang tersebar di 10 kecamatan. Selain itu, disediakan juga bis surat

sebanyak 10 buah dan pos keliling sebanyak 9 buah.

d. Prasarana pendidikan

Pada tahun 2009 jumlah sarana pendidikan pra sekolah yang terdapat di Kabupaten

Padang Pariaman mengalami peningkatan. Sarana pendidikan pra sekolah yang terdapat di

Kabupaten Padang Pariaman selama tahun 2009 adalah 3 buah TK negeri dan 94 TK swasta,

sedangkan pada tahun 2007 jumlah TK sebanyak 1 buah TK negeri dan 89 buah TK swasta.

Sarana pendidikan dasar baik negeri maupun swasta yang terdapat di Kabupaten

Padang Pariaman sepanjang tahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 2 buah SD negeri.

Jumlah SD negeri dan swasta pada tahun 2009 masing-masing sebanyak 399 dan 2 unit.

Sedangkan jumlah sarana pendidikan dasar Islam seperti Madrasah Ibtidaiyah baik negeri

maupun swasta tidak mengalami peningkatan. Jumlah Madrasah Ibtidaiyah Negeri pada

tahun 2009 tercatat sebanyak 5 unit dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta sebanyak 3 unit.

Jumlah sarana pendidikan menengah yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman

selama tahun 2009 mengalami sedikit peningkatan, yaitu jumlah SLTP negeri yang

bertambah dari 49 unit pada tahun 2008 menjadi 52 unit pada tahun 2009. Sedangkan pada

tingkat sekolah menengah lainnya tidak mengalami perubahan.

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2009 selengkapnya disajikan pada Tabel 2.17.4.

Tabel 2.17.4Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru JumlahSekolahNegeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1. TK 3 94 170 2.685 20 251 97

2. SD 399 2 60.828 464 3.794 27 401

3. SLTP 52 3 18.509 310 1.519 70 55

4. SLTA 15 5 8.674 620 856 124 20

– SMK 2 8 404 1.132 50 141 10

Jumlah 471 112 88.585 5.211 6.239 613 583

Sumber: BPS Padang Pariaman Dalam Angka 2010

e. Prasarana kesehatan

Jumlah sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman selama

tahun 2009 tidak mengalami perubahan yang berarti. Seluruh kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Padang Pariaman sudah memiliki Puskesmas, bahkan ada beberapa kecamatan

yang memiliki dua Puskesmas, yaitu Batang Anai, Lubuk Alung, 2 x 11 Enam Lingkung, 2 x

11 Kayu Tanam, V Koto Timur, dan Sungai Geringging, sedangkan kecamatan lainnya hanya

Page 198: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-148

memiliki satu buah Puskesmas. Secara keseluruhan terdapat 23 Puskesmas, 23 Puskesmas

Keliling, 61 Puskesmas Pembantu, dan 21 Balai Pengobatan Swasta.

Tabel 2.17.5Jumlah Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan Balai

Pengobatan Swasta di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Kecamatan PuskesmasPuskesmas

kelilingPuskesmasPembantu

BalaiPengobatan

Swasta

Batang Anai 2 2 6 3

Lubuk Alung 2 2 4 2

Sintuk Toboh Gadang 1 1 4 1

Ulakan Tapakis 1 1 2 1

Nan Sabaris 1 1 3 3

2 x 11 Enam Lingkung 2 2 2 2

Enam Lingkung 1 1 4 0

2 x 11 Kayu Tanam 2 2 2 2

VII Koto Sungai Sarik 1 1 5 0

Patamuan 1 1 4 0

Padang Sago 1 1 2 0

Page 199: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-149

Kecamatan PuskesmasPuskesmas

kelilingPuskesmasPembantu

BalaiPengobatan

Swasta

V Koto Kampung Dalam 1 1 5 1

V Koto Timur 2 2 1 0

Sungai Limau 1 1 7 4

Batang Gasan 1 1 4 0

Sungai Geringging 2 1 3 2

IV Koto Aur Malintang 1 1 3 0

Pariaman 23 23 61 21

Sumber: BPS Padang Pariaman Dalam Angka 2010

Untuk melayani kesehatan seluruh penduduk, Kabupaten Padang Pariaman pada

tahun 2009 memiliki 37 orang dokter umum, 10 orang dokter gigi, 17 orang sarjana

kesehatan masyarakat, 15 orang dokter PTT, 10 orang dokter gigi PTT, dan 262 orang

bidan.

Tabel 2.17.6.Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Padang Pariaman Tahun 2009

KecamatanDokterUmum

DokterGigi

SarjanaKesehatanMasyarakat

DokterPTT

DokterGigiPTT

Bidan

Batang Anai 3 1 1 3 - 31

Lubuk Alung 5 2 0 0 - 26

Sintuk Toboh Gadang 1 0 1 1 1 13

Ulakan Tapakis 1 - 1 0 1 14

Nan Sabaris 1 0 0 2 0 21

2 x 11 Enam Lingkung 3 2 1 2 1 16

Enam Lingkung 3 1 1 0 - 14

2 x 11 Kayu Tanam 2 1 1 1 1 14

VII Koto Sungai Sarik 3 0 2 - 1 25

Patamuan 0 0 1 1 1 10

Padang Sago 2 0 0 - 1 9

V Koto Kampung Dalam 3 1 0 - - 9

V Koto Timur 1 0 3 1 2 11

Sungai Limau 4 1 0 2 - 15

Batang Gasan 1 - 3 - 1 8

Sungai Geringging 3 1 1 2 - 16

IV Koto Aur Malintang 1 - 1 0 0 10

Pariaman 37 10 17 15 10 262

Sumber: BPS Padang Pariaman Dalam Angka 2010

Page 200: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-150

2.18 KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

2.18.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan luas wilayah

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Sumatera

Barat yang merupakan pintu gerbang utama dijalur darat dengan provinsi riau. Secara

geografis Kabupaten lima puluh kota terletak pada 0º25’28,71’’ LU - 0º22’14,52’’ LS dan

100º15’44,10’’ BT - 100º50’47,80’’ BT dan memiliki luas wilayah 3.354,30 Km² yang berarti

7,94 persen dari daratan Provinsi Sumatera Barat yang luasnya 42.229,64 Km². Kabupaten

Lima Puluh Kota diapit oleh 4 Kabupaten dan 1 Provinsi yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten

Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pasaman serta Provinsi Riau. Secara

administrasi Kabupaten Lima Puluh Kota berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar

Provinsi Riau.

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten

Sijunjung.

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau.

Kabupaten Lima Puluh kota terdiri dari 13 Kecamatan, 79 Nagari, dan 401 Jorong.

Kecamatan yang paling luas di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota adalah Kecamatan Kapur

IX yaitu seluas 723,36 Km2 atau 21,57% dari total luas wilayah Kabupaten. Sedangkan

Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Luak (61,68 Km² atau 1,84% dari luas

Kabupaten). Luas wilayah per Kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.18.1Luas Lahan Per Kecamatan di Kabupaten 50 Kota

No Kecamatan Luas (Km²) Persentase (%)

1 Payakumbuh 99,47 2,97

2 Akabiluru 94,26 2,81

3 Luak 61,68 1,84

4 Lareh Sago Halaban 394,85 11,77

5 Situjuah Limo Nagari 74,18 2,21

6 Harau 416,80 12,43

7 Guguak 106,20 3,17

8 Mungka 83,76 2,50

9 Suliki 136,94 4,08

10 Bukik Barisan 294,20 8,77

11 Gunung Omeh 156,54 4,67

12 Kapur IX 723,36 21,57

13 Pangkalan Koto Baru 712,06 21,23

Page 201: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-151

Jumlah 3354,30 100,00

Sumber : 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

a. Topografi dan Kemiringan Lahan

Karakteristik fisik wilayah dapat ditemukenali melalui keadaan topografi, geologi,

morfologi wilayah, jenis tanah, iklim, hidrologi, dan sebagainya. Wilayah Kabupaten Lima

Puluh Kota memiliki variasi topografi dimana lebih dari setengah wilayah Kabupaten Lima

Puluh Kota memiliki topografi yang bergunung (dengan kelerengan lebih dari 40%) yaitu

sekitar 56,3% dari luas wilayah kabupaten. Sedangkan kelerengan yang dapat dimanfaatkan

sebagai kawasan budidaya yaitu dibawah 40% sekitar 46,7% dari luas wilayah kabupaten

sebagaimana yang terlihat pada tabel Tabel 2.18.2.

Topografi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota bervariasi antara datar,

bergelombang, dan berbukit-bukit. Di daerah ini terdapat tiga buah gunung berapi yang

tidak aktif. Mengenai lokasi dan tinggi dari setiap gunung lebih rincinya dapat dilihat pada

Tabel 2.18.2.

Tabel 2.18.2Klasifikasi Lereng dan Topografi Berdasarkan USDA, UNESCO, LPT, DAN FAO

di Kabupaten Lima Puluh Kota

No Topografi LerengKelas

Lereng

Perbedaan RelatifElevasi Antara Titik

Tertinggi dan Terendah(M)

Luas

Ha %

1 Datar 0 – 2% A 1 14.924 4,4

2 Berombak 2 – 5% B 1 – 10 12.031 3,6

3 Bergelombang 5 – 8% C 1 – 10 6.007 1,8

4 Berbukit(Humocky)

8 – 15% D 10 – 50 26.289 7,8

5 Berbukit (Hillocky) 15 – 25% E 10 – 50 9.195 2,7

6 Berbukit (Hilly) 25 – 40% F 50 – 300 77.970 23,2

7 Bergunung(Montainous)

40% G > 300 189.014 56,5

TOTAL 335.430 100

Sumber: Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010

Penggunaan lahan dibedakan atas 4 jenis yaitu: a) hutan lindung, b) hutan suaka

alam dan wisata, c) hutan produksi, serta d) areal penggunaan lain. Guna lahan terbesar

Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2009 adalah hutan lindung dengan luas 142.738 Ha

(42.55 %) dan guna lahan yang terkecil adalah industri dengan luas 0.171 Ha (0,05%).

Guna lahan untuk kegiatan perkebunan seluas 38.250 Ha merupakan luas lahan terbesar

kedua. Dengan demikian dapat terlihat bahwa sebagian besar guna lahan di wilayah

Kabupaten Lima Puluh Kota masih merupakan guna lahan tidak terbangun.

Page 202: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-152

Terdapat sedikit perbedaan antara data penggunaan lahan menurut Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten dengan Dinas Kehutanan, terutama untuk jenis guna lahan

hutan. Berdasarkan Dinas Kehutanan (Peta Kawasan Hutan Kabupaten Lima Puluh Kota

Tahun 1999), persentase luas kawasan hutan terdiri dari :

Hutan Lindung = 42,55 % (142.738 Ha)

Hutan Suaka Alam dan Wisata = 8.07 % (27.060 Ha)

Hutan Produksi Tetap = 1.86 % (6.236 Ha)

Hutan Produksi Terbatas = 2.45 % (8.223 Ha)

Hutan Dapat Dikonversi = 5.51 % (18.481 Ha)

Tabel 2.18.3Perubahan Luas Penggunaan Lahan

Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2007 - 2009

Jenis Penggunaan LahanLuas Lahan (Ha) Perubahan

(%)2007 2008 2009

Hutan Lindung 143.938 142.738 142.738 -0.23

Hutan Suaka Alam & Wisata 27.060 27.060 27.060 0,00

Hutan Produksi Tetap 6.200 6.236 6.236 0.10

Hutan Produksi Terbatas 8.915 8.223 8.223 0.61

Hutan Dapat dikonversi 15.185 18.481 18.481 3.48

Sawah Irigasi Produktif 14.090 14.090 14.090 0,00

Sawah Irigasi Tak Produktif 6.641 6.641 6.641 0,00

Sawah Non Irigasi 1.555 1.555 1.555 0,00

Rawa 0.221 0.221 0.221 0.00

Kolam/Tebat/Embung 1.320 1.320 1.320 0,00

Waduk/Danau 1.814 1.814 1.814 0,00

Perkebunan 38.250 38.250 38.250 0,00

Permukiman/Pekarangan 7.690 7.690 7.690 0,00

Industri 0.171 0.171 0.171 0,00

Pertambangan 0.395 0.395 0.395 0,00

Lahan Terlantar/Semak Belukar 36.648 36.648 36.648 0,00

Penggunaan Lain 25.337 23.897 23.897 0,09

Jumlah 335.430 335.430 335.430

Sumber: Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka Tahun 2010

Pada tabel di atas dapat dilihat perubahan penggunaan lahan dari tahun 2007

sampai 2009, sebagian besar penggunaan lahan tidak mengalami perubahan yang berarti.

Jenis penggunaan lahan yang mengalami perubahan paling besar adalah Hutan Dapat

dikonversi yaitu dari 15.185 Ha ke 18.481 Ha atau mengalami penambahan sebesar 3.48%.

Lahan yang mengalami perubahan kedua terbesar adalah Hutan Produksi Terbatas yaitu

sebesar 0.61%. Penggunaan lahan yang mengalami penurunan luas adalah lahan Hutan

Page 203: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-153

Lindung dan penggunaan lainnya. Hutan Lindung mengalami penurunan sebesar 0.23%

sedangkan lahan untuk penggunaan lain mengalami penurunan sebesar 0,09%.

b. Klimatologi

Gambaran mengenai keadaan curah hujan di Kabupaten Lima Puluh Kota terlihat

dari jumlah curah hujan setiap bulan dan jumlah hari hujan dalam setiap tahunnya. Menurut

hasil pendataan dari Stasiun Klimatologi Sicincin menunjukkan perkembangan jumlah curah

hujan yang menurun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 dengan tingkat penurunan

18,66%. Pada tahun 2009, jumlah curah hujan setiap bulannya relatif bervariasi.

Dari data yang diperoleh jumlah curah hujan terbanyak umumnya ditemukan pada

bulan Oktober, November, dan Desember. Curah hujan terendah umumnya terdapat pada

bulan Mei, secara rinci dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.18.4Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan

No BulanCurah Hujan

(mm)Hari Hujan

1 Januari 159,80 9

2 Februari 172,90 9

3 Maret 194,50 16

4 April 289,30 18

5 Mei 76,30 9

6 Juni 270,30 13

7 Juli 108,50 5

8 Agustus 182,70 14

9 September 92,70 11

10 Oktober 288,60 17

11 Nopember 518,20 22

12 Desember 614,60 27

Jumlah 2.968,40 170

Sumber: Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka tahun 2010

c. Demografi

Dalam proses pembangunan, penduduk mempunyai peranan yang sangat penting

dan selalu mendapat perhatian, karena penduduk merupakan modal dasar pembangunan.

Disamping itu juga dapat menimbulkan masalah yang dapat menghambat pembangunan.

Masalah kependudukan yang terdapat di daerah bukan hanya menyangkut masalah

kelahiran, kematian dan migrasi, tetapi menyangkut pula masalah sosial budaya yang dapat

menghambat usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu

pemerintah tidak saja menyerahkan pada upaya pengendalian penduduk tapi juga pada

upaya peningkatan sumber daya manusia.

Page 204: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-154

Upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan suatu kebijakan yang harus direncanakan dan dijalankan sehingga modal

pembangunan ini dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien sehingga tidak menjadi

beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk yang pesat harus diimbangi oleh kenaikan

produksi agar dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi akan

dapat memperbesar jumlah penduduk usia muda yang membutuhkan kehidupan layak dan

tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai.

Jumlah laju penduduk merupakan indikator yang menunjukkan tentang komposisi,

distribusi dan perubahan penduduk di suatu daerah. Perkembangan penduduk yang begitu

pesat telah menuntut pemerintah untuk melengkapi berbagai sarana dan prasarana

pendukung, baik perumahan, pendidikan, transportasi maupun sarana dan prasarana umum

lainnya.

Jumlah penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2009 berjumlah 336.067

jiwa, dimana jumlah perempuan sedikit lebih banyak, yaitu 170.451 jiwa (50,71 %) dan laki-

laki sebanyak 165.616 jiwa (49,29 %). Sedangkan jumlah penduduk tahun 2008 adalah

336.067 jiwa yang terdiri dari perempuan 169.367 jiwa (50,39 %) dan laki-laki 164.562 jiwa

(48,97 %).

Selama lima tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk relatif rendah setiap

tahunnya, dimana laju tertinggi terjadi tahun 2006 (0,88 %) dan terendah tahun 2007 (0,34

%). Sementara itu laju pertumbuhan penduduk tahun 2009 hanya 0,64 %. Dengan laju

seperti ini maka selama lima tahun terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 8.415

jiwa dengan rata-rata penambahan 1.683 jiwa pertahun. Laju pertumbuhan penduduk dapat

dilihat pada tabel 2.18.5 berikut.

Tabel 2.18.5Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk 2005-2009

Tahun Laki-Laki Perempuan JumlahLaju Pertumbuhan

(%)

2005

2006

2007

2008

2009

161.467

162.888

163.450

164.562

165.616

166.185

167.648

168.224

169.367

170.451

327.652

330.536

331.674

333.929

336.067

0,76

0,88

0,34

0,68

0,64

Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2010

Page 205: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-155

Adapun mengenai sebaran penduduk menurut kecamatan dan nagari dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 2.18.6Jumlah dan Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan dan Nagari Tahun 2009

No Kecamatan Luas (KM2)Jumlah

PendudukLaki-Laki Perempuan

Rata-rataJumlah

PendudukNagari

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Payakumbuh

Akabiluru

Luak

Lareh Sago Halaban

Situjuah Limo Nagari

Harau

Guguak

Mungka

Suliki

Bukik Barisan

Gunuang Omeh

Kapur IX

Pangkalan Koto Baru

99,47

94,26

61,68

394,85

74,18

416,80

106,20

83,76

136,94

294,20

156,54

723,36

712,06

29.960

25.795

23.779

33.240

19.654

42.574

33.825

23.365

14.285

22.211

12.698

26.649

28.032

14.781

12.704

11.671

16.283

9.523

21.178

16.140

11.437

6.937

10.820

6.231

13.674

14.237

15.179

13.091

12.108

16.957

10.131

21.396

17.685

11.928

7.348

11.391

6.467

12.975

13.795

4.280

3.685

5.945

4.155

3.931

3.870

6.765

4.673

2.381

4.442

4.233

3.807

4.672

Total 3.354,30 336.067 165.616 170.451 336.067

Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2010

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa jumlah penduduk terbanyak

berada di Kecamatan Harau (42.574 jiwa) dan paling sedikit di Kecamatan Gunuang Omeh

(12.698 jiwa). Sedangkan untuk tingkat nagari, rata-rata jumlah penduduk terbanyak berada

di Kecamatan Guguak (6.765 jiwa) dan yang paling sedikit di Kecamatan Suliki (2.381 jiwa).

Penyebaran penduduk yang tidak merata ini kelihatannya dipengaruhi oleh kondisi geografis

dan letak kecamatan dan nagari dari pusat perlintasan. Hal ini yang juga ikut mempengaruhi

adalah potensi dan geografis satu kecamatan dan nagari.

Selanjutnya hal yang cukup penting dibahas dalam bidang kependudukan adalah

tingkat kepadatan penduduk. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota pada

tahun 2009 adalah 100 jiwa per km2. Dan pada tahun-tahun sebelumnya relatif mendekati

sama, dimana pada tahun 2005 adalah 98 jiwa per km2. Berikut ini dapat dilihat penyebaran

kepadatan penduduk menurut kecamatan dan rumah tangga pada tahun 2009.

Page 206: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-156

Tabel 2.18.7Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan dan Rumah Tangga tahun

2009

No Kecamatan Penduduk Kepadatan Rumah Tangga Kepadatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Payakumbuh

Akabiluru

Luak

Lareh Sago Halaban

Situjuah Limo Nagari

Harau

Guguak

Mungka

Suliki

Bukik Barisan

Gunuang Omeh

Kapur IX

Pangkalan Koto Baru

29.960

25.795

23.779

33.240

19.654

42.574

33.825

23.365

14.285

22.211

12.698

26.649

28.032

301

274

386

84

265

102

319

279

104

75

81

37

39

7.095

6.233

6.509

8.745

5.541

10.310

8.784

6.039

4.066

7.197

3.807

6.210

6.624

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

Jumlah/ Rata-rata 336.067 100 87.160 4

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka 2010

Kepadatan penduduk sangat tergantung kepada jumlah penduduk dan luas

wilayahnya. Berdasarkan hal ini, maka kepadatan tertinggi berada pada Kecamatan Luak

(386 jiwa/km2) dan paling rendah di Kecamatan Kapur IX (37 jiwa/km2). Oleh karena itu

meskipun wilayah sebuah kecamatan kecil tetapi kalau jumlah penduduknya kecil maka

kepadatannya juga kecil.

Tingkat kepadatan yang ideal disuatu daerah tidak dapat ditentukan dengan pasti,

karena tergantung pada potensi wilayah yang dimiliki dan kemampuan masyarakat untuk

memanfaatkan potensi yang ada, sehingga mau tinggal di wilayah tersebut.

Karakteristik penduduk yang paling berpengaruh terhadap tingkah laku sosial

ekonomi penduduk adalah umur, atau sering juga disebut komposisi penduduk menurut

umur. Cara lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi penduduk menurut

umur adalah dengan piramida penduduk. Komposisi penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota

Page 207: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-157

berdasarkan kelompok umur dari 0-4 tahun sampai 65 tahun lebih. Secara lengkap distribusi

penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.18.8Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2009

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

0 – 4

5 – 9

10 – 14

15 – 19

20 – 24

25 – 29

30 – 34

35 – 39

40 – 44

45 – 49

50 – 54

55 – 59

60 – 64

65 +

19.883

17.033

15.041

14.651

7.929

11.428

14.274

11.871

8.310

11.055

9.420

7.555

7.171

9.995

16.954

16.300

13.938

12.503

12.093

14.202

12.404

10.486

12.434

9.340

11.403

8.048

5.298

15.048

36.837

33.333

28.979

27.154

20.022

25.630

26.678

22.357

20.744

20.395

20.823

15.603

12.469

25.043

Jumlah 165.616 170.451 336.067

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka 2010

Berdasarkan kelompok umur terlihat bahwa jumlah terbesar berada pada penduduk

balita (0-4 tahun) dengan jumlah mencapai 36.837 atau 10,96 % dari jumlah penduduk.

Dan jumlah terbesar kedua adalah kelompok umur 5-9 tahun dengan jumlah 33.333 jiwa

atau 9,91 %. Selanjutnya penduduk usia 10-14 tahun 28.979 jiwa atau 8,62 %. Dan

penduduk usia 15-19 tahun 27.154 jiwa atau 8,07 %. Karena itu dari kelompok umur 0-19

tahun terdapat jumlah penduduk sebanyak 126.030 jiwa atau 37,58 %. Dari sini tergambar

bahwa jumlah penduduk berusia muda sangat mendominasi, sementara itu jumlah

Page 208: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-158

penduduk kelompok usia paling sedikit adalah kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 12.469

jiwa atau 3,71 % dan kelompok umur 55-59 tahun sebanyak 15.603 jiwa atau 4,64 %.

Di sisi lain, penduduk juga dikelompokkan berdasarkan usia sekolah.

Pengelompokkan in terdiri dari usia dini (0-4 tahun) sampai usia perguruan tinggi 19-24

tahun. Secara lengkap sebaran penduduk berdasarkan usia sekolah dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.18.9Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah Tahun 2009

No KecamatanUsia Dini

(0 – 4)

Prasekolah

(5 – 6)

Usia SD

(7 – 12)

Usia SLTP

(13 – 15)

Usia SLTA

(16 – 18)

Usia PT

(19 – 24)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Payakumbuh

Akabiluru

Luak

Lareh Sago Halaban

Situjuah Limo Nagari

Harau

Guguak

Mungka

Suliki

Bukik Barisan

Gunuang Omeh

Kapur IX

Pangkalan Koto Baru

4.128

3.223

2.401

2.803

3.329

5.216

3.750

1.932

1.116

1.537

1.840

3.127

2.435

1.476

670

760

1.120

498

1.079

2.100

1.128

124

418

613

1.088

1.622

3.243

2.953

3.414

2.379

1.827

4.005

2.854

3.703

2.480

3.068

1.841

3.804

3.925

1.330

1.610

1.013

1.259

664

2.159

1.802

2.420

745

1.257

409

1.359

1.354

1.031

1.206

1.139

1.125

1.330

2.035

1.355

1.609

993

976

613

542

1.623

2.067

1.885

1.137

4.068

2.170

3.467

1.657

1.449

372

2.095

411

1.767

2.167

Jumlah 36.837 12.696 39.495 17.381 15.577 24.712

Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2010

Secara total jumlah penduduk berdasarkan usia sekolah mencapai 146.698 jiwa atau

meliputi 43,65 % jumlah penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota. Hal ini mengindikasikan

juga bahwa jumlah penduduk usia sekolah atau berusia muda menjadi mayoritas terbesar di

Kabupaten Lima Puluh Kota. Dari data di atas diperoleh gambaran bahwa jumlah penduduk

berdasarkan usia sekolah terbesar berada pada usia SD (39.495 jiwa) kemudian diikuti oleh

penduduk usia dini (36.837 jiwa) dan perguruan tinggi 24.712 jiwa. Sementara itu penduduk

usia prasekolah, SLTA dan SLTP relatif kecil dan rata-rata dibawah 18.000 jiwa. Hal ini juga

menunjukkan distribusi penduduk berdasarkan usia sekolah tidak merata. Namun dari data-

data ini belum bisa diperoleh informasi yang jelas mengenai jumlah penduduk yang

bersekolah sebenarnya, meskipun mereka memiliki usia sesuai dengan tingkat usia sekolah

Page 209: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-159

tersebut. Hal ini terjadi disebabkan tidak semua penduduk usia sekolah ikut bersekolah

karena berbagai permasalahan sendiri-sendiri.

Dari uraian mengenai kependudukan ini dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk

Kabupaten Lima Puluh Kota relatif kecil dan didominasi oleh usia muda atau sekolah dimana

jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki. Selain itu distribusi penduduk dan

kepadatannya tidak merata antar kecamatan disebabkan persoalan luas wilayah dan

konsentrasi pemukiman dan aktifitas sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat.

2.18.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten 50 Kota tergambar dalam

pembagian penggunaan lahan yang ada seperti tergambar pada Tabel 2.18.11. Pada tabel

tersebut terlihat bahwa sebagian besar lahan di Kabupaten 50 kota berupa hutan lindung

dan 14,13% merupakan hutan produksi termasuk hutan produksi tetap dan hutan produksi

terbatas.

Tabel 2.18.10Luas Lahan Menurut Jenis PenggunaanKabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2009

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

1. Hutan Lindung 142.738 42.55 %

2. Hutan Suaka Alam & Wisata 27.060 8.07 %

3. Hutan Produksi 32.940 9.82 %

Hutan Produksi Tetap 6.236 1.86 %

Hutan Produksi Terbatas 8.223 2.45 %

Hutan Dapat dikonversi 18.481 5.51 %

4. Areal Penggunaan Lain 131.905,8 39.32 %

A. Lahan Basah 25.420,22 7.58 %

Sawah Irigasi Produktif 14.090 4.20 %

Sawah Irigasi tak Produktif 6.641 1.98 %

Sawah Non Irigasi 1.555 0.46 %

Rawa 0,221 0.07 %

Kolam/Tebat/Embung 1.320 0.39 %

Waduk/Danau 1.814 0.54 %

B. Lahan Kering 106.485,6 31.75

Perkebunan 38.250 11.40 %

Permukiman/Pekarangan 7.690 2.29 %

Industri 0,171 0.05 %

Pertambangan 0,395 0.12 %

Lahan Terlantar/Semak Belukar 36.648 10.93 %

Penggunaan Lain 23.897 7.12 %

Jumlah 335.430 100 %

Sumber: Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka Tahun 2010

b. Indeks Pembangunan Manusia

Page 210: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-160

Pembangunan sosial dan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas

pembangunan yang menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota

Periode 2005-2009. Hal ini dilatarbelakangi oleh sebuah kenyataan akan dominannya titik

berat pembangunan pada pembangunan fisik dan ekonomi, sehingga pembangunan sosial

dan sumber daya manusia mengalami sedikit ketertinggalan. Akibatnya, pembangunan fisik

dan ekonomi yang hakikatnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf

hidup masyarakat tidak sepenuhnya dapat diwujudkan dengan baik.

Pembangunan sosial dan sumber daya manusia pada prinsipnya merujuk kepada

konsep pembangunan manusia yang pertama kali dipromosikan oleh United Nations

Development Programme (UNDP) pada tahun 1990. Menurut UNDP, pembangunan manusia

adalah sebuah usaha dalam meningkatkan produktifitas, pemberdayaan masyarakat secara

merata dan berkesinambungan yang dilakukan melalui investasi di bidang pendidikan,

kesehatan, pelayanan sosial lainnya, penciptaan lapangan kerja melalui pertumbuhan

ekonomi dan selanjutnya memberikan peluang yang luas bagi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan.

UNDP juga menetapkan Indikator yang digunakan untuk menggambarkan

pencapaian pembangunan manusia yang Human Development Indeks (HDI) atau dalam

Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM

merupakan indeks komposit yang disusun berdasarkan 4 (tiga) komponen, yaitu: Angka

Harapan Hidup (Life Expectancy at Age O), Angka Melek Huruf Orang Dewasa (Adult

Literacy Rate), Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Schooling) dan Daya Beli (Purchasing

Power Parity).

Pemerintah Kabupaten Lima puluh Kota, selama lima tahun belakangan ini,

tepatnya sejak tahun 2005-2009, cukup konsisten dalam upaya pembangunan manusia.

Konsistensi ini dilakukan dalam rangka mewujudkan visi dan pelaksanaan misi Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2006-2010. Dengan dorongan visi dan misi tersebut maka

pembangunan manusia dilakukan melalui implementasi secara serius program-program di

bidang kesehatan, pendidikan dan perekonomian. Hasil nyata yang ditunjukkan oleh capaian

ke tiga bidang ini telah memacu peningkatan IPM Kabupaten Lima Puluh Kota dari tahun ke

tahun.

Tabel 2.18.11Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lima Puluh Kota

Tahun 2005-2009

No Komponen IPMTahun

KondisiIdeal

2005 2006 2007 2008 2009

Page 211: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

1 Angka harapan hidup (th.)

2 Rata-rata Lama sekolah (th

3 Angka Melek Huruf OrangDewasa (%)

4 Daya beli (Rp. 000)

IPM

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lima Puluh Kota.

Berdasarkan tabel

Kota mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun dengan peningkatan yang tidak

terlalu besar, dimana pada tahun 2005 tercatat sebesar 68,70 dan pada tahun 200

meningkat menjadi 70,82.

berikut:

Gambar 2.18.1 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Kalau dilihat dari sisi

peringkat menengah, baik pada tingkat

Tahun 2009, pada tingkat propinsi menduduki peringkat 12 dari 19 Kab./Kota dan pada

tingkat nasional berada pada urutan 238.

bahwa kemajuan yang dicapai Kab. Lima Puluh Kota masih perlu ditingkatkan di masa

datang.

Peringkat (IPM) Kabupaten Lima Puluh Kota

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

) 66,7 67,0 67,42 67,72

rata Lama sekolah (th.) 7,3 7,3 7,3 7,7

Angka Melek Huruf Orang 98,1 98,1 98,14 98,7

579,9 599,2 603,2 607,9

68,70 69,00 69,52 70,47

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lima Puluh Kota.

Berdasarkan tabel 2.18.11 diperoleh gambaran bahwa IPM Kabupaten Lima Puluh

Kota mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun dengan peningkatan yang tidak

terlalu besar, dimana pada tahun 2005 tercatat sebesar 68,70 dan pada tahun 200

. Perkembangan IPM ini dapat dilihat secara lebih jelas pada grafik

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) KabupatenLima puluh Kota Tahun 2005-2009

Kalau dilihat dari sisi peringkat IPM, Kab. Lima Puluh Kota masih berada pada

peringkat menengah, baik pada tingkat Provinsi Sumatera Barat maupun tingkat nasional.

ada tingkat propinsi menduduki peringkat 12 dari 19 Kab./Kota dan pada

tingkat nasional berada pada urutan 238. Capaian peringkat IPM ini memberikan makna

bahwa kemajuan yang dicapai Kab. Lima Puluh Kota masih perlu ditingkatkan di masa

Tabel 2.18.12Peringkat (IPM) Kabupaten Lima Puluh Kota

Tahun 2005-2009

II-161

67,72 85,0

7,7 15

98,7 100

607,9 732,7

70,82 ≥ 80

diperoleh gambaran bahwa IPM Kabupaten Lima Puluh

Kota mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun dengan peningkatan yang tidak

terlalu besar, dimana pada tahun 2005 tercatat sebesar 68,70 dan pada tahun 2009

IPM ini dapat dilihat secara lebih jelas pada grafik

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

masih berada pada

insi Sumatera Barat maupun tingkat nasional.

ada tingkat propinsi menduduki peringkat 12 dari 19 Kab./Kota dan pada

memberikan makna

bahwa kemajuan yang dicapai Kab. Lima Puluh Kota masih perlu ditingkatkan di masa

Page 212: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-162

Tahun

Peringkat

Propinsi Nasional

2005 12 225

2006 13 246

2007 13 244

2008 12 238

2009 12 238

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lima Puluh Kota.

Peningkatan pembangunan sosial dan sumber daya manusia sangat berarti bagi

pemerintah daerah untuk mempercepat keberhasilan dan pemerataan hasil-hasil

pembangunan.

2.18.3. Infrastruktur

a. Jalan

Pembangunan Infrastruktur yang telah dicapai periode 2006-2010 dapat diukur

dengan beberapa indikator utama, antara lain proporsi panjang jalan dalam kondisi baik,

jaringan irigasi yang dapat melayani lahan pertanian, tingkat pelayanan air bersih, dan

beberapa hal lainnya yang erat kaitannya dengan dukungan terhadap sektor terkait

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jalan merupakan faktor penunjang utama pembangunan, baik pembangunan di

bidang ekonomi, sosial budaya, maupun infrastruktur lain. Adapun perubahan kondisi jalan

kabupaten setiap tahunya selama periode 2006 s/d 2010 dapat terlihat dari tabel berikut ini :

Tabel 2.18.13Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2006-2010

No KeadaanPanjang Jalan (Km)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Kondisi Baik 289,95 Na 301,90 Na 323,51

2 Kondisi Sedang 117,61 Na 184,80 Na 170,25

3 Kondisi rusak 159,40 Na 275,00 Na 275,00

4 Kondisi rusak Berat 534,99 na 340,25 Na 333,19

Jalan secara keseluruhan 1.101,95 1.101,95 1.101,95

Sumber : Dinas PU Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010Na : tidak ada data

Dari tabel diatas dapat dilihat selama kurun waktu 2006 s/d 2010 ditinjau dari

panjang ruas jalan tidak terjadi penambahan maupun pengurangan panjang ruas jalan

Page 213: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-163

kabupaten hal ini disebabkan karena data panjang ruas jalan kabupaten ini didasarkan

kepada Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2006.

Ditinjau dari kondisi jalan kabupaten, diperoleh data terjadinya peningkatan kondisi

jalan dengan kondisi baik sepanjang 33,56 km dari semula 289,95 km di tahun 2006

manjadi 323,51 km di tahun 2010. Dengan demikian telah terjadi pengurangan jalan dengan

kondisi sedang sampai dengan kondisi rusak berat sebagaimana tabel 2.18.13. di atas.

Meskipun terjadi peningkatan jumlah panjang jalan dengan kondisi baik dalam kurun

waktu 2006 s/d 2010 namun jika dilihat dari proporsi jalan dengan kondisi baik pada tahun

2010 baru mencapai 29,36%, artinya kondisi jalan kabupaten di Kabupaten Lima Puluh Kota

masih didominasi oleh jalan dengan kondisi sedang sampai dengan kondisi rusak berat.

Mengingat jumlah dan panjang ruas jalan kabupaten mengalami perubahan sebagai

akibat adanya pembangunan jalan dan kebijakan pemerintah daerah, maka perlu kiranya

dilakukan penyesuaian kembali jumlah dan panjang ruas jalan kabupaten sesuai dengan

kondisi yang ada di lapangan. Disamping itu perlu juga dilakukan pembaharuan data

berkenaan dengan kondisi jalan untuk setiap tahunnya, supaya penanganan jalan kabupaten

akan menjadi lebih terarah dan tepat sasaran.

b. Irigasi

Jaringan irigasi merupakan faktor penunjang utama pembangunan pertanian,

jaringan irigasi yang berfungsi dengan baik akan berdampak kepada optimalisasi hasil

pertanian. Berkenaan dengan perkembangan kondisi jaringan irigasi yang ada di Kabupaten

Lima Puluh Kota selama periode 2006 s/d 2010 tidak diperoleh data lengkapnya, namun

untuk melihat kondisi terkini dari kondisi jaringan dan bangunan pelengkap irigasi dapat

dilihat pada tabel 2.18.14

Tabel 2.18.14Kondisi Jaringan Irigasi Kabupaten Lima Puluh Kota

Tahun 2010

No KondisiDaerah Irigasi (DI)

Jumlah Luas (ha) % Luas

1 Kondisi Baik 6 397,55 2,57

2 Kondisi Sedang 0 0 0,00

3 Kondisi Rusak Ringan 106 11.322,31 73,27

4 Kondisi Rusak Berat 26 3.733,20 24,16

Total 138 15.453,06 100,00

Sumber : Dinas PU Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010

Page 214: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-164

Dari tabel di atas dapat dilihat, bahwa luas Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Lima

Puluh Kota yang merupakan kewenangan kabupaten adalah seluas 15.453,06 ha yang

meliputi 138 DI. Jumlah dan luasan DI ini didasarkan kepada Kepmen PU 309/2007 yang

telah disesuaikan dengan kondisi aktual, dimana jumlah DI kewenangan kabupaten yang

ada dalam permen tersebut sebanyak 143 DI dengan luas 15.775,21 ha dan setelah

dilakukan pengecekkan ditemukan ada beberapa DI yang ditulis berulang sehingga diperoleh

jumlah dan luas DI.

Berkenaan dengan kondisi jaringan irigasi pada 2010, dari luas areal irigasi

15.453,06 ha, 73,27% atau 11.322,31 ha dalam kondisi rusak ringan dan sisanya masing-

masing sebesar 2,57% atau seluas 397,55 ha dengan kondisi baik dan 24,16% atau seluas

3.733,20 ha dalam kondisi rusak berat.

Dari data kondisi jaringan di atas diketahui bahwa sebagian besar jaringan irigasi di

Kabupaten Lima Puluh Kota dalam kondisi rusak ringan sementara jaringan irigasi dengan

kondisi baik hanya sebahagian kecil saja. Untuk itu perlu menjadi perhatian tersendiri bagi

pemerintah kabupaten mengingat sektor pertanian adalah sektor penyumbang terbesar bagi

PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota, dimana pada Tahun 2009 sektor pertanian sebagai

penyumbang 33,59% bagi PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota. Angka ini tidak jauh berbeda

dengan beberapa tahun sebelumnya, artinya sektor pertanian adalah sektor yang masih

menjadi tumpuan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota sampai saat ini.

Dengan demikian perbaikan kondisi jaringan irigasi ke arah yang lebih baik akan berdampak

kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

c. Air Bersih

Untuk pelayanan air bersih sampai akhir tahun 2010, Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) baru mencapai cakupan pelayanan sebesar 7,46% atau melayani penduduk

sebanyak 25.254 orang, sedangkan untuk wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan pipa

PDAM, masih menggunakan sumur gali dan pada sebagian kawasan lain secara bertahap

telah dibangun jaringan distribusi air bersih dalam skala kecil melalui Program Nasional

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Khusus untuk program pamsimas

ini mulai dilaksanakan pada Tahun 2008, dan sampai tahun 2010 telah mencakup 35 jorong.

Proporsi Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum 5 tahun terakhir

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.18.14Proporsi Jumlah Penduduk Yang Mendapat Akses air Minum

Dan Jumlah Pendududk dari tahun 2006 s/d 2010

Page 215: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-165

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah penduduk yang mendapatkan Akses airMinum (PDAM)

21.656 22.697 23.091 23.826 25.254

2 Jumlah penduduk yang mendapatkan Akses airMinum (Pamsimas)

- - 14.773 27.343 36.960

3 Jumlah penduduk yang mendapatkan Akses airMinum (PDAM + Pamsimas)

21.656 22.697 37.864 51.169 62.214

4 Jumlah Penduduk 330.536 331.674 333.929 336.067 338.630*

5 Persentase Penduduk Berakses air Minum (PDAM) 6,55 6,84 6,91 7,09 7,46

6 Persentase Penduduk Berakses air Minum(Pamsimas)

- - 4,42 8,14 10,91

7 Persentase Penduduk Berakses air Minum (PDAM+ Pamsimas)

6,55 6,84 11,34 15,23 18,37

Sumber : PDAM Kabupaten Lima Puluh Kota dan Analisis Bappeda

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2006, jika penyediaan air bersih

ini hanya mengandalkan PDAM, maka peningkatan akses masyarakat terhadap air bersih

hanya sebesar 0,91% dari 6,55% pada Tahun 2006 menjadi 7,46% pada tahun 2010 atau

rata-rata peningkatan 0,23% pertahun. Namun jika diakumulasikan dengan hasil

pelaksanaan Program Pamsimas, maka peningkatan akses masyarakat terhadap air bersih

meningkat dari 6,55% pada Tahun 2006 menjadi 18,37% pada tahun 2010, artinya ada

tambahan persentase sebesar 10,91%.

Melihat realitas sebagaimana di atas, maka Program Pamsimas ini sangat layak

untuk dilanjutkan dan dikembangkan. Keuntungan lain dari Program Pamsimas ini adalah

terjadinya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di lokasi program.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk

melihat tingkat kualitas sumberdaya manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas

sumber daya manusia berbanding lurus dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan yang dicapai maka kualitas sumber daya manusia juga semakin tinggi.

Pendidikan juga merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan

sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

normatif.

Pemerintah dalam setiap rencana pembangunannya selalu menyertakan sektor

pendidikan sebagai salah satu sektor yang mendapat perhatian serius. Strategi

pembangunan pendidikan dijabarkan melalui 4 (empat) sendi pokok yaitu pemerataan

kesempatan, relevansi pendidikan dengan pembangunan, kualitas pendidikan dan efisiensi

pengelolaan.

Ukuran lain yang digunakan dalam menentukan capaian pembangunan di bidang

pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS), yaitu jumlah penduduk yang masih

Page 216: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-166

sekolah pada masing-masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di

masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan. APS dibagi ke dalam 3 kelompok

umur, yaitu 7-12 tahun mewakili usia sekolah SD, 12-15 tahun mewakili usia SLTP dan 16-

18 tahun mewakili usia SLTA.

APS dapat dibedakan menjadi Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi

Murni (APM). Angka partisipasi kasar adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang

sedang bersekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia

yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. APK didapat dengan membagi jumlah

penduduk yang sedang bersekolah tanpa memperhitungkan umur pada jenjang pendidikan

tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang

pendidikan. Sedangkan APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan

jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu.

Secara sederhana indikator ini juga merupakan ukuran daya serap penduduk usia sekolah di

masing-masing jenjang pendidikan.

Tabel 2.18.15Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) SD, SLTP dan SLTA

di Kab. Lima Puluh Kota Tahun 2005-2009

No Komponen Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009

1. SD dan MI 108,83 104,59 105,45 105,75 105,45

2. SLTP dan MTs 77,79 79,81 83,62 84,40 83,62

3. SLTA dan MA 40,68 40,39 43,17 53,98 43,17

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Lima Puluh Kota.

Berdasarkan data partisipasi sekolah selama 5 tahun, diperoleh informasi bahwa

angka partisipasi kasar SD lebih tinggi, kemudian diikuti oleh SLTP dan terakhir SLTA. Bila

dibandingkan ketiganya, maka APK SD lebih besar dan bahkan melebihi 100. Artinya disini

secara kasar jumlah anak yang sekolah di level SD dari berbagai usia lebih besar dan

melebihi kapasitas anak yang usianya berkaitan dengan usia SD. Namun dari 2005 ke 2009

terjadi penurunan APK SD, namun dengan angka yang tidak terlalu besar.

Untuk APK SLTP dan SLTA, terlihat terjadi kenaikan dari tahun 2005 ke 2009.

Artinya jumlah anak yang sekolah SLTP serta SLTA cenderung bertambah setiap tahun.

Namun jumlah ini belum mampu memenuhi seluruh anak yang seharusnya sekolah di

tingkat SLTP dan SLTA, karena nilainya belum mencapai 100.

Tabel 2.18.16

Page 217: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-167

Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SLTP dan SLTAdi Kab. Lima Puluh Kota Tahun 2005-2009

No Komponen Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009

1. SD dan MI 98,70 90,60 92,54 93,27 92,54

2. SLTP dan MTs 58,38 57,90 61,86 66,94 61,86

3. SLTA dan MA 29,23 36,93 37,37 39,58 37,37

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Lima Puluh Kota.

Berbeda dengan APK maka APM di berbagai tingkatan pendidikan lebih rendah dari

dari APK tersebut. Hal ini terjadi karena APM merupakan presentasi dari partisipasi anak

pada usia sekolah terkait dengan usia yang seharusnya dipersyaratkan untuk itu. Dari ke

tiga level pendidikan tersebut terlihat bahwa APM SD melebihi APM SLTP maupun APM SLTA

dan APM SLTP juga lebih besar dari APM SLTA. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa jumlah

anak yang bersekolah secara sistematis berkurang seiring dengan peningkatan jenjang

pendidikannya.

Selanjutnya ketiga tingkatan pendidikan tersebut APM-nya pada umumnya tidak

mencapai 100. Hal ini berarti bahwa tidak semua peserta didik pada usia berkaitan dapat

bersekolah atau menikmati dunia pendidikan. Hal ini bisa saja terjadi karena daya tampung

sekolah yang masih terbatas, atau bisa pula disebabkan oleh kurangnya akses dan

kemampuan masyarakat untuk mengikuti sekolah dan membiayai sekolah.

e. Kesehatan

Tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota adalah Peningkatan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga agar terwujudnya

derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang hidup

dengan prilaku dan dalam lingkungan sehat serta memiliki kemampuan menjangkau

pelayanan bermutu, secara adil dan merata.

Selama Periode Pelaksanaan RPJMD I, berbagai upaya teah dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai progam, baik yang bersifat promotif,

preventif, maupun kuratif antara lain melalui pendidikan kesehatan, imunisasi,

pemberantasan penyakt menular, penyediaan air bersih dan sanitasi, serta pelayanan

kesehatan. Capaian dari pembangunan kesejahteraan sosial dan sumber daya manusia di

bidang kesehatan dapat diuraikan dengan melihat beberapa indikator derajat kesehatan.

Derajat kesehatan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dari Pembangunan

Kesehatan Indonesia. Indikator yang menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah

mortalitas, morbiditas, dan status gizi. Mortalitas ditentukan oleh angka kematian bayi,

Page 218: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

angka kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, dan angka harapan hidup.

Morbiditas ditentukan oleh angka kesakitan malaria, angka kesembuhan penderita TB Paru

BTA (+), Prevalensi HIV, Angka “Acute Flaccid Paraly

dan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue.

gizi gizi buruk dan presentase kecamatan bebas rawan gizi.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2009 adalah

11,2/1000 kelahiran hidup

11,2/1000 kelahiran hidup

tahun 2007 yaitu 16,1 /1000 kelahiran hidup (103 jiwa).

(AKABA) yang menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan

sebelum umur 5 tahun adalah 0,8/1000 kelahiran hidup (5

2,4/1000 kelahiran hidup pada

yaitu 4,4/1000 kelahiran hidup (28 jiwa)

jumlah kematian bayi dan balita

Gambar 2.18.2 Grafik PerkembanganLima Puluh Kota Tahun 2005

Jumlah kematian ibu (AKI) melahirkan tahun 2009 sebesar 5 jiwa, tahun 2008

sebesar 9 jiwa. Jumlah ini juga turun dari tahun 2007

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

angka kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, dan angka harapan hidup.

ditentukan oleh angka kesakitan malaria, angka kesembuhan penderita TB Paru

BTA (+), Prevalensi HIV, Angka “Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun,

dan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue. Status gizi ditentukan oleh presentase balita

gizi gizi buruk dan presentase kecamatan bebas rawan gizi.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2009 adalah

11,2/1000 kelahiran hidup (72 jiwa). Angka ini sama dengan angka di tahun 2008 yaitu

11,2/1000 kelahiran hidup (69 jiwa). Angka ini menurun cukup tajam daripada angka di

itu 16,1 /1000 kelahiran hidup (103 jiwa). Sedangkan Angka Kematian Balita

menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan

adalah 0,8/1000 kelahiran hidup (5 jiwa) pada tahun 2009

n hidup pada tahun 2008 (15 jiwa). Angka ini turun daripada tahun 2007

1000 kelahiran hidup (28 jiwa). Grafik dibawah ini menggambarkan

bayi dan balita dari tahun 2005 – 2009.

Gambar 2.18.2 Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayi dan Balita KabupatenLima Puluh Kota Tahun 2005-2009

Jumlah kematian ibu (AKI) melahirkan tahun 2009 sebesar 5 jiwa, tahun 2008

sebesar 9 jiwa. Jumlah ini juga turun dari tahun 2007 yang berjumlah 12 jiwa. Grafik

II-168

angka kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, dan angka harapan hidup.

ditentukan oleh angka kesakitan malaria, angka kesembuhan penderita TB Paru

sis (AFP) pada anak usia < 15 tahun,

ditentukan oleh presentase balita

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2009 adalah

2 jiwa). Angka ini sama dengan angka di tahun 2008 yaitu

(69 jiwa). Angka ini menurun cukup tajam daripada angka di

Angka Kematian Balita

menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan

pada tahun 2009 dan

tahun 2008 (15 jiwa). Angka ini turun daripada tahun 2007

menggambarkan kecendrungan

Angka Kematian Bayi dan Balita Kabupaten

Jumlah kematian ibu (AKI) melahirkan tahun 2009 sebesar 5 jiwa, tahun 2008

12 jiwa. Grafik

Page 219: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

dibawah ini menggamba

Gambar 2.18.3 Grafik Perkembangan2005-200

Indikator lain yang digunakan sebagai

kesehatan adalah status gizi

disebabkan oleh karena kurangnya asupan gizi dan serangan penyakit infeksi. Faktor

penyebab tidak langsung adalah rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang

bergizi serta keterbatasan pengetahuan

dan anak balita.

Pada grafik dibawah ini dapat di

dari tahun 2005 – 2009.

Grafik 2.18.3 Perkembangan Status Gizi Buruk

Status gizi balita dapat diukur berdasarkan 3 indikator yaitu berat badan/umur

(BB/U), tinggi badan/umur (TB/U), dan berat badan/tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U

dinyatakan dalam 4 katagori yaitu

TB/U dibagi atas 3 kategori yaitu

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

dibawah ini menggambarkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2005

Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan2009

Indikator lain yang digunakan sebagai salah satu ukuran dalam pencapaian derajat

tatus gizi. Status gizi buruk yang terjadi pada balita antara lain

karena kurangnya asupan gizi dan serangan penyakit infeksi. Faktor

penyebab tidak langsung adalah rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang

keterbatasan pengetahuan tentang pangan yang bergizi terutama untuk ibu

Pada grafik dibawah ini dapat dilihat status gizi buruk balita di Kab.

Perkembangan Status Gizi Buruk BalitaTahun 2005

Status gizi balita dapat diukur berdasarkan 3 indikator yaitu berat badan/umur

(BB/U), tinggi badan/umur (TB/U), dan berat badan/tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U

dinyatakan dalam 4 katagori yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih

TB/U dibagi atas 3 kategori yaitu sangat pendek, pendek, dan normal. Sedangkan indikator

II-169

Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2005 – 2009.

Angka Kematian Ibu Melahirkan Tahun

salah satu ukuran dalam pencapaian derajat

pada balita antara lain

karena kurangnya asupan gizi dan serangan penyakit infeksi. Faktor

penyebab tidak langsung adalah rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang

tentang pangan yang bergizi terutama untuk ibu

status gizi buruk balita di Kab. Lima Puluh Kota

alitaTahun 2005-2009

Status gizi balita dapat diukur berdasarkan 3 indikator yaitu berat badan/umur

(BB/U), tinggi badan/umur (TB/U), dan berat badan/tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U

gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih. Indikator

. Sedangkan indikator

Page 220: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-170

BB/TB terdiri dari 4 kategori yaitu sangat kurus, kurus, normal, dan gemuk. Grafik di atas

dapat dijelaskan lebih jauh dengan grafik berikut ini.

2.19 KABUPATEN DHARMASRAYA

2.19.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan luas wilayah

Kabupaten Dharmasraya merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung yang diresmikan tanggal 7 Januari 2004 oleh Presiden RI secara

simbolik di Istana Negara. Pembentukan kabupaten ini adalah untuk menjalankan Undang

Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya.

Kabupaten Dharmasraya terletak pada posisi Geografis 00 47’7” LS – 10 41’ 56” LS

& 1010 9’ 21” BT – 1010 54’ 27” BT. Pada sisi sebelah barat, kabupaten ini berbatasan

dengan kabupaten Solok dan kabupaten Solok Selatan. Pada sisi sebelah timur berbatasan

dengan kabupaten Bungo dan kabupaten Tebo di propinsi Jambi. Pada sisi sebelah utara

berbatasan dengan kabupaten Sijunjung dan kabupaten Kuantan Senggigi, dan di sebelah

Selatan berbatasan dengan kabupaten Bungo dan kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi.

Kabupaten Dharmasraya memiliki luas wilayah sekitar 2.961,13 km2 atau 296.113 ha.

Informasi detail dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.19.1Letak Geografis Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya

No Kecamatan Bujur Timur Lintang Selatan

1 Sungai Rumbai 101o 42' 23'' - 101o 47'38'' 1o 10' 40'' - 1o 15' 48''

2 Koto Besar 101o 23' 57'' - 101o 42'20' 1o 05' 03'' - 1o 21' 30''

3 Asam Jujuhan 101o 25'35'' - 101o 43'00'' 1o 18' 09'' - 1o 41' 56''

4 Koto baru 101o 35' 10'' - 101o 46'35'' 1o 02' 58'' - 1o 11'42''

5 Koto salak 101o 44' 40'' - 101o 54' 27 1o 05'32'' - - 1o 13'16''

6 Tiumang 101o 42'12'' - 101o 47'06'' 1o 00' 50'' - 1o05' 33''

7 Padang laweh 101o 43' 04'' - 101o 49'55'' 0o 57'37'' - - 1o 06' 35''

8 Sitiung 101o 31' 59'' - 101o 43'30'' 0o 55'01'' - 1o 05' 43''

9 Timpeh 101o 26' 35'' 101o 44'08'' 0o 47' 07'' 1o 00' 00''

10 Pulau punjung 101o 23'36'' 101o 36'40'' 0o 50'40'' 1o 10' 04''

11 IX koto 101o 09' 21'' 0o 26' 50'' 0o 54' 20'' 0o 09' 06''

Sumber : Dharmasraya dalam angka, 2010

b. Topografi dan Iklim

Kabupaten Dharmasraya berada pada ketinggian sekitar 82 meter sampai 1.525

meter dari permukaan laut. Kabupaten Dharmasraya merupakan daerah yang beriklim tropis

(panas) namun selalu mendapatkan hujan setiap bulannya. Curah hujan pada tahun 2009

Page 221: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-171

rata-rata sebesar 234,33 mm/bulan. Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Desember

(585 mm) dan terendah pada bulan oktober (94 mm). Informasi detail dapat dilihat pada

tabel di bawah ini. Suhu di kabupaten ini berkisar antara 21-33oC.

Tabel 2.19.2Curah Hujan Kabupaten Dharmasraya

BulanCurah hujan

(mm)

Januari 361

Februari 228

Maret 326

April 446

Mei 160

Juni 63

Juli 229

Agustus 124

September 221

Oktober 94

November 195

Desember 585

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

c. Lahan dan Penggunaannya

Sebagian besar lahan yang terdapat di kabupaten Dharmasraya digunakan untuk

kepentingan pertanian (91,13%). Sedangkan sisanya (8,87%) digunakan untuk non

pertanian, dimana mayoritas pemanfaatan lahan pertanian tersebut dialokasikan untuk

perkebunan (34,575) dan hutan rakyat (20,52%). Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.19.3Luas Lahan Menurut Penggunaan

Penggunaan Tanah Luas (ha) %

Rumah, Bangunan dan Halaman 9.455,0 3.19

Hutan Negara 13.115,0 4.43

Sawah 9.201,0 3.09

Tegal 23.732,0 8.01

Hutan Rakyat 60.777,0 20.52

Perkebunan 102.380,0 34.57

Sumber : Dharmasraya dalam angka, 2010

d. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2009 tercatat sebanyak

186.354 orang., dengan perincian jumlah penduduk perempuan adalah 90.348 jiwa dan

jumlah penduduk laki-laki adalah 96.006 jiwa. Dengan demikian sex ratio (perbandingan

penduduk perempuan dengan penduduk laki-laki adalah 94,11%.

Sebagian besar penduduk menetap pada kecamatan pulau punjung (34.847 jiwa)

dan kecamatan koto baru (27.950 jiwa). Sedangkan kecamatan yang paling sedikit

Page 222: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-172

penduduknya ádalah Kecamatan padang laweh yang hanya dihuni oleh penduduk sebanyak

5320 jiwa. penduduk yang paling padat berada di kecamatan sungai rumbai yaitu sebesar

368,82 orang per km2, dan paling jarang penduduknya di Kecamatan IX Koto yakni 15,71

orang per km2. Informasi lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.19.4Jumlah Penduduk Kabupaten Dharmasraya Menurut Jenis Kelamin, Sex ratio, dan

Kepadatan penduduk

KecamatanPenduduk

Sex ratioLaki-Laki Perempuan Jumlah

Sungai Rumbai 9 198 8 369 17 567 104,64

Koto Besar 11 537 10 730 22 267 112,26

Asam Jujuhan 5 519 4 751 10 270 107,91

Koto baru 14 291 13 658 27 950 104,64

Koto salak 7 461 7 205 14 666 103,56

Tiumang 5 565 5 243 10 807 106,15

Padang laweh 2 766 2 464 5 230 112,26

Sitiung 11 545 10 952 22 497 105,42

Timpeh 6 745 6 365 13 110 105,97

Pulau punjung 18 086 16 761 34 847 107,91

IX koto 3 613 3 532 7 144 102,29

Sumber: Dharmasraya Dalam Angka, 2010

2.19.2 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kabupaten Dharmasraya memiliki berbagai potensi pertambangan, yang terbagi atas

bahan tambang golongan A, bahan tambang golongan B, dan bahan tambang golongan C.

Bahan tambang berupa batubara (galian A) terdapat di kecamatan Sungai Rumbai, Pulau

Punjung, Koto Baru dan Sitiung. Bahan tambang galian B (emas) terdapat di Bukit Gading.

Sedangkan bahan tambang golongan C seperti sirtukil terdapat di kecamatan Pulau Punjung,

Sitiung, Koto Baru, dan Sungai Rumbai. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2.19.5Potensi Bahan Galian Menurut Kecamatan

Kecamatan Jenis Bahan Galian

Gol A Gol B Gol C

Sungai Rumbai Batu bara Biji besi Sirtukil

Koto baru Batubara - Bitumen padat, tanah liat, sirtukil

Sitiung Batubara Emas Bitume padat, batu kapur, batu gunung, sirtukil

Pulau punjung Batubara Biji besi Bitume padat, batu kapur, tanah liat, sirtukil

Sumber: Dharnasraya dalam angka, 2010

b. Sumber Daya Manusia

Page 223: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-173

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2009 tercatat sebanyak

186.354 jiwa dengan rincian 96.006 jiwa laki-laki dan sisanya sebanyak 90.348 jiwa ádalah

penduduk perempuan. Dengan demikian angka sex ratio perbandingan penduduk

perempuan dengan penduduk laki-laki) adalah 94,11%. Pada tahun 2009 jumlah penduduk

masuk dalam kelompok usia kerja adalah 124.318 orang.

Dari penduduk yang masuk kelompok usia kerja tersebut, yang termasuk ke dalam

kelompok angkatan kerja sebanyak 83.339 orang, namun yang bekerja tercatat hanya

77.818 orang (67,04%). Sisanya 5.521 orang sedang mencari pekerjaan. Selanjutnya, dari

77.818 orang yang bekerja tercatat tersebut, sebagian besar bekerja pada lapangan usaha

pertanian (55.133 orang atau 70,85%).

Tabel 2.19.6Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

Sumber: Dharmasraya dalam angka, 2010

Tabel 2.19.7Penduduk Kabupaten Dharmasraya Menurut Kelompok Umur

Kelompok UmurJumlah(jiwa)

Persentase(%)

0-14 tahun 62.036 33,30

15-64 tahun 118.564 63,64

65 (+) tahun 5.704 3,06

Total 186.304 100

Sumber: Dharmasraya dalam angka, 2010

Pada tahun 2008 nilai indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Dharmasraya

adalah 67,99. Angka ini meningkat 0,51 dari IPM tahun sebelumnya (2007) yaitu 67,48.

Dengan angka IPM 67,99 tahun 2008 tersebut membawa kabupaten Dharmasraya

menempati peringkat 359 nasional dalam hal pembangunan manusia, turun 9 nomor dari

posisi tahun sebelumnya (2007) yaitu 350. Selain itu, angka IPM sebesar 67,99 tersebut

membawa kabupaten Dharmasraya menempati peringkat 18 dari 19 kabupaten/kota di

propinsi Sumatera Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan manusia

di kabupaten Dharmasraya sebetulnya belum berjalan dengan baik, sehingga masih harus

tetap terus ditingkatkan.

Kecamatan Jumlah penduduk(jiwa)

Sungai Rumbai 17.567

Koto Besar 22.267

Asam Jujuhan 10.270

Koto baru 27.950

Koto salak 14.666

Tiumang 10.807

Padang laweh 5230

Sitiung 22.497

Timpeh 13.110

Pulau punjung 34.847

IX koto 7.144

Page 224: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-174

Tabel 2.19.8Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Dharmasraya dan Peringkat di

Propinsi dan Nasional Tahun 2007-2009

DeskripsiTahun

2007 2008 2009

Angka Harapan Hidup 65,31 65,50 65,75

Angka Melek huruf 95,54 95,54 96,16

Rata-rata lama Sekolah 7,34 7,37 7,54

Pengeluaran riil per kapita ygdisesuaikan

599,15 604,04 604,49

I P M 67,48 67,99 68,60

Rangking (Propinsi) 19 18 18

Rangking (Nasional) 350 359 358

Sumber: Musrenbang Sumatera Barat Tahun 2011

2.19.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Total panjang jalan raya di Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2009 adalah

1238,28 km. Jalan raya yang sudah diaspal panjangnya adalah 372,81 km. Sedangkan

sisanya merupakan jalan dengan permukaan kerikil (308,53 km) dan jalan tanah (646.94

km). Jalan raya di Kabupaten Dharmasraya didominasi oleh jalan kabupaten (1182,28 km).

Sedangkan sisanya adalah jalan negara (62,50 km) dan jalan propinsi (83,50 km).

Tabel 2.19.9Panjang Jalan Negara, Propinsi, dan kota Berdasarkan Kecamatan

di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009

KecamatanPanjang Jalan (km)

Negara Propinsi Kabupaten

Sungai Rumbai 8.50 8.10 71.00

Koto Besar - - 49.70

Asam Jujuhan - - 94.10

Koto Baru 15.00 46.40 135.16

Koto Salak - - 60.48

Tiumang - - 72.40

Padang laweh - - 77.00

Sitiung 13.00 29.00 103.85

Timpeh - - 149.13

Pulau Punjung 26.00 - 280.16

IX Koto - - 89.30

Sumber: Dharmasraya dalam angka, 2010

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan yang bertanggung

jawab menyediakan kebutuhan air minum bagi penduduk kabupaten Dharmasraya. Jumlah

pelanggan PDAM ini pada tahun 2009 adalah 132 pelanggan Hingga tahun 2010, jumlah air

Page 225: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-175

minum yang dikonsumsi oleh pelanggan PDAM kabupaten Dharmasraya adalah 25.163 m3.

Adapun sumber air yang digunakan untuk memproduksi air minum tersebut berasal dari

batang pangian, batang piroko, batanghari, batang nili, dan batang nimpi.

Hingga saat ini, pembangunan kelistrikan masih terus diusahakan agar seluruh

kecamatan di kabupaten Dharmasraya dapat menikmati aliran listrik. Pelanggan listrik di

kabupaten Dharmasraya masih didominasi kelompok rumah tangga terutama kelompok tarif

R-1, dimana pada tahun 2009 jumlah pelanggan kelompok R-1 ini mencapai 23.161

pelanggan. Pelanggan listrik terbanyak pada tahun 2009 berada di Kecamatan Sungai

Rumbai sebanyak 5.821 pelanggan.

c. Prasarana Komunikasi

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan terjadinya di

masyarakat, khususnya berkenaan dengan penggunaan alat yang digunakan untuk

berkomunikasi. Jika dulu penduduk warung telekomunikasi maupun telepon umum cukup

banyak terdapat di kabupaten Dharmasraya, maka pada tahun 2009 jumlahnya nihil. Hal ini

disebabkan karena masyarakat lebih memilih menggunakan telepon selular untuk melakukan

komunikasi dengan orang lain.

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan seperti gedung SD (negeri maupun swasta) hingga SMA

(negeri maupun swasta) telah tersedia di setiap kecamatan di Kabupaten Dharmasraya.

Jumlah gedung SD yang sudah dibangun adalah 144 unit, SMP 31 unit, dan SMA 12 unit.

Jumlah murid SD adalah 24.802 orang, jumlah murid SMP 6805 orang, dan murid SMA

adalah 4336 orang. Adapun jumlah guru SD 1602 orang, guru SMP 541 orang, dan guru

SMA 637 orang.

Tabel 2.19.10Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SD di Kabupaten Dharmasraya

Kecamatan Guru (orang) Gedung (unit) Murid (orang)

Sungai Rumbai 135 9 2.569

Koto Besar 188 15 3.064

Asam Jujuhan 74 8 1.346

Koto baru 215 16 3.307

Koto salak 135 12 1.720

Tiumang 122 12 1.453

Padang laweh 48 4 666

Sitiung 199 19 2.876

Timpeh 128 12 2.064

Pulau punjung 301 24 4.538

IX koto 115 13 1.199

Jumlah 1.660 144 24.802

Sumber : Dharmasraya dalam angka, 2010

Page 226: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-176

Tabel 2.19.11Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMP di Kabupaten Dharmasraya

Kecamatan Guru (orang) Gedung (unit) Murid (orang)

Sungai Rumbai 46 2 795

Koto Besar 50 3 793

Asam Jujuhan 10 1 79

Koto baru 87 4 1.002

Koto salak 49 2 569

Tiumang 16 1 187

Padang laweh 8 1 82

Sitiung 64 3 709

Timpeh 59 4 617

Pulau punjung 125 7 1.696

IX koto 27 3 276

Jumlah 541 31 6.845

Sumber : Dharmasraya dalam angka, 2010

Tabel 2.9.12Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru SMA di Kabupaten Dharmasraya

Kecamatan Guru (orang) Gedung (unit) Murid (orang)

Sungai Rumbai 78 2 731

Koto Besar 19 1 64

Asam Jujuhan - - -

Koto baru 196 3 1.313

Koto salak - - -

Tiumang - - -

Padang laweh - - -

Sitiung 103 1 770

Timpeh 46 1 232

Pulau punjung 195 4 1.226

IX koto 20 - -

Jumlah 637 12 4.336

Sumber : Dharmasraya dalam angka, 2010

e. Prasarana Kesehatan

Belum semua prasarana kesehatan telah tersedia pada setiap kecamatan di

Kabupaten Dharmasraya. Hingga tahun 2009 ini jumlah RSUD masih 1 unit yang terdapat di

kecamatan pulau punjung. Selanjutnya puskesmas maupun puskesmas keliling masih belum

berdiri di kecamatan koto besar dan kecamatan tiumang, sedangkan keberadaan puskesmas

pembantu belum terdapat di kecamatan koto besar dan asam jujuhan.

Selain itu, hingga tahun 2009 kabupaten Dharmasraya telah memiliki 34 orang dokter

umum, 9 orang dokter gigi, 118 orang bidan, 170 orang paramedic, 2 orang apoteker, serta

10 orang asisten apoteker.

2.20 KOTA PADANG

Page 227: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-177

2.20.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Keadaan Geografi

Kota Padang adalah ibukota Propinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai barat

pulau Sumatera dan berada antara 00 44′ 00″ dan 10 08′ 35″ Lintang Selatan serta

antara 1000 05′ 05″ dan 1000 34′ 09″ Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun 1980,

luas Kota Padang adalah 694,96 km2 atau setara dengan 1,65 persen dari luas Propinsi

Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan terluas adalah

Koto Tangah yang mencapai 232,25 km2.

Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 51,01 persen berupa

hutan yang dilindungi oleh pemerintah. Berupa bangunan dan pekarangan seluas 51,08

km2 atau 7,35 persen.

Selain daratan pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19 pulau dimana yang

terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha, kemudian pulau Sikuai di Kecamatan

Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 ha dan Pulau Toran di Kecamatan Padang Selatan seluas

33,67 ha.

Ketinggian wilayah daratan Kota Padang sangat bervariasi, yaitu antara 0 – 1853 m

diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota

Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan

sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan Kota

Padang mencapai rata-rata 302.35 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 17

hari per bulan pada tahun 2009. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 21,60 –

31,70 C. Kelembabannya berkisar antara 78 – 85 persen.

Tabel 2.20.1.Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

di Kota Padang Tahun 2009

No KecamatanIbu Kota

Kecamatan

Luas Jumlah kelurahan

Km2 PercantageSebelumOtonomi

SetelahOtonomi

1 Bungus Teluk Kabung Pasar Laban 100,78 14,50 13 6

2 Lubuk Kilangan Bandar Buat 85,99 12,37 7 7

3 Lubuk Begalung Lubuk Begalung 30,91 4,45 21 15

4 Padang Selatan Mata Air 10,03 1,44 24 12

5 Padang Timur Simpang Haru 8,15 1,17 27 10

6 Padang Barat Purus 7,00 1,01 30 10

7 Padang Utara Lolong Belanti 8,08 1,16 18 7

8 Nanggalo Surau Gadang 8,07 1,16 7 6

9 Kuranji Pasar Ambacang 57,41 8,26 9 9

10 Pauh Pasar Baru 146,29 21,05 13 9

11 Koto Tangah Lubuk Buaya 232,25 33,42 24 13

Sumber: BPS, 2010

b. Pemerintahan

Page 228: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-178

Setelah pelaksanaan otonomi daerah, Kota Padang yang sebelumnya memiliki

11 kecamatan dan 193 kelurahan kini memiliki 11 kecamatan dan 104 kelurahan.

Kecamatan yang jumlah kelurahannya mengalami penurunan terbanyak adalah

Kecamatan Padang Barat, dari sejumlah 30 kelurahan menjadi hanya 10 kelurahan.

Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang dilaksanakan pada bulan April 2009

lalu, terjadi perubahan pada peta perpolitikan di Kota Padang dibandingkan dengan

Pemilu Tahun 2009. Untuk DPR baik tingkat Pusat, propinsi maupun kabupaten, suara

terbanyak diperoleh oleh Partai Demokrat. Partai Keadilan Sejahtera mengikuti di tempat

kedua untuk DPRD tingkat kabupaten dan DPR RI. Partai Amanah Nasional

memperoleh suara terbanyak kedua untuk DPRD tingkat Propinsi.

Berdasarkan hasil tersebut DPRD Kota Padang kini dipimpin oleh Zulherman,

SPd, MM, Dt. Bagindo Sati dari Fraksi Partai Demokrat. Dari 45 orang anggotanya, 42

diantaranya laki-laki dan 3 orang sisanya perempuan.

Di masa jabatan anggota DPRD Kota Padang Tahun 2009 telah dihasilkan

13 peraturan daerah, 30 keputusan, 14 keputusan pimpinan dan 1 rekomendasi DPRD

Kota Padang.

c. Penduduk dan Angkatan Kerja

Pengetahuan mengenai penduduk merupakan dasar utama dalam melakukan

kegiatan pembangunan baik perencanaan maupun evaluasi. Pada tahun 2009, penduduk

Kota Padang telah mencapai 875.750 jiwa, meningkat sejumlah 18.935 jiwa dari tahun

sebelumnya. Dengan demikian kepadatannya pun bertambah dari 1.233 jiwa/km2 menjadi

1.260 jiwa/km2.

Kecamatan terbanyak jumlah penduduknya adalah Koto Tangah dengan

166.033 jiwa, tetapi karena wilayahnya paling luas hingga mencapai 33 persen dari

luas Kota Padang maka kepadatan penduduknya termasuk rendah yaitu 715

jiwa/km2. Kecamatan yang paling kecil jumlah penduduknya (24.417 jiwa) dan

sekaligus paling rendah kepadatannya (242 jiwa/km2) adalah Bungus Teluk Kabung.

Kecamatan lain yang juga jarang penduduknya adalah Kecamatan Pauh yaitu 375 jiwa/km2

dan Lubuk Kilangan yaitu 518 jiwa/km2.

Menurut survei yang dilakukan BPS, 33,39 persen dari penduduk Kota Padang

berumur 10 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja adalah bekerja atau sementara

tidak bekerja tetapi sebenarnya mempunyai pekerjaan. Sedangkan jumlah pencari kerja

yaitu 3,75 persen dari penduduk berumur 10 tahun keatas yang merupakan

angkatan kerja. Sisanya sebesar 62,87 persen dari penduduk Kota Padang berumur

Page 229: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-179

10 tahun keatas adalah bukan angkatan kerja, termasuk didalamnya adalah orang

yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lain-lain.

Dari 16.410 orang pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Padang,

sebesar 7.220 orang lulusan SMU dan 5.669 orang Sarjana. Menurut catatan dinas tersebut,

hanya sebanyak 988 orang pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan.

d. Sosial

Tersedianya data bidang sosial sangat diperlukan untuk memantau tingkat

kesejahteraan masyarakat, merumuskan program pemerintah dan mengevaluasi dampak

berbagai program yang telah dijalankan.

Pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari sarana/fasilitas pendidikan

yang tersedia. Pemerintah telah meningkatkan sarana pendidikan pra sekolah dengan

memperbanyak jumlah PAUD di masing-masing kecamatan. Di tahun 2009 ini tercatat

terdapat 209 PAUD di Kota Padang. Sedangkan untuk TK negeri tercatat terdapat 4 sekolah

yang pada tahun 2009 menampung 240 anak. Kebutuhan masyarakat untuk pendidikan pra

sekolah juga banyak dipenuhi oleh berbagai yayasan swasta yang saat ini berjumlah 239

unit dan menampung 12.100 anak. Di tingkat sekolah dasar, terdapat SD negeri sebanyak

353 unit dan SD swasta sejumlah 61 unit. Keseluruhan jumlah murid yang ditampung pada

tahun 2009 adalah 99.112 siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 5.777 orang.

Sehingga rata-rata setiap guru akan mengajar 17 orang siswa. Rasio ini sangat baik

mengingat rasio ideal untuk guru murid adalah 30 orang siswa untuk setiap guru.

Untuk tingkat SMP, terdapat 37 sekolah negeri dan 43 sekolah swasta.

Jumlah keseluruhan guru adalah 2.941 orang dan jumlah seluruh murid adalah 38.659

orang sehingga rasio murid guru adalah 13. Di tingkat SMU (diluar SMK) terdapat sejumlah

1.980 orang guru dan 23.762 orang murid sehingga rasio murid gurunya adalah 12. Jumlah

sekolah yang tersedia adalah 16 unit sekolah negeri dan 34 unit sekolah swasta.

Di bidang kesehatan, saat ini pemerintah telah menyediakan 5 unit rumah sakit

yang tersebar di Kecamatan Padang Timur, Padang Utara, Pauh dan Kuranji. Rumah sakit

swasta berjumlah 6 unit, jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan

beberapa rumah sakit mengalami kerusakan berat akibat gempa berkekuatan 7,9 SR

yang melanda kota Padang tanggal 30 September 2009 sehingga tidak dapat beroperasi

lagi. Rumah Sakit khusus di Kota Padang tercatat berjumlah 15 unit. Untuk mempermudah

pelayanan kesehatan agar lebih terjangkau oleh masyarakat baik dari segi biaya dan

jarak, disetiap kecamatan telah tersedia puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga

medis. Di seluruh Kota Padang terdapat 20 puskesmas,61 pustu, dan 530 tenaga medis.

Page 230: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-180

Untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat secara umum, pemerintah telah

membuat beberapa kategori kesejahteraan yaitu mulai keluarga prasejahtera, keluarga

sejahtera I, II, III hingga keluarga sejahtera plus. Yang perlu mendapat perhatian

adalah kelompok terbawah yaitu kelompok keluarga prasejahtera. Saat ini jumlah

keluarga prasejahtera mencapai 4.246 keluarga, berkurang 513 keluarga bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya (4.759 keluarga).

Bagi anak-anak yang bernasib tidak beruntung, tersedia 20 panti asuhan

dengan penghuni sejumlah 944 orang. Untuk keperluan pembiayaannya, pemerintah

telah menyiapkan dana yang berasal dari APBN swadaya dari masyarakat sehingga

terkumpul 574 Juta rupiah lebih.

Dari data di Kantor Pengadilan Agama, tahun ini terjadi peningkatan pada

jumlah kasus talak dan cerai. Bila tahun sebelumnya terjadi 643 kasus talak dan cerai,

tahun ini terdapat 716 kasus talak dan cerai.

2.20.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kota Padang adalah ibukota Propinsi Sumatera Barat yang berbatasan langsung

dengan Samudara Indonesia dengan luas daerah 694,96 km2 atau 1,65 persen dari luas

Propinsi Sumatera Barat. Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 52,52

persen berupa hutan yang dillindungi oleh pemerintah. Berupa bangunan dan perkarangan

seluas 9,01 persen atau 62,63 km2 sedangkan yang digunakan untuk lahan sawah seluas

7,52 persen atau 52,25 km2. Selain di daratan pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19

pulau dimana yang terbesar adalah Pulau Sikuai di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas

38,6 km2, Pulau Toran di kecamatan Padang Selatan seluas 25 km2 dan Pulau Pisang

Gadang seluas 21,12 km2 juga di Kecamatan Padang Selatan.

Sebagai ibu kota provinsi, Kota Padang memiliki potensi yang besar dalam sektor

perdagangan, industri dan jasa. Walaupun demikian, letak daerah yang berada pada pesisir

panatai menjadikan Kota Padang sebagai salah satu daerah penghasil ikan di Sumatera

Barat. Sektor pertanian dan perkebunan juga memiliki potensi yang besar dengan semakin

berkembang sektor perkebunan terutama perkebunan kulit manis.

Salah satu potensi unggulan dari Kota Padang yang lain adalah sektor pariwisata.

Kota Padang memiliki berbagai alternatif wisata yang bisa dikembangkan karena memiliki

beragam potensi seperti wisata laut, wisata kuliner, wisata budaya dan sebagainya.

Page 231: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-181

a. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia di Kota Padang didominasi oleh penduduk usia muda. Bila

dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kota Padang dapat digolongkan ke dalam

penduduk yang mayoritas memiliki produktivitas yang tinggi, dimana jumlah penduduk usia

0-14 tahun sebesar 27,93% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 4,24%. Sisanya

sebesar 67,83% berusia antara 15 – 65 tahun. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif

(usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2009 mencapai 67,83% dari total

keseluruhan, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 47,43%. Artinya secara

rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 33 penduduk tidak produktif.

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kota Padang

pada tahun 2009 mencapai 72,07% dari total penduduk, atau sebanyak 631.918 orang.

Selengkapnya kelompok umur dan persentase penduduk di Kota Padang dapat dilihat pada

tabel 2.20.2.

Tabel 2.20.2.Kelompok Umur dan Persentase Penduduk

di Kota Padang Tahun 2006

Kelompok Umur Persentase

0 – 14 27,93%

15 – 64 67,83%

65 + 4,24%

Rasio Ketergantungan 47,43%

Sumber: Padang Dalam Kota, 2010

2.20.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana di sektor perhubungan

terus dilakukan oleh Pemerintah, baik pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Kondisi Jalan Kota Padang Tahun 2009 tidak mengalami perubahan yang

signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut jenis permukaan,

jalan di Kota Padang sebagian besar telah beraspal yaitu sebesar 58 persen (958,03

km). Bila dilihat menurut kondisi, sebahagian besar jalan berkondisi baik yaitu sebesar 60,25

persen (1.050,13 km).

Jumlah angkutan umum pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan.

Sedangkan angkutan laut mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Pelabuhan

Teluk Bayur Padang. Jumlah kapal penumpang yang bersandar sebanyak 232 unit dengan

jumlah penumpang yang naik maupun turun sebanyak 10.202 dan 8.320 orang.

Jumlah angkutan barang di Pelabuhan Teluk Bayur mengalami penurunan dari 1.897 kapal

pada tahun 2008 menjadi 1.391 kapal pada tahun 2009.

Page 232: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

II-182

b. Prasarana air minum dan listrik

Sektor industri yang dikembangkan pada umumnya adalah industri kecil hasil

pertanian dan kehutanan, industri logam dan mesin elektro, industri kimia dan aneka

industri. Sektor industri aneka merupakan sektor yang paling besar baik dari segi

penyerapan tenaga kerja maupun nilai investasi yang ditanamkan. Secara

keseluruhan, pada sektor industri kecil terjadi peningkatan jumlah unit usaha, jumlah

tenaga kerja serta nilai investasi yang ditanamkan. Sehingga terjadi pula peningkatan

jumlah produksi yang dihasilkan oleh industri kecil ini, namun nilainya tidak meningkat

pesat.

Di Kota Padang terdapat satu buah industri besar yaitu PT Semen Padang dengan

rata-rata produksi 447.059 ton/bln. Pada tahun 2009 terjadi penurunan produksi

dibandingkan tahun 2008 dari 5.840.189 ton menjadi 5.364.706 ton. Volume

penjualan tahun 2009 adalah 5.617.820 ton yang dipasarkan ke seluruh wilayah Sumatera

dan DKI Jakarta.

Jumlah pelanggan listrik dan total daya pada tahun 2009 ini adalah 368,546 dengan

total daya terjual 59.082.321 kwh.

Jumlah pelanggan PDAM Padang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada

tahun 2009 jumlah pelanggan sebanyak 74.136, meningkat 3,74 persen bila dibanding

pelanggan tahun 2008 yang hanya 71463. Seiring dengan itu nilai penjualan juga meningkat

dari 59,07 milyar rupiah pada tahun 2007 menjadi 63,42 milyar rupiah pada tahun 2009.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kota Padang, seperti kantor pos untuk

sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung.

Kegiatan PT.Pos Indonesia pada tahun 2009 mengalami peningkatan di setiap

kegiatannya. Pengiriman paket pos meningkat dari 16.289 buah pada Tahun 2008

menjadi 24.433 buah Tahun 2009, sedangkan pengeluaran giro dan cek pos meningkat

dari 591,572 milyar rupiah pada tahun 2008 menjadi 946,516 milyar rupiah pada

tahun 2009. Peningkatan yang signifikan ini terjadi karena diberlakukannya layanan baru

oleh PT Pos berupa giro online yang banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan

untuk mentransfer dana ke cabangnya.

Dari kegiatan PT Telkom Cabang Padang terlihat bahwa kapasitas terpasang

mengalami penurunan, yaitu sebanyak 66.675 jaringan dari 69.810 yang tersedia. Hal ini

juga merupakan salah satu akibat dari terjadinya gempa tanggal 30 September 2009. Oleh

karena itu jumlah pelanggan juga mengalami penurunan drastis dari 135.989 pelanggan

tahun 2008 menjadi 66.675 tahun 2009.

Page 233: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 1

BAB III

KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH

3.1. PROVINSI SUMATERA BARAT

3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indikator awal untuk melihat kondisi perekonomain wilayah adalah perkembangan

PDRB. Dalam kurun waktu 2006-2010 terjadi trend peningkatan PDRB dalam berbagai

ukuran. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 telah mencapai 87,22 trilyun.

Meningkat tajam dari tahun 2006 sebesar 53,03 trilyun. Ukuran PDRB per kapita

menunjukkan kecenderungan serupa. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat

dari 11,45 juta pada tahun 2006 menjadi 18 juta pada tahun 2010. Cuplikan perkembangan

PDRB dari berbagai indikator ditampilkan pada tabel 3.1.1.

Tabel 3.1.1Indikator-indikator Perkembangan Ekonomi Daerah

NO U R A I A NTA H U N

2006 2007 2008 2009 2010

1 PDRB SUMBAR, harga berlaku (T) 53,03 59,79 70,61 76,3 87,22

2PDRB Perkapita, harga berlaku

(000)11.448,00 12.729,00 14.729,00 15.700,00 18.000,00

3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,14 6,32 6,37 4,16 5,93

4 Inflasi (%) 8,05 8,41 12,68 2,05 7,85

Sumber : Bappeda Sumatera Barat, 2011

Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada tahun 2010 tercatat sebesar 5,93

persen. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2009 yang terhitung sebesar 4,16 persen.

Namun demikian, laju pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya pulih sebagaimana kondisi

sebelum gempa 30 September 2009. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diiringi oleh

relatif tingginya tingkat inflasi mencapai 7,85 persen. Padahal tahun sebelumnya tingkat

inflasi hanya 2,05 persen.

Tingkat pertumbuhan berbagai sektor usaha di Provinsi Sumatera Barat dalam kurun

waktu 2009-2010 tercatat sebesar 5,93%. Pada periode yang sama, pertumbuhan terbesar

terjadi pada sektor bangunan (13,73%), pengangkutan dan komunikasi (9,91%), Jasa-jasa

(9,17%). Selanjutnya pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian (5,80%),

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (5,75%), perdagangan, hotel dan restoran

(3,48%), industri pengolahan (2,51%), listrik, gas dan air bersih (2,35%). Sebagaimana

dapat dicermati dari tabel 3.1.2.

Page 234: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 2

Tabel 3.1.2.PDRB Provinsi Sumatera Barat Menurut Sektor Tahun 2009-2010

No LAPANGAN USAHA2009 2010 Perkembangan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1 PERTANIAN 18,381,917.90 8,773,503.32 20,792,321.90 9,094,245.77 13.11 3.66

2 PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN2,556,102.31 1,137,763.20 2,763,856.08 1,203,809.02 8.13 5.80

3 INDUSTRI

PENGOLAHAN9,279,510.11 4,670,605.07 10,197,209.32 4,787,847.71 9.89 2.51

4 LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH898,655.14 431,225.75 924,623.75 441,350.12 2.89 2.35

5 BANGUNAN 4,317,976.73 1,822,283.08 5,498,725.09 2,072,420.52 27.34 13.73

6 PERDAGANGAN, HOTEL

& RESTORAN13,694,246.19 6,707,683.59 15,474,820.99 6,940,990.93 13.00 3.48

7 PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI11,670,807.95 5,256,339.28 13,439,310.29 5,777,504.58 15.15 9.91

8 KEUANGAN,

PERSEWAAN, & JS.

PRSH.

3,784,465.81 1,901,983.36 4,145,204.69 2,011,441.28 9.53 5.75

9 JASA-JASA 12,169,255.59 5,981,852.02 13,985,181.93 6,530,577.74 14.92 9.17

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO76,752,937.72 36,683,238.68 87,221,254.05 38,860,187.68 13.64 5.93

Sumber: Bank Indonesia 2011

Pembangunan ekonomi sektoral perlu didasarkan atas potensi sumberdaya yang

dimilikinya, prospek pertumbuhan dan daya saingnya. Potensi sumberdaya secara agregat

ditandai dari struktur perekonomian. Struktur perekonomian Provinsi Sumatera Barat

berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan rata-rata 2005-2009 didominasi oleh sektor

pertanian (24,75%). Artinya, sektor pertanian merupakan penopang utama dalam struktur

perekonomian Sumatera Barat. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan

kontributor kedua terbesar yaitu 17,74% terhadap PDRB. Diikuti sektor jasa-jasa (15,875),

pengangkutan dan komunikasi (14,83%), industri pengolahan (11,79%), bangunan

(5,56%), keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (4,96%), pertambangan dan

penggalian (3,39%), listrik, gas serta air bersih (1,34%).

Kondisi pembangunan ekonomi sektoral berdasarkan potensi dan daya saing dapat

diketahui dengan menggunakan analisis indeks Location Quotient (LQ). Analisis ini

mengkategorikan sektor perekonomian menjadi sektor basis dan non-basis. Sektor basis

yaitu sektor yang memiliki nilai LQ>1 berarti sektor tersebut mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri bahkan mengekspor ke provinsi lainnya. Dengan kata lain, sektor basis

memiliki daya saing dan keunggulan komparatif. Sebaliknya, nilai LQ < 1 menunjukkan

bahwa produksi suatu sektor tergantung kepada impor atau pemenuhan dari provinsi lain.

Struktur dan potensi ekonomi sektoral secara lengkap disajikan pada tabel 3.1.3.

Page 235: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 3

Berdasarkan metode LQ ditemukan hasil bahwa sektor-sektor basis Provinsi

Sumatera Barat secara berturut-turut dari yang tertinggi yaitu sektor pengangkutan dan

komunikasi (2,2); sektor jasa-jasa (1,8); sektor listrik, gas dan air bersih (1,7); sektor

pertanian (1,7) dan sektor perdagangan (1,1). Empat sektor lainnya merupakan sektor non-

basis yaitu sektor bangunan (0,8); sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (0,6),

indutsri pengolahan (0,5) dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (0,3). Struktur perekonomian

dan indeks koefisien lokasi disajikan pada tabel 3.1.3.

Tabel 3.1.3Struktur dan Potensi Ekonomi Sektoral

Provinsi Sumatera Barat 2005-2009

No Sektor/Sub-sektorStruktur

Ekonomi (%)Koefisien Lokasi

(Indek)

1. Pertanian 24.75 1,657

2. Pertambangan dan Penggalian 3.39 0,333

3. Industri Pengolahan 11.79 0,478

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.34 1,709

5. Bangunan 5.56 0,846

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17.50 1,107

7. Pengangkutan dan Komunikasi 14.83 2,194

8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 4.96 0,555

9. Jasa- jasa 15.87 1,836

PDRB 100,0 -

Sumber : Bappeda Sumatera Barat, RPJMD 2011-2015

Catatan : 1. Struktur pertumbuhan ekonomi dihitung dengan persentase kontribusi PDRBdengan harga konstan tahun 2009;

2. Pertumbuhan ekonomi dihitung dari laju pertumbuhan rata-rata PDRB denganharga konstan tahun 2005-2009;

3. Potensi pengembangan ekonomi diukur berdasarkan Location Quotient Indexrata-rata tahun 2005-2009.

Pertumbuhan ekonomi tidak hanya mempertimbangkan aspek kuantitas. Capaian

pertumbuhan ekonomi setiap daerah perlu dipadu-padankan dengan tingkat kemiskinan

sebagai ukuran bagi kualitas pertumbuhan. Untuk itu, dapat disusun suatu kuadran yang

memetakan kualitas pertumbuhan ekonomi setiap daerah. Hasilnya, daerah yang

dikategorikan pada Kuadran I adalah daerah yang memiliki pertumbuhan tinggi melebihi

rata-rata dan pengurangan kemiskinan yang lebih besar dari rata-rata (pertumbuhan tinggi,

pro-poor) meliputi Pasaman Barat, Agam, Solok, Agam, Solok Selatan, Lima Puluh Koto.

Daerah pada kuadran II (Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor) yaitu Kota Pariaman, Kota

Sawahlunto, Sawahlunto/Sijunjung, Pasaman. Daerah yang berada pada Kuadran III

(Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor) yaitu Tanah Datar, Kota Padang, Kepulauan

Mentawai. Sebagian besar daerah berada pada Kuadran IV (pertumbuhan tinggi, kurang

Pro-Poor) yaitu Kota Bukit Tinggi, Dharmasraya, Padang Pariaman, Kota Solok, Kota Padang

Page 236: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 4

Panjang, Kota Payakumbuh. Hasil pemetaan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan

kemiskinan disajikan pada gambar 3.1.1.

Gambar 3.1.1.Pemetaan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota

di Sumatera Barat Tahun 2005-2008

Sumber : Bappeda Sumatera Barat, 2011.

Catatan :

PDDmiskin0608 = rata-rata pengurangan tingkat kemiskinan tahun 2005-2008.

GPDR0508 = rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2008.

3.1.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor potensial bagi pembangunan daerah Provinsi

Sumatera Barat. Kondisi ini dicerminkan oleh kontribusi terhadap pembentukan PDRB dan

nilai LQ > 1. Untuk itu perlu dipertajam dengan potensinya hingga subsektor dan komoditi.

Indeks LQ sektoral dapat diderivasi menjadi indeks LQ subsektor untuk mengetahui

keunggulan komparatif subsektor pertanian. Tingkat keuntungan komparatif yang dimiliki

oleh masing-masing subsektor pertanian tergolong cukup tinggi. Semua subsektor pertanian

memiliki nilai LQ>1 sehingga tergolong sebagai sektor basis. Subsektor perkebunan

merupakan potensi ekonomi sektor pertanian terbesar dengan nilai LQ 2,223. Berikutnya

secara berturut-turut, potensi subsektor kehutanan (1,754), tanaman pangan (1,725),

perikanan (1,238) dan peternakan (1,115). Selengkapnya disajikan pada tabel 3.1.4.

2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

GPDRB0508

-1.50

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

PDDm

iski

n05

08

KEPULAUAN MENTAWAI

PESISIR SELATAN SOLOK

SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG

TANAH DATAR

PADANG PARIAMAN

AGAM

LIMA PULUH KOTO

PASAMAN

SOLOK SELATAN

DHARMASRAYA

PASAMAN BARAT

KOTA PADANG

KOTA SOLOK

KOTA SAWAH LUNTO

KOTA PADANG PANJANG

KOTA BUKITTINGGI

KOTA PAYAKUMBUH

KOTA PARIAMAN

Page 237: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 5

Tabel 3.1.4.Struktur, Pertumbuhan dan Potensi Ekonomi Subsektor Pertanian

Provinsi Sumatera Barat 2005-2009

No Sektor/Sub-sektorStruktur

Ekonomi (%)PertumbuhanEkonomi (%)

Koefisien Lokasi(Indek)

1. Pertanian 24.75 4.78 1,657

a. Tanaman Pangan 12.79 4.72 1,725

b. Perkebunan 5.48 7.11 2,223

c. Peternakan 2.02 3.49 1,115

d. Kehutanan 1.52 2.12 1,754

e. Perikanan 2.94 5.37 1,238

Sumber : Bappeda Sumatera Barat, RPJMD 2011-2015

Bila diamati sumbangan subsektoral terhadap PDRB atau pembentuk struktur

ekonomi, subsektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar. Diikuti oleh sektor

perkebunan yang membentuk PDRB Sumatera Barat sebesar 5,48 persen. Subsektor lainnya

(peternakan, kehutanan, perikanan) menyumbang kurang dari 5 persen terhadap PDRB.

Pertumbuhan ekonomi sektoral menunjukkan hasil yang sedikit berbeda

dibandingkan struktur ekonomi. Pertumbuhan tertinggi dan substansial dicatatkan oleh

subsektor perkebunan, 7,11 persen. Pada peringkat kedua dicapai oleh pertumbuhan

subsektor perikanan sebesar 5,37 persen. Diikuti oleh pertumbuhan tanaman pangan

sebesar 4,72 persen. Peternakan dan kehutanan mencatatkan pertumbuhan yang rendah,

masing-masing 3,49 dan 2,12 persen.

1). Subsektor Tanaman Pangan

Perkembangan terakhir dalam subsektor tanaman bahan makanan memperlihatkan

bahwa pertumbuhannya 2,56 persen pada tahun 2010. Angka ini melambat dibanding rata-

rata 2005-2009 maupun terhadap tahun 2009 yang tercatat sebesar 4,08 persen. Nilai LQ

tanaman pangan yaitu sebesar 1,725 menandakannya sebagai sektor basis.

Detail produksi tanaman pangan dapat dicermati hingga ke unit komoditi. Diketahui

bahwa total produksi tanaman pangan pada tahun 2009 mencapai 2.717.281 ton dari total

luas areal panen 530.354 hektar. Produksi tanaman pangan didominasi oleh komoditi padi

sawah sebesar 2.088.055 atau sekitar 76,8 persen. Produksi padi sawah tersebut diperoleh

dari lahan panen seluas 432.147 ha, sehingga rata-rata produksi padi sawah yaitu 4,8 ton

per hektar. Produksi komoditi tanaman kedua terbesar yaitu jagung dengan produksi

404.795 ton dari 70.882 hektar luas lahan panen. Diikuti oleh komoditi ubi kayu dengan

produksi 77.476 ton dari 4.153 hektar lahan panen, padi ladang (17.735 ton). Selengkapnya

pada setiap komoditi tersaji pada tabel 3.1.5.

Page 238: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 6

Tabel 3.1.5.Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan

di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009

KomoditiLuas Panen

(ha)Produksi

(ton)

Rata-rataProduksi(ton/ha)

Padi Sawah 432.147 2.088.055 4,8

Padi Ladang 7.395 17.735 2,4

Jagung 70.882 404.795 5,7

Ubi kayu 5020 115.492 23,0

Ubi Jalar 4153 7.7476 18,7

Kacang Tanah 7722 9.207 1,2

Kacang kedelai 1882 3.175 1,7

Kacang Hijau 1153 1.346 1,2

Total 530.354 2.717.281 7,3

Sumber : Sumatera Barat dalam Angka 2010

Pada kelompok tanaman sayur-sayuran, jumlah produksinya sepanjang tahun 2009

tercatat 5.148 ton dari luas panen 23.620 ha. Produksi komoditi sayuran tertinggi yaitu kol

dengan 90.320 ton. Diikuti oleh tomat sebnayak 35.776 ton, terung 33.843 ton, kentang

28.820 ton. Komoditi kol memiliki produktifitas lahan tertinggi mencapai 31,39 ton per

hektar. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel 3.1.6

Tabel 3.1.6.Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran

di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009

KomoditiLuas Panen

(ha) Produksi (ton)Rata-rata Produksi

(ton/ha)

Bawang Merah 2416 21983 9,10

Bawang Putih 188 1229 6,54

Bawang Daun 1710 15291 8,94

Kentang 1661 28820 17,35

Kol 2877 90320 31,39

Petai 503 5841 11,61

Kacang panjang 1933 9952 5,15

Wortel 829 13141 15,85

Cabe Rawit 1134 5745 5,07

Tomat 1569 35776 22,80

Terung 2330 33843 14,52

Buncis 2067 22147 10,71

Ketimun 2068 16992 8,22

Page 239: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 7

KomoditiLuas Panen

(ha) Produksi (ton)Rata-rata Produksi

(ton/ha)

Kangkung 1181 21635 18,32

Bayam 1012 7868 7,77

Labu 142 3164 22,28

Total 23620 5148 0,22

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2010

Pada kelompok tanaman buah-buahan, jumlah produksi pada tahun 2009 mencapai

233.284,2 ton dari luas panen 10.443,63 hektar. Komoditi dengan produksi terbesar yaitu

pisang 91.938,2 ton. Diikuti oleh durian 37.387,6 ton, jeruk 24.779,5 ton dan alpokat

23.092,3 ton. Adapun dari rata-rata produksi, pepaya memiliki rata-rata produksi tertinggi

mencapai 111,7 ton per hektar, diikuti nenas dengan produksi per hektar 107,64 ton.

Tabel 3.1.7.Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan

di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009

Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton)Produksi rata-rata

(ton/ha)

Pisang 1653,31 91938,2 55,61

Jeruk 569,01 24779,5 43,55

Durian 3053,28 37387,6 12,25

Duku 317,77 2968,9 9,34

Sawo 723,60 14928,3 20,63

Nenas 9,14 984,3 107,64

Pepaya 80,66 9009,8 111,70

Rambutan 2227,68 18545,9 8,33

Alpokat 1176,04 23092,3 19,64

Mangga 633,14 9649,4 15,24

Total 10443,63 233284,20 403,92

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2010

2). Subsektor Perkebunan

Subsektor perkebunan memiliki basis, potensi dan prospek yang sangat besar bagi

perkembangan ekonomi Sumatera Barat. Ditandai oleh pertumbuhan subsektornya

merupakan yang tertinggi dan nilai LQ tertinggi terhadap subsektor pertanian lainnya,

meskipun kontribusinya terhadap PDRB masih berada dibawah tanaman pangan. Potensi

perkebunan Sumatera Barat didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai.

Komoditi-komoditi utama subsektor perkebunan Sumatera Barat adalah kelapa sawit, karet,

Page 240: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 8

kelapa, kakao, dan kopi. Disamping itu, terdapat komoditi perkebunan daerah Sumatera

Barat yaitu gambir, nilam, dan kulit manis (cassiavera).

Produksi komoditi perkebunan terbesar tahun 2009 yaitu kelapa sawit dengan

jumlah 795.450 ton dari luas 328.337 ha. Lahan dan produksi komoditi karet mencatat

mencapai 151.628 hektar dengan produksi mencapai 103.993 ton. Komoditi yang juga

cukup penting adalah kelapa dalam, luas lahannya mencapai 91.348 hektar yang mampu

berproduksi 82.748 ton. Komoditi kakao dengan lahan seluas 82.620 hektar menghasilkan

40.000 ton. Tak kalah pentingnya sumbangan komoditi casiavera dengan produksi 37.499

ton dari lahan seluas 38.831 hektar. Luas lahan dan produksi komoditi utama subsektor

perkebunan tahun 2008-2009 dapat diamati dari tabel 3.1.8.

Tabel 3.1.8.Perkembangan Luas Dan Produksi

Komoditi Utama Perkebunan Tahun 2008-2009

NO KOMODITILUAS (Ha) PRODUKSI (Ton)

2008 2009 2008 2009

1 Kelapa sawit 331.550 328.337 793.468 795.450

2 Kelapa Dalam 90.951 91.348 81.854 82.748

3 Kopi 22.883 22.834 16.628 16.720

4 Casiavera 38.644 38.831 36.648 37.499

5 Cengkeh 6.919 6.994 1.710 1.760

6 Gambir 19.596 19.663 13.955 13.983

7 Kakao 63.218 82.620 32.889 40.000

8 Karet 150.967 151.628 103.880 103.993

9 Pinang 9.032 9.443 4.655 4.655

10 Nilam 3.034 3.076 395 407

Sumber : Dinas Perkebunan Prov. Sumbar

Kontribusi dan pertumbuhan signifikan komoditi perkebunan seperti kelapa sawit, karet

dan casiavera didorong oleh kompetitifnya harga komoditas tersebut di pasar internasional.

Namun demikian, ekspor komoditi perkebunan masih dalam bentuk produk primer dan

belum dikembangkan ke arah agroindustri maupun pengolahan hasil pertanian

(agroprocessing).

3) Subsektor Peternakan

Subsektor peternakan tergolong sebagai sektor basis dan prospektif, meskipun

masih mencatat kontribusi yang rendah dan pertumbuhan relatif lambat. Populasi dan

produksi daging ternak di Sumatera Barat tahun 2009 memperlihatkan perkembangan yang

cukup berarti, baik ternak besar, ternak kecil maupun unggas.

Populasi terbanyak pada ternak unggas yaitu ayam ras pedaging mencapai 13.495.318

ekor dibandingkan ayam ras petelur sebanyak 7.203.319 ekor maupun ayam buras sebanyak

5.873.480 ekor dan itik sebanyak 1.106.046 ekor.

Page 241: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 9

Pada ternak besar, populasi sapi potong jauh lebih banyak daripada kerbau, masing-

masing 492.272 ekor dan 202.997, sedangkan sapi perah hanya berjumlah 826 ekor. Pada

ternak kecil, populasi kambing mencapai 254.449 ekor, jauh melebihi populasi domba

maupun babi. Populasi setiap ternak dan produksi daging disajikan pada tabel 3.1.9.

Tabel 3.1.9.Jumlah Populasi Ternak dan Produksi Daging

di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009

Jenis Ternak Populasi (ekor)Produksi Daging

(kg)

Sapi Perah 826 -

Sapi Potong 492.272 18.322.308

Kerbau 202.997 70.967

Kuda 3.467 3.134.664

Kambing 254.449 1.901.505

Domba 4.523 17.354

Babi 12.403 973.024

Ayam buras 5.873.480 7.193.122

Ayam ras pedaging 13.495.318 16.145.030

Ayam ras petelur 7.203.319 5.255.561

Itik 1.106.046 647.047

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka, 2010

Tabel 3.1.9 memperlihatkan pula produksi daging ternak Sumatera Barat. Pada tahun

2009, produksi daging paling banyak berasal dari produksi sapi mencapai 18.322 ton.

Berikutnya produksi daging ayam ras pedaging mencapai 16.145 ton, Selebihnya, produksi

dagingnya kurang dari 10 ribu ton.

4) Subsektor Kehutanan

Subsektor kehutanan sebagai sektor basis hanya menyumbang 1,52 persen

terhadap PDRB dan pertumbuhannya merupakan yang terendah dibandingkan subsektor

pertanian lainnya. Meningkatnya perhatian terhada isu lingkungan mengubah orientasi

pemanfaatan hutan dari hutan produksi kepada hutan konservasi dan jasa-jasa kehutanan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 422/KPTS-II/1999, kawasan

hutan Sumatera Barat ditetapkan seluas 2,6 juta Ha, yang terdiri atas Hutan suaka Alam dan

kawasan pelestarian Alam (0,85 juta Ha), hutan lindung 0,91 juta Ha, hutan produksi

terbatas 0,25 juta Ha, hutan produksi tetap 0,40 juta Ha, dan hutan produksi yang dapat

dikonversi 0,19 juta Ha. Luasan kawasan hutan tersebut diatas meliputi seluas 61% wilayah

provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data tersebut, kawasan hutan lindung dan kawasan

konservasi merupakan kawasan yang paling luas.

Page 242: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 10

Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK), hutan alam maupun hutan tanaman

terdapat pada 5 (lima) kabupaten. Bentuk-bentuk hasil hutan yang dihasilkan Sumatera

Barat adalah dalam bentuk Kayu Bulat, kayu olahan berupa kayu gergajian, dan Hasil Hutan

Bukan Kayu meliputi getah pinus, manau, rotan, damar, dan tabu-tabu. Produksi hasil

hutan berupa kayu bulat dari Sumatera Barat (dari IUPHHK, IPK, dan IPKTM) cenderung

menurun, pada tahun 2009 mencapai 82.183,04 m3. Kayu gergajian pada tahun 2009

mengalami peningkatan menjadi 2.653,82 m3. Penurunan produksi terutama disebabkan

oleh karena adanya program pembatasan produksi hutan dalam rangka perlindungan

lingkungan hidup.

Tabel 3.1.10Produksi Hasil Hutan Menurut Jenisnya

Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008-2009No. Jenis Hasil Hutan Satuan 2008 2009

1 Kayu Bulat m3 86.467,22 82.183,04

2 Kayu Gergajian m3 613,65 2.653,82

3 Getah Pinus kg 745.419,00 897.208,00

4 Manau batang 18.226,00 160.700,00

5 Rotan kg 1.050,00 90.000,00

6 Damar kg 214.875,00 131.075,00

7 Tabu-tabu batang 12.387,00 72.200,00

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2010

5) Subsektor Perikanan

Subsektor perikanan mencatat pertumbuhan yang tinggi sepanjang 2005-2009

mencapai 5,37 persen. Kontribusi, daya saing dan prospeknya terlihat semakin penting.

Kemajuan penting subsektor perikanan ditandai pula oleh pertumbuhan produksi perikanan

budidaya melebihi perikanan tangkap. Pertumbuhan produksi tahunan 2006-2009 pada

perikanan budidaya mencapai 43,33 persen. Angka ini sangat substansial dibandingkan

pertumbuhan produksi perikanan tangkap sebesar 1,52 persen. Meskipun demikian, total

produksi perikanan tangkap, terutama penangkapan di laut lebih besar daripada perikanan

budidaya.

Bila dirinci pada jenis kegiatan perikanannya, produksi perikanan tangkap sebagian

besar disumbangkan oleh penangkapan di laut. Bahkan produksi perikanan tangkap laut

mencapai 67% dari total nilai produksi perikanan Sumatera Barat. Hanya sebagian kecil

disumbangkan oleh produksi penangkapan di perairan umum. Pada perikanan budidaya,

sebagian besar produksi berasal dari budidaya air tawar dengan produksi pada tahun 2009

mencapai Rp. 1.596,5 milyar dari total produksi perikanan budidaya Rp. 1.599,6 milyar.

Perikanan budidaya laut dan tambak memiliki kontribusi kecil, namun menunjukkan

Page 243: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 11

kecenderungan produksi yang semakin meningkat. Sebagaimana dapat diamati lebih rinci

pada tabel 3.1.11.

Tabel 3.1.11.Perkembangan Nilai Produksi (Rp. Milyar)

No Jenis Kegiatan 2006 2007 2008 2009Pertumb

(%)

1. Perikanan Tangkap 3.194,4 3.403,0 3.061,4 3.089,9 1,52

a Penangkapan di Laut 3.121,6 3.297,8 2.904,4 2.968.9 1,37

b Penangkapan di Perairan Umum 72,8 105,2 157,0 121,0 12,75

2. Perikanan Budidaya 607,8 646,1 766,8 1.599,5 43,33

a Air Tawar 606,8 644,3 765, 3 1.596,7 43,42

b Tambak 0,204 0,087 0,266 0,179 22,81

c Laut 0,677 1,702 1,234 2,555 44,02

Sumber : Statistik Perikanan Tangkap dan Budidaya Provinsi Sumatera Barat dalam RPJMD 2011-2015.

Produksi perikanan Sumatera Barat adalah salahsatu komoditi ekspor. Pada tahun 2009

telah berhasil diekspor sebesar 723 ton ikan dengan nilai US $. 10,3 juta. Ekspor komoditi

perikanan selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata sebesar 887%/tahun.

Kenaikan ini terutama karena hadirnya perusahan industri perikanan dan berbagai

perusahaan penangkapan ikan tuna.

Diamati dari segi sumberdaya manusianya, maka pada tahun 2009 tercatat sebanyak

150.940 orang yang bekerja dalam bidang perikanan, antara lain sebagai nelayan laut,

nelayan perairan umum dan pembudidaya ikan. Jumlah ini mengalami peningkatan setiap

tahunnya rata-rata sebesar 1,13% setiap tahun. Jumlah terbanyak tercatat pada

pembudidaya ikan, yaitu mendominasi sebesar 62,40% dari angkatan kerja perikanan.

Dominasi ini juga selaras dengan target pengembangan produksi perikanan secara nasional,

yaitu yang mengarah kepada produksi perikanan budidaya. Sebagaimana dapat dilihat dari

tabel 3.1.12.

Tabel 3.1.12.Jumlah Tenaga Kerja Masyarakat Perikanan

tahun 2006 – 2009 (orang)

Angkatan Kerja 2006 2007 2008 2009Pertumbuhan

(%)

1.Nelayan Laut 34.220 34.220 34.220 34.984 0,58

2.Nelayan Perairan Umum 24.506 24.506 21.763 21.775 -10,04

3.Pembudidaya Ikan 81.678 82.825 84.027 94.181 4,23

Jumlah 140.404 141.551 140.010 150.940 1,13

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kelautan Perikatan Prov Sumbar dalam RPJMD 2011-2015.

b. Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian non-migas memiliki sumbangan relatif kecil

(3,39%) terhadap PDRB Sumatera Barat antara 2005-2009. Pertumbuhan produksinya pun

cenderung menurun. Namun demikian, pada tahun 2010 sektor ini mengalami pertumbuhan

sebesar 5,80%. Pendorong meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan

Page 244: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 12

penggalian adalah subsektor penggalian sebesar 6,13%. Sedangkan subsektor

pertambangan non-migas sebesar 4,32%.

Kecenderungan penurunan pertumbuhan produksi pertambangan dan galian

disebabkan karena semakin menipisnya deposit tambang luar. Upaya peningkatan produksi

pertambangan dihadapkan pada besarnya investasi dan biaya produksi untuk eksploitasi

tambang.

Potensi komoditas pertambangan utama Sumatera Barat adalah batubara. Batubara

yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat tersebar di beberapa wilayah kabupaten/kota,

yaitu Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pesisir

Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Solok. Total

sumber daya batubara yang ada pada 7 (tujuh) kabupaten/kota di atas berjumlah 951 juta

ton, sedangkan total cadangan mencapai 948 juta ton.

c. Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tergolong sebagai sektor non-basis dengan nilai LQ sebesar

0,478. Kontribusi sektor ini juga tergolong masih relatif rendah yaitu 11,79%, sedangkan

laju pertumbuhannya juga relatif rendah, yaitu 4,80%. Tahun 2010 pertumbuhan sektor

industri pengolahan mencapai 2,51%. Subsektor industri pengolahan yang tergolong sebagai

subsektor basis, yaitu subsektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki dan subsektor semen dan

barang galian bukan logam dengan indeks LQ masing-masing 3,64 dan 2,13.

Tabel 3.1.13.Nilai Location Quotient Subsektor Industri Pengolahan

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009

Subsektor Nilai LQ

INDUSTRI PENGOLAHAN 0,49

a. Industri Migas 0,00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00

2. Gas Alam Cair 0,00

b. Industri Tanpa Migas **) 0,53

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 0,49

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2,13

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,42

4. Kertas dan Barang Cetakan 0,03

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,27

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 3,64

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,03

9. Barang lainnya 0,02

Sumber : Hasil Olahan, 2011

Page 245: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 13

Hampir sebagian besar subsektor industri seperti industri tekstil, barang dari kulit

dan alas kaki; industri barang kayu dan hasil hutan lainnya; hingga industri semen dan

barang galian bukan logam pada keseluruhan tahun 2010 menunjukkan pelemahan.

Percepatan pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2010 tidak cukup untuk

mengangkat kinerjanya lebih tinggi sepanjang 2010.

Rendahnya kinerja sektor industri selama tahun 2010 secara umum terlihat pada

perkembangan impor bahan baku, baik untuk industri primer maupun olahan.

Perkembangan subsektor industri makanan, minuman dan tembakau patut dicermati.

Subsektor ini meski tergolong non-basis, namun pertumbuhannya terlihat stabil dengan

tetap tumbuh di kisaran 4%. Prospek subsektor ini di Sumatera Barat diperkirakan

menjanjikan karena terkait kebutuhan dasar masyarakat. Prospek subsektor ini terlihat dari

penyaluran kredit perbankan di Sumatera barat pada 2010 mencapai Rp1,49 triliun, atau

meningkat 121% dibandingkan tahun sebelumnya.

d. Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih memiliki kontribusi kecil, yaitu 1,34 persen

terhadap PDRB 2005-2009. Namun demikian tergolong sebagai sektor basis. Kondisi terkini

pada tahun 2010 memperlihatkan terjadinya penurunan pertumbuhan, dari 5,80 persen

tahun 2009 menjadi 2,35 persen pada tahun 2010. Penurunan pertumbuhan sektor ini

disebabkan oleh penurunan PDRB pada subsektor listrik dengan pertumbuhan 2,42%.

Penurunan sub sektor ini juga diiringi dengan penurunan subsektor air bersih dengan

pertumbuhan 1,69% sedangkan tahun 2009 pertumbuhan sebesar 7,95%.

e. Bangunan

Perkembangan sektor bangunan menarik untuk diamati. Sektor ini tergolong non-

basis dengan kontribusi relatif kecil, 5,56 persen. Capaian selama 2010 justru

memperlihatkan sektor bangunan dan konstruksi mencatatkan pertumbuhan tertinggi. Pada

2010 sektor bangunan dan konstruksi tumbuh 13,73%, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun

sebelumnya yang baru tumbuh sebesar 4,04% .

Sektor bangunan telah menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan Sumatera Barat

pasca-gempa. Pertumbuhan sektor ini dimulai dan akan terus berlangsung sepanjang proses

rekonstruksi dan rehabilitasi yang terus berlangsung. Proses rekonstruksi dan rehabilitasi

meliputi pembangunan aset-aset kegiatan usaha maupun gedung dan perkantoran.

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mencatatkan keunggulan komparatif

dan menjadi kontributor tertinggi kedua bagi struktur perekonomian setelah sektor

Page 246: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 14

pertanian. Bila dirinci per subsektor pada tahun 2009, subsektor perdagangan besar dan

eceran memiliki keunggulan komparatif dengan nilai LQ 1,27. Sedangkan subsektor hotel

maupun subsektor restoran hanya memiliki nilai LQ masing-masing 0,25 dan 0,21. Patut

dicatat bahwa sektor ini telah menjadi karakteristik Provinsi Sumatera Barat yang memiliki

etos wirausaha dan jejaring perdagangan yang luas. Didukung pula oleh sektor hotel dan

restoran sebagai penunjang dan komplementaritas daya tarik dan potensi sangat besar yang

dimiliki Sumatera Barat pada sektor pariwisata.

Perkembangan terbaru pada 2010 sektor PHR tumbuh 3,48% , lebih rendah

dibandingkan pencapaian di 2009 yang mampu tumbuh 3,76% . Pada tahun 2010 masing-

masing subsektor baik perdagangan, hotel maupun restoran dapat tumbuh positif. Kondisi

ini menunjukkan telah terjadinya pemulihan setelah ketiga subsektor tersebut stagnan pasca

gempa 2009. Namun demikian, tahap pemulihan belum selesai, pertumbuhan masing-

masing subsektor masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kunjungan jumlah

wisatawan mancanegara ke Sumbar masih belum mencapai kondisi sebelum gempa.

Sementara tingkat okupansi hotel mencapai 53,05%, lebih tinggi dibandingkan rata-ratanya

sebesar 46%. Namun demikian, tingginya okupansi ini lebih disebabkan oleh ketersediaan

jumlah hotel berbintang yang masih terbatas. Proses rekonstruksi dan rehabilitasi masih

berjalan dan membutuhkan waktu relatif panjang.

Subsektor perdagangan telah menunjukkan tanda-tanda kembali bergairah. Kondisi

ini terlihat dengan semakin maraknya arus keluar masuk barang di Pelabuhan Teluk Bayur,

terutama berasal dari perdagangan luar negeri yang mencapai 574 ribu ton pada Desember

2010, atau meningkat 47,69% dibandingkan tahun lalu. Di sisi perbankan, penyaluran kredit

di sektor perdagangan di Sumbar juga kembali marak. Pada 2010 kredit yang disalurkan

mencapai Rp5,05 triliun, lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama tiga tahun terakhir yang

mencapai Rp4,97 triliun. Peningkatan terutama terjadi pada penyaluran kredit di subsektor

pembelian dan pengumpulan barang dagang; dan kredit subsektor perdagangan eceran.

g. Pengangkutan dan Komunikasi

Subsektor transportasi memiliki keterkaitan (linkage) kuat dengan berbagai sektor di

Sumatera Barat, sehingga memiliki nilai LQ sektoral tertinggi. Didukung oleh pertumbuhan

subsektor komunikasi yang mengikuti kecenderungan nasional.

Selama tahun 2010 pertumbuhan sektor ini melanjutkan trend pertumbuhannya,

sebesar 9,91%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

5,99%. Pendorong pertumbuhan berasal dari subsektor angkutan udara dan subsektor

komunikasi yang masing-masing tumbuh 13,46% dan 12,21%.

Page 247: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 15

h. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pertumbuhan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki koefisien

lokasi kurang dari 1. Artinya, sektor ini merupakan non-basis. Sumbangannya terhadap

pembentukan struktur ekonomi relatif rendah, 4,96 persen.

Pada tahun 2010 pertumbuhan sektor ini sebesar 5,75 persen. Pertumbuhan

tertinggi berasal dari subsektor Lembaga keuangan tanpa bank sebesar 6,55%. Diikuti

subsektor Bank (6,23), Jasa Perusahaan (5,32%), dan Sewa Bangunan (4,85%). Kontribusi

terbesar pada sektor ini yaitu subsektor sewa bangunan dengan PDRB sebesar Rp

1.703.364,35.

i. Sektor jasa-jasa

Sektor jasa-jasa tergolong sektor basis dengan nilai LQ sebesar 1,8. Perannya

terhadap struktur ekonomi juga relatif tinggi, berada pada peringkat ketiga.

Pada tahun 2010, sektor ini bertumbuh cukup signifikan sebesar 9,17% dari periode

sebelumnya sebesar 5,12%. Pertumbuhan tertinggi sektor ini disumbangkan oleh subsektor

pemerintahan umum sebesar 11,19%, sedangkan subsektor swasta hanya sebesar 5,28%.

Kontribusi terbesar juga disumbangkan oleh subsektor pemerintahan umum.

3.2. Kota Bukittinggi

3.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Struktur perekonomian Kota Bukittinggi tahun 2009, kontribusi sektor jasa-jasa

masih tetap merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan nilai tambah

perekoniman Kota Bukittinggi, dimana sektor ini menyumbang sebesar 24,50% dari total

PDRB, angka ini lebih besar dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 24,38%. Besarnya

kontribusi sektor jasa ini disebabkan karena meningkatnya peranan subsektor pemerintahan

umum dalam pembentukan nilai tambah pada sektor jasa.

Selanjutnya penyumbang terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Kota Bukittinggi

adalah sektor Angkutan dan Komunikasi, dimana sektor ini memberikan kontribusi 22,72%

pada tahun 2009. Angka ini sedikit lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

dimana pada tahun 2008 sektor ini menyumbang sebesar 22,84%. Kemudian sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran masih tetap sebagai penyumbang terbesar ketiga dalam

pembentukan PDRB Kota Bukittinggi. Peranan masing-masing sektor perekonomian pada

pembentukan PDRB Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 248: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 16

Tabel. 3.2.1Struktur Ekonomi Kota Bukittinggi Tahun 2007 – 2009

No Lapangan UsahaDistribusi (%)

2007 2008 2009

1 Pertanian 2,69 2,42 2,28

2 Pertambangan & Penggalian 0,02 0,01 0,00

3 Industri Pengolahan 10,28 10,32 9,74

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 20,57 21,41 21,95

5 Bangunan 4,38 4,42 4,46

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,57 21,41 21,95

7 Angkutan dan Komunikasi 23,09 22,84 22,72

8Keuangan, Persewaan dan jasaPerusahaan

11,62 11,65 11,98

9 Jasa-jasa 24,52 24,38 24,50

Sumber : PDRB dan Tingkat Inflasi Kota Bukittinggi, 2009

Pada tahun 2009, sumbangan sektor tersier masih tetap dominan dalam struktur

perekoniman Kota Bukittinggi. Kalau dibandingkan dengan tahun 2008, sedikit mengalami

peningkatan, dimana pada tahun 2009 kontribusi kelompok ini sebesar 81,16% dan pada

tahun 2008 sebesar 80,28% atau naik sebesar 1,08%. Seiring dengan peningkatan

sumbangan sektor tersier, secara otomatis dua sektor lainnya mengalami pergeseran dalam

kontrbusinya. Secara rinci kontribusi dan pertumbuhan sektoral dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel. 3.2.2Distribusi dan Pertumbuhan Kelompok Sektoral tahun 2007 – 2009

Kelompok SektoralDistribusi Sektoral (%) Pertumbuhan Sektoral (%)

2007 2008 2009 2007 2008 2009

1. Primer 2,71 2,42 2,28 - 4,91 - 6,33 - 0,06

2. Sekunder 17,48 17,29 16,56 5,98 5,68 2,47

3. Tersier 79,81 80,29 81,16 6,97 7,14 6,28

PDRB 100,00 100,00 100,00 6,49 6,58 5,51

Sumber : PDRB dan Tingkat Inflasi Kota Bukittinggi, 2009

Kota Bukittinggi telah menjadikan pariwisata sebagai salah satu potensi unggulan

dan hal ini sesuai dengan visi dan misi Kota Bukittinggi. Ada empat jenis wisata yang dimiliki

Kota Bukittinggi. Pertama, wisata alam. Dengan udara yang sejuk serta alamnya yang indah,

menjadikan Bukittinggi menjadi tempat peristirahatan/berlibur yang aman dan

menyenangkan. Selain itu, Bukittinggi juga memiliki obyek wisata alam yang indah dan

menarik seperti Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) dan panorama ngarai

Sianok.

Page 249: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 17

Wisata lain yang dimiliki Bukittinggi berupa wisata sejarah. Sebagai kota tua dan

kota perjuangan, terdapat banyak bangunan pusaka dan bersejarah (heritage) seperti Jam

Gadang yang dibangun pada tahun 1926, Benteng Fort de Kock dibangun tahun 1825,

jenjang 40 yang menghubungkan Pasar Atas dengan Pasar Banto dan Pasar Bawah

dibangun tahun 1898, jenjang Gantung sebagai jembatan penyeberangan dari Pasar Lereng

ke Pasar Bawah yang dibangun tahun 1932.

Wisata ketiga yang dimiliki Bukittinggi adalah wisata budaya. Warisan budaya yang

dimiliki Bukittinggi juga merupakan aset pariwisata yang potensial untuk “dijual” kepada

wisatawan. Sebagai bagian dari Minangkabau, adat dan budaya yang berkembang di

Bukittinggi juga tidak terlepas dari adat dan budaya minangkabau, diantaranya randai,

saluang dan tari-tarian tradisional.

Wisata belanja dan kuliner merupakan jenis wisata keempat yang dimiliki oleh

Bukittinggi. Pasar Simpang Aur Bukittinggi merupakan “tanah abang” nya Bukittinggi. Maka

tidaklah mengherankan apabila subsektor perhotelan dan rumah makan sebagai salah satu

sarana penunjang berkembangnya pariwisata menjadi subsektor unggulan dan basis secara

komparatif serta menempati posisi pertama dibandingkan dengan sektor/subsektor lainnya

seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2.3Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor Basis

Kota Bukittinggi Berdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut Harga Konstan 2000

No Sektor/Sub Sektor LQ Basis Rangking

1. PERTANIAN 0.08 19

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 0.07 19

b. Perkebunan 0.00 19

c. Peternakan 0.43 18

d. Kehutanan 0.00 16

e. Perikanan 0.06 18

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.00 19

a. Migas dan Gas Bumi 0.00 0

b. Non Migas 0.00 0

c. Penggalian 0.00 19

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.81 9

a. Industri Migas 0.00 0

b. Industri Tanpa Migas 0.81 9

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1.91 BASIS 3

a. Listrik 1.84 BASIS 3

b. G a s 0.00 0

c. Air Bersih 2.62 BASIS 4

5. BANGUNAN 0.72 15

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.16 BASIS 3

a. Perdagangan Besar dan Eceran 0.98 8

b. H o t e l 14.42 BASIS 1

c. Restoran 3.42 BASIS 1

Page 250: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 18

No Sektor/Sub Sektor LQ Basis Rangking

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.72 BASIS 3

a. Angkutan 1.40 BASIS 6

1. Kereta Api 0.00 0

2. Jalan Raya (Darat) 1.96 BASIS 4

3. Angkutan Laut 0.00 0

4. Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan 0.00 7

5. Angkutan Udara 0.00 3

6. Jasa Penunjang Angkutan 1.12 BASIS 2

b. Komunikasi 2.71 BASIS 1

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1.98 BASIS 2

a. Bank 1.84 BASIS 3

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa Penunjang 1.52 BASIS 5

c. Sewa Bangunan 2.43 BASIS 1

d. Jasa Perusahaan 1.65 BASIS 2

9. JASA-JASA 1.59 BASIS 2

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 1.16 BASIS 9

b. Swasta 2.51 BASIS 2

1. Sosial Kemasyarakatan 2.54 BASIS 1

2. Hiburan dan Rekreasi 1.74 BASIS 2

3. Perorangan dan Rumahtangga 2.65 BASIS 3

Sumber: hasil olahan

3.2.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

Sektor pertanian bukanlah merupakan sektor unggulan di Kota Bukittinggi, hal bisa

dilihat dari hasil perhitungan nilai LQ seperti yang diperlihatkan tabel diatas. Dimana tidak

satupun subsektor yang termasuk dalam sektor pertanian yaitu tanaman pangan,

perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang menjadi sektor basis. Apabila

merujuk pada komoditas yang termasuk ke dalam kelompok tanaman pangan, maka

komoditas ubi jalar dan ubi kayu mempunyai produktivitas yang tinggi dibandingkan

komoditas lainnya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan potensi dan prospek pasar yang

sangat besar bagi produk olahan yang berasal dari ubi jalar dan ubi kayu sebagai salah satu

produk oleh-oleh favorit dari Kota Bukittinggi.

Tabel 3.2.4Luas sawah, tanam, panen dan produksi

komoditi tanaman pangandi Kota Bukittinggi

No. Jenis Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

1. Padi 801 4.731,96 5,91

2. Jagung 77 308 4

3. Ubi Jalar 42 756 18

4. Ubi Kayu 18 316 17,5

5. Kacang tanah 4 64 16

Sumber: Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2010

Page 251: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 19

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kota Bukittinggi

berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditas tanaman pangan seperti dapat dilihat

pada Tabel dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Guguk Panjang merupakan

kecamatan dengan komoditi unggulan tanaman pangan dibandingkan kecamatan lainnya

yang berbasiskan pada komoditi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.

Tabel 3.2.5Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Rangking Kecamatan

Berdasarkan Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Bukittinggi

NO KomoditiGuguk

PanjangLQ Mandiangin LQ

AurBirugo

LQ

1 Padi Sawah 200,16 0,61 2.844 0,97 1.687,8 1,15 basis

2 Jagung 36 1,69 basis 144 0,75 128 1,34 basis

3 Ubi Kayu 53 2,42 basis 245 1,25 basis 18 0,18

4 Ubi Jalar 126 2,41 basis 558 1,19 basis 72 0,31

5 Kacang Tanah 12 2,71 basis 36 0,91 16 0,80

Rangking 1 3 2

Sumber: hasil olahan, 2011

Komoditi bawang daun merupakan komoditi kelompok sayur dengan jumlah

produksi yang paling besar dibandingkan dengan komoditi lainnya. Tetapi apabila kita

perbandingkan produktivitasnya maka komoditas tomat merupaka komoditas yang

mempunyai nilai produktivitas tertinggi seperti yang diperlihatkan tabel dibawah ini

Tabel 3.2.6Luas sawah, tanam, panen dan produksi komoditi sayur

di Kota Bukittinggi

No. Jenis KomoditiLuas Panen

(ha)Produksi

(ton)Produktivitas

(ton/ha)

1 Tomat 6 150 25

2. Cabe 33 182 5,5

3. Bawang daun 38 684 18

4. Buncis 16 72 4.5

5. Kacang panjang 1 4,5 4.5

6. Labu siam 6 57 9,5

7. Kangkung 9 36 4

Sumber: Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2010

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kota Bukittinggi

berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditas sayur seperti dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Aur Birugo sebagai kecamatan sayur

karena merupakan kecamatan dengan komoditi sayur yang memiliki kunggulan komparatif

dibandingkan kecamatan lainnya yang berbasiskan pada komoditi cabe, kacang panjang,

labu siam dan bawang daun.

Page 252: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 20

Tabel 3.2.7Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Rangking Kecamatan

Berdasarkan Sub Sektor Sayur Kota Bukittinggi

No KomoditiGuguk

PanjangLQ Mandiangin LQ

AurBirugo

LQ

1 Cabe 22,00 1,26 Basis 72,00 0,86 88,00 1,08 Basis

2 Tomat 150,00 2,19 Basis

3 Terong

4 Kangkung 24,00 6,94 Basis 12,00 0,75

5 Bayam

6 Buncis 4,40 0,64 49,50 1,50 Basis 18,00 0,56

7 Kacang Panjang 4,50 2,24 Basis

8 Ketimun

9 Bawang Daun 54,00 0,82 252,00 0,81 378,00 1,24 Basis

10 Labu siam 9,50 1,73 Basis 19,00 0,73 28,50 1,12 Basis

Rangking 2 3 1

Sumber: hasil olahan, 2011

Setidaknya ada lima jenis komoditas yang tergabung dalam subsektor tanaman

buah-buahan yang ada di kota Bukittinggi yaitu alpokat, jeruk siam, jambu biji, papaya dan

pisang. Komoditi yang mempunyai produksi terbesar adalah jeruk siam yang ditanam di

kecamatan Guguk Panjang dan Mandiangin.

Tabel 3.2.8Luas sawah, tanam, panen dan produksi komoditi buah

di Kota Bukittinggi tahun 2009

No. Jenis KomoditiLuas Panen

(ha)Produksi

(ton)Produktivitas

(ton/ha)

1 Alpokat 3,66 43,92 12

2 Jeruk siam 4,51 202,95 45

3 Jambu biji 1,74 10,44 6

4 Pepaya 3,24 93,31 2,8

5 Pisang 5,27 50,59 9,6

Sumber: Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2010

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kota Bukittinggi

berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditas buah seperti dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Aur Birugo sebagai kecamatan buah

karena merupakan kecamatan dengan komoditi sayur yang memiliki kunggulan komparatif

dibandingkan kecamatan lainnya, khususnya pada tanaman pisang.

Page 253: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 21

Tabel 3.2.9Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Rangking Kecamatan

Berdasarkan Sub Sektor Buah Kota Bukittinggi

No KomoditiGuguk

PanjangLQ

Mandiangin

LQAur

BirugoLQ

1 Durian

2 Manggis

3 Rambutan

4 Mangga

5 Duku

6 Jeruk 64,35 1,06 Basis 138.60 1,23 Basis -

7 Sawo

8 Cempedak

9 Pepaya 35,14 1,25 Basis 40,03 0,77 18,14 1,39 Basis

10 Pisang 4,61 0,3 18,43 0,65 27,55 3,89 Basis

11 Nenas

12 Salak

13 Jambu Biji 2,16 0,7 7,50 1,3 0,78 0,54

14 Belimbing Basis

15 Alpokat 8,64 1,17 Basis 8,64 0,63 7,08 2,06 Basis

Rangking 2 3 1

Sumber: hasil olahan, 2011

a. Subsektor perkebunan

Sektor perkebunan di Kota Bukittinggi diharapkan mampu untuk mendukung

perkembangan ekonomi dimana jenis komoditi perkebunan yang ada antara lain: kelapa,

Kopi, cengkeh dan kulit manis untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2.10Jenis Komoditi Perkebunan, Luas Tanam, Produksi dan Petani

No. Jenis Komoditi Luas Tanam (ha) Produksi (kg) Petani (KK)

1. Kelapa 7,56 1.215 170

2. Kopi 13 6.016 118

3. Cengkeh 6 * 107

4. Kulit Manis 24 4.230 149

Sumber: Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2010

b. Subsektor Peternakan

Sub sektor peternakan diharapkan menjadi salah satu penopang perekonomian

masyarakat di Kota Bukittinggi. Terdapat delapan jenis komoditas yang termasuk dalam

kelompok komoditi ternak, dan komoditas ayam bukan ras mempunyai jumlah populasi

terbanyak dibandingkan komoditas peternakan lainnya.

Page 254: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 22

Tabel 3.2.11Populasi Ternak di Kota Bukittinggi

No Komoditi Populasi

1 Sapi potong 897,00

2 Kerbau 173,00

3 Kambing 605,00

4 kuda 644,00

5 Ayam Ras Petelur 3.000,00

6 Ayam Buras 7.450,00

7 Itik 3.686,00

8 puyuh 3.300,00

Total 19.755,00

Sumber: Kota Bukittinggi dalam angka 2010

c. Subsektor Perikanan

Sub sektor perikanan terdiri dari tiga jenis komoditi dengan tingkat produktivitas

yang relative kecil. Hal ini disebabkan karena belum terkelolanya komoditi perikanan secara

baik dan masih berpola tradisional meneruskan pola pemeliharaan di kolam seperti yang

telah dilakukan oleh generasi terdahulu tanpa adanya usaha ekstensifikasi secara terencana.

Tabel 3.2.12Luas Area dan Produksi Budidaya Kolam Kota Bukittinggi

No Komoditi Areal (Ha) Produksi (ton) Produktivitas

1 Penangkapan Ikan Di Perairan Umum (sungai) 7,40 3,80 0,51

2 kolam 14,70 3,80 0,26

3 sawah 1,70 1,10 0,65

Total 23,80 8,70 0,37

Sumber: Kota Bukittinggi dalam angka tahun 2010

d. Sektor perindustrian

Penanaman modal yang dilakukan di Kota Bukittinggi tidak terlepas dari perijinan

yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu. Dalam usahanya meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KP2T) menggunakan

prinsip pelayanan yang sederhana, jelas, pasti, aman, terbuka, efisien dan ekonomis, adil

serta tepat waktu. Prinsip tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya suasana yang

kondusif dikalangan masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan simpati masyarakat untuk

berperan aktif dalam penyelenggaraan pembangunan Kota Bukittinggi.

Page 255: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 23

Tabel 3.2.13Jenis dan Jumlah Perizinan yang diterbitkan Pemerintah Kota Bukittinggi

No KeteranganTahun

2006 2007 2008 2009

1 Izin SIUP - - 554 594

2 Izin SITU 836 870 1.020 1.063

3 Izin TDP - - 482 460

4 Izin TDI - - 131 78

5 Izin IMB - - 223 562

6 Izin pemakaian alat berat 16 24 44 54

7 Izin penggalian jalan, berm dan trotoar 11 9 10 3

8 Izin IUJK - 24 70 42

9 Izin SIUA 5 7 1 2

10 Izin mendirikan rumah makan - - 1 6

11 Izin penjualan dan penyewaan kaset video 5 6 3 3

12 Izin reklame - - 329 369

Sumber: Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, 2010

f. Sektor Pariwisata, Hotel, dan Restoran

Sektor pariwisata, hotel dan restoran merupakan jenis usaha unggulan di Kota

Bukittinggi, secara komparatif dibandingkan dengan komoditas/ jenis usaha lainnya yang

ada di kota Bukittinggi, maka jenis usaha hotel dan restoran menempati urutan pertama dan

merupakan sektor basis. Artinya jenis usaha ini merupakan jenis usaha yang mempunyai

kontribusi terhadap perekonomian Kota Bukittinggi dan mempunyai potensi perkembangan

yang bagus secara komparatif.

Kota Bukittinggi telah menjadikan pariwisata sebagai salah satu potensi unggulan

dan hal ini sesuai dengan visi dan misi Kota Bukittinggi. Ada empat jenis wisata yang

dimiliki Kota Bukittinggi. Pertama, wisata alam. Dengan udara yang sejuk serta alamnya

yang indah, menjadikan Bukittinggi menjadi tempat peristirahatan atau berlibur yang aman

dan menyenangkan. Selain itu, Bukittinggi juga memiliki obyek wisata alam yang indah dan

menarik seperti Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) dan panorama ngarai

Sianok.

Wisata lain yang dimiliki Bukittinggi berupa wisata sejarah. Sebagai kota tua dan

kota perjuangan, terdapat banyak bangunan pusaka dan bersejarah (heritage) seperti Jam

Gadang yang dibangun pada tahun 1926, Benteng Fort de Kock dibangun tahun 1825,

jenjang 40 yang menghubungkan Pasar Atas dengan Pasar Banto dan Pasar Bawah

Page 256: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 24

dibangun tahun 1898, jenjang Gantung sebagai jembatan penyeberangan dari Pasar Lereng

ke Pasar Bawah yang dibangun tahun 1932.

Wisata ketiga yang dimiliki Bukittinggi adalah wisata budaya. Warisan budaya yang

dimiliki Bukittinggi juga merupakan aset pariwisata yang potensial untuk “dijual” kepada

wisatawan. Sebagai bagian dari Minangkabau, adat dan budaya yang berkembang di

Bukittinggi juga tidak terlepas dari adat dan budaya minangkabau, diantaranya randai,

saluang dan tari-tarian tradisional.

Wisata belanja dan kuliner merupakan jenis wisata keempat yang dimiliki oleh

Bukittinggi. Pasar Simpang Aur Bukittinggi merupakan “tanah abang” nya Bukittinggi. Pasar

Simpang Aur disamping menjual barang eceran juga merupakan pasar grosir yang

disalurkan kepada para pedagang di kota-kota Sumatera Barat bahkan hingga ke propinsi

tetangga seperti Riau dan Jambi. Disamping Pasar Simpang Aur, Bukittinggi juga memiliki

Pasar Atas dan Pasar Bawah. Selain sebagai tempat belanja barang-barang kebutuhan,

Bukittinggi juga merupakan tempat belanja makanan atau wisata kuliner. Terdapat berbagai

masakan dan makanan khas yang sudah dikenal bahkan hingga ke mancanegara,

diantaranya adalah masakan Kapau dan kerupuk Sanjai. Keempat jenis wisata yang dimiliki

Bukittinggi ini menjadikan banyak wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri yang

berkunjung ke kota ini seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2.14Jumlah Wisatawan Asing dan Domestik yang Berkunjung ke Bukittinggi

KlasifikasiTahun

2006 2007 2008 2009

Wisatawan Mancanegara

Wisatawan Domestik

15.523

225.215

30.428

236.386

33.470

260.024

34.345

272.068

Sumber: Bukittinggi dalam Angka, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah kunjungan

wisatawan baik mancanegara maupun domestik ke Bukittinggi. Pada tahun 2009 terjadi

peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara/asing dari tahun 2008 yaitu sebesar 2,6%.

Wisatawan dari Malaysia masih menempati urutan pertama sebagaimana tahun-tahun yang

sebelumnya yang banyak berkunjung ke Bukittinggi. Hal ini diakibatkan oleh karena faktor

geografis juga disebabkan oleh faktor historis dan budaya, apalagi dengan adanya program

Kota Kembar antara Bukittinggi dengan Seremban Malaysia.

Wisatawan domestik baik dari dalam Propinsi Sumatera Barat maupun dari luar

Sumatera Barat seperti dari Riau tetap menjadikan Bukittinggi sebagai Kota pilihan tujuan

wisata. Lokasi Bukittinggi yang strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah khususnya

wilayah Sumatera Barat, membuat Bukittinggi banyak dikunjungi terutama pada hari sabtu

Page 257: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 25

dan minggu.

Banyaknya kunjungan wisatawan ke Bukittinggi didukung oleh sejumlah fasilitas

seperti hotel dan rumah makan. Fasilitas hotel yang ada untuk mendukung kegiatan

pariwisata yang tersedia meliputi hotel berbintang 4 sebanyak 2 buah, hotel berbintang 2

sebanyak 4 buah, hotel berbintang 1 sebanyak 7 buah, 37 buah hotel melati, dan pondok

wisata sebanyak 5 buah. Berikut dapat dilihat Jumlah Hotel Bintang, Non Bintang, Kamar

dan Tempat Tidur yang ada di Bukittinggi.

Tabel 3.2.15Jumlah Hotel Bintang, Non Bintang, Kamar dan Tempat Tidur

KlasifikasiTahun

2005 2006 2007 2008

1. Hotel bintang

Jumlah kamar

Jumlah tempat tidur

2. Hotel Non bintang

Jumlah kamar

Jumlah tempat tidur

9

560

888

43

628

1160

11

636

993

46

622

1218

12

660

1083

44

630

1261

11

631

1266

46

662

1317

Sumber: Bukittinggi dalam Angka, 2009

Untuk jumlah rumah makan/restoran di Kota Bukittinggi tersedia sebanyak 60 buah,

terdiri dari 2 rumah makan/restoran dengan klasifikasi A, 2 rumah makan/restoran dengan

klasifikasi B, 4 rumah makan/restoran dengan klasifikasi C, 11 rumah makan dengan

klasifikasi D dan 41 rumah makan/restoran non klasifikasi. Sarana penunjang lainnya

tersedia 22 biro perjalanan.

Tantangan pembangunan pariwisata di Kota Bukittinggi harus mengacu pada

standar pelayanan internasional karena pengaruh globalisasi tidak dapat dihindarkan.

Dengan demikian pembangunan pariwisata pada masa yang akan datang menuntut kualitas

pelayanan yang tinggi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memerlukan

pembenahan dan pelatihan, serta menciptakan pariwisata yang akrab dengan lingkungan.

Selain itu dituntut pula untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar dapat meningkatkan

kunjungan wisata dan penerimaan pendapatan asli daerah yang berasal dari objek wisata

semakin meningkat. Seiring dengan upaya peningkatan PAD objek-objek wisata yang

terpencar dapat dikembangkan pada masa yang akan datang

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Dalam jangka empat tahun terakhir kondisi struktur jalan di Kota Bukittinggi telah

mengalami peningkatan dan adanya penambahan panjang jalan dalam kota sepanjang

45.32 Km pada tahun 2010. Kondisi jalan rusak berat dalam kurun waktu 4 tahun ini

Page 258: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 26

berkurang sebesar ± 50%. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.2.16Gambaran Umum Jalan Dalam Kota Bukittinggi

No. UraianPanjang ( Km )

2007 2008 2009 2010

1. Jalan Nasional 5,30 5,30 5,30 5,30

2. Jalan Propinsi 6,60 6,60 6,60 6,60

3. Jalan Kota 152,40 160,43 178,40 220,42

4. Jalan Lokal/Lingkungan 21,18 24,20 27,50 30,80

5. Total Panjang Jalan Dalam Kota 185,48 196,53 217,80 263,12

6. Jalan Aspal (Flexible Pavement) 173,51 185,48 186,17 198,80

7. Jalan Kerikil 1,85 1,85 1,85 3,25

8. Jalan Tanah 10,12 9,20 29,78 61,75

9. Kondisi Jalan Baik 129,21 143,18 156,03 183,30

10. Kondisi Jalan Sedang 32,30 41,07 52,48 69,02

11. Kondisi Jalan Rusak 14,08 3,08 2,39 5,60

12. Rusak Berat 9,89 9,20 6,90 5,20

Sumber: Bidang Prasarana Jalan/Jembatan DPU Kota Bukittinggi

h. Sektor jasa dan konstruksi

Struktur perekonomian Kota Bukittinggi tahun 2009, kontribusi sektor jasa-jasa

masih tetap merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan nilai tambah

perekoniman Kota Bukittinggi, dimana sektor ini menyumbang sebesar 24,50% dari total

PDRB, angka ini lebih besar dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 24,38%. Besarnya

kontribusi sektor jasa ini disebabkan karena meningkatnya peranan subsektor pemerintahan

umum dalam pembentukan nilai tambah pada sektor jasa.

3.3. Kabupaten Pasaman

3.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ekonomi masyarakat Kabupaten Pasaman hingga tahun 2010 masih dominan pada

sektor pertanian dan setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2007

sektor pertanian mampu menyumbang pada pembentukan PDRB sebesar Rp 52,72%, tahun

2008 naik menjadi 53,33% dan pada tahun 2009 kembali mengalami kenaikan menjadi

53,67%. Kenaikan ini disebabkan karena semakin naiknya harga komoditas pertanian,

perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga konsentrasi sumberdaya terfokus pada

sektor pertanian ini. Sehingga dengan sendirinya dapat dikatakan meningkatnya surplus

pertanian akibat meningkatnya jumlah investasi yang ditanamkan di sektor pertanian, pem-

bukaan lahan pertanian baru dan meningkatnya penggunaan teknologi di sektor pertanian.

Page 259: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 27

Dominannya sektor pertanian atau sektor primer dalam perekonomian Pasaman

memberikan pengaruh langsung terhadap pertumbuhan sektor lain, sektor jasa dan

pengangkutan mulai merangkak naik. Sektor jasa memberikan kontribusi 16,96%, diikuti

oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 11,54%, sektor industri dan pengolahan

4,39%, sektor pengangkutan dan komunikasi 3,94%, sektor pertambangan dan penggalian

2,17%, dan listrik, gas dan air bersih 0,43% (tabel 3.3.1)

Sementara itu sektor unggulan, dihitung dari nilai LQ, dimana nilai LQ ini bisa

diartikan sebagai didasarkan pada logika bahwa untuk mengembangkan suatu produk

dimana produk tersebut mengalami surplus, dimana ia bisa memenuhi kebutuhan lokal dan

juga bisa memenuhi pasar di luar daerah. Sehingga dengan sendirinya akan menaikkan

pendapatan bagi daerah tersebut dan akan manambah konsumsi dan terjadilah

pertumbuhan ekonomi. Location Quotient (LQ) merupakan pengukuran yang biasa

digunakan untuk konsistensi dan konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi (produksi), baik

yang berasal dari industri maupun pertanian.

Tabel 3.3.1PDRB Kabupaten Pasaman Atas Dasar harga Konstan 2000 dan Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah) 2008-2009

No Lapangan Usaha2008 2009

konstan 2000 berlaku konstan 2000 berlaku

1 PERTANIAN / 630.008,71 1.374.762,56 669.569,31 1.550.586,59

2PERTAMBANGAN

&PENGGALIAN27.862,42 57.637,42 28.953 62.618,71

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 54.100,79 116.713,07 57.328,90 126.703,36

4 LISTRIK,GAS, & AIR BERSIH 4.273,34 11.000,77 4.565,66 12.556,64

5 BANGUNAN 38.858,80 83.679,20 41.437,63 92.915,87

6PERDAGANGAN,HOTEL &

RESTORAN154.802,50 303.021,78 165.808,53 333.266,25

7PENGANKUTAN DAN

KOMUNIKASI50.702,29 104.085,78 54.400,03 113.961,70

8KEUANGAN,PERSEWAAN &

JASA PERUSAHAAN45.710,99 97.598,09 47.775,82 106.554,45

9 JASA-JASA 208.564,37 429.406,21 219.422,63 489.959,21

P D R B / G R D P 1.214.884,21 2.577.904,88 1.289.261,24 2 889122.78

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Terdapat 7 sub-sektor yang memiliki potensi yang patut dikembangkan karena sub-

sektor ini mampu memenuhi pasar lokal dan juga mampu mengkontribusikan pada

penyediaan pasar luar daerah kota sehingga penghasilan yang bersumber dari 7 sektor ini

akan mampu meningkatkan konsumsi daerah dan juga akan memberikan efek ganda

terhadap perekonomian daerah disekitar Kabupaten. Adapun sub-sektor tersebut adalah:

Page 260: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 28

Tanaman pangan dan hortikultu (3,11), Perkebunan (1,09), Kehutanan (1,02), Perikanan

(2,03), non migas (1,33), restoran (1,37), Pemerintahan umum dan pertahanan (1,38.

3.3.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan andalan kabupaten Pasaman dalam 4 sub-sektor

pertanian yakni: Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan.

Berikut ini disajikan nilai perhitungan LQ untuk sektor pertanian.

Kalau diperhatikan dari nilai LQ sektor pertanian sub-sektor yang dominan adalah

sub sektor tanaman pangan, dimana komoditas unggulan pada sub-sektor tanaman pangan

ini adalah produksi padi Sawah, Jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, padi ladang dan

kacang hijau.

Tabel 3.3.2Nilai Location Quotient Sektor Pertaniandi Kabupaten Pasaman Tahun 2010 2010

Sektor/Sub Sektor LQ Basis

PERTANIAN 2,19 BASIS

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 3,11 BASIS

b. Perkebunan 1,09 BASIS

c. Peternakan 0,84

d. Kehutanan 1,02 BASIS

e. Perikanan 2,03 BASIS

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Pada tahun 2008 produksi padi sawah tercatat 216.139 ton dan padi ladang 4.370

ton dengan luas lahan 1.837 Ha yang tersebar di kecamatan Mapattunggul dan Mapatunggul

Selatan.

Page 261: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 29

Tabel 3.3.3Luas Tanam dan Produksi Sub-Sektor

Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

Komoditas Sub-sektorLuas

tanam(Ha)

Produksi(Ton)

Produksi/Hektar

Padi Sawah Tanpang 47.887 229.187 5

Padi Ladang Tanpang 1.952 4.370 2

Jagung Tanpang 1.899 6.412 3

Ubi Kayu Tanpang 200 2.263 11

Kacang Tanah Tanpang 425 567 1

Ubi Jalar Tanpang 95 903 10

Kacang kedele Tanpang 435 551 1

Kacang hijau Tanpang 136 156 1

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Kalau diperhatikan dari tanaman buah, produksi pisang merupakan produksi yang

paling banyak jumlahnya, diikuti oleh durian, jeruk dan rambutan. Untuk lebih rincinya dapat

dilihat pada tabel 3.3.4 berikut ini.

Tabel 3.3.4Luas Tanam dan Produksi Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura di

Kabupaten Pasaman Tahun 2010

No KomiditasLuas

(ha)

Produksi

(ton)Produksi/ha Rangking

1 Pisang 447 8.647 19 1

2 Durian 293 3.125 11 2

3 Jeruk 327 2.547 8 3

4 Rambutan 209 762 4 4

5 Pepaya 39 730 19 5

6 Salak 33 327 10 6

7 Mangga 61 276 5 7

8 Alpokat 45 218 5 8

9 Duku 26 142 5 9

Jumlah 1.480 16.774 86 45

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Sementara itu sebaran antar kecamatan, luas tanaman dan produksi buah paling

banyak ditanam dan menghasilkan buah di kecamatan Lubuksikaping.

Page 262: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 30

Tabel 3.3.5Sebaran Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah,Per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

No KecamatanPisang Pepaya Alpokat

Luas(ha)

Panen(ton)

Luas(ha)

Panen(ton)

Luas(ha)

Panen(ton)

1 Tigo Nagari 17 340 1 20 3 3

2 Bonjol 49 980 1 19 0 0

3 Simpang Alahan Mati 48 864 1 1 0 0

4 Lubuksikaping 118 2.478 29 580 28 156

5 Dua Koto 144 2.736 0 0 0 0

6 Panti 1 22 1 20 5 23

7 Padang Gelugur 2 36 2 36 2 9

8 Rao 11 220 2 37 2 8

9 Rao Utara 26 442 1 16 0 0

10 Rao Selatan 5 75 1 1 3 11

11 Mapattunggul 19 332 0 0 1 4

12 Mapattunggul Selatan 7 122 0 0 1 4

Jumlah 447 8.647 39 730 45 218

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Dilihat dari sisi tanaman buah, kelihatannya tanaman buah banyak ditanami di

Kecamatan Lubuksikaping, dibawah lembah bukit Gadang nan subur dan lereng-lereng

perbukitan. Seluruh tanaman buah 42,43% ditanami di daerah Lubusikaping sehingga

kecamatan Lubuksikaping menjadi sentra tanaman buah khususnya tanaman buah durian,

rambutan, salak, pepaya, jeruk, pisang, Alpokat dan mangga.

Tabel 3.3.6Sebaran Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah, Per Kecamatan

di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

No Kecamatan

Jeruk Salak Mangga

Luas

(ha)

Panen

(ton)

Luas

(ha)

Panen

(ton)

Luas

(ha)

Panen

(ton)

1 Tigo Nagari 9 94 0 0 24 124

2 Bonjol 0 0 0 0 8 40

3 Simpang Alahan Mati 0 0 0 0 2 2

4 Lubuksikaping 209 1.536 30 299 3 18

5 Dua Koto 58 487 3 28 0 0

6 Panti 38 319 0 0 3 15

7 Padang Gelugur 0 0 4 20

8 Rao 4 26 0 0 7 35

9 Rao Utara 0 0 0 0 7 7

10 Rao Selatan 0 0 0 0 0 0

11 Mapattunggul 0 0 0 0 1 5

12 Mapattunggul Selatan 9 85 0 0 2 10

Jumlah 327 2.547 33 327 61 276

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Page 263: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 31

Diikuti oleh kecamatan duo kota, daerah dataran tinggi yang subur, di Barat

Kecamatan Panti, diikuti oleh kecamatan Bonjol, Tigo Nagari, Rao, dan Simpang alahan Mati.

Tabel 3.3.7Sebaran Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah, Per- Kecamatan

di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

No Kecamatan

Rambutan Duku Durian Jumlah Persentase

Sebaran

tanam

Luas

(ha)

Panen

(ton)

Luas

(ha)

Panen

(ton)

Luas

(ha)

Panen

(ton)

Luas

(ha)

Panen

(ton)

1 Tigo Nagari 19 60 8 56 25 225 106 922 7,16%

2 Bonjol 33 124 2 2 39 393 132 1558 8,92%

3SimpangAlahan Mati

15 15 1 6 12 120 79 1008 5,34%

4 Lubuksikaping 12 55 3 18 196 2156 628 7296 42,43%

5 Dua Koto 0 0 0 0 0 0 205 3251 13,85%

6 Panti 29 116 2 14 2 24 81 553 5,47%

7PadangGelugur

19 76 1 6 1 10 31 193 2,09%

8 Rao 78 303 2 12 6 60 112 701 7,57%

9 Rao Utara 1 4 3 3 7 81 45 553 3,04%

10 Rao Selatan 1 4 1 7 0 0 11 98 0,74%

11 Mapattunggul 1 4 2 12 3 36 27 393 1,82%

12MapattunggulSelatan

1 1 1 6 2 20 23 248 1,55%

Jumlah 209 762 26 142 293 3.125 1.480 16.774 100,0%

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

Tanaman sayur juga menjadi andalan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga, namun juga sebagian mampu untuk dijual antar kabupaten. Beberapa

komoditi yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Pasaman yakni: cabe, ketimun, terung,

kacang panjang, bayam, buncis, dan kangkung.

Tabel 3.3.8Luas Tanam dan Produksi Tanaman Sayur

di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

No Jenis Tanaman sayur Luas (ha)Produksi

(Ton)

1 Cabe/lombok 229 1140

2 Ketimun 91 745

3 Terung 97 760

4 Kacang Panjang 121 418

5 Bayam 133 514

6 Buncis 65 195

7 Kangkung 121 522

Sumber: Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan mampu memberikan kontribusi sebesar 2,25% dalam

pembentukan PDRB Pasaman, kuat dugaan nilai PDRB ini berasal dari galian C yakni Pasir,

Page 264: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 32

Batu dan Sirtu yang digunakan untuk bahan bangunan. Namun kalau dilihat dari sisi potensi

pertambangan sebenarnya Pasaman cukup berpotensi untuk diekploitasi namun karena

aspek lingkungan dan aspek hutan lindung dan kelayakan teknis dan pengangkutan usaha-

usaha pertambangan belum di ekploitasi secara bisnis.

Sudah ada 1 izin tambang yang sudah berjalan di Kecamatan Rao Utara yakni

tambang biji besi namun belum berjalan secara optimal dengan berbagai kendala dan

keterbatasan aspek ekonomi, bisnis dan sosial.

c. Sektor perindustrian pengolahan

Data industri bersumber dari data yang dikumpulkan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan dan UKM Kabupaten Pasaman. Banyaknya usaha industri ada 2.587 unit

dengan tenaga kerja 6.163 orang, dimana yang terbanyak adalah di Kecamatan Lubuk

Sikaping dengan jumlah usaha industri sebanyak 297 unit dan yang terendah di Kecamatan

Mapat Tunggul, hanya 161 unit usaha industri. Nilai produksi yang dapat dihasilkan sebesar

Rp 208,31 milyar terdiri dari industri mikro, kecil dan menengah Rp. 165,46 milyar, industri

logam, mesin elektronika dan aneka industri Rp. 42,85 milyar

d. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan transportasi merupakan salah satu sektor unggulan di

Pasaman, karena jarak yang jauh antara sentra ekonomi dengan pusat pemasaran,

menyebabkan konsumsi atau pembelanjaan rumah tangga atas biaya tranportasi jadi tinggi.

Tercatat 3,94% kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB Pasaman. Rata-rata

setiap bulan kenderaan barang berjumlah 660 buah dengan kapasitas rata-rata 4,6 ton, dan

kenderaan tangki minyak berjumlah 6 buah dengan kapasittas 4 ton.

e. Perdagangan, pariwisata dan hotel.

Perdagangan, pariwisata dan hotel mampu memberikan kontribusi terhadap

pembentukan PDRB sebesar 11,54 % pada tahun 2009. Berbagai usaha-usaha

perdagangan menjadi usaha yang menjadi penggerak perekonomian di Pasaman. Usaha

perdagangan hasil bumi, karet, kopi coklat, kulit manis, TBS (tandan buah segar), dan

perdagangan pertanian buah, sayur dan perdagangan ikan kolam yang dihasilkan oleh para

petani kolam di kecamatan bagian utara Kabupaten Pasaman.

Pasar minggu ada di setiap Kecamatan, pada hari minggu pasar ada di Pasar Tapus,

Senin di Pasar Salibawan, Selasa di Lubuksikaping, Rabu di Bonjol, Kamis di Panti dan

Simpati, Jumat di Pasar Kauman dan Sabtu di Pasar Rao. Setiap hari pasar warga daerah

membeli kebutuhan harian, dan para pedagang pengumpul menjual barang dagangannya

secara eceran dan grosiran di Pasar-pasar mingguan.

Page 265: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 33

Sementara itu para pedagang pengumpul menjual barang mereka ke kota-kota

Besar di Sumatera Barat, seperti pasar Karet di kota Padang, Pasar Gambir di Payakumbuh,

Pasar kasia vera ke Padang, kopi ke Padang, Pasar Ikan ke Padang, Maninjau, koto Panjang

dan ke Sumatera Utara dan Riau.

Secara kelembagaan terdapat 22 KUD, 4 KUD perikanan, 34 KPN dan 3 Koperasi TNI

dan Polisi dan pensiunan. Banyak perusahaan yang telah diterbitkan izinnya pada tahun

2009 sebanyak 196, 3 dalam bentuk PT, 2 Koperasi, 37 CV dan 154 dalam bentuk usaha

perorangan (PO).

Objek Wisata yang sering dikunjungi oleh warga lokal dan penduduk dari daerah lain

ke Pasaman yakni, rimbo panti dan air panas di Kec. Panti, wisata museum Tuangku Imam

Bonjol, basis pertahanan Tuanku Imam, dan Equator di Kec. Bonjol, Puncak Bukik Tujuah di

Kecm Mapatunggul, dan Wisata alam di Lubuksikaping. Pusat keramaian pasar minggu di

daerah Tapus kecamatan Padang Gelugur.

Sementara itu jumlah penginapan ada 11 buah yang terletak di Lubuksikaping 5

unit, 4 unit di Panti dan 2 unit di Rao dengan jumlah kamar 109 buah. Sementara itu hotel

ada di Lubuksikping sebanyak 5 unit dengan jumlah kamar 57 kamar.

f. Sektor jasa

Sektor jasa menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar dalam

perekonomian Kabupaten Pasaman khususnya jasa Pemerintahan. Jasa keuangan dan

perbankan dan jasa perusahaan mampu memberikan kontribusi 3,69% dalam pembentukan

PDRB, dan jasa-jasa lainnya sebesari 16,96%.

Dalam layanan perbankan Bank BRI dan Bank BPD mendominasi layanan perbankan

di Pasaman, dari catatan BPS tahun 2010 terdapat 34.606 jumlah penabung di Pasaman

dengan nilai tabungan Rp 49.851.978,988 juta. Sementara itu jumlah kreditor sebanyak

4.261 nasabah dengan jumlah pinjaman Rp 176.716,364 juta. Dan jumlah deposito

berjangka pada Bank Pemerintah sebanyak Rp 9.274.600 juta

3.4. Kota Solok

3.4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Solok

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan Kota Solok dapat diketahui dari

perkembangan Produk Domestik Regional Bruto. Berdasarkan Data BPS Kota Solok (2010)

PDRB Kota Solok dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada Tabel 3.4.1

disajikan data perkembangan PDRB Kota Solok tahun 2009 dan 2010 berdasarkan harga

berlaku dan harga konstan.

Page 266: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 34

Tabel 3.4.1PDRB Kota Solok Menurut Sektor Tahun 2009 – 2010 (Milyar Rp)

No SektorTahun 2009 Tahun 2010

Perkembangan(%)

Berlaku Konstan Berlaku konstanHarga

berlakuHarga

Konstan

1. Pertanian 86.088,77 41.559,85 96.335,70 43.446,54 11,9 4,54

2.Pertambangan dan

penggalian6.544,49 3.033,00 7.075,90 3.191,02 8,12 5,21

3. Industri pengolahan 89.502,82 48.320,29 97.925,04 50.620,34 9,41 4,76

4.Listrik dan air

minum29.245,74 15.214,30 31.733,00 16.251,44 na 6,82

5. Bangunan 140.852,87 61.602,45 161.459,64 65.889,98 14,63 6,96

6.

Perdagangan,

Restoran dan

Perhotelan

103.006,23 55.666,11 117.971,26 59.082,05 14,53 6,14

7.Pengangkutan dan

komunikasi211.340,29 111.880,79 235.370,95 118.583,61 11,37 5,99

8.Bank dan lembaga

keuangan75.939,02 38.784,23 84.380,05 40.946,52 11,11 5,58

9. Jasa-jasa 235.402,62 121.562,06 258.818,89 129.259,10 9,95 6,33

Sumber : BPS Kota Solok (2010)Na : tidak ada data

Dari data dalam Tabel 3.4.1 dapat diketahui bahwa terdapat tiga sektor yaitu

sektor Bangunan, Perdagangan, Restoran dan Perhotelan, serta sektor Pertanian

merupakan sektor-sektor yang memiliki jumlah PDRB berdasarkan harga berlaku yang besar

pada tahun 2009 dan 2010. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sektor ini memiliki kontribusi

yang besar dalam perekonomian Kota Solok. Pada Tabel 3.4.1 dapat diperoleh informasi

bahwa berdasarkan harga konstan, perkembangan PDRB sektor Bangunan, Listrik dan air

minum, Jasa-jasa ternyata lebih tinggi dari sektor lainnya yaitu sektor Pertanian,

Pertambangan dan penggalian, Industri pengolahan, Perdagangan, Restoran dan

Perhotelan, Pengangkutan dan komunikasi Bank dan lembaga keuangan. Data dalam 3.4.1

mengindikasikan bahwa ke 9 sektor yang terdapat di Kota Solok penting peranannya dalam

perekonomian Kota Solok.

3.4.2.Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1). Sub Sektor Tanaman Pangan

Sub Sektor tanaman pangan yang dikembangkan di Kota Solok meliputi, padi sawah,

jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah seperti yang terlihat dalam Tabel 3.4.2. pada

tabel 3.4.2. dapat diketahui bahwa padi sawah merupakan tanaman pangan yang banyak

diusahakan oleh rumah tangga petani di Kota Solok, diikuti oleh komoditi jagung, ubi kayu,

Page 267: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 35

ubi jalar, dan kacang tanah. Hal ini menunjukkan bahwa padi sawah merupakan tanaman

yang memiliki peran penting dalam menunjang ketersediaan beras di Kota Solok dan daerah

lainnya di Propinsi Sumatera Barat. Ditinjau dari produktivitas rata-rata per ha, hingga tahun

2010 tingkat produktivitas lahan padi sawah relative tinggi yaitu sebesar 7,35 ton per ha.

Komoditi tanaman pangan lainnya yaitu jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang

tanah merupakan komoditi yang potensial dikembangkan di Kota Solok, mengingat

produktivitas rata-rata dari luas lahan per ha adalah relatif tinggi. Komoditas-komoditas ini

sangat penting dalam rangka diverisifikasi makanan bagi masyarakat Kota Solok.

Tabel 3.4.2Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan

di Kota Solok tahun 2010

Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produksi (ton)Rata-rata Produksi

(ton/ha)

1.Padi Sawah 2.677,00 19.676,30 7,35

2. Jagung 202,00 1.616,00 8,00

3. Ubi kayu 91,00 3.330,60 36,60

4.Ubi Jalar 29,00 435,00 15,00

5.Kacang Tanah 43,00 95,00 2,21

Sumber: BPS Kota Solok (2010)

Selain dari komoditas tanaman pangan di atas, komoditi sayuran yang teridiri dari

tanaman cabe dan bawang merah merupakan komoditi yang ditanam oleh rumah tangga

petani di Kota Solok. Luas panen tanaman cabe adalah 36 ha dengan total produksi sebesar

265,8 ton, produktivitas rata-rata per ha adalah 7, 38 ton per ha. Tanaman bawang merah

merupakan tanaman yang diusahakan oleh rumah tangga petani di Kecamatan Lubuk

Sikarah, luas panen bawang merah adalah 14 ha, dengan total produksi 63 ton atau

produktivitas rata-rata adalah 4,5 ton per ha. Berdasarkan data di atas maka komoditi cabe

dan bawang merah merupakan 2 komoditi yang potensial dikembangkan di Kota Solok,

mengingat kedua komoditi ini memiliki harga yang relatif tinggi .

2). Sub Sektor Perkebunan

Di Kota Solok terdapat berbagai jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan

yaitu; tanaman kopi, kelapa, cengkeh, kayu manis, kemiri, jahe, karet, merica, kunyit,

pinang, kapulaga, kakao, dan komoditi serai wangi. Secara terperinci luas tanam dan

produksi komoditi perkebunan di Kota Solok disajikan dalam Tabel 3.4.3

Pada Tabel 3.4.3 dapat diperoleh informasi bahwa 5 jenis tanaman yang banyak

diusahakan oleh masyarakat Kota Solok adalah kakao, Kelapa, kunyit, kopi dan kemiri.

Luas tanam dari jenis tanaman tersebut berturut-turut 325,5 ha, 243,1 ha, 190,5 ha, 174,5

ha dan 110,3 ha, dengan tingkat produksi berturut turut sebesar 292,7 ton, 1 336,7 ton, 5

725,5 ton,158,8 ton, dan 80 ton. Data ini menunjukkan bahwa ke 5 tanaman perkebunan ini

Page 268: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 36

merupakan tanaman perkebunan yang penting bagi penduduk Kota Solok.

Tabel 3.4.3Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan

Di Kota Solok

Jenis Tanaman Luas Tanam (ha) Produksi (ton)

Kopi 174,50 158,80

Kelapa 243,10 1.336,70

Cengkeh 98,00 157,00

Kayu Manis 46,00 30,00

Kemiri 110,30 80,00

Jahe 20,50 717,50

Karet 15,00 45,00

Merica 1,50 3,00

Kunyit 190,90 5.725,50

Pinang 15,10 18,00

Kapulaga 0,90 3,70

Kakao 325,50 292,70

Serai Wangi 75,00 2.700

Sumber: Kota Solok dalam Angka (2010)

Selain tanaman perkebunan di atas, tanaman perkebunan: cengkeh, kayu manis,

Jahe, Karet, Merica, Pinang, Kapulaga, Serai Wangi, merupakan tanaman perkebunan yang

potensial dikembangkan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat Kota Solok.

3). Sub Sektor Peternakan

Usaha peternakan di Kota Solok yang lebih disukai oleh petani adalah jenis ternak

besar berupa sapi, kerbau, kuda dan kambing. Populasi sapi pada tahun 2010 berjumlah

4.169 ekor dan ternak kambing yang dipelihara oleh masyarakat adalah sebanyak 1.717

ekor. Di samping ternak besar, unggas juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat

terutama untuk jenis ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, dan itik. Pada Tabel 3.4.4

disajikan secara terperinci data jumlah populasi ternak di Kota Solok.

Pada Tabel 3.4.4 dapat diketahui bahwa jenis ternak besar yang banyak diusahakan

oleh peternak di Kota Solok adalah berupa sapi, kerbau, kuda dan kambing. Dari keempat

jenis ternak besar tersebut ternak sapi dan kambing merupakan ternak besar yang banyak

diusahakan di kecamatan Lubuk Sikarah maupun Kecamatan Tanjung Harapan. Hal ini

menunjukkan bahwa sapi dan kambing penting perannya dalam perekonomian Kota Solok.

Page 269: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 37

Tabel 3.4.4Jumlah Populasi Ternak di Kota Solok (Dalam ekor)

Kecamatan Sapi Kerbau Kuda KambingAyam

Itik PuyuhPedaging Buras

Lubuk Sikarah 2.435 79 108 756 0 96.795 7.837 1.500

Tj. Harapan 1.734 27 46 961 22.200 16.945 3.675 0

Total 4.169 106 154 1.717 22.200 113.740 11.512 1.500

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

Jenis unggas yang dikembangkan di Kota Solok meliputi; Ayam (pedaging dan

buras), itik, dan puyuh. Dari ternak ayam ternyata ayam buras merupakan ayam yang

banyak diusahakan oleh peternak di Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung

Harapan. Hal ini ditunjukan dengan populasi ayam buras lebih besar dari ayam pedaging.

Ternak ayam pedaging hanya dikembangkan di Kecamatan Tanjung Harapan dengan total

populasi sebanyak 22.200 ekor.

Jenis unggas lain selain dari ternak ayam yang diusahakan oleh peternak di Kota

Solok adalah itik dan puyuh. Ternak itik terdapat di kedua kecamatan yang ada di Kota Solok

yaitu di Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan. Hal ini mengindikasikan

bahwa itik merupakan ternak yang relative banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kota

Solok. Berbeda dengan ternak itik, ternak puyuh hanya terdapat di Kecamatan Tanjung

Harapan. Hal ini kemungkinan disebabkan pemasaran telur puyuh masih relatif terbatas,

sehingga peternak di Kecamatan Lubuk Sikarah tidak tertarik untuk membudidayakan ternak

puyuh.

Pada Tabel 3.4.5 di bawah disajikan data produksi daging ternak menurut jenisnya

di Kota Solok. Produksi daging sapi merupakan produksi daging yang banyak dihasilkan di

Kota Solok, yang diikuti oleh produksi daging kerbau dan Kambing. Jika ditinjau dari

Kecamatan, ternyaata kecamatan Lubuk Sikarah merupakan kecamatan di Kota Solok yang

banyak menghasilkan produksi daging ternak sapi, kerbau maupun kambing. Hal ini

mengindikasikan bahwa kecamatan Lubuk Sikarah memegang peranan yang penting dalam

ketersediaan produksi daging ternak di Kota Solok.

Tabel 3.4.5Produksi daging Ternak Menurut Jenisnya

di Kota Solok tahun 2010

KecamatanProduksi Daging (kg)

Sapi Kerbau Kambing

Lubuk Sikarah 552.334,00 1.279,00 553,00

Tj. Harapan 54.109,00 00,00 421,00

Total 606.453,00 1.279,00 974,00

Sumber: Dinas Peternakan Kota Solok (2010)

Page 270: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 38

Data dalam Tabel 3.4.6 menggambarkan jumlah produksi telur menurut jenisnya

di Kota Solok. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa kecamatan Lubuk Sikarah

merupakan salah satu kecamatan di Kota Solok yang banyak menghasilkan telur unggas

(telur ayam buras, telur itik dan telur puyuh). Hal ini berarti bahwa kecamatan Lubuk

Sikarang memegang peranan yang penting dalam penyediaan produksi telur di Kota Solok.

Walaupun demikian Kecamatan tanjung Harapan merupakan kecamatan yang potensial

dikembangkan unggas, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan telur bagi masyarakat

Kota Solok dan masayarakat lainnya di Propinsi Sumatera Barat.

Tabel 3.4.6Produksi Telur Menurut Jenis di Kota Solok

Tahun 2010 (kg)

KecamatanProduksi Telur (kg)

Ayam Buras Itik Puyuh

Lubuk Sikarah 61.827,90 43 025,20 1 530,00

Tj. Harapan 10.823,60 20 175,80 0

Total 72 651,50 63 201,00 1 530,00

Sumber: Kota Solok Dalam Angka (2010)

4) Subsektor Perikanan

Di Kota Solok pada tahun 2010, jenis budidaya ikan adalah berupa budidaya ikan

kolam yang meliputi ikan Mas/raya, nila dan lele, serta budidaya ikan sawah. Pada Tabel

3.4.7 disajikan data Produksi dan nilai budidaya ikan kolam, ikan sawah menurut jenisnya.

Tabel 3.4.7Produksi dan Nilai Budidaya Ikan Kolam, Ikan Sawah

Menurut JenisnyaDi Kota Solok

Jenis IkanIkan Kolam Ikan Sawah

Produksi (ton)Nilai

(Rp.000)Produksi

(ton)Nilai (Rp.

000)

Mas/raya 10,79 1.942 5,00 95.634

Gurami 0,08 1.975 0,00 0

Nila 16,14 258.160 3,18 50.848

Lele 15,95 223.356 0,00 0

Lainnya 0,09 1.840 0,00 0

Total 43,05 676.623 8,18 146 482

Sumber: Kota Solok Dalam Angka (2010)

Pada Tabel 3.4.7 dapat dilihat bahwa jenis ikan kolam yang diusahakan oleh

petani di Kota Solok meliputi: ikan Mas/raya, Gurami, Nila, Lele, dan ikan lainnya.Dari

kelima jenis ikan kolam tersebut, ikan nilai merupakan jenis ikan yang banyak diusahakan di

Kota Solok. Hal ini dapat diketahui dari jumlah produksi ikan kolam nila yaitu sebesar 16.14

Page 271: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 39

ton dengan total nilai produksi sebesar Rp. 258.160.000. Ikan kolam yang juga banyak

diusahakan oleh petani di Kota Solok adalah ikan lele dan ikan mas/raya. Total produksi ikan

lele adalah 15,95 ton dengan total nilai sebesar Rp. 223.356.000. Selanjutnya total produksi

ikan Mas/raya adalah sebesar 10,79 ton dengan total nilai produksi sebesar Rp 194.292.000.

Budidaya ikan sawah juga dilakukan di Kota Solok. Jumlah produksi ikan sawah

adalah sebesar 8,18 ton dengan total nilai sebesar Rp 146.482.000. Dua jenis ikan sawah

yang dibudidayakan di Kota Solok adalah ikan nila dan ikan Mas/raya. Dari kedua jenis ikan

sawah tersebut ikan nila merupakan ikan sawah yang banyak diusahakan oleh masyarakat

Kota Solok. Jumlah produksi ikan sawah nila adalah 3,18 ton dengan total nila sebesar Rp

50.848.000.

Selain dari budidaya ikan kolam dan ikan sawah, di Kota Solok juga dihasilkan ikan

sungai dan ikan telaga. Jumlah produksi ikan sungai pada tahun 2010 adalah sebesar 5,83

ton dengan total nilai sebesar Rp. 92.335.000. Selanjutnya jumlah produksi ikan telaga

adalah 1,76 ton dengan total nilai sebesar Rp. 24.453.000.

b. Sektor Perindustrian

Sektor industri memegang peranan penting dalam perekonomian Kota Solok, karena

industri yang berkembang di Kota Solok berhubungan langsung dengan industri kecil dan

rumah tangga. Industri kimia, agro dan hasil hutan usaha industri terbanyak di Kota Solok.

Pada Tabel 3.4.8 disajikan data jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang dirinci menurut

sektor di Kota Solok.

Tabel 3.4.8Jumlah Unit Usaha dan tenaga Kerja Menurut Sektor

Di Kota Solok tahun 2010

Sektor Usaha Unit UsahaJumlah Tenaga

Kerja

Industri Kimia, Agro dan hasil Hutan 118 502

Industri Logam, Mesin dan Elektronika 45 162

Industri Aneka 45 218

Total 208 882

Sumber: Dinas Koperindag Kota Solok (2010)

Pada Tabel 3.4.8 diatas dapat diperoleh informasi bahwa terdapat tiga sektor usaha

industri yang dikembangkan di Kota Solok yaitu berupa Industri Kimia, Agro dan hasil Hutan,

Industri Logam, Mesin dan Elektronika, dan Industri Aneka. Dari ketiga jenis usaha tersebut

Industri Kimia, Agro dan hasil Hutan merupakan sektor usaha yang paling banyak, yang

dapat diketahui dari jumlah unit usaha yang terbesar diantara sektor usaha lainnya. Sektor

usaha ini juga menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu sebanyak 502 orang tenaga kerja.

Page 272: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 40

Data ini mengindikasikan bahwa Industri Kimia, Agro dan hasil Hutan memegang peranan

penting dalam perekonomian Kota Solok dari sisi penyediaan kesempatan kerja dan

peningkatan pendapatan bagi penduduk Kota Solok.

Selanjutnya, Industri Logam, Mesin dan Elektronika dan Industri Aneka merupakan

dua sektor usaha yang juga memiliki kontribusi penting dalam perekonomian Kota Solok.

Kontribusi dari sektor usaha ini terutama dalam penyediaan lapangan kerja. Jumlah tenaga

kedrja yang terserap pada kedua industri ini adalah sebanyak 380 orang tenaga kerja.

c. Sektor Perdagangan

Kota Solok memiliki keunggulan komperatif, karena letak Kota Solok yang strategis

yang merupakan salah satu kota yang dilewati pada jalan lintas Sumatera, sehingga memiliki

keunggulan dalam pengembangan perdagangan. Untuk memacu perkembangan

perdagangan di Kota Solok, pemerintah membuka kesempatan kepada investor melakukan

investasi pada pasar modern tanpa mengesampingkan pasar tradisonal. Pada Tabel 3.4.9

disajikan data jumlah pedagang menurut jenis barang dagangannya tahun 2010.

Tabel 3.4.9Jumlah Pedagang Menurut Jenis Barang Dagangan

Di Kota Solok Tahun 2010

Jenis Barang Dagangan Jumlah Pedagang (Orang)

Sandang 442

Pangan 339

Bahan Bangunan 10

Obat-obatan 7

Elektronik 16

Sayuran 126

Buah-buahan 54

Barang P& D 79

Furniture 6

Buku 4

Emas 13

Jasa 170

Total 1.266

Sumber: Kota Solok Dalam Angka (2010)

Pada Tabel 3.4.9 dapat dilihat bahwa jumlah pedagang yang terbanyak menurut jenis

barang dagangannya adalah pedagang sandang, pangan dan jasa. Hal ini menunjukkan

bahwa pekerjaan berdagang komoditi sandang, pangan dan jasa ini merupakan kegiatan

perdagangan yang banyak menyerap tenaga kerja, sehingga kegiatan perdagangan ini

sangat penting bagi masyarakat Kota Solok. Di samping itu jenis kegiatan perdagangan

lainnya kegiatan perdagangan bahan bangunan, obat-obatan, elektronik, sayuran, buah-

Page 273: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 41

buahan, barang P&D, furniture, buku, emas, merupakan jenis kegiatan perdagangan yang

juga memberikan kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi penduduk Kota Solok,

sehingga kegiatan perdagangan ini potensial untuk dikembangkan dimasa mendatang.

Pada Tabel 3.4.10 disajikan data jumlah SIUP/TDP yang diterbitkan menurut bentuk

perusahaannya dan menurut jenis pedagang di Kota Solok tahun 2010. Data Dalam Tabel

3.4.10 menunjukkan bahwa pedagang kecil merupakan jenis pedangan yang banyak

mendaftarkan perusahaan atau usahanya, kemudian diikuti oleh bentuk usaha

pengangkutan atau PO. Relatif lebih banyaknya jenis pedagang kecil ini yang mengurus izin

usaha menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan di Kota Solok didominasi oleh

perdagangan skala kecil. Hal ini terbukti dengan data Statistik Kota Solok yang memuat

tentang perkembangan jumlah pedagang kecil di Pasar Raya Solok mengalami peningkatan

sebesar 27,37% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 (BPS, Kota Solok,

2010).

Tabel 3.4.10Jumlah Penerbitan SIUP/TDP di Kota Solok Tahun 2010

Bentuk Perusahaan/Pedagang Jumlah SIUP/TDP

PT 14

CV 67

PO 154

Koperasi 5

Pedagang Kecil 173

Pedagang Menengah 36

Pedagangan Besar 19

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

d. Sektor Pariwisata dan Hotel, Losmen/Wisma

Berdasarkan data BPS (2010) banyak objek wisata di Kota Solok adalah 2 yaitu: 1)

Taman Rekreasi Pulau Belibis yang memiliki jarak 3 km dari Pusat Kota Solok , 2) Sarasah

batimpo indah dengan jarak 7 km dari Pusat Kota Solok. Salah satu sarana dan prasarana

yang mendukung pengembangan objek wisata ini adalah ketersediaan penginapan seperti

Hotel, Losmen/Wisma. Data tentang akomodasi, jumlah kamar dan tempat tidur yang

tersedia disajikan dalam Tabel 3.4.11.

Pada Tabel 3.4.11 dapat dilihat bahwa untuk menunjang sektor pariwisata di Kota

Solok tersedia fasilitas akomodasi berupa hotel, losmen atau wisma dengan jumlah kamar

115 buah dengan total ketersediaan tempat tidur sebanyak 162. Data ini menunjukkan

bahwa fasilitas akomodasi di Kota Solok cukup tersedia.

Page 274: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 42

Tabel 3.4.11Jumlah Hotel, Losmen/wisma, Jumlah Kamar, Jumlah Tempat Tidur

Di Kota Solok Tahun 2010

Nama Akomodasi Jumlah Kamar (Unit) Tempat Tidur (Unit)

Wisma Melati 9 18

Caradek Hotel 37 66

Ully Hotel 24 48

Taufina Hotel 25 50

Wisma Eka 20 40

Total 115 162

Sumber : BPS Kota Solok (2010)

e. Sektor Perbankan dan Lembangan Keuangan Lainnya

1). Perbankan

Data BPS Kota Solok (2010) jumlah bank yang ada di Kota Solok adalah

sebanyak 9 buah, dengan jumlah dana yang terhimpun adalah sebesar Rp 283,34 M dalam

bentuk giro, deposito, tabungan, dan lainnya. Jumlah kredit yang diberikan oleh perbankan

Kota Solok dapat dilihat dalam Tabel 3.4.12.

Tabel 3.4.12Jenis dan Jumlah Kredit yang Diberikan Perbankan

Kota Solok Tahun 2010

No Jenis Kredit Jumlah (Rp 000)

1 Kredit Investasi Biasa 197.639.799

2 Kredit Konsumtif 499.949.728

3 KIK 41.946.000

4 KMK 213.558.289

5 KUK 16.750.000

6 Lainnya (Kupedes/Kukesra) 22.601.123

Total 992.444.939

Sumber: BPS Kota Solok (2010)

Pada Tabel 3.4.12 dapat diperoleh informasi bahwa ada 6 jenis kredit yang

diberikan oleh perbankan di Kota Solok, dari jenis kredit tersebut Kredit Konsumtif, KMK dan

Kredit Investasi Biasa merupakan tiga jenis Kredit yang paling besar jumlahnya. Hal ini

menunjukkan bahwa walaupun tingkat konsumsi masyarakat Kota Solok relatif tinggi,

namun jumlah kredit investasi biasa dan KMK juga relative tinggi. Baik tingkat konsumsi

maupun investasi keduanya akan mempengaruhi perekonomian Kota Solok.

Page 275: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 43

2). Pegadaian

Lembaga keuangan lainnya di Kota Solok adalah pegadaian. Berdasarkan data

BPS (2010) jumlah kredit yang dikucurkan oleh pegadaian Kota Solok adalah sebesar Rp

19,136 M dengan jumlah nasabah sebanyak 6.765 nasabah. Jumlah nasabah sektor industri

yang memperoleh kucuran kredit dari pegadaian adalah berjumlah 2 nasabah.

3) Koperasi

Pada Tabel 3.4.13 dapat diketahui jenis koperasi beserta jumlah anggotanya di

Kota Solok. Berdasarkan data BPS Kota Solok (2010) jumlah koperasi di Kota Solok adalah

sebanyak 12 jenis dengan jumlah anggota sebanyak 9926 anggota. Secara lebih terperinci

disajikan dalam Tabel 3.4.13

Tabel 3.4.13Jenis Koperasi dan Jumlah Anggota di Kota Solok

Tahun 2010

No. Jenis Koperasi Jumlah Anggota (Orang)

1. K U D 1.339

2. Koperasi simpan Pinjam 40

3. Koperasi Serba Usaha 1.319

4. Koperasi Pegawai Negeri 4.206

5. Koperasi Pedagang Pasar 1.302

6. Koperasi Angkutan 177

7. Koperasi Sekolah 73

8. Kop. Karyawan BUMN 775

9. Koperasi Darmawanita 112

10 Koperasi Pensiunan 165

11. Kopma UMMY 2.531

12. Koperasi Lainnya 358

Total 9.926

Sumber : Dinas Koperindag Kota Solok (2010)

Data dalam Tabel 3.4.13 menunjukkan bahwa terdapat perkembangan yang

cukup tinggi dari Koperasi di Kota Solok. Hal ini dapat dilihat dari berbagai jenis koperasi

yang ada di Kota Solok. Jenis Koperasi yang terbanyak jumlah anggotanya adalah koperasi

pegawai Negeri dengan jumlah anggota 4.206 orang, diiukuti oleh Kopma Universitas

Muhammad Yamin (UMMY) dengan jumlah anggota sebanyak 2.531 orang, KUD dengan

Page 276: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 44

jumlah anggota sebanyak 1399 orang, Koperasi serba usaha dengan jumlah anggota

sebanyak 1.319 orang dan Koperasi pedagang pasar dengan jumlah anggota sebanyak

1.302 anggota. Data ini memberikan informasi bahwa sampai saat ini keberadaan koperasi

di Kota Solok sangat penting sekali baik bagi pegawai negeri, petani, pedagangan dan

masyarakat lainnya.

3.5. KOTA PARIAMAN

3.5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tumbuh atau tidaknya perekonomian suatu daerah tercermin dari total produksi

barang dan jasa yang dihasilkan para pelaku ekonomi yang terdapat di daerah tersebut.

Dalam hal ini, PDRB seringkali dijadikan acuan. Produk domestic regional bruto (PDRB) kota

Pariaman atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 hampir mendekati angka Rp 1,49

trilyun, yaitu Rp 1.488.216.450.000. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PDRB

kota Pariaman tahun 2009 atas dasar harga berlaku tersebut meningkat sebesar 13,07%

atau hampir Rp 170.000.000.000 karena pada tahun 2008 nilai PDRB kota Pariaman atas

dasar yang sama adalah Rp 1.318.387.020.000. Apabila menggunakan harga konstan (tahun

2000) sebagai dasar, nilai Produk DomestiK Regional Bruto (PDRB) kota Pariaman tahun

2009 adalah Rp 685.632.240.000. Nilai PDRB tahun 2009 atas dasar harga konstan ini

meningkat 4,47% dari tahun sebelumnya (2008) yang nilainya adalah Rp 656.273.020.000.

Perekonomian Kota Pariaman untuk tahun 2009 masih didominasi 5 sektor utama

sebagai penghasil nilai tambah terbesar terhadap PDRB Kota, yaitu (1) sektor pertanian, (2)

sektor jasa-jasa, (3) sektor angkutan dan komunikasi, (4) sektor industri olahan, dan (5)

sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar

28,95% dari total PDRB Kota Pariaman tahun 2009, dilanjutkan dengan sektor

pengangkutan dan komunikasi (15,54%), sektor jasa-jasa (14,66%), sektor industri

pengolahan (11,02%), dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (10,62%). Sedangkan

kontribusi dari 4 sektor lainnya (pertambangan, listrik air dan gas, dan keuangan) terhadap

PDRB kota Pariaman tahun 2009 hanyalah 19,21%.

Kenaikan nilai PDRB kota Pariaman tahun 2009 dibandingkan dengan nilai PDRB

atas dasar harga konstan (2000) dengan sendirinya meningkatkan pendapatan perkapita

penduduk kota tersebut. Jika menggunakan harga berlaku sebagai dasar, maka pendapatan

perkapita penduduk kota Pariaman tahun 2009 adalah Rp 21,04 juta per tahun; atau

meningkat sebesar 12,69% dari tahun sebelumnya (2008) sebesar Rp 18,67 juta per tahun.

Sedangkan jika menggunakan harga konstan (2000) sebagai dasar, maka pendapatan

perkapita penduduk kota Pariaman tahun 2009 adalah Rp 9,69 juta per tahun; atau

meningkat 4,30% dari tahun sebelumnya (2008) sebesar Rp 9,29 juta per tahun.

Page 277: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 45

Tabel 3.5.1PDRB Kota Pariaman Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

tahun 2008 dan 2009

Lapangan usaha2008 (Rp juta) 2009 (Rp juta)

H. Berlaku H. Konstan H. Berlaku H. Konstan

Pertanian 380.235,68 183.807,69 430,837,85 191,991,53

Pertambangan & galian 23.584,37 10.885,68 26.541,22 11.104,47

Industri pengolahan 150.321,66 84.149,06 163.943,87 85.378,90

Listrik, gas, & air bersih 17.820,05 8.392,94 20.687,73 9.238,69

Bangunan 111.103,49 55.738,34 127.072,73 58.740,27

Perdagangan, hotel, & restoran 140.726,09 77.758,35 158.033,05 81.059,36

Pengangkutan & komunikasi 204.060,57 77.860,18 231.320,09 82.153,44

Keuangan, persewaan, & jasaperusahaan

98.450,72 55.335,34 111.543,74 58.437,27

Jasa-jasa 192.084,39 102.345,44 218.236,17 107.528,31

Total 1.318.387,02 656.273,02 1.488.216,45 685.632,24

Sumber: Pariaman dalam Angka, 2010

3.5.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

1). Subsektor Tanaman Pangan

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak utama

perekonomian Kota Pariaman. Padi sawah merupakan komoditas utama produk yang

dihasilkan dari sub sektor tanaman pangan ini. Hingga tahun 2009, Kota Pariaman tercatat

memiliki lahan sawah seluas 2.883 ha; dimana 66,94% dari total lahan sawah tersebut

sudah menggunakan irigasi sebagai sistem pengairan. Dengan luas lahan sebesar itu, Kota

Pariaman pada tahun 2009 dapat memproduksi padi sebanyak 28.711 ton; naik 11,34% dari

produksi tahun sebelumnya (2008) sebesar 25.786 ton. Produktifitas produksi padi sawah

tercatat rata-rata 5,10 ton/ha

Selain padi sawah, komoditas lain yang dihasilkan dari sektor ini adalah tanaman-

tanaman palawija; seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, dan kacang tanah. Ubi

kayu dan jagung merupakan komoditas utama yang dihasilkan dari tanaman palawija ini.

Pada tahun 2009, produksi ubi kayu di kota Pariaman adalah 784,41 ton dengan rata-rata

produksi 15.99 ton/hektar. Sedangkan untuk jagung pada tahun 2009 jumlah produksinya

adalah 189,80 dengan rata-rata produksi 4,13 ton/ha.

Page 278: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 46

Tabel 3.5.2Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas

Rata-rata Tanaman Pangan di kota Pariaman

Jenis tanamanLuas panen

(Ha)Jumlah Produksi

(ton)Produktifitas rata-rata

(ton/ha)

Padi sawah 5.648 28.711,00 5,10

Jagung 56 189,80 4,13

Ubi kayu 49 784,41 15,99

Ubi jalar 6 85,70 14,25

Kacang kedelai 5 7,16 1,43

Kacang tanah 26 33,29 1,28

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

Untuk sub sektor sayur-sayuran, tercatat jenis komoditas sayur-sayuran yang sudah

ditanam di kota pariaman hingga tahun 2009 adalah kacang panjang, terung, ketimun, cabe

merah, bayam, dan kangkung. Cabe merah, ketimun, dan terung merupakan komoditas

sayuran utama dari kota Pariaman. Pada tahun 2009, jumlah produksi ketiga komoditas

tersebut masing-masing adalah 150,30 ton; 242,20 ton; dan 119,70 ton. Informasi lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.5.3Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Sayur-sayuran di

Kota Pariaman

Jenis SayuranLuas Panen

(Ha)Jumlah Produksi

(ton)Produktifitas rata-rata

(ton/ha)

Kacang panjang 25 77,50 3,10

Terung 22 119,70 5,40

Ketimun 36 242,20 6,70

Cabe merah 27 150,30 5,56

Bayam 47 84,60 1,80

Kangkung 61 188,45 3,09

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

Untuk sub sektor buah-buahan, tercatat jenis komoditas buah-buahan yang sudah

ditanam di kota Pariaman hingga tahun 2009 adalah alpokat, mangga, rambutan, duku,

jeruk, durian, jambu biji, pepaya, pisang, manggis, nangka, melinjo, nenas, dan sawo.

Pisang dan durian merupakan komoditas utama buah-buahan dari kota Pariaman; dengan

jumlah produksi tahun 2009 masing-masing adalah 3.082 ton dan 2499 ton Informasi lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 279: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 47

Tabel 3.5.4Luas Panen Serta Jumlah Produksi Buah-buahan

di Kota Pariaman Tahun 2010

Jenis BuahLuas Areal

(Ha)Jumlahpohon

Jumlah Produksi(ton)

Alpokat 83,50 1.051 89,00

Mangga - 969 17,47

Rambutan 127,75 2.280 135,80

Duku 3,26 249 15,94

Jeruk - 239 9,77

Durian - 5.180 2.499,00

Jambu biji - 502 44,10

Pepaya 16,20 757 128,00

Pisang 230,80 29.267 3.082,00

Manggis - 467 19,30

Nangka - 1.765 92,70

Melinjo - 63.255 136,10

Nenas - 756 2,10

Sawo - 790 3,40

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

2). Subsektor perkebunan

Untuk sub sektor perkebunan, tercatat jenis komoditas perkebunan yang sudah

ditanam di kota Pariaman hingga tahun 2009 adalah kelapa, kulit manis, cengkeh, pala,

pinang, kakao, dan sagu. Kelapa dan kakao merupakan komoditas utama perkebunan dari

kota Pariaman; dengan jumlah produksi tahun 2009 masing-masing adalah 2450 ton dan 39

ton Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.5.5Luas Areal, Jumlah Produksi, serta Produktifitas Rata-Rata Hasil Kebun

di Kota Pariaman

Jenis buahLuas areal

(Ha)Produksi

(ton)Produktifitas Rata-rata

(Ton/ha)

Kelapa 2.957,00 2.450,00 0,83

Kulit manis 21,00 3,20 0,15

Cengkeh 5,00 2,00 0,40

Pala 11,00 2,20 0,20

Pinang 23,00 10,80 0,47

Kakao 243,00 39,00 0,16

Sagu 51,00 22,60 0,44

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

3). Subsektor Peternakan

Untuk sub sektor peternakan, tercatat jenis komoditas peternakan yang sudah

dikembangkan di kota Pariaman hingga tahun 2009 adalah sapi, kerbau, kuda, kambing,

ayam buras, ayam ras, dan itik. Ayam ras dan sapi potong merupakan komoditas utama

peternakan dari kota Pariaman; dengan jumlah populasi tahun 2009 masing-masing adalah

319600 ekor dan 2477 ekor. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 280: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 48

Tabel 3.5.6Jumlah Populasi Ternak di Kota Pariaman

Jenis Ternak Populasi (Ekor)

Sapi 2.477

Kerbau 570

Kuda 29

Kambing 1.717

Ayam buras 48.857

Ayam ras 319.600

Itik 10.100

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

4). Subsektor Perikanan

Untuk sub sektor perikanan, tercatat jenis usaha perikanan yang sudah

dikembangkan di kota Pariaman hingga tahun 2009 adalah perairan umum, kolam rakyat,

kolam peternakan rakyat, mina padi, dan perikanan laut. Perikanan laut dan perikanan

kolam rakyat merupakan komoditas utama usaha perikanan dari kota Pariaman; dengan

jumlah produksi tahun 2009 masing-masing adalah 106 ton dan 557,6 ton. Informasi lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.5.7Luas Areal dan Jumlah Produksi Perikanan di Kota Pariaman

Jenis Usaha Perikanan Produksi (ton)

Perairan umum 21,18

Kolam rakyat 106,00

Perikanan laut 557,60

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

b. Sektor Pertambangan

Kota Pariaman tidak memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang yang

melimpah, sehingga tidak banyak bahan tambang yang bisa digali oleh penduduk maupun

investor dalam rangka meningkatkan pendapatan penduduk sekitar maupun pemerintah

kota

c. Sektor Perindustrian

Sektor perindustrian memegang peranan cukup penting dalam kegiatan

perekonomian Kota Pariaman, mengingat kedudukannya sebagai rangking 4 penyumbang

PDRB kota Pariaman tahun 2009. Untuk kota pariaman, sektor industri dibedakan atas

industri logam, mesin, dan kimia, industri hasil tani dan hutan, industri aneka, serta industri

Page 281: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 49

kecil rumah tangga

Industri hasil tani dan hutan di kota Pariaman mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 1378 orang (formal) dan 1264 orang (informal). Industri aneka mampu menyerap

tenaga kerja sebanyak 2243 orang (formal) dan 1949 orang (informal). Industri logam,

mesin, dan kimia mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 542 (formal) dan 802 (informal).

Sedangkan industri kecil rumah tangga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 581

(formal) dan 981 (informal).

Tabel 3.5.8Jenis Industri dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap

di Kota Pariaman

Jenis industri Tenaga kerja (orang)

Industri hasil tani dan hutan 2.642

Industri aneka 4.192

Industri logam, mesin, dan kimia 1.344

Industri kecil rumah tangga 1.562

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

d. Sektor Perdagangan

Sektor perdagangan memegang peranan cukup penting dalam kegiatan

perekonomian kota Pariaman, mengingat kedudukannya sebagai rangking 5 (bersama sektor

hotel dan restoran) penyumbang PDRB kota Pariaman tahun 2009. Pada setiap kabupaten di

kota Pariaman telah terdapat 1 pasar tradisional yang berfungsi sebagai pusat perdagangan

barang. Jumlah pedagang kecil, menengah, dan besar yang telah memiliki SIUP hingga

tahun 2009 masing-masing adalah 168 (meningkat 17 orang dari tahun sebelumnya), 16

(turun dari 52 orang tahun sebelumnya), dan 7 orang (meningkat dari 1 orang tahun

sebelumnya).

e. Koperasi

Hingga tahun 2009, jenis koperasi primer yang telah berdiri di kota Pariaman adalah

78 unit, atau terjadi peningkatan sebanyak 1 unit dari tahun sebelumnya yang berjumlah 77

unit. Semua koperasi tersebut telah berbadan hukum, dengan jumlah anggota yang telah

bergabung adalah 9848 orang. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 282: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 50

Tabel 3.5.9Jenis Koperasi di Kota Pariaman

Sumber : Pariaman dalam Angka, 2010

f. Sektor Pariwisata, Hotel, dan Restoran

Kota Pariaman memiliki objek wisata yang relatif lengkap. Di kota ini terdapat 20

objek wisata; dengan perinciannya 4 objek wisata alam, 2 objek wisata budaya, 5 objek

wisata sejarah, 7 objek wisata pantai, serta 2 objek wisata khusus. Pemerintah kota

Pariaman nampaknya cukup serius menggarap objek wisata ini sebagai saloah satiu sektor

ekonomi yang menguntungkan. Dari tahun ke tahun jumlah wisatawan domestic maupun

wisatawan mancanegara semakin banyak datang ke kota Pariaman. Untuk tahun 2009,

jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke kota Pariaman berjumlah 609.699 orang

meningkat 29.034 orang dari tahun sebelumnya (580.665 orang). Sedangkan wisatawan

mancanegara yang berkunjung baru 75 orang meningkat 4 orang dari tahun sebelumnya (71

orang)

Tabel 3.5.10Jenis Objek Wisata di Kota Pariaman Berdasarkan Kecamatan

Sumber : Pariaman dalam angka, 2010

Sektor hotel dan restoran menempati rangking 5 penyumbang PDRB kota Pariaman

tahun 2009. Jika sektor pariwisata tumbuh, maka dengan sendirinya bisnis hotel dan

restoran juga diuntungkan Hingga tahun 2009, jumlah hotel/wisma/penginapan yang ada di

kota Pariaman adalah 8 unit. Kedelapan hotel tersebut mampu menyediakan 109 kamar.

Jenis Koperasi Jumlah

KUD 5

Kopentren 1

Kopinkra 2

KPN 27

Koperasi karyawan 4

Koperasi AD 1

Koperasi kepolisisan 2

Koperasi serba usaha 8

Koperasi pedagang pasar 2

Koperasi angkutan darat 1

Koperasi wanita 3

Kopersi wredatama 1

Koperasi pepabri 1

Koperasi jenis lain 23

KecamatanWisataalam

Wisatabudaya

Wisatasejarah

Wisatapantai

Wisata minatkhusus

Pariaman Utara 1 1 1 -

Pariaman tengah 2 1 4 4 2

Pariaman selatan 1 1 2 -

Pariaman timur - - - - -

Page 283: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 51

Tabel 3.5.11Jumlah Hotel dan Kamar Yang Tersedia di Kota Pariaman

Sumber: Pariaman dalam angka, 2010

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor angkutan yang berperan penting dalam menyokong industri pariwisata di

kota Pariaman adalah angkutan kereta api. Jika pada tahun 2006, jumlah penunpang kereta

api padang-pariaman baru berjumlah 25.827 orang; maka pada tahun 2007 meningkat

menjadi 173.138 orang. Peningkatan jumlah penumpang ini ikut menyebabkan

meningkatnya pendapatan PT KA sebagai operator. Jika pendapatan pada tahun 2006,

pendapatan PT KA dari jalur padang- Pariaman ini berjumlah Rp 114.041.000; maka pada

tahun 2007 meningkat jadi Rp 533.717.000. Sedangkan untuk sektor komunikasi,

keberadaan kantor pos sangat penting, terutama dalam pengiriman surat dan barang.

h. Sektor Jasa dan Konstruksi

Sektor jasa memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap PDRB kota

pariaman, karena menempati rangking 2 penyumbang PDRB kota Pariaman tahun 2009.

Jenis jasa yang perannya cukup dominan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota

Pariaman adalah jasa pemerintahan umum dan pertanahan. Kontribusi jasa ini terhadap

PDRB kota Pariaman adalah Rp 68.934.640.000. Sedangkan pada jasa yang diberikan oleh

sektor swasta, jasa yang dominan adalah jasa perorangan dan jasa sosial kemasyarakatan.

Kontribusi kedua jasa ini terhadap PDRB kota Pariaman masing-masing adalah Rp

22.597.140.000 dan Rp 12.898.420.000.

3.6. KOTA PADANG PANJANG

3.6.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data statistik makro

yang dapat dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dengan data

PDRB juga akan dapat dilihat struktur perekonomian, distribusi persentase, dan beberapa

Nama hotelJumlah Kamar

(unit)

Hotel Nan Tongga 42

Hotel Atami 15

Hotel Syariah Safira 13

Hotel Tazkia 9

Wisma Esra 11

Wisma Putra Bungsu 6

Wisma Cindur Mato 6

Penginapan Annisa 7

Page 284: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 52

indikator turunannya. Berdasarkan data PDRB atas dasar harga konstan 2000, pertumbuhan

ekonomi Kota Padang Panjang tahun 2009 tercatat sebesar 6,32 persen. Hal ini berarti laju

pertumbuhan ekonomi Kota Padang Panjang menunjukkan trend positif dan meningkat

dibandingkan tahun 2008 yang hanya sebesar 6,27 persen.

Berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku, pada tahun 2009 jumlah nilai

tambah seluruh sektor ekonomi di Kota Padang Panjang mencapai 847.535,18 milyar rupiah.

Nilai yang dicapai selama tahun 2009 tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan nilai PDRB

pada tahun 2008 yang tercatat sekitar 730.320,31 milyar rupiah. Perkembangan tersebut

dapat diartikan bahwa secara absolut PDRB Kota Padang Panjang tumbuh sebesar 16,05

persen.

Pada tahun 2009 ini sektor yang mengalami pertumbuhan di atas rata-rata

pertumbuhan ekonomi Kota Padang Panjang secara keseluruhan yaitu 6,32 persen adalah

sektor pengangkutan dan komunikasi yang mampu tumbuh sebesar 6,44 persen, kemudian

diikuti oleh sektor bangunan yang tumbuh sebesar 6,80 persen diikuti oleh sektor jasa-jasa

7,21 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan pertumbuhan sebesar 7,28

persen, dan terakhir sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,89 persen.

Kemudian untuk sektor-sektor lainnya hanya mampu tumbuh di bawah rata-rata

pertumbuhan ekonomi secara umum Kota Padang Panjang, seperti sektor listrik dan air

bersih dengan pertumbuhan sebesar 6,25 persen, sektor pertanian dengan pertumbuhan

sebesar 3,05 persen, sektor pertambangan dan penggalian hanya mampu tumbuh sebesar

1,79 persen, demikian juga untuk sektor industri pengolahan 4,11 persen.

Tabel 3.6.1PDRB Kota Padang Panjang Menurut Sektor

Tahun 2008-2009 (milyar)

No Sektor2008 2009

HargaBerlaku

HargaKonstan

HargaBerlaku

HargaKonstan

1 Pertanian 74.588,45 38.961,92 78.571,69 40.151,76

2 Pertambangan dan Penggalian 2.838,75 1.361,31 2.984,51 1.385,64

3 Industri Pengolahan 63.684,32 35.945,95 74.652,86 37.421,72

4 Listrik, Gas & Air Bersih 20.522,93 9.719,47 22.153,42 10.326,72

5 Bangunan 61.058,63 28.394,75 71.564,34 30.325,77

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 76.070,71 43.995,77 96.908,45 47.198,05

7 Pengangkutan dan Komunikasi 170.495,02 79.831,83 201.313,18 84.973,19

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 76.553,16 39.279,85 86.907,16 42.379,91

9 Jasa - Jasa 184.508,34 95.754,19 217.860,91 102.661,12

Sumber: BPS, 2010

Page 285: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 53

3.6.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

1). Subsektor tanaman pangan

Tanaman pangan terdiri dari padi dan palawija. Sedangkan yang tergolong kepada

tanaman palawija antara lain jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kedelai, dan lain-

lain. Bila diperhatikan hasil produksi padi pada tahun 2009 sebesar 10.253 ton sedikit lebih

tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya 9.177 ton.

Untuk tanaman palawija, terjadi penurunan produksi pada jagung dan ubi kayu

masing-masing dari 276 ton dan 2110 ton tahun 2008 menjadi 266 ton dan 1440 ton pada

tahun 2009. Sedangkan untuk ubi jalar dan kacang tanah terjadi peningkatan produksi

masing-masing dari 503 ton dan 220 ton tahun 2008 menjadi 632 ton dan 242 ton tahun

2009.

Tanaman holtikultura terdiri dari sayur-sayuran, tanaman hias, dan buah- buahan.

Di Kota Padang Panjang jenis sayuran yang ada terdiri dari bawang merah, bawang putih,

bawang daun, kentang, petsai/sawi, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, dan

bayam. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan produksi petsai/sawi dan buncis. Namun untuk

bawang daun, cabe, tomat, terung, dan kangkung terjadi penurunan produksi tahun 2009.

Bila dilihat menurut komoditas, luas panen, dan produksi tanaman bahan makanan

tahun 2009 di Kota Padang Panjang yang terbesar adalah Padi Sawah dengan luas areal

1.899,00 ha dengan produksi 10.253,00 ton atau mencapai 91,39% dari total produksi

komoditas tanaman pangan. Selanjutnya jagung dengan luas panen 92,00 ha dan produksi

266,8 ton, Ubi kayu dengan luas panen 16,00 ha dan produksi 1440,00 ton, ubi jalar

(produksi 632,1 ton), Kacang tanah produksi 242,00 ton.

Tabel 3.6.2Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan

di Kota Padang Panjang Tahun 2009

Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)Hasil Perhektar

(Kw / Ha)

Padi Sawah 1.899 1.0253 5,4

Padi Ladang -- -- --

Jagung 92 266,8 2,9

Ubi Kayu 16 1440 90

Ubi Jalar 49 632,1 12,9

Kacang Tanah 22 242 11

Jumlah 2.078 12.833,9 122,2

Sumber: BPS, 2010

Selama tahun 2009 luas areal panen tanaman sayuran seluas 518,00 ha, dengan

produksi sebanyak 53.102 ton. Produksi tanaman sayur-sayuran yang tertinggi produksinya

Page 286: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 54

adalah Petsai/sawi sebanyak 14.125 ton dengan luas panen 113 ha, bawang daun dengan

luas panen 112 ha, kangkung 8.379 ton dengan luas panen 32 ha, cabe dengan produksi

5.619 ton dengan luas panen 146, buncis dengan dengan produksi 4.915 ton dengan luas

lahan 55 ha, terung 4.876 ton dengan luas panen 38,00 ha. Rekapitulasi luas areal dan

produksi tanaman sayur-sayuran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.3.

Tabel 3.6.3Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran

di Kota Padang Panjang Tahun 2009Jenis

SayuranPanen(Ha)

Produksi(Ton)

Rata-rata Produksi(ton/Ha)

Bawang Daun 112 11.160,00 99,64

Petsai/Sawi 113 14.125,00 125,00

Cabe 146 5.619 38,49

Tomat 22 4.128,00 187,64

Terung 38 4.876,00 128,32

Buncis 55 4.915,00 89,36

Kangkung 32 8.279,00 258,72

Sumber: BPS, 2010

2). Subsektor perkebunan rakyat

Tanaman perkebunan di Kota Padang Panjang diantaranya kopi, kulit manis,

cengkeh, tebu, gardamunggu, kelapa, cacao, dan pinang. Produktivitas tertinggi tanaman

perkebunan tahun 2009 yaitu kulit manis dengan luas panen 5 ha dan produksi sebanyak 50

ton. Tanaman dengan produktivitas terendah yaitu tebu dengan luas panen 4 ha dan jumlah

produksi 0,45 ton.

Tabel 3.6.4Luas Panen (ha), Produksi (Kg) dan Banyaknya Petani (KK)Tanaman Perkebunan di Kota Padang Panjang Tahun 2009

JenisTanaman

LuasTanam (Ha)

LuasPanen (Ha)

Produksi(Kg)

Banyaknya Petani(KK)

Kopi 71,00 69,00 35.000 293

Kulit Manis 167,00 5,00 50.000 347

Cengkeh 10,00 10,00 5.000 37

Tebu 4,00 4,00 450 32

Gardamunggu/

kapulaga 2,00 2,00 600 74

Kelapa 10,00 10,00 6.500 5

Kakao 15,00 3,00 12.600 35

Pinang 11,00 11,00 6.000 54

Jumlah 290,00 114,00 1.050,00 877

Sumber: BPS, 2010

Page 287: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 55

3). Subsektor peternakan

Subsektor peternakan dalam perekonomian kota Padang panjang adalah salah satu

sektor yang memiliki kontribusi yang cukup besar bagi produksi subsektor peternakan

Sumatera barat secara keseluruhan. Kota Padang panjang telah memiliki industri terkait

yang dapat mengolah hasil-hasil produksi peternakan.

Tabel 3.6.5.Jumlah Populasi Ternak di Kota Padang Panjang

Tahun 2009

KecamatanSapi

PerahSapi

PotongKerbau Kuda Kambing

AyamBuras

Itik /Itik

Manila

Padang PanjangBarat

89 247 28 50 253 4.452 1.318

Padang PanjangTimur

251 360 88 50 427 8.313 7.876

Jumlah 340 607 116 100 680 12.765 9.194

Sumber: BPS, 2010

Populasi ternak di Kota Padang Panjang pada tahun 2009 mengalami penurunan

kecuali kambing. Kerbau merupakan ternak yang paling besar mengalami penurunan

populasi yaitu sebesar 44,23 persen. Sedangkan ternak yang paling kecil penurunannya

adalah sapi perah yaitu sebanyak 0,2 persen.

Tabel 3.6.6.Jumlah Produksi Daging (Kg) di Kota Padang Panjang

Tahun 2009

Kecamatan Sapi Kerbau Kambing

Januari 33.312 21.889 363

Februari 33.833 21.298 300

Maret 37.650 25.636 388

April 36.262 23.664 375

Mei 31.751 18.734 400

Juni 28.454 18.931 363

Juli 40.079 33.327 450

Agustus 33.659 22.678 463

September 49.448 47.525 2.013

Oktober 35.047 27.016 688

Nopember 31.577 27.411 450

Desember 27.587 25.675 375

Jumlah 418.659 313.784 6.628

Sumber: BPS, 2010

Page 288: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 56

Jumlah sapi yang dipotong meningkat dari 2.253 ekor tahun 2008 menjadi 2.413

ekor pada tahun 2009. Sedangkan untuk pemotongan kerbau terjadi penurunan dari 1.959

ekor tahun 2008 menjadi 1.591 ekor tahun 2009. Sejalan dengan meningkatnya jumlah

pemotongan sapi, jumlah kulit yang dihasilkan juga mengalami peningkatan.

Produksi daging di Kota Padang Panjang paling banyak di produksi dari ternak sapi

sebanyak 418.659 Kg, kerbau 31.378 Kg dan kambing 6.628 Kg. Jumlah Produksi daging

dapat dilihat pada tabel 3.6.6

4). Subsektor perikanan

Perikanan darat di Kota Padang Panjang terdiri dari kolam air tenang, kolam air

deras, perairan sungai, mina padi, dan keramba. Secara umum terdapat peningkatan

produksi ikan pada tahun 2009 dibanding tahun sebelumnya untuk kategori ikan air tenang,

kolam air deras, dan perairan sungai

Tabel 3.6.7Perkembangan Produksi (ton) Perikanan Kota Padang Panjang

Tahun 2009

KecamatanKolam AirTenang(Ton)

Kolam AirDeras (Ton)

PerairanSungai(Ton)

Mina PadiPaddy (Ton)

Keramba(Ton)

Padang PanjangBarat

104,30 2,50 17,60 2,60 1,50

Padang PanjangTimur

165,70 17,50 50,10 15,40 7,30

Jumlah 270,00 20,00 67,70 18,00 8,80

Sumber: BPS, 2010

c. Sektor pertambangan

Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota

Padang Panjang sebesar 1,36%.

d. Sektor perindustrian

Peran sektor perindustrian dalam perekonomian Kota Padang Panjang tahun 2009

terlihat dari sumbangan sektor perindustrian cukup signifikan terhadap penyerapan tenaga

kerja dan merupakan sektor tertinggi ke-6 dalam sumbangannya terhadap pembentukan

PDRB Kota Padang Panjang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Kota Padang Panjang

industri yang terdapat di daerah ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu: industri kimia,

agro dan hasil hutan, dan industri logam, mesin, elektronika dan aneka. Dilihat dari

kelompok industri menunjukkan bahwa industri kimia, agro dan hasil hutan merupakan unit

usaha terbanyak mencapai 315 unit usaha dan menyerap 1320 orang tenaga kerja,

Page 289: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 57

kemudiaan diikuti kelompok industri logam, mesin, elektronika dan aneka dengan jumlah

unit usaha sebanyak 238 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 892 orang.

Jumlah unit usaha menurut kelompok industri di Kota Padang Panjang dapat dilihat pada

Tabel 3.6.8.

Tabel 3.6.8Jumlah Kelompok Industri dan Tenaga Kerja

di Kota Padang Panjang Tahun 2009

Jenis IndustriJumlah

PerusahaanJumlah tenaga

kerja

industri kimia, agro dan hasilhutan

315 1.320

industri logam, mesin,elektronika dan aneka

238 892

Sumber: BPS, 2010

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor ke tiga terbesar dalam

sumbangannya terhadap PDRB tahun 2009. Bila dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga

konstan tahun 2009, usaha dibidang perdagangan, hotel dan restoran memberikan

kontribusi terhadap perkembangan Kota Padang Panjang sebesar 47.198,05 milyar. Jumlah

perusahaan perdagangan dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Berdasarkan bentuk perusahaan, dan jumlah perusahaan yang baru diterbitkan

tanda daftar perusahaan (TDT) di Kota Padang Panjang pada tahun 2009 mencapai 65

perusahaan. Pembuatan perusahaan yang baru dan perpanjangan adalah dalam bentuk

Perseroan Terbatas (PT) yaitu sebanyak 2 buah, kemudian Commanditaire Vennostchap

(CV) yang mencapai 28 buah dan berbentuk Perusahaan Perorangan sebanyak 35 buah.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat di Tabel 3.3.9.

Tabel 3.6.9Jumlah Penerbitan TDP di Kota Padang Panjang

Tahun 2009

Jenis Perusahaan 2006 2007 2008 2009

Perseroan Terbatas (PT) 3 25 25 2

Koperasi - 11 1 1

Commanditairex Vennostchap (CV) 71 248 54 28

Firma (Fa) - - - -

Badan Usaha Lainnya 1 - 1 -

Perusahaan Perorangan 92 284 56 35

Sumber: BPS, 2010

f. Koperasi

Jumlah koperasi di Kota Padang Panjang tahun 2009 meningkat dari 63 menjadi 68

koperasi. Simpanan anggota juga mengalami peningkatan baik untuk non KUD maupun

Page 290: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 58

KUD, masing-masing sebesar 42,9 persen dan 53,86 persen. Begitu juga untuk Sisa Hasil

Usaha (SHU), baik koperasi non KUD maupun KUD mengalami peningkatan yang pesat

dibandingkan tahun sebelumnya yakni masing-masing sebesar 99,39 persen dan 201,35

persen.

Jumlah koperasi di Kota Padang Panjang pada Tahun 2009 sebanyak 68 buah. Dari

Jumlah koperasi yang ada di Kota Padang Panjang sebanyak 68 buah memiliki anggota

sebanyak 9578 orang. Jumlah anggota koperasi yang terbanyak berada di Kecamatan

Padang Panjang yaitu sebanyak 9578 orang anggota. Melihat potensi koperasi yang

tersebar di seluruh kecamatan ini, dan sesuai dengan asas ekonomi kerakyatan yang

dewasa ini mendapat perhatian serius dari pemerintah, maka keberadaan koperasi harus

terus dikembangkan dengan meningkatkan profesionalitas manajemen para pengurus

koperasi.

Tabel 3.6.10Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota KUD

di Kota Padang Panjang Tahun 2009

KecamatanJumlah

KoperasiJumlahAnggota

Padang Panjang Barat 39 4.629

Padang Panjang Timur 29 4.949

Jumlah 68 9.578

Sumber: BPS, 2010

g. Sektor pariwisata, hotel, dan restoran

Usaha di bidang perhotelan pada tahun 2009 turut memberikan sumbangan

terhadap PDRB Kota Padang Panjang sebanyak 96.908,45 milyar rupiah. Jumlah jenis usaha

yang bergerak dalam bidang pariwisata pada tahun 2009 adalah 57 buah.

Tabel 3.6.11.Industri Pariwisata Menurut Jenis usaha

di Kota Padang Panjang Tahun 2009

Jumlah Usaha 2006 2007 2008 2009

Hotel Berbintang 0 0 0 0

Penginapan 4 8 10 12

Biro Perjalanan 3 1 1 1

Agen Perjalanan - 3 5 5

Toko Souvenir 6 6 6 7

Rumah Makan dan Restoran 80 32 32 32

Jumlah / Total 93 50 54 57

Sumber: BPS, 2010

Page 291: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 59

Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Padang Panjang peran usaha

dibidang perhotelan sangat menunjang. Jumlah Wisatawan ke Kota Padang Panjang

sebanyak 7.175 orang dari wisatawan asing dan 284829 dari domestik. Sampai saat ini

Pemerintah Kota Padan Panjang gmenggalakkan obyek wisata yang potensial untuk menarik

minat pengunjung datang ke Kota Padang Panjang. Tabel 3.6.12. memperlihatkan jumlah

wisatawan ke masing-masing objek wisata yang ada di Kota Padang Panjang.

Tabel 3.6.12Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Kota Padang Panjang

Tahun 2009

Nama Objek Wisata Asing Dalam Negeri

Minang Fantasi (MIFAN) 0 264.000

Pusat Dokumentasi dan Informasi

Kebudayaan Minangkabau

7.012 6.371

Pemandian Lubuk Mata Kucing 0 13.456

S T S I 73 440

Bukit Berbunga 90 512

Mesjid Azazi 0 50

Jumlah 7.175 284.829

Sumber: BPS, 2010

h. Sektor pengangkutan dan komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2009 menyumbang Rp

201.313,18 milyar atau 23,6% dari total PDRB Kota Padang Panjang (atas harga berlaku).

Berdasarkan harga konstan tahun 2009 pada periode 2008-2009 sektor ini mengalami

pertumbuhan rata-rata sebesar 6,4% per tahun. Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia

di Kota Padang, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk

sarana hubungan secara langsung.

Pos merupakan sarana komunikasi yang paling tua usianya namun masih

merupakan pilihan utama bagi masyarakat walaupun sudah ada sarana komunikasi lainnya.

Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau konsumennya sampai pada

daerah yang terjauh.

i. Sektor jasa

Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2009

sebesar Rp 217.860,91 milyar atau 39,89% dari total PDRB tahun 2009. Laju

pertumbuhannya dalam periode 2008-2009 berdasarkan harga konstan tahun 2009 sebesar

7,21%.

Page 292: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 60

3.7. KOTA SAWAHLUNTO

3.7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sawahlunto pada tahun 2009

atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 976.280,96 juta atau meningkat sebesar

13,26% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 861.957,23 juta. Struktur perekonomian Kota

Sawahlunto bila dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009, masih

didominasi oleh sektor jasa (25,67%). Sektor pertambangan dan penggalian merupakan

sektor kedua terbesar yang memberi kontribusi sebesar 16,72% terhadap total PDRB.

Selanjutnya diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,03%), industri pengolah

(11,14%), sektor pengangkutan dan komunikasi (10,79%), pertanian (9,79%), bangunan

(7,46%), dan sebagian kecil dari sektor lainnya.

Laju perkembangan berbagai sektor usaha di luar migas, di Kota Sawahlunto dilihat

berdasarkan perkembangan nilai PDRB-nya (berdasarkan harga konstan) mengalami

pertumbuhan sebesar 4,22% dalam kurun waktu 2008-2009. Pada periode yang sama

pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor industri pengolahan (12,6%), diikuti sektor

perdagangan, hotel dan restoran (9,37%), Listrik, gas dan air minum (7,45%),

pengangkutan dan komunikasi (6,90%), jasa-jasa (6,76%), bangunan (6,09%), pertanian

(5,26%), keuangan dan persewaan (4,89%), sedangkan sektor pertambangan dan

penggalian terjadi penurunan sebesar (-8,86%).

Tabel 3.7.1.PDRB Kota Sawahlunto Menurut Sektor tahun 2008 – 2009

No Sektor2008 (Juta) 2009 (Juta) Pertumbuhan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1. Pertanian 78.744,32 36.567,82 95.555,14 38.490,10 21,35 5,26

2.Pertambangan &Penggalian

168.865,75 100.196,29 163.255,7 91.318,41 -3,32 -8,86

3.IndustriPengolahan

91.546,17 59.207,09 108.799,8 66.666,26 18,85 12,60

4.Listrik, Gas & AirBersih

9.485,99 3.664,07 10.537,73 3.937,09 11,09 7,45

5. Bangunan 62.583,08 27.878,59 72.848,12 29.575,58 16,40 6,09

6.Perdagangan,Hotel & Restoran

97.326,75 49.028,46 117.474,84 53.622,94 20,70 9,37

7.PengangkutanDan Komunikasi

91.142,76 42.091,63 105.332,81 44.995,91 15,57 6,90

8.Keuangan,Persewaan &Jasa Perh.

45.719,575 26.396,20 51.875,89 27.688,23 13,47 4,89

9. Jasa-Jasa 216.542,83 129.349,12 250.600,93 138.097,86 15,73 6,76

Total 861.957,225 474.379,28 976280,96 494.392,38 13,26 4,22

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Page 293: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 61

3.7.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

1). Subsektor tanaman pangan

Menurut laporan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, produksi padi pada tahun

2009 tercatat sebanyak 11.689 ton atau mengalami penurunan dibandingkan produksi pada

tahun 2008 yang berjumlah sebesar 12.370 ton. Penurunan produksi padi pada tahun 2009

diakibatkan karena lahan mengalami puso (gagal panen), dimana luas lahan pada tahun

2008 sebesar 2.577 Ha menjadi seluas 2.329 Ha pada tahun 2009. Bila dilihat distribusi

produksi padi Kota Sawahlunto menurut kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Talawi

selama tahun 2009 menjadi kecamatan yang paling banyak produksinya yakni sejumlah

5.781 ton, sedangkan kecamatan yang paling sedikit produksi padinya adalah Kecamatan

Silungkang yang tercatat sebesar 450 ton.

Tabel 3.7.2.Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis TanamanLuas Panen

(Ha)Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi

(Ton/Ha)

1. Padi Sawah 2329 11689 5,02

2. Jagung 53 185,50 3,50

3. Kedelai 18 21,60 1,20

4. Ubi Kayu 177 2832 16,00

5. Kacang Tanah 3 4 1,33

6. Kacang Hijau 1 1,1 1,10

Jumlah 2581 14733,2 28,15

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Bila dilihat menurut komoditas, luas panen, dan produksi tanaman pangan tahun 2009

di Kota Sawahlunto yang terbesar adalah padi sawah dengan luas panen 2329 ha dan

produksi 11689 ton atau mencapai 80% dari total produksi komoditas tanaman pangan.

Selanjutnya ubi kayu dengan luas areal 177 ha dengan produksi 2832 ton, jagung produksi

185,25 ton, kedelai dengan jumlah produksi 21,60 ton serta kacang tanah dan kacang hijau

(produksi masing-masing 4 ton dan 1,1 ton).

Terdapat 3 (tiga) komoditas tanaman pangan yang ada di Kota Sawahlunto

merupakan hasil kegiatan basis. Komoditas ini sudah mengarah untuk ekspor ke luar wilayah

kota, yaitu padi sawah, kedelai dan ubi kayu (lihat Tabel 3.7.3.)

Page 294: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 62

Tabel 3.7.3.Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Pangan

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis Tanaman Nilai LQ

1. Padi Sawah 1,03

2. Jagung 0,08

3. Kedelai 1,25

4. Ubi Kayu 4,52

5. Kacang Tanah 0,08

6. Kacang Hijau 0,15

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kota Sawahlunto

berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditas tanaman pangan seperti dapat dilihat

pada Tabel 3.7.4.

Tabel 3.7.4Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Tanaman Pangan

No Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat

1 Silungkang 1 0,78 IV

2 Lembah Segar 2 0,75 III

3 Barangin 4 2,03 I

4 Talawi 2 0,45 II

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Selama tahun 2009 luas areal panen tanaman sayuran seluas 127,00 ha, dengan

produksi sebanyak 499,70 ton. Produksi tanaman sayur-sayuran yang tertinggi produksinya

adalah cabe sebanyak 135 ton dengan luas panen 30,00 ha, kacang panjang dengan luas

panen 26,00 ha, terung 79,00 ton dengan luas panen 17,00 ha, kangkung 76,50 ton dengan

luas panen 17,00 ha, bayam produksi 60,00 ton dengan luas panen 25,0 ha, ketimun

produksi 24,00 dengan luas panen 5,00 ha, Buncis luas panen 5,00 ha dan produksi

mencapai 20,00 ton. Rekapitulasi luas areal dan produksi tanaman sayur-sayuran

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.5.

Page 295: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 63

Tabel 3.7.5Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis TanamanLuas Panen

(Ha)Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi

(Ton/Ha)

1. Cabe 30 135 4,50

2. Kacang Panjang 26 96,20 3,70

3. Tomat 2 9 4,50

4. Terung 17 79 4,65

5. Buncis 5 20 4,00

6. Ketimun 5 24 4,80

7. Kangkung 17 76,5 4,50

8. Bayam 25 60 2,40

Jumlah 127,00 499,70 33,05

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Terdapat 5 (lima) komoditas tanaman sayur-sayuran yang ada di Kota Sawahlunto

merupakan hasil kegiatan basis. Komoditas ini sudah mengarah untuk ekspor ke luar wilayah

kota, yaitu cabe, kacang panjang, terung, kangkung dan bayam (lihat Tabel 3.7.6.)

Tabel 3.7.6.Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Sayur-sayuran

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis Tanaman Nilai LQ

1. Cabe 1,14

2. Kacang Panjang 2,93

3. Tomat 0,08

4. Terung 1,08

5. Buncis 0,36

6. Ketimun 0,34

7. Kangkung 2,95

8. Bayam 5,74

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Pengembangan potensi unggulan tanaman sayur bisa dikarenakan peningkatan

produktivitas pada luas areal yang ada maupun perluasan arealnya yang diprioritaskan pada

wilayah-wilayah kecamatan. Peringkat masing-masing kecamatan berdasarkan keunggulan

komparatif tanaman sayuran terdapat pada Tabel 3.7.7

Page 296: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 64

Tabel 3.7.7Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Tanaman Sayuran

No Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat

1 Silungkang 5 2,17 I

2 Lembah Segar 4 0,84 II

3 Barangin 2 0,78 IV

4 Talawi 3 0,74 III

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 3.7.7 diketahui bahwa peringkat I dan II, adalah Kecamatan

Silungkang dan Lembah Segar. Oleh karena itu kedua kecamatan tersebut dapat dikatakan

sebagai “kecamatan tanaman sayur”.

Tanaman buah-buahan yang terbanyak produksinya di Kota Sawahlunto pada tahun

2009 adalah rambutan, dimana produksinya mencapai 382.80 ton, terjadi penurunan yang

cukup besar bila dibanding tahun 2008 yang jumlahnya mencapai 623 ton.

Tabel 3.7.8.Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis TanamanLuas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)Rata-rata Produksi

(Ton/Ha)

1. Alpukat 36,90 56,80 1,54

2. Mangga 18,23 126 6,91

3. Duku 1,32 2,60 1,97

4. Rambutan 51,36 382 7,44

5. Jeruk 7,27 48,50 6,67

6. Durian 6,53 342,20 52,40

7. Pisang 7,73 138,20 17,88

Jumlah 129,34 1096,3 94,81

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Terdapat 3 (tiga) komoditas tanaman buah-buahan yang ada di Kota Sawahlunto

merupakan hasil kegiatan basis. Komoditas ini sudah mengarah untuk ekspor ke luar wilayah

kota, yaitu mangga, rambutan dan durian (lihat Tabel 3.7.9.)

Page 297: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 65

Tabel 3.7.9.Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Buah-buahan

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis Tanaman Nilai LQ

1. Alpukat 0,47

2. Mangga 2,48

3. Duku 0,17

4. Rambutan 3,91

5. Jeruk 0,37

6. Durian 1,74

7. Pisang 0,29

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Dari hasil analisis LQ dapat pula disusun peringkat kecamatan se Kota Sawahlunto

berdasarkan keunggulan komparatif buah-buahan seperti yang disajikan pada Tabel 3.7.10.

Berdasarkan Tabel 3.7.10 dapat diketahui bahwa Kecamatan Talawi dan Silungkang relatif

unggul dari kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Sawahlunto karena memiliki 6 komoditas

unggulan tanaman buah-buahan. Oleh karena itu kedua kecamatan tersebut dapat disebut

sebagai ”kecamatan tanaman buah-buahan”.

Tabel 3.7.10Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Tanaman Buah-buahan

No Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat

1 Silungkang 4 1,52 II

2 Lembah Segar 2 0,86 IV

3 Barangin 2 0,68 III

4 Talawi 4 1,27 I

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

2). Subsektor perkebunan

Komoditi tanaman perkebunan hasilnya cukup menjanjikan terhadap perekonomian

masyarakat Kota Sawahlunto karena komoditi tersebut dapat diekspor ke luar negeri. Jenis

tanaman perkebunan yang ada di Kota Sawahlunto adalah Kakao, Kopi, Karet dan Kemiri.

Namun demikian produksinya selama tahun 2009 relatif masih rendah, tidak terjadi

peningkatan yang besar bila dibandingkan dengan produksi tahun 2008. Ditahun-tahun

mendatang mudah-mudahan komoditi-komoditi tersebut dapat lebih dikembangkan

sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Rekapitulasi luas areal dan

produksi tanaman perkebunan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.11.

Page 298: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 66

Tabel 3.7.11.Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis TanamanLuas Lahan

(Ha)Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi(Ton/Ha)

1. Kelapa 380,30 380,90 1,00

2. Karet 1409,82 549,62 0,39

3. Kopi 140 51,93 0,37

4. Cengkeh 17 2,50 0,15

5. Kulit Manis 122,90 51,60 0,42

6. Enau 16 2,45 0,15

7. Pala 14,84 4,40 0,30

8. Kemiri 196,77 100,30 0,51

9. Kakao 2119,85 503,33 0,24

10. Lada 3,50 2 0,57

11. Gambir 5,00 1 0,20

Jumlah 4425,98 1650,03 4,30

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Terdapat 4 (empat) komoditas tanaman perkebunan yang ada di Kota Sawahlunto

merupakan hasil kegiatan basis. Komoditas ini sudah mengarah untuk ekspor ke luar wilayah

kota, yaitu kulit manis, kemiri, kakao dan lada (lihat Tabel 3.7.12.)

Tabel 3.7.12.Nilai Location Quotient (LQ) Komoditas Tanaman Perkebunan

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Jenis Tanaman Nilai LQ

1. Kelapa 0,97

2. Karet 0,70

3. Kopi 0,36

4. Cengkeh 0,32

5. Kulit Manis 1,02

6. Enau 0,44

7. Pala 0,91

8. Kemiri 4,32

9. Kakao 2,84

10. Lada 3,19

11. Gambir 0,02

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Dari hasil analisis LQ maka dapat disusun peringkat kecamatan se Kota Sawahlunto

berdasarkan keunggulan komparatif dan komoditas tanaman perkebunan seperti pada Tabel

3.7.13.

Page 299: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 67

Tabel 3.7.13Peringkat Kecamatan di Kota Sawahlunto

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Tanaman Perkebunan

No Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat

1 Silungkang 5 1,04 I

2 Lembah Segar 4 0,83 IV

3 Barangin 5 2,01 II

4 Talawi 4 0,77 III

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 3.3.13 dapat diketahui bahwa Kecamatan Silungkang dan

Barangin relatif paling unggul dari kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Sawahlunto,

karena memiliki 5 komoditas tanaman perkebunan. Keduanya dapat dikatakan sebagai

”kecamatan tanaman perkebunan”.

3). Subsektor peternakan

Jenis usaha ternak di Kota Sawahlunto terdiri dari ternak besar (sapi, kerbau,kuda),

dan ternak kecil (kambing) serta unggas (ayam buras, ayam arab/petelur, ayam pedaging

dan itik). Populasi hewan ternak pada tahun 2009 mencapai 14.221 ekor. Populasi sapi

paling banyak untuk jenis hewan besar sebanyak 7.540 ekor. Jumlah ternak sapi paling

banyak terdapat di Kecamatan Talawi, Barangin, Lembah Segar dan Silungkang. Ternak

kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Talawi, Barangin, Lembah Segar dan Silungkang.

(Tabel 3.7.14).

Tabel 3.7.14Jumlah Populasi Ternak

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

KecamatanSapi

Perah

Sapi

PotongKerbau Kuda Kambing

1. Silungkang - 557 42 - 70

2. Lembah Segar - 814 62 - 183

3. Barangin 18 1949 540 41 1870

4. Talawi - 4220 1929 6 1920

Jumlah 18 7540 2573 47 4043

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

Sedangkan untuk populasi unggas paling banyak terdapat di Kecamatan Talawi,

Barangin, Lembah Segar dan Silungkang. (Tabel 3.7.15).

Page 300: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 68

Tabel 3.7.15.Jumlah Populasi Unggas

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

KecamatanAyam

Buras

Ayam Ras

Petelur

Ayam Ras

PedagingItik Puyuh

1. Silungkang 131 - 256 181 -

2. Lembah Segar 2631 - 797 508 500

3. Barangin 11276 26000 32500 4291 -

4. Talawi 45436 3118 16568 3386 -

Jumlah 59474 29118 50121 8366 500

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

4). Subsektor perikanan

Usaha perikanan di Kota Sawahlunto hanya terdiri dari usaha perikanan darat. Total

produksi usaha perikanan di Kota Sawahlunto pada tahun 2009 mencapai 143,16 ton. Bila

dilihat dari produksinya usaha perikanan darat di Kota Sawahlunto didominasi oleh budidaya

perikanan di sungai dan kolam (Tabel 3.7.16).

Tabel 3.7.16.Luas Area Budidaya dan Produksi Perikanan darat

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

Budidaya Perikanan Luas Area (Ha) Produksi (Ton)

1. Sungai 164,97 86,41

2. Kolam 57,02 52,22

3. Sawah 123 0,68

4. Karamba 13 3,85

Jumlah 357,99 143,16

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

c. Sektor pertambangan

Kota Sawahlunto dikenal sebagai kota penghasil Batu Bara di Propinsi Sumatera

Barat. Data produksi batubara berasal dari Dinas Pertambangan, Industri, Perdagangan dan

Koperasi Kota Sawahlunto. Produksi batubara Kota Sawahlunto selama Tahun 2009 tercatat

sebanyak 639 ribu ton, jumlahnya mengalami kenaikan bila dibandingkan produksi 2008

yang sebesar 584 ribu ton.

d. Sektor perindustrian

Peran sektor perindustrian dalam perekonomian Kota Sawahlunto sangat besar.

Sektor industri pengolahan di Kota Sawahlunto dilihat dari nilai PDRB berdasarkan harga

Page 301: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 69

konstan merupakan sektor dengan laju pertumbuhan terbesar diantara sektor-sektor lainnya

pada tahun 2009 yakni sebesar 12,6%. sumbangan sektor perindustrian juga cukup

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Sektor perindustrian di Kota Sawahlunto di dominasi oleh industri kecil dan kerajinan

rumah tangga. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertambangan, Industri,

Perdagangan dan Koperasi jumlah unit usaha industri kecil dan dan kerajinan rumah tangga

berjumlah 432 unit pada tahun 2009 dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.722

tenaga kerja.

e. Sektor perdagangan

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor dengan laju

pertumbuhan ke dua terbesar berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2009,

usaha dibidang perdagangan memberikan kontribusi terhadap perkembangan Kota

Sawahlunto.

Jika dilihat dari Jumlah SIUP yang diberikan oleh pemerintah daerah Kota

Sawahlunto terjadi penurunan yaitu pada tahun 2009 berjumlah 134 buah menurun dari

tahun sebelumnya yakni sebesar 183 (Tabel 3.7.17).

Tabel 3.7.17.Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

di Kota Sawahlunto Tahun 2009

KecamatanKlasifikasi Usaha

Jumlah

Besar Sedang Kecil

1. Silungkang 1 2 24 27

2. Lembah Segar 1 2 44 47

3. Barangin 1 3 25 29

4. Talawi 9 7 15 31

Jumlah 12 14 108 134

Sumber : Kota Sawahlunto dalam Angka Tahun 2009

f. Koperasi

Di Kota Sawahlunto, pada tahun 2009 ini terdapat koperasi sebanyak 77 unit yang

masih beroperasi, dibandingkan tahun 2008 terjadi kenaikan sebanyak 1 (satu) unit dari 76

unit koperasi. Tetapi untuk jumlah anggota koperasi terjadi penurunan dibandingkan tahun

2008, dimana pada tahun 2009 ini terdapat jumlah anggota koperasi sebanyak 8.69 orang,

sedangkan pada tahun 2008 terdapat jumlah anggota koperasi sebanyak 9.648 orang.

Page 302: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 70

g. Sektor Pariwisata

Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Sawahlunto selama tahun 2009 terjadi

penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2008. Pada Tahun 2009 tercatat sebanyak

254.372 orang berkunjung ke Kota Sawahlunto, sedangkan pada tahun 2008 jumlahnya

mencapai 302.044 orang. Tempat wisata di Kota Sawahlunto yang paling banyak dikunjungi

wisatawan adalah Water Boom yang terdapat di Kecamatan Silungkang, penurunan ini

mungkin disebabkan karena sudah banyaknya daerah lain di Sumatera Barat yang juga

membangun objek wisata sejenis.

h. Sektor pengangkutan dan komunikasi

Jumlah desa/kelurahan yang telah tersambung jaringan telepon di Kota Sawahlunto

Pada tahun 2009 berjumlah 30 desa/kelurahan atau 81,08 persen. Jumlah pelanggan PT.

Telkom Sawahlunto seluruhnya berjumlah 3.008 unit, didominasi oleh pelanggan rumah

tangga sebanyak 2.859 unit atau 95,05 persen.

Jasa pelayanan Kantor Pos yang paling banyak dipakai oleh masyarakat Kota

Sawahlunto adalah pengiriman surat biasa. Di tahun 2009 tercatat sebanyak 6.144 surat

biasa dikirim dari Kota Sawahlunto dan sebanyak 17.836 yang diterima. Pelayanan paket pos

pada tahun 2009 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun

2009 tercatat sebanyak 482 kg paket pos yang dikirimkan dari Kota Sawahlunto, sedangkan

di tahun 2008 jumlahnya sebanyak 438 kg; untuk paket pos yang diterima Kota Sawhlunto

berjumlah sebanyak 1.024 kg di tahun 2009, sedangkan di tahun 2008 berjumlah 931 kg.

i. Sektor jasa dan konstruksi

Kontribusi sektor bangunan dan konstruksi terhadap PDRB berdasarkan harga

konstan pada tahun 2009 sebesar Rp 29.575,58 juta atau 5,98% dari total PDRB tahun

2009. Laju pertumbuhannya dalam periode 2008-2009 berdasarkan harga konstan tahun

2009 sebesar 6,09%, Sementara sektor jasa memberikan kontribusi terhadap PDRB

berdasarkan harga konstan pada tahun 2009 sebesar Rp 138.097,86 juta atau 27,93%.

dengan laju pertumbuhan berdasarkan PDRB dengan harga konstan tahun 2000 dalam

periode 2008-2009 sebesar 6,76%.

Kontribusi dari sektor jasa terhadap PDRB tahun 2009 lebih banyak berasal dari jasa

pemerintahan umum Rp 62.458,58 juta atau 12,63%, jasa perorangan dan rumahtangga

sebesar Rp. 54.687,78 juta atau 11,06%, jasa sosial kemasyarakatan, senilai Rp 18.094,25

juta atau 3,66%, serta jasa hiburan dan rekreasi sebesar Rp 2.857,25 Juta atau 0,58%.

Page 303: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 71

3.8. KABUPATEN PESISIR SELATAN

3.8.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Berdasarkan hasil penghitungan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009 tercatat sebesar 5,44 persen.

Sektor Pertambangan dan Penggalian adalah sektor yang tertinggi tingkat pertumbuhannya,

yaitu tercatat sebesar 7,06 persen. Kemudian diikuti oleh Sektor Bangunan, yaitu tercatat

sebesar 6,82 persen. Sementara itu Sektor Pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 4,51

persen atau yang paling rendah tingkat pertumbuhannya dibandingkan sektor ekonomi yang

lain. PDRB Kabupaten Pesisir Selatan menurut harga berlaku tahun 2008 tercatat sebesar

3.581,15 Milyar Rupiah, tahun 2009 meningkat menjadi 4.080,89 Milyar Rupiah. Kontribusi

terbesar PDRB Kab.Pesisir Selatan tahun 2009 ini adalah Sektor Pertanian, yang mana

kontribusinya mencapai 34,55 persen dari total PDRB Kabupaten Pesisir Selatan. Ini berarti

ketergantungan perekonomian Kabupaten Pesisir Selatan terhadap Sektor Pertanian masih

sangat tinggi.

Dilihat dari perkembangan PDRB per lapangan usaha, diketahui bahwa sektor

bangunan mengalami perkembangan ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan sektor

yang lain. Hal ini diduga terkait dengan proses renovasi dan perbaikan bangunan pasca

gempa bumi 30 September 2009. Selanjutnya sektor lain yang relatif besar

perkembangannya adalah sektor perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, bank dan

lembaga keuangan, pertambangan dan penggalian. Rekapitulasi perkembangan PDRB

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2008-2009 disajikan pada Tabel 3.8.1

Tabel 3.8.1PDRB Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Sektor Tahun 2008-2009

No

LAPANGAN USAHA/INDUSTRIAL ORIGIN

2008 (juta rupiah) 2009 (juta rupiah) Perkembangan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1. Pertanian1.253.189 603.814 1.409.756 631.049

12 5

2.Pertambangan danPenggalian 61.825 30.018 71.042 32.138

15 7

3. Industri Pengolahan464.371 250.754 532.877 266.994

15 6

4. Listrik, Gas dan Air Bersih25.882 12.210 29.006 12.972

12 6

5. Bangunan172.644 77.563 201.135 82.854

17 7

6. Perdagangan745.980 424.332 864.418 448.045

16 6

7.Pengangkutan danKomunikasi 120.791 53.346 138.816 56.309

15 6

8.Bank dan LembagaKeuangan 135.926 75.880 155.821 80.586

15 6

9. Jasa-Jasa600.545 371.116 677.819 391.301

13 5

P D R B / G R D P3.581.153 1.899.033 4.080.690 2.002.249

14 5

Sumber: Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

Page 304: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 72

Kegiatan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan dapat digolongkan menjadi 2 sektor, yaitu

Industri Basic, yaitu kegiatan ekonomi yang tercipta mampu melayani pasar di daerah

tersebut dan Industri Non Basic, yaitu kegiatan ekonomi yang tercipta hanya mampu untuk

melayani pasar di dalam daerah itu sendiri. Penggolongan tersebut didasarkan suatu indeks

LQ (location quotient), dan berdasarkan nilai LQ sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Pesisir

Selatan sebagai sektor basis dan non basis dapat dilihat pada Tabel 3.8.2

Tabel 3.8.2Hasil Perhitungan Location Quation dan Penetapan Sektor/Sub Sektor Basis

Kabupaten Pesisir SelatanBerdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut Harga Konstan Tahun 2000

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

1. PERTANIAN 1,33 BASIS

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,28

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,74 BASIS

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,11

5. BANGUNAN 0,62

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,44 BASIS

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,25

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0,37

9. JASA-JASA 0,55 BASIS

Sumber: Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

Dari Tabel 3.8.2 tersebut diatas, terlihat bahwa sektor pertanian, industri pengolahan,

perdagangan/hotel/restoran, dan jasa-jasa dapat menjadi basis industri Kabupaten Pesisir

Selatan. Sedangkan sektor lain seperti pertambangan dan penggalian, listrik gas dan air

bersih, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, serta keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan menjadi sektor non basis untuk Kabupaten Pesisir Selatan.

3.8.2 Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1) Sub sektor Tanaman Pangan

Produksi padi di Pesisir Selatan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebanyak

3.929 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Bertambahnya produksi padi tersebut antara lain

disebabkan luas panen bertambah serta pertambahan rata-rata produksi untuk setiap

hektarnya, disamping adanya penambahan luas lahan sawah di beberapa kecamatan.

Page 305: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 73

Bertambahnya luas tanam dan panen pada tahun 2009, antara lain disebabkan karena

pengaruh musim, dan pengaruh perubahan iklim dimana curah hujan yang lebih banyak

dibanding tahun sebelumnya, sehingga memungkinkan lahan dapat ditanami sebanyak 2-3

kali setahun.

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak perekonomian

di Kabupaten Pesisir Selatan. Pada tahun 2009 total luas areal panen tanaman pangan

adalah 66.456 ha dengan total produksi 327.288 ton. Jumlah produksi terbesar dari

tanaman pangan terdapat pada komoditas padi sawah. Namun jika dilihat dari tingkat

produktivitasnya, ubi kayu merupakan komoditas yang rata-rata produksinya paling tinggi.

Lebih lengkap luas dan panen produksi tanaman pangan dapat dilihat pada Tabel 3.8.2

Tabel 3.8.2Luas dan Panen Produksi Tanaman Pangan

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Jenis Tanaman

Luas Panen Produksi Rata-Rata Produksi

(Ha) (Ton) (Ton/Ha)

1 Padi sawah 53.070 238.708 4

2 Padi Ladang 193 400 2

3 Jagung 11.362 77.697 7

4 Ubi Kayu 395 7.612 19

5 Ubi Jalar 58 488 8

6 Kacang Tanah 832 1.483 2

7 Kacang Kedelai 339 494 1

8 Kacang Hijau 207 346 2

Jumlah 66.456 327.228 46

Sumber: Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

Selanjutnya dari tanaman sayur-sayuran, selama tahun 2009 luas areal panen

tanaman sayuran seluas 2.301 ha, dengan produksi sebanyak 19.776 ton. Produksi

tanaman sayur-sayuran yang tertinggi produksinya adalah ketimun sebanyak 13.300 ton

dengan luas panen 136 ha, terung 1.894 ton dengan luas panen 200 ha, kacang-kacangan

1.837 ton dengan luas panen 1.378 ha, cabe 1.422 ton dengan luas panen 325 ha,

kangkung dengan produksi 552 ton dengan luas panen 127 ha, dan bayam 352 dengan luas

panen 87 ha. Rekapitulasi luas areal dan produksi tanaman sayur-sayuran selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 3.8.3

Page 306: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 74

Tabel 3.8.3Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-Sayuran

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Jenis SayuranLuas Panen Produksi

Rata-RataProduksi

(Ha) (Ton) (Ton/Ha)

1 Cabe 325 1.422 4

2 Terung 200 1.894 9

3 Ketimun 136 13.300 98

4 Bawang Merah 48 419 9

5 Kacang-kacangan 1.378 1.837 1

6 Bayam 87 352 4

7 Kangkung 127 552 4

Jumlah 2.301 19.776 130

Sumber: Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

Kabupaten Pesisir Selatan juga termasuk daerah penghasil tanaman buah-buahan.

Dalam tahun 2009 jumlah produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten Pesisir Selatan

sebesar 518.423 ton dengan luas lahan panen 962.550 pohon. Produksi tertinggi dari

tanaman buah-buahan berasal dari dari tanaman durian dengan jumlah produksi 156.503

Kwintal dengan luas panen 42.430 pohon. Jumlah produksi terendah berasal dari tanaman

tomat dengan jumlah produksi 96 kwintal namun juga dengan luas panen yang paling kecil

yaitu sebanyak 12 pohon panen. Rekapitulasi luas panen dan produksi tanaman buah-

buahan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.8.4

Tabel 3.8.4Luas Panen dan Produk Tanaman Buah-Buahan

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Jenis Buah-BuahanLuas Panen Produksi Rata-Rata Produksi

(Pohon) (Kw) (Kw/Pohon)

1 Semangka 385 6.739 17,50

2 Jeruk 48.736 1.845 0,04

3 Rambutan 48.485 149.092 3,08

4 Mangga 49.162 90.206 1,83

5 Durian 42.430 156.503 3,69

6 Duku 6.214 3.050 0,49

7 Pepaya 9.008 1.414 0,16

8 Pisang 715.925 94.689 0,13

9 Belimbing 576 116 26,92

10 Salak 30.058 6.198 36,34

11 Alpukat 2.337 911 72,64

12 Manggis 9.158 7.148 142,20

13 Tomat 12 96 282,56

14 Talas 64 416 561,42

Jumlah 962.550 518.423 1.149

Sumber: Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

Page 307: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 75

2) Sub sektor Perkebunan

Tanaman perkebunan rakyat yang paling banyak diusahakan masyarakat di Pesisir

Selatan saat ini adalah tanaman kelapa sawit (19.239 ha) yang setiap tahun terus

mengalami peningkatan. Kemudian diikuti oleh tanaman karet (11.770 ha), kulit manis

(7.477 ha), tanaman kelapa (5.980 ha ), coklat (2.609 ha), dan kopi (1.436 ha ). Namun jika

dilihat dari produksinya, kopi merupakan merupakan tanaman perkebunan yang

menghasilkan produk yang paling banyak selama tahun 2009 yaitu sebanyak 644.212 ton

dengan luas tanaman 1.436 Ha. Jika dilihat dari perbandingan antara jumlah produksi

dengan luas tanaman maka tanaman gardamunggu merupakan tanaman yang tingkat

produktivitasnya tinggi dengan rata-rata produksi sebesar 7.512 ton per Ha area tanaman

yang ada. Rekapitulasi luas panen dan produksi tanaman buah-buahan selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 3.8.5

Tabel 3.8.5Luas Tanaman dan Produksi Tanaman Perkebunan

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Jenis TanamanLuas Tanaman Produksi Rata-Rata Produksi

(Ha) (Ton) (Ton/Ha)

1 Karet 11.770 7.310 0,62

2 Kelapa 5.980 5.192 0,87

3 Kelapa Sawit 19.239 100.935 5,25

4 Kulit Manis 7.477 9.302 1,24

5 Cengkeh 1.115 3.284 2,95

6 Kopi 1.436 644.212 448,62

7 Pala 719 293 0,41

8 Gambir 314 3.401 10,83

9 Kemiri 129 912 470,78

10 Coklat 2.610 541 940,94

11 Pinang 1.005 724 1.881,01

12 Nilam 278 5.766 3.756,77

13 Gardamunggu 432 1.516 7.512,29

Jumlah 52.503 783.388 15.033

Sumber: Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2010

3) Sub sektor Peternakan

Jenis ternak besar di Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari sapi, kuda, kerbau dan

kambing. Pada tahun 2009, ternak sapi merupakan populasi terbesar yaitu 91.777 ekor.

Ternak sapi ini banyak terdapat di daerah Kecamatan Ranah Pesisir, Kecamatan Lengayang,

Kecamatan Sutera, dan Kecamatan Bayang. Pada urutan selanjutnya terdapat ternak

kambing dengan jumlah populasi sebesar 48.451 ekor, kerbau 32.503 ekor dan terakhir,

Page 308: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 76

kuda dengan populasi sebanyak 109 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa ternak besar dapat

menjadi salah satu produk unggulan sektor peternakan di Kabupaten Pesisir Selatan.

Rekapitulasi populasi ternak Besar menurut jenisnya dapat dilihat pada Tabel 3.8.6

Tabel 3.8.6Populasi Ternak Besar Menurut Jenisnya

Per Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Kecamatan Sapi Kuda Kerbau Kambing

1 Lunang Silaut 3.749 - 626 8.237

2 Basa IV Balai 2.987 - 4.509 8.135

3 Pancung Soal 6.592 - 2.184 5.380

4 Linggo Sari Baganti 2.518 1 1.480 1.886

5 Ranah Pesisir 17.816 9 8.550 5.514

6 Lengayang 12.622 65 1.655 3.138

7 Sutera 14.392 - 5.587 4.669

8 Batang Kapas 4.996 - 4.478 1.485

9 IV Jurai 5.575 11 1.143 3.661

10 Bayang 12.215 15 653 3.505

11IV Nagari BayangUtara 356 - 31 794

12 Koto XI Tarusan 7.959 8 1.607 2.047

Jumlah 91.777 109 32.503 48.451

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2009

Selanjutnya dari kelompok ternak ayam, terdapat ternak ayam buras yaitu sebanyak

793.529 ekor, selanjutnya ayam pedaging 145.810 ekor, itik sebanyak 113.405 ekor, dan

ayam ras sebanyak 85.293 ekor.

Tabel 3.8.7Populasi Ternak Ayam Menurut Jenisnya

Per Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Kecamatan Ayam BurasAyam

PedagingAyam Ras Itik

1 Lunang Silaut 45.236 424 25.000 4.681

2 Basa IV Balai 32.544 - 5.682 7.706

3 Pancung Soal 17.204 1.332 483 1.873

4 Linggo Sari Baganti 53.609 - - 6.324

5 Ranah Pesisir 17.846 4.578 5.000 5.710

6 Lengayang 57.212 - - 5.443

7 Sutera 53.975 - - 4.447

8 Batang Kapas 59.379 - - 19.667

9 IV Jurai 249.950 59.800 49.128 12.524

10 Bayang 121.549 47.807 - 29.720

11 IV Nagari Bayang Utara 7.719 - - 1.398

12 Koto XI Tarusan 77.306 31.869 - 13.912

Jumlah 793.529 145.810 85.293 113.405

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2009

Page 309: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 77

Data ini menunjukkan bahwa Kabupaten Pesisir Selatan juga memiliki potensi yang

besar untuk dikembangkan menjadi sentra pengembangan ternak ayam khususnya ternak

ayam buras. Rekapitulasi penyebaran ternak ayam pada setiap kecamatan disajikan pada

Tabel 3.8.7

Dilihat dari produksi daging ternak, pada tahun 2009 jumlah produksi daging

tertinggi berasal dari produksi daging sapi yaitu sebesar 1.179.765 ton. Data ini

menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi di Kabupaten Pesisir Selatan lebih diarahkan

kepada usaha peternakan sapi potong. Selanjutnya produk daging terbesar dari kelompok

peternakan ayam yaitu dari ternak ayam buras dengan jumlah produksi 851.033 ton. Lebih

lengkap rekapitulasi produk daging ternak di Kabupaten Pesisir Selatan pada Tahun 2009

dapat dilihat pada Tabel 3.8.8

Tabel 3.8.8Produk Daging Ternak Menurut Jenisnya

Per Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

No. Kecamatan Sapi Kerbau KambingAyam

ItikBuras Pedaging Ras

1 Lunang Silaut 42.811 868 6.793 48.516 339 10.313 1.931

2 Basa IV Balai 37.892 33.840 4.648 34.903 - 2.344 3.179

3 Pancung Soal 56.292 16.920 4.176 18.451 1.066 199 773

4Linggo SariBaganti 68.316 14.967 780 57.469 - - 2.609

5 Ranah Pesisir 136.085 217 374 19.140 3.664 2.063 2.355

6 Lengayang 202.032 2.169 731 61.360 - - 2.245

7 Sutera 128.433 217 1.950 57.888 - - 1.834

8 Batang Kapas 79.610 4.772 358 63.684 - - 8.113

9 IV Jurai 98.739 1.085 4.404 268.071 47.855 20.265 5.166

10 Bayang 168.330 217 504 130.361 38.258 - 12.260

11IV Nagari BayangUtara 44.997 - 796 8.279 - - 577

12 Koto XI Tarusan 116.228 1.302 5.281 82.911 25.503 - 5.739

Jumlah 1.179.765 76.574 30.795 851.033 116.685 35.184 46.781

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2009

4) Sub sektor Perikanan

Sub sektor perikanan merupakan salah satu andalan Kabupaten Pesisir Selatan

untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan panjang pantai lebih kurang 234

km, maka sektor ini seharusnya menjadi tulang punggung dari perekonomian Kabupaten

Pesisir Selatan. Selama tahun 2009 jumlah produksi dari sektor perikanan di dominasi oleh

produksi ikan yang termasuk komoditas budidaya perikanan yaitu sebesar 1.792 ton.

Page 310: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 78

Produksi budidaya perikanan ini berasal dari budidaya kerapu dan budidaya bandeng

umpan. Selanjutnya produksi perikanan berasal dari produksi perikanan dari perairan umum

sebesar 6.760 ton dan perairan laut sebesar 29.548,70 ton. Lebih lengkap rekapitulasi

produksi perikanan Kabupaten Pesisir Selatan selama tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel

3.8.9

Tabel 3.8.9Produksi (Ton) Perikanan

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

Komoditas Produksi (ton)

1. Budidaya 1.792,00

2. Perairan Umum 6.760,00

3. Perairan Laut 29.548,70

Jumlah 38.100,70

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2009

b. Sektor Industri

Perkembangan jumlah industri kecil baik industri kimia, agro dan hasil hutan

(IKAHH) maupun industri logam mesin, elektronika dan aneka (ILMEA) di Kabupaten Pesisir

Selatan pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 8,73 persen bila dibandingkan tahun

sebelumnya, yaitu 2921 buah pada tahun 2008 menjadi 3176 buah tahun 2009. Jumlah

tenaga kerja yang berkecimpung di sektor industri kecil juga mengalami kenaikan sebesar

12,20 persen, yaitu 17420 orang (2008) menjadi 19545 orang (2009). Sementara nilai

produksi dari kedua jenis industri diatas mengalami kenaikan yaitu dari 104,5 milyar pada

tahun 2008 menjadi 110,1 milyar di tahun 2009 ini atau naik menjadi 5,37 persen bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rekapitulasi jumlah usaha industri kecil menurut

jenis industri di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009 disajikan pada Tabel 3.8.10

Tabel 3.8.10Jumlah Usaha Industri Kecil Menurut JenisDi Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009

Jenis Industri Unit Usaha

1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan 1.574

2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka 1.602

Jumlah 3.176

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2009

Page 311: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 79

c. Sektor Perdagangan dan Koperasi

Dilihat dari sisi harga, perkembangan sub sektor perdagangan di Kabupaten Pesisir

Selatan menunjukkan kecendrungan yang semakin baik. Perkembangan harga komoditi

ekspor di Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kenaikan kecuali korpra. Rata- rata harga

komoditi ekspor pada tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Harga karet mengalami kenaikan sangat tinggi sebesar 80,39 persen, sementara harga rata-

rata kopi mengalami penurunan sebesar 2,69 persen, cengkeh kenaikan sebesar 5,13

persen,kulit manis kenaikan hingga 50 persen dan korpra turun hingga 12,88 persen.

Sementara rumput laut pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 2,38 persen

dibanding tahun 2008 lalu.

Disamping Jumlah koperasi di Pesisir Selatan pada tahun 2009 ini sebanyak 369

buah, dengan rincian sebanyak 46 buah berstatus KUD dan 323 buah adalah koperasi yang

berstatus non KUD. Jumlah anggota koperasi di Pesisir Selatan mengalami peningkatan

dimana pada tahun 2008 berjumlah 33.339 anggota dan tahun 2009 ini menjadi 33.506

anggota atau bertambah 167 anggota. Sisa Hasil Usaha yang dihasilkan dari koperasi pada

tahun 2009 yaitu 6,66 milyar.

d. Sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran

Perkembangan industri pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009

mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, dimana jumlah wisatawan yang

berkunjung ke tempat wisata di Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 92.345 orang atau naik

sebesar 61,35 persen. Pemda Kabupaten Pesisir Selatan sudah mulai giat untuk

mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke Pesisir Selatan di antaranya

dengan menggelar lomba berskala nasional yang diadakan di Painan, diantaranya adalah

lomba renang antar pulau dan lomba paralayang di Bukit Langkisau. Industri pariwisata

yang ada di Pesisir Selatan terdiri dari penginapan sebanyak 22 buah, biro perjalanan

sebanyak 2 buah, agen perjalanan sebanyak 3 buah, toko souvenir sebanyak 3 buah dan

rumah makan/ restoran sebanyak 64 buah. Jumlah objek wisata di Pesisir Selatan berjumlah

64 buah, yang terdiri dari objek wisata alam sebanyak 16 buah, objek wisata bahari

sebanyak 27 buah, objek wisata sejarah sebanyak 19 buah dan objek karya wisata sebanyak

2 buah. Di antara objek wisata alam yang banyak dikunjungi adalah objek wisata Titian Akar

Kec. IV Nagari Bayang Utara dan Air Terjun Bayang Sani di Kecamatan Bayang. Rekapitulasi

perkembangan industri pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan disajikan pada Tabel 3.8.11

Page 312: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 80

Tabel 3.8.11Perkembangan Industri Pariwisata Tahun 2008 sampai Tahun 2009

di Kabupaten Pesisir Selatan

Jenis Usaha 2008 (buah) 2009 (buah) Pekembangan %

1. Hotel Berbintang - 1 100

2. Penginapan 18 22 18

3. Biro Perjalanan 2 2 -

4. Agen Perjalanan 7 3 (133)

5. Toko Sovenir 3 3 -

6. Rumah Makan 47 63 25

Jumlah 77 94 10

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2009

e. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada tahun 20009 Jumlah kendaraan wajib uji di Kabupaten Pesisir Selatan,

berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Perhubungan tercatat sebanyak 2775 unit

kendaraan yang terdiri dari 5 unit mobil penumpang umum, 54 bus dan 2716 unit mobil

barang/truk. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah kenderaan wajib uji ini mengalami

kenaikan sebesar 7,89 persen.

Selanjutnya dari sektor komunikasi, perkembangan sektor ini tidak begitu

menggembirakan. Dilihat dari surat-surat yang dikirim, surat-surat biasa dan surat tercatat

yang dikirim dan diterima di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009 mengalami penurunan

jumlah cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya kecuali surat tercatat terima yang

tahun ini ternyata mengalami peningkatan sebesar 5,49 persen. Masyarakat kini lebih

banyak berkomunikasi menggunakan telepon seluler maupun fasilitas short message (sms)

sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini, dimana perdagangan bebas sudah dimulai

sehingga berbagai macam barang teknologi dari luar negeri mulai membanjiri pasaran

nasional. Hal inilah yang mebuat alat komunikasi seperti surat yang semakin lama semakin

tersingkirkan akan adanya kemajuan teknologi tersebut. Padahal dari surat menyurat ini

adalah alat komunikasi yang tahan lama sampai kapan pun juga.

3.9. Kabupaten Pasaman Barat

3.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB tahunan merupakan pendapatan daerah (output) yang dihasilan dari proses

perjalanan ekonomi selama setahun. Nilai tambah ekonomi yang digambarkan oleh PDRB

merupakan gambaran tentang kesejahteraan ekonomi daerah yang dihitung dari

pendekatan produksi, konsumsi dan pendapatan masyarakat daerah. Dari data yang

publikasikan oleh BPS (2010) sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi

Page 313: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 81

yang paling tinggi dalam perekonomian Pasaman Barat ykni 31,67%, diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran 25,69%, selanjutnya industri pengolahan 23,88%.

Nilai PDRB tahun 2008 pada nilai berlaku senilai Rp 8.868.176,61 juta dan pada

tahun 2009 terjadi pertumbuhan 6,26% menjadi Rp 5.517.733,25 juta. Berikut ini disajikan

PDRB Kabupaten Pasaman Barat tahun 2008 dan 2009 pada nilai konstan 2000 dan nilai

berlaku 2008 dan 2009.

Tabel 3.9.1PDRB Kab Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku & Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha 2008-2009 (Jutaan Rupiah)

No

Lapangan Usaha2008 2009

konstan2000

berlakukonstan

2000berlaku

1 PERTANIAN /774,821.14 1,555,877.36 830,296.34 1,747,596.29

2 PERTAMBANGAN &PENGGALIAN22,088.96 48,404.34 22,996.99 55,413.64

3 INDUSTRI PENGOLAHAN539,145.92 1,154,909.78 568,548.95 1,317,853.91

4 LISTRIK,GAS, & AIR BERSIH3,156.74 7,075.48 3,367.45 7,801.05

5 BANGUNAN75,168.86 145,515.49 80,102.50 163,871.91

6 PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN627,925.49 1,221,695.09 672,147.25 1,417,365.74

7 PENGANKUTAN DAN KOMUNIKASI82,911.56 178,700.89 87,994.16 200,617.13

8KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN 45,172.77 81,806.78 47,720.37 93,680.45

9 JASA-JASA224,543.10 474,191.40 231,681.10 513,533.13

Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) 2,394,934.54 4,868,176.61 2,544,855.11 5,517,733.25

Sumber: Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka, 2010.

Data yang tersedia dari PDRB Kabupaten Pasaman Barat terdapat beberapa sub-

sektor yang memiliki nilai LQ diatas 1 yang menandakan sub-sektor tersebut bisa dijadikan

sektor basis untuk terus ditumbuh kembangkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi.

Tabel 3.9.1Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor Basis

Kabupaten Pasaman Barat

Berdasarkan PDRB Tahun 2009 menurut Harga Konstan 2000

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

1. PERTANIAN 1.38 Basis

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 0.55

b. Perkebunan 3.85 Basis

c. Peternakan 0.45

d. Kehutanan 1.51 Basis

e. Perikanan 0.46

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.28

a. Migas dan Gas Bumi 0.00

b. Non Migas 0.00

c. Penggalian 0.35

Page 314: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 82

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.74 Basis

a. Industri Migas 0.00

b. Industri Tanpa Migas 1.74 Basis

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0.11

a. Listrik 0.11

b. G a s 0.00

c. Air Bersih 0.12

5. BANGUNAN 0.62

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.44 Basis

a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.47 Basis

b. H o t e l 0.11

c. Restoran 0.54

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.25

a. Angkutan 0.29

1. Kereta Api 0.00

2. Jalan Raya (Darat) 0.42

3. Angkutan Laut 0.20

4. Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan 0.00

5. Angkutan Udara 0.00

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.02

b. Komunikasi 0.11

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0.37

a. Bank 0.58

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa Penunjang 0.29

c. Sewa Bangunan 0.22

d. Jasa Perusahaan 0.13

9. JASA-JASA 0.55

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 0.71

b. Swasta 0.21

1. Sosial Kemasyarakatan 0.25

2. Hiburan dan Rekreasi 0.02

3. Perorangan dan Rumahtangga 0.23

Sumber: Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka, 2010.

Terdapat 4 sub-sektor yang memiliki potensi yang patut dikembangkan di

Kabupaten Pasaman Barat, karena sub-sektor ini mampu memenuhi pasar lokal dan juga

mampu mengkontribusikan pada penyediaan pasar luar daerah kota sehingga penghasilan

yang bersumber dari 4 sektor ini akan mampu meningkatkan konsumsi daerah dan juga

akan memberikan multiflier effek terhadap perekonomian daerah disekitar daerah. Adapun

sub-sektor tersebut adalah: Perkebunan (3,85), Kehutanan (1,51), Industri dan pengolahan

(1,74), dan perdagangan besar dan eceran (1,47).

3.9.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam perekonomian kabupaten

Pasaman Barat, kalau dilihat dari kontribusi dalam pembentukan PDRB dan penyerapan

angkatan kerja. Sektor pertanian masih memberikan kontribusi 32,35% pada tahun 2008

dan 31,67% pada tahun 2009. dan mampu menyerap angkatan kerja lebih dari 102.282

Page 315: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 83

orang yakni 73,12% dari jenis pekerjaan yang ada di Pasaman Barat.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan galian dalam perekonomian Kabupaten Pasaman Barat

secara umum, paling banyak adalah usaha galian C, dalam bentuk pasir kali dan batu dan

Sirtu (pasir batu). Komoditas ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan, jalan, irigasi, bangunan dan perumahan penduduk serta pembangunan

infrastruktur publik lainnya yang sedang berkembang, pasca pemekaran Kabupaten. Sektor

pertambangan mampu mengkontribusikan 1% dalam pembentukan PDRB. Kelihatannya sub

sektor galian dan pertambangan ini, dikemudian hari akan terus berkembang seiring dengan

semakin menggeliatnya pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

c. Sektor perindustrian pengolahan

Industri dan pengolahan non migas, merupakan lapangan usaha yang memberikan

kontribusi yang signifikan dalam perekonomian daerah. BPS (2010) mencatat sektor ini

memberikan kontribusi sebesar 22,34% dalam pembentukan PDRB. Sektor ini juga mampu

menyerap lapangan kerja sebanyak 3.541 orang dengan unit usaha sebanyak 1.066 unit

usaha dengan nilai produksi sebanyak Rp 94.345.755 juta.

d. Sektor pengangkutan dan komunikasi

Pengangkutan dan transportasi memberikan kontribusi sebesar 3,64% dalam

pembentukan PDRB, yakni senilai Rp 87.994,16 juta. Terdiri dari pengangkutan darat dan

perairan. Di Kecamatan Sungai Beremas Koto Balingka dan Sungai Aua, Sasak Ranah Pasisie

dan kinali terdapat pengangkutan kapal yang memanfaatkan sungai dan laut untuk

prasaran transportasi dan pengangkutan hasil nelayan.

Jumlah kapal perahu sebanyak 955 unit, kapal motor time 5 GT 200 buah, type 10

GT 418 unit, dan diaas 30 GT 54 unit. Terdapat 8 pelabuhan lokal dan tradisional yang

dimanfaatkan oleh warga untuk menunjang kegiatan nelayan dan ekonomi lainnya.

Sementara itu kenderaan roda dua tercatat sebanyak 24.958 unit, dan roda empat yang

terdiri dari minibus, bus dan truck sebanyak 4.274 buah dalam rangka memperlancar

mobilitas barang dan orang di Pasaman Barat.

e. Perdagangan, pariwisata dan hotel.

Seiring dengan kemajuan ekonomi primer, sektor perdagangan, hotel dan restoran

juga mengalami pertumbuhan yang baik, tercatat 26,41% kontribusi sektor ini dalam

pembentukan PDRB Kab. Pasaman Barat (BPS,2010).

Usaha perdagangan besar ada disetiap ibu Kecamatan dan pasar-pasar yang ada di

Page 316: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 84

Kab.Pasaman, seperti Pasar Kinali, Pasar Simpang Empat, Pasar Talu, Pasar Padang tujuh,

Pasar Simpang Tiga, Pasar Ujung Gading, Pasar Aua Kuning dan Lain-lain. Sementara itu

disetiap pemukiman dan perkampungan hampir dijumpai banyak sekali kios-kios yang

menyediakan barang kebutuhan harian penduduk dan membeli hasil bumi yang dihasilkan

oleh warga Nagari.

Secara kelembagaan terdapat 12 koperasi wanit, 56 koperasi tani, KSU/dan koperasi

perkebunan, 400 koperasi kredit, 17 KUD dan 19 KPN. Dan Jumlah yang telah diterbitkan

izinnya oleh dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan dan ukm sebanyak 623 buah.

Dengan rincian 20 dalam bentuk PT, 18 dalam bentuk Koperasi, 166 dalam bentuk CV dan

419 dalam bentuk PO.

Pasaman Barat memiliki garis pantai yang panjang, sehingga menjadi daya tarik

bagi penduduk di daerah daratan untuk berkunjung ke daerah pantai dan sebaliknya. Ada

berbagai macam jenis objek wisata diantaranya adalah wisata alam dan wisata sejarah.

Wisata panorama alam terdiri dari 28 objek yang tersebar di 11 kecamatan, danau 1 buah,

dan wisata alam ada di 37 lokasi di seluruh daerah di Kabupaten Pasaman Barat.

Catatan dinas Pemuda olahraga, parawisata dan kebudayaan Kabupaten Pasaman

tercatat 71.520 orang yang berkunjung ke daerah dengan rincian 320 orang, wisatawan

asing dan 71.200 orang wisatawan domestik. Untuk mendukung kegiatan rekreasi dan

wisata ini sudah ada 70 rumah makan, 5 buah toko cendera mata, 14 hotel dan penginapan,

145 kamar dan 1 agen perjalanan.

f. Sektor jasa

Sektor jasa mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian

Pasaman Barat. Selama tahun 2010 mencatat sektor jasa memberikan kontribusi 9,31%,

sementara itu sektor keuangan, persewaan dan dan jasa perusahaan memberikan kontribusi

1,70%.

3.10. KABUPATEN TANAH DATAR

3.10.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Selama periode 2005-2010 laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Tanah Datar

berfluktuasi, dengan rata-rata 5,79% per-tahun. Ini berarti lebih tinggi dari laju

pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Barat (5,51% per tahun). Laju pertumbuhan

ekonomi kabupaten ini pada tahun 2005 adalah 5,28%, kemudian terus meningkat hingga

mencapai 6,05% pada tahun 2007, dan tahun-tahun berikutnya menurun hingga mencapai

5,88% pada tahun 2010 (Tabel 2.5). Laju pertumbuhan sebesar 6,05% adalah relatif tinggi

dan belum pernah dicapai kabupaten ini selama 15 tahun terakhir.

Page 317: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 85

Secara keseluruhan, pertumbuhan masing-masing sektor adalah berimbang. Pada

tahun 2009 sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi adalah: (a) Keuangan,

Persewaan dan Jasa Pemerintahan (7,07%), (b) Angkutan dan Komunikasi (7,07%); (c)

Konstruksi (6,41%); serta (d) Listrik dan air (6,36%).

Tabel 3.10.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar,2005-2009(Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000)

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 5,85 5,95 6,17 5,58 5,36

2 Pertambangan dan Penggalian 4,23 4,33 3,15 5,97 5,91

3 Industri Pengolahan 6,03 6,52 5,80 6,03 5,99

4 Listrik dan Air 8,88 9,17 9,05 6,14 6,36

5 Konstruksi 3,98 5,45 3,94 6,34 6,41

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,86 6,35 5,58 5,89 5,96

7 Angkutan dan Komunikasi 4,32 6,11 5,33 6,29 7,07

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Pemerintahan5,26 6,98 6,93 6,91 7,07

9 Jasa-jasa 3,97 4,58 7,36 6,31 5,97

Kabupaten Tanah Datar 5,28 5,83 6,05 5,91 5,88

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar 2010

Walaupun laju pertumbuhan ekonomi berfluktuasi, namun apabila ditinjau dari segi

harga berlaku, nilai PDRB selama 4 tahun terakhir dari tahun ke tahun terus meningkat

secara signifikan. Pada tahun 2006 nilai PDRB adalah Rp. 3,39 Triliun, kemudian menjadi Rp.

5,1 Triliun pada tahun 2009 atau meningkat sebesar 50,32%.

Tiga lapangan usaha utama di kabupaten Tanah Datar adalah: (a) Pertanian, (b)

Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan (3) Industri Pengolahan. Sebagian besar usaha ini

berskala kecil, sebahagian kecil berskala menengah dan tidak ada yang berskala besar.

Sektor pertanian masih dominan dengan kontribusi sebesar 38,64% pada tahun 2005 dan

menurun secara perlahan hingga menjadi 37,77% pada tahun 2010. Ini berarti proses

industrialisasi di kabupaten ini berjalan lambat. Hal ini tercermin juga dari peningkatan

kontribusi sektor industri yang relatih kecil pada periode yang sama, yaitu dari 11,29%

pada tahun 2005 menjadi 11,75% pada tahun 2010. Dengan demikian selama periode 2005-

2010 tidak terdapat perubahan struktur ekonomi yang signifikan di kabupaten ini.

Page 318: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 86

Tabel 3.10.2

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Tanah DatarTahun 2005 - 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000

No. Sektor2005

(Rp. Milyar)

2006

(Rp.Milyar)

2007

(Rp.Milyar)

2008

(Rp.Milyar)

2010

(Rp.Milyar)

1 Pertanian 1.107,81

(38,64)

1.306,16

(38,48)

1.442,82

(37,84)

1.680,92

(38,40)

1.829,52

(37,77)

2 Pertambangan &Penggalian

57,54

(2,01)

65,87

(1,94)

70,36

(1,85)

79,33

(1,81)

88,96

(1,84)

3 IndustriPengolahan

323,68

(11,29)

382,62

(11,27)

453,75

(11,90)

510,82

(11,67)

569,08

(11,75)

4 Listrik, gas & AirBersih

30,61

(1,07)

34,43

(1,01)

41,49

(1,09)

44,77

(1,02)

48,25

(1,00)

5 Bangunan 212,14

(7,4)

257,61

(7,59)

297,18

(7,79)

336,14

(7,68)

382,48

(7,90)

6 Perdagangan,Hotel&Restauran

357,35

(12,47)

410,61

(12,10)

452,87

(11,88)

536,55

(12,26)

608,93

(12,57)

7 Pengangkutan &Komunikasi

159,89

(5,58)

217,41

(6,40)

248,87

(6,53)

287,78

(6,57)

320,49

(6,62)

8 Keuangan, Sewa &Jasa Perusahaan

97,35

(3,4)

113,48

(3,34)

129,41

(3,39)

148,76

(3,40)

166,99

(3,45)

9 Jasa-jasa 520,49

(18,16)

606,56

(17,87)

675,92

(17,73)

751,87

(17,18)

829,72

(17,13)

PDRB 2.866,85

(100)

3.394,76

(100,00)

3.812,67

(100,00)

4.366,79

(100,00)

4.844,42

(100,00)

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar 2010+ Angka dalam kurung menunjukan kontribusi sektor terhadap usaha

Selama periode 2005 - 2010 pertumbuhan PDRB perkapita cenderung meningkat

dengan rata-rata cukup tinggi yaitu 13,57% per-tahun. Tetapi setelah dikoreksi dengan

angka inflasi selama periode yang sama, maka rata-rata laju pertumbuhan tersebut adalah

4,78 % per-tahun (harga konstan). Dan hal ini berarti bahwa secara keseluruhan selama

periode tersebut terdapat peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 319: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 87

Tabel 3.10.3

Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Tanah DatarTahun 2005-2010

Tahun

PDRB Perkapita (Rp) Laju Pertumbuhan (%)

Harga berlaku Harga KonstanHarga

berlakuHarga

Konstan

2005 8.603.515,56 5.887.480,16 16,75 4,95

2006 10.076.448,71 6.162.438,12 17,12 4,67

2007 11.178.234,01 6.455.126,60 10,93 4,75

2008 12.620.790,44 6.739.149,68 13,17 4,40

2010 13.902.367,91 7.085.831,30 9,90 5,14

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar 2010

Prospek Pertumbuhan PDRB 2011-2015

Prospek pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar untuk periode RPJM 2011-

2015 kedepan tidak terlepas dari potensi dan kondisi yang ada sebelumnya, baik di Tanah

Datar sendiri maupun pada tingkat provinsi Sumatera Barat dan nasional. Untuk keperluan

itu, maka dalam Tabel 3.10.4 berikut dikemukakan data laju pertumbuhan ekonomi

Nasional, provinsi Sumatera Barat dan kabupaten Tanah Datar selama periode 2005-2010.

Dari data dalam Tabel 3.10.4 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi kabupaten

Tanah Datar selama periode 2005-2010 tidak berbeda jauh dari laju pertumbuhan ekonomi

Nasional dan provinsi Sumatera Barat, yaitu berfluktuasi pada angka mendekati 6,0% per-

tahun.

Tabel 3.10.4

Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional,Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-2010

Tahun NasionalProvinsi Sumatera

BaratKabupaten Tanah

Datar

2005 5,7 5,73 5,28

2006 5,5 6,14 5,83

2007 6,3 6,34 6,05

2008 6,1 6,37 5,91

2010 4,3 4,16 5,88

Rata-rata 5,58 5,75 5,79

Sumber: Data diolah dari berbagai sumber

Berdasarkan data diatas, maka target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar

ditetapkan sebagaimana tabel berikut:

Page 320: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 88

Tabel 3.10.5

Target Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Provinsi Sumatera Baratdan Kabupaten Tanah Datar, 2011-2015

Tahun NasionalProvinsi Sumatera

BaratKabupaten Tanah

Datar

2011 6,0 - 6,3 5,22 6,22

2012 6,4 - 6,9 5,97 6,34

2013 6,7 – 7,4 6,33 6,46

2014 7,0 – 7,7 6,64 6,58

2015 Nd 7,04 6,60

Sumber: Data diolah dari berbagai sumbernd = data tidak tersedia

Proyeksi PDRB dan Kebutuhan Investasi

Berdasarkan target laju pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan dalam Tabel 3.10.6

diperoleh perhitungan proyeksi PDRB dan kebutuhan investasi selama periode RPJM 2011-

2015 yang hasilnya digambarkan pada Tabel 3.10.6.

Tabel 3.10.6Proyeksi PDRB dan Kebutuhan Investasi Kabupaten Tanah Datar

2011 – 2015 (atas dasar berlaku)

TahunPDRB (Milyar)

ICORKebutuhan Investasi

(Milyar)PDRB Δ PDRB

2010 5.103,06 258,64

2011 5.420,47 317,41 3,60 1.142,68

2012 5.764,13 343,66 3,60 1.237,18

2013 6.136,49 372,36 3,60 1.340,50

2014 6.540,27 403,78 3,60 1.453,61

2015 6.971,93 431,66 3,60 1.553,10

Jumlah 6.726,97

Sumber: Hasil analisis data dari berbagai sumber

Nota: Perhitungan kebutuhan investasi menggunakan ICOR provinsi Sumatera Barat 2005-2008. PDRB berdasarkan

harga berlaku

Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22% pada tahun 2011, maka PDRB

pada tahun tersebut 2011 diperkirakan akan mencapai Rp. 5,4 Triliun atau meningkat

sebesar Rp. 317,4 milyar dari tahun 2010. Tahun-tahun berikutnya diprediksikan PDRB ini

akan terus meningkat secara proporsional dengan peningkatan target laju pertumbuhan

ekonomi sehingga mencapai lebih dari Rp. 6,97 Triliun pada tahun 2015.

Selanjutnya untuk mencapai laju pertumbuhan PDRB sebesar rata-rata 6,22% pada

tahun 2011 dibutuhkan dana untuk investasi dalam bentuk Pembentukan Modal Tetap

Page 321: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 89

Bruto sebesar Rp. 1.142,68 milyar. Sesuai dengan target laju pertumbuhan ekonomi yang

meningkat setiap tahunnya, maka kebutuhan dana untuk investasi juga terus meningkat

sehingga mencapai Rp. 1.553,10 milyar pada tahun 2015. Dengan demikian untuk mencapai

laju pertumbuhan PDRB sebesar rata-rata 6,44% per-tahun selama RPJM Kedua (2011 –

2015) dibutuhkan dana untuk investasi sebesar Rp. 6.726,97 milyar.

Percepatan pertumbuhan ekonomi sampai tahun 2015 yang mencapai angka 6,6%

akan membutuhkan pertumbuhan investasi dalam bentuk pembentukan modal tetap bruto

sebesar lebih dari Rp. 1.553,10 milyar. Percepatan pertumbuhan ekonomi memerlukan

investasi yang semakin besar segala upaya yang mendorong peningkatan investasi mesti

menjadi prioritas. Investasi swasta sangat tergantung kepada insentif yang tersedia dan

disediakan oleh pemerintah daerah.

Sedangkan tingkat inflasi di Kabupaten Tanah Datar tahun 2005 – 2010 juga

menunjukkan angka yang berfluktuasi sebagaimana yang tergambar dalam tabel berikut:

Tabel 3.10.7

Nilai Inflasi Rata-rata Kabupaten Tanah DatarTahun 2005 – 2010

UraianTahun (%)

2006 2007 2008 2010

Inflasi 7,44 5,23 9,15 7,26

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar

Terjadinya fluktuasi nilai inflasi sebagaimana yang digambarkan pada tabel diatas

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional dan provinsi, serta terjadinya bencana alam

tahun 2007 dan 2010 di Provinsi Sumatera Barat yang menyebabkan turunnya daya beli

masyarakat.

Disamping gambaran indikator ekonomi diatas, juga perlu dilihat perkembangan

tingkat kemiskinan yang tergambar pada data-data rumah tangga miskin (RTM). Dari hasil

pendataan jumlah RTM tahun 2005, didapatkan hasil sebesar 18.229 RTM, sedangkan pada

tahun 2008 besarnya 15.628 RTM. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2005 dan 2008,

diperkirakan pada tahun 2010 jumlah RTM menjadi 14.846. Dari data tersebut, jumlah

Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2006 menunjukan penurunan

yang cukup berarti sebesar 22,63%. Hal ini disebabkan karena program dan kegiatan

diprioritaskan untuk Pengentasan Kemiskinan dan Penyediaan Lapangan Kerja.

Page 322: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 90

3.10.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian dan perikanan

Secara umum peran sektor pertanian dalam pembangunan di Tanah Datar tahun

2006- 2010 terlihat pada Tabel 3.10.8 berikut ini:

Tabel 3.10.8

Peranan Pertanian Dalam Pembangunan di Kabupaten Tanah DatarTahun 2006-2010

No Aspek 2006 2007 2008 2009

1 Angkatan Kerja yang bekerja

pada lapangan pekerjaan pertanian (%)56,80 56,75 56,75 56,71

2 Kontribusi pertanian dalam PDRB (%) 37,68 37,32 37,60 37,42

a. Tanaman pangan dan hortikuktura 30,75 30,66 30,52 30,38

b. Perkebunan 2,97 3,15 3,20 3,20

c. Peternakan 2,38 2,33 2,30 2,28

d. Kehutahanan 0,72 0,70 0,67 0,65

e. Perikanan 0,86 0,89 0,91 0,91

3 Pertumbuhan riil sektor pertanian (%) 37,68 37,73 37,6 37,42

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

Dalam sektor pertanian, yang memberikan sumbangan besar terhadap

pembentukan nilai PDRB Tanah Datar diantaranya adalah sub sektor tanaman pangan dan

hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Ke empat sub sektor ini perlu

dikembangkan ke arah peningkatan nilai tambah produk. Untuk meningkatkan kualitas

perekonomian Tanah Datar dilakukan upaya pengembangan industri unggulan berbasis

produk pertanian rakyat.

Kondisi pertanian dan demografi Kabupaten Tanah Datar yang memiliki areal

pertanian yang luas serta sebagian besar penduduk bekerja pada bidang pertanian, baik

pada usaha tanaman pangan, holtikultura, perikanan dan perkebunan serta peternakan

menjadikan pertanian menjadi leading sektor dan dapat memicu sektor-sektor lainnya.

Page 323: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 91

Tabel 3.10.9

Produksi Beberapa Komoditi Utama Pertanian Tanaman Pangan danHortikultura di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2006 – 2010 (Ton)

NO KOMODITI 2006 2007 2008 2010

1

2

3

4

5

6

7

Padi

Jagung

Kacang Tanah

Cabe

Kubis

Tomat

Wortel

215.873,39

14.212,00

1.518,15

3.885,56

12.436,85

4.881,50

3.870,00

230.095,56

15.110

1.187,25

5.482,00

10.425,00

4.998,00

4.039,10

228.383,12

15.646,00

1.769,45

6.979,60

12.637,80

5.883,40

5.156,80

232.607,94

17.704,60

1.798,70

5.417,10

14.558,90

4.940,30

4.422,70

Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanah Datar

Populasi ternak di kabupaten Tanah Datar sudah memperlihatkan perkembangan

yang menggembirakan, karena usaha peternakan bukan lagi bersifat sebagai usaha

sampingan bagi masyarakat. Gambaran ini dapat dilihat perkembangan selama tahun 2006-

2010:

a. Populasi ternak sapi potong pada tahun 2006 mencapai 45.348 ekor dan pada tahun

2010 terjadi peningkatan populasi menjadi 51.004 ekor,

b. Populasi kerbau pada tahun 2006 sebesar 18.844 ekor dan pada tahun 2010 mencapai

22.305 ekor

c. Populasi kambing pada tahun 2006 sebesar 23.634 ekor, tetapi pada tahun 2010 terjadi

peningkatan populasi menjadi 25.714 ekor.

d. Populasi ayam ras pedaging pada tahun 2006 sebesar 160.474 ekor dan tahun 2010

mencapai 346.043 ekor

e. Populasi itik pada tahun 2006 hanya 87.040 ekor naik menjadi 92,015 ekor pada tahun

2010.

Sedangkan produksi perikanan relatif masih rendah dan tetap seperti perikanan

dengan mina padi, keramba, kolam air tenang, telaga dan jaring apung, kecuali kolam ikan

air deras naik dari 54,6 ton pada tahun 2005 menjadi 199 ton pada tahun 2010. Begitu juga

produksi ikan bilih danau Singkarak pada tahun 2005 hanya 554,5 ton naik menjadi 901,4

ton pada tahun 2010.

Page 324: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 92

Tabel 3.10.10

Perkembangan Populasi Peternakan di Kabupaten Tanah DatarTahun 2006 – 2010 (Ekor)

NO KOMODITI 2006 2007 2008 2010

1

2

3

4

5

6

7

Sapi Potong

Kerbau

Kambing

Ayam Buras

Ayam Ras Petelur

Ayam Ras Pedaging

Itik

45.438

18.844

23.634

286.188

593.324

160.474

87.040

47.666

20.730

24.754

300.498

608.159

164.487

89.215

50.687

22.121

25.616

416.767

612.007

205.785

91.104

51.004

22.305

25.714

420.101

615.227

346.043

92.015

Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tanah Datar

Produksi perikanan mengalami peningkatan selama tahun 2005 – 2010, dimana:

a. Produksi ikan mas pada tahun 2005 sebesar 704,90 ton dan pada tahun 2010

meningkat menjadi 1.221,00 ton atau terjadi kenaikan rata-rata setiap tahun

sebesar 34,6%.

b. Produksi ikan nila pada tahun 2005 sebesar 536,70 ton dan pada tahun 2010

meningkat menjadi 768,00 ton atau terjadi kenaikan rata-rata setiap tahun sebesar

28,6 %.

c. Produksi ikan gurami pada tahun 2005 sebesar 18,40 ton dan pada tahun 2010

meningkat menjadi 43,20 ton atau terjadi kenaikan rata-rata sebesar 47 % per

tahunnya.

Bila dilihat menurut komoditas, luas panen, dan produksi tanaman bahan makanan

tahun 2010 di Tanah Datar yang terbesar adalah ubi kayu dengan luas areal 944,00 ha

dengan produksi 7.729,70 ton atau mencapai 35,41% dari total produksi komoditas

tanaman pangan. Selanjutnya padi sawah dengan luas panen 2.138,00 ha dan produksi

5.817,23 ton, padi ladang dengan luas panen 3.682,00 ha dan produksi 4.926,44 ton, ubi

jalar (produksi 1.550,40 ton), jagung produksi 1.170,25 ton, kacang tanah dengan jumlah

produksi 558,82 ton serta kacang hijau dan kacang kedelai (produksi masing-masing 83 ton

dan 37 ton).

Selama tahun 2010 luas areal panen tanaman sayuran seluas 1.810,00 ha, dengan

produksi sebanyak 5.357,66 ton. Produksi tanaman sayur-sayuran yang tertinggi

produksinya adalah terung sebanyak 1.706,18 ton dengan luas panen 302,00 ha, cabe rawit

dengan luas panen 276,00 ha, ketimun 610,32 ton dengan luas panen 205,00 ha, cabe

besar 278,91 ton dengan luas panen 62,00 ha, bawang daun produksi 273,30 ton dengan

luas panen 49,0 ha, kangkung produksi 261,80 dengan luas panen 131,00 ha, Buncis luas

panen 62,00 ha dan produksi mencapai 260,60 ton.

Jumlah luas panen dan produksi tanaman buah-buahan pada tahun 2010 seluas

Page 325: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 93

685,112 ha dengan produksi 10.753,87 kwintal. Produksi buah-buahan tertinggi dihasilkan

dari tanaman pisang sebanyak 4.550,00 kwintal dengan luas panen 265.267 ha,

nangka/cempedak produksi 2.868,63 kwintal dengan luas panen 75,839 ha, jambu biji

produksi 733,14 dengan luas panen 26,513 ha, rambutan 666,10 kw dengan luas panen

133.841 ha,

b.Kehutanan

Sumber daya hutan merupakan sumber daya strategis yang mempunyai manfaat

nyata bagi kehidupan, baik sebagai manfaat ekonomi, sosial maupun lingkungan.

Keragaman manfaat hutan yang tinggi, dalam pemanfaatan dan pengelolaannya haruslah

dilaksanakan secara bijaksana. Pemanfaatan sumber daya harus selalu mempertimbangkan

manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan yang seimbang, dinamis dan berkesinambungan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan diluar sektor kehutanan baik

untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.

Hutan dapat diusahakan sebagai sumber ekonomi dan pendapatan apabila dikelola

secara lestari dengan tetap menjaga plasma nutfah yang ada di dalamnya. Untuk itu

pembangunan kehutanan yang berkelanjutan dan berkeadilan dapat tercapai apabila ada

perubahan paradigma. Paradigma baru pembangunan kehutanan adalah pergeseran

orientasi dari pengelolaan hutan menjadi pengelolaan sumber daya (resources-based

management), pengelolaan yang sentralistik serta pengelolaan sumber daya yang lebih

berkualitas.

Secara geografis kondisi topografi Kabupaten Tanah Datar yang berbukit dan

bergelombang berdampak kepada luasnya hutan konservasi dan hutan lindung dibandingkan

hutan produksi. Sebagaiman disajikan pada Tabel 3.10.10. Berdasarkan fungsinya hutan di

Kabupaten Tanah Datar dibagi 4 yaitu masing-masing hutan konservasi dengan luas

21.960,840 Ha, hutan lindung dengan luas 31.120,680 Ha, hutan produksi dengan luas

11.696,00 Ha, dan hutan produksi terbatas dengan luas 702,00 Ha.

Tabel 3.10.11

Luas Hutan menurut jenis di Kabupaten Tanah DatarTahun 2008

No Jenis Hutan Luas (Ha)

1 Hutan Konservasi 21. 960,840

2 Hutan Lindung 31.120,680

3 Hutan Produksi 11.696,00

4 Hutan Produksi Terbatas 702,00

Jumlah 53,081,520

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Datar

Page 326: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 94

Selama tahun 2005-2009 telah dilakukan rehabilitasi hutan seluas 800 Ha dalam

bentuk pembuatan hutan rakyat, rehabilitasi hutan, rehabilitasi lahan, dan reboisasi. Di

samping itu juga dilaksanakan pengembangan produksi non kayu seperti sutera alam, walet

dan gaharu.

c.Energi dan Sumberdaya Mineral

Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi sumber daya mineral yang cukup banyak

antara lain bahan tambang galian C (Sirtu, Batu Andesit, Tanah Liat, Pasir Kwarsa, Marmar

dan lain-lain) yang tersebar diseluruh Kabupaten Tanah Datar. Untuk menunjang

pengembangan Sumber Daya Mineral tersebut telah dilaksanakan upaya-upaya pelayanan

kepada masyarakat dalam bentuk:

a. Program Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan yang berpotensi merusak

lingkungan kepada 46 Perusahaan Pertambangan

b. Penyebaran peta rawan bencana dan peta daerah bahaya gunung merapi masing-masing

sebanyak 100 buah disertai buku data dan informasi.

Dalam bidang Ketenagalistrikan juga telah dibangun unit-unit pembangkit listrik dalam

skala mikro seperti tabel dibawah ini :

Tabel 3.10.12

Bantuan Pengembangan Ketenagalistrikan Tahun 2008-2009yang diberikan kepada Masyarakat

NO TAHUN BANTUAN YANG DIBERIKAN

1 2008

- 10 Unit Solar Home System (SHS)

- 2 Reaktor Bio Gas

- 1 Unit Pico Hidro

2 2009

- 300 SHS

- 3 Reaktor Bio Gas

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar

Disamping itu juga dilaksanakan pembangunan jaringan listrik pedesaan yang pada

tahun 2009 telah mengaliri seluruh jorong yang ada di Kabupaten Tanah Datar yaitu

sebanyak 395 jorong.

d.Pariwisata

Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar untuk meningkatkan

Page 327: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 95

pertumbuhan ekonomi adalah di bidang kepariwisataan. Kabupaten Tanah Datar termasuk

salah satu daerah tujuan wisata (DTW) Sumatera Barat dengan 150 objek wisata, baik objek

wisata alam, wisata sejarah dan wisata cagar budaya. Objek wisata tersebut sangat menarik

untuk dikunjungi, seperti Istano Basa Pagaruyung, Panorama Tabek Patah, Lembah Anai,

Puncak Pato, Batu Basurek, Batu Batikam dan lain-lain.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata selama periode 2005-2009

dengan indikator sebagaimana tabel 3.10.13 berikut:

Tabel 3.10.13

Aspek Pelayanan Umum Bidang Pariwisata

No Indikator

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Kunjungan Wisata (orang) 270.857 276.449 185.116 178.528 170.000

2. Kontribusi Sektor pariwisataterhadap PDRB (%)

0,44 0,47 0,47 0,48 0,50

Sumber data: Dinas Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan Kab. Tanah Datar

Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2005 dan 2006 mengalami peningkatan,

selanjutnya pada tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami penurunan. Penurunan

jumlah wisatawan ini disebabkan antara lain objek wisata Istano Basa Pagaruyung sebagai

ikon pariwisata Tanah Datar mengalami kebakaran pada tahun 2007 dan disusul dengan

terjadinya bencana gempa pada tahun 2007 sehingga minat wisatawan untuk mengunjungi

objek-objek wisata yang ada berkurang. Namun demikian Pemerintah Daerah bersama

masyarakat telah berupaya membangun kembali Istano Basa Pagaruyung dan objek-objek

wisata potensial lainnya serta menyelenggarakan event pariwisata atau alek nagari seperti

festival randai, talempong, Festifal Pagaruyung, Pacu Jawi dan Pacu Kuda yang dijadikan

agenda tahunan. Diharapkan kunjungan wisata akan kembali meningkat seiring dengan

membaiknya kualitas sarana prasarana, objek maupun destinasi wisata yang menarik dan

terintegrasi.

e. Industri

Sektor Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri non formal.

Potensi industri formal dan non formal di Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2005-2009

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 328: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 96

Tabel 3.10.14

Perkembangan Potensi Industri FormalDi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-2009

No. Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi

1. 2005 269 1.555 4.016.809.000,-

2. 2006 465 1.698 5.144.103.950,-

3. 2007 492 1.897 6.115.490.950,-

4. 2008 525 2.195 7.281.806.550,-

5. 2009 564 2.314 8.451.806.550,-

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

Dari tabel dia atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2005-2009 peningkatan unit

usaha dan tenaga kerja pada industri formal tidak mengalami kenaikan yang cukup

signifikan sedangkan nilai investasi mengalami peningkatan rata-rata 20% per tahun.

Tabel 3.10.15

Perkembangan Potensi Industri Non FormalDi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-2009

No. Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi

1. 2005 7.339 16.663 1.354.306.000,-

2. 2006 7.339 16.663 1.354.306.000,-

3. 2007 7.339 16.663 1.354.306.000,-

4. 2008 7.235 16.572 1.392.029.000,-

5. 2009 7.455 17.014 1.433.789.870,-

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai investasi industri non formal juga

mengalami peningkatan sebesar 3.00% dari tahun sebelumnya.

Tabel 3.10.16

Jumlah Industri yang memiliki Izin Usaha IndustriDi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-2009

No. Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi

1. 2005 2 290 11.525.027.249

2. 2006 4 325 14.038.027.249

3. 2007 4 108 14.038.027.249

4. 2008 4 165 14.902.870.955

5. 2009 4 175 18.902.870.955

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar

Page 329: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 97

Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan baik penyerapan tenaga kerja maupun

nilai investasi, namun dilihat dari segi unit usaha tidak mengalami perubahan. Karena pada

umumnya industri yang ada adalah industri kecil dan kerajinan sedangkan yang wajib Izin

Usaha Industri (IUI) adalah Industri Menengah keatas yang nilai Investasi diluar tanah dan

bangunan diatas Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah).

Untuk meningkatkan pertumbuhan industri di Kabupaten Tanah Datar, Pemerintah

daerah terus memfasilitasi bidang ini dalam bentuk fasilitasi perizinan, pembinaan industri

kecil dan rumah tangga, serta diversifikasi jenis produk yang diciptakan berupa inovasi

komoditi industri.

f. Perdagangan

Sektor perdagangan mempunyai peranan pentig dalam mendorong aktivitas

perekonomian terutama menyangkut pendistribusian barang dan jasa yang dibutuhkan

cepat. Selama tahun 2005-2009 pertumbuhan sektor perdagangan memperlihatkan kondisi

yang baik yaitu rata-rata tumbuh sebesar 6% pertahun. Keberhasilan pembangunan sektor

perdagangan sangat dipengaruhi oleh fasilitas transportasi, telekomunikasi, perbankan serta

sarana dan prasarana perdagangan lainnya.

3.11. KOTA PAYAKUMBUH

3.11.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Payakumbuh pada tahun 2009

atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 166.800,8 ribu atau meningkat sebesar 10,3%

dibanding tahun 2007 sebesar Rp 158.243,29 ribu. Struktur perekonomian Kota

Payakumbuh dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009

Kalau dilihat dari struktur perekonomian, Kota Payakumbuh sudah mencerminkan

pada struktur ekonomi sektor jasa, pengangkutan dan perdagangan yang mendominasi.

Sektor jasa mampu mengkontribusikan pada pembentukan PDRB sebesar 22,48%, diikuti

oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 21,80%, perdagangan, hotel dan restoran

18,71%, dan ternyata sektor pertanian masih mampu berkontribusi cukup besar 10,07%,

sektor Bangunan 8,67% dan sektor industri pengolahan 7,24%.

Page 330: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 98

Tabel 3.11.1PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku, tahun 2008/2009

Menurut Lapangan Usaha, dalam Jutaan rupiah

No Lapangan Usaha

2008 2009 %

Berlaku Komposisiberlaku berlaku

1 PERTANIAN / 158.243,29 166.800,80 5,4% 10,07%

2 PERTAMBANGAN &PENGGALIAN 7.591,55 8.827,93 16,3% 0,53%

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 104.878,09 119.876,05 14,3% 7,24%

4 LISTRIK,GAS, & AIR BERSIH 23.698,54 27.348,17 15,4% 1,65%

5 BANGUNAN 127.479,01 143.571,29 12,6% 8,67%

6 PERDAGANGAN,HOTEL &

RESTORAN

276.180,06 309.908,63 12,2% 18,71%

7 PENGANGKUTAN DAN

KOMUNIKASI

336.617,71 360.960,51 7,2% 21,80%

8 KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN

127.765,31 146.442,32 14,6% 8,84%

9 JASA-JASA 338.574,38 372.216,67 9,9% 22,48%

Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB)

1.501.027,95 1.655.952,38 10,3% 100,00%

Sumber: Kota Payakumbuh Dalam Angka, 2010

Konsep sektor basis (economy bases) didasarkan pada logika bahwa untuk

mengembangkan suatu produk dimana produk tersebut mengalami surplus, dimana ia bisa

memenuhi kebutuhan lokal dan juga bisa memenuhi pasar di luar daerah. Sehingga dengan

sendirinya akan menaikkan pendapatan bagi daerah tersebut dan akan manambah konsumsi

dan terjadilah pertumbuhan ekonomi. Location Quotient (LQ) merupakan pengukuran yang

biasa digunakan untuk konsistensi dan konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi (produksi),

baik yang berasal dari industri maupun pertanian. Data yang tersedia dari PDRB Kota

Payakumbuh terdapat beberapa sub-sektor yang memiliki nilai LQ diatas 1 yang

menandakan sub-sektor tersebut bisa dijadikan sektor basis untuk terus ditumbuh

kembangkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Terdapat 7 sub-sektor yang memiliki potensi yang patut dikembangkan karena sub-

sektor ini mampu memenuhi pasar lokal dan juga mampu mengkontribusikan pada

penyediaan pasar luar daerah kota sehingga penghasilan yang bersumber dari 7 sektor ini

akan mampu meningkatkan konsumsi kota dan juga akan memberikan multiplier effect

terhadap perekonomian daerah disekitar kota. Adapun sub-sektor tersebut adalah:

Peternakan (1,32), Air bersih (4,10), Bangunan (1,43), Restoran (1,83), Angkutan jalan

raya barang dan penumpang (2,6), Perbankan (1,97), Pemerintahan umum dan

Page 331: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 99

pertahanan (1,38), Jasa sosial kemasyarakatan (1,19) dan Jasa yang dihasilkan oleh

perorangan dan rumah tangga (1,99).

Tabel: 3.11.2Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor Basis

Kota Payakumbuh Berdasarkan PDRB Tahun 2009menurut Harga Konstan 2000

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

1. PERTANIAN 0,44

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 0,57

b. Perkebunan 0,06

c. Peternakan 1,32 Basis

d. Kehutanan 0,00

e. Perikanan 0,26

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,12

a. Migas dan Gas Bumi 0,00

b. Non Migas 0,00

c. Penggalian 0,14

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0,53

a. Industri Migas 0,00

b. Industri Tanpa Migas 0,53

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,25 Basis

a. Listrik 0,95

b. G a s 0,00

c. Air Bersih 4,10 Basis

5. BANGUNAN 1,43 Basis

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,00 Basis

a. Perdagangan Besar dan Eceran 0,98

b. H o t e l 0,43

c. Restoran 1,83 Basis

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,53 Basis

a. Angkutan 1,74 Basis

1. Kereta Api 0,00

2. Jalan Raya (Darat) 2,61 Basis

3. Angkutan Laut 0,00

4. Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan 0,00

5. Angkutan Udara 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 0,38

b. Komunikasi 0,86

Page 332: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 100

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1,97 BASIS

a. Bank 2,62 BASIS

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa Penunjang 0,52

c. Sewa Bangunan 2,35 BASIS

d. Jasa Perusahaan 0,87

9. JASA-JASA 1,44 BASIS

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 1,38 BASIS

b. Swasta 1,55 BASIS

1. Sosial Kemasyarakatan 1,19 BASIS

2. Hiburan dan Rekreasi 0,63

3. Perorangan dan Rumahtangga 1,99 BASIS

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Payakumbuh dalam Angka, 2010

3.11.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

Walaupun di perkotaan sektor pertanian mampu memberikan kontribusi pada

pembentukan PDRB sebesar 10,07%. Pada sektor pertanian terdapat 4 sub sektor yang

memberikan kontribusi pada pembentukan PDRB sektor partanian yakni, Sub sektor

Tanaman Pangan, Sub Sektor Perkebunan, Subsektor peternakan, Sub sektor perikanan.

Sub-sektor tanaman pangan merupakan komoditas yang memberikan kontribusi

65% dalam pembentukan PDRB. Beberapa produk yang patut diunggulkan dalam sub-sektor

tanaman pangan yakni: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai.

Beberapa produk pertanian ini yakni ubi kayu dan ubi jalar menjadi bahan baku untuk

pengolahan tepung ubi dan kerupuk ubi yang diproduksi di Kota Payakumbuh dan

dipasarkan di Kota Bukittinggi. Sementara itu Padi mampu menjadi pemasok kebutuhan

masyarakat kota akan kebutuhan nutrisi makanan pokok beras/nasi, dan mendukung sub-

sektor hotel dan restoran yang cukup berkembang di Kota Batiah ini.

Sementara itu urutan kedua yakni sub-sektor peternakan dengan kontribusi sebesar

24,55%, dan sub sektor perikanan 7,48% dan sub Sektor Perkebunan 2,96%. Daerah yang

subur di dataran rendah, dibawah bayang-bayang gunung Merapi menjadikan daerah sekitar

ini, cocok untuk tanaman jagung, ubi jalar, ubi kayu, dan peternakan sapi dan ayam. Serta

perikanan tebat/kolam yang ada di pekarangan rumah, dan kerambah di aliran sungai dan

anak-anak sungai di sekitar kota menjadikan produksi ikan juga mampu memberikan

kontribusi pada perekonomian rumah tangga warga kota.

Page 333: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 101

Tabel 3.11.3Total Produksi Tanaman Pangan, dan Produksi rata-rata per-hektar, Kota

Payakumbuh, 2009

NOAlternatif

Komoditi/Produk/JenisUsaha (KPJu)

Sektor/Subsektor

Rekap Data Statistik

Areal (Ha)/ Populasi

/ UnitUsaha

Produksi(ton) /TenagaKerja

Produksi/ha

1 Padi Sawah Tanpang 6.054 23.054 3,8

2 Jagung Tanpang 486 1.612 3,3

3 Ubi Kayu Tanpang 251 3.266 13,0

4 Ubi Jalar Tanpang 7 88 12,6

5 Kacang Tanah Tanpang 12 24 2,0

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Payakumbuh dalam Angka, 2010

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Usaha-usaha penggalian khususnya galian C, batu dan pasir tetap ada di wilayah

Kota Payakumbuh, walaupun tidak terlalu besar namun mampu memberikan lapangan

pekerjaan bagi bagian kecil warga, pada tahun 2009 dicatat oleh BPS sektor ini mampu

memberikan kontribusi 0,53% pada pembentukan PDRB. Pada tahun 2009 dibandingkan

dengan 2008 sektor ini tumbuh 16,3%, ini menandakan banyaknya permintaan atas

komoditas pasir dan batu menjadi faktor pendorong warga kota mengusahakan usaha-usaha

galian ini. Namun tentu saja dalam konteks perkotaan sektor ini sesungguhnya tidak boleh

terlalu diintensifkan, karena akan mengganggu aspek lingkungan perkotaan.

c. Sektor perindustrian pengolahan

Sektor industri dan pengolahan mampu memberikan kontribusi pada perekonomian

Kota sebesar 7,24%, kalau didalami data yang tersedia jenis industri yang berkembang di

Kota Payakumbuh industri kimia, pertanian, dan hasil hutan sebanyak 495 pada unit formal,

363 belum formal (belum di badan hukumkan), mempekerjakan orang pada usaha formal

2.895 orang dan lembaga usaha non formal 1.388 orang. Industri kedua yakni logam,

mesin, kimia dan aneka industri 55 perusahaan telah formal, dan 32 masih usaha pribadi

non badan hukum, pada usaha ini mampu menyerap angkatan kerja 237 pada usaha formal

dan 72 orang pada usaha non formal.

Kalau dirangking 10 industri yang banyak dan memiliki tenaga kerja tertinggi dapat

di rangking sebagai berikut: Industri kerupuk dan sejenisnya menjadi urutan pertama dalam

menyerap angkatan kerja, diikuti oleh industri roti, industri furniture dari kayu, industri batu

bata dari tanah liat, industri makanan, industri moulding dan komponen bahan bangunan

Page 334: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 102

dan industri kue basah, industri barang-barang dari semen industri makanan dari kedele,

industri teh dan kopi,. Untuk lebih detailnya jumlah industri dan jumlah orang yang bekerja

pada industri tersebut dapat dilihat pada tabel 3.11.4 berikut ini:

Tabel 3.11.4Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja, Usaha Industri Hasil Pertanian,

Kimia dan Kehutanan di Kota Payakumbuh

No Jenis IndustriUnit

usahaTenagakerja

Rangking

1 Industri kerupuk dan sejenisnya 239 2507 1

2 Industri roti dan sejenisnya 105 492 2

3 Industri furniture dari kayu 103 426 3

4 Industri batu bata dari tanah liat 83 349 4

5 Industri makanan yang belum termasuk kelompok manapun 35 299 5

6 Industri moulding dan komponen bahan bangunan 31 181 6

7 Industri kue basah 35 178 7

8 Industri barang-barang dari semen 21 94 8

9 Industri makanan dari kedele dan kacang-kacangan lainnya 16 73 9

10 Industri pengolahan teh dan kopi (kopi) 17 72 10

11 Industri ramsum pakan ternak/ikan 17 65 11

12 Industri anyam-anyaman dari rotan dan bambu 10 10 58 12

13 Industri konsentrat pakan ternak 21 53 13

14 Industri makaroni, mie, spagheti, bihun, soun dan sejenisnya 9 47 14

15 Industri minuman ringan (soft drink) 6 44 15

16 Industri barang dari kayu, rotan, gabus yang belum 6 38 16

17 Industri tempe 5 36 17

18 Industri es (macam-macam es) 14 29 18

19 Industri percetakan 9 28 19

20 Industri peti kemas dari kayu kecuali peti mati 5 22 20

21 Industri berbagai macam tepung dari padi-padian, biji-bijian 7 22 21

22 Industri penggergajian kayu 1 21 22

23 Industri kerajinan ukir-ukiran dari kayu kecuali furniture 3 20 23

24 Industri bumbu masak dan penyedap makanan 2 18 24

25 Industri pengeringan dan pengolahan tembakau 7 14 25

26 Industri pengolahan dan pengawetan daging 2 5 26

27 Industri alat-alat dapur dari kayu, rotan dan bambu 1 5 27

28 Industri sabun dan bahan pembersih keperluan rumahtangga /pasta 2 5 28

29 Industri susu 1 3 29

30 Industri pengeringan buah-buahan dan sayuran 1 3 30

31 Industri kapur 1 3 31

32 Industri barang dari batu untuk keperluan RT dan pajangan 2 2 3 32

33 Industri pelumatan buah-buahan dan sayuran 1 2 33

34 Industri minyak dari kelapa 1 2 34

35 Industri barang-barang dari tanah liat untuk keperluan RT 1 1 35

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Payakumbuh dalam Angka, 2010

Page 335: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 103

d. Sektor pengangkutan dan komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan salah satu sektor yang memiliki

peran penting dalam perekonomian Kota Payakumbuh. Dan Sub sektor pengangkutan jalan

raya (darat) merupakan salah satu sektor basis di Kota Payakumbuh. Dimana mampu

memberikan sumbangan 85,27% dalam pembentukan PDRB sektor Pengangkutan dan

komunikasi. Dilihat dari aspek PDRB nilai berlaku sektor ini memberikan sumbangan 21,80%

pada PDRB tahun 2009, dan jika dibandingkan dengan tahun 2008 sektor ini mengalami

kenaikan 7,2%.

Pengangkutan umum ini di Kota Payakumbuh terdiri dari beberapa jenis angkutan

dengan jumlah unit yang ada yakni:

Tabel 3.11.5Banyaknya Kenderaan Angkutan Umum Bermotor dan Tidak bermotor

di Kota Payakumbuh

No Jenis Angkutan Jumlah

1 Oplet/Angkot 23

2 Mini Bus 219

3 Bus 86

4 Taksi -

5 Bendi -

6 Truck umum/non umum 664

7 Pick Up 1.599

Sumber: Dinas Perhubungan, Kota Payakumbuh Dalam Angka, 2010

Sementara itu kalau kalau mengacu dari data yang terdapat pada kantor UPTD

pelayanan pendapatan provinsi Sumatera Barat di Payakumbuh, terdapat 3.954 unit Jumlah

angkutan penumpang dari berbagai jenis seperti bus/micro bus 11 unit,, mobil bus

umum/oplet 429 unit mini bus/ST Wagon 3.514 unit. Sementara itu angkutan barang

berjumlah 3.818 unit yang terdiri dari pick upa 2.395 unit, truck/light truck 9.88 unit

e. Perdagangan, pariwisata dan hotel.

Kota Payakumbuh merupakan salah satu kota dengan intensitas perdagangan yang

cukup tinggi, pada sektor Perdagangan Pariwisata dan hotel, sub sektor perdagangan besar

dan Eceran menjadi sub-sektor yang dominan dimana lebih dari 95,09% dikontribusikan

oleh bidang perdagangan besar dan eceran. Sementara itu hotel dan restoran hanya

mampu memberikan kontribusi sebesar 4,94% dalam pembentukan PDRB sektor ini.

Sektor perdagangan, parawisata dan hotel mampu memberikan kontribusi pada

pembentukan PDRB sebesar Rp 309.908,63 juta atau 18,71%, urutan ketiga dalam

Page 336: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 104

kontribusi pembentukan PDRB setelah jasa, pengangkutan dan komunikasi. Jumlah

perusahaan yang terdapat sebagai usaha yang memiliki izin perdagangan pada tahun 2009

sebanyak 231 buah perusahaan yang diterbitkan izinnya.

Hotel yang terdaftar sebanyak 11 hotel buah, dengan jumlah kamar sebanyak 292

.kamar, dan mampu mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 59 kamar. Sementara itu

jumlah restoran sebanyak 72 buah, dengan rincian 36 buah restoran dan 36 buah rumah

makan yang berada di Payakumbuh Barat, Timur dan utara. Pada tahun 2009, dari catatan

kantor Parawisata, pemuda dan olahraga kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kota

Payakumbuh sebanyak 27.180 orang. Potensi wisata dalam bidang group kesenian

tradisional saluang tari, talempong, rabab dikia, randai, dan dabuih sebanyak 61 group yang

tersebar di berbagai kecamatan di Kota Payakumbuh.

f. Sektor jasa

Sektor jasa merupakan sektor unggulan di Kota Payakumbuh, terdapat beberapa

sub-sektor yang mampu memberikan sumbangan yang signifikan dalam perekonomian kota.

Sektor jasa keuangan dan perbankan mampu memberikan kontribusi sebesar 8,84% dan

jasa lainnya sebesar 22,48%. Bisnis perbankan mampu memberikan kontribusi sebesar

4,24%, lembaga keuangan non bank 0,59%, persewaan bangunan 3,92%. Sementara itu

jasa pemerintah mampu memberikan kontribusi pada pembentukan PDRB sebesar 14,56%,

diikuti oleh jasa pribadi (swasta) sebesar 7,92%.

3.12. KABUPATEN SOLOK SELATAN

3.12.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah

dalam suatu periode tertentu ialah berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Selama periode 2005-2010 Kinerja ekonomi kabupaten Solok Selatan sejak

terbentuknya (2004) terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan PDRB (atas

dasar harga berlaku) kabupaten ini selama periode 2005-2010. Pada tahun 2005 nilai PDRB

nya adalah sebesar 710,05 milyar rupiah, kemudian meningkat menjadi 817,87 milyar rupiah

pada tahun 2006 dan 1,41 triliun rupiah pada tahun 2010 atau terjadi peningkatan sebesar

13,31 % bila dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya (2009).

Page 337: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 105

Tabel 3.12.1PDRB Kabupaten Solok Selatan Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2010 (Milyar Rupiah)

No Sektor Ekonomi 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

1. Pertanian 284,71 326,98 367,57 421,59 473,70 539,26

2.Pertambangan dan

Penggalian46,97 56,17 66,27 78,11 92,37 107,42

3. Industri Pengolahan 74,67 81,73 87,18 100,06 111,32 125,92

4.Perdagangan, Hotel dan

Restoran115,96 139,55 155,68 184,89 216,32 254,03

5.Pengangkutan &

komunikasi45,27 53,80 63,69 73,49 84,92 98,58

6. Listrik Gas dan Air Bersih 6,41 7,71 10,05 11,09 12,29 13,61

7. Konstruksi 48,67 58,94 67,30 79,33 93,49 112,52

8.Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan15,92 17,92 19,92 22,34 25,13 28,37

9. Jasa-Jasa 67,47 75,08 83,65 97,08 111,07 128,28

PDRB 710,05 817,87 921,30 1.067,99 1.220,62 1.407,99

*) Angka Diperbaiki

**) Angka sementara

Sumber: BPPPMD Kabupaten Solok Selatan bekerjasama dengan BPS Kabupaten Solok Selatan. PDRB Kabupaten

Solok Selatan 2005 – 2010 (diolah).

Laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Solok Selatan relatif tinggi dan terus

meningkat. Laju pertumbuhan pada tahun 2007 adalah 6,08 %, kemudian terus meningkat

hingga menjadi 6,12% pada tahun 2008, dan terus mengalami peningkatan pada tahun

2010 yaitu sebesar 6,28 %. (Tabel 2.5). Rata-rata laju pertumbuhan selama periode

tersebut adalah 6,15 % yang berarti lebih tinggi dari laju pertumbuhan provinsi Sumatera

Barat yang hanya 5,51% per tahun. Ini mengindikasikan bahwa kabupaten ini mempunyai

prospek ekonomi yang cerah.

Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi adalah:

(a)Pertambangan (b)Perdagangan, Hotel dan Restoran; (c)Industri Pengolahan; serta

(d)Jasa-jasa.

Sektor pertambangan dan penggalian, laju pertumbuhannya relatif tinggi yaitu dari

7,88% (2009) menjadi 8,25% (2010). Sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan cukup

tinggi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan.

Sebagian besar industri di Solok Selatan adalah agroindustri, maka peningkatan ini juga

berarti peningkatan nilai tambah dan memperluas pasar sektor pertanian yang selanjutnya

akan mendorong pembangunan sektor pertanian lebih lanjut. Di sektor pertanian umumnya

terdapat underemployment dan disquised underemployment yang berarti penggunaan

Page 338: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 106

sumber daya manusia disektor pertanian pedesaan umumnya tidak maksimal, maka

pembangunan industri berarti mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia.

Tabel 3.12.2Laju Pertumbuhan PDRB Solok Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (Dalam Persentase).

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

1. Pertanian 5,08 4,97 5,17 5,42 5,34 4,57

2. Pertambangan & Penggalian 8,86 8,97 8,04 7,90 7,88 8,25

3. Industri Pengolahan 4,12 3,96 5,14 5,19 5,07 5,24

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 8,94 9,27 7,86 7,74 8,13 8,02

5. Bangunan 7,49 8,68 8,71 8,76 8,73 8,86

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,50 6,74 6,88 6,57 6,57 6,90

7. Pengangkutan & Komunikasi 6,85 7,31 7,34 7,34 7,43 7,41

8

.

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan

4,18 6,51 6,59 6,20 6,28 5,99

9. Jasa-jasa 4,46 4,41 4,94 4,89 4,93 8,65

PDRB 5,68 5,85 6,08 6,12 6,10 6,28

Sumber : BPS Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011

Catatan : *) Angka diperbaiki.

**) Angka sementara.

Kontribusi sektor pertanian walaupun berfluktuasi masih relatif tinggi, hal ini antara

lain karena tingginya kontribusi laju pertumbuhan sektor perkebunan. Usaha perkebunan

merupakan salah satu unggulan kabupaten Solok Selatan. Saat ini di kabupaten ini terdapat

13 perusahaan perkebunan besar aktif dengan luas ± 83.493 Ha, menyerap tenaga kerja ±

22.000 orang. Produk perkebunan di Kabupaten Solok Selatan meliputi kelapa sawit, karet,

teh, kopi, kayu manis dan sebagainya. Sektor Pertanian masih merupakan andalan

Kabupaten Solok Selatan dengan sumbangannya sebesar 38,30% terhadap PDRB pada

tahun 2010 (Tabel 3.12.3).

Seiring dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi kontribusi sektor pertanian

terhadap perekonomian Kabupaten Solok Selatan secara perlahan tetapi berkesinambungan

menurun yaitu dari 38,81% tahun 2009 menjadi 38,30% pada tahun 2010 (Tabel 3.12.3).

Walaupun demikian jumlah produknya terus meningkat secara berkesinambungan yaitu dari

Rp.473,7 M pada tahun 2009 menjadi Rp.539,26 M pada tahun 2010. Ini berarti

Page 339: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 107

menurunnya kontribusi sektor pertanian adalah sebagai akibat meningkatnya kontribusi

sektor-sektor lainnya.

Tabel 3.12.3Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Solok Selatan Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha, 2005 – 2010

No Sektor EkonomiKontribusi Terhadap Pembentukan Nilai PDRB

2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

1. Pertanian 40,10 39,98 39,90 39,48 38,81 38,30

2. Pertambangan dan Penggalian 6,62 6,87 7,19 7,31 7,57 7,63

3. Industri Pengolahan 10,52 9,99 9,46 9,37 9,12 8,94

4. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,93 17,06 16,90 17,31 17,72 18,04

5. Pengangkutan & komunikasi 6,38 6,58 6,91 6,88 6,96 7,00

6. Listrik Gas dan Air Bersih 0,90 0,94 1,09 1,04 1,01 0,97

7. Konstruksi 6,85 7,21 7,30 7,43 7,66 7,99

8. Keuangan, Persewaan dan JasaPerusahaan

2,21 2,19 2,16 2,09 2,06 2,01

9. Jasa-Jasa 9,50 9,18 9,08 9,09 9,10 9,11

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011

Penyumbang kedua terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Sumbangan sektor ini meningkat secara terus menerus yaitu dari 17,72% pada tahun 2009

menjadi 18,04% pada tahun 2010. Hal ini terutama disebabkan menguatnya sumbangan

subsektor perdagangan besar dan eceran.

Sumbangan sektor industri pengolahan yang merupakan sektor ketiga terbesar

dalam membentuk nilai tambah perekonomian Kabupaten Solok Selatan mengalami

penurunan secara terus menerus, walaupun penurunan tersebut tidak begitu besar yaitu

dari 9,12% pada tahun 2009 menjadi 8,94% tahun 2010. Ini agak mengherankan karena

seperti dikemukakan dalam Tabel 2.5 pertumbuhan sektor industri pengolahan meningkat

secara signifikan. Tetapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata hal ini disebabkan karena

sektor-sektor lainnya juga mengalami pertumbuhan yang pesat pula terutama sektor-sektor:

(a) Pertambangan dan Penggalian, (b) Konstruksi; (c) Listrik Gas dan Air Bersih; serta (d)

Pengangkutan & Komunikasi.

3.12.2. Kondisi Produksi

a. Pertanian

Sektor pertanian menempati urutan pertama di dalam struktur PDRB yaitu sebesar

38,30 % dengan nilai Rp 539,26 M. Hasil pertanian terbesar adalah padi, yang dihasilkan

antara lain oleh Kecamatan Sungai Pagu, Koto Parik Gadang Diateh dan Sangir. Luas areal

produksi padi seluas 20.643 Ha. Produksi beras di Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2010

Page 340: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 108

sebanyak 152.087 ton, sementara jumlah konsumsi beras sebanyak 28.066,50 ton/th. Hal ini

menunjukkan bahwa Kabupaten Solok Selatan merupakan daerah surplus produksi beras

sehingga dapat memasok daerah lain.

Komoditi lain yang sudah diusahakan masyarakat juga tanaman palawija seperti

jagung, sayur-sayuran seperti kentang, bawang merah, bawang putih, kubis, cabe,

mentimun, tomat dan jenis lainnya. Juga tidak ketinggalan, tanaman hortikultura atau buah-

buahan memiliki potensi yang melimpah untuk dikembangkan di Kabupaten Solok Selatan.

Buah-buahan seperti durian, manggis, jeruk dan pisang tengah dikembangkan masyarakat.

Mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Solok Selatan sebagian besar adalah

petani (termasuk petani kebun). Pada tahun 2008, jumlah masyarakat petani di Kabupaten

Solok Selatan mencapai 30.372 jiwa (54,7%). Karakteristik masyarakat petani harus

dicermati oleh pemerintah agar tidak hanya menjadi sarana produksi (tenaga kerja) tetapi

harus dapat menjadi bagian dari ‘ownership’ yang mendapatkan bagian keuntungan dari

fluktuasi harga pasar komoditas. Juga diperlukan pembinaan terhadap pilihan komoditas

pertanian yang prospektif agar terjadi peningkatan kesejahteraan petani.

Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2009 memiliki

luas areal tanam sekitar 22.565 ha dengan luas panen sekitar 20.643 ha. Komoditas dengan

produksi terbesar adalah padi sawah. Produksi padi ini paling banyak terdapat di kecamatan

Sangir (40.852 ton). Pada tahun 2010, produksi ubi kayu mencapai 907,72 ton, selanjutnya

jagung mencapai 401,37 ton. Dari data PDRB Kabupaten Solok Selatan 2004 – 2010, laju

pertumbuhan sektor pertanian berkisar 5% per tahun. Produksi tanaman Pangan di

Kabupaten Solok Selatan dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 3.12.4Produksi Tanaman Pangan per Kecamatan

di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2010

No KecamatanProduksi Tanaman Pangan(ton/thn)

Padi(ton)

Jagung(ton)

Ubi kayu(ton)

Ubi jalar(ton)

Kacangtanah (ton)

1 Sangir 40.852,00 95,90 122,66 81,68 47,92

2 Sangir Jujuan 13.680,00 56,83 85,87 70,01 17,83

3 Sangir B. Hari 5.426,00 - - 6,00 24,12

4 Sungai Pagu 33.670,00 188,26 588,79 81,68 51,26

5Koto Parikgadang Diateh

32.860,00 60,38 110,40 81,68 23,40

6 Sangir B.Janggo 589,00 - - - -

7 Pauh Duo 25.010,00 - - - -

Jumlah 152.087,00 248,64 699,19 321,05 164,53

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan 2010

Page 341: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 109

Sementara untuk produksi tanaman sayuran juga mengalami peningkatan dari

tahun 2008 produksi untuk tanaman ini adalah 9.400 ton dan turun pada tahun 2009

sebanyak 9245 ton. Dari produksi yang ada di tanaman sayuran ini, jenis tanaman kubis dan

kentang merupakan tanaman yang memberikan produksi yang paling banyak. Kubis

memberikan sumbangan produksi sekitar 44 % dari produksi total tanaman sayuran ini,

sedangkan kentang sekitar 23 %. Disamping itu tanaman cabe juga merupakan komoditi

yang banyak produksinya jika kita lihat dari luas tanam sekitar 177 Ha memproduksi cabe

sebesar 643 ton.

Produksi buah-buahan meningkat pesat pada tahun 2009, dimana produksi pada

tahun 2008 sebanyak 2.695 ton dan pada tahun 2009 sebanyak 4927 ton, jenis komoditi

yang paling banyak produksinya jika dibandingkan jenis lain adalah jeruk, durian dan pisang,

dimana produksinya masing-masing sebanyak 1.672 ton jeruk, 1.169 ton untuk durian dan

558 ton pisang.

b. Peternakan

Dengan dukungan lahan yang luas untuk pemeliharaan ternak, sektor peternakan di

Kabupaten Solok Selatan sangat potensial untuk dikembangkan, terutama ternak besar

seperti kerbau, sapi dan kambing. Permasalahannya saat ini pemeliharaan ternak besar

belum dikelola secara baik dengan pendekatan bisnis, sebagian besar masyarakat masih

memelihara ternak dengan cara tradisional. Jumlah populasi sapi potong pada tahun 2009

telah mencapai 8.632 ekor dengan jumlah pemotongan 893 ekor per tahun. Sementara

untuk kambing berjumlah 9.798 ekor, kerbau 9.014 ekor dan kuda 6 ekor.

Untuk ternak unggas juga berpeluang besar untuk dikembangkan karena serapan

pasar yang baik terutama untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur di Kabupaten Solok

Selatan sendiri. Jumlah ayam buras adalah 62.544 ekor dan ayam petelur 53.855 ekor. Total

produksi ayam sebanyak 116.399 ekor/thn. Dengan jumlah peternak mencapai 11.074

orang. Selain itu juga terdapat peternakan itik sebanyak 219.847 ekor.

Secara umum program pengembangan`pengembangan usaha peternakan di Solok

Selatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan asal hewani, meningkatkan mutu

generik, populasi dan produksi daging ternak sehingga mampu menyediakan protein hewani

asal ternak. Khusus untuk usaha peternakan sapi, dalam peningkatan populasi secara umum

dapat dilakukan melalui bioteknologi reproduksi kawin suntik/inseminasi buatan (IB),

merupakan upaya penerapan teknologi tepat guna yang dalam peningkatan mutu genetik

dan jumlah ternak serta pembentukkan bibit ternak yang berkualitas.

Page 342: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 110

c. Perikanan

Kabupaten Solok Selatan di sub bidang perikanan mempunyai potensi sumber air

yang memadai untuk dikembangkan terutama di sungai. Adapun jumlah produksi perikanan

darat dan budidaya (usaha perikanan di kolam dan disawah) 279 Ton/tahun, sedangkan

produksi ikan perairan umum (sungai) sebanyak 78 Ton/tahun dan jumlah petani budidaya

sebanyak 353 orang dan nelayan ikan di perairan umum 171 orang.

Total Luas areal usaha perikanan di kabupaten ini seluas 360 Ha yang terdiri dari

usaha perikanan yang ada di kolam seluas 180,35 Ha dengan produksi 292 ton (data tahun

2009), 145 Ha perikanan di sawah dengan produksi 116 Ton serta 50 Ha perikanan di sungai

dengan produksi 66,6 Ton. Adapun Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Perikanan

telah dicapai beberapa hasil yang diantaranya dengan di bangunnya Balai Benih Ikan (BBI)

akan tersedianya benih ikan yang berkualitas di Kabupaten Solok Selatan dan akan

meningkatnya jumlah pembudidaya ikan dan produksi ikan dalam Kabupaten.

b. Perkebunan dan Kehutanan

Usaha perkebunan di Kabupaten Solok Selatan menurut jenis pengelolaanya dapat

dikelompok menjadi dua kelompok; usaha perkebunan rakyat dan usaha perkebunan besar.

Perkebunan rakyat menghasilkan komoditas ekspor, seperti ; karet, kopi, kelapa sawit, teh,

casiavera, kakao serta komoditas lainnya. Luas perkebunan Rakyat yang berada di

Kabupaten Solok Selatan sampai saat ini mencapai 25.176 Ha yang tersebar di 7 Kecamatan

dengan komoditi yang dihasilkan Kelapa, Karet, Kopi, Kakao, Kayu Manis, Sawit, Pinang,

Gardamunggu, dan lain-lain. Sementara itu terdapat 13 perusahaan besar yang bergerak

dibidang perkebunan (BUMN dan BUMS) di (Tabel 3.12.5) dengan total luas areal 83.493 ha.

Komoditi yang dihasilkan perkebunan besar adalah Kelapa Sawit dan Teh.

Pada tahun 2009, produksi karet di Kabupaten Solok Selatan mencapai 3.659 ton.

Selanjutnya disusul oleh kopi sebanyak 2.860 ton. Berikutnya kayu manis (2.232 ton),

kelapa (840 ton), pinang (1.749 ton) dan beberapa hasil perkebunan rakyat lainnya seperti

enau, coklat, cengkeh dan lain-lain.

Untuk bidang kehutanan, wilayah Kabupaten Solok Selatan sebagian besar masih

berupa hutan. Tidak mengherankan karena sebagian wilayah Kabupaten Solok Selatan ini

merupakan Taman Nasional Kerinci Seblat. Menurut data tahun 2010, total wilayah

Kabupaten yang berarea 334.620 ha, sekitar 27 persen merupakan wilayah hutan lindung

dan sekitar 23 persen merupakan hutan produksi. Menurut luas kawasan hutan, tercatat

hutan konservasi/suaka alam berkisar 20 persen dan areal penggunaan lain /APL sebesar 30

persen. Luas kawasan hutan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2010 dapat dilihat pada

tabel 3.12.5.

Page 343: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 111

Tabel 3.12.5Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Solok Selatan

Tahun 2010

No Peruntukan ArealLuas

(Ha)Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Konservasi/Suaka Alam

Areal Penggunaan Lain / APL

90.546

77.318

67.579

99.177

27,00

23,00

20,00

30,00

Luas Total Hutan 334.620 100,00

Sumber: Renstra Dishutbun 2006-2010

c. Pertambangan

Sektor pertambangan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Apalagi

selama ini, sektor pertambangan belum digali secara optimal. Potensi pertambangan di

Kabupaten Solok Selatan cukup beragam. Sebagian kecil masyarakat juga telah melakukan

penambangan secara tradisional di berbagai tempat, sedangkan potensi bahan - bahan

galian golongan C yang cukup besar dan tersebar di berbagai tempat telah dilakukan oleh

pengusaha secara mekanis. Pengolahan bahan galian golongan C ini sudah memberikan

kontribusi pada APBD Kabupaten Solok Selatan. Untuk masa depan merupakan salah

satusumber andalan PAD. Meskipun demikian, perhatian pengolahan harus tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.

Dengan topografi daerah seperti ini potensi sektor pertambangan Kabupaten Solok

Selatan sangat besar, namun belum dapat dimaksimalkan dan butuh investasi yang besar

untuk memaksimalkan produksi. Secara umum potensi pertambangan dapat dijadikan dua

kelompok yaitu bahan galian logam dan bahan galian batu-batuan.

Saat ini total luas wilayah izin usaha pertambangan di Kabupaten Solok Selatan

sebesar 38.521,83 Ha, yang terbagi atas luas wilayah izin usaha pertambangan eksplorasi

sebesar 25.703,40 Ha dan luas wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi sebesar

12.818,43 Ha.

d. Perdagangan dan Perindustrian

Perkembangan kegiatan perdagangan dan perindustrian Kabupaten Solok Selatan

dapat dilihat dari 3 indikator utama yaitu : perkembangan pemberian Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), distribusi dan perkembangan harga 9 bahan pokok dan perkembangan

kegiatan pengujian mutu barang. Melalui perkembangan pemberian SIUP kan dapat

memberikan gambaran umum tentang banyaknya pengusaha yang meminta izin usaha baru

dan pelaksanaan kemetrologian dalam bentuk pelaksanaan tera baru dan tera ulang.

Page 344: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 112

Perkembangan distribusi serta harga barang akan dapat memberikan gambaran tentang

volume perdagangan dalam negari serta tingkat kestabilan harga.

Perkembangan distribusi barang ditekankan pada distribusi 9 bahan pokok yang

merupakan kebutuhan masyarakat secara umum, seperti; beras, minuman dan dan barang

kebutuhan masyarakat lainnya. Barang-barang tersebut umumnya adalah hasil produksi

dalam daerah dan impor baik dari daerah lain di Indonesia, maupun dari luar negeri. Sedang

barang lainnya umumnya merupakan peralatan elektronik untuk kebutuhan rumah tangga

yang umumnya di datang dari kota-kota besar di Jawa.

Usaha industri di Kabupaten Solok Selatan masih berupa industri kecil dan kerajinan.

Walaupun demikian pembangunan industri di kabupaten ini sangat penting bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat, karena meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan

pekerjaan dan mencerdaskan masyarakat. Negara-negara maju di dunia ini pada umumnya

adalah negara industri.

Tabel 3.12.6Jumlah Unit Usaha Dan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil/Kerajinan Menurut

Jenisnya Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2010

No. Jenis IndustriStatusUsaha

JumlahUnit

Usaha

Jumlah TenagaKerja (orang)

Rata-rata JumlahTenaga Kerja/unit

usaha

1. Industri Pangan FormalNonformal

1884

71207

43

Subtotal 102 278

2. Industri Sandang FormalNonformal

14

29

23

Subtotal 5 11

3. Industri Kimia danBahan Bangunan

FormalNonformal

80108

840131

112

Subtotal 188 971

4. Industri Logam danElektronika

FormalNonformal

47

1717

53

Subtotal 11 34

5. Industri Kerajinan FormalNonformal

737

4784

73

Subtotal 44 131

Jumlah 2010 FormalNonformal

110240

977448

92

Total 350 1.425

Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Solok Selatan tahun 2011.

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah usaha industri pada tahun 2010 adalah

350 unit yang berarti meningkat pesat sebesar 32,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang

hanya 264 unit. Dari segi status usaha, jumlah usaha industri formal meningkat dari 64

(2008) menjadi 110 (2010) atau meningkat sebesar 71,8%. Sementara usaha industri

nonformal meningkat jauh lebih tinggi yaitu dari 202 menjadi 240 atau meningkat sebesar

Page 345: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 113

18,8%. Lebih dari setengah jumlah industri tersebut (68,6%) masih berstatus usaha

informal yaitu 110 unit formal dan 240 usaha nonformal.

Jumlah usaha nonformal lebih banyak daripada formal, akan tetapi jumlah tenaga

kerja per-unit usaha formal lebih banyak daripada nonformal yaitu 9 berbanding 2 atau

hampir 5 kali lipat (Tabel 3.12.10). Begitu pula laju pertumbuhan penyerapan tenaga kerja

di sektor formal jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor nonformal. Jumlah tenaga

kerja yang bekerja disektor formal mengalami peningkatan yang pesat yaitu dari 414 orang

(2008) menjadi 977 orang (2010) atau meningkat sebesar 136%. Penurunan tenaga kerja

terjadi di sektor nonformal dari 484 orang (2008) menjadi 448 orang (2010) atau menurun

sebesar 7,4%. Seiring dengan itu nilai produk sektor formal adalah Rp. 24,9 Milyar atau

lebih 2 kali lipat nilai produk sektor informal (Tabel 3.12.11) pada hal jumlah usaha formal

lebih sedikit dari jumlah unit usaha informal. Ini karena ukuran usaha formal lebih besar

daripada informal.

Selain itu, usaha formal umumnya mempunyai tata kelola yang lebih baik,

mempunyai akses yang lebih besar kepada sumber-sumber keuangan dan jangkauan

pemasaran yang lebih luas, jika dibandingkan dengan usaha informal. Semua ini merupakan

indikasi bahwa industri formal mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan nilai

tambah dan perluasan lapangan kerja usaha dan oleh karena itu usaha industri informal

perlu didorong menjadi usaha industri formal.

Tabel 3.12.7Nilai Produksi dan Jumlah Usaha Industri Kecil

di Kabupaten Solok SelatanTahun 2010 (Rp.000)

No. Jenis Industri Status UsahaJumlah Usaha

UnitNilai produksi

(Rp. 000)

1. Industri Pangan FormalInformal

1884

1.486.0102.428.830

Subtotal 102 3.914.840

2. Industri Sandang FormalInformal

14

21.60063.020

Subtotal 5 84.620

3. Industri Kimia dan BahanBangunan

FormalInformal

80108

21.334.3505.895.636

Subtotal 188 27.229.986

4. Industri Logam dan Elektronika FormalInformal

47

593.300333.100

Subtotal 11 926.400

5. Industri Kerajinan FormalInformal

737

1.424.38811.624.602

Subtotal 44 13.048.990

Jumlah 2010 FormalInformal

110240

24.859.60211.624.602

Total 350 36.484.250

Sumber : Data diolah dari data Dinas Koperindag Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011.

Page 346: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 114

Sebagian besar (83,4%) usaha industri kecil/kerajinan di Kabupaten Solok Selatan

termasuk kedalam kelompok agroindustri, sisanya termasuk kelompok industri logam, mesin

eloktronika dan aneka. Adapun produk agroindustri kabupaten ini antara lain adalah: sirup

markisa, bubuk kopi, pengeringan ikan, gula tebu, batu bata, batu asahan, batu aji, kerupuk

kulit, kue kacang, pengolahan ubi, anyaman pandan, anyaman bambu, anyaman rotan,

ukiran kayu, perabot, lidi hias, rendang. Sedangkan produk industri lainnya: tilam kasur,

sulaman terwang, terwang bordir, sulaman benang, sutra alam, dan pandai besi. Seiring

dengan itu nilai produksi agroindustri juga jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai

produksi Industri Logam, Mesin Elektronika dan Aneka.

e. Telekomunikasi dan Informatika.

Keberadaan fasilitas pos dan telekomunikasi serta informatika sangatlah penting

sebagai media informasi.Untuk pelayanan pos telah ada 1 unit di Muara Labuh dan 1 unit di

padang aro.untuk layanan telepon juga telah tersedia 1.280 SST milik PT. Telkom,dan di

dukung oleh beberapa operator telepon seluler yang telah beroperasi di Kabupaten Solok

Selatan.

f. Hotel dan Restoran

Sebagai sarana untuk menginap, meeting dan pertemuan bagi para investor dan pe

bisnis, di Kabupaten Solok Selatan terdapat hotel dengan taraf Nasional yaitu Hotel Pesona

Alam Sangir dan wisma Duta Kencana yang terletak di Padang Aro kecamatan

Sangir.Sedangkan di Muaro Labuh terdapat wisma Umi Kalsum, baik di Muaro Labuh

maupun di Padang Aro masih terdapat penginapan-penginapan kecil kelas melati.

g. Pariwisata

Sektor pariwisata memiliki potensi yang besar pula untuk dikembangkan. Bentang

alam yang indah dan bangunan unik bersejarah merupakan potensi wisata yang bila

dioptimalkan pengelolaannya dapat menjadi penyumbang penting bagi PAD Kabupaten

Solok Selatan. Potensi objek wisata yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan terutama

adalah objek wisata budaya dan sejarah serta objek wisata alam. Objek wisata yang telah

diinventaris adalah 71 objek wisata yakni, 30 objek wisata budaya dan sejarah, dan 41 objek

wisata alam. Di antara objek wisata budaya dan sejarah itu adalah Situs Pemerintah Darurat

Republik Indonesia (PDRI) di Bidar Alam; Nagari dengan Seribu Rumah Gadang di

Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh; Rumah Gadang Panjang

27 ruang di Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari; berbagai istana di beberapa

kecamatan; dan masjid-masjid tua beraksitektur kuno yang masih terperlihara baik. Di sisi

Page 347: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 115

lain diyakini masih banyak terdapat situs budaya yang belum terinventaris dan potensial

untuk dikembangkan di masa mendatang.

Dibidang Pariwisata Solok Selatan memiliki potensi yang sangat baik untuk

dikembangkan, sampai tahun 2010 telah dikembangkan oleh investor tempat – tempat

wisata yang menarik, seperti Hot Waterboom, Arung jeram. Sedangkan tempat wisata lain

yang menarik adalah rumah gadang, rumah gadang panjang, perkebunan teh, perkebunan

kelapa sawit, air terjun yaitu air terjun Timbulun di Kecamatan Sangir dan air terjun Tansi

ampek di Sungai Lambai Kecamatan Sangir.

Arena arung jeram ada di beberapa sungai di kabupaten Solok Selatan sangat baik

dan menantang, dengan standard internasional pengarung jeram manca negara sudah

menjelajahi sungai dan air terjun yang ada di Solok Selatan. Dengan sungai yang curam,

berbatu dan berkelok-kelok, sangat diminati turis mancanegara, sehingga sangat potensial

untuk dikembangkan dan bahkan dijadikan event lomba arung jeram tingkat nasional

maupun internasional.

Beberapa Km menjelang Padang Aro terdapat sumber air panas Sapan Maluluang,

tempat ini sudah sejak lama menjadi areal rekreasi masyarakat Solok Selatan, pada tahun

2009 investor telah mengembangkan tempat ini menjadi areal wisata Hot Water Boom, satu-

satunya Water Boom yang airnya bersumber dari air panas bumi di Sumatera Barat, sampai

tahun 2010 pembangunan Hot Water Boom ini masih dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dengan adanya pusat wisata ini diharapkan akan muncul pusat-pusat pertumbuhan

baru yang didukung oleh pengusaha dan investor lainnya. Karena airnya adalah air panas

yang mengandung belerang, maka tidak mustahil dapat dijadikan media pengobatan,

sehingga ada peluang untuk membuka klinik pengobatan air panas di kawasan ini. Sumber

air panas lainnya adalah di Pakan Salasa Kecamatan Pauh Duo dan air panas Sungai Cangka

di Kecamatan Sungai Pagu

Selain itu yang tidak kalah menarik dari objek wisata di Kabupaten Solok Selatan

adalah Wisata Sejarah, budaya dan Agro Wisata. Rumah Gadang di Solok Selatan

keadaannya masih utuh dan layak huni, beberapa yang rusak sudah diusahakan untuk

direnovasi yang dibantu oleh Dinas Pariwisata Kabupatan Solok Selatan, acara acara adat

seperti upacara panen kesawah, batombe (berbalas pantun) merupakan suguhan yang

menarik untuk dilihat para wisatawan. Di nagari Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan

terdapat sebuah rumah gadang dimana pernah berlangsung sidang kabinet pada

pemerintahan PDRI tahun 1949 dengan perdana menteri Syafruddin Perwiranagara, untuk

mengenang sejarah tersebut di Bidar Alam juga dibangun sebuah tugu yang bernama tugu

PDRI

Sedangkan agro wisata wisatawan dapat mengunjungi perkebunan teh yang dilatar

belakangnya menjulang gunung Kerinci, perkebunan kelapa sawit, tambang emas, kegiatan

Page 348: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 116

masyarakat mendulang emas dan tambang biji besi. Semua itu adalah tempat-tempat wisata

yang sangat potensial dan perlu ditata, dibangun dan dikembangkan agar para wisatawan

merasa nyaman mengunjunginya

Untuk objek wisata alam, Kabupaten Solok Selatan memiliki keragaman yang

potensial untuk dikembangkan. Di antara objek wisata alam tersebut mulai dari danau

Bontak di kaki Gunung Kerinci, sumber air panas pada berbagai tempat, Goa atau Ngalau di

beberapa tempat, arena arung jeram di beberapa sungai, serta pemandangan alam kebun

teh di Sungai Lambai dengan latar belakang Gunung Kerinci.

3.13. KABUPATEN SOLOK

3.13.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok pada tahun 2009 atas

dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 4.639.066,332 Milyar atau meningkat sebesar

14,75% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 4.042.808,21 Milyar. Struktur Perekonomian

Kabupaten Solok bila dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2007, masih

didominasi oleh sektor pertanian (44,73%) khususnya dari subsektor tanaman pangan dan

holtikultura. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran merupakan sektor kedua terbesar

yang memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Solok, sebesar 13,38%. Kedua sektor

dalam perekonomian Kabupaten Solok ini tentunya akan sangat berperan dalam

pembanguna Kabupaten Solok. Pertumbuhan yang tinggi di kedua sektor tersebut akan

menyebabkan tingginya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok, sebaliknya jika kedua

sektor ini mengalami kemunduran maka dampaknya juga akan sangat signifikan terhadap

kemunduran perekonomian di Kabupaten Solok. Dua sektor ekonomi ini merupakan sektor

strategis bagi pembangunan ekonomi Kabupaten Solok. Perkembangan terakhir PDRB

Kabupaten Solok sebagai indikator perkembangan perekonomian kabupaten ini dapat dilihat

dari tabel 3.13.1.

Berdasarkan tabel 3.13.1 menunjukan bahwa walaupun nilainya meningkat namun

kontribusi sektor pertanian sedikit menurun pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Sebaliknya pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Industri dan

sektor Pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan peran dalam pembentukan

PDRB Kabupaten Solok. Kondisi ini mengindikasikan bahwa perkembangan ketiga sektor ini

lebih tinggi dibandingkan perkembangan sektor pertanian yang merupakan kontributor

utama dalam perekonomian Kabupaten Solok.

Page 349: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 117

Tabel 3.13.1PDRB Kabupaten Solok (Tahun 2008-2009) dan proporsinya tehadap

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No. SEKTOR

PDRB Kabupaten Solok

2008 2009

NilaiProporsi

(%)Nilai

Proporsi(%)

1. PERTANIAN 1.810.549,28 44,78 2.075.225,51 44,73

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 155.068,13 3,84 178.899,78 3,86

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 264.951,25 6,55 304.562,66 6,57

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 23.460,70 0,58 25.766,93 0,56

5. BANGUNAN 295.015,30 7,30 319.295,06 6,88

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 523.462,24 12,95 620.571,58 13,38

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 456.505,05 11,29 528.151,83 11,38

8.KEUANGAN, PERSEWAAN & JASAPERUSAHAAN 70.486,52 1,74 80.471,09 1,73

9. JASA-JASA 443.309,74 10,97 506.121,90 10,91

Jumlah 4.042.808,21 100,00 4.639.066,33 100,00

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Telaah lebih jauh terhadap struktur perekonomian Kabupaten Solok dapat dilakukan

dengan menggunakan analisis Location Qoutient (LQ). Analisis ini menghasilkan kelompok

sektor ekonomi basis dan non basis di Kabupaten Solok. Analisis LQ bertujuan untuk

mengetahui sektor-sektor dan subsektor-subsektor ekonomi dalam PDRB yang tergolong

sektor basis dan non basis.LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan

suatu sektor di Kabupaten Kepulauan Mentawai terhadap besarnya peranan sektor

bersangkutan pada wilayah referensi yaitu Propinsi Sumatera Barat. Hasil perhitungan LQ

sektoral untuk Kabupaten Solok dapat disampaikan dalam tabel 3.17.2.

Nilai LQ > 1 berarti bahwa peranan suatu sektor di Kabupaten lebih dominan

dibandingkan sektor di tingkat Provinsi dan sebagai petunjuk bahwa Kabupaten surplus akan

produk sektor tersebut. Sebaliknya bila nilai LQ < 1 berarti peranan sektor tersebut lebih

kecil di Kabupaten dibandingkan peranannya di tingkat Provinsi. Nilai LQ menjadi basis untuk

menentukan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Karena sektor tersebut tidak saja

dapat memenuhi kebutuhan di dalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan

di daerah lain atau surplus. Berdasarkan hasil perhitungan LQ pada tabel 3.17.2.

menunjukan bahwa sektor pertanian khususnya di sub sektor tanaman pangan dan

holtikultura merupakan basis produksi bagi perekonomian Sumatera Barat. Kondisi ini

menunjukan bahwa struktur perekonomian kabupaten solok sangat tergantung dari hasil di

sektor pertanian. Sektor lain yang berperan cukup besar terhadap PDRB kabupaten Solok

merupakan sektor penunjang untuk sektor pertanian yang merupakan produksi utama di

Page 350: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 118

kabupaten Solok. Selanjutnya walaupun peranan dari sektor perdagangan hotel dan restoran

cukup besar dalam pembentukan PDRB kabupaten Solok, namun bukanlah merupakan

sektor basis dalam perekonomian Kabupaten Solok. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

secara komperatif kabupaten Solok masih lebih tertinggal dibandingkan dengan kabupaten

lainya di Sumatera Barat

Tabel 3.13.2Sektor Basis dan Non Basis Kabupaten Solok

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

1. PERTANIAN 1,77 Basis

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 2,75 Basis

b. Perkebunan 1,04 Basis

c. Peternakan 1,05 Basis

d. Kehutanan 0,39

e. Perikanan 0,24

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,15 Basis

a. Penggalian 1,43 Basis

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0,58

a. Industri Tanpa Migas 0,58

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,34

a. Listrik 0,32

b. Air Bersih 0,51

5. BANGUNAN 1,09 Basis

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 0,79

a. Perdagangan Besar dan Eceran 0,78

b. H o t e l 0,01

c. Restoran 1,27 Basis

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,73

a. Angkutan 0,91

1. Jalan Raya (Darat) 1,39 Basis

2. Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan 0,05

3. Jasa Penunjang Angkutan 0,05

b. Komunikasi 0,14

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0,40

a. Bank 0,60

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa Penunjang 0,44

c. Sewa Bangunan 0,20

d. Jasa Perusahaan 0,19

9. JASA-JASA 0,86

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 0,99

b. Swasta 0,56

1. Sosial Kemasyarakatan 0,41

2. Hiburan dan Rekreasi 0,11

3. Perorangan dan Rumahtangga 0,76

Page 351: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 119

3.13.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

a). Sub Sektor Tanaman Pangan dan Holtikultura

Sub sektor tanaman pangan merupakan penggerak utama perekonomian di

Kabupaten Solok. Dengan nilai produksi tanaman pangan dan holtikultura lainnya sebesar

Rp. 1.637.505,02 milyar, sub sektor ini merupakan sektor yang paling dominan dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Solok secara keseluruhan (35%). Berdasarkan tabel 3.17.3

dapat diketahui hasil produksi dan luas panen padi sawah di Kabupaten Solok. Sebagaimana

diketahui Kabupaten solok merupakan sentra produksi beras di sumatera Barat, bahkan juga

untuk dijual ke propinsi sekitar sumatera barat (Jambi dan Riau). Beras hasil produksi

kabupaten solok terkenal sebagai beras dengan kualitas tinggi dan memiliki harga jual yang

tinggi dan stabil di pasar. Kalau diamati untuk produksi padi pada tahun 2010 adalah

sebesar 319.667,8 ton dengan sentra produksi padi sawah di kabupaten Solok di tiga

kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Talang dengan produksi pada tahun 2010 sebanyak

56,6 ribu ton diikuti berturut-turut oleh kecamatan Kubung sebanyak 51,6 ribu ton, dan

Kecamatan Lembang Jaya sebanyak 45.3 ribu ton.

Tabel 3.13.3Produksi Padi Sawah kabupaten Solok 2010

No Kecamatan Luas Tanam (Ha)Luas Panen

(Ha)Produksi

(ton)

1 Pantai Cermin 3,700.00 3,689.00 17,965.20

2 Lembah Gumanti 1,382.00 1,516.00 4,699.50

3 Hiliran Gumanti 2,855.00 3,028.00 15,291.80

4 Payung Sekaki 3,668.00 3,153.00 15,435.70

5 Tigo Lurah 2,375.00 2,529.00 12,061.20

6 Lembang Jaya 6,045.00 6,004.00 36,203.90

7 Danau Kembar 49.00 49.00 170.00

8 Gunung Talang 7,963.00 8,123.00 56,616.20

9 Bukit Sundi 8,082.00 8,161.00 45,296.30

10IX Koto SungaiLasi

2,306.00 2,299.00 12,159.50

11 Kubung 7,867.00 8,006.00 51,638.30

12 X Koto Singkarak 5,117.00 4,833.00 28,949.30

13 Junjung Sirih 1,672.00 1,527.00 10,548.80

14 X Koto Diatas 2,515.00 2,740.00 12,632.11

Jumlah 55,596.00 55,657.00 3,119,667.80

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Page 352: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 120

Tanaman palawija yang merupakan komponen produksi kelompok produksi tanaman

pangan selain padi sawah di Kabupaten Solok juga memiliki peranan yang cukup baik

walaupun tidak menjadi hasil produksi utama di sektor pertanian Kabupaten Solok.

Terutama komoditi kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan

talas.

Tabel 3.13.4

Produksi Palawija Kabupaten Solok 2010

No Jenis komoditiLuas

Tanam(Ha)

Luas Panen (Ha)Produksi

(Ton)

1 Jagung 679 574 2,982.16

2 Kedelai 95 103 168.93

3 Kacang Tanah 169 154 331.53

4 kacang Hijau 55 53 67.00

5 Ubi kayu 361 434 17,816.10

6 Ubi Jalar 997 1,014 41,123.00

Jumlah 2,356 2,332 62,488.72

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Komoditas tanaman sayuran terbanyak dihasilkan oleh sayuran kubis, yang mampu

memproduksi sekitar 68.930,10 ton sepanjang tahun 2010. Sedangkan komoditas terkecil

dihasilkan dari ketimun, yang hanya memproduksi sekitar 347,30 ton. Sentra utama

produksi tanaman sayuran di Kabupaten Solok adalah kecamatan danau kembar. Kondisi

iklim dan geografis wilayah kecamatan ini sangat mendukung untuk pengembangan usaha

tanaman sayuran.

Tabel 3.13.5Produksi Sayuran Kabupaten Solok 2010

No Jenis komoditiLuas Tanam

(Ha)Luas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)

1 Bawang Merah 2,470 2,408 23,283.20

2 bawang putih 327 296 1,963.60

3 Bawang daun 617 580 5,099.40

4 Kentang 1,508 1,460 28,030.80

5 Kubis 2,009 2,047 68,930.10

6 Sawi/Petsai 100 91 772.90

7 Kacang panjang 124 120 865.90

8 Cabe 1,331 1,289 12,568.90

9 Tomat 1,469 1,372 41,037.60

10 Terung 109 99 806.70

11 Buncis 468 442 4,810.40

Page 353: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 121

No Jenis komoditiLuas Tanam

(Ha)Luas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)

12 Ketimun 53 55 347.30

13 Kangkung 52 53 442.40

14 Bayam 76 82 401.20

15 Wortel 416 367 8,926.60

16 Cabe rawit 97 100 927.40

Jumlah 11,226.00 10,861.00 99,214.40

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Jumlah produksi tanaman buah-buahan pada tahun 2007 mencapai 168,3 ribu ton.

Produksi buah-buahan tertinggi dihasilkan dari tanaman markisa sebanyak 119.7 ribu ton

dengan jumlah pohon produktif lebih dari 1 juta pohon. Produksi buah markisa merupakan

buah-buahan utama yang dihasilkan oleh Kabupaten Solok dengan sentra produksi di

Kecamatan Danau Kembar, Gunung Talang dan Lembang Jaya. Produksi yang tinggi di

wilayah kecamatan tersebut tidak terlepas dari kondisi iklim dan geografisnya yang sangat

cocok untuk tanaman markisa. Potensi buah markisa di kabupaten Solok untuk menyediakan

bahan baku bagi industri pengolahan markisa sangatlah besar.

Tabel 3.13.6Produksi Buah-Buahan Kabupaten Solok 2010

No Jenis komoditiJumlah Tanam

(Ha)Tambah

Tanam (Ha)Produktif Hasil (Ton)

1 Alpokat 223,352 1,529 63,537 21,793.80

2 Duku 4,174 178 307 20.40

3 Durian 146,311 272 7,385 1,079.30

4 Jambu Biji 8,352 175 1,969 297.20

5 Jeruk 306,544 490 23,284 5,687.50

6 Mangga 143,055 330 1,790 405.00

7 Manggis 333,755 334 2,157 414.70

8 Nangka 11,403 162 3,503 888.70

9 Nenas 4,301 1,172 861 6.90

10 Pepaya 118,586 685 7,410 642.60

11 Pisang 235,249 8,356 124,375 15,109.30

12 Rambutan 100,196 105 11,603 1,407.80

13 Sawo 13,192 360 3,789 785.00

14 Markisa 1,386,092 3,732 1,203,252 119,736.60

15 Sirsak 3,640 205 512 42.20

16 Sukun 3,039 65 117 26.50

Jumlah 3,041,241 18,150 1,455,851 168,343.50

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Page 354: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 122

2) Subsektor Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Solok

adalah tanaman coklat, cengkeh, kayu manis, dan kopi. Luas areal tanaman perkebunan

tersebut di Kabupaten Solok tahun 2010 mencapai lebih dari 40 ribu hektar. Kondisi Luas

areal dan produksi Tanaman perkebunan di Kabupaten Solok dapat dilihat pada Tabel 3.13.7

Tabel 3.13.7 menunjukan bahwa kayu manis masih merupakan produksi utama

tanaman perkebunan. Namun demikian fluktuasi harga tanaman perkebunan ini di pasar dan

kendala keamanan pemeliharaan menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk mulai

meningalkan komoditas ini sebagai tanaman perkebunan utama. Hasil perkebunan yang saat

ini harganya relatif stabil seperti komoditas cengkeh dan coklat mengalami perkembangan

yang baik dan komoditas perkebunan kelapa sebagai komoditas yang secara akar budaya

memiliki perkembangan yang relatif konstan jumlah areal tanam maupun produksinya

(Bappeda Kabupaten Solok, 2011). Hasil diskusi dengan pihak terkait di dinas perkebunan di

Kabupaten Solok, menunjukan bahwa perkebunan tebu merupakan salah satu jenis tanaman

perkebunan yang akan dikembangkan mengingat potensi yang besar sebagai bahan baku

untuk Industri gula merah di kabupaten Solok.

Tabel 3.13.7Produksi Tanaman Perkebunan Kab. Solok

2010

No Jenis komoditi Luas Area (Ha)Produksi

(Ton)

1 Karet 5,470.0 6,431.2

2 Kelapa 2,329.5 5,067.5

3 Kayu Manis 27,903.8 44,652.1

4 Cengkeh 2,248.9 790.9

5 Tebu 701.2 3,072.4

6 Tembakau 71.5 138.8

7 Pala 82.3 36.4

8 Kopi 9,639.7 7,185.8

9 Kapuk 101.0 53.0

10 Merica 10.5 4.7

11 Kunyit - -

12 Kemiri 871.8 1,405.2

13 The 1,250.5 4,761.5

14 Jahe - -

15 Coklat 3,740.0 3,035.9

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Page 355: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 123

3) Subsektor Peternakan

Jenis usaha ternak di Kabupaten Solok terdiri dari ternak besar (sapi, kerbau, kuda),

dan ternak kecil (kambing, domba) serta unggas (ayam buras/kampung, ayam petelur,

ayam pedaging dan itik). Populasi hewan ternak besar pada tahun 2010 didominasi oleh sapi

yang jumlahnya mencapai 52.9211 ekor, usaha peternakan dan perdagangan sapi potong di

kabupaten Solok merupakan salah satu usaha peternakan yang sangat diminati oleh

masyarakat khususnya di kecamatan Junjung Sirih. Terdapat sarana pasar ternak yang

cukup terkenal di tingkat propinsi Sumatera Barat di kecamatan tepatnya di Kanagarian

Muaro Paneh. Pada usaha peternakan hewan lain misalnya unggas bukan merupakan usaha

peternakan yang memiliki akar budaya yang kuat di Kabupaten Solok, namun lebih

merupakan usaha sampingan rumah tangga. Tabel 3.13.8 menunjukan kondisi data sektor

peternakan di kabupaten Solok tahun 2010.

Tabel 3.13.8Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Solok

2010

No Jenis Ternak Satuan Hasil

1 Sapi ekor 52,921

2 Kerbau ekor 12,902

3 Kambing/Domba ekor 20,118

4 Kuda ekor 375

5 Itik/unggas lainnya ekor 134,992

6 Ayam Kampung ekor 250,690

7 Ayam Ras Pedaging ekor 30,925

8 Ayam Ras Petelur ekor 33,300

9 Burung Puyuh ekor 2,374

Produksi lainnya

1 Telur Itik Kg 728,956

2 Telur ayam Kampung Kg 175,483

3 Telur Ayam Ras Kg 500,955

4 Susu Liter 774,120

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

4) Subsektor Perikanan

Kabupaten Solok merupakan wilayah yang sangat potensial untuk usaha

penangkapan ikan di perairan umum maupun untuk usaha budidaya ikan air tawar.

Kabupaten Solok memiliki empat buah danau yaitu danau diatas dan danau dibawah, danau

talang dan danau singkarak. Khusus untuk danau Singkarak menghasilkan ikan endemic

danau singkarak yaitu ikan bilih yang menjadi ikon danau singkarak. Namun penangkapan

Page 356: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 124

ikan di perairan umum masih jauh kalah jumlah produksinya dibandingkan dengan hasil

budidaya ikan di kolam yang dilakukan masyarakat di kabupaten Solok. Berdasarkan data

pada tabel 3.13.9 terlihat bahwa jenis ikan yang dibudidayakan di kolam seperti ikan

mas/rayo, ikan gurami dan ikan nila menghasilkan produksi sebesar 652 ton jauh lebih besar

dari hasil tangkapan nelayan di danau sebesar 82 ton saja.

Perbedaan hasil produksi perikanan penangkapan di danau dan hasil budidaya

sangat terkait dengan selera pasar di subsektor perikanan itu sendiri. Ikan danau yang lazim

dikonsumsi masyarakat di luar wilayah Kabupaten Solok hanya untuk jenis ikan bilih.

Sedangkan untuk ikan hasil budidaya memiliki jaringan pasar ang luas dan tidak hanya

untuk di sekitar kabupaten Solok saja.

Salah satu usaha pemerintah daerah Kabupaten solok untuk meningkatkan hasil

produksi sektor perikanan antara lain adalah dengan menggalakan pembibitan ikan dan

pemanfaatan danau sebagai lahan budidaya ikan. Pada saat ini pemerintah kabupaten Solok

telah memiliki balai pembenihan ikan yang berlokasi di kecamatan Lembang Jaya.

Tabel 3.13.9Produksi Perikanan di perairan Umum, Kolam dan Sawah

Di kabupaten Solok 2010

No Jenis Ikan

Produksi (ton)

Danau Sungai Kolam Sawah Total

1 Mas/Rayo - 20.77 214.89 24.36 260.02

2 Tawas - 8.82 - - 8.82

3 Paweh 13.67 1.02 - - 14.69

4 Garing - 5.04 - - 5.04

5 Sasau 8.50 2.20 - - 10.70

6 Bilih 32.00 9.98 - - 41.98

7 Nila 5.29 16.29 265.60 29.50 316.68

8 Gurami - - 165.09 - 165.09

9 Turiak 14.79 1.22 - - 16.01

10 Lele - 2.55 6.86 - 9.41

11 Gabus - 6.53 - - 6.53

12 Ikan Hias - - - - -

13 Lainnya 8.65 - - - 8.65

Jumlah 82.90 74.42 652.44 53.86 863.62

Sumber: BPS, Kabupaten Solok, 2010.

Page 357: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 125

b. Sektor Pertambangan

Sepanjang tahun 2010 sektor pertambangan mengalami pertumbuhan sebesar

153,56 Milyar rupiah atau mengalami peningkatan sekitar 3,03 persen dari tahun 2009 yang

hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 149,04 milyar rupiah terhadap pembentukan

PDRB kabupaten Solok. Secara umum potensi sektor pertambangan di kabupaten Solok

hanya untuk sub sektor penggalian, sedangkan sektor Migas belum ada laporan hasil

temuan eksplorasi yang menunjukan wilayah kabupaten ini memilikinya.

Bila dilihat dari hasil laporan potensi sektor pertambagan yang dikemukakan dalam

profil kabupaten Solok (Bappeda Kabupaten Solok, 2011), menunjukan bahwa potensi

subsektor penggalian di kabupaten solok ccukup besar. Pemanfaatan potensi subsektor ini

tentunya memiliki konsekuensi langsung terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian

pemanfaatan sektor ini membutuhkan perhitungan yang ektra hati-hati dampak

lingkungannya mengingat lokasi kabupaten solok yang sebagian besar merupakan wilayah

konservasi dan resapan air untuk danau Singkarak sebagai sumber energy di PLTA

singkarak.

c) Sektor Pariwisata

Kabupaten Solok terkenal dengan pesona alam, budaya maupun sejarahnya.

Keunggulan ini harus mampu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dapat mendatangkan

wisatawan sebanyak mungkin. Dengan peningkatan kunjungan wisatawan ini, diharapkan

akan mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Adanya pemandangan alam berupa panorama Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau

Dibawah dan Danau Talang, Goa-Goa serta Agrowisata, Teawalk, Janjang Seribu dan objek

lainnya, merupakan salah satu tujan wisata yang menarik. Tak ketinggalan juga adanya

wisata sejarah dan budaya berupa Makam Dt Parpatiah Nan Sabatang yang merupakan

Bapak Demokrasi Adat Minang Kabau Kalarasan Bodi Chaniago. Dari segi budaya terdapat

arsitektur rumah gadang dibeberapa lokasi di Kabupaten Solok. Objek wisata tersebut ramai

dikunjungi hampir semua lapisan masyarakat dari yang muda sampai orang tua. Untuk

menempuh lokasi tersebut sudah ada peta wisata Kabupaten Solok yang akan memudahkan

bagi para wisatawan domestik atau luar negeri untuk berkunjung ke objek wisata.

Page 358: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 126

Tabel: 3.13.10Objek Pariwisata Per Kecamatan kabupaten Solok 2010

No KecamatanObjek Wisata

Alam Budaya Sejarah

1 Pantai Cermin 7 2 1

2 Lembah Gumanti 4 4 2

3 Hiliran Gumanti 1 1 1

4 Payung Sekaki 4 2 1

5 Tigo Lurah - - 3

6 Lembang Jaya 4 2 1

7 Danau Kembar 1 1 1

8 Gunung Talang 8 2 2

9 Bukit Sundi 2 - 3

10 IX Koto Sungai Lasi 3 3 2

11 Kubung 3 2 4

12 X Koto Singkarak 17 3 1

13 Junjung Sirih - 2 2

14 X Koto Diatas 9 7 4

Jumlah 63 31 28

Sumber: Dinas Pariwisata kabupaten Solok 2010

d) Sekor Pengangkutan dan Komunikasi

Total panjang jalan di Kabupaten Solok sampai akhir tahun 2010 berjumlah

1.421,63 km, dengan rinci menurut status jalan, jalan nasional 66.21 km, jalan propinsi

118.09 km dan jalan kabupaten 1 237.33 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, terdapat

peningkatan jalan berkualitas baik sebesar 12.3 persen dari tahun lalu. Sedangkan jalan

berkualitas sedang, jalan berkualitas rusak dan jalan dalam kondisi rusak berat mengalami

penurunan 5.83 persen, 22.68 persen dan 2.7 persen dari tahun 2009. (Solok dalam Angka,

2011)

Sampai akhir tahun 2010 tersedia 7 232 satuan sambungan telepon dan 6 524

pelanggan. Pelanggan yang terbanyak ada pada STO Solok yaitu 4 603, dengan kontribusi

63.64 persen dari seluruh pelanggan di Kabupaten Solok. (Solok Dalam Angka, 2010).

Page 359: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 127

Tabel 3.13.11Panjang Ruas Jalan Per kecamatan Kabupaten Solok, 2010

No KecamatanRuasJalan

Panjang Jalan(Km)

Jenis Permukaan

Aspal(Km)

Kerikil(Km)

Tanah(Km)

1 Pantai Cermin 15 46,35 28,20 8,02 10,13

2 Lembah Gumanti 16 98,8 39,36 0,89 58,55

3 Hiliran Gumanti 14 143,5 36,52 8,11 98,87

4 Payung Sekaki 11 85,8 57,34 10,46 18,00

5 Tigo Lurah 14 179,1 20,90 28,55 129,65

6 Lembang Jaya 18 68,2 48,25 4,81 15,14

7 Danau Kembar 9 45,2 25,64 11,56 8,00

8 Gunung Talang 29 101,74 75,34 - 26,40

9 Bukit Sundi 12 45,95 43,13 2,82 -

10IX Koto SungaiLasi

12 43,1 30,14 1,60 11,36

11 Kubung 30 88,5 68,38 14,96 5,16

12 X Koto Singkarak 24 114,4 82,68 5,03 26,69

13 Junjung Sirih 3 18,9 11,87 1,03 6,00

14 X Koto Diatas 26 139,8 86,40 8,28 45,12

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok.

e). Perindustrian

Industri kecil/kerajinan merupakan salah satu sektor andalan yang diharapkan dapat

menopang perekonomian Kabupaten Solok. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup

signifikan terhadap jumlah industri kecil/kerajinan dan tenaga kerja masing-masing sebesar

4.55 persen dan 43.63 persen. Pada Tahun 2010, jika ditinjau dari segi nilai produksi industri

kecil/kerajinan, terjadi penurunan dari 15.745 milyar rupiah dimana pada tahun 2009

sebesar 18.64 milyar rupiah. Sedangkan dilihat dari jenis industrinya, industri pangan

menyumbangkan nilai produksi tertinggi yaitu 6.66 milyar rupiah dengan kontribusi sebesar

42.35 persen.

Tabel 3.13.12Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil

Kebupaten Solok

Jenis Industri 2007 2008 2009 2010

Industri Sandang 1,444 1,220 1,223 1,253

Industri Pangan 1,693 1,540 1,664 1,631

Industri Kerajinan 2,468 2,396 2,414 2,405

Industri Kimia dan Bahan Bangunan 1,714 1,587 1,628 1,672

Industri Logam, Bengkel danPermesinan

543 576 592 578

Jumlah 7,862 7,319 7,521 7,539

Sumber: BPS Kabupaten Solok (2011)

Page 360: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 128

Jumlah Industri kecil dan penyerapan tenaga kerja di sub sektor industri kecil masih

relatif rendah di kabupaten Solok. Jika dilihat dalam tabel 3.13.12 dan 3.13.13, terlihat

bahwa perkembangan penyerapan tenaga kerja seiring dengan perkembangan jumlah

industri kecil berdasarkan jenisnya tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Kondisi ini mencerminkan terjadinya perkembangan jumlah saja dan tidak terjadi

peningkatan penyerapan tenaga kerja di industri kesil yang sudah ada.

Tabel 3.13.13Perkembangan Jumlah Industri Kecil Kebupaten Solok

Jenis Industri 2007 2008 2009 2010

Industri Sandang 106 90 90 109

Industri Pangan 508 511 554 530

Industri Kerajinan 609 595 597 611

Industri Kimia dan Bahan Bangunan 380 379 388 391

Industri Logam, Bengkel danPermesinan 124 115 119 118

Jumlah 1.727 1.690 1.748 1.759

Sumber: BPS kabupaten Solok (2011)

d).Sektor Perdagangan

Dari sektor perdagangan, Kabupaten Solok memiliki potensi yang menjanjikan untuk

dikembangkan. Hal ini didasarkan kepada meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Solok

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 terdapat sebanyak 321 pengusaha yang melakukan

pendaftaran perusahaan baru maupun memperpanjang status perusahaan. Dari jumlah

tersebut, 262 diantaranya tercatat sebagai pendaftaran baru dan 59 lainnya pendaftaran

perpanjangan. Perusahaan yang paling banyak ada pada Kabupaten Solok yaitu perusahaan

perorangan, sebesar 72.58 persen (lihat, Kabupaten Solok Dalam Angka, 2011).

Sektor perdagangan memiliki potensi yang lebih menjanjikan untuk dikembangkan,

terutama di sektor kerajinan/industri kecil dan industri pangan. Pertumbuhan ini didukung

oleh sub sektor perdagangan eceran, sub sektor hotel dan sub sektor restoran. Diharapkan

pada masa yang akan datang terjadi penambahan investasi dibidang industri kecil dan

kerajinan yang dapat menyerap tenaga kerja lebih besar.

Sebagai sektor yang memiliki kontribusi kedua terbesar dalam pembentukan PDRB

Kabupaten Solok, perkembangan perdagangan sebagai sektor yang menunjang distribusi

hasil produksi pertanian kabupaten Solok cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan

meningkatnya peran sektor ini dari tahun 2009 ke tahun 2010. Peningkatan yang cukup

besar untuk pendaftaran perusahaan di kabupaten Solok menunjukan bahwa pelaku usaha

perdagangan di Kabupaten Solok adalah perusahaan yang berdomisili di kabupaten Solok.

Page 361: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 129

Keberadaan perusahaan ini tentunya dapat diharapkan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat dan penyerapan tenaga kerja kedepannya.

3.14. KABUPATEN AGAM

3.14.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Dari tahun ke tahun perekonomian Kabupaten Agam terus mengalami

perkembangan. Pertumbuhan ekonomi setiap tahun merupakan agregat dari pertumbuhan

sektor-sektor lain. Untuk melihat kinerja masing-masing sektor atau sub sektor ekonomi

dapat dilihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektoral. PDRB

merupakan hasil penjumlahan dari seluruh nilai tambah (produk barang dan jasa yang

diproduksi di suatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu).

Perkembangan yang terjadi di masing-masing sektor ekonomi dapat lebih pesat

atau lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan PDRB secara total. Artinya

pertumbuhan nilai tambah masing-masing sektor atau sub sektor yang terjadi selama satu

periode tertentu akan menunjang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah secara keseluruhan

pada periode tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut diuraikan perkembangan PDRB

Kabupaten Agam Tahun 2005- 2009 baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan.

PDRB atas dasar harga berlaku adalah PDRB yang menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada tahun bersangkutan ( harga yang

terjadi setiap tahunnya ). PDRB atas dasar harga konstan adalah PDRB yang menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada tahun

tertentu sebagai tahun dasar. Penghitungan PDRB ini menggunakan Tahun 2000 sebagai

tahun dasar.

Tabel 3.14.1.Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 – 2009 atas Dasar Harga

Konstan Kabupaten Agam (Dalam Jutaan Rupiah).

Sumber: PDRB Kabupaten Agam 2005-2009

No. Sektor2005 2008 2009

(Rp). % (Rp.) % (Rp) %

1. Pertanian 813.823,80 35 1.040.225,40 37,25 1.096.917,80 37,44

2. Pertambangan 88.977,89 3,83 106,488,76 3,81 110.002,90 3,75

3. Industri Pengolahan 327.923,50 14,10 327.027,32 13,32 387.838,48 13,24

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 21.232,67 0,91 24.910,27 0,89 26.426,66 0,90

5. Bangunan 103.554,88 4,45 121.435,50 4,35 130.640,31 4,46

6.Perdagangan, Hotel danRestoran

407.574,24 17,53 492.154,02 17,62 507.251,21 17,31

7. Pengangkutan dan Komunikasi 102.693,90 4,42 119.724,38 4,29 128.143,94 4,37

8.Keuangan, Persewaan dan JasaPerusahaan

82.437,83 3,55 96.028,49 3,44 100.294,40 3,42

9. Jasa-Jasa 376.942,98 16,21 419.893,13 15,03 442.355,98 15,10

PDRB 2.325.161,69 100 2.792.887,2 100 2.929.871,6 100

Page 362: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 130

Struktur perekonomian yang terjadi di suatu wilayah menunjukkan besar kecilnya

pengaruh sektor perekonomian tertentu terhadap pembentukan PDRB di daerah tersebut.

Sebagai daerah agraris struktur ekonomi masih didominasi sektor pertanian dengan sub

sektor terdiri dari tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan

hasil-hasilnya serta perikanan. Peran sektor pertanian sejak Tahun 2005 hingga Tahun 2009

memperlihatkan trend meningkat. Tahun 2005 peranan sektor pertanian dalam

pembentukan PDRB adalah sebesar 36,44 %, meningkat menjadi 40,90 % Tahun 2008, dan

pada Tahun 2009 menjadi 41,38 % dari total PDRB menurut harga berlaku.

Tabel 3.14.2Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 – 2009 atas Dasar Harga

Berlaku Kabupaten Agam (Dalam Jutaan Rupiah).

Sumber: PDRB Kabupaten Agam 2005-2009

Jika dilihat menurut sub sektor pembentuknya, sub sektor tanaman pangan dan

hortikultura memberikan sumbangan yang terbesar. Pada Tahun 2008 sub sektor tanaman

pangan dan hortikultura memberi kontribusi sebesar 23 % terhadap PDRB, menjadi 23,63 %

pada Tahun 2009. Sektor tanaman perkebunan juga memberikan peranan yang cukup besar

terhadap pembentukan PDRB, namun berfluktuatif. Tahun 2005 peranan perkebunan

sebesar 10,71 %. Pada tahun 2008 peranannya turun menjadi 11,75 % dan kembali turun

pada Tahun 2009 menjadi 11,60 %. Sub sektor lainnya yang tergabung dalam sektor

pertanian adalah sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya. Tahun 2008 sumbangan sub

sektor peternakan dan hasil-hasilnya terhadap total PDRB adalah 3,17 %, sedangkan pada

Tahun 2009 peranannya cenderung sama yaitu 3,18 %. Sub sektor kehutanan memberikan

sumbangan terkecil. Tahun 2008 sub sektor kehutanan hanya memberi kontribusi 0,77 %,

Tahun 2009 turun menjadi 0,72 %. Sub sektor perikanan Tahun 2005 kontribusinya sebesar

1,82 %, terus meningkat menjadi 2,22 % di Tahun 2008 dan 2,25 % di Tahun 2009.

No. Sektor2005 2008 2009

(Rp.) % (Rp.) % (Rp) %

1. Pertanian1.230.982,18 36,44 2.129.236,29 40,90 2.412.971,90 41,38

2. Pertambangan dan Penggalian 148.991,21 4,41 214.102,03 4,11 239.413,71 4,11

3. Industri Pengolahan432.553.56 12,81 592.565,11 11,38 617.749.13 10,59

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 36.115,97 1,07 47.884.94 0,92 52.514.57 0,90

5. Bangunan 167.339,59 4,95 271.381,14 5,21 307.7031,83 5,28

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran538.188,59 15,93 796.698,69 15,30 874.203,11 14,99

7. Pengangkutan dan Komunikasi 171.948,27 5,09 270.620,85 5,20 302.877,04 5,19

8. Keuangan, Persewaan dan JasaPerusahaan 136.872,63 4,05 202.900,41 3,90 225.500,34 3,87

9. Jasa-Jasa514.965,22 15,24 680.546,85 13,07 798.021,41 13,69

PDRB 2.914.488,22 100 5.205.936,30 100 5.830.983,04 100

Page 363: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 131

Dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian, Kabupaten Agam

mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Berbagai jenis produk hasil

pertanian dan perikanan sebagai bahan baku menjadi pendorong berkembangnya industri

pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menyerap tenaga kerja.

Disamping itu meningkatkan produktifitas sektor pertanian juga masih sangat penting untuk

menjadi perhatian, karena produktifitas pertanian di Kabupaten Agam masih relatif rendah.

Masih banyak lahan-lahan tidur yang tidak dimanfaatkan. Perlu juga dibentuk regulasi yang

jelas untuk menekan alih fungsi lahan pertanian.

Sektor kedua yang memberikan peranan terbesar dalam membentuk PDRB adalah

sektor perdagangan, hotel dan restoran. Namun peranannya dari Tahun 2005 sebesar 15,93

% dan tahun 2008 meningkat menjadi 15,30 % dan Tahun 2009 kembali menurun menjadi

14,99 %. Jika dilihat menurut sub sektor penyusunnya, sub sektor perdagangan besar dan

eceran merupakan sub sektor yang mempunyai peranan terbesar dan dominan dalam

pembentukan nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2005 peranannya

sebesar 15,14 %, pada tahun 2008 naik menjadi 14,59 % dan kembali turun pada Tahun

2009 menjadi 14,22 %. Sedangkan pada sub sektor hotel dari tahun 2005 sebesar 0,42 %

dan pada Tahun 2008 sebesar 0,46% dan tahun 2009 kembali menurun yaitu sebesar 0,44

%.Sub sektor lainnya yang tergabung dalam sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah

sub sektor restoran. Sub sektor ini dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 terus

mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,38 % Tahun 2005 menjadi 0,33 % Tahun 2009.

Sektor ketiga yang memberikan kontribusi terbesar dalam membentuk PDRB adalah

sektor jasa-jasa, namun kontribusinya dari tahun 2005 sampai dengan Tahun 2008 terus

menurun dan pada Tahun 2009 meningkat kembali, sama halnya dengan kontribusi sub

sektornya. Besarnya kontribusi sektor jasa-jasa pada Tahun 2005 yaitu 15,24 %, dan pada

Tahun 2009 13,69 %. Peningkatan kontribusi ini didorong oleh meningkatnya kontribusi sub

sektor pelayanan umum dan pertanahan yaitu 11,19 % di Tahun 2008 dan 11,79 di Tahun

2009. Sub sektor jata memberikan kontribusi 1,89 % di Tahun 2008 meningkat menjadi 1,90

% di Tahun 2009.

Industri pengolahan merupakan sektor keempat yang peranannya cukup besar

dalam pembentukan nilai tambah PDRB. Tahun 2005 kontibusinya 12,81 %, Tahun 2008

sebesar 11,38 % dan Tahun 2009 10,59 %. Sektor ini didominasi sub sektor industri non

migas.

Sektor lainnya yang turut andil dalam pembentukan PDRB adalah sektor bangunan.

Peranannya dalam PDRB sedikit mengalami peningkatan yaitu 5,21 % pada Tahun 2008 dan

meningkat menjadi 5,28 pada Tahun 2009. Sektor pengangkutan dan komunikasi

memberikan peranan cenderung konstan. Pada Tahun 2008 peranan sektor pengangkutan

dan komunikasi adalah 5,20 % kemudian pada Tahun 2009 peranannya sedikit menurun

Page 364: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 132

menjadi 5,19%. Sektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi sebesar 4,41 %

pada Tahun 2005, dan 4,11 % pada Tahun 2008 dan 2009.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memberikan kontribusi berturut-

turut dari Tahun 2005, 2008 dan 2009 yaitu 4,05 %, 3,90 % dan 3,87 %, cenderung

konstan. Dan sektor yang terkecil memberikan kontribusi dalam membentuk PDRB

Kabupaten Agam adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu 1,07 % Tahun 2005, 0,92 %

Tahun 2008 dan 0,90 % Tahun 2009, juga cenderung konstan.

3.14.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Tanaman Pangan

Pembangunan pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura Tahun 2005-

2009 difokuskan kepada peningkatan produksi dan produktifitas melalui penerapan

teknologi, perlindungan tanaman dan penanganan pasca panen, perluasan areal tanam,

peningkatan kapasitas kemampuan kelembagaan tani/petani. Selama periode Tahun 2006-

2009, produksi padi sebagai komoditi utama tanaman pangan menunjukkan perkembangan

yang menggembirakan, dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.14.3Luas Tanam, Panen, Produksi Dan Produktifitas Padi

Tahun 2006-2009

Uraian 2006 2007 2008 2009

Luas Tanam (ha) 52.715 53.449 51.192 54,005

Luas Panen (ha) 49.585 51.157 51.462 52.787

Produksi (ton) 233.490 233.561 243.119 269.382

Produktivitas (Ton/Ha) 4,71 4,57 4,72 5,10

Persentase Peningkatan 0,57 0,03 4,09 10,80

IP (%) 182,92 185,46 177,79 184,04

Sumber: Kabupaten Agam dalam Angka 2010

Peningkatan produksi ini telah menempatkan Kabupaten Agam meraih salah satu

dari 9 kabupaten/kota di Sumatera Barat yang mencapai peningkatan produksi padi diatas

5%. Hasil ini dapat dicapai disamping sudah semakin baiknya distribusi dan ketersediaan

pupuk bersubsidi, penerapan teknologi padi tanam sebatang dan penggunaan pupuk organik

sudah semakin memasyarakat dikalangan petani.

Selain padi di Kabupaten Agam juga dikembangkan tanaman pangan lainnya seperti

jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai. Perkembangan

Page 365: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 133

luas tanam dan produksinya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.14.4.Produktivitas Tanaman Pangan di Kabupaten Agam Tahun 2009

No. Komoditi

2009

Produksi

(ton)

Luas Panen

(ha)

Produktivitas

(ton/ha)

1. Padi 360.375 55.655 6,48

2. Jagung 17.260 3.984 4,42

3. Ubi Kayu 10.882 621 17,52

4. Ubi Jalar 20.172 1.259 16,02

5. Kacang Tanah 2.039 1.023 1,99

6. Kacang Hijau 103 60 1,72

7. Kacang Kedelai 302 172 1,76

Sumber: Kabupaten Agam dalam Angka 2010

Produktivitas tanaman pangan yang paling besar tahun 2009 terjadi pada sekor ubi

kayu sebesar 17,52 ton/ha. Hal ini disebabkan karena banyak penduduknya yang

memproduksi kerupuk yang bahan mentahnya berasal dari ubi kayu. Ini juga dapat dilihat

bahwa ubi kayu di kabupaten agam memiliki nilai LQ yang yang besar untuk sektor ubi kayu

yang artinya komoditi Ubi kayu masih menjadi sektor basis untuk perkembangan dari Agam

itu sendiri. Sementara jika dilihat per komoditi tamanan pangan yang masih menjadi sektor

basis untuk Kabupaten Agam adalah komoditi padi hal ini terlihat dari nilai LQ hampir di

semua kecamatan tersebut memiliki nilai yang lebih dari satu.

Tabel 3.14.5Nilai LQ Sektor Tanaman Pangan Per Kecamatan 2009

No. Kecamatan Padi JagungUbi

KayuUbi

JalarKacangTanah

KacangHijau

Kedelai

1 Tanjung Mutiara 0.96 2.48 1.30 0.00 1.09 1.59 1.39

2 Lubuk Basung 1.09 1.30 0.12 0.00 0.03 0.14 0.17

3 Ampek Nagari 0.84 5.51 0.19 0.00 0.63 0.71 0.00

4 Tanjung Raya 1.14 0.27 0.00 0.00 1.52 0.00 4.31

5 Matur 1.14 0.20 0.00 0.19 2.93 0.00 0.00

6 IV Koto 1.09 0.65 0.87 1.06 1.65 0.00 0.00

7 Malalak 1.17 0.00 0.00 0.58 0.00 0.00 0.00

8 Banuhampu 1.15 0.18 0.17 0.00 0.38 0.00 0.00

9 Sungai Pua 1.06 0.26 0.00 0.44 4.21 0.00 0.00

10 Ampek Angkek 1.00 2.28 0.87 0.21 0.95 0.00 0.00

11 Canduang 1.09 0.42 1.05 11.46 2.48 0.00 3.36

12 Baso 0.97 0.60 4.45 0.94 0.76 0.00 0.00

13 Tilatang Kamang 1.02 0.40 3.33 1.19 0.34 0.00 0.00

14 Kamang Magek 1.10 0.06 1.68 3.46 0.84 2.18 0.85

15 Palembayan 1.13 0.19 0.64 0.10 0.07 0.00 0.00

16 Palupuh 1.09 0.69 1.06 0.37 0.00 0.00 0.00

Sumber: Data Diolah dari Kabupaten Agam dalam Angka 2010

Page 366: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 134

Disamping komoditas tanaman pangan, juga memiliki beberapa komoditas

hortikultura yang merupakan produk unggulan. Produk unggulan yang diusahakan

masyarakat seperti cabe, tomat, kubis, wortel, kentang, pisang, jeruk, pepaya, alpukat dan

lain-lain. Tingkat produktivitas tanaman hortikultura ini juga memperlihatkan hasil yang

cukup produktif, sebagimana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.14.6.Produktivitas Tanaman Sayur-Sayuran di Kabupaten Agam 2009

No. Komoditi2009

Produksi(ton)

Luas Panen(ha)

Produktivitas(ton/ha)

1. Kentang 1.489 144 10,34

2. Kubis 3.325 139 23,92

3. Buncis 7.425 1.159 6,41

4. Sawi 4.045 311 13,01

5. Ketimun 2.777 143 2,30

6. Terung 7.594 1.206 6,30

7. Kacang Panjang 503 100 5,03

8. Cabe 6.856 1.979 3,46

9. Bawang Merah 574 87 6,60

10. Bawang Putih 40 8 5,00

11 Tomat 4.777 362 13,20

Sumber: Kabupaten Agam dalam Angka 2010

Sementara dilihat dari nilai LQ rata-rata untuk sektor sayur-sayuran kecamatan

yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 sebanyak 5 kecamatan. Artinya kecamatan-kecamatan

inilah sektor sayuran dapat dijadikan sektor unggulan daerahnya.

Tabel 3.14.7.Nilai LQ Sektor Sayur-Sayuran Per Kecamatan 2009

No. Kecamatan LQ

1 Tanjung Mutiara 0.52

2 Lubuk Basung 1.22

3 Ampek Nagari 0.52

4 Tanjung Raya 0.52

5 Matur 0.51

6 IV Koto 0.87

7 Malalak 0.86

8 Banuhampu 0.69

9 Sungai Pua 1.25

10 Ampek Angkek 1.24

11 Canduang 1.01

12 Baso 1.32

13 Tilatang Kamang 0.49

14 Kamang Magek 0.96

15 Palembayan 0.52

16 Palupuh 0.52

Sumber: Data Diolah

Page 367: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 135

Kabupaten Agam dalam hal produktivitas sektor buah-buahan masih terbilang

rendah. Hal ini dapat dilihat dari hampir semua nilai produktivitasnya yang kecil. Nilai

produktivitas yang paling tinggi berada pada komoditi papaya dan diikuti dengan komoditi

jeruk.

Tabel 3.14.8.Produktivitas Tanaman Buah-Buahan di Kabupaten Agam Tahun 2009

No. Komoditi2009

Produksi(ton)

Batang(ha)

Produktivitas(ton/batang)

1. Pisang 10.691 174.340 0,01

2. Jeruk 8.817 66.499 0,13

3. Pepaya 962 3.664 0,26

4. Rambutan 1.132,2 44.056 0,03

5. Nenas 106,8 3.763 0,03

6. Alpukat 3.054,5 115.009 0,03

7. Mangga 183 3.352 0,05

8. Durian 4.570 263.533 0,02

9. Duku 563 12,50 0,02

Sumber: Kabupaten Agam dalam Angka 2010

Sementara jika dilihat dari nilai LQ rata-rata untuk sektor buah-buahan 12 dari 16

Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Agam memiliki rata-rata nilai LQ yang lebih dari 1.

Ini menunjukkan sektor buah-buahan juga bias dijadikan sebagai sektor unggulan di

Kabupaten Agam

Tabel 3.14.9.Nilai LQ Sektor Buah-Buahan Per Kecamatan 2009

No. Kecamatan LQ

1Tanjung Mutiara

1.00

2Lubuk Basung

1.06

3Ampek Nagari

0.30

4Tanjung Raya

2.70

5Matur

3.06

6IV Koto

2.39

7Malalak

0.33

8Banuhampu

1.81

9Sungai Pua

5.89

10Ampek Angkek

9.05

11Canduang

6.73

12Baso

3.63

13Tilatang Kamang

0.94

14Kamang Magek

0.78

15Palembayan

1.62

16Palupuh

1.74

Sumber: Data Diolah 2011

Page 368: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 136

b. Sektor Perkebunan

Sektor perkebunan, memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat. Hal ini didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang

sesuai. Komoditi tanaman yang dominan dan prospektif dikembangkan di Kabupaten Agam

diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa dalam, gambir, tebu dan kakao. Untuk perkebunan

rakyat Komoditi tanaman perkebunan rakyat terluas yaitu kelapa sawit dengan luas 16.769

ha dengan hasil produksi 150.921 ton. Selanjutnya diikuti oleh kakao perkebunan rakyat

seluas 4.832 ha dengan produksi 3.924,50 Ha. Tanaman perkebunan lainnya yang dominan

diusahakan masyarakat adalah kelapa dalam, cengkeh, gambir, pinang casiavera, tebu,

karet, pala, kemiri, gardamunggu, kopi arabika dan kopi robusta. Tanaman perkebunan ini

memberikan kontribusi sebesar 10,71 % pada Tahun 2005 dan meningkat pada Tahun 2009

sebesar 11,60 %. Sementara jika dilhat dari produktivitas sektor perkebunan tahun 2009

komoditi kelapa sawit memiliki produktivitas terbesar sebesar 20.85 ton/ha. Hal ini terlihat

banyaknya tanaman kelapa sawit terutama di daerah Lubuk Basung.

Tabel 3.14.10.Produktivitas Sektor Perkebunan 2009

No. KomoditiProduksi

(ton)Luas Area

(ha)Produktivitasn(ton/ha)

1 Kelapa 32917 11150 2.95

2 Kelapa Sawit 182741 8764 20.85

3 Karet 914 814 1.12

4 Cengkeh 54.1 414 0.13

5 Kulit Manis 17542 7493.1 2.34

6 Kopi 2078 3297.2 0.63

7 Gardamungu 52 106 0.49

8 Kemiri 2224.5 297.3 7.48

9 Pinang 9671.2 2519.7 3.84

10 Kakao 1064.8 1277.1 0.83

11 Pala 1091.4 1051.2 1.04

12 Tebu 2967.9 2188.4 1.36

13 Jahe 14.66 4.08 3.59

14 Laos 7.93 1.97 4.03

15 Kunyit 16.51 5.49 3.01

16 Kejibeling 0.65 0.42 1.55

17 Kapulaga 0.8 0.95 0.84

Sumber: Agam Dalam Angka 2010

Page 369: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 137

Jika dilihat dari nilai LQ rata-rata di sektor perkebunan maka hampir semua

kecamatannya memiliki LQ yang lebih besar dari 1 sehingga sektor perkebunan bias juga

dijadikan sebagai sektor ungulan untuk daerah Agam. Bila dilihat dari komoditinya maka

daerah Tanjung Raya dan Baso memiliki nilai LQ yang paling banyak untuk sektor

perkebunan sehingga daerah inilah yang dapat dikatakan unggul untuk sektor

perkebunannya dibandingkan daerah lainnya di Kabupaten Agam.

Tabel 3.14.11.Nilai LQ Sektor Perkebunan Per Kecamatan 2009

No. Kecamatan LQ

1 Tanjung Mutiara 3,07

2 Lubuk Basung 1,35

3 Ampek Nagari 1,50

4 Tanjung Raya 1,66

5 Matur 2,54

6 IV Koto 2,20

7 Malalak 2,13

8 Banuhampu 1,31

9 Sungai Pua 1,35

10 Ampek Angkek 1,92

11 Canduang 1,97

12 Baso 1,29

13 Tilatang Kamang 0,60

14 Kamang Magek 1,09

15 Palembayan 1,71

16 Palupuh 1,73

Sumber: Data Diolah

c. Subsektor Peternakan

Sektor peternakan, pembangunan sektor peternakan difokuskan untuk memenuhi

kebutuhan protein hewani disamping peningkatan perekonomian masyarakat. Ternak besar

yang dominan dikembangkan adalah sapi potong, kerbau dan kambing dan ternak unggas

yaitu ayam dan itik. Perkembangan populasi ternak dan produksi hasil ternak kurun waktu

Tahun 2006-2009 cenderung meningkat, dapat dilihat pada tabel 3.14.12

Untuk meningkatkan populasi dan produksi telah diupayakan peningkatan distribusi

sapi induk, Inseminasi buatan, pelayanan kesehatan hewan dan penyuluhan sehingga

keberadaan ternak di kabupaten Agam mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap

protein hewani.

Page 370: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 138

Tabel 3.14.12.Perkembangan Populasi Ternak (ekor) Tahun 2006 -2009

No. Jenis Ternak 2006 2007 2008 2009

1. Sapi Potong 28.763 30.057 32.017 32.723

2. Sapi Perah 33 35 40 55

3. Kerbau 17.959 18.704 17.787 18.634

4. Kambing 13.506 13.956 13.139 13.089

5. Ayam Kampung 317.941 300.061 432.315 324.747

6. Ayam Ras Petelur 167.770 162.350 161.548 177.884

7. Ayam Ras Pedaging 51.390 54.500 53.700 69.481

8. Itik 103.275 99.978 105.067 109.830

9. Kelinci 1.302 2.430 7.320 8.847

Sumber: Kabupaten Agam dalam Angka 2010

Sama dengan sektor-sektor sebelumnya, hampir semua kecamatan sektor

peternakan di Kabupaten Agam memiliki nilai LQ rata-rata lebih dari satu yang menunjukkan

untuk sektor peternakan bisa juga dijadikan sektor unggulan di Kabupaten Agam ini. Hanya

ada satu kecamatan untuk sektor peternakan yang belum bisa dijadikan sebagai sektor

basis yaitu kecamatan Tilatang Kamang.

Tabel 3.14.13.Nilai LQ Sektor Peternakan Per Kecamatan 2009

No. Kecamatan LQ

1 Tanjung Mutiara 3,07

2 Lubuk Basung 1,35

3 Ampek Nagari 1,50

4 Tanjung Raya 1,66

5 Matur 2,54

6 IV Koto 2,20

7 Malalak 2,13

8 Banuhampu 1,31

9 Sungai Pua 1,35

10 Ampek Angkek 1,92

11 Canduang 1,97

12 Baso 1,29

13 Tilatang Kamang 0,60

14 Kamang Magek 1,09

15 Palembayan 1,71

16 Palupuh 1,73

Sumber: Data Diolah 2011

Page 371: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 139

d. Subsektor Perikanan

Sebagai salah satu daerah yang memiliki sumber daya perairan yang cukup luas

yaitu laut seluas 313,04 km2, hutan mangroove 65 ha, terumbu karang 27,5 ha, danau

9.950 ha, sungai, telaga dan perairan umum lainnya seluas 568 ha, selama lima tahun

terakhir ini usaha di bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Agam telah mengalami

perkembangan yang cukup baik meliputi usaha perikanan tangkap dan perikanan budidaya

air tawar. Sentra perikanan tangkap berada di Kecamatan Tanjung Mutiara, sedangkan

untuk budidaya perikanan air tawar berada di Tanjung Raya dan Lubuk Basung dengan jenis

kegiatan budidaya Keramba Jaring Apung, Keramba Irigasi, Kolam Air Deras dan Kolam Air

Tenang serta Usaha Pembenihan Rakyat (UPR). Secara umum, total produksi perikanan

Kabupaten Agam selama Tahun 2005 s/d 2009 ini mengalami peningkatan. Hal ini juga

dapat dilihat dari nilai LQ pada kecamatan tersebut yang lebih dari satu yang artinya di

daerah tersebut dapat dijadikan sektor unggulan untuk sektor perikanan.

Tabel 3.14.14Perkembangan Produksi Perikanan (Ton) Tahun 2006 -2009

Uraian 2006 2007 2008 2009

Perikanan Laut 4.967,62 5.181,02 3.814,51 4.195,96

Peraiaran Umum 611,98 696,25 755,98 767,6

Sumber: Kabupaten Agam dalam angka 2010

Produksi perikanan budidaya tersebut didukung dengan adanya Balai Benih Induk di

Gumarang Kecamatan Palembayan dan BBI Lubuk Basung. Usaha budidaya selama Tahun

2005 s/d 2009 juga terus mengalami peningkatan dimana sampai Tahun 2009 jumlah

Keramba Jaring Apung (KJA) mencapai 2.850 unit dengan produksi 7.830 ton, kolam air

deras 1.440 unit dengan produksi 5.015 ton, keramba di saluran irigasi 924 unit dengan

produksi 1.487,20 ton dan kolam air tenang sebanyak 742,4 ha dengan produksi sebanyak

871,2 ton. Khusus pengembangan keramba di Danau Maninjau perlu dilakukan pembatasan

sesuai dengan daya dukung danau sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Terkait dengan indikator pembangunan pada subsektor perikanan dan kelautan

selain dengan tingkat produksi dan cakupan bina kelompok, indicator konsumsi ikan juga

merupakan indikator yang menggambarkan kinerja daerah. Sampai Tahun 2010 konsumsi

ikan per kapita di Kabupaten Agam mencapai 30,5 kg.

Page 372: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 140

Tabel 3.14.15.Nilai LQ Sektor Perikanan Per Kecamatan 2009

No. Kecamatan LQ

1 Tanjung Mutiara 2,47

2 Lubuk Basung 1,53

3 Ampek Nagari 4,58

4 Tanjung Raya 0,75

5 Matur 0,40

6 IV Koto 0,64

7 Malalak 0,40

8 Banuhampu 0,40

9 Sungai Pua 0,40

10 Ampek Angkek 0,40

11 Canduang 0,40

12 Baso 0,86

13 Tilatang Kamang 0,67

14 Kamang Magek 1,10

15 Palembayan 1,78

16 Palupuh 0,40

Sumber: Data Diolah 2011

e. Sektor Pertambangan

Saat ini kegiatan pertambangan di Kabupaten Agam belum dikelola dan

dikembangkan, padahal di dalam tanahnya tersimpan bahan galian strategis yang belum

tersentuh sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan masih tebuka

lebar untuk dikembangkan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Agam memberikan kemudahan

investasi usaha pertambangan berupa kemudahan perijinan, seperti tersedianya jalan

kabupaten sampai di lokasi, serta jaringan dan cadangan listrik, sebagai bentuk insentif

pengembangan pertambangan.

Di kawasan Kabupaten Agam terindikasi zona alterasi dan mineralisasi, yang

membawa mineral logam, endapan pasir besi, serta bahan galian industri lebih kurang 12

macam yang tercakup dalam wilayah 8 kecamatan di Kabupaten Agam, seperti:

1. Pasir besi (logam) : Tiku, Tanjung Mutiara.

2. Granit (Industri) Bukit Cipago, Malalak IV Koto.

3. Trass/ Tufa(industri) : Matur, Mudik Pelupuh, Baso, Palembayan, IV Koto, Batu

Kambing, Sipisang dan Tilkam.

4. Dolomit(industri) : Bukit Kerang, Mudik Palupuh dan palupuh,

5. Marmer (Industri) : Kamang, Matru dan Palupuh.

6. Obsidian (Industri) : Lubuk Basung, Tanjung Raya.

7. Andesit (Industri) : Batu Kambing Malabur dan batas

Page 373: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 141

Pelaksanaan urusan bidang Pertambangan dan Energi diarahkan pada upaya

pemantauan dan pengendalian distribusi bahan bakar minyak bersubsidi, Pengawasan dan

Pembinaan Pertambangan Umum terutama dan Energi, Pembinaan dan Pengawasan Bidang

Pertambangan, Koordinasi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Program Pembinaan dan

Fasilitasi Pengelolaan Sumber Daya Alam. Pertambangan umum yang ada di Kabupaten

Agam hanya kegiatan usaha penambangan Mineral Logam (pasir besi) dan mineral non

logam (dolomite dan batu kapur).

Sampai Tahun 2010 Jumlah usaha penambangan Mineral Logam (pasir besi)

berjumlah 4 perusahaan dengan luas 17.280 Ha dan mineral non logam (dolomite dan batu

kapur) 7 perusahaan. Permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan dana dan

sumberdaya sehingga tidak semua usaha pertambangan belum dapat dipantau bahkan

beberapa lokasi pertambangan yang telah membahayakan belum dapat dihentikan

operasinya. Adanya kesulitan dalam mendapatkan data riil hasil pemanfaatan sumberdaya

alam dari pengelola. Solusinya adalah dengan mengintensifkan koordinasi dengan pihak

terkait dan alternatif untuk mengalihkan usaha masyarakat serta secara intensif

mengupayakan bagaimana pihak pengelola selalu mengirimkan laporan secara kontinyu.

Walaupun belum optimalnya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan karena

permasalahan di atas, namun kontribusi sektor pertambangan (pertambangan bahan galian

C) terhadap PDRB Kabupaten Agam pada Tahun 2005 sebesar 4,41 % dan Tahun 2009

sebesar 4,11 %. Data tersebut menunjukkan bahwa sumbangan dari usaha pertambangan

yang ada di Kabupaten Agammengalami penurunan rata-rata 0,06 % pertahun.

f. Sektor Industri

Bidang industri yang ada di Kabupaten Agam berupa industri kecil. Perkembangan

industrl tersebut selama kurun waktu 2005 hingga 2009 terjadi peningkatan jumlah industri

kecil dan menengah di Kabupaten Agam. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah Industri kecil

dan menengah pada Tahun 2005 sebanyak 5.551 buah dengan menyerap tenaga kerja

sebanyak 19.399 orang. Pada Tahun 2009 meningkat menjadi 5.886 buah dengan menyerap

tenaga kerja sebanyak 30.150 orang, dengan pertumbuhan selama lima tahun sebesar 7,39

% (rata pertumbuhan pertahun sebesar 1,85 %). Secara umum pertumbuhan Industri

mengalami peningkatan walaupun paa Tahun 2007 terjadi pertumbuhan yang negative yaitu

sebesar 1,29 %. Hal tersebut sebagai bukti bahwa kegiatan ekonomi masyarakat melalui

industri semakin meningkatkan taraf kehidupan sehingga minat masyarakat makin

meningkat pula, disamping itu banyaknya peluang modal yang disediakan pemerintah.

Page 374: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 142

Tabel 3.14.16Perkembangan Industri dan Pengrajin di Kabupaten Agam

No. Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah Industri 5.551 5.565 5.493 5.886 5.961

2. Pertumbuhan (%) 0,25 -1,29 7,16 1,27

3. Kontribusi terhadap PDRB (%) 12,81 11,95 11,40 11,38 10,59

4. Jumlah Pengrajin 19.399 19.551 12.314 22.670 22.996

5. Kelompok Pengrajin Binaan 21 27 36 48 54

6. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin 5 6 9 12 6

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Agam Tahun 2010

Industri yang berkembang di Kabupaten Agam umumnya merupakan industri yang

menunjang kegiatan pariwisata, seperti industri kerajinan dan cenderamata. Saat ini tercatat

terdapat industri keramik, meja rajutan, aksesoris magic jar, kerajian sepatu dan sandal

cantik, kerajian mukena, pembuatan sprei pengantin, pembuatan baju anak-anak, kerajinan

bambu dan anyaman, kerajinan pembuatan peci haji, kerajian sarung bantal, kebaya, jilbab,

baju muslim bordir, selendang sulaman, serta kerajinan logam.

g. Sektor Perdagangan

Perkembangan bidang perdagangan dapat dilihat dari ketersediaan sarana

perdagangan dan jumlah pasar. Jenis sarana perdagangan sudah cukup lengkap, mulai dari

mini market, restoran/rumahmakan, warung/kedai makanan minuman sampai dengan

toko/warung kelontong. Namun secara kewilayahan sarana tersebut masih kurang jika

dilihat dari jumlah nagari. Hal ini terlihat dari jumlah nagari yang memiliki mini market baru

15 nagari dari 82 nagari yang ada. Begitu juga dengan jumlah sarana warung/kedai

makanan minuman baru 78 nagari.

Sedangkan bila dilihat jumlah pasar yang ada, terdapat pasar sebanyak 42 buah

yang terdiri dari 12 pasar serikat, 3 pasar Pemda, 1 pasar swasta dan 26 pasar nagari. Pasar

yang sudah mempunyai bukti status kepemilikan secara tertulis sebanyak 12 buah, dan 13

pasar sudah mempunyai Badan Pengelola Pasar yang ditetapkan dengan Surat Keputusan

Bupati. 14 pasar sudah mempunyai anggaran pendapatan dan pengeluaran. Tabel berikut

memperlihatkan kondisi fisik pasar kondisi Tahun 2010.

Sedangkan bila dilihat jumlah pasar yang ada, terdapat pasar sebanyak 37 buah. Hal

ini menunjukkan bahwa jumlah pasar tersebut masih jauh kurang dibandingkan jumlah

nagari sebanyak 82 nagari arinya 41 nagari belum memiliki pasar permanen/semi permanen,

yang berakibat masih sulitnya masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apalagi

jumlah pasar ternak yang hanya terdapat 2 buah pasar dengan daya tamping sebesar 7.200

ekor.

Page 375: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 143

Tabel 3.14.17.Kondisi Fisik pasar-pasar di Kabupaten Agam Tahun 2010

No. Bangunan JumlahRusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1. Toko Permanen 529 170 63 116

2. Toko Semi Permanen 345 111 30 16

3. Kios Permanen 764 74 140 44

4. Kios Semi Permanen 164 136 40 24

5. LOS 152

6. Draenase pasar 18 3 6 3

Sumber : Dinas KOPERINDAG Agam 2010

Indikator kinerja sektor perdagangan yang digunakan adalah Jumlah Kelompok

Pedagang/Usaha Informal yang Mendapat Bantuan Binaan, Kontribusi Sektor Perdagangan

terhadap PDRB dan Cakupan Bina Kelompok Pedagang.

h. Sektor Koperasi

Perkembangan jumlah koperasi selama lima tahun terakhir dan persentase koperasi

yang aktif Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.14.18.Persentase Koperasi Aktif Kabupaten Agam Tahun 2005 – 2010

No. Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1. Jumlah Koperasi (unit) 263 266 257 264 261 267

2. Jumlah Koperasi Aktif (unit) 186 187 182 185 185 185

3. Persentase Koperasi Aktif (%) 70,7 70,3 70,8 70,1 70,9 69,3

Sumber : Dinas Koperindag Tahun 2010

Dari tabel diatas terlihat bahwa perkembangan persentase koperasi yang aktif

sangat kecil bahkan Tahun 2010 menurun. Kondisi ini selayaknya mendapat perhatian dari

Pemerintah Daerah mengingat peranan koperasi sebagai sokoguru perekonomian sangat

penting. Diperlukan pembinaan yang intensif sehingga koperasi yang sudah ada tidak

mundur dan jumlah koperasi yang aktif ditingkatkan.

Disamping koperasi juga terdapat lembaga keuangan mikro syariah Baitul Maal wat

Tamwil (BMT) di 82 Nagari dengan total asset Rp. 41.512.257.770,- dan total pembiayaan

Rp. 30.729.465.965,- 16 diantaranya sudah mempunyai badan hokum. Kedepan diharapkan

semua BMT sudah mempunyai badan hukum.

Lembaga keuangan mikro ini bertujuan untuk lebih mendekatkan Rumah Tangga

Miskin kepada akses permodalan dalam rangka pengembangan usaha rumah tangga dan

Page 376: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 144

peranannya perlu ditingkatkan untuk mendorong ekonomi masyarkat.

i. Sektor Pariwisata

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi

pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan kepariwisataan

juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi) Provinsi yaitu Kota Bukittinggi

dan Kota Padang serta nasional; Jakarta, Yogjakarta, dan Bali sebagai satu kesatuan

destinasi wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap

wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya

terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Pengembangan kepariwisataan untuk masa yang akan datang, Kabupaten Agam

masuk kedalam Destinasi Pengembangan Pariwisata I (DPP I) dimana DPP I ini meliputi

koridor Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, dan

Kota Payakumbuh.

DPP ini dominasi atraksi Budaya, Belanja, Meeting Incentive Convention Exibition

(MICE), kerajinan, kesenian, peninggalan sejarah, danau, pegunungan, serta flora dan fauna

dengan pusat layanan di Kota Bukittinggi. Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten

Agam secara umum dibagi dalam tiga wilayah dengan rincian sebagai berikut:

1. Wilayah Barat

a. Kawasan Pesisir Tiku: sentra perikanan laut dan darat merupakan salah satu

outlet komoditi unggulan perikanan Kabupaten Agam.

b. Produk wisata alam dan budaya bahari (rekreasi pantai, pulau, diving/

snorkling, budaya, nelayan dan lain-lain) memanfaatkan potensi perikanan,

sumber daya alam bahari, dan budaya bahari; pendukung: wisata kuliner.

2. Wilayah Tengah

a. Kawasan pariwisata Danau Maninjau, memiliki fungsi untuk menjaga

keseimbangan lingkungan alam sekitarnya.

b. Produk wisata alam (rekreasi gunung, danau) dan wisata budaya (sejarah

dan event), pendukung: kuliner, agrotourism.

c. Objek wisata Danau Maninjau, Puncak Lawang, Embun Pagi, Rumah

Kelahiran Buya Hamka, core event (paralayang) dan supporting events

(seperti off road, pacu biduk dll).

Page 377: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 145

3. Wilayah Timur

a. Kawasan Agropolitan Ampek Angkek, Canduang-Baso: sentra

pengembangan kegiatan pertanian (agrowisata)

b. Produk wisata minat khusus: agrowisata dan wisata perdesaan

c. Lahan pertanian: padi, palawija, buah-buahan, perkebunan kakao.

Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam mendorong

kegiatan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan perluasan kesempatan

kerja. Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong

kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan budaya bangsa dengan

memperkenalkan produk-produk wisata seperti kekayaan dan keunikan alam, seni dan

budaya tradisional. Melalui sektor pariwisata ini diharapkan akan dapat menggerakkan

ekonomi masyarakat terutama dibidang usaha kecil terkait dengan dunia kepariwisataan,

karena daerah ini merupakan salah satu tujuan wisata regional, nasional dan manca negara.

Sampai saat ini jumlah objek wisata potensial di Kabupaten Agam sebanyak 140

objek yang terdiri dari objek wisata alam 56 objek, objek wisata bahari 1 buah, objek wisata

minat dan bakat 4 buah, objek wisata minat khusus 84 objek, dan objek wisata yang paling

potensial terhadap daya tarik wisata adalah kawasan Maninjau dan kawasan Pantai Tiku .

Pengembangan pariwisata Kabupaten Agam terkendala oleh kondisi objek wisata yang

kurang terpelihara dengan baik, tidak didukung dengan fasilitas umum yang memadai

seperti MCK, tempat ibadah, air bersih, restoran dan lain-lain serta kurangnya kenyamanan

wisatawan. Berikut adalah tabel yang menjelaskan potensi objek wisata yan terdapat di

Kabupaten Agam.

Tabel 3.14.19.Potensi Objek Wisata di Kabupaten Agam

No. Kecamatan Objek Wisata AlamObjek Wisata

MinatKhusus

Objek Wisata Sejarah danBudaya

1. Lubuk Basung - Arung JeramLubuk Sao

Istana Putri Sakti, BatuMesjid, Lesung Batu, BatuKuda, Pemandian Gadih Ranti,Tugu Siti Manggopoh, RumahGadang Asli Minangkabau,Perkampungan Tradisional danAsli Sepak Rago.

2. Banuhampu SungaiPuar

Sarasah Aie Terjun, AirTerjun Badoran 1, 2, dan3, Pemandian Alam Sei.Tanang

- Arena Aadu Kerbau KawasanPusat Pengrajin TalempongKawasan Pusat Sulaman KainTradisional

3. Baso Ngalau Simarasok, NgalauBaso, Bukit Tanjua, BukitLayang.

- Sungai Janiah

4. Tilatang Kamang Ngalau, Gaung Batu, AirTerjun Badorai 1, 2 dan 3,Panorama Alam, BukitKapal Sarasah, Bukit Kb.Jernih, Bukit Gadang

- Monumen Tuanku Nan Renceh,Makam Haji Abdul Manan,Tugu Perang Kamang,Kawasan Wisata Pacu Kuda

5. Kamang - - Makam Tuanku Nan Renceh,Tugu Perjuangan AVRO ANSON

Page 378: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 146

No. Kecamatan Objek Wisata AlamObjek Wisata

MinatKhusus

Objek Wisata Sejarah danBudaya

6. Palupuh Cagar Alam, KawasanHutan Bunga RaflesiaArnoldi

Area BerburuBabi, WisataTeknologi Kt.Tabang

-

7. Tanjung Raya Danau Maninjau, TamanWisata Unggai, TamanWisata Muko-Muko, Airterjun Gadih Ranti, MataAir Panas, KawasanKolam Air 3 Rasa,Perkebunan Tebu, EmbunPagi, Kelok Ampek PuluahAmpek, Bukit Asahan,Bukit Karambie, BukitGadang, Bukit Rangkiang,Bukit Amp. Sikikih, BukitAir Sonsang, Bukit AirSurian, Bukit Tanjung.

Obyek WisataArum Jeram.

Perkampungan Tradisional, AreGadang Pansa Bali Beta,Kawasan Pengrajin Talempong,Kawasan Pengrajin TukangKerbau dan Sapi, KawasanPerkampungan Nelayan,Jorong Qoriyah Tharbiyah,Situs Purbakala Malam syechAmmarullah, PerkampunganKelahiran Prof. DR. Hamka,Makam dan Pustaka Inyiak DR.

8. IV Koto Bukit Taman Raya BinaliRaya Balingka, Air TerjunMalalak, PuncakSinggalang, Ngarai KotoGadang, Ngarai SianokAnam Suku, TalagoRahayu,

- Kerajinan Perak Koto Gadang,Batu Bertulis Malak, MakamTuanku Luma Koto Tuo

Sumber: Kabupaten dalam Angka 2010

Secara umum perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Agam selama lima

tahun terakhir telah mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah

kunjungan wisata ke Kabupetan Agam. Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke

Kabupaten Agam tergambar dari sebagaimana Tabel berikut :

Tabel 3.14.20.Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Agam Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah Wisatawan (orang) 36.157 30.869 80.289 77.743 114.337

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Agam , Tahun 2010

3.15. KABUPATEN SIJUNJUNG

3.15.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tumbuh atau tidaknya perekonomian suatu daerah tercermin dari total produksi

barang dan jasa yang dihasilkan para pelaku ekonomi yang terdapat di daerah tersebut.

Dalam hal ini, PDRB seringkali dijadikan acuan. Produk domestic regional bruto (PDRB)

kabupaten Sijunjung atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp 2,7 trilyun,

yaitu Rp 2.712.528.650.000. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PDRB kabupaten

Sijunjung tahun 2009 atas dasar harga berlaku tersebut meningkat sebesar 12,18% atau Rp

Page 379: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 147

294.546.790.000 karena pada tahun 2008 nilai PDRB kabupaten Sijunjung atas dasar yang

sama adalah Rp 2.417.981.860.000. Apabila menggunakan harga konstan (tahun 2000)

sebagai dasar, nilai produk domestic regional bruto (PDRB) kabupaten Sijunjung tahun 2009

adalah Rp 1,273,140.010,000. Nilai PDRB tahun 2009 atas dasar harga konstan ini

meningkat 5,59% dari tahun sebelumnya (2008) yang nilainya adalah Rp

1,205,702.940.000.

Perekonomian Kabupaten Sijunjung untuk tahun 2009 masih didominasi 3 sektor

utama sebagai penghasil nilai tambah terbesar terhadap PDRB Kota, yaitu (1) sektor

pertanian, (2) sektor pertambangan dan penggalian, dan (3) sektor jasa. Sektor pertanian

memberikan kontribusi sebesar 27,19% dari total PDRB Kabupaten Sijunjung tahun 2009,

dilanjutkan dengan sektor pertambangan dan penggalian (16,03%), dan sektor jasa-jasa

(16,52%). Sedangkan kontribusi dari 6 sektor lainnya (industri, listrik air dan gas, keuangan,

bangunan, perdagangan hotel dan restoran, serta pengangkutan dan transportasi) terhadap

PDRB kabupaten Sijunjung tahun 2009 adalah 40,26%.

Tabel 3.15.1.PDRB Kabupaten Sijunjung Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

tahun 2008 dan 2009

Lapangan Usaha2008 (Rp juta) 2009 (Rp juta)

H.Berlaku H.Konstan H.Berlaku H.Konstan

Pertanian 644378.95 320343.21 737654.50 337904.88

Pertambangan & galian 387090.61 205682.87 434702.93 221786.57

Industri pengolahan 106699.33 63378.27 116226.34 66281.29

Listrik, gas, & air bersih 34471.53 14681.93 38054.09 15720.89

Bangunan 289397.71 123179.25 323047.24 129543.15

Perdagangan, hotel, & restoran 272248.06 137576.08 300509.99 143848.12

Pengangkutan & komunikasi 202138.38 82221.95 223914.61 87264.34

Keuangan, persewaan, & jasaperusahaan 81917.00 44435.33 90328.16 46370.45

Jasa-jasa 399640.29 214204.05 448090.80 224420.32

Total 2417981.86 1205702.94 2712528.65 1273140.01

Sumber: Sijunjung dalam Angka, 2010

Kenaikan nilai PDRB kabupaten Sijunjung tahun 2009 dibandingkan dengan nilai

PDRB atas dasar harga konstan (2000) maupun atas dasar harga berlaku tersebut dengan

sendirinya meningkatkan pendapatan perkapita penduduk kota tersebut. Jika menggunakan

harga berlaku sebagai dasar, maka pendapatan perkapita penduduk kabupaten Sijunjung

tahun 2009 adalah Rp 13,11 juta per orang pertahun; atau meningkat sebesar 9,71% dari

Page 380: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 148

tahun sebelumnya (2008) sebesar Rp 11,95 juta per tahun. Sedangkan jika menggunakan

harga konstan (2000) sebagai dasar, maka pendapatan perkapita penduduk kabupaten

Sijunjung tahun 2009 adalah Rp 6,15 juta per tahun; atau meningkat 3,18% dari tahun

sebelumnya (2008) sebesar Rp 5,96 juta per tahun.

3.4.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1). Subsektor Tanaman Pangan

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak utama

perekonomian Kabupaten Sijunjung. Padi sawah merupakan komoditas utama produk yang

dihasilkan dari sub sektor tanaman pangan ini. Hingga tahun 2009, Kabupaten Sijunjung

tercatat memiliki lahan sawah seluas 18.516 Ha. Dengan luas lahan sebesar itu, kabupaten

Sijunjung pada tahun 2009 dapat memproduksi padi sawah sebanyak 91.390 ton; naik

8,58% dari produksi tahun sebelumnya (2008) sebesar 84.168 ton. Produktifitas produksi

padi sawah tahun tercatat rata-rata 4,94 ton/ha

Selain padi sawah, komoditas lain yang dihasilkan dari sektor ini adalah tanaman-

tanaman palawija; seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kacang kedelai, dan

kacang tanah. Ubi kayu dan jagung merupakan komoditas utama yang dihasilkan dari

tanaman palawija ini. Pada tahun 2009, produksi ubi kayu di kabupaten Sijunjung adalah

1326 ton dengan rata-rata produksi 24,56 ton/hektar. Sedangkan untuk jagung pada tahun

2009 jumlah produksinya adalah 1390 ton dengan rata-rata produksi 5,79 ton/ha.

Tabel 3.15.2.Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas rata-rata Tanaman Pangan di

Kabupaten Sijunjung

Jenis TanamanLuas Panen

(Ha)

Produksi

(ton)

Produktifitas Rata-rata

(ton/ha)

Padi sawah 18516 91390 4,94

Jagung 240 1390 5,79

Ubi kayu 54 1326 24,56

Ubi jalar 7 32 4,57

Kacang kedelai 39 1,71 68

Kacang hijau 24 35 1,46

Kacang tanah 91 220 2,42

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

Untuk sub sektor sayur-sayuran, tercatat jenis komoditas sayur-sayuran yang sudah

ditanam di kabupaten Sijunjung hingga tahun 2009 adalah kacang panjang, terung, dan

cabe merah. Pada tahun 2009, jumlah produksi ketiga komoditas tersebut masing-masing

adalah 181 ton; 140 ton; dan 274,95 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di

Page 381: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 149

bawah ini

Tabel 3.15.3.Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas rata-rata Sayur-sayuran di

Kabupaten Sijunjung

Jenis SayuranLuas Panen

(Ha)Jumlah Produksi

(ton)Produktifitas rata-rata

(ton/ha)

Kacang panjang 71 181 2,55

Terung 17 140 8,24

Cabe merah 60 274,95 4,58

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

Untuk sub sektor buah-buahan, tercatat jenis komoditas buah-buahan yang sudah

ditanam di kabupaten Sijunjung hingga tahun 2009 adalah alpokat, mangga, rambutan,

duku, jeruk, durian, jambu biji, belimbing, papaya, pisang, manggis, nangka, melinjo, nenas,

dan sawo. Jeruk siam, rambutan, dan durian merupakan komoditas utama buah-buahan dari

kabupaten Sijunjung; dengan jumlah produksi tahun 2009 masing-masing adalah 7753,65

ton, 2380,90 ton, dan 1695,40 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut

ini

Tabel 3.15.4.Luas Panen, Jumlah produksi, serta Produktifitas Rata-rata Buah-buahan di

Kabupaten Sijunjung

Jenis buah Luas Panen (Ha)Jumlah Produksi

(ton)

Produktifitas Rata-rata

(ton/ha)

Alpokat 803 173,50 0,21

Mangga 3 373 477,40 0,14

Rambutan 39 085 2 380,90 0,06

Duku 5 538 587,90 0,11

Jeruk siam 6 858 1 192,10 0,17

Durian 15 430 1 695,40 0,11

Jambu biji 1 086 85,97 0,08

Jambu air 392 59,70 0,15

Pepaya 5 144 870,35 0,17

Pisang 49 549 7753,65 0,16

Manggis 10 881 885,90

Nangka 1 875 461,70

Melinjo 1 018 75,10

Nenas 2 040 15,50

Sawo 1 922 352,40

Belimbing 285 42,70

Petai 2 339 333,40

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

2). Subsektor perkebunan

Untuk sub sektor perkebunan, tercatat jenis komoditas perkebunan yang sudah

Page 382: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 150

ditanam di kabupaten Sijunjung hingga tahun 2009 adalah kelapa, kelapa sawit, karet, kulit

manis, gambir, pinang, kakao, tebu, nilam, dan kemiri. Karet, kelapa sawit, dan kakao

merupakan komoditas utama perkebunan dari kabupaten Sijunjung; dengan jumlah produksi

tahun 2009 masing-masing adalah 64.126 kg, 53.188 kg, dan 1247,63 kg. Informasi lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.15.5.Jumlah Produksi Produk Perkebunan di Kabupaten Sijunjung

Jenis Buah Produksi (kg)

Kelapa 1476

Kopi 760

Kulit manis 850

Gambir 24

Kelapa sawit 53.188

Pinang 1288

Kakao/coklat 1247,63

Kemiri 6,70

Tebu 45

Karet 64.216

Nilam 56,70

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

3). Subsektor Peternakan

Untuk sub sektor peternakan, tercatat jenis komoditas peternakan yang sudah

dikembangkan di kabupaten Sijunjung hingga tahun 2009 adalah sapi, kerbau, kambing,

ayam kampung, ayam ras, dan itik. Ayam kampung dan ayam ras merupakan komoditas

utama peternakan dari kabupaten Sijunjung; dengan jumlah populasi tahun 2009 masing-

masing adalah 141.897 ekor dan 177.000 ekor. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 3.15.6.Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Sijunjung

Jenis TernakPopulasi

(ekor)

Sapi 16 861

Kerbau 18 672

Kambing 13 847

Ayam kampung 141 897

Ayam ras 177 000

Itik 23 993

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

Page 383: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 151

4). Subsektor Perikanan

Untuk sub sektor perikanan, tercatat jenis usaha perikanan yang sudah

dikembangkan di kabupaten Sijunjung hingga tahun 2009 adalah perairan umum, kolam,

sawah, keramba, sungai, telaga, dan budidaya. Ikan yang diternakan di sawah serta ikan

yang dibudidayakan merupakan komoditas utama usaha perikanan dari kabupaten

Sijunjung; dengan jumlah produksi tahun 2009 masing-masing adalah 6990,74 ton dan

3934,47 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.15.7.Luas Areal dan Jumlah Produksi Perikanan di Kabupaten Sijunjung

Jenis Usaha Perikanan Luas (Ha) Produksi (Ton)

Kolam 568,94 1 944,22

Sawah 814,02 6 990,74

Karamba 1 074,00 792,47

Sungai 1 210,46 717,90

Telaga 16,25 9,55

Perairan umum 1 236,71 728,21

Budidaya 1 413,28 3 934,47

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

b. Sektor Pertambangan

Kabupaten Sijunjung sebetulnya memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan

tambang yang melimpah, namun belum semuanya tergali secara optimal. Tercatat jenis

bahan tambang yang sudah digali di kabupaten Sijunjung hingga tahun 2009 adalah

batubara dan sirtukil, dengan kapasitas produksi masing-masing adalah 217.910,37 metrik

ton dan 21.896,96 m3. Sedangkan potensi bahan tambang yang sudah teridentifikasi namun

belum tergali adalah emas, marmer, dolomite, oker, granit, andesit, dan kaolin. Informasi

lebih lengkap dalah sebagai berikut.

Tabel 3.15.8.Luas Areal dan Jumlah Produksi Hasil Tambang di Kabupaten Sijunjung

Jenis bahan tambang Produksi (ton)

Batubara 217 910,37

Sirtukil 21 857

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

c. Sektor Perindustrian

Pemerintah kabupaten Sijunjung mengklasifikasikan sektor usaha perindustrian ke

dalam industri logam, mesin, dan kimia, industri hasil tani dan hutan, industri aneka, serta

Page 384: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 152

industri kecil. Pada Tahun 2009, jumlah unit usaha industri kecil untuk Industri hasil

pertanian dan kehutanan tercatat sebanyak 27 unit usaha, berikutnya industri hasil logam,

mesin dan kimia sebanyak 43 unit usaha.

Tabel 3.15.9.Jenis Industri Tercatat dan Jumlah Tenaga Kerja Terserap di Kabupaten

Sijunjung

Jenis industriJumlah

(Unit)

Investasi

(Rp 000)

Tenaga Kerja

(Orang)

Industri hasil tani dan hutan 27 1 412 600 78

Industri aneka - - -

Industri logam, mesin, dan kimia 43 131 410 778

Industri kecil - - -

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada industri kecil

mengalami penurunan dari 1.247 orang pada tahun 2008 menjadi sebanyak 856 orang pada

tahun 2009. Penurunan jumlah unit usaha juga diiringi dengan menurunnya jumlah investasi

dan produksinya. Jika pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,024 milyar, pada tahun 2009 menurun

menjadi sebesar Rp. 1,544 milyar.

Tabel 3.15.10.Jenis Industri Berizin dan Jumlah Tenaga Kerja Terserap di Kabupaten Sijunjung

Jenis IndustriJumlah

(unit)

Tenaga Kerja

(orang)

Investasi (Rp

)

Industri hasil tani dan hutan 99 475 1.170. 225

Industri aneka - - -

Industri logam, mesin, dan kimia 116 653 1.586. 352

Industri kecil - - -

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

d. Sektor Perdagangan

Pada tahun 2009 di Kabupaten Sijunjung banyaknya perusahaan yang memiliki

Tanda Daftar Perusahaan mengalami kenaikan dari sebanyak 354 unit (2008) menjadi 355

unit (2009). Namun, kenaikan tersebut tidak diiringi dengan kenaikan jumlah SIUP yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, dimana selama tahun 2009 jumlah Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) yang diterbitkan masih sebanyak 352 unit usaha. Perinciannya adalah 1

unit usaha Besar, 24 unit usaha menengah dan 327 unit usaha kecil.

Selain itu, pada setiap kecamatan telah berdiri pasar tradisional sebagai sarana

perdagangan. Perinciannya adalah kamang baru (13 unit), tanjung gadang (8 unit), sitiung

(6 unit), lubuk tarok (2 unit), sumpur kudus (8 unit), koto VII (3 unit), kupitan (4 unit), dan

Page 385: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 153

IV nagari (6 unit)

Tabel 3.15.11.Banyak tanda daftar perusahaan menurut jenis perusahaan

Bentuk Badan UsahaJumlah

(unit)

PT 5

Koperasi 6

CV 42

Fa

Perusahaan perseorangan 302

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

e. Koperasi

Tidak terdapat peningkatan Jumlah KUD di kabupaten Sijunjung pada tahun 2009,

karena jumlahnya masih sama dengan tahun 2008 (41 unit). Sedangkan jumlah Non KUD

pada tahun 2009 meningkat 6 unit dari tahun 2008 (121), sehingga jumlahnya menjadi 127

unit. Jumlah anggota KUD pada tahun 2009 mencapai 12.881 orang, atau terjadi

peningkatan anggota baru sebanyak 16 orang dari tahun 2008 (12.865 orang). Sementara

itu, jumlah anggota Non KUD pada tahun 2009 tercatat sebanyak 14.539 orang, atau terjadi

peningkatan anggota baru sebanyak 53 orang dari tahun 2008 (14.486 orang).

Tabel 3.15.12.Jumlah KUD dan non KUD di Kabupaten Sijunjung

Beserta Jumlah Anggotanya

Kecamatan KUDAnggota

KUDNon KUD Anggota Non KUD

Kamang Baru 18 6 078 10 1 012

Tanjung Gadang 4 544 10 471

Sijunjung 5 849 42 4 895

Lubuak Tarok 1 552 10 870

IV Nagari 3 693 6 489

Kupitan 2 1 034 6 810

Koto VII 4 1 464 22 3 022

Sumpur Kudus 4 1 667 21 2 970

Sumber : Sijunjung dalam Angka, 2010

f. Sektor Pariwisata, Hotel, dan Restoran

Kabupaten Sijunjung memiliki objek wisata yang cukup variatif, dengan perincian

ada 26 objek wisata alam, 16 wisata budaya, tujuh wisata khusus dan tiga kawasan wisata

buatan. Selain itu, di kabupaten Sijunjung juga terdapat objek wisata sejarah berupa bekas

Page 386: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 154

rel kereta api dan lokomotif uap peninggalan jaman kerja paksa Jepang.

Pemerintah Kabupaten Sijunjung nampaknya belum serius menggarap objek wisata

ini sebagai salah satu sektor ekonomi yang menguntungkan. Dari tahun ke tahun jumlah

wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara semakin banyak datang ke kabupaten

Sijunjung. Untuk tahun 2009, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke kabupaten

Sijunjung berjumlah 51.487 orang; meningkat 27 orang dari tahun sebelumnya (51.461

orang) orang dari tahun sebelumnya. Sedangkan wisatawan mancanegara yang berkunjung

baru 51 orang; meningkat 8 orang dari tahun sebelumnya (43 orang).

Untuk menyokong perkembangan sektor pariwisata, maka keberadaan hotel

maupun penginapan sangat penting. Hingga tahun 2009, jumlah hotel/wisma/penginapan

yang terdapat di kabupaten Sijunjung adalah 6 unit. Kedelapan hotel tersebut mampu

menyediakan 91 kamar.

Tabel 3.15.13.Nama Hotel dan Jumlah Kamar yang Tersedia di Kabupaten Sijunjung

Sumber : Sijunjung dalam angka, 2010

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor angkutan yang berperan penting dalam menyokong industri pariwisata di

kabupaten Sijunjung adalah angkutan penumpang dan angkutan barang. Jenis kendaraan

yang mengalami perkembangan pesat adalah sepeda motor dan mini bus. Jumlah sepeda

motor pada tahun 2009 tercatat sebanyak 50.597 unit, atau meningkat sebanyak 6.835 unit

dari Tahun 2008. Sedangkan jumlah mini Bus pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3.253

unit.

Perkembangan telekomunikasi menyebabkan banyak penduduk lebih banyak

menggunakan handphone untuk kelancaran komunikasi. Akibatnya, sejak tahun 2008 sudah

tidak terdapat lagi telepon umum di kabupaten Sijunjung. Selain itu, fasilitas telepon belum

tersedia untuk seluruh kecamatan, karena masih terfokus pada kecamatan Sijunjung, IV

Nagari, dan Koto VII.

Nama Hotel Jumlah Kamar (unit)

PINK hotel 13

RHS 10

Hotel nabilla 5

Hotel bukit gadang 25

Penginapan muaro indah 13

Hotel wisma anggrek 25

Page 387: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 155

h. Sektor Jasa dan Konstruksi

Sektor jasa memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap PDRB kabupaten

Sijunjung, karena menempati rangking 3 penyumbang PDRB kabupaten Sijunjung tahun

2009. Jenis jasa yang perannya cukup dominan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

kabupaten Sijunjung adalah jasa pemerintahan umum dan pertanahan. Kontribusi jasa ini

terhadap PDRB kabupaten Sijunjung adalah Rp 194,340.010.000. Sedangkan pada jasa yang

diberikan oleh sektor swasta, jasa yang dominan adalah jasa perorangan. Kontribusi jasa ini

terhadap PDRB kabupaten Sijunjung masing-masing adalah Rp 18,030.970.000

.

3.16 KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.16.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Mentawai pada

tahun 2009 atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp 509.396,33 juta atau

meningkat sebesar 4,67% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 486.658,71 Juta. Struktur

Perekonomian Kabupaten Kepulauan Mentawai bila dilihat berdasarkan PDRB atas dasar

harga berlaku tahun 2007, masih didominasi oleh sektor pertanian (53,93%) khususnya dari

subsektor kehutanan dan perkebunan. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran khususnya

subsektor perdagangan besar dan eceran merupakan sektor kedua terbesar yang memberi

kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebesar 22,17%. Kedua sektor

dalam perekonomian Kabupaten Kepulauan Mentawai ini tentunya akan sangat berperan

dalam pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pertumbuhan yang tinggi di kedua

sektor tersebut akan menyebabkan tingginya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan

Mentawai, sebaliknya jika kedua sektor ini mengalami kemunduran maka dampaknya juga

akan sangat signifikan terhadap kemunduran perekonomian di Kabupaten Kepulauan

Mentawai. Dua sektor ekonomi ini merupakan sektor strategis bagi pembangunan ekonomi

Kabupaten Kepulauan Mentawai. Perkembangan terakhir PDRB Kabupaten Kepulauan

Mentawai sebagai indikator perkembangan perekonomian kabupaten ini dapat dilihat dari

tabel 3.16.1

Berdasarkan tabel 3.16.1 menunjukan bahwa walaupun nilainya meningkat namun

kontribusi sektor pertanian sedikit menurun pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Sebaliknya pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa

pemerintahan umum dan sektor Pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan

peran dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa perkembangan ketiga sektor ini lebih tinggi dibandingkan

perkembangan sektor pertanian yang merupakan kontributor utama dalam perekonomian

Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Page 388: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 156

Tabel 3.16.1PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai dan proporsinya tehadap PDRB

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA2008 2009

(Nilai) (%) (Nilai) (%)

PERTANIAN 263.744,61 54,19 274.694,39 53,93

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 38.991,99 8,01 41.069,88 8,06

b. Perkebunan 36.116,46 7,42 39.161,93 7,69

c. Peternakan 11.148,97 2,29 11.910,87 2,34

d. Kehutanan 115.569,48 23,75 115.482,23 22,67

e. Perikanan 61.917,71 12,72 67.069,48 13,17

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.879,31 0,39 1.978,98 0,39

INDUSTRI PENGOLAHAN 43.158,92 8,87 44.201,05 8,68

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 602,93 0,12 626,36 0,12

a. Listrik 593,04 0,12 615,97 0,12

c. Air Bersih 9,89 0,00 10,39 0,00

BANGUNAN 12.210,78 2,51 13.360,38 2,62

PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 107.193,52 22,03 112.928,88 22,17

a. Perdagangan Besar dan Eceran 104.057,09 21,38 109.698,56 21,54

b. H o t e l 296,72 0,06 315,12 0,06

c. Restoran 2.839,71 0,58 2.915,20 0,57

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 28.960,10 5,95 30.996,71 6,08

a. Angkutan 28.610,21 5,88 30.607,02 6,01

b. Komunikasi 349,89 0,07 389,69 0,08

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 5.167,61 1,06 5.561,07 1,09

a. Bank 327,35 0,07 345,29 0,07

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 325,52 0,07 344,96 0,07

c. Sewa Bangunan 4.443,41 0,91 4.796,69 0,94

d. Jasa Perusahaan 71,33 0,01 74,13 0,01

JASA-JASA 23.740,93 4,88 25.048,51 4,92

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 20.662,37 4,25 21.761,69 4,27

b. Swasta / Private Services 3.078,56 0,63 3.286,82 0,65

P D R B 486.658,71 100,00 509.396,33 100,00

Sumber: BPS, Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2010.

Telaah lebih jauh terhadap struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Mentawai

dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Location Qoutient (LQ). Analisis ini

menghasilkan kelompok sektor ekonomi basis dan non basis di Kabupaten Kepulauan

Mentawai. Analisis LQ bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor dan subsektor-subsektor

ekonomi dalam PDRB yang tergolong sektor basis dan non basis. LQ merupakan suatu

perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Page 389: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 157

terhadap besarnya peranan sektor bersangkutan pada wilayah referensi yaitu Propinsi

Sumatera Barat. Hasil perhitungan LQ sektoral untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat

disampaikan dalam tabel 3.17.2.

Nilai LQ > 1 berarti bahwa peranan suatu sektor di Kabupaten lebih dominan

dibandingkan sektor di tingkat Provinsi dan sebagai petunjuk bahwa Kabupaten surplus akan

produk sektor tersebut. Sebaliknya bila nilai LQ < 1 berarti peranan sektor tersebut lebih

kecil di Kabupaten dibandingkan peranannya di tingkat Provinsi. Nilai LQ menjadi basis untuk

menentukan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Karena sektor tersebut tidak saja

dapat memenuhi kebutuhan di dalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan

di daerah lain atau surplus. Berdasarkan hasil perhitungan LQ pada tabel 3.16.2.

menunjukan bahwa sektor pertanian khususnya di sub sektor kehutanan dan perikanan

merupakan basis produksi bagi perekonomian Sumatera Barat. Kondisi ini menunjukan

bahwa struktur perekonomian kabupaten Kepulauan Mentawai sangat tergantung dari hasil

di sektor pertanian. Sektor lain yang berperan cukup besar terhadap PDRB kabupaten

Kepulauan Mentawai adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor

penunjang untuk sektor pertanian yang merupakan produksi utama di kabupaten Kepulauan

Mentawai. Selanjutnya peranan dari sektor perdagangan hotel dan restoran cukup besar

dalam pembentukan PDRB kabupaten Kepulauan Mentawai, dan merupakan sektor basis

dalam perekonomian Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kondisi ini memberikan gambaran

keterkaitan subsektor kehutanan dan perikanan sangat erat dengan sektor perdagangan

hotel dan restoran di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Tabel 3.16.2Hasil Perhitungan Koefisien Location Quotient (LQ)

Kabupaten Kepulauan Mentawai

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis

1. PERTANIAN 2.28 BASIS

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.12

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.68

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0.11

5. BANGUNAN 0.52

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.21 BASIS

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.44

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0.21

9. JASA-JASA 0.30

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Page 390: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 158

3.16.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1). Sub Sektor Tanaman Pangan dan Holtikultura

Tidak seperti kabupaten kebanyakan lainnya di Sumatera Barat Sub sektor tanaman

pangan bukan merupakan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Kepulauan

Mentawai. Sub sektor ini hanya menyumbang kurang dari 10% terhadap pembentukan

PDRB kabupaten Kepulauan Mentawai dalam tahun 2008-2009. Budaya masyarakat asli

kepulauan Mentawai yang tidak mengkonsumsi beras sebagai makanan utama

menyebabkan komoditas padi sawah bukanlah komoditas utama di wilayah ini. Makanan

pokok di Kepulauan Mentawai adalah Sagu (wilayah Pulau Siberut) dan Keladi (Pulau Sipora

dan Pagai).

Perkembangan tanaman keladi sebagai makanan pokok di kabupaten Mentawai baik

dari sisi areal tanam, areal panen maupun hasil produksi menunjukan kenaikan yang sangat

tinggi dari tahun 2008 ke tahun 2009. Sedangkan berdasarkan wilayah produksi per

kecamatan dapat diketahui bahwa hanya dua kecamatan di wilayah pulau Siberut yang

menghasilkan produksi keladi. Produksi terbesar berada di pulau Sipora tepatnya di

kecamatan Sipora Utara. Sedangkan di pulau siberut, hanya kecamatan siberut barat daya

dan siberut utara yang menghasilkan keladi. Tiga kecamatan lain di pulau ini mayoritas

penduduknya memakan sagu sebagai makanan pokok mereka.

Tabel 3.16.3Luas Tanam dan Produksi Keladi Perkecamatan

Kabupaten Mentawai, 2009

No. KecamatanLuas Tanam

(Ha)Luas Panen

(Ha)Produksi

(ton)

Rata-rataProduksi(Ton/Ha)

1 Pagai Selatan 85.00 63.00 567.00 9.00

2 Sikakap 82.00 72.00 643.00 8.93

3 Pagai Utara 105.00 76.00 684.00 9.00

4 Sipora Selatan 115.00 90.00 810.00 9.00

5 Sipora Utara 137.00 105.00 945.00 9.00

6 Siberut Selatan 95.00 69.00 - -

7 Siberut Barat Daya 130.00 109.00 225.00 2.06

8 Siberut Tengah 70.00 49.00 - -

9 Siberut Barat 75.00 61.00 918.00 15.05

10 Siberut Utara 63.00 47.00 - -

Total 957.00 741.00 4,792.00 6.47

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Page 391: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 159

Tanaman sayuran yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan

registrasi data (terdaftar) di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kepulauan

Mentawai adalah tanaman kacang panjang, terong, ketimun, cabe besar, cabe rawit,

kangkung, dan tomat. Sama dengan tanaman palawija, rata-rata tanaman sayuran ini juga

mengalami peningkatan yang cukup bervariasi dalam hal luas tanam, luas panen dan jumlah

produksi jika dibandingkan pada tahun 2008. (lihat Kepulauan Mentawai dalam angka,

2010).

Secara umum untuk konsumsi kebutuhan sayuran Kabupaten Kepulauan Mentawai

masih sangat tergantung dari pasokan daerah lain di Sumatera Barat. Kendala akses

transportasi murah menuju ke Kepulauan Mentawai menyebabkan harga tanaman sayuran

relative mahal di wilayah ini. Kendala transportasi hasil produksi sayuran dari daerah

produksi ke pasar menyebabkan komoditas sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Kepulauan

Mentawai sulit untuk dikembangkan.

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang memiliki jumlah tanaman

pisang terbesar diantara jenis tanaman buah-buahan yang lain. Jumlah tanaman pisang

yang terdaftar pada tahun 2009 di Kabupaten Kepulauan Mentawai mencapai 4.262.280

pohon atau meningkat 33 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2008 (122.114 pohon),

jumlah produksinya meningkat sebesar 17,94 kali (204.589,44 kwintal) jika dibandingkan

dengan produksi pada tahun 2008 (10.801,12 kwintal).

Tabel 3.16.4Luas tanam dan hasil Produksi Komoditas Pisang

Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2009.

No. Kecamatan

Jumlah

tanaman

(Pohon)

Belum

menghasilkan

(Pohon)

Produktif

(pohon)

Produksi

(kwintal)

1 Pagai Selatan 579,480.00 347,688.00 231,792.00 27,815.04

2 Sikakap 630,300.00 378,180.00 252,120.00 30,254.40

3 Pagai Utara 338,910.00 203,346.00 135,564.00 16,267.68

4 Sipora Selatan 394,680.00 236,808.00 157,872.00 18,944.64

5 Sipora Utara 304,920.00 182,952.00 121,968.00 14,636.16

6 Siberut Selatan 391,710.00 235,026.00 156,684.00 18,802.09

7 Siberut Barat Daya 341,220.00 204,732.00 136,488.00 16,378.56

8 Siberut Tengah 320,760.00 192,456.00 128,304.00 15,396.48

9 Siberut Barat 514,470.00 308,682.00 205,788.00 24,694.56

10 Siberut Utara 445,830.00 267,498.00 178,332.00 21,399.84

Total 4,262,280.00 2,557,368.00 1,704,912.00 204,589.45

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Page 392: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 160

Jenis buah lain selain pisang yang relative cukup besar populasinya di Kabupaten

Kepulauan mentawai adalah buah durian, namun kendala utama pemasaran dan stabilitas

harga sebagai buah musiman menyebabkan potensi komoditas buah durian yang sangat

besar di Kabupaten kepulauan mentawai menjadi tidak cukup tergali dengan baik. Dilihat

dari sebaran lokasi perkebunan secara geografis terlihat bahwa buah durian di Kabupaten

Kepulauan Mentawai tersebar secara merata. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tiap

musim durian pendapatan masyarakat di seluruh pelosok mentawai bisa meningkat dengan

asumsi akses pemasaran bagi durian ini cukup mudah. Hal lain yang dapat dikembangkan

adalah dengan menjadikan durian sebagai bahan baku untuk pengolahan produk turunan

berbahan baku durian. Lebih lengkap mengenai kondisi produksi durian di kabupaten

kepulauan mentawai dapat dilihat pada tabel 3.16.5 berikut ini.

Tabel 3.16.5Luas tanam dan hasil produksi tanaman Durian

Kabupaten kepulauan Mentawai 2009

No. KecamatanJumlah

tanaman(Pohon)

Belummenghasilkan

(Pohon)

Produktif(pohon)

Produksi(kwintal)

1 Pagai Selatan 6,146 2,151 3,995 1,797.75

2 Sikakap 5,730 2,006 3,724 1,675.80

3 Pagai Utara 3,080 1,078 2,002 900.90

4 Sipora Selatan 5,130 1,796 3,334 1,500.30

5 Sipora Utara 5,543 1,941 3,602 1,620.90

6 Siberut Selatan 5,085 1,780 3,305 1,487.25

7 Siberut Barat Daya 3,648 1,277 2,371 1,066.95

8 Siberut Tengah 3,643 1,276 2,367 1,065.15

9 Siberut Barat 4,677 1,636 3,041 1,368.45

10 Siberut Utara 4,051 1,418 2,633 1,184.85

Total 46,733.00 16,359.00 30,374.00 13,668.30

Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai

2) Subsektor Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan utama yang banyak diusahakan oleh masyarakat di

Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah tanaman coklat, cengkeh, dan kelapa. Dalam skala

produksi dan luas tanam yang lebih kecil masyarakat mentawai juga mengusahakan kulit

manis,, nilam, dan pala.

Page 393: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 161

Tabel: 3.16.6Luas Areal dan hasil produksi tanaman Kakao Kabupaten kepulauan Mentawai

No. KecamatanLuas lahanProduktif

(Ha)

Belummenghasilkan

(Ha)

Total LuasLahan (Ha)

Produksi(ton)

1 Pagai Selatan 280 71 351 252

2 Sikakap 224 57 281 201

3 Pagai Utara 261 66 327 234

4 Sipora Selatan 448 112 560 403

5 Sipora Utara 247 62 309 222

6 Siberut Selatan 190 48 238 171

7 Siberut Barat Daya 305 77 382 274

8 Siberut Tengah 322 81 403 289

9 Siberut Barat 460 115 575 414

10 Siberut Utara 228 58 286 205

Total 2,965 747 3,712 2,665

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Tiga tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh masyarakat mentawai

tersebut diatas tidak terlepas dari stabilnya harga pasar ketiga jenis komoditi perkebunan

tersebut. Khusus untuk hasil perkebunan kelapa, biasanya dijual dalam bentuk bungkil

kopra.

Tabel: 3.16.7Luas Areal dan produksi tanaman cengkeh

No. KecamatanLuas lahanProduktif

(Ha)

Belummenghasilkan

(Ha)

Total LuasLahan (Ha)

Produksi(ton)

1 Pagai Selatan 185 37 222 55

2 Sikakap 107 7 114 32

3 Pagai Utara 146 24 170 43

4 Sipora Selatan 172 81 253 51

5 Sipora Utara 116 54 170 34

6 Siberut Selatan 124 6 130 37

7 Siberut Barat Daya 206 7 213 61

8 Siberut Tengah 187 6 193 56

9 Siberut Barat 105 2 107 31

10 Siberut Utara 198 6 204 59

Total 1,546 230 1,776 459

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Page 394: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 162

Berdasarkan data perbandingan antara luas areal produktif dan yang belum

produktif dalam ketiga komoditas perkebunan diatas, terlihat bahwa proporsi tanaman yang

belum produktif cukup besar terhadap jumlah total tanaman. Kondisi ini mencerminkan

bahwa proses penanaman dan pengembangan usaha perkebunan untuk ketiga jenis

komoditas perkebunan ini di kabupaten kepulauan mentawai cukup antusias. Khusus untuk

perkembangan perkebunan kakao saat ini memperoleh dukungan yang cukup besar dari

pemerintah daerah kabupaten kepulauan mentawai melalui bantuan bibit bagi petani coklat.

Tabel 3.16.8Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa kabupaten kepualauan Mentawai

No. KecamatanLuas lahanProduktif

(Ha)

Belummenghasilkan

(Ha)

Total LuasLahan (Ha)

Produksi(ton)

1 Pagai Selatan 825 93 918 825

2 Sikakap 612 89 701 612

3 Pagai Utara 824 108 932 824

4 Sipora Selatan 993 149 1,142 993

5 Sipora Utara 846 126 972 846

6 Siberut Selatan 325 42 367 325

7 Siberut Barat Daya 783 55 838 783

8 Siberut Tengah 675 63 738 675

9 Siberut Barat 529 106 635 529

10 Siberut Utara 654 153 807 654

Total 7,066 984 8,050 7,066

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

3) Subsektor Peternakan

Jenis usaha ternak di Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari ternak besar (sapi,

kerbau, kuda), dan ternak kecil (kambing, domba) serta unggas (ayam buras/kampung,

ayam petelur, ayam pedaging dan itik). Jenis ternak besar yang cukup besar populasinya di

kabupaten kepulauan mentawai adalah sapi potong. Sedangkan kerbau dan kuda relatif

sangat sedikit populasinya di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sedangkan untuk ternak kecil

babi merupakan ternak utama yang dipelihara oleh masyarakat di kabupaten kepulauan

mentawai. Data populasi kedua jenis ternak ini dapat disampaikan sebagai berikut:

Page 395: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 163

Tabel 3.16.9Populasi dan Pemotongan Sapi

No. KecamatanPopulasi(ekor)

Pemotongan(ekor)

1 Pagai Selatan 14 -

2 Sikakap 22 7

3 Pagai Utara 15 -

4 Sipora Selatan 45 9

5 Sipora Utara 60 25

6 Siberut Selatan 14 13

7 Siberut Barat Daya 10 -

8 Siberut Tengah 12 -

9 Siberut Barat 24 5

10 Siberut Utara 10 2

Total 226 61

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Berdasarkan data dalam tabel 3.16.9 dan 3.16.10 Diatas terlihat bahwa pada ternak

sapi, populasi terbesarnya berada di daerah kecamatan sipora Utara dan sipora selatan.

Sipora sebagai pulau yang ditempati oleh tua pejat sebagai ibu kota kabupaten memiliki

etnis pendatang yang cukup banyak. Sehingga kebutuhan protein yang bersumber dari

daging yang halal terbesar disediakan untuk kawasan ini. Sedangkan untuk rata-rata

kecamatan lain di kabupaten kepulauan mentawai terlihat bahwa peranan babi sebagai

sumber protein hewani masyarakat mentawai cukup besar. Selanjutnya untuk hasil

peternakan dari unggas dapat dilihat dari tabel 3.16.11.

Tabel 3.16.10Populasi dan pemotongan babi

No. KecamatanPopulasi(ekor)

Pemotongan(ekor)

1 Pagai Selatan 300 200

2 Sikakap 175 75

3 Pagai Utara 650 350

4 Sipora Selatan 2,660 170

5 Sipora Utara 300 170

6 Siberut Selatan 450 250

7 Siberut Barat Daya 450 250

8 Siberut Tengah 450 290

9 Siberut Barat 310 130

10 Siberut Utara 280 125

Total 6,025 2,010

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Page 396: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 164

Berdasarkan data yang dilihat dalam tabel 3.16.11. menunjukan bahwa unggas

sebagai sumber protein bagi kebutuhan konsumsi masyarakat kabupaten mentawai tidak

dihasilkan di mentawai. Berdasarkan tabel 3.16.11 jumlah populasi ternak yang terdata oleh

BPS kabupaten Kepulauan Mentawai bahkan lebih rendah dari jumlah populasi babi yang

tercatat. Populasi ternak unggas yang sangat sedikit ini mengindikasikan bahwa pasokan

telur dan daging ayam di mentawai berasal dari daerah lain di sumatera barat.

Tabel 3.16.11Tabel populasi dan Pemotongan Unggas di kabupaten kepulauan mentawai.

No. KecamatanPopulasi(ekor)

Pemotongan(ekor)

1 Pagai Selatan 350 120

2 Sikakap 450 250

3 Pagai Utara 250 130

4 Sipora Selatan 500 350

5 Sipora Utara 550 375

6 Siberut Selatan 310 200

7 Siberut Barat Daya 210 80

8 Siberut Tengah 347 150

9 Siberut Barat 550 300

10 Siberut Utara 250 80

Total 3,767 2,035

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

4) Subsektor Perikanan

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan wilayah yang sangat potensial untuk

usaha penangkapan ikan di perairan umum maupun untuk usaha budidaya ikan laut.

Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki empat buah pulau besar yaitu Pulau Pagai Selatan,

Pulau pagai Utara, Pulau Sipora dan Pulau siberut serta puluhan pulau kecil disekitarnya.

Dengan garis pantai yang panjang tentunya potensi perikanan laut bagi daerah ini

seharusnya sangat besar. Kendala alam dan permodalan yang besar untuk sarana alat

tangkap dalam usaha perikanan laut menyebabkan potesi yang sangat besar ini belum

tergarap dengan optimal. Selain itu keberadaan infrastruktur yang dapat mendukung

industri perikanan laut berkembang di kabupaten kepulauan mentawai juga tidak memadai.

Gambaran hasil produksi perikanan laut di kabupaten kepulauan mentawai dapat

disampaikan sebagai berikut:

Page 397: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 165

Tabel 3.16.12Jumlah Hasil Penangkapan Ikan Laut dan Kontribusi Per kecamatan kabupaten

kepulauan mentawai, 2009

No. KecamatanProduksi

(ton)Persentase

1 Pagai Selatan 90 3.64

2 Sikakap 510 20.64

3 Pagai Utara 119 4.82

4 Sipora Selatan 112 4.53

5 Sipora Utara 520 21.04

6 Siberut Selatan 440 17.81

7 Siberut Barat Daya 80 3.24

8 Siberut Tengah 120 4.86

9 Siberut Barat 420 17.00

10 Siberut Utara 60 2.43

Total 2,471 100

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Dari sebaran wilayah penghasil produksi perikanan laut yang cukup besar di

kabupaten kepulauan mentawai terlihat bahwa kecamatan yang memiliki pantai di sebelah

barat dan menghadap kearah samudera hindia tidak memiliki produksi hasil tangkapan yang

tinggi, sedangkan untuk yang berada di wilayah pantai timur Kabupaten Kepulauan

Mentawai memiliki hasil tangkapan yang tinggi. Hal ini mengindikasikan rendahnya teknologi

penangkapan ikan yang digunakan nelayan di kabupaten kepulauan mentawai sehingga

penangkapan di perairan laut yang lebih dalam hasilnya menjadi lebih rendah dibandingkan

dengan hasil tangkapan di pantai timur yang relatif lebih dangkal.

b. Sektor Pertambangan

Sektor Pertambangan di Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki peran yang

sangat kecil bagi pembentukan PDRB kabupaten Kpeulauan Mentawai. Subsektor yang ada

dari sektor ini hanya subsektor penggalian yang nilai tambah produksinya rendah.

Berdasarkan data PDRB tidak terjadi perubahan kontribusi dari tahun 2008 ke tahun 2009,

yaitu hanya sebesar 0.39 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat peningkatan

hasil eksploitasi sektor pertambangan khususnya subsektor penggalian di mentawai.

c) Sektor Pariwisata

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah kepulauan dengan

potensi pariwisata pesisir yang sangat potensial. Dengan garis pantai sepanjang 1,402.66

km persegi dengan 4 pulau besar ditambah pulau-pulau kecil (94 buah), Kondisi geografis

wilayah pesisir di Kabupaten Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan ombak, pantai, wisata

Page 398: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 166

serta didukung dengan terjaganya kebudayaan asli Mentawai dapat menjadi daya tarik

wisata. Potensi daerah kepulauan dan wilayah pesisir yang dimiliki ini dikembangkan oleh

Pemerintah Daerah untuk kegiatan pariwisata dan menjadikan sektor pariwisata sebagai

salah satu sektor andalan guna meningkatkan perekonomian masyarakat dan peningkatan

pendapatan asli daerah.

Kondisi pemanfaatan kekayaan alam mentawai untuk pengembangan perekonomian

masyarakat mentawai dapat dilihat pada data yang disampaikan pada tabel 3.16.14.

Berdasarkan tabel ini, menunjukan bahwa kecamatan Siberut Barat Daya merupakan

wilayah yang memiliki potensi terbesar sebagai lokasi pariwisata. Dalam perencanaan

pemerintah daerah kabupaten kepulauan Mentawai saat ini dilakukan pengembangan objek

wisata budaya di Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan dan pantai (surfing) di desa

Bosua kecamatan Sipora Selatan.

Tabel: 3.16.13Objek Pariwisata dan Resort/Penginapan Per Kecamatan

kabupaten Kepulauan Mentawai 2010

No. Kecamatan Alam Maritim Budaya Jumlah

1 Pagai Selatan 1 1 0 2

2 Sikakap 0 0 0 0

3 Pagai Utara 0 1 0 1

4 Sipora Selatan 0 1 0 1

5 Sipora Utara 2 4 0 6

6 Siberut Selatan 0 0 1 1

7 Siberut Barat Daya 4 8 0 12

8 Siberut Tengah 1 1 0 2

9 Siberut Barat 2 2 0 4

10 Siberut Utara 0 0 1 1

Total 10 18 2 30

No. Kecamatan Resort Wisma Penginapan Jumlah

1 Pagai Selatan 1 0 0 1

2 Sikakap 0 0 7 7

3 Pagai Utara 1 0 0 1

4 Sipora Selatan 2 0 3 5

5 Sipora Utara 2 0 5 7

6 Siberut Selatan 0 0 3 3

7 Siberut Barat Daya 3 0 0 3

8 Siberut Tengah 0 0 0 0

9 Siberut Barat 0 0 3 3

10 Siberut Utara 1 0 0 1

Total 10 0 21 31

Sumber: BPS, 2010. Data diolah

Page 399: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 167

d). Sektor Perindustrian

Seluruh usaha yang bergerak di sektor Industri di kabupaten kepulauan mentawai

merupakan Industri kecil yang tergolong kedalam kelompok UMKM. Industri kecil yang

terdaftar oleh Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Menengah Kabupaten Kepulauan Mentawai hanya meliputi industri kecil hasil pertanian dan

kehutanan, industri kecil tekstil serta industri kecil logam, mesin dan kimia. Unit usaha

industri kecil hasil pertanian dan kehutanan yang terdaftar hanya ada 208 unit usaha,

dimana 208 unit adalah Non Formal dan tidak ada unit usaha Formal, sedangkan total

tenaga kerja dari jenis unit usaha tersebut adalah sebanyak 419 orang, dimana

keseluruhannya merupakan tenaga kerja non formal.

Tabel 3.16.14Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil

Kebupaten Kepulauan Mentawai

No Jenis Industri JumlahTenagaKerja

1 Roti dan Kue Kering 2 24

2 Macam-macam Es 50 100

3 Industri Kerupuk 3 6

4 Industri Makanan Lainnya 5 10

5 Industri Tahu 3 6

6 Anyaman rotan, Bambu dan Pandan 25 25

7 Perabot perlengkapan Rumah tangga 11 33

8 Minyak Atsiri 100 200

9 Penggaraman Ikan 6 6

10 Industri kapal/Perahu 1 10

Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai (2011)

Sebagai daerah yang relatif paling tertingal pembangunan wilayahnya di Sumatera

Barat, terlihat bahwa sektor industri di Mentawai sangat rendah peranannya dalam

penyerapan tenaga kerja. Permasalahan tidak berkembangnya kondisi sektor perindustrian

di mentawai lebih disebabkan oleh faktor teknis/teknologi, ketersediaan pasar domestik dan

ketersediaan tenaga kerja. Jika dilihat dari sisi ketersediaan bahan baku, maka berbagai

industri kecil yang berbasis sektor perkebunan, perikanan dan kehutanan sangat berpotensi

untuk dikembangkan di kabupaten kepulauan Mentawai ini.

Sebagai contoh adalah prospek industri pengolahan hasil tangkapan ikan laut,

antara lain penggaraman ikan. Berdasarkan data BPS tahun 2009, menunjukan bahwa

hanya ada 6 usaha yang bergerak di usaha penggaraman ikan di seluruh Kepulauan

Mentawai. Sementara dari sisi bahan baku, bisa dikatakan untuk industri ini tidak ada

Page 400: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 168

kendalanya. Dari hasil kunjungan peneliti ke lapangan diketahui bahwa dalam menjalankan

usaha penggaraman ikan tersebut kendala utama mereka adalah teknologi berproduksi dan

pemasaran produknya.

e. Sektor Perdagangan

Sektor perdagangan Kepulauan mentawai merupakan salah satu sektor basis bagi

wilayah kepulauan Mentawai. Namun dilihat dari jumlah perusahaan perdagangan yang

terdaftar di kabupaten kepulauan mentawai jumlahnya hanya 75 perusahaan. Dari

perusahaan yang terdaftar tersebut seluruhnya masuk kedalam kategori UMKM di sektor

perdagangan, dimana 48 perusahaan merupakan perusahaan kecil dan 27 perusahaan

merupakan perusahaan menegah (Mentawai dalam angka 2011).

Sementara itu jika dikaitkan dengan kontribusi sektor perdagangan kabupaten

Kepulauan mentawai dan nilai LQ dai sektor perdagangan ini, menunjukan peran dan

kontribusi yang cukup besar. Penjelasan terhadap kontradiksi jumlah perusahaan dan

sumbangan sektoral ini adalah sebagian besar pelaku ekonomi di sektor ini merupakan

pelaku usaha informal yang tidak mendaftarkan perusahaannya. Kemungkinan lain adalah

pelaku usaha di sektor perdagangan di kabupaten Mentawai adalah perusahaan

perdagangan yang terdaftar di wilayah lain di luar kabupaten kepulauan mentawai.

3.17. KABUPATEN PADANG PARIAMAN

3.17.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman atas dasar

harga berlaku pada tahun 2009 adalah sebesar 5.595,43 milyar rupiah. Pada tahun 2008

nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga berlaku sebesar 5.128,39 milyar

rupiah, berarti terdapat kenaikan sekitar 467 milyar rupiah.

Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku ini belum dapat mencerminkan

perbaikan produktivitas ekonomi secara riil, karena kenaikan ini masih mengadung unsur

inflasi. Kenaikan produktivitas ekonomi secara riil dapat dilihat dari kenaikan nilai Produk

Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2009.

PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan pada tahun 2008

mencapai 2.645,12 milyar rupiah, dan selama tahun 2009 nilai PDRB tercatat sebesar

2.749,34 milyar atau meningkat sekitar 104 milyar rupiah di bandingkan tahun 2008.

Peningkatan tersebut juga sekaligus memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2009 yang tumbuh sebesar 3,94 persen.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Pariaman tersebut didukung oleh

berbagai sektor dalam perekonomian Kabupaten Padang Pariaman, namun sub sektor yang

Page 401: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 169

dominan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Pariaman tersebut

adalah sektor angkutan udara. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor angkutan udara sebesar

11,29 persen pada tahun 2009.

Selanjutnya, peningkatan PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga

berlaku mengakibatkan adanya peningkatan nilai pendapatan per kapita penduduk

Kabupaten Padang Pariaman yakni dari 12,34 juta rupiah per kapita per tahun pada tahun

2008 menjadi 13,12 juta rupiah per kapita per tahun pada tahun 2009.

Tabel 3.17.1.PDRB Kabupaten Padang Pariaman Menurut Sektor Tahun 2008-2009

No Sektor2008 2009 Perkembangan %

Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1 Pertanian 1.269.375,23 661.564,23 1.359.186,87 675.380,62 7,08 2,09

2 Penggalian 195.195,82 90.791,66 198.401,18 89.777,08 1,64 -1,12

3 Industri

Pengolahan583.370,33 319.718,04 624.830,73 326.348,41 7,11 2,07

4 Listrik & Air

Minum74.453,72 36.438,55 78.129,29 37.017,65 4,94 1,59

5 Bangunan 239.493,77 123.012,40 252.722,85 124.086,34 5,52 0,87

6 Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

561.151,72 318.130,80 611.576,93 322.240,34 8,99 1,29

7 Angkutan &

Komunikasi1.259.644,13 605.691,51 1.451.892,51 668.203,25 15,26 10,32

8 Keuangan,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

116.336,24 57.258,39 124.355,70 58.295,59 6,89 1,81

9 Jasa-Jasa 829.367,07 432.513,48 894.334,08 447.987,46 7,83 3,58

PDRB

Kabupaten

Padang

Pariaman

5.128.388,03 2.645.119,06 5.595.430,14 2.749.336,74 9,11 3,94

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, 2010

Berdasarkan nilai Location Quotient (LQ) sektor/subsektor di Kabupaten Padang

Pariaman, diketahui bahwa sektor pertanian, pertambangan dan galian, listrik gas dan air

bersih, pengangkutan dan komunikasi, dan jasa merupakan hasil kegiatan basis.

Berdasarkan data pada Tabel 3.17.2, nilai LQ terbesar adalah pengangkutan terutama

angkutan udara yang memiliki nilai LQ sebesar 13,60 dan berada di peringkat 1 seluruh

Sumatera Barat. Hal ini disebabkan sudah adanya Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

di Kabupaten Padang Pariaman.

Page 402: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 170

Tabel 3.17.2Nilai Location Quotient (LQ) Sektor/SubSektor dan

Posisi Kabupaten Padang Pariaman di Provinsi Sumatera Barat, 2009

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis Rangking

1. PERTANIAN 1,04 BASIS 13

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 1,36 BASIS 6

b. Perkebunan 0,61 11

c. Peternakan 0,90 15

d. Kehutanan 0,17 12

e. Perikanan 1,06 BASIS 6

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,02 BASIS 8

a. Migas dan Gas Bumi 0,00 0

b. Non Migas 0,00 0

c. Penggalian 1,28 BASIS 8

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0,93 8

a. Industri Migas 0,00 0

b. Industri Tanpa Migas 0,93 8

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,16 BASIS 7

a. Listrik 1,24 BASIS 6

b. G a s 0,00 0

c. Air Bersih 0,45 12

5. BANGUNAN 0,89 11

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 0,64 14

a. Perdagangan Besar dan Eceran 0,64 13

b. H o t e l 0,01 19

c. Restoran 0,59 17

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,74 BASIS 2

a. Angkutan 2,25 BASIS 1

1. Kereta Api 0,00 0

2. Jalan Raya (Darat) 0,46 15

3. Angkutan Laut 0,00 0

4. Angkutan Sungai, Danau &Penyebrangan

0,00 7

5. Angkutan Udara 13,60 BASIS 1

6. Jasa Penunjang Angkutan 0,60 4

b. Komunikasi 0,14 12

8.KEUANGAN, PERSEWAAN & JASAPERUSAHAAN

0,41 16

a. Bank 0,34 17

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank &Jasa Penunjang

0,41 16

c. Sewa Bangunan 0,52 15

d. Jasa Perusahaan 0,13 9

9. JASA-JASA 0,98 11

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 1,20 BASIS 6

b. Swasta 0,52 13

1. Sosial Kemasyarakatan 0,55 9

2. Hiburan dan Rekreasi 0,09 13

3. Perorangan dan Rumahtangga 0,59 13

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, 2010, diolah.

Page 403: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 171

3.17.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

1). Subsektor tanaman pangan

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu penggerak utama perekonomian

di Kabupaten Padang Pariaman. Subsektor ini memberikan kontribusi sebesar Rp.915.756,65

juta atau sekitar 17,85% dari PDRB Kabupaten Padang Pariaman. Pada tahun 2006 total

luas areal panen tanaman pangan adalah 89.953 ha dengan total produksi 318.606 ton.

Tabel 3.17.3.Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangandi Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produksi (ton)Rata-rata

Produksi (ton/ha)

Padi Sawah 49.774 267.180,63 5,37

Jagung 1.461 7.428,7 5,08

Ubi Kayu 561 11.669,27 20,80

Ubi Jalar 3 54,2 18,07

Kacang Kedelai 24 51,9 2,16

Kacang Hijau 7 14,06 2,01

Kacang Tanah 301 825,33 2,74

Jumlah 52.131 287.224 56

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, 2010

Bila dilihat menurut komoditas, luas panen, dan produksi tanaman bahan makanan

tahun 2009 di Kabupaten Padang Pariaman yang terbesar adalah padi sawah dengan luas

areal 49.774 ha dengan produksi 267.180,63 ton atau mencapai 93,02% dari total produksi

komoditas tanaman pangan. Selanjutnya adalah ubi kayu dengan luas panen 561 ha dan

produksi 11.669,27 ton, jagung dengan luas panen 1.461 ha dan produksi 7.428,7 ton,

kacang tanah (produksi 825,33 ton), ubi jalar dengan produksi 54,2 ton, kacang kedelai

dengan jumlah produksi 51,9 ton serta kacang hijau dengan produksi 14,06 ton.

Selama tahun 2009 luas areal panen tanaman sayuran seluas 1.623 ha, dengan

produksi sebanyak 11.048,83 ton. Produksi tanaman sayur-sayuran yang tertinggi

produksinya adalah kacang panjang sebanyak 1.851,79 ton dengan luas panen 335 ha,

terung dengan luas panen 140 ha dan produksi 1.435,04 ton, ketimun 3.987 ton dengan

luas panen 318 ha, cabe merah 2.574 ton dengan luas panen 425 ha, bayam 644 ton

dengan luas panen 250 ha, kangkung produksi 557 ton dengan luas panen 155 ha.

Rekapitulasi luas areal dan produksi tanaman sayur-sayuran selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 3.17.4.

Page 404: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 172

Tabel 3.17.4.Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayurandi Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Jenis Tanaman Luas Panen(ha)

Produksi(ton)

Rata-rata Produksi(ton/ha)

Kacang Panjang 335 1.851,79 5,53

Terung 140 1.435,04 10,25

Ketimun 318 3.987 12,54

Cabe Merah 425 2.574 6,06

Bayam 250 644 2,58

Kangkung 155 557 3,59

Jumlah 1.623 11.048,83 40,55

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, 2010

Jumlah luas panen dan produksi tanaman buah-buahan pada tahun 2009 seluas

13.140,20 ha dengan produksi 1.473.228,51 ton. Produksi buah-buahan tertinggi dihasilkan

dari tanaman pisang sebanyak 578.435 ton dengan luas panen 1.676 ha, pepaya dengan

jumlah produksi 532.324 ton dengan luas panen 8.579 ha, melinjo produksi 102.988 ton

dengan luas panen 317,75 ha, rambutan 74.643 ton dengan luas panen 667,82 ha. Jumlah

luas panen dan produksi tanaman buah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.17.5.

Tabel 3.17.5.Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayurandi Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Jenis Tanaman Luas Panen(ha)

Produksi(ton)

Rata-rata Produksi(ton/ha)

Alpukat 53,23 3.962 495,31

Semangka 64 1.435 22,42

Mangga 322,52 32.575 4.886,25

Rambutan 667,82 74.643 9.330,39

Duku 36,45 2.546 443,3

Jeruk 108,77 6.284 778,97

Durian 727,93 59.785 15.544,10

Jambu Biji 53,94 7.376 368,8

Pepaya 8.579 532.324 62,05

Pisang 1.676 578.435 6.945,32

Manggis 264,51 44.922 8.984,40

Nangka 171,59 21.040 3.148,25

Melinjo 317,75 102.988 8754

Nanas 66,43 164,51 2,15

Sawo 29,84 4.749 474,9

Jumlah 13.140,20 1.473.228,51 60.240,61

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

Page 405: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 173

2). Subsektor perkebunan

Luas panen dan produksi tanaman perkebunan selama tahun 2009, seperti terlihat pada

Tabel 3.17.6, produksi tanaman perkebunan tertinggi dihasilkan oleh komoditas kakao yaitu

sebanyak 6.992,90 ton dengah luas tanam mencapai 15.978,90 ha, hal ini dikarenakan

kakao menjadi komoditi andalan dan menjadi program pemerintah kabupaten.

Tabel 3.17.6.Luas Tanam (ha), Produksi (Ton)

Tanaman Perkebunan di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Jenis Tanaman Luas Tanam(Ha)

Produksi(Ton)

1. Karet 2.845 2.499,52

2. Kelapa 39.194 34.757

3. Kulit Manis 4.547 6.006,73

4. Cengkeh 281 78,09

5. Kopi 432 205,8

6. Pala 300 115,62

7. Kapuk 18 4,5

8. Pinang 1.488 891,8

9. Nilam 59 7,76

10. Kakao 15.978,90 6.992,90

11. Enau 52 62,55

12. Sagu 196 294,14

13. Merica 10 2,05

14. Kelapa Sawit 729 1.465,20

15. Garda Munggu 465 138,9

16. Gambir 185 105

Jumlah 66.780 53.628

Sumber: BPS. Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2010

3). Subsektor peternakan

Jenis usaha ternak di Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari ternak besar (sapi,

dan kerbau), dan ternak kecil (kambing) serta unggas (ayam ras, ayam buras, ayam ras

petelur dan itik). Populasi hewan ternak pada tahun 2009 mencapai 5.856.677 ekor.

Populasi sapi terbanyak untuk ukuran ternak besar yaitu 71.581 ekor dan kerbau sebanyak

47.178 ekor. Sedangkan untuk unggas, terbanyak adalah ayam ras dengan jumlah populasi

sebanyak 3.398.823 ekor, diikuti dengan ayam buras dengan populasi sebanyak 1.752.817

ekor dan ayam ras petelur dengan populasi 376.000 ekor. Populasi itik yang paling sedikit

dengan populasi sebanyak 175.187 ekor.

Page 406: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 174

Tabel 3.17.7.Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Jenis Ternak JumlahPopulasi

JumlahPemotongan

Sapi 71.581 ekor 3.375 ekor

Kerbau 47.178 ekor 1.208 ekor

Kuda 86 ekor -

Kambing 35.005 ekor 35.005 ekor

Ayam Buras 1.752.817 ekor 2.629.228 kg

Ayam Ras Petelur 376.000 ekor 188.000 kg

Ayam Ras 3.398.823 ekor 19.781.150 kg

Itik 175.187 ekor 87.597 kg

Jumlah 5.856.677 ekor

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS Tahun 2010

Produksi daging di Kabupaten Padang Pariaman yang paling banyak dari ternak sapi

sebanyak 3.375 ekor atau sekitar 308.036 kg daging. Kerbau sebanyak 1.208 ekor atau

sekitar 143.550 kg daging dan kambing sebanyak 35.005 ekor. Sementara untuk ayam,

yang paling banyak dihasilkan adalah ayam ras dengan pemotongan sebanyak 19.781.150

kg, diikuti oleh ayam buras dengan pemotongan sebanyak 2.629.228 kg, ayam ras petelur

sebanyak 188.000 kg dan itik sebesar 87.597 kg.

4). Subsektor perikanan

Usaha perikanan di Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari usaha perikanan darat

dan usaha perikanan laut. Produksi ikan terbesar adalah dari kolam peternakan rakyat

dengan produksi sebesar 142.791.300 ton selama tahun 2009. Selanjutnya adalah mina padi

dengan produksi 1.153.000 ton dan perikanan laut sebanyak 43.632,5 ton .

Tabel 3.17.8.Perkembangan Produksi (ton) Perikanan Kabupaten Padang Pariaman

Tahun 2009

Komoditas Luas Area(ha)

Produksi(ton)

Perairan Umum 1.135 0.0

Kolam Rakyat 501,7 0.0

Kolam Peternakan Rakyat 87,75 142.791.300

Mina Padi 3,2 1.153.000

Perikanan Laut - 43.632,5

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

Page 407: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 175

c. Sektor pertambangan

Kabupaten Padang Pariaman sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar di

sektor pertambangan dan penggalian untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),

tetapi sampai saat ini masih banyak potensi tersebut yang belum dimanfaatkan secara

optimal. Jenis barang dan galian yang banyak terdapat di daerah ini antara lain, Obsidian,

Trass, Perlit, Batu Kapur, Batu Apung, Andesit, Pasir Besi, Pasir dan Batu, Trakhit, dan Batu

Sabak. Diperkirakan potensi dari masing-masing bahan tambang dan galian tersebut sebesar

6.899.000 m3 untuk Obsidian, 11.440.000 ton Trass, 6.925.000 m3 Perlit, 1.700 ton Batu

Kapur, 326.000 m3 Andesit, 2.435 ton Pasir dan Batu, 700.000 m3 Trakhit, 25.000 m3 Batu

Sabak. Sedangkan bahan tambang dan galian lainnya belum dapat diperkirakan potensinya.

Tabel 3.17.9.Produksi Tambang di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009

Jenis Tambang Deposit Produksi( 000 m3)

Obsidian 0 1.360

Tanah Urug Berbatu 0 4.130

Batu Apung (Perlit) 0 0

Trass Pasiran 0 75

Trass 0 900

Trass Berbatu

Apung

0 6 .610

Sirtukil 2.480 65

Andesit 880 8

Tanah Liat 470 70

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

d. Sektor perindustrian

Dilihat dari jumlah usaha dan tenaga kerja yang terserap, Industri Kecil dan Industri

Kerajinan rumah tangga merupakan salah satu sub sektor yang diharapkan dapat

menunjang perekonomian Kabupaten Padang Pariaman. Selama tahun 2009 jumlah unit

usaha industri kecil baik formal maupun non formal yang terdapat di Kabupaten Padang

Pariaman mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2008. Jumlah industri kecil hasil

pertanian baik formal maupun non formal pada tahun 2008 masing-masing berjumlah 103

unit dan 365 unit sedangkan pada tahun 2009 masing-masing tercatat 115 unit formal dan

sebanyak 591 unit informal. Tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri kecil hasil

pertanian formal dan non formal masing-masing sebanyak 602 orang dan 1.507 orang.

Selanjutnya, jumlah unit usaha industri aneka baik formal dan non formal pada

tahun 2009 masing- masing sebanyak 150 unit formal dan 159 unit informal, sedangkan

jumlah tenaga kerja masing-masing sebanyak 1.349 orang pada usaha formal dan sebanyak

Page 408: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 176

865 orang pada usaha informal. Jumlah unit usaha industri logam, mesin, dan kimia pada

tahun 2009 formal dan non formal masing-masing 39 unit dan 285 unit, sedangkan jumlah

tenaga kerjanya masing-masing 331 orang pada usaha formal dan sebanyak 733 orang pada

usaha informal.

Jumlah unit usaha bordir yang tercatat di Kabupaten Padang Pariaman selama tahun

2009 adalah sebanyak 147 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 845 orang.

Sedangkan jumlah industri anyaman pandan yang tercatat selama tahun 2009 sebanyak 263

unit dengan tenaga kerja sebanyak 443 orang.

Tabel 3.17.10Jenis Industri, Jumlah Unit Usaha, dan Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten

Padang Pariaman Tahun 2009

IndustriJumlah Unit Usaha Tenaga Kerja

Formal Non Formal Formal Non Formal

Industri Kecil Hasil

Pertanian dan Kehutanan

115 591 602 1.507

Industri Aneka 150 159 1.349 865

Industri Kecil Logam, Mesin

dan Kimia

39 285 331 733

Sulaman Indah 20 135

Bordir 147 845

Anyaman Pandan 263 443

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, 2010

e. Sektor perdagangan

Selama tahun 2009 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Padang

Pariaman mengeluarkan izin usaha perdagangan sebanyak 191 SIUP untuk pedagang kecil,

7 SIUP untuk pedagang menengah, dan hanya 2 SIUP untuk pedagang besar. Untuk

menunjang kegiatan perdagangan setiap kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman telah

memiliki pasar sebagai tempat transaksi jual beli. Bahkan Kecamatan VII Koto Sei Sariak

memiliki 4 pasar, Kecamatan V Koto Timur 3 pasar dan Kecamatan Sungai Limau memiliki 2

buah pasar.

Page 409: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 177

Tabel 3.17.11.Jumlah Pedagang Yang Memiliki Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kabupaten

Padang Pariaman Tahun 2005-2009

TahunBentuk Perusahaan

JumlahPedagang Kecil

PedagangMenengah

Pedagang Besar

2009 191 7 2 200

2008 338 13 7 358

2007 208 6 4 218

2006 218 17 4 239

2005 208 9 1 218

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

Tabel 3.17.12.Jumlah Pasar, Pasar Ternak dan Daya Tampung Pasar Ternak di Kabupaten

Padang Pariaman Tahun 2005-2009

Tahun Pasar Pasar Ternak Daya Tampung PasarTernak

2009 27 9 775

2008 32 9 775

2007 32 9 775

2006 20 5 1.405

2005 24 5 0

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

f. Koperasi

Jumlah koperasi primer di Kabupaten Padang Pariaman mengalami peningkatan dari

204 unit pada tahun 2008 menjadi 207 unit pada tahun 2009. Demikian juga dengan jumlah

anggota koperasi yang meningkat dari 21.685 orang pada tahun 2008 menjadi 22.402 orang

pada tahun 2009. Sedangkan jumlah KUD tidak mengalami perubahan. Melihat potensi

koperasi yang telah ada di setiap kecamatan, perlu kiranya bagi pemerintah daerah untuk

mengembangkan dkoperasi dengan meningkatkan profesionalisme pengelolaan koperasi.

Tabel 3.17.13Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota KUD dan Non KUD

di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2006

KecamatanKoperasi

Jumlah AnggotaKUD Non KUD

Batang Anai 3 18 1.903

Lubuk Alung 4 28 3.228

Sintuk Toboh Gadang 2 6 485

Ulakan Tapakis 2 10 515

Nan Sabaris 2 14 1.213

2 x 11 Enam Lingkung 3 18 2.767

Page 410: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 178

KecamatanKoperasi

Jumlah AnggotaKUD Non KUD

Enam Lingkung 2 13 1.748

2 x 11 Kayu Tanam 2 13 1.154

VII Koto Sungai Sarik 2 17 2.389

Patamuan 1 5 818

Padang Sago 1 3 312

V Koto Kampung Dalam 3 15 1.666

V Koto Timur 3 6 884

Sungai Limau 3 15 1.368

Batang Gasan 1 3 286

Sungai Geringging 1 14 1.025

IV Koto Aur Malintang 1 9 641

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

g. Sektor pariwisata, hotel, dan restoran

Jumlah objek pariwisata di Kabupaten Padang Pariaman terdapat sebanyak 69 lokasi

objek wisata, yang terdiri dari 19 objek wisata alam, 2 objek wisata budaya, 32 objek wisata

sejarah, 9 objek wisata pantai, dan 7 objek wisata khusus. Jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 3.563.313 wisatawan domestik dan

586 wisatawan asing.

Tabel 3.17.14.Jumlah Hotel, Jumlah Kamar dan Jumlah Tempat Tidur

di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2009

TahunJumlah Hotel/

PenginapanJumlahKamar

Jumlahtempat Tidur

PenginapAsing

PenginapDomestik

2009 2 40 56 210 1.500

2008 2 40 66 0 501

2007 1 35 66 0 402

2006 1 35 60 50 1.500

2005 1 35 60 65 2.104

Sumber: Padang Pariaman Dalam Angka, BPS, Tahun 2010

h. Sektor pengangkutan dan komunikasi

Sektor pengangkutan di Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari pengangkutan

darat dan pengangkutan udara. Pengangkutan darat terdiri dari angkutan untuk barang dan

angkutan penumpang. Sarana perhubungan darat lain yang mulai beroperasi di Kabupaten

Padang Pariaman adalah sarana transportasi kereta api. Sarana kereta api menjadi alternatif

lain transportasi darat yang dipilih untuk jalur Padang – Pariaman. Jumlah penumpang yang

memanfaatkan fasilitas ini pada tahun 2008 sebanyak 183.212 penumpang dengan nilai

Page 411: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 179

pendapatan untuk PT. Kereta Api Indonesia sebesar Rp. 831.944.000,-.

Seiring dengan telah beroperasinya Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di

Nagari Ketaping Kecamatan Batang Anai semenjak 2006, maka Kabupaten Padang Pariaman

memiliki fasilitas bandara yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Sumatera Barat.

Dilihat dari jumlah penumpang pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah

penduduk yang memanfaatkan fasilitas ini. Pada tahun 2008 jumlah penumpang pada BIM

sebanyak 1.470.268 penumpang untuk penerbangan domestik/nasional dengan rincian

sebanyak 737.152 penumpang yang datang,733.116 penumpang yang berangkat.

Sedangkan jumlah penumpang untuk penerbangan internasional sebanyak 154.750

penumpang dengan rincian 74.263 penumpang yang datang dan 77.487 penumpang yang

berangkat.

Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat berpengaruh

terhadap kegiatan Kantor Pos dan Giro, indikator ini terlihat dari semakin menurunnya lalu

lintas surat melalui Kantor Pos pada tahun 2008. Hampir semua jenis kegiatan Kantor Pos

dan Giro, terutama lalu lintas surat luar negeri, surat kilat dan wesel mengalami penurunan

kegiatan.

Jumlah kantor pos yang ada di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 adalah

sebanyak 10 buah yang tersebar di 10 kecamatan. Selain itu, disediakan juga bis surat

sebanyak 10 buah dan pos keliling sebanyak 9 buah.

i. Sektor jasa dan konstruksi

Kontribusi sektor bangunan dan konstruksi terhadap PDRB berdasarkan harga

berlaku pada tahun 2009 sebesar Rp 124.086,34 ribu atau 4,51% dari total PDRB tahun

2009. Laju pertumbuhannya dalam periode 2008-2009 berdasarkan harga konstan tahun

2009 sebesar 0,87%. Sementara sektor jasa memberikan kontribusi terhadap PDRB

berdasarkan harga konstan pada tahun 2009 sebesar Rp 447.987,46 ribu atau 16,29%,

dengan laju pertumbuhan berdasarkan PDRB dengan harga konstan tahun 2009 dalam

periode 2008-2009 sebesar 3,58%.

Kontribusi dari sektor jasa terhadap PDRB tahun 2009 lebih banyak berasal dari jasa

pemerintahan umum Rp 754.592,23 ribu atau 27,45%, jasa swasta sebesar Rp. 139.741,85

ribu, jasa perorangan dan rumah tangga sebesar Rp 82,879.75 ribu, jasa, jasa sosial

kemasyarakatan sebesar Rp 54.571,29, dan jasa hiburan dan rekreasi senilai Rp 2.290,81

ribu.

Page 412: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 180

3.18. KABUPATEN 50 KOTA

3.18.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sektor yang memiliki nilai terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lima

Puluh Kota pada RPJMD Tahun 2005 – 2009 adalah sektor pertanian yang pada tahun 2005

berjumlah 745.854,99 juta rupiah atau kontribusinya adalah sebesar 35,09 persen dari total

PDRB Tahun 2005. Hal ini terus mengalami kenaikan dalam nilainya yang Tahun 2009

mencapai 925.455,69 juta rupiah atau kontribusinya adalah sebesar 34,47 persen seperti

disajikan pada tabel dibawah ini,

Tabel 3.18.1.Nilai dan Kontribusi Sektor Ekonomi Dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Lima

Puluh Kota Periode 2006 – 2009 Atas Dasar Harga Konstan

Sektor2006 2007 2008 2009

Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta %

Pertanian 789.141,71 34,99 836.942,61 34,89 877.628,17 34,47 925.455,69 34,47

PertambangandanPenggalian

138.556,20 6,14 152.812,89 6,37 172.049,92 6,76 182.457,77 6,80

IndustriPengolahan

214.655,14 9,52 223.975,78 9,34 235.628,48 9,26 245.588,59 9,15

Listrik, Gasdan Air Bersih

9.314,03 0,41 9.941,37 0,41 10.640,30 0,42 11.354,02 0,42

Bangunan 58.757,25 2,61 63.826,24 2,66 70.116,75 2,75 77.736,92 2,90

Perdagangan,Hotel danRestoran

520.485,99 23,08 555.683,26 23,17 587.013,40 23,06 615.574,81 22,93

PengangkutandanKomunikasi

103.421,20 4,59 111.160,19 4,63 119.775,46 4,70 127.167,71 4,74

Keuangan,Persewaandan JasaPerusahaan

61.331,80 2,72 65.588,11 2,73 70.252,96 2,76 75.503,78 2,81

Jasa - Jasa 359.439,12 15,94 378.667,14 15,79 402.696,27 15,82 423.735,87 15,78

PDRB 2.255.102,44 100,00 2.398.597,59 100,00 2.545.801,71 100,00 2.684.575,16 100,00

Sumber : BPS Kab. Lima Puluh Kota 2010

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa selama periode 2005-2009 pembentukan

PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian. Tahun 2005

sektor pertanian memberikan kontribusi 35,09 persen, namun selama 5 tahun terakhir

mengalami penurunan hingga tahun 2009 kontribusi sektor pertanian menjadi 34,47 persen

yang diikuti oleh penurunan sektor industri pengolahan, perdagangan hotel dan restoran

serta jasa-jasa. Walaupun dalam periode 2005 – 2009 ini sektor perdangan hotel dan

restoran serta jasa-jasa juga mengalami peningkatan namun diakhir tahun 2009 terjadi

penurunan pada sektor ini.

Kabupaten 50 Kota merupakan Kabupaten sentra pertanian, baik itu tanaman

pangan, perkebunan, peternakan maupun kehutanan. Hal ini dibuktikan dengan hasil

perhitungan LQ seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini dimana sektor pertanian

Page 413: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 181

merupakan sektor yang unggul secara komparatif dibandingkan dengan sektor yang lainnya.

Subsektor yang berada dalam kelompok sektor pertanian juga merupakan subsektor yang

mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan sektor/subsektor yang lain kecuali

subsektor perikanan. Tetapi bukan berarti subsektor perikanan bukan subsektor unggul

karena potensi yang dimiliki subsektor perikanan pada masa mendatang sangatlah besar

dan tidak tertutup kemungkinan akan menjadi subsektor yang juga unggul secara

komparatif.

Tabel 3.18.2

Hasil Perhitungan Location Quotient dan Penetapan Sektor/Sub sektor BasisKabupaten Limapuluh Kota Berdasarkan PDRB Tahun 2009

menurut Harga Konstan 2000

No. Sektor/Sub Sektor LQ Basis Rangking

1. PERTANIAN 1.45 Basis 8a. Tanaman Pangan & Hortikultura 1.20 Basis 7b. Perkebunan 1.71 Basis 5c. Peternakan 1.95 Basis 3d. Kehutanan 2.91 Basis 3e. Perikanan 0.92 7

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.13 Basis 3a. Migas dan Gas Bumi 0.00 0b. Non Migas 0.43 5c. Penggalian 2.55 Basis 3

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.71 13a. Industri Migas 0.00 0b. Industri Tanpa Migas 0.71 13

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0.37 15a. Listrik 0.38 15b. G a s 0.00 0c. Air Bersih 0.23 16

5. BANGUNAN 0.57 186. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.25 Basis 12

a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.26 Basis 2b. H o t e l 0.04 15c. Restoran 1.21 Basis 13

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.34 15a. Angkutan 0.41 15

1. Kereta Api 0.00 02. Jalan Raya (Darat) 0.62 133. Angkutan Laut 0.00 04. Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan 0.00 75. Angkutan Udara 0.00 36. Jasa Penunjang Angkutan 0.03 15

b. Komunikasi 0.12 158. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0.55 14

a. Bank 0.51 15b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa Penunjang 0.69 11c. Sewa Bangunan 0.53 14d. Jasa Perusahaan 0.07 15

9. JASA-JASA 0.95 13a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 1.20 Basis 7b. Swasta 0.42 15

1. Sosial Kemasyarakatan 0.33 152. Hiburan dan Rekreasi 0.05 173. Perorangan dan Rumahtangga 0.57 14

Sumber : BPS Kab. Lima Puluh Kota 2010

Page 414: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 182

3.18.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten 50 Kota, hal bisa dilihat

dari hasil perhitungan nilai LQ seperti yang diperlihatkan tabel diatas. Dimana hamper

semua subsektor yang termasuk dalam kelompok pertanian yaitu tanaman pangan,

perkebunan, kehutanan, peternakan yang menjadi sektor basis.

Apabila merujuk pada komoditi yang termasuk ke dalam kelompok tanaman pangan,

maka komoditi ubi jalar dan ubi kayu mempunyai produktivitas yang tinggi dibandingkan

komoditi lainnya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan potensi dan prospek pasar yang

sangat besar bagi produk olahan yang berasal dari ubi jalar dan ubi kayu sebagai salah satu

produk oleh-oleh favorit. Keberadaan Kabupaten 50 Kota yang berdekatan dengan pusat

tujuan wisata Sumatera Barat dan juga menjadi salah satu tujuan wisata menyebabkan

produk olahan yang berasal dari ubi mempunyai potensi besar untuk menunjang

perekonomian masyarakat.

Tabel 3.18.3Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan

di Kabupaten 50 kota

No Jenis Tanaman Areal (Ha) Produksi (ton) Rata-rata Produksi Ton/Ha

1 Padi Sawah 44223 208,870 4.72

2 Jagung 2139 12,432 5.81

3 Ubi Kayu 875 20,123 23.00

4 Ubi Jalar 77 1,334 17.32

5 Kacang Tanah 155 232 1.50

6 Kacang Hijau 2 2 1.00

Jumlah 47,471 242,991 5.12

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kabupaten 50

Kota berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditi tanaman pangan seperti dapat

dilihat pada Tabel dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Akabiluru merupakan

kecamatan dengan komoditi unggulan tanaman pangan dibandingkan kecamatan lainnya

yang berbasiskan komoditi jagung, ubi kayu dan ubi jalar.

Page 415: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 183

Tabel 3.8.4Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Komoditi Tanaman Pangan

Kecamatan

Komoditi

RangkingPadiSawah

Jagung Ubi Kayu Ubi JalarKacangTanah

LQ LQ LQ LQ LQ

PAYAKUMBUH 2.2 Basis 10

AKABILURU 2.86 Basis 7.61 Basis 1.16 Basis 1

LUAK 1.57 Basis 1.63 Basis 6

LAREH SAGOHALABAN 1.02 Basis 5.71 Basis 2.09 Basis 2

SITUJUAH 5NAGARI 1.32 Basis 2.12 Basis 5

HARAU 1.05 Basis 1.1 Basis 9

GUGUAK 1.03 Basis 1.35 Basis 7

MUNGKA 4.52 Basis 1.99 Basis 4

SULIKI 1.1 Basis 12

BUKIT BARISAN 1.14 Basis 1.16 Basis 8

GUNUNG OMEH 1.02 Basis 1.06 Basis 6.6 Basis 3

KAPUR IX 1.1 Basis 13

PANGKALANKOTOBARU 1.12 Basis 11

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

Komoditi cabe merupakan komoditi kelompok sayur dengan jumlah produksi yang

paling besar dibandingkan dengan komoditi lainnya. Tetapi apabila kita perbandingkan

produktivitasnya maka komoditi terong merupakan komoditi yang mempunyai nilai

produktivitas tertinggi seperti yang diperlihatkan tabel dibawah ini.

Tabel 3.18.5.Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran

di Kabupaten 50 Kota

No KomoditiAreal(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Ton/Ha)

1 Cabe 547 3894.7 7.12

2 Tomat 23 227.4 9.89

3 Terong 210 2463.1 11.73

4 Kangkung 4 30.4 7.60

5 Bayam 4 14.6 3.65

6 Buncis 215 1736 8.07

7 Kacang Panjang 109 818.2 7.51

Page 416: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 184

No KomoditiAreal(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Ton/Ha)

8 Ketimun 215 2513.5 11.69

9 Bawang Daun 20 32 1.60

10 Bawang Merah 20 102.6 5.13

Total 1367 11832.5 8.66

Sumber : Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kabupaten 50

Kota berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditi sayur seperti dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Bukit Barisan sebagai kecamatan

sayur karena merupakan kecamatan dengan komoditi sayur yang memiliki kunggulan

komparatif dibandingkan kecamatan lainnya yang berbasiskan pada komoditi cabe, terong,

bayam, kacang panjang dan bawang merah.

Tabel 3.18.6Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Komoditi Sayur

No Kecamatan Jumlah Komoditi Unggul Rerata Rangking

1 PAYAKUMBUH 3 1.45 6

2 AKABILURU 1 2.24 13

3 LUAK 4 2.58 2

4 LAREH SAGO HALABAN 2 2.28 8

5 SITUJUAH 5 NAGARI 2 4.57 7

6 HARAU 4 1.22 4

7 GUGUAK 2 1.42 9

8 MUNGKA 4 1.38 3

9 SULIKI 1 2.74 12

10 BUKIT BARISAN 5 3.3 1

11 GUNUNG OMEH 1 3.04 11

12 KAPUR IX 3 17.73 5

13 PANGKALAN KOTOBARU 1 3.04 10

Sumber : Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

Setidaknya ada delapan belas jenis komoditi yang tergabung dalam subsektor

tanaman buah-buahan yang ada di Kabupaten 50 Kota. Komoditi buah yang mempunyai

produksi terbesar adalah nenas yang banyak ditanam di kecamatan Harau.

Page 417: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 185

Tabel 3.18.7Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan

di Kabupaten 50 Kota

No Komoditi Areal (Ha) Produksi (ton) Produktivitas (Ton/Ha)

1 Durian 208.16 2178.01 10.46

2 Manggis 454.11 5558.7 12.24

3 Rambutan 611.43 4,404.80 7.20

4 Mangga 0 0

5 Duku 7.75 36.98 4.77

6 Jeruk 117.91 3219.66 27.31

7 Sawo 46.07 277.41 6.02

8 Cempedak 73.14 642.46 8.78

9 Pepaya 8.62 433.10 50.24

10 Pisang 558.48 16397.27 29.36

11 Nenas 7,969.06 469,331.80 58.89

12 Salak 1.43 24.01 16.79

13 Jambu Biji 6.97 60.56 8.69

14 Belimbing 1.03 60.56 58.80

15 Alpukat 71.89 762.07 10.60

16 Semangka 8.00 126.62 15.83

17 Jambu Air 8.00 126.62 15.83

18 Sirsak 3.42 32.86 9.61

Total 10155.47 503673.491 49.60

Sumber : Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

2). Subsektor perkebunan

Subsektor perkebunan di Kabupaten 50 Kota adalah subsektor unggulan. Apabila

kita menyebutkan komoditi Gambir maka akan mengarah pada produksi Gambir di

Kabupaten 50 Kota. Dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya, maka gambir

mempunyai jumlah produksi terbesar. Tetapi saat ini Kabupaten 50 Kota juga sedang

mengembangkan komoditi coklat dengan adanya bantuan dari Departemen Ristek guna

memperbaiki kualitas bibit dan tanam, sehingga produktivitas komoditi coklat menjadi lebih

baik dibandingkan komoditi lainnya seperti yang bias dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 418: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 186

Tabel 3.18.8Luas Panen (ha), Produksi (Ton) dan Produktivitas

Tanaman Perkebunan di Kabupaten 50 Kota

No Komoditi Areal (Ha)Produksi

(ton)Produktivitas

(ton/Ha)

1 Kelapa Dalam 3,175.40 3,040.32 0.96

2 Kopi 1,227.00 1,160.20 0.95

3 Cengkeh 119.90 35.97 0.30

4 Karet 9,930.70 9,003.70 0.91

5 Pinang 667.15 482.28 0.72

6 Tembakau 264.00 255.57 0.97

7 Kulit Manis 10,191.85 10,695.50 1.05

8 Gambir 13,972.50 14,601.10 1.04

9 Enau 198.25 285.38 1.44

10 Coklat 1,460.85 2,637.67 1.81

Total 41,207.60 42,197.69 1.02

Sumber : Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kabupaten 50

Kota berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditi perkebunan seperti dapat dilihat

pada Tabel dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Gunung Omeh sebagai

kecamatan perkebunan karena merupakan kecamatan dengan komoditi perkebunan yang

memiliki kunggulan komparatif dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu pada komoditi

kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tembakau, kulit manis, enau dan coklat. Komoditi Gambir

sendiri merupakan komoditi unggulan di kecamatan Lareh, Harau, Bukit Barisan, Kapur IX,

dan Pangkalan..

Tabel 3.18.9Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Komoditi Perkebunan

No KecamatanJumlah Komoditi

Unggul SecaraKomparatif

Rerata Rangking

1 PAYAKUMBUH 6 2.49 7

2 AKABILURU 7 4.86 2

3 LUAK 6 8.03 4

4 LAREH SAGO HALABAN 6 3.75 5

5 SITUJUAH 5 NAGARI 4 4.24 9

6 HARAU 4 1.91 10

7 GUGUAK 6 6.42 5

8 MUNGKA 5 3.44 8

9 SULIKI 7 2.61 3

10 BUKIT BARISAN 4 1.62 11

11 GUNUNG OMEH 8 3.09 1

12 KAPUR IX 2 1.76 13

13 PANGKALAN KOTOBARU 2 1.82 12

Sumber : Kabupaten 50 Kota Dalam Angka, 2010

Page 419: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 187

3). Subsektor peternakan

Kabupaten 50 Kota merupakan kabupaten sentra penghasil telur di Sumatera Barat,

maka tidaklah mengherankan apabila komoditi yang tergabung dalam kelompok peternakan

merupakan komoditi unggulan yang sudah terkenal di Sumatera Barat dan Kecamatan

Guguk merupakan kecamatan penghasil telur ayam ras terbesar di Kabupaten 50 Kota.

Populasi terbesar komoditi ayam bukan ras berada di kecamatan Payakumbuh meskipun

jumlah telur ayam bukan ras yang dihasilkan masih dibawah produksi telur ayam bukan ras

di kecamatan Guguk seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.18.10Jumlah Produksi Telur dan Daging di Kabupaten 50 Kota

NoKECAMATAN

Telur Daging

Ayam RasAyamBuras

itik Sapi Kerbau

1 PAYAKUMBUH 6,948,113 37,147 234,879 76,801 14,066

2 AKABILURU 314,568 6,757 50,231 65,358 9,164

3 LUAK 1,434,060 3,550 44,469 35,879 3,197

4LAREH SAGOHALABAN 1,684,635 29,313 93,143 31,225 5,115

5 SITUJUAH 5 NAGARI 612,945 33,695 58,990 56,437 1,918

6 HARAU 1,405,455 31,846 116,322 67,298 1,492

7 GUGUAK 9,081,609 48,969 83,530 274,814 56,904

8 MUNGKA 8,969,082 30,993 38,501 46,158 34,943

9 SULIKI 828,825 22,561 54,900 58,376 37,084

10 BUKIT BARISAN 6,168 23,953 27,697 34,328 8,738

11 GUNUNG OMEH 1,542 13,150 6,478 8,533 1,066

12 KAPUR IX 7,818 29,826 47,055 40,534 28,985

13PANGKALANKOTOBARU - 1,811 6,676 32,388 4,476

Total 31,294,820 313,571 862,871 828,129 207,148

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

Tabel 3.18.11Jumlah Produksi Komoditi Peternakan Lainnya di Kabupaten 50 Kota

No KECAMATANAyamBuras

Itik Ayam PetelurAyam

Pedaging

1 PAYAKUMBUH 376,500 66,855 1,228,770 834

2 AKABILURU 7,868 8,869 39,800 240,500

3 LUAK 40,706 6,900 187,000 348,000

4 LAREH SAGO HALABAN 48,563 18,264 245,800 368,000

Page 420: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 188

No KECAMATANAyamBuras

Itik Ayam PetelurAyam

Pedaging

5 SITUJUAH 5 NAGARI 56,240 11,245 82,000 54,000

6 HARAU 54,880 21,608 377,000 1,364,000

7 GUGUAK 103,226 17,755 1,371,500 235,800

8 MUNGKA 50,065 7,245 1,080,603 15,000

9 SULIKI 36,950 11,500 121,000 -

10 BUKIT BARISAN 45,000 4,989 - 4,000

11 GUNUNG OMEH 28,811 1,181 725 -

12 KAPUR IX 32,399 4,649 1,000 -

13 PANGKALAN KOTOBARU 1,290 358 - -

Total 882,498 181,418 4,735,198 2,630,134

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

Dari hasil analisis LQ dapat disusun juga peringkat kecamatan se-Kabupaten 50 Kota

berdasarkan keunggulan komparatif dari komoditi peternakan seperti dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini, yang menyatakan bahwa Kecamatan Kapur IX sebagai kecamatan

peternakan karena merupakan kecamatan dengan komoditi peternakan yang memiliki

kunggulan komparatif dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu pada komoditi telur ayam

buras, telur itik, sapi, kerbau, ayam buras, itik, daging sapi, dan daging kerbau.. Komoditi

telur ayam ras sendiri merupakan komoditi unggulan di kecamatan Payakumbuh, Luak,

Guguk dan Mungka.

Tabel 3.18.12Peringkat Kecamatan di Kabupaten 50 Kota

Berdasarkan Keunggulan Komparatif Komoditi Peternakan

No Kecamatan Jumlah Komoditi yang Unggul Rerata Rangking

1 PAYAKUMBUH 5 1.6 10

2 AKABILURU 7 3.0 4

3 LUAK 4 1.5 11

4 LAREH SAGO HALABAN 5 1.8 9

5 SITUJUAH 5 NAGARI 5 3.4 8

6 HARAU 6 2.3 7

7 GUGUAK 4 1.2 12

8 MUNGKA 2 1.2 13

9 SULIKI 6 3.0 6

10 BUKIT BARISAN 7 9.6 3

11 GUNUNG OMEH 7 10.1 2

12 KAPUR IX 8 9.6 1

13 PANGKALAN KOTOBARU 6 8.3 5

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

Page 421: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 189

4). Subsektor perikanan

Subsektor perikanan bukanlah sektor basis di Kabupaten 50 Kota, seperti yang

diperlihatkan oleh hasil perhitungan LQ Kabupaten diatas. Tetapi subsektor perikanan

mempunyai protensi dan prospek pasar yang sangat besar yaitu daerah tetangga terdekat

propindi Riau yang sedang giat mengembangkan budidaya ikan di Waduk Koto Panjang.

Untuk itu sangatlah mungkin perkembangan subsektor perikanan kedepan menjadi jauh

lebih baik.

Pada saat ini, produksi perikanan banyak terpusat di Kecamatan Situjuh 5 nagari

dan kecamatan Mungka dengan hasil perikanan budidaya ikan di kolam.

Tabel 3.18.13Luas Area dan Produksi Budidaya Kolam Kabupaten 50 Kota

No KECAMATANLuasArea(Ha)

Produksi(Ton)

Rata-rataProduksi(Ton/Ha)

1 PAYAKUMBUH 52.3 288.69 5.52

2 AKABILURU 84.8 356.09 4.20

3 LUAK 124.1 1,804.36 14.54

4 LAREH SAGO HALABAN 100.49 1,237.05 12.31

5 SITUJUAH 5 NAGARI 107 4,426.20 41.37

6 HARAU 169.75 1,643.09 9.68

7 GUGUAK 161.47 1,555.52 9.63

8 MUNGKA 80 3,813.15 47.66

9 SULIKI 60.51 801.89 13.25

10 BUKIT BARISAN 13.85 136.8 9.88

11 GUNUNG OMEH 53.38 800.8 15.00

12 KAPUR IX 30.6 479.7 15.68

13 PANGKALAN KOTOBARU 53.7 441.39 8.22

Total 1091.95 17784.73 16.29

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

a. Sektor pertambangan

Kabupaten 50 Kota tidak mempunyai potensi pertambangan yang cukup besar,

kontribusi sektor pertambangan pada tahun 2009 sebesar 0% dan bukan menjadi sektor

basis di Kabupaten 50 Kota seperti yang diperlihatkan tabel LQ di atas.

Beberapa jenis galian yang terdapat di masing-masing kecamatan diperlihatkan

tabel dibawah ini. Kecamatan Harau memiliki potensi yang besar untuk kategori bahan

galian tanah liat, maka di kecamatan ini banyak berkembang jenis industri pembuatan batu

bata.

Page 422: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 190

Tabel 3.18.14.Jumlah Usaha Menurut Jenis Galian dan Kecamatan Di Kabupaten 50 Kota

No KECAMATAN Batu Gunung Pasir Kapur Tanah Liat Sirtukil

1 PAYAKUMBUH - 6 - 16 2

2 AKABILURU - 2 - 15 10

3 LUAK - - 1 1 12

4 LAREH SAGO HALABAN 10 4 4 10 0

5 SITUJUAH 5 NAGARI - - 1 0 2

6 HARAU - 11 - 87 0

7 GUGUAK - 1 - 12 8

8 MUNGKA - - - 3 9

9 SULIKI - 3 - 5 8

10 BUKIT BARISAN - - - 3 0

11 GUNUNG OMEH - - - 0 5

12 KAPUR IX - - 2 0 21

13 PANGKALAN KOTOBARU 6 1 - 0 9

Total 16 28 8 152 86

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

b. Sektor perindustrian

Peran sektor perindustrian dalam perekonomian Kabupaten 50 Kota Barat tahun

2009 terlihat dari sumbangan sektor perindustrian sebesar 0.49% terhadap pembentukan

PDRB, dan bukan merupakan sektor basis untuk Kabupaten 50 Kota.. Berdasarkan data

yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Kabupaten Lima Puluh Kota industri yang terdapat di

daerah ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu: industri kimia agro dan hasil hutan, industri

logam, mesin elektronika dan aneka industri, dimana nilai investasi terbesar di kelompok

industri kimia agro dan hasil hutan yaitu sebesar 81%. Penyerapan tenaga kerja juga lebih

banyak terjadi pada kelompok industri kimia agro dan hasil hutan.

Tabel 3.18.15Jumlah Industri Kecil dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri

No Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi % Nilai Investasi

1 Industri Kimia Agro 8,278 21,834 57,806,335 0.81

dan Hasil Hutan

2 Industri Logam, Mesin 813 4,487 13,924,390 0.19

Elektronika dan

Aneka Industri

Total 9,091 26,321 71,730,725 1.00

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

Page 423: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 191

f. Koperasi

Jumlah koperasi di Kabupaten 50 kota pada Tahun 2009 sebanyak 213 buah yang

terdiri dari Koperasi KUD 46 unit dan 167 unit non KUD. Dari Jumlah koperasi yang ada di

Kabupaten 50 Kota memiliki anggota sebanyak 39.582 orang. Jumlah anggota koperasi yang

terbanyak berada di Kecamatan Guguk yaitu sebanyak 8.501 orang anggota. Melihat

potensi koperasi yang tersebar di seluruh kecamatan ini, dan sesuai dengan asas ekonomi

kerakyatan yang dewasa ini mendapat perhatian serius dari pemerintah, maka keberadaan

koperasi harus terus dikembangkan dengan meningkatkan profesionalitas manajemen para

pengurus koperasi. Tetapi sayangnya sebagian besar koperasi yang terdapat di Kabupaten

50 Kota adalah koperasi non KUD.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi dan UKM dan untuk

memacu laju produksi lokal dan lapangan kerja baru, maka dilakukan pembinaan dan

pengembangan terhadap Koperasi dan UKM baik kelembagaan maupun terhadap usaha.

Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan antara lain melalui kegiatan pelatihan teknis

dan magang, bantuan permodalan, bimbingan teknis, temu usaha pemasaran, kerjasama

dan kemitraan, peningkatan akses pasar bagi produk Koperasi dan UKM. Permasalahan yang

dihadapi saat ini adalah pembangunan Koperasi dan UKM saat ini masih menghadapi

keterbatasan kualitas sumberdaya manusia pelaksana dan pembina, keterbatasan akses

dalam permodalan, teknologi, manfaat dan pasar, sehingga masih lemah dalam

meningkatkan daya saing.

Dengan demikian maka kebijakan pengembangan koperasi diarahkan dan didorong

untuk berkembang luas sesuai dengan kebutuhan menjadi wahana yang efektif untuk

meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya, baik produsen maupun

konsumen di berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan ekonomi yang

berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan

pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka mengurangi

kesenjangan pendapatan dan kemiskinan melalui peningkatan kapasitas usaha dan

keterampilan pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian,

perlindungan, dan pembinaan usaha.

Sedangkan untuk pengembangan usaha kecil menengah diarahkan agar menjadi

pelaku ekonomi yang semakin berbasis IPTEK dan berdaya saing dengan produk impor,

khususnya dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhan masyarakat sehingga mampu

memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan memperkuat

perekonomian daerah. Untuk itu, pengembangan usaha kecil menengah dilakukan melalui

kebijakan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dalam penumbuhan iklim usaha,

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil menengah, Fasilitasi akses penjaminan dalam

Page 424: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 192

penyediaan pembiayaan bagi Usaha Kecil Menengah. Pengembangan usaha kecil menengah

secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam modernisasi agribisnis dan agroindustri,

termasuk yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya

saing industri melalui pengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan

peningkatan mutu sumberdaya manusia

Tabel 3.18.16Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota KUD

di Kabupaten 50 Kota

No KECAMATAN Jumlah Koperasi KUD Non KUD Jumlah Anggota

1 PAYAKUMBUH 18 4 14 2,535

2 AKABILURU 12 2 10 1,544

3 LUAK 20 2 18 4,849

4 LAREH SAGO HALABAN 17 5 12 2,483

5 SITUJUAH 5 NAGARI 16 3 13 1,521

6 HARAU 37 4 33 6,345

7 GUGUAK 23 5 18 8,501

8 MUNGKA 10 1 9 2,364

9 SULIKI 13 2 11 2,352

10 BUKIT BARISAN 10 3 7 1,619

11 GUNUNG OMEH 6 2 4 1,319

12 KAPUR IX 13 7 6 1,661

13 PANGKALAN KOTOBARU 18 6 12 2,489

Total 213 46 167 39582

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

g. Sektor pariwisata, hotel, dan restoran

Tabel 3.18.17

Jumlah Kunjungan Wisata Menurut Klasifikasi Objek Wisata

No Objek Wisata Wisnu Wisman Jumlah

1 Lembah Harau 119,027 718 119,745

2 Pusako Rumah Gadang 557 46 603

3 Batang Tabit 46,094 78 46,172

4 Kapalo Banda 67,092 51 67,143

5 Home Stay Echo 1,881 328 2,209

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

Page 425: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 193

Tabel 3.18.18Jumlah Potensi Obyek Wisata menurut

Wilayah Tujuan Wisata (WTW) dan Klasifikasi Obyek Wisatadi Kabupaten 50 Kota

Wilayah TujuanWisata

KecamatanWisataAlam

WisataBudaya

WisataSejarah

Jumlah

IKec. Pangkalan Koto Baru,Kec. Kapur IX

4 2 0 6

IIKec. Suliki, Kec. GunuangOmeh, Kec. Bukik Barisan

5 5 4 14

IIIKec. Guguak, Kec. Mungka,Kec. Payakumbuh, Kec. Harau

19 10 6 35

IVKec. Situjuah Limo Nagari,Kec. Akabiluru

5 2 0 7

VKec. Luak, Kec. Lareh SagoHalaban

21 4 0 25

Sumber: Kabupaten 50 Kota Dalam Angka Tahun 2010

3.19. KABUPATEN DHARMASRAYA

3.19.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tumbuh atau tidaknya perekonomian suatu daerah tercermin dari total produksi

barang dan jasa yang dihasilkan para pelaku ekonomi yang terdapat di daerah tersebut.

Dalam hal ini, PDRB seringkali dijadikan acuan. Produk domestic regional bruto (PDRB)

kabupaten Dharmasraya atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp 2,35

trilyun, yaitu Rp 2,346,484,200,000. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PDRB

kabupaten Dharmasraya tahun 2009 atas dasar harga berlaku tersebut meningkat sebesar

11,21% atau Rp 236.537.530.000 karena pada tahun 2008 nilai PDRB kabupaten

Dharmasraya atas dasar yang sama adalah Rp 2,109,946.670.000. Apabila menggunakan

harga konstan (tahun 2000) sebagai dasar, nilai produk domestic regional bruto (PDRB)

kabupaten Dharmasraya tahun 2009 adalah Rp 1,088,105.300.000. Nilai PDRB tahun 2009

atas dasar harga konstan ini meningkat 6,67% dari tahun sebelumnya (2008) yang nilainya

adalah Rp 1,020,079.52.

Perekonomian Kabupaten Dharmasraya untuk tahun 2009 masih didominasi 4 sektor

utama sebagai penghasil nilai tambah terbesar terhadap PDRB Kota, yaitu (1) sektor

pertanian, (2) sektor bangunan, dan (3) sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta (4)

sektor jasa-jasa. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 35,26% dari total PDRB

Kabupaten Dharmasraya tahun 2009, dilanjutkan dengan sektor bangunan (13,55%), sektor

perdagangan hotel dan restoran (12,44%), serta sektor jasa-jasa (14,54%). Sedangkan

kontribusi dari 6 sektor lainnya (pertambangan, industri, listrik air dan gas, keuangan, serta

Page 426: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 194

pengangkutan dan transportasi) terhadap PDRB kabupaten Dharmasraya tahun 2009 adalah

24,21%.

Kenaikan nilai PDRB kabupaten Dharmasraya tahun 2009 dibandingkan dengan nilai

PDRB atas dasar harga konstan (2000) maupun atas dasar harga berlaku tersebut dengan

sendirinya meningkatkan pendapatan perkapita penduduk kota tersebut. Jika menggunakan

harga berlaku sebagai dasar, maka pendapatan perkapita penduduk kabupaten

Dharmasraya tahun 2009 adalah Rp 12,59 juta per orang pertahun; atau meningkat sebesar

7,97% dari tahun sebelumnya (2008) sebesar Rp 11,66 juta per tahun. Sedangkan jika

menggunakan harga konstan (2000) sebagai dasar, maka pendapatan perkapita penduduk

kabupaten Dharmasraya tahun 2009 adalah Rp 5,84 juta per tahun; atau meningkat 3,57%

dari tahun sebelumnya (2008) sebesar Rp 5,64 juta per tahun.

Tabel 3.19.1.PDRB Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga konstan

tahun 2008 dan 2009

Lapangan usaha2008 ( Rp juta) 2009 (Rp juta)

H.Berlaku H.Konstan H.Berlaku H.Konstan

Pertanian 750,707.87 380,541.52 827,446.78 407,725.48

Pertambangan & galian 130,275.58 59,953.21 142,895.55 63,444.49

Industri pengolahan 126,260.43 69,374.72 134,263.94 72,302.46

Listrik, gas, & air bersih 25,542.88 10,286.38 26,339.82 10,343.05

Bangunan 279,818.41 114,201.62 318,005.29 122,502.72

Perdagangan, hotel, & restoran 255,275.16 116,304.39 291,985.85 124,619.02

Pengangkutan & komunikasi 151,638.31 65,009.48 165,835.47 68,861.33

Keuangan, persewaan, & jasaperusahaan 86,159.17 41,696.64 98,473.81 45,106.33

Jasa-jasa 304,268.86 162,711.56 341,237.69 173,200.42

Total 2,109,946.67 1,020,079.52 2,346,484.20 1,088,105.30

Sumber: Dharmasraya dalam Angka, 2010

3.19.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1). Subsektor Tanaman Pangan

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak utama

perekonomian Kabupaten Dharmasraya. Padi sawah merupakan komoditas utama produk

yang dihasilkan dari sub sektor tanaman pangan ini. Hingga tahun 2009, Kabupaten

Dharmasraya tercatat memiliki lahan sawah seluas 10.660 Ha. Dengan luas lahan sebesar

itu, kabupaten Dharmasraya pada tahun 2009 dapat memproduksi padi sawah sebanyak

Page 427: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 195

50.545 ton; naik 3,12% dari produksi tahun sebelumnya (2008) sebesar 49.015 ton.

Produktifitas produksi padi sawah tahun 2009 tercatat rata-rata 4,74 ton/ha

Selain padi sawah, komoditas lain yang dihasilkan dari sektor ini adalah tanaman-

tanaman palawija; seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kacang kedelai, dan

kacang tanah. Jagung dan ubi kayu merupakan komoditas utama yang dihasilkan dari

tanaman palawija ini. Pada tahun 2009, produksi jagung di kabupaten Dharmasraya adalah

4523 ton dengan rata-rata produksi 5,52 ton/hektar. Sedangkan untuk ubi kayu pada tahun

2009 jumlah produksinya adalah 2833 ton dengan rata-rata produksi 18,40 ton/ha.

Tabel 3.19.2.Luas Panen, Jumlah Produksi, serta Produktifitas Rata-Rata Tanaman Pangan di

Kabupaten Dharmasraya

Jenis tanamanLuas panen

(Ha)Produksi

(Ton)Produktifitas Rata-Rata

(ton/ha)

Padi sawah 10.660 50.545 4,74

Jagung 770 4 253 5.52

Ubi kayu 154 2 833 18.40

Ubi jalar 34 10.52 358

Kacang kedelai 73 1.52 111

Kacang hijau 25 1.21 30

Kacang tanah 80 1.36 108

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

Untuk sub sektor sayur-sayuran, tercatat jenis komoditas sayur-sayuran yang sudah

ditanam di kabupaten Dharmasraya hingga tahun 2009 adalah kacang panjang, terung, cabe

merah, dan ketimun. Pada tahun 2009, jumlah produksi ketiga komoditas tersebut masing-

masing adalah 183 ton; 85 ton; 216 ton, dan 45 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat

pada tabel di bawah ini

Tabel 3.19.3.Luas Panen, Jumlah produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Sayuran di

Kabupaten Dharmasraya

Jenis SayuranLuas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)Produktifitas rata-rata

(Ton/ha)

Kacang panjang 73 183 2.51

Terung 21 85 4.04

Cabe merah 62 216 3.48

Ketimun 10 45.00 4.50

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

Untuk sub sektor buah-buahan, tercatat jenis komoditas buah-buahan yang sudah

ditanam di kabupaten Dharmasraya hingga tahun 2009 adalah rambutan, duku, jeruk siam,

Page 428: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 196

durian, pepaya, pisang, dan nenas. Durian, duku, dan jeruk siam merupakan komoditas

utama buah-buahan dari kabupaten Dharmasraya; dengan jumlah produksi tahun 2009

masing-masing adalah 3878,30 ton, 826,18 ton, dan 494,71 ton. Informasi lebih lengkap

dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.19.4.Luas Panen, Jumlah Produksi, Serta Produktifitas Rata-rata Buah-buahan di

Kabupaten Dharmasraya

Jenis Buah Luas panen (Ha)Produksi

(ton)Produktifitas rata-rata

(Ton/ha)

Rambutan 2171 379.36 5,72

Duku 8840 826.18 10,70

Jeruk siam 8306 494.71 16,79

Durian 14579 3878.30 3,76

Pepaya 444 22.55 19,69

Pisang 4575 296.49 15,43

Nenas 724 146.09 4,95

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

2). Subsektor Perkebunan

Untuk sub sektor perkebunan, tercatat jenis komoditas perkebunan yang sudah

ditanam di kabupaten Dharmasraya hingga tahun 2009 adalah kelapa, kelapa sawit, karet,

pinang, kakao, kopi, kulit manis, lada, dan cengkeh. Karet, kelapa sawit, dan kakao

merupakan komoditas utama perkebunan dari kabupaten Dharmasraya; dengan jumlah

produksi tahun 2009 masing-masing adalah 33054,53 kg, 434.951,93 kg, dan 2123,95 kg.

Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.19.5.Jumlah Produksi Hasil Perkebunan di Kabupaten Dharmasraya

Jenis Buah Produksi (Kg)

Kelapa 814.91

Kopi 469.89

Kelapa sawit 434 951.93

Pinang 9.16

Kakao/coklat 2123.95

Karet 33 054.53

Cengkeh 1.64

Kulit manis 162

Lada 8,0

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

Page 429: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 197

3). Subsektor Peternakan

Untuk sub sektor peternakan, tercatat jenis komoditas peternakan yang sudah

dikembangkan di kabupaten Dharmasraya hingga tahun 2009 adalah sapi, kerbau, kambing,

ayam kampung, ayam ras, dan itik. Sapi, ayam ras, dan ayam kampung merupakan

komoditas utama peternakan dari kabupaten Dharmasraya; dengan jumlah populasi tahun

2009 masing-masing adalah 32.555 ekor, 309.500, dan 91.719 ekor. Informasi lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.19.6Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Dharmasraya

Jenis Ternak Populasi (ekor)

Sapi 32.555

Kerbau 6 257

Kambing 11.247

Ayam kampung 91.719

Ayam ras 309.500

Itik 14.093

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

4). Subsektor Perikanan

Untuk sub sektor perikanan, tercatat jenis ikan yang sudah dikembangkan di

kabupaten Dharmasraya hingga tahun 2009 adalah ikan hasil budidaya seperti ikan nila,

mas, gurame, lele, gurame, dan patin. Ikan nila, mas, dan lele merupakan komoditas utama

usaha perikanan dari kabupaten Dharmasraya; dengan jumlah produksi tahun 2009 masing-

masing adalah 697 ton, 461 ton, dan 296 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 3.19.7.Jumlah Produksi Ikan di Kabupaten Dharmasraya

Jenis Ikan Produksi (ton)

Nila 697

Mas 461

Lele 296

Gurame 10

Patin 54

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

b. Sektor pertambangan

Kabupaten Dharmasraya sebetulnya memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan

tambang yang melimpah, namun belum semuanya tergali secara optimal. Tercatat jenis

Page 430: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 198

bahan tambang yang sudah digali di kabupaten Dharmasraya hingga tahun 2009 adalah

batubara dan sirtukil, dengan kapasitas produksi masing-masing adalah 201.028.763 metrik

ton dan 47.282,47 m3. Sedangkan potensi bahan tambang yang sudah teridentifikasi namun

belum tergali adalah bitumen padat, biji besi, emas, batu kapur, batu gunung, tanah liat,

dan tanah urug. Informasi lebih lengkap dalah sebagai berikut.

Tabel 3.19.8Jumlah Kapasitas Produksi Hasil Tambang di Kabupaten Dharmasraya

Jenis Bahan Tambang Kapasitas Produksi

Batubara 201.028.763 metrik ton

Sirtukil 47.282,47 m3

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

c. Sektor perindustrian

Pemerintah kabupaten Dharmasraya mengklasifikasikan sektor usaha perindustrian

ke dalam industri logam, mesin, dan kimia, industri hasil tani dan hutan, dan industri aneka.

Pada Tahun 2009, jumlah unit usaha industri kecil untuk Industri hasil pertanian dan

kehutanan tercatat sebanyak 213 unit usaha, berikutnya industri hasil logam, mesin dan

kimia sebanyak 6 unit usaha. Total nilai investasi yang dikeluarkan pada industri ini adalah

Rp 1.535 300 000.000.

Selain itu, di kabupaten Dharmasraya juga banyak pada industri kecil (baik formal

maupun informal), yang juga bergerak pada industri hasil tani dan hutan, industri logam,

serta industri aneka. Pada tahun 2009, jumlah industri kecil yang bergerak pada industri

hasil tani dan hutan adalah 234 unit dan mampu menyerap 876 orang tenaga kerja.

Berikutnya disusul industri logam (9 unit, 19 orang), dan industri aneka (3 unit, 17 orang).

Total investasi yang dikeluarkan untuk ketiga industri tersebut adalah Rp 2 639 760.000.

Tabel 3.19.9.Jenis Industri Tercatat dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap di Kabupaten

Dharmasraya

Jenis industriJumlah(unit)

Nilai Investasi(Rp 000)

Jumlah Tenagakerja (orang)

Industri hasil tani dan hutan 213 1 458 170 000 528

Industri aneka - - -

Industri logam, mesin, dan

kimia6 77 130 000 14

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

Page 431: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 199

Tabel 3.19.10. Jenis Industri Kecil Tercatat (Formal dan Informal) dan JumlahTenaga Kerja Yang Terserap di Kabupaten Dharmasraya

Jenis industriJumlah(unit)

Jumlah TenagaKerja (orang)

Nilai Investasi (Rp000)

Industri hasil tani dan hutan 234 876 2 582 260

Industri aneka 3 17 35 000

Industri logam, mesin, dan kimia 9 19 22 500

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

d. Sektor Perdagangan

Pasar tradisional merupakan instrument penting yang dibutuhkan untuk

menggerakan perdagangan di suatu derah. Untuk kabupaten Dharmasraya terlihat bahwa

pada setiap kecamatan telah berdiri pasar tradisional. Perinciannya adalah sungai rumbai (2

unit), koto besar (3 unit), asam jujuhan (3 unit), koto baru (3 unit), koto salak (1 unit),

tiumang (1 unit), padang laweh (1 unit), sitiung (2 unit), timpeh (4 unit), pulau punjung (2

unit), dan IX koto (6 unit).

Tabel 3.19.11.Jumlah Pasar Tradisional di Kabupaten Dharmasraya Menurut Kecamatan

KecamatanJumlah(unit)

Hari Pasar

Sungai Rumbai 2 Minggu/jumat

Koto Besar 3 Selasa, kamis, Jumat

Asam Jujuhan 3 Jumat

Koto baru 3 Rabu, sabtu, senin

Koto salak 1 Selasa

Tiumang 1 Senin

Padang laweh 1 Jumat

Sitiung 2 Selasa, kamis

Timpeh 4 Jumat

Pulau punjung 2 Minggu/jumat

IX koto 6 Senin-jumat

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

e. Koperasi

Selama tahun 2009 terjadi peningkatan Jumlah KUD di kabupaten Dharmasraya

sebanyak 3 unit dari tahun sebelumnya, Jika pada tahun 2008 jumlah KUD 46 unit, maka

pada tahun 2009 menjadi 49 unit. Hal yang sama juga terjadi pada non KUD, dimana pada

tahun 2009 meningkat 12 unit dari tahun 2008 (99), sehingga jumlahnya menjadi 111 unit.

Jumlah anggota KUD di pada tahun 2009 mencapai 21.281 orang, atau terjadi

penurunan anggota sebanyak 509 orang dari tahun 2008 (21.790 orang). Akan tetapi,

jumlah anggota Non KUD pada tahun 2009 tercatat sebanyak 9605 orang, atau terjadi

Page 432: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 200

peningkatan anggota baru sebanyak 682 orang dari tahun 2008 (8923 orang).

Tabel 3.19.12.Jumlah KUD dan non KUD di Kabupaten Dharmasraya Menurut Kecamatan

Kecamatan KUD Non KUD Jumlah

Sungai Rumbai 2 8 10

Koto Besar 4 18 22

Asam Jujuhan 3 3 7

Koto baru 6 20 26

Koto salak 5 3 8

Tiumang 6 3 9

Padang laweh 3 1 4

Sitiung 10 21 31

Timpeh 1 3 4

Pulau punjung 4 28 32

IX koto 4 2 6

Sumber : Dharmasraya dalam Angka, 2010

f. Sektor Pariwisata, Hotel, dan Restoran

Kabupaten Dharmasraya memiliki objek wisata yang cukup variatif, dengan

perincian ada 8 objek wisata alam, 4 wisata sejarah, 5 wisata budaya, 1 wisata belanja, dan

2 wisata kuliner.

Pemerintah kabupaten Dharmasraya nampaknya belum serius menggarap objek

wisata ini sebagai salah satu sektor ekonomi yang menguntungkan. Hal ini terlihat dari tidak

adanya data jumlah wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke kabupaten Dharmasraya dari tahun ke tahun pada buku Dharmasraya dalam angka.

Ketidaan data juga berlaku untuk publikasi jumlah hotel/penginapan yang terdapat di

kabupaten tersebut. Hal ini jelas menyulitkan calon wisatawan untuk mendapatkan informasi

tempat menginap selama berkunjung ke kabupaten Dharmasraya.

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor angkutan yang berperan penting dalam menyokong kegiatan ekonomi

maupun sosial di kabupaten Dharmasraya adalah angkutan penumpang dan angkutan

barang. Jumlah kendaraan untuk penumpang hingga tahun 2009 adalah 2008 unit, dimana

kendaraan minibus menempati peringkat pertama dengan jumlah kendaraan 1634 unit.

Sedangkan jumlah kendaraan untuk barang hingga tahun 2009 berjumlah 2931 unit, dimana

mobil pick up dan light truk menempati posisi pertama dan kedua dengan jumlah kendaraan

masing-masing adalah 1580 unit dan 1017 unit.

Perkembangan telekomunikasi menyebabkan banyak penduduk lebih banyak

Page 433: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 201

menggunakan handphone untuk kelancaran komunikasi. Akibatnya, jumlah wartel maupun

telepon umum menurun drastis.. Selain itu, fasilitas telepon belum tersedia untuk seluruh

kecamatan.

Tabel 3.19.13.Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang dan Barang

di Kabupaten Dharmasraya

Jenis kendaraan Pribadi Umum Dinas

Mobil Angkutan Penumpang

1. Sedan

2. Jeep

3. Minibus

4. Microbus

5. Bus

1880

122

212

1544

2

-

33

32

1

95

2

3

90

-

-

Mobil Angkutan Barang

1. Pick up

2. Light truck

3. Truck

2701

1562

954

185

201

-

53

148

29

18

10

1

Sumber: Dharmasraya dalam angka, 2010

h. Sektor Jasa dan Konstruksi

Sektor jasa memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap PDRB kabupaten

Dharmasraya, karena menempati rangking 4 penyumbang PDRB kabupaten Dharmasraya

tahun 2009. Jenis jasa yang perannya cukup dominan dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi kabupaten Dharmasraya adalah jasa pemerintahan umum dan pertanahan.

Kontribusi jasa ini terhadap PDRB kabupaten Dharmasraya adalah Rp 140,886.870.000.

Sedangkan pada jasa yang diberikan oleh sektor swasta, jasa yang dominan adalah jasa

perorangan dan rumah tangga. Kontribusi jasa ini terhadap PDRB kabupaten Dharmasraya

masing-masing adalah Rp 21,409.140.000

3.20. KOTA PADANG

3.20.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Reginal Bruto (PDRB) menggambarkan aktifitas perekonomian

suatu daerah, semakin tinggi produktivitas daerah maka PDRB nya akan semakin besar.

Perkembangan PDRB merupakan salah satu indicator ekonomi yang digunakan untuk

melihat tingkat perkembangan aktivitas ekonomi daerah.

Pada Tahun 2009 perekonomian Kota Padang masih terlihat tetap mengalami

peningkatan. Ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan PDRB pada tahun 2009 sebesar 1,05

persen yaitu dari 10.797,26 milyar rupiah pada tahun 2008 menjadi 11.345,64 milyar rupiah

Page 434: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 202

pada tahun 2009 atau secara nominal naik sebesar 548,38 milyar rupiah.

Struktur perekonomian Kota Padang pada tahun 2009 ini masih didominasi oleh

sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan sumbangannya sebesar 2.805,27 milyar

rupiah atau 24,31 persen kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

dengan konstribusi sebesar 2.432,01 milyar rupiah atau 21,44 persen.

PDRB perkapita Kota Padang pada tahun 2009 adalah sebesar 13,24 juta rupiah

meningkat sebesar 0,64 juta rupiah bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya 12,60

juta rupiah.atau meningkat sebesar 5,08 persen (BPS, 2010).

Tabel 3.20.1.PDRB Kota Padang Menurut Sektor

Tahun 2008-2009 (milyar)

No Sektor2008 2009

HargaBerlaku

HargaKonstan

HargaBerlaku

HargaKonstan

1 Pertanian 1.160,39 552.96 1.250,73 583.18

2 Pertambangan dan Penggalian 352,03 165.25 381,05 173.46

3 Industri Pengolahan 3.072,48 1,787.05 3.269,94 1,854.25

4 Listrik, Gas & Air Bersih 434,84 191.46 456,83 203.48

5 Bangunan 912,13 458.91 994,63 481.03

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.207,80 2,351.21 4.553,22 2,432.01

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.867,88 2,623.52 5.307,50 2,805.27

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.736,04 864.31 1.912,89 915.99

9 Jasa - Jasa 3.398,64 1,802.60 3.710,27 1,896.97

Sumber: BPS, 2010

3.20.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian

Di bidang pertanian, produksi padi sawah tahun ini mengalami peningkatan

dari 58.290 ton pada tahun 2009 menjadi 76.207 ton. Dari jumlah itu, 31,43 persen

disumbangkan oleh Kecamatan Kuranji, 20,60 persen oleh Kecamatan Koto Tangah

dan 16,85 persen oleh Kecamatan Pauh.

Secara umum produksi palawija mengalami peningkatan dari 2.433 ton

menjadi 2.990 ton. Dari kelima jenis tanaman palawija, hanya ubi jalar dan kacang

tanah yang mengalami penurunan produksi. Sedangkan sumbangan terbesar produksi

palawija diberikan oleh ubi kayu yang jumlah produksinya tahun ini meningkat juga

menjadi 2.175 ton atau 72,74 persen dari keseluruhan produksi palawija. Kota

Padang memang memiliki banyak industri makanan kecil yang berbahan dasar ubi

kayu atau singkong.

Page 435: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 203

Hasil penangkapan ikan pada tahun 2009 mengalami peningkatan, yaitu dari

15.680,5 ton menjadi 16.473,2 ton. Jenis ikan terbanyak yang ditangkap adalah Cakalang

yaitu sebesar 32,92 persen (5.423 ton).

Selama tahun 2009 populasi ternak mengalami penurunan sedangkan pemotongan

ternak mengalami peningkatan. Populasi unggas selama tahun 2009 masih didominasi oleh

ayam ras pedaging yaitu sebesar 81,94 persen (3.608.778 ekor).

1). Subsektor tanaman pangan

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak utama

perekonomian di Kota Padang. Walaupun bukan yang terbesar, tetapi sumbangan sektor

pertanian terhadap PDRB cukup besar. Subsektor ini memberikan kontribusi terbesar

terhadap pembentukan PDRB sebagaimana telah diuraikan di atas. Pada tahun 2009 total

luas areal panen tanaman pangan adalah 14.295,00 ha dengan total produksi 79.197,00 ton.

Tabel 3.20.2.Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan

di Kota Padang Tahun 2009

Jenis TanamanLuas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)Hasil Perhektar

(Kw / Ha)

Padi Sawah 14.023,00 76.207,00 54,34

Padi Ladang -- -- --

Jagung 5,00 16,00 32,00

Ubi Kayu 154,00 2.175,00 141,22

Ubi Jalar 50,00 715,00 143,00

Kacang Tanah 43,00 59,00 13,61

Kedelai 12,00 17,00 14,10

Kacang Hijau 8,00 8,00 10,00

Jumlah 14.295,00 79.197,00 408,27

Sumber: BPS, 2010

Bila dilihat menurut komoditas, luas panen, dan produksi tanaman bahan makanan

tahun 2009 di Kota Padang yang terbesar adalah Padi Sawah dengan luas areal 14.023,00

ha dengan produksi 76.207,00 ton atau mencapai 96,22% dari total produksi komoditas

tanaman pangan. Selanjutnya Ubi Kayu dengan luas panen 50,00 ha dan produksi 2.175,00

ton, Ubi Jalar dengan luas panen 3.682,00 ha dan produksi 715,00 ton, Kacang Tanah

(produksi 59 ton), Kedelai produksi 17 ton, Kacang Hijau dengan jumlah produksi 8 ton

serta kacang hijau dan Jagung dengan jumlah produksi 16 ton.

Selama tahun 2009 luas areal panen tanaman sayuran seluas 1.256 ha, dengan

produksi sebanyak 9321 ton. Produksi tanaman sayur-sayuran yang tertinggi produksinya

adalah ketimun sebanyak 5065 ton dengan luas panen 486 ha, Kangkung dengan luas

Page 436: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 204

panen 287 ha, kacang panjang 525 ton dengan luas panen 134 ha, Bayam dengan produksi

868 ton dengan luas panen 118, terung dengan dengan produksi 492 ton dengan luas lahan

77 ha, cabe ton dengan luas panen 95,00 ha. Rekapitulasi luas areal dan produksi tanaman

sayur-sayuran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.20.3.

Tabel 3.20.3.Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran

di Kota Padang Tahun 2009

Jenis SayuranPanen(Ha)

Produksi(Ton)

Rata-rataProduksi (ton/Ha)

Kacang Panjang 134 525 3,92

Cabe 95 347 3,65

Terung 77 492 6,39

Ketimun 486 5065 10,42

Kangkung 287 1846 6,43

Bayam 118 868 7,36

Lainnya 59 178 3,02

Jumlah 1256 9321 41,19

Sumber: BPS, 2010

Jumlah luas panen dan produksi tanaman buah-buahan pada tahun 2009 seluas

1056,05 ha dengan produksi 14.379,33 ton. Produksi buah-buahan tertinggi dihasilkan dari

tanaman pisang sebanyak 5.123,86 ton dengan luas panen 130,54 ha, durian dengan

produksi 3.400,62 ton dengan luas panen 368,84, rambutan degan produksi 1.684,12

dengan luas panen 273,2 ha, pepaya dengan produksi 391,5 Ton dengan luas panen 7,08

ha. Jumlah luas panen dan produksi tanaman buah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

3.20.4.

Tabel 3.20.4.Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan

di Kota Padang Tahun 2009

Jenis Buahan Panen (Ha)Produksi

(Ton)Rata-rata Produksi

(ton/Ha)

Pisang 130,54 5123,86 39,25

Jeruk 11,02 148,01 13,43

Durian 368,84 3400,62 9,22

Duku 5 34,6 6,92

Sawo 48,07 213,8 4,45

Nenas 0,12 13,72 114,33

Pepaya 7,08 391,5 55,30

Rambutan 273,2 1684,12 6,16

Alpokat 52,46 119,4 2,28

Mangga 67,72 323,7 4,78

Bingkuang 92 2926 31,80

Jumlah 1056,05 14379,33 287,92

Sumber: BPS, 2010

Page 437: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 205

2). Subsektor perkebunan

Produksi tanaman perkebunan selama tahun 2009, seperti terlihat pada Tabel

3.20.5, produksi tanaman perkebunan tertinggi dihasilkan oleh komoditas Kulit Manis yaitu

sebanyak 95,01 ton.

Tabel 3.20.5.Luas Panen (ha), Produksi (Ton) dan Banyaknya Petani (KK)

Tanaman Perkebunan di Kota Padang Tahun 2009

JenisTanaman

LuasTanaman (Ha)

Produksi(Ton)

BanyaknyaPetani (KK)

Kulit Manis na 95,01 na

Kopi na 24,39 na

Karet na 159,2 na

Pala na 42,75 na

Coklat na 114,84 na

Pinang na 48,6 na

Gambir na 16,24 na

Kelapa na 639,94 na

Cengkeh na 2,68 na

Jumlah 1143,65

Sumber: BPS, 2010

Jenis tanaman perkebunan yang potensial untuk menjadi tanaman andalan dewasa

ini adalah Kulit manis dan kopi, dengan produksi kulit manis pada tahun 2009 95,01 ton.

Produksi tanaman Kopi pada tahun 2009 mencapai 24,39 ton.

3). Subsektor peternakan

Jenis usaha ternak di Kota Padang terdiri dari ternak besar (sapi, kerbau, kuda), dan

ternak kecil (kambing, domba) serta unggas (ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras

petelor dan itik). Populasi hewan ternak pada tahun 2009 mencapai 4.465.129 ekor.

Populasi sapi potong terbanyak untuk ukuran ternak besar yaitu 29.338 ekor dan terbanyak

terdapat di Kecamatan Kuranji. Populasi ayam ras pedaging paling banyak untuk jenis

hewan ternak unggas sebanyak 3.608.778 ekor, dimana ternak itik paling banyak terdapat di

Kecamatan Koto Tangah (Tabel 3.20.6)

Page 438: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 206

Tabel 3.20.6.Jumlah Populasi Ternak di Kota Padang

Tahun 2009

KecamatanSapi

Perah

Sapi

PotongKerbau Kuda Kambing Domba

AyamItik /

Itik

ManilaAyam

Buras

Ayam Ras

Pedaging

Ayam

Ras

Petelor

Bungus Teluk

Kabung- 3.260 1.640 - 2.416 22 30.589 20.587 - 11.654

Lubuk

Kilangan7 2.344 397 - 2.311 - 40.256 125.879 23.749 2.811

Lubuk

Begalung12 1.837 347 51 3.039 - 22.479 35.895 - 2.541

Padang

Selatan23 345 - 53 1.094 12 3.453 4.259 - 190

Padang Timur 23 394 - 21 399 59 15.675 45.875 - 325

Padang Barat - 91 - 13 591 - 1.123 - - -

Padang Utara 9 336 - 11 759 325 15.456 14.395 - 615

Nanggalo - 1.902 165 15 1.313 64 12.567 48.521 - 2.070

Kuranji 11 6.722 355 86 3.090 875 60.897 735.871 112.358 14.752

Pauh Pasar 21 6.082 229 24 2.443 62 41.859 256.198 102.564 2.316

Koto Tangah 19 6.025 1.882 70 6.680 827 50.879 2.321.298 212.174 11.796

Jumlah 125 29.338 5.015 344 24.135 2.246 295.23 3.608.778 450.845 49.070

Sumber: BPS, 2010

Produksi daging di Kota Padang paling banyak di produksi dari ternak sapi sebanyak

2.900 ton, kambing 955 ton dan babi dan kerbau 521 ton. Daging sapi paling banyak

diproduksi di Kecamatan Koto Tangah mencapai 964,62 ton, dan paling sedikit di Kecamatan

Bungus Teluk Kabung yang memproduksi daging sapi sebanyak 19,67 ton. Jumlah Produksi

daging dapat dilihat pada tabel 3.20.7

Tabel 3.20.7.Jumlah Produksi Daging (ton) di Kota Padang

Tahun 2009

Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi

Bungus Teluk Kabung 19,67 - - 4,6 - -

Lubuk Kilangan 411,53 20,39 - 76,65 2,12 -

Lubuk Begalung 156,49 11,93 - 64,35 1,43 -

Padang Selatan 119,87 - - 34,25 - -

Padang Timur 117,5 - - 35,25 - -

Padang Barat 164,32 - - 32,15 - -

Padang Utara 137 - - 28,1 - -

Nanggalo 106,94 - - 15,7 - -

Kuranji 426,47 57,7 - 411,7 16,37 -

Pauh Pasar 276 27,12 - 166,75 6,12 -

Koto Tangah 964,62 404,34 - 85,15 - 52,39

Jumlah 2.900 521 0 955 26 52

Sumber: BPS, 2010

Page 439: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 207

4). Subsektor perikanan

Usaha perikanan di Kota Padang terdiri dari usaha perikanan darat dan usaha

perikanan laut. Total produksi usaha perikanan di Kota Padang pada tahun 2009 mencapai

16.473,20 ton. Bila dilihat dari produksinya usaha perikanan di Kota Padang masih

didominasi oleh usaha perikanan laut (Tabel 3.12.7).

Kota Padang sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia

tentunya kaya akan potensi kelautan. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah produksi hasil laut

utamanya ikan. Produksi ikan dari perairan laut pada tahun 2009 sebesar 824,68 ton.

Jumlah nelayan penuh yang terbyak berada di kecamatan Bungus Teluk kabung dengan

jumlah nelayan 1.598 orang dan di kecamatan koto tangah sebanyak 1.786 orang.

Tabel 3.20.8.Perkembangan Produksi (ton) Perikanan

Kota Padang Tahun 2009

Komoditas Produksi (Ton)

Budidaya 3.752,40

Perairan Umum 673,00

Perairan Laut 824,68

Jumlah 16.473,20

Sumber: BPS, 2010

c. Sektor pertambangan

Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota

Padang sebesar 1,74%. Produksi bahan galian dengan kontribusi terhadap PDRB pada tahun

2009 sebesar 381,05 milyar. Data tentang pertambangan sangat terbatas dan tidak terlalu

besar dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Padang.

d. Sektor perindustrian

Peran sektor perindustrian dalam perekonomian Kota Padang tahun 2009 terlihat

dari sumbangan sektor perindustrian cukup signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja

dan merupakan sektor tertinggi ke-3 dalam sumbangannya terhadap pembentukan PDRB

Kota Padang, yaitu sebesar Rp 3.072,48 milyar.

Dilihat dari kelompok industri menunjukkan bahwa unit usaha industri aneka

merupakan jenis usaha terbanyak mencapai 1996 unit usaha dan menyerap 11070 orang

tenaga kerja, kemudiaan diikuti kelompok industri hasil pertanian dan kehutanan dengan

jumlah unit usaha sebanyak 1.381 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 7.769

orang, kemudian diikuti Unit usaha industri logam, mesin elektro sebanyak 877 unit dan

menyerap tenaga kerja 3.505 orang. Kelompok yang paling rendah adalah industri kimia

Page 440: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 208

dengan 738 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 2692 orang. Jumlah unit usaha

menurut kelompok industri di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 3.20.9.

Tabel 3.20.9.Jumlah Kelompok Industri dan Tenaga Kerja

di Kota PadangTahun 2009

Kelompok IndustriJumlah

Usaha

Jumlah tenaga

Kerja

Industri Hasil Pertanian

dan Kehutanan

1381 7769

Logam, Mesin Elektronika 877 3505

Industri Kimia 738 2692

Industri Aneka 1996 11070

Jumlah 4992 25035

Sumber: BPS, 2010

f. Koperasi

Jumlah koperasi dan anggotanya di Kota Padang selama tahun 2009 mengalami

penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2008 yakni dari 583 unit menjadi 575 unit dan

dari 132.552 orang menjadi 132.278 orang. Sedangkan dari segi jumlah simpanan terjadi

peningkatan yaitu dari 21.200 milyar rupiah pada tahun 2008 menjadi 21.549 milyar rupiah

pada tahun 2009.

Tabel 3.20.10.Jumlah Koperasi dan Jumlah Anggota di Kota Padang

Tahun 2009

KecamatanJumlah

KoperasiJumlah Anggota

Bungus Teluk Kabung 12 3,859

Lubuk Kilangan 25 7,727

Lubuk Begalung 36 4,674

Padang Selatan 4 7,239

Padang Timur 72 13,929

Padang Barat 126 23,904

Padang Utara 108 23,880

Nanggalo 20 3,169

Kuranji 36 11,144

Pauh 22 11,135

Koto Tangah 54 21,618

Jumlah 575 132,278

Sumber: BPS, 2010

Page 441: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 209

g. Sektor pariwisata, hotel, dan restoran

Usaha di bidang perhotelan pada tahun 2009 turut memberikan sumbangan

terhadap PDRB Kota Padang. Jumlah hotel di Kota Padang sebanyak 36 buah buah yang

terdiri dari 692 kamar dan 1.086 tempat tidur.

Tabel 3.20.11.Jumlah Hotel, Jumlah Kamar dan Jumlah Tempat Tidur

di Kota Padang Tahun 2009

Klasifikasi HotelJumlah

Hotel

Jumlah

Kamar

Jumlah tempat

tidur

Jumlah tamu

asing dalam negeri

Hotel Bintang

a. Bintang Satu 4 84 170 241 52017

b. Bintang Dua 3 97 108 4625 20785

c. Bintang Tiga 2 50 90 2262 32006

d. Bintang Empat 1 176 268 1323 40537

Hotel Tak Berbintang

a. Kurang dari 10 Kamar 25 389 710 3187 61523

b. 10 - 24 Kamar 16 102 177 1833 11044

c. 25 - 40 Kamar 10 276 443 1838 76684

Sumber: BPS, 2010

Kota Padang memiliki objek wisata yang cukup bervariasi yaitu terdiri dari objek

wisata alam, wisata sejarah, kepurbakalaan serta objek wisata bahari yang sangat menarik

untuk dikunjungi.

Sarana penunjang kepariwisataan yang dimiliki oleh Kota Padang relatif memadai.

Pada tahun 2009 jumlah hotel yang ada sebanyak 61 buah yang terdiri dari 10 hotel

berbintang dan 51 hotel tak berbintang dengan jumlah kamar sebanyak 1.174 buah dan

tempat tidur sebanyak 1.966 buah. Sarana penunjang lain seperti biro perjalanan sebanyak

108 buah, toko suvenir sebanyak 17 buah dan rumah makan sebanyak 275 buah.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang tahun 2009 adalah sebanyak

1.794.975 orang yang terdiri dari 1.748.832 wisatawan domestik dan 46.143 wisatawan

asing. Kunjungan wisatawan ini meningkat sebesar 9,73 persen bila dibandingkan dengan

tahun 2008 yang hanya 1.635.753 orang yang terdiri dari 1.593.725 wisatawan domestik

dan 42.028 wisatawan asing.

Pengunjung Museum Adityawarman pada tahun 2009 (98.816 orang) mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 120,08 persen bila dibandingkan dengan tahun

2008 (44.899 orang).

Page 442: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 210

Tabel 3.20.12.Jumlah Pengunjung ke Museum Adityawarman

di Kota Padang Tahun 2009

BulanBanyaknya Pengunjung

Dewasa Anak-anak Rombongan Jumlah

Januari 5,681 2,591 2,123 10,395

Februari 2,671 994 5,929 9,594

Maret 3,438 1,291 3,931 8,660

April 2,845 1,321 3,277 7,443

Mei 3,549 1,671 8,141 13,361

Juni 4,179 1,769 3,690 9,638

Juli 11,675 4,174 4,650 20,499

Agustus 1,507 547 818 2,872

September 4,770 4,673 401 9,844

Oktober - - - -

Nopember 1,197 316 1,194 2,707

Desember 2,180 982 641 3,803

Sumber: BPS, 2010

h. Sektor pengangkutan dan komunikasi

Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana di sektor perhubungan terus

dilakukan oleh Pemerintah, baik pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Kondisi Jalan Kota Padang Tahun 2009 tidak mengalami perubahan yang signifikan

bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut jenis permukaan, jalan di Kota

Padang sebahagian besar telah beraspal yaitu sebesar 58 persen (958,03 Km). Bila dilihat

menurut kondisi, sebahagian besar jalan berkondisi baik yaitu sebesar 60,25 persen

(1.050,13 Km).

Jumlah angkutan umum pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan. Sedangkan

angkutan laut mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Pelabuhan Teluk Bayur

Padang. Jumlah kapal penumpang yang bersandar sebanyak 232 unit dengan jumlah

penumpang yang naik maupun turun sebanyak 10.202 dan 8.320 orang. Jumlah angkutan

barang di Pelabuhan Teluk Bayur mengalami penurunan dari 1.897 kapal pada tahun 2008

menjadi 1.391 kapal pada tahun 2009.

Kegiatan PT.Pos Indonesia pada Tahun 2009 mengalami peningkatan di setiap

kegiatannya. Pengiriman paket pos meningkat dari 16.289 buah pada Tahun 2008 menjadi

24.433 buah Tahun 2009, sedangkan pengeluaran giro dan cek pos meningkat dari 591,572

milyar rupiah pada tahun 2008 menjadi 946,516 milyar rupiah pada tahun 2009.

Peningkatan yang signifikan ini terjadi karena diberlakukannya layanan baru oleh PT Pos

berupa giro online yang banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk

Page 443: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

III - 211

mentransfer dana ke cabangnya.

Dari kegiatan PT Telkom Cabang Padang terlihat bahwa kapasitas terpasang

mengalami penurunan, yaitu sebanyak 66.675 jaringan dari 69.810 yang tersedia. Hal ini

juga merupakan salah satu akibat dari terjadinya gempa tanggal 30 September 2009. Oleh

karena itu jumlah pelanggan juga mengalami penurunan drastis dari 135.989 pelanggan

tahun 2008 menjadi 66.675 tahun 2009.

i. Sektor jasa dan konstruksi

Sektor jasa memberikan kontribusi terhadap PDRB berdasarkan harga konstan pada

tahun 2009 sebesar Rp 1.896,97 milyar atau 16,99%. dengan laju pertumbuhan

berdasarkan PDRB dengan harga konstan tahun 2000 dalam periode 2008-2009 sebesar

5,24%.

Page 444: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-1

BAB IV

PENGEMBANGAN UMKM

4.1. Kebijakan Pemerintah Pusat

Pemerintah telah menyadari bahwa UMKM telah memberikan berbagai sumbangsih

dalam proses pembangunan nasional. Pemetaan dengan analisis SWOT Kementerian

Koperasi dan UMKM terungkap sejumlah kekuatan dan sumbangsih UMKM bagi pereko-

nomian nasional. Berdasarkan pendataan akhir tahun 2008, diketahui jumlah pelaku UMKM

mencapai 51,3 juta unit. Jumlah tersebut berarti bahwa UMKM merupakan pelaku ekonomi

yang dominan karena mencapai 99,99% dan seluruh pelaku ekonomi nasional. Keberadaan

jumlah UMKM yang besar dengan penyebaran hingga ke pelosok daerah merupakan

kekuatan ekonomi yang sesungguhnya dalam struktur pelaku ekonomi nasional.

Ditinjau dari penyerapan tenaga kerja, UMKM mampu menyerap sebanyak 90.896.270 orang

tenaga kerja. Artinya 97,22% dari 93.491.243 jumlah pekerja nasional bekerja di sektor

UMKM. Mestinya disadari bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi, sektor ini

telah menjamin stabilitas pasar tenaga kerja, penekanan pengangguran dan menjadi sarana

bangkitnya wirausaha baru, serta tumbuhnya wirausaha nasional yang tangguh dan mandiri.

Potensi lainnya dapat dilihat dari kontribusi UMKM terhadap pembentukan PDB

menurut harga berlaku, yang sesuai data BPS tahun 2008 mencapai Rp.2.609,4 trilyun.

Dengan jumlah tersebut berarti bahwa 55,56% dari PDB nasional yang totalnya mencapai

Rp.4.696,5 trilyun bersandar pada produktivitas UMKM. Di sisi lain, kontribusi UMKM dalam

ekspor non migas mencapai sekitar Rp.183 trilyun. Setidaknya UMKM telah menjadi penguat

ekspor non migas hingga 20,17% dan total ekspor non migas sebesar Rp.910,9 trilyun.

Peran UMKM dalam ekspor ini merupakan bukti kemampuan dan daya saing produk UMKM

di pasar persaingan bebas, sekaligus merupakan potensi yang perlu terus dipelihara untuk

menjaga kesinambungan perdagangan internasional dan meraih devisa lebih besar.

Dilihat dan nilai investasi (pembentukan modal tetap bruto) UMKM menurut harga

berlaku tahun 2008 mencapai Rp.640 trilyun atau sebesar 52,89% dari total nilai investasi

nasional yang mencapai sebesar Rp.1.210 trilyun. Dengan tingkat investasi tersebut,

dibandingkan dengan usaha besar, maka pengembangan UMKM hanya membutuhkan

tingkat investasi yang lebih rendah, dengan konsekuensinya akan mampu memberikan

kontribusi yang besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

Diantara berbagai sumbangsih UMKM bagi perekonomian nasional, terdapat pula

sejumlah kelemahan yang masih dihadapi UMKM di Indonesia. Kelembagaan UMKM

merupakan aspek penting yang perlu dicermati dalam membedah permasalahan Koperasi

dan UMKM. Lebih dan 51 juta usaha yang ada, atau lebih dan 99,9% pelaku usaha adalah

Usaha Mikro dan Kecil, dengan skala usaha yang sulit berkembang karena tidak mencapai

Page 445: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-2

skala usaha yang ekonomis. Dengan badan usaha perorangan, kebanyakan usaha dikelola

secara tertutup, dengan Legalitas usaha dan administrasi kelembagaan yang sangat tidak

memadai. Upaya pemberdayaan UMKM makin rumit karena jumlah dan jangkauan UMKM

demikian banyak dan luas, terlebih bagi daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

UMKM juga menghadapi persoalan rendahnya kualitas sumberdaya manusia.

Kebanyakan SDM UMKM berpendidikan rendah dengan keahlian teknis, kompetensi,

kewirausahaan dan manajemen yang seadanya. Hal ini perlu disadari sedari dini, karena

sebagai penopang penciptaan wirausaha baru, jumlah dan keberadaan lembaga

pengembangan usaha, Lembaga diklat dan inkubator sangat sedikit dan jauh dari memadai.

Masalah klasik lain yang dihadapi UMKM adalah terbatasnya akses UMKM kepada

sumberdaya produktif. Akses kepada sumberdaya produktif terutama terhadap bahan baku,

permodalan, teknologi, sarana pemasaran serta informasi pasar. Dalam hal pendanaan

utamanya UMKM memiliki permasalahan karena modal sendiri yang terbatas, tingkat

pendapatan rendah, aset jaminan dan administrasi tidak memenuhi persyaratan perbankan.

Bahkan bagi Usaha Mikro dan Kecil sering kali terjerat rentenir/pihak ketiga dan kurang

tersentuh lembaga pembiayaan.

Adapun berkaitan dengan akses teknologi, kebanyakan UMKM mengunakan

teknologi sederhana, kurang memanfaatkan teknologi yang lebih memberikan nilai tambah

produk. Demikian juga UMKM sulit untuk memanfaatkan informasi pengembangan produk

dan usahanya. Upaya pemberdayaannya juga diliputi dengan adanya ketimpangan dalam

penguasaan sumberdaya produktif baik antar pelaku usaha, antar daerah maupun antara

pusat dan daerah.

Kondisi di atas telah berakibat serius terhadap rendahnya produktivitas dan daya

saing produk UMKM. Terlebih UMKM tidak memiliki jaringan pasar dan pemasaran yang luas.

Kebanyakan mereka hanya memiliki akses pasar di tingkat lokal, atau yang paling maju

mereka dapat melakukan sedikit ekspor melalui usaha menengah dan besar yang berlaku

sebagai perantara.

Dengan pemahaman yang utuh terhadap potensi dan permasalahan UMKM tersebut,

pemerintah telah menempatkan kebijakan pengembangan UMKM menjadi bagian dari sistem

kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJPN 2005-2025 maupun RPJMN

kedua (2010-2014). Pengembangan UMKM merupakan bagian dari upaya mencapai cita-cita

luhur bangsa yaitu terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan

ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam,

sumber daya manusia dan budaya bangsa. Beberapa kebijakan yang telah ditempuh selama

2004-2009 untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas, pertumbuhan yang disertai

dengan penurunan kemiskinan dan perbaikan distribusi pendapatan, melalui pengembangan

UMKM yaitu dialokasikannya anggaran untuk dana penjaminan kredit/pembiayaan bagi

Page 446: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-3

usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi melalui Program Kredit Usaha Rakyat

(KUR). Dalam pengembangan kelembagaan, pemerintah telah menerbitkan Inpres No 6

/2007 dan Inpres 5 /2008 yang memuat program aksi yang kongkrit dalam memperbaiki

iklim berusaha bagi UMKM.

Peran strategis UMKM tercermin pula pada RPJMN Kedua. Visi yang Ingin dicapai

pada RPJMN kedua, dikenal dengan Visi Indonesia 2014 adalah “Terwujudnya Indonesia

yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”. Untuk itu, agenda pertama dari lima agenda

untuk mewujudkan Indonesia sejahtera yaitu Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan

Kesejahteraan Rakyat. Diantara programnya yaitu mendorong sektor riil dan pemihakan

kepada usaha kecil menengah dan koperasi serta terus menjaga stabilitas ekonomi makro.

Pada RPJMN 2010-2014 dikemukakan sasaran pembangunan ekonomi dan

kesejahteraaan berkaitan dengan pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. Dinyatakan

bahwa langkah-langkah yang dilakukan adalah untuk peningkatan kesejahteraan dilakukan

dengan meningkatkan dan memajukan usaha kecil menengah dengan menambah akses

terhadap modal termasuk perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), meningkatkan bantuan

teknis dalam aspek pengembangan produk dan pemasaran, melaksanakan kebijakan

pemihakan untuk memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah, serta

menjaga fungsi, keberadaan serta efisiensi pasar tradisional.

Lebih daripada itu, pengembangan UMKM pada dasarnya menjadi amanat konstitusi

sebagaimana tertuang dalam UU No. 20/2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Di

dalam UU ini dinyatakan tujuan Pemberdayaán UMKM adalah (Pasal 5): (i) mewujudkan

struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; (ii)

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan (iii) meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dan kemiskinan

Kementerian Koperasi dan UKM sesuai dengan UU merupakan kementerian yang

secara khusus mendapatkan amanah dalam melakukan pemberdayaan Koperasi dan UKM.

Oleh karena itu peran dan posisinya dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, tidak saja

penting tetapi juga strategis, khususnya dalam rangka mempercepat kesejahteraan rakyat

yakni mengurangi kemiskinan dan menekan pengangguran. Kementerian Koperasi dan

UMKM telah menetapkan sasaran strategis dalam pengembangan Koperasi dan UMKM.

Pertama, peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional,

diantara indikatornya yaitu meningkatnya produktifitas UMKM (5%) per tahun, meningkat-

nya sumbangan UMKM dalam pembentukan PDB (6%) pertahun, meningkatnya rata-rata

jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan UMKM sebesar (5%) per tahun, meningkat-

nya rata-rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10% per tahun dan meningkatnya

Page 447: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-4

nilai ekspor produk UMKM (15%) per tahun.

Kedua, peningkatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Upaya untuk itu dicapai

dengan meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat, penye-

lenggaraan diklat dan dukungan lembaga Diklat. Ketiga, meningkatnya daya saing produk

Koperasi dan UMKM dengan menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang

bisnis retail dan meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap ekspor

non migas nasional minimal sebesar 20% per tahun. Keempat, peningkatan pemasaran

produk Koperasi dan UMKM dengan tumbuh dan berkembangnya trading house di seluruh

Provinsi, meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran, mening-

katnya promosi produk Koperasi dan UMKM, meningkatnya jumlah dan kualitas warung

retail modern milik Koperasi dan UMKM, mewujudkan Smeco UKM menjadi Icon Industri

Kreatif dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM Nasional.

Kelima, penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.

Hal ini dicapai dengan tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat,

dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM. Selanjutnya meningkatnya jumlah dan kualitas

KSP/USP dan Lembaga pembiayaan lainnya, memperkuat permodalan bagi produk Koperasi

dan UMKM di sentra-sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

Keenam, perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM

dengan terselenggaranya penataan birokrasi dan tata kelola pemerintahan, tersedia dan

terlaksananya peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berpihak pada pember-

dayaan Koperasi dan UMKM.

Ketujuh, pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM baru. Dicapai melalui

penciptaan 5.000 wirausaha baru dari kalangan sarjana dan tersedianya modul-modul untuk

meningkatkan kesadaran berwirausaha.

4.2. Kebijakan Pemerintah Provinsi

Arah dan Kebijakan ekonomi Provinsi Sumatera Barat tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025. Dokumen RPJPD ini disusun untuk mewujudkan

visi pembangunan daerah yang pada dasarnya merupakan kondisi objektif yang diinginkan

dapat dicapai oleh masyarakat Provinsi Sumatera Barat pada 20 tahun mendatang.

Dinyatakan bahwa visi Sumatera Barat yaitu “Menjadi Provinsi Terkemuka Berbasis

Sumberdaya Manusia Yang Agamais Pada Tahun 2025”

Visi tersebut dituangkan pada sejumlah misi, diantaranya misi untuk mewujudkan

usaha ekonomi produktif dan mampu bersaing di dunia global. Sebagai daerah berbasis

agraris dan etos dagang yang tinggi, misi ini dicapai dengan mewujudkan pertanian modern

dan agribisnis maju. Pada RPJM ke 2 (2010-2014) skala prioritas pembangunan daerah

dalam menuju terwujudnya pertanian modern adalah pada peningkatan kualitas sumberdaya

Page 448: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-5

teknis yang terlibat dalam pengembangan pertanian dan agribisinis melalui pelaksanaan

latihan teknis dan pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan kegiatan tersebut, ditingkatkan

pula pemanfaatan teknologi pertanian yang lebih tinggi melalui pengembangan balai-balai

penelitian pertanian dan Holtikultura. Untuk medorong pertumbuhan kegiatan pertanian,

pada phase ini mulai pula dilakukan pengembangan Kawasan Sentra Produksi dan Kawasan

Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) serta pengembangan berbagai Agrocity/Agropo-

litan secara tersebar di pelosok daerah. Upaya-upaya tersebut juga diiringi dengan upaya

sistematis dalam membuka permintaan (peluang pasar) terhadap produk yang dihasilkan.

Pada RPJMD keduanya berupaya pula mewujudkan Kegiatan Perdagangan dan Jasa

Yang Mampu Bersaing. Untuk itu, kebijakan pembangunan diarahkan pada upaya

mewujudkan pengembangan kewirausahaan dan manajemen pengelolaan usaha secara

lebih intensif. Sasaran utama dalam hal ini adalah untuk mengembangan manajemen usaha

perdagangan dan jasa secara modern yang didukung dengan kemampuan kewirausahaan

yang tangguh. Sejalan dengan hal tersebut, pada periode ini telah dapat pula dikembangkan

manajemen dan kewirausahaan kegiatan jasa, yang dilaksanakan melalui pelaksanaan

pelatihan praktis serta pelaksanaan magang pada perusahaan yang lebih besar. Disamping

itu, diharapkan pula telah dapat terwujud peningkatan keahlian dan keterampilan bagi para

pekerja dan pengusaha yang terlibat dalam kegiatan jasa tersebut agar dapat mengelola

usaha secara efektif dan efisien serta produktif. Sejalan dengan hal tersebut, pada tahap ini

sudah akan dapat pula diwujudkan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) dan koperasi yang merupakan embrio dan cikal bakal dari wirausaha yang tangguh

dan berdaya saing tinggi.

Kegiatan UMKM di Sumatera Barat tergolong aktif. Pendataan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Provinsi Sumatera Barat mengungkapkan bahwa

hingga September 2011 tercatat sekurangnya terdapat 34.303 unit UMKM yang tersebar di

berbagai kabupaten/kota. Jumlah UMKM tersebut telah mampu menyerap tenga kerja seku-

rangnya 74.945 orang. Berdasarkan ukurannya, sebagian besar UMKM tergolong usaha

mikro, diikuti oleh usaha kecil, serta sebagian kecil tergolong sebagai usaha menengah. Hal

ini menunjukkan karakteristik UMKM di Sumatera Barat tidak jauh berbeda dengan gambar-

an rata-rata pada tingkat nasional. Tabel 4.2.1. menyajikan data ini secara lebih lengkap.

Tabel tersebut memperlihatkan pula persebaran UMKM menurut kabupaten/kota.

Dapat diketahui bahwa jumlah UMKM terbanyak terdapat di Kabupaten Agam (8.470 unit).

Diikuti oleh Kabupaten Padang Pariaman (4.855 unit) dan Kabupaten Solok (4.334 unit)

serta Kota Pariaman (4.209 unit). Jumlah UMKM pada setiap daerah ini beriringan dengan

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja.

Page 449: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-6

Tabel 4.2.1.Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Kabupaten/Kota

Di Sumatera Barat per September 2011

Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, 2011.

Implementasi lebih detail dalam meningkatkan daya saing kegiatan pertanian,

perdagangan dan jasa dilakukan pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan menetapkan

pengembangkan komoditi dan industri unggulan. Kebijakan ini dilatari oleh pengalaman

selama krisis ekonomi yang telah memberikan isyarat bahwa usaha kecil dan menengah

yang didukung oleh sumber daya lokal (daerah) terutama di bidang pertanian dan industri

kecil mempunyai daya resistensi terhadap pengaruh dampak krisis ekonomi, sehingga relatif

mampu bertahan dibandingkan usaha skala besar yang menggunakan komponen bahan

baku dari impor.

Disamping itu, usaha skala kecil merupakan lapangan usaha yang menjadi sumber

pendapatan dari sebagian besar penduduk Sumatera Barat, yaitu mencapai sekitar 80 %

dari rumah tangga yang ada di daerah ini. Namun karena permasalahan yang dihadapinya

dalam mengembangkan usaha seperti keterbatasan modal, penguasaan teknologi dan

pemasaran, menyebabkan sebagian besar usaha skala kecil ini belum mampu mengangkat

pendapatan pelakunya ke tingkat yang lebih layak untuk dapat memenuhi kebutuhan-

NO. KABUPATEN/KOTA

JUMLAH UMKMTOTAL UMKM

USAHA MIKRO USAHA KECILUSAHA

MENENGAH

UNITTENAGAKERJA UNIT

TENAGAKERJA UNIT

TENAGAKERJA UNIT

TENAGAKERJA

1 Kab. 50 kota 607 1.661 79 191 1 15 687 1.867

2 Kab. Solok Selatan 94 0 221 0 0 0 315 0

3 Kab. Pasaman 5 0 0 0 0 0 5 0

4 Kab. Tanah Datar 430 3.330 86 657 55 439 571 4.426

5 Kab. Pasaman Barat 12 0 0 0 0 0 12 0

6 Kab. Pesisir Selatan 844 2.039 153 864 5 40 1.002 2.943

7 Kab. Solok 4.156 10.952 168 646 10 52 4.334 11.650

8 Kab. Pdg. Pariaman 4.774 9.818 69 266 12 1.463 4.855 11.547

9 Kab. Agam 8.321 16.642 126 936 23 345 8.470 17.923

10 Kab. Sijunjung 264 264 817 1.789 0 0 1.081 2.053

11 Kab. Dharmasraya 2.068 3.678 274 1.192 1 5 2.343 4.875

12 Kab. Kep. Mentawai 383 699 50 168 2 10 435 877

13 Kota Padang 259 854 157 737 2 19 418 1.610

14 Kota Sawahlunto 57 254 30 567 1 20 88 841

15 Kota Padang Panjang 3.259 4.441 47 507 2 18 3.308 4.966

16 Kota Bukittinggi 77 0 0 0 0 0 77 0

17 Kota payakumbuh 129 156 28 191 0 0 157 347

18 Kota Solok 335 1.453 1.601 0 0 0 1.936 1.453

19 Kota Pariaman 3.567 5.018 596 2.144 46 405 4.209 7.567

TOTAL 29.641 61.259 4.502 10.855 160 2.831 34.303 74.945

Page 450: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-7

kebutuhan hidupnya.

Dari titik anjak itulah, maka untuk memperkuat perekonomian daerah dan sekaligus

meningkatkan pendapatan masyarakat dari kelompok mayoritas pelaku usaha yang ada,

pilihan kebijakannya adalah bagaimana memberdayakan kelompok usaha kecil yang

merupakan 'Usaha Rakyat' menjadi usaha yang kuat dan profesional sehingga mampu

menjadi motor penggerak pembangunan daerah.

Upaya yang telah dilaksanakan selama ini dalam pengembangan usaha kecil dan

menengah perlu terus disempurnakan dengan melakukan pembinaan yang lebih

komprehensif dengan mengedepankan pengembangan partisipasi dan kemandirian

masyarakat dalam melakukan usaha. Peran pemerintah yang lebih menonjol sebagai pelaku

dan pengelola pembangunan sudah saatnya digeser sejalan dengan tuntutan reformasi dan

semakin terbatasnya dana pembangunan yang dapat dialokasikan untuk mendorong

kegiatan pengembangan ekonomi rakyat.

Peran pemerintah sebagai fasilitator pembangunan usaha kecil perlu terus

ditingkatkan terutama dalam membantu pelaku usaha tersebut mengatasi permasalahan

yang dihadapi dalam pengembanagan usahanya. Upaya peningkatan kemampuan SDM,

perbaikan teknologi, pelayanan informasi dalam pengembangan pemasaran, peningkatan

kelembagaan usaha serta akses ke sumber modal dan pusat pemasaran, akan menjadi

bagian penting peran pemerintah dalam pembinaan pengembangan usaha kecil dan

menengah pada masa ke depan.

Secara operasional pembinaan dan pemberdayaan ekonomi rakyat telah menjadi

kewenangan daerah kabupaten-kota, karena pada umumnya lapangan usaha yang menjadi

basis ekonomi kerakyatan di daerah ini terkait dengan lapangan usaha pertanian, industri

dan kerajinan, perdagangan dan jasa dan lapangan usaha lainnya yang merupakan

kewenangan wajib pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan program di provinsi bersifat

memberikan dukungan bagi kelangsungan pelaksanaan program di kabupaten kota, antara

lain dalam bentuk fasilitasi promosi dan pemasaran, penyiapan pedoman pembinaan,

penyusunan standar pelayanan dan kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan

provinsi.

Salah satu bentuk dukungan provinsi dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan

yaitu melalui “Road Show” 6 SKPD lingkup Bidang Ekonomi (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi

dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan) ke Kabupaten/Kota se Sumatera Barat “ untuk

membuat kesepakatan dengan masing-masing Kepala Daerah Kabupaten/Kota tentang

Komoditi Unggulan yang akan dikembangkan tahun 2008-2012.

Kesepakatan Pengembangan Komoditi Unggulan Antara Provinsi dengan Kabupaten/

Kota Tahun 2008-2012 yang disepakati disajikan pada tabel 4.2.2.:

Page 451: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-8

Tabel 4.2.2.Kesepakatan Pengembangan Komoditi Unggulan Antara Provinsi dengan

Kabupaten/Kota Tahun 2008-2012 Menurut Kota/kabupaten di Sumatera Barat

No Kab/Kota Komoditi Unggulan

1 Kab. Agam Sayur-sayuran, Sapi Potong

2 Kab. Pasaman Kakao, Perikanan Air Tawar

3 Kab. Pasaman Barat Jagung, Perikanan Laut

4 Kab. Lima Puluh Kota Gambir, Jeruk

5 Kab. Solok Sayur-sayuran, Sapi Potong

6 Kab. Solok Selatan Perikanan Air Tawar, Sapi Potong

7 Kab. Padang Pariaman Kakao, Sapi Potong

8 Kab. Pesisir Selatan Perikanan Laut, Sapi Potong

9 Kab. Tanah Datar Kambing, Casiavera

10 Kab. Sijunjung Sapi Potong, Perikanan Air Tawar

11 Kab. Darmasraya Sapi Potong, Perikanan Air Tawar

12 Kab. Kep. Mentawai Kakao, Pisang

13 Kota Bukittinggi Tanaman Hias, Produk Olahan Hasil Pertanian

14 Kota Padang Perikanan laut, Ayam Potong

15 Kota Sawahlunto Kakao, Karet

16 Kota Padang Panjang Kulit, Sapi Perah

17 Kota Solok Minyak Atsiri, Makanan Ringan

18 Kota Payakumbuh Makanan Ringan, Sapi Potong

19 Kota Pariaman Pisang, Kelapa

Pada sektor lain, secara khusus pemerintah Sumatera Barat telah merespon Perpres

Nomor 28 Tahun 2008 dengan menetapkan industri unggulan provinsi. Industri unggulan ini

meliputi 10 jenis yaitu:

1. Industri Hasil Laut

2. Industri Pengolahan Kakao

3. Industri Pengolahan Makanan Ringan

4. Industri Kulit dan Alas Kaki

5. Industri Kerajinan Sulaman/Tenun

6. Industri Gambir

7. Industri Minyak Atsiri

8. Industri Maritim

9. Industri Alsintan

10. Industri Semen

4.3. Kebijakan Pemerintah Daerah

4.3.1. Kota Bukittinggi

Salah satu misi penting dari pemerintah Kota Bukittinggi yang tertuang dalam

dokumen Renstra daerah 2011-2015 adalah “Menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan

berbasis potensi unggulan daerah (perdagangan dan jasa, pariwisata, pelayanan pendidikan

dan pelayanan kesehatan)” . Dimana tujuan dari misi tersebut adalah: (1) Berkembangnya

koperasi sehingga terjadi peningkatan kinerja koperasi, peningkatan jangkauan pelayanan

koperasi, (2) Berkembangnya Usaha mikro kecil dan menengah, berupa peningkatan jumlah

Page 452: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-9

UMKM, peningkatan produk UMKM (usaha makanan, pakaian, jasa dan lainnya),

pengembangan/Perluasan Pasar Ekspor UMKM, pengembangan Sarana Pemasaran UMKM,

dan pengembangan Desain Produk UMKM, (3) Pertumbuhan dan Pemerataan ekonomi

masyarakat, berupa pengurangan angka kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran

dengan cara meningkatkan peluang berusaha bagi penduduk miskin, meningkatkan

keterampilan ketenagakerjaan, meningkatkan akses peluang kerja dan pasar kerja.

Kota Bukittinggi telah menetapkan sektor perdagangan dan jasa sebagai sektor

unggulan daerah, dimana semua berawal dan sejalan dengan fungsi Kota Bukittinggi itu

sendiri. Dari sejarah Kota Bukittinggi, dimulai dengan didirikannya Pasar Atas diatas Bukit

Kandang Kabau pada tahun 1858 yang dimaksudkan sebagai tempat transaksi bagi

masyarakatnya. Lokasi inilah yang berkembang dan diperluas menjadi pusat kegiatan

masyarakat Bukittinggi. Dengan demikian sejak semula Bukittinggi dimaksudkan dan

mempunyai fungsi sebagai tempat perdagangan. Seiring dengan pesatnya perkembangan

kegiatan perdagangan, sekaligus melekat pada fungsi penyediaan jasa. Disamping itu sektor

Perdagangan dan jasa merupakan sektor penyumbang utama bagi pendapatan Kota

Bukittinggi, dimana hampir setengah pendapatan daerah berasal dari sektor perdagangan

dan jasa yang menuunjukkan bahwa Kota Bukittinggi menjadi Pusat Pelayanan perdagangan

dan jasa

Fungsi sebagai kota Perdagangan dan Jasa yang berkembangnya dewasa ini

demikian pesatnya, apalagi dengan didukung 4 pusat pasar induk yaitu: (a) Pasar Atas, (b)

Pasar Bawah, (c) Pasar Simpang Aur, (d) Pasar Banto, telah menjadikan Bukittinggi sebagai

sentral perdagangan, yang bukan hanya berskala lokal tetapi sudah berskala regional,

khususnya untuk barang-barang konveksi, pakaian jadi dan barang-barang kerajinan

tangan. Produk ini merupakan kerajinan masyakat sekitar Bukittinggi dan pada umumnya

dipasarkan di Pasar Aur dan potensi ini juga berskala nasional dan bahkan mancanegara.

Disamping itu untuk mendukung dunia perdagangan dan jasa, kota ini juga

berpotensi di bidang industri. Salah satunya adalah industri hasil pertanian dan kehutanan di

Kota Bukittinggi berjumlah 810 jenis usaha industri, 5 jenis usaha industri yang cukup besar

antara lain :

- Industri Roti Kue Kering

- Industri Kerupuk

- Moudelling Komponen Bahan Bangunan

- Industri perabot

- Industri Kopi Bubuk

Sedangkan jumlah unit usaha yang bergerak pada sektor industri aneka jumlah 434

unit usaha. Perusahaan yang relatif besar dan mengalami peningkatan pesat adalah industri

pakaian jadi, konveksi, bordir dan industri sepatu/sandal.

Page 453: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-10

Sesuai dengan hasil kesepakatan di tingkat provinsi tentang penetapan komoditi

unggulan di masing-masing daerah kabupaten/kota, maka komoditi unggulan untuk kota

Bukittinggi adalah tanaman hias dan produk olahan hasil pertanian, beranjak dari hal ini,

maka kesesuaian antara penetapan komoditi unggulan dengan penjabaran visi kota dalam

bentuk misi menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi unggulan daerah,

maka tidaklah salah untuk mengembangkan UMKM yang berbasis pada komoditi produk

olahan hasil pertanian seperti kerupuk sanjai. Tetapi terlepas dari itu, keberadaan kota

Bukittinggi sebagai daerah tujuan wisata utama di Sumatera Barat tentu menjadi daya tarik

tersendiri bagi pelaku-pelaku usaha yang memproduksi produk-produk penunjang pariwisata

seperti oleh-oleh dalam bentuk kerajinan tangan, sulaman, bordin dan tenunan. Untuk itu

pemerintah kota Bukittinggi berupaya agar UMKM bisa berkembang dengan melakukan

berbagai strategi pengembangan UMKM seperti melakukan pembinaan industri mikro, kecil

dan menengah yang ada sehingga dapat memproduksi barang-barang yang mempunyai

daya saing global melalui pelatihan-pelatihan serta menjalin kerjasama dengan daerah lain

dan bahkan dengan luar negeri.

4.3.2. Kabupaten Pasaman

Salah satu misi yang ingin dicapai oleh Kabupaten Pasaman adalah “Meningkatkan

kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan”. Dimana pengembangan potensi

ekonomi daerah juga harus membuka ruang bagi terciptanya demokrasi ekonomi yang

bertumpu pada ekonomi kerakyatan, menciptakan lapangan kerja serta mendorong

berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila potensi tersebut dikelola dan

dikembangkan dengan baik, akan mampu meningkatkan kemampuan usaha masyarakat,

membuka peluang usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian,

masalah kemiskinan dapat diminimalisir yang berarti juga akan berpengaruh pada

berkurangnya masalah sosial masyarakat.

Pembangunan kesejahteraan sosial dan ekonomi dapat juga dilakukan dengan

memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung,

termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, tertinggal,

dan daerah bencana. Pembangunan kesejahteraan sosial ekonomi dalam rangka memberi-

kan perlindungan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung disempurnakan

melalui penguatan pemberian jaminan sosial dan penggalangan perkoperasian dengan

mempertimbangkan budaya dan kelembagaan yang sudah berakar di masyarakat.

Sejalan dengan pembangunan ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui pende-

katan ekonomi berbasis nagari melalui penguatan kelembagaan yang ada di nagari baik

lembaga pemerintahan maupun lembaga-lembaga keuangan dan lembaga lainnya yang

Page 454: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-11

berada di tingkat nagari.

Pengembangan potensi ekonomi daerah juga harus membuka ruang bagi

terciptanya demokrasi ekonomi yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan, menciptakan

lapangan kerja serta mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila

potensi tersebut dikelola dan dikembangkan dengan baik, akan mampu meningkatkan

kemampuan usaha masyarakat, membuka peluang usaha dan meningkatkan pendapatan

masyarakat. Dengan demikian, masalah kemiskinan dapat diminimalisir yang berarti juga

akan berpengaruh pada berkurangnya masalah sosial masyarakat.

Strategi yang bisa dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis

ekonomi kerakyatan dari Pembangunan kesejahteraan sosial dan ekonomi dapat juga

dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang

kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di daerah

terpencil, tertinggal, dan daerah bencana. Pembangunan kesejahteraan sosial ekonomi da-

lam rangka memberikan perlindungan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung

disempurnakan melalui penguatan pemberian jaminan sosial dan penggalangan perkopera-

sian mempertimbangkan budaya dan kelembagaan yang sudah berakar di masyarakat.

Sejalan dengan pembangunan ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui pende-

katan ekonomi berbasis nagari melalui penguatan kelembagaan yang ada di nagari baik

lembaga pemerintahan maupun lembaga-lembaga keuangan dan lembaga lainnya yang

berada di tingkat nagari.

4.3.3. Kota Solok

Berdasarkan permasalahan pokok pembangunan dan analisa isu-isu strategis serta

mengacu kepada RPJPD Kota Solok Tahun 2005-2025, dapat dirumuskan visi untuk

mewujudkan pembangunan lima tahun ke depan sebagai berikut :”Terwujudnya Masyarakat

Yang Beriman, Bertaqwa, Sehat, Edukatif dan Sejahtera Dengan Pemerintahan Yang Baik

Dan Bersih Menuju Kota Perdagangan Dan Jasa Yang Maju Dan Modern”.

Untuk mewujudkan visi kota Solok khususnya yang berkaitan dengan

pengembangan UMKM dijabarkan dalam misi ke 7 (tujuh) yaitu Meningkatkan aktivitas

perdagangan, jasa, agribisnis dan pariwisata. Aktivitas perdagangan, jasa, agribisnis dan

pariwisata merupakan unsur penting untuk dapat mendorong kemajuan ekonomi dan

kemakmuran masyarakat, tertutama dalam era globalisasi dewasa ini. Dengan

mempertimbangkan peluang yang ada dan disertai dengan potensi yang dimiliki oleh Kota

Solok, maka diharapkan kota ini akan dapat berkembang pesat pada bidang perdagangan

dan jasa.

Meningkatkan aktivitas perdagangan, jasa, agribisnis dan pariwisata merupakan

Page 455: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-12

unsur penting untuk mendorong kemajuan ekonomi dan kemakmuran masyarakat, terutama

dalam era globalisasi dewasa ini. Kondisi tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan

kuantitas prasarana dan sarana perdagangan, fasilitasi permodalan bagi UMKM, kemitraan

dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah serta meningkatkan kualitas objek

kepariwisataan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari peningkatan aktivitas perdagangan, jasa,

agribisnis dan pariwisata adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana

perdagangan dan jasa, meningkatnya nilai tambah dan kualitas produk IKM dan UMKM,

meningkatkan pengembangan destinasi wisata daerah, meningkatkan iklim investasi yang

kondusif dan mengembangkan usaha pertanian yang berwawasan agribisnis.

Dengan sasaran tersedianya prasarana dan sarana perdagangan dan jasa yang

representatif, meningkatnya kompetensi dan daya saing pelaku usaha perdagangan dan jasa

serta industri kecil/rumah tangga, terwujudnya pemanfaatan teknologi informasi untuk

pengembangan ekonomi daerah, meningkatnya daya tarik obyek wisata, meningkatnya daya

tarik obyek wisata, terciptanya lingkungan tempat usaha yang aman dan nyaman dan

meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian.

Sejalan dengan perkembangan usaha perdagangan dan jasa di atas, perlu pula

dikembangkan kegiatan usaha pariwisata yang dikelola secara profesional dan bermartabat.

Kegiatan pariwisata meliputi perhotelan, pengelolaan objek wisata dan penjualan cendera

mata (souvenir). Pengembangan kegiatan pariwisata ini dilakukan secara bermartabat

dengan menjunjung tinggi unsur agama dan budaya dan menghindari unsur prostitusi dan

perjudian.

Kota Solok dikelilingi oleh daerah penghasil produk pertanian tanaman pangan,

peternakan dan perkebunan seperti Kabupaten Solok, Solok Selatan, Sijunjung dan Tanah

Datar, pada umumnya hasil produksi tersebut diolah dan dipasarkan melalui Kota Solok.

Memperhatikan potensi ini, Kota Solok dapat dijadikan sebagai pusat agribisnis yang meliputi

kegiatan pengolahan hasil produk pertanian dan pemasarannya baik dalam daerah Provinsi

Sumatera Barat, Provinsi Riau maupun Provinsi Sumatera Utara dan Jambi. Untuk itu, perlu

dikembangkan berbagai industri pengolahan hasil pertanian dan fasilitas pasar khusus untuk

produk-produk pertanian, peternakan dan perkebunan.

Pemerintah Daerah Kota Solok sangat peduli pada membangunan ekonomi

rakyat dengan melakukan usaha-usaha pemberdayaan UMKM. Pembangunan ekonomi

rakyat yang berdaya saing merupakan landasan utama dalam memperkuat fondasi

perekonomian nasional umumnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada

khususnya. Melalui agenda ini yang akan diwujudkan adalah peningkatkan pertumbuhan

ekonomi, terciptanya lingkungan berusaha yang aman dan nyaman, peningkatan kompe-

tensi dan daya saing pelaku usaha perdagangan dan jasa serta industri kecil/rumah tangga.

Page 456: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-13

Pembangunan ekonomi rakyat yang berdaya saing, dengan Peningkatan daya saing

produk UMKM dan fasilitas pendukung produksi dan pemasaran, Peningkatan kualitas sarana

dan prasarana pariwisata. Prioritas peningkatan daya saing UMKM dan fasilitas pendukung

produksi dan pemasaran menjadi sangat strategis dalam pelaksanaan otonomi daerah

karena peningkatan daya saing UMKM dapat mengatasi masalah ekonomi dan sosial

sekaligus. Selain pertumbuhan ekonomi, meningkatnya daya saing UMKM juga berdampak

terhadap pemerataan pendapatan dan hal ini akan berimplikasi dalam mengurangi

kesenjangan sosial. Oleh karena itu, substansi inti dari prioritas ini adalah 1) peningkatan

kelembagaan dan dukungan modal usaha bagi UMKM, 2) peningkatan kualitas dan kuantitas

pelaku usaha dan produk UMKM serta 3) peningkatan investasi, iklim berusaha dan

penciptaan lapangan kerja.

4.3.4. Kota Pariaman

Program dan kegiatan prioritas dalam pengembangan Koperasi dan UMKM yang

telah dirumuskan oleh pemerintah Kota Pariaman antara lain:

1) Program Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM. Kegiatan

pokok program ini mencakup (a) Menerapkan kaidah good governance pada

penyelenggaraan urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), (b) Menerapkan

kebijakan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menyeluruh, terpadu dan

merupakan solusi terhadap masalah daerah, (c) Memenuhi Standar Pelayanan Minimum

(SPM) urusan wajib Koperasi dan UKM, (d) Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)

urusan wajib Koperasi dan UKM, (e) menyusun road map industri kecil dan menengah

untuk memfasilitasi bantuan dari sumber-sumber dana lainnya.

2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM. Kegiatan

pokok pada program ini mencakup (a) Memfasilitasi pengembangan sumber daya

ekonomi lokal, (b) Fasilitasi promosi dan pameran produk Koperasi dan UMKM, (c)

Pelatihan manajemen pengelola koperasi/KUD, (i) Pelatihan kewirausahaan, (d)

Dukungan pemasaran produk dan jasa koperasi dan UMKM, (e) Meningkatkan sistem dan

manajemen pembinaan lembaga dan pengelola koperasi dan UKM, (f) Meningkatkan

kinerja jaringan koperasi dan UKM, (g) Regulasi untuk meningkatkan akses Koperasi dan

UKM terhadap modal, teknologi, dan pasar.

3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Koperasi dan UMKM.

Kegiatan pokok pada program ini mencakup (a) Pengembangan dan penguatan sentra-

sentra produksi/gugus (cluster) usaha skala mikro dan kecil, terutama di daerah

tertinggal dan terisolir, (b) Mengembangkan dan melaksanakan sistem registrasi UKM

termasuk kaki lima dan melakukan pemutakhiran data setiap tahun, (c) Mendorong

Page 457: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-14

terbentuknya bapak angkat dari usaha besar terhadap UMKM. (alih teknologi, penyerapan

produk, pelatihan, magang dll.

4.3.5. Kota Padang Panjang

Padang Panjang merupakan kota dengan luas daerah yang kecil yang berada di

Sumatera Barat. Kota Padang Panjang merupakan kota dengan visi untuk menjadi kota

dengan pertumbuhan pendidikan, ekonomi dan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat. Salah satu misi yang ditetapkan pemerintah Kota Padang Panjang adalah

mewujudkan ekonomi rakyat yang mandiri.

Perkembangan UMKM di Padang Panjang diarahkan kepada makanan, bordir dan

kulit. Permasalahan yang muncul bisaanya dalam UMKM adalah permasalah modal dan

pangsa pasar. Karena itu, pemerintah berusaha untuk meningkatkan daya saing pelaku

UMKM dengan cara memberikan bantuan mesin bordir dan mesin penyamak kulit bagi

pelaku UMKM di Kota Padang Panjang.

Posisi Kota Padang Panjang yang berada pada jalur lalu lintas antar padang dan

Bukittinggi meembawa dampak yang positif terhadap kemajuan industri pariwisata di Kota

Padang Panjang. Wisata keluarga, wisata alami, wisata budaya dan wisata kuliner

merupakan sektor pariwisata yang dikembangkan oleh pemerintah. Hal ini didukung dengan

sarana dan prasaran yang mendukung sektor pariwisata tersebut seperti transportasi dan

hotel/penginapan yang memadai. Pemandian lubuk mata kucing, tempat berrsejarah, Jalur

kereta api dan Minang fantasi waterpark merupakan tempat wisata utama yang banyak

dikunjungi oleh wisatawan.

4.3.6. Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto secara resmi belum mempunyai dokumen perencanaan jangka

panjang sebagaimana yang disyaratkan oleh Undang-Undang No.25 tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD). Walaupun demikian, sejak tahun 2000 Kota Sawahlunto telah

mempunyai “Visi” jangka panjang daerah hingga tahun 2020 yang hingga kini tetap menjadi

pegangan bagi pimpinan daerah dan jajarannya.

Visi jangka panjang Kota Sawahlunto disusun berkaitan dengan upaya daerah untuk

menghidupkan kembali perekonomian kota, yaitu dengan semakin menurunnya potensi dan

kegiatan pertambangan batubara yang selama ini menjadi basis ekonomi kota.

Skenario perekonomian Kota Sawahlunto dalam jangka panjang tidak lagi meng-

andalkan pertambangan batubara sebagai basis ekonomi daerah, tetapi upaya-upaya untuk

membangun basis ekonomi non-pertambangan terus dilakukan dengan menggali potensi-

potensi yang ada di daerah.

Page 458: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-15

a. Penjelasan Visi:

1. Sawahlunto akan berkembang menjadi Kota Wisata yang dikenal secara luas dengan

objek-objek wisata yang unik dan menjadi prioritas utama Daerah Tujuan Wisata di

Sumatera Barat.

2. Sawahlunto menampilkan sisi-sisi menarik dari sejarah perjalanan panjang kegiatan

penambangan batubara. Baik berupa bekas peralatan, aktivitas dan terowongan

tambang, budaya multi etnis serta keindahan arsitektur sisa-sisa bangunan lama

3. Wisatawan juga dapat menikmati budaya lokal Minangkabau dan budaya lainnya, serta

suasana tenang dan nyaman sebuah kota kecil dan berbagai keanekaragaman makanan

dan cendera mata.

Kegiatan pertambangan batubara di Kota Sawahlunto dimulai sejak abad ke-18 oleh

Pemerintah kolonial Belanda. Berkembangnya kegiatan pertambangan batubara telah

mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan pendukung baik yang berkaitan dengan

kebutuhan ekonomi, sosial maupun budaya penghuninya, yang secara fisik dapat dilihat dari

peninggalan bangunan-bangunan kuno dan sarana prasarana pertambangan. Peninggalan

bersejarah inilah yang akan dijadikan aset wisata heritage oleh daerah.

Untuk mewujudkan Visi tersebut maka kota Sawahlunto sejak tahun 2000 telah

mempunyai “skenario pembangunan jangka panjang”, dimana “pariwisata” akan menjadi

basis perekonomian daerah

b. Misi Perkotaan Kota Sawahlunto

1. Peningkatan aksesibilitas lokal dan regional khususnya dengan ibu kota Provinsi dan

daerah sekitarnya.

2. Peningkatan kondisi sarana dan prasarana serta utilitas kota, baik untuk hunian

maupun untuk usaha.

3. Peningkatan kualitas lingkungan perkotaan memperhatikan estetika kota, kebutuhan

interaksi sosial, kesehatan lingkungan, peranserta masyarakat.

4. Peningkatan ekonomi lokal berbasis potensi daerah/ekonomi kerakyatan.

5. Keseimbangan dan Kelestarian lingkungan hidup.

c. Konsep Pengembangan kota Sawahlunto

1. Kota Sawhlunto akan menjadi daerah tujuan wisata utama di Provinsi Sumatera

Barat.

2. Kota Sawahlunto akan menjadi kota yang sehat, aman, nyaman, bersih.

3. Kota Sawahlunto menjadi salah satu kota pusat pendidikan di wilayah Timur

Sumatera.

4. UKM mampu melakukan inovasi-inovasi baru dan mampu membuka lapangan kerja

baru.

Page 459: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-16

5. UKM bisa berkembang secara terkoordinir dan bersinergi

6. Perkembangan potensi pertanian sehingga mampu mendorong perkembangan UKM

yang terkait ke hulu maupun ke hilir.

7. Kerja sama antar daerah dalam mendorong perkembangan UKM.

8. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pengembangan

pariwisata dan UKM.

9. Terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan tepat sasaran

4.3.7. Kabupaten Pesisir Selatan

Pesisir Selatan merupakan Kabupaten dengan wilayah yang cukup luas di Provinsi

Sumatera Barat. Daerah ini memiliki keberagaman kandungan sumberdaya alam yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama

melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) termasuk koperasi. Pembangunan

Ekonomi lima tahun terakhir termasuk pembangunan UMKM telah berhasil menunjukan

perkembangan yang positif. Pertumbuhan ekonomi terus menunjukan peningkatan secara

konsisten, sehingga pada tahun 2008 mencapai 5,41%. Demikian juga dengan PDRB

perkapita, peningkatan juga terus terjadi hingga mencapai Rp 9,1 juta, namun masih ada

beberapa catatan yang perlu diperbaiki yakni pendapatan perkapita dan pertumbuhan

ekonomi yang masih dibawah rata-rata nasional dan Provinsi.

Pengembangan UMKM yang dilakukan dalam lima tahun terakhir termasuk dalam

upaya pemenuhan kebutuhan dasar seperti infrastruktur dasar, meliputi infrastruktur

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pengembangan UMKM melalui pembangunan

infrastruktur ekonomi dilakukan melalui pembukaan jalan-jalan baru menuju pusat produksi

dan daerah terisolir. Melalui pembukaan jalan-jalan baru ini, berbagai permasalahan yang

dihadapi masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonominya seperti ekonomi biaya tinggi

akibat ketiadaan infrastruktur jalan dapat diminimalisir. Kesulitan pengembangan usaha

akibat keterbatasan modal dapat diatasi secara bertahap.

Pembangunan ekonomi khususnya pembangunan dan pengembangan UMKM yang

berkelanjutan dan menjamin pemerataan (growth with equity) mensyaratkan stabilitas dan

dukungan fundamental negara yang kuat. Suatu proses pertumbuhan ekonomi yang

mengikutsertakan semua lapisan masyarakat (shared growth) hanya tercapai bila

keberpihakan dalam alokasi anggaran belanja pemerintah secara sungguh-sungguh,

dirancang untuk membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan. Perlindungan sosial,

juga harus terus diberikan bukan hanya karena merupakan kewajiban konstitusional, namun

juga karena pertimbangan strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesia yang produktif, terdidik, terampil, dan sehat. Manusia seperti ini akan menjadi

Page 460: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-17

modal bangsa yang kuat, kukuh dan berharga dalam menghadapi berbagai kondisi dan

tantangan pada lingkup nasional, regional maupun global.

Pengembangan UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan didasarkan kepada visi

pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan yaitu “Terwujudnya Masyarakat Pesisir Selatan

yang Sejahtera”. Masyarakat sejahtera adalah masyarakat dengan pendapatan perkapita

yang telah mampu memenuhi segala kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yakni kebutuhan

pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan berdemokrasi. Dengan terpenuhinya

kebutuhan ini, maka dapat diartikan masyarakat Pesisir Selatan telah merdeka dari berbagai

tekanan yang akan menganggu kebutuhan hidupnya. Kesejahteraan juga ditunjukkan

dengan perolehan tingkat kehidupan yang layak dipandang dari kelayakan ekonomi dan

berkeseimbangan baik dilihat sisi agama mapun sosial budaya. Perwujudan visi tersebut

dilaksanakan melalui Pembangunan Ekonomi, Agama dan Sosial Budaya, secara menyeluruh

(holistik), dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip di Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Upaya-upaya pengembangan UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan tergambar dari

misi Pembangunan Pesisir Selatan 2011-2015. Misi pembangunan 2011-2015 adalah

rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai visi 2015 yaitu Terwujudnya

Masyarakat Pesisir Selatan sejahtera. Misi pembangunan 2011-2015 diarahkan untuk

meletakkan fondasi yang lebih kokoh bagi pembangunan Pesisir Selatan ke depan.

Misi pertama dari Kabupaten Pesisir Selatan yang terkait dengan pengembangan

UMKM yaitu misi: “Melanjutkan mengembangkan perekonomian lokal dan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan pengembangan kawasan ekonomi secara

terpadu”. Beberapa produk unggulan telah mulai ditetapkan, sehingga dalam lima tahun

terakhir pemerintah daerah fokus pada produk-produk tersebut dalam pengembangannya.

Beberapa produk unggulan daerah tersebut antara lain di bidang pertanian yang terdiri dari

sub sektor pertanian tanaman pangan dengan komoditi unggulan padi, jagung, bawang

merah, kacang kedele, semangka dan melon. Pada subsektor perkebunan terdapat 4

(empat) komoditi unggulan yakni gambir, coklat, sawit dan karet, sedangkan subsektor

peternakan komoditinya adalah sapi, itik bayang, dan ayam petelur. Selanjutnya untuk

pengembangan kelautan dan perikanan difokuskan pada pengembangan penangkapan tuna,

budidaya bandeng, rumput laut, kerapu dan perikanan darat.

Dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, pembukaan

lapangan kerja dan kesejahteraan yang lebih merata, maka pada periode pembangunan

2011-2015 Pemerintah Daerah mulai mengembangkan beberapa komoditi yang dapat

didorong pengembangannya sebagai produk industri pangan. Pengembangan ini terlebih

dahulu diawali dengan melakukan berbagai pelatihan yang dibutuhkan dalam pengem-

bangan usaha yakni pengembangan jiwa kewirausahaan dan manajemen usaha. Beberapa

Page 461: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-18

kampung akan didorong sebagai daerah industri yang akan dijadikan sebagai pilot project.

Seluruh perangkat menuju ke arah tersebut mesti disiapkan secara komprehensif, sehingga

tujuan ini tidak putus ditengah jalan.

Program-program pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada periode 2006

– 2010 seperti Kawasan Agropolitan, Kawasan Minapolitan dan Kota Terpadu Mandiri dapat

dijadikan sebagai dasar pengembangan agroindustri Pesisir Selatan dimasa mendatang.

Produk-produk agro industri yang dihasilkan dipasarkan dengan strategi-strategi

pengembangan rasa cinta produk-produk daerah yang akhirnya berimbas pada rasa cinta

produksi nasional, mensinergikan dengan pengembangan pariwisata. Dengan semakin

berkembangnya dunia pariwisata Pesisir Selatan akan berdampak pada meningkatnya

permintaan akan berbagai produk yang mencirikan kekhasan suatu daerah. Hal ini tentu

merupakan peluang bagi pengembangan dan pemasaran produksi industri daerah.

Pembangunan nagari juga terus didorong melalui pengembangan agroindustri padat

pekerja, terutama bagi kawasan yang berbasiskan pertanian dan kelautan; peningkatan

kapasitas sumber daya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya alam melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat

guna; pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan

perdesaan dan kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial

dan ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan; peningkatan akses

informasi dan pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;

pengembangan social capital dan human capital yang belum tergali potensinya sehingga

kawasan perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alam saja; serta

intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian, terutama

terhadap harga dan upah.

Sasaran dari pengembangan Kawasan Ekonomi dan Destinasi Wisata di Kabupaten

Pesisir Selatan adalah meningkatnya jumlah kunjungan wisman dan wisnu ke Pesisir Selatan,

pengembangan kawasan Agropolitan, Minapolitan dan KTM, meningkatnya sarana dan

prasarana pasar nagari, berkembangnya permodalan, pemasaran dan SDM UMKM dan

meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian. Beberapa strategi yang di terapkan oleh

Pemerintah daerah Kabupaten Pesisir Selatan adalah meningkatkan frekuensi dan mutu

promosi wisata, mengembangkan dan menata kawasan wisata, menyediakan pasar-pasar

yang layak untuk aktifitas perdagangan, meningkatkan produksi dan memperbaiki

penanganan pasca panen, menerapkan pola pertanian yang maju dan ramah lingkungan,

menyediakan prasarana pendukung kawasan, mengembangkan industri pengolahan

pertanian, mengembangkan usaha mikro kecil, menengah dan koperasi.

Kebijakan pengembangan UMKM menjadi salah satu agenda penting dari lima

agenda pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi

Page 462: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-19

Pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan 2011-2015 ditetapkam lima agenda pembangunan

daerah yang salah satunya adalah melanjutkan Pembangunan Ekonomi dan infrastruktur.

Pembangunan ekonomi tetap dipandang sebagai sebuah elemen penting dalam mengejar

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pesisir Selatan. Periode pemerintahan 2006-

2010 yang lalu agenda ini ditetapkan sebagai agenda ke III, selanjutnya periode

pemerintahan 2011 – 2015, agenda ini dilanjutkan dan ditetapkan sebagai agenda pertama.

Hal ini mengisyaratkan bahwa peningkatan pendapatan, penurunanan angka pengangguran

dan peningkatan kualitas hidup masyarakat serta pembangunan kampung tertinggal telah

menjadi prioritas penting dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Dengan telah ditetapkannya beberapa komoditi penting di Kabupaten Pesisir

Selatan, pada periode pemerintahan 2006-2010, telah dilakukan perluasan tanaman dan

penambahan populasi komoditi yang dianggap penting bagi daerah. Upaya ini telah

menghasilkan penambahan produksi berbagai komoditi tersebut. Namun penambahan

produksi ini ternyata belum diikuti dengan peningkatan pengolahan produksi komoditi

tersebut menjadi barang-barang setengah jadi dan barang jadi. Untuk itu, hal yang menjadi

penekanan kebijakan pembangunan agenda ekonomi adalah meningkatkan pengolahan

komoditi unggulan daerah. Untuk meningkatkan peranan dan partisipasi daerah dalam

pembangunan ekonomi nasional, tidak ada cara lain selain daripada membangun

perekonomian daerah dengan menerapkan Strategi Agroindustri Berorientasi Ekspor.

Dalam rangka peningkatan daya saing UMKM, kebijakan pengembangan Usaha Kecil

dan Menengah termasuk koperasi di Kabupaten Pesisir Selatan difokuskan kepada

penambahan akses terhadap modal termasuk perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR),

peningkatan bantuan teknis di bidang pengembangan produk, pemasaran, pelaksanaan

kebijakan pemihakan untuk memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah,

dan menjaga fungsi dan keberadaan serta efisiensi pasar tradisional.

4.3.8. Kabupaten Pasaman Barat

Sesuai dengan harapan terwujudnya visi “Membangun Pasaman Barat diatas Tadah

Agama untuk Kesejahteraan Umat Dunia dan Akhirat”, maka salah satu penjabaran

pencapaian visi dalam salah satu misi yaitu ”Melaksanakan pembangunan berbasis nagari (1

Milyar/ Nagari), meningkatkan perekonomian masyarakat melalui sistem ekonomi

kerakyatan (koperasi), mengurangi pengangguran melalui kegiatan padat karya” yang

bertujuan untuk Peningkatan ekonomi masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai guna

meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu:

1. Pengembangan Pertanian, pangan, peternakan dan perkebunan

Page 463: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-20

a. Membangun sistem ketahanan dan keamanan pangan di tingkat kabupaten yang

dapat menjamin ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.

b. Membangun dan mengembangkan sistem pertanian terpadu berbasis bahan organic;

c. Merevitalisasi sistem kelembagaan dalam penyuluhan pertanian/ pendampingan

terhadap petani tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan dan peternakan

d. Meningkatkan kemampuan/kualitas sumberdaya manusia pelaku usaha Pertanian,

Perkebunan dan peternakan

2. Pengembangan Perikanan dan Kelautan

a. Pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap di perairan Barat Sumatera.

b. Pengembangan perikanan budidaya

c. Peningkatan infrastruktur dan daya saing produksi perikanan

d. Pengelolaan sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dengan baik secara

sustainable

e. Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan

f. Pengembangan sumberdaya manusia kelautan dan perikanan.

3. Pengembangan agro industri, Jasa, perdagangan, investasi dan pariwisata

a. Meningkatkan daya saing komoditi ekspor melalui pengembangan teknologi dan

efisiensi produksi

b. Mendorong dan memfasilitas pengembangan komoditi ekspor menuju daerah-

daerah pemasaran baru

c. Mendorong pengembangan kegiatan perdagangan dalam negeri melalui perbaikan

dan pengembangan fasilitas pasar;

d. Menyediakan jaminan resiko dan kredit bagi usaha agro industri dan agro bisnis

pertanian

e. Perwilayahan Industri Agro melalui Penataan areal lokasi industri pengolahan sub

sektor perkebunan, perikanan, dan perternakan

f. Peningkatan fasilitasi investasi dan Promosi Investasi

g. Mengembangkan industri pariwisata dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi

pertumbuhan investasi dan peluang usaha yang berorientasi pada pertumbuhan

ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

h. Mengembangkan destinasi pariwisata dengan mendorong perbaikan dan

peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata,

mengembangkan kawasan strategis dan daya tarik pariwisata berbasis wisata

bahari, alam, dan budaya

i. Meningkatkan pemasaran dan promosi pariwisata melalui saluran pemasaran dan

pengiklanan yang kreatif dan efektif, serta menguatkan strategi pemasaran dan

promosi pariwisata terpadu berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Page 464: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-21

j. Mengembangkan sumber daya pariwisata dengan meningkatkan kapasitas

pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal, meningkatkan kualitas

penelitian dan pengembangan kepariwisataan.

4. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

a. Meningkatkan kualitas SDM Koperasi dan UKM melalui pendidikan dan pelatihan

b. Mendorong terujudnya kemitraan Koperasi dan UKM dengan usaha besar dalam

bentuk kerjasama saling memerlukan dan saling menguntungkan

c. Meningkatkan bantuan dana bergulir dari APBD/APBN, perusahaan BUMN, perusa-

haan swasta nasional/asing dan sumber dana lainnya sehingga selalu tersedia dana

murah yang dapat diakses oleh Koperasi dan UKM.

d. Menyediakan bantuan asuransi kredit bagi Koperasi UKM yang ingin mendapatkan

akses ke perbankan

e. Meningkatkan peran lembaga pemasaran (trading house) untuk mendorong partum-

buhan Koperasi dan UKM.

f. Menyediakan fasilitas produksi bersama (common service facilities) di sentra-sentra

produksi kerajinan rakyat yang dilaksanakan dalam skala mikro dan rumah tangga.

5. Percepatan Penurunan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan

a. Pengembangan kesempatan kerja dengan mendorong perluasan kesempatan kerja

b. Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan jaminan sosial perlindungan kerja serta

kebebasan berserikat

c. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, keterampilan, kompetensi dan kemandirian

melalui pendidikan dan pelatihan

d. Peningkatan dan pemberdayaan SDM Transmigrasi melalui penempatan, pendidikan

dan pelatihan

e. Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam

pengembangan kawasan transmigrasi

f. Meningkatkan Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan

ekonomi di kawasan transmigrasi

g. Menurunkan jumlah penduduk miskin terutama di daerah pesisir pantai, tertinggal

dan terisolir

h. Meningkatkan daya beli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan dasar pangan

6. Pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi perempuan dan kesejahteraan

keluarga

a. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta lembaga ekonomi

dalam membangun desa/Nagari

b. Meningkatkan kapasitas aparatur dan kelembagaan pemerintah desa/ nagari

Page 465: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-22

c. meningkatkan kualitas SDM perempuan, kedudukan dan perannya dalam

pembangunan daerah

d. Meningkatkan kesejahteraan, Keluarga berencana dan perlindungan anak terutama

bidang kesehatan, pendidikan maupun hukum

e. Peningkatan kelembagaan perlindungan terhadap anak dan orang tua usia lanjut

7. Pembangunan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat

a. Memaksimalkan perencanaan, pengawasan, pembangunan, peningkatan dan

pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan.

b. Pengembangan jalan baru diarahkan kepada daerah potensial yang masih terisolasi

dan membuka hubungan ke pusat-pusat perkembangan ekonomi.

c. Meningkatkan peranan Swasta dan Masyarakat dalam pembangunan jalan dan

jembatan.

d. Meningkatkan dan mengembangkan sistem saluran irigasi melalui kegiatan

pembangunan, rehabilitasi, pemeliharaan dan swadaya masyarakat.

e. Memadukan pembangunan saluran irigasi dengan pembangunan sistem drainase,

pembuangan air limbah, dan lain-lain.

f. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap bendungan dan saluran irigasi

yang sudah ada sehingga berfungsi dengan baik.

g. Mengembangkan dan optimalisasi sumberdaya dan potensi energi/energi baru dan

terbarukan.

h. Mengembangkan infrastruktur jaringan dan penyediaan pembangkit listrik dari

energi pemenuhan tenaga listrik terutama daerah tertinggal (Kawasan Pesisir dan

Pegunungan).

i. Menciptakan pemerataan dan pemenuhan distribusi energi yang tepat dan efisien

j. Mengembangkan sistem pelayanan informasi dan promosi dalam rangka menarik

minat investor khususnya di bidang pengembangan energi.

k. Melaksanakan pengendalian/pemantauan/ pengawasan terhadap pencurian arus

listrik oleh masyarakat.

l. Penyediaan lahan yang diperlukan bagi investor dalam pemenuhan sarana dan

prasarana telekomunikasi.

m. Memberi berbagai kemudahan dan informasi kepada calon investor secara reguler

tentang peluang investasi yang tersedia dalam bidang telekomunikasi.

n. Menambah jaringan telepon di semua daerah Pasaman Barat.

o. Meningkatkan pelayanan Telekomunikasi Pos dan Giro.

p. menyediakan perumahan dan pemukiman layak huni yang akan diprioritaskan bagi

penduduk berpenghasilan rendah.

Page 466: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-23

q. peningkatan kapasitas terpasang debit air bersih untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.

r. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan.

s. Mendorong partisipasi swasta dan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

t. Meningkatkan Prasarana dan Sarana perhubungan.

u. Meningkatkan Sarana dan Fasilitas Lalulintas.

v. Meningkatkan Disiplin dan Keselamatan Lalulintas.

4.3.9. Kabupaten Tanah Datar

Untuk dapat mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang

Kabupaten Tanah Datar tahun 2005-2025 secara bertahap, jelas dan konkrit, diperlukan

pentahapan pembangunan daerah dan skala prioritas untuk masing-masing periode 5

tahunan. Tahapan dan skala prioritas tersebut berisikan capaian dan sasaran yang

diharapkan dapat diwujudkan pada masing-masing tahap pembangunan. Oleh karena itu,

skala prioritas pada masing-masing tahapan pembangunan akan berbeda-beda, tapi

semuanya itu harus berkesinambungan dari satu periode ke periode berikutnya dalam

rangka mewujudkan arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan di atas.

Pentahapan dan skala prioritas pembangunan tersebut nantinya akan dirinci lebih lanjut

dalam strategi, kebijakan dan program pembangunan jangka menengah pada masing-

masing RPJM. Dengan demikian, akan dapat dilihat dengan jelas “Road Map” pembangunan

Kabupaten Tanah Datar dalam mencapai arah pembangunan jangka panjang daerah. Setiap

arah pembangunan masing-masing misi pembangunan jangka panjang daerah ditetapkan di

dalamnya pentahapan dan skala prioritasnya untuk masing periode RPJM, baik secara umum

maupun sektoral. Prioritas pada masing-masing tahapan dapat abstraksikan menjadi

beberapa prioritas untuk setiap arah pembangunan daerah utama pembangunan. Skala

prioritas pembangunan ini menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan

pembangunan. Atas dasar pertimbangan tersebut, pentahapan dan skala prioritas yang

diperlukan dalam mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten

Tanah Datar periode 2005-2025 adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Kehidupan Agama dan Budaya Berdasarkan Filosofi Adat Basandi Syarak,

Syarak Basandi Kitabullah.

2. Mewujudkan Sistem Hukum dan Tata Pemerintah yang Baik.

3. Mewujudkan Sumberdaya Insani yang Berkualitas, Amanah dan Berdaya Saing Tinggi.

4. Mewujudkan Usaha Ekonomi Produktif dan Mampu Bersaing di Dunia Global.

5. Mewujudkan Kualitas Lingkungan Hidup yang Baik dengan Pengelolaan Sumberdaya

Alam Berkelanjutan.

Page 467: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-24

6. Mewujudkan Pembangunan Sarana dan Prasarana.

7. Mewujudkan Pembangunan Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah.

4.3.10. Kota Payakumbuh

Kota Payakumbuh menetapkan visi “Terwujudnya Payakumbuh Sebagai Kota Sehat

dan Mandiri yang didukung Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa”

Untuk mewujudkan visi tersebut khususnya dalam rangka pengembangan UMKM maka

dijabarkan dalam misi “Mendorong dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya

perekonomian masyarakat dan memperbaiki distribusinya”.

Berbagai strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Payakumbuh dalam rangka

pengembangan UMKM diantaranya:

1. Pemantapan Kawasan Sentra Agribisnis Pertanian, dengan cara:

a. Menetapkan komoditas unggulan masing2 kecamatan yang punya prospek pasar

b. Menciptakan daya saing produk yang kompetitif dan komperatif

c. Memudahkan memperkenalkan produk unggulan keluar daerah

d. Jaminan dalam pemasaran kerjasama/kemitraan dengan pihak lain

e. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian

f. Memudahkan dalam pembinaan serta menerapkan konsep agropolitan

2. Untuk komoditas perdagangan dan industri:

a. Penetapan sentra industri untuk komoditas perdagangan yang potensial berasal

dari industri-industri rumahan yang banyak membuat sulaman, bordiran, tenun

tradisional, dan makanan khas daerah dari beras seperti batiah, beras rendang,

dan gelamai (semacam dodol, yang berada di Kecamatan Payakumbuh Barat

dan Payakumbuh Utara).

b. Membuka peluang pasar bagi industri-industri berskala kecil, namun mampu

berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri. Terdapat sekitar 10-

15 eksportir yang memasarkan sulaman bordir dan songkok kepala ke Malaysia

melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

c. Membuka peluang ekspor komoditas andalan baru yang terbuka bagi pengusaha

garmen.

d. Membuka peluang pasar bagi pengusaha makanan khas daerah agar mampu

memasarkan produknya secara lokal (kawasan Sumatera Barat) dan dapat

menjangkau pasar luar negeri.

3. Mewujudkan sentra perdagangan dengan melengkapi empat unit pasar dan pusat

pertokoan yang menampung kegiatan pedagang serta membangun sistem

pergudangan yang mendukung aktivitas perdagangan yang modern.

Page 468: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-25

4.3.11. Kabupaten Solok Selatan

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, visi dan misi

pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah yang terpilih dalam

Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Visi dan misi ini dijadikan dasar utama

penyusunan kebijakan umum pembangunan daerah dalam RPJMD ini karena telah disetujui

oleh mayoritas masyarakat Kabupaten Solok Selatan yang dibuktikan oleh hasil pemungutan

suara dalam pemilukada 2010 yang lalu. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip

pembangunan dalam era demokratisasi dan otonomi yaitu seluruh kebijakan pembangunan

daerah harus sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat daerah secara keseluruhan.

Visi jangka menengah daerah pada dasarnya merupakan kondisi objektif yang

diinginkan dapat dicapai oleh masyarakat Kabupaten Solok Selatan pada 5 tahun

mendatang. Kondisi yang diinginkan tersebut ditetapkan dengan mengacu pada visi misi

jangka panjang daerah sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Kabupaten Solok Selatan 2005-2025. Disamping itu, visi tersebut juga ditetapkan

dengan memperhatikan keadaan umum daerah dewasa ini, prediksi untuk 5 tahun

mendatang dan keinginan, aspirasi serta cita-cita yang berkembang dalam masyarakat

secara keseluruhan. Dengan demikian, visi ini sebenarnya adalah merupakan kondisi realistis

yang diharapkan akan dapat dicapai oleh Kabupaten Solok Selatan.

Visi pembangunan pada RPJM ini diformulasikan dalam bentuk yang ringkas dan

singkat, tapi padat, sehingga mudah dipahami dan diingat oleh seluruh lapisan masyarakat.

Bila masyarakat sudah memahami dan mengingat visi tersebut, maka diharapkan akan

dapat pula mempedomaninya dalam pelaksanaan kegiatan sehari-sehari serta

menjadikannya sebagai pedoman dan arah dalam melaksanakan gerak langkah

pembangunan daerah dalam jangka panjang. Bila hal ini dapat diwujudkan, diharapkan

partisipasi masyarakat dalam menggerakkan dan sekaligus mengawasi kegiatan

pembangunan akan pula dapat dioptimalkan sehingga terwujud keterpaduan dan keserasian

antara peranan pemerintah daerah, peranan masyarakat, dan dunia usaha dalam proses

pembangunan daerah secara keseluruhan.

Visi jangka menengah kepala daerah terpilih Kabupaten Solok Selatan untuk periode

2010-2015 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Masyarakat Solok Selatan Sejahtera dan

Bertaqwa melalui Percepatan Pengembangan Kualitas SDM, Sistem Ekonomi Kerakyatan

serta Peningkatan Infrastruktur dan Sarana Dasar.”

Sejahtera yang dimaksudkan disini adalah suatu kondisi masyarakat yang terlihat

dari tingkat pendapatan perkapita yang cukup tinggi sehingga dapat memenuhi semua

kebutuhan pokok yang diperlukan. Ini berarti bahwa aspek pembangunan ekonomi

Page 469: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-26

merupakan arah pembangunan yang sangat penting untuk dapat mengangkat taraf hidup

masyarakat Kabupaten Solok Selatan. Namun demikian, aspek pemerataan perlu mendapat

perhatian melalui penurunan jumlah penduduk miskin yang terdapat di daerah sehingga

distribusi pendapatan masyarakat menjadi lebih merata. Hal ini penting artinya untuk dapat

mencegah terjadinya kecemburuan sosial yang dapat pula memicu ketegangan dalam

masyarakat.

Selanjutnya bertaqwa yang dimaksudkan disini adalah suatu kondisi masyarakat

yang patuh dalam menjalankan ajaran agama Islam secara baik. Disamping itu kondisi

tersebut juga terlihat dari moral dan ahklak masyarakat yang baik dan mulia yang tercermin

dari masyarakat yang jujur, aman dan saling menghargai satu sama lainnya serta jauh dari

kekerasan dan mempunyai kepedulian sosial yang cukup tinggi. Masyarakat yang bertaqwa

bukan berarti bersifat fanatik dan ekstrem, tetapi saling menghargai sesama umat

beragama.

Sedangkan Ekonomi Kerakyatan yang dimasudkan disini adalah kondisi

perekonomian masyarakat yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak dan bukan

dikuasai oleh segelintir pengusaha besar yang memiliki modal kuat. Kegiatan ekonomi yang

diutamakan adalah dalam bentuk kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang

tidak memerlukan modal besar dan bersifat padat karya sehingga dapat menyediakan

lapangan kerja yang cukup banyak bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah.

Kebijakan pengembangan UMKM tergambar pada salah satu misi Kabupaten Solok

Selatan yaitu Misi 5: Memberdayakan Dan Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Bidang

Ekonomi

Tujuan yang hendak dicapai dalam misi ini adalah terwujudnya kesejahteraan

masyarakat yang berdasarkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan bidang pertanian,

perikanan, perkebunan, perdagangan dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sasaran yang

akan dicapai berdasarkan misi kelima ini adalah: 1) Meningkatnya produksi komoditi

unggulan bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang berwawasan

agribisnis, 2) Meningkatnya jumlah kawasan sentra produksi pertanian, 3) Meningkatnya

jumlah UKM yang berkualitas, 4) Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat dan 5)

Terciptanya lingkungan tempat usaha yang aman dan nyaman.

Untuk mencapai sasaran dalam mewuiudkan Misi 5, ditempuh strategi sebagai

berikut: 1) Peningkatan kegiatan ekonomi daerah dengan memanfaatkan semangat otonomi

daerah baru, 2) Pengembangan dunia usaha daerah dengan memanfaatkan keterkaitan

ekonomi antar daerah, 3) Peningkatan optimalisasi pemanfaatan lahan untuk meningkatkan

kegiatan ekonomi masyarakat, 4) Pengembangan kemampuan wirausaha untuk mening-

katan daya saing baik pada tingkat regional, nasional dan internasional dan 5) Pengem-

bangan kemampuan IPTEK untuk meningkatkan daya saing daerah

Page 470: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-27

Arah kebijakan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi pengembangan UKM

dan perdagangan adalah: 1) Meningkatkan kualitas SDM Koperasi dan UKM melalui

pendidikan dan pelatihan, 2) Meningkatkan bantuan dana bergulir dari APBD/APBN,

perusahaan BUMN, perusahaan swasta nasional/asing dan sumber dana lainnya sehingga

selalu tersedia dana murah yang dapat diakses oleh Koperasi dan UKM, 3) Menyediakan

bantuan asuransi kredit bagi Koperasi UKM yang ingin mendapatkan akses ke perbankan, 4)

Menyediakan fasilitas produksi bersama (common service facilities) di sentra-sentra produksi

kerajinan rakyat yang dilaksanakan dalam skala mikro dan rumah tangga, erus

meningkatkan daya saing komoditi ekspor melalui pengembangan teknologi dan efisiensi

produksi dalam rangka meningkatkan perdagangan dalam negeri dan ekspor Solok Selatan

dalam era persaingan bebas China-ASEAN (CAFTA) yang sudah dimulai sejak tahun 2010

dan 5) Mendorong pengembangan kegiatan perdagangan dalam negeri melalui perbaikan

dan pengembangan fasilitas pasar. Sementara arah kebijakan yang diperlukan untuk

melaksanakan strategi pengembangan pertanian adalah: 1) melindungi system property

right (protection of property right) terutama pada penguasaan atas tanah (system land

tenure) di wilayah pertanian, 2) Mendorong penyusunan kontrak (enforcing contractual)

antara petani kecil dengan petani pengusaha, untuk memperkuat dan mempercepat

persaingan dalam menghasilkan industri dari produk unggulan, 3) Penyediakan barang

publik (public goods) seperti penelitian-penelitian produk pertanian yang memberikan nilai

tambah yang tinggi bagi petani produsen, 4) Pengembangan teknologi tepat guna untuk

memperbesar skala ekonomi dan/atau skala usaha agroindustri, 5) Penyediaan informasi

tentang pasar yang menyangkut bukan hanya harga, tetapi juga informasi bisnis secara

keseluruhan, 6) Menyediakan infrastruktur perekonomian lainnya yang mendukung usaha

agribisnis komoditi pertanian, 7) Melakukan stabilisasi harga untuk produk unggulan yang

banyak diusahakan petani, 8) Membangun sistem ketahanan pangan hewani domestik

dalam konteks peningkatan kemampuan produksi, distribusi dan konsumsi, 9)

Memberdayakan petani untuk penerapan teknologi dan informasi pertanian, peternakan dan

10) Membangun sarana dan prasarana pendukung pengembangan wilayah produksi.

4.3.12. Kabupaten Solok

Dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), proses

pembangunan terdiri tiga dimensi yang berintegrasi; 1) peningkatan kualitas dan standar

hidup masyarakat, 2) optimalisasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, 3)

pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat dari pencapaian

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tetapi juga bagaimana tingkat pendidikan,

derajat kesehatan serta kemampuan ekonomi masyarakatnya. Pembangunan dikatakan

Page 471: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-28

berhasil apabila mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan serta masa

depan seluruh lapisan masyarakat dan lingkungannya. Ukuran keberhasilan ini dikenal

dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan telah dipakai oleh Dunia Internasional

untuk menilai keberhasilan dan kemajuan satu bangsa.

Berdasarkan konsep tersebut di atas, proses pembangunan paling tidak memiliki tiga

sasaran utama:

1. Peningkatnya standar hidup, tidak hanya berupa pendapatan tetapi juga perbaikan

kualitas pendidikan, kesehatan serta peningkatan perhatian terhadap nilai-nilai

kultural dan kemanusiaan.

2. Meningkatnya ketersediaan dan perluasan distribusi kebutuhan pokok masyarakat;

pangan, sandang, papan dan perlindungan (rasa aman).

3. Perluasan pilihan-pilihan sosial dan ekonomi bagi setiap individu. Membebaskan

masyarakat dari belitan dan kungkungan sikap menghamba dan ketergantungan.

Tidak hanya terhadap orang lain tetapi juga terhadap setiap kekuatan yang

berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.

Kabupaten Solok mengandung potensi alam yang sangat baik sebagai potensi

ekonomi. Anugerah ini harus kita syukuri dan dimanfaatkan secara optimal dengan tetap

menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. Kajian sumber daya lahan dan

kajian-kajian ilmiah lainnya yang telah dilakukan pada tahun-tahun yang lalu, juga harus

dijadikan pedoman dalam menyusun kebijakan. Begitu pula dengan kearifan lokal yang telah

turun- temurun hidup di tengah masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut, agenda pembangunan ekonomi didasarkan pada

potensi dan kearifan lokal yang dipadu dengan tekhnologi dengan tetap menjaga kelestarian

alam. Kita tidak menginginkan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber-sumber yang

dimiliki.

Dalam pengembangan kawasan, sesuai denga Rencana Tata Ruang, Kabupaten

Solok kepada tiga kawasan pertumbuhan. Yakni; Kawasan Danau Kembar, Kawasan Arosuka

dan Kawasan Singkarak. Sedangkan dari sisi komoditi, dikembangkan pendekatan sentra

produksi yakni;

1. Sentra produksi beras solok dan tanaman pangan. Meliputi daerah Kecamatan Gunung

Talang, Kubung, Bukit Sundi, Lembang Jaya, X Koto Singkarak, Junjung Sirih, Hiliran

Gumanti dan Pantai Cermin. Dengan upaya yang intensif diharapkan lima tahun yang

akan datang kita mampu meningkatkan produktifitas padi dari 49,59 kwintal/Ha menjadi

59,32 kwintal/Ha.

2. Sentra produksi hortikultura, meliputi daerah Kecamatan Lembah Gumanti, Danau

Kembar, Lembang Jaya dan sebagian Gunung Talang sebagai upaya untuk

memperkokoh Kabupaten Solok sebagai penghasil sayur mayur.

Page 472: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-29

3. Kawasan potensial pertanian, perkebunan dan peternakan meliputi daerah Kecamatan

IX Koto Sungai Lasi, Junjung Sirih, X Koto Diatas, Payung Sekaki dan Tigo Lurah.

Pembangunan kawasan pertanian diselaraskan dengan pengembangan peternakan

dan perikanan. Hal ini berkaitan dengan tekad menjadikan Kabupaten Solok sebagai Sentra

Produksi Ternak di kawasan Sumatera, sehingga mampu berswasembada daging dan

perikanan pada Tahun 2015. Oleh karena itu, segera disusun Rencana Strategis Pertanian

secara terpadu yang berbasis organik.

Pertanian organik ini secara parsial telah mulai dikembangkan oleh masyarakat.

Misalnya di Nagari Sariak Alahan Tigo, yang dipelopori oleh anak-anak muda kreatif. Mereka

telah mampu mengembangkan padi organik seluas 69 Ha yang dipadukan dengan

pemeliharan kambing ottawa. Gagasan ini telah pula menular ke nagari lain meskipun masih

dalam skala terbatas. Yang paling sulit dalam hal ini adalah merubah kebisaaan dan pola

bertani masyarakat, sehingga dibutuhkan kiat-kiat khusus.

Di samping sektor petanian, juga direncanakan mengembangkan sektor lainnya

seperti industri dan UMKM, perdagangan, jasa, pertambangan, energi, serta keuangan dan

permodalan. Ke semua sektor yang disentuh diarahkan untuk penanganan hulu-hilir secara

bersinergi sehingga nilai tambah produksi lokal dapat dinikmati oleh masyarakat lokal.

4.3.13. Kabupaten Agam

Sesuai dengan harapan Terwujudnya Kabupaten Agam Yang “ALAMI” maka

ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten Agam Tahun 2011-2015 sebagai upaya dalam

mewujudkan salah satu Visi yang dekat dengan pengembangan UMKM yaitu visi untuk

“Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan kesejahteraan masyarakat”.

dimana visi ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung ketahanan dan

keamanan pangan, melalui pencapaian sasaran:

a. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan

b. Meningkatnya kawasan sentra produksi sayuran, buah-buahan dan tanaman

hias

c. Meningkat dan berkembangnya kelompok usaha pengolahan hasil pertanian

d. Meningkatnya penerapan manjemen pembangunan pertanian yang akuntabel

dan good governance

e. Meningkatnya produksi perkebunan yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan

Page 473: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-30

f. Meningkatkan pengelolaan pasca panen dan akses pemasaran hasil produksi

perkebunan

g. Peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok usaha tani perkebunan

h. Meningkatnya PNBP sektor perkebunan

i. Meningkatnya populasi dan produksi daging

j. Meningkatkan mutu bahan pangan asal hewan

k. Meningkatkan usaha pengolahan dan pemasaran komoditi peternakan

l. Meningkatkan sumberdaya dan kelembagaan peternakan

m. Perlindungan masyarakat dari resiko penyakit Zoonosis

n. Meningkatkan ketahanan dan keamanan pangan daerah

o. Peningkatan kesejahteraan dan kelembagaan petani

p. Meningkatkan produksi perikanan budidaya dan tangkap

q. Meningkatkan pelestarian dan pengawasan terhadap sumberdaya kelautan dan

perikanan

r. Meningkatkan pengelolaan pasca panen

2. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, melalui pencapaian

sasaran:

a. Meningkatnya keterampilan dan kewirausahaan pelaku usaha (kemampuan

manajerial, kualitas produk, packaging , dll)

b. Meningkatnya kemitraan antara UMKM dengan pengusaha besar

c. Meningkatnya jumlah pelaku usaha kecil pengolahan sehingga meningkatkan

nilai tambah produk dan penyerapan tenaga kerja

d. Meningkatkan akses pemasaran produk UMKM

e. Meningkatkan akses pelaku usaha terhadap permodalan

f. Tersusunnya Road Map industri kecil dan menengah dan dibentuknya kawasan

sentra-sentra produksi.

g. Meningkatnya peran koperasi dalam mendukung usaha kecil dan ekonomi rakyat

di Nagari

h. Meningkatnya perberdayaan koperasi

3. Revitalisasi Pasar Tradisonal, melalui pencapaian sasaran:

a. Meningkatnya sarana prasarana pasar

b. Meningkatnya perlindungan konsumen

4. Pengembangan Pariwisata Daerah, melalui pencapaian sasaran:

a. Meningkatnya jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung

ke Agam.

b. Meningkatnya rata-rata lama tinggal wisatawan di Kabupaten Agam .

5. Peningkatan Investasi Daerah, melalui pencapaian sasaran:

Page 474: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-31

a. Meningkatnya jumlah investor yang tertarik menanamkan modalnya di

Kabupaten Agam

b. Meningkatnya nilai investasi di Kabupaten Agam

6. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, melalui pencapaian sasaran:

a. Penanganan Rumah Tangga Miskin.

Kabupaten Agam adalah daerah Agraris maka aspek peningkatan produksi, produk-

tifitas dan nilai tambah sektor pertanian dengan sub-sub sektornya menjadi fokus

pengembangan ekanomi. Disamping itu pengembangan usaha mikro, industri kecil dan

menengah terutama yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian diharapkan akan

mampu meningkatkan nilai tambah produk yang didukung dengan peranan koperasi dan

lembaga-lembaga keuangan masyarakat. Selanjutnya pengembangan industri ini diharapkan

juga mampu mendukung berkembangnya industri pariwisata dan jasa-jasa lainnya.

Salah satu bentuk strategi yang dilakukan pemerintah adalah menentapkan daerah

tertentu menjadi sentra untuk komoditi tertentu seperti penetapan kawasan sentra produksi

jagung di Kecamatan IV Nagari, kangkung di Kecamatan Lubuk Basung, ubi jalar di

Kecamatan Baso. Selain itu juga dikembangkan tanaman hortikultura yang meliputi tanaman

sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan diarahkan ke Kecamatan Ampek Angkek,

Baso, Canduang, Sungai Pua, Banuhampu, IV Koto dan Matur, juga diarahkan untuk

pembentukan kawasan sentra produksi, kawasan pengembangan pertanian organik,

pemanfaatan lahan terlantar, pemanfaatan pekarangan. Pemanfaatan lahan pekarangan

diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga terhadap kebutuhan

pangan dan gizi.

Pengembangan peternakan menyebar hampir merata di wilayah Kabupaten Agam

terutama di Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung dan IV Nagari merupakan kawasan

pengembangan Sapi Bali. Kecamatan IV Angkek, Tilatang Kamang dan Baso, lebih banyak

dikembangkan sapi hasil persilangan yaitu Simental, Brahman, PO (Peranakan Ongole),

Limousine, sedangkan di Kecamatan Tanjung Raya dan Malalak dikembangkan Sapi PO dan

Brahman.Pembangunan peternakan di Kabupaten Agam dikembangkan melalui kebijakan

pengembangan kawasan/wilayah, yaitu:

1. Kawasan Integrasi ternak – sayuran

2. Kawasan Integrasi ternak – sawit

3. Kawasan Village Breeding Center (VBC)

Pengembangan industri diarahkan pada industri makanan ringan dan industri

pengolahan tekstil menjadi barang jadi dan masih di dominasi oleh industri kecil dan rumah

tangga. Perhatian dan dorongan dari pemerintah daerah sangat penting terutama untuk

aspek promosi, peningkatan kemampuan manajerial dan kerwirausahaan serta fasilitasi

Page 475: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-32

permodalan. Kebijakan yang mengarahkan masyarakat untuk menggunakan produksi sendiri

sangat baik untuk membantu peningkatan produksi dan sekaligus media promosi.

4.3.14. Kabupaten Sijunjung

Program dan kegiatan prioritas dalam pengembangan Koperasi dan UMKM yang

telah dirumuskan oleh pemerintah kabupaten Sijunjung antara lain :

1) Program Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM. Kegiatan

pokok pada program ini mencakup (a) Sosialisasi regulasi terkait pemberdayaan UMKM

dan Koperasi, (b) Fasilitasi kemudahan formalisasi Badan Usaha Lembaga Keuangan

Mikro (LKM), (c) Mengembangkan dan melaksanakan sistem registrasi UKM termasuk

kaki lima dan melakukan pemutakhiran data setiap tahun, (d) Regulasi untuk

memfasilitasi penyediaan ruang bagi koperasi, UKM, dan kaki lima

2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM. Kegiatan

pokok pada program ini mencakup (a) Pengembangan dan penguatan sentra-sentra

produksi/gugus (cluster) usaha skala mikro dan kecil, terutama di daerah tertinggal dan

terisolir, (b) Dukungan pemasaran produk dan jasa koperasi dan UMKM, (c) Fasilitasi

promosi dan pameran produk Koperasi dan UMKM, (d) Regulasi untuk meningkatkan

akses Koperasi dan UKM terhadap modal, teknologi, dan pasar

3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Koperasi dan UMKM. Kegiatan pokok

pada program ini mencakup (a) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan CSR, (b)

Peningkatan akses UMKM dan Koperasi ke Perbankan untuk akses program Kredit Usaha

Rakyat (KUR), (c) Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Koperasi

dan UKM.

4) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan UMKM. Kegiatan pokok pada program ini

mencakup (a) Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi yang berprestasi, (b)

Pengelolaan dana bergulir bagi Koperasi dan UMKM, (c) pengembangan koperasi berbasis

komoditi, jasa dan usaha warung serba ada, (d) Mendorong terbentuknya bapak angkat

dari usaha besar terhadap UMKM. alih teknologi, penyerapan produk, pelatihan, magang

4.3.15. Kabupaten Mentawai

Kebijakan pengembangan ekonomi melalui UMKM merupakan salah satu upaya

untuk mewujudkan visi pembangunan jangka Menengah Kabupaten Kepulauan Mentawai

yaitu “Mewujudkan Masyarakat Yang Madani Dan Sejahtera Melalui Penyelenggaraan

Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Berwibawa Berlandaskan Kebersamaan “

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kepulauan

Page 476: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-33

Mentawai (2007-2011), ditetapkan beberapa misi pembangunan jangka menengah yang

akan dilaksanakan, diantaranya yang terkait dengan ekonomi yaitu mengembangkan

ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan di tiga wilayah pertumbuhan.

Tujuan strategis yang ingin dicapai dalam bidang perekonomian Daerah yaitu:

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan Investasi, menurun-

kan tingkat ketimpangan pembangunan.

Strategi pokok pembangunan bidang pereonomian daerah agar mampu mencapai

tujuan dan sasaran pembangunan daerah adalah Penciptaan iklim usaha yang kondusif

dalam upaya percepatan pembangunan yang berkeadilan dan pro rakyat. Strategi ini

diarahkan untuk mewujudkan stabilitas sosial-ekonomi, kemandirian, pertumbuhan ekonomi

yang cepat, pemerataan hasil dan kesempatan dalam pembangunan, jaminan dan kepastian

hukum yang dapat mempercepat pelaksanaan pembangunan. Letak Kepulauan Mentawai

yang kurang menguntungkan secara geografis memerlukan iklim yang dapat mendukung

masuknya arus modal, barang dan orang/wisatawan ke Kepulauan Mentawai. Melalui

strategi di atas diharapkan besaran kebutuhan investasi, baik investasi pemerintah maupun

investasi swasta dan masyarakat (baik PMDN maupun PMA) dapat diwujudkan dalam 5

tahun ke depan. Kebutuhan investasi pemerintah pada tahun 2007 sebesar Rp. 81,33 miliar

dan pada tahun 2011 meningkat kebutuhan investasi pemerintah tersebut menjadi Rp.

143,11 miliar. Jadi, pertumbuhan kebutuhan investasi pemerintah rata-rata per tahun adalah

18,99 persen.

Dari sisi kebutuhan investasi swasta dan masyarakat (baik PMDN maupun PMA)

pada tahun 2007 sebesar Rp. 244,00 miliar dan pada tahun 2011 meningkat kebutuhan

investasi swasta dan masyarakat tersebut menjadi Rp. 372,09 miliar. Jadi, pertumbuhan

kebutuhan investasi swasta dan masyarakat (PMDN dan PMA) rata-rata per tahun adalah

13,12 persen. Dengan demikian, Pemerintah daerah kabupaten Kepulauan Mentawai perlu

melakukan deregulasi dan debirokratisasi dalam bidang investasi agar kebutuhan investasi

swasta dan masyarakat tersebut bisa dipenuhi untuk periode 2007-2011. Apabila strategi

pemenuhan kebutuhan investasi, baik investasi pemerintah maupun investasi swasta dan

masyarakat dapat dicapai, maka bidang perekonomian daerah akan mampu mendukung

prospek ekonomi daerah baik ekonomi sektoral maupun ekonomi agregat.

Sehubungan dengan itu, pemerintah daerah perlu mempersiapkan: (a) Debirokra-

tisasi Bidang Investasi, dilakukan melalui pemangkasan proses penerbitan izin-izin yang

terkait dengan kegiatan investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan

perizinan satu pintu (One Stop Service/OSS); (b) Deregulasi bidang investasi, dilakukan

melalui penciptaan produk hukum bidang investasi, sehingga dengan adanya produk hukum

bidang investasi yang memberikan keyakinan dan kepercayaan para investor untuk mau

melakukan investasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada masa yang akan datang.

Page 477: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-34

4.3.16. Kabupaten Padang Pariaman

Visi Pembangunan Daerah pada dasarnya merupakan kondisi objektif yang

diinginkan dapat dicapai oleh masyarakat Kabupaten Padang Pariaman pada 20 tahun

mendatang. Kondisi yang diinginkan tersebut ditetapkan dengan memperhatikan keadaan

umum daerah dewasa ini, prediksi untuk 20 tahun mendatang dan keinginan, aspirasi serta

cita-cita yang berkembang dalam masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, visi ini

sebenarnya adalah merupakan kondisi realistis yang diharapkan akan dapat dicapai oleh

Kabupaten Padang Pariaman. Tahun 2005-2015 adalah sebagai berikut: “Padang Pariaman

2025 Unggul di bidang Agribisnis dan Perdagangan berdasarkan Sumberdaya Manusia

yang Berkualitas”

Misi Kabupaten Padang Pariaman, sebagai berikut: (1) Mewujudkan Sistem Agribisnis

dan Agroindustri yang Tangguh berbasiskan Nagari, didukung oleh Teknologi dan Informasi

Mutakhir, (2) Mewujudkan Sistim Perdagangan yang Kuat dan berorientasi Ekspor, (3)

Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Berkualitas, dan Berdaya Saing Tinggi (4)

Mewujudkan Kehidupan Beragama yang Baik dan Berkualitas, berlandaskan “adat basandi

syarak, syarak basandi kitabullah”, (5) Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Bersih dan

Berwibawa, (6) Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan sesuai dengan Kaidah-

Kaidah Kelestarian Lingkungan.

Dari misi tersebut dapat kita lihat bahwa Kabupaten Padang Pariaman ingin

mewujudkan sistem agribisnis dan agroindustri berbasis nagari serta sistem perdagangan

yang kuat dan berorientasi pasar. Karena itu, pemerintah ingin mewujudkan kekuatan

ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar dan sumber daya daerah.

Strategi dan arah kebijakan pembangunan dalam mewujudkan pembangunan

ekonomi yang tangguh dan berdaya saing berbasiskan sistem agrobisnis dan agro industri

meliputi: Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian dan perkebunan, Pember-

dayaan petani miskin, Penguatan hutan rakyat, Pengembangan ketahanan dan kemandirian

pangan, Pengembangan penganekaragaman pangan, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir, Peningkatan produksi hasil kelautan dan perikanan, Pengembangan kelembagaan

koperasi, Pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan Koperasi dan UMKM,

Pengembangan kebijakan peningkatan ekonomi lokal, Pengembangan kualitas SDM

koperasi, Pengembangan kebijakan dan infrastruktur investasi, Pengembangan kerjasama

investasi, Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata, Pengembangan kualitas

obyek dan event-event pariwisata, Pengembangan pasar tradisional, Pengembangan

kebijakan industri dan industri penunjang.

Secara lengkap arah kebijakan pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam

Page 478: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-35

mewujudkan pembangunan ekonomi yang tangguh dan berdaya saing berbasiskan sistem

agribisnis dan agroindustri adalah: (1) Memfasilitasi Akses Permodalan KUMKM terhadap

sumber permodalan, Meningkatkan Mutu Produk dan Pasar IKM, (2) Memfasilitasi dan

penyediaan sarana Penumbuhan IKM berbasiskan sistem agribisnis dan agroindustri, (3)

Menata Sistem dalam Pusat Perdagangan dan Distribusi Barang Kebutuhan, Pembinaan

terhadap Pedagang Asongan/PKL, (4) Merintis Pengembangan Ekspor Komoditi Unggulan,

(5) Pengawasan Perdagangan dan Pengembangan BPSK, (6) Pembangunan Sarana &

Prasarana Pertanian /Perkebunan, (7) Peningkatan Penerangan Inovasi Teknologi, (8)

Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Pertanian & Perkebunan, (9) Pengembangan

Agribisnis melalui Pengembangan dan Penanganan serta pengolahan pasca panen guna

peningkatan nilai tambah hasil pertanian dan perkebunan, (10) Menerapkan sistem jaminan

mutu untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, (11) Memfasilitasi

pemasaran hasil pertanian dan perkebunan, (12) Mengembangkan Lumbung Pangan Nagari,

(13) Meningkatkan ketersediaan mutu bibit/ benih melalui peningkatan pelayanan

inseminasi buatan, (14) Mendistribusikan dan integrasi sapi dan kakao, (15) pengujian gizi

dan bahan pakan ternak, (16) Pengembangan kawasan agropolitan, (17) Mengembangkan

infrastruktur produksi, budidaya dan pasca panen ternak usaha peternakan, (18)

Melaksanakan pemusnahan Penyakit Hewan Menular, (19) Meningkatkan dan

mempertahankan status kesehatan hewan, (20) Meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat melalui pengembangan kelembagaan peternakan, (21) Melaksanakan Pelatihan

dan bimbingan teknis bagi peternak, (22) Melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis bagi

aparatur peternakan, (23) Peningkatan produktifitas perikanan tangkap dan kesejahteraan

nelayan, (24) Pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat melalui peningkatan modal dan

etos kerja masyarakat pesisir yang lebih berorientasi kepada budaya pembangunan yang

berkelanjutan, (25) Pengembangan produk olahan dan pemasaran bernilai tambah, jaminan

mutu dan keamanan hasil perikanan.

4.3.17. Kabupaten Limapuluh Kota

Perekonomian Kabupaten 50 Kota mengarah pada ekonomi kerakyatan dalam arti

pemilikan modal dikuasai masyarakat dan skala usaha berupa industri rumah tangga, kecil

dan menengah. Dan ekonomi kerakyatan pada umumnya bergerak di sektor riil dan bukan

sektor finansial. Sektor riil adalah sektor yang secara efektif melakukan proses produksi

barang dan jasa dalam bentuk investasi langsung, yaitu investasi yang langsung terkait

dalam menggerakkan perekonomian daerah secara aktif. Pengembangan UMKM tidak

terlepas dari pengembangan sektor riil di Kabupaten Lima Puluh Kota yang dimulai dari

sektor primer seperti pertanian, pertambangan dan industri pengolahan, yang kemudian

berdampak bagi pengembangan sektor lainnya seperti perdagangan, hotel dan restoran

Page 479: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-36

sampai ke jasa. Karena sektor rill merupakan nadi perekonomian rakyat dan daerah, maka

sektor riil perlu dikembangkan dan dikuatkan sehingga dampak baliknya punya pengaruh

terhadap peningkatan kebersamaan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah Kabupaten 50 Kota dalam pengembangan

UMKM maka salah satu misi penting yang ingin dicapai yang berkaitan dengan ekonomi

kerakyatan adalah “mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis sektor

riil dengan investasi yang kondusif”, Misi ini bertujuan untuk:

1. Terwujudnya pengembangan ekonomi lokal berbasis sumber daya alam, sehingga

tercapai sasaran:

a. Meningkatnya PDRB, Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat

b. Meningkatnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan berkurangnya jumlah

pengangguran

2. Terwujudnya peningkatan skala usaha rumah tangga, usaha kecil dan menengah

menjadi industri rumah tangga, industri kecil, dan menengah melalui penguatan

permodalan kelembagaan dan akses pasar, sehingga tercapai sasaran:

a. Tumbuh dan berkembangnya industri pengolahan gambir, industri makanan dan

minuman serta industri sulaman dan tenunan

b. Meningkatnya jumlah dan akses permodalan yang diterima pengusaha dari koperasi,

BPR , BMT, LKMA dan Perbankan dan dana bergulir

c. Meningkatnya nilai investasi pada sektor pertambangan, industri, perdagangan dan

jasa di Kabupaten Lima Puluh Kota

3. Terwujudnya peningkatan dan pengembangan pasar tradisional menjadi pasar

tradisional yang modern dalam rangka peningkatan perlindungan konsumen dan

persaingan usaha, sehingga tercapai sasaran:

a. Tumbuhnya pasar tradisional yang modern di beberapa kecamatan.

4. Terwujudnya peningkatan pengembangan pariwisata berbasis sumber daya lokal

sehingga tercapai sasaran:

a. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata dan majunya pengelolaan objek wisata

unggulan daerah, yang berbasis wisata alam, sejarah dan budaya.

b. Meningkatnya produksi produk kreatif dalam rangka menunjang industri pariwisata

4.3.18. Kabupaten Dharmasraya

Program dan kegiatan prioritas dalam pengembangan Koperasi dan UMKM yang

telah dirumuskan oleh pemerintah kabupaten Dharmasraya antara lain :

1) Program Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM. Kegiatan

pokok program ini mencakup (a) Penataan regulasi koperasi dan UMKM, baik yang

Page 480: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-37

sektoral maupun spesifik daerah, (b) Penyusunan kebijakan pengembangan UMKM, (c)

Perencanaan, koordinasi dan Pengembangan Koperasi dan UMKM, (d) Sosialisasi regulasi

terkait pemberdayaan UMKM dan Koperasi, (e) Fasilitasi kemudahan formalisasi Badan

Usaha Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM. Kegiatan

pokok pada program ini mencakup (a) Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi

UKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor, (b) Inventarisasi dan validasi data

UMKM, (c) Pengembangan dan penguatan sentra-sentra produksi/gugus (cluster) usaha

skala mikro dan kecil, terutama di daerah tertinggal dan terisolir, (d) Dukungan

pemasaran produk dan jasa koperasi dan UMKM, (e) Fasilitasi pengembangan Koperasi

dan UMKM, (f) Pelatihan pembekalan dan Operasional Penyuluh Koperasi, LKM dan

UMKM, (g) Fasilitasi promosi dan pameran produk Koperasi dan UMKM, (h) Pelatihan

manajemen pengelola koperasi/KUD, (i) Pelatihan kewirausahaan.

3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Koperasi dan UMKM. Kegiatan pokok

pada program ini mencakup (a) Fasilitasi perkuatan permodalan UMKM dan koperasi

dengan BUMN/Swasta melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan CSR, (b)

Peningkatan akses UMKM dan Koperasi ke Perbankan untuk akses program Kredit Usaha

Rakyat (KUR), (c) Pengembangan sarana dan prasarana Koperasi dan UMKM, (d)

Pembangunan informasi dan manajemen koperasi dan UKM

4) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Kegiatan pokok pada program ini

mencakup (a) Penetapan dan penyelesaian administrasi pembubaran koperasi yang tidak

aktif, (b) Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi yang berprestasi, (c)

Pembinaan dan penilaian kesehatan KSP/USP Koperasi, (d) Monitoring, evaluasi dan

pelaporan pembinaan kelembagaan koperasi, (e) Sosialisasi prinsip-prinsip perkoperasian,

(f) Pengembangan dan pemberdayaan Dekopinda, lembaga inkubasi bisnis UMKM dan

lembaga sejenis, (g) Pengembangan koperasi berbasis komoditi, jasa dan usaha warung

serba ada, (h) Fasilitasi pengembangan Koperasi dan UMKM, (i) Pengelolaan dana

bergulir bagi Koperasi dan UMKM

4.3.19. Kota Padang

Salah satu misi pembangunan ekonomi di Kota Padang adalah meningkatkan fungsi

dan modal UMKM serta perluasan akses pasar agar terbentuk masyarakat madani yang

berbasis industri, perdagangan dan jasa yang unggul dan berdaya saing tinggi dalam

kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur. Kebijakan ini secara spesifik berusaha untuk

mengatasi penghalang dan kendala, biasanya menjadi masalah bagi pengembangan UMKM.

Perluasan akses pasar merupakan salah satu cara yang dtempuh oleh pemerintah

Kota Padang dalam rangka meningkatkan pangsa pasar UMKM yang ada di Kota Padang.

Page 481: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

IV-38

Karena itu, pemerintah kota sering melakukan even berupa pameran yang sangat

membantu Pelaku UMKM dalam memperkenalkan produknya. Perluasan pangsa pasar ini

juga diiringi dengan melakukan pelatihan bagi para pengerajin UMKM agar hasil kualitas

produk bisa lebih ditingkatkan. Pemerintah juga berusaha membantu dalam bidang

pemodalan dengan cara memberikan bantuan modal melalui perbankan atau BUMN maupun

Kredit Usaha Rakyat yang diajukan secara langsung oleh pelaku UMKM. Salah satu cara

pengucuran dana kepada UMKM adalah melalui Kelompok Usaha Bersama (Kube) yang akan

berlanjut kalau usaha yang didanai mengalami kemajuan dan dapat mempertanggung

jawabkan dana yang mereka peroleh.

Sebagai daerah yang ada dipinggir laut, maka sektor perikanan menjadi salalah satu

andalan di Kota Padang. Jenis produksi ikan yang utama adalah kerapu, kepiting dan tuna.

Pengelolaan perikanan, baik laut maupun darat, akan memiliki dampak positif terhadap

perekonomian Kota padang dan akan berdampak terhadap sektor lain. Pemerintah Kota

Padang berusaha mendorong sektor perikanan dengan cara melengkapi sarana dan prasa-

rana, memberikan bantuan berupa mesin robin, alat tangkap dan sebagainya.

Industri pariwisata merupakan sektor yang menjadi perhatian pemerintah Kota

Padang. Untuk meningkatkan potensi wisata, maka pemerintah Kota Padang mencoba untuk

melakukan pengembangan pada wisata pantai, dengan cara mengembangkan wisata ter-

padu gunung padang, objek wisata taman siti nurbaya, dan pengembangan wisata pantai

lainya. Selain wisata pantai, pemerintah Kota Padang juga mengembangkan objek wisata

taman Bung Hatta dan terowongan pengambiran-bungus di Bukit Pengambiran.

Page 482: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 1

BAB V

PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJu) UNGGULAN

5.1. Penetapan Bobot Tujuan dan Kriteria

Hasil penetapan KPJu unggulan diuraikan untuk setiap kabupaten/kota dan pada

tingkat provinsi, serta kebijakan pengembangan KPJu unggulan. Penetapan KPJu unggul-

an dilakukan secara bertingkat yang diawali dengan penetapan KPJu unggulan tingkat

kecamatan, kemudian tingkat kabupaten/kota dan terakhir pada tingkat provinsi. Hasil

penetapan KPJu unggulan pada tingkat kecamatan merupakan kandidat KPJu unggulan

tingkat kabupaten/kota yang proses penetapannya dilakukan dengan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP). Penetapan KPJu unggulan pada tingkat provinsi menggunakan/

memanfaatkan hasil proses Agregasi KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota.

Hasil KPJu unggulan ditentukan oleh kriteria dan sub-kriteria yang ditetapkan

sebelumnya, dan penentuan kriteria tersebut dilandasi oleh Tujuan dari penetapan KPJu

unggulan UMKM, yaitu: (a) Penciptaan lapangan kerja, (b) Pertumbuhan ekonomi daerah,

dan (c) Peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh keseragaman dan konsistensi

dalam proses penetapan KPJu unggulan, maka bobot setiap Tujuan dan bobot setiap

Kriteria yang digunakan pada semua kabupaten/kota adalah sama. Sehubungan dengan itu

maka proses penentuan bobot kepentingan tujuan dan kriteria tersebut dilakukan pada

tingkat provinsi. Dalam hubungan ini maka pada tanggal 14 Juni 2011 telah dilaksanakan

Focus Group Discussion (FGD) di Aula Bank Indonesia Padang Provinsi Sumatera Barat diikuti

pejabat dari Dinas/Instansi Tingkat Provinsi dan setiap kabupaten/kota di Sumatera Barat.

Dalam pelaksanaan FGD tersebut, selain dilakukan penjelasan oleh Tim Peneliti

tentang maksud dan tujuan kegiatan serta metodologi, maka salah satu tahapan pokok

dalam penelitian ini adalah memperoleh penilaian dari peserta berupa skor kepentingan

setiap Tujuan, serta skor tingkat kepentingan suatu Kriteria dibandingkan dengan Kriteria lain

untuk Tujuan yang sama dengan menggunakan metode pairwise comparison. Hasil penilaian

oleh nara sumber tersebut, dijadikan input analisis dengan menggunakan AHP untuk

memperoleh nilai skor terbobot setiap Tujuan dan setiap Kriteria KPJu unggulan. Hasil

analisis dengan menggunakan metode AHP berdasarkan masukan pendapat dari pejabat

Dinas/Instansi yang terkait dan pihak berkepentingan lainnya terhadap KPJu unggulan

UMKM disajikan pada Tabel 5.1.1.

Berdasarkan metodologi telah dikemukakan untuk menetapkan KPJu unggulan lintas

sektor diperlukan informasi seberapa besar bobot kepentingan sektor ekonomi untuk

mencapai tujuan dari penetapan KPJu unggulan UMKM. Mengingat setiap kabupaten/

kota mempunyai karakteristik wilayah dan potensi ekonomi yang berbeda, maka penetapan

bobot kepentingan sektor/subsektor ekonomi tersebut dilakukan di tingkat kabupaten/kota

Page 483: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 2

dengan nara sumber pejabat dinas/instansi yang berkepentingan dalam pengembangan UMKM

di tingkat kabupaten/kota.

Tabel 5.1.1.Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk Penetapan KPJu

Unggulan di Sumatera Barat

No. ASPEK BOBOT

1 Tujuan Penetapan KPJu Unggulan UKM

1.1. Penciptaan Lapangan Kerja 0,3217

1.2. Pertumbuhan Ekonomi 0,3387

1.3. Peningkatan Daya Saing Produk 0,3396

2. Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kecamatan

2.1. Jangkauan Pasar 0,1645

2.2. Kontribusi Terhadap Perekonomian Kecamatan. 0,1943

2.3. Ketersediaan Input, Sarana Produksi atau Usaha 0,4401

2.4. Jumlah Unit Usaha, Rumah Tangga, Produksi, Luas Areal atau Populasi KPJu yang ada 0,2010

3. Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kabupaten/ Kota

3.1 Ketersedian Pasar 0,1326

3.2. Teknologi 0,1292

3.3. Manajemen Usaha 0,1162

3.4 Keterampilan Tenaga Kerja yang Dibutuhkan 0,0956

3.5. Penyerapan Tenaga Kerja 0,0978

3.6. Sarana Produksi dan Usaha 0,0845

3.7. Harga / Nilai Tambah 0,0887

3.8 Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah 0,0735

3.9. Bahan Baku 0,0588

3.10. Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal 0,0731

3.11 Aspek Sosial Budaya (termasuk Ciri Khas/Karakteristik Daerah) 0,0499

5.2. Penetapan Alternatif KPJU Tingkat Kabupaten/Kota

Penelitian Pengembangan Komoditi Unggulan UMKM di Sumatera Barat pada tahun

2011 dilaksanakan di seluruh wilayah kabupaten/kota atau sebanyak 19 kabupaten/kota.

Pada tahap awal, dilakukan identifikasi KPJu per sektor untuk semua kecamatan mengacu

pada data sekunder/data statistik daerah. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut yang

berupa long list KPJu, dilakukan konfirmasi kepada pejabat dan atau tokoh masyarakat

serta penilaian keunggulan masing-masing KPJu di masing-masing kecamatan. Pada tahapan

ini, setiap pejabat dan atau tokoh masyarakat diminta tanggapan dan penilaiannya terhadap

KPJu yang ada di kecamatan tersebut dengan melakukan pengisian Matrik Identifikasi

Alternatif KPJu Unggulan Tingkat Kecamatan berdasarkan empat kriteria, yaitu:

1) Jumlah unit usaha, rumah tangga, produksi, luas areal atau populasi KPJu yang ada;

2) Jangkauan pasar;

3) Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha; dan

4) Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan.

Page 484: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 3

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel 5.1.1) dihasilkan

masing-masing 5 (lima) alternatif KPJu unggulan setiap sektor usaha pada setiap tingkat

kecamatan. Secara lengkap hasil identifikasi alternatif KPJu unggulan tingkat kecamatan di 6

kabupaten/kota sebagai daerah penelitian awal di Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada

uraian dimasing-masing kota/kabupaten.

Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor ekonomi di setiap kecamatan

dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor ekonomi untuk

tingkat kabupaten/kota. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda,

ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan kabupaten/kota yang mempunyai nilai

skor tertinggi. Secara lebih lengkap, kandidat KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota.

5.3. Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kabupaten/Kota

Proses penetapan KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota dilakukan melalui dua

tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui FGD, in depth interview, dan pengisian

kuesioner kepada pejabat pemerintah daerah (Sekda dan Bappeda, dinas/instansi terkait,

perbankan dan pihak kepentingan di setiap kabupaten/kota). Dalam hal ini Tim Peneliti

mengadakan FGD yang difasilitasi pemerintah Kabupaten/kota terkait dengan mengundang

semua dinas/instansi terkait, pelaku usaha, perbankan, dan organisasi terkait dengan subjek

komoditi diunggulkan. Pada tahap ini setiap narasumber memberikan penilaian terhadap: (1)

Tingkat kepentingan antar sektor secara umum, dan (2) Untuk memperoleh penilaian dari nara

sumber tentang keunggulan suatu KPJu terhadap KPJu yang lain berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan (11 kriteria). Penilaian (scoring) terhadap setiap kriteria didasarkan atas

prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka menjalankan usaha, membuka usaha baru

atau mengembangkan usaha, serta sejauh mana dukungan wilayah pada setiap unsur penilaian.

Analisis dengan metode AHP menghasilkan nilai skor terbobot setiap kandidat KPJu unggulan

untuk setiap kabupaten/kota per sektor ekonomi. KPJu Unggulan kabupaten/kota ditetapkan

5 (lima) KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi.

Berdasarkan hasil identifikasi KPJu Unggulan setiap sektor/subsektor, nilai skor masing-masing

KPJu Unggulan dan tingkat kepentingan Sektor/subsektor ekonomi untuk KPJu yang

bersangkutan ditetapkan KPJu unggulan lintas sektor tingkat kabupaten/kota. Metode yang

digunakan adalah Metode Bayes.

Tahap kedua dalam proses penentuan KPJu tingkat kabupaten/kota dilaksanakan

Focus Group Discussion (FGD) dengan narasumber pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait

dan pemangku kepentingan lainnya. Tahap ini merupakan tahapan konfirmasi kepada

pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait, pelaku usaha, dan organisasi-organisasi

Page 485: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 4

yang terkait dengan komoditi unggulan serta perbankan terhadap hasil KPJu Unggulan per

sektor/sub sektor dan lintas sektor yang telah diperoleh pada tahap pertama, serta hasil

pelaksanaan penelitian tingkat kecamatan dan kabupaten/kota. Dalam kegiatan diskusi

tersebut juga didiskusikan permasalahan pengembangan UMKM serta kebijakan dan program

untuk pengembangan UMKM terutama KPJu unggulan. Pelaksanaan diskusi di masing-

masing kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1) Kota Bukittinggi = 11 Juli 2011

2) Kabupaten Pasaman = 13 Juli 2011

3) Kota Solok = 21 Juli 2011

4) Kota Pariaman = 20 Juli 2011

5) Kota Sawahlunto = 21 Juli 2011

6) Kota Padang Panjang = 28 Juli 2011

7) Kota Padang = 22 November 2011

8) Kabupaten Pesisir Selatan = 23 November 2011

9) Kabupaten Pasaman Barat = 23 November 2011

10) Kabupaten Tanah Datar = 15 November 2011

11) Kota Payakumbuh = 1 Desember 2011

12) Kabupaten Solok Selatan = 8 Desember 2011

13) Kabupaten Solok = 17 November 2011

14) Kabupaten Agam = 18 November 2011

15) Kabupaten Sijunjung = 7 Desember 2011

16) Kabupaten Mentawai = 8 Desember 2011

17) Kabupaten Padang Pariaman = 24 November 2011

18) Kabupaten Lima Puluh Kota = 6 Desember 2011

19) Kabupaten Dharmasraya = 7 Desember 2011

Pada FGD tersebut juga dilakukan pengumpulan pendapat peserta diskusi dalam

rangka memetakan KPJu Unggulan Lintas Sektor yang telah diidentifikasi menurut

Aspek Prospek dan Aspek Potensi KPJu Unggulan saat ini.

Prospek dinilai berdasarkan faktor:

1) Kesesuaian dengan Kebijakan Pemda;

2) Prospek pasar;

3) Minat Investor;

4) Dukungan dan Program Pembangunan Infrastrukutur Usaha;

5) Resiko terhadap lingkungan; dan

6) Tingkat persaingan.

Potensi saat ini dinilai berdasarkan faktor:

1) Jumlah unit usaha/pengusaha saat ini;

2) Kesesuaian dengan budaya/keterampilan masyarakat;

3) Penguasaan masayarakat terhadap teknologi dan pengelolaan usaha;

Page 486: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 5

4) Ketersediaan sumber daya alam (bahan baku, lahan);

5) Insentif harga jual komoditi/produk; dan

6) Daya serap pasar domestik.

Penilaian dalam bentuk nilai skor untuk setiap KPJu Unggulan Lintas Sektor menurut

faktor tersebut diberikan oleh pejabat instansi/SKPD dan nara sumber lain pada pertemuan FGD

di tingkat kabupaten/kota tersebut. Berdasarkan jumlah skor pada aspek Prospek dan Potensi

saat ini, KPJu Unggulan Lintas Sektor dikelompokkan dalam 4 Kuadran, yaitu:

1) KPJu Unggulan dengan Prospek dan Potensi saat ini yang Sangat Baik/Baik;

2) KPJu Unggulan dengan Prospek Baik tetapi Potensi saat ini Kurang Baik;

3) KPJu Unggulan dengan Prospek Cukup/Kurang Baik tetapi mempunyai Potensi

saat ini yang Baik/Sangat Baik; dan

4) KPJu Unggulan dengan Prospek dan Potensi Saat ini yang Cukup/Kurang Baik.

5.3.1 Kota Bukittinggi

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kota Bukittinggi. Berdasarkan KPJu

unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk

menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kota Bukittinggi. Hasil

proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat

KPJu unggulan Kota Bukittinggi yang nilai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.1. Pada Tabel 5.3.1. dapat

dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi

dan peningkatan daya saing produk maka sektor pariwisata merupakan sektor dengan bobot

tertinggi, untuk tujuan penciptaan lapangan kerja maka sektor perindustrian merupakan

sektor dengn bobot tertinggi. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-

masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu

unggulan UMKM maka sektor usaha perdagangan merupakan prioritas pertama. Sektor

usaha lain berdasarkan kepentingannya adalah pariwisata, perindustrian, jasa, angkutan,

tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan pertambangan.

Tabel 5.3.1 mengenai sektor ekonomi mempunyai skor terbobot tertinggi untuk

masing-masing kriteria tujuan penetapan KPJU menunjukkan sektor perdagangan, sub

sektor pariwisata dan sektor perindustrian merupakan sektor unggulan di Kota Bukittinggi.

Hal ini didukung dengan keberadaan Kota Bukittinggi sebagai kota tujuan wisata utama di

Propinsi Sumatera Barat.

Page 487: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 6

Tabel 5.3.1.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan diKota Bukittinggi

SektorPertumbuhan

Ekonomi

PenciptaanLapangan

Kerja

PeningkatanDaya Saing

Produk

BobotGabungan

Ranking

0.3217 0.3387 0.3396

Perdagangan 0.1426 0.1558 0.2047 0.1681 1

Pariwisata 0.2006 0.1405 0.1512 0.1635 2

Perindustrian 0.1351 0.1831 0.1416 0.1536 3

Jasa 0.1776 0.1501 0.0982 0.1413 4

Angkutan 0.0900 0.1062 0.0953 0.0973 5

Tanaman Pangan 0.0844 0.0912 0.1129 0.0964 6

Perkebunan 0.0521 0.0504 0.0538 0.0521 7

Peternakan 0.0465 0.0560 0.0468 0.0498 8

Perikanan 0.0451 0.0403 0.0598 0.0485 9

Pertambangan 0.0261 0.0263 0.0357 0.0294 10

Selanjutnya, kerupuk sanjai merupakan produk oleh-oleh khas Kota Bukittinggi

sehingga juga memunculkan industri-industri kecil kerupuk sanjai. Disamping itu,

keberadaan sentra perdagangan tekstil dan barang-barang tekstil di pasar Aur, merupakan

suatu magnet tersendiri untuk kehadiran pelaku-pelaku industri tekstil dan barang-barang

tekstil untuk mengembangkan usahanya karena kemudahan dan aksesibilitas yang tinggi

bagi penyediaan bahanbaku dan pasar produk mereka.

Tabel 5.3.2Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota

Bukittinggi

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Peternakan

1 Ubi Kayu 0.3532 1 Ayam Ras Petelur 0.1717

2 Padi Sawah 0.2900 2 Ayam Buras 0.1634

3 Kacang Tanah 0.1568 3 Itik 0.1634

4 Jagung 0.1007 4 Kambing 0.1544

5 Ubi Jalar 0.0993 5 Sapi Potong 0.1476

Sayur-sayuran Perikanan

1 Cabe 0.3236 1 Budidaya ikan kolam 0.5980

2 Tomat 0.2411 2 Penangkapan Ikan di perairanumum

0.2242

3 Buncis 0.1159 3 Budidaya ikan sawah 0.1778

4 Terong 0.1090 4

5 Wortel 0.0974

Buah-buahan Industri

1 Jeruk 0.3813 1 Barang-barang tekstil 0.1872

2 Pisang 0.2318 2 Konveksi/Pakaian Jadi 0.1527

3 Pepaya 0.2110 3 Kerupuk dan sejenisnya 0.1177

4 Alpukat 0.1211 4 Moulding dan komponen bahanbangunan

0.1145

5 Jambu 0.0549 5 Perabot 0.1054

Page 488: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 7

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi 0.2995 1 Komoditi Makanan 0.2067

2 Kelapa 0.2663 2 Pakaian Jadi 0.1621

3 Cengkeh 0.2182 3 Hotel Melati 0.1114

4 Kayu Manis 0.2160 4 Restoran 0.1112

5 5 Toko Kelontong /Waserda 0.0806

Jasa-jasa Angkutan

1 Wisata Alam 0.2139 1 Angkutan Bermotor Barang 0.3896

2 Wisata Minat Khusus 0.2113 2 Angkutan Bermotor Penumpang 0.3372

3 Wisata Sejarah 0.1959 3 Ojek 0.2732

4 Jasa Warnet 0.0842

5 Wisata Budaya 0.0827

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kota Bukittinggi dan pelaksanaan FGD beserta

bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 5.3.1),

analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada 5.3.2.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan

urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 5.3.3 yang

mana 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah komoditi makanan, industri barang-

barang tekstil, perdagangan pakaian jadi, wisata alam dan wisata minat khusus. Hasil lengkap

berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor

terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.3.

Tabel 5.3.310 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Bukittinggi

Rangking Sektor/ Subsektor KPJu Bobot

1 Perdagangan Komoditi Makanan 0.0517

2 Industri Barang-barang tekstil 0.0424

3 Perdagangan Pakaian Jadi 0.0406

4 Jasa-Jasa Wisata Alam 0.0384

5 Jasa-Jasa Wisata Minat Khusus 0.0379

6 Jasa-Jasa Wisata Sejarah 0.0351

7 Industri Konveksi/Pakaian Jadi 0.0346

8 Perdagangan Hotel Melati 0.0279

9 Perdagangan Restoran 0.0278

10 Industri Kerupuk dan sejenisnya 0.0267

Page 489: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 8

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJu Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah wisata sejarah, industri konveksi/pakaian jadi, Hotel Melati, restoran dan

industri kerupuk dan sejenisnya. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJU Unggulan lintas

sektor, maka berdasarkan sektornya 3 komoditi merupakan sektor jasa, 3 komoditi termasuk

pada sektor Industri dan 4 sektor lainnya adalah sektor perdagangan. Bila dilihat bahwa 3

KPJU merupakan bagian usaha dari sektor jasa, maka terpilihnya KPJU Ungguln tersebut

menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Bukittinggi berbasis pada sektor

jasa khsususnya pariwisata. Hal ini sejalan juga dengan hasil Skor terbobot penentuan KPJu

unggulan sektor/sub sektor, dimana sektor/subsektor yang mempunyai skor terbobot

tertinggi adalah sektor perdagangan, pariwisata dan industri. KPJu Unggulan lintas sektor

yang dihasilkan pada tabel di atas yaitu komoditi makanan, perdagangan tekstil, dan wisata

merupakan KPJU unggulan yang erat kaitannya dengan rangking sektor/subsektor unggulan

di Kota Bukittinggi.

Tabel 5.3.4Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kota bukittinggi

No. KPJU Prospek Potensi ProspekPotensiSaat ini

Kuadran

1 Komoditi Makanan 3,30 3,5 Baik Baik I

2 Barang-barang tekstil 3,85 4,3 Sangat Baik Baik I

3 Pakaian Jadi 4,45 4,22 Sangat Baik Sangat Baik I

4 Wisata Alam 4,06 3,68 Baik Sangat Baik I

5 Wisata Minat Khusus 4,12 3,87 Baik Sangat Baik I

6 Wisata Sejarah 4,08 3,93 Baik Sangat Baik I

7 Konveksi/Pakaian Jadi 4,28 3,88 Baik Sangat Baik I

8 Hotel Melati 3,57 3,62 Baik Baik I

9 Restoran 3,42 3,98 Baik Baik I

10 Kerupuk dan sejenisnya 3,67 3,37 Baik Baik I

11Moulding dan komponen bahanbangunan

2,12 2,5 Cukup Baik Cukup Baik IV

12 Perabot 2,23 2,53 Cukup Baik Cukup Baik IV

13 Angkutan Bermotor Barang 2,47 2,18 Cukup Baik Cukup Baik IV

14 Ubi Kayu 3,68 3,67 Baik Baik I

15 Toko Kelontong /Waserda 2,93 3,27 Baik Cukup Baik II

16 Angkutan Bermotor Penumpang 2,58 2,07 Cukup Baik Cukup Baik IV

17 Budidaya ikan kolam 2,75 2,31 Cukup Baik Cukup Baik IV

18 Padi Sawah 3,65 3,48 Baik Baik I

19 Ojek 2,23 2,57 Cukup Baik Cukup Baik IV

20 Jasa Warnet 3,40 3,18 Baik Baik I

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kota Bukittinggi berdasarkan hasil

penilaian faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini. Seperti dapat dilihat pada tabel di atas,

diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, seluruh

KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat

baik, dan baik. Jenis usaha atau komoditas angkutan bermotor untuk barang, angkutan

bermotor untuk penumpang dan penangkapan ikan kolam berada pada kuadran IV dengan

Page 490: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 9

Prospek dan Potensi saat ini pada kategori cukup baik.

Diluar 10 KPJU Unggulan lintas sektor tersebut, dengan pospek dan Potensi saat ini

pada kategori baik adalah ubi kayu, padi sawah dan jasa warnet. Usaha toko kelontong atau

waserda berada pada kuadran II dengan Prospek yang baik walaupun Potensi saat ini masih

dalam kategori cukup baik. Sedangkan usaha angkutan ojek, barang bangunan dan perabot

berada pada kuadran IV dengan Prospek dan Potensi saat ini cukup baik.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kota Bukittinggi berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut:

Gambar 5.3.1. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Bukittinggi

5.3.2. KABUPATEN PASAMAN

Berdasarkan hasil olahan penelitian di Kabupaten Pasaman menggunakan analisis

AHP menunjukkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu

unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti

disajikan pada tabel 5.3.5. yang mana bobot atau prioritas tertinggi untuk penciptaan

lapangan kerja dan peningkatan daya saing ditunjukkan oleh sektor perkebunan. Dengan

memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam

rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor perkebunan

merupakan skala perioritas sektor unggul di Pasaman. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat

kepentingannya adalah tanaman pangan, perikanan, jasa, perternakan, perdagangan,

angkutan, peternakan, pertambangan, industri, dan dan pariwisata.

1

23

4

16

7 8

910

19

12

13

14

615

17

11 18

20

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Pro

spe

k

Potensi

5

Page 491: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 10

Tabel 5.3.5Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Pasaman

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perkebunan 0.0888 0.1539 0.1537 0.1329 1

Tanaman Pangan 0.1283 0.1350 0.1301 0.1312 2

Perikanan 0.1311 0.1364 0.1061 0.1244 3

Jasa 0.0876 0.1188 0.1000 0.1024 4

Perdagangan 0.1130 0.0992 0.0879 0.0998 5

Angkutan 0.1098 0.0909 0.0889 0.0963 6

Peternakan 0.0883 0.0845 0.0988 0.0906 7

Pertambangan 0.0967 0.0763 0.0909 0.0878 8

Perindustrian 0.1004 0.0666 0.0804 0.0822 9

Pariwisata 0.0561 0.0385 0.0633 0.0526 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kabupaten Pasaman dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel

5.3.5), analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan

nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.6. Hasil tersebut menunjukkan 5 (lima)

KPJu unggulan disetiap sektor.

Tabel 5.3.6.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Pasaman

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Peternakan

1 Padi Sawah 0.1989 1 Ayam Ras Petelur 0.2900

2 Kacang Tanah 0.1473 2 Ayam Ras Pedaging 0.2392

3 Kacang hijau 0.1286 3 Sapi Potong 0.1726

4 Jagung 0.1195 4 Itik 0.1336

5 Ubi Jalar 0.1135 5 Kambing 0.1231

Sayur-sayuran Perikanan

1 Cabe 0.3333 1 Budidaya ikan kolam 0.3261

2 Ketimun 0.1155 2 Budidaya ikan sawah 0.3123

3 Kangkung 0.0995 3 Budidaya Ikan Keramba 0.2389

4 Bayam 0.0840 4 Penangkapan Ikan di perairanumum

0.1227

5 Tomat 0.0770

Buah-buahan Industri

1 Jeruk 0.146 1 Kue dan makanan ringan 0.2400

2 Durian 0.114 2 Kerupuk dan sejenisnya 0.2304

3 Duku 0.113 3 Tempe 0.1754

Page 492: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 11

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

4 Semangka 0.107 4 Perabot 0.1446

5 Pisang 0.104 5 Batu Bata 0.1268

Perkebunan Perdagangan

1 Coklat 0.1690 1 Sembako 0.1298

2 Nilam 0.1398 2 Barang Elektronik 0.1254

3 Kopi 0.1195 3 Bahan Bakar 0.1200

4 Karet 0.1171 4 Toko Kelontong /Waserda 0.1083

5 Kayu Manis 0.0829 5 Restoran 0.1037

Jasa-jasa Angkutan

1 Percetakan 0.1456 1 Angkutan Bermotor Barang 0.4456

2 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1144 2 Angkutan Bermotor Penumpang 0.4356

3 Kursus Bahasa Inggris 0.1132 3 Motor Tempel 0.1188

4 Salon kecantikan 0.1071

5 Reparasi elektronika 0.1040

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.7, dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah perkebunan coklat,

usaha budidaya ikan kolam, budidaya ikan sawah, perkebunan nilam dan peternakan ayam

petelur. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha

berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.7.

Tabel 5.3.7.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pasaman

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Coklat 0.0358 Perkebunan

2 Budidaya ikan kolam 0.0324 Perikanan

3 Budidaya ikan sawah 0.0311 Perikanan

4 Nilam 0.0296 Perkebunan

5 Ayam Ras Petelur 0.0274 Peternakan

6 Angkutan Bermotor Barang 0.0257 Angkutan

7 Percetakan 0.0255 Jasa-Jasa

8 Kopi 0.0253 Perkebunan

9 Angkutan Bermotor Penumpang 0.0252 Angkutan

10 Karet 0.0248 Perkebunan

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah angkutan bermotor untuk barang, percetakan, perkebunan kopi, angkutan

bermotor untuk penumpang dan perkebunan karet. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10

KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya maka angkutan, perikanan dan

Page 493: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 12

perkebunan menjadi sektor unggulan di daerah Pasaman. Bila dilihat bahwa 4 dari 10 KPJu

merupakan bagian sektor perkebunan seperti cokelat, nilam dan karet. Terpilihnya KPJU

Unggulan tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Pasaman

berbasis pada perkebunan.

Selanjutnya, kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten Pasaman

berdasarkan hasil penilaian indikator prospek dan potensi saat ini sebagai berikut:

Tabel 5.3.8.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Pasaman

No KPJu Potensi Prospek ProspekPotensiSaat i ni

Kuadran

1 Coklat 4.415 3.733 Sangat Baik Baik I

2 Budidaya ikan kolam 3.673 3.404 Baik Baik I

3 Budidaya ikan sawah 2.563 2.708 Cukup Baik Cukup Baik IV

4 Nilam 2.740 3.013 Cukup Baik Baik II

5 Ayam Ras Petelur 2.167 2.171 Cukup Baik Cukup Baik IV

6 Angkutan Bermotor Barang 2.583 2.438 Cukup Baik Cukup Baik IV

7 Percetakan 2.458 2.838 Cukup Baik Cukup Baik IV

8 Kopi 2.825 2.594 Cukup Baik Cukup Baik IV

9 Angkutan Bermotor Penumpang 2.688 2.619 Cukup Baik Cukup Baik IV

10 Karet 3.417 3.913 Baik Baik I

11 Budidaya Ikan Keramba 2.438 2.700 Cukup Baik Cukup Baik IV

12 Ayam Ras Pedaging 2.542 2.604 Cukup Baik Cukup Baik IV

13 Padi Sawah 3.529 3.713 Baik Baik I

14 Sembako 3.355 3.263 Baik Baik I

15 Kue dan makanan Ringan 2.396 2.667 Cukup Baik Cukup Baik IV

16 Barang Elektronik 2.500 2.667 Cukup Baik Cukup Baik IV

17 Kerupuk dan sejenisnya 2.083 2.146 Cukup Baik Cukup Baik IV

18 Bahan Bakar 2.313 2.604 Cukup Baik Cukup Baik IV

19 Reparasi Kenderaan bermotor 2.542 2.688 Cukup Baik Cukup Baik IV

20 Kursus Bahasa Inggris 2.021 2.104 Cukup Baik Cukup Baik IV

Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, diantara 20 KPJU Unggulan lintas sektor

yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 5 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik, dan baik yaitu budidaya ikan kolam,

perkebunan coklat, perkebunan karet, budidaya padi sawah dan perdagangan sembako.

Page 494: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 13

Gambar 5.3.2. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Pasaman

5.3.3. Kota Solok

Berdasarkan Pelaksanaan FGD di Kota Solok dengan teknik analisis AHP

menunjukkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu

unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti

disajikan pada Tabel 5.3.9. Pada Tabel Tabel 5.3.9. dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas

tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dalam rangka penetapan KPJu

unggulan di Kota Solok adalah sektor perdagangan, sedangkan sektor usaha angkutan

memiliki skor terbobot tertinggi untuk tujuan penciptaan lapangan kerja dan tujuan

peningkatan daya saing produk. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-

masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu

unggulan UMKM maka sektor usaha angkutan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha

lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah sektor usaha jasa,

perdagangan, tanaman pangan, perikanan, peternakan, perindustrian, perkebunan,

pertambangan, dan pariwisata.

1

2

3

4

5

67

8

9

10

1112

13

14

1516

17 1819

20

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

Po

ten

si

Prospek

Page 495: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 14

Tabel 5.3.9Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJuUnggulan di Kota Solok

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

Skor BobotGabungan

RankingPertumbuhanekonomi

Penciptaanlapangan

kerja

Peningkatandaya saing

produk

0,3217 0,3387 0,3396

Angkutan 0,1473 0,2093 0,2387 0,1993 1

Jasa 0,1429 0,1408 0,1190 0,1341 2

Perdagangan 0,1678 0,1232 0,0918 0,1269 3

Tanaman Pangan 0,1366 0,0956 0,0910 0,1072 4

Perikanan 0,0897 0,1018 0,1164 0,1029 5

Peternakan 0,0809 0,0515 0,1562 0,0965 6

Perindustrian 0,0770 0,1179 0,0513 0,0821 7

Perkebunan 0,0507 0,0478 0,0724 0,0571 8

Pertambangan 0,0465 0,0814 0,0377 0,0553 9

Pariwisata 0,0606 0,0308 0,0254 0,0386 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kota dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel

5.3.9), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan

urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.10.

Tabel 5.3.10.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota Solok

No. Sektor Usaha/KPJuSkor

No. Sektor Usaha/KPJuSkor

Terbobot Terbobot

Tanaman Pangan Sayuran

1 Padi Sawah 0,4094 1 Cabe 0,3998

2 Jagung 0,1821 2 Kacang Panjang 0,1616

3 Ubi Kayu 0,1725 3 Bayam 0,1585

4 Ubi Jalar 0,1496 4 Buncis 0,1510

5 Kacang Tanah 0,0863 5 Terong 0,1289

Buah-Buahan Perkebunan

1 Jeruk 0,2863 1 Coklat 0,2087

2 Durian 0,2145 2 Kopi 0,1941

3 Alpukat 0,1922 3 Kelapa 0,1196

4 Mangga 0,1708 4 Kunyit 0,1172

5 Rambutan 0,1361 5 Jahe 0,1101

Page 496: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 15

No. Sektor Usaha/KPJu Skor No. Sektor Usaha/KPJu Skor

Peternakan Perikanan

1 Ayam Ras Petelur 0,2937 1 Budi Daya Ikan Sawah 0,3020

2 Sapi potong 0,2162 2 Budi Daya Ikan Kolam 0,2850

3 Kambing 0,1780 3 Budidaya Ikan Sungai 0,1953

4 Ayam Buras 0,1730 4 Budidaya ikan danau/telaga 0,1349

5 Ayam Ras Pedaging 0,1390 5 Budidaya ikan Rawa 0,0828

Industri Perdagangan

1 Kue dan makanan ringan 0,3894 1 Apotik 0.1677

2 Kerupuk dan sejenisnya 0,3347 2 Sembako 0.1480

3 Perabot 0,1553 3 Barang Elektronik 0.1464

4 Anyaman Rotan 0,1206 4 Bahan Bagunan 0.1336

5 5 Toko Kelontong /Waserda 0.1085

Jasa-Jasa Angkutan

1 Reparasi Kendaraan bermotor 0.2358 1Angkutan Bermotor Barang 0.5737

2 Percetakan 0.2131 2Angkutan Bermotor Penumpang 0.4262

3 Jasa Kursus Menjahit 0.1565 3

4 Reparasi elektronika 0.1449 4

5 Kursus Komputer 0.1305 5

Selanjutnya hasil analisis lintas sektor diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas

sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan

pada Tabel 5.3.11. Pada Tabel 5.3.11 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas

sektor di Kota Solok adalah usaha angkutan bermotor untuk barang, jasa reparasi kendaraan

bermotor, usaha angkutan bermotor untuk penumpang, jasa percetakan dan budidaya ikan

di sawah.

Tabel 5.3.11.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Solok

No. KPJu Skor terbobot Sektor Usaha

1 Angkutan Bermotor Barang 0.0457 Angkutan

2 Reparasi Kendaraan bermotor 0.0359 Jasa-Jasa

3 Angkutan Bermotor Penumpang 0.0340 Angkutan

4 Percetakan 0.0324 Jasa-Jasa

5 Budidaya ikan sawah 0.0311 Perikanan

6 Apotik 0.0302 Perdagangan

7 Budidaya ikan kolam 0.0293 Perikanan

8 Ayam Ras Petelur 0.0283 Peternakan

9 Sembako 0.0267 Perdagangan

10 Barang Elektronik 0.0264 Perdagangan

Page 497: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 16

Urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berasal dari

luar sektor usaha angkutan dan jasa-jasa, yaitu berturut-turut adalah usaha apotik,

budidaya ikan kolam, peternakan ayam ras petelur, perdagangan sembako dan perdagangan

barang elektronik. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, dimana

4 besar KPJu lintas sektor di Kota Solok adalah pada sektor usaha angkutan dan jasa-jasa.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Solok berdasarkan hasil penilaian terhadap

faktor-faktor prospek dan potensi saat ini sebagai berikut:

Tabel 5.3.12Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Solok

No KPJu Prospek PotensiProspek Saat

IniPotensiSaat Ini

Kuadran

1 Angkutan Bermotor Barang 3,14 3,08 Baik Baik I

2 Reparasi Kendaraan bermotor 3,10 3,20 Baik Baik I

3 Angkutan Bermotor Penumpang 3,16 3,07 Baik Baik I

4 Percetakan 3,07 3,02 Baik Baik I

5 Budidaya ikan sawah 2,89 3,19 Cukup Baik Baik II

6 Apotik 3,03 3,06 Baik Baik I

7 Budidaya ikan kolam 2,92 3,19 Cukup Baik Baik II

8 Ayam Ras Petelur 3,07 3,13 Baik Baik I

9 Sembako 3,54 3,50 Baik Baik I

10 Barang Elektronik 3,06 2,97 BaikCukupBaik

III

11 Padi Sawah 3,77 3,72 Baik Baik I

12 Kue dan makanan ringan 3,82 3,84 Baik Baik I

13 Bahan Bagunan 3,21 3,10 Baik Baik I

14 Jasa Kursus Menjahit 2,88 3,06 Cukup Baik Baik II

15 Reparasi elektronika 3,06 2,97 BaikCukupBaik

III

16 Kerupuk dan sejenisnya 3,38 3,50 Baik Baik I

17 Sapi Potong 3,20 3,22 Baik Baik I

18 Budidaya Ikan Sungai 2,86 2,99 Cukup BaikCukupBaik

IV

19 Kursus Komputer 3,02 3,07 Baik Baik I

20 Toko Kelontong /Waserda 3,11 3,43 Baik Baik I

Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.3.12 diantara 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor

yang mempunyai skor terbobot tertinggi, sebanyak 7 (tujuh) KPJu berada pada kuadran I,

yaitu angkutan darat untuk barang, angkutan darat untuk penumpang, jasa reparasi

kendaraan bermotor, jasa percetakan, industri makanan, peternakan ayam ras petelur dan

sembako. Seluruh KPJu unggulan lintas sektor yang berada pada kuadran satu tersebut

mempunyai prospek dan potensi saat ini yang masuk dalam kategori baik. Jenis usaha

budidaya ikan sawah dan ikan kolam berada pada kuadran II, saat ini mempunyai prospek

Page 498: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 17

yang cukup baik dan potensi yang baik. Di luar 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor tersebut,

KPJu yang berada pada Kuadran I, dengan potensi saat ini pada katagori baik dan prospek

yang juga baik adalah usaha perdagangan sembako, padi sawah, perdagangan bahan

bangunan, peternakan sapi potong, jasa kursus komputer dan perdagangan bidang usaha

toko kelontong/waserda. Selanjutnya yang berada pada kuadran II yaitu usaha jasa

menjahit yang pada saat ini mempunyai prospek yang cukup baik dan potensi baik.

Sedangkan KPJU yang berada pada kuadran III yang saat ini memiliki prospek baik dan

potensi cukup baik yaitu usaha perdagangan barang elektronik dan jasa reparasi elektronik.

Terakhir, KPJu pada kuadran IV yaitu usaha perikanan ikan sungai dengan prospek dan

potensi saat ini masuk kategori cukup baik.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Solok berdasarkan hasil penilaian

terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik kuadran

sebagai berikut:

Gambar 5.3.3. Kuadran Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Solok

5.3.4. Kota Pariaman

Pada Tabel 5.3.13. dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk

mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dan tujuan peningkatan daya saing produk dalam

rangka penetapan KPJu unggulan di Kota Pariaman adalah sektor perindustrian. Sedangkan

untuk tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sektor perdagangan. Dengan

12

3

4

5

6

7

89

10 11

12

13

1415

16

17

18 19

20

2

2.2

2.4

2.6

2.8

3

3.2

3.4

3.6

3.8

4

2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4

Po

ten

si

Prospek

Page 499: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 18

memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam

rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM di kota Pariaman, maka sektor

usaha perindustrian merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat

kepentingannya berturut-turut adalah perdagangan, perikanan, angkutan, pariwisata,

tanaman pangan, jasa-jasa, peternakan, perkebunan, dan pertambangan.

Tabel 5.3.13.Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan diKota Pariaman

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)Skor

TerbobotGabungan

RangkingPertumbuhan

Ekonomi(0,3217)

PenciptaanLapangan

Kerja(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perindustrian 0,1626 0,1036 0,1939 0,1532 1

Perdagangan 0,0879 0,2075 0,1473 0,1486 2

Perikanan 0,1427 0,1001 0,0742 0,1050 3

Angkutan 0,0618 0,0934 0,1397 0,0989 4

Pariwisata 0,1380 0,0811 0,0793 0,0988 5

Tanaman Pangan 0,1327 0,0734 0,0644 0,0894 6

Jasa-jasa 0,1072 0,0829 0,0724 0,0872 7

Peternakan 0,0590 0,0900 0,0995 0,0833 8

Perkebunan 0,0615 0,0869 0,0780 0,0757 9

Pertambangan 0,0465 0,0812 0,0513 0,0599 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kota dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya Tabel

5.3.13. analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan

urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada 5.3.14.

Tabel 5.3.14.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Kota Pariaman

No

Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

No. Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

Tanaman Pangan Sayur-Sayuran

1. Padi Sawah 0,1798 1. Cabe 0,2498

2. Jagung 0,1686 2. Bayam 0,1568

3. Kacang Tanah 0,1573 3. Kacang panjang 0,1421

4. Kacang hijau 0,1353 4. Terong 0,1364

5. Ubi Kayu 0,1343 5. Ketimun 0,1170

Buah-Buahan Perkebunan

1. Pisang 0,1616 1. Kelapa 0,1909

2. Pepaya 0,1435 2. Coklat 0,1749

3. Melinjo 0,1360 3. Kayu Manis 0,1550

4. Jambu Biji 0,1257 4. Pinang 0,1392

5. Nangka 0,1200 5. Sagu 0,1239

Peternakan Perikanan

1.Ayam Buras 0,2212

1. Penangkapan Ikan di perairanumum 0,3905

2. Ayam Ras Petelur 0,2209 2. Budidaya ikan sawah 0,1811

Page 500: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 19

No

Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

No. Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

3. Sapi Potong 0,2003 3. Budidaya Ikan Keramba 0,1802

4. Itik 0,1348 4. Budidaya ikan kolam 0,1697

5. Kerbau 0,1125 5. Budidaya ikan laut 0,0785

Industri Jasa-Jasa

1. Bordir/Sulaman 0,2018 1. Jasa Kursus Menjahit 0,1613

2. Kapal dan perahu 0,1593 2. Photo Studio 0,1428

3. Pemeliharaan dan reparasisepeda motor 0,1253

3.Percetakan 0,1202

4. Perhiasan berharga dari logammulia 0,1164

4.Jasa Warnet 0,1025

5. Batu Bata 0,0962 5. Wisata pantai 0,0925

Perdagangan Angkutan

1. Sembako 0,2005 1. Angkutan Bermotor Penumpang 0,3788

2. Komoditi Makanan 0,1948 2. Angkutan Bermotor Barang 0,3194

3. Bahan Bakar 0,1589 3. Motor Tempel 0,1513

4. Toko Kelontong /Waserda 0,1058 4. Speed Boad 0,1504

5. Restoran 0,0859 5.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.15 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah industri bordir

(sulaman), penangkapan ikan di perairan umum, sembako, perdagangan komoditas

makanan, serta kapal dan perahu. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu

unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat

dilihat di bawah ini.

Tabel 5.3.15.10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Pariaman

No. KPJU Skor Terbobot Sektor Usaha

1. Bordir/Sulaman 0,0442 Industri

2. Penangkapan Ikan di perairan umum 0,0410 Perikanan

3. Sembako 0,0399 Perdagangan

4. Komoditi Makanan 0,0388 Perdagangan

5. Kapal dan perahu 0,0349 Industri

6. Bahan Bakar 0,0317 Perdagangan

7. Angkutan Bermotor Penumpang 0,0300 Angkutan

8. Pemeliharaan dan reparasi sepeda motor 0,0275 Industri

9. Perhiasan berharga dari logam mulia 0,0255 Industri

10. Angkutan Bermotor Barang 0,0253 Angkutan

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah bahan bakar, angkutan bermotor penumpang, pemeliharaan dan reparasi

sepeda motor, industri perhiasan berharga dari logam mulia dan angkutan bermotor barang.

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan

sektornya 4 komoditi berasal dari subsektor industri, 3 komoditi berasal dari subsektor

perdagangan, 2 komoditi berasal dari subsektor angkutan, dan 1 komoditi berasal dari

subsektor perikanan. Bila dilihat bahwa 4 KPJu merupakan bagian usaha dari sektor industri,

maka terpilihnya KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi

Page 501: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 20

kegiatan ekonomi di Kota Pariaman berbasis pada sektor perindustrian.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Pariaman berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3.16.Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Pariaman

No KPJURata-Rata

PotensiRata-RataProspek

ProspekPotensisaat ini

Kuadran

1 Bordir/Sulaman 3,8333 3,1429 Baik Baik I

2Penangkapan Ikan diperairan umum

3,8452 3,5833 Baik Baik I

3 Sembako 3,8333 3,5238 Baik Baik I

4 Komoditi Makanan 3,8214 3,5000 Baik Baik I

5 Kapal dan perahu 3,0357 2,7976 Cukup baikBaik II

6 Bahan Bakar 2,9643 3,2500 Baik Cukup baik III

7Angkutan BermotorPenumpang

2,8810 2,7500 Cukup baik Cukup baik IV

8Pemeliharaan dan reparasisepeda motor

2,9405 3,1310 Baik Cukup baik III

9Perhiasan berharga darilogam mulia

2,9048 2,8810 Cukup baik Cukup baik IV

10 Angkutan Bermotor Barang 3,0119 2,9762 Cukup baik Baik II

Seperti dapat dilihat pada table di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor

kota Pariaman yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 4 KPJu berada pada Kuadran I,

yaitu mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik atau Baik, yaitu Bordir

(sulaman), sembako, penangkapan ikan di perairan umum, dan komoditi makanan. Jenis

usaha kapal dan perahu serta angkutan bermotor untuk barang berada pada kuadran II

yang mempunyai Prospek yang Cukup Baik dan Potensi saat ini pada katagori Baik.

Selanjutnya jenis usaha bahan bakar serta pemeliharaan dan reparasi sepeda motor berada

pada kuadran III dengan potensi saat ini berada dalam kategori baik serta prospek yang

cukup baik. Sedangkan jenis usaha angkutan bermotor untuk penumpang serta perhiasan

berharga dari logam mulia berada pada kuadran IV dengan potensi saat ini dan

prospeknya berada pada kategori cukup baik.

Di luar 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor tersebut, KPJu yang berada pada Kuadran

I yaitu Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang juga Baik adalah jasa kursus

menjahit, telur ayam buras, toko kelontong/waserba, daging sapi, ayam buras, telur ayam

ras, ayam ras, dan ikan yang dihasilkan dari kolam peternakan rakyat. Sedangkan KPJU

lainnya berada pada Kuadran II yaitu mempunyai prospek yang cukup baik walaupun

potensi saat ini masih pada katagori Baik adalah usaha pembuatan batu bata serta jasa

photo sudio. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kota Pariaman berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut.

Page 502: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 21

Gambar 5.3.4. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Pariaman

Berdasarkan kriteria dan tingkat kepentingannya, KPJu Unggulan Kota Pariaman

yang mempunyai skor terbobot tertinggi pada masing masing sektor adalah:

(1) Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan,

(2) Cabe pada kelompok sayur-sayuran,

(3) Pisang pada kelompok buah-buahan,

(4) Kelapa dalam pada sub sektor perkebunan,

(5) Ayam buras pada sub sektor peternakan,

(6) Perikanan laut pada sektor perikanan,

(7) Telur ayam buras pada sub sektor hasil ternak,

(8) Roti dan kue kering pada sub sektor industri hasil tani dan hutan,

(9) Bordir (sulaman) pada sub sektor industri aneka,

(10) Jasa kursus menjahit pada sektor jasa-jasa,

(11) Sembako pada sektor perdagangan,

(12) Angkutan bermotor untuk penumpang pada sektor angkutan.

Berdasarkan skor komoditi unggulan tiap sektor dan tingkat kepentingan sektor

ekonomi masing-masing kecamatan terhadap tujuan penetapan KPJu Unggulan, telah

teridentifikasi 5 (lima) KPJu Unggulan (lintas sektor) kota Pariaman yang mempunyai skor

terbobot tertinggi yaitu:

(1) Bordir (sulaman) pada sektor industri (yaitu industri aneka)

(2) Sembako pada sektor perdagangan

(3) komoditi makanan pada sektor perdagangan,

(4) Perikanan laut pada sektor perikanan, dan

Page 503: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 22

(5) Angkutan bermotor untuk penumpang pada sektor angkutan.

Empat nomor pertama KPJu Unggulan lintas sektor kota Pariaman tersebut

(bordir/sulaman, perdagangan sembako dan komoditi makanan, serta perikanan laut)

berada pada kuadran I, yaitu mempunyai prospek dan kondisi saat ini yang sangat

baik/baik. Sedangkan KPJu unggulan lintas sektor kota Pariaman nomor urut kelima

(angkutan bermotor untuk penumpang) berada pada kuadran IV, yaitu mempunyai

prospek dan kondisi yang cukup baik.

5.3.5. Kota Padang Panjang

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.17, dapat dilihat bahwa

bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi maka sektor

jasa merupakan sektor dengan bobot tertinggi, untuk tujuan penciptaan lapangan kerja

maka sektor pariwisata merupakan sektor dengn bobot tertinggi dan untuk tujuan

peningkatan daya saing produk maka sektor jasa merupakan sektor bobot tertinggi. Bobot

kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan

penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha jasa merupakan prioritas pertama.

Sektor usaha lain berdasarkan kepentingannya adalah pariwisata, perindustrian,

perdagangan, angkutan, tanaman pangan, peternakan, perikanan, pertambangan dan

perkebunan.

Tabel 5.3.17.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kota Padang Panjang

SektorPertumbuhan

ekonomi

Penciptaanlapangan

kerja

Peningkatandaya saing

produkBobot

GabunganRangking

Bobot Tujuan => 0.3217 0.3387 0.3396

Jasa 0.1856 0.2021 0.2006 0.1963 1

Pariwisata 0.1497 0.2032 0.1938 0.1828 2

Perindustrian 0.1722 0.1263 0.1449 0.1474 3

Perdagangan 0.1178 0.1239 0.0941 0.1118 4

Angkutan 0.1098 0.0769 0.0667 0.0840 5

Tanaman Pangan 0.0719 0.0795 0.0962 0.0827 6

Peternakan 0.0881 0.0557 0.0558 0.0661 7

Perikanan 0.0413 0.0545 0.0565 0.0509 8

Pertambangan 0.0304 0.0455 0.0519 0.0428 9

Perkebunan 0.0333 0.0324 0.0395 0.0351 10

Page 504: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 23

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kota Padang Panjang dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya,

analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada Tabel. 5.3.18.

Tabel 5.3.18Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kota Padang Panjang

No Sektor Usaha / KPJuSkor

TerbobotNo Sektor Usaha / KPJu

SkorTerbobot

Tanpang Perikanan

1 Jagung 0.3495 1 Budidaya Ikan Belut 0.2388

2 Ubi Kayu 0.1875 2 Pembibitan Ikan 0.2198

3 Kacang Tanah 0.1774 3 Budidaya ikan kolam 0.1909

4 Padi Sawah 0.1946 4 Budidaya Ikan Lele 0.1837

5Ubi Jalar 0.0911

5Penangkapan Ikan di perairanumum

0.0659

Sayur Industri

1 Cabe 0.2678 1 Pengolahan Kulit 0.2795

2 Tomat 0.2463 2 Kapur 0.1576

3 Buncis 0.2286 3 Kerupuk dan sejenisnya 0.1474

4 Ketimun 0.0914 4 Tempe 0.1366

5 Kacang panjang 0.0360 5 Perabot 0.0879

Buah Perdagangan

1 Pisang 0.2563 1 Sembako 0.1856

2 Jeruk 0.2019 2 Restoran 0.1533

3 Jambu 0.1102 3 Komoditi Makanan 0.1463

4 Durian 0.0992 4 Alas Kaki 0.1153

5 Mangga 0.0767 5 Pakaian Jadi 0.0816

Perkebunan Jasa-Jasa

1 Cengkeh 0.4198 1 Jasa Warnet 0.1146

2 Kopi 0.3758 2 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1162

3 Kelapa 0.1192 3 Kursus Mengemudi 0.1089

4 Karet 0.0852 4 Percetakan 0.1060

5 Reparasi elektronika 0.0986

Peternakan Angkutan

1 Sapi Perah 0.3767 1 Angkutan Bermotor Penumpang 0.7096

2 Sapi Potong 0.1859 2 Angkutan Bermotor Barang 0.2213

3 Kerbau 0.1157 3 Bendi/Delman 0.0691

4 Ayam Ras Pedaging 0.0849

5 Ayam Buras 0.0674

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

Page 505: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 24

5.3.19. Pada Tabel 5.3.19 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah

industri pengolahan kulit, reparasi kendaraan bermotor, jasa warnet, kursus mengemudi dan

percetakan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha

berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.19.

Tabel 5.3.19.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Padang Panjang

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Pengolahan Kulit 0.0509 Industri

2 Reparasi Kendaraan bermotor 0.0419 Jasa-Jasa

3 Jasa Warnet 0.0413 Jasa-Jasa

4 Kursus Mengemudi 0.0393 Jasa-Jasa

5 Percetakan 0.0382 Jasa-Jasa

6 Angkutan Bermotor Penumpang 0.0358 Angkutan

7 Reparasi elektronika 0.0356 Jasa-Jasa

8 Sembako 0.0304 Perdagangan

9 Sapi Perah 0.0300 Peternakan

10 Kapur 0.0287 Industri

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah usaha angkutan bermotor untuk penumpang, usaha reparasi elektronika,

perdagangan sembako, peternakan sapi perah dan industri kapur. Apabila ditelaah lebih

lanjut dari 10 KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 5 komoditi

merupakan sub sektor jasa, 2 komoditi termasuk pada masing-masing sektor industri, dan

masing-masing 1 komoditi merupakan subsektor angkutan, perdagangan dan peternakan.

Bila dilihat bahwa 5 KPJU merupakan bagian usaha dari sektor jasa, maka terpilihnya KPJU

Unggulan tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Padang Panjang

berbasis pada sektor jasa.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kota Padang Panjang berdasarkan hasil

penilaian faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Page 506: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 25

Tabel 5.3.20Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kota Padang Panjang

No KPJU Prospek Potensi Prospek Potensi Kuadran

1 Pengolahan Kulit 3.817 3.567 Baik Baik I

2Reparasi Kendaraanbermotor 2.600 2.667 Cukup Baik Cukup Baik IV

3 Jasa Warnet 2.600 2.683 Cukup Baik Cukup Baik IV

4 Kursus Mengemudi 2.083 2.300 Cukup Baik Cukup Baik IV

5 Percetakan 2.550 2.417 Cukup Baik Cukup Baik IV

6Angkutan BermotorPenumpang 2.667 2.433 Cukup Baik Cukup Baik IV

7 Reparasi elektronika 2.717 2.533 Cukup Baik Cukup Baik IV

8 Sembako 3.900 3.900 Baik Baik I

9 Sapi Perah 3.683 3.417 Baik Baik I

10 Kapur 2.733 2.950 Cukup Baik Cukup Baik IV

11 Kerupuk dan sejenisnya 3.700 3.617 Baik Baik I

12 Restoran 3.750 3.433 Baik Baik I

13 Tempe 2.917 2.867 Cukup Baik Cukup Baik IV

14 Komoditi Makanan 3.800 3.350 Baik Baik I

15 Alas Kaki 2.933 2.817 Cukup Baik Cukup Baik IV

16 Jagung 3.367 3.017 Baik Baik I

17 Perabot 3.083 2.683 Baik Cukup Baik II

18 Sapi Potong 3.733 3.283 Baik Baik I

19 Budidaya Ikan Belut 3.167 2.967 Baik Cukup Baik II

20 Pakaian Jadi 2.367 2.167 Cukup Baik Cukup Baik IV

Seperti dapat dilihat pada tabel diatas, diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor yang

mempunyai skor terbobot tertinggi, 3 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik, dan baik yaitu komoditi pengolahan kulit,

sembako dan sapi perah. Jenis usaha atau komoditas angkutan bermotor untuk penumpang,

reparasi kendaraan bermotor, warnet, kursus mengemudi, percetakan, reparasi elektronika

dan kapur berada pada kuadran IV dengan Prospek dan Potensi saat ini pada kategori cukup

baik.

Diluar 10 KPJU Unggulan lintas sektor tersebut, dengan pospek dan Potensi saat ini

pada kategori baik adalah kerupuk dan sejenisnya, restoran, komoditi makanan, jagung dan

sapi potong. Usaha angkutan bermotor untuk barang dan mebel kayu berada pada kuadran

II dengan Prospek yang baik walaupun Potensi saat ini masih dalam kategori cukup baik.

Sedangkan usaha tempe, alas kaki dan pakaian berada pada kuadran IV dengan Prospek

dan Potensi saat ini cukup baik.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di kota Padang Panjang berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut.

Page 507: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 26

Gambar 5.3.5. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Padang Panjang

5.3.6. Kota Sawahlunto

Hasil pelaksanaan FGD di Kota Sawahlunto menggunakan analisis AHP menghasilkan

skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta

skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha, dapat dilihat bahwa bobot

atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya

saing produk maka sektor perkebunan merupakan sektor dengan bobot tertinggi, untuk

tujuan penciptaan lapangan kerja maka sektor pariwisata merupakan sektor dengn bobot

tertinggi. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara

keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor

pariwisata merupakan prioritas utama. Sektor usaha lain berdasarkan kepentingannya

adalah perkebunan, peternakan, perindustrian, dan tanaman pangan.

Page 508: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 27

Tabel 5.3.21.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan diKota Sawahlunto

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Pariwisata 0,1854 0,2447 0,1544 0,1949 1

Perkebunan 0,1941 0,1894 0,1705 0,1845 2

Peternakan 0,1654 0,1071 0,1236 0,1314 3

Perindustrian 0,0792 0,0927 0,1286 0,1005 4

Tanaman Pangan 0,0701 0,0980 0,1023 0,0905 5

Angkutan 0,0986 0,0526 0,0836 0,0779 6

Perdagangan 0,0955 0,0561 0,0690 0,0732 7

Jasa 0,0471 0,0756 0,0852 0,0697 8

Pertambangan 0,0362 0,0431 0,0432 0,0409 9

Perikanan 0,0284 0,0408 0,0398 0,0365 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kota Sawahlunto dan pelaksanaan FGD beserta

bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 5.3.21),

analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.22. sebagai berikut:

Tabel 5.3.22.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kota Sawahlunto

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Padi dan Palawija Sayuran

1 Padi Sawah 0.3243 1 Cabe 0.46782 Jagung 0.2006 2 Terong 0.10733 Ubi Kayu 0.1944 3 Bayam 0.10704 Kacang Kedele 0.0963 4 Kangkung 0.10675 Kacang hijau 0.0863 5 Kacang panjang 0.1056

Buah-Buahan Perkebunan

1 Durian 0.2526 1 Coklat 0.2988

2 Pisang 0.1639 2 Karet 0.2965

3 Manggis 0.1512 3 Kemiri 0.0947

4 Rambutan 0.1225 4 Kopi 0.0775

5 Sawo 0.1097 5 Kelapa 0.0708

Peternakan Perikanan

1 Sapi Potong 0.2825 1 Budidaya Ikan Lele 0.3539

2 Ayam Ras Pedaging 0.2067 2 Budidaya Ikan Nila 0.1540

3 Kerbau 0.1420 3 Budidaya ikan kolam 0.1520

4 Itik 0.1132 4Penangkapan Ikan di perairanumum

0.1148

5 Ayam Buras 0.1011 5 Budidaya Ikan Belut 0.1087

Page 509: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 28

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Angkutan Industri1 Angkutan Barang 0,7238 1 Bordir/Sulaman 0.32572 Angkutan Penumpang 0,2762 2 Kue dan makanan ringan 0.29283 3 Batu Bata 0.12284 4 Perabot 0.12065 5 Kerupuk dan sejenisnya 0.0839

Perdagangan Jasa-jasa1 Restoran 0.1790 1 Percetakan 0.17762 Bahan Bakar 0.1480 2 Photo Studio 0.15573 Sembako 0.1456 3 Salon kecantikan 0.13344 Barang Elektronik 0.1393 4 Kursus Komputer 0.11305 Komoditi Makanan 0.1362 5 Kursus Bahasa Inggris 0.0941

Upaya pemenuhan kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah

dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan

Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor

usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.23. Pada Tabel 5.3.23 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah

komoditi perkebunan coklat, perkebunan karet, peternakan sapi potong, bordir/sulaman dan

peternakan ayam ras pedaging. Hasil lengkap berupa rangking KPJu unggulan lintas sektor

usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel

5.3.23.

Tabel 5.3.23.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Sawahlunto

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Coklat 0.0657 Perkebunan

2 Karet 0.0653 Perkebunan

3 Sapi Potong 0.0439 Peternakan

4 Bordir/Sulaman 0.0346 Industri

5 Ayam Ras Pedaging 0.0321 Peternakan

6 Kue dan makanan ringan 0.0311 Industri

7 Angkutan Bermotor Barang 0.0226 Angkutan

8 Kerbau 0.0221 Peternakan

9 Kemiri 0.0208 Perkebunan

10 Padi Sawah 0.0195 Tanpang

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah industri kue dan makanan ringan, usaha angkutan bermotor untuk barang,

peternakan kerbau, perkebunan kemiri, dan padi sawah. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10

KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 3 komoditi merupakan sub sektor

perkebunan, 1 usaha angkutan dan tanaman pangan, 3 produk dari sektor peternakan, dan

Page 510: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 29

2 berasal dari sektor industri. Bila dilihat bahwa 3 KPJU merupakan bagian usaha dari sektor

perkebunan, maka terpilihnya KPJU Ungguln tersebut menunjukkan bahwa orientasi

kegiatan ekonomi di Kota Sawahlunto berbasis pada sektor perkebunan.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kota Sawahlunto berdasarkan hasil

penilaian faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3.24.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kota Sawahlunto

No KPJu Potensi Prospek Potensi Saat ini Prospek Kuadran

1 Coklat 3,89 3,89 Baik Baik I

2 Karet 3,67 3,67 Baik Baik I

3 Sapi Potong 2,92 3,33 Baik Baik II

4 Bordir/Sulaman 3,38 3,54 Baik Baik I

5 Ayam Ras Pedaging 2,96 3,02 Baik Baik II

6 Kue dan makanan ringan 2,92 3,17 Baik Baik II

7 Angkutan Bermotor Barang 2,43 2,47 Cukup Baik Cukup Baik IV

8 Kerbau 1,96 2,17Cukup Baik Cukup Baik IV

9 Kemiri 2,47 2,50 Cukup Baik Cukup Baik IV

10 Padi Sawah 2,92 3,33 Baik Baik II

Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor

yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 3 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik, dan baik yaitu coklat, karet, dan

bordir/sulaman (tenunan). Sedangkan yang termasuk kuadran II (prospek tinggi tetapi

potensi rendah) adalah sapi potong, ayam ras pedaging dan kue dan makanan ringan.

Selanjutnya KPJu Unggulan yang masuk kuadran IV (potensi dan prospek rendah) adalah

angkutan barang, peternakan kerbau, dan perkebunan kemiri.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di kota Sawahlunto berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut:

Page 511: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 30

Gambar 5.3.6. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Sawahlunto

5.3.7. Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian KPJu Unggulan di Kabupaten Pesisir

Selatan diketahui skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu

unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha. Dari hasil

pengolahan data seperti yang disajikan pada Tabel 5.3.25. diketahui bahwa bobot atau

prioritas tertinggi untuk pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui sektor usaha

perkebunan. Selanjutnya untuk penciptaan lapangan kerja, bobot atau prioritas tertinggi

dicapai melalui sektor perdagangan.

Terakhir, KPJu yang memiliki bobot atau prioritas tertinggi dalam peningkatan daya

saing ditunjukkan oleh sektor perkebunan dan perikanan. Dengan memperhatikan bobot

kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan

penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor perkebunan merupakan skala perioritas sektor

unggulan UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat

kepentingannya adalah perdagangan, perikanan, tanaman pangan, angkutan, perindustrian,

peternakan, jasa-jasa, pariwisata dan pertambangan.

1

2

3

4

5

67

8

910

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

Pro

spe

k

Potensi

Page 512: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 31

Tabel 5.3.25.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Pesisir Selatan

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perkebunan 0,1626 0,1325 0,1564 0,1503 1

Perdagangan 0,0521 0,2451 0,1140 0,1385 2

Perikanan 0,1207 0,0723 0,1564 0,1164 3

Tanaman Pangan 0,1585 0,0848 0,0943 0,1117 4

Angkutan 0,1585 0,0848 0,0943 0,1117 5

Perindustrian 0,1207 0,0907 0,1159 0,1089 6

Peternakan 0,0755 0,0986 0,1105 0,0952 7

Jasa 0,0933 0,0455 0,0666 0,0681 8

Pariwisata 0,0643 0,0583 0,0646 0,0624 9

Pertambangan 0,0612 0,0372 0,0551 0,0510 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kabupaten Pesisir Selatan dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang disajikan pada Tabel 5.3.25, analisis

AHP menghasilkan 5 (lima) KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.26.

Tabel 5.3.26Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Pesisir Selatan

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Peternakan

1 Jagung 0.1726 1 Ayam Buras 0.1726

2 Padi Sawah 0.1539 2 Sapi Potong 0.1539

3 Padi Ladang 0.1393 3 Ayam Ras Petelur 0.1393

4 Ubi Jalar 0.1288 4 Itik 0.1288

5 Kacang Tanah 0.0942 5 Kerbau 0.0942

Sayur-sayuran Perikanan

1 Ketimun 0.1726 1 Budidaya ikan laut 0.3594

2 Cabe 0.1539 2 Budidaya di Tambak 0.3071

3 Tomat 0.1393 3 Pengambilan Lokan 0.1786

4 Bayam 0.1288 4 Penangkapan Ikan di perairanumum

0.1549

5 Kacang panjang 0.0942

Buah-buahan Industri

1 Mangga 0.2026 1 Kerupuk dan sejenisnya 0.2674

2 Pisang 0.1730 2 Perabot 0.1939

3 Pepaya 0.1457 3 Pengolahan Kayu 0.1763

4 Durian 0.0993 4 Tempe 0.1322

5 Rambutan 0.0893 5 Bordir/Sulaman 0.1083

Perkebunan Perdagangan

1 Gambir 0.2026 1 Restoran 0.2026

2 Karet 0.1730 2 Perdagangan Ikan Teri 0.1730

3 Coklat 0.1457 3 Barang Elektronik 0.1457

4 Kelapa 0.0993 4 Toko Kelontong /Waserda 0.0993

5 Kelapa Sawit 0.0893 5 Pakaian Jadi 0.0893

Page 513: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 32

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Jasa-jasa Angkutan

1 Jasa Kursus Menjahit 0.2026 1 Angkutan Bermotor Penumpang 0.3594

2 Reparasi elektronika 0.1730 2 Motor Tempel 0.3071

3 Kursus Bahasa Inggris 0.1457 3 Speed Boad 0.1786

4 Reparasi Kendaraan bermotor 0.0993 4 Angkutan Bermotor Barang 0.1549

5 Kursus Komputer 0.0893

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan seperti yang disajikan pada

Tabel 5.3.27. Dari Tabel 5.3.27 tersebut terlihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor

usaha adalah perkebunan gambir, usaha restoran, perkebunan karet, perdagangan ikan teri dan

budidaya ikan di laut khusus budidaya ikan kerapu.

Tabel 5.3.27.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pesisir Selatan

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Gambir 0.0436 Perkebunan

2 Restoran 0.0402 Perdagangan

3 Karet 0.0372 Perkebunan

4 Perdagangan Ikan Teri 0.0343 Perdagangan

5 Budidaya ikan laut 0.0340 Perikanan

6 Kerupuk dan sejenisnya 0.0337 Industri

7 Angkutan Bermotor Penumpang 0.0326 Angkutan

8 Coklat 0.0314 Perkebunan

9 Budidaya di Tambak 0.0291 Perikanan

10 Barang Elektronik 0.0289 Perdagangan

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah industri kerupuk dan sejenisnya, usaha angkutan bermotor untuk penumpang,

perkebunan coklat, budidaya ikan tambak (bandeng), dan perdagangan barang elektronik.

Apabila dicermati lebih lanjut dari 10 KPJU Unggulan lintas sektor, berdasarkan sektornya

maka sektor perkebunan, perikanan dan perdagangan menjadi sektor unggulan di daerah

Kabupaten Pesisir Selatan. Ketiga sektor UMKM dengan KPJu Unggulan yang ada harus

menjadi perhatian pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk. Selanjutnya,

kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten Pesisir Selatan juga dapat dilihat

berdasarkan hasil penilaian indikator prospek dan potensi dari masing-masing KPJu seperti

disajikan pada Tabel 5.3.28.

Page 514: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 33

Tabel 5.3.28.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Pesisir Selatan

No KPJu Potensi Prospek ProspekPotensiSaat ini

Kuadran

1 Gambir 3,76 3,68 Baik Baik I

2 Restoran 3,39 3,88 Baik Baik I

3 Karet 3,47 3,68 Baik Baik I

4 Perdagangan Ikan Teri 3,49 3,76 Baik Baik II

5 Budidaya ikan laut 3,60 3,82 Baik Baik I

6 Kerupuk dan sejenisnya 3,40 3,73 Baik Baik I

7 Angkutan Bermotor Penumpang 2,94 3,90 Cukup Baik Baik I

8 Coklat 3,57 3,40 Baik Baik I

9 Budidaya di Tambak 3,39 3,64 Baik Baik II

10 Barang Elektronik 3,02 3,44 Baik Baik I

Berdasarkan Tabel 5.3.28. di atas terlihat bahwa diantara 10 KPJU Unggulan lintas

sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, terdapat 8 KPJU berada pada kuadran I,

yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang baik yaitu komoditi gambir, restoran,

karet, budidaya ikan laut, keupuk dann sejenisnya, angkutan bermotor untuk penumpang,

coklat dan barang elektronik. Pada kuadran II terdapat perdagangan ikan teri dan budidaya

ikan ditambak. Secara grafis pengelompokan KPJu Unggulan lintas sektor pada masing-

masing kuadran dapat dilihat pada Gambar 5.3.7.

Page 515: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 34

Gambar 5.3.7. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pesisir Selatan

5.3.8. Kabupaten Pasaman Barat

Berdasarkan hasil olahan penelitian di Kabupaten Pasaman Barat menggunakan

analisis AHP menunjukkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan

penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor

usaha. yang mana bobot atau prioritas tertinggi untuk penciptaan lapangan kerja dan

peningkatan daya saing ditunjukkan oleh sektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot

kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan

penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor perkebunan merupakan skala perioritas sektor

unggul di Pasaman Barat. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya adalah

perkebunan, perikanan, tanaman pangan, jasa, perdagangan, angkutan, pertambangan,

peternakan, perindustrian dan pariwisata.

12

3

4

5

6

7

89

10 11

12

13

1415

16

17

1819

20

2

2.2

2.4

2.6

2.8

3

3.2

3.4

3.6

3.8

4

2 2.5 3 3.5 4

Pro

spe

k

Potensi

Page 516: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 35

Tabel 5.3.29.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Pasaman Barat

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perkebunan 0.087359 0.146924 0.151168 0.129203 1

Perikanan 0.134740 0.141262 0.107787 0.127795 2

Tanaman Pangan 0.112357 0.118320 0.119202 0.116701 3

Jasa 0.089926 0.123214 0.101809 0.105236 4

Perdagangan 0.118195 0.100853 0.090196 0.102813 5

Angkutan 0.108692 0.092644 0.089655 0.096791 6

Pertambangan 0.099112 0.080878 0.096183 0.091941 7

Peternakan 0.088102 0.085929 0.095751 0.089963 8

Perindustrian 0.103076 0.069600 0.082456 0.084735 9

Pariwisata 0.058442 0.040377 0.065795 0.05482 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kabupaten Pasaman Barat dan pelaksanaan

FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya

(Tabel 5.3.29), analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan

urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.30. hasil tersebut

menunjukkan 5 (lima) unggulan di setiap sektor.

Tabel 5.3.30.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Pasaman Barat

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Peternakan

1 Jagung 0.3542 1 Sapi potong 0.3102

2 Padi Sawah 0.2159 2 Ayam Buras 0.1409

3 Ubi Jalar 0.0999 3 Ayam Ras Pedaging 0.1402

4 Padi Ladang 0.0984 4 Kerbau 0.1357

5 Ubi Kayu 0.0875 5 Kambing 0.1323

Sayur-sayuran Perikanan

1 Cabe 0.4938 1Penangkapan Ikan di PerairanUmum

0.6204

2 Terong 0.1874 2 Budidaya Ikan Sungai 0.1018

3 Ketimun 0.1558 3 Budidaya Ikan Kolam 0.1003

4 Kangkung 0.0666 4 Budidaya Ikan Keramba 0.0987

5 Kacang Panjang 0.0663 5 Budidaya Ikan Laut 0.0788

Buah-buahan Industri

1 Pisang 0.2881 1 Tempe 0.3980

2 Jeruk 0.1903 2 Kayu Lapis 0.1067

3 Durian 0.1157 3 Gula Merah 0.0999

4 Mangga 0.0813 4 Anyaman Rotan 0.0928

5 Manggis 0.0682 5 Batu Bata 0.0858

Page 517: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 36

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa Sawit 0.4635 1 Restoran 0.1457

2 Nilam 0.1091 2 Sembako 0.1314

3 Coklat 0.1044 3 Barang Elektronik 0.1309

4 Enau 0.0640 4 Komoditi Makanan 0.1257

5 Kelapa 0.0637 5 Perhiasan 0.1060

Jasa-jasa Angkutan

1 Reparasi Kendaraan bermotor 0.3970 1 Angkutan Bermotor Barang 0.4787

2 Jasa Kursus Menjahit 0.1062 2 Ojek 0.2656

3 Tukang Sablon 0.0994 3 Motor Becak 0.0692

4 Reparasi elektronika 0.0924 4 Motor Tempel 0.0685

5 Salon kecantikan 0.0854 5 Angkutan Bermotor Penumpang 0.0658

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.31. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah penangkapan ikan

di perairan umum, kelapa sawit, reparasi kendaraan bermotor, angkutan barang, dan industri

tempe. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha

berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.31.

Tabel 5.3.31.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pasaman Barat

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 0.0793 Perikanan

2 Kelapa sawit 0.0744 Perkebunan

3 Reparasi Kendaraan bermotor 0.0535 Jasa-Jasa

4 Angkutan Bermotor Barang 0.0489 Angkutan

5 Tempe 0.0431 Industri

6 Sapi potong 0.0325 Peternakan

7 Jagung 0.0290 Tanpang

8 Ojek 0.0271 Angkutan

9 Restoran 0.0234 Perdagangan

10 Sembako 0.0211 Perdagangan

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah sapi potong, jagung, ojek, restoran dan sembako. Apabila ditelaah lebih lanjut

dari 10 KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya perikanan, perkebunan,

jasa, angkutan industri, peternakan, tanaman pangan, dan perdagangan menjadi sektor

unggulan di daerah Pasaman Barat. Penangkapan ikan di perairan umum memiliki skor

Page 518: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 37

tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Pasaman Barat

menjadikan aktivitas nelayan sebagai sumber pendapatan keluarga. Faktor yang mendukung

hal tersebut adalah kondisi geografis daerah kabupaten Pasaman barat yang berada di

sepanjang pantai barat Sumatera. Selanjutnya, kelapa sawit menjadi primadona Pasaman

Barat namun KPJu ini hanya sebagian kecil yang dikelola oleh UMKM.

Berdasarkan Tabel 5.3.32 kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten

Pasaman Barat berdasarkan hasil penilaian indikator prospek dan potensi saat ini sebagai

berikut:

Tabel 5.3.32.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Pasaman Barat

No KPJu Potensi Prospek ProspekPotensiSaat ini

Kuadran

1 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 3.64 3.52 Baik Baik I

2 Kelapa sawit 3.86 3.48 Baik Baik I

3 Reparasi Kendaraan bermotor 3.19 3.14 Baik Baik I

4 Angkutan Bermotor Barang 3.17 2.98 Baik Cukup Baik III

5 Tempe 2.98 2.83 Cukup Baik Cukup Baik IV

6 Sapi potong 2.88 2.38 Cukup Baik Cukup Baik IV

7 Jagung 3.76 3.50 Cukup Baik Cukup Baik IV

8 Ojek 2.43 2.38 Cukup Baik Cukup Baik IV

9 Restoran 3.10 2.95 Baik Cukup Baik III

10 Sembako 3.12 2.98 Baik Cukup Baik III

11 Barang Elektronik 3.00 2.69 Baik Cukup Baik III

12 Komoditi Makanan 3.17 3.05 Baik Baik I

13 Cabe 3.07 2.93 Cukup Baik Baik II

14 Padi Sawah 2.90 2.69 Baik Baik I

15 Nilam 2.71 2.64 Cukup Baik Cukup Baik IV

16 Perhiasan 2.60 2.67 Cukup Baik Cukup Baik IV

17 Coklat 3.10 3.00 Baik Baik I

18 Ayam Buras 2.74 2.71 Cukup Baik Cukup Baik IV

19 Ayam Ras Pedaging 3,12 2,70 Baik Cukup Baik III

20 Jasa Kursus Menjahit 2.45 2.36 Cukup Baik Cukup Baik IV

Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, diantara 20 KPJU Unggulan lintas sektor

yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 6 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek dan Potensi saat ini yang baik. KPJu tersebut adalah penangkapan ikan diperairan

umum, perkebunan kelapa sawit, usaha jasa reparasi kendaraan bermotor, perdagangan

komoditi makanan, budidaya padi sawah, dan perkebunan coklat. Berdasarkan hasil FGD

yang telah dilakukan menunjukan bahwa 8 dari 20 KPJu yang memiliki peringkat skor

terbobot lintas sektor tertinggi berada di kuadran ke IV.

Page 519: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 38

Gambar 5.3.8. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pasaman Barat

5.3.9. Kabupaten Tanah Datar

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar.

Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses

agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten

Tanah Datar. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan

maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Tanah Datar yang mempunyai nilai skor

tertinggi, seperti disajikan pada tabel berikut.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada berikut, dapat dilihat bahwa bobot

atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dan tujuan penciptaan

lapangan kerja dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Tanah Datar adalah

sektor tanaman pangan dan perdagangan, dan untuk tujuan peningkatan daya saing produk

adalah sektor tanaman pangan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-

masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu

unggulan UMKM maka sektor usaha tanaman pangan merupakan prioritas pertama.

12

34

16

7

8

910

19

12 13

1415

6

17

11 18

20

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

Pro

spe

k

Potensi

Page 520: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 39

Tabel 5.3.33.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu

SektorPertumbuhan

ekonomi

Penciptaanlapangan

kerja

Peningkatandaya saing

produk

BobotGabungan

Ranking

Bobot Tujuan => 0,3217 0,3387 0,3396

Tanaman Pangan 0,2237 0,1868 0,2326 0,2142 1

Perdagangan 0,1606 0,1931 0,1168 0,1567 2

Peternakan 0,1417 0,1011 0,1148 0,1188 3

Angkutan 0,0896 0,0900 0,0789 0,0861 4

Perindustrian 0,0453 0,0740 0,1335 0,0849 5

Pariwisata 0,0536 0,1067 0,0684 0,0766 6

Perikanan 0,0873 0,0624 0,0803 0,0765 7

Jasa 0,1002 0,0624 0,0560 0,0724 8

Perkebunan 0,0661 0,0624 0,0803 0,0697 9

Pertambangan 0,0319 0,0612 0,0384 0,0440 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya,

analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor yang disajikan pada Tabel 5.3.34.

Tabel 5.3.34Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Tanah Datar

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman pangan Tambang

1 Jagung 0.1722 1 Tanah Liat 0,4107

2 Ubi Kayu 0.1715 2 Tanah Urug 0,1493

3 Padi Sawah 0.1576 3 Marmer 0,1472

4 Ubi Jalar 0.1208 4 Andesit ( Batu pecah) 0,1302

5 Kacang hijau 0.1131 5 Biji besi 0,1102

Sayur Industri

1 Cabe 0.1853 1 Makanan dari kacang-kacangan 0.1754

2 Kubis 0.1735 2 Kerupuk dan sejenisnya 0.1427

3 Tomat 0.1576 3 Roti dan sejenisnya 0.1189

4 Bawang Merah 0.1461 4 Pengolahan Teh dan Kopi 0.0956

5 Buncis 0.0744 5 Tempe 0.0825

Buah Perdagangan

1 Jeruk 0.1411 1 Bahan Bakar 0.1764

2 Pisang 0.1280 2 Komoditi Makanan 0.1757

3 Alpukat 0.1083 3 Barang Elektronik 0.1328

4 Durian 0.1038 4 Sembako 0.1101

5 Sawo 0.1014 5 Restoran 0.0956

Perkebunan Jasa-Jasa

1 Karet 0.2454 1 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1917

Page 521: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 40

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

2 Coklat 0.2291 2 Jasa Kursus Menjahit 0.1114

3 Kelapa 0.1032 3 Salon kecantikan 0.1085

4 Cengkeh 0.0734 4 Kursus Komputer 0.1143

5 Pinang 0.0680 5 Tukang Sablon 0.0879

Peternakan Angkutan

1 Ayam Ras Petelur 0.2938 1 Angkutan Bermotor Barang 0.4598

2 Kambing 0.1626 2 Angkutan Bermotor Penumpang 0.2283

3 Ayam Buras 0.1453 3 Rental mobil 0.1798

4 Ayam Ras Pedaging 0.1327 4 Motor Tempel 0.1039

5 Sapi Potong 0.1156 5 Speed Boad 0.0281

Perikanan

1 Budidaya Ikan Nila 0.3030

2 Budidaya Ikan mas 0.1602

3 Ikan Bilih 0.1586

4Penangkapan Ikan di perairanumum

0.0897

5 Budidaya Ikan Sungai 0.0897

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha (Tabel 5.3.35.) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang

telah diperoleh (Tabel 5.3.35).

Tabel 5.3.35.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Datar

RangkingSektor/

SubsektorKpju

Skorterbobot

1 Peternakan Ayam Ras Petelur 0.0411

2 Perdagangan Bahan Bakar 0.0400

3 Perdagangan Komoditi Makanan 0.0399

4 Angkutan Angkutan Bermotor Barang 0.0396

5 Perdagangan Barang Elektronik 0.0301

6 Tanpang Jagung 0.0301

7 Tanpang Ubi Kayu 0.0300

8 Perikanan Budidaya Ikan Nila 0.0289

9 Tanpang Padi Sawah 0.0276

10 Perdagangan Sembako 0.0250

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.35. Pada Tabel 5.3.35. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah Ayam ras petelur, perdagangan bahan bakar, perdagangan komoditi makanan,

Page 522: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 41

angkutan bermotor barang dan perdagangan barang elektronik. Hasil lengkap berupa

rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot

masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.35.

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah jagung, ubi kayu, Budidaya Ikan Nila, padi sawah dan sembako. Apabila

ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 4

komoditi merupakan subsektor Perdagangan, 3 KPJu dari sektor Tanpang, satu KPJU dari

sektor peternakan, satu KPJU dari sektor angkutan. Bila dilihat bahwa 4 KPJu merupakan

bagian usaha dari sektor perdagangan dan 3 KPJU dari Sektor Tanpang, maka terpilihnya

KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi dii

Kabupaten Tanah Datar berbasis pada sektor perdagangan dan Tanpang. Kedudukan KPJu

Unggulan Lintas Sektor di Kota Padangberdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor

Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3.36.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Tanah Datar

No KPJU Prospek Potensi Prospek Potensi Kuadran

1 Ayam Ras Petelur 4,083 3,850 Sangat Baik Baik I

2 Bahan Bakar 4,517 4,167 Sangat Baik Sangat Baik I

3 Komoditi Makanan 4,350 3,917 Sangat Baik Baik I

4Angkutan BermotorBarang

4,133 3,967 Sangat Baik Baik I

5 Barang Elektronik 4,317 4,083 Sangat Baik Sangat Baik I

6 Jagung 4,800 3,367 Sangat Baik Baik I

7 Ubi Kayu 4,717 3,800 Sangat Baik Baik I

8 Budidaya Ikan Nila 4,783 3,367 Sangat Baik Baik I

9 Padi Sawah 4,750 3,367 Sangat Baik Baik I

10 Sembako 4,200 3,367 Sangat Baik Baik I

11Makanan darikacang-kacangan

4,083 3,850 Sangat Baik Baik I

12 Karet 4,517 4,167 Sangat Baik Sangat Baik I

13 Kambing 4,350 3,917 Sangat Baik Baik I

14Reparasi Kendaraanbermotor

4,133 3,967 Sangat Baik Baik I

15 Coklat 4,317 4,083 Sangat Baik Sangat Baik I

16 Restoran 4,800 3,367 Sangat Baik Baik I

17 Ubi Jalar 4,717 3,800 Sangat Baik Baik I

18 Ayam Buras 4,783 3,367 Sangat Baik Baik I

19 Kacang hijau 4,750 3,367 Sangat Baik Baik I

20Kerupuk dansejenisnya

4,200 3,367 Sangat Baik Baik I

Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.3.36. di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas

Sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, semua KPJu berada pada Kuadran I, yaitu

mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang Sangat Baik atau Baik, yaitu Ayam Ras

Page 523: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 42

Petelur, Bahan Bakar, Komoditi Makanan, Angkutan Bermotor Barang, Barang Elektronik,

Jagung, Ubi Kayu, Budidaya Ikan Nila, Padi Sawah dan Sembako.

Di luar 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor tersebut, KPJu yang berada pada Kuadran I,

dengan Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang juga Baik adalah Makanan dari

kacang-kacangan, Karet, Kambing, Reparasi Kendaraan Bermotor, Coklat, Restoran, Ubi

Jalar, Ayam Buras, Kacang Hijau dan Kerupuk Dan Sejenisnya. Kedudukan KPJu unggulan

lintas sektor di Kota Padangberdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan

Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.9):

Gambar 5.3.9. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tanah Datar

5.3.10. Kota Payakumbuh

Berdasarkan hasil olahan penelitian di Kota Payakumbuh menggunakan analisis AHP

menunjukkan skor terbobot setiap sektor usaha untuk setiap tujuan penetapan KPJu

unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti

disajikan pada Tabel 5.3.37. yang mana bobot atau prioritas tertinggi untuk penciptaan

lapangan kerja dan peningkatan daya saing ditunjukkan oleh sektor perdagangan. Hal ini

menunjukkan bahwa Kota Payakumbuh mengandalkan sektor perdagangan sebagai basis

pengerak pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing

produk unggulan daerah. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing

tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM

maka sektor perdagangan merupakan skala perioritas sektor unggul di Kota Payakumbuh

pada masa sekarang ini. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya adalah

tanaman pangan, jasa, perkebunan, perikanan, pariwisata, angkutan, peternakan,

perindustrian dan pertambangan.

Page 524: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 43

Tabel 5.3.37.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kota Payakumbuh

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perdagangan 0.1388 0.1390 0.1275 0.1350 1

Tanaman Pangan 0.1080 0.1307 0.1064 0.1151 2

Jasa 0.1037 0.1201 0.1097 0.1113 3

Perkebunan 0.1236 0.1039 0.1059 0.1109 4

Perikanan 0.0844 0.1222 0.1218 0.1099 5

Pariwisata 0.1096 0.1163 0.1005 0.1088 6

Angkutan 0.1043 0.0803 0.0907 0.0916 7

Peternakan 0.0922 0.0736 0.0828 0.0827 8

Perindustrian 0.0778 0.0582 0.0851 0.0737 9

Pertambangan 0.0575 0.0557 0.0696 0.0610 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kota Payakumbuh dan pelaksanaan FGD beserta

bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel 5.3.37),

analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.38. Hasil tersebut menunjukkan 5 (lima) unggulan

disetiap sektor.

Tabel 5.3.38.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Payakumbuh

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Peternakan

1 Padi Sawah 0.2968 1 Sapi Potong 0.3253

2 Jagung 0.2376 2 Ayam Ras Petelur 0.1966

3 Ubi Kayu 0.1909 3 Ayam Ras Pedaging 0.1562

4 Kacang Kedele 0.1288 4 Ayam Buras 0.1416

5 Ubi Jalar 0.0427 5 Kambing 0.0877

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Sayur-sayuran Perikanan

1 Cabe 0.3999 1 Budidaya ikan kolam 0.5211

2 Bayam 0.1197 2 Budidaya Ikan Keramba 0.3583

3 Tomat 0.1197 3 Penangkapan Ikan di perairan umum 0.0741

4 Kacang panjang 0.0902 4 Budidaya Ikan Sungai 0.0465

5 Terong 0.0864 5

Buah-buahan Industri

1 Manggis 0.2881 1 Pengolahan Teh dan Kopi 0.2136

2 Rambutan 0.1903 2 Pengolahan Pakan Ternak 0.1842

3 Pisang 0.1157 3 Kerupuk dan sejenisnya 0.1315

4 Belimbing 0.0813 4 Anyaman Rotan 0.0892

5 Jeruk 0.0682 5 Tempe 0.0869

Page 525: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 44

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Perkebunan Perdagangan

1 Coklat 0.2221 1 Perdagangan Hasil Pertanian 0.1506

2 Pinang 0.1483 2 Komoditi Makanan 0.1395

3 Kelapa 0.1388 3 Hotel Melati 0.1385

4 Cengkeh 0.1212 4 Toko Kelontong /Waserda 0.1330

5 Karet 0.1147 5 Mobil Dan Sepeda Motor 0.1031

Jasa-jasa Angkutan

1 Kursus Bahasa Inggris 0.1518 1 Angkutan Bermotor Penumpang 0.2766

2 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1365 2 Ojek 0.2481

3 Kursus Mengemudi 0.1357 3 Angkutan Bermotor Barang 0.2269

4 Kursus Kecantikan 0.1254 4 Motor Becak 0.1392

5 Photo Studio 0.1121 5 Bendi/Delman 0.1093

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh

tersebut.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.39. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah budidaya ikan

kolam, coklat, budidaya ikan keramba, perdagangan hasil pertanian, dan peternakan sapi

potong. Hasil lengkap berupa urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha sebagai berikut:

Tabel 5.3.39.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Payakumbuh

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Budidaya ikan kolam 0.0458 Perikanan

2 Coklat 0.0331 Perkebunan

3 Budidaya Ikan Keramba 0.0315 Perikanan

4 Perdagangan Hasil Pertanian 0.0306 Perdagangan

5 Sapi Potong 0.0296 Peternakan

6 Komoditi Makanan 0.0283 Perdagangan

7 Hotel Melati 0.0281 Perdagangan

8 Toko Kelontong /Waserda 0.0270 Perdagangan

9 Kursus Bahasa Inggris 0.0255 Jasa-Jasa

10 Angkutan Bermotor Penumpang 0.0253 Angkutan

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah komoditi makanan, hotel melati, toko kelontong/waserda, kursus bahasa

inggris, dan angkutan bermotor penumpang. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJU

Unggulan lintas sektor, maka 4 (empat) KPJU didominasi oleh sektor perdagangan seperti

barang-barang hasil bumi, komoditi makanan, hotel melati dan toko kelontong/waserda. Hal

Page 526: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 45

ini sejalan dengan kontribusi utama sektor perdagangan pada pertumbuhan ekonomi,

penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk.

Tabel 5.3.40.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kota Payakumbuh

No KPJu Potensi Prospek ProspekPotensiSaat ini

Kuadran

1 Budidaya ikan kolam 3.15 3.22 Baik Baik I

2 Coklat 3.01 3.33 Baik Baik I

3 Budidaya Ikan Keramba 3.10 3.46 Baik Baik I

4 Perdagangan Hasil Pertanian 3.32 3.21 Baik Baik I

5 Sapi Potong 2.90 2.83 Cukup Baik Cukup Baik IV

6 Komoditi Makanan 3.17 2.94 Baik Cukup Baik II

7 Hotel Melati 2.74 2.74 Cukup Baik Cukup Baik IV

8 Toko Kelontong /Waserda 2.92 2.90 Cukup Baik Cukup Baik IV

9 Kursus Bahasa Inggris 2.51 2.44 Cukup Baik Cukup Baik IV

10 Angkutan Bermotor Penumpang 2.76 2.44 Cukup Baik Cukup Baik IV

11 Reparasi Kendaraan Bermotor 2.500 2.667 Cukup Baik Cukup Baik IV

12 Padi Sawah 3.355 3.263 Baik Baik I

13 Kursus Mengemudi 2.396 2.667 Cukup Baik Cukup Baik III

14 Ojek 2.67 2.93 Cukup Baik Cukup Baik IV

15 Pengolahan Teh dan Kopi 2.81 2.79 Cukup Baik Cukup Baik IV

16 Pinang 2.021 2.104 Cukup Baik Cukup Baik IV

17 Kursus Kecantikan 2.313 2.604 Cukup Baik Cukup Baik IV

18 Mobil dan Sepeda Motor 2.542 2.688 Cukup Baik Cukup Baik IV

19 Angkutan Barang 3.529 3.713 Baik Baik I

20 Kelapa 2.083 2.146 Cukup Baik Cukup Baik IV

Selanjutnya, kedudukan KPJU unggulan lintas sektor di Kota Payakumbuh

berdasarkan hasil penilaian indikator prospek dan potensi saat ini dapat dilihat pada Tabel di

atas. Berdasarkan diantara 20 KPJU Unggulan lintas sektor yang mempunyai skor terbobot

tertinggi, 6 (enam) KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat

ini yang baik, dan cukup baik yaitu budidaya ikan kolam, coklat, budidaya ikan keramba,

perdagangan hasil pertanian, padi sawah, angkutan barang. Hal ini menunjukkan bahwa

prospek dan potensi saat ini mengambarkan bahwa Kota Payakumbuh sebagai pusat

perdagangan terutama perdagangan hasil pertanian dan komoditas makanan yang menjadi

ciri khas Kota Payakumbuh. Selain itu, coklat dan padi sawah saat ini dinilai masih memiliki

potensi dan prospek karena masih banyak masyarakat Kota Payakumbuh yang

mengandalkan usaha padi sawah dan coklat sebagai sumber pendapatan utama keluarga

mereka. Dengan memperhatikan PDRB Kota Payakumbuh tiga tahun terakhir menunjukkan

bahwa sektor tanam pangan dan perkebunan mengalami peningkatan yang cukup berarti

setiap tahunnya (BPS, 2010).

Page 527: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 46

Gambar 5.3.10. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Payakumbuh

5.3.11. Kabupaten Solok Selatan

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Solok Selatan.

Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses

agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten

Solok Selatan. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan

maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Solok Selatan yang mempunyai nilai skor

tertinggi, seperti disajikan pada Tabel 5.3.43.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.41. Pada Tabel 5.3.41.

dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan

ekonomi adalah sektor perindustrian, sedangkan untuk tujuan penciptaan lapangan kerja

dan peningkatan daya saing produk maka sektor perkebunan merupakan sektor dengan

bobot tertinggi. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan,

secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka

sektor perkebunan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan

kepentingannya berturut-turut adalah perindustrian, pariwisata, perdagangan, tanaman

pangan, dan jasa.

12

3

416

78

9 10

19

12 131415

6

1711

18

20

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

Pro

spe

k

Potensi

Page 528: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 47

Tabel 5.3.41.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Solok Selatan

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perkebunan 0,1296 0,1666 0,1689 0,1555 1

Perindustrian 0,1569 0,1256 0,1305 0,1373 2

Pariwisata 0,1127 0,1182 0,1213 0,1175 3

Perdagangan 0,1053 0,1165 0,1042 0,1087 4

Tanaman Pangan 0,1245 0,0829 0,1057 0,1040 5

Jasa 0,0972 0,1059 0,0741 0,0923 6

Peternakan 0,0611 0,0942 0,0976 0,0847 7

Pertambangan 0,0757 0,0652 0,0721 0,0709 8

Perikanan 0,0848 0,0534 0,0650 0,0674 9

Angkutan 0,0972 0,1059 0,0741 0,0923 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kabupaten Solok Selatan dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel

5.3.41), analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan

nilai skor terbobot seperti disajikan pada table 5.3.42.

Tabel 5.3.42.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Solok Selatan

No.Sektor Usaha/

KPJu

Skor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/

KPJu

Skor-

TerbobotPadi dan Palawija Sayuran

1 Padi Sawah 0.5004 1 Cabe 0.3337

2 Jagung 0.1386 2 Tomat 0.2205

3 Kacang Tanah 0.1386 3 Buncis 0.0686

4 Kacang Kedele 0.1386 4 Terong 0.0673

5 Ubi Kayu 0.0426 5 Kacang panjang 0.0673

Buah-Buahan Perkebunan

1 Jeruk 0.3314 1 Karet 0.1767

2 Pisang 0.2224 2 Kelapa Sawit 0.1726

3 Durian 0.1126 3 Kopi 0.1263

4 Pepaya 0.0731 4 Coklat 0.1254

5 Sawo 0.0591 5 Garda munggu 0.1193

Peternakan Perikanan

1 Sapi Potong 0.2640 1 Budidaya ikan kolam 0.5090

2 Kerbau 0.1872 2 Penangkapan Ikan di perairanumum

0.3978

3 Kambing 0.1721 3 Budidaya ikan sawah 0.0933

4 Ayam Ras Petelur 0.1153 4

5 Itik 0.1070 5

Page 529: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 48

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.43. Pada Tabel 5.3.43. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah komoditi/produk/usaha perabot, karet, kelapa sawit, padi sawah dan reparasi kendaraan

bermotor. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha

berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.43.

Tabel 5.3.43.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Solok Selatan

No. KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Perabot 0.0470 Industri

2 Karet 0.0381 Perkebunan

3 Kelapa Sawit 0.0373 Perkebunan

4 Padi Sawah 0.0326 Tanpang

5 Reparasi Kendaraan bermotor 0.0311 Jasa-Jasa

6 Bordir/Sulaman 0.0309 Industri

7 Kue dan makanan ringan 0.0281 Industri

8 Kopi 0.0273 Perkebunan

9 Coklat 0.0271 Perkebunan

10 Sapi Potong 0.0264 Peternakan

No.Sektor Usaha/

KPJu

Skor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/

KPJu

Skor-

Terbobot

Angkutan Industri

1 Angkutan Bermotor Penumpang 0.5857 1 Perabot 0.3272

2 Angkutan Bermotor Barang 0.4143 2 Bordir/Sulaman 0.2147

3 Kue dan makanan ringan 0.1955

4 Batu Bata 0.1657

5 Kerupuk dan sejenisnya 0.0524

Perdagangan Jasa-jasa

1 Komoditi Makanan 0.1578 1 Reparasi Kendaraan bermotor 0.2232

2 Sembako 0.1384 2 Reparasi elektronika 0.1254

3 Pakaian Jadi 0.1340 3 Jasa Kursus Akuntansi 0.1110

4 Bahan Bakar 0.1240 4 Kursus Bahasa Inggris 0.1107

5 Restoran 0.1068 5 Jasa Kursus Menjahit 0.0916

Page 530: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 49

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah, bordir, kue dan makanan ringan, kopi, coklat dan peternakan sapi potong.

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan

sektornya 3 unit usaha merupakan sektor industri, 3 komoditi adalah sektor perkebunan, 2

usaha berada di sektor jasa, dan 1 usaha berasal dari sektor perikanan dan 1 lagi dari sub

sektor tanaman pangan. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa sektor

perkebunan dengan komoditi karet, kelapa sawit dan kopi serta industri dengan usaha

perabot, bordiran dan kue merupakan dua sektor dengan jumlah komoditi dan usaha paling

banyak muncul. Artinya perekonomian Kabupaten Solok Selatan berbasis pada sektor

perkebunan dan industri.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten Solok Selatan berdasarkan

hasil penilaian faktor-faktor prospek dan potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3.44.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Solok Selatan

No KPJu Potensi Prospek Potensi Saat ini Prospek Kuadran

1 Perabot 3,61 3,22 Baik Baik I

2 Karet 4,33 3,89 Baik Baik I

3 Kelapa Sawit 3,36 3,25 Baik Baik I

4 Padi Sawah 4,17 3,56 Baik Baik I

5 Reparasi kendaraan bermotor 3,44 3,00 Baik Baik IV

6 Bordir 3,61 3,39 Baik Baik I

7 Kue dan Makanan Ringan 4,11 3,56 Sangat baik Baik I

8 Kopi 3,64 3,22 Baik Baik I

9 Coklat 3,86 3,09 Baik Baik I

10 Sapi Potong 3,92 3,83 Baik Baik I

Seperti dapat dilihat pada tabel diatas, diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor yang

mempunyai skor terbobot tertinggi, 9 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek sangat baik dan Potensi saat ini yang sangat baik juga. Ke delapan KPJu unggulan

tersebut adalah perabot, karet, kelapa sawit, padi sawah, bordir, kue dan makanan ringan,

kopi, coklat dan sapi potong. Sedangkan reparasi kendaraan bermotor berada di kuadran IV

yang berarti memiliki potensi dan prospek yanng rendah.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten Solok Selatan berdasarkan

hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada

grafik kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.11.).

Page 531: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 50

Gambar 5.3.11. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Solok Selatan

5.3.12. Kabupaten Solok

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Solok. Berdasarkan KPJu

unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk

menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Solok. Hasil

proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat

KPJu unggulan Kabupaten Solok yang mempunyai nilai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.45. Pada Tabel 5.3.45

dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan peningkatan daya

saing produk dan tujuan penciptaan lapangan kerja dalam rangka penetapan KPJu unggulan

di Kabupaten Solok adalah sektor perindustrian, dan untuk tujuan pertumbuhan ekonomi

adalah sektor usaha tanaman pangan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari

masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu

unggulan UMKM maka sektor usaha perindustrian merupakan prioritas pertama. Sektor

1

2

3

4

5

67

8

910

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

Pro

spe

k

Potensi

Page 532: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 51

usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, jasa-

jasa, perdagangan, perkebunan, perikanan, pariwisata, pertambangan, peternakan dan

angkutan.

Berdasarkan hasil FGD yang tercermin dalam tabel 5.3.45, menunjukan bahwa

kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB kabupaten Solok,

khususnya sektor tanaman pangan sebagaimana digambarkan pada bab 3 laporan penelitian

ini, menyebabkan pentingnya peran sektor tanaman pangan sebagai sumber utama

pertumbuhan ekonomi kabupaten Solok. Selanjutnya hasil FGD menunjukan bahwa para

pihak terkait menyadari pentingnya peran sektor Industri khususnya Industri kecil dan

menengah dalam usaha penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing produk.

Sehingga secara keseluruhan walaupun peran subsektor tanaman pangan dan holtikultura

sangat besar terhadap perekonomian kabupaten solok, namun hasil diskusi ini

menyimpulkan bahwa sektor perindustrian memiliki tingkat kepentingan yang lebih baik

dibandingkan sektor ekonomi lainnya.

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD

Beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel

5.3.45), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan

urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.46

Tabel 5.3.45Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan diKabupaten Solok

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh

(Tabel 5.3.46).

SektorPertumbuhan

ekonomi

Penciptaan

lapangan

kerja

Peningkatan

daya saing

produk

Bobot Tujuan => 0.3217 0.3387 0.3396

Perindustrian 0.1340 0.1615 0.2222 0.1733 1

Tanaman Pangan 0.1969 0.1400 0.1604 0.1652 2

Jasa 0.1319 0.1248 0.0760 0.1105 3

Perdagangan 0.1028 0.1525 0.0690 0.1081 4

Perkebunan 0.0838 0.1012 0.1029 0.0962 5

Perikanan 0.0961 0.0568 0.0887 0.0803 6

Pariwisata 0.0660 0.0679 0.1028 0.0791 7

Pertambangan 0.0610 0.0504 0.0879 0.0666 8

Peternakan 0.0722 0.0636 0.0550 0.0634 9

Angkutan 0.0554 0.0814 0.0351 0.0573 10

Bobot

GabunganRanking

Page 533: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 52

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.47. Pada Tabel 5.3.47 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah perindustrian gula merah, tanaman pangan padi sawah, perindustrian kerupuk ubi,

industri pengeringan ikan dan jasa kursus menjahit. Hasil lengkap berupa rangking atau

urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing

KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.47.

Tabel 5.3.46.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Solok

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Peternakan

1 Padi Sawah 0.3939 1 Sapi Potong 0.3218

2 Kacang Kedele 0.2800 2 Ayam Ras Pedaging 0.1188

3 Jagung 0.0965 3 Kambing 0.1241

4 Ubi Jalar 0.0902 4 Itik 0.1062

5 Kacang Tanah 0.0580 5 Kerbau 0.0958

Sayur-sayuran Perikanan

1 Cabe 0.2232 1 Pembibitan Ikan 0.3321

2 Bawang Merah 0.2126 2 Budidaya Ikan Lele 0.2251

3 Cabe Rawit 0.0966 3 Budidaya Ikan mas 0.1052

4 Bawang Putih 0.0826 4 Budidaya Ikan Nila 0.1049

5 Terong 0.0839 5 Penangkapan Ikan di perairanumum

0.0831

Buah-buahan Industri

1 Durian 0.2077 1 Gula Merah 0.1575

2 Pepaya 0.1532 2 Kerupuk dan sejenisnya 0.1457

3 Alpukat 0.1383 3 Penggaraman ikan 0.1154

4 Jeruk 0.1167 4 Batu Bata 0.1050

5 markisa 0.1150 5 Anyaman Rotan 0.0999

Perkebunan Perdagangan

1 Coklat 0.2268 1 Pakaian Jadi 0.1637

2 Kelapa 0.1397 2 Mesin dan Alat Pertanian 0.1439

3 Tea 0.1308 3 Restoran 0.1238

4 Karet 0.1235 4 Kios Pupuk 0.1302

5 Cengkeh 0.1051 5 Apotik 0.0902

Jasa-jasa Angkutan

1 Jasa Kursus Menjahit 0.2045 1 Angkutan Bermotor Barang 0.3023

2 Jasa Warnet 0.1483 2 Angkutan Bermotor Penumpang 0.2543

3 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1343 3 Ojek 0.2268

4 Jasa Pelaminan 0.1413 4 Bendi/Delman 0.2167

5 Reparasi elektronika 0.0771

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah pembibitan ikan, komoditi kedelai, perkebunan cokelat, industri batu bata dan

industri anayaman pandan/rotan/bamboo. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu

unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 5 komoditi merupakan sektor industri.

Bila dilihat bahwa 5 KPJu merupakan bagian usaha dari sektor indsutri, maka terpilihnya

Page 534: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 53

KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di

Kabupaten Solok yang berbasis pada sektor pertanian dapat mengembangkan sektor industri

kecil dan menegah di wilayahnya.

Tabel 5.3.47.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten SolokNo. KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Gula Merah 0.0438 Industri

2 Padi Sawah 0.0425 Tanpang

3 Kerupuk dan sejenisnya 0.0405 Industri

4 Penggaraman ikan 0.0321 Industri

5 Jasa Kursus Menjahit 0.0320 Jasa-Jasa

6 Pembibitan Ikan 0.0314 Perikanan

7 Kacang Kedele 0.0302 Tanpang

8 Coklat 0.0301 Perkebunan

9 Batu Bata 0.0292 Industri

10 Anyaman Rotan 0.0278 Industri

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Solok berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3.48.Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Solok

No KPJU Prospek Potensi ProspekPotensiSaat ini Kuadran

1 Gula Merah 3.561 3.227 Baik Baik I

2 Padi Sawah 4.152 4.182 Sangat Baik Sangat Baik I

3 Kerupuk dan sejenisnya 2.591 2.606 Cukup Baik Cukup Baik IV

4 Penggaraman ikan 3.348 3.197 Baik Baik I

5 Jasa Kursus Menjahit 2.742 2.697 Cuku Baik Cukup Baik IV

6 Pembibitan Ikan 4.076 3.379 Sangat Baik Baik I

7 Kacang Kedele 2.773 2.152 Cukup Baik Cukup Baik IV

8 Coklat 3.909 3.605 Baik Baik II

9 Batu Bata 3.409 3.167 Baik Baik I

10 Anyaman Rotan 3.470 2.833 Baik Cukup baik III

11 Pakaian Jadi 2.500 2.750 Cukup baik Cukup Baik IV

12 Sapi Potong 3.985 3.455 Baik Baik I

13Mesin dan AlatPertanian

2.924 2.500Cukup Baik Cukup Baik IV

14 Jasa Warnet 2.742 2.955 Cukup Baik Cukup Baik IV

15 Jasa Pelaminan 3.000 3.212 Baik Baik I

16 Kios Pupuk 3.742 3.333 Baik Baik I

17 Budidaya Ikan Lele 3.561 3.106 Baik Baik I

18Reparasi Kendaraanbermotor

3.030 3.167Baik Baik I

19 Restoran 3.106 3.439 Baik Cukup III

20 Kelapa 2.933 2.791 Cukup baik Cukup baik IV

Page 535: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 54

Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.3.48. di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas

Sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 5 KPJu berada pada Kuadran I, yaitu

mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik atau Baik, yaitu industri gula

merah, padi sawah, penggaraman ikan, pembibitan ikan, batu bata. Sedangkan satu KPJu

berada pada kuadran II, yaitu prospek baik dan potensi saat ini baik yaitu coklat. Kemudian

satu KPJu berada pada kuadran III yang berarti prospek baik dan potensi saat ini cukup baik

yaitu anyaman rotan. Sedangkan tiga KPJu berada pada kuadran IV yaitu prospek dan

potensi cukup baik yaitu komoditi kerupuk dan sejenisnya, jasa kursus menjahit dan kacang

kedele.

Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Solok berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.12.).

Gambar 5.3.12. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Solok

5.3.13. Kabupaten Agam

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Agam yang disajikan

pada. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan

proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat

Kota Kabupaten Agam. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda,

1

2

3

4

5

6

7

8

910

11

12

13

14

15

1617

181920

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

Po

ten

si

Prospek

Page 536: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 55

ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kota Kabupaten Agam yang mempunyai

nilai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.49. Pada Tabel 5.3.49.

dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan

ekonomi adalah sektor tanaman pangan, untuk peningkatan daya saing produk maka sektor

industri merupakan sektor dengan bobot tertinggi, untuk tujuan penciptaan lapangan kerja

maka subsektor perikanan merupakan sektor dengan bobot tertinggi. Dengan memperhati-

kan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka

mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor industri merupakan prioritas

pertama. Sektor usaha lain berdasarkan kepentingannya adalah perkebunan, perikanan,

tanaman pangan, jasa, perdagangan, peternakan, pariwisata, pertambangan dan angkutan.

Hasil yang disajikan pada tabel 5.3.49 mengenai sektor ekonomi yang mempunyai

skor terbobot tertinggi untuk masing-masing kriteria tujuan penetapan KPJU menunjukkan

bahwa sektor industri, sub sektor perkebunan dan sub sektor perikanan merupakan sektor

unggulan di Kabupaten Agam. Hal ini didukung dengan keberadaan Kabupaten Agam yang

merupakan Hinterland dari Kota Bukittinggi dan dekatnya kabupaten Agam dengan pusat

tujuan pemasaran produk tekstil berupa konveksi, sulaman dan bordiran menyebabkan

industri di kabupaten Agam cukup potensial menjadi komoditi unggulan. Kedekatan

Kabupaten Agam dengan Kota Bukittinggi sebagai kota tujuan wisata utama di Sumatera

Barat, tentu tidak bisa dilepaskan dari kemunculan beberapa jenis usaha pendukung

pariwisata seperti souvenir dan oleh-oleh. Kerupuk sanjai merupakan produk oleh-oleh khas

Kota Bukittinggi, dan Kabupaten Agam sebagai daerah pendukung juga memunculkan

industri-industri kecil kerupuk sanjai dan industri kecil penghasil souvenir seperti di Pandai

Sikek yang terkenal dengan tenunannya, daerah Empat Angkat yang terkenal sebagai sentra

sulaman dan bordir, Koto Gadang yang terkenal dengan pandai perak. Disamping itu

keberadaan sentra perdagangan tekstil dan barang-barang tekstil di pasar Aur, merupakan

suatu magnet tersendiri untuk kehadiran pelaku-pelaku industri tekstil dan barang-barang

tekstil untuk mengembangkan usahanya karena kemudahan dan aksesibilitas yang tinggi

bagi penyediaan bahan baku dan pasar produk mereka.

Page 537: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 56

Tabel 5.3.49.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Agam

SektorPertumbuhan

ekonomi

Penciptaanlapangan

kerja

Peningkatandaya saing

produk

BobotGabungan

Ranking

0.3217 0.3387 0.3396

Perindustrian 0.1049 0.2692 0.1601 0.1793 1

Perkebunan 0.1828 0.1358 0.1612 0.1595 2

Perikanan 0.1143 0.1358 0.1648 0.1387 3

Tanaman Pangan 0.1939 0.0836 0.0453 0.1061 4

Jasa 0.0506 0.1466 0.0956 0.0984 5

Perdagangan 0.1135 0.0485 0.1280 0.0964 6

Peternakan 0.0919 0.0398 0.1160 0.0824 7

Pariwisata 0.0484 0.0861 0.0501 0.0618 8

Pertambangan 0.0407 0.0398 0.0501 0.0436 9

Angkutan 0.0506 0.1466 0.0956 0.0984 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kabupaten Agam dan pelaksanaan FGD beserta

bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya, analisis AHP

menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot

seperti disajikan pada tabel. 5.3.50.

Tabel 5.3.50.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Agam

No. Sektor Usaha/KPJuSkorTerbobot

No. Sektor Usaha/KPJuSkorTerbobot

Tanaman Pangan Sayur-Sayuran

1 Padi Sawah 0.1873 1 Cabe 0.2248

2 Jagung 0.1282 2 Tomat 0.1653

3 Ubi Kayu 0.1229 3 Kentang 0.1407

4 Kacang Kedele 0.1200 4 Bawang Merah 0.0969

5 Kacang hijau 0.1170 5 Wortel 0.0931

Buah-Buahan Perkebunan

1 Pisang 0.1475 1 Kelapa Sawit 0.2139

2 Jeruk 0.1243 2 Coklat 0.1996

3 Manggis 0.1161 3 Kopi 0.1529

4 Durian 0.1051 4 Karet 0.0906

5 Semangka 0.1001 5 Kelapa 0.0705

Peternakan Perikanan

1 Sapi Potong 0.2743 1 Budidaya Ikan mas 0.1824

2 Kambing 0.1449 2 Budidaya Ikan Nila 0.1722

3 Kerbau 0.1133 3 Budidaya Ikan Belut 0.1530

4 Ayam Buras 0.0792 4 Budidaya Ikan Majalaya 0.1464

5 Ayam Ras Pedaging 0.0760 5 Budidaya ikan kolam 0.0922

Industri Perdagangan

1 Konveksi/Pakaian Jadi 0.1894 1 Pakaian Jadi 0.1564

Page 538: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 57

No. Sektor Usaha/KPJuSkorTerbobot

No. Sektor Usaha/KPJuSkorTerbobot

2 Bordir/Sulaman 0.1562 2 Mesin dan Alat Pertanian 0.1509

3 Kerupuk dan sejenisnya 0.1285 3 Sembako 0.1261

4 Pandai Besi 0.1148 4 Mobil Dan Sepeda Motor 0.1122

5Perhiasan berharga dari logammulia

0.0908 5 Barang Elektronik 0.1090

Jasa Angkutan

1 Wisata Budaya 0.1641 1 Angkutan Bermotor Barang 0.3750

2 Salon kecantikan 0.1143 2 Angkutan Bermotor Penumpang 0.2343

3 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1135 3 Ojek 0.1820

4 Kursus Komputer 0.1107 4 Motor Tempel 0.1757

5 Tukang Sablon 0.0989 5

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.51. Pada Tabel 5.3.51. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah industri konveksi/pakaian jadi, perkebunan kelapa sawit, perkebunan coklat, industri

bordir/sulaman, dan budidaya ikan mas. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu

unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat

dilihat pada Tabel 5.3.51.

Tabel 5.3.51.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Kabupaten Agam

Rangking Sektor/ Subsektor KPJU Bobot

1 Industri Konveksi/Pakaian Jadi 0.0469

2 Perkebunan Kelapa Sawit 0.0441

3 Perkebunan Coklat 0.0411

4 Industri Bordir/Sulaman 0.0387

5 Perikanan Budidaya Ikan mas 0.0319

6 Industri Kerupuk dan sejenisnya 0.0318

7 Perkebunan Kopi 0.0315

8 Peternakan Sapi Potong 0.0309

9 Perikanan Budidaya Ikan Nila 0.0301

10 Industri Pandai Besi 0.0284

Page 539: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 58

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah industri kerupuk dan sejenisnya, perkebunan kopi, peternakan sapi potong,

budidaya ikan nila dan industri pandai besi. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJU

Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 4 komoditi termasuk dalam sektor

industri, 3 komoditi termasuk pada sub sektor perkebunan, 3 komoditi termasuk subsektor

perikanan. Bila dilihat bahwa 4 KPJU merupakan bagian usaha dari sektor industri, maka

terpilihnya KPJU Unggulan tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di

Kabupaten Agam berbasis pada sektor industri. Hal ini sejalan juga dengan hasil Skor

terbobot penentuan KPJu unggulan sektor/sub sektor, dimana sektor/subsektor yang

mempunyai skor terbobot tertinggi adalah sektor industri.

Keberadaan Kabupaten Agam yang merupakan Hinterland dari Kota Bukittinggi

dan dekatnya kabupaten Agam dengan pusat tujuan pemasaran produk tekstil berupa

konveksi, sulaman dan bordiran menyebabkan industri sulaman dan bordir menjadi jenis

usaha yang mempunyai prospek dan potensi yang baik saat ini di Kabupaten Agam dan

potensial menjadi komoditi unggulan.

Kedekatan Kabupaten Agam dengan Kota Bukittinggi sebagai kota tujuan wisata

utama di Sumatera Barat, tentu tidak bisa dilepaskan dari kemunculan beberapa jenis usaha

pendukung pariwisata seperti souvenir dan oleh-oleh. Kerupuk sanjai merupakan produk

oleh-oleh khas Kota Bukittinggi, dan Kabupaten Agam sebagai daerah pendukung juga

memunculkan industri-industri kecil kerupuk sanjai.

Industri kecil penghasil souvenir seperti di Pandai Sikek yang terkenal dengan

tenunannya, daerah, Koto Gadang yang terkenal dengan pandai perak. Disamping itu

keberadaan sentra perdagangan tekstil dan barang-barang tekstil di pasar Aur, merupakan

suatu magnet tersendiri untuk kehadiran pelaku-pelaku industri tekstil dan barang-barang

tekstil untuk mengembangkan usahanya karena kemudahan dan aksesibilitas yang tinggi

bagi penyediaan bahan baku dan pasar produk mereka seperti yang terjadi di daerah Empat

Angkat yang terkenal sebagai sentra sulaman dan bordir.

Tabel 5.3.52.Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kabupaten Agam

No KPJU Prospek Potensi ProspekPotensiSaat ini Kuadran

1 Konveksi/pakaian jadi 3.85 3.86 Baik Baik I

2 Kelapa Sawit 3.98 3.77 Baik Baik I

3 Coklat 3.9 3.43 Baik Baik I

4 Bordir/Sulaman 3.52 3.73 Baik Baik I

5 Budidaya Ikan Mas 3.08 3.28 Baik Baik I

6 Kerupuk dan sejenisnya 3.25 3.77 Baik Baik I

7 Kopi 2.93 3.07 Cukup Baik II

8 Sapi Potong 3.97 3.7 Baik Baik I

9 Budidaya Ikan Nila 3.68 3.72 Baik Baik I

10 Pandai Besi 2.82 2.97 Cukup Cukup IV

Page 540: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 59

Seperti dapat dilihat pada tabel diatas, diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor yang

mempunyai skor terbobot tertinggi, 8 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek dan Potensi saat ini yang baik, dan baik yaitu komoditi Konveksi/pakaian jadi,

kelapa sawit, coklat, bordir/sulaman, budidaya ikan mas, kerupuk dan sejenisnya, sapi

potong dan budidaya ikan nila. Jenis usaha atau komoditas kopi pada kuadran II dengan

Prospek cukup baik dan Potensi kategori baik. Komoditas pandai besi berada pada kuadran

ke IV dengan prospek cukup dan potensi cukup

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di kota Kabupaten Agam berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.13.)

Gambar 5.3.13. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Kabupaten Agam

5.3.14. Kabupaten Sijunjung

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Sijunjung. Berdasarkan

KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi

untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten

Sijunjung. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum

10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Sijunjung yang mempunyai nilai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi

1

23

4

6

78

9

10

1213

14

15

11

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Pro

spe

k

Potensi

5

Page 541: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 60

untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari

masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.53, dapat dilihat bahwa bobot

atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi serta daya saing

produk dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Sijunjung adalah sektor

perkebunan. Sedangkan untuk tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sektor

perindustrian. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara

keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM di kabupaten

Sijunjung, maka sektor usaha perkebunan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain

berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perindustrian, tanaman pangan,

peternakan, jasa, perdagangan, pertambangan, pariwisata, angkutan, dan perikanan.

Tabel 5.3.53.Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Sijunjung

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)Skor

TerbobotGabungan

RangkingPertumbuhan

Ekonomi(0,3217)

PenciptaanLapangan

Kerja(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perkebunan 0,1675 0,1241 0,1271 0,1391 1

Perindustrian 0,0835 0,1310 0,1254 0,1138 2

Tanaman Pangan 0,1565 0,0875 0,0941 0,1120 3

Peternakan 0,1308 0,0845 0,1095 0,1078 4

Jasa 0,1035 0,1181 0,0901 0,1039 5

Perdagangan 0,0949 0,1011 0,0889 0,0950 6

Pertambangan 0,0464 0,1090 0,1122 0,0900 7

Pariwisata 0,0616 0,0928 0,1020 0,0859 8

Angkutan 0,0840 0,0805 0,0715 0,0786 9

Perikanan 0,0712 0,0714 0,0792 0,0740 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya,

analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan

nilai skor terbobot seperti disajikan pada 5.3.54.

Tabel 5.3.54.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan di Kabupaten Sijunjung

No. Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

No. Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

Tanaman Pangan Sayur-Sayuran

1. Kacang Tanah 0,205 1. Cabe 0,194

2. Padi Sawah 0,167 2. Kangkung 0,174

3. Ubi Kayu 0,140 3. Ketimun 0,139

4. Jagung 0,137 4. Kacang panjang 0,128

5. Ubi Jalar 0,134 5. Buncis 0,127

Buah-Buahan Perkebunan

1. Nangka 0,143 1. Nilam 0,183

2. Mangga 0,123 2. Kayu Manis 0,154

3. Rambutan 0,107 3. Kelapa Sawit 0,122

Page 542: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 61

No. Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

No. Sektor Usaha/KPJu SkorTerbobot

4. Durian 0,101 4. Kelapa 0,096

5. Manggis 0,099 5. Karet 0,089

Peternakan Perikanan

1. Kerbau 0,237 1. Budidaya Ikan Nila 0,236

2. Sapi Potong 0,226 2. Budidaya Ikan Gurame 0,118

3. Ayam Buras 0,154 3. Budidaya Ikan mas 0,098

4. Kambing 0,144 4. Budidaya Ikan Sungai 0,092

5. Ayam Ras Petelur 0,127 5. Budidaya ikan kolam 0,092

Industri Pedagangan

1. Perabot 0,179 1. Sembako 0,193

2. Batu Bata 0,123 2. Toko Kelontong /Waserda 0,179

3. Pengolahan Kayu 0,111 3. Komoditi Makanan 0,150

4. Kerajinan 0,109 4. Perdagangan Hasil Pertanian 0,150

5. Barang-barang tekstil 0,098 5. ATK 0,123

Angkutan Jasa

1. Angkutan Bermotor Barang 0,555 1. Reparasi elektronika 0,172

2. Angkutan Bermotor Penumpang 0,204 2. Tata Boga 0,148

3. Speed Boad 0,157 3. Salon kecantikan 0,120

4.Motor Tempel 0,045

4. Reparasi Kendaraanbermotor 0,116

5. Tongkang 0,038 5. Kursus Komputer 0,108

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan. Pada 5.3.55 dapat dilihat

bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah usaha angkutan bermotor untuk

barang, perkebunan nilam, kebun kayu manis, industri perabot, dan ternak kerbau. Hasil

lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai

skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat 5.3.55.

Tabel 5.3.55.10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Sijunjung

No KPJU Skor Terbobot Sektor Usaha

1. Angkutan Bermotor Barang 0,0436 Angkutan

2. Nilam 0,0395 Perkebunan

3. Kayu Manis 0,0333 Perkebunan

4. Perabot 0,0329 Industri

5. Kerbau 0,0288 Peternakan

6. Sapi Potong 0,0274 Peternakan

7. Budidaya Ikan Nila 0,0274 Perikanan

8. Reparasi elektronika 0,0269 Jasa-Jasa

9. Kelapa Sawit 0,0263 Perkebunan

10. Tata Boga 0,0232 Jasa-Jasa

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah ternak sapi potong, budidaya ikan nila, usaha reparasi elektronika, kebun

kelapa sawit dan usaha tata boga. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas

sektor, maka berdasarkan sektornya 3 komoditi berasal dari subsektor perkebunan, 2

komoditi berasal dari subsektor peternakan dan jasa, 1 komoditi masing-masing berasal dari

subsektor angkutan, sub sektor perikanan dan sektor industri. Bila dilihat bahwa 3 KPJu

merupakan bagian usaha dari sektor perkebunan, maka terpilihnya KPJu unggulan lintas

Page 543: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 62

sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Sijunjung

berbasis pada sektor perkebunan.

Tabel 5.3.56.Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Sijunjung

No. KPJU Rata-RataProspek

Rata-Rata

Potensi

Prospek Potensisaat ini

Kuadran

1. Angkutan BermotorBarang

3.01111 3.21111 Baik Baik I

2. Nilam 2.61111 2.60000 Cukup baik Cukup baik IV

3. Kayu Manis 3.00000 3.20000 Baik Baik I

4. Perabot 3.11111 2.83333 Baik Cukup baik II

5. Kerbau 3.82222 4.27778 Baik Sangat baik I

6. Sapi Potong 3.30000 3.50000 Baik Baik I

7. Budidaya Ikan Nila 4.05556 4.13333 Sangat baik Sangat baik I

8. Reparasi elektronika 3.10000 3.20000 Baik Baik I

9. Kelapa Sawit 3.40000 3.30000 Baik Baik I

10. Tata Boga 2.82222 3.31111 Cukup baik Baik III

Seperti dapat dilihat di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor kabupaten

Sijunjung yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 7 KPJu berada pada Kuadran I, yaitu

mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik atau Baik, yaitu angkutan

bermotor barang, kayu manis, kerbau, sapi potong, budidaya ikan nila, reparasi elektronik

dan kelapa sawit. perabot berada pada kuadran II yang mempunyai Prospek yang Cukup

Baik dan Potensi saat ini pada katagori Baik. Sedangkan nilam berada pada kuadran IV

dengan potensi saat ini dan prospeknya berada pada kategori cukup baik.

Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Sijunjung berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut.

Page 544: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 63

Gambar 5.3.14. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Sijunjung

Ketika sesi presentasi FGD tahap 2 berakhir, pada umumnya narasumber

menyatakan keterkejutannya karena beberapa output hasil analisa data tidak sama dengan

kondisi actual yang terjadi di kabupaten Sijunjung.Hasil selengkapnya catatan/masukan dari

narasumber yang diungkap dalam acara FGD tahap 2 kabupaten Sijunjung adalah sebagai

berikut:

1) Narasumber dari dinas pertanian mengatakan bahwa seharusnya urutan rangking 1

hingga rangking 5 KPJU dari sektor tanaman pangan di kabupaten Sijunjung adalah (1)

padi sawah, (2) jagung, (3) kacang tanah, (4) ubi kayu dan ubi jalar. Sementara dalam

penelitian ini, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa justru perangkingan adalah

(1) kacang tanah, (2) padi sawah, (3) jagung, (4) ubi kayu, (5) ubi jalar. Menurut

narasumber tersebut, memang di kabupaten Sijunjung ada kacang tanah yang ditanam,

tapi tidak merata di semua kecamatan (hanya kecamatan tertentu saja yaitu padang

tarok). Sehingga multiplier effect-nya bagi kegiatan ekonomi sangat terbatas. Namun,

karena dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rangking 1

menurut kondisi aktual dengan temuan riset (padi sawah menempari urutan kedua KPJU

unggulan dari sektor tanaman pangan), maka narasumber tersebut mengungkapkan

bahwa ke depan diputuskan saja bahwa KPJU unggulan kabupaten Sijunjung dari sektor

tanaman pangan adalah padi sawah.

2) Narasumber dari dinas holtikultura mengatakan bahwa seharusnya urutan rangking 1

hingga rangking 5 KPJU dari sektor sayuran di kabupaten Sijunjung adalah (1) cabe, (2)

kacang panjang, (3) terung, (4) kangkung, dan (5) bayam. Sementara dalam penelitian

ini, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa peringkat (1) cabe, (2) kangkung, (3)

Page 545: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 64

ketimun, (4) kacang panjang, dan (5) buncis. Namun, mengingat bahwa rangking 1

hasil olahan data telah sama dengan kondisi ril yang terjadi di lapangan, maka

narasumber dari dinas holtikultura menyatakan dapat menerima temuan penelitian.

3) Selain itu, narasumber dari dinas holtikultura juga mengatakan bahwa seharusnya

urutan rangking 1 hingga rangking 5 KPJU dari sektor buah-buahan di kabupaten

Sijunjung adalah (1) mangga, (2) rambutan, (3) nangka, (4) durian, (5) manggis.

Sementara dalam penelitian ini rangking (1) nangka, (2) mangga, (3) rambutan, (4)

durian, (5) manggis. Namun, karena dalam penelitian ini, mangga menempari urutan

kedua KPJU unggulan dari sektor buah-buahan, dan temuan ini tidak berbeda jauh

dengan kondisi riel di lapangan maka narasumber tersebut mengungkapkan dapat

menerima temuan penelitian, dan mengungkapkan bahwa ke depan diputuskan saja

bahwa KPJU unggulan kabupaten Sijunjung dari sektor buah-buahan adalah mangga

dan manggis. Pertimbangannya adalah selain karena tanaman ini memang banyak

ditanam oleh masyarakat kabupaten Sijunjung, juga karena buah manggis ini sudah

diekspor

4) Narasumber dari dinas pertanian mengatakan bahwa seharusnya urutan rangking 1

hingga rangking 5 KPJU dari sektor perkebunan di kabupaten Sijunjung adalah (1) karet,

(2) kakao/coklat, (3) kayu manis, (4) sawit, (5) pinang. Sementara dalam penelitian ini

rangking (1) nilam, (2) kulit manis, (3) kelapa sawit, (4) kelapa, (5) karet. Khusus untuk

nilam, narasumber mengatakan bahwa tidak rasional jika ke depan akibat temuan

penelitian ini lantas ditetapkan bahwa nilam mesti dikembangkan di Sijunjung. Hal

tersebut disebabkan karena sentral penanaman nilam sudah ditetapkan pada kabupaten

Pasaman, kecuali jika Sijunjung ditetapkan sebagai daerah penyangga penanaman

nilam. Padahal karakteristik tekstur tanah yang ada di Sijunjung tersebut paling pas

untuk ditanami karet dan kakao. Mengingat ada perbedaan yang signifikan antara

kondisi aktual dengan temuan penelitian, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan

Kantor Bappeda Propinsi Sumatera Barat untuk merumuskan rangking 1 KPJU sektor

perkebunan untuk kabupaten Sijunjung

5) Narasumber dari dinas peternakan mengatakan bahwa seharusnya urutan rangking 1

dari sektor peternakan di kabupaten Sijunjung adalah (1) sapi potong, (2) kerbau, (3)

ayam ras dan ayam buras. Sementara dalam penelitian ini rangking (1) kerbau, (2) sapi

potong, (3) ayam buras, (4) kambing/domba, (5) ayam ras. Namun mengingat tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara peringkat 1 menurut fakta dilapangan

dengan rangking 1 menurut temuan penelitian, maka narasumber tersebut dapat

menerima temuan penelitian dan mengungkapkan agar ke depan diputuskan saja bahwa

KPJU dari sektor peternakan adalah sapi potong dan kerbau. Pertimbangannya adalah

selain karena kabupaten Sijunjung telah ditetapkan sebagai daerah sentral

Page 546: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 65

pengembangan sapi potong dan kerbau untuk propinsi Sumatera Barat, hampir semua

masyarakat di kabupaten Sijunjung telah memelihara sapi potong dan kerbau untuk

meningkatkan pendapatan

6) Narasumber dari kantor Bappeda mengatakan bahwa pada dasarnya dapat menerima

temuan penelitian bahwa rangking 1 dan rangking 2 untuk KPJU sektor jasa adalah

reparasi elektronika dan reparasi kendaraan bermotor. Hal tersebut disebabkan karena

faktanya hampir berimbang antara reparasi elektronika dengan reparasi kendaraan

bermotor. Namun, jika diharuskan untuk memilih narasumber tersebut lebih memilih

agar ke depan difokuskan pada reparasi kendaraan bermotor daripada reparasi

elektronik. Hal ini disebabkan karena karakteristik daerah Sijunjung yang berada di

daerah perlintasan, mengakibatkan sektor angkutan berperan penting. Oleh karena itu

prospek usaha reparasi kendaraan bermotor akan jauh lebih tinggi daripada usaha

reparasi elektronika

7) Narasumber dari dinas pertambangan mengatakan bahwa seharusnya urutan rangking 1

hingga rangking 3 KPJU dari sektor pertambangan di kabupaten Sijunjung adalah (1)

mangan, (2) batubara, (3) sirtukil. Sementara dalam penelitian ini rangking (1) emas,

(2) batubara, (3) biji besi. Mengingat ada perbedaan yang signifikan antara temuan

penelitian dan kondisi aktual yang terjadi di kabupaten Sijunjung mengenai KPJU sektor

pertambangan, narasumber tersebut menyarankan agar berkonsultasi dengan kantor

dinas pertambangan propinsi untuk merumuskan apa rangking 1 KPJU sektor

pertambangan kabupaten Sijunjung. Dari persepsi narasumber tersebut, dia lebih

memilih mangan yang dikembangkan, mengingat cadangan/deposit mangan di

kabupaten Sijunjung cukup besar, dan multiplier effeknya bagi pertumbuhan ekonomi

dan PAD lebih besar.

5.3.15. Kabupaten Mentawai

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses

agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten

Kepulauan Mentawai. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan

maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang mempunyai

nilai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

Page 547: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 66

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.57. Pada Tabel 5.3.57.

dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan peningkatan daya

saing produk dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Kepulauan Mentawai

adalah sektor angkutan, dan tujuan penciptaan lapangan kerja dalam rangka penetapan

KPJu unggulan di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sektor perindustrian, serta untuk

tujuan pertumbuhan ekonomi adalah sektor usaha tanaman pangan. Dengan

memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam

rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha perkebunan

merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya

berturut-turut adalah perindustrian, perikanan, angkutan, jasa-jasa, perdagangan, tanaman

pangan, pariwisata, peternakan dan pertambangan.

Berdasarkan hasil FGD yang tercermin dalam tabel 5.3.57, menunjukan bahwa

kontribusi yang besar dari sektor pertanian khususnya subsektor kehutanan terhadap

pembentukan PDRB kabupaten Kepulauan Mentawai. Selanjutnya hasil FGD menunjukan

bahwa para pihak terkait menyadari pentingnya peran sektor perikanan khususnya budidaya

ikan laut dalam usaha penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing produk.

Sehingga secara keseluruhan walaupun peran subsektor tanaman pangan dan holtikultura

sangat besar terhadap perekonomian kabupaten Kepulauan Mentawai, namun hasil diskusi

ini menyimpulkan bahwa sektor perindustrian memiliki tingkat kepentinmgan yang lebih baik

dibandingkan sektor ekonomi lainnya.

Tabel 5.3.57.Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Mentawai

SektorPertumbuhan

ekonomi

Penciptaanlapangan

kerja

Peningkatandaya saing

produkBobot

GabunganRanking

Bobot Tujuan => 0.3217 0.3387 0.3396

Perkebunan 0.1230 0.1532 0.1142 0.1302 1

Perindustrian 0.1156 0.1535 0.1165 0.1287 2

Perikanan 0.1196 0.1358 0.1224 0.1261 3

Angkutan 0.1269 0.0821 0.1436 0.1174 4

Jasa 0.0938 0.1349 0.0789 0.1027 5

Perdagangan 0.0872 0.0817 0.1354 0.1017 6

Tanaman Pangan 0.1358 0.0627 0.0643 0.0867 7

Pariwisata 0.0713 0.0903 0.0891 0.0838 8

Peternakan 0.0975 0.0549 0.0829 0.0781 9

Pertambangan 0.0293 0.0509 0.05260.0446

10

Page 548: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 67

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel

5.3.57), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan

urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.58.

Tabel 5.3.58.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan di Kabupaten Mentawai

No Sektor/Subsektor/KPJu Bobot No Sektor/Subsektor/KPJu Bobot

Tanaman Pangan Perikanan

1 Padi Sawah 0.2031 1 Budidaya ikan laut 0.3183

2 Keladi 0.1591 2 Udang, Lobster, dan Kepiting 0.2863

3Sagu 0.1404

3Penangkapan Ikan di perairanumum 0.2540

4 Kacang hijau 0.1191 4 Budidaya ikan kolam 0.1413

5 Jagung 0.1155

No Sektor/Subsektor/KPJu Bobot No Sektor/Subsektor/KPJu Bobot

Sayuran Industri

1 Terong 0.2131 1 Penggaraman ikan 0.1802

2 Cabe 0.1323 2 Kerupuk dan sejenisnya 0.1738

3 Cabe Rawit 0.1285 3 Tempe 0.1532

4 Tomat 0.1260 4 Minyak Atsiri 0.1443

5 Ketimun 0.1153 5 Industri Es 0.0965

Buah-buahan Perdagangan

1 Pisang 0.3005 1 Restoran 0.1713

2 Durian 0.2036 2 Bahan Bakar 0.1700

3 Duku 0.1017 3 Pakaian Jadi 0.1642

4 Alpukat 0.0905 4 Toko Kelontong /Waserda 0.1409

5 Manggis 0.0870 5 Sembako 0.1366

Perkebunan Jasa

1 Coklat 0.2104 1 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1888

2 Cengkeh 0.1720 2 Kursus Bahasa Inggris 0.1540

3 Nilam 0.1610 3 Kursus Komputer 0.1270

4 Karet 0.1236 4 Travel Guide 0.1254

5 Kelapa 0.1229 5 Kursus Kecantikan 0.0893

Peternakan Angkutan

1 Babi 0.4043 1 Speed Boad 0.3281

2 Ayam Buras 0.1760 2 Angkutan Bermotor Barang 0.2912

3 Sapi Potong 0.1540 3 Motor Tempel 0.1949

4 Kambing 0.1350 4 Angkutan Bermotor Penumpang 0.1858

5 Kerbau 0.1306

Page 549: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 68

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.59. Pada Tabel 5.3.59. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah perkebunan coklat, budidaya ikan laut, peternakan babi, industri penggaraman ikan

dan angkutan speed boat. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas

sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel

5.3.59.

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah industri kerupuk dan sejenisnya, perikanan udang, lobster dan kepiting,

perkebunan cengkeh, jasa reparasi kendaraan bermotor dan angkutan bermotor barang.

Tabel 5.3.59.10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Mentawai

Rangking Sektor/ Subsektor KPJu Bobot

1 Perkebunan Coklat 0.0347

2 Perikanan Budidaya ikan laut 0.0321

3 Peternakan Babi 0.0316

4 Industri Penggaraman ikan 0.0310

5 Angkutan Speed Boad 0.0308

6 Industri Kerupuk dan sejenisnya 0.0299

7 Perikanan Udang, Lobster, dan Kepiting 0.0289

8 Perkebunan Cengkeh 0.0284

9 Jasa-Jasa Reparasi Kendaraan bermotor 0.0283

10 Angkutan Angkutan Bermotor Barang 0.0273

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Kepulauan Mentawai

berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah

Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.3.60. di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor

yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 3 KPJu berada pada Kuadran I, yaitu mempunyai

Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik atau Baik, yaitu perkebunan coklat,

[eternakan babi dan perkebunan cengkeh. Sedangkan lima KPJu berada di kuadran II dan

dua KPJu berada di kuadran IV.

Page 550: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 69

Tabel 5.3.60.Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Mentawai

No KPJU Prospek Potensi Kuadran

1 Budidaya Ikan Laut 3.625 2.854 II

2 Speed Boat 3.354 2.771 II

3 Udang Lobster, Kepiting 3.313 2.729 II

4 Coklat 3.792 3.208 I

5 Angkutan Bemotor untuk Barang 3.292 2.688 II

6 Reparasi Kendaraan Bermotor 2.750 2.679 IV

7 Babi 3.042 3.167 I

8 Penggaraman ikan 3.167 2.958 II

9 Kerupuk dan sejenisnya 2.926 2.667 IV

10 Cengkeh 3.708 3.583 I

Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Kepulauan Mentawai

berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat

digambarkan pada grafik kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.53.):

Gambar 5.3.15. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Mentawai

5.3.16. Kabupaten Padang Pariaman

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses

123

4

56

789

10

11

12

13

1415

1617

18

19

20

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

Po

ten

si

Prospek

Page 551: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 70

agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten

Padang Pariaman. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan

maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Padang Pariaman yang mempunyai nilai

skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha. Pada Tabel 5.3.61 dapat dilihat bahwa bobot atau

prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya

saing produk adalah sektor perdagangan. Sedangkan untuk mencapai tujuan pertumbuhan

ekonomi sektor tanaman pangan memiliki bobot tertinggi. Dengan memperhatikan bobot

kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan

penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor perdagangan merupakan prioritas pertama.

Sektor usaha lain berdasarkan kepentingannya adalah perindustrian, peternakan,

perkebunan, angkutan, tanaman pangan, perikanan, jasa, pariwisata, pertambangan.

Tabel 5.3.61.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Padang Pariaman

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

SkorTerbobotGabungan

RangkingPertumbuhanEkonomi(0,3217)

PenciptaanLapanganKerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perdagangan 0,0968 0,1753 0,1664 0,1470 1

Perindustrian 0,1137 0,1233 0,1261 0,1212 2

Peternakan 0,1146 0,1135 0,1219 0,1167 3

Perkebunan 0,1024 0,1192 0,1093 0,1104 4

Angkutan 0,1096 0,1058 0,0989 0,1047 5

Tanaman Pangan 0,1629 0,0670 0,0798 0,1022 6

Perikanan 0,1252 0,0671 0,0836 0,0914 7

Jasa 0,0507 0,0955 0,0674 0,0715 8

Pariwisata 0,0636 0,0647 0,0846 0,0711 9

Pertambangan 0,0605 0,0686 0,0620 0,0637 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kabupaten Padang Pariaman dan pelaksanaan

FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya,

analisis AHP menghasilkan KPJu Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada tabel 5.3.62. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi

tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor.

Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan

bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap

sektor usaha yang telah diperoleh.

Page 552: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 71

Tabel 5.3.62.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Padang Pariaman

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Padi dan Palawija Sayuran

1 Padi Sawah 0.3061 1 Cabe 0.4137

2 Jagung 0.1944 2 Bayam 0.1713

3 Ubi Kayu 0.1466 3 Kacang panjang 0.1402

4 Kacang Tanah 0.1022 4 Kangkung 0.1106

5 Kacang hijau 0.1005 5 Ketimun 0.0997

Buah-Buahan Perkebunan

1 Durian 0.1567 1 Kelapa 0.2226

2 Pepaya 0.1376 2 Coklat 0.1662

3 Pisang 0.1155 3 Kelapa Sawit 0.1605

4 Buah Naga 0.1008 4 Kayu Manis 0.1427

5 Mangga 0.0969 5 Karet 0.1071

Peternakan Perikanan

1Sapi Potong 0.3435

1Budidaya ikan kolam 0.2019

2 Ayam Ras Pedaging 0.2065 2 Budidaya Ikan Gurame 0.1894

Page 553: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 72

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

3 Kerbau 0.1187 3 Budidaya Ikan Nila 0.1778

4 Ayam Ras Petelur 0.1137 4 Budidaya Ikan Lele 0.1715

5 Ayam Buras 0.0945 5 Budidaya ikan sawah 0.1613

Angkutan Industri

1 Angkutan Bermotor Barang 0.3924 1 Batu Bata 0.2817

2 Angkutan BermotorPenumpang

0.3431 2 Bordir/Sulaman 0.1878

3 Ojek 0.2645 3 Kerajinan 0.1539

4 Perabot 0.1238

5 industri Kulit 0.1112

Perdagangan Jasa-jasa

1 Barang Elektronik 0.1923 1 Reparasi Kendaraan bermotor 0.2379

2 Komoditi Makanan 0.1633 2 Reparasi elektronika 0.1263

3 Bahan Bakar 0.1102 3 Photo Studio 0.1159

4 Sembako 0.0980 4 Tukang Sablon 0.1094

5 Mobil Dan Sepeda Motor 0.0962 5 Jasa Kursus Menjahit 0.1030

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.63. Pada Tabel 5.3.63 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah

komoditi sapi potong, perdagangan barang elektronik, industri batu bata, perdagangan komoditi

makanan, perkebunan kelapa. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan

lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat

pada Tabel 5.3.63.

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah peternakan ayam ras pedaging, industri bordir/sulaman, angkutan bermotor

barang, jasa reparasi kendaraan bermotor dan perdagangan bahan bakar. Apabila ditelaah

lebih lanjut dari 10 KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 3

perdagangan, 2 peternakan, 2 industri, 1 perkebunan, 1 jasa dan 1 angkutan.

Tabel 5.3.63.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot TertinggiSebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Padang Pariaman

No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha

1 Sapi Potong 0.0457 Peternakan

2 Barang Elektronik 0.0428 Perdagangan

3 Batu Bata 0.0398 Industri

4 Komoditi Makanan 0.0364 Perdagangan

5 Kelapa 0.0308 Perkebunan

6 Ayam Ras Pedaging 0.0275 Peternakan

7 Bordir/Sulaman 0.0265 Industri

8 Angkutan Bermotor Barang 0.0246 Angkutan

9 Reparasi Kendaraan bermotor 0.0246 Jasa-Jasa

10 Bahan Bakar 0.0245 Perdagangan

Page 554: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 73

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan

hasil penilaian faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut

Tabel 5.3.64.

Kedudukan KPJu Lintas Sektor Kabupaten Padang Pariaman

No KPJu Potensi Prospek ProspekPotensiSaat ini

Kuadran

1 Sapi potong 3,25 3,45 Baik Baik I

2 Kelapa 3,52 3,27 Baik Baik I

3 Kakao 2,92 2,98 Cukup Baik Cukup Baik IV

4 Kelapa Sawit 2,30 2,40 Cukup Baik Cukup Baik IV

5 Batu Bata 3,23 3,03 Baik Baik I

6 Kayu Manis 2,56 2,39 Cukup Baik Cukup Baik IV

7 Ayam Ras Pedaging 3,30 3,33 Baik Baik I

8 Angkutan Bermotor Unt Barang 2,58 2,70 Cukup Baik Cukup Baik IV

9 Angkutan Bermotor Unt Penumpang 2,63 2,85 Cukup Baik Cukup Baik IV

10 Karet 2,10 2,30 Cukup Baik Cukup Baik IV

Seperti dapat dilihat pada tabel diatas, diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor yang

mempunyai skor terbobot tertinggi, 4 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai

prospek dan potensi saat ini yang sangat baik, yaitu sapi potong, kelapa, batu bata, dan

ayam ras pedaging. Sedangkan yang termasuk kuadran IV (prospek dan potensi rendah)

adalah kakao, kelapa sawit, kayu manis, angkutan bermotor untuk barang, angkutan

bermotor untuk penumpang dan karet.

Di luar 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor tersebut, KPJu yang berada pada Kuadran I,

dengan Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang juga Baik adalah usaha bordir,

padi sawah, komoditi makanan dan ayan ras petelur. Usaha yang berada di kuadran III yaitu

mempunyai prospek cukup baik, sedangkan potensi saat ini pada katagori Baik adalah

angkutan ojek, kerbau, perabot dan anyaman lidi. sedangkan usaha angkutan bermotor

untuk barang berada pada kuadran III. Beberapa jenis usaha seperti reparasi kendaraan

bermotor dan perdagangan barang elektronik berada pada kuadran IV yang dinilai cukup

baik potensi dan prospeknya.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan

hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada

grafik kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.16.).

Page 555: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 74

Gambar 5.3.16. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten PadangPariaman

5.3.17. Kabupaten Limapuluh Kota

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan

untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten 50 Kota. Berdasarkan

KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi

untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten 50 Kota.

Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10

kandidat KPJu unggulan Kabupaten 50 Kota yang mempunyai nilai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.3.65. Pada Tabel 5.3.65

dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan daya saing produk dan untuk tujuan penciptaan lapangan kerja

maka sektor peternakan merupakan sektor dengan bobot tertinggi. Dengan memperhatikan

bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai

tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor peternakan merupakan prioritas

pertama. Sektor usaha lain berdasarkan kepentingannya adalah perindustrian, perdagangan,

tanaman pangan, perkebunan, perikanan, jasa, angkutan, pariwisata dan pertambangan

1

2

3

4

5

6

7

89

10

11

12

1314

15

16

171819

20

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

Pro

spe

k

Potensi

Page 556: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 75

Hasil yang disajikan pada table 5.3.65 mengenai sektor ekonomi yang mempunyai

skor terbobot tertinggi untuk masing-masing kriteria tujuan penetapan KPJU menunjukkan

bahwa sektor peternakan, sektor perindustrian dan sektor perdagangan merupakan sektor

unggulan di Kabupaten 50 Kota. Kabupaten 50 Kota memang dikenal sebagai sentra

penghasil telur dan pemasok ayam terbesar di Sumatera Barat, maka tidaklah mengheran-

kan apabila sektor peternakan merupakan sektor yang paling dominan di daerah ini.

Tabel 5.3.65.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten 50 Kota

Sektor Pertumbuhanekonomi

Penciptaanlapangan kerja

Peningkatan dayasaing produk

BobotGabungan

Ranking

Bobot 0.3217 0.3387 0.3396

Peternakan 0.3064 0.3636 0.2330 0.3009 1

Perindustrian 0.1396 0.0856 0.1344 0.1195 2

Perdagangan 0.1089 0.0784 0.1126 0.0998 3

Tanaman Pangan 0.1326 0.0607 0.1043 0.0986 4

Perkebunan 0.0755 0.0850 0.1027 0.0879 5

Perikanan 0.0712 0.0727 0.0727 0.0692 6

Jasa 0.0411 0.0588 0.1033 0.0682 7

Angkutan 0.0693 0.0665 0.0599 0.0651 8

Pariwisata 0.0322 0.0890 0.0577 0.0601 9

Pertambangan 0.0232 0.0396 0.0283 0.0305 10

Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kabupaten 50 Kota dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya,

analisis AHP menghasilkan KPJu Unggulan setiap sektor UMKM dengan urutan dan nilai skor

terbobot seperti disajikan pada tabel 5.3.66.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti

daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas

setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh.

Page 557: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 76

Tabel 5.3.66Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten 50 Kota

No.Sektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo.

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Sayuran

1 Padi Sawah 0.3610 1 Cabe 0.2812

2 Jagung 0.2640 2 Bayam 0.0933

3 Kacang Tanah 0.1177 3 Bawang Merah 0.0933

4 Ubi Kayu 0.1109 4 Buncis 0.0927

5 Kacang hijau 0.0978 5 Ketimun 0.0927

Buah-Buahan Perkebunan

1 Jeruk 0.1898 1 Coklat 0.2683

2 Pepaya 0.1596 2 Gambir 0.1792

3 Manggis 0.1510 3 Karet 0.1202

4 Semangka 0.1341 4 Kelapa 0.0825

5 Durian 0.1280 5 Pinang 0.0717

Peternakan Perikanan

1Ayam Ras Petelur 0.2065

1Budidaya ikan kolam 0.4971

2 Kerbau 0.1603 2 Budidaya ikan sawah 0.2039

3 Sapi Potong 0.1542 3 Budidaya Ikan Sungai 0.1737

4 Telur 0.0826 4 Penangkapan Ikan di perairanumum

0.0763

5 Ayam Ras Pedaging 0.0788 5 Budidaya ikan Rawa 0.0490

Perdagangan Industri

1 Toko Kelontong /Waserda 0.1574 1 Bordir/Sulaman 0.2556

2 Mobil Dan Sepeda Motor 0.1350 2 Kerupuk dan sejenisnya 0.1242

3 ATK 0.1253 3 Batu Bata 0.1144

4 Bahan Bakar 0.1022 4 Kerajinan 0.1075

5 Komoditi Makanan 0.1011 5 Industri Es 0.1017

Angkutan Jasa-jasa

1 Angkutan Bermotor Barang 0.4110 1 Kursus Bahasa Inggris 0.1261

2 Angkutan BermotorPenumpang

0.3009 2 Reparasi elektronika 0.1186

3 Ojek 0.2881 3 Photo Studio 0.1093

4 4 Jasa Kursus Akuntansi 0.1038

5 5 Reparasi Kendaraan bermotor 0.1030

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.67. Pada Tabel 5.3.67. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah Ayam Ras Petelur, Kerbau, Sapi Potong, Bordir/sulaman dan telur (telur ayam, telur itik,

Telur puyuh). Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor

usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel

5.3.67.

Page 558: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 77

Tabel 5.3.67.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten 50 Kota

Rangking Sektor/ Subsektor KPJU Bobot

1 Peternakan Ayam Ras Petelur 0.0911

2 Peternakan Kerbau 0.0707

3 Peternakan Sapi Potong 0.0680

4 Industri Bordir/Sulaman 0.0434

5 Peternakan Telur 0.0364

6 Peternakan Ayam Ras Pedaging 0.0348

7 Perikanan Budidaya ikan kolam 0.0344

8 Perkebunan Coklat 0.0327

9 Sayuran Cabe 0.0253

10 Tanpang Padi Sawah 0.0225

Pada urutan keenam dan seterusnya, sebagai KPJU Unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah Ayam ras pedaging, budidaya ikan kolam, coklat, cabe dan padi sawah. Apabila

ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJU Unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 5

komoditi merupakan termasuk kedalam sub sektor peternakan, 1 komoditi termasuk pada

masing-masing sub sektor perikanan, sektor industri, subsektor perkebunan, subsektor

sayuran dan subsektor tanaman pangan. Sub sektor peternakan merupakan sub sektor

yang dominan dalam hal kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya

saing produk dan penciptaan lapangan kerja, dan ternyata secara lintas sektoral, sub sektor

peternakan merupakan sub sektor yang menjadi penyumbang jenis komoditi terbanyak yang

memiliki nilai bobot paling tinggi dibandingkan komoditi lainnya. Hal ini mensiratkan bahwa

Kabupaten 50 Kota bisa dikategorikan sebagai daerah sentra bagi usaha-usaha dibidang

peternakan. Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten 50 Kota berdasarkan hasil

penilaian faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut. Seperti dapat

dilihat pada tabel 5.3.68, diantara 10 KPJU Unggulan lintas sektor yang mempunyai skor

terbobot tertinggi, 9 KPJU berada pada kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi

saat ini yang sangat baik, dan baik yaitu Jenis usaha atau komoditas ayam ras petelur, sapi

potong, bordir/sulaman, telur, ayam ras pedaging, budidaya ikan kolam, coklat, cabe dan

padi sawah. Sedangkan jenis usaha atau komoditas kerbau berada pada kuadran IV dengan

Prospek dan Potensi saat ini pada kategori cukup baik.

Page 559: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 78

Tabel 5.3.68.Kedudukan KPJU Lintas Sektor Kabupaten 50 Kota

No. KPJU Prospek Potensi ProspekPotensi Saat

iniKuadran

1 Ayam Ras Petelur 4.28 3.88 Sangat Baik Baik I

2 Kerbau 2.23 2.57 Cukup Baik Cukup Baik IV

3 Sapi potong 3.38 3.1 Baik Baik I

4 Bordir/Sulaman 4.12 3.87 Sangat Baik Baik I

5 Telur 4.10 3.98 Sangat Baik Baik I

6 Ayam Ras Pedaging 3.68 3.42 Baik Baik I

7 Budidaya Ikan Kolam 4.06 3.68 Sangat Baik Baik I

8 Coklat 3.85 4.3 Baik Sangat Baik I

9 Cabe 3.32 3.17 Baik Baik I

10 Padi Sawah 3.3 3.5 Baik Baik I

11 Gambir 4.08 3.93 Sangat Baik Baik I

12 Ubi Kayu 3.65 3.48 Baik Baik I

13 Kerupuk dan sejenisnya 3.42 3.98 Baik Baik I

14 Kacang Tanah 3.57 3.30 Baik Baik I

15 Batubata 2.8 2.92 Cukup Baik Cukup Baik IV

16 Kerajinan 3.77 3.72 Baik Baik I

17 Karet 3.57 3.67 Baik Baik I

18 Jeruk 3.68 3.67 Baik Baik I

19 Jagung 4.45 4.22 Sangat Baik Sangat Baik I

20 Komoditi Makanan 3.57 3.62 Baik Baik I

Diluar 10 KPJU Unggulan lintas sektor tersebut, dengan prospek dan Potensi saat ini

pada kategori sangat baik dan baik adalah jenis usaha atau komoditi gambir, ubi kayu,

kerupuk dan sejenisnya, kacang tanah, kerajinan, karet, jeruk, jagung, komoditi makanan

berada pada kuadran I. Sedangkan jenis usaha atau komoditi batubata berada pada kuadran

IV dengan Prospek dan Potensi saat ini cukup baik.

Kabupaten 50 Kota dikenal sebagai sentra penghasil telur, maka budidaya ayam ras

petelur sangat pesat dilakukan. Berbagai usaha perbaikan yang dilakukan berupa

mengurangi polusi lingkungan dengan memberikan obat pada makanan ayam sehingga bisa

diminimalisir bau yang dihasilkan. Tetapi terlepas dari faktor lingkungan, hasil kotoran ayam

juga merupakan produk yang sangat laku untuk dijual sehingga faktor lingkungan bukan lagi

kendala bagi pengembangan komoditi ayam petelur.

Padi sawah merupakan komoditi yang mempunyai prospek sangat baik dan potensi

baik, hal ini terkait dengan dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk penyediaan

sarana irigasi dan adanya kebijakan secara nasional bahwa diharapkan adanya surplus beras

pada tahun 2014. Sementara potensinya sedikit terhambat dengan susahnya untuk

Page 560: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 79

melakukan ekstensifikasi lahan persawahan. Komoditi coklat merupakan komoditi yang

unggul di Kabupaten 50 Kota disamping Gambir. Selain itu komoditi coklat mendapatkan

perhatian yang lebih dari pemerintah pusat dalam bentuk bantuan dari ristek penelitian

coklat guna perbaikan mutu tanaman coklat.

Komoditi jagung menjadi salah satu komoditi tanaman pangan yang mulai

dikembangkan di Kabupaten 50 Kota. Karena pasar bagi komoditi jagung sangat terbuka

lebar, baik untuk konsumsi masyarakat lokal dan non lokal disamping menjadi makanan

penunjang bagi komoditi peternakan yang sangat besar populasinya di kabupaten 50 Kota.

Budidaya ikan mulai menjadi salah satu primadona penunjang perekonomian

masyarakat. Baik budidaya ikan maupun budidaya bibit ikan. Keberadaan waduk Koto

Panjang di Propinsi Riau dan mulai membanjirnya budidaya ikan di waduk tersebut

menyebabkan terbukanya pasar bagi bibit ikan yang berasal dari Kabupaten 50 Kota.

Berbagai jenis ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat yaitu ikan gurami, ikan garing, ikan

nila dan benih ikan nila.

Komoditi tekstil dan hasil tekstil berupa bordir, sulaman dan tenunan merupakan

jenis usaha yang bias menyerap banyak tenaga kerja tanpa memandang usia. Pasar bagi

produk ini juga sangat besar karena faktor lokasi yang tidak terlalu jauh dari Bukittinggi

sebagai sentra penjualan barang-barang tekstil dan pusat kegiatan wisata Sumatera Barat

yang tentunya menarik minat para wisatawan untuk membeli oleh-oleh berupa hasil

sulaman, bordir dan tenunan yang bisa dipasok dari Kabupaten 50 Kota. Selain itu, produk-

produk makanan dan kerajinan juga menjadi produk yang unggul di daerah ini. Banyak

komoditi makanan yang hanya dihasilkan di Kabupaten 50 Kota seperti rendang telur yang

sudah menjadi salah satu produk oleh-oleh favorit dari daerah ini.

Kalau kita berbicara komoditi unggulan, maka komoditi gambir merupakan komoditi

yang menjadi mascot Kabupaten 50 Kota karena Kabupaten 50 kota merupakan sentra

penghasil gambir untuk wilayah Sumatera Barat.

Kedudukan KPJU Unggulan lintas sektor di Kabupaten 50 Kota berdasarkan hasil

penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik

kuadran sebagai berikut (Gambar 5.3.17.)

Page 561: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 80

Gambar 5.3.17. Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten 50 Kota

5.3.18. Kabupaten Dharmasraya

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha. dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk

mencapai tujuan pertumbuhan ekonom, tujuan penciptaan lapangan kerja, serta tujuan

peningkatan daya saing produk dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten

Dharmasraya adalah pada sektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan

dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan

KPJu unggulan UMKM di kabupaten Dharmasraya, maka sektor usaha perkebunan

merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya

berturut-turut adalah tanaman pangan, peternakan, jasa, perindustrian, perdagangan,

perikanan, angkutan, pariwisata, dan pertambangan.

1

2

3

4

167

8

9

10

19

12

13

14

15

61711

18

20

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Pro

spe

k

Potensi

5

Page 562: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 81

Tabel 5.3.69.Skor Terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulandi Kabupaten Dharmasraya

Sektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)Skor

TerbobotGabungan

RangkingPertumbuhan

Ekonomi(0,3217)

PenciptaanLapangan Kerja

(0,3387)

PeningkatanDaya Saing

Produk(0,3396)

Perkebunan 0.2127 0.1995 0.1955 0.2024 1

Tanaman pangan 0.1399 0.1487 0.1408 0.1432 2

Peternakan 0.1149 0.1046 0.1247 0.1147 3

Jasa 0.0687 0.1091 0.1299 0.1032 4

Perindustrian 0.0681 0.1860 0.0528 0.1029 5

Perdagangan 0.1528 0.0620 0.0739 0.0953 6

Perikanan 0.0895 0.0421 0.0946 0.0752 7

Angkutan 0.0633 0.0636 0.0787 0.0686 8

Pariwisata 0.0417 0.0475 0.0603 0.0500 9

Pertambangan 0.0482 0.0370 0.0487 0.0446 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya,

analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan

nilai skor terbobot.

Tabel 5.3.70.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kabupaten Kabupaten Dharmasraya

No Sektor Usaha/KPJuSkor

TerbobotNo Sektor Usaha/KPJu

SkorTerbobot

Tanaman Pangan Sayur-Sayuran

1. Padi Sawah 0,2164 1. Cabe 0,2460

2. Jagung 0,1909 2. Tomat 0,1136

3. Padi Ladang 0,1365 3. Kacang panjang 0,1067

4. Kacang Tanah 0,1297 4. Bayam 0,1059

5. Kacang Kedele 0,1237 5. Bawang Daun 0,1019

Buah-Buahan Perkebunan

1. Mangga 0,2645 1. Karet 0,2198

2. Salak 0,1573 2. Kelapa Sawit 0,2037

3. Pisang 0,1333 3. Coklat 0,1457

4. Duku 0,1165 4. Pinang 0,1187

5. Durian 0,0762 5. Kayu Manis 0,0865

Peternakan Perikanan

1. Sapi Potong 0,2678 1. Budidaya Ikan Lele 0,1915

2. Ayam Buras 0,1890 2. Budidaya ikan patin 0,1826

3. Ayam Ras Petelur 0,1659 3. Budidaya Ikan Nila 0,1364

4. Kerbau 0,1413 4. Budidaya ikan Rawa 0,0878

5. Kambing 0,1192 5. Budidaya Ikan Sungai 0,0858

Perdagangan Industri

1. Apotik 0.1831 1. Tempe 0,3165

2. Komoditi Makanan 0.1726 2. Kerupuk dan sejenisnya 0,2279

3. Bahan Bakar 0.1708 3.Moulding dan komponen bahanbangunan

0,1149

4. Sembako 0.1565 4. Anyaman Rotan 0,1050

Page 563: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 82

No Sektor Usaha/KPJuSkor

TerbobotNo Sektor Usaha/KPJu

SkorTerbobot

5. Toko Kelontong /Waserda 0.1096 5. Kue dan makanan ringan 0,0881

Angkutan Jasa-Jasa

1. Angkutan Bermotor Penumpang 0,4894 1. Reparasi Kendaraan bermotor 0.1817

2. Angkutan Bermotor Barang 0,2409 2. Tukang Sablon 0.1224

3. Motor Tempel 0,1635 3. Photo Studio 0.1123

4. Speed Boad 0,0721 4. Wisata Alam 0.1030

5. Tongkang 0,0340 5. Reparasi elektronika 0.0969

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.71. Pada Tabel 5.3.71. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah karet, kelapa sawit, tempe, coklat, dan sapi potong. Hasil lengkap berupa rangking

atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-

masing KPJu dapat dilihat pada tabel 5.3.71.

Tabel 5.3.71.10 KPJu Unggulan Yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Dharmasraya

No. KPJU Skor Terbobot Sektor Usaha

1. Karet 0,0574 Perkebunan

2. Kelapa Sawit 0,0532 Perkebunan

3. Tempe 0,0382 Industri

4. Coklat 0,0381 Perkebunan

5. Sapi Potong 0,0348 Peternakan

6. Angkutan Bermotor Penumpang 0,0336 Angkutan

7. Pinang 0,0310 Perkebunan

8. Reparasi Kendaraan bermotor 0,0298 Jasa-Jasa

9. Kerupuk dan sejenisnya 0,0275 Industri

10. Ayam Buras 0,0246 Peternakan

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah angkutan bermotor untuk penumpang, pinang, reparasi kendaraan bermotor,

kerupuk dan sejenisnya, serta ayam buras.. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu

unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 4 komoditi berasal dari subsektor

perkebunan, 2 komoditi berasal dari subsektor industri, 2 komoditi berasal dari subsektor

peternakan, dan 1 komoditi berasal dari subsektor angkutan. Bila dilihat bahwa 4 KPJu

merupakan bagian usaha dari sektor perkebunan, maka terpilihnya KPJu unggulan lintas

sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Dharmasraya

didominasi oleh sektor perkebunan.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Dharmasraya berdasarkan

hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Page 564: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 83

Tabel 5.3.72.Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Dharmasraya

No.

KPJURata-RataProspek

Rata-RataPotensi

ProspekPotensisaat ini

Kuadran

1. Karet 4.06667 4.50000 Sangat baik Sangat baik I

2. Kelapa sawit 4.00000 4.06667 Sangat baik Sangat baik I

3. Tempe 3.43333 3.56667 Baik Baik I

4. Coklat 3.26667 3.40000 Baik Baik I

5. Sapi potong 3.66667 3.70000 Baik Baik I

6. Angkutan bermotor untukbarang

2.80000 3.23333 Baik Cukup baik II

7. Pinang 2.96667 3.20000 Baik Cukup baik II

8. Reparasi kendaraan bermotor 2.50000 2.96667 Kurang baik Kurangbaik

IV

9. Kerupuk dan sejenisnya 2.96667 3.06667 Baik Cukup baik II

10. Ayam buras 3.26667 3.30000 Baik Baik I

Seperti dapat dilihat pada tabel 5.3.72 di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas

Sektor kabupaten Dharmasraya yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 6 KPJu berada

pada Kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik atau

Baik, yaitu karet, kelapa sawit, tempe, coklat, sapi potong, dan ayam ras. Pinang, angkutan

bermotor untuk barang, serta kerupuk dan sejenisnya berada pada kuadran II yang

mempunyai Prospek yang Baik dan Potensi saat ini pada katagori cukup baik. Sisanya

reparasi kendaraan bermotor berada pada kuadran IV dengan potensi saat ini dan

prospeknya berada pada kategori kurang baik.

Di luar 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor tersebut, KPJu yang berada pada Kuadran

I yaitu Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang juga Baik adalah padi sawah,

kayu manis, apotik, ayam ras petelur, komoditi makanan, budidaya ikan lele dan jagung.

Budidaya ikan patin berada pada kuadran III, yaitu prospeknya cukup baik namun potensi

pada saat ini berada pada kategori kurang baik. Sedangkan KPJU lainnya berada pada

Kuadran IV yaitu mempunyai prospek serta potensinya saat ini masih pada katagori kurang

baik adalah usaha bahan bakar serta jasa sablon.

Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Dharmasraya berdasarkan

hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada

grafik kuadran sebagai berikut.

Page 565: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 84

Gambar 5.3.18. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Dharmasraya

Ketika sesi presentasi FGD tahap 2 berakhir, pada umumnya narasumber yang hadir

tidak mempermasalahkan output hasil pengolahan data, karena sebagian besar output hasil

analisa data telah mencerminkan kondisi sebesarnya yang terjadi di kabupaten

Dharmasraya. Hasil selengkapnya rincian masukan/catatan lainnya yang diberikan oleh

narasumber sewaktu acara FGD tahap 2 kabupaten Dharmasraya adalah sebagai berikut:

1) Mangga menempati rangking 1 sebagai KPJU yang dihasilkan dari sektor buah-buahan.

Menurut pengamatan narasumber, di kabupaten Dharmasraya sendiri mangga lebih

banyak ditanam pada rumah-rumah penduduk, bukan ditanam pada kebun tertentu

yang ditujukan untuk kepentingan industri. Selain itu, andaikata nantinya karena

menempati predikat 1 kandidat KPJU sektor buah-buahan lantas, akan dikembangkan

secara masal penanaman mangga di kabupaten Dharmasraya, dikhawatirkan hasilnya

tidak optimal, mengingat iklim serta tekstur tanah tidak mendukung. Oleh karena itu

narasumber menyarankan agar KPJU yang dikembangkan di kabupaten Dharmasraya

adalah yang sesuai dengan tekstur tanahnya (seperti durian, salak, dan duku), meskipun

mereka tidak menempati peringkat atas kandidat KPJU dari sektor buah-buahan

2) Manggis tidak masuk rangking 5 besar sebagai kandidat KPJU dari sektor buah-buahan.

Padahal buah ini sudah mulai dikembangkan di sejumlah kecamatan (lahan yang

terpakai untuk ditanami manggis sudah mencapai 400 ha), dan cocok dengan tekstur

tanah di kabupaten Dharmasraya. Mengingat prospek usaha serta potensi yang ada

cukup tinggi, maka ke depan diharapkan perbankan mau mempertimbangkan

memberikan kredit kepada petani manggis

3) Apotik, komoditi makanan, bahan bakar, sembako, dan toko kelontong menempati

rangking 1-5 sebagai KPJU yang dihasilkan dari sektor perdagangan. Menurut

Page 566: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 85

narasumber, urutan yang lebih mendekati kenyataan riel di lapangan mestinya adalah

toko kelontong (rangking 1), sembako (rangking 2), bahan bakar dan apotik (3-4), serta

komoditi makanan. Hal tersebut disebabkan karena mengingat jarak antar kecamatan

yang relatif cukup jauh, maka usaha yang paling menguntungkan adalah berjualan toko

kelontong atau sembako.

4) Tempe menempati peringkat 1 sebagai KPJU yang dihasilkan dari sektor industri.

Menurut narasumber, realitanya pembuatan tempe tersebut tidak dilakukan di semua

kecamatan, melainkan hanya terkonsentrasi pada kecamatan yang dihuni oleh

masyarakat transmigran (seperti kecamatan situng). Selain itu, mayoritas masyarakat

kabupaten Dharmasraya belum menyukai tempe sebagai alternatif lauk pauk (meskipun

kadar gizinya tinggi). Oleh karena itu jika kemudian KPJU ini dikembangkan, karena

menempati rangking 1 KPJU yang dihasilkan dari sektor industri, dikhawatirkan hasilnya

tidak optimal. Akan lebih baik, KPJU yang dikembangkan dari sektor industri ini adalah

untuk menghasilkan produk turunan yang dihasilkan dari rangking dan rangking 2 KPJU

dari sektor perkebunan (karet dan kelapa sawit). Misalnya pabrik minyak goreng, atau

pabrik ban karena 2 bahan bakunya (karet dan kelapa sawit) tersedia sangat banyak di

kabupaten ini

5) Sudah ada berdiri usaha pembuatan baju batik dari tanah liat. Dari segi bahan baku

(tanah liat), jumlahnya sangat mencukupi. Cuma karena baru berdiri, perkembangan

usaha ini tidak mencolok. Oleh karena itu, narasumber menyarankan agar perbankan

dapat memberikan bantuan modal agar usaha ini dapat semakin berkembang.

6) Narasumber mengkhawatirkan bahwa temuan riset ini berhenti hanya sebatas laporan,

sementara tindak lanjutnya tidak jelas. Pemerintah daerah menginginkan adanya

langkah konkrit yang terintegrasi dari pihak terkait (BI, perbankan, pemerintah propinsi,

dan pemerintah daerah kabupaten), dalam bentuk rumusan kebijakan strategis yang

nantinya bisa menggerakan perekonomian daerah serta menciptakan lapangan kerja

baru untuk mengentaskan pengangguran. Misalnya, karena karet dan kelapa sawit

terbukti sebagai KPJU lintas sektor yang paling strategis di kabupaten Dharmasraya

(rangking 1 dan rangking 2), maka hendaknya perbankan menciptakan lebih banyak lagi

skema kredit usaha yang bisa diberikan pada masyarakat kecil, tidak melulu pada

perusahaan besar. Selain itu, kedepan diharapkan agar perbankan tidak terlalu

menganak emaskan kelapa sawit. Kredit banyak mengucur ke kelapa sawit karena

pengusahanya bermodal besar dan resiko usahanya kecil (pangsa pasarnya pasti).

Namun disisi lain, karena karet merupakan KPJU yang dikembangkan oleh masyarakat

kecil, serta resiko usahanya lebih besar (pangsa pasarnya tidak pasti), maka perbankan

mempersulit pengajuan kredit pengembangan usaha karet yang diajukan masyarakat.

Akibatnya kesejahteraan petani karet tidaklah sebaik dari petani kelapa sawit.

Page 567: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 86

5.3.19. Kota Padang

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan

dari masing-masing sektor usaha. Pada Tabel 5.3.73 dapat dilihat bahwa bobot atau

prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, tujuan penciptaan

lapangan kerja dan peningkatan dayasaing produk adalah sektor perindustrian. Sehingga

secara keseluruhan untuk mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM sektor industri

merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya

berturut-turut adalah Perdagangan, jasa, angkutan, perikanan, pariwisata, tanaman pangan,

pertambangan, perkebunan, peternakan.

Tabel 5.3.73.Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi

Menurut Aspek Tujuan dan Urutan KepentingannyaDalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kota Padang

Tujuan (Skor Terbobot)

SektorPertumbuhan

ekonomi

Penciptaan

lapangan

kerja

Peningkatan

daya saing

produk

Skor

Terbobot

Gabungan

Ranking

Bobot Tujuan => 0,3217 0,3387 0,3396

Perindustrian 0,2153 0,2157 0,1684 0,1995 1

Perdagangan 0,1289 0,1062 0,1435 0,1262 2

Jasa 0,0878 0,1135 0,1104 0,1042 3

Angkutan 0,1256 0,0894 0,0954 0,1031 4

Perikanan 0,0904 0,1052 0,0946 0,0968 5

Pariwisata 0,0583 0,0838 0,1150 0,0862 6

Tanaman Pangan 0,1024 0,0787 0,0657 0,0819 7

Pertambangan 0,0607 0,0870 0,0731 0,0738 8

Perkebunan 0,0693 0,0681 0,0617 0,0663 9

Peternakan 0,0613 0,0523 0,0722 0,0619 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD

beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel

5.3.73), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan

urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 5.3.74.

Page 568: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 87

Tabel 5.3.74.Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha

di Kota Padang

No Sektor Usaha/KPJu Bobot No Sektor Usaha/KPJu Bobot

Tanpang Perikanan

1Padi Sawah 0.3697

1Budidaya ikan laut 0.3784

2Kacang hijau 0.1258

2Budidaya Ikan Nila 0.1674

3Kacang Kedele 0.1209

3Budidaya Ikan mas 0.1277

4Jagung 0.0998

4Budidaya Ikan Gurame 0.0822

5Kacang Tanah 0.1100

5Budidaya Ikan Lele 0.0670

Sayur Industri

1Cabe 0.4386

1industri Kulit 0.1403

2Ketimun 0.1773

2Kue dan makanan ringan 0.1170

3Kacang panjang 0.1200

3Perabot 0.1167

4Terong 0.1157

4Kerupuk dan sejenisnya 0.1177

5Kangkung 0.0616

5Bordir/Sulaman 0.1182

Buah Perdagangan

1Jeruk 0.2259

1Komoditi Makanan 0.1306

2Pepaya 0.1835

2Mobil Dan Sepeda Motor 0.1303

3Bingkuang 0.1654

3sulaman 0.1239

4Pisang 0.1380

4Bahan Bakar 0.1088

5Mangga 0.0764

5perabotan rumah tangga 0.1097

Perkebunan Jasa

1Coklat 0.1812

1Photo copy 0.2084

2Karet 0.1422

2Bimbel 0.1252

3Kopi 0.1256

3Photo Studio 0.1305

4Cengkeh 0.1049

4Rental mobil 0.1171

Peternakan Angkutan

1Sapi Potong 0.2173

1Bendi/Delman 0.2788

2Sapi Perah 0.1840

2Angkutan Bermotor Barang 0.2433

3Ayam Ras Pedaging 0.1633

3Speed Boad 0.1309

4Kambing 0.1092

4Rental mobil 0.1183

5Ayam Ras Petelur 0.1022

5Angkutan Bermotor Penumpang 0.1174

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor

berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel

5.3.75. Pada Tabel 5.3.75 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

adalah industri kulit, budidaya ikan laut, bordir/sulaman, kerupuk dan sejenisnya, kue dan

makanan ringan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor

usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.75.

Page 569: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 88

Tabel 5.3.75.10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Padang

No KPJU Skor Terbobot Sektor Usaha

1 industri Kulit 0.0459 Industri

2 Budidaya ikan laut 0.0445 Perikanan

3 Bordir/Sulaman 0.0387 Industri

4 Kerupuk dan sejenisnya 0.0385 Industri

5 Kue dan makanan ringan 0.0383 Industri

6 Perabot 0.0382 Industri

7 Bendi/Delman 0.0323 Angkutan

8 Photo copy 0.0321 Jasa-Jasa

9 Angkutan Bermotor Barang 0.0282 Angkutan

10 Komoditi Makanan 0.0273 Perdagangan

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-

turut adalah Perabot, bendi/delman, Photo copy, angkutan bermotor untuk barang dan

komoditi makanan. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka

berdasarkan sektornya 5 komoditi merupakan subsektor industri, 2 KPJu dari sektor

angkutan, satu KPJU dari sektor perikanan dan 1 dari perdagangan. Bila dilihat bahwa 5

KPJu merupakan bagian usaha dari sektor industri, maka terpilihnya KPJu unggulan lintas

sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Padang berbasis

pada sektor industri. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Padang berdasarkan

hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3.76.Kedudukan KPJu Lintas Sektor

Kota Padang

No KPJU Prospek Potensi Prospek Potensi Kuadran

1 industri Kulit 3,333 2,875 Baik Cukup Baik II

2 Budidaya ikan laut 3,583 3,479 Baik Baik I

3 Bordir/Sulaman 3,063 3,042 Baik Baik I

4 Kerupuk dan sejenisnya 3,250 3,333 Baik Baik I

5 Kue dan makanan ringan 3,250 3,396 Baik Baik I

6 Perabot 3,188 3,125 Baik Baik I

7 Bendi/Delman 2,667 2,813 Cukup Baik Cukup Baik III

8 Photo copy 3,063 3,313 Baik Baik I

9 Angkutan Bermotor Barang 3,208 3,583 Baik Baik I

10 Komoditi Makanan 3,438 3,625 Baik Baik I

Page 570: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 89

Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.3.76. di atas, di antara 10 KPJu Unggulan Lintas

Sektor yang mempunyai skor terbobot tertinggi, 8 KPJu berada pada Kuadran I, yaitu

mempunyai Prospek dan Potensi Saat ini yang Sangat Baik atau Baik, yaitu budidaya ikan

laut, bordir/sulaman, kerupuk dan sejenisnya, kue dan makanan ringan, perabot, photo

copy, angkutan bermotor barang dan komoditi makanan. Jenis usaha industri kulit berada

pada kuadran II yang mempunyai Prospek yang Cukup Baik dan Potensi saat ini pada

katagori Baik. Jenis Usaha angkutan bendi/delman berada pada kuadran III dengan potensi

saat ini dan prospeknya berada pada kategori kurang baik.

Di luar 10 KPJu Unggulan Lintas Sektor tersebut, KPJu yang berada pada Kuadran I,

dengan Potensi saat ini pada katagori Baik dan Prospek yang juga Baik adalah sulaman,

perabotan rumah tangga, Bahan Bakar, Padi Sawah, Photo Studio, Bimbel, Coklat, dan

Rental mobil. Beberapa jenis usaha seperti Mobil Dan Sepeda Motor dan Budidaya Ikan

(nila) berada pada kuadran IV yang dinilai cukup baik potensi dan prospeknya. Kedudukan

KPJu unggulan lintas sektor di Kota Padang berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-

faktor Prospek dan Potensi saat ini dapat digambarkan pada grafik kuadran sebagai berikut:

Gambar 5.3.19. Posisi KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Padang

5.4. PENETAPAN KPJU UNGGULAN TINGKAT PROVINSI

KPJu unggulan tingkat provinsi terdiri dari KPJu unggulan per sektor ekonomi dan

KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan KPJu unggulan tersebut, sesuai dengan Metodologi

yang telah dikemukakan merupakan agregasi dari KPJu unggulan per sektor dan lintas

sektor tingkat kabupaten/kota tersebut yang ditetapkan dengan menggunakan metode

Borda.

Berdasarkan hasil KPJu unggulan per sektor di setiap kabupaten/kota, KPJu

Page 571: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 90

unggulan per sektor tingkat provinsi ranking pertama adalah sebagai berikut; usaha

budidaya padi sawah (Tanaman Pangan), cabe (sayuran), pisang (buah-buahan), usaha

perkebunan coklat, usaha budidaya sapi potong (peternakan), usaha penangkapan ikan di

perairan umum (perikanan), industri kerupuk dan sejenisnya (industri), perdagangan

komoditi makanan (perdagangan), jasa reparasi kendaraan bermotor (jasa) dan angkutan

darat untuk barang (angkutan). Lima KPJu unggulan secara berurutan berdasarkan nilai

skor-terbobot pada setiap sektor/sub-sektor ekonomi disajikan pada Tabel 5.4.1.

Tabel 5.4.1KPJu Unggulan per Sektor Tingkat Provinsi Sumatera Barat

NoSektor Usaha/

KPJuSkor-

TerbobotNo

Sektor Usaha/KPJu

Skor-Terbobot

Tanaman Pangan Sayuran

1 Padi Sawah 23,9049 1 Cabe 26,9274

2 Jagung 13,3815 2 Tomat 5,5256

3 Ubi Kayu 6,5885 3 Ketimun 3,5261

4 Kacang Tanah 4,6720 4 Terong 3,4006

5 Kacang Kedele 2,5737 5 Bayam 3,2811

Buah-Buahan Perkebunan

1 Pisang 10,9200 1 Coklat 13,4439

2 Jeruk 10,8748 2 Karet 7,4073

3 Durian 7,1206 3 Kelapa 6,0182

4 Pepaya 4,3254 4 Kelapa Sawit 5,8274

5 Mangga 3,5810 5 Kopi 5,5053

Peternakan Perikanan

1Sapi Potong

18,4671 1 Penangkapan Ikan di perairanumum

16,5416

2 Ayam Ras Petelur 9,5518 2 Budidaya Ikan Nila 9,7918

3 Ayam Buras 6,5946 3 Budidaya ikan laut 5,8210

4 Ayam Ras Pedaging 5,1929 4 Budidaya ikan sawah 5,4384

5 Kerbau 5,0313 5 Budidaya Ikan Lele 5,2739

Perdagangan Industri

1 Komoditi Makanan 7,8555 1 Kerupuk dan sejenisnya 8,8012

2 Sembako 6,8832 2 Bordir/Sulaman 6,3766

3 Restoran 5,0915 3 Kue dan makanan ringan 5,4607

4 Bahan Bakar 4,4729 4 Tempe 5,2654

5 Barang Elektronik 3,5181 5 Perabot 5,0946

Angkutan Jasa-Jasa

1 Angkutan Bermotor Barang 33,4481 1 Reparasi Kendaraan bermotor 11,1076

2 Angkutan BermotorPenumpang

26,7138 2Jasa Kursus Menjahit

4,3768

3 Ojek 5,7581 3 Reparasi elektronika 3,8870

4 Motor Tempel 3,9007 4 Kursus Bahasa Inggris 3,0974

5 Speed Boad 3,5137 5 Percetakan 3,0408

KPJu unggulan lintas sektor di tingkat provinsi merupakan hasil agregasi KPJu lintas

sektor pada setiap kabupaten/kota. Dengan metoda Borda, maka hasil nilai skor-terbobot

dan urutan KPJu unggulan lintas sektor setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut,

urutan 5 (lima) KPJu dengan skor terbobot tertinggi sebagai KPJu unggulan lintas sektor di

Page 572: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

tingkat Provinsi Sumatera B

dan kelapa sawit, kemudian diikuti oleh kegiatan/usaha peternakan ayam ras petelur dan

sapi potong. Hasil lengkap berupa

skor terbobot masing-masing KPJu dapat

Hasil telaah lebih mendalam terhadap perhitungan kandidat KPJu lintas sektor

menunjukan bahwa terdapat 22

masing-masing kabupaten/kota

sektor perkebunan sebanyak 1

(13,68%), sektor perdagangan sebanyak

mempunyai nilai yang sama yaitu sebanyak 11

KPJu (6,32%), dan terakhir sektor tanaman pangan sebanyak 2 KPJu (2.11%).

Selanjutnya berdasarkan gambar 5.4.1 menunjukan bahwa dari

KPJu unggulan lintas sektoral

diperoleh sebagai kandidat KPJU unggulan, 25.49 persen adalah berasal dari sektor industri.

Terdapat 13 jenis KPJu di sektor industri yang termasuk dalam KPJu unggulan lintas sektor

di kota dan kabupaten seluruh Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan sektor usaha yang

paling sedikit jenis KPJu adalah sektor tanaman pangan (1.96%).

Berdasarkan tabel 5.4.2, dapat dilihat 10 jenis KPJu yang paling unggul untuk

provinsi Sumatera Barat. Hasil ini menunjuk

sektor yang memiliki skor terbobot gabungan yang terbesar.

13.73

11.76

11.76

Gambar 5.4.1. Rekapitulasi Sektor Terindeks

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

Sumatera Barat didominasi oleh kegiatan/usaha perkebunan coklat, karet

dan kelapa sawit, kemudian diikuti oleh kegiatan/usaha peternakan ayam ras petelur dan

Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu lintas sektor berdasarkan nilai

masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.4.2.

Hasil telaah lebih mendalam terhadap perhitungan kandidat KPJu lintas sektor

terdapat 22,11% dari total 95 kandidat KPJu unggulan lintas sektoral

masing kabupaten/kota berada pada sektor usaha industri, selanjutnya diikuti oleh

sebanyak 19 KPJu (20,00%), sektor peternakan sebanyak 1

, sektor perdagangan sebanyak 12 KPJu (12,63%), sektor perikanan dan jasa

mempunyai nilai yang sama yaitu sebanyak 11 KPJu (11.58%), sektor angkutan sebanyak

, dan terakhir sektor tanaman pangan sebanyak 2 KPJu (2.11%).

Selanjutnya berdasarkan gambar 5.4.1 menunjukan bahwa dari

KPJu unggulan lintas sektoral masing-masing kabupaten/kota terdapat 51 jenis KPJU yang

diperoleh sebagai kandidat KPJU unggulan, 25.49 persen adalah berasal dari sektor industri.

Terdapat 13 jenis KPJu di sektor industri yang termasuk dalam KPJu unggulan lintas sektor

aten seluruh Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan sektor usaha yang

paling sedikit jenis KPJu adalah sektor tanaman pangan (1.96%).

Berdasarkan tabel 5.4.2, dapat dilihat 10 jenis KPJu yang paling unggul untuk

provinsi Sumatera Barat. Hasil ini menunjukan bahwa sektor perkebunan coklat merupakan

sektor yang memiliki skor terbobot gabungan yang terbesar.

25.49

15.69

13.7313.73

5.88 1.96

Gambar 5.4.1. Rekapitulasi Sektor Terindeks

V - 91

/usaha perkebunan coklat, karet

dan kelapa sawit, kemudian diikuti oleh kegiatan/usaha peternakan ayam ras petelur dan

rangking atau urutan KPJu lintas sektor berdasarkan nilai

Hasil telaah lebih mendalam terhadap perhitungan kandidat KPJu lintas sektor

kandidat KPJu unggulan lintas sektoral

selanjutnya diikuti oleh

sebanyak 13 KPJu

, sektor perikanan dan jasa

, sektor angkutan sebanyak 6

, dan terakhir sektor tanaman pangan sebanyak 2 KPJu (2.11%).

total 95 kandidat

masing kabupaten/kota terdapat 51 jenis KPJU yang

diperoleh sebagai kandidat KPJU unggulan, 25.49 persen adalah berasal dari sektor industri.

Terdapat 13 jenis KPJu di sektor industri yang termasuk dalam KPJu unggulan lintas sektor

aten seluruh Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan sektor usaha yang

Berdasarkan tabel 5.4.2, dapat dilihat 10 jenis KPJu yang paling unggul untuk

an bahwa sektor perkebunan coklat merupakan

Industri

Perdagangan

Perkebunan

Jasa-Jasa

Perikanan

Peternakan

Angkutan

Page 573: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

V - 92

Tabel 5.4.2KPJu Unggulan Lintas Sektor Tingkat Provinsi,

Menurut Urutan Nilai skor terbobot atau Urutan Unggulan

No KPJuSektor /

SubsektorSkor Terbobot

Gabungan

1 Coklat Perkebunan 1,0128

2 Karet Perkebunan 0,8125

3 Kelapa Sawit Perkebunan 0,7986

4 Ayam Ras Petelur Peternakan 0,6881

5 Sapi Potong Peternakan 0,6289

6 Angkutan Bermotor Barang Angkutan 0,6238

7 Bordir/Sulaman Industri 0,5707

8 Penangkapan Ikan di perairan umum Perikanan 0,5604

9 Komoditi Makanan Perdagangan 0,5286

10 Reparasi Kendaraan bermotor Jasa-Jasa 0,5029

Secara keseluruhan dari tabel 5.4.2 terlihat bahwa sesuai dengan struktur

perekonomian Sumatera Barat, sektor primer masih merupakan sektor unggulan di provinsi

Sumatera Barat. Dari 10 KPJu peringkat lima besar didominasi oleh subsektor perkebunan.

Sektor pertanian dengan sub sektor perkebunan dan peternakan adalah sektor yang

memiliki KPJu unggul untuk provinsi Sumatera Barat. Selanjutnya dengan teridentifikasinya

KPJu unggulan per sektor/sub-sektor ekonomi dan lintas sektor, menuntut diperlukan

koordinasi dan integrasi kebijakan dan penyusunan program yang bersifat lintas sektoral

atau lintas dinas/instansi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Page 574: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan KPJu unggulan UMKM di provinsi

Sumatera Barat. Selanjutnya tujuan dari penetapan KPJu unggulan UMKM Provinsi

Sumatera Barat adalah: (a) Penciptaan lapangan kerja, (b) Pertumbuhan ekonomi daerah,

dan (c) Peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh keseragaman dan konsistensi

dalam proses penetapan KPJu unggulan, maka bobot ketiga Tujuan dan bobot setiap

Kriteria yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut pada seluruh kabupaten/kota adalah

sama. Berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan di tingkat provinsi pada tahap pertama

penelitian ini, bobot untuk setiap tujuan di atas ditetapkan tingkat kepentingannya sebagai

berikut: penciptaan lapangan kerja bobot kepentinganya adalah 0,3217, pertumbuhan ekonomi

0,3387 dan peningkatan daya saing produk sebesar 0,3396. Bobot tujuan ini digunakan sebagai

penentu tingkat kepentingan lintas sektor dalam perhitungan hasil FGD di tingkat

kabupaten/kota.

Untuk mencapai ketiga tujuan diatas ditetapkan 11 kriteria dengan masing-masing

bobotnya sebagai berikut: ketersediaan pasar (0,1326), teknologi (0,1292), manajemen usaha

(0,1162), ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan (0,0956), ppenyerapan tenaga kerja

(0,0978), sarana produksi dan usaha (0,0845), harga/nilai tambah (0,0887), sumbangan

terhadap perekonomian daerah (0,0735), bahan baku (0,0588), aksesibilitas dan kebutuhan

modal (0,0731), serta aspek sosial budaya (0,0499). Bobot ini digunakan sebagai bobot kriteria

untuk menentukan tingkat kepentingan antar KPJu dalam suatu sektor pada saat dilaksanakan

FGD di tingkat kabupaten/kota.

Selanjutnya berdasarkan hasil FGD propvinsi ditetapkan kriteria yang digunakan untuk

menyaring KPJu tingkat kecamatan untuk menjadi kandidat KPJu pada tingkat kabupaten.

Kriteria dan bobotnya adalah: jangkauan pasar dengan bobot 0,1645, kontribusi terhadap

perekonomian kecamatan dengan bobot 0,1943, ketersediaan input, sarana produksi dan usaha

dengan bobot 0,4401. Selanjutnya jumlah unit usaha, rumah tangga, produksi, luas areal, atau

populasi KPJu yang ada dengan bobot 0,2010.

Berdasarkan informasi yang terkait dengan pembobotan tujuan dan criteria yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa tujuan untuk peningkatan daya saing produk memiliki

bobot terbesar atau dipandang sebagai tujuan utama untuk pengembangan UMKM di provinsi

Sumatera Barat oleh seluruh stakeholders di tingkat provinsi. Selanjutnya, berdasarkan kriteria

yang ditetapkan untuk mencapai tujuan bobot terbesar adalah untuk kriteria ketersediaan

pasar. Sedangkan untuk penentuan bobot untuk penentuan kandidat KPJu dari tingkat

Page 575: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-2

kecamatan, bobot terbesar adalah untuk kriteria ketersediaan input dan sarana produksi.

Dengan kata lain ketersediaan pasar dan sarana produksi dipandang sebagai sarana untuk

mencapai peningkatan daya saing produk UMKM di Sumatera Barat. Sehingga UMKM yang

memiliki karakteristik seperti ini diharapkan akan mampu berkembang dengan baik di wilayah

provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan kriteria dan tingkat kepentingannya, setelah melalui proses pemilihan

kandidat KPJu di tingkat kecamatan di seluruh kabupaten/kota Provinsi Sumatera Barat,

berdasarkan hasil FGD di tingkat kabupaten/kota, kesimpulan untuk KPJu Unggulan

Kabupaten/Kota seluruh provinsi Sumatera Barat adalah:

1. Kota Bukittinggi, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perdagangan (0,1681), pariwisata (0,1635), dan

perindustrian (0,1536). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, ubi kayu untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk

subsektor sayur-sayuran, jeruk untuk subsektor buah-buahan, ayam ras petelur untuk

subsektor peternakan, budidaya ikan kolam untuk subsektor perikanan, barang-barang

tekstil untuk sektor industri, komoditi makanan untuk sektor perdagangan, kopi untuk

subsektor perkebunan, wisata alam untuk sektor jasa, dan angkutan barang untuk sektor

transportasi.

2. Kabupaten Pasaman, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,1329), tanaman pangan (0,1312), dan

perikanan (0,1244). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor

adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-

sayuran, jeruk untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor perkebunan, ayam

ras petelur untuk subsektor peternakan, budidaya ikan kolam untuk subsektor perikanan,

kue dan makanan ringan untuk sektor industri, sembako untuk sektor perdagangan,

percetakan untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor untuk barang untuk sektor

transportasi.

3. Kota Pariaman, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perindustrian (0,1532), perdagangan (0,1486), dan

perikanan (0,1050). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor

adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-

sayuran, pisang untuk subsektor buah-buahan, kelapa untuk subsektor perkebunan,

ayam buras untuk subsektor peternakan, perikanan laut untuk subsektor perikanan,

bordir/sulaman untuk subsektor industri, sembako untuk sektor perdagangan, jasa

kursus menjahit untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor penumpang untuk sektor

transportasi.

Page 576: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-3

4. Kota Padang Panjang, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah jasa (0,1963), pariwisata (0,1828), dan

perindustrian (0,1474). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, jagung untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor

sayur-sayuran, pisang untuk subsektor buah-buahan, cengkeh untuk subsektor

perkebunan, sapi perah untuk subsektor peternakan, budi daya ikan (belut) untuk

subsektor perikanan, pengolahan kulit untuk sektor industri, sembako untuk sektor

perdagangan, warnet untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor penumpang untuk

sektor transportasi.

5. Kota Sawahlunto, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah pariwisata (0,1949), perkebunan (0,1845), dan peternakan

(0,1314). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor adalah,

padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-sayuran,

durian untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor perkebunan, sapi potong

untuk subsektor peternakan, budi daya ikan (lele) untuk subsektor perikanan,

bordir/sulaman untuk sektor industri, restoran untuk sektor perdagangan, percetakan

untuk sektor jasa, dan angkutan barang untuk sektor transportasi.

6. Kabupaten Pesisir Selatan, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,1503), perdagangan (0,1385), dan

perikanan (0,1164). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor

adalah, jagung untuk subsektor tanaman pangan, ketimun untuk subsektor sayur-

sayuran, mangga untuk subsektor buah-buahan, Gambir untuk subsektor perkebunan,

ayam buras untuk subsektor peternakan, budi daya ikan laut (kerapu) untuk subsektor

perikanan, kerupuk dan sejenisnya untuk sektor industri, restoran untuk sektor

perdagangan, kursus menjahit untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor penumpang

untuk sektor transportasi.

7. Kabupaten Pasaman Barat, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,1292), perikanan (0,1277), dan

tanaman pangan (0,1167). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, jagung untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor

sayur-sayuran, pisang untuk subsektor buah-buahan, kelapa sawit untuk subsektor

perkebunan, sapi potong untuk subsektor peternakan, penangkapan ikan di perariran

umum untuk subsektor perikanan, tempe untuk sektor industri, restoran untuk sektor

perdagangan, reparasi kendaraan bermotor untuk sektor jasa, dan angkutan barang

untuk sektor transportasi.

Page 577: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-4

8. Kabupaten Tanah Datar, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah tanaman pangan (0,2142), perdagangan (0,1567),

dan peternakan (0,1188). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, jagung untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor

sayur-sayuran, jeruk untuk subsektor buah-buahan, karet untuk subsektor perkebunan,

ayam ras petelur untuk subsektor peternakan, budi daya ikan (nila) untuk subsektor

perikanan, makanan dari kacang-kacangan untuk sektor industri, bahan bakar untuk

sektor perdagangan, reparasi kendaraan bermotor untuk sektor jasa, dan angkutan

bermotor penumpang untuk sektor transportasi.

9. Kota Payakumbuh, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perdagangan (0,1350), tanaman pangan (0,1151), dan jasa

(0,1113). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor adalah,

padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-sayuran,

manggis untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor perkebunan, sapi potong

untuk subsektor peternakan, budi daya ikan kolam untuk subsektor perikanan,

pengolahan teh dan kopi untuk sektor industri, perdagangan hasil pertanian untuk sektor

perdagangan, kursus bahasa inggris untuk sektor jasa, dan angkutan penumpang untuk

sektor transportasi.

10.Kabupaten Solok Selatan, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,1555), perindustrian (0,1373), dan

pariwisata (0,1175). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor

adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-

sayuran, jeruk untuk subsektor buah-buahan, karet untuk subsektor perkebunan, sapi

potong untuk subsektor peternakan, budi daya ikan kolam untuk subsektor perikanan,

perabot untuk sektor industri, komoditi makanan untuk sektor perdagangan, reparasi

kendaraan bermotor untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor untuk penumpang untuk

sektor transportasi.

11.Kabupaten Solok, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perindustrian (0,1733), tanaman pangan (0,1652), dan jasa

(0,1105). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor adalah,

padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-sayuran,

durian untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor perkebunan, sapi potong

untuk subsektor peternakan, pembibitan ikan untuk subsektor perikanan, gula merah

untuk sektor industri, pakaian jadi untuk sektor perdagangan, jasa kursus menjahit untuk

sektor jasa, dan angkutan bermotor barang untuk sektor transportasi.

Page 578: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-5

12.Kabupaten Agam, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perindustrian (0,1793), perkebunan (0,1595), dan

perikanan (0,1387). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor

adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-

sayuran, pisang untuk subsektor buah-buahan, kelapa sawit untuk subsektor

perkebunan, sapi potong untuk subsektor peternakan, budi daya ikan (mas) untuk

subsektor perikanan, konveksi/pakaian jadi untuk sektor industri, pakaian jadi untuk

sektor perdagangan, wisata budaya untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor barang

untuk sektor transportasi.

13.Kabupaten Sijunjung, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,1391), perindustrian (0,1138), dan tanaman

pangan (0,1120). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor

adalah: kacang tanah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-

sayuran, nangka untuk subsektor buah-buahan, nilam untuk subsektor perkebunan,

kerbau untuk subsektor peternakan, budi daya ikan (nila) untuk subsektor perikanan,

perabot untuk sektor industri, reparasi elektronik untuk sektor jasa, sembako untuk

sektor perdagangan dan angkutan bermotor barang untuk sektor transportasi,.

14.Kabupaten Kepulauan Mentawai, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor

ekonomi tertinggi menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,1302), perindustrian

(0,1287), dan perikanan (0,1261). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, terong untuk

subsektor sayur-sayuran, pisang untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor

perkebunan, babi untuk subsektor peternakan, budi daya ikan laut untuk subsektor

perikanan, penggaraman ikan untuk sektor industri, restoran untuk sektor perdagangan,

reparasi kendaraan bermotor untuk sektor jasa, dan speed boat untuk sektor

transportasi.

15.Kabupaten Padang Pariaman, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah perdagangan (0,1470), perindustrian (0,1212),

dan peternakan (0,1167). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk

subsektor sayur-sayuran, durian untuk subsektor buah-buahan, kelapa untuk subsektor

perkebunan, sapi potong untuk subsektor peternakan, budi daya ikan kolam untuk

subsektor perikanan, batu bata untuk sektor industri, barang elektronik untuk sektor

perdagangan, reparasi kendaraan bermotor untuk sektor jasa dan angkutan bermotor

barang untuk sektor transportasi.

Page 579: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-6

16.Kabupaten 50 Kota, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah peternakan (0,3009), perindustrian (0,1195), dan

perdagangan (0,0998). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk

subsektor sayur-sayuran, jeruk untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor

perkebunan, ayam ras petelur untuk subsektor peternakan, budi daya ikan kolam untuk

subsektor perikanan, bordir/sulaman untuk sektor industri, toko kelontong/waserda untuk

sektor perdagangan, kursus bahasa Inggris untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor

barang untuk sektor transportasi.

17.Kabupaten Dharmasraya, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi

tertinggi menurut aspek tujuan adalah perkebunan (0,2024), tanaman pangan (0,1432),

dan peternakan (0,1147). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing

sektor/subsektor adalah, padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk

subsektor sayur-sayuran, mangga untuk subsektor buah-buahan, karet untuk subsektor

perkebunan, sapi potong untuk subsektor peternakan, budi daya ikan (lele) untuk

subsektor perikanan, tempe untuk sektor industri, apotik untuk sektor perdagangan,

reparasi kendaraan bermotor untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor penumpang

untuk sektor transportasi.

18.Kota Padang, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi

menurut aspek tujuan adalah perindustrian (0,1995), perdagangan (0,1262), dan jasa

(0,1042). Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor adalah,

padi sawah untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-sayuran, jeruk

untuk subsektor buah-buahan, coklat untuk subsektor perkebunan, sapi potong untuk

subsektor peternakan, budi daya ikan laut untuk subsektor perikanan, industri kulit untuk

sektor industri, komoditi makanan untuk sektor perdagangan, photo copy untuk sektor

jasa, dan bendi/delman untuk sektor transportasi.

19.Kota Solok, skor terbobot tingkat kepentingan untuk 3 sektor ekonomi tertinggi menurut

aspek tujuan adalah angkutan (0,1993), jasa (0,1341), dan perdagangan (0,1269).

Rangking dan skor KPJu unggulan masing-masing sektor/subsektor adalah, padi sawah

untuk subsektor tanaman pangan, cabe untuk subsektor sayur-sayuran, jeruk untuk

subsektor buah-buahan, coklat untuk sektor perkebunan, ayam ras petelur untuk

subsektor peternakan, budi daya ikan di sawah untuk subsektor perikanan, kue dan

amkanan ringan untuk sektor industri, apotik untuk sektor perdagangan, reparasi

kendaraan bermotor untuk sektor jasa, dan angkutan bermotor untuk barang untuk

sektor transportasi.

Page 580: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-7

Setelah memperoleh hasil perhitungan untuk penetapan KPJu sektoral tingkat

kabupaten/kota, dengan menggunakan metode bayes dan melakukan normalisasi terhadap

skor terbobot masing-masing KPJu, maka diperoleh hasil untuk perhitungan KPJu lintas

sektoral masing-masing kabupaten/kota Provinsi Sumatera Barat. Dengan menggunakan

hasil perhitungan KPJu sektoral dan lintas sektoral di provinsi Sumatera Barat, maka

diperoleh skor terbobot untuk KPJu sektoral dan lintas sektoral tingkat provinsi.

Berdasarkan proses perhitungan yang dilakukan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa KPJu utama masing-masing sektor untuk Provinsi Sumatera Barat adalah; pada

subsektor tanaman pangan yang menjadi KPJu unggulan UMKM adalah komoditas padi

sawah, pada subsektor sayuran yang menjadi KPJu unggulan adalah tanaman cabe, pada

subsektor buah-buahan yang menjadi KPJu unggulan UMKM adalah komoditi buah pisang,

pada subsektor perkebunan yang menjadi KPJu unggulan UMKM adalah komoditas coklat,

pada subsektor peternakan yang menjadi KPJu unggulan UMKM adalah ternak sapi potong,

pada subsektor perikanan yang menjadi KPJu unggulan UMKM adalah usaha penangkapan

ikan di perairan umum, pada sektor perdagangan yang menjadi KPJu unggulan UMKM

adalah perdagangan komoditi makanan, pada sektor industry yang menjadi KPJu unggulan

UMKM adalah produksi kerupuk dan sejenisnya, pada sektor angkutan yang menjadi KPJu

unggulan UMKM adalah usaha angkutan bermotor untuk barang dan terakhir untuk sektor

jasa yang menjadi jenis usaha unggulan adalah reparasi kendaraan bermotor.

Berdasarkan hasil perhitungan KPJu unggulan UMKM lintas sektor provinsi Sumatera

Barat, dapat diketahui bahwa 5 KPJu unggul dari total 51 KPJu yang terjaring di tingkat

provinsi berturut-turut adalah komoditi Coklat, karet, kelapa sawit, ayam ras petelur dan

sapi potong. Informasi ini memberikan kesimpulan bahwa Provinsi Sumatera Barat

merupakan wilayah yang memiliki keunggulan di subsektor perkebunan dan peternakan.

Secara garis besar jika pemerintah Provinsi Sumatera Barat merencanakan

pengembangan UMKM yang mampu mendorong pertumbuhan pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan memiliki daya saing dari produksi yang

dihasilkan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa focus pengembangan UMKM di Provinsi

Sumatera Barat adalah subsektor perkebunan dan peternakan dengan jenis komoditi yang

telah dikemukakan diatas.

6.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, dapat

direkomendasikan beberapa kebijakan sebagai berikut:

Page 581: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-8

1. Pemerintah Daerah dan Provinsi Sumatera Barat, perlu membuat grand design

pengembangan UMKM Sumatera Barat. Berdasarkan grand desain tersebut maka setiap

daerah mengembangkan komoditi/produk/jenis usaha Unggulan masing-masing, karena

berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa KPJu unggulan yang berbeda antar

daerah, sehingga antar daerah memiliki kompetensi inti yang berbeda-beda.

2. Berdasarkan grand design tersebut akan terpetakan KPJu masing-masing daerah

sehingga bisa dibangun integrasi horizontal antar daerah yang memiliki KPJu unggulan

yang sama. Integrasi horizontal tersebut akan menciptakan adanya sharing resources

dan akhirnya mampu menciptakan skala ekonomis yang menyebabkan penurunan biaya

sehingga terbangun keunggulan bersaing bersama.

3. Pemda Provinsi Sumatera Barat perlu membangun integrasi vertikal dari hulu-hilir untuk

setiap KPJu unggulan. Integrasi vertikal tersebut dibangun mulai dari bahan baku sampai

ke distribusi produk, sehingga terbangun supply chain setiap KPJu unggulan di daerah ini.

4. Untuk meningkatkan keunggulan bersaing KPJu unggulan Sumatera Barat, perlu

dibangun kolaborasi antar daerah. Artinya pengembangan KPJu unggulan antar daerah

yang terkait dapat dibangun kolaborasi strategik jangka panjang sehingga akan

menciptakan keterjaminan bahan baku dan pemasaran KPJu unggulan di daerah

Sumatera Barat.

5. Pengembangan KPJu unggulan membutuhkan keterlibatan dan perhatian semua stake

holders UMKM itu sendiri. Untuk itu, Pemda Provinsi dan kabupaten/kota perlu

membangun kolaborasi saling menguntungkan antar seluruh komponen stakeholders,

sehingga pengembangan UMKM tersebut berjalan dengan baik dan masalah yang

dihadapi dapat diselesaikan secara komprehensif.

6. Pengembangan KPJu unggulan yang dikelola UMKM kedepan juga membutuhkan

sentuhan teknologi, karena teknologi merupakan salah satu alat untuk menciptakan

keunggulan bersaing KPJu itu sendiri.

7. PKJu unggulan setiap daerah secara terus menerus membutuhkan pengembangan, oleh

sebab itu diperlukan upaya untuk membangun kreatifitas pengusaha atau masyarakat

produser atau pengelola KPJu unggulan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan

pendidikan dan pelatihan khusus.

8. KPJu Unggulan seyogyanya dituangkan kedalam bentuk ketentuan hukum (seperti Perda

atau Surat Keputusan Kepala Daerah, atau dituangkan dalam dokumen RPJM), sehingga

bersifat mengikat dan menjadi acuan bagi semua instansi dan pemangku

pemangkukepentingan lain dalam pengembangan UMKM pada bisnis KPJu Unggulan

yang telahdiidentifikasi.

Page 582: KATA PENGANTAR - bi.go.id · prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat. ... penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah. tenaga

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Sumatera Barat

VI-9

9. Untuk membangun supply chain KPJu unggulan tersebut dapat dilakukan dengan

pendekatan Klaster yang terintegrasi menurut rantai nilai dari hulu ke hilir, baik dari sisi

rantai produksi maupun rantai pemasaran sehingga tercipta daya saing produk di tingkat

global. Untuk itu pemerintah Provinsi Sumatera Barat bisa memberikan dukungan dalam

bentuk pengembangan sistem informasi untuk seluruh KPJu unggulan, baik ditingkat

provinsi maupun kabupaten/kota di Sumatera Barat secara komprehensif dan terencana.

10.Untuk membangun keunggulan bersaing maka salah satu faktor penting adalah

pembangunan infrastruktur dan kelembagaan yang mendukung pengembangan KPJu

tersebut. Lembaga dapat berupa koperasi atau organisasi lain yang menjadi wadah

penguatan bargaining power UMKM pengelola KPJu tersebut.