8
P A N T I R E H A B I L I T A S I A N A K J A L A N A N _ B O G O R R i a M a r y a t i R e n u a t 2 0 3 0 4 0 4 9 ABSTRAKSI Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu yang beredar dimasyarakat, yaitu keberadaan dari anak-anak jalanan yang semakin hari, semakin merebak di kota-kota besar.Dampak dari krisis ekonomi yang tak kunjung juga usai, salah satunya adalah masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secepatnya adalah banyaknya anak jalanan yang belakangan ini mencemaskan. Anak jalanan merupakan fenomena perkotaan yang kompleks dan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya. Merebaknya anak jalanan juga diakibatkan oleh kegagalan sistem pendidikan yang cenderung kapitalistik, tidak banyak memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin. Anak jalanan merupakan fenomena kota besar di mana saja Semakin cepat perkembangan sebuah kota semakin cepat pula peningkatan jumlah anak jalanan. Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable PENDAHULUAN Seiring dengan era perdagangan bebas, diharapkan kegiatan perekonomian dan sektor lainnya terbuka bebas bagi setiap Negara untuk menjalankan usahanya. Tak terkecuali Bangsa Indonesia. Namun sayangnya kita tidak bias mengimbanginya dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai karena angka anak putus sekolah, maupun buta huruf masih sangat tinggi Dampak dari krisis ekonomi yang tak kunjung juga usai, salah satunya adalah masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secepatnya adalah banyaknya anak jalanan yang belakangan ini mencemaskan. Anak-anak jalanan adalah anak yang berusia 6 18 tahun yang menghabiskan sebagian waktu mereka untuk bekerja di jalanan, pusat keramaian, baik sebagai pedagang / pengasong, pemulung, pengemis, pengamen, penyemir sepatu, parkir mobil, kernet, buruh kasar, pekerja seks, dll, berkeliaran tidak menentu. Di perkampungan kumuh, hampir 2/3 dari jumlah penduduknya adalah anak-anak. Mereka umumnya anak-anak yang rentan permasalahan sosial, dan perlu mendapatkan perhatian khusus. “ Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. “ Oleh karena itu, diperlukan suatu wadah khusus berupa Panti Rehabilitasi Anak Jalanan, yang dapat menjadi sarana bagi anak-anak jalanan dan masyarakat Bogor dapat saling berinteraksi dan di harapkan melalui fasilitas ini, kedua belah pihak dapat memberi dan memperoleh manfaat. Selain itu, di harapkan pula anak-anak jalanan ini dapat memperoleh kesempatan untuk dibina mengembangkan diri dan talenta, dan dapat belajar mencari nafkah lewat jalan yang benar.

Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

P A N T I R E H A B I L I T A S I A N A K J A L A N A N _ B O G O R

R i a M a r y a t i R e n u a t

2 0 3 0 4 0 4 9

ABSTRAKSI

Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu yang beredar dimasyarakat, yaitu keberadaan dari anak-anak jalanan yang semakin hari, semakin merebak di kota-kota besar.Dampak dari krisis ekonomi yang tak kunjung juga usai, salah satunya adalah masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secepatnya adalah banyaknya anak jalanan yang belakangan ini mencemaskan. Anak jalanan merupakan fenomena perkotaan yang kompleks dan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya. Merebaknya anak jalanan juga diakibatkan oleh kegagalan sistem pendidikan yang cenderung kapitalistik, tidak banyak memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin. Anak jalanan merupakan fenomena kota besar di mana saja Semakin cepat perkembangan sebuah kota semakin cepat pula peningkatan jumlah anak jalanan.

Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

PENDAHULUAN

Seiring dengan era perdagangan bebas, diharapkan kegiatan perekonomian dan sektor lainnya terbuka bebas bagi setiap Negara untuk menjalankan usahanya. Tak terkecuali Bangsa Indonesia. Namun sayangnya kita tidak bias mengimbanginya dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai karena angka anak putus sekolah, maupun buta huruf masih sangat tinggi Dampak dari krisis ekonomi yang tak kunjung juga usai, salah satunya adalah masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secepatnya adalah banyaknya anak jalanan yang belakangan ini

mencemaskan.

Anak-anak jalanan adalah anak yang berusia 6 – 18 tahun yang menghabiskan sebagian waktu mereka untuk bekerja di jalanan, pusat keramaian, baik sebagai pedagang / pengasong, pemulung, pengemis, pengamen, penyemir sepatu, parkir mobil, kernet, buruh kasar, pekerja seks, dll, berkeliaran tidak menentu. Di perkampungan kumuh, hampir 2/3 dari

jumlah penduduknya adalah anak-anak. Mereka umumnya anak-anak yang rentan permasalahan sosial, dan perlu mendapatkan perhatian khusus.

“ Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. “

Oleh karena itu, diperlukan suatu wadah khusus berupa Panti Rehabilitasi Anak Jalanan, yang dapat menjadi sarana bagi anak-anak jalanan dan masyarakat Bogor dapat saling berinteraksi dan di harapkan melalui fasilitas ini, kedua belah pihak dapat memberi dan memperoleh manfaat. Selain itu, di harapkan pula anak-anak jalanan ini dapat memperoleh kesempatan untuk dibina mengembangkan diri dan talenta, dan dapat belajar mencari nafkah lewat jalan yang benar.

Page 2: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

KOTA BOGOR

Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS– 6°41’00”LS Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003). Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi.

Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi, sehingga Bogor dijuluki "Kota Hujan".

Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 31 kelurahan dan 37 desa. Bogor telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional.

SITE TERPILIH

Jalan Raya Sindang Barang, Marga Jaya, Bogor

Kondisi lahan :

Merupakan lahan kosong, dengan topografi disekitar site sejajar dengan lingkungan sekitarnya. Kontur kemiringan di dalam site hamper tidak ada, permukaan tanah rata, dengan vegetasi disekitar site banyak terdapat pohon pisang, kelapa dan pohon berdaun lebat seperti pohon mangga yang memberikan keteduhan bagi pengguna jalan.

Potensi Lahan :

Merupakan lahan dengan potensi tinggi baik dari segi ekonomi, sosial dan pendidikan, tetapi belum dimanfaatkan dengan baik. Letaknya berada di kawasan berkembang dengan kemajuan yang sangat pesat apalagi berbatasan dengan kabupaten (Dramaga dan Babakan)

Peraturan Site

Luas Tapak : 5 Ha / 50.000

KDB : 60 % = 30.000 M2

GSB : 5 M

Peruntukan :Perdagangan, Fasilitas, sosial, Fasilitas Umum. Industri non Polutif, pemukiman.

Sifat geologiTanah :Drainase Baik, kedalamam air tanah dangkal <10 m

Ketinggian Bangunan: Karena Site Berada di kawasan rendah, maka bangunan 12 – 20 m / 3 – 4 Lantai.

Page 3: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

Batas-batas site :

Utara : kantor Bulog dan pemukiman Penduduk

Timur : pertokoan dan perumahan penduduk

Selatan : Lahan Kosong dan pemukiman penduduk

Barat : Hotel dan kolam Renang Duta Berlian

Karakter Lingkungan :

Suasananya tenang dan nyaman, dengan lingkungan yang cukup bahkan sangat asri, dengan eksisting bagian depan (utara) dan belakang (selatan) masih berupa lahan kosong, terutama bagian depan site yang di jadikan sawah oleh pemiliknya.

Meskipun dekat dengan sarana- sarana pendidikan, terminal dan pertokoan, tapi kemacetan hanya terjadi pada jam-jam tertentu. Biasanya pada jam pulang kantor.

TEMA PERANCANGAN

Tema yang diangkat dalam proyek Graha Anak Jalanan ini yaitu “ A Breatahable building” Breath dapat di artikan sebagai “nafas” Tanpa nafas, manusia tidak akan mungkin hidup.

Panti Rehabilitasi anak jalanan di tujukan untuk mewadahi kehidupan anak jalanan. Panti ini di harapkan dan harus mampu membuat “nafas” bagi anak-anak jalanan yang hidup di dalamnya.

Tema ini muncul dari adanya pendekatan terhadap anak jalanan itu sendiri. Yaitu Seperti kita ketahui corak kehidupan anak jalanan sangatlah keras. Jumlah anak-jalanan yang semakin hari, semakin besar, di sebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kemampuan dan realitas yang ada di sekitar mereka. .

Ketika pertama kali hadir di jalan seorana anak harus beradaptasi dan mulai menerima cara-cara hidup yang berlaku di lingkungan yang baru tersebut

Berdasarkan uraian di atas, maka ditarik kesimpulan perancangan, dengan menciptakan Ruang-ruang yang berhubungan dengan ruang luar. Sehingga menimbulkan kesan tidak ada batasan dan memberikan “Nafas” antara ruang dalam dan ruang luar.

KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar bangunan Panti Rehabilitasi Anak Jalanan ini adalah Feel at Home. Konsep ini di pakai dengan mempertimbangakan latar belakang, Sifat dan Karakteristik dari anak jalanan itu sendiri.

Konsep perancangan Menggunakan

Pendekatan Latar Belakang, Sifat dan

Karakteristik Anak Jalanan.

Page 4: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

Untuk menghubungkan dasar pemikiran tersebut,maka digunakan pendekatan perilaku anak jalanan:

1. Hidup berkelompok(Tidak dapat terpisah dan menyendiri dari teman-temannya)

2. Saling berhubungan 3. Saling berinteraksi dan mempengaruhi

Senang berkelompok karena kelompok mampu memberikan kasih sayang dan memolong saat kesusahan, serta perasaan senasip yaitu bekerja mencari nafkah dan tidak di perhatikan orang tua.

RENCANA TAPAK

TATA LETAK

Penataan Massa dan Tampilan Keseluruhan:

- Penataan massa mengelilingi site, dan menciptakan sebuah ruang terbuka di tengah, dan ingin menyesuaikan sesuai dengan lingkungan sekitar , dan tidak ingin menonjol karena merupakan proyek social dan mempunyai Grid yang sama, sehingga membentuk pola struktur dan ruang yang sama pada tiap bangunan.

- Penataan massa menghasilkan tampak yang memiliki perulangan yang unity dan naik turun atap sesuai dengan fungsi dan besaran ruang dan menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.

POLA PENATAAN MASSA

Pola Bentukan Massa : yaitu pola berkelompok yang di sesuaikan dengan Fungsi masing-masing bangunan, dan sesuai dengan perilaku anak jalanan yang cenderung berkelompok, sehingga pola yang tercipta menampilkan karakter anak jalanan dengan adanya ruang di tengah bangunan baik pada area :

Publik:Dengan membuat Open Space di tengah. Dengan adanya tempat duduk untuk aktifitas Out door. sebagai tempat belajar Out door, diharapkan dapat membuat suasana berkelompok masih dapat dirasakan dan membuat anak jalanan merasa nyaman seperti di rumah sendiri (Feel at Home)

Public

Privat

Semi

Public

Semi

Privat

Page 5: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

Privat:Dengan adaya tempat duduk untuk kegiatan sharing bersama sesame anak jalanan dengan Pembina untuk bertukar pikiran tentang hidup dan masa depan senhingga mendekatkan emosi antara anak jalanan dan Pembina sehingga tercipta suasana aman dan nyaman (Feel at Home)

BENTUK BANGUNAN

Pengaplikasian Konsep (Feel at Home) dan Tema (Brethable Building) Terhadap BangunanTema Breathable pada umumnya akandi aplikasikan sehingga menciptakan bangunan yang dapat mengalirkan udara secara bebas. Dan di upayakan terjadi Cross Ventilation yang tepat dan membuat bukaan-bukaan pada sisi –sisis unit agar dapat terjadi pertukaran udara sehingga tidak memerlukan adanya peralatan udara mekanis.dan tentunya akan lebih efisien dari segi biaya

.

1. Bangunan dengan atap konvensional, dengan kuda-kuda kayu, supaya tidak asing bagi anak jalanan seperti rumah pada umumnya, dan terkesan alami natural.(Feel at Home)

2. Kolom yang menonjol pada dinding untuk megesankan struktur yang jujur (Bagian dari persahabatan)adanya kepercayaan dan tidak ada yang di sembunyikan.(Feel at Home)

3. Ketinggian bangunan yang tidak terlalu tinggi (untuk setiap bangunan kurang lebih 3 – 3.5m dari lantai ke plafon demi menciptakan suasana akrab.

4. Banyak terdapat ruang sharing dan Komunikasi (Interaksi) yang mendukung anak jalanan mendapatkan suasana Feel at Home.

5. Bangunan tidak massif seperti bangunan-bangunan bertingkat, dengan adanya selasar-selasar terbuka, dan banyaknya penggunaaan Railing-railing pada tiap bangunan yang juga berfungsi sebagai penghawaan alami, agar

Page 6: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

tercipta Cross ventilasi dan adanya view yang mengarah pada ruang terbuka. (Breathable)

6. Banyak terdapat ruang terbuka, seperti pengikat untuk ke-5 zona, yaitu ruang peralihan yang berupa ruang terbuka,dimana terdapat pendopo / Gazebo untuk beristirahat bagi pendatang baru yang belum siap menetap / tinggal. (Breathable)

7. penggunaan kolong, di gunakan dalam desain ruang sebagai tempat latihan musik dan seni misalnya seni tari. Selain efisian secara biaya, hal ini juga akan memberikan kesan terbukadan “bebas” seperti perilaku anak jalanan yang tak suka di kekang dan tentu saja memberikan kesan “Breath’ penggunaan kolong dapat memberikan beberapa keuntungan atau fungsi, antara lain menghindari udara lembab dan debu dari tanah. Selain itu, sirkulasi udara bisa leluasa bergerak ke segala arah. Sirkulasi udara yang bebas membuat lingkungan sekitar bangunan tetap segar dan sehat. (Breathable)

SIRKULASI

Sirkulasi pemakai bangunan terdiri atas:

- Sirkulasi pengunjung yang menghubungkan pengunjung pada ruang-ruang publik sehingga tidak mengganggu aktivitas yang bersifat private

- Sirkulasi pengelola yang saling menghubungkan ruang-ruang private

dan semi privat.

BENTUK STRUKTUR BANGUNAN

Tata atur bentuk struktur bangunan dengan menggunakan bentuk geometri dalam struktur bangunan, sebagai wujud satu kesatuan tema antara bentuk, ruang dan bentuk massa. Pada bangunan ini seperti yang terlihat,system strukturnya cukup sederhana yaitu terdiri dari kolom dan balok. Dimana balok yang di gunakan adalah balok beton bertulang, sedangkan struktur ataop menggunakan struktur kayu. Penggunaan mode atap terbagi menjadi dua jenis karena ada beberapa bangunan yang berbeda yang menghasilkan bentukan atap baru. Pada kolom dilihat di ekspos untuk menampilkan kejujuran struktur sesuai dengan latar belakang konsep dan supaya bangunan terlihat tampak kokoh dan terlihat perulangan garis kolom yang menambah estetika pada tampak bangunan.

Bahan dan Material

Pada Panti Rehabilitasi anak jalanan ini, banyak menggunakan material kayu baik untuk atap, kusen, railing-railing pada bangunan 1 lantai,dsb. Sedangkan untuk penutup bangunan, menggunakan genteng.penggunaan bata yang di ekspos juga tampak terlihat pada setiap bangunan. Karena selain dengan menambah estetika dari bangunan itu sendiri, penggunaan bata yang di ekspose juga ditujukan untuk efiiensi biaya, mengingat fungsi dari bangunan ini adalah bangunan social yang sangat mempertimbangkan faktor dana tersebut.

Dengan adanya kombinasi bahan-bahan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan suatu desain yang indah,kokoh, tapi efisiensi juga dari segi dana.

Page 7: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable
Page 8: Kata Kunci : Rehabilitasi, Anak Jalanan, Breathable

DAFTAR PUSTAKA

Bulletin Anak, 2002, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, Jakarta.

Departemen Kehakiman dan HAM, 1999, Undang-undang R.I. No.39 tahun 1999 tentang HAM, Jakarta.

Dinas Sosial Kota Bogor

Dinas Tata Kota Bogor

Edward T.White, Penyajian dan Tahapan Perancangan arsitektur Lansekap

Ernest Neufert, Data Arsitek, Erlangga, Jakarta, 1990

Francis D.K. Ching, Cassandra Adams, Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Erlangga, Jakarta, 2003

Griya Kreasi, 101 Inspirasi tampilan dinding menarik, Griya Kreasi, Jakarta, 2008

Heinz Frick, Moediantiato, Ilmu konstruksi bangunan kayu, Kanisius, Yogyakarta, 2003

Heinz Frick, Pujo L. Setiawan,Ilmu konstruksi perlengkapan dan utilitas bangunan, Kanisius Yogyakarta, 2001

Irwanto,Ph.D. M.Farid, Jeffry Anwar,1998, Ringkasan Analisa Situasi Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus, Jakarta.

Irwanto, Ph.D; Fentiny Nugroho; Johanna Debora Imelda, 2001, Perdagangan Anak di Indonesia, ILO/IPEC Jakarta.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2002, Undang-undang Republik Indonesia tentang Perlindungan Anak, Jakarta.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1978.

http://www.infosocieta.com, Keluh kesah Nasional

http://www.infosocieta.com. Pelayanan Sosial Bagi Anak. Topik: Ketelantaran. 2001

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak Jalanan

http://www.Google.com

http://www.Wikipedia.com

http://www.Yahoo.com